Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2003 DAN 2002
Daftar Isi
Halaman Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi ……………………………………………………………………………………….…..
1-3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi ………………………………………………………………………...……
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi …………………………………………..................................
5
Laporan Arus Kas Konsolidasi …………………………………………………………………..................
6-7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi …………………………………………………………......
8-49
*********************
Laporan Auditor Independen
Laporan No. RPC-2087 Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT Modern Photo Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Modern Photo Tbk dan Anak perusahaan tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan ekuitas konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Modern Photo Tbk dan Anak perusahaan tanggal 31 Desember 2003 and 2002, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Seperti dijelaskan dalam Catatan 25 atas laporan keuangan konsolidasi, operasi Perusahaan dan Anak perusahaan telah terpengaruh, dan akan terus terpengaruh oleh kondisi ekonomi di Indonesia.
Prasetio, Sarwoko & Sandjaja
Indrajuwana Komala Widjaja NIAP 98.1.0511 19 April 2004
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2003
2002
AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 Wesel tagih - setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp361.528.299 2c,4 Piutang usaha 2c,2d,5,6,13,16 Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp4.433.770.667 pada tahun 2003 dan Rp2.641.715.096 pada tahun 2002 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp100.899.330 pada tahun 2003 2d,6 Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp126.534.904 2c Persediaan 2e,7,13,16,22 Pajak pertambahan nilai dibayar di muka Biaya dibayar di muka dan uang muka 2d,2f Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR Aktiva pajak tangguhan - bersih 2n,15 Penyertaan saham 2b,8 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp377.178.271.185 pada tahun 2003 dan Rp322.399.940.234 pada tahun 2002 2g,9,13,16 Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp28.056.741.578 pada tahun 2003 dan Rp25.310.429.048 pada tahun 2002 2i
33.628.759.083
40.475.340.802
-
13.655.000.000
127.150.000.461 18.539.768
172.324.648.735 74.240.248
1.900.531.845
940.916.645
13.739.435.899 344.269.710.095 9.262.995.765 27.013.935.742
12.507.750.654 346.025.712.585 5.124.208.497 18.928.360.256
556.983.908.658
610.056.178.422
37.690.065.614 455.827.168
48.312.403.802 1.712.068.721
284.183.749.096
232.384.963.081
22.955.474.865
25.701.787.395
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan Uang muka pembelian persediaan, mesin dan peralatan 7,9 Taksiran tagihan pajak penghasilan 15 Beban ditangguhkan - bersih 2j,10 Dana pada bank beku operasi - pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar Rp5.500.842.727 2c,2d,6,12,13 Setoran jaminan Sewa dibayar di muka jangka panjang 2f Pinjaman direksi dan karyawan 2d,6 Aktiva disewakan - pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp1.805.947.415 pada tahun 2003 dan Rp1.725.896.204 pada tahun 2002 2b,2d,2k,6,9,11 Aktiva lain-lain Jumlah Aktiva Tidak Lancar JUMLAH AKTIVA
2003
2002
72.317.247.917 22.672.494.866 21.948.180.563
21.207.186.000 20.198.822.934 32.922.270.839
10.700.000.000 3.396.417.335 2.808.681.506 1.083.642.237
10.700.000.000 1.943.998.703 9.129.864.597 1.500.275.451
604.973.601 601.287.756
685.024.812 1.448.779.236
481.418.042.524
407.847.445.571
1.038.401.951.182
1.017.903.623.993
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2003
2002
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Hutang jangka pendek 2d,6,9,12,13,16 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang usaha 2d,6,14 Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang hubungan istimewa 2d,6 Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Hutang pajak 2n,15,26 Hutang jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun Bank 13,16 Sewa guna usaha 2g,9 Pembiayaan konsumen 9 Jumlah Kewajiban Lancar
152.779.446.137 10.700.000.000
102.533.155.928 10.700.000.000
210.984.892.954 3.381.120.215 600.000.000 11.052.479.540 13.770.160.065 12.576.936.585
275.063.595.894 1.819.895.547 792.173.790 15.243.617.153 6.817.633.901 9.963.059.731
39.344.001.782 257.752.725 93.229.968
31.647.599.999 1.073.778.875 -
455.540.019.971
455.654.510.818
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih
2n,15
806.794.081
1.482.866.543
Penyisihan kesejahteraan karyawan
2h,23
2.523.040.288
-
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bank Sewa guna usaha Pembiayaan konsumen
13,16 2g,9 9
346.380.982.394 136.229.864 163.911.228
338.721.957.175 246.674.217 -
Jumlah hutang jangka panjang
346.681.123.486
338.968.631.392
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
350.010.957.855
340.451.497.935
Jumlah Kewajiban
805.550.977.826
796.106.008.753
133.384.950.000 10.260.385.000
133.384.950.000 10.260.385.000
5.000.000.000 84.205.638.356
5.000.000.000 73.152.280.240
232.850.973.356
221.797.615.240
1.038.401.951.182
1.017.903.623.993
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp500 per saham Modal dasar - 400.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 266.769.900 saham Tambahan modal disetor - agio saham Saldo laba Telah ditentukan untuk cadangan umum Belum ditentukan penggunaannya
17
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan
2003
2002
2d,2l,6,18,21
1.694.243.122.266
1.856.933.843.332
2d,2j,2l,6,10,19
1.374.515.677.544
1.619.987.218.640
319.727.444.722
236.946.624.692
155.018.065.730 134.978.807.124
145.906.466.518 116.257.316.786
Jumlah Beban Usaha
289.996.872.854
262.163.783.304
LABA (RUGI) USAHA
29.730.571.868
(25.217.158.612)
22
33.350.044.806 1.755.752.721 613.688.294 492.827.509 (33.682.658.722) (2.946.876.512)
91.322.997.638 602.283.333 671.945.593 1.398.320.727 (24.526.008.160) (2.688.425.151)
2i,15 2b,8 15
(2.746.312.530) (1.256.241.553) 1.554.334.262
(2.746.312.530) 1.377.296.640
Jumlah Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih
(2.865.441.725)
65.412.098.090
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK
26.865.130.143
40.194.939.478
5.870.022.200 9.941.749.827
3.182.503.500 14.046.439.637
Jumlah Beban Pajak - Bersih
15.811.772.027
17.228.943.137
LABA BERSIH
11.053.358.116
22.965.996.341
41
86
PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
2d,2k,2l,6,15,20,21,23
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba selisih kurs - bersih Laba penjualan aktiva tetap Penghasilan sewa Penghasilan bunga Beban bunga Royalti Amortisasi selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan Penyisihan kerugian penyertaan saham Lain-lain - bersih
2m 2g,9 2d,6,11
BEBAN PAJAK Tahun berjalan Tangguhan
2n,15
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR
2o
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Saldo Laba
Saldo, 31 Desember 2001 Laba bersih tahun 2002 Saldo, 31 Desember 2002 Laba bersih tahun 2003 Saldo, 31 Desember 2003
Tambahan Modal Disetor - Agio Saham
Telah Ditentukan Untuk Cadangan Umum
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
133.384.950.000
10.260.385.000
5.000.000.000
50.186.283.899
198.831.618.899
-
-
-
22.965.996.341
22.965.996.341
133.384.950.000
10.260.385.000
5.000.000.000
73.152.280.240
221.797.615.240
-
-
-
11.053.358.116
11.053.358.116
133.384.950.000
10.260.385.000
5.000.000.000
84.205.638.356
232.850.973.356
Modal Ditempatkan Dan Disetor Penuh
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari pelanggan Pembayaran untuk/kepada: Pemasok Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Beban usaha Kas dihasilkan dari operasi Penerimaan dari: Pajak Bunga Lain-lain Pembayaran untuk: Pajak Bunga
15
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunan (kenaikan) wesel tagih Hasil penjualan aktiva tetap Perolehan aktiva tetap Kenaikan piutang hubungan istimewa Pembayaran aktivitas investasi lainnya Uang muka pembelian mesin dan peralatan
4 9 9
9
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Perolehan hutang jangka pendek dan jangka panjang Pembayaran hutang jangka pendek dan jangka panjang Pembayaran hutang sewa guna usaha Penurunan hutang hubungan istimewa Pembayaran hutang pembiayaan konsumen
6
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan
2003
2002
1.735.167.051.656
1.804.542.285.103
(1.417.291.874.628) (169.693.387.173) (134.153.169.826)
(1.459.216.426.753) (158.865.848.991) (114.733.702.197)
14.028.620.029
71.726.307.162
6.201.933.394 492.827.509 10.367.988.226
12.287.680.632 1.398.320.727 (12.500.451.087)
(16.070.537.940) (33.731.838.365)
(27.937.657.730) (23.969.216.911)
(18.711.007.147)
21.004.982.793
13.655.000.000 3.020.837.023 (89.674.359.229) (2.059.615.200) (135.563.882) -
(13.655.000.000) 869.639.806 (28.142.158.358) (484.318.739) (379.921.441) (21.207.186.000)
(75.193.701.288)
(62.998.944.732)
339.654.350.403
315.406.100.432
(251.375.720.590) (926.470.503) (192.173.790) (101.858.804)
(278.922.267.847) (1.370.926.602) (23.199.060) -
87.058.126.716
35.089.706.923
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
Catatan PENURUNAN BERSIH KAS DAN BANK
2003
2002
(6.846.581.719)
(6.904.255.016)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
3
40.475.340.802
47.379.595.818
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
3
33.628.759.083
40.475.340.802
Aktivitas yang Tidak Mempengaruhi Arus Kas Perolehan aktiva melalui: Sewa guna usaha
9
360.000.000
293.000.000
359.000.000
-
9
21.207.186.000
2.970.916.819
9
707.458.618
-
Pembiayaan konsumen Reklasifikasi ke aktiva tetap dari: Uang muka pembelian mesin dan peralatan Aktiva tidak digunakan dalam operasi
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
1. UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Modern Photo Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 12 Mei 1971 berdasarkan Akta Notaris Djojo Muljadi, S.H. No. 47. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/205/2 tanggal 23 Agustus 1972 serta diumumkan dalam Berita Negara No. 99 tanggal 12 Desember 1972. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Budiarti Karnadi, S.H. No. 48 tanggal 26 Mei 1997, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perusahaan, termasuk perubahan nama Perusahaan dari PT Modern Photo Film Company menjadi PT Modern Photo Tbk dan perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000 per saham menjadi Rp500 per saham. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-7307 HT.01.04.Th.97 tanggal 29 Juli 1997. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha-usaha di bidang perdagangan dan perindustrian, khususnya di bidang industri colour processing, bahan-bahan fotografi, alat-alat percetakan dan perdagangan pada umumnya. Perusahaan berkedudukan di Jalan Matraman Raya No. 12, Jakarta dan cabang-cabangnya berlokasi di Balikpapan, Bandung, Banjarmasin, Batam, Denpasar, Lampung, Makassar, Manado, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang dan Surabaya. Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1971. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tahun 1991, Perusahaan menawarkan 4.500.000 sahamnya kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp1.000 per saham melalui Penawaran Umum Perdana dengan harga penawaran Rp6.800 per saham pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Tanggal efektif penawaran umum perdana tersebut adalah tanggal 11 Juni 1991. Sebelum dilakukan Penawaran Umum Perdana, jumlah saham ditempatkan dan disetor adalah 40.000.000 saham, sehingga sesudah Penawaran Umum Perdana, jumlah saham ditempatkan dan disetor adalah 44.500.000 saham. Pada tahun 1992, Perusahaan menerbitkan saham baru dengan cara Penawaran Umum Terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sejumlah 8.853.980 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang ditawarkan kepada para pemegang saham lama di mana setiap pemegang saham yang memiliki 5 (lima) saham lama dapat membeli 1 (satu) saham baru dengan harga Rp8.250. Pada tahun 1994, Perusahaan mengkapitalisasi sebagian besar agio saham ke modal saham dengan menerbitkan saham bonus sejumlah 80.030.970 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham atau seluruhnya Rp80.030.970.000, dimana setiap kepemilikan 2 (dua) saham yang terdaftar dalam daftar pemegang saham tanggal 30 Maret 1994 memperoleh 3 (tiga) saham bonus (baru). Dalam rapat umum luar biasa para pemegang saham yang diselenggarakan pada tanggal 2 Mei 1997 yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 48 yang telah disebutkan di atas, para pemegang saham menyetujui perubahan nilai nominal saham dari Rp1.000 per saham menjadi Rp500 per saham. Pada tanggal 31 Desember 1998, Perusahaan telah mencatatkan seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
8
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
1. UMUM (lanjutan) c. Struktur Perusahaan dan Anak perusahaan Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Anak perusahaan dengan persentase pemilikan lebih dari 50% adalah sebagai berikut: Tahun Mulai Operasi Komersial
Anak Perusahaan Lokasi ________________ __________
Kegiatan Pokok _________________
PT Honoris Industry (HI)
Jakarta dan Ciawi
Produsen dan eksportir kamera, radio stereo mobil dan alat musik
PT Modern Photo Industry (MPI)
Jakarta dan Serang
Produsen film dan kertas foto
PT Modern Putra Indonesia (MPRI)
Jakarta
PT Modern Indolab (MIL)
Jakarta
Jumlah Aktiva 31 Desember Persentase Pemilikan
2003
359.630.627.691
2002
1982
99,99%
446.585.359.290
1979
99,99
217.401.112.155
159.390.552.644
Perdagangan eceran produkproduk fotografi, elektronik dan telekomunikasi (kartu telepon)
1988
99,99
183.757.514.197
134.113.395.385
Jasa cuci cetak foto
1990
99,99
19.571.478.917
21.073.172.574
d. Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan Berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 131 tanggal 20 Juni 2003, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2003, adalah sebagai berikut: Komisaris Utama Komisaris Komisaris Direktur Utama Direktur Direktur
: : : : : :
Hadi Intan Oscar Jaro Tavera Sonny Yong Sungkono Honoris Achmad Fauzi Hasan Lendy Susanto
Gaji dan tunjangan lainnya yang diperuntukkan bagi direksi dan komisaris Perusahaan sejumlah Rp5.377.961.165 dan Rp6.021.207.129 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki masingmasing 5.346 dan 6.953 karyawan tetap (tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi dan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value), penyertaan saham yang dicatat dengan metode ekuitas, dan aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali.
