RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP)
MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI BENGKULU TA 2012
Oleh: Umi Pudji Astuti
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012
RENCANA OPERASIONAL DISEMIASI HASIL PENGKAJIAN NOMOR : 26./1801.019/011/C/RODHP/2012 1. JUDUL a. RDHP 2. SUMBER DANA TAHUN ANGGARAN 3. PROGRAM a. b. c. d.
Komoditas Bidang Kajian Jenis Kegiatan Status Kegiatan
: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di 3 Kabupaten Bengkulu : DIPA BPTP Bengkulu TA. 2012 : Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Teknologi Pertanian : : : :
Multi Komoditas Terapan Diseminasi Lanjutan
4. JUDUL KEGIATAN
: Model Kawasan Rumah Pangan Lestari di Bengkulu
5. LOKASI KATA KUNCI
: 6 Kabupaten/Kota : model, kawasan, rumah pangan, lestari
6. PENELITI YANG TERLIBAT : 13 Peneliti 4 Teknisi , 1 administrasi 7. TUJUAN 1.
Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga melalui pemanfaatan lahan pekarangannya, dan meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di 6 Kabupaten/Kota
2.
Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan dan kelestarian pemanfaatan pekarangan
3.
Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan ketahanan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri
4.
Mereplikasi Model KRPL perdesaan dan perkotaan di 5 Kabupaten baru
1
8. LATAR BELAKANG Pembanguanan ketahanan pangan mempunyai ciri cakupan luas, adanya keterlibatan lintas sektor, multidisiplin serta penekanan pada basis sumberdaya lokal. Menurut Suryana (2009) pembangunan ketahanan pangan berhasil/ terwujud bila dua kondisi terpenuhi, yaitu (1) pada tataran makro, setiap saat tersedia pangan yang cukup (jumlah, mutu, keamanan, keragaman merata dan terjangkau); (2) pada tataran mikro, setiap rumah tangga setiap saat mampu mengkonsumsi pangan yang cukup, aman, bergizi dan sesuai pilihannya, untuk menjalani hidup sehat dan produktif. Bila terjadi kerawanan pangan akan mempunyai dampak besar bagi bangsa, yang meliputi aspek ekonomi (produktivitas rendah), sosial (keresahan/kerusuhan) serta politik (instabilitas). Salah satu butir kesepakatan Gubernur terkait dengan pembangunan ketahanan pangan adalah mengembangkan ketersediaan dan mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, melalui (a) menjamin ketersediaan sarana dan prasarana produksi, (b) mengendalikan alih fungsi lahan, (c) melakukan pengkajian dan penerapan berbagai teknologi tepat guna pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan dan aneka pangan lokal lainnya, (d) menetapkan hari-hari tertentu sebagai hari mengkonsumsi pangan lokal, (e) mendorong berkembangnya kantin/warung desa/sekolah/perguruan tinggi untuk memanfaatkan bahan-bahan pangan lokal (BKP, 2011). Upaya diversifikasi pangan yang tertuang dalam salah satu butir kesepakatan tersebut sangat strategis dalam rangka menurunkan konsumsi beras. Saat ini konsumsi beras mencapai 139 kg/kapita/tahun. Menurut Wamentan, konsumsi ini perlu diturunkan, idealnya pada kisaran 90 hingga 100 kg/kapita/tahun. Presiden RI pada acara Konferensi Dewan Ketahanan Pangan di Jakarta International Convention Center (JICC) bulan Oktober 2010, menyatakan bahwa ketahanan dan kemandirian pangan nasional harus dimulai dari rumah tangga. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk mewujudkan kemandirian pangan rumah tangga (Balai Besar Pengkajian, 2011). Dalam masyarakat perdesaan, pemanfaatan lahan pekarangan untuk ditanami tanaman kebutuhan keluarga sudah berlangsung dalam waktu yang
2
lama dan masih berkembang hingga sekarang meski dijumpai berbagai pergeseran.
