PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER/SEPTEMBER 2011, 2010 DAN/AND 31 DESEMBER/DECEMBER 2010
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 1/1 Schedule
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 1/2 Schedule
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 1/1 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AS AT 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 30 SEPTEMBER 2011 AND 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, except for par value per share) kecuali nilai nominal per saham) Catatan/ Notes
30 September/ September 2011
31 Desember/ December 2010
ASET Kas dan setara kas
ASSETS 2d,2p, 3,23a
110,023
71,486
Cash and cash Equivalents Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen - Pihak ke tiga
2b,2e,4
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
3,510,160
2,173,592
(59,787) 3,450,373
(40,769) 2,132,823
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan - Pihak ke tiga
Third parties -
Net investment in financial lease 5,2f
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
37,078
-
(111) 36,967
-
Piutang lain-lain - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Aset pajak tangguhan Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 20.279 dan Rp 16.136 pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010) Aset lain-lain TOTAL ASET
Third parties Less: provision for doubtful accounts
Other receivables 6 2b,2e, 2p,6,23a
7,333
3,781
Third parties -
528 7,861
510 4,291
Related parties -
(1,511) 6,350
(1,970) 2,321
7a
1,926
15,997
Claim for tax refund
2j,7d
1,835
4,115
Deferred tax assets
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Tagihan kelebihan pajak
Less: provision for doubtful accounts
Less: provision for doubtful accounts
2i,8
19,930
15,472
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 20,279 and Rp 16,136 as at 30 September 2011 and 31 December 2010)
2p,9,23a
20,381
14,193
Other assets
3,647,785
2,256,407
TOTAL ASSETS
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 1/2 Schedule LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham) Catatan/ Notes
STATEMENT OF FINANCIAL POSITION AS AT 30 SEPTEMBER 2011 AND 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share) 30 September/ September 2011
31 Desember/ December 2010
LIABILITAS Hutang usaha - Pihak ketiga
LIABILITIES
10
98,249
38,994
Trade payables Third parties -
11
11,829
8,130
Other payables Third parties -
2p,11,23b
32,924
15,998
Related parties -
Hutang pajak
7b
5,723
9,968
Taxes payable
Beban yang masih harus dibayar
12
37,425
28,658
Accrued expenses
Hutang lain-lain - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Pinjaman bank - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Bank loans 2b,13,24
1,515,344
913,459
Third parties -
2p,13,23b,24
187,356 1,702,700
50,000 963,459
Related parties -
(9,723) 1,692,977
(3,328) 960,131
Biaya provisi yang belum diamortisasi
Unamortised provision cost
Surat berharga yang diterbitkan
2o,14
1,371,897
823,623
Securities issued
Kewajiban imbalan kerja
2k,15
3,167
3,167
Employee benefits obligation
3,254,191
1,888,669
TOTAL LIABILITIES
TOTAL LIABILITAS EKUITAS
EQUITY
Modal saham Modal dasar - 10.000.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 2.500.000.000 lembar saham Saldo laba - Sudah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya
16
250,000
250,000
Share capital Authorised capital 10,000,000,000 ordinary shares with a par value of Rp 100 (full amount) per share Issued and fully paid up capital - 2,500,000,000 ordinary shares Retained earnings
17
37,500
25,000
Appropriated -
2b
106,094
92,738
Unappropriated -
393,594
367,738
TOTAL EQUITY
3,647,785
2,256,407
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 2/1 Schedule LAPORAN LABA – RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) Catatan/ Notes
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Bunga Lain-lain bersih
18a 2p,18b,23c 18c
Jumlah pendapatan BEBAN Beban keuangan Beban umum dan administrasi Penyisihan piutang ragu-ragu
19 2p,20,23d 4,5
Jumlah beban LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN
7c
LABA BERSIH LABA BERSIH YANG DAPAT DIDISTRIBUSIKAN KEPADA: - Pemilik - Kepentingan Non Pengendali
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Rupiah penuh)
STATEMENTS OF INCOME COMPREHENSIVE FOR THE NINE MONTHS PERIOD ENDED 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share)
1 Januari/ January Sampai dengan/until 30 September/ September 2011
1 Januari/ January Sampai dengan/until 30 September/ September 2010
1 Juli/July Sampai dengan/until 30 September/ Seotember 2011
1 Juli/July Sampai dengan/until 30 September/ Seotember 2010
398,272 4,077 80,839
274,453 9,285 34,738
155,042 1,318 28,010
97,264 1,689 12,858
REVENUE Consumer Financing Interest Others – net
483,188
318,476
184,370
111,811
Total revenue
(216,016)
(133,731)
(87,531)
(45,339)
(123,516) (81,141)
(99,550) (21,216)
(43,932) (33,593)
(420,673)
(254,497)
(165,056)
62,515
63,979
19,315
16,355
(15,565)
(13,953)
(5,132)
(3,612)
46,950
50,026
14,183
12,743
NET INCOME NET INCOME ATTRIBUTABLE TO: Owner Non Controlling Interest -
EXPENSES Cost of funds General and administration (37,754) expenses (12,363)Provision for doubtful account (95,456)
23,945 23,005
25,513 24,513
7,233 6,950
6,499 6,244
46,950
50,026
14,183
12,743
19
20
6
5
22
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Total expenses INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE
BASIC EARNINGS PER SHARE (Full amount)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 2/2 Schedule LAPORAN LABA – RUGI KOMPREHENSIF UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) Catatan/ Notes
Laba tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak Total laba komprehensif tahun berjalan Jumlah laba komprehensif yang dapat didistribusikan kepada: - Pemilik - Kepentingan non pengendali
STATEMENTS OF INCOME COMPREHENSIVE FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share)
1 Januari/ January Sampai dengan/until 30 September/ September 2011
1 Januari/ January Sampai dengan/until 30 September/ September 2010
1 Juli/July Sampai dengan/until 30 September/ Seotember 2011
1 Juli/July Sampai dengan/until 30 September/ Seotember 2010
46,950
50,026
14,183
12,743
Net Income for the year
-
-
-
-
Other comprehensive income after related income tax
46,950
50,026
14,183
12,743
Total comprehensive income for the year
23,945 23,005
25,513 24,513
7,233 6,950
46,950
50,026
14,183
Total net income comprehensive attributable to: 6,499 Owner 6,244 Non controlling interest 12,743
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 3 Schedule LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2010 Laba bersih Dividen - 2009 Penyisihan untuk cadangan wajib Saldo 30 September 2010 Penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) Laba bersih Saldo 31 Desember 2010
250,000
-
-
4,809
2l,16
-
-
-
16
-
-
250,000
Jumlah/ Total
71,941
326,750
-
50,026 (18,005)
50,026 (18,005)
-
20,191
(20,191)
-
-
25,000
83,771
-
-
-
-
250,000
-
-
25,000
-
-
-
-
46,950 (21,094)
-
-
-
12,500
(12,500)
250,000
-
-
37,500
106,094
2b, 20
Laba bersih Dividen - 2010 2l,16 Penyisihan untuk cadangan 16 wajib Saldo 30 September 2011
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas Saldo laba Saldo laba sepengendali/ yang belum yang sudah Difference in ditentukan ditentukan value from penggunapenggunarestructuring annya/ annya/ transactions of Unapproentities under Appropriated priated retained common retained earnings control earnings
Modal saham di terima dimuka/ Capital subscribed in advance
Modal saham/ Share capital
STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY FOR THE NINE MONTHS PERIOD ENDED 30 JUNE 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah )
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(11,322) 20,289 92,738
Balance as at 1 January 2010
Net income Dividend - 2009 Appropriation for general reserve Balance as at 358,771 30 September 2010 of SFAS 55 (Revised 2006) Net income Balance as at 367,738 31 December 2010 (11,322) 20,289
46,950 (21,094) -
First implementation Net income Dividend - 2010 Appropriation for general reserve
Balance as at 393,594 30 September 2011
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 4/1 Schedule LAPORAN ARUS KAS UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari konsumen: - Pembiayaan konsumen - Bunga - Pendapatan penalti - Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan - Premi asuransi - Penerimaan atas restitusi pajak Pengeluaran kas untuk: - Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit without recourse - Pembayaran kepada penyalur kendaraan - Pembayaran beban keuangan - Pembayaran beban pajak penghasilan - Pembayaran beban umum dan administrasi
STATEMENTS OF CASH FLOW FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share) 30 SEPTEMBER/ 30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER SEPTEMBER 2011 2010
5,748,200 4,077 14,529
3,234,060 9,285 15,580
11,289 416,604 20,827
11,025 195,486 -
Cash disbursements for:
- Pembayaran gaji dan tunjangan - Pembayaran kepada perusahaan asuransi Arus kas bersih yang (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas operasi
(1,456,643)
(649,321)
(5,447,114) (247,364)
(2,847,989) (132,459)
(17,328)
(13,971)
(56,120)
(28,746)
(74,658)
(60,893)
(176,151)
(91,405)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
Payments to car dealers Payments of cost of funds Payments of income tax expense Payments of general and administrative expense Payment of salaries and allowance Payments to insurance companies
-
(359,348)
(8,601)
(4,266)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sales of Purchases of fixed assets
(8,601)
(4,266)
Net cash flows used in investing activities
(1,259,852)
8
Repayments of joint financing and channeling without recourse facilities
Net cash flows (used in)/ provided from operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian aset tetap
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash received from customers: Consumer financing Interest Late payment penalties Recovery from written-off receivables Insurance premium Receipt from tax refund -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 4/2 Schedule LAPORAN ARUS KAS STATEMENTS OF CASH FLOW UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG FOR THE SIX MONTHS PERIOD ENDED BERAKHIR PADA TANGGAL – TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar) Catatan/ Notes
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari Medium Term Notes Penerimaan pinjaman bank Penerimaan piutang hubungan istimewa Penerimaan hutang hubungan istimewa Penerimaan hutang obligasi Pembayaran pinjaman bank Pembayaran hutang obligasi Pembayaran beban emisi surat berharga Pembayaran biaya provisi pinjaman bank Pembayaran hutang hubungan istimewa Pembayaran dividen kas
30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER 2011
30 SEPTEMBER/ SEPTEMBER 2010
1,828,878
350,000 650,000
18
1,168
600,000 (1,097,575) -
(467,082) (375,000)
(3,237)
(1,300)
17
Arus kas bersih yang diperoleh dari/(digunakan untuk) aktivitas pendanaan (Penurunan)/kenaikan bersih kas dan setara kas
(21,094)
1,306,990
38,537
(3,123) (18,004)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from Medium Term Notes Proceeds from bank loans Proceeds of related parties receivables Proceeds of related parties payables Proceeds from bonds issued Repayment of bank loans Repayment of bonds issued Payments of marketable securities issuance costs Payments of bank provision costs Payments of related parties payable Payments of cash dividends
136,659
Net cash flows provided from/(used in) financing activities
(226,955)
Net (decrease)/increase in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun
71,486
346,652
Cash and cash equivalents at the begining of the year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
110,023
119,697
Cash and cash equivalents at the end of the year
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL INFORMATION
PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) (dahulu: PT Tunas Financindo Sarana) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C24868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tangal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan dari PT Tunas Financindo Sarana menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi. No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta Notaris Emi Susilowati, S.H., No. 38 tanggal 21 Juni 2011, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHUAH.01.10-24971 tanggal 03 Agustus 2011.
PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) (formerly: PT Tunas Financindo Sarana) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 26 June 2009, the Company changed its name from PT Tunas Financindo Sarana to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi. No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest by the Notarial Deed of Emi Susilowati S.H., No. 38 dated 21 June 2011, concerning the writing off of one clauses in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 03 August 2011.
Kegiatan komersial Perseroan dimulai tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen.
The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities.
Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 67 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.
The Company is domiciled in Central Jakarta and has 67 branches throughout Indonesia.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/2 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Nomor 8 tanggal 6 Februari 2009.
On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650.000.000 shares and 625.000.000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M, No. 8 dated 6 February 2009.
Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) sebagai berikut:
The Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds on the Indonesian Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) as follows:
Obligasi/Bonds
Tanggal terbit/Issue date
Nilai nominal/Nominal value
I II III IV V VI
29 Mei/May 2003 14 Juni/June 2004 28 Juni/June 2005 13 Februari/February 2007 8 Februari/February 2008 6 Mei 2011/May 2011
500,000 350,000 350,000 600,000 600,000 600,000
Lihat Catatan 14a untuk rincian hutang obligasi.
Refer to Note 14a for details of bonds payable.
Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Penerbitan MTN Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 13 tanggal 18 November 2009 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.
On 18 November 2009, the Company issued and registered Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I 2009 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance I 2009 and Trusteeship Agreement No. 13 dated 18 November 2009 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 di KSEI. Penerbitan MTN MTF II tahun 2010 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 05 tanggal 16 Februari 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.
On 16 February 2010, the Company issued and registered Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II 2010 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance II 2010 and Trusteeship Agreements No. 05 dated 16 February 2010 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/3 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tanggal 19 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya). Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No.7 tanggal 5 April 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi.
On 16 February 2010, the Company issued and registered Bonds Tunas Financindo Sarana VI (Bonds VI) on Bursa Efek Indonesia (formerly Bursa Efek surabaya). The issuance of Bonds VI Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 date 5 April 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds holders.
Lihat Catatan 14b untuk rincian MTN.
Refer to Note 14b for details of the MTN.
Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:
The members of the Company`s Board of Commissioners, Board of Directors and Audit Committee are as follows:
SEPTEMBER 2011 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
SEPTEMBER 2010
Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
Ignatius Susatyo Wijoyo Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo
Ignatius Susatyo Wijoyo Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo
Hanifah Purnama Sunardi Edirianto Rodion Wikanto Njotowidjojo
Hanifah Purnama Sunardi Edirianto Rodion Wikanto Njotowidjojo
Direksi Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Pemasaran Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Finance Director Marketing Director Audit Committee Chairman Member Member
Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.
Establishment of the Company’s Audit Committe in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.
