PUTUSAN Nomor 65/Pdt/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung di Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara: HENRY DEDY FINDER PANGARIBUAN, beralamat di Jalan Pulo Sirih Selatan 9 Blok AE No.261 Taman Galaxy, Kelurahan Kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi; PEMBANDING, semula TERGUGAT; LAWAN; LASMI RIATY SIMANJUNTAK, beralamat di Jalan Pulo Sirih Selatan 9 Blok AE No.261 Taman Galaxy, Kelurahan Kelurahan Pekayon Jaya Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi; TERBANDING, semula PENGGUGAT; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca : 1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 17 Pebruari 2015, No. 65/Pdt/2015/PT.Bdg, tentang penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua belah pihak tersebut di atas; 2. Berkas perkara dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 02 Juli 2014, No. 564/Pdt/G/2013/PN.Bks;
TENTANG DUDUK PERKARA; Memperhatikan,
mengutip
dan
menerima
keadaan-keadaan
sebagaimana tercantum dalam salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 02 Juli 2014, No. 564/Pdt/G/2013/PN.Bks;
2 Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 23 Desember 2013 yang didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi Nomor Register 564/Pdt.G/2013/PN. Bks tanggal 30 Desember 2013, telah mengemukakan dalil-dalil sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan perkawinan dan diberkati di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tarutung Kota, pada tanggal 20 Juni 1997. Dan telah dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil Tarutung, pada tanggal 23 Juni 1997, sesuai Akta Perkawinan Nomor 06/125/VI/CSK/T/1997;
2. Bahwa dari perkawinan antara Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yaitu : - Anak pertama perempuan yang bernama LAURA CHRISTIN SUMINAR, Lahir di Bandung pada tanggal 11 Juni 1998, sesuai Akta Kelahiran Nomor 392/1998 tanggal 01 Juli 1998; - Anak
kedua
perempuan
yang
bernama
LARASATI
KEZIA
PANGARIBUAN, Lahir di Bekasi pada tanggal 21 Juli 2005, sesuai dengan Akta Kelahiran Nomor 91/2006 tanggal 01 Maret 2006; A. Antara Penggugat dan Tergugat Tidak ada Harapan Hidup Rukun dalam Rumah Tangga;
3. Bahwa awal kehidupan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat berjalan dengan harmonis sampai memasuki usia 8 (delapan) bulan kehamilan anak pertama, Penggugat tinggal di rumah mertua (orang tua Tergugat) di Bandung;
4. Bahwa selama Penggugat tinggal di rumah mertua, Penggugat merasa tertekan oleh karena banyak peraturan yang harus dijalani yang bertentangan dengan nurani Penggugat, adanya perbedaan persepsi serta pandangan hidup yang tidak sesuai dengan jalan pikiran Penggugat;
5. Bahwa setelah kelahiran anak pertama, yaitu pada kurun waktu tahun 1998 (satu tahun setelah perkawinan), sudah mulai terjadi pertengkaranpertengkaran, sehingga kehidupan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat tidak harmonis lagi;
6. Bahwa pertengkaran-pertengkaran yang terjadi membuat suasana di dalam rumah tangga semakin tidak nyaman, apalagi Penggugat dan Tergugat sudah tidak lagi saling berkomunikasi dengan baik.Bahkan memasuki
3 tahun ke 3 (tiga), yaitu kurun waktu tahun 2000, Penggugat dan Tergugat sudah pisah ranjang;
7. Bahwa oleh karena tidak tahan lagi dengan suasana/keadaan rumah tangga yang demikian (sebagaimana yang diuraikan dalam butir 6 tersebut diatas), maka pada tahun 2002 Penggugat pergi dari rumah ke Kota Salatiga ke tempat Tante Penggugat (adik dari Bapak Penggugat), dengan tujuan meminta nasihat karena Tante Penggugat adalah juga seorang Rohaniawan/Pendeta;
8. Bahwa setelah mendapat nasihat dari Tante Penggugat (butir 7 tersebut diatas), karena keinginan dan niat baik Penggugat untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga Penggugat dan Tergugat, apapun masalah yang sedang dihadapi, maka Penggugat kembali ke Bekasi hidup bersama lagi dengan
Tergugat.
Bahkan
Penggugat
mengajak
Tergugat
untuk
mengikutikelompok doa dan konseling khusus mengenai rumah tangga, seminggu sekali dengan Pendeta dari Gereja dimana Penggugat dan Tergugat beribadah;
9. Bahwa setelah 3 (tiga) tahun kembali hidup bersama, yaitu pada kurun waktu tahun 2005, lahir anak ke 2 (dua) yaitu LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, pada tanggal 21 Juli 2005. Bahwa dengan kelahiran anak kedua tersebut Penggugat mempunyai harapan untuk dapat tetap kembali hidup harmonis, saling menghormati, menyayangi satu dengan lainnya sebagaimana dasar dari perkawinan itu sendiri, akan tetapi niat baik Penggugat tersebut tidak ditanggapi oleh Tergugat, bahkan sebaliknya Tergugat jarang mengajak Penggugat berkomunikasi apabila ada masalah dalam rumah tangga. Tergugat lebih sering diam dan lebih suka berkomunikasi dengan keluarganya (keluarga Tergugat), sehingga selalu terjadi
kesalah
pahaman
dan
mengakibatkan
pertengkaran-
pertengkaran/percekcokan;
10. Bahwa sejak kurun waktu tahun 2005 tersebut diatas (butir 5), hubungan antara Penggugat dan Tergugat semakin tidak harmonis pleh karena sering terjadi pertengkaran/percekcokan. Bahkan telah terjadi pemisahan meja dan ranjang (selama 8 tahun) sampai dengan gugatan perceraian ini diajukan ke Pengadilan Negeri Bekasi;
