RENCANA STRATEGIS PENMAD 2017-2021
A. Analisis Kecenderungan Strategis Pendidikan Madrasah di Kota Tangerang Selatan setidaknya dipengaruhi oleh 4 lingkungan strategis, yaitu fenomena global yang berpengaruh terhadap pendidikan, dan kebijakan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama khususnya di dirjen pendidikan Islam dan Bidang Pendidikan Madrasah Kemenag Provinsi Banten, dinamika kehidupan kota Tangerang Selatan, dan analisis SWOT.Berikut ini adalah analisis terbaru dari keempat lingkungan strategis tersebut 1. Fenomena Global Terdapat beberapa isu global yang penting untuk dicermati sebagai masukan dalam penyusunan Renstra Sipenmad 4 tahun ke depan. a. Kompetisi global. Ini adalah implikasi dari adanya era globalisasi. Di era tersebut, kompetisi tidak hanya dalam lingkup lokal atau nasional, tetapi meluas sampai tingkat regional dan global. Kata kunci untuk memenangkan kompetisi global adalah mutu, profesionalisme, dan keunggulan, utamanya adalah keunggulan sumberdaya manusia. Oleh karena itu, madrasah harus memberikan perhatian yang sunggu-sungguh terhadap mutu profesionalisme, dan keunggulan. b. Kemajuan sains dan teknologi. Kemajuan sains dan teknologi, utamanya teknologi komunikasi membawa pengaruh yang cukup signifikan dalam kehidupan masyarakat global. Hal itu dikarenakan teknologi komunikasi menjadi sarana atau media yang sangat dominan dalam mengendalikan kehidupan masyarakat global dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Melalui teknologi komunikasi yang canggih, komunikasi dan koordinasi kehidupan masyarakat global menjadi sangat efektif dan efisien. Oleh karena itu, penguasaan teknologi komunikasi menjadi sangat penting bagi siapapun yang ingin menjadi pemain dalam kehidupan global. c. Pentingnya penguasaan bahasa internasional. Kehidupan global meniscayakan adanya penggunaan bahasa yang dinilai merepresentasikan masyarakat global. Dalam konteks pendidikan madrasah setidaknya ada 2 bahasa global yang penting untuk dikuasai, yaitu bahasa Arab dan Inggris. Bahasa Arab diperlukan sebagai bahasa yang sangat bermanfaat untuk memahami agama Islam, sedangkan bahasa Inggris diperlukan sebagai bahasa komunikasi internasional dan untuk keperluan penguasaan sains dan teknologi modern. Lembaga pendidikan harus peduli terhadap pengembangan bahasa internasional sehingga kelas aoutputnya akan mampu siap menghadapi kehidupan global. Namun demikian, penguasaan terhadap bahasa nasional (bahasa Indonesia) tidak boleh diabaikan,
karena bahasa Indonesia merupakan media komunikasi yang vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. d. Pentingnya moderasi dalam beragama. Itu tentang moderasi dalam bergamamuncul sejalan dengan munculnya fanatisme keberagamaan dan terorisme di hampir seluruh dunia. Moderasi kehidupan beragama diperlukan untuk mencegah muncul dan meluasnya fanatisme keberagamaan yang kemudian mendorong munculnya tindakan teror. Potensi munculnya fanaistem beragama sesungguhnya ada pada semua agama, hanya saja dalam perkembangan terakhir masyarakat dunia banyak tertuju pada umat Islam. Itulah sebabnya masyarakat Islam memiliki kewajiban moral untuk menampilkan citra moderasi dalam beragama sebagai kelanjutan dari hakikat Islam sebagai agama rahmatan lil alamin.
