RENCANA DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RDHP) DEMFARM
YONG FARMANTA, SP, MSi
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013
LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul RDHP
:
Demfarm
2. Unit Kerja
:
BPTP Bengkulu
3. Alamat Unit Kerja
:
JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119
4. Sumber Dana
:
DIPA BPTP Bengkulu TA. 2012
5. Status Kegiatan (L/B)
:
Baru (B)
6. Penanggung Jawab a.
Nama
:
Yong Farmanta, SP, MSi
b.
Pangkat/Golongan
:
Penata /IIIc
c.
Jabatan Fungsional
:
Peneliti Pertama
:
10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu
7. Lokasi 8. Agroekosistem
:
Lahan sawah dan lahan kering
9. Tahun Mulai
:
2013
10. Tahun Selesai
:
2014
11. Output Tahunan
: Lahan Demfarm seluas 4 ha
12. Output Akhir 13. Biaya
: Lahan Demfarm yang semakin luas. :
Rp. 75.000.000- (Tujuh Lima Puluh Juta rupiah)
Koordinator Program
Penanggung Jawab RDHP
Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP.196904271998031001
YONG FARMANTA, SP, MSi NIP. 197901162003021002
Mengetahui, Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Kepala Balai
Dr. Kasdi Subagyono, MSc. NIP. 196405211990031001
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 195902061986031002
i
RINGKASAN 1 2 3
4
Judul Unit kerja Lokasi Status (L/B)
: : : :
Demfarm BPTP Bengkulu Provinsi Bengkulu Lanjutan
5
Tujuan
:
6
Keluaran
:
8
Prakiraan Manfaat
:
9
Prakiraan Dampak
:
Meningkatkan pemahaman petani mengenai budidaya tanaman kedelai Kelompok tani lebih mengetahui budidaya tanaman kedali Meningkatnya pemahaman petani terhadap aspekaspek teknis budidaya tanaman kedali Peningkatan produktivitas usahatani dan pendapatan petani melalui pengembangan inovasi teknologi yang sesuai.
10
Metodologi
:
11
Jangka Waktu
:
Demfarm dilaksanakan memiliki luas 5 hektar 1 (satu) tahun (2013)
12
Biaya
:
Rp. 75.000.000 (Tujuh puluh lima juta rupiah)
ii
di
satu
lokasi
yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendampingan SL-PTT dan KATAM merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program peningkatan produksi beras. SL-PTT adalah program strategis Kemtan untuk mencapai swasembada beras lestari dan bahkan menjadi ekportir beras pada tahun 2020. Teknologi yang disusun dengan PTT bersifat spesifik lokasi dan mempertimbangkan keragaman sumberdaya, iklim, jenis tanah, sosial-ekonomi-budaya
masyarakat,
serta
menjaga
kelestarian
lingkungan (Sembiring dan Abdulrahman, 2008). KATAM terpadu adalah perangkat untuk mempermudah
stakeholders dan petani dalam penentuan waktu tanam, varietas, dosis pemupukan dan potensi gangguan OPT. KATAM terpadu bersifat dinamis dan masa berlakunya hanya satu tahun (3 musim tanam). KATAM terpadu yang akurat dan valid diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menghindarkan petani dari resiko yang berkaitan dengan
ketidakpastian
iklim,
seperti
kekeringan
dan
banjir.
Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Tingkat adopsi teknologi budidaya padi di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh tingginya senjang hasil antara hasil pengkajian dengan hasil riel di tingkat petani. Tingkat pemahaman petani dan penyuluh dalam pelaksanaan SL- PTT masih rendah dan perlu ditingkatkan. Senjang hasil (yield gap) antara hasil penelitian dengan hasil riel di tingkat petani di Provinsi Bengkulu masih cukup tinggi yaitu lebih dari 40%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah di Bengkulu dapat mencapai 6,5 -7,5 t/ha, sedangkan produktivitas yang dicapai petani baru berkisar antara 4 – 5,5 t/ha. Rata-rata produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,03 t/ha, sedangkan secara nasional sudah mencapai 5,05 t/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2011; Dirjen Tanaman Pangan, 2010).
1
Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009). Dengan pendekatan ini diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan. 1.2 Dasar Pertimbangan Masalah utama perberasan nasional adalah memulihkan pertumbuhan dan stabilitas produksi padi, sehingga terjadi percepatan produksi
(Simatupang,
2001).
