RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)
PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)
PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU
Oleh : Wahyu Wibawa
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN NOMOR : 26/1801.019/011/A/RODHP/2012 1. JUDUL RDHP
: Pendampingan SL-PTT Padi Jagung di Provinsi Bengkulu
2. SUMBER DANA TAHUN ANGGARAN
: DIPA BPTP Bengkulu TA. 2012
3. PROGRAM
:
a. b. c. d.
Komoditas Bidang Riset Jenis Penelitian Status RODHP
: : : :
dan
Padi dan jagung Terapan Diseminasi Lanjutan (L)
4. JUDUL KEGIATAN
: Pendampingan SL-PTT Padi dan Jagung di Provinsi Bengkulu
5. LOKASI KEGIATAN PENGKAJIAN
: Provinsi Bengkulu (10 Kabupaten/ Kota)
6. PENELITI YANG TERLIBAT Peneliti Teknisi
: : 11 orang : 2 orang
7. TUJUAN Tujuan pendampingan SL-PTT pada tahun 2012 adalah:
1. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu.
2. Mengidentifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu.
3. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu.
4. Menyebarluaskan bahan informasi pertanian berkaitan dengan pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu.
5. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders.
3
8. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun
mengharuskan
ketahanan pangan
nasional berkelanjutan dalam rangka mewujudkan stabilitas politik, ekonomi, sosial, dan keamanan. Masalah utama perberasan nasional adalah memulihkan pertumbuhan dan stabilitas produksi padi, sehingga terjadi percepatan produksi (Simatupang, 2001). Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi sawah, semakin kompleks. Hal ini merupakan akibat dari berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan. Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara nasional diperkirakan lajunya mencapai 100.000 ha/tahun. Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Untuk
mewujudkan
ketahanan
pangan
nasional,
pada
tahun
2011
Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi sebesar 70,60 juta ton GKP. Sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun (Kementerian Pertanian, 2011). Instrument yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah: 1) Perluasan areal; 2) Peningkatan produktivitas; 3) Rekayasa teknologi dan sosial. Peningkatan produktifitas dilakukan melalui penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan teknologi pasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui Demplot, Dem-Area dan SL-PTT (Kementerian Pertanian, 2011). Berdasarkan
agroekosistem
dan
kesesuaian
lahannya,
tanaman
padi
mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha). Produktivitas padi, jagung, dan kacang tanah di Bengkulu masih relatif rendah yang berturut-turut adalah: 4,06 t/ha, 3,60
4
t/ha dan 0,99 t /ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2010), sedangkan potensi hasilnya dapat mencapai 6,5 t/ha untuk padi, 5,0 t/ha untuk jagung, dan 2,0 t/ha untuk kacang tanah. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tingkat petani masih relatif rendah (sekitar 4050%), penggunaan pupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi dan terdifusi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi mutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi (Kustiyanto, 2001). Tingkat adopsi teknologi budidaya padi di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh tingginya senjang hasil antara hasil pengkajian dengan hasil riel di tingkat petani. Tingkat pemahaman petani dan penyuluh dalam pelaksanaan SL-PTT juga masih rendah dan perlu ditingkatkan. SL-PTT adalah program strategis Kemtan untuk mencapai swasembada beras lestari dan bahkan menjadi ekportir beras pada tahun 2020. Teknologi yang disusun dengan PTT bersifat spesifik lokasi dan mempertimbangkan keragaman sumberdaya, iklim, jenis tanah, sosial-ekonomi-budaya masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan (Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program SL-PTT. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan.
9. DASAR PERTIMBANGAN Permasalahan utama dari sub-sektor tanaman pangan khususnya padi, jagung, dan
kacang tanah adalah adanya senjang produktivitas (yield gap) di
tingkat petani yang cukup besar. Sumber permasalahan tersebut diantaranya adalah akibat dari belum diadopsinya teknologi tepat guna yang spesifik lokasi, pelaksanaan program masih parsial dan belum terintegrasi, serta sinergi program antar
stakeholders pelaksana belum optimal. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. Salah satu cara untuk
5
meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani adalah melalui pertemuan kelompok. Pertemuan kelompok dilaksanakan oleh pelaksana SL-PTT dan tempat pertemuan juga berada di lokasi SL-PTT. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana/aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan
kinerja dari panca
indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, ditekankan
untuk
mampu
melaksanakan,
tetapi lebih
mengevaluasi/membuat
penilaian
(menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. Secara umum, proses adopsi teknologi, khususnya pendekatan PTT masih berjalan lambat. Proses adopsi dan difusi teknologi PTT spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu perlu diakselerasi. Teknologi akan cepat diadopsi jika teknologi yang diintroduksikan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh petani. Petani akan mengadopsi teknologi jika teknologi yang diintroduksikan dapat memenuhi 3 kriteria, yaitu secara ekonomis menguntungkan, secara teknis mudah dilaksanakan, dan tidak bertentangan dengan sosial budaya dan kebijakan pemerintah setempat. Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program SL-PTT. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan.