11. Bahwa sejak kurun waktu tahun 2005 hingga saat ini, Penggugat hanya melakukan kewajiban seorang ibu dalam mengasuh ke 2 (dua) anak-
4 anaknya dan memenuhi kewajiban ekonomi Rumah Tangga, karena Tergugat tidak bekerja lagi. Bahwa Penggugat hanya mempertahankan formalitas rumah tangga agar di mata keluarga kelihatan tetap utuh, akan tetapi sebenarnya yang terjadi Penggugat sudah tidak ada lagi kecocokan dan Penggugat tidak dapat bertahan lagi dalam membina rumah tangga dengan Tergugat (tidak harmonis dan pertengkaran/cekcok terus menerus);
12. Bahwa sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan
Nomor
1
Tahun
1974
tentang
Perkawinan
yaitu
:
“ Membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa “. Maka Penggugat mengambil keputusan untuk tidak menyakiti satu dengan lainnya dan Penggugat juga dapat menentukan masa depan Penggugat yang lebih baik, yaitu dengan mengakhiri kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat dengan mengajukan perceraian;
13. Bahwa gugatan perceraian yang diajukan Penggugat kiranya telah memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 19 (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UndangUndang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu : “ Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga “; B. PERWALIAN ANAK;
14. Bahwa mengingat anak-anak masih belum dewasa dan masih memerlukan asuhan dan pendidikan dari kedua orang tuanya serta agar tidak menambah beban psychologys terhadap anak-anak akibat perceraian dari kedua orang tuanya, maka Penggugat dan Tergugat harus dinyatakan sebagai wali yang sah terhadap anak pertama perempuan yang bernama LAURA CHRISTIN SUMINAR, Lahir di Bandung pada tanggal 11 Juni 1998, sesuai Akta Kelahiran Nomor 392/1998 tanggal 01 Juli 1998;
15. Bahwa khusus anak kedua, perempuan yang bernama LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, Lahir di Bekasi pada tanggal 21 Juli 2005, sesuai Akta Kelahiran Nomor 91/2006 tanggal 01 Maret 2006, oleh karena kondisi kesehatan memerlukan perhatian yang khusus dari Penggugat (anak berkebutuhan
khusus),
sebagai wali yang sah;
maka
seharusnyalah
Penggugat
dinyatakan
5 Maka berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan tersebut diatas, mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi dalam perkara ini berkenan untuk memeriksa dan memberi putusan sebagai berikut : 1. Menerima gugatan Penggugat; 2. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 3.
Menyatakan
perkawinan
antara
Penggugat
dan
Tergugat
yang
dilangsungkan dihadapan Catatan Sipil Kota Tarutung Dati II Tapanuli Utara, Nomor 06/125/VI/CSK/T/1997, tanggal 23 Juli 1997 putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya; 4.
Menyatakan Penggugat dan Tergugat sebagai wali yang sah dari anak pertama perempuan yang bernama LAURA CHRISTIN SUMINAR, dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Juni 1998, sesuai Akta Kelahiran Nomor 392/1998, tanggal 01 Juli 1998;
5. Menyatakan Penggugat sebagai wali yang sah dari anak kedua perempuan yang bernama LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, dilahirkan di Bekasi pada tanggal 21 Juli 2005, sesuai Akta Kelahiran Nomor 91/2006, tertanggal 1 Maret 2006; 6. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Bekasi di Kota Bekasi atau wakilnya yang sah untuk mengirim salinan putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kepada Kantor Suku Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi serta tembusannya kepada Kantor Catatan Sipil Kabupaten Dati II Tapanuli Utara; 7.
Memerintahkan kepada Pegawai Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Bekasi, mencatat perceraian ini dan mengeluarkan Akta Perceraian
segera
setelah
menerima
Salina
Putusan
yang
telah
mempunyai kekuatan hukum dalam perkara ini; 8. Biaya yang timbul dalam perkara ini dibebankan kepada Tergugat; Atau apabila Majelis Hakim dalam perkara ini berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono); Menimbang, bahwa atas dalil gugatan tersebut Tergugat telah membantahnya dengan memberikan Jawabannya sekaligus Rekonpensi sebagai berikut :
6 DALAM EKSEPSI : 1. Bahwa Tergugat mengajukan Eksepsi Relatif, yaitu Eksepsi Diskwalifikasi (Disqualificateire Exceptie)
atas Gugatan Cerai yang diajukan oleh
Penggugat, yang terdaftar di Pengadilam
Negeri Kelas I Bekasi No.
564/Pdt.G/2013/PN.Bks. tanggal 30 Desember 2013; 2. Bahwa dalam Surat Gugatannya Penggugat dengan jelas dan tegas menyebut identitas dirinya dengan nama LASMI RIATY SIMANJUNTAK. Penyebutan nama aquo sebagai identitas diri tersebut tidak pernah dirubah, maupun diperbaiki, bahkan Penggugat tidak pernah keberatan dipanggil dengan sebutan LASMI selama berlangsungnya sidang mediasi; 3. Bahwa Tergugat sampai saat ini tidak pernah menikah dengan seorang perempuan bernama LASMI RIATY SIMANJUNTAK karena Tergugat hanya sekali saja menikah dengan wanita yang bernama LASMA RIATY SIMANJUNTAK, yang dilangsungkan pada tanggal 20 Juni 1997, secara sah sesuai dengan ketentuan Undang-undang no. 1 tahun 1974.
