RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS
2015-2019 DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
i
ii
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kata
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
PENGANTAR Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya
Dengan disusunnya Renstra Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri tahun 2015-
sehingga dokumen Rencana Strategi (Renstra) Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
2019 ini maka Ditjen Perdagangan Luar Negeri mempunyai panduan, pedoman dan acuan
tahun 2015-2019 ini dapat diselesaikan dengan baik.
umum tentang arah kebijakan pembangunan perkebunan kedepan yang diimplementasikan
Pada dasarnya Renstra merupakan suatu perencanaan jangka menengah yang
kedalam program dan kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi dalam rangka
dimaksudkan agar organisasi dapat secara proaktif beradaptasi dengan perubahan dinamika
pencapaian pencapaian sasaran pokok pembangunan nasional sebagaimana diamanatkan
lingkungan strategis baik internal maupun eksternal sekaligus merupakan perencanaan
dalam RPJM 2015-2019. Arah kebijakan ini tentunya masih harus dirinci dan dijabarkan lebih
yang mempertimbangkan berbagai keadaan, terutama menyangkut keunggulan, peluang,
lanjut menjadi rencana kerja tahunan agar skala prioritas program dan kegiatan menjadi lebih
kendala dan tantangan organisasi kedepan. Kemampuan organisasi dalam melakukan
konkrit terukur, tepat sasaran dan berkelanjutan sekaligus mewujudkan fungsi organisasi
penyesuaian terhadap dinamika lingkungan strategis akan menentukan keberlangsungan
yang lebih berdaya dan berhasil guna dalam memantapkan akuntabilitas instansi pemerintah.
dan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran kinerja.
Rencana Strategis akan segera dimutakhirkan agar sesuai dengan pembentukan
Sebagaimana diketahui bahwa arahan umum RPJMN periode Lima tahun 2015-
organisasi baru lingkup Kementerian Perdagangan sebagaimana amanat Peraturan Presiden
2019 adalah memantapkan pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan
Nomor 48 tahun 2015 Tentang Kementerian Perdagangan yaitu dengan bertambahnya
menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
fungsi pengaturan sektor jasa dibidang Perdagangan Luar Negeri sehingga pada akhirnya
sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang
akan mempengaruhi penetapan tugas pokok dan fungsi Ditjen Perdagangan Luar Negeri
terus meningkat.
selama 5 tahun kedepan dalam merumuskan visi, misi, tujuan, arah kebijakan, strategi dan
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan sembilan agenda prioritas
sasaran kinerja.
NAWACITA dan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri mendapat dua amanat prioritas
Partisipasi peranan, dedikasi motivasi dan komitmen seluruh pihak yang terlibat
diantaranya 1) meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
dalam penyusunan Renstra ini sangat menentukan keberhasilan terlaksananya program
melalui peningkatan nilai tambah barang ekspor 2) mewujudkan kemandirian ekonomi
dan kegiatan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2015-2019 sesuai dengan yang
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik melalui pengendalian
direncanakan. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada semua
impor.
pihak atas keterlibatannya.
Berkaitan dengan hal tersebut, program dan kegiatan Direktorat Jenderal Perdagangan
Akhirnya, semoga dokumen Renstra ini dapat menjadi landasan kuat bagi pelaksanaan
Luar Negeri tahun 2015-2019 diprioritaskan dalam rangka pencapaian agenda prioritas
tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri pada periode Lima tahun
NAWACITA dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan dalam ruang lingkup peningkatan
kedepan serta dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan rencana kerja tahunan di bidang
ekspor dan pengelolaan impor. Penentuan arah kebijakan Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan Luar Negeri.
adalah dengan memperhatikan berbagai dinamika lingkungan strategis yang terjadi dan akan direncanakan kedepan sehingga dapat mempengaruhi implementasi kebijakan, program, kegiatan dan strategi Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam pembangunan Perdagangan Luar Negeri lima tahun kedepan. Deregulasi
dan
Debirokratisasi
Jakarta,
2015
Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri sebagai
instrumen
Paket
Kebijakan
Ekonomi,
restrukturisasi program K/L melalui penyempurnaan output/outcome yang lebih terukur dalam kerangka arsitektur anggaran berbasis kinerja dan pendekatan konsep arsitektur dan informasi kinerja (ADIK) serta Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan turut mempengaruhi arah kebijakan Ditjen Perdagangan Luar Negeri tahun 2015-2019.
Karyanto Suprih
iii
iv
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DAFTAR ISI Kata Pengantar....................................................................................................................... ii
BAB 1
Pendahuluan.......................................................................................................................... 1
Indikator dan Target Kinerja.................................................................................................. 54
Peraan Perdagangan Luar Negeri dalam Pembangunan Perdagangan ............................... 2
Peningkatan Ekspor Non Migas yang Bernilai Tambah Berdaya Saing................................. 4
Pengelolaan Impor............................................................................................................... 11
Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor............................................................................. 14
Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri.............................................. 18
Peningkatan Pengamanan Perdagangan............................................................................. 22
Anti Dumping........................................................................................................................ 25
Potensi & Permasalahan ..................................................................................................... 32
D. Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang ................................... 54 Perdagangan Luar Negeri
A. Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang ......................... 56 Berkelanutan (Sustainable Trade)
B. Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri ........................... 57 dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non-Tariff Lainnya.
C. Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, ................... 58 Penolong Dan Barang Konsumsi)
D. Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang ................................... 59 Perdagangan Luar Negeri
Potensi 32
Ekonomi Global............................................................................................................. 32
BAB III
Ukuran Pasar Domestik................................................................................................ 34
Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan..................................................... 65
Iklim Usaha Perdagangan............................................................................................. 35
Arah kebijakan Kementerian Perdagangan................................................................... 65
Peningkatan Ekspor Produk Olahan............................................................................. 35
Strategi Kementerian Perdagangan ............................................................................ 65
Daya Saing Ekonomi Biaya Tinggi................................................................................ 35
Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Perdagangan Luar Negeri............................................ 68
Kualitas SDM Ditjen Perdagangan Luar Negeri............................................................ 38
Peningkatan Pengelolaan Ekspor produk Pertanian dan Kehutanan........................... 73
Kebijakan Perdagangan Luar Negeri............................................................................ 38
Peningkatan Pengamanan Perdagangan...................................................................... 80
Undang-undang Perdagangan...................................................................................... 39
Peningkatan Pengelolaan Impor................................................................................... 84
Permasalahan....................................................................................................................... 40
Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah (Dekonsentrasi).............. 86
Perekonomian Global.................................................................................................... 40
Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor................................................. 88
Permintaan Dunia.......................................................................................................... 41
Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah (Dekonsentrasi).............. 93
Akses dan Pengamanan Pasar Luar Negeri................................................................. 41
Struktur Kelembagaan dan Sumber Daya manusia............................................................. 96
Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Sustaiable Trade................................... 42
Sekertariat Ditjen Perdagangan Luar Negeri........................................................................ 98
Daya Saing Ekspor dan Ekonomi Biaya Tinggi............................................................. 43
Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan......................................................... 102
Pengelolaan Impor........................................................................................................ 43
Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertanian............................................................... 107
Bahan Mentah Diekspor Sementara Bahan Setengah Jadi Diimpor............................ 45
Direktorat Impor................................................................................................................. 111
Ketergantungan pada Impor tinggi............................................................................... 45
Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor............................................................................... 117 Direktorat Pengamanan Perdagangan............................................................................... 123
BAB 2 Visi 49
BAB IV
misi
Kerangka Pendanaan......................................................................................................... 133
49
Tujuan dan Sasaran Strategi K/L.......................................................................................... 50 Tujuan 50
BAB V
Sasaran................................................................................................................................ 50
Penutup.............................................................................................................................. 137
Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output).............................................. 51
A. Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang.......................... 52
B. Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dan .................... 53
LAMPIRAN II....................................................................................................................... 147
Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan non Tariff Lainnya
C. Peningkatan Program substitusi Impor (Barang Modal, Bahan .............................. 53
LAMPIRAN I....................................................................................................................... 139
Berkelanjutan (Sustainable Trade)
Baku/Penolong dan Barang Konsumsi)
LAMPIRAN III...................................................................................................................... 153
v
vi
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DAFTAR Tabel
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DAFTAR Grafik
Pangsa Ekspor Produk Manufaktur 2010-2014 dan Target Perdagangan........................... 10
Kinerja Ekspor Indonesia ke AS............................................................................................. 5
Luar Negeri 2015 - 2019
Kinerja Ekspor Indonesia ke Jepang...................................................................................... 6
Realisasi Impor Barang Modal, Impor Bahan Baku dan Penolong 2012-2014................... 12
Kinerja Ekspor Indonesia ke China........................................................................................ 7
Realisasi Impor Barang Konsumsi 2012 - 2014................................................................... 13
Kinerja Ekspor Indonesia ke India.......................................................................................... 7
Realisasi Penerbitan SKA Preferensi Berdasarkan Jumlah Penerbitan Periode ................. 14
Struktur Impor Indonesia 2013 - 2014................................................................................. 11
Tahun 2011-2014
Pemanfaatan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi 2011-2014................................... 15
Skema dan Negara Tujuan SKA Preferensi Tahun 2014...................................................... 16
Perkembangan Pengenaan Non Tariff Measures di Dunia 2010-2014................................ 23
Capaian Upaya Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri 2010-2014.. 19
Perbadingan Pengenaan Non Tariff Measures di Dunia 2010/2014..................................... 23
Pengenaan Non Tariff Measures 2011-2014........................................................................ 23
Pengenaan Anti Dumping Berdasarkan Komoditi yang Dikenakan (2012-2014)................. 25
Share Pengenaan Non Tariff Measures terhadap Impor...................................................... 24
Pengenaan Countervailing Measures Berdasarkan Komoditi yang Dikenakan ................. 26
Pengenaan Non Tariff Measures Berdasarkan Jenis Komoditi yang Dikenakan.................. 24
(2012-2014)
Pengenaan Anti Dumping Berdasarkan Negara yang Dikenakan (2012 -2014)................... 25
Anti Dumping dan Countervailing Measures yang Dikenakan oleh .................................... 27
Pengenaan Countervailing Measures Berdasarkan Negara yang Dikenakan (2012-2014).. 26
Negara Mitra Dagang 2008 – mid 2014
Penanganan tuduhan Dumping, Subsidi dan Safeguard Tahun 2014................................. 30
Kasus Trade Remedies yang Masuk di Ditjen Perdagangan Luar Negeri tahun 2014......... 28
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan Dunia................................................................. 32
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan ................ 33
Pertumbuhan Ekonomi di Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan India.................. 34
India 2015-2019
Proyeksi Pertumbuhan Ekspor di Beberapa Negara ASEAN Plus ...................................... 34
Proyeksi Pertumbuhan Ekspor di Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan India....... 34
Tiongkok dan India
Logistic Performance Index................................................................................................. 36
Struktur Ekspor Indonesia 2010-2014................................................................................ 42
Negara-negara Tujuan Ekspor Indonesia Utama................................................................. 41
Exposure Industri Nasional Pada Pasar Global Tahun 2011................................................ 45
Komposisi Penggunaan Input Impor Dalam Industri Manufaktur di Indonesia, 2011.......... 44
Data Pegawai Ditjen DAGLU Berdasarkan Tingkat Pendidikan......................................... 128
Sasaran, Tujuan dan Indikator Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri................ 55
Alokasi Pendanaan Program untuk Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri... 134
Struktur Ekspor Indonesia.................................................................................................... 56
Alokasi Pendanaan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2015-2019........................... 134
Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri................................................................. 56 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri................................................................. 58 Daya Saing Indonesia dibandingkan Negara Lain............................................................... 59 Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri................................................................. 59
vii
viii
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
a. BAB I PENDAHULUAN b. BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN c. BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI
DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
d. BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN e. BAB V PENUTUP f. LAMPIRAN
ix
x
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
BAB-I
Pendahuluan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
I. PENDAHULUAN Berdasarkan amanat UU 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPNJ) Tahun 2005-2025 sebagaimana tertuang dalam UU No 17 Tahun 2007 tentang RPJPN, Visi Pembangunan 2005-2025 “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR”. Seiring dengan berjalannya waktu, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 (2010-2014) telah berakhir dan berlanjut pada RPJMN tahap ke-3 (2015-2019). Amanat pada RPJMN tahap ke-3 adalah “Memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat”Adapunvisi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:
TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG
Pencapaian Visi Pembangunan 2005-2025 “INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR” tercermin dalam visi RPJMN “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandasakan Gotong Royong.
Peranan Perdagangan dalam kerangka ekonomi makro antara lain (namun tidak terbatas) pada stabilisasi sisi pengggunaan dan sisi produksi dalam upaya pencapaian
Upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 Misi Pembangunan yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan Dalam mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Kementerian Perdagangan memiliki 3 (tiga) misi dalam membangun sektor perdagangan, yaitu: 1. Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja Perdagangan Luar Negeri yang Berkelanjutan; 2. Meningkatkan Perdagangan Dalam Negeri yang Bertumbuh dan Berkualitas; dan 3. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Sektor Perdagangan
pertumbuhan ekonomi
Kementerian Perdagangan merumuskan 3 (tiga) misi dalam membangun sektor perdagangan, yang diharapkan dapat berkontribusi dalam pencapaian visi RPJMN.
1
2
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Peranan utama Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri terhadap dukungan pencapaian misi Kementerian Perdagangan, utamanya pada Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja Perdagangan Luar Negeri yang Berkelanjutan sekaligus mendorong pertumbuhan Perdagangan Dalam Negeri yang Berkualitas serta mendukung perwujudan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik di Sektor Perdagangan. Renstra Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, diharapkan dapat menjadi pedoman pelaksanaan agenda pembangunan perdagangan, khususnya perdagangan Luar Negeri dalam 5 (lima) tahun ke depan.
Selanjutnya, terkait dengan upaya pencapaian visi dan misi sebagaimana tersebut di atas Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menyusun Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri tahun 20152019, sebagai pedoman pelaksanaan program dan kegiatan 5 (lima) tahun ke depan. Dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri 2015-2019, akan dijabarkan latar belakang, kondisi umum terkait Perdagangan Luar Negeri dan Rencana Menengah Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam 5 (lima) tahun ke depan.
impor dalam rangka subtitusi impor; Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri; serta Sinkronisasi dan harmonisasi Pemerintah Pusat dan Daerah Meningkatkan Kinerja Ekspor Non Migas yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing
Meningkatkan Pengelolaan Fasilitasi
Diharapkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri tahun 2015-2019 dapat menjadi pedoman pelaksanaan program dan kegiatan, serta selaras dan mendukung pencapaian Misi Kementerian Perdagangan dan Visi-Misi Pemerintah 2015-2019.
RPJM 2 (2010 - 2014)
RPJM 1 (2005 - 2009)
Memantapkan penataan
Menata kembali dan
bidang dengan menekankan
membangun Indonesia di
upaya peningkatan kualitas
segala bidang yang di tujukan
SDM termasuk pengembangan
untuk menciptakan Indonesia
kemapuan ilmu dan teknologi
yang aman dan damai, yang
serta penguatan daya saing
adil dan demokratis dan yang
perekonomian
tingkat kesejahteraan rakyatnya
kembali Indonesia di segala
RPJM 3 (2015 - 2019)
RPJM 4 (2020 - 2025) Mewujudkan masyarakat
Memantapkan pembangunan
Indonesia yang mandiri, maju,
secara menyeluruh di berbagai
adil, dan makmur melalui
bidang dengan menekankan
percepatan pembangunan
pencapaian daya saing
di berbagai bidang dengan
kompetitif perekonomian
menekankan terbangunnya
berdasarkan keunggulan
struktur perekonomian yang
sumber daya alam dan sumber
kokoh berdasarkan keunggulan
daya manusia berkualitas serta
kompetitif di berbagai wilayah
kemampuan IPTEK yang terus
yang didukung oleh SDM
meningkat
berkualitas dan berdaya saing
(UU 17 Tahun 2007)
meningkat
I.1 Peran Perdagangan Luar Negeri dalam Pembangunan Perdagangan SUSTAINABLE
TRADE
Pelaksanaan Pembangunan Perdagangan diharapkan dapat mendukung prinsipprinsip pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian Pembangunan Perdagangan seyogyanya mengakomodir prinsip Sustainable Trade. Sustainable trade mempertimbangkan adanya manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pembangunan berkelanjutan.
Pembangunan perdagangan merupakan salah unsur penggerak di bidang ekonomi yang mempunyai peran strategis dalam rangka pembangunan yang berwawasan nusantara. Sektor perdagangan berperan dalam mendukung kelancaran distribusi arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta mendorong pembentukan harga yang wajar. Dalam kaitan itu perdagangan luar negeri mengambil peran untuk menghasilkan devisa melalui peningkatan ekspor, mendorong peningkatan produksi nasional, termasuk pengelolaan impor untuk menjamin ketersediaan suplai barang kebutuhan di dalam negeri dalam rangka pengendalian harga dan inflasi.
Sustainable trade menekankan bahwa perdagangan dilakukan dengan pertimbangan menjaga sumber daya lingkungan dan kepedulian terhadap pelestarian dan penggunaan kembali bahan baku.
Ekspor dan Impor
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Berkaitan dengan hal tersebut peran Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam pencapaian target Pembangunan Perdagangan diarahkan kepada Peningkatan ekspor yang berdaya saing dan bernilai tambah melalui hilirisasi; Mewujudkan sustainable trade; Pengamanan Perdagangan Luar Negeri; Pengelolaan
Meningkatkan Pengamanan Perdagangan
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya guna mendukung Misi Kementerian Perdagangan dan Visi-Misi Pemerintah 2015-2019, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri berpedoman pada Peraturan Presiden No.48 Tahun 2015 tentang Kementerian Perdagangan, Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/M-DAG/PER/7/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan dan Peraturan Menteri Perdagangan No. 57/M-DAG/PER/8/2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/M-DAG/PER/7/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan yang mengatur tugas dan Fungsi Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Peran Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam rangka peningkatan Pertumbuhan Ekspor Produk Yang Bernilai Tambah diarahkan kepada pencapaian hilirisasi dan peningkatan nilai tambah produk menuju sustainable trade. Hal ini dilakukan melalui pengaturan tata niaga ekspornya; Pengelolaan impor dalam rangka subtitusi impor dilakukan melalui upaya penurunan Impor Barang Konsumsi; Pengamanan Pedagangan Luar Negeri melalui upaya Peningkatan Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi Dan Safeguard Dan Hambatan Non Tariff lainnya; serta Peningkatan Kepastian Dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri antara lain melalui upaya fasilitasi Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri tdan Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha; dan Peningkatan Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus.
Meningkatkan Efektifitas Pengelolaan Impor
3
4
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tentunya dalam mencapai tujuan tersebut sangat terkait erat dengan situasi perdagangan luar negeri termasuk kondisi perekonomian baik di dalam dan luar negeri, serta upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan tersebut melalui koordinasi, sinkronisasi dan harmonisasi dengan instansi ataupun pihak-pihak lain yang terkait baik di pusat maupun di daerah.
Kendati mengalami penguatan dan surplus, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari - Oktober 2014 masih mengalami defisit USD 1,6 miliar. Hal ini dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar USD 10,7 miliar dan surplus nonmigas USD 9,1 miliar.
A. DASAR HUKUM 1. Peraturan Presiden No. 48 Tahun 2015 tentang Kementerian Perdagangan 2. Peraturan Menteri Perdagangan No. 31/M-DAG/PER/7/2010 Tetang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan dan fasilitasi ekspor barang non migas yang bernilai tambah dan jasa, pengendalian, pengolahan dan fasilitasi impor serta pengamanan perdagangan. C. FUNGSI DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI 1. Perumusan Kebijakan di bidang optimalisasi fasilitasi ekspor produk pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, industri, pertambangan yang bernilai tambah dan jasa, pengendalian dan fasilitasi impor serta pengamanan perdagangan; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang optimalisasi fasilitasi ekspor produk pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, industri, pertambangan yang bernilai tambah dan jasa, pengendalian dan fasilitasi impor serta pengamanan perdagangan; 3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang optimalisasi fasilitasi ekspor dan pengawasan impor; 4. Pelakasanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang optimalisasi fasilitasi ekspor dan pengawasan impor; 5. Pelakasanaan evaluasi dan pelaporan di bidang optimalisasi fasilitasi ekspor produk pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, industri, pertambangan yang bernilai tambah dan jasa, pengendalian dan fasilitasi impor serta pengamanan perdagangan; 6. Pelakasanaan administrasi Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Bagan 1 Struktur Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Grafik 1. Kinerja Ekspor Indonesia ke AS
(%)
Kehutanan
Pertambangan
Direktorat Pengamanan Perdagangan
Dalam upaya peningkatan ekspor yang bernilai tambah dan menjaga Sumber Daya Alam, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan serangkaian kebijakan Perdagangan Luar Negeri.
Non
Migas
yang
Bernilai
Menjelang akhir tahun 2014, Ekspor nonmigas menunjukan kinerja positif. Ekspor bulan Oktober 2014 menguat hingga mencapai USD 12,9 miliar. Meski meningkat tipis di angka 1,8% dibanding bulan sebelumnya (MoM), pencapaian ekspor nonmigas mendorong total ekspor mencapai USD 15,4 miliar. Pencapaian ini menentukan neraca perdagangan bulan Oktober sehingga mengalami surplus sebesar USD 23,2 juta. Disamping itu terus diupayakan pengelolaan impor yang lebih optimal dimana penurunan impor mampu ditekan sebesar 1,4% (MoM) menjadi USD 15,3 miliar.
bentuk raw material. Dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut, diharapkan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, utamanya hasil pengolahan dan pemurnian meningkat, dengan demikian ekspor produk olahan terkait Industri dan Pertambangan meningkat. Untuk periode Januari-April 2014 ekspor produk mineral dan tambang ke China menunjukan penurunan.
terkait ekspor produk industri dan pertambangan dalam rangka peningkatan ekspor yang bernilai tambah dan menjaga Sumber Daya Alam, Direktorat Jenderal
telah menerbitkan, kebijakan terkait ekspor produk pertanian dan
1,5
kehutanan. Pengenaan Bea Keluar (BK) untuk
1,0
4 (empat) komoditi yaitu CPO
0,5 0,0
I.1.1 Peningkatan Ekspor Tambahdan Berdaya Saing
pertambangan harus telah melalui
Kementerian Perdagangan juga
2,0
Ekspor dan Impor
yang mengatur ekspor produk
Perdagangan Luar Negeri
2,5
Perdagangan Luar Negeri
Produk Industri dan
No. 04/M-DAG/PER/1/2014
Selain penerbitan kebijakan
Sekretariat Direktorat Jenderal
Produk Pertanian dan
melalui Permendag
Performance kinerja ekspor Indonesia pada triwulan pertama tahun 2014, menunjukan negara tujuan ekspor seperti Amerika Serikat, Jepang, RRT dan India tetap signifikan bagi ekspor Indonesia. 3,0
Direktorat Fasilitasi
Kebijakan tersebut ditetapkan
serta melarang ekspor dalam
LUAR NEGERI
Direktorat Impor
mineral bukan logam dan batuan.
Beberapa kondisi diperkirakan akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia, antara lain: membaiknya kondisi perekonomian AS dan Jepang, sebagai salah tujuan utama ekspor dengan pangsa masing-masing sebesar 10,7% dan 9,8%, Produk CPO & turunannya (HS 15) merupakan komoditi net ekspor terbesar serta ekspor produk otomotif yang membaik dan ditargetkan mencapai USD 4,6 miliar sampai akhir 2014. Sementara itu, beberapa kondisi diperkirakan akan memberikan dampak yang negatif terhadap neraca perdagangan Indonesia, antara lain: melambatnya perekonomian China yang selama ini merupakan tujuan terbesar ekspor dengan pangsa 14,3%, berkurangnya ekspor produk mineral & tambang akibat implementasi UU No. 4/2009, menurunnya ekspor migas karena terus berkurangnya produksi minyak, menurunnya batu bara dan karet sebagai akibat menurunnya harga internasional, dan meningkatnya impor barang konsumsi, meskipun Impor bahan baku & barang modal turun.
DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN
Direktorat Ekspor
kebijakan terkait ekspor produk
proses pengolahan dan pemurnian,
No. 31/M-DAG/PER/7/2010 Tetang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan
B. TUGAS DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Direktorat Ekspor
Perdagangan menerbitkan
mengatur ekspor mineral logam,
Neraca perdagangan Indonesia Jan-Apr 2014 mengalami defisit sebesar USD 0,9 miliar, neraca tersebut sangat dipengaruhi oleh neraca migas yang mengalami defisit USD 4,2 miliar, sedangkan neraca non-migas mengalami surplus sebesar USD 3,3 miliar. Neraca Perdagangan Indonesia 2014-2016 diperkirakan masih defisit dan mulai surplus di tahun 2017.
3. Peraturan Menteri Perdagangan No. 57/M-DAG/PER/8/2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan
Luar Negeri Kementerian
industri dan pertambangan, yang
Performance ekspor di awal tahun 2014
TUGAS DAN FUNGSI DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Direktorat Jenderal Perdagangan
dan turunannya, Produk Industri Kehutanan, Kulit dan Produk Kulit, serta Kakao.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2013 2014
Inflasi
Central Bank Policy Rate
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: CEIC, OECD (diolah Puska Daglu)
Ekspor non migas ke AS yang pangsanya mencapai 10,1% dari total ekspor non migas cukup optimis dapat dipertahankan dimana pada Jan-Apr 2014 nilainya mencapai USD 5,2 miliar, naik 5,2%(YoY). Ekspor ke AS diperkirakan membaik sejalan dengan perekonomian AS yang diproyeksikan tumbuh sebesar 2,8% di tahun 2014, naik dari 1,9% di tahun 2013. Kenaikan diakibatkan kuatnya pertumbuhan investasi dan konsumsi.
5
6
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Namun prospek tersebut sedikit terpengaruh dengan penurunan indeks kepercayaan konsumen AS serta peningkatan inflasi 0,3% pada April 2014 yang disebabkan harga makanan dan bahan bakar yang tumbuh signifikan. Produk non-migas yang diperkirakan mendukung peningkatan ekspor ke AS antara lain tekstil & produk tekstil (pangsa 27,5%), karet & produk karet (pangsa 14,7%), dan elektronik (pangsa 10,5%). Pada awal tahun 2014, beberapa negara tujuan ekspor Indonesia tetap menjadi primadona, antara lain: Amerika, Jepang, China (RRT) dan India. Adapun komoditi ekspor primadona Indonesia ke negaranegara tersebut antara lain: CPO, Otomotif, Mineral dan Tambang, Elektronik, Produk Kayu dan Furniture
nilainya hanya mencapai USD 6,2 miliar, turun 9,3 (YoY). Prospek ekspor ke China diperkirakan melambat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi China yang cenderung melambat, namun diharapkan masih tumbuh moderat pada 7,5%. Produk non-migas yang diperkirakan mendukung peningkatan ekspor ke China adalah batubara (pangsa 39,5%), CPO & turunannya (pangsa 11,7%), dan produk kayu & furniture (pangsa 9,9%).
Grafik 3. Kinerja Ekspor Indonesia ke China
Ekspor non migas ke Jepang yang pangsanya mencapai 9,9% dari total ekspor non migas cukup optimis dapat dipertahankan meskipun di Jan-Apr 2014 hanya mencapai USD 4,7 miliar, turun 12,2% (YoY). Ekspor ke Jepang diperkirakan membaik sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jepang yang tumbuh moderat 1,4%-1,7% di tahun 2014.
5,0
Potensi pasar ekspor didukung oleh kebijakan paket stimulus, dan langkah pendukung berupa “front loaded demand”. Produk non-migas yang diperkirakan mendukung peningkatan ekspor ke Jepang adalah batubara (pangsa 21,5%), elektronik (pangsa 11,2%), produk logam (pangsa 10,8%), dan produk kayu & furniture (pangsa 10,3%).
3,0
9,00
4,0 (%)
Grafik 2. Kinerja Ekspor Indonesia ke Jepang
12,00
6,0
6,00
3,0 2,0
3,00
1,0 0,0
0,00 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2013 2014
Inflasi (RHS)
Money Market Rate
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: CEIC, OECD (diolah Puska Daglu)
Ekspor non migas ke India yang pangsanya mencapai 7,6% dari total ekspor non migas cukup optimis dapat dipertahankan meskipun di Jan - Apir 2014 hanya mencapai USD 3,7 miliar, turun 17,1% (YoY).
2,5 2,0 (%) 1,5 1,0 0,5 0,0 -0,5
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2013 2014
-1,0 -1,5
Inflasi
Money Market Rate
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: CEIC, OECD (diolah Puska Daglu)
Prospek ekspor ke India diperkirakan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi India yang diharapkan membaik dari 4,4% di tahun 2013 menjadi 5,4% di tahun 2014 didukung olah adanya perbaikan pertumbuhan global, naiknya export competitiveness, dan implementasi proyek pemerintah. Ekspor non migas ke India ditopang oleh produk batubara (pangsa 45,1%) dan CPO & turunannya (pangsa 36,9%). 9,0
Performance Ekspor di Akhir Tahun 2014 Pada akhir tahun 2014, beberapa negara tujuan menunjukan optimisme perdagangan, antara lain China dan India. Tampak adanya beberapa komoditi ekspor yang diatur dan kelola
Menjelang tutup tahun, Kementerian Perdagangan RI menunjukan kinerja positif. Ekspor nonmigas bulan Oktober 2014 menguat hingga mencapai USD 12,9 miliar. Meski meningkat tipis di angka 1,8% dibanding bulan sebelumnya (MoM), pencapaian ekspor nonmigas mendorong total ekspor mencapai USD 15,4 miliar. Pencapaian ini menentukan neraca perdagangan bulan Oktober 2014 sehingga mengalami surplus sebesar USD 23,2 juta.
tata niaga ekspornya menunjukan pergerakan yang positif. Ekspor Batubara dan CPO &turunannya cukup signifikan mempengaruhi ekspor Indonesia ke China. Di tahun 2014, jumlah barang mentah yang diatur dan dikelola tata niaga ekspornya sebanyak 9 (sembilan) komoditi.
Ekspor non migas ke China yang pangsanya mencapai 12,9% dari total ekspor non migas cukup optimis dapat dipertahankan meskipun di Jan-Apr 2014
(SVLK) mulai menunjukan optimisme terhadap performance ekspor produk kayu Indonesia. Akhir tahun 2013 sampai dengan Mei 2014, tampak adanya pergerakan positif untuk ekspor produk kayu Indonesia. Ekspor pintu kayu dari Semarang dan Kudus menunjukan peningkatan, satu dari tiga pintu yang dijual di London adalah buatan Indonesia yang berasal dari Semarang dan Kudus.
8,0 7,0 6,0 (%)
5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0
Sementara itu kinerja Impor, mengalami pergerakan yang cukup positif dimana penurunan impor mampu ditekan sebesar 1,4% (MoM) menjadi USD 15,3 miliar. Surplus tersebut mengurangi defisit neraca perdagangan di akhir 2014. Meskipun mengalami penguatan dan surplus, secara kumulatif, neraca perdagangan Januari-Oktober 2014 masih mengalami defisit USD 1,6 miliar. Hal ini dipicu oleh defisit perdagangan migas sebesar USD 10,7 miliar dan surplus nonmigas USD 9,1 miliar.
Grafik 4. Kinerja Ekspor Indonesia ke India
Sistem Verfikasi Legalitas Kayu
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2013 2014
Inflasi (RHS)
Money Market Rate
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: CEIC, OECD (diolah Puska Daglu)
Sementara itu terkait dengan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), Sampai akhir tahun 2013, ekspor pintu kayu mencapai 10.000-13.000 pintu per minggu. Setelah SVLK, ekspor pintu kayu hingga Mei 2014 meningkat menjadi 13.00015.000 per minggu. Ekspor pintu kayu diproyeksikan mencapai 20.000 pintu per minggu di awal 2015.
CPO masih menjadi primadona produk ekspor Indonesia di tahun 2014.
7
8
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Produk-produk furnitur Indonesia yang dimanufaktur di Jepara dan Semarang dijual di toko-toko furnitur terkemuka Inggris. Telah terjadi pertumbuhan permintaan sebesar 15%-20% terhadap produk furnitur Indonesia dan diproyeksikan akan naik 50% dalam 1-2 tahun ke depan, antara lain dikarenakan reputasi Indonesia yang membaik dengan adanya SVLK.
Di tahun 2014 beberapa komoditi ekspor Indonesia yang menunjukan performance yang cukup baik antara lain Tekstil dan Produk Tekstil, Otomotif, dan CPO. Sementara itu, ekspor Karet dan Produk Karet harus lebih optimal. Ekspor CPO dan Produk Turunannya tahun 2014 diperkirakan tumbuh 5-6% dengan pangsa 11,4% dari total ekspor non migas. Beberapa faktor yang mendukung pencapaian ekspor CPO, antara lain: Ekspor ke India sebagai pasar terbesar CPO dengan pangsa sekitar 25%, tumbuh rata-rata 8%, meskipun di triwulan pertama tahun 2014 mengalami penurunan, Potensi naiknya permintaan pasar negaranegara muslim menjelang Ramadhan, Harga di pasar internasional diperkirakan menguat. Sementara itu, beberapa faktor yang menghambat pencapaian ekspor CPO, antara lain Aksi proteksionisme EU terhadap CPO Indonesia, terdapat 734 kebijakan hambatan impor CPO oleh EU, Pengenaan tarif antidumping terhadap ekspor produk CPO ke UE, Melemahnya perekonomian negara konsumen CPO, Spekulasi El Nino dapat menghambat target ekspor. Ekspor TPT tahun 2014 diperkirakan tumbuh 7,0%-8,0% dengan pangsa 8,5% dari total ekspor non migas. Beberapa faktor yang mendukung pencapaian ekspor TPT, antara lain: Permintaan impor pasar TPT Jepang dari Indonesia tumbuh rata – rata 23,15%, dan program revitalisasi industri TPT diperkirakan memberikan pertumbuhan positif terhadap ekspor TPT, Isu anti-Tiongkok yang terjadi di Vietnam. Sementara itu, beberapa faktor yang menghambat pencapaian ekspor TPT, antara lain Perekonomian EU belum mengindikasikan pertumbuhan yang positif dan persaingan produk TPT dari negara lain semakin ketat. Ekspor Karet dan Produk Karet tahun 2014 diperkirakan tumbuh 2,5%-3,5% dengan pangsa 6,3% dari total ekspor non migas. Beberapa faktor yang mendukung pencapaian ekspor karet dan produk karet, antara lain: Peningkatan permintaan impor karet India dan RRT asal Indonesia masing-masing sebesar 48,9% dan 24,4% per tahun dan tumbuhnya permintaan industri komponen otomotif berbahan baku karet dunia. Sementara itu, beberapa faktor yang menghambat pencapaian ekspor karet dan produk karet, antara lain Penurunan harga karet internasional, yang saat ini 1,86 USD/kg (SIR 20 pada 14 Mei 2014) dan belum sepenuhnya efektif perjanjian tripartite (Indonesia, Malaysia, dan Thailand) mengakibatkan peluang pasar diisi negara lain, seperti Vietnam. Ekspor Otomotif tahun 2014 diperkirakan tumbuh 3,5%-4,5% dengan pangsa 3% dari total ekspor non migas. Beberapa faktor yang mendukung pencapaian otomotif, antara lain: suasana politik Thailand yang tidak stabil berpotensi terhadap relokasi pangsa pasar otomotif, Permintaan pasar Timur Tengah meningkat, Dalam kurun waktu 4 tahun terakhir investasi di sektor otomotif terus meningkat dan memanfaatkan pameran internasional seperti di Frankfurt, Jerman untuk memperluas pasar ekspor.
CPO masih menjadi primadona produk ekspor Indonesia di tahun 2014. Adanya Hambatan non tarif yang dikenakan kepada produk Indonesia, menjadi salah satu penyebab terhambatnya ekspor Indonesia.
Sementara itu, beberapa faktor yang menghambat pencapaian ekspor otomotif, antara lain Pengenaan BMAD produk CRC/S dapat menghambat pertumbuhan industri otomotif dan komponen dan Isu lingkungan (go green product). Memasuki akhir tahun 2014, kinerja ekspor terus menguat. Hingga Agustus 2014, kinerja ekspor mencapai USD 14,5 miliar, naik sebesar 2,5% dibanding bulan sebelumnya (MoM). Penguatan kinerja ekspor pada Agustus diperkirakan akan terus berlanjut mengarah ke pertumbuhan positif di akhir tahun ini.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Penguatan tersebut mendorong perbaikan neraca perdagangan di tahun 2014.Optimisme perbaikan neraca perdagangan tahun ini ditunjukkan oleh pergerakan pertumbuhan ekspor yang mengarah positif, sementara impor bergerak ke arah sebaliknya. Dibukanya keran ekspor sektor mineral dan tambang akan mendorong peningkatan ekspor di akhir tahun. Ekspor sektor pertambangan pada Agustus 2014 meningkat 9,4% dibanding bulan sebelumnya (MoM) menjadi USD 1,9 miliar.
Ditjen Perdagangan Luar Negeri menyusun dan menerbitkan Peraturan dalam rangka peningkatan Ekspor Non Migas yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing. Sebanyak 11 (sebelas) peraturan dalam rangka pengelolaan Ekspor guna mendukung peningkatan Ekspor Non Migas yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing telah diterbitkan di tahun 2014. Pada Tahun 2014 telah diterbitkan penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) komoditasCPO, Kakao, Kulit dan Produk Kulit, Produk Industri Kehutanan melalui penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) setiap bulan tentang penetapan Harga Patokan Ekspor atas Produk Pertanian dan Kehutanan yang Dikenakan Bea Keluar yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Permendag Permendag Permendag Permendag Permendag Permendag Permendag Permendag Permendag
No. 08/M-DAG/PER/1/2014. No.11/M-DAG/PER/2/2014. No. 14/M-DAG/PER/3/2014. No.21/M-DAG/PER/4/2014. No. 27/M-DAG/PER/5/2014. No.30/M-DAG/PER/6/2014. No. 42/M-DAG/PER/7/2014. No. 50/M-DAG/PER/8/2014. No.60/M-DAG/PER/9/2014.
Selain ekspor pada sektor pertanian dan kehutanan Kementerian Perdagangan juga terus mendorong penciptaan nilai tambah pada ekspor produk industri dan pertambangan. Sampai dengan Tahun 2014 Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan: 1. Permendag 04/M-DAG/PER/1/2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Pertambangan Hasil Pengolahan Dan Pemurnian yang mengatur tata niaga komoditi mineral logam, mineral bukan logam, dan batuan. 2. Permendag No. 39/M-DAG/PER/07/2014 Jo. Permendag No. 49/M-DAG/PER/8/2014 tentang Ketentuan Ekspor Batubara Dan Produk Batubara dan Permendag No.44/M-DAG/ PER/7/2014 tentang Ketentuan Ekspor Timah. Hal ini bertujuan untuk mendukung tercapainya pertumbuhan ekspor non-migas sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan ekspor produk olahan melalui pengelolaan ekspor barang mentah. Proses pengelolaan ekspor dilakukan melalui kebijakan ekspor berupa pelarangan, pengaturan tata niaga atau pembatasan ekspor untuk barang-barang primer sehingga diharapkan ekspor produk olahan dapat meningkat. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pada Tahun 2014, jumlah barang mentah (raw material) yang diatur dan dikelolatataniaga ekspornya adalah 9 (sembilan) komoditi, yaitu CPO, Kakao, Kulit dan Produk Kulit, Produk Industri Kehutanan, mineral logam, mineral bukan logam dan batuan, batu bara dan produk batu bara serta timah.
9
10
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Dukungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam Peningkatan Ekspor Non Migas yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing Lima Tahun ke Depan
I.1.2 Pengelolaan Impor
Tabel 1 Pangsa Ekspor Produk Manufaktur 2010-2014 dan Target Perdagangan Luar Negeri 2015 - 2019
Sementara itu impor tahun 2014 diperkirakan mengalami peningkatan. Faktorfaktor yang diperkirakan mempengaruhi kinerja impor antara lain: Lifting minyak yang tidak memenuhi target diperkirakan akan menyebabkan kenaikan impor Migas, Impor diperkirakan akan selalu meningkat setiap tibanya hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru, Negara pemasok utama ke Indonesia yang diperkirakan terus meningkat antara lain RRT, Australia, dan Amerika Serikat. Indonesia masih dianggap pasar yang prospektif (konsumsi domestik besar, jumlah kelas menengah naik) ditengah belum pulihnya perekonomian global.