9
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasi (lanjutan) Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi ini adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan yang sahamnya dimiliki Perusahaan di atas 50% seperti yang diungkapkan dalam Catatan 1c. Seluruh saldo akun dan transaksi yang material antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Penyertaan saham Perusahaan atau Anak perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas (equity method). Dengan metode ini, penyertaan dinyatakan sebesar biaya perolehannya dan ditambah atau dikurangi dengan bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan serta dikurangi dividen kas yang diterima. Bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan jumlah amortisasi secara garis lurus selama 5 (lima) tahun atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dan proporsi pemilikan Perusahaan atau Anak perusahaan atas nilai buku aktiva bersih pada tanggal perolehan. c. Penyisihan kerugian dan piutang ragu-ragu Penyisihan kerugian dan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun aktiva masing-masing secara individual pada akhir tahun. d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Saldo hutang dan piutang yang timbul dari transaksi pembelian dan penjualan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing disajikan sebagai Hutang Usaha dan Piutang Usaha pada neraca konsolidasi, sedangkan saldo hutang dan piutang yang timbul dari transaksi dengan pihak hubungan istimewa di luar transaksi pembelian dan penjualan, masing-masing disajikan sebagai Hutang Hubungan Istimewa dan Piutang Hubungan Istimewa pada neraca konsolidasi. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan atau tidak sama dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
10
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value) dimana biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata bergerak (moving-average method). Penyisihan kerugian untuk persediaan usang dan penurunan nilai persediaan ditentukan berdasarkan penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun untuk mengurangi nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersih. f.
Biaya dibayar di muka Biaya dibayar di muka diamortisasi dan dibebankan pada operasi selama masa manfaat masingmasing biaya.
g. Aktiva tetap o
Pemilikan langsung Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan, kecuali yang dinilai kembali berdasarkan peraturan pemerintah, dikurangi akumulasi penyusutan. Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu menghitung penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut: Tahun Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
3 - 20 4 - 10 4- 5 4- 5
Satu Anak perusahaan menghitung penyusutan atas bangunan dan prasarana dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva selama 20 (dua puluh) tahun dan metode saldo menurun ganda (double-declining balance method) untuk aktiva lainnya berdasarkan kategori masing-masing aktiva tersebut. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah, dibebankan seluruhnya pada operasi pada saat terjadinya, karena jumlahnya tidak material. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan. Penurunan nilai aktiva tetap dibebankan pada beban usaha tahun berjalan apabila terdapat peristiwa atau perubahan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat dipulihkan kembali.
11
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Aktiva tetap (lanjutan) o
Sewa guna usaha Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dikapitalisasi (capital lease) apabila memenuhi semua kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan di dalam neraca konsolidasi sebagai bagian aktiva tetap sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap pemilikan langsung. Hutang sewa guna usaha dinyatakan sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha.
o
Aktiva dalam penyelesaian Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
h. Dana pensiun Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Iuran dana pensiun tersebut ditanggung oleh karyawan, Perusahaan dan Anak perusahaan. Iuran dana pensiun yang ditanggung karyawan dihitung sebesar 3,6% dari jumlah gaji pokok bulanan karyawan dan kontribusi Perusahaan dan Anak perusahaan sebesar 4,9% sampai dengan 5,4%. Biaya jasa lalu (past service cost) diamortisasi sepanjang rata-rata sisa masa kerja karyawan yang ada. Aktiva program pensiun manfaat pasti Perusahaan dan Anak perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun The Modern Group yang didirikan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP/054/KM.17/1994 dan dimuat di Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 42 tanggal 27 Mei 1994. Sebelum tanggal 1 Januari 2003, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak melakukan akrual kesejahteraan karyawan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 (Kep-150) mengenai “Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan”, karena Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa program pensiun yang ada cukup untuk menutupi beban sehubungan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja tersebut. Sejak tanggal 1 Januari 2003, Perusahaan dan Anak perusahaan telah menghitung dampak Undang-undang Tenaga Kerja No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 pada Laporan Keuangan Konsolidasi tahun 2003 sesuai dengan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 tahun 2003.
12
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan Selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan (disajikan setelah dikurangi selisih lebih aktiva bersih Anak perusahaan atas biaya perolehan penyertaan) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 (dua puluh) tahun. Manajemen berpendapat bahwa alasan utama pengamortisasian selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan selama 20 (dua puluh) tahun adalah karena pada umumnya Anak perusahaan tersebut mempunyai prestasi usaha yang cukup baik dan telah menjalankan usahanya selama 13 (tiga belas) sampai 25 (dua puluh lima) tahun.
j.
Beban ditangguhkan Biaya untuk riset dan pengembangan diakui sebagai beban pada periode terjadinya kecuali biayabiaya pengembangan proyek yang secara khusus dapat diidentifikasi dan mempunyai manfaat di masa yang akan datang dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban ditangguhkan. Beban ditangguhkan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaatnya selama 6 (enam) tahun.
k. Aktiva disewakan Aktiva disewakan dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap pemilikan langsung (Catatan 2g). l.
Pengakuan pendapatan dan beban Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman. Pendapatan dari penjualan lokal, jasa cuci cetak foto, jasa perbaikan dan perakitan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan atau pada saat jasa cuci cetak foto, jasa perbaikan dan perakitan telah selesai. Beban diakui pada saat terjadinya.
m. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, yaitu kurs tengah uang kertas asing yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan. Kurs yang digunakan adalah AS$1 sama dengan Rp8.465,00, ¥1 sama dengan Rp79,17 dan SIN$1 sama dengan Rp4.976,50 pada tanggal 31 Desember 2003, dan AS$1 sama dengan Rp8.940,00, ¥1 sama dengan Rp75,40, SIN$1 sama dengan Rp5.154,31, dan HK$1 sama dengan Rp1.146,33 pada tanggal 31 Desember 2002. n. Beban atau manfaat pajak Beban pajak kini dihitung berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Penangguhan beban atau manfaat pajak (deferred tax) dihitung untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal, serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasi sesuai dengan PSAK No. 46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”.
13
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Laba bersih per saham dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama tahun berjalan sebanyak 266.769.900 saham pada tahun 2003 dan 2002. p. Informasi segmen usaha Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan umum produk Perusahaan dan Anak perusahaan (segmen usaha) dan wilayah pemasarannya (segmen geografis). Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. q. Penggunaan estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mensyaratkan manajemen untuk memakai estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
3. KAS DAN BANK Kas dan bank terdiri dari:
Kas Bank PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Rp7.865.004.539 dan AS$10.506 pada tahun 2003 dan Rp6.884.763 dan AS$22.251 pada tahun 2002) PT Bank DBS Indonesia (Rp1.143.923.815, AS$457.036 dan ¥19.619.069 pada tahun 2003 dan Rp1.559.650.220, AS$451.815 dan ¥124.798.216 pada tahun 2002) PT Bank Central Asia Tbk (Rp6.388.775.826 dan AS$4.941 pada tahun 2003 dan Rp11.416.242.870 pada tahun 2002)
14
2003
2002
3.427.467.676
4.221.806.522
7.953.934.315
205.809.948
6.565.974.825
15.007.409.801
6.430.600.498
11.416.242.870
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
3. KAS DAN BANK (lanjutan) 2003
2002
5.210.116.329 1.662.026.099 718.139.153 605.168.403 552.842.091 248.485.166 175.867.164
5.266.967.096 303.403.546 2.532.187.337 498.514.447 658.364.380 284.635.083 -
78.137.364
79.999.772
33.628.759.083
40.475.340.802
2003
2002
Pihak ketiga PT Cahyagold Prasetya Finance Mirabell Ventures Limited, Nassau, Bahamas
361.528.299 -
361.528.299 13.655.000.000
Jumlah pihak ketiga Dikurangi penyisihan kerugian
361.528.299 361.528.299
14.016.528.299 361.528.299
-
13.655.000.000
Standard Chartered Bank, Jakarta (Rp4.214.646.474, AS$116.161 dan ¥153.729 pada tahun 2003 dan Rp3.440.158.220, AS$202.905 dan ¥170.240 pada tahun 2002) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Lippo Tbk PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Artha Graha Lain-lain di bawah Rp100.000.000 (Rp44.481.455 dan AS$3.976 pada tahun 2003 dan Rp44.380.310 dan AS$3.984 pada tahun 2002) Jumlah kas dan bank
4. WESEL TAGIH Wesel tagih terdiri dari:
Bersih
Wesel tagih yang dikeluarkan pada bulan Oktober 2002 oleh Mirabell Ventures Limited, Nassau, Bahamas kepada satu Anak perusahaan (MPI) terdiri dari 3 (tiga) lembar wesel tagih dengan jumlah masing-masing sebesar Rp6.000.000.000, Rp6.000.000.000, dan Rp1.655.000.000, yang jatuh tempo pada tanggal 6 Januari 2003, 9 Januari 2003 dan 3 Oktober 2003 dengan suku bunga tahunan sebesar 17%. Pada tanggal 6 Januari 2003, 9 Januari 2003, dan 4 April 2003, Anak perusahaan telah menerima hasil pencairan wesel tagih tersebut sebesar Rp13.655.000.000. Wesel tagih yang dikeluarkan oleh PT Cahyagold Prasetya Finance kepada satu Anak perusahaan (MIL) sebesar Rp361.528.299 telah jatuh tempo pada tanggal 26 Juni 1999 dan telah dibentuk penyisihan kerugian 100% sejak tahun 1999.
15
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
5. PIUTANG USAHA Akun ini merupakan piutang yang timbul dari penjualan barang dagangan dan jasa serta jasa perbaikan dan perakitan kepada: 2003 2002 Pihak ketiga Produk fotografi Produk elektronik dan magnetik Produk industrial Produk peralatan musik Produk mesin foto copy Lain-lain
102.799.948.564 18.254.226.421 4.908.804.107 3.461.248.774 1.446.449.588 713.093.674
133.116.255.943 30.972.366.780 5.590.816.822 3.644.510.337 941.405.803 701.008.146
Jumlah pihak ketiga Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
131.583.771.128 4.433.770.667
174.966.363.831 2.641.715.096
Bersih
127.150.000.461
172.324.648.735
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6) PT Modernland Realty Tbk PT Hori Elemeca Industry
12.651.700 5.888.068
74.240.248
Jumlah pihak yang mempunyai hubungan istimewa
18.539.768
74.240.248
127.168.540.229
172.398.888.983
Jumlah piutang usaha - bersih
Termasuk dalam piutang usaha di atas adalah piutang dalam mata uang asing sebesar AS$5.735.822 dan ¥302.296.837 pada tahun 2003 dan AS$6.724.091 dan ¥847.587.197 pada tahun 2002. Analisa umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 2003
2002
71.392.910.318 10.981.551.760 3.602.797.251 45.625.051.567
114.923.283.271 24.607.319.100 2.222.168.205 33.287.833.503
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
131.602.310.896 4.433.770.667
175.040.604.079 2.641.715.096
Bersih
127.168.540.229
172.398.888.983
1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari lebih dari 90 hari
Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2003
2002
Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang selama tahun berjalan
2.641.715.096 1.839.168.443 (47.112.872)
2.542.574.403 214.560.000 (115.419.307)
Saldo akhir
4.433.770.667
2.641.715.096
16
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Piutang usaha milik dua Anak perusahaan (HI dan MPRI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitasfasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur (Catatan 13 dan 16).
6. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA a. Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi usaha dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, terutama yang berhubungan dengan transaksi penjualan dan pembelian. Transaksi-transaksi tersebut dilaksanakan pada tingkat harga dan persyaratan yang normal, kecuali untuk pinjaman tanpa bunga Perusahaan dan Anak perusahaan kepada direksi, dan karyawan (Catatan 6b) dan pinjaman tanpa bunga satu Anak perusahaan (HI) dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6f). Penjualan kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa berjumlah Rp29.644.695 dan Rp104.978.235 atau 0,002% dan 0,006% dari jumlah penjualan bersih masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Saldo piutang dari transaksi penjualan tersebut berjumlah Rp18.539.768 dan Rp74.240.248 atau 0,002% dan 0,007% dari jumlah aktiva masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, yang disajikan dalam akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (Catatan 5). Pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa berjumlah Rp11.322.023.752 dan Rp13.560.435.743 atau 0,912% dan 0,894% dari jumlah pembelian masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Saldo hutang dari transaksi pembelian tersebut berjumlah Rp3.381.120.215 dan Rp1.819.895.547 atau 0,420% dan 0,229% dari jumlah kewajiban masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, yang disajikan dalam akun “Hutang Usaha” pada neraca konsolidasi (Catatan 14). b. Perusahaan dan Anak perusahaan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada direksi dan karyawan yang dilunasi melalui pemotongan gaji bulanan berjumlah Rp1.083.642.237 dan Rp1.500.275.451 atau 0,104% dan 0,147% dari jumlah aktiva masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Pinjaman ini disajikan dalam akun “Pinjaman Direksi dan Karyawan” pada neraca konsolidasi. c.
Satu Anak perusahaan (HI) menggunakan jasa PT Hori Elemeca Industry untuk merakit komponen lampu kilat kamera di tahun 2002. Biaya perakitan yang dibebankan pada operasi berjumlah Rp5.833.449.144 (0,360% dari jumlah beban pokok penjualan), yang disajikan dalam akun “Beban Pokok Penjualan - Beban Pabrikasi” pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
d. Satu Anak perusahaan (MPI) menyewakan tanah, bangunan dan prasarana, serta inventaris, yang disajikan dalam akun “Aktiva Disewakan” pada neraca konsolidasi, kepada PT Modern Toolsindo, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 11). Penghasilan sewa yang diperoleh tersebut berjumlah Rp253.668.053 dan Rp289.083.418 atau 8,853% dan 0,442% dari jumlah penghasilan (beban) lain-lain masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002, yang disajikan dalam akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Penghasilan Sewa” pada laporan laba rugi konsolidasi.
