PT MANDIRI TUNAS FINANCE LAPORAN KEUANGAN/FINANCIAL STATEMENTS 31 DESEMBER 2011 DAN 2010/ 31 DECEMBER 2011 AND 2010
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 1/1 Schedule
LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share)
Catatan/ Notes
1 Januari/ January 2010 *)
31 Desember/December 2011 2010
ASET
ASSETS
Kas dan setara kas
2e,2q,5,25a
Piutang pembiayaan konsumen
235,375
71,486
346,652
Consumer financing receivables
2c,2f,6
- Pihak ketiga - Pihak berelasi
3,242,280 5,876 3,248,156
2,169,962 3,630 2,173,592
1,418,309 2,079 1,420,388
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
(62,992) 3,185,164
(40,769) 2,132,823
(27,665) 1,392,723
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan - Pihak ketiga
38,983
-
-
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
(197) 38,786
-
-
2c,2q,8,25a
Less: provision for doubtful accounts
Third parties Less: provision for doubtful accounts Other receivables
- Pihak ketiga - Pihak berelasi
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Tagihan kelebihan pajak
Third parties Related parties -
Net investment in finance lease
2g,7
Piutang lain-lain
Cash and cash Equivalents
9,827 8,540
3,781 510
4,607 1,669
18,367
4,291
6,276
(1,195) 17,172
(1,970) 2,321
(2,099) 4,177
Third parties Related parties -
Less: provision for doubtful accounts
9a
1,926
15,997
15,997
Claim for tax refund
Aset pajak tangguhan
2k,9d
1,901
4,115
3,892
Deferred tax assets
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp 21.701, Rp 16.136 dan Rp 12.191 pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, dan 1 Januari 2010)
2j,10
Aset lain-lain
20,914
15,472
15,127
14,193
6,291
Other assets
3,516,365
2,256,407
1,781,167
TOTAL ASSETS
2c, 2q,11,25a
JUMLAH ASET
Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 21,701, Rp 16,136 and Rp 12,191 as at 31 December 2011 and 2010 and 1 January 2010, 11,435 respectively)
*) Direklasifikasi (lihat Catatan 2b dan 30)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Reclassified (refer to Note 2b and 30) *)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 1/2 Schedule
LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal per saham)
STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for par value per share)
Catatan/ Notes
31 Desember/December 2011 2010
1 Januari/ January 2010 *)
LIABILITAS
LIABILITIES
Liabilitas usaha - Pihak ketiga
12
Liabilitas lain-lain - Pihak ketiga - Pihak berelasi
38,994
46,538
Trade payables Third parties -
16,186 27,054
11,678 15,998
5,867 9,938
Other payables Third parties Related parties -
9b,30
8,169
6,420
2,276
Current tax liabilities
14
35,534
28,658
20,815
Accrued expenses
2q,13,25b,30
Liabilitas pajak kini Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank
114,533
2c,15,2q,25b,26
Bank loans
- Pihak ketiga - Pihak berelasi
1,357,177 429,257 1,786,434
913,459 50,000 963,459
530,002 530,002
Third parties Related parties -
Biaya provisi yang belum diamortisasi
(10,597) 1,775,837
(3,328) 960,131
530,002
Unamortised provision cost
1,014,411 108,000 1,122,411
823,623 823,623
848,395 848,395
4,224
3,167
1,908
Employee benefits obligation
3,103,948
1,888,669
1,465,739
TOTAL LIABILITIES
Surat berharga yang diterbitkan - Pihak ketiga - Pihak berelasi Liabilitas imbalan kerja
2c,2p,16
2l,17
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham
EQUITY 18
Modal dasar - 10.000.000.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 2.500.000.000 lembar saham Saldo laba - Sudah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya
250,000
250,000
250,000
19
Share capital Authorised capital 10,000,000,000 ordinary shares with a par value of Rp 100 (full amount) per share Issued and fully paid up capital - 2,500,000,000 ordinary shares Retained earnings
37,500
25,000
4,809
Appropriated -
124,917
92,738
60,619
Unappropriated -
412,417
367,738
315,428
TOTAL EQUITY
3,516,365
2,256,407
1,781,167
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
JUMLAH EKUITAS JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Securities issued Third parties Related parties -
*) Direklasifikasi (lihat Catatan 2b dan 30)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
Reclassified (refer to Note 2b and 30) *)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 2 Schedule LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)
STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share) Catatan/ Notes
2011
2010
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Bunga
543,146 2,798 7,263
2q,20b,25c,27
342,464 13,302
Lain-lain - bersih
124,771
20c,27
74,628
REVENUE Consumer financing Financial Lease Interest Administration and others - net
Jumlah pendapatan
677,978
430,394
Total revenue
20a,27
BEBAN Beban keuangan
(298,780)
21
Beban umum dan administrasi Penyisihan piutang ragu-ragu
(175,861) (112,505)
2q,22,25d 6,7,27
Jumlah beban
(587,146)
(336,936)
90,832
93,458
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN LABA BERSIH LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: - Pemilik entitas induk - Kepentingan non pengendali
(25,059)
9c
EXPENSES Cost of funds General and administration (113,193) expenses (46,199) Provision of doubtful accounts (177,544)
(23,143)
Total expenses INCOME BEFORE TAX INCOME TAX EXPENSE
70,315
NET INCOME
33,544 32,229
35,861 34,454
NET INCOME ATTRIBUTABLE TO: Equity holders to parent Non controlling interest -
65,773
70,315
65,773
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Rupiah penuh)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
26
24
28
BASIC EARNING PER SHARE (full Rupiah)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 3 Schedule
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes Saldo 1 Januari 2010
Penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) Laba bersih Dividen - 2009 Penyisihan untuk cadangan wajib
Saldo 31 Desember 2011
Saldo laba yang belum ditentukan Saldo laba yang penggunasudah ditentukan annya/ penggunaannya/ Unappropriated Appropriated retained retained earnings earnings
Modal saham/ Share capital 250,000
4,809
71,941
Jumlah/ Total 326,750
Balance as at 1 January 2010
-
First implementation of SFAS 55 (Revised 2006) Net income Dividend - 2009 Appropriation for general reserve
92,738
367,738
Balance as at 31 December 2010
-
65,773 (21,094)
65,773 (21,094)
-
12,500
(12,500)
250,000
37,500
124,917
2c,23 24 2n,19
-
-
(11,322) 70,315 (18,005)
19
-
20,191
(20,191)
250,000
25,000
-
Saldo 31 Desember 2010 Laba bersih Dividen - 2010 Penyisihan untuk cadangan wajib
STATEMENTS OF CHANGE IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah)
24 2n,19 19
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(11,322) 70,315 (18,005)
-
Net income Dividend - 2010 Appropriation for general reserve
412,417
Balance as at 31 December 2011
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 4/1 Schedule LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)
2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: - Pembiayaan konsumen - Bunga - Pendapatan penalti - Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan - Pendapatan asuransi - Penerimaan atas restitusi pajak Pengeluaran kas untuk: - Pembayaran fasilitas pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit without recourse - Pembayaran kepada penyalur kendaraan - Pembayaran beban keuangan - Pembayaran beban umum dan administrasi - Pembayaran gaji dan tunjangan - Pembayaran kepada perusahaan asuransi - Pembayaran beban pajak penghasilan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share)
Catatan/ Notes
2010
8,858,791 7,277 21,064
5,058,006 13,302 20,435
16,738 83,186 20,773
13,849 39,183 -
9e
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash received from: Consumer financing Interest Late payment penalties Recoveries from written-off receivables Insurance income Receipt from tax refund Cash disbursements for:
(1,913,991)
(589,061)
(7,288,208) (287,456)
(4,759,022) (171,406)
(104,154)
(60,619)
(72,815)
(60,893)
(238,219)
(145,609)
(21,096)
9
(918,110)
(16,652) (658,487)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Repayments of joint financing and channeling without recourse facilities Payments to car dealers Payments of cost of funds Payments of general and administrative expense Payment of salaries and allowance Payments to insurance companies Payments of income tax expense
-
Net cash flows used in operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Pembelian aset tetap
(11,401)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(11,401)
10
(7,982)
Purchases of fixed assets Net cash flows used in
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
(7,982)
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 4/2 Schedule
LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per saham dasar)
2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari Medium Term Notes Penerimaan pinjaman bank Penerimaan piutang pihak berelasi Penerimaan hutang obligasi Pembayaran pinjaman bank Pembayaran hutang obligasi Pembayaran beban emisi surat berharga Pembayaran hutang pihak berelasi Pembayaran dividen kas Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas
STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, except for basic earnings per share) Catatan/ Notes
2010
2,370,421
350,000 805,556
600,000 (1,554,715) (297,865)
6,060 (372,098) (375,000)
(3,347)
(4,051)
(21,094)
1,093,400
163,889
19
(1,159) (18,005)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from Medium Term Notes Proceeds from bank loans Proceeds of related parties receivables Proceeds from bonds issued Repayment of bank loans Repayment of bonds issued Payments of marketable securities issuance costs Payments of related parties payables Payments of cash dividends
391,303
Net cash flows provided from financing activities
(275,166)
Net (decrease)/increase in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas pada awal tahun
71,486
346,652
Cash and cash equivalents at the begining of the year
Kas dan setara kas pada akhir tahun
235,375
71,486
Cash and cash equivalents at the end of the year
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.
The accompanying notes form an integral part of these financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/1 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL INFORMATION
PT Mandiri Tunas Finance (“Perseroan”) didirikan dengan nama PT Tunas Financindo Corporation pada tanggal 17 Mei 1989 berdasarkan Akta Notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C24868.HT.01.01.TH.89 tanggal 1 Juni 1989 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 1369 tanggal 18 Juli 1989. Pada tanggal 26 Juni 2009, Perseroan mengubah nama Perseroan menjadi PT Mandiri Tunas Finance berdasarkan perubahan Anggaran Dasar sesuai dengan Akta Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi. No. 181. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir dengan Akta Notaris Emi Susilowati, S.H., No. 38 tanggal 21 Juni 2011, sehubungan dengan penghapusan satu ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan ini telah diterima dan dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-24971 tanggal 3 Agustus 2011.
PT Mandiri Tunas Finance (the “Company”) was incorporated with the name of PT Tunas Financindo Corporation on 17 May 1989 based on Notarial Deed of Misahardi Wilamarta, S.H., No. 262. The Company’s Articles of Association were approved by the Ministry of Justice in its Decision Letter No. C2-4868.HT.01.01.TH.89 dated 1 June 1989 and were published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 57, Supplement No. 1369 dated 18 July 1989. On 26 June 2009, the Company changed its name to PT Mandiri Tunas Finance based on the amendment of the Articles of Association by the Notarial Deed of Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi. No. 181. The Articles of Association have been amended from time to time, the latest by the Notarial Deed of Emi Susilowati S.H., No. 38 dated 21 June 2011, concerning the removal of one clause in the Company’s Articles of Association. This deed was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. AHU-AH.01.10-24971 dated 3 August 2011.
Kegiatan komersial Perseroan dimulai pada tahun 1989. Perseroan memperoleh ijin usaha sebagai perusahaan pembiayaan dalam bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen dari Menteri Keuangan berdasarkan Surat Keputusan No. 1021/KMK.013/1989 tanggal 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19/KMK.017/2001 tanggal 19 Januari 2001 dan terakhir diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-352/KM.10/2009 tanggal 29 September 2009. Saat ini, Perseroan bergerak dalam kegiatan pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha.
The Company commenced commercial activities in 1989. The Company obtained a business license to operate in leasing, factoring and consumer financing from the Ministry of Finance in its Decision Letter No. 1021/KMK.013/1989 dated 7 September 1989, No. 54/KMK.013/1992 dated 15 January 1992 and No. 19/KMK.017/2001 dated 19 January 2001 and the latest amendment by the Ministry of Finance Decision Letter No. KEP-352/KM.10/2009 dated 29 September 2009. Currently, the Company is engaged in consumer financing activities and finance lease.
Perseroan berdomisili di Jakarta Pusat dan mempunyai 68 kantor cabang yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia.
The Company is domiciled in Central Jakarta and has 68 branches throughout Indonesia.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/2 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tanggal 6 Februari 2009, PT Tunas Ridean Tbk. dan PT Tunas Mobilindo Parama mengalihkan kepemilikan sahamnya di Perseroan sejumlah masing-masing 650.000.000 lembar saham dan 625.000.000 lembar saham atau sebesar 51% dari total saham ditempatkan dan disetor penuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dengan akta notaris Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Nomor 8 tanggal 6 Februari 2009.
On 6 February 2009, PT Tunas Ridean Tbk. and PT Tunas Mobilindo Parama have transferred their ownership in the Company amounting to 650,000,000 shares and 625,000,000 shares, respectively, representing 51% of total issued and fully paid-up shares, to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. by the Notarial Deed of Dr. A. Partomuan Pohan, S.H., LL.M, No. 8 dated 6 February 2009.
Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance ke Bursa Efek Indonesia sebagai berikut:
The Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds on the Indonesian Stock Exchange as follows:
Obligasi/Bonds
Tanggal terbit/Issue date
Nilai nominal/Nominal value
I II III IV V VI
29 Mei/May 2003 14 Juni/June 2004 28 Juni/June 2005 13 Februari/February 2007 8 Februari/February 2008 6 Mei 2011/May 2011
500,000 350,000 350,000 600,000 600,000 600,000
Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI tahun 2011 (“Obligasi VI”) ke Bursa Efek Indonesia. Penerbitan Obligasi VI tahun 2011 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan perjanjian No. 29 tanggal 25 Februari 2011 jo. Add.1 No.7 tanggal 5 April 2011 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mega Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang Obligasi VI.
On 20 May 2011, the Company issued and registered Bonds Mandiri Tunas Finance VI (“Bonds VI”) on Bursa Efek Indonesia. The issuance of Bonds VI 2011 and Trusteeship Agreements No. 29 dated 25 February 2011 jo. Add.1 No. 7 date 5 April 2011 was signed by the Company and PT Bank Mega Tbk., as the Trustee for the Bonds VI holders.
Lihat Catatan 16a untuk rincian hutang obligasi.
Refer to Note 16a for details of bonds payable.
Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Penerbitan MTN Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 13 tanggal 18 November 2009 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.
On 18 November 2009, the Company issued and registered Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance I 2009 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance I 2009 and Trusteeship Agreement No. 13 dated 18 November 2009 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/3 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
GENERAL INFORMATION (continued)
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan telah menerbitkan dan mendaftarkan Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 di Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). Penerbitan MTN MTF II tahun 2010 serta Penunjukan Wali Amanat dilakukan sesuai dengan Perjanjian No. 05 tanggal 16 Februari 2010 yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang bertindak selaku Wali Amanat pemegang MTN.
On 16 February 2010, the Company issued and registered Medium Term Notes (“MTN”) Mandiri Tunas Finance II 2010 on Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”). The issuance of MTN Mandiri Tunas Finance II 2010 and Trusteeship Agreements No. 05 dated 16 February 2010 was signed by the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., as the Trustee for the MTN holders.
Lihat Catatan 16b untuk rincian MTN.
Refer to Note 16b for details of the MTN.
Susunan anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit Perseroan adalah sebagai berikut:
The members of the Company`s Board of Commissioners, Board of Directors and Audit Committee are as follows:
2011 Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
2010
Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
Anton Setiawan Sarastri Baskoro Hanifah Purnama
Ignatius Susatyo Wijoyo Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo
Ignatius Susatyo Wijoyo Anton Herdianto Harjanto Tjitohardjojo
Hanifah Purnama Sunardi Edirianto Rodion Wikanto Njotowidjojo
Hanifah Purnama Sunardi Edirianto Rodion Wikanto Njotowidjojo
Direksi Direktur Utama Direktur Direktur Komite Audit Ketua Anggota Anggota
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner Board of Directors President Director Director Director Audit Committee Chairman Member Member
Pembentukan Komite Audit Perseroan telah sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK Nomor IX.I.5.
Establishment of the Company’s Audit Committe in compliance with BAPEPAM-LK Regulation Number IX.I.5.
Pada tanggal 31 Desember 2011, Perseroan memiliki 1.972 karyawan (2010:1.818 karyawan) (tidak diaudit).
As at 31 Desember 2011, the Company was 1,972 employees (2010: 1,818 employees) (unaudited).
Jumlah kompensasi yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 adalah masingmasing sebesar Rp 2.221 dan Rp 5.480 (2010: Rp 1.749 dan Rp 5.135).
The total compensation paid to the Board of Commissioners and Directors for the year ended 31 December 2011 amounting to Rp 2,221 and Rp 5,480 respectively (2010: Rp 1,749 and Rp 5,135).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/4 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan Perseroan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 5 Maret 2012.
The Company’s financial statements were prepared by the Directors and completed on 5 March 2012.
Berikut ini adalah kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan Perseroan:
Presented below are the principal accounting policies implemented in preparing the financial statements of the Company:
a.
a.
Dasar penyusunan laporan keuangan
Basis of statements
preparation
of
financial
Laporan keuangan disusun sesuai standar akuntansi keuangan di Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (BAPEPAM - LK) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan Keputusan Ketua BAPEPAM - LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010 tentang “Perubahan Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tentang Perubahan Peraturan No.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”.
The financial statements have been prepared in accordance Indonesian financial accounting standards and the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM - LK) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” included in the Appendix of the Decree of the Chairman of the BAPEPAM LK No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 and Decision of Chairman of BAPEPAM - LK No. KEP-554/BL/2010 dated 30 December 2010 regarding “Amendment of the Decree of Chairman No. KEP06/PM/2000 regarding Amendment of Regulation No. VIII.G.7 regarding Financial Statements Presentation Guidelines”.
Laporan keuangan disusun berdasarkan harga perolehan dan akuntansi akrual, kecuali laporan arus kas.
The financial statements have been prepared on the basis of historical costs and the accrual basis, except for the statements of cash flows.
Laporan arus kas disusun menggunakan metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman atau dibatasi penggunaannya.
The statements of cash flows are prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purposes of the statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings or restricted.
Dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan, dan - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
The preparation of financial statements in conformity with Indonesian financial accounting standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements, and - the reported amounts of revenues and expenses during the reported period.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/5 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a.
b.
Dasar penyusunan (lanjutan)
laporan
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) keuangan
a.
Basis of preparation statements (continued)
of
financial
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi dan dinyatakan dalam jutaan Rupiah yang terdekat.
Amounts in the financial statements are rounded to and stated in million of Rupiah unless otherwise stated.
Perubahan kebijakan akuntansi
b.
Changes in accounting policies
Berikut ini adalah perubahan standar akuntansi dan interpretasi yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011.
The followings are amendments of accounting standards and interpretations which become effective starting 1 January 2011.