Komposisi di Tahun
Uraian
Uraian
2015 2016 2017 2018 2019
1
Pertumbuhan Ekspor Produk
8,0% 9,9% 11,9% 13,7% 14,3%
1 Primer
2010 2011 2012 2013 2014* 62,6% 65,8% 63,6% 62,1% 59,0%
2 Manufactur 37,4% 34,2% 36,4% 37,9% 41,0%
Tahun
Non-Migas 2
Rasio Ekspor Jasa Terhadap PDB 2,7% 2,8% 2,9% 3,2% 3,5%
3
Kontribusi produk Manufaktur
terhadap Total Ekspor
Di awal tahun 2014 diprediksi kinerja Impor tahun 2014 mengalami peningkatan.
Barang Modal
Sesuai dengan target pemerintah yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019, fokus perhatian pemerintah antara lain pada peningkatan Pertumbuhan Ekspor Produk Non Migas dan Peningkatan Kontribusi Produk Manufaktur terhadap total Ekspor. Kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor ditargetkan dapat merubah struktur ekspor menjadi lebih baik, dimana semula struktur ekspor masih didominasi oleh barang yang belum diolah, menjadi didominasi oleh produk manufaktur di tahun 2019. Perubahan tersebut diharapkan dapat terlihat di tahun 2017.
Bagan 2 4 PILAR STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR
16.7%
1
Market Creation
2
Product Creation
3
Export Facilitation and Import Management
4
Sumber: RPJMN 2015-2019
Barang Modal
Barang
Konsumsi
16.6%
Konsumsi
Indonesia di tahun 2014 semakin sehat ditunjukkan dengan struktur ekspor yang mengikuti tren pemulihan ekonomi dunia dengan pertumbuhan tertinggi didominasi oleh barangbarang bernilai tambah. Diiikuti dengan struktur impor yang semakin bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi domestik.
6.9%
63.3%
Bahan Baku / Penolong
Bahan Baku / Penolong
77.0%
76.5%
Jan-Apr 2013
Jan-Apr 2014
4 PILAR STRATEGI
Market Maintenance
Barang
Struktur perdagangan
Grafik 5 Struktur Impor Indonesia 2013 - 2014
Sumber: Puska Daglu
Struktur impor pada Januari 2014 didominasi oleh bahan baku/penolong dengan pangsa 76% dari total impor. Selain itu kenaikan impor barang modal sebesar 8,3% pada Januari 2014 dibanding Desember tahun lalu (MoM); penurunan impor barang konsumsi sebesar 16,3% MoM pada Januari 2014; serta penurunan impor migas pada Januari 2014 sebesar 15,8% MoM dan 10,4% YoY.
Perbaikan dan Penguatan terhadap struktur ekspor dan struktur impor dalam mewujudkan neraca perdagangan yang bermanfaat bagi perekonomian, menjadi
Dengan demikian semangat sustainable trade masih menjadi fokus perhatian untuk 5 (lima) tahun ke depan, salah satunya melalui peningkatan ekspor yang bernilai tambah baik ekspor produk pertanian dan kehutanan serta ekspor Industri dan pertambangan. Upaya melakukan pengelolaan terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan serta ekspor produk industri dan pertambangan diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian peningkatan ekspor non migas dan peningkatan kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor. Pengelolaan terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan, diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan yang dikelola melalui penerbitan kebijakan perdagangan luar negeri, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019. Sedangakan pengelolaan ekspor produk industri dan pertambangan, diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk olahan industri dan pertambangan yang dikelola melalui penerbitan kebijakan perdagangan luar negeri, sebesar 6% di tahun 2015 dan 8% di tahun 2019. Semangat pengolaan terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan serta ekspor produk industri dan pertambangan sejalan dengan semangat strategi peningkatan daya saing ekspor sebagaimana tercantum pada RPJMN Pemerintah 2015-2019, yaitu product creation melalui peningkatan daya saing produk nasional.
Pada Bulan Agustus 2014 Barang impor kita masih didominasi oleh bahan baku/ penolong dan barang modal yang masing-masing memiliki pangsa 75,2% dan 16,9%. Impor bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,2%; 17,2%; dan 38,6% di bulan Agustus 2014. Nilai (USD Miliar) Barang
4.1
Konsumsi
3.9
4.7 -11.9
Barang Baku
9.9
Modal
10.4
4.7 -4.6 -17.3
JAN - APR 2014
Perdagangan Luar Negeri dalam menghasilkan Kebijakan Perdagangan Luar Negeri. Optimisme perbaikan neraca perdagangan tahun 2014 ditunjukkan oleh pergerakan pertumbuhan ekspor yang mengarah positif, sementara sebaliknya.
47.8
Barang
Perdagangan melalui Ditjen
impornya bergerak ke arah -4.9
4.5
/ Penolong
Sumber: Puska Daglu
Pertumbuhan (%)
salah satu amanah Kementerian
JAN - APR 2013
11
12
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Di akhir tahun 2014 tampak adanya indikasi penurunan impor. Total impor bulan Oktober 2014 mengalami penurunan 1,4% MoM dan 2,2% YoY menjadi USD 15,3 miliar. Penurunan impor tersebut dipicu oleh menurunannya impor migas sebesar 2,0% MoM meskipun meningkat 3,0% YoY, sedangkan impor non migas hanya turun sebesar 1,2% MoM dan 3,7% YoY. Impor di bulan Oktober masih didominasi oleh bahan baku/penolong dan barang modal yang masingmasing memiliki pangsa 75,6% dan 16,9%. Impor barang konsumsi menurun signifikan pada bulan Oktober sebesar 12,4% (MoM) dan 3,0% (YoY). Impor bahan baku/penolong juga mengalami penurunan sebesar 1,6% (MoM) dan 3,3% (YoY). Namun, impor barang modal meningkat sebesar 4,4% (MoM) dan 2,9% (YoY). Peningkatan impor barang modal dipicu oleh meningkatnya impor kapal laut (HS 89) berupa kapal untuk keperluan kilang minyak yang mencapai 460,4% MoM dan 417,4% YoY. Penurunan impor bahan baku terutama disebabkan oleh besi dan baja, serta barang dari besi dan baja yang merupakan bahan baku industri otomotif. Melemahnya pasar otomotif nasional dan adanya pengenaan bea masuk antidumping yang telah berlangsung sejak 2012 mempengaruhi penurunan impor bahan baku tersebut. Selain itu, gula dan kembang gula juga mengalami penurunan karena peningkatan produksi gula dalam negeri yang cukup signifikan. Secara kumulatif, impor Januari-Oktober 2014 mencapai USD 149,7 miliar atau turun sebesar 4,1% YoY, terdiri dari impor migas sebesar USD 36,6 miliar atau turun 1,4% dan impor non migas USD 113,1 miliar atau turun 4,9%
Performance Impor Barang Modal, Bahan Baku, Penolong serta Impor Barang Konsumsi di tahun 2014 Ditjen Perdagangan Luar Negeri menyusun dan menerbitkan Peraturan dalam rangka peningkatan Pengelolaan Impor Barang Modal, Bahan Baku, Penolong serta Impor Barang Konsumsi. Diharapkan dengan disusunnya dan diterbitkannya peraturan tersebut struktur Impor menjadi lebih sehat dan kondusif. Sebanyak 11 (sebelas) peraturan dalam rangka pengelolaan Impor Barang Modal, Bahan Baku, Penolong serta Impor Barang Konsumsi telah diterbitkan di tahun 2014. Dalam rangka menurunkan pertumbuhan impor barang konsumsi, Ditjen Perdagangan Luar Negeri menyusun dan menerbitkan kebijakan di bidang impor barang konsumsi. Selama Tahun 2014, kebijakan yang telah diterbitkan untuk mendukung penurunan impor barang konsumsi antara lain: 1. Permendag No. 17/M-DAG/PER/3/2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/M-DAG/PER/8/2013 tentang Kententuan Ekspor dan Impor Hewan dan Produk Hewan. 2. Permendag No. 19/M-DAG/PER/3/2014 tentang Ekspor dan Impor Beras. 3. Permendag No. 23/M-DAG/PER/4/2014 tentang Ketentuan Pengenaan Kuota Dalam Rangka Tindakan Pengamanan Perdagangan Terhadap Impor Tepung Gandum. 4. Permendag No. 36/M-DAG/PER/7/2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 83/M-DAG/PER/12/2012 tentang Kententuan Impor Produk Tertentu. 5. Permendag No. 37/M-DAG/PER/7/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 02/M-DAG/PER/1/2012 tentang Kententuan Impor Mutiara. 6. Permendag No. 73/M-DAG/PER/10/2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 83/M-DAG/PER/12/2012 tentang Kententuan Impor Produk Tertentu.
Tabel 2 Realisasi Impor Barang Modal, Impor Bahan Baku dan Penolong 2012-2014 No. Industri Pengguna Tahun 2012 2013 2013-2012 2014 2014-2013 (%) (%) 1
Impor Barang Modal
2
Impor Bahan Baku dan Penolong
TOTAL
4,655
4.078
-12,40
3.517
882
2.144
143,08
1,594
7.549 8.235
Sumber: Laporan Tahunan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2014
-13,76
9,09 7.125 -13,48
Sementara itu terkait dengan pengelolaan impor barang modal bahan baku dan penolong, Kementerian Perdagangan pada Tahun 2014 telah menerbitkan peraturan di bidang impor terkait dengan impor barang modal, bahan baku dan penolong yaitu: 1. Permendag No. 28/M-DAG/PER/6/2014 tentang Ketentuan Impor Baja Paduan 2. Permendag No. 40/M-DAG/PER/7/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 03/M-DAG/PER/1/2012 tentang Kententuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon (BPO). 3. Permendag No. 55/M-DAG/PER/9/2014 tentang Kententuan Impor Barang Berbasis Sistem Berbasis Pendingin. 4. Permendag No. 75/M-DAG/PER/10/2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Perdagangan No. 44/M-DAG/PER/9/2009 tentang Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan Berbahaya. 5. Permendag No. 78/M-DAG/PER/10/2014 tentang Ketentuan Impor Produk Kehutanan.
Tabel 3 Realisasi Impor Barang Konsumsi 2012 - 2014 Pertumbuhan Laju Pertumbuhan Uraian Jan-Nov Jan-Nov Pertumbuhan Jan-Nov (%) (%) 2012 2013 (2013) 2014 (2014) (14-13) Barang Konsumsi
12.234,6 11.959,9
-2.25
11.524,6
-3.64
-1.39
Sumber: Laporan Tahunan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2014
Dukungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam Peningkatan Pengelolaan Impor 5 (Lima) Tahun ke Depan Sebagaimana disampaikan pada bagan 1, pengelolaan impor menjadi salah satu agenda pada export facilitation dan import management. Peningkatan efektivitas manajemen impor untuk meningkatkan daya saing ekspor non migas melalui upaya memperlancar impor barang modal dan bahan baku yang digunakan untuk memproduksi ekspor non migas, akan tetapi kebutuhannya belum dapat terpenuhi dari dalam negeri, meningkatkan harmonisasi dan koordinasi kebijakan impor antar sektor dan lintas instansi pemerintah, serta mendorong kebijakan impor yang dapat meningkatkan daya saing produk nasional di pasar domestik termasuk di wilayah perbatasan. Dengan demikian Kementerian Perdagangan terus berupaya Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja Perdagangan Luar Negeri yang Berkelanjutan melalui Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Impor Barang dan Jasa. Pengelolaan terhadap Impor Barang Modal/ Bahan Baku, Penolong dan Barang Konsumsi antara lain melalui penerbitan kebijakan pengelolaan impor masih menjadi perhatian utama Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri selama 5 (lima) tahun mendatang. Diharapkan share impor barang konsumsi terhadap total impor mengalami penurunan dari tahun ke tahun, dari 7% di tahun 2015 menjadi 6% di tahun 2019.
13
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
14
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
I.1.3 Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor Surat Keterangan Asal (Certificate of Origin) yang selanjutnya
100.00%
Peningkatan Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor melalui pemanfaatan Surat Keterangan Asal
80.00% 60.00% Presentase
disingkat SKA adalah dokumen yang membuktikan bahwa barang ekspor Indonesia telah memenuhi Ketentuan Asal Barang Indonesia (Rules of Origin of Indonesia).
Terdapat 2 Jenis SKA, yaitu: 1.
SKA Preferensi, adalah SKA yang digunakan untuk memperoleh
Peningkatan Fasilitasi Ekspor dalam menciptakan iklim usaha perdagangan luar negeri terus diupayakan.Peningkatan pemanfaatan fasilitasi ekspor oleh pelaku usaha antara lain dilakukan melalui upaya peningkatan penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA), dan penyederhanaan izin ekspor dan impor. Terdapat 2 (dua) jenis SKA yaitu SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi. Sampai dengan tahun 2014, terdapat 14 (empat belas) jenis SKA Preferensi dan 8 (delapan) jenis SKA Non Preferensi. Penggunaan SKA Preferensi dan Non Preferensi tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan kenaikan penggunaan Surat Keterangan Asal preferensi tahun 2014 adalah sebesar 10,05%, kenaikan tersebut melebihi target yang ditetapkan di tahun 2014 yaitu sebesar 3%.
fasilitas pengurangan atau
Tabel 4 Realisasi Penerbitan SKA Preferensi Berdasarkan Jumlah Penerbitan Periode Tahun 2011-2014
pembebasan tarif bea masukdi negara tujuan ekspor. 2.
SKA Non Preferensi, adalah SKA yang digunakan dengan tidak memperoleh fasilitas
pengurangan atau pembebasan tarif bea masuk di negara tujuan ekspor.
TIPE SKA PREFERENSI
JUMLAH SKA 2011
2012
PERUBAHAN (%)
2013
2014
300,293 291,122 306,003 328,153
7.23
FORM D
113,074 126,632 140,500 151,739
7.99
FORM AK
34,625 39,550 44,638 45,371
1.64
FORM E
37,293 48,324 56,406 63,411
12.41
FORM IJEPA FORM AANZ FORM AI
58 63 69 71,047 102,323.38 223 244 304 490
61.18
- 35,253 40,809 45,026
10.33
12,853 17,674 21,758 27,126
24.67
FORM ICC
2 0 0 0
FORM COA
- 198 199 157
FORM HANDICRAFT GOODS
1
0
1
0
FORM HANDICRAFT BATIK
0
0
0
0
0
440
0
181
163
-9.94
FORM HANDICRAFT PRODUCT FORM IP
0
0 2,161 8,878
SUB TOTAL SKA PREFERENSI
557,229 622,145 682,326 750,912
SUB TOTAL NON SKA PREFERENSI
276,451
GRAND TOTAL
833,680 858,691 921,014 994,920
SHARE SKA PREFERENSI
66.84%
236,546
72.45%
238,688
74.08%
244,008
20.00% 0.00%
2011 2012 2013 2014
SUB TOTAL SKA NON PREFERENSI
33.16%
27.55%
25.92
24.53%
SUB TOTAL SKA PREFERENSI
66.84%
72.45%
74.08%
75.47%
Grafik 7 Pemanfaatan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi 2011-2014 Sumber: Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor (diolah)
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan SKA antara lain: • Untuk mendapatkan preferensi • Sebagai dokumen masuk komoditi ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor • Untuk menetapkan Negara Asal Barang (Country of Origin) untuk barang ekspor • Untuk memenuhi persyaratan pencairan L/C terhadap pembiayaan ekspor yang menggunakan L/C • Pelacakan tuduhan dumping • Data Statistik
2014-2013
FORM A
FORM GSTP
40.00%
0 -21.10 -100
Pada dasarnya penggunaan SKA dapat bersifat optional, merupakan fasilitasi yang dapat digunakan oleh para pelaku usaha untuk mengekspor. Meskipun demikian beberapa negara, calon pembeli ataupun komoditi mewajibkan penggunaan Surat Keterangan Asal (SKA) dalam bertransaksi. Beberapa kondisi yang mewajibkan penggunaan Surat Keterangan Asal antara lain: 1. Diwajibkan oleh Pemerintah negara tujuan ekspor (ke Timur Tengah) 2. Diwajibkan oleh pembeli (SKA Preferensi) 3. Diwajibkan oleh pemerintah Indonesia untuk barang tertentu (kopi)
Jenis-Jenis SKA yang terbit di Indonesia (Fasilitas dan Kemudahan)
310.82 10.05
8.02
75.47%
Sumber: Laporan Tahunan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2014
Berdasarkan kinerja pemanfaatan SKA dari tahun 2011 – 2014 tampak adannya peningkatan pemanfaatan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi, adapun proporsi SKA Preferensi terhadap total pemanfaatan SKA tampak adanya peningkatan, sebaliknya proporsi SKA Non Preferensi terhadap total pemanfaatan SKA menunjukan kecenderungan yang terus menurun. Dengan demikian peningkatan pemanfaatan penggunaan SKA, didominasi oleh peningkatan pemanfaatan SKA Preferensi.
SKA NON-PREFERENSI
SKA PREFERENSI
2.23
1. General System of Preferences (GSP) 2. ASEAN Free Trade Area (AFTA)
FORM A.
FORM D
3. Certificate in Regard to Traditional Handicraft Batik in
Region
2. COO for Imports of Agricultural Products Into the EEC 3. Certificate in Regard to Handlooms Textile
Fabrics of Cotton. 4. Certificate
1. International Coffee Organization
to
Certain
Handicraft
Handicraft & Traditional Textile Products of the Cottage Industry
Products. 5. Certificate Relating to Silk Cotton Handlooms
4. COO FORM K 5. Certificate in Regard to Handlooms Textile
Products. 6. Industrial Craft Certification (ICC). 7. Global System of Trade Preference Among FORM GSTP.
Developing Countries (GSTP)
Handicraf Traditional Textile Products of the Cottage Industry 6. COOTP
8. Certificate of Handicraft Goods.
7. FORM B
9. Certificate of Authenticity Tobacco
8. Annexo III
FORM E
10. ASEAN China FTA (ACFTA) 11. ASEAN Korean FTA (AKFTA)
FORM AK
12. Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
FORM IJEPA
13. ASEAN India FTA (AIFTA) 14. Indonesia Pakistan PTA
FORM AI FORM IP
Sumber: Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
15
16
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tabel 5 Skema dan Negara Tujuan SKA Preferensi Tahun 2014 No SKEMA
FORM SKA PREFERENSI
NEGARA TUJUAN
1 Generalized System of Preferences (GSP) FORM A
Kanada, Jepang, Selandia Baru, Norwegia, Swiss ditambah Liechtenstein, Amerika Serikat, Rusia, Belarus, Turki dan Uni Eropa
2
ASEAN Trade In Goods Agreement (ATIGA)
FORM D
Seluruh negara anggota ASEAN
3
ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA)
FORM AK
Korea dan seluruh negara ASEAN
4 ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) FORM E
China dan seluruh negara anggota ASEAN
5
Jepang
Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)
FORM IJEPA
Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengurusan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) serta memperlancar arus pengapalan barang.
Algeria, Argentina, Bangladesh, Benin, Bolivia, Brazil, Cameroon, Chile, Colombia, Cuba, Democratic People’s Republic of Korea, Equador, Egypt, Ghana, Guinea, Guyana, India, Iran, Iraq, Libya, Malaysia, Mexico, Morocco, Mozambique, Myanmar, Nicaragua, Nigeria, Paraguay, Pakistan, Peru, Philipines, Rep.of Korea, Singapore, Sri Lanka, Sudan, Thailand, Trinidad dan Tobago, Tunisia, Tanzania, Uruguay, Venezuela, Vietnam dan Zimbabwe
7
ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area (AIFTA)
8
ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA)
9
Industrial Craft Certification (ICC)
10
Certificate of Authenticity Tobacco
11
Certificate of handicrafts Goods
12
Certificate in regard to Handlooms Textile FORM Handicraft Traditional Indonesians HANDICRAFT Handicraft Batik and Traditional BATIK Textile Products of the Cottage Industry
Norwegia
13
Certificate in Regard to Certain Handicraft Products FORM HANDICRAFT PRODUCT
Uni Eropa
14
Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement
Pakistan
FORM ICC FORM COA FORM HANDICRAFT GOODS
FORM IP
Uni Eropa Kanada
Peningkatan Pemanfaatan dikembangkan melalui Penyederhanaan prosedur Sertifikasi Operasional dan prosedur Ketentuan Asal Barang, serta Fasilitasi perdagangan barang yang berasal dari ASEAN yaitu melalui Self Certification.
Sertifikasi Mandiri (Self Certification) memberikan manfaat dan keuntungan dalam mendorong kelancaran arus barang agar dapat mendukung terwujudnya aliran bebas barang di kawasan ASEAN melalui penghematan waktu, biaya dan
Pilot Porject
Brunei, Malaysia, Singapore & Thailand
Indonesia, Philipine & Laos serta Thailand & Vietnam
2.
Dimulai
2012
2014
3.
Eksportir
Manufacturer and Trader
Manufacturer
4.
Proof of Origin
Invoice dan dokumen lain
Invoice
5.
Penandatangan Proof of Origin
Bebas
Maksimum 3 orang
6.
3 rd Party Invoice
kelancaran arus barang agar dapat mendukung terwujudnya aliran bebas barang di kawasan waktu, biaya dan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengurusan penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) serta
Bisa
Tidak bisa
barang.
Sumber: Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
Implementasi SC di Indonesia Self Certification O Perusahaan
mengaukan
Invoice Declaration
Sistem E-SM
O Diterbitkan oleh EB sebagai
O Sistem terintregasi dalam rangka penerbitan Invoice
pengganti SKA form D (ATIGA)
Permohonan dan input data O Setelah mendapatkan sertifikat
O Peserta EB saat ini berjumlah
Verifikasi Asal Barang (VAB)
browser via internet; berguna bagi EB yang belum Aplikasi Kemendag menyediakan cetakan Invoice Declaration yang standar, lengkap dengan kode
O Untuk Eksportir Produsen yang selanjutnya bernama Eksportir
otentikasi O Web Service: Eksportir wajib membuat aplikasi web services client untuk menghubungkan aplikasi
Bersertifikat (EB)
internalnya dengan aplikasi milik Kemendag; Berguna
O Masa Berlaku 2 tahun perubahan
15 perusahaan
Declaration http://sm.e-ska.kemendag.go.id O Web Form: dapat diakses secara online menggunakan memiliki aplikasi internal untuk pencetakan invoice;
Perdagangan
Sesuai dengan hasil keputusan ASEAN Summit ke-24 bahwa seluruh Negara Anggota ASEAN berupaya untuk mempercepat implementasi sistem ASEAN Wide Self-Certification di tahun 2015 yang merupakan salah satu inisiatif fasilitasi perdagangan untuk mencapai pasar tunggal ASEAN dan basis produksi untuk mewujudkan ASEAN Economic Community (AEC) 2015. Indonesia menjadi 2nd Pilot Project untuk Self Certification.
2
Negara
O Diterbitkan oleh Kementerian
Pengembangan Self Certification (SC) dalam rangka Peningkatan Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor sekaligus Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri
Fasilitasi Eksporjuga tengah
1 Pilot Project
nd
1.
O Setiap
Selain pemanfaatan SKA,
Perbedaan
dari Lembaga Surveyor
Sumber: Laporan Tahunan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2014
Self Certification Mendorong
memperlancar arus pengapalan st
India dan seluruh negara ASEAN Australia
Perdagangan Luar Negeri
ASEAN melalui penghematan
Perbedaan mendasar antara skema SC dengan skema SKA konvensional adalah eksportir dapat menyatakan asal barang yang diekspor pada invoice declaration yang dicetak sendiri tanpa perlu menggunakan form SKA
FORM AANZ Australia, New Zealand dan seluruh negara ASEAN FORM AI
menjadi salah satu pendorong Peningkatan Pelayanan Perizinan
Sistem e-SKA yang merupakan sistem pengajuan SKA secara online akan dilengkapi dengan aplikasi E-SM/e-SC (http://sm.e-ska.kemendag.go.id) yang merupakan sistem terintegrasi dalam rangka penerbitan Invoice Declaration yang disediakan bagi para Eksportir Bersertifikat yang ikut serta dalam Sertifikasi Mandiri dengan 2 pilihan yaitu web form dan web service.
No.
6 Global System of Trade Preference Certificate FORM GSTP of Origin (GSTP)
Self Certification juga
data
perusahaan dilaporkan
bagi EB yang ingin tetap menggunakan aplikasi internalnya untuk pencetakan invoice; Kemendag akan memberikan kode otentifikasi setelah eksportir produsen telah mengirim data invoice delaration.
Sumber: Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
17
18
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri melalui Peningkatan Perizinan Ekspor dan Impor yang dapat dilayani secara Online Peningkatan Kepastian Dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri Negeri, terus diupayakan Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Penyederhanaan proses perizinan, melalui optimalisasi penggunaan perizinan online terus diupayakan. Di tahun 2014, jumlah perijinan ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online adalah sejumlah 96 (sembilan puluh enam) jenis perijinan. Dengan target 81 perijinan dan realisasi 96 perijinan maka capaian Perijinan ekspor impor yang dapat dilayani secara online pada Tahun 2014 adalah sebesar 118,51%. Salah satu upaya Kementerian Perdagangan dalam mendorong peningkatan pelayanan perizinan perdagangan Luar Negeri adalah dengan mewajibkan pelaku usaha untuk mengajukan beberapa perijinan secara online. Melalui Permendag No. 53/M-DAG/PER/9/2014 yang terbit pada tanggal 2 September 2014 tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan. Dalam Permendag tersebut pelayanan perijinan di Kementerian Perdagangan dilayani melalui Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan (UPTP). Permendag tersebut mulai berlaku pada tanggal 2 Desember 2014. Hal ini merupakan suatu terobosan untuk memotong jalur birokrasi pada proses perijinan dengan menghindari tatap muka antara pemohon dan pejabat pemroses perijinan. Dengan dikeluarkannya Permendag No. 53/M-DAG/PER/9/2014 tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan, jumlah perijinan ekspor dan impor yang hanya dapat diajukan secara online melalui INATRADE mengalami peningkatan. Sebelumnya hanya 21 perijinan ekspor dan impor yang bersifat mandatory online, namun sejak 2 Desember 2014 terdapat 96 perijinan ekpor impor yang hanya dapat diajukan secara online melalui INATRADE. Dengan meningkatnya jumlah perijinan yang hanya dapat diajukan secara online, diharapkan
dapat meningkatkan pengguna hak akses serta pemilik hak akses Inatrade, dikarenakan ada kewajiban bagi pelaku usaha yang akan mengajukan perijinan yang sudah diwajibkan untuk memiliki hak akses Inatrade terlebih dahulu. Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri melalui Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan Online Sampai dengan tahun 2014, jumlah pelaku usaha yang telah memiliki hak akses adalah sebanyak 6.780 pelaku usaha. Jumlah ini lebih besar dibandingkan pelaku usaha yang telah memperoleh Hak Akses sampai dengan Tahun 2013 yaitu sebesar 5.874 bahkan jauh lebih besar dibandingkan Tahun 2012 yaitu sebesar 2.618 pelaku usaha. Dengan diluncurkannya Mandatory Online ini, proses perijinan tidak lagi dilakukan secara manual. Adapun jenis perijinan yang termasuk dalam kategori mandatory online, yaitu Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) untuk produk atau komoditas beras, jagung, kedelai, gula, tekstil dan produk tekstil, sepatu, elektronika dan komponennya serta mainan anak-anak Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT-PT) untuk produk elektronika, pakaian jadi, mainan anak-anak, alas kaki, produk makanan dan minuman, obat tradisional dan herbal, serta kosmetik; Importir Terdaftar (IT), Importir Produsen (IP) dan Persetujuan Impor (PI) untuk produk hortikultura, serta Importir Terdaftar (IT), Persetujuan Impor (PI) dan Persetujuan Ekspor (PE) untuk hewan dan produk hewan. Terkait dengan hal ini perlu juga diinformasikan bahwa berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20102014, Ditjen Perdagangan Luar Negeri memiliki target sebesar 4.500 perusahaan memiliki hak akses pada tahun 2014. Dengan target persentase pengguna sistem perijinan online yang ditetapkan tahun 2014 sebesar 10% atau sebanyak 450 perusahaan dari total pemilik hak akses sebesar 4.500 perusahaan, dimana realisasi ditahun 2014 pengguna hak akses
sebanyak 850 perusahaan dari pemilik hak akses 6.780 perusahaan, atau share pengguna sistem perijinan online adalah sebesar 12,53% pemilik hak akses, lebih tinggi dari target awal yang sebesar 10%.
Ditjen Perdagangan Luar Negeri menyusun dan menerbitkan Peraturan dalam rangka peningkatan Pelayanan Perizinan Luar Negeri. Upaya Peningkatan Pelayanan Perizinan PerdaganganLuar Negeri, terimplementasi dalam Permendag No. 53/M-DAG/ PER/9/2014 tentang Pelayanan Terpadu. Permendag tersebut merangkul 3 (tiga) sasaran, peningkatan jumlah perizinan online, efisiensi waktu perizinan, dan peningkatan jumlah pengguna hak akses
Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri melalui Peningkatan Efisiensi Waktu Penyelesaian Perizinan Ekspor dan Impor Tidak hanya peningkatan jumlah perijinan yang dapat dilayani secara online, tetapi Ditjen Perdagangan Luar Negeri juga berusaha melakukan penyederhanaan proses perizinan dari segi waktu. Sebagai acuan dalam menerbitkan perijinan perdagangan, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 53/M-DAG/PER/9/2014 Tentang Pelayanan Terpadu Perdagangan. Di dalam Peraturan Menteri Perdagangan tersebut ditetapkan standar pelayanan untuk 163 perijinan dan 8 non perijinan di Kementerian Perdagangan. Waktu penyelesaian perijinan berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan tersebut dikategorikan kepada proses secara manual dan proses secara elektronik yang dilakukan oleh Eksportir maupun Importir. Perlu diketahui pula bahwa target waktu penyelesaian perijinan dan pendaftaran melalui UPTP ataupun secara elektronik melalui website INATRADE sangat tergantung kepada kelengkapan dari keseluruhan syarat dan ketentuan yang disampaikan oleh pelaku usaha. Target waktu perijinan yang diproses di UPTP adalah 2 (dua) hari. Sementara itu, lama proses perijinan ekspor dan impor yang diterbitkan unit teknis bervariasi yaitu antara 3 (tiga) hari, 5 (lima) hari, dan 10 (sepuluh) hari tergantung dari setiap komoditi yang diatur.
Target rata-rata waktu penyelesaian perizinan ekspor dan impor pada tahun 2014 adalah 2 (dua) hari. Pada Tahun 2014, waktu penyelesaian perizinan ekspor dan impor untuk jenis perizinan yang sifatnya registrasi (NPIK dan IT Produk Tertentu) adalah 3,13 hari atau 3 hari 3 jam. Beberapa faktor yang menyebabkan rata-rata waktu penyelesaian melampaui dari target yang telah ditetapkan antara lain banyaknya jumlah permohonan dan migrasi sistem sebagai tidak lanjut Nomor 53/M-DAG/PER/9/2014 diikuti dengan masa transisi operasional system bagi pemroses (perlu pelatihan bagi Sumber Daya Manusia). Jika dibandingkan dengan Tahun 2013 dengan jumlah permohonan sebanyak 3.380 permohonan, maka jumlah permohonan pada Tahun 2014 meningkat secara drastis, dengan jumlah permohonan yang masuk mencapai sebesar 4.762 permohonan. Rata-rata penerbitan perijinan yang masih dikerjakan pada unit teknis (back office) adalah 9,5 (sembilan koma lima) hari kerja dari 494 (empat ratus sembilan puluh empat) perijinan ekspor impor yang diajukan secara online dan 10,8 (sepuluh koma delapan) hari kerja dari 12.462 (dua belas ribu empat ratus enam puluh dua) perijinan ekspor impor yang diajukan secara manual. Hal ini terjadi mengingat banyaknya perubahan yang substansial terkait dengan kebijakan ekspor dan impor, dimana penerapan jumlah hari waktu pelayanan perijinan dari setiap Peraturan Menteri Perdagangan berbeda tergantung dari setiap komoditi yang diatur/diawasi.
Tabel 6 Capaian Upaya Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri 2010-2014
INDIKATOR KINERJA
Perijinan Ekspor dan impor yang dapat dilayani secara online Persentase pengguna sistem perizinan online (Inatrade) Rata-rata waktu penyelesaian perizinan ekspor dan impor Sumber: Laporan Tahunan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Tahun 2014
19
20
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Optimalisasi Pemanfaatan Kawasan Ekonomi Khusus
Dengan adanya kawasan industri sekaligus didukung pelabuhan yang menjadikan kawasan Sei Mengkei sebagai kawasan besar, Presiden Jokowi berharap nantinya eksporekspor bahan mentah yang ada di kawasan Indonesia bagian Barat itu sudah tidak ada lagi. “Semuanya sudah menjadi bahan setengah jadi atau barang jadi dan kita ingin ekspornya juga naik, dan pada akhirnya nanti neraca perdagangan kita menjadi sebuah neraca perdagangan yang surplus yang positif, dan tentu saja pertumbuhan ekonomi kita akan bisa melompat naik setinggitingginya,” terang Jokowi. http://economy.okezone.com, Selasa 27 Januari 2015
Optimalisasi pemanfaatan Kawasan Ekonomi Khusus terus diupayakan, koordinasi dengan instansi terkait lainnya dan mekanisme pelimpahan kewenangan kepada Administrator KEK, merupakan tahap yang menentukan dan penting dalam mengoptimalkan pemanfaatan KEK. Proses yang berjenjang dan bertahap, dimana Kementerian Perdagangan dapat melimpahkan kewenangan kepada administrator KEK dapat berlaku apabila Administrator KEK telah ditentukan. Keterkaitan proses tersebut tentunya tidak mudah tetapi sangat menentukan. Pada Tahun 2014, Ditjen Perdagangan Luar Negeri telah berhasil menerbitkan 1 (satu) Permendag Pendelegasian Kebijakan sektor perdagangan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu Permendag 68/M-DAG/PER/10/2014 tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perijinan Di Bidang Perdagangan Luar Negeri Kepada Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Permendag ini pada intinya mengatur mengenai Pendelegasian wewenang penerbitan perijinan di bidang Perdagangan Luar Negeri kepada Administrator KEK Sei Mangkei. Terdapat sebelas perijinan yang didelegasikan penerbitan perijinannya kepada Administrator KEK Sei Mangkei. Sebelas perijinan tersebut adalah: 1. Angka Pengenal Importir Produsen (API-P) 2. Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT - Produk Tertentu) untuk Elektronika 3. Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT - Produk Tertentu) untuk Pakaian Jadi 4. Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT - Produk Tertentu) untuk Kosmetik 5. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) untuk Tekstil dan Produk Tekstil 6. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) untuk Elektronika dan Komponennya 7. Importir Produsen Besi atau Baja (IP-Besi atau Baja) 8. Importir Terdaftar Besi atau Baja (IT-Besi atau Baja) 9. Persetujuan Impor Barang Modal Bukan Baru 10. Importir Produsen Sodium Tripolyphosphate (IP-STPP) 11. Importir Produsen 4 Chloro-3,5-Dimethylphenol (PCMX)
Bagan 3 Persebaran Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia KAWASAN EKONOMI KHUSUS INDONESIA Sei Mangkei Bitung
Morotai
Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) Palu Tanjung Api-Api
Tanjung Lesung Mandalika
= KEK yang sudah diberikan pelimpahan Kewenangan Perijinan Perdagangan Luar Negeri sampai dengan triwulan I tahun 2015 Sumber : Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus
= KEK yang akan diberikan pelimpahan Kewenangan Perijinan Perdagangan Luar Negeri
1. Mandalika NTB
PP No 52 Tahun 2014 KEK Mandalika memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus untuk industri agro dan industri ekowisata
2. Maloy Batuta Trans Kalimantan Timur Kalimantan 3. Palu Sulawesi Tengah
PP No. 85 Tahun 2014 KEK ini terdiri dari Zona industri, logistik dan pengolahan ekspor
4. Bitung Sulawesi Utara
PP No. 32 Tahun 2014 KEK Bitung memiliki Status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk bidang perikanan, industri kelapa dan dukungan logistik lainnya di wilayah Indonesia timur.
5. Morotai Maluku Utara
PP No. 50 Tahun 2014 KEK Morotai memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk perikanan, logistik dan pariwisata
6. Sei Mangkei Sumatera Utara
KEK Sei Mangkey merupakan salah satu KEK pertama di Indonesia yang ditetapkan melalui PP No 29 tahun 2012 dengan tiga zona, yaaitu industri, logistik dan pariwisata. Industri yang akan dikembangkan fokus pada pengolahan kelapa sawit dan karet, serta aneka industri.
7. Tanjung Api-Api Sumatera Selatan
Pusat industri hilirisasi berbasis sumber daya unggulan karet, kelapa sawit dan batu bara yang dapat meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas. Daerah terbesar penghasil karet Indonesia
8. Tanjung Lesung Banten
Tanjung Lesung memiliki status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk perikanan, logistik dan pariwisata
PP No 31 Tahun 2014 Kawasan Ekonomi Khusus untul Logistik, industri agro, industri pengolahan pertambangan dan industri infrastruktur.
Di awal tahun 2015, Ditjen Perdagangan Luar Negeri telah berhasil menerbitkan 1 (satu) Permendag Pendelegasian Kebijakan sektor perdagangan ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yaitu Permendag 17/M-DAG/PER/2/2015 tentang Pendelegasian Wewenang Penerbitan Perijinan Di Bidang Perdagangan Kepada Administrator Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Permendag ini pada intinya mengatur mengenai Pendelegasian wewenang penerbitan perijinan di bidang perdagangan kepada Administrator KEK Tanjung Lesung. Terdapat 6 (enam) perijinan yang didelegasikan penerbitan perijinannya kepada Administrator KEK Tanjung Lesung. Enam perijinan tersebutantara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) untuk Elektronika dan Komponennya Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) untuk Tekstil dan Produk Teksil Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) Mainan Anak-Anak Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT- Produk Tertentu) untuk Elektronika Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT- Produk Tertentu) untuk Pakaian Jadi Importir Terdaftar Produk Tertentu (IT- Produk Tertentu) untuk Mainan Anak-Anak
21
22
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tanjung Lesung sebagai KEK akan menjadi “The Jewel of Banten” atau “Permata Banten”
Number of Measures 1,100
yang dapat membawa kembalik kejayaan Kesultanan Banten di bawah Sultan Ageng Tirtayasa
1,000
dengan membangun Keraton Banten Lama sebagai ikon pusat wisata Banten.
900
Operasional KEK Tanjung Lesung, kata Setiawan, sesuai amanat Peraturan Pemerintah No.
700
untuk mendorong investasi, khususnya di sektor pariwisata. Sehingga secara nasional
600
investasi, sektor pariwisata mampu memberikan kontibusi 12 persen terhadap investasi
500
nasional dari realisasi selama ini sekitar 5–6%.
400
Export facilitation dan import management merupakan salah satu agenda yang disiapkan dalam rangka peningkatam daya saing ekspor (lihat bagan 1: “4 pilar peningkatan daya saing ekspor”). Export facilitation yang dimaksud dalam agenda tersebut adalah Pengembangan fasilitasi perdagangan yang lebih efektif terutama guna mempercepat proses perizinan dan memperlancar aktivitas ekspopr dan impor melalui pemanfaatan teknologi dan informasi, pengembangan skema pembiayaan ekspor dan harmonisasi regulasi terkait ekspor dan impor. Kementerian Perdagangan mengagendakan adanya kemudahan berusaha di bidang perdagangan luar negeri dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, termasuk di dalamnya fasilitasi ekspor dan impor. Dalam mendukung semangat yang tertuang dalam RPJMN dan upaya Kementerian Perdagangan untuk berkontribusi terhadap semangat yang tertuang dalam RPJM tersebut, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri berupaya melakukan peningkatan kepastian dan kemudahan berusaha bidang perdagangan luar negeri, antara lain melalui: peningkatan efisiensi penyelesaian perizinan ekspor dan impor, peningkatan fasilitasi perdagangan melalui pemanfaatan Surat Keterangan Asal serta peningkatan, optimalisasi pemanfaatan fasilitasi perdagangan melalui peningkatan penguna sistem perizinan online serta peningkatan sektor perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus. Diharapkan di tahun 2019 penyelesaian perizinan ekspor dan impor dapat lebih optimal, dengan capaian 95% perizinan ekspor dan impor telah sesuai dengan Service Level Agreement (SLA), sebanyak 73% dari barang yang diekspor telah menggunakan SKA di tahun 2019, peningkatan pengguna sistem perizinan online diharapkan meningkat menjadi 35% di tahun 2019, serta capaian kebijakan pendelegasian penerbetan perizinan sektor perdagangan ke KEK ditargetkan menjadi 100% di tahun 2019.
