r,
---_.
---------- ~ -
\,er,.'cIJ~, ~.~IUK: PE~~U::::~AN JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI Volwne I-Nomor 1- JuDi 2012
PenanggungJawab
Ketua STMIK Bandoog
PemimpinVmum
Direktur lnovasi Dan Kerjasama
PenyuntingAhli
Prof Dr Engkos Koswara N. (LIPI)
Prof Dr. Bambang RiyantoTrilaksono (ITB)
Dr. Suryadi Siregar (ITB)
Dr. Suprijadi Haryono (ITE)
Dr Kridanto Surendro (ITB)
Dr. Rila Mandala (ITB)
Dr. Rajesri Govindaraju (ITB)
Dr. Rinaldi Munir (ITB)
Dr. EkoMarpanadji (UNY)
Dr. Tjon Wan San (ITHB)
Dr Samuel Beta(POLNES)
Dr YB Gunawan (POLBAN)
Dr Mohamad Sarosa (Poltek. Malang)
. Dr. Abdurrabman (STMIK Bandoog) KetuaPenyuntingPelaksana
Uro Abdurrohim, MT.
PenyuntingPelaksana
Jr. Ahmad Suryan, MT
Mina IsmuRahayu, MT
RiruNurainiSukmana, MT
Jr. Ari FajarSantoso, M.T
Ir EkoDarwiyanto, MT
Ir. AgoesSupriadi, MT
AgusSupriatna, M.Si
Drs. LiliSukmana, M.M
Drs. Mulyoto Marwan
Subhan, S.Ag
Desain Cnver dan Website
YusJayusman, S.Kom.
,.,\Cl 1",,;,··," "; '.~:':'~ .~ It'';r iL '<'''~i''
~'D
• ~' ~ ·1 ..._.__·._·
L
,-J
•·
ISalam I ~·
__
ISSN 2087-9989
edaksi
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho-Nya STMIK Bandung dapat menerbitkan Jurnal Telmologi Informasi dan Komunikasi yang pertama. Kehadiran jurnal dilingkungan perguruan tinggi merupakan wahana untuk menuangkan berbagai gagasan dan pemikiran dibidang ilmu teknologi inforrnasi sehingga menjadi salah salu unsur ke dinamisan dalam membngun kultur akademik yang kondusif. Karya ilmiah dalam jumal ini merupakan karya ilmiah akademis dan professional yang senantiasa memiliki komitmen untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi baik dalam tataran praktis maupun teoritis, sehingga telmologi informasi sebagai ilmu senantiasa dapat dikaji dan diimplementasikan.
dicennati
terutama
ketika
harns
Kemapanan sebuah disiplin ilmu akan terwujud manakala ilmu pengetahuan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia sebagai pengguna, Peningkatan kualitas karya ilmiah dalam jurnal telmologi informasi adalah agenda yang fundamental, semoga berguna bagi kita sekalian.
Salam Redaksi AIamat RedaksiIPenerbit:
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer
JI. Phh. Mustofa No. 33 Dandung
Telp I Fax (022) 7207777
\
email:
[email protected] Pelaksana Tata Vsaha
lndra MaulanaKusuma, ST
Wahyunita Herlinda Duba, S.Kom
Zahara Ritonga, S.Kom
website :www.stmik-bandung.ac.id
Jurnal Teknikinformasi dan Komunikasi (JIJRTIK) diterbitkan oleh Direkturinovasi dan Kejasama STMIK Bandung. Redaksi mengundang para profesional dari dunia industri, pendidikan dan peneliti untuk menuliskan hasil karya ilmiah dan pengalaman praktis di Iapangan terkait implementasi informatika. Jumal Teknik Informatika diterbitkan 2 (dua )kali dalam satu tahoo Dada bulan Juni dan Desember.
ISSN 2087-9989
JURNAL TEKNOLOGI lNFORMASI DAN KOMUNIKASI Volume I-Nomor 1- JUDi 2012
PenaogguogJawab
Ketua STMIK Bandung
PemimpioUmum
DiteIrurlnovasi Dan Kerjasama
PenyuntingAhli
Prof Dr. Engkos Koswara N. (LIPI)
Prof Dr. Barnbang RiyantoTriIaksono (ITB)
Dr. Smyadi Siregar (ITB)
Dr. Suprijadi Haryono (ITB)
Dr. Kridanto Surendro (ITB)
Dr. Rila Mandala (ITB)
Dr. Rajesri Govindaraju (ITB)
Dr. Rinaldi Munir (ITB)
Dr. EkoMarpanadji (UNY)
Dr. Tjon Wan San (ITHB)
Dr. Samuel Beta(POLNES)
Dr. YB Gunawan (POLBAN)
Dr. Mohamad Sarosa (Poltek. Malang)
Dr. Abdurralnnan (STMIK Bandung)
KetuaPenyuntingPelaksana
Uro Abdurrohim, MY
PenyuntingPelaksana
lr. Ahmad Suryan, MT
Mina IsmuRahayu, MT
RiniNurainiSukmana, MT
lr. Ari FajarSantoso, M. T
Ir. EkoDarwiyanto, MT
Ir. AgoesSupriadi, MT
AgusSupriatna, M.Si
Drs. LiliSukmana, M.M
Drs. Mulyoto Marwan
Subhan, S.Ag
Desain Cover dan Website
YusJayusman, S.Kom.
Pelaksana Tata Usaha
Indra MaulanaKusuma, ST
Wahyunita Herlinda Duha, S.Kom
Zahara Ritonga, S.Kom
Salam Redaksi Puji syukur kita panjatkan ke badirat Tuban Yang Maha Esa, karena atas ridho-Nya STMIK Bandung dapat menerbitkan Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi yang pertama. Kehadiran jurnal dilingkungan perguruan tinggi merupakan wahana untuk menuangkan berbagai gagasan dan pemikiran dibidang ilmu teknologi informasi sehingga menjadi salah satu unsur ke dinamisan dalam membngun kultur akademik yang kondusif. Karya ilmiah dalam jumal ini merupakan karya ilmiah akademis dan professional yang senantiasa memiliki komitmen untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi baik dalam tataran praktis maupun teoritis, sehingga teknologi informasi sebagai ilmu senantiasa dapat dikaji dan dicermati terutama ketika harns diimplementasikan. Kemapanan sebuah disiplin ilmu akan terwujud manakala ilmu pengetahuan tersebut dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia sebagai pengguna. Peningkatan kualitas karya ilmiah dalam jumal teknologi informasi adalah agenda yang fundamental, semoga berguna bagi kita sekalian.