Kendala
antar
sektoral
dalam
peningkatan produksi tanaman pangan, khususnya padi sawah, semakin kompleks. Hal ini merupakan akibat dari berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan. Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara nasional diperkirakan lajunya mencapai 100.000 ha/tahun. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman
pangan,
dan
berperan
penting
terhadap
pencapaian
ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Berdasarkan
agroekosistem
dan
kesesuaian
lahannya,
tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan
produktivitas yang masih rendah
(4,03 t/ha). Peluang untuk meningkatkan produksi padi di Provinsi Bengkulu masih terbuka melalui intensifikasi dan efisiensi penggunaan lahan. Intensifikasi dilakukan dengan penerapan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT) padi sawah, sedangkan efisiensi penggunaan
lahan
dilaksanakan
2
melalui
peningkatan
indeks
pertanaman (IP). Penerapan PTT secara penuh dapat meningkatkan produktivitas padi secara signifikan. Dengan pendekatan PTT, hasil padi sawah di Provinsi Bengkulu dapat mencapai 7,5 t GKG/ha 1.2 Tujuan
Meningkatkan kelompok
pengetahuan
serta
dan
memberi
contoh
keterampilan petani
anggota
disekitarnya
menerapkan teknologi baru melalui kerjasama kelompok. 1.3
Keluaran yang Diharapkan 1.
Penyebaran benih kedelai
2.
Peningkatan produksi kedelai
1.4. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya Peningkatan produktivitas kedelai dan meluasnyapetani yang menanam tanaman kedelai. 1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak 1.5.1 Manfaat Meningkatnya pemahaman petani terhadap aspek-aspek teknis budidaya tanaman kedelai. 1.5.2 Dampak Peningkatan
wawasan
usahatani tanaman kedelai.
3
dan
pengetahuan
petani
dalam
II. TINJAUAN PUSAKA Pendampingan Diseminasi
teknologi
merupakan
bagian
dari
kegiatan
merupakan
proses
timbal
balik,
diseminasi. para
pelaku
menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama.
Kegiatan diseminasi dalam
pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum diseminasi beserta beragam channel
yang dapat
digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut. Penyediaan dan kecukupan pangan menjadi sangat strategis dan menentukan stabilitas dan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, ketahanan pangan
merupakan
sasaran
utama
pembangunan
nasional.
Dengan
dukungan ketahanan yang mantap, dampak berbagai krisis dapat dihindari. Dalam lima tahun ke depan kita dituntut pada untuk surplus beras 10 juta ton. Di sisi lain dihadapkan pada kondisi iklim yang tidak menentu, sehingga kita perlu bekerja keras dalam memacu peningkatan dan kontinuitas produksi di tengah ancaman dampak perubahan iklim. Perubahan iklim berimplikasi terhadap pergeseran awal musim tanam dan pola tanam , ancaman kekeringan, banjir dan serangan OPT. Upaya peningkatan produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan prakiraan iklim yang akurat. Untuk memandu upaya ini diperlukan alat bantu antisipatif berupa kalender tanam terpadu. Kalender tanam terpadu tidak hanya memuat kapan waktu tanam, tetapi juga memuat rekomendasi pupuk, varietas dan potensi gangguan OPT. Dengan adanya Kalender tanam terpadu diharapkan petani dapat menentukan waktu tanam yang terbaik dan sekaligus menetapkan varietas yang sesuai dan pemupukan yang rasional. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus menekan gagal panen akibat kondisi iklim yang ekstrem baik genangan maupun kekeringan.
4
III. PROSEDUR 3.1
Lokasi kegiatan dan waktu Kegiatan demfarm tahun 2013 dilaksanakan di kabupaten Rejang
Lebong. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2013. 3.2
Ruang lingkup Pendampingan dilakukan setiap tahun, dengan target/sasaran
adalah pengguna antara dan pengguna akhir (petani/kelompok tani). Pendampingan dilakukan di kabupaten Rejang Lebong. /kota seprovinsi Bengkulu. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim Denfarm
BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan
utama (koordinasi intern dan antar institusi; nara sumber; pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi denfarm; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi;
3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir
kegiatan). Kegiatan pendampingan oleh BPTP Bengkulu akan diprioritaskan pada penyampaian materi pemanfaatan informasi teknologi PTT dan Katam terpadu melalui media elektronik (IT), khususnya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 (Kementerian Pertanian, 2011).
3.3
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
3.3.1 Persiapan Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP
lebih
rinci
dan
operasional
baik
dari
aspek
administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.