Komitmen pemerintah untuk melibatkan rumah tangga dalam
mewujudkan kemandirian pangan perlu diaktualisasikan dalam menggerakkan lagi budaya menanam di lahan pekarangan, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Kementerian Pertanian menyusun
suatu konsep yang disebut dengan
“Model Kawasan Rumah Pangan Lestari” yang dibangun dari Rumah Pangan Lestari (RPL) dengan prinsip pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, serta peningkatan pendapatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Kemeneterian Pertanian, 2012).
9. DASAR PERTIMBANGAN Provinsi Bengkulu memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah. Ketersediaan jenis pangan dan rempah yang beraneka ragam, berbagai jenis tanaman pangan seperti padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur, buah, dan pangan dari hewani banyak kita jumpai. Demikian pula berbagai jenis tanaman rempah dan obat-obatan dapat tumbuh dan berkembang dengan mudah di wilayah kita ini. Namun demikian realisasi konsumsi masyarakat masih dibawah anjuran pemenuhan gizi. Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga dan gizi masyarakat harus diawali dari pemanfaatkan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut ialah memanfaatkan pekarangan yang dikelola oleh keluarga. Berdasarkan pengamatan, perhatian petani terhadap pemanfaatan lahan pekarangan relatif masih terbatas, sehingga pengembangan berbagai inovasi yang terkait dengan lahan pekarangan belum banyak berkembang sebagaimana yang diharapkan. Kementerian Pertanian melihat potensi lahan pekarangan ini sebagai
salah
satu
pilar
yang
dapat
diupayakan
untuk
mewujudkan
kesejahteraan keluarga, baik bagi rumah tangga di pedesaan maupun di perkotaan. Kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) yang diinisiasi oleh Badan Litbang Pertanian diharapkan akan memicu lahirnya pemikiran dan
3
konsep bagi optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan, utamanya melalui pemanfaatan berbagai inovasi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dan lembaga penelitian lainnya. Ke depan diharapkan melalui inisiatif ini akan semakin berkembang upaya-upaya kreatif di tengah masyarakat dalam pemanfaatan lahan dan ruang yang ada di sekitar mereka.
10.
PERKIRAAN KELUARAN
1. Terbentuknya kawasan pengembangan pekarangan mendukung Rumah Pangan Lestari di Perkotaan dan Perdesaan sebanyak 13 unit di di 6 Kabupaten/Kota 2. Terbentuknya Kebun Bibit Inti (KBI) di BPTP, dan Kebun Bibit Desa (KBD) di 2 Kabupaten/Kota 3. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi di setiap rumah tangga 4. Berkembangnya kegiatan ekonomi produktif di perdesaan dan perkotaan di 6 Kabupaten/Kota
11. PROSEDUR PELAKSANAAN a. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan Model KRPL direncanakan 13 unit yaitu di Kota Bengkulu yang mewakili model perkotaan (3 unit) yang mewakili model perkotaan (lanjutan kegiatan 2011). dan di 2 unit di setiap Kabupaten di 5 Kabupaten (Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Mukomuko, Kaur, Bengkulu Selatan) yang mewakili model perdesaan. Pendekatan yang digunakan adalah partisipatif, dengan melibatkan kelompok sasaran, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. b. Cakupan Kegiatan 1. PRA 2. Display MKRPL di kompleks BPTP (display sayuran, ternak, dan Kebun Bibit Inti) 3. Kawasan model perkotaan di Desa Semarang (RT 4, 5, 8, 9, dan RT lain sebagai pengembangan tahun 2011) 4. Kawasan model Perdesaan di Desa Harapan Makmur Kabupaten Bengkulu Tengah
4
