No. Dokumen No. Revisi Tanggal Berlaku
: : :
F/751/WKS1/P/5 1 1 Juli 2016
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
: SMA Negeri 1 Godean : Pendidikan Kewarganegaraan : X/ I MIPA 1-2 & IPS 1-2 : Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia : 2 x 45 Menit (1x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran - Peserta didik mampu mendeskripsikan Warga Negara Indonesia - Peserta didik mampu menjelaskan asas kewarganegaraan yang berlaku secara umum - Peserta didik mampu menguraikan persyaratan untuk menjadi Warga Negara Indonesia - Peserta didik mampu menguraikan sebab hilangnya status kewarganegaraan B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi - Kompetensi Dasar 1.2 Menghayati nilai-nilai konstitusional ketentuan Undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan secara adil 2.2 Mendukung nilai-nilai yang terkandung dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan 3.2 Mengkatagorikan ketentuan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang mengatur tentang wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, pertahanan dan keamanan 4.2 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan Undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan -
Indikator Pencapaian Kompetensi Peserta didik diharapkan mampu : 1.2.1 Berperilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia dalam kehidupan di sekolah dan masyarakat 1.2.2 Berdoa dengan sungguh-sungguh sesuai kepecayaan yang dianutnya 2.2.1 Mengamalkan semangat wawasan kebangsaan dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 3.2.1 Mendeskripsikan status Warga Negara Indonesia 3.2.2 Menjelaskan asas-asas kewarganegaraan Indonesia 3.2.3 Menguraikan persyaratan menjadi Warga Negara Indonesia 3.2.4 Menguraikan sebab hilangnya status kewarganegaraan 4.2.1 Menyaji hasil analisis tentang ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara 4.2.2 Mengkomunikasikan hasil analisis tentang ketentuan UUD NRI Tahun 1945 yang mengatur wilayah negara
C. Materi Pembelajaran 1. Status Warga Negara Indonesia 2. Asas-asas Kewarganegaraan Indonesia 3. Syarat-syarat menjadi Warga Negara Indonesia 4. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia D. Metode Pembelajaran - Pendekatan Pembelajaran - Metode Pembelajaran
: Saintifik Learning, Diskusi Kooperatif : Tanya Jawab, Penugasan
E. Media, Alat/ Bahan Pembelajaran - Power Point (ppt) yang berisikan materi ringkas terkait Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia - Tayangan foto-foto dan video yang menampilkan terkait Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia Alat/Bahan: Laptop, LCD, Speaker, White Board, F. Sumber Belajar - Buku Wajib untuk Siswa Kelas X (Pegangan Siswa) yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Edisi Revisi 2016 - Jimly Asshiddique.2013.Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara. Jakarta: Rajawali Press - Internet/Website yang relevan dengan materi pembelajaran. - Buku-buku lain yang relevan dengan materi pembelajaran G. Langkah-langkah Pembelajaran a. Pertemuan Pertama (2 JP) Langkah Deskripsi Pembelajaran Kegiatan Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan a. Mengajak peserta didik untuk memulai pembelajaran dengan berdoa sesuai agama dan keyakinan masing-masing/kesiapan kelas dan absensi. b. Mengulas sedikit materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya, misalnya dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan kecil untuk mengasah daya ingat siswa. c. Menginformasikan tujuan yang akan dicapai selama pembelajaran yang akan ditempuh. d. Menginformasikan relevansi bahan ajar yang akan disajikan selama pembelajaran bagi kepentingan peserta didik.
Alokasi Waktu
10 menit
Kegiatan Inti Memuat kegiatan - Mengamati Siswa mengamati tayangan gambar yang ditampilkan oleh guru terkait Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia Guru memberikan penjelasan terkait dengan gambar yang ditampilkan oleh guru - Menanya Guru memberikan kesempatan dan memberikan dorongan kepada seluruh siswa untuk mengajukan pertanyaan. Guru menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta didik atau bisa juga peserta didik di minta untuk menjawab pertanyaan dari temannya sehingga terjadi komunikasi yang lebih aktif antara guru dan peserta didik.
