JADWAL Tanggal Efektif Masa Penawaran Umum Tanggal Penjatahan
: : :
4 November 2015 6 – 9 November 2015 10 November 2015
Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia
: :
12 November 2015 13 November 2015
INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN (“OJK”) NAMUN BELUM MEMPEROLEH PERNYATAAN EFEKTIF DARI OJK. DOKUMEN INI HANYA DAPAT DIGUNAKAN DALAM RANGKA PENAWARAN AWAL TERHADAP EFEK INI. EFEK INI TIDAK DAPAT DIJUAL SEBELUM PERNYATAAN PENDAFTARAN YANG TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OJK MENJADI EFEKTIF. PEMESAN MEMBELI EFEK INI HANYA DAPAT DILAKSANAKAN SETELAH CALON PEMBELI ATAU PEMESAN MENERIMA ATAU MEMPUNYAI KESEMPATAN UNTUK MEMBACA PROSPEKTUS.
OBLIGASI BERKELANJUTAN I BII FINANCE TAHAP I TAHUN 2015
PT BII FINANCE CENTER Wisma Eka Jiwa, lantai 10 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta 10730, Indonesia Telp. (021) 623 00088 Faks. (021) 623 00099 Website : www.biifinance.co.id
PROSPEKTUS
OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT BII FINANCE CENTER (“PERSEROAN”) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS.
PT BII Finance Center Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kegiatan Usaha : Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Multiguna dan Kegiatan Pembiayaan Lainnya KANTOR PUSAT Wisma Eka Jiwa, lantai 10, Jalan Mangga Dua Raya Jakarta 10730, Indonesia Telepon : (021) 623 00088; Faksimili : (021) 623 00099 Web site : www.biifinance.co.id
Kantor Cabang dan Kantor Perwakilan Per 30 Juni 2015, Perseroan memiliki 30 kantor cabang dan 10 kantor perwakilan yang tersebar di propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Lombok, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara
PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN OBLIGASI BERKELANJUTAN I BII FINANCE DENGAN TARGET DANA YANG AKAN DIHIMPUN SEBESAR RP5.000.000.000.000 (LIMA TRILIUN RUPIAH)
Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan tersebut, Perseroan akan menerbitkan dan menawarkan: OBLIGASI BERKELANJUTAN I BII FINANCE TAHAP I TAHUN 2015 DENGAN JUMLAH POKOK OBLIGASI SEBESAR RP500.000.000.000 (LIMA RATUS MILIAR RUPIAH)
Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang akan diterbitkan oleh Perseroan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”), sebagai bukti hutang kepada Pemegang Obligasi. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari nilai Pokok Obligasi dan terdiri dari 2 (dua) seri : Seri A : Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 12 November 2018. Seri B
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,90% (sepuluh koma sembilan persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu tanggal 12 November 2020.
Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak Tanggal Emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing Bunga Obligasi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi masing-masing adalah pada tanggal 12 November 2018 untuk Obligasi seri A dan tanggal 12 November 2020 untuk Obligasi seri B. Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap II (jika ada) akan ditetapkan kemudian. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OBLIGASI INI AKAN DIJAMIN DENGAN PIUTANG BERUPA PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN/ATAU SEWA GUNA USAHA DAN/ATAU PIUTANG LAIN YANG TIMBUL SEHUBUNGAN DENGAN KEGIATAN USAHA YANG DILAKUKAN PERSEROAN YANG BELUM JATUH TEMPO ATAU TIDAK TERTUNGGAK PEMBAYARANNYA MELEWATI JANGKA WAKTU 90 (SEMBILAN PULUH) HARI KALENDER SETELAH ANGSURAN TERAKHIR JATUH TEMPO, DENGAN NILAI JAMINAN DALAM JANGKA WAKTU SELAMBAT-LAMBATNYA 30 (TIGA PULUH) HARI KALENDER SEJAK TANGGAL EMISI ADALAH SEKURANG-KURANGNYA SEBESAR 50% (LIMA PULUH PERSERATUS) DARI POKOK OBLIGASI UNTUK KEPENTINGAN PEMEGANG OBLIGASI MELALUI WALI AMANAT, YANG DIBEBANKAN DENGAN FIDUSIA. APABILA NILAI JAMINAN FIDUSIA KURANG DARI YANG DIPERSYARATKAN, MAKA PERSEROAN BERKEWAJIBAN MENYETOR KEKURANGANNYA TERSEBUT DENGAN UANG TUNAI DALAM BENTUK PENYETORAN DANA KE DALAM REKENING PENAMPUNGAN YANG DITUNJUK WALI AMANAT DAN/ATAU PENEMPATAN DALAM DEPOSITO YANG AKAN DIIKAT SECARA GADAI, SAMPAI DENGAN NILAI JAMINAN TERSEBUT MENCAPAI NILAI SEKURANG-KURANGNYA SEBESAR 50% (LIMA PULUH PERSERATUS) DARI POKOK OBLIGASI ATAU DALAM HAL TERJADI PENURUNAN HASIL PEMERINGKATAN. KETERANGAN SELENGKAPNYA MENGENAI JAMINAN DAPAT DILIHAT DI BAB XVI MENGENAI KETERANGAN TENTANG OBLIGASI PERSEROAN DAPAT MELAKUKAN PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) OBLIGASI SEBAGAI PELUNASAN ATAU DISIMPAN UNTUK KEMUDIAN DIJUAL DENGAN HARGA PASAR YANG DILAKUKAN MELALUI BURSA EFEK ATAU DILUAR BURSA EFEK. DENGAN KETENTUAN