PUTUSAN
Nomor : 336/PDT/2016/PT.BDG DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung yang memeriksa, mengadili
dan memutuskan perkara-perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
MULYADI, S.H., M.H., Advokat& Konsultan Hukum, pada Kantor Hukum “ TOYO AND PARTNERS,
beralamat Kantor di Jl.Pahlawan
No.64, Kota Bandung, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama kepentingan hukum diri pribadi, untuk selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula PENGGUGAT; Lawan : PT. BCA Finance-Kantor Cabang Bandung, beralamatkantor di Jl.SoekarnoHatta No.240, di Kota Bandung, dalam hal ini diwakili oleh
RONI HASLIM dan AMIRDIN HALIM dalam kedudukannya
masing-masing selaku Presidan Direktur dan Direktur dari dan oleh karena itu dan atas nama serta sah mewakili Perseroan Terbatas
PT.BCA
Finance,
berkedudukan
di
Jakarta,
beralamat di Wisma BCA Pondok Indah Lt.2, Jl.Metro Pondok Indah No.10 Jakarta 12310 dan memiliki kantor cabang di
Bandung yang beralamat di BCA Cabang Soekarno Hatta No.240
Bandung,Jawa
Barat
memberikan kuasa kepada :
40227,
dalam
hal
ini
1. CAECILIA YULIANTI
2. HENDRO YUDHA SISWOKO
3. EMIRAL RANGGA TRANGGONO 4. ANDO REINHARD
5. DENNY JACOB STEVENS 6. DONI NAUFAN Dalam
jabatannya
masing-masing
sebagai
Deputy
Departemen Head Corporate Legal, Para Litigation Specialist,
Halaman 1 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Litigation Staf dan Branch Collection Head PT.BCA Finance, berdasarkan surat kuasa No.227/X/2015/K-Leg/BCAF tanggal 9
Oktober
2015,
untuk
selanjutnya
sebagaiTERBANDING semula TERGUGAT;
disebut
PENGADILAN TINGGI tersebut;
Membaca, Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Jawa Barat tanggal 08
Agustus 2016, No.336/PEN/PDT/2016/PT.BDG tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini ;
Telah membaca berkas perkara Nomor 396/Pdt.G/2015/PN.Bdg, dan
surat-surat lain yang berkenaan dengan perkara ini dalam berkas perkara ;
sebagaimana terlampir
TENTANG DUDUKNYA PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal
17 September2015 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Bandungdi bawah Register perkara Nomor396/Pdt.G/2015/PN.Bdg, telah mengajukan gugatannya sebagai berikut :
1. Bahwa pada tanggal 26 Juni 2013, Penggugat atas saran dan pendapat petugas marketing PT.TUNAS RIDIAN Tbk. Kantor Cimahi (selaku Dealer Mobil Merek Toyota) dan/atau berdasarkan Perjanjian tertulis tertanggal 26
Juni 2013 melalui BUDI HARTONO, bertempat tinggal di Jl.Gardena No.20 Komplek Grand Sharon, RT.003-Rw 006, Kelurahan Cipamokolan,
Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, mengajukan permohonan untuk memperoleh “ Fasilitas Pembiayaan Konsumen” pembelian 1 (satu) unit Mobil kepada Tergugat;
2. Bahwa atas dasar perjanjian antara Penggugat dengan Budi Hartono tersebut segala kewajiban pembayaran Uang Muka dan Angsuran perbulan
serta
Denda
keterlambatan
terkait
dengan
Perjanjian
pembiayaan konsumen Nomor : 9490006262-PK-001, tanggal 28 Juni 2013 kepada Tergugat menjadi tanggungjawab Penggugat;
Bahwa segala kewajiban pembayaran Uang muka dan angsuran perbulan serta
denda
keterlambatan
terkait
dengan
fasilitas
pembiayaan
sebagaimana perjajian pembiayaan konsumen Nomor : 9490006262-PK-
Halaman 2 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
001, tanggal 28 Juni 2013 kepada Tergugat menjadi tanggungjawab Penggugat;
Bahwa adapun kewajiban-kewajiban pembayaran (uang muka dan angsuran) yang telah dilaksanakan oleh penggugat kepada Tergugat, adalah terinci sebagai berikut :
Uang muka Perolehan (on the road)
= Rp. 70.935.000,-
Angsuran sebanyak 23 kali angsur
:Rp.4.053.800,- x23kali= Rp. 93.237.000,Jasa Marketing
Total keseluruhan
=Rp. 5.000.000,-
=Rp.169.172.400,-
(seratus enam puluh sembilan juta seratus tujuh puluh dua ribu empat ratus rupiah).
3. Bahwa secara formalitas yang memperoleh fasilitas pembiayaan adalah Budi Hartono namun secara faktual bahwa seluruh kewajiban bayar
kepada Tergugat (seperti Biaya Administrasi, Uang Muka, angsuran setiap bulan dan kewajiban bayar lainnya adalah Penggugat;
Bahwa fakta tersebut diatas, sejak tanggal 1 Oktober 2014 telah diketahui, disebut dan diijinkan oleh pimpinan Kantor Cabang Tergugat di Bandung, bahwa
Hak
dan
kewajiban
(selaku
Kreditur/Tergugat
dan
Debitur/penggugat) sebagaimana diatur, ditentukan dan dimaksud dalam Perjanjian pembiayaan Konsumen Nomor : 9490006262-PK-001, tanggal 28 juni 2013;
4. Bahwa adapun syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur
dalam Perjanjian pembiayaan Konsumen Nomor : 9490006262-PK-001, tanggal 28 Juni 2013 yang telah dibuat secara BAKU oleh Terugugat, antara lain dan pada pokoknya, adalah sebagai berikut:
a. Mengenai persetujuan pemberian fasilitas pembiayaan konsumen :
Pasal 1 ayat (1): dengan memperhatikan syarat-syarat dan ketentuanketentuan pada perjanjian ini, Kreditur (Tergugat) menyetujui untuk
memberikan fasilitas pembiayaan konsumen (fasilitas pembiayaan)
kepada Debitur (penggugat) dengan jumlah, jangka waktu, tingkat
suku bunga serta ketentuan dan syarat-syarat lainnya sebagaimana
diatur pada pasal 14 berikut seluruh lampiran dan surat/akta/perjanjian
Halaman 3 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari perjanjian ini;
b. Mengenai tujuan penggunaan fasilitas dan sumber dana pembiayaan :
Pasal 2 ayat (1): Debitur (penggugat) akan menggunakan fasilitas
pembiayaan ini untuk membiayai pembelian barang yang disetujui oleh kreditur (Tergugat ) dari penjual/agen penjual/supplier/dealer(penjual).