I.1.4 Peningkatan Pengamanan Perdagangan Pemanfaatan instrumen perdagangan yang berupa Non Tariff Measures terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan Pengenaan Non Tariff Measures lebih besar dibandingkan terhadap peningkatan penyelesaian terhadap pencabutan pengenaan Non Tariff Measures. Penanganan Penyelesaian Permasalahan Perdagangan Luar Negeri terkait dengan Non Tariff Measures merupakan salah satu tantangan dalam mempertahankan performance ekspor produk Indonesia di negara Mitra Dagang.
654
673
546 451 324
300 200
http://www.pikiran-rakyat.com, 20 Februari 2015
926
768
800
26/2012 tentang KEK Tanjung Lesung, harus beroperasi pada akhir Februari 2015. Ini bertujuan
Dukungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor 5 (lima) tahun ke depan.
934 856
100
57
0 2008
99
128
148
179
251
211
175
282
By Nov By May By Oct By May By Nov By May By Nov By May By Oct 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
Stock of mesures
Removals
Grafik 8 Perkembangan Pengenaan Non Tariff Measures di Dunia 2010-2014 Note : The monitoring of the accumulation of restrictions and the removals started at end-2010. Information on trade restrictions and distortions in place before October 2008 is not available. Source: WTO Secretariat
Hambatan Non Tariff untuk perdagangan termasuk kuota impor, lisensi khusus, standar untuk kualitas barang, keterlambatan birokrasi di bea cukai, pembatasan ekspor, membatasi kegiatan perdagangan negara, subsidi ekspor, bea countrevailing, hambatan teknis perdagangan, sanitary dan phyto sanitary measures, aturan asal barang, dll. Berdasarkan perkembangan aktivitas perdagangan Luar Negeri khususnya negara-negara yang tergabung dalam G-20. Pengenaan Non Tariff paling banyak dikenakan berupa non tariff untuk impor dan trade remedi.
Tabel 7 Pengenaan Non Tariff Measures 2011-2014
Type of Measure
Mid-Oct 10 May to mid to Oct 11 Apr 11 (6 Months) (6 Mounths)
Mid-Oct 11 to mid May 12 (7 Months)
Mid-May to mid -Oct 12 (5 Months)
Mid-Oct 12 to mid- May 13 (7 Months)
Mid-May 10 mid Nov 13 (6 Months)
Mid-Nov 13 to mid- May 14 (6 months)
MidMay 14 to mid Oct 14 (5 months)
Trade 53 44 66 46 67 70 66 54 remedy Import 52 36 39 20 29 36 25 25 Export 11 19 11 4 7 8 17 9 Other 6 9 8 1 6 2 4 5 Total
122
108
124
71
109
116
112
93
Averance 20.3 18.0 17.7 14.2 15.6 19.3 18.7 18.6 per month Sumber : WTO Secretariat
By mid-October 2010 57
By mid-October 2014 22.7%
15%
282
324 962
85% 77.3% 381 measures Effectively eliminated measures
1,244 measures Stockpile of restrictive measures
Grafik 9 Perbadingan Pengenaan Non Tariff Measures di Dunia 2010/2014
Sumber : WTO Secretariat
23
24
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tabel 8 Share Pengenaan Non Tariff Measures terhadap Impor Mid-Oct 11 to mid-May 12*
Mid-May 12 to mid-Oct 12a
Mid-Oct 12 to mid May 13a
Mid-May to mid- Nov 13b
Mid-Nov 13 to mid- May 14b
Mid-May 14 to mid Oct 14c
Cumulative total (as from Oct 2008)c
Share in total world imports
0.9 0.3 0.4 0.9 0.2 0.6 4.1
Share in G-20 imports
1.1 0.4 0.5 1.1 0.3 0.8 5.3
A n t i D u m p in g Berdasarkan perkembangan pengenaan Anti Dumping, Indonesia termasuk negara yang sering dikenakan tuduhan anti dumping. Berdasarkan komoditi, pengenaan anti dumping tahun 2012-2014 paling banyak dikenakan untuk komoditi logam (metals)
Tabel 10 Pengenaan Anti Dumping Berdasarkan Negara yang Dikenakan (2012 -2014)
Source: WTO Secretariat a Based on 2011 import data. b Based on 2012 import data. c Based on 2013 import data.
G-20 Member
adalah alat kebijakan perdagangan yang
memungkinkan pemerintah untuk mengambil tindakan perbaikan terhadap impor yang menyebabkan kerusakan untuk industri dalam negeri. Trade remedies tersebut dibagi secara luas menjadi: 1. Tindakan anti dumping 2. Countervailing duty 3. Safeguard action
(%) HS CHAPTERS
SHARE IN TOTAL
RESTRICTION Total import affected Agriculture (HS 01-24) HS 10 - Cereals HS 11 - Products of the milling industry; malt; starches HS 15 - Animal or vegetable fats and oils HS 17 - Sugar and sugar confectionery Industry products (HS 25 - 97) HS 25 - salt; sulfur; earths and stone; plastering materials HS 26 - Ores, stag and ash HS 27 - Mineral fuels and oils HS 29 - Organic chemicals HS 31 - Fertilizers HS 32 - Tanning or dyeing extracts; paints, varnishes HS 38 - Miscellaneous chemicals products HS 39 - Plastic and articles thereof HS 40 - Rubber and articles thereof HS 48 - Paper and paperboard HS 52 - Cotton HS 54 - Man-made filaments HS 64 - Footwear HS 71 - Articles of iron and steel HS 76 - Aluminium and articles thereof HS 83 - Machinery and mechanical appliances HS 85 - Electrical machinery and parts thereof HS 86 - Railway or tramway HS 87 - Vehicles HS 90 - Optical and other precision instruments HS 94 - Furniture; bedding material; lamps
100.0 3.9 3.0 0.1 0.1 0.5 96.1 0.1 0.4 22.6 2.6 0.1 0.2 0.6 0.5 3.9 0.6 7.2 0.1 1.6 0.5 0.1 1.7 25.6 0.2 2.0 0.7 2.7
Note : Calculations are based on 2013 import figures. Estimates of trade coverage were made for measures for which HS codes were provided or were easy to identify. The value of total imports affected equals US$ 117.6 billion. The following HS Chapters, showing a share of less than 0.05%, are not included in the table: 09, 16, 20, 22, 23, 24, 28, 36, 42, 44, 45, 55, 61, 62, 68, 69,82, 89, 92, 95, 96 Sumber : WTO Secretariat estimates, based on UNSD Comtrade database.
15 May 2013
15 May 2014
- 30 Sept 2013
- 30 Sept 2014
Argentina 5 3 4 Australia 10 10 3 Brazil 19 16 22 Canada 1 12 12 China 5 5 5 European Union 4 1 8 India 8 15 4 Indonesia 7 14 6 Japan 1 - Korea, Rep. of - - 4 Mexico 1 4 6 Russian Federation 1 - 2 South Africa - 3 2 Turkey 2 - United States 2 20 10 TOTAL 66 103 88
Tabel 9 Pengenaan Non Tariff Measures Berdasarkan Jenis Komoditi yang Dikenakan
Trade Remedies
15 May 2012 - 30 Sept 2012
Source: WTO Secretariat
mid - May 2012 - end - September 2012 Others 5% Textile 6% Machinery 6%
mid - May 2013 - end - September 2013
Plastics/ rubber 29%
Food 5%
Others 5%
Stone/plaster 9%
Stone/plaster 8%
Metals 34%
Plastics/ rubber 10%
Chemicals 20%
Machinery 12% Chemicals 12%
Metals 26%
Wood 13%
mid - May 2014 - end - September 2014 Others 22% Metals 43% Machinery 4% Chemicals 10%
Plastics/rubber 21%
Grafik 10 Pengenaan Anti Dumping Berdasarkan Komoditi yang Dikenakan (2012-2014) Source: WTO Secretariat
25
26
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tabel 11 Pengenaan Countervailing Measures Berdasarkan Negara yang Dikenakan (2012-2014) G-20 Member
15 May 2012
15 May 2013
15 May 2014
- 30 Sept 2012
- 30 Sept 2013
- 30 Sept 2014
Canada 1 1 11
Logam masih menduduki posisi primadona sebagai komoditi yang sering dikenakan Countervailing Measures
China
Argentina
Mexico
China
China
China
Brazil
EU
United State
EU
Korea, Rep. of
India
India
Chinese Taipei
Brazil
United States
Indonesia G-20 as share of total; 80.6%
Thailand
Thailand
G-20 as share of total; 78.7%
G-20
G-20
1 1 -
EU
Brazil
G-20 0 5 10 15 20 25
South Africa
Canada
- - 1
China
China
Mexico - 1 -
EU
Korea, Rep. of
EU
Korea, Rep, of
EU
Malaysia
United States
Turkey
Brazil
United State
-
4
10
TOTAL
3
7
23
Source: WTO Secretariat
India Chinese Taipei G-20
Chinese Taipei
Food 14%
Chemicals 20% Metals 67%
China
China
India
Korea, Rep. of
Japan
United State
Vietnam
Korea, Rep. of
Turkey
India
Indonesia G-20 as share of total; 89.3%
Chinese Taipei
Thailand
Russian Federation
China
China Hong Kong, China
EU
Chinese Taipei
Thailand
Korea, Rep. of
Macao, China
Korea, Rep. of
Malaysia
Chinese Taipei EU
Thailand G-20 as share of total; 66.8%
G-20
Singapore
G-20 as share of total; 47.7%
Indonesia
China
Malaysia
EU
Thailand
India
China
Indonesia
Chinese Taipei
Malaysia G-20 as share of total; 59.1%
G-20 as share of total; 69.8%
Saudi Arabia G-20
G-20 0 1 1 2 2 3
Turkey
Korea, Rep. of
United State G-20
0 5 10 15 20
0 5 10 15 20 25
Japan China
G-20 as share of total; 59.3%
Ukraina G-20
G-20 0 10 20 30 40 50 60 70 80
G-20 as share of total; 100.0%
Negara-negara yang dilaporkan Indonesia terkait dengan Anti Dumping dan Countervailing Measures antara lain China, Taipei, Korea, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Indonesia
Japan
Negara-negara yang melaporkan Indonesia terkait dengan Anti Dumping dan Countervailing Measures antara lain Australia, Uni Eropa, Jepang dan Turki.
G-20
China
United State
G-20 as share of total; 76.2%
Mexico
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
India
Chinese Taipei
Sumber : WTO Secretariat
Chinese Taipei G-20 as share of total; 72.6%
G-20
mid - May 2014 - end - September 2014
Grafik 11 Pengenaan Countervailing Measures Berdasarkan Komoditi yang Dikenakan (2012-2014)
United States
European Union
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Metals 84%
0 5 10 15 20 25
EU
G-20
Misc. Manufactures 4% Plastics/rubber Machinery 4% 4% Vehicles 4%
G-20
United State
Thailand Metals 57%
G-20 as share of total; 91.7%
United State
0 10 20 30 40 50 60
China
mid - May 2013 - end - September 2013
Chemicals 33%
India G-20 as share of total; 80.6%
G-20 0 50 100 150 200
mid - May 2012 - end - September 2012
China
Brazil G-20 as share of total; 78.0%
G-20 as share of total; 100.0%
Korea, Rep. of
0 10 20 30 40 50 60 70 80
0 20 40 60 80 100
European Union 1 - 1 India
Australia
0 5 10 15
0 10 20 30 40
Grafik 12 Anti Dumping dan Countervailing Measures yang Dikenakan oleh Negara Mitra Dagang 2008 – mid 2014 Note Source
: :
Argentina; Indonesia; Japan; Korea, Rep. of; Mexico; and the Russian Federation apply anti-dumping measures only. WTO Secretariat.
27
28
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Dukungan Pengamanan Perdagangan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Selama Triwulan II tahun 2014, kasus trade remedies (tuduhan dumping/subsidi/safeguard) yang ditangani oleh Ditjen Daglu ada sebanyak 32 kasus, yang terdiri dari 14 kasus dumping, 1 kasus dumping circumvention, 4 kasus Subsidi, 9 kasus Safeguard, serta 1 kasus Scope Rulling. Berdasarkan penanganannya, kasus yang dikenakan ada sebanyak 3 kasus, 4 kasus dihentikan, dan 22 kasus masih dalam proses penanganan. Kasus-kasus yang dihentikan pada triwulan II tahun 2014, antara lain : 1. Kasus tuduhan Dumping produk Certain Paper asal Indonesia oleh Pakistan. 2. Kasus tuduhan Subsidi produk Certain Paper asal Indonesia oleh Pakistan. 3. Kasus Safeguard produk Seamless Pipes and Tubes asal Indonesia oleh India. 4. Kasus tuduhan Subsidi produk Monosodium Glutamate asal Indonesia oleh Amerika Serikat. Jika dilihat dari jumlah kasus tuduhan ekspor Indonesia, jumlah kasus pada tahun ini (39 kasus) bertambah sebanyak 6 kasus dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 33 kasus. Secara rinci, 39 kasus tuduhan tersebut adalah 22 kasus tuduhan dumping, 4 kasus tuduhan subsidi, dan 13 kasus tuduhan safeguard. 4 Kasus Subsdi
13 Kasus Safeguard
22 Kasus Dumping
Grafik 13 Kasus Trade Remedies yang Masuk di Ditjen Perdagangan Luar Negeri tahun 2014 Dari semua kasus tersebut, ada kasus yang dikenakan tuduhan, dihentikan dan masih dalam proses. Adapun kasus yang dikenakan tuduhan adalah 7 kasus dumping dan 1 kasus safeguard. Sementara, untuk kasus yang dihentikan pada Tahun 2014 yaitu : 1. Tuduhan dumping produk certain paper oleh Pakistan tertanggal 17 Juni 2014 2. Tuduhan dumping produk newsprint in rolls oleh Malaysia tertanggal 29 Juli 2014 3. Tuduhan subsidi produk certain paper oleh Pakistan tertanggal 2 Juni 2014 4. Tuduhan subsidi produk acrylic yarn oleh Brazil tertanggal 2 Juli 2014 5. Tuduhan subsidi produk monosodium glutamate (MSG) oleh Amerika Serkat tertanggal 31 Maret 2014 6. Tuduhan safeguard produk seamless pipes & tubes oleh India tertanggal 11 Maret 2014.
Sementara itu, terdapat pula keputusan untuk pengenaan bea masuk anti dumping (BMAD)/ bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) atas beberapa produk oleh negara penuduh sebagaimana diuraikan berikut ini : 1. Pengenaan BMAD sebesar 99 persen atas produk Oil Country Tubular Goods (OCTG) oleh Amerika Serikat tertanggal 10 Februari 2014 2. Pengenaan BMAD sebesar US$ 70.58 MT atas produk Poly Vinyl Chloride (PVC) oleh India tertanggal 4 April 2014 3. Pengenaan BMAD sebesar 3,07 persen atas produk Certain Cold Rolled Stainless Steel oleh Vietnam tertanggal 5 Oktober 2014 4. Pengenaan BMAD sebesar 59,7 persen atas produk Certain Hot-rolled Carbon Steel Plate and HighStrength Low-alloy Steel Plate tertanggal 17 April 2014 5. Pengenaan BMAD sebesar 6,19 persen atas produk Monosodium Glutamate (MSG) oleh Amerika Serikat tertanggal 29 September 2014 6. Pengenaan BMAD sebesar 34,6 persen atas produk Gypsum Plasterboard oleh Afrika Selatan tertanggal 17 Juli 2014 7. Pengenaan BMAD sebesar 8,7 persen atas produk Power Transformers oleh Australia tertanggal 2 Desember 2014 8. Pengenaan BMTP sebesar 28,8 - 35,5 persen atas produk Tableware dan Kitchenware of Porcelain oleh Ukraina tertanggal 23 Mei 2014. Sepanjang Tahun 2014, untuk kasus-kasus tuduhan dumping, subsidi dan safeguard, negara yang paling banyak melakukan tuduhan adalah Selama Tahun 2014, negara yang paling sering melakukan tuduhan adalah negara maju yaitu Turki sebanyak 6 (enam) kasus, India, Malaysia dan Uni Eropa masing-masing sebanyak 4 (empat) kasus
Dukungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam Peningkatan Pengamanan Perdagangan 5 (lima) tahun ke depan Market maintanance merupakan salah satu agenda yang disiapkan dalam rangka peningkatan daya saing ekspor (lihat bagan 1: “4 pilar peningkatan daya saing ekspor”). Market maintanance yang dimaksud dalam agenda tersebut peningkatan kemampuan diplomasi perdagangan dalam rangka mengamankan akses pasar dan menurunkan hambatan non tariff, serta meningkatkan peran perwakilan dagang di luar negeri dalam rangka memantau pangsa pasar produk ekspor Indonesia di negara tujuan ekspor utama dan memantau isuisu perdagangan dan perkembangan ekonomi yang mempunyai dampak bagi ekspor Indonesia. Kementerian Perdagangan mengupayakan terwujudnya pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, termasuk di dalamnya pengamanan perdagangan. Dalam mendukung semangat yang tertuang dalam RPJMN dan upaya Kementerian Perdagangan untuk berkontribusi terhadap semangat yang tertuang dalam RPJM tersebut, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri berupaya melakukan pengamanan perdagangan terhadap produk ekspor Indonesia, antara lain melalui: pengamanan akses pasar ekspor dari tuduhan dumping, subsidi, safeguard dan hambatan non tariff lainnya. Diharapkan di tahun 2019 penyelesaian perizinan ekspor dan impor dapat lebih optimal, dengan capaian seluruh kasus yang disampaikan baik melalui pelaku usaha ataupun perwakilan luar negeri kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dapat tertangani.
29
30
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tabel 12 Penanganan tuduhan Dumping, Subsidi dan Safeguard Tahun 2014 Ditjen Perdagangan Luar Negeri No Negara Produk Penuduh
Dukungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam Peningkatan Pengamanan Perdagangan 5 (lima) tahun ke depan
Jenis Tuduhan
1
Afrika Selatan
Gypsum Plasterboard
Dumping
2
Amerika Serikat
Monosodium Glutamate
Dumping
3
Amerika Serikat
OCTG
Dumping
4
Amerika Serikat
Monosodium Glutamate
Subsidi
5
Australia
Power Transformers
Dumping
6
Australia
Hot Rolled Rods in Coils of Steel
Dumping
7
Brazil
Acrylic Yarn
Subsidi
8
Canada
Oil Country Tubular Goods (OCTG)
Dumping
9
Canada
Oil Country Tubular Goods (OCTG)
Subsidi
10
Filipina
Galvanized Iron(GI) And Prepainted Galvanized Iron (PPGI)
Safeguard
11 Filipina
Newsprint
Safeguard
12
India
Seamless Pipes & Tubes
Safeguard
13
India
Saturated Fatty Alcohols
Safeguard
14
India
Cold Rolled Flat Products of Stainless Steel (chromium type)
Safeguard
15
India
2-Ethyl Hexanol
Dumping
16
Jordan
writing and printing papers size A4
Safeguard
17
Kanada
Certain Hot-rolled carbon steel plate and hight-strength low alloy steel plate
Dumping
18
Malaysia
Newsprint In Rolls
Dumping
19
Malaysia
Hot Rolled Coils (HRC)
Dumping
20
Malaysia
Hot Rolled Plate
Safeguard
21
Malaysia
Polyethylene Terepphthalate (PET)
Dumping
22
Pakistan
Certain Paper
Dumping
23
Pakistan
Certain Paper
Subsidi
24
Thailand
Non Alloy Hot Rolled Steel Flat Products in Coils
Safeguard
25
Thailand
Glass Block
Safeguard
26
Thailand
Flat Hot-rolled Steel in Coils and not in Coils (HRC)
Dumping
27
Turki
Polyester Textured Yarn (PTY)
Dumping
28
Turki
Yarn of Man Made Staple Fibers
Dumping
29
Turki
Writing and Printing Paper
Safeguard
30
Turki
Ban Luar Sepeda Motor (Pneumatic tyres new of rubber for motorcycles) ;
Dumping
Ban Dalam Sepeda Motor (Inner tubes of rubber except bicycle or
motor vehicle)
31
Turki
Ban Luar Sepeda dan Ban Dalam Sepeda
Dumping
32
Turki
Polyethylene Terephthalate
Safeguard
33
Ukraina
Tableware dan Kitchenware of Porcelain
Safeguard
34
Uni Eropa
Fatty Alcohol
Dumping
35
Uni Eropa
Monosodium Glutamate (MSG)
Dumping
36
Uni Eropa
Biodiesel
Dumping
37
Uni Eropa
Bicyle
Dumping
38
Vietnam
Cold-rolled stainless steel
Dumping
39
Mesir
Automotive Batteries
Safeguard
Sumber: Direktorat Pengamanan Perdagangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Market maintanance merupakan salah satu agenda yang disiapkan dalam rangka peningkatan daya saing ekspor (lihat bagan 1: “4 pilar peningkatan daya saing ekspor”). Market maintanance yang dimaksud dalam agenda tersebut peningkatan kemampuan diplomasi perdagangan dalam rangka mengamankan akses pasar dan menurunkan hambatan non tariff, serta meningkatkan peran perwakilan dagang di luar negeri dalam rangka memantau pangsa pasar produk ekspor Indonesia di negara tujuan ekspor utama dan memantau isu-isu perdagangan dan perkembangan ekonomi yang mempunyai dampak bagi ekspor Indonesia. Kementerian Perdagangan mengupayakan terwujudnya pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, termasuk di dalamnya pengamanan perdagangan. Dalam mendukung semangat yang tertuang dalam RPJMN dan upaya Kementerian Perdagangan untuk berkontribusi terhadap semangat yang tertuang dalam RPJM tersebut, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri berupaya melakukan pengamanan perdagangan terhadap produk ekspor Indonesia, antara lain melalui: pengamanan akses pasar ekspor dari tuduhan dumping, subsidi, safeguard dan hambatan non tariff lainnya. Diharapkan di tahun 2019 penyelesaian perizinan ekspor dan impor dapat lebih optimal, dengan capaian seluruh kasus yang disampaikan baik melalui pelaku usaha ataupun perwakilan luar negeri kepada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dapat tertangani.
31
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
1.2 Potensi & Permasalahan 1.2.1 Potensi Untuk mencapai sasaran pembangunan perdagangan luar negeri dalam jangka waktu lima tahun ke depan, terdapat sejumlah potensi, baik di internal maupun di lingkungan eksternal Ditjen. Perdagangan Luar Negeri, yang dapat mempengaruhi kinerja perdagangan, sebagai berikut :
1.2.1.1 Ekonomi Global Proyeksi pertumbuhan perdagangan global 5 tahun kedepan (2015-2019) berbeda dengan kondisi 30 tahun lalu, pertumbuhan perdagangan global diperkirakan stabil.
Beberapa kondisi di luar turut mempengaruhi proses pencapaian kinerja Ditjen Daglu dan menjadi potensi yang dioptimalkan. Selain itu potensi yang sudah dimiliki atau berasal dari lingkup Ditjen Perdagangan Luar Negeri akan terus dioptimalkan dan dikembangkan menjadi lebih baik. Pertumbuhan perdagangan global yang stabil, resiko yang berpotensi menahan pertumbuhan ekonomi global dan proyeksi perekonomian Indonesia merupakan peluang
Kinerja perdagangan dunia sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dunia, sejak tahun 1989, perekonomian dan perdagangan dunia selalu mengalami kenaikan kecuali pada tahun 2009. Ekonomi dunia ke depan diperkirakan masih tumbuh di atas 3%, sementara perdagangan dunia juga diperkirakan membaik. Mesin pertumbuhan ekonomi global akan berasal dari pertumbuhan ekonomi negara berkembang dan emerging markets dengan pertumbuhan diatas 5 % pada tahun 2012 walaupun mengalami penurunan laju pertumbuhan pada tahun 2013 menjadi 4,69% namun tahun tahun berikutnya diproyeksikan terjadi peningkatan laju pertumbuhan sampai dengan 5,35 % pada tahun 2019. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi dunia secara umum mengalami laju pertumbuhan pada kisaran 3% dan diproyeksikan pada tahun 2019 akan mencapai tingkat pertumbuhan 4% sementara itu laju pertumbuhan ekonomi pada Negara Advanced Economies masih dibawah 3%.
sekaligus tantangan bagi Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, dalam menghasilkan kebijakan Perdagangan Luar Negeri yang kondusif dan konsisten terhadapupaya pencapaian tujuan Ditjen
30.00
5.35
6.00
25.00
5.00
20.00
4.00
15.00
3.00
10.00
2.00
14.00
5.00
1.00
-
-
Perdagangan Luar Negeri 5 (lima)
(5.00)
tahun ke depan
(10.00)
(2.00)
(15.00)
(3.00)
(1.00)
GDP (%, RHS)
Ekspor (%, LHS)
2019*
2018*
2017*
2016*
2015*
2013
2014*
2011
2012
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
1991-2000
(0.38)
1980-1990
32
Import (%, LHS)
Grafik 14 Pertumbuhan Ekonomi dan Perdagangan Dunia Sumber : IMF (diolah Puslit Daglu)
Perekonomian dunia secara umum masih berpeluang besar untuk terus membaik.Beberapa faktor resiko tetap ada dan berpotensi menahan pertumbuhan ekonomi global
Namun demikian, resiko ekonomi global ke depan masih tetap ada, antara lain: • Uni Eropa sudah mulai keluar dari resesi, tetapi PDB per kapita beberapa negara terlihat menurun dan sektor perbankan masih terlihat lemah. • China yang merupakan kekuatan ekonomi terbesar, potensi investasi keluar dari negara tersebut diperkirakan dapat mengkoreksi pertumbuhan ekonomi China
Kondisi Perekonomian Global pada triwulan pertama tahun 2014 mulai menunjukkan pemulihan yang terus berlanjut.Perlambatan ekonomi terjadi pada tahun tahun sebelumnya di beberapa negara besar yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa dan Tiongkok. Namun demikian, perekonomian dunia secara umum masih berpeluang besar untuk terus membaik mengingat perlambatan ekonomi di Amerika Serikat bersifat temporer dan perlambatan ekonomi di Tiongkok telah mendorong pemerintah untuk merespon dengan berbagai program pembangunan dan stimulus, sementara itu kawasan Uni Eropa telah menunjukan perbaikan hal ini tercermin dari semakin kuatnya pertumbuhan ekonomi di Inggris, tekanan inflasi yang relatif masih terkendali memberikan ruang bagi Bank Sentral untuk mendorong aktivitas ekonomi melalui kebijakan moneter yang tetap akomodatif. Kebijakan Fiskal yang telah dilaksanakan dengan cermat menjadikan kondisi yang lebih sehat dan sekaligus menciptakan ruang untuk stimulus yang diperlukan. Meskipun melambat pada awal tahun, ekonomi global diperkirakan tetap akan tumbuh meningkat sepanjang tahun 2014, terutama didorong oleh pertumbuhan ekonomi negara maju. Peningkatan pertumbuhan diperkirakan akan berlanjut di tahun 2015 dengan kontribusi negara berkembang terhadap pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan meningkat.
Pemulihan ekonomi global akan didorong oleh kuatnya pertumbuhan ekonomi di Kawasan Asia dan perekonomian negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan sebesar 6%. Pertumbuhan di Kawasan Asia akan di dorong oleh Ekonomi RRT dengan pertumbuhan rata rata di atas 7 % pada tahun 2013 dan pada tahun 2019 diperkirakan masih akan tumbuh mencapai 6,52 %. Sedangkan India yang tingkat pertumbuhan masih dibawah 5 % pada tahun 2012 dan 2013 diperkirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang diatas 6 % pada tahun 2014 sampai dengan 2019. Indonesia, dengan tingkat pertumbuhan 6,26 % pada tahun 2012 dan mengalami penurunan tingkat pertumbuhan menjadi 5,78 % tahun 2013 dan pada tahun tahun berikutnya diperkirakan selama periode 2016 – 2019 akan mengalami pertumbuhan ekonomi dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 6%, melebihi laju pertumbuhan Negara Malaysia dan Thailand dengan angka pertumbuhan dibawah 6%. Proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi untuk periode 2014 –2019 di ASEAN akan dicapai oleh Negara Myanmar dengan tingkat pertumbuhan dengan angka pertumbuhan diatas 7%. Tingkat pertumbuhan ekonomi di Vietnam diperkirakan tidak jauh beda dengan Indonesia, yakni dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6 %.
Tabel 13 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan India 2015-2019 Country
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Tiongkok 7.65 7.67 7.54 7.28 6.97 6.76 6.63 6.52 India
4.74 4.35 5.42 6.35 6.48 6.65 6.73 6.77
Indonesia 6.26 5.78 5.36 5.80 6.00 6.00 6.00 6.00 Malaysia 5.64 4.69 5.20 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 Myanmar 7.30 7.50 7.80 7.80 7.80 7.80 7.80 7.70 Philippines 6.82 7.16 6.47 6.51 6.21 6.01 6.02 6.02 Thailand 6.49 2.87 2.50 3.78 4.79 4.73 4.50 4.47 Vietnam
5.25 5.42 5.60 5.70 5.80 5.90 6.00 6.00
Sumber: World Economic Outlook (diolah Puska Daglu)
Pertumbuhan ekonomi Asia memiliki kontribusi terhadap pemulihan ekonomi global. Kinerja Ekspor di negara Asean diperkirakan mengalami penurunan, sedangkan kinerja impor megara ASEAN diperkirakan mengalami kenaikan
33
34
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
10 8 6 4 2 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tionkok
India
Myanmar
Philipina Thailand Vietnam
Indonesia Malaysia
Grafik 3. Pertumbuhan Ekonomi di Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan India Prediksi turunnya kinerja ekspor menjadi tantangan bagi Ditjen Perdagangan Luar Negeri untuk dapat terus menstimulus ekspor melalui kebijakan perdagangan luar negeri yang kondusif, antara lain: dukungan terhadap kebijakan pembiayaan perdagangan
Kinerja ekspor di Beberapa Negara ASEAN diperkirakan mengalami penurunan Beberapa negara ASEAN diprediksi akan mengalami penurunan. Pertumbuhan ekspor di negara Malaysia, Myanmar, Thailand dan Vietnam diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang cenderung lebih kecil apabila dibandingkan dengan tahun 2014. Pertumbuhan ekspor Indonesia diperkirakan akan mengalami kenaikan sampai dengan tahun 2016 dan selanjutnya cenderung stagnan sampai dengan tahun 2019.
Tabel 2. Proyeksi Pertumbuhan Ekspor di Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan India. Country
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Tiongkok 5.69 8.62 6.80 7.00 6.90 6.80 6.60 6.50 India 2.23 5.84 7.74 8.19 8.19 8.19 8.19 8.19 Indonesia -1.00 2.17 2.37 6.77 11.62 8.95 9.46 8.35 Malaysia -4.01 -3.25 4.33 4.18 4.30 4.30 4.07 3.51 Myanmar 0.97 16.31 23.30 12.16 12.07 13.39 16.14 15.43 Philippines 10.74 0.62 7.50 7.70 6.63 6.28 6.09 6.27 Thailand 2.46 0.24 6.71 5.08 5.16 5.19 5.45 5.19 Vietnam 21.28 11.79 18.29 13.62 11.18 10.47 8.05 7.90 Sumber: World Economic Outlook (diolah Puska Daglu)
25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 -5.00
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
-10.00 Tionkok
India
Myanmar
Philipina Thailand Vietnam
Indonesia Malaysia
Grafik 4. Proyeksi Pertumbuhan Ekspor di Beberapa Negara ASEAN Plus Tiongkok dan India
1.2.1.2 Ukuran Pasar Domestik Indonesia merupakan negara dengan pasar domestik yang sangat besar. Disamping luasnya wilayah, ukuran pasar domestik tercermin besarnya jumlah populasi dan tingginya tingkat pertumbuhan penduduk dengan daya beli yang semakin meningkat, dan besarnya nilai produksi perekonomian. Populasi yang besar merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara karena pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh konsumsi masyarakat. Kontribusi pengeluaran konsumsi masyarakat terhadap PDB di Indonesia berkisar antara 60 – 70% terhadap PDB. Tidak lama lagi, pertumbuhan ekonomi Indonesia
35
akan diberkahi oleh adanya Bonus Demografi, dimana persentasi populasi produktif akan lebih besar dibandingkan persentase populasi non produktifnya. Sejalan dengan peningkatan daya beli masyarakat, maka Indonesia merupakan potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi pengusaha lokal maupun pengusaha asing. Senada dengan hal di atas, Asian Development Bank (2014) melaporkan bahwa pada tahun 2030 sebanyak 1,4% penduduk dunia merupakan penduduk Indonesia, naik 0,4% basis points (bps) dibanding tahun 2010, sementara sebagian besar di negara lain justru stagnan bahkan ada juga yang menurun seperti terjadi di Jepang, Eropa dan Amerika Serikat. Terjadinya peningkatan daya beli masyarakat tercermin dari perkiraan bahwa dalam 10 – 15 tahun ke depan middle-income class di Indonesia akan naik dua kali lipat. Informasi lain juga menunjukkan bahwa pada tahun 2030 akan terjadi pertumbuhan consuming class di Indonesia menjadi 135 juta jiwa dari 45 juta jiwa pada tahun 2012 (McKinsey Global Institute, 2012).
1.2.1.3 Iklim Usaha Perdagangan Kementerian Perdagangan tetap berkomitmen dan konsisten untuk terus melakukan perbaikan iklim usaha, khususnya di sektor Perdagangan Luar Negeri. Komitmen dan konsistensi untuk terus memperbaiki iklim usaha di Indonesia tidak saja merupakan potensi untuk mendukung kinerja investasi dan ekspor, tetapi juga akan senantiasa mempertahankan ekspektasi positif pelaku usaha untuk melakukan dan meningkatkan aktivitas-aktivitas bisnisnya di Indonesia. Selain dari pada itu, dengan diterbitkannya landasan UU yang mengatur Perdagangan, maka Kementerian Perdagangan juga berkeinginan untuk memberikan kepastian berusaha dengan memberikan tata cara berbisnis yang transparan, pasti, jelas dan terukur. Diharapkan langkah tersebut dapat merebut perhatian para calon pengusaha untuk memulai bisnisnya di Indonesia. Di lain pihak, dengan terbentuknya berbagai aturan mengenai tata cara berbisnis yang transparan, jelas dan terukur dapat menjaga iklim persaingan usaha yang sehat dan terus bertumbuh.
1.2.1.4 Peningkatan Ekspor Produk Olahan Indonesia memiliki beragam jenis komoditi unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan, sementara itu Kementerian Perdagangan melalui unit Ditjen Perdagangan Luar Negeri memiliki kewenangan untuk mengeluarkan kebijakan yang mengatur komoditi ekspor dan impor. Banyaknya Sumber Daya Alam yang dapat dioptimalkan untuk di ekspor, memberikan ruang gerak yang cukup besar bagi Ditjen Perdagangan Luar Negeri untuk meregulasikan peraturan terkait ekspor produk olahan yang utamanya berpihak kepada peningkatan perekonomian domestik melalui upaya peningkatan ekspor bernilai tambah sekaligus perlindungan terhadap keberlangsungan Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui.
1.2.1.5. Daya Saing dan Ekonomi Biaya Tinggi Global Competitiveness Index Berbagai survei yang merepresentasikan daya saing seperti Index Ease of Doing Business, Logistic Performance Index, Index of Economic Freedom (kebebasan berusaha), dan Global Competitiveness Index, Indonesia berada pada peringkat 38 atau naik 12 peringkat dibandingkan periode tahun sebelumnya (2012-2013) yang berada pada peringkat 50. Di tahun sebelumnya India masih lebih tinggi daripada Indonesia, pada periode tahun 2013-2014 India berada pada urutan ke 60. Dengan demikian terdapat perkembangan yang positif dalam peringkat daya saing Indonesia, hal tersebut menjadi potensi bagi Indonesia untuk mengoptimalkan apa yang sudah diraih. Meskipun demikian permasalahan untuk mempertahankan apa
Berdasarkan survey pada beberapa lembaga survey dunia, performance Indonesia menunjukan kemajuan dalam perbaikan sektor pembangunan dan logstik. Hal ini menjadi potensi, terutama dalam menciptakan Iklim Usaha Perdagangan Luar Negeri yang Semakin Baik
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
yang sudah diraih, bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Konsistensi dan upaya untuk menjadi lebih baik harus terus dilakukan.
Performance Indonesia terkait logistik juga semakin membaik dari tahun ke tahun. Indonsia menduduki peringkat ke 53 di tahun 2014, dibandingkan tahun sebelumnya (2012) di peringkat ke 59.
Singapore
2 3 2 18 2 2 1 1 2 7 34 17 9
Malaysia
24 29 29 38 33 46 10 25 6 51 26 20 25
Brunei Darussalam 26 25 58 1 23 55 42 10 56 71 131 56 59 Thailand
37 78 47 31 81 66 34 62 32 78 22 40 66
Indonesia
38 67 61 26 72 64 50 103 60 75 15 37 33
Philippines
59 79 96 40 96 67 82 100 48 77 33 49 69
Vietnam
70 98 82 87 67 95 74 56 93 102 36 98 76
Lao PDR
81 63 84 93 80 111 54 44 91 113 122 78 68
Cambodia
88 91 101 83 99 116 55 27 65 97 92 86 91
Myan mar
139 141 141 125 111 139 135 98 144 148 79 146 143
Worst
Median
Best
sumber: Global Competitiveness Index, World Economic Forum
Best performe globally DB 2014
Thailand DB2014
Philippines DB2014
Malaysia DB2014
India DB2014
China DB2014
Cambodia DB2014
Paying Taxes (rank) 137 132 65 120 158 36 131 70
United Arab Emirates (1)
Payments (number per year 52 52 40 7 33 13 36 22 Hong Kong SAR, China (3)* Time (hours per year) 259 259 173 318 243 133 193 264 Trading Across Borders (rank)
united Arab Emirates ( 12 )
54
52
114
74
132
5
42
24
Singapore (1)
Documents to export (number)
4
4
8
8
9
4
6
5
Ireland(2)*
Time to export (days)
17
17
22
21
16
11
15
14
5 Economies (6)*
615
644
795
620
1,170
450
585
595
Malaysia (450)
Documents to import (number)
8
8
9
5
11
4
7
5
Ireland(2)*
Time ti Import (days)
23
23
24
24
20
8
14
13
Singapore (4)
660
660
930
615
1,250
485
660
760
Singapore (440)
Cost to export (US$ per container)
Cost to Import (US$ per container)
Berdasarkan tabel tersebut Indonesia unggul pada ukuran pasar dan kondisi ekonomi makro yang kondusif. Berdasarkan Global Competitiveness Index, Indonesia telah berhasil melakukan kemajuan di 10 sektor dari 12 sektor yang dinilai, 10 sektor tersebut antara lain: infrastruktur, tenaga kerja, kinerja institusi pemerintah dan swasta, kondisi makro ekonomi, populasi, innovasi, iklim usaha, ukuran pasar, efisiensi pasar barang, dan pendidikan. Sementara itu 2 (dua) sektor yaitu kesehatan dan teknologi, belum menunjukan perubahan yang signifikan.