Pada tanggal 30 September 2011, Perseroan memiliki 2.028 karyawan (September 2010: 1.711 karyawan).
As at 30 September 2011, the Company was 2,028 employees (September 2010: 1,711 employees).
Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir 30 September 2011 adalah sebesar Rp 5.980 (30 September 2010: Rp 3.747).
The total compensation paid to the Board of Commissioners and Directors for the year ended 30 September 2011 amounting to Rp 5,980 respectively (30 September 2010: Rp 3,747).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/4 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 26 Oktober 2011.
The Company’s financial statements were prepared by the Directors and completed on 26 October 2011.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the financial statements of the Company, in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia and the Capital Market Supervisory Board - Financial Institution (BAPEPAM-LK) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000.
a.
a.
Dasar penyusunan laporan keuangan
Basis of statements
preparation
of
financial
Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali untuk aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, aset dan kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan kontrak derivatif yang diukur berdasarkan nilai wajar. Laporan keuangan disusun berdasarkan akuntansi akrual.
The financial statements have been prepared on the basis of historical costs, except for financial assets classified as available for sale, financial assets and liabilities held at fair value through profit or loss and all derivative contracts which have been measured at fair value. The financial statements are prepared under the accrual basis.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan kewajiban dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and - the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik Manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on Management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat.
Amounts in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah unless otherwise stated.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/5 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes in accounting policies
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam tahun ini adalah konsisten dengan tahun sebelumnya kecuali kebijakan-kebijakan yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
The accounting policies adopted for this year are consistent with those used in the previous years except for policies affected by the followings:
Implementasi PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Implementation of SFAS No. 50 (Revised 2006) and SFAS No. 55 (Revised 2006)
Sejak tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 50 (Revisi 2006) Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) - Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. PSAK ini diterapkan secara prospektif. Oleh karena itu tidak terdapat penyajian kembali pada informasi pembanding pada tahun-tahun sebelumnya. Lihat Catatan 21.
Since 1 January 2010, the Company has implemented Statements of Financial Accounting Standard (SFAS) No. 50 (Revised 2006) - Financial Instruments: Presentation and Disclosure and SFAS No. 55 (Revised 2006) - Financial Instruments: Recognition and Measurement. These SFAS were applied prospectively. Therefore, there are no restatements to the comparative financial information for prior years. Refer to Note 21.
Dalam melakukan penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam bentuk aset keuangan dan kewajiban keuangan.
During the implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006), the Company classified financial instruments into financial assets and financial liabilities.
Aset keuangan
Financial assets
Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Company classifies its financial assets in the following categories: (i) financial assets at fair value through profit and loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
(i)
(i)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Financial assets at fair value through profit or loss This category comprises two subcategories: financial assets classified as held for trading and financial assets designated by the Company as fair value through profit or loss upon initial recognition.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(i)
(i)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
policies
Financial assets at fair value through profit or loss (continued)
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keungan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short-term profit taking) yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term, or if it is part of a portfolio of identified financial instruments which are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit taking. Derivatives are categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masing-masing sebagai "Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”.
Financial instruments included in this category are recognised initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of income. Gains and losses arising from changes in fair value and sales of these financial instrument are included directly in the statement of income and are reported respectively as “Gains/(losses) from change in fair value of financial instruments“ and “Gains/(losses) from sale of financial instruments”.
Pada tanggal neraca, tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diperdagangkan.
At the balance sheet date, there are no financial assets classified as held for trading.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(ii) Pinjaman yang diberikan dan piutang
(ii) Loans and receivables
policies
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: • yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; • yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual oleh Perseroan; atau • dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan dikurangi pendapatan administrasi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain dan aset lain-lain.
Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and minus administration income, and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Loans and receivables consist of consumer financing receivables, other receivables and other assets.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, penyisihan piutang ragu-ragu dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai ”Penyisihan piutang ragu-ragu”.
In the case of impairment, provision for doubtful accounts is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loans and receivables recognised in the income statement as “Provision for doubtful accounts”.
•
those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates to be at fair value through profit or loss;
•
those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.
•
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(iii) Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo
(iii) Held-to-maturity financial assets
policies
Aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Manajemen mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:
Held-to-maturity financial assets are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Management has the positive intention and ability to hold to maturity, other than:
a) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; b) yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan c) yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
a) those that the Company upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif.
These are initially recognised at fair value including transaction costs and subsequently measured at amortised cost, using the effective interest method.
Pada tanggal neraca, tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.
At the balance sheet date, there are no financial assets classified as held-tomaturity financial assets.
b) those that the Company designates as available for sale; and c) those that meet the definition of loans and receivables.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
policies
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual
(iv) Available-for-sale financial assets
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Available-for-sale financial assets are financial assets that are intended to be held for an indefinite period of time, which may be sold in response to needs for liquidity or changes in interest rates or exchange rates, or those assets that are not classified as loans and receivables, held-to-maturity financial assets or financial assets at fair value through profit or loss.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi dari selisih kurs hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi keuntungan/kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar, yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba rugi. Namun pendapatan bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi.
Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, plus transaction costs, and measured subsequently at fair value with gains and losses being recognised in the statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains and losses, until the financial assets are derecognised. If an availablefor-sale financial asset is determined to be impaired, the cumulative unrealised gain/loss arising from the changes in fair value previously recognised in the statement of changes in equity, is recognised in the income statement. However, interest is calculated using the effective interest method, and foreign currency gains or losses on monetary assets classified as available-for-sale are recognised in the income statement.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(iv) Aset keuangan tersedia untuk dijual (lanjutan)
(iv) Available-for-sale (continued)
Pada tanggal neraca, tidak ada aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual. (v) Pengakuan Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak regular ketika mencatat transaksi aset
financial
policies
assets
At the balance sheet date, there are no financial assets classified as availablefor-sale financial assets. (v) Recognition The Company uses settlement date accounting for regular contracts when recording financial assets transactions.
keuangan.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan
(vi) Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal neraca, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan) dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is ojective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that that oss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas piutang tersebut.
Significant financial difficulties of the debtors, the probability that the debtors will enter bankruptcy and default, or delinquency in payments are considered as indicators that the receivable is impaired.
Perseroan menentukan penurunan nilai atas aset keuangan secara kolektif.
The Company assesses impairment of financial assets collectively.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
(vi) Impairment (continued)
of
financial
policies
assets
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit.
For the purpose of a collective evaluation of impairment, financial asset are grouped on the basis of similar credit risk characteristics.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions which did not affect the period on which the historical loss experience is based, and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika piutang yang diberikan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penyisihan piutang ragu-ragu yang terkait dengan piutang yang diberikan diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang ragu-ragu”.
When a loan is uncollectible, it is written off against the related allowance for loan impairment. Such loans are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “Provision for doubtful accounts”.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Aset keuangan (lanjutan)
Financial assets (continued)
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
(vi) Impairment (continued)
of
financial
policies
assets
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised, the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the provision account. The amount of the impairment reversal is recognised in the statement of income.
Penerimaan kemudian atas piutang yang diberikan yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penyisihan piutang ragu-ragu.
Subsequent recoveries of loans written off are credited to the allowance for doubtful account.
Kewajiban keuangan
Financial liabilities
Perseroan mengklasifikasikan kewajiban keuangan dalam kategori: (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities in the categories of: (i) financial liabilities at fair value through profit or loss; and (ii) financial liabilities measured at amortised cost.
(i)
(i)
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: (i) kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan; dan (ii) kewajiban keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan Perseroan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Financial liabilities at fair value through profit or loss This category comprises two subcategories: (i) financial liabilities classified as held for trading; and (ii) financial liabilities designated by the Company as at fair value through profit or loss upon initial recognition.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
Kewajiban keuangan (lanjutan)
Financial liabilities (continued)
(i)
(i)
Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (lanjutan)
policies
Financial liabilities at fair value through profit or loss (continued)
Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai kewajiban diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial liability is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short term profit taking. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai “Keuntungan/ (kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”.
Gain and losses arising from changes in the fair value of financial liabilities classified as held for trading are included in the statement of income and are reported as “Gains/(losses) from changes in fair value of financial instruments”.
Pada tanggal neraca, tidak ada kewajiban keuangan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diperdagangkan kecuali kewajiban derivatif.
At the balance sheet date, there are no financial liabilities categorised as held for trading except for derivative payables.
(ii) Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi Kewajiban keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain hutang usaha, hutang lainlain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman bank, dan surat berharga yang diterbitkan.
(ii) Financial liabilities amortised cost
measured
at
Financial liabilities that are not classified as at fair value through profit and loss fall into this category and are measured as amortised cost. Financial liabilities measured at amortised cost are trade payables, other payables, accrued expenses, bank loans and securities issued.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
policies
Kewajiban keuangan (lanjutan)
Financial liabilities (continued)
Pada saat pengakuan awal, kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus transaction costs.
Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rates method.
Penghentian pengakuan
Derecognition
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial assets are derecognised when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (if all risks and rewards have been substantially transferred, the Company performs evaluation to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognised when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan
Classification of financial assets and liabilities
Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
The Company classifies the financial instruments into classes which reflect the nature of information and take into account the characteristics of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
b.
Klasifikasi aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
Changes (continued)
in
accounting
Classification of financial assets and liabilities (continued) Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/ Class (as determined by the Company)
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2006)/ Category as defined by SFAS 55 (Revised 2006)
Subgolongan/ Subclasses
Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents -
Aset keuangan/ Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Kas/Cash on hand Kas pada bank/Cash in banks Deposito berjangka/Time deposit
Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables Piutang lain-lain/Other receivables Aset lain-lain/Other assets -
Piutang karyawan/Employee receivables Piutang bunga/Interest receivables Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit Uang muka/Advance payment
Hutang usaha/Trade payables Kewajiban keuangan/ Financial liabilities
Kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortised cost
policies
Hutang kendaraan/Vehicle payables Hutang asuransi/Insurance payables
Hutang lain-lain/Other payables -
Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office Premi asuransi/Insurance premium Pembiayaan bersama/Joint financing Lain-lain/Others
Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses Pinjaman bank/Bank loans Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
c.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes (continued)
in
accounting
policies
Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
Transitional Provisions Upon First Time Implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
Perhitungan Suku Bunga Efektif
Effective Interest Rate
Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.
The effective interest rate for financial instruments measured at amortised cost that were acquired prior to and still have a balance remaining as at 1 January 2010 is calculated by referring to the future cash flows that will be generated from the time SFAS 55 (Revised 2006) is first implemented up to the maturity of the financial instruments.
Penurunan Nilai Instrumen Keuangan
Impairment of Financial Instruments
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010.
As at 1 January 2010, the Company should determine any possible impairment of financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between the impairment resulting from implementation of SFAS 55 (Revised 2006) and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is recognised in retained earnings at 1 January 2010.
Penjabaran mata uang asing
c.
Foreign currency translation
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang pelaporan Perseroan.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the reporting currency of the Company.
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
d.
Penjabaran mata uang asing (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the statements of income.
Pada tanggal 30 September 2011, 30 September dan 31 Desember 2010, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp 8.823 (2010: Rp 8.924 dan Rp 8.991) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).
As at 30 September 2011, 30 September and 31 December 2010, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp 8,823 (2010: Rp 8,924 and Rp 8,991) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).
Kas dan setara kas
d.
Piutang pembiayaan konsumen
Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.
Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan. e.
Foreign currency translation (continued)
e.
Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biayabiaya transaksi dan yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Consumer financing receivables are recognised initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b for the accounting policy of loans and receivables.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of income at the transaction date.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e.
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Consumer financing (continued)
Sebelum 1 Januari 2010, piutang pembiayaan konsumen merupakan piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, penyisihan piutang ragu-ragu dan jumlah yang dibiayai bersama pihak-pihak lain. Biaya transaksi dan pendapatan administrasi dibebankan dan dikreditkan secara langsung pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Prior to 1 January 2010, consumer financing receivables represented receivables net of unearned income on consumer financing, allowance for doubtful accounts and amount jointly financed by other parties. Transaction costs and administration income were charged and credited directly to the current year statement of income.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.
Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognised as income over the term of the contract using the effective interest rate.
Pembiayaan bersama
Joint financing
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana Perseroan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di neraca secara bruto dan pembiayaan yang diterima dari pihak-pihak lain disajikan di neraca sebagai pinjaman sejumlah porsi pembiayaannya. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi.
Joint financing receivables where the Company bears credit risks (with recourse) are presented on a gross basis in the balance sheet and the funds received from are presented as borrowings in the balance sheet in accordance with their portion. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing with recourse are also presented on a gross basis in the statement of income.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang raguragu.
Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and provision for doubtful accounts.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masingmasing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di neraca secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi.
Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the balance sheet. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of income.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e.
f.
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Consumer financing (continued)
Pembiayaan bersama (lanjutan)
Joint financing (continued)
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognised as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Revenue”.
Investasi bersih dalam Sewa Pembiayaan
f.
Net Investment in financial leases
Investasi bersih dalam sewa pembiayaanmerupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan penyisihan piutang raguragu. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunainya piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.
Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for doubtful accounts. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of income at the transaction date.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2b foraccounting policy of loans and receivables.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/20 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g.
h.
Penyisihan piutang ragu-ragu
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Sebelum 1 Januari 2010, Perseroan mengklasifikasikan umur piutang menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum. Besarnya penyisihan ditentukan berdasarkan kerugian historis atau ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang kemungkinan tidak dapat tertagih. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang raguragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
Prior to 1 January 2010, the Company classified its receivables aging in accordance with Bank Indonesia Regulation No. 7/2/2005 dated 20 January 2005 concerning Asset Quality Rating for Commercial Banks. The amount of the provision for doubtful accounts is determined based on an assessment of historical loss experience or when there is objective evidence that the outstanding receivables will probably not be collected. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write-off of doubtful accounts does not eliminate the right to collect and, hence are still to be pursued for collection continuously.