Debitur (penggugat).Debitur (Penggugat) dengan ini menyatakan bertanggungjawab atas penggunaannya.
c. Mengenai bunga :
Pasal 3 ayat (1): Atas pinjaman uang yang terutang berdasarkan perjanjian, Debitur (penggugat) wajib membayar bunga sebesar suku
bunga sebagaimana diatur pada pasal 14 tentang ichtisar fasilitas pembiyaan konsumen dengan perhitungan secara flat pertahun, yang
dihitung dari jumlah fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Kreditur (Tergugat) dan jangka waktu pembayaran;
d. Mengenai Jaminan utang : Pasal 7 dinyatakan secara tegas, bahwa “ Guna menjamin terbayarnya seluruh jumlah kewajiban UTANG secara
tertib dan teratur, Debitur (penggugat) dengan ini berjanji dan
mengikatkan diri untuk menyerahkan Barang atau Barang Jaminan
(OBYEK PERKARA) dengan menandatangani Surat/Akta Kuasa membebankan Jaminan Fidusia atau Akta Jaminan Fidusia sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.Surat/Akta Kuasa membebankan Jaminan Fidusia
atau Akta Jaminan Fidusia merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari perjanjian ini.
e. Mengenai Kuasa : Pasal 11 ayat (1) : Guna lebih memberikan kepastian terlaksananya
pembayaran
kepada
Penjual/agen
Penjualan/supplier/Dealer atas Barang atau BARANG JAMINAN yang
pembelian nya dibiayai dengan fasilitas Pembiayaan ini serta terlaksananya seluruh pembayaran kewajiban UTANG DEBITUR
(Penggugat), dengan ini Debitur (Penggugat) memberikan Kuasa
dengan hak Substitusi yang tidak akan dicabut kembali dan tidak
Halaman 4 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
berakhir
oleh
sebab-sebab
sebagaimana
diatur
dalam
Pasal
1813,1814 dan 1864 KUH Perdata kepada untuk sekarang atau nanti pada waktunya;
Pasal 11 ayat (1) : Jika untuk melakukan suatu tindakan hukum tertentu yang oleh peraturan perundangan yang diwajibkan untuk dibuat dalam
suatu surat kuasa khusus, maka kuasa-kuasa mana harus dianggap sedemikian telah diberikan dan tercantum di dalam pemberian kuasa ini;
f. Mengenai ikhtisar fasilitas pembiayaan :
Pasal 14 : Atas permohonan Debitur (penggugat), Kreditur (Tergugat)
dengan ini menyetujui pemberian “Fasilitas Pembiayaan Konsumen” dengan jumlah, jangka waktu, tingkat suku bunga serta syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
1) Rincian Fasilitas pembiayaan :
Harga perolehan (on the road) : Rp.236.450.000,Biaya Proses pembiayaan
: Rp. 17.090.375,-
Total Fasilitas Pembiyaan ……...
Rp. 253.540.375,-
2).Biaya-biaya yang dibayar dimuka (uang muka): Uang muka perolehan
(on the road) ……………………: Rp.70.935.000,-
Uang muka biaya proses
pembiayaan…………………….: Rp.17.090.375,-
Total uang muka ………………………… Rp.88.025.375,JumlahFasilitas pembiayaan (1-2)
Rp. 165.515.000,-
(seratus enam puluh lima juta lima ratus lima belas ribu rupiah); 3).Suku Bunga : 4,39 % flat p.a atau setara dengan 8,54 % effective p.a
4).Barang yang dibeli Fasilitas pembiayaan adalah :1(satu) unit kendaraan
R-4, Merek Toyota, Type Vios G 1,5 M/T, Tahun 2012,
warna silver Metalik, Nomor Rangka : MR053HY93C9058999,
Halaman 5 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Nomor Mesin : 1NZY676244, Nomor Polisi : D 1717 AAR, a.n. RIAN SULISTYAWAN, selanjutnya disebut OBYEK PERKARA;
5. Bahwa bertolak pada syarat-syarat dan ketentuan (Pasal 1, Pasal 2, Pasal
3, Pasal 7 dan Pasal 11) perjanjian tersebut diatas a quo, dapat disimpulkan:
a. Bahwa Fasilitas pembiayaan Konsumen Tergugat kepada penggugat
(melalui BUDI HARTONO) sebesar Rp. 165.515.000,- (Seratus enam
puluh lima juta lima ratus lima belas ribu rupiah) adalah sebagai utang Penggugat kepada Tergugat;
Bahwa atas dasar itu, hubungan hukum antar Penggugat dan Tergugat adalah hubungan utang-piutang;
b.Bahwa barang yang dibeli (dari Fasilitas Pembiayaan dari Tergugat), yaitu berupa 1 (satu) Unit Kendaraan R-4, Merek Toyota, Type Vios G
1,5 M/T, Tahun 2012, Warna silver Metalik, Nomor Rangka :
MR053HY93C9058999, Nomor Mesin : 1NZY6766244, Nomor Polisi :
D 1717 AAR a.n. RIAN SULISTYAWAN (selanjutnya disebut Obyek Perkara) adalah HAK MILIK PENGGUGAT;
c.Bahwa status obyek perkara adalah sebagai Jaminan atas utang Penggugat kepada Tergugat;
d.Bahwa pada saat perjanjian a quo ditandatangani oleh Penggugat
danTergugat, obyek perkara BELUM dalam kedudukan sebagai OBYEK JAMINAN FIDUSIA;
e.Bahwa apabila Penggugat terlambat membayar kewajiban angsuran
pada setiap tanggal dan bulan jatuh tempo, Penggugat dikenakan DENDA KETERLAMBATAN sebesar 2 permil dari jumlah angsuran tertunggak;
f.Bahwa pembebanan Obyek Perkara menjadi Obyek Jaminan Fidusia, baru akan dilaksanakan di kemudian hari;
g.Bahwa pembebanan Obyek perkara menjadi obyek jaminan Fidusia didasarkan pada surat/Akta Kuasa dari Penggugat (melalui BUDI HARTONO) kepada Tergugat ( Vide Pasal 7 perjanjian)
Halaman 6 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
6. Bahwa yang mendasari gugatan ini diajukan adalah bahwa hubungan hukum antara Penggugat (selaku pelaku usaha di Bidang Jasa Keuangan) diatur dan dilindungi oleh :
a. Undang-undang Nomor : 42 Tahun 1999 tentang Fidusia;
1). Bahwa menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU No: 42 Tahun 1999, berbunyi
bahwa Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda;
