PT Panorama Transportasi Tbk dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi (Unaudited) Untuk Periode-periode yang Berakhir 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Serta untuk periode yang berakhir 30 September 2012 dan 2011
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011
Catatan
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp. 323.164.162 dan Rp. 299.200.205 masingmasing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 Piutang lain-lain Persediaan Pajak dibayar dimuka Uang muka Beban Dibayar Dimuka
5
23.401.666.245
2.822.739.892
6 6
6.063.463.971 21.378.946.476
5.382.773.127 13.455.404.478
7 8 9 10 11
1.201.319.257 1.072.180.806 3.298.197.228 3.694.246.923 3.883.581.104
2.026.485.192 943.497.848 10.627.854.608 3.260.384.565 3.135.379.767
63.993.602.010
41.654.519.477
13
3.868.759.874 3.615.275.123 1.336.568.781 263.907.257.441
10.049.755.727 1.258.102.559 1.343.876.654 172.660.813.385
Jumlah Aset Lancar
ASET TIDAK LANCAR Piutang dari pihak berelasi Biaya dibayar dimuka jangka panjang Aset pajak tangguhan Aset Tetap - setelah dikurangi dengan akumulai penyusutan sebesar Rp. 135.058.083.031 pada tanggal 30 September 2012,
12 11
Rp. 111.544.492.425 pada tanggal 31 Desember 2011 Aset Tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 1.755.897.983 pada tanggal 30 September Septe be 2012 dan Rp. 1.356.469.307 pada 31 Desember 2011 Goodwill
14
4.025.290.794
4.400.233.470
15
45.464.888
75.774.711
Uang Muka Pembelian Aset Tetap Aset Lain-Lain
16 17
28.949.012.060 3.159.428.228
28.468.550.973 2.842.707.774
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR
308.907.057.189
221.099.815.253
JUMLAH ASET
372.900.659.199
262.754.334.731
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 1
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011
Catatan
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Pinjaman bank jangka pendek Utang usaha Pihak berelasi Pihak ketiga Utang Lain-Lain Utang Pajak Biaya yang masih harus dibayar Pendapatan diterima dimuka Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman Bank Pinjaman pembelian aset tetap
18 19
-
28.420.750.524
20 21 22 23
111.811.850 8.888.857.893 1.477.601.842 761.219.753 4.107.194.208 3.239.593.743
768.046.559 15.120.348.489 2.326.254.664 888.070.109 3.342.397.652 3.131.152.926
24 25
14.605.000.000 4.534.866.647
45.360.835.525 3.736.846.606
37.726.145.936
103.094.703.054
12
2.922.120.036
6.832.062.811
24 25
78.605.460.000 7.648.292.646 12.966.705.903 4.054.817.885 146.167.894.753
52.754.919.860 6.036.698.263 11.790.540.696 3.310.108.559 -
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
LIABILITAS JANGKA PANJANG Utang kepada pihak berelasi Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun: Pinjaman bank Pinjaman pembelian aset tetap Liabilitas pajak tangguhan Cadangan imbalan pasti pasca kerja Hutang Obligasi
36 37
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang
252.365.291.223
80.724.330.189
JUMLAH LIABILITAS
290.091.437.159
183.819.033.243
28
42.827.027.000
42.827.000.000
30 29
16.543.201.614 3.799.546.798
16.543.147.614 3.799.546.798
(1.025.414.105)
(1.025.414.105)
(1.846.153.568)
(1.846.153.568)
20.194.399.860
16.391.548.700
80.492.607.599 2.316.614.441
76.689.675.439 2.245.626.049
82.809.222.040
78.935.301.488
372.900.659.199
262.754.334.731
EKUITAS Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik perusahaan Modal saham Modal dasar - 800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp. 100 per saham Modal ditempatkan dan disetor - 428.270.270 saham dengan nominal Rp. 100 per saham Tambahan modal disetor - neto Uang muka setoran modal Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
31
Saldo Laba Jumlah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan Kepentingan non pengendali
26
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 2
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
(Sembilan Bulan) Catatan
2012 Rp
2011 Rp
PENJUALAN NETO
32
141.294.082.219
122.804.382.859
BEBAN POKOK PENJUALAN
33
(86.328.527.153)
(82.056.720.685)
54.965.555.066
40.747.662.174
(4.066.323.435) (30.410.284.649)
(5.631.505.238) (22.282.105.364)
LABA BRUTO
Beban Penjualan Beban Umum dan Administrasi Keuntungan atas penjualan aset tetap Pendapatan Bunga Keuntungan Selisih Kurs Mata Uang Asing - Neto Beban Amortisasi: Goodwill Aset Tak Berwujud Beban Bunga Lainnya - Neto
34 34
1.103.321.840 301.560.099 -
35
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN PAJAK
(30.309.823) (43.425.000) (15.984.753.176) (785.336.164)
(15.154.943) (43.425.000) (10.475.090.969) (307.971.131)
5.050.004.759
2.717.756.526
(1.176.165.206)
LABA NETO
3.873.839.553
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
694.332.569 31.014.428 -
-
(684.364.131) 2.033.392.395 -
LABA KOMPREHENSIF
3.873.839.553
2.033.392.395
Laba (Rugi)/Laba (Rugi) Komprehensif Neto Yang Dapat Diatribusikan Kepada: Pemilik Perusahaan Kepentingan Nonpengendali
3.802.851.159 70.988.393
1.875.992.147 157.400.248
3.873.839.552
2.033.392.395
9,05
4,75
LABA NETO PER SAHAM DASAR
39
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 3
42.827.027.000 -
-
Total laba komprehensif
Saldo pada tanggal 30 September 2012
-
27.000
Dividen
Pelaksanaan Konversi Waran Menjadi Saham
-
42.827.000.000
Saldo pada tanggal 1 Januari 2012
Uang muka setoran modal
42.827.000.000
-
Total laba komprehensif
Saldo pada tanggal 30 September 2011
-
-
-
-
-
3.799.546.798 -
-
-
-
-
3.799.546.798
Rp
Uang Muka Setoran Modal
20.194.399.860
3.802.851.160
-
-
-
16.391.548.700
14.670.720.302
1.875.992.147
-
12.794.728.155
Rp
Saldo Laba
(1.846.153.568) -
-
-
-
-
(1.846.153.568)
(451.866.859)
-
-
(451.866.859)
Rp
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
-
-
-
-
-
(1.053.271.369)
-
-
(1.053.271.369)
Rp
-4-
-
-
-
-
(1.025.414.105)
-
-
-
-
(1.025.414.105)
Rp
Proforma Ekuitas Selisih dari Transaksi Nilai Transaksi Restrukturisas atas Penambahan Entitas Sepengendali Modal Anak Perusahaan
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
16.543.201.614 -
-
-
54.000
-
16.543.147.614
16.543.147.614
-
-
16.543.147.614
Rp
42.827.000.000
Rp
Modal saham
Uang muka setoran modal
Saldo pada tanggal 1 Januari 2011
Tambahan Modal Disetor - Bersih
Ekuitas yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian
80.492.607.599
3.802.851.160
81.000
-
76.689.675.439
71.833.548.775
1.875.992.147
-
69.957.556.628
Rp
Total
2.316.614.442
70.988.393
-
-
-
2.245.626.049
-
(157.400.248)
-
1.937.279.346
Rp
Kepentingan Nonpengendali
82.809.222.040 -
78.935.301.488 81.000 3.873.839.552
73.613.427.873
1.718.591.899
-
71.894.835.974
Rp
Total Ekuitas
PT. PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Periode Sembilan Bulan Yang Berakhir Pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
(Sembilan Bulan) 2012 (Rp)
2011 (Rp)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan tunai dari pelanggan Pembayaran tunai kepada pemasok dan lainnya Pembayaran kepada karyawan
238.603.837.185 (171.335.992.159) (22.843.471.721)
221.658.143.507 (171.243.122.398) (25.244.646.098)
44.424.373.306 (14.635.068.130)
25.170.375.011 (10.475.090.969)
29.789.305.176
14.695.284.042
Penerimaan bunga Penurunan / (Kenaikan) piutang dari pihak berelasi Pembayaran uang muka pembelian aset tetap Perolehan aset tetap Perolehan aset tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih Penjualan Aset Tetap
301.560.099 6.180.995.853 (34.099.545.735) (17.563.998.868) 1.400.500.000
31.014.428 2.425.491.872 (12.250.911.555) (1.804.474.501) 1.206.000.000
Kas Neto Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(43.780.488.651)
(10.392.879.756)
Kenaikan /(penurunan) utang kepada pihak berelasi Penerimaan/(pembayaran) pinjaman bank jangka pendek - neto Pembayaran pinjaman bank jangka panjang Hasil Penawaran Umum Obligasi - neto Pembayaran Obligasi jangka pendek Penerimaan pinjaman bank Pembayaran pinjaman pembelian aset tetap
(3.909.942.776) (28.420.750.524) (82.982.340.034) 146.167.894.753 10.000.000.000 (6.284.751.590)
417.854.323 7.269.950.336 (10.328.633.838) 7.098.750.000 (7.688.126.762)
Kas Neto Diperoleh Dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
34.570.109.829
(3.230.205.941)
KENAIKAN (PENURUNAN) NETO KAS DAN SETARA KAS
20.578.926.353
1.072.198.345
2.822.739.892
3.419.462.616
23.401.666.245
4.491.660.961
72.957.960.000 8.701.380.000 19.088.529.689
6.774.193.000 5.010.807.000
Kas neto dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan Pembayaran bunga Kas Neto Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE Pengaruh penyesuaian proforma dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Pengaruh perubahan kurs mata uang asing KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi dan pendanaan yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas: Perolehan aset tetap melalui: Pinjaman Bank Jangka Panjang Pinjaman Aktiva Tetap Reklasifikasi Uang Muka Pembelian Aset Tetap
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 5
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 1.
Umum a.
Pendirian dan Informasi Umum PT Panorama Transportasi Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No. 76 tanggal 11 September 2001 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-14822 HT.01.01.TH.2001 tanggal 3 Desember 2001 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 2002, Tambahan No. 10454. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir dengan Akta No. 150 tanggal 24 Juli 2009 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal yang sama mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan sesuai dengan ketentuan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, termasuk mengubah susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-45792.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 16 September 2009, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 68 tanggal 24 Agustus 2010, Tambahan 14294. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah dalam bidang pengangkutan darat, yang meliputi transportasi penumpang dan transportasi pengangkutan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 2001. Perusahaan berkantor pusat di Jl. Tanjung Selor No. 17, Jakarta dan berdomisili usaha di Jl. Husein Sastranegara No. 15, Rawa Bokor Tangerang. Saat ini Grup bergerak dalam usaha jasa angkutan penumpang, angkutan kota, sewa kendaraan, dan perjalanan wisata (termasuk pernjualan tiket dan voucher hotel). Pemegang saham akhir Grup adalah PT Panorama Tirta Anugerah yang berkedudukan di Indonesia Perusahaan memperoleh izin usaha angkutan wisata dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Persetujuan Prinsip Angkutan Kendaraan Pariwisata No. 3415/-1.811.32 tanggal 14 November 2001 dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 128/BUA/I/2004 tanggal 21 Agustus 2004. Perusahaan juga memperoleh izin usaha angkutan sewa dari Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta berdasarkan Surat Persetujuan Prinsip Pengusahaan Angkutan Sewa No. 3453/-1.811.32 tanggal 19 November 2001 dan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3453/IU/WST/Dishub/I/2003 tanggal 2 Januari 2003. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) Panorama Leisure.
b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 22 Mei 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan surat No. S.2406/BL/2007 untuk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 128.000.000 saham Perusahaan seharga Rp 245 per saham dengan 25.600.000 waran pada harga pelaksanaan sebesar Rp 300 per saham. Pemegang waran dapat menggunakan hak untuk membeli satu saham dalam periode lima tahun sampai dengan 30 Mei 2012. Jika konversi waran tidak dilaksanakan oleh pemegang waran, maka waran menjadi kadaluwarsa dan tidak mempunyai nilai. Pada tanggal 31 Mei 2007, seluruh saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pengumuman dari PT Bursa Efek Indonesia No: Peng-00117/BEI.PSH/05/2012 tertanggal 21 Mei 2012 bahwa terhitung mulai tanggal 30 Mei 2012 waran tidak lagi diperdagangkan dan efek tersebut dikeluarkan dari daftar efek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan atau masingmasing sejumlah 428.270.270 dan 428.270.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
-6-
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 1.
Umum (lanjutan) c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan Perusahaan
mempunyai
bagian
kepemilikan
pada
Tahun Operasi Anak Perusahaan
anak
perusahaan
ini
Domisili
Jenis Usaha
Komersial
Yogyakarta
Jasa transportasi/
2002
51,00
51,00
16.745.979.851
14.526.364.284
Yogyakarta
Jasa transportasi/
2005
25,50
25,50
1.565.664.048
918.802.609
Bali
Jasa transportasi/
1996
99,00
99,00
17.342.233.815
14.930.888.836
PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT) dimiliki PPT dengan kepemilikan 50%/owned
Bali
Jasa transportasi/
2005
49,50
49,50
299.427.869
259.410.312
PT Panorama Mitra Sarana (PMS)
Jakarta
Jasa transportasi/
2007
70,00
70,00
21.210.267.494
9.869.589.226
PT Andalan Sekawan Transcab (AST)
Jakarta
Jasa transportasi/
Pra operasi
70,00
70,00
1.200.343.000
1.200.640.000
PT Day Trans (DTS)
Jakarta
Jasa transportasi/
2009
99,98
99,90
52.878.091.473
51.561.756.081
PT Dwi Ratna Pertiwi (DRP)
Jakarta
Jasa transportasi/
PT Canary Transport (CT)
Jakarta
Jasa transportasi/
PT Kencana Transport (KT) PT Sejahtera AO Kencana Sakti (SAOKS) dimiliki KT dengan kepemilikan 50%/owned PT Panorama Primakencana Transindo (PPT)
1981 Pra operasi
2012
berikut
Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi)
Persentase Pemilikan 2011
September 2012 Rp
Desember 2011 Rp
90,40
90,40
16.223.850.489
12.459.089.357
99,8
0
5.545.327.639
2.509.911.500
Penyertaan KT Pada tahun 2002, berdasarkan Akta Pendirian PT Kencana Transport (KT) No. 110 tanggal 22 Agustus 2002 dari Rachmat Santoso, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 51,00% kepemilikan atau sebanyak 1.020 lembar saham KT. Penyertaan KT dan SAOKS. Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Sejahtera AO Kencana Sakti (SAOKS) (dahulu PT AO Kencana Sakti) No. 10 tanggal 3 Desember 2004 dari Maria Francisca Jenny Setiawati Yosgiarso, S.H., notaris di Yogyakarta, KT melakukan penyertaan sebesar 50,00% kepemilikan atau sebanyak 50 lembar saham SAOKS Berdasarkan Akta No. 73 tanggal 12 Februari 2008 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, modal dasar SAOKS ditingkatkan dari Rp 400.000.000 menjadi Rp 2.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor ditingkatkan dari Rp 100.000.000 menjadi Rp 500.000.000 melalui setoran tunai oleh para pemegang saham, yaitu KT dan PT Alfaomega Sehati Mitra (ASM), kepentingan nonpengendali, masingmasing sebesar Rp 200.000.000. Persentase kepemilikan saham oleh KT dan ASM setelah penambahan modal ditempatkan dan disetor tersebut tidak berubah. Laporan keuangan SAOKS dikonsolidasikan karena KT memiliki kendali dalam kepengurusan SAOKS Akuisisi PPT Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Jual Beli Saham tanggal 6 Desember 2004, Perusahaan membeli 99% kepemilikan atau sebanyak 396 lembar saham PT Panorama Primakencana Transindo (PPT) dari PT Panorama Sentrawisata Tbk, pemegang saham Perusahaan Penyertaan PPT pada RPT Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT) No. 150 tanggal 22 Oktober 2004 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, PPT melakukan penyertaan sebesar 50,00% kepemilikan atau sebanyak 130 lembar saham RPT.