Salam Redaksi Alamat RedaksiIPenerbit:
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer
JL Phh. Mustofa No. 33 Bandung
Telp I Fax (022) 7207777 \
email:
[email protected] website :www.stmik-bandung.ac.id
Jwnal Teknik Infonnasi dan Komunikasi (JURTIK) diterbitkan oleh Direktur luovasi STMIK Bandung. Redaksi mengundang para profesional dari dunia industri, pendidikan dan peneliti untuk menuliskan hasil karya ihniah dan pengalaman praktis di lapangan !erkait implementasi informatika. Jumal Teknik luformatika diterbitkan 2 (dua )kali dalam satu tahun Dada bulan Joni dan Desember. I.-
ISSN 2087-9989
DAFfARISI
1. MPEG Musical Slide Show Application Formal untuk Format Penyimpanan dan
Pengayaan Data Multimedia Houari Sabinn, Munchurl Kim 2. Fungsi Potensial Vektor Pads Perencanaan Gerak Mobile Robol Tunggal Diruang Kerja Kompleks Anugrah Kusumo Pamosoaji 3. Web Usage Mining Untuk Business Intelligence Menggunakan A1goritma Ant Miner Abdurrahman 4. Membangun Jalur Layanan Tambahan untuk Sistem Informasi Akademik Menggunakan Telmologi Berbasis Internet D. Abdrohim, Yus Jayusman 5. Analisa Tata KelolaTeknologi Informasi Menggunakan Model Weill Dan Ross Ari Fajar Santoso, Ahmad Suryan, BudhiYulianto
L
1-6
7-13
14-23
24 - 31
32-38
6. KebuluhanWeb ServiceUntukSinkronisasi Data Antar Sistem Informasi Dalam E-Gov diPemkab Bantul Yogyakarta Edhy Sutanta, Khabib Mustofa
39-48
7. Pemanfaatan Telmologi Smart Phone Sebagai media pembelajaran (m-Learning) Yus Jayusman, Uro Abdrohim
49-54
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No.1, Juni 2012
KEBUTUHAN WEB SERVICES UNTUK SINKRONISASI DATA ANTAR SISTEM INFORMASI DALAM E-GOV DI PEMKAB BANTUL YOGYAKARTA 1
Edhy Sutanta1, Khabib Mustofa2 Mahasiswa Program S3 Ilmu Komputer, FMIPA, UGM 2 Dosen Program S3 Ilmu Komputer, FMIPA, UGM 1
[email protected], 2
[email protected]
Abstrak Pemkab Bantul yang merupakan bagian wilayah pemerintahan Propinsi DIY telah mengembangkan sebanyak 28 aplikasi sistem informasi untuk untuk mendukung kegiatan administrasi, pengolahan data internal, dan layanan informasi publik. Di samping itu, saat ini Pemkab Bantul juga sudah mengembangkan dan mengelola website http://bantulkab.go.id/, di dalamnya telah dikembangkan sebanyak 34 aplikasi yang sebagian besar dapat diakses dari portal web Pemkab, dan sebagian yang lain merupakan sub domain dalam portal web Pemkab. Berbagai upaya peningkatan pemanfaatan TIK terus dilakukan oleh Pemkab Bantul dalam rangka meningkatkan kualitas e-Gov. Dalam rangka mencapai visi bidang TIK, saat ini terdapat permasalahan penting dan perlu segera diatasi yaitu bagaimana melakukan sinkronisasi data antara aplikasi yang telah ada. Tulisan ini mengungkap kondisi sistem informasi di lingkungan Pemkab Bantul dan bagimana mengatasi permasalahan sinkronisasi data antara aplikasi sistem informasi yang telah berjalan dengan memanfaatkan model web services. Kata kunci: e-Gov, sinkronisasi data, sistem informasi, web services. Abstract Bantul regency which is part of the DIY government has developed 28 applications for information systems to support administrative activities, internal data processing, and public information services. Bantul Regency has also been developing and managing a website in which http://bantulkab.go.id/ contains 33 applications that most applications can be accessed from the web portal regency, and some others are sub domains in the regency web portal. Various efforts to increase the use of ICT continued by the Bantul regency in order to improve the quality of e-Gov. In order to achieve the vision of ICT field, there are important issues to be addressed that is how to synchronize data between existing applications. This paper attempted reveal the condition of environment information systems in Bantul regency and how to overcome the problem of data synchronization between the applications of information systems that have been running with take advantage a web services. Keywords: e-Gov, information system, synchronization of data, web services.
1.
PENDAHULUAN Pemkab Bantul yang merupakan bagian wilayah Propinsi DIY telah mengalami banyak perkembangan di bidang penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Untuk mendukung kegiatan administrasi, pengolahan data internal, dan layanan informasi publik telah dikembangkan sistem aplikasi-sistem aplikasi. Sistem aplikasi yang digunakan secara internal, dikembangkan pertama kali tahun 2001 dengan nama SIM Pengolahan Gaji PNS yang berfungsi untuk menangani pengolahan data gaji PNS di lingkungan Pemkab Bantul. Dalam perkembangannya, hingga saat ini Pemkab Bantul telah mengembangkan 28 aplikasi sistem informasi, 3 diantaranya adalah penyempurnaan atas sistem informasi versi lama. Untuk mendukung publikasi informasi ke publik, Pemkab Bantul melalui Kantor Pengolahan Data Elektronik telah mengembangkan website http://bantulkab.go.id/ sejak tahun 2002. Pengembangan e-Government (e-Gov) dalam bentuk
aplikasi website, saat ini setidaknya telah dikembangkan sebanyak 34 aplikasi yang sebagian besar dapat diakses dari portal web Pemkab, dan sebagian yang lain merupakan sub domain dalam portal web Pemkab. Berbagai upaya peningkatan pemanfaatan TIK terus dilakukan oleh Pemkab Bantul dalam rangka meningkatkan kualitas e-Gov. Visi bidang TIK Pemkab Bantul sebagaimana tertuang dalam Renstra 2011-2014, adalah terwujudnya Bantul yang informatif melalui pembangunan sistem informasi dan komunikasi berbasis teknologi, terintegarsi, berkesinambungan dan ramah lingkungan. Adapun misi yang diemban adalah: 1) meningkatkan pelayanan informasi data yang berkualitas dan memadai bagi berbagai pemangku kepentingan; 2) mewujudkan birokrasi pemerintahan yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel guna meningkatkan pelayanan prima serta mencapai good governance, dan 3) mengembangkan
sistem informasi dan komunikasi berbasis teknologi yang ramah lingkungan dan berdaya saing. Salah satu permasalahan penting dan perlu segera diatasi terkait dengan pengembangan aplikasi sistem informasi di Pemkab Bantul adalah bagaimana melakukan sinkronisasi data antar aplikasi, sehingga perlu adanya telaah khusus tentang bagaimana melakukan sinkronisasi data antar aplikasi sebagai dasar untuk menyusun solusinya. Tulisan ini merupakan hasil telaah konseptual tentang konsep web services dan interoperabilitas antar sistem informasi, menampilkan contoh implementasi web services sebagai solusi interoperabilitas untuk memberi gambaran real dalam dunia nyata, serta hasil analisis tentang kebutuhan layanan web services untuk sinkronisasi data antar sistem informasi dalam e-Gov di lingkungan Pemkab Bantul Yogyakarta. 