10. PERKIRAAN KELUARAN 1. Alternatif pola koordinasi dan keterpaduan yang efektif dan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu berdasarkan Permentan No. 45/Permentan/OT.140/8/2011. 2. Rekomendasi inovasi dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu berdasarkan akar permasalahnnya. 3. Alternatif metode diseminasi komponen teknologi PTT
untuk percepatan
adopsi. 4. Petugas pelaksana SL-PTT (POPT, PBT, PPL) memahami komponen teknologi PTT secara utuh.
6
5. Rekomendasi dalam peningkatan efektivitas kinerja pendampingan SL-PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu.
11. PROSEDUR PELAKSANAAN a. Lokasi kegiatan dan waktu Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2012 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu
Tengah,
Kota Bengkulu, Seluma,
Bengkulu
Selatan, dan Kaur. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2012. b. Cakupan Kegiatan Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota seprovinsi Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2012. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim SL-PTT dan Tim Teknis SL-PTT serta penunjukan LO BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; PRA; nara sumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi
maupun temu
lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display dan Demfarm; pelaksanaan display dan Demfarm VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan pada penyampaian materi, khususnya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan
stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim
Pengendali, Tim Pembina dan
Tim Pelaksana
dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 (Kementerian Pertanian, 2011). Pendampingan SL-PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek. Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan (presentasi dan diskusi) melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, temu usaha dan pembagian bahan informasi teknologi. Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang. Display dan demfarm VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara praktek lapangan. Adapun
7
yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek adalah kegiatan praktek dan teori dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) 1 dan 2 serta Temu lapang
merupakan contoh kegiatan pendampingan yang
memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM.
c. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan c.1 Persiapan Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi. Penentuan jumlah dan lokasi display/demfarm pendampingan SL-PTT Padi dan jagung. Lokasi pendampingan akan dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Display dan demfarm akan dilakukan pada komoditas padi dan jagung. Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota. LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Tugas dan tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yang baik. Penyusunan Tim Teknis SL-PTT BPTP Bengkulu. Tim Teknis disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di BPTP Bengkulu. Tugas dari Tim Teknis ini diantaranya adalah untuk menyusun bahan/materi untuk pelatihan PL II dan III, menyusun bahan informasi teknologi dan sebagai narasumber PL II maupun PL III. Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT).
8
c.2 Pelaksanaan kegiatan 1. Koordinasi intern dan antar institusi. Koordinasi
intern
dilaksanakan
secara
rutin
dalam
bentuk
pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1- 2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing kabupaten. LO memberikan laporan perkembangan pelaksanaan SL-PTT per 2 minggu. Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, dan Puslitbangtan). 2. Pelaksanaan PRA (Participatory Rural Appraisal) Identifikasi teknologi existing, menentukan akar permasalahan dan upaya pemecahan permasalahan dalam peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu dilakukan dengan pendekatan PRA. Pelaksanaan PRA dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : a. Persiapan Tim dan bahan-bahan yang dibutuhkan -
Disusun Tim yang beranggotakan multi disiplin dengan syarat memiliki bidang ilmu yang terkait dengan aspek sosial, ekonomi, agronomi dan Pasca panen.
-
Tim PRA untuk setiap lokasi minimal terdiri dari 3 orang. Satu orang berperan sebagai pengatur jalannya diskusi, satu orang pencatat/notulensi hasil diskusi dan satu orang lagi mengamati dominasi anggota dalam diskusi.
-
Jumlah tim memadai dengan jumlah grup diskusi, jumlah peserta tidak lebih dari 30 orang.
