LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU
Yong Farmanta, SP. M.Si
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU
BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013
LAPORAN AKHIR TAHUN
PENDAMPINGAN SL-PTT PADI PROVINSI BENGKULU
Yong Farmanta, SP. M.Si Dr. Wahyu Wibawa, MP Yulie Oktavia, SP Yartiwi, SP Yahumri, SP Yesmawati, SP Nurmegawati, SP Ahyadi Jakfar Hendri Suyanto
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 ii
KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga Laporan Tengah Tahun 2013 Kegiatan Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu dapat tersusun. Laporan ini dibuat sebagai salah satu pertanggung jawaban terhadap hasil pelaksanaan kegiatan selama setengah tahun mulai bulan Januari sampai dengan bulan Junitahun 2013. Kami menyadari bahwa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ini tentu ada kekurangannya, oleh karena itu kritik dan saran untuk perbaikan sangat diharapkan. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu pelaksanaan kegiatan ini kami sampaikan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi percepatan adopsi inovasi teknologi pertanian.
Bengkulu, Desember 2013 Penanggung Jawab,
Yong Farmanta, SP, M.Si NIP. 197901162003121002
iii
LEMBAR PENGESAHAN 1.
Judul RDHP
2. 3. 4.
Unit Kerja Alamat Unit Kerja Sumber Dana
5. 6.
7. 8.
Status Penelitian (L/B) Penanggung Jawab a. Nama b. Pangkat/Golongan c. Jabatan Lokasi Agroekosistem
9. 10. 11.
Tahun Mulai Tahun Selesai Output Tahunan
12.
Output Akhir
: Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu : BPTP Bengkulu : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 38119 : Satker Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, T.A. 2013 : Rutin : : Yong Farmanta, SP.M.Si : Penata /IIIc : Peneliti Pertama : 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu : Lahan sawah irigasi, lahan rawa dan lahan kering : 2010 : 2014 : 1. Alternatif pola koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 2. Rekomendasi upaya peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu 3. Metode efektif untuk mempercepat proses adopsi dari komponen teknologi SL-PTT. 4. Penyebarluasan bahan informasi teknologi SL-PTT bagi petugas. 5. Umpan bailk efektivitas pendampingan dari stakeholders : 1. Alternatif pola koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. 2. Rekomendasi upaya peningkatan produktivitas padi di Provinsi Bengkulu 3. Metode efektif untuk mempercepat proses adopsi dari komponen teknologi SL-PTT. 4. Penyebarluasan bahan informasi teknologi SL-PTT bagi petugas. 5. Umpan bailk efektivitas pendampingan dari stakeholders.
iv
13.
Biaya
Rp. 150.667.000 ( Seratus Lima Puluh Juta : Enam Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah )
Koordinator Program,
Penanggung Jawab RDHP
Dr. Wahyu Wibawa, MP NIP.19690427 199803 1 001
Yong Farmanta, SP.M.Si NIP.19790116 200312 1 002
Mengetahui: Kepala Unit Kerja Eselon II,
Kepala BPTP,
Dr. Ir. Agung Hendriyadi, M.Eng NIP. 19640521 198003 1 001
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MP. NIP. 19590206 198603 1 002
v
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR…………..………. ................. ……………………………………… LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................... DAFTAR TABEL .................................................................................... DAFTAR GAMBAR ................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ RINGKASAN DAN SUMMARY .............................................................
iii iv vi vii viii ix x
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1.2 Tujuan ....................................................................................... 1.3 Keluaran ..................................................................................... II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... III. PROSEDUR PELAKSANAAN .......................................................... 3.1 Ruang Lingkup ........................................................................... 3.2 Tahapan Pelaksanaan ................................................................ 3.2.1 Persiapan ......................................................................... 3.2.2 Pelaksanaan Kegiatan ........................................................ IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ A. Kegiatan Pendampingan SL-PTT Padi BPTP Bengkulu ...................... 4.1 Koordinasi Intern dan Antar Institusi ............................................ 4.2 Liason Officer (LO) ..................................................................... 4.3 Sosialisasi Pendampingan SL-PTT ................................................. 4.4 Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT Padi ............................................... 4.4.1 Pelaksanaan Display VUB .......................................................... 4.4.2 Implementasi penerapan Sistem Tanam Legowo ......................... 4.4.3 Adopsi Varietas ........................................................................ 4.5 Rekomendasi Umum Varietas ....................................................... 4.6 kegiatan Pelatihan/ Narasumber SL-PTT Padi ................................. B. Kegiatan SL-PTT di 10 Kab./Kota di Prop. Bengkulu ......................... VI. KESIMPULAN SEMENTARA............................................................
1 1 4 4 5 11 11 12 12 13 15 15 15 17 17 18 19 20 22 24 26 28 35
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ANALISA RESIKO ………………………………………………………. ...................... JADWAL KERJA …………………………………………………………….. ................... PEMBIAYAAN …………………………………………………………….. ..................... PERSONALIA ………………………………………………………………………… ........... LAMPIRAN .......................................................................................
36 37 38 38 40 42
vi
DAFTAR TABEL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 8.1 8.2
Halaman Koordinasi Pendampingan Antar Institusi Tahun 2013 ......................... 15 Nama, Bidang Keahlian dan Lokasi Penugasan LO ............................... 17 Jumlah unit dan luas display VUB di Provinsi Bengkulu ....................... 19 Realisasi Pelaksanaan display VUB s/d November 2013 di Masing-masing Kabupaten ............................................................. 20 Perkembangan Implementasi sistem tanam jajar Legowo di Propinsi Bengkulu ............................................................................. 22 Daftar Adopsi Varietas Padi di Provinsi Bengkulu ................................. 24 Daftar Rekomendasi varietasa padi, jagung dan kedelai di 10 kab/kota di Propinsi Bengkulu ...................................................... 25 Kemajuan pelaksanaan pengawalan/pendampingan SL-PTT Padi 2013 ............................................................................. 26 Daftar Kegiatan Pelatihan/Narasumber dalam rangka mendukung kegiatan Pendampingan SL-PTT di Propinsi Bengkulu ........ 27 Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTTi Propinsi Bengkulu tahun 2013 .......... 29 Rekapitulasi Realisasi Beni Bersubsidi pelaksanaan SLPTT di Propinsi Bengkulu ......................................................................... 30 Rekapitulasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan SL-PTT Kawasan Pemantapan Padi sawah Tahun 2013................................................ 34 Daftar Resiko dalam Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2013.......................... 37 Daftar Penanganan Resiko dalam Pelaksanaan SL-PTT Tahun 2013 ....... 37
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel ...................................................... 7
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Varietas dan Jumlah Benih yang di Distribusikan pada Kegiatan Pendampingan SL-PTT Tahun 2013 ................................... ……………….. 41 2. Evaluasi Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi........................................
44
3. Laporan pelaksanaan Pendampingan Peneliti ........................................
49
4. Dokumentasi Kegiatan Display VUB Tahun 2013 ...................................
64
ix
RINGKASAN 1.
Judul
2. 3.
Unit Kerja Tujuan
4.
Keluaran/Output
5.
Prosedur
: Pendampingan Program SL-PTT di Provinsi Bengkulu : BPTP Bengkulu : 1. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu. 2. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SLPTT padi yang dilaksanakan oleh stakeholders. : 1. Alternatif metode diseminasi komponen teknologi PTT untuk percepatan adopsi. 2. Rekomendasi dalam peningkatan efektivitas kinerja pendampingan SL-PTT padi di Provinsi Bengkulu. : 1. Ruang Lingkup Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2013 dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2013.Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim SLPTT dan Tim Teknis SL-PTT serta penunjukan LO BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; nara sumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang; penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display VUB; pelaksanaan display); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). 2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pendampingan SL-PTT dilakukan dengan tahap persiapan (Penyusunan RODHP, Penentuan jumlah dan lokasi display pendampingan SL-PTT Padi, Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota, Penyusunan Tim teknis SL-PTT BPTP Bengkulu, Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT)). Dan tahap pelaksanaan kegiatan (koordinasi intern dan antar institusi, Pelaksanaan display VUB, Penyampaian materi inovasi teknologi SL-PTT, mengevaluasi efektivitas pendampingan SLPTT padi yang dilaksanakan oleh stakeholders,
x
6.
Capaian
7.
Manfaat
8.
Dampak
penyusunan laporan. : 1. Koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota. 2. Data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. 3. Introduksi benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 4. Melaksanakan display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu seluas 50 ha. 5. Memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas. : 1. Melaksanakan koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota. 2. Mengumpulkan data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. 3. Mengintroduksi benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 4. Melaksanakan display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu seluas 50 ha. 5. Memberikan apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas. : 1. Telah dilaksanakannya koordinasi dengan pihak dinas/intansi yang terkait di 10 kabupaten/kota. 2. Terhimpunnya data CPCL, Kontak Person Penyuluh Pendamping di 10 kab/kota. 3. Terintroduksi benih padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi
xi
Bengkulu. Terlaksananya display VUB padi varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28, Inpago 4, 5, 6 dan 8, Inpara 2dan sebanyak 1.250 kg yang berlabel ungu dan putih berasal dari Sukamandi telah didistribusikan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu. 5. Terlaksananya apresiasi, pelatihan, temu lapang maupun pameran pada lebih dari 2500 orang petani maupun petugas. : 4 (Empat) Tahun : Rp 150.667.000- (Seratus Lima Puluh Juta Enam Ratus Enam Puluh Tujuh Ribu Rupiah). 4.
9. Jangka Waktu 10. Biaya
xii
SUMMARY 1.
Title
:
2.
Unit of Work
:
3.
Objectives
:
4.
Output
:
5.
Procedure
:
Mentoring Program SL-PTT in Bengkulu Province Assessment Intitute Agriculture Tecnology of Bengkulu (AIAT) Bengkulu 1. Accelerate the adoption of PTT technology components of rice in the province of Bengkulu. 2. Evaluating the effectiveness of mentoring SL-PTT rice held by stakeholders 1. Alternative methods of dissemination of technology components to accelerate the adoption of PTT. 2. Recommendations on improving the effectiveness of the performance of the SL-PTT rice assistance in Bengkulu Province 1. Scope SL-PTT assistance activities carried out in 2012 in 10 districts / cities of Mukomuko district, North Bengkulu, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Central Bengkulu, Bengkulu, Seluma, South Bengkulu, and Kaur. Activities conducted in JanuaryDecember 2012. Mentoring is done by BPTP Bengkulu include: 1) Formation of the SL-PTT and PTT Technical Team SLLO as well as the appointment of BPTP Bengkulu, 2) implementation of key activities (internal and inter-institutional coordination; speakers and appreciation implementing, training, socialization and open-field; provision and distribution of information technology, materials and production facilities for the display; execution displays VUB), 3) Reporting (monthly, semester and the end of the activity). 2. Stages of Implementation Activities SL-PTT assistance activities carried out by the preparation phase (preparation RODHP, Determination of the number and location of display mentoring SL-PTT Rice, Appointment LO for each regency / municipality, preparation of data base (CPCL, VUB, planting calendar, contact person of extension activities companion SL-PTT)). And implementation phases
xiii
(internal and inter-institutional coordination, , execution and display VUB, material delivery Technological Innovation SL-PTT, evaluate the effectiveness of mentoring SL-PTT rice and corn are implemented by stakeholders, preparation of reports. 6.