2). Bahwa ketentuan Pasal 1 angka 2 UU No.42 Tahun 1999, berbunyi
bahwa Jaminan Fidusia adalah Hak Jaminan atas benda bergerak
baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak dapat bergerak khususnya Bangunan yang tidak dapat dibebani Hak Tanggungan sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 4
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam
penguasaan pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan
utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya;
Bahwa bertolak pada ketentuan Pasal 1 angka 1 dan 2 UU No.: 42
Tahun 1999, manakala Obyek Perkara dalam perkara a quo telah
dibebani atau telah menjadi obyek Jaminan Fidusia atas Utang Penggugat, secara hukum dapat dikemukakan:
BAHWA
OBYEK
PERKARA
TETAP
BERADA
DALAM
PENGUASAAN PEMILIK BENDA DAN/ATAU TETAP BERADA DALAM PENGUASAAN PEMBERI FIDUSIA, DALAM HAL INI
ADALAH PENGGUGAT;
BAHWA KEDUDUKAN OBYEK PERKARA ADALAH SEBAGAI
AGUNAN ATAS UTANG PENGGUGAT;
Bahwa atas dasar itu, perbuatan dan tindakan Tergugat melalui Devt Collector pada tanggal 4 September 2015 yang hendak menarik paksa Obyek
Perkara
adalah
Perbuatan
yang
bertentangan
ketentuan Pasal 1 angka 1 dan 2 UU No.42 Tahun 1999;
dengan
Halaman 7 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
b. Undang-undang Nomor : 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;
Bahwa ketentuan Pasal 18 UU No.8 Tahun 1999, pada pokoknya berbunyi bahwa:
Ayat (1) :Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan /jasa yang ditujukan
untuk
diperdagangkan
dilarang
membuat
atau
mencantumkan klausula baku pada setiap dokumen dan/atau perjanjian apabila :
Huruf d. : Menyatakan pemberian kuasa dari konsumen kepada pelaku usaha baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
melakukan segala tindakan sepihak yang berkaitan dengan barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran.
Huruf g.: Menyatakan tunduknya konsumen kepada peraturan yang berupa aturan baru, tambahan, lanjutan dan/atau penghubahan lanjutan yang dibuat sepihak oleh pelaku usaha dalam masa konsumen memanfaatkan jasa yang dibelinya;
Huruf h.: Menyatakan bahwa konsumen memberi kuasa kepada pelaku usaha untuk pembebanan hak tanggungan, hak gadai atau hak jaminan terhadap barang yang dibeli oleh konsumen secara angsuran;
Ayat (2) :Pelaku usahadilarang mencantumkan klausula baku yang
letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas atau yang pengungkapannya sulit dimengerti;
Ayat (3) : Setiap klausula baku yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang memenuhi ketentuan
sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan batal demi hukum ;
c. Ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata :
Bahwa memang hukum perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata menganut asas terbuka, bahwa “ semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai Undang-undang
bagi mereka yang membuatnya”. Namun daam hukum perjanjian
Halaman 8 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
(Pasal 1320 KUH Perdata) juga mengatur dan menentukan syaratsyarat SAH-nya suatu perjanjian;
Bahwa adapun ketentuan yang mengatur dan menentukan syarat-
syarat sahnya perjanjian adalah ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata,
yang berbunyi bahwa “ untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat :
a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; b. Cakap untuk membuat suatu perjanjian; c. Mengenai suatu hal tertentu; d. Suatu sebab yang halal;
Bahwa
menurut
PT.Intermasa,
doktrin
Jakarta,
(Prof.SUBEKTI 2010,
SH.,
halaman
Hukum 20
Perjanjian,
dan
juga
Dr.H.H.PANGGABEAN, Penyalahgunaan keadaan sebagai alasan baru
untuk pembatalan perjanjian, Liberty, Yogyakarta, halaman 16-17) pada pokoknya berpendapat bahwa ke-empat syarat ketentuan pasal 1320 KUH Perdata tersebut dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
Pertama, mengenai subyek perjanjian, ditentukan :
a. Adanya kesepakatan (konsensus) yang menjai dasar perjanjian yang
harus dicapai atas dasar kebebasan menentukan kehendaknya (Tidak ada paksaan, kekhilafan, atau penipuan);
b. Harus cakap atau mampu melakukan perbuatan melawan hukum;
Kedua, mengenai obyek perjanjian, ditentukan :
a. Apa yang dijanjikan oleh masing-masing harus cukup jelas;
b. Apa yang dijanjikan oleh masing-masing pihak tidak bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan;
7. Bahwa oleh karena usaha Penggugat mengalami penurunan pendapatan, sejak angsuran ke XXIV (bulan ke dua puluh empat) yang jatuh tempo
pada setiap tanggal 28 Penggugat belum mampu membayar kewajiban angsuran ke 24, 25, 26 dan 27 (4 x angsuran);
Bahwa atas dasar keterlambatan membayar angsuran termaksud diatas, datang Kuasa Tergugat (lajim disebut Devt Collector) ke rumah Penggugat
untuk menarik obyek perkara, secara paksa dan membebani Penggugat
Halaman 9 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
untuk membayar biaya FINALTY kepada Tergugat (melalui Kuasa Tergugat (Devt Collector) sebesar Rp.5.000.000,- (Lima juta rupiah);
Bahwa perintah dan tindakan Tergugat (melalui Kuasa-nya), hendak
melakukan PENARIKAN OBYEK PERKARA SECARA PAKSA dari kekuasaan Penggugat adalah perbuatan yang bertentangan ketentuan Pasal 1 angka 1 dan angka 2 UU No.42 Tahun 1999;
