PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009
DAFTAR ISI
Halaman
NERACA KONSOLIDASI PER 31 MARET 2010 DAN 2009
i
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
ii
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009
iii
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009
iv
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
1
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN NERACA KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 A S E T Catatan ASET LANCAR Kas dan Bank 2e&3 Piutang Usaha : 2c,2d,2g&4 - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa - Pihak Ketiga - setelah dikurangi Penyisihan Piutang Tak Tertagih masing-masing sebesar Rp 5.673.237.896 dan Rp.7.241.018.747 31 Maret 2010 dan 2009 Piutang Lain-lain 2c Persediaan 2h&5 Pajak Dibayar di Muka 2n,6&14 Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 2i&7 Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Investasi Properti Aset Tetap - setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan sebesar Rp. 82.954.454.378 dan Rp 81.046.453.343 per 31 Maret 2010 dan 2009 Piutang dalam Gugatan kepada Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Piutang kepada Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Aset Pajak Tangguhan Biaya Pra Operasi Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan Biaya Ditangguhkan Uang Jaminan Jumlah Aset Tidak Lancar
19.042.077.852
48.294.198.978
65.218.137.556
81.250.295.401 371.009.000 58.086.426.618 39.790.997.795
45.037.700.752 473.808.942 48.933.446.828 22.743.513.281
19.994.434.096 263.004.750.735
9.928.603.705 211.377.288.916
917.343.750
917.343.750
2f,2j,2k&8
24.056.487.067
22.217.326.171
2d & 9
4.118.024.093
1.306.007.567
2d & 29 2n & 26
18.122.744.750 1.203.529.248 11.725.000 29.493.092.389 257.630.687 6.750.000 78.187.326.984
10.847.144.991 1.048.426.572 11.725.000 27.243.921.245 189.500.000 63.781.395.296
341.192.077.719 -
275.158.684.212 -
2l & 11 2q
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi ini i
2009 Rp
15.217.388.847
2p&8
JUMLAH ASET
2010 Rp
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN NERACA KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan KEWAJIBAN LANCAR Hutang Usaha : - Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa - Pihak Ketiga Hutang Lain-lain Hutang Pajak Beban Masih Harus Dibayar Pendapatan Diterima di Muka Kewajiban Jangka Panjang - Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun : Bank Sewa Guna Usaha Jumlah Kewajiban Lancar
2010 Rp
2009 Rp
2c,2d&12 69.332.612.263 11.992.041.708 15.307.171.089 26.155.591.771 8.592.753.655
538.298.198 47.695.829.596 4.125.443.723 14.297.371.313 14.726.616.592 3.322.980.910
9.296.916.896 1.459.182.639 142.136.270.021
5.906.274.140 90.612.814.472
29 31
686.088.943 5.031.165.270
7.176.552.438 4.094.080.971
2c&17 2k&16 2o 18
141.427.158 303.350.395 13.431.357.253 6.815.000.000 26.408.389.019
323.344.054 6.874.687.687 7.879.790.445 13.463.750.000 39.812.205.595
EKUITAS Modal Saham - nilai nominal Rp 50 per saham tahun 2010 dan Rp 200 per saham tahun 2009 Modal Dasar - 4.000.000.000 saham tahun 2010 dan 1.000.000.000 saham tahun 2009 Modal Ditempatkan dan disetor - 1.000.000.000 saham tahun 2010 dan 250.000.000 saham tahun 2009 19 Tambahan Modal Disetor 20 Saldo Laba - Yang telah ditentukan penggunaannya - Yang belum ditentukan penggunaannya Jumlah Ekuitas
50.000.000.000 1.150.000.000 1.500.000.000 119.997.418.679 172.647.418.679
50.000.000.000 1.150.000.000 93.583.664.145 144.733.664.145
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
341.192.077.719
275.158.684.212
13 2n,6&14 2c,2m&15 2m
2c&17 2k&16
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Hutang kepada Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Estimasi Kewajiban Imbalan Pasca Kerja Kewajiban Jangka Panjang - setelah dikurangi Bagian yang Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun : Bank Sewa Guna Usaha Kewajiban Pengelolaan Lingkungan Hidup Setoran Jaminan Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi ini i
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 Catatan
PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN
2d,2m &21 2d,2m &22
LABA KOTOR
2010 Rp
2009 Rp
167.497.501.314 (89.322.070.120)
129.676.272.411 (79.264.619.256)
78.175.431.194
50.411.653.155
(40.429.161.699) (6.654.694.276) (47.083.855.975)
(20.167.451.178) (5.821.631.356) (25.989.082.534)
31.091.575.219
24.422.570.621
2m & 23
BEBAN USAHA Penjualan Umum dan Administrasi Jumlah Beban Usaha LABA USAHA
2m
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN Pendapatan Freight Laba Penjualan Aset Tetap Jasa Giro dan Pendapatan Bunga Pendapatan Sewa Alat Berat Pendapatan Blasting Pencatatan Saham Bunga dan Provisi Bank Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih Lain-lain - Bersih
2j & 8 3,4 & 24
16,17 & 25 2c
Jumlah Pendapatan Lain-lain - Bersih
1.109.358.750 46.200.000 121.687.582 27.000.000 753.625.002 (368.903.937) (1.814.334.359) 281.872.419
2.479.971.651 93.500.000 17.744.078 60.800.133 (35.000.000) (367.314.888) 1.397.618.384 407.161.543
156.505.457
4.054.480.901
31.248.080.676
28.477.051.522
(9.418.250.200) (9.418.250.200)
(7.750.016.500) 192.150.099 (7.557.866.401)
21.829.830.476
20.919.185.121
22
21
LABA SEBELUM TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN TAKSIRAN PAJAK PENGHASILAN Pajak Kini Pajak Tangguhan Jumlah Taksiran Pajak Penghasilan
2n & 26
LABA BERSIH LABA BERSIH PER SAHAM
2o & 27
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi ini
ii
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009
Catatan
SALDO PER 31 DESEMBER 2009
19 & 20 28
Cadang Umum
Laba Bersih
SALDO PER 31 MARET 2010
SALDO PER 31 DESEMBER 2008
Laba Bersih
SALDO PER 31 MARET 2009
19 & 20
Saldo Laba
Saldo Laba
yang telah
yang belum
Tambahan Modal
ditentukan
ditentukan
Modal Saham
Disetor
penggunaanya
penggunaanya
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000.000.000
1.150.000.000
-
99.667.588.211
-
-
1.500.000.000
-
-
-
21.829.830.468
21.829.830.468
50.000.000.000
1.150.000.000
1.500.000.000
119.997.418.679
172.647.418.679
50.000.000.000
1.150.000.000
-
72.664.479.024
123.814.479.024
-
-
-
20.919.185.121
20.919.185.121
50.000.000.000
1.150.000.000
-
93.583.664.145
144.733.664.145
(1.500.000.000)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi ini
SE & O Jakarta, 27 Juli 2009
Ir. Pintarso Adijanto Direktur Utama
Luiyanto Yamin, MSi Direktur Keuangan
iii
150.817.588.211 -
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 2010 Rp ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Kas dari : Pelanggan Piutang Lain-lain Bunga Lain-lain Pembayaran Kas untuk : Pemasok Pajak Penghasilan Beban-beban Arus Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penjualan (Pembelian) Aset Tetap Peningkatan Beban yang Ditangguhkan
2009 Rp
121.107.104.286 (254.780.146) 121.687.582 -
126.631.689.437 (835.275.051) 17.744.078 1.397.615.384
(93.090.700.129) (15.197.625.926) (1.814.334.359)
(92.409.863.144) (7.961.385.776) (20.283.293.949)
10.871.351.308
6.557.230.979
(1.732.770.678) (538.854.871)
(923.856.934) (120.799.897)
(2.271.625.549)
(1.044.656.831)
(345.628.210) (12.066.615.149) 10.333.249.756
250.773.434 1.800.685.172 6.978.990.095
(2.078.993.603)
9.030.448.701
PENINGKATAN KAS DAN BANK
6.520.732.156
14.543.022.849
KAS DAN BANK, AWAL TAHUN
8.696.656.691
4.499.055.003
KAS DAN BANK, AKHIR TAHUN
15.217.388.847
19.042.077.852
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Peningkatan (Penurunan) Hutang Bank Peningkatan (Penurunan) Hutang Afiliasi Penurunan Hutang Jangka Panjang Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi ini
iv
PT RESOURCE ALAM INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
1.
U M U M a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Resource Alam Indonesia Tbk. didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan Akta No. 32 tanggal 8 Juli 1981 dari Notaris Didi Sudjadi, SH. Akta Pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/27/4 tanggal 16 Maret 1982 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 40 tanggal 20 Mei 1986, Tambahan No. 690. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 97 tanggal 10 September 2009 dari Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH mengenai pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1 : 4 dan perubahan tempat kedudukan Perusahaan dari kabupaten Kubu Raya ke Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan oleh Mentari Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU52724.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 Oktober 2009. Perusahaan telah melakukan pemecahan saham tersebut secara efektif pada tanggal 18 Maret 2010. Berdasarkan Akta No. 15 tanggal 5 September 2003 dari Notaris Elisabeth Veronika Ely, SH, nama Perusahaan telah diubah dari PT Kurnia Kapuas Utama Tbk. menjadi PT Resource Alam Indonesia Tbk. Akta perubahan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C-27044.HT.01.04.TH.2003 tanggal 12 Nopember 2003. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No. 7 dan 8 tanggal 16 Nopember 1998, para pemegang saham Perusahaan dan Anak Perusahaan menyetujui rencana penggabungan Anak Perusahaan ke dalam PT Kurnia Kapuas Utama Tbk. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 31 Desember 1998 dari Notaris Agus Hashim Ahmad, SH, telah disepakati adanya penggabungan Anak Perusahaan yaitu PT Susel Prima Permai ke dalam Perusahaan yang dilaksanakan dengan metode Penyatuan Kepemilikan (Pooling of Interest method). Penggabungan tersebut berlaku efektif terhitung sejak tanggal 1 Januari 1999. Dengan demikian, Perusahaan mengambil alih semua aktivitas operasi, aset, kewajiban (termasuk kewajiban perpajakan), tagihan dan karyawan Anak Perusahaan. Sebagai akibat dari penggabungan tersebut, Anak Perusahaan bubar demi hukum tanpa didahului proses likuidasi, sedangkan Perusahaan akan tetap berdiri sebagai badan hukum. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup aktivitas Perusahaan terutama meliputi industri pertambangan batubara dan High Pressure Laminated (HPL).