Indonesia DB2013
Indicator
12th pillar Innovation
10th pillar Market size
9th pillar Technological deadliness
8th pillar Financial market development
7th pillar Labor market efficiency
6th pillar Goods market efficiency
5th pillar Higher education and training
11th pillar Business sophistication
INNOVATION AND SOPHISTICATION FACTORS
EFFICIENCY ENHANCERS
4th pillar Health and primary education
3rd pillar Macro economic environment
2nd pillar Infrastructure
Country Economy
1st pillar Institutions
BASIC REQUIREMENTS
Indonesia DB2014
Performance of ASEAN members in the 2013-14 GCI and the 12 composing pillars, rank out of 148 economies
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
36
Dalam melakukan kegiatan ekspor dan impor, tercatat perkembangan yang baik dalam hal biaya ekspor yang relatif lebih murah. Sementara itu terkait dokumen dan waktu baik terkait ekspor maupun impor, performance tahun 2014 tidak berubah apabila dibandingkan tahun 2013
Logistic Performance Index
2014 LPI
Economy Rank Score
2012 LPI % of Highest performer Rank Score
2010 LPI % of Highest Performe Rank Score
% of Highest Performe
Vietnam
43 3.15 69.0 53 3.00 64.1 53 2.96 63.1
Indonesia
53 3.08 66.7 59 2.94 62.2 75 2.76 56.7
India
54 3.08 66.6 6 3.08 66.4 47 3.12 67.9
Philippine
57 3.00 64.2 52 3.02 64.8 44 3.14 68.8
Ukraine
61 2.98 63.3 66 2.85 59.3 102 257 50.6
Egypt. Arab Rep. 62 2.97 63.0 57 2.98 63.3 92 2.61 51.8 El Salvador
64 2.96 62.8 93 2.60 51.2 86 2.67 53.7
Pakistan
72 2.83 58.5 71 2.83 58.4 110 2.53 53.7
Nigeria
75 2.81 57.6 121 2.45 46.3 100 2.59 51.0
Guatemala
77 2.80 57.6 74 2.800 57.7 90 2.63 52.4
Sumber : Logistic Performance Index 2010, 2012 and 2014
Suasana perekonomian di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur
37
38
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
1.1.6 Kualitas SDM Ditjen Perdagangan Luar Negeri Selain berbagai potensi yang berada di lingkungan eksternal Kementerian Perdagangan yang telah diuraikan di atas, Ditjen Perdagangan Luar Negeri juga memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang semakin baik di lingkungan internalnya, dalam rangka menyelenggarakan pembangunan perdagangan di sektor perdagangan luar negeri, antara lain: Jumlah lulusan Strata-2 semakin banyak. Selama 5 tahun terakhir ini, komposisi pegawai Ditjen Perdagangan Luar Negeri tahun 2014 terdiri Strata-2 sebanyak 95 orang (36.12 persen), dan Strata-1 sebanyak 126 orang (47.91 persen) dari total 263 pegawai. Hal ini berarti terdapat sekitar 36.12 persen dari total pegawai dipersiapkan menjadi manajer strategis yang akan memimpin Ditjen Perdagangan Luar Negeri ke depan. Telah diadakan diklat pengembangan pegawai di lingkungan Ditjen Perdagangan Luar Negeri, antara lain: Pelatihan Manajemen Expor Impor untuk 4 (empat) orang peserta diharapkan pegawai dapat mampu memahami dan mengerjakan semua proses dan impor khususnya dalam penyelesaian administrasi baik, khususnya dengan Dinas Perindag, Bea Cukai, Perbankan, Perusahaan Jasa Angkutan, Surveyor, Asuransi serta unit terminal peti kemas. Pelatihan Capacity Building pengembangan pribadi dan karier di John Robert Power sebanyak 30 orang, diharapkan para pegawai yang terlibat dapat mengembangkan bakat sesuai dengan tupoksi.
1.1.7 Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka mengatur perdagangan dalam hal ini Ditjen Perdagangan Luar Negeri merupakan potensi yang dapat dimaksimalkan dalam rangka mencapai sasaran pembangunan perdagangan luar negeri ke depan. Kebijakan tersebut terutama terkait dengan pengelolaan ekspor dan impor. Kebijakan Ekspor dalam rangka Pengelolaan Ekspor :
Kebijakan Ekspor diarahkan untuk peningkatan ekspor produk produk yang bernilai tambah yang diharapkan berimplikasi pada peningkatan industri di dalam negeri yang pada akhirnya dapat meningkatkan perluasan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan ataupun devisa. Ketentuan umum di bidang ekspor meliputi pengelompokan barang yang bebas, dibatas dan dilarang ekspornya. • - - - - - -
Alasan pembatasan ekspor adalah : Untuk melindungi keamanan nasional atau kepentingan umum Untuk melindungi kesehatan manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan atau lingkungan Adanya perjanjian internasional atau kesepakatan yang ditandatangani dan diratifikasi oleh pemerintah Terbatasnya pasokan di pasar dalam negeri atau untuk konservasi secara efektif Terbatasnya kapasitas pasar di negara atau wilayah tujuan ekspor, dan/atau Terbatasnya ketersediaan bahan baku yang dibutuhkan oleh industri pengolahan.
• Alasan pelarangan ekspor adalah : - Mengancam keamanan nasional atau kepentingan umum termasuk sosial, budaya dan moral masyarakat - Melindungi hak atas kekayaan intelektual - Melindungi kehidupan manusia dan kesehatan - Merusak lingkungan hidup dan ekologi, dan/atau - Berdasarkan perjanjian internasional atau kesepakatan yang ditandatangani dan diratifikasi oleh pemerintah Kebjakan Impor dalam rangka Pengelolaan Impor : • Pengelolaan impor pada dasarnya ditujukan untuk: - Pengamanan pasar dalam negeri dengan menjaga ketersediaan pasokan barang pokok dan strategis dalam rangka menjaga stabilisasi harga
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
- Menjaga daya saing ekspor dengan menjaga ketersediaan bahan baku asal impor yang tidak tersedia di dalam negeri - Menjaga ketersediaan barang modal asal impor yang diperlukan dalam proses produksi dalam mendukung industrialisasi Kebijakan Impor dalam rangka Pengelolaan Impor utamanya (tetapi tidak terbatas) ditujukan untuk Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi). Substitusi Impor adalah strategi industrialisasi untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk asing, dengan mendorong produksi produk manufaktur yang selama ini diimpor di dalam negeri. • Tujuan utama substitusi impor antara lain: – Mengurangi pembelanjaan devisa negara; – Mendorong aktivitas industri di dalam negeri dan bertumbuhnya subsektor perekonomian terkait lainnya, disisi hulu dan hilir industri tersebut; – Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat; – Meningkatkan kandungan local content didalam struktur produk ekspor; – Salah satu mekanisme pengamanan pasar dalam negeri dalam menghadapi arus barang masuk sebagai hasil implementasi AEC 2015. Upaya ini perlu mendapatkan tanggapan dari pihak perbankan dan lembaga pembiayaan karena merupakan kesempatan yang sangat strategis dalam mendorong perekonomian domestik. Selain itu Kebijakan Impor dalam rangka Pengelolaan Impor juga bertujuan untuk menjaga strukur impor yang semakin bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi domestik, dimana impor barang modal, bahan baku dan penolong lebih besar sharenya dibandingkan impor barang konsumsi dan tentunya dengan tetap mengemban semangat substitusi impor.
1.1.8 Undang - undang Perdagangan Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang merupakan dasar hukum dalam menetapkan kebijakan di bidang perdagangan, maka menjadi potensi dasar regulasi yang lebih kuat dan terlembagakan bagi pencapaian sasaran pembangunan perdagangan lima tahun ke depan. Tujuan dari penetapan Undang Undang Perdagangan adalah : – Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional serta berdasarkan asas kepentingan nasional, kepastian hukum, adil dan sehat, keamanan berusaha, akuntabel dan transparan, kemandirian, kemitraan, kemanfaatan, kesederhanaan, kebersamaan, dan berwawasan lingkungan – Melindungi dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Indonesia – Menyelaraskan seluruh undang-undang parsial yang ada dalam sektor perdagangan – Perlindungan dan pemberdayaan koperasi serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). – Pemberdayaan, permodalan, bantuan promosi dan pemasaran – Sinergi antara berbagai pihak dalam mempersiapkan diri menghadapi semakin ketatnya persaingan ekonomi global – Sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku usaha dan pihak-pihak terkait – Kepastian penyebaran perdagangan di daerah, sehingga disparitas harga di daerah tidak besar. – Peran aktif pemerintah daerah terhadap upaya peningkatan dan pengawasan perdagangan secara konsentrasi masing-masing daerah serta koordinasi dengan seluruh stakeholders terkait yang didukung penuh oleh Pemerintah Pusat.
39
40
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Pokok-pokok ketentuan bidang Perdagangan Luar Negeri dalam Undang Undang Perdagangan meliputi : • Cara pembayaran dan cara penyerahan barang dalam kegiatan ekspor dan impor untuk meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional (Pasal 40) • Eksportir bertanggungjawab terhadap barang yang diekspor (Pasal 43) • Importir bertanggungjawab terhadap barang yang diimpor (Pasal 46) • Importir wajib mengimpor Barang dalam keadaan baru, kecuali ditentukan lain oleh Menteri Perdagangan (Pasal 47) • Mendukung peningkatan penggunaan produk dalam negeri (Pasal 22) melalui program industrialisasi/ substitusi impor • Mendukung ketersediaan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting dalam jumlah yang memadai, mutu yang baik, dan harga yang terjangkau (Pasal 25-31) • Mendukung kewajiban penggunaan label berbahasa indonesia pada barang yang diperdagangkan (Pasal 6) • Mendukung dilakukannya pembelaan atas tuduhan dumping dan/atau subsidi terhadap barang ekspor, eksportir, dan pengenaan tindakan pengamanan perdagangan untuk mengatasi lonjakan jumlah barang impor (Pasal 67-72) • Menunjang kegiatan perdagangan di perbatasan dan pemberdayaan koperasi serta UMKM di sektor perdagangan • Mendukung pengendalian kegiatan perdagangan di bidang perizinan dan larangan dan pembatasan
Dalam mengemban tugasnya, Ditjen Perdagangan Luar Negeri tidak terlepas dari problematika baik yang
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Faktor dari luar yang juga berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia adalah investasi yang datang dari luar selama ini berpengaruh terhadap fluktuasi rupiah, sehingga merupakan faktor eksternal yang harus diperhatikan. Hal lain yang juga akan berdampak kepada perekonomian Indonsia antara lain tekanan inflasi dan nilai tukar, membanjirnya barang impor, sehingga memerlukan proteksi terhadap konsumen dalam negeri, faktor geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau (memicu disparitas harga, penyelundupan, rendahnya dukungan infrastruktur, dll).
1.2.2 Permintaan Dunia Beberapa negara utama tujuan ekspor Indonesia, mengalami penurunan trend impor. Hal tersebut mengindikasikan adanya penurunan impor di negara tersebut yang akan berpengaruh terhadap kinerja ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut.
Tabel 18 Negara-negara Tujuan Ekspor Indonesia Utama
Dengan telah ditetapkannya Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan yang merupakan dasar hukum dalam menetapkan kebijakan di bidang perdagangan, maka menjadi potensi dasar regulasi yang lebih kuat dan terlembagakan bagi pencapaian sasaran pembangunan perdagangan lima tahun ke depan.
berasal dari luar maupun dalam lingkup Ditjen Perdagangan Luar Negeri.
1.2. Permasalahan Disamping berbagai potensi yang dimiliki, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri juga dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kinerja perdagangan luar negeri dalam periode lima tahun mendatang, antara lain:
1.2.1 Perekonomian Global Sebagaimana telah disebutkan di atas Pertumbuhan ekonomi Asia memiliki kontribusi terhadap pemulihan ekonomi global. Kinerja Ekspor di negara Asean diperkirakan mengalami penurunan, sedangkan kinerja impor megara ASEAN diperkirakan mengalami kenaikan, Prediksi turunnya kinerja ekspor menjadi tantangan bagi Ditjen Perdagangan Luar Negeri untuk dapat terus menstimulus ekspor melalui kebijakan perdagangan luar negeri yang kondusif, antara lain: dukungan terhadap kebijakan pembiayaan perdagangan. Selain itu fluktuatif harga komoditas di pasar internasional, merupakan tantangan dalam menjaga stabilitas harga utamanya komoditas ekspor. Pemberlakuan AEC 2015, juga merupakan salah satu tantangan yang harus dihadapi dan peningkatan kemampuan daya saing produk Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang harus segera diselesaikan. Peningkatan kebutuhan akan energi dan pangan dunia, harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan dalam meproduksi dan mensuplai kebutuhan akan energi serta pangan, disamping juga menjaga stabilitas harga. Meningkatnya kebutuhan akan energi dan pangan dapat mengancam defisit, ketahanan pangan, dll.
Sumber: Rumah Riset Presisi
1.2.2.3 Akses dan Pengamanan Pasar Luar Negeri Meningkatnya hambatan non tarif. Sejak terjadinya krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 2012, sebagian besar negara di dunia meningkatkan pengamanan pasar domestiknyamelalui penerapan hambatan non-tarif bagi produk impor yang akan masuk ke negaranya. Kondisi ini tentunya memberikan pengaruh bagi Indonesia, karena penerapan hambatan non tariftersebut juga dikenakan terhadap produk yang berasal dari Indonesia. Akses dan pengamanan pasar luar negeri masih terkendala oleh beberapa aspek permasalahan yang masih dan akan dihadapi oleh produk Indonesia di pasar global. Permasalahan yang masih dan akan dihadapi oleh produk Indonesia di pasar global adalah kecenderungan negara-negara meningkatkan hambatan non tariff seiring dengan menurunnya hambatan tarif. Aspek kualitas dan standar produk Indonesia, terutama yang terkait dengan isu lingkungan dan kesehatan, merupakan hambatan nontarif yang sering dihadapi seperti juga hambatan non tariff lainnya berupa tuduhan dumping, subsidi dan tindakan safeguards lainnya yang dikenakan pada produk ekspor Indonesia.
41
42
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Akses dan pengamanan pasar luar negeri masih terkendala oleh beberapa aspek permasalahan yang masih dan akan dihadapi oleh produk Indonesia di pasar global. Permasalahan yang masih dan akan dihadapi oleh produk Indonesia di pasar global adalah kecenderungan negara-negara meningkatkan hambatan nontarif seiring dengan menurunnya hambatan tarif.
1.2.2.5 Daya Saing Ekspor dan Ekonomi Biaya Tinggi Sebagaimana telah disampaikan pada pembahasan mengenai potensi naiknya peringkat Indonesia dalam Global Competitiveness Index, dimana Indonesia berada pada peringkat 38 atau naik 12 peringkat dibandingkan periode tahun sebelumnya (2012-2013) yang berada pada peringkat 50, merupakan potensi sekaligus masalah yang harus dihadapi.
Aspek kualitas dan standar produk Indonesia, terutama yang terkait dengan isu lingkungan dan kesehatan, merupakan hambatan nontarif yang sering dihadapi seperti juga hambatan nontarif lainnya berupa tuduhan dumping, subsidi dan tindakan safeguards lainnya yang dikenakan pada produk ekspor Indonesia.
Permasalahan untuk mempertahankan apa yang sudah diraih, bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Konsistensi dan upaya untuk menjadi lebih baik harus terus dilakukan. Berdasarkan survei dalam Global Competitiveness Index Sementara itu 2 (dua) sektor yaitu kesehatan dan teknologi, belum menunjukan perubahan yang signifikan.
1.2.2.4 Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Sustainable Trade
Selain itu Fasilitasi ekspor yang belum optimal terutama untuk UKM. Beberapa kendala yang masih dihadapi oleh para eksportir saat ini antara lain adalah: (i) proses ekspor masih belum efisien, karena masih panjangnya waktu dan prosedur untuk proses perizinan dan administrasi ekspor; (ii) masih sangat terbatasnya skema pendanaan ekspor, terutama bagi eksportir kecil dan menengah, sehingga peluang ekspor yang ada belum dapat termanfaatkan secara optimal.
Sebagian besar ekspor merupakan komoditas Primer. Saat ini ekspor Indonesia masih didominasi oleh komoditas primer sehingga akan rentan fluktuasi harga internasional. Sementara itu, harga komoditas kedepan diperkirakan akan menurun sehingga berpotensi akan menurunkan nilai ekspor Indonesia. Dominasi produk komoditas ini disebabkan karena masih terbatasnya kontribusi produk industri yang ditujukan untuk ekspor yang antara lain diakibatkan oleh rendahnya daya saing dan penetrasi produk manufaktur Indonesia di pasar dunia. Pangsa ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor Indonesia pada periode 2010-2014 masih dalam rentang 34 – 41 %. Struktur Ekspor Indonesia 2010-2014 100.00%
Sementara itu terkait dengan perkembangan survey logistik efisiensi terkait prosedur ekspor-impor harus terus diupayakan (waktu yang diperlukan untuk melakukan ekspor, dokumen ekspor, biaya dalam melakukan impor, dokumen impor dan waktu yang diperlukan untuk melakukan impor).
80.00% 60.00% Presentase 40.00% 20.00% 0.00%
2010
2011
2012
2013
2014
MANUFAKTUR 37,40% 34,20% 36,40% 37,90% 41,00% PRIMER
Permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi Ditjen Perdagangan Luar Negeri guna pencapaian kinerja yang lebih optimal, sekaligus konsistensi dalam semangat untuk terus menciptakan iklim usaha perdagangan luar negeri yang kondusif yang pada akhirnya juga mempengaruhi daya saing Indonesia di dunia harus terus diupayakan. Peningkatan penggunaan teknologi informasi dalam rangka menciptakan iklim usaha perdagangan luar negeri yang kondusif merupakan permasalahan sekaligus tantangan yang harus dihadapi.
62,60% 65,80% 63,60% 62,10% 59,00%
Sumber: RPJMN 2015-2019
Peningkatan hilirisasi produk ekspor menuju sutainable trade merupakan potensi sekaligus permasalahan yang harus dihadapi oleh Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Hilirisasi difokuskan pada peningkatan nilai tambah dan daya saing komoditi yang berbasis sumberdaya alam dalam bentuk primer dan bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia melalui peningkatan nilai tambah di dalam negeri, baik untuk memenuhi permintaan pasar tujuan ekspor maupun pasar domestik.Hal ini selaras dengan semangat peningkatan ekspor produk olahan sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Pengelolaan terhadap Industri pengolahan lebih lanjut juga erat terkait dengan program substitusi impor. Industri pengolahan di dalam negeri dapat menyediakan kebutuhan bahan baku untuk industri di dalam negeri. Hilirisasi telah diterapkan pada komoditi Kayu, Rotan, Kakao, CPO, dan Barang Tambang. Adapun hambatan dalam melaksanakan hilirisasi antara lain:Tumpang tindih peraturan antara daerah dan pusat maupun antar kementerian/lembaga, Dukungan untuk menumbuhkan industri masih kurang (tingkat suku bunga pinjaman masih tinggi, biaya pendirian usaha relatif tinggi, UMP) dan Meningkatnya produksi bahan baku di dalam negeri (contoh Kakao).
Hal tersebut selaras dengan semangat reformasi birokrasi dalam menciptakan birokrasi yang lebih baik, yang pada akhirnya menciptakan iklim usaha perdagangan luar negeri yang lebih baik dan meningkatkan daya saing Indonesia di dunia sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dan berkontribusi positif bagi perekonomian Indonesia untuk keluar dari Middle Income Trap.
1.2.2.6 Pengelolaan Impor Pengelolaan Impor yang tepat dan Efektif merupakan tantangan sekaligus permasalahan yang harus dihadapi oleh Ditjen. Perdagangan luar negeri. Kehati-hatian dalam pengelolaan impor merupakan tuntutan yang harus dihadapi. Perumusan kebijakan yang tepat dan cermat dan tetap mengemban semangat untuk menciptakan struktur impor yang semakin bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi domestik. Beberapa industri masih sangat bergantung pada bahan baku impor antara lain industri peralatan komunikasi, industri farmasi-produk obat kimia dan obat tradisional, industri peralatan fotografi dan instrumen optik bukan kacamata dan beberapa industri lainnya.
43
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tabel 19 Komposisi Penggunaan Input Impor Dalam Industri Manufaktur di Indonesia, 2011 Kode ISIC 3 Digits
Deskripsi
Presentase Input Import (%)
Kode ISIC 3 Digits
Presentase Input Import (%)
Deskripsi
Nilai Total Input Domestik + Import (Rp.000)
Nilai Total Input Domestik + Import (Rp.000)
Sumber: Rumah Riset Presisi
1.2.2.6.1 Bahan Mentah Diekspor Sementara Bahan Setengah Jadi Diimpor. Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah yang secara umum dibagi atas dua bagian, yaitu hasil-hasil sektor pertanian dan sektor pertambangan mineral. Hingga tahun 2013, potensi ekonomi dari komoditi primer hasil kekayaan alam Indonesia belum termanfaatkan secara optimal. Komoditi primer diekspor langsung ke pasar global tanpa melalui proses penambahan nilai. Dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sedemikian besar, maka seharusnya potensi ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Jika bisa dikembangkan dengan baik maka implikasinya adalah lahirnya industriindustri pengolahan. Dengan terjadinya pertumbuhan sektor industri maka perekonomian pun akan semakin tumbuh dan dapat membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Dengan demikian tantangan dalam pembangunan industri di masa yang akan datang adalah “Mendorong investasi industri untuk mengolah bahan mentah dari pertanian dan pertambangan (sektor primer) menjadi produk bernilai tambah tinggi (hilirisasi).”
1.2.2.6.2 Ketergantungan pada Impor Tinggi 100.00
80.00
60.00
Bahan Baku Impor (%)
44
2
3
40.00
20.00
1
0.00 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
-20.00
4
Produk Ekspor (%)
Sumber: RPJMN 2015-2019
GRAFIK 19 Exposure Industri Nasional Pada Pasar Global Tahun 2011 Grafik 19 menunjukkan exposure industri nasional kepada pasar global, yang ditunjukkan oleh seberapa besar dari produk industri yang diekspor dan seberapa besar bahan baku atau bahansetengah jadi yang diimpor. Semakin tinggi porsi ekspor dan impornya, maka exposure-nya ke pasar global juga makin tinggi, makin sensitif terhadap gejolak perekonomian global. Dari exposure ke pasar global, menunjukkan bahwa industri dalam negeri sangat tergantung pada bahan baku, komponen dan sub-assembly dari luar negeri. Dengan demikian tantangan pembangunan industri ke depan adalah “Mendorong investasi industri yang menghasilkan bahan baku, bahan setangah jadi, komponen, dan sub-assembly untuk mengurangi ketergantungan ke pasar global”.
45
46
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Visi, Misi dan Tujuan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
47
48
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
BAB-II
Visi, Misi dan Tujuan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
2.1 Visi dan Misi Pemerintah RI VISI Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri sebagai bagian dari Kementerian Perdagangan mengemban amanat Visi Kementerian Perdagangan yang juga merupakan dengan Visi Pemerintah 2015 -2019 yang diamanatkan kepada seluruh Kementerian/Lembaga. Visi Pemerintah 2015 -2019 adalah :
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” MISI Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, misi Pemerintah 2015-2019 adalah: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; 5. Mewujudan bangsa yang berdaya saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Selanjutnya untuk menjembatani Visi dan Misi Pemerintah 2015-2019 dalam melaksanakan agenda Pembangunan Nasional, Kementerian Perdagangan memiliki 3 (tiga) Misi dalam mencapai Pembangunan Perdagangan 2015-2019: 1. Meningkatan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan; 2. Mewujudkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas; dan 3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan.
49
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Amanat yang tertuang dalam tujuan dan sasaran Kementerian Perdagangan tersebut, menjadi tugas dan tanggung jawab Ditjen Perdagangan Luar Negeri utamanya terkait pada:
2.2. Tujuan dan Sasaran Strategis K/L TUJUAN
Sebagai penjabaran dari Visi dan Misi Kementerian Perdagangan, maka tujuan pembangunan perdagangan periode 2015−2019 yang ingin dicapai yaitu: 1. Peningkatan ekspor barang non migas yang bernilai tambah dan jasa; 2. Peningkatan pengamanan perdagangan; 3. Peningkatan akses dan pangsa pasar internasional; 4. Pemantapan promosi ekspor dan nation branding; 5. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor barang dan jasa; 6. Penguatan dan perluasan pasar dalam negeri; 7. Peningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri (PDN); 8. Optimalisasi/Penguatan pasar berjangka komoditi, SRG dan Pasar Lelang; 9. Pengamanan kelancaran distribusi dan jaminan pasokan barang kebutuhan pokok dan barang penting; 10. Peningkatan perlindungan konsumen; 11. Peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha; 12. Peningkatan kualitas kinerja organisasi; 13. Peningkatan dukungan kinerja perdagangan; 14. Peningkatan kebijakan perdagangan yang harmonis dan berbasis kajian.
Misi (No1)
:
1. Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja Perdagangan Luar Negeri yang Berkelanjutan
Tujuan (No. 1,2 dan 5)
:
1. Peningkatan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa 2. Peningkatan Pengamanan Perdagangan dan Kebijakan Nasional 5. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Impor Barang dan Jasa
Sasaran (1,2,5 dan 7)
:
1. Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa 2. Meningkatnya Pengamanan Perdagangan dan Kebijakan Nasional 5. Meningkatnya Efektivitas Pengelolaan Impor 7. Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
SASARAN
TUJUAN
MISI
Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Kementerian Perdagangan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sasaran yang ingin dicapai pada masing-masing tujuan yang telah dipaparkan di atas, secara umum dapat dilihat pada diagram berikut ini.
SASARAN
50
1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan
1. Peningkatan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah Dan Jasa
3. Peningkatan Akses dan Pangsa Pasar Internasional 4. Pemantapan Promosi Ekspor dan Nation Branding
2. Peningkatan Pengamanan Perdagangan
5. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Impor Barang dan Jasa
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa (1)
Meningkatnya Promosi Citra Produk Ekspor (Nation Branding) (4)
Meningkatnya Pengamanan Perdagangan dan Kebijakan Nasional (2) Meningkatnya Diversifikasi Pasar dan Produk Ekspor (3) Menurunnya Hambatan Akses Pasar (Tarif dan Non Tarif) (2,3)
Optimalnya Kinerja Kelembagaan Ekspor (3, 4) Meningkatnya Efektivitas Pengelolaan Impor (5) Meningkatnya Pengelolaan Perdagangan LN di Perbatasan Meningkatnya Pelayanan & Kemudahan Berusaha Bidang Daglu
2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas
3. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik di sektor perdagangan
6. Pengintegrasian dan Perluasan Pasar Dalam Negeri
8. Optimalisasi/ Penguatan pasar Berjangka Komoditi, SRG dan Pasar Lelang
10. Peningkatan Perlindungan Konsumen
12. Peningkatan Kualitas Kinerja Organisasi
7. Peningkatan Penggunaan dan Perdagangan Produk Dalam Negeri (PDN)
9. Peningkatan Kelancaran Distribusi dan Jaminan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
11. Peningkatan Iklim Usaha dan Kepastian Berusaha
Meningkatnya Meningkatnya Pemanfaatan Pertumbuhan Pasar Berjangka PDB Sektor Komoditi, SRG, Perdagangan (6) dan Pasar Lelang (8) Meningkatnya Memperkecil Konektivitas Kesenjangan Distribusi dan Harga Barang Logistik Kebutuhan Nasional (6) Pokok dan Barang Penting Meningkatnya Antar Daerah Konsumsi (9) Rumah Tangga Nasional Stabilisasi Harga terhadap Barang Produk Dalam Kebutuhan Negeri dan/atau Pokok dan Menurunya Barang Penting Impor Barang (9) Konsumsi (7)
13. Peningkatan Dukungan Kinerja Perdagangan
Meningkatnya Pengelolaan Perdagangan Perbatasan (5,7,9,10) Meningkatnya Pemberdayaan Konsumen, Standardisasi, Pengendalian Mutu, Tertib Ukur dan Pengawasan Barang/Jasa (10) Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan (Berusaha (11)
14. Peningkatan Kebijakan Perdagangan yang Harmonis dan Berbasis Kajian
Meningkatnya Dukungan Kinerja Layanan publik (12)
Meningkatnya Efektivitas Pengawasan Internal (12)
Meningkatnya Kinerja dan Profesionalisme SDM Sektor Perdagangan (12)
Terwujudnya Sistem Informasi Perdagangan yang Terintegrasi (13)
Meningkatnya Birokrasi yang Transparan, Akuntabel, dan Bersih (12)
Meningkatnya Kualitas Kebijakan dan Regulasi Berbasis Kajian (14)
2.3. Sasaran Program (Outcome) dan Sasaran Kegiatan (Output) Ditjen Perdagangan Luar Negeri memiliki tanggung jawab dalam merumuskan tujuan dan sasaran yang selaras dengan Visi-Misi Pemerintah 2015-2019, dan Misi-Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan. Berdasarkan penjabaran, keterkaitan dukungan Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam mengemban amanat sebagaimana tercantum dalam Misi-Tujuan dan Sasaran Kementerian Perdagangan, adalah Meningkatkan Pertumbuhan Kinerja Perdagangan Luar Negeri yang Berkelanjutan dengan tujuan dan sasaran sebagaimana tercantum pada bagan di atas. Dengan demikian Ditjen Perdagangan Luar Negeri memiliki sasaran program yang terkait erat dengan Peningkatan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa, Meningkatnya Pengamanan Perdagangan di Pasar Internasional, Meningkatnya Efektvitas Pengelolaan Impor serta Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri. Keterkaitan Ditjen Perdagangan Luar Negeri dengan dukungan terhadap Pembangunan Perdagangan yang dilakukan oleh Kementerian Perdagangan, dijelaskan dalam bagan berikut.
51
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Bagan 4 Keterkaitan Ditjen Perdagangan Luar Negeri pada Tujuan dan Sasaran Kementerian Perdagangan VISI PEMERINTAH MISI PEMERINTAH TUJUAN K/L
Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum
SASARAN K/L
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan
2. Meningkatnya Pengamanan Perdagangan dan Kebijakan Nasional
1. Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Sustoinable Trade
2. Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan Sutainable Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Industri Dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan Sustainable
Mewujudkan politik luar negeri bebasaktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera
2. Peningkatan Pengamanan Perdagangan
Meningkatnya Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya (2)
5. Meningkatnya Efektivitas Pengelolaan Impor
3. Peningkatan Program Substitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi)
Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai tambah dan Jasa
:
Program
1. Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa
TUJUAN DITJEN DAGLU
Sasaran Kementerian : Indikator
“Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”
1. Peningkatan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa
SASARAN DITJEN DAGLU
52
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Pertumbuhan Ekspor Non Migas Tujuan Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai tambah dan Jasa melalui Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang Berkelanjutan (Sustainable Trade)
−
−
5. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Impor Barang dan Jasa
7. Meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Daglu
4. Peningkatan Kepastian Dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri.
Meningkatnya Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri (4) Menurunnya Impor Barang Konsumsi (5) Meningkatnya Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus (4)
Meningkatnya Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha (4)
A. Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang Berkelanjutan (Sustainable Trade) Dalam rangka mendukung tujuan Kementerian Perdagangan untuk Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai Tambah dan Jasa, Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri berfokus pada Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang Berkelanjutan (Sustainable Trade), dengan 2 (dua) outcome yang hendak dicapai yaitu : − Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable);serta − Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable).
Kegiatan
Outcome Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable)
−
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Industri Dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan (Berkelanjutan) Sustainable
−
Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
B. Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya Dalam rangka mendukung Tujuan Kementerian Perdagangan untuk Peningkatan Pengamanan Perdagangan, Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri berfokus pada Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya, dengan outcome yang hendak dicapai yaitu : − Meningkatnya Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya Sasaran Kementerian :
Meningkatnya Pengamanan Perdagangan dan Kebijakan Nasional
Indikator
Persentase Penanganan Kasus dalam Rangka Pengamanan Akses Pasar Ekspor
:
Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Tujuan Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya
Outcome
−
Meningkatnya Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya
Kegiatan
−
Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar
C. Peningkatan Program Substistusi Impor (Barang Modal, Bahan Baku/ Penolong dan Barang Konsumsi) Dalam rangka mendukung Tujuan Kementerian Perdagangan untuk Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Impor Barang dan Jasa, Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri berfokus pada Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi), dengan outcome yang hendak dicapai yaitu : − Menurunnya Kontribusi Impor Barang Konsumsi
53
54
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tabel 20 Sasaran, Tujuan dan Indikator Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Sasaran Kementerian :
Meningkatnya Efektifitas Pengelolaan Impor
Indikator
Menurunnya Pangsa Impor Barang Konsumsi terhadap Total Impor
:
Program
Tujuan
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi)
Outcome
−
Kegiatan
−
Menurunnya Kontribusi Impor Barang Konsumsi
Pengelolaan Impor
D. Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
Sasaran
Tujuan
K/L
ES 1
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai tambah dan Jasa
Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang Berkelanjutan (Sustainable Trade)
Program
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Indikator
Dalam rangka mendukung Tujuan Kementerian Perdagangan untuk Peningkatan Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri, Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri berfokus pada Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri, dengan 3 (tiga) outcome yang hendak dicapai yaitu : − Meningkatnya Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri − Meningkatnya Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha − Meningkatnya Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus
Sasaran Kementerian :
MeningkatnyaPelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
Indikator
− Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor Sesuai dengan SLA − Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA
:
Non Preferensi terhadap Total Ekspor
− Persentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan Online − Persentase Capaian Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Tujuan Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
Outcome
− − −
Meningkatnya Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri
Kegiatan
−
Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
Meningkatnya Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha Meningkatnya Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus
2.4 Indikator dan Target Kinerja Berdasarkan penjelasan tersebut di atas Indikator dan Target Kinerja pada Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri adalah sebagai berikut:
2015
2016
2017
2018
2019
− Presentase
5,5
6
6,5
7
7,5
− Presentase
6
6,5
7
7,5
8
Pertumbuhan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable) (%) Pertumbuhan Ekspor Produk Industri Dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable) (%)
Meningkatnya Pengamanan Perdagangan dan Kebijakan Nasional
Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya
Presentase Penyelesaian Penanganan Kasus (%)
100
100
100
100
100
Meningkatnya Efektifitas Pengelolaan Impor
Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi)
Presentase Penurunan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor
7.0
6.7
6.5
6.3
6.0
Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Program
Target
55
56
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Program
Peningkatan Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Sasaran
Tujuan
K/L
ES 1
Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
Target Indikator
− Penyelesaian
2015
2016
2017
2018
2019
75
80
85
90
95
Perizinan Ekspor Impor Sesuai dengan SLA (%)
− Peningkatan
65
67
69
71
73
Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor (%)
− Persentase
15
− Persentase
80
20
25
30
35
90
100
100
100
Capaian Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (%)
A. Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang Berkelanjutan (Sustainable Trade) Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Target
Komposisi di Tahun Uraian
2010 2011 2012 2013 2014*
1 Primer 62,6% 65,8% 63,6% 62,1% 59,0% 2 Manufaktur 37,4% 34,2% 36,4% 37,9% 41,0% Sumber: Kementerian Perdagangan BPS (diolah)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Kontribusi produk Manufaktur 44,0% 47,0% 51,0% 57,0% 65,0% terhadap Total Ekspor
Pengelolaan terhadap ekspor produk pertanian dan kehutanan dilakukan melalui penerbitan kebijakan perdagangan luar negeri, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019. Demikian halnya pengelolaan terhadap ekspor produk industri dan pertambangan, dilakukan melalui penerbitan kebijakan perdagangan luar negeri sehingga diharapkan dapat meningkatkan ekspor produk olahan industri dan pertambangan sebesar 6% di tahun 2015 dan 8% di tahun 2019. Peningkatan Ekspor Produk Olahan Pertanian Dan Kehutanan tersebut dihitung dari pertumbuhan ekspor komoditi yang diatur, antara lain: Crude Palm Oil (CPO) dan Produk Turunannya, Kakao dan Produk Turunannya, Produk Industri Kehutanan serta Kulit dan Produk Kulit.
Peningkatan Pengguna Sitem Perizinan Online (%)
Struktur Ekspor Indonesia
Sesuai dengan Visi dan Misi sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, dan selaras dengan RPJMN sebagaimana telah disampaikan pada Bab I, maka Peningkatan Pertumbuhan Ekspor Barang Non Migas yang Bernilai tambah dan Jasa dilakukan melalui Peningkatan Hilirisasi Produk Ekspor Menuju Perdagangan yang Berkelanjutan (Sustainable Trade), antara lain dengan: − Peningkatan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan; serta − Peningkatan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan yang sudah bernilai tambah.
Indikator
− Presentase Pertumbuhan
2015
2016
2017
2018
2019
5,5
6
6,5
7
7,5
Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable) (%)
− Presentase Pertumbuhan
6
6,5
7
7,5
8
Ekspor Produk Industri Dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable) (%)
Sebagaimana disampaikan pada Bab I, Dukungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri dalam Peningkatan Ekspor Non Migas yang Bernilai Tambahdan Berdaya Saing Lima Tahun ke Depan (2015-2019), utamanya ada pada perubahan kontribusi ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor, sehingga diharapkan dapat merubah struktur ekspor menjadi lebih baik.
Demikian halnya Peningkatan Ekspor Produk Olahan Industri Dan Pertambangan dihitung berdasarkan pertumbuhan dan proyeksi beberapa komoditi, antara lain: • Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) • Elektronika • Otomotif • Aneka Produk Kimia • Alas Kaki • Produk Mesin dan Perkakas • Makanan dan Minuman Olahan • Plastik dan Barang daripadanya • Perhiasan • Logam lainnya dan Barang daripadanya Peningkatan didasarkan dengan melihat pertumbuhan ekspor pada komoditi-komoditi di atas selama 5 tahun terakhir (2009-2013). Diperkirakan untuk periode 2015-2019 akan terjadi kenaikan ekspor sebesar 1% setiap tahunnya untuk komoditi-komoditi tersebut. B. Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya Sebagaimana disampaikan pada Bab I, Kementerian Perdagangan mengupayakan terwujudnya pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, termasuk di dalamnya pengamanan perdagangan. Sesuai dengan Visi-Misi dan sasaran sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, serta selaras dengan RPJMN sebagaimana telah disampaikan pada Bab I, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri berupaya melakukan pengamanan perdagangan terhadap produk ekspor Indonesiadan Kebijakan Nasional melalui Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Pasar Luar Negeri dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Non Tariff Lainnya, antara lain dengan Penyelesaian Penanganan Kasus. Ditargetkan semua kasus yang diterima oleh Ditjen Perdagangan Luar Negeri dapat tertangani (100%), meskipun jumlah tuduhan tidak dapat diprediksi karena hal tersebut datangnya dari luar (faktor tidak bisa dikendalikan dari dalam/ unpredictable condition).
57
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Chart 1 Trade restrictions since October 2008 Number of measures
Chart 2 Stockpile of restrictive measures
1,100
By mid-October 2010
1,000
934
By mid-October 2014
962
856
900
768
800
654
700
282
324
546
600
22.7%
15% 57
673
400
85%
324
300 200
99
57
100 0 2008
Ditargetkan dari tahun ke tahun kontribusi Impor Barang Konsumsi terhadap total impor mengalami penurunan, dari 7% di tahun 2015 menjadi 6% di tahun 2019. Rata-rata kontribusi impor barang konsumsi dalam 5 tahun terakhir mencapai 7% dari total impor, adapun cara penghitungan target penurunan kontribusi impor barang konsumsi terhadap total Impor adalah sebagai berikut: (Nilai Impor /Total Impor) x100%.
962
451
500
128
148
179
175
211
251
282
77.3% 1,244 measures
381 measures Effectively eliminated measures
By Nov. By May By Oct. By May By Nov. By May By Nov. By May By Okt. 2010 2011 2011 2012 2012 2013 2013 2014 2014
Stock of measures
The monitoring of the accumulation of restrictions and the removals started at end-2010. Information on trade restrictions and distortions in place before October 2008 is not available.
Source:
WTO Secretariat.
Stockpile of restrictive measures
Source: WTO Secretariat.
Removals
Note
semangat RPJMN dan penjabaran visi-misi serta sasaran K/L, maka dukungan Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam pelaksanaan efektvitas pengelolaan impor melalui Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi, antara lain dengan Menurunkan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor melalui instrumen kebijakan pengelolaan impor.