Bahwa demikian pula beban atau kewajiban membayar biaya finalty sebesar
Rp. 5.000.000,- (Lima Juta rupiah) kepada Tergugat (Devt
Collector) adalah BERTENTANGAN dengan perjanjian (karena perjanjian a quo tidak diatur kewajiban bayar biaya finalty);
8. Bahwa selanjutnya, KLAUSULA BAKU sebagaimana dimaksud ketentuan dan syarat Pasal 7 juncto Pasal 11 Perjanjian dalam perkara a quo adalah KLAUSULA BAKU yang BERTENTANGAN dengan ketentuan Pasal 18 ayat (1) UU No.8 Tahun 1999;
Bahwa atas dasar itu, Obyek Perjanjian (Pasal 7 juncto Pasal 11) a quo
tidak memenuhi syarat keempat SAH-nya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata, dengan resiko bahwa perjanjian antara Penggugat dengan Tergugat BATAL DEMI HUKUM;
Bahwa oleh karena klausula baku ketentuan Pasal 7 Perjanjian juncto
Pasal 11 dalam perkara a quo bertentangan dengan ketentuan Pasal 18
ayat (1) dan ayat (2) UU No.8 Tahun 1999, maka berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat (3) UU No.8Tahun 1999 juncto Pasal 1320 KUH Perdata,
maka Perjanjian pembiayaan Konsumen Nomor : 9490006262-PK-001, tanggal 28 juni 2013 adalah BATAL DEMI HUKUM. Artinya dari semula tidak ada suatu perjanjian dan tidak ada pula perikatan antara Penggugat dengan Tergugat;
9. Bahwa walaupun perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor : 9490006262PK-001, tanggal 28 Juni 2013 BATAL DEMI HUKUM, namun Penggugat tetap MENGAKUI masih mempunyai utang kepada Tergugat terinci sebagai berikut :
Jumlah fasilitas Pembiayaan =Rp.165.515.000,-
Jumlah angsuran telah dibayar : 23 xRp.4.053.800,- =Rp. 93.237.400,-
Halaman 10 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Total utang Penggugat kepada Tergugat=Rp. 72.277.600,-(tujuh puluh dua juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu enam ratus rupiah)
10. Bahwa
jumlah
utang Penggugat
kepada
Tergugat
sebesar Rp.
72.277.600,- (Tujuh puluh dua juta dua ratus tujuh puluh tujuh ribu enam ratus rupiah) tersebut akan dibayar Penggugat kepada Tergugat secara mengangsur sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) perbulan;
Berdasarkan atas segala hal terurai di atas, Penggugat mohon Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan: PRIMAIR :
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Perjanjian Pembiayaan Konsumen Nomor : 9490006262-PK001, tanggal 28 Juni 2013 batal demi hukum;
3. Menetapkan Obyek Perkara yaitu : 1 (satu) Unit Kendaraan R-4, Merek
Toyota, Type Vios G 1,5 M/T, Tahun 2012, warna silver Metalik, Nomor Rangka : MR053HY93C9058999 adalah hak milik Penggugat dan tetap dikuasai oleh Penggugat;
4. Menetapkan
Penggugat
berutang
kepada
Tergugat
sebesar
Rp.
72.277.600,- (Tujuh puluh dua juta dua ratus tujuh puluh ribu enam ratus rupiah);
5. Menetapkan sisa hutang Penggugat kepada Tergugat dibayar secara mengangsur, yaitu sebesar Rp. 2.000.000,- pada setiap bulannya;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara ini;
SUBSIDAIR :
Mohon putusan yang seadil-adilnya. Menimbang, bahwa atas gugatan Pembandingsemula Penggugattersebut
diatas, pihak Terbanding semula Tergugat telah mengajukan jawaban tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut : I.
DALAM EKSEPSI
A. Gugatan salah alamat (error in persona)
Halaman 11 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Bahwa gugatan yang diajukan oleh Penggugat terhadap Tergugat
adalah salah alamat, dimana antara Penggugat dengan Tergugat tidak memiliki hubungan hukum dan tidak pernah Tergugat mengadakan
perjanjian dengan Pengugat sehingga dalam hal ini Penggugat tidak jelas legal standing Penggugat dalam kaitan dengan Perjanjian
Pembiayaan Konsumen yang dibuat antara Tergugat dengan Sdr.Budi Hartono.
B. Mengenai kewenangan wilayah mengadili (kompetensi Relatif)
Majelis hakim yang terhormat, oleh karena tidak ada hubungan hukum antara Tergugat dengan Penggugat dalam kaitan dengan Perjanjian,
serta tidak pernah Tergugat dengan Sdr.Budi Hartono, serta tidak pernah Tergugat memberikan hutang atau mengadakan perjanjian
dengan Penggugat, untuk itu Pasal 15 Perjanjian Pembiayaan
Konsumen yang dibuat antara Tergugat dengan Sdr.Budi Hartono tidaklah mengikat bagi Penggugat, sehingga Tergugat meyakini bahwa Majelis Hakim yang terhormat akan sependapat
dengan
Tergugat
untuk menyatakan bahwa Pengadilan Negeri Bandung tidaklah berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo, hal ini
dikarenakan domisili/wilayah hukum Tergugat bukanlah didalam kewenangan wilayah mengadili dari Pengadilan Negeri Bandung, dimana domisili/wilayah hukum Tergugat berada dalam Kewenangan
wilayah menadili Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, mengingat didalam Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor : AHU-70136.AH.01.02. Tahun 2008 tertanggal 26
September 2008 Tentang Persetujuan akta Perubahan anggaran Dasar Perseroan sebagaiman telah diumumkan pada Berita Negara
Republik Indonesia tertanggal 12 Desember 2008, Tambahan Nomor : 27622/2008 dan
Surat Keterangan No.1018/5.16./31.74.05.1002/-
1.711.53/2015 tanggal 30 Oktober 2015 Tentang Domisili Badan Usaha
Kantor Bersama a.n PT BCA Finance yang dikeluarkan oleh Kepala Seksi Satuan Pelaksana PTSP Kelurahan Pondok Pinang dengan tegas II.