Setelah 1 Januari 2010, Perseroan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) dimana Perseroan melakukan perhitungan penyisihan piutang ragu-ragu dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2b.
Since 1 January 2010, the Company has implemented SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006), therefore the Company calculates the provision for doubtful accounts using the incurred losses methodology. Refer to Note 2b.
Beban dibayar dimuka
h.
Aset tetap dan penyusutan
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortised over the periods benefited using the straight-line method.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. i.
Provision for doubtful accounts
i.
Fixed assets and depreciation
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated accumulated depreciation.
at
cost
less
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful life as follows:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i.
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan) Golongan
i.
Fixed assets and depreciation(continued)
Masa manfaat (tahun)/ Useful life (years)
Bangunan Perabotan dan peralatan kantor Kendaraan Renovasi bangunan sewa
j.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Classification Buildings Furniture and office equipment Vehicles Leasehold improvement
20 5 5 3-5
Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.
Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the statement of income during the period in which they are incurred.
Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal neraca jika diperlukan.
The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each balance sheet date.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognised in the statement of income.
Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.
Perpajakan Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode kewajiban neraca. Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer yang ada antara aset dan kewajiban atas dasar pajak dengan nilai tercatat aset dan kewajiban dalam laporan keuangan. Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
j.
Taxation Deferred income tax is provided using the balance sheet liability method, on temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying amounts in the financial statements. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
k.
Perpajakan (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2.
ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Taxation (continued)
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the temporary differences can be utilised.
Penyesuaian terhadap kewajiban perpajakan dicatat pada saat diterimanya surat ketetapan, atau apabila dilakukan banding ketika hasil banding sudah diputuskan.
Amendments to taxation obligations are recognised when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
Imbalan kerja
k.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labour Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).
Karena UU 13/2003 menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan UU 13/2003 adalah program imbalan pasti.
Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.
Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui di neraca adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.
The liability recognised in the balance sheet in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k.
l.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Imbalan kerja (lanjutan)
k.
Employee benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Post-employment benefits (continued)
Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.
Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti, maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan yang bersangkutan.
When the actuarial gains or losses exceed 10% of the defined benefit, they are charged or credited to the statement of income over the average remaining service lives of the related employees.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognised immediately in the statement of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line method over the vesting period.
Saham Saham ekuitas.
l. biasa
diklasifikasikan
sebagai
m. Dividen Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.
Share capital Ordinary shares are classified as equity.
m. Dividends Final dividend distributions are recognised as a liability in the financial statement at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n.
o.
p.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Laba per saham
n.
Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period.
Pada tanggal 30 September 2011 dan September 2010, tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh karena itu, tidak terdapat saham dilusian.
As at September 30, 2011 and September 30, 2010 there were no existing instruments which could result in the issue of further ordinary shares. Therefore there is no diluted earnings per share.
Surat berharga yang diterbitkan
o.
Securities issued
Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan Hutang Obligasi.
Securities issued consist of Medium Term Notes and Bonds Payable.
Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2b untuk kebijakan akuntansi atas kewajiban keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Securities issued are classified as financial liabilities at amortised cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortised over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2b for the accounting policy of financial liabilities at amortised cost.
Sebelum 1 Januari 2010, surat berharga yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi dengan biaya emisi yang belum diamortisasi. Biaya emisi adalah beban yang terjadi sehubungan dengan surat berharga yang diterbitkan, diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut. Biaya emisi diamortisasi selama jangka waktu obligasi dengan menggunakan metode garis lurus.
Prior to 1 January 2010, securities issued are presented at nominal value net of unamortised securities issuance cost. Costs incurred in connection with securities issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offerings and amortised over the period of the securities issued using the straight line method.
Transaksi dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa
yang
Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No.7 “Pengungkapan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
p.
Transactions with related parties The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No.7 “Related Party Disclosures”.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) p.
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
r.
Pengakuan pendapatan dan beban
with
related
parties
All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.
Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan. q.
Transactions (continued)
q.
Income and expense recognition
Pendapatan dari pembiayaan konsumen diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif, setelah memperhitungkan biaya transaksi dan yield enhancing income. Sebelum 1 Januari 2010, pendapatan dari pembiayaan konsumen diakui dengan tidak memperhitungkan biaya transaksi dan yield enhancing income.
Revenue from consumer financing is recognised over the term of the respective contracts using the effective interest rate method, net of transaction costs and yield enhancing income. Prior to 1 January 2010, revenue from consumer financing is recognised without considering transaction costs and yield enhancing income.
Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi.
Interest income and late payment penalties are recognised upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the statement of income.
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya menggunakan dasar akrual.
Income and expense are recognised as being incurred on an accrual basis.
Informasi segmen
r.
Segment information
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perseroan.
Segment information is prepared in conformity with the accounting policies adopted for preparing and presenting the Company’s financial statements.
Bentuk primer pelaporan informasi segmen Perseroan adalah segmen usaha dan jenis kendaraan yang dibiayai oleh Perseroan dan bentuk sekunder pelaporan informasi Perseroan adalah segmen geografis.
The primary reporting segment format of the Company is the business segment and the type of vehicles financed by the Company, and the secondary reporting segment format of the Company is geographical segment.
Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi lain.
A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing services within a particular economic environment that are subject to risks and returns different from those of segments operating in other economic environments.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS SEPTEMBER 2011
Kas
11,173
DESEMBER 2010 4,642
Kas pada bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Chinatrust PT Bank OCBC NISP Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta Dolar AS Standard Chartered Bank, Jakarta Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Cash on hand Cash in banks
13,034 1,860
2,307 56
1,250
1,225
177
195
120 103 94 29 26 25 17 10
109 32 11 142 117 27 -
3
4
118
14,434 31,300
124
5,445 9,794
Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Danamon Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Bukopin Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank Chinatrust PT Bank OCBC NISP Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta US Dollars Standard Chartered Bank, Jakarta Related party Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) SEPTEMBER 2011
DESEMBER 2010
Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Jabar Banten Tbk. PT Bank BTPN Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Tabungan Negara Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Central Asia Tbk.
Time deposit
52,500 15,000 50 67,550
19,000 50 19,000 15,000 4,000 57,050
110,023
71,486
Third parties Rupiah PT Bank Jabar Banten Tbk. PT Bank BTPN Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Tabungan Negara Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Central Asia Tbk.
Tingkat suku bunga deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan dalam mata uang Rupiah berkisar antara 5,50% - 8,50% per tahun (Desember 2010: 5,00% - 9,00% per tahun).
The interest rates for time deposits of less than 3 (three) months denominated in Rupiah ranged between 5.50% - 8.50% per annum (December 2010: 5.00% - 9.00% per annum ).
Suku bunga rekening giro bank per tahun berkisar antara 0,00% - 3,00% untuk mata uang Rupiah pada bulan September 2011 dan Desember 2010. Suku bunga untuk mata uang Dolar AS sebesar 0,00% pada bulan September 2011 dan 2010.
The bank current account earned annual interest at rates ranging between 0.00% - 3.00% for Rupiah balance in September 2011 and December 2010. The interest rate for the USD balance was 0.00% in September 2011 and 2010.
Lihat Catatan 23a untuk rincian saldo dan transaksi yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 23a for details of balances and transactions with related parties.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
SEPTEMBER 2011 Piutang pembiayaan konsumen bruto:
9,187,192
DESEMBER 2010
5,832,837
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit without recourse - bruto: Rupiah - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Piutang pembiayaan konsumen bruto: Pembiayaan sendiri
Less: Joint financing and channeling without recourse - gross: (467)
(8,747)
(4,814,779) (4,815,246)
(3,089,860) (3,098,607)
4,371,946
2,734,230
Dikurangi: Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Rupiah - Pihak ketiga
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Pembiayaan sendiri
(1,551,845)
Bersih
Related parties related partiesConsumer financing receivables gross: Direct financing
(1,008,768)
Rupiah Third parties Less: Joint financing and channeling without recourse - gross:
19
362
690,040 690,059
447,768 448,130
(861,786) 3,510,160
Penyisihan piutang ragu-ragu
Rupiah Third parties -
Less: Unearned income on consumer financing:
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit without recourse - bruto: Rupiah - Pihak ketiga - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Consumer financing receivables - gross:
(59,787) 3,450,373
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.
(560,638)
Rupiah Third parties Related parties Unearned income on consumer financing: Direct financing
2,173,592 (40,769) 2,132,823
Provision for doubtful accounts Net
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 30 September 2011 dan Desember 2010 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: SEPTEMBER 2011 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 dan sesudahnya
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
Installments of consumer financing receivables gross balance as at 30 September 2011 and December 2010 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows: DESEMBER 2010
1,032,442 3,821,983 2,785,188 1,273,814 273,765
2,546,857 1,932,820 1,032,491 293,468 27,201
9,187,192
5,832,837
Analisa umur piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut: SEPTEMBER 2011
Year 2011 2012 2013 2014 2015 and latter
The aging analysis of consumer receivables - gross are as follows:
financing
DESEMBER 2010
Belum jatuh tempo
8,548,318
5,484,633
Current
Lewat jatuh tempo: 1 – 90 hari 91 – 120 hari 121 – 180 hari > 180 hari
533,927 41,496 58,387 5,064
295,280 22,463 27,480 2,981
Overdue: 1 – 90 days 91 – 120 days 121 – 180 days > 180 days
9,187,192
5,832,837
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: SEPTEMBER 2011 Saldo awal Penerapan awal PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) (Catatan 21) Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan Saldo akhir
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows: DESEMBER 2010
40,769
16,343
81,489
11,322 46,116
(73,760)
(46,861)
11,289
13,849
Beginning balance First implementation of SFAS 50 and 55 (Revised 2006) (Note 21) Provision made during the year Doubtful accounts written-off Recovery from receivables written-off
59,787
40,769
Ending balance
Pada 30 September 2011, suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen berkisar antara 13,87% - 30,24% per tahun (Desember 2010: 13,25% - 30,00% per tahun).
In September 2011, the effective interest rates charged to customers ranged between 13.87% 30.24% per annum (December 2010: 13.25% 30.00% per annum).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
4. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (continued)
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.
The consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers on vehicles subject to finance whereby the Company receives Motor Vehicle Ownership Certificates (BPKB).
Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada bulan September 2011 adalah sebesar 0,00499% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (Desember 2010: 0,0002%).
The balance of restructured consumer financing receivables in September 2011 was 0.00499% of the consumer financing receivables balance gross (December 2010: 0.0002%).
Pada tanggal 30 September 2011, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan hutang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 12 dan 13 adalah sejumlah Rp 2,422,176 (Desember 2010: Rp 1.208.627).
As at 30 September 2011, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 12 and 13 amounting to Rp 2.422.176 ( December 2010: Rp 1,208,627).
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang konsumen pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan piutang raguragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
5. INVESTASI BERSIH PEMBIAYAAN
DALAM
SEWA
SEPTEMBER 2011 Investasi bersih dalam sewa Pembiayaan pihak ketiga Rupiah - Piutang sewa pembiayaan bruto - Nilai sisa yang terjamin - Pendapatan sewa pembiayaan Yang ditangguhkan - Simpanan jaminan Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
5. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES DESEMBER 2010 Consumer financing
43,504 7,219
-
(6,426) (7,219) 37,078
-
(111) 36.967
-
Rupiah Finance Lease receivable –gross Guaranteed residual value unearned leased income Security Deposit Provision for doubtful accounts Net
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.
Piutang sewa pembiayaan bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:
Finance leases gross settlement agreement:
have
the
following
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. INVESTASI BERSIH PEMBIAYAAN (lanjutan)
DALAM
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
SEWA
5. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)
SEPTEMBER 2011 Tahun 2011 2012 2013 2014 dan sesudahnya
DESEMBER 2010
4,422 17,688 15,902 5,492 43,504
SEPTEMBER 2011
-
43,504
-
Current Overdue: 1 – 90 days 91 – 120 days 121 – 180 days > 180 days
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows:
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: SEPTEMBER 2011
Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan Saldo akhir
financing
DESEMBER 2010
43,504
Saldo awal
Year 2011 2012 2013 2014 and latter
The aging analysis of consumer receivables - gross are as follows:
Analisa umur piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut:
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1 – 90 hari 91 – 120 hari 121 – 180 hari > 180 hari
-
DESEMBER 2010 -
-
Beginning balance
111 -
-
111
-
Provision made during the year Doubtful accounts written-off Recovery from receivables written-off Ending balance
Pada 30 September 2011, suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen berkisar antara 12,75% - 13,62% per tahun.
In September 2011, the effective interest rates charged to customers ranged between 12.75% 13.62% per annum.
Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut, bila tidak jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.
At the signing of lease contracts, the lessee is requiredto pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease termif the lessee exercises his option to purchase the leased asset, otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.
Direksi berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan..
The Directors believe that the existing allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses arising from uncollectible factoring receivable.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6. PIUTANG LAIN-LAIN
6. OTHER RECEIVABLES SEPTEMBER 2011
Pihak ketiga Piutang asuransi Piutang penjualan kendaraan jaminan Piutang koperasi Lain-lain Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Lain-lain
DESEMBER 2010
2,498
1,367
622 457 3,756 7,333
622 473 1,319 3,781
(1,511) 5,822
(1,970) 1,811
528
510
6,350
2,321
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: SEPTEMBER 2011 Saldo awal Penyisihan/(pembalikan) selama tahun berjalan Lain-lain
1,970
Saldo akhir
1,511
(459) -
Third parties Insurance receivables sales of collateral vehicle receivables Receivables from “koperasi” Others Less: Provision for doubtful accounts Related parties Others
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows: DESEMBER 2010 2,099 83 (212) 1,970
Beginning balance Provision/(reversal) made during the year Others Ending balance
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lainlain pada akhir tahun, Direksi berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, the Directors are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible accounts.
Lihat Catatan 23a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 23a for details of balances and transactions with related parties.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN a.
7. TAXATION
Tagihan kelebihan pajak
a. SEPTEMBER 2011
Pajak pertambahan nilai - 2006
b.
c.