Achievement
:
1. Coordination with the agencies / intansi related in districts / cities. 2. Data CPCL, Contact Person Extension Companion in 10 districts / cities. 3. Introduction of rice seed varieties Inpari 15, 18, 20 and 28, Inpago 4, 5, 6 and 8; Inpara 2 are labeled as 1.250 kg from Sukamandi. 4. Display rice 10 districts with an area of 50 ha covering Mukomuko, Kepahyang, Lebong, Central Bengkulu, North Bengkulu, and Kaur. 5. Appreciation, training, meeting and exhibition in the field of more than 2500 farmers and workers.
7.
Benefits
:
1. Conduct coordination with the agencies / intansi related in 10 districts / cities. 2. Collect data CPCL, Contact Person Extension Companion in 10 districts / cities. 3. Introduction of rice seed varieties Inpari 15, 18, 20 and 28, Inpago 4, 5, 6 and 8, Inpara 2, are labeled as 1.250 kg from Sukamandi . 4. Display rice 10 districts with an area of 25 ha covering Mukomuko, Kepahyang, Lebong, Central Bengkulu, North Bengkulu, and Kaur. 5. Provide appreciation, training, meeting and exhibition in the field of more than 2500 farmers and workers.
8.
Impact
:
1. Implementation has been coordinating with the agencies / intansi related in 10 districts / cities. 2. Data being gathered CPCL, Contact Person Extension Companion in 10 districts / cities. 3. Terintroduksi rice seed varieties Inpari 15, 18, 20 and 28, Inpago 4, 5, 6 and 8, Inpara 2 are labeled as 1.250 kg from
xiv
9. 10
Period Cost
:
Sukamandi. 4. Implementation rice 10 districts with an area of 50 ha covering Mukomuko, Kepahyang, Lebong, Central Bengkulu, North Bengkulu and Kaur. 5. Implementation of appreciation, training, meeting and exhibition in the field of more than 2500 farmers and workers. 4 (Four) Years Rp. 150.667.000 (One Hundred Fifty Million Sixty Hundred Sixty Seven Thousand)
xv
xvi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, setelah negara Cina, India, dan Amerika Serikat. Jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun
mengharuskan
ketahanan pangan nasional berkelanjutan dalam rangka mewujudkan stabilitas politik, ekonomi, sosial dan keamanan. Masalah utama perberasan nasional adalah memulihkan pertumbuhan dan stabilitas produksi padi, sehingga terjadi percepatan produksi (Simatupang, 2001).
Kendala antar sektoral dalam peningkatan produksi tanaman pangan,
khususnya padi sawah,
semakin kompleks. Hal ini merupakan akibat dari
berbagai perubahan dan perkembangan lingkungan strategis di luar sektor pertanian yang sangat berpengaruh dalam peningkatan produksi pangan. Konversi lahan produktif tidak dapat dihindarkan dan bahkan secara nasional diperkirakan lajunya mencapai 100.000 ha/tahun. Komoditas tanaman pangan memiliki peranan pokok sebagai pemenuh kebutuhan pangan. Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pada tahun 2011 Kementerian Pertanian telah menetapkan target produksi sebesar 70,60 juta ton GKP. Sampai dengan tahun 2014 pertumbuhan produksi padi ditargetkan meningkat sebesar 5,22% per tahun (Kementerian Pertanian, 2011). Instrument yang dapat digunakan untuk mencapai target produksi tersebut adalah: 1) Perluasan areal; 2) Peningkatan produktivitas; 3) Rekayasa teknologi dan sosial. Peningkatan produktifitas dilakukan melalui penggunaan varietas unggul, pemupukan, pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan teknologi pasca panen. Rekayasa teknologi dan sosial dilakukan melalui Demplot, Dem-Area dan SL-PTT (Kementerian Pertanian, 2011). Berdasarkan agroekosistem dan kesesuaian lahannya, tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang besar untuk dikembangkan di Provinsi
1
Bengkulu. Provinsi Bengkulu memiliki lahan sawah seluas 105.177 ha dengan produktivitas yang masih rendah (4,06 t/ha). Produktivitas padi, jagung, dan kacang tanah di Bengkulu masih relatif rendah yang berturut-turut adalah: 4,06 t/ha, 3,60 t/ha dan 0,99 t /ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2010), sedangkan potensi hasilnya dapat mencapai 6,5 t/ha untuk padi, 5,0 t/ha untuk jagung, dan 2,0 t/ha untuk kacang tanah. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tingkat petani masih relatif rendah (sekitar 40-50%), penggunaan pupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi dan terdifusi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi mutlak diperlukan melalui implementasi inovasi teknologi (Kustiyanto, 2001). Tingkat adopsi teknologi budidaya padi di Provinsi Bengkulu relatif masih rendah yang diindikasikan oleh tingginya senjang hasil antara hasil pengkajian dengan hasil riel di tingkat petani. Tingkat pemahaman petani dan penyuluh dalam pelaksanaan SL-PTT juga masih rendah dan perlu ditingkatkan. SL-PTT adalah program strategis Kemtan untuk mencapai swasembada beras lestari dan bahkan menjadi ekportir beras pada tahun 2020. Teknologi yang disusun dengan PTT bersifat spesifik lokasi dan mempertimbangkan keragaman sumberdaya, iklim, jenis tanah, sosial-ekonomi-budaya masyarakat, serta menjaga kelestarian lingkungan (Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Pendampingan merupakan salah satu aspek penting dalam mensukseskan program SL-PTT. Pendampingan yang holistik, bersinergi, terkoordinir, terfokus dan terukur sangat diharapkan oleh semua pihak dalam mengakselerasi pencapaian dari sasaran yang telah ditetapkan. Sasaran produksi padi tahun 2013 sebesar 72.063.735 ton GKG dan sasaran produksi jagung sebesar 19.831.047 ton diupayakan dapat dicapai untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas.Karena itu diperlukan upaya peningkatan produksi yang luar biasa untuk mencapai sasaran tersebut. Berbagai upaya peningkatan produksi dan produktivitas telah dilaksanakan melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) sejak tahun 2008 maupun melalui PTT atau peningkatan mutu intensifikasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pelaksanaan SL-PTT sebagai pendekatan pembangunan tanaman pangan khususnya dalam mendorong peningkatan produksi padi dan jagung nasional
2
telah terbukti, namun kedepan dengan tantangan yang lebih beragam maka perlu penyempurnaan dan peningkatan kualitas. Oleh karena itu pada tahun 2013, upaya peningkatan produksi melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) akan difokuskan melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, peningkatan jumlah
paket
bantuan
sebagai
instrumen
stimulan,
serta
dukungan
pendampingan dan pengawalan. Kawasan pertumbuhan merupakan daerah yang tingkat produktivitasnya masih di bawah rata-rata produktivitas Provinsi (daerah-daerah sub-optimal), kawasan pengembangan merupakan daerah yang tingkat produktivitasnya sama dengan rata-rata produktivitas Provinsi, sedangkan kawasan pemantapan adalah daerah yang tingkat produktivitasnya di atas rata-rata produktivitas Provinsi dan atau Nasional. Luas SL-PTT Padi tahun 2013 adalah 4.625.000 ha, yang dialokasikan pada kawasan pertumbuhan (padi pasang surut, padi rawa lebak, padi lahan kering dan padi sawah) seluas 297.900 ha, kawasan pengembangan (padi sawah, padi hibrida dan padi lahan kering) seluas 589.700 ha dan luas kawasan pemantapan (padi sawah dan padi lahan kering) seluas 3.737.400 ha.Dalam SLPTT petani dapat belajar langsung di lapangan melalui pembelajaran dan penghayatan
langsung
(mengalami),
mengungkapkan,
menganalisis,
menyimpulkan dan menerapkan (melakukan/mengalami kembali), menghadapi dan memecahkan masalah-masalah terutama dalam hal teknik budidaya dengan mengkaji bersama berdasarkan spesifik lokasi. Melalui penerapan SL-PTT petani akan mampu mengelola sumberdaya yang tersedia secara terpadu dalam melakukan budidaya dilahan usahataninya berdasarkan spesifik lokasi sehingga petani menjadi lebih terampil serta mampu mengembangkan usahataninya dalam rangka peningkatan produksi padi dan jagung. Namun demikian wilayah diluar SL-PTT harus tetap dilakukan pembinaan, pendampingan dan pengawalan sehingga produksi dan produktivitas tetap dapat meningkat. Dengan fasilitasi tersebut diharapkan pelaksanaan SL-PTT berbasis kawasan skala luas dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran sehingga
3
dapat memberikan sumbangan terhadap peningkatan produktivitas dan produksi tahun 2013. 1.2 Tujuan Tujuan pendampingan SL-PTT pada tahun 2013 adalah: 1. Mempercepat adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu. 2. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi yang dilaksanakan oleh stakeholders. 1.3 Keluaran yang Diharapkan Keluaran pada tahun 2013: 1. Alternatif metode diseminasi komponen teknologi PTT untuk percepatan adopsi. 2. Rekomendasi dalam peningkatan efektivitas kinerja pendampingan SLPTT padi di Provinsi Bengkulu.
4
II. TINJAUAN PUSAKA Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan, dan berperan penting terhadap pencapaian ketahanan pangan. Padi juga memberikan kontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional (Damardjati, 2006; Dirjen Tanaman Pangan, 2008; Sembiring dan Abdulrahman, 2008). Senjang hasil (yield gap) antara hasil penelitian dengan hasil riel di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40%. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah di Bengkulu dapat mencapai 6,5 -7,5 t/ha, sedangkan produktivitas yang dicapai petani baru berkisar antara 4 – 5,5 t/ha. Rata-rata produktivitas padi di Provinsi Bengkulu baru mencapai 4,06 t/ha, sedangkan secara nasional sudah mencapai 5,05 t/ha (BPS Provinsi Bengkulu, 2009; Dirjen Tanaman Pangan, 2010a). Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2009). Dengan pendekatan ini diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan. Inovasi teknologi berpeluang untuk diadopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut: 1. Bermanfaat bagi petani secara nyata. 2. Lebih unggul dibandingkan dengan teknologi yang telah ada. 3. Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia. 4. Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi. 5. Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. 6. Bersifat ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian (Kartono, 2009).
Dari sisi petaninya sendiri, mereka juga mempertimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh petani diantaranya adalah: 1. Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik. 2. Kepastian diperolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal. 3. Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani. 4. Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi. 5. Memberikan nilai tambah dan keuntungan nyata bagi petani. Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna,
akan
mengalami proses dan tahapan yaitu kesadaran (awareness), tumbuhnya minat (interest), evaluasi (evaluation), mencoba (trial) dan adopsi (adoption) (Rogers, 1983). Pada
dasarnya
pendampingan
merupakan
bagian
dari
kegiatan
diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan,
menerima
informasi
dan
teknologi
sehingga
diperoleh
kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Ilustrasi pada Gambar 1 menunjukkan pola-pola yang merupakan spectrum diseminasi beserta beragam channelyang dapat digunakan dalam proses distribusi informasi inovasi teknologi tersebut.
6
Gambar 1. Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC). Sumber: Badan Litbang Pertanian (2011) PTT dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) prinsip utama, yaitu: (1)
Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran di laboratorium lapangan.
(2)
Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.
(3)
Terpadu. Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu.
(4)
Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.
