LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 188.45/ /KEP/35.07.013/2016 TENTANG PENGESAHAN RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021
RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbaikan
tata
kelola
pemerintahan
dan
sistem
manajemen
merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Tata kelola pemerintahan yang baik, bersih,
berwibawa,
transparan,
efisiensi,
efektivitas,
profesional,
pelayanan prima, bertanggung jawab dan supremasi hukum diharapkan mampu mewujudkan prinsip-prinsip good governance. Melalui penerapan prinsip-prinsip good governance pada semua program dan kegiatan, merupakan salah satu upaya
menuntaskan penanggulangan dan
penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk
praktek-praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. Kelemahan yang paling menonjol dalam proses tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik selama ini adalah masih tingginya tingkat korupsi, kolusi dan nepotisme, bahkan telah menyentuh pada seluruh lapisan masyarakat, baik disektor publik maupun swasta. Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah salah satunya adalah
mewujudkan
pengawasannya pengawasan
dapat
daerah
penyelenggaraan
tata
pemerintahan
berfungsi mempunyai
pemerintahan
dengan peran
daerah,
yang
baik,
efektif, yang maka
jika
sistem
dimana
sistem
strategis
dalam
optimalisasi
peran
Inpektorat dalam rangka mewujudkan sistem pengawasan yang efektif guna mendorong terciptanya good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), dapat dilakukan melalui : 1. Penyempurnaan kebijakan, pola dan sistem pengawasan; 2. Pemantapan kedudukan dan peran organisasi pengawasan; 3. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia;
2 4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai; 5. Optimalisasi Anggaran; 6. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi
antar Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) dan Pengawas Eksternal; 7. Membangun kerjasama secara vertikal dan horisontal dengan berbagai pihak. Guna mewujudkan optimalisasi peran Inspektorat tersebut, maka dibutuhkan keterpaduan dan keselarasan kebijakan, program maupun kegiatan, pembinaan dan pengawasan antara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Daerah secara terprogram, berkelanjutan dan terintegrasi secara sistematik, sesuai dengan Kebijakan Pengawasan yang setiap tahun ditetapkan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri. Dalam jangka menengah, pelaksanaan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Malang tersebut dituangkan dalam Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Rencana Strategis (Renstra) adalah proses rencana, strategis dan rencana aksi dalam rangka mencapai tujuan yang akan dicapai, atau dengan kata lain rencana strategis merupakan suatu kerangka logis yang menetapkan keberadaan organisasi, arah tujuan yang hendak dicapai serta bagaimana cara mencapainya, juga sebagai proses pengembangan untuk mencapai tujuan, sasaran atau cita-cita
masa depan yang telah
ditetapkan. Rencana Strategis satu
dokumen
mengarahkan
Perangkat Daerah (RENSTRA PD) merupakan
rencana
resmi
daerah
yang
dipersyaratkan
untuk
Perangkat Daerah khususnya dan pembangunan daerah
pada umumnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan masa kepemimpinan Kepala Daerah. Penyusunan Renstra Perangkat Daerah sangat
ditentukan
oleh
kemampuan
Perangkat
Daerah
dalam
mengimplementasikan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program, kegiatan dan capaian program Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ke dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah. Untuk
mendapatkan
mengimplementasikan
dukungan
yang
optimal
dalam
proses penyusunan Renstra Perangkat Daerah
perlu membangun komitmen dan kesepakatan
dari semua stakeholder
dalam mencapai tujuan Renstra melalui proses yang transparan dan
3 akuntabel. Tanpa
perencanaan strategis yang baik maka instansi
pemerintah kemungkinan besar tidak akan dapat mencapai tujuannya. Tantangan dalam penyusunan Renstra Perangkat Daerah antara lain dilakukan dengan pendekatan partisipatif maksudnya dalam perencanaan pembangunan daerah Perangkat Daerah harus mampu menerapkan: 1. Transparansi dan akuntabilitas dalam proses perencanaan serta dalam penyusunan
program
dalam
Renstra
Perangkat
Daerah
harus
berdasarkan kerangka pendanaan; 2. Kerangka pendanaan adalah program dan kegiatan yang disusun untuk mencapai sasaran hasil pembangunan yang pendanaannya diperoleh dari anggaran Pemerintah Daerah, sebagai bagian integral dari upaya pembangunan daerah secara utuh. Fungsi Rencana Strategis Perangkat Daerah dalam penyelenggaraan pembangunan daerah adalah untuk memudahkan melakukan kontrol terhadap semua aktivitas baik yang sedang dilakukan maupun yang akan datang,
dapat
mengukur
outcome
(hasil)
yang
harus
dicapai,
mempermudah pencapaian target, strategis dan penggunaan sumber daya serta menjadi alat atau media untuk berkoordinasi dengan pihak lain. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2009 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan
Daerah
sebagai
acuan
dalam
penyusunan Rencana Strategis pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. Dalam Permendagri tersebut akan memperkuat tugas, fungsi dan peran Kepala Perangkat Daerah, mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan daerah serta mengoptimalkan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan layanan SKPD. Proses penyusunan Renstra Perangkat Daerah Kepala Perangkat Daerah menyusun rancangan Rencana Strategis Perangkat Daerah berpedoman pada rancangan awal RPJMD yang telah disepakati bersama, dengan langkah-langkah: 1. Menerima rancangan awal RPJMD dari Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang; 2. Merumuskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan perangkat daerah dengan menjabarkan Visi, Misi, Program Kepala Daerah terpilih dan tetap memperhatikan kesesuaian dengan Perangkat Daerah;
4 3. Menyusun program sebagai penjabaran kebijakan ke dalam tujuan, dalam bentuk program-program sesuai kewenangan lokalitas perangkat daerah, lintas perangkat daerah dan program kewilayahan sebagai pelaksana tugas dan fungsinya; 4. Menyusun rencana kegiatan yang merupakan penjabaran dari program lokalitas Perangkat Daerah,
lintas perangkat daerah
dan program
kewilayahan yang dilengkapi indikasi pendanaan, serta dilampiri rencana regulasi dan kerangka pendanaan bersifat indikatif; 5. Menetapkan
rancangan
kegiatan
dengan
tetap
memperhatikan
kebijakan pengawasan dan kegiatan yang sesuai dengan pengawasan. Langkah-langkah tersebut diatas menjadi muatan dalam rancangan Rencana Strategis Perangkat Daerah disampaikan kepada Kepala Bappeda sebagai masukan untuk menyusun rancangan RPJMD sebagai bahan utama dalam Musrenbang jangka menengah daerah. Sebelum menjadi dokumen Rencana Strategis, maka dibentuk Tim penyusun Renstra dulu dengan keputusan Inspektur Kabupaten Malang. Tugas Tim Penyusun Renstra Inspektorat Tahun 2016-2021, adalah sebagai berikut: a. Pengolahan data dan informasi; b. Menganalisis gambaran pelayanan Perangkat Daerah; c. Perumusan isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah; d. Perumusan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan Perangkat Daerah; e. Perumusan rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif selama 5 (lima) tahun, termasuk lokasi kegiatan; f. Perumusan indikator kinerja perangkat daerah yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Keterkaitan Renstra PD dengan RPJMD Keterkaitan
proses
penyusunan
Rencana
Strategis
Perangkat
Daerah dengan RPJMD sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah pasal 62, yang berisi:
5 1. Rancangan awal RPJMD menjadi pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun rancangan Renstra Perangkat Daerah; 2. Rancangan Renstra PD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi bahan penyusunan rancangan RPJMD. Bupati Malang selaku Kepala Daerah terpilih selama 5 (lima) tahun mulai Tahun 2016 - 2021, telah membuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program Pembangunan Daerah (program prioritas) serta Penyelenggaraan Urusan Pemerintah Daerah (program prioritas). Visi Bupati Malang tahun 2016-2021 adalah “MADEP MANTEP MANETEP” dengan 7 (tujuh) Misi, yaitu: 1. Memantapkan
kesadaran
dan
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan guna menunjang percepatan revolusi mental yang berbasis pada nilai agama yang toleran, budaya lokal, berwawasan gender dan supremasi hukum; 2. Memperluas
inovasi
dan
reformasi
birokrasi
demi
tata
kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, ekuntabel dan demokratis berbasis teknologi informasi; 3. Melakukan percepatan pembangunan dibidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia; 4. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian, kelautan dan perikanan, pariwisata, industri kreatif dan perkebunan serta kehutanan dengan didukung infrastruktur yang memadai; 5. Melakukan
percepatan
pembangunan
desa
melalui
penguatan
kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan produk unggulan desa; 6. Mengembangkan
ketersediaan
infrastruktur
jalan,
transportasi,
telematika, pengairan, permukiman dan prasarana lingkungan yang menunjang aktivitas sosial kemasyarakatan; 7. Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Kaitannya dengan Rencana Strategis Perangkat Daerah tahun 2016-2021, menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 272 dan 273 tentang Pemerintahan Daerah, yang memuat : a. Rencana Strategis Perangkat Daerah tidak memuat Visi maupun Misi tetapi memuat tujuan, sasaran, program dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan wajib dan atau urusan
6 pemerintahan pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap perangkat daerah; b. Rencana Strategis Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah setelah RPJMD ditetapkan; c. Rencana Strategis Perangkat Daerah dirumuskan ke dalam rancangan rencana
kerja
Perangkat
Daerah
dan
digunakan
sebagai
bahan
penyusunan rancangan RKPD. Setelah RPJMD Pemerintah Daerah selesai baru Kepala Perangkat Daerah menyusun Renstra Perangkat Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi
dan
kebijakan,
program
prioritas
dan
kegiatan
prioritas.