- 7 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 1.
Umum (lanjutan) c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Laporan keuangan RPT dikonsolidasikan karena PPT memiliki kendali dalam kepengurusan RPT. Penyertaan PMS Pada tahun 2004, berdasarkan Akta Pendirian PT Panorama Mitra Sarana (PMS) No. 137 tanggal 27 September 2004 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 70,00% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham PMS. Penyertaan AST Pada tahun 2005, berdasarkan Akta Pendirian PT Andalan Sekawan Transcab (AST) No. 7 tanggal 18 Januari 2005 dari Guntur Sri Mahanani, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 70,00% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham AST. Akuisisi DTS Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 599.400.000. KJPP Nanang Rahayu melakukan penilaian atas usaha APPLE. Nilai wajar aset neto APPLE yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar Rp 498.367.051 dengan rincian sebagai berikut: Penyesuaian Nilai Tercatat
Nilai tercatat
Nilai Wajar
Aset Aset Lancar Bank
285.091
-
285.091
215.406.690
(179.324.730)
36.081.960
215.691.781
(179.324.730)
36.367.051
1.455.884.346
179.115.654
1.635.000.000
-
289.500.000
289.500.000
1.671.576.127
289.290.924
1.960.867.051
Utang kepada pemegang saham
648.478.539
-
648.478.539
Utang sewa pembiayaan
796.621.461
-
796.621.461
17.400.000
-
17.400.000
-
1.462.500.000
289.500.000
889.500.000
(390.923.873)
(209.076)
(391.132.949)
209.076.127
289.290.924
498.367.051
289.290.924
1.960.867.051
Biaya dibayar dimuka Jumlah aset lancer Aset tetap Aset tidak berwujud Jumlah Liabilitas
Utang pajak Jumlah utang
1.462.500.000
Ekuitas Modal disetor
600.000.000
Saldo laba Jumlah ekuitas Jumlah
1.671.576.127
- 8 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 1
Umum (lanjutan) c.
Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (lanjutan) Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui asset takberwujud sebesar Rp289.500.000, yang merupakan estimasi nilai wajar aset neto atas ijin usaha, dan goodwill sebesar Rp101.032.949 . APPLE didirikan berdasarkan Akta No. 32 tanggal 23 Maret 2006 dari Jajjah Nurmiati, S.H., notaris di Jakarta. Berdasarkan Akta No. 5 tanggal 2 November 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, modal dasar APPLE ditingkatkan dari Rp 600.000.000 menjadi Rp 10.000.000.000 dengan nilai nominal Rp100.000 per lembar saham serta modal ditempatkan dan disetor ditingkatkan dari Rp 600.000.000 menjadi Rp2.500.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut diambil bagian oleh para pemegang saham sehingga tidak mengubah persentase kepemilikan Perusahaan atas APPLE. Selain itu, pemegang saham juga menyetujui perubahan nama APPLE menjadi PT Day Trans (DTS). Berdasarkan Pernyataan Keputusan Pemegang Saham pada tanggal 28 Oktober 2010, sebagaimana tercantum dalam Akta No. 239 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H. notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal dasar DTS dari semula Rp 10.000.000.000 menjadi Rp 60.000.000.000 serta modal ditempatkan dan disetor dari semula Rp 2.500.000.000 menjadi Rp 15.000.000.000. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 12.500.000.000 tersebut diambil seluruhnya oleh Perusahaan, sehingga persentase kepemilikan Perusahaan atas DTS meningkat dari 99,90% menjadi 99,98%. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar Rp 4.842.172. Akuisisi DRP Pada tahun 2010, berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 232 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, DTS membeli 60% kepemilikan atau sebanyak 7.200 lembar saham DRP, entitas sepengendali, dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000 dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham Perusahaan Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 233 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, DTS menambah investasi pada DRP dengan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 3.800.000.000 atau sebanyak 38.000 lembar saham DRP dengan nilai wajar aset neto DRP yang dapat diidentifikasi sebesar Rp 2.779.428.067, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh DTS. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar Rp 1.020.571.933 Penyertaan CT Pada tahun 2011, berdasarkan Akta Pendirian PT Canary Transport No. 67 tanggal 4 Agustus 2011 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H, notaris di Jakarta, Perusahaan melakukan penyertaan sebesar 99,80% kepemilikan atau sebanyak 2.495 lembar saham PT Canary Transport.
d.
Karyawan, Komisaris dan Direktur Pada tanggal 30 September 2012, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 15 Juni 2012 sebagaimana didokumentasikan dalam akta No.130 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Budijanto Tirtawisata
Komisaris Independen
: Agus Ariandy Sijoatmodjo
Komisaris
: Daniel Martinus
- 9 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
1.
Umum (lanjutan) d.
Karyawan, Komisaris dan Direktur (lanjutan) Direksi Direktur Utama
: Satrijanto Tirtawisata
Direktur
: Sudjasmin Djambiar
Direktur
: Angreta Chandra
Direktur
: Tiurlan Uli Rotua
Pada tanggal 31 Desember 2011 berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan tanggal 15 Juni 2011 sebagaimana didokumentasikan dalam Akta No. 114 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, susunan pengurus Perusahaan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama
: Budijanto Tirtawisata
Komisaris Independen
: Agus Ariandy Sijoatmodjo
Komisaris
: Jojo Surianto
Direksi Direktur Utama
: Satrijanto Tirtawisata
Direktur
: Sudjasmin Djambiar
Direktur
: Angreta Chandra
Direktur
: Tiurlan Uli Rotua
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari 3 orang anggota, dimana Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, susunan komite audit adalah sebagai berikut: Ketua Anggota
: Agus Ariandy Sijoatmodjo : Darmawan Nataatmadja Tommy Tan
Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Corporate Secretary Perusahaan adalah Sudjasmin Djambiar. Perusahaan telah membentuk unit internal audit pada tanggal 29 Desember 2009. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan (tidak diaudit) adalah; 462 karyawan pada 30 September 2012 dan 448 karyawan pada 31 Desember 2011. Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar atau diakru Perusahaan kepada komisaris dan direksi masingmasing sebesar Rp 1.892.580.210 per 30 September 2012 dan Rp 1.719.615.952 per 30 September 2011. Jumlah rata-rata karyawan grup (tidak diaudit) adalah 1.148 karyawan per 30 September 2012 dan 1.096 per 31 Desember 2011. Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Panorama Transportasi Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 30 Oktober 2012 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
- 10 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a.
Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik Industri Transportasi”, yang dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011. Grup telah mematuhi seluruh ketentuan dan persyaratan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak 1 Januari 2011. Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut menimbulkan dampak signifikan terhadap penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, kecuali penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif 1 Januari 2011 seperti yang diungkapkan pada Catatan ini. Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp) yang juga merupakan mata uang fungsional Grup.
b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK revisi berikut: (1) PSAK No.1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan keuangan,antara lain tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara asset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain estimasi dan pertimbangan utama, manajemen permodalan, pendapatan komprehensif lain, dan pelaporan kepatuhan. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan “pendapatan komprehensif lain.” Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif atau dua laporan yang berkaitan, yakni laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif. Grup memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011.
- 11 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (lanjutan) 2)
PSAK No. 4 (Revisi 2009). ”Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. Mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan. Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK ini, perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada biaya perolehan dalam laporan keuangan induk perusahaan.
(3)
PSAK No.5 (revisi 2009), “Segmen Operasi”, mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Grup menyajikan informasi segmen periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011.
(4)
PSAK No.7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan.
(5) PSAK No.22 (Revisi 2010). “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau pristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya bading informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Grup menerapkan secara prospektif PSAK No.22 (Revisi 2010),”Kombinasi Bisnis”,yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Sesuai dengan ketentuan transaksi PSAK No.22 (revisi 2010), sejak 1 Januari 2011, maka grup: Menghentikan amortisasi goodwill; Mengeliminasi nilai tercatat akumulasi amortisasi goodwill; dan Melakukan uji penurunan nilai goodwill sesuai dengan ketentuan PSAK No.48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”. (6) PSAK 23 (revisi 2010), “Pendapatan”,mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Pendapatan diakui ketika kemungkinan besar manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke entitas, mengakibatkan kenaikan ekuitas, dan manfaat ini dapat diukur secara andal. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas.Grup menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini agar komparatif dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Penerapan standar ini tidak memiliki dampak/ tidak memiliki dampak material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan. Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi dan telah diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: PSAK (1)
PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas
(2)
PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim
(3)
PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
(4)
PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Takberwujud
(5)
PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
- 12 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) b.
Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (lanjutan)
(6)
PSAK No. 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset
(7)
PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
ISAK (1)
ISAK No. 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Berikut ini adalah PSAK dan ISAK baru dan revisi yang efektif 1 Januari 2011 namun tidak relevan terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup: PSAK (1)
PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
(2)
PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi
(3)
PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
ISAK
c.
(1)
ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
(2)
ISAK No. 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa
(3)
ISAK No. 10, Program Loyalitas Pelanggan
(4)
ISAK No. 11, Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik
(5)
ISAK No. 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
(6)
ISAK No. 14, Biaya Situs Web
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis Prinsip Konsolidasi Efektif 1 Januari 2011, Grup secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif, yaitu: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan nonpengendali (“KNP”) bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; dan (v) konsolidasi anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang.
Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c.
- 13 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan) c.
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis (Lanjutan) Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi. Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas kecuali, dalam keadaan yang jarang, dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Dalam kondisi tertentu, pengendalian juga ada ketika Grup memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas. Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan kepada KNP (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan dan/atau anak perusahaan: • • • • • •
menghentikan pengakuan asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam komponen laba rugi; Dan • mereklasifikasi bagian induk perusahaan atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lain ke komponen laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba. KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Perusahaan. Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada anakanak perusahaan tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak perusahaan tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup.
Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan dari sebuah akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada tanggal akuisisi dan jumlah setiap KNP pada pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi bisnis, pihak pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau sebesar proporsi kepemilikan KNP atas asset neto yang teridentifikasi dari entitas yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disajikan sebagai beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Grup mengklasifikasikan dan menentukan aset keuangan yang diperoleh dan liabilitas keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi, dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
- 14 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) c.
Prinsip Konsolidasian dan Kombinasi Bisnis (lanjutan) Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pada tanggal akuisisi pihak pengakuisisi mengukur kembali nilai wajar kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang diakuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam komponen laba rugi. Imbalan kontinjensi yang dialihkan oleh pihak pengakuisisi diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar atas imbalan kontinjensi setelah tanggal akuisisi yang diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas, akan diakui dalam komponen laba rugi atau pendapatan komprehensif lain sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Jika diklasifikasikan sebagai ekuitas, imbalan kontinjensi tidak diukur kembali dan penyelesaian selanjutnya diperhitungkan dalam ekuitas Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada harga perolehan yang merupakan selisih lebih nilai agregat dari imbalan yang dialihkan dan jumlah yang diakui untuk KNP atas aset neto teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika nilai agregat tersebut lebih kecil dari nilai wajar aset neto anak perusahaan yang diakuisisi, selisih tersebut diakui dalam komponen laba rugi. Setelah pengakuan awal, goodwill diukur pada jumlah tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai. untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill yang diperoleh dari suatu kombinasi bisnis, sejak tanggal akuisisi, dialokasikan kepada setiap Unit Penghasil Kas (“UPK”) dari Perusahaan dan/atau anak perusahaan yang diharapkan akan menerima manfaat dari sinergi kombinasi tersebut, terlepas dari apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi dialokasikan ke UPK tersebut. Jika goodwill telah dialokasikan pada suatu UPK dan operasi tertentu atas UPK tersebut dihentikan, maka goodwill yang diasosiasikan dengan operasi yang dihentikan tersebut termasuk dalam jumlah tercatat operasi tersebut ketika menentukan keuntungan atau kerugian dari pelepasan. Goodwill yang dilepaskan tersebut diukur berdasarkan nilai relatif operasi yang dihentikan dan porsi UPK yang ditahan.
Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Sebagai perbandingan, kebijakan akuntansi kombinasi bisnis sebelum tanggal 1 Januari 2011 adalah sebagai berikut: • kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode pembelian. Biaya-biaya transaksi yang secara langsung dapat diatribusikan pada akuisisi merupakan bagian dari harga perolehan akuisisi. KNP diukur berdasarkan proporsi kepemilikan atas nilai tercatat aset neto teridentifikasi; • kombinasi bisnis yang diperoleh secara bertahap diakui sebagai tahap-tahap yang terpisah. Tambahan kepemilikan saham tidak mempengaruhi goodwill yang telah diakui sebelumnya; • imbalan kontinjensi diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan/atau anak perusahaan mempunyai kewajiban kini, kemungkinan besar arus ekonomis keluar akan terjadi, dan dapat diestimasi secara andal. Penyesuaian setelah tanggal akuisisi terhadap imbalan kontinjensi diakui sebagai bagian dari goodwill. d. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Akuisisi anak perusahaan dari entitas yang merupakan entitas sepengendali yang merupakan reorganisasi perusahaan-perusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest), dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004) “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Berdasarkan PSAK No. 38 tersebut, transfer aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi Grup atau bagi perusahaan individu berada di bawah Grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang ditransfer dicatat pada nilai tercatatnya seperti kombinasi bisnis yang menggunakan metode penyatuan kepemilikan.
- 15 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) d. Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (lanjutan) Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dibukukan pada akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai laba atau rugi yang direalisasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo baru atas akun ini. Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, komponen laporan keuangan konsolidasian pada periode terjadinya restrukturisasi dan periode perbandingan yang disajikan, untuk tujuan komparatif, harus disajikan sedemikian rupa seolah-olah restrukturisasi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode paling awal yang disajikan. Karena akuisisi DTS dilakukan pada tahun 2009 dan transaksi modal disetor DTS terjadi pada tahun 2010, sedangkan akuisisi DRP dilakukan pada tahun 2010 (Catatan 1.c), maka metode penyatuan kepemilikan diterapkan hanya pada laporan keuangan tahun 2009. Ekuitas bersih pada tanggal 31 Desember 2009 dari anak perusahaan yang diperoleh pada bulan Desember 2010, dicatat dan disajikan pada "Proforma ekuitas dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali". Selanjutnya, akun proforma disesuaikan untuk perubahan dalam ekuitas bersih anak perusahaan yang diakuisisi yang mencerminkan pendapatan dari operasi dan perubahan lain, jika ada, dan disajikan sebagai "Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali", sebagai bagian dari komponen ekuitas lainnya pada bagian ekuitas, pada tanggal efektif restrukturisasi tahun 2010
e.
Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, asset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan
Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.
f.
Transaksi Pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011 Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Grup: 1. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: a. mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup b. memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau c. memiliki pengendalian bersama atas Grup; 2. perusahaan asosiasi;
- 16 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) f.
Transaksi Pihak Berelasi (lanjutan) 3. perusahaan ventura bersama dimana Grup sebagai venturer; 4. pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup atau induk perusahaan
; 5. anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4); 6. entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama, dipengaruhi secara signifikan oleh, atau dimana hak suara signifikan atas entitas tersebut, langsung maupun tidak langsung, dimiliki oleh individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5);atau 7. suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari Grup, atau entitas lain yang terkait dengan Grup.
Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Pihak-pihak berelasi adalah: 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Grup (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries); 2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Grup secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang diharapkan dapat mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Grup); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Grup yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Grup serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Grup dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Grup. Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian g.
Penggunaan Entitas Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi jumlahjumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan, dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
. h. Kas dan Setara Kas Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
i.
Instrumen Keuangan Grup mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Grup menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrument keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.
- 17 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (lanjutan) Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal kewajiban keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau kewajiban keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrument keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrument keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa empertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan adalah jumlah aset keuangan atau kewajiban keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih. Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan 18nstrument tersebut dan mempertimbangkan apakah 18nstrument tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan 18nstrument keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan kewajiban lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, Grup hanya memiliki aset keuangan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang serta liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan lain-lain. Oleh karena itu, kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi tidak diungkapkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal neraca konsolidasi adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi.
- 18 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (lanjutan) Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrument ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai. Laba/Rugi Hari ke-1 Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar 19nstrument sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat nstrument tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.
Aset Keuangan Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual. Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasi. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 30 September 2012, kategori ini meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lainlain dan piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan.
Liabilitas Keuangan Kewajiban Keuangan Lain-lain Kategori ini merupakan kewajiban keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
- 19 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (lanjutan) Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika kewajiban tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan. Kewajiban keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pada tanggal 30 September 2012, kategori ini meliputi hutang bank jangka pendek dan panjang, hutang pembelian aset tetap, hutang usaha, hutang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, dan hutang kepada pihak berelasi yang dimiliki oleh Grup. Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam neraca jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hokum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal neraca, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut.
- 20 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) i.
Instrumen Keuangan (lanjutan) Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan (1)
Aset Keuangan Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika: a.
Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir;
b.
Grup tetap memiliki hak untuk menerima arus kas dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung kewajiban kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau
c.
Grup telah mentransfer haknya untuk menerima arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.
Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Grup. (2)
Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika kewajiban keuangan tertentu digantikan dengan kewajiban keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan kewajiban keuangan awal. Pengakuan timbulnya kewajiban keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
j.
Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan persediaan using dan penyisihan kerugian penurunan nilai persediaan dibentuk untuk menyesuaikan nilai persediaan ke nilai realisasi neto. Nilai realisasi neto persediaan terdiri dari suku cadang kendaraan,adalah biaya penggantian kini.
k.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
- 21 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
2
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) l.
Asset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap pemilikan langsung, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor operasional (armada) Kendaraan bermotor non-operasional (dinas)
5 - 20 2-8 2-8 4–8
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya. Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat selesai dan siap digunakan. m.
Aset Tetap dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build, Operate, and Transfer atau BOT) Aset tetap dalam rangka bangun, kelola, dan alih dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aset, jika ada. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian BOT, yaitu 20 tahun.
- 22 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) n.
Aset Takberwujud 1. Goodwill Goodwill diuji penurunan nilainya setiap tahun dan dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai. Penurunan nilai goodwill tidak dapat dipulihkan. Laba atau rugi yang diakui pada saat pelepasan anak perusahaan harus memperhitungkan nilai tercatat goodwill dari anak perusahaan yang dijual tersebut. Goodwill dialokasikan ke UPK untuk tujuan uji penurunan nilai. Alokasi dilakukan ke UPK atau kelompok UPK yang diharapkan akan mendapat manfaat dari kombinasi bisnis yang menimbulkan goodwill tersebut. 2. Ijin Usaha Ijin usaha yang diperoleh dalam kombinasi bisnis diakui sebesar nilai wajar pada tanggal akuisisi. Ijin usaha memiliki umur manfaat terbatas dan disajikan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi dihitung menggunakan metode garis lurus yang mengalokasikan biaya perolehan ijin usaha tersebut sepanjang lima (5) tahun.
o.
Transaksi Sewa Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut. Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi: a.
Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;
b.
Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;
c.
Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau
d.
Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.
Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b.
Grup sebagai Lessor Grup sebagai lessor. Sewa dimana Perusahaan/anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Grup sebagai Lessee Grup sebagai lessee. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
- 23 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) p.
Distribusi Dividen Distribusi dividen kepada pemegang saham Grup diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian dalam periode saat dividen tersebut disetujui oleh pemegang saham Grup.
q.
Biaya Ditangguhkan Biaya yang dibayarkan atas perolehan lisensi untuk mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan ditangguhkan dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode perjanjian.
r.
Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
s.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset non-keuangan pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset non-keuangan. Nilai aset non-keuangan yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual neto, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset non-keuangan melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Jumlah aset non-keuangan yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset non-keuangan diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan.
t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui apabila besar kemungkinan manfaat ekonomis akan mengalir ke Grup dan pendapatan tersebut dapat diukur secara andal. Kriteria pengakuan tersebut harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui Pendapatan diakui pada saat penyerahan jasa kepada pelanggan. Uang muka yang diterima dari pelanggan diklasifikasikan ke dalam akun pendapatan diterima dimuka dan akan diakui sebagai pendapatan pada saat jasa diserahkan. Pendapatan dari komisi penjualan tiket pesawat dan voucher hotel dibukukan sebesar jumlah penjualan tiket pesawat dan voucher hotel kepada pelanggan (peredaran bruto) dikurangi jumlah yang ditagih dari prinsipal (maskapai penerbangan dan hotel). Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). Pendapatan bunga dan beban bunga dari instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif Jika aset keuangan atau kelompok asset keuangan mengalami penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelah pengakuan penurunan nilai tersebut diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskontokan arus kas masa depan pada saat perhitungan penurunan nilai.
- 24 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) t.
Pengakuan Pendapatan dan Beban (lanjutan) Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung terhadap perolehan atau penerbitan instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diamortisasi sepanjang umur instrumen keuangan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi terkait aset keuangan, dan sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi terkait liabilitas keuangan.
v.
Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial (Jamsostek). Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Imbalan pasca-kerja Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
w.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca konsolidasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan, ketika hasil banding telah ditentukan.
- 25 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 2.
Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (lanjutan) x.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
y.
Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Efektif 1 Januari 2011, PSAK No. 5 (Revisi 2009) mensyaratkan identifikasi segmen operasi berdasarkan laporan internal komponen-komponen Grup yang secara berkala dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya ke dalam segmen dan penilaian kinerja Grup. Sebaliknya, standar terdahulu mengharuskan Grup untuk mengidentifikasi dua jenis segmen (usaha dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); b) Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan c) Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan alokasi sumber daya dan penilaian kinerjanya lebih difokuskan pada kategori masing-masing produk, yang mana serupa dengan segmen usaha yang dilaporkan pada periode terdahulu.
z.
Peristiwa setelah Periode Pelaporan Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang menyediakan tambahan informasi mengenai posisi keuangan konsolidasian Grup pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian (peristiwa penyesuai), jika ada, telah tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian (peristiwa nonpenyesuai), apabila jumlahnya material, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
3.
Penggunaan Estimasi, Pertimbangan dan Asumsi Manajemen Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, seperti yang diungkapkan dalam Catatan 2 pada laporan keuangan konsolidasian, manajemen harus membuat estimasi, pertimbangan, dan asumsi atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia oleh sumber-sumber lain. Estimasi dan asumsi tersebut, berdasarkan pengalaman historis dan faktor lain yang dipertimbangkan relevan. Manajemen berkeyakinan bahwa pengungkapan berikut telah mencakup ikhtisar estimasi, pertimbangan dan asumsi signifikan yang dibuat oleh manajemen, yang berdampak terhadap jumlah-jumlah yang dilaporkan serta pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
- 26 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 4.
Akuisisi Anak Perusahaan Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (sekarang PT Daytrans/DTS) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 599.400.000. Nilai wajar aset bersih DTS yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar Rp 498.367.051, yang terutama merupakan ijin usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset tidak berwujud sebesar Rp 289.500.000 (Catatan 16) yang merupakan estimasi nilai wajar aset bersih atas ijin usaha dan goodwill sebesar Rp 101.032.949 (Catatan 15). Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 232 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mengakuisisi 7.400 saham DRP atau sebesar 60% kepemilikan dari PT Panorama Sentrawisata Tbk, pemegang saham, dengan harga perolehan sebesar Rp 100.000.000. Berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 233 tanggal 27 Desember 2010 dari Buntario Tigris Darmawa NG, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, DTS menambah modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 3.800.000.000 atau sebanyak 3.800 lembar saham DRP dengan nilai wajar aset bersih DRP yang dapat diidentifikasi sebesar Rp 2.779.428.067 yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh DTS. Transaksi tersebut menimbulkan Selisih Nilai Transaksi atas Penambahan Modal Anak Perusahaan sebesar Rp 1.020.571.933.
5.
Kas dan Setara Kas 30 September 2012 Rp Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Panin Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank DBS Indonesia PT Bank Multicor PT Bank Mitraniaga PT Bank Victoria PT Bank Mutiara Tbk (dahulu PT Bank Century Tbk) Jumlah Bank - Rupiah Dolar Amerika Serikat Citibank N.A. (Indonesia) PT Bank DBS Indonesia PT Bank Central Asia Tbk Jumlah Bank Deposito berjangka - Rupiah PT Victoria PT Bank Pembangunan Daerah DIY Jumlah Suku bunga deposito berjangka per tahunRupiah
- 27 -
31 Desember 2011 Rp
1.483.515.892
870.961.284
12.093.236.979 270.431.408 628.630.403 8.344.556 8.214.631 2.673.638 293.599.539 38.482.467 9.477.575 10.959.827 27.618.171 3.786.183 99.189.484
1.383.780.398 17.658.813 144.790.320 30.201.076 91.397.004 2.673.638 27.797.876 69.152.469 12.770.283 11.013.827 3.965.529 -
1.135.537
1.309.825
13.495.780.398
1.796.511.058
1.887.787.838 17.320.530 12.261.587
120.327.463 17.068.424 12.871.663
15.413.150.353
1.946.778.608
6.500.000.000 5.000.000
5.000.000
23.401.666.245
2.822.739.892
6-7% 2.887.178.554 20.514.487.691
6%
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 6.
Piutang Usaha
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
a. Berdasarkan Pelanggan Pihak yang berelasi PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Tirta Putra Wisata PT Panorama Sentrawisata PT Asian Trails Indonesia Grayline Indonesia PT Panorama Convex Indah PT Destinasi Garuda Wisata PT Graha Tirta Lestari PT Oasis Rhadana Hotel PT Seminyak Paradise PT Emerald Paradise PT Citra Wahana Tirta Indonesia PT Legian Paradise PT Bsmart Telematics Services Lain-lain
4.451.380.071 418.972.500 272.224.250 2.405.000 820.609.550 6.750.000 65.550.000 600.000 1.276.000 8.800.000 12.046.600 2.850.000
1.169.846.112 176.437.505 3.245.000 46.207.450 1.416.000 2.786.013.968 153.209.700 389.000.000 630.000.000 8.800.000 600.000 1.276.000 16.721.392
6.063.463.971
5.382.773.127
Pihak ketiga - Pelanggan dalam negeri Penyisihan piutang ragu-ragu
21.702.110.638 (323.164.162)
13.754.604.683 (299.200.205)
Jumlah - Bersih
21.378.946.476
13.455.404.478
Jumlah
27.442.410.447
18.838.177.605
Jumlah
b. Berdasarkan Umur
Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari 91 - 120 hari Lebih dari 120 hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
- 28 -
30 September 2012 Rp 7.126.903.268
31 Desember 2011 Rp 2.152.075.744
9.232.914.684 4.913.587.201 2.404.877.629 2.733.931.338 1.353.360.489
7.035.835.685 4.857.733.226 1.002.707.698 2.545.447.571 1.543.577.886
27.765.574.609 (323.164.162)
19.137.377.810 (299.200.205)
27.442.410.447
18.838.177.605
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 6.
Piutang Usaha (lanjutan) Perubahan dalam penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Saldo awal tahun Penambahan Penghapusan
299.200.205 47.467.664 (23.503.707)
132.343.931 331.343.504 (164.487.230)
Saldo per 30 September 2012
323.164.162
299.200.205
Berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kolektibilitas saldo masing-masing piutang pada tanggal 30 September 2012 dan 2011, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang dari pihak ketiga memadai untuk menutup kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang dari pihak ketiga. Piutang usaha dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa diberikan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga.
7.
Piutang Lain-lain 30 September 2012 31 Desember 2011 Rp Rp Pihak ketiga Piutang dari karyawan Lain-lain Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai Jumlah
662.306.307 575.705.118 1.238.011.425 (36.692.168) 1.201.319.257
722.336.375 1.340.840.985 2.063.177.360 (36.692.168) 2.026.485.192
Piutang dari karyawan merupakan piutang tanpa bunga dan dibayar melalui pengurangan gaji bulanan. 8.
Persediaan Persediaan terutama merupakan persediaan suku cadang kendaraan. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 tidak melampaui nilai realisasi bersihnya.
9.
Pajak Dibayar Dimuka Pajak dibayar dimuka pada tanggal 30 September 2012 merupakan Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan dan pada tanggal 31 Desember 2011 merupakan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah dan Pajak Pertambahan Nilai Perusahaan, PT Panorama Mitra Sarana (PMS), anak perusahaan, dan PT Rhadana Primakencana Transindo (RPT), anak perusahaan.
- 29 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 10.
Uang Muka Akun ini merupakan pembayaran uang muka yang terdiri dari : 30 September 2012 Rp 2.443.127.870 124.537.500 190.124.274 936.457.279
Maskapai Penerbangan Perizinan Hotel Lain-lain Jumlah
31 Desember 2011 Rp 2.032.412.033 222.000.000 688.808.157 317.164.375
3.694.246.923
3.260.384.565 -
Saldo uang muka maskapai penerbangan merupakan uang muka kepada maskapai penerbangan dan biro perjalanan wisata untuk mendapatkan kepastian pemesanan dan harga tiket pesawat yang lebih kompetitif.
Saldo uang muka perizinan merupakan uang muka yang dibayarkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk proses pengurusan izin-izin usaha transportasi. Saldo uang muka promosi merupakan uang muka yang dibayarkan oleh Perusahaan dalam rangka mempromosikan usaha transportasi Perusahaan.
