KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RANCANGAN TEKNOKRATIK RPJMN 2015-‐2019
Oleh: LUKITA DINARSYAH TUWO Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas
Disampaikan dalam acara: Penjaringan Aspirasi Masyarakat sebagai Masukan Rancangan Teknokra>k RPJMN 2015-‐2019
Padang, 17 Februari 2014
KERANGKA PAPARAN q
RPJMN dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional § Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional § RPJMN 2015-‐2019 dalam Kerangka RPJPN 2005-‐2025 § Penyusunan RPJMN dalam kerangka kesinambungan perencanaan pembangunan
q
Kerangka Pembangunan Berkelanjutan
q
Review Beberapa Indikator Pembangunan
q
Tantangan Pembangunan Nasional Arah Kebijakan Pembangunan Sasaran Pembangunan
q q
Slide - 2
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RPJMN DALAM SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Slide - 3
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Pedoman
RPJP Nasional
Pedoman
Bahan
RPJM Nasional
Renja -‐ KL
Pedoman
RAPBN
APBN
RAPBD
APBD
RKA -‐ SKPD
Rincian APBD
Diserasikan melalui MUSRENBANG
RPJM Daerah
Pedoman
Dijabarkan
Bahan
Renstra SKPD
RKP Daerah
Diacu
Pedoman
UU SPPN (No.25/2004)
Pedoman
Bahan
Renja -‐ SKPD
Pedoman
Pemerintah Daerah
RPJP Daerah
Pedoman
RKP
Diperha(kan
Diacu
Rincian RKA-‐KL APBN
Bahan (diserasikan dlm RAKORPUS & Trilateral Mee2ng)
Diacu
Dijabarkan
Pedoman
Pemerintah Pusat
Renstra KL
Pedoman
UU KeuNeg (No.17/2003) Slide - 4
RPJMN 2015-‐2019 DALAM KERANGKA RPJPN 2005-‐2025
Visi Pembangunan 2005-‐2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
(UU 17 TAHUN 2007) Slide - 5
KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN
Evaluasi RPJMN 2010-‐2014
Isu Strategis Jangka Menengah 2015-‐2019 (background studies)
Arahan RPJPN 2005-‐2025
Visi – Misi Presiden terpilih
Rancangan Teknokra[s RPJMN 2015-‐2019
Rancangan RPJMN 2015-‐2019
Aspirasi Masyarakat
Musrenbang RPJMN dan Sidang Kabinet
Rancangan Akhir RPJMN 2015-‐2019
Slide - 6
RPJMN : Menjabarkan Visi – Misi Presiden Terpilih Ke Dalam Berbagai Program dan Kegiatan Pembangunan Arahan RPJPN 2005-‐2025
1. 2. 3. -‐ -‐ -‐ 4. 5.
Visi – Misi Presiden terpilih
RPJMN 2015-‐2019 :
Prioritas Nasional Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Nasional Dukungan Mekanisme Implementasi : Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan Kerangka Pendanaan Pembangunan Bidang-‐bidang Pembangunan Wilayah Slide - 7
AGENDA PENYUSUNAN RPJMN 2015-‐2019
§ Penyusunan Background Studies : iden>fikasi isu-‐isu strategis jangka menengah 2015-‐2019
à
§ Penyusunan Rancangan Teknokra[k à RPJMN 2015-‐2019 § Rancangan Awal RPJMN 2015-‐2019 à § Rancangan Akhir RPJMN 2015-‐2019
à
Januari 2013 – Desember 2013 Januari 2014 – Agustus 2014
mulai November 2014
Januari 2015
Slide - 8
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RPJMN 2015-‐2019 PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
MASUKAN STAKEHOLDERS
9 Bidang:
SDM
1. S o s i a l Budaya dan Kehidupan Beragama 2. Ekonomi 3. Iptek 4. Sarana dan Prasarana 5. Politik 6. Hankam 7. Hukum dan Aparatur 8. Wilayah dan Tata Ruang 9. SDA dan LH
PEMBANGUNAN BERDAYA SAING, INKLUSIF, BERKELANJUTAN & BERKEADILAN
IPTEK
Background Studies
EVALUASI RPJMN 2
SDA
Pengarusutamaan
Tantangan & Kendala
*Sumber UU 17/2007 tentang RPJPN Tahun 2005-‐2025 Slide - 9
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
KERANGKA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
KERANGKA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN : Bukan Lagi Pilihan, Namun Menjadi Keharusan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek Sosial Pemerataan Kesehatan Pendidikan Keamanan Perumahan Kependudukan
MDG dan Post-‐2015 Development Agenda
Kelemahan 2: valuasi aspek lingkungan dan internalisasi ke dalam pilar ekonomi dan sosial
1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Ekonomi Struktur Ekonomi Pola Konsumsi dan Produksi Ketahanan Pangan Ketahanan Energi Infrastruktur/ Konek>vitas
Ekonomi Hijau
1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Lingkungan Atmosfir Tanah Pesisir dan Laut Air Bersih Keaneka-‐ragaman Haya>
Lingkungan dan Keanekaragaman Haya[
Aspek Kelembagaan 1. Kerangka Kelembagaan 2. Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur
Tata Kelola dan Pemberantasan Korupsi
Kelemahan 1: aspek lingkungan belum berkembang seper> pilar sosial dan ekonomià ukuran dan indikator Framework for Construc(on of Sustainable Development Indicators, September, 2001 Slide - 11
KERANGKA TEKNOKRATIK RPJMN 2015 – 2019
MENGUATKAN LANDASAN UNTUK KELUAR DARI MIDDLE INCOME TRAP (MIT) Jangka Panjang : Tercapai tahun 2030 apabila Ekonomi tumbuh 6-8%/tahun
Keluar dari MIT
Sangat penting untuk menguatkan fondasi keluar MIT Tidak boleh meleset masa 5 tahun Ke depan.