17
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
6. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) e. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki saldo giro dan deposito berjangka pada PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi) berjumlah Rp16.200.842.727 atau 1,560% dan 1,592% dari jumlah aktiva masing-masing untuk tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Di lain pihak, Perusahaan dan satu Anak perusahaan (MPI) juga mempunyai saldo pinjaman dari PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi). Pada tahun 1999, pinjaman ini telah dialihkan kepada PT Cakrawala Gita Pratama (CGP). Saldo pinjaman dari CGP sebesar Rp10.700.000.000 atau 1,328% dan 1,344% masing-masing dari jumlah kewajiban pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 (Catatan 12 dan 13). f.
Satu Anak perusahaan (HI) mendapat pinjaman tanpa bunga dari satu pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp600.000.000 atau 0,074% dan 0,075% masing-masing dari jumlah kewajiban pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. Disamping itu, pada tahun 2002, Anak perusahaan tersebut juga mendapat pinjaman tanpa bunga dari PT Linda Utomo Perkasa sebesar Rp192.173.790 atau 0,024% dari jumlah kewajiban pada tanggal 31 Desember 2002. Pinjaman tersebut disajikan dalam akun “Hutang Hubungan Istimewa” pada neraca konsolidasi.
Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Sifat hubungan dengan Perusahaan dan/atau Anak perusahaan
Nama pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(i)
Pemegang saham Perusahaan
PT Inti PutraModern
(ii)
Memiliki sebagian direksi dan komisaris yang sama dengan Perusahaan dan/atau Anak perusahaan
PT Modern Toolsindo, PT Linda Utomo Perkasa dan PT Cakrawala Gita Pratama
(iii)
Empat puluh persen sahamnya dimiliki oleh satu Anak perusahaan
PT Hori Elemeca Industry
(iv)
Seluruh atau sebagian sahamnya dimiliki oleh PT Inti PutraModern, pemegang saham utama Perusahaan
PT Fajarina Unggul Industry, PT Modernland Realty Tbk, dan PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi).
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan jumlah di atas Rp1 milyar adalah sebagai berikut:
Pembelian barang dagangan dan bahan pembantu: PT Fajarina Unggul Industry PT Linda Utomo Perkasa PT Hori Elemeca Industry PT Modern Toolsindo Jumlah
18
2003
2002
3.886.038.103 3.626.211.998 2.796.066.481 1.013.707.170
3.141.838.170 2.305.896.415 5.833.449.145 2.279.252.013
11.322.023.752
13.560.435.743
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
6. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Rincian saldo piutang yang timbul dari transaksi di luar usaha pokok dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2003
2002
PT Modern Toolsindo PT Fajarina Unggul Industry PT Hori Elemeca Industry Lain-lain
1.645.199.477 246.690.000 100.899.330 8.642.368
873.313.603 54.293.042 13.310.000
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
2.001.431.175 100.899.330
940.916.645 -
Bersih
1.900.531.845
940.916.645
0,18%
0,09%
Persentase dari jumlah aktiva
Piutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagian besar merupakan piutang yang timbul dari transaksi sewa dan pembayaran biaya-biaya tertentu dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang hubungan istimewa.
7. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari: 2003
2002
Produk fotografi Produk elektronik dan magnetik Produk industrial Produk telekomunikasi (kartu telepon) Mesin fotocopy Suku cadang untuk reparasi Produk peralatan musik Bahan pembungkus Gallery frame Lain-lain
253.655.546.998 21.895.411.927 16.600.298.861 14.094.317.525 7.407.493.023 4.773.440.607 4.228.450.493 1.909.309.959 262.011.762 910.376.469
239.384.440.738 21.076.835.236 14.745.771.128 20.844.649.583 8.331.661.173 4.307.129.345 4.189.058.328 2.707.998.590 1.472.208.343 631.509.514
Sub-jumlah Persediaan dalam perjalanan
325.736.657.624 18.533.052.471
317.691.261.978 28.334.450.607
Jumlah
344.269.710.095
346.025.712.585
Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan dan satu Anak perusahaan (MPI) memiliki uang muka pembelian persediaan sebesar Rp72.317.247.917 yang dicatat sebagai “Uang Muka Pembelian Persediaan, Mesin dan Peralatan” dalam neraca konsolidasi. 19
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
7. PERSEDIAAN (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai realisasi bersih barang jadi kamera milik satu Anak perusahaan (HI) lebih rendah dibandingkan biaya perolehannya yang disebabkan oleh keusangan. Oleh karena itu, Anak perusahaan melakukan penyesuaian sebesar Rp1.035.940.100 untuk mengurangi nilai persediaan barang jadi tersebut ke nilai realisasi bersihnya dan membebankan penyesuaian tersebut pada operasi tahun berjalan. Persediaan Perusahaan dan dua Anak perusahaan (HI dan MPRI) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur (Catatan 13 dan 16). Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran atau pencurian berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp309.979.945.887. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
8. PENYERTAAN SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2002, akun ini merupakan penyertaan saham satu Anak perusahaan (HI) pada PT Hori Elemeca Industry (HEI), perusahaan asosiasi yang bergerak dalam industri perakitan lampu kilat untuk kamera, yang terdiri dari 2.000 saham dengan jumlah nilai nominal Rp348.800.000 (AS$200.000). Saham-saham tersebut diperoleh sejak tahun 1989 dengan harga Rp2.200.000.000 yang merupakan pemilikan 40%. Pada tanggal 31 Desember 2002, nilai tercatat penyertaan ini adalah sebesar Rp1.712.068.721, setelah memperhitungkan akumulasi bagian Anak perusahaan atas laba bersih HEI setelah dikurangi dividen kas sejak tanggal perolehan. Bagian Anak perusahaan atas laba bersih HEI adalah sebesar Rp7.510.488 pada tahun 2002. Pada tanggal 30 November 2003, laporan keuangan PT HEI mencerminkan akumulasi defisit yang signifikan, karena rugi operasi. Hal ini terutama disebabkan permintaan produk yang rendah dari Anak perusahaan (HI), pelanggan utama HEI. Karena itu, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 22 November 2003 yang diaktakan dalam Akta Notaris Linaswati, S.H., No. 8 tanggal 22 November 2003, pemegang saham HEI menyetujui likuidasi HEI efektif sejak tanggal 30 November 2003. Pada tanggal 31 Desember 2003, sehubungan dengan likuidasi dan aktiva bersih HEI yang telah negatif, manajemen telah melakukan penyisihan kerugian penyertaan saham sebesar Rp1.256.241.553 yang dicatat sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Lain-lain“ dalam laporan laba rugi konsolidasi.
9. AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari: Saldo Awal
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
29.680.699.808 71.617.962.167 289.087.568.092 126.943.564.529 28.896.192.129
7.043.256.058 43.209.735.833 62.632.441.855 6.114.686.691
151.266.800 146.307.825 12.346.748 2.907.614.817 2.154.350.691
29.529.433.008 78.514.910.400 332.284.957.177 186.668.391.567 32.856.528.129
Jumlah
546.225.986.725
119.000.120.437
5.371.886.881
659.854.220.281
2003
20
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Saldo Awal
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Aktiva dalam Penyelesaian Bangunan
3.772.849.990
2.224.764.545
5.997.614.535
-
Sewa Guna Usaha Alat-alat pengangkutan
4.786.066.600
360.000.000
3.638.266.600
1.507.800.000
Jumlah Nilai Tercatat
554.784.903.315
121.584.884.982
15.007.768.016
661.362.020.281
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
32.284.643.255 184.272.918.576 81.982.974.777 21.875.108.332
3.942.032.505 30.784.739.659 19.596.008.983 5.952.185.993
88.432.735 9.849.113 1.931.129.717 2.035.119.322
36.138.243.025 215.047.809.122 99.647.854.043 25.792.175.003
Jumlah
320.415.644.940
60.274.967.140
4.064.530.887
376.626.081.193
1.984.295.294
1.041.203.408
2.473.308.710
552.189.992
Jumlah Akumulasi Penyusutan
322.399.940.234
61.316.170.548
6.537.839.597
377.178.271.185
Nilai Buku
232.384.963.081
2003
Sewa Guna Usaha Alat-alat pengangkutan
284.183.749.096
Saldo Awal
Penambahan/ Reklasifikasi
Pengurangan/ Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
29.134.952.958 69.181.529.129 284.999.381.961 111.046.836.091 25.418.434.540
545.746.850 2.461.433.038 4.427.409.295 16.471.302.256 4.107.805.548
25.000.000 339.223.164 574.573.818 630.047.959
29.680.699.808 71.617.962.167 289.087.568.092 126.943.564.529 28.896.192.129
Jumlah
519.781.134.679
28.013.696.987
1.568.844.941
546.225.986.725
36.471.800
4.519.081.117
782.702.927
3.772.849.990
5.130.066.600
293.000.000
637.000.000
4.786.066.600
Jumlah Nilai Tercatat
524.947.673.079
32.825.778.104
2.988.547.868
554.784.903.315
Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
28.367.765.877 155.018.010.519 63.833.663.529 19.209.082.079
3.921.877.378 29.300.695.679 18.482.621.808 3.285.130.048
5.000.000 45.787.622 333.310.560 619.103.795
32.284.643.255 184.272.918.576 81.982.974.777 21.875.108.332
Jumlah
266.428.522.004
54.990.324.913
1.003.201.977
320.415.644.940
1.211.484.833
1.051.497.961
278.687.500
1.984.295.294
Jumlah Akumulasi Penyusutan
267.640.006.837
56.041.822.874
1.281.889.477
322.399.940.234
Nilai Buku
257.307.666.242
2002
Aktiva dalam Penyelesaian Bangunan Sewa Guna Usaha Alat-alat pengangkutan
Sewa Guna Usaha Alat-alat pengangkutan
232.384.963.081
21
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Penambahan nilai tercatat terdiri dari:
Pembelian Perolehan aktiva melalui sewa guna usaha Reklasifikasi dari: Uang muka pembelian mesin dan peralatan Aktiva dalam penyelesaian Aktiva sewa guna usaha Aktiva tidak digunakan dalam operasi Jumlah
2003
2002
89.674.359.229 360.000.000
28.142.158.358 293.000.000
21.207.186.000 5.997.614.535 3.638.266.600 707.458.618
2.970.916.819 782.702.927 637.000.000 -
121.584.884.982
32.825.778.104
Pengurangan aktiva tetap pada tahun 2003 dan 2002 meliputi penjualan tanah, bangunan dan prasarana, mesin dan peralatan, inventaris dan alat-alat pengangkutan dengan rincian sebagai berikut: 2003
Harga Jual
Nilai Buku
Tanah, bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
735.962.022 300.000 1.225.938.638 1.058.636.363
209.141.890 2.497.635 953.664.546 99.780.231
Jumlah
3.020.837.023
1.265.084.302
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap 526.820.132 (2.197.635 ) 272.274.092 958.856.132 1.755.752.721
2002
Harga Jual
Nilai Buku
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris Alat-alat pengangkutan
25.000.000 137.119.422 564.519.498 143.000.886
20.000.000 6.728.067 229.684.243 10.944.163
5.000.000 130.391.355 334.835.255 132.056.723
Jumlah
869.639.806
267.356.473
602.283.333
Pada tahun 2003, pengurangan aktiva tetap termasuk penghapusan inventaris dengan nilai buku sebesar Rp22.820.554, dan penghapusan alat-alat pengangkutan dengan nilai buku sebesar Rp19.451.138. Pada tahun 2002, pengurangan aktiva tetap termasuk reklasifikasi aktiva tetap dari mesin dan peralatan ke inventaris dengan nilai buku sebesar Rp286.707.475 dan penghapusan inventaris dengan nilai buku sebesar Rp11.579.015.
22
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Pembebanan penyusutan aktiva tetap tahun 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut: 2003
2002
Beban pabrikasi Beban usaha (Catatan 20)
33.247.008.841 25.595.852.997
30.145.595.986 25.617.539.388
Jumlah
58.842.861.838
55.763.135.374
Pada tanggal 31 Desember 2002, dua Anak perusahaan (MPI dan MPRI) memiliki uang muka pembelian mesin dan peralatan sebesar Rp21.207.186.000, yang dicatat sebagai “Uang Muka Pembelian Persediaan, Mesin dan Peralatan” dalam neraca konsolidasi. Tanah atas nama Perusahaan dan Anak perusahaan merupakan Hak Guna Bangunan yang akan jatuh tempo pada berbagai tanggal sampai dengan tanggal 29 Desember 2029 dan manajemen berpendapat hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Tanah, bangunan dan aktiva tetap tertentu milik Perusahaan dan tiga Anak perusahaan (HI, MPI dan MPRI) digunakan sebagai jaminan atas fasilitas-fasilitas kredit yang diperoleh dari berbagai kreditur (Catatan 13 dan 16). Berdasarkan evaluasi manajemen, tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva Perusahaan dan Anak perusahaan seperti yang disyaratkan dalam PSAK No. 48. Aktiva tetap dan aktiva disewakan (Catatan 11), kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar Rp570.410.974.011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari risiko kebakaran dan risiko lainnya. Perusahaan (pada tahun 2002) dan dua Anak perusahaan (HI dan MPI) mengadakan perjanjian sewa guna usaha untuk alat-alat pengangkutan dengan berbagai jangka waktu yang akan berakhir pada berbagai tanggal di tahun 2004 dan 2005. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian tersebut adalah sebagai berikut: 2003
2002
Tahun 2003 2004 2005
303.534.986 133.302.400
1.278.048.300 269.925.186 -
Jumlah Dikurangi bunga yang belum jatuh tempo
436.837.386 42.854.797
1.547.973.486 227.520.394
Hutang sewa guna usaha Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
393.982.589 257.752.725
1.320.453.092 1.073.778.875
Bagian jangka panjang
136.229.864
246.674.217
23
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Satu Anak perusahaan (MPI) mengadakan perjanjian pembiayaan konsumen atas alat-alat pengangkutan, yang dijamin dengan alat-alat pengangkutan yang dibiayai tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2003, pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang berdasarkan Perjanjian tersebut adalah sebagai berikut: Tahun 2004 2005 2006
138.846.000 138.846.000 46.282.000
Total Dikurang bunga yang belum jatuh tempo
323.974.000 66.832.804
Hutang pembiayaan konsumen Bagian jatuh tempo dalam satu tahun
257.141.196 93.229.968
Bagian jangka panjang
163.911.228
10. BEBAN DITANGGUHKAN - BERSIH Akun ini merupakan pengeluaran satu Anak perusahaan (HI) untuk desain dan modifikasi teknis produk kamera yang dikapitalisasi dan diamortisasi dengan jangka waktu 6 (enam) tahun sejak tahun 2000. Amortisasi beban ditangguhkan yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp10.974.090.276 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002, yang dicatat pada akun “Beban Pokok Penjualan - Beban Pabrikasi” pada laporan laba rugi konsolidasi.