(5)
Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan Iptek serta kondisi sosial ekonomi setempat. SL-PTT adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar – mengajarnya
di lakukan di lapangan dan di tempat-tempat lain yang berdekatan dengan lahan belajar, tidak terikat ruang kelas. Sekolah lapang (SL) menjadi tempat pendidikan nonformal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
7
utamanya dalam mengenali potensi, penyusunan rencana usahatani, mengatasi permasalahan. Melalui SL petani diharapkan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumberdaya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian usahataninya lebih efisien, produktivitas tinggi dan berkelanjutan. Pendekatan SL-PTT berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani/kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan manajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya. SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi teknologi spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SLPTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan usahataninya. Dalam pelaksanaan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi, yaitu komponen dasar dan komponen ilihan. Komponen teknologi dasar yaitu teknologi yang sangat dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Komponen teknologi ini terdiri dari atas:
Varietas unggul baru, inbrida atau hibrida
Benih bermutu dan berlabel
Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos.
Pengaturan populasi tanaman secara optimum
Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah
Pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) Komponen teknologi pilihanyaitu teknologi yang disesuaikan dengan
kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini terdiri atas: (1) Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam (2) Penggunaan bibit muda (< 21 hari) (3) Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun (4) Pengairan secara efektif dan efisien (5) Penyiangan dengan landak atau gasrok (6) Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok.
8
Falsafah SL-PTT menunjukkan bahwa agar teknologi yang diintroduksikan dapat diterima, diadopsi dan didifusikan secara luas, maka peran dari seluruh panca indra haruslah dioptimalkan. Falsafah dari SL PTT adalah sebagai berikut: Mendengar, Saya Lupa Melihat, Saya Ingat Melakukan, Saya Faham Menemukan Sendiri, Saya Kuasai Falsafah di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah
dilakukan
secara
sistematis,
lengkap,
sederhana/aplikatif,
dan
partisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat, tetapi lebih ditekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Di sini nampak adanya bentuk pemberdayaan petani. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi dengan syarat teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara
sistematis,
lengkap,
sederhana/aplikatif,
dan
partisipatif
dengan
mengoptimalkan kinerja dari panca indra. Learning by doing secara partisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar
ataupun
melihat,
tetapi
lebih
ditekankan
untuk
mampu
melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian (menemukan), menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti dan penyuluh. Melalui kegiatan SL-PTT diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usahataninya. Salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan petani adalah melalui pertemuan kelompok. Pertemuan kelompok dilaksanakan oleh pelaksana SL-PTT
9
dan tempat pertemuan juga berada di lokasi SL-PTT. Peserta pertemuan adalah petani peserta dipandu oleh pemandu lapangan. Pertemuan – pertemuan dalam SL-PTT diharapkan 8 kali pertemuan, oleh karena itu perlu dijawalkan secara periodik dengan kesepakatan petani peserta sehingga tidak mengganggu waktu petani (Dirjen Tanaman Pangan, 2010).
10
III. PROSEDUR PELAKSANAAN 3.1
Ruang Lingkup Pendampingan dilakukan di 10 kabupaten/kota
di Provinsi Bengkulu.
Kegiatan dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai dengan Desember 2013. Pendampingan yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu meliputi: 1) Pembentukan Tim SL-PTT dan Tim Teknis SL-PTT serta penunjukan LO BPTP Bengkulu; 2) Pelaksanaan kegiatan utama (koordinasi intern dan antar institusi; nara sumber maupun pelaksana apresiasi, pelatihan, sosialisasi
maupun temu lapang;
penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan dan sarana produksi untuk Display; pelaksanaan display VUB); 3) Pelaporan (bulanan, semester dan akhir kegiatan). Kegiatan
pendampingan oleh BPTP Bengkulu diprioritaskan pada
penyampaian materi, khususnya kepada penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan
stakeholders di tingkat provinsi dan kabupaten sesuai dengan bagan tata hubungan kerja antara Tim Pengendali, Tim Pembina dan Tim Pelaksana dalam Permentan No. 45 Tahun 2011 (Kementerian Pertanian, 2011). Pendampingan SL-PTT oleh BPTP Bengkulu dilakukan dalam 3 cara yaitu pendampingan secara teori, praktek lapangan dan perpaduan antara teori dan praktek. Pendampingan secara teori adalah pendampingan yang dilakukan kepada kelompok sasaran dengan menggunakan berbagai metode yaitu pertemuan (presentasi dan diskusi) melalui kegiatan sosialisasi, apresiasi, temu usaha dan pembagian bahan informasi teknologi. Pendampingan secara praktek adalah pendampingan dengan melibatkan berbagai stakeholders dan petani dalam kurun waktu yang cukup panjang. Display VUB merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara praktek lapangan. Adapun yang dimaksud perpaduan antara teori dan praktek adalah
kegiatan praktek dan teori
dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan pada kelompok sasaran dengan masa pelaksanaan relatif singkat. Pelatihan Pemandu Lapang (PL) 1 dan 2 serta Temu lapang merupakan contoh kegiatan pendampingan yang memadukan cara teori dan praktek dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas SDM.
11
3.2
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1 Persiapan
Penyusunan RODHP RODHP disusun sebagai penjabaran dan perincian dari RDHP. RODHP lebih rinci dan operasional baik dari aspek administrasi/keuangan dan kegiatan yang akan dilaksanakan. RODHP selanjutnya diturunkan dan dirincikan lagi menjadi juklak kegiatan diseminasi.
Penentuan jumlah dan lokasi displaypendampingan SL-PTT Padi Lokasi pendampingan dilaksanakan di 10 Kabupaten/kota di Provinsi Bengkuluyaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Penentuan lokasi dengan mempertimbangkan potensi dari lokasi tersebut.
Penunjukan LO untuk masing-masing Kabupaten/Kota LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Tugas dan tanggung jawab LO cukup banyak dan strategis, sehingga diperlukan kecakapan dan dinamika kerja yang baik dan dituntut untuk mampu berkoordinasi, bernegosiasi, dan berargumentasi serta menguasai teknologi budidaya padi secara teoritis maupun praktis. BPTP Bengkulu menugaskan peneliti sebagai tenaga penghubung di tiap Kabupaten atau Kota di seluruh Kabupaten Propinsi Bengkulu. LO ini diharapkan juga masuk dalam masuk dalam tim teknis SL-PTT Kabupaten. Hal ini dimaksudkan agar ada koordinasi yang terpadu antara BPTP dan Kabupaten, sehingga segala sesuatu yangberhubungan dengan pelaksanaan SL-PTT dapat dinformasikan dengan cepat.Untuk tahun 2013 LO ditugaskan masing-masing mendapatkan 2 wilayah Kabupaten/Kota.
Penyusunan Tim Teknis SL-PTT BPTP Bengkulu Tim Teknis disusun berdasarkan kompetensi dari staf yang ada di BPTP Bengkulu. Tugas dari Tim Teknis ini diantaranya adalah untuk menyusun bahan/materi untuk pelatihan PL II dan III, menyusun bahan informasi teknologi dan sebagai narasumber PL II maupun PL III.
Penyusunan data base (CPCL, VUB, kalender tanam, penyuluh pendamping kegiatan SL-PTT)
contact person dari
Data base perlu dipersiapkan sejak awal kegiatan untuk memperlancar
pelaksanaan pendampingan. Data base yang diperlukan diantaranya adalah data CPCL pelaksana, jadwal tanam, jadwal pelatihan/apresiasi, teknologi eksisting (varietas, pemupukan organik/anorganik, sistem tanam, penggunaan benih bermutu, pengairan yang efisien), produktivitas, kondisi agroekosistem, dan
contact person dari penyuluh pendamping kegiatan SL PTT.
12
Penyusunan data base sangat bergantung dari kelengkapan sumber data dari Dinas Pertanian, BP4K, Bakorluh, maupun BMKG. Secara umum data dapat dikumpulkan tetapi agak lambat. Hal ini disebabkan oleh ketersediaan data, khususnya CPCL SL PTT dari Dinas Pertanian yang agak lambat dan dinamis 3.2.2 Pelaksanaan kegiatan
1. Koordinasi intern dan antar institusi. Koordinasi intern dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di BPTP Bengkulu. Pertemuan dilaksanakan1- 2 kali dalam sebulan. Dalam pertemuan ini membahas kemajuan dan tindak lanjut kegiatan di masingmasing kabupaten. LO memberikan laporan perkembangan pelaksanaan SLPTT per 2 minggu. Koordinasi antar institusi baik ditingkat regional (stakeholders di provinsi dan Kabupaten) maupun nasional. Koordinasi di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten direncanakan dalam bentuk pemaparan kegiatan atau presentasi kegiatan kepada stakeholders (Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan). Koordinasi di tingkat nasional dilakukan pada Balit maupun Puslit lingkup Badan Litbang sebagai sumber inovasi teknologi (BB Penelitian Padi, Balitser, dan Puslitbangtan).
2. Pelaksanaan display VUB Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi dan jagung di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display/demfarm VUB padi dan jagung yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan UPBS BPTP. Pelaksanaan display varietas dilakukan dengan tahapan :
Koordinasi ke Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten
Penjajakan lokasi display atau demfarm
Penentuan lokasi; lokasi display diusahakan dilaksanakan pada lahan irigasi dan sudah melakukan pemupukan.
VUB Padi yang akan didisplay/demfarmkan adalah varietas Inpari 15, 18, 20 dan 28; Inpago 4, 5, 6 dan 8; Inpara 2.
Demfarm padi pada luasan 25 ha, sedangkan display padi pada luasan 54,5 ha.
Display VUB padidilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota yang meliputi Kabupaten Lebong, Rejang Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Bengkulu Selatan, Kota Bengkulu, Kepahiang, Rejang Lebong, Mukomuko dan Kaur.
13
Untuk mendukung lancarnya pelaksanaan display dan demfarm VUB padi dan jagung dilakukan juga penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan display.
Penyampaian juklak pelaksanaan display.
Distribusi benih
Penyemaian
Penanaman
Pengamatan komponen pertumbuhan komponen hasil dan hasil.
Hasil display VUB padi diharapkan dapat diproses menjadi benih untuk mendukung UPBS BPTP Bengkulu.
3. Penyampaian Materi Inovasi Teknologi SL-PTT Penyampaian materi dilakukan melalui pelaksanaan pelatihan, sosialisasi maupun temu lapang.Kegiatan temu lapang dan sosialisasi dilaksanakan untuk petugas hingga pada tingkat Kabupaten. Diharapkan untuk tingkat kecamatan dan desa dapat dilakukan secara estafet oleh Penyuluh pertanian Lapangan. Untuk pelatihan PL II dan III disesuaikan dengan kebutuhan untukmasingmasing Kabupaten/Kota.
4. Mengevaluasi efektivitas pendampingan SL-PTT padi dan jagung yang dilaksanakan oleh stakeholders.
Evaluasi pendampingan SL-PTT dilakukan untuk mengukur efektivitas
pendampingan
melalui
metode
survey
dengan
menggunakan
daftar
pertanyaan/kuesioner. Responden diambil dari 10 Kabupaten/Kota yang terdiri atas stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. Kegiatan evaluasi ini diharapkan
mendapatkan
umpan
balik
efektivitas
pendampingan
dari
stakeholders dan petani pelaksana SL-PTT. 5. Penyusunan laporan Perkembangan kegiatan dilaporkan secara periodik yaitu, bulanan, tri wulan, semester dan akhir kegiatan. Laporan bulanan dibuat dan dikumpulkan setiap bulan (di bawah tanggal 5). Laporan triwulan dibuat tiga bulan sekali, dimana laporan ini merupakan kompilasi dari laporan bulanan. Laporan tengah tahun diharapkan sudah dapat diselesaikan pada bulan Juni, dan laporan akhir pada bulan Desember 2013.