Kegiatan Inti
- Mengeksplorasi Peserta didik dibagi menjadi 8 (delapan) kelompok masing-masing empat anggota mengumpulkan informasi dengan tema yang diberikan guru melalui tayangan video sesuai indikator berkaitan dengan Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia Peserta didik memberikan pertanyaan dan tanggapan terhadap hasil eksplorasinya terkait materi Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia
60 menit
- Menalar/mengasosiasi Peserta didik membuat analisis Kedudukan Warga Negara dan Penduduk Indonesia - Mengomunikasikan Kelompok tertentu secara perwakilan mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok mereka terhadap materi yang diberikan oleh guru. Kelompok pasangan lain kemudian memberi tanggapan, atau pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasikan terkait hasil analisis dan diskusi kelompok, begitu pula sebaliknya sesuai gilirannya. Guru membimbing jalannya presentasi dengan memberi apresiasi atas setiap perbedaan hasil diskusi. Kegiatan Penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa bersama membuat kesimpulan hasil pembelajaran. b. Guru memberikan apresiasi terhadap semua siswa yang terlibat aktif dan kondusif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. c. Guru memberikan pertanyaan secara lisan secara acak kepada siswa untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran minggu ini. d. Melakukan refleksi dengan memberi
20 menit
pertanyaan manfaat apa yang kamu dapatkan setelah mempelajari materi ini ? e. Guru meminta siswa membaca di rumah, materi selanjutnya. f. Mengajak siswa untuk bersama-sama mengucapkan rasa syukur. H. Penilaian Hasil Pembelajaran 1) Sikap Spiritual a. Teknik Penilaian : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Observasi c. Kisi-kisi : Sikap Spiritual Beriman kepada Allah 2) Sikap Sosial a. Teknik Penilaian :Observasi b. Bentuk Instrumen :Lembar Penilaian Observasi c. Kisi-kisi :Sikap Sosial Jujur Sikap Sosial a. Teknik Penilaian : Observasi b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Observasi c. Kisi-kisi : Sikap Sosial Disiplin 3) Pengetahuan a. Teknik Penilaian :Tertulis b. Bentuk Instrumen : Soal Uraian Pendapat Siswa c. Kisi-kisi :Memahami keududkan warga negara dan pewarganegaraan d. Soal :Terlampir -
-
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan Program remedial tidak ada karena belum diadakan ulangan harian Program pengayaan dilakukan dengan penugasan kepada siswa Kunci dan Pedoman Penskoran Kunci jawaban dan pedoman penskoran terlampir
Godean, Agustus 2016 Mengetahui, Guru Pembina PPKn
Guru Mata Pelajaran PPKn
Erni Widiarti, S. H. Penata III/C NIP. : 19741004 200801 2 007
Tri Admoko Mahasiswa PPL NIM. : 13401241049
A. Lampiran 1. Penilaian Hasil Pembelajaran a. Sikap Spiritual No.
Indikator
Butir Instrumen
1
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran
1
2
Mengucapkan salam pada awal dan akhir pelajaran
1
3
Mengucapkan salam saat akan bertanya atau mengemukakan pendapat
1
4
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa
1
b. Sikap Sosial - Sikap Sosial Jujur No.
Indikator
Butir Instrumen
1
Tidak mencontek pada saat mengerjakan ulangan
1
2
Berani mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
1
3
Membuat laporan berdasarkan data atau informasi yang dimiliki
1
- Sikap Sosial Disiplin No.
Indikator
Butir Instrumen
1
Datang tepat waktu
1
2
Patuh pada tata tertib sekolah
1
3
Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan
1
Lembar Penilaian Sikap Spiritual Kelas Mata Pelajaran Semester Tahun Pelajaran
: X / MIPA-1/ Geografi dan Ekonomi : PPKn : I (satu) : 2016/2017
Afif Shalahuddin Anisa Dwi Rohmawati Anselmus Galang Setyawan Putra Ariftania Madrin Aulia Afni Avico Ardi Prasetya Benediktus Gilang Widhiatmoko Daffa Ardi Amanu Defira Amaralda Rizki Nurlitasari Diana Pujiyanti Elissa Salva Fadhil Pratama Dewantara Fransiska Intan Prastiwi Hizkia Deo Mahara Sajaya Putra Kholiftia Mu’arifah Lu’lu’ Al Adhliyani Maria Assumpta Famlaningtyas Putri P Maria Eka Kusumastuti Maximianus Maheswara Tri Atmaka Nada Hanifah Nanda Kurnia Priska Aulia Saptyawati Risti Putri Handayani Robi Sahara Siti Nurul Hidayah Vania Dewi Maharani Wanda Fauziah Wati Nur Astuti Yacinta Galuh Sapti Wulan Yos Agasta Yuslian Hestin Arinda Zahra Aulia Yasmine
Bersyukur atas nikmat Tuhan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Salam sebelum dan sesudah menyatakan pendapat
