RENCANA KERJA TAHUNAN (RENJATA) PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015
PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA
DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN Jl.Bojong Koneng Kompleks Perkantaoran Kabupaten Tasikmalaya Telp/Fax.(0265)330163
Singaparna 2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji Syukur Kehadirat Allah SWT, bahwasanya Rencana Kerja Tahunan (RENJATA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 telah tersusun sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RENJATA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 ini dimaksudkan untuk merencanakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura selama satu tahun ke depan. Harapan kami, dengan Rencana Kerja Tahunan (RENJATA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 ini dapat dijadikan pedoman, referensi, acuan dan arah kegiatan pembangunan pertanian bagi seluruh komponen yang merupakan pelaku pembangunan pertanian di Tasikmalaya. Kami sadari, dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RENJATA) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Tahun
2015 ini masih banyak
kekurangan. Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan ke depan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RENJATA)
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan
Kabupaten
Tasikmalaya
Tahun 2015 ini.
KEPALA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA
Ir. H. HENRY NUGROHO, MP. NIP. 19590516 198603 1 006
I.
PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum 1.1.1. Kondisi Umum Daerah Berdasarkan
Undang-undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005, yang dimaksud dengan Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. Pemerintah daerah Kabupaten Tasikmalaya teridri dari Bupati dan Perangkat Daerah. Sedangkan Perangkat Daerah diatur oleh : 1.
Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 14 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat daerah Kabupaten Tasikmalaya;
2.
Peraturan Daerah Kabupaten Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kabupaten Tasikmalaya;
3.
Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 33 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Unit Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Dinas Pertanian Tanaman pangan Kabupaten Tasikmalaya dibentuk
berdasarkan Peraturan daerah (Perda) Kabupaten Tasikmalaya Nomor 15 Tahun 2008 tentang Dinas Daerah Kabupaten Tasikmalaya dan Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 33 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas Unit Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya
1.2. Kondisi Umum Dinas Pertanian Tanaman Pangan Tingginya tuntutan konstribusi sub sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura dalam mengatasi tiga masalah mendasar yang dihadapi saat ini, yaitu : 1)
Masalah ketahanan pangan dan tingginya kemiskinan;
2) Masalah alih fungsi lahan; 3) Masalah daya saing dan produktivitas angkatan kerja pertanian yang masih rendah, baik akibat efisiensi proses produksi maupun akibat pengangguran tidak kentara serta nilai upah yang masih sangat rendah. Semakin kompleksnya permasalahan dan beratnya tantangan ke depan, menuntut dilakukannya langkah pemantapan dan penajaman program dan kegiatan pembangunan ke depan yang sungguh-sungguh. Untuk
menjamin
dapat
diselenggarakannya
berbagai
kegiatan
pembangunan pertanian yag lebih epektif, efisien dan mampu mendorong akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat Tasikmalaya, maka berbagai koreksi, perbaikan dan penyempurnaan, serta sinergitas baik vertikal maupun horizontal, sangatlah penting untuk terus dilakukan. Pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 serta tahun-tahun selanjutnya
perlu
menjawab
tantangan
dalam
mengatasi
permasalahan
fundamental di semua sentra produksi pertanian. Kita harus menganalisis permasalahan secara arif agar bisa mengenali faktor-faktor fundamental apa yang menjadi penyebabnya. Tanpa pengkajian yang mendalam, kita akan terjebak pada penanganan rutin (business as ussual) dan cenderung bersifat tambal sulam, tanpa pernah menyelesaikan akar masalah sesungguhnya, pola pikir dan pola
tindak
yang
sudah
menjadi
kebiasaan
tersebut,
mengakibatkan
pembangunan pertanian kita hanya berjalan seperti apa adanya, dimana seolaholah ada atau tidak ada (with or without) Pemerintah, pembangunan pertanian berlangsung sama saja. Beberapa permasalahan mendasar yang menjadi issue strategis di bidang pertanian di Kabupaten Tasikmalaya adalah ; sempit dan lemahnya status kepemilikan lahan, lajunya alih fungsi lahan, terbatas dan lemahnya akses petani terhadap modal, minimnya sarana transportasi yang menghambat kelancaran distribusi, lemahnya organisasi produksi, terbatasnya ketrampilan petani,
lambatnya aplikasi teknologi, belum lancarnya akses terhadap informasi, serta belum efisiennya pasar komoditas pertanian. Upaya pemecahan masalah yang sesungguhnya dibutuhkan adalah memperbaiki hal-hal fundamental yang dapat menghambat pertumbuhan pertanian di sentra-sentra produksi, yaitu melalui solusi permasalahan fundamental yaitu : 1) penyediaan/perbaikan infrastruktur termasuk sistem perbenihan/perbibitan dan riset, 2) penguatan kelembagaan, 3) penanganan pembiayaan pertanian dan 4) fasilitasi pemasaran hasil pertanian. dengan solusi ini diharapkan masyarakat petani dan pelaku pertanian akan mampu lebih berkembang dengan kemampuannya sendiri. Dengan memperhatikan kondisi existing dan aspirasi masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya, maka diharapkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten
Tasikmalaya
akan
mampu
merumuskan
perencanaan
program
pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura dengan lebih baik, lebih fokus dan terarah, lebih tajam, lebih efektif dan lebih efisien khususnya dalam
menjawab
tantangan
dan
mendukung
akselerasi
peningkatan
kesejahteraan masyarakat, ataupun sasaran pembangunan pertanian secara umum. A. Potensi Potensi sumberdaya lahan dan penggunaannya Lahan
adalah
merupakan
salah
satu
faktor
produksi,
yang
ketersediaannya merupakan salah satu syarat untuk dapat berlangsungnya proses produksi di bidang pertanian.