5
Penyusunan Tim Teknis Demfarm BPTP Bengkulu. Tim Teknis disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di BPTP Bengkulu. Tugas dari Tim Teknis ini diantaranya adalah untuk menyusun bahan/materi untuk pelatihan PL II dan III, menyusun bahan informasi teknologi dan sebagai narasumber. Penyusunan data base 3.3.2 Pelaksanaan kegiatan 1. Koordinasi intern dan antar institusi. Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan direncanakan dilaksanakan 1- 2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini akan dibahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masing-masing kabupaten. Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk kunjungan dan pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada
stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup Badang Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, Biogen, Lolit Tungro, Balitkabi dan Puslitbangtan). 3.3.3 Parameter yang Diukur Frekuensi pendampingan (workshop, sosialisasi, pelatihan). Jumlah dan jenis bahan informasi yang disebarluaskan sebagai bahan penyuluhan.
Jumlah stakeholders dan petani yang mengakses web BPTP Bengkulu.
6
IV. ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 4.1 dan 4.2). V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANA 5.1. Tenaga yang terlibat dalam kegiatan No
1
Tabel 5.1 Tenaga pelaksana Denfarm di BPTP Bengkulu Nama/NIP Jabatan Jabatan Uraian Tugas Fungsional/Bi dalam dang keahlian Kegiatan Yong Farmanta,SP,M.Si
Peneliti Muda/ilmu Tanah
Penanggung jawab
1.
2.
3. 4.
2
Yahumri,SP
PNK/Agronomi
Anggota
1.
2.
3
Yesmawati, SP
PNK/Sosek
Anggota
1.
2.
4
Yulie Oktavia, SP
PNK/Budidaya Pertanian
Anggota
7
1.
Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. Membuat perencanaan, mengkordinir pelaksanaan kegiatan pendampingan di seluruh kab/kota di Provinsi Bengkulu. Mengevaluasi kinerja dan pencapaian anggota tim secara periodik/per bulan Bertanggungjawab terhadap Kepala Balai dan memberikan laporan fisik dan keuangan secara periodik (bulanan). Membantu penanggungjawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan di Kab. Kaur secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. Membantu penanggungjawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor di Kabupaten Lebong. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan di Kab. Lebong secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. Membantu penanggungjawab dalam
Alokasi Waktu (Jam /minggu) 7
10
10
10
perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor di Kabupaten Rejang Lebong 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan di Kab. Rejang Lebong secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 5
Nurmegawati, SP
Peneliti/Ilmu Tanah
Anggota
6
Yartiwi,SP
Peneliti Pertama/Agrono mi
Anggota
13.
Hendri Suyanto 1974012007011001
SLTA
Anggota
1. Membantu penanggungjawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor di Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan di Kab. Bengkulu Selatan secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 2. jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor di Kabupaten Seluma 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan di Kab. Seluma secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 1. Membantu penanggungung jawab dalam entry data dan pengetikan. 2. Membantu dalam distribusi bahan, pengepakan dan pengamatan lapangan di kabupaten/kota. 3. Lap. secara periodik.
10
12
5.2 Jangka waktu kegiatan
No
Uraian kegiatan
1
Penyusunan RDHP Penyusunan/pembahasan perbaikan RODHP Koordinasi Pelaksanaan Laporan bulanan Laporan tengah tahun Laporan akhir tahun
2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
8
5
6
Bulan 7
8
9
10
11
12
5.3 Pembiayaan
No No Jenis Pengeluaran
1
2
3
4
Belanja Bahan - ATK, komputer supplies, bahan informasi, pengandaan - Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu informasi) dan bahan pendukung lainnya - Konsumsi dalam rangka temu lapang, sosialisasi, validasi, akurasi data Honor output kegiatan - UHL - Honor Petugas Lapang Belanja Barang non operasional Lainnya - Pengiriman benih
Volume
Harga Satuan (Rp.000)
Jumlah Biaya (Rp.000)
1 paket
1.500
50.620 1.500
1 paket
44.120
44.120
100 OH
50
5.000
35.000 100.000
7.500 7.000 500
200 OH 5 OH
12.500 1 paket
12.500
12.500
12 OH
365.000
4.380 4.380
Belanja perjalanan lainnya - Perjalanan daerah Jumlah
75.000
9
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p. BPS Provinsi Bengkulu. 2010. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p. Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p.
10