1,861 466 1,018 5,723
3,107 441 9,968
c.
13,285 2,280 15,565
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: SEPTEMBER 2011 Laba sebelum pajak penghasilan Pajak dihitung pada tarif pajak Penghasilan bunga dikenakan pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan Beban pajak penghasilan
DESEMBER 2010
6,420
SEPTEMBER 2011
Value added tax 2006 -
Taxes payable
2,378
Beban pajak penghasilan
Kini - non final Tangguhan (lihat Catatan 7d)
15,997 15,997
b. SEPTEMBER 2011
Claim for tax refund
DESEMBER 2010
1,926 1,926
Hutang pajak
Pajak penghasilan badan (lihat Catatan 7c) Hutang pajak lain - Pasal 21 - Pasal 23 - Pasal 25
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
Corporate income tax (refer to Note 7c) Other taxes payable Article 21 Article 23 Article 25 -
Income tax expense
SEPTEMBER 2010 13,996 (43) 13,953
Current - non final Deferred (refer to Note 7d)
The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax is as follows: SEPTEMBER 2010
62,515
63,979
Profit before income tax
15,629
15,995
(1,019)
(2,321)
Tax calculated at tax rates Interest income subject to final tax
955 15,565
279 13,953
Non-deductible expenses Income tax expense
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut:
Reconciliation between income before tax, as shown in the statements of income, and estimated taxable income is as follows:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
7. TAXATION (continued)
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
c.
SEPTEMBER 2011 Laba sebelum pajak penghasilan Koreksi fiskal: Beda temporer Penyisihan piutang ragu-ragu Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus
62,515
SEPTEMBER 2010 63,979
(459)
(397)
(737) (2,936) (4,988) (9,120)
43 (942) 1,468 172
SEPTEMBER 2011 Beda tetap Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan bunga dikenakan pajak final
Income tax expense (continued)
Profit before income tax Fiscal corrections: Temporary differences Provision for doubtful accounts Difference in net book value between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance cost Provision for employee benefits Provison for bonus
SEPTEMBER 2010
1,119
Permanent differences Non-deductible expenses
(4,077)
(9,285)
Interest income subject to final tax
(253)
(8,166)
3,824
Penghasilan kena pajak
53,142
55,985
Taxable income
Beban pajak penghasilan
13,285
13,996
Income tax expense
Dikurangi: Pajak dibayar dimuka - Pasal 25 Hutang pajak penghasilan badan
(10,907) 2,378
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 telah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak.
(13,996) -
Less: Prepaid taxes Article 25 Corporate income tax payable
The corporate income tax calculation for the years ended 31 December 2010 has been in accordance with its Annual Corporate Tax Return.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
7. TAXATION (continued)
Aset/(kewajiban) pajak tangguhan - bersih
Penyisihan piutang ragu-ragu Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus
Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus
e.
Deferred tax assets/(liabilities) - net
1 Januari/ January 2011 493
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to statement of income (115)
161
(185)
734 792 1,935 4,115
(734) (1,246) (2,280)
1 Januari/ January 2010 Penyisihan piutang ragu-ragu Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi
d.
30 September/ September 2011 378 (24) 792 689 1,835
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to Penyesuaian/ statement Adjustment of income
31 Desember/ December 2010
525
(32)
-
493
103
58
-
161
1,033
(299)
-
734
477 1,754 3,892
315 181 223
-
792 1,935 4,115
Surat ketetapan pajak Tahun pajak 2006 Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 6.588 dari sejumlah Rp 6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp 16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp 9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp 16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.
e.
Provision for doubtful accounts Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance costs Provision for employee benefits Provision for bonus
Provision for doubtful accounts Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance costs Provision for employee benefits Provision for bonus
Tax assessment letters Fiscal year 2006 In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp 6,588 out of Rp 6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp 16,026. The Company paid the amount of Rp 9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp 16,012 on 10 December 2008.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7. TAXATION (continued) e.
Tax assessment letters (continued)
Tahun pajak 2006 (lanjutan) Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 15.
Fiscal year 2006 (continued) On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp 15.
Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan pendapatan asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan pendapatan asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp 14.071.
On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. Up to the date of this report, the result of the tax appeal is not yet known. The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated March 15, 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment on VAT of sale of repossessed collateral and insurance income, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance incomel is not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated May 9 2011 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp 14,071.
Pada saat ini, Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Sampai dengan tanggal laporan, hasil dari Peninjauan Kembali tersebut masih belum diketahui.
Currently, the Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. Up to the date of this report, the result of the Judicial Review is not yet known.
Tahun pajak 2005 Pada tahun 2007, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas berbagai macam pajak yang menghasilkan jumlah kurang bayar sebesar Rp 4.037 dari Rp 1.633 pajak lebih bayar yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan kurang bayar sebesar Rp 5.670 dan telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.
Fiscal year 2005 In 2007, the Company received an underpayment tax assessment letter on various taxes which resulted in net tax underpayment of Rp 4,037 of Rp 1,633 overpayment previously claimed by the Company. The Company disagreed with the underpayment assessment amounting to Rp 5,670 and has submitted an objection letter to Tax Office in June 2007.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7. TAXATION (continued) e.
Tax assessment letters (continued)
Tahun pajak 2005 (lanjutan)
Fiscal year 2005 (continued)
Pada bulan Juni 2007, Perseroan juga telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas pajak penghasilan badan sebesar Rp 893 untuk tahun pajak 2005 dari Rp 4.019 yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan lebih bayar sebesar Rp 3.116 dan juga telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.
In June 2007, the Company also received a tax assessment letter confirming a corporate income tax overpayment amounting to Rp 893 for fiscal year 2005 of the Rp 4,019 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the assessment amounting to Rp 3,116 and submitted an objection letter to Tax Office in June 2007.
Perseroan telah membayar seluruh kurang bayar setelah dikurangi dengan penerimaan restitusi pajak penghasilan badan sebesar Rp 3.144 pada tanggal 23 April 2008. Jumlah sebesar Rp 4.393 telah dibebankan pada laporan laba rugi tahun 2007.
The Company paid all tax underpayment after deduction of the corporate income tax overpayment amounting to Rp 3,144 on 23 April 2008. Total tax expenses of Rp 4,393 were charged to the 2007 statement of income.
Pada bulan Juni 2008, Kantor Pajak memutuskan hanya menerima keberatan Perseroan sebesar Rp 133 atas PPh badan dan PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2005. Pada tanggal 3 September 2008, Perseroan tidak setuju atas hasil tersebut dan telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.
In June 2008, the Tax Authority decided to only accept Rp 133 of the Company’s objection on the net overpayment of corporate income tax and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 September 2008, the Company disagreed with this result and submitted an appeal to the Tax Court.
Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 dan 19119/PP/M/XVII tanggal 28 Juli 2009 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai karena penyerahan aset terjadi dari konsumen kepada pemilik baru. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 19 Agustus 2009 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp 9.715 (termasuk bunga sebesar Rp 1.628). Pada tanggal 9 November 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp 523. Sehingga, secara keseluruhan pada tahun 2009 Perseroan telah menerima restitusi pajak sejumlah Rp 10.238 untuk tahun pajak 2005.
The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 and 19119/PP/M/XVII dated 28 July 2009 which cancelled the Tax Office’s assessment on VAT of sale of repossessed collateral, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral is not subject to VAT due to the transfer of assets being from the consumer (debtor) to new owner. The Company obtained a tax refund letter dated 19 August 2009 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp 9,715 (including Rp 1,628 interest). In addition, on 9 November 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the deduction for the fiscal year 2005 VAT administration sanction amounting to Rp 523. Therefore, overall the Company was entitled to a tax refund amounting to Rp 10,238 for fiscal year 2005 during 2009.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7. TAXATION (continued) e.
Tax assessment letters (continued)
Tahun pajak 2005 (lanjutan)
Fiscal year 2005 (continued)
Berdasarkan Perjanjian Jual Beli (PJB) antara PT Tunas Ridean Tbk dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, sebagian penerimaan dari restitusi pajak untuk tahun pajak 2005 tersebut harus dikembalikan kepada PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama yang merupakan pemilik sebelumnya dari Perseroan. Oleh karena itu, Perseroan hanya mengakui Rp 4.260 pokok dari restitusi pajak sebagai klaim untuk pengurangan penerimaan dari restitusi, dimana sisanya (Rp 4.350) diserahkan kepada PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama. Porsi imbalan bunga dibagi menjadi Rp 456 untuk Perseroan dan Rp 1.173 untuk PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama. Pada tanggal 31 Desember 2009, penerimaan dari restitusi yang menjadi porsi PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama dicatat sebagai Hutang Lain-lain - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejumlah Rp 5.523 (termasuk imbalan bunga sebesar Rp 1.173). Sementara itu, porsi imbalan bunga yang menjadi bagian Perseroan sebesar Rp 456 dicatat sebagai Pendapatan Lain-lain pada laporan laba rugi tahun 2009.
Based on the Sales Purchase Agreement (SPA) between PT Tunas Ridean Tbk. and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., some portions of the tax refund for fiscal year 2005 should be returned to PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama who previously owned the Company. Consequently, for the principal tax refund, the Company only recognised an amount of Rp 4,260 as claim for tax refund deduction, while the remaining amount (Rp 4,350) was passed through to PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama. The interest portion was divided in the amount of Rp 456 for the Company and Rp 1,173 for both PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama. As at 31 December 2009, the tax refund attributed to PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama was recorded as Other Payable-Related Party totalling Rp 5,523 (including Rp 1,173 interest). The interest attributed to the Company in the amount of Rp 456 was booked as Other Income in the 2009 statement of income.
Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 17 November 2009. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan Nomor 124/B/PK/PJK/2010 tanggal 7 Juni 2011.
The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 17 November 2009. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letter No. 124/B/PK/PJK/2010 dated June 7, 2011.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) f.
8.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7. TAXATION (continued)
Administrasi
f.
Administration
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak, atau akhir tahun 2013, mana yang lebih awal. Ketentuan baru yang diberlakukan terhadap tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya menentukan bahwa DJP dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak tersebut dalam batas waktu lima tahun sejak saat terhutangnya pajak.
Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax ("DGT") may assess or amend taxes within ten years of the time the tax becomes due, or until the end of 2013, whichever is earlier. There are new rules applicable to fiscal year 2008 and subsequent years stipulating that the DGT may assess or amend taxes within five years of the time the tax becomes due.
Pada tanggal 2 September 2008, Pemerintah telah mengumumkan adanya perubahan terhadap pajak penghasilan yang akan berlaku sejak 1 Januari 2009, yang menyatakan bahwa pajak penghasilan untuk Perseroan akan dikenakan satu tarif tetap sebesar 28,00% di tahun 2009 dan kemudian berkurang lagi menjadi 25,00% sejak tahun 2010. Perubahan dalam tarif pajak ini menyebabkan penyesuaian dalam perhitungan pajak tangguhan tahun 2009 dan 2008.
On 2 September 2008, the Government enacted an amendment to the income tax law with effect from 1 January 2009, stipulating that the income tax for corporations would be set at a flat rate of 28.00% starting in 2009 and further reduced to 25.00% starting in 2010. The change in the tax rate has resulted in the adjustment to the calculation of deferred tax in 2009 and 2008.
ASET TETAP
8. FIXED ASSETS September 2011 1 Januari/ 1 January
Aset tetap Kepemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Bangunan dalam pengerjaan Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Nilai buku bersih
Penambahan/ Additions
(Pengurangan)/ (Deductions)
Pemindahan/ Transfer
30 September/ 30 September Fixed assets
92 2,070 1,789
-
-
-
92 2,070 1,789
23,756
5,150
3,669
3,345
-
-
28,906
-
338
232 31,608
106 8,601
7,352
-
(338) -
40,209
(1,330) (545)
(87) (268)
-
-
(1,417) (813)
(13,392)
(2,774)
-
-
(16,166)
(869) (16,136)
(1,014) (4,143)
-
-
(1,883) (20,279)
15,472
19,930
Direct ownership Cost Land Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Construction in progress Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Net book value
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
8. FIXED ASSETS (continued) Desember 2010
1 Januari/ 1 January Aset tetap Kepemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Bangunan dalam pengerjaan Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Nilai buku bersih
Penambahan/ Additions
(Pengurangan)/ (Deductions)
Pemindahan/ Transfer
31 Desember/ 31 December Fixed assets
92 1,980 1,789
90 -
-
-
92 2,070 1,789
18,051
6,076
-
(371)
23,756
1,714
1,584
-
371
3,669
23,626
232 7,982
-
-
232 31,608
(1,217) (187)
(113) (358)
-
-
(1,330) (545)
(10,673)
(2,799)
-
80
(13,392)
(114) (12,191)
(675) (3,945)
-
(80) -
(869) (16,136)
11,435
15,472
Direct ownership Cost Land Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Construction in progress Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Net book value
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Adira Dinamika dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp 46.549 September 2011 (Desember 2010: Rp 67.810) yang menurut Direksi cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran dan huru-hara.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., for a sum insured of Rp 46,549 for the September 2011 (December 2010: Rp 67,810) which according to the Directors is sufficient to cover possible losses due to fire, flood and public disorderriots.
Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun, akan jatuh tempo antara 8 Januari 2012 sampai dengan 24 September 2027. Direksi berpendapat bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang.
Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, and which will mature between 8 January 2012 and 24 September 2027. Directors are of a view that the HGB can be extended.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET LAIN-LAIN
9. OTHER ASSETS SEPTEMBER 2011
Pihak ketiga Sewa dibayar dimuka Setoran dalam perjalanan Uang muka Asuransi dibayar di muka Perbaikan dan pemeliharaan dibayar dimuka Piutang bunga Piutang karyawan Lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sewa dibayar dimuka
DESEMBER 2010
11,367 3,103 683 634
8,713 1,157 1,123 1,016
338 280 235 3,727 20,367
133 14 272 1,426 13,854
14
339
20,381
14,193
Third parties Prepaid rent Deposit in transit Advance payments Prepaid insurance Prepaid service and maintenance Interest receivables Employee receivables Others
Related parties Prepaid rent
Akun lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.