Produktivitas
dari lahan sangat
dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanah, tekstur tanah serta ketersediaan air dan iklim yang cocok. Berdasarkan penggunaan lahan pertanian tahun 2014 di Kabupaten Tasikmalaya (EPT 2014), terdiri dari lahan pertanian 241.542 Ha dan lahan bukan pertanian 33.340 Ha.
Tabel 1 : Luas Penggunaan Tanah di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014 Realisasi Dalam Satu Tahun No.
Satu kali
Dua kali
Tiga kali
(3)
(4)
(5)
(6)
26,191
10,136
133
41
36,501
b. Tadah hujan
-
12,274
2,363
50
14,687
c. Pasang surut
-
-
-
-
-
-
d. Rawa/Lebak
-
-
-
-
-
-
26,191
22,410
2,496
91
-
51,188
(1)
Ditanami Padi
(2)
1.
LAHAN PERTANIAN
1.1.
Lahan Sawah a. Irigasi
Jumlah Lahan Sawah 1.2.
Sementara Tidak Diusahakan (7)
Jumlah (3)+(4)+(5)+ (6)+(7)
Tidak Ditanami Padi *)
Penggunaan Lahan
(8)
Lahan Bukan Sawah a. Tegal/kebun
45,193
b. Ladang/huma
22,490
c. Perkebunan
30,850
d. Ditanami pohon/hutan rakyat
43,009
e. Padang penggembalaan/rumput
6,925
f. Sementara tidak diusahakan **)
2,298
g. Lainnya (tambak, kolam, empang, hutan negara, dll) 2
37,589
Jumlah Lahan Bukan Sawah
188,354
LAHAN BUKAN PERTANIAN
31,340
Jumlah Lahan Bukan Pertanian (jalan, pemukiman, perkantoran, sungai, dll)
31,340
Total (Luas Wilayah Kecamatan) = Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Pertanian Bukan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Pertanian
270,882
Sebagian besar dari lahan tersebut merupakan lahan pertanian produktif, meskipun masih ada beberapa yang belum dimanfaatkan secara optimal.
Penggunaan lahan yang biasa digunakan oleh tanaman pangan dan
hortikultura seluas
121.169 Ha, terdiri dari lahan sawah 51.188 Ha dan
lahan bukan sawah seluas
69.981 Ha (Tegal/kebun , Ladang/huma dan
sementara tidak diusahakan), yang tingkat pemanfaatannya dapat dihitung dengan Indeks Pertanaman (IP). Indeks Pertanaman (IP) tanaman padi pada tahun 2014 baru mencapai IP 248 berarti pemanfaatan lahan masih harus dioptimalkan agar mencapai IP 300. B. Gambaran Umum Demografis; Secara umum pembinaan penyuluhan pertanian diarahkan untuk memantapkan kemampuan, peranan dan peran serta petani beserta keluarganya sebagai upaya mencapai pertanian yang tangguh. Berdasarkan data statistik jumlah penduduk Kabupaten Tasikmalaya tahun 2014 adalah 1.720.124 jiwa (sumber TDA Tahun 2013).
Diperkirakan sebagian besar
dari jumlah penduduk tersebut berusaha di bidang pertanian dan berada di pedesaan. Dari jumlah tersebut yang terserap pada sektor tanaman pangan sebanyak 249.941 jiwa. Dengan demikian, upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas sumberdaya pertanian harus difokuskan di pedesaan. 1.
