PUTUSAN NOMOR : 41/Pid/2013/PT.Bdg. ” DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ”
PENGADILAN TINGGI BANDUNG, yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan seperti tersebut di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama Lengkap
:
TONNY bin HUSEN KURNIAWAN
Tempat lahir
:
Cianjur
Umur/tanggal lahir
:
36 tahun / 01 September 1976
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Kebangsaan
:
Indonesia
Tempat Tinggal
:
Jl. Mekar Jelita Raya No. 18 RT. 02/02 Kelurahan Mekarwangi Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung
Agama
:
Kristen
Pekerjaan
:
Swasta
Terdakwa telah ditahan berdasarkan surat perintah / penetapan penahanan masingmasing oleh ; 1.
Penyidik sejak tanggal 18 Pebruari 2012 sampai dengan tanggal 08 Maret 2012 ;
2.
Perpanjangan penahanan Kepala Kejaksaan Negeri sejak tanggal 09 Maret 2012 sampai dengan tanggal 17 April 2012 ;
3.
Perpanjangan penahanan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 18 April 2012 sampai dengan tanggal 17 Mei 2012 ;
4.
Penuntut Umum sejak tanggal 16 Mei 2012 sampai dengan tanggal 04 Juni 2012 dengan jenis tahanan kota ;
5.
Perpanjangan penahanan Wakil Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 05 Juni 2012 sampai dengan tanggal 04 Juli 2012 dengan jenis tahanan kota ;
6.
Hakim Pengadilan Negeri Bandung sejak tanggal 13 Juni 2012 sampai dengan tanggal 12 Juli 2012 dengan jenis tahanan kota ;
7.
Perpanjangan penahanan sejak tanggal 13 Juli 2012 sampai dengan tanggal 10 September 2012 dengan jenis tahanan kota ;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT : Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. dalam perkara terdakwa tersebut di atas ; halaman 1 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum bertanggal 23 Mei 2012 No. Reg. Perkara : PDM - 537/BDUNG/05/2012 terdakwa tersebut telah didakwa dengan dakwaan sebagai berikut : KESATU Bahwa terdakwa TONNY BIN HUSEN KURNIAWAN pada hari-hari dalam bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Februari 2012 sekitar jam 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu yang masih termasuk dalam tahun 2012, bertempat di Piset Square lantai I Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 119 Kota Bandung atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Klas IA Bandung, tanpa mendapat izin, dengan sengaja menawarkan atau memberikan kesempatan, untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai pencarian atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu, perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut : -
Bahwa pada hari Jum’at tanggal 17 Februari 2012 Sdr. GUN GUN WIGUNA (petugas dari Polrestabes Bandung) menerima informasi melalui telpon dari masyarakat yang tidak menjelaskan identitasnya, yang mengatakan di Piset Square Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 119 Kota Bandung terdapat permainan mesin ketangkasan Octozone yang telah disalahgunakan menjadi permainan judi. Atas informasi tersebut Sdr. GUN GUN WIGUNA (petugas dari Polrestabes Bandung) melaporkan kepada Perwira Pengawas Piket dan ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan secara tertutup ke lokasi dimaksud. Dan para petugas menemukan kebenaran informasi itu sehingga melakukan penangkapan terhadap terdakwa TONNY BIN HUSEN KURNIAWAN selaku pemilik atau penyelenggara mesin tersebut. Terdakwa
membuka usaha permainan mesin
ketangkasan Octozone sejak tanggal 24 Januari 2012 dengan waktu operasional dari jam 10.00 wib sampai dengan jam 22.00 wib. Mesin ketangkasan yang disediakan oleh terdakwa berjumlah sekitar 50 (lima puluh) mesin dengan hanya satu jenis permainan saja. -