1
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
2
Lokasi pabrik High Pressure Laminated (HPL) berada di Pontianak, Kalimantan Barat dan lokasi penambangan batubara berada di Samarinda, Kalimantan Timur. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Bumi Raya Utama Group , Jl. Pembangunan I No. 3, Jakarta Pusat. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1983. Hasil produksi perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri. b.
Anak Perusahaan Perusahaan memiliki lebih dari 50 % saham Anak Perusahaan dengan rincian per 31 Maret 2010 dan 2009 sebagai berikut :
Anak Perusahaan Pemilikan Langsung PT Insani Baraperkasa
Domisili
Jakarta
Pemilikan Tidak Langsung - Melalui PT Insani Baraperkasa PT Resource Alam Energi Jakarta
Jenis Usaha
Persentase Kepemilikan %
Penambangan batubara
99,99
Pertambangan (Coal Bed Methane)
99,99
Jumlah aset PT Insani Baraperkasa masing-masing sebesar Rp 247.466.896.064 dan Rp 172.506.706.962 per 31 Maret 2010 dan 2009. Pada tahun 2006, PT Insani Baraperkasa telah beroperasi secara komersial. Pada tanggal 28 Januari 1997, Perusahaan melakukan investasi dalam saham PT Insani Baraperkasa sebanyak 850.000 saham atau 85% hak kepemilikan dengan biaya perolehan sebesar Rp 850.000.000. Pada tanggal 6 September 1999, Perusahaan membeli 149.999 saham PT Insani Baraperkasa dari PT Insani Bina Perkasa. Jumlah kepemilikan Perusahaan dalam saham PT Insani Baraperkasa menjadi sebanyak 999.999 saham atau dengan hak kepemilikan sebesar 99,99%. Susunan pemegang saham PT Insani Baraperkasa telah memperoleh persetujuan dari Menteri Pertambangan dan Energi Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No.2830/87.01/DJP/2008 tanggal 31 Desember 2008 sesuai dengan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) tanggal 20 November 1997. Berdasarkan Akta No.256 tanggal 24 Juli 2008 dari Notaris Buntari Tigris Darmawan NG, SH, SE, MH, PT Insani Baraperkasa meningkatkan modal dasar dari Rp 3.500.000.000 menjadi Rp 50.000.000.000 dan modal setor dari Rp 1.000.000.000 menjadi Rp 12.500.000.000. Pemilikan saham Perusahaan pada PT Insani Baraperkasa per 30 September 2009 sebanyak 12.499.999 saham. Pengesahan atas peningkatan modal dasar dan modal setor tersebut sebagaimana tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-56231.AH.01.02.TH.08 tanggal 28 Agustus 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 98 tanggal 5 Desember 2008, tambahan Nomor 26543/2008.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
3
Pada Tanggal 23 Juli 2008, sebagaimana yang tercantum dalam Akta No.252 yang dibuat dihadapan Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE ,MH dan telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHA53058.AH.01.01 Tahun 2008 tanggal 20 Agustus 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 98 tanggal 5 Desember 2008, tambahan Nomor 26520/2008 telah didirikan PT Resource Alam Energi yang mana merupakan Anak Perusahaan dari PT Insani Baraperkasa dengan kepemilikan 1.999.999 saham. PT Resource Alam Energi masih belum aktif. c.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 18 Mei 1991, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dalam Surat Keputusannya No. S-627/PM/1991 untuk melakukan penawaran umum atas 4.500.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 1 Juli 1991 saham tersebut telah dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta). Pada tanggal 18 Maret 2010, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 1.000.000.000 saham telah dicatatkan pada PT Bursa Efek Indonesia (d/h PT Bursa Efek Jakarta).
d.
Karyawan, Direksi dan Komisaris Susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Akta No. 128 tanggal 27 April 2009 dan 116 tanggal 25 Januari 2008 dari Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, adalah sebagai berikut : Komisaris Utama / Komisaris Independen : Komisaris / Komisaris Independen : Komisaris :
Drs. Hendro Martowardojo, MBA Surya Martara Tjahaja, MBA Thomas Agap Lim, SH, MM DR. Suparno Adijanto
Direktur Utama Direktur
Ir. Pintarso Adijanto Ir. Hendrajaya Luiyanto Yamin, Msi
: :
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata masing-masing 117 dan 119 untuk tahun 2010 dan 2009.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan Keuangan Konsolidasi disusun atas dasar Akrual kecuali untuk Laporan Arus Kas. Laporan Keuangan Konsolidasi Perusahaan disusun berdasarkan Biaya Perolehan, kecuali beberapa akun telah disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam masing-masing Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi. Laporan Arus Kas Konsolidasi
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
4
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta disajikan berdasarkan metode Langsung (Direct method). Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). b.
Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan Keuangan Konsolidasi meliputi Laporan Keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50 %, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi termasuk laba (rugi) yang belum direalisasi atas transaksi antar Perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
c.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan Anak Perusahaan disusun dalam mata uang Rupiah. Transaksi selama tahun berjalan yang berkaitan dengan mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal Neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Selisih kurs yang terjadi akibat penjabaran tersebut dikreditkan atau dibebankan dalam Laporan Laba Rugi Konsolidasi tahun berjalan.
d.
Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 tahun 1994 sebagaimana ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut : (i)
Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
(ii)
Perusahaan asosiasi;
(iii) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi dan dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); (iv)
Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
(v)
Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
5
(iii) dan (iv), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor. Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak lainnya diungkapkan dalam Laporan Keuangan Konsolidasi. e.
Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
f.
Penurunan Nilai Aset Kerugian penurunan nilai aset diakui bila Perusahaan mengidentifikasi bahwa aset secara potensial akan turun nilainya, di mana taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali lebih kecil daripada nilai tercatatnya.
g.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih Perusahaan dan Anak Perusahaan menetapkan penyisihan piutang tak tertagih berdasarkan hasil penelaahan manajemen terhadap keadaan dan kolektibilitas masing-masing saldo piutang pada akhir tahun.
h.
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan barang jadi dan barang dalam proses ditentukan dengan metode Rata-rata Tertimbang, sedangkan persediaan bahan baku, bahan pembantu dan bahan bakar ditentukan dengan metode First-In First-Out (FIFO). Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.
i.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode Garis Lurus.
j.
Aset Tetap Pemilikan Langsung dan Penyusutan Aset tetap Perusahaan dan Anak Perusahaan kecuali tanah per 1 Januari 1987, yang diperoleh sampai dengan 12 September 1986 telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 45 tanggal 2 Oktober 1986. Aset tetap yang diperoleh sesudah tanggal tersebut dibukukan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
6
Kecuali tanah yang tidak disusutkan, aset tetap pemilikan langsung lainnya disusutkan dengan menggunakan metode Garis Lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomi aset tetap sebagai berikut : Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Alat-alat Angkutan Peralatan Kantor
20 10 5 – 10 5 – 10
tahun tahun tahun tahun
Beban pemeliharaan dan perbaikan rutin dibebankan pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi pada saat terjadinya. Pemeliharaan dan perbaikan dalam jumlah besar dan menambah manfaat keekonomian di masa mendatang dikapitalisasi. Aset tetap pemilikan langsung yang sudah tidak dipergunakan lagi atau dijual, dikeluarkan dari kelompok Aset Tetap Pemilikan Langsung, dan laba atau rugi yang timbul dibukukan pada Laporan Laba Rugi Konsolidasi tahun yang bersangkutan. k.
Transaksi Sewa Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya sebagaimana disyaratkan dalam PSAK No.30 (Revisi 2007) “Sewa“. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Pada masa awal sewa, Perusahan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset tetap dan kewajiban dalam Neraca sebesar nilai wajat aset tetap sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaraan minimum, jika nilai kini rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak. Biaya langsung awal yang dikeluarkan Perusahaan ditambah ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset tetap. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode Garis Lurus bedasarkan taksiran masa manfaat keekonomian yang sama dengan yang diterapkan untuk aset tetap yang sejenis dengan kepemilikan langsung. Sebelum 1 Januri 2008, laba rugi dari aset yang dijual dan disewa-balik dengan hak opsi (sale and leaseback) ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat keekonomian aset tetap tersebut dengan menggunakan metode Garis Lurus (Straight-line method). Sejak 1 Januri 2008, laba rugi dari aset yang dijual dan disewa-balik dengan sewa pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. Penerapan tersebut dilakukan secara prospektif oleh Perusahaan.
l.
Biaya Eksplorasi yang Ditangguhkan Biaya Eksplorasi dan pengembangan diakumulasi untuk setiap area of interest dan ditangguhkan sebagai aset apabila biaya-biaya tersebut diharapkan akan dapat diperoleh kembali melalui eksploitasi atau penjualan, atau apabila kegiatan tersebut belum mencapai tahap yang memungkinkan untuk memastikan apakah kegiatan tersebut akan dapat menghasilkan cadangan yang secara ekonomis terbukti serta kegiatan yang signifikan dalam area of interest terkait masih berlangsung.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
7
Setiap Area of interest ditelaah pada setiap akhir periode akuntasni dan apabila diperlukan, penyesuaian dibuat untuk menghapuskan biaya eksplorasi tangguhan sepanjang nilainya tidak dapat dipulihkan di masa yang akan datang. Biaya pengembangan dikapitalisasi termasuk biaya-biaya untuk mengembangkan area of interest sebelum dimulainya kegiatan operasi dalam area of interest yang bersangkutan. Biaya pengembangan diamortisasi selama masa produksi yang diharapkan atau berdasarkan estimasi umur tambang atau periode kuasa pertambangan, yang mana yang lebih pendek. Biaya yang tidak diamortisasi dihapus pada saat Perusahaan menentukan bahwa tidak ada lagi nilai yang dapat diharapkan dari area of interest yang bersangkutan dimasa mendatang. Biaya Eksplorasi dan pengembangan tangguhan diamortisasi sejak tambang umum yang bersangkutan mulai menghasilkan dengan metode Unit Produksi (Production Unit). m.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan. Beban diakui sesuai masa manfaatnya (Accrual basis).
n.
