PT BII FINANCE CENTER LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT BII FINANCE CENTER DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
1
LAPORAN KEUANGAN – Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Posisi Keuangan
2
Laporan Laba Rugi Komprehensif
4
Laporan Perubahan Ekuitas
5
Laporan Arus Kas
6
Catatan atas Laporan Keuangan
7
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 Catatan
2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
11.239.876.372 3.738.443.869 14.978.320.241
5.778.498.959 8.561.244.824 14.339.743.783
-
-
ASET Kas dan bank - bersih Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
5 30
Piutang sewa pembiayaan - bersih Pihak berelasi - setelah dikurangi pendapatan belum diakui sebesar Rp 205.537.876 pada 31 Desember 2011 Pihak ketiga - setelah dikurangi pendapatan belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 67.423.849 pada 31 Desember 2011, Rp 75.830.963 pada 31 Desember 2010 dan Rp 4.683.329 pada 31 Desember 2009 Jumlah - bersih
6
30
2.335.663.759 7.310.821.629 9.646.485.388
641.617.124
927.393.542 1.569.010.666
436.038.539 436.038.539
59.708.669 59.708.669
5.068.615.125
1.399.638.002
4.633.765.066
1.043.100.213.743 1.048.168.828.868
327.005.171.299 328.404.809.301
131.442.079.514 136.075.844.580
8,30
6.591.636.648
92.344.825.161
14.872.967.721
Biaya dibayar dimuka
9
5.933.160.762
9.125.253.272
50.083.252.974
Aset pajak tangguhan
29
2.852.651.238
771.694.028
Investasi saham - bersih
10
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 12.363.636.113 pada 31 Desember 2011, Rp 8.726.083.932 pada 31 Desember 2010 dan Rp 7.918.594.848 pada 31 Desember 2009
11
Aset lain-lain
12
Piutang pembiayaan konsumen - bersih Pihak berelasi - setelah dikurangi pendapatan belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 1.469.095.134 pada 31 Desember 2011, Rp 427.963.677 pada 31 Desember 2010 dan Rp 1.283.331.065 pada 31 Desember 2009 Pihak ketiga - setelah dikurangi pendapatan belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 150.984.507.339 pada 31 Desember 2011, Rp 57.606.273.136 pada 31 Desember 2010 dan Rp 20.580.256.818 pada 31 Desember 2009 Jumlah - bersih Piutang lain-lain - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar nihil pada 31 Desember 2011 dan 2010 dan Rp 12.782.006 pada 31 Desember 2009
7 30
JUMLAH ASET Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-2-
-
-
-
1.089.000.000
33.703.112.361
10.296.020.101
4.314.591.548
1.899.843.750
362.854.501
375.697.846
1.110.364.729.681
456.719.815.144
221.210.807.121
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 - Lanjutan
Catatan
2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Utang bank Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
13 30
Utang usaha
38.000.000.000 175.000.000.000 213.000.000.000
4.000.000.000 4.000.000.000
25.000.000.000 5.535.319.636 30.535.319.636
14
91.394.965.909
42.584.898.346
9.497.102.206
Utang pajak
15
13.809.897.607
6.769.990.713
2.716.062.979
Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Jumlah
16 30
7.685.321.382 86.015.121.116 93.700.442.498
18.355.010.524 55.897.651.701 74.252.662.225
8.875.668.031 108.144.982.787 117.020.650.818
15.838.762.195
10.581.648.864
2.619.415.140
Biaya masih harus dibayar
17,30
Liabilitas pajak tangguhan
29
Surat utang jangka menengah
18
498.547.388.206
223.604.110.610
Liabilitas imbalan pasca kerja
19
497.726.707
641.951.461
531.289.947
926.789.183.122
362.435.262.219
162.968.374.947
32.370.000.000
15.000.000.000
15.000.000.000
3.449.912.067 147.755.634.492
79.284.552.925
43.242.432.174
183.575.546.559
94.284.552.925
58.242.432.174
1.110.364.729.681
456.719.815.144
221.210.807.121
Jumlah Liabilitas EKUITAS Modal saham Nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 60.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor 32.370.000 lembar saham pada 31 Desember 2011 dan 15.000.000 lembar saham pada 31 Desember 2010 dan 2009 Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya
-
-
48.534.221 -
20
39
Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-3-
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009
Catatan
2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
21,30 22,30 23,30
359.541.514.628 1.580.537.439 289.684.832 1.025.804.098
182.271.370.519 1.027.921.906 57.539.745 6.716.830 360.512.426
88.545.352.194 817.719.016 63.209.889 3.485.341.002
362.437.540.997
183.724.061.426
92.911.622.101
44.838.533.810 47.101.760.100 541.641.564 4.189.222.477 2.302.236.160 145.238.221.102 1.052.909 22.412.536.201
32.482.246.812 6.607.886.612 566.466.026 1.978.039.618 682.045.342 77.569.385.676 17.778.326.858
19.626.308.906 3.710.586.267 1.162.468.438 1.377.831.504 200.577.976 32.451.506.711 27.669.838 13.190.040.905
Jumlah Beban Usaha
266.625.204.323
137.664.396.944
71.746.990.545
LABA SEBELUM PAJAK
95.812.336.674
46.059.664.482
21.164.631.556
(23.891.343.040)
(11.560.543.816)
(6.225.800.260)
71.920.993.634
34.499.120.666
14.938.831.296
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Penghasilan bunga Sewa pembiayaan Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan lain-lain
24
Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN Beban tenaga kerja Beban bunga Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Kerugian kurs mata uang asing Beban lain-lain
BEBAN PAJAK - BERSIH
25 26,30 11 30 27 28,30
29
LABA BERSIH DAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-4-
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009
Catatan
Modal Disetor Rp
Saldo laba Ditentukan Belum ditentukan penggunaannya penggunaannya Rp Rp
Jumlah ekuitas Rp
Saldo per 1 Januari 2009 Laba komprehensif tahun berjalan
15.000.000.000 -
-
28.303.600.878 14.938.831.296
43.303.600.878 14.938.831.296
Saldo per 31 Desember 2009 Penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006)
15.000.000.000
-
43.242.432.174
58.242.432.174
-
-
1.543.000.085
1.543.000.085
15.000.000.000 -
-
44.785.432.259 34.499.120.666
59.785.432.259 34.499.120.666
15.000.000.000 17.370.000.000 -
3.449.912.067 -
79.284.552.925 (3.449.912.067) 71.920.993.634
94.284.552.925 17.370.000.000 71.920.993.634
32.370.000.000
3.449.912.067
38
Saldo per 1 Januari 2010 Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2010 Penambahan modal disetor Cadangan umum Laba komprehensif tahun berjalan Saldo per 31 Desember 2011
20 39
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-5-
147.755.634.492
183.575.546.559
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Penerimaan dari pendapatan administrasi,denda keterlambatan dan pelunasan dipercepat Penerimaan bunga Penerimaan kas sehubungan dengan kerjasama pembiayaan bersama Pembayaran kas untuk transaksi pembiayaan Pembiayaan aktivitas operasi lainnya Pembayaran bunga Pembayaran biaya penerbitan surat utang jangka menengah Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran pajak penghasilan
2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
3.009.592.654 3.630.851.850.176
219.335.998 2.368.868.979.576
1.479.367.328 1.457.314.159.029
19.001.762.974 1.580.537.439
11.301.175.021 1.027.921.906
62.568.315.048 817.719.015
969.519.434.491 (4.700.792.165.438)
1.580.375.530.172 (3.967.765.461.661)
417.840.254.996 (1.876.565.992.657)
(45.289.247.555)
(5.780.265.644)
(3.600.586.267)
(2.341.094.964) (342.598.871.310) (18.912.990.720)
(1.524.672.726) (170.824.967.111) (7.012.252.884)
(82.312.095.975) (4.516.094.713)
(485.971.192.253)
(191.114.677.353)
(26.974.954.196)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Hasil penjualan aset tetap Pelepasan penyertaan saham
(3.589.306.272) 228.663.672 -
(8.179.795.981) 381.000.000 1.100.000.000
(884.173.534) 116.643.750 -
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(3.360.642.600)
(6.698.795.981)
(767.529.784)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan utang bank Pembayaran utang bank Penerbitan surat utang jangka menengah Penyelesaian surat utang jangka menengah
490.000.000.000 (281.000.000.000) 500.000.000.000 (225.000.000.000)
164.145.177.745 (190.680.497.381) 225.000.000.000 -
86.257.005.740 (88.054.057.578) -
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
484.000.000.000
198.464.680.364
(1.797.051.838)
651.207.030
(29.539.535.818)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
(5.331.834.853)
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
14.978.320.241
Penyisihan cadangan penurunan nilai
-
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN
9.646.485.388
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi kas: Penambahan aset tetap melalui penambahan modal
17.370.000.000
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
-6-
14.339.743.783 (12.630.572) 14.978.320.241
-
44.012.214.093 (132.934.492) 14.339.743.783
-
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
1.
UMUM a.
Pendirian dan Informasi Umum Perusahaan PT BII Finance Center (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta notaris No. 163 tanggal 13 Pebruari 1991 dari Richardus Nangkih Sinulingga, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C22005.HT.01.01 TH91 tanggal 5 Juni 1991 serta dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tambahan No. 4827 tanggal 2 September 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 77 tanggal 24 Agustus 2011 dari Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, notaris di Jakarta sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan dalam bentuk inbreng. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-AH.01.10-30085 tanggal 22 September 2011. Perusahaan telah memperoleh izin operasinya sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan, anjak piutang, kartu kredit dan pembiayaan konsumen. Perusahaan dapat pula melaksanakan kegiatan berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor cabang di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, Tangerang, Denpasar, Bekasi, Bogor, Pekanbaru, Samarinda, Banjarmasin, Manado dan Bandar Lampung. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Eka Jiwa lantai 10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta 10730. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) BII. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan sebanyak 859, 752 dan 451 karyawan pada tahun 2011, 2010 dan 2009.
b.
Penawaran Terbatas Surat Utang Jangka Menengah (Medium Term Notes) Pada bulan Oktober dan Desember 2010, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes I dan II BII Finance tahun 2010 (MTN I dan II) dengan nilai nominal masing-masing sebesar Rp 75.000.000.000 dan Rp 150.000.000.000 dengan tingkat bunga masing-masing sebesar 9,25% dan 8,75% per tahun dan jatuh tempo masing-masing pada tanggal 20 Oktober 2011 dan 21 Desember 2011. Pada bulan Maret 2011 Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes III BII Finance tahun 2011 (MTN III) dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 9,50% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 4 September 2012. Pada bulan Nopember 2011 Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes IV BII Finance tahun 2011 (MTN IV) dengan nilai nominal sebesar Rp 300.000.000.000 dengan tingkat bunga sebesar 9,00% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 17 Mei 2013.
-7-
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
c.
Dewan Komisaris dan Direksi Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011
2010
2009
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris
Djaja Suryanto Sutandar Djojo Boentoro
Djaja Suryanto Sutandar Suwandi Wiratno
Djaja Suryanto Sutandar Suwandi Wiratno Irma Savitry
Dewan Direksi Direktur Utama Direktur Pemasaran Direktur Operasional
Alexander Miki Effendi Tjahjo Watjono
Alexander Andreas Sudarto Samiadji Tjahjo Watjono
Alexander Andreas Sudarto Samiadji Irwan Sadewa
Ruang lingkup Direktur Utama mencakup bidang pemasaran, sumber daya manusia, ekspansi usaha dan pengembangan produk. Sedangkan ruang lingkup Direktur Pemasaran mencakup bidang pemasaran dan Direktur Operasional mencakup bidang pemantauan risiko, remedial, operasional, legal, akuntansi dan administrasi.
2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a.
DAN
REVISI
(PSAK)
DAN
Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan Standar revisi ini mengatur perubahan dalam format dan isi laporan keuangan, termasuk revisi judul laporan keuangan. Sebagai hasil dari penerapan standar revisi ini, Perusahaan menyajikan semua perubahan pemilik dalam ekuitas pada laporan perubahan ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif. Informasi komparatif disajikan kembali untuk menyesuaikan dengan standar. Sebagai tambahan, standar revisi mengharuskan penyajian laporan posisi keuangan paling awal penyajian karena perubahan klasifikasi dan pengungkapan tambahan juga dilakukan sehubungan dengan manajemen modal, penilaian kritis dalam menerapkan kebijakan akuntansi, dan sumber-sumber utama ketidakpastian estimasi.
-8-
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi. Standar ini memperluas definisi pihak-pihak berelasi dan pengungkapan hubungan pihakpihak berelasi, transaksi dan saldo termasuk komitmen antara mereka. Standar ini juga mengharuskan pengungkapan atas kompensasi secara keseluruhan dan masing-masing kategori kompensasi yang diberikan kepada semua personil manajemen kunci juga diharuskan. Perusahaan telah mengevaluasi hubungan antara mengungkapkannya sesuai dengan standar revisi ini.
pihak-pihak
berelasi
dan
Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan: b.
PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan i.
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012:
PSAK 10 (revisi PSAK 16 (revisi PSAK 18 (revisi PSAK 24 (revisi PSAK 26 (revisi PSAK 30 (revisi PSAK 46 (revisi PSAK 50 (revisi
2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing 2011), Aset Tetap 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 2010), Imbalan Kerja 2011), Biaya Pinjaman 2011), Sewa 2010), Pajak Penghasilan 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
-9-
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) ii.
PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56 (revisi 2011), Laba Per Saham PSAK 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan PSAK 63, Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK 15, PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya ISAK 16, Perjanjian Jasa Konsesi ISAK 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi ISAK 19, Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya ISAK 22, Perjanjian Konsensi Jasa: Pengungkapan ISAK 23, Sewa Operasi - Insentif ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa ISAK 25, Hak Atas Tanah ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat
Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013:
ISAK 21, Perjanjian Kontrak Real Estat PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan.
3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a.
Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b.
Penyajian Laporan Keuangan Dasar penyusunan laporan keuangan Perusahaan, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah (Rp). Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
c.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan. - 10 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
d.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Perusahaan (entitas pelapor): a)
Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: i.
memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. b)
Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut: i.
Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain).
ii.
Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
iii.
Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv.
Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
v.
Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.
vi.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (1) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan. e.
Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. Aset keuangan Perusahaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
- 11 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pinjaman yang diberikan dan piutang Kas dan bank, piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan Perusahaan. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan Perusahaan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti yang obyektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet piutang pembiayaan pada posisi laporan dengan Probability of Default (PD), Loss Identification Period (LIP) dan Loss Given Default (LGD). - 12 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Perusahaan menggunakan model analisis statistik, yaitu flow rate method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif. Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Perusahaan harus menghitung:
Probability of default (PD) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari arus kas tersebut (discounted cash flow).
Loss given default (LGD) – Perusahaan mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Perusahaan apabila terjadi tunggakan fasilitas piutang pembiayaan. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari kerugian atas unit-unit yang default. Model perhitungan LGD mempertimbangkan uang muka pembiayaan.
Loss identification period (LIP) - periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas piutang pembiayaan secara individual. LIP diasumsikan satu tahun karena merupakan rata-rata jangka waktu recovery.
Exposure at default (EAD) – Perusahaan mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas piutang pembiayaan pada saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data piutang pembiayaan selama minimal tiga tahun. Jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian piutang pembiayaan di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi) yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan nilai tercatat aset keuangan atau kelompok aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Jika pada periode berikutnya jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif hingga nilai tercatat aset keuangan pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Pada saat kerugian penurunan nilai diakui, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat setelah kerugian penurunan nilai dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto estimasi arus kas masa datang pada saat menghitung penurunan nilai. Penghentian pengakuan aset keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. - 13 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
f.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Instrumen liabilitas dan ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan liabilitasnya. Instrumen ekuitas diterbitkan oleh Perusahaan dan diakui pada saat hasilnya diterima, dikurangi dengan biaya penerbitan langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Pada saat pengakuan awal, utang bank, utang usaha, utang lain-lain dan surat utang jangka menengah diakui pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak material. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
g.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan:
h.
saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Nilai Wajar Instrumen Keuangan Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi secara wajar (arm’s length transaction). Nilai wajar suatu aset atau liabilitas keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi di pasar aktif, yaitu jika harga yang dikuotasikan tersedia setiap waktu dan dapat diperoleh secara rutin dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar.
- 14 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau liabilitas keuangan, maka Perusahaan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan bilamana tersedia, penggunaan analisis arus kas yang didiskonto dan penggunaan nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama. i.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
j.
Kas dan Bank Kas dan bank terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
k.
Piutang Sewa Pembiayaan Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial semua risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessor Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi sewa pembiayaan neto Perusahaan. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas piutang bersih lessor. Sebagai Lessee Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Rental kontijen yang timbul dari sewa operasi diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
l.
Piutang Pembiayaan Konsumen Sejak 1 Januari 2010 Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan kerugian penurunan nilai. Nilai tercatat piutang pembiayaan konsumen sebesar jumlah bersih piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai oleh bank-bank sehubungan dengan transaksi kerja sama pembiayaan bersama yang diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif (Catatan 3e). Pada saat pengakuan awal, nilai wajar piutang pembiayaan konsumen adalah sebesar piutang pembiayaan konsumen ditambah dengan biaya transaksi dan dikurangi dengan pendapatan transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang pembiayaan konsumen.
- 15 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Sebelum 1 Januari 2010 Piutang pembiayaan konsumen dinyatakan sebesar jumlah saldo angsuran dari pembiayaan konsumen dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu. Untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), disajikan sebesar porsi jumlah angsuran piutang yang dibiayai (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bankbank, dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh jumlah angsuran dari pelanggan sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai utang (pendekatan bruto). Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban bunga. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan perbedaan antara jumlah angsuran yang akan diterima dan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan yang belum diakui diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen dengan menggunakan tingkat pengembalian bunga efektif. Pelunasan sebelum masa berakhirnya kontrak pembiayaan konsumen dianggap sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam tahun berjalan. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen diakui dan dicatat sebagai pendapatan dalam tahun yang bersangkutan. m. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Sejak 1 Januari 2010 Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang mengalami penurunan nilai, seperti yang dijelaskan pada Catatan 3e. Sebelum 1 Januari 2010 Perusahaan mengimplementasi manajemen risiko secara konsolidasi bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap anak perusahaan untuk memenuhi peraturan Bank Indonesia No. 8/6/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006. Penyisihan piutang ragu – ragu dibentuk sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 yang diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/2/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 mengenai ”Penilaian Kualitas Aset Bank Umum”, yang mengelompokkan aset produktif dalam 5 (lima) kategori dengan besarnya minimum persentase penyisihan penghapusan aset sebagai berikut:
Umur piutang jatuh tempo
Persentase Minimum Penyisihan Penghapusan Aset
belum jatuh tempo 1 - 90 hari/days 91 - 120 hari/days 121 - 180 hari/days >180 hari/days
1% 5% 15% 50% 100%
Klasifikasi Lancar Dalam perhatian khusus Kurang lancar Diragukan Macet
- 16 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Persentase penyisihan piutang ragu - ragu di atas diterapkan terhadap saldo setelah dikurangi dengan nilai agunan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, kecuali untuk aset produktif yang diklasifikasikan lancar dan tidak dijamin dengan agunan tunai. Aset produktif terdiri dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan piutang karyawan dalam akun piutang lain-lain. Ketika piutang dinyatakan tidak tertagih dan telah menunggak lebih dari 180 hari serta nasabah beserta unit yang dibiayai sudah tidak diketahui keberadaannya, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Penerimaan kembali dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain dalam periode berjalan. n.
Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan metode garis lurus.
o.
Aset Tetap – Pemilikan Langsung Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun (double-declining method), kecuali untuk bangunan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tarif (%) Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
5% 25% 50% 25% 25% 25%
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif. p.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Pada tanggal pelaporan, Perusahaan menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Perusahaan mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset. - 17 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual neto atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laporan laba rugi komprehensif. q.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Sejak 1 Januari 2010 Pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan bunga dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3e dan 3f). Penerimaan yang berhubungan dengan piutang yang mengalami penurunan nilai langsung mengurangi nilai tercatat piutang. Pendapatan sewa pembiayaan dan pendapatan pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai piutang setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai. Pendapatan dan beban yang timbul untuk piutang pembiayaan konsumen atas dasar without recourse diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan beban pemasaran pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Beban provisi diamortisasi dengan metode suku bunga efektif dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya. Sebelum 1 Januari 2010 Perusahaan mengakui pendapatan atas sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen seperti yang dijelaskan pada Catatan 3k dan 3l. Pada saat piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen dinyatakan macet, Perusahaan menghentikan pengakuan pendapatannya. Pada saat realisasi penerimaan hasil tagihan piutang macet tersebut, diutamakan untuk melunasi pokok piutang dan sisanya diakui sebagai pendapatan (bila ada). Pendapatan bunga diakui atas dasar proporsi waktu dan tingkat bunga berlaku. Pendapatan sehubungan dengan transaksi sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dibukukan sebagai pendapatan sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. Beban provisi diamortisasi selama jangka waktu pembiayaan dan dibukukan sebagai bagian dari beban bunga dan pembiayaan lainnya. Pendapatan dan beban lainnya Pendapatan jasa administrasi atas transaksi sewa pembiayaan, pembiayaan konsumen dan pendapatan provisi atas transaksi sewa pembiayaan, dibukukan sebagai pendapatan pada laba rugi komprehensif tahun berjalan. Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima. Beban lainnya diakui pada saat terjadinya atau sesuai dengan masa manfaatnya (metode akrual).
- 18 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
r.
Beban Tangguhan – Hak Atas Tanah Biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang umur hukum hak atas tanah karena umur hukum hak atas tanah lebih pendek dari umur ekonomiknya.
s.
Provisi Provisi diakui ketika Perusahaan memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Perusahaan diharuskan menyelesaikan liabilitas dan estimasi andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas. Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
t.
Imbalan Pasca Kerja Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
u.
Pajak Penghasilan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan. - 19 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. v.
Informasi Segmen Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sebaliknya, standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a)
yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b)
yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c)
dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penillaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk, yang menyerupai informasi segmen usaha yang dilaporkan di periode sebelumnya.
4.
PERTIMBANGAN AKUNTANSI KRITIS DAN SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN Pertimbangan kritis dalam penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan, yang diuraikan pada Catatan 3, manajemen belum melakukan pertimbangan kritis yang memiliki signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan, selain dari penyajian perkiraan yang diatur dibawah ini.
- 20 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Sumber utama estimasi ketidakpastian Asumsi utama berkaitan dengan masa depan dan sumber utama estimasi lain-lainnya pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas pada periode pelaporannya, dijelaskan dibawah ini. Cadangan kerugian penurunan nilai piutang Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Penyisihan penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan. Perusahaan melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dengan cara kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal pelaporan. Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran. Metodologi dan asumsi yang digunakan dalam penurunan nilai kolektif ini akan ditelaah secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian akrual. Nilai tercatat piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen diungkapkan dalam Catatan 6 dan 7. Taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan di atas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan nilai tercatat aset tetap. Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 11. - 21 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
5.
KAS DAN BANK 2011 Rp Kas Bank Rupiah Pihak berelasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lainnya Sub jumlah
567.378.968
1.179.229.071
2.317.470.883
11.252.734.252
5.740.639.575
6.477.448.169 43.946.827 174.162.465
1.591.060.160 1.326.878.250 285.157.450
6.897.035.165 247.852.032 311.694.371
9.013.028.344
14.455.830.112
13.197.221.143
18.192.876
100.676.225
96.228.061
9.031.221.220
14.556.506.337
13.293.449.204
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah kas dan bank
2009 Rp
615.264.168
Mata uang asing Pihak berelasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Jumlah bank
2010 Rp
9.646.485.388
(145.565.064) 14.978.320.241
(132.934.492) 14.339.743.783
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan
145.565.064 (145.565.064)
Saldo akhir tahun
-
2010 Rp
2009 Rp
132.934.492 12.630.572
132.934.492
145.565.064
132.934.492
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya kas dan bank.
6.
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang sewa pembiayaan memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk).
- 22 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Estimasi nilai wajar dari piutang sewa pembiayaan dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa (Catatan 34). 2011 Rp Pihak berelasi Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui Simpanan jaminan Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui Simpanan jaminan
2010 Rp
2009 Rp
847.155.000 4.355.000
-
-
(205.537.876) (4.355.000)
-
-
641.617.124
-
-
522.936.000 246.285.000
64.391.998 54.300.000
(67.195.778) (706.707.000)
(75.716.823) (246.285.000)
(4.080.211) (54.300.000)
Jumlah
979.939.218
447.219.177
60.311.787
Pendapatan dan biaya sewa pembiayaan yang ditangguhkan Cadangan kerugian penurunan nilai
(52.317.605) (228.071)
(11.066.498) (114.140)
Jumlah pihak ketiga
927.393.542
436.038.539
59.708.669
1.569.010.666
436.038.539
59.708.669
Jumlah - Bersih Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
1.047.134.996 706.707.000
12,33%
13,85%
(603.118)
16,82%
Pada awal kontrak, penyewa sewa pembiayaan diwajibkan untuk menempatkan simpanan jaminan yang akan digunakan sebagai pembayaran atas pembelian aset sewa operasi akhir masa sewa pembiayaan apabila penyewa pembiayaan melaksanakan hak opsi. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa.