D. Peningkatan Kepastian dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
Indonesia 08 2013
Cambodia 08 2014
China 08 2014
India 08 2014
Malaysia 08 2014
Philippines 08 2014
Thailand 08 2014
Paying Taxes (rank)
137
132
65
120
158
36
131
70
United Arab Emirates (1)
Payments (number per year)
52
52
40
7
33
13
36
22
Hong Kong SAR, Chine (3)*
Time (hours per year)
259
259
173
318
243
133
193
264
United Arab Emirates (12)
Trading Across Borders (rank)
54
52
114
74
132
5
42
24
Singapore (1)
Documents to export (number)
4
4
8
8
9
6
6
5
Ireland (2)*
Time to export (days)
17
17
22
21
16
11
15
14
5 Economies (6)*
Cost to export (US$ per container)
615
644
795
620
1,170
450
585
595
Malaysia (450)
Documents to import (number)
8
8
9
5
11
4
7
5
Ireland (2)*
Time to import (days)
23
23
24
24
20
8
14
13
Singapore (1)
Cost to import (US$ per container)
660
660
830
615
1,250
485
660
760
Singapore (440)
Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Indikator
2015
2016
2017
2018
2019
Presentase Penyelesaian Penanganan Kasus (%)
100
100
100
100
100
Indicator
Sejalan dengan pesatnya perkembangan perdagangan dunia, Hambatan Non tariff terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan perlu dilakukan, meskipun variable pengenaan hambatan non tariff tidak dapat di kontrol dari dalam, karena pengenaan hambatan non tariff merupakan kewenangan dari negara yang mengenakan hambatan non tariff. Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam upaya peningkatan pengamanan perdagangan dan kebijakan nasional adalah dengan melakukan penyelesaian penanganan kasus yang masuk ke Ditjen Perdagangan Luar Negeri dapat tertangani 100%. C. Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi) Barang Konsumsi 6.3%
Barang Konsumsi 6.9% Indikator
Barang Modal 16.6%
Barang Modal 16.7% Bahan Baku/ Penolong 77.0%
Jan-Apr 2013
Bahan Baku/ Penolong 76.5%
Presentase Penurunan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor (%)
2015
2016
2017
2018
2019
7.0
6.7
6.5
6.3
6.0
Jan-Apr 2014
Sebagaimana disampaikan pada Bab I dan sesuai dengan Visi-Misi dan sasaran sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengupayakan terwujudnya pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, termasuk di dalamnya pengelolaan impor. Berdasarkan perkembangan perdagangan Indonesia, Impor Barang Konsumsi mengalami peningkatan. Perlu dilakukan upaya Pengelolaan Impor, diharapkan impor barang konsumsi, barang modal dan bahan baku/penolong dapat terkelola dengan baik. Berdasarkan fakta yang berkembang tersebut dan sinkronisasi
Best performer g b bally 08 2014
Daya Saing Indonesia dibandingkan Negara Lain Indonesia 08 2014
58
Sumber :
Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Indikator
Target 2015
2016
2017
2018
2019
− Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor Sesuai dengan SLA (%)
75
80
85
90
95
− Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor (%)
65
67
69
71
73
− Persentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan Online (%)
15
20
25
30
35
− Persentase Capaian Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (%)
80
90
100
100
100
59
60
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
dengan Visi-Misi dan sasaran sebagaimana telah dijabarkan sebelumnya, Kementerian Perdagangan mengupayakan terwujudnya pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang berkelanjutan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, termasuk di dalamnya Peningkatan Peningkatan Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri. Berdasarkan perkembangan daya saing Indonesia, dalam melakukan kegiatan ekspor dan impor menunjukan adanya perbaikan terutama dalam hal biaya ekspor yang relatif lebih murah meskipun prosedur dan waktu penyelesaian dokumen relatif sama dibandingkan tahun sebelumnya. Secara keseluruhan performance di tahun 2014 relatif stabil dibandingkan tahun 2013. Dalam rangka meningkatkan Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri yang dapat memperkuat daya saing Ditjen Perdagangan Luar Negeri telah berusaha memperkuat pengelolaaan fasilitasi ekspor dan impor, antara lain melalui: − Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri, antara lain melalui Percepatan Penyelesaian Perizinan Ekspor dan Impor Sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) ; − Peningkatan Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha antara lain melalui Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor serta Peningkatan Pemanfaatan Hak Akses untuk mendapatkan kemudahan perijinan on-line; − Peningkatan Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus melalui optimalisasi Capaian Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Peningkatan Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri, antara lain melalui Perizinan Ekspor Impor Sesuai dengan SLA.
Penyelesaian
Ditargetkan dari tahun ke tahun Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor Sesuai dengan SLA mengalami peningkatan, dari 75% di tahun 2015 menjadi 95% di tahun 2019. Adapun penghitungan target Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor Sesuai dengan SLA diperoleh dengan cara sebagai berikut: Persentase dapat terselesaikannya perizinan ekspor dan impor sesuai dengan ketentuan yang berlaku/SLA, sesuai dengan Permendag No.53/M-DAG/PER/9/2014 Tentang Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan. Peningkatan Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha antara lain melalui Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor serta Peningkatan Pemanfaatan Hak Akses untuk mendapatkan kemudahan perijinan on-line. −
Ditargetkan dari tahun ke tahun Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor mengalami peningkatan, dari 65% di tahun 2015 menjadi 73% di tahun 2019. Adapun penghitungan target Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor diperoleh dengan cara sebagai berikut: Presentase Penerbitan SKA Preferensi dan Non Preferensi Secara Online Terhadap Total Ekspor.
−
Ditargetkan dari tahun ke tahun Pengguna Sitem Perizinan Online mengalami peningkatan, dari 15% di tahun 2015 menjadi 35% di tahun 2019. Adapun penghitungan target Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan Online diperoleh dengan cara sebagai berikut: (Pengguna Sistem Perizinan Online /Total Pemilik Hak Akses)x100%.
Peningkatan Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus melalui optimalisasi Capaian Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Diharapkan peran sektor perdagangan untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) semakin meningkat setiap tahunnya melalui pendelegasian perizinan sektor perdagangan. Capaian Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mengalami peningkatan, dari 80% di tahun 2015 menjadi 100% di tahun 2019. Penghitungan target Capaian
Kebijakan tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diperoleh dengan cara sebagai berikut: Persentase capaian penyelesaian penyusunan konsep Permendag ini dihitung berdasarkan tingkat pembahasan yang telah dilaksanakan, baik secara internal Kementerian Perdagangan maupun secara eksternal dengan instansi terkait lainnya. Adapun tahapan tingkat pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) tahapan yang terdiri dari : Tahapan
Uraian
Bobot
Tahap 1
Pembahasan Internal Konsep Draf Permendag secara internal
20%
Tahap 2
Pembahasan pada tingkat Eselon III untuk mendapatkan masukan dari Unit Eselon II di lingkungan Ditjen Perdagangan Luar Negeri
20%
Tahap 3
Pembahasan Internal pada tingkat Eselon II
20%
Tahap 4
Pembahasan Eksternal dengan Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan instansi terkait lainnya
20%
Tahap 5
Permendag tersebut dapat diterbitkan setelah ditetapkannya Administrator.
20%
61
62
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi
63
64
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan Arah kebijakan Kementerian Perdagangan
BAB-III
Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015−2019 telah menetapkan misi pembangunan nasional yang terkait langsung dengan sektor perdagangan antara lain, yaitu perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan Arah kebijakan pembangunan Perdagangan Nasional ke depan secara konsisten akan mengacu kepada arah pembangunan dalam RPJMN 2015-2019. Arah ini merupakan pedoman dalam menyusun langkah-langkah strategis ke depan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Arah kebijakan perdagangan dapat dijabarkan menjadi 8 (delapan) pokok pikiran, yaitu: 1. Mengamankan pangsa ekspor di pasar utama 2. Memperluas pangsa pasar ekspor di pasar prospektif dan hubungan perdagangan internasional 3. Meningkatkan diversifikasi produk ekspor 4. Mengamankan pasar domestik untuk meningkatkan daya saing produk nasional 5. Meningkatkan aksesibilitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) 6. Meningkatkan perlindungan konsumen 7. Meningkatkan efesiensi sistem distribusi &logistik 8. Meningkatkan fasilitasi dan iklim usaha perdagangan
Strategi Kementerian Perdagangan Berdasarkan kedelapan pokok pikiran di atas, langkah-langkah strategis yang akan dilakukan oleh Kementerian Perdagangan selama periode 2015-2019 adalah sebagai berikut:
a. Perdagangan Luar Negeri (1) Pengamanan pangsa ekspor di pasar utama dilakukan melalui beberapa langkah strategis, yaitu: - Pengamanan kebijakan nasional di fora internasional, Pengamanan dan optimalisasi akses pasar ekspor, Peningkatan pemahaman pemangku kepentingan dan penurunan hambatan perdagangan. - Pengoptimalan instrumen perdagangan luar negeri , trade remedy, untuk melindungi pasar dalam negeri dan mengamankan akses pasar luar negeri. - Peningkatan koordinasi dengan berbagai stakeholder di dalam negeri dalam menghadapi tantangan global dan menyuarakan kepentingan nasional di berbagai fora internasional. (2) Perluasan Pangsa Pasar Ekspor di Pasar Prospektif dan Hubungan Perdagangan Internasional dilakukan melalui beberapa langkah strategis, yaitu: - Diplomasi perdagangan berdasarkan region (region based). - Pelaksanaan diversifikasi pasar prospektif yang telah dan akan dilakukan melalui program misi dagang ke negara-negara Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, termasuk melakukan penguatan citra Indonesia melalui Promosi dan “Nation Branding”. - Pemanfaatan peran Perwakilan Perdagangan diluar negeri dalam meningkatkan akses pasar produk Indonesia. - Dukungan terhadap implementasi hasil perundingan, sosialisasi dan persiapan AEC 2015. - Kerjasama ekonomi internasional untuk membantu peningkatan akses pasar bagi produk bernilai tambah. - Diplomasi perdagangan untuk membuka akses pasar dan mengurangi hambatan di negara tujuan ekspor serta mengamankan pasar dalam negeri (3) Peningkatan Diversifikasi Produk Ekspor dilakukan melalui beberapa langkah strategis, yaitu: - Pelaksanaan diversifikasi produk yang telah dan akan dilakukan melalui program misi dagang ke negara-negara Afrika Selatan, Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Selatan dan Timur Tengah, termasuk melakukan penguatan citra Indonesia melalui Promosi dan “Nation Branding”.
65
66
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
- Peningkataan pengarusutamaan di bidang perdagangan jasa dan peningkatan rasio ekspor jasa terhadap PDB. - Pembangunan bidang jasa sebagai pendorong ekspor non migas serta peningkatan efisiensi ekonomi dan produktivitas. - Mendukung program hilirisasi dalam rangka peningkatan daya saing produk dan dukungan terhadap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
b. Perdagangan Dalam Negeri (1) Pengamanan Pasar Domestik Untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Nasional dilakukan melalui langkah strategis, yaitu: - Peningkatan penggunaan dan perdagangan produk dalam negeri - Peningkatan sarana pembentukan harga yang transparan (2) Peningkatan Kontribusi Usaha Dagang Kecil Menengah (UDKM) dilakukan melalui langkah strategis peningkatan peran UKM. (3) Peningkatan Perlindungan Konsumen dilakukan melalui beberapa langkah strategis sebagai berikut, yaitu: - Efektivitas Pengawasan Barang/Jasa dan Tertib Ukur. - Pengembangan standardisasi, mutu produk dan regulasi pro konsumen. - Gerakan Konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri. - Penguatan Kapasitas Kelembagaan Perlindungan Konsumen (4) Peningkatan Efisiensi Sistem dan Distribusi Logistik dilakukan melalui beberapa langkah strategis sebagai berikut, yaitu: - Pengoptimalan mekanisme dan manfaat pelaksanaan Pasar Lelang, Sistem Resi Gudang (SRG), dan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) untuk pembentukan harga yang transparan dan sarana lindung nilai. - Integrasi perdagangan antar wilayah. - Kebijakan pengendalian barang kebutuhan pokok dan barang penting melalui intervensi langsung dan tidak langsung
c. Fasilitasi Perdagangan Dalam rangka menunjang upaya peningkatan fasilitasi dan Iklim Usaha dibidang perdagangan langkah strategi yang dilakukan dan terus dikembangkan selama periode 2015-2019 adalah sebagai berikut: a. Peningkatan pelayanan perizinan ekspor dan impor melalui penyelesaian waktu perijinan ekspor dan impor sesuai SLA. b. Pengembangan sistem perijinan secara online melalui integrasi Inatrade, INSW, dan ASW c. Peningkatan fasilitasi pembiayaan ekspor. d. Peningkatan pemanfaatan fasilitasi ekspor oleh pelaku usaha antara lain: penggunaan SKA preferensi, Self Certification. e. Meningkatkan peran Kemendag dalam mewujudkan penciptaan iklim usaha yang kondusif. f. Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah. g. Peningkatan fasilitasi pembiayaan ekspor. h. Peningkatan kualitas pengelolaan impor barang modal/bahan baku, penolong dan pengelolaan impor produk pangan. i. Peningkatan iklim usaha dan kelembagaan PDN. Bertitik tolak dari visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan serta mempertimbangkan arah kebijakan dan strategi nasional telah ditetapkan 10 program kementerian yaitu: (1) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Perdagangan; (2) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Perdagangan; (3) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Perdagangan; (4) Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan;
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
(5) Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri; (6) Peningkatan Perdagangan Luar Negeri; (7) Peningkatan Perlindungan Konsumen; (8) Peningkatan Kerja Sama Perdagangan Internasional; (9) Pengembangan Ekspor Nasional; dan (10) Peningkatan Perdagangan Berjangka Komoditi.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menjalankan Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri yang ditujukan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan ekspor yang menitikberatkan pada fasilitasi perdagangan (trade facilitation),peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi, pengelolaan impor dan pengamanan perdagangan. Arah dari pelaksanaan program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri adalah: 1. Pengelolaan ekspor produk pertanian dan kehutanan untuk kepentingan peningkatan ekspor produk pertanian dan kehutanan melalui peningkatan iklim usaha perdagangan luar negeri yang lebih kondusif, peningkatan mutu, dan percepatan pelayanan publik di bidang perdagangan luar negeri. 2. Pengelolaan ekspor produk industri dan pertambangan untuk kepentingan peningkatan ekspor produk industri dan pertambangan melalui peningkatan iklim usaha perdagangan luar negeri yang lebih kondusif, peningkatan mutu, dan percepatan pelayanan publik di bidang perdagangan luar negeri. 3. Pengelolaan fasilitasi ekspor dan impor melalui penyempurnaan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor, pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik, pengembangan INATRADE sebagai jejaring pelayanan dokumen ekspor-impor, perbaikan informasi Importir Terdaftar (IT) dan Importir Produsen (IP). 4. Pengelolaan impor melalui pemantauan dan evaluasi kebijakan impor komoditi yang telah diatur impornya ke pasar dalam negeri dan pembinaan terhadap importir-importir Indonesia. Pengelolaan impor ini dimaksudkan untuk menjaga ketersediaan kebutuhan barang modal, bahan baku, dan bahan penolong untuk kebutuhan produsen di dalam negeri termasuk yang mendukung peningkatan ekspor komoditi nonmigas dan juga diarahkan untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat dan transparan di dalam negeri, dan impor yang memperoleh perlakukan preferensial dalam perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang dilakukan Indonesia dengan mitra dagang memenuhi syarat. 5. Peningkatan pengamanan dan perlindungan akses pasar melalui peningkatan pemberian advokasi dan bimbingan teknis, percepatan penyelesaian kasus-kasus tuduhan dumping, tuduhan subsidi, dan tindakan safeguards serta penyelesaian kasus sengketa dagang yang dihadapi eksportir Indonesia di negara tujuan ekspor. 6. Pengembangan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah dengan fokus pada optimalisasi kesepakatan perdagangan, fasilitasi perijinan dan non perijinan serta koordinasi pengawasan kebijakan perdagangan luar negeri melalui kegiatan pengawasan barang impor, pemanfaatan peluang ekspor daerah dalam kerangka FTA, layanan penerbitan API, sosialisasasi dan evaluasi serta harmonisasi kebijakan perdagangan luar negeri. 7. Dukungan sektor perdagangan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Optimalisasi fasilitas KEK dalam rangka peningkatan ekspor di KEK. 8. Peningkatan tatakelola yang baik melalui peningkatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya dalam kerangka peningkatan perdagangan luar negeri.
67
68
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
OUTCOME
Outcome yang diharapkan dari Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri adalah: •
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable)
Berkelanjutan (Sustainable); •
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable);
•
Meningkatnya Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Hambatan Non Tariff Lainnya;
•
Menurunnya Kontribusi Impor Barang Konsumsi;
•
Meningkatnya Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri;
•
Meningkatnya Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha; dan
•
Meningkatnya Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus.
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Perdagangan Luar Negeri
1 Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Yang Bernilai Tambah dan Berkelanjutan (Sustainable)
2
Meningkatnya Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya
ARAH KEBIJAKAN
Peningkatan pertumbuhan ekspor barang nonmigas yang bernilai tambah dan jasa melalui pengelolaan ekspor produk pertanian dan kehutanan, pengelolaan ekspor produk industri dan pertambangan
Peningkatan Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya
Sesuai dengan arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan dan juga selaras dengan outcome yang ingin di capai oleh Ditjen Perdagangan Luar Negeri dalam merealisasikan kebijakan dan Strategi Kementerian Perdagangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri memiliki arah kebijakan sebagai berikut: 1. Peningkatan pertumbuhan ekspor barang nonmigas yang bernilai tambah dan jasa melalui pengelolaan ekspor produk pertanian dan kehutanan, pengelolaan ekspor produk industri dan pertambangan; 2. Peningkatan Pengamanan Akses Pasar Ekspor dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya melalui pengamanan perdagangan; 3. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor melalui pengelolaan impor terhadap bahan baku, penolong dan konsumsi; 4. Peningkatan pelayanan dan kemudahan berusaha bidang Perdagangan Luar Negeri melalui peningkatan fasilitasi ekspor dan impor dan pengembangan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah. 5. Peningkatan Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus melalui Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
3
Menurunnya Kontribusi Impor Barang Konsumsi
Meningkatnya Pelayanan Perizinan Perdagangan Luar Negeri
4
Meningkatnya Pemanfaatan Fasilitasi Ekspor Oleh Pelaku Usaha
Meningkatnya Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus
Peningkatan efektivitas pengelolaan impor melalui pengelolaan impor terhadap bahan baku, penolong dan konsumsi Lainnya
Peningkatan pelayanan dan kemudahan berusaha bidang Perdagangan Luar Negeri melalui peningkatan fasilitasi ekspor dan impor dan pengembangan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah. Peningkatan Peran Sektor Perdagangan Di Kawasan Ekonomi Khusus melalui Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
STRATEGI Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019 Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan, sebesar 6% di tahun 2015 dan 8 % di tahun 2019
Peningkatan Pengamanan Perdagangan dengan melakukan penanganan semua kasus yang masuk ke Ditjen Perdagangan Luar Negeri (100%)
Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi) .Diharapkan Presentase Penurunan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor di tahun 2015 adalah sebesar 7% dan di tahun 2019 adalah sebesar 6%.
Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor dengan antara lain melalui: Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor sesuai dengan SLA, 75% ditahun 2015 dan 95% di tahun 2019. Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor , 65% di tahun 2015 dan 73% di tahun 2019. Presentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan on Line 15% di tahun 2015 dan 35% di tahun 2019. Persentase Capaian Kebijakan tentangPendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 80% di tahun 2015 dan 100% di tahun 2019.
69
70
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Peran Ditjen Perdagangan Luar Negeri Untuk Peningkatan Ekspor dan Pengelolaan Impor
Peningkatan Ekspor Non Migas
Fasilitasi
Pengamanan
Perdagangan
Perdagangan
Pemberian Fasilitasi Kegiatan Ekspor Impor melalui INATRADE, SKA, Imbal Dagang, L/C Pemanfaatan Trade Financing (National Interest Account) Mendorong Kelancaran Arus Barang
Pelaksanaan Advokasi dalam Penanganan Kasus Tuduhan Dagang (Dumping, Subsidi, dan Safeguard) Koordinasi Penanganan Hambatan Non Tarif & Hambatan Teknis Perdagangan
Pengelolaan Hilirisasi
Penyusunan Kebijakan di Bidang Ekspor yang Berorientasi pada Peningkatan Nilai Tambah Koordinasi Kebijakan di Bidang Hilirisasi guna Peningkatan Ekspor Bimbingan Teknis dan MONEV Peraturan di Bidang Ekspor
Peningkatan pertumbuhan ekspor barang nonmigas yang bernilai tambah dan jasa
Impor
Penyusunan Kebijakan di Bidang Impor yang Berorientasi pada Fasilitasi Impor Barang Modal, Bahan Baku/Penolong serta Pengelolaan Impor Barang Konsumsi Koordinasi Kebijakan di Bidang Pengelolaan Impor Bimbingan Teknis dan MONEV Peraturan di Bidang Impor
Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan, sebesar 6% di tahun 2015 dan 8 % di tahun 2019
Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019
71
72
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
1
1.1 Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
Strategi Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Arah kebijakan : Peningkatan pertumbuhan ekspor barang nonmigas yang bernilai tambah dan jasa melalui pengelolaan ekspor produk pertanian dan kehutanan, pengelolaan ekspor produk industri dan pertambangan.
Penerbitan dokumen ekspor (ET dan
Strategi
Penyusunan dan penerbitan
Pencapaian Peningkatan pertumbuhan ekspor barang nonmigas yang bernilai tambah dan jasa, antara lain melalui: 1.
2.
38,2%
Ekspor seluruh sektor menurun di tahun 2015
2,5%
(2015)
dan kehutanan
Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan industri dan pertambangan yang diatur, sebesar 6% di tahun 2015 dan 8 % di tahun 2019.
Ek s p o r Pertanian
8% (2014)
(2015)
Ekspor beberapa produk selama tahun 2015 naik signifikan. Kendaraan & Bagiannya Perhiasan / Permata
5,494.9 USD Juta
18.2
5,422,8 USD Juta
4.0
%
%
Alas kaki
Bijih, Kerak & Abu Logam 4,507.0 USD Juta
9.7
%
3,378.4 USD Juta
76.1
Kopi, Teh, Rempah-rempah
(2015)
Eks po r S e k t o r I n dust r i
2,196,1 USD Juta
19.7
%
Sektor migas yang turun signifikan adalah Minyak Mentah (-29,9%);Hasil minyak (-51,6%) dan Gas (-39,8%)
9,1% (2015)
Sektor industri yang turun signifikan antara lain: CPO (-11,4%); Mesin dan Peralatan Listrik (12,2%) dan Berbagai Produk Kimia (-35,5%) Sektor pertanian yang turun signifikan antara lain: Ikan dan Udang (-14,9%), Biji-bijan Berminyak (-30,0%), serta Kapas (-8,8%).
Bimbingan teknis bagi pelaku usaha dan aparatur/ instansi terkait
Dalam rangka pencapaian upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019, Program peningkatan pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan menetapkan beberapa target capaian indikator sebagai berikut: Indikator
Sektor tambang yang turun signifikan antara lain Batubara (-23,9%)
3,8% (2014)
Evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis pertanian dan kehutanan
Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
%
Ek s p o r P e r t a m ba nga n
15,1%
produk pertanian dan kehutanan
kebijakan ekspor produk pertanian
Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan yang diatur, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019;
Ek s p o r M iga s
SPE) dalam rangka pengelolaan ekspor
TARGET 2015
2016
2017
2018
2019
5 peraturan
5 peraturan
5 peraturan
5 peraturan
5 peraturan
Jumlah penerbitan eksportir terdaftar
30 ET
35 ET
40 ET
45 ET
50 ET
Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor
450 SPE
460 SPE
470 SPE
480 SPE
490 SPE
Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk Industri dan Pertambangan
160 orang
160 orang
160 orang
160 orang
160 orang
Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis industri dan pertambangan
15 LAP
15 LAP
15 LAP
15 LAP
15 LAP
Jumlah rumusan kebijakan ekspor industri dan pertambangan
73
74
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Penerbitan Kebijakan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Dengan diterbitkannya kebijakan pengelolaan ekspor produk industri dan pertambangan, antara lain melalui pengelolaan terhadap produk berbasis sumber daya alam dan bahan mentah untuk dapat diekspor dalam bentuk setengah jadi atau olahan, diharapkan dapat menstimulasi dan berdampak kepada peningkatan ekspor produk industri dan pertambangan yang bernilai tambah. Penghitungan target pada Penerbitan Kebijakan Ekspor Produk Industri dan Pertambangandengan asumsi ada ketentuan yang masih berlaku untuk 3 tahun ke depan sehingga proyeksi target 5 Peraturan, 2 peraturan merupakan peraturan baru/ perpanjangan dari peraturan baru yang berlaku di tahun sebelumnya. Penerbitan Eksportir Terdaftar (ET) • Dengan diberlakukannya penerbitan ET, diharapkan pengelolaan terhadap produk ekspor produk industri dan pertambangan yang diatur tata niaga nya menjadi lebih optimal. • Eksportir Terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang telah mendapat pengakuan Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Berdasarkan Ketentuan Umum di Bidang Ekspor, Kepmenperindag Nomor: 558/MPP/ Kep/12/1998 tentang Ketentuan Umum di Bidang Ekspor). • Dengan semakin bertambahnya jumlah ET produk industri dan pertambangan, maka pelaku usaha ekspor produk indutri dan pertambangan baik perusahaan ataupun perorangan yang telah mendapat pengakuan semakin meningkat, dengan demikian peluang pelaku usaha yang melakukan ekspor sesuai dengan kebijakan yang telah dikeluarkan semakin meningkat. • Sebagaimana dijelaskan diatas, kebijakan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri pada dasaranya bertujuan untuk pengelolaan produk berbasis sumber daya alam dan bahan mentah untuk dapat diekspor dalam bentuk setengah jadi atau olahan, dan diharapkan dapat menstimulasi serta berdampak kepada peningkatan ekspor produk industri dan pertambangan yang lebih bernilai tambah. Dengan demikian apabila ET mengalami peningkatan maka pelaku usaha yang melakukan ekspor sesuai dengan kebijakan yang telah dikeluarkan semakin meningkat, termasuk di dalamnya yang telah mengolah produk berbasis sumber daya alam dan bahan mentah untuk dapat diekspor dalam bentuk setengah jadi atau olahan, dengan demikian diharapkan ekspor produk industri dan pertambangan yang lebih bernilai tambah juga mengalami peningkatan. • Target penghitungan ET, diutamakan kepada barang-barang yang bernilai tambah / hilirisasi. Dihitung dari jumlah penetapan Eksportir Terdaftar baik baru maupun perpanjangan. Penerbitan Surat Persetujuan Ekspor (SPE) Dengan diberlakukannya penerbitan Eksportir Terdaftar, diharapkan pengeloaan terhadap ekspor produk Industri dan Pertambangan yang diatur tata niaga nya menjadi lebih optimal. Dengan diterbitkannyaSurat Persetujuan Ekspor maka produk telah memenuhi ketentuan yang sebagaimana diatur. Dengan semakin bertambahnya jumlah SPE, maka jumlah komoditi yang telah memenuhi ketentuan untuk di ekspor meningkat. Penghitungan target SPE dihitung dari pemberian persetujuan ekspor dalam 1 tahun. Bimbingan Teknis di Bidang Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dilakukan Bimbingan Teknis di Bidang Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, terhadap pelaku usaha maupun aparatur daerah. Bimbingan Teknis tersebut dilakukan antara lain, namun tidak terbatas untuk implementasi kebijakan: Produk TPT, Aneka dan Jasa; Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika; Produk Industri, Agro dan Kimia; serta Migas dan Pertambangan.Penghitungan target diperoleh dari jumlah pelaku usaha ataupun aparatur daerah yang memperoleh bimbingan teknis kebijakan ekspor per tahun. Evaluasi Kebijakan Peningkatan Ekspor Barang Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Industri dan Pertambangan Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan luar negeri baik tujuan, manfaat maupun sasaran, dilakukan evaluasi Kebijakan Peningkatan Ekspor Barang Bernilai Tambah Tinggi
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Berbasis industri dan Pertambangan. Target dalam evaluasi kebijakan Peningkatan Ekspor Barang Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Pertanian dan Kehutanan adalah Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag Ekspor produk industri dan pertambangan.
STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI Asas dan Tujuan Kebijakan Perdagangan (UU No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan) ASAS
TUJUAN
Kebijakan Perdagangan disusun
Pengaturan kegiatan Perdagangan bertujuan:
berdasarkan asas:
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
a.
nasional;
kepentingan nasional;
b.
kepastian hukum;
c.
adil dan sehat;
d.
keamanan berusaha;
e.
akuntabel dan transparan;
f. kemandirian;
b. meningkatkan penggunaan dan Perdagangan Produk Dalam Negeri; c.
meningkatkan kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan;
d. menjamin kelancaran Distribusi dan
g. kemitraan;
ketersediaan Barang kebutuhan pokok dan
h. kemanfaatan;
Barang penting;
i. kesederhanaan; j.
kebersamaan; dan
k.
berwawasan lingkungan.
e. meningkatkan fasilitas, sarana, dan prasarana Perdagangan; f.
meningkatkan kemitraan antara usaha besar dan koperasi, usaha mikro, kecil, dan menengah, serta Pemerintah dan swasta;
g. meningkatkan daya saing produk dan usaha nasional; h. meningkatkan citra Produk Dalam Negeri, akses pasar, dan Ekspor nasional; i.
meningkatkan Perdagangan produk berbasis ekonomi kreatif;
j.
meningkatkan pelindungan konsumen;
k.
meningkatkan penggunaan SNI;
l.
meningkatkan pelindungan sumber daya alam; dan
m. meningkatkan pengawasan Barang dan/ atau Jasa yang diperdagangkan.
75
76
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
ARAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
DASAR 1.
PEMBATASAN
E K S P O R
Untuk melindungi Keamanan Nasional
budaya dan moral masyarakat.
3. Adanya perjanjian internasional atau
Kebijakan dan pengendalian Perdagangan Luar Negeri diarahkan untuk: a.
peningkatan daya saing produk Ekspor Indonesia;
b.
peningkatan dan perluasan akses Pasar di luar negeri; dan
c.
peningkatan kemampuan Eksportir dan Importir sehingga menjadi Pelaku Usaha yang andal.
1. Mengancam keamanan nasional atau kepentingan umum termasuk sosial,
Pemerintah mengatur kegiatan Perdagangan Luar Negeri melalui kebijakan dan
Arah Kebijakan
Hewan, Tumbuhan atau Lingkungan;
2.
4.
Terbatasnya pasokan di dalam negeri
5. Berdasarkan
6. Terbatasnya
ketersediaan
manusia
dan
Merusak lingkungan hidup dan ekologi. perjanjian
internasional
atau kesepakatan yang ditandatangani
Terbatasnya kapasitas pasar di negara atau wilayah tujuan ekspor.
kehidupan
kesehatan.
diratifikasi oleh Pemerintah; atau untuk konservasi secara efektif. 5.
Melindungi hak atas kekayaan intelektual.
3. Melindungi
kesepakatan yang ditandatangani dan 4.
EKSPOR
Untuk melindungi Kesehatan Manusia,
(UU No. 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan)
1.
PELARANGAN
atau Kepentingan Umum; 2.
pengendalian di bidang Ekspor dan Impor (Pasal 38 ayat (1))
DASAR
dan diratifikasi Pemerintah 6.
bahan
Melindungi barang yang bernilai sejarah danbernilai budaya tinggi.
baku yang dibutuhkan oleh industri
2. Ruang Lingkup Kebijakan Perdagangan Luar Negeri paling sedikit meliputi : a.
peningkatan jumlah dan jenis serta nilai tambah produk ekspor;
b.
pengharmonisasian Standar dan prosedur kegiatan Perdaangan dengan negara mitra dagang;
c.
penguatan kelembagaan di sektor Perdagangan Luar Negeri;
d.
pengembangan sarana dan prasarana penunjang Perdagangan Luar Negeri; dan
e.
pelindungan dan pengamanan kepentingan nasional dari dampak negatif Perdagangan Luar
pengolahan.
BARANG EKSPOR
Negeri
DASAR KEBIJAKAN EKSPOR
Barag Bebas Ekspor
Barag dibatasi Ekspornya
Barag dilarang Ekspornya
Semua Barang Dapat di Ekspor Kopi, Produk Industri
Kecuali dibatasi dan dilarang ekspornya atau ditentukan lain oleh
Kehutanan , Binatang
Undang-undang
sejenis Lembu Hidup yakni bibit sapi, sapi bukan
Ekspor dapat dilakukan oleh perorangan, lembaga,dan Badan Usaha, baik yang berbentuk badan hokum atau Bukan Badan Hukum
Semua jenis barang yang tidak termasuk pada kelompok diatur, diawasi dan dilarang
bibit, kerbau, Anak Ikan Napoleon, Ikan Napoleon, Benih Ikan Bandeng,Inti Kelapa Sawit , Kulit Buaya Dlm Bentuk Wet Blue, Beras, Binatang liar dan Tumbuhan
Barang Ekspor dikelompokkan kedalam: •
Bebas ekspornya
•
Dibatasi ekspornya
•
Dilarang ekspornya
Alam (APP II Cites), Prekursor, Intan Kasar,
Barang di Bidang Pertanian, Barang di bidang Kehutanan, Barang di Bidang Perikanan, Barang di Bidang Industri, Barang di Bidang Pertambangan, Barang yang Termasuk Cites Appendix I, Barang Cagar Budaya
Timah Batangan
Peningkatan Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya
Peningkatan Pengamanan Perdagangan dengan melakukan penanganan semua kasus yang masuk ke Ditjen Perdagangan Luar Negeri (100%)
77
78
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
2
JENIS HAMBATAN PERDAGANGAN
Arah kebijakan : Peningkatan Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya.
Sentimen Negatif
Strategi Pencapaian Peningkatan Pengamanan Akses Pasar Ekspor Dari Tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard Dan Hambatan Non Tariff Lainnya, antara lain dilakukan melalui: 1. Peningkatan Pengamanan Perdagangan dengan melakukan penanganan semua kasus yang masuk ke Ditjen Perdagangan Luar Negeri (100%).
Hambatan Tarif
Trade Remedies
Hambatan Non Tarif
PENGAMANAN AKSES PASAR EKSPOR Liberalisasi Perdagangan Non Tariff Meausres (NTM)
Bea Masuk
NTMs
KASUS TRADE REMEDIES YANG DIHADAPI INDONESIA (1990 - MARET 2015)
Nilai Impor
STATUS
Dikenakan 92 7 Dihentikan 95 11 Dalam Proses 8 1 Total 195 19
Alleging Alleged Number Countries Countries of Case
Dumping 54 103 4627 Subsidi 8 46 355 Safeguard 14 TBT
49 295
TRADE REMEDIES DUNIA (1995-2014)
Indonesia
21 11
Produk makanan
10
CPO
No DUMPING SUBSIDI SAFEGUARD China Korsel Taiwan AS Thailand Jepang India Indonesia Rusia Brazil Lainnya TOTAL
1022 341 258 257 189 185 181 181 133 122 2013 4627
China India Korsel Indonesia AS UE Italy Thailand Taiwan Argentina Lainnya TOTAL
84 India 62 Indonesia 22 Turki 18 Yordania 15 Chili 14 Mesir 13 Philipina 13 Ukraina 9 AS 8 Czech 114 Lainnya 355 TOTAL
39 26 20 17 15 11 11 11 10 9 126 295
Brazil 10
USA 28
Malaysia 14
7
Afsel 13
6
Lain-lain
TRADE REMEDIES INDONESIA
Kanada 9
13
Automotive Produk elektronik
Dituduh 181 18 26 225
India 32 34
Kaca
WORLD 4627 355 295 5277
Uni Eropa 34
Others 68
34
Produk plastik
Dumping Subsidi Safeguard Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
117 128 18 263
29
Produk logam
38 89
18 22 9 49
34
Produk Kertas Produk kimia
Menuduh 51 0
TOTAL
0 10 20 30 40 50 60 70
UE, USA, AUSTRALIA, CHINA
Produk tekstil
KASUS YANG DITANGANI DUMPING SUBSIDI SAFEGUARD
63
Philipina 12
Australia 23 Turki 20
DAMPAK PENGENAAN NTMs TERHADAP EKSPOR INDONESIA Dari 47 kasus Trade Remedies yang masih berlaku dikenakan atas produk ekspor indonesia maka dampak langsung adalah:
DUMPING DAN SUBSIDI (40 kasus)
Penurunan Nilai Ekspor 75% (nilai tertimbang)
SAFEGUARD (7 kasus)
Penurunan Nilai Ekspor 86% (nilai tertimbang)
Sumber : WTO, Pusdata Kemendag di olah DPP, Maret 2015
79
80
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
2.1 Peningkatan Pengamanan Perdagangan
Peningkatan Pengamanan Perdagangan yang dikelola oleh Program Peningkatan Perdagangan Luar Negeri (Ditjen Perdagangan Luar Negeri) berfokus pada pengamanan produk Indonesia yang di ekspor ke
STRATEGI PENINGKATAN PENGAMANAN PERDAGANGAN
luar negeri, dari tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan Hambatan Non Tariff lainnya. Penyusunan Submisi tuduhan Dumping, Subsidi dan Safeguard Penyusunan sanggahan atau submisi merupakan langkah awal penanganan terhadap Dumping, Subsidi dan Safeguard. Langkah awal ini merupakan tahap yang cukup menentukan, karena pada tahan penyusunan
Penyusunan
sanggahan tersebut dilakukan pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan untuk menyanggah
submisi tuduhan
tuduhan yang disampaikan. Target dalam penyusunan submisi tuduhan dumping, subsidi dan safeguard
dumping subsidi
dihitung dari setiap dokumen submisi yang disampaikan.
dan safeguard
Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang merupakan langkah yang dilakukan dalam upaya mengatasi tuduhan Dumping, Subsidi dan Safeguard yang dikenakan kepada
Peningkatan
produk ekspor Indonesia. Melakukan strategi penanganan tuduhan Dumping, Subsidi, Safeguard dan
Pengamanan
Hambatan Non Tarif lainnya melalui Dengar Pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra
Perdagangan dengan
dagang. Penghitungan target Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang
melakukan penanganan Monitoring dan evaluasi penanganan hambatan perdagangan
semua kasus yang masuk ke Ditjen Perdagangan Luar Negeri (100%)
dihitung dengan berapa banyak Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra
Dengar pendapat
dagang dilakukan.
(hearing)/konsultasi informal/teknis
Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan
di negara mitra
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan penanganan hambatan perdagangan luar negeri baik tujuan,
dagang
manfaat maupun sasaran, dilakukan monitoring dan evaluasi penanganan hambatan perdagangan. Penghitungan target monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan dihitung dengan jumlah laporan
Dalam rangka pencapaian upaya pengamanan perdagangan sebesar 100%, tahun 2015 - tahun 2019,
Monitoring dan evaluasi penanganan hambatan perdagangan.
Program peningkatan Pengamanan Perdagangan menetapkan beberapa target capaian indikator sebagai berikut:
PENGAMANAN AKSES PASAR EKSPOR Indikator
Penyusunan submisi tuduhan dumping subsidi dan safeguard
Data Trade Remedies
TARGET 2015
2016
2017
2018
2019
20 submisi
20 submisi
20 submisi
20 submisi
20 submisi
TRADE REMEDIES DUNIA (1995-2014)
Dumping Subsidi Safeguard Total
WORLD 4627 355 295 5277 Indonesia
Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang Monitoring dan evaluasi penanganan hambatan perdagangan
5 kali
13 kali
8 laporan
8 laporan
13 kali
13 kali
Dituduh 181 18 26 225
13 kali
Menuduh 51 0
8 laporan 8 laporan 8 laporan
38 89
TRADE REMEDIES INDONESIA No DUMPING SUBSIDI SAFEGUARD 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
China Korsel Taiwan AS Thailand Jepang India Indonesia Rusia Brazil Lainnya TOTAL
Sumber : WTO, diolah DPP, Maret 2015 * Lainnya : 93 Negara
1022 341 258 257 189 185 181 181 133 122 2013 4627
China India Korsel Indonesia AS UE Italy Thailand Taiwan Argentina Lainnya TOTAL
84 India 62 Indonesia 22 Turki 18 Yordania 15 Chili 14 Mesir 13 Philipina 13 Ukraina 9 AS 8 Czech 114 Lainnya 355 TOTAL
39 26 20 17 15 11 11 11 10 9 126 295
81
82
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Diplomasi Perdagangan
Promosi produk
Proaktif : Merespon secara aktif rumor/isu di negara tujuan yang akan berdampak terhadap produk ekspor Indonesia melalui upaya diplomasi perdagangan dan penggalang pressure group.
Promotif : a Mempromosikan produk Indonesia yang suda memenuhi ketentuan/tandar internasional; a Pemenfaatan peluang dalam misi dagang a Pemanfaatan Group on Promotion of Trade and Investment (WGTI)
Ofensif : a Memaksimalkan penerapan instrument Non Tariff Measures terhadap negara mitra dagang yang telah menghambat akses pasar ekspor produk Indonesia a Aktif membawa kasus tuduha dumping, subsidi dan safeguard serta kebijakan yang berpotensi menghambat ekspor sawit ke DSB-WTO.
83
3 Arah kebijakan : Peningkatan efektivitas pengelolaan impor terhadap impor bahan baku, penolong dan konsumsi. Strategi Melaksanakan program prioritas nasional, melalui Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi) diharapkan Presentase Penurunan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor di tahun 2015 adalah sebesar 7% dan di tahun 2019 adalah sebesar 6%.
Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong
Peningkatan efektivitas pengelolaan impor melalui pengelolaan impor terhadap bahan baku, penolong dan konsumsi Lainnya
Dan Barang Konsumsi) . Diharapkan Presentase Penurunan
STRUKTUR IMPOR TAHUN 2015
Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor di tahun 2015 adalah sebesar 7% dan di tahun 2019
Pertumbuhan (%, YoY)
Nilai (USD Miliar)
adalah sebesar 6%.
-14.2
-21.4
-3.6
-4.0
-15.6
-7.1
Barang Konsumsi
10.9 12.7
Bahan Baku/ Penolong Barang Modal
107.1 136.2
Barang Konsumsi Barang Modal
7.1%
16.7%
24.7 29.3
2015 2014 Sumber: BPS (diolah Puska Daglu)
Barang konsumsi yang impornya turun signifikan antara lain: Susu, telur, mentega; Sabun dan preparat pembersih, serta Buku dan Barang Cetakan
Barang Konsumsi 7.6%
Barang Modal 17.3%
2015
STRUKTUR IMPOR TAHUN 2015
2014
Bahan Baku Penolong 75.0%
Bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan antara lain: Besi dan Baja, Bahan Kimia Organik, serta Plastik dan Barang dari Plastik Bahan Baku Penolong 76.4% Barang modal yang impornya turun signifikan antara lain: Mesin/Pesawat Mekanik; Mesin/Peralatan Listrik; dan Kendaraan Bermotor dan bagiannya
Impor di tahun 2015 masih tetap didominasi Bahan Baku/Penolong (75,0%) meskipun mengalami penurunan sebesar 21,4% (YoY)...
Pangsa impor Barang Modal mengalami peningkatan di tahun 2015 menjadi 17,3% namun nilainya turun 15,6% (YoY)…
Pangsa impor Barang Konsumsi di tahun 2015 naik menjadi 7,6%, namun nilainya mengalami penurunan sebesar 14,2% (YoY) ....
84
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
3.1 Peningkatan Pengelolaan Impor
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impr Dengan diterbitkannya kebijakan pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor, diharapkan dapat menstimulasi dan berdampak kepada peningkatan pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor. Target jumlah rumusan kebijakan/ peraturan di bidang Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor dihitung dari Penerbitan Perturan Menteri Perdagangan pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor pertahun.
STRATEGI PENGELOLAAN IMPOR
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik Peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat terus dikembangakan. Pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik, merupakan salah satu agenda yang cukup penting, ketersediaan sistem elektronik yang dapat memudahkan pelaku usaha dalam melakukan dan mengembangan usahanya, merupakan hal yang cukup penting. Dengan pengembangan sistem elektronik tersebut, diharapkan pelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam melakukan prosedur perijinan ekspor dan impor terutama yang dapat diakses secara online. Target jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik dihitung dari pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik pertahun.
Penerbitan dokumen Impor (IT, IP dan SPI) dalam rangka pengelolaan Impor
Penyusunan dan penerbitan kebijakan Impor
Peningkatan Pengelolaan Impor
Bimbingan teknis bagi pelaku usaha dan aparatur/ instansi terkait
Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Impor
Persentase layanan perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, serta menciptakan iklim usaha perdagangan luar negeri yang lebih baik, peningkatan layanan perijinan online terus ditingkatkan. Target Persentase Layanan Perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online, dihitung dari Presentase jenis perijinan yang dapat diajukan secara online baik ekspor ataupun impor. Jumlah pemilik Hak Akses INATRADE Kemudahan berusaha bidang Perdagangan Luar Negeri terus dikembangkan salah satunya melalui pemanfaatan fasilitas INATRADE, diharapkan jumlah pemilik hak ases terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan optimalnyanya pemanfaatan fasilitasi INATRADE, diharapkan pelaku usaha dapat lebih terfasilitasi dan iklim usaha perdagangan luar negeri menjadi lebih baik. Penghitungan peningkatan target pemilik Hak Akses INATRADE dihitung dengan asumsi target akumulasi meningkatnya jumlah pemilik hak akses sebesar 500 perusahaan setiap tahunnya.
Dalam rangka pencapaian upaya Penurunan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor di tahun 2015 adalah sebesar 7% dan di tahun 2019 adalah sebesar 6%., Program Pengelolaan Impor menetapkan beberapa target capaian indikator sebagai berikut:
Indikator
TARGET 2015
2016
2017
2018
2019
Jumlah rumusan kebijakan/peraturan di bidang impor
5 Peraturan
5 Peraturan
5 Peraturan
5 Peraturan
5 Peraturan
Jumlah data dan informasi importasi barang yang diatur tataniaga impornya
10 JENIS
10 JENIS
10 JENIS
10 JENIS
10 JENIS
Jumlah penerbitan penetapan importir terdaftar(IT)
2000 IT
5000 IT
5000 IT
5000 IT
5000 IT
Jumlah penerbitan pengakuan sebagai Importir Produsen (IP)
1000 IP
1200 IP
1400 IP
1500 IP
1500 IP
Jumlah penerbitan surat persetujuan Impor (SPI)
3000 SPI
3000 SPI
3000 SPI
3000 SPI
3000 SPI
Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang Impor
300 orang 400 orang 450 orang
500 orang
500 orang
Jumlah laporan evaluasi pelaksanaan kebijakan impor
5 Laporan 5 Laporan
5 Laporan
5 Laporan
5 Laporan
Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri terkait pengelolaan ekspor dan impor, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dilakukan Bimbingan Teknis di Bidang Pengelolaan Fsilitasi Ekspor dan Impor, baik kepada Aparatur Daerah maupun pelaku usaha. Bimbingan Teknis tersebut dilakukan antara lain, namun tidak terbatas untuk implementasi kebijakan: Pembiayaan Perdagangan, Prosedur dan Dokumen Ekspor dan Impor, Pelayanan Perdagangan, Penunjang Perdagangan Internasional dan Kerjasama Internasional. Penghitungan target diperoleh dari jumlah pelaku usaha ataupun aparatur daerah yang memperoleh bimbingan teknis per tahun. Jumlah koordinasi terkait skema pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dilakukan koordinasi antara lain, namun tidak terbatas untuk implementasi kebijakan: pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya. Penghitungan target diperoleh dari jumlah koordinasi yang dilakukan per tahun. Jumlah laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan INATRADE, SKA Online, dan fasilitasi perdagangan lainnya Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan luar negeri baik tujuan, manfaat maupun sasaran, dilakukan evaluasi Pelaksanaan Kebijakan terkait Fasilitasi Eskpor dan impor. Target dalam evaluasi pelaksanaan kebijakan Pelaksanaan Kebijakan terkait Fasilitasi Eskpor dan impor adalah Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag Fasilitasi Ekspor dan Impor per tahun.
85
86
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
3.2.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah (Dekonsentrasi)
INSTRUMEN PENGELOLAAN EKSPOR DAN IMPOR
Dalam rangka pencapaian upaya Peningkatan Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah. Program Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerahmenetapkan beberapa target capaian indikator sebagai berikut:
DASAR KEBIJAKAN IMPOR
EKSPOR
IMPOR
ET
Perusahaan atau perorangan yang telah mendapat pengakuan dari Menteri Perdagangan untuk mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku
ETPIK
Eksportir Terdaftar Produk Industri Kehutanan perusahaan industri kehutanan yang telah mendapatkan pengakuan untuk melakukan ekspor Produk Industri Kehutanan
IP
Importir Produsen yang telah mendapat pengakuan sebagai IP untuk mengimpor barang yang hanya dibutuhkan dalam proses produksinya dan dilarang diperdagangkan atau dipindahkan.
IT
Importir Terdaftar yang telah mendapat penunjukan sebagai IT untuk mengimpor barang tertentu guna di distribusikan langsung kepada pengguna akhir tanpa melalui perantara
Barang Yang Di Impor Harus Dalam Keadaan Baru Dalam hal tertentu, menteri Perdagangan dapat menetapkan barang yang diimpor dalm keadaan baru
Impor hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan yang telah memiliki Angka Pengenal Importir (API)
Surat yang harus dimiliki oleh perseroan / badan usaha / badan hukum yang melakukan kegiatan ekspor mengeluarkan barang dari daerah pabean.
PE
PI
Surat yang harus dimiliki oleh perseroan / badan usaha / badan hukum yang melakukan kegiatan impor memasukan barang ke dalam daerah pabean.
Pengelolaan Barang Impor dikelompokan dalam: •
Bebas Impornya
•
Registrasi Impor
•
Diatur Impornya
•
Dilarang Impornya
HPE
PENGELOLAAN IMPOR BEBAS IMPORNYA Semua jenis
IP/IT Besi atau
barang yang
Baja
tidak termasuk pada kelompok diatur dan dilarang
DIATUR IMPORNYA
REGISTRASI IMPOR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Gula Beras Garam Etilena Prekusor Pelumas Cakram Optik Tekstil dan Produk Tekstil 9. BPO (HCFC dan Metilbromida) 10. NitroCellulose (NC) 11. Bahan Berbahaya 12. Minuman Beralkohol 13. Bahan Peledak 14. Perkakas Tangan 15. Mesin Fotocopy Berwarna 16. Tabung Gas 3 Kg 17. Limbah Non B3 18. Barangmodal bukan baru 19. Minyak dan Gas Bumi
20. Plastik 21. Sakarin 22. Cengkeh 23. Intan Kasar 24. Siklamat 25. PCMX 26. Keramik 27. Kaca Lembaran 28. Ban 29. Mutiara 30. STTP 31. Hewan dan Produk Hewan 32. Holtikultura 33. Telepon Seluler 34. Baja Panduan
Harga patokan atas ekspor yang dikenakan Bea Keluar
VERIFIKASI
Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor adalah penelitian dan pemeriksaan yang dilakukan surveyor sebelum muat barang.
DILARANG IMPORNYA 1. Produk percetakan bahasa Indonesia dan daerah 2. Peptisida Etilin Dibromida/EDB 3. Limbah B3 4. Gombal baru dan bekas 5. BPO (Metibromida untuk Fumigasi, CFC dan Halon) 6. Mesin yang menggunakan BPO 7. Alat Pemadam Kebakaran (isi) 8. Turunan Halogenisasi, sulfonasi, Nitrasi yang mengandung halogen dan garam 9. Udang (jenis Penaesus Vanamae)
VPTI
Verifikasi atau Penelusuran Teknis Impor adalah kegiatan yang dilakukan surveyor untuk mengetahui identitas (nama dan alamat importir, nilai, jumlah/volume atau berat, jenis, spesifikasi, postarif/HS dan uraiannya, ketrangan tempat atau negara/pelabuhan muat dan pelabuhan tujuan
Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor sesuai dengan SLA, 75% ditahun 2015 dan 95% di tahun 2019
Persentase Capaian Kebijakan tentangPendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 80% di tahun 2015 dan 100% di tahun 2019
Preferensi terhadap Total Ekspor , 65% di tahun 2015 dan 73% di tahun 2019
Peningkatan pelayanan dan kemudahan berusaha bidang Perdagangan Luar Negeri melalui peningkatan fasilitasi ekspor dan impor.
Presentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan on Line 15% di tahun 2015 dan 35% di tahun 2019
87
88
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
4
Dalam rangka pencapaian upaya Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor. Program Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor menetapkan beberapa target capaian indikator sebagai berikut:
Indikator TARGET 2015 2016 2017 2018 2019
Arah kebijakan :
Peningkatan pelayanan dan kemudahan berusaha bidang Perdagangan Luar Negeri melalui peningkatan fasilitasi ekspor dan impor. Strategi
Melaksanakan program prioritas nasional, melalui Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor dengan target sebagai berikut: 1. Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor sesuai dengan SLA, 75% ditahun 2015 dan 95% di tahun 2019 2. Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor , 65% di tahun 2015 dan 73% di tahun 2019. 3. Presentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan on Line 15% di tahun 2015 dan 35% di tahun 2019. 4. Persentase Capaian Kebijakan tentangPendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 80% di tahun 2015 dan 100% di tahun 2019. Selain Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor tersebut, dalam rangka optimalisasi pencapaianarah kebijakan tersebut dilakukan dukungan melalui pengembangan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah (dekonsentrasi), sinkronisasi pusat dengan daerah.
Jumlah penerbitan kebijakan 2 Peraturan
2 Peraturan
2 Peraturan
2 Peraturan
2 Peraturan
2 KEG
2 KEG
2 KEG
2 KEG
95%
100%
100%
100%
5500
6000
6500
7000
fasilitasi ekspor dan impor Jumlah pengembangan
2 KEG
sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik Persentase layanan perijinan 90% bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online Jumlah pemilik Hak Akses
5000
INATRADE
PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERUSAHAAN
Jumlah pelaku usaha yang
250 orang
300 orang
350 orang
400 orang
450 orang
35 KEG
35 KEG
35 KEG
35 KEG
35 KEG
6 LAP
6 LAP
6 LAP
6 LAP
6 LAP
mendapatkan bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan
4.1 Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor Strategi Peningkatan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
Jumlah koordinasi terkait skema pembiayaan ekspor,
Penerbitan kebijakan fasilitasi
Pengembangan
harmonisasi regulasi,
sistem elektronik
perdagangan lintas batas,
Peningkatan layanan perijinan
monitoring pelaksanaan online, dan fasilitasi perdagangan lainnya
pelayanan publik
Evaluaso dan INATRADE, SKA
dan lainnya
bidang fasilitasi
ekspor dan impor
bidang perdagangan
Strataegi Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
luar negeri yang dapat diselesaikan
Akses INATRADE
lainnya
Bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan
dan fasilitasi perdagangan lainnya
Dengan diterbitkannya kebijakan pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor, diharapkan dapat menstimulasi
skema pembiayaan
lintas batas, dan
INATRADE, SKA Online,
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor Pemilik Hak
regulasi, perdagangan
dan monitoring pelaksanaan
secara online
Koordinasi terkait ekspor, harmonisasi
Jumlah laporan evaluasi
dan berdampak kepada peningkatan pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor. Target jumlah rumusan kebijakan/ peraturan di bidang Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor dihitung dari Penerbitan Perturan Menteri Perdagangan pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor pertahun.
89
90
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik Peningkatan pelayanan publik kepada masyarakat terus dikembangakan. Pengembangan sistem elektronik
STRATEGI PENYELESAIAN PERIZINAN EKSPOR IMPOR SESUAI DENGAN SLA
bidang fasilitasi pelayanan publik, merupakan salah satu agenda yang cukup penting, ketersediaan sistem elektronik yang dapat memudahkan pelaku usaha dalam melakukan dan mengembangan usahanya,
Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure) & Tingkat Layanan (Service Level Arrangement) Pelayanan Perijinan Kementerian Perdagangan
merupakan hal yang cukup penting. Dengan pengembangan sistem elektronik tersebut, diharapkan pelaku usaha mendapatkan kemudahan dalam melakukan prosedur perijinan ekspor dan impor terutama yang dapat diakses secara online. Target jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik dihitung dari pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik pertahun.
•
Persentase layanan perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online Dalam rangka meningkatkan pelayanan publik kepada masyarakat, serta menciptakan iklim usaha perdagangan luar negeri yang lebih baik, peningkatan layanan perijinan online terus ditingkatkan. Target Persentase Layanan Perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online, dihitung dari Presentase jenis perijinan yang dapat diajukan secara online baik ekspor ataupun impor. Jumlah pemilik Hak Akses INATRADE
•
Untuk meningkatkan pelayanan perijinan yang efektif, efisien, dan transparan kepada dunia usaha, sebagian besar perijinan di Kementerian Perdagangan dilayani dengan sistem elektronik melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No.28/M-DAG/PER/6/2013 tanggal 24 Juni 2013, beberapa jenis perijinan dilayanan secara elektronik, sebagai berikut : a. Terdapat 72 jenis perijinan yang dapat dilayani dengan sistem elektronik melalui Inatrade dalam kerangka Indonesia National Single Window (Lampiran I); b. Dan 7 jenis perijinan ekspor dan impor yang hanya dapat dilayani (mandatory online) dengan sistem elektronik melalui Inatrade dalam kerangka Indonesia National Single Window (Lampiran II);
Kemudahan berusaha bidang Perdagangan Luar Negeri terus dikembangkan salah satunya melalui pemanfaatan fasilitas INATRADE, diharapkan jumlah pemilik hak ases terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan optimalnyanya pemanfaatan fasilitasi INATRADE, diharapkan pelaku usaha dapat lebih terfasilitasi dan iklim usaha perdagangan luar negeri menjadi lebih baik. Penghitungan peningkatan target pemilik Hak Akses INATRADE dihitung dengan asumsi target akumulasi meningkatnya jumlah pemilik hak akses sebesar 500 perusahaan setiap tahunnya. Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri terkait pengelolaan ekspor dan impor, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dilakukan Bimbingan Teknis di Bidang Pengelolaan Fsilitasi Ekspor dan Impor, baik kepada Aparatur Daerah maupun pelaku usaha. Bimbingan Teknis tersebut dilakukan antara lain, namun tidak terbatas untuk implementasi kebijakan: Pembiayaan Perdagangan, Prosedur dan Dokumen Ekspor dan Impor, Pelayanan Perdagangan, Penunjang Perdagangan Internasional dan Kerjasama Internasional. Penghitungan target diperoleh dari jumlah pelaku usaha ataupun aparatur daerah yang memperoleh bimbingan teknis per tahun. Jumlah koordinasi terkait skema pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya Dalam rangka mendukung pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan Perdagangan Luar Negeri, dilakukan koordinasi antara lain, namun tidak terbatas untuk implementasi kebijakan: pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya. Penghitungan target diperoleh dari jumlah koordinasi yang dilakukan
per tahun.
Jumlah laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan INATRADE, SKA Online, dan fasilitasi perdagangan lainnya Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kebijakan bidang perdagangan luar negeri baik tujuan, manfaat maupun sasaran, dilakukan evaluasi Pelaksanaan Kebijakan terkait Fasilitasi Eskpor dan impor. Target dalam evaluasi pelaksanaan kebijakan Pelaksanaan Kebijakan terkait Fasilitasi Eskpor dan impor adalah Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag Fasilitasi Ekspor dan Impor per tahun.
JENIS-JENIS PERIJINAN EKSPOR YANG DAPAT DILAYANI DENGAN SISTEM ELEKTRONIK MELALUI INATRADE DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 1. Eksportir Terdaftar Sarang Burung Walet (Khusus ke Republik Rakyat China) 2. Eksportir Terdaftar Kopi (ETK) / Eksportir Kopi Sementara (EKS) 3. Eksportir Terdaftar Timah Batangan 4. Eksportir Terdaftar Prekursor Non Pharmasi 5. Persetujuan Ekspor Beras (Premium, Medium, Organik dan Ketan) 6. Persetujuan Ekspor Hewan dan Produk Hewan 7. Persetujuan Ekspor Inti Kelapa Sawit 8. Persetujuan Ekspor Kayu Ulin 9. Persetujuan Ekspor Kulit Buaya / Wet Blue 10. Persetujuan Ekspor Minyak dan Gas Bumi 11. Persetujuan Ekspor Sisa dan Skrap Logam 12. Persetujuan Ekspor Perak dan Emas 13. Persetujuan Ekspor Prekursor Non Pharmasi 14. Persetujuan Ekspor Pupuk Urea Non Subsidi 15. Importir Produsen Besi atau Baja 16. Importir Produsen Beras 17. Importir Produsen Gula 18. Importir Produsen Pelumas 19. Importir Produsen Tekstil 20. Importir Produsen Etilena 21. Importir Produsen Garam 22. Importir Produsen Plastik 23. Importir Produsen Bahan Berbahaya (B2) 24. Importir Produsen Bahan Perusak Ozon (BPO) 25. Importir Produsen Limbah Non B3 26. Importir Produsen Nitrocellulose (NC) 27. Importir Produsen Prekursor Non Pharmasi 28. Importir Produsen 4 Chhro-3,5-DimethylPhenol (PCMX) 29. Importir Produsen Sodium Tripolyphosphate (STPP) 30. Importir Terdaftar Besi atau Baja 31. Importir Terdaftar Gula Kristal Putin 32. Importir Terdaftar Cakram Optik 33. Importir Terdaftar Mesin Multifungsi Berwama, Mesin Fotokopi Berwama dan Mesin Printer Berwama 34. Importir Terdaftar Intan Kasar 35. Importir Terdaftar Minuman Beralkohol 36. Importir Terdaftar Sakarin dan Garamnya 37. Importir Terdaftar Garam
38. Importir Terdaftar Nitrocellulose (NC) 39. Importir Terdaftar Prekursor Non Farmasi 40. Importir Terdaftar Bahan Perusak Ozon (BPO) 41. Importir Terdaftar Bahan Peledak Industri (Komersial) 42. Importir Terdaftar Hewan dan Produk Hewan 43. Importir Terdaftar Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet 44. Persetujuan Impor Barang Hibah 45. Persetujuan Impor Barang Modal Bukan Baru 46. Persetujuan Impor Barang Sementara 47. Persetujuan Impor Tidak Re-Ekspor Barang Ex-Impor Sementara 48. Persetujuan Impor Tabung LPG 3 Kg 49. Persetujuan Impor Beras 50. Persetujuan Impor Cengkeh 51. Persetujuan Impor Gula Kristal Putin (Plantation White Sugar) 52. Persetujuan Impor Cakram Optik 53. Persetujuan Impor Mesin Multifungsi Berwama, Mesin Fotokopi Berwama dan Mesin Printer Berwama 54. Persetujuan Impor Minyak dan Gas Bumi 55. Persetujuan Impor Minuman Beralkohol 56. Persetujuan Impor Sakarin dan Garamnya 57. Persetujuan Impor Pupuk Bersubsidi 58. Persetujuan Impor Garam Industri 59. Persetujuan Impor Intan Kasar 60. Persetujuan Impor Siklamat 61. Persetujuan Impor Bahan Berbahaya (B2) 62. Persetujuan Impor Bahan Peledak Industri (Komersial) 63. Persetujuan Impor Bahan Perusak Ozon (BPO) 64. Persetujuan Impor Nitrocellulose (NC) 65. Persetujuan Impor Prekursor Non Pharmasi 66. Persetujuan Impor Tanpa API 67. Persetujuan Impor tanpa NPIK untuk barang kiriman 68. Persetujuan Impor Hewan dan Produk Hewan 69. Persetujuan Impor Telepon Seluler, Komputer Genggam (Handheld) dan Komputer Tablet 70. Persetujuan Impor Mutiara 71. Persetujuan Impor Baja Paduan 72. Produsen Importir
91
92
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
JENIS-JENIS PERIJINAN IMPOR YANG HANYA DAPAT DILAYANI DENGAN SISTEM ELEKTRONIK (MANDATORY ON-LINE) MELALUI INATRADE DALAM KERANGKA INDONESIA NATIONAL SINGLE WINDOW 1. Importir Produsen Produk Hortikultura
Dalam rangka pencapaian upaya Peningkatan Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah. Program Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah menetapkan beberapa target capaian indikator sebagai berikut:
Indikator TARGET 2015 2016 2017 2018 2019
2. Importir Terdaftar Produk Hortikultura 3. Importir Terdaftar Hewan dan Produk Hewan 4. Importir Terdaftar Produk Tertentu : a. Elektronika b. Alas Kaki c. Pakaian Jadi d. Mainan Anak e. Produk Makanan dan Minuman f. Obat Tradisional dan Herbal g. Kosmetik 5. Persetujuan Impor Produk Hortikultura 6. Persetujuan Impor Hewan dan Produk Hewan 7. Nomor Pengenal Importir Khusus (NPIK) : a. Beras b. Jagung
001 Meningkatnya koordinasi dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah 002 Layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah
3keg
5 keg
5 keg
5 keg
5 keg
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
2 jenis
003 Fasilitasi promosi dan diklat ekspor
4 keg
4 keg
4 keg
4 keg
4 keg
005 Sosialisasi Pemanfaatan AEC 2015
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
1 Keg
Meningkatnya koordinasi dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah
c. Kedelai
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan kebijakan perdagangan luar negeri daerah dilakukan koordinasi
d. Gula
dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah yang melibatkan aparatur daerah, pelaku
e. Elektronika dan Komponen
usaha di daerah ataupun instansi lainnya. Diharapkan dengan dilakukannnya koordinasi dan pembinaan
f. Tekstil dan Produk Tekstil
fasilitasi perdagangan luar negeri daerah pelaksanaan kebijakan perdagangan luar negeri di daerah dapat
g. Mainan Anak
berjalan optimal dan tepat sasaran. Target jumlah koordinasi dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar
4.2 Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah (Dekonsentrasi) Strategi Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah
negeri daerah dihitung jumlah koordinasi dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah yang dilaksanakan pertahun yang dibiayai dari APBN. Layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah Dalam rangka meningkatkan pelayanan fasilitasi perdagangan luar negeri di daerah serta mendukung optimalisasi capaian peningkartan layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah, dilakukan layanan
Koordinasi dan
Layanan fasilitasi
pembinaan fasilitasi
perdagangan luar
perdagangan luar negeri daerah
Sosialisasi Pemanfaatan AEC 2015
negeri daerah
fasilitasi perdagangan luar negeri daerah baik terkait impor maupun ekspor. Diharapkan dengan dilakukannnya layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah, dapat memudahkan pelaku usaha untuk berusaha dan memperoleh iklim usaha perdagangan luar negeri yang kondusif dan berdampak positif bagi pertumbuhan usaha di daeah. Target layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah dihitung jumlah layananfasilitasi perdagangan luar negeri daerah yang dilaksanakan pertahun yang dibiayai dari APBN.
Strategi Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri Daerah
Fasilitasi promosi dan diklat ekspor Dalam rangka peningkatan diversifikasi pasar ekspor serta mendukung pelaku usaha untuk menembus pasar, dilakukan fasilitas promosi dan diklat ekspor. Diharapkan dengan dilakukannnya fasilitasi promosi dan diklat ekspor, dapat memfasilitasi pelaku usaha untuk mepromosikan produknya. Target Fasilitasi promosi dan diklat ekspor, dihitung dari jumlah kegiatan fasilitasi promosi dan diklat ekspor yang dilaksanakan di Fasilitasi promosi
daerah selama 1 (satu) tahun yang dibiayai dari APBN.
dan diklat ekspor Sosialisasi Pemanfaatan AEC 2015 Dalam rangka peningkatan fasilitas perdagangan luar negeri, dan sebagai sosialisasi hasil perundingan kerjasama internasional yang telah dilakukan, dilaksanakan sosialisasi Pemanfaatan AEC, diharapkan
93
94
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
dengan dilakukannnya sosialisasi tersebut pelaku usaha ataupun aparatur daerah memahami dan dapat meamfaatkan fasilitasi yang dapat digunakan dalam perjanjian intyernasional yang ada di AEC.Target sosialisasi pemanfaatan AEC 2015, dihitung dari jumlah kegiatan sosialisasi pemanfaatan AEC 2015 yang dilaksanakan di daerah selama 1 (satu) tahun yang dibiayai dari APBN.
RENCANA AKSI PUSAT DAN DAERAH BIDANG PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Perkembangan Ekspor nonmigas menurut Provinsi KAL. Utara
1.072,00 Juta US$
2015
0,89 (%)
GORONTALO
31
Peran (%) 2015
Juta US$
SULTENG
454
2015
0,03 (%)
Juta US$
2015
0,38 (%)
Peran (%) 2015
Peran (%) 2015
up
PU S AT
LAMPUNG
PAPUA
3.552,00 Juta US$
2015
2,93 (%) Peran (%) 2015
NTB
1.196,00 Juta US$
2015
0,99 (%)
NTT
19
Juta US$
2015
1.800,00 Juta US$
2015
1,49 (%) Peran (%) 2015
0,02 (%) Peran (%) 2015
down -9,45
Perub (%) 2015/2014
Total 2015
NON MIGAS 121.047,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan
DKI JAKARTA JAWA TIMUR KALIMANTAN TIMUR RIAU RIAU ISLANDS SUMATERA UTARA KALIMANTAN SELATAN JAWA TENGAH SUMATERA SELATAN SUMATERA BARAT SULAWESI SELATAN KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BANTEN SULAWESI UTARA JAMBI KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH SULAWESI TENGGARA BALI JAWA BARAT SULAWESI BARAT BENGKULU MALUKU PAPUA BARAT MALUKU UTARA DI YOGYAKARTA ACEH
Pengembangan Fasilitasi Ekspor Impor Online melalui INATRADE Fasilitasi ekspor melalui penguatan Instansi Penerbit SKA (IPSKA, e-SKA)
Peran (%) 2015
Jan-Nov 2015
Melanjutkan Deregulasi dan Debirokratisasi (Peraturan ekspor dan impor)
Perub (%) 2015/2014
Peran (%) 2015
42.559,00 -2,90 35,16 15.282,00 -7,40 12,62 10.114,00 -22,81 8,36 9.896,00 -10,16 8,18 8.058,00 -13,84 6,66 7.075,00 -18,49 5,84 5.256,00 -29,04 4,34 4.811,00 -0,39 3,97 1.928,00 -16,43 1,59 1.634,00 -16,68 1,35 1.301,00 -18,84 1,07 1.086,00 -25,87 0,90 886 -32,93 0,73 749 -19,72 0,62 806 -2,18 0,67 521 -15,01 0,43 418 -12,37 0,35 121 -60,46 0,10 231 -16,61 0,19 77 -66,67 0,06 0 -100,00 76 -16,48 0,06 4 -95,35 0,00 14 -69,57 0,01 10 -64,29 0,01 10 -33,33 0,01 0 0 -
Fasilitasi Pembiayaan Ekspor (National Interest Account) Kelancaran Arus Barang
D IN A S P R OV IN S I Sosialisasi Peraturan Ekspor dan Impor bagi dunia usaha di daerah (FGD, Bimtek, Diseminasi) Sosialisasi portal INATRADE dan INSW kepada Dunia usaha di daerah; Meningkatkan layanan fasilitasi ekspor melalui pelayanan dokumen SKA bagi eksportir Penguatan pembiayaan ekspor bagi UKM ekspor
S IN ER GY
Dukungan kelancaran arus barang di daerah.
95
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
3.
4.
5.
6.
Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
Direktorat Impor
Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
Direktorat Fasilitasi Ekspor dan impor koordinasi denga Sekretariat Ditjen Perdagangan Luar Negeri Peningkatan pengamanan dan perlindungan akses pasar Dit. Pengamanan Peningkatan Pengamanan Perdagangan dengan melakukan Perdagangan penyelesaian penanganan semua kasus yang masuk ke Ditjen Perdagangan Luar Negeri (100%)
SEKRETARIS DITJEN DAGLU
2.
Unit Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
DIREKTUR JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
1.
Arah Kebijakan dan Strategi Pengelolaan ekspor produk pertanian dan kehutanan Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan pertanian dan kehutanan yang diatur, sebesar 5,5% di tahun 2015 dan 7,5% di tahun 2019 Pengelolaan ekspor produk Industri dan Pertambangan Peningkatan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan dengan melakukan upaya peningkatkan ekspor produk olahan industri dan pertambangan yang diatur, sebesar 6% di tahun 2015 dan 8 % di tahun 2019 Pengelolaan impor Melaksanakan program prioritas nasional, melalui Peningkatan Program Subtitusi Impor (Barang Modal / Bahan Baku, Penolong Dan Barang Konsumsi) diharapkan Presentase Penurunan Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor di tahun 2015 adalah sebesar 7% dan di tahun 2019 adalah sebesar 6%. Pengelolaan fasilitasi ekspor dan impor − Penyelesaian Perizinan Ekspor Impor sesuai dengan SLA, 75% ditahun 2015 dan 95% di tahun 2019 − Peningkatan Rasio Nilai Ekspor yang Menggunakan SKA Preferensi dan SKA Non Preferensi terhadap Total Ekspor , 65% di tahun 2015 dan 73% di tahun 2019. − Presentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan on Line 15% di tahun 2015 dan 35% di tahun 2019. Dukungan sektor perdagangan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Persentase Capaian Kebijakan tentangPendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 80% di tahun 2015 dan 100% di tahun 2019.
DIREKTUR IMPOR
Dalam upaya mendukung pencapaian arah kebijakan dan strategi peningkatan Perdagangan Luar Negeri, perlu dilakukan pengelolaan terhadap struktur dan kelembagaan organisasi yang mendukung terhadap pencapaian tersebutoleh 6 (Enam) unit eselon II yaitu :
DIREKTUR EKPOR PRODUK NDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
DIREKTUR EKPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANANI
Dalam Mendukung Pencapaian Arah Kebijakan dan Strategi
DIREKTUR FASILITASID EKSPOR DAN IMPOR
IREKTUR PENGAMANAN PERDAGANGAN
STRUKTUR- KELEMBAGAAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
STRUKTUR DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
96
97
98
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
SEKRETARIAT DITJEN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri mempunyai tugas melaksanakan dukungan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri menyelenggarakan fungsi : a. koordinasi, penyusunan dan revisi rencana program dan anggaran, pemantauan program serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; b. koordinasi dan penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, supervisi kebijakan, evaluasi kinerja, dan penyusunan laporan, serta penyajian data informasi publik di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; c. pelaksanaan urusan tata kelola administrasi keuangan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria managemen risiko pelaksanaan anggaran pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; d. pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, tata persuratan dan dokumentasi pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas: a. Bagian Program dan Kerja Sama; b. Bagian Keuangan; c. Bagian Hukum dan Pelaporan; dan d. Bagian Kepegawaian dan Umum. Bagian Program dan Kerja Sama mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi, penyusunan, dan revisi rencana program dan anggaran, pemantauan program, serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Bagian Program dan Kerja Sama menyelenggarakan fungsi: a. Koordinasi, penyusunan, revisi dan review program di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; b. Koordinasi, penyusunan, dan revisi anggaran kegiatan di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; c. Pemantauan program dan kerja sama di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Bagian Program dan Kerja Sama terdiri atas: a. Subbagian Penyusunan Program Subbagian Penyusunan Program mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan, koordinasi,
penyusunan, revisi, serta review program di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri b. Subbagian Penyusunan Anggaran Subbagian Penyusunan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, koordinasi, penyusunan, review, serta revisi rencana, anggaran di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri c. Subbagian Pemantauan Program dan Kerja Sama. Subbagian Pemantauan Program dan Kerja Sama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan dan koordinasi pemantauan program, serta penyiapan bahan kerja sama di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan urusan tata kelola administrasi keuangan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), akuntansi dan Barang Milik Negara, serta perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria managemen risiko pelaksanaan anggaran pada di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi: a. Pengelolaan pelaksanaan urusan perbendaharaan dan gaji pegawai, tunjangan kinerja, supervisi dan evaluasi realisasi pelaksanaan anggaran dan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. b. Pelaksanaan urusan, supervisi serta evaluasi akuntansi dan barang milik negara serta perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria managemen risiko pelaksanaan anggaran pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. c. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Bagian Keuangan terdiri atas: a. Subbagian Perbendaharaan dan Gaji Subbagian Perbendaharaan dan Gaji mempunyai tugas melakukan tata laksana pembayaran gaji, tunjangan pegawai, tata kelola Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), serta perumusan norma, standar, prosedur, dan kriteria managemen risiko pelaksanaan anggaran, supervisi dan evaluasi realisasi pelaksanaan anggaran pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. b. Subbagian Akuntansi dan Barang Milik Negara. Subbagian Akuntansi dan Barang Milik Negara mempunyai penyiapan bahan koordinasi dan pembinaan sistem akuntansi keuangan dan barang milik negara, verifikasi dan penghapusan Barang Milik Negara, penyusunan laporan realisasi pengelolaan anggaran keuangan, melakukan urusan serta supervisi dan evaluasi akuntansi dan barang milik negara pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Bagian Hukum dan Pelaporan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, supervisi dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan, evaluasi kinerja, dan penyusunan laporan, serta penyajian data informasi publikdi lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Dalam melaksanakan tugas Bagian Hukum dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan, koordinasi telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, supervisi dan evaluasi kebijakan dilingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; b. penyiapan bahan, koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan, serta supervisi dan evaluasi kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; c. penyiapan bahan, koordinasi, pengolahan, penyajian, supervisi dan evaluasi penyajian data informasi publik di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; d. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
99
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
KASUBBAG.AKUNTANSI DAN BARANG MILIK NEGARA
TETAP
RUBAH NOMENKLATUR
NOMENKLATUR SAMA, TAPI ADA PERUBAHAN TUS I
KASUBBAG.INFORMASI PUBLIK
KASUBBAG.EVALUASI DAN PELAPORAN KASUBBAG.PENYUSUNAN ANGGARAN
KASUBBAG PEMANTAUAN DAN KERJA SAM A
KASUBBAG.HUKUM KASUBBAG.PENYUSUNAN PROGRAM
b. Subbagian Umum. Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan, koordinasi, supervisidan evaluasi pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perlengkapan, tatapersuratan, kearsipan dan dokumentasi serta rumah tangga di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
KABAG. HUKUM DAN PELAPORAN
a. Subbagian Kepegawaian dan Organisasi; Subbagian Kepegawaian dan Organisasi mempunyai tugas melakukan urusan, koordinasi, supervisi dan evaluasi tata usaha kepegawaian, pengembangan, kesejahteraan, disiplin pegawai, penataan organisasi dan ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
KABAG. PROGRAM DAN KERJASAMA
Bagian Kepegawaian dan Umum terdiri atas:
SEKRETARIS DITJEN DAGLU
c. Subbagian Informasi Publik. Subbagian Informasi Publik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, koordinasi, pengolahan, penyajian, supervisi dan evaluasi penyajian data informasi publik di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan tata usaha serta pengembangan kepegawaian, organisasi, perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. pelaksanaan urusan, koordinasi, supervisi dan evaluasi tata usaha kepegawaian, pengembangan, kesejahteraan, disiplin pegawai, penataan organisasi dan ketatalaksanaan di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; dan b. pelaksanaan urusan, koordinasi, supervisi dan evaluasi pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian perlengkapan, tatapersuratan, kearsipan dan dokumentasi serta rumah tangga di lingkungan Sekretariat Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri; dan c. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
KABAG. KEUANGAN
b. Subbagian Evaluasi Pelaporan; Subbagian Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, koordinasi dan penyusunan laporan pelaksanaan, serta supervisi dan evaluasi kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri;
KASUBBAG.PERBENDAHARAAN DAN GAJI
KABAG. KEPEGAWAIAN DAN UMUM
Bagian Hukum, Evaluasi dan Pelaporan terdiri atas: a. Subbagian Hukum; Subbagian Hukum mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan, koordinasi telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, supervisi dan evaluasi kebijakan di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri;
KASUBBAG.UMUM
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
KASUBBAG.KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN
100
101
102
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN
Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah. Direktorat Ekspor Produk Pertaniandan Kehutanan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produkTanamanPangan, Hortikultura, PerikanandanP eternakan, Perkebunan, Tanaman Bahan Penyegar, Rempah-rempah dan Kehutanan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan pengelolaanekspor yang bernilai tambah produkTanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan, Perkebunan, Tanaman Bahan Penyegar, Rempah-rempah dan Kehutanan; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria ekspor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan, Perkebunan, Tanaman Bahan Penyegar, Rempah-rempah dan Kehutanan; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan ekspor Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan, Perkebunan, Tanaman Bahan Penyegar, Rempahrempah dan Kehutanan; e. Pelaksanaan monitoring kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan, Perkebunan, Tanaman Bahan Penyegar, Rempah-rempah dan Kehutanan; f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan ekspor produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan, Perkebunan, Tanaman Bahan Penyegar, Rempah-rempah dan Kehutanan; g. Pelaksanaan urusan administrasi dan tata usaha Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan; dan h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Direktorat Ekspor Produk PertaniandanKehutanan: a. Subdirektorat TanamanPangan, Hortikultura, PerikanandanPeternakan; b. Subdirektorat Perkebunan; c. Subdirektorat TanamanBahanPenyegardanRempahrempah; d. SubdirektoratKehutanan; e. Subbagian Tata Usaha. Subdirektorat TanamanPangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan.