RT-RPJMN 2015 – 2019 Amanat RPJP :SDA, SDM, Iptek
Bonus Demografi, AEC, Post 2015, Climate Change Polhukam
Ekonomi
Kesra
Lingkungan
- RB - Tertib hukum - Anti korupsi - Demokrasi - Stabilitas DN
- Tranfromasi Struktur - Resiliensi - Infrastruktur - Inovasi
- Mutu SDM - Kemiskinan - Pemerataan -Employment - BPJS
- Pengelolaan SDA dan biodiv -Kelautan - Mitigasi adaptasi PI
Daerah - Pemerataan - SPM terpenuhi - Urbanisasi - Pelaksanaan Desentralisasi
• Membutuhkan Comprehensif reform • Not BAU (out the box) • Prinsip berkelanjutan • Terpadu tidak sendirisendiri
Delivery Mechanism Kerangka Pendanaan : APBN dan Non
Kerangka Regulasi
Kerangka Kelembagaan Slide - 12
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REVIEW BEBERAPA INDIKATOR PEMBANGUNAN
Slide - 13
PROYEKSI PENDUDUK 2010-‐2035 Pertumbuhan penduduk masih cukup [nggi namun rasio ketergantungan semakin mengecil (Bonus Demografi) Parameter
2010
2015
2020
2025
2030
2035
2,49
2,37
2,26
2,14
2,03
1,93
70,1
70,9
71,5
72,0
72,2
1,5
1,4
1,2
1,0
0,8
0,6
238,5
255,5
271,1
284,8
296,4
305,6
Usia 0 – 14 (%)
28,6
27,3
26,1
24,6
22,9
21,5
Usia 15 – 64 (%)
66,5
67,3
67,7
67,9
68,1
67,9
Usia 65+ (%)
5,0
5,4
6,2
7,5
9,0
10,6
Usia 60+ (%)
7,56
8,49
9,99
11,83
13,82
15,77
Rasio Ketergantungan (%)
50,5
48,6
47,7
47,2
46,9
47,3
TFR
IMR
29,3
Usia harapan hidup (tahun)* Pertumbuhan Penduduk (%)* Jumlah Penduduk (juta)
26,0
23,8
22,4
21,5
Keterangan: UHH dan LPP merupakan angka rata-‐rata adalam 5 tahunn terakhir tahun rujukan
21,0
Slide - 14
BONUS DEMOGRAFI (BD) DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN BD tidak otomatis, harus ada kebijakan tepat, terutama: Windows of Opportunity – Peningkatan kesehatan – Pendidikan dan pengembangan keterampilan – Pengendalian laju pertumbuhan (KB) – Kebijakan ekonomi yang mendukung Dleksibilitas tenaga kerja dan pasar, • BD dimulai sejak 2012, titik terendah rasio keterbukaan ketergantungan terjadi 2028-‐2031. perdagangan dan • Potensi BD: meningkatnya angkatan kerja usia produktif, saving disertai tabungan masyarakat à sumber pertumbuhan ekonomi. Slide - 15
Angka Par[sipasi sekolah membaik, namun perlu peningkatan akses pendidikan menengah dan [nggi serta kualitas pendidikan dan peningkatan akses bagi masyarakat miskin Perkembangan APM dan APK menurut Jenjang Pendidikan, 2003-‐2012 KIB I
120.0 100.0
116.2
80.0 60.0
98.1 94.1
103.9 95.8
95.2
81.2
78.8
74.2
65.2
Perkembangan nilai PISA siswa Indonesia, 2003-‐2012
KIB II
117.0
112.5
78.7
69.6
48.3 40.0 27.9 20.0
14.6
18.4
-‐
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
APK SD/sederajat
APM SD/sederajat
APK SMP/sederajat
APM SMP/sederajat
APK SMA/sederajat
APK PT
2012
Sumber: PDSP (2009/2010)
Angka melanjutkan penduduk usia 16-‐18 tahun pada pendidikan menengah masih rendah terutama pada quin[l 1
Perbandingan jumlah siswa dan guru serta perbandingan siswa dan kelas
45 40
16-18 Tahun
Student Teacher Ratio
35
1
30
students
Peluang untuk bertahan
INDIKATOR BIDANG PENDIDIKAN
.8
25 20
Student Classroom Ratio
15
.6
10 5
.4
0 SMA
.2
SMK Public
SMA
SMK Private
0 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Lama sekolah (tahun) Q-1
Q-2
Q-3
Q-4
Q-5
• Program ser[fikasi kompetensi guru berhasil meningkatkan kesejahteraan guru tetapi belum mampu meningkatkan mutu dan hasil pembelajaran siswa. • Hasil PISA menunjukkan nilai sains dan membaca memburuk, sementara matema[ka mengalami perbaikan tapi [dak signifikan. Slide - 16
120 100 80 60 40 20 0 Sulawesi Barat Maluku Utara Maluku Sulawesi Tenggara Kalimantan Tengah Papua Sulawesi Tengah Bengkulu Kalimantan Selatan Papua Barat Gorontalo Kalimantan Barat Nusa Tenggara Timur Jambi Sulawesi Selatan Sumatera Utara Riau Aceh Sumatera Selatan Sulawesi Utara Banten Lampung INDONESIA Kalimantan Timur Jawa Barat Kep. Bangka Belitung Nusa Tenggara Barat Sumatera Barat Jawa Tengah Kepulauan Riau Jawa Timur DI Yogyakarta DKI Jakarta Bali
INDIKATOR KESEHATAN INDIKATOR
1. Angka kematian Ibu (AKI) 2. Angka kematian bayi (AKB) 3. Prevalensi kekurangan gizi
63
STATUS AWAL TARGET 2014
228 34 18,4 118 24 15
Prevalensi kekurangan gizi pada balita masih tinggi, disparitas kekurangan gizi antar provinsi masih lebar