14
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pendampingan SL-PTT Tahun 2013 dilaksanakan pada bulan Januari – Desember 2013 di 10 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Utara, Lebong, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Seluma, Bengkulu Selatan, dan Kaur. Pelaksanaan kegiatan SL-PTT diarahkan untuk dapat memotivasi petani untuk dapat menerapkan beberapa komponen teknologi yang telah dianjurkan. Pada
dasarnya
pendampingan
merupakan
bagian
dari
kegiatan
diseminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan,
menerima
informasi
dan
teknologi
sehingga
diperoleh
kesepahaman dan kesepakatan bersama. Kegiatan diseminasi dalam pendekatan Spectrum Diseminasi Multi Chanels (SDMC), dilakukan dengan memanfaatkan berbagai jalur komunikasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait. Kegiatan pendampingan SL-PTT yang dilakukan meliputi : A. KEGIATAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI BPTP BENGKULU 4.1 Koordinasi Intern dan Antar Institusi Koordinasi di tingkat Provinsi dan Kabupaten sudah dilaksanakan dengan cukup intensif. Institusi sasaran dalam koordinasi di antaranya adalah Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi, Bakorluh, BP4K, BPP, BPSB, dan BPTPH, seperti pada Tabel 1 berikut : Tabel 1. Koordinasi Pendampingan Antar Institusi Tahun 2013. No 1 2 3
1 Bentuk Koordinasi Koordinasi dan konsultasi pelaksanaan SL PTT 2013 Bantuan benih padi dan jagung Koordinasi data CPCL SLPTT
Institusi BBP2TP BB Padi Sukamandi dan UPBS BPTP Bengkulu Dinas Pertanian Provinsi/Kabupaten
4
Koordinasi kontak person penyuluh pendamping SLPTT
BP4K/BPP
5
Koordinasi display
Dinas Pertanian Kabupaten, BP4K/BPSB/BPTPH/BPP
Waktu Pelaksanaan
Rencana Tindak Lanjut
Februari 2013
Menggunakan VUB yang Spesifik Lokasi
Maret 2013 Maret 2013
Maret 2013
15
Maret 2013
Pemesanan benih padi 1240 kg dan 10 kg. Menentukan calon lokasi pendampingan Menyusun kontak person penyuluh pendamping SLPTT Menetapan lokasi display padi
Hunting Lokasi display VUB
KPK, Gapoktan, dan Kelompok Tani
April 2013
Memetakan lokasi display kegiatan pendampingan SLPTT padi
7
Penentuan lokasi display
Dinas Pertanian Lebong, Bengkulu Utara, Bengkulu tengah, Kaur, Kepahiang, Rejang lebong, Seluma, Bengkulu Selatan, Mukomuko dan Kota Bengkulu
April-Juni 2013
Ditetapkan lokasi display 50 ha masingmasing Kabupaten 5 ha
8
Pendistribusian benih untuk display
Dinas Pertanian, Kelompok Tani
April-Juni 2013
9
Pelaporan
BBP2TP
Sesuai permintaan
6
Benih didistribusikan berdasarkan permintaan dan lokasi yang ditentukan Menyiapkan dan mengirimkan data sesuai permintaan
Upaya dalam meningkatkan koordinasi dan keterpaduan kegiatan SL-PTT di Provinsi Bengkulu dilakukan dalam bentuk koordinasi intern (dalam institusi BPTP Bengkulu) dan koordinasi antar institusi (pusat, daerah maupun kabupaten). Koordinasi intern telah dilaksanakan, bentuk dari koordinasinya adalah rapat tim SL-PTT secara rutin/bulanan dan penyampaian laporan baik secara tertulis maupun secara lisan kepada Kepala Balai. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan arahan dan pembekalan kepada anggota Tim tentang hal-hal terbaru dalam pelaksanaan Program SL-PTT baik di tingkat Provinsi maupun tingkat nasional. Dalam kegiatan ini juga dibahas strategi dan upaya-upaya untuk melaksanakan kegiatan SL-PTT secara efektif dan efisien. Koordinasi antar institusi dilaksanakan di tingkat pusat, daerah, maupun kabupaten. Koordinasi di tingkat pusat yang pernah dilaksanakan diantaranya adalah kegiatan Koordinasi dan Konsultasi Ke BBP2TP di Bogor dan menghadiri undangan sosialisasi dan workshop perubahan iklim sektor pertanian di Medan. Adapun kegiatan koordinasi di Provinsi Bengkulu diantaranya adalah pelaksanaan Rapat Koordinasi P2BN yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan juga oleh Dinas Pertanian Kabupaten Rejang Lebong. Selain itu juga telah dilaksanakan sosialisasi kegiatan Pendampingan SL-PTT Tahun 2013 di 10 kab/kota. Hasil sosialisasi menunjukkan bahwa Permentan No. 45 Tahun 2011
16
belum diimplementasikan di sebagian besar kabupaten dan bahkan masih ada yang belum memahami materinya. 4.2 Liason Officer (LO) LO ditunjuk sebagai perwakilan BPTP di masing-masing kabupaten. Pada tahun 2013 LO ditugaskan masing-masing mendapatkan wilayah tugas 2 Kabupaten/Kota. Berdasarkan bidang keahlian personal LO terdiri dari Agronomi 3 orang, Sosial Ekonomi Pertanian 1 orang, dan Ilmu Tanah 1 orang, seperti pada Tabel 2 berikut : Tabel 2. Nama, Bidang Keahlian dan lokasi penugasan LO. No 1
Nama Yahumri, SP
Bidang Keahlian Agronomi (Budidaya Tanaman)
2
Yartiwi, SP
Agronomi (Budidaya Tanaman)
3
Yesmawati, SP
4
Yulie Oktavia, SP
Sosial Ekonomi Pertanian (Farming System) Agronomi (Budidaya Tanaman)
5
Nur Megawati, SP
Ilmu Tanah (Kesuburan Biologi Tanah)
dan
Lokasi Kab. Mukomuko & Kab. Kaur Kab. Seluma & Kab. Bengkulu Utara Kota Bengkulu & Kab. Lebong Kab. Kepahiang & Kab. Rejang Lebong Kab. Bengkulu Selatan & Kab. Bengkulu Tengah
4.3 Sosialisasi Pendampingan SL-PTT Sosialisasi
pendampingan
SL-PTT
telah
dilaksanakan
di
10
Kabupaten/Kota Provinsi Bengkulu, pelaksanaan sosialisasi tersebut dilaksanakan 3 Zona yaitu Zona Utara (Kabupaten Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara dan Mukomuko) pada tanggal 16-18 April 2013, Zona Selatan (Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan dan Kaur) pada tanggal 21-23 April 2013 dan Zona Timur (Kabupaten Kepahiyang, Rejang Lebong dan Lebong) pada tanggal 16-18 April 2013. Sementara itu pelaksanaan sosialisasi di Kota dilaksanakan secara tersendiri yaitu pada tanggal 10 April 2013. Adapun peserta pelaksanaan sosialisasi dihadiri oleh Dinas pertanian, BP4K dan BPP, KPK ditingkat Kecamatan. Sosialisasi
ini
merupakan
bentuk
kegiatan
untuk
mempercepat
penyebarluasan Inpari, Inpago dan Inpara adalah melalui demonstrasi plot dan display
varietas.
Display
dilakukan
untuk
memperbanyak
titik
dalam
memperkenalkan dan mendekatkan teknologi baru berupa VUB padi dengan keunggulan tertentu. Teknologi akan mudah diterima jika memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah: secara ekonomi menguntungkan, secara teknis
17
mudah dilaksanakan dan tidak bertentangan dengan kondisi sosial budaya serta peraturan daerah setempat. Pelaksanaan display dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan SL PTT maupun mendahului pelaksanaan SL PTT tergantung dari situasi dan kondisi setempat (spesifik lokasi). Display dilaksanakan oleh petani/kelompok tani yang kooperatif, sehingga tujuan dari display dapat dicapai. Pada display ini hanya dibagikan benih VUB sedangkan saprodi lainnya disediakan oleh petani kooperator secara partisipatif. Upaya untuk meningkatkan adopsi dan difusi penggunaan benih padi Inpari, Inpago dan Inpara dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang ada di BPTP Bengkulu yang diantaranya adalah kegiatan pendampingan SL-PTT. Melalui kegiatan pendampingan SL-PTT, khususnya dalam pelaksanaan demplot dan display varietas mampu mempercepat penyebarluasan Inpari, Inpago dan Inpara di Provinsi Bengkulu. Petani cepat mengadopsi varietas yang ideal yaitu produkstivitas tinggi, tahan terhadap cekaman lingkungan dan OPT, serta rasa nasi yang enak/pulen. Banyak varietas yang mempunyai potensi hasil yang tinggi tetapi tidak tahan terhadap hama dan penyakit utama. Kondisi ini yang sering menghambat dalam proses adopsi karena petani tidak mau mengambil resiko yang tinggi. 4.4 Pelaksanaan kegiatan SL-PTT Padi SL-PTT merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi teknologi spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan SLPTT duharapkan terjadi perbaikkan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan usaha taninya. Dalam pelaksanan SL-PTT terdapat dua komponen teknologi, yaitu komponen dasar dan komponen pilihan. Komponen teknologi pilihan meliputi : 1.
Penggunaan varietas baru,
2.
Penggunaan benih bermutu dan berlabel,
3.
Pemberian bahan organik melalui pengembalian jerami ke sawah atau dalam bentuk kompos,
4.
Pengaturan populasi tanaman secara optimum,
5.
Pemupukkan berdasarkan kebutuhan tanamana dan status hara tanah,
18
6.
Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) dengan pendekatan PHT (Pengendalian Hama Penyakit Terpadu). Komponen teknologi pilihan merupakan teknologi yang disesuaikan
dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani, komponen ini terdiri atas : 1.
Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam
2.
Penggunaan bibit muda (< 21 hari)
3.
Tanam bibit 1 – 3 batang per rumpun
4.
Pengairan secara efektif dan efisien
5.
Penyiangan dengan landak atau gasrok
6.
Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok. Dalam mensosialisasikan komponen PTT di atas BPTP Bengkulu
mengupayakan beberapa cara, diantaranya dengan Kegiatan Display VUB di masing-masing kabupaten. 4.4.1 Pelaksanaan Display VUB Jumlah unit pada masing-masing kabupaten mengacu pada ketentuan luas areal demfarm, dimana 1 unit seluas 1-5 ha, sedangkan untuk Kabupaten Mukomuko hanya seluas 0,5 ha. Kegiatan display di Kabupaten Mukomuko secara khusus dilaksanakan dalam rangka mendukung kegiatan Pekan Daerah (PEDA) KTNA yang ke-14 tahun 2013 tingkat provinsi. Jumlah unit dan luas display Varietas Unggul Baru (VUB) disajikan pada Tabel 3 berikut : Tabel 3. Jumlah unit dan luas display Varietas Unggul Baru (VUB) di Provinsi Bengkulu. Jumlah No Kabupaten/Kota Unit Ha 1 Kota Bengkulu 1 5 2 Bengkulu Selatan 1 5 3 Bengkulu Utara 2 6 4 Bengkulu Tengah 1 5 5 Seluma 2 8,5 6 Kaur 1 5 7 Mukomuko 1 0,5 8 Kepahiang 1 5 9 Rejang Lebong 1 5 10 Lebong 1 5 Jumlah 12 50 Percepatan adopsi komponen teknologi PTT padi di Provinsi Bengkulu dilakukan melalui display VUB padi yang dimaksudkan untuk mendukung
19
kegiatan UPBS BPTP. Realisasi pelaksanaan display VUB di Provinsi Bengkulu seluas 50 ha dengan kondisi pertanaman sampai Bulan Oktober 2013 yaitu seluas 29,5 ha (59 %) sudah panen dan seluas 20,5 ha (41 %) belum panen. Dari hasil panen
tersebut masih terdapat produktivitas yang masih rendah
dibawah produktivitas padi Provinsi Bengkulu tahun 2012 yaitu < 4,06 ton/ha. Produktivitas yang masih rendah disebabkan adanya serangan hama dan penyakit (tungro dan blast) pada tanaman yang sulit dikendalikan, seperti di Kabupaten Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan. Sedangkan keterlambatan
penanaman di beberapa unit dan kabupaten
disebabkan oleh adanya peralihan beberapa lokasi kegiatan dan hambatan teknis seperti jaringan irigasi yang terputus. Realisasi pelaksanaan display VUB di Provinsi Bengkulu sampai Bulan November 2013 disajikan pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Realisasi pelaksanaan display VUB sampai dengan November 2013 pada masing-masing Kabupaten. No
Kab/Lokasi
Varietas Inpari 15, 18, 20 Inpari 15, 20, 28 Inpari 15, 18, 20 dan Inpara 2 Inpari 15, 18, 20 dan Inpara 2
Luas (ha) 5 5 5
1 2 3
Kaur Kepahiang Bengkulu Tengah
4
Seluma
5 6
Rejang Lebong Kota Bengkulu
Inpari 15, 20, 28 Inpari 15, 18, 20
5 5
7
Lebong
Inpari 15, 18, 20
5
8
Bengkulu Utara
Inpari 15, 18, 20
6
9
Bengkulu Selatan
Inpari 15, 20
5
10
Mukomuko
Inpago 4, 5, 6, 8
Jumlah
8,5
0,5
Kondisi Pertanaman umur 14 HST sudah panen sudah panen (provitas < 4-7,4 ton/ha) sudah panen: 5 ha (provitas < 4,06-6,4 ton/ha) umur 7 HST: 3,5 ha umur 45-95 HST sudah panen (provitas 4,6-7,2 ton/ha) sudah panen: 4 ha (provitas 4,6 ton/ha) umur 7 HST: 1 ha sudah panen: 5 ha (provitas < 4 ton/ha) umur 57 HST: 1 ha sudah panen (provitas < 4 ton/ha) untuk kegiatan PEDA
50
4.4.2 Implementasi Penerapan Sistem Tanam Jajar Legowo Salah satu komponen dasar yang dianjurkan untuk diterapkan oleh petani adalah dengan mengatur populasi tanaman secara optimum. Pengaturan populasi tanaman ini dikenal dengan sistem tanam jajar legowo. Pengaturan
20
jarak tanam dengan sistem legowo di anjurkan dengan legowo 2:1 dan legowo 4:1. Produksi padi masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang semakin hari semakin bertambah. Selain penggunaan varietas yang sesuai dengan iklim setempat produksi juga dapat ditingkatkan dengan penerapan teknologi-teknologi salah satu pengaturan jarak tanam. Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada dipinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). Adapun manfaat dan tujuan dari penerapan sistem tanam jajar legowo adalah menambah jumlah populasi tanaman padi sekitar 30 % yang diharapkan akan meningkatkan produksi baik secara makro maupun mikro, dengan adanya baris kosong akan mempermudah pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman, mengurangi kemungkinan serangan hama dan penyakit terutama hama tikus, menghemat pupuk karena yang dipupuk hanya bagian tanaman dalam barisan dan dengan menerapkan sistem tanam jajar legowo akan menambah kemungkinan barisan tanaman untuk mengalami efek tanaman pinggir dengan memanfaatkan sinar matahari secara optimal bagi tanaman yang berada pada barisan pinggir. Permasalahan selama ini masih sering dijumpai adalah hasil-hasil penelitian dan pengkajian yang dihasilkan oleh lembaga penelitian belum sepenuhnya diadopsi oleh petani dan pengguna. Hal ini disebabkan minimnya strategi mengkomunikasikan hasil penelitian dan pengkajian kepada pengguna, sehingga jaringan informasi dari sumber teknologi kepada pengguna teknologi di daerah terputus. Selain permasalahan tersebut petani juga masih banyak belum mengetahui produktivitas dari sistem tanam jajar legowo untuk itu perlu adanya pengkajian untuk mengetahui produktivitas dengan system tanam jajar legowo tersebut.
21
Tabel 5. Perkembangan implementasi sistem tanam jajar legowo di Propinsi Bengkulu No
Kabupaten/ Kota
Sasaran Luas Tanam (ha)
Adopsi (%)
Provitas (ton/ha) Sebelum Sesudah
Peningkatan Provitas (%)
Sebaran/Luas Aplikasi (ha)
1
Bengkulu Utara
10.874
32,4
4–6
6–7
16-50
Kec. Argamakmur : 518 ha, Kec. Lais : 300, Kec. Padang Jaya : 300, Kec. Batiknau : 200, Kec. Air Besi : 100, Kec. Kerkap ; 200, Kec. Hulu Palik : 200 Kec. Putri Hijau : 400
2
Bengkulu Selatan
6.788
65
3,5 – 5
4–6
14-20
3
Rejang Lebong
9.452
35
4–6
5–7
16-25
4
Kota Bengkulu
1.473
90
4–5
5–6
20-25
5
Mukomuko
6.795
22,81
4–5
5,5 – 7
37-40
6
Seluma
6.059
41,9
4–5
6–8
50-60
Luas aplikasi:: 4.412 (Kec. Seginim, Kec. Kedurang Hulu, Kec. Kedurang Ilir) Luas aplikasi : 3.308,2 Kec. Curup Selatan, Kec. Bermani Ulu, Kec. Bermani Ulu Raya, Kec. Selupu Rejang, Kec. Curup Tmur, Kec. Tanjung Agung Luas aplikasi: 1.325 Kec. Muara Bangkahulu, Kec. Sungai Serut, Kec. Singaran Pati, Kec. Teluk Segara Luas aplikasi: 1.550 Kec. Lubuk Pinang: 300 dan Kec. Air Majunto dan Kec. Lubuk Pinang: 1.250 Kec. Seluma Selatan: 1.100 (44 Kelompok), Kec. Semidang Alas Maras: 346 , Kec. Sukaraja: 268 , Kec. Talo :130 , Kec. Seluma Timur: 425, Kec. Ulu Talo: 215
7
Kaur
4.744
28,7
4 - 4,9
5 - 6,8
25-38
8
Kepahiang
3.447
40,5
4–5
4–6
20
9
Lebong
5.421
22,9
3,5 - 4
4 - 5,5
14-37
10
Bengkulu Tengah
6.082
35
4-5
5-6
20-25
Jumlah
61.135
40.98
4,6
14-40
22
Luas aplikasi: 1.361,5 (Kec. Luas, Kec. Kinal, dan Kec. Kaur Utara) Luas aplikasi: 1.391 Kec. Tebat Karai, Kec. Bermani Ilir, Kec. Bumi Sari, Kec. Ujan Mas Luas aplikasi: 1.074 Kec. Lebong Utara, Kec. Lebong Sakti, Kec. Lebong Tengah, Kec. Uram Jaya, Kec. Amen, Kec. Pinang Balapis Luas aplikasi: 2.128
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sasaran luas tanam di Propinsi Bengkulu adalah 61,135 ha dengan Kabupaten yang paling luas berada di Kabupaten Bengkulu Utara, namun tingkat adopsi sistem tanam legowo di Kab. Ini baru mencapai 32,4 %. Dalam aplikasinya pengaturan jarak tanam legowo menunjukkan adanya peningkatan produktivitas rata-rata berkisar antara 14-40 %. Pada masing-masing kabupaten telah menerapkan sistem tanam jajar legowo namun implementasinya belum sepenuhnya diadopsi oleh petani karena berbagai kendala. Beberapa kendala teknis yang sering ditemui dalam aplikasi sistem tanam jajar legowo ini diantaranya adalah : 1.
Keterbatasan tenaga tanam aplikasi sistem tanam jajar legowo , tenaga kerja sulit untuk didapatkan, tenaga kerja yang ada masih beranggapan bahwa sistem tanam ini masih terlalu rumit sehingga mereka enggan untuk menanam
dengan cara
legowo. 2.
Peningkatan upah tanam Dalam menerapkan aplikasi legowo tenaga kerja yang akan digunakan menawarkan upah yang lebih tinggi di bandingkan dengan sistem tanam biasa. Sehingga terjadi peningkatan upah tanam pekerja.
3.
Topografi lahan sawah (berbukit dan petakan kecil). Beberapa daerah di Propinsi Bengkulu merupakan daerah yang memiliki topografi yang berbukit, dengan petakan sawah yang kecil sehingga menyulitkan petani untuk menggunakan caplak roda.
4.
Karakteristik sumberdaya lahan yang sulit dikendalikan Kondisi tanah rawa dbeberapa derah menyebabkan caplak tidak dapat berfungsi dengan baik karena kondisi tanah penuh dengan lumpur. Beberapa permasalahan diatas merupakan faktor pengkhambat bagi
petani untuk dapat menerapkan sistem tanam jajar legowo. Berapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut : 1.
Mempercepat proses diseminasi sistem tanam jajar legowo melalui kegiatan Temu Lapang, Apresiasi, Sosialisasi dan pelatihan.
2.
Mempercepat penyebaran caplak roda, dengan penggunaan caplak roda diharapkan mempermudah petani dalam pengerjaan proses penanaman.
3.
Penggunaan transplanter untuk mengantisipasi keterbatasan tenaga tanam.
23
4.4.3 Adopsi Varietas Pada tahun 2013 untuk padi non hibrida masih didominasi oleh varietas Mekongga dan Cigeulis, sedangkan untuk padi lahan kering didominasi oleh varietas Situbagendit dan Inpago. Dominasi varietas tersebut karena terbatasnya jenis varietas yang disediakan oleh Public Service Obligation (PSO) setempat dan juga dikarenakan minat dari pengguna terhadap varietas tersebut (Tabel 6). Tabel 6. Daftar adopsi varietas padi di Provinsi Bengkulu tahun 2012 No 1 2 3
Kabupten/Kota Kota Bengkulu Bengkulu Selatan Bengkulu Utara
4 5 6
Bengkulu Tengah Seluma Kaur
7 8 9 10
Mukomuko Kepahiang Rejang Lebong Lebong
Varietas Ciherang Cigeulis dan Mekongga Mekongga, Cigeulis, Ciherang, Inpari 10, dan Inpago 6 Cigeulis dan Situbagendit Inpari 10, Mekongga, Cigeulis, Ciherang Situbagendit, Mekongga, Cigeulis, Ciherang Mekongga, Cigeulis, Inpago Inpari dan Cigeulis Cigeulis dan Ciherang Cigeulis
Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2013.
4.5 Rekomendasi Umum Varietas Rekomendasi benih padi, jagung dan kedelai di 10 kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dibuat berdasarkan data Kalender Tanam (KATAM) Terpadu Musim Tanam I 2013/2014 yang sudah diverifikasi. Varietas
padi diurutkan
berdasarkan dominasi adalah Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit, Cigeulis, Ciliwung, Mekongga, PB 42, Hibrida Intani, Hibrida Sembada. Varietas jagung dengan urutan C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14. Sedangkan varietas kedelai dengan urutan Anjasmoro, Galunggung, Lokon, Slamet, Wilis, Kerinci, Rating, Rinjani, Varietas Lokal (Tabel 7).