5. Kawasan RPL di 5 Kabupaten Baru yang mereplikasi model perkotaan dan perdesaan tahun 2011. 6. Pembentukan Kebun Bibit Inti di BPTP, dan Kebun Bibit Desa di 6 Kabupaten/Kota 7. Pertemuan (rapat, pelatihan, sosialisasi/koordinasi,temu usaha/mitra) 8. Identifikasi pengeluaran konsumsi rumah tangga, dan pendapatan rumah tangga setelah 6 bulan pelaksanaan penanaman 9. Identifikasi pola konsumsi rumah tangga sebelum dan setelah kegiatan berjalan Pelaksanaan
kegiatan
Model
KRPL
di
Provinsi
Bengkulu
akan
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu Model KRPL Perkotaan dan Model KRPL Pedesaan. Model KRPL Perkotaan dibagi menjadi 2 strata yaitu: strata I luas lahan pekaranagan < 100 m2 dengan komoditas Sayuran; strata II luas lahan pekarangan 100 – 200 m2 dengan komoditas sayuran-ayam-ikan- tanaman obat. Model KRPL Pedesaan dibagi menjadi 2 strata yaitu : Strata I luas lahan < 400 m2 dengan komoditas Sayuran-ayam-ikan- tanaman obat, dan strata II luas lahan > 400 m2 dengan komoditas sayuran-kambing/sapi-ikan-umbi umbian. Disain Pekarangan setiap model dan strata : Model Perkotaan : Strata I (Luas < 100 m2) 1. Tanaman sayuran vertikultur : tingkat 4 diisi dengan tanaman kangkung, bayam, sawi, daun bawang 2. Tanaman obat dan sayuran vertikultur : kencur, kunyit, kunyit putih, sirih merah, kemangi, kenikir, 3. Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para 4. Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman sempit dengan sinar cukup : kangkung, bayam -atau kacang panjang; sinar kurang penuh (teduh) sawi, slada, kunyit, kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas 5. Kebun Bibit Desa Model Perkotaan : Strata II (luas pekarangan 100 – 200 m2 ) 1.
Tanaman sayuran dalam polybag : tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para
5
2.
Tanaman sayuran, buah-buahan dan obat yang ditanam di halaman cukup luas dengan sinar penuh : kangkung, bayam, cabai, atau kacang panjang dalam bedengan ukuran 1 - 2 m x 4 – 8m tergantung ketersediaan lahan; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) sawi, slada,
kunyit, kunyit
putih, cahe, kencur, lengkuas 3.
Ayam kampung (telur dan daging), Mesin tetas ayam
4.
Kolam ikan : (lele, Nila)
Model Perdesaan : Strata I (luas pekarangan < 400 m2) 1.
Contoh tanaman vertikultur sayuran ( 4 tingkat, paralon tegak)
2.
Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para
3.
Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman cukup luas dengan sinar penuh : kangkung, bayam, cabai, atau kacang panjang dalam bedengan ukuran 1 - 2 m x 5 – 10m tergantung ketersediaan lahan; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) sawi, slada,sledri,
kunyit,
kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas 4.
Ayam kampung (telur dan daging), Kolam ikan : (lele, Nila)
Model Perdesaan : Strata II (luas pekarangan > 400 m2) 1.
Tanaman sayuran dalam polibag : tomat, terung, daun bawang diletakkan di depan teras rumah menggunakan para-para
2.
Tanaman sayuran dan obat yang ditanam di halaman cukup luas dengan sinar penuh : kangkung, bayam, cabai, atau kacang panjang dalam bedengan ukuran 1 - 2 m x 5 – 10m tergantung ketersediaan lahan ; halaman dengan sinar kurang penuh (teduh) : sawi, slada,sledri,
kunyit,
kunyit putih, cahe, kencur, lengkuas 3.
Tanaman pisang, umbi-umbian (ganyong, garut, uwi)
4.
Ayam kampung
(telur dan daging), Kolam ikan : (lele, Nila), Kambing
kacang, Kebun Bibit Desa (KBD) Untuk mempertahankan kelestarian kawasan diperlukan ketersediaan bibit yang kontinyu, varietas terjamin sehingga perlu diwujudkan dalam KBD.