1.1. Konsep Web services Web services adalah sebuah teknologi yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas interaksi mesin-ke-mesin melalui sebuah jaringan [1]. Web services secara teknis memiliki mekanisme interaksi antar sistem sebagai penunjang interoperabilitas, baik berupa agregasi (pengumpulan) maupun sindikasi (penyatuan). Web services memiliki layanan terbuka untuk kepentingan integrasi data dan kolaborasi informasi yang bisa diakses melalui internet oleh berbagai pihak menggunakan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing pengguna. Sekalipun mirip dengan Application Programming Interface (API) berbasis web, web services lebih unggul karena dapat dipanggil dari jarak jauh melalui internet. Pemanggilan web services bisa menggunakan bahasa pemrograman apa saja dan dalam platform apa saja, sementara API hanya bisa digunakan dalam platform tertentu [2]. Web services dapat dipahami sebagai Remote Procedure Call (RPC) yang mampu memproses fungsi-fungsi yang didefinisikan pada sebuah aplikasi web dan mengekspos sebuah API atau User Interface (UI) melalui web. Kelebihan web services adalah: 1) lintas platform, 2) language independent, 3) jembatan penghubung dengan database tanpa perlu driver database dan tidak harus mengetahui jenis DBMS, 4) mempermudah proses pertukaran data, serta 5) penggunaan kembali komponen aplikasi [2]. Berdasarkan konsep hubungan dan penyampaian informasi, web services dikembangkan melalui empat model arsitektur, masing-masing berorientasi pada message, action, resource, dan policy. Pengembangan model yang diturunkan berdasarkan orientasi pada action (Service Oriented Model/SOM)) menghasilkan Services Oriented Architecture (SOA), yaitu model arsitektur berbasis layanan. Sementara pengembangan model yang diturunkan berdasarkan orientasi pada resource (Resource Oriented Model/ROM) menghasilkan
Resource Oriented Architecture (ROA), yaitu model arsitektur berbasis sumberdaya informasi [3]. Dalam perkembangannya, model web services memiliki dua metode yang berorientasi pada layanan dan sumberdaya informasi, yaitu: SOAP (Simple Object Access Protocol) dan REST (REpresentational State Transfer). Impementasi model SOA telah banyak dilakukan dan dikembangkan oleh banyak vendor (misal: Microsoft, Sun dan IBM, melalui dukungan platform infrastruktur .Net dan Java). Proses layanan dengan arsitektur SOAP memiliki tiga komponen utama, yaitu: 1) service provider, 2) service requester, dan 3) service broker, serta komponen pendukung yaitu: 1) XML, 2) SOAP-XML (terdiri atas header dan body), 3) WSDL, serta 4) UDDI [4]. Metode REST telah dikembangkankan oleh Fielding [5] yang didasari oleh empat prinsip utama teknologi, yaitu: 1) Resource identifier through Uniform Resource Identifier (URI), 2) uniform interface (sumberdaya CRUD menggunakan operasi PUT, GET, POST, dan DELETE), 3) self-descriptive messages (sumberdaya tidak terikat sehingga dapat mengakses konten HTML, XML, PDF, JPEG, plain text, meta data, dll), serta 4) stateful interactions through hyperlinks (bersifat stateless) [6]. Metode REST lebih sederhana karena menggunakan format standar (HTTP, HTML, XML, URI, MIME), namun jika diperlukan proses pertukaran data, maka konten berupa teks dari hasil eksekusi web services dapat diolah dalam format teks (seperti XML atau HTML) dengan menggunakan utilitas komunikasi data berupa koneksi socket protokol HTTP. Utilitas ini umumnya tersedia dalam pustaka komunikasi pada bahasa pemrograman (seperti Java, Visual Basic, Delphi, PHP, ASP, dan JSP) [3]. Model web services memberikan layanan untuk proses pertukaran data antar sistem informasi yang merupakan bentuk implementasi konsep interoperabilitas. Model layanan web services setidaknya melibatkan dua hal penting, yakni [7]: 1. Problem utama pada format data. Selama ini problem ini diselesaikan menggunakan format netral yaitu XML, yaitu sebuah format dokumen yang mampu menjelaskan struktur dan semantik (makna) dari data yang dikandung oleh dokumen, lebih fokus pada substansi data, struktur data dan semantik data yang ditransfer tidak “hilang”, dan telah menjadi standar defacto pertukaran data antar sistem [8]. 2. Problem pada mekanisme pertukaran data. Solusi masalah ini dapat menggunakan ServiceOriented Architecture (SOA), yaitu sebuah skema yang memungkinkan komunikasi antar sistem dilakukan secara loosely-coupled, artinya masing-masing pihak tidak memiliki ketergantungan yang tinggi satu sama lain. Dalam SOA, komunikasi didasarkan pada konsep layanan menggunakan prinsip clientserver, ada yang menyediakan layanan dan yang
lain bisa meminta layanan. Permintaan layanan dilakukan dengan cara memanggil fungsi yang merepresentasikan layanan tersebut. Apabila fungsi dipanggil, maka aplikasi penyedia layanan wajib memberikan layanannya ke aplikasi pemanggil [9]. Keunggulan SOA adalah detil internal yang terlibat dalam pemanggilan fungsi layanan sepenuhnya disembunyikan. Ada interface yang memisahkan secara tegas bagian publik (boleh diketahui oleh aplikasi lain) dan bagian privat (aplikasi lain tidak perlu tahu). Dengan interface tersebut, aplikasi client tidak perlu tahu tentang detil internal, namun cukup mengetahui sintaks fungsinya saja. SOA bisa mengakomodasi kepentingan server yang tidak perlu menunjukkan detil data yang sensitif/rahasia, sementara client tetap bisa meminta data yang diinginkannya kepada server [7]. 1.2. Konsep E-Gov Pada dasarnya, e-Gov adalah penggunaan teknologi informasi (TI) yang dapat meningkatkan hubungan antara pemerintah, masyarakat, dan bisnis, di dalamnya melibatkan otomatisasi dan komputerisasi pada prosedur paper-based yang mendorong cara baru dalam kepemimpinan, mendiskusikan dan menetapkan strategi, transaksi bisnis, mendengarkan warga dan komunitas, serta mengorganisasi dan menyampaikan informasi [10]. Luasnya peran TI dalam proses bisnis membuat banyak instansi berlomba menerapkan TI untuk proses terintegrasi, salah satunya adalah e-Gov. Idealnya e-Gov diharapkan dapat meningkatkan interaksi antara pemerintah, masyarakat, dan bisnis sehingga mendorong perkembangan politik dan ekonomi. Penerapan e-Gov di setiap instansi pemerintah Indonesia mengacu pada tahapan pengembangan e-Gov nasional sesuai dengan kondisi setiap lembaga, yaitu [11]: 1. Persiapan: pembuatan website di setiap lembaga; pendidikan SDM, penyediaan sarana akses publik, sosialisasi keberadaan layanan informasi elektronik (publik dan internal), pengembangan e-leadership dan awareness building, serta 6) penyiapan peraturan. 2. Pematangan: pembuatan website layanan informasi publik interaktif dan hyperlink. 3. Pemantapan: penyediaan fitur transaksi elektronik, dan interoperabilitas antar lembaga. 4. Pemanfaatan: pembuatan layanan G2G, G2B, dan G2C terintegrasi, pengembangan proses layanan e-Gov yang efektif dan efisien, dan penyempurnaan menuju kualitas best practice. Mengacu pada Buku Putih Kominfo, target roadmap TIK Indonesia adalah sebagai berikut [12]: 1. Indonesia connected, pada akhir tahun 2010 seluruh desa ada akses telepon, tersusunnya strategi TIK Nasional 2010-2014, terbentuk Tim Koordinasi Keamanan Informasi Nasional, tersusun master plan e-Gov, dan pada akhir