Peserta didik
Salam di Awal dan Akhir Pelajaran
No
Berdoa di Awal dan Akhir Pelajaran
Aspek Penilaian
Keterangan
Keterangan : Skor Penilaian menggunakan skala 1 – 4, yaitu : Skor 1 apabila peserta didik tidak pernah menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Skor 2 apabila peserta didik kadang-kadang menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Skor 3 apabila peserta didik sering menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Skor 4 apabila peserta didik selalu menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Lembar Penilaian Sikap Sosial
Kelas Mata Pelajaran Semester Tahun Pelajaran
: X / MIPA-1/ Geografi dan Ekonomi : PPKn : I (satu) : 2016/2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Solidaritas
Toleran
Tanggung Jawab
Peserta didik
Disiplin
No
Kejujuran
Aspek Penilaian
Afif Shalahuddin Anisa Dwi Rohmawati Anselmus Galang Setyawan Putra Ariftania Madrin Aulia Afni Avico Ardi Prasetya Benediktus Gilang Widhiatmoko Daffa Ardi Amanu Defira Amaralda Rizki Nurlitasari Diana Pujiyanti Elissa Salva Fadhil Pratama Dewantara Fransiska Intan Prastiwi Hizkia Deo Mahara Sajaya Putra Kholiftia Mu’arifah Lu’lu’ Al Adhliyani Maria Assumpta Famlaningtyas Putri P Maria Eka Kusumastuti Maximianus Maheswara Tri Atmaka Nada Hanifah Nanda Kurnia Priska Aulia Saptyawati Risti Putri Handayani Robi Sahara Siti Nurul Hidayah Vania Dewi Maharani Wanda Fauziah Wati Nur Astuti Yacinta Galuh Sapti Wulan Yos Agasta Yuslian Hestin Arinda Zahra Aulia Yasmine
Keterangan : Skor Penilaian menggunakan skala 1 – 4, yaitu : Skor 1 :apabila peserta didik tidak pernah menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Skor 2 :apabila peserta didik kadang-kadang menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Skor 3 :apabila peserta didik sering menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Skor 4 :apabila peserta didik selalu menunjukkan kesesuaian aspek sikap yang dinilai Lembar Penilaian Psikomotorik (Keterampilan)
Kelas Mata Pelajaran Semester Tahun Pelajaran
: X / MIPA-1/ Geografi dan Ekonomi : PPKn : I (satu) : 2016/2017 Lembar pengamatan kerja kelompok/Diskusi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Afif Shalahuddin Anisa Dwi Rohmawati Anselmus Galang Setyawan Putra Ariftania Madrin Aulia Afni Avico Ardi Prasetya Benediktus Gilang Widhiatmoko Daffa Ardi Amanu Defira Amaralda Rizki Nurlitasari Diana Pujiyanti Elissa Salva Fadhil Pratama Dewantara Fransiska Intan Prastiwi Hizkia Deo Mahara Sajaya Putra Kholiftia Mu’arifah Lu’lu’ Al Adhliyani Maria Assumpta Famlaningtyas P P Maria Eka Kusumastuti Maximianus Maheswara Tri Atmaka Nada Hanifah Nanda Kurnia Priska Aulia Saptyawati Risti Putri Handayani Robi Sahara Siti Nurul Hidayah Vania Dewi Maharani Wanda Fauziah Wati Nur Astuti Yacinta Galuh Sapti Wulan Yos Agasta Yuslian Hestin Arinda Zahra Aulia Yasmine
Lembar Pengamatan Presentasi
Keterangan
Nilaii
Jumlah
Peran Serta
Kerjasama
Peserta didik
Menghargai Pendapat Teman Mengkomunikasikan Hasil Pekerjaan
No
Keaktifan
Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Afif Shalahuddin Anisa Dwi Rohmawati Anselmus Galang Setyawan Putra Ariftania Madrin Aulia Afni Avico Ardi Prasetya Benediktus Gilang Widhiatmoko Daffa Ardi Amanu Defira Amaralda Rizki Nurlitasari Diana Pujiyanti Elissa Salva Fadhil Pratama Dewantara Fransiska Intan Prastiwi Hizkia Deo Mahara Sajaya Putra Kholiftia Mu’arifah Lu’lu’ Al Adhliyani Maria Assumpta Famlaningtyas P P Maria Eka Kusumastuti Maximianus Maheswara Tri Atmaka Nada Hanifah Nanda Kurnia Priska Aulia Saptyawati Risti Putri Handayani Robi Sahara Siti Nurul Hidayah Vania Dewi Maharani Wanda Fauziah Wati Nur Astuti Yacinta Galuh Sapti Wulan Yos Agasta Yuslian Hestin Arinda Zahra Aulia Yasmine
Keterangan Skor: Masing-masing kolom diisi dengan kriteria 4 = Baik sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
Nilai
= ∑ Skor Perolehan x 100 Skor Maksimal
Kriteria Nilai A = 80 – 100 Baik Sekali B = 70 - 79 Baik C = 60 - 69 Cukup D = < 60 Kurang
Lembar Penilaian Kognitif
Keterangan
Nilaii
Jumlah
Penampilan
Wawasan
Antusiasme
Peserta didik
Sistematika Penyampaian
No
Komunikasi
Aspek Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan : a. Tes tulis : Uraian Jawablah pertanyaan di bawah ini! No. Indikator
Butir Instrumen
1. Peserta didik dapat mendeskripsikan status warga negara Indonesia
Apa yang dimaksud penduduk dan warga negara menurut konstitusi?