11.
Biaya Dibayar Dimuka
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Sewa Asuransi Provisi Perizinan Lain-lain
3.615.275.123 2.103.977.299 338.105.833 1.271.226.641 170.271.331
1.922.537.000 1.561.108.923 796.309.093 113.527.310
Jumlah Dikurangi biaya dibayar dimuka jangka pendek
7.498.856.227
4.393.482.326
3.883.581.104
3.135.379.767
Biaya dibayar dimuka jangka panjang
3.615.275.123
1.258.102.559
Biaya dibayar dimuka - perizinan merupakan biaya perolehan izin-izin yang terkait dengan operasi armada di Jakarta, Yogyakarta dan Bali yang dibayarkan dimuka untuk periode manfaat ke depan. Biaya dibayar dimuka jangka panjang memiliki jangka waktu sampai dengan tahun 2026.
- 30 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 12. Piutang dari dan Utang kepada Pihak yang Berelasi Merupakan piutang dari pihak yang berelasi atas biaya operasional yang dibayarkan Perusahaan dan anakanak perusahaan untuk perusahaan-perusahaan berikut:
30 September 2012 Rp PT Panorama Sentrawisata Tbk PT Bismart PT Panorama Investama PT AO Transport Satrijanto Tirtawisata Lembaga Pendidikan Pariwisata Nasional Grayline PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk Lainnya (dibawah Rp 50.000.000) Jumlah
Utang kepada pihak berelasi (Rupiah)
630.247.320 1.716.382.823 726.011.111 373.989.000 221.007.420 98.767.000 96.497.415
989.347.320 3.763.666.269 20.975.260 98.767.000 -
5.857.785
5.125.808.659 51.191.219
3.868.759.874
10.049.755.727
30 September 2012 Rp 1.291.020.082 874.714.757 630.000.000 99.364.159 18.194.700 8.826.338
PT Tirta Putra Wisata PT Panorama Convex Indah PT Surya Garuda Utama PT Destinasi Tirta Nusantara PT Panorama Sentra Wisata Tri Agung Pramono Adhi
Jumlah
31 Desember 2011 Rp
2.922.120.036
31 Desember 2011 Rp 5.112.897.057 884.839.419 630.000.000 204.326.335
6.832.062.811
Piutang dari dan hutang kepada pihak yang berelasi terutama timbul dari beban-beban Perusahaan dan anak perusahaan yang dibayarkan terlebih dahulu oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan/atau sebaliknya. Tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang tersebut karena manajemen berpendapat bahwa semua piutang tersebut dapat ditagih.
- 31 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
13.
Aset Tetap
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Kendaraan bermotor operasional (armada) Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) Jumlah Aktiva dalam penyelesaian Jumlah
1 Januari 2012 Rp
Perubahan selama 2012 Penambahan Pengurangan Rp Rp
262.923.793.608 1.145.846.800 4.766.755.017 8.828.038.757
116.884.702.375 556.838.243 639.622.979
3.055.371.795 -
30 September 2012 Rp
376.753.124.188 1.145.846.800 5.323.593.260 9.467.661.736
6.275.114.488
-
283.939.548.670 265.757.140 284.205.305.810
118.081.163.597 230.704.959 118.311.868.556
3.055.371.795 496.462.099 3.551.833.894
398.965.340.472 398.965.340.472
6.275.114.488
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) Jumlah
103.767.034.493 1.411.643.736 4.487.732.707
24.205.993.412 671.470.457 963.754.855
2.623.339.108 -
125.349.688.797 2.083.114.193 5.451.487.562
1.878.081.489 111.544.492.425
295.710.990 26.136.929.714
2.623.339.108
2.173.792.479 135.058.083.031
Nilai Tercatat
172.660.813.385
263.907.257.441
Perubahan selama tahun 2011 1 Januari 2011 Rp Biaya perolehan: Pemilikan langsung Kendaraan bermotor operasional (armada) Tanah Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas)
227.005.629.743 2.281.788.800 4.766.755.017 5.812.208.731
Penambahan Rp
38.894.816.725 40.146.000 3.015.830.026
Pengurangan Rp
2.976.652.860 1.176.088.000 -
31 Desember 2011 Rp
262.923.793.608 1.145.846.800 4.766.755.017 8.828.038.757
3.388.615.720
3.046.498.768
160.000.000
6.275.114.488
Jumlah Bangunan dalam penyelesaian
243.254.998.011 -
44.997.291.519 265.757.140
4.312.740.860 -
283.939.548.670 265.757.140
Jumlah
243.254.998.011
45.263.048.659
4.312.740.860
284.205.305.810
Pemilikan langsung Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas) Bangunan dan prasarana Peralatan dan perlengkapan Kendaraan bermotor nonoperasional (dinas)
75.978.688.419 1.341.510.197 3.342.507.018
30.303.779.221 251.447.106 1.145.225.689
2.515.433.147 181.313.567 -
103.767.034.493 1.411.643.736 4.487.732.707
1.393.199.215
599.548.941
114.666.667,00
1.878.081.489
Jumlah
82.055.904.849
32.300.000.957
2.811.413.381
111.544.492.425
Akumulasi penyusutan:
Nilai Tercatat
161.199.093.162
172.660.813.385
- 32 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 13.
Aset Tetap (lanjutan) Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: 30 September 2012 Rp
30 September 2011 Rp
Beban pokok penjualan Beban usaha
24.401.439.539 1.735.490.175
22.130.055.193 1.740.146.138
Jumlah
26.136.929.714
23.870.201.331
Aset tetap milik Perusahaan dan anak perusahaan dengan nilai tercatat sebesar Rp 261.285.184.524 dan Rp 142.589.690.420 masing-masing pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 digunakan sebagai jaminan atas hutang bank dan hutang pembelian aset tetap dan obligasi Pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh kendaraan bermotor telah diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kecelakaan, huru-hara dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp. 281.047.225.000 dan Rp 199.000.143.770. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset dipertanggungkan.
14. Aset Tetap dalam Rangka Bangun, Kelola, dan Alih (Build, Operate, and Transfer atau BOT)
1 Januari 2012 Rp
Perubahan selama tahun 2012 Penambahan Pengurangan Rp Rp
30 September 2012 Rp
Biaya perolehan
5.756.702.777
24.486.000
-
5.781.188.777
Akumulasi penyusutan
1.356.469.307
399.428.676
-
1.755.897.983
Nilai Tercatat
4.400.233.470
4.025.290.794
Perubahan selama tahun 2011 1 Januari 2011 Rp Biaya perolehan
Penambahan Rp
Pengurangan Rp
5.016.349.558
740.353.219
-
Akumulasi penyusutan
1.136.876.156
219.593.151
-
Nilai Tercatat
3.879.473.402
31 Desember 2011 Rp 5.756.702.777 1.356.469.307 4.400.233.470
Bangunan dan prasarana dalam rangka BOT merupakan bangunan dan prasarana pool kendaraan operasional dan kantor Perusahaan yang didirikan di atas tanah yang disewa di daerah Tangerang, Jati Padang dan Jalan Peta, dan Yogyakarta. Dengan jangka waktu antara 3 sampai dengan 20 tahun, dimulai sejak tahun 2002. Bangunan dan prasarana tersebut akan diserahkan pada pemilik tanah pada saat berakhirnya masa sewa. Perjanjian sewa menyewa ini dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali atas persetujuan kedua belah pihak. Beban penyusutan aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih dicatat sebagai bagian dari “Beban Usaha” masing-masing sebesar Rp 399.428.676 dan Rp 253.028.812 pada 30 September 2012 and 2011. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai tercatat aset tersebut pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011.
- 33 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 15. Goodwill Merupakan goodwill yang diperoleh Perusahaan atas penyertaan sahamnya pada anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut: Perubahan selama tahun 2012 Penambahan Pengurangan Rp Rp
1 Januari 2012 Rp Biaya perolehan PT Andalan Sekawan Transcab PT Day Trans (dahulu APPLE) Jumlah
75.774.711 75.774.711
Akumulasi amortisasi PT Andalan Sekawan Transcab PT Day Trans (dahulu APPLE)
-
-
-
Akumulasi amortisasi PT Andalan Sekawan Transcab PT Day Trans (dahulu APPLE)
75.774.711 75.774.711 -
Nilai Tercatat
-
75.774.711
1 Januari 2011 Rp Biaya perolehan PT Andalan Sekawan Transcab PT Day Trans (dahulu APPLE) Jumlah
-
Nilai Tercatat
30.309.823 -
75.774.711
30 September 2012 Rp 45.464.888 45.464.888 45.464.888
Perubahan selama tahun 2011 Penambahan Pengurangan Rp Rp -
-
-
-
-
31 Desember 2011 Rp 75.774.711 75.774.711 75.774.711
Berdasarkan Akta Perubahan No. 18 tanggal 8 Oktober 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., notaris di Jakarta, Perusahaan membeli 99,90% kepemilikan atau sebanyak 5.994 lembar saham PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE) dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 599.400.000. Nilai wajar aset bersih APPLE yang dapat diidentifikasikan pada tanggal akuisisi adalah sebesar Rp 498.367.051, yang terutama merupakan ijin usaha. Sehubungan dengan hal tersebut, pada tanggal akuisisi, Perusahaan mengakui aset tidak berwujud sebesar Rp 289.500.000 yang merupakan estimasi nilai wajar aset bersih atas ijin usaha dan goodwill sebesar Rp 101.032.949. Berdasarkan Akta Perubahan No. 197 tanggal 23 Desember 2005 dari Tse Min Suhardi, S.H., notaris pengganti Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., Perusahaan membeli 70% kepemilikan atau sebanyak 700 lembar saham AST dari pihak ketiga, dengan biaya akuisisi sebesar Rp 1.098.000.000. Dengan nilai wajar aset bersih AST sebesar Rp 700.000.000, transaksi perolehan saham tersebut menimbulkan goodwill sebesar Rp 398.000.000.
- 34 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 16. Uang Muka Pembelian Aktiva Tetap Uang muka pembelian aset tetap merupakan uang muka yang dibayarkan kepada pemasok, pihak ketiga, dalam rangka pembelian aset tetap sebagai berikut: 30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Kendaraan Bangunan
21.744.912.060 7.204.100.000
21.264.450.973 7.204.100.000
Jumlah
28.949.012.060
28.468.550.973
Pada tanggal 30 September 2012 uang muka pembelian asset tetap bangunan dan tanah sebesar Rp.2.789.600.000 merupakan uang muka pembelian bangunan rumah-toko yang terletak di jalan Balikpapan No.22B, Jakarta Pusat, yang dibayarkan oleh DRP, anak perusahaan, kepada PT Panorama Sentrawisata Tbk, Pemegang saham Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2011, uang muka pembelian asset tetap bangunan dan tanah sebesar Rp.4.414.500.000 merupakan uang muka pembelian tanah untuk digunakan sebagai pool kendaraan. 17.
Aset Lain-lain 30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Biaya lisensi yg ditangguhkan Ijin usaha-neto Setoran Jaminan Uang muka renovasi Lainnya
1.323.529.400 115.800.000 918.299.782 801.799.046
1.323.529.400 159.225.000 135.661.585 487.885.040 736.406.749
Jumlah
3.159.428.228
2.842.707.774
Biaya lisensi yang ditangguhkan merupakan nonrefundable territory fee sebesar USD 150.000 (setara Rp 1.323.529.400) sehubungan dengan perolehan hak dalam mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan tradisional “Europcar” di Indonesia, yang akan diamortisasi selama periode perjanjian yaitu sampai dengan 30 Juni 2016. Setoran jaminan yang dapat dikembalikan sehubungan dengan hak ini sebesar USD 20.000 dicatat sebagai setoran jaminan. Ijin usaha merupakan estimasi nilai wajar ijin usaha PT Artha Prima Perkasa Lintas Era (APPLE), anak perusahaan sekarang PT Day Trans (DTS), yang diakuisisi Perusahaan pada tanggal 8 Oktober 2009. Pada 30 September 2012 dan 2011, beban amortisasi ijin usaha masing-masing sebesar Rp 43.425.000 dan 28.950.000.
18. Pinjaman Bank Jangka Pendek
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Windu Kentjana International Tbk PT Bank Victoria Internasional Tbk.
-
14.012.208.251 10.783.843.842 3.624.698.431
Jumlah
-
28.420.750.524
- 35 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 18. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) PT Bank CIMB Niaga Tbk Perusahaan memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk, pada bulan November 2006, yang merupakan fasilitas pinjaman rekening koran (PRK), PTX-OD dan PTX masing-masing sebesar Rp 2.500.000.000, Rp 5.000.000.000 dan Rp 3.550.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 49 tanggal 20 November 2006 dari Edison Jingga, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas PRK dan PTX-OD digunakan untuk mengambil-alih pinjaman Perusahaan dari PT Bank Permata Tbk dan untuk keperluan modal kerja usaha. Fasilitas PTX digunakan untuk mengambil-alih fasilitas pembiayaan kendaraan dari beberapa bank dan perusahaan pembiayaan yang diberikan kepada Perusahaan dan anak perusahaan, yaitu PT Panorama Primakencana Transindo (PPT) dan PT Kencana Transport (KT). Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 22 November 2007 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 14,5%, dan telah diperpanjang sampai dengan 22 November 2008 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 12,5%. Berdasarkan surat No. 3995/CSO.J-1/CIO/PK/IV/ 2008 tanggal 29 April 2008, PT Bank CIMB Niaga Tbk memberi persetujuan untuk fasilitas tambahan baru berupa PTX-OD 1 sebesar Rp 3.000.000.000 dengan tingkat bunga 11,5% per tahun. Fasilitas tambahan ini berjangka waktu sampai dengan 22 November 2009 dengan tingkat bunga sebesar 15% per tahun. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 22 November 2011 suku bunga tahun 2011 dengan tingkat bunga 11% per tahun.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan: • 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 2175) di Jakarta Barat atas nama Mirawati Iskandar, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. • 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 1372) di Jakarta Barat atas nama Satrijanto Tirtawisata, pemegang saham dan direktur Perusahaan. • 2 bidang tanah kosong (SHGB No. 1222 dan 1223) di Tangerang. • 2 bidang tanah dan bangunan (SHGB No. 2059 dan 2069) di Cianjur atas nama Adhi Tirtawisata, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. • 99 unit kendaraan operasional yang dimiliki oleh anak Perusahaan, PPT dan KT. • Jaminan perusahaan (Corporate Guarantee) dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham mayoritas Perusahaan. Perjanjian fasilitas pinjaman di atas mencakup persyaratan tertentu antara lain Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PT Bank CIMB Niaga Tbk: mengadakan merger, akuisisi, konsolidasi, menjual, mengalihkan, menghibahkan, menyewakan atau melepaskan hak atas harta kekayaan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang umum dalam Perusahaan; mengikat diri sebagai penanggung/penjamin hutang dan/atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan kepada pihak lain; mendapat pinjaman uang/kredit dari pihak lain; melakukan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak, termasuk tetapi tidak terbatas pada perusahaan afiliasinya dengan cara yang berbeda atau di luar praktek-praktek dan kebiasaan-kebiasaan dagang yang ada dan melakukan pembelian lebih mahal dan/atau melakukan penjualan lebih murah dari harga pasar; meminjamkan uang kepada pihak lain, termasuk tetapi tidak terbatas pada Direksi, Komisaris, pemegang saham, anak perusahaannya dan/atau perusahaan afiliasinya; melakukan tindakan yang melanggar suatu ketentuan hukum atau peraturan yang berlaku; membubarkan Perusahaan atau mengajukan permohonan pailit atau permohonan penundaan pembayaran kepada instansi yang berwenang; mengubah kegiatan usaha dan/atau membuka usaha baru selain usaha yang telah ada, mengubah bentuk/status hukum Perusahaan; melakukan pembayaran hutang sebelum jatuh tempo, kecuali dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari; mengadakan penyertaan/investasi pada perusahaan lain; mengalihkan kepada pihak lain sebagian atau seluruh hak atau kewajiban Perusahaan yang timbul dari Perjanjian atau Dokumen Agunan.