menyatakan kedudukan PT BCA Finance adalah di Jakarta Selatan.
DALAM KONPENSI
Halaman 12 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
1. Bahwa Tergugat menolak seluruh dalil yang disampaikan oleh Penggugat didalam Gugatan Penggugat.
2. Bahwa perlu kiranya Tergugat menjelaskan beberapa hal terkait dengan pembiayaan yang dilakukan oleh Tergugat terhadap Sdr.Budi Hartono
beralamt
di
Jl.Gardenia
No.20
Komp.Grand
Sharon
Rt.003/006, Cipamokolan, Rancasari, Bandung, Jawa Barat (mohon untuk selanjutnya disebut “ konsumen”) atas 1 (satu) unit kendaraan Merk Toyota, type Vios G 1.5 M/T, tahun 2012, warna silver Metalik, dengan
nomor
Polisi
MR053HY93C9058999,
D
nomor
1713
mesin
AAR,
nomor
1NZY676244
selanjutnya untuk disebut “ kendaraan”) , sebagai berikut : -
rangka
(mohon
Bahwa Tergugat telah melakukan pembiayaan atas pembelian
Kendaraan terhadap Konsumen, hal dimaksud sebagaimana
dituangkan didalam Perjanjian Konsumen nomor 9490006262001 tangal 28 Juni 2013 (mohon untuk selanjutnya disebut “ -
perjanjian Pembiayaan Konsumen”).
Bahwa atas Perjanjian Pembiayaan Konsumen sebagaimana
disebut diatas, Kendaraan telah dilakukan pembebanan jaminan fidusia dengan didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Fidusia
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Kantor
Wilayah
Jawa
Barat
sesuai
dengan
Nomor
W11.466229.AH.05.01 Tahun 2013 Tanggal 22 juli 2013, artinya -
Kendaraan merupakan objek jaminan fidusia.
Bahwa Perjanjian Pembiayaan Konsumen adalah perjanjian yang
sah menurut hukum, karena telah memenuhi unsur-unsur sebagaimana diamanatkan didalam Pasal 1320 BW, sehingga sesuai dengan Pasal 1338 BW semua pasal yang tercantum
didalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen adalah mengikat dan menjadi Undang-undang bagi kedua belah pihak yang telah
menandatanganinya, khususnya dalam hal ini adalah Tergugat -
dengan Konsumen bukan terhadap Penggugat.
Bahwa dewasa ini konsumen telah lalai/wanprestasi didalam
memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Pembiayaan
Halaman 13 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Konsumen, mengingat Konsumen telah memiliki 8 (delapan) kali angsuran yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih (menunggak 8 bulan angsuran).
3. Bahwa terhadap point 1 (satu) gugatan Penggugat, Tergugat merasa
heran dengan Penggugat, karena bagaimana mungkin saran dan
pendapat petugas marketing PT.TUNAS RIDIAN, Tbk dapat dijadikan
landasan atau dasar telah terjadinya hubungan hukum antara Tergugat dengan Penggugat.
4. Bahwa Tergugat tidak perlu menanggapi dalil penggugat pada point 2 (dua) dan point 4 (empat), karena point-point dimaksud merupakan isi
dari Perjanjian Pembiayaan Konsumen yang tidak ada keterkaitan dengan Penggugat, melainkan hanya mengikat bagi Tergugat dengan konsumen.
5. Bahwa Tergugat menolak tegas dalil Penggugat pada point 3 (tiga),
karena Tergugat tidak pernah mengetahui, menyetujui dan mengijinkan baik secara lisan maupun tulisan adanya peralihan tanggung jawab dan atau kewajiban sebagaimana dimaksud didalam Perjanjian Pembiayaan Konsumen dari Konsumen kepada Penggugat.
6. Bahwa bilamana terdapat permohonan pengalihan Kendaraan (over
kredit) oleh konsumen terhadap pihak lain, tentunya Tergugat tidak akan serta merta menyetujui permohonan dimaksud, dimana Tergugat
harus terlebih dahulu menganalisa profil dari pihak lain dimaksud, dimana Tergugat akan melakukan survey kelayakan baik usaha maupun tempat tinggal pihak lain dimaksud, hal ini dilakukan guna
menerapkan prinsip kehatian-hatian didalam proses pemberian fasilitas pembiayaan.
7. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 5 (lima), tegas Tergugat menolak dalil dimaksud karena tidak benar dan tidak ada
hubungan utang piutang antara Tergugat dengan Penggugat, untuk itu mohon Penggugat untuk membuktikan atas nama Penggugat.
8. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 5 (lima) yang
menyatakan Kendaraan adalah hak milik Penggugat, Tergugat tegas menolak dalil
dimaksud
dikarenakan
selain
pembiayaan
atas
Halaman 14 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
kendaraan tidak ditujukan kepada Penggugat juga bukti pemilikan atas kendaraan (BPKB) tidak juga tercatat atas nama Penggugat.