6
KBD akan menerima suplay benih dari Kebun Bibit Inti (KBI) berupa varietas unggul dari Badan Litbang, maupun swasta. Rumah bibit dibuat di BPTP (sebagai inti /pensuplay benih), Di Kota Bengkulu dan Kabupaten (Benteng) dan di Kabupaten kaur, Mukomuko dibuat KBD dengan ukuran rumah bibit 3 - 4 meter X 5 – 6 m). Atap dibuat dari plastik atau rumbia dilengkapi dengan para-para untuk tempat pesemaian/pembibitan.
c. Tahapan Kegiatan Persiapan: (1) pengumpulan informasi awal tentang potensi sumberdaya dan kelompok sasaran, (2) pertemuan dengan dinas terkait untuk mencari kesepakatan dalam penentuan calon kelompok sasaran dan lokasi, (3) koordinasi dengan Pemerintah Daerah/Kota (Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan, Badan Ketahanan Pangan, Badan Pelaksana Penyuluhan, Badan Pemberdayaan
Perempuan
Kabupaten/Kota),
(4)
dan
memilih
KB,
dan
pendamping
Dinas yang
Terkait
lainnya
menguasai
di
teknik
pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pembentukan Kelompok : Kelompok sasaran adalah rumahtangga atau kelompok rumahtangga, dan fasilitas umum dalam satu Rukun Tetangga, Rukun Warga atau satu dusun/kampung. Kelompok dibentuk dari, oleh, dan untuk kepentingan para anggota kelompok itu sendiri. Sosialisasi: Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan dan membuat kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut yang akan dilakukan. Kegiatan sosialisasi dilakukan terhadap kelompok sasaran dan pemuka masyarakat serta petugas pelaksana instansi terkait. Penguatan Kelembagaan Kelompok, dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kelompok: (1) mampu mengambil keputusan bersama melalui musyawarah; (2) mampu menaati keputusan yang telah ditetapkan bersama; (3) mampu memperoleh dan memanfaatkan informasi; (4) mampu untuk bekerjasama
dalam
kelompok
(sifat
kegotong-royongan,
membentuk
unit/pengelola kegiatan seperti pemasaran, pengelola kebun bibit); dan (5) mampu untuk bekerjasama dengan aparat maupun dengan kelompokkelompok masyarakat lainnya.
7
Perencanaan Kegiatan: Pelaksanaan PRA (dilakukan di 5 Kabupaten baru) dan penyusunan disain pekarangan. Melakukan perencanaan/ rancang bangun pemanfaatan lahan pekarangan dengan menanam berbagai tanaman pangan, sayuran dan obat keluarga, ikan dan ternak, serta pengelolaan limbah rumah tangga. Untuk membentuk suatu kawasan akan disususn penataan tanaman polybag di halaman depan rumah anggota dengan komoditas yang sesuai. Selain itu dilakukan penyusunan rencana kerja untuk satu tahun. Kegiatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan kelompok dan dinas instansi terkait. Pelatihan : Pelatihan dilakukan sebelum pelaksanaan di lapang. Jenis pelatihan yang dilakukan diantaranya: teknik budidaya tanaman pangan, buah dan sayuran, toga, teknik budidaya ikan dan ternak, pengolahan hasil dan pemasaran serta teknologi pengelolaan limbah rumah tangga menjadi kompos. Pelaksanaan : Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok dengan pengawalan teknologi oleh peneliti/penyuluh BPTP dan pendampingan oleh Penyuluh lapangan, petugas teknis dinas terkait, serta Petani Andalan. Kegiatan bersifat lapangan (membentuk display model perkotaan di Kelurahan Semarang dan model perdesaan di Desa Harapan Makmur), membentuk Kebun Bibit Inti (KBI) dan Kebun Bibit Desa (KBD). Pada lokasi lama dilakukan penanaman kembali sesuai pilihan komoditas, pada lokasi baru mereplikasi model yang telah dilaksanakan. Pemilihan Komoditas Komoditas yang akan diintroduksikan adalah komoditas sayuran utama (Cabe, Tomat, Terung, Kangkung, dan Bayam), sedangkan pada lokasi display (BPTP dan sekotarnya) akan ditanam beberapa komoditas sayuran yang eksotik (parea, paprika, bunga kol dataran rendah, kacang panjang, buncis, dll). Monitoring dan Evaluasi, dilaksanakan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan
kegiatan,
dan
menilai
kesesuaian
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan dengan perencanaan. Di tingkat institusi pelaporan (bulanan, triwulan, tengah tahun dan laporan akhir dilaksanakan untuk mengevaluasi apakah kegiatan telah sesuai dengan tujuan dan prosedur yang direncanakan.