Keterkaitan Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD adalah tujuan dan sasaran yang telah dibuat untuk secara langsung maupun tidak langsung mendukung atau mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah. Sedangkan program pembangunan yang berisi program-program prioritas terpilih yang menjadi “top priority” dapat mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah (RPJMD). Keterkaitan Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD dapat kami jelaskan sebagai berikut: a. Renstra
Inspektorat
pembangunan
Kabupaten
Malang
yang
berisi
rencana
5 (lima) tahunan merupakan penjabaran dari RPJMD
Kabupaten Malang sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintaah Daerah (RKPD); b. Renstra
Inspektorat
Kabupaten
Malang
Kabupaten Malang yang merupakan acuan
mengacu
pada
RPJMD
Perangkat Daerah (PD)
untuk menyusun Renstra Perangkat Daerah yang kemudian dijabarkan kedalam Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah. Untuk itu dalam penyusunan rencana pembangunan yang terkait dengan proses penganggaran pada penyusunan RKPD harus melihat program dan kegiatan serta pendanaan yang telah ditetapkan dalam tahapan-tahapan perencanaan tahunan yang tercantum RPJMD Kabupaten Malang.
dalam Renstra Inspektorat dan
7
Keterkaitan Renstra Perangkat Daerah dengan RPJMD dapat kami gambarkan sebagai berikut :
Rancangan Awal RPJMD
Integrasi
Musrenbang RPJMD
Rancangan RPJMD
Verifikasi Rancangan Akhir RPJMD
Penyusunan Ranc. Renstra
Ranc. Renstra
Penyesuaian Ranc. Renstra
Penetapan Perda RPJMD
Rancangan Akhir Renstra
Penetapan Renstra
Keterkaitan Renstra Perangkat Daerah dengan Renja Perangkat Daerah Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
(RPJMD)
selama 5 (lima) tahun sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Strategis Perangkat Daerah
selama 5 (lima) tahun. Kemudian RPJMD
Daerah dijabarkan menjadi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) selama 1 (satu) tahun yang menjadi acuan pada Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah selama 1 (satu) tahun, sedangkan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah sebagai pedoman penyusunan Renja Perangkat Daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. 1.2 Landasan Hukum: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 3. Undang-Undang
Nomor
15
Tahun
2004
tentang
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
Pemeriksaan
8 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 5. Undang-Undang
Nomor
12
Tahun
2011
tentang
Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan; 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang
Nomor
30
Tahun
2014
tentang
Administrasi
Pemerintahan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tatacara
Penyusunan,
Pengendalian
dan
Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah;
9 16. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Malang Tahun 2005-2025; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pembangunan Daerah; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021; 19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah; 20. Peraturan Bupati Malang Nomor 36 Tahun 2011 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Malang; 21. Peraturan Bupati Malang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat Kabupaten sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat Kabupaten;
1.3 Maksud dan Tujuan Maksud Maksud ditetapkan Rencana Strategis Perangkat Daerah agar Instansi Pemerintah
dapat
mempertanggungjawabkan
kinerjanya
yang
telah
diukur dan sejauhmana pencapaian terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Sesuai dengan Surat Keputusan Kepala LAN Nomor: 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 mengenai Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, maka Rencana Strategis sebagai perencanaan jangka menengah harus dijabarkan ke dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah yang disusun setiap tahun mulai tanggal 1 Januari dan berakhir pada tanggal 31 Desember, dan merupakan penjabaran dari Rencana Strategis yang dibuat sebelum proses perencanaan operasional dan penganggaran dilakukan.
10 Tujuan Tujuan rencana strategis perangkat daerah, adalah untuk : 1. Merencanakan perubahan organisasi, tentang pengelolaan kebutuhan secara sistematis, mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi terhadap masa depan, mengembangkan komunikasi dan network dengan organisasi lain; 2. Manjadi tolok ukur Inspektur Kabupaten Malang dalam pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan; 3. Merupakan
keterkaitan
perencanaan,
penganggaran,
serta
pelaksanaan program dan kegiatan. 1.4 Sistematika Penulisan Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka penyusunan Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Malang, adalah sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan
BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH 2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Inspektorat 2.2 Sumber Daya Inspektorat 2.3 Kinerja Pelayanan Inspektorat 2.4 Tantangan
dan
Peluang
Pengembangan
Pelayanan
Inspektorat BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi
Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Inspektorat 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi 3.4 Telaahan
Rencana
Tata
Lingkungan Hidup Strategis
Ruang
Wilayah
dan
Kajian
11 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat 4.2 Strategi dan Kebijakan Inspektorat BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program dan
Kegiatan,
Indikator
Kinerja,
Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikator Inspektorat BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1 Indikator Kinerja Inspektorat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD. BAB VII PENUTUP
12
BAB II GAMBARAN PELAYANAN INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Inspektorat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa “Unsur
Pengawasan Daerah adalah Badan Pengawasan Daerah yang
selanjutnya disebut Inspektorat Provinsi, Inspektorat Kabupaten dan Inspektorat
Kota.
Pernyataan
ini
mensyaratkan
bahwa
sejak
diberlakukannya Peraturan Pemerintah ini, lembaga pengawasan daerah yang sebelumnya bernama Badan Pengawasan berubah nama menjadi Inspektorat. Sebagai tindak lanjut dari peraturan pemerintah diatas, Pemerintah Kabupaten Malang mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dalam pasal 3 ayat 4 menyebutkan bahwa Inspektorat Kabupaten Malang merupakan salah satu lembaga teknis daerah. Sebagai salah
satu
pendukung
lembaga tugas
teknis
Bupati
daerah, yang
Inspektorat
mempunyai
merupakan
tugas
unsur
melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan Kebijakan Daerah yang bersifat
spesifik
yaitu bidang pengawasan. Selanjutnya Inspektorat Kabupaten Malang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat Kabupaten. Pada pasal 4 dijelaskan bahwa “(1) Inspektorat Kabupaten merupakan unsur pengawas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (2) Inspektorat Kabupaten Malang dipimpin
oleh
seorang Inspektur yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan secara teknis administrasi melalui Sekretaris Daerah.” Sesuai
Peraturan
Bupati
tersebut
Inspektorat
Kabupaten
Malang
mempunyai tugas: (1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan Pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa; (2) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai bidang tugasnya.
13 Memperhatikan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 23 Tahun 2007
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara Pengawasan atas Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah,
menunjukkan
bahwa
peran
Inspektorat Kabupaten Malang sebagai pengawas internal mempunyai kewenangan lain yaitu melakukan pembinaan dan pengawasan kepada Perangkat Daerah di Wilayah Kabupaten Malang, serta berfungsi sebagai lembaga yang memberikan masukan kepada Kepala Daerah. Fungsi Inspektorat dalam lingkungan organisasi Pemerintah Kabupaten Malang adalah sebagai lembaga pengawas/penyelenggara pemerintah daerah di daerah. Bukan hanya berfungsi untuk melakukan pemeriksaan, tetapi juga sebagai mitra manajemen dalam upaya mencapai kinerja organisasi sebagaimana yang diharapkan. Peran pengawas internal tidak terbatas pada kegiatan verifikasi terhadap kebenaran angka-angka, tetapi juga meliputi penilaian terhadap ketaatan terhadap kebijakan yang telah
ditetapkan,
penilaian
terhadap
pengamanan
harta
kekayaan
organisasi dan penilaian atas penggunaan sumber-sumber yang dikuasai dan dikelola oleh organisasi serta yang terpenting adalah evaluasi terhadap pencapaian kinerja. Dengan adanya fungsi-fungsi yang telah disebutkan di atas, pengawasan
internal mempunyai peran ganda sebagai watchdog dan
sekaligus sebagai agent of change. Sebagai watchdog, pengawas internal harus melakukan tugas-tugas pengecekan dan pengujian atas ketaatan pelaksanaan
kinerja
terhadap
instruksi-instruksi
yang
digunakan,
sedangkan sebagai agent of change, berarti pengawas internal bertindak sebagai ahli (expert) atau konsultan untuk keberhasilan organisasi. Jika dikaitkan dengan pembangunan, maka pengawas internal bisa berfungsi sebagai
katalisator
pengawasan
yang
tercapainya baik
akan
ekonomis, efisien dan efektif (3E).
keberhasilan berdampak
pembangunan,
pada
tercapainya
karena prinsip
14 Bagan
Struktur
Organisasi
Perangkat
Daerah
Inspektorat
Kabupaten Malang sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat Kabupaten, adalah sebagai berikut:
15 PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR : 23 TAHUN 2008 TANGGAL : 29 PEBRUARI 2008
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG
INSPEKTUR
SEKRETARIS
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH I
Sub Bagian Perencanaan
Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Sub Bagian Administrasi dan Umum
STAF
STAF
STAF
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH III
INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH IV
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
Seksi Pengawasan Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan
Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
STAF
Kelompok Jabatan Fungsional Auditor = GARIS KOMANDO = GARIS KOORDINASI
16 Sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat Kabupaten, dijelaskan tentang tugas pokok dan fungsi. Tugas Pokok dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Malang Tugas Pokok : a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa ; b. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Fungsi: Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka Inspektorat Kabupaten Malang menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : a. Pengumpulan, pengelolaan dan pengendalian data berbentuk data base serta analisa data untuk menyusun program kegiatan; b. Perencanaan strategis pada Inspektorat Kabupaten; c. Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan; d. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang pengawasan; e. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian serta evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan bidang pengawasan; f. Pelaksanaan standar pelayanan minimal yang wajib dilaksanakan dalam bidang pengawasan; g. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan pada Inspektorat Kabupaten Malang; h. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengawasan; i. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan; j. Pengkoordinasian,
pengintegrasian
dan
sinkronisasi
pelaksanaan
kegiatan pengawasan di lingkungan Pemerintah Daerah; k. Pelaksanaan, monitoring, pendayagunaan dan dampak pengawasan serta pelaporannya; l. Penggunaan dan pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat lembaga pemerintah dan lembaga lainnya.
17
Susunan organisasi dan tata kerja Inspektorat Kabupaten Malang terurai sebagai berikut : a. 1 (satu) orang Inspektur, mempunyai tugas: - Memimpin,
mengawasi,
membina,
melakukan
koordinasi
dan
kerjasama dalam pelaksanaan pengawasan tugas pemerintahan dan pembangunan daerah; - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. b. 1 (satu) orang Sekretaris, mempunyai tugas di Sekretariat: - Menyiapkan bahan koordinasi pengawasan, memberikan pelayanan administrasi dan fungsinya kepada semua unsur dilingkungan Inspektorat Kabupaten; - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Inspektur sesuai dengan bidang tugasnya. Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) Orang Sub Bagian, yaitu : 1. Kepala Sub Bagian Perencanaan; 2. Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan; 3. Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum. Masing-masing Kepala Sub Bagian mempunyai tugas: 1. Tugas dari Kepala Sub Bagian Perencanaan, adalah: a. Menyiapkan
bahan
penyusunan
dan
pengendalian
rencana/program kerja pengawasan; b. Menghimpun dan menyiapkan rancangan peraturan perundangundangan, dokumentasi dan pengolahan data pengawasan; c. Menyusun anggaran Inspektorat Kabupaten; d. Menyiapkan laporan statistik Inspektorat Kabupaten; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Tugas Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan a. Menginventarisasi hasil pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan; b. Mengadministrasi laporan hasil pengawasan; c.
Melaksanakan evaluasi laporan hasil pengawasan;
d. Menyusun statistik hasil pengawasan; e.