2. Kebijakan Pendidikan pada Dirjend Pendidikan Islam Di dalam Renstra Dirjen Pendidikan Islam dijelaskan bahwa arah kebijakan strategis pendidikan Islam tahun 2015-2019 adalah: a. Meningkatkan akses mutu pendidikan anak usia dini (PAUD) yang diarahkan pada: 1) Peningkatan dana operasional sekolah berupa BOS untuk RA. 2) Penyediaan ruang kelas pendidikan RA yang berkualitas 3) Penyedaiaan peralatan dan perlengkapan pendidikan RA yang berkualitas 4) Pengembangan kurikulum yang disertai dengan pelatihan, pendampingan dan penyedaiaan buku pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kurikulum PAUD yang berlaku. b. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar-menengah meliputi: 1) Memperluas akses masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan, diarahkan pada upaya: a) Peningkatan akses bagi masyarakat kurang mampu melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa MI, MTs, dam MA/MAK. b) Peningkatan dana operasional sekolah berupa BOS untuk MI, MTs, dan MA/MAK. c) Penyediaan ruang kelas pendidikan dasar dan menengah. d) Pengembangan pendidikan kejuruan berciri agama 2) Meningkatkan penyedaiaan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas diarahkan pada upaya: a) Peningkatan ketersediaan sarana dan perlengkapan pembelaaran b) Penyediaan dan peningkatan kualitas ruang kelas pendidikan yang memadai c) Penyediaan dan peningkatan kualitas perpustakaan serta pengembangan koleksi perpustakaan. d) Pengembangan dan peningkatan standar unit kesehatan sekolah pada lembaga pendidikan.
e) Peningkatan kelengkapan sarpras mebeleir lembaga pendidikan f) Penyediaan laboratorium dan peralatannya g) Pengembangan lembaga pendidikan berasrama. 3) Meningkatkan mutu peserta didik yang diarahkan pada upaya: a) Pengembangan penghargaan bagi peserta didik berbakat dan berprestasi b) Pengembangan penyelenggaraan lomba/kompetisi pendidikan untuk peserta didik c) Peningkatan partisipasi peserta didik daam lomba/festival/ kompetisi/olimpiade nasional dan/atau internasional. d) Pengembangan fasilitas pendidikan ke luar negeri bagi peserta didik berprestasi. e) Pengembangan program pemagangan di dunia usaha/industry. 4) Meningkatkan jaminan mutu kelembagaan pendidikan diarahkan pada upaya: a) Peningkatan mutu akreditasi lembaga pendidikan b) Pengembangan lembaga pendidikan unggulan c) Peningkatan mutu manajemen d) Peningkatan kualitas ekstra dan intrakurikuler e) Penerapan manajemen berbasis satuan pendidikan f) Pemberdayaan KKM, KKG, dan MGMP g) Pengembangan program ketrampilan pada pendidikan menengah h) Penguatan program keagamaan pada pendidikan menengah i) Pemberdayaan lembaga/organisasi mitra pengembangan madrasah 5) Meningkatkan kurikulum dan pelaksanaannya diarahkan pada upaya: a) Penguatan penerapan kurikulum pendidikan b) Penyediaan dan peningkatan kualitas buku pendidikan agama sesuai dengan kurikulum yang berlaku. c) Peningkatan kualitas pelatihan kurikulum d) Penguatan pendampingan dalam pelaksanaan kurikulum yang berlaku. 6) Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan diarahkan pada upaya: a) Peningkatan kompetensi guru/kepala satuan pendidikan b) Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan c) Peningkatan kualifikasi guru minimal S-1/D-4 d) Pemberian tunjangan fungsional, tunjangan profesi, dan tunjangan khusus e) Peningkatan partisipasi guru pada pendidikan profesi guru (PPG) f) Peningkatan sertifikasi guru g) Penguatan sistem dan pelaksanaan penilaian kinerja guru h) Peningkatan kualifikasi pendidikan S-2 bagia calon kepala satuan pendidikan dan calon pengawas i) Pengembangan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan penyelenggara satuan pendidikan inklusi
j) Pengembangan penghargaan dan pendidikan dan tenaga kependidikan.