BAHWA HAL TERSEBUT BARU DAPAT DILAKUKAN 1 (SATU) TAHUN SETELAH TANGGAL PENJATAHAN. BUY BACK OBLIGASI TIDAK DAPAT DILAKUKAN OLEH PERSEROAN APABILA HAL TERSEBUT MENGAKIBATKAN PERSEROAN TIDAK DAPAT MEMENUHI KETENTUAN-KETENTUAN DI DALAM PERJANJIAN PERWALIAMANATAN DAN APABILA PERSEROAN MELAKUKAN KELALAIAN (WANPRESTASI) SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PERJANJIAN PERWALIAMANATAN. PERSEROAN WAJIB MELAPORKAN RENCANA BUY BACK KEPADA OJK PALING LAMBAT 2 (DUA) HARI KERJA SEBELUM PENGUMUMAN RENCANA BUY BACK DI SURAT KABAR. PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI, BARU DAPAT DILAKUKAN SETELAH PENGUMUMAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI. PENGUMUMAN TERSEBUT WAJIB DILAKUKAN PALING SEDIKIT MELALUI 1 (SATU) SURAT KABAR HARIAN BERBAHASA INDONESIA YANG BERPEREDARAN NASIONAL PALING LAMBAT 2 (DUA) HARI KALENDER SEBELUM TANGGAL PENAWARAN UNTUK PEMBELIAN KEMBALI DIMULAI. KETERANGAN MENGENAI BUY BACK DAPAT DILIHAT PADA BAB XVI MENGENAI KETERANGAN TENTANG OBLIGASI. PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI DAN DIDAFTARKAN ATAS NAMA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (“KSEI”) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI. DALAM RANGKA PENERBITAN OBLIGASI INI, PERSEROAN TELAH MEMPEROLEH HASIL PEMERINGKATAN ATAS SURAT UTANG JANGKA PANJANG DARI PT FITCH RATINGS INDONESIA (FITCH): AA+(idn) (DOUBLE A PLUS) KETERANGAN LEBIH LANJUT TENTANG HASIL PEMERINGKATAN TERSEBUT DAPAT DILIHAT PADA BAB XVII PROSPEKTUS INI RISIKO USAHA UTAMA PERSEROAN ADALAH RISIKO PEMBIAYAAN, YAITU KETIDAKMAMPUAN NASABAH/DEBITUR UNTUK MEMBAYAR KEMBALI FASILITAS PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN, DAN APABILA JUMLAHNYA CUKUP MATERIAL DAPAT MENURUNKAN KINERJA PERSEROAN. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DICANTUMKAN PADA BAB V DI DALAM PROSPEKTUS INI. RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI ADALAH TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI PADA UMUMNYA ADALAH SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG.
Pencatatan atas Obligasi yang ditawarkan ini akan dilakukan pada Bursa Efek Indonesia PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI
PT HSBC Securities Indonesia
PT Indo Premier Securities
WALI AMANAT
PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 5 November 2015
PT May Bank Kim Eng Securities (Terafiliasi)
PT BII FINANCE CENTER (“Perseroan”) telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Obligasi sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 (“Obligasi”) kepada Otoritas Jasa Keuangan dengan Surat No. S.065/PREDI-BIIFC/VIII/2015 tanggal 1 September 2015 tentang Surat Pengantar Untuk Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Undang-Undang No.8 tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No.64 Tahun 1995, Tambahan No.3608 beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya (selanjutnya disebut “UUPM atau “Undang-Undang Pasar Modal”). Perseroan merencanakan untuk mencatatkan Obligasi dengan jumlah pokok sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) pada PT Bursa Efek Indonesia (“BEI”), sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Obligasi No: SP-00005/BEI/PGI/08-2015 tanggal 31 Agustus 2015 yang dibuat antara Perseroan dengan BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan Obligasi di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan yang telah diterima akan dikembalikan kepada para pemesan sesuai ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi dan Peraturan No.IX.A.2 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No.KEP-122/BL/2009 Tanggal 29 Mei 2009. Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua informasi atau fakta material, serta kejujuran pendapat yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diwilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing. Sehubungan dengan Penawaran Umum ini, semua pihak terafiliasi tidak diperkenankan memberikan keterangan atau membuat pernyataan apapun mengenai data atau hal-hal yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi. Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Penjamin Emisi Obligasi serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan definisi Afiliasi dalam UUPM, kecuali PT Maybank Kim Eng Securities yang memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan dikarenakan adanya kesamaan pemegang saham pengendali, yaitu Maybank Group. Selanjutnya penjelasan mengenai hubungan Afiliasi dapat dilihat pada Bab XII mengenai Penjaminan Emisi Obligasi dan Bab XIII tentang Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Dalam Rangka Penawaran Umum.