2. Peserta didik dapat menjelaskan asas-asas kewarganegaraan Indonesia
Jelaskan yang dimaksud dengan apatride dan bipatride!
3. Peserta S didik mampu menguraikan syaratsyarat s untuk menjadi Warga Negara Indonesia s
Bagaimana syarat pewarganegaraan bagi orang asing untuk menjadi Warga Negara Indonesia menurut UU No 12 Tahun 2016?
4. Peserta didik mampu menguraikan penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia
Sebutkan tiga penyebab hilangnya kewarganegaraan Indonesia menurut UU No 12 Tahun 2016!
Kunci Jawaban dan Pedoman penskoran : Kunci Jawaban
Skor
1. Penduduk dan warga negara Indonesia ialah: Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan apatride dan bipatride : e. Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Orang tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan. f. Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang menganut asas ius soli. Karena ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai warga negara B. Akan tetapi, negara A juga mengganggap dia warga negaranya berdasarkan tempat kelahirannya.
25
25
Syarat Pewarganegaraan bagi WNA menurut UU No 12 Tahun 2006 25 a) Berusia 18 tahun atau sudah kawin. b) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut. c) Sehat jasmani dan rohani. d) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. e) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan ancaman pidana penjara satu tahun lebih. f) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak
menjadi berkewarganegaraan ganda. g) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap. h) Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.
Sebutkan tiga penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia menurut UU No 12 Tahun 2006!
25
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang Warga Negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan melakukan hal-hal sebagai berikut. a) Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. b) Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain. c) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas kemauannya sendiri, dengan ketentuan telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal di luar negeri.
Jumlah skor maksimal Penilaian : Jumah skor diperoleh/skor maksimal x 100 = ……
2. Lampiran Materi Pembelajaran
100
a. Status Warga Negara Indonesia Salah satu syarat berdirinya negara adalah adanya rakyat. Tanpa adanya rakyat, negara itu tidak mungkin terbentuk. Menurut kalian apakah sama pengertian antara rakyat, penduduk, dan warga negara? Jawabannya berbeda, satu dan yang lainnya merupakan konsep yang serupa tapi tidak sama. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda. 1) Penduduk dan bukan penduduk. Penduduk adalah orang yang bertempat tinggal atau menetap dalam suatu negara, sedangkan yang bukan penduduk adalah orang yang berada di suatu wilayah suatu negara dan tidak bertujuan tinggal atau menetap di wilayah negara tersebut. 2) Warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ialah orang yang secara hukum merupakan anggota dari suatu negara, sedangkan bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing. Rakyat sebagai penghuni negara, mempunyai peranan penting dalam merencanakan, mengelola dan mewujudkan tujuan negara. Keberadaan rakyat yang menjadi penduduk maupun warga negara, secara konstitusional tercantum dalam Pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut: (1) Warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah Warga Negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. (3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dalam undang-undang. b. Asas Kewarganegaraan Indonesia Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Pada umumnya asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan menjadi dua sebagai berikut. 1) Asas ius sanguinis (asas keturunan), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan pada keturunan orang yang bersangkutan. Misalnya, seseorang dilahirkan di negara A, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara B, maka ia adalah warga negara B. Jadi berdasarkan asas ini, kewarganegaraan anak selalu mengikuti kewarganegaraan orang tuanya tanpa memperhatikan di mana anak itu lahir. 2) Asas ius soli (asas kedaerahan/tempat kelahiran), yaitu kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan tempat kelahirannya. Misalnya, seseorang dilahirkan di negara B, sedangkan orang tuanya berkewarganegaraan negara A, maka ia adalah warganegara B. Jadi menurut asas ini kewarganegaraan seseorang tidak terpengaruh oleh kewarganegaraan orang tuanya, karena yang menjadi patokan adalah tempat kelahirannya. Adanya perbedaan dalam menentukan kewarganegaran di beberapa negara, baik yang menerapkan asas ius soli maupun ius sanguinis, dapat menimbulkan dua kemungkinan status kewarganegaraan seorang penduduk. 1) Apatride, yaitu adanya seorang penduduk yang sama sekali tidak mempunyai kewarganegaraan. Misalnya, seorang keturunan bangsa A yang menganut asas ius soli lahir di negara B yang menganut asas ius sanguinis. Orang tersebut tidaklah menjadi warga negara A dan juga tidak dapat menjadi warga negara B. Orang tersebut tidak mempunyai kewarganegaraan. 2) Bipatride, yaitu adanya seorang penduduk yang mempunyai dua macam kewarganegaraan sekaligus (kewarganegaraan rangkap). Misalnya, seseorang keturunan bangsa B yang menganut asas ius sanguinis lahir di negara A yang menganut asas ius soli. Karena ia keturunan bangsa B, maka ia dianggap sebagai warga negara B.