Hal
tersebut dengan sangat terang dan nyata tercantum dalam Akta Perkawinan No. 06/125/VI/CSR/T/1997 tertanggal 23 Juli 1997 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara; 4. Bahwa Penggugat yang dalam Surat Gugatannya dengan tegas mengaku bernama LASMI RIATY SIMANJUNTAK, jelas membuktikan bahwa Gugatan Penggugat Kabur (obscuur libelle). karena istri Tergugat bukan bernama LASMI RIATY SIMANJUNTAK, melainkan LASMA RIATY SIMANJUNTAK (yang dalam Bahasa BATAK kata “LASMA” tersebut memang
memiliki
arti/
makna
Tenteram/senang/tenang), sebagaimana
yang
menyejukkan,
yang tercantum dengan
yaitu jelas
dalam Kutipan Akta Perkawinan No. 06/125/VI/CSR/T/1997 Tertanggal 23 Juli 1997 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara aquo; 5. Bahwa dengan demikian gugatan Penggugat kabur, karena identitas Penggugat tidak jelas dan kabur (obscuur libelle). Dengan demikian jelas dan tidak terbantahkan bahwa Penggugat tidak memiliki dasar hukum apapun untuk mengajukan Gugatan Cerai terhadap Tergugat karena antara Penggugat yang bernama LASMI RIATY SIMANJUNTAK dengan Tergugat tidak memiliki hubungan hukum perkawinan sebagaimana yang dimaksud dengan UU no. 1 tahun 1974; Berdasarkan hal-hal yang sudah diuraikan di atas, maka sangat berdasar hukum bahwa Gugatan Penggugat harus dinyatakan Tidak Dapat
7 Diterima/ NO (niet ontvankelijk verklaard), karena identitas Penggugat tidak jelas, sehingga gugatan kabur; Selanjutnya Tergugat mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kelas I Bekasi yang memeriksa perkara ini tidak menerima Gugatan Penggugat dan berkenan untuk memberikan Putusan Sela dengan amar sebagai berikut : - Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya; - Menyatakan Gugatan Cerai Penggugat Kabur (obscuur libelle); - Menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima (NO – niet ontvankelijke verklaard); - Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara; Bahwa apabila Majelis Hakim yang memeriksa perkara aquo tetap melanjutkan pemeriksaan perkara menyampaikan Jawaban
ini,
maka
selanjutnya Tergugat
dan Gugatan Rekonpensi
atas Gugatan aquo
sebagai berikut di bawah ini; DALAM POKOK PERKARA: 1. Bahwa
Tergugat
dengan
tegas
menolak
seluruh
dalil-dalil
yang
dikemukakan oleh Penggugat dalam Gugatan Cerainya kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas terbukti dan diakui kebenarannya secara hukum oleh Tergugat; 2.
Bahwa hal-hal yang telah Tergugat sampaikan dalam Eksepsi, mohon secara mutatis mutandis dianggap terulang dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam bagian Pokok Perkara ini; TENTANG PERKAWINAN:
3. Bahwa dengan mengasumsikan bahwa Penggugat adalah LASMA RIATY SIMANJUNTAK, maka adalah benar pada tanggal 20 Juni 1997, Tergugat telah mengikatkan diri dalam ikatan perkawinan yang sah, sebagaimana dimaksud
oleh Undang-undang no. 1 tahun 1974, dengan
sebagaimana
tercantum
dalam
Kutipan
Akta
Penggugat
Perkawinan
No.
06/125/VI/CSR/T/1997 tertanggal 23 Juli 1997 yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Catatan Sipil Kabupaten Tapanuli Utara; 4. Bahwa dalil Penggugat dalam Surat Gugatannya yang dengan sengaja menggunakan nama identitas diri yang berbeda dengan nama yang tercantum dalam Akta Perkawinan No. 06/125/VI/CSR/T/1997 tertanggal 23 Juli 1997, jelas menunjukkan bahwa Penggugat terbukti sangat Manipulatif, Sikap dan pola yang manipulative inipun sangat nampak dengan jelas dalam cara Penggugat menguraikan dalil-dalil Gugatannya;
8 5. Bahwa selain dicatatkan di Kantor Catatan Sipil dengan
hadapan
Pegawai Pencatat Perkawinan di
Kabupaten Tapanuli Utara, perkawinan Tergugat
Penggugat juga dilaksanakan secara agama Kristen, dengan
pemberkatan suci di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Tarutung Kota, Sumatera Utara, dan juga disempurnakan dengan upacara adat Batak (TOBA)
yang dihadiri oleh seluruh keluarga besar kedua belah
pihak serta para tamu undangan; 6. Bahwa dengan demikian, perkawinan antara Tergugat dengan Penggugat yang dilaksanakan dengan sempurna, adalah perkawinan yang sah, sesuai dengan ketentuan pasal 2 ayat (1) dan (2) Undang-undang no. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, yang berbunyi sebagai berikut : (1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masingmasing agama dan kepercayaannya itu; (2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundangundangan yang berlaku.” 7. Bahwa perkawinan Penggugat dan Tergugat yang disempurnakan dengan pelaksanaan upacara adat Batak (TOBA), maka
kedua belah terikat
dalam sebuah perkawinan JUJUR atau TUHOR, dimana pihak perempuan menerima pembayaran TUHOR yang konsekwensinya secara adat adalah bahwa Penggugat selama hidupnya harus mengalihkan kedudukannya dari
kekerabatan
keluarganya
sendiri
menjadi
kekerabatan
suami/Tergugat. Dengan demikian Penggugat harus lebih mengutamakan kepentingan kerabat pihak suami/Tergugat dari pada kerabat asalnya; Hal yang demikian sangat difahami oleh Penggugat maupun Tergugat yang kedua orang tuanya adalah TETUA ADAT di daerahnya; 8.
Bahwa perlu ditegaskan bahwa dalam tatanan adat masyarakat BATAK TOBA,
yang mana merupakan adat
yang
harus dipatuhi baik oleh
Penggugat dan Tergugat, berlaku hukum adat, baik dalam memutuskan untuk bercerai maupun pembagian harta bersama; 9. Bahwa ketentuan dalam hukum adat BATAK TOBA, jika seorang isteri mengajukan perceraian ataupun telah melakukan kesalahan terhadap suaminya,
maka
keluarga
pihak
isteri
wajib
membayar
kembali/
mengembalikan TUHOR sebanyak 2 x lipat dari TUHOR yang diterima oleh pihak perempuan pada saat perkawinan dilangsungkan. Selain itu konsekwensi dari permintaan cerai seorang isteri, maka istri tersebut tidak
berhak
menuntut
pengasuhan anak;
pembagian
harta
bersama
maupun
9 Oleh karena itu pada prinsipnya, di kalangan masyarakat BATAK in casu TOBA, perceraian merupakan hal yang sangat tidak popular, dijauhi bahkan ditabukan, karena merupakan “ aib ”
yang sangat besar bagi seluruh
keluarga besar; 10. Bahwa
dalam
sebagaimana
perkawinan tercatat
antara
dalam
Tergugat
Kutipan
dengan
Akta
Penggugat
Perkawinan
No.