24
Tabel 7. Daftar rekomendasi varietas padi, jagung dan kedelai di 10 kab/kota di Provinsi Bengkulu. No
Kabupten/Kota
1
Kota Bengkulu
2
Bengkulu Selatan
3
Bengkulu Utara
4
Bengkulu Tengah
5
Seluma
6
Kaur
7
Mukomuko
8
Kepahiang
9
Rejang Lebong
Padi Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17
Inpari 10, Inpari 7, Ciherang, Cigeulis, Mekongga, Hibrida Intani Inpari 10, Inpari 7, Inpari17, Ciherang, Situbagendit, PB 42, Ciliwung Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Cigeulis, Situbagendit, Ciliwung Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Selebes Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit, Ciliwung Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Situbagendit, Cigeulis, Ciliwung Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang, Hibrida Sembada Inpari 10, Inpari 7, Inpari 17, Ciherang
Varietas Jagung C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14
C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14
Kedelai Anjasmoro, Galunggung, Lokon, Slamet, Wilis, Kerinci, Rating, Rinjani, Varietas Lokal Sda
C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14
Sda
C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14
Sda
C-7, Pioneer 15, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14
Sda
C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14
Sda
C-7, Pioneer 15, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 10 Lebong C-7, Pioneer 15, Bisi-7, Bisi-12, Bisi-13, Bisi-14 Sumber: Kalender Tanam Terpadu Musim Tanam I 2013/2014.
Sda
Sda Sda
Sda
Secara umum pelaksanaan kegiatan pendampingan SL-PTT dapat dilihat dalam tabel berikut :
25
Tabel 8. Kemajuan Pelaksanaan Pengawalan/Pendampingan SL-PTT Padi 2013 (Sampai November 2013) BPTP Bengkulu. % No. Jenis Rencana Realisasi Realisasi 1 Dispaly Varietas (Unit) 50 50 100 2 Penerimaan benih untuk Display 1,25 1,15 92,0 varietas (ton) 3 Penyediaan materi penyuluhan 5 3 60,0 (judul) 4 Perbanyakan materi penyuluhan 100 45 45,0 (eks) 5 Distribusi materi penyuluhan (judul) 5 3 60,0 6 Distribusi materi penyuluhan (eks) 100 45 45,0 perjudul 7 Jumlah peneliti pendamping (orang) 7 7 100,0 8 Jumlah peneliti pendamping yang 7 7 100,0 telah ke lapangan (orang) 9 Frekuensi kunjungan (supervisi 60 50 83,3 penerapan teknologi 10 Penyampaian KATAM ke BPP (jumlah 87 70 80,5 BPP) 11 Rekomendasi varietas (jenis 9 9 100,0 varietas) 12 Rekomendasi PTT spesifik lokasi (sesuai tipologi lahan) 10 5 50,0 a. Padi sawah irigasi 10 5 50,0 b. Padi gogo 9 6 66,7 c. Padi rawa lebak 13 Rekomendasi tanam jajar legowo 50 35 70,0 (unit SL) 14 Turut memonitor perkembangan 20 10 50,0 OPT (frekuensi) 15 Cek adopsi komponen PTT di unit 30 20 66,7 SLPTT (unit) 16 Adopsi komponen teknologi dasar 5 5 100,0 PTT (rata-rata) 17 Adopsi komponen teknologi pilihan 5 5 100,0 PTT 18 Sebagai narasumber 10 4 40,0 Rata-rata 72,9 4.6 Kegiatan Pelatihan/Narasumber SL-PTT Padi Kegiatan pelatihan/narasumber sampai Bulan Oktober 2013 dilaksanakan sebanyak
6
kali
(tingkat
provinsi
dan
kabupaten).
Tingkat
provinsi
diselenggarakan oleh Dinas Pertanian sebanyak 2 kali, yaitu pertama pada Bulan Mei 2013 dengan materi
“Dukungan dan Peran BPTP Bengkulu dalam
26
Mendukung Program P2BN” dengan jumlah peserta 40 orang dari 10 Dinas Pertanian kabupaten/kota. Kedua pada Bulan Juni 2013 dengan materi “Rekomendasi Varietas berdasarkan Spesifik Lokasi Yang Toleran terhadap Hama/Penyakit Tanaman Padi di Provinsi Bengkulu” dengan jumlah peserta 40 orang dari 10 Dinas Pertanian kabupaten/kota. Tingkat kabupaten dilaksanakan sebanyak 4 kali (Tabel 11). Tabel 9. Daftar kegiatan pelatihan/narasumber dalam rangka mendukung kegiatan pendampingan SL-PTT di Provinsi Bengkulu. No
Waktu Pelaksanaan
Tingkat Penyelenggaraan Pelatihan 3 Provinsi Bengkulu
1 1
2 Mei 2013
2
Juni 2013
Kabupaten Rejang Lebong
3
Juni 2013
Provinsi Bengkulu
4
Agustus 2013
BP3K Tanjung Harapan, Kabupaten Kaur
5
Bengkulu, 31 Oktober 2013
Dinas Pertanian Kota Bengkulu
6
Lebong, 19 November 2013
Dinas Pertanian kab. Lebong
27
Materi/Tema 4 Dukungan dan Peran BPTP Bengkulu dalam Mendukung Program P2BN Program BPTP dalam Pelaksanaan SLPTT di Provinsi Bengkulu Rekomendasi Varietas berdasarkan Spesifik Lokasi Yang Toleran terhadap Hama/Penyakit Tanaman Padi di Provinsi Bengkulu Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi dengan Menggunakan PUTS Peran BPTP dalam mendukung Program P2BN di Kota Bengkulu. Peran BPTP terhadap pelaksanaan SLPTT di Kab. Lebong
Jumlah dan Asal Peserta 5 40 orang, dari 10 Dinas Pertanian kab/kota Provinsi Bengkulu 50 orang, dari Penyuluh dan Petani di Kabupaten Rejang Lebong 40 orang, dari 10 Dinas Pertanian kab/kota Provinsi Bengkulu
30 orang penyuluh di lingkup wilayah kerja BP3K Tanjung Harapan Dinas Pertanian Kota Bengkulu
Dinas Pertanian Kab. Lebong
B.
KEGIATAN
SL-PTT
DI
10
KABUPATEN/KOTA
DI
PROPINSI
BENGKULU Penyaluran Benih bersubsidi sampai dengan tanggal 25 November belum terealisasi sepenuhnya (masih dalam proses). Secara umum realisasi Benih bersubsidi
di
Propinsi
Bengkulu
untuk
semua
komoditas
mengalami
keterlambatan. Keterlambatan dalam pendistribusian benih terjadi di seluruh kabupaten/kota, yang menjadi masalah dalam pendistribusian benih bersubsidi adalah ketersediaan benih yang sulit untuk didapatkan dan kontrak kerja dengan PSO yang terlambat sehingga PSO tidak siap untuk memenuhi kebutuhan benih di daerah. Hal ini berpengaruh terhadap kerja sama yang dilakukan dengan pihak ke-3 karena pihak ke-3 pun sulit untuk memenuhi permintaan akibat kurangnya ketersediaan benih. Benih bersubsidi yang telah terealisasi didapatkan petani dengan cara swadaya.
28
Tabel 10. Rekapitulasi Realisasi Benih bersubsidi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 Realisasi (%) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu Jumlah
Padi Inhibrida Luas (ha) 8.071 923 2000 -
% 73 11,72 100 -
Padi Lahan Kering Luas % (ha) 175 25 435 43,5 -
Padi Hibrida Luas (ha) -
29
% -
Jagung Hibrida Luas (ha) -
Kedelai Luas (ha) 7 -
% -
500 507
% 1,75 100 -
Keterangan
Data dari masing-masing kabupaten diperoleh dari Kabid. Tanaman pangan di Dinas Pertanian. Data di atas menunjukkan bahwa penyaluran benih bersubsidi secara umum belum mencapai target kegiatan di tahun 2013. Berikut juga disajikan pelaksanaan kegiatan SL-PTT di 10 Kab/Kota yang terbagi dalam beberapa kawasan dan komoditi (tabel 10 Tabel 11. Rekapitulasi Pelaksanaan SL-PTT di Provinsi Bengkulu Tahun 2013 a. Komoditi Padi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu JUMLAH TOTAL
SLPTT Kawasan Pengembangan Padi In hibrida sawah SL (Ha) LL (Ha) 960 40 960 40 960 40 960 40 960 960
40 40
5.760
240 6.000
SLPTT Kawasan Pemantapan Padi In hibrida sawah SL (Ha) LL (Ha) 7.680 320 5.760 240 6.720 280 8.640 360 4.800 200 5.760 240 6.720 280 3.840 160 1.920 80 1.920 80 53.760 2.240 56.000
30
SLPTT Kawasan Pertumbuhan PLK SL (Ha) 1.920
LL (Ha) 80
960 960 960 960 960 1.920
40 40 40 40 40 80
8.640
360 9.000
JUMLAH SL – PTTPadi In hibrida (Ha) 11.000 7.000 9.000 11.000 6.000 8.000 9.000 6.000 2.000 2.000 71.000 71.000
b. Komoditi Jagung No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahiang Kota Bengkulu JUMLAH TOTAL
SLPTT Kawasan Pengembangan Jagung Hibrida SL (Ha) LL (Ha) 960 40 960 40 960 40 2.880 120 3.000
31
JML SLPTT Komoditi Jagung Hibrida (Ha) 1.000 1.000 1.000 3.000 3.000
c. Komoditi Kedelai No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu JUMLAH TOTAL
SLPTT Kawasan Pertumbuhan Kedelai SL (Ha) LL (Ha) 450 50 450 50 500
32
SLPTT Kawasan Pengembangan Kedelai SL (Ha) LL (Ha) 1.350 150 450 50 450 50 900 100 900 100 450 50 4.500 500 5.000
JML SLPTT Komoditi Kedelai (Ha) 500 1.500 500 500 1.000 1.000 500 5.500 5.500
Pelaksanaan SL-PTT di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu dapat dilihat dalam tabel 14 di bawah ini. Untuk realisasi tanam kegiatan SL-PTT hanya pada Kawasan Pemantapan Padi Sawah, sedangkan untuk kawasan dan komoditi lainnya belum menunjukkankan adanya realisasi tanam maupun realisasi panen. Untuk realisasi tanam, Kabupaten Kaur dan Rejang Lebong yang telah mencapai 100% penanaman. Untuk kabupaten lain masih terkendala dengan ketersediaan benih. Untuk Kabupaten Lebong penanaman belum dilakukan sama sekali. Kegiatan yang direncanakan untuk dapat dilakukan pada tahun angggaran 2013 hingga bulan November belum menunjukkan perkembangan seperti yang diharapkan. Hal ini diakibatkan keterlambatan ketersedian benih dan kerja sama dengan PSO yang belum efektif.
33
Tabel 12. Rekapitulasi realisasi pelaksanaan kegiatan SLPTT Kawasan Pemantapan Padi Sawah tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kabupaten/kota Bengkulu Utara Bengkulu Selatan Rejang Lebong Seluma Kaur Mukomuko Lebong Bengkulu Tengah Kepahyang Kota Bengkulu
Realisasi Tanam
Luas Areal (ha)
(ha)
%
Luas (ha)
8.000 6.000 7.000 9.000 5.000 6.000 7.000 4.000 2.000 2.000
1.573 3.605 6.725 673 5.000 1.500 220 401 1.300
19,66 60,08 96,07 7,48 100 25,00 5,6 20,05 65,00
253 1.425
34
Realisasi Panen Provitas Produksi (ton) (ku/ha) 34,00 860 45,89 6,54
-
-
-
700
58,72
4,11
Keterangan
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1.