PENAWARAN UMUM OBLIGASI INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG ATAU PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS, MAKA DOKUMEN TERSEBUT TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI PENAWARAN UNTUK MEMBELI OBLIGASI INI, KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN OBLIGASI TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA ATAU YURIDIKSI DI LUAR INDONESIA TERSEBUT. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK. SELURUH INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL TELAH DIUNGKAPKAN DAN INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL TERSEBUT TIDAK MENYESATKAN.
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................................... i DEFINISI DAN SINGKATAN................................................................................................................................................... iii RINGKASAN ......................................................................................................................................................................... x BAB I
PENAWARAN UMUM............................................................................................................................................. 1
BAB II
PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI.......................................... 9
BAB III PERNYATAAN UTANG........................................................................................................................................... 11 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN......................................................................................... 21
1. UMUM..................................................................................................................................................................... 21
2. KEUANGAN............................................................................................................................................................ 23
3.
MANAJEMEN RISIKO............................................................................................................................................. 43
4.
KEMAMPUAN MANAJEMEN.................................................................................................................................. 45
5.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA PERSEROAN................. 45
6.
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN......................................................................... 45
BAB V RISIKO USAHA....................................................................................................................................................... 47 BAB VI KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN.............. 49 BAB VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN............................................................................................................. 51
1.
RIWAYAT SINGKAT................................................................................................................................................. 51
2.
PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN.................................................................................... 53
3.
MANAJEMEN DAN PENGAWASAN....................................................................................................................... 55
4.
SUMBER DAYA MANUSIA...................................................................................................................................... 59
5.
STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN.............................................................................................................. 61
6.
KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM............................. 62
7.
HUBUNGAN KEPEMILIKAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM PERSEROAN YANG BERBENTUK
BADAN HUKUM...................................................................................................................................................... 64
8.
HUBUNGAN KEPENGURUSAN, PENGAWASAN, KEPEMILIKAN DAN AFILIASI ANTARA PERSEROAN DAN
PEMEGANG SAHAM PERSEROAN...................................................................................................................... 64
9.
PERKARA PENGADILAN YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN................................................................... 65
10. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA........................................................................ 65
11. PERJANJIAN-PERJANJIAN SEWA MENYEWA..................................................................................................... 68
12. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI................................................................................................................. 69
BAB VIII KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN.............................................................................................. 71
1. UMUM..................................................................................................................................................................... 71
2.
KEGIATAN USAHA.................................................................................................................................................. 71
3.
PENGHARGAAN YANG PERNAH DITERIMA........................................................................................................ 74
4.
KETERANGAN TENTANG ASET TETAP................................................................................................................ 75
5.
PERLINDUNGAN ASURANSI ATAS HARTA KEKAYAAN....................................................................................... 77
i
6.
FASILITAS PEMBIAYAAN DAN KOLEKTIBILITAS PIUTANG................................................................................. 80
7.
PROSES SEWA PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN KONSUMEN........................................................................ 82
8.
PEMASARAN DAN JARINGAN PERSEROAN....................................................................................................... 83
9.
STRATEGI PERSEROAN....................................................................................................................................... 84
10. PROSPEK USAHA PERSEROAN.......................................................................................................................... 84
11. TINGKAT KESEHATAN PERSEROAN................................................................................................................... 87
12. PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE)........................................ 87
13. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY)......... 88
BAB IX IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING............................................................................................................... 89 BAB X
EKUITAS................................................................................................................................................................. 93
BAB XI PERPAJAKAN........................................................................................................................................................ 95 BAB XII PENJAMINAN EMISI OBLIGASI............................................................................................................................ 97 BAB XIII LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL.................................................................................. 99 BAB XIV PENDAPAT DARI SEGI HUKUM............................................................................................................................ 101 BAB XV LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN............................................ 119 BAB XVI. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI................................................................................................................. 259
1. UMUM..................................................................................................................................................................... 259
2.
JUMLAH POKOK OBLIGASI, BUNGA OBLIGASI DAN JATUH TEMPO OBLIGASI.............................................. 259
3. JAMINAN................................................................................................................................................................. 260
4.
PENYISIHAN DANA PELUNASAN POKOK OBLIGASI (SINKING FUND)............................................................ 260
5.
PEMBATASAN-PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PERSEROAN.................................................... 260
6.
HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI......................................................................................................................... 264
7.
KELALAIAN PERSEROAN..................................................................................................................................... 265
8.
PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI (BUY BACK )................................................................................................... 266
9.
RAPAT UMUM PEMEGANG OBLIGASI................................................................................................................. 267
10. PERUBAHAN PERJANJIAN PERWALIAMANATAN............................................................................................... 270
11. PEMBERITAHUAN.................................................................................................................................................. 270
12. HUKUM YANG BERLAKU....................................................................................................................................... 271
BAB XVII KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN OBLIGASI............................................................................... 273
1. HASIL PEMERINGKATAN....................................................................................................................................... 273
2. SKALA PEMERINGKATAN EFEK HUTANG JANGKA PANJANG DARI FITCH..................................................... 273
3. PERTIMBANGAN (RATIONALE) DARI FITCH....................................................................................................... 274
BAB XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN................................................................................................................... 275 BAB XIX PERSYARATAN PEMESANAN OBLIGASI............................................................................................................ 287 BAB XX KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT........................................................................................................... 291 BAB XXI AGEN PEMBAYARAN............................................................................................................................................ 299 BAB XXII PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI...................... 301
ii
DEFINISI DAN SINGKATAN “Afiliasi”
Berarti (a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; (b) hubungan antara satu pihak dengan Pegawai, Direktur atau Dewan Komisaris dari pihak tersebut; (c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama (d) hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaaan tersebut; (e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau (f) hubungan antara perusahaan dan Pemegang Saham Utama.