06/125/VI/CSR/T/1997 tertanggal 23 Juli 1997 aquo telah dikaruniai dua orang anak perempuan, yaitu : LAURA CHRISTINE, warga Negara Indonesia, yang pada saat ini berumur 15 tahun 9 bulan dan LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, yang pada saat ini berumur 8 tahun 8 bulan; 11. Bahwa Tergugat dengan tegas dan keras menolak dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat tentang kondisi perkawinan antara Tergugat dengan Penggugat sebagaimana yang diuraikan Penggugat pada butir 3,4,5, Surat Gugatannya yang disebutkan
bahwa – quad non - rumah tangganya
diliputi dengan percekcokan sejak awal perkawinannya,
atau
setidaknya ketika usia kehamilan anak pertamanya 8 bulan; Jelas dalil Penggugat tersebut sangat manipulative, mengada-ada, tidak benar dan sama sekali tidak berdasar, karena fakta yang sebenarnya adalah sebagai berikut : Pada masa awal perkawinan, Penggugat dan Tergugat tinggal di Rumah milik orang tua Penggugat, di daerah Pondok Gede. Namun pada saat Penggugat hamil 7 bulan anak pertama, Penggugat terlibat pertengkaran keras dengan ayah kandungnya sendiri yang saat itu sengaja datang dari Tarutung untuk
menengok Penggugat, dalam rangka persiapan acara
“nujuh bulan”; Karena peristiwa pertengkaran dengan ayahnya tersebut, Penggugat lari dari rumah sehingga Tergugat yang pada saat itu masih berada di kantor harus segera pulang untuk mencari Penggugat. Ketika akhirnya sudah ditemukan dan diajak pulang ke rumah oleh Tergugat, Penggugat menolak karena tidak mau bertemu dengan ayahnya,
ibu maupun adik-adik
kandungnya. Sehingga terpaksa Tergugat membawa Penggugat bermalam di hotel. Akibat dari peristiwa tersebut akhirnya
acara nujuh bulan pun
terpaksa BATAL; Setelah kejadian tersebut, Penggugat justru meminta Tergugat untuk membawanya pindah ke rumah orang tua Tergugat di Bandung, karena Penggugat ingin tinggal dan melahirkan anak pertamanya mertuanya saja;
dengan
10 Setelah anaknya lahir, beberapa waktu kemudian Penggugat dan Tergugat kembali boyongan ke Pondok Gede Bekasi dan
tinggal kembali di rumah
milik orang tua Penggugat tersebut; Setelah anak pertama menjelang berumur 1 tahun, Penggugat dan Tergugat sepakat untuk mengontrak rumah di daerah Taman Galaxy Bekasi dan sekitar bulan Oktober 1999, Penggugat dan Tergugat pindah ke rumah lain yang dibeli oleh orang tua Tergugat di jalan Pulo Sirih Selatan 9/AE 261, Taman Galaxy, Bekasi sampai sekarang; 12. Bahwa Tergugat dengan tegas dan keras menolak dalil-dalil Penggugat dalam surat Gugatannya butir 3, 4, 5, yang pada intinya menyatakan bahwa – quad non – Penggugat sangat tertekan selama tinggal di rumah orang tua Tergugat karena terlalu banyak aturan yang bertentangan dengan hati nurani
Penggugat,
sehingga
menimbulkan pertengkaran dengan
Tergugat. Jelas dalil Penggugat aquo merupakan alasan yang sangat mengada-ada, tidak benar dan sangat kekanak-kanakan; Karena : Penggugat tinggal bersama orang tua Tergugat di Bandung Tidak hanya kurang lebih 3 (tiga) bulan dan itupun atas permintaan Penggugat sendiri, karena Penggugat tidak betah tinggal di rumah orang tuanya sendiri bahkan juga karena bertengkar hebat dengan ayahnya, sampai Penggugat melarikan diri dari rumah; Oleh karena itu Tergugat mensomeer Penggugat untuk memperinci “peraturan” seperti apa yang yang bertentangan dengan hati nuraninya sehingga membuatnya tertekan, dan mengakibatkan pertengkaran dengan Tergugat. Jelas dalil aquo sama sekali tidak relevan dan sangat mengadaada, karena selama Penggugat tinggal bersama orang tua Tergugat di Bandung, Tergugat sendiri tetap berada di Jakarta karena harus bekerja, sehingga sangatlah mengada-ada jika Penggugat mendalilkan selama di Bandung terus terjadi pertengkaran dengan Tergugat. Oleh karenanya dalil Penggugat aquo harus DITOLAK; Dalil Penggugat aquo yang menyatakan merasa sangat tertekan karena peraturan mertua yang bertentangan dengan hati nurani Penggugat, justru membuktikan egoisme Penggugat yang besar, yang semaunya sendiri, dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan mertuanya /pemilik rumah yang seharusnya dihormatinya; Oleh karena itu dalil-dalil Penggugat aquo HARUS DITOLAK; 13. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil Penggugat yang diuraikannya pada butir 6, 7, 8, dan 9 Surat Gugatannya yang pada intinya menyatakan
11 bahwa – quad non – antara Penggugat dan Tergugat sudah pisah ranjang sejak tahun 2000; Dalil aquo sama sekali tidak benar dan mengada-ada, karena faktanya pada
bulan Juli 2005 keduanya
masih dikaruniai anak kedua, yaitu
LARASATI KEZIA PANGARIBUAN . Bahkan lebih dari itu, sampai saat ini keduanya masih tinggal serumah dan tidur sekamar. Dengan demikian dalil Penggugat aquo haruslah DITOLAK; Selain itu dalil Penggugat yang menyebutkan bahwa Penggugat dan Tergugat terlibat perselisihan sehingga Penggugat meninggalkan rumah untuk menemui tantenya yang kebetulan adalah seorang pendeta, di Salatiga, adalah dalil yang menyesatkan. Karena faktanya sudah menjadi kebiasaan dari Penggugat untuk pergi dari rumah, sebagaimana sudah dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa ketika bertengkar dengan ayah kandungnya sendiri Penggugat juga kabur dari rumah; Oleh karenanya perselisihan yang dimaksud dalam dalil Penggugat aquo merupakan perselisihan kecil yang biasa terjadi dalam rumah tangga, dan bukan merupakan perselisihan yang dimaksud dalam pasal 19 f PP no. 9/1975. Oleh karena itu mohon agar dalil Penggugat DITOLAK; 14. Bahwa Tergugat juga menolak dengan tegas dan keras dalil Penggugat yang diuraikannya pada butir 10, yang menyebutkan bahwa - quad non Penggugat dan Tergugat telah berpisah meja dan ranjang sejak tahun 2005, karena faktanya Penggugat dan Tergugat sampai saat ini masih tinggal serumah dan tidur dalam kamar yang sama. Oleh karena itu mohon agar dalil aquo DITOLAK; 15. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil Penggugat yang diuraikannya pada butir 11 Surat Gugatannya, yang pada intinya menyebutkan bahwa : - Sejak 2005 sampai sekarang, Penggugat yang mengurus dan mengasuh kedua anak-anaknya, Jelas dalil aquo sangat mengada-ada dan tidak berdasar, karena faktanya, justru Penggugat sama sekali tidak peduli dengan keberadaan anak-anak. Penggugat lebih sering bepergian baik dalam kota maupun keluar kota untuk urusan pribadinya sendiri dengan teman-temannya, sementara anak-anak selalu dan lebih banyak beraktivitas bersama Tergugat, baik belajar pelajaran sekolah, maupun kegiatan rohani yang sangat penting bagi pertumbuhan anak-anak; Hal ini nampak nyata dan jelas dalam berbagai kegiatan anak-anak, seperti beribadah ke gereja, atau untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR), mendampingi anak-anak belajar, bermain, dan lain sebagainya justru dilakukan oleh Tergugat, sementara Penggugat lebih memilih
12 melakukan kegiatannya sendiri atau bepergian entah kemana seorang diri atau bersama teman-temannya; - Demikian juga dengan dalilnya yang menyatakan - quad non – bahwa Penggugat lah
yang
memenuhi kewajiban ekonomi rumah tangga,
karena Tergugat tidak bekerja; Jelas dalil aquo sama sekali tidak berdasar, karena faktanya jelas bahwa Tergugat
sejak
semula
bekerja
sebagai
kepala
cabang
PT
COLUMBINDO PERDANA Jakarta 1996 – 2001, dan 2001 – 2004 branch manager PT. Pancuran Bengawan Mas. Namun kemudian sejak 2004
sesuai juga dengan
harapan dan persetujuan Penggugat,
Tergugat beralih menjadi wiraswasta, awalnya Jual Beli Mobil di rumah, kemudian mendirikan Badan Usaha Kontraktor dan Pengadaan Barang dan Jasa (sampai sekarang masih aktif), dan selanjutnya membuka Showroom Mobil di Bekasi. Kemudian adanya toko sembako di rumah dimana seluruh modal awal toko tersebut disediakan dan dicukupi oleh Tergugat. Saat ini keberadaan toko tersebut sepenuhnya di kelola oleh Tergugat.Hal ini dilakukan dalam rangka agar dapat memiliki penghasilan lebih baik dari pada sekedar bekerja ikut orang; Dari fakta tersebut, jelas, bahwa Tergugat bekerja dan memiliki penghasilan dari usaha sendiri (self employeed). Oleh karenanya dalil Penggugat aquo sama sekali tidak benar, mengada-ada, tidak berdasar, dan oleh karenanya HARUS DITOLAK;
16. Bahwa walaupun Penggugat sebagai isteri berperilaku semaunya sendiri sesuai dengan pola pikirnya, tidak mempedulikan kewajibannya sebagai isteri dan ibu rumah tangga dengan baik dan benar, seperti sejak awal tidak mau mendampingi suami menghadiri acara-acara khusus dan penting seperti: acara pernikahan kerabat dan sahabat suami, acara adat Batak , dls. Bepergian tanpa pamit lebih dari seminggu,pergi keluar rumah tanpa ijin suami, memaksa pergi untuk acara reuni SMP di kampung selama 2 minggu,
memaksa pulang kampung selama 1(satu) bulan penuh,
sementara anak bungsunya sedang menghadapi ujian, beberapa kali pergi sore lalu pulang lewat tengah malam/ subuh, dls. Namun mengingat perkawinan Penggugat dengan Tergugat dilandasi oleh keyakinan Kristiani yang tidak mengenal perceraian, karena menganut prinsip monogami sebagaimana yang dimaksud dan tertulis dalam ALKITAB Kitab Perjanjian Baru antara lain:
13 MATIUS 19 (6) : “ … Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia..”; MARKUS 10 : 9 : “Karena itu, apa yang sudah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia..”; 1 KORINTUS 7 : 11 b : “………Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya”; Ayat 27 b; “…… Janganlah engkau mengusahakan perceraian ! ..............”; maka Tergugat tetap bersabar dan berusaha sekuat tenaga untuk merawat dan mempertahankan perkawinannya, dengan tetap mengasihi Penggugat selaku istri serta ibunda dari kedua anak-anak yang sangat dikasihinya; Hal ini sejalan dengan dalil Penggugat sendiri yang mengatakan bahwa Tergugat lebih banyak “diam”, oleh karenanya jelas bahwa Tergugat selalu memberi kesejukan dan antara keduanya tidak pernah ada percekcokan; Sikap “ diamnya ” Tergugat tersebut memang dimaksudkan untuk mencegah naiknya suhu suasana hati Penggugat yang selalu dan sangat mudah marah, uring2an tanpa alasan yang jelas dan suka mencari-cari permasalahan, bahkan sering memprovokasi Tergugat dengan menyatakan bahwa “sudah ada pria lain yang siap menerimanya”. Namun Tergugat tidak pernah terpancing dengan provokasi Penggugat yang murahan,dan sangat tidak pantas di ucapkan oleh seorang isteri terhadap suaminya;
17. Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka sudah sangat jelas dan tidak terbantahkan bahwa sesungguhnya antara Penggugat dan Tergugat terbukti tidak ada percekcokan, tidak ada permasalahan, dan keduanya masih hidup sekamar dan tinggal dalam satu rumah. Oleh karena itu, sama sekali tidak ada alasan dan dasar hukum bagi Majelis Hakim Yang Memeriksa Perkara ini untuk mengabulkan Gugatan Cerai yang diajukan Penggugat. Oleh karena itu mohon agar Gugatan aquo DITOLAK;
TENTANG HAK PERWALIAN / PENGASUHAN: 18. Bahwa sebagaimana disebutkan sebelumnya , bahwa dalam perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah lahir dua orang anak yaitu : a. LAURA CHRISTINE, lahir di Bandung, tanggal 11 Juni 1998, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 392/ 1998 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan Kotamadya Dati II Bandung, tertanggal 1 Juli 1998;