Permentan No. 45 Tahun 2011 belum diimplementasikan dan koordinasi antar institusi belum berjalan dengan optimal.
2.
Telah dilaksanakan sosialisasi pendampingan SL-PTT di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu.
3.
Display VUB dilaksanakan di 10 Kabupaten/Kota Propinsi Bengkulu masingmasing luasan ± 5 ha dengan varietas berbeda-beda, kecuali untuk Kab. Mukomuko hanya di peruntukkan untuk kegiatan Pekan Daerah.
4.
Realisasi penyaluran benih bersubsidi di masing-masing kabupaten masih belum terealisasi seluruhnya, karena masalah ketersediaan benih.
5.
Pelaksanaan kegiatan SL-PTT didaerah juga belum terealisasi seluruhnya, juga karena ketersediaan benih dan kerja sama yang dilakukan dengan pihak ketiga.
DAFTAR PUSTAKA Badan Litbang Pertanian. 2005. Kumpulan Teknologi Unggulan pendukung PRIMA TANI. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. 75 p. Balasubramaniam V., Rajendran, R., Ravi, V dan Las, I. 2006. Integrated Crop Management (ICM): Field Evaluation and Lesson Learn. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. BPS Provinsi Bengkulu. 2007. Provinsi Bengkulu dalam Angka. Bappeda dan BPS Provinsi Bengkulu. Bengkulu 402 p. Damardjati, J.S. 2006. Learning from Indonesian Experiences in Achieve Rice Self Sufficientcy. In Rice Industry, Culture, and Environment. ICCR, ICFORD, IAARD. Jakarta. Ditjen Tanaman Pangan. 2008. Pedoman Umum: Peningkatan Produksi dan Produktivitas Padi, Jagung, dan Kedelai melalui pelaksanaan SL-PTT. Dirjen Tanaman Pangan. 72 p. Fagi A.M. 2006. Penelitian Padi Menuju Revolusi Hijau Lestari. Balai Penelitian Padi, sukamandi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Litbang Pertanian, Jakarta. 68 Hal. Kustiyanto. 2001. Kriteria seleksi untuk sifat toleran cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Makalah Penelitian dan Koordinasi pemuliaan Partisipatif (Shuttle Breeding) dan Uji Multilokasi. Sukamandi. Puslitbangtan, 2009. Petunjuk Pelaksanaan Pendampingan SL-PTT. Kerjasama Puslitbangtan, BBP2TP, BPTP Jawa Barat dan BPTP Bali. 20 p. Rubiyo, Suprapto, dan Aan Drajat. 2005. Evluasi beberapa galur harapan padi sawah di Bali. Buletin Plasma Nutfah. Vol 11. No 1:6-10. Sembiring, H. dan Abdulrahman, H. 2008. Filosofi dan Dinamika Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. BB Penelitian Padi sawah. Sukamandi. Simatupang, P., 2001. Anatomi Masalah Produksi Beras Nasional dan Upaya Mengatasinya. Prosiding Perspektif Pembangunan Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 Ke Depan. Buku I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Balitbangtan. Hal. 119-146.
36
ANALISIS RESIKO Analisis resiko diperlukan untuk mengetahui berbagai resiko yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan mengenal resiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi ataupun cara penanganan resiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel 8.1 dan 8.2). Tabel 8.1 Daftar resiko pelaksanaan pendampingan SL-PTT tahun 2013. No .
RESIKO 1Koordinasi antar pelaksana SL-PTT di daerah kurang lancar
PENYEBAB
DAMPAK
Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi Permentan No. 45 tahun 2011 belum diimplementasikan
Peningkatan produksi dan produktivitas (kinerja bersama) tidak tercapai
Tabel 8. 2. Daftar penanganan resiko dalam pelaksanaan pendampingan SL-PTT tahun 2013. NO. RESIKO PENYEBAB PENANGANAN 1.
Koordinasi antar pelaksana SL-PTT di daerah kurang lancar
Masing-masing SKPD menjalankan tupoksinya sendiri dan belum terintegrasi Permentan No. 45 tahun 2011 belum diimplementasikan
37
Dilakukan sosialisasi implementasi Permentan No. 45 tahun 2011 Meningkatkan kinerja LO untuk berkoordinasi secara pro aktif
JADWAL KERJA N o 1 2 3 4 5 6 7
Uraian kegiatan
1
2
3
4
5
6
Bulan 7 8
9
10
11
12
Penyusunan RDHP Penyusunan/pembah asan perbaikan RODHP Koordinasi Pelaksanaan Laporan bulanan Laporan tengah tahun Laporan akhir tahun
PEMBIAYAAN A. RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) No
1 1
2
3
No
Jenis Pengeluaran
Volume
2
3
Belanja Bahan - ATK, komputer supplies, bahan informasi, pengandaan - Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu usaha, workshop) - Bahan dan pendukung lainnya - Penggandaan dan laminasi - Konsumsi dalam rangka apresiasi, temu lapang, temu usaha dan workshop Honor output kegiatan - Honor Liason Officer (LO) - UHL - Honor Petugas Lapang Belanja Barang non operasional Lainnya - Akomodasi dalam rangka apresiasi, temu lapang, temu lapang, temu usaha dan workshop - Pengiriman benih padi
1 paket
5.500.000
Jumlah Biaya (Rp) 5 22.732.000 5.500.000
1 paket
5.000.000
5.000.000
1 paket 1 paket
5.755.000 1.477.000
5.755.000 1.477.000
100 OH
50.000
5.000.000
200.000 35.000 100.000
16.725.000 6.000.000 4.725.000 6.000.000 20.000.000
3 kali
5.000.000
5.000.000
1 paket
15.000.000
15.000.000
30 OB 135 OH 6 OH
38
Harga Satuan (Rp) 4
1 4 5
2 Belanja Jasa Profesi - Honor Narasumber, fasilitator, evaluator Belanja perjalanan lainnya - Akomodasi dalam rangka temu lapang, sosialisasi - Perjalanan luar Provinsi - Perjalanan daerah Jumlah
3
4
10 OJ
500.000
5 5.000.000 5.000.000
1 paket
5.000.000
86.210.000 5.000.000
5 OP 154 OH
5.000.000 365.000
25.000.000 56.210.000 150.667.000
B. REALISASI ANGGARAN No
Jenis Pengeluaran
1
Belanja Bahan - ATK, komputer supplies, bahan informasi, dan pelaporan - Bahan pertemuan (apresiasi, temu lapang, temu informasi, dll) - Bahan pendukung Lainnya - Penggandaan dan Laminasi - Konsumsi dalam rangka temu lapang, sosialisasi Honor output kegiatan - Honor Petani - Honor Petugas Lapang - Honor Liason Officer Belanja Barang non operasional Lainnya - Akomodasi dalam rangka temu lapang, sosialisasi - Pengiriman benih padi Belanja Jasa Profesi - Narasumber, fasilitator, evaluator Belanja perjalanan lainnya - Akomodasi dalam rangka temu lapang, sosialisasi - Perjalanan luar Provinsi - Perjalanan daerah
2
3
4 5
Realisasi Anggaran (Rp.000) 7.237.125 5.560.725
Persentase Keuangan (%) 31,84 99,29
-
0
650.000 626.400
11,29 42,41
500.000 13.875.000 4.725.000 3.150.000 6.000.000 12.350.000
10,00 82,96 100 52,50 100 61,75
5.000.000
100
7.350.000 0 0
49,00 0 0
81.133.000 0
94,11 0
24.563.000 56.570.000
98,25 100,64
TOTAL
39
Persentase Fisik (%)
PERSONALIA
No
Nama/NIP
Jabatan Fungsional/ Bidang keahlian
1
2
3
Jabatan dalam Kegiatan
Uraian Tugas
Alokasi Waktu (Jam /minggu)
4
5
6
1. Mengkoordinir anggota tim dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan. 2. Membuat perencanaan, mengkordinir pelaksanaan kegiatan pendampingan SL-PTTdi seluruh kab/kota di Provinsi Bengkulu. 3. Mengevaluasi kinerja dan pencapaian anggota tim secara periodik/per bulan 4. Bertanggungjawab terhadap Kepala Balai dan memberikan laporan fisik dan keuangan secara periodik (bulanan). 1. Membantu Penjab membuat perencanaan pelaksaan dan pelaporan. 2. Membantu melaksanakan koordinasi ke stakeholder di 10 Kabupaten/Kota. 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT . 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Mukomuko dan Kaur secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT . 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Bengkulu Utara dan Seluma secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT di Kabupaten Lebong. 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Lebong dan Kota secara periodik (Bulanan) kepada Penjab.
7
1
Yong Farmanta,SP.M.Si
Peneliti Pertama/Ilmu Tanah
Penanggung jawab
2
Dr. Wahyu Wibawa, MP
Peneliti Muda/Gulma
Anggota
3
Yahumri,SP
PNK/Agronomi
Anggota
4
Yartiwi,SP
Peneliti Pertama/Agrono mi
Anggota
5
Yesmawati, SP
PNK/Sosek
Anggota
10
10
10
1 6
2 Yulie Oktavia, SP
3 PNK/Budidaya Pertanian
4 Anggota
7
Nurmegawati, SP
Peneliti/Ilmu Tanah
Anggota
8.
Ahyadi Jakfar, A.Md
Teknisi/D3
Anggota
9.
Hendri Suyanto
Teknisi/SLTA
Anggota
5 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT di Kabupaten Rejang Lebong 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Rejang Lebong secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 1. Membantu penanggung-jawab dalam perencanakan, pelaksanaan, dan pelapor SL-PTT di Kabupaten Bengkulu Selatan 2. Memberikan laporan perkembangan kegiatan pendampingan SL-PTT di Kab. Bengkulu Selatan secara periodik (Bulanan) kepada Penjab. 1. Membantu penyelesaian administrasi kegiatan 2. Membantu dalam distribusi bahan, pengepakan dan pengamatan lapangan di kabupaten/kota. 3. Lap. secara periodik. 1. Membantu penanggungung jawab dalam entry data dan pengetikan. 2. Membantu dalam distribusi bahan, pengepakan dan pengamatan lapangan di kabupaten/kota. 3. Lap. secara periodik.