Bahwa mesin permainan Octozone tersebut dimainkan dengan cara pemain harus membeli koin di kasir, atau penjual koin, atau melalui karyawan, seharga Rp. 10.000,(sepuluh ribu rupiah) dan banyaknya tidak dibatasi. Lalu pemain menuju mesin yang ada dan memasukan koin ke dalam mesin, permainan mulai berjalan dan dilayar monitor mesin ketangkasan akan muncul tulisan 100 (seratus) poin. Pemain menjalankan permainan dengan menekan tombol “turbo” yang ada di mesin ketangkasan, pada saat menekan tombol itu pertama, jumlah poin akan dipotong sebanyak 10 (sepuluh) secara otomatis sehingga berkurang menjadi 90 (sembilan puluh) poin. Dan pada layar akan muncul 2 (dua) gambar binatang bisa sama atau bisa tidak sama (gambar yang ada tikus, donald bebek, popeye dan macan kuning). Pertama muncul dua gambar gambar binatang yang sama (belum dinyatakan menang) dan permainan harus dilanjutkan dengan cara pemain menebak dengan tombol dan halaman 2 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
akan muncul gambar ketiga dan poin langsung berkurang dari 20 sampai dengan 80 poin. Apabila muncul gambar yang sama dengan dua gambar yang pertama, pemain menang dan berhak mendapat 40 (empat puluh) poin. Namun apabila tebakan pemain dengan cara menekan tombol ternyata salah atau gambar tidak sama dengan dua gambar pertama, maka pemain kalah dan poinnya berkurang. Selanjutnya muncul gambar, pemain bisa melanjutkan atau menghentikan permainan. Apabila permainan dilanjutkan maka pemain harus kembali menekan tumbol “turbo”, dengan konsekuensi poin menjadi berkurang menjadi 70 (tujuh puluh) poin. Namun apabila keluar gambar yang sama boleh dihentikan dengan memperoleh kemenangan sebanyak mendapat 90 (sembilan puluh) poin. Kalau dilanjutkan dengan menekan kembali tumbol “turbo” nilai kembali berkurang tinggal 60 (enam puluh) poin, dan apabila kembali muncul gambar yang sama maka pemain mendapatkan kemenangan senilai 120 (seratus dua puluh) poin yang setara dengan 1 (satu) tiket. Dan poin akan bertambah sendiri dengan cara memijit tombol “transfer”. Sedangkan apabila permainan mengalami kebalikannya, maka pemain kalah. Ini berarti terdakwa sebagai pemilik atau pengelola Octozone adalah pihak yang bertaruh dengan menggunakan mesin yang dalam prakteknya apabila pemain kalah artinya poin akan menjadi milik Octozone selaku pemilik mesin. Dalam permainan mesin ketangkasan Octozone tersebut pemain akan mendapatkan hadiah yang telah disediakan, dengan cara menukarkan tiket yang dimenangkan setelah bermain. Dimana syarat nilai kemenangan yaitu 120 (seratus duapuluh) poin yang setara dengan 1 (satu) tiket. Hadiah yang disediakan terdakwa selaku pengelola antara lain : 2 (dua) buah tiket mendapatkan hadiah 2 (dua) bungkus rokok, 5 (lima) tiket mendapatkan hadiah voucher pulsa senilai Rp. 50.000- (limapuluh ribu rupiah), 10 (sepuluh)
tiket mendapatkan hadiah voucher pulsa senilai Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah), 50 (limapuluh) tiket mendapatkan hadiah barangbarang elektronik, 100 (seratus) tiket mendapatkan hadiah berupa handphone, 200 (duaratus) tiket mendapatkan hadiah berupa TV LCD. -
Bahwa terdakwa memiliki Surat Ijin Walikota Bandung Nomor : 503/ITU-0047/BPPT tanggal 11 Januari 2012 tentang Izin Tempat Usaha dan Surat Izin Walikota Bandung Nomor : 556/SIUK-0010/BPPT/2012 tanggal 16 Januari 2012 tentang Izin Usaha Kepariwisataan, dimana salah satunya berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan dalam Pasal angka 28, yaitu ; “gelanggang permainan elektronik adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, peralatan/mesin dan fasilitas untuk bermain ketangkasan yang bersifat hiburan bagi anak-anak dan dewasa serta dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman. Namun berdasarkan fakta yang ditemukan oleh petugas Polrestabes Bandung di lapangan, permainan ketangkasan Octozone menyediakan hadiah diantaranya berupa rokok, voucher pulsa, handphone dan TV LCD. Hadiah ini tidak lazim untuk anak-anak, dengan kata lain ada batasan umur halaman 3 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
tertentu untuk pemain. Sehingga menyimpang dari Izin yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah tersebut. -
Bahwa cara bermain pada mesin ketangkasan Octozone tersebut merupakan permainan judi yaitu : pertama, dilihat dari peralatan yang digunakan serta syarat dan cara bermain di Octozone hal tersebut bukan permainan hiburan atau ketangkasan. Ini terlihat dari jumlah mesin yang ada sebanyak 50 (limapuluh) unit dengan jenis permainan yang sama. Kedua, dalam memainkan mesin Octozone, para pemain melakukan dengan cara menebak gambar dengan menekan tuombol turbo yang ada di mesin sehingga pemain memiliki harapan untuk menang berdasarkan tebakan yang bergantung pada suatu kebetulan atau peruntungan. Sehingga tidak diperlukan keahlian atau ketrampilan khusus. Ketiga, jenis permainan mesin Octozone terlihat tidak adanya kepastian terhadap akhir dari permainan, dimana kepastian terhadap akhir permainan sangat bergantung pada tebakan gambar berikutnya yang akan keluar, kejadian tidak pasti itu bukan pada kehendak atau permainan yang ada di mesin. Keempat, dilihat dari hadian yang yang disediakan oleh pengelola, hanya bisa digunakan oleh umur tertentu dan tidak lazim digunakan oleh anak-anak, ini berarti ada batasan umur untuk pemain. Hal ini tidak lazim karena untuk permainan hiburan atau ketangkasan dilakukan secara terbuka tanpa adanya batasan umur. Sehingga telah menyimpang dan bertentangan dengan Surat Izin Tempat Usaha yang telah diterbitkan oleh Kepala BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) pada tanggal 11 Januari 2012, dimana dalam prakteknya di lapangan terdapat batasan umur pemain yaitu hanya orang dewasa atau usia tertentu dan tidak lazim untuk dimainkan oleh anak-anak. Kelima, pihak pemilik tau pengelola Octozone adalah sebagai pihak luar yang bertaruh dengan menggunakan mesin yang dalam prakteknya apabila pemain kalah maka poin akan menjadi milik Octozone selaku pemilik mesin, permainan inilah yang diformulasikan sebagai permainan judi.
-
Bahwa dalam pelaksanaannya, permainan mesin Octozone yang dijalankan oleh terdakwa tersebut tidak memiliki ijin kegiatan masyarakat sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Nopol. 05 Tahun 2008 Tentang Mekanisme Perijinan dan Pemberitahuan Kegiatan Mastarakat, yang mana permaianan ketangkasan
Octozone
adalah
merupakan
kegiatan
masyarakat
yang
harus
mendapatkan ijin dari pihak kepolisian. -
Bahwa atas dasar tersebut petugas dari Polrestabes Bandung melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan selanjutnya terdakwa beserta barang bukti dibawa dan diserahkan ke Polrestabes Bandung untuk pengusutan lebih lanjut. Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana menurut pasal 303 ayat (1)
Ke-1 KUHP. ATAU
halaman 4 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
KEDUA Bahwa terdakwa TONNY BIN HUSEN KURNIAWAN pada hari-hari dalam bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Februari 2012 sekitar jam 10.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu yang masih termasuk dalam tahun 2012, bertempat di Piset Square lantai I Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 119 Kota Bandung atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Klas IA Bandung, dengan tidak berhak sengaja mengadakan atau memberi kesempatan untuk main judi kepada umum, atau sengaja turut campur dalam perusahaan untuk itu, biarpun ada atau tidak ada perjanjiannya atau caranya apapun untuk memakai kesempatan itu, perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa dengan cara sebagai berikut : -
Bahwa pada hari Jum’at tanggal 17 Februari 2012 Sdr. GUN GUN WIGUNA (petugas dari PolrestabesBandung) menerima informasi melalui telpon dari masyarakat yang tidak menjelaskan identitasnya, yang mengatakan di Piset Square Jl. Pelajar Pejuang 45 No. 119 Kota Bandung terdapat permainan mesin ketangkasan Octozone yang telah disalahgunakan menjadi permainan judi. Atas informasi tersebut Sdr. GUN GUN WIGUNA (petugas dari Polrestabes Bandung) melaporkan kepada Perwira Pengawas Piket dan ditindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan secara tertutup ke lokasi dimaksud. Dan para petugas menemukan kebenaran informasi itu sehingga melakukan penangkapan terhadap terdakwa TONNY BIN HUSEN KURNIAWAN selaku pemilik atau penyelenggara mesin tersebut. Terdakwa
membuka usaha permainan mesin
ketangkasan Octozone sejak tanggal 24 Januari 2012 dengan waktu operasional dari jam 10.00 wib sampai dengan jam 22.00 wib. Mesin ketangkasan yang disediakan oleh terdakwa berjumlah sekitar 50 (lima puluh) mesin dengan hanya satu jenis permainan saja. -
Bahwa mesin permainan Octozone tersebut dimainkan dengan cara pemain harus membeli koin di kasir, atau penjual koin, atau melalui karyawan, seharga Rp. 10.000,(sepuluh ribu rupiah) dan banyaknya tidak dibatasi. Lalu pemain menuju mesin yang ada dan memasukan koin ke dalam mesin, permainan mulai berjalan dan dilayar monitor mesin ketangkasan akan muncul tulisan 100 (seratus) poin. Pemain menjalankan permainan dengan menekan tombol “turbo” yang ada di mesin ketangkasan, pada saat menekan tombol itu pertama, jumlah poin akan dipotong sebanyak 10 (sepuluh) secara otomatis sehingga berkurang menjadi 90 (sembilan puluh) poin. Dan pada layar akan muncul 2 (dua) gambar binatang bisa sama atau bisa tidak sama (gambar yang ada tikus, donald bebek, popeye dan macan kuning). Pertama muncul dua gambar gambar binatang yang sama (belum dinyatakan menang) dan permainan harus dilanjutkan dengan cara pemain menebak dengan tombol dan akan muncul gambar ketiga dan poin langsung berkurang dari 20 sampai dengan 80 poin. Apabila muncul gambar yang sama dengan dua gambar yang pertama, pemain menang halaman 5 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
dan berhak mendapat 40 (empat puluh) poin. Namun apabila tebakan pemain dengan cara menekan tombol ternyata salah atau gambar tidak sama dengan dua gambar pertama, maka pemain kalah dan poinnya berkurang. Selanjutnya muncul gambar, pemain bisa melanjutkan atau menghentikan permainan. Apabila permainan dilanjutkan maka pemain harus kembali menekan tumbol “turbo”, dengan konsekuensi poin menjadi berkurang menjadi 70 (tujuh puluh) poin. Namun apabila keluar gambar yang sama boleh dihentikan dengan memperoleh kemenangan sebanyak mendapat 90 (sembilan puluh) poin. Kalau dilanjutkan dengan menekan kembali tumbol “turbo” nilai kembali berkurang tinggal 60 (enam puluh) poin, dan apabila kembali muncul gambar yang sama maka pemain mendapatkan kemenangan senilai 120 (seratus dua puluh) poin yang setara dengan 1 (satu) tiket. Dan poin akan bertambah sendiri dengan cara memijit tombol “transfer”. Sedangkan apabila permainan mengalami kebalikannya, maka pemain kalah. Ini berarti terdakwa sebagai pemilik atau pengelola Octozone adalah pihak yang bertaruh dengan menggunakan mesin yang dalam prakteknya apabila pemain kalah artinya poin akan menjadi milik Octozone selaku pemilik mesin. Dalam permainan mesin ketangkasan Octozone tersebut pemain akan mendapatkan hadiah yang telah disediakan, dengan cara menukarkan tiket yang dimenangkan setelah bermain. Dimana syarat nilai kemenangan yaitu 120 (seratus duapuluh) poin yang setara dengan 1 (satu) tiket. Hadiah yang disediakan terdakwa selaku pengelola antara lain : 2 (dua) buah tiket mendapatkan hadiah 2 (dua) bungkus rokok, 5 (lima) tiket mendapatkan hadiah voucher pulsa senilai Rp. 50.000- (limapuluh ribu rupiah), 10 (sepuluh)
tiket mendapatkan hadiah voucher pulsa senilai Rp.
100.000,- (seratus ribu rupiah), 50 (limapuluh) tiket mendapatkan hadiah barangbarang elektronik, 100 (seratus) tiket mendapatkan hadiah berupa handphone, 200 (duaratus) tiket mendapatkan hadiah berupa TV LCD. -
Bahwa terdakwa memiliki Surat Ijin Walikota Bandung Nomor : 503/ITU-0047/BPPT tanggal 11 Januari 2012 tentang Izin Tempat Usaha dan Surat Izin Walikota Bandung Nomor : 556/SIUK-0010/BPPT/2012 tanggal 16 Januari 2012 tentang Izin Usaha Kepariwisataan, dimana salah satunya berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 10 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan dalam Pasal angka 28, yaitu ; “gelanggang permainan elektronik adalah suatu usaha yang menyediakan tempat, peralatan/mesin dan fasilitas untuk bermain ketangkasan yang bersifat hiburan bagi anak-anak dan dewasa serta dilengkapi dengan penyediaan jasa pelayanan makanan dan minuman. Namun berdasarkan fakta yang ditemukan oleh petugas Polrestabes Bandung di lapangan, permainan ketangkasan Octozone menyediakan hadiah diantaranya berupa rokok, voucher pulsa, handphone dan TV LCD. Hadiah ini tidak lazim untuk anak-anak, dengan kata lain ada batasan umur tertentu untuk pemain. Sehingga menyimpang dari Izin yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah tersebut. halaman 6 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
-
Bahwa cara bermain pada mesin ketangkasan Octozone tersebut merupakan permainan judi yaitu : pertama, dari peralatan yang digunakan serta syarat dan cara bermain di Octozone hal tersebut bukan permainan hiburan atau ketangkasan. Ini terlihat dari jumlah mesin yang ada sebanyak 50 (limapuluh) unit dengan jenis permainan yang sama. Kedua, dalam memainkan mesin Octozone, para pemain melakukan dengan cara menebak gambar dengan menekan tuombol turbo yang ada di mesin sehingga pemain memiliki harapan untuk menang berdasarkan tebakan yang bergantung pada suatu kebetulan atau peruntungan. Sehingga tidak diperlukan keahlian atau ketrampilan khusus. Ketiga, jenis permainan mesin Octozone terlihat tidak adanya kepastian terhadap akhir dari permainan, dimana kepastian terhadap akhir permainan sangat bergantung pada tebakan gambar berikutnya yang akan keluar, kejadian tidak pasti itu bukan pada kehendak atau permainan yang ada di mesin. Keempat, dilihat dari hadian yang yang disediakan oleh pengelola, hanya bisa digunakan oleh umur tertentu dan tidak lazim digunakan oleh anak-anak, ini berarti ada batasan umur untuk pemain. Hal ini tidak lazim karena untuk permainan hiburan atau ketangkasan dilakukan secara terbuka tanpa adanya batasan umur. Sehingga telah menyimpang dan bertentangan dengan Surat Izin Tempat Usaha yang telah diterbitkan oleh Kepala BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) pada tanggal 11 Januari 2012, dimana dalam prakteknya di lapangan terdapat batasan umur pemain yaitu hanya orang dewasa atau usia tertentu dan tidak lazim untuk dimainkan oleh anak-anak. Kelima, pihak pemilik taua pengelola Octozone adalah sebagai pihak luar yang bertaruh dengan menggunakan mesin yang dalam prakteknya apabila pemain kalah maka poin akan menjadi milik Octozone selaku pemilik mesin, permainan inilah yang diformulasikan sebagai permainan judi
-
Bahwa dalam pelaksanaannya, permainan mesin Octozone yang dijalankan oleh terdakwa tersebut tidak memiliki ijin kegiatan masyarakat sebagaimana tertuang dalam Peraturan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Nopol. 05 Tahun 2008 Tentang Mekanisme Perijinan dan Pemberitahuan Kegiatan Mastarakat, yang mana permaianan ketangkasan Octozone adalah merupkan kegiatan masyarakat yang harus mendapatkan ijin dari pihak kepolisian.
-
Bahwa atas dasar tersbut petugas dari Polrestabes Bandung melakukan penangkapan terhadap terdakwa dan selanjutnya terdakwa beserta barang bukti dibawa dan diserahkan ke Polrestabes Bandung untuk pengusutan lebih lanjut. Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam pidana menurut pasal 303 ayat
(1) ke-2 KUHP. Menimbang, bahwa berdasarkan Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum (Requisitoir)
bertanggal
08
November
2012
No.
Reg.
Perkara
:
PDM
-
halaman 7 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
537/BDUNG/05/2012 yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan : 1.
Menyatakan terdakwa TONNY bin HUSEN KURNIAWAN terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “PERJUDIAN”sebagaimana diatur dalam pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP sesuai dengan Dakwaan Alternatif Kesatu kami.
2.
Menjatuhkan pidana penjara kepada terdakwa TONNY bin HUSEN KURNIAWAN selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangi selama terdakwa berada di tahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap ditahan.
3.
Menyatakan barang bukti berupa : -
50 (lima puluh) unit mesin ketangkasan,
-
23 (dua puluh tiga) ikat tiket permainan gambar harimau,
-
752 (tujuh ratus limapuluh dua) koin permainan,
-
5 (lima) lembar tanda hadiah,
-
32 (tiga puluh dua) lembar bon titipan,
-
1 (satu) unit tape merk Polytron,
-
1 (satu) unit DVD merek Pioneer,
-
1 (satu) unit TV LCD warna hitam merek Samsung 26”,
-
3 (tiga) unit HP merek Nokia X2-00, 19 bungkus rokok Surya Pro,
-
51 (lima puluh satu) bungkus rokok Gudang Garam Internasional,
-
20 (dua puluh) lembar voucher simpati pulsa Rp. 100.000,-,
-
2 (dua) lembar voucher Flexi Rp. 100.000,- ;
-
2 lembar voucher flexi Rp. 50.000,- ;
-
16 lembar voucher Esia Rp. 100.000,- ;
-
33 lembar voucher Esia Rp. 50.000- ;
-
1 lembar kertas penukaran hadiah,
-
uang tunai sebesar Rp. 110.000,-
masing-masing dirampas untuk negara. 4.
3 buah pigura berisi surat izin tetap terlampir dalam berkas perkara
Menghukum terdakwa membayar biaya perkara Rp. 2.000,- (duaribu rupiah).
Menimbang, bahwa berdasarkan atas tuntutan tersebut Pengadilan Negeri Bandung telah menjatuhkan putusan pada tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. yang amarnya sebagai berikut : 1.
Menyatakan terdakwa TONNY bin HUSEN KURNIAWAN telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ tanpa hak dengan sengaja menawarkan kesempatan untuk melakukan permainan judi sebagai mata pencaharian ” ;
2.
Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan ; halaman 8 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
3.
Menetapkan lamanya masa penahan yang telah dijalani oleh terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
4.
Memerintahkan agar barang bukti berupa : -
50 (lima puluh) unit mesin ketangkasan,
-
23 (dua puluh tiga) ikat tiket permainan gambar harimau,
-
752 (tujuh ratus limapuluh dua) koin permainan,
-
5 (lima) lembar tanda hadiah,
-
32 (tiga puluh dua) lembar bon titipan,
-
1 (satu) unit tape merk Polytron,
-
1 (satu) unit DVD merek Pioneer,
-
1 (satu) unit TV LCD warna hitam merek Samsung 26”,
-
3 (tiga) unit HP merek Nokia X2-00, 19 bungkus rokok Surya Pro,
-
51 (lima puluh satu) bungkus rokok Gudang Garam Internasional,
-
20 (dua puluh) lembar voucher simpati pulsa Rp. 100.000,-,
-
2 (dua) lembar voucher Flexi Rp. 100.000,- ;
-
2 lembar voucher flexi Rp. 50.000,- ;
-
16 lembar voucher Esia Rp. 100.000,- ;
-
33 lembar voucher Esia Rp. 50.000- ;
-
1 lembar kertas penukaran hadiah,
-
uang tunai sebesar Rp. 110.000,-
masing-masing dirampas untuk negara. 5.
3 buah pigura berisi surat izin tetap terlampir dalam berkas perkara
Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 5.000,(lima ribu rupiah) ; Membaca akta permohonan banding nomor : 59/Akta.Pid/2012/PN.Bdg. dibuat
oleh Panitera Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan bahwa pada tanggal 11 Desember 2012 Terdakwa telah mengajukan permintaan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. agar perkara tersebut diperiksa dan diputus kembali pada peradilan tingkat banding ; Membaca
akta
pemberitahuan
permintaan
banding
nomor
:
59/Akta.Pid/2012/PN.Bdg. dibuat oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan bahwa pada tanggal 18 Desember 2012 permintaan banding dari Terdakwa tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Penuntut Umum ; Membaca akta permohonan banding nomor : 59/Akta.Pid/2012/PN.Bdg. dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan bahwa pada tanggal 18 Desember 2012 Penuntut Umum telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. agar perkara tersebut diperiksa dan diputus kembali pada peradilan tingkat banding ;
halaman 9 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
Membaca
akta
pemberitahuan
permintaan
banding
nomor
:
59/Akta.Pid/2012/PN.Bdg. dibuat oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan bahwa pada tanggal 27 Desember 2012 permintaan banding dari Penuntut Umum tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama Terdakwa ; Membaca surat memori banding yang diajukan oleh Terdakwa bertanggal 26 Desember 2012 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 27 Desember 2012, memori banding mana telah diberitahukan dan diserahkan sehelai turunannya dengan seksama dan patut kepada Penuntut Umum pada tanggal 08 Januari 2013 ; Membaca surat pemberitahuan untuk mempelajari berkas perkara (inzage) bertanggal 18 Desember 2012 dibuat oleh Wakil Panitera pada Pengadilan Negeri Bandung yang menerangkan bahwa Penuntut Umum dan Terdakwa telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara yang dimintakan banding di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari kerja terhitung mulai tanggal 18 Desember 2012 sampai dengan tanggal 28 Desember 2012 sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi Bandung ; Menimbang, bahwa permintaan banding dari Terdakwa dan Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara serta syarat-syarat yang ditentukan Undang-Undang oleh karenanya permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima ; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi memperhatikan dan mempelajari dengan seksama berkas perkara yang bersangkutan yang terdiri dari berita acara pemeriksaan penyidik, berita acara persidangan tingkat pertama, surat-surat lainnya yang berhubungan dengan perkara ini, termasuk salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. memori banding dari Terdakwa, berpendapat bahwa tidak terdapat hal-hal baru yang perlu dipertimbangkan dalam memori banding tersebut karena merupakan pengulangan kembali mengenai hal-hal yang telah disampaikan pada persidangan peradilan tingkat pertama dan telah dipertimbangkan oleh Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa pertimbangan hukum yang dijadikan alasan dalam menjatuhkan putusan tentang kesalahan terdakwa oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama telah tepat dan benar sesuai hukum sehingga pertimbangan hukum serta putusan tersebut dapat disetujui dan diambil alih Majelis Hakim Pengadilan Tinggi sebagai alasan dan pendapatnya sendiri dalam memutus perkara ini pada tingkat banding, kecuali mengenai pidana yang dijatuhkan, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan mempertimbangkan asas keadilan dan keseimbangan sehingga hukuman yang dijatuhkan cukup dirasa adil serta setimpal dengan perbuatan terdakwa, sehingga hukuman tersebut
halaman 10 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
nantinya mempunyai makna bagi terdakwa sebagai peringatan dan pelajaran bagi kehidupannya ; Menimbang, bahwa tujuan dari pemidanaan bukanlah semata-mata untuk balas dendam akan tetapi juga bertujuan untuk memberikan pelajaran bagi terdakwa untuk tidak mengulangi perbuatannya di masa yang akan datang dan pemidanaan ini harus memperhatikan rasa keadilan baik bagi masyarakat maupun bagi terdakwa sendiri yang dalam hal ini tidak lepas dari aspek edukatif ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. harus diperbaiki mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap terdakwa seperti yang disebutkan dalam amar putusan di bawah ini ; Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman dengan demikian terhadap terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ; Memperhatikan ketentuan pasal 303 ayat (1) ke-1 KUHP, pasal 14a KUHP, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP serta peraturan perundangundangan yang bersangkutan ;
MENGADILI -
Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Penuntut Umum ;
-
Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 11 Desember 2012 nomor : 643/Pid.B/2012/PN.Bdg. yang dimintakan banding tersebut sekedar mengenai pemidanaan yang dijatuhkan terhadap Terdakwa, sehingga amar selengkapnya sebagai berikut :
1.