“Agen Pembayaran”
Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (“KSEI”), berkedudukan di Jakarta Selatan, beserta para pengganti dan penerima haknya, yang ditunjuk Perseroan dengan perjanjian tertulis yang berkewajiban membantu melaksanakan pembayaran Bunga Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Denda (jika ada) kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening untuk dan atas nama Perseroan sebagaimana diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran, dengan memperhatikan ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
“Bank Kustodian”
Berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan OJK untuk melakukan kegiatan usaha sebagai Kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.
“Bapepam”
berarti Badan Pengawas Pasar Modal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya
“Bapepam dan LK”
Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 606/KMK.0/2005 tanggal 30 (tiga puluh) Desember 2005 (dua ribu lima) tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 184/PMK.01/2010 tanggal 11 (sebelas) Oktober 2010 (dua ribu sepuluh) tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan atau pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.
“BII”
Berarti singkatan dari PT Bank Internasional Indonesia
“Bunga Obligasi”
Berarti tingkat bunga Obligasi dari masing-masing seri Obligasi per tahun yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi, kecuali Obligasi yang dimiliki Perseroan, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan.
“Bursa Efek”
Berarti pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka, yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia, yang berkedudukan di Jakarta Selatan atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.
“Daftar Rekening”
Pemegang
Berarti daftar yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan Obligasi oleh Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening di KSEI yang memuat keterangan antara lain: nama, jumlah kepemilikan Obligasi, status pajak dan kewarganegaraan Pemegang Obligasi berdasarkan data-data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI.
“Denda”
Berarti sejumlah dana yang wajib dibayar akibat adanya keterlambatan kewajiban pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Pokok Obligasi yaitu sebesar 1% (satu perseratus) per tahun di atas tingkat Bunga Obligasi masing-masing Seri Obligasi dari jumlah dana yang terlambat dibayar, yang dihitung secara harian, sejak hari keterlambatan sampai dengan dibayar lunas suatu kewajiban yang harus dibayar berdasarkan Perjanjian Perwalimanatan, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) hari dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari.
“Dokumen Emisi”
Berarti Perjanjian Perwaliamanatan, Pengakuan Utang, Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi, Perjanjian Agen Pembayaran, Perjanjian Tentang Pendaftaran Obligasi di KSEI, Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Obligasi, Prospektus dan dokumen-dokumen lainnya yang dibuat dalam rangka Penawaran Umum ini.
“Dokumen Jaminan”
Berarti dokumen-dokumen yang berkaitan dengan harta kekayaan Perseroan sebagai agunan atau jaminan dalam rangka Emisi Obligasi.
iii
iii
“Efek”
Berarti surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, Obligasi, tanda bukti hutang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka atas Efek dan setiap derivatif Efek.
“Efektif”
Berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan Pendaftaran yang ditetapkan dalam Undang-undang Pasar Modal dan ketentuan angka 4 Peraturan Nomor IX.A.2.
“Emisi”
Berarti penerbitan Obligasi oleh Perseroan untuk ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum.
“Force Majeure”
berarti banjir, gempa bumi, gunung meletus, kebakaran, perang atau huru hara di Indonesia, yang mempunyai akibat negatif secara -material terhadap kemampuan masing-masing pihak untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan.
“Gearing Ratio”
Berarti jumlah pinjaman dibandingkan dengan jumlah modal sendiri (net worth) danpinjaman subordinasi dikurangi penyertaan setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali {(10:1 (sepuluh berbanding satu)}
“Hari Bank”
Berarti hari pada setiap saat Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta menyelenggarakan- kegiatan kliring antar bank
“Hari Bursa”
Berarti hari-hari dimana Bursa Efek melakukan aktivitas transaksi perdagangan Efek menurut peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia yang berlaku dan ketentuan ketentuan Bursa Efek tersebut.
“Hari Kalender”
Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan Gregorius Calendar tanpa kecuali, termasuk hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yang sewaktu-waktu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan Hari Kerja biasa.
“Hari Kerja”
Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan Hari Kerja biasa.
“IAPI”
Berarti Institut Akuntan Publik Indonesia
“Jaminan”
Berarti jaminan yang diberikan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berupa fidusia atas piutang berupa tagihan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
“Jumlah Terhutang”
Berarti jumlah uang yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan serta perjanjian-perjanjian lainnya yang berhubungan dengan Emisi ini, termasuk tetapi tidak terbatas Pokok Obligasi, Bunga Obligasi serta Denda (jika ada) yang terhutang dari waktu ke waktu.
“Konfirmasi Tertulis”
Berarti konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo Obligasi dalam Rekening Efek yang diterbitkan oleh KSEI, atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan Rekening Efek dengan Pemegang Obligasi dan konfirmasi tersebut menjadi dasar untuk mendapatkan pembayaran Bunga Obligasi, pelunasan Pokok Obligasi dan hak-hak lain yang berkaitan dengan Obligasi.
“Konfirmasi Tertulis Untuk RUPO” (“KTUR”)
Berarti surat konfirmasi kepemilikan Obligasi yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening, khusus untuk menghadiri RUPO atau meminta diselenggarakan RUPO, dengan memperhatikan ketentuanketentuan KSEI.
“KSEI”
Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta yang menjalankan kegiatan usaha sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana didefinisikan dalam Undang-Undang Pasar Modal yang dalam Emisi bertugas sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran dan mengadministrasikan Obligasi berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Obligasi di KSEI.
iv
iv
“Kustodian”
Berarti pihak yang memberi jasa penitipan Obligasi dan harta yang berkaitan dengan Obligasi serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pasar Modal, yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.
“Masyarakat”
Berarti perorangan dan/atau badan, baik Warga Negara Indonesia/Badan Indonesia maupun Warga Negara Asing/Badan Asing baik yang bertempat tinggal/berkedudukan di Indonesia maupun yang bertempat tinggal/berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
“Obligasi”
Berarti surat berharga bersifat hutang, dengan nama Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, yang dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi, yang dikeluarkan oleh EMITEN kepada Pemegang Obligasi melalui Penawaran Umum Berkelanjutan yang merupakan penerbitan tahap I dari rangkaian Penawaran Umum Berkelanjutan dengan jangka waktu terlama 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi dalam jumlah pokok sebesar Rp500.000.000.000,- (lima ratus miliar Rupiah) dan akan dicatatkan di Bursa Efek dan didaftarkan di KSEI yang terdiri atas 2 (dua) Seri Obligasi. Jumlah Pokok Obligasi tersebut dapat berkurang sehubungan dengan pelunasan Pokok Obligasi dari masing-masing Seri Obligasi dan/atau pembelian kembali sebagai pelunasan Obligasi sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Perjanjian Pewaliamanatan Obligasi.
“Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”)”
Berarti lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor: 21 tanggal 22 November 2011.
“Pemegang Obligasi”
Berarti Masyarakat yang memiliki manfaat atas sebagian atau seluruh Obligasi yang disimpan dan diadministrasikan dalam : Rekening Efek pada KSEI; atau Rekening Efek pada KSEI melalui Bank Kustodian atau Perusahaan Efek.
“Pemegang Rekening”
Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.
“Pemeringkat”
Berarti PT Fitch Ratings Indonesia (PT Fitch Ratings), berkedudukan di Jakarta Selatan serta para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya, atau perusahaan pemeringkat lain yang terdaftar di OJK yang disetujui sebagai penggantinya oleh Wali Amanat.
“Penawaran Umum”
Berarti kegiatan penawaran Obligasi yang dilakukan oleh Perseroan untuk menjual Obligasi kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam UndangUndang Pasar Modal.
“Penawaran Berkelanjutan”
Berarti kegiatan penawaran umum atas obligasi yang dilakukan secara bertahap oleh Perseroan, sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.
Umum
“Pengakuan Hutang”
Berarti Pengakuan Hutang Perseroan sehubungan dengan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.168 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Pengakuan Hutang Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 191 tanggal 23 September 2015 juncto Perubahan II Pengakuan Hutang Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 229 tanggal 27 Oktober 2015 yang seluruhnya dibuat di hadapan Satria Amiputra A.S.E, Ak, SH, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn., Notaris di Jakarta berikut perubahanperubahannya, dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuanpembaharuannya yang dibuat oleh Perseroan dikemudian hari.
“Penitipan Kolektif”
Berarti jasa penitipan kolektif atas sejumlah efek yang dimiliki oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.
v
v
“Penjamin Emisi Efek”
Berarti Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan pihak-pihak (apabila ada) yang membuat kontrak dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum atas nama Perseroan dan melakukan pembayaran kepada Perseroan, yang ditunjuk oleh Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi yang dalam hal ini adalah PT HSBC Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities dan PT Maybank Kim Eng Securities (terafiliasi) dan pihak lainnya (jika ada).
“Penjamin Emisi Efek”
Pelaksana
Berarti pihak yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Penawaran Umum, yang dalam hal ini adalah PT HSBC Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities dan PT Maybank Kim Eng Securities (terafiliasi) yang berkedudukan di Jakarta, sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi.
“Peraturan IX.A.2”
Nomor
Berarti Peraturan Nomor IX.A.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-122/BL/2009 tanggal 29 (dua puluh sembilan) Mei 2009 (dua ribu sembilan) tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.
“Peraturan VI.C.3”
Nomor
Berarti Peraturan Nomor VI.C.3 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-309/BL/2008 tanggal 01 (satu) Agustus 2008 (dua ribu delapan) tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan antara Wali Amanat dengan Perseroan.
“Peraturan VI.C.4”
Nomor
Berarti Peraturan Nomor VI.C.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-412/BL/2010 tanggal 06 (enam) September 2010 (dua ribu sepuluh) tentang Ketentuan Umum dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang.
“Peraturan IX.C.11”
Nomor
Berarti Peraturan Nomor IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-712/BL/2012 tanggal 26 (dua puluh enam) Desember 2012 (dua ribu dua belas) tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang.