§ Persalian di fasilitas kesehatan masih belum optimal; Disparitas Persalinan di Fasilitas Kesehatan cukup lebar
TANTANGAN
§ Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (service delivery) § Meningkatkan kualitas gizi ibu dan anak
17
Slide - 17
INDIKATOR EKONOMI Tingkat pengangguran menurun, namun perlu pertumbuhan ekonomi yang lebih [nggi dan berkualitas untuk penyediaan lapangan kerja yang lebih besar
a. Ada penurunan penciptaan lapangan kerja dalam 3 tahun terakhir (2011-‐2013) dibandingkan periode 2007-‐2010. b. Untuk tahun 2013, meskipun ekonomi tumbuh sekitar 5,9 persen, terdapat penurunan jumlah pekerja secara nasional, meskipun relatif kecil (10.000 pekerja), yang berimplikasi kepada tingkat pengangguran meningkat. c. Peningkatan pengangguran terjadi pada kelompok SMA (SMU dan SMK). 18
Slide - 18
BEBERAPA INDIKATOR DAYA SAING INDONESIA Daya saing Indonesia membaik, namun masih perlu terus di[ngkatkan dengan cepat CTRY
CoC 2012
CPI 2013
EoDB 2014 RANK
CTRY
SCORE
CTRY
GOV. EFF. 2012
SCORE
CTRY
SCORE
GCR (TOTAL) 2013-2014 CTRY
RANK
GCR (INST.) 2013-2014 CTRY
RANK
SGP
1
SGP
87
SGP
2,15
SGP
2,15
SGP
2
SGP
3
MYS
6
BRN
55
BRN
0,64
MYS
1,01
MYS
24
BRN
25
THA
18
MYS
49
MYS
0,30
BRN
0,83
BRN
26
MYS
29
BRN
59
BRA
43
BRA
-0,07
THA
0,21
CHN
29
CHN
47
RUS
92
CHN
39
THA
-0,34
PHL
0,08
THA
37
LAO
63
CHN
96
THA
37
CHN
-0,48
CHN
0,01
IDN
38
IDN
67
VNM
99
IND
36
IND
-0,57
BRA
-0,12
BRA
56
IND
72
PHL
108
PHL
34
VNM
-0,56
IND
-0,18
PHL
59
THA
78
BRA
116
IDN
32
IDN
-0,66
IDN
-0,29
IND
60
PHL
79
IDN
120
VNM
31
PHL
-0,58
VNM
-0,29
RUS
64
BRA
80
IND
134
RUS
28
RUS
-1,01
RUS
-0,43
VNM
70
KHM
91
KHM
137
KHM
22
LAO
-1,04
KHM
-0,83
LAO
81
VNM
98
LAO
159
MMR
15
KHM
-1,04
LAO
-0,88
KHM
86
RUS
121
MMR
182
LAO
13
MMR
-1,12
MMR
-1,53
MMR
139
MMR
141
EoDB : Ease of Doing Business (IFC, WB) (2014) CPI : Corruption Perception Index (TI) CoC : Control of Corruption (WB) Gov. Eff. : Government Effectiveness Index (WB) GCR : Global Competitiveness Report (WEF) GCR (Inst.): Global Competitiveness Report (Variabel Institution) WEF
SGP: Singapore MYS: Malaysia THA: Thailand BRN: Brunei CHN: China VNM: Vietnam
RUS: Russia IDN: Indonesia BRA: Brazil IND: India KHM: Cambodia PHL: Philipina
LAO: Laos MMR: Myanmar
Slide - 19
KONDISI KEMISKINAN INDONESIA SAAT INI
Tingkat Kemiskinan Terus Menurun, namun melambat
Sumber: diolah dari data Susenas beberapa tahun, BPS
§ Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk miskin per tahun. § Tingkat kemiskinan (September 2013) 11,47% naik dari 11,37% (Maret 2013). Hal ini akibat inflasi lebih >nggi dari target APBN-‐P. Dampak terutama karena kenaikan harga bahan pokok makanan, terutama akibat kenaikan BBM pada bulan Juni 2013 . Slide - 20
KESENJANGAN TINGKAT KEMISKINAN DAN JUMLAH KEMISKINAN TAHUN 2013 Tingkat kemiskinan masih >nggi di sebagian besar Indonesia bagian Timur, namun jumlah penduduk miskin masih didominasi di Pulau Jawa 35
30
6000 31.13
Jumlah penduduk miskin ter2nggi
26.67
5000
25 4000 20.03 19.49 18.34 17.97 17.51 17.6
20
15.43 14.86 14.67 14.56 14.24 12.83 12.3 12.55
15
10 6.46 5.74 5.93 6.06 4.77 5.21 5 3.55 3.95
9.52 9.54 10.06 8 .24 8 .14 8 .07 7.5 7.72 7.88
3000
2000
1000
0
0
Persentase Penduduk Miskin (%)
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
Slide - 21
GINI RATIO PER PROVINSI TAHUN 2012 Gini Ra[o di beberapa Provinsi sudah rela[f rendah, namun secara nasional dan di Indonesia bagian Timur masih [nggi 0.50 0.45
Indonesia = 0.41
0.40 0.35 0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00
Slide - 22
INDIKATOR UMKM UMKM berperan besar dalam pembentukan PDB, penciptaan lapangan kerja, dan investasi
Sumber: Kementerian KUKM (2013, diolah)
Slide - 23
RASIO PENELITI DAN ANGGARAN PENELITIAN 10
50000
9
45000
9.3
8
40000
6 5
35000 30000
6.5
4
5.9
5.1
4.9 2.43
3 2 1
0.08
6.3
0.63
25000 20000 15000
3.9 1.71 0.21 0.19 0.11
( US$ )
( % )
7
0.76
0
10000 5000 0
0.1
Pendapatan per kapita (US$) Pertumbuhan PDB (%) Pengeluaran Litbang (% PDB) Sumber: data diolah dari World Bank (2013)
Jumlah peneli[ Indonesia cukup banyak dibanding dengan negara ASEAN lain, tetapi rasio peneli[ terhadap jumlah penduduk termasuk rendah.