8
12. PARAMETER YANG DIUKUR Jumlah unit/Desa yang mereplikasi Jumlah pengguna yang terlibat Pendapatan Petani/masyarakat Konsumsi Rumah tangga sebelum dan setelah melaksanakan MKRPL Difinisi Operasional RPL (Rumah Pangan : Rumah yang memanfaatkan pekarangan Lestari)
secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana, yang menjamin kesinambungan persediaannya
dengan
tetap
memelihara
dan
meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya. KRPL(Kawasan Rumah Pangan Lestari) : Rumah tangga - rumah tangga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif dalam satu kawasan (Desa, dusun, RT) MKRPL (Model-Kawasan Rumah Pangan Lestari) : model inovasi Badan Litbang yang diintroduksikan untuk pengembangan kawasan rumah pangan lestari diwujudkan dalam satu dusun (kampung) yang telah menerapkan
prinsip
RPL
dengan
menambahkan
intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dll), lahan
terbuka
hijau,
serta
mengembangkan
pengolahan dan pemasaran hasil. Unit
: gabungan dari rumah tangga (RPL) dalam satu kelompok atau RT dengan jumlah anggota 20 – 30 rumah tangga
9
13. ANGGARAN YANG DIALOKASIKAN No
No Jenis Pengeluaran
Volume
Harga Satuan (Rp.000)
1
2
Belanja Bahan : - ATK, Komputer supplies - Saprodi dan bahan pendukung lain - FC dokumen - Pencetakan bahan informasi - Pertemuan
3
4
Pembuatan disain pekarangan Nara suimber/pengarah 5
8,500 50.000
190.500 8,500 150.000
1 tahun 1 tahun
6.000 20.000
6.000 20.000
20 kali
300 80
6.000 28.600
900 OH 61 OK
25 100
Belanja Barang non Operasional lainnya Pelatihan petani Rapat koordinasi, sosialisasi Temu Usaha/Kemitraan Pengiriman, porto PRA Analisis tanah Pelaporan Belanja Jasa Peofesi:
22.500 6.100 153.500
9 kali 6 kali
5.000 7.500
45.000 45.000
3 kali 1 tahun 2 unit 1 tahun 6 kali
10.000 10.000 7.500 4.000 750
30.000 10.000 15.000 4.000 4.500 21.000
3 unit
5.000
15.000
12 OJ
500
6.000
Belanja perjalanan : Ke Kabupaten, Kota Ke luar Bengkulu Perjalanan pendek /petugas lapangan Jumlah
(Rp.000)
1 tahun 3 Kab
Honor Output Kegiatan Honor petani Entry data
Jumlah Biaya
206.400 455 OP 9 OP 249 OP
300 5.000 100
136.500 45.000 24.900 600.000
10
14. TAHAPAN PEMBIAYAAN Jenis Pengeluaran Belanja Bahan : - ATK, Komputer supplies - Saprodi dan bahan pendukung lain - FC dokumen - Pencetakan bahan informasi - Pertemuan
I 73.100 4.000
Triwulan (Rp. 000) II III 60.500 42.200 3.000 -
IV 14.700 1.500
Jumlah (Rp.000) 190.50 0 8,500
60.000
50.000
40.000
0
2.000 5.000
1.000 5.000
1.000 -
2.000 10.000
2.100
1.500
1.200
1.200
5.000
11.000
7.000
5.600
6.000 28.600
4.000 1.000
8.000 3.000
6.000 1.000
4.500 1.100
22.500 6.100
Belanja Barang non Operasional lainnya Pelatihan petani Rapat koordinasi, sosialisasi Temu Usaha/Kemitraan Pengiriman, porto PRA Analisis tanah Pelaporan
59.500
30.250
32.500
31.250
20.000 22.500
15.000 -
10.000 7.500
15.000
153.50 0
0