Melakukan adminstrasi pengaduan masyarakat
18 f.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Tugas Sub Bagian Administrasi dan Umum a. Melakukan urusan tata usaha surat menyurat dan kearsipan; b. Melakukan administrasi, inventarisasi, pengkajian dan analisis pelaporan; c. Melakukan urusan kepegawaian; d. Melakukan urusan perlengkapan dan rumah tangga; e. Melakukan pengelolaan urusan keuangan; f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan bidang tugasnya. c. 4 (empat) Orang Inspektur Pembantu Wilayah, adalah : - Inspektur Pembantu Wilayah I ; - Inspektur Pembantu Wilayah II ; - Inspektur Pembantu Wilayah III ; - Inspektur Pembantu Wilayah IV. Masing-masing Inspektur Pembantu Wilayah mempunyi tugas yang sama: - Melaksanakan
sebagian
tugas
inspektorat
kabupaten
dalam
pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan; - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh inspektur sesuai dengan bidang tugasnya. Inspektur Pembantu I, II, III dan IV pada Tahun 2016 masih membawahi 3 (tiga) Kepala Seksi, yaitu : a. Kepala Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan; b. Kepala Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan; c. Kepala Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan. Masing-masing Kepala Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan, Pemerintahan dan Bidang Kemasyarakatan, mempunyai tugas: 1. Tugas Kepala Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pembangunan: a. Melaksanakan pengawasan terhadap urusan Pemerintahan Daerah dan kasus pengaduan bidang pembangunan; b. Melakukan pengusutan program pengawasan diwilayah kerja bidang pembangunan; c. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengawasan bidang pembangunan; d. Melaksanakan
pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan bidang pembangunan;
urusan
19 e. Melaksanakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan pernilaian tugas pengawasan bidang pembangunan; f. Melaksaanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Inspektur Pembantu Wilayah sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Tugas Kepala Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Pemerintahan a. Melaksanakan pengawasan terhadap urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan bidang pemerintahan; b. Melaksanakan pengusulan program pengawasan di wilayah kerja bidang pemerintahan; c. Melaksanakan pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan bidang pemerintahan; d. Melaksanakan
pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan daerah bidang pemerintahan; e. Melaksanakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian ugas pengawasan bidang pemerintahan; f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Inspektur Pembantu Wilayah sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Tugas Seksi Pengawas Pemerintah Bidang Kemasyarakatan a. Melaksanakan pengawasan terhadap urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan bidang kemasyarakatan; b. Melaksanakan pengusutan program pengawasan di wilayah kerja bidang kemasyarakatan; c. Melaksanakan pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan bidang kemasyarakatan; d. Melaksanakan
pengawasan
terhadap
penyelenggaraan
urusan
Pemerintahan Daerah bidang kemasyarakatan; e. Melaksanakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan bidang kemasyarakatan; f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Inspektur Pembantu Wilayah sesuai dengan bidang tugasnya. 2.2 Sumber Daya Inspektorat a. Sumber Daya Manusia Aparatur Komposisi personil Inspektorat Kabupaten Malang berdasarkan jenjang Pendidikan terdiri dari SMA, D-3, S-1 dan S-2 dengan berbagai macam disiplin ilmu yaitu administrasi, teknik, ekonomi, hukum, Ilmu Sosial, Sastra Inggris, Manajemen, Administrasi Publik, kebijakan
20 publik, sedangkan
berdasarkan kepangkatan mulai dari II/a sampai
dengan IV/c. Sedangkan jumlah eselon II sampai dengan IV ada 21 orang, non eselon mulai dari staf sampai CPNS sebanyak 30 orang ditambah tenaga kontrak sebanyak 7 orang, dengan demikian jumlah personil aparatur sebanyak 51 orang, dapat kami uraikan sebagai berikut:
NO
GOLONGAN
ESELON
NON ESELON
JUMLAH
1
Golongan IV
1
5
4
-
1
-
11
2
Golongan III
-
-
11
1
16
2
30
3
Golongan II
-
-
-
-
1
2
3
PNS/CPNS
44
Tenaga Kontrak
7
TOTAL
NO 1
PANGKAT Pembina Utama Muda
21
GOL
30
PENDIDIKAN S-2
S-1
D-3
SMA
IV/c
1
-
-
-
2
Pembina Tingkat I
IV/b
2
-
-
-
3
Pembina
IV/a
7
1
-
-
4
Penata Tingkat I
III/d
2
7
-
-
5
Penata
III/c
3
8
-
-
III/b
-
7
1
-
III/a
-
2
-
-
II/b
-
-
-
1
II/a
-
-
-
2
6 7 8
Penata Muda Tingkat I Penata Muda Pengatur Muda Tingkat I
9
Pengatur Muda
12
Tenaga Kontrak
51
2
TOTAL
4
SMP
KETERANGAN
CPNS
CPNS (K-2) 1
51
4
Pejabat Struktural dan Fungsional Untuk mendukung operasional organisasi dan tata kerja Inspektorat Kabupaten Malang terdapat Jabatan Struktural terdiri dari : a. Jabatan struktural eselon II b ; b. Jabatan struktural eselon III a; c. Jabatan struktural eselon IV a.
21 Untuk jabatan fungsional, baik Jabatan Fungsional Auditor (JFA), Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan (JFPP) atau Jabatan Fungsional Pejabat Pengawas Urusan Pemerintah Daerah (P2UPD) berdasarkan Permenpan dan RB Nomor 15 Tahun 2009, serta Jabatan Fungsional Kepegawaian
sampai bulan Pebruari 2016 Inspektorat
Kabupaten Malang belum menerapkan jabatan fungsional, penerapan jabatan fungsional pada tahun 2017 Inspektorat Kabupaten Malang mulai berubah kelembagaannya sesuai dengan
Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah pada pasal 77 paragraf 3 (1) Inspektorat daerah kabupaten/kota tipe A terdiri atas 1 (satu) sekretariat dan paling banyak 4 (empat) Inspektur Pembantu dan 3 (tiga) sub bagian. Untuk pengembangan SDM Inspektorat Kabupaten Malang perlu dilakukan diklat-diklat dengan rincian sebagai berikut: PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) No.
Jumlah (orang)
Uraian Diklat
1 PIM IV tahun 2015 dan 2016
3
2 TOT PKD – Perbendaharaan Daerah Tahun 2015
1
3 E learning dan tatap muka sertifikat JFA Pembentukan Auditor Pertama Tahun 2015
1
4 TOT PKD – Akuntansi Keuangan Daerah Tahun 2015
1
5 Workshop Auditor Kepegawaian
1
6 Manajemen Pengelolaan Barang Milik Daerah Tahun 2015
1
7 Bimtek Fraud Auditing/Audit Kecurangan 8 Workshop Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG)
2
9 Bimtek Sistem Keuangan Desa berbasis Aplikasi dalam rangka pembinaan dan fasilitasi penyusunan RAPBDes Tahun 2016
4
b. Sumber Daya Anggaran Kewenangan
dalam
perumusan
Kebijakan
Umum
Anggaran
merupakan salah satu sumber daya yang dimiliki Inspektorat mengingat kedudukan
Inspektur
Pemerintah
Daerah
sebagai (TAPD).
anggota Dari
sisi
didalam
Tim
anggaran,
Anggaran Inspektorat
mendapatkan alokasi anggaran yang meningkat dari tahun ke tahun. Dibawah ini memperlihatkan jumlah alokasi anggaran antara tahun 2011-2015 beserta penyerapannya, sebagai berikut:
22
Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung DPPA Tahun 2011-2015 Tahun
Anggaran (Rp)
Realisasi
%
2011
3.000.000.000,-
2.997.467.400,-
99,9
2012
3.842.000.000,-
3.838.715.750,-
99,9
2013
5.015.500.000,-
5.012.516.500,-
99,9
2014
6.015.500.000,-
6.009.731.000,-
99,9
2015
8.353.900.000,-
8.344.175.800,-
99,9
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa peningkatan alokasi anggaran Inspektorat berbanding lurus dengan penyerapan anggarannya, karena semua kegiatan yang telah direncanakan pada tahun anggaran
2011-
2015 dapat dilaksanakan/direalisasikan sesuai kegiatan yang telah direncanakan. c. Sumber Daya Sarana dan Prasarana Untuk mendukung kegiatan operasional, Inspektorat Kabupaten Malang sampai dengan tahun 2016, telah didukung sarana, prasarana, alat studio dan komunikasi, sebagai berikut:
23 Sumber Daya Sarana dan Prasarana No.
Uraian
Banyaknya
Satuan
1335
M²
690
M²
13200
Volt Ampere
1.
Tanah
2.
Gedung
3.
Listrik
4.
Air
1
Saluran
5.
Telepon
2
Line
6.
Area Parkir
2
Area
7.
Ruang Rapat
2
Ruang
8.
Ruang Arsip
2
Ruang
9.
Taman Dalam
1
Area
10.
Musholla
1
Ruang
11.
Toilet
5
Ruang
12.
Kendaraan Roda Empat
6
Unit
13.
Kendaraan Roda Dua
7
Unit
14.
Komputer
24
Unit
15.
Note Book
17
Unit
16.
Mesin Fotokopi
1
Unit
17.
Kamera Digital
3
Unit
18.
Handycam
2
Unit
19.
Kamera SLR
1
Unit
20.
Mesin penghancur kertas
5
Unit
21.
LCD
2
Unit
22.
TOA
2
Unit
23.
Scaner
1
Unit
24.
Generator
1
Unit
25.
Faxsimili
1
Unit
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sarana dan prasarana yang telah dimiliki Inspektorat Kabupaten Malang cukup memadai, tetapi masih diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas dari tahun ke tahun guna peningkatan kinerja. Sedangkan
dari segi prasarana berupa
gedung dan ruangan yang baru didalamnya masih terdapat beberapa kekurangan antara lain AC ruangan, kursi sofa dan beberapa peralatan dimana untuk pemenuhannya akan diusulkan dalam 5 (lima) tahun mendatang.