-
PSAK 1 (Revisi 2009) - Penyajian Laporan Keuangan; PSAK 2 (Revisi 2009) - Laporan Arus Kas; PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim; PSAK 4 (Revisi 2009) - Laporan Keuangan Konsolidasi dan Laporan Keuangan Tersendiri; PSAK 5 (revisi 2009) - Segmen Operasi;
-
PSAK 7 (Revisi 2010) - Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi; PSAK 8 (Revisi 2010) - Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan; PSAK 12 (Revisi 2009) - Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama; PSAK 15 (Revisi 2009) - Investasi dalam Entitas Asosiasi; PSAK 19 (Revisi 2010) - Aset Tak Berwujud; PSAK 22 (Revisi 2010) - Kombinasi Bisnis; PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan; PSAK 25 (Revisi 2009) - Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; PSAK 48 (Revisi 2009) - Penurunan Nilai Aset; PSAK 57 (Revisi 2009) - Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi; PSAK 58 (Revisi 2009) - Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan;
-
-
-
-
-
-
-
-
-
SFAS 1 (Revised 2009) - Presentation of Financial Statements; SFAS 2 (Revised 2009) - Statements of Cashflows; SFAS 3 (Revised 2010) - Interim Financial Reporting; SFAS 4 (Revised 2009) - Consolidated Financial Statements and Separate Financial Statements; SFAS 5 (Revised 2009) - Operating Segments; SFAS 7 (Revised 2010) - Related Party Disclosures; SFAS 8 (Revised 2010) - Events After the Reporting Period; SFAS 12 (Revised 2009) - Interest in Joint Ventures; SFAS 15 (Revised 2009) - Investment in Associates; SFAS 19 (Revised 2010) - Intangible Assets; SFAS 22 (Revised 2010) - Business Combination; SFAS 23 (Revised 2010) - Revenue; SFAS 25 (Revised 2009) - Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors; SFAS 48 (Revised 2009) - Impairment of Assets; SFAS 57 (Revised 2009) - Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets; SFAS 58 (Revised 2009) - Non-Current Assets Held for Sale and Discontinued Operations;
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
-
-
-
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Changes in (continued)
ISAK 7 (Revisi 2009) - Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus; ISAK 9 - Perubahan Atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa; ISAK 10 - Program Loyalitas Pelanggan;
-
ISAK 11 - Distribusi Aset Non - Kas Kepada Pemilik; ISAK 12 - Pengendalian Bersama Entitas - Kontribusi Non Moneter oleh Venturer; ISAK 14 - Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web; dan ISAK 17 - Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai.
-
-
-
-
-
accounting
policies
Interpretation of SFAS 7 (Revised 2009) Consolidation of Special Purpose Entities; Interpretation of SFAS 9 - Changes in Existing Decommissioning, Restoration and Similar Liabilities; Interpretation of SFAS 10 - Customer Loyalty Program; Interpretation of SFAS 11 - Distribution of Non-Cash Assets to Owners; Interpretation of SFAS 12 - Jointly Controlled Entities - Non Monetary Contributions by Venturers; Interpretation of SFAS 14 - Intangible Assets - Web Site Cost; and Interpretation of SFAS 17 - Interim Financial Reporting and Impairment.
Berikut ini adalah dampak atas perubahan standar akuntansi di atas yang relevan dan signifikan terhadap laporan keuangan Perseroan:
The following are the changes impacted by the above new standards that are relevant and significant to the Company’s financial statements:
PSAK 1 (Revisi 2009) Perseroan menerapkan PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” yang berlaku secara retrospektif efektif sejak 1 Januari 2011. Perubahan signifikan atas standar akuntansi tersebut adalah sebagai berikut: • Laporan keuangan Perseroan terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan dan Laporan Posisi Keuangan pada Awal Periode Komparatif jika Perseroan menerapkan suatu kebijakan akuntansi baru atau revisi atau perubahan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan periode sebelumnya. Sedangkan sebelumnya, laporan keuangan Perseroan terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
SFAS 1 (Revised 2009) The Company applies restrospectively SFAS 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” which became effective on 1 January 2011. The significant changes in this accounting standard to the Company are as follows: • The Company’s financial statements now comprise of Statements of Financial Position, Statements of Comprehensive Income, Statements of Changes in Equity, Statements of Cash Flows and Notes to the Statements of Financial Position and Statement of Financial Position at the beginning of the comparative period when the Company implements a new or revised accounting standards or change in accounting policy retrospectively or reclassify certain accounts in the prior period financial statement. Whilst, previously, the Company’s financial statements comprise of Balance Sheets, Statements of Income, Statements of Changes in Equity, Statements of Cash Flows and Notes to the Financial Statements. • Additional disclosures required among others: source of uncertainty estimation and capital management.
•
Pengungkapan tambahan, antara lain sumber ketidakpastian estimasi dan manajemen modal.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b.
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
•
c.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Liabilitas pajak penghasilan badan disajikan secara terpisah dalam laporan posisi keuangan sebagai liabilitas pajak kini. Sebelumnya, liabilitas pajak penghasilan badan diklasifikasikan sebagai bagian dari liabilitas pajak.
Changes in (continued) •
accounting
policies
Corporate income tax payable is presented separately in the statement of financial position as current tax liability. Previously, it was classified as a component of tax liabilities.
Informasi komparatif telah disajikan kembali sehingga memenuhi standar revisi tersebut.
Comparative information has been represented so that it is also in conformity with the revised standard.
PSAK 5 (Revisi 2009) Perseroan menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009) ”Segmen Operasi” yang berlaku efektif secara restrospektif sejak 1 Januari 2011.
SFAS 5 (Revised 2009) The Company applies restrospectively SFAS 5 (Revised 2009) “Operating Segment” which became effective on 1 January 2011.
Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal bulanan yang disajikan kepada Direksi selaku pengambil keputusan sesuai PSAK 5 (Revisi 2009).
The Company presents operating segment based on the Company’s monthly internal report that is presented to the Directors as decision-maker in accordance with SFAS 5 (Revised 2009).
Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen bisnis yang terdiri dari Fleet dan Retail yang digunakan oleh para pengambil keputusan untuk menilai performa Perseroan. (Lihat Catatan 2s dan 27)
The Company’s operating segment is classified based on business segment that consists of Fleet and Retail in which these segments were used by the decision maker to assess the Company’s performance. (See Note 2s and Note 27)
Informasi komparatif telah disajikan kembali sehingga memenuhi standar revisi tersebut.
The comparative information has been represented so that it is also in conformity with the revised standard.
Aset dan liabilitas keuangan
c.
Financial assets and liabilities
Perseroan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (iv) aset keuangan tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
The Company classifies its financial assets in the following categories of (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) loans and receivables, (iii) held-to-maturity financial assets, and (iv) available-for-sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financials assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan hanya memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi aset keuangan di luar pinjaman yang diberikan dan piutang tidak diungkapkan.
During the years and at the date of statement of financial position, the Company only has financial assets classified as loans and receivables. Therefore, the accounting policies related to classifications other than loans and receivables are not disclosed.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets and liabilities (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
•
yang dimaksudkan oleh Perseroan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;
•
those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit or loss;
•
yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial, kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
•
those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or those for which the Company may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration and receivables.
•
•
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan pendapatan administrasi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Pinjaman yang diberikan dan piutang meliputi piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa pembiayaan, uang muka dan piutang lain-lain.
Loans and receivables are initially recognised at fair value plus transaction costs and administration income and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Loans and receivables consist of consumer financing receivables, net investment in finance leases, advances and other receivables.
Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai ”Pendapatan pembiayaan konsumen” dan ”Pendapatan sewa pembiayaan”.
Income from financial assets classified as loans and receivables is included in the statement of income and is reported as “Consumer financing income” and “Financial leases income”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, penyisihan kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai ”Penyisihan kerugian piutang ragu-ragu”.
In the case of impairment, allowance for doubtful account is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognised in the income statements as “Provision for doubtful account”.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets and liabilities (continued)
Pengakuan
Recognition
Perseroan menggunakan akuntansi tanggal penyelesaian untuk kontrak reguler ketika mencatat transaksi aset keuangan.
The Company uses settlement date accounting for regular way contracts when recording financial assets transactions.
Penurunan nilai dari aset keuangan
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. Impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occured after the initial recognition of the asset (a “loss event”) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kesulitan keuangan yang dialami debitur, kemungkinan debitur akan bangkrut, atau kegagalan atau penundaan pembayaran angsuran dapat dipertimbangkan sebagai indikasi adanya penurunan nilai atas aset keuangan tersebut.
Significant financial difficulties of the debtors, probability that the debtors will enter bankruptcy and default or delinquency in payments are considered as indicators that the financial assets are impaired.
Perseroan menentukan penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual, penentuan penurunan nilai dilakukan secara kolektif.
The Company assesses impairment of financial assets individually for financial assets that are individually significant, and collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset keuangan tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan nilainya dinilai secara individual tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for individually assessed financial assets, it includes the financial assets in a group of financial assets with similar credit risk characteristic and collectively assesses them for impairment. Financial assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognised are not included in a collective assessment of impairment.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets and liabilities (continued)
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur atau rekanan untuk membayar seluruh jumlah yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purpose of a collective evaluation of impairment, financial asset are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate debtors or counterparties’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut di dalam Perseroan. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the Company. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika suatu piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan ke dalam “Penyisihan piutang ragu-ragu”.
When a receivable is uncollectible, it is written off against the related allowance for receivable impairment. Such receivables are written off after all the necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment charges relating to loans and receivables are classified into “Provision for doubtful account”.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat piutang debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penyisihan piutang ragu-ragu. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s receivable rating), the previously recognised impairment loss is reversed by adjusting the provision for doubtful accounts. The amount of the impairment reversal is recognised in the income statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets and liabilities (continued)
Penurunan nilai dari aset keuangan (lanjutan)
Impairment of financial assets (continued)
Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan, dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai.
Subsequent recoveries of receivable written off are credited to the allowance for doubtful account.
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Perseroan mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities in the category of (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities measured at amortised cost.
Selama tahun-tahun berjalan dan pada tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi sehingga kebijakan akuntansi berkaitan dengan klasifikasi ini tidak diungkapkan.
During the years and at the date of statement of financial position, the Company does not have financial liabilities at fair value through profit or loss. Therefore, the accounting policies related to this classification are not disclosed.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Financial liabilities measured at amortised cost
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi.
Financial liabilities at amortised cost are initially recognised at fair value plus transaction costs.
Setelah pengakuan awal, Perseroan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortised cost using effective interest rates method.
Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi antara lain liabilitas usaha, liabilitas lain-lain, beban yang masih harus dibayar, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan.
Financial liabilities measured at amortised cost are trade payables, other payables, accrued expenses, bank loans and securities issued.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets and liabilities (continued)
Penghentian pengakuan
Derecognition
Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara subtansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset tersebut telah ditransfer (jika secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Perseroan melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kendali yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Financial assets are derecognised when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards of ownership of the assets are also transferred (the Company tests control to ensure that continuing involvement on the basis of any retained powers of control does not prevent derecognition). Financial liabilities are derecognised when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Penghentian pengakuan piutang pembiayaan konsumen yang mengalami penurunan nilai, akan dilakukan ketika piutang telah dihapusbukukan. Piutang ragu-ragu akan dihapusbukukan setelah menunggak lebih dari 180 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih. Penghapusbukuan piutang ragu-ragu ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
Consumer financing receivables are derecognised when the receivables have been written-off. Doubtful accounts are written off when they have been overdue for more than 180 days or determined to be not collectible. The write offs of doubtful accounts do not eliminate the right to collect and hence are still to be pursued for collection continuously.
Klasifikasi instrumen keuangan
Classification of financial instruments
Perseroan mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel berikut:
The Company classifies the financial instruments into classes that reflects the nature of information and take into account the characteristic of those financial instruments. The classification can be seen in the table below:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
c.
Klasifikasi instrumen keuangan (lanjutan)
Financial assets and liabilities (continued) Classification (continued)
of
financial
Golongan (ditentukan oleh Perseroan)/ Class (as determined by the Company)
Kategori yang didefinisikan oleh PSAK 55 (Revisi 2006)/ Category as defined by SFAS 55 (Revised 2006)
instruments
Subgolongan/ Subclasses
Kas dan setara kas/Cash and cash equivalents -
Aset keuangan/ Financial assets
Pinjaman yang diberikan dan piutang/Loans and receivables
Kas/Cash on hand Kas pada bank/Cash in banks Deposito berjangka/Time deposit
Piutang pembiayaan konsumen/Consumer financing receivables Investasi bersih dalam sewa pembiayaan/Net investment in financial lease Piutang lain-lain/Other receivables Aset lain-lain/Other assets -
Piutang karyawan/Employee receivables Piutang bunga/Interest receivables Setoran dalam perjalanan/Deposit in transit Uang muka/Advance payment
Liabilitas usaha/Trade payables Liabilitas keuangan/ Financial liabilities
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi/Financial liabilities at amortised cost
Hutang kendaraan/Vehicle payables Hutang asuransi/Insurance payables
Liabilitas lain-lain/Other payables -
Kantor pendaftaran fidusia/Fiduciary register office Premi asuransi/Insurance premium Pembiayaan bersama/Joint financing Lain-lain/Others
Beban yang masih harus dibayar/Accrued expenses Pinjaman bank/Bank loans Surat berharga yang diterbitkan/Securities issued
Ketentuan Transisi Penerapan Awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
Transitional Provisions Upon First Time Implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006)
Perhitungan suku bunga efektif
Effective interest rate
Perhitungan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi yang diperoleh sebelumnya dan masih bersaldo pada tanggal 1 Januari 2010 ditentukan berdasarkan arus kas masa depan yang akan diperoleh sejak penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) sampai dengan jatuh tempo instrumen keuangan tersebut.
The effective interest rate for financial instruments measured at amortised cost that were acquired prior to and still have a balance remaining as at 1 January 2010 is calculated by referring to the future cash flows that will be generated from the time SFAS 55 (Revised 2006) is first implemented up to the maturity of the financial instruments.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c.
d
e.
Aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets and liabilities (continued)
Ketentuan transisi penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) (lanjutan)
Transitional provisions upon first time implementation of SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) (continued)
Penurunan nilai instrumen keuangan
Impairment of financial instruments
Pada tanggal 1 Januari 2010, Perseroan menentukan penurunan nilai instrumen keuangan berdasarkan kondisi pada saat itu. Selisih antara penurunan nilai ini dengan penurunan nilai yang ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku sebelumnya diakui langsung ke saldo laba pada tanggal 1 Januari 2010. Lihat Catatan 23.
As at 1 January 2010, the Company should determine any possible impairment of financial instruments based on conditions existing at that date. Any difference between the impairment resulting from implementation of SFAS 55 (Revised 2006) and the impairment calculated based on previous applicable accounting principles is recognised in retained earnings at 1 January 2010. Refer to Note 23.
Penjabaran mata uang asing
d.
Foreign currency translation
Laporan keuangan dijabarkan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional dan pelaporan Perseroan.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the functional and reporting currency of the Company.
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Transactions denominated in a foreign currency are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the date of statement of financial position, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan laba rugi.
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the statements of income.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kurs nilai tukar yang digunakan kurs tengah Bank Indonesia sebesar Rp 9.068 (2010: Rp 8.991) untuk 1 Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”).
As at 31 December 2011 and 2010, the exchange rates used are the Bank Indonesia middle rate of Rp 9,068 (2010: Rp 8,991) for 1 United States Dollar (“US Dollar”).
Kas dan setara kas Kas dan setara kas mencakup kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, yang tidak dibatasi penggunaannya, tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan dapat segera dijadikan kas tanpa terjadi perubahan nilai yang sangat signifikan.
e.
Cash and cash equivalents Cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and time deposits with original maturity of three months or less, which are not restricted and are not pledged as collateral for any borrowing and that are readily convertible to known amounts of cash which are subject to insignificant risk of changes in value.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
Piutang pembiayaan konsumen
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen diakui pada awalnya dengan nilai wajar ditambah biayabiaya transaksi dan yield enhancing income yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif. Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Consumer financing receivables are recognised initially at fair value, added with directly attributable transactions costs and deducted by yield enhancing income, and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method. Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy of loans and receivables.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of income at the transaction date.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan yang akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.
Unearned consumer financing income is the difference between total installments to be received from customers and the total financing which is recognised as income over the term of the contract using the effective interest rate.
Pembiayaan bersama
Joint financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama dimana risiko kredit ditanggung oleh pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang raguragu.
Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and provision for doubtful accounts.
Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dimana masingmasing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi.
Joint financing receivables where the Company and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the statement of financial position. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are also presented on a net basis in the statement of income.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) f.
g.
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Consumer (continued)
financing
receivables
Pembiayaan bersama (lanjutan)
Joint financing (continued)
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perseroan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan bagi Perseroan dan disajikan sebagai “Pendapatan Pembiayaan Konsumen”.
For joint financing without recourse, the Company has the right to set higher interest rates to customers than those as stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognised as the Company’s revenue and disclosed as “Consumer Financing Revenue”.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
g.
Net investment in financial leases
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan tangguhan, simpanan jaminan dan penyisihan piutang ragu-ragu. Selisih antara nilai piutang usaha bruto dan nilai tunai piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan tangguhan. Pendapatan sewa pembiayaan tangguhan dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan suatu tingkat pengembalian konstan atas investasi bersih dengan menggunakan suku bunga efektif.
Net investment in finance leases represent lease receivables plus the residual value at the end of the lease period and stated net of unearned lease income, security deposits and allowances for doubtful accounts. The difference between the gross lease receivable and the present value of the lease receivable is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to current year statement of income based on a constant rate of return on the net investment using effective interest rates.
Penyewa pembiayaan memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa-pembiayaankan pada akhir masa sewa pembiayaan dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa pembiayaan.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa pembiayaan berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa dan laba atau rugi yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year statement of comprehensive income at the transaction date.
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Net investment in finance leases are classified as loans and receivables. Refer to Note 2c for the accounting policy of loans and receivables.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h.
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Penyisihan piutang ragu-ragu
h.
The Company calculates the provision for doubtful accounts using the incurred losses methodology. Refer to Note 2c.
Perseroan melakukan perhitungan penyisihan piutang ragu-ragu dengan menggunakan metode “incurred losses”. Lihat Catatan 2c. i.
Beban dibayar dimuka
i.
Aset tetap dan penyusutan
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortised over the periods benefited using the straight-line method.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus. j.
Provision for doubtful accounts
j.
Fixed assets and depreciation
Aset tetap diakui sebesar harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan.
Fixed assets are stated accumulated depreciation.
Harga perolehan mencakup semua pengeluaran yang terkait secara langsung dengan perolehan aset tetap.
Acquisition cost covers all expenditure that is directly attributable to the acquisition of the items.
Tanah tidak disusutkan.
Land is not depreciated.
Penyusutan aset tetap selain tanah dihitung dengan menggunakan metode garis lurus sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
Depreciation on fixed assets other than land is calculated using the straight-line method over their estimated useful life as follows:
Golongan
Masa manfaat (tahun)/ Useful life (years)
Bangunan Perabotan dan peralatan kantor Kendaraan Renovasi bangunan sewa
20 5 5 3-5
at
cost
less
Classification Buildings Furniture and office equipment Vehicles Leasehold improvement
Aset tetap kecuali tanah dan bangunan dalam pengerjaan disusutkan sampai dengan nilai sisanya.
Fixed assets except land and construction in progress are depreciated to their residual value.
Biaya-biaya setelah pengakuan awal aset diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah, sebagaimana seharusnya, hanya apabila kemungkinan besar Perseroan akan mendapatkan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai yang terkait dengan penggantian komponen tidak diakui. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan ke dalam laporan laba rugi selama periode dimana biaya-biaya tersebut terjadi.
Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Company and the cost of the item can be measured reliably. Amounts in respect of replaced parts are derecognised. All other repairs and maintenance are charged to the statement of income during the period in which they are incurred.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
k.
Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) j.
Fixed assets and depreciation (continued)
Nilai residu dan umur manfaat aset ditelaah dan disesuaikan, setiap tanggal laporan posisi keuangan jika diperlukan.
The assets’ residual values and useful lives are reviewed, and adjusted if appropriate, at each date of statement of financial positions.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognised in the statement of income.
Apabila nilai tercatat aset tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali.
When the carrying amount of an asset is greater than its estimated recoverable amount, it is written down immediately to its recoverable amount.
Perpajakan
k.
Taxation
Beban pajak terdiri dari pajak kini dan tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi.
The tax expense comprises current and deferred tax. Tax is recognised in the statements of income.
Manajemen melakukan evaluasi secara periodik atas posisi yang diambil dalam surat pemberitahuan pajak apabila terdapat situasi di mana peraturan perpajakan yang berlaku adalah subjek atas interpretasi. Perseroan membentuk cadangan, jika dianggap perlu berdasarkan jumlah yang diestimasikan akan dibayarkan ke kantor pajak.