Kondisi Ekonomi ; a. Potensi Unggulan Daerah Kabupaten Tasikmalaya mempunyai Komoditi Unggulan yang terdiri dari : 1. Komoditi Tanaman Pangan ( padi dan palawija) Terdiri dari : Padi, Jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedele dengan daerah yang menjadi sentra produksi sebagai berikut : Padi
:
Tersebar di 39 kecamatan
Jagung
:
Karangnunggal, Bantarkalaong, Cipatujah, Pancatengah, Salopa, Cibalong, Salawu, Cigalontang, Kadipaten, Rajapolah, Ciawi.
Kacang Tanah
:
Cineam, Karangjaya, Kadipaten, Cikatomas
Pancatengah,
Kedele
:
Jatiwaras, Cipatujah, Jamanis
Upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan perlu terus dilaksanakan sehubungan dengan sub sektor tanaman pangan sangat diandalkan sebagai salah satu tumpuan dalam peningkatan kondisi perekonomian masyarakat, hal ini Disebabkan karena sub sektor
tanaman pangan memiliki peran
yang sangat penting dan strategi dalam penyediaan bahan pangan pokok, kesempatan kerja sumber pendapatan serta memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap PDRB, juga menjadi penarik bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong industri hulu yang kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi cukup besar. Komoditi tanaman pangan yang merupakan pilihan prioritas adalah
padi
dengan
lokasi
sentra
pengembangan
meliputi
39 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya dan jagung dengan lokasi sentra pengembangan ; Karangnunggal, Bantarkalong, Cipatujah, Pancatengah, Salopa, Cibalong, Salawu, Cigalontang, Kadipaten, Rajapolah, Ciawi. Berdasarkan Data tahun 2014 produktivitas padi mencapai 67,22 kw/ha dengan produksi sebesar 881.026 ton Gkg sedangkan produktivitas jagung mencapai 65,08 kw/ha dengan produksi sebesar 47.070 ton pipilan kering. 2. Komoditi Tanaman Hortikultura (Buah-buahan dan sayuran) Terdiri dari ; Manggis, Pisang, Salak, Durian (buah-buahan) dan Cabe Merah, Tomat ( Sayuran) dengan
daerah yang menjadi
sentra produksi sebagai berikut : Manggis
Pisang
:
:
Puspahiang, Tanjungjaya, Jatiwaras
Salawu, Mangunreja,
Sodonghilir, Sukaraja dan
Cipatujah,Pancatengah, Culamega, Sodonghilir, Jatiwaras,Salopa, Cineam
Salak
:
Cineam, Manonjaya, Gunungtanjung, Karangjaya Parungponteng dan Cibalong
Durian
:
Salopa, Jatiwaras, Cikatomas, Sukaraja
Cabe Merah
:
Cigalontang, Sariwangi, Leuwisari, Padakembang, Sukaratu, Cisayong, Sukahening, Taraju dan Pancatengah
Tomat
:
Cigalontang, Sariwangi, Leuwisari, Padakembang, Sukaratu, Cisayong, Sukahening, Taraju dan Pancatengah
Komoditi buah-buahan khususnya Manggis, Salak dan Pisang pada Tahun 2014 memberikan trend produksi yang menurun dibandingkan Tahun 2013
dikarenakan adanya penurunan luas
panen yang diakibatkan iklim yang tidak mendukung
sehingga
terjadi korelasi negatif terhadap produksinya kecuali produksi Durian yang mengalami kenaikan, khusus untuk manggis panen raya jatuh pada triwulan pertama tahun 2015. Komoditi sayuran pada umumnya dilaksanakan di lahan bukan sawah dalam bentuk hamparan, dengan perlakuan teknologi yang sudah intensif. Untuk
komoditi
cabai besar
terjadi
peningkatan luas tanam dari 1.415 ha pada Tahun 2013 menjadi 1.449 ha pada Tahun 2014 dan luas panen naik dari seluas 1.542 ha pada Tahun 2013 menjadi 1.665 ha pada Tahun 2014, hal ini dikarenakan terjadinya pola tanam ke tanaman padi dimana pada Tahun
2014
musim
penghujan
berkurang
sehingga
dikonsentrasikan pada tanaman sayuran. Produksi menurun dari Tahun 2013 sebesar 26.606 menjadi 28.136 ton pada Tahun 2014 dan produktivitas pada Tahun 2013 mencapai 172,54 kw/ha terjadi penurunan menjadi 168,98 kw/ha pada Tahun 2014. Begitu pula komoditi ketimun terjadi kenaikan luas tanam, luas panen dan produksi disebabkan penanaman ketimun yang biasa ditanam di
lahan sawah dimana Tahun 2014 dikonsentrasikan pada tanaman sayuran.. Permasalahan yang dihadapi petani buah-buahan saat ini selain perubahan/anomali iklim juga petani belum terbiasa melakukan budidaya secara baik dan benar sesuai GAP (Good Agriculuture Practices) , varietas yang ditanam belum jelas asalusulnya, kondisi lahan kebun mendatangkan
dari
luar
terpencar-pencar, bibit masih
Kabupaten
Tasikmalaya
(terkecuali
manggis varietas lokal Puspahiang), lemahnya permodalan usaha tani
dan
posisi
tawar
petani
masih
rendah,
sedangkan
permasalahan pada petani sayuran petani belum biasa melakukan budidaya secara
baik dan benar sesuai GAP,
permodalan dan teknologi yang dianjurkan
lemahnya
belum sepenuhnya
dilaksanakan. Tabel 2. Potensi Komoditi Unggulan
No.