Others account mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage regarding building rent.
Lihat Catatan 23a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 23a for details of balances and transactions with related parties.
10. HUTANG USAHA
10. TRADE PAYABLES SEPTEMBER 2011
Pihak ketiga Hutang asuransi Hutang kendaraan
DESEMBER 2010
23,901 74,348
24,036 14,958
98,249
38,994
Hutang usaha merupakan hutang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan hutang kepada Perseroan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor.
Third parties Insurance payables Vehicle payables
Trade payables represents payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. HUTANG LAIN-LAIN
11. OTHER PAYABLES SEPTEMBER 2011
Pihak ketiga Titipan konsumen Lain-lain
4,500 7,329 11,829
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembiayaan bersama - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Lain-lain
DESEMBER 2010 Third parties Customer deposits Others
2,856 5,274 8,130
27,618 5,306 32,924
15,758 240 15,998
44,753
24,128
Related parties Joint financing PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Others
Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.
Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.
Lain-lain terutama terdiri dari hutang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.
Others mainly consist of payables to the third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.
Lihat Catatan 23b untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 23b for details of balances and transactions with related parties.
12. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
12. ACCRUED EXPENSES
SEPTEMBER 2011 Pihak ketiga Bunga pinjaman Gaji dan tunjangan Lain-lain
DESEMBER 2010
29,164 3,075 5,186
13,300 8,947 6,411
37,425
28,658
Akun lain-lain merupakan beban tenaga ahli, listrik, air dan telepon yang masih harus dibayar.
Third parties Loan interest Salaries and allowances Others
Others account represent accrued expenses for professional fees, electricity, water and telephone.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN BANK
13. BANK LOANS SEPTEMBER 2011
Revolving - Penyaluran pemberian kredit - Lainnya Non revolving - Penyaluran pemberian kredit - Lainnya Biaya provisi yang belum diamortisasi
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount DESEMBER SEPTEMBER 2011 2010
DESEMBER 2010
521,387
488,611
1,181,313 1,702,700 (9,723) 1,692,977
474,848 963,459 (3,328) 960,131
Jumlah pinjaman/ Loan amount SEPTEMBER DESEMBER 2011 2010
Revolving Credit channeling Others Non revolving Credit channeling Others Unamortised provision cost
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility SEPTEMBER DESEMBER 2011 2010
Revolving
Revolving
Rupiah Lainnya Pihak ketiga PT Bank Danamon (Persero) Tbk.
The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)
PT Chinatrust Indonesia Tbk.
PT Bank Panin Tbk. Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Rupiah
100,000
50,000
-
50,000
150,000
50,000
87,500
50,000
30,000
-
19,167
-
38,000
150,000
27,444
125,000
22,500
30,000
18,125
26,667
15,000
38,000
14,167
36,944
13,500
-
12,750
-
30,000
30,000
30,000
30,000
70,000
70,000
70,000
50,000
50,000
200,000 719,000
25,000
Juni/ June 2012 Juni/ June 2013 Agustus/ August 2013 November/ November 2013 Februari/ Februari 2014 Juli/ July 2014 Juli/ July 2014
Others Third parties PT Bank Danamon (Persero) Tbk.
Juni/ June 2013 Agustus/ August 2013 November/ November 2013 -
70,000
Januari/ Januari 2012 November/ November 2011
The Hongkong & Shanghai Oktober/ Banking Corporation October 2010 Limited (HSBC) November/ November 2011
50,000
50,000
Desember/ December 2011
Desember/ December 2011
PT Chinatrust Indonesia Tbk.
468,000
329,153
438,611
Mei/ May 2012
-
PT Bank Panin Tbk.
50,000
19,465
50,000
Desember/ December 2013
Related parties PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
-
25,000
-
19,465
25,000
-
20,102
-
25,000
-
20,102
-
25,000
-
20,101
-
25,000
-
20,101
-
25,000
-
20,101
-
15,000
-
12,061
-
12,000
-
10,550
-
14,500
-
13,808
-
11,500 228,000
50,000
11,500 187,356
50,000
55,000
5.000
4,878
-
Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 April / April 2014 Juli/ July 2014 September/ September 2014
Cerukan PT Bank Central Asia Tbk.
Mei/ May 2011 Mei/ May 2011
Maret/ March 2012
Overdrafts PT Bank Central Asia Tbk.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN BANK (lanjutan)
13. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount DESEMBER SEPTEMBER 2011 2010
Jumlah pinjaman/ Loan amount SEPTEMBER DESEMBER 2011 2010
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility SEPTEMBER DESEMBER 2011 2010
Non revolving
Non revolving
Rupiah Lainnya Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk.
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank DKI Tbk.
PT Bank OCBC NISP Tbk.
Rupiah Others Third parties 109,660
35,800
3,046
994
50,000
109,660
6,944
30,461
35,000
100,000
5,833
27,778
100,000
50,000
2,778
18,056
50,000
100,000
5,556
38,888
50,000
35,000
6,944
14,583
100,000
100,000
55,556
80,556
30,000
30,000
19,167
26,667
30,000
30,000
20,000
27,500 37,778
40,000
40,000
27,778
25,000
-
21,528
-
40,000
-
35,556
-
25,000
-
22,222
-
50,000
-
44,444
-
30,000
-
27,500
-
40,000
-
36,667
-
20,000
-
18,333
-
20,000
-
18,333
-
50,000
50,000
14,286
27,143
50,000
50,000
22,222
34,722
50,000
50,000
23,611
36,111
25,000
-
21,358
-
25,000
-
21,358
-
25,000
-
21,979
-
25,000
-
21,979
-
25,000
-
22,593
-
50,000
-
45,833
-
30,000
-
28,333
-
20,000
-
18,889
-
Oktober/ October 2011 Februari/ February 2012 Maret/ March 2012 Oktober/ October 2011 Januari/ January 2012 Februari/ February 2012 Mei/ May 2013 Agustus/ August 2013 September/ September 2013 Oktober/ October 2013 April/ April 2014 Mei/ May 2014 Mei/ May 2014 Mei/ May 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014
Januari/ January 2011 PT Bank Central Asia Tbk Oktober/ October 2011 Oktober/ October 2011 Januari/ January 2012 Februari/ February 2012 Maret/ March 2012 Mei/ May 2013 Agustus/ August 2013 September/ September 2013 Oktober/ October 2013
Juli/ July 2012 Januari/ January 2013 Februari/ February 2013
Juli/ July 2012 PT Bank CIMB Niaga Tbk. Januari/ January 2013 Februari/ February 2013
Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Mei/ May 2014 Juni/ June 2014 Juli/ July 2014 Juli/ July 2014
-
-
PT Bank DKI Tbk.
-
- PT Bank OCBC NISP Tbk. -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN BANK (lanjutan)
13. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount DESEMBER SEPTEMBER 2011 2010
PT Bank Panin Tbk.
PT Bank UOB Buana Tbk.
Jumlah pinjaman/ Loan amount SEPTEMBER DESEMBER 2011 2010
100,000
-
80,556
-
50,000
-
40,278
-
75,000
-
62,500
-
25,000
-
20,833
-
25,000
-
20,833
-
50,000
-
41,667
-
75,000
-
64,583
-
25,000
-
24,306
-
20,000
-
19,445
-
55,000
-
53,472
-
200,000
-
-
-
50,000
50,000
36,111
48,611
25,000
25,000
18,750
25,000
75,000 2,069,660
855,460
57,353 1,181,313
474,848
3,071,660
1,378,460
1,702,700
963,459
Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya: SEPTEMBER 2011 Tahun 2011 2012 2013 dan sesudahnya
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility SEPTEMBER DESEMBER 2011 2010
303,406 689,107 710,187 1,702,700
Februari/ February 2014 Februari/ February 2014 Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 Maret/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 November/ November 2014 Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Februari/ February 2014
-
PT Bank Panin Tbk.
Desember/ December 2013 PT Bank UOB Buana Tbk. Desember/ December 2013 -
Bank loans have the following settlement aging profile:
DESEMBER 2010 309,233 98,671 555,555 963,459
Year 2011 2012 2013 and latter
Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 8,75% - 10,00% per tahun (Desember 2010: 9,10% - 10,55% per tahun).
The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 8,75% - 10,00% per annum (December 2010: 9.10% - 10.55% per annum).
Selama tahun 2011, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.
During 2011, the Company has paid the loan principles and interests instalments on schedule.
Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 1,767,176 (Desember 2010: Rp 983.627.
These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp 1.767.176 ( December 2010: Rp 983,627.
Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis ataupun memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan tertentu dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratanpersyaratan di atas.
The loan facilities from those banks require the Company to obtain written approval or provide written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with certain financial covenants and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN BANK (lanjutan)
13. BANK LOANS (continued)
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.
The loan facilities are used for the Company’s working capital.
Lihat Catatan 24 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.
Refer to Note 24 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.
14. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
14. SECURITIES ISSUED
SEPTEMBER 2011 Obligasi V Obligasi VI Medium Term Notes Dikurangi: Beban emisi belum diamortisasi: Saldo awal, 1 Januari Penambahan Amortisasi (lihat Catatan 19)
Jumlah
175,000 600,000 600,000
225,000 600,000
1,375,000
825,000
1,377 3,237 (1,511)
1,605 1,449 (1,677)
3,103
1,377
1,371,897
823,623
Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya: SEPTEMBER 2011 Tahun 2011 2012 2013 dan sesudahnya
a.
DESEMBER 2010
Total
DESEMBER 2010
300,000 525,000 -
1,375,000
825,000
Pada tanggal 19 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:
Less: Unamortised bond issuance costs: Beginning balance, 1 January Additions Amortisation (refer to Note 19)
Securities issued have the following maturity profile:
250,000 573,000 552,000
Hutang Obligasi
Bonds V Bonds VI Medium Term Notes
a.
Year 2011 2012 2013 and latter
Bonds Payable On 19 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of four series:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
YANG
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
14. SECURITIES ISSUED (continued)
Hutang Obligasi (lanjutan)
Obligasi/ Bonds
Nilai nominal/ Nominal value
a. Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
48,000
8.60%
Seri/Series B
52,000
9.60%
Seri/Series C
350,000
10.00%
Seri/Series D
175,000
10.70%
Pada tanggal 8 Februari 2008, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 (“Obligasi V“) ke Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Surabaya) dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:
Obligasi/ Bonds
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
350,000
10.00%
Seri/Series B
25,000
10.50%
Seri/Series C
50,000
11.00%
Seri/Series D
175,000
11.25%
Seluruh Obligasi V Seri A ,Seri B dan seri C sudah dilunasi pada saat jatuh temponya.
Bonds Payable (continued)
Jatuh tempo/ Due date 23 Mei/ May 2012 19 Mei/ May 2013 19 Mei/ May 2014 19 Mei / May 2015
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
On 8 February 2008, the Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds V 2008 (“Bonds V”) on the Indonesia Stock Exchange (formerly Surabaya Stock Exchange) with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of four series:
Jatuh tempo/ Due date 27 Februari/ February 2009 20 Februari/ February 2010 20 Februari/ February 2011 20 Februari/ February 2012
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
The total amount of Bonds V Series A, B and series C was repaid on maturity.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
YANG
DITERBITKAN
Hutang Obligasi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. SECURITIES ISSUED (continued)
a.
Bonds Payable (continued)
Perjanjian Obligasi V mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari wali amanat independen, PT Bank Mega Tbk., sebelum melakukan transaksi-transaksi tertentu, antara lain pemberian pinjaman uang melebihi Rp 120.000 atau 40,00% dari ekuitas (selain untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, investasi, atau penerbitan obligasi baru dengan kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini.
For Bonds V, the related agreements include covenants that require the Company to obtain the written consent of the independent trustee, PT Bank Mega Tbk., prior to entering into certain transactions such as making loans with an amount greater than Rp 120,000 or 40.00% of equity (except for normal business transactions), changes in core business, investments or issuing new preferred bonds with preemptive rights.
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 100,00% untuk Obligasi V dan 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terhutang. Pada tanggal 30 September 2011, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp 655.000 (Desember 2010: Rp 225.000) (lihat Catatan 4). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi V dan Obligasi VI.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 100.00% of the nominal value of Bonds V and 80% for Bonds VI As at 31 September 2011, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp 655,000 (December 2010: Rp 225,000) (refer to Note 4). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds V and Bonds VI.
Pada tanggal 30 September 2011, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi hutang obligasi (Desember Rp Nihil). Lihat Catatan 14.
As at 30 September 2011, the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable (December Rp Nil). See Note 14.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
b.
YANG
DITERBITKAN
Hutang Obligasi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. SECURITIES ISSUED (continued)
a.
Bonds Payable (continued)
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with covenants on the trustee agreements.
Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEFDIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi V dan VI adalah idA+ stable outlook.
Based on report No. 253/PEF-DIR/XII/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds V and VI have been rated idA+ stable outlook.
Perseroan merencanakan untuk mendapatkan tambahan pendanaan baru baik dari pinjaman bank maupun dari penerbitan surat berharga di tahun 2011 sampai dengan sebesar Rp 1.000.000 sebagaimana telah mendapat persetujuan dari Surat Keputusan Sirkulasi Pemegang Saham Perseroan yang dinyatakan dalam Akta Notaris No. 37 tanggal 21 Juni 2011 yang dibuat oleh Emi Susilowati, S.H.
The Company plans to obtain additional funding from either bank loans or securities issued in 2011 up until Rp 1,000,000 which have been approved by Circular Decision Letter of the Company’s Shareholder by Notarial Deed of Emi Susilowati, S.H. No. 37 dated 21 June 2011.
Medium Term Notes (MTN)
b.
the
Medium Term Notes (MTN)
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN II”) PT Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap 11,60%, sebesar Rp 350.000, dimana yang bertindak sebagai lead arranger adalah PT Mandiri Sekuritas.
On 16 February 2010, the Company issued Medium Term Notes (“MTN II”) PT Mandiri Tunas Finance II 2010 with a 11.60% fixed interest rate, in principal amount of Rp 350,000, where PT Mandiri Sekuritas acted as mandated lead arranger.
MTN II ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Februari 2012. Cicilan pokok MTN II akan di bayarkan penuh pada saat jatuh tempo.
The MTN II will mature on 16 February 2012. The principal payment of MTN II will be paid in bullet payment on the due date.
Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No. 253/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 February 2011, peringkat MTN II adalah idA+.
Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 253/PEF-DIR/II/2011 dated 25 February 2011, MTN II is rated at idA+.
Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN I”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 dengan tingkat bunga tetap 11,60%, sebesar Rp 250.000, dimana yang bertindak sebagai lead arranger adalah PT Mandiri Sekuritas. MTN I ini akan jatuh tempo pada tanggal 18 November 2011. Cicilan pokok MTN I akan dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo.
On 18 November 2009, the Company issued Medium Term Notes (“MTN I”) Mandiri Tunas Finance I 2009 with a 11.60% fixed interest rate, in a principal amount of Rp 250,000, where PT Mandiri Sekuritas acted as mandated lead arranger. The MTN I will mature on 18 November 2011. The principal payment of MTN I will be paid in bullet payment on the due date.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. SURAT BERHARGA (lanjutan) b.
YANG
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
14. SECURITIES ISSUED (continued)
Medium Term Notes (MTN) (lanjutan )
b.
Medium Term Notes (MTN) (continued)
Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No.1566/PEF-Dir/XII/2010 tanggal 9 Desember 2010, peringkat MTN I adalah idA+.
Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 1566/PEF-Dir/XII/2010 dated 9 December 2010, MTN I has been rated idA+.
MTN I dan II tidak dijamin dengan jaminan khusus.
There is no specific collateral for MTN I and II.
15. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA Jumlah yang diakui pada ditentukan sebagai berikut:
15. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION tanggal
The amounts recognised in the balance sheets are determined as follows:
neraca
SEPTEMBER 2011 Nilai kini kewajiban Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Kewajiban pada neraca
-
SEPTEMBER 2011
Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja Jumlah
-
DESEMBER 2010 952 386
-
25 47 1,410
Past service costs - vested Amortisation of actuarial losses
-
37 1,447
Termination Total
Mutasi kewajiban imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:
Saldo awal, 1 Januari Penyisihan tahun berjalan Pembayaran periode berjalan Saldo akhir
SEPTEMBER 2011 3,167 3,167
Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 5 Januari 2011. Asumsiasumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut:
Present value of obligations Unrecognised actuarial losses Unrecognised past service costs Liability in the balance sheet
The amounts recognised in the statement of income are as follows:
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested Amortisasi kerugian aktuarial
DESEMBER 2010 5,406 (1,895) (344) 3,167
Current service costs Interest costs
The movements in employee benefits obligation in the balance sheets are as follows: DESEMBER 2010 1,908 1,447 (188) 3,167
Beginning balance, 1 January Provisions made during the year Payment during period Ending balance
The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 5 January 2011. The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/51 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION (continued)
SEPTEMBER 2011
DESEMBER 2010
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
-
Tingkat pensiun
-
9.50 % per tahun/per annum 7.00% per tahun/per annum TMI 2 10.00% dari/from TMI2 7.00% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun/ 7.00% per annum up to 40 years old and reducing linearly up to 0.00% at 55 years old 100.00% usia pensiun normal/ 100.00% at normal retirement age
16. MODAL SAHAM
Rate of retirements
16. SHARE CAPITAL
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Discount rate Salary increment rate Rate of mortality Rate of disability Rate of resignations
The composition of the Company’s shareholders as at 30 September 2011 and 31 December 2010 are as follows:
September 2011 dan Desember 2010/September 2011 and December 2010 Jumlah Persentase saham/ kepemilikan/ Number of Nilai/ Percentage of shares Value ownership (%)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
1,275,000,000 1,225,000,000 2,500,000,000
127,500 122,500 250,000
51.00 49.00 100.00
Shareholders
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/52 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. PENGGUNAAN LABA
17. PROFIT DISTRIBUTIONS
Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 30 September 2011 adalah Rp 37.500 (December 2010: Rp 25,000).
A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as at 30 September 2010 is Rp 37,500 (December 2010: Rp 25,000).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2011 (2010: 29 Juni 2010) memutuskan hal-hal sebagai berikut: Menyetujui pembagian dividen final sejumlah Rp 21.094 dari laba bersih tahun 2010 (2010: Rp 18.005 dari laba bersih tahun 2009). Menyisihkan untuk cadangan wajib sejumlah Rp 12.500 dari laba bersih tahun 2010 (2010: Rp 20.191 dari laba bersih tahun 2009).
The Annual General Shareholders Meeting on 30 June 2011 (2010: 29 June 2010) resolved the following: Approval of the declaration of final dividend amounting to Rp 21,094 from the 2010 net income (2010: Rp 18,005 from the 2009 net income). Allocation of Rp 12,500 from the 2010 net income to the general reserve (2010: 20,191 from the 2009 net income).
18. PENDAPATAN a.
18. REVENUE
Pembiayaan konsumen
a. SEPTEMBER 2011
Pihak ketiga - Realisasi pendapatan pembiayaan konsumen - Pendapatan dari pembiayaan bersama without recourse
Consumer financing
SEPTEMBER 2010
325,549
241,770
Third parties Realised consumer financing income
72,723
32,683
Income from without recourse joint financing
398,272
274,453
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/53 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PENDAPATAN (lanjutan) b.
18. REVENUE (continued)
Bunga
b. SEPTEMBER 2011
Interest
SEPTEMBER 2010
Pihak ketiga Deposito berjangka dan rekening koran
3,816
6,359
Third parties Time deposits and current accounts
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Deposito berjangkadan rekening koran
261
2,926
Related party Time deposits and current accounts
4,077
9,285
Lihat Catatan 23c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 23c for details of balances and transactions with related parties.
c.
c.
Lain-lain - bersih SEPTEMBER 2011
Pendapatan asuransi Pendapatan penalti Pendapatan penagihan (Kerugian)/keuntungan atas selisih kurs – bersih Lain-lain
43,780 14,529 7,217 (6) 15,319 80,839
Pendapatan asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Hutang kepada Perseroan asuransi dicatat sebagai hutang usaha di neraca (lihat Catatan 10).
Others – net
SEPTEMBER 2010
5,240 15,580 6,020 (6) 7,904
Insurance income Penalty income Collection income (Loss)/gains on foreign exchange – net Others
34,738
Insurance income represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the balance sheet (refer to Note 10).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. BEBAN KEUANGAN
19. COST OF FUNDS SEPTEMBER 2011
Pihak ketiga Bunga pinjaman bank Bunga surat berharga yang diterbitkan - Medium Term Notes - Hutang obligasi Administrasi dan provisi bank Amortisasi biaya emisi surat berharga yang diterbitkan: - Medium Term Notes - Hutang obligasi Lain-lain
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Bunga pinjaman bank
102,766
54,420
52,393 37,607 7,852
47,592 25,048 5,396
Third parties Interest on bank loans Securities issued interest: Medium Term Notes Bonds Administration and bank provisions
816 695 151
716 484 75
Amortisation of securities issuance cost: Medium Term Notes Bonds Others
202,280
133,731
13,736
-
216,016
133,731
20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Related party Interest on bank loans
20. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES SEPTEMBER 2011
Gaji dan tunjangan Biaya Penagihan Sewa Komunikasi Penyusutan aset tetap (Catatan 8) Keamanan Perjalanan dinas Perbaikan dan pemeliharaan Listrik dan air Jasa profesional Pesangon pemutusan hubungan kerja Lain-lain
SEPTEMBER 2010
SEPTEMBER 2010
68,201 17,325 9,836 4,957 4,143 2,606 2,509 2,065 1,810 988 585 8,491
61,723 7,924 5,585 3,871 2,945 1,325 1,863 945 1,278 721 123 11,247
123,516
99,550
Salaries and allowances Collection fee Rent Communications Depreciation of fixed assets (Note 8) Security Travelling Repairs and maintenance Utilities Professional fees Termination Others
Lain-lain merupakan beban pelatihan, seminar, representasi, alat tulis kantor, perijinan, piknik dan perayaan, jasa pihak ketiga.
Others represents, training and seminar, entertainment, stationaries, legal, corporate event, service third parties expenses
Lihat Catatan 23d untuk rincian saldo dan transaksi pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 23d for details of balances and transactions with related parties.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/55 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50/55 (REVISI 2006)
21. IMPACT OF FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS 50/55 (REVISED 2006)
Perseroan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Lihat Catatan 2b.
The Company implement prospectively the SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) on 1 January 2010 in accordance with the transitional provisions of those standards. Refer to Note 2b.
Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Perseroan telah melakukan perhitungan kembali Penyisihan piutang ragu-ragu sesuai dengan ketentuan transisi. Perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo penyisihan piutang ragu-ragu yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 sejumlah Rp 11.322, telah dikreditkan ke saldo awal laba ditahan. Rincian penyesuaian terhadap saldo penyisihan piutang ragu-ragu dan Laba Ditahan adalah sebagai berikut:
As a result of the initial and prospective implementation of SFAS 55 (Revised 2006), on 1 January 2010, the Company has recalculated the provision for doubtful accounts in accordance with transitional provisions. The difference between the balances of provision for doubtful accounts as at 31 December 2009 and the required provision for doubtful accounts calculated based on SFAS 55 (Revised 2006) as at 1 January 2010 amounting to Rp 11,322, was credited to the opening balance of retained earnings. Details of adjustments of provision for doubtful accounts and retained earning balances are as follows:
Disajikan sebelumnya/ Previously reported Aset: Piutang pembiayaan Konsumen - bersih Ekuitas: Saldo laba - belum ditentukan penggunanya
Penyesuaian penerapan awal/ Initial implementation adjustments
1,404,045
(11,322)
71,941
(11,322)
Penyesuaian transisi di atas berasal dari perhitungan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Dasar penghitungan kerugian penurunan nilai dapat dilihat pada Catatan 2b. 22. LABA PER SAHAM
Jumlah saham biasa yang beredar (dalam ribuan) (lihat Catatan 16) Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh)
1,392,723
Asset: Consumer financing receivable - net
60,619
Equity: Retained earnings unappropiated
The above transitional adjustments were derived from the reassessment of impairment losses for financial assets in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). The basis for reassessment of impairment losses is detailed in Note 2b.
22. EARNINGS PER SHARE SEPTEMBER 2011
Laba bersih
Disesuaikan kembali/ As adjusted
SEPTEMBER 2010
46,950
50,026
2,500,000
2,500,000
Net income Number of ordinary shares outstanding (in thousands) (refer to Note 16)
19
20
Basic earnings per share (full Rupiah amount)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
23. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Saldo dan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Balances and transactions with related parties are as follows:
a.
a.
Aset SEPTEMBER
2011 Kas dan setara kas Kas pada bank (lihat Catatan 3) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Assets
DESEMBER 2010
14,434
5,445
Cash and cash equivalent Cash in bank (refer to Note 3) PT Bank Mandiri (Persero ) Tbk.
528
510
Other receivables (refer to Note 6) PT Tunas Ridean Tbk.
Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 9) PT Bumi Daya Plaza
14
339
Prepaid rent (refer to Note 9) PT Bumi Daya Plaza
Jumlah aset kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
14,976
6,294
Total assets associated with related parties
Persentase terhadap total aset
0,41%
0.28%
Percentage of total assets
Piutang lain-lain (lihat Catatan 6) PT Tunas Ridean Tbk.
Piutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama berhubungan dengan transaksi usaha pada tahun 2011 dan 2010. b. Liabilitas
b. Liabilities SEPTEMBER
2011 Hutang lain-lain (lihat Catatan 11) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Other receivables from related parties are in respect of trade activities in 2011 and 2010.
DESEMBER 2010 Other payables (refer to Note 11) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
27,618 5,306 32,924
15,758 240 15,998
Pinjaman Bank (lihat Catatan 13) PT Bank Mandiri Persero Tbk.
187,356
50,000
Bank Loans (refer to Note 13) PT Bank Mandiri Persero Tbk.
Jumlah kewajiban kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
220,280
65,998
Total liabilities associated with related parties
6,77%
3.49%
Percentage of total liabilities
Persentase terhadap total kewajiban
Pada tahun 2011, hutang lain-lain kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama berhubungan dengan hutang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama.
In 2010, other payables to related parties are in respect of payables related with instalments including interest to joint financing providers.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/57 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
23. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
c. Pendapatan
c. SEPTEMBER
2011
Revenue SEPTEMBER
2 010
Bunga (lihat Catatan 18b) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
261
2,926
Interest (refer to Note 18b) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Jumlah pendapatan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa
261
2,926
Total revenue associated with related parties
0,05%
0,84%
Percentage of total revenue
Persentase terhadap total pendapatan
Interest income in 2010 and 2011 relates to funds placement to related party with interest rate from 0-3% (September 2010: 7.00%).
Pendapatan bunga pada tahun 2010 dan 2011 berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan tingkat bunga 0-3% (September 2010 : 7,00%). d. Beban
d. Expenses SEPTEMBER
2011 Beban umum dan administrasi (lihat Catatan 20) Beban sewa gedung PT Bumi Daya Plaza Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi Beban Keuangan Bunga Pinjaman PT Bank Mandiri Jumlah beban kepada pihak yang mempunyai hubunganistimewa Persentase terhadap total beban
SEPTEMBER
2010
1,699
General and Administration Expense expense (refer to Note 20) Rent building expense 1,524 PT Bumi Daya Plaza
5,980 7,679
3,747 5,271
13,736
-
21,415
5,271
Total expenses associated with related parties
5.09
2.07%
Percentage of total expenses
Board of Commisioner’s and Director’s compensation Cost of Fund Loan Interest PT Bank Mandiri
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) e.
Sifat hubungan dengan pihak mempunyai hubungan istimewa
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
yang
Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/Related parties
23. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued) e.
The nature of relationships with related parties The nature of relationships with related parties are as follows: Sifat hubungan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa/ Nature of relationship with the related parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pemegang saham mayoritas/ Majority shareholder
PT Tunas Ridean Tbk.
Pemegang saham minoritas/ Minority shareholder
PT Bumi Daya Plaza
Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Tunas Mobilindo Parama
Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.
PT Tunas Dwipa Matra
Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.
PT Surya Sudeco
Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.
PT Surya Mobil Megahtama
Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.
PT Tunas Mobilindo Perkasa
Dimiliki sebagian besar oleh PT Tunas Ridean Tbk./ Majority owned by PT Tunas Ridean Tbk.
Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan syarat atau kondisi normal yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
The transactions with related parties are conducted at normal terms and conditions similar to those with non-related parties.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN KERJASAMA
24. COOPERATION AGREEMENTS
Pembiayaan bersama
Joint financing
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pemberian kredit dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.
The Company entered into a joint financing agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.
Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 5,00% dari Perseroan dan maksimal 95,00% dari pemberi pembiayaan bersama.
Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 5.00% from the Company and a maximum of 95.00% from joint financing providers.
Pada tanggal 27 November 2008, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. melakukan perubahan skema perjanjian kerjasama dari with recourse menjadi without recourse sehingga masing-masing pihak menanggung risiko sesuai porsinya.
On 27 November 2008, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. amended the joint financing agreement scheme from with recourse to without recourse. As a result, each party bears the credit risk in accordance with their portion.
Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor antara dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaanya (without recourse). Fasilitas ini ditingkatkan menjadi Rp 3.000.000 melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 31 Desember 2009.
On 6 February 2009 the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with a maximum facility in the amount of Rp 2,000,000, where the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The facility was increased to Rp 3,000,000 through the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. on 31 December 2009.
Pembiayaan konsumen Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan adalah sebagai berikut:
Consumer financing Bank Mandiri managed by the Company are as follows:
SEPTEMBER 2011 Jumlah pembiayaan Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun)
DESEMBER 2010
4,124,739
2,642,092
Amount financed
3
3
Average of financing period (years)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/60 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. COOPERATION AGREEMENTS (continued)
Penyaluran pemberian kredit
Credit channeling
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama dalam penyaluran pemberian kredit dengan PT Bank Bukopin Tbk. (2009: PT Bank Bukopin Tbk. dan 2008: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Bank Bukopin Tbk.) dimana 100,00% pinjaman kepada konsumen dibiayai oleh bank tersebut.
The Company has entered into credit channeling agreements with PT Bank Bukopin Tbk. (2009: PT Bank Bukopin Tbk. and 2008: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. and PT Bank Bukopin Tbk.) where 100.00% of the consumer loan is provided by the banks.
Dalam hal penyaluran pemberian kredit with recourse, Perseroan memiliki kewajiban untuk membayar atau menyetor angsuran pokok termasuk bunganya kepada pemberi penyaluran pemberian kredit jika konsumen gagal melakukan pembayaran angsurannya kepada Perseroan. Dalam penyaluran pemberian kredit without recourse, Perseroan tidak memiliki kewajiban tersebut.
In credit channeling arrangements with recourse, the Company will pay the instalments including interest to credit channeling providers in the event a consumer fails to meet its instalment obligation to the Company. In credit channeling arrangements without recourse, the Company does not have this obligation.
Pada tanggal 15 Mei 2008, perjanjian kerjasama penyaluran pemberian kredit dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. telah diubah menjadi perjanjian kredit modal kerja.
On 15 May 2008, the credit channeling agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. was amended to be working capital loans.
Pada tanggal 3 Februari 2009 Perseroan dan PT Bank Bukopin Tbk. melakukan perubahan skema perjanjian kerja sama dari with recourse menjadi without recourse sehingga Bank Bukopin menanggung resiko kredit.
On 3 February 2009 the Company and PT Bank Bukopin Tbk. amended the scheme of agreement from with recourse to without recourse. As a result, Bank Bukopin bears the credit risk.
Pada tanggal 2 Desember 2009, telah ditandatangani amandemen Perjanjian Penerusan Pinjaman antara Perseroan dan PT Bank Bukopin Tbk. dengan fasilitas maksimum sebesar Rp 75.000.
On 2 December 2009, the Company and PT Bank Bukopin Tbk. signed an amendment of the channeling facility agreement with a maximum facility in the amount of Rp 75,000.
Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan dari fasilitas ini adalah sebagai berikut:
Consumer financing of the Company from these facilities is as follows:
SEPTEMBER 2011 Jumlah pembiayaan Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun)
DESEMBER 2010
448
8,385
Amount financed
3
3
Average of financing period (years)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/61 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan)
24. COOPERATION AGREEMENTS (continued)
Asuransi
Insurance
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan berkerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Allianz, PT Asuransi AAB dan PT Asuransi Raksa.
In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Allianz, PT Asuransi AAB and PT Asuransi Raksa.
Sewa gedung
Rent building
Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp 507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun. Selama tahun 2011, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp 1.699 (September 2010: 1.524) dari sewa ruangan kantor ini.
On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp 507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tariff increase of 5.00% per annum. During 2011, the Company recorded rental expense of Rp 1,699 (September 2010: 1,524) from this office space rental.
25. INFORMASI SEGMEN USAHA
25. SEGMENT INFORMATION
Kegiatan usaha Perseroan dikelompokkan dalam segmen berdasarkan segmen usaha dan geografis.
The Company’s business activities are classified into business and geographical segments.
Bentuk primer segmen usaha
berdasarkan
Primary reporting format - business segments
Untuk bulan September 2011, 2010 dan Desember 2010, Perseroan mengklasifikasikan segmen usaha berdasarkan tipe kendaraan yang diberikan pembiayaan yaitu mobil dan motor.
For September 2011, 2010 and December 2010 the Company classified business segments based on the type of vehicles financing which are car and motorcycle.
Informasi segmen usaha/Information by business segments
pelaporan
-
30
MobilL/ Car 31
30
September/
Desember/
September/
Setember
December
2011
2010
Pendapatan/Revenue Beban/Expenses Laba sebelum pajak penghasilan/Profit before income tax
406,601 (273,715)
Aset/Assets Kewajiban/Liabilities
30
Motor/ Motorcycles 31
30
30
Setember/
Desember/
Setember/
Setember/
Desember/
Setember/
Setember
Setember
December
Setember
Setember
December
Setember
2010
2011
2010
2010
2011
2010
2010
N/A N/A
246,203 (150,628
132,886
N/A
95,575
3,397,098 3,108,265
1,830,,002 1,527,162
N/A N/A
76,587 (146,958)
(70,371) 250,687 145,926
N/A N/A
72,273 (103,869)
N/A
(31,596)
426,405 361,507
N/A N/A
483,188 (420,673)
Jumlah/ Total 31
30
N/A N/A
318,476 (254,497)
62,515
N/A
63,979
3,647,785 3,254,191
2,256,407 1,888,669
N/A N/A
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan)
25. SEGMENT INFORMATION (continued)
Bentuk sekunder pelaporan – berdasarkan geografis
Secondary reporting format - geographical segments
Segmen berdasarkan geografis terdiri dari 67 cabang yang terbagi menjadi 4 (empat) regional yaitu Regional I, Regional II, Region III dan Regional IV.
Geographical segments consist of 67 branches that are located in 4 (four) regions, namely Region I, Region II, Region III and Region IV.
30 September/September dan 31 Desember/December SEPTEMBER 2011
Pendapatan - Regional I (Sumatra) - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) Jumlah pendapatan Aset - Regional I (Sumatra) - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) Jumlah aset
DESEMBER 2010
170,275
SEPTEMBER 2010
-
118,900
161,414
-
115,481
93,862 57,637 483,188
-
48,677 35,418 318,476
413,898
216,187
-
2,479,298
1,602,489
-
296,114 458,475 3,647,785
388,298 49,433 2,256,407
-
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Aktivitas Perseroan mengandung berbagai macam risiko-risiko keuangan: risiko nilai tukar mata uang asing, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko tingkat bunga. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perseroan terfokus untuk menghadapi ketidakpastian pasar uang dan meminimalisasi potensi kerugian yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.
Revenue Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) Region III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) Region IV (Jabar, Jateng) Total revenue Assets Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) Region III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) Region IV (Jabar, Jateng) Total assets
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT The Company’s activities are exposed to a member of financial risks: foreign exchange risk, credit risk, liquidity risk and interest rate risk. The Company’s overall risk management program focuses on mitigating the volatility of financial markets and to minimising potential adverse effects on the Company’s financial performance.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) (i) Risiko nilai tukar mata uang asing Perseroan menyadari adanya risiko nilai tukar mata uang asing yang terjadi akibat fluktuasi mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan saat ini menggunakan mata uang Rupiah. Di lain pihak, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan untuk membiayai pembiayaan konsumen juga dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Sehingga, Perseroan berkeyakinan bahwa risiko nilai tukar mata uang asing tidak berdampak signifikan dalam mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, sehingga Perseroan tidak menempuh langkah antisipasi terhadap risiko nilai tukar mata uang asing. (ii) Risiko kredit
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) (i)
Foreign exchange risk The company is aware of the risk of exchange rates that occur due to fluctuations in the Rupiah against the U.S. Dollar. Currently, the Company provides consumer financing in Rupiah. On the other side, the Company also obtains bank loans and securities issued in Rupiah. Therefore, the Company believes that the foreign exchange risk does not have significant impact on the financial statements, hence the Company does not take precautions against the risk of fluctuations in exchange rates.
(ii) Credit risk
Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perseroan bergerak dalam aktivitas pembiayaan konsumen, dimana Perseroan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung Perseroan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak memenuhi kewajibannya yang telah disepakati antara konsumen dengan Perseroan.
Credit risk is a major risk because the Company is engaged in consumer financing activity, in which the Company offers financing services to public who would like to own motor vehicles. The Company directly faces risk when consumers are not able to fulfill their obligations in paying off loans already agreed upon in the contract between consumer and the Company.
Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari namun dapat dikelola hingga pada batasan yang bisa diterima. Perseroan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh komite kredit sesuai wewenang untuk memutus kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi lembaga Keuangan non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/ 2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank.
Credit risk is an unavoidable risk, however, could be managed to an acceptable limit. The Company already has a policy to mitigate the risk. Starting from the beginning of the process in receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process in order to be approved subsequently by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual of Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions, which was amended by the Ministry of Finance Regulation No.74/PMK.012/2006 dated 31 August 2006 and the Decision of the Director General of Financial Institutions No. Kep-2833/LK/2003 dated 12 May 2003 regarding the Manual of Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/64 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
(ii) Risiko kredit (lanjutan)
(ii) Credit risk (continued) di bidang usaha untuk produk mobil dan motor yang individu dan tidak wilayah geografis
The Company engages in consumer financing activities comprising new car, used car and motorcycle for individual customers which are not concentrated in certain geographical area.
Tabel-tabel berikut mengikhtisarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas aset keuangan yang dimiliki Perseroan.
The following tables summarise the amount of credit risk and the concentration of risk derived from the Company’s financial assets.
Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya:
Maximum exposures of credit risk before taking into account collateral held and other credit support:
Perseroan bergerak pembiayaan konsumen baru, mobil bekas pelanggannya adalah terkonsentrasi pada tertentu.
30 September/ September2011 Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
110,023 3,510,160 37,078 7,861 4,301 3,669,423
cash and cash equivalent Consumer Financing Receivable Net investment in financial leases Other receivables Other assets
31 Desember 2010/ December 2010 Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
71,486 2,173,592 4,291 2,566 2,251,935
cash and cash equivalent Consumer financing receivables Other receivables Other assets
Konsentrasi risiko aset keuangan
Concentration of risks of financial assets
a. Berdasarkan sektor geografis
a. Based on geographical sector September 2011
Jawa Bali Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa lembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Lainnya/ Others
Jumlah/ Total
103,015
4,760
1,801
447
-
110,023
2,118,186
984,341
299,791
107,842
-
3,510,160
37,078 6,696 4,086
951 107
169 45
45 63
-
37,078 7,861 4,301
2,269,061
990,159
301,806
108,397
-
3,669,423
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
Desember 2010 Jawa Bali Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Lainnya/ Others
Jumlah/ Total
67,858
2,694
660
274
-
71,486
1,384,290 3,943 2,187
583,719 328 125
153,944 20 245
51,639 9
-
2,173,592 4,291 2,566
1,458,278
586,866
154,869
51,922
-
2,251,935
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Other assets
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
(ii) Risiko kredit (lanjutan)
(ii) Credit risk (continued) b. Based on industry sector
b. Berdasarkan sektor industri
September 2011 Lembaga keuangan/ Financial institution Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
Konsumen/ Consumers
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
110,023
-
-
110,023
-
3,510,160
-
3,510,160
3,383
37,078 -
7,861 918
37,078 7,861 4,301
113,406
3,547,238,
8,779
3,669,423
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
Desember 2010 Lembaga keuangan/ Financial institution Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
Konsumen/ Consumers
Jumlah/ Total
71,486
-
-
71,486
1,171
2,173,592 -
4,291 1,395
2,173,592 4,291 2,566
72,657
2,173,592,
5,686
2,251,935
Tidak mengalami penurunan nilai/ Non impaired
September 2011 Mengalami penuruan nilai/ impaired
Jumlah/ Total
3,462,682
47,478
3,510,160
37,078
-
37,078
Total Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan piutang ragu-ragu
(47,148) (111)
Tidak mengalami penurunan nilai/ Non impaired 2,144,967
(12,639) 34,839 Desember 2010 Mengalami penuruan nilai/ impaired 28,625
(59,787) (111)
Less: Provision for doubtful accounts Provision for doubtful accounts
3,487,340
Jumlah/ Total 2,173,592
Total Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
Consumer financing receivables Net investment in financial leases Total
3,452,501
Piutang Pembiayaan konsumen
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Other assets
c. Consumer financial receivables
c. Piutang pembiayaan konsumen
Piutang Pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
Lain-lain/ Others
Consumer financing receivables Total
(31,705) 2,113,262
(9,064) 19,561
(40,769) 2,132,823
Less: Provision for doubtful accounts
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
(iii) Risiko likuiditas
(iii) Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Perseroan Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.
Liquidity risk is the risk whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, hence this risk could be managed properly.
Tabel berikut mengikhtisarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan kewajiban Perseroan pada tanggal 30 September 2011.
The following table summarises the maturity gap profile of the Company’s assets and liabilities as at 30 September 2011.
30 September/September 2011 Kurang dari satu bulan/ Less than one month
1–6 bulan/ months
Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year
6 - 12 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Nilai tercatat/ Carrying value
ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Tagihan kelebihan pajak Aset pajak tangguhan bersih Aset tetap-bersih Aset lain-lain Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah aset
110,023
-
-
-
-
110,023
118,765
599,708
706,092
2,085,595
-
3,510,160
1,075 -
5,556 -
7,080 -
23,367 -
7,861 1,926
37,078 7,861 1,926
-
-
-
-
1,835 19,930 20,381
1,835 19,930 20,381
-
-
-
-
(61,409)
229,863
605,264
713,172
2,108,962
(9,476)
(61,409) 3,647,785
ASSETS Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net Investment in financial leases Other receivables Claim for tax refund Deffered tax asset-net Fixed assets-net Other assets Provision for doubtful accounts Total assets
30 September/September 2011 Kurang dari satu bulan/ Less than one month KEWAJIBAN Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Imbalan kerja Jumlah kewajiban Jumlah perbedaan jatuh tempo
1–6 bulan/ months
Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year
6 - 12 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Nilai tercatat/ Carrying value
98,249 36,001 -
5,723
-
-
8,752 -
98,249 44,753 5,723
LIABILITIES Trade payables Other payables Taxes payable
37,425 114,550
389,783
323,457
865,187
-
37,425 1,692,977
Accrued expenses Borrowings
-
774,562 -
47,837 -
549,498 -
3,167
1,371,897 3,167
Securities issued Employee benefits
286,225
1,170,068
371,294
1,414,685
11,919
3,254,191
341,878
694,277
Total liabilities Total maturity gap
(56,362)
(564,804)
(21,395)
393,594
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
(iii) Risiko likuiditas (lanjutan)
(iii) Liquidity risk (continued) 31 Desember/December 2010
Kurang dari satu bulan/ Less than one month
1–6 bulan/ months
Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year
6 - 12 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Nilai tercatat/ Carrying value
ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Tagihan kelebihan pajak Aset pajak tangguhan bersih Aset tetap-bersih Aset lain-lain Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah aset
71,486
-
-
-
-
71,486
78,728 -
382,536 -
421,370 -
1,290,958 -
4,291 15,997
2,173,592 4,291 15,997
1,171
-
-
-
4,115 15,472 13,022
4,115 15,472 14,193
(42,739)
-
-
-
-
151,385
382,536
421,370
1,290,958
10,158
(42,739) 2,256,407
ASSETS Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Claim for tax refund Deffered tax asset-net Fixed assets-net Other assets Provision for doubtful accounts Total assets
31 Desember/December 2010 Kurang dari satu bulan/ Less than one month KEWAJIBAN Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Imbalan kerja Jumlah kewajiban Jumlah perbedaan jatuh tempo
1–6 bulan/ months
Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year
6 - 12 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Nilai tercatat/ Carrying value
38,994 21,272 -
9,968
-
-
2,856 -
38,994 24,128 9,968
LIABILITIES Trade payables Other payables Taxes payable
28,658 159,858
201,158
238,316
360,799
-
28,658 960,131
Accrued expenses Borrowings
-
49,979 -
249,568 -
524,076 -
3,167
823,623 3,167
Securities issued Employee benefits
248,782
261,105
487,884
884,875
6,023
1,888,669
(97,397)
121,431
(66,514)
406,083
4,135
367,738
Total liabilities Total maturity gap
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/68 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
(iv) Risiko tingkat bunga
(iv) Interest rate risk
Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko nilai wajar suku bunga adalah risiko dimana nilai dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perseroan memiliki eksposur terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlaku baik atas risiko nilai wajar maupun arus kas. Margin bunga bisa meningkat sebagai hasil dari perubahan tersebut tetapi dapat mengurangi kerugian ketika terdapat pergerakan yang tidak diharapkan. Direksi menetapkan batas atas tingkat ketidaksesuaian dari suku bunga repricing dan value at risk yang bisa dilakukan, yang dimonitor secara harian oleh perusahaan.
Cash flow interest rate risk is the risk that the future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. Fair value interest risk is the risk that the value of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company takes on exposure to the effects of fluctuations in the prevailing levels of market interest rates on both its fair value and cash flow risks. Interest margins may increase as a result of such changes but may reduce losses in the event that unexpected movements arise. The Board sets limits on the level of mismatch of interest rate repricing and value at risk that may be undertaken, which is monitored daily by company.
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan eksposur nilai wajar instrumen keuangan Perseroan terhadap risiko tingkat bunga.
The following table summarises the Company’s fair value exsposure to interest rate risks.
30 September/September 2011
Kurang dari 1 bulan/Less than 1 month
Bunga tetap/ Fixed rate
Lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan/ Over 1 month to 3 months
Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years
Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years
Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges
Jumlah/ Total
Assets Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain Jumlah aset keuangan
-
98,850
-
-
-
-
11,173
110,023
-
118,765
239,808
1,065,992
1,236,597
848,998
-
3,510,160
-
1,075 -
2,186 -
10,450 -
14,871 -
8,496 -
7,861 4,301
37,078 7,861 4,301
Assets Cash and cash equivalents Consumer Financing receivable Net investment in financial leases Other receivables Other assets
-
218,690
241,994
1,076,442
1,251,468
857,494
23,335
3,669,423
Total financial assets
-
-
-
-
-
-
98,249 44,751
98,249 44,751
Trade payables Other payables
1,451,965
65,157
88,666
74,751
11,403
1,035
37,426 -
37,426 1,692,977
Accrued expenses Bank loan
Liabilities Hutang usaha Hutang lain-lain Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diberikan Jumlah kewajiban keuangan Jumlah selisih penilaian bunga
Liabilities
-
249,921
572,478
-
51,780
497,718
-
1,371,897
1,451,965
315,078
661,144
74,751
63,183
498,753
180,426
3,245,300
Securities issued Total financial liabilities
(1,451,965)
(96,388)
(419,150)
1,001,691
1,188,285
358,741
(157,091)
424,123
Total interest repricing gap
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
(iv) Risiko tingkat bunga (lanjutan)
(iv) Interest rate risk (continued) 31 Desember/December 2010
Kurang dari 1 bulan/Less than 1 month
Bunga tetap/ Fixed rate
Lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan/ Over 1 month to 3 months
Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years
Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years
Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges
Jumlah/ Total
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
Assets -
66,844
-
-
-
-
4,642
71,486
-
78,728 -
155,481 -
648,424 -
731,246 -
559,713 -
4,291 2,566
2,173,592 4,291 2,566
Assets Cash and cash equivalents Consumer Financing receivable Other receivables Other assets
Jumlah aset keuangan
-
145,572
155,481
648,424
731,246
559,713
11,499
2,251,935
Total financial assets
-
-
-
-
-
-
38,994 24,128
38,994 24,128
Trade payables Other payables
482,019
13,300 30,000
97,644
350,468
-
-
15,358 -
28,658 960,131
Accrued expenses Bank loan
Liabilities Hutang usaha Hutang lain-lain Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diberikan Jumlah kewajiban keuangan Jumlah selisih penilaian bunga
Liabilities
-
-
49,979
249,568
-
524,076
-
823,623
482,019
43,300
147,623
600,036
-
524,076
78,480
1,875,534
Securities issued Total financial liabilities
102,272
7,858
48,388
731,246
35,637
(66,981)
376,401
Total interest repricing gap
(482,019)
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga rata-rata tertimbang atau rentang suku bunga efektif untuk masing-masing instrumen keuangan.
The following table summarises the weighted average effective interest rates or a range of effective interest rates for each financial instrument.
2011 Kisaran suku bunga/ Interest rate range Aset Rupiah Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Kewajiban Rupiah Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
(v) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana aset dapat ditukar, atau kewajiban dapat diselesaikan dengan dasar transaksi armslength.
0.00% - 8.50% 13.87% - 30.24% 12.75% - 13.62%
Assets Rupiah Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases
8.75% - 10.00% 8.60% - 11.60%
Liabilities Rupiah Bank loans Securities issued
(v) Fair value of financial assets and liabilities Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, in an arms-length transaction basis.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/70 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
(v) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
(v) Fair value of financial assets and liabilities (continued)
Pada tanggal 30 September 2011, nilai tercatat dari aset dan kewajiban keuangan Perseroan memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut :
As at 30 September 2011, the carrying value of the Company’s financial assets and liabilities approximates their fair value except for the following financial instruments :
September 2011 Nilai tercatat/ carrying value Aset keuangan: Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Kewajiban keuangan: Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan - Hutang obligasi - bersih
Nilai wajar/ fair value
3,510,160 37,078
3,639,706 37,023
1,692,977
1,689,577
1,371,897
1,277,295
Financial assets: Consumer financing receivables Net investment in financial leases Financial liabilities: Bank loans Securities issued Bonds payable - net -
Desember 2010 Nilai tercatat/ carrying value Aset keuangan: Piutang pembiayaan konsumen Kewajiban keuangan: Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan - Hutang obligasi - bersih
Nilai wajar/ fair value
2,173,592
2,198,572
960,131
961,656
823,623
820,952
Financial assets: Consumer financing receivables Financial liabilities: Bank loans Securities issued Bonds payable - net -
Nilai wajar dari piutang pembiayaan konsumen - bersih, diestimasi menggunakan diskonto arus kas, dengan mengacu pada rata-rata tertimbang dari tingkat bunga pasar yang diberikan Perseroan untuk aset keuangan yang memiliki karakteristik yang sama dengan aset keuangan tersebut pada tanggal neraca.
The fair value of consumer financing receivables - net, is estimated using discounted cash flows applying weighted average market rates offered by the Company at the balance sheet date for financial assets that have similar characteristics with the above mentioned financial assets.
Nilai wajar dari pinjaman bank dan Medium Term Notes (MTN) dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada penarikan pinjaman terakhir atau suku bunga MTN sekarang dalam mata uang masing-masing sesuai dengan sisa periode jatuh temponya.
The fair value of bank loans and Medium Term Notes (MTN) are estimated by using discounted cash flows, applying the effective interest rate charged by the lenders for the last withdrawal of loans or current MTN interest rate in each currency borrowings based in period to maturity.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/71 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
(v) Nilai wajar aset dan kewajiban keuangan (lanjutan)
(v) Fair value of financial assets and liabilities (continued)
Nilai wajar surat berharga yang diterbitkan hutang obligasi diestimasi menggunakan nilai kuotasi pasar terakhir atau menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada penerbitan obligasi terakhir atau instrumen yang sejenis.
The fair value of securities issued - bonds payable is estimated by using the last quoted market price or by using discounted cash flows applying the effective interest rate charged for the last bonds issuance or similar instrument.
Nilai wajar dari piutang lain-lain, aset lainlain, hutang usaha, beban yang masih harus dibayar dan hutang lain-lain adalah sebesar nilai tercatat dikarenakan sisa jatuh temponya dibawah satu tahun. Direksi berpendapat ini merupakan perkiraan yang layak atas nilai wajarnya.
The fair value of other receivables, other assets, trade payables, accrued expenses and other liabilities are stated at cost due to the remaining period is under one year. Directors believe this is a reasonable approximation of fair value.
27. IKATAN DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI Perseroan tidak memiliki kewajiban kontinjensi dan komitmen yang signifikan pada tanggal 30 September 2011, 2010 dan Desember 2010. 28. STANDAR AKUNTANSI BARU
27. SIGNIFICANT LIABILITIES
COMMITMENTS
AND
There were no significant contingent liabilities and commitments as at 30 September 2011, 2010 and December 2010. 28. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah melakukan Revisi atas beberapa standar akuntansi yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:
Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued revision of the following accounting standards which will be effective as at 1 January 2012:
-
PSAK 8 (Revisi 2010) - Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, PSAK 10 (Revisi 2010) - Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, PSAK 24 (Revisi 2010) - Imbalan Kerja,
-
PSAK 46 (Revisi 2010) - Pajak Penghasilan, PSAK 53 (Revisi 2010) - Pembayaran Berbasis Saham, PSAK 61 (Revisi 2010) - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, PSAK 63 - Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiper Inflasi,
-
-
-
-
-
-
SFAS 8 (Revised 2010) - Events after the Reporting Period, SFAS 10 (Revised 2010) - The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, SFAS 24 (Revised 2010) - Employee Benefits, SFAS 46 (Revised 2010) - Income Taxes, SFAS 53 (Revised 2010) - Share-Based Payment, SFAS 61 (Revised 2010) - Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance, SFAS 63 - Financial Reporting in Hyperinflationary Economies,
PT MANDIRI TUNAS FINANCE
Lampiran 5/72 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 AND 2010, 31 DECEMBER 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
-
-
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS (lanjutan)
ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya,
-
ISAK 18 - Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi, ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.
-
Perseroan sedang mengevaluasi dampak dari penerapan revisi standar ini terhadap laporan keuangan.
-
-
Interpretation of SFAS 13 - Hedge of Net Investment in a Foreign Operation, Interpretation of SFAS 15 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction, Interpretation of SFAS 18 - Government Assistance, Interpretation of SFAS 20 - Income Taxes Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders.
The Company are currently evaluating the impact of the implementation of these revised standards on the financial statements.