14 b. LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, lahir di Bekasi, tanggal 21 Juli 2005, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta kelahiran No. 91/2006 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kota Bekasi tertanggal 1 Maret 2006; 19. Bahwa Tergugat dengan tegas menolak dalil Penggugat sebagaimana diuraikan dalam butir 14 dan 15 gugatannya, yang pada intinya menyatakan Penggugat memohon agar : a. Hak perwalian atas diri anak pertama diberikan kepada Penggugat dan Tergugat secara bersama; b. Hak Perwalian untuk anak kedua yang masih di bawah umur, diberikan kepada Penggugat sendiri; Terhadap dalil aquo, Tergugat dengan tegas dan keras menolak karena anak-anak membutuhkan kehadiran kedua orang tuanya secara utuh. Terlebih lagi bagi anak yang berkebutuhan khusus, seperti yang diderita oleh anak kedua nya, yaitu LARASATI KEZIA PANGARIBUAN. Oleh karena itu, dalil Penggugat aquo harus ditolak karena akan sangat mengganggu proses tumbuh kembang anak tersebut; Lebih
dari
itu,
LARASATI
KEZIA
PANGARIBUAN,
sebagai
anak
berkebutuhan khusus, sangat memerlukan pelatihan dan perawatan tertentu secara rutin dan berkesinambungan. Oleh karena itu disangkal lagi bahwa untuk kesehatan dan
tak bisa
proses tumbuh kembang
ananda LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, mutlak sangat membutuhkan bimbingan dan kasih sayang dari ayah dan ibunya secara bersama; Berdasarkan hal di atas, maka mohon Gugatan Penggugat ditolak; DALAM REKONVENSI: 1. Bahwa berdasarkan pasal 132 HIR, Tergugat Konvensi hendak mengajukan Gugatan Rekonvensi (dan oleh karenanya dalam rekonvensi ini, Tergugat Konvensi sekarang disebut sebagai Penggugat Rekonvensi) terhadap Penggugat (yang selanjutnya dalam bagian Rekonvensi ini disebut sebagai Tergugat Rekonvensi) dengan dasar dan alasan hukum sebagaimana akan diuraikan di bawah ini; 2. Bahwa Penggugat Rekonvensi mohon agar hal-hal yang telah dikemukakan sebelumnya pada bagian Konvensi sebelumnya,secara mutatis mutandis juga dianggap termasuk pada dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bagian Rekonvensi ini; 3. Bahwa apabila Tergugat Rekonvensi tetap bersikukuh untuk mengakhiri ikatan perkawinannya dengan Penggugat Rekonvensi, maka Penggugat
15 Rekonvensi mohon agar hak-hak Penggugat Rekonvensi dan anak-anak tetap dilindungi; 4. Bahwa dalam perkawinan Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi dengan LASMA RIATY SIMANJUNTAK tersebut telah dikaruniai 2 (dua ) orang anak perempuan, yaitu : a. LAURA CHRISTINE, lahir di Bandung, tanggal 11 Juni 1998, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta kelahiran No. 392/ 1998 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan , Catatan Sipil dan KB Kotamadya Dati II Bandung, tertanggal 1 Juli 1998; b. LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, lahir di Bekasi, tanggal 21 Juli 2005, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta kelahiran No. 91/2006 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kota Bekasi tertanggal 1 Maret 2006; 5. Bahwa sebagaimana diuraikan sebelumnya di bagian Konvensi, Penggugat Rekonvensi/semula Tergugat Konvensi, menolak Gugatan Cerai yang diajukan oleh Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi karena gugatan aquo sangat tidak beralasan hukum dan tidak memenuhi syarat untuk dikabulkan sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku; Namun demikian, apabila Tergugat Rekonvensi tetap bersikukuh untuk bercerai dari Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi sebagaimana yang diuraikannya dalam Surat Gugatannya, maka Penggugat Rekonvensi/ semula Tergugat Konvensi dengan segala kerendahan hati memohon agar hak perwalian atas kedua anak-anaknya, yaitu : a. LAURA CHRISTINE, lahir di Bandung, tanggal 11 Juni 1998, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 392/ 1998 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kotamadya Dati II Bandung, tertanggal 1 Juli 1998; b. LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, lahir di Bekasi, tanggal 21 Juli 2005, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 91/2006 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kota Bekasi tertanggal 1 Maret 2006; DIBERIKAN
KEPADA
PENGGUGAT
REKONVENSI/TERGUGAT
KONVENSI; 6. Bahwa
hal
yang
menjadi
dasar
dan
alasan
hukum
Penggugat
Rekonvensi/Tergugat Konvensi memohon agar hak perwalian anak aquo diberikan kepada Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi adalah semata-mata demi untuk kepentingan dan kebaikan anak-anak
16 tersebut,
mengingat perilaku Tergugat Rekonvensi yang terlalu sering
mengabaikan keberadaan anak-anak sangat tidak memenuhi syarat kelayakan sebagai pemegang hak perwalian; 7. Bahwa fakta kesehariannya, Penggugat Rekonvensi lah yang harus mengurus kebutuhan anak-anak, baik yang bersifat belajar pelajaran sekolah, mengerjakan PR, memberi makan, menemani bermain, mengajak jalan-jalan dan lain sebagainya; Hal ini terjadi karena Tergugat Rekonvensi justru lebih suka mengurus keperluannya sendiri sesuka hati, pergi keluar rumah tanpa pamit kepada suami dan
lebih senang bertemu dengan teman-temannya, sehingga
mengabaikan urusan / kepentingan anak-anak walaupun kebutuhan anakanak sudah mendesak. Tergugat Rekonvensi sering sekali meninggalkan tugasnya membimbing dan membantu anak-anak belajar, tidak mau mengambil raport anak-anak dls. Bahkan sudah berkali-kali terjadi Tergugat Rekonvensi
sering pergi meninggalkan rumah tanpa pamit sampai