Komoditi
1.
Manggis
2.
Salak
3.
Pisang
Lokasi/Kec. Puspahiang Salawu Sodonghilir Mangunreja Tanjungjaya Sukaraja Jariwaras Cineam Manonjaya Cibalong Gn. Tanjung Karangjaya Parungponteng Cipatujah Pancatengah Culamega
Potensi (Ha) 1.642 2.183 2.860 540 516 625 2.487 4.261 2.318 1.711 1.949 2.065 1.475 3.891 7.640 899
Varietas Lokal
Lokal Pondoh
Ambon Nangka
Prod.(ton) Produktivitas rata-rata (kw/Ha) 4 th 6.428 1.567 1.779 217 1.329 323 560 29.733 18.705 104 15.603 12.668 105 19.461 13.640 2.365
115.2 105.88 106.53 98.64 112.63 107.67 103.7 90.32 95.97 104 82.26 116.67 58.06 122.99 147.81
4.
Durian
Sodonghilir Jatiwaras Salopa Cineam Salopa Jatiwaras Cikatomas Sukaraja
2.860 2.487 3.428 4.261 3.248 2.487 3.496 625
No.
Komoditi
Lokasi/Kec.
Potensi (Ha)
5.
Cabe Merah
6.
Mentimun
7.
Jagung
Cigalontang Leuwisari Sariwangi Padakembang Cisayong Sukaheuning Sukaratu Taraju Sodonghilir Bojonggambir Puspahiang Salawu Singaparna Sukarame Mangunreja Cisayong Sukaheuning Leuwisari Sariwangi Padakembang Karangnunggal Bantarkalong Cipatujah Pancatengah Salopa Cibalong Salawu Cigalontang Rajapolah Ciawi
1.488.40 361 361 358 527 188 366.4 885.08 1.033 379.32 477 1.063.2 150 25 30 44 40 105 125 111 6.063 6900 5.823 11.383 10.260 6.809 6.171 3.723 100 1.757
Sitokong Montong Simagrib Sidolar
Varietas Hot Chilli Hot Beauty Keriting
1.945 7.327 11.443 8.895 401 630 105 208
99.74 88.6 102.63 208.8 30.85 21.36 25.61 24.76
Prod.(ton) Produktivitas rata-rata (kw/Ha) 4 th 5.489 469 640 268 520 499 444 837 271 422 275 329 469 187 222 535 352 150 142 68 1.571 441 7.628 8.598 2.604 287 1.348 605 135 723
161.92 111.67 108.47 103.08 85.25 113.41 108.29 159.33 90.92 91.23 78.86 158.44 99.79 103.89 100.91 116.30 97.78 98.20 109.05 81.53 46.76 40.09 56.65 49.81 45.37 45.56 45.69 41.16 43.55 31.85
Kadipaten
1.500
5.442
52.77
1.3. Permasalahan Permasalahan yang dihadapi sektor pertanian di Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut : 1.
Anomali iklim yang menyebabkan majunya awal Musim Kemarau (MK) dan panjangnya MK tahun 2014 menyebabkan awal tanam dan panen MT. 2014 tidak mencapai sasaran sehingga berdampak pada pencapaian produksi;
2.
Pola pikir dan perilaku petani yang masih berorientasi pada aspek produksi dan cenderung masih bersifat tradisional (subsisten) sehingga kualitas dan harga yang diterima petani masih relative rendah;
3.
Masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani, baik sebagai kelembagaan ekonomi maupun kelembagaan pelatihan/magang
4.
Kompetensi dan sarana penyuluh pertanian masih belum memadai jika dibandingkan dengan kompleksibilitas persoalan dalam pembangunan pertanian tanaman pangan serta jumlah petani dan dana yang harus difasilitasi;
5.