- 23 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Jumlah angsuran sewa pembiayaan sesuai dengan jatuh temponya sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Pihak berelasi Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Diatas empat tahun
202.292.799 202.292.799 202.292.799 240.276.603
-
-
Jumlah pihak berelasi
847.155.000
-
-
Pihak ketiga Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya
5.110.927 664.037.609 377.986.460
1.367.558 357.981.288 163.587.154
189.881 42.023.798 22.178.319
1.047.134.996
522.936.000
64.391.998
1.894.289.996
522.936.000
64.391.998
Jumlah pihak ketiga Jumlah
Kisaran jangka waktu pembiayaan adalah 3 tahun (36 bulan). Kualitas piutang sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
Tidak mengalami penurunan nilai Mengalami penurunan nilai
1.569.238.737 -
436.152.679 -
Jumlah
1.569.238.737
436.152.679
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Saldo awal tahun Penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006) Penyisihan tahun berjalan Penghapusan
114.140
603.118
7.367.856
113.931 -
(573.390) 84.412 -
(6.764.738)
Saldo akhir tahun
228.071
114.140
603.118
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari nasabah adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang.
- 24 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
7.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk). Estimasi nilai wajar dari piutang pembiayaan konsumen dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu yang serupa (Catatan 34). 2011 Rp Pihak berelasi Piutang pembiayaan konsumen PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah pihak berelasi Pihak ketiga Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui Jumlah Pendapatan dan biaya pembiayaan konsumen yang ditangguhkan Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah pihak ketiga Jumlah - Bersih Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
6.537.710.259 (1.469.095.134) -
2010 Rp
1.827.601.679 (427.963.677) -
2009 Rp
5.917.096.131 (1.236.525.357) (46.805.708)
5.068.615.125
1.399.638.002
4.633.765.066
1.329.929.895.581
467.686.787.757
152.022.336.332
(56.915.257.580)
(18.911.733.830)
410.771.530.177
133.110.602.502
(149.815.659.911) 1.180.114.235.670
(135.845.174.499) (1.168.847.428)
(83.075.343.322) (691.015.556)
(1.668.522.988)
1.043.100.213.743
327.005.171.299
131.442.079.514
1.048.168.828.868
328.404.809.301
136.075.844.580
11,22%
11,99%
13,59%
- 25 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Jumlah angsuran pembiayaan konsumen sesuai dengan jatuh temponya sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Pihak berelasi Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Empat tahun berikutnya
1.919.324.920 1.555.580.399 1.218.824.874 1.843.980.066
466.047.262 466.047.262 425.239.189 470.267.966
1.483.965.469 1.483.965.469 1.483.965.469 1.465.199.724
Jumlah pihak berelasi
6.537.710.259
1.827.601.679
5.917.096.131
5.390.826.780 704.954.511.557 401.397.049.911 183.360.777.008 34.826.730.325
1.150.473.832 238.434.187.269 138.186.096.360 72.464.894.666 17.451.135.630
364.515.196 80.673.227.111 42.575.793.923 21.158.949.589 7.249.850.513
1.329.929.895.581
467.686.787.757
152.022.336.332
1.336.467.605.840
469.514.389.436
157.939.432.463
Pihak ketiga Telah jatuh tempo Satu tahun berikutnya Dua tahun berikutnya Tiga tahun berikutnya Empat tahun berikutnya Jumlah pihak ketiga Jumlah
Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki sebagai jaminan utang bank, utang pembiayaan bersama kepada bank dan surat utang jangka menengah. Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui) yang dijaminkan pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
341.259.226.763 50.301.689.527 50.019.517.111 30.011.725.719 22.958.932.426 -
4.001.753.429 21.045.483.906 3.507.822.679
25.009.423.772 8.515.991.852 4.894.329.660
Jumlah
494.551.091.546
28.555.060.014
38.419.745.284
Kualitas piutang pembiayaan konsumen pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut: 2011 2010 Rp Rp Tidak mengalami penurunan nilai Mengalami penurunan nilai
1.046.719.869.774 2.617.806.522
327.728.303.587 1.367.521.270
Jumlah
1.049.337.676.296
329.095.824.857
- 26 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011 2010 2009 Rp Rp Rp Saldo awal tahun Penyesuaian sehubungan dengan penerapan awal PSAK 55 (revisi 2006) Penghapusan piutang Penerimaan kembali piutang yang telah dihapuskan Penyisihan tahun berjalan Saldo akhir tahun
691.015.556
1.715.328.696
725.753.076
(209.260.825)
(1.543.000.085) (48.419.493)
(241.450.089)
687.092.697
567.106.438
218.509.032 1.012.516.677
1.168.847.428
691.015.556
1.715.328.696
Manajemen berpendapatan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai dan agunan yang diterima dari nasabah adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang.
8.
PIUTANG LAIN-LAIN 2011 Rp Pihak berelasi Piutang karyawan Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah piutang karyawan - bersih
2010 Rp
2009 Rp
936.156.240 936.156.240
488.845.331 488.845.331
Tagihan pembelian kendaraan
3.181.795.095
90.383.322.219
13.477.541.694
Jumlah pihak berelasi
4.117.951.335
90.872.167.550
13.882.112.291
177.022.528 177.022.528
504.469.875 504.469.875
869.543.478 (8.695.435) 860.848.043
Piutang premi asuransi Tagihan pembelian kendaraan
2.191.802.106 104.860.679
968.187.736 -
130.007.387 -
Jumlah pihak ketiga
2.473.685.313
1.472.657.611
990.855.430
6.591.636.648
92.344.825.161
14.872.967.721
Pihak ketiga Piutang karyawan Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah piutang karyawan - bersih
Jumlah
408.657.168 (4.086.571) 404.570.597
Tagihan pembelian kendaraan merupakan pembayaran kepada dealer atas pembiayaan konsumen tetapi belum ditagih ke bank kreditur sehubungan dengan kerjasama pembiayaan bersama (joint financing) (Catatan 35). Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang.
- 27 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
9.
BIAYA DIBAYAR DIMUKA 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Pihak ketiga Sewa gedung Renovasi gedung Sewa rumah Insentif dealer Lain-lain
3.678.890.911 757.964.071 67.453.677 1.428.852.103
2.938.707.909 5.432.669.782 89.814.787 664.060.794
846.338.233 66.004.755 56.689.777 48.817.825.656 296.394.553
Jumlah
5.933.160.762
9.125.253.272
50.083.252.974
Insentif dealer merupakan biaya insentif yang dibayarkan kepada dealer dan sejak tahun 2004 diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kredit. Tahun 2010 insentif dealer disajikan di akun masingmasing dicatat sebagai pendapatan dan biaya yang ditangguhkan (Catatan 6 dan 7).
10. INVESTASI SAHAM Pada tahun 2009, Perusahaan memiliki investasi sebesar 16,67% pada PT Daya Network Lestari sebanyak 11 lembar saham biasa dengan jumlah modal sebesar Rp 1.100.000.000 dan dibentuk cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 11.000.000. PT Daya Network Lestari adalah perusahaan pengelola sistem ATM (Anjungan Tunai Mandiri) Alto. Pada tahun 2010, saham PT Daya Network Lestari dijual kepada PT Inti Sentral Operasi dan Perusahaan memperolah laba penjualan sebesar Rp 110.000.000 dicatat pada penghasilan lainlain.
11. ASET TETAP 1 Januari 2011 Rp Biaya perolehan: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor Jumlah Akumulasi penyusutan: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor Jumlah Jumlah Tercatat
Penambahan Rp
Pengurangan Rp
Penyesuaian/ Reklasifikasi Rp
31 Desember 2011 Rp
2.692.302.487 1.774.811.439 9.214.846.489 1.639.916.991 3.700.226.627
23.103.921.503 434.935.291 1.384.035.720 631.531.693 3.653.250.000
38.894.815 192.588.840 500.000 305.685.000
(7.561.723.991) 5.936.362.880 -
18.234.499.999 5.936.362.880 2.170.851.915 10.406.293.369 2.270.948.684 7.047.791.627
19.022.104.033
29.207.674.207
537.668.655
(1.625.361.111)
46.066.748.474
12.464.363 1.130.705.458 5.552.645.027 766.865.664 1.263.403.420
998.361.298 387.284.263 1.269.699.285 370.252.882 1.163.624.749
38.894.815 182.366.965 421.875 232.163.982
(717.723.578) 619.900.919 -
293.102.083 619.900.919 1.479.094.906 6.639.977.347 1.136.696.671 2.194.864.187
8.726.083.932
4.189.222.477
453.847.637
(97.822.659)
12.363.636.113
10.296.020.101
33.703.112.361
- 28 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
1 Januari 2010 Rp Biaya perolehan: Bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor Jumlah Akumulasi penyusutan: Bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor Jumlah Jumlah Tercatat
Jumlah Akumulasi penyusutan: Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor Jumlah Jumlah Tercatat
Pengurangan Rp
31 Desember 2010 Rp
1.285.859.319 8.256.285.012 1.263.075.438 1.427.966.627
2.692.302.487 646.198.989 1.465.430.878 746.913.627 2.628.950.000
157.246.869 506.869.401 370.072.074 356.690.000
2.692.302.487 1.774.811.439 9.214.846.489 1.639.916.991 3.700.226.627
12.233.186.396
8.179.795.981
1.390.878.344
19.022.104.033
1.133.383.771 5.043.050.725 926.451.111 815.709.241
12.464.363 154.568.556 993.922.333 202.148.059 614.936.307
157.246.869 484.328.031 361.733.506 167.242.128
12.464.363 1.130.705.458 5.552.645.027 766.865.664 1.263.403.420
7.918.594.848
1.978.039.618
1.170.550.534
8.726.083.932
4.314.591.548 1 Januari 2009 Rp
Biaya perolehan: Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
Penambahan Rp
10.296.020.101
Penambahan Rp
Pengurangan Rp
31 Desember 2009 Rp
1.256.481.569 7.954.818.712 1.127.146.114 1.184.052.317
53.567.750 330.341.300 143.414.484 364.200.000
24.190.000 28.875.000 7.485.160 120.285.690
1.285.859.319 8.256.285.012 1.263.075.438 1.427.966.627
11.522.498.712
891.523.534
180.835.850
12.233.186.396
1.056.502.033 4.035.658.734 812.630.240 793.275.820
89.357.154 1.027.024.281 118.730.958 142.719.111
12.475.416 19.632.290 4.910.087 120.285.690
1.133.383.771 5.043.050.725 926.451.111 815.709.241
6.698.066.827
1.377.831.504
157.303.483
7.918.594.848
4.824.431.885
4.314.591.548
Beban penyusutan pada tahun 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 4.189.222.477, Rp 1.978.039.618 dan Rp 1.377.831.504. Penambahan bangunan tahun 2011 yang berlokasi di lantai 10 Wisma Eka Jiwa diperoleh dari penambahan modal (inbreng – memasukkan aset sebagai penambahan modal) dari entitas induk yaitu PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 20). Pada tahun 2011, aset tetap Perusahaan berupa bangunan direklasifikasi ke prasarana bangunan dan beban tangguhan hak atas tanah dengan nilai tercatat masing-masing sebesar Rp 5.316.461.961 dan Rp 1.527.538.452. Beban tangguhan hak atas tanah disajikan pada akun “Aset Lain-lain” (Catatan 12).
- 29 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pada tahun 2011, 2010 dan 2009 aset tetap telah diasuransikan dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 20.851.747.500, Rp 11.450.082.500 dan Rp 10.253.098.666 terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat suatu risiko tertentu terhadap aset yang dipertanggungkan. Keuntungan penjualan dan penghapusan aset tetap pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut: 2011 2010 2009 Rp Rp Rp Harga jual aset tetap Jumlah tercatat
228.663.672 83.821.018
381.000.000 220.327.811
116.643.750 23.532.367
Keuntungan penjualan aset tetap (Catatan 24)
144.842.654
160.672.189
93.111.383
12. ASET LAIN-LAIN 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Beban tangguhan hak atas tanah (Catatan 11) Setoran jaminan Lainnya
1.527.538.452 79.479.500 292.825.798
272.326.090 90.528.411
256.826.090 118.871.756
Jumlah
1.899.843.750
362.854.501
375.697.846
Aset lainnya pada tanggal 31 Desember 2009, termasuk jaminan yang dikuasakan kembali sebesar Rp 416.197.675 dan dibentuk penyisihannya sebesar Rp 416.197.675.
