PUTUSAN Nomor :38/Pdt.G/2010/PTA. Smd. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Samarinda yang mengadili perkara perdata pada tingkat banding, dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh : PEMBANDING, umur 37
tahun, agama Islam, pekerjaan swasta, bertempat
tinggal di KOTA TARAKAN, selanjutnya disebut sebagai,
Tergugat/Pembanding; Melawan TERBANDING, umur 33
tahun, agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah tangga,
bertempat tinggal di KOTA TARAKAN, Selanjutnya disebut sebagai Penggugat/ Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini;
TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip semua uraian yang termuat dalam Putusan Pengadilan Agama Tarakan Nomor: 70/Pdt.G/2010/PA.Trk,- tanggal 7 April 2010 M, bertepatan dengan tanggal 22 Rabi’ulakhir 1431 H. Yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat ;
2. Menjatuhkan talak satu ba’in sughra
Tergugat (PEMBANDING)
terhadap
Penggugat (TERBANDING) ; 3. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 341.000,- (Tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah); Menimbang,
bahwa
atas
Putusan
tersebut
Tergugat/Pembanding
merasa
keberatan, selanjutnya ia mengajukan banding pada Pengadilan Tinggi Agama Samarinda sebagaimana Akta Permohonan Bandingnya tanggal 27 April 2010 Nomor:70 /Pdt.G/2010/PA.Trk,Menimbang, bahwa permohonan banding a quo telah diberitahukan secara seksama kepada pihak lawannya tanggal 4 Mei 2010 dan Pembanding mengajukan memori banding
tanggal 24 Mei 2010, sedang kontra memori banding diajukan
Penggugat/Terbanding tanggal 1 Juni 2010, selengkapnya terlampir dalam berkas perkara; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan Tergugat/Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tatacara sebagaimana menurut Peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima ; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan memperhatikan secara seksama Putusan Pengadilan Agama Tarakan
Nomor:70/Pdt.G/2010/PA.Trk,- tanggal 7 April
2010 M. bertepatan dengan tanggal 22 Rabi’ulakhir 1431 H., memori banding, kontra memori banding, Berita Acara Persidangan dan
surat-surat lainnya
yang berkaitan
dengan perkara ini, maka Pengadilan Tinggi Agama Samarinda menyetujui apa yang telah menjadi putusan Hakim pertama dengan segala pertimbangannya, akan tetapi Hakim banding perlu menambahkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut ;
Menimbang, bahwa dari jawaban Tergugat/Pembanding antara lain ternyata ia secara tegas telah mengakui yang menjadi sebab
perselisihan dan pertengkarannya
adalah karena Tergugat/Pembanding telah melakukan pernikahan sirri dengan wanita lain sampai mempunyai anak, hal mana merupakan suatu perbuatan yang melanggar hukum dan menyakiti hati Penggugat/Terbanding, maka Hakim banding berpendapat bahwa justru sangat jelas disebabkan karena kesalahan pihak Tergugat/Pembanding yang sangat signifikan tersebut menimbulkan rasa kebencian yang sangat dalam bagi Penggugat/Terbanding
terhadap
Tergugat/Pembanding,
sedang
ternyata
Penggugat/Terbanding sama sekali tidak berhasil didamaikan dengan Tergugat /Pembanding, maka sesuai dengan pertimbangan Hakim pertama akan lebih maslahah apabila perkawinan mereka dibubarkan dengan perceraian karena putusan Hakim, sebagaimana pendapat Pakar Hukum yang dinyatakan sebagai pendapat Hakim banding yaitu Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqhus Sunnah juz II halaman 248 dalam teks Arabnya berbunyi :
و اذا ﺛﺒﺖ د ﻋﻮاهﺎ ﻟﺮ ى اﻟﻘﺎﺿﻲ ﺑﺒﻴﻨﺔ اﻟﺰوﺟﻴﺔ او اﻋﺘﺮاف اﻟﺰوج وآﺎن اﻻﻳﺬاء ﻻﻳﻄﺎق ﻣﻌﻪ دوام اﻟﻌﺸﺮة ﺑﻴﻦ ﻣﺜﻠﻬﺎ وﻋﺠﺰ اﻟﻘﺎﺿﻲ ﻋﻦ اﻻﺻﻼح ﺛﻴﻨﻬﺎ ﻃﻠﻘﻬﺎ ﻃﻠﻘﺔ ﺑﺎءﻥﺔ Artinya: “Maka apabila telah tetap gugatan istri dihadapan Hakim dengan adanya bukti dari pihak istri atau pengakuan suami, dan telah ditemukan adanya perbuatan (suami) yang menyakitkan (istri) itu yang menyebabkan tidak mampu mempertahankan pergaulan yang pantas antara keduanya, sedangkan Hakim tidak
berhasil
mendamaikan
kedua
belah
pihak,
maka
Hakim
dapat
menceraikannya dengan talak satu ba’in”; Menimbang, bahwa sebagaimana telah ternyata pertimbangan Hakim pertama telah tepat dan benar bahwa gugatan Penggugat/Terbanding telah terbukti memenuhi
salah satu alternatif alasan perceraian
sebagaimana dimaksud penjelasan pasal 39