Pengeluaran Litbang masih sangat kecil (0,08%) sehingga perlu di[ngkatkan secara signifikan
Slide - 24
INDEKS DEMOKRASI INDONESIA
Sumber : idi 2009-2010-2011-2012
Slide - 25
INDIKATOR KORUPSI
Penegakan an[ korupsi membaik, namun perlu percepatan KORUPSI merupakan faktor utama penghambat daya saing
KORUPSI merupakan persoalan mendesak yang harus diatasi
Perkembangan Skor IPK Indonesia Tahun 2004-‐2013 10
100
2500
9
KIB I
KIB II
2000
8
90 80 70
7
60
1500
6
Series1 50
5
1000
4 3
2.2
2
2.4
2.3
2.6
2.8
2.8
3
Series2 40
32
2012
2013
20
500
2
32
30
10
1
0
0
2004
0 20051
2006 2
3 2007 4
2008 5
62009
7
20108
2011
Keterangan:
Keterangan:
Skala 0 -‐ 10, 0 (terkorup) -‐ 10 (terbersih)
Tahun 2012 terjadi perubahan skala
Sumber: Transparency International, 2013
Skala 0 -‐100, 0 (terkorup) -‐ 100 (terbersih)
INDIKATOR PELAYANAN PUBLIK Kualitas pelayanan publik pusat dan daerah perlu di[ngkatkan C
Skor Integritas Pelayanan Publik 8 7 6 5 4 3 2 1 0
6.84 6.69 5.83
6.64
6.16
6.46
7.07
6.86
7.37 6.82
6.32
6.00 5.26
2007
2008
2009
*skor: 1-‐10
2010
2011
pusat
daerah
2012
2013
Opini WTP BPK atas Laporan Keuangan 76%
80% 63%
70%
61%
57%
60% 50%
K/L
41%
Provinsi
40%
10% 0%
30%
19%
30% 20%
74%
8%
18%
24.94%
Kab/Kota
3% 11.61% 0% 0% 3% 5.73% 0.70% 0.69% 2.87% 2.97%
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Slide - 27
KESENJANGAN ANTARWILAYAH
Wilayah Sulawesi
Nasional 2012 à Pertumbuhan Ekonomi = 6,23 %, Tingkat Kemiskinan 2012 (Februari) = 11, 96% Tingkat Pengangguran Terbuka 2012 (Agustus) = 6,80 % PDB/kapita: Rp 33,75 juta ; PDRB/kapita (33 prov): Rp 27,56 juta Sumatera Wilayah Wilayah Kalimantan Share PDRB thdp 33 Prov
23,77%
4,83 %
Pertumb. Ekonomi
PDRB/kapita (Juta Rp)
30,53
PDRB/kapita (Juta Rp)
Tingkat Kemiskinan Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa) Tingkat Pengangguran
12,07 % 6.177,20 5,66%
43,70
Tingkat Kemiskinan
6,69 %
Jmlh penduduk miskin (ribu jiwa)
932,90
Tingkat Pengangguran
Pertumb. Ekonomi
8,67%
PDRB/kapita (Juta Rp)
17,86
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa) 9,30 %
8.21%
4,74 %
Tingkat Kemiskinan
Share PDRB thdp 33 Prov
Pertumb. Ekonomi
Share PDRB thdp 33 Prov
5,30%
Tingkat Pengangguran
13,99 % 2.045,60 5,23 %
Wilayah Papua Share PDRB thdp 33 Prov
1,79 %
Pertumb. Ekonomi
6,38 %
PDRB/kapita (Juta Rp)
30,43
Tingkat Kemiskinan
30,50%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa)
1.199,6 0
Tingkat Pengangguran
3,97%
Sumber : BPS 2012 (diolah) Wilayah Jawa-Bali Share PDRB thdp 33 Prov
Wilayah Nusa Tenggara 58,87%
Share PDRB thdp 33 Prov
1,26 %
Share PDRB thdp 33 Prov
0,27 %
1,54 %
Pertumb. Ekonomi
7,33 %
Pertumb. Ekonomi
6.58%
Pertumb. Ekonomi
PDRB/kapita (Juta Rp)
27,61
PDRB/kapita (Juta Rp)
Tingkat Kemiskinan Jmlh penduduk miskin (rb 28 jiwa) Tingkat Pengangguran
11,36 % 15.983,60 6,65 %
Wilayah Maluku
8,97
Tingkat Kemiskinan
19,79%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa)
828,30
Tingkat Pengangguran
4,06 %
PDRB/kapita (Juta Rp)
6,80
Tingkat Kemiskinan
16,42%
Jmlh penduduk miskin (rb jiwa)
427,20
Tingkat Pengangguran
6,37 %
INDIKATOR TATA RUANG Perlu percepatan penetapan RTRW Provinsi dan Kab/Kota PETA STATUS RTRW PROVINSI
KABUPATEN ¢ ¢
Total: 398 Kabupaten RTRW Kab yang Sudah ditetapkan: 264 RTRW Kab (66%)
KOTA ¢ ¢
Total: 93 Kota RTRW Kota yang sudah ditetapkan: 70 RTRW Kota (75%) Slide - 29
POSISI KOMPETITIF INFRASTRUKTUR INDONESIA TAHUN 2013 Daya saing infrastruktur membaik, namun harus dipercepat untuk menghadapi persaingan dengan negara tetangga Deskripsi
Indonesia
Malaysia
Thailand
Vietnam
Philippines