Management periodically evaluates positions taken in tax returns with respect situation in which applicable tax regulation is subject to interpretation. It establishes provisions where appropriate on the basis of amounts expected to be paid to the tax authorities.
Pajak penghasilan tangguhan disajikan dengan menggunakan metode balance sheet liability untuk semua perbedaan temporer yang muncul antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya dalam rangka kebutuhan laporan keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is determined using the balance sheet liability method, for all temporary differences arises between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for financial reporting purposes at each reporting date. Currently enacted or substantially enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aset pajak tangguhan diakui apabila terdapat kemungkinan besar bahwa jumlah laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasi aset pajak tangguhan yang muncul akibat perbedaan temporer tersebut.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deferred tax assets arising from temporary differences can be utilised.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the results of the appeal have been decided.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
Imbalan kerja
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Short-term employee benefits are recognised when they accrue to the employees.
Imbalan pasca-kerja
Post-employment benefits
Imbalan pasca-kerja, seperti pensiun, uang pisah, uang penghargaan, dan imbalan lainnya, ditentukan sesuai dengan Peraturan Perseroan dan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).
Post-employment employee benefits, such as pensions, severance pay, service pay, and other benefits are provided in accordance with the Company’s Regulations and Labour Law No. 13/2003 (“Law 13/2003”).
Karena tertentu imbalan pensiun program
UU 13/2003 menentukan rumus untuk menghitung jumlah minimal pensiun, pada dasarnya, program berdasarkan UU 13/2003 adalah imbalan pasti.
Since Law 13/2003 sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under this Law 13/2003 represent defined benefit plans.
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi.
A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation.
Liabilitas program pensiun imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan, serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Nilai kini liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit.
The liability recognised in the statement of financial position in respect of defined benefit pension plans is the present value of the defined benefit obligation at the date of statement of financial position, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service cost. The present value of defined benefit obligation is calculated annually by an independent actuary using the projected unit credit method.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi Perseroan berkualitas tinggi dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high quality corporate bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/20 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Imbalan kerja (lanjutan)
l.
Employee benefits (continued)
Imbalan pasca-kerja (lanjutan)
Post-employment benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun.
Actuarial gains and losses arise from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans.
Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti, maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi selama sisa masa kerja rata-rata karyawan yang bersangkutan.
When the actuarial gains or losses exceed 10% of the defined benefit, they are charged or credited to the statement of income over the average remaining service lives of the related employees.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut tergantung pada karyawan yang tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognised immediately in the statement of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line method over the vesting period.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terhutang ketika karyawan dihentikan kontrak kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal laporan posisi keuangan didiskontokan untuk mencerminkan nilai kini.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company recognises termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employment of current employees according to a detailed formal plan and the possibility to withdraw the plan is low. Benefits falling due more than 12 months after statements of financial position’s date are discounted to reflect its present value.
m. Saham Saham ekuitas.
m. Share capital biasa
diklasifikasikan
sebagai
Ordinary shares are classified as equity.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) n.
Dividen
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Final dividend distributions are recognised as a liability in the financial statement at the date when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of Shareholders.
Pembagian dividen final diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan pada tanggal dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. o.
p.
q.
Laba per saham
Dividends
o.
Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tidak ada efek yang berpotensi menjadi saham biasa. Oleh karena itu, tidak terdapat saham dilusian.
As at 31 December 2011 and 2010 there were no existing instruments which could result in the issue of further ordinary shares. Therefore there are no diluted earnings per share.
Surat berharga yang diterbitkan
p.
Securities issued
Surat berharga yang diterbitkan meliputi Medium Term Notes dan hutang obligasi.
Securities issued consist of Medium Term Notes and bonds payable.
Surat berharga yang diterbitkan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan penerbitan surat berharga dikurangkan dari jumlah surat berharga yang diterbitkan dan diamortisasi selama jangka waktu surat berharga yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Lihat Catatan 2c untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Securities issued are classified as financial liabilities at amortised cost. Incremental costs directly attributable to the issuance of securities are deducted from the amount of securities issued and amortised over the period of the securities issued using the effective interest rate method. Refer to Note 2c for the accounting policy of financial liabilities at amortised cost.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
q.
Transactions with related parties
Perseroan mempunyai transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang dipakai adalah sesuai dengan PSAK No.7 (Revisi 2010) “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
The Company has transactions with related parties. The definition of related parties used is in accordance with SFAS No.7 (Revised 2010) “Related Party Disclosures”.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.
All transactions with related parties are disclosed in the notes to the financial statements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) r.
s.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued)
Pengakuan pendapatan dan beban
r.
Income and expense recognition
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan serta beban bunga untuk semua instrumen keuangan dengan interest bearing diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
Income from consumer financing and finance leases and expense for all interest bearing financial instruments are recognised over the term of the respective contracts using the effective interest rate method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perseroan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup biaya transaksi dan pendapatan administrasi.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but does not consider future credit losses. These calculations include transaction costs and administration income.
Pendapatan bunga bank dan denda keterlambatan pembayaran diakui pada saat terjadinya. Pendapatan bunga bank disajikan secara bruto pada laporan laba rugi.
Interest income and late payment penalties are recognised upon receipt. Interest income is presented on a gross basis in the income statements.
Pendapatan dan beban diakui pada saat terjadinya, menggunakan dasar akrual.
Income and expense are recognised as incurred on an accrual basis.
Segmen Operasi
s.
Operating Segment
suatu
An operating segment is a component of entity which:
i. yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban yang terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
i. involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
Sebuah segmen operasi komponen dari entitas:
adalah
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s.
3.
Informasi Segmen (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2. ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Segment Information (continued)
ii. hasil operasinya dikaji ulang secara berkala oleh kepala operasional untuk pembuatan keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dantersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. iii. tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
ii. operation result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; andseparate financial information is available.
Sejak 1 Januari 2011, Perseroan menyajikan segmen operasi berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal untuk pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perseroan adalah Direksi.
Starting 1 January 2011, the Company presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is Board of Director.
Segmen operasi Perseroan disajikan berdasarkan segmen usaha yang terdiri dari: fleet dan retail (lihat Catatan 27).
The Company discloses the operating segment based on business segment that consists of fleet and retail (see Note 27).
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
iii. separate financial information is available.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Aktivitas Perseroan mengandung berbagai macam risiko-risiko keuangan: risiko kredit, risiko likuiditas, risiko tingkat bunga dan risiko nilai tukar mata uang asing. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan Perseroan terfokus untuk menghadapi ketidakpastian pasar uang dan meminimalisasi potensi kerugian yang berdampak pada kinerja keuangan Perseroan.
The Company’s activities are exposed to a member of financial risks: foreign exchange risk, credit risk, liquidity risk and interest rate risk. The Company’s overall risk management program focuses on mitigating the volatility of financial markets and to minimising potential adverse effects on the Company’s financial performance.
a.
a.
Risiko kredit
Credit risk
Risiko kredit merupakan risiko utama karena Perseroan bergerak dalam aktivitas pembiayaan konsumen, dimana Perseroan menawarkan jasa pembiayaan bagi masyarakat yang hendak memiliki kendaraan bermotor. Secara langsung Perseroan menghadapi risiko seandainya konsumen tidak memenuhi kewajibannya yang telah disepakati antara konsumen dengan Perseroan.
Credit risk is a major risk because the Company is engaged in consumer financing activity, in which the Company offers financing services to public who would like to own motor vehicles. The Company directly faces risk when consumers are not able to fulfill their obligations in paying off loans already agreed upon in the contract between consumer and the Company.
Perseroan bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen untuk produk mobil baru, mobil bekas dan motor yang pelanggannya adalah individu dan korporasi dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.
The Company engages in consumer financing activities comprising new car, used car and motorcycle for individual and corporate customers which are not concentrated in certain geographical area.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
Risiko kredit (lanjutan) (i)
(ii)
Pengukuran risiko kredit
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) a
Credit risk (continued) (i) Credit risk measurement
Estimasi terhadap eksposur kredit adalah proses yang kompleks dan memerlukan penggunaan model, dimana nilai dari suatu produk bervariasi tergantung dengan perubahan pada variabel-variabel pasar, arus kas masa depan dan rentang waktu. Penilaian risiko kredit atas suatu portofolio kredit utama dan membentuk basis untuk mengukur risiko wanprestasi.
The estimation of credit exposure is complex and requires the use of models, as the value of a product varies with changes in market variables, expected cash flows and the passage of time. The assessment of credit risk of a portfolio of assets entails further estimations as to the likelihood of defaults occurring and associated loss ratios.
Perseroan telah mengembangkan model untuk mendukung kuantifikasi dari risiko kredit. Model peringkat dan skor ini digunakan untuk keseluruhan portofolio kredit utama dan membentuk basis untuk mengukur risiko wanprestasi. Dalam mengukur risiko kredit untuk piutang pembiayaan konsumen, Perseroan mempertimbangkan dua komponen: (i) ‘probability of default’ (PD) nasabah atau counterpart atas kewajiban kontraktualnya; dan (ii) kemungkinan rasio pembalikan atas kewajiban yang telah wanprestasi (‘loss given default’) (LGD). Model ini terus ditelaah untuk memonitor tingkat akurasi model, relatif terhadap kinerja aktual dan diubah jika diperlukan untuk mengoptimalisasi keefektivitasannya.
The Company has developed models to support the quantification of the credit risk. These rating and scoring models are in use for all key credit portfolios and form the basis for measuring default risks. In measuring the credit risk of consumer financing receivables, whereby the Company considers two components: (i) the ‘probability of default’ (PD) by the debtor or counterparty on its contractual obligations; and (ii) the likely recovery ratio on the defaulted obligations (the ‘loss given default’) (LGD). The models are continuously reviewed to monitor their robustness relative to actual performance and amended as necessary to optimise their effectiveness.
Loss given default merupakan ekspektasi Perseroan atas besarnya kerugian dari suatu klaim pada saat wanprestasi terjadi. Hal ini dinyatakan dalam persentase kerugian per unit dari suatu eksposur. Loss given default biasanya bervariasi sesuai dengan tipe nasabah, jenis dari klaim dan ketersediaan agunan atau pendukung kredit lainnya.
Loss given default represents the Company’s expectation of the extent of loss on a claim should default occur. It is expressed as percentage loss per unit of exposure. Loss given default typically varies by the type of customers, type of claim and availability of collateral or other credit support.
Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi Perseroan mengelola, membatasi dan mengendalikan konsentrasi risiko kredit dimanapun risiko tersebut teridentifikasi - secara khusus, terhadap nasabah individu dan kelompok, dan industri serta geografis.
(ii) Risk limit control and mitigation policies
The Company manages, limits and controls concentrations of credit risk wherever they are identified - in particular, to individual or collective group customer and to industries and geographical.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
Risiko kredit (lanjutan) (ii)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued) a
Credit risk (continued)
Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi (lanjutan)
(ii) Risk limit control and mitigation policies (continued)
Perseroan menentukan tingkat risiko kredit yang dimiliki dengan menetapkan batas jumlah risiko yang bisa diterima berdasarkan jenis produk.
The Company structures the levels of credit risk it undertakes by placing limits on the amount of risk accepted based on type of product.
Risiko kredit merupakan risiko yang tidak bisa dihindari namun dapat dikelola hingga pada batasan yang bisa diterima. Perseroan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dari proses awal penerimaan aplikasi kredit yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, yang mana aplikasi kredit akan melalui proses survey dan analisa kredit untuk kemudian disetujui oleh komite kredit sesuai wewenang untuk memutus kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi lembaga Keuangan non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/ 2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan Keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank.
Credit risk is an unavoidable risk, however, could be managed to an acceptable limit. The Company already has a policy to mitigate the risk. Starting from the beginning of the process in receiving credit applications selectively and handling them with prudence principle, whereby the credit application would go through survey and credit analysis process in order to be approved subsequently by the Credit Committee. The Company also implemented the Manual of Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions, which was amended by the Ministry of Finance Regulation No.74/PMK.012/2006 dated 31 August 2006 and the Decision of the Director General of Financial Institutions No. Kep-2833/LK/2003 dated 12 May 2003 regarding the Manual of Implementation of Know Your Customer Principles for Non-Banking Financial Institutions.
Batas pemberian kredit ditelaah mengikuti perubahan pada kondisi pasar dan ekonomi dan telaahan kredit secara periodik dan penilaian atas kemungkinan wanprestasi.
Lending limits are reviewed in the light of changing market and economic conditions and periodic credit reviews and assessments of probability of default.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan) (ii)
a
Credit risk (continued)
Pengendalian batas risiko dan kebijakan mitigasi (lanjutan)
(ii) Risk limit control and mitigation policies (continued)
Eksposur maksimum risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan dan pendukung kredit lainnya:
Maximum exposures of credit risk before taking into account collateral held and other credit support:
2011
2010
235,375 3,248,156
71,486 2,173,592
Cash and cash equivalents Consumer financing receivable
38,983 18,367 2,977
4,291 2,566
Net investment in financial leases Other receivables Other assets
3,543,858
2,251,935
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
(iii) Risks concentration of financial assets
(iii) Konsentrasi risiko aset keuangan
Based on geographical sector
Berdasarkan sektor geografis 2011 Jawa Bali Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Lainnya/ Others
Jumlah/ Total
227,951
4,931
1,656
837
-
235,375
1,926,918
939,857
279,044
102,337
-
3,248,156
38,983 16,758 2,794
1,267 135
280 12
62 36
-
38,983 18,367 2,977
2,213,404
946,190
280,992
103,272
-
3,543,858
Sulawesi
Lainnya/ Others
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
2010 Jawa Bali Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
Sumatera
Kalimantan
Jumlah/ Total
67,858
2,694
660
274
-
71,486
1,384,290 3,943 2,187
583,719 328 125
153,944 20 245
51,639 9
-
2,173,592 4,291 2,566
1,458,278
586,866
154,869
51,922
-
2,251,935
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Other assets
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) a.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko kredit (lanjutan)
a.
Credit risk (continued) (iii) Concentration of risks of financial assets
(iii) Konsentrasi risiko aset keuangan Berdasarkan sektor industri
Based on industry sector 2011
Lembaga keuangan/ Financial institution Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
Konsumen/ Consumers
Lain-lain/ Others
Jumlah/ Total
235,375
-
-
235,375
-
3,248,156
-
3,248,156
-
38,983 -
18,367 2,977
38,983 18,367 2,977
235,375
3,287,139
21,344
3,543,858
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
2010 Lembaga keuangan/ Financial institution Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
Konsumen/ Consumers -
-
71,486
1,171
2,173,592 -
4,291 1,395
2,173,592 4,291 2,566
72,657
2,173,592
5,686
2,251,935
Tidak mengalami penurunan nilai/ Non impaired
Jumlah Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah/ Total
-
235,375
54,538
3,248,156
38,983 17,172 2,977
1,195 -
38,983 18,367 2,977
55,733
3,543,858
(48,931)
Tidak mengalami penurunan nilai/ Non impaired
Jumlah Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
2011 Mengalami penurunan nilai/ Impaired
235,375
3,488,125
(15,453) 40,280 2010 Mengalami penurunan nilai/ Impaired
(64,384)
-
71,486
28,625 1,970 -
2,173,592 4,291 2,566
2,221,340
30,595
2,251,935
(11,034) 19,561
Total Less: Provision for doubtful accounts
Jumlah/ Total
71,486
(31,705)
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
3,479,474
2,144,967 2,321 2,566
2,189,635
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Other assets
Based on quality of financial assets
3,193,618
3,439,194
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
Jumlah/ Total
71,486
Berdasarkan kualitas aset keuangan
Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain
Lain-lain/ Others
(42,739) 2,209,196
Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Other assets Total Less: Provision for doubtful accounts
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
Risiko likuiditas
b.
Liquidity risk
Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo. Risiko likuiditas dapat juga timbul akibat ketidaksesuaian atas jangka waktu sumber dana yang dimiliki dengan jangka waktu pembiayaan. Mengingat Perseroan memperoleh dukungan keuangan yang kuat dari Perusahaan Induk melalui skema pembiayaan bersama, maka risiko ini dapat dikelola dengan baik.
Liquidity risk is the risk whereby the Company does not have sufficient financial resources to discharge its matured liabilities. Liquidity risk also arises from situations in which the Company has a mismatch between the maturity of its fundings and the maturity of its consumer financing receivables. As the Company receives strong financial support from Parent Company through joint financing scheme, hence this risk could be managed properly.
Tabel berikut mengikhtisarkan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011.
The following table summarises the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as at 31 December 2011. 2011
Kurang dari satu bulan/ Less than one month
1–6 bulan/ months
Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year
6 - 12 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Nilai tercatat/ Carrying value
ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain Jumlah aset
LIABILITAS Liabilitas usaha Liabilitas lain-lain Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Jumlah liabilitas Jumlah perbedaan jatuh tempo
235,375
-
-
-
-
235,375
117,685
592,639
695,439
1,842,393
-
3,248,156
1,232 -
6,365 -
8,112 -
23,274 -
18,367 2,977
38,983 18,367 2,977
ASSETS Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Net investment in financial leases Other receivables Other assets
354,292
599,004
703,551
1,865,667
21,344
3,543,858
Total assets
114,533 35,937
2,554
-
-
-
114,533 38,491
LIABILITIES Trade payables Other payables
35,534 103,940
347,879
383,130
940,888
-
35,534 1,775,837
Accrued expenses Bank loans
-
572,785
-
549,626
-
1,122,411
Securities issued
289,944
923,218
383,130
1,490,514
-
3,086,806
Total liabilities
64,348
(324,214)
320,421
375,153
21,344
457,052
Total maturity gap
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) b.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
Risiko likuiditas (lanjutan)
b.
Liquidity risk (continued)
2010 Kurang dari satu bulan/ Less than one month
1–6 bulan/ months
Lebih dari 1 tahun / Over than 1 year
6 - 12 bulan/ months
Tidak mempunyai kontrak jatuh tempo/No contractual maturity
Nilai tercatat/ Carrying value
ASET Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Tagihan kelebihan pajak Aset pajak tangguhan bersih Aset tetap bersih Aset lain-lain Jumlah aset LIABILITAS Liabilitas usaha Liabilitas lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Imbalan kerja Jumlah liabilitas Jumlah perbedaan jatuh tempo
c.
71,486
-
-
-
-
71,486
78,728 -
382,536 -
421,370 -
1,290,958 -
4,291 15,997
2,173,592 4,291 15,997
ASSETS Cash and cash equivalents Consumer financing receivables Other receivables Claim for tax refund
1,171
-
-
-
4,115 15,472 13,022
4,115 15,472 14,193
Deferred tax asset-net Fixed assets-net Other assets
151,385
382,536
421,370
1,290,958
52,897
2,299,146
Total assets
38,994 21,272 -
9,968
-
-
2,856 -
38,994 24,128 9,968
LIABILITIES Trade payables Other payables Tax payables
28,658 159,858
201,158
238,316
360,799
-
28,658 960,131
Accrued expenses Bank Loans
-
49,979 -
249,568 -
524,076 -
3,167
823,623 3,167
Securities issued Employee benefits
248,782
261,105
487,884
884,875
6,023
1,888,669
(97,397)
121,431
(66,514)
406,083
46,874
410,477
Total liabilities Total maturity gap
Risiko tingkat bunga Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Risiko nilai wajar suku bunga adalah risiko dimana nilai dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perseroan memiliki eksposur terhadap fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlaku baik atas risiko nilai wajar maupun arus kas. Margin bunga bisa meningkat sebagai hasil dari perubahan tersebut tetapi dapat mengurangi kerugian ketika terdapat pergerakan yang tidak diharapkan. Direksi menetapkan batas atas tingkat ketidaksesuaian dari suku bunga repricing dan value at risk yang bisa dilakukan, yang dimonitor secara harian oleh Perseroan.
c.