- 36 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 18. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan) Berdasarkan Surat No. 250/TH/PCE/J1-HEB/VII/10 tanggal 26 Juli 2010, PT Bank CIMB Niaga Tbk. memberikan persetujuan atas pencabutan/penghapusan jaminan berupa 1 bidang tanah dan bangunan (SHM No. 2175) di Jakarta Barat ata nama Mirawati Iskandar, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, 1 bidang tanah dan bangunana (SHM No. 1372) di Jakarta Barat atas nama Satrijanto Tirtawisata, pemegang saham dan direktur Perusahaan dan 2 bidang tanah dan bangunan (SHGB No. 2059 dan 2069) di Cianjur atas nama Adhi Tirtawisata , pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berdasarkan surat No. 155/TH/JKTIHEC/107/III/02 tanggal 16 maret 2012, CIMB Niaga menyetujui permohonan perusahaan untuk dapat melakukan pembagian deviden tunai, deviden saham, dan/atau bonus. Beban bunga atas pinjaman adalah sebesar Rp 663.527.467 pada 30 September 2012 dan Rp 958.860.424 pada 30 September 2011. Pinjaman ini telah dilunasi tanggal 16 Mei 2012 dengan dana obligasi.
PT Bank Windu Kentjana International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tanggal 23 Juni 2008, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masingmasing sebesar Rp 2.000.000.000 dan Rp 1.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta No. 121 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 23 Juni 2009 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13% - 16%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pada tanggal 24 September 2008 berdasarkan Akta No. 123 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, Perusahaan mendapat tambahan fasilitas demand loan sebesar Rp 1.000.000.000. Fasilitas tambahan ini berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 24 September 2009 dengan tingkat bunga per tahun 15,50%. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 15 oktober 2011. Suku bunga tahun 2011 adalah masing-masing sebesar 13,25% - 14,5% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar pada 30 September 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar Nihil dan Rp 368.114.359. Pinjaman diterima oleh PMS PMS, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masing-masing sebesar Rp 1.000.000.000 dan Rp 3.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 81 tanggal 21 Maret 2007 dari Sugito Tedjamulya, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 21 Maret 2008 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 15%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 21 Maret 2012. Tingkat bunga pada 2011 dan 2010 adalah masing-masing sebesar 13,25% - 13,5% dan 14% - 15% per tahun. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 30 September 2012 dan Rp Rp 396.661.063 pada 30 September 2011.
Pinjaman diterima oleh PPT PPT, anak perusahaan, memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran dan demand loan masing-masing sebesar Rp 2.000.000.000 dan Rp 1.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 123 tanggal 23 June 2008 dari Sugito Tedjamulya, S.H., notaris di Jakarta. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 23 Juni 2009 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 14% - 16%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan operasional baru yang dibiayai. Seluruh pinjaman di atas telah diperpanjang beberapa kali, yang terakhir sampai dengan 25 Juni 2012. Suku bunga pada 2011 dan 2010 masing-masing adalah sebesar 13,25% - 14,25% dan 13,5% - 14% per tahun.Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 30 September 2012 dan Rp 306.050.355 pada 30 September 2011.
- 37 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 18. Pinjaman Bank Jangka Pendek (lanjutan)
PT Bank Sinarmas Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tanggal 22 Februari 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar Rp 4.000.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Penegasan Penawaran Kembali Fasilitas Kredit No. OL.013/2010/CM/AO-BGR tanggal 15 Desember 2010. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 22 Februari 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 14%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 20 Desember 2011. Bunga atas pinjaman yang dibayar adalah sebesar Rp 319.724.998 pada tanggal 30 September 2011.
Pinjaman diterima oleh DTS Pada tanggal 27 Juni 2011, DTS, anak perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar Rp 2.200.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Keputusan Kredit No. 105/KRD/II/11 tanggal 27 Juni 2011. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 27 Juni 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 28 Desember 2011. PT Bank Mitraniaga Pinjaman diterima oleh DTS Pada tanggal 27 Juni 2011, DTS, anak perusahaan memperoleh fasilitas demand loan sebesar Rp 2.200.000.000. Fasilitas pinjaman diberikan berdasarkan Surat Keputusan Kredit No. 105/KRD/II/11 tanggal 27 Juni 2011. Fasilitas pinjaman berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 27 Juni 2012 dengan tingkat bunga pinjaman per tahun 13%. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 28 Desember 2011.
PT Bank Victoria International Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening Koran (PRK) dan demand loan (DL) masing-masing sebesar Rp.5.000.000.000 dan Rp.10.000.000.000 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.05 dan 06 tanggal 9 Desember 2011 dari Hartanti Kuntoro,S.H, notaries di Jakarta, selain fasilitas jangka panjang. Fasilitas pinjaman PRK dan DL berjangka waktu satu (1) tahun sampai dengan 9 Desember 2012, dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan 233 unit kendaraan yang dimiliki oleh Grup. Perjanjian fasilitas pinjaman ini mencakup persyaratan tertentu antara lain perusahaan mengikatkan diri untuk mengsubordinasikan utang pemegang saham, baik yang ada sekarang ataupun yang akan ada di kemudian hari, terhadap utang perusahaan kepada Bank Victoria, serta perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa memperoleh persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Victoria, yang antara lain adalah: Melakukan pelunasan utang kepada pemegang saham/afiliasi; Membayar atau membagikan deviden selama jangka waktu fasilitas kredit kecuali sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK dan tidak melebihi 30% dari laba neto setelah pajak; Memberikan pinjaman kepada pihak lain diluar anak perusahaan kecuali dalam rangka transaksi dagang yang lazim atau kegiatan operasional sehari-hari.
Beban bunga atas pinjaman adalah sebesar Rp 573.512.916 pada 30 September 2012 dan nihil pada 30 September 2011. Pinjaman ini telah dilunasi tanggal 16 Mei 2012 dengan dana obligasi.
- 38 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 19. Utang Usaha Merupakan hutang Perusahaan dan anak perusahaan terutama untuk biaya kendaraan dan pembelian suku cadang dan pemeliharaan. Rincian hutang usaha adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Rp Pihak yang berelasi PT Panorama Sentra Wisata PT Tirta Putra Wisata PT Destinasi Garuda Wisata PT Raja Kamar Indonesia PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk Lain-lain (kurang dari Rp 10 juta)
97.500.000 14.311.850 -
Jumlah Pihak ketiga - pemasok dalam negeri Jumlah
31 Desember 2011 Rp
-
37.500.000 131.232.000 51.281.272 541.256.770 6.776.517
111.811.850 8.888.857.893 9.000.669.743
768.046.559 15.120.348.489 15.888.395.048
Analisa umur utang usaha dihitung dari tanggal faktur adalah sebagai berikut :
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo Kurang dari 3 bulan Lebih dari 3 bulan tapi kurang dari 6 bulan Lebih dari 6 bulan tapi kurang dari 12 bulan Lebih dari 12 bulan
3.334.891.540
3.326.246.740
2.395.319.459 1.889.967.000 1.276.483.068 104.008.676
3.775.817.564 646.737.232 938.285.746 7.201.307.766
Jumlah
9.000.669.743
15.888.395.048
Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.
20.
Utang Lain-lain
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Pihak ketiga Pengembalian tiket Hutang titipan Lainnya
204.609.004 197.965.045 1.075.027.793
750.673.856 205.325.130 1.370.255.678
Jumlah
1.477.601.842
2.326.254.664
- 39 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
21.
Utang Pajak
30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Pajak penghasilan badan Pajak penghasilan Pasal 4 (2) Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 SKPKB Pajak Pertambahan Nilai
-
2.582.156
67.769.217 114.000.199 170.356.705 295.023 244.835.470 163.963.139
20.481.389 178.276.234 178.176.941 339.835.470 168.717.919
Jumlah
761.219.753
888.070.109
Pada tahun 2010, PPT, anak perusahaan, telah menerima beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak atas Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 23 untuk tahun fiskal 2005 sampai dengan 2008. Pada tahun yang sama, PPT telah mengajukan surat permohonan pengurangan dan/atau pembatalan surat ketetapan pajak ke kantor pajak. Dan permohonan tersebut ditolak berdasarkan surat keputusan Direktur Jendral Pajak tertanggal 15 Agustus 2011. Pada bulan November dan Desember 2011, PPT telah mengajukan banding kepada pengadilan pajak dan telah membayar sebagian dari utang untuk memenuhi syarat pengajuan untuk melakukan banding. Besarnya pajak yang terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh Perusahaan dan anak perusahaan yang bersangkutan (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
22. Biaya yang Masih Harus Dibayar 30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Bunga Asuransi Gaji dan tunjangan karyawan Komisi Sewa Listrik dan Air Jasa profesional Perawatan gedung Lain-lain
1.617.230.163 1.431.755.120 276.229.573 142.734.242 97.095.524 104.700.280 50.000.000 387.449.306
267.545.117 886.348.257 132.900.000 137.839.682 168.362.196 147.653.437 709.663.118 200.886.277 691.199.568
Jumlah
4.107.194.208
3.342.397.652
- 40 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
23. Pendapatan Diterima Dimuka Merupakan uang muka atas jasa transportasi yang diterima dari pelanggan berikut: 30 September 2012 Rp Pelanggan ketiga - pelanggan dalam negeri Yayasan Tunas Manunggal Lainnya (masing-masing dibawah Rp 5.000.000) Jumlah
31 Desember 2011 Rp
1.999.702.446
989.468.168
1.239.891.297
2.141.684.758
3.239.593.743
3.131.152.926
24. Pinjaman Bank Jangka Panjang 30 September 2012 Rp PT PT PT PT
Bank Bank Bank Bank
Mandiri (Persero) Tbk Windu Kentjana International Tbk Victoria Internasional Tbk. CIMB Niaga Tbk
31 Desember 2011 Rp
93.210.460.000 -
64.381.710.812 5.485.989.715 25.000.000.000 3.248.054.858
Jumlah
93.210.460.000
98.115.755.385
Dikurangi bagian hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
14.605.000.000
45.360.835.525
Hutang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun
78.605.460.000
52.754.919.860
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk pembiayaan kendaraan baru dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 11 tanggal 6 Oktober 2009 dari Buntario Tigris, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar Rp 20.250.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 12% tahun 2009. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Akta No. 146, tanggal 22 Desember 2009 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H, S.E, M.H, notaris di jakarta, dengan fasilitas non-cash loan(bank garansi) sebesar Rp.5.000.000.000, berjangka waktu satu tahun dengan setoran jaminan sebesar 10 % dari bilyet giro yang dibuka dan fasilitas kredit investasi sebesar Rp.3.420.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun, suku bunga sebesar 11% per tahun, dan angsuran dibayar bulanan dengan grace period dalam tiga bulan pertama. Berdasarkan Akta No. 9 tanggal 11 Mei 2010 dari Adrian Djuaini, S.H, notaris di jakarta dengan fasilitas KI Premium Cab sebesar Rp.60.750.000.000, yang berlaku paling lambat dua belas (12) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian kredit atau sampai dengan tanggal 10 Mei 2011, berjangka waktu lima (5) tahun, suku bunga sebesar 12% per tahun, dan angsuran bulanan dengan grace period dalam enam (6) bulan pertama. Sesuai dengan Addendum I Perjanjian Kredit tanggal 27 Juni 2011, yang dibuat dibawah tangan oleh dan antara Perusahaan dengan Bank Mandiri,masa berlaku fasilitas kredit ini diperpanjang sampai dengan 28 Februari 2012. Perjanjian fasilitas pinjaman ini mencakup persyaratan tertentu antara lain Perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan hal-hal berikut tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Bank Mandiri:
- 41 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
24. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) -
Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari pihak lain berupa kredit investasi, modal kerja, atau pinjaman lainnya, termasuk namun tidak terbatas pada transaksi derivatif. Mengikatkan diri sebagai penjamin utang atau menjaminkan harta kekayaan Perusahaan yang dijaminkan kepada bank kepada pihak lain. Melakukan Merger dan /atau akuisisi, kecuali yang menyebabkan kondisi debitur lebih baik. Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan ke pengadilan untuk menyatakan pailit atau penundaan pembayaran utang.
Perusahaan juga diharuskan menjaga debt to equity ratio maksimal sebesar-besarnya 233% Berdasarkan surat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No. CBCC.JKO/T.2/1023/2010 tanggal 7 Juli 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas penurunan bunga menjadi 11% pertahun , efektif belaku pada tanggal 18 Juni 2010. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 21 tanggal 27 Juni 2011 dari Adrian Djunaini, S.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar Rp 36.000.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 11% tahun 2011. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Berjangka No. 23 tanggal 27 Juni 2011 dari Adrian Djunaini, S.H., notaris di Jakarta, dengan fasilitas sebesar Rp 24.300.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 11% tahun 2011. Angsuran pinjaman ini dibayar bulanan dengan grace period dalam enam bulan pertama. Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Fasilitas Kredit No. CBC.JKO/SPPK/T.2/0394/2011 tanggal 21 Desember 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas bank garansi bersifat revolving sebesar Rp 5.000.000.000 berjangka waktu lima (5) tahun dengan setoran jaminan sebesar 10% dari bilyet giro yang dikeluarkan oleh Bank Mandiri dan Fasilitas Kredit Investasi sebesar Rp 8.100.000.000, dengan jangka waktu dua belas bulan, suku bunga sebesar 10.75% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas ini. Berdasarkan Surat Penawaran Pemberian Kredit dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk No.CBC.JKO/SPPK/T.2/0106/2012 tanggal 20 Maret 2012, Perusahaan memperoleh penyesuaian fasilitas KI Premium Cab dan Premium Cab II yang semula masing-masing sebesar Rp 60.750.000 dan Rp 36.000.000.000 menjadi masing-masing sebesar Rp 67.950.000.000 dan Rp 34.200.000.000 serta masa berlaku fasilitas kredit ini diperpanjang sampai dengan September 2012. Perusahaan juga memperoleh tambahan fasilitas kredit KI Bus Mercedes Benz sebesar Rp 16.100.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun dengan suku bunga pinjaman sebesar Rp 10%. Pembayaran pokok pinjaman adalah sebesar Rp. 44.880.855.608 pada 30 September 2012 dan Rp. 8.157.500.000 pada 30 September 2011. Pembayaran beban bunga adalah sebesar Rp 6.062.524.759 pada 30 September 2012 dan Rp 4.373.713.819 pada 30 September 2011.