Infrastruktur
82
25
61
110
98
Jalan
78
23
42
102
87
Kereta Api
44
18
72
58
89
Pelabuhan
89
24
56
98
116
Angkutan Udara
68
20
34
92
113
Listrik
89
37
58
95
93
Telepon Selular
62
27
49
21
81
Telepon Tetap
82
79
96
88
109
Sumber : The Global Competitiveness Index 2013-2014 – World Economic Forum Slide - 30
KONDISI INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI INDONESIA DIBANDINGKAN DENGAN BEBERAPA NEGARA Pangsa Moda Transportasi Antar Kota
Pangsa Moda Transportasi Perkotaan
46.9
86.7
Indonesia (2010)
14
Taipei (2010)
14
59
Thailand (2010)
91.7
Vietnam (2010)
Sydney (2010)
5
DKI Jakarta (2010)
2.3
98.1
Philippines (2006)
0%
20%
Rail
Road
40%
Beijing (2011)
60%
80%
Inland Waterways
Air
100% Rail
Bus
(Million Passengers Per Annum)
8 5
UK, Los Angeles (USA)
4
Australia, NZ
3
France
3
PASSENGERS
4
2
Hong Kong
1.1
Singapore
0
2
4
6
23 46
46
20
69
0%
10%
20%
Private Transport
6
62.2
12.9
22
56
30%
40%
19
50%
60%
70%
20 22.6
80%
Non-Rail Public Transport
90% 100%
Others
Top 10 Airports of Passengers in the World
Tanjung Priok
Malaysia (Port Klang)
29
40
20
5 27
63
29
2
Waktu Dwelling/Dwelling Time (hari)
Thailand
34 2
11
19
Singapore (2011) Guangzhou (2010)
37
39
25
Hong Kong (2011)
41.2
Malaysia (2010)*
3
26
32
Osaka (2000) Korea (2010)
12
35
Seoul (2009)
65.1
Japan (2007)
48
Tokyo (2009)
53.8
China (2010)
8
10
95 1st:ATLANTAGA 2nd:BEIJING 3rd:LONDON 4th:CHICAGOIL 5th:TOKYO,JP 6th:LOSANGELESCA 7th:PARIS 8th:DALLAS/FORTWORTHTX 9th:JAKARTA 10th:DUBAI
85
75 65
55 45 35
Jakarta 1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
Year
Slide - 31
INDIKATOR PRASARANA DASAR Kinerja penyediaan prasarana dasar membaik, namun perlu dipercepat untuk mencapai target Perkembangan Rasio Elektrifikasi 2004-‐2013
Akses terhadap Air Minum Layak Tahun 2004-2013 (%) 70
68 42
60 50
53 43
46
44
55
58
62
48
47
40 30 20 10 0
20042005200620072008200920102011 2012201320142015
Capaian Pembangunan Rusunawa Tahun 2005-‐ 2013 (TB)
Akses terhadap Sanitasi Layak Tahun 2004-2013 (%)
250
60
200
50
150
100
40
50
30
0
62
70
300
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
38
41
44
47
51
52
56
56
57
59
20
Target R PJMN
20
60
125
180
240
100
100
180
0
10
Realisasi P embangunan Rusunawa
12
5
22
44
55
49
0
217
170
0 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Slide - 32
INDIKATOR KETAHANAN PANGAN (SELF SUFFICIENY ) Ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan khususnya untuk komoditas utama 2004 Negara
Rice
Sugar
Beef and Sheep
2030 Pork & Chicken
Rice
Sugar
Beef and Sheep
Pork & Chicken
Indonesia
0,99
0,76
0,93
1,02
0,96
0,68
0,76
0,96
Malaysia
0,68
0,69
0,19
1,08
0,68
0,48
0,19
0,91
Phillipine
0,93
1,06
0,83
0,98
0,82
0,95
0,69
0,91
Thailand
1,34
1,55
0,94
1,07
1,21
1,72
0,96
0,97
Vietnam
1,20
0,97
0,98
0,99
1,20
0,96
0,89
0,80
China
1,00
0,95
0,89
1,01
0,98
0,84
0,63
0,79
Japan
0,96
0,84
0,83
0,66
0,97
0,85
0,86
0,65
India
1,04
0,98
1,03
1,00
1,09
0,95
0,99
0,97
Australia
1,14
1,31
1,66
1,12
1,32
1,31
1,62
1,57 Slide - 33
Perkembangan Produksi Komoditas Pangan Pokok Tahun 2004-‐2013
INDIKATOR PERTANIAN
80.0
KIB I
KIB II
70.0 60.0 50.0
Juta Ton
Perkembangan produksi komoditas utama meningkat, namun belum mampu memenuhi kebutuhan
40.0
30.0 20.0 10.0 0.0 2004
2005
2006
2007
Indikator Kinerja
Satuan
2004
2009
2011
2012
Produksi Beras
Produksi Jagung
Produksi Kedelai
Produksi Gula
Produksi Daging Sapi dan Kerbau
2006
2007
2013
KIB I 2005
2010
Produksi Padi
Perkembangan Impor Komodi[ Pangan Utama Tahun 2004 – 2013 No
2008
KIB II 2008
2009
2010
2011
2012
2013*)
1
Beras
Ribu Ton
236,9
189,6