24 2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Indikator kinerja pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pada Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Malang tahun 2011-2015 yang lalu telah menetapkan 2 (dua) sasaran yang ingin dicapai, dan berdasarkan hasil evaluasi maka capaian dari kedua Sasaran tersebut dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Pelaksanaan
kegiatan
dalam
program
peningkatan
sistem
pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH antara lain adalah Program Kegiatan Pengawasan Tahunan (PKPT) pada tahun 2011-2015 dapat dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan peta pengawasan yang dituangkan tiap tahun dalam jadwal pengawasan yang ditandatangani Inspektur, hal tersebut dapat dilaksanakan karena terjalinnya koordinasi dan komunikasi yang baik diantara Aparatur Pengendalian Intern Pemerintah (APIP), sebagaimana kesepakatan dan keterpaduan program pengawasan, sedangkan obyek pemeriksaan setiap tahun telah ditetapkan dengan Keputusan Bupati Malang. Sedangkan pencapaian kinerja pelayanann Inspektorat yang dituangkan dalam indikator kinerja sesuai tugas dan fungsi dan uraian target Renstra Tahun 2011-2015, realisasi capaian tahun 2011-2015 dan rasio capaian tahun 2011, dapat kami jelaskan dalam tabel 2.1 dan tabel 2.2. Sedangkan penyelesaian dan capaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (TLHP) pada tahun 2011-2015, sebagaimana tabel-tabel berikut ini:
25 REKAPITULASI TEMUAN, REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2011 S.D. 2015 Tindak Lanjut No
Tahun
Jumlah LHP
Jumlah Temuan
Jumlah Rekomendasi
Selesai
Dalam Proses
Belum
1
2011
48
637
899
890
9
0
2
2012
44
624
755
747
7
1
3
2013
68
849
1012
1003
7
2
4
2014
84
1158
1406
1364
13
29
5
2015
73
955
1228
1038
40
151
REKAPITULASI KEWAJIBAN SETOR KEPADA NEGARA/DAERAH HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2011 S.D. 2015 NO
TAHUN
KEWAJIBAN SETOR (Rp)
TELAH DISETOR (Rp)
SISA (Rp)
1
2011
77.497.005,60
38.351.590,50
39.145.415,10
2
2012
19.634.142,63
17.752.325,73
1.881.816,90
3
2013
17.019.015,86
17.019.015,86
0
4
2014
60.157.371,89
60.157.403,80
(31,91)
5
2015
55.675.984,96
51.777.357,96
3.898.627,00
REKAPITULASI KERUGIAN NEGARA/DAERAH HASIL PEMERIKSAAN INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2011 S.D. 2015 NO
TAHUN
JUMLAH KERUGIAN (Rp)
TELAH DISETOR (Rp)
SISA (Rp)
1
2011
251.968.523,79
251.968.523,79
0,00
2
2012
72.277.619,66
51.277.619,66
21.000.000,00
3
2013
347.921.537,65
341.051.626,15
6.869.911,50
4
2014
153.223.546,59
118.705.568,45
34.517.978,14
5
2015
211.041.912,68
186.853.551,68
24.188.361,00
26 2. Pelaksanaan Program peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan Pada pelaksanaan peningkatan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan, kegiatan yang dilaksanakan adalah mengirim pegawai untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis maupun sosialisasi, untuk meningkatkan kinerja aparatur pengawas. Selama tahun 2011-2015 sebanyak 72 aparatur yang mengikuti diklat, bimtek, maupun sosialisasi, sedangkan untuk kegiatan Pelatihan Kantor Sendiri (PKS) pada tahun 2011-2015 sudah dilaksanakan sebanyak 30 Pelatihan Kantor sendiri.
27
Tabel 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Inspektorat Kabupaten Malang No
Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Targ et SPM
Targ et IKK
Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD tahun 2010-2015
Realisasi Capaian Tahun 2010-2015
Rasio Capaian pada Tahun 2010-2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
2011
2012
2013
2014
2015
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
60%
65%
70%
75%
80%
70,93%
82,6%
88,40%
76,74%
89.53%
118%
127%
126%
102,3%
112%
70%
98,8%
97,67%
95,35%
94,19%
93.02%
153%
158%
146%
140,5%
132,88%
85,35%
84,65%
79,80%
86,26%
63,89%
142%
141%
133%
143,7%
106,48%
(1)
(2)
1
Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan Inspektorat
2
Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan BPK-RI
91,86%
60%
62%
65%
67%
3
Persentase Tindak Lanjut Pemeriksaan (TLHP) APIP
Hasil
71,41%
60%
60%
60%
60%
4
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Pengawas Eksternal
74,75%
70%
70%
75%
80%
80%
88,56%
93,65%
90,50%
95,63%
94.20%
126%
133%
120%
119,5%
118%
5
Opini BPK RI
WDP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WDP
WDP
WDP
WTP
WTP
-
-
-
-
-
6
Persentase Pemeriksaan Non Reguler (kasus) yang diselesaikan
70,70%
80%
80%
80%
80%
80%
94,3%
87,57%
72,33%
56,89%
89,51%
17,8%
109%
90,4%
71,11%
111,89%
7
Persentase SKPD dengan hasil Evaluasi SAKIP Min.B
-
20%
20%
20%
25%
30%
13,88%
22,22%
27,7%
13,90%
41,65%
55,52%
74,07%
69,76%
60%
5,55%
2,78%
8,33%
28 Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Inspektorat Kabupaten Malang INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Anggaran pada tahun 2011-2015 NO
Indikator Kinerja Sesuai Tugas dan Fungsi SKPD
Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan 1 Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 1.2 Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala PKPT Non Reguler Monitoring dan Evaluasi ADD Pemeriksaan APBDes Reviu LKPD Kormonev Lakip SKPD Cek potensi Kependidikan Pemeriksaan aset tanah di 12 Kel. Monev Penyelesaian Kerugian Daerah Pemantauan aset sekolah Monev peng. Keu BUMD Monitoring Dokumen Perencanaan Sekolah Dasar Reviu AKIP Pemerintah Kabupaten Malang Progres Report AMJ Bupati Malang Tahun 2010-2015 Monotoring LHKPN dan LHKASN Monotoring laporan Kinerja (LKj) Triwulan pada SKPD Koordinasi Persiapan PKPT (Pra PKPT) Koordinasi Persiapan Evaluasi AKIP SKPD Monitoring Penyelesaian Tindak Lanjut Pemeriksaan Kasus 1.3 Inventarisasi Temuan Pengawasan 1.4 Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan 2 Program Peningkatan Profesionalism Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 2.1 Pelatihan Pengembangan Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan
Rasio antar realisasi anggaran tahun 2011-2015
Realisasi anggaran pada tahun 2011-2015
2011 (Rp dalam ribuan)
2012 (Rp dalam ribuan)
2013 (Rp dalam ribuan)
2014 (Rp dalam ribuan)
2015 (Rp dalam ribuan)
2011 (Rp dalam ribuan)
2012 (Rp dalam ribuan)
2013 (Rp dalam ribuan)
2014 (Rp dalam ribuan)
2015 (Rp dalam ribuan)
2.426.378 2.023.762
3.402.992 3.035.164
3.922.532 3.491.648
5.127.172 4.856.863
6.025.797 5.711.722
2.425.955 2.023.552
3.402.346 3.034.865
3.920.618 3.491.266
5.123.370 4.855.639
6.024.797 5.710.722
552.600 693.900 227.985
704.000 1.441.200
1.660.000 1.028.100
552.600 693.900 227.985
704.000 1.441.200
1.660.000 1.028.100
576.000 65.000 25.600 153.600
98.175 154.500 32.800 340.000 57.600 48.600
1.809.200 1.484.900 328.080 155.250 9.760 700.000
576.000 65.000 25.600 153.600
98.175 154.500 32.800 340.000 57.600 48.600
31.125 18.320 138.150 205.855
2.100.000 1.806.750 0 64.350 154.500 32.800 240.000 0 0 194.400 60.000 65.755
31.125 18.320 138.150 205.855
103.140 103.140
2.100.000 1.806.750 0 64.350 154.500 32.800 240.000 0 0 194.400 60.000 59.755
100.000 17.920 36.100 82.350 246.750 133.880 34.125 224.080
1.809.200 1.484.900 328.080 154.250 9.760 700.000
103.140 103.140
2011
99,98 99,99
2012
99,98 99,99
2013
2014
Rata-rata pertumbuhan
2015
Anggran Realisasi
99,95 99,99
99,93 99,97
99,98 99,98
20,00% 20,00%
20,00% 20,00%
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00%
20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00% 20,00%
100,00 100,00 100,00 100,00
100,00 100,00 90,88
100.000 17.920 36.100 82.350 246.750 133.880 34.125 224.080 95,88 99,91
99,36 100,00 100,00
100,00 100,00
72.586 330.030
71.940 295.889
183.075 247.810
58.109 212.200
314.075
72.406 329.998
71.653 295.829
181.705 247.648
55.714 212.017
314.075
99,75 99,99
99,60 99,98
99,25 99,93
100,00
20,00% 20,00%
20,00% 20,00%
34.107
24.962
21.962
21.962
18.962
34.107
24.821
21.881
21.962
18.962
100,00
99,44
99,63 100,00 100,00
20,00%
20,00%
34.107
24.962
21.962
21.962
18.962
34.107
24.821
21.881
21.962
18.962
100,00
99,44
99,63
20,00%
20,00%
100,00
100,00
29 2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat Berdasarkan isu-isu yang berkembang, dapat diidentifikasikan tantangan-tantangan yang dihadapi Inspektorat Kabupaten Malang dalam melaksanakan program dan kegiatan, yaitu : 1. Cepatnya perubahan Regulasi Regulasi
atau
Peraturan
Perundang-undangan
menjadi
tantangan
tersendiri, hal ini disebabkan perubahan regulasi yang terjadi tidak didasarkan atas kepentingan organisasi, masyarakat dan lainnya tetapi lebih banyak didasarkan atas kepentingan politik. Untuk itu perlu dipersiapkan peraturan perundangan serta penguatan kelembagaan; 2. Umpan balik tindak lanjut hasil pengawasan belum maksimal Tindak lanjut yang ditemui pada SKPD pada tahun lalu masih tetap ada, hal tersebut terjadi pada saat dilakukan tindak lanjut berikutnya, SKPD tidak segera memenuhi bukti mendukung yang menguatkan. 3. Mempertahankan hubungan yang sudah baik dan serasi antara Inspektorat
Kabupaten
Malang
dengan
Inspektorat
Provinsi,
dan
Pengawas Eksternal. 4. Heterogenitas permasalahan Banyaknya
permasalahan
tahunan/reguler,
maupun
yang
muncul
permasalahan
pada
pada
pengawasan
non
reguler/kasus
pengaduan masyarakat. Disamping tantangan diatas, untuk melaksanakan ketentuan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, maka setiap tahun keluar Permendagri
tentang Kebijakan Pengawasan di
lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Tujuan kebijakan pengawasan yang setiap tahun keluar, adalah: a. Meningkatkan kualitas pengawasan internal; b. Mensinergikan pengawasan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten atau Kota; c. Meningkatkan penjamin mutu atas penyelenggaraan pemerintahan dan kepercayaan masyarakat atas pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Dengan adanya kebijakan pengawasan, program dan kegiatan setiap tahun yang ada di Inspektorat Kabupaten Malang minimal harus disesuaikan walaupun tidak semuanya, hal tersebut menjadi tantangan yang perlu
30 perhatian dengan kegiatan pengawasan internal di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang, antara lain meliputi: 1. Pengawasan
dalam
rangka
penguatan
akuntabilitas
kinerja
dan
keuangan; 2. Kegiatan
pengawasan
dalam
rangka
percepatan
menuju
good
governance, clean government, dan pelayanan publik di lingkungan pemerintah daerah; 3. Kegiatan penunjang pengawasan. Peluang Pengembangan Pelayanan Inspektorat Secara umum terdapat 4 (empat) peluang
yang mendukung
pelaksanaan program dan kegiatan Inspektorat Kabupaten Malang dalam 5 (lima) tahun ke depan: 1. Perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pada tahun 2017 Inspektorat Kabupaten Malang kemungkinan ada perubahan
kelembagaan, berdasarkan Permendagri Nomor 64
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota bab III pasal 18 menyebutkan “apabila jabatan fungsional pengawas pemerintah sesuai peraturan dan
telah ditetapkan
perundang-undangan maka jabatan struktural
dibawah Inspektorat Pembantu dihapus. Secara otomatis nantinya diikuti
dengan
Peraturan
Daerah
tentang
struktur
organisasi
Inspektorat yang baru dengan menghapus jabatan struktural dibawah Inspektur Pembantu, jabatan fungsional tersebut kemungkinan ada 3 (tiga), yaitu jabatan fungsional kepegawaian, Auditor dan
jabatan
fungsional Pejabat Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah
(P2UPD)
atau
JFPP
(Jabatan
Fungsional
Pengawas
Pemerintahan). 2. Kompetensi
dan
profesioanalisme
sebagai
pengawas
intern
pemerintah perlu diperkuat. Penguatan kompetensi sumber daya manusia tidak hanya terletak pada sisi kualitas namun juga kuantitas. Untuk meningkatkan kuantitas bisa dilakukan inpassing dari pemeriksa menjadi Jabatan Fungsional Auditor, Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintah atau P2UPD dan Jabatan Fungsional Kepegawaian bila sudah berubah kelembagaan.