tahun 2011 seluruh kecamatan ada akses internet, penguatan kelembagaan, komitmen penyediaan sumber daya, dan SDM. 2. Indonesia informative, pada akhir tahun 2014 seluruh ibukota propinsi terhubung jaringan serat optik, seluruh kabupaten/kota ada akses broadband, dan peningkatan e-layanan, ehealth, dan e-education. 3. Indonesia broadband, pada akhir tahun 2018 terbentuk masyarakat pengetahuan, peningkatan akses broadband >5MB, peningkatan daya saing bangsa dan industri inovatif. 4. Indonesia digital, pada tahun 2020 terbentuk masyarakat madani, seluruh kabupaten/kota memiliki e-Gov, dan terbentuknya Indonesia yang kompetitif. Dalam rangka melaksanakan roadmap TIK, telah ditetapkan program prioritas, diantaranya [12]: 1. Program pengembangan aplikasi informatika, salah satunya adalah pembangunan e-Gov terintegrasi dan memiliki interoperabilitas untuk meningkatkan layanan publik. 2. Program pengembangan informasi dan komunikasi publik, diantaranya penyebaran informasi yang bermanfaat bagi pengembangan kapabilitas masyarakat dan peningkatan implementasi e-Gov hingga tingkat daerah. Berdasarkan fungsinya, sistem informasi dalam e-Gov dapat bersifat generik atau spesifik. Sistem generik adalah aplikasi yang dibangun kurang lebih sama untuk semua pemerintah daerah (pemda) dengan ciri merujuk ke peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, sedangkan sistem spesifik adalah aplikasi yang dibangun tidak sama untuk setiap pemda dengan ciri umumnya merujuk ke pemerintah setempat, atau bahkan tidak ada rujukan peraturan perundangannya [13]. 1.3. Penelitian Terkait Beberapa penelitian terkait dengan implementasi model web services dalam berbagai kasus (termasuk dalam e-Gov) sesuai dengan urutan kronologisnya dibahas dalam uraian berikut. Deviana [14] dalam penelitiannya menerapkan XML web services untuk sistem distribusi barang. Web services dirancang dengan menggunakan vendor terbuka PHP dan toolkit pendukungnya NuSOAP. Sistem yang dirancang mampu mengintegrasikan dan menangani interaksi proses pertukaran data yang disimpan dalam database di kantor pusat dan cabang-cabang. Wicaksono [15] mengembangkan model web services untuk implementasi secure remote form field fillin menggunakan dokumen Microsoft Word sebagai “jembatan” untuk mengisikan data ke dalam web server serta melakukan implementasi proses fetching data menggunakan validasi dari dokumen MS Word dengan menggunakan akses XML Web services di dalam VBA. Eksperimen dilakukan menggunakan SQL Server dan Visual Basic .NET
2005. Implementasi secure remote form field fillin dikembangkan untuk memberikan solusi bagi webmaster yang memiliki banyak formulir isian dan membutuhkan waktu lama dalam proses pengisiannya. Penerapan secure remote form field fillin menjadi solusi baru integrasi aplikasi desktop dan web melalui web services. Jika pada umumnya solusi yang diterapkan menggunakan aplikasi desktop (dengan pembuatan executable program), penelitian ini memberikan solusi baru berupa penggunaan dokumen Microsoft Word yang telah lazim digunakan oleh para pengguna. Penelitian Santosa [16] merancang web method untuk sistem informasi universitas yang diimplementasikan berbasis XML web services dan Visual Studio. NET, server menggunakan OS MS Windows 2003 Advanced Server, database server menggunakan SQL Server 2000, serta bahasa pemrograman Visual Basic.NET untuk layanan akademik dan Visual C#.NET untuk layanan perpustakaan. Aplikasi client dibuat dengan ASP.NET untuk aplikasi internet, dan VB.NET untuk aplikasi console. Sistem diuji pada sistem intranet. Method yang dikembangkan meliputi: 1) web method untuk penambahan, penghapusan, pengeditan data; 2) web method untuk menampilkan data; 3) web method untuk pengolahan data; serta 4) web method untuk pencarian data pada dua sistem di universitas, yaitu sistem akademik dan sistem perpustakaan. Hasil analisa dan perancangan yang dilakukan menunjukkan bahwa XML web services menjadi komponen utama dalam mengembangkan sistem informasi universitas yang memudahkan pemrogram dalam membangun aplikasi sesuai fungsi dan tampilan yang dibutuhkan. Penelitian Muchlis [17] mengembangkan mobile application untuk mengintegrasikan sistem pada agen penerbangan dan penyewaan kereta yang disiapkan bagi calon tamu hotel melalui agen wisata. Aplikasi dikembangkan berbasis web untuk memperoleh loose coupling di antara sistem yang berinteraksi. Prasetyo [18] mendeskripsikan arsitektur Service Oriented Architecture (SOA) dan bagaimana penerapan arsitektur tersebut dalam teknologi web services. SOA merupakan konsep pembangunan perangkat lunak yang melakukan partisi sistemnya menjadi beberapa service yang dapat berdiri secara independen, sedangkan web services merupakan aplikasi web services yang berkomunikasi dengan aplikasi web services lainnya dalam rangka pertukaran data. Implementasi SOA tidak harus menggunakan web services, namun menggunakan web services merupakan hal tepat karena aplikasi web services dapat mewakili sebuah service dalam SOA. WSDL dapat digunakan dalam web services agar service dapat berhubungan satu dengan yang lainnya, dengan SOAP sebagai teknologi pengiriman pesan antar service.
Model interoperabilitas sistem informasi layanan publik pada aplikasi e-Gov di Indonesia telah diteliti untuk Sistem Informasi Kependudukan dan Perpajakan. Penelitian dilakukan untuk mengatasi problem kurangnya perhatian instansi pemerintah dalam berbagi akses data dan informasi, serta belum adanya model interoperabilitas antar sistem informasi yang secara eksplisit disebutkan dalam Inpres no. 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Gov, maupun blueprint e-Gov. Interoperabilitas dikembangkan berdasarkan model web services dengan metode REST. Kebutuhan interoperabilitas antar sistem informasi dipetakan berdasarkan keterkaitan antar skema database menggunakan model web services, sehingga diperoleh model interoperabilitas antara dua sistem. Perancangan metode REST dilakukan menggunakan ROA yaitu model arsitektur yang berorientasi sumber daya informasi. Implementasi model interoperabilitas antara dua sistem informasi dilakukan menggunakan bahasa PHP dan database MySQL. Pengujian dilakukan melalui pengambilan data antar kedua sistem yang memiliki perbedaan platform database dan terletak pada lokasi fisik yang berbeda [3]. Aminudin [19] juga mengimplementasikan web services untuk mendukung interoperabilitas aplikasi e-commerce yang dapat diakses melalui platform desktop, platform web, dan platform mobile. Septiani dan Wiryana [20] membangun node Global Biodiversity Information Facility (GBIF) yang diimplementasikan pada sebuah web services yang berguna sebagai service translator untuk pencarian data burung pada Taman Burung-TMII. Layanan yang diberikan meliputi: allspeciesbird (untuk memperoleh data semua jenis species burung), getbirdschema (untuk mendapatkan schema dari berbagai macam burung), getcollectionschema (untuk mendapatkan schema dari koleksi burung), getwideregion (untuk mendapatkan daerah/wilayah), getbirdbycode (untuk mendapatkan data burung berdasarkan kode dengan parameter dari kode burung yang di cari, serta getbirdbyname (untuk mendapatkan data burung berdasarkan commonName dan scientificName yaitu dengan memasukkan parameter berdasarkan nama yang dicari). Web services tersebut me-request data pada database server, kemudian service akan merespon hasil permintaan. Web services tersebut menggunakan metode REST yang diterapkan pada bahasa pemrograman PHP dengan melakukan komunikasi melalui HTTP. Metode penanganan web services menggunakan REST menggunakan metode GET dan pengiriman data dilakukan melalui URL. URL tersebut kemudian di-parsing menggunakan arsiterkur REST sehingga terciptalah alamat URL yang universal. URL tersebut diujicobakan melalu web browser, respon yang dihasilkan adalah data format XML yang berasal dari database server.