Pajak Penghasilan Perusahaan dan Anak Perusahaan menghitung Pajak Penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak tahun mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut Laporan Keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa mendatang. Aset dan kewajiban pajak tangguhan tidak diakui atas dasar perbedaan temporer yang timbul dari goodwill (goodwill negatif) atau pada saat pengakuan awal aset dan kewajiban dari suatu transaksi yang bukan penggabungan usaha dan tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba fiskal. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal Neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam Laporan Laba Rugi Konsolidasi. Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca setelah saling hapus, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda.
o.
Beban Pengelolaan Lingkungan Hidup Restorasi, rehabilitasi dan biaya lingkungan hidup lainnya produksi dibebankan sebagai bagian dari biaya produksi.
yang timbul selama tahap
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
8
Perusahaan memiliki kewajiban tertentu untuk merestorasi dan merehabilitasi daerah pertambangan serta penarikan aset sesudah produksi selesai. Perusahaan menghitung besarnya kewajiban tersebut dengan menggunakan metode unit produksi sepanjang masa penambangannya sehingga diperoleh jumlah yang cukup untuk memenuhi kewajiban tersebut ketika produksi sudah selesai. Perubahan taksiran biaya restorasi dan lingkungan hidup yang akan terjadi dihitung secara prospektif berdasarkan sisa umur tambang. p.
Investasi Properti Properti atas tanah dan bangunan atau bagian dari suatu bangunan yang dikuasai untuk menghasilkan rental atau kenaikan nilai dan tidak untuk : -
Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif atau Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
Investasi properti dibukukan berdasarkan biaya perolehan, kerugian penurunan nilai investasi properti diakui bila Perusahaan mengidentifikasikan bahwa properti secara potensial diindikasikan turun nilainya, dimana taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali dari properti tersebut lebih kecil daripada nilai tercatatnya. q.
Biaya ditangguhkan Biaya ini terjadi sehubungan dengan renovasi gudang ditangguhkan dan diamortisasi selama empat (4) tahun dengan metode Garis Lurus.
r.
Laba (Rugi) Bersih Per Saham Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah Rata-rata Tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
s.
Informasi Segmen Informasi segmen Perusahaan dan Anak Perusahaan disajikan menurut pengelompokkan segmen usaha dan segmen geografis.
t.
Penggunaan Estimasi Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang andal yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban dan pengungkapan aset dan kewajiban kontijensi pada tanggal Laporan Keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, hasil aktual yang dilaporkan diperiode yang akan datang mungkin akan berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
3.
9
KAS DAN BANK Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp Kas Rupiah Dolar Amerika Serikat Jumlah Kas Bank Rupiah PT Bank CIMB Niaga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank OCBC Indonesia Dolar Amerika Serikat PT Bank CIMB Niaga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk CIMB Bank Berhad PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC Indonesia Jumlah Bank Desposito Berjangka Rupiah PT Bank CIMB Niaga PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Jumlah Deposito Berjangka Jumlah Kas dan Bank
2009 Rp
97.770.987 27.785 97.798.772
91.380.790 19.278.855 110.659.645
5.049.886.207 23.682.632 984.849.365 32.509.629 16.041.176 1.982.247 -
8.974.540 827.236.684 11.603.956 147.409.808 976.572 5.945.993
2.680.757.777 148.897.354 148.733.284 109.341.626 8.823.047 5.845.577 9.211.349.921
22.882.155 17.792.038.180 17.725.664 96.624.655 18.931.418.207
4.000.000.000 1.908.240.154 5.908.240.154
-
15.217.388.847
19.042.077.852
Rata-rata suku bunga deposito berjangka diatas adalah 6,5% pa. Pada tanggal 31 Maret 2010, kas dan bank telah diasuransikan kepada PT Asuransi Parolamas dari resiko pencurian, perampokan dan lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 9.030.000.000.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
4.
10
PIUTANG USAHA Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp a. Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan sebagai berikut : Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pelanggan Dalam Negeri PT Adinaco Serasi 22.034.713.562 PT Khatulistiwa Indah Wood Industries 10.130.433.786 PT Acton Raya Industries (d/h PT Perstorp Bumi Raya) 5.498.631.399 PT Kurnia Kapuas Plywood Industries 5.341.465.550 PT Kurnia Jaya Raya 3.932.602.409 PT Tri Ekasari Kalimantan Wood Industries 834.670.060 PT Dekorplas Indah 430.934.240 PT Bumiraya Utama Lines 60.542.820 Yayaan Adijanto 17.829.250 PT Prakarsa Tani Sejati 12.375.902 J u m l a h 48.294.198.978 Pihak Ketiga Pelanggan Dalam Negeri Pelanggan Luar Negeri Penyisihan Piutang Tak Tertagih J u m l a h Bersih
b. Berdasarkan Umur (hari) 0 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari 61 s.d 90 hari 91 s.d 120 hari di atas 120 hari J u m l a h Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bersih c. Berdasarkan Mata Uang Dolar Amerika Serikat Rupiah Dolar Singapura
10.710.324.622 76.213.208.675 (5.673.237.896) 81.250.295.401
2009 Rp
27.328.548.651 12.399.544.622 6.689.711.198 9.017.039.867 4.993.402.911 3.943.987.563 528.827.520 146.915.575 170.159.649 65.218.137.556
14.111.764.529 38.166.954.970 (7.241.018.747) 45.037.700.752
129.544.494.379
110.255.838.308
76.213.208.675 931.385.648 16.476.838 546.927.909 57.509.733.205 135.217.732.275
39.005.301.039 890.827.179 910.350.300 391.477.348 76.298.901.189 117.496.857.055
(5.673.237.896) 129.544.494.379
(7.241.018.747) 110.255.838.308
125.227.450.675 9.990.281.600 135.217.732.275 (5.673.237.896) 129.544.494.379
104.548.960.216 12.907.092.558 40.804.281 117.496.857.055 (7.241.018.747) 110.255.838.308
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih atas piutang kepada pihak ketiga cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak diadakan
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
11
penyisihan piutang tak tertagih karena manejemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat tertagih. Sehubungan dengan penagihan atas piutang usaha pihak ketiga, Perusahaan telah mengambil langkah-langkah hukum terhadap beberapa pelanggan seperti berikut ini -
PT Pertiwi Prima Plywood Industries (PPP) Pada tanggal 28 Pebruari 2006, PPP mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia atas keputusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang menguatkan keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yaitu menerima permohonan gugatan Perusahaan. Dan atas permohonan Kasasi PPP, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak permohonan Kasasi PPP sebagaimana ternyata dalam Putusan Mahkamah Agung No.279 K/Pdt/2006. Pada tanggal 23 Juli 2009, Perusahaan dan PPP membuat perjanjian damai untuk mengakhiri sengketa. Berdasarkan perjanjian damai tersebut PPP bersedia membayar hutang usahanya dengan cara mencicil setiap bulan sebesar USD 10.000 equivalen Rp 100.000.000 dan Rp 21.000.000 perbulan mulai dari tanggal 25 Juli 2009 sampai dengan 25 Juni 2010.
-
PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood (TYSP) Berdasarkan Keputusan No.040/Pdt.G/2006/PN.JKT.BAR tanggal 28 Agustus 2006, Pengadilan Negeri Jakarta Barat memutuskan untuk menerima permohonan gugatan Perusahaan kepada TYSP sebagai Tergugat I dan PT Barito Pacific Timber Tbk sebagai tergugat II dan TYSP mengajukan banding atas putusan tersebut. Saat ini Perusahaan mengajukan Kasasi atas putusan pengadilan tinggi DKI karena putusan tersebut melepaskan PT Barito Pasific Timber Tbk sebagai pihak dalam perkara tersebut dan terdaftar di kepaniteraan Mahkamah Agung dengan No. 2358 K/Pdt/2008. Hingga saat ini, keputusan atas kasasi tersebut masih dalam proses.
5.
PERSEDIAAN Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp
2009 Rp
Barang Jadi Barang dalam Proses Bahan Baku Bahan Pembantu Bahan Bakar
57.016.237.068 805.168.535 6.324.754.114 778.727.870 313.221.661
43.387.921.893 868.207.977 7.410.369.156 942.744.825 273.620.345
J u m l a h Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan
65.238.109.248 (7.151.682.630)
52.882.864.196 (3.949.417.368)
58.086.426.618
48.933.446.828
Jumlah - Bersih
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
12
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan atas penurunan nilai persediaan yang mungkin dialami Perusahaan. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Bintang Tbk, PT Tugu Pratama Indonesia, PT Tugu Kresna Pratama, PT Asuransi Rama Satria Wibawa, PT Artha Graha General Insurance dari risiko kerusakan, pencurian dan lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar USD 3.820.000 dan USD 4.800.000. Manajemen berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko yang mungkin dialami Perusahaan.
6.
PAJAK DIBAYAR DI MUKA Rincian per 31 Maret sebagai berikut: 2010 Rp
Pajak Penghasilan pasal 22 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 29-2010 PPN Jumlah
7.
2009 Rp
209.617.658 343.047.648 2.280.941.756 36.957.390.733
245.589.102 0 0 22.497.924.179
39.790.997.795
22.743.513.281
UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DI MUKA Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
Uang Muka Tanah Penambangan Profesional Dokumentasi Biaya Dibayar di Muka Sewa Asuransi Pembelian Lain-lain Jumlah
2010 Rp
2009 Rp
10.829.673.025 4.943.362.080 631.750.000 251.307.856
7.588.156.276 -
2.644.087.043 159.327.101 126.740.511 408.186.480
1.842.473.864 354.777.645 35.884.420 107.311.500
19.994.434.096
9.928.603.705
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
8.