Sedangkan
untuk
meningkatkan
kualitas
aparat
pengawas dilakukan dengan peningkatan bimbingan teknis dan diklat
31 dengan mengirimkan para pengawas untuk mengikuti kegiatan bimtek, lokakarya, seminar dan lain-lain yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur pengawas. Untuk meningkatkan kualitas aparat pengawas tidak hanya terpusat pada kemampuan dan keahlian aparat pengawas saja, namun yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kualitas moral aparat pengawas sehingga dalam melaksanakan
tugas pengawasan selalu
berdasarkan pada etika dan standar pemeriksaan. 3. Komitmen Pemerintah terhadap Tata Kelola Pemerintahan yang baik belum optimal Tata
Kelola
Pemerintahan
yang
akuntabel,
partisipatif,
transparan dan partisipatif menjadi tuntutan publik yang harus disikapi oleh pemerintah dan diharapkan dapat memuaskan semua komponen
masyarakat
dalam
pelayanan
publik
mupun
kinerja
pemerintah. Komitmen pemerintah tersebut diikuti dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Upaya untuk mewujudkan tata kelola keuangan daerah sebagai bagian dari Good Governance perlu dilakukan oleh Pemerintah Daerah, melalui : 1. Menindaklanjuti setiap rekomendasi hasil pemeriksaan; 2. Mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian; 3. Senantiasa melakukan antisipasi terhadap perubahan regulasi pengelolaan manajemen Pemerintah Daerah; 4. Perlunya penguatan peran Inspektorat. 4. Sinergisitas
dan
koordinasi
pengawasan
antar
APIP
perlu
ditingkatkan Kebijakan pengawasan yang setiap tahun dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri menjadi landasan bagi Inspektorat dalam melaksanakan tugas dan fungsi
dibidang pengawasan. Koordinasi
dalam perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan penyelesaian tindak lanjut antar APIP (Badan Pengawas Keuangan Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota).
dan Pembangunan,
32 Yang tidak kalah penting adalah sinergitas pelaksanaan pengawasan antar APIP, sinergi pengawasan yang selama ini sudah dilakukan yaitu joint audit antara Inspektorat Jenderal Kementrian Pekerjaan Umum (Audit Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi), Inspektorat Jenderal Kementrian Dalam Negeri (Audit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Perdesaan)
perlu
lebih
diberdayakan
lagi
sehingga
pelaksanaan tugas-tugas yang bersumber dari dana Tugas Pembantuan (APBD)
yang
dilaksanakan
oleh
SKPD
Provinsi
dapat
diketahui
pencapaian hasilnya. Saat ini yang sangat perlu diberdayakan adalah sinergi antara Inspektorat
Provinsi
Jawa
Timur
dengan
Inspektorat
Kabupaten
terhadap pelaksanaan pengawasan dana-dana yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur yang dilakukan oleh SKPD Kabupaten atau masyarakat yang menerima dan bantuan sosial/hibah.
33 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Inspektorat Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Daerah
Pembinaan pasal
1
dan
ayat
Pengawasan 4
disebutkan
Penyelenggaraan bahwa
Pemerintah
”Pengawasan
atas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar Pemerintahan Daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan” dan juga sesuai dengan Peraturan Bupati Malang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Malang Nomor 23 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Inspektorat Kabupaten, Inspektorat Kabupaten Malang mempunyai tugas pokok melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Dengan tugas pokok dan fungsi serta luasnya wilayah kerja, Inspektorat dituntut untuk melakukan tindakan
korektif
atas
penyimpangan
yang
pelaksanaan tugas pokok apabila tidak sesuai
dilakukan
terhadap
dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta melakukan pembinaan kepada Perangkat Daerah (PD) yang berada di wilayah Pemerintah Kabupaten Malang. Sebagai
unsur
pengawas
penyelenggaraan
Pemerintah
Daerah,
Inspektorat Kabupaten Malang dituntut untuk mampu berperan sebagai institusi yang dapat meningkatkan kualitas pengawasan sehingga dapat mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang baik
(good governance)
maupun pemerintahan yang bersih (clean government) yang diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam pemerintahan daerah. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan SKPD, sebagai berikut: 1. Sumber Daya Manusia pemeriksa masih kurang, tidak sesuai dengan luas wilayah pemeriksaan yang ada di wilayah Pemerintah Kabupaten Malang, yang meliputi semua SKPD, UPTD TK, SD dan PLS, SMPN, SMAN, Puskesmas maupun Pustu ;
34 2. Terbatasnya sarana dan prasarana, jumlahnya belum sebanding dengan jumlah aparatur; 3. Kualitas aparatur pengawasan tidak merata, belum semuanya mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang pengawasan; 4. Kompleksitas temuan, waktu pemeriksaan yang dibutuhkan lebih lama; 5. SKPD tidak konsisten terhadap proses tindak lanjut hasil temuan pengawasan; 6. Masih banyak SKPD dalam merencanakan anggaran menganggap perencanaan bukan sebagai kebutuhan mendasar, sehingga banyaknya temuan
terkait
volume,
satuan,
kelebihan
harga
masih
banyak
dijumpai; 7. Seringnya ditemukan temuan yang berulang (pengelolaan keuangan, pengadaan barang dan jasa). Dari 7 (tujuh) poin identifikasi masalah tersebut diatas, maka dapat diprediksikan kondisi Inspektorat selama kurun waktu lima tahun ke depan yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yang terdiri
atas kondisi lingkungan internal dan eksternal
sebagai berikut : a. Kondisi lingkungan internal Organisasi Lingkungan internal merupakan lingkungan yang bersumber dari dalam organisasi dan dapat dikendalikan/dijangkau oleh organisasi itu sendiri yaitu
Inspektorat
Kabupaten
Malang.