11. AKTIVA DISEWAKAN Aktiva disewakan terdiri dari: 2003 Saldo Awal
Penambahan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Inventaris
176.269.500 1.990.522.506 244.129.010
-
176.269.500 1.990.522.506 244.129.010
Jumlah Biaya Perolehan
2.410.921.016
-
2.410.921.016
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Inventaris
1.481.767.194 244.129.010
80.051.211 -
1.561.818.405 244.129.010
Jumlah Akumulasi Penyusutan
1.725.896.204
80.051.211
1.805.947.415
Nilai Buku
685.024.812
24
604.973.601
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
11. AKTIVA DISEWAKAN (lanjutan) 2002 Saldo Awal
Penambahan
Saldo Akhir
Biaya Perolehan Tanah Bangunan dan prasarana Inventaris
176.269.500 1.990.522.506 244.129.010
-
176.269.500 1.990.522.506 244.129.010
Jumlah Biaya Perolehan
2.410.921.016
-
2.410.921.016
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan prasarana Inventaris
1.405.413.644 244.129.010
76.353.550 -
1.481.767.194 244.129.010
Jumlah Akumulasi Penyusutan
1.649.542.654
76.353.550
1.725.896.204
Nilai Buku
761.378.362
685.024.812
Beban penyusutan aktiva disewakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp80.051.211 dan Rp76.353.550. Tanah yang disewakan atas nama satu Anak perusahaan (MPI) merupakan Hak Guna Bangunan yang akan jatuh tempo pada tanggal 21 November 2025 dan manajemen berpendapat hak tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo.
12. DANA PADA BANK BEKU OPERASI Pada tanggal 4 April 1998, Pemerintah mengumumkan bahwa PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, termasuk dalam salah satu bank yang berada dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Kemudian pada tanggal 21 Agustus 1998, Pemerintah telah mengumumkan pembekuan operasi PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi). Hal ini menyebabkan dana Perusahaan dan beberapa Anak perusahaan berupa rekening giro sejumlah Rp12.394.298.824 (Rp8.100.673.428, AS$601.490 dan ¥309.370) dan deposito berjangka sejumlah Rp3.806.543.903 (Rp2.950.929.269 dan AS$109.008), yang ditempatkan pada bank tersebut tidak dapat ditarik untuk jangka waktu yang belum ditentukan. Pada tanggal 14 April 1998, manajemen telah mengajukan permohonan tertulis kepada BPPN untuk memperhitungkan dana tersebut dengan pinjaman Perusahaan dan satu Anak perusahaan pada bank tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Perusahaan dan Anak perusahaan belum memperhitungkan (set-off) dana dengan pinjaman tersebut di atas. Walaupun demikian, selisih antara saldo dana sebesar Rp16.200.842.727 pada tahun 2003 dan 2002 dengan saldo pinjaman sebesar Rp10.700.000.000 pada tahun 2003 dan 2002 (Catatan 6 dan 13) telah dibentuk penyisihan kerugian. Hutang kepada PT Bank Modern Tbk ini telah dialihkan kepada PT Cakrawala Gita Pratama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berdasarkan Perjanjian “Consent and Acknowledgement” tanggal 9 Juli 1999. Dalam Perjanjian “Consent and Acknowledgement” ini para debitur, termasuk Perusahaan, menyetujui pengalihan semua hak dan kewajiban Bank kepada BPPN, dari BPPN kepada pemegang saham debitur dan dari pemegang saham debitur kepada PT Cakrawala Gita Pratama.
25
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
12. DANA PADA BANK BEKU OPERASI (lanjutan) Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 15 tahun 2004 tentang pengakhiran tugas dan pembubaran BPPN, dalam pasal 8 dinyatakan bahwa dengan diakhirinya tugas dan dibubarkannya BPPN, Program Penjaminan Pemerintah terhadap kewajiban pembayaran bank umum yang semula dilakukan oleh BPPN berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 26 tahun 1998 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 27 tahun 1998, selanjutnya dilaksanakan oleh Menteri Keuangan yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Unit Pelaksanaan Penjaminan Pemerintah (UP3) sebagaimana diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 17 tahun 2004.
13. HUTANG JANGKA PENDEK Hutang jangka pendek merupakan pinjaman dari: Pihak ketiga Standard Chartered Bank, Jakarta (AS$10.208.762 pada tahun 2003 dan AS$6.691.970 pada tahun 2002) PT Bank Mayapada International Tbk PT Bank International Indonesia Tbk UFJ Bank Limited, Singapura (AS$471.000 pada tahun 2003 dan AS$ 911.000 pada tahun 2002) Jumlah pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6 dan 12) PT Cakrawala Gita Pratama Jumlah
2003
2002
86.417.131.137 32.375.300.000 30.000.000.000
59.826.215.928 34.562.600.000 -
3.987.015.000
8.144.340.000
152.779.446.137
102.533.155.928
10.700.000.000
10.700.000.000
163.479.446.137
113.233.155.928
Berdasarkan Perjanjian Fasilitas Kredit Bank tanggal 19 Juni 2003, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank, Jakarta (SCB) berupa “Letters of Credit”, dan “Loan against Trust Receipt” dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar AS$5.300.000, serta “Shipping Guarantee” dan “Bank Guarantee” dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar AS$2.000.000. Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 8,0% pada tahun 2003. Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, Perusahaan diharuskan untuk menginformasikan dengan segera kepada Bank jika terjadi perubahan susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan serta Anggaran Dasar Perusahaan, mempertahankan kepemilikan keluarga Honoris sekurang-kurangnya 51% secara langsung maupun tidak langsung, mempertahankan rasio keuangan tertentu, dan tidak diperbolehkan memperoleh pinjaman baru tanpa persetujuan tertulis dari SCB. Perjanjian ini telah diperpanjang sampai tanggal 30 Desember 2004. Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan tidak memenuhi salah satu persyaratan dalam perjanjian pinjaman, yaitu mengenai rasio periode persediaan. Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak dipenuhinya rasio tersebut tidak mempunyai dampak terhadap operasi Perusahaan.
26
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG JANGKA PENDEK (lanjutan) Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan (MPI) dari Standard Chartered Bank, Jakarta (SCB), merupakan fasilitas “Letters of Credit” termasuk fasilitas “Loan against Trust Receipt” dan Shipping Guarantee” dengan jumlah maksimum AS$8.000.000 (Catatan 22) yang berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 8,0% pada tahun 2003 dan 8,0% sampai dengan 8,5% pada tahun 2002 serta dijamin dengan tanah dan bangunan milik Anak perusahaan tersebut dengan nilai hipotik sebesar Rp40.000.000.000 (Catatan 9) dan jaminan pribadi dari 4 (empat) pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Berdasarkan perjanjian kredit tersebut, Anak perusahaan tidak diperbolehkan untuk melakukan penggabungan usaha (merger), konsolidasi, reorganisasi atau perubahan pemilikan, hipotik, penjaminan, penyerahan atau pemindahan aktiva Anak perusahaan, memperoleh pinjaman baru tanpa persetujuan tertulis dari SCB, dan harus mempertahankan rasio keuangan tertentu. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, Anak perusahaan tidak memenuhi salah satu persyaratan dalam perjanjian pinjaman, yaitu mengenai rasio periode pelunasan piutang. Manajemen Anak perusahaan berkeyakinan bahwa tidak dipenuhinya rasio tersebut tidak mempunyai dampak terhadap operasi Anak perusahaan. Berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H. No. 200 tanggal 31 Juli 2002, satu Anak perusahaan (MPI) memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank Mayapada International Tbk sejumlah Rp35.000.000.000, yang akan jatuh tempo pada tanggal 18 September 2004. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 19% pada tahun 2003 dan 21% pada tahun 2002 dan dijamin dengan tanah dan bangunan milik Anak perusahaan yang berlokasi di Serang (Catatan 9). Anak perusahaan telah mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Bank mengenai perolehan pinjaman dari PT Bank Mayapada International Tbk ini. Berdasarkan akta Pengakuan Hutang No. 9 tanggal 4 Juli 2003, yang dibuat oleh notaris James Herman Rahardja, S.H., satu Anak perusahaan (MPRI) mendapat fasilitas pinjaman dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) yang terdiri dari: a. Fasilitas rekening koran sebesar Rp5.000.000.000, jangka waktu 12 bulan, atau akan jatuh tempo pada tanggal 4 Juli 2004. b. Pinjaman promes berulang sebesar Rp30.000.000.000, yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan. c. Pinjaman berjangka sebesar Rp35.000.000.000, dengan jangka waktu 60 bulan (Catatan 16). Pinjaman ini dijamin dengan tanah dan bangunan Anak perusahaan yang berlokasi di Semarang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali dan daerah lainnya di Jawa, piutang dagang, persediaan dan mesin frontier digital (Catatan 5, 7 dan 9). Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga tahunan sebesar 17% sampai dengan 18%. Selama pinjaman ini masih terhutang, Anak perusahaan tidak diperbolehkan melakukan, antara lain, memberikan pinjaman kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa kecuali berhubungan dengan operasional Anak perusahaan, memperoleh tambahan pinjaman kecuali yang telah diinformasikan kepada BII sebelum penandatangan perjanjian, menjual sebagian atau seluruh aktiva Anak perusahaan, menjadi penjamin/penanggung hutang kecuali yang telah diinformasikan kepada BII sebelum penandatanganan perjanjian, mengubah struktur modal kecuali untuk peningkatan modal yang berasal dari kenaikan laba ditahan atau pengeluaran saham baru atau setoran dari pemegang saham Anak perusahaan, membagi dividen, investasi untuk meningkatkan kapasitas Anak perusahaan, melakukan merger/penggabungan perusahaan, konsolidasi atau mengakuisisi saham-saham dalam perusahaan lain, dan mempertahankan beberapa rasio keuangan tertentu. Fasilitas pinjaman yang diperoleh satu Anak perusahaan (MPRI) dari UFJ Bank, Limited, Singapura mempunyai jumlah maksimum sebesar AS$2.000.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan 2,5% di atas SIBOR serta dijamin dengan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Fasilitas ini telah diperpanjang dan akan jatuh tempo pada tanggal 13 November 2004. Saldo terhutang adalah sebesar Rp3.987.015.000 dan Rp8.144.340.000 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002. 27
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
13. HUTANG JANGKA PENDEK (lanjutan) Fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan dan satu Anak perusahaan (MPI) dari PT Bank Modern Tbk (bank beku operasi), Jakarta, dengan jumlah maksimum Rp35.000.000.000 dijamin dengan jaminan pribadi dari Direktur Utama Perusahaan. Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 29 September 1998 dan 6 Januari 1999. Pada tanggal 9 Juli 1999, saldo terhutang pinjaman tersebut sebesar Rp10.700.000.000 telah dialihkan kepada PT Cakrawala Gita Pratama, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 12).
14. HUTANG USAHA Hutang usaha terdiri atas hutang kepada: 2003
2002
Pihak ketiga Impor (AS$7.576.234, ¥1.350.934.690 dan SIN$497.505 pada tahun 2003 dan AS$ 7.879.630, ¥2.223.059.186 dan SIN$146.710 pada tahun 2002) Lokal (AS$348.554, ¥26.546.539, SIN$24.364 dan Rp32.249.294.039 pada tahun 2003 dan AS$984.336, ¥45.690.938, SIN$180.112 dan Rp23.093.202.100 pada tahun 2002)
173.562.152.366
238.797.442.341
37.422.740.588
36.266.153.553
Jumlah pihak ketiga
210.984.892.954
275.063.595.894
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 6) PT Linda Utomo Perkasa PT Fajarina Unggul Industry PT Modern Toolsindo PT Hori Elemeca Industry
1.366.749.789 1.239.560.001 644.614.302 130.196.123
6.050.000 518.442.573 385.460.746 909.942.228
Jumlah pihak yang mempunyai hubungan istimewa
3.381.120.215
1.819.895.547
214.366.013.169
276.883.491.441
Jumlah hutang usaha
Akun-akun tersebut di atas merupakan hutang dari pembelian produk fotografi Fuji, bingkai, peralatan rumah tangga, baterai, kartu telepon, bahan pembungkus, produk elektronik, kamera digital, album foto, suku cadang dan lain-lain. Pemasok utama Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu adalah Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang. Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu membeli produk Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang melalui Tai Fung Trading Co., Hong Kong, karena pemasok tidak bersedia menerima fasilitas letters of credit yang diterbitkan di Indonesia. Analisa umur hutang usaha adalah sebagai berikut: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari lebih dari 90 hari Jumlah 28
2003
2002
16.602.723.384 21.134.284.284 83.656.939.400 92.972.066.101
35.628.020.121 56.757.953.499 46.914.072.923 137.583.444.898
214.366.013.169
276.883.491.441
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN a. Hutang pajak terdiri dari:
Taksiran hutang pajak penghasilan (setelah dikurangi pembayaran pajak di muka sebesar Rp15.872.392.840 pada tahun 2003 dan Rp15.954.029.490 pada tahun 2002) Hutang pajak lainnya Pasal 4 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan atas Barang Mewah Jumlah
2003
2002
-
351.698.936
13.788.070 3.495.216.947 1.132.965 313.485.367 141.914.317 134.482.789 4.361.411.733 4.115.504.397
1.904.880.492 1.140.331 181.327.852 448.761.195 79.461.828 2.140.444.003 4.855.345.094
12.576.936.585
9.963.059.731
b. Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan taksiran penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 2003
2002
26.865.130.143
40.194.939.478
1.826.873.614
5.467.494.049
2.746.312.530
2.746.312.530
508.616.396
2.705.147.674
Laba Perusahaan sebelum beban pajak
31.946.932.683
51.113.893.731
Beda temporer Penyusutan Laba penjualan aktiva tetap Transaksi sewa guna usaha Penyisihan kesejahteraan karyawan Lain-lain
5.712.771.475 61.506.357 49.851.200 26.146.602 16.254.050
2.089.909.681 150.520.841 59.820.000 7.678.495
Laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Ditambah (dikurangi) Rugi Anak perusahaan sebelum beban (manfaat) pajak Amortisasi selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan Eliminasi transaksi yang berhubungan dengan Anak perusahaan
29
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (lanjutan)
Beda tetap Sumbangan dan representasi Pemberian kenikmatan kepada karyawan Kekurangan bayar dan denda pajak Rugi yang belum direalisasi atas penurunan harga pasar saham Beban bunga yang tidak dapat dikurangkan Penghapusan piutang tak tertagih Penghasilan yang pajaknya bersifat final Sewa Bunga
c.