beberapa hari sekedar untuk sesuatu hal yang tidak urgent, seperti reuni, pulang kampung walaupun mengetahui bahwa anaknya akan menempuh ujian; 8. Bahwa selain itu, Tergugat Rekonvensi juga sering berlaku sangat kasar, tidak fair dan sewenang-wenang terhadap anak-anak, sehingga anak-anak sangat takut terhadap Tergugat Rekonvensi. Namun Tergugat Rekonvensi selalu berlindung pada alasan bahwa tindakannya tersebut adalah untuk mendisiplineer anak-anak. Sebagai contoh, jelas anaknya sedang mau belajar karenq esok harinya ada ulangan/test, tetapi dipaksa untuk menyeterika setumpuk baju. Sementara Tergugat Rekonvensi malah mendekam di kamar untuk menikmati waktunya sendiri; 9. Bahwa dengan demikian, jelas dan nyata bahwa perilaku dan kebiasaan Tergugat Rekonvensi akan sangat membahayakan hidup kedua anakanaknya. oleh karena itu, demi melindungi kepentingan kedua anakanaknya aquo,
agar kedua anak-anak tersebut betul-betul terurus dan
terawat dengan baik sehingga
mampu bertumbuh - kembang dengan
optimal sesuai dengan semangat dari Undang-undang Perlindungan Anak, maka Penggugat Rekonvensi memohon kepada Majelis Hakim Yang memeriksa perkara ini agar berkenan memberikan hak perwalian anak-anak kepada Penggugat Rekonvensi; 10. Bahwa terlebih lagi, mengingat baik Penggugat Rekonvensi maupun Tergugat Rekonvensi terikat juga dalam kehidupan adat BATAK TOBA,
17 maka anak-anak hasil perkawinan Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi harus tetap tinggal bersama Penggugat Rekonvensi selaku ayah kandung anak-anak tersebut, kecuali bagi bayi yang masih menyusu / belum sirang susu. / belum 2 – 3 tahun. Dengan demikian sekali lagi mohon agar Perwalian atas anak-anak bernama : a. LAURA CHRISTINE, lahir di Bandung, tanggal 11 Juni 1998, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 392/ 1998 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kotamadya Dati II Bandung, tertanggal 1 Juli 1998; b.
LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, lahir di Bekasi, tanggal 21 Juli 2005, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 91/2006 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kota Bekasi tertanggal 1 Maret 2006;
Diberikan kepada Penggugat Rekonvensi; Bedasarkan uraian diatas Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi memohon kepada Pengadilan Neegri Kelas I Bekasi cq Majelis Hakim yang Memeriksa Perkara aquo untuk memberikan Putusan dengan amar sebagai berikut : DALAM KONVENSI: DALAM EKSEPSI: - Menerima Eksepsi Tergugat untuk seluruhnya; - Menyatakan Gugatan Cerai Penggugat Kabur (obscuur libelle); - Menyatakan
Gugatan
Penggugat
tidak
dapat
diterima
(NO
ontvankelijke verklaard); - Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara; DALAM POKOK PEKARA:
–
niet
18 1. Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya; 2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara; DALAM REKONVENSI: 1. Menerima Gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi; 2. Mengabulkan
Gugatan
Rekonvensi
Penggugat
Rekonvensi
untuk
seluruhnya; 3. Menetapkan Hak Pengasuhan/Perwalian atas kedua anak-anak yang bernama : a. LAURA CHRISTINE, lahir di Bandung, tanggal 11 Juni 1998, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 392/ 1998 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kotamadya Dati II Bandung, tertanggal 1 Juli 1998; b. LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, lahir di Bekasi, tanggal 21 Juli 2005, sebagaimana tercantum dalam Kutipan Akta Kelahiran No. 91/2006 yang diterbitkan oleh Badan Kependudukan, Catatan Sipil dan KB Kota Bekasi tertanggal 1 Maret 2006; Diberikan kepada Penggugat Rekonvensi; DALAM KONVENSI dan REKONVENSI : Membebankan biaya perkara sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; Atau : Apabila Pengadilan Negeri Kelas I Bekasi berpendapat lain, mohon diberikan Putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono); Memperhatikan,
mengutip
dan
menerima
keadaan-keadaan
sebagaimana tercantum dalam putusan Pengadilan Negeri Bekasi, tertanggal 02 Juli 2014, No. 564/Pdt/G/2013/PN.Bks, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: DALAM KONPENSI: EKSEPSI:
19 - Menolak Eksepsi Tergugat; DALAM POKOK PERKARA: - Mengabulkan gugatan Penggugat untuk keseluruhannya; - Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilangsungkan dihadapan Catatan Sipil Kota Tarutung Dati II Tapanuli Utara Nomor 06/125/VI/CSK/T/1997 tanggal 23 Juli 1997, putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya; - Menyatakan Penggugat dan Tergugat sebagai wali yang sah dari anak pertama perempuan yang bernama LAURA CHRISTIN SUMINAR, dilahirkan di Bandung pada tanggal 11 Juni 1998, sesuai Akta Kelahiran Nomor 392/1998 tanggal 01 Juni 1998; - Menyatakan Penggugat sebagai wali yang sah dari anak kedua perempuan yang bernama LARASATI KEZIA PANGARIBUAN, dilahirkan di Bekasi pada tanggal 21 Juli 2005, sesuai Akta Kelahiran Nomor 91/2006 tanggal 1 Maret 2006; - Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Bekasi di Kota Bekasi atau wakilnya yang sah untuk mengirimkan salinan putusan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap kepada Kantor Suku Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Bekasi serta tembusannya pada Kantor Catatan Sipil Kabupaten Dati II Tapabuli Utara; - Memerintahkan kepada Pegawai Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan
Sipil
Kota
Bekasi,
mencatat
perceraian
ini
dan