Akan tetapi, negara A juga mengganggap dia warga negaranya berdasarkan tempat kelahirannya. Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang, pemerintah suatu negara lazim menggunakan dua stelsel sebagai berikut. 1) Stelsel aktif, yaitu seseorang harus melakukan tindakan hukum tertentu secara aktif untuk menjadi warga negara (naturalisasi biasa) 2) Stelsel pasif, yaitu seseorang dengan sendirinya dianggap menjadi warga negara tanpa melakukan sutu tindakan hukum tertentu (naturalisasi Istimewa). Berkaitan dengan kedua stelsel tadi, seorang warga negara dalam suatu negara pada dasarnya mempunyai hal-hal sebagai berikut. 1) Hak opsi, yaitu hak untuk memilih suatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif) 2) Hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak suatu kewarganegaraan (stelsel pasif). Menurut penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Indonesia dalam penentuan kewarganegaraan menganut asas-asas sebagai berikut. 1) Asas ius sanguinis, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan bersasarkan negara tempat dilahirkan. 2) Asas ius soli secara terbatas,yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur undang-undang. 3) Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. 4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. c. Syarat-syarat Menjadi Warga Negara Indonesia Orang dari bangsa asing untuk menjadi warga negara harus mengajukan permohonan kepada pemerintah Indonesia. Proses permohonan itu dinamakan dengan pewarganegaraan atau naturalisasi. Permohonan pewarganegaraan dapat dibedakan menjadi dua sebagai berikut. 1. Naturalisasi Biasa Orang dari bangsa asing yang yang akan mengajukan permohonan kewarganegaraan dengan cara naturalisasi biasa, harus memenuhi syarat sebagaimana yang ditentukan dalam pasal 9 Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006, sebagai berikut. a) Berusia 18 tahun atau sudah kawin. b) Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat lima tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut. c) Sehat jasmani dan rohani. d) Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. e) Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang dengan ancaman pidana penjara satu tahun lebih. f) Jika dengan memperoleh Kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda. g) Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap. h) Membayar uang kewarganegaraan ke kas negara.
2. Naturalisasi Istimewa Naturalisasi istimewa diberikan sesuai dengan ketentuan Pasal 20 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006. Naturalisasi Istimewa diberikan kepada orang asing yang telah berjasa kepada negara Republik Indonesia atau dengan alasan kepentingan Negara, setelah memperoleh pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Naturalisasi istimewa batal diberikan jika menyebabkan orang asing tersebut berkewarganegaraan ganda. d. Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan Indonesia Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2006, seorang Warga Negara Indonesia dapat kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan melakukan hal-hal sebagai berikut. 1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri. 2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain. 3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas kemauannya sendiri, dengan ketentuan telah berusia 18 tahun dan bertempat tinggal di luar negeri. 4. Masuk ke dalam dinas tentara asing tanpa disertai izin dari presiden. 5. Masuk dalam dinas negara asing atas kemauan sendiri, yang mana jabatan dalam dinas tersebut di Indonesia hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia. 6. Mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari negara asing tersebut atas dasar kemauan sendiri. 7. Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk suatu negara asing, meskipun tidak diwajibkan keikutsertaannya. 8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya. 9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama lima tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara. Tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum jangka waktu lima tahun tersebut berakhir, dan setiap lima tahun berikutnya yang bersangkutan tetap tidak mengajukan pernyataan ingin menjadi Warga Negara Indonesia kepada perwakilan Indonesia, meskipun telah diberi pemberitahuan secara tertulis.