Interest rate risk Cash flow interest rate risk is the risk that the future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. Fair value interest risk is the risk that the value of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company takes on exposure to the effects of fluctuations in the prevailing levels of market interest rates on both its fair value and cash flow risks. Interest margins may increase as a result of such changes but may reduce losses in the event that unexpected movements arise. The Board sets limits on the level of mismatch of interest rate repricing and value at risk that may be undertaken, which is monitored daily by the Company.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
Risiko tingkat bunga (lanjutan)
c.
Interest rate risk (continued) The following table summarises the Company’s interest earning financial assets and interest bearing financial liabilities at carrying amounts categorized by contractual repricing date.
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan aset dan liabilitas keuangan berbunga Perseroan pada nilai tercatat, yang dikategorikan menurut tanggal repricing secara kontraktual (contractual repricing) 2011
Bunga variabel/Variable rate
Kurang dari 1 bulan/Less than 1 month
Bunga tetap/ Fixed rate
Lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan/ Over 1 month to 3 months
Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years
Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years
Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges
-
-
-
-
10,536
235,375
Jumlah/ Total
Assets Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Piutang lain-lain Aset lain-lain Jumlah aset keuangan
3,248,156
-
-
-
-
-
-
3,248,156
38,983 -
-
-
-
-
-
18,367 2,977
38,983 18,367 2,977
Assets Cash and cash equivalents Consumer financing receivable Net investment in financial leases Other receivables Other assets
3,287,139
224,839
-
-
-
-
31,880
3,543,858
Total financial assets
-
-
-
-
-
-
114,533 38,491
114,533 38,491
Trade payables Other payables
1,775,837
-
-
-
-
-
35,534 -
35,534 1,775,837
Accrued expenses Bank loan
-
224,839
Liabilities Liabilitas usaha Liabilitas lain-lain Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Jumlah liabilitas keuangan Jumlah selisih penilaian bunga
Liabilities
1,122,411
-
-
-
-
-
-
1,122,411
2,898,248
-
-
-
-
-
188,558
3,086,806
Securities issued Total financial liabilities
388,891
224,839
-
-
-
-
(156,678)
457,052
Total interest repricing gap
Lebih dari 1 bulan sampai 3 bulan/ Over 1 month to 3 months
Lebih dari 3 bulan sampai 1 tahun/Over 3 months to 1 year
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun/ Over 1 year to 2 years
Lebih dari 2 tahun/ Over 2 years
Tidak dikenakan bunga/ No interest rate charges
2010 Bunga variabel/Variable rate
Kurang dari 1 bulan/Less than 1 month
Bunga tetap/ Fixed rate
Jumlah/ Total
Assets Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
-
66,844
-
-
-
-
4,642
71,486
2,173,592 -
-
-
-
-
-
4,291 2,566
2,173,592 4,291 2,566
Assets Cash and cash equivalents Consumer financing receivable Other receivables Other assets
Jumlah aset keuangan
2,173,592
66,844
-
-
-
-
11,499
2,251,935
Total financial assets
-
-
-
-
-
-
38,994 24,128
38,994 24,128
Trade payables Other payables
960,131
13,300 -
-
-
-
-
15,358 -
28,658 960,131
Accrued expenses Bank loan
Liabilities Liabilitas usaha Liabilitas lain-lain Beban yang masih harus dibayar Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan Jumlah liabilitas keuangan Jumlah selisih penilaian bunga
Liabilities
823,623
-
-
-
-
-
-
823,623
1,783,754
13,300
-
-
-
-
78,480
1,875,534
Securities issued Total financial liabilities
389,838
53,544
-
-
-
-
(66,981)
376,401
Total interest repricing gap
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) c.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
Risiko tingkat bunga (lanjutan)
c.
Interest rate risk (continued) The following table summarises the weighted average effective interest rates or a range of effective interest rates for each financial instrument.
Tabel di bawah ini mengikhtisarkan suku bunga rata-rata tertimbang atau rentang suku bunga efektif untuk masing-masing instrumen keuangan.
Kisaran suku bunga/ Interest rate range 2011 2010 Aset Rupiah Kas dan setara kas Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Liabilitas Rupiah Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
d.
0.00% - 8.50% 10.26% - 30.24%
1.00% - 9.00% 13.25%-30.00%
12.75%-13.62%
-
8.50% - 10.00% 8.60% - 11.60%
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan
9.10% - 10.55% 11.00% - 11.60%
d.
Assets Rupiah Cash and cash equivalents Consumer financing receivable Net investment in financial leases Liabilities Rupiah Bank loans Securities issued
Fair value of financial assets and liabilities
Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana aset dapat ditukar, atau liabilitas dapat diselesaikan dengan dasar transaksi arms-length.
Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, in an arms-length transaction basis.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, nilai tercatat dari aset dan liabilitas keuangan Perseroan memiliki nilai yang hampir sama dengan nilai wajarnya kecuali untuk instrumen berikut :
As at 31 December 2011 and 2010, the carrying value of the Company’s financial assets and liabilities approximates their fair value except for the following financial instruments : 2011
Nilai tercatat/ carrying value
Nilai wajar/ fair value
Aset keuangan: Piutang pembiayaan konsumen Investasi bersih dalam sewa pembiayaan
3,248,156 38,983
3,438,543 38,735
Financial assets: Consumer financing receivables Net investment in financial leases
Liabilitas keuangan: Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan
1,775,837 1,122,411
1,785,124 1,016,063
Financial liabilities: Bank loans Securities issued
2010 Nilai tercatat/ carrying value Aset keuangan: Piutang pembiayaan konsumen Liabilitas keuangan: Pinjaman bank Surat berharga yang diterbitkan - Hutang obligasi - bersih
Nilai wajar/ fair value
2,132,823
2,198,572
960,131
961,656
823,623
820,952
Financial assets: Consumer financing receivables Financial liabilities: Bank loans Securities issued Bonds payable - net -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) d.
e.
Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued) d.
Fair value of financial assets and liabilities (continued)
Nilai wajar dari piutang pembiayaan konsumen - bersih, dan investasi bersih dalam sewa pembiayaan - bersih, diestimasi menggunakan diskonto arus kas, dengan mengacu pada ratarata tertimbang dari tingkat bunga pasar yang diberikan Perseroan untuk aset keuangan yang memiliki karakteristik yang sama dengan aset keuangan tersebut pada tanggal neraca.
The fair value of consumer financing receivables - net, and net investment in financial leases are estimated using discounted cash flows applying weighted average market rates offered by the Company at the balance sheet date for financial assets that have similar characteristics with the above mentioned financial assets.
Nilai wajar dari pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada penarikan pinjaman terakhir atau suku bunga surat berharga yang diterbitkansekarang dalam mata uang masingmasing sesuai dengan sisa periode jatuh temponya.
The fair value of bank loans and securities issued are estimated by using discounted cash flows, applying the effective interest rate charged by the lenders for the last withdrawal of loans or current interest rate of securities issued in each currency borrowings based on period to maturity.
Nilai wajar surat berharga yang diterbitkan hutang obligasi diestimasi menggunakan nilai kuotasi pasar terakhir atau menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif yang dikenakan pada penerbitan obligasi terakhir atau instrumen yang sejenis.
The fair value of securities issued - bonds payable is estimated by using the last quoted market price or by using discounted cash flows applying the effective interest rate charged for the last bonds issuance or similar instrument.
Nilai wajar dari piutang lain-lain, aset lainlain, liabilitas usaha, beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain adalah sebesar nilai tercatat dikarenakan sisa jatuh temponya dibawah satu tahun. Direksi berpendapat ini merupakan perkiraan yang layak atas nilai wajarnya.
The fair value of other receivables, other assets, trade payables, accrued expenses and other liabilities are stated at cost due to the remaining period is under one year. Directors believe this is a reasonable approximation of fair value.
Risiko nilai tukar mata uang asing Perseroan menyadari adanya risiko nilai tukar mata uang asing yang terjadi akibat fluktuasi mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan saat ini menggunakan mata uang Rupiah. Di lain pihak, pinjaman bank dan surat berharga yang diterbitkan untuk membiayai pembiayaan konsumen juga dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Sehingga, Perseroan berkeyakinan bahwa risiko nilai tukar mata uang asing tidak berdampak signifikan dalam mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, sehingga Perseroan tidak menempuh langkah antisipasi terhadap risiko nilai tukar mata uang asing.
e.
Foreign exchange risk The Company is aware of the risk of exchange rates that occur due to fluctuations in the Rupiah against the U.S. Dollar. Currently, the Company provides consumer financing in Rupiah. On the other side, the Company also obtains bank loans and securities issued in Rupiah. Therefore, the Company believes that the foreign exchange risk does not have significant impact on the financial statements, hence the Company does not take precautions against the risk of fluctuations in exchange rates.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan) f.
3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT(continued)
Manajemen permodalan
f.
Capital management
Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).
The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.
In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk obligasi dan medium term notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.
Consistent with other players in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including bonds payable and medium term notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal.
Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 regarding multi finance company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital.
2011
2010
Pinjaman - Pinjaman yang diterima - bersih - Obligasi - Medium Term Notes
1,775,837 772,465 349,946
960,131 224,691 598,932
Debt: Borrowings - net Bonds payable Medium Term Notes -
Jumlah pinjaman
2,898,248
1,783,754
Total debt
412,417
367,738
Total capital
7,03
4,85
Gearing ratio
Jumlah modal Gearing ratio
Perseroan senantiasa menjaga jumlah maksimum gearing ratio lebih kecil dari ketentuan yang ditetapkan melalui analisa alternatif pembiayaan baik melalui pinjaman bank, penerbitan obligasi ataupun optimalisasi dana joint financing. Perseroan juga menghitung biaya dana dari alternatif pembiayaan yang dipilih untuk memastikan biaya dana tersebut dapat menghasilkan pendapatan maksimum bagi Perseroan.
The Company always maintains the maximum amount of gearing ratio at smaller level than the applicable regulation by performing an analysis to determine financing alternative whether through the bank loans, bonds issuance or joint financing fund optimisation. The Company also calculates the cost of fund of each financing alternative selected by the Company to ensure it could generate a maximum income for the Company.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING
4. CRITICAL ACCOUNTING ESTIMATES AND JUDGEMENTS
Estimasi dan pertimbangan terus dievaluasi berdasarkan pengalaman historis dan faktorfaktor lain, termasuk ekspektasi peristiwa masa depan yang diyakini wajar berdasarkan kondisi yang ada. Estimasi dan asumsi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas diungkapkan di bawah ini.
Estimates and judgments are continually evaluated and are based on historical experience and other factors, including expectations of future events that are believed to be reasonable under the circumstances. The estimates and assumptions that have a significant effect on the carrying amounts of assets and liabilities are described below.
Sumber utama ketidakpastian estimasi
Source of uncertainty in estimates
a.
a. Provision for doubtful accounts
Penyisihan piutang ragu-ragu Perseroan melakukan review atas piutang yang diberikan pada setiap tanggal laporan untuk melakukan penilaian atas cadangan penurunan nilai yang telah dicatat. Justifikasi manajemen diperlukan dalam menentukan tingkat cadangan yang dibutuhkan.
The Company reviews its receivables at reporting date to evaluate the allowance for impairment losses. Management’s judgement is applied in the estimation when determining the level of allowance required.
Perseroan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur piutang pembiayaan konsumen, dimana evaluasi dilakukan berdasarkan data kerugian historis (lihat Catatan 2c).
The Company estimates the collective impairment allowance for its consumer financing based on historical loss experience (refer to Note 2c).
b. Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuaria menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan lain-lain. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat liabilitas imbalan pasca kerja (lihat Catatan 2l).
b.
Post-employment benefits Post-employment benefits are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves making assumptions about discount rate, expected rate of return, on investments, future salary increases, mortality rate, resignation rate and others. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of postemployment benefits obligations (refer to Note 2l).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS
5. CASH AND CASH EQUIVALENTS 2011
Kas
2010
10,536
4,642
Kas pada bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Danamon Indonesia PT Bank Mega Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Chinatrust PT Bank Bukopin Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta Dolar AS Standard Chartered Bank, Jakarta Pihak berelasi Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Tabungan Negara Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Central Asia Tbk.
Cash on hand Cash in banks
14,635 2,782 2,735 2,566 94 83 27
2,307 142 56 11 32 -
19 15 11 2 22,969
109 27 117 4 2,805
126
124
148,849 49,002
5,445 -
2,594
1,225
1,001
-
220 28
195 -
201,694
6,865
-
19,000
50 -
50 19,000 15,000 4,000
50
57,050
235,375
71,486
Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk. PT Bank Panin Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Danamon Indonesia PT Bank Mega Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank OCBC NISP Tbk. The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Chinatrust PT Bank Bukopin Tbk. Standard Chartered Bank, Jakarta US Dollars Standard Chartered Bank, Jakarta Related party Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
Time deposit Third parties Rupiah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. PT Bank Mega Tbk. PT Bank Tabungan Negara Tbk. PT Bank UOB Buana PT Bank Central Asia Tbk.
Tingkat suku bunga deposito berjangka kurang dari 3 (tiga) bulan dalam mata uang Rupiah berkisar antara 5,50% - 8,50% per tahun (2010: 5,00% - 9,00% per tahun).
The interest rates for time deposits of less than 3 (three) months denominated in Rupiah ranged between 5.50% - 8.50% per annum (2010: 5.00% - 9.00% per annum ).
Suku bunga rekening giro bank per tahun berkisar antara 0,00% - 6,75% untuk mata uang Rupiah pada tahun 2011 dan 2010. Suku bunga untuk mata uang Dolar AS sebesar 0,00% pada tahun 2011 dan 2010.
The bank current account earned annual interest at rates ranging between 0.00% - 6.75% for Rupiah balance in 2011 and 2010. The interest rate for the USD balance was 0.00% in 2011 and 2010.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
5. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
Lihat Catatan 25a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi. 6.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES 2011
Piutang pembiayaan konsumen bruto:
Refer to Note 25a for details of balances and transactions with related parties.
9,975,883
2010
5,832,837
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit without recourse - bruto: Rupiah - Pihak ketiga - Pihak berelasi Piutang pembiayaan konsumen bruto: Pembiayaan sendiri
Less: Joint financing and channeling without recourse - gross: (295) (5,919,809)
4,055,779
(8,747) (3,089,860)
Rupiah Third parties Related parties -
2,734,230
Consumer financing receivables gross: Direct financing
Dikurangi: Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Rupiah - Pihak ketiga
Less: Unearned income on consumer financing:
(1,654,648)
(1,008,768)
Dikurangi: Piutang pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain dan penyaluran pemberian kredit without recourse - bruto: Rupiah - Pihak ketiga - Pihak berelasi Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui: Pembiayaan sendiri
Bersih
Rupiah Third parties Less: Joint financing and channeling without recourse - gross:
17 847,008
(807,623) 3,248,156
Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
Consumer financing receivables - gross:
(62,992) 3,185,164
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 60 bulan.
362 447,768
(560,638)
Rupiah Third parties Related parties Unearned income on consumer financing: Direct financing
2,173,592 (40,769) 2,132,823
Less: Provision for doubtful accounts Net
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 60 months.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG (lanjutan)
PEMBIAYAAN
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KONSUMEN
Angsuran dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto per 31 Desember 2011 dan 2010 yang akan diterima dari konsumen berdasarkan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2011 Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 dan sesudahnya
6. CONSUMER (continued)
2010
2,546,857 1,932,820 1,032,491 293,468 27,201
9,975,883
5,832,837
2011
RECEIVABLES
Installments of consumer financing receivables gross balance as at 31 Desember 2011 and 2010 which will be received from customers based on the maturity dates are as follows:
4,351,273 3,373,532 1,769,795 481,283
Analisa umur piutang pembiayaan konsumen bruto adalah sebagai berikut:
FINANCING
Year 2011 2012 2013 2014 2015 and later
The aging analysis of consumer receivables - gross are as follows:
financing
2010
Belum jatuh tempo
9,226,187
5,484,633
Current
Lewat jatuh tempo: 1 – 90 hari 91 – 120 hari 121 – 180 hari > 180 hari
640,636 46,298 57,332 5,430
295,280 22,463 27,480 2,981
Overdue: 1 – 90 days 91 – 120 days 121 – 180 days > 180 days
9,975,883
5,832,837
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut: 2011 Saldo awal sebelum penerapan awal PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) untuk tahun 2010 Penerapan awal PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) (Catatan 23) Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan Saldo akhir
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows: 2010
40,769
16,343
113,084
11,322 46,116
(107,599)
(46,861)
16,738
13,849
Beginning balance before first implementation of SFAS 50 and 55 (Revised 2006)for year 2010 First implementation of SFAS 50 and 55 (Revised 2006) (Note 23) Provision made during the year Doubtful accounts written-off Recovery from receivables written-off
62,992
40,769
Ending balance
Pada tahun 2011, suku bunga efektif yang dikenakan kepada konsumen berkisar antara 10,26% - 30,24% per tahun (2010: 13,25% 30,00% per tahun).
In 2011, the effective interest rates charged to customers ranged between 10.26% - 30.24% per annum (2010: 13.25% - 30.00% per annum).
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen, Perseroan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan bermotor yang dibiayai Perseroan.
The consumer financing receivables are secured by fiduciary transfers on vehicles subject to finance whereby the Company receives Motor Vehicle Ownership Certificates (BPKB).
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6.
PIUTANG (lanjutan)
PEMBIAYAAN
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KONSUMEN
6. CONSUMER (continued)
FINANCING
RECEIVABLES
Piutang pembiayaan konsumen yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah sebesar 0,00013% dari saldo piutang pembiayaan konsumen - bruto (31 Desember 2010: 0,0002%).
The balance of restructured consumer financing receivables as at 31 December 2011 was 0.00013% of the consumer financing receivables balance - gross (31 December 2010: 0.0002%).
Pada tanggal 31 Desember 2011, piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan hutang obligasi seperti yang dijelaskan pada Catatan 15 dan 16 adalah sejumlah Rp 2.625.779 (31 Desember 2010: Rp 1.208.627).
As at 31 December 2011, total consumer financing receivables pledged as collateral for bank loans and bonds payable as disclosed in Notes 15 and 16 amounting to Rp 2,625,779 (31 December 2010: Rp 1,208,627).
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang konsumen pada akhir tahun, Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang raguragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen.
Based on a review of the status of consumer financing receivables at the end of the year, the Management are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible consumer financing receivables.
7. INVESTASI BERSIH PEMBIAYAAN
DALAM
SEWA
2011 Investasi bersih dalam sewa pembiayaan Pihak ketiga Rupiah - Piutang sewa pembiayaan bruto - Nilai sisa yang terjamin - Pendapatan sewa pembiayaan Yang ditangguhkan - Simpanan jaminan
2010
45,317 8,894
-
(6,334) (8,894)
-
38,983
-
Penyisihan piutang ragu-ragu Bersih
7. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES
(197) 38,786
Net investment in financial leases Third parties Rupiah Finance lease receivable - gross Guaranteed residual value Unearned leased income Security Deposit -
-
Provision for doubtful accounts
-
Net
Jangka waktu kontrak pembiayaan yang disalurkan oleh Perseroan atas kendaraan bermotor berkisar antara 12 - 36 bulan.
The period of consumer financing contracts for motor vehicles ranged between 12 - 36 months.
Piutang sewa pembiayaan bruto sesuai dengan tanggal jatuh temponya:
Finance leases gross settlement agreement:
2011 Tahun 2012 2013 2014 dan sesudahnya
have
the
following
2010
19,704 18,113 7,500
-
45,317
-
Year 2012 2013 2014 and later
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. INVESTASI BERSIH PEMBIAYAAN (lanjutan)
DALAM
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
SEWA
7. NET INVESTMENT IN FINANCIAL LEASES (continued)
Semua piutang sewa pembiayaan diklasifikasikan lancar pada tanggal 31 Desember 2011.
All finance leases as of 31 December 2011 are classified as current.