13. UTANG BANK 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Pihak berelasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk
38.000.000.000
Pihak ketiga PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
75.000.000.000 50.000.000.000 50.000.000.000 -
-
5.535.319.636
175.000.000.000
-
5.535.319.636
Jumlah pihak ketiga Jumlah Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun
213.000.000.000 10,13%
- 30 -
4.000.000.000
4.000.000.000 10,50%
25.000.000.000
30.535.319.636 12,50%
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Utang bank diklasifikasikan dalam kelompok liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Utang bank memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Perusahaan terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk). Nilai wajar untuk utang bank dengan bunga mengambang didasarkan pada kuotasi harga di pasar. Estimasi nilai wajar dari utang bank dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar didasarkan pada diskonto arus kas menggunakan suku bunga untuk utang baru dengan jangka waktu yang serupa (Catatan 34). PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman promes berulang dari BII sejak tahun 2006 berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 14 Desember 2006 dan telah diperpanjang beberapa kali hingga tahun 2008. Berdasarkan Perpanjangan Perjanjian Kredit tanggal 24 Desember 2008, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 25.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun yang berakhir tanggal 14 Desember 2009. Tingkat bunga sebesar tingkat bunga SBI + 2,75% per tahun. Berdasarkan Perpanjangan Perjanjian Kredit tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 15.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun yang berakhir tanggal 14 Desember 2010. Tingkat bunga sebesar 10% per tahun. Berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman rekening koran dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman dimulai dari tanggal 11 Januari 2010 sampai tanggal 14 Desember 2010. Tingkat bunga sebesar 10,5% per tahun. Berdasarkan Perpanjangan Perjanjian tanggal 13 Desember 2010, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan jumlah pokok masing-masing tidak melebihi Rp 30.000.000.000 dan Rp 20.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun yang berakhir tanggal 14 Desember 2011. Tingkat bunga per tahun adalah 10% untuk pinjaman promes berjangka dan 10,5% untuk pinjaman rekening koran. Berdasarkan Perpanjangan Perjanjian tanggal 12 Desember 2011, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan jumlah pokok masing-masing tidak melebihi Rp 30.000.000.000 dan Rp 20.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman mulai tanggal 14 Desember 2011 sampai tanggal 14 Pebruari 2012. Tingkat bunga per tahun untuk pinjaman promes berjangka dan pinjaman rekening koran akan ditentukan oleh pihak bank pada saat penarikan fasilitas pinjaman. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 7).
- 31 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan Memakai Jaminan No. 163 tanggal 25 Maret 2011 yang dibuat dihadapan notaris, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk fasilitas kredit modal kerja pinjaman tetap dengan angsuran dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 100.000.000.000 dan jangka waktu pinjaman maksimal 36 bulan atau maksimal 48 bulan terhitung sejak tanggal penarikan tiap fasilitas. Tingkat bunga sebesar 10,5% per tahun. Perusahaan menarik fasilitas I dan II masing-masing sebesar Rp 50.000.000.000 pada tanggal 28 Maret 2011 dan 30 Maret 2011. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 7). PT Bank Permata Tbk (Permata) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 30 tanggal 15 Desember 2011 yang dibuat dihadapan notaris, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk money market dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman 12 bulan yang berakhir tanggal 15 Desember 2012. Tingkat bunga adalah tetap selama tenor penarikan. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 7). PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) Berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman No. 67 tanggal 15 Desember 2011 yang dibuat dihadapan notaris, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk demand loan dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 50.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman yang berakhir tanggal 25 September 2012. Tingkat bunga adalah BLR (Base Landing Rate) + 0,5% per tahun. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 7). PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi) Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman aksep dari Ekonomi sejak tahun 2006 berdasarkan Perjanjian Kredit tanggal 29 September 2006 dan telah diperpanjang beberapa kali hingga tahun 2008. Berdasarkan Perpanjangan Perjanjian Kredit tanggal 7 Agustus 2008, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman aksep dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun yang berakhir tanggal 3 Oktober 2009. Tingkat bunga adalah suku bunga SBI + 3,25% per tahun. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Kredit tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman aksep dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun yang berakhir tanggal 3 Oktober 2010. Tingkat bunga adalah suku bunga tertinggi deposito yang berjangka waktu 1 bulan di Bank Ekonomi + 4% per tahun. Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman aksep dengan jumlah pokok tidak melebihi dari Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman yang berakhir tanggal 3 Oktober 2011. Tingkat bunga adalah suku bunga tertinggi deposito yang berjangka waktu 1 bulan di Bank Ekonomi + 4% per tahun.
- 32 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pada tanggal 3 Oktober 2011, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan jumlah pokok tidak melebihi dari Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu pinjaman yang berakhir tanggal 3 Pebruari 2012. Tingkat bunga adalah suku bunga tertinggi deposito yang berjangka waktu 1 bulan di Bank Ekonomi + 5% per tahun. Perusahaan memberikan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 120% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 7).
14. UTANG USAHA Utang usaha merupakan utang kepada dealer kendaraan bermotor sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen.
15. UTANG PAJAK 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Pajak penghasilan Pasal 29 (Catatan 29) Pasal 25 Pasal 21 Pasal 23 Pasal 4(2)
11.742.019.019 1.400.799.636 523.827.107 142.045.734 1.206.111
5.368.519.232 714.989.893 537.737.827 136.732.647 12.011.114
2.632.889.742 1.093.164 69.666.133 12.413.940
Jumlah
13.809.897.607
6.769.990.713
2.716.062.979
16. UTANG LAIN-LAIN 2011 Rp Pihak berelasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pihak ketiga Asuransi mobil PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Pendapatan provisi ditangguhkan Lainnya Jumlah pihak ketiga Jumlah
2010 Rp
2009 Rp
7.685.321.382
18.355.010.524
8.875.668.031
59.566.671.031 19.696.751.079 869.839.887 5.881.859.119
33.624.398.414 19.399.228.685 2.874.024.602
35.583.607.647 8.321.654.990 61.601.097.325 2.638.622.825
86.015.121.116
55.897.651.701
108.144.982.787
93.700.442.498
74.252.662.225
117.020.650.818
Utang kepada PT Bank Internasional Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank OCBC NISP Tbk merupakan utang yang berasal dari cicilan nasabah sebesar porsi bank kreditur yang belum dibayarkan ke bank kreditur sehubungan dengan kerjasama pembiayaan bersama (Catatan 35). Pendapatan provisi ditangguhkan merupakan pendapatan provisi yang diterima dari pelanggan dan sejak tahun 2009 diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kredit. Tahun 2010, pendapatan provisi disajikan di akun masing-masing dicatat sebagai pendapatan dan biaya yang ditangguhkan (Catatan 6 dan 7). - 33 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Utang lainnya terutama merupakan kelebihan pembayaran dari nasabah, titipan setoran nasabah dan utang lainnya.
17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 2011 Rp Pihak berelasi Bunga utang bank
94.000.000
Pihak ketiga Bonus Promosi Bunga surat utang jangka menengah Konsultan Bunga utang bank Lainnya Jumlah pihak ketiga Jumlah
2010 Rp
-
2009 Rp
110.000.000
6.996.821.936 5.581.069.204 2.395.161.290 459.156.710 150.972.222 161.580.833
3.889.436.133 4.013.705.856 827.620.968 1.850.885.907
1.180.000.000 1.129.548.689 199.866.451
15.744.762.195
10.581.648.864
2.509.415.140
15.838.762.195
10.581.648.864
2.619.415.140
18. SURAT UTANG JANGKA MENENGAH (MEDIUM TERM NOTES)
Nilai nominal: Medium term notes Medium term notes Medium term notes Medium term notes
(MTN) I (MTN) II (MTN) III (MTN) IV
Jangka waktu
Tingkat bunga
15 Oktober 2010 - 20 Oktober 2011 16 Desember 2010 - 21 Desember 2011 4 Maret 2011 - 4 September 2012 17 Nopember 2011 - 17 Mei 2013
9,25% 8,75% 9,50% 9,00%
Dikurangi: Biaya penerbitan ditangguhkan Jumlah
2011 Rp
2010 Rp
200.000.000.000 300.000.000.000 500.000.000.000
75.000.000.000 150.000.000.000 225.000.000.000
(1.452.611.794)
(1.395.889.390)
498.547.388.206
223.604.110.610
Penata usaha (arranger) MTN tersebut adalah PT NISP Sekuritas, agen pemantau, agen pembayaran dan agen penyimpanan adalah PT Bank Permata Tbk sedangkan pemegang MTN adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. MTN I dan II masing-masing telah diselesaikan pada tanggal 20 Oktober 2011 dan 20 Desember 2011. Biaya penerbitan ditangguhkan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk penerbitan surat utang jangka menengah dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktu surat utang jangka menengah. Berdasarkan hasil pemeringkatan Fitch Ratings untuk MTN I dan II tanggal 15 Oktober 2010 dengan No. RC040/DIR/X/2010; perihal: Pemeringkatan Publik atas Perusahaan: PT BII Finance Center adalah: AA+ (idn) (Double A Plus; Stable Outlook); sebesar maksimum Rp 225.000.000.000 dalam beberapa penerbitan MTN dengan jangka waktu masing-masing 370 hari.
- 34 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Berdasarkan hasil pemeringkatan Fitch Ratings untuk MTN III tanggal 15 Maret 2011 dengan No. RC18/DIR/III/2011; perihal: Pemeringkatan Publik atas Perusahaan: PT BII Finance Center adalah: AA+ (idn) (Double A Plus; Stable Outlook); sebesar maksimum Rp 200.000.000.000 dengan jangka waktu 18 bulan. Berdasarkan hasil pemeringkatan Fitch Ratings untuk MTN IV tanggal 10 Nopember 2011 dengan No. RC107/DIR/XI/2011; perihal: Pemeringkatan Publik atas Perusahaan: PT BII Finance Center adalah: AA+ (idn) (Double A Plus; Stable Outlook); sebesar maksimum Rp 300.000.000.000 dengan jangka waktu 18 bulan.
19. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebanyak 60, 62 dan 72. Beban imbalan pasca kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif adalah: 2011 Rp
2010 Rp
Beban jasa kini Biaya bunga Amortisasi (keuntungan) kerugian aktuaria
274.081.464 65.060.881 31.987.319
149.223.163 53.821.961 7.278.282
Jumlah beban imbalan - Bersih
371.129.664
210.323.406
2009 Rp 96.129.086 38.893.051 (3.871.100) 131.151.037
Liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2011 Rp Nilai kini liabilitas tidak didanai Kerugian aktuaria yang belum diakui Liabilitas imbalan pasca kerja
1.689.027.041 (1.191.300.334) 497.726.707
2010 Rp
2009 Rp
1.084.348.011 (442.396.550)
672.774.510 (141.484.563)
641.951.461
531.289.947
Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut: 2011 Rp Saldo awal tahun Beban tahun berjalan Pembayaran manfaat Saldo akhir tahun
2010 Rp
2009 Rp
641.951.461 371.129.664 (515.354.418)
531.289.947 210.323.406 (99.661.892)
488.385.687 131.151.037 (88.246.777)
497.726.707
641.951.461
531.289.947
- 35 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan estimasi biaya dan liabilitas imbalan pasca kerja oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen, adalah sebagai berikut:
Usia pensiun normal Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat pengunduran diri Tingkat kematian
2011
2010
2009
55 6,0% 6,0% 5,0% Commissioners Standards Ordinary - 1980
55 8,0% 6,0% 5,0% Commissioners Standards Ordinary - 1980
55 10,0% 6,0% 1,0% Commissioners Standards Ordinary - 1980
20. MODAL SAHAM 2011 Persentase pemilikan
Nama pemegang saham
Jumlah saham
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
32.369.999 1
100,00% 0,00%
32.369.999.000 1.000
Jumlah
32.370.000
100,00%
32.370.000.000
2010 dan 2009 Persentase pemilikan
Jumlah modal
Nama pemegang saham
Jumlah saham
Jumlah modal
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
14.999.999 1
100,00% 0,00%
14.999.999.000 1.000
Jumlah
15.000.000
100,00%
15.000.000.000
Berdasarkan akta notaris Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, No. 77 tanggal 24 Agustus 2011, antara lain telah disetujui penyetoran saham/modal dalam bentuk inbreng berupa bangunan sebesar Rp 17.370.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perusahaan menjadi Rp 32.370.000.000 (Catatan 11). 21. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN 2011 Rp Pendapatan pembiayaan konsumen - bruto 761.088.115.090 Hak-hak bank sehubungan dengan transaksi kerjasama pembiayaan bersama (Catatan 35) (401.546.600.462) Jumlah - Bersih
359.541.514.628
2010 Rp
2009 Rp
478.552.470.539
276.875.901.741
(296.281.100.020)
(188.330.549.547)
182.271.370.519
88.545.352.194
Pendapatan dari transaksi kerjasama pembiayaan bersama (joint finance) untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 138.966.451.842, Rp 65.356.822.985 dan Rp 29.535.723.054. - 36 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp 196.154.707.779 dan Rp 108.769.590.853 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang diperoleh dari piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai masing-masing adalah Rp 691.360.299 dan Rp 304.017.397. 22. PENGHASILAN BUNGA Penghasilan bunga terdiri dari penghasilan bunga dari deposito berjangka dan jasa giro. Jumlah penghasilan bunga yang diterima dari pihak berelasi sebesar Rp 1.518.348.969, Rp 610.069.534 dan Rp 765.076.879 masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. 23. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN Pendapatan sewa pembiayaan merupakan pendapatan yang diperoleh dari transaksi sewa pembiayaan atas alat-alat berat. Pendapatan sewa pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 120.254.022 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan nihil untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009. Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011 dan 2010, tidak ada pendapatan sewa pembiayaan yang diperoleh dari piutang sewa pembiayaan yang mengalami penurunan nilai. 24. PENGHASILAN LAIN-LAIN 2011 Rp Distribusi surplus aset proses likuidasi Keuntungan atas penjualan aset tetap (Catatan 11) Penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan Lainnya Jumlah
398.986.077
2010 Rp -
2009 Rp 2.776.391.314
144.842.654
160.672.189
93.111.383
310.936.373 171.038.994
17.757.979 182.082.258
463.614.976 152.223.329
1.025.804.098
360.512.426
3.485.341.002
Distribusi surplus aset merupakan distribusi atas penjualan aset Vertex Asia Limited kepada mantan pemegang saham yang masih dalam proses likuidasi sejak tahun 2006. 25. BEBAN TENAGA KERJA 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Gaji dan tunjangan Gratifikasi dan bonus Tunjangan insentif Lainnya
24.979.451.600 6.749.000.000 6.249.066.936 6.861.015.274
18.297.734.864 4.360.000.000 5.128.384.999 4.696.126.949
12.304.413.873 1.509.895.906 2.337.434.492 3.474.564.635
Jumlah
44.838.533.810
32.482.246.812
19.626.308.906
- 37 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
26. BEBAN BUNGA 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Surat utang jangka menengah Utang bank
37.215.977.823 9.885.782.277
1.983.870.968 4.624.015.644
3.710.586.267
Jumlah
47.101.760.100
6.607.886.612
3.710.586.267
Jumlah beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi sebesar Rp 377.602.057, Rp 2.325.236.822 dan Rp 1.189.333.773 masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. 27. BEBAN PEMASARAN 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Insentif pemasaran Beban promosi lainnya
132.260.345.354 12.977.875.748
74.889.058.617 2.680.327.059
27.609.680.114 4.841.826.597
Jumlah
145.238.221.102
77.569.385.676
32.451.506.711
2010 Rp
2009 Rp
28. BEBAN LAIN-LAIN 2011 Rp Beban pemeliharaan Beban sewa Beban perbaikan gedung disewa Beban perbaikan komputer Beban perbaikan kendaraan Beban lainnya Sub jumlah Beban umum dan administrasi Beban komunikasi Beban transportasi Beban premi asuransi Beban persediaan kantor Beban air dan listrik Beban jasa profesional Beban pajak Beban lainnya Sub jumlah Beban non operasional Beban pelatihan Beban tunjangan sewa rumah dan perabotan Beban rapat kerja Beban lainnya Sub jumlah Jumlah
2.809.629.133 1.069.151.290 792.743.939 201.421.140 1.696.164.641
2.970.100.804 315.401.526 488.671.060 124.374.080 1.262.851.207
2.446.340.745 204.251.481 423.636.236 86.988.000 794.583.822
6.569.110.143
5.161.398.677
3.955.800.284
3.149.808.024 2.703.846.411 2.149.335.316 1.524.383.078 1.290.698.205 634.899.652 282.964.677 2.911.481.937
2.941.078.952 1.992.619.371 1.335.487.086 1.148.099.391 985.745.978 446.493.307 251.683.275 2.020.675.207
2.413.867.020 971.957.933 965.864.725 609.528.178 536.700.631 285.023.892 1.186.945.845 1.258.688.439
14.647.417.300
11.121.882.567
8.228.576.663
600.222.833
522.154.553
287.188.973
148.422.524 145.922.121 301.441.280
163.020.601 122.774.670 687.095.790
127.406.752 331.594.065 259.474.168
1.196.008.758
1.495.045.614
1.005.663.958
22.412.536.201
17.778.326.858
13.190.040.905
- 38 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
29. PAJAK PENGHASILAN Beban (manfaat) pajak Perusahaan terdiri dari: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
Pajak kini Pajak tangguhan Penyesuaian pajak tangguhan
25.972.300.250 (2.080.957.210) -
12.380.772.065 (815.028.154) (5.200.095)
6.105.662.291 120.137.969 -
Jumlah
23.891.343.040
11.560.543.816
6.225.800.260
Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut: 2011 Rp Laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif Perbedaan temporer: Beban imbalan pasca kerja Beban bonus dan tunjangan hari raya Penyusutan aset tetap Penyisihan penurunan nilai aset keuangan Beban pemasaran Jumlah Beban (pendapatan) yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Penghasilan bunga Penyisihan penurunan nilai aset keuangan Beban lain-lain Jumlah Laba kena pajak
95.812.336.674
(144.224.754) 3.099.020.488 (544.853.588)
2010 Rp
2009 Rp
46.059.664.482
21.164.631.556
110.661.514 2.717.801.448 278.961.756
332.817.490 5.581.069.204
152.687.898 -
8.323.828.840
3.260.112.616
43.190.179 (11.772.162) (460.482.193) (429.064.176)
(1.733.096.582)
(770.767.522)
(145.565.064) 1.631.697.806
(151.434) 974.230.119
156.716.499 1.646.296.964
(246.963.840)
203.311.163
1.070.369.375
49.523.088.261
21.805.936.755
103.889.201.674
- 39 -
(732.644.088)
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut: 2011 Rp Beban pajak kini 25% x Rp 103.889.201.000 tahun 2011 25% x Rp 49.523.088.261 tahun 2010 28% x Rp 21.805.936.755 tahun 2009 Jumlah Dikurangi pajak dibayar dimuka Pasal 25 Utang pajak kini (Catatan 15)
2010 Rp
2009 Rp
25.972.300.250 -
12.380.772.065 -
6.105.662.291
25.972.300.250
12.380.772.065
6.105.662.291
(14.230.281.231)
(7.012.252.833)
(3.472.772.549)
11.742.019.019
5.368.519.232
2.632.889.742
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak efektif yang berlaku adalah sebagai berikut: 2011 Rp Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif Tarif pajak yang berlaku
95.812.336.674 23.953.084.000
Koreksi dasar pengenaan pajak Pengaruh pajak atas manfaat yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Penyesuaian pajak tangguhan
2010 Rp
2009 Rp
46.059.664.482 11.514.916.121
21.164.631.556 5.926.096.836
-
-
(61.740.960) -
Beban pajak
50.827.790 (5.200.095)
23.891.343.040
11.560.543.816
299.703.424 6.225.800.260
Pajak Tangguhan Rincian aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2009 Rp Imbalan pasca kerja Bonus dan tunjangan hari raya masih harus dibayar Aset tetap Penyisihan penurunan nilai aset keuangan Beban pemasaran masih harus dibayar Jumlah aset (liabilitas) pajak tangguhan
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif Rp
31 Desember 2009 Rp
Penyesuaian pajak tangguhan Rp
Dikreditkan ke laporan laba rugi komprehensif Rp
31 Desember 2010 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif Rp
31 Desember 2011 Rp
(30.228.494)
12.093.250
(18.135.244)
1.943.061
27.665.379
11.473.196
(36.056.189)
(24.582.993)
285.156.341 (183.324.099)
(3.296.205) (128.935.014)
281.860.136 (312.259.113)
(30.199.300) 33.456.334
679.450.361 69.740.439
931.111.197 (209.062.340)
774.755.122 (136.213.397)
1.705.866.319 (345.275.737)
38.171.975
38.171.975
83.204.373
121.376.348
1.395.267.301
1.395.267.301
2.080.957.210
2.852.651.238
-
-
-
-
-
-
-
-
71.603.748
(120.137.969)
(48.534.221)
5.200.095
-
815.028.154
-
771.694.028
Berdasarkan Undang-undang Pajak Penghasilan No. 36/2008 pengganti Undang-undang Pajak No. 7/1983 tarif Pajak Badan adalah sebesar 25% yang berlaku efektif 1 Januari 2010. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disesuaikan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode ketika aset direalisasikan dan liabilitas diselesaikan berdasarkan tarif pajak yang akan dikeluarkan. - 40 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
30. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Sifat Pihak Berelasi Sifat dari relasi dengan pihak-pihak yang mengadakan transaksi dengan Perusahaan: a.
PT Bank Internasional Indonesia Tbk merupakan entitas induk dan pemegang saham utama Perusahaan. PT Bank Internasional Indonesia Tbk dimiliki oleh Malayan Banking Berhad (Maybank) dan Malaysian Offshore Corporate Labuan Sdn. Bhd. (MOCS) sebagai ultimate shareholder.
b.
Seluruh entitas yang dimiliki dan dikendalikan oleh PT Bank Internasional Indonesia Tbk dan Malayan Banking Berhad (Maybank) serta Malaysian Offshore Corporate Labuan Sdn. Bhd. (MOCS) merupakan pihak berelasi.
Transaksi-transaksi Pihak Berelasi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain: a.
b.
Perusahaan menyediakan kompensasi dan manfaat kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut: 2011 2010 2009 Rp Rp Rp Dewan Komisaris Gaji dan kesejahteraan Dewan Direksi Gaji dan kesejahteraan Beban imbalan pasca kerja
559.983.345
357.289.099
252.923.400
4.657.391.167 136.824.273
2.990.988.956 -
2.950.085.572 -
Jumlah
5.354.198.785
3.348.278.055
3.203.008.972
Perusahaan melakukan transaksi-transaksi berelasi dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai berikut:
Penempatan dana dalam bentuk giro dan deposito berjangka serta penghasilan bunga (Catatan 5 dan 22).
Melakukan transaksi sewa pembiayaan dengan nilai kontrak sebesar Rp 750.000.000. Kontrak berjangka waktu 60 bulan dan akan berakhir pada tahun 2016 (Catatan 6).
Penambahan modal dalam bentuk inbreng berupa bangunan sebesar Rp 17.370.000.000 (Catatan 11 dan 20).
Memperoleh fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran (Catatan 13).
Penggantian biaya operasional untuk pemakaian ruangan milik PT Bank Internasional Indonesia Tbk.
Kerjasama pembiayaan bersama (joint financing) dan penerimaan bunga (Catatan 7 dan 35).
- 41 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
c.
Perusahaan melakukan transaksi pembiayaan konsumen dengan PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk dengan nilai kontrak sebesar Rp 7.157.605.124. Kontrak berjangka waktu 60 bulan dan akan berakhir pada tahun 2016 (Catatan 7).
d.
Perusahaan memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan kunci untuk membeli kendaraan bermotor dengan suku bunga 0% (tanpa bunga) dengan jangka waktu 60 bulan (Catatan 8).
e.