438,1
1.406,5
289,5
250,3
687,5
2.750,4
1.780,5
302,3
2
Cabe
Ribu Ton
7,5
6,9
9,9
11,0
14,4
16,3
18,1
24,4
17,8
12,0
3
Daging Sapi
Ribu Ton
11,8
19,9
24,1
39,4
45,6
67,9
90,5
65,0
33,5
23,2
4
Gula
Juta Ton
1,2
2,1
1,6
3,1
1,2
1,7
2,0
2,7
3,1
2,5
5
Jagung
Ribu Ton
1.089,6
186,1
1.776,0
702,5
276,3
339,5
1.528,3
3.208,7
1.694,1
1.805,3
6
Kedelai
Juta Ton
1,1
1,1
1,1
1,4
1,2
1,3
1,7
2,1
1,9
1,2
7
Bawang Merah
Ribu Ton
48,9
53,1
78,5
107,6
127,8
63,8
70,6
156,4
95,2
68,6 Slide - 34
INDIKATOR ENERGI
Substitusi dari BBM ke BBG dan sumber energi lain (terutama terbarukan) harus dipercepat untuk mengurangi ketergantungan pada BBM Produksi BBM dan LPG, Tahun 2004-‐2012
No
Indikator Kinerja
Satuan
Produksi Minyak Bumi
Juta Barel
2
Produksi Gas Bumi
Juta MMSCF
3
Produksi Batubara
4
BBN
5
BBM
6
LPG
400,5
3,0
154
na
3,0
Juta Ton
131
Ribu Kiloliter
na
Juta Barel
Juta Ton
283,2
2,0
2006
367,1
387,7
2005
1
2004
3,0
194
na
268,5
1,8
2007
348,3 2,8
217
na
257,8
1,4
KIB II
2008
357,5
2,9
240
53
244,4
1,4
Cadangan Dan Produksi Beberapa Jenis Energi Tahun 2004-‐2013
KIB I
2009
2010
346,3
344,8
3,1
254
189,6
251,5
1,7
3,4
275
2011
329,2
3,3
353
242,7
235,8
255,3 2,2
2,5
2012
314,7
3,2
386
1.812,2
237,1
2,3
2013*)
306,6
2,5
391
2.221,4
1.679,2**)
231,9
na
na
2,5
Slide - 35
INDIKATOR LINGKUNGAN HIDUP Upaya memperbaiki kualitas lingkungan membaik dan perlu terus ditingkatkan Hasil Reboisasi dan Penghijauan Tahun 2004-‐2012 4
KIB II
KIB I
1,000,000
Rerata Laju Deforestasi Indonesia
900,000
3.5
800,000
600,000
575,436
572,807
549,358
2.5
567,109
1.87
2
500,000 415,677 400,000
300,000
2.83
3
730,102
700,000
296,498 278,938
248,238
305,686 267,121
237,722
212,411
200,000
100,627 70,410 30,214
100,000
1.37
1.5
115,325 97,086
86,663
1 174,128
170,981 151,498 145,102
2005
2006
2007
2008
Reboisasi
Penghijauan
2009
2010
2011
76%
70%
49%
1317 69%
66%
80%
100
200
466
690
Non Kawasan H utan
98.62
99.36
KIB II
61.07
42.46
59.23
48.86
64.21
60.25 63.14
46.64
62.25
55.55
59.08
20
KIB II 0%
2006-‐2007
2009-‐2011
20%
KIB I 2004-‐2005
Kawasan Hutan
2006-‐2009
40
0 2003-‐2004
KIB I
60
519
251
2003-‐2006
80
40%
627
94.68
59.79
995
400
0.45 0.32 0.13
81.87 60%
800
0.22
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009-‐2012
52%
600
2000-‐2003
Total N asional
1200 1000
1996-‐2000
Total
71%
0.41
0.3
1990-‐1996
2012
Tren Keikutsertaan Perusahaan dalam Program PROPER 1400
0.83 0.61
0.76
0
-‐ 2004
0.78
0.68
0.5
0.5
25,879
1.17
1.08
324,385
301,120
KIB II
KIB I
3.51
904,230
2008-‐2009
Jumlah Peserta
2009-‐2010
Tingkat Ketaatan
2010-‐2011
2011-‐2012
0 2009
2010
IKU
2011
IKA
ITH
2012
IKLH
Slide - 36
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TANTANGAN RT-‐RPJMN 2015-‐2019
Slide - 37
TANTANGAN UTAMA RT-‐RPJMN 2015-‐2019 q
Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: q q q
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan berkelanjutan Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA yang lebih baik dan pengembangan iptek dan inovasi Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Ketahanan pangan, energi, dan air q Penyediaan infrastruktur yang memadai Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan kesenjangan q
q
q
Pemberantasan korupsi
q
Percepatan konsolidasi demokrasi
q
Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim Slide - 38
TANTANGAN RT-‐RPJMN 2015-‐2019: BIDANG-‐BIDANG RPJPN (1)
Sosial Budaya q
Peningkatan kualitas pendidikan pada semua jenjang pendidikan
q
Penurunan kesenjangan akses pendidikan (antarwilayah, antarkelompok status ekonomi, dan antargender).