9. Bahwa menanggapi dalil Penggugat pada point 7 (tujuh) gugatan Penggugat, telah jelas menunjukan Penggugat telah menguasai Kendaraan secara melawan hukum dana tanpa alas hak yang sah
menurut hukum, seharusnya Penggugat menyerahkan Kendaraan kepada Tergugat agar Tergugat dapat melaksanakan eksekusi Jaminan Fidusia, mengingat Kendaraan adalah objek Jaminan Fidusia, mengingat Kendaraan adalah objek Jaminan Fidusia dan juga
Konsumen telah lalai/wanprestasi didalam melaksanakan kewajiban berdasarkan Perjanjian Pembiayaan konsumen, sehingga didasarkan
kepada Pasal 29 Undang-undang No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, Tergugat berhak melakukan eksekusi Jaminan
Fidusia guna mengambil pelunasan atas hutang konsumen dari hasil penjualan kendaraan dengan cara pelelangan umum, untuk itu Tergugat mohon kepada Penggugat agar tidak menghalang-halangi Tergugat untuk melakukan eksekusi Jaminan Fidusia.
10. Bahwa Tergugat tidak perlu menanggapi dalil Penggugat pada point 6
(enam), 8 (delapan) dan 9 (sembilan), mengingat point-point dimaksud hanya
merupakan
penyalinan
dari
isi
perjanjian
Pembiayaan
Konsumen dan isi dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang sesungguhnya tidak ada kaitan antara Tergugat dengan Penggugat.
11. Bahwa Tergugat menolak permohonan Penggugat sebagaimana
dimaksud didalam dalil 10 (sepuluh) gugatan Penggugat, hal ini dikarenakan selain tidak adanya hubungan hukum antara Penggugat dengan Tergugat, pembayaran yang akan dilakukan oleh Penggugat
III.
adalah tidak memiliki dasar hukum. DALAM REKONPENSI
Majelis Hakim yang terhormat, tentu Majelis hakim yang terhormat
sependapat dengan Tergugat untuk menyatakan tidak ada sedikitpun perbuatan
Konsumen
Tergugat yang
didalam
dituangkan
melakukan didalam
pembiayaan
Perjanjian
terhadap
Pembiayaan
Konsumen yang mengakibatkan terjadinya hubungan hukum antara
Halaman 15 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Tergugat dengan penggugat, artinya dalam hal ini Penggugat yang sampai dengan saat ini menguasai Kendaraan adalah merupakan
suatu Perbuatan Melawan Hukum, oleh karena itu, maka ijinkanlah Tergugat
mengajukan
memperjuangkan
hak-hak
gugat
balik
Tergugat
(Rekonpensi)
sertamemohon
guna
keadailan
dihadapan sidang yang dipimpin oleh Majelis Hakim yang mengadili
dan memeriksa perkara a-quo, serta untuk selanjutnya dalam
Rekonpensi ini mohon agar Tergugat dapat disebut sebagai
Penggugat Rekonpensi dan Penggugat dalam konpensi disebut sebagai Tergugat Rekonpensi, adapun alasan-alasan Penggugat
Rekonpensi didalam mengajukan gugatan Rekonpensi adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat Rekonpensi, mohon segala yang terurai dalam Eksepsi dan Konpensi secara mutatis mutandis merupakan bagian dari Rekonpensi.
2. Bahwa Penggugat Rekonpensi adalah pihak yang paling berhak atas
kendaraan
mengingat
Penggugat
Rekonpensi
adalah
pemegang jaminan fidusia atas kendaraan, dimana proses
Penggugat Rekonpensi sebagai pemegang jaminan fidusia atas Kendaraan adalah sebagai berikut : -
Berawal dari pembiayaan kendaraan yang dilakukan oleh
Penggugat Rekonpensi kepada Konsumen, dimana pada mulanya konsumen mengajukan permohonan untuk dibiayai pembelian Kendaraan oleh Penggugat Rekonpensi, yang pada saat itu Penggugat Rekonpensi yakini Kendaraan adalah milik
Dealer TUNAS TOYOTA CIMINDI, dan permohonan dimaksud dituangkan kedalam formulir aplikasi permohonan pembiayaan,
penggugat Rekonpensi melakukan analisa dokumen yang dipersyaratkan dan melakukan berbagai kegiatan diantaranya -
melakukan survey kelayakan konsumen.
Bahwa setelah melakukan serangkaian kegiatan berupa analisa
dokumen dan cek kelayakan konsumen, penggugat Rekonpensi melakukan
analisa
dokumen
yang
dipersyaratkan
dan
Halaman 16 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
melakukan berbagai kegiatan diantaranya melakukan survey -
kelayakan konsumen.
Bahwa setelah melakukan serangkaian kegiatan berupa analisa
dokuman Konsumen dan cek kelayakan konsumen, Penggugat
Rekonpensi menyetujui dan merealisasikan permohonan dari konsumen untuk dibiayai didalam melakukan pembelian
kendaraan dengan menstransfer sejumlah uang kepada pihak
Dealer TUNAS TOYOTA CIMINDI, mengingat menurut hemat kami konsumen telah memiliki kelayakan untuk dilakukan -
pembiayaan.
Bahwa terkait dengan perseputujuan Penggugat Rekonpensi
didalam
melakukan
pembiayaan
kendaraan
terhadap
konsumen, antara Penggugat Rekonpensi dengan konsumen membuat
dan
menandatangani
Perjanjian
Pembiayaan
Konsumen dan untuk selanjutnya atas kendaraan telah dibebani Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud didalam Sertifikat
Jaminan Fidusia No W11.466229.AH.05.01 Tahun 2013 -
tanggal 22 Juli 2013.
Bahwa didasarkan kepada uraian dimaksud diatas, telah jelas
bahwa tidak ada sedikitpun tedapat hubungan hukum antara Penggugat Rekonpensi dengan Tergugat Rekonpensi yang dapat disangkutpautkan menjadi suatu hubungan utang piutang, karena tidak pernah Penggugat Rekonpensi memberikan
hutang atau merealisasikan pembiayaan kendaraan terhadap -
Tergugat Rekonpensi.
Bahwa didalam perjalanan pembayaran angsuran Konsumen,
Konsumen telah lalai
didalam memenuhi kewajiban kepada
Penggugat Rekonpensi, sehingga menimbulkan hak bagi Penggugat Rekonpensi untuk melakukan Eksekusi Jaminan
Fidusia atas Kendaraan dengan cara melakukan pelelangan umum
dengan
maksud
mengambil
pelunasan
piutang
Penggugat Rekonpensi atas wanprestasi konsumen, hal ini
sebagaimana dimaksud didalam Pasal 29 Undang-undang No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia.
Halaman 17 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
3. Bahwa penguasaan kendaraan yang dilakukan oleh Tergugat
Rekonpensi adalah suatu perbuatan melawan hukum, hal ini dikarenakan penguasaan dimaksud tidak dilandasi oleh alas hak yang sah menurut hukum.
4. Bahwa sesungguhnya Pasal 36 Undang-undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia menyatakan sebagai berikut :
“ Pemberi Fidusia menyewakan
benda
yang
yang
mengalihkan, menjadi
menggadaikan,
objek
Jaminan
atau
Fidusia
sebagaimana dimaksud didalam Pasal 23 ayat (2) yang dilakukan
tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari penerima Fidusia,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)”
Dalam hal ini Tergugat Rekonpensi telah menerima pengalihan kendaraan dari Konsumen dan Tergugat Rekonpensi juga telah
menguasai kendaraan, jelas dalam hal ini perbuatan melawan hukum
yang dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi adalah melanggar hukum
sebagaimana dimaksud didalam Pasal 36 Undang-undang No.42
Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, sehingga sebagaimana dimaksud didalam Pasal 1365 KUH Perdata Tergugat Rekonpensi patut untuk dihukum mengganti kerugian yang diderita oleh Penggugat Rekonpensi.
5. Bahwa atas perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh Tergugat
Rekonpensi, maka Penggugat Rekonpensi mengalami kerugian Materiil
sampai dengan tanggal 12 Januari 2016 adalah Rp.110.252.429 (seratus sepuluh juta dua ratus lima puluh dua ribu empat ratus dua puluh
sembilan
rupiah)
dan
kerugian
Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah).
Immateriil
sebesar
6. Bahwa kerugian dimaksud timbul dikarenakan Penggugat Rekonpensi tidak dapat melakukan upaya eksekusi Jaminan Fidusia terhadap
Kendaraan atas wanprestasi konsumen didalam memenuhi kewajiban kepada Penggugat Rekonpensi.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana terurai di atas yang akan didukung
dengan bukti-bukti yang tidak dapat dilingkari kebenarannya,
maka Tergugat konpensi/penggugat Rekonpensi mohon kepada Majelis
Halaman 18 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo memutus sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPSI
1. Menyatakan Eksepsi Tergugat adalah tepat dan beralasan;
2. Menyatakan menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya; 3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
II. DALAM KONPENSI
Dalam pokok perkara :
1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menerima dalil-dalil Tergugat untuk seluruhnya; 3. Menyatakan
perjanjian
yang
dibuat
antara
Tergugat
dengan
Konsumen adalah sah menurut hukum dan hanya mengikat bagi Tergugat dengan Konsumen;
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini.
III. DALAM REKONPENSI
1. Menerima gugat balik Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat Rekonpensi secara sah dan meyakinkan telah
melakukan Perbuatan melawan Hukum dengan tetap menguasai kendaraan tanpa alas hak yang sah menurut hukum;
3. Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi membayar kerugian yang diderita oleh penggugat Rekonpensi atas perbuatan
Tergugat Rekonpensi yang dengan menguasai kendaraan tanpa alas
hak yang sah menurut hukum dan sehingga menimbulkan kerugian
Materiil sampai dengan tanggal 12 Januari 2016 adalah sebesar Rp 110.252.429
(seratus sepuluh juta dua ratus lima puluh dua ribu
empat ratus dua puluh sembilan rupiah) dan kerugian Immateriil sebesar Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
4. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (Revindicatoir Beslag) atas
kendaraan
Rekonpensi;
yang
berada
dalam
penguasaan
Tergugat
Halaman 19 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
5. Memerintahkan Tergugat Rekonpensi untuk menyerahkan kendaraan beserta STNK kendaraan kepada Penggugat Rekonpensi secara segera dan seketika setelah putusan perkara ini diucapkan;
6. Menyatakan putusan yang dijatuhkan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada bantahan (verzet), banding atau kasasi (uitvoerbaar bij voorraad);
7. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara IV.
yang timbul dalam perkara ini.
DALAM KONPENSI/REKONPENSI
Apabila
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a-quo
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Mengutip serta memperhatikan uraian-uraian tentang hal-hal yang
tercantum dalam turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bandungtanggal 12 April 2016Nomor 396/Pdt.G/2015/PN.Bdg, yang amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONPENSI : DALAM EKSEPSI
:
Mengabulkan eksepsi dari Tergugat DALAM POKOK PERKARA :
1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard);
2. Menghukum Penggugat untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp. 1.301.000,- (satu juta tiga ratus satu ribu rupiah).
DALAM REKONPENSI :
1. Menyatakan gugatan Penggugat Dalam Rekonpensi/Tergugat Dalam Konpensi tidak dapat diterima (niet onvankelijk verklaard);