Rincian transaksi-transaksi dari pihak yang mempunyai hubungan berelasi, sebagai berikut: 2011 Rp
2010 Rp
2009 Rp
2.335.663.759 641.617.124 5.068.615.125 4.117.951.335
11.239.876.372 1.399.638.002 90.872.167.550
5.778.498.959 4.633.765.066 13.882.112.291
Jumlah
12.163.847.343
103.511.681.924
24.294.376.316
Utang bank Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar
38.000.000.000 7.685.321.382 94.000.000
4.000.000.000 18.355.010.524 -
25.000.000.000 8.875.668.031 110.000.000
Jumlah
45.779.321.382
22.355.010.524
33.985.668.031
Pendapatan pembiayaan konsumen Pendapatan sewa pembiayaan Penghasilan bunga
903.640.036 120.254.022 1.518.348.969
415.547.728 610.069.534
175.366.807 765.076.879
Jumlah
2.542.243.027
1.025.617.262
940.443.686
377.602.057 10.000.000 648.154.948
2.325.236.822 135.000.000 927.192.044
1.189.333.773 135.000.000 732.434.523
1.035.757.005
3.387.428.866
2.056.768.296
Kas dan bank - bersih Piutang sewa pembiayaan - bersih Piutang pembiayaan konsumen - bersih Piutang lain-lain - bersih
Beban bunga Beban provisi dan komisi Beban lain-lain Jumlah
31. REKLASIFIKASI AKUN Manajemen telah mereklasifikasi beberapa akun dalam laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan 2009 agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011. Reklasifikasi dilakukan untuk menyajikan beban pemasaran terpisah dari beban lain-lain. Berikut disajikan akun-akun 2010 dan 2009 sebelum dan setelah direklasifikasi: 2010 Sebelum Setelah reklasifikasi Reklasifikasi reklasifikasi Rp Rp Rp Laporan Laba Rugi Komprehensif Beban pemasaran Beban lain-lain
95.347.712.534
- 42 -
77.569.385.676 (77.569.385.676)
77.569.385.676 17.778.326.858
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2009
Laporan Laba Rugi Komprehensif Beban pemasaran Beban lain-lain
Sebelum reklasifikasi Rp
Reklasifikasi Rp
Setelah reklasifikasi Rp
45.641.547.616
32.451.506.711 (32.451.506.711)
32.451.506.711 13.190.040.905
32. INFORMASI SEGMEN Perusahaan bergerak dalam bidang usaha pembiayaan dengan aktivitas utama sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Perusahaan tidak dikelompokkan per masing-masing segmen usaha, sehingga informasi segmen yang tersedia pada pendapatan dan aset berhubungan langsung dengan aktivitas utama. Perusahaan tidak mempunyai dasar memadai untuk mengalokasikan pendapatan, beban dan aset lainnya ke masingmasing segmen. Pada tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, tidak ada transaksi kepada satu pihak yang jumlah pendapatannya melebihi 10% dari pendapatan segmen. Informasi segmen usaha Perusahaan adalah sebagai berikut: 2011 Kalimantan Rp
Sulawesi Rp
Sumatera Rp
Jawa non Jabodetabek Rp
Jabodetabek Rp
Jumlah Rp
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Penghasilan bunga Sewa pembiayaan Penghasilan lain-lain
29.614.511.182 9.453.461 91.241.076
27.158.483.575 3.642.490 (17.095.498)
53.981.545.776 12.863.955 83.742.835
90.691.190.069 23.448.495 24.183.018 (84.257.305)
158.095.784.026 61.507.371 265.501.814 952.172.990
359.541.514.628 110.915.772 289.684.832 1.025.804.098
Jumlah Pendapatan Usaha
29.715.205.719
27.145.030.567
54.078.152.566
90.654.564.277
159.374.966.201
360.967.919.330
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Kerugian kurs mata uang asing Beban lain-lain
1.603.817.691 87.769.813 198.713.635 90.000 10.379.216.321 957.022.261
1.749.385.468 (17.662.984) 104.157.515 30.000 8.805.628.800 1.108.803.961
4.136.326.432 4.524.281 213.487.722 120.000 20.822.682.255 2.130.444.344
6.651.174.427 155.477.104 408.946.843 31.817.731.474 2.091.860.183
9.980.503.612 311.533.350 703.571.220 65.983.872.772 1.052.908 4.853.860.578
24.121.207.630 541.641.564 1.628.876.935 240.000 137.809.131.622 1.052.909 11.141.991.326
Jumlah Beban Usaha
13.226.629.721
11.750.342.760
27.307.585.034
41.125.190.031
81.834.394.440
175.244.141.986
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(87.351.095.128) (2.560.345.542)
Laba Sebelum Pajak
95.812.336.674
Beban Pajak - Bersih
(23.891.343.040)
Laba Bersih dan Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
71.920.993.634
- 43 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2010 Kalimantan Rp
Sulawesi Rp
Sumatera Rp
Jawa non Jabodetabek Rp
Jabodetabek Rp
Jumlah Rp
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Penghasilan bunga Sewa pembiayaan Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan lain-lain
11.697.922.416 22.854.783 801.039
12.287.459.233 22.855.306 9.918.556
22.572.904.958 53.965.147 503.725
44.907.324.083 30.168.911 4.858.205
90.805.759.829 76.393.578 57.539.745 6.716.830 344.430.901
182.271.370.519 206.237.725 57.539.745 6.716.830 360.512.426
Jumlah Pendapatan Usaha
11.721.578.238
12.320.233.095
22.627.373.830
44.942.351.199
91.290.840.883
182.902.377.245
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain
911.522.650 29.615.222 54.420.766 4.911.564.210 742.875.510
1.077.992.140 50.894.937 43.495.589 15.000 4.739.714.607 778.284.012
2.354.554.057 151.883.643 154.513.793 36.000 10.428.367.022 1.608.454.723
4.760.371.057 118.471.007 312.560.373 60.000 19.545.093.919 3.082.075.151
6.967.150.100 215.601.217 254.470.060 60.000 37.623.157.198 4.067.155.511
16.071.590.004 566.466.026 819.460.581 171.000 77.247.896.956 10.278.844.907
Jumlah Beban Usaha
6.649.998.358
6.690.396.285
14.697.809.238
27.818.631.507
49.127.594.086
104.984.429.474
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(30.699.704.253) (1.158.579.036)
Laba Sebelum Pajak
46.059.664.482
Beban Pajak - Bersih
(11.560.543.816)
Laba Bersih dan Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
34.499.120.666 2009
Kalimantan Rp
Sulawesi Rp
Sumatera Rp
Jawa non Jabodetabek Rp
Jabodetabek Rp
Jumlah Rp
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Penghasilan bunga Sewa pembiayaan Penghasilan lain-lain
3.453.307.095 16.359.090 51.769.257
5.439.084.184 28.337.842 493.582
8.998.998.040 51.781.842 (10.969.523)
24.119.624.805 38.791.296 143.381.622
46.534.338.071 69.436.798 63.209.889 3.300.666.065
88.545.352.194 204.706.868 63.209.889 3.485.341.002
Jumlah Pendapatan Usaha
3.521.435.442
5.467.915.608
9.039.810.359
24.301.797.723
49.967.650.823
92.298.609.953
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Kerugian kurs mata uang asing Beban lain-lain
483.873.666 44.664.661 19.202.876 1.803.344.173 423.526.839
672.732.083 138.692.429 40.082.183 1.909.771.214 495.980.257
1.235.308.943 133.475.907 78.119.513 30.000 4.637.054.824 1.205.062.827
3.113.952.050 277.477.443 109.183.171 18.000 9.279.913.741 2.549.367.171
3.610.608.994 568.157.998 188.812.578 18.000 14.245.774.029 27.669.838 2.466.695.957
9.116.475.736 1.162.468.438 435.400.321 66.000 31.875.857.981 27.669.838 7.140.633.051
Jumlah Beban Usaha
2.774.612.215
3.257.258.166
7.289.052.014
15.329.911.576
21.107.737.394
49.758.571.365
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(20.432.975.849) (942.431.183)
Laba Sebelum Pajak
21.164.631.556
Beban Pajak - Bersih
(6.225.800.260)
Laba Bersih dan Jumlah Laba Komprehensif Tahun Berjalan
14.938.831.296
- 44 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
33. JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS Analisis jatuh tempo aset dan liabilitas menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2011 Sampai dengan
> 1 bulan s.d
> 3 bulan s.d
> 1 tahun s.d
Lainnya
1 bulan
3 bulan
12 bulan
5 tahun
> 5 tahun
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
-
-
-
-
615.264.168
-
-
-
-
5.478.457.880
Aset Tanpa suku bunga: Kas dan bank Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Aset pajak tangguhan Aset tetap - bersih Aset lain-lain
615.264.168 2.191.802.106 -
3.286.655.774 485.565.567
125.000
972.612.918
3.380.895.332
1.093.961.945
5.933.160.762
2.852.651.238
-
-
-
-
-
2.852.651.238
33.703.112.361
-
-
-
-
-
33.703.112.361
1.899.843.750
-
-
-
-
-
1.899.843.750
-
-
-
-
9.031.221.220
Suku bunga variabel: Kas dan bank
-
9.031.221.220
Suku bunga tetap: Piutang sewa pembiayaaan
-
-
-
-
1.569.238.737
-
1.569.238.737
-
-
-
-
(228.071)
-
(228.071)
832.469.459.889
-
1.049.337.676.296
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen
-
2.332.332.590
15.046.822.512
199.489.061.305
-
(2.597.963)
(16.760.515)
(222.209.000)
(927.279.950)
-
(1.168.847.428)
-
1.807.336
1.473.934
71.343.800
1.038.553.698
-
1.113.178.768
15.134.984.524
15.031.660.931
200.310.809.023
837.530.639.635
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang lain-lain Jumlah
41.262.673.623
1.093.961.945
1.110.364.729.681
Liabilitas Tanpa suku bunga: Utang usaha
-
91.394.965.909
-
-
-
-
91.394.965.909
Utang lain - lain
-
74.003.691.419
-
-
-
-
74.003.691.419
-
-
-
15.838.762.195
Biaya masih harus dibayar Utang pajak
5.742.650.037
2.640.133.512
7.455.978.646
13.809.897.607
-
13.809.897.607
497.726.707
-
-
-
-
Liabilitas imbalan pasca kerja
-
-
-
497.726.707
-
-
138.000.000.000
75.000.000.000
Suku bunga variabel: Utang bank
-
138.000.000.000
Suku bunga tetap: Utang bank
-
Utang lain-lain
-
Surat utang jangka menengah
-
Jumlah
20.050.274.351
40.175.029 168.078.965.869
419.991.472 7.875.970.118
- 45 -
75.000.000.000
-
2.714.566.196
-
16.522.018.382
-
19.696.751.079
199.436.249.940
299.111.138.266
-
498.547.388.206
340.150.816.136
390.633.156.648
-
926.789.183.122
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2010 Sampai dengan
> 1 bulan s.d
> 3 bulan s.d
> 1 tahun s.d
Lainnya
1 bulan
3 bulan
12 bulan
5 tahun
> 5 tahun
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
-
-
-
-
567.378.968
-
-
-
-
91.351.509.955
Aset Tanpa suku bunga: Kas dan bank
567.378.968
Piutang lain - lain
968.187.736
Biaya dibayar dimuka Aset pajak tangguhan Aset tetap - bersih Aset lain-lain
-
90.383.322.219 746.804.108
192.251
1.495.887.212
5.199.846.720
1.682.522.981
9.125.253.272
771.694.028
-
-
-
-
-
771.694.028
10.296.020.101
-
-
-
-
-
10.296.020.101
362.854.501
-
-
-
-
-
362.854.501
Suku bunga variabel: Kas dan bank
-
14.556.506.337
-
-
-
-
14.556.506.337
-
(145.565.064)
-
-
-
-
(145.565.064)
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Suku bunga tetap: Piutang sewa pembiayaaan
-
-
-
-
436.152.679
-
436.152.679
-
-
-
-
(114.140)
-
(114.140)
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen
-
410.036.309
1.905.262.042
76.061.592.384
250.718.934.122
-
329.095.824.857
(860.970)
(4.000.554)
(159.709.542)
(526.444.490)
-
(691.015.556)
993.315.206
-
993.315.206
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang lain-lain Jumlah
12.966.135.334
105.950.242.939
1.901.453.739
77.397.770.054
256.821.690.097
1.682.522.981
456.719.815.144
Liabilitas Tanpa suku bunga: Utang usaha
-
42.584.898.346
-
-
-
-
42.584.898.346
Utang lain - lain
-
54.853.433.540
-
-
-
-
54.853.433.540
8.365.315
-
-
10.581.648.864
Biaya masih harus dibayar
5.784.382.045
899.465.371
3.889.436.133
Utang pajak
6.769.990.713
-
-
-
-
-
6.769.990.713
641.951.461
-
-
-
-
-
641.951.461
-
-
4.000.000.000
-
19.389.228.685
-
223.604.110.610
-
362.425.262.219
Liabilitas imbalan pasca kerja Suku bunga tetap: Utang bank
-
Utang lain-lain
-
Surat utang jangka menengah
-
Jumlah
13.196.324.219
145.132.261 98.482.929.518
323.169.780 4.212.605.913
- 46 -
4.000.000.000 8.980.181.700 223.604.110.610 236.592.657.625
9.940.744.944 9.940.744.944
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2009 Sampai dengan
> 1 bulan s.d
> 3 bulan s.d
> 1 tahun s.d
Lainnya
1 bulan
3 bulan
12 bulan
5 tahun
> 5 tahun
Jumlah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
-
-
-
-
-
1.179.229.071
-
-
-
-
13.607.549.081
Aset Tanpa suku bunga: Kas dan bank Piutang lain - lain Biaya dibayar dimuka Investasi saham
1.179.229.071 130.007.387 -
13.477.541.694 4.098.777.044
1.055.155
8.210.062.185
28.538.959.749
9.234.398.841
1.100.000.000
-
-
-
-
-
50.083.252.974 1.100.000.000
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Aset tetap - bersih Aset lain-lain
(11.000.000)
-
-
-
-
-
(11.000.000)
4.314.591.548
-
-
-
-
-
4.314.591.548
375.697.846
-
-
-
-
-
375.697.846
Suku bunga variabel: Kas dan bank
-
13.293.449.204
-
-
-
-
13.293.449.204
-
(132.934.492)
-
-
-
-
(132.934.492)
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Suku bunga tetap: Piutang sewa pembiayaaan
-
-
-
-
60.311.787
-
60.311.787
-
-
-
-
(603.118)
-
(603.118)
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen
-
64.046.527
571.590.739
31.691.582.235
105.463.953.775
-
137.791.173.276
-
(797.300)
(7.115.594)
(394.520.775)
(1.312.895.027)
-
(1.715.328.696)
-
638.261
1.926.484
44.023.161
1.231.612.740
-
1.278.200.646
-
(6.383)
(19.265)
(440.231)
(12.316.127)
-
(12.782.006)
567.437.519
39.550.706.575
133.969.023.779
Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang lain-lain Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
7.088.525.852
30.800.714.555
9.234.398.841
221.210.807.121
Liabilitas Tanpa suku bunga: Utang usaha
-
9.497.102.206
Utang lain-lain
-
47.126.531.225
255.536.083
-
110.000.000
1.180.000.000
14.168.079.096
47.148.849.424
-
9.497.102.206
-
108.698.995.828 2.619.415.140
Biaya masih harus dibayar
1.329.415.140
-
-
-
Liabilitas pajak tangguhan
48.534.221
-
-
-
-
-
48.534.221
2.716.062.979
-
-
-
-
-
2.716.062.979
531.289.947
-
-
-
-
-
531.289.947
-
-
-
5.535.319.636
-
-
5.535.319.636
Utang bank
-
-
-
25.000.000.000
-
-
25.000.000.000
Utang lain-lain
-
6.173.619
32.842.664
3.649.517.441
4.633.121.266
-
8.321.654.990
56.739.807.050
1.468.378.747
48.352.916.173
51.781.970.690
-
162.968.374.947
Utang pajak Liabilitas imbalan pasca kerja Suku bunga variabel: Utang bank Suku bunga tetap:
Jumlah
4.625.302.287
- 47 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
34. KLASIFIKASI DAN NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN Tabel dibawah ini menunjukkan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset dan liabilitas keuangan: 2011 Pinjaman yang diberikan dan piutang Rp Aset Keuangan Kas dan bank Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Liabilitas Keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Surat utang jangka menengah
9.646.485.388 1.569.010.666 1.048.168.828.868 6.591.636.648
-
Jumlah nilai tercatat Rp
Biaya perolehan diamortisasi Rp
-
213.000.000.000 91.394.965.909 93.700.442.498 2.640.133.512 498.547.388.206
Nilai wajar Rp
9.646.485.388 1.569.010.666 1.048.168.828.868 6.591.636.648
9.646.485.388 1.324.849.982 1.005.779.429.736 6.591.636.648
(i) (ii) (ii) (i)
213.000.000.000 91.394.965.909 93.700.442.498 2.640.133.512 498.547.388.206
214.759.833.350 91.394.965.909 93.700.442.498 2.640.133.512 504.516.170.243
(ii) (i) (i) (i) (ii)
2010 Pinjaman yang diberikan dan piutang Rp Aset Keuangan Kas dan bank Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Liabilitas Keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Surat utang jangka menengah
Biaya perolehan diamortisasi Rp
14.978.320.241 436.038.539 328.404.809.301 92.344.825.161
-
-
4.000.000.000 42.584.898.346 74.252.662.225 827.620.968 223.604.110.610
Jumlah nilai tercatat Rp
Nilai wajar Rp
14.978.320.241 436.038.539 328.404.809.301 92.344.825.161
14.978.320.241 (i) 364.986.248 (ii) 333.952.098.064 (ii) 92.344.825.161 (i)
4.000.000.000 42.584.898.346 74.252.662.225 827.620.968 223.604.110.610
4.000.000.000 42.584.898.346 74.252.662.225 827.620.968 223.604.110.610
(i) (i) (i) (i) (i)
(i) Nilai wajar mendekati nilai tercatatnya, karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek. (ii) Nilai wajar yang ditetapkan dengan arus kas masa depan yang didiskonto.
35. PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERSAMA PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama dengan BII tentang pemasaran fasilitas bersama pembiayaan kendaraan bermotor kepada debitur sejak tahun 2000 berdasarkan Perjanjian Kerjasama tanggal 23 Pebruari 2000 dan telah diperbaharui dan diperpanjang beberapa kali selama rentang waktu tahun 2000 hingga tahun 2009.
- 48 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Pada tahun 2009, Perusahaan memperoleh beberapa surat perpanjangan perjanjian dan yang terakhir berdasarkan surat tanggal 2 Nopember 2009 perihal Surat Persetujuan Kerjasama dengan jumlah alokasi dana sebesar Rp 3.000.000.000.000 uncommited line bersifat revolving dan berlaku sampai tanggal 31 Januari 2010. Surat perpanjangan ini kemudian dituang kedalam Addendum Atas Pembaruan Perjanjian Kerjasama Dalam Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor Secara Sindikasi Loan tanggal 22 Desember 2009. Pada tahun 2010, berdasarkan surat tanggal 16 Pebruari 2010 dan Perubahan Perjanjian Kerjasama Dalam Pemberian Kredit Kendaraan Bermotor Secara Sindikasi tanggal 21 Juni 2010 dengan jumlah alokasi dana sebesar Rp 2.950.155.263.158 dimana jumlah alokasi dana BII sebesar Rp 2.950.000.000.000 dan alokasi dana Perusahaan sebesar Rp 155.263.158. Perjanjian efektif per tanggal 31 Januari 2010 dan dapat digunakan hingga tanggal 31 Januari 2011. Pada tahun 2011, Perusahaan memperoleh beberapa surat perpanjangan perjanjian dan yang terakhir berdasarkan surat tanggal 22 Februari 2011 perihal Surat Persetujuan Kerjasama dimana perjanjian berlaku dari tanggal 31 Januari 2011 sampai dengan 31 Januari 2012. Surat perpanjangan ini dituang kedalam Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor tanggal 26 September 2011 bersifat consumer finance without recourse, Perusahaan memperoleh alokasi dana dari BII sebesar Rp 5.050.505.050.505 dengan rincian alokasi dana BII adalah sebesar Rp 5.000.000.000.000 dan alokasi dana Perusahaan adalah sebesar Rp 50.505.050.505 bersifat revolving dan jangka waktu kerjasama dari 31 Januari 2011 sampai dengan 31 Januari 2012, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 1% porsi Perusahaan dan 99% porsi BII. Tingkat suku bunga yang ditentukan oleh BII dalam kerjasama ini bersifat subject to review. Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masing-masing sebesar Rp 3.847.729.184.244, Rp 3.426.908.392.860 dan Rp 1.894.500.290.305 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) Pada tahun 2007, Perusahaan mengadakan kerjasama pembiayaan bersama dengan Mandiri berdasarkan Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan (Joint Finance) No. 8 tanggal 27 Juni 2007 yang dibuat dihadapan notaris, Perusahaan memperoleh alokasi dana sebesar Rp 100.000.000.000 dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi Mandiri. Kerjasama berlaku sejak tanggal ditandatangani dan tetap berlaku sepanjang para pihak menginginkan. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Penawaran Kerjasama tanggal 16 Maret 2011 dan Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan No. 10 tanggal 25 Maret 2011 yang dibuat dihadapan notaris, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan bersama sebesar maksimum Rp 100.000.000.000 dengan sifat consumer finance with recourse. Jangka waktu perjanjian ini adalah 54 bulan terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 24 September 2015, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi Mandiri. Tingkat suku bunga yang diberlakukan Mandiri adalah bersifat tetap per penarikan sebesar 10,5% (mobil baru) dan 11% (mobil bekas) untuk tenor pinjaman 1 tahun, 2 tahun dan 3 tahun. Tingkat suku bunga untuk limit kerjasama yang belum ditarik adalah bersifat subject to review. Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masing-masing sebesar Rp 22.958.932.426, Rp 21.045.483.906 dan Rp 8.515.991.852 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
- 49 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama Kendaraan Bermotor tanggal 25 Juli 2011, Perusahaan memperoleh dana dari OCBC NISP dengan jumlah maksimum Rp 1.000.000.000.000 dan bersifat consumer finance without recourse dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi OCBC NISP. Tingkat suku bunga yang diberlakukan OCBC NISP kepada Perusahaan bersifat subject to review. Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini sebesar Rp 23.791.842.363 pada tanggal 31 Desember 2011.
36. KOMITMEN DAN KONTINJENSI Komitmen Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama No. 08/Adins/JS.bI/02/2008 tanggal 14 Pebruari 2008, Perusahaan dan PT Adicipta Dinamika Inovasi menjalin kerjasama untuk penerapan perangkat lunak (software) Consumer Finance and Leasing Solutions (CONFINS) dan e-GL System. Kontinjensi Perusahaan memiliki tagihan pembiayaan konsumen yang dihapusbukukan masing-masing sebesar Rp 12.853.571.645, Rp 3.151.829.051 dan Rp 5.594.804.151 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009.
37. MANAJEMEN RISIKO a.
Manajemen risiko modal Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa mereka akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas. Struktur modal Perusahaan terdiri dari utang bank yang dijelaskan pada Catatan 13, surat utang jangka menengah yang dijelaskan pada Catatan 18 dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor dan saldo laba yang dijelaskan pada Catatan 20. Dewan Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Dewan Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
- 50 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Gearing ratio yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2011 2010 2009 Rp Rp Rp Pinjaman Modal
711.547.388.206 183.575.546.559
227.604.110.610 94.284.552.925
30.535.319.636 58.242.432.174
3,88
2,41
0,52
Rasio pinjaman terhadap modal
b.
Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Kebijakan manajemen risiko Perusahaan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai entitas induk yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Perusahaan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut perusahaan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko. Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perusahaan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perusahaan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value. Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah:
Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perusahaan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional.
Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perusahaan yang telah ditetapkan.
Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perusahaan.
Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Departemen Keuangan dan otoritas lain.
Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.
Perusahaan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi. Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang terutama disebabkan karena perubahan tingkat bunga, nilai tukar mata uang Rupiah, harga komoditas dan harga modal atau pinjaman, yang dapat membawa risiko bagi Perusahaan. Dalam perencanaan usaha Perusahaan, risiko pasar yang memiliki dampak langsung kepada Perusahaan adalah dalam hal pengelolaan tingkat bunga. - 51 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Untuk mengatasi perubahan suku bunga, dan mata uang serta menutup suku bunga yang dikenakan kepada konsumen, Perusahaan dalam perjanjian kerjasama joint financing dengan pihak bank memperoleh tingkat suku bunga (cost of fund) yang menggunakan suku bunga tetap (fixed rate), dengan jangka waktu yang sama untuk pembiayaan yang diberikan dan pinjaman dari bank, dan dengan menggunakan pinjaman dalam mata uang Rupiah. Hal ini untuk mencegah risiko yang berpotensi memberikan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Perusahaan. Tabel berikut menggambarkan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga: 2011 Suku bunga variabel Kurang dari 3 bulan Rp Aset keuangan Kas dan bank Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayan konsumen Piutang lain-lain Jumlah Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Surat utang jangka menengah Jumlah Jumlah-Bersih
Suku bunga tetap
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
Kurang dari 3 bulan Rp
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
17.379.155.102 3.281.270
-
-
-
9.031.221.220
9.031.221.220
9.031.221.220
138.000.000.000 -
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
-
Jumlah Rp
9.031.221.220
1.569.238.737
1.569.238.737
199.489.061.305 71.343.800
832.469.459.889 1.038.553.698
1.049.337.676.296 1.113.178.768
17.382.436.372
199.560.405.105
835.077.252.324
1.061.051.315.021
460.166.501
2.714.566.196
75.000.000.000 16.522.018.382
213.000.000.000 19.696.751.079
199.436.249.940
299.111.138.266
498.547.388.206
-
-
138.000.000.000
-
460.166.501
202.150.816.136
390.633.156.648
731.244.139.285
(138.000.000.000)
-
16.922.269.871
(2.590.411.031)
444.444.095.676
329.807.175.736
2010 Suku bunga variabel Kurang dari 3 bulan Rp Aset keuangan Kas dan bank Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayan konsumen Piutang lain-lain Jumlah Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Surat utang jangka menengah Jumlah Jumlah-Bersih
Suku bunga tetap
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
Kurang dari 3 bulan Rp
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.315.298.351 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
14.556.506.337
14.556.506.337
14.556.506.337
- 52 -
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
-
Jumlah Rp
14.556.506.337
436.152.679
436.152.679
76.061.592.384 -
250.718.934.122 993.315.206
329.095.824.857 993.315.206
2.315.298.351
76.061.592.384
252.148.402.007
345.081.799.079
468.302.041
4.000.000.000 8.980.181.700
9.940.744.944
4.000.000.000 19.389.228.685
-
223.604.110.610
-
223.604.110.610
468.302.041
236.584.292.310
-
246.993.339.295
1.846.996.310
(160.522.699.926)
252.148.402.007
98.088.459.784
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2009 Suku bunga variabel Kurang dari 3 bulan Rp Aset keuangan Kas dan bank Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayan konsumen Piutang lain-lain Jumlah Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Jumlah Jumlah-Bersih
Suku bunga tetap
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
Kurang dari 3 bulan Rp
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
60.311.787
60.311.787
-
-
-
635.637.266 2.564.745
31.691.582.235 44.023.161
105.463.953.775 1.231.612.740
137.791.173.276 1.278.200.646
-
-
638.202.011
31.735.605.396
106.755.878.302
152.423.134.913
4.633.121.266
30.535.319.636 8.321.654.990
13.293.449.204
13.293.449.204
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
-
5.535.319.636 -
-
39.016.283
25.000.000.000 3.649.517.441
-
5.535.319.636
-
39.016.283
28.649.517.441
(5.535.319.636)
-
599.185.728
3.086.087.955
13.293.449.204
106.755.878.302
Jumlah Rp 13.293.449.204
8.321.654.990 144.101.479.923
Perusahaan tidak memiliki aset dan liabilitas keuangan yang jatuh tempo diatas 5 tahun. Perusahaan terpapar risiko suku bunga karena piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen memiliki suku bunga tetap, utang bank memiliki suku bunga tetap dan mengambang dan surat utang jangka menengah memiliki suku bunga tetap. Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang terpapar risiko suku bunga atas nilai wajar dan risiko suku bunga atas arus kas dijelaskan dalam Catatan 6, 7, 8, 13 dan 18. Analisis sensitivitas Untuk utang bank suku bunga mengambang, analisis sensitivitas disusun dengan asumsi jumlah utang bank terutang pada tanggal laporan posisi keuangan adalah yang terutang untuk sepanjang tahun. Perubahan dari 50 basis poin suku bunga pada tanggal laporan keuangan akan meningkatkan atau menurunkan laba sebelum pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 sebesar Rp 690.000.000, Rp 20.000.000 dan Rp 152.676.598. Analisis ini mengasumsikan bahwa semua variabel lainnya, terutama kurs mata uang asing, tetap konstan. Perubahan terutama disebabkan oleh tingkat suku bunga pinjaman variabel. Untuk modal kerja, utang dan pinjaman investasi, Perusahaan berusaha mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan struktur pinjaman dengan suku bunga kompetitif. Risiko kredit Perusahaan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dengan proses awal penerimaan aplikasi pembiayaan yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, dimana aplikasi pembiayaan akan melalui proses survei dan analisis pembiayaan untuk kemudian disetujui oleh komite kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri keuangan No.74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Manajemen risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada: 1.