PT Bank Victoria Internasional Tbk. Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman tetap dengan angsuran (PTA) sebesar Rp 35.000.000.000 berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.05 dan 06 tanggal 9 Desember 2011 dari Hartanti Kuntoro, S.H.,notaris di Jakarta, selain fasilitas jangka pendek, fasilitas pinjaman ini berjangka waktu dua (2) tahun sejak penandatangan perjanjian kredit, dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun dan dijamin dengan 233 unit kendaraan yang dimiliki oleh Grup.
- 42 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
24. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) Pinjaman ini akan dibayar secara angsuran sebesar Rp 2.500.000.000 pada bulan ke 6, 12 dan 18 serta Rp 27.500.000.000 pada bulan ke-24. Manajemen akan melunasi seluruh pinjaman ini pada bulan Mei 2012. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan mencakup persyaratan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek. Pinjaman ini dilunasi dengan menggunakan dana obligasi sebesar Rp 35.000.000.000 pada tanggal 16 Mei 2012. Pembayaran beban bunga adalah sebesar Rp 1.486.666.668 pada 30 September 2012. PT Bank Windu Kentjana International Tbk
Pinjaman diterima oleh Perusahaan Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk untuk pembiayaan kendaraan baru dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai tersebut. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 121 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 2.500.000.000, berjangka waktu lima (5) tahun dengan suku bunga pinjaman per tahun sebesar 13% - 15% tahun 2008. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 123 tanggal 24 September 2008 dengan fasilitas sebesar Rp 4.500.000.000 dan syarat-syarat yang sama dengan fasilitas yang sebelumnya telah diterima oleh Perusahaan. Berdasarkan Akta No. 109 tanggal 23 Juni 2009 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta dengan fasilitas sebesar Rp 2.700.000.000, berjangka waktu lima tahun, dan suku bunga pinjaman sebesar 14% per tahun. Pinjaman dibayarkan dengan cara angsuran bulanan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Pembayaran pinjaman pokok pada 30 September 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Nihil dan Rp 1.505.689.904. Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Nihil pada 30 September 2012 dan Rp 624.602.454 pada 30 September 2011. Pinjaman diterima oleh PPT Pada 23 Juni 2008, PPT, anak perusahaan, memperoleh satu (1) fasilitas pinjaman angsuran jangka panjang dari PT Bank Windu Kentjana International Tbk berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Dengan Memakai Jaminan No. 123 tanggal 23 Juni 2008 dari Sugito Tedjamulja, S.H., notaris di Jakarta, dengan jumlah fasilitas sebesar Rp 2.500.000.000. Fasilitas tersebut digunakan untuk fasilitas pembiayaan kendaraan baru. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 14% - 16% pada 31 Maret 2011 dan 2010. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Fasilitas pinjaman dijamin dengan kendaraan operasional baru yang dibiayai. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 13 Januari 2012. Pembayaran pinjaman pokok pada tanggal 30 September 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Nihil dan Rp 389.002.464. Beban bunga yang dibayar adalah sebesar Nihil pada tanggal 30 September 2012 dan Rp 184.348.788 pada tanggal 30 September 2011.
PT Bank CIMB Niaga Tbk Pinjaman diterima oleh Perusahaan Pada tahun 2007, Perusahaan memperoleh tambahan satu (1) fasilitas pinjaman angsuran sebesar Rp 400.000.000, berdasarkan Perjanjian Kredit No. 2089/CSC.J-I/CIB/PK/XI/2007 tanggal 29 November 2007. Syarat-syarat pinjaman tersebut sama dengan fasilitas yang sebelumnya telah diterima oleh Perusahaan.
- 43 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
24. Pinjaman Bank Jangka Panjang (lanjutan) Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek dan mencakup persyaratan yang sama dengan fasilitas pinjaman jangka pendek. Pada tahun 2010, Perusahaan memperoleh tambahan 1 (satu) fasilitas pinjaman Transaksi Khusus (on liq basis) sebesar Rp. 6.500.000.000 berdasarkan surat persetujuan kredit No. 250/TH/PCE/J1-HEB/VII/10 tanggal 26 Juli 2010. Syarat pinjaman tersebut sama sengan fasilitas sebelumnya yang telah diterima oleh Perusahaan. Sampai dengan Desember 2010, Perusahaan telah menggunakan fasilitas pinjaman sebesar Rp. 2.488.560.000 yang diturunkan secara berkala. Fasilitas pinjaman berjangka waktu 5 (lima) tahun dengan tingkat bunga pinjaman per tahun sebesar 11% per tahun. Pinjaman dibayar dengan cara angsuran bulanan. Pembayaran pinjaman pokok adalah sebesar Rp 3.101.484.426 pada 30 September 2012 dan Rp 2.837.992.594 pada 30 September 2011. Beban bunga yang dibayar adalah Rp 150.692.945 pada 30 September 2012 dan Rp 246.516.013 pada 30 September 2011. Pinjaman ini telah dilunasi tanggal 16 Mei 2012 dengan dana obligasi. Pinjaman diterima oleh KT KT, anak perusahaan, memperoleh pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dalam bentuk fasilitas kredit pemilikan mobil dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 1.120.000.000 dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 11). Selama tahun 2008, Perusahaan menggunakan Rp 800.000.000 dari fasilitas yang diberikan. Fasilitas ini memiliki jangka waktu 36 bulan terhitung sejak Mei 2008 dan jatuh tempo pada bulan April 2011. Pinjaman ini dibayar dengan cara angsuran bulanan. Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 10,50% 14,25% per tahun. 25. Pinjaman Pembelian Aset Tetap 30 September 2012 Rp PT BCA Finance PT Mandiri Tunas Finance
31 Desember 2011 Rp
12.183.159.293 0
7.693.236.826 2.080.308.043
12.183.159.293
9.773.544.869
Dikurangi bagian hutang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
4.534.866.647
3.736.846.606
Hutang pembelian aset tetap yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun
7.648.292.646
6.036.698.263
Tingkat bunga per tahun
11% - 12%
11% - 12%
Hutang pembelian aset tetap berjangka waktu 1 - 4 tahun dan dijamin dengan aset tetap yang dibeli melalui hutang tersebut. Pembayaran bunga masing-masing adalah sebesar Rp 922.828.421 dan Rp 2.494.269.110 pada tanggal 30 September 2012 dan 2011.
- 44 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
26.
Non Pengendali pada Anak Perusahaan
Modal saham Rp PT Kencana Transport PT Sejahtera AO Kencana Sakti PT Panorama Prima Kencana Transindo PT Rhadana Prima Kencana Transindo PT Panorama Mitra Sarana PT Andalan Sekawan Transcab PT Day Tans (DTS) PT Dwi Ratna Pertiwi (DRP) PT. Canary Transport Jumlah
Saldo Laba Rp
980.000.000 250.000.000 4.000.000 130.000.000 300.000.000 300.000.000 2.500.000 480.000.000 5.000.000
361.550.902 (145.926.997) 16.856.026 (46.252.604) (79.803.481) (1.008.000) (1.398.479) (314.733.031) (460)
2.451.500.000
(210.716.124)
30 September 2012 Selisih nilai transaksi atas penambahan modal anak perusahaan Rp 4.842.172
4.842.172
Laba (rugi) Rp
Jumlah Rp
71.584.531 217.266.614 1.728.403 196.371 (132.034.275) (66.825) 169.388 (87.492.840) (362.974)
1.413.135.433 321.339.617 22.584.429 83.943.767 88.162.244 298.925.175 6.113.081 77.774.129 4.636.566
70.988.393
2.316.614.441
31 Desember 2011
Modal saham Rp PT Kencana Transport PT Sejahtera AO Kencana Sakti PT Panorama Prima Kencana Transindo PT Radhana Prima Kencana Transindo PT Panorama Mitra Sarana PT Andalan Sekawan Transcab PT Dwi Ratna Pertiwi PT Canary Transport PT Day Trans Jumlah
Saldo Laba Rp
980.000.000 250.000.000 4.000.000 130.000.000 300.000.000 300.000.000 480.000.000 5.000.000 2.500.000
217.141.842 (66.344.725) 13.365.665 (10.532.020) (191.108.155) (900.000) (325.791.551) (1.648.002)
2.451.500.000
(365.816.946)
Selisih nilai transaksi atas penambahan modal anak perusahaan
-
Laba (rugi) Rp
Jumlah Rp
4.842.172
144.409.060 (79.582.272) 3.490.361 (35.720.584) 111.304.674 (108.000) 11.058.520 (460) 249.523
1.341.550.902 104.073.003 20.856.026 83.747.396 220.196.519 298.992.000 165.266.969 4.999.540 5.943.693
4.842.172
155.100.823
2.245.626.049
27. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Nilai wajar adalah nilai dimana suatu instrument keuangan dapat dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar, dan bukan merupakan nilai penjualan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan. Nilai wajar diperoleh dari kuotasi harga atau model arus kas diskonto.
- 45 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
27. Nilai Wajar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) Berikut adalah nilai tercatat dan estimasi nilai wajar atas aset dan kewajiban keuangan perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 30 September 2012: Nilai Tercatat Rp
Estimasi Nilai Wajar Rp
Aset Keuangan Lancar Kas dan setara kas Piutang usaha Piutang lain-lain Piutang kepada pihak berelasi
23.401.666.245 27.442.410.447 1.201.319.257 3.868.759.874
23.401.666.245 27.442.410.447 1.201.319.257 3.868.759.874
Jumlah Aset Keuangan Lancar
55.914.155.823
55.914.155.823
9.000.669.743 4.107.194.208 1.477.601.842 2.922.120.036
9.000.669.743 4.107.194.208 1.477.601.842 2.922.120.036
17.507.585.829
17.507.585.829
Liabilitas Keuangan Tidak Lancar Pinjaman bank (termasuk lancar dan tidak lancar) Pinjaman pembelian aset tetap Obligasi
93.210.460.000 12.183.159.293 146.167.894.753
93.210.460.000 12.183.159.293 146.167.894.753
Jumlah Liabilitas Keuangan Tidak Lancar
251.561.514.046
251.561.514.046
Jumlah Liabilitas Keuangan
269.069.099.875
269.069.099.875
Liabilitas Keuangan Lancar Utang usaha Biaya yang masih harus dibayar Utang lain-lain Utang kepada pihak berelasi Jumlah Liabilitas Keuangan Lancar
Metode dan asumsi berikut ini digunakan oleh Perusahaan dan anak perusahaan untuk melakukan estimasi atas nilai wajar setiap kelompok instrument keuangan: Aset dan kewajiban keuangan lancar Karena instrument keuangan tersebut jatuh tempo dalam jangka pendek, maka nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan lancar telah mendekati estimasi nilai wajarnya. Liabilitas keuangan jangka panjang dengan suku bunga tetap dan variable Terdiri dari hutang bank jangka panjang dan hutang pembelian aset tetap. Nilai wajarnya ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrument dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.
28. Modal Saham Susunan kepemilikan saham Perusahaan berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Blue Chip Mulia, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:
30 September 2012 Jumlah Saham
Nama Pemegang Saham
Persentase Kepemilikan %
Jumlah Modal Disetor Rp
66,90%
28.650.000.000
PT Panorama Sentrawisata Tbk CIMB-GK Securities Pte. Ltd. (dahulu SJ Asset Management Sdn. Bhd.) Satrijanto Tirtawisata Budijanto Tirtawisata Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
286.500.000
114.317.270
26,69%
11.431.727.000
Jumlah
428.270.270
100%
42.827.027.000
24.152.500 3.285.500 15.000
- 46 -
5,64% 0,77% 0,00%
2.415.250.000 328.550.000 1.500.000
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
28. Modal Saham (lanjutan)
30 Desember 2011 Jumlah Saham
Nama Pemegang Saham
Persentase Kepemilikan %
Jumlah Modal Disetor Rp
PT Panorama Sentrawisata Tbk CIMB-GK Securities Pte. Ltd. (dahulu SJ Asset Management Sdn. Bhd.) Satrijanto Tirtawisata Budijanto Tirtawisata Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%)
286.500.000
66,90%
28.650.000.000
24.152.500 3.285.500 15.000
5,64% 0,77% 0,00%
2.415.250.000 328.550.000 1.500.000
114.317.000
26,69%
11.431.700.000
Jumlah
428.270.000
100%
42.827.000.000
Waran Seri I Perusahaan menerbitkan 25.600.000 Waran Seri I yang menyertai setiap 5 (lima) saham baru dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 300 per saham pada tahun 2007. Jangka waktu konversi adalah lima tahun sejak diterbitkan sampai dengan tanggal 30 Mei 2012. Setiap 1 (satu) Waran Seri I dapat dikonversikan menjadi 1 (satu) saham. Pada tanggal 31 Desember 2011, jumlah Waran Seri I yang belum dikonversikan menjadi saham adalah 25.330.000 waran, tertanggal 4 Mei 2012 Perusahaan melaksanakan kegiatan exercise atas waran seri 1 sebanyak 270 saham dengan harga Rp 300 per saham. Dan sisanya sebanyak 25.329.730 tidak lagi diperdagangkan dan efek tersebut dikeluarkan dari daftar efek yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Manajemen Permodalan Tujuan utama dari pengelolaan modal Grup adalah untuk memastikan bahwa Grup mempertahankan rasio modal yang sehat dalam rangka mendukung bisnis dan memaksimalkan nilai pemegang saham. Grup tidak diwajibkan untuk memenuhi syarat-syarat modal tertentu. Grup mengelola struktur modal dan membuat penyesuaian terhadap struktur modal sehubungan dengan perubahan kondisi ekonomi. Grup memantau modalnya dengan menggunakan analisa gearing ratio (rasio utang terhadap modal), yakni membagi utang neto terhadap jumlah modal. Kebijakan Grup adalah menjaga gearing ratio Grup pada kisaran gearing ratio perusahaan lain dalam industri sejenis di Indonesia. Utang bersih adalah jumlah utang (termasuk utang jangka pendek dan jangka panjang di laporan posisi keuangan konsolidasian) dikurangi kas dan setara kas. Modal adalah ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk perusahaan, yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, ditambah dengan utang neto.