13
ASET TETAP Rincian per 31 Maret sebagai berikut : Saldo Awal Rp
2 0 1 0 Penambahan Pengurangan Rp Rp
Saldo Akhir Rp
Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Alat-alat Pengangkutan Peralatan Kantor
1.356.916.631 14.775.213.490 64.900.172.495 11.050.688.468 4.977.035.499
1.004.672.200 59.061.174 138.810.324
8.790.000 -
1.356.916.631 15.779.885.690 64.959.233.669 11.041.898.468 5.115.845.823
Aset Sewa Guna Usaha Kendar aan J u ml a h
8.243.828.000 105.303.854.583
513.333.164 1.715.876.862
8.790.000
8.757.161.164 107.010.941.445
Pemilikan Langsung Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Alat-alat Pengangkutan Peralatan Kantor
8.270.878.812 58.761.630.869 7.209.660.152 3.537.461.545
144.632.507 369.032.781 137.540.986 111.472.371
8.790.000 -
8.415.511.319 59.130.663.650 7.338.411.138 3.648.933.916
Aset Sewa Guna Usaha Kendar aan
3.834.634.893
586.299.462
-
4.420.934.355
J u ml a h
81.614.266.271
1.348.978.107
8.790.000
82.954.454.378
Biaya Perolehan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Tercatat
23.689.588.312
24.056.487.067
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
Saldo Awal Rp
14
2 0 0 9 Penambahan Pengurangan Rp Rp
Saldo Akhir Rp
Biaya Perolehan Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Alat-alat Pengangkutan Peralatan Kantor
654.496.631 9.955.308.508 66.712.747.225 6.735.498.651 3.784.735.072
555.229.456 18.505.000 524.309.090 120.755.300
225.000.000 -
654.496.631 10.510.537.964 66.731.252.225 7.034.807.741 3.905.490.372
Aset Sewa Guna Usaha Kendar aan
14.427.194.581
-
-
14.427.194.581
102.269.980.668
1.218.798.846
225.000.000
103.263.779.514
Pemilikan Langsung Bangunan dan Prasarana Mesin dan Perlengkapan Alat-alat Pengangkutan Peralatan Kantor
7.791.006.792 59.347.349.046 6.063.861.191 3.225.681.396
94.671.083 373.012.833 61.800.056 59.262.457
225.000.000 -
7.885.677.875 59.720.361.879 5.900.661.247 3.284.943.853
Aset Sewa Guna Usaha Kendar aan
3.533.448.760
721.359.729
-
4.254.808.489
79.961.347.185
1.310.106.158
225.000.000
81.046.453.343
J u ml a h Akumulasi Penyusutan
J u ml a h Jumlah Tercatat
22.308.633.483
22.217.326.171
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Sei Raya, Pontianak dan Sei Selincah, Palembang dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 tahun yang akan jatuh tempo pada 2012. Manajemen memprediksikan bahwa tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung bukti pemilikan yang memadai. Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 10.476.920.000 dan USD 2.787.262 untuk tahun 2010 dan Rp 4.353.850.000 dan USD 2.927.358 untuk tahun 2009 kepada PT Asuransi AIU Indonesia, PT Asuransi Rama Satria Wibawa, PT Asuransi Mitsui Sumitomo Indonesia, PT Artha Graha General Insurance, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Batavia Prosperindo Finance dan PT Asuransi Wahana Tata. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Berdasarkan hasil penelaahan manajemen, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset tetap, sehingga tidak dilakukan penyisihan penurunan nilai aset.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
9.
15
PIUTANG DALAM GUGATAN KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp PT Riwayat Musi Timber Corporation PT Bumi Indah Raya PT Indah Raya Widya Plywood Industries PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd. PT Bumiraya Nusa Permai PT Katan Prima Permai J u m l a h
2.420.656.302 Rp 1.026.222.706 908.801.821 764.806.814 130.522.700 -
1.026.222.706 764.907.114 130.522.700 517.341.297
Rp 5.251.010.343
2.438.993.817
Hasil Sita Deviden
(1.132.986.250) J u m l a h
2009 Rp
Rp 4.118.024.093
(1.132.986.250) 1.306.007.567
Piutang tersebut di atas telah jatuh tempo cukup lama. Adapun rincian perkara dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan hasil keputusan hingga tanggal 31 Maret 2010, adalah sebagai berikut; 1. PT Bumi Indah Raya (BIR) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Berdasarkan Keputusan No.21 K/Pdt/1998 tanggal 22 Desember 1999, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan untuk menolak kasasi yang diajukan BIR dan SP. Atas keputusan tersebut, BIR & SP mengajukan Peninjauan Kembali (PK) dengan Registrasi No.432 PK/Pdt/2002. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung No.21K/Pdt/1998, Perusahaan telah mengajukan dan melaksanakan eksekusi terhadap isi keputusan tersebut. Hasil eksekusi yang diperoleh yaitu sebesar Rp 172.758.441, masih belum mencukupi dan memenuhi tuntutan yang diajukan, sehingga BIR dan SP masih memiliki kewajiban sebesar Rp 1.346.051.163 ditambah bunga 6% pertahun sejak gugatan didaftarkan tanggal Oktober 2002 sampai dengan dibayar lunas. Pelaksanaan eksekusi lanjutan atas kekurangan nilai eksekusi tersebut masih dalam proses sehubungan dengan tidak adanya pembeli lelang. Selain itu, hasil keputusan atas PK yang diajukan masih dalam proses hukum. Saat ini pelaksanaan eksekusi lanjutan sedang dalam proses dengan mengganti objek eksekusi yaitu terhadap asset atau harta tergugat II (SP). 2. PT Kurnia Musi Plywood Industrial Co. Ltd. (KMPI) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Berdasarkan Keputusan No. 310 PK/Pdt/2000 tanggal 29 Juli 2002, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh KMPI dan SP.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
16
Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung No.2376K/Pdt/1997, Perusahaan telah mengajukan eksekusi atas isi putusan tersebut, dengan jumlah hutang pokok sebesar Rp 764.806.814 ditambah bunga 2% perbulan sejak gugatan didaftarkan tanggal 10 Maret 1995 sampai dengan dibayar lunas. Pengajuan eksekusi tersebut belum dapat dilaksanakan sehubungan dengan tidak adanya pembeli lelang. Saat ini pelaksanaan eksekusi lanjutan sedang dalam proses dengan mengganti objek eksekusi yaitu terhadap asset atau harta tergugat II (SP). Selain perkara hukum dengan Perusahaan, KMPI telah diajukan pailit oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Berdasarkan keputusan No.42/Pailit/2005/PN.Niaga.Jkt tanggal 23 Februari 2006, Pengadilan Niaga Jakarta memutuskan untuk menerima permohonan pailit yang diajukan oleh BNI. Atas keputusan tersebut, KMPI mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Indonesia, berdasarkan Keputusan No.08K/N/2006 tanggal 21 Mei 2006, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan untuk menerima kasasi yang diajukan oleh KMPI. Atas keputusan tersebut, BNI mengajukan Peninjauan Kembali. Berdasarkan Keputusan No.09/PK/N/2006 tanggal 10 Nopember 2006, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan untuk menolak PK yang diajukan BNI, sehingga KMPI tidak dalam keadaan pailit. 3. PT Katan Prima Permai (KPP) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Banjarmasin Berdasarkan Keputusan No. 428 PK/Pdt/2002 tanggal 29 Juli 2002, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh KPP dan SP. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung No.20K/Pdt/1998, Perusahaan telah mengajukan dan melaksanakan eksekusi atas isi keputusan dan telah selesai, hasil eksekusi atas lelang tersebut, yaitu sebesar Rp 960.227.809, telah memenuhi isi keputusan tersebut. Palembang Berdasarkan Keputusan No. 332 PK/Pdt/2000 tanggal 29 Juli 2002, Mahkamah Agung Repulik Indonesia memutuskan menolak Peninjauan kembali yang diajukan oleh KPP dan SP. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung No.2374/Pdt/1997, Perusahaan telah mengajukan dan melaksanakan eksekusi atas isi keputusan tersebut. Proses eksekusi atas isi putusan tersebut telah selesai namun hasil eksekusi atas lelang tersebut belum memenuhi isi keputusan. Perusahaan masih memiliki tagihan sebesar Rp 167.498.253 kepada KPP, yang timbul dari pembebanan bunga ditambah bunga 2% perbulan sejak April 2004 sampai dengan dibayar lunas, yang kemudian diikutsertakan dalam perkara pailit yang diajukan oleh BNI sebagai kreditur konkuren sebagaimana ternyata dalam register kepaniteraan pengadilan Niaga Surabaya No.10/Pailit/2005/PN.Niaga/Sby. Sehingga dengan demikian selain perkara hukum dengan Perusahaan, KPP juga telah diajukan pailit oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Berdasarkan Keputusan No.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
17
10/Pailit/2005/PN.Niaga.Sby tanggal 24 Pebruari 2006, Pengadilan Niaga Jakarta memutuskan untuk menerima permohonan pailit yang diajukan BNI. Proses pailit tersebut telah menyelesaikan proses pelelangan. Sehubungan dengan hal tersebut, Perusahaan tidak mendapatkan penerimaan apapun karena hasil lelang tidak mencukupi untuk melunasi seluruh hutang KPP kepada kreditur separatis (BNI). 4. PT Bumiraya Nusa Permai (BNP) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Berdasarkan keputusan No. 311 PK/Pdt/2000 tanggal 29 Juli 2002, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh BNP dan SP. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung No.2373 K/pdt/1997, Perusahaan telah mengajukan eksekusi atas isi keputusan tersebut, dengan jumlah hutang pokok sebesar Rp 130.522.700 ditambah bunga 2% perbulan sejak gugatan didaftarkan tanggal 10 Maret 1995 sampai dengan dibayar lunas. Pengajuan eksekusi tersebut belum dapat dilaksanakan. Sehubungan dengan pengajuan eksekusi yang diajukan Perusahaan, PT Java Teakfurn (JT) telah mengajukan bantahan terhadap penyitaan dalam perkara tersebut, di mana bantahan ini telah dimenangkan oleh JT di tingkat Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi. Berdasarkan keputusan tersebut, Perusahaan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dimana memutuskan untuk kemenangan JT pada tanggal 25 Maret 2002. 5. PT Bentala Agung Pradana (BAP) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Berdasarkan Keputusan No.309 PK/Pdt/2000 tanggal 29 Juli 2002, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh BAP dan SP. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No.2375 K/Pdt/97, Perusahaan telah mengajukan dan melaksanakan eksekusi atas isi putusan tersebut. Proses eksekusi atas isi hasil lelang tersebut, yaitu sebesar Rp 1.128.940.000, telah memenuhi isi keputusan tersebut. 6. PT Indah Raya Widya Plywood Industries (IRWPI) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Berdasarkan Keputusan No. 628 PK/Pdt/2000 tanggal 29 Juli 2002, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menolak Peninjauan Kembali yang diajukan oleh IRWPI dan SP. Berdasarkan keputusan Mahkamah Agung No.2372 K/Pdt/1997, Perusahaan telah mengajukan eksekusi atas isi keputusan tersebut sebesar Rp 908.801.821 ditambah bunga 2% perbulan dihitung sejak gugatan didaftarkan tanggal 10 Maret 1995 sampai dengan dibayar lunas yang belum terlaksana. Saat ini pelaksanaan eksekusi lanjutan sedang dalam proses dengan mengganti objek eksekusi yaitu terhadap asset atau harta tergugat II (SP).