Lingkungan
internal
dikelompokkan menjadi dua yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses), sebagaimana tabel berikut ini :
35 Analisa Lingkungan Internal Aspek
Kekuatan (Strengths) Sistem/kebijakan Sistem pelaporan dan tindak lanjut terintegrasi melalui Sistem Informasi Hasil Pengawasan Kelembagaan
1. Program pendidikan dan pelatihan dibidang pengawasan 2. Adanya kerjasama yang baik dengan BPKP terkait kegiatan diklat pengawasan
Sumber Manusia
Daya Sumber Daya Manusia aparatur pengawas yg dimiliki dilihat dari tingkat pendidikan formal sangat tinggi Sumber Daya Dukungan Anggaran yang Anggaran diterima dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) memadai Lingkungan 1. Dukungan Inspektur strategis dalam penguatan peran Inspektorat 2. Teknologi Informasi (TI) dalam kegiatan pengawasan
Kelemahan (Weaknesses) Kinerja pengawasan yang masih rendah ditandai dengan hasil pengawasan dan keterlambatan penerbitan LHP 1. SOTK yang belum mengarah pada spesifikasi bidang urusan pemerintahan 2. Pola hubungan kerja jabatan fungsional yaitu JFA dan P2UPD yang belum jelas dualisme pembinaan) Terbatasnya kualitas dan kuantitas tenaga pengawas
Terbatasnya dukungan anggaran operasional untuk pemeriksaan Terbatasnya prasarana
sarana
dan
b. Kondisi lingkungan eksternal organisasi Lingkungan Ekternal merupakan lingkungan yang bersumber dari luar organisasi yang tidak dapat dijangkau oleh organisasi itu sendiri yaitu
Inspektorat
dikelompokkan
Kabupaten
menjadi
dua
Malang. yaitu
Lingkungan
Peluang
Tantangan (threats) sebagaimana tabel dibawah ini:
eksternal
(opportunities)
dan
36 Analisa Lingkungan Eksternal Aspek
Peluang (Opportunities) Sistem/kebijakan Aturan tentang Kebijakan Pengawasan selalu mengalami perubahan setiap tahun sesuai dengan kondisi tahun berjalan Kelembagaan Perubahan SOTK dibawah Irban sebelumnya Kasi menjadi jabatan fungsional Sumber Daya Bertambahnya SDM setiap Manusia tahun sebagai tambahan tenaga pemeriksa Lingkungan Keberadaan teknologi strategis informasi dalam rangka kegiatan pengawasan
Tantangan (Threats) Pelaksanaan kebijakan pengawasan bila diterapkan bisa berhasil atau tidak Penilai dan penilaian angka kredit (PAK) Peningkatan kualitas SDM yang dapat diandalkan Tersedianya data update
3.2 Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Visi dan Misi Inspektorat Kabupaten Malang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2016-2021, dimana RPJMD tersebut merupakan perwujudan Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih periode 2016-2021. Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Bupati Malang, sesuai dengan Tugas dan Fungsi Inspektorat Kabupaten Malang mendukung pada Misi ke-2 Kepala Daerah terpilih periode 2016-2021, yaitu : Misi ke-2 RPJMD : “Memperluas inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel
dan
demokratis
berbasis
teknologi
informasi“. Tujuan Misi ke-2 RPJMD
: Meningkatkan
kualitas
dan
kuantitas
pelayanan publikkepada masyarakat Sasaran Misi ke-2 RPJMD : 1. Meningkatnya
kepuasan
masyarakat
terhadap pelayanan publik; 2. Meningkatnya keuangan daerah;
kualitas
pengelolaan
37 3. Meningkatnya
kualitas
tata
kelola
pemerintahan yang baik. Strategi Misi ke-2 RPJMD sesuai Inspektorat
: 1. Meningkatkan nilai opini BPK RI 2. Meningkatkan hasil nilai audit/evaluasi 3. Meningkatkan kapasitas dari tindak lanjut hasil pemeriksaan pengawas eksternal 4. Meningkatkan hasil nilai SAKIP PD 5. Meningkatkan
hasil
pemeriksaan
non
reguler (Kasus) yang diselesaikan Arah Kebijakan Misi ke-2 RPJMD sesuai Inspektorat : 1. Peningkatan evaluasi hasil nilai opini BPK 2. Peningkatan
akuntabilitas
kinerja
dan
penyusunan laporan untuk audit 3. Peningkatan
kapasitas
tindak
lanjut
melalui sosialisasi hasil pemeriksa 4. Peningkatan penyusunan laporan kinerja berdasarkan indikator dalam SAKIP 5. Peningkatan hasil pemeriksaan melalui kegiatan evaluasi Indikator kinerja (Outcome) Misi ke-2 RPJMD sesuai Inspektorat
: 1. Opini BPK 2. Persentase PD yang tidak mempunyai temuan terkait kerugian daerah dari hasil pemeriksaan Inspektorat 3. Persentase
tindak
lanjut
hasil
pemeriksaan pengawas eksternal 4. Persentase hasil nilai SAKIP minimal B 5. Persentase
pemeriksaan
non
reguler
(Kasus) yang diselesaikan Implementasi dari Visi tersebut diambil langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem dan mekanisme peraturan perundangan; 2. Membina
dan
pemerintahan
memberikan
yang
pengawasan internal;
efektif,
masukan bersih
dan
atas melayani
penyelenggaraan melalui
hasil
38 3. Terwujudnya
Aparat
Pengawasan
Intern
Pemerintah
(APIP)
yang
profesional, berkualitas dan akuntabel; 4. Meningkatnya kualitas hasil pengawasan sebagai bahan masukan bagi pimpinan untuk meningkatkan kinerja aparat pemerintah; 5. Sinergitas
antar
mewujudkan
aparat
terlaksananya
pengawasan pengawasan
intern
pemerintah
intern
dalam
pemerintah
yang
optimal. Faktor penghambat
dan pendorong yang mempengaruhi Visi dan Misi
Kepala Daerah terpilih : 1. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu: a. Kurangnya sertifikasi yang berkaitan dengan kompetensi bidang pengawasan; b. Rasio antara tenaga pengawasan dengan obyek pemeriksaan belum seimbang; c. Diklat maupun bimtek pengawasan bagi
aparatur pengawasan
masih kurang. 2. Sarana Prasarana, yaitu: a. Belum
memadainya
perangkat
pendukung
teknologi
informasi
penunjang pelaksanaan pengawasan; b. Belum memadainya sarana mobilitas pelaksanaan pengawasan. 3. Anggaran, yaitu: Belum terpenuhinya anggaran penunjang pengawasan dari APBD Pemerintah Kabupaten Malang, untuk pelaksanaan kegiatan kebijakan pengawasan yang harus diakomodir setiap tahunnya. Upaya-upaya dalam mengatasi kendala dan hambatan, adalah : 1. Mengoptimalkan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia yang ada melalui kerjasama dengan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Timur, berupa Pendidikan dan Latihan (Diklat), Bimbingan Teknik (Bimtek) serta Pelatihan Kantor Sendiri (PKS); 2. Merumuskan kebutuhan SDM pemeriksa melalui Analisis Beban Kerja (ABK) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sesuai dengan kompetensi dalam bidang pengawasan; 3. Mengoptimalkan anggaran yang tersedia
se-efektif
dan se-efisien
mungkin dalam rangka peningkatan kinerja aparatur pengawas;
39 4. Mengusulkan secara bertahap peningkatan anggaran dalam tiap tahun anggaran sesuai dengan target kinerja pegawasan. 3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga dan Renstra Provinsi Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, Inspektorat Kabupaten Malang
merupakan
Organisasi
Perangkat
Daerah
penunjang
yang
berfungsi mendukung manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam Bidang Pengawasan Umum atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, sehingga tidak berkorelasi
dengan Renstra K/L atau Renstra
Provinsi, oleh karena itu Tugas Pokok Pelayanan Bidang Pengawasan Umum
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Daerah
adalah
Peningkatan
Kapasitas dan Intensitas Pengawasan Internal melalui : (1) Mengutamakan
Pengawasan
yang
bersifat
pencegahan
(preventif)
dengan mengedepankan pembinaan dari pada tindakan; (2) Mengamankan setiap kebijakan Kepala Daerah terutama terkait dengan program-program prioritas dengan tetap berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; (3) Konsultasi dan solusi atas problematik penyelenggaraan manajemen pemerintahan daerah; (4) Pengawasan bersifat kuratif (penanganan/tindakan) apabila
upaya,
maksimal sudah tidak mencapai hasil; (5) Cepat tanggap, cepat temu dan cepat tuntas atas setiap permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan pemerintahan; (6) Inspektorat daerah sebagai aparatur pengawasan internal Pemerintah berperan sebagai “Quality Assurance” (Penjamin mutu) maksudnya sebuah bagian dari manajemen mutu difokuskan pada penyediaan keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pada dasarnya Inspektorat Kabupaten Malang merupakan Organisasi Perangkat Daerah penunjang yang berfungsi mendukung manajemen Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam Bidang Pengawasan Umum atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, sehingga tidak berkorelasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.
40 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama 5 (lima) tahun mendatang. Isu Strategis diidentifikasi dari berbagai sumber diantaranya: 1. Isu Strategis dalam kebijakan pengawasan setiap tahun (tahun 20162021); 2. Isu Strategis yang diangkat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun
2005
tentang
Pedoman
Pembinaan
dan
Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 3. Isu Strategis yang diangkat dalam Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 2013 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Aksi PPK) tahun 2013, Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi jangka panjang tahun 2012-2025 (Stranas PPK). Adapun Isu-isu Strategis yang diangkat dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun rencana 2016-2021 Inspektorat Kabupaten Malang dan juga dalam pelaksanaan pengawasan tugas pokok dan fungsi, terurai sebagai berikut: 1. Perlu peningkatan pemahaman SKPD dalam melaksanakan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Untuk mencapai pengelolaan keuangan daerah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pertanggungjawaban harus dilaksanakan secara tertib dan terkendali dengan berpedoman pada SPIP sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
Sistem
Pengendalian
Intern
Pemerintah
bertujuan
memberikan keyakinan yang memadai untuk mewujudkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset daerah dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan; 2. Belum optimalnya tindak lanjut hasil pemeriksaan oleh PD pada pelaksanaan TLHP biasanya dicantumkan peringatan setelah 7 (tujuh) hari pelaksanaan TLHP, diharapkan bagi Perangkat Daerah yang kurang datanya segera menyampaikan data setelah dibenahi;
41 3. Banyaknya
pengaduan
masyarakat
yang
masuk
baik
melalui
pemberitaan media massa, surat pengaduan elektronik maupun pelimpahan dari Instansi yang lebih tinggi Penanganan terhadap hal tersebut di atas didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah secara terbuka (transparan); 4. Belum
optimalnya
implementasi
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) pada Perangkat Daerah; Sesuai dengan Surat Edaran Menpan Nomor 03 Tahun 2011 tentang pelaksanaan
evaluasi
akuntabilitas
kinerja
internal
diharapkan
Pemerintah Kabupaten dapat melakukan evaluasi terhadap unit/satuan kerja dan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dilaporkan setiap tahun kepada Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN). Tujuan dari evaluasi tersebut adalah : a. Mendorong perbaikan penerapan sistem akuntabilitas kinerja; b. Menilai akuntabilitas kinerja setiap unit kerja yang ada; c. Memberikan saran bagi setiap unit/satuan kerja dalam rangka penguatan akuntabilitas kinerja dan peningkatan kinerja. 5. Perlunya peningkatan pelayanan atas Pengaduan Masyarakat; 6. Belum adanya jabatan fungsional baik Jabatan Fungsional Auditor (JFA)
maupun
Pejabat
Pengawas
Penyelenggaraan
Urusan
Pemerintahan Daerah (P2UPD). Berdasarkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Kabupaten/Kota pada Bab III pasal 18 menyebutkan “Apabila jabatan fungsional Pengawas Pemerintah telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundang-undangan maka jabatan struktural dihapus”.
Inspektorat dibawah Inspekorat Pembantu
42 BAB IV TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Rencana
Strategis
Perangkat
Daerah
memuat
tujuan,
strategi,
kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat Untuk mewujudkan Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Malang yang telah ditetapkan, haruslah didukung dengan Tujuan dan Sasaran yang sesuai dengan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah. Dimana Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat Kabupaten Malang mendukung Misi ke 2 Kepala Daerah periode terpilih Tahun 2016-2021. Adapun Tujuan Inspektorat Kabupaten Malang : “ Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan “. Sedangkan Sasaran yang ingin dicapai Inspektorat Kabupaten Malang : 1. Peningkatan Akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 2. Peningkatan Penanganan Non Reguler (kasus); 3. Peningkatan Akuntabilitas SKPD Pernyataan tujuan dan sasaran jangka menengah SKPD beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:
43 Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Inspektorat Kabupaten Malang Target Kinerja Sasaran Tahun 2016-2021 No
(1)
Tujuan
(2)
Sasaran
IndikatorKinerjaSasaran
(3)
Formula/Rumus
(4)
2016
2017
2018
2019
2020
2021
Target
Target
Target
Target
Target
Target
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(9)
Misi 2: Memperluas Inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis berbasis teknologi informasi 1.