Subdirektorat Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produkTanamanPangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria ekspor produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan ekspor produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan; e. Pelaksanaan monitoring kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan; f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan ekspor produk Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan; g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur. Subdirektorat Tanaman Pangan, Hortikultura, Perikanan dan Peternakan terdiri atas: a. Seksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura; Seksi Tanaman Pangan dan Hortikultura melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman pangan dan hortikultura, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk tanaman pangan dan hortikultura. b. Seksi Perikanan dan Peternakan. Seksi Perikanan dan Peternakan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk perikanan dan peternakan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk perikanan dan peternakan. Subdirektorat Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk perkebunan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk perkebunan.Subdirektorat Perkebunan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman tahunan dan tanaman semusim; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman tahunan dan tanaman semusim; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria ekspor tanaman tahunan dan tanaman semusim; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan ekspor produk tanaman tahunan dan tanaman semusim; e. Pelaksanaan monitoring kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman tahunan dan tanaman semusim; f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan ekspor produk tanaman tahunan dan tanaman semusim; g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur. Subdirektorat Perkebunan terdiri atas: a. Seksi Tanaman Tahunan; Seksi Tanaman Tahunan melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman tahunan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk tanaman tahunan. b. Seksi Tanaman Semusim.
103
104
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Seksi Tanaman Semusim melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman semusim, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk tanaman semusim. Subdirektorat TanamanBahanPenyegardanRempah – rempah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman bahan penyegar dan rempah - rempah, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk tanaman bahan penyegar danrempah-rempah. Subdirektorat Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah rempah menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengelolaanekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah - rempah; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah - rempah; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria ekspor Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah - rempah; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan ekspor produk Tanaman Bahan Penyegar danRempah - rempah; e. Pelaksanaan monitoring kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah - rempah; f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan ekspor produk Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah - rempah; g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur. Subdirektorat Tanaman Bahan Penyegar dan Rempah-Rempah Kehutanan terdiri atas: a. Seksi Tanaman Bahan Penyegar; Seksi Tanaman Bahan Penyegar melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk tanaman bahan penyegar, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk tanaman bahan penyegar. b. Seksi Rempah - rempah. Seksi Rempah – rempah melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk rempah-rempah, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk rempah - rempah. Subdirektorat Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk kehutanan, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk kehutanan.Subdirektorat Kehutanan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk hasil kayu dan produk kayu dan hasil kayu bukan kayu; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk hasil kayu dan produk kayu dan hasil kayu bukan kayu; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria ekspor produk hasil kayu dan produk kayu dan hasil kayu bukan kayu; d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi pelaksanaan ekspor produk hasil kayu dan produk kayu dan hasil kayu bukan kayu; e. Pelaksanaan monitoring kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk hasil kayu dan produk kayu dan hasil kayu bukan kayu; f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan ekspor produk hasil kayu dan produk kayu
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
h.
dan hasil kayu bukan kayu; Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur.
Subdirektorat Kehutanan terdiri atas: a. Seksi Hasil Kayu dan Produk Kayu; Seksi Hasil Kayu dan Produk Kayu melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk hasil kayu dan produkkayu, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk hasil kayu dan produk kayu b.
Seksi Hasil Hutan Bukan Kayu. Seksi Hasil Hutan Bukan Kayu melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengelolaan ekspor yang bernilai tambah produk produk hasil hutan bukan kayu, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, evaluasi, pelaporan, pelaksanaan kebijakan pengelolaan ekspor produk hasil hutan bukan kayu.
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas penyedia dan pengolah data, penyusunan rencana kerja, dokumentasi, penyusunan laporan dan melakukan tata kelola administrasi keuangan, kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, barang milik negara, serta perlengkapan dan kerumah tanggaan Direktorat.
105
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
106
Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang ekspor produk industri dan pertambangan. Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan peningkatan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil, produk aneka dan jasa, kerajinan, logam, mesin, transportasi, elektronika, kimia, industri agro, minyak dan gas bumi, produk pertambangan; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan peningkatan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil, produk aneka, kerajinan, logam, mesin, transportasi, elektronika, kimia, industri agro, minyak dan gas bumi, produk pertambangan; c. Penyiapan penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil, produk aneka dan jasa, kerajinan, logam, mesin, transportasi, elektronika, kimia, industri agro, minyak dan gas bumi, produkpertambangan; d. Pelaksanaan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakanpeningkatan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil, produk aneka danjasa, kerajinan, logam, mesin, transportasi, elektronika, kimia, industri agro, minyak dan gas bumi, produk pertambangan;dan e. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan terdiri atas: a. Subdirektorat Produk TPT, Aneka; b. Subdirektorat Produk Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika; c. Subdirektorat Produk Industri Agro dan Kimia; d. Subdirektorat Produk Migas dan Pertambangan; dan e. Subbagian Tata Usaha. Subdirektorat Produk TPT, Aneka mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, danpenyiapan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil serta produk aneka dan jasa. Subdirektorat Produk TPT, Aneka dan Jasa menyelenggarakan fungsi: • penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil serta produk aneka; • penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dankriteria ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil serta produk aneka; dan • penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil serta produk aneka. Subdirektorat Produk TekstidanProdukTekstil(TPT), Aneka terdiri atas:
107
108
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
• Seksi Produk TPT Seksi Produk TPT mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri tekstil dan produk tekstil. • Seksi Produk Aneka. Seksi Produk Aneka dan Jasa mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dankriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk Aneka. Subdirektorat Produk Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, danpenyiapan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri logam, produk industri mesin dan produk industri elektronika. Subdirektorat Produk Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika menyelenggarakan fungsi: • penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan ekspor produk logam, mesin, alat transportasi dan elektronika; • penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dankriteria ekspor produk logam, mesin, alat transportasi dan elektronika; dan • penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk logam, mesin, alat transportasi dan elektronika. Subdirektorat Logam, Mesin dan Elektronika terdiri atas: • Seksi Produk Logam dan Mesin Seksi Produk Logam dan Mesin mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk logam dan mesin. • Seksi Produk Alat Transportasi dan Elektronika. Seksi Alat Transportasi dan Elektronika mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan,penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk alat transportasi dan elektronika. Subdirektorat Produk Industri Agro dan Kimia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri agro dan kimia. Subdirektorat Produk Industri Agro dan Kimia menyelenggarakan fungsi: • penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri agro dan kimia; • penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria ekspor produk industri agro dan kimia; dan • penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri agro dan kimia. Subdirektorat Produk Agro dan Kimia terdiri atas: • Seksi Produk Agro Seksi Produk Industri Agro mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk industri agro. • Seksi Produk Kimia Seksi Produk Kimia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk kimia.
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Subdirektorat Produk Migas dan Pertambangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, danpenyiapan pemberian bimbingan teknis serta evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk migas dan pertambangan. Subdirektorat Produk Migas dan Pertambangan menyelenggarakan fungsi: • penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan peningkatan ekspor produk migas dan pertambangan; • penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria peningkatan ekspor produk migas dan pertambangan; dan • penyiapan bahan bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan peningkatan ekspor produk migas dan pertambangan. Subdirektorat Migas dan Pertambangan terdiri atas: a. Seksi Migas Seksi Migas mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dankriteria, sertabimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor minyak dan gas bumi. b. Seksi Produk Pertambangan. Seksi Produk Pertambangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dankriteria, sertabimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan ekspor produk pertambangan. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat.
109
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DIREKTORAT IMPOR
TUGAS DIREKTORAT IMPOR: Direktorat Impor mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor.
DIREKTORAT IMPOR
110
FUNGSI DIREKTORAT IMPOR Dalam melaksanakan tugasnya,Direktorat Impor menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang modal, barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, barang aneka industri dan bahan baku industri, barang konsumsi, barang kimia, tambang dan limbah. b. Pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang modal, barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, barang aneka industri dan bahan baku industri, barang konsumsi, barang kimia, tambang dan limbah. c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor dan pengawasan impor barang modal, barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, barang aneka industri dan bahan baku industri, barang konsumsi, barang kimia, tambang dan limbah. d. Pemberian bimbingan teknis pelaksanaan impor barang modal, barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, barang aneka industri dan bahan baku industri, barang konsumsi, barang kimia, tambang dan limbahserta surpervisi pengelolaan angkapengenal importir. e. Pelaksanaan monitoring dan pengawasan impor barang modal, barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, barang aneka industri dan bahan baku industri, barang konsumsi, barang kimia, tambang dan limbah. f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang imporbarang modal, barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, barang aneka industri dan bahan baku industri, barang konsumsi, barang kimia, tambang dan limbah. g. Pelaksanaan urusan administrasidan tata usaha Direktorat. h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur Jenderal. DIREKTORAT IMPOR TERDIRI ATAS: a. Subdirektorat Barang Modal. b. Subdirektorat Barang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan. c. Subdirektorat Barang Aneka Industri dan Bahan Baku Industri. d. Subdirektorat Barang Konsumsi. e. Subdirektorat Barang Kimia, Tambang dan Limbah.
111
112
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
TUGAS DAN FUNGSI SUBDIREKTORAT: A. Subdirektorat Barang Modal: Tugas: Melaksanakanpenyiapan bahan perumusan kebijakan pengelolaan impor barang modal, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor barang modal. Fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pengelolaan impor mesin, peralatan mesin dan alat angkut. b. Penyiapan rencana kerja dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor mesin, peralatan mesin dan alat angkut. c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor dan pengawasan impor mesin, peralatan mesin dan alat angkut. d. Pemberian bimbingan teknis, surpervisi impor mesin, peralatan mesin dan alat angkut. e. Pelaksanaan monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor mesin, peralatan mesin dan alat angkut. f. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan pengelolaanimpormesin, peralatan mesin dan alat angkut. g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur. Subdirektorat Barang Modal terdiri dari: a. Seksi Mesin dan Peralatan Mesin; Seksi Mesin dan Peralatan Mesin mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan impor mesin dan peralatan mesin, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor mesin dan peralatan mesin dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor mesin dan peralatan mesin. b. Seksi Alat Angkut. Seksi Alat Angkut mempunyai tugas mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impordalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan impor mesin dan peralatan mesin, menyusun rencana kerja pengelolaan impor alat angkut, menyiapkan pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring serta evaluasi kebijakan pengelolaan impor alat angkutdan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor alat angkut. B. Subdirektorat Barang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan: Tugas: melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengelolaan impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan.
Fungsi : a. penyiapan bahan perumusan kebijakan pengelolaan impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. b. penyiapan rencana kerja dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. c. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor dan pengawasan impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. d. pemberian bimbingan teknis, surpervisi impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. e. pelaksanaan monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
f. penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan imporbarang pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur. Subdirektorat Barang Pertanian, Kehutanan Kelautan dan Perikanan terdiri dari: a. Seksi Barang Pertanian dan Kehutanan Seksi Barang Pertanian dan Kehutanan mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan impor barang pertanian dan kehutanan, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang pertanian dan kehutanan dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang pertanian dan kehutanan. b. Seksi Barang Kelautan dan Perikanan. Mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan impor barang kelautan dan perikanan, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang kelautan dan perikanan dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang kelautan dan perikanan. C. Subdirektorat Barang Aneka Industri dan Bahan Baku Industri
Tugas: Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri dan bahan baku industri, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri dan bahan baku industri.
Fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri dan bahan baku industri. b. Penyiapan rencana kerja dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri dan bahan baku industri. c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor dan pengawasan impor barang aneka industri dan bahan baku industri. d. Pemberian bimbingan teknis, surpervisi impor barang aneka industri dan bahan baku industri. e. Pelaksanaan monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri dan bahan baku industri. f. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan imporbarang aneka industri dan bahan baku industri. g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur.
Subdirektorat Barang Aneka Industri dan Bahan Baku Industri terdiri dari: a. Seksi Barang Aneka Industri; Mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang aneka industri dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang aneka industri.
b. Seksi Bahan Baku Industri. Mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengelolaan impor bahan baku industri, menyiapkan rencana kerja
113
114
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang kimia, bahan berbahaya, barang tambang dan limbah. b. Penyiapan rencana kerja dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang kimia, bahan berbahaya, barang tambang dan limbah. c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor dan pengawasan impor barang kimia, bahan berbahaya, barang tambang dan limbah. d. Pemberian bimbingan teknis, surpervisi imporbarang kimia, bahan berbahaya, barang tambang dan limbah. e. Pelaksanaan monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang kimia, bahan berbahaya, barang tambang dan limbah. f. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pengelolaan imporbarang kimia, bahan berbahaya, barang tambang dan limbah. g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur.
pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor bahan baku industri dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor bahan baku industri. D. Subdirektorat Barang Konsumsi
Tugas: Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama.
Fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama. b. Penyiapan rencana kerja dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama. c. Penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor dan pengawasan impor barang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama. d. Pemberian bimbingan teknis, surpervisi imporbarang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama. e. Pelaksanaan monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama. f. Penyusunan laporan pelaksanaan kebijakan pengendalian dan pengelolaan imporbarang konsumsi tahan lama dan barang konsumsi tidak tahan lama. g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Direktur. Subdirektorat Barang Konsumsi terdiri dari: a. Seksi Barang Konsumsi Tahan Lama Seksi Barang Konsumsi Tahan Lama mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang konsumsi tahan lama. b.
Seksi Barang Konsumsi Tidak Tahan Lama. Seksi Barang Konsumsi Tidak Tahan Lamamempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang konsumsi tidak tahan lama, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang konsumsi tidak tahan lama dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang konsumsi tidak tahan lama.
E. Subdirektorat Barang Kimia, Tambang dan Limbah: Tugas: melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang kimia, tambang dan limbah, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria impor, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta monitoring, pengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang kimia, tambang dan limbah. Fungsi :
Subdirektorat Barang Kimia, Tambang dan Limbah terdiri dari: a. Seksi Barang Kimia dan Bahan Berbahaya; Seksi Barang Kimia dan Bahan Berbahaya mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang kimia dan bahan berbahaya, menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang kimia dan bahan berbahaya. b. Seksi Barang Tambang dan Limbah. Seksi Barang Tambang dan Limbah mempunyai tugas melakukan identifikasi permasalahan, menganalisa data impor dalam rangka perumusan kebijakan pengendalian dan pengelolaan impor barang tambang dan limbah., menyiapkan rencana kerja pengelolaan impor, pelaksanaan bimbingan teknis, suvervisi, monitoring, pengawasan dan evaluasi kebijakan pengelolaan impor barang konsumsi tahan lama dan menyiapkan pelaporan pelaksanaan kebijakan impor barang tambang dan limbah.
F. Subbagian Tata Usaha. Tugas: melakukan koordinasi penyusunan rencana kerja, penyusunan data dan pelaporan sertamelakukan tata kelola keuangan,administrasi kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, Barang Milik Negara perlengkapan dan kerumahtanggaan Direktorat.
115
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DIREKTORAT FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR
DIREKTORAT FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR
116
Tugas Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor: Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi ekspor dan impor. Fungsi Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor: 1. Penyiapan perumusan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor di bidang Ketentuan Asal Barang, Pelayanan Ekspor dan Impor, Sarana dan Prasarana Perdagangan, Sistem Pembiayaan dan Pembayaran, dan Peningkatan Akses Barang; 2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor di bidang Ketentuan Asal Barang, Pelayanan Ekspor dan Impor, Sarana dan Prasarana Perdagangan, Sistem Pembiayaan dan Pembayaran, dan Peningkatan Akses Barang; 3. Penyiapan penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria fasilitasi ekspor dan impor di bidang Ketentuan Asal Barang, Pelayanan Ekspor dan Impor, Sarana dan Prasarana Perdagangan, Sistem Pembiayaan dan Pembayaran, dan Peningkatan Akses Barang; 4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor di bidang Ketentuan Asal Barang, Pelayanan Ekspor dan Impor, Sarana dan Prasarana Perdagangan, Sistem Pembiayaan dan Pembayaran, dan Peningkatan Akses Barang; 5. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat. Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor terdiri dari: 1. Sub Direktorat Ketentuan Asal Barang; 2. Sub Direktora Pelayanan Ekspor dan Impor; 3. Sub Direktorat Fasilitasi Sarana dan Prasarana Perdagangan; 4. Sub Direktorat Sistem Pembiayaan dan Pembayaran; Sub Direktorat Peningkatan Akses Barang.
1. Sub-Direktorat Ketentuan Asal Barang mempunyai tugas dan fungsi:
a. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, norma dan standar ketentuan asal barang. b. Mengikuti sidang perundingan perdagangan internasional terkait dengan perjanjian kerjasama antar negara sebagai institusi yang mengkoordinir dan bertanggung jawab dalam Ketentuan Asal Barang Indonesia. c. Menyiapkan perencanaan, perumusan dan penetapan kebijakan, prosedur ketentuan asal barang dan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) sebagai implementasi hasil perundingan perjanjian
117
118
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
kerjasama di bidang Perdagangan International. d. Melaksanakan kebijakan, prosedur ketentuan asal barang dan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) sebagai operasionalisasi hasil perundingan perjanjian kerjasama di bidang Perdagangan International. e. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kebijakan ketentuan asal barang. f. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi atas implementasi kebijakan, prosedur ketentuan asal barang dan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) dalam memfasilitasi ekspor dan impor barang Indonesia. g. Menyiapkan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan prosedur ketentuan asal barang dan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA). h. Melakukan pembinaan dan pemberian dukungan fasilitasi dalam implementasi kebijakan ekspor dan impor yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. i. Bertanggungjawab atas pengelolaan, operasional, dan evaluasi sistem elektronik e-SKA yang merupakan fasilitas penerbitan dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) secara on-line sebagai implementasi kebijakan prosedur dan dokumen ketentuan asal barang Indonesia. Sub-Direktorat Ketentuan Asal Barang terdiri atas: a. Seksi Prosedur Ketentuan Asal Barang Seksi Prosedur Ketentuan Asal Barang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar atas prosedur ketentuan asal barang Indonesia, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi, perencanaan dan terlibat di dalam perundingan perdagangan internasional, melakukan bimbingan teknis, supervisi kebijakan dan upaya peningkatan kualitas SDM Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal atas prosedur ketentuan asal barang serta secara umum memberi dukungan fasilitasi dalam implementasi kebijakan ekspor dan impor yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. b.
Seksi Surat Keterangan Asal. Seksi Surat Keterangan Asal mempunyai tugas khususnya melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar atas dokumen Surat Keterangan Asal (SKA) termasuk di dalamnya melakukan koordinasi, perencanaan dan terlibat di dalam perundingan perdagangan internasional, melakukan bimbingan teknis, supervisi kebijakan atas dokumen Surat Keterangan Asal (SKA), dan upaya peningkatan fasilitas penerbitan dokumen SKA melalui sistem elektronik Surat Keterangan Asal (e-SKA) yang serta secara umum memberi dukungan fasilitasi dalam implementasi kebijakan ekspor dan impor yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
2. Subdirektorat Pelayanan Ekspor dan Impor
Subdirektorat Pelayanan Ekspor dan Impor mempunyai tugas dan fungsi : a. pelaksanaan pengelolaan integrasi data informasi dan dokumen; b. pelaksanaan perencanaan, pembangunan dan pengembangan, serta pemeliharaan sistem aplikasi layanan; c. pelaksanaan bimbingan teknis, penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria terhadap perijinan di bidang Ekspor dan Impor; d. koordinasi pelaksanaan kebijakan terkait perijinan ekspor dan impor di bidang pelayanan Ekspor dan Impor; e. pelaksanaan peningkatan SDM untuk petugas di Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan (UPTP I); f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan terkait data, sistem aplikasi layanan, dan pengguna sistem aplikasi serta petugas di bidang pelayanan Ekspor dan Impor. Subdirektorat Pelayanan Ekspor dan Impor terdiri atas: a. SeksiAnalisa dan Kerjasama PelayananEkspor dan Impor;
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
b.
Seksi Analisa dan Kerjasama Pelayanan Ekspor dan Impor mempunyai tugas melakukan kerjasama dengan Kementerian teknis, penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang analisa pelayanan Ekspor dan Impor terkait dengan data, sistem aplikasi layanan, dan pengguna sistem aplikasi serta petugas UPTP I. SeksiFasilitas Sistem PelayananEkspor dan Impor. Seksi Fasilitas Sistem Pelayanan Ekspor dan Impor mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitasi pelayanan Ekspor dan Impor terkait dengan kelancaran penerbitan perijinan ekspor dan impor melalui ketersediaan data, sistem aplikasi layanan, operasional serta sarana dan prasarana UPTP I.
3. Subdirektorat Fasilitasi Sarana dan Prasarana Perdagangan
Subdirektorat Fasilitasi Sarana dan Prasarana Perdagangan, mempunyai tugas dan fungsi : a. perencanaan dan penyiapan bahan perumusan pelaksanaan kebijakan fasilitasi untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, Kepelabuhan di Wilayah Perbatasan dan MP3EI; b. pelaksanaan kebijakan fasilitasi untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, Kepelabuhan di Wilayah Perbatasan dan MP3EI; c. penyiapan dan pelaksanaan koordinasi dan kegiatan sosialisasi dalam rangka fasilitasi untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, Kepelabuhan di Wilayah Perbatasan dan MP3EI d. penyiapan dan pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan fasilitasi untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, Kepelabuhan di Wilayah Perbatasan dan MP3EI e. penyiapan bahan penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan fasilitasi untuk menunjang perdagangan luar negeri, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, Kepelabuhan di Wilayah Perbatasan dan MP3EI f. perumusan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi regulasi di bidang pelaksanaan kebijakan fasilitasi untuk menunjang kelancaran perdagangan luar negeri, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, Kepelabuhan di Wilayah Perbatasan dan MP3EI Subdirektorat Fasilitasi Sarana dan Prasarana Perdagangan terdiri dari: a. Seksi Transportasi dan Kepelabuhan Seksi Transportasi dan Kepelabuhanan mempunyai tugasmelakukan koordinasi dan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis dalam rangka pelaksanaan kebijakan terkait kinerja sarana dan prasarana untuk menunjang kelancaran perdagangan ekspor dan impor dan kepelabuhan di wilayah perbatasan.
119
120
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
b.
Seksi Kawasan Perdagangan Seksi Kawasan Perdagangan mempunyai tugasmelakukan koordinasi dan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi, serta penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis dalam rangka implementasi regulasi untuk menunjang kelancaran perdagangan ekspor dan impor, percepatan perluasan pembangunan ekonomi di bidang konektivitas global, serta dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan di Kawasan Perdagangan yang meliputi : Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Berikat, dan MP3EI.
4. Subdirektorat Sistem Pembiayaan dan Pembayaran:
Subdirektorat Sistem Pembiayaan dan Pembayaran, mempunyai tugas dan fungsi : a. melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, sistem informasi, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis, monitoring serta evaluasi pelaksanaan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor di bidang sistem pembayaran. b. menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan peningkatan fasilitasi ekspor dan impor di bidang sistem pembayaran; c. menyiapkan bahan penyusunan pedoman, sistem informasi, norma, standar, prosedur dan kriteria fasilitasi ekspor dan impor di bidang sistem pembayaran; dan d. menyiapkan bahan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor di bidang sistem pembayaran. Subdirektorat Sistem Pembiayaandan Pembayaran terdiri atas: a.
b.
Seksi Sistem Pembiayaan; Seksi Sistem Pembiayaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, sistem informasi, norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan forum peningkatan akses pembiayaan perdagangan, bimbingan teknis pembiayaan perdagangan, workshop peningkatan pemahaman eksportir/ukm ekspor terhadap akses pembiayaan, peningkatan akses pasar untuk mendukung pembiayaan, monitoring dan evaluasi permasalahan & pemanfaatan fasilitas pembiayaan. Seksi Sistem Pembayaran Seksi Sistem Pembayaran mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, sistem informasi, norma, standar, prosedur, dan kriteria, pelaksanaan forum pembayaran perdagangan, sosialisasi sistem pembayaran perdagangan, monitoring dan evaluasi permasalahan & pemanfaatan fasilitas pembayaran perdagangan.
5. Subdirektorat Peningkatan Akses Pasar
Subdirektorat Peningkatan Akses Pasar mempunyai tugas dan fungsi : a. Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, norma dan standar peningkatan akses pasar. b. Mengikuti sidang perundingan perdagangan internasional terkait dengan perjanjian kerjasama antar negara sebagai pemangku kepentingan dalam peningkatan akses pasar produk ekspor Indonesia. c. Menyiapkan perencanaan, perumusan dan penetapan kebijakan, serta prosedur peningkatan akses pasar sebagai implementasi kebijakan pemerintah. d. Melaksanakan kebijakan, prosedur peningkatan akses pasar sebagai operasionalisasi kebijakan pemerintah. e. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan akses pasar. f. Melaksanakan bimbingan teknis dan supervisi atas implementasi kebijakan, prosedur peningkatan akses pasar dalam memfasilitasi ekspor dan impor barang Indonesia.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
g. h. i.
Menyiapkan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kebijakan prosedur peningkatan akses pasar. Melakukan pembinaan dan pemberian dukungan fasilitasi dalam implementasi kebijakan ekspor dan impor yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. Bertanggungjawab atas pengelolaan dan evaluasi data pelaporan sebagai implementasi kebijakan peningkatan akses pasar.
Sub-Direktorat Peningkatan Akses Pasar terdiri atas: a. Seksi Informasi Akses Pasar; Seksi Informasi Akses Pasar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar atas informasi akses pasar, termasuk di dalamnya melakukan koordinasi, perencanaan dan terlibat di dalam perundingan perdagangan internasional, melakukan bimbingan teknis dan supervisi kebijakan mengenai informasi akses pasar serta secara umum memberi dukungan fasilitasi dalam implementasi kebijakan ekspor dan impor yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri. b.
Seksi Imbal Dagang. Seksi Imbal Dagang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, penyusunan pedoman, norma, standar atas prosedur imbal dagang termasuk di dalamnya melakukan koordinasi, perencanaan dan terlibat di dalam perundingan perdagangan internasional, melakukan bimbingan teknis, supervisi kebijakan imbal dagang serta memberi dukungan fasilitasi dalam implementasi kebijakan ekspor dan impor yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
6. Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dan fungsi: Melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat
121
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN
Tugas Direktorat Pengamanan Perdagangan: Direktorat Pengamanan Perdagangan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang pelindungan dan pengamanan perdagangan.
DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN
122
Fungsi Direktorat Pengamanan Perdagangan: a. penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi,eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain; b. penyiapan penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain; c. penyiapan pemberian bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain; d. pelaksanaan fungsi lain berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
6. Sub Bagian Tata Usaha
Direktorat Pengamanan Perdagangan terdiri atas : a. Subdirektorat ProdukAgro; b. Subdirektorat Produk Logam, Mesin dan Kimia; c. Subdirektorat Produk TPT dan Aneka; d. Subdirektorat Produk Transportasi, Telematika dan Elektronika; dan e. Subbagian Tata Usaha.
1. Sub-Direktorat Produk Agro
Subdirektorat Pelayanan Produk Agro mempunyai tugas dan fungsi : Subdirektorat Produk Agro mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan
123
124
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
teknis, monitoring serta evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk Agro. Subdirektorat Produk Agromenyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Agro; b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Agro; dan c. penyiapan bahan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Agro. Subdirektorat Produk Agro terdiri atas: a. Seksi Produk Hasil Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan; Seksi Produk Hasil Pertanian,Kehutanan dan Perkebunanmempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Hasil Pertanian,Kehutanan dan Perkebunan.
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk Logam, Mesin dan Kimia. Subdirektorat Produk Logam, Mesin dan Kimiamenyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Logam, Mesin dan Kimia; b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteriapelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Logam, Mesin dan Kimia; dan c. penyiapan bahan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Logam, Mesin dan Kimia. Subdirektorat Produk Logam, Mesin dan Kimiaterdiri atas: a. Seksi Produk Logam dan Mesin; Seksi Produk Logam dan Mesin mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk Logam dan Mesin. b.
b. Seksi ProdukHasil Perikanan dan Peternakan. Seksi Produk Hasil Perikanan dan Peternakanmempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Hasil Perikanan dan Peternakan.
2. Subdirektorat Produk Logam, Mesin dan Kimia
Subdirektorat Produk Logam, Mesin dan Kimiamempunyai tugas dan fungsi : Subdirektorat Produk Logam, Mesin dan Kimiamempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis, monitoring serta evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional
Seksi Produk Kimia. Seksi Produk Kimia mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk Kimia.
3. Subdirektorat Produk TPT dan Aneka
Subdirektorat Produk TPT dan Aneka mempunyai tugas dan fungsi: Subdirektorat Produk TPT dan Anekamempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis, monitoring serta evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk TPT dan Aneka.
125
126
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
a. Subdirektorat Produk TPT dan Aneka menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk TPT dan Aneka; b. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk TPT dan Aneka; dan c. penyiapan bahan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk TPT dan Aneka. Subdirektorat ProdukTPT dan Aneka terdiri atas: a. SeksiProduk TPT Seksi Produk TPTmempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk TPT. b. Seksi Produk Aneka . Seksi Produk Anekamempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Aneka.
4. Subdirektorat Produk TPT dan Aneka
Subdirektorat Produk Transportasi, Telematika dan Elektronika mempunyai tugas dan fungsi: Subdirektorat Produk Transportasi, Telematika dan Elektronikamempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, kriteria, dan penyiapan pemberian bimbingan teknis, monitoring serta evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk Transportasi, Telematika dan Elektronika. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 353, Subdirektorat Produk Transportasi, Telematika dan Elektronikamenyelenggarakan fungsi:
b.
c.
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Transportasi, Telematika dan Elektronika; penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untukProduk Transportasi, Telematika dan Elektronika; dan penyiapan bahan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Transportasi, Telematika dan Elektronika.
Subdirektorat ProdukTransportasi, Telematika dan Elektronikaterdiri atas: a. Seksi Produk Alat Transportasi Seksi Produk Alat Transportasimempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Alat Transportasi. b. Seksi Produk Telematika dan Elektronika. Seksi Produk Telematika dan Elektronikamempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pelindungan dan pengamanan perdagangan di bidang pembelaan atas tuduhan dumping dan/ atau subsidi, eksportir yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor, Ekspor Barang nasional yang dirugikan akibat penerapan kebijakan dan/atau regulasi negara lain, dan kebijakan nasional terkait Perdagangan yang ditentang oleh negara lain untuk Produk Telematika dan Elektronika.
5. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan,perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat.
127
128
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Dalam mencapai arah kebijakan dan strategi perdagangan luar negeri tersebut, Ditjen. Perdagangan Luar Negeri juga memperkuat lembaga dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten serta struktur yang mendukung pencapaian arah kebijakan dan strategi tersebut di atas. Dalam mencapai Arah Kebijakan dan Strategi Perdagangan Luar Negeri tersebut, Ditjen Perdagangan Luar Negeri di perkuat dengan SDM yang berjumlah ± 270 orang sampai dengan akhir tahun 2015.
KERANGKA
REGULASI
Dalam Mendukung Pencapaian Arah Kebijakan dan Strategi Ditjen Perdagangan Luar Negeri Dalam upaya mendukung pencapaian arah kebijakan dan strategi peningkatan Perdagangan Luar Negeri, perlu dilakukan penataan dan pengelolaan terhadap kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan. Penataan dan pengelolaan tersebut tertuang dalam Kerangka Regulasi, sebagaimana terlampir pada lampiran II.
129
130
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kerangka Pendanaan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
131
132
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
BAB-IV
Kerangka Pendanaan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Peran pendanaan sangat penting untuk pelaksanaan kegiatan program Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Dana pembangunan Perdagangan Luar Negeri bersumber dari APBN yang dialokasikan melalui Kementerian Perdagangan dimana setiap kegiatan di dalam program Ditjen Perdagangan Luar Negeri harus disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditentukan dan sejalan dengan rencana strategis Kementerian Perdagangan TA. 2015 - 2019. Dalam hal alokasi anggaran, Ditjen Perdagangan Luar Negeri memiliki kebijakan berupa dana Dekonsentrasi yaitu dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan daerah. Ditjen Perdagangan Luar Negeri mengalokasikan dana dekonsentrasi khusus untuk kegiatan pendukung yang dilaksanakan oleh 3 unit terkait yaitu Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor dan Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional. Rancangan kebutuhan pendanaan program perdagangan luar negeri tahun 2015 – 2019 yang bersumber dari APBN direncanakan meningkat dari sebesar Rp 236,02 Milyar pada tahun 2015 menjadi Rp 255,55 milyar pada tahun 2019, rancangan pendanaan tersebut dengan asumsi zero policy (tanpa adanya inisiatif baru hanya menghitung asumsi inflasi). Dengan distribusi pendanaan sebagaimana tercantum pada grafik di atas dan tren pendanaan pada grafik di bawah. Detil kerangka pendanaan terlampir dalam Lampiran I (matriks kerangka pendanaan).
133
134
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Alokasi Pendanaan Program untuk Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri 80,00 75,00 70,00 65,00 60,00 55,00 50,00 45,00 40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri daerah Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar
2015
2016
2017
2018
2019
47,19
52,13
54,74
57,48
57,48
8
8,4
8,82
9,26
9,26
Pengelolaan Impor
9,9
12,5
13,12
13,78
13,78
Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
23
24,45
25,67
26,95
26,95
5,13
5,13
5,13
5,13
5,13
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
78
78
78
78
78
Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
1
1,05
1,1
1,16
1,16
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
135
136
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
BAB-V
Penutup
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan lima tahunan sebagai implementasi dari Rencana Strategis Kementerian Perdagangan 20152019 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019), yang digunakan sebagai acuan dalam pembangunan perdagangan luar negeri di Indonesia. Renstra ini memuat Visi, Misi, Sasaran, Kebijakan dan Langkah-langkah Operasional dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri pada kurun waktu 2015 – 2019. Dengan adanya Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Perdagangan Luar Negeri ini diharapkan dapat memberikan panduan dan informasi kepada semua pihak baik secara internal maupun eksternal terhadap desain perencanaan program dan kegiatan serta orientasi input yang menjadi tugas pokok dan fungsi Ditjen Perdagangan Luar Negeri sebagai sebuah institusi pemerintah padajangka waktu lima tahunke depan. Meski sebagai sebuah dokumen yang mempunyai kekuatan hukum, bukan berarti Renstra ini bersifat permanen sampai jangka waktu tersebut. Adanya perubahan atau dinamika pada lingkungan strategis pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri selama jangka waktu tersebut dapat pula berimplikasi terhadap adanya perubahan terhadap subtansi-substansi penting dalam dokumen rencana strategis. Untuk itu adanya perubahan ini agar dapat dipahami sebagai sebuah langkah dalam penyempurnaan ataupun penyesuaian terhadap perbaikan pelaksanaan pembangunan perdagangan luar negeri pada tiap tahun selama jangka waktu periode tersebut. Kiranya, Renstra ini dapat diimplementasi dan dicermati akuntabilitasnya agar sesuai dengan parameter pencapaian sasaran yang menjadi tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri sebagaimana juga tertuang dalam amanat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794 tahun 2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
137
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor Pengelolaan Impor Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri daerah
4 *** 5 * 6 * 7 ** 8 **
47.19
52.13
8.40
12.50
24.45
5.13
78.00
1.05
63.80
54.74
8.82
13.12
25.67
5.13
78.00
1.10
63.80
250.38
2017
ALOKASI 245.45
2016
57.48
9.26
13.78
26.95
5.13
78.00
1.16
63.80
255.55
2018
57.48
9.26
13.78
26.95
5.13
78.00
1.16
63.80
255.55
2019
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI DIREKTORAT EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN DIREKTORAT EKSPOR PRODUK INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DIREKTORAT FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR DIREKTORAT IMPOR DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
UNIT PENANGGUNGJAWAB
(dalam miliar rupiah)
8
JML KEGIATAN
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
8.00
9.90
23.00
5.13
78.00
1.00
63.80
236.02
2015
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Catatan: * Kegiatan prioritas nasional ** Kegiatan prioritas bidang *** Kegiatan prioritas K/L
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
3 ***
PENINGKATAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
2 **
PROGRAM/ KEGIATAN
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
1
LAMPIRAN
Alokasi Pendanaan Program untuk Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri
138 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
139
***
***
450 SPE 160 orang
005 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk Industri dan Pertambangan
5 peraturan
001 Jumlah rumusan kebijakan ekspor industri dan pertambangan
008 Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor
5.13
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
30 ET
21Laporan
21Laporan 005 Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis pertanian dan kehutanan
003 Jumlah penerbitan eksportir terdaftar
300 orang
250 orang
004 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk pertanian dan kehutanan
160 orang
480 SPE
45 ET
5 peraturan
5.13
21 Laporan
400 orang
900 SPE
280 ET
13 peraturan
160 orang
490 SPE
50 ET
5 peraturan
5.13
21 Laporan
450 orang
1000 SPE
300 ET
13 peraturan
78.00
1 Peraturan Menteri
1 laporan
1.16
2019
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
UNIT PENANGGUNGJAWAB
(dalam miliar rupiah)
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
160 orang
470 SPE
40 ET
5 peraturan
5.13
21 Laporan
350 orang
800 SPE
260 ET
13 peraturan
78.00
Peraturan Menteri
Peraturan Menteri
78.00
1 Rancangan
1 laporan
1.16
2018
1 Rancangan
1 laporan
1.10
2017
TARGET
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
160 orang
460 SPE
35 ET
5 peraturan
5.13
700 SPE
600 SPE
003 Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor
240 ET
220 ET
14 peraturan
78.00
1 Peraturan Menteri
1 laporan
1.05
2016
002 Jumlah penerbitan eksportir terdaftar
14 peraturan
001 Jumlah rumusan kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan
1 Rancangan Peraturan Menteri
78.00
Jumlah peraturan terkait dengan KEK
002
1.00
2015
1 laporan
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
Jumlah dukungan fasilitasi dan koordinasi bidang perdagangan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
001
Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
**
PROGRAM/ KEGIATAN
(Kegiatan Prioritas)
Target Kinerja Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri
140 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
141
*
*
250 orang
35 KEG
6 LAP
65,00%
005 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan
006 Jumlah koordinasi terkait skema pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya 007 Jumlah laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan INATRADE, SKA Online, dan fasilitasi perdagangan lainnya
008 Peningkatan rasio nilai ekspor yang menggunakan SKA preferensi dan Non Preferensi terhadap total ekspor (%)
2000 IT
1000 IP
003 Jumlah penerbitan penetapan importir terdaftar(IT) 004 Jumlah penerbitan pengakuan sebagai Importir Produsen (IP)
1200 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
1400 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
13.12
69,00%
6 LAP
35 KEG
350 orang
PERUSAHAAN
1500 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
13.78
71,00%
6 LAP
35 KEG
400 orang
6500 PERUSAHAAN
100%
2 KEG
Peraturan
2
26.95
15 LAP
1500 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
13.78
73,00%
6 LAP
35 KEG
450 orang
7000 PERUSAHAAN
100%
2 KEG
Peraturan
2
26.95
15 LAP
DIREKTORAT IMPOR
DIREKTORAT FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
10 JENIS
5 Peraturan
12.50
67,00%
6 LAP
35 KEG
300 orang
6000
100%
2 KEG
Peraturan
2
25.67
15 LAP
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
002 Jumlah data dan informasi importasi barang yang diatur tataniaga impornya
001 Jumlah rumusan kebijakan/peraturan di bidang impor
9.90
5000 PERUSAHAAN
004 Jumlah pemilik Hak Akses INATRADE
Pengelolaan Impor
95%
90%
003 Persentase layanan perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online 5500 PERUSAHAAN
2 KEG
2 KEG
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ;
Peraturan
Peraturan
002
2
2
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impr
001
24.45
23.00
Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
15 LAP
15 LAP
006 Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis industri dan pertambangan
142 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
143
**
**
Layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah Fasilitasi promosi dan diklat ekspor Tersedianya informasi produk potensial daerah Sosialisasi Pemnfaatan AEC 2015
002
003 004 005
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
3keg
8 laporan
003 Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan
Meningkatnya koordinasi dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah
5 kali
002 Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang
001
20 submisi
001 Penyusunan submisi tuduhan dumping subsidi dan safeguard
47.19
20 submisi
8.00
Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar
Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri daerah
8.40
5 Laporan
007 Jumlah laporan evaluasi monitoring pelaksanaan kebijakan impor
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
52.13
8 laporan
13 kali
5 Laporan
400 orang
300 orang
006 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang Impor
3000 SPI
3000 SPI
005 Jumlah penerbitan surat persetujuan Impor (SPI)
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
54.74
8 laporan
13 kali
20 submisi
8.82
5 Laporan
450 orang
3000 SPI
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
57.48
8 laporan
13 kali
20 submisi
9.26
5 Laporan
500 orang
3000 SPI
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
57.48
8 laporan
13 kali
20 submisi
9.26
5 Laporan
500 orang
3000 SPI
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOORDINASI DENGAN SETDITJEN PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL DAN SETDITJEN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN
144 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
145
146
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
LAMPIRAN - II Lampiran Matriks Regulasi Ditjen Perdagangan Luar Negeri
147
Isu Strategis
Peningkatan Ekspor dan daya saing produk Pertanian dan Kehutanan
No
3
Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan, Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan
Arah Kebijakan RPJMN 20152019
Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan, 2. Pengamanan Meningkatkan neraca Pertumbuhan perdagangan Ekonomi yang dan Inklusif dan pengendalian Berkelanjutan inflasi
1. Peningkatan Ekspor dan daya saing produk industri dan pertambangan;
1. Memenuhi persyaratan keamanan, kesehatan, keselamatan manusia dan lingkungan hidup; 2. Kepentingan ekonomi, sosial, budaya dan moral bangsa; 3. Kesepakatan Internasional; 4. Kesinambungan ketersedian bahan baku industri dalam negeri; 5. Kepentingan dan ketahanan pangan nasional
Arah Kerangka Regulasi
Penyusunan kebijakan umum ekspor produk Industri dan Pertambangan (Permendag No 13 Tahun 2012) untuk Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan kepastian berusaha.