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
18
7. PT Riwayat Musi Timber Corporation (RMTC) dan Soenaryo Priosoetanto (SP) Berdasarkan Keputusan No.2371 K/Pdt/1997 tanggal 17 Maret 1999, Mahkamah Agung Republik Indonesia memutuskan menerima kasasi yang diajukan oleh Perusahaan. Berdasarkan keputusan tersebut, Perusahaan telah mengajukan dan melaksanakan eksekusi atas isi keputusan tersebut. Hasil eksekusi atas lelang tersebut, yaitu sebesar Rp. 3.408.198.500. Hasil lelang tersebut untuk pelunasan piutang RMTC, sisanya sebagai pendapatan bunga dari piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam sengketa sebesar Rp 2.420.656.302. Perusahaan masih memiliki tagihan kepada RMTC sebesar Rp 3.466.465.397, yang timbul dari pembebanan bunga ditambah bunga 2% perbulan sejak April 2003 sampai dengan dibayar lunas. Tagihan tersebut belum dibukukan oleh Perusahaan menunggu penyelesaian pelaksanaan eksekusi. Proses eksekusi lanjutan atas kekurangan tersebut masih dalam proses pelaksanaan sehubungan dengan tidak adanya pembeli lelang. Saat ini pelaksanaan eksekusi lanjutan sedang dalam proses dengan mengganti objek eksekusi yaitu terhadap asset atau harta tergugat II (SP). 8. Soenaryo Priosoetanto (SP) Sehubungan dengan proses eksekusi atas saham milik SP sebanyak 40.700.000 saham oleh Perusahaan, SP mengajukan bantahan. Baik Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi memutuskan untuk menolak bantahan yang diajukan SP. Atas keputusan tersebut, SP mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan Register No.664 K/Pdt/2002 di mana memutuskan untuk kemenangan Perusahaan pada tanggal 6 Januari 2006. Sehubungan dengan perkara diatas juga, Perusahaan selain SP, RMTC dan PT Sarana Karang Indah Permai memperoleh bantahan dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). BPPN mengklaim bahwa saham yang akan dilelang tersebut merupakan milik BPPN karena saham-saham terebut telah dijaminkan seseuai dengan fasilitas kredit yang diterima oleh PT Sarana Karang Indah Permai. Baik Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi memutuskan untuk menolak bantahan yang diajukan BPPN tersebut. Atas keputusan tersebut, BPPN mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia. Pengajuan kasasi tersebut masih dalam proses dengan register No.1782K/Pdt/2005. Lelang atas saham sebanyak 40.700.000 lembar saham tersebut telah dilaksanakan.
10.
UANG MUKA PEMBELIAN ASET TETAP Akun ini merupakan uang muka kepada PT Arthayasa Grahatama atas pembelian ruangan kantor di Graha Sampoerna (Conrad International Center) pada tahun 1996 dan 1997 sebesar Rp 3.991.757.405 per 31 Desember 2007. Pelaksanaan pembangunan Graha Sampoerna masih belum dilanjutkan sehubungan dengan ketidakmampuan PT Arthayasa Grahatama untuk meneruskannya. Pada tanggal 31 Desember 2007, Perusahaan melakukan penyisihan atas uang muka pembelian aset tetap sebesar RP 3.991.757.405.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
11.
19
BIAYA EKSPLORASI YANG DITANGGUHKAN Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp PT Insani Baraperkasa Lain-lain
2009 Rp
29.493.092.389 -
27.035.900.545 208.020.700
29.493.092.389
27.243.921.245
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Anak Perusahaan PT Insani Baraperkasa sehubungan dengan penyelidikan umum atas Area of Interest yang terletak di Kabupaten Kutai dan Kota Madya Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur dengan luas areal 24.477,60 hektar dengan jangka waktu operasi penambangan 30 tahun sejak permulaan operasi penambangan yang pertama. Pada tanggal 20 Nopember 1997, Anak Perusahaan mengadakan perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara dengan Pemerintah Republik Indonesia melalui Departemen Pertambangan dan Energi, yang berisi pemberian hak tunggal kepada Anak Perusahaan untuk mengeksplorasi, penambangan, mengolahan dan memasarkan batubara. Berdasarkan Pasal 11 dari perjanjian tersebut, Pemerintah Republik Indonesia berhak menerima bagian dari hasil produksi (royalty) sebesar 13,5% yang didasarkan atas transaksi jual beli batubara antara Anak Perusahaan dengan pihak pembeli setelah dikurangi biaya-biaya yang bersangkutan. Pada tahun 2009 dan 2008, beberapa areal dari blok penambangan yang dimiliki Anak Perusahaan yang telah mencapai tahap eksploitasi. Sehubungan dengan kondisi tersebut, Anak Perusahaan telah mengadakan perjanjian kontrak kerja dengan beberapa perusahaan lain untuk mendukung kegiatan komersial Perusahaan, yaitu dari mulai penggalian, pembangunan infrastruktur, proses produksi, pengangkutan dan pemuatan hasil tambang di pelabuhan. 12.
HUTANG USAHA Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp a. Jumlah hutang usaha berdasarkan pemasok sebagai berikut : Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Pemasok Dalam Negeri PT Bumiraya Utama PT Sinar Kapuas Kalbar PT Bumi Indah Raya J u m l a h Pihak Ketiga Pemasok Luar Negeri Pemasok Dalam Negeri J u m l a h Bersih
2009 Rp
-
527.672.100 7.140.000 3.486.098 538.298.198
96.254.400 69.236.357.863 69.332.612.263
47.695.829.596 47.695.829.596
69.332.612.263
48.234.127.794
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
b. Berdasarkan Umur (hari) 0 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari 61 s.d 90 hari 91 s.d 120 hari di atas 120 hari J u m l a h
20
2010 Rp
2009 Rp
43.621.687.902 23.888.486.021 834.604.052 547.422.981 440.411.307
28.254.521.045 18.764.775.364 2.750.000 30.000 1.212.051.385
69.332.612.263
48.234.127.794 -
c. Berdasarkan Mata Uang Dollar Amerika Serikat Rupiah J u m l a h
68.222.985.090 1.109.627.173
46.636.357.058 1.597.770.736
69.332.612.263
48.234.127.794
2010 Rp
2009 Rp
10.492.041.708 1.500.000.000
2.625.443.723 1.500.000.000
11.992.041.708
4.125.443.723
2010 Rp
2009 Rp
11.141.111 42.899.414 62.304.173 707.440.356 14.483.386.035
23.475.348 52.868.685 360.396.019 13.860.631.281
15.307.171.089
14.297.371.333
13. HUTANG LAIN-LAIN Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
PT KTC Coal Mining & Energy PT Surya Teknik Anugerah J u m l a h
14.
HUTANG PAJAK Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan Pasal 15 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 29 J u m l a h
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
21
15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
Royalti Manajemen Fee Ongkos Angkut Deviden Gaji, Upah & Premi Lain-lain Jumlah
16.
2010 Rp
2009 Rp
11.844.528.244 8.766.318.779 4.617.385.932 415.636.480 511.722.336
12.773.838.275 1.188.623.186 203.497.980 299.542.250 261.114.901
26.155.591.771
14.726.616.592
2010 Rp
2009 Rp
HUTANG SEWA GUNA USAHA Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
PT. Orix Indonesia Finance PT. Dipo Star Finance PT. BCA Finance PT. BII Finance Center PT. Astra Credit Company PT. Buana Finance PT. Tunas Finance PT. Batavia Prosperindo J u m l a h Bagian jatuh Tempo dalam Waktu Satu tahun Bagian Jangka Panjang
736.649.864 551.357.355 164.201.880 112.069.847 104.794.594 70.876.550 22.582.944 -
5.082.917.547 351.190.860 288.103.391 452.475.388 388.878.300 249.984.746 61.137.455
1.762.533.034
6.874.687.687
(1.459.182.639) 303.350.395
6.874.687.687
Jangka waktu Sewa Guna Usaha adalah 3 (tiga) tahun dengan bunga bervariasi.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
17.