“Peraturan X.K.4”
Nomor
Berarti Peraturan Nomor X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-15/PM/1997 tanggal 30 (tiga puluh) April 1997 (seribu sembilan ratus sembilan puluh tujuh) sebagaimana diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep27/PM/2003 tanggal 17 (tujuh belas) Juli 2003 (dua ribu tiga) tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.
“Peraturan OJK No.36”
Berarti Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 36/POJK.04/2014 tanggal 8 (delapan) Desember 2014 (dua ribu empat belas) tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk.
“Perjanjian Pembayaran”
Agen
Berarti Akta Perjanjian Agen Pembayaran Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 167 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Agen Pembayaran Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 204 tanggal 28 September 2015 juncto Perubahan II Perjanjian Agen Pembayaran Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 228 tanggal 27 Oktober 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Satria Amiputra A.S.E, Ak, SH, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn., Notaris di Jakarta, berikut dengan pengubahan, penambahan, perbaikan, dan/atau pembaharuannya yang dibuat dikemudian hari.
“Perjanjian Pendaftaran Obligasi di KSEI”
Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dan KSEI perihal pendaftaran Obligasi Berkelanjutan Tahap I di KSEI No.SP-0032/PO/KSEI/0815 tertanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Pendaftaran Obligasi Berkelanjutan Tahap I di KSEI No.SP-0021/PI-PO/KSEI/1015 tanggal 27 Oktober 2015, yang dibuat di bawah tangan antara Perseroan dengan KSEI, berikut perubahanperubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuanpembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.
“Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek”
Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dengan PT Bursa Efek Indonesia perihal pencatatan efek No.SP-00005/BEI.PG1/08-2015 tertanggal 31 Agustus 2015 yang dibuat di bawah tangan bermeterai cukup, berikut segala perubahanperubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuanpembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.
vi
vi
“Perjanjian Penjaminan Emisi Efek”
Berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.166 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Emisi Efek Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 189 tanggal 23 September 2015 juncto Perubahan II Perjanjian Emisi Efek Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 227 tanggal 27 Oktober 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Satria Amiputra A.S.E, Ak, SH, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn., Notaris di Jakarta, dan perubahan-perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.
“Perjanjian Perwaliamanatan”
Berarti Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, No. 165 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.188 tanggal 23 September 2015 juncto Perubahan II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.226 tanggal 27 Oktober 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Satria Amiputra A.S.E, Ak, SH, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn., Notaris di Jakarta, berikut perubahan-perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari.
“Pernyataan Pendaftaran”
Berarti pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 19 Undang-Undang Pasar Modal juncto Peraturan Nomor IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam tanggal 27 Oktober 2000 Nomor: Kep-42/PM/2000 dan Peraturan Nomor: IX.A.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK tanggal 30 Desember 2011 Nomor: Kep-690/BL/2011, dan dengan memperhatikan Peraturan OJK Nomor: 36/POJK.04/2014 tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, berikut dokumen-dokumen yang diajukan oleh Perseroan kepada OJK sebelum melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan kepada Masyarakat termasuk perubahan-perubahan, tambahan-tambahan serta pembetulanpembetulan untuk memenuhi persyaratan OJK.
“Pernyataan Pendaftaran Efektif”
Menjadi
Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan angka 4 Peraturan Nomor: IX.A.2 yaitu: Pernyataan Pendaftaran dapat menjadi efektif dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut : 1) atas dasar lewatnya waktu, yakni : a) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima OJK secara-lengkap, yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran-dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau b) 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir yang disampaikan EMITEN- atau yang diminta OJK dipenuhi; atau atas dasar pernyataan efektif dari OJK bahwa tidak ada lagi perubahan 2) dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.
“Pernyataan Penawaran Umum Berkelanjutan”
Berarti Pernyataan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance No. 164 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Pernyataan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance No. 187 tanggal 23 September 2015 juncto Perubahan II Pernyataan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance No. 225 tanggal 27 Oktober 2015 yang seluruhnya dibuat dihadapan Satria Amiputra A.S.E, Ak, SH, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn., Notaris di Jakarta, dan perubahan-perubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh Perseroan yang bersangkutan di kemudian hari.
“Perseroan”
Berarti pihak yang melakukan Emisi Obligasi, yang dalam hal ini perseroan terbatas PT BII Finance Center, berkedudukan di Jakarta Pusat, atau pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.
“Perusahaan Efek”
Berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek dan/atau Manajer Investasi sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-undang Pasar Modal.
“Pinjaman”
berarti semua bentuk hutang yang menimbulkan bunga termasuk hutang bank, hutang sewa guna usaha, hutang efek konversi, hutang efek dan instrumen pinjaman lainnya, hutang kredit investasi, hutang Perseroan atau pihak lain yang dijamin dengan agunan atau gadai atau aktiva milik Perseroan.
vii
vii
“Piutang”
Berarti semua dan setiap hak, wewenang, tagihan Perseroan terhadap pihak ketiga manapun juga berdasarkan perjanjian pembiayaan konsumen dan/atau sewa guna usaha dan/atau perjanjian lain yang dilakukan sehubungan dengan- kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan, yang belum jatuh tempo atau tidak tertunggak pembayarannya melewati jangka waktu 90 (sembilan puluh) Hari Kalender setelah angsuran terakhir jatuh tempo.
“Pokok Obligasi”
Berarti jumlah pokok pinjaman Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan Obligasi yang terutang dari waktu ke waktu, yang pada Tanggal Emisi sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) yang terbagi dalam 2 (dua) Seri Obligasi. Obligasi tersebut dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan didaftarkan dalam Penitipan Kolektif KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Obligasi di KSEI. Jumlah Pokok Obligasi tersebut dapat berkurang sehubungan pelunasan Pokok Obligasi sesuai dengan Seri Obligasi dan/atau pelaksanaan pembelian kembali sebagai pelunasan Obligasi, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi, sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjain Perwaliamanatan.
“Prospektus”
Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan atas Obligasi yang disusun oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan tujuan agar Masyarakat membeli Obligasi, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 26 Undang-Undang Pasar Modal dan Peraturan Nomor: IX.C.2 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-51/PM/1996 tanggal 17 (tujuh belas) Januari 1996 (seribu sembilan ratus sembilan puluh enam) Tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus Dalam Rangka Penawaran Umum, dan dengan memperhatikan Peraturan Nomor: IX.A2 dan Peraturan OJK Nomor 36.
“PSAK”
Berarti Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
“Rekening Efek”
Berarti rekening yang memuat catatan posisi Obligasi dan/atau dana milik Pemegang Obligasi yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek berdasarkan kontrak pembukaan rekening efek yang ditandatangani dengan Pemegang Obligasi.
“RUPO”
Berarti Rapat Umum Pemegang Obligasi sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan.
“Satuan Pemindahbukuan”
Berarti satuan jumlah Obligasi yang dapat dipindahbukukan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya, sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
“Seri Obligasi”
Berarti 2 (dua) Seri Obligasi, yaitu: a.
Obligasi Seri A, dengan jumlah pokok sebesar Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi, yang pembayaran Obligasi Seri A tersebut akan dilakukan pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi untuk Obligasi Seri A; dan
b.
Obligasi Seri B, dengan jumlah pokok sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi, yang pembayaran Obligasi Seri B tersebut akan dilakukan pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi untuk Obligasi Seri B.
Jumlah Pokok Obligasi tersebut dapat berkurang sehubungan dengan pelunasan Pokok Obligasi dari masing-masing Seri Obligasi dan/atau pembelian kembali sebagai pelunasan Obligasi sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Perjanjian Pewaliamanatan Obligasi. “Sertipikat Obligasi”
Jumbo
“Tanggal Distribusi”
Berarti bukti penerbitan Obligasi masing-masing tahap yang disimpan di KSEI yang diterbitkan atas nama atau tercatat atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi masing-masing tahap melalui Pemegang Rekening. Berarti tanggal penyerahan Sertifikat Jumbo Obligasi hasil Penawaran Umum beserta bukti kepemilikan Obligasi yang wajib dilakukan kepada pembeli Obligasi dalam Penawaran Umum, yang akan didistribusikan secara elektronik, yaitu sebagaimana tercantum dalam Prospektus
viii
viii
“Tanggal Emisi”
Berarti Tanggal Pembayaran hasil Emisi Obligasi dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek kepada Perseroan, yang merupakan tanggal penerbitan Obligasi.
“Tanggal Pokok”
Pelunasan
Berarti tanggal dimana jumlah Pokok Obligasi masing-masing Seri Obligasi menjadi jatuh tempo dan wajib dibayar kepada Pemegang Obligasi sebagaimana ditetapkan dalam Daftar Pemegang Rekening, melalui Agen Pembayaran, dan dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan.
“Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi”
Berarti tanggal-tanggal saat mana Bunga Obligasi masing-masing tahap menjadi jatuh tempo dan wajib dibayar kepada Pemegang Obligasi terkait yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Rekening melalui Agen Pembayaran dan dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
“Tanggal Penjatahan”
Berarti tanggal dilakukan penjatahan Obligasi.
“Undang-Undang Pasar Modal (UUPM)”
Berarti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan-peraturan pelaksanaannya.
“Wali Amanat”
Berarti pihak yang mewakili kepentingan Pemegang Obligasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal yang dalam hal ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., berkedudukan di Jakarta Pusat, para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya, berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan.