2003
2002
3.534.362.704 930.135.044 153.266.786
2.098.235.406 855.652.104 137.648.887
149.140.075 -
52.862.847 37.614.242
(477.423.647) (72.656.025)
(580.293.611) (247.271.145)
Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan
42.030.287.304
55.776.271.478
Dikurangi akumulasi rugi fiskal: Tahun 1997 Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 Tahun 2001
39.877.215.664 5.684.411.182 70.509.186.309 4.823.424.667
22.149.763.012 78.196.587.762 5.684.411.182 70.509.186.309 10.930.892.858
Saldo akumulasi rugi fiskal Perusahaan
78.863.950.518
131.694.569.645
Perhitungan beban pajak dan taksiran tagihan pajak penghasilan adalah sebagai berikut: 2003
2002
16.861.840.399
9.947.890.475
5.870.022.200
3.182.503.500
Pajak dibayar di muka Perusahaan Anak perusahaan
11.499.968.529 24.571.247.245
8.736.549.836 26.887.580.008
Jumlah pajak dibayar di muka
36.071.215.774
35.624.129.844
Penerimaan tagihan pajak penghasilan Perusahaan Anak perusahaan
2.595.380.637 3.606.552.757
2.082.509.745 10.205.170.887
Jumlah penerimaan tagihan pajak penghasilan
6.201.933.394
12.287.680.632
Pengurangan tagihan pajak penghasilan Perusahaan Anak perusahaan
151.340.182 1.175.425.132
67.680.474 239.141.240
Jumlah pengurangan tagihan pajak penghasilan
1.326.765.314
306.821.714
Taksiran penghasilan kena pajak Anak perusahaan Beban pajak dalam laporan laba rugi konsolidasi
30
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) 2003
2002
Taksiran tagihan pajak penghasilan Perusahaan Anak perusahaan
8.753.247.710 13.919.247.156
6.586.359.617 13.612.463.317
Jumlah taksiran tagihan pajak penghasilan
22.672.494.866
20.198.822.934
-
351.698.936
2003
2002
Taksiran hutang pajak penghasilan Anak perusahaan d. Perhitungan beban pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Beban pajak tangguhan pengaruh beda temporer pada tarif pajak maksimum (30%) Perusahaan Rugi fiskal Penyusutan aktiva tetap Laba penjualan aktiva tetap Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Lain-lain Anak perusahaan Penghapusan persediaan usang Amortisasi beban ditangguhkan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Penyusutan aktiva tetap Penyisihan (pembukuan kembali penyisihan) piutang ragu-ragu Penyisihan kerugian penyertaan saham Rugi fiskal Sewa Lain-lain Beban pajak tangguhan
15.849.185.739 (1.713.831.443) (18.451.907) (7.843.981) 59.257.387
16.732.881.443 (626.972.904) (45.156.252) 105.536.984
241.300.830 (1.638.075.878) (749.068.106) (598.494.507)
(120.252.984) (1.401.768.563) (1.316.633.475)
(551.750.532) (376.872.466) (350.152.347) (323.942.276) 120.489.314
1.106.962.626 (369.337.882) (22.123.854) 3.304.498
9.941.749.827
14.046.439.637
e. Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
Aktiva pajak tangguhan Perusahaan Rugi fiskal Aktiva tetap Piutang Transaksi sewa guna usaha Penyisihan kesejahteraan karyawan
31
2003
2002
23.659.185.155 2.831.872.346 512.050.850 189.094.740 7.843.981
39.508.370.894 1.150.328.881 526.184.711 183.478.380 -
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) 2003
2002
4.994.604.272 1.655.477.988 1.625.483.670 1.013.273.149 995.991.888 565.013.619 412.623.792 376.872.466 82.276.639 117.890.640
3.356.528.394 3.130.277.672 1.625.483.670 663.120.802 444.241.356 84.067.246 323.577.469 117.890.641
39.039.555.195
51.113.550.116
Kewajiban pajak tangguhan Anak perusahaan Aktiva tetap Transaksi sewa guna usaha
1.312.772.960 36.716.621
2.695.409.604 105.736.710
Jumlah kewajiban pajak tangguhan
1.349.489.581
2.801.146.314
Aktiva pajak tangguhan - bersih
37.690.065.614
48.312.403.802
Aktiva pajak tangguhan Anak perusahaan Penyisihan kesejahteraan karyawan Aktiva disewakan Dana pada bank beku operasi
184.054.487 44.244.341 24.769.148
50.086.815 24.769.148
Jumlah aktiva pajak tangguhan
253.067.976
74.855.963
Anak perusahaan Beban ditangguhkan Aktiva tetap Dana pada bank beku operasi Rugi fiskal Piutang Biaya masih harus dibayar Sewa dibayar di muka Penyisihan kerugian penyertaan saham Persediaan Lain-lain Jumlah aktiva pajak tangguhan
Kewajiban pajak tangguhan Anak perusahaan Aktiva tetap Biaya dibayar di muka Transaksi sewa guna usaha
1.047.442.633 7.559.820 4.859.604
1.557.816.792 2.945.550 (3.039.836)
Jumlah kewajiban pajak tangguhan
1.059.862.057
1.557.722.506
806.794.081
1.482.866.543
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
32
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) f.
Rekonsiliasi antara beban pajak yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku atas laba sebelum beban pajak dengan beban pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut: 2003 2002 Laba sebelum beban pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Ditambah (dikurangi) Amortisasi selisih lebih biaya perolehan penyertaan atas aktiva bersih Anak perusahaan Eliminasi transaksi yang berhubungan dengan Anak perusahaan
26.865.130.143
40.194.939.478
2.746.312.530
2.746.312.530
508.616.396
2.705.147.674
30.120.059.069
45.646.399.682
Beban pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku
9.018.517.626
13.641.419.905
Pengaruh pajak atas beda tetap
3.553.154.854
3.587.523.232
Penyesuaian atas akumulasi rugi fiskal
3.240.099.547
-
15.811.772.027
17.228.943.137
Laba Perusahaan dan Anak perusahaan sebelum beban pajak
Beban pajak
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan mencakup konsekuensi pajak di masa mendatang sehubungan dengan perbedaan antara dasar laporan komersial dan fiskal dari aktiva dan kewajiban serta pemanfaatan dari akumulasi rugi fiskal bersih yang dapat digunakan telah didasarkan atas rencana kerja Perusahaan dan Anak perusahaan. Aktiva pajak tangguhan diakui sepanjang besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang dapat menyebabkan aktiva pajak tangguhan dipulihkan. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berkeyakinan bahwa aktiva pajak tangguhan tersebut dapat dipulihkan seluruhnya. Untuk tahun 2003, taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) adalah sesuai dengan jumlah yang akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang akan disampaikan Perusahaan dan Anak perusahaan kepada Kantor Pelayanan Pajak, sedangkan untuk tahun 2002, taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) adalah sesuai dengan jumlah yang telah dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang telah disampaikan Perusahaan dan Anak perusahaan kepada Kantor Pelayanan Pajak. g. Ketetapan Pajak Pada bulan Maret 2003, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan, yang menyatakan bahwa Perusahaan memiliki kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2001 sebesar Rp2.743.978.563. Disamping itu, pada bulan Februari dan Maret 2003, Perusahaan juga menerima beberapa Surat Tagihan pajak dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar untuk Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2001 yang menyatakan bahwa Perusahaan mempunyai kekurangan pembayaran pajak sebesar Rp148.597.926. Jumlah ini telah dikurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2001. Dengan demikian, kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2001 setelah dikurangkan dengan kekurangan pembayaran pajak adalah sebesar Rp2.595.380.637. Selisih antara jumlah tersebut dengan taksiran pajak penghasilan yang dicatat oleh Perusahaan sebesar Rp151.340.182 dibebankan pada operasi tahun 2003. 33
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
15. PERPAJAKAN (lanjutan) Berdasarkan Surat Ketetapan tersebut di atas, rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2001 telah dikoreksi dari Rp10.930.892.858 menjadi Rp4.823.424.667. Disamping itu, akumulasi rugi fiskal juga telah disesuaikan dengan adanya perubahan penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2002 menurut SKPLB yang diterima di tahun 2004 (Catatan 26). Berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal Pajak No. 007/IB/PPN/WPJ.07/KP.089/2003 tanggal 31 Maret 2003, kantor pajak memberikan pengembalian bunga atas kelebihan pembayaran pajak Perusahaan tahun 2001 sebesar Rp138.573.640 yang dicatat sebagai bagian dari “Pendapatan (Beban) Lain-lain“ di tahun 2003. Pada bulan Juni 2003, dua Anak perusahaan (MIL dan MPI) menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang menyatakan bahwa Anak perusahaan mempunyai kelebihan pembayaran atas Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2001 sebesar Rp3.616.314.189. Disamping itu, pada bulan Agustus, Oktober dan November 2003, tiga Anak perusahaan (MPRI, MIL dan MPI) menerima Surat Tagihan Pajak (STP) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang menyatakan bahwa Anak perusahaan mempunyai kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan Badan, pasal 4, 21, 23, 26 dan Pajak Pertambahan Nilai tahun 2001 sebesar Rp692.224.358. Kekurangan pembayaran pajak ini telah dikurangkan dari kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan sebesar Rp9.761.432 dan sisanya sebesar Rp682.462.926 dibebankan pada operasi tahun 2003. Dengan demikian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan tahun 2001 yang diterima Anak perusahaan dari kantor pajak setelah memperhitungkan kekurangan pembayaran pajak tersebut adalah sebesar Rp3.606.552.757. Perbedaan antara jumlah tersebut dengan jumlah taksiran tagihan pajak penghasilan yang dicatat Anak perusahaan sebesar Rp1.165.663.700 dibebankan pada operasi tahun 2003. Berdasarkan surat keputusan Direktorat Jenderal Pajak No. Kep.062-PPN/WPJ.07/KP.0809/2002 tanggal 18 Juli 2002, Kep.077-PPN/WPJ.07/KP.0809/2002 tanggal 25 September 2002 dan Kep.078-PPN/WPJ.07/KP.0809/2002 tanggal 25 September 2002, Kantor Pajak telah mengembalikan sejumlah Rp2.082.509.745 kepada Perusahaan (setelah dikurangi kekurangan pembayaran pajak dan denda pajak). Perbedaan sebesar Rp67.680.474 antara jumlah tersebut dengan taksiran tagihan pajak penghasilan yang dicatat oleh Perusahaan dibebankan pada beban usaha tahun 2002. Pada tahun 2002, tiga Anak perusahaan (HI, MPRI dan MPI) menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang menyatakan bahwa Anak perusahaan mempunyai kelebihan pembayaran atas Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2000 sebesar Rp10.093.083.931. Dua Anak perusahaan (HI dan MPI) juga menerima Surat Tagihan Pajak (STP) dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar yang menyatakan bahwa Anak perusahaan mempunyai kekurangan pembayaran pajak penghasilan tahun 2000 sebesar Rp351.555.262 yang telah dikurangkan dari kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan tersebut di atas. Dengan demikian kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan tahun 2000 yang diterima Anak perusahaan dari kantor pajak setelah memperhitungkan kekurangan pembayaran pajak tersebut adalah sebesar Rp9.741.528.669. Perbedaan sebesar Rp239.141.240 antara jumlah tersebut dengan jumlah taksiran tagihan pajak penghasilan yang dicatat Anak perusahaan dibebankan pada operasi tahun 2002. Pada tahun 2002, satu Anak perusahaan (MIL) juga telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 1999 dari kantor pajak sebesar Rp463.642.218, setelah permohonan bandingnya diterima pada bulan Juli 2002.