perlindungan
kepada
Sejalan dengan kebijakan Dirjen Pendidikan Islam di atas, Bidang Pendidikan Madrasah (Penmad) Kantor Kemenag Provinsi Banten menetapkan programprogram strategis sebagai berikut: 1. Meningkatkan akses masyarakat tidak mampu terhadap program PIP melalui KIP 2. Meningkatnya angka partisipasi pendidikan 3. Meningkatnya jaminan kualitas pelayanan pendidikan 4. Meningkatnya proporsi pendidik yang berkompeten dan profesional pada madrasah 5. Meningkatnya jumlah ruang kelas RA/Madrasah 6. Meningkatnya akses pendidikan madrasah 7. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan madrasah 8. Meningkatnya mutu siswa madrasah 9. Meningkatnya mutu guru dan tenaga kependidikan 10. Meningkatnya jaminan kualitas (quality assurance) kelembagaan madrasah 3. Dinamika Kehidupan Masyarakat Kota Tangerang Selatan Berikut ini adalah analisis terhadap dinamika kehidupan masyarakat kota Tangerang Selatan yang dinilai akan berpengaruh terhadap dinamika pendidikan RA dan Madrasah. a. Bidang Sosial Terdapat beberapa corak kehidupan sosial masyarakat Kota Tangsel yang penting untuk dicermati. 1) Kehidupan sosial masyarakat Kota Tangsel semakin kuat mengarah pada kehidupan masyarakat urban dan masyarakat metropolis. Ciri yang menonjol dari masyarakat yang demikian adalah berpikir rasional, memiliki semangat untuk maju, terbuka, dan toleran. 2) Kehidupan masyarakat Kota Tangsel juga semakin heterogen dalam banyak hal, baik dalam hal kehidupan beragama, corak etnis, tingkat pendidikan, profesi, dan sebagainya. Heterogenitas ini menduntut kepada masyarakat untuk mengembangkan sikap saling menghargai, saling melengkapi, dan saling memahami. 3) Banyak bermunculan kelas menengah ke atas. Hal ini ditandai dengan banyaknya kompleks perumahan menengah ke atas. Segmen masyarakat ini memiliki selera yang mulai mengarah pada kualitas dan pelayanan yang baik. Termasuk dalam bidang pendidikan. 4) Seiring dengan semakin padatnya jumlah penduduk, ada kecenderungan semakin meningkat pula tindak krimimal, baik secara kuantitatif maupun kualitatif (termasuk di dalamnya narkoba dan kekerasan seksual). Untuk itu perlu ada langkah-langkah antisipatif dari semua pihak, termasuk dari lembaga pendidikan. Pendidikan harus mengedepankan pentingnya akhlak mulai untuk mencegah munculnya tindak kriminal di masyarakat. 5) Dengan memperhatikan kehidupan sosial yang demikian itu, diperlukan adanya lembaga pendidikan madrasah yang dikelola secara
modern, profesional, dan unggul, dan kuat dalam mengembangkan pendidikan karakter/akhlak. b. Bidang Politik Terdapat beberapa corak kehidupan politik masyarakat Kota Tangsel yang penting untuk dipertimbangan dalam mendesain madrasah di Kota Tangerang Selatan. 1) Sejalan dengan adanya kebijakan politik otonomi daerah, posisi Pemerintah Daerah/Kota memiliki daya tawar dan posisi yang sangat menentukan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Kementerian Agama, khususnya pada Seksi Pendidikan Madrasah mengembangkan dan terus menjaga koordinasi yang baik dengan Pemkot Tangerang Selatan khususnya dengan jajaran yang terkait, yakni Dinas Pendidikan Kota Tangsel. 2) Dalam beberapa tahun terakhir Pemkot memberikan perhatian yang positif terhadap peningkatan mutu madrasah. Hal itu ditandai dengan adanya program pemberian Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) kepada madrasah—walaupun baru sebatas pada madrasah negeri— dan pemberian Tunjangan Daerah (Tunda) bagi guru-guru madrasah. 3) Dengan memperhatikan dinamika politik di atas, Sidikmad harus terus menjalin komunikasi dan koordinasi yang baik dan produktif dengan Pemkot Kota Tangerang, terutama dengan Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan, sehingga madrasah diperhatikan secara positif dalam kebijakan politik pendidikan di Kota Tangserang Selatan. c. Bidang Budaya Terdapat beberapa fenomena yang penting untuk diperhatikan dalam kehidupan budaya masyarakat Kota Tangerang Selatan yang berpengaruh terhadap dinamikan pendidikan di madrasah. 