Peningkatan Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan
1. Peningkatan Akuntabilitas penyelenggara anPemerintah Daerah;
1.
Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan Inspektorat;
Jumlah SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah (Rik Inspektorat) X 100% Jumlah Seluruh SKPD
85%
86%
87%
88%
89%
89%
2.
Persentase SKPD yang tidak mempunyai Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan BPKRI;
Jumlah SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah (Rik BPK-RI) X 100% Jumlah Seluruh SKPD
75%
77%
80%
82%
85%
85%
3.
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) APIP;
Jumlah Rekomendasi yang ditindaklanjuti Inspektorat) X 100% Jumlah Seluruh Rekomendasi
(Rik
65%
66%
67%
68%
70%
70%
4.
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Pengawas Eksternal.
Jumlah Rekomendasi yang ditindaklanjuti BPK-RI) X 100% Jumlah Seluruh Rekomendasi
(Rik
85%
86%
87%
88%
90%
90%
5.
Opini BPK-RI
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
80%
81%
82%
83%
84%
84%
18%
19%
20%
21%
22%
22%
2. Peningkatan penanganan Non Reguler (kasus)
Persentase Pemeriksaan Non Reguler (kasus) yang diselesaikan
3. Peningkatan Akuntabilitas SKPD
Persentase SKPD dengan hasil Evaluasi SAKIP minimal B
Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Jumlah Pemeriksaan Non Reguler yang diselesaikan 100% Jumlah Non Reguler yang masuk
X
Jumlah SKPD dengan hasil Evaluasi SAKIP minimal B x 100% Jumlah seluruh SAKIP SKPD
44 4.2 Strategi dan Kebijakan Inspektorat Untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Malang yang telah ditetapkan, maka haruslah didukung dengan strategi pencapaian visi dan misi. Pemilihan strategi adalah proses pembuatan keputusan untuk memilih alternatif terbaik dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran dengan cara yang paling baik. Strategi ini akan memperjelas makna dan hakekat suatu rencana strategis khususnya sasaran tahunan dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Adapun Strategi yang ditetapkan oleh Inspektorat Kabupaten Malang adalah sebagai berikut : 1. Penguatan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP); 2. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP); 3. Meningkatkan koordinasi dengan entitas (Interaktif, komunikatif, dan informatif) 4. Penerapan Jabatan Fungsional; 5. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) teknis bidang pengawasan; 6. Melengkapi sarana prasarana penunjang kegiatan. Untuk
mencapai
tujuan
dan
sasaran
organisasi
maka
strategi
memerlukan persepsi dan tekanan khusus dalam bentuk kebijakan. Kebijakan merupakan pedoman pelaksanaan tindakan-tindakan tertentu. Pemilihan kebijakan secara hati-hati dapat mempertajam arti strategi dan menjadi pedoman bagi keputusan-keputusan dalam suatu arah yang mendukung strategi. Adapun Kebijakan yang diambil oleh Inspektorat Kabupaten Malang adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan Pengawasan kebijakan Kepala Daerah dan programprogram prioritas pemerintah daerah; 2. Mengutamakan pembinaan dan pencegahan daripada penindakan; 3. Membuka layanan konsultasi bagi entitas; 4. Perubahan Struktur Organisasi; 5. Prioritas Pendidikan dan Pelatihan (Teknis Bidang Pengawasan); 6. Pemenuhan sarana prasarana untuk pelaksanaan tupoksi.
45 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikator Inspektorat
Berdasarkan
tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan, maka akan
disusun langkah-langkah strategis untuk kurun waktu 5 (lima) tahun
2016-
2021, yang meliputi program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif. Program ini merupakan penjabaran dari kebijakan strategis Inspektorat Kabupaten Malang dengan tetap mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Program adalah bentuk instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan Inspektorat Kabupaten Malang yang dikoordinasikan
dengan
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(BAPPEDA) untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan, dalam hal ini sasaran Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Malang. Melalui rumusan kebijakan yang tepat, tiap program dan kegiatan diharapkan mampu menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi yang nantinya dapat diselesaikan dalam waktu 5 (lima) tahun mendatang. Rincian program dan kegiatan selama 5 (lima) tahun sesuai dengan strategi dan arah kebijakan untuk pencapaian visi dan misi Inspektorat Kabupaten Malang sebagaimana tercantum dalam Tabel 5.1, sebagai berikut:
46 Tabel 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Data Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran
Indikator
Kode
Sasaran
Program dan
Program
kegiatan
(Outcome) dan
3
4
5
Kondisi kinerja pada
6
2016
2017
2018
2019
2020
2021
akhir periode Renstra
awal perencanaa n
2
Unit kerja
pada Tahun
Kegiatan (Output)
1
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Capaian
7
SKPD Target
Rp
Target
Rp
Target
Target
Rp
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
8
9
10
11
12
16
17
15
16
17
16
17
18
100%
531.010
100%
557.560
100%
585.440
100%
643.984
100%
23.152
2.200
24.310
2.200
25.525
2.200
28.078
13.200
SKPD Penanggu
Rp
19
20
Misi 2: Memperluas Inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis berbasis teknologi informasi 1
20
0700
01
Program:
Tingkat
Pelayanan
administrasi
Administrasi
perkantoran
kelancaran
99,35%
100%
481.650
100%
505.730
21.000
2.200 surat
22.050
3.305.374
Sekretariat
Perkantoran Kegiatan: 1
20
0700
01
01
Penyediaan
Jasa
Surat Menyurat
Jumlah
registrasi
surat
masuk
dan
surat
keluar
yang
diproses
dalam
2.200 surat
2.200
2.200 surat
surat
surat
surat
surat
144.155
Sekretariat
126.801
Sekretariat
surat
1
tahun
1
20
0700
01
02
Penyediaan
Jasa
Komunikasi Sumber
Jumlah rekening yang
4 rekening
dibayar
Daya
4
18.480
4 rekening
19.400
4 rekening
20.370
rekening
4
21.389
rekening
4
22.458
rekening
4
24.704
rekenin
Air
24 rekening
g
dan Listrik 1
20
0700
01
07
Penyediaan
Jasa
Administrasi
1
20
20
0700
0700
01
01
09
10
20
0700
01
11
Jasa
20
0700
01
15
Jumlah
penyediaan
Perbaikan
jasa
Peralatan Kerja
peralatan kerja
Penyediaan
Alat
14 orang
183.840
14 orang
193.030
14 orang
202.680
14 orang
212.814
14 orang
223.455
14
245.800
84 orang
1.261.619
Sekretariat
orang
50 unit
50 unit
30.855
50 unit
32.398
50 unit
34.018
50 unit
35.719
50 unit
37.505
50 unit
41.255
300 unit
211.750
Sekretariat
54 item
54 item
57.300
54 item
60.165
54 item
63.173
54 item
66.332
54 item
69.648
54 item
766.613
324 item
1.083.231
Sekretariat
8 item
8.782
8 item
9.221
8 item
9.682
8 item
10.166
8 item
10.674
8 item
11.742
48 item
60.267
Sekretariat
12 bukti
12 bukti
3.480
12 bukti
3.655
12 bukti
3.837
12 bukti
4.029
12
4.653
72 bukti
23.844
Sekretariat
pembayaran
pembaya
24.705
Sekretariat
perbaikan
Jumlah
Penyediaan Barang
Jumlah
Cetak
barang
Penyediaan
17 orang
pengadaan
alat tulis kantor dan
Penggandaan 1
yang
selama 1 tahun
Penyediaan
Tulis Kantor 1
orang
diberikan honorarium
Keuangan 1
Jumlah
penyediaan cetakan
8 item
dan
penggandaan Bahan
Bacaan
dan
Peraturan
Jumlah bahan
eksemplar bacaan
yang
dibeli
pembayaran
pembayaran
pembay
ran
12 bukti
4.230
pembay
aran
aran
Perundang-
bukti
pembayar
pembay
an
aran
undangan 1
20
0700
01
16
Penyediaan
Bahan
Logistik Kantor 1
20
0700
01
17
Jumlah makanan dan dan
Minuman
1
20
0700
01
18
24 tabung
minuman
24
3.600
24 tabung
3.780
24 tabung
3.969
tabung 160 kotak
yang
160
24
4.167
tabung 10.298
160 kotak
10.815
160 kotak
11.355
kotak
160
24
4.376
tabung 11.923
kotak
160
24
4.813
tabung 12.519
kotak
160
144 tabunng
13.771
960 kotak
70.681
Sekretariat
kotak
disediakan
Rapat-rapat koordinasi
penyediaan
bahan logistik kantor
Penyediaan Makanan
Jumlah
Jumlah aparatur yang dan
7 orang
7 orang
67.275
7 orang
70.639
7 orang
74.170
7 orang
77.879
7 orang
81.772
7 orang
89.950
42 orang
461.685
Sekretariat
6 orang
6 orang
76.740
6 orang
80.577
6 orang
84.604
6 orang
88.834
6 orang
93.277
6 orang
102.605
36 orang
526.637
Sekretariat
mengikuti rapat-rapat
konsultasi ke Luar
koordinasi
Daerah
konsolidasi
dan ke
luar
daerah 1
20
0700
01
21
Rapat-rapat
Jumlah aparatur yang
koordinasi
dan
konsultasi
ke
Dalam Daerah
mengikuti rapat-rapat koordinasi
dan
konsolidasi ke dalam
Lokasi
ng Jawab
21
47 Data Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran
Indikator
Kode
Sasaran
Program dan
Program
kegiatan
(Outcome) dan Kegiatan (Output)
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
pada
Kondisi kinerja pada
Tahun
2016
2
3
4
5
6
2017
2018
2019
2020
2021
akhir periode Renstra
awal
SKPD
perencanaa n
1
Unit kerja
Capaian
7
Target
Rp
Target
Rp
Target
Target
Rp
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
8
9
10
11
12
16
17
15
16
17
16
17
18
SKPD Penanggu
Rp
19
20
daerah 1
20
0700
03
Program:
Cakupan pemenuhan
Peningkatan
disiplin aparatur
-
100%
52.000
100%
55.000
100%
58.000
100%
165.000
Sekretariat
-
52 orang
52.000
55 orang
55.000
58 orang
58.000
165 orang
165.000