41
6 10
10
12
12
LAMPIRAN
Lampiran 1. Varietas dan Jumlah Benih yang Diintroduksi pada Pedampingan SL-PTT Tahun 2013 No
Varietas
Kegiatan
Jumlah (kg)
Kelas benih
1
Inpari 15
450
BP / SS
2
Inpari 18
200
BP / SS
3
Inpari 20
475
BD / FS
4
Inpari 28
50
BP / SS
5
Inpara 2
50
BP / SS
6
Inpago 4
5
BP / SS
7
Inpago 5
5
BP / SS
8
Inpago 6
10
BP / SS
9
Inpago 8
5
BP / SS
Total
1.250
43
Lampiran 2. Evaluasi Penerapan Teknologi Spesifik Lokasi EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI
: NOVEMBER 2013 : KAUR : BENGKULU
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kaur Selatan Kaur Tengah Kaur Utara Kelam Tengah Kinal Luas Lungkang Kule Maje Muara Sahung Nasal Padang Guci Ilir Padang Guci Ulu Semidang Gumay Tanjung Kemuning Tetap
14 15
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
√ √
√
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √
√ √
√
√
√
√
44
Provitas (ton/ha) GKP
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN KABUPATEN PROVINSI
: NOVEMBER 2013 : KEPAHIANG : BENGKULU
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Merigi Ujan Mas Kepahiang Kabawetan Tebat Karai Bermani Ilir Muara Kemumu Seberang Musi
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
3 √
√ √
4
5
√ √ √ √ √ √
√
6
7
8
9
√
√ √ √
10
11
12 √
√
√
45
Provitas (ton/ha) GKP
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI
: NOVEMBER 2013 : Bengkulu Tengah : BENGKULU
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pagar jati Pondok Kubang Merigi Sakti Talang Empat Bang Haji Pematang Tiga Karang Tinggi Meringgi Kelindang Pondok Kelapa Taba Penanjung
Penerapan Komponen Teknologi 1
2 3
√
√
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √
4 √
√
5
6
7
8 9
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
10
11
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
46
Provitas (ton/ha) GKP 3,5 5,1 2,7 3,6 1,5 -
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI No
: NOVEMBER 2013 : Seluma : BENGKULU
Kecamatan
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
3
4
5 √
1 2 3 4 5
SAM Air Nipis Talo Ilir Talo Talo Kecil
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
6 7 8 9 10 11
Ulu Talo Seluma Kota Seluma Selatan Seluma Barat Seluma Timur Seluma Utara Sukaraja Air Periukan Lubuk Sandi
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
6
7
8
9
√ √ √ √
√ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √
10
11
12
Provitas (ton/ha) GKP
Keterangan
√
√ √ √ √ √
1. 2. 3. 4. 5.
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
47
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI No
: NOVEMBER 2013 : Rejang Lebong : BENGKULU
Kecamatan
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
3
4
1 2 3 4 5
Curup Curup Utara Curup Selatan Curup Timur Curup Tengah
√ √ √ √ √
√
6 7 8 9 10 11 12 13 14
Selupu Rejang Bermani Ulu Bermani Ulu Raya Sindang Kelingi Sindang Dataran Sindang Beliti Ulu Sindang Beliti Ilir Binduriang Padang Ulak Tanding Kota Padang
√ √ √ √
√ √ √
15
√ √
5
6
7
8
√ √ √ √
√ √ √
9
10
11
√ √ √ √
√
√
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5.
√ √ √ √
√ √ √ √
12
Provitas (ton/ha) GKP
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
48
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
Lampiran 3. Laporan pelaksanaan Pendampingan Peneliti LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI
BULAN KABUPATEN PROVINSI
: NOVEMBER 2013 : Kota Bengkulu : BENGKULU Penerapan Komponen Teknologi
No
Kecamatan
1
2
√ √ √ √
√ √ √ √
3
4
5
6
7
8
9
√ √ √ √
√ √ √ √
1 0
11
12
Keterangan
1 2 3 4
Selebar Kampung melayu Gading cempaka Ratu agung
5
Ratu samban
5.
6
Teluk segara
6.
7
Sungai serut
√
√
8
Muara bangka hulu
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √
Provitas (ton/ha) GKP
√
√
49
1. 2. 3. 4.
√
7.
√
8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
: NOVEMBER 2013 : Lebong : BENGKULU
Kecamatan Rimbo Pengadang Tapos Lebong Selatan Bingin Kuning Lebong Tengah Lebong Sakti Lebong Atas Padang Bano Pelabai Lebong Utara Amen Uram Jaya Pinang Belapis
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
3
4
√ √ √
√ √ √
√
√
√ √
√
√
√
√ √ √
√ √ √ √
√
√
√
5
6
7
8
9
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
10
√ √ √
√ √
50
11
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Provitas (ton/ha) GKP 4,65 4,65 4,65 4,65 4,65 4,65
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI No
: NOVEMBER 2013 : Bengkulu Utara : BENGKULU
Kecamatan
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
3
4 √ √
5
6
7
8
9
10
11
12
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
1 2 3 4 5
Kerkap Hulu Palik Air Napal Air Besi Arga makmur
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
6 7
Padang Jaya Giri Mulyai
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√ √
8 9 10
Lais Air Padang Batik Nau
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
11
Ketahun
√
√
√
√
√
√
12
Putri Hijau
√
√
√
√
√
√
13 14
Napal Putih Enggano
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
51
Provitas (ton/ha) GKP 5,1 3,8 8,4
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
6,2
8. 9. 10 . 11 . 12 .
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
: NOVEMBER 2013 : Bengkulu Selatan : BENGKULU
Kecamatan Seginim Air Nipis Kedurang Ilir Kota Manna Manna Pasar Manna Bunga Mas Kedurang Pino Pino Raya Ulu Manna
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
4
5
√ √ √ √ √
√
√ √ √ √
6
√
7
8
9
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
10
11
12 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
52
Provitas (ton/ha) GKP 7,8 5,8 5 5 4 5,6 4,5 4,6 6,4 6,2 5.6
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
EVALUASI PENERAPAN KOMPONEN TEKNOLOGI PADI SPESIFIK LOKASI (REKAPITULASI) BULAN KABUPATEN PROVINSI No
: NOVEMBER 2013 : MUKOMUKO : BENGKULU
Kecamatan
1 2 3 4 5
Air Dikit Air Majunto Air Rami Lubuk Pinang Malin Deman
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kota Mukomuko Ipuh Penarik Pondok Suguh Selagan Raya Sungai Rumbai Teramang Jaya Teras Terunjam V Koto XIV Koto
√ √ √ √
Provitas (ton/ha) GKP 4,7 4,4 4,8 4,5
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4,5 4,5 4,4 4 4,8 4,5 4,4 4,3 4,6 4,7
Penerapan Komponen Teknologi 1
2
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
3
4
√
5
6
√
7
8
9
10
11
√
53
12
Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Penggunaan VUB Benih bermutu dan berlabel Pemberian bahan organik Sistem tanam legowo Pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan tanaman Pengendalian OPT dengan pendekatan PHT Pengolahan tanah sesuai dengan musim dan pola tanam Penggunaan bibit muda (< 21 hari) Tanam bibit 1-3 batang/rumpun Pengairan secara efektif dan efisien Penyiangan dengan landak atau gasrok Panen tepat waktu dan gabah segera dirontok
FORMULIR LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : YAHUMRI, SP : KAUR
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas Padi: Inpari 15, 18, 20
Teknologi PTT
Distribusi Publikasi -
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih Padi Belum sawah panen (1)
Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) Kedeai Gagal panen (1)
Kedelai: Anjasmoro, Argomulyo
54
Narasumber 1 kali (tingkat kecamatan) Materi: PUTS
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat)
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Yulie Oktavia, SP : Kepahiang
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas Padi: Inpari 15, 28 20
Teknologi PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT Padi
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih Padi Inpari 15, 1 28 dan 20
Hasil Demfarm Unit Padi 1
Kemajuan/ Provitas (t/ha) 4,3 4 Gagal panen
55
Narasumber
Kunjunga n/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal.
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Nurmegawati, SP : Bengkulu Tengah Hasil Display Varietas
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas Padi: Inpari 15, 18, 20 dan Inpara 2
Kedelai: Anjasmoro Agromulya
Teknolo gi PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT
Unit 1
Kemajuan/ Varietas Terpilih Inpari 15, 18, 20 Inpara 2 Anjasmoro Agromulyo
Hasil Demfarm Unit 1
Kemajuan / Provitas (t/ha) 3,9 2,5 4,6 Gagal panen
56
Narasumber
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah
Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat)
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Yartiwi : Seluma Rekomendasi
Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas Padi: Inpari 15, 18 20
Teknologi PTT
Hasil Display Varietas Distribusi Publikasi
Unit
Kemajuan/ Varietas Terpilih
Teknologi PTT Padi
Padi 1
Inpari 15,18 dan 20
2 Kedelai Kedelai Anjasmoro Agromulyo
Inpari 15,18, 20 dan Inpara 2
Hasil Demfarm Kemajuan/ Unit Provitas (t/ha) Padi 5,8 1 6,4 3,04 2 Belum panen
Anjasmoro Agromulya
1
57
1,8 0,5
Nara sumber
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal.
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Yulie Oktavia, SP : Rejang Lebong
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas Padi: Inpari 15, 28, 20
Teknologi PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih 1 Inpari 15, 28, 20
Hasil Demfarm Unit 1
Kemajuan/ Provitas (t/ha) Belum panen 4,5 Gagal panen
58
Nara sumber
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat)
Saran
FORMULIR LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Yesmawati, SP : Kota Bengkulu
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas
Teknologi
Padi: Inpari 15, 18 20
PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT Padi
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih Inpari 15, 1 18 dan 20
Hasil Demfarm Unit 1
Kemajuan/ Provitas (t/ha) 6 5,6 4,4
59
Nara sumber
Kunjungan/Temu Lapang
Masalah
P2BN tingkat Kota Masih terlambatnya Bengkulu di Dinas CP/CL Pertanian dan Penyediaan Benih VUB Peternakan Kota di tingkat petani belum Bengkulu memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal.
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Yesmawati, SP : Lebong
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas
Teknologi
Padi: Inpari 15, 18, 20
PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih 1 Inpari 15, 18, 20
Hasil Demfarm Unit 1
Kemajuan/ Provitas (t/ha) 5,4 4,2 6
60
Nara sumber
Kunjungan/Temu Lapang Musrenbang pertanian di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Lebong
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat)
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Yartiwi, SP : Bengkulu Utara
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas
Teknologi
Padi: Inpari 15, 18, 20
PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih 1 Inpari 15, 18, 20 2 Inpari 20
Hasil Demfarm Unit 1
Kemajuan/ Provitas (t/ha) 4,6 6,5 7,0 Belum Panen
61
Nara sumber
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat)
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN
: NOVEMBER 2013 : Nurmegawati, SP : Bengkulu Selatan
Rekomendasi Rekomendasi Pola Tanam Padi-padipalawija
Varietas
Teknologi
Padi: Inpari 15, 18 20 dan Inpara 2
PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT Padi
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih 2 Inpari 15 dan 20
Hasil Demfarm Unit 2
Kemajuan/ Provitas (t/ha) 4,7 3,2
62
Nara sumber
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal.
Saran
LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENELITI BULAN NAMA PENDAMPING KABUPATEN Rekom Pola Tanam Padi-padipalawija
: NOVEMBER 2013 : YAHUMRI, SP : MUKOMUKO
Rekomendasi Varietas
Teknologi
Padi: Inpago 4, 5, 6, 8
PTT
Distribusi Publikasi Teknologi PTT Padi
Hasil Display Varietas Kemajuan/ Unit Varietas Terpilih 1 Inpago 4 dan 6
Hasil Demfarm Unit 1
Kemajuan/ Provitas (t/ha) 1,1
Kedelai: Tanggam us
63
Nara sumber Apresiasi dalam rangka mendukung kegiatan PEDA KTNA Provinsi Bengkulu
Kunjungan/ Temu Lapang -
Masalah Masih terlambatnya CP/CL Penyediaan Benih VUB di tingkat petani belum memenuhi 6T ( Varietas, jumlah, Mutu, Waktu, lokasi, dan harga) Masih terbatasnya sumber informasi teknologi/petugas di lapangan, penguasaan teknologi PTT oleh petani secara umum belum Optimal. Belum terlaksananya tanam serempak dalam satu kawasan (ketersediaan air, tenaga kerja, kondisi perkembangan OPT setempat)
Saran
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Display VUB Pad di 10 Kab/Kota Bengkulu
64
65
Kondisi
pertanaman
menjelang
saat
panen
66
67