1) Betapapun Kota Tangerang Selatan masuk dalam wilayah Provinsi Banten, dalam beberapa hal budaya masyarakat Tangsel cenderung pada budaya Betawi. Namun demikian, seiring dengan munculnya pusat-pusat kota metropolis, budaya masyarakat Kota Tangsel secara perlahan mengarah pada terbentuknya budaya masyarakat metropolis, yaitu budaya pop atau kontemporer, yaitu budaya yang cepat berkembang tetapi juga cepat menghilang untuk selanjutnya diganti dengan budaya baru yang dinilai lebih menarik. 2) Di sisi lain, ada semacam kecenderungan adanya penguatan budaya yang dikaitkan dengan nilai-nilai agama, khususnya dengan agama Islam. Ini tampaknya sangat terkait dengan munculnya kebutuhan masyarakat metropolis atau modern akan nilai-nilai spiritual akibat keringnya makna dalam kehidupan modern yang cenderung terbendakan. Itulah sebabnya dalam perkembangan terakhir lembaga pendidikan agama (termasuk madrasah) banyak diminati oleh masyarakat, karena madrasah dinilai mampu memenuhi kebutuhan spiritual anak-anak mereka yang diperlukan dalam kehidupan yang modern saat ini. 3) Dengan memperhatikan kehidupan budaya seperti tersebut di atas, diperlukan adanya lembaga pendidikan Islam (RA dan madrasah) yang akomodatif dengan budaya populer, tetapi juga tetap memperkuat aspek pendidikan agama.
d. Bidang Ekonomi Terdapat beberapa corak kehidupan ekonomi di masyarakat Kota Tangerang Selatan. 1) Kehidupan ekonomi masyarakat Kota Tangsel cenderung mengalami perbaikan-perbaikan seiring dengan membaiknya iklim ekonomi dan juga meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat. Implikasinya adalah bahwa masyarakat juga mulai membutuhkan adanya lembaga pendidikan yang unggul atau berkualitas. 2) Seiring dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), banyak tumbuh dan berkembang pasar-pasar berskala internasional di sekitar Kota Tangsel. Hal yang demikian menuntut banyak tenaga pendidikan yang terampil yang kompetitif. Selain itu, juga menuntut adanya sumberdaya manusia yang memiliki kecakapan enterpreneurhsip yang kompetitif sehingga bisa memanfaatkan momentum tersebut secara produktif. 3) Sebagaimana kecenderunga ekonomi global pada umumnya, kompetisi ekonomi di Kota Tangerang Selatan juga cenderungbercorak kapitalistik dan liberalistik. Hal ini tentu saja tidak sejalan dengan konsep ekonomi kerakyatan yang merupakan penjabaran dari nilainilai Pancasila utamanya sila ke-5. Kompetisi yang kapitalistik dan liberalistik juga tidak sejalan dengan konsep ekonomi Islam yang mengedepankan pada konsep saling menolong (ta’awun) dan berpegang pada prinsip halalan thoyyibatan. 4) Kondisi seperti di atas menuntut adanya lembaga pendidikan (khususnya madrasah) untuk mampu mempersiapkan sumberdaya manusia yang mememiliki kemampuan entrepreneurship yang kompetitif tetapi juga memiliki kapasitas spiritual yang memadai, sehingga mampu mengembalikan sistem perekonoiam yang sejalan dengan Pancasila dan juga ajaran Islam. e. Bidang Sains dan Teknologi 1) Kemajuan sains dan teknologi semakin pesat dan akan terus berkembang. Kota Tangsel merupakan pangsa pasar yang cukup ramai sebagai tempat untuk dalam memasarkan produk-produk teknologi modern tersebut. Hal itu ditandai dengan tumbuh dan berkembangnya pasar-pasar internasional yang menjadi tempat perdagangan berbagai teknologi modern. 2) Dampaknya, adalah tumbuh dan berkembang masyarakat yang memiliki produk-produk teknologi yang digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari dalam hal informasi dan komunikasi. Pemanfaatan teknologi yang demikian memiliki dampak positif dan negatif. Positifnya adalah menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam banyak keperluan, sedangkan negatifnya adalah munculnya penyalahgunaan teknologi untuk kejahatan dan kemaksiatan, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja. 3) Lembaga pendidikan, dituntut mampu menjadi wahana untuk mendidik anak menjadi generasi yang mampu memanfaatkan teknologi modern secara positif, dan sebaliknya mendorong mereka untuk menghindarkan dari penyalahgunaan teknologi modern untuk melakukan tindakan yang tidak terpuji.