ix
ix
RINGKASAN Ringkasan ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan penting yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih terinci serta laporan keuangan dan penjelasannya, pendapat-pendapat, pemeriksaan serta catatan-catatan yang tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Semua informasi keuangan Perseroan disusun dalam mata uang Rupiah dan telah sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. UMUM Perseroan didirikan dengan nama “PT BII Finance Center”, dan berkedudukan di Jakarta Pusat dan berkantor pusat di Wisma Eka Jiwa Lt. 10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat – 10730, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.163 tanggal 13 Pebruari 1991 juncto Akta Perubahan No.225 tanggal 15 Mei 1991, yang keduanya dibuat oleh Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusan No.C2-2005.HT.01.01.TH.91 tanggal 5 Juni 1991 dan telah didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1008/1991 dan No.1009/1991 tertanggal 12 Juni 1991, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.78 tanggal 29 September 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4827/1992 (“Akta Pendirian No.163/1991”). Perseroan telah memperoleh izin usaha sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.11 tanggal 3 Nopember 2010, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-57467.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 9 Desember 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU00888940.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 9 Desember 2010 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.29 tanggal 10 April 2012, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.16632/2012 (“Akta PK No.11/2010”) telah dilakukan perubahan antara lain pasal 1 Anggaran Dasar Perseroan mengenai kedudukan Perseroan yang semula di Jakarta Selatan menjadi di Jakarta Pusat. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.75 tanggal 4 Juni 2015, yang dibuat dihadapan Miryani Usman, SH, Notaris di Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-0936619.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 dan pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.03.0937464 tanggal 5 Juni 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-3513610.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 (“Akta PK No.75/2015”) yang mengubah dan menyesuaikan anggaran dasar Perseroan dengan mengacu pada Peraturan OJK No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.31/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan Syariah. Perseroan memiliki 1 (satu) kantor pusat yang terletak di Wisma Eka Jiwa, lantai 10, jalan Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat dan memiliki 30 (tiga puluh) kantor cabang, serta 10 (sepuluh) kantor perwakilan, yang merupakan jaringan pemasaran yang dimiliki Perseroan, yang hanya berfungsi sebagai titik penghubung wilayah penjualan (point of sales area) antara kantor cabang dengan lingkup area pemasaran dalam cakupan wilayah cabang yang bersangkutan. Kantor perwakilan (representative office) yang dimiliki oleh Perseroan tidak memiliki kewenangan langsung untuk melakukan transaksi pembiayaan konsumen ataupun sewa pembiayaan, seperti halnya yang dilakukan oleh kantor cabang. STRUKTUR PERMODALAN Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.166 tanggal 15 Agustus 2008, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-60628.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU0081915.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.37 tanggal 8 Mei 2009, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.12336/2009 juncto Akta Pernyataan keputusan pemegang saham luar biasa No 77 tanggal 24 Agustus 2011, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum dibawah No.AHU-AH.01.10.30085 tanggal 22 September 2011 telah didaftarkan dalam daftar Perseroan dibawah No. AHU-0076292.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 September 2011, struktur permodalan dan susunan pemegang saham terakhir Perseroan adalah sebagai berikut:
x
x
Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham
Keterangan
Persentase%
Jumlah Saham
Nilai Nominal (Rp)
60.000.000
60.000.000.000
32.369.999
32.369.999.000
99,99
1
1.000
0,01
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
32.370.000
32.370.000.000
Jumlah Saham Dalam Portepel
27.630.000
27.630.000.000
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia
100,00
Sumber: Laporan Keuangan Audited 30 Juni 2015
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan Perseroan yang bersumber dari laporan keuangan auditan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 dan untuk periode enam bulan dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini, serta tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut yang seluruhnya tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja, firma anggota Ernst & Young Global Limited (partner penanggung jawab: Danil Setiadi Handaja, CPA) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dalam laporannya tertanggal 21 September 2015 dengan opini audit tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, dan untuk memenuhi permintaan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), Perseroan telah menerbitkan kembali laporan keuangan tersebut yang disertai dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio (partner penanggung jawab: Rotua Ratna Simanjuntak) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan opini audit wajar tanpa pengecualian dalam laporannya tertanggal 17 Februari 2012 (sebelum disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK No.24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”). Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan (partner penanggung jawab: Drs. Sikanto, Ak., MM) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan opini audit wajar tanpa pengecualian dalam laporannya tertanggal 20 Januari 2011 (sebelum disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK No.24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”).
30 Juni Ikhtisar Laporan Keuangan
2015
2014 (Disajikan Kembali)
(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2013 2012 2011 2010 (Disajikan (Disajikan (Disajikan (Disajikan Kembali) Kembali) Kembali) Kembali)
Aset
4.390.100
4.199.460
3.262.108
2.119.406
1.110.662
456.720
Liabilitas
927.980
362.435
3.437.278
3.389.470
2.717.913
1.784.085
Ekuitas
952.822
809.990
544.195
335.321
182.682
94.285
Pendapatan
419.944
753.506
604.729
423.552
230.177
108.835
Beban
228.937
400.077
327.402
219.654
134.365
62.775
Laba bersih
142.832
265.795
208.874
152.639
71.921
34.499
xi
xi
RASIO KEUANGAN PENTING 30 Juni RASIO KEUANGAN
2015
2014
2013
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
45,48%
46,90%
34,06%
35,40%
ROE (%)
30,03%
ROA (%)
8,70%
Pendapatan / Jumlah aset (%)
31 Desember 2012
2011
2010
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
45,86%
48,14%
41,63%
42,32%
34,44%
36,08%
31,25%
31,70%
32,93%
38,28%
45,58%
39,37%
45,24%
8,42%
8,50%
9,62%
8,63%
13,59%
9,57%
17,94%
18,54%
19,98%
20,72%
23,83%
Gearing ratio (x)
3,32
3,79
4,49
4,67
3,90
2,41
Liabilitas / Aset (x)
0,78
0,81
0,83
0,84
0,84
0,79
Pendapatan (%)
20,35%
24,60%
42,78%
84,01%
111,47%
66,68%
Laba bersih (%)
24,72%
28,06%
36,29%
112,50%
108,47%
130,94%
Aset (%) Liabilitas (%) Ekuitas (%)
33,95% 31,34%