Ratio Utang Neto terhadap modal pada tanggal 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :
- 47 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011 28. Modal Saham (lanjutan) 30 September 2012 Rp Jumlah pinjaman dan utang
254.483.634.082
Dikurangi : kas dan setara kas Utang neto
31 Desember 2011 Rp 143.142.113.589
23.401.666.245
2.769.032.267
231.081.967.837
140.373.081.322
80.492.607.599
76.689.675.439
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan Rasio utang neto terhadap modal
287,08%
183,04%
29. Uang Muka Setoran Modal Akun ini merupakan uang muka setoran modal dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PSW), pemegang saham. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi belum diadakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengesahkan penerbitan saham baru. 30. Tambahan Modal Disetor – Bersih Akun ini merupakan tambahan modal disetor sehubungan dengan penjualan saham Perusahaan melalui penawaran umum perdana kepada masyarakat dan penerbitan saham sehubungan dengan konversi Waran Seri I sebagai berikut: 30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
Emisi saham perdana (Rp 245 per saham) Dikurangi biaya emisi saham
31.360.000.000 2.070.852.386
31.360.000.000 2.070.852.386
Hasi penawaran umum perdana Konversi Waran Seri I (Rp 300 per saham) Dikurangi nilai nominal (Rp 100 per saham) Saldo 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011
29.289.147.614 81.081.000 12.827.027.000 16.543.201.614
29.289.147.614 81.000.000 12.827.000.000 16.543.147.614
31. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 30 September 2012 Rp
31 Desember 2011 Rp
PT Dwi Ratna Pertiwi (DRP) PT Panorama Primakencana Transindo (PPT)
(1.394.286.709)
(1.394.286.709)
(451.866.859)
(451.866.859)
Jumlah
(1.846.153.568)
(1.846.153.568)
Perusahaan membeli saham DRP dan PPT dalam rangka restrukturisasi entitas sepengendali dengan rincian sebagai berikut:
- 48 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
31. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali (lanjutan) PPT Rp Jumlah tercatat aset bersih Nilai transaksi pembelian Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
593.048.341 1.044.915.200 (451.866.859)
DRP Rp (1.294.286.709) 100.000.000 (1.394.286.709)
32. Penjualan Neto Rincian dari pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan, seluruhnya dalam mata uang Rupiah, adalah sebagai berikut: a.
Berdasarkan jenis produk
30 September 2012 Rp
30 September 2011 Rp
Jumlah jasa angkutan penumpang Jasa angkutan antar kota Jasa perjalanan wisata Jasa sewa kendaraan Tiket pesawat Lain lain
79.952.984.016 24.457.608.875 104.410.592.891 28.590.102.049 651.748.881 3.864.402.308 816.232.917 2.961.003.173
64.646.136.790 16.150.648.666 80.796.785.456 25.638.659.400 7.643.623.141 2.771.918.405 896.111.015 5.057.285.442
Jumlah
141.294.082.219
122.804.382.859
30 September 2012 Rp
30 September 2011 Rp
8.848.763.934 4.832.525.636 2.618.216.090 816.500.000 24.632.500 126.523.064
10.790.999.705 6.710.558.841 2.590.260.344 862.016.000 3.721.338.233 101.522.727 123.476.000 340.354.930
Jumlah Pihak ketiga
17.267.161.224 124.026.920.995
25.240.526.779 97.563.856.080
Jumlah
141.294.082.219
122.804.382.859
Jasa angkutan penumpang Bis Taxi
b.
Berdasarkan sumber pendapatan
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 34) PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (DTN) PT Tirta Putra Wisata PT Destinasi Garuda Wisata PT Asian Trails Indonesia PT Panorama Convex Indah PT Oasis Rhadana Hotel PT Panorama Ministry Lain-lain (dibawah Rp 10.000.000)
- 49 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
32. Penjualan Neto (lanjutan) Pada 30 September 2012 dan 2011, penjualan kepada DTN masing-masing sebesar 6,3 % dan 8,8 % dari jumlah pendapatan usaha konsolidasi. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. 33. Beban Pokok Penjualan
30 September 2012 Rp
30 September 2011 Rp
Bahan bakar Penyusutan (Catatan 13) Beban kendaraan Gaji dan tunjangan karyawan Perbaikan dan pemeliharaan Sewa armada luar Asuransi Beban perjalanan wisata Lain-lain
24.913.199.617 24.401.439.539 10.448.064.380 10.651.636.524 10.015.745.340 2.419.322.011 1.313.181.782 559.988.510 1.605.949.450
22.961.569.416 22.130.055.193 8.918.164.901 8.121.634.587 7.203.375.278 3.508.934.240 1.264.072.585 6.719.174.821 1.229.739.664
Jumlah
86.328.527.153
82.056.720.685
Selama triwulan ketiga tahun 2012 dan 2011, beban langsung yang merupakan pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yaitu dari PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk (DTN), masing-masing sebesar Rp 455.712.500,- dan Nihil. Pada triwulan ketiga tahun 2012 dan 2011, tidak terdapat pembelian dari pemasok tunggal yang jumlahnya melebihi 10% dari jumlah pembelian pada tahun-tahun tersebut. Harga dan syarat transaksi yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sama dengan yang diberikan kepada pihak ketiga. 34. Beban Penjualan 30 September 2012 Rp
30 September 2011 Rp
Penjualan Gaji dan tunjangan karyawan Pemasaran dan promosi
2.104.445.454 1.961.877.981
1.417.151.725 4.214.353.513
Jumlah
4.066.323.435
5.631.505.238
Gaji dan tunjangan karyawan Administrasi kantor Sewa Penyusutan Perbaikan dan pemeliharaan Pos dan telekomunikasi Jasa profesional Pajak Penyisihan kerugian penurunan nilai Perizinan Asuransi Lain-lain
16.820.550.465 2.386.994.444 2.307.669.978 2.134.918.851 898.794.107 1.527.295.388 245.998.102 1.623.610.222
12.908.657.998 2.455.160.778 1.720.911.313 1.740.146.138 554.698.504 1.354.585.171 340.931.839 94.427.839
390.294.829 201.858.580 1.872.299.683
242.128.500 141.277.765 729.179.520
Jumlah
30.410.284.649
22.282.105.365
Umum dan Administrasi
- 50 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
34. Beban Penjualan (lanjutan) Sampai triwulan ketiga tahun 2012 dan 2011, beban umum dan administrasi yang merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 30 September 2012 Rp
30 September 2011 Rp
PT Panorama Sentrawisata Tbk PT Panorama Tour Indonesia
174.000.000
112.500.000
(dahulu PT Tirta Putra Wisata) Jumlah
46.876.954 220.876.954
36.142.680 148.642.680
35. Beban Bunga Terdiri dari beban bunga atas: 30 September 2012 30 September 2011 Rp Rp Hutang bank jangka pendek Hutang jangka panjang: Hutang bank Hutang pembelian aset tetap Kupon Obligasi
1.237.040.383
2.349.411.199
7.699.884.372 922.828.421 6.125.000.000
5.631.410.660 2.494.269.110 -
15.984.753.176
10.475.090.969
Jumlah
36. Imbalan Pasca Kerja Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undangundang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Tidak terdapat pendanaan khusus yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-kerja tersebut. Perhitungan aktuaria terakhir atas cadangan imbalan pasti pasca-kerja dilakukan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen tertanggal 22 Maret 2012 Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing sebanyak 1148.karyawan pada 30 September 2012 dan 1096 karyawan pada 31 Desember 2011. Rekonsiliasi jumlah cadangan imbalan pasti pasca-kerja pada neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:
- 51 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
36. Imbalan Pasca Kerja (lanjutan) 30 September 2012 Rp
31 September 2011 Rp
Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai Penambahan selama tahun berjalan Kerugian aktuarial yang tidak diakui Pembayaran selama tahun berjalan
3.947.271.014 757.569.971 (637.162.455) (12.860.675)
3.947.271.014
Cadangan imbalan pasti pasca-kerja
4.054.817.855
3.310.108.559
(637.162.455) -
Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja: 30 September 2012 30 September2011 Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat perputaran karyawan
6,0% 5% 5-15%
7,5% 8% 5%
37. Utang Obligasi
Obligasi/Bonds
Obligasi Panorama Transportasi 1 Tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap
Pokok Obligasi
Nilai Tercatat
150.000.000.000
146.167.894.753
Tingkat Bunga Tetap
Kupon 12,25%
Pada tanggal 16 Mei 2012 Perusahaan menerbitkan Obligasi Tahun 2012 dengan tingkat bunga tetap (“Obligasi”) sebesar Rp 146.167.894.753. Obligasi ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) pada tanggal 21 Mei 2012. PT Bank Mega Tbk, bertindak sebagai wali amanat dalam penerbitan obligasi tersebut. Hasil penerbitan obligasi tersebut diatas setelah dikurangi dengan biaya emisi dipergunakan untuk: a.
Sekitar 70% (tujuh puluh persen) akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang Perusahaan untuk pelunasan hutang Perusahaan kepada PT CIMB Niaga Tbk., PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Victoria International Tbk..
b.
Sekitar 20% (dua puluh persen) akan digunakan untuk pembelian sekitar 120 unit kendaraan non bus yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha penyewaan kendaraan Perusahaan.
c.
Sekitar 10% (sepuluh persen) akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan dan akan digunakan untuk pool kendaraan bermotor.
Pada tanggal 2 April 2012, Obligasi ini mendapat peringkat idBBB+ (Triple B Plus) berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (“Pefindo”) melalui suratnya No.555/PEFDir/IV/2012. 38. Pajak Penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan untuk periode berjalan tidak melakukan rekonsiliasi antara laba fiskal dengan laba akuntansi. Perhitungan taksiran pajak penghasilan didasarkan atas laba akuntansi yang dikenakan tarif pajak penghasilan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. - 52 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
39. Laba Neto per saham Perhitungan laba per saham berdasarkan informasi berikut: 30 September 2012 Rp Laba bersih untuk perhitungan laba per saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa untuk perhitungan laba per saham dasar Laba per saham dasar
30 September 2011 Rp
3.873.839.553
2.033.392.395
428.270.270
428.270.000
9,05
4,75
Efek berpotensi saham biasa yang dilutif tidak memiliki dampak terhadap perhitungan laba per saham pada 30 September 2012 dan 2011 karena sampai 31 Mei 2012, konversi waran hanya sebanyak 270 lembar saham.
40. Sifat dan Transaksi Hubungan Berelasi Sifat Pihak Berelasi a.
PT Panorama Sentrawisata Tbk merupakan pemegang saham mayoritas Perusahaan.
b.
Perusahaan yang pemegang sahamnya sama dengan pemegang saham Perusahaan: PT Chan Brothers Travel Indonesia PT Citra Wahana Tirta Indonesia PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk PT Dwi Ratna Pertiwi PT Panorama Convex Indah PT Tirta Putra Wisata
c.
Perusahaan yang sebagian pengurus atau manajemennya sama dengan pengurus atau manajemen Perusahaan dan Grup : PT Asian Trails Indonesia PT Bali Dance Festival PT Buayatama Arung Jeram PT Caldera Indonesia PT Destinasi Garuda Wisata PT Duta Chandra Kencana PT Emerald Paradise PT Graha Tirta Lestari PT Oasis Rhadana Hotel PT Panorama Hotel Development PT Panorama Ministry PT Raja Kamar Indonesia
d.
Satrijanto Tirtawisata merupakan pemegang saham dan direktur Perusahaan.
e.
Adhi Tirtawisata dan Mirawati Iskandar merupakan anggota keluarga dekat dari direktur Perusahaan.
- 53 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
40. Sifat dan Transaksi Hubungan Berelasi (lanjutan) f.
Tri Agung Pramono Adhi merupakan pemegang saham dan direktur anak perusahaan Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Grup, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM – LK No. IX.E.1 “Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu”.
Transaksi dengan Pihak Berelasi Rincian saldo dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut : Aset/Liabilitas 30 September
31 Desember
30 September
31 Desember
2012
2011
2012
2011
Rp
Rp
%
%
Aset Piutang usaha PT Panorama Convex Indah PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk
820.609.550
2.786.013.968
4.451.380.071
1.169.846.112
1,30
-
0,45
1,06
781.474.350
1.426.913.047
0,23
0,54
6.053.463.971
5.382.773.127
1,53
2,05
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) Jumlah Piutang dari pihak berelasi PT Bismart
1.716.382.823
PT Panorama Sentra Wisata
0,50
630.247.320
0,18
PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk
-
5.092.036.659
-
1,94
PT Panorama Investama
-
3.763.666.269
-
1,43
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) Jumlah
1.522.129.731
1.194.052.799
3.868.759.874
10.049.755.727
0,62
0,45 3,82
-
2.789.600.000
-
1,06
111.811.850
768.046.559
0,03
0,25
1.291.020.082
5.112.897.057
0,38
0,93
Uang muka pembelian aset tetap PT Panorama Sentrawisata Tbk Liabilitas Utang Usaha Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) Utang kepada pihak berelasi PT Panorama Tours Indonesia dahulu PT Tirta Putra Wisata) PT Panorama Convex Indah
0,00
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1,000,000,000) Jumlah
1.631.099.954
1.719.165.754
0,48
0,49
2.922.120.036
6.832.062.811
0,86
1,42
- 54 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
41. Tujuan dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan Risiko-risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko nilai tukar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kegiatan operasional Perusahaan dan anak perusahaan dijalankan secara berhati-hati dengan mengelola risiko-risiko tersebut agar tidak menimbulkan potensi kerugian bagi Perusahaan dan anak perusahaan. Risiko Suku Bunga Risiko suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan dan anak perusahaan yang terpengaruh risiko suku bunga terutama terkait dengan hutang bank dan kewajiban sewa pembiayaan. Untuk meminimalkan risiko suku bunga, Perusahaan dan anak Perusahaan mendapatkan suku bunga yang cukup kompetitif. Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas kontraktual masa datang dari suatu instrumen keuangan akan terpengaruh akibat perubahan nilai tukar. Perusahaan dan anak perusahaan memiliki eksposur dalam mata uang asing yang timbul dari transaksi operasionalnya. Eksposur tersebut timbul karena transaksi yang bersangkutan dilakukan dalam mata uang. Selain mata uang fungsional unit operasional atau pihak lawan. Eksposur dalam mata uang asing Perusahaan dan anak perusahaan tersebut jumlahnya tidak material. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko bahwa Grup akan mengalami kerugian yang timbul dari pelanggan atau pihak lawan akibat gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat resiko kredit yang terkonsentrasi secara signifikan. Grup mengendalikan risiko kredit dengan cara melakukan hubungan usaha dengan pihak lain yang mempunyai kredibilitas, menetapkan kebijakan verifikasi dan otorisasi kredit, serta memantau kolektibilitas piutang secara berkala untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko kerugian yang timbul karena Grup tidak memiliki arus kas yang cukup untuk memenuhi liabilitasnya Dalam pengelolaan risiko likuiditas, manajemen memantau dan menjaga jumlah kas dan setarakas yang dianggap memadai untuk membiayai operasional Grup dan untuk mengatasi dampak fluktuasi arus kas. Manajemen juga melakukan evaluasi berkala atas proyeksi arus kas dan arus kas aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang, dan terus-menerus melakukan penelaahan pasar keuangan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang optimal