Penyusunan kembali Landasan hukum untuk penyelenggaraan kegiatan Perdagangan Luar Negeri sesuai amanat UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi
1 Penataan Peraturan PerundangUndangan di Bidang Perdagangan Luar Negeri
2
Arah Kerangka Regulasi
Arah Kebijakan RPJMN 20152019
Isu Strategis
No
Urgensi Pembentukan Regulasi
Amanat Undangundang No 7 Tentang Pedagangan
1. Melakukan kegiatan evaluasi dan monitoring penerbitan kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan yang ditata niagakan ekspornya 2. Melakukan Fokus Group Disscussion hasil evaluasi dan monitoring kebijakan tata niaga ekspor produk pertanian dan kehutanan
Evaluasi terhadap Existing Regulation terkait
Perlu adanya penyesuaian terhadap dinamika perubahan lingkungan ekspor produk industri dan pertambangan baik nasional maupun global.
Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan
Unit/ Direktorat Penanggung Jawab
Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri.
2. Evaluasi terhadap existing regulaton dilakukan sepanjang tahun pada tahun 2015 s.d 2019
Kementerian Kehutanan; Kementerian Pertanian; Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kementerian Perindustrian; Kementerian Kesehatan; Kementerian Keuangan; Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia; dll
Unit/ Direktorat/ Institusi Terkait
5 tahun (2015 - 2019)
Target Penyelesaian
Kementerian Januari s.d. Desember Perdagangan, (2015 - 2019) kementerian perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, BKPM, Kementerian Pertanian, Kementerian kesehatan, BP POM, Kementerian Pertahanan, Kementerian Lingkungan Hidup.
1. Penyusunan peraturan perundangundangan amanat UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan direncanakan 2 tahun sejak diundangkannya yaitu sepanjang tahun 2015 s.d 2016
Direktorat Impor, Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan, Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor, Direktprat Pengamanan Perdagangan, biro Hukum Kementerian Perdagangan dan Instansi teknis terkait
Dikoordinasikan oleh Sekretariat Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Penataan ulang Peraturan Menteri Perdagangan di bidang Perdagangan Luar Negeri yang mengacu kepada UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Sesuai Amanat UU No 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, sebagai berikut :1. RPP ttg Cara Pembayaran dan Cara Penyerahan Barang Dalam Kegiatan Ekspor dan Impor. 2. RPP ttg Tindakan Pengamanan Perdagangan, Tindakan Antidumping, dan Tindakan Imbalan
Target Penyelesaian
Unit/ Direktorat/ Institusi Terkait
Unit/ Direktorat Penanggung Jawab
Evaluasi terhadap Existing Regulation terkait
Urgensi Pembentukan Regulasi
Pembatasan dan pelarangan komoditi pertanian dan kehutanan NB: secara khusus, A. Kebijakan tata niaga sesuai dengan ekspor produk pertanian arah kebijakan dan kehutanan yang saat dalam rangka ini diatur terdiri dari 7 (tujuh) meningkatkan kebijakan pengaturan dan ekspor produk pelarangan (terlampir*) pertanian dan B. Dalam 5 (lima) tahun kehutanan mendatang kemungkinan terhadap pengaturan kebijakan ekspor prod tanhut yang tata niaga ekspornya bebas tidak dapat ditentukan C. Namun demikian dalam 5 (lima) tahun kedepan sebaiknya dialokasikan menerbitkan kebijakan dengan jumlah yang sama (7 kebijakan per tahun) sebagai antisipasi penerbitan kebijakan ekspor yang belum diatur dan dalam rangka penerbitan penyempurnaan kebijakan lama yang telah diterbitkan, atau sama dengan 7 kebijakan x 1 tahun x 5 tahun = 35 Kebijakan tata niaga/5 tahun
Membuat kebijakan tata niaga ekspor produk pertanian dan kehutanan
Atau Kebutuhan Regulasi
Pengaturan tataniaga ekspor produk: 1. Mineral 2. Batubara 3. Migas 4. Timah 5. Emas & Perak 6. Pupuk 7. Prekursor 8. Skrap
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan sesuai amanat UU No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Atau Kebutuhan Regulasi
148 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
149
Isu Strategis
Pengaturan Ekspor Perdagangan dan Pengendalian Produk Hilirisasi
Peningkatan daya saing ekspor nasional
Isu Strategis
Penyiapan landasan pembangunan yang kokoh
No
4
4
No
5
Memantapkan kualitas reformasi birokrasi untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik.
Memantapkan kualitas reformasi birokrasi untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik.
Arah Kebijakan RPJMN 20152019
Peningkatan daya saing produk ekspor dan pelaku usaha untuk memperkuat penerimaan devisa negara
Landasan hukum pembentukan atau penetapan unit kerja pengelola INSW di Kemendag.
Landasan hukum untuk penerapan tanda tangan elektronik.
Arah Kerangka Regulasi
Landasan hukum untuk mendukung peningkatan daya saing produk ekspor dan pelaku usaha ekspor
Amanat dari Peraturan Presiden No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektornik. Amanat dari Peraturan Presiden No. 76 Tahun 2014 tentang Pengelola Portal INSW.
Penyusunan Keputusan Menteri yang membentuk atau menetapkan unit internal di Kemendag yang betanggung jawab terhadap interoperabilitas sistem Inatrade dan INSW.
Urgensi Pembentukan Regulasi
Penyusunan Peraturan Menteri yang mengatur keabsahan dari tanda tangan elektronik disemua dokumen perijinan.
Atau Kebutuhan Regulasi
Penyusunan aturan pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia yang mengatur pembiayaan ekspor, penjaminan dan asuransi 1. Amanat UU No. 2/2009 tentang LPEI 2.Amanat UU No. 7/2014 tentang Perdagangan
Peningkatan ekspor produk pertanian dan kehutanan di sektor hilir sehingga meningkatkan ekspor yang bernilai tambah melalui indikator menurunnya penerimaan pendapatan negara dari Bea Keluar (BK)
Penetapan Kebijakan Bea Keluar (BK) ekspor produk pertanian dan kehutanan
Mendorong ekspor dalam bentuk produk bernilai tambah (value added)
Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan, Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan NB: A. Kebijakan penetapan BK diterbitkan rutin setiap bulan dalam satu tahun B. Komoditi yang saat ini di kenakan BK adalah CPO, Kakao, Kulit dan Kayu C. Sehingga dalam penerbitan kebijakan ekspor produk Tanhut yang di kenakan BK selama 5 tahun kedepan adalah 1 Kebijakan x 12 bulan x 5 tahun = 60 kebijakan BK/5 tahun
Urgensi Pembentukan Regulasi
Atau Kebutuhan Regulasi
Arah Kerangka Regulasi
Arah Kebijakan RPJMN 20152019
Berdasarkan Perpres tsb, diharuskan K/L untuk membentuk/ menunjuk unit yang sudah ada sbg unit kerja. Sehingga perlu dibuat peraturan Menteri Perdagangan terkait Landasan hukum pembentukan atau penetapan unit kerja pengelola INSW di Kemendag sebagai dasar
-
Evaluasi terhadap Existing Regulation terkait
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor.
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor.
Unit/ Direktorat Penanggung Jawab
- Unit regulator perijnan di Kemendag.
Unit regulator perijnan di Kemendag, Pusdatin Kemendag
Unit/ Direktorat/ Institusi Terkait
Ditjen Kekayaan Negara, Badan Kebijakan FiskalKemenkeu ,LPEI, Ditjen PEN, Kemendag
Tahun 2015
Tahun 2015-2016 (Tergantung ketentuan pelaksanan dari PP 82/2012 yang akan diterbitkan Kominfo)
Target Penyelesaian
Tahun 2016
5 tahun (2015 - 2019)
Kementerian Kehutanan; Kementerian Pertanian; Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kementerian Perindustrian; Kementerian Kesehatan; Kementerian Keuangan; Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia; dll
Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan
1. Melakukan kegiatan evaluasi dan monitoring penerbitan kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan yang ekspornya dikenakan BK 2. Melakukan Fokus Group Disscussion hasil evaluasi dan monitoring kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan yang dikenakan BK
Kesepakatan Direktorat Fasilitasi Bersama antara Ekspor dan Impor Kemendag dengan LPEI tentang Pengembangan Kapasitasdan Peningkatan Akses Pembiayaan bagi Usaha Kecil dan Menengah Pelaku Ekspor Nomor: 02/SJ-DAG/ KB/3/2010
Target Penyelesaian
Unit/ Direktorat/ Institusi Terkait
Unit/ Direktorat Penanggung Jawab
Evaluasi terhadap Existing Regulation terkait
150 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
151
Isu Strategis
Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kecenderungan masyarakat yang semakin konsumtif sehingga berdampak pada industri dalam negeri
Ketersediaan dan stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok
Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mendorong peningkatan impor barang modal, bahan baku/bahan penolong
No
6
7
8 Meningkatkan daya saing produk ekspor non migas manufaktur Penyempurnaan kebijakan impor barang modal dan bahan baku/ bahan penolong yang mendukung pertumbuhan industri barang modal dan bahan baku/bahan penolong di dalam negeri guna meningkatkan daya saing produk-produk hasil industri
Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan impor produk pangan guna mendukung pasokan dan stabilisasi harga
Penyempurnaan pengaturan importasi barang modal (mesin dan peralatan) dan bahan baku/bahan penolong yang mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan industri pembuatan barang modal dan penyediaan kebutuhan bahan baku/bahan penolong dari dalam negeri
Peraturan yang mengatur sisi suply bahan kebutuhan pokok asal impor untuk mendukung ketersediaan di dalam negeri
Amanat Undang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Amanat Undang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Direktorat Impor
Unit/ Direktorat Penanggung Jawab
Penyempurnaan terhadap instrumen dan penetapan jenis barang yang dapat diimpor
Direktorat Impor
Penyempurnaan Direktorat Impor terhadap beberapa kebijakan impor bahan pokok antara lain beras, daging, gula agar dapat mendukung tercapainya keseimbangan harga bagi petani/ peternak dan konsumen akhir
Kebijakan impor barang konsumsi (produk jadi) masih perlu penyempurnaan terkait dengan instrumen dan penetapan jenis barang serta dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan kebijakan perlindungan konsumen
Amanat Undang-undang No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
Pengaturan importasi produk jadi yang telah dapat diproduksi oleh industri dan UKM di dalam negeri yang mengedepankan keamanan dan kesehatan konsumen
Penyusunan dan penyempurnaan kebijakan impor yang mendukung daya saing produk dalam negeri dan perlindungan konsumen
Transformasi ekonomi melalui industrialisasi berkelanjutan dan secara bertahap untuk meningkatkan daya saing produk hasil industri dan UKM di dalam negeri.
Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan, Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan
Evaluasi terhadap Existing Regulation terkait
Urgensi Pembentukan Regulasi
Atau Kebutuhan Regulasi
Arah Kerangka Regulasi
Arah Kebijakan RPJMN 20152019
Kementerian Perindustrian, Kementerian Kesehatan, Kemeterian Perhubungan, BPPT
Kemeterian Pertanian, BPOM dan Kementerian Kesehatan
Kementerian Perindustrian, Kemeterian Pertanian, BPOM, BSN
Unit/ Direktorat/ Institusi Terkait
direncanakan regulasi ada setiap tahun, 2015-2019
direncanakan regulasi ada setiap tahun, 2015-2019
direncanakan regulasi ada setiap tahun, 2015-2019
Target Penyelesaian
152 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
LAMPIRAN - III Indikator Kinerja Program/Kegiatan
153
SASARAN PROGRAM (OUTCOME) Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang NonMigas yang Bernilai Tambah dan Jasa
2
Meningkatnya 1 Pertumbuhan Ekspor Barang NonMigas yang Bernilai Tambah dan Jasa
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)
5,5
2015
6
6,5
7
2017
7,5
2018
6,5
2017
TARGET
TARGET
2016
2015 2016
Persentase 6 Pertumbuhan Ekspor Produk Olahan Industri Dan Pertambangan (%)
INDIKATOR
Persentase Pertumbuhan Ekspor Produk Olahan Pertanian Dan Kehutanan (%)
INDIKATOR
8
2019
7
2018
CARA PENGHITUNGAN
•
•
•
•
SUMBER DATA
Bps, Pusdata Litbang Kemendag Dit. Tanhut
SUMBER DATA
Bps Pusdata Litbang Kemendag Dit. Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
Setidaknya 2% peningkatan nilai efektif pada komoditi CPO dan Kakao, berupaya untuk mendorong hilirisasi pada dua komoditi lainnya yang dikenakan HPE yaitu kayu dan kulit. Perkiraan target peningkatan selain 2% adalah kontribusi komoditi lainnya diluar empat komoditi tersebut. Pengenaan HPE diluar komoditi tersebut akan di koordinasikan lebih lanjut dengan Kemenkeu dan instansi terkait lainnya. Komoditi yang digunakan sebagai dasar penghitungan antara lain: • CPO dan Produk Turunannya • Kakao dan Produk Turunannya • Produk Industri Kehutanan • Kulit Produk Kulit
CARA PENGHITUNGAN
Komoditi-komoditi yang dijadikan dasar bahan perhitungan antara lain : • TPT • ELEKTRONIKA • OTOMOTIF • ANEKA PRODUK KIMIA • ALAS KAKI • PRODUK MESIN DAN PERKAKAS • MAKANAN DAN MINUMAN OLAHAN • PLASTIK DAN BARANG DARIPADANYA • PERHIASAN • LOGAM LAINNYA DAN BARANG DARIPADANYA Peningkatan didasarkan dengan melihat pertumbuhan ekspor pada komoditikomoditi di atas selama 5 tahun terakhir (2009-2013). Diperkirakan untuk periode 2015-2019 akan terjadi kenaikan ekspor sebesar 1% setiap tahunnya untuk komoditi diatas.
7,5
2019
INDIKATOR KINERJA PROGRAM
154 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
155
Persentase Capaian Kebijakan Tentang Pendelegasian Perizinan Sektor Perdagangan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) (%)
4
80
15
90
20
100
25
2017
TARGET
69
85
6.5
7
2017
TARGET
100
30
2018
71
90
6.3
7,5
2018
100
35
2019
73
95
6.0
8
2019
BPS Laporan Surveyor Pusdata Litbang Dit.Fasilitasi Ekspor dan Impor
Persentase dapat terselesaikannya perizinan ekspor dan impor sesuai dengan ketentuan yang berlaku/SLA, sesuai dengan Permendag No.53/MDAG/PER/9/2014 Tentang Unit Pelayanan Terpadu Perdagangan
Terlampir
Prosentase dari jumlah pemilik Hak Akses
CARA PENGHITUNGAN
SUMBER DATA
BPS Laporan Surveyor Pusdata Litbang
1. Rata-rata kontribusi impor barang konsumsi dalam 5 tahun terkahir mencapai 7% dari total impor. 2. Cara perhitungan: (Nilai Impor /Total Impor)x100%
Presentase Penerbitan SKA Preferensi dan Non Preferensi Secara Online Terhadap Total Ekspor
Dit. Pengamanan Perdagangan
SUMBER DATA
Ditargetkan semua kasus yang disampaikan oleh semua negara penuduh dapat tertangani, jumlah tuduhan tidak dapat diprediksi karena hal tersebut datangnya dari luar (faktor tidak bisa dikendalikan dari dalam/ unpredictable condition)
CARA PENGHITUNGAN
Pembahasan Internal pada tingkat Eselon II Pembahasan Eksternal dengan Sekretariat Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan instansi terkait lainnya Permendag tersebut dapat diterbitkan setelah ditetapkannya Administrator.
Tahap 4 Tahap 5
20%
20%
20%
20%
20%
Bobot
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Tahap 3
Pembahasan Internal Konsep Draf Permendag secara internal
Uraian
Pembahasan pada tingkat Eselon III untuk mendapatkan masukan dari Unit Eselon II di lingkungan Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Tahap 1
Tahapan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Tahap 2
Persentase capaian penyelesaian penyusunan konsep Permendag ini dihitung berdasarkan tingkat pembahasan yang telah dilaksanakan, baik secara internal Kementerian Perdagangan maupun secara eksternal dengan instansi terkait lainnya. Adapun tahapan tingkat pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) tahapan yang terdiri dari :
Persentase Peningkatan Pengguna Sistem Perizinan Online (%)
3
67
80
6.7
6,5
2015 2016
65
Peningkatan Rasio nilai ekspor yang menggunakan SKA Preferensi dan NonPreferensi terhadap total ekspor (%)
2
INDIKATOR
75
Penyelesaian perizinan Ekspor dan Impor Sesuai Dengan SLA (%)
1
Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang Perdagangan Luar Negeri
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)
7.0
Menurunnya Kontribusi Impor Barang Konsumsi Terhadap Total Impor (%)
1
Meningkatnya Efektivitas Pengelolaan Impor
6
Persentase Penanganan Kasus (%)
2015 2016 3
INDIKATOR
Meningkatnya Pertumbuhan Ekspor Barang NonMigas yang Bernilai Tambah dan Jasa
SASARAN PROGRAM (OUTCOME)
156 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
157
Jumlah penerbitan eksportir terdaftar (ET)
Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor (SPE)
Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk pertanian dan kehutanan (Orang) Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis pertanian dan kehutanan (Laporan)
2
3
4
5
21
250
600
220
14
21
300
700
240
14
21
350
800
260
13
21
400
900
280
13
21
450
1000
300
13
Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag Ekspor produk tanhut
Akumulasi jumlah pelaku usaha yang memperoleh bimbingan teknis kebijakan ekspor
Dihitung dari pemberian persetujuan ekspor dalam 1 tahun. Untuk mendukung peningkatannilai ekspor dan meningkatkan pengendalian ekspor yang bernilai tambah.
Dihitung dari jumlah penetapan Eksportir Terdaftar Produk Pertanian dan Kehutanan baik baru maupun perpanjangan
Di tahun 2015 dan 2016 jumlah rumusan kebijakan ekspor diperkirakan lebih banyak dibandingkan tahun 2017-2019 karena , pada tahun 2015 dan 2016, 7 pembatasan ekspor produk tanhut akan disesuaikan UU perdagangan
Cara Penghitungan
Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis industri dan pertambangan (Laporan)
5
Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor (SPE)
3
15
160
450
30 ET
15
160
460
30 ET
5
15
160
470
30 ET
5
15
160
480
30 ET
5
15
160
490
30 ET
5
Dit. Tanhut
Dit. Tanhut
Akumulasi jumlah pelaku usaha yang memperoleh bimbingan teknis kebijakan ekspor produk industri dan pertambangan Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag Ekspor produk industri dan pertambangan
Laporan SPE (Dit. Intam)
Laporan ET (Dit.Intam)
Dit. Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
Sumber Data
Dihitung dari pemberian persetujuan ekspor dalam 1 tahun. Untuk mendukung peningkatan nilai ekspor dan meningkatkan pengendalian ekspor yang bernilai tambah.
Pengendalian akan diutamakan kepada barang-barang yang bernilai tambah / hilirisasi.Dihitung dari jumlah penetapan Eksportir Terdaftar baik baru maupun perpanjangan
Ada ketentuan yang masih berlaku untuk 3 tahun ke depan sehingga proyeksi target 5 Peraturan, 2 peraturan merupakan peraturan baru/ perpanjangan dari peraturan baru yang berlaku di tahun sebelumnya .
Cara Penghitungan
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk Industri dan Pertambangan (Orang)
Jumlah penerbitan eksportir terdaftar (ET)
2
5
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Dit. Tanhut
Dit. Tanhut
Laporan SPE (Dit. Tanhut)
Laporan ET (Dit.Tanhut)
Dit. Tanhut
Sumber Data
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
4
Jumlah rumusan kebijakan ekspor industri dan pertambangan (Peraturan)
Indikator Sasaran Kegiatan
1
No.
Jumlah rumusan kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan (Peraturan)
1
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
KEGIATAN PENGELOLAAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN Direktorat Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
Indikator Sasaran Kegiatan
No.
KEGIATAN PENGELOLAAN EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN Direktorat Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
158 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
159
Persentase Layanan Perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online (%) Jumlah pemilik Hak Akses INATRADE (Perusahaan) Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan (Orang) Jumlah koordinasi terkait skema pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya (Kegiatan) Jumlah laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan INATRADE, SKA Online, dan fasilitasi perdagangan lainnya (Laporan) Peningkatan rasio nilai ekspor yang menggunakan SKA preferensi dan Non Preferensi terhadap total ekspor (SKA)
3
4
5
6
7
8
Jumlah rumusan kebijakan/peraturan di bidang impor (Peraturan) Jumlah data dan informasi impor barang yang diatur tataniaga impornya (Jenis) Jumlah penerbitan penetapan importir terdaftar (IT) Jumlah penerbitan pengakuan sebagai Importir Produsen (IP) Jumlah penerbitan surat persetujuan Impor (SPI) Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang Impor (Orang) Jumlah laporan evaluasi kebijakan (pengelolaan) impor (Laporan)
1
2
3
4
5
6
7
Indikator Sasaran Kegiatan
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi perdagangan luar negeri (Kegiatan)
2
No.
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impor (Peraturan)
Indikator Sasaran Kegiatan
1
No.
67
6
35
300
5500
95
2
2
71
6
35
400
6500
100
2
2
73
6
35
450
7000
100
2
2
Tahun
5
5
5
450
3000
1400
2000
10
5
5
500
3000
1500
2000
10
5
5
500
3000
1500
2000
10
5
Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag impor
Akumulasi jumlah pelaku usaha yang memperoleh bimbingan teknis kebijakan impor
Dihitung dari pemberian persetujuan impor dalam 1 tahun
Dihitung dari jumlah pengakuan Importir Produsen yang baru maupun perpanjangan
Dihitung dari jumlah penetapan Importir Terdaftar baik baru maupun perpanjangan
Jumlah data perkembangan 10 komoditi yang diatur tata niaga impornya
Penerbitan Permendag Impor barang modal, bahan baku dan bahan penolong pertahun
Dit. Impor
Dit. Impor
Dit. Impor
Dit. Impor
Dit. Impor
BPS Psudata Litbang Kemendag Dit. Impor
Dit. Impor
Sumber Data
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
400
3000
1200
2000
10
5
Cara Penghitungan
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Dit. Fasilitasi Ekspor dan Impor
Sumber Data
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
300
3000
1000
2000
10
5
Presentase Penerbitan SKA Preferensi dan Non Preferensi Secara Online Terhadap Total Ekspor
Jumlah hasil evaluasi dan monitoring dibidang fasilitasi perdagangan
Jumlah hasil koordinasi yang dilakukan di bidang fasilitasi perdagangan
Akumulasi Meningkatnya pemahaman bagi pelaku usaha dibidang fasilitasi perdagangan
Akumulasi meningkatnya jumlah pemilik hak akses setiap tahunnya sebesar 500 perusahaan
Prosentase jenis perijinan yang dapat diajukan secara online di lingkungan Daglu, selain perijnan yang bersifat khusus (pengajuannya tidak dapat melalui online).
Pengembangan sistem berupa inovasi yang dilakukan terhadap sistem Inatrade dan sistem SKA
Diterbitkannya 2 Permendag terkait dengan Inatrade dan SKA
Cara Penghitungan
KEGIATAN PENGELOLAAN IMPOR Direktorat Impor
69
6
35
350
6000
100
2
2
2015 2016 2017 2018 2019
65
6
35
250
5000
90
2
2
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
KEGIATAN PENGELOLAAN FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor
160 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
161
Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang (Laporan) Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan (Laporan)
2
3 8
5
20
8
5
21
8
5
22
8
5
23
8
5
24
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Setiap jenis laporan mewakili setiap sub output pada program kerja/ RKA-KL
Setiap jenis laporan mewakili setiap sub output pada program kerja/ RKA-KL
Setiap dokumen submisi yang disampaikan dihitung sebagai output indikator
Cara Penghitungan
Jumlah dukungan fasilitasi dan koordinasi bidang perdagangan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Laporan) Jumlah Rancangan Peraturan Menteri terkait dengan KEK (Rancangan Permen)
1
2
No. Indikator Sasaran Kegiatan
1 Rancangan Peraturan Menteri
1
1 Peraturan Menteri
1
1
1 Rancangan Peraturan Menteri
1
1 Rancangan Peraturan Menteri
Jumlah dukungan fasilitasi dan koordinasi bidang perdagangan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (Laporan)
Cara Penghitungan
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Ditjen Perdagangan Luar Negeri
Sumber Data
Dit. Pengamanan Perdagangan
Dit. Pengamanan Perdagangan
Jumlah Rancangan 1 Peraturan Menteri terkait Peraturan dengan KEK (Rancangan Menteri Permen)
1
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
Sumber Data
Dit. Pengamanan Perdagangan
KEGIATAN PENINGKATAN PERANAN SEKTOR PERDAGANGAN DI KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Penyusunan submisi tuduhan dumping, subsidi dan safeguard (Submisi)
Indikator Sasaran Kegiatan
1
No.
KEGIATAN PENINGKATAN PENGAMANAN PERDAGANGAN Direktorat Pengamanan Perdagangan
162 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
163
Jumlah bimbingan teknis dan sosialisasi kebijakan perdagangan luar negeri (Kegiatan) Jumlah laporan pelaksanaan anggaran satker Ditjen Daglu (Satker)
Jumlah konsep peraturan perundang-undangan bidang perdagangan luar negeri yang ditelaah (Peraturan) Laporan monitoring dan evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Laporan)
2
3
4
5
Laporan kegiatan koordinasi Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Laporan)
Laporan Kegiatan penyajian data dan informasi bidang perdagangan luar negeri (Laporan)
6
7
No. Indikator Sasaran Kegiatan
Jumlah Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Direktorat Jenderal (Dokumen)
1
No. Indikator Sasaran Kegiatan
Tahun
14
12
39
2
5
14
12
39
2
5
14
12
39
2
5
2
11
2
11
2
11
2
11
Setditjen Perdagangan Luar Negeri
Setditjen Perdagangan Luar Negeri
Sumber Data
Ditargetkan setidaknya dalam setiap tahun terdapat 2 Laporan kegiatan penyajian data dan informasi bidang perdagangan luar negeri , cakupan laporan tersebut antara lain meliputi:Studi Prognisa Komoditi Ekspor dan Impor, Hal-hal terkait Website Ditjen Perdagangan Luar Negeri dan Penyusunan Informasi Larangan dan Pembatasan Ekspor dan Impor dalam Pos Tarif
Ditargetkan setidaknya dalam setiap tahun terdapat 11 kegiatan koordinasi Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri , yang antara lain meliputi: Kegiatan Koordinasi Pembangunan dan Pengembangan Luar Negeri Daerah (2 laporan), Laporan Koordinasi Peningkatan Ekspor (2 Laporan), Laporan Koordinasi Penerbitan SKA (4 Laporan ), Laporan Koordinasi –Sidang dan Lobi Bidang Perdagangan Internasional di Forum Internasional (2 Laporan) dan Laporan Fasilitasi Koordinasi Reformasi Birokrasi
kegiatan Ditjen Perdagangan Luar Negeri (4 laporan), Laporan Monitoring dan Evaluasi Kinerja Ditjen Perdagangan Luar Negeri (9 Laporan) dan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri (1 Laporan)
Cara Penghitungan
Ditargetkan setidaknya dalam setiap tahun terdapat 14 Laporan monitoring dan evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri , yang antara lain meliputi laporan monitoring program dan
Setditjen Perdagangan Luar Negeri
Setditjen Perdagangan Luar Negeri
Setditjen Perdagangan Luar Negeri
Sumber Data
Setditjen Perdagangan Luar Negeri
Ditargetkan setidaknya dalam setiap tahun Setditjen Perdagangan Luar terdapat 12 konsep peraturan perundang- Negeri undangan bidang perdagangan luar negeri yang ditelaah.
Ditargetkan dalam setiap tahun terdapat Setditjen Perdagangan Luar 39 laporan pelaksanaan anggaran, sesuai Negeri dengan Satker di Lingkungan Ditjen Perdagangan Luar Negeri. Laporan tersebut menjelaskan pelaksanaan anggaran selama setengah semester.
Ditargetkan dalam setiap tahun terdapat 2 kegiatan terkait bimbingan teknis dan sosialisasi kebijakan perdagangan luar negeri.
Ditargetkan dalam setiap tahun terdapat 5 dokumen perencanaan, semakin dikit atau banyaknya dokumen tersebut tidak mengindikasikan semakin bagus atau buruknya perencanaan. Dokumen perencanaan, antara lain meliputi: Renstra, Renja, Renkin, Konkin.dan RKA KL
Cara Penghitungan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
2
11
2015 2016 2017 2018 2019
14
12
12
14
39
2
2
39
5
5
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun
KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI Setditjen Perdagangan Luar Negeri
164 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
165
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor Pengelolaan Impor Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri daerah
3 ***
4 ***
5 * 6 * 7 ** 8 **
15
160
470
30 ET
5
15
160
480
30 ET
5
15
160
490
30 ET
5
Jumlah laporan hasil evaluasi terhadap kebijakan/Permendag Ekspor produk industri dan pertambangan
Akumulasi jumlah pelaku usaha yang memperoleh bimbingan teknis kebijakan ekspor produk industri dan pertambangan
Dihitung dari pemberian persetujuan ekspor dalam 1 tahun. Untuk mendukung peningkatan nilai ekspor dan meningkatkan pengendalian ekspor yang bernilai tambah.
Pengendalian akan diutamakan kepada barang-barang yang bernilai tambah / hilirisasi.Dihitung dari jumlah penetapan Eksportir Terdaftar baik baru maupun perpanjangan
Ada ketentuan yang masih berlaku untuk 3 tahun ke depan sehingga proyeksi target 5 Peraturan, 2 peraturan merupakan peraturan baru/ perpanjangan dari peraturan baru yang berlaku di tahun sebelumnya .
47.19
8.00
52.13
8.40
12.50
24.45
5.13
78.00
1.05
63.80
245.45
2016
54.74
8.82
13.12
25.67
5.13
78.00
1.10
63.80
250.38
57.48
9.26
13.78
26.95
5.13
78.00
1.16
63.80
255.55
57.48
9.26
13.78
26.95
5.13
78.00
1.16
63.80
255.55
2017 2018 2019
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI DIREKTORAT EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN DIREKTORAT EKSPOR PRODUK INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN DIREKTORAT FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR DIREKTORAT IMPOR DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
UNIT PENANGGUNGJAWAB
(dalam miliar rupiah)
8
JML KEGIATAN
Dit. Tanhut
Dit. Tanhut
Laporan SPE (Dit. Intam)
Laporan ET (Dit.Intam)
Dit. Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
Sumber Data
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
9.90
23.00
5.13
78.00
1.00
63.80
236.02
2015
ALOKASI
Alokasi Pendanaan Program untuk Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri
15
160
460
30 ET
5
Cara Penghitungan
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
Catatan: * Kegiatan prioritas nasional ** Kegiatan prioritas bidang *** Kegiatan prioritas K/L
Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
2 **
15
160
450
30 ET
5
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
PENINGKATAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
1
PROGRAM/ KEGIATAN
Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis industri dan pertambangan (Laporan)
5
Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor (SPE)
3
Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk Industri dan Pertambangan (Orang)
Jumlah penerbitan eksportir terdaftar (ET)
2
4
Jumlah rumusan kebijakan ekspor industri dan pertambangan (Peraturan)
Indikator Sasaran Kegiatan
1
No.
166 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
167
***
***
**
160 orang
005 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk Industri dan Pertambangan
15 LAP
160 orang
460 SPE
15 LAP
160 orang
470 SPE
40 ET
5 peraturan
5.13
15 LAP
160 orang
480 SPE
45 ET
5 peraturan
5.13
21 Laporan
400 orang
900 SPE
280 ET
13 peraturan
78.00
1 Rancangan Peraturan Menteri
1 laporan
1.16
2018
15 LAP
160 orang
490 SPE
50 ET
5 peraturan
5.13
21 Laporan
450 orang
1000 SPE
300 ET
13 peraturan
78.00
1 Peraturan Menteri
1 laporan
1.16
2019
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK INDUSTRI DAN PERTAMBANGAN
DIREKTORAT EKSPOR PRODUK PERTANIAN DAN KEHUTANAN
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
UNIT PENANGGUNGJAWAB
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
15 LAP
450 SPE
008 Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor
35 ET
5 peraturan
5.13
21 Laporan
350 orang
800 SPE
260 ET
13 peraturan
78.00
1 Rancangan Peraturan Menteri
1 laporan
1.10
TARGET 2017
(dalam miliar rupiah)
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
006 Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis industri dan pertambangan
30 ET
003 Jumlah penerbitan eksportir terdaftar
5.13
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Industri dan Pertambangan
5 peraturan
21Laporan
21Laporan 005 Jumlah laporan evaluasi kebijakan peningkatan ekspor barang bernilai tambah tinggi berbasis pertanian dan kehutanan
001 Jumlah rumusan kebijakan ekspor industri dan pertambangan
300 orang
250 orang
004 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang ekspor produk pertanian dan kehutanan
700 SPE
600 SPE
003 Jumlah penerbitan surat persetujuan ekspor
240 ET
220 ET
002 Jumlah penerbitan eksportir terdaftar
14 peraturan
14 peraturan
001 Jumlah rumusan kebijakan ekspor produk pertanian dan kehutanan
1 Peraturan Menteri 78.00
1 Rancangan Peraturan Menteri
1 laporan
1 laporan
78.00
Jumlah peraturan terkait dengan KEK
002
1.05
2016
1.00
2015
Peningkatan dan Pengelolaan Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan
Jumlah dukungan fasilitasi dan koordinasi bidang perdagangan terhadap pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
001
Dukungan Sektor Perdagangan Terhadap Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus
PROGRAM/ KEGIATAN
Target Kinerja Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri (Kegiatan Prioritas)
168 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
169
*
*
35 KEG
6 LAP
250 orang
35 KEG
6 LAP
005 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang fasilitasi perdagangan 006 Jumlah koordinasi terkait skema pembiayaan ekspor, harmonisasi regulasi, perdagangan lintas batas, dan lainnya 007 Jumlah laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan INATRADE, SKA Online, dan fasilitasi perdagangan lainnya
10 JENIS
2000 IT 1000 IP 3000 SPI 300 orang
5 Laporan
003 Jumlah penerbitan penetapan importir terdaftar(IT) 004 Jumlah penerbitan pengakuan sebagai Importir Produsen (IP) 005 Jumlah penerbitan surat persetujuan Impor (SPI) 006 Jumlah pelaku usaha yang mendapatkan bimbingan teknis di bidang Impor 007 Jumlah laporan evaluasi monitoring pelaksanaan kebijakan impor
5 Peraturan
9.90
002 Jumlah data dan informasi importasi barang yang diatur tataniaga impornya
001 Jumlah rumusan kebijakan/peraturan di bidang impor
Pengelolaan Impor
65,00%
300 orang
5000 PERUSAHAAN
004 Jumlah pemilik Hak Akses INATRADE
008 Peningkatan rasio nilai ekspor yang menggunakan SKA preferensi dan Non Preferensi terhadap total ekspor (%)
5500 PERUSAHAAN
90%
003 Persentase layanan perijinan bidang perdagangan luar negeri yang dapat diselesaikan secara online
5 Laporan
5 Laporan
500 orang
3000 SPI
1500 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
13.78
71,00%
6 LAP
35 KEG
400 orang
6500 PERUSAHAAN
100%
2 KEG
2 Peraturan
26.95
5 Laporan
500 orang
3000 SPI
1500 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
13.78
73,00%
6 LAP
35 KEG
450 orang
7000 PERUSAHAAN
100%
2 KEG
2 Peraturan
26.95
DIREKTORAT IMPOR
DIREKTORAT FASILITASI EKSPOR DAN IMPOR
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
5 Laporan
450 orang
3000 SPI
1400 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
13.12
69,00%
6 LAP
35 KEG
350 orang
6000 PERUSAHAAN
100%
2 KEG
2 Peraturan
25.67
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
400 orang
3000 SPI
1200 IP
5000 IT
10 JENIS
5 Peraturan
12.50
67,00%
95%
2 KEG
2 KEG
Jumlah pengembangan sistem elektronik bidang fasilitasi pelayanan publik ;
2 Peraturan
002
2 Peraturan
24.45
Jumlah penerbitan kebijakan fasilitasi ekspor dan impr
23.00
001
Pengelolaan Fasilitasi Ekspor dan Impor
170 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
171
5 kali
8 laporan
47.19
3keg
002 Dengar pendapat (hearing)/konsultasi informal/teknis di negara mitra dagang 003 Monitoring dan evaluasi hambatan perdagangan Pengembangan Fasilitasi Perdagangan Luar Negeri daerah
Meningkatnya koordinasi dan pembinaan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah Layanan fasilitasi perdagangan luar negeri daerah Fasilitasi promosi dan diklat ekspor Tersedianya informasi produk potensial daerah Sosialisasi Pemnfaatan AEC 2015
001
002 003 004 005
PROGRAM/ KEGIATAN
20 submisi
001 Penyusunan submisi tuduhan dumping subsidi dan safeguard
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
52.13
8 laporan
13 kali
20 submisi
8.40
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
54.74
8 laporan
13 kali
20 submisi
8.82
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
57.48
8 laporan
13 kali
20 submisi
9.26
5 Dokumen
11 Laporan
2 Laporan
2 Laporan
39 Laporan
001 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Penganggaran Direktorat Jenderal 002 Laporan kegiatan koordinasi Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri 003 Laporan Kegiatan penyajian data dan informasi bidang perdagangan luar negeri 004 Jumlah bimbingan teknis dan sosialisasi kebijakan perdagangan luar negerI 005 Jumlah laporan pelaksanaan anggaran satker Ditjen Daglu
63.80
39 Laporan
39 Laporan
39 Laporan
2 Laporan
2 Laporan
11 Laporan
5 Dokumen
63.80
39 Laporan
2 Laporan
2 Laporan
11 Laporan
5 Dokumen
63.80
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI
UNIT PENANGGUNGJAWAB
(dalam miliar rupiah)
SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN LUAR NEGERI KOORDINASI DENGAN SETDITJEN PENGEMBANGAN EKSPOR NASIONAL DAN SETDITJEN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL
DIREKTORAT PENGAMANAN PERDAGANGAN
Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
2 Laporan
2 Laporan
11 Laporan
5 Dokumen
63.80
JML KEGIATAN
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
5 keg
57.48
8 laporan
13 kali
20 submisi
9.26
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
2 Laporan
2 Laporan
11 Laporan
5 Dokumen
63.80
TARGET 2015 2016 2017 2018 2019
Target Kinerja Tahun 2015-2019 Ditjen Perdagangan Luar Negeri (Kegiatan Non Prioritas)
1 Keg
1 buku
4 keg
2 jenis
8.00
Peningkatan Pengamanan dan Perlindungan Akses Pasar
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
**
**
172 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
173
008 Laporan monitoring dan evaluasi kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
007 Bulan pelayanan operasional perkantoran dan kepegawaian
006 Jumlah konsep peraturan perundangundangan bidang perdagangan luar negeri yang ditelaah
14 Laporan
12 bulan
12 peraturan
14 Laporan
12 bulan
12 peraturan
14 Laporan
12 bulan
12 peraturan
14 Laporan
12 bulan
12 peraturan
14 Laporan
12 bulan
12 peraturan
174 RENCANA STRATEGIS 2015-2019 Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri