P U T U S A N Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara pidana anak dalam peradilan tingkat banding, menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa: Nama lengkap
: Terdakwa;
Tempat lahir
: Cianjur;
Umur/tanggal lahir : 14 tahun/03 Mei 2000; Jenis kelamin
: Laki-Iaki;
Kebangsaan
: Indonesia;
Tempat tinggal
: Kampung.
Pasir Rt.01/Rw.02,
Desa Jatisari,
Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat; Agama
: Islam;
Pekerjaan
: Pelajar;
Pendidikan
: SMP/ MTs Al-Musri Calingcing;
Terdakwa tidak ditahan; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca berkas perkara nomor 86/Pid.Sus/2014/PN.Cjr, atas nama TerdakwaTerdakwadan suratsurat lain yang bersangkutan dengan perkara ini; Telah membacaSurat Dakwaan Penuntut Umum tanggal 26 Maret 2014, Reg.Perk.No. PDM-32/CIANJ/03/2014, yang selengkapnya sebagai berikut : KESATU Bahwa
terdakwa
Terdakwa
pada
hari
dan
tanggal yang sudah tidak diingat lagi sekitar bulan April 2013 sekitar jam 13.00 Halaman 1 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
WIB atau setidak-tidaknya pada waktu-waktu masih dalam bulan April tahun 2013 bertempat di Kampung Pasir Ronggeng, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Cianjur, "Dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, yaitu terhadap Saksi korban yang berusia 14 (empat belas) tahun yang lahir pada tanggal 08 Agustus 1999 berdasarkan Kutipan Akta Kelahiran nomor : AL.625.0155745", perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bermula terdakwa yang menjalin hubungan dengan Saksi korban mengajak Saksi korban yangbaru pulang sekolah di SMP 2 Bojongpicung Kabupaten Cianjur untuk pergi ke rumah teman terdakwa di Kp. Pasir Ronggeng, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, namun tiba di sana terdakwa mengajak saksi korban ke sebuah kebun, lalu dalam posisi berdiri terdakwa mengatakan hayu urang ewean(hayu kita bersetubuh) dan dijawab oleh saksi korban alirn ah sieun hamil takut si bapak (tidak mau, takut hamildan ketahuan oleh bapak saya), lalu terdakwa langsung mencium pipi saksi korban, dan langsung mendorong saksi korban sampai jatuh ke tanah dengan posisi telentang, lalu kedua tangan saksi korban di pegang dan langsung terdakwa menciumi leher dan meraba-raba payudara saksi korban, kemudian terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam saksi korban sampai selutut, lalu terdakwa secara paksa membuka kedua paha saksi korban dengan menggunakan kedua tangan terdakwa, lalu terdakwa menyuruh saksi korban untuk diam, lalu terdakwa membuka celananya dan langsung mengeluarkan alat kemaluannya yang sudah dalam keadaan tegang, lalu memasukkan alat kemaluan terdakwa kedalam alat kemaluan saksi korban dengan gerakkan menaik turunkan pantatnya sampai saksi korban merasakan perih dan sakit, setelah kurang lebih dua menit terdakwa langsung Halaman 2 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
mengeluarkan alat kemaluannya dari dalam kemaluan saksi korban dan langsung mengeluarkan cairan sperma di paha kanan saksi korban, setelah melakukan perbuatan tersebut terdakwa menyuruh saksi korban memakai kembali pakaiannya dan menyuruh saksi korban pulang ke rumah, setiba di rumah lalu saksi korban saat mandi membuka celana dalamnya dan melihat ada darah di celana dalamnya; Saksi korbanin perbuatan di atas terdakwa melakukan kembali perbuatannya pada hari Minggu tanggal 29 desember 2013 sekitar jam 21.00. WIB bermula saat saksi korban di bonceng motor oleh saksi ASEP SUGIANA Bin PIPIN Ais UJANG dan melewati Jalan Raya Lebak Muncang, Desa Jatisari, Kabupaten Cianjur melihat terdakwa sedang duduk-duduk di pinggir jalan dan langsung saksi korban menghampiri lalu menanyakan ke terdakwa "kemana aja tidak ada kabar" sedangkan hubungan terdakwa dan saksi korban belum berakhir, kemudian terdakwa langsung mengajak saksi korban dengan berjalan kaki menuju sawah dan duduk berdampingan terdakwa mengatakan "kangen" lalu terdakwa langsung mencium pipi dan lehar saksi korban,lalu saksi korban mengatakan "cicing (diam)" namun terdakwa tetap menciumi saksi korban sambil mengatakan urang hayang ngewe (saya ingin bersetubuh), dan dijawab oleh saksi korban ernbunq urang mah rek balik (tidak mau sama mah mau pulang), kemudian terdakwa langsung memegang tangan saksi korban dan mengorongnya hingga jatuh ketanah dalam posisi telentang, lalu terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam saksi korban, lalu setelah tangan saksi korban terlepas dari tangan terdakwa, tangan kanan saksi korban langsung memukul-mukul pundak terdakwa, namun terdakwa tetap membuka celananya dan mengeluarkan alat kemaluannya dari dalam kemaluan saksi korban dan langsung mengeluarkan cairan sperma, lalu setelah melakukan perbuatan
tersebut
terdakwa
menyuruh
memakai
kembali pakaiannya,
lalu terdakwapergi meninggalkan saksi korban sendirian dan tidak lama Halaman 3 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
kemudian terdakwa datang bersama dengan saksi Asep SUGIANA Bin PIPIN Ais UJANG dan mengatakan Jang anteupkeun Saksi korban mah, jug we anteurkeun motor namah ka bapakna ngan tong dibejakeun geus ulin jeung urang(Jang biarkan SAKSI KORBAN, antarkan motornya ke bapaknya SAKSI KORBAN), kemudian terdakwa pergi meninggalkan saksi korban, begitu juga saksi ASEP SUGIANA Bin PIPIM Ais UJANG pergi dengan membawa sepeda motor saksi korban dan mengantarkan sepeda motor milik SAKSI KORBAN ke rumah saksi ADE JAKA Bin JAKARIA di Kp. Lembur Tengah Rt 001/Rw 006 Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, yang kemudian saksi ASEP SUGIANA Bin PIPIN alis UJANG mengantarkan saksi ADE JAKA Bin JAKARIA ke tempat saksi korban berada, dan langsung saksi ADE Bin JAKARIA bertanya ke saksi korban nuju naon wengi-wengi didieu? (sedang apa malam-malam disini), lalu sambil menangis saksi korban menjawab "ku Terdakwa, ku Terdakwa, ku Terdakwa", dan langsung saksi korban di antarkan pulang ke rumah, kemudian keesokan harinya saksi korban langsung di bawa ke Puskesmas Ciranjang. Berdasarkan hasil Visum Et Repertum Nomor : 01Nis/PKMIII/2014 tanggal 06 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Puskesmas DTP Ciranjang yang ditandatangani oleh dr LENA ROHSEPTIANI, yang hasil pemeriksaannya sebagai berikut: Saksi korbanput dara tidak ada, terdapat tanda-tanda penetrasi benda tumpul; Kesimpulan : Terdapat tanda-tanda penetrasi benda tumpul; Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Atau KEDUA
Halaman 4 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Bahwa terdakwa Terdakwa pada hari dan tanggal yang sudah tidak diingat lagi sekitar bulan April 2013 sekitar jam 13.00 WIBatau setidak- tidaknya pada waktu-waktu masih dalam bulan April tahun 2013 bertempat di KampungPasir Ronggeng, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk daerah hukum Pengadilan Negeri Cianjur, "dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, yaitu terhadap Saksi korban yang berusia 14 (empat belas) tahun
yang
lahir
pada
tanggal
08
Agustus
1999
berdasarkan
Kutipan Akta Kelahiran nomor : AL.625.0155745", perbuatan tersebut dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bermula terdakwa yang menjalin hubungan dengan Saksi korban mengajak saksi korban yang baru pulang sekolah di SMP 2 Bojongpicung Kabupaten Cianjur untuk pergi ke rumah teman terdakwa di KampungPasir Ronggeng, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, namun tiba di sana terdakwa mengajak saksi korban ke sebuah kebun, lalu dalam posisi berdiri terdakwa mengatakan hayu urang ewean(hayu kita bersetubuh) dan dijawab oleh saksi korban alim ah sieun hamil takut si bapak (tidak mau, takut hamil dan ketahuan oleh bapak saya), lalu terdakwa langsung mencium pipi saksi korban, dan langsung mendorong saksi korban sampai jatuh ke tanah dengan posisi telentang, lalu kedua tangan saksi korban di pegang dan langsung terdakwa menciumi leher dan meraba-raba payudara saksi korban, kemudian terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam saksi korban sampai selutut, lalu terdakwa secara paksa membuka kedua paha saksi korban dengan menggunakan kedua tangan terdakwa, lalu terdakwa menyuruh saksi korban untuk diam, lalu terdakwa membuka celananya dan langsung mengeluarkan alat kemaluannya yang sudah dalam keadaan tegang, lalu memasukkan alat kemaluan terdakwa kedalam alat kemaluan saksi korban Halaman 5 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
dengan gerakkan menaik turunkan pantatnya sampai saksi korban merasakan perih dan sakit, setelah kurang lebih dua menit terdakwa langsung mengeluarkan alat
kemaluannya
dari
dalam
kemaluan
saksi
korban
dan
langsung
mengeluarkan cairan sperma di paha kanan saksi karban, setelah melakukan perbuatan tersebut terdakwa menyuruh saksi korban memakai kembali pakaiannya dan menyuruh saksi korban pulang ke rumah, setiba di rumah lalu saksi korban saat mandi membuka celana dalamnya dan melihat ada darah di celana dalamnya; Saksi korbanin perbuatan di atas terdakwa melakukan kembali perbuatannya pada hari Minggu tanggal 29 desember 2013 sekitar jam 21.00 WIB bermula saat saksi korban di bonceng motor oleh saksi ASEP SUGIANA Bin PIPIN alias UJANG dan melewati Jalan Raya Lebak Muncang, Desa Jatisari, Kabupaten Cianjur melihat terdakwa sedang duduk-duduk di pinggir jalan dan langsung saksi korban menghampiri lalu menanyakan ke terdakwa "kemana aja tidak ada kabar" sedangkan hubungan terdakwa dan saksi korban belum berakhir, kemudian terdakwa langsung mengajak saksi korban dengan berjalan kaki menuju sawah dan duduk berdampingan terdakwa mengatakan "kangen" lalu terdakwa langsung mencium pipi dan lehar saksi korban,lalu saksi korban mengatakan cicing (diam), namun terdakwa tetap menciumi saksi korban sambil mengatakan urang hayang ngewe (saya ingin bersetubuh), dan dijawab oleh saksi korban embung urang mah rek balik(tidak mau sama mah mau pulang), kemudian terdakwa langsung memegang tangan saksi korban dan mengorongnya hingga jatuh ketanah dalam posisi telentang, lalu terdakwa membuka celana panjang dan celana dalam saksi korban, lalu setelah tangan saksi korban terlepas dari tangan terdakwa, tangan kanan saksi korban langsung memukul-mukul pundak terdakwa, namun terdakwa tetap membuka celananya dan mengeluarkan alat kemaluannya dari dalam kemaluan saksi Halaman 6 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
korban
dan
melakukan
langsung
perbuatan
mengeluarkan tersebut
terdakwa
cairan
sperma,
menyuruh
lalu
setelah
memakai
kernbali
pakaiannya, lalu terdakwa pergi meninggalkan saksi korban sendirian dan tidak lama kemudian terdakwa datang bersama dengans aksi Asep SUGIANA Bin PIPIN alias UJANG dan mengatakan Jang anteupkeun Saksi korbanmah, jug we anteurkeun motor namah ka bapakna ngan tong dibejakeun geus ulin jeung urang(Jang biarkan SAKSI KORBAN, antarkan motornya ke bapaknya SAKSI KORBAN), kemudian terdakwa pergi meninggalkan saksi korban, begitu juga saksi ASEP SUGIANA Bin PIPIM alias UJANG pergi dengan membawa sepeda motor saksi korban dan mengantarkan sepeda motor milik SAKSI KORBAN ke rumah saksi ADE JAKA Bin JAKARIA di Kampung Lembur Tengah Rt 001/Rw 006 Desa Jatisari, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur, yang kemudian saksi ASEP SUGIANA Bin PIPIN alias UJANG mengantarkan saksi ADE JAKA Bin JAKARIA ke tempat saksi korban berada, dan langsung saksi ADE Bin JAKARIA bertanya ke saksi korban nuju naon wengi-wengi didieu?(sedang apa malam-malam disini), lalu sambil menangis saksi korban menjawab "ku Terdakwa, ku Terdakwa, ku Terdakwa", dan langsung saksi korban di antarkan pulang ke rumah, kemudian keesokan harinya saksi korban langsung di bawa ke Puskesmas Ciranjang. Berdasarkan hasil Visum Et Repertum Nomor : 01Nis/PKM/II/2014 tanggal 06 Januari 2014 yang dikeluarkan oleh Puskesmas DTP Ciranjang yang ditandatangani oleh dr LENA ROHSEPTIANI, yang hasil pemeriksaannya sebagai berikut: Saksi korbanput dara tidak ada, terdapat tanda-tanda penetrasi
benda
tumpul;
Kesimpulan : Terdapat tanda-tanda penetrasi benda tumpul. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Halaman 7 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Telah membaca Surat Tuntutan Penuntut Umum No. Reg.Perk. PDM32/CIANJ/03/2014, tanggal 8 Mei 2014, yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Menyatakan
Terdakwa
terbukti
bersalah telah melakukan Tindak Pidana dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, sesuai dengan Pasal 81 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 2. Menjatuhkan
pidana
terhadap
Terdakwa
DANI dengan pidana penjara Saksi korbanma 2 (dua) tahun dan 6 (enam)
bulan
dengan perintah segera di tahan dan denda sebesar Rp. 60.000.000,(enam puluh juta rupiah) subsidair 2 (dua) bulan kurungan; 3. Menyatakan barang bukti : 1 (satu) baju kemeja sekolah warna putih, 1 (satu) rok sekolah panjang warna biru dan 1 (satu) celana dalam perempuan warna krem, dikembalikan kepada saksi korban; 4. Menetapkan supaya terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.1000,- (seribu rupiah); Telah membaca nota pembelaan (pledoi) Penasihat Hukum Terdakwa, yang
pada
pokoknya
memohon
agar
Hakim
menjatuhkan
tindakan,
mengembalikan Terdakwa kepada orang tuanya supaya dapat melanjutkan sekolahnya atau menjatuhkan hukuman yang seringannya; Telah
membaca
Putusan
Pengadilan
Negeri
Cianjur
Nomor
86/Pid.Sus/2014/PN.Cjr, tanggal 2 Juni 2014, yang amarnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa Terdakwa, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana "membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya";
Halaman 8 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara Saksi korbanma 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dan denda sebesar Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti dengan 1 (satu) bulan latihan kerja; 3. Memerintahkan Terdakwa untuk ditahan; 4. Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) baju kemeja sekolah warna putih, 1 (satu) rok sekolah panjang warna biru dan 1 (satu) celana dalam perempuan warna krem, dikembalikan kepada saksi korban; 5. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.1000,- (seribu rupiah); Telah memperhatikan Akta Permohonan Banding, masing-masing Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 9 Juni 2014, yang dibuat dan ditandatangani
oleh
NETTI
SRININGSIH,
S.H.,M.Si,
Panitera/Sekretaris
Pengadilan Negeri Cianjur, yang isinya menerangkan MUDANTI SEPTIANA, S.H., Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cianjur dan GIN GIN YONAGI, S.H., Penasihat Hukum Terdakwa, bersama-sama mengajukan permintaan banding terhadap putusan Putusan Pengadilan Negeri Cianjur Nomor 86/Pid.Sus/2014/PN.Cj, tanggal 2 Juni 2014; Telah memperhatikan Akta Pemberitahuan Permohonan Banding, masing-masing Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 9 Juni 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh AJAT SUDRAJAT, Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Cianjur, yang isinya menerangkan telah memberitahukan kepada Terdakwa dan Penuntut Umum mengenai permintaan banding dari masing-pihak tersebut; Telah memperhatikan Akta Penerimaan Memori, Banding, Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 23 Juni 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh YANA HADIYANA, S.H.,
Pengganti Muda Pidana Pengadilan Negeri
Halaman 9 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Cianjur, yang isinya menerangkan telah menerima Memori Banding Penuntut Umum yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cianjur, pada tanggal 23 Juni 2014. Memori Banding tersebut Saksi korbannjutnya telah diberitahukan
dan
diserahkan
kepada
Penasihat
hukum
Terdakwa,
sebagaimana tertera pada Akta Penyerahan Memori Banding, Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 24 Juni 2014; Telah memperhatikan Akta Penerimaan Memori, Banding, Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 23 Juni 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh YANA HADIYANA, S.H.,
Pengganti Muda Pidana Pengadilan Negeri
Cianjur, yang isinya menerangkan telah menerima Memori Banding dari Penasihat Hukum Terdakwa yang
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Cianjur, pada tanggal 23 Juni 2014. Memori Banding tersebut Saksi korbannjutnya telah diberitahukan dan diserahkan kepada Penuntut Umum, sebagaimana tertera pada Akta Penyerahan Memori Banding, Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 24 Juni 2014; Telah memperhatikan Akta Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara, masing-masing Nomor 14/Akta.Pid/2014/PN.Cj, tanggal 10 Juli 2014, yang dibuat dan ditandatangani oleh AJAT SUDRAJAT., Jurusita Pengganti Pengadilan
Negeri
Cianjur,
yang
isinya
menerangkan
telah
memberi
kesempatan kepada Penuntut Umum maupun Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cianjur, sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Bandung; Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Cianjur tersebut dijatuhkan pada tanggal 2 Juni 2014, dihadiri
Penuntut Umum maupun
Terdakwa serta Wali Terdakwa dan Penasihat Hukumnya. Saksi korbannjutnya pada tanggal 9 Juni 2014, baik Penuntut Umum maupun Terdakwa melalui Penasihat Hukumnya, mengajukan permintaan banding terhadap putusan
Halaman 10 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
tersebut. Dengan demikian permohonan banding dari Penuntut Umum maupun Terdakwa, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang ditentukan undang-undang, sehingga permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang,
bahwa
terlebih
dulu
Pengadilan
Tinggi
akan
mempertimbangkan hukum acara dalam perkara ini sehubungan dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, terhitung mulai 1 Agustus 2014, yang menggantikan UndangUndang Nomor 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak; Menimbang, bahwa pemeriksaan perkara a quo dalam pada peradilan tingkat pertama, pada dasarnya masih menggunakan hukum acara dalam UndangUndang Nomor 3 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak. Namun pada saat pemeriksaan perkara ini di tingkat banding, sudah berlaku Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak maka konsekuensi hukumnya, baik hukum acara maupun asas hukum yang menjadi landasan pertimbangan hukum perkara ini, akan mengacu pada Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara a quo berikut salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Cianjurtanggal 2 Juni 2014, Nomor:86/Pid.Sus/2014/PN.Cj, putusan
hakim
tingkatpertama
PengadilanTinggiberpendapat, yang
menyatakan
Terdakwaterbuktimelakukantindakpidana membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya, seperti didakwakan pada dakwaan kedua, pasal 81 ayat (2) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, sudahtepatdanbenarmenuruthukum.Sebabputusantersebut telahdidasarkanpadaalasanpertimbanganhukum yang tepat, sesuai fakta hukum
Halaman 11 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
serta keyakinan hakim tingkat pertama berdasarkan alat bukti dalam perkara tersebut; Menimbang,
bahwa
namun
demikian
Pengadilan
Tinggi
tidak
sependapat dengan lamanya pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa, sebab pidana penjara tersebut belum sepadan dengan bobot tindak pidana serta
tingkat
kesalahan
Terdakwa.
Sehingga
Pengadilan
Tinggi
akan
memperberat pidana penjara tersebut, seperti tertuang dalam amar putusan banding dibawah ini, dengan alasan pertimbangan sebagai berikut; Menimbang,
bahwa
perbuatan
Terdakwa
yang
membujuk
dan
menyetubuhi saksi korban(14), sebanyak 10 (sepuluh) kali, Saksi korbanma berpacaran dengan korban, menurut Pengadilan Tinggi, secara hukum dan moral, jelas tidak dapat dibenarkan. Dalam masyarakat yang menjunjung tinggi nilai religius dan moralitas, perbuatan persetubuhan diluar lembaga perkawinan atau secara melawan hukum, dapat dikategorikan sebagai kejahatan yang menusuk rasa keadilan masyarakat dan dipandang sebagai kejahatan yang bobotnya berat; Menimbang, bahwa perbuatan persetubuhan itu juga tidak pantas dilakukan oleh Terdakwa yang masih tergolong anak kepada korbannya yang juga berstatus anak.Salah satu penyebab perbuatan persetubuhan itu, karena timbulnya nafsu Terdakwa untuk ingin melakukan hubungan seksual, setelah sering menonton video porno dari telepon seluler atau handphone miliknya. Kondisi demikian mencerminkan disatu sisi,usia Terdakwa masih tergolong anak namun disisi lain, sikap dan perilakunyamenunjukan Terdakwa terkesan seperti seorang dewasa, yang mampu menyadari, perbuatannya
itu adalah
terlarang; Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa sangat berdampak buruk pada korban karena akan menimbulkan trauma psikologis serta merusak masa depan Halaman 12 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
korban. Saksi korbanin itu, keluarga korban akan turut merasakan dampak peristiwa itu sebagai sebuah aib dan
rasa malu dikalangan masyarakat
sekitarnya; Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi memahami perkara ini berada dalam sistem nilai peradilan pidana anak, yang mengutamakan asas kepentingan terbaik bagi anak seperti ditentukan dalam pasal 2 butir (d) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Namun demikian, mengingat Terdakwa maupun korban, sama-sama berstatus anakmaka demi kepastian hukum dan rasa keadilan, kepentingan korban serta kepentingan umum juga harus diperhatikan. Dengan kata lain harus ada keseimbangan kepentingan hukum dan rasa keadilan bagi Terdakwa dan korban, sebagai wujud peradilan yang adil berlandaskan Ketuhanan Yang Maha Esa. Saksi korbanin itu, Hakim juga berkewajiban menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat, seperti ditegaskan dalam pasal 5 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman; Menimbang,
bahwa
Kemasyarakatan,seperti
tertuang
mengenai dalam
saran Laporan
Pembimbing Hasil
Penelitian
Kemasyarakatan Untuk Sidang Pengadilan Anak, yang dibuat oleh Drs.Tano, dari Balai Pemasyarakatan Klas I Bandung, agar Terdakwa dijatuhi pidana bersyarat, Pengadilan Tinggi tidak sependapat, dengan alasan bobot kejahatan yang dilakukan Terdakwa, tidak tepat dikenakan pidana bersyarat. Sebab tidak akan menimbulkan efek pembelajaran serta kesadaran untuk memperbaiki sikap dan perilakunya; Menimbang, Terdakwa serta
bahwa
dengan
memperhatikan
bobotnya
kejahatan
keseimbangan kepentingan hukum dan rasa keadilan bagi
Terdakwa dan korban, maka Pengadilan Tinggi akan tetap menjatuhkan pidana
Halaman 13 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
pembatasan kebebasan seperti dimaksud dalam pasal 79 ayat (1)Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak; Menimbang, bahwa pilihan pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa, didasari dua hal pokok. Pertama, untuk memberi efek pembelajaran sekaligus penyadaran dalam dirinya agar tidak melakukan perbuatannya atau perbuatan melawan hukum lain dikemudian hari, yang dapat merugikan dirinya sendiri. Kedua, sebagai bentuk pertanggungjawaban pidana atas kesalahannya karena melakukan suatu kejahatan; Menimbang, bahwa Saksi korbannjutnya Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan alasan keberatan banding dari Penuntut Umum maupun Penasihat Hukum Terdakwa, yang dikemukakan masing-masing pihak dalam memori bandingnya; Menimbang, bahwa
alasan keberatan banding dari Penuntut Umum
pada pokoknya adalah sebagai berikut : 1. Putusan Hakim Tingkat Pertama, tidak sepadan dengan kejahatan kekerasan atau ancaman kekerasan melakukan persetubuhan yang dilakukan Terdakwa terhadap saksi korban 2. Putusan Hakim Tingkat Pertama, tidak memenuhi rasa keadilan yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat karena tidak memberi efek jera baik kepada Terdakwa sendiri maupun kepada masyarakat; Menimbang, bahwa alasan keberatan banding dari Penasihat Hukum Terdakwa, pada pokoknya adalah sebagai berikut : 1. Bahwa pertimbangan Judex Factie tidak lengkap, karena tidak dipertimbangkan keterangan saksi KUSNADI Saksi korbanku orang tua korban Saksi korban Nurul, yang pada dasarnya telah ada musyawarah dengan keluarga korban, dimana diminta uang sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta) untuk jangan ditindaklanjuti ke Halaman 14 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
kepolisian, namun pihak terdakwa hanya mampu memberi Rp. 3.000.000,-(tiga juta rupiah). Dengan diterimanya uang tersebut oleh pihak korban, seharusnya pengaduan tidak dapat diterima oleh pihak kepolisian, karena telah ada kesepakatan; 2. Bahwa
pidana
penjara
yang
diputus
Judex
Factie,
tidak
mencerminkan rasa keadilan, karena terdakwa saat ini masih sekolah dan ingin memperbaiki tingkah lakunya. Seharusnya korban Nurul Saksi korban juga dijadikan Terdakwa karena inisiatif berasal dari korban serta Saksi korbanlu mempengaruhi jiwa dan karakter Terdakwa untuk melakukan perbuatannya; Menimbang, bahwa terhadap alasan keberatan Penuntut Umum tersebut, Pengadilan
Tinggi
berpendapat,
keberatan
ini
dipandang
dipertimbangkan pada uraian pertimbangan hukum diatas,
sudah
sehingga tidak
relevan untuk dipertimbangkan lagi; Menimbang, bahwa terhadap alasan keberatan pertama dari Penasihat Hukum Terdakwa tersebut, Pengadilan Tinggi berpendapat, keberatan ini harus ditolak karena perkara ini merupakan delik biasa dan bukan aduan, sehingga tidak bergantung pada kesepakatan atau musyawarah antara keluarga Terdakwa dan korban. Demikian pula mengenai keberatan kedua, korban Nurul Saksi
korban,
patut
dijadikan
Tersangka/Terdakwa,
karena
yang
bersangkutanlah yang berinisiatif dan mempengaruhi Terdakwa melakukan perbuatannya, harus ditolak karena tidak beralasan; Menimbang, bahwaSaksi korban selanjutnya Pengadilan Tinggi perlu memperbaiki amar ketiga, putusan Pengadilan Negeri tersebut, mengenai perintah Terdakwa ditahan, sebab hal itu keliru dan tidak tepat. Meskipun pasal 197 ayat (1) butir kKUHAP, memuat perintah supaya Terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan, dengan konsekuensi bila tidak dimuat,
Halaman 15 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
berakibat putusan batal demi hukum, seperti dimuat dalam pasal 197 ayat 2 KUHAP, namun hal itu tidak berarti, putusan pemidanaan wajib mencantumkan perintah itu (kecuali kalau Terdakwa berstatus dalam tahanan); Menimbang, bahwa dalam perkara ini, sejak semula Terdakwa tidak ditahan. Hal itu berarti jika hakim tingkat pertama bermaksud menahan maka sejak semula ia dapat melakukan kewenangannya untuk menahanan, seperti dimaksud dalam pasal 26 KUHAP atas alasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) dan (4) KUHAP,
dengan syarat untuk kepentingan
pemeriksaan. Akan tetapi, perintah penahanan itu kemudian dituangkan dalam amar, yang berarti setelah selesai pemeriksaan. Jadi sudah tidak relevan lagi urgensi perintah penahanan itu. Menimbang, bahwa terkait hal ini, hakim tingkat pertama semestinya merujuk pada pasal 193 ayat (2) dan penjelasannya dalam KUHAP. Penjelasan pasal a quo, menyebutkan :“perintah penahanan Terdakwa yang dimaksud adalah apabila hakim pengadilan tingkat pertama yang memberi putusan berpendapat perlu dilakukannya penahanan tersebut karena dikhawatirkan bahwa Saksi korbanma putusan belum memperoleh kekuatan hukum tetap, Terdakwa akan melarikan diri, merusak atau menghilangkan barang bukti ataupun mengulangi tindak pidana lagi”. Hal ini berati jika hakim tingkat pertama bermaksud memerintahkan amar perintah tahan dalam amar putusannya, maka terlebih dahulu harus dipertimbangkan dalam pertimbangan hukum putusan tentang alasan penahanan, seperti dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) KUHAP dan urgensinya; Menimbang, bahwa lagi pula dalam hal putusan Pengadilan Negeri yang amarnya mencantumkan perintah supaya Terdakwa ditahan, maka konsekuensi hukumnya, amar perintah penahanan itu harus dilaksanakan Penuntut Umum Saksi korbanku eksekutor sesuai tugas dan kewenangannya, seperti disebutkan
Halaman 16 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
pasal 1 ayat (6) butir b KUHAP, maupun pasal 30 ayat (1) butir b Undang Undang Nomor 16 tahun 2004 Tentang Kejaksaan RI, terlepas dari apakah diajukan upaya hukum banding atau tidak. Pengadilan Tinggi juga tidak bisa memastikan, apakah amar putusan yang memerintahkan Terdakwa ditahan tersebut, benar telah dilaksanakan oleh Jaksa. Sebab dalam berkas perkara banding ini, tidak ditemukan Berita Acara Pelaksanaan Putusan, yang dikirim oleh Jaksa Saksi korbanku pelaksana putusan kepada Pengadilan Negeri; Menimbang, bahwa dalam konteks ini, Pengadilan Tinggi berpendapat sampai saat perkara ini diputus dalam tingkat banding, status Terdakwa diluar tahanan,
sehingga amar putusan Pengadilan Tinggi tidak perlu memuat
perintah Terdakwa ditahan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 242 KUHAP; Menimbang,
bahwa
dengan
memperhatikan
tugas
Pembimbing
Kemasyarakatan, antara lain melakukan pembimbingan dan pengawasan terhadap anak yang berdasarkan putusan pengadilan dijatuhi pidana, seperti disebutkan dalam ketentuan pasal 65 butir d Undang Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak maka perlu diperintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Cianjur, guna mengirimkan salinan putusan ini kepada Balai Pemasyarakatan Kelas I Bandung, untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya; Menimbang,
bahwa
berdasarkan
keseluruhan
pertimbangandiatas,
putusanPengadilanNegeri Cianjur Nomor 86/Pid.Sus/2014/PN.Cjr, tanggal 2 Juni
2014,
yang
dimintakan
tersebutdapatdikuatkandenganperbaikanseperlunya,
sehingga
banding amar
selengkapnyaseperti dibawahini; Menimbang, bahwa dalam pemeriksaan tingkat banding, terdakwa tetap dinyatakan terbukt ibersalah dan dijatuhipidana, makasesuai ketentuan pasal 222 ayat (1) KUHAP, biaya perkara dibebankan kepadanya; Halaman 17 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Mengingat pasal 81 ayat (2) Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002Tentang Perlindungan Anakjunctopasal 2, pasal 71 ayat (1) butir e, pasal 47 ayat (1) dan pasal 79 ayat (1) Undang-UndangNomor 11 Tahun 2012 TentangSistem Peradilan Pidana Anak juncto pasal 241 UU No. 8 Tahun 1981 TentangHukumAcaraPidana (KUHAP) juncto pasal 5 ayat (1) Undang Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman; MENGADILI -
Menerima permohonan banding masing-masing dari : 1. MUDANTI SEPTIANA, S.H., Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cianjur; 2. Terdakwa Terdakwa;
-
Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Cianjur, tanggal 2 Juni 2014, Nomor: 86/Pid.Sus/2014/PN.Cjr. yang dimohonkan banding, sekedar mengenai
amar
pemidanaan
dan
peniadaan
perintahpenahanan
Terdakwa, sehingga amar selengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan
Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana”membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya”; 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa, dengan pidana penjara Saksi korban selama 2 (dua) tahun; 3. Menjatuhkan
pula
pidana
denda
kepada
Terdakwa
sebesar
Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah); 4. Menetapkan apabila denda tersebut tidak dapat dibayar maka diganti dengan wajib latihan kerja yang diselenggarakan oleh Balai Pemasyarakatan (BAPAS) Kelas I Bandung, untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja dengan lama latihan kerja
Halaman 18 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG
tidak lebih dari 4 (empat) jam sehari dan tidak dilakukan pada malam hari; 5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Cianjur, agar mengirimkan salinan resmi putusan ini Pembimbing Kemasyarakatan padaBalai Pemasyarakatan (BAPAS) Klas I Bandung, Saksi korbanin kepada Penuntut Umum maupun LPAS setempat; 6. Memerintahkan barang bukti berupa : - 1 (satu) baju kemeja sekolah warna putih; - 1 (satu) rok sekolah panjang warna biru; - 1 (satu) celana dalam perempuan warna krem; Dikembalikan kepada Saksi korban; - Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada Terdakwa, masing-masing untuk tingkat pertama sebesar Rp.2.000,0 (dua ribu rupiah) dan tingkat banding sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah); Demikianlah diputuskan pada hari Senin tanggal 11Agustus 2014 oleh : F. WILLEM SAIJA, Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandung Saksi korbanku Hakim Tunggal dan Hakim Banding Anak, putusan mana diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Tunggal tersebut dan dibantu APAY SYAHIDIN.,S.H.,Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Bandung, tanpa dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa maupun Kuasa Hukumnya; Panitera Pengganti, t.t.d
Hakim Banding Anak t.t.d
APAYSYAHIDIN., S.H.
F. WILLEM SAIJA
Halaman 19 dari 19, Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2014/PT.BDG