Menjaga agar eksposur kredit kepada setiap nasabah berada dalam limit yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai dengan perhitungan customer credit risk rating.
2.
Memproses setiap pengajuan aplikasi pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan memperhatikan identifikasi risiko awal pada nasabah tersebut. - 53 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
3.
Melakukan pengawasan dan review terhadap nasabah secara berkala dalam jangka waktu yang wajar serta melakukan analisis deteksi dini atas pembiayaan yang mengarah kepada pembiayaan bermasalah.
4.
Melakukan pengelolaan risiko kredit yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan: 2011 2010 2009 Rp Rp Rp Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Korporasi Individu
1.894.289.996
522.936.000
64.391.998
272.853.768.788 1.063.613.837.052
79.436.101.075 390.078.288.361
32.924.515.733 125.014.916.730
Jumlah
1.338.361.895.836
470.037.325.436
158.003.824.461
Risiko Iikuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah dalam bentuk fasilitas pinjaman untuk pembiayaan bersama (joint financing) maupun demand loan dan term loan. Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan dana selama minimal 5 hari kerja. Perusahaan memiliki rasio likuiditas yang sehat. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 505%, 384% dan 280%. Dalam hal perbandingan liabilitas terhadap jumlah aset pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 83%, 79% dan 74%. Tabel berikut menyajikan sisa umur kontraktual liabilitas keuangan Perusahaan yang menggambarkan eksposur Perusahaan terhadap risiko likuiditas pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009: 2011 Sampai dengan 1 bulan Rp Utang bank Utang usaha Utang asuransi mobil Utang lainnya Biaya masih harus dibayar Surat utang jangka menengah Jumlah
1-3 bulan Rp
>3-12 bulan Rp
91.394.965.909 59.566.671.031 34.133.771.467
-
138.000.000.000 -
2.640.133.512
-
-
-
-
-
199.436.249.940
299.111.138.266
498.547.388.206
187.735.541.919
-
337.436.249.940
374.111.138.266
899.282.930.125
- 54 -
>1-5 tahun Rp 75.000.000.000 -
Jumlah Rp 213.000.000.000 91.394.965.909 59.566.671.031 34.133.771.467 2.640.133.512
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2010 Sampai dengan 1 bulan Rp Utang bank Utang usaha Utang asuransi mobil Utang lainnya Biaya masih harus dibayar Surat utang jangka menengah Jumlah
1-3 bulan Rp
42.584.898.346 33.624.398.414 40.628.263.811
-
827.620.968
-
117.665.181.539
>3-12 bulan Rp
>1-5 tahun Rp
4.000.000.000 -
Jumlah Rp
-
4.000.000.000 42.584.898.346 33.624.398.414 40.628.263.811
-
-
827.620.968
-
223.604.110.610
-
223.604.110.610
-
227.604.110.610
-
345.269.292.149
>1-5 tahun Rp
Jumlah Rp
2009 Sampai dengan 1 bulan Rp Utang bank Utang usaha Utang asuransi mobil Utang lainnya Biaya masih harus dibayar
9.497.102.206 35.583.607.647 11.549.097.197
Jumlah
56.739.807.050
1-3 bulan Rp
>3-12 bulan Rp
288.378.747
110.000.000
30.535.319.636 17.817.596.537
-
51.781.970.690
-
288.378.747
-
48.352.916.173
30.535.319.636 9.497.102.206 35.583.607.647 81.437.043.171 110.000.000
51.781.970.690
157.163.072.660
Tabel berikut menggambarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009: 2011 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual Rp Aset keuangan Kas dan bank Piutang sewa pembiayaaan Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang lain-lain Jumlah
615.264.168 -
Sampai dengan 1 bulan Rp 9.031.221.220 -
> 3 bulan s.d 12 bulan Rp
> 1 tahun s.d 5 tahun Rp
-
-
1.569.238.737
9.646.485.388 1.569.238.737
-
-
(228.071)
(228.071)
Jumlah Rp
2.332.332.590
15.046.822.512
199.489.061.305
832.469.459.889
1.049.337.676.296
2.191.802.106
(2.597.963) 3.288.463.110
(16.760.515) 1.473.934
(222.209.000) 71.343.800
(927.279.950) 1.038.553.698
(1.168.847.428) 6.591.636.648
2.807.066.274
14.649.418.957
15.031.535.931
199.338.196.105
834.149.744.303
1.065.975.961.570
419.991.472 -
138.000.000.000 2.714.566.196 199.436.249.940
75.000.000.000 16.522.018.382 299.111.138.266
213.000.000.000 91.394.965.909 93.700.442.498 2.640.133.512 498.547.388.206
340.150.816.136
390.633.156.648
899.282.930.125
(140.812.620.031)
443.516.587.655
166.693.031.445
Liabilitas keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Surat utang jangka menengah
-
91.394.965.909 74.043.866.448 2.640.133.512 -
Jumlah
-
168.078.965.869
Perbedaan jatuh tempo
> 1 bulan s.d 3 bulan Rp
2.807.066.274
(153.429.546.912)
- 55 -
15.031.535.931
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
2010 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual Rp Aset keuangan Kas dan bank Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang sewa pembiayaaan Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang lain-lain Jumlah
567.378.968 -
Sampai dengan 1 bulan Rp
> 1 bulan s.d 3 bulan Rp
> 3 bulan s.d 12 bulan Rp
> 1 tahun s.d 5 tahun Rp
14.556.506.337
-
-
-
(145.565.064) -
-
-
436.152.679
(145.565.064) 436.152.679
-
-
(114.140)
(114.140)
-
Jumlah Rp 15.123.885.305
410.036.309
1.905.262.042
76.061.592.384
250.718.934.122
329.095.824.857
968.187.736
(860.970) 90.383.322.219
(4.000.554) -
(159.709.542) -
(526.444.490) 993.315.206
(691.015.556) 92.344.825.161
1.535.566.704
105.203.438.831
1.901.261.488
75.901.882.842
251.621.843.377
436.163.993.242
Liabilitas keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar Surat utang jangka menengah
-
42.584.898.346 54.998.565.801 827.620.968 -
323.169.780 -
4.000.000.000 8.990.181.700 223.604.110.610
9.940.744.944 -
4.000.000.000 42.584.898.346 74.252.662.225 827.620.968 223.604.110.610
Jumlah
-
98.411.085.115
323.169.780
236.594.292.310
9.940.744.944
345.269.292.149
6.792.353.716
1.578.091.708
(160.692.409.468)
241.681.098.433
90.894.701.093
Perbedaan jatuh tempo
1.535.566.704
2009 Tidak memiliki tanggal jatuh tempo kontraktual Rp Aset keuangan Kas dan bank Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang sewa pembiayaaan Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Piutang lainnya Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
1.179.229.071 130.007.387 1.309.236.458
Sampai dengan 1 bulan Rp
> 1 bulan s.d 3 bulan Rp
> 3 bulan s.d 12 bulan Rp
13.293.449.204
-
-
(132.934.492) -
-
-
60.311.787
(132.934.492) 60.311.787
-
-
(603.118)
(603.118)
-
14.472.678.275
571.590.739
31.691.582.235
105.463.953.775
137.791.173.276
(797.300) 13.478.179.955
(7.115.594) 1.926.484
(394.520.775) 44.023.161
(1.312.895.027) 1.231.612.740
(1.715.328.696) 14.885.749.727
(6.383)
(19.265)
(440.231)
(12.316.127)
(12.782.006)
26.701.937.511
566.382.364
31.340.644.390
105.430.064.030
165.348.264.753
288.378.747 -
30.535.319.636 17.817.596.537 -
51.781.970.690 -
30.535.319.636 9.497.102.206 117.020.650.818 110.000.000
-
9.497.102.206 47.132.704.844 110.000.000
Jumlah
-
56.739.807.050
1.309.236.458
Jumlah Rp
64.046.527
Liabilitas keuangan Utang bank Utang usaha Utang lain-lain Biaya masih harus dibayar
Perbedaan jatuh tempo
> 1 tahun s.d 5 tahun Rp
(30.037.869.539)
- 56 -
566.382.364
48.352.916.173 (17.012.271.783)
105.430.064.030
157.163.072.660 8.185.192.093
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Risiko operasional Risiko operasional biasa disebabkan oleh beberapa hal seperti kekurangan dan kegagalan proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem maupun hal-hal yang lain yang dapat berdampak pada operasional Perusahaan. Untuk mencegah timbulnya risiko operasional, Perusahaan melakukan beberapa hal:
Pengertian yang jelas oleh semua lini yang terkait terhadap risiko yang melekat pada setiap tahapan proses kegiatan operasional yang berhubungan terutama dengan persetujuan dan pencairan pembiayaan, pelayanan konsumen, pencatatan pembukuan dan penyusunan laporan.
Pembagian tugas yang jelas dan terpisah antara pelaksanaan dan kontrol, sebagai pelaksana, aktivitas yang dikerjakan berdasarkan Standard Operating Procedures (SOP) baku Perusahaan. Sedangkan fungsi kontrol memastikan aktivitas sudah memenuhi persyaratan yang sudah digariskan oleh SOP.
Perusahaan menggunakan Confins System agar kelangsungan dan kelancaran pengoperasian sistem dapat terjamin. Perusahaan sudah menerapkan sistem on-line dan real time dengan demikian pihak manajemen dapat memonitor seluruh aktivitas operasional secara langsung, dan dengan cepat dapat mengambil keputusan strategis dan tepat untuk mengurangi kemungkinan risiko yang terjadi akibat kelalaian, tidak berfungsinya sistem, maupun penyimpangan dari pelaksanaan SOP dan/atau kebijakan Perusahaan.
Perusahaan membuka sarana bagi karyawan untuk melaporkan potensi terjadinya kecurangan (fraud) yang dapat merugikan Perusahaan melalui portal internal Perusahaan yang diberi nama Jembatan Komunikasi (JEKO), dengan demikian Perusahaan dapat melakukan tindakan preventif risiko dan memitigasi risiko yang mungkin terjadi.
Perusahaan juga sudah menerapkan Risk Control Self Assessment (RCSA) terhadap unit kerja terkait dan melakukan tinjauan dan evaluasi periodik terhadap kebijakan-kebijakan dan SOP secara rutin.
Perusahaan senantiasa mengembangkan kemampuan dan pengetahuan karyawannya dengan berbagai pelatihan agar dapat menekan seminimal mungkin frekuensi kesalahan manusia dan sistem operasional dan dampak kerugian keuangan yang diakibatkan oleh hal tersebut.
38. PENYESUAIAN SALDO LABA Pada tahun 2010, Perusahaan melakukan penyesuaian saldo laba awal tahun 2010 sebesar Rp 1.543.000.085 sebagai akibat penerapan PSAK 55 (revisi 2006) yang menyebabkan perubahan penyisihan pembiayaan konsumen sebesar Rp 1.715.328.696 menjadi sebesar Rp 172.328.611. Penyesuaian saldo laba ini sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai Ketentuan Penerapan Awal PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006).
39. PERISTIWA PENTING SETELAH PERIODE PELAPORAN Pada tanggal 26 Januari 2012 Resolusi Pemegang Saham menyetujui penyisihan laba bersih Perusahaan sebagai cadangan umum sebesar 10 % dari laba bersih tahun 2010 dan dibukukan di laporan keuangan tahun 2011.
- 57 -
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011, 2010 DAN 2009 SERTA UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
40. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan pada halaman 2 sampai dengan 58 merupakan tanggung jawab manajemen dan telah disetujui oleh Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 17 Pebruari 2012.
*******
- 58 -