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows:
2011
2010
Saldo awal Penyisihan selama tahun berjalan Penghapusan piutang ragu-ragu Pemulihan kembali piutang yang telah dihapusbukukan
197 -
-
-
-
Beginning balance Provision made during the year Doubtful accounts written-off Recovery from receivables written-off
Saldo akhir
197
-
Ending balance
Pada 31 Desember 2011, suku bunga efektif yang dikenakan berkisar antara 12,75% - 13,62% per tahun.
As of 31 December 2011, the effective interest rates charged ranged between 12.75% - 13.62% per annum.
Pada saat transaksi sewa pembiayaan ditandatangani, penyewa pembiayaan memberikan uang jaminan yang akan diperhitungkan dengan nilai jual aset sewa pembiayaan pada saat transaksi berakhir bila penyewa pembiayaan menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa pembiayaan tersebut. Jika penyewa tidak menggunakan hak opsinya, jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa pembiayaan.
At the signing of lease contracts, the lessee is required to pay a security deposit, which will be applied against the selling price of the leased asset at the end of the lease term if the lessee exercises his option to purchase the leased asset. Otherwise, the security deposit will be refunded to the lessee.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang sewa pembiayaan.
The Management believe that the existing allowance for doubtful accounts is adequate to cover possible losses arising from uncollectible finance lease receivable.
8. PIUTANG LAIN-LAIN
8. OTHER RECEIVABLES 2011
Pihak ketiga Piutang asuransi Piutang premi asuransi Piutang penjualan kendaraan jaminan Piutang koperasi Lain-lain Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu Pihak berelasi Lain-lain
2010
3,940 3,611
1,367 -
622 469 1,185 9,827
622 473 1,319 3,781
(1,195) 8,632
(1,970) 1,811
8,540
510
17,172
2,321
Third parties Insurance receivables Insurance premium receivable sales of collateral vehicle receivables Receivables from “koperasi” Others Less: Provision for doubtful accounts Related parties Others
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8. PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan)
8. OTHER RECEIVABLES (continued)
Lihat catatan 25 untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to note 25 for details of balances and transactions with related parties.
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
The movements in the provision for doubtful accounts are as follows:
2011
2010
Saldo awal (Pembalikan)/penyisihan selama tahun berjalan Lain-lain
1,970
Saldo akhir
1,195
(775) -
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang lainlain pada akhir tahun, Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian dari tidak tertagihnya piutang. 9. PERPAJAKAN a.
Tagihan Kelebihan pajak
Ending balance
Based on a review of the status of other receivables at the end of the year, the Management are of the opinion that the provision for doubtful accounts is sufficient to cover any possible losses from uncollectible accounts.
1,926
15,997
1,926
15,997
b. 2011
Pajak penghasilan badan (lihat Catatan 9c) Pasal 25
Claim For tax refund
2010
Liabilities pajak kini
Value added tax 2006 -
Taxes payable
2010
7,012 1,157
6,420 -
8,169
6,420
Beban pajak penghasilan
c. 2011
Kini - final Kini - non final Tangguhan (lihat Catatan 9d)
1,970
a.
Pajak pertambahan nilai - 2006
c.
83 (212)
Beginning balance (Reversal)/provision made during the year Others
9. TAXATION
2011
b.
2,099
Corporate income tax (refer to Note 9c) Article 25
Income tax expense
2010
1,453 21,392 2,214
2,660 20,706 (223)
25,059
23,143
Current-final current - non final Deferred (refer to Note 9d)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. PERPAJAKAN (lanjutan)
9. TAXATION (continued) The reconciliation between income tax expense and the theoretical tax amount on the Company’s profit before income tax is as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2011 Laba sebelum pajak penghasilan
2010
90,832
93,458
Profit before income tax
Pajak dihitung pada tarif pajak Penghasilan bunga dikenakan pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan Pajak penghasilan pasal 4 (2) final
22,708
23,365
(1,816)
(3,326)
Tax calculated at tax rates Interest income subject to final tax
2,714 1,453
444 2,660
Non-deductible expenses Final income tax article 4 (2)
Beban pajak penghasilan
25,059
23,143
Income tax expense
Reconciliation between income before tax, as shown in the statements of income, and estimated taxable income is as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 2011 Laba sebelum pajak penghasilan Koreksi fiskal: Beda temporer Penyisihan piutang ragu-ragu Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus
2010
90,832
(775)
(129)
(461) (2,936) 1,057 (5,744)
234 (1,196) 1,259 725
(8,859) Beda tetap Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan bunga dikenakan pajak final
93,458
Profit before income tax Fiscal corrections: Temporary differences Provision for doubtful accounts Difference in net book value between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance cost Provision for employee benefits Provison for bonus
893
10,858
1,776
(7,263)
(13,302)
3,595
(11,526)
Permanent differences Non-deductible expenses Interest income subject to final tax
Penghasilan kena pajak
85,568
82,825
Taxable income
Beban pajak penghasilan
21,392
20,706
Income tax expense
Dikurangi: Pajak dibayar dimuka - Pasal 25 Hutang pajak penghasilan badan Pendapatan bunga yang dikenakan pajak final Pajak penghasilan pasal 4(2) – final Dikurangi: Pajak dibayar di muka
Less: Prepaid taxes Article 25 -
(14,380)
(14,286)
7,012
6,420
Corporate income tax payable
7,263
13,302
Interest income subject to final tax
1,453
2,660
(1,453)
(2,660)
-
-
Income tax article 4(2) – final Less: Prepaid tax
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. PERPAJAKAN (lanjutan) d.
9. TAXATION (continued)
Aset/(liabilitas) pajak tangguhan - bersih
1 Januari/ January 2011 Penyisihan piutang ragu-ragu Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus
e.
Penyisihan imbalan kerja Penyisihan bonus
Deferred tax assets/(liabilities) - net
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to statement of income
31 Desember/ December 2011
493
(194)
299
161
(115)
46
734 792 1,935
(734) 264 (1,435)
1,056 500
4,115
(2,214)
1,901
1 Januari/ January 2010 Penyisihan piutang ragu-ragu Selisih antara nilai buku aset tetap komersial dan fiskal Amortisasi beban emisi obligasi
d.
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi/ Credited/ (charged) to Penyesuaian/ statement Adjustment of income
31 Desember/ December 2010
525
(32)
-
493
103
58
-
161
1,033
(299)
-
734
477 1,754
315 181
-
792 1,935
3,892
223
-
4,115
Surat ketetapan pajak
e.
Provision for doubtful accounts Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance costs Provision for employee benefits Provision for bonus
Provision for doubtful accounts Difference in net book value of fixed assets between commercial and fiscal Amortisation of bond issuance costs Provision for employee benefits Provision for bonus
Tax Assessment letter
Tahun pajak 2006
Fiscal year 2006
Pada bulan September 2008, Perseroan menerima surat ketetapan pajak yang menyatakan lebih bayar atas pajak penghasilan (PPh) Badan untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 6.588 dari sejumlah Rp 6.574 yang diklaim oleh Perseroan dan ketetapan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN), PPh 23 dan PPh 21 sebesar Rp 16.026. Perseroan membayarkan sejumlah Rp 9.438 setelah mengurangkan dengan kelebihan pembayaran pajak penghasilan badan pada bulan Oktober 2008. Perseroan tidak menyetujui SKPKB PPN tahun pajak 2006 dan mengajukan keberatan atas sebagian ketetapan ini sebesar Rp 16.012 pada tanggal 10 Desember 2008.
In September 2008, the Company received a tax assessment letter for fiscal year 2006 confirming an overpayment of corporate income tax amounting to Rp 6,588 out of Rp 6,574 claimed by the Company and underpayment of VAT, income tax article 23 and 21 amounting to Rp 16,026. The Company paid the amount of Rp 9,438 after offsetting with overpayment of corporate income tax in October 2008. The Company did not agree with the tax underpayment of VAT for fiscal year 2006 and submitted an objection against part of these assessments amounting to Rp 16,012 on 10 December 2008.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. TAXATION (continued) e.
Tax Assessment letter (continued)
Tahun pajak 2006 (lanjutan)
Fiscal year 2006 (continued)
Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2006 sebesar Rp 15.
On 2 October 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the reduction in 2006 VAT administration sanction of Rp 15.
Pada tanggal 21 Oktober 2009, Kantor Pajak menolak semua sisa keberatan Perseroan. Perseroan mengajukan banding atas keputusan tersebut ke Pengadilan Pajak pada tanggal 29 Oktober 2009. Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 dan PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 tanggal 15 Maret 2011 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan dan pendapatan asuransi, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan dan pendapatan asuransi bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 9 Mei 2011 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp 14.071 dan bunga sebesar Rp 6.702.
On 21 October 2009, the Tax Office rejected all of the Company’s remaining objections. The Company submitted an appeal to the tax court on 29 October 2009. . The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. PUT.29774/PP/M/XVII/16/2011 and PUT.29775/PP/M/XVII/16/2011 dated 15 March 2011 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral and insurance income, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral and insurance income were not subject to VAT. The Company obtained a tax refund letter dated 9 May 2011 and then received the tax refund from the Tax Office amounted Rp 14,071 and interest of Rp 6,702.
Pada saat ini, Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 30 Juni 2011. Sampai dengan tanggal laporan, hasil dari Peninjauan Kembali tersebut masih belum diketahui.
Currently, Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 30 June 2011. Up to the date of this report, the result of the Judicial Review is not yet known.
Tahun pajak 2005
Fiscal year 2005
Pada tahun 2007, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas berbagai macam pajak yang menghasilkan jumlah kurang bayar sebesar Rp 4.037 dibandingkan Rp 1.633 pajak lebih bayar yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan kurang bayar sebesar Rp 5.670 dan telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.
In 2007, the Company received an underpayment tax assessment letter on various taxes which resulted in net tax underpayment of Rp 4,037 compared to overpayment of Rp 1,633 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the underpayment assessment amounting to Rp 5,670 and submitted an objection letter to Tax Office in June 2007.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. TAXATION (continued) e.
Tax Assessment letter (continued)
Tahun pajak 2005 (lanjutan)
Fiscal year 2005 (continued)
Pada bulan Juni 2007, Perseroan juga telah menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas pajak penghasilan badan sebesar Rp 893 untuk tahun pajak 2005 dibandingkan Rp 4.019 yang diklaim sebelumnya oleh Perseroan. Perseroan tidak menyetujui ketetapan lebih bayar sebesar Rp 3.116 dan juga telah mengajukan surat keberatan ke Kantor Pajak pada bulan Juni 2007.
In June 2007, the Company also received a tax assessment letter confirming a corporate income tax overpayment amounting to Rp 893 for fiscal year 2005 compared to overpayment of Rp 4,019 previously claimed by the Company. The Company disagreed with the assessment amounting to Rp 3,116 and submitted an objection letter to Tax Office in June 2007.
Perseroan telah membayar seluruh kurang bayar tersebut setelah dikurangi dengan penerimaan restitusi pajak penghasilan badan sebesar Rp 3.144 pada tanggal 23 April 2008. Jumlah sebesar Rp 4.393 telah dibebankan pada laporan laba rugi tahun 2007.
The Company paid all tax underpayment after deduction of the corporate income tax overpayment amounting to Rp 3,144 on 23 April 2008. Total tax expenses of Rp 4,393 were charged to the 2007 statement of income.
Pada bulan Juni 2008, Kantor Pajak memutuskan hanya menerima keberatan Perseroan sebesar Rp 133 atas PPh badan dan PPh Pasal 21 untuk tahun fiskal 2005. Pada tanggal 3 September 2008, Perseroan tidak setuju atas hasil tersebut dan telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.
In June 2008, the Tax Authority decided to only accept Rp 133 of the Company’s objection on the net overpayment of corporate income tax and income tax article 21 for fiscal year 2005. On 3 September 2008, the Company disagreed with this result and submitted an appeal to the Tax Court.
Pengadilan Pajak mengabulkan banding yang diajukan oleh Perseroan melalui suratnya No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 dan 19119/PP/M/XVII tanggal 28 Juli 2009 yang membatalkan koreksi kantor pajak mengenai objek Pajak Pertambahan Nilai atas penjualan kendaraan jaminan, dimana Pengadilan Pajak memutuskan bahwa penjualan kendaraan jaminan bukan merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai karena penyerahan aset terjadi dari konsumen kepada pemilik baru. Perseroan memperoleh surat restitusi pajak tertanggal 19 Agustus 2009 dan menerima pembayaran dari Kantor Pajak sejumlah Rp 9.715 (termasuk bunga sebesar Rp 1.628). Pada tanggal 9 November 2009, Perseroan telah menerima Keputusan Kantor Pajak berkaitan dengan pengurangan sanksi administrasi atas PPN untuk tahun pajak 2005 sejumlah Rp 523. Sehingga, secara keseluruhan pada tahun 2009 Perseroan telah menerima restitusi pajak sejumlah Rp 10.238 untuk tahun pajak 2005.
The Tax Court accepted the Company’s appeal through its letter No. 19118/PP/M/XVII/16/2009 and 19119/PP/M/XVII dated 28 July 2009 which cancelled the Tax Office’s assessment concerning VAT on sale of repossessed collateral, whereby the Tax Court decided that sale of repossessed collateral was not subject to VAT due to the transfer of assets being from the consumer (debtor) to new owner. The Company obtained a tax refund letter dated 19 August 2009 and then received the tax refund from the Tax Office to a total amount of Rp 9,715 (including Rp 1,628 interest). In addition, on 9 November 2009, the Company accepted the Tax Office Decision in relation to the deduction of administration sanction for VAT fiscal year 2005 amounting to Rp 523. Therefore, the Company received to a tax refund amounting to Rp 10,238 for fiscal year 2005.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. PERPAJAKAN (lanjutan) e.
f.
Surat ketetapan pajak (lanjutan)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. TAXATION (continued) e.
Tahun pajak 2005 (lanjutan)
Fiscal year 2005 (continued)
Kantor Pajak telah mengajukan Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung pada tanggal 17 November 2009. Mahkamah Agung menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Kantor Pajak tersebut dengan surat putusan Nomor 124/B/PK/PJK/2010 tanggal 7 Juni 2011 dan nomor 126/B/PK/PJK/2010 tanggal 22 September 2011.
The Tax Office has filed a Judicial Review to the Supreme Court on 17 November 2009. The Supreme Court has rejected the appeal for Judicial Review from the Tax Office with its decision letter No. 124/B/PK/PJK/2010 dated 7 June, 2011 and decision letter no 126/B/PK/PJK/2010 dated 22 September 2011.
Administrasi
f.
Revisi Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun fiskal 2008 dan 2010 2010 Pada tanggal 16 Desember 2011, Perseroan melaporkan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2010 sesuai dengan surat dari Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar I No.S-8221/WPJ.19/KP.01/2010 tanggal 4 Oktober 2011. Berkaitan dengan pembetulan SPT ini, Perseroan telah melakukan pembayaran kekurangan pajak sebesar Rp 1.476 pada tanggal 16 Desember 2011.
Administration Under the Taxation Laws of Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax ("DGT") may assess or amend taxes within a certain period. For the fiscal years of 2007 and before, this period is within ten years of the time the tax becomes due, but no later than 2013, while for fiscal years of 2008 and onwards, the period is within five years of the time the tax becomes due.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perseroan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terhutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam jangka waktu tertentu. Untuk tahun pajak 2007 dan sebelumnya, jangka waktu tersebut adalah sepuluh tahun sejak saat terhutangnya pajak tetapi tidak lebih dari tahun 2013, sedangkan untuk tahun pajak 2008 dan seterusnya, jangka waktunya adalah lima tahun sejak saat terhutangnya pajak. g.
Tax Assessment letter (continued)
g.
Revision of Annual Corporate Tax Return for fiscal years 2008 dan 2010 2010 On 16 December 2011, the Company filed a revision of its annual corporate income tax return for fiscal year 2010 in accordance with a letter from the Tax Office Wajib Pajak Besar I No.S-8221/WPJ.19/KP.01/2010 dated 4 October 2011. With regard to this revision, the Company has paid a tax underpayment amounting to Rp 1,476 on 16 December 2011.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9. PERPAJAKAN (lanjutan) g.
9. TAXATION (continued)
Revisi Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun fiskal 2008 dan 2010
g.
Revision of Annual Corporate Tax Return for fiscal years 2008 dan 2010
2008 Pada tanggal 29 Desember 2011, Perseroan melaporkan pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan untuk pajak penghasilan badan tahun fiskal 2008 sesuai dengan surat dari kantor pajak No.S-8222/WPJ.19/KP.01/2010 tanggal 4 Oktober 2011. Berkaitan dengan pembetulan SPT ini, Perseroan telah melakukan pembayaran kekurangan pajak sebesar Rp 3.622 pada tanggal 16 Desember 2011.
2008 On 29 December 2011, the Company filed a revision of annual corporate income tax return for fiscal year 2008 in accordance with a letter from the Tax Office No.S-8222/WPJ.19/KP.01/2010 dated 4 October 2011. With regard to this revision, the Company has paid the tax underpayment amounting to Rp 3,622 on 16 December 2011.
Perseroan juga diharuskan membayar bunga atas kekurangan pajak di atas sebesar masing-masing Rp 2.318 dan Rp 236 untuk tahun fiskal 2008 dan 2010 berdasarkan surat tagihan pajak yang diterima Perseroan pada bulan Februari 2012.
The Company is also required to pay the interest on this tax underpayment amounted Rp 2,318 and Rp 236 for fiscal years 2008 and 2010, respectively, based on tax collection letters received by the Company in February 2012.
Perseroan telah membebankan kekurangan pembayaran pajak beserta bunganya sehubungan dengan pembetulan SPT tahun fiskal 2008 dan 2010 tersebut sebesar Rp 7.652 dalam laporan laba rugi tahun 2011.
The Company has charged the tax underpayments and related interest relating to revision of the above corporate income tax for fiscal year 2008 and 2010 amounted to Rp 7,652 to the statement of income for year 2011.
10. ASET TETAP
10. FIXED ASSETS 2011 1 Januari/ 1 January
Aset tetap Kepemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Bangunan dalam pengerjaan Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa
Nilai buku bersih
Penambahan/ Additions
(Pengurangan)/ (Deductions)
Pemindahan/ Transfer
31 Desember/ 31 December Fixed assets
92 2,070 1,789
-
(339)
-
23,756
7,509
(55)
3,669
3,786
-
338
232
106
-
(338)
31,608
11,401
92 2,070 1,450 31,210 7,793 -
(394)
-
42,615
(1,330) (545)
(115) (352)
164
-
(1,445) (733)
(13,392)
(3,842)
55
-
(17,179)
(869)
(1,475)
-
-
(2,344)
(16,136)
(5,784)
219
-
(21,701)
15,472
20,914
Direct ownership Cost Land Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Construction in progress Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement
Net book value
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued) 2010
1 Januari/ 1 January Aset tetap Kepemilikan langsung Harga perolehan Tanah Bangunan Kendaraan Perabotan dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa Bangunan dalam pengerjaan Akumulasi penyusutan Bangunan Kendaraan Perabot dan peralatan kantor Renovasi bangunan sewa
Nilai buku bersih
Penambahan/ Additions
(Pengurangan)/ (Deductions)
Pemindahan/ Transfer
31 Desember/ 31 December Fixed assets
92 1,980 1,789
90 -
-
18,051
6,076
-
(371)
23,756
1,714
1,584
-
371
3,669
-
232
-
-
232
23,626
7,982
-
-
31,608
(1,217) (187)
(113) (358)
-
(10,673)
(2,799)
(114)
(675)
(12,191)
(3,945)
-
-
92 2,070 1,789
-
(1,330) (545)
-
80
(13,392)
-
(80) -
(869)
Accumulated depreciation Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement
(16,136) 15,472
11,435
Direct ownership Cost Land Buildings Vehicles Furniture and office equipment Leasehold improvement Construction in progress
Net book value
Seluruh aset tetap kepemilikan langsung kecuali tanah, telah diasuransikan dengan pihak ketiga, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk. dengan jumlah pertanggungan asuransi sebesar Rp 47.049 pada 31 Desember 2011 (2010: Rp 67.810) yang menurut Manajemen cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian karena kebakaran, kebanjiran dan huru-hara.