Dukungan dana terhadap pengawalan dan pendampingan penyuluhan pertanian masih terbatas yang menyebabkan belum optimalnya pelayanan kaji terap dan desiminasi teknologi oleh penyuluh pertanian di lapangan;
6.
Infrastruktur dan Sarana Prasarana belum memadai;
7.
Ketersediaan benih unggul bermutu di tingkat petani masih belum memenuhi 6 Tepat (Tepat Jumlah, Tepat Jenis, Tepat Kualitas, Tepat Waktu, Tepat Harga dan Tepat Tempat), penyebabnya antara lain : - Keterbatasan benih sebar - Minat penangkar untuk memproduksi benih sebar masih kurang
8.
Terjadinya penurunan kesuburan tanah akibat dari pengaruh penggunaan pupuk an organik yang digunakan terus menerus
9.
Ketersediaan alat mesin pertanian masih belum mencukupi kebutuhan, faktor penyebabnya antara lain : - Harga alat dan mesin pertanian cukup mahal - Banyak terdapat alat
mesin pertanian yang sudah tidak berfungsi
akibat layanan suku cadang dan perbengkelan tidak tersedia di lapangan - Ketersediaan jenis dan tipe alat mesin pertanian yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokalita masih terbatas 10. Manajemen Rantai Pasokan/Tataniaga belum berjalan dengan baik 11. Alih
fungsi
lahan
pertanian
yang
semakin
meningkat
ke
non
pertanian/sector lain akibat desakan kebutuhan (perumahan, pabrik sarana lainnya); 12. Terjadinya konversi komoditi dan lahan yang biasa ditanami palawija beralih menjadi tanaman hutan rakyat sehingga sasaran luas tanam palawija sulit tercapai; 13. Rasio petugas pertanian di lapangan dengan luas lahan tidak seimbang 14. Belum adanya sarana dan prasarana bagi UPTD Pertanian yang berada di 7 Wilayah.
II.
STRATEGI PENGEMBANGAN
2.1. Visi Visi Kabupaten Tasikmalaya adalah “ Kabupaten Tasikmalaya yang Religius Islami, Mandiri, Unggul di Bidang Agribisnis, dan Berbasis Perdesaan “ Berdasarkan potensi dan peluang yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya, maka sektor pertanian dalam arti luas yang berbasis di pedesaan melalui konstribusinya terhadap PDRB Daerah, merupakan salah satu sektor yang diandalkan dan menjadi prioritas dalam pengembangan wilayah di Kabupaten Tasikmalaya. Maka Visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut : Visi : “Terwujudnya Pembangunan Pertanian Yang Berkelanjutan Berbasis Perdesaan” Pertanian
berkelanjutan
(sustainable
agriculture)
adalah
pemanfaatan
sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) untuk proses produksi pertanian dengan
menekan
dampak
negatif
terhadap
lingkungan
seminimal
mungkin.
Keberlanjutan yang dimaksud meliputi : penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas
produksi
serta
lingkungannya.
Proses
produksi
pertanian
yang
berkelanjutan akan lebih mengarah pada penggunaan produk hayati yang ramah terhadap lingkungan. (Kasumbogo Untung, 1997). Pembangunan Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan sumber daya alam serta perubahan teknologi dan kelembagaan sedemikian rupa untuk menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi generasi sekarang
dan
mendatang.
Pengertian
diatas
membawa
beberapa
implikasi
pembangunan berwawasan lingkungan yaitu : 1) menjamin terpenuhinya secara berkesinambungan kebutuhan dasar nutrisi bagi masyarakat, baik untuk generasi masa kini maupun yang akan datang, 2) dapat menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang layak, memberikan tingkat kesejahteraan dalam kehidupan yang wajar,
3) memelihara kapasitas produksi pertanian yang berwawasan
lingkungan,
4) mengurangi dampak kegiatan pembangunan
pertanian yang dapat menimbulkan pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup dan 5) menghasilkan berbagai produk pertanian, baik primer maupun hasil olahan yang berkualitas dan higienis serta berdaya saing tinggi. Perdesaan menurut UU No.24 tahun 1992 dan No.26 tahun 2007 adalah kawasan
yang
mempunyai
kegiatan
utama
pertanian
termasuk
pengelolaan
sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Paradigma pembangunan pertanian berkelanjutan dapat menjadi solusi alternatif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat tanpa mengabaikan kelestarian sumber daya alam dan lingkungan dimana perdesaan merupakan kawasan yang dapat dijadikan
the right to development sesuai perspektif pembangunan ketahanan
nasional yaitu dalam rangka pemberdayaan wilayah dimana daerah perdesaan merupakan basis pembangunan.