Desain web services pada katalog toko buku juga pernah dibuat oleh Saputra [21]. Penelitian lain, Mutakin [22], membangun sebuah web services yang mampu mengirim data kendaraan dari client (dealer) ke database server di Samsat yang mempunyai aplikasi yang berbeda. Penyedia layanan administrasi utama diletakkan di Kantor Samsat dan klien para dealer cukup menyediakan sebuah device dan sebuah aplikasi klien yang dapat mengolah transaksi yang dikirimkan oleh web services tersebut, sehingga pada akhirnya dihasilkan sebuah Aplication Programming Interface (API) dalam bentuk web services yang menyediakan layanan untuk mengelola data kendaraan dari dealer. Web services tersebut dibangun dengan menggunakan .NET. Purnamasari [23] mengembangkan web services untuk representasi dan sinkronisasi antar basis data relasional dengan menggunakan studi kasus pada sistem informasi akademik di Universitas Bina Darma Palembang. Dengan memanfaatkan XML, maka integrasi data di lingkungan Universitas Bina Darma yang memiliki basis data berbeda dan tersebar dan terpisah jarak yang jauh dapat dilakukan. Implementasi web services merupakan alternatif solusi yang lebih baik dalam integrasi data antar aplikasi sistem informasi di lingkungan universitas, karena hanya melibatkan pengelola salah satu aplikasi sistem informasi yang ada, mengurangi resiko penambahan tanpa merancang ulang aplikasi yang telah ada, dan data yang diolah menjadi lebih akurat dikarenakan setiap aplikasi sistem informasi yang ada memiliki sinkronisasi data dengan aplikasi lainnya. Web services tersebut dibangun dengan menggunakan .NET, OS server mengggunakan MS Windows XP Service Pack 2, web server Apache 2.0, serta database menggunakan MySQL, serta bahasa pemrograman XML dan PHP. Terkait dengan interoperabilitas antar aplikasi, telah dikembangkan sebuah model integrasi B2B berbasis SOA menggunakan layanan web services dengan studi kasus pada aplikasi e-shop yang mengintegrasikan website Amazon, eBay, Yahoo!, dan Paypal. Model ini dikembangkan untuk mengatasi problem ketidakselarasan antara sistem bisnis dan sistem informasi yang berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Model yang dikembangkan membuka peluang untuk membawa definisi service ke level abstraksi yang lebih tinggi, berupa model level tinggi yang dapat ditransformasikan ke implemntasi services yang bebas platform. Dengan pendekatan ini dapat dipisahkan antara platform terendah, infrastruktur, dan implementasinya, dengan harapan mampu meningkatkan integrasi. Penggunaan gabungan metode ini memungkinkan penggunaan ulang dan peningkatan integrasi pada level model yang berbeda. Metode baru berupa metode integrasi berbasis SOA yang dikembangkan dari metode SOAD dan mBPDM berhasil ditemukan dan telah
diujikan untuk melakukan analisis dan perancangan integrasi berbasis SOA, serta diimplementasikan menjadi 16 proses bisnis, 18 web services, serta enam aplikasi komposit [24]. Hasil kajian dan riset di atas menunjukkan bahwa web services telah diimplementasikan secara luas dalam beragam sistem dan menjadi alternatif solusi integrasi dan interoperabilitas antar sistem informasi yang heterogen. 2. PEMBAHASAN 2.1. Metodologi Tulisan ini merupakan hasil telaah pustaka yang meliputi telaah konseptual tentang web services dan interoperabilitas antar sistem informasi. Contoh-contoh implementasi web services sebagai solusi interoperabilitas ditampilkan untuk memberi gambaran real dalam praktek nyata. Hasil telaah konseptual tersebut digunakan untuk melakukan analisis dan mendeskripsikan kebutuhan layanan web services antar sistem informasi dalam e-Gov di Pemkab Bantul Yogyakarta. 2.2. Perkembangan e-Gov di Indonesia Inisiatif e-Government (e-Gov) di Indonesia telah diperkenalkan melalui Inpres no. 6 tahun 2001 yang menyatakan bahwa aparat pemerintah harus menggunakan teknologi telematika untuk mendukung good governance dan mempercepat proses demokrasi. Program inisiatif e-Gov dimulai sejak tahun 2003 seiring dengan keluarnya Inpres no. 3 tahun 2003 [7]. e-Gov wajib diperkenalkan untuk tujuan yang berbeda di kantor-kantor pemerintahan. Administrasi publik adalah salah satu area di mana internet dapat digunakan untuk menyediakan akses bagi masyarakat yang berupa pelayanan yang mendasar dan menyederhanakan hubungan antar masyarakat dan pemerintah. Pelayanan e-Gov melalui internet dapat dibagi dalam empat tingkatan yaitu penyediaan informasi, interaksi satu arah, interaksi dua arah dan transaksi elektronik penuh. Kondisi e-Gov di Indonesia, pada tahun 2002 sebagian besar baru berada pada tahap penyediaan informasi, secara kuantitas terdapat 369 kantor pemerintah yang menyediakan website, namun 24% dari website tersebut gagal bertahan karena alasan anggaran, dan pada awal tahun 2003 hanya ada 85 website yang beroperasi dengan pilihan yang lengkap [25]. Data Depkominfo pada tahun 2005 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki 564 domain go.id, 295 website pemerintah, 226 website mulai memberikan layanan publik melalui website, dan 198 website pemerintah daerah yang aktif dikelola. Kondisi e-Gov di tahun 2010 juga masih menghadapi problem pada keberagaman aspek kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaaan. Minimnya kebijakan, kelembagaan, dan perencanaan e-Gov membuat infrastruktur yang dibangun belum memberikan manfaat optimal
kepada publik. Kominfo sebagai leading institution koordinasi antar unit dalam rencana tahunan proyek dalam penerapan e-Gov juga belum menerapkan eTIK [29]. Resistensi terhadap perubahan memiliki Gov secara maksimal karena institusi ini tergolong andil besar terhadap kelambatan penerapan e-Gov baru dari sisi kelembagaan [12]. karena: 1) ego sektoral lembaga masih tinggi Kegagalan pengembangan e-Gov di Indonesia sehingga menutup kemungkinan diatur atau pada dasarnya merupakan akibat dari kesalahan bekerjasama dengan lembaga lain, 2) anggapan pandangan atau paradigma tentang e-Gov yang tidak bahwa sistem informasi di lembaga sendiri adalah sesuai dengan konsep yang benar [26]. Problem yang terbaik, 3) konteks kepentingan yang berbeda pengembangan e-Gov di Indonesia adalah sistem di setiap lembaga sehingga sulit diintegrasikan, 4) informasi dikembangkan terpisah-pisah sehingga keinginan menjadi pemimpin dalam integrasi, 5) menghasilkan sistem yang heterogen. Heterogenitas ketidakinginan membagi data, informasi, dan sistem dimaksud meliputi penggunaan: 1) sistem pengetahuan karena mengurangi keunggulan operasi, 2) database server, 3) format dan struktur kompetitif, serta 6) ketidaktahuan dari mana harus database, 4) bahasa pemrograman, 5) antarmuka memulai integrasi; dan sebagainya [30]. (desktop based dan ada pula yang web based) [27]. Interoperabilitas antar sistem informasi dalam Heterogenitas sistem informasi dalam e-Gov e-Gov menjadi penting karena adanya “pulau-pulau merupakan salah satu problem utama saat informasi” yang terpisah satu dengan lainnya, melakukan integrasi antar sistem. Problem ini dapat database dan sistem informasi satu dengan yang diatasi menggunakan dua alternatif strategi, yaitu lainnya tidak dapat saling berkomunikasi, sehingga menggunakan format tunggal atau interoperabilitas. informasi yang disajikan tidak akurat karena Solusi penggunaan format tunggal dilakukan dengan masing-masing sistem memiliki “versi data” berbeda cara setiap pekerjaan pengembangan di semua [31]. Kondisi tersebut memerlukan solusi yang instansi dilakukan menggunakan satu sistem operasi, memungkinkan terjadi pertukaran data dan informasi satu database server, satu bahasa pemrograman, dan antar sistem, dengan kriteria: 1) berarsitektur terbuka satu interkoneksi. Cara ini memudahkan proses yang memungkinkan interoperabilitas; 2) pengembangan, namun memiliki resiko diutamakan menggunakan OSS; 3) setiap instansi ketergantungan pada vendor tertentu, dan dari aspek menyediakan data yang dibutuhkan oleh instansi geografis dan ekonomi Indonesia, akan sulit untuk lainnya; serta 4) perlu dibuat kebijakan (semacam melakukan pengembangan ke depan. Solusi PERDA) agar sistem informasi yang dibangun oleh interoperabilitas merupakan alternatif yang lebih satu institusi siap untuk berinteroperabilitas dengan baik karena memudahkan pengembangan dan