22
HUTANG BANK JANGKA PANJANG Rincian per 31 Maret sebagai berikut : 2010 Rp CIMB Bank Berhad PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank OCBC Indonesia (maksimum kredit USD 500,000) J u m l a h Bagian Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun Hutang Bank Jangka Panjang
2009 Rp
9.115.000.000 253.344.054 70.000.000 9.438.344.054
382.868.194 175.000.000 5.671.750.000 6.229.618.194
(9.296.916.896) 141.427.158
(5.906.274.140) 323.344.054
CIMB Bank Berhad Berdasarkan Facility Letter tanggal 23 Juni 2009, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas kredit berupa Revolving Credit dari CIMB Bank Berhad sebesar USD 1.000.000. Tingkat suku bunga pinjaman sebesar Cost of Fund + 2.5 % (floating) per tahun dan berjangka waktu 1 (satu) tahun. Fasilitas ini dijaminkan dengan Stand-by Letter of Credit (SBLC) sebesar USD 1.000.000 milik Tai Kuang Hang Co.(Pte) Ltd. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang diterbitkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk – Singapura. PT Bank Pan Indonesia Tbk Pada tanggal 14 Nopember 2008 berdasarkan Perjanjian Kredit No.250/KPM.I/JAP/XI/08 dan No.251/KPM.II/JAP/XI/08, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas kredit pemilikan mobil dari PT Bank Pan Indonesia Tbk masing-masing sebesar Rp 218.400.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8 % pertahun dan berjangka waktu 3 (tiga) tahun atau sampai dengan tanggal 14 Oktober 2011. PT Bank Central Asia Tbk Pada tanggal 7 Nopember 2007 berdasarkan Akta Perjanjian kredit No.34 dari Notaris Ruddyantho Tantry, SH, Anak Perusahaan memperoleh fasilitas kredit pemilikan rumah, dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 315.000.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 14% pertahun dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun atau sampai dengan tanggal 7 Nopember 2010. PT Bank OCBC Indonesia Pada tanggal 4 Juli 2005, PT Insani Baraperkasa, Anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit berupa Spesific Advance Facility dari PT Bank OCBC Indonesia dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar USD 500,000. Fasilitas kredit ini telah disetujui untuk diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2009, berdasarkan Amendment Loan Agreement No.033/0608/ALA tanggal 27 Juni 2008. Fasilitas ini dijaminkan dengan Stand-By Letter of Credit (SLBC) sebesar USD 500,000 milik Tai Kuang Hang Co (Pte) Ltd yang diterbitkan oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Singapura. Anak Perusahaan telah melunasi hutang bank pada PT Bank OCBC Indonesia pada tanggal 29 Juni 2009.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
18.
23
SETORAN JAMINAN Rincian per 31 Maret sebagai berikut :
Poplar International Limited Glob-E Trading & Contractor Pte Ltd Jumlah
19.
2010 Rp
2009 Rp
6.815.000.000 -
5.525.000.000 7.938.750.000
6.815.000.000
13.463.750.000
MODAL SAHAM Susunan pemegang saham per 31 Maret sebagai berikut :
Nama Pemegang Saham
Marril Lynch, Pierce, Fenner and Smith Securities Account PT Optima Investama OCBC Securities Pte Ltd UOB Kay Hian Pte.Ltd Dunway Holdings Limited Masyarakat Lainnya (Masing-masing di bawah 5%)
Nama Pemegang Saham
OCBC Securities Pte Ltd PT Optima Investama UOB Kay Hian Pte.Ltd Dunway Holdings Limited Masyarakat Lainnya (Masing-masing di bawah 5%)
Jumlah Saham Lembar
2010 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Rp
175.320.000 162.675.000 158.024.000 112.935.000 60.000.000
17,53% 16,27% 15,80% 11,29% 6,00%
8.766.000.000 8.133.750.000 7.901.200.000 5.646.750.000 3.000.000.000
331.046.000
33,10%
16.552.300.000
1.000.000.000
100,00%
50.000.000.000
Jumlah Saham Lembar
2009 Persentase Kepemilikan %
Jumlah Rp
83.244.500 40.700.000 28.142.500 6.000.000
33,30% 16,28% 11,26% 2,40%
16.648.900.000 8.140.000.000 5.628.500.000 1.200.000.000
91.913.000
36,77%
18.382.600.000
250.000.000
100,00%
50.000.000.000
Berdasarkan Akta No. 128 tanggal 27 April 2009 dari Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH,SE,MH, Notaris di Jakarta, Perusahaan telah melakukan penyesuaian Anggaran Dasar dengan Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor.AHU28926.AH.01.02.TH.2009 tanggal 29 Juni 2009.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
24
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana tercantum dalam Akta No.97 tanggal 10 September 2009 dari Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SE, SH, MH, Notaris di Jakarta. Para pemegang saham memutuskan antara lain mengubah nilai nominal saham Perusahaan dari Rp 200 per saham menjadi Rp 50 per saham. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan telah disahkan oleh Mentari Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-52724.AH.01.02. Tahun 2009 tanggal 30 Oktober 2009.
20.
TAMBAHAN MODAL DISETOR Rincian agio saham per 31 Maret 2010 dan 2009 sebagai berikut : Penjualan Saham Perusahaan pada Penawaran Umum kepada Masyarakat Tahun 1991 : Jumlah yang Diterima untuk Pengeluaran 4.500.000 Saham Jumlah yang Dicatat Sebagai Modal Disetor Jumlah - Bersih Pembagian Saham Bonus Tahun 1994 J u m l a h
21.
Rp
25.650.000.000 (4.500.000.000)
Rp
21.150.000.000 (20.000.000.000)
Rp
1.150.000.000
PENJUALAN BERSIH Rinciannya sebagai berikut : 2010 Rp Lokal High Pressure Laminated (HPL) Melamine Laminated Particle Board Batubara J u m l a h Ekspor High Pressure Laminated (HPL) Batubara J u m l a h Jumlah - Bersih
2009 Rp
2.715.084.824 7.233.838 1.185.887.227 3.908.205.889
2.469.711.298 9.005.562 14.625.569.226 17.104.286.086
163.589.295.425 163.589.295.425
112.571.986.325 112.571.986.325
167.497.501.314
129.676.272.411
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
22.
25
BEBAN POKOK PENJUALAN Rinciannya sebagai berikut : Rincian Biaya Pabrikasi sebagai berikut :
Bahan Baku yang Digunakan Tenaga Kerja Langsung Biaya Pabrikasi Jumlah Biaya Produksi Persediaan Barang dalam Proses Awal Tahun Akhir Tahun Biaya Pokok Produksi Persediaan Barang Jadi Awal Tahun Akhir Tahun Beban Pokok Penjualan
2010 Rp 119.606.550 101.590.929.232 101.710.535.782
2009 Rp 192.900.412 90.168.310.117 90.361.210.529
639.199.529 (617.896.139) 101.731.839.172
566.801.956 (680.410.856) 90.247.601.629
44.606.468.016 (57.016.237.068) 89.322.070.120
31.923.331.425 (42.906.313.798) 79.264.619.256
Rincian Biaya Pabrikasi sebagai berikut : 2010 Rp Crushing,Stockpiled,Overburden dan Coal Getting Pemakaian Bahan Pembantu, Bahan Bakar dan Suku Cadang Gaji,Upah dan Tunjangan Pen yusutan Sewa Amortisasi Perbaikan dan Pemeliharaan Pengelola Lingkungan Pengangkutan Pengamanan Alat Keperluan Kantor dan Pabrik Pemakaian dan Pemasangan PLN Asuransi Survei lain-lain Jumlah
95.080.746.525 2.404.536.671 1.335.828.483 661.424.435 578.598.370 429.601.579 320.367.584 183.292.800 155.816.480 133.850.000 108.037.525 105.816.606 36.529.574 56.482.600 101.590.929.232
2009 Rp 83.318.512.423 2.576.109.620 993.752.250 775.177.770 931.485.024 425.352.327 411.326.930 68.165.000 181.427.900 122.506.970 69.558.638 46.219.575 150.700.000 98.015.690 90.168.310.117
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
23.
26
BEBAN USAHA Rinciannya sebagai berikut : 2010 Rp Beban Penjualan Royalti Pengangkutan Jasa Manajemen Pemeliharaan dan Perbaikan Bongkar Muat Komisi & Promosi Pengurusan Dokumen Pelabuhan Asuransi Pengepakan Lain-lain Jumlah
20.435.982.822 11.089.030.966 5.234.818.125 2.933.180.665 383.293.796 221.715.000 91.000.000 33.835.276 3.151.049 2.744.000 410.000 40.429.161.699 2010 Rp
2009 Rp 17.050.969.176 128.409.634 2.314.296.566 329.473.106 295.486.313 39.209.128 5.265.005 3.845.000 497.250 20.167.451.178 2009 Rp
Beban Umum dan Administrasi Gaji, Upah dan Tunjangan Pen yusutan Iuran dan Retribusi Perjalanan Dinas Transportasi dan BBM Jasa Profesional Sewa Pengurusan dan Dokumen Keperluan Kantor Listrik dan Telepon Perjamuan dan Sumbangan Pemeliharaan dan Perbaikan Bongkar Muat Asuransi Pelatihan dan Pendidikan Promosi PPh Pasal 21 Lain-lain Jumlah
2.616.729.483 670.569.857 562.414.693 535.854.687 461.653.140 420.323.474 272.936.775 221.188.215 191.749.638 161.224.462 132.090.329 109.232.584 99.534.120 69.022.266 53.220.000 14.112.500 62.838.053 6.654.694.276
2.108.135.785 470.741.855 184.378.349 408.278.001 952.653.243 212.334.904 181.247.000 280.805.769 136.882.685 243.976.776 124.040.022 214.077.959 67.108.048 23.663.000 146.700.421 66.607.539 5.821.631.356
JUMLAH
47.083.855.975
25.989.082.534
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
24.
27
PENGHASILAN BUNGA Rinciannya sebagai berikut :
Jasa Giro dan Deposito Jumlah
25.
2010 Rp 121.687.582
2009 Rp 17.744.078
121.687.582
17.744.078
BEBAN BUNGA DAN PROVISI BANK Rinciannya sebagai berikut : 2010 Rp
26.