-
Bahan-bahan yang diperlukan disiapkan dibawa dari kantor, untuk menghindari kemungkinan tidak tersedia di lokasi dea tempat PRA. Bahan utama yang harus disediakan adalah kertas karton,
spidol,
selotip
kertas
dan
gunting
atau
curter
(pemotong) dengan jumlah disesuaikan dengan jumlah grup diskusi. -
9
b. Persiapan Lokasi - PRA dilaksanakan di 9 Kabupaten dan 1 Kota wilayah sentral tanaman padi, tiap Kabupaten dilakukan PRA di dua lokasi. - PRA pada Kabupaten yang mendapat kegiatan demfarm dilakukan pada kelompok pelaksana demfarm. - Pada Kabupaten yang tidak ada demfarm, PRA dilakukan pada lokasi SL-PTT Model yang telah ditentukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten. c. Melakukan Tinjauan Lapang (Observasi) d. Melakukan Diskusi Kelompok Terfokus - Sebelum
diskusi
kelompok
dilakukan
pengisian
kuesioner
mengenai identitas anggota kelompok dan usataninya, sebagai kelengkapan data. - Diskusi kelompok terfokus dilakukan melalui Focus Groups
Discussion (FGD). 3. Pelaksanaan display dan Demfarm VUB Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display/demfarm VUB padi dan jagung yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan UPBS BPTP. Pelaksanaan display varietas dilakukan dengan tahapan : - Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten - Penjajakan lokasi display atau demfarm - Penentuan lokasi; lokasi display diusahakan dilaksanakan pada lahan irigasi dan sudah menggunakan pupuk. - Demfarm dilaksanakan pada lahan sawah irigasi, letak lokasi strategis (mudah dilihat, mudah dikunjungi dan ada jalan yang bisa dilewati mobil), lahan menghampar satu hamparan seluas 3-5 ha. -
VUB Padi yang akan didisplay/demfarmkan adalah varietas Inpari 15, 16, dan 20; Inpago 6, Inpara 1 dan 3.
-
Demfarm padi direncanakan pada luasan 12-20 ha, sedangkan display padi direncanakan pada luasan 25-50 ha.
-
Display VUB padi akan dilaksanakan di 6 Kabupaten yang meliputi Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Seluma dan Bengkulu Selatan.
-
Demfarm dengan luasan 3-5 ha per lokasi akan dilaksanakan di 4 kabupaten/kota yang meliputi Mukomuko (Inpara dan Inpari), Kota
10
Bengkulu (Inpari dan Inpara), Kepahiang (Inpari) dan Kaur (Inpari dan Inpago). - Display untuk VUB jagung
direncanakan di 2 Kabupaten, yaitu
Kabupaten Bengkulu Utara dan Mukomuko. Varietas jagung yang akan didisplaykan adalah varietas jagung komposit Sukmaraga dan varietas jagung Hibrida Bima (release terbaru). - Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display dan demfarm VUB padi dan jagung dilakukan juga penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan display dan Demfarm. - Penyampaian juklak pelaksanaan display dan demfarm - Distribusi benih - Penyemaian - Penanaman - Pengamatan komponen pertumbuhan komponen hasil dan hasil. - Hasil display dan demfarm VUB padi diharapkan dapat diproses menjadi benih untuk mendukung UPBS BPTP Bengkulu. 4. Penyampaian Materi Inovasi Teknologi SL-PTT Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang. Kegiatan temu lapang akan diprioritaskan pada lokasi demfarm VUB, yaitu di Kabupaten Mukomuko, Kota Bengkulu, Kepahiang dan Kaur. Apresiasi/sosialisasi diutamakan untuk petugas hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara estafet oleh Penyuluh pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota. 5. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders. Evaluasi
pendampingan
SL-PTT
dilakukan
untuk
mengukur
efektivitas pendampingan melalui metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner. Responden diambil dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri atas stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. 6. Penyusunan laporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan).