Sekretariat
100%
62.000
65.000
100%
68.000
100%
71.000
100%
74.000
100%
74.000
100%
414.000
Sekretariat
5 buah
10.000
5 buah
10.500
5 buah
11.000
5 buah
12,000
5 buah
12,000
5 buah
12,000
30 buah
67.500
Sekretariat
5 item
4.000
5 item
4.120
5 item
4.800
5 item
4.800
5 item
4.800
25 item
22.520
Sekretariat
13
54.200
13
57.200
78
323.980
Sekretariat
Disiplin Aparatur 1
20
0700
03
05
Kegiatan: Pengadaan Pakaian
Jumlah
Khusus
olahraga
hari-hari
tertentu
pakaian untuk
mendukung
budaya
sehat 1
20
0700
02
Program:
Cakupan pemenuhan
Pelayanan
kompetensi
peningkatan
99,48%
100%
sumberdaya aparatur
Sarana
dan
Prasarana Aparatur 1
20
0700
02
09
Kegiatan: Pengadaan Peralatan
1
20
0700
02
22
Jumlah Gedung
Pengadaan
peralatan
-
Gedung
Kantor
Kantor
Pemeliharaan
Jumlah gedung kantor
Rutin/Berkala
yang dipelihara
25 item
-
gedung kantor 1
1
20
20
0700
0700
02
24
06
Pemeliharaan
Jumlah
Rutin/Berkala
pemeliharaan
kendaraan
kendaraan roda 2 dan
dinas/operasional
roda 4
Program:
Cakupan
Peningkatan
kinerja dan keuangan
Pengembangan
yang disusun sesuai
sistem
aturan yang berlaku,
pelaporan
Capaian
Kinerja
dan Keuangan
tepat
unit
20
0700
06
01
52.000
laporan
waktu
13
50.500
kendaraan
13
52.880
kendaraan
kendara
an
100%
an
100%
6.990
100%
6.000
100%
6.240
1
4.310
1 laporan
4.000
1 laporan
4.160
13
57.200
kendara an
100%
6.490
1
4.330
100%
6.750
1
4.500
kendar
kendaraa
aan
n
100%
7.425
100%
39.895
Sekretariat
1
4.950
6 laporan
26.250
Sekretariat
616
3 laporan
3.536
Sekretariat
1.859
3 laporan
10.109
Sekretariat
8.250.000
100%
42.287.67
dan
akuntabel 1 laporan
Penyusunan laporan
13 kendara
Kegiatan: 1
13 kendaraan
Jumlah
capaian
capaian
laporan kinerja
laporan
laporan
laporan
dan
kinerja dan ikhtisar
realisasi kinerja (LKj)
realisasi
Inspektorat
kinerja
laporan
SKPD 1
20
0700
06
02
Penyusunan
Jumlah
laporan
keuangan semesteran
keuangan
laporan
1 laporan
1
800
1 laporan
500
1 laporan
520
laporan
1
540
laporan
1
560
laporan
1 laporan
semesteran 1
20
0700
06
04
Penyusunan
Jumlah
pelaporan
keuangan akhir tahun
keuangan
laporan
1 laporan
1
1.880
1 laporan
1.500
1 laporan
1.560
laporan
1
1.620
laporan
1
1.690
laporan
1 laporan
akhir
tahun Peningkata n
1.Peningkatan
1. Persentase
penyelenggaraa
tidak
Sistem
as
n
mempunyai
Pengawasan
temuan terkait
Internal
Kerugian
Pengendalian
Daerah dari
Pelaksanaan
hasil
Kebijakan KDH
Keuangan
Pemerintah
pemeriksaan
20
pelaksanaan
Akuntabilit
Daerah;
0700
Persentase
SKPD yang
Kinerja
20
Peningkatan
Akuntabilitas
dan
1
Program:
pengawasan internal dan dan
pengendalian
pelaksanaan kebijakan KDH
99,98%
100%
6.037.670
100%
6.500.000
100%
6.800.000
100%
7.200.000
100%
7.500.000
100%
Lokasi
ng Jawab
0
Irban I sd IV
21
48 Data Indikator Kinerja Tujuan
Indikator
Sasaran
Kode
Program dan
Program
kegiatan
(Outcome) dan
Sasaran
Kegiatan (Output)
2
3
4
5
6
Unit kerja
pada
Kondisi kinerja pada
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
akhir periode Renstra
awal perencanaa n
1
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Capaian
7
SKPD Target
Rp
Target
Rp
Target
Target
Rp
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
8
9
10
11
12
16
17
15
16
17
16
17
18
6 kegiatan
6.275.00
6
6
6.920.000
0
kegiatan
SKPD Penanggu
Rp
19
20
Inspektorat; 2.Persentase SKPD yang tidak mempunyai Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan BPK-RI; 3. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) APIP; 4. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) Pengawas Eksternal; 5. Opini BPK-RI. 2. Peningkatan
1. Persentase
penanganan
Pemeriksaan
Non Reguler
Non Reguler
(kasus)
(kasus) yang diselesaikan
3. Peningkata
1. Persentase
Akuntabilitas
SKPD dengan
SKPD
hasil Evaluasi SAKIP minimal B Kegiatan: 1
20
0700
20
01
Pelaksanaan
Jumlah sub kegiatan
pengawasan internal
pengawasan secara
12 kegiatan
internal
6
5.785.000
6 kegiatan
6.000.000
kegiatan
6.645.000
kegiatan
6
7.612.000
kegiata
secara berkala
36
39.237.00
kegiatan
0
30
3.113.000
Irban I sd IV
n
berkala 1
20
0700
20
06
Tindak Lanjut Hasil
Jumlah lembaga yang
Temuan
melakukan
Pengawasan
lanjut
4 kegiatan
tindak
hasil
5
315.000
5 kegiatan
500.000
5 kegiatan
525.000
kegiatan
5
555.000
kegiatan
5
580.000
kegiatan
5
638.000
kegiata
temuan
Irban I sd IV
kegiatan
n
pengawasan
1
20
0700
21
Program:
Cakupan pemenuhan
Peningkatan
profesionalisme
Profesionalisme
tenaga
Tenaga Pemeriksa
dan
dan
pengawasan
Aparatur
100%
100%
19.000
100%
20.000
100%
21.000
100%
22.000
100%
23.000
50 orang
19.000
50 orang
20.000
50 orang
21.000
50 orang
22.000
50 orang
23.000
100%
81.400
100%
186.400
Sekretariat
50
81.400
300 orang
186.400
Sekretariat
pemeriksa aparatur
Pengawasan 1
20
0700
21
01
Kegiatan:
Jumlah
pengawas
Pelatihan
yang
mengikuti
50 orang
orang
Lokasi
ng Jawab
21
49 Data Indikator Kinerja Tujuan
Sasaran
Indikator
Kode
Program dan
Program
kegiatan
(Outcome) dan
Sasaran
Kegiatan (Output)
2
3
4
5
6
Pengembangan Tenaga
Unit kerja
pada
Kondisi kinerja pada
Tahun
2016
2017
2018
2019
2020
2021
akhir periode Renstra
awal perencanaa n
1
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Capaian
7
SKPD Target
Rp
Target
Rp
Target
Target
Rp
Rp
Target
Rp
Target
Rp
Target
8
9
10
11
12
16
17
15
16
17
16
17
18
100%
1.958.00
100%
2.115.000
SKPD Penanggu
Rp
19
20
pelatihan/bintek
Pemeriksa
dan
Aparatur
Pengawas 1
20
0700
26
Program:
Persentase Peraturan
Peraturan
Perundang-undangan
Perundang-
yang sudah ditata
100%
1.089.000
100%
1.881.000
100%
2.034.000
100%
2.115.000
0
100%
11.192.00
Sekretariat
0
undangan 1
20
0700
26
04
Kegiatan:
Jumlah
Fasilitasi
peraturan perundang-
Sosialisasi
undangan
Peraturan Perundangundangan
sosialisasi
2 sosialisasi
5 kali
1.089.000
5 kali
1.881.000
5 kali
1.958.00 0
5 kali
2.034.000
5 kali
2.115.000
5 kali
2.115.000
Lokasi
ng Jawab
11.192.00 0
Sekretariat
21
50 BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.1 Indikator Kinerja Inspektorat yang mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari kinerja program dan kegiatan yang telah direncanakan. Indikator kinerja
merupakan sesuatu yang dapat
dihitung dan diukur serta
digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkatan
kinerja
baik dalam tahap perencanaan (ex ente), tahap pelaksanaan (on going) dan tahap penyelesaian (ex-post). Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Bupati Malang, sesuai dengan Tugas dan Fungsi Inspektorat
Kabupaten Malang mendukung
pada Misi ke-2 Kepala Daerah terpilih periode 2016-2021 Dalam tabel dapat dijelaskan bahwa indikator kinerja yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD, adalah: 1. Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan Inspektorat 2. Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan BPK-RI 3. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) APIP 4. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Pengawas Eksternal 5. Opini BPK-RI 6. Persentase Pemeriksaan Non Reguler (kasus) yang diselesaikan 7. Persentase SKPD dengan hasil Evaluasi SAKIP Minimal B
51 Tabel 6.1 : INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
No
Indikator
(1)
(2)
Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Tahun 2015 (3)
2016
Target Capaian Setiap Tahun 2017 2018 2019
2020
Kondisi Kinerja Akhir Periode RPJMD Tahun 2021
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
85%
86%
87%
88%
89%
89%
75%
77%
80%
82%
85%
85%
65%
66%
67%
68%
70%
70%
94.20%
85%
86%
87%
88%
90%
90%
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
WTP
1
Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan Inspektorat
89.53%
2
Persentase SKPD yang tidak mempunyai temuan terkait Kerugian Daerah dari hasil pemeriksaan BPK-RI
93.02%
3
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) APIP
63,89%
4
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Pengawas Eksternal
5
Opini BPK-RI
6
Persentase Pemeriksaan Non Reguler (kasus) yang diselesaikan
89,51%
80%
81%
82%
83%
84%
84%
7
Persentase SKPD dengan hasil Evaluasi SAKIP Minimal B
22,22%
18%
19%
20%
21%
22%
22%
52 BAB VII PENUTUP Rencana Strategis Inspektorat Kabupaten Malang Tahun 2016-2021 merupakan pedoman bagi seluruh aparatur
dilingkungan Inspektorat
Kabupaten Malang dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta mempertanggungjawabkannya kepada pimpinan yang lebih atas (Bupati Malang)
dalam bentuk evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja
tahunan dan lima tahunan. Rencana Strategis yang berisikan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan dan program akan dilaksanakan secara bertahap melalui penyusunan Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kinerja dalam rangka mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance). Semoga
Rencana
Strategis
Inspektorat
Kabupaten
Malang
Tahun 2016-2021 bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman untuk lebih memacu dalam pelaksanaan sasaran dan kegiatan di tahun mendatang serta dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Demikian untuk dilaksanakan.
BUPATI MALANG,
H. RENDRA KRESNA
53