2. Menghukum Penggugat Dalam Rekonpensi/Tergugat Dalam Konpensi untuk membayar ongkos perkara sebesar nihil .
Membaca
Risalah
PernyataanPermohonan
Banding
Nomor
:52/PDT.B/2016/PN.BDG yang dibuat oleh MAT DJUSKAN, S.H.,M.H. Panitera
Halaman 20 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Pengadilan Negeri Bandung, yang menyatakan bahwa pada tanggal 29 April
2016Pembanding semula Penggugattelah mengajukan permohonan agar
perkaranya yang diputus oleh Pengadilan Negeri Bandung tanggal 12 April 2016 Nomor 396/Pdt.G/2015/PN.Bdg, untuk diperiksa dan diputus dalam peradilan tingkat banding;
Membaca Surat Pemberitahuan Pernyataan Banding yang dibuat oleh
Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung, yang menyatakan bahwa
permohonan banding tersebut telah diberitahukan / disampaikan secara sah dan seksama kepada Terbanding semula Tergugat pada tanggal 25Mei 2016;
Membaca Surat Pemberitahuan Memeriksa Berkas Perkara (Inzage)
yang dibuat oleh Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung, yang menyatakan, bahwa telah memberitahukan kepada pihak Pembanding semula Penggugat dan kepada pihak Terbanding semula Tergugat masing-masing
pada tanggal 15 Juni 2016 , bahwa berkas pemeriksaan perkara telah selesai diminutasi (geminuteerd) dan ia/mereka dalam tenggang waktu 14 (empat
belas) hari terhitung sejak hari berikutnya diberikan kesempatan untuk mempelajari berkas perkara Nomor 396Pdt.G/2015/PN.Bdg, yang diputus oleh Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 12 April 2016, yang dimohonkan
banding pada tanggal 29 April 2016 di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung, sebelum berkas perkaranya dikirim ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat di Bandung guna pemeriksaan lebih lanjut dalam peradilan tingkat banding; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang,
bahwa
Putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor
396/Pdt.G/2015/PN.Bdg yang diucapkan dalam persidangan pada tanggal 12
April 2016tersebuthanya dihadiri oleh Kuasa Tergugat dengan tanpa dihadiri oleh pihak Penggugat;
Menimbang, bahwa tentang isi putusan tersebut baru diberitahukan oleh
Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bandung kepada pihak Penggugat pada tanggal 15 April 2016;
Halaman 21 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Menimbang, bahwa kemudian pihak Penggugat dihadapan Panitera
Pengadilan Negeri Bandung pada tanggal 29 April 2016 telah menyatakan banding terhadap putusan tersebut di atas;
Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding
Penggugat
semula
tersebut diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara
serta syarat-syarat yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa sehubungan dengan permohonan bandingnya
tersebut, ternyata Pembanding semula Penggugat tidak mempergunakan haknya untuk membuat dan/atau mengajukan memori bandingnya;
Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Tingkat Banding mencermati
pertimbangan hukum, pendapat dan kesimpulan Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya, Majelis Hakim Tingkat Banding membenarkan
putusan
Pengadilan
Tingkat
dapat menyetujui dan
Pertama
karena
pertimbangan hukumnya telah memuat dan menguraikan secara tepat
dalam
dan
benar semua keadaan maupun alasan yang menjadi dasar putusan tersebut berdasarkan
pertimbangan
fakta-fakta hukum
yang
tersebut
terungkap
diambil
alih
dipersidangan, dan
dijadikan
karenanya
sebagai
pertimbangannya sendiri oleh Majelis Hakim Tingkat Banding dalam memutus perkara a quo ditingkat banding;
Menimbang, bahwa sampai dengan diterimanya berkas perkara a quo
oleh Pengadilan Tinggi Jawa Barat diBandung dan diperiksa oleh Majelis Hakim Tingkat Banding, ternyata pihak Pembanding semula Penggugat tidak juga
membuat / mengajukan memori bandingnya, sehingga Majelis Hakim Tingkat Banding tidak dapat mengetahui secara pasti apa sebenarnya yang menjadi alasan keberatan dari Pembanding semula Penggugat terhadap putusan
Pengadilan Tingkat Pertama tersebut, dan Majelis Hakim Tingkat Banding tidak menemukan adanya hal-hal baru untuk dipertimbangkan lagi;
Menimbang, bahwa pertimbangan-pertimbangan hukum Majelis Hakim
Tingkat Pertama sebagaimana dipertimbangkan di atas telah diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Majelis Hakim Tingkatr Banding sendiri di
dalam memutus perkara ini pada tingkat banding, maka dengan demikian
Halaman 22 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
pertimbangan hukum dimaksud dianggap telah tercantum pula dan menjadi alasan serta dijadikan dasar dalam putusan ini;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas, maka putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 12 April 2016 Nomor 396/Pdt.G/2015/PN.Bdg,
yang
dimohonkan
dipertahankan dan karenanya harus dikuatkan;
banding
tersebut
dapat
Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat tetap
dipihak yang dikalahkan, maka sesuai dengan ketentuan pasal 181 ayat (1) HIR, Pembanding semula Penggugat haruslah dihukum untuk membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-undang No.20 tahun 1947
tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura, Undang-undang No.48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman JoUndang-Undang No.49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No.2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, serta ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang bersangkutan M E N G A D I L I: - Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat ; -
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Bandung tanggal 12 April
2016 Nomor 396/Pdt.G/2015/PN.Bdg, yang dimohonkan banding tersebut;
- Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang pada tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.150.000,00(seratus lima puluh ribu Rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Jawa Barat pada hari Senin, tanggal 29 Agustus2016 oleh Kami FIRZAL ARZY, S.H.,M.H. Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Jawa Barat
selaku Hakim Ketua Majelis dengan SIR JOHAN, S.H.,M.H. dan SULAIMAN, S.H.,M.H.. masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan putusan tersebut pada
hari RABU tanggal 31 AGUSTUS 2016 diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh para Hakim
Anggota, serta dibantu oleh DODDY HERMAYADI, S.H.,M.H. selaku Panitera
Halaman 23 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.
Pengganti pada Pengadilan Tinggi tersebut, akan tetapi tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara.
Hakim Anggota,
Hakim Ketua Majelis,
Ttd
Ttd
SIR JOHAN, S.H.,M.H.
FIRZAL ARZY, S.H.,M.H.
Ttd
SULAIMAN, S.H.,M.H. Panitera Pengganti,
Ttd
DODDY HERMAYADI, S.H.,M.H. Rincian biaya perkara : 1. Meterai putusan…….Rp.
6.000,00
2. Redaksi putusan ….. Rp.5.000,00
3. Pemberkasan………. Rp.139.000,00
J u m l a h ……………… Rp.150.000,00 ( seratus lima puluh ribu Rupiah ).
Halaman 24 dari 24 halaman. Putusan No.336/PDT/2016/PT.BDG.