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, jo pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Tahun 1975, jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam sehingga pertimbangan tersebut diambil alih sebagai pertimbangan Hakim banding; Menimbang, bahwa keberatan Tergugat/Pembanding pertama bahwa ia tidak pernah mendapat relaas pemberitahuan putusan, berdasar Relaas Pemberitahuan isi putusan Nomor 0070/Pdt.G/2010/PA.Trk.- yang terlampir dalam berkas perkara telah ternyata Hakim pertama telah menerapkan ketentuan 149 ayat (3) yang dilaksanakan oleh juru Sita Pengganti ALI FATONI, S.Ag. pada hari Rabu tanggal 14 April 2010, sehingga keberatan Tergugat/Pembanding tersebut dikesampingkan ; Menimbang, bahwa keberatan kedua, bahwa Tergugat/Pembanding tidak boleh menghadirkan saksi saudara kandung oleh Ketua, maka keberatan tersebut tidak cukup berdasar hukum oleh karena tidak ada larangan bagi saudara kandung (keluarga) untuk menjadi saksi dalam perkara perceraian vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI. Nomor 34 K/AG/1997 tanggal 16 – 06 – 1998, maka keberatan tersebut tidak berdasar hukum ; Menimbang, bahwa keberatan Tergugat/Pembanding ketiga bahwa saksi Salmah binti
H.Abd.Gani
bukan
ibu
kandung
dari
wanita
yang
berselingkuh
dengan
Tergugat/Pembanding, maka Hakim banding berpendapat bahwa kalaupun kesaksian saksi tersebut mengandung kebohongan dan dinyatakan tidak sah menurut hukum, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap kekuatan fakta hukum yang nota bene telah dibuktikan
dengan
alat
bukti
lebih
kuat
secara
hukum
yaitu
pengakuan
Tergugat/Pembanding sendiri dalam perkara ini, maka keberatan ini juga tidak berkekuatan hukum; Menimbang, bahwa keberatan Tergugat/Pembanding keempat bahwa ia masih sangat menyayangi dan mencintai Penggugat/Terbanding dan agar diberi kesempatan untuk memperbaiki dan melanjutkan perkawinan untuk menjadi keluarga bahagia, memang keinginan tersebut merupakan iktikad baik yang patut dihargai, akan tetapi
dikabulkan tidaknya gugatan perceraian tidak didasarkan pada moral akan tetapi didasarkan pada hukum yang berlaku, sedang ternyata pertimbangan Hakim pertama telah tepat dan benar oleh karena gugatan Penggugat/Terbanding telah terbukti memenuhi salah satu alternatif alasan perceraian
menurut ketentuan hukum yang
berlaku sebagaimana tersebut diatas, maka keberatan ini tidak relevan menurut hukum; Menimbang,
bahwa
berdasar
tambahan
pertimbangan-pertimbangan
sebagaimana terurai diatas, maka Putusan Pengadilan Agama tingkat pertama atas dasar-dasar apa sebagaimana yang telah dipertimbangkan didalamnya adalah sudah tepat dan benar karena telah ternyata cukup berdasar hukum, sehingga oleh karena itu Putusaan Pengadilan Agama tingkat pertama tersebut dapat dipertahankan dan harus dikuatkan ; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk bidang perceraian, maka berdasar ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 sebagaimana dirubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan terakhir Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, maka seluruh biaya perkara yang timbul ditingkat pertama dibebankan pada Penggugat/Terbanding dan dalam tingkat banding dibebankan kepada Tergugat/Pembanding ; Memperhatikan, ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang berkaitan dengan perkara ini : MENGADILI 1. Menyatakan, bahwa permohonan banding Tergugat/Pembanding dapat diterima; 2. Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Agama
Tarakan
Nomor:
70/Pdt.G/2010/PA.Trk.- tanggal 7 April 2010 M. bertepatan dengan tanggal 22 Rabi’lakhir 1431 H.
3. Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama sebesar Rp.341.000,- (Tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah) dan dalam tingkat banding sebesar Rp.150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) dibebankan kepada Pembanding; Demikian putusan ini dijatuhkan di Samarinda pada hari Rabu, tanggal 28 Juli 2010 M., bertepatan dengan tanggal 16 Sya’ban 1431 H., dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Samarinda Drs. H. Tadjuddin Noor, SH., MH., sebagai
Ketua
Majelis,
didampingi
oleh
H.M.
Luthfi
Helmy,
SHI.,
dan
Drs.H.Zubair Masruri, SH., masing-masing sebagai Hakim Anggota berdasar Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Samarinda Nomor: 38/Pdt.G/2010/PTA.Smd.tanggal 23 Juli 2010, dengan dibantu oleh Drs. Hairil Anwar, MH. sebagai Panitera Pengganti. Putusan mana dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara ;
Ketua Majelis,
Drs.H. Tadjuddin Noor, SH., MH.
Hakim – Hakim Anggota,
H.M. Luthfi Helmy,SHI.
Drs. H.Zubair Masruri, SH. Panitera Pengganti,
Drs. Hairil Anwar,MH. Perincian Biaya : - Biaya Proses - Materai - Redaksi Jumlah
: Rp. 139.000. : Rp. 6.000. : Rp. 5.000. ------------------------: Rp. 150.000. ( seratus lima puluh ribu rupiah ); Samarinda, 29 Juli 2010 Disalin sesuai aslinya Panitera,
Drs.H. Sugian Noor, S.H.