Direct ownership fixed assets, except for land, are insured with a third party, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk., for a sum insured of Rp 47,049 as at 31 December 2011 (31 December 2010: Rp 67,810) which according to the Managements is sufficient to cover possible losses due to fire, flood and public disorder/riots.
Tanah Perseroan berupa sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang mempunyai masa manfaat selama 20 sampai dengan 30 tahun, akan jatuh tempo antara 8 Januari 2012 sampai dengan 24 September 2027. Direksi berpendapat bahwa Hak Guna Bangunan tersebut dapat diperpanjang.
Land is held in the form of certificates of Hak Guna Bangunan (“HGB”) which have useful lives of 20 to 30 years, and which will mature between 8 January 2012 and 24 September 2027. Directors are of a view that the HGB can be extended.
11. ASET LAIN-LAIN
11. OTHER ASSETS 2011
Pihak ketiga Sewa dibayar dimuka Setoran dalam perjalanan Asuransi dibayar di muka Perbaikan dan pemeliharaan dibayar dimuka Piutang bunga Piutang karyawan Lain-lain Pihak berelasi Sewa dibayar dimuka
2010
10,045 2,754 116
8,713 1,157 1,016
330 223 1,271 14,739
133 14 272 2,549 13,854
388
339
15,127
14,193
Third parties Prepaid rent Deposit in transit Prepaid insurance Prepaid service and maintenance Interest receivables Employee receivables Others Related parties Prepaid rent
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. ASET LAIN-LAIN (lanjutan)
11. OTHER ASSETS (continued)
Akun lain-lain merupakan persediaan materai Perseroan dan uang jaminan untuk penggunaan listrik, air dan telepon yang berkaitan dengan sewa gedung.
Others account mainly represents the Company’s stamp duty and security deposits for electricity, water and telephone usage regarding building rent.
Lihat Catatan 25a untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 25a for details of balances and transactions with related parties.
12. LIABILITAS USAHA
12. TRADE PAYABLES 2011
Pihak ketiga Hutang asuransi Hutang kendaraan
2010
26,789 87,744
24,036 14,958
114,533
38,994
Liabilitas usaha merupakan hutang kepada pemasok atas pembiayaan kendaraan bermotor dan hutang kepada Perseroan asuransi yang berkaitan dengan pembiayaan kendaraan bermotor. 13. LIABILITAS LAIN-LAIN
Pihak berelasi Pembiayaan bersama - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Lain-lain
Trade payables represents payables to suppliers for motor vehicle financing and payables to insurance companies in relation to motor vehicle financing.
13. OTHER PAYABLES 2011
Pihak ketiga Titipan konsumen Liabilitas pajak - Pasal 21 - Pasal 23 - PPN keluaran Lain-lain
Third parties Insurance payables Vehicle payables
2010
5,152
2,856
4,052 675 22 6,285
3,107 441 5,274
16,186
11,678
21,748 5,306
15,758 240
27,054
15,998
43,240
27,676
Third parties Customer deposits Tax liabilities Article 21 Article 23 VAT out Others
Related parties Joint financing PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Others
Titipan konsumen terutama berhubungan dengan cicilan pembayaran piutang pembiayaan konsumen yang masih dalam proses identifikasi.
Customer deposits represent installment of consumer financing receivables which are still in identification process.
Lain-lain terutama terdiri dari hutang kepada pihak ketiga yang berkaitan dengan biaya notaris, fidusia, dan pembelian aset tetap.
Others mainly consist of payables to the third parties related to notary fee, fiduciary, and purchasing of fixed assets.
Lihat Catatan 25b untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Refer to Note 25b for details of balances and transactions with related parties.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
14. ACCRUED EXPENSES
2011 Pihak ketiga Bunga yang masih harus dibayar Gaji dan tunjangan Promosi Telepon Perbaikan dan pemeliharaan Lain-lain
2010
24,624 3,861 3,418 585 314 2,732
13,300 8,947 3,200 798 136 2,277
35,534
28,658
15. PINJAMAN BANK
Third parties Accrued interest Salaries and allowances Promotion Telephone Repair and maintenance Others
15. BANK LOANS 2011
Revolving Non revolving Biaya provisi yang belum diamortisasi
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount 2011
2010
467,316 1,319,118 1,786,434 (10,597)
488,611 474,848 963,459 (3,328)
1,775,837
960,131
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2010
2011
Revolving Non revolving Unamortised provision cost
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2010
2011
2010
Revolving
Revolving Rupiah Pihak ketiga PT Bank Danamon (Persero) Tbk. -
The Hongkong & Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC)
PT Bank Chinatrust Indonesia Tbk.
PT Bank Panin Tbk.
50,000
-
50,000
-
50,000
-
50,000
150,000
150,000
75,000
125,000
30,000
30,000
16,667
26,667
38,000
38,000
24,278
36,944
22,500
-
16,250
-
15,000
-
12,916
-
13,500
-
11,625
-
30,000
30,000
30,000
30,000
70,000
70,000
-
70,000
40,000
50,000
-
50,000
20,000
-
20,000
-
5,000 195,000 629,000
-
5,000
-
468,000
211,736
438,611
Juni/ June 2012 Juni / June 2013 Agustus/ August 2013 November/ November 2013 Februari February 2014/ Juli/ July 2014 Juli / july 2014
Januari/ January 2012 November/ November 2012 Desember/ December 2011 Maret/ March 2012 Januari/ January 2012 Mei/ May 2012
Rupiah Third parties PT Bank Danamon (Persero) Tbk.
Mei/ May 2011 Mei/ May 2011 Juni / June 2013 Agustus/ August 2013 November/ November 2013 -
The Hongkong & Shanghai Oktober/ Banking Corporation October 2011 Limited (HSBC) November/ November 2011 Desember/ December 2011
PT Bank Chinatrust Indonesia Tbk.
-
-
PT Bank Panin Tbk. -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN BANK (lanjutan)
15. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount 2011 Pihak berelasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Jumlah revolving
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2010
2011
4,174
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2010
-
4,053
2011 -
4,565
-
4,304
-
2,250
-
1,976
-
1,054
-
979
-
789
-
789
-
65,599
-
65,599
-
4,223
-
4,223
-
2,114
-
2,114
-
478
-
478
-
242
-
242
-
714
-
714
-
219
-
219
-
314,310
-
-
-
17,520
50,000
25,000
50,000
25,000
-
17,520
-
25,000
-
18,175
-
25,000
-
18,175
-
25,000
-
18,175
-
25,000
-
18,175
-
25,000
-
18,175
-
15,000
-
10,905
-
12,000
-
9,649
-
14,500
-
12,748
-
11,500
-
10,673
-
628,731
50,000
255,580
50,000
1,257,731
518,000
467,316
488,611
55,000
5,000
-
-
November/ November 2014 November/ November 2013 November/ November 2012 Desember/ December 2014 Desember/ December 2013 Desember/ December 2014 Desember/ December 2013 Desember/ December 2012 Desember/ December 2014 Desember December 2014/ Desember/ December 2013/ Desember/ December 2012 November/ November 2012 Desember/ December 2013 Desember/ December 2013 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari/ January 2014 Januari January 2014 Januari/ January 2014 April / April 2014 Juli/ July 2014 September/ September 2014
2010 Related parties PT Bank Negara - Indonesia (Persero) Tbk. Desember/ December 2013 -
Total revolving Overdrafts
Cerukan PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Maret/ March 2012
- PT Bank Central Asia Tbk
Non revolving
Non revolving
Rupiah Pihak ketiga
Rupiah Third parties
PT Bank Central Asia Tbk. -
35,800
-
994
109,660
109,660
-
30,461
100,000
100,000
-
27,778
50,000
50,000
1,389
18,056
50,000
-
2,778
-
50,000
100,000
2,778
38,888
35,000
35,000
3,889
14,583
100,000
100,000
47,222
80,556
30,000
30,000
16,667
26,667
30,000
30,000
17,500
27,500 37,778
40,000
40,000
24,444
25,000
-
19,444
-
40,000
-
32,222
-
25,000
-
20,139
-
Oktober / October 2011 Oktober/ October 2011 Januari/ Januari 2012 Februari/ February 2012 Februari/ February 2012 Maret/ March 2012 Mei/ May 2013 Agustus/ August 2013 September / September 2013 Oktober / October 2013 April / April 2014 Mei / May 2014 Mei/ May2014
Januari/ PT Bank Central Asia Tbk. January 2011 Oktober / October 2011 Oktober/ October 2011 Januari / January 2012 Februari/ February 2012 Maret/ March 2012 Mei/ May 2013 Agustus/ August 2013 September/ September 2013 Oktober/ October 2013 -
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/51 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. PINJAMAN BANK (lanjutan)
15. BANK LOANS (continued)
Jumlah fasilitas yang ditarik/ Drown facility amount 2011
Jumlah pinjaman/ Loan amount
2010
2011
Jatuh tempo fasilitas/ Maturity date of the facility
2010
2011
2010
PT Bank Central Asia Tbk. (lanjutan)
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
PT Bank Central asia Tbk. (continued) 50,000
-
40,278
-
30,000
-
25,000
-
40,000
-
33,333
-
20,000
-
16,667
-
20,000
-
16,666
-
50,000
50,000
10,000
27,143
50,000
50,000
18,056
34,722
19,444
36,111
50,000 PT Bank UOB Buana Tbk.
PT Bank Panin Tbk.
50,000
50,000
50,000
31,944
48,611
25,000
25,000
16,667
25,000
75,000
-
52,941
-
100,000
-
72,222
-
50,000
-
36,111 -
75,000
56,250 -
25,000 25,000
PT Bank OCBC NISP Tbk.
Pihak berelasi PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Jumlah non-revolving
-
18,750
-
18,750
-
50,000
-
38,889
-
75,000
-
58,333
-
25,000
-
22,222
-
20,000
-
17,778
-
55,000
-
48,889
-
50,000
-
47,222
-
150,000
-
145,833
-
50,000
-
41,667
-
30,000
-
25,833
-
20,000
-
17,224
-
10,000
-
10,000
-
40,000
-
-
-
1,994,660
855,460
1,145,441
474,848
25,000
-
19,465
-
25,000
-
19,465
-
25,000
-
20,101
-
25,000
-
20,101
-
25,000
-
20,733
-
50,000
-
48,812
-
5,000
-
5,000
-
45,000
-
-
-
20,000
-
20,000
-
80,000
-
-
-
325,000
-
173,677
-
2,319,660
855,460
1,319,118
474,848
3,632,391
1,378,460
1,786,434
963,459
Mei/ May 2014 Juni/ June 2014 Juni/ June 2014 Juni / June 2014 Juni/ June 2014 Juli/ July 2012 Januari/ January 2013 Februari/ February 2013 Desember/ December 2013 Desember / December 2013 Februari / February 2014 Februari / February 2014 Februari / February 2014 Maret/ March 2014 Maret / March 2014 Maretl/ March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Agustus / August 2014 Agustus/ August 2014 Agustus/ August 2014 Oktober/ October 2014 November/ November 2014 Juni/ June 2014 Juli July 2014 Juli / July 2014 Desember/ December 2014 Desember/ December 2014
Maret / March 2014 Maret / March 2014 April/ April 2014 April/ April 2014 Mei/ May 2014 November/ November 2014 Desember/ December 2014 April / April 2015 Oktober/ October 2014 November / November 2014
Juli/ July 2012 Januari/ January 2013 Februari/ February 2013
PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Desember/ December 2013 PT.Bank UOB Buana Tbk Desember/ December 2013
PT Bank Panin Tbk -
- PT Bank OCBC NISP Tbk. -
-
Related parties PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
-
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
-
Total non-revolving
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/52 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PINJAMAN BANK (lanjutan)
15. BANK LOANS (continued)
Cicilan pinjaman bank sesuai dengan tanggal jatuh temponya: 2011 Tahun 2011 2012 2013 2014 dan sesudahnya
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Bank loans have the following settlement aging profile: 2010
839,709 689,699 257,026
599,278 234,133 130,048 -
1,786,434
963,459
Year 2011 2012 2013 2014 and later
Pinjaman bank dalam Rupiah di atas dikenakan bunga antara 8,5% - 11,00% per tahun (2010: 9,10% - 10,55% per tahun).
The bank loans denominated in Rupiah bear interest at rates ranging between 8.75% - 10.00% per annum (2010: 9.10% - 10.55% per annum).
Selama tahun 2010 dan 2011, Perseroan telah melakukan pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman sesuai jadwal yang ditetapkan.
During 2010 and 2011, the Company has paid the loan principles and interests instalments on schedule.
Pinjaman-pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 1.970.778 (2010: Rp 983.627).
These loans are secured by consumer financing receivables amounting to Rp 1,970,778 (2010: Rp 983,627).
Fasilitas pinjaman dari beberapa bank tersebut mensyaratkan Perseroan untuk memberikan pemberitahuan tertulis dalam hal pembagian dividen, perubahan modal dan pemegang saham, perubahan susunan direksi dan komisaris, perubahan bisnis utama, investasi dan perolehan pinjaman baru dari bank lain. Dalam perjanjian pinjaman tersebut, Perseroan juga diwajibkan untuk memenuhi persyaratan keuangan tertentu dan kewajiban penyampaian laporan lainnya. Perseroan telah memenuhi persyaratanpersyaratan di atas.
The loan facilities from those banks require the Company to provide a written notice in respect of dividend payments, changes of capital and shareholders, changes of directors and commissioners, changes of main business, investment and obtaining new loan facilities from other banks. Under the loan agreements, the Company is also obliged to comply with certain financial covenants and other reporting obligations.The Company has complied with the above requirements.
Fasilitas-fasilitas pinjaman ini dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha Perseroan.
The loan facilities are used for the Company’s working capital.
Lihat Catatan 26 untuk perjanjian kerjasama pembiayaan bersama dan penyaluran pemberian kredit.
Refer to Note 26 for joint financing and credit channeling cooperation agreements.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/53 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. SURAT BERHARGA YANG DITERBITKAN
16. SECURITIES ISSUED
2011 Obligasi V Obligasi VI Medium Term Note I Medium Term Note II Dikurangi: Beban emisi yang belum diamortisasi: Saldo awal Penambahan Amortisasi (lihat Catatan 21)
Jumlah
2010
175,000 600,000 350,000
225,000 250,000 350,000
1,125,000
825,000
1,377 3,348 (2,136)
1,605 1,449 (1,677)
2,589
1,377
1,122,411
823,623
Surat berharga yang diterbitkan sesuai dengan jatuh temponya: 2011 Tahun 2011 2012 2013 2014 dan sesudahnya
a.
Bonds V Bonds VI Medium Term Note I Medium term Note II Less: Unamortised issuance costs: Beginning balance Additions Amortisation (refer to Note 21)
Total
Securities issued have the following maturity profile: 2010
573,000 52,000 500,000
300,000 525,000 -
1,125,000
825,000
Hutang obligasi
a.
Year 2011 2012 2013 2014 and later
Bonds payable
Obligasi VI
Bonds VI
Pada tanggal 20 Mei 2011, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Mandiri Tunas Finance VI Tahun 2011 (“Obligasi VI“) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:
On 20 May 2011, the Company issued and registered Mandiri Tunas Finance Bonds VI 2011 (“Bonds VI”) on the Indonesia Stock Exchange with a nominal value of Rp 600,000 that consist of four series:
Obligasi/ Bonds
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
48,000
8.60%
Seri/Series B
52,000
9.60%
Seri/Series C
350,000
10.00%
Seri/Series D
150,000
10.70%
Jatuh tempo/ Due date 23 Mei/ May 2012 19 Mei/ May 2013 19 Mei/ May 2014 19 Mei / May 2015
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
YANG
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
16. SECURITIES ISSUED (continued)
Hutang obligasi (lanjutan)
a.
Bonds payable (continued)
Obligasi V
Bonds V
Pada tanggal 8 Februari 2008, Perseroan menerbitkan dan mendaftarkan Obligasi Tunas Financindo Sarana V Tahun 2008 (“Obligasi V“) ke Bursa Efek Indonesia dengan nilai nominal sebesar Rp 600.000 yang terdiri atas empat seri:
On 8 February 2008, the Company issued and registered Tunas Financindo Sarana Bonds V 2008 (“Bonds V”) on the Indonesia Stock Exchange with a nominal value of Rp 600,000 that consisted of four series:
Obligasi/ Bonds
Nilai nominal/ Nominal value
Tingkat bunga tetap per tahun/ Fixed interest rate per annum
Seri/Series A
350,000
10.00%
Seri/Series B
25,000
10.50%
Seri/Series C
50,000
11.00%
Seri/Series D
175,000
11.25%
Jatuh tempo/ Due date 27 Februari/ February 2009 20 Februari/ February 2010 20 Februari/ February 2011 20 Februari/ February 2012
Cicilan pokok Obligasi/ Bonds principal instalment Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date. Pembayaran penuh pada saat jatuh tempo/Bullet payment on due date.
Seluruh Obligasi V Seri A, Seri B dan seri C sudah dilunasi pada saat jatuh temponya.
The total amount of Bonds V Series A, B and series C was repaid on maturity.
Perjanjian Obligasi V mensyaratkan Perseroan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari wali amanat independen, PT Bank Mega Tbk., sebelum melakukan transaksi-transaksi tertentu, antara lain pemberian pinjaman uang melebihi Rp 120.000 atau 40,00% dari ekuitas (selain untuk kegiatan usaha sehari-hari), perubahan bisnis utama, investasi, atau penerbitan obligasi baru dengan kedudukan yang lebih tinggi dari obligasi ini.
For Bonds V, the related agreements include covenants that require the Company to obtain the written consent of the independent trustee, PT Bank Mega Tbk., prior to entering into certain transactions such as making loans with an amount greater than Rp 120,000 or 40.00% of equity (except for normal business transactions), changes in core business, investments or issuing new preferred bonds with preemptive rights.
Obligasi tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan sebesar minimum 100,00% untuk Obligasi V dan 80% untuk Obligasi VI dari pokok obligasi terhutang. Pada tanggal 31 Desember 2011, piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan adalah sejumlah Rp 655.000 (31 Desember 2010: Rp 225.000) (lihat Catatan 6). Jika jumlah piutang pembiayaan konsumen kurang dari yang dipersyaratkan, maka akan dipenuhi dari uang tunai yang ditempatkan pada rekening penampungan atas nama Perseroan yang ditunjuk oleh PT Bank Mega Tbk. selaku wali amanat untuk Obligasi V dan Obligasi VI.
These bonds are secured by the Company’s consumer financing receivables for a minimum amount of 100.00% and 80% of the nominal value of Bonds V and Bonds VI, respectively. As at 31 December 2011, the amount of consumer financing receivables that was pledged as security for bonds payable is Rp 655,000 (31 December 2010: Rp 225,000) (refer to Note 6). If the amount of consumer financing receivables is less than the requirement, the Company has to place sufficient cash into an escrow account established by PT Bank Mega Tbk. as trustee for Bonds V and Bonds VI.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/55 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. SURAT BERHARGA (lanjutan) a.
b.
YANG
DITERBITKAN
Hutang obligasi (lanjutan)
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
16. SECURITIES ISSUED (continued)
a.
Bonds payable (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perseroan tidak menempatkan kas pada rekening penampungan dikarenakan jaminan yang ada cukup untuk menutupi hutang obligasi.
As at 31 December 2011 and 2010, the Company did not place cash into the escrow account as the security was sufficient to cover the outstanding bonds payable.
Perseroan telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian tersebut diatas.
The Company has complied with covenants on the trustee agreements.
Sesuai dengan laporan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) No. 253/PEFDIR/II/2011 dan No. 254/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat obligasi V dan VI adalah idA+ stable outlook.
Based on report No. 253/PEF-DIR/XII/2011 and No. 254/PEF-DIR/II/2011 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) dated 25 February 2011. Bonds V and VI have been rated idA+ stable outlook.
Dalam pemantauan tahunan atas Obligasi VI, PT Pefindo dalam suratnya No. 164/PEFDir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menetapkan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap Obligasi VI untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 1 Februari 2013. Sedangkan dalam pemantauan kesiapan pembayaran atas Obligasi V Seri D, PT Pefindo dalam suratnya No. 165/PEFDir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menegaskan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap Obligasi V Seri D untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 20 Februari 2013.
In the annual monitoring for Bonds VI, PT Pefindo, in its letter, No. 164/PEF-Dir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) for Bonds VI for period from 30 January 2012 until 1 February 2013. Whereas in the monitoring of payment readiness for Bonds V Serie D, PT Pefindo in its letter, No. 165/PEFDir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) for Bond V Series D for the period from 30 January 2012 until 20 February 2013.
Medium Term Notes (MTN)
b.
the
Medium Term Notes (MTN)
Pada tanggal 16 Februari 2010, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN II”) PT Mandiri Tunas Finance II tahun 2010 dengan tingkat bunga tetap 11,60%, sebesar Rp 350.000, dimana yang bertindak sebagai lead arranger adalah PT Mandiri Sekuritas.
On 16 February 2010, the Company issued Medium Term Notes (“MTN II”) PT Mandiri Tunas Finance II 2010 with a 11.60% fixed interest rate, in principal amount of Rp 350,000, where PT Mandiri Sekuritas acted as mandated lead arranger.
MTN II ini akan jatuh tempo pada tanggal 16 Februari 2012. Cicilan pokok MTN II telah di bayarkan penuh pada saat jatuh tempo.
The MTN II will mature on 16 February 2012. The principal payment of MTN II was paid in bullet payment on the due date.
Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No. 255/PEF-DIR/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat MTN II adalah idA+.
Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 255/PEF-DIR/II/2011 dated 25 February 2011, MTN II was rated at idA+.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. SURAT BERHARGA (lanjutan) b.
YANG
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
DITERBITKAN
Medium Term Notes (MTN) (lanjutan )
16. SECURITIES ISSUED (continued) b.
Medium Term Notes (MTN) (continued)
Dalam pemantauan kesiapan pembayaran atas MTN II, PT Pefindo dalam suratnya No. No. 166/PEF-Dir/I/2012 tanggal 30 Januari 2012 telah menegaskan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap MTN II untuk periode 30 Januari 2012 sampai dengan 16 Februari 2013.
In the monitoring of payment readiness for MTN II, PT Pefindo in its letter, No. 166/PEFDir/I/2012 dated 30 January 2012 has rated idA+ (Single A Plus) for MTN II for the period from 30 January 2012 until 16 February 2013.
Pada tanggal 18 November 2009, Perseroan menerbitkan Medium Term Notes (“MTN I”) Mandiri Tunas Finance I tahun 2009 dengan tingkat bunga tetap 11,60%, sebesar Rp 250.000, dimana yang bertindak sebagai lead arranger adalah PT Mandiri Sekuritas. MTN I ini telah jatuh tempo pada tanggal 18 November 2011. Cicilan pokok MTN I telah dibayarkan penuh pada saat jatuh tempo.
On 18 November 2009, the Company issued Medium Term Notes (“MTN I”) Mandiri Tunas Finance I 2009 with a 11.60% fixed interest rate, in a principal amount of Rp 250,000, where PT Mandiri Sekuritas acted as mandated lead arranger. The MTN I matured on 18 November 2011. The principal payment of MTN I was fully paid in bullet payment on the due date.
Berdasarkan hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan surat No.257/PEF-Dir/II/2011 tanggal 25 Februari 2011, peringkat MTN I adalah idA+.
Based on the letter of PT Pemeringkat Efek Indonesia No. 257/PEF-Dir/II/2011 dated 25 February 2011, MTN I has been rated idA+.
Dalam pemantauan kesiapan pembayaran atas MTN I, PT Pefindo dalam suratnya No. 1134/PEF-Dir/VIII/2011 tanggal 26 Agustus 2011 telah menegaskan kembali peringkat idA+ (Single A Plus) terhadap MTN I untuk periode 26 Agustus 2011 sampai dengan 18 November 2011.
In the monitoring of payment readiness for MTN I, PT Pefindo in its letter, No. 1134/PEFDir/VIII/2011 dated 26 August 2011 has rated idA+ (Single A Plus) for MTN I for the period from 26 August 2011 until 18 November 2011.
MTN I dan II tidak dijamin dengan jaminan khusus.
There is no specific collateral for MTN I and II.
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA
17. EMPLOYEE BENEFITS OBLIGATION
Jumlah yang diakui pada tanggal laporan posisi keuangan ditentukan sebagai berikut: 2011 Nilai kini liabilitas Kerugian aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui Liabilitas pada laporan posisi keuangan
The amounts recognised in the statement of financial position are determined as follows: 2010
7,117 (2,573) (320)
5,406 (1,895) (344)
4,224
3,167
Present value of obligations Unrecognised actuarial losses Unrecognised past service costs Liability in the statement of financial position
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/57 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. LIABILITAS IMBALAN KERJA (lanjutan)
17. EMPLOYEE (continued)
Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi adalah sebagai berikut: 2011 Biaya jasa kini Biaya bunga Biaya jasa lalu yang diakui langsung - vested Amortisasi kerugian aktuarial Biaya pesangon pemutusan hubungan kerja Jumlah
The amounts recognised in the statement of income are as follows:
1,279 407
952 386
Current service costs Interest costs
25 58 1,769
25 47 1,410
Past service costs - vested Amortisation of actuarial losses
242
37
Termination
2,011
1,447
Total
2011
The movements in employee benefits obligation in the balance sheets are as follows: 2010
Saldo awal, 1 Januari Penyisihan tahun berjalan Pembayaran tahun berjalan
3,167 2,012 (955)
1,908 1,447 (188)
Saldo akhir, 31 Desember
4,224
3,167
Liabilitas imbalan kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Ricky Leonard Jasatama (dahulu: PT Rileos Pratama) dengan menggunakan metode projected unit credit dalam laporan aktuarianya tanggal 1 Februari 2012 (2010: 5 Januari 2011). Asumsi-asumsi dasar yang digunakan aktuaris independen adalah sebagai berikut: 2011
Tingkat pensiun
OBLIGATION
2010
Mutasi liabilitas imbalan kerja pada neraca adalah sebagai berikut:
Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji Tingkat kematian Tingkat cacat Tingkat pengunduran diri
BENEFITS
7.5% pertahun/per annum 7.0% pertahun/per annum TMI 2 10 % dari /fromTMI 2 7% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0,00% pada usia 55 tahun 7% per annum up to 40 years old and decrease linearly up to 0.00% at 55 years old 100.00% usia pensiun normal/ 100.00% at normal retirement age
Beginning balance, 1 January Provisions made during the year Payment during the year Ending balance, 31 December
The liability for employee benefits is calculated by independent actuary PT Ricky Leonard Jasatama (formerly: PT Rileos Pratama) which used the projected unit credit method in its report dated 1 February 2012 (2010: 5 January 2011). The principal actuarial assumptions used by the independent actuary were as follows: 2010 9.50 % per tahun/per annum 7.00% per tahun/per annum TMI 2 10.00% dari/from TMI2 7.00% per tahun pada usia sampai dengan 40 tahun dan berkurang hingga 0.00% pada usia 55 tahun/ 7% per annum up to 40 years old and decrease linearly up to 0.00% at 55 years old 100.00% usia pensiun normal/ 100.00% at normal retirement age
Discount rate Salary increment rate Rate of mortality Rate of disability Rate of resignations
Rate of retirements
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. MODAL SAHAM
18. SHARE CAPITAL The composition of the Company’s shareholders as at 31 December 2011 and 2010 are as follows:
Komposisi pemegang saham Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of shares
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership (%)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
1,275,000,000 1,225,000,000
127,500 122,500
51.00 49.00
2,500,000,000
250,000
100.00
Nilai/ Value
19. PENGGUNAAN LABA
Shareholders PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
19. PROFIT DISTRIBUTIONS
Cadangan wajib telah dibentuk sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas, yang mengharuskan Perseroan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan wajib untuk ditentukan penggunaannya sebesar sekurang-kurangnya 20,00% dari jumlah modal Perseroan yang ditempatkan dan disetor penuh. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut. Saldo cadangan wajib pada tanggal 31 Desember 2011 adalah Rp 37.500 (2010: Rp 25.000).
A general reserve has been established in accordance with the Indonesian Limited Company Law No. 40/2007 which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20.00% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated. The balance of the general reserve as at 31 December 2011 is Rp 37,500 (2010: Rp 25,000).
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 30 Juni 2011 (2010: 29 Juni 2010) memutuskan hal-hal sebagai berikut: Menyetujui pembagian dividen final sejumlah Rp 21.094 dari laba bersih tahun 2010 (2010: Rp 18.005 dari laba bersih tahun 2009).
The Annual General Shareholders Meeting on 30 June 2011 (2010: 29 June 2010) resolved the following: Approval of the declaration of final dividend amounting to Rp 21,094 from the 2010 net income (2010: Rp 18,005 from the 2009 net income). Allocation of Rp 12,500 from the 2010 net income to the general reserve (2010: 20,191 from the 2009 net income).
-
Menyisihkan untuk cadangan wajib sejumlah Rp 12.500 dari laba bersih tahun 2010 (2010: Rp 20.191 dari laba bersih tahun 2009).
20. PENDAPATAN a.
20. REVENUE
Pembiayaan konsumen
a. 2011
Pihak ketiga - Realisasi pendapatan pembiayaan konsumen - Amortisasi biaya transaksi dan yield enhancing income - Pendapatan dari pembiayaan bersama without recourse
Consumer financing
2010
486,907
307,345
(50,198)
(15,075)
106,437
50,194
543,146
342,464
Third parties Realised consumer financing income Amortisation of transaction cost and yield enhancing income Income from without recourse joint financing
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. PENDAPATAN (lanjutan) b.
20. REVENUE (continued)
Bunga
b. 2011
Pihak ketiga Deposito berjangka dan rekening koran
2010 Third parties 6,882
Pihak berelasi Deposito berjangka dan rekening koran
c.
Interest
9,644
Time deposits and current accounts Related party
381
3,658
7,263
13,302
Time deposits and current accounts
Lihat Catatan 25c untuk rincian saldo dan transaksi dengan pihak berelasi.
Refer to Note 25c for details of balances and transactions with related parties.
Lain-lain - bersih
c. 2011
Pendapatan asuransi Pendapatan penalti Pendapatan penagihan Lain-lain
2010
86,797 21,064 9,831 7,079
39,183 20,435 8,216 6,794
124,771
74,628
Pendapatan asuransi merupakan pendapatan premi asuransi yang diterima oleh Perseroan sehubungan dengan kegiatan pembiayaan konsumen. Hutang kepada perusahaan asuransi dicatat sebagai liabilitas usaha di laporan posisi keuangan (lihat Catatan 12). 21. BEBAN KEUANGAN
Pihak berelasi Bunga pinjaman bank
Insurance income Penalty income Collection income Others
Insurance income represents insurance premiums income received by the Company in relation to consumer financing activities. The related payables to insurance companies are recorded as trade payables in the statement of financial position (refer to Note 12). 21. COST OF FUNDS
2011 Pihak ketiga Bunga pinjaman bank Bunga surat berharga yang diterbitkan - Medium Term Notes - Hutang obligasi Administrasi dan provisi bank Amortisasi biaya emisi surat berharga yang diterbitkan: - Medium Term Notes - Hutang obligasi Lain-lain
Others – net
2010
123,063
65,981
65,766 57,572 11,986
65,379 31,345 3,062
Third parties Interest on bank loans Securities issued interest: Medium Term Notes Bonds payable Administration and bank provisions
1,051 1,084 169
972 705 122
Amortisation of securities issuance cost: Medium Term Notes Bonds payable Others
260,691
167,566
38,089
9,978
298,780
177,544
Related party Interest on bank loans
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/60 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
22. GENERAL AND ADMINISTRATION EXPENSES 2011
Gaji dan tunjangan Biaya penagihan Sewa Komunikasi Penyusutan aset tetap (Catatan 8) Keamanan Perjalanan dinas Perbaikan dan pemeliharaan Listrik dan air Jasa profesional Pesangon pemutusan hubungan kerja Imbalan Kerja Alat tulis dan cetakan Jamuan bisnis Jasa pihak ketiga Rekrutmen dan pelatihan Lain-lain
2010
95,972 25,336 13,747 7,257 5,784 3,729 4,124 2,985 2,422 1,433 997 1,057 3,350 1,714 2,480 1,204 2,270
74,104 11,239 8,228 611 3,945 1,950 2,989 1,453 1,799 1,018 190 1,259 546 732 1,285 676 1,169
175,861
113,193
Salaries and allowances Collection fee Rent Communications Depreciation of fixed assets (Note 8) Security Travelling Repairs and maintenance Utilities Professional fees Termination Employee benefits Stationeries and printings Corporate entertainment Third parties service Recruitment and training Others
Lain-lain merupakan beban denda pajak, legal, perijinan, piknik dan perayaan, dan asuransi.
Others represents, tax penalty, legal, corporate event, and insurance expenses.
Lihat Catatan 25d untuk rincian saldo dan transaksi pihak berelasi.
Refer to Note 25d for details of balances and transactions with related parties.
23. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50/55 (REVISI 2006)
23. IMPACT OF FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS 50/55 (REVISED 2006)
Perseroan menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) pada tanggal 1 Januari 2010 secara prospektif sesuai dengan ketentuan transisi atas standar tersebut. Lihat Catatan 2c.
The Company implement prospectively the SFAS 50 (Revised 2006) and SFAS 55 (Revised 2006) on 1 January 2010 in accordance with the transitional provisions of those standards. Refer to Note 2c.
Sebagai akibat penerapan awal PSAK 55 (Revisi 2006) secara prospektif, pada tanggal 1 Januari 2010, Perseroan telah melakukan perhitungan kembali penyisihan piutang ragu-ragu sesuai dengan ketentuan transisi. Perbedaan antara saldo cadangan tersebut per 31 Desember 2009 dengan saldo penyisihan piutang ragu-ragu yang dihitung berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2006) per 1 Januari 2010 sejumlah Rp 11.322, telah dikreditkan ke saldo awal laba ditahan. Rincian penyesuaian terhadap saldo penyisihan piutang ragu-ragu dan Laba Ditahan adalah sebagai berikut:
As a result of the initial and prospective implementation of SFAS 55 (Revised 2006), on 1 January 2010, the Company has recalculated the provision for doubtful accounts in accordance with transitional provisions. The difference between the balances of provision for doubtful accounts as at 31 December 2009 and the required provision for doubtful accounts calculated based on SFAS 55 (Revised 2006) as at 1 January 2010 amounting to Rp 11,322, was credited to the opening balance of retained earnings. Details of adjustments of provision for doubtful accounts and retained earning balances are as follows:
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/61 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. DAMPAK PENERAPAN AWAL PSAK 50/55 (REVISI 2006) (lanjutan)
23. IMPACT OF FIRST IMPLEMENTATION OF SFAS 50/55 (REVISED 2006)(continued) Penyesuaian penerapan awal/ Initial implementation adjustments
Disajikan sebelumnya/ Previously reported Aset: Piutang pembiayaan konsumen - bersih Ekuitas: Saldo laba - belum ditentukan penggunanya
1,404,045
(11,322)
71,941
(11,322)
Penyesuaian transisi di atas berasal dari perhitungan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Dasar penghitungan kerugian penurunan nilai dapat dilihat pada Catatan 2c. 24. LABA PER SAHAM
1,392,723
Asset: Consumer financing receivable - net
60,619
Equity: Retained earnings unappropiated
The above transitional adjustments were derived from the reassessment of impairment losses for financial assets in accordance with SFAS No. 55 (Revised 2006). The basis for reassessment of impairment losses is detailed in Note 2c. 24. EARNINGS PER SHARE
2011 Laba bersih Jumlah saham biasa yang beredar (dalam ribuan) (lihat Catatan 18)
Disesuaikan kembali/ As adjusted
2010
65,773
70,315
2,500,000
2,500,000
Net income Number of ordinary shares outstanding (in thousands) (refer to Note 18)
26
28
Basic earnings per share (full Rupiah amount)
Laba bersih per saham dasar (Rupiah penuh)
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI
25. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
Sifat hubungan dengan pihak berelasi
The nature of relationships with related parties
Sifat hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
The nature of relationships with related parties are as follows:
Pihak berelasi/Related parties
Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Nature of relationship with the related parties
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pemegang saham mayoritas/ Controlling shareholder
PT Tunas Ridean Tbk.
Pemegang saham minoritas/ Minority shareholder
PT Bumi Daya Plaza
Dimiliki sebagian besar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk./ Majority owned by PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT Bank Sinar Harapan Bali
Dimiliki sebagian besar oleh pemegang saham mayoritas/ Majority owned by the controlling shareholder.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) Sifat hubungan (lanjutan)
dengan
pihak
25. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
berelasi
The nature of relationships with related parties (continued) Sifat hubungan dengan pihak berelasi/ Nature of relationship with the related parties
Pihak berelasi/Related parties PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Badan usaha milik daerah/Regional state-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Badan usaha milik negara/State-owned company Personil manajemen kunci Group Bank Mandiri/ Key management personnel of Bank Mandiri Group
PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Adhi Karya PT Indra Karya PT Jamsostek PT Kertas Letjes PT Nindya Karya PT Tambang Batubara Bukit Asam Perum PPD Perum Perhutani Personil manajemen kunci Grup/Group’s Key management personnel
Saldo dan transaksi dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions with related parties are as follows:
a.
a.
Aset 2011 Kas dan setara kas Kas pada bank (lihat Catatan 5) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
Piutang pembiayaan konsumen PT Kertas Letjes PT Adikarya PT Nindya Karya Perum Perhutani Perum PPD PT Indra Karya Personel manajemen kunci Grup Piutang lain-lain (lihat Catatan 8) PT Tunas Ridean Tbk. Sewa dibayar di muka (lihat Catatan 11) PT Bumi Daya Plaza
Assets
2010 Cash and cash equivalent Cash in bank (refer to Note 5) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta
148,849 49,002
5,445 -
2,594
1,225
1,001
-
220
195
28
-
201,694
6,865
505 23 33 12 8 5 5,290
1,009 29 18 59 3,630
5,876
4,745
5,148
510
Other receivables (refer to Note 8) PT Tunas Ridean Tbk.
388
339
Prepaid rent (refer to Note 11) PT Bumi Daya Plaza
Consumer financing receiveable PT Kertas Letjes PT Adikarya PT Nindya Karya Perum Perhutani Perum PPD PT Indra karya Group’s key management personnel
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan) a.
25. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
Aset (lanjutan) Jumlah aset kepada pihak berelasi Persentase terhadap total aset
a. 213,106
12,459
Total assets associated with related parties
6.06%
0.55%
Percentage of total assets
Piutang lain-lain kepada pihak berelasi terutama berhubungan dengan transaksi usaha pada tahun 2011 dan 2010. b. Liabilitas
Pinjaman bank (lihat Catatan 15) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Pembangunan DKI Jakarta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Surat berharga yang diterbitkan PT Jamsostek PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Tambang Batubara Bukit Asam
Other receivables from related parties are in respect of trade activities in 2011 and 2010.
b. Liabilities 2011
Liabilitas lain-lain (lihat Catatan 13) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Assets (continued)
2010
21,748 5,306
15,758 240
27,054
15,998
169,890
50,000
85,690 153,677
-
20,000
-
429,257
50,000
90,000 15,000 3,000
-
Other payables (refer to Note 13) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
Bank loans (refer to Note 15) PT Bank Mandiri Persero Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk PT Bank Pembangunan DKI Jakarta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Securities issued PT Jamsostek PT Asuransi Kesehatan Indonesia PT Tambang Batubara.Bukit Asam
108,000
-
Jumlah liabilitas kepada pihak berelasi
564,311
65,998
total liabilities associated with related parties
Persentase terhadap total liabilitas
18.18%
3.49%
Percentage of total liabilities
Pada tahun 2011, liabilitas lain-lain kepada pihak berelasi terutama berhubungan dengan hutang angsuran pokok termasuk bunga kepada pemberi pembiayaan bersama.