34
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG Hutang bank jangka panjang terdiri dari: 2003 The Sumitomo Trust and Banking Company Limited, Singapura(AS$6.970.864 pada tahun 2003 dan AS$7.474.568 pada tahun 2002) Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura (AS$6.970.864 pada tahun 2003 dan AS$7.474.568 pada tahun 2002) PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank UFJ Indonesia, Jakarta (AS$3.917.662 pada tahun 2003 dan AS$4.410.397 pada tahun 2002) PT Bank DBS Indonesia, Jakarta (AS$3.728.401 pada tahun 2003 dan AS$4.191.736 pada tahun 2002) PT Bank Artha Graha Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Jepang (AS$3.485.432 pada tahun 2003 dan AS$3.737.284 pada tahun 2002) Mizuho Corporate Bank, Limited, Singapura (AS$3.485.432 pada tahun 2003 dan AS$3.737.284 pada tahun 2002) The Bank of Tokyo-Mitsubishi, Limited, Jakarta (AS$2.091.259 pada tahun 2003 dan AS$2.242.370 pada tahun 2002) PT Bank Credit Agricole Indosuez, Jakarta (AS$2.050.335 pada tahun 2003 dan AS$2.368.830 pada tahun 2002) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta (AS$1.682.537 pada tahun 2003 dan AS$1.943.899 pada tahun 2002) UFJ Bank, Limited, Singapura (AS$1.394.173 pada tahun 2003 dan AS$1.494.914 pada tahun 2002) PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (AS$1.065.772 pada tahun 2003 dan AS$1.231.327 pada tahun 2002) PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta (AS$1.045.630 pada tahun 2003 dan AS$1.121.185 pada tahun 2002) Jumlah Dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
35
59.008.365.029
2002
66.822.636.758
59.008.362.066 35.000.000.000
66.822.634.701 -
33.163.011.540
39.428.947.750
31.560.917.512 30.000.000.000
37.474.123.774 -
29.504.183.996
33.411.319.407
29.504.183.996
33.411.319.407
17.702.510.398
20.046.791.644
17.356.083.235
21.177.336.803
14.242.677.567
17.378.458.669
11.801.673.599
13.364.527.763
9.021.761.520
11.008.065.704
8.851.253.718
10.023.394.794
385.724.984.176
370.369.557.174
39.344.001.782
31.647.599.999
346.380.982.394
338.721.957.175
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Pada tanggal 31 Juli 2002, Anak perusahaan (HI) mengadakan Perjanjian Perubahan dan Penegasan Pengakuan Hutang III dengan PT Bank UFJ Indonesia, Jakarta, PT Bank DBS Indonesia, Jakarta, PT Bank Credit Agricole Indosuez, Jakarta, PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Jakarta dan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta, dimana PT Bank DBS Indonesia bertindak sebagai koordinator. Para kreditur setuju untuk memperpanjang jatuh tempo hutang sebesar AS$11.906.362 yang dibayar dalam 21 (dua puluh satu) kali angsuran triwulanan mulai dari tanggal 30 September 2002 sampai dengan tanggal 31 Juli 2007. Pinjaman tersebut dikenakan bunga sebesar 2,25% di atas biaya dana bank per tahun dan dijamin dengan piutang, persediaan, aktiva tetap tertentu (Catatan 5, 7 dan 9), jaminan Anak perusahaan dan Perusahaan serta jaminan pribadi dari 4 (empat) pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Perjanjian ini memuat beberapa pembatasan, antara lain, pembagian dividen, memperoleh tambahan pinjaman, menjaminkan atau menggadaikan pendapatan dan aktiva saat ini dan masa depan dan aktiva di luar yang telah dijaminkan dalam perjanjian ini, transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilakukan tidak dengan persyaratan dan kondisi normal, reorganisasi, penggabungan usaha, perubahan Anggaran Dasar, melakukan investasi, menjual atau memindahkan sebagian atau seluruh aktiva dan pendapatan di luar kegiatan usaha Anak perusahaan, melakukan pengeluaran barang modal (capital expenditure) dalam jumlah yang melebihi AS$1.000.000 atau Rp10 milyar atau pembukaan rekening koran dengan bank lain di luar “Escrow Account” dan rekening koran yang sebelumnya telah disetujui oleh para kreditur dan diatur dalam perjanjian ini. Pada tanggal 5 Februari 2001, Perusahaan, seluruh Bank yang merupakan kreditur Perusahaan (The Sumitomo Trust and Banking Company, Limited, Singapura, Mizuho Corporate Bank, Limited, Singapura, Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Limited, Jepang, The Bank of TokyoMitsubishi, Limited, Jakarta, PT Bank UFJ Indonesia, Jakarta, PT Bank DBS Indonesia, Jakarta, UFJ Bank, Limited, Singapura dan PT Bank Daiwa Perdania, Jakarta) dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura, yang bertindak sebagai agen fasilitas (“Facilities Agent”) dan agen penjamin (“Security Agent”) mengadakan perjanjian restrukturisasi. Saldo hutang bank pada saat restrukturisasi adalah sebesar AS$34.182.000. Hutang bank tersebut dijamin dengan persediaan, tanah dan jaminan pribadi dari Direktur Utama Perusahaan dan akan dibayar secara bulanan dengan angsuran pertama sampai ke dua puluh empat masing-masing sebesar AS$170.000 dan sisanya sebesar AS$30.102.000 akan dilunasi pada bulan ke dua puluh empat (Catatan 7 dan 9). Jika sisanya tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran ke dua puluh lima sampai ke tiga puluh enam masing-masing sebesar AS$170.000 dan sisanya sebesar AS$28.062.000 akan dilunasi pada bulan ke tiga puluh enam. Jika sisanya tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran ke tiga puluh tujuh sampai ke empat puluh delapan masing-masing sebesar AS$270.000 dan sisanya sebesar AS$24.822.000 akan dilunasi pada bulan ke empat puluh delapan. Jika sisanya tersebut belum dilunasi, Perusahaan dapat membayar secara angsuran bulanan dengan angsuran ke empat puluh sembilan sampai ke lima puluh sembilan masing-masing sebesar AS$300.000 dan sisanya sebesar AS$21.522.000 akan dilunasi pada bulan ke enam puluh. Pembayaran angsuran bulanan kepada masing-masing bank dilakukan secara prorata dari saldo hutang Perusahaan pada Bank yang bersangkutan. Tanpa persetujuan tertulis dari Bank, Perusahaan tidak diperbolehkan untuk, antara lain: - Mengubah kegiatan usaha Perusahaan; - Melakukan penggabungan usaha dan akuisisi atas perusahaan lain; - Menambah hutang; - Memberikan jaminan atau dukungan keuangan secara langsung atau tidak langsung; - Memberikan pinjaman secara langsung maupun tidak langsung kepada anggota Keluarga Honoris; - Melakukan pembelian aktiva tetap atau pengeluaran modal di atas AS$1.000.000 atau penjualan aktiva tetap di atas AS$100.000.
36
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
16. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) Disamping itu, Perusahaan harus mempertahankan rasio keuangan tertentu, dimana perbandingan antara jumlah hutang bank sebelum konsolidasi terhadap jumlah ekuitas sebelum konsolidasi tidak boleh melebihi 3 : 1. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 2,375% di atas SIBOR pada tahun 2003 dan 2002. Pada tahun 2003, satu Anak perusahaan (MPRI) memperoleh fasilitas pinjaman berjangka dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk dengan jumlah maksimum fasilitas kredit sebesar Rp35.000.000.000. Pinjaman ini dikenakan suku bunga 17% flat per tahun. Jangka waktu pinjaman ini adalah 60 bulan, termasuk masa tenggang waktu satu tahun sejak penarikan fasilitas. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan yang sama atas fasilitas pinjaman rekening koran dan pinjaman promes berulang (Catatan 13). Suku bunga tahunan pinjaman berjangka ini berkisar antara 17% - 18% pada tahun 2003. Berdasarkan Akta Notaris Sinta Susikto, S.H., No. 19 tanggal 6 Juni 2003, satu Anak perusahaan (MPI) memperoleh fasilitas pinjaman tetap dari PT Bank Artha Graha (BAG) sebesar Rp30.000.000.000. Pinjaman ini adalah untuk modal kerja dan investasi Anak perusahaan. Pinjaman ini dikenakan suku bunga tahunan sebesar 20% dan dijamin dengan beberapa bidang tanah di Jakarta dan Surabaya yang dimiliki oleh beberapa pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan jaminan pribadi dari 2 (dua) pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 9 Juni 2008 yang akan dibayar dalam 60 (enam puluh) angsuran bulanan sesudah tenggang waktu 12 (dua belas) bulan dengan jadwal pembayaran sebagai berikut: Tahun
Jumlah
2004 2005 2006 2007 2008
3.750.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 7.500.000.000 3.750.000.000
BAG mempunyai hak untuk membatalkan perjanjian kredit, jika Anak perusahaan (MPI) melakukan, antara lain, menerima pinjaman atau memberikan pinjaman kecuali dalam rangka menjalankan usaha Anak perusahaan sehari-hari, menjaminkan, menjual sebagian atau seluruh harta Anak perusahaan kecuali dalam rangka menjalankan usaha Anak perusahaan sehari-hari, merubah bidang usaha Anak perusahaan, merger atau konsolidasi, membubarkan Anak perusahaan, merubah anggaran dasar, merubah susunan direksi, komisaris atau pemegang saham Anak perusahaan, mengeluarkan sahamsaham baru, membayar hutang atau dividen kepada pemegang saham.
37
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
17. MODAL SAHAM Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, rincian pemegang saham dan pemilikannya masingmasing adalah sebagai berikut: 2003 dan 2002
Pemegang Saham
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
PT Inti PutraModern PT Inti Lindasihaja Koperasi Pasar Pulo Gadung Masyarakat (masing-masing di bawah 5%)
109.707.500 15.505.500 106.500
41,124% 5,812 0,040
54.853.750.000 7.752.750.000 53.250.000
141.450.400
53,024
70.725.200.000
Jumlah
266.769.900
100,000%
133.384.950.000
18. PENJUALAN BERSIH Penjualan bersih merupakan pendapatan yang diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 2003
2002
Barang dagangan dan jasa Produk fotografi Telekomunikasi (kartu telepon) Produk elektronik dan magnetik Produk industrial Lain-lain
1.179.253.744.860 212.281.927.591 160.047.171.320 58.709.633.802 83.950.644.693
1.185.183.697.853 306.179.794.231 216.023.938.491 68.915.554.650 80.630.858.107
Jumlah
1.694.243.122.266
1.856.933.843.332
Jumlah penjualan bersih tersebut di atas termasuk penjualan ekspor dan jasa kepada pihak luar negeri sebesar Rp471.428.060.323 dan Rp591.382.128.131 masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Satu Anak perusahaan (HI) melakukan penjualan yang melebihi 10 (sepuluh)% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi kepada Mitsui & Co., Limited, Jepang, sebesar Rp401.674.915.379 (23,708%) dan Rp515.611.509.936 (27,767%) masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002.
19. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2003
2002
Pemakaian Bahan Baku Upah Buruh Langsung Beban Pabrikasi
688.488.569.425 56.903.802.309 89.791.744.291
949.378.460.567 58.910.206.407 94.428.079.924
Jumlah Beban Pabrikasi
835.184.116.025
1.102.716.746.898
38
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
19. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) 2003 Persediaan Barang dalam Proses Awal tahun Akhir tahun
28.523.100.418 (10.586.979.793)
Beban Pokok Produksi
853.120.236.650
Persediaan Barang Jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun
196.444.043.912 531.472.826.978 (206.521.429.996)
Beban Pokok Barang yang Dijual
1.374.515.677.544
2002 18.243.629.180 (28.523.100.418) 1.092.437.275.660 145.563.698.115 578.430.288.777 (196.444.043.912) 1.619.987.218.640
Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan pembelian yang melebihi 10 (sepuluh)% dari jumlah penjualan bersih konsolidasi kepada pihak-pihak sebagai berikut: 2003
%
2002
%
Mitsui & Co., Limited, Jepang Tai Fung Trading Co., Hong Kong PT Telekomunikasi Selular
247.760.634.889 325.326.214.308 -
14,62 19,20 -
722.165.152.725 333.792.193.141 198.356.144.061
38,89 17,98 10,68
Jumlah
573.086.849.197
1.254.313.489.927
20. BEBAN USAHA Rincian beban usaha adalah sebagai berikut: Beban Penjualan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan (Catatan 23) Iklan, pameran dan promosi Pengepakan dan pengiriman Sewa Penyusutan (Catatan 9) Perjalanan dan transportasi Listrik, air, telepon dan faksimili Pemeliharaan dan perbaikan Biaya konsultan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2 milyar) Jumlah beban penjualan
39
2003
2002
43.121.335.445 42.832.856.963 18.208.157.233 12.937.912.351 8.557.054.783 5.717.289.524 5.058.298.341 3.657.378.890 2.911.622.396 12.016.159.804
39.561.956.622 47.619.943.374 12.188.422.710 10.090.043.087 9.214.390.100 5.572.220.539 4.769.563.227 4.104.674.400 1.971.444.378 10.813.808.081
155.018.065.730
145.906.466.518
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
20. BEBAN USAHA (lanjutan) 2003
2002
66.203.972.505 17.038.798.214 7.708.338.768 5.669.153.180 5.475.892.256 5.436.362.309 5.263.419.250 2.736.361.708 2.553.923.994 16.892.584.940
54.760.523.838 16.403.149.288 4.988.859.675 5.589.109.798 4.983.614.627 5.876.311.969 4.552.927.145 1.890.507.830 3.072.806.040 14.139.506.576
Jumlah beban umum dan administrasi
134.978.807.124
116.257.316.786
Jumlah
289.996.872.854
262.163.783.304
Beban Umum dan Administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan (Catatan 23) Penyusutan (Catatan 9) Jamuan dan representasi Pemeliharaan dan perbaikan Listrik, air, telepon dan faksimili Perjalanan dan transportasi Sewa Biaya bank Pajak dan perizinan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp2 milyar)
21. INFORMASI SEGMEN Segmen Primer Kegiatan Perusahaan dan Anak perusahaan dikelompokkan dalam divisi usaha yang terdiri dari produk-produk fotografi, telekomunikasi (kartu telepon), elektronik dan magnetik dan lain-lainnya. Divisi usaha ini juga digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen primer. Segmen usaha yang dilaporkan memenuhi baik pengujian 10% maupun pengujian 75% seperti yang dipersyaratkan dalam PSAK No. 5. Informasi segmen primer yang berupa segmen usaha Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: Tahun 2003 Fotografi
Telekomunikasi (Kartu Telepon)
Elektronik dan Magnetik
Lain-lain
Jumlah
Pendapatan Penjualan bersih Penjualan Antar Segmen
1.179.253.744.860 -
212.281.927.591 -
160.047.171.320 -
142.660.278.495 -
1.694.243.122.266 -
Jumlah Pendapatan
1.179.253.744.860
212.281.927.591
160.047.171.320
142.660.278.495
1.694.243.122.266
Hasil (Beban) yang Tidak Dapat Dialokasikan Hasil Segmen Beban Usaha Beban Bunga Penghasilan Bunga Penghasilan Lain-lain Beban Pajak
319.727.444.722 (289.996.872.854) (33.682.658.722) 492.827.509 30.324.389.488 (15.811.772.027)
Laba Bersih
11.053.358.116
40
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
21. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Segmen Primer (lanjutan) Tahun 2003 (lanjutan)
Aktiva dan Kewajiban Aktiva Segmen
Fotografi
Telekomunikasi (Kartu Telepon)
Elektronik dan Magnetik
Lain-lain
Jumlah
356.455.495.562
14.094.317.525
40.149.638.348
60.720.259.121
471.419.710.556
Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasikan
566.982.240.626
Jumlah Aktiva
1.038.401.951.182
Jumlah Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan
805.550.977.826
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal
89.674.359.229
Penyusutan
58.842.861.838
Tahun 2002 Fotografi
Telekomunikasi (Kartu Telepon)
Elektronik dan Magnetik
Lain-lain
Jumlah
Pendapatan Penjualan bersih Penjualan Antar Segmen
1.185.183.697.853 -
306.179.794.231 -
216.023.938.491 -
149.546.412.757 -
1.856.933.843.332 -
Jumlah Pendapatan
1.185.183.697.853
306.179.794.231
216.023.938.491
149.546.412.757
1.856.933.843.332
Hasil (Beban) yang Tidak Dapat Dialokasikan Hasil Segmen Beban Usaha Beban Bunga Penghasilan Bunga Penghasilan Lain-lain Beban Pajak
236.946.624.692 (262.163.783.304) (24.526.008.160) 1.398.320.727 88.539.785.523 (17.228.943.137)
Laba Bersih Aktiva dan Kewajiban Aktiva Segmen
22.965.996.341
372.500.696.681
20.844.649.583
Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasikan
52.049.202.016
72.955.813.040
518.350.361.320
499.553.262.673
Jumlah Aktiva
1.017.903.623.993
Jumlah Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan
796.106.008.753
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal
28.142.158.358
Penyusutan
55.763.135.374
Segmen Sekunder Bentuk sekunder pelaporan segmen Perusahaan dan Anak perusahaan adalah segmen geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi aktiva atau operasi Perusahaan, yakni Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi, Pulau Kalimantan, Pulau Bali, Pulau Batam dan lainnya. Segmen yang dilaporkan memenuhi baik pengujian 10% maupun pengujian 75% seperti yang dipersyaratkan dalam PSAK No. 5.
41
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
21. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) Segmen Sekunder (lanjutan) Informasi bentuk segmen sekunder berdasarkan geografis adalah sebagai berikut: Penjualan Bersih 2003
2002
Pulau Jawa Sumatera Sulawesi Kalimantan Bali Batam Penjualan Ekspor dan Jasa Kepada Pihak Luar Negeri
1.319.923.562.612 132.890.503.764 66.011.015.973 53.339.922.379 44.944.627.609 18.368.462.621 471.428.060.323
1.377.970.721.908 127.432.908.971 66.667.914.420 49.777.961.514 47.797.932.519 20.845.121.116 591.382.128.131
Jumlah Eliminasi
2.106.906.155.281 (412.663.033.015)
2.281.874.688.579 (424.940.845.247)
Jumlah Penjualan Bersih
1.694.243.122.266
1.856.933.843.332
837.747.226.074 18.390.138.087 14.788.613.994 8.489.254.395 5.256.105.339 2.668.232.046 506.498.734.136
779.954.673.972 29.244.892.093 16.992.080.458 11.585.340.875 11.211.029.112 3.306.694.525 491.882.106.978
Jumlah Eliminasi
1.393.838.304.071 (355.436.352.889)
1.344.176.818.013 (326.273.194.020)
Jumlah Aktiva
1.038.401.951.182
1.017.903.623.993
Aktiva Pulau Jawa Sumatera Sulawesi Kalimantan Bali Batam Aktiva yang Tidak Dapat Dialokasikan
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN a. Sejak tahun 1971, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji di Indonesia diberikan izin untuk menjual, memasarkan atau mendistribusikan dan melakukan jasa perbaikan atas peralatan fotografi, produk peka cahaya lainnya dan produk-produk lain dari Fuji. Fuji juga memberikan wewenang dan izin kepada Perusahaan untuk menggunakan semua merek dagang terdaftar yang sekarang atau di kemudian hari dimiliki oleh Fuji. Perjanjian distributor ini telah diperbarui pada tahun 1998 dan 1999 dan akan berakhir pada tanggal 31 Januari 2006. Dalam perjanjian tersebut, disebutkan apabila terdapat perubahan manajemen atau kepemilikan Perusahaan yang signifikan, harus segera diberitahukan kepada Fuji. Dalam hal tersebut, Fuji akan segera mengakhiri perjanjian tersebut dengan mengirimkan pemberitahuan secara tertulis kepada Perusahaan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak Fuji mengetahui perubahan tersebut.
42
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) b. Pada tanggal 1 April 1999, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) sehubungan dengan produk audio mobil (car audio products) yang dirakit dan disediakan oleh Anak perusahaan ke pabrik domestik, melalui agen penjualan audio mobil Pioneer di Indonesia (untuk selanjutnya disebut “agen”). MI dan Mitsui, sesuai dengan permintaan Anak perusahaan memberikan informasi penting sehubungan dengan promosi penjualan oleh Pioneer Electronics Asiacentre Pte., Ltd., Singapura (PEA) dan Pioneer Electronic Corporation, Jepang. Sebagai imbalan, mulai tanggal 1 April 2001, Anak perusahaan membayar biaya jasa sebesar AS$0,54 per unit aktual produk yang dikirim kepada agen. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis setiap tahun kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 6 (enam) bulan sebelum perjanjian ini berakhir. Biaya komisi yang dibebankan pada operasi selama tahun 2003 dan 2002 atas jasa yang diberikan masing-masing adalah sebesar Rp134.918.460 dan Rp56.288.268 yang dicatat sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan - Beban Pabrikasi” pada laporan laba rugi konsolidasi. c.
Pada tanggal 1 Agustus 1990, Perusahaan ditunjuk sebagai distributor tunggal oleh Itotec Co., Ltd., Jepang, untuk mesin pemotong kertas di Indonesia. Penunjukan distributor ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini.
d. Pada tanggal 8 Agustus 1990, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Fuji Hunt Photographic Chemicals Pte. Ltd., Singapura (Fuji Hunt), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Fuji Hunt di Indonesia diberikan izin untuk menjual bahan kimia untuk cuci cetak foto. Perjanjian distributor ini masih berlaku, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut. e. Pada tanggal 1 April 1999, Perusahaan mengadakan perjanjian distributor dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapura (Ricoh), dimana Perusahaan sebagai distributor tunggal Ricoh di Indonesia diberikan izin untuk menjual mesin fotokopi, printer, scanner, mesin fax beserta dengan suku cadang Ricoh. Perjanjian distributor ini telah berakhir pada tanggal 1 April 2003. Pada tanggal 15 Januari 2003, Perusahaan mengadakan Perjanjian Novasi yang merupakan pelengkap dari Perjanjian Pengalihan Usaha dengan Ricoh Asia Pacific Pte. Ltd., Singapura (RAP) dan Ricoh Hong Kong Ltd., Hong Kong (RHK). Di dalam perjanjian tersebut, disebutkan bahwa efektif tanggal 1 Januari 2003, RAP mengalihkan usahanya kepada RHK, sehingga Perusahaan melepaskan RAP dari segala kewajiban, tuntutan, serta permintaan berdasarkan Perjanjian-perjanjian yang dialihkan, dan menerimanya menjadi kewajiban RHK berdasarkan Perjanjian-perjanjian yang dialihkan. Seluruh piutang yang jatuh tempo dan terhutang pada tanggal efektif pengalihan dan sesudahnya akan tetap jatuh tempo dan terhutang kepada RAP. f.
Sejak tanggal 1 Februari 1978, satu Anak perusahaan (MPI) mengadakan perjanjian dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), dimana Anak perusahaan tersebut diberikan izin untuk membeli film dan kertas foto dalam bentuk “master roll”, memprosesnya sesuai dengan teknologi dan menggunakan merek dagang “Fuji” serta menjualnya kepada Perusahaan untuk pasar lokal. Perjanjian ini akan berakhir apabila ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Selain itu, sejak tahun 1997, Anak perusahaan juga diberi izin untuk memproduksi pembungkus film dengan menggunakan teknologi Fuji. Anak perusahaan harus membayar royalti kepada Fuji untuk setiap pembungkus film yang diproduksi sebesar ¥0,4. Royalti yang dibebankan pada usaha berjumlah Rp1.221.296.438 dan Rp933.325.680 masing-masing pada tahun 2003 dan 2002 dan dicatat dalam akun “Beban Lain-lain - Royalti” pada laporan laba rugi konsolidasi.
43
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) g. Sejak tanggal 21 November 1990, satu Anak perusahaan (HI) mempunyai hak untuk memproduksi kamera di Indonesia dengan menggunakan merek dagang “Fuji” dan menjualnya kepada Perusahaan selaku distributor. Sebagai imbalan atas hak yang diberikan kepada Anak perusahaan tersebut oleh Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), Anak perusahaan harus membayar kepada Fuji royalti sebesar 6% dari harga jual bersih untuk setiap kamera yang diproduksi dan dijual untuk pasar lokal. Royalti ini terhutang setiap setengah tahunan. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 20 Oktober 1993, dan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Pada tanggal 1 Juli 2000, Anak perusahaan juga mengadakan perjanjian usaha kamera Fuji dengan Fuji Photo Film Co., Ltd., Jepang (Fuji), Fuji Photo Optical Co., Ltd., Jepang (FPO) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui), dimana Anak perusahaan telah ditunjuk oleh FPO untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada FPO alat-alat optik (optical instruments) melalui Mitsui dan Perusahaan di bawah bantuan teknis dan keahlian dari Fuji dan FPO. Anak perusahaan harus membayar kepada Fuji suatu royalti untuk setiap produk yang dijual melalui Perusahaan sebesar 6% dari harga jual bersih atau 3% dari harga jual bersih apabila poduk tersebut dikembangkan oleh Anak perusahaan dengan menggunakan merek dagang Fuji. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 30 September 2001 dan diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian ini. Royalti yang dibebankan pada operasi berjumlah Rp760.659.313 dan Rp907.294.223 masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002 dan dicatat dalam akun “Beban Lain-lain - Royalti” pada laporan laba rugi konsolidasi. h. Pada tanggal 26 November 1993, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian perakitan dengan Pioneer Electronic Corporation, Jepang (PEC), Pioneer Electronics Asiacentre Pte. Ltd., Singapura (PEA), (bersama-sama disebut “Pioneer”) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (“Mitsui”), di mana Anak perusahaan akan merakit produk audio mobil (car audio products) dan mengirimkannya ke Pioneer melalui Mitsui. Sebagai imbalan, Mitsui akan membayar jasa perakitan kepada Anak perusahaan sesuai dengan kesepakatan para pihak. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 1997 dan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian ini. Mulai tahun 1997, Anak perusahaan tidak hanya melakukan perakitan, tetapi juga membeli suku cadang dan memproduksi audio mobil tersebut serta menjualnya kembali kepada Mitsui. Jumlah penjualan di tahun 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp110.841.676.291 dan Rp189.890.369.375. Pada tanggal 1 September 1997, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian lisensi dengan Pioneer Electronic Corporation, Jepang (PEC) di mana Anak perusahaan akan memperoleh suatu lisensi untuk penggunaan teknologi tertentu, pengetahuan dan informasi yang diperlukan untuk merakit, memproduksi dan menjual produk elektronik mobil tertentu. Sebagai imbalan, Anak perusahaan harus membayar kepada PEC suatu royalti sebesar 5% dari harga jual bersih untuk setiap produk yang diproduksi. Anak perusahaan juga harus membayar suatu hak paten sebesar AS$ 0,20 per unit kepada pemegang lisensi pihak ketiga untuk paten yang digunakan. Royalti dan hak paten yang dibebankan pada usaha sebesar Rp964.920.761 dan Rp847.805.248, masing-masing pada tahun 2003 dan 2002, dan dicatat dalam akun “Beban Lainlain - Royalti” pada laporan laba rugi konsolidasi. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 1999 dan telah diperpanjang secara otomatis setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian tersebut tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari sebelum perjanjian ini berakhir.
44
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah) 22. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Pada tanggal 1 April 1999, Anak perusahaan (HI) juga mengadakan perjanjian dengan PEA, di mana PEA setuju untuk memberikan panduan dan bantuan untuk merakit, memproduksi dan memperbaiki produk elektronik mobil untuk dijual di Indonesia. Sebagai imbalan, Anak perusahaan membayar biaya teknis sebesar 5% dari harga jual bersih. Mulai tanggal 1 April 2000, biaya teknis yang dibebankan kepada Anak perusahaan berubah menjadi 2,5% dari harga jual bersih. Biaya teknis yang dibebankan pada usaha pada tahun 2003 dan 2002 masing-masing sebesar lebih kurang Rp2.118 juta dan Rp1.130 juta dan dicatat sebagai bagian dari “Beban Pokok Penjualan - Beban Pabrikasi” pada laporan laba rugi konsolidasi. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2000 dan diperpanjang secara otomatis untuk periode satu tahun berikutnya sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 90 (sembilan puluh) hari sebelum perjanjian ini berakhir. i.