2009 Rp
Beban Bunga Bank Provisi dan Administrasi Bank Bunga Sewa Guna Usaha
89.350.575 170.240.676 109.312.686
123.937.905 7.404.784 235.972.199
J u m l a h
368.903.937
367.314.888
PAJAK PENGHASILAN Rincian pajak penghasilan Perusahaan dan Anak Perusahaan per 31 Maret sebagai berikut : Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasi dengan laba kena pajak sebagai berikut : 2010 Rp Laba (Rugi) Sebelum Pajak Menurut Laporan Laba Rugi Konsolidasi Laba (Rugi) Sebelum Pajak - Anak Perusahaan Laba (Rugi) Sebelum Pajak - Perusahaan Perbedaan Temporer Perbedaan Penyusutan Komersial dan Fiskal Laba Penjualan Aset Tetap J u m l a h
26.248.080.670 (31.542.148.172) (5.294.067.502)
2009 Rp 28.477.051.518 (25.862.555.590) 2.614.495.928
159.740.357 -
123.714.650 73.500.000
159.740.357
197.214.650
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
28
2010 Rp Perbedaan Tetap Perjamuan dan Sumbangan Penghasilan yang telah kena PPH Final Jasa Giro Laba Penjualan Aset Tetap Kesejahteraan Karyawan Lain-lain J u m l a h
2009 Rp
13.302.801 (2.874.255) 79.389.550
10.180.400 (1.830.417.651) (968.379) (132.102.500) 23.137.550 (48.658.163)
89.818.096
(1.978.828.743)
Laba Kena Pajak Perusahaan
(5.044.509.049)
Akumulasi Rugi Fiskal - Tahun 2006 - Tahun 2007 - Tahun 2008
(3.826.703.838) (6.009.911.249) (189.948.842)
(15.050.821.428) (14.870.896.098) -
(15.071.072.978)
(29.088.835.691)
Saldo Akumulasi Rugi Fiskal
832.881.835
Perhitungan beban dan hutang pajak kini adalah sebagai berikut : 2010 Rp Beban Pajak Kini Anak Perusahaan Dikurangi Pajak Dibayar di Muka Pajak Penghasilan Pasal 22 Pajak Penghasilan Pasal 23 Pajak Penghasilan Pasal 25 J u m l a h Hutang Pajak Penghasilan Pasal 29 (Uang Muka Pajak Penghasilan Pasal 28A)
27.
2009 Rp
9.418.250.200
7.750.016.500
-
245.588.102 245.588.102
9.418.250.200
7.504.428.398
LABA BERSIH PER SAHAM Rinciannya sebagai berikut : 2010 Rp Laba (Rugi) Laba (Rugi) untuk Perhitungan Laba Bersih per Saham (Dalam Rupiah Penuh) Jumlah Saham Jumlah rata-rata Terimbang Saham untuk Perhitungan Laba per Saham Dasar (Dalam Lembar)
21.829.830.468
1.000.000.000
2009 Rp
20.919.185.121
1.000.000.000
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar telah disesuaikan untuk mencerminkan pengaruh dari pemecahan saham yang terjadi pada bulan Maret 2010.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
28.
29
PENCADANGAN LABA Pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1.500.000.000, terdiri dari : o
o
29.
Pembentukan cadangan umum sebesar Rp 1.000.000.000 oleh Perusahaan yang telah disetujui oleh Pemegang Saham dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 11 Juni 2009. Pembentukan cadangan umum sebesar Rp 500.000.000 oleh Anak Perusahaan yang telah disetujui oleh Pemegang Saham dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan pada tanggal 17 Juni 2009.
PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA -
30.
PT Acton Raya Industries PT Adinaco Serasi PT Bumiraya Utama PT Bumiraya Utama Lines PT Bumiraya Pertambangan PT Bumiraya Utama Woods Industries PT Bumi Raya Putera PT Dekorplas Indah PT Ketapang Indah Plywood Industries PT Khatulistiwa Indah Wood Industries PT Kurnia Jaya Raya PT Kurnia Kapuas Plywood Industries PT Prakarsa Tani Sejati PT Sinar Kapuas Kalbar PT Tri Ekasari Kalimantan Wood Industries
INFORMASI SEGMEN USAHA Rinciannya sebagai berikut : Manajemen menyajikan informasi segmen geografis dan usaha dalam tiga kelompok segmen sesuai dengan letak geografis masing-masing pabrik yaitu Pontianak, Palembang dan Samarinda. Rincian per 31 Maret sebagai berikut : a. Geografis
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
30
2
0
1
0
Palembang
Pontianak
Samarinda
Eliminasi
Konsolidasi
Palembang
Pontianak
Samarinda
Elimination
Consolidated
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Penjualan
-
3.842.066.289
163.655.435.025
-
167.497.501.314
Beban Pokok Penjualan
-
(1.742.815.895)
(87.579.254.225)
-
(89.322.070.120)
Laba Kotor
-
2.099.250.394
76.076.180.800
-
78.175.431.194
Beban Operasi Penjuala n
-
Umum dan Administrasi
(72.294.146)
(40.356.867.553)
-
(40.429.161.699)
(1.230.599.906)
(1.313.938.526)
(4.110.155.844)
-
(6.654.694.276)
(1.230.599.906)
(1.386.232.672)
Jumlah Beban Operasional
(44.467.023.397)
-
(47.083.855.975)
713.017.722
31.609.157.403
-
31.091.575.219
883.948
1.990.307
118.813.327
-
121.687.582
-
46.200.000
-
-
46.200.000
1.064.358.750
45.000.000
-
-
1.109.358.750
Pendapatan sewa alat berat
-
-
27.000.000
-
27.000.000
Pendapatan Blasting
-
-
753.625.002
-
753.625.002
(928.917.541)
-
Laba (Rugi) Operasional
(1.230.599.906)
Pendapatan (Beban) Lain-lain Penghasilan Bunga Laba Penjualan Aset Tetap Pendapatan freight
Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih
(22.049.217)
Biaya Pencatatan Saham
-
Bunga dan Provisi Bank
(1.648.157)
Lain-lain - Bersih
(30.375.675)
(863.367.601) (35.000.000) (17.477.675) -
-
(1.814.334.359)
-
(35.000.000)
(349.778.105)
-
(368.903.937)
312.248.086
-
281.872.411
(67.009.231)
-
121.505.449
-
31.213.080.668
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain (Beban) Lain-lain Bersih
1.011.169.649
(822.654.969)
Laba (Rugi) sebelum Taksiran Pajak Penghasilan
(219.430.257)
(109.637.247)
31.542.148.172
Informasi Lainnya Jumlah Aset Penambahan Aset Tetap
158.296.288.218
154.866.702.649
247.466.896.064
-
-
1.715.876.862
(219.437.809.212) -
341.192.077.719 1.715.876.862
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
31
2
0
0
9
Palembang
Pontianak
Samarinda
Eliminasi
Konsolidasi
Palembang
Pontianak
Samarinda
Elimination
Consolidated
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Penjualan
-
2.478.716.860
127.197.555.551
-
129.676.272.411
Beban Pokok Penjualan
-
(1.545.616.787)
Laba Kotor
-
(77.719.002.469)
-
(79.264.619.256)
933.100.073
49.478.553.082
-
50.411.653.155
Beban Operasi Penjuala n
-
Umum dan Administrasi
(93.951.268)
(20.073.499.910)
-
(20.167.451.178)
(2.012.035.418)
(729.382.440)
(3.080.213.498)
-
(5.821.631.356)
(2.012.035.418)
(823.333.708)
(23.153.713.408)
-
(25.989.082.534)
(2.012.035.418)
109.766.365
26.324.839.674
-
24.422.570.621
17.744.078
Jumlah Beban Operasional Laba (Rugi) Operasional Pendapatan (Beban) Lain-lain Penghasilan Bunga Laba Penjualan Aset Tetap Pendapatan freight
968.379
920.583
15.855.116
-
73.500.000
20.000.000
-
-
93.500.000
2.434.971.651
45.000.000
-
-
2.479.971.651
60.800.133
-
60.800.133
(474.414.279)
-
1.397.618.384
Pendapatan sewa alat berat Laba (Rugi) Selisih Kurs - Bersih
-
-
100.934.749
1.771.097.914
Biaya Pencatatan Saham
-
Bunga dan Provisi Bank
(35.000.000)
(2.706.795)
Lain-lain - Bersih
-
(4.697.989)
(326.007)
112.102.500
-
(35.000.000)
(359.910.104)
-
(367.314.888)
295.385.050
-
407.161.543
(462.284.084)
-
4.054.480.901
-
28.477.051.522
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-Lain (Beban) Lain-lain Bersih
2.607.341.977
1.909.423.008
595.306.559
2.019.189.373
25.862.555.590
120.269.319.634
172.363.604.440
172.506.706.962
5.000.000
266.629.456
947.169.390
Laba (Rugi) sebelum Taksiran Pajak Penghasilan
Informasi Lainnya Jumlah Aset Penambahan Aset Tetap
b.
(189.980.946.824)
275.158.684.212
-
1.218.798.846
Usaha 2 0 1 0 Melamine High
Laminated
Pressure
Particle
Laminated
Board
Coal
Total
Rp
Rp
Rp
Rp
Jumlah
Palembang
-
-
-
-
Pontianak
-
2.722.318.662
1.119.747.627
3.842.066.289
Samarinda J u m l a h
-
-
163.589.295.425
163.589.295.425
-
2.722.318.662
164.709.043.052
167.431.361.714
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
32
2 0 0 9 Melamine
Palembang Pontianak Samarinda J u m l a h
31.
High
Laminated
Pressure
Particle
Laminated
Board
Coal
Jumlah Total
Rp
Rp
Rp
Rp
-
-
-
-
2.469.711.298
9.005.562
-
2.478.716.860
-
-
127.197.555.551
127.197.555.551
2.469.711.298
9.005.562
127.197.555.551
129.676.272.411
ESTIMASI KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Pada tanggal 20 September 2000, Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia mengeluarkan Surat Keputusan No. Kep-150/Men/2000 tentang “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”. Keputusan ini mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi Perusahaan apabila di kemudian hari terjadi pemutusan hubungan kerja baik atas kehendak manajemen, karyawan maupun karena usia pensiun. Lebih lanjut, Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Estimasi kewajiban imbalan pasca-kerja telah dihitung oleh manajemen dengan menggunakan asumsi sebagai berikut: Usia Pensiun Tingkat Kenaikan Gaji Tingkat Diskonto Metode Biaya
: 55 Tahun :8% : 10,50% - 10,60% : Proyeksi Kredit Unit untuk menghitung manfaat sekarang dan beban Sekarang.
Per 31 Maret 2010 dan 2009, saldo estimasi kewajiban manfaat karyawan masing-masing sebesar Rp 5.031.165.270 dan Rp 4.094.080.971.
32.