q
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
q
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat , pencegahan dan pengendalian penyakit
q
Penguatan karakter dan ja> diri bangsa.
Ekonomi: q
Pemanfaatan Bonus Demografi
q
Peningkatan produk>vitas dan daya saing ekonomi
q
DeboOlenecking dan peningkatan kapasitas infrastruktur
q
Pengembangan sistem inovasi dan ekonomi krea>f
q
Penanggulangan kemiskinan dan pemerataan
q
Penciptaan lapangan kerja yang berkualitas
q
Peningkatan kontribusi UKM terhadap ekonomi Slide - 39
TANTANGAN RPJMN 2015-‐2019: BIDANG-‐BIDANG RPJPN (2) Polhukhankam: q Pemantapan dan percepatan konsolidasi demokrasi q Peningkatan kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan nasional q Perbaikan tata kelola pembangunan dan penegakan hukum yang berkualitas. q Peran Indonesia dalam berbagai forum internasional. Wilayah dan Tata Ruang: q Pengurangan kesenjangan antar wilayah q Percepatan pembangunan daerah ter>nggal dan kawasan perbatasan q Pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah q
Peningkatan efek>vitas penataan ruang
Slide - 40
TANTANGAN RPJMN 2015-‐2019 (3) Sarana Prasarana: q Penguatan konek>vitas nasional dan sinergi antarsektor q Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar q Peningkatan kapasitas infrastruktur untuk meningkatkan daya saing
SDA dan LH: q Pemantapan ketahanan pangan q Penguatan ketahanan energi dan air q Penguatan pembangunan kelautan berdimensi kepulauan q Pengembangan ekonomi hijau (green economy) q Penanganan perubahan iklim (mi>gasi dan adaptasi) Slide - 41
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019
Slide - 42
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (1)
MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN KESEJAHTERAAN RAKYAT YANG BERKEADILAN: 1. Meningkatkan akses pendidikan yang berkualitas untuk semua jenjang pendidikan dengan memberikan perha>an lebih pada daerah 3T, penduduk miskin, dan anak dengan kebutuhan khusus. 2. Meningkatkan kompetensi siswa Indonesia dalam bidang matema>ka, sains, dan literasi. 3. Menyelaraskan bidang studi SMK dengan kegiatan ekonomi utama di masing-‐masing kab/kota. 4. Memperkuat peran swasta dalam menyediakan layanan pendidikan menengah yang berkualitas. 5. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu dan anak. 6. Memperbaiki status gizi remaja putri, ibu hamil dan anak dibawah 2 tahun. 7. Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit serta penyehatan lingkungan. 8. Meningkatkan kualitas implementasi jaminan kesehatan masyarakat. 9. Pengembangan kebijakan afirma>f : pelayanan dasar, pengembangan penghidupan berkelanjutan, dan sistem perlindungan sosial yang komprehensif. Slide - 43
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (2)
PERTUMBUHAN EKONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKELANJUTAN:
1. Transformasi ekonomi melalui industrialisasi berkelanjutan (green secara bertahap) dan penguasaan iptek. 2. Menjaga dan mempertahankan kesinambungan fiskal. 3. Meningkatkan daya saing produk ekspor non migas manufaktur dan jasa (parawisata dan lainnya). 4. Meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan kesempatan kerja yang berkualitas. 5. Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
Slide - 44
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (3) PENYIAPAN LANDASAN PEMBANGUNAN YANG KOKOH:
1. Memantapkan kualitas reformasi birokrasi untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Meningkatkan penegakan hukum serta efek>vitas pencegahan dan pemberantasan korupsi. 3. Memantapkan dan mempercepat konsolidasi demokrasi. 4. Meningkatkan kapasitas pertahanan dan stabilitas keamanan nasional. 5. Meningkatkan kepemimpinan dan kualitas par>sipasi Indonesia dalam forum internasional.