f. Bidang Agama 1) Di Kota Tangsel tumbuh dan berkembang berbagai macam agama dan aliran kepercaayaan. Selain itu, secara internal masyarakat dalam satu agama juga memiliki keberagaman dalam hal keyakinan (teologi), hukum agama yang kemudian melahirkan mazhab, aksentuasi keberagamaan (dalam bentuk munculnya ormas keagamaan), dan lainlain. 2) Keragaman agama dan keberagamaan di Kota Tangselmerupakan warna kehidupan yang indah dan harmonis ketika dikembangkan sikap hidup yang toleran dan saling menghargai satu sama lain. Tetapi juga bisa menjadi pemicu munculnya konflik-konflik sosial ketika yang dikedepankan adalah fanatisme kelompok sehingga tidak toleran terhadap kelompok yang lain. 3) Sejalan dengan itu, dalam beberapa waktu terakhir, umat Islam seringkali dihubung-hubungkan dengan terorisme dan citra intoleran. Hal itu diperkuat dengan terjadinya tindak-tindak teror yang sempat terjadi di wilayah Kota Tangerang Selatan. Hal yang demikian menjadi tanggungjawab semua pihak untuk mengembangkan langkah-langkah antisipatif secara tepat dan bijaksana sehingga citra yang tidak menguntungkan tersebut tidak terus berlanjut. 4) Dengan memperhatikan potret kehidupan beragama yang demikian, diperlukanadanya lembaga pendidikan yang mampu memperkuat akidah umat di satu sisi, tetapi di sisi lain juga mampu mengembangkan sikap terbuka atau toleran sehingga mendorong bagi terwujudnya kehidupan masyarakat beragama yang harmonis. g. Bidang Pendidikan 1) Banyak bermunculan lembaga pendidikan unggul di Kota Tangerang Selatan. Hanya saja secar umum sekolah unggul identik dengan sekolah berbiaya mahal. Sebut saja misalnya perguruan Al-Azhar, Madrasah Pembangunan, Cikal Harapan, Pembangunan Jaya, Global Jaya, dan sebagainya. Tantangannya adalah bagaimana mendorong madrasah tumbuh menjadi lembaga pendidikan unggul tetapi pembiayaannya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. 2) Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat sudah mulai menyadari pentingnya lembaga pendidikan Islam karena lembaga tersebut dinilai memenuhi keinginan masyarakat, yakni mengajarkan agama sebagai dasar pembentukan karakter kebaikan yang sangat diperlukan di era sekarang. Kecenderungan ini seharusnya ditangkap secara baik oleh madrasah dengan cara melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan pendidikan, sehingga animo yang sudah mulai membaik terhadap madrasah tersebut bisa direspons secara tepat oleh madrasah. 3) Sejalan dengan kecenderungan di atas, lembaga pendidikan umum juga sudah mulai peduli akan pentingnya pendidikan agama. Tidak sedikit lembaga pendidikan umum yang menambahkan pembelajaran atau kegiatan yang bercorak keagamaan sebagai jalan untuk mengembangkan pendidikan karakter. Ini berarti bahwa hal-hal yang selama ini menjadi ciri khas lembaga pendidikan Islam juga sudah mulai dikembangkan di sekolah pada umumnya. Kalau madrasah tidak
segera melakukan inovasi dan tidak memiliki keunggulan, bisa jadi madrasah menjadi tertinggal oleh lembaga pendidikan umum. 4) Kebijakan atau regulasi pendidikan dalam beberapa tahun terakhir sangat dinamis. Baik yang berkaitan dengan kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, pendanaan, evaluasi, dan sebagainya. Masyarakat madrasah harus responsif terhadap kebijakan atau regulasi tersebut, sehingga akan juga dinamis dalam mengelola madrasah. 5) Di era kemajuan teknologi informasi, lembaga pendidikan mulai menyadari pentingnya penguasaan teknologi informasi dalam menunjang manajemen dan pembelajaran. Untuk itu, komunitas madrasah mampu menguasai teknologi informasi dan menggunakannya dalam kegiatan manajemen dan pembelajaran.