2.2. Misi Misi kepala daerah terpilih adalah sebagai berikut :
1.
Mewujudkan Masyarakat yang Beriman, Bertaqwa, Berakhlaqulkarimah, Berkualitas dan Mandiri.
2.
Mewujudkan Perekonomian yang Tangguh Berbasis Perdesaan dengan Keunggulan Agribisnis.
3.
Mewujudkan Tata Kepemerintahan yang Baik (Good Governance).
4.
Meningkatkan Ketersediaan dan Kualitas Infrastruktur Wilayah Berbasis Tata Ruang yang Berkelanjutan. Dalam
rangka
Pemerintah Nomor
sinergitas
pembangunan sesuai
dengan
Peraturan
8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan,
pengendalian dan evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah bahwa RPJMD harus memperhatikan Renstra SKPD dan sebaliknya Renstra SKPD harus
menguatkan
RPJMD
sebagai
langkah
operasional
pelaksanaan
pembangunan di daerah. Penjabaran dari visi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya maka Misi yang diemban adalah : 1)
Membangun kelembagaan pertanian yang profesional di perdesaan.
2) Mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan sesuai dengan potensi wilayah di perdesaan. 3) Membangun Manajemen
Informasi
yang berkualitas dalam mendukung
database yang reliable. 4) Mengoptimalkan kualitas para pegawai demi terwujudnya pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
2.3. Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Tujuan merupakan penjabaran dari pernyataan misi yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu 5 tahun (2011-2015). Dengan adanya tujuan maka fokus kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan memberikan arah bagi sasaran yang akan dicapai.
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan secara nyata dalam jangka waktu tahunan, semesteran, triwulanan atau bulanan. Upaya peningkatan pembangunan pertanian salah satunya bisa diupayakan dengan merubah sikap perilaku petani akan peran peningkatan produktivitas. Selama ini dirasakan produksi pertanian mengalami stagnasi/kemandegan, kendala utama adalah
rendahnya
keberdayaannya
kewirausahaan
dengan
petani,
mendorong
dan
untuk
itu
menggerakkan
perlu proses
ditingkatkan transformasi
masyarakat pedesaan, yaitu dari masyarakat tradisional menjadi masyarakat pedesaan modern yang kaya nilai budaya. Arah kebijakan pembangunan pertanian ditujukan pada upaya peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah hasil-hasil pertanian, secara eksplisit arah kebijakan pembangunan pertanian tersebut Dalam mendukung misi Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dapat diuraikan secara spesifik mengenai tujuan, sasaran dan langkah-langkah strategis yang hendak dicapai dari masing-masing misi yaitu sebagai berikut : a. Membangun kelembagaan pertanian yang profesional di perdesaan Tujuan : 1)
Menumbuhkembangkan usaha pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan.
2) Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui perluasan kegiatan ekonomi yang berbasis potensi desa ( one village one product ). Sasaran : (1) Tumbuh dan berkembangnya kelembagaan ekonomi pedesaan (2) Meningkatnya jumlah lembaga usaha bidang pertanian (3) Pengembangan Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Berbasis Usaha Tanaman Pangan (kelompok)
(4) Tumbuh dan terpeliharanya kemitraan usaha padi, palawija, sayuran dan buah- buahan (5) Meningkatnya kader petani terdidik Kebijakan : a)
Kebijakan dalam meningkatkan promosi komoditas unggulan dan pengusahaan pengadaan added value dari komoditas unggulan tersebut.
b) Penguatan Kelembagaan c)
Mobilisasi perbankan di pedesaan
d) Fasilitasi pemasaran hasil pertanian
b. Mewujudkan
pembangunan pertanian berkelanjutan sesuai dengan potensi
wilayah di perdesaan. Tujuan :
1) Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui perluasan kegiatan ekonomi yang berbasis potensi desa ( one village one product ). Sasarana : (1) Terciptanya kawasan komoditi unggulan sesuai potensi wilayah; (2) Meningkatnya hasil produksi pertanian : padi, palawija, sayur-sayuran , buah-buahan, dan tanaman obat; (3) Meningkatnya hasil produktivitas pertanian : padi, palawija, sayur-sayuran , buah-buahan, dan tanaman obat; (4) Tersedianya infrastruktur pertanian; (5) Meningkatnya Penerapan Teknologi pertanian melalui SRI Kebijakan : a)
Kesesuaian site planting dengan potensi wilayah
c. Membangun Manajemen database yang reliable.