Slide - 45
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (4) MENGEMBANGKAN DAN MEMERATAKAN PEMBANGUNAN DAERAH:
1. Menjaga momentum pertumbuhan Wilayah Jawa-‐Bali dan Sumatera serta meningkatkan kinerja pusat-‐pusat pertumbuhan wilayah di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. 2. Menjamin pemenuhan pelayanan dasar di seluruh wilayah bagi seluruh lapisan masyarakat. 3. Mempercepat pembangunan daerah ter>nggal dan kawasan perbatasan. 4. Meningkatkan kualitas pembangunan perkotaan dan perdesaan. 5. Mempercepat penetapan rencana tata ruang wilayah. 6. Mengop>malkan desentralisasi dan otonomi daerah. Slide - 46
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (5) MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN:
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk peningkatan efisiensi Sistem Logis>k Nasional. 2. Mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik). 3. Mempercepat pembangunan infrastruktur di daerah ter>nggal dan kawasan perbatasan. 4. Mendorong par>sipasi masyarakat/dunia usaha sebagai aktor utama pembangunan infrastruktur – di pusat pusat pertumbuhan. 5. Meningkatkan kapasitas dan memperluas cakupan infrastruktur untuk mendorong daya saing nasional. Slide - 47
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (6) MENINGKATKAN PENGELOLAAN DAN NILAI TAMBAH SUMBER DAYA ALAM YANG BERKELANJUTAN:
1. Meningkatkan kapasitas produksi melalui peningkatan produk>vitas dan perluasan areal pertanian. 2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah komodi> pertanian/perikanan. 3. Mengop>malkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya mineral dan tambang lainnya. 4. Meningkatkan produksi dan diversifikasi sumber daya energi. 5. Meningkatkan efisiensi dan pemerataan pemanfaatan energi. 6. Mengembangkan ekonomi kelautan yang terintegrasi antarsektor dan antarwilayah. 7. Pengelolaan dan pemanfaatan keanekaragaman haya>. Slide - 48
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-‐2019 (7) MITIGASI BENCANA ALAM DAN PERUBAHAN IKLIM 1. Memperkuat kapasitas kelembagaan mi>gasi bencana alam untuk mengurangi resiko bencana 2. Mempercepat rehabilitasi daerah terkena bencana 3. Memperkuat kapasitas mi>gasi dan adaptasi perubahan iklim
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
SASARAN RPJMN 2015-‐2019 (INDIKATIF)
Slide - 50
q
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-‐2019 Keluar dari Middle Income Trap (MIT) pada tahun 2030: q
Pertumbuhan ekonomi sekitar 6-8 persen per tahun, terutama didukung oleh industri yang mempunyai nilai tambah tinggi
q
PDB per kapita 2019 sekitar USD 7000
q
Pengurangan angka kemiskinan menjadi 6-8 persen pada periode 2015-2019
q
Meningkatnya kualitas sumber daya manusia: ü
Meningkatnya angka partisipasi pendidikan (dasar, menengah dan tinggi): APM SD/MI/sederajat
:
97 % (2019)
ü
APM SMP/MTs/sederajat
:
80 % (2019)
ü
APK SMP/MTs//sederajat
:
104 % (2019)
ü
APK SMA/SMK/MA
:
89 % (2019)
ü
APK PT/PTA
:
33 % (2019)
ü
q
Membaiknya kualitas pendidikan
ü
Angka Kematian Bayi dari 28 per seribu (2012) menjadi 25 per seribu (2019)
Terjaganya swasembada pangan : q
q
ü
Produksi Beras : 46,1 juta ton (pertumbuhan 2,9% per tahun)
Ketahanan energi : q
Meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi (renewable energy) q
q
Dari 4 % (2014) à 6-7 % (2019)
Kapasitas terpasang pembangkit listrik : 92,9 GW Slide - 51
ROADMAP MIT 2010
USD 12.000 2010
Threshold Middle Income Trap
2015 RPJM 2
Pertumbuhan PDB
2020 RPJM 3
2025
2030
RPJM 4
6 -‐ 8 % per tahun 2013 Sktr USD 4.000
2019: Sktr USD 7.000
Kemiskinan
2013 : 11,47%
6 -‐ 8 % per tahun
Pengangguran
2013: 6,25%
PDB per kapita
2030
BONUS DEMOGRAPHIC
2025: > USD 12.000
Slide - 52
SASARAN UTAMA RPJMN 2015-‐2019 q
Meningkatnya kuantitas sarana prasarana dan kualitas layanan q
Rasio Elektrifikasi
100 %
q
Jangkauan air bersih
85%
q
Kelayakan jalan raya
95%
q
Menurunnya emisi GRK: mendekati 26 % (2019)
q
Menurunnya kesenjangan : q
q
Meningkatnya peranan PDRB di luar Jawa: q
Luar Jawa: dari 41 % (2014) à menjadi 45-47 % (2019)
q
Jawa:
59 % (2014) à menjadi 53-55 % (2019)
Menurunnya jumlah kabupaten tertinggal: q
Dari 114 Kab (2014) à 39 Kab (2019)
q
Menurunnya praktek korupsi
q
Meningkatnya konsolidasi demokrasi Slide - 53
Gambar 20. Proyeksi Bauran B Energi (Dengan Biomassa) Sampai Tahun 2025 SASARAN AURAN ENERGI PRIMER (dalam juta SBM) (DRAFT KEN)
q Gambar Kebijakan 21. Energi Nasional (KEN) Energi – mengamanatkan pemanfaatan EBT untuk 2025 menggan>kan Proyeksi Bauran (Tanpa Biomassa) Sampai Tahun energi fosil, memanfaatkan gas dengan lebih op>mal. Batubara tetap dimanfaatkan sebagai (dalam juta ESBM) sumber energi. Pada tahun 2019, konstribusi BT diharapkan dapat mencapai 6-‐7%. Slide - 54
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TERIMA KASIH
Slide - 55