sistem informasi yang dibangun oleh institusi lain mampu menghilangkan faktor ketergantungan [27]. (dengan menyediakan service). Tujuan akhirnya Pengembangan e-Gov oleh kantor pemerintah adalah terbentuknya sistem informasi terintegrasi (pusat dan daerah) di Indonesia umumnya dan dapat saling berkomunikasi [32]. menghadapi problem karena tidak memadainya sumberdaya informasi, sehingga diperlukan 2.3. Ragam Aplikasi e-Gov di Pemkab Bantul perencanaan strategis sumberdaya informasi Pemkab Bantul hingga akhir tahun 2011 telah (strategic planning for information resources) [13]. mengembangkan sebanyak 28 sistem informasi (3 Faktor penghambat e-Gov adalah terkait dengan: 1) hasil penyempurnaan) yang dimanfaatkan untuk komitmen pemerintah dalam integrasi dan layanan pengolahan data internal SKPD dan Pemkab transparansi publik, 2) belum adanya budaya berbagi (Tabel 1) dan 33 website untuk menampilkan informasi, 3) belum adanya budaya tertib informasi ke publik (Tabel 2). Aplikasi website dokumentasi, 4) resistensi terhadap perubahan, 5) seluruhnya masih berada dalam tingkatan persiapan, kelangkaan SDM yang handal, 6) infrastruktur yang karena belum menyediakan layanan interaktif, mahal dan belum memadai, serta 7) keterbatasan transaksi elektronik, maupun layanan G2G, G2B, tempat akses [28]. Ketidakoptimalan pengembangan dan G2C yang terintegrasi. Informasi yang e-Gov di Indonesia terjadi sebagai akibat dari: 1) disediakan untuk publik dalam website diantaranya master plan tidak mempunyai kekuatan formal, berita, profil, tupoksi, prosedur layanan, link terkait, karena baru berupa kajian sehingga posisi strategis serta kontak, sedangkan fitur download formulir baru e-Gov sulit terealisasi secara optimal dan bukan tersedia di website http://perijinan.bantulkab.go.id/ merupakan kewajiban unit-unit, 2) organisasi [33], dan fasilitas transaksi pendaftaran CPNS online pengambil keputusan tidak cukup kuat memastikan mulai dikembangkan oleh Badan Kepegawaian integrasi arsitektur, pengelolaan portofolio, dan Daerah (http://bkd.bantulkab.go.id/) [34]. eksekusi proyek TIK tahunan, dan 3) lemahnya Tabel 1: Ketersediaan sistem informasi di lingkungan Pemkab Bantul No 1 2 3 4 5
Dibuat 2001 2002 2003 2003 2004
Nama Aplikasi SIM Pengolahan Gaji PNS SIM Layanan Satu Atap (Perijinan) Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) SIM Keuangan Daerah SIM Barang Daerah
No 15 16 17 18 19
Dibuat 2008 2008 2008 2008 2009
Nama Aplikasi SIM Keluarga Miskin SIM Kesehatan Ibu Anak dan TBC SIM Potensi Kecamatan SIM Layanan Perpustakaan SIM Keuangan Daerah
6 7 8 9 10 11 12 13 14
2005 2005 2006 2007 2007 2007 2007 2007 2007
SIM Monografi Online SIM Kependudukan SIM Keuangan Daerah (Permendagri 13 tahun 2006) Sistem Cetak KK dan KTP Sistem Keluarga Berencana Sistem Tenaga Kerja dan Nakertrans Sistem informasi Pariwisata Sistem Informasi Layanan Data KPDE Sistem informasi Presensi PNS
20 21 22 23 24 25 26 27 28
2009 2009 2009 2009 2009 2009 2010 2010 2011
SIM Barang Daerah SIM Investasi Daerah SIM Kepegawaian SIM Pengendalian Pembangunan Daerah SIM Layanan Pajak Reklame SIM Layanan BPHTB SIM Perijinan Online SIM Cetak SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) SIM Kewilayahan
(Sumber: KPDT Kabupaten Bantul, 10-12-2011) [35]. Tabel 2: Ketersediaan website di lingkungan Pemkab Bantul No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Instansi/Dinas/SKPD Pemkab Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Bappeda Badan Lingkungan Hidup Badan KepegawaianDaerah Dinas Sumber Daya Air Inspektorat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Budpar Dinas Pendidikan Menengah & Non Formal Dinas Pendidikan Dasar Dinas Pertanian & Kehutanan Dinas Kelautan & Perikanan Dinas Dukcapil Badan Ketahanan Pangan & Pelaksana Penyuluhan Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan & KB
Website/Sub Domain http://bantulkab.go.id/ http://setda.bantulkab.go.id/ http://dprd.bantulkab.go.id/ http://bappeda.bantulkab.go.id/ http://blh.bantulkab.go.id/ http://bkd.bantulkab.go.id/ http://sda.bantulkab.go.id/ http://inspektorat.bantulkab.go.id/ http://bpbd.bantulkab.go.id/
No 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Instansi/Dinas/SKPD Dinas Perijinan Dinas Sosial Dinas Nakertrans Dinas Perindakop Dinas Pekerjaan Umum Dinas Perhubungan Satpol PP Pengolahan Data Telematika Pemberdayaan Masy. Desa
Website/Sub Domain http://perijinan.bantulkab.go.id/ http://sosial.bantulkab.go.id/ http://disnakertrans.bantulkab.go.id/ http://perindagkop.bantulkab.go.id/ http://pu.bantulkab.go.id/ http://dishub.bantulkab.go.id/ http://satpolpp.bantulkab.go.id/ http://kpdt.bantulkab.go.id/ http://pmd.bantulkab.go.id/
http://disbudpar.bantulkab.go.id/ http://dikmen.bantulkab.go.id/
27 28
Pengelolaan Pasar Perpustakaan Umum
http://pasar.bantulkab.go.id/ http://perpustakaan.bantulkab.go.id/
http://dikdas.bantulkab.go.id/ http://dipertahut.bantulkab.go.id/ http://dkp.bantulkab.go.id/ http://disdukcapil.bantulkab.go.id/ http://bkppp.bantulkab.go.id/
29 30 31 32 33
Arsip Daerah Kesbangpolinmas Kantor Pemuda & Olahraga Dinas Kesehatan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah
http://arsip.bantulkab.go.id/ http://kesbangpolinmas.bantulkab.go.id/ http://pora.bantulkab.go.id/ http://dinkes.bantulkab.go.id/ http://dppkad.bantulkab.go.id/
http://bkk.bantulkab.go.id/
Sumber: http://www.bantulkab.go.id/, 10-12-2011 [36]. 2.4. Kebutuhan Layanan Web services dalam eGov di Pemkab Bantul Kebutuhan layanan web services dalam eGov di Pemkab Bantul, salah satunya dapat diidentifikasi berdasarkan kesamaan obyek data (entitas) dan kedekatan hubungan antar obyek data yang diolah dalam sistem. Kesamaan obyek data (entitas) tersebut menunjukkan adanya kebutuhan pertukaran data antar sistem informasi untuk melakukan sinkronisasi data antar sistem. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan setiap sistem informasi yang dimiliki oleh Pemkab Bantul (Tabel 1), dari 25 sistem yang ada terdapat 17 aplikasi yang memerlukan layanan web services untuk sinkronisasi data antar aplikasi. Kebutuhan utama layanan web services adalah untuk sinkronisasi data master penduduk sehingga proses transaksi akan mengacu pada data master penduduk yang sama, sehingga nilai-nilai item yang diolah menjadi konsisten di antara sistem yang ada. Dalam layanan web services tersebut, salah satu sistem akan berperan sebagai requester dan sistem yang lainnya sebagai provider. Sistem Informasi Layanan Data KPDE membutuhkan 24 layanan web services untuk sinkronisasi data, SIM Kependudukan membutuhkan 16 layanan, SIM Monografi Online membutuhkan 14 layanan, SIM Kewilayahan membutuhkan 13 layanan, sedangkan sistem-sistem yang lain relatif lebih sedikit. Sistem Informasi Layanan Data KPDE
memiliki kebutuhan layanan web services terbanyak, karena sistem ini berfungsi untuk mengelola data pada seluruh sistem yang dikelola oleh pemkab, sementara SIM Kependudukan menduduki peringkat kedua terbanyak karena sistem ini mengelola data master penduduk yang diperlukan oleh sebagian besar sistem lain yang dikelola oleh pemkab. Untuk aplikasi website, dari 34 website yang ada, 16 diantaranya juga memerlukan sinkronisasi dengan sinkronisasi data master penduduk (Tabel 3). Salah satu contoh kasus kebutuhan layanan web services yang menunjukkan kebutuhan proses sinkronisasi dan pertukaran data antar sistem informasi yang dikelola oleh pemkab Bantul. SIM Monografi Online berhubungan dengan SIM Kependudukan. SIM Monografi Online salah satunya berfungsi untuk menampilkan informasi data kependudukan berdasarkan kelompok tertentu, misal berdasarkan usia, pendidikan, agama, pekerjaan, dan lainnya. Untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut, SIM Monografi Online memerlukan data kependudukan yang tersedia dalam SIM Kependudukan. Untuk memperoleh rekapitulasi data kependudukan tersebut, maka SIM Monografi Online perlu mengakses data master penduduk dalam SIM Kependudukan. Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan cara membuat aplikasi web services (diberi nama getMASTERsimk) dimana SIM Monografi Online berperan sebagai klien (requester) dan SIM Kependudukan berperan sebagai server
(provider) dan menyediakan layanan bagi SIM
Monografi Online.