mengeluarkan Akta Perceraian segera setelah menerima salinan putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum dalam perkara ini; DALAM REKONPENSI: - Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk keseluruhannya;
20 DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI: - Membebankan
biaya
perkara
kepada
Tergugat/Penggugat
Rekonpensi untuk keseluruhannya ditaksir sebesar Rp. 291.000.(Dua ratus sembilan puluh satu ribu rupiah); Menimbang, bahwa Pembanding, semula Tergugat pada tanggal 15 Juli 2014, telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan tersebut di atas, permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawan pada tanggal 22 Juli 2014, dengan seksama; Menimbang, bahwa Pembanding, semula Tergugat dalam pemeriksaan tingkat banding ini telah mengajukan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 08 Oktober 2014 dan memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan tanggal 14 Oktober 2014, dengan seksama; Menimbang,
bahwa
Terbanding,
semula
Penggugat
dalam
pemeriksaan tingkat banding ini telah mengajukan kontra memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi pada tanggal 03 Nopember 2014 dan kontra memori banding tersebut pada tanggal 05 Nopember 2014 telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama; Menimbang, bahwa kepada pihak-pihak yang berperkara telah diberitahukan adanya kesempatan untuk memeriksa berkas perkara sebelum dikirim ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat masing-masing pada tanggal 23 September 2014; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM; Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding, semula Tergugat, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan oleh Undang-undang, oleh karena itu secara formal permohonan banding tersebut dapat diterima;
21 Menimbang, bahwa Pembanding, semula Tergugat dalam memori bandingnya pada pokoknya menolak putusan judex facti Pengadilan Negeri Bekasi a quo dengan segala pertimbangan hukumnya, kecuali dianggap sebagai hal yang benar sebagaimana termuat dalam putusan a quo yang diuraikan dalam memori banding Pembanding, semula Tergugat; Menimbang, bahwa demikian juga Terbanding, semula Penggugat dalam kontra memori bandingnya pada pokoknya menyatakan bahwa pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama adalah sudah tepat dan
menolak
dengan
tegas
dalil-dalil
Pembanding,
semula
Tergugat
sebagaimana diuraikan dalam memori bandingnya kecuali yang diakui kebenarannya oleh Terbanding, semula Penggugat; Menimbang,
bahwa
mengenai
keberatan
Pembanding,
semula
Tergugat terhadap pertimbangan-pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama sebagaimana diuraikan dalam memori bandingnya, ternyata tidak ada hal-hal yang baru yang harus dipertimbangkan, oleh karena kesemuanya sudah dipertimbangkan dan disetujui serta dibenarkan oleh Pengadilan Tinggi; Menimbang, bahwa setelah memeriksa dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 02 Juli 2014, No. 564/Pdt.G/2013/PN.Bks, telah pula membaca serta memperhatikan dengan seksama memori banding yang diajukan oleh Pembanding, semula Tergugat dan kontra memori banding dari Terbanding, semula Penggugat, Pengadilan Tinggi dapat menyetujui dan membenarkan
putusan
Hakim
Tingkat
Pertama
tersebut
oleh
karena
pertimbangan-pertimbangan hukumnya telah memuat dan menguraikan dengan tepat dan benar semua keadaan serta alasan-alasan yang menjadi dasar putusan; Menimbang, bahwa dengan demikian pertimbangan-pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama sebagaimana dipertimbangkan di atas diambil
22 alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri didalam memutus perkara ini pada tingkat banding dan dianggap telah tercantum dalam putusan ini; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 02 Juli 2014, No. 564/Pdt.G/2013/PN.Bks,
yang
dimohonkan
banding
tersebut
dapat
dipertahankan dan harus dikuatkan; Menimbang, bahwa oleh karena tetap dipihak yang dikalahkan, maka Pembanding, semula Tergugat haruslah dihukum untuk membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat pengadilan; Mengingat Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947, Undang-undang Darurat tahun 1951 dan Undang-undang Nomor 49 Tahun 2009 serta pasalpasal dari Peraturan-peraturan lain yang bersangkutan; M E N G A D I L I: -
Menerima permohonan banding dari Pembanding, semula Tergugat;
-
Menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Bekasi
tanggal
02 Juli 2014, No. 564/Pdt.G/2013/PN.Bks, yang dimohonkan banding tersebut; -
Menghukum Pembanding, semula Tergugat untuk membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat peradilan yang pada tingkat banding sebesar Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Bandung, pada hari ini : Rabu, tanggal 04 Maret 2015, oleh Kami :
EDWARMAN, S.H. sebagai Ketua Majelis dengan H. LEXSY
MAMONTO, SH.,M.H. dan KAREL TUPPU, S.H.,M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, berdasarkan Surat Penetapan Ketua
Pengadilan Tinggi
23 Bandung tanggal 17 Pebruari 2015, No. 65/Pen/Pdt/2015/PT.Bdg, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat banding dan putusan tersebut diucapkan pada hari Rabu, tanggal 11 Maret 2015 dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri Para Hakim Anggota dan TOLOPAN BANJARNAHOR, S.H. sebagai Panitera Pengganti, tanpa hadirnya pihak-pihak yang berperkara .-
Hakim Anggota,
Hakim Ketua,
Ttd
Ttd
H. LEXSY MAMONTO, SH.,M.H.
EDWARMAN, S.H.
Ttd KAREL TUPPU, S.H.,M.H.
Panitera Pengganti, Ttd TOLOPAN BANJARNAHOR, S.H.
Biaya perkara : - Meterai - Redaksi putusan - Pemberkasan Jumlah
Rp. 6.000,Rp. 5.000,Rp.139.000,Rp.150.000,-