- 55 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
42. Ikatan dan Perjanjian a.
Penyewaan tanah (1) Pada tanggal 21 September 2001, Perusahaan menyewa dua bidang tanah Hak Milik 2 dengan luas 4.215 m yang terletak di Jalan Husein Sastranegara No. 15, Kelurahan Benda, Kecamatan Batu Ceper, Kabupaten Tangerang, milik Maman Sudirman. Jangka waktu sewa adalah 9 tahun dimulai sejak 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2010 dengan uang sewa sebesar Rp 125.000.000. Perusahaan akan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut dan setelah masa sewa berakhir bangunan tersebut dialihkan kepada pemilik tanah. Masa sewa diperpanjang sampai dengan 4 Desember 2012 dengan uang sewa sebesar Rp 233.333.333. (2) Pada tanggal 1 Februari 2006, KT, anak perusahaan, menyewa sebagian dari sebidang tanah lungguh/ tanah garapan dengan luas 2.000 m2 yang terletak di Dusun Cupuwatu I, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta dari Bugiman, SPd. Jangka waktu sewa adalah 20 tahun dimulai sejak 1 Februari 2006 sampai dengan 1 Februari 2026 dengan uang sewa sebesar Rp 28.000.000. KT mendirikan bangunan di atas tanah tersebut sebagai garasi, bengkel serta kantor dan rumah tinggal. Setelah masa sewa berakhir bangunan tersebut dialihkan kepada pemilik tanah. Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak. (3)
Pada bulan November 2008, Perusahaan menyewa 2 bidang tanah Hak Milik yang terletak di Jalan Peta, Kalideres Jakarta Barat dengan luas 3.431 m2 dari pihak ketiga. Jangka waktu sewa adalah 5 tahun dimulai sejak 30 November 2008 sampai dengan 30 November 2013 dengan uang sewa sebesar Rp 150.000.000 . Perusahaan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut yang dibukukan dalam akun aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih. Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
(4)
Pada tanggal 4 September 2009, Perusahaan menyewa tanah yang terletak di Jati Padang, kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan dengan luas 400 m2 dari pihak ketiga. Jangka waktu sewa adalah 3 tahun dimulai sejak 1 Oktober 2009 sampai dengan 30 September 2012 dengan uang sewa sebesar Rp 133.333.333. Perusahaan mendirikan bangunan di atas tanah tersebut yang dibukukan dalam akun aset tetap dalam rangka bangun, kelola dan alih. Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
(5) Pada tanggal 15 April 2011, perusahaan menyewa 6 bidang tanah Hak milik yang terletak di kota Jakarta Barat, kelurahan Kedoya, Kecamatan Kebon Jeruk dengan luas 2.643 m2 dari pihak ketiga. Jangka waktu sewa adalah 3 tahun dimulai sejak 1 Mei 2011 sampai dengan 31 April 2014 dengan uang sewa sebesar Rp 100.000.000. Sewa-menyewa tersebut dapat diperpanjang dan diperbaharui kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak.
- 56 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
42. Ikatan dan Perjanjian (lanjutan) b.
Penyewaan kendaraan 1. Pada tahun 2006, SAOKS, anak perusahaan, mengadakan perjanjian jasa transportasi dengan PT Alfaomega Sehati Mitra, yaitu penyewaan 4 unit kendaraan untuk digunakan dalam kegiatan operasional SAOKS. Atas jasa penyewaan tersebut, SAOKS wajib membayar uang sewa sebesar Rp 50.000.000 per bulan. Perjanjian tersebut berlaku dari tanggal 1 Januari 2006 sampai dengan 31 Desember 2006, dan telah diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2012. Pada tahun 2012 dan 2011, biaya sewa adalah sebesar Rp 128.000.000 dan Rp 125.000.000 masing-masing untuk 13 unit. 2. Pada tanggal 22 Januari 2009, PPKT, anak perusahaan mengadakan perjanjuan sewa kendaraan dengan DTN, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Atas jasa tersebut, PPKT memberikan imbalan jasa sebesar Rp 97.843.230 per bulan . Perjanjuan tersebut berlaku untuk masa 18 bulan terhitung mulai 22 Januari 2009 sampai dengan 22 Juni 2010. Perjanjian ini diperpanjang pada tanggal 1 Juli 2010, dengan perubahan imbalan jasa menjadi sebesar Rp.20.000.000 per bulan dan perjanjian berlaku selama 40 bulan sejak ditandatanganinya.
c.
Penyewaan bangunan 1. Perusahaan menyewa bangunan ruko milik PSW, pemegang saham, yang berlokasi di Tanjung Selor dengan masa sewa sejak 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Januari 2030 untuk digunakan sebagai kantor pusat. Biaya sewa adalah sebesar Rp 12.500.000 per bulan. 2. DRP, anak perusahaan, menyewa bangunan ruko milik PSW, pemegang saham, yang berlokasi di Jalan Balikpapan No. 22A dengan masa sewa sejak 1 Desember 2007 sampai dengan 1 Januari 2013 untuk digunakan sebagai kantor. Biaya sewa adalah sebesar Rp 475.000.000
42. Ikatan dan Perjanjian (lanjutan) 3. DRP, anak perusahaan, menyewa bangunan ruko milik pihak ketiga yang berlokasi di Jalan Balikpapan No. 22B dengan masa sewa sejak 26 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2011 untuk digunakan sebagai kantor. Biaya sewa adalah sebesar Rp 475.000.000 4. Pada tanggal 10 Juni 2011, KT, anak perusahaan, menyewa bangunan yang terletak di Krobokan Semarang, Jangka waktu sewa selama 10 tahun terdiri atas dua tahap. Tahap pertama selama 5 tahun sampai dengan 10 Juni 2016, dengan biaya sewa sebesar Rp 60.000.000 per tahun, dan tahap kedua selama lima (5) tahun sampai dengan 10 Juni 2021. Sewa menyewa tersebut dapat diperpanjang kembali apabila jangka waktu telah berakhir atas persetujuan kedua belah pihak 5. Perusahaan serta DTS, DRP, dan SAOKS, anak-anak perusahaan, menyewa beberapa bangunan dengan para pihak ketiga untuk kegiatan operasional dengan masa sewa antara 1-6 tahun.
d.
PMS, anak perusahaan, memperoleh hak dalam mengoperasikan jaringan waralaba sewa kendaraan tradisional “Europcar” di Indonesia, sesuai dengan panduan dan standar yang ditetapkan oleh Europcar International sebagai franchisor. Dalam perjanjian waralaba yang - 57 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
ditandatangani pada tanggal 10 Mei 2011, PMS diberikan hak waralaba selama 5 tahun 2 bulan yang akan berakhir pada tanggal 30 Juni 2016. PMS diwajibkan untuk membayar non refundable territory fee sebesar USD 150.000 dan refundable security deposit sebesar USD 20.000. PMS juga diwajibkan untuk membayar royalty fee secara bulanan kepada franchisor sebesar 1% - 3,5% atas pendapatan sewa kendaraan yang merupakan bisnis Europcar, dengan minimum fee sebesar USD 1.000 per bulan untuk 1 tahun pertama hingga USD 3.000 per bulan pada tahun ke 5. PMS diwajibkan untuk membuka sebanyak minimum 3 lokasi operasional “Europcar” sampai dengan 31 Desember 2011 dan akan terus bertambah hingga sebanyak minimum 12 lokasi operasional pada tanggal 30 Desember 2015. Selanjutnya, PMS juga diberikan hak untuk memberikan sub-lisensi kepada pihak lain, Perjanjian ini dapat diperpanjang untuk periode 5 tahun ke depan yang berlaku efektif 1 Juli 2016 sampai dengan 30 Juni 2021. Perjanjian ini juga dijamin oleh Perusahaan sebesar maksimum USD 50.000.
e.
Penjaminan pembelian tiket kepada International Air Transport Association (IATA) (1) Berdasarkan Perjanjian Pemberian Bank Garansi No. 0064/BG/SYP/2010 tanggal 20 Desember 2010, PT Bank Central Asia Tbk menerbitkan Bank Garansi sebesar USD 671.110, berlaku dari 1 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011 kepada DRP, anak perusahaan. (2) Berdasarkan Perjanjian Pemberian Bank Garansi No. 0065/BG/SYP/2010 tanggal 20 Desember 2010, PT Bank Central Asia Tbk menerbitkan Bank Garansi sebesar Rp 963.045.600, berlaku dari 1 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011 kepada DRP, anak perusahaan.
42. Ikatan dan Perjanjian (lanjutan) (3) Berdasarkan Akta Perjanjian Fasilitas Perbankan No. 109 tanggal 19 November 2007 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaries di Jakarta, DRP, anak perusahaan, dana PT Panorama Tours Indonesia (PTI) (dahulu PT Tirta Putra Wisata), pihak berelasi, memperoleh fasilitas bank garansi yang tidak terikat (uncommitted bank guarantee facility) dari PT Bank DBS Indonesia sebesar USD 2.850.000, dimana DRP memperoleh fasilitas maksimum sebesar USD 800.000. Fasilitas ini berakhir pada tanggal 19 November 2008 dan dijamin dengan jaminan fidusia atas piutang milik DRP dan PTI. Berdasarkan Akta Perubahan No. 54 tanggal 5 Desember 2008 dari Buntario Tigris Darmawa Ng, S.H., S.E., M.H., notaris di Jakarta, fasilitas yang diperoleh DRP ditingkatkan menjadi sebesar USD 800.0000 dan Rp 1.000.000.000 dan berakhir pada tanggal 19 November 2009, serta kemudian diperpanjang sampai dengan 19 November 2010. Pada tahun 2010, DRP, tidak memperpanjang fasilitas ini. 43. Informasi Segmen Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan pelaporan internal kepada pembuat keputusan operasional, yang bertanggung jawab atas lokasi sumber daya ke masing-masing segmen yang dilaporkan serta menilai kinerja masing-masing segmen tersebut. Grup memiliki empat (4) segmen yang dilaporkan meliputi jasa angkutan penumpang, perjalanan wisata, jasa angkutan antar kota, dan jasa sewa kendaraan.
- 58 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
30 September 2012 Jasa Angkutan
Perjalanan
Jasa Angkutan
Jasa Sewa
Penumpang
Wisata
Antar Kota
Kendaraan
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
108.898.029.123
3.904.469.972
28.407.432.719
4.468.898.915
(4.384.748.510)
141.294.082.219
Beban pokok penjualan
66.495.865.790
747.261.333
20.652.697.565
2.817.450.975
(4.384.748.510)
86.328.527.153
Hasil segmen - laba Kotor Segmen
42.402.163.333
3.157.208.639
7.754.735.154
1.651.447.940
Pendapatan Usaha
Laba Usaha Beban bunga dan keuangan lain
18.864.232.428
(918.700.713)
(15.584.886.890)
2.852.634.453
-
295.671.603
(112.507.045)
(309.219.185)
-
20.488.946.983
(287.359.241)
-
(15.984.753.176) 301.637.600
Pendapatan Bunga Pendapatan (beban) lain-lain - neto
2.551.854
839.739
-
469.307.430
(296.525.672)
61.948.257
9.443.337
-
244.173.352
Laba Sebelum Pajak
4.044.324.571
(1.212.651.981)
2.804.627.519
(586.295.350)
-
5.050.004.759
146.573.837
-
(1.176.165.206)
Beban Pajak
2.574.404
54.965.555.066
(924.745.158)
Laba (Rugi) Neto
303.162.995
3.119.579.413
(701.156.880)
(909.488.986)
2.103.470.639
(439.721.513)
-
-
-
3.873.839.553
Aset Segmen *)
278.432.131.202
16.108.980.982
53.270.868.009
20.453.912.998
-
368.265.893.191
Kewajiban Segmen *)
228.288.508.993
15.573.017.893
11.460.679.628
21.041.304.989
-
276.363.511.503
108.867.828.430
19.629.335
599.074.926
8.594.630.908
-
118.081.163.599
22.135.128.660
46.735.102
3.031.231.829
923.834.124
-
26.136.929.715
102.624.041.206
15.514.467.972
16.797.434.719
4.342.261.628
(1.780.155.175)
137.498.050.350
6.273.987.917
-
126.637.287
(2.604.593.335)
3.796.031.869
108.898.029.123
15.514.467.972
4.468.898.915
(4.384.748.510)
141.294.082.219
Pengungkapan Tambahan Perolehan barang modal
Penyusutan & amortisasi
Pendapatan berdasarkan lokasi geografis Jawa Luar Jawa
Jumlah
*)
16.797.434.719
Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka dan aset pajak tangguhan, sedangkan kewajiban segmen tidak termasuk hutang pajak dan kewajiban pajak tangguhan.
- 59 -
PT PANORAMA TRANSPORTASI Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 serta untuk Periode yang berakhir pada 30 September 2012 dan 30 September 2011
43. Informasi Segmen (Lanjutan)
30 September 2011 Jasa Angkutan
Perjalanan
Jasa Angkutan
Jasa Sewa
Penumpang
Wisata
Antar Kota
Kendaraan
Eliminasi
Konsolidasian
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Pendapatan Usaha
86.517.846.573
8.539.734.156
26.608.416.250
2.925.015.180
(1.786.629.300)
122.804.382.859
Beban pokok penjualan
56.714.788.641
6.119.734.821
19.595.167.593
1.413.658.930
(1.786.629.300)
82.056.720.685
Hasil segmen - laba Kotor Segmen
29.803.057.932
2.419.999.335
7.013.248.657
1.511.356.250
-
40.747.662.174
Laba Usaha
11.032.567.588
58.162.599
1.071.881.003
671.440.381
-
12.834.051.571
572.448.500
18.059.567
103.824.502
-
Keuntungan Penjualan aktiva tetap Beban bunga dan keuangan lain
(8.069.693.608)
Pendapatan Bunga
18.537.290
Pendapatan (beban) lain-lain - neto
(277.095.813)
Laba Sebelum Pajak
3.276.763.957
Beban Pajak
(823.966.630)
Laba (Rugi) Neto
(3.351.292)
(1.701.821.751)
4.451.586
(700.821.751)
-
694.332.569 -
5.649.266
2.376.286
-
4.701.234
(56.875.180)
(36.683.881)
-
82.023.694
(577.342.160)
(63.688.965)
-
(20.505.924)
144.335.540
15.772.883
-
(47.916.082)
(10.475.688.402) 31.014.428
(365.953.640) 2.717.756.526 (684.364.131)
-
-
-
2.033.392.395
2.452.797.327
61.517.770
(433.006.620)
Aset Segmen *)
177.457.660.195
13.637.633.635
43.311.495.309
9.083.579.949
(5.719.782.278)
237.770.586.810
Kewajiban Segmen *)
175.997.695.776
13.833.775.012
45.011.185.611
9.397.963.931
(1.377.844.775)
242.862.775.553
31.844.340.649
112.515.490
7.385.453.415
2.587.060.054
-
41.929.369.608
19.831.908.763
54.396.595
3.272.811.630
711.084.343
-
23.870.201.331
78.514.044.925
8.539.734.156
26.608.416.250
2.771.918.405
(1.093.366.500)
115.340.747.236
8.003.801.648
-
153.096.775
(693.262.800)
7.463.635.623
86.517.846.573
8.539.734.156
2.925.015.180
(1.786.629.300)
122.804.382.859
Pengungkapan Tambahan Perolehan barang modal
Penyusutan & amortisasi
Pendapatan berdasarkan lokasi geografis Jawa Luar Jawa
Jumlah
*)
26.608.416.250
Aset segmen tidak termasuk pajak dibayar dimuka dan aset pajak tangguhan, sedangkan kewajiban segmen tidak termasuk hutang pajak
---------oo000oo-------
- 60 -