B. Analysis SWOT Selain memperhatikan isu-isu strategis, penyusunan Renstra Sipenmad Kantor Kemenag Kota Tangerang Selatan juga harus memperhatikan analisis SWOT, yaitu analisis terhadap kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan tantangan (threat). Dengan memperhatikan analisis SWOT, akan sangat membantu dirumuskannya Renstra yang efektif dan realistis. Berikut ini adalah analisis SWOT Penmad Kota Tangerang Selatan. 1. Kekuatan (Strenght) Kekuatan adalah potensi Penmad yang bisa digunakan untuk menunjang diimplementasikannya strategi dalam mewujudkan visi dan misi Penmad. Beberapa kekuatan Penmad Kota Tanngerang Selatan adalah: a. Memiliki ruang kantor sekretariat yang memadai b. Memiliki beberapa pegawai yang kapabel. c. Memiliki dukunganbeberapa pengawas madrasah yang kapabel. d. Memiliki kepala madrasah yang visioner dan memiliki semangat perubahan. e. Mengelola lembaga pendidikan yang memiliki ciri khusus keislaman yang sangat kuat, yaitu madrasah. 2. Kelemahan (Weakness) a. Beberapa sarana perkantoran belum dimiliki (kursi tunggu, meja resepsionis, TV, layar touchscreen untuk penyajian data informasi, server touch screen, mesin penghancur kertas, dan sepeda motor operasional). b. Data based sudah dimiliki, tetapi belum disusun secara lengkap, sistematis, dan selalu ter-update secara periodik dan mudah untuk diakses (tentang kepala madrasah, tentang siswa, tentang guru, tentang tenaga kependidikan, tentang sarpras, toilet, dll). c. Belum memiliki prosedur operasional standar (POS) yang lengkap untuk dijadikan sebagai pedomandalam pelayanan yang diupload di web sehingga mudah diakses oleh komunitas madrasah. d. Program-program Penmad dalam penyusunannya kurang mengakomodasi aspirasi dari seluruh stakeholders madrasah, terutama kepala RA dan madrasah, pengawas, dan seluruh pegawai Penmad.
e. Belum maksimal dalam membangun jaringan dengan perguruan tinggi, organisasi profesi, dunia usaha, dan lain-lain untuk membangun keunggulan madrasah. f. Belum menerapkan standar pelayanan prima, terutama yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. g. Sebagian besar madrasah adalah swasta (kurang lebih 96%) h. Penganggaran selama ini lebih menekankan pada program-program yang bersifat pelayanan, sedangkan program-program yang bersifat bimbingan teknis dan pembinaan dinilai masih kurang memadai. i. Kurang mengoptimalkan koordinasi dengan pengawas untuk keperluan pendataan potensi RA dan Madrasah, j. Koordinasi dan komunikasi Penmad dengan yayasan atau lembaga penyelenggara madrasah belum terbangun secara baik dan produktif, di sisi lain masih banyak yayasan yang belum menunjukkan kemauan dan komitmennya yang tinggi dalam memajukan madrasah. k. Banyak madrasah swasta yang tidak memiliki kepala Tata Usaha, sehingga kurang lincah dalam penyelenggaraan administrasi madrasah. l. Sebagian besar madrasah tidak memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, seperti ruang perpustakaan, ruang laboratorium, sarana ibadah (masjid atau mushalla), lapangan olah raga, taman madrasah, dan sebagainya. m. Terdapat beberapa guru bidang studi yang kurang dibina, yaitu guru bidang studi Bimbingan dan Konseling (BK), Seni dan Budaya, IPS, dan Penjaskes. n. Penambahan jam belajar pada madrasah belum diatur secara jelas karena masih banyak madrasah yang belum memahami aturan pemberlakuan kurikulum