Informasi
yang berkualitas dalam mendukung
Tujuan :
1) Menciptakan tatanan pembangunan pertanian yang berkelanjutan di daerah Kabupaten Tasikmalaya melalui pendataan yang baik dan reliable.
2) Menciptakan pembangunan pertanian yang berkelanjutan sesuai potensi wilayah masing-masing. Sasaran : (1) Terwujudnya data base yang reliable Kebijakan : Kebijakan dalam meningkatkan promosi komoditas unggulan dan pengusahaan pengadaan added value dari komoditas unggulan tersebut.
d. Mengoptimalkan
kualitas
para
pegawai
demi
terwujudnya
pembangunan
pertanian yang berkelanjutan. Tujuan :
1) Menjadikan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya sebagai instansi yang profesional.
2) Membangun sistem manajemen pembangunan pertanian yang profesional . Sasaran : (1) Meningkatnya jumlah aparatur terlatih di bidang pertanian Kebijakan : a)
Kebijakan dalam
Penempatan pegawai yang sesuai dengan kemampuan dan
potensi. b) Kebijakan pembangunan yang bersih dan transparan dan bebas KKN disertai penerapan reward dan punishment secara konsisten
2.4. Prioritas Program & Kegiatan
Berdasarkan pada permasalahan/isu strategis untuk mencapai tujuan dan sasaran, prioritas pembangunan pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dikelompokan ke dalam Program dan Kegiatan yang ditetapkan sebagai berikut : Dalam rangka mengaplikasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan, serangkaian program dan kegiatan telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Program Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya adalah sebagai berikut : 1) Program Peningkatan Produktivitas dan Produksi Pertanian Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan dan hortikultura yang
dijabarkan dalam beberapa indikasi kegiatan
sebagai berikut : 1.
Peningkatan produksi dan produktivitas padi dan palawija (padi sawah, padi gogo, padi organik, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau)
2.
Antisipasi Serangan OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
3.
Pemberdayaan UPTD Padi Palawija
4.
Pemberdayaan UPTD Hortikultura
5.
Pengelolaan Produksi Tanaman Serealia dan Palawija
6.
Pengelolaan Sistem Penyediaan Benih Tanaman Pangan
7.
Penanganan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura
8.
Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Hortikultura Berkelanjutan
9.
Pengelolaan Air Irigasi Untuk Pertanian
10. Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian 11. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan 12. Pengembangan Alsintan Sarana Pasca Panen 13. Monitoring dan Evaluasi 2) Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian
Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Usaha Tani (JITUT)
2.
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Desa (JIDES)
3.
Pembangunan/Pembuatan Jalan Usaha Tani (JUT)
4.
Pembuatan irigasi tanah dangkal, irigasi tanah dalam, irigasi tetes, embung, PIP
5.
Pembangunan Lumbung Pangan dan Rumah Kompos
6.
Pembangunan/Rehabilitasi Gedung/Bangunan/Kantor BPP
7.
Fasilitasi Alat Panen dan Pasca Panen Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura
8.
Survey Investigasi dan Design (SID) Pencetakan sawah Baru
9.
Pencetakan Sawah Baru
10. Reklamasi Lahan 11. Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alsintan : APPO, Traktor, Pompa Air, Hand Sprayer, RMU ( Rice Milling Unit) 12. Pemetaan/Mapping lahan pertanian (sawah) dan Komoditas Unggulan 13. Monitoring dan Evaluasi 3) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pengembangan Komoditi Padi melalui System Of Rice Intensification (SRI)
2.
Pengembangan Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura melalui PTT
3.
Pengembangan Pertanian Organik
4.
Peningkatan Produksi Beras Nasional Melalui Penerapan Teknologi Pupuk Berimbang
5.
Pembuatan Demplot Berbagai Jenis Varietas Unggul Padi, Palawija dan Hortikultura
6.
Monitoring dan Evaluasi
4) Program Pengembangan Tingkat Kemampuan Kelompok Tani Berbasis Usaha Tanaman Pangan Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pengembangan Kelompok Tani (Pemula, Madya, Utama, Ahli)
2.
Pendidikan dan Pelatihan Petani
3.
Monitoring dan Evaluasi
5) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pemberdayaan Kelompok Tani/Penangkar Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura
2.
Pemberdayaan Buruh Tani Melalui Kegiatan Optimalisasi Komoditas Palawija dan Hortikultura
3.
Pemberdayaan Petani dan Pelaku Agribisnis
4.
Pembinaan dan Bantuan Bibit Tanaman Pangan dan Hortikultura Buruh Tani RTM di Perdesaan
5.
Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Guna Mendukung Potensi Jasper
6.