Tabel 3: Kebutuhan sinkronisasi data antar sistem informasi di lingkungan Pemkab Bantul Nomor Urut Sistem keNo
Nama Sistem
1
SIM Pengolahan Gaji PNS SIM Pelyn. Satu Atap Sistem Inf.Manaj.Daerah SIM Monografi Online SIM Kependudukan SIM Keuangan Daerah Sistem Cetak KK dan KTP Sistem Kelg. Berencana Sistem Naker & Nakertrans Sistem inf. Pariwisata Sistem Inf. Lyn. Data KPDE Sistem inf. Presensi PNS SIM Keluarga Miskin SIM Kes. Ibu Anak & TBC SIM Potensi Kecamatan SIM Pelyn. Perpustakaan SIM Barang Daerah SIM Investasi Daerah SIM Kepegawaian SIM Pengd.Pembg.Daerah SIM Pelyn. Pajak Reklame SIM Pelyn. BPHTB SIM Perijinan Online SIM Cetak SP2D SIM Kewilayahan
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1
2
3
5
6
7
4
8
9
Sumber: diolah sendiri 2.5. Rancangan Layanan Web services Antar Aplikasi e-Gov di Pemkab Bantul Pemetaan kebutuhan layanan web services proses pengambilan data dari dari satu sistem ke sistem yang lain dalam e-Gov secara umum melibatkan 3 komponen utama, yakni agent/broker, requester (e-Gov1), dan provider (e-Gov2) [37]. Dengan menggunakan model metode REST, proses akses data dapat dilakukan melalui web services pada aplikasi e-Gov1 dengan menyediakan fungsi remote untuk mengambil satu atau sekelompok data pada aplikasi e-Gov1. Rancangan model umum web services antar aplikasi e-Gov menggunakan metode REST adalah sebagai berikut [37]: 1. Perancangan provider, meliputi: a. Penentuan fungsi sumberdaya informasi publik, meliputi: 1) Membuka koneksi database, 2) Jika koneksi berhasil, lakukan akses data sesuai kriteria dan kembalikan nilai fungsi dalam array, dan 3) Jika koneksi gagal, kembalikan nilai fungsi dengan nilai false. b. Penentuan nama sumberdaya informasi publik pada web services, yaitu struktur format parameter URI acuan sebagai deskripsi web application description language (WADL), dengan parameter: resource, format input (XML atau TXT), format output (XML, TXT, atau HTML), dan data input c. Pembuatan script program aplikasi web services (sebagai RPC) untuk mengolah
25
24
23
22
21
20
19
18
17
16
15
14
13
12
11
10
request parameter URI (WADL) yang dikirim oleh requester agar dapat melakukan validasi dan memberikan hasil sesuai kriteria yang diminta melalui pemetaan parameter resource terhadap nama fungsi internal. Langkahnya sebagai berikut: 1) Menentukan absolute path berkas web services sebagai basis path 2) Menggabungkan modul fungsi yang terkait ke dalam program 3) Pengecekan kelengkapan struktur parameter URI 4) Jika parameter lengkap, petakan nama reosurce ke dalam nama fungsi, konversi format data input ke dalam variabel untuk paramater fungsi, jika fungsi ditemukan jalankan fungsi dengan input parameter, kembalikan hasil fungsi ke dalam variabel hasil, konversikan nilai variabel hasil jika berupa format XML atau HTML 5) Jika parameter tidak lengkap, yaitu nama resource tidak dapat dipetakan ke dalam fungsi, fungsi tidak ditemukan, atau tidak ada hasil proses fungsi, maka isi variabel hasil dengan pesan kesalahan 6) Tampilkan nilai variabel hasil sebagai script yang akan diolah oleh web server d. Perancangan agent/broker; yaitu menyediakan aplikasi web services untuk proses registrasi (registry) dan penemuan kembali (discovery) untuk memudahkan pengelolaan dan pencarian layanan dengan cara melalukan pencatatan dalam database,
2.
langkahnya: a) Membuat struktur database untuk registry/discovery layanan publik, b) Membuat aplikasi web server untuk registrasi provider dan service, dan c) Membuat aplikasi web server yang bersifat publik dan modul registrasi untuk mendapatkan kunci akses publik bagi requester Perancangan requester; dapat menggunakan fungsi layanan setelah memperoleh perintah URL pada browser di client. Jika hasil dari fungsi layanan akan digunakan sebagai sumber data hasil pengolahan, maka perintah tersebut perlu dimasukkan ke dalam kode program requester melalui fungsi komunikasi dalam bahasa pemrograman (socket) atau pengolahan file jarak jauh (PHP, ASP, JSP).
3.
KESIMPULAN Model web services merupakan bentuk implementasi konsep interoperabilitas yang dapat menjadi sebuah alternatif solusi untuk proses pertukaran data antar sistem informasi sehingga dimungkinkan untuk melakukan proses sinkronisasi data di antara antar sistem informasi dalam e-Gov. Hasil telaah dalam tulisan ini mengungkap dua hal yakni, database kependudukan merupakan jenis data yang paling banyak dibutuhkan oleh sistem-sistem informasi yang lainnya di lingkungan Pemkab Bantul, dan kebutuhan layanan web services untuk ragam sistem informasi di Pemkab Bantul Yogyakarta dapat diidentifikasi berdasarkan kesamaan obyek data (entitas) dan kedekatan hubungan antar obyek data yang diolah. DAFTAR PUSTAKA [1] WWW Consorsium, 2004, Web services Architectures, http://www.w3.org/TR/ws-arch/ #whatis, diakses: 08-03-2012. [2] Lucky, 2008, XML Web services: Aplikasi Desktop, Internet & Handphone, Jasakom, Jakarta. [3] Sukyadi, D., 2009, Model Interoperabilitas Sistem Informasi Layanan Publik Studi Kasus: e-Government, Karya Akhir, Prodi Magister Teknologi Informasi, Fasilkom, UI, Jakarta. [4] DSIPLK (Direktorat Sistem Informasi, Perangkat Lunak & Konten), 2008, Kerangka Acuan & Pedoman Interoperabilitas Sistem Informasi Instansi Pemerintahan, Depkominfo RI, Jakarta. [5] Fielding R.T., 2000, Architectureal Style & Design of Network-Based Software Architecrues, Ph.D. Thesis, Department of Information & Computer Science, UCLA, Irvine.