nasional. o. Penyelenggaraan mata pelajaran muatan lokal belum didasarkan pada kajian mendalam tentang keunggulan lokal di kota Tangsel. p. Banyak guru yang lemah dalam pembuatan administrasi pembalajaran. q. Penyebaran guru atau pegawai PNS di madrasah swasta belum merata, sebagian ada yang kekurangan dan sebagian yang lain ada berlebih. r. Belum mengembangkan penggalian dana-nana CSR dari perusahaan secara maksimal. s. Pemilihan kepala madrasah swasta belum dilakukan secara profesional, sehingga sangat membuka adanya proses pengangkatan yang kurang sehat. 3. Peluang (Opportunity) a. Dekat dengan Ibu Kota Negara sebagai tempatnya pemerintah pusat, terutama Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. b. Kota Tangerang Selatan tumbuh menjadi kota industri barang dan jasa yang cukup pesat. Hal ini membuka peluang bagi madrasah untuk mengembangkan entrepreneurship skills. c. Adanya perhatian yang sungguh-sungguh dan komitmen yang tinggi dari Pemkot Tangsel untuk memajukan lembaga pendidikan, termasuk madrasah. d. Banyak diadakan kompetisi dalam berbagai bidang, seperti Kompetisi Sains Madrasah (KSM), OPTIKA UIN Jakarta, Festival Matematika Ponpes Gontor, Olimpiade Sains Nasional (OSN), MTQ Pelajar Kota Tangerang Selatan, dan sebagainya.
e. Munculnya kelas menengah Muslim di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya, yang membutuhkan adanya lembaga pendidikan Islam yang dikelola dengan baik. f. Banyak terdapat lembaga pendidikan unggul di lingkungan Kota Tangerang Selatan yang bisa diajak untuk membangun kemitraan membangun keunggulan madrasah. g. Banyak perguruan tinggi dan pakar-pakar pendidikan dan berbagai bidang lainnya di sekitar Kota Tangerang Selatan yang bisa diajak membangun kemitraan untuk membangun keunggulan madrasah. h. Kemajuan sains dan teknologi (khususnya internet) bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk mengoptimalkan keunggulan madrasah. 4. Tantangan (Threat) a. Sebanyak 90 persen madrasah adalah swasta (bahkan untuk RA 100 persen swasta), sehingga dukungan dana dari pemerintah terbatas dan lebih mengandalkan partisipasi dana dari masyarakat. b. Diberlakukannya kebijakan sekolah gratis membuat masyarakat lebih memilih sekolah dibandingkan madrasah. c. Pendirian sekolah-sekolah negeri yang cukup pesat di kota Tangsel menyebabkan “pangsa pasar” madrasah (terutama swasta) menjadi berkurang. d. Dampak negatif dari penyalahgunaan sains dan teknologi (khususnya internet).
C. Visi, Misi, dan Strategi Seksi Penmad Kantor Kemenag Kota Tangsel secara vertikal berada dalam garis komando Bidang Penamad Provinsi Banten dan Direktorat Pendidikan Madrasah. Sedangkan secara horizontal berhubungan dengan kebijakan-kebijakan Pemkot Tangsel. Oleh karena visi, misi, dan strategi Penmad Kantor Kemenag Kota Tangsel sangat memperhatikan kebijakan dan program Bidang Penmad dan Direktur Penmad, serta memperhatikan 1. Visi Terwujudnya RA dan Madrasah yang unggul dan Islami melalui optimalisasi pelayanan prima. 2. Misi a. Mengoptimalkan pelayanan prima b. Mendorong RA dan Madrasah menjadi lembaga pendidikan yang unggul c. Mendorong RA dan Madrasah menjadi lembaga pendidikan yang Islami
3. Nilai-Nilai yang Dikembangkan a. Ikhlas, yaitu bekerja untuk beribadah. b. Ihsan, yaitu bekerja secara optimal. c. Itqan, yaitu bekerja dengan kesungguhan. d. Amanah, yaitu bekerja tuntas dan berkualitas.