Pemberdayaan Petani dan Kelompok Melalui Optimalisasi Lahan Pekarangan
7.
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
8.
Monitoring dan Evaluasi
6) Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pengembangan Produktivitas Serealia Melalui Pengembangan Padi
dan
Jagung 2.
Pengembangan Alsintan Sarana Panen dan Pasca Panen Tanaman Pangan dan Hortikultura
3.
Pengembangan Data dan Informasi Hortikultura
Pertanian Tanaman Pangan dan
4.
Pengembangan Sarana, Prasarana dan Alsintan
5.
Bantuan benih/Bibit dan sarana Produksi
6.
Mekanisasi Pertanian Pasca Panen
7.
Peningkatan Produktivitas Ubi Kayu
8.
Pengembangan Komoditas Kacang Tanah dan Kacang Hijau
9.
Pengembangan Agribisnis Hortikultura
10. Pengembangan Sarana Prasarana Pertanian 11. Pemberdayaan UPTD Pertanian 12. Monitoring dan Evaluasi 7) Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif di Perdesaan Sesuai dengan Potensi Wilayah
2.
Pendampingan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
3.
Fasilitasi Kelompok-kelompok Agribisnis
4.
Pengembangan Usaha Pengolahan Komoditas Unggulan
5.
Penumbuhan dan Pengembangan Lembaga Keuangan Perdesaan
6.
Monitoring dan Evaluasi
8) Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing dan Pemasaran Hasil Pertanian Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pengembangan Agribisnis Hortikultura
2.
Peningkatan Mutu Hasil Padi Organik
3.
Peningkatan Mutu Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura
4.
Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Komoditi Tanaman Pangan dan Hortikultura
5.
Peningkatan Pusat Pertumbuhan Jagung Hibrida
6.
Monitoring dan Evaluasi
9) Pemberdayaan Penyuluh Pertanian
Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pemantapan Balai Penyuluhan Sebagai Pusat Dinamika Pembelanjaran Penyelengaraan Penyuluhan Pertanian di Tingkat Kecamatan
2.
Penumbuhan dan Pengembangan Pos Pelayanan Pertanian di Tingkat Desa
3.
Peningkatan dan Pengembangan Kemampuan Profesionalisme (Standar Kompetensi) Penyuluh
4.
Pengembangan Penyuluh Pertanian Swakarsa/Swadaya dan Kaderisasi Petani
5.
Monitoring dan Evaluasi
10) Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pengembangan Pertanian Organik
2.
Pengembangan
Pertanian
Tanaman
Pangan
dan
Hortikultura
Ramah
Lingkungan Berkelanjutan 3.
Pengembangan Ekologi Berbasis Lahan
4.
Penyehatan Lahan Kering dalam Rangka Peningkatan Produktivitas dan Produksi Padi
5.
Monitoring dan Evaluasi
11) Pengembangan SDM dan Kelembagaan Pertanian Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Sekolah Lapang (SL) Pertanian (SL-PTT, SL-SRI, SL PHT, SL Iklim, SL GAP, SL GHP)
2.
Pengadaan Tanah untuk BPP
3.
Beasiswa SMK-SPP SPMA Negeri Tasikmalaya
4.
Praktek Kerja Usaha (PKU) SMK-SPP SPMA Negeri Tasikmalaya
5.
Pendidikan dan Pelatihan Petugas Pertanian
6.
Monitoring dan Evaluasi
12) Pengembangan Usaha Agribisnis Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Penyusunan Master Plan Kawasan Agropolitan
2.
Pengembangan Kawasan Agropolitan
3.
Monitoring dan Evaluasi
13) Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Program ini diindikasikan dengan kegiatan sebagai berikut : 1.
Pembangunan Pusat-Pusat Penampungan Produksi Hasil Pertanian (STA)
2.
Promosi Hasil Produksi Pertanian
3.
Pengembangan Prosessing Beras Organik
4.
Fasilitasi Gudang Komoditi Hortikultura
5.
Kemitraan dan Pemberdayaan Kelembagaan Pertanian
6.
Peningkatan Akses Petani Terhadap Informasi Pasar, Permodalan dan Teknologi
7.
Monitoring dan Evaluasi
III.
RENCANA KERJA TAHUNAN Berdasarkan pada tujuan, sasaran, dan program Dinas Pertanian Tanaman
Pangan Kabupaten Tasikmalaya, prioritas pembangunan pertanian di Kabupaten Tasikmalaya dikelompokkan ke dalam Program dan Kegiatan yang ditetapkan terdapat dalam tabel Rencana Kinerja Tahunan (Renjata) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2015 sebagaimana terlampir.