Pada tanggal 1 November 2000, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dengan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) di mana Anak perusahaan telah ditunjuk oleh Mitsui dan Showa Aircraft Industry Co., Ltd., Jepang (Showa) sebagai pabrikan untuk memproduksi, merakit dan menjual kepada Mitsui dan designeenya seperti produk “honeycomb” berdasarkan design dan spesifikasi dasar Showa. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 1 Agustus 2003 dan diperpanjang secara otomatis setiap periode atau setiap tahun, kecuali ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis untuk mengakhiri perjanjian tersebut. Jumlah penjualan pada tahun 2003 dan 2002 masing-masing adalah sebesar Rp2.314.439.672 dan Rp4.327.091.764. Pada tanggal 1 Februari 2001, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dasar dengan Kawai Musical Instruments Mfg. Co., Ltd., Jepang (Kawai) dan Mitsui & Co., Ltd., Jepang (Mitsui) di mana Anak perusahaan akan merakit piano digital dan keyboard piano digital serta menjualnya kembali kepada Kawai melalui Mitsui. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 31 Maret 2004. Sebagai imbalan, Anak perusahaan akan menerima jasa perakitan dari Mitsui sesuai dengan kesepakatan para pihak. Imbalan yang diterima Anak perusahaan berjumlah Rp44.050.659.251 dan Rp45.783.538.337 masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002, yang disajikan dalam akun “Penjualan Bersih” pada laporan laba rugi konsolidasi. Berdasarkan surat No. JKEBB002TN0331F tanggal 31 Maret 1999 dari PT Mitsui Indonesia, Anak perusahaan setuju untuk membayar royalti sebesar 12,5% per unit keyboard dan 20% per unit piano digital yang dijual di pasar lokal. Tidak ada royalti yang dibebankan pada operasi pada tahun 2003 dan 2002. Pada tanggal 1 Maret 2001, Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian komisi dengan PT Mitsui Indonesia (MI) sehubungan dengan produk piano digital dan keyboard yang dirakit oleh Anak perusahaan untuk Mitsui & Co., Ltd., Jepang, dimana MI menyediakan informasi penting sehubungan dengan produk yang diekspor oleh Anak perusahaan. Biaya jasa yang dibebankan pada usaha selama tahun 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp533.833.586 dan Rp656.294.729 yang dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan persediaan. Perjanjian ini berlaku satu tahun sejak ditandatangani dan akan diperpanjang secara otomatis setiap tahun sampai ada pemberitahuan dari salah satu pihak secara tertulis tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelum perjanjian ini berakhir.
j.
Pada tanggal 27 Maret 2002, satu Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian dengan Pioneer Technology (M) Sdn Bhd. (Pioneer), Malaysia (MPT) dan Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui), Jepang, dimana Anak perusahaan tersebut telah ditunjuk untuk memproduksi produk dengan menggunakan teknologi Pioneer sesuai dengan spesifikasi dan sampel dari Pioneer dan menjual produk tersebut kepada Pioneer melalui Mitsui. Mitsui akan membantu Anak perusahaan untuk memproduksi produk tersebut bilamana diperlukan dan bertanggung jawab untuk melakukan impor (pembelian) suku cadang Pioneer dari Pioneer dan ekspor barang jadi ke Pioneer. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 27 Maret 2003 dan diperpanjang secara otomatis sampai ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut tidak lebih dari 60 (enam puluh) hari sebelum perjanjian ini berakhir. Selain itu, Pioneer dapat mengakhiri perjanjian ini dengan pemberitahuan tertulis 90 (sembilan puluh) hari sebelum perjanjian berakhir kepada Mitsui dan Anak perusahaan. 45
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
22. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Berdasarkan perjanjian tersebut di atas, pada tanggal 1 Juli 2002, Anak perusahaan, Pioneer Electronics Asiacentre Pte., Ltd. (PAC), MPT dan Mitsui mengadakan perjanjian kerjasama dengan PT Gemasuara Adhitama (GSA), dimana antara lain disebutkan bahwa GSA akan membeli produk Pioneer tertentu dari Anak perusahaan. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2003 dan diperpanjang secara otomatis selama setahun. Pada tanggal 1 Juli 2002, Anak perusahaan juga mengadakan perjanjian komisi masing-masing dengan PAC dan MPT, dimana PAC akan membantu Anak perusahaan dalam penjualan dan pemasaran produk Pioneer tertentu dan MPT akan menyediakan bantuan jasa teknik dalam memproduksi produk Pioneer tertentu. Sebagai imbalan, Anak perusahaan akan membayar jasa kepada PAC dan MPT masing-masing sebesar 11% dan 2,5% dari harga jual produk tersebut. Kedua perjanjian tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 April 2002 dan akan terus berlanjut sepanjang Anak perusahaan masih memproduksi produk Pioneer tertentu. Komisi yang dibebankan pada operasi, atas jasa yang diberikan oleh PAC dan MPT masing-masing sebesar Rp1.715.461.710 dan Rp47.968.196 pada tahun 2003 serta Rp1.135.607.560 dan Rp206.705.816 pada tahun 2002, yang dicatat sebagai bagian dari akun “Beban Penjualan - Biaya Konsultan” pada laporan laba rugi konsolidasi. k. Pada tanggal 1 Oktober 2002, Anak perusahaan (HI) mengadakan perjanjian lisensi dengan Matsushita Kotobuki Electronics Industries, Ltd., Jepang (MKI), dimana Anak perusahaan akan memperoleh lisensi untuk menggunakan teknologi informasi MKI tertentu dan dalam memproduksi “wiring board” dari produk elektronik tertentu. Anak perusahaan akan dikenakan biaya lisensi sebesar 1% dari harga beli “wiring board”, jika terdapat penggunaan teknologi MKI namun bukan untuk kepentingan MKI, termasuk tapi tidak terbatas pada “wiring board” yang diperoleh secara cuma-cuma. Anak perusahaan tidak akan dikenakan biaya lisensi untuk produk yang dijual ke group Matsushita Electric Industrial Co., Ltd., Jepang (MEI), di mana MKI merupakan group dari MEI. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak tanggal 1 Oktober 2002. l.
Pada tanggal 31 Desember 2003, satu Anak perusahaan (MPI) mempunyai fasilitas “Letters of Credit” yang belum digunakan sebesar AS$7.529.125 dengan Standard Chartered Bank (Catatan 13).
23. DANA PENSIUN Di bawah Dana Pensiun Manfaat Pasti Perusahaan dan Anak perusahaan, manfaat pensiun yang akan diperoleh karyawan adalah masa kerja dikali dengan faktor penghargaan (1,2) dikali dengan penghasilan dasar pensiun. Biaya pensiun yang dibebankan pada operasi, terdiri dari biaya jasa kini dan amortisasi atas biaya jasa lalu, sebesar Rp2.900.666.582 dan Rp3.190.397.358 masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002, akrual atas kewajiban pensiun masing-masing berjumlah Rp446.890.981 dan Rp200.305.241. Akrual atas kewajiban pensiun ini telah ditentukan berdasarkan penilaian aktuaria independen pada tanggal 31 Agustus 2003 dan 31 Desember 2002 oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaria independen Perusahaan, dengan menggunakan metode “Attained Age Normal Actuarial Cost Method” dan dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi sebagai berikut:
46
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
23. DANA PENSIUN (lanjutan) 2003 dan 2002 Tingkat bunga atau hasil investasi bersih rata-rata : Tingkat kenaikan penghasilan dasar : Usia pensiun normal : Tingkat pengunduran diri : Tingkat kematian :
Tingkat kecacatan
13% 10% 55 0 - 10% Commisioners’ Standard Ordinary USA Table of Mortality 1980 (CSO’80) 10% dari CSO’80
:
Aktiva dan kewajiban aktuaria program pensiun pada tanggal 31 Agustus 2003 (laporan aktuaria yang terakhir) dan 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: 31 Agustus 2003 Nilai wajar aktiva Kewajiban aktuaria Selisih lebih nilai wajar aktiva atas kewajiban aktuaria
31 Desember 2002
50.409.939.589 (43.027.271.232)
48.347.186.475 (45.089.373.000)
7.382.668.357
3.257.813.475
Selain program pensiun karyawan yang didiskusikan di atas, Perusahaan mencatat akrual untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat setelah memperhitungkan program pensiun karyawan tersebut di atas sebesar Rp2.523.040.288 pada tanggal 31 Desember 2003, yang disajikan dalam akun “Penyisihan Kesejahteraan Karyawan“ dalam neraca konsolidasi. Beban kesejahteraan karyawan berjumlah Rp2.523.040.288 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 yang disajikan sebagai bagian dari “Beban Usaha - Gaji, Upah dan Kesejahteraan Karyawan” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Cadangan untuk akrual uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian dihitung berdasarkan perhitungan aktuaria pada tanggal 31 Desember 2003 yang dibuat oleh PT Dian Artha Tama, aktuaria independen, berdasarkan laporannya tanggal 1 April 2004 dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” dengan menggunakan asumsi berikut: 2003 Tingkat bunga Asumsi kenaikan gaji dan upah Umur pensiun Tingkat pengunduran diri Tingkat kematian
: : : : :
47
13% 10% 55 0 - 10% Commisioners’ Standard Ordinary (CSO) - 1980
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
24. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2003, Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut:
Aktiva Dalam Dolar Amerika Serikat Dalam Yen Jepang Dalam Dollar Singapura
AS$ ¥ SIN$
Mata Uang Asing
Ekuivalen Rupiah
7.857.021 329.101.072 47.255
66.509.685.806 26.054.931.875 235.163.064
Jumlah
92.799.780.745
Kewajiban Dalam Dolar Amerika Serikat Dalam Yen Jepang Dalam Dolar Singapura
AS$ ¥ SIN$
57.652.074 1.388.744.587 521.869
488.024.807.257 109.946.908.942 2.597.082.870
Jumlah
600.568.799.069
Kewajiban - bersih
507.769.018.324
Jika digunakan kurs tengah uang kertas asing yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada tanggal 19 April 2004 (Rp8.603,00 per AS$1, Rp79,62 per ¥1 dan Rp5.126,42 per SIN$1), kewajiban bersih Perusahaan dan Anak perusahaan dalam mata uang asing akan meningkat sebesar lebih kurang Rp7,42 milyar.
25. KONDISI EKONOMI Operasi Perusahaan dan Anak perusahaan masih akan terpengaruh dan akan terus terpengaruh oleh dampak kondisi ekonomi Indonesia yang menyebabkan labilnya kurs valuta asing dan berdampak negatif terhadap kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan dalam mencapai target laba dan arus kas. Pada tahun 2003, Perusahaan dan Anak perusahaan melaporkan laba usaha sebesar Rp30 miliar dan laba bersih sebesar Rp11 miliar. Pada tahun 2002, Perusahaan dan Anak perusahaan melaporkan rugi usaha sebesar Rp25 miliar dan laba bersih sebesar Rp23 miliar. Perbaikan dan pemulihan yang berkelanjutan bergantung pada beberapa faktor seperti kebijakan fiskal dan moneter yang diambil oleh Pemerintah dan pihak lainnya, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan. Dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap kreditur dan pelanggan Perusahaan dan Anak perusahaan, antara lain adalah, menurunnya sumber pembiayaan dan meningkatnya risiko kredit bawaan dalam piutang usaha. Sebagai respon terhadap kondisi ekonomi tersebut, tindakan yang telah dan akan diambil oleh Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: • • • • •
Mengubah sistem pembayaran atas penjualan barang dagangan dari kredit menjadi tunai sebelum/pada saat barang dikirim (cash before/on delivery); Mengubah sistem pembayaran atas pembelian barang dagangan dari tunai untuk pembelian lokal dan sight L/C untuk pembelian impor menjadi kredit untuk pembelian lokal dan usance L/C untuk pembelian impor (supplier’s credit); Melakukan restrukturisasi atas pinjaman yang telah jatuh tempo; Menjual aktiva tetap yang tidak produktif; Menutup sebagian outlet yang tidak menguntungkan.
48
PT MODERN PHOTO Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2003 dan 2002 (Dinyatakan dalam Rupiah)
25. KONDISI EKONOMI (lanjutan) Pemulihan kondisi ekonomi lebih lanjut tergantung pada kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia untuk menyehatkan ekonomi, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak perusahaan, termasuk dampak mengalirnya dana investor, kreditur, pelanggan dan pemasok ke dan dari Perusahaan dan Anak perusahaan.
26. PERISTIWA SESUDAH TANGGAL NERACA a. Pada tanggal 17 Maret 2004, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan dari Direktorat Jenderal Pajak, yang menyatakan bahwa Perusahaan memiliki kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2002 sebesar Rp3.839.638.799, dan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan tahun 2002 sebesar Rp60.469.135.110. Selisih sebesar Rp4.692.863.632 antara jumlah tersebut dengan taksiran penghasilan kena pajak yang dicatat oleh Perusahaan tahun 2002 sebesar Rp55.776.271.478 (Catatan 15) telah diperhitungkan dalam akumulasi rugi fiskal Perusahaan tahun 2003. b. Pada bulan Januari 2004, satu Anak perusahaan (MPI) menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan Badan dari Direktorat Jenderal Pajak, yang menyatakan bahwa Anak perusahaan memiliki kelebihan pembayaran pajak penghasilan tahun 2002 sebesar Rp6.047.356.030. Selisih antara jumlah taksiran tagihan pajak penghasilan yang dicatat oleh Anak Perusahaan dengan jumlah penerimaan tagihan pajak penghasilan sebesar Rp453.100.700 dibebankan pada operasi tahun 2003. Anak perusahaan juga menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) yang menyatakan bahwa Anak perusahaan mempunyai kekurangan pembayaran Pajak Penghasilan pasal 21, 23 dan Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp233.288.669. Kekurangan pembayaran pajak ini telah dibebankan pada operasi tahun 2003.
27. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan terlampir yang diselesaikan pada tanggal 19 April 2004.
49