10.000
10.000
10.000
1.000 15.000 1.000 0
2.000 1.000 2.250
3.000 2.000 -
4.000 2.250
Belanja Jasa Peofesi: Pembuatan disain pekarangan Nara suimber/pengarah
16.000
2.000
1.000
10.000 15.000 4.000 4.500 21.000
Belanja perjalanan : Ke Kabupaten, Kota Ke luar Bengkulu Perjalanan pendek /petugas lapangan
Honor Output Kegiatan Honor petani Entry data
Jumlah
2.000
150.000 6.000 20.000
45.000 45.000 30.000
15.000
-
-
-
15.000
1.000
2.000
2.000
1.000
6.000
48.000 36.000 10.000 2.000
57.000 39.000 10.000 8.000
68.000 45.000 15.000 8.000
33.400 16.500 10.000 6.900
206.400 136.500 45.000 24.900
201.600
160.750
151.700
85.950
600.000
11
15. RENCANA OPERASIONAL No 1 2 3 4
Uraian Kegiatan 1 X X
Bulan 2 3 4 5 6 7 8 9
5 6 7 8 9
Menyusun RODHP Seminar RODHP Perbaikan RODHP Rapat koordinasi, sosialisasi di Kabupaten-Kota, dan Provinsi Pertemuan tim, petani PRA Temu Usaha/Kemitraan Penyusunan disain pekarangan Pelatihan petani
10
Pencetakan bahan informasi
X
11
Pengiriman, porto
X
12
Pelaporan, Analisis data
X X X X
10
11
12
X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X
X X X X
X X
X X
X
16. DAFTAR PUSTAKA Badan Ketahanan Pangan, 2011. Program Badan Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu 2011. Badan Ketahanan Pangan, Bengkulu. Badan Litbang Pertanian, 2011. Pedoman Umum MKRPL. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Pertanian Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Kementerian Pertanian, 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). KemeNterian Pertanian. Jakarta. Suryana, 2009.
12
17. LEMBAR PENGESAHAN
Penanggung Jawab RODHP,
Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
MENYETUJUI : Penanggung Jawab RDHP,
Ketua Kelji Sosek,
Dr. Ir. Umi Pudji Astuti, MP NIP. 19610531 199003 2 001
Ir. Ruswendi, MP_ NIP.19610320 198903 1 003
MENGETAHUI : Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP NIP. 19590206 198603 1 002
13
Lampiran 1. Uraian Tugas Organisasi Pelaksana.
No 1
Nama/NIP Dr. Ir. Umi Pudji Astuti,MP
Jabatan Fungsional/Bida ng Keahlian Peny. Ahli Madya
Jabatan dalam Kegiatan Penjab
196105311990032001
Uraian Tugas 1. Melakukan koordinasi dengan ka BPTP,
Alokasi waktu (%) 10
2. Berkonsultasi ke Balit, dan BBP2TP, serta dengan stakeholders 3. Menyusun perencanaan fisik dan keuangan 4. Melaksanakan kegiatan di lapangan 5. Membuat laporan bulanan, triwulan, tengah tahun, tahunan kepada ka BPTP
2
Dr. Dedi Sugandi, MP
Peneliti Madya
anggota
195902061986031002
3
Ir. Eddy Makruf 19561005 198803 1001
4
Wilda Mikasari,S.TP,M.Si
1. Ka BPTP 2. Melakukan koordinasi dengan Balit, Puslit, BBP2TP dan Badan Litbang serta stakeholders di Daerah
Peny. Ahli madya
Anggota
Peneliti Pertama
Anggota
1.
Membantu penjab menyusun petunjuk teknis budidaya tanaman
2.
Melakukan analisis sosial dan adopsi petani
3.
Melakukan bimbingan dan pembinaan di lapangan
1.