[6] Pautasso, C., 2008, REST vs SOAP Making the Right Architectural Decision, SOA Symposium, Amsterdam. [7] Nugroho, L.E., 2008, Interoperabilitas Data dalam e-Government, Makalah Seminar eGovernment, Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran, Yogyakarta, 24 Mei 2008. [8] Bray, T., Paoli, J., Sperberg-McQueen, C.M., Maler, E., and Yergeau, F. (editor), 2006, Extensible Markup Language 1.0, 4th edition, http://www.w3.org/TR/2006/REC-xml20060816/, diakses: 26-12-2011. [9] He, H., 2003, What is Service-Oriented Architecture?, http://webservices.xml.com/pub /a/ws /2003/09/30/soa.html, diakses: 05-032012 [10] Pascual, P.J., e-Government, e-Asean Task Force UNDP- APDIP, May 2003. [11] Inpres no. 3 tahun 2003, Kebijakan & Strategi Nasional Pengembangan E-Government, Jakarta. [12] Pusat Data Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2010, Buku Putih Komunikasi dan Informatika Indonesia, Menkominfo RI, Jakarta. [13] Soendjojo, H., 2005, Sistem Informasi Daerah, Makalah presentasi dalam Workshop Penyusunan Cetak Biru E-Government, Warta Ekonomi, diselenggarakan oleh Depkominfo RI, tanggal 31 Mei 2005, Jakarta. [14] Deviana, H., 2007, Penerapan XML Web services unutk Sistem Distribusi Barang Studi Kasus: PT. Apotik Plus Palembang, Tesis Prodi Ilmu Komputer, FMIPA, UGM, Yogyakarta. [15] Wicaksono, S.R., 2008, Implementasi Extensible Markup Language Web services pada Secure Remote Form Field Fillin dalam Dokumen Microsoft Word, Gematika Jurnal Manajemen Informatika, volume 9, nomor 2, edisi Juni 2008, STIKOM Surabaya, Surabaya. [16] Santosa, B., 2008, Analisa dan Perancangan Web services untuk Sistem Informasi Universitas, Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2008 (KNS&I08), STIKOM Bali, 15 November 2008, Denpasar. [17] Muchlis, E.F., 2008, Tourism Web services Using E-Business, Tesis, Master of Science (Information Technology - Management), Faculty of Computer Science & Information System, UTM, Malaysia. [18] Prasetyo, H., 2009, Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) Menggunakan
[19]
[20]
[21]
[22]
[23]
[24]
[25] [26]
[27] [28] [29]
[30]
Teknologi Web services, Makalah Laporan Penelitian, FMIPA, Unwidha, Klaten. Aminudin, 2009, Implementasi Web services Untuk Mendukung Interoperabilitas Aplikasi Ecommerce, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Malang. Septiani K.W. A., Wiryana, I.M., 2010, Strategi Pemetaan Web services untuk Menyediakan Layanan Global Biodiversity Information Facility (GBIF), Skripsi, Prodi Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Jakarta. Saputra, R., 2010, Desain Web services pada Katalog Toko Buku, Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer, Undip, Semarang, http://eprints.undip.ac.id/24584/, diakses: 0503-2012. Mutakin, 2011, Pemanfaatan Web services untuk Komunikasi Antar Aplikasi yang Berbeda Menggunakan Jaringan Internet, Universitas Bina Darma, Palembang, http://blog.binadarma.ac.id/mutakin/?p=120, diakses: 05-03-2012. Purnamasari, S.D., 2011, Web services Sebagai Solusi Integrasi Data pada Sistem Informasi Akademik Universitas Bina Darma, Universitas Bina Darma, Palembang, http://blog. binadarma.ac.id/EKAPUJIAGUSTINI/?p=66, diakses: 05-03-2012. Utomo, W.H., 2011, Integrasi B2B Berbasis SOA Menggunakan Web services, Disertasi Program Doktor Ilmu Komputer, UGM, Yogyakarta. Harian Jakarta Post, Edisi 15 Januari 2003, Jakarta. Supangkat, S.H., Framework Strategi Implementasi E-Government, Prosiding KNTIK untuk Indonesia, ITB, tanggal 3-4 Mei 2006, Bandung. http://kioss.com, diakses: 05-03-2012. Raharjo, B., 2001, Membangun e-Government, ITB, Bandung. Supangkat, S.H., Sembiring, J., Rahmad, B., 2007, IT Governance Nasional: Urgensi dan Kerangka Konstruksi, makalah Pertemuan Dewan TIK Nasional, tanggal 8 Januari 2007. Indrajit, R.E., 2006, Evolusi Strategi Integrasi Sistem Informasi Ragam Institusi, Kiat Memecahkan Permasalahan Politis dalam Kerangka Manajemen Perubahan, Prosiding KNTIK untuk Indonesia, ITB, 3-4 Mei 2006.
[31] Menkominfo, 2002, SISFONAS Sebagai Tulang Punggung e-Governance, Depkominfo RI, Jakarta. [32] Setyantana, P., 2009, Interoperabilitas Sistem Informasi, Makalah dipresentasikan dalam Pelatihan oleh Direktorat Sistem Informasi Perangkat Lunak & Konten, Dirjen Aplikasi Telematika, Depkominfo RI, tanggal: 27/2805-2009, Sragen. [33] http://perijinan.bantulkab.go.id/, diakses: 0503-2012. [34] http://bkd.bantulkab.go.id/, diakses: 05-032012. [35] KPDT Kabupaten Bantul, Data Pengembangan Sistem Informasi di Lingkungan Pemkab Bantul, hasil survei tanggal: 10-12-2011 [36] http://www.bantulkab.go.id/, diakses: 10-122011. [37] Istiyanto, J.E., Sutanta, E., 2012, Model Interoperabilitas Antar Aplikasi e-Government, Jurnal Technoscientia IST AKPRIND, Volume V, Nomor 1, Februari 2012, Yogyakarta. Biodata Penulis Edhy Sutanta, S.T., M.Kom., lahir di Sentolo Kulon Progo pada 08 Maret 2972, menyelesaikan S1 prodi Manajemen Informatika & Teknik Komputer di IST AKPRIND Yogyakarta tahun 1996, dan S-2 prodi Ilmu Komputer FMIPA UGM tahun 2006. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa S3 Ilmu Komputer di FMIPA UGM Yogyakarta. Dr. techn. Khabib Mustofa, M.Kom., lahir di Sleman pada 22 Juli 1972, menyelesaikan S1 prodi Ilmu Komputer di UGM, S2 prodi Ilmu Komputer di UGM, dan S3 bidang Software Engineering and Interactive Systems di Technische Universitatat Wien (Vienna University of Technology), Austria. Saat ini menjadi Dosen Program S3, Jurusan Ilmu Komputer & Elektronika, FMIPA, UGM dengan bidang kepakaran teknologi web (semantic web, web services), mobile application dan manajemen informasi.