11
c.3 Parameter yang Diukur Komponen pertumbuhan dan komponen hasil pada lokasi display dan demfarm. Komponen teknologi yang diadopsi oleh petani/pengguna. Frekuensi pendampingan (apresiasi, temu lapang, temu usaha, demfarm dan display). Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan penyuluhan. Peningkatan produktivitas pada lokasi demfarm dan display Jumlah benih yang dapat dihasilkan dari kegiatan demfarm dan display Jumlah rekomendasi teknologi dan kebijakan pendampingan SL-PTT di Provinsi. 12. RENCANA OPERASIONAL
No 1 2
Uraian kegiatan
1
2
3
Penyusunan RDHP Penyusunan/pembahasan perbaikan RODHP
3
Koordinasi
4
PRA
5
Pelaksanaan
6
Laporan bulanan
7
Laporan tengah tahun
8
Laporan akhir tahun
12
4
5
6
Bulan 7
8
9
10
11
12
13. ANGGARAN YANG DIALOKASIKAN No 1
2
3
4
No Jenis Pengeluaran Belanja Bahan - Bahan informasi teknologi/diseminasi - Bahan sarana produksi demplot, display - ATK, komputer supplies, bahan informasi, pengandaan - Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu informasi, dll) - Penggandaan dan laminasi Honor output kegiatan - Honor Petani - Honor Petugas Lapang - Honor Liason Officer Belanja Barang non operasional Lainnya - Ongkos kirim bibit, dokumentasi - Analisis tanah - Temu lapang, temu usaha, pelatihan - Penyusunan laporan - PRA di Kabupaten dan Kota Belanja perjalanan lainnya - Perjalanan petugas lapangan - Perjalanan luar Provinsi - Perjalanan daerah Jumlah
Volume
Harga Satuan
Jumlah Biaya
(Rp.000)
(Rp.000)
1 tahun
14.000.000
78.250.000 14.000.000
1 tahun
43.750.000
43.750.000
1 tahun
4.000.000
4.000.000
1 tahun
15.000.000
15.000.000
1 tahun
1.500.000
1.500.000
600 OH 260 OH 80 OH
25.000 50.000 200.000
44.000.000 15.000.000 13.000.000 16.000.000 86.750.000
1 tahun
7.250.000
7.250.000
1 tahun 3 kali
3.000.000 5.000.000
3.000.000 15.000.000
2 laporan 10 kali
750.000 6.000.000
1.500.000 60.000.000
60 OP
100.000
131.000.000 6.000.000
4 OP 350 OP
5.000.000 300.000
20.000.000 105.000.000 340.000.000
TAHAPAN PEMBIAYAAN Jenis Pengeluaran Belanja Bahan Honor output kegiatan Belanja Barang non operasional Belanja perjalanan lainnya
Triwulan (Rp. 000) II III 64.250.000 6.500.000 20.000.000 16.000.000
IV 5.500.000 6.000.000
Jumlah (Rp.000) 78.250.000 44.000.000
37.250.000
38.750.000
5.000.000
5.750.000
86.750.000
23.000.000
49.000.000
34.000.000
25.000.000
131.000.000
I 2.000.000 2.000.000
64.250.000 172.000.000 61.500.000 42.250.000 340.000.000
13
15. DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p. Balasubramaniam V., Rajendran, R., Ravi, V dan Las, I. 2006. Integrated Crop Management (ICM): Field Evaluation and Lesson Learn. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. BPS Provinsi Bengkulu. 2010. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p. Damardjati, J.S. 2006. Learning from Indonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p. Fagi A.M. 2006. Penelitian Padi Menuju Revolusi Hijau Lestari. Balai Penelitian Padi, sukamandi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. 68 Hal. Kementerian Pertanian. 2011. Peraturan Menteri Pertanian No.: 45/Permentan/OT.140/8/2011. Kementerian Pertanian. Jakarta. 90 hal. Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi. Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p. Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat. 2005. Evluasi beberapa galur harapan padi sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10. Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi.
14
16. LEMBAR PENGESAHAN
Penanggung Jawab RODHP
Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 19610427 199803 1 001 Penanggung Jawab RDHP
Ketua Kelji Budidaya
Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP. 19610427 199803 1 001
Ir. Eddy Makruf NIP. 19561005 199803 1 001 MENGETAHUI: Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002
15
Lampiran 1. Daftar Peneliti yang terlibat
No
Penjab Kegiatan/Anggota Peneliti/Gelar
NIP
1.
Dr. Wahyu Wibawa, MP
19690427 199803 1 001
Budidaya Tanaman
Peneliti Muda
10
2.
Yesmawati, SP
19760912 200912 2 001
Ekonomi Pertanian
PNK
15
3.
Siti Rosmanah, SP
19820303 200912 2 004
Budidaya Pertanian
PNK
15
4.
Nurmegawati, SP
19801124 200801 2 010
Ilmu Tanah
Peneliti Pertama
15
5.
Jhon Firison, S.Pt
19771130 201101 1 012
Peternakan
PNK
15
6.
Taufik Hidayat, S.T.P
19820511 200912 1 004
Pasca Panen
PNK
15
7.
Taupik Rahman, S.Si
19880808 201101 1 012
Kimia
Calon Pranata Laboratorium
15
8.
Tri Wahyuni, S.Si
19790603 201101 2 003
Kimia
Calon Pranata Laboratorium
15
9.
Yahumri, SP
19790815 200501 1 003
Budidaya Pertanian
PNK
15
10.
Bunaiyah Honorita, SP
19890530 201101 2 009
Penyuluhan
Calon Penyuluh
15
11.
Yulie Oktavia, SP
19790721 200912 2 001
Budidaya Pertanian
PNK
15
12.
Marzan
19640321 199703 1 001
SLTA
Teknisi
20
13.
Hendri Suyanto
19740101 200701 1 001
SLTA
Teknisi
20
16
Bidang Keahlian
Jenjang Fungsional
Alokasi waktu (jam/minggu)