Menyatakan terdakwa TONNY bin HUSEN KURNIAWAN telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ tanpa hak dengan sengaja menawarkan kesempatan untuk melakukan permainan judi sebagai mata pencaharian ” ;
2.
Menjatuhkan pidana oleh karena itu terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan ;
3.
Menetapkan bahwa pidana penjara tersebut tidak perlu dijalani oleh Terdakwa kecuali terdapat perintah lain dalam putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap menyatakan Terdakwa telah bersalah melakukan tindak pidana sebelum masa percobaan selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan berakhir ;
4.
Memerintahkan agar barang bukti berupa : -
50 (lima puluh) unit mesin ketangkasan,
-
23 (dua puluh tiga) ikat tiket permainan gambar harimau,
-
752 (tujuh ratus limapuluh dua) koin permainan,
-
5 (lima) lembar tanda hadiah, halaman 11 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.
-
32 (tiga puluh dua) lembar bon titipan,
-
1 (satu) unit tape merk Polytron,
-
1 (satu) unit DVD merek Pioneer,
-
1 (satu) unit TV LCD warna hitam merek Samsung 26”,
-
3 (tiga) unit HP merek Nokia X2-00, 19 bungkus rokok Surya Pro,
-
51 (lima puluh satu) bungkus rokok Gudang Garam Internasional,
-
20 (dua puluh) lembar voucher simpati pulsa Rp. 100.000,-,
-
2 (dua) lembar voucher Flexi Rp. 100.000,- ;
-
2 lembar voucher flexi Rp. 50.000,- ;
-
16 lembar voucher Esia Rp. 100.000,- ;
-
33 lembar voucher Esia Rp. 50.000- ;
-
1 lembar kertas penukaran hadiah,
-
uang tunai sebesar Rp. 110.000,-
masing-masing dirampas untuk negara. 5.
3 buah pigura berisi surat izin tetap terlampir dalam berkas perkara
Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara pada dua tingkat peradilan yang pada tingkat banding sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah); Demikianlah, diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Bandung pada hari : K A M I S tanggal 21 Pebruari 2013 oleh kami : H. ZAINAL ABIDIN, S.H. sebagai Hakim Ketua Majelis dengan ALJAMAN SUTOPO, S.H., M.H. dan H. SJARNUBI RAHAMIN, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Plt. Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 31 Januari 2013 nomor : 41/Pen/Pid/2013/PT.Bdg. ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan mana diucapkan pada hari dan tanggal itu juga dalam persidangan yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota serta dibantu oleh : ADE AAN, S.H., M.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa/Penasihat Hukumnya. HAKIM ANGGOTA Ttd. ALJAMAN SUTOPO, S.H., M.H.
HAKIM KETUA Ttd. H. ZAINAL ABIDIN, S.H.
Ttd.
H. SJARNUBI RAHAMIN, S.H. PANITERA PENGGANTI Ttd.
ADE AAN, S.H., M.H.
halaman 12 dari 12 halaman putusan nomor : 41/Pid/2013/PT.Bdg.