Membantu penjab menyusun petunjuk teknis pengolahan hasil tanaman
2.
Melakukan analisis usaha pengolahan hasil
3.
Melakukan bimbingan dan pembinaan di lapangan
1.
Membantu penjab menyusun petunjuk teknis budidaya tanaman
2.
Melakukan analisis teknis agronomis
3.
Melakukan bimbingan dan pembinaan di lapangan
1.
Membantu penjab menyusun petunjuk teknis Peternakan
2.
Melakukan analisis usaha ternak
3.
Melakukan bimbingan dan pembinaan di lapangan
4.
Membimbing siswa magang
196908121998032001
5
Dr. Wahyu Wibawa,MP
Peneliti Muda
Anggota
196908121998032001
6
Harwi Kusnadi,S.Pt
5
Peneliti Pertama
Anggota
197611182008011007
14
5
5
5
10
6
Johan Syafri, A.Md
Teknisi
Anggota
1.
Melakukan bimbingan lapangan komoditas bayam, dan ternak ayam
2.
Mengamati hasil (produksi dan pendapatan petani)
3.
Membimbing siswa magang
1.
Melakukan bimbingan lapangan komoditas sayuran
2.
Mengamati hasil (produksi dan pendapatan petani)
3.
Membimbing siswa magang
1.
Melakukan bimbingan lapangan komoditas sayuran dan ternak ayam
2.
Mengamati hasil (produksi dan pendapatan petani)
3.
Membimbing siswa magang
1.
Melakukan tabulasi hasil pengamatan Membantu pengamatan hasil di lapangan
5
1.
Membantu penjab dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan di Kab Bengkulu Selatan
10
2.
Menyusun laporan perkembangan kegiaran setiap bulan, triwulan, semester dan akhir tahun
196309091990031001
7
Waluyo, A.Md
Teknisi
Anggota
197601112000031001
Robiyanto
Teknisi
Anggota
198001032007101001
Zainani,S.Sos
Ilmu Sosial
anggota
196312311986032005 9
Nurmegawati,SP
2. Peneliti Pertama
Anggota
197611182008011007
10
Erfan Ramon, SP
PNK
Anggota
197512102009121004
1. Membantu penjab menyusun petunjuk teknis Peternakan
10
10
10
5
2. Melakukan analisis usaha ternak 3. Melakukan bimbingan dan pembinaan di lapangan
11
Yahumri,SP
PNK
Anggota
197908152005011003
1. Membantu penjab dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan di Kab Kaur
10
2. Menyusun laporan perkembangan kegiaran setiap bulan, triwulan, semester dan akhir tahun 12
Taupik Rahman, S.Si
PNK
Anggota
198808082011011012
1. Membantu penjab dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan di Kab Bengkulu Tengah 2. Menyusun laporan perkembangan kegiaran setiap bulan, triwulan, semester dan akhir tahun
15
10
lanjutan No
Nama/NIP
Jabatan Fungsional/Bi dang Keahlian
Jabatan dalam Kegiatan
Uraian Tugas
13
Jhon Firison,S.Pt
PNK
anggota
1. Membantu penjab dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan di Kab Mukomuko
197711302011011002
Alokasi waktu (%) 10
2. Menyusun laporan perkembangan kegiaran setiap bulan, triwulan, semester dan akhir tahun 1.
14
Bunaiya Honorita,SP
PNK
Anggota
198905302011012009
2. Membantu penjab dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan di ota Bengkulu
10
3. Menyusun laporan
perkembangan kegiaran setiap bulan, triwulan, semester dan akhir tahun 4. Membimbing siswa magang
15
Tri Wahyuni,S.Si
PNK
Anggota
197906032011012003
1. Membantu penjab dalam koordinasi dan pelaksanaan kegiatan di Kab Bengkulu Utara
10
2. Menyusun laporan
perkembangan kegiaran setiap bulan, triwulan, semester dan akhir tahun
18
Sri Hartati. A
Administrasi
197804032008122001
16
Anggota
SLTA
5