PERJANJIAN KERJASAMA PENAMBANGAN Perusahaan Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Penambangan Batubara tanggal 21 Juli 2008 dan telah diaktakan dengan Akta No.205 tanggal 17 Nopember 2008 dari Notaris Buntario Tigris Darmawa Ng, SH, SE, MH, Perusahaan telah mengadakan perjanjian kerjasama penambangan batubara dengan PD Basmal Utama Mandiri di tambang Muara Bungo, Jambi. Pengelolaan tambang dan hak untuk memasarkan seluruh hasil tambang batubara diberikan kepada Perusahaan.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
33
Anak Perusahaan Sehubungan dengan kegiatan operasional Anak Perusahaan yang telah mencapai tahap eksploitasi, Anak Perusahaan telah melakukan perjanjian kerjasama kontrak dengan pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut : 1. Penambangan • PT. KTC Coal Mining & Energy Berdasarkan perjanjian tanggal 17 September 2007, PT KTC Coal Mining & Energy akan melaksanakan penambangan di lokasi Gunung Pinang. Berdasarkan perjanjian tanggal 15 Juni 2009, PT KTC Coal Mining & Energy akan melaksanakan penambangan di lokasi Tegal Anyer. Berdasarkan perjanjian tanggal 4 September 2009, PT KTC Coal Mining & Energy akan melaksanakan penambangan di lokasi Tani Bakti Utara. Berdasarkan perjanjian tersebut, pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT KTC Coal Mining & Energy, yaitu meliputi penambangan secara ekonomis atas batubara yang mempunyai nilai jual, yang meliputi pemindahan lahan, penambangan batubara, pengangkutan batubara sampai pelabuhan, pemuatan ke atas tongkang, reklamasi dan revegatasi. • CV. Bintang Alam Rejeki Berdasarkan perjanjian tanggal 30 Oktober 2007, CV Bintang Alam Rejeki akan melaksanakan pekerjaan penambangan batubara dengan metode terbuka di lokasi tambang Simpang Pasir. Berdasarkan Perjanjian ini, pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV Bintang Alam Rejeki meliputi pekerjaan pemindahan lahan, penambangan batubara, pengangkutan ke lahan persediaan tambang dan pekerjaan reklamasi. • CV Intan Bara Utama Berdasarkan perjanjian Kerjasama pada tanggal 14 Februari 2008, CV Intan Bara Utama akan melaksanakan kegiatan penambangan dengan metode terbuka dilokasi tambang Tani Aman dengan peta lokasi dan titik koordinat seluas 498.000 m2. Berdasarkan Perjanjian ini, pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV Intan Bara Utama meliputi pekerjaan pemindahan lahan, penambangan batubara, pengangkutan ke lahan persediaan tambang dan pekerjaan reklamasi. • PT Surya Teknik Anugerah Berdasarkan Perjanjian Kerjasama pada tanggal 11 Nopember 2009, PT Surya Teknik Anugerah akan melaksanakan kegiatan penambangan batubara dengan metode terbuka dilokasi Purwajaya. Jangka waktu perjanjian berlaku selama produksi berlangsung hingga seluruh cadangan batubara tertambang. Berdasarkan Perjanjian ini, pekerjaan yang dilaksanakan oleh PT Surya Teknik Anugerah meliputi pekerjaan pemindahan lahan dan penumpukan pada area pembuangan, back filing, penambangan batubara, pengangkutan sampai kapal tongkang, reklamasi, revegetasi dan peledak.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
34
• CV Lestari Karya Abadi Sejahtera Berdasarkan Perjanjian Kerjasama pada tanggal 20 Nopember 2006, CV Lestari Karya Abadi Sejahatera akan melaksanakan pekerjaan penambangan batubara dengan metode terbuka dilokasi tambang Simpang Pasir. Berdasarkan Perjanjian ini, pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV Lestari Karya Abadi Sejahtera meliputi pekerjaan pemindahan lahan, penambangan batubara, pengangkutan ke lahan persediaan tambang dan pekerjaan reklamasi. 2.
Sewa Menyewa Drs. Syahrir, M.Si Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 4 Desember 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 990 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2013. Amiruddin Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 8 Desember 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 2.250 m2 untuk periode 6 Juni 2011 sampai dengan 6 Juni 2013. Siswanto Berdasarkan Surat Pernyataan tanggal 24 Desember 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 10 Ha untuk periode 24 Desember 2009 sampai dengan 24 Desember 2010. Ali Anshori Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Lahan Batubara yang telah diaktakan oleh Notaris Khairu Subhan, SH dengan Akta No.14 tanggal 3 Desember 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 10 ha untuk periode sampai dengan deposit kandungan batubara yang ada di atas tanah tersebut telah habis dieksploitasi seluruhnya dan telah dikeluarkan surat pernyataan resmi oleh pihak kedua atas berakhirnya kegiatan penambangan diatas tanah tersebut. Wenly Kantono Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa tanggal 2 September 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Port East Borneo, seluas 1 ha untuk periode 3 September 2009 sampai dengan 2 September 2012. Lasante Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 12 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 1.695 m2 untuk periode 11 Juni 2009 sampai dengan 11 Juni 2011.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
35
Diyanto Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 13 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 4.500 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2011. Adenan HK Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah di Simpang Pasir tanggal 28 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, kelurahan Rampak Dalam seluas 5.130 m2 untuk periode 15 Juni 2009 sampai dengan 15 Juni 2011. Berdasarkan Akta No.54 dari Notaris Khairu Subhan, SH tanggal 15 Juli 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, Kelurahan Baga seluas 4.724 m2 untuk periode 15 Juni 2011 sampai dengan 15 Juni 2013. Kamarudin Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 6 Pebruari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 2.550 m2 untuk periode 6 Juni 2009 sampai dengan 6 Juni 2011. H. Budi Susilo Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah/Lahan tanggal 17 Pebruari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 47.460 m2 untuk periode 21 April 2009 sampai dengan 21 April 2011. Syamsuddin Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 2 Maret 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 2.250 m2 untuk periode 6 Juni 2009 sampai dengan 6 Juni 2011. Sunardi, SE Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah/Lahan tanggal 12 Maret 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 3.495 m2 untuk periode Januari 2006 sampai dengan Desember 2011. H. Sabrun Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 25 Mei 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 570 m2 untuk periode 25 Mei 2009 sampai dengan 25 Mei 2011. Lacibu Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 12 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, Kampung Buton seluas 420 m2 untuk periode 11 Juni 2009 sampai dengan 11 Juni 2011.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
36
Perjanjian ini kemudian diperpanjang dengan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 2 Nopember 2009 untuk periode 11 Juni 2011 sampai dengan 11 Juni 2013. Philipus.B.D.Jodho Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 7 Nopember 2008, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 3.475 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2010. Perjanjian ini telah beberapa kali diperpanjang terakhir dengan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 7 Desember 2009 mengenai sewa lahan seluas 3.150 m2 untuk periode 1 Mei 2013 sampai dengan 1 Mei 2014. Ardiansyah Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 11 Mei 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 16.830 m2 untuk periode 11 Mei 2009 sampai dengan 11 Mei 2014. Samono Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 14 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 525 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2011. Ilyas Teba, S. Hut Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 15 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 750 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2011. Karlin Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 14 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 900 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2011. Kasurip Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 13 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 1.875 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2011. Samsul Hadi Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Tanah tanggal 15 Januari 2009, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 1.425 m2 untuk periode 1 Mei 2009 sampai dengan 1 Mei 2011.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
37
Karyono Berdasarkan Surat Perjanjian Sewa Menyewa Nomor 011/IBP-SMRD/IX/2008 tanggal 22 September 2008, yang telah diaktakan dengan Akta No 83 tanggal 25 Mei 2009 dari Notaris Khairu Subhan, SH, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Simpang Pasir, seluas 20.963 m2 untuk periode 22 September 2008 sampai dengan 22 September 2013.. H. Achmad Barhani Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa Tanah/Lahan No.007/IBP-SMRD/II/2008 tanggal 19 Februari 2008, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Tani Aman, Simpang Pasir seluas 113,9 Ha. M. Arip Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa Tanah/Lahan No.008/IBP-SMRD/II/2008 tanggal 26 Februari 2008, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Tani Aman, Simpang Pasir seluas 1,659 Ha. Muhammad Jalaludin Romi Berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa Tanah/Lahan di Tani Bakti Selatan tanggal 18 Juli 2008, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Tani Bakti Selatan seluas 18,519 Ha. Sima Berdasarkan Perjanjian Surat Kerjasama Lahan No.007/IBP-SMRD/VIII/2008 tanggal 1 Agustus 2008, Anak Perusahaan menyewa lahan atau tanah di Loa Janan Illir seluas 33.634 m2. Perjanjian ini telah diubah berdasarkan Akta No.82 tanggal 24 Juli 2009 dari Notaris Khairu Subhan, SH, mengenai masa sewa dari 24 Mei 2009 sampai dengan 24 Mei 2011. H. Muhammad Yunus, SE., M.Psi Berdasarkan Surat Kesepakatan bersama tanggal 21 Agustus 2008, Anak Perusahaan diperbolehkan untuk melintasi lahan milik Muhammad Yunus, SE., M.Psi dengan dikenakan kompensasi tertentu. Semua perjanjian kerjasama penambangan batubara, sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, tidak ada resiko gagal proyek, maupun tuntutan hukum terhadap Perusahaan.
33.
KONDISI EKONOMI Perusahaan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Indonesia di masa mendatang, sebagai dampak dari stabilitas nilai mata uang, tingkat inflasi, tingkat suku bunga, sosial dan keamanan serta pertumbungan ekonomi dunia.
PT Resource Alam Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan
38
Dalam menghadapi kondisi tersebut, manajemen Perusahaan telah dan akan mengambil kebijakankebijakan konkret sebagai berikut 1. Mendapatkan dan mengindentifikasi sumber daya batubara yang potensial dan meningkatkan kegiatan eksplorasi serta memelihara kerjasama yang baik dengan beberapa pihak didaerah setempat dalam melaksanakan setiap kegiatan usaha penambangan batubara, 2. Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui pengiriman tepat waktu, 3. Meningkatkan kemampuan dan kompetensi karyawan guna menghasilkan produk berkualitas dan meningkatkan produktivitas, 4. Melakukan survei untuk mengembangkan usaha baru di bidang pertambangan dan usaha lainnya. Selain itu, manajemen tetap optimis bahwa kinerja Perusahaan akan meningkat lebih baik seiring dengan semakin bertambahnya kapasitas produksi pada PT Insani Baraperkasa, Anak Perusahaan yang diperkirakan akan tetap memberikan kontribusi laba yang signifikan kepada Perusahaan.