In 2011, other payables to related parties are mainly in respect of payables related with instalments including interest to joint financing providers.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/64 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI (lanjutan)
25. BALANCES AND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)
c. Pendapatan
c. 2011
Pembiayaan konsumen (lihat Catatan 20a) PT Kertas Letjes PT Adikarya PT Nindya Karya Perum PPD PT Indra Karya Personil manajemen kunci Grup
Bunga (lihat Catatan 20b) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
2010
113 16 8 6 5 1,287
34 7 9 259
1,435
309
2,328 803
-
584 476
3,658
31
70
Interest (refer to Note 20b) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. PT Bank Sinar Harapan Bali PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
6
4 3,732
5,663
4,041
Total revenue associated with related parties
0,84%
0,94%
Percentage of total revenue
Pendapatan bunga berkaitan dengan penempatan dana kepada pihak berelasi dengan tingkat bunga 0-3% (2010: 7,00%). d. Beban
Interest income relates to funds placement to related parties with interest rate from 0-3% (2010: 7.00%). d. Expenses
2011 Beban umum dan administrasi Beban sewa gedung PT Bumi Daya Plaza
Consumer financing (refer to Note 20a) PT Kertas Letjes PT Adikarya PT Nindya Karya Perum PPD PT Indra karya Group’s key management personnel
4,228 Jumlah pendapatan dari pihak berelasi Persentase terhadap total pendapatan
Revenue
2010 General and administration expense Building rental expense PT Bumi Daya Plaza
2,325
2,031
7,701 10,026
6,884 8,915
18,506 9,249
36 -
290
9,906
18 28,063
9,942
Jumlah beban kepada pihak berelasi
38,089
18,857
Total expenses associated with related parties
Persentase terhadap total beban
6.49%
5.59%
Percentage of total expenses
Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi
Beban keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
Board of Commisioner’s and Director’s compensation
Cost of funds PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan DKI Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN KERJASAMA
26. COOPERATION AGREEMENTS
Pembiayaan bersama
Joint financing
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama pembiayaan bersama without recourse dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perseroan bertindak sebagai agen untuk kegiatan seleksi konsumen, penagihan dan pengurusan dokumen administrasi dan mendapatkan pendapatan atas selisih marjin yang diterima dari konsumen dan yang dibayarkan ke pemberi pembiayaan bersama.
The Company entered into a joint financing without recourse agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The Company acts as an agent to underwrite, collect and administer consumer financing and earns the spread between the margin received from customers and the interest paid to the joint financing provider.
Dalam perjanjian kerjasama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., porsi fasilitas pembiayaan yang akan diberikan untuk konsumen dari masing-masing pihak adalah minimal 1,00% (2010: 5,00%) dari Perseroan dan maksimal 99,00% (2010: 95,00%) dari pemberi pembiayaan bersama.
Based on the agreements with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., the amount of funds to be financed by each party is a minimum of 1.00% (2010: 5.00%) from the Company and a maximum of 99.00% (2010: 95.00%) from joint financing providers.
Pada tanggal 6 Februari 2009, Perseroan dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan total fasilitas pembiayaan bersama sebesar Rp 2.000.000, dimana Perseroan menanggung risiko kredit sesuai dengan porsi pembiayaannya (without recourse). Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, perubahan terakhir melalui amandemen Perjanjian Kerjasama Kendaraan Bermotor antara PT Mandiri Tunas Finance dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. tertanggal 15 Nopember 2011, yang menaikkan fasilitas pembiayaan bersama menjadi sebesar Rp 9.250.000.
On 6 February 2009, the Company and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. signed a Joint Financing Agreement with the total joint financing facility in the amount of Rp 2,000,000, where the Company bears the credit risk in accordance with its financing portion (without recourse). The agreement was amended several times, the latest by the amendment of the Joint Financing agreement between PT Mandiri Tunas Finance and PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dated 15 November 2011, which increase the total joint financing facility to Rp 9,250,000.
Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Mandiri yang dikelola oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Total joint financing amount with Bank Mandiri managed by the Company as of 31 December 2011 and 2010 are as follows:
2011 Jumlah pembiayaan
2010
5,072,801
2,642,092
Amount financed
3
3
Average of financing period (years)
Rata - rata jangka pembiayaan (tahun)
Penyaluran pemberian kredit
Credit channeling
Perseroan mempunyai perjanjian kerjasama dalam penyaluran pemberian kredit without recourse dengan PT Bank Bukopin Tbk. dimana 100,00% pinjaman kepada konsumen dibiayai oleh bank tersebut.
The Company has entered into without recourse credit channeling agreements with PT Bank Bukopin Tbk. where 100.00% of the consumer loan is provided by the bank.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN KERJASAMA (lanjutan)
26. COOPERATION AGREEMENTS (continued)
Penyaluran pemberian kredit (lanjutan)
Credit channeling (continued)
Jumlah pembiayaan bersama dengan Bank Bukopin yang dikelola oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
Total consumer financing portfolio with Bank Bukopin managed by the Company as at 31 December 2011 and 2010 are as follows:
2011 Jumlah pembiayaan
2010 278
8,385
Amount financed
3
3
Average of financing period (years)
Rata - rata jangka waktu pembiayaan (tahun)
Asuransi
Insurance
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan bekerja sama dengan PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Allianz, PT Asuransi AAB dan PT Asuransi Raksa untuk mengasuransikan pembelian kendaraan bermotor nasabah yang dibiayai oleh Perseroan
In the course of business, the Company entered into insurance agreements with PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Jasa Raharja Putera, PT Asuransi Mega, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Bina Dana Artha, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Adira, PT Asuransi AXA, PT Asuransi Cigna, PT Asuransi Allianz, PT Asuransi AAB and PT Asuransi Raksa to insure the consumer financing provided by the Company.
Sewa gedung
Building rental
Pada tanggal 31 Agustus 2009, Perseroan menandatangani perjanjian sewa ruangan kantor dengan PT Bumi Daya Plaza yang tidak dapat dibatalkan untuk periode lima tahun. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tahun 2014 dengan ketentuan pembayaran di muka sebesar Rp 507 untuk setiap jangka waktu 3 bulan dan akan ditinjau kembali setiap satu tahun sekali dengan kenaikan tarif maksimal sebesar 5,00% per tahun. Selama tahun 2011, Perseroan mencatat beban sewa sebesar Rp 2.325 (Desember 2010: 2.028) dari sewa ruangan kantor ini.
On 31 August 2009, the Company signed an office space rental agreement with PT Bumi Daya Plaza which is non-cancellable for the period of five years and will expire in 2014. The Company is required to pay in advance of Rp 507 for each quarter. The tariff will be reviewed on annual basis with a maximum tariff increase of 5.00% per annum. During 2011, the Company recorded rental expense of Rp 2,325 (December 2010: 2,028) from this office space rental.
27. SEGMEN OPERASI Segmen operasi Perseroan dibagi berdasarkan kelompok nasabah utama dan produk, sebagai berikut: Fleet dan Retail. Dalam menentukan hasil segmen, beberapa akun aset dan liabilitas serta pendapatan dan biaya yang terkait diatribusikan ke masing-masing segmen berdasarkan kebijakan pelaporan internal manajemen.
27. OPERATING SEGMENT The Company’s operating segments represent the key customer and product groups, as follows: Fleet and Retail. In determining the segment results, certain assets and liabilities items and related revenues and expenses are attributed to each segment based on internal management reporting policies.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
27. OPERATING SEGMENT (continued)
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masingmasing segmen dalam pelaporan segmen Perseroan: Fleet Termasuk dalam pelaporan segmen fleet adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan untuk nasabah korporasi. Retail Termasuk dalam pelaporan segmen retail adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatribusikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen untuk nasabah individu. Lain-lain Termasuk dalam pelaporan segmen lain-lain adalah informasi pelaporan segmen operasi terkait dengan aktivitas treasuri dan kantor pusat seperti pendapatan bunga bank dan beban umum dan administrasi yang tidak dapat dialokasikan.
The following summary describes the operations in each of the Company’s reportable segments:
Informasi mengenai hasil dari masing-masing bisnis segmen disajikan di bawah ini. Kinerja diukur berdasarkan laba segmen sebelum pajak penghasilan, sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh manajemen Perseroan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.
Information regarding the results of each reportable segment is included below. Performance is measured based on segment profit before income tax, as included in the internal management reports that are reviewed by the Company’s Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within these industries.
-
Fleet Included in the fleet segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of financing to corporate customers.
-
Retail Included in the retail segment reporting are operating segments assessment indicators that can be actually be attributed as part of consumer financing to individual customers.
-
Others Included in the other segment reporting is reporting segment information associated with treasury and head office activities such as bank interest income and general and administrative expenses that can not be allocated.
2011 Retail Informasi segmen usaha
Mobil/ Car
Pembiayaan konsumen Bunga bank
419,060 11
Lain-lain bersih
109,344
Jumlah pendapatan
528,415
(235,218)
(99,637)
Beban Beban keuangan Beban umum dan administrasi Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah beban Laba sebelum pajak penghasilan Total aset Total liabilitas
Fleet
Motor/ Motorcycle
97,547 9
Mobil/ Car
Motor/ Motorcycle
28,787 -
550 -
11,118
4,546
144
108,674
33,333
694
(42,085)
(21,124)
(353)
(29,126)
(2,541)
Lain/ Other
Jumlah/ Total
7,243 (381) 6,862
545,944 7,263
Information by business segments
124,771
Consumer financing Bank interest Administration and others - net
677,978
Total revenue
(60,776)
(52,801)
(151)
21
1,202
(112,505)
Expenses Cost of funds General and administration expenses Provision for doubtful accounts
(395,631)
(124,012)
(23,816)
(332)
(43,355)
(587,146)
Total expenses
132,784
(15,338)
9,517
362
(36,493)
90,832
Income before tax
236,850 210,077
3,966 3,709
3,516,365 3,103,948
Total assets Total liabilities
2,566,935 2,389,486
445,254 423,699
-
-
(44,557)
263,361 76,977
(298,780)
(175,861)
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/68 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
27. OPERATING SEGMENT (continued) 2010 Retail
Informasi segmen usaha
Pendapatan Pembiayaan konsumen Bunga
Mobil/ Car
Beban Beban keuangan
Laba sebelum pajak penghasilan Total aset Total liabilitas
Informasi berikut:
wilayah
Lain/ Other
Jumlah/ Total
Information by business segments
60,265
9,823
1,870
3
2,667
74,628
90,018
10,980
41
15,949
430,394
Total revenue
(135,260)
(33,761)
(8,473)
(50)
(44,698)
(20,286)
(1,662)
80,182 13
9,110 -
38 -
13,282
342,464 13,302
(15,442)
(31,812)
(216)
(22)
1,293
(46,199)
Expenses Cost of funds General and administration expenses Provision for doubtful accounts
(195,400)
(85,859)
(10,351)
(72)
(45,254)
(336,936)
Total expenses
118,006
4,159
629
(31)
(29,305)
93,458
Income before tax
1,651,031 1,401,428
396,200 348,385
104,363 86,819
593 532
104,220 51,505
2,256,407 1,888,669
Total assets Total liabilities
geografis
Pendapatan - Regional I (Sumatra) - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) Jumlah pendapatan Beban - Regional I (Sumatra) - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) Jumlah beban Laba pebelum pajak penghasilan Aset - Regional I (Sumatra) - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) Jumlah aset Liabilitas - Regional I (Sumatra) - Regional II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) - Regional III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) - Regional IV (Jabar, Jateng) Jumlah liabilitas
Motor/ Motorcycle
313,406
Beban umum dan administrasi Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah beban
Mobil/ Car
Revenue Consumer financing Interest Administration and others - net
253,134 7
Lain-lain bersih Jumlah pendapatan
Fleet
Motor/ Motorcycle
adalah
-
-
(177,544)
(46,547)
(113,193)
sebagai
Geographical information is as follows:
2011
2010 Revenue Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) Region III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) Region IV (Jabar, Jateng) -
203,126
132,344
263,481
182,318
131,276 80,095
67,489 48,243
677,978
430,394
171,376
95,918
230,553
152,677
111,591 73,626
48,695 39,646
587,146
336,936
90,832
93,458
916,844
567,736
1,589,730
1,040,326
624,563 385,228
363,819 284,526
Assets Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) Region III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) Region IV (Jabar, Jateng) -
3,516,365
2,256,407
Total assets
858,044
489,378
1,297,528
846,922
591,877 356,499
308,897 243,470
Liabilities Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) Region III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi, Kalimantan) Region IV (Jabar, Jateng) -
3,103,948
1,888,669
Total liabilities
Total revenue Expenses Region I (Sumatra) Region II (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Cilegon, Serang) Region III (Jatim, Bali, NTB, Sulawesi,Kalimantan) Region IV (Jabar, Jateng) Total expenses
Income before income tax
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28. LIABILITAS KONTINJENSI
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. CONTINGENT LIABILITIES The Company did not have any significant contingent liabilities as at 31 December 2011 and 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perseroan tidak mempunyai liabilitas kontinjensi yang signifikan.
29. STANDAR AKUNTANSI BARU
29. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI) telah mengeluarkan revisi atas beberapa standar dan interpretasi akuntansi keuangan yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2012 sebagai berikut:
Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants (DSAK-IAI) has issued revision of the following financial accounting standards and interpretating which will be effective as at 1 January 2012 as follows:
-
PSAK 8 (Revisi 2010) - Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan, PSAK 10 (Revisi 2010) - Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing, PSAK 18 (Revisi 2010) - Akuntansi dan Pelaporan berdasarkan Program Manfaat Pensiun, PSAK 24 (Revisi 2010) - Imbalan Kerja,
-
PSAK 28 (Revisi 2010) - Akuntansi untuk Asuransi Kerugian, PSAK 33 (Revisi 2010) - Akuntansi untuk Pertambangan, PSAK 34 (Revisi 2010) - Kontrak Konstruksi,
-
-
-
-
-
-
-
-
PSAK 36 (Revisi 2010) - Akuntansi Asuransi Jiwa, PSAK 45 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan untuk Organisasi Nirlaba, PSAK 46 (Revisi 2010) - Pajak Penghasilan, PSAK 53 (Revisi 2010) - Pembayaran Berbasis Saham, PSAK 60 (Revisi 2010) - Instrumen Keuangan: Pengungkapan, PSAK 61 (Revisi 2010) - Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah, PSAK 62 (Revisi 2010) - Kontrak Asuransi,
-
PSAK 63 - Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi, PSAK 64 (Revisi 2010) - Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Alam, ISAK 13 - Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri, ISAK 15 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya,
-
ISAK 16 - Pengelolaan Jasa Konsesi, ISAK 18 - Bantuan Pemerintah - Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi,
-
-
-
-
SFAS 8 (Revised 2010) - Events after the Reporting Period, SFAS 10 (Revised 2010) - The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, SFAS 18 (Revised 2010) - Accounting and Reporting by Retirement Benefits Plan, SFAS 24 (Revised 2010) - Employee Benefits, SFAS 28 (Revised 2010) - Accounting for Loss Insurance, SFAS 33 (Revised 2010) - Accounting for General Mining, SFAS 34 (Revised 2010) - Construction Contracts, SFAS 36 (Revised 2010) - Accounting for Life Insurances, SFAS 45 (Revised 2010) - Financial Reporting for Non-Profit Organisation, SFAS 46 (Revised 2010) - Income Taxes, SFAS 53 (Revised 2010) - Share-Based Payment, SFAS 60 (Revised 2010) - Financial Instruments: Disclosures, SFAS 61 (Revised 2010) - Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance, SFAS 62 (Revised 2010) - Insurance Contract, SFAS 63 - Financial Reporting in Hyperinflationary Economies, SFAS 64 (Revised 2010) - Exploration and Evaluation of Mineral Resources, Interpretation of SFAS 13 - Hedge of Net Investment in a Foreign Operation, Interpretation of SFAS 15 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction, ISAK 16 - Services Concession Agreements, Interpretation of SFAS 18 - Government Assistance - No Specific Relation with the Operating Activities,
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/70 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. STANDAR AKUNTANSI BARU (lanjutan)
-
ISAK 19 - Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali pada PSAK 63, ISAK 20 - Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS (continued) -
ISAK 19 - Applying the Restatement Approach under SFAS 63, Interpretation of SFAS 20 - Income Taxes Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders.
Perseroan telah mengevaluasi bahwa penerapan dari standar dan interpretasi akuntansi keuangan diatas tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan Perseroan, kecuali yang disebutkan dibawah.
The Company has assessed that the adoption of the above financial accounting standards and interpretating other than specified below are not expected to have any impact to the Companys financial statements.
PSAK 60 (Revisi 2010): “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”
SFAS 60 (Revised 2010): “Financial Instruments: Disclosures”
PSAK 60 (Revisi 2010) mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif atas risiko keuangan apabila dibandingkan dengan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Pengungkapan tersebut antara lain:
SFAS 60 (Revised 2010) requires more extensive disclosure of the entity’s financial risk management compared to SFAS 50 (Revised 2006),”Financial Instruments: Presentation and Disclosures”. The requirements consist of the followings:
a. Instrumen keuangan yang signifikan atas posisi keuangan dan performa entitas. Pengungkapan ini sejalan dengan pengungkapan sesuai dengan PSAK 50 (Revisi 2006).
a. The significance of financial instruments for an entity’s financial position and performance. These disclosures incorporate many of the requirements previously in SFAS 50 (Revised 2006).
b. Informasi kualitatif dan kuantitatif atas eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimum atas risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif menjelaskan tujuan manajemen, kebijakan dan proses untuk mengelola risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menjelaskan informasi tentang batas risiko yang dihadapi entitas, berdasarkan informasi yang disiapkan secara internal kepada personel manajemen kunci.
c. Qualitative and quantitative information about exposure to risks arising from financial instruments, including specified minimum disclosures about credit risk, liquidity risk and market risk. The qualitative disclosures describe management’s objectives, policies and processes for managing those risks. The quantitative disclosures provide information about the extent to which the entity is exposed to risk, based on information provided internally to the entity’s key management personnel.
PT MANDIRI TUNAS FINANCE Lampiran 5/71 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2011 DAN 2010
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2011 AND 2010
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. REKLASIFIKASI AKUN
30. ACCOUNT RECLASSIFICATION
Laporan posisi keuangan 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 telah direklasifikasi untuk memenuhi ketentuan dalam penerapan PSAK yang berlaku 1 Januari 2011. Rincian akun tersebut adalah sebagai berikut: Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification 31 Desember 2010 Hutang pajak Liabilitas pajak kini Liabilitas lain-lain 1 Januari 2010 Hutang pajak Liabilitas pajak kini Liabilitas lain-lain
The statements of financial position as of 31 December 2010 and 1 January 2010 have been reclassified to conform with the basis of PSAK that effective on 1 January 2011. The details of the accounts are as follows: .
Reklasifikasi/ Value
Setelah reklasifikasi/ After reclassification
9,968 24,128
(9,968) 6,420 3,548
6,420 27,676
31 December 2010 Tax payables Current tax liabilities Other payables
4,862
(4,862) 2,276 2,586
2,276 15,805
1 January 2010 Tax payables Current tax liabilities Other payables
13,219