4. Slogan Khoirunnas anfa-uhum linnas 5. Strategi a. Strategi untuk mewujudkan layanan prima: 1) Meningkatkan kompetensi pegawai/JFU Penmad 2) Meningkatkan kualitas suasana kantor yang rapi, bersih, aman, nyaman, dan penuh suasana keakraban. 3) Meningkatkan pelayanan sehingga lebih cepat, tepat, tepat, ramah, dan santun. 4) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Prosedur Operasional Standar (POS), sehingga lebih lengkap, jelas, dan mudah. 5) Meningkatkan penyajian data based dan informasi madrasah sehingga lebih cepat, tepat, lengkap, dan dinamis yang berbasis IT 6) Meningkatkan kualitas pengelolaan WEB sehingga lebih profesional. b. Strategi untuk mewujudkan madrasah unggul: 1) Meningkatkan kualitas status akreditasi RA dan Madrasah minimal B. 2) Meningkatkan kualitas manajemen RA dan Madrasah 3) Mendorong RA dan Madrasah untuk mengembangkan programprogram unggulan. 4) Mendorong RA dan madrasah untuk berprestasi dengan mengikuti berbagai even lomba atau kompetisi. 5) Meningkatkan kualitas kepemimpinan Kepala RA dan Madrasah 6) Meningkatkan kualitas implementasi, pengembangan, dan inovasi kurikulum RA dan Madrasah. 7) Meningkatkan kualitas pembelajaran di RA dan Madrasah 8) Meningkatkan kualitas penilaian dan evaluasi di RA dan Madrasah 9) Meningkatkan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana. 10) Meningkatkan kualitas RA dan Madrasah dalam mengelola kegiatan ekstrakurikuler 11) Meningkatkan kualitas kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan 12) Meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan RA dan Madrasah 13) Meningkatkan kemampuan RA dan Madrasah dalam mengembangkan kerjasama dengan pihak-pihak lain 14) Meningkatkan peran dan fungsi komite dalam mendukung keunggulan RA dan madrasah. 15) Meningkatkan peran dan fungsi KKG, MGMP, KKM, dan FKK-ASN dalam meningkatkan mutu RA dan Madrasah. 16) Meningkatkan peran dan fungsi pengawas dalam melakukan monev mutu RA dan Madrasah. 17) Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan berbagai pihak, terutama dengan Dinas Pendidikan, Perguruan Tinggi, LPMP, Balai Diklat, dan sebagainya. 18) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi dengan Dinas Pendidikan Tangsel dalam program peningkatan mutu RA dan madrasah. 19) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga CSR untuk peningkatan mutu RA dan Madrasah.
20)
Meningkatkan kualitas monev dan memberikan respons secara tepat terhadap pencapaian keunggulan RA dan Madrasah.
c. Strategi untuk mewujudkan madrasah Islami 1) Meningkatkan kepedulian dan komitmen RA dan madrasah dalam mengembangkan program pembinaan akhlakul karimah. 2) Meningkatkan kepedulian dan komitmen RA dan madrasah dalam menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, hijau, dan rapi. 3) Meningkatkan kepedulian dan komitmen RA dan madrasah dalam mengembangkan pembinaan iabdah (shalat Dhuha, shalat Dhuhur berjamaah, dan shalat Tahajud). 4) Meningkatkan kepedulian dan komitmen RA dan madrasah untuk mengembangkan dan membudayakan infak dan mengelolanya secara amanah. 5) Meningkatkan kepedulian dan komitmen madrasah dalam mengembangkan dan membiasakan program tadarus al-Qur’an bagi seluruh siswa, guru, dan pegawai. 6) Meningkatkan komitmen dan inovasi RA dan madrasah untuk mengembangkan program hafalan al-Qur’an (tahfidz), dzikir, doa-doa harian, dan hadits-hadis populer. 7) Meningkatkan komitmen dan kemampuan madrasah untuk mengembangkan literasi. 8) Meningkatkan kepedulian dan komitmen madrasah untuk mengembangkan program puasa Senin-Kamis. 9) Meningkatkan bimbingan dan pembinaan RA dan Madrasah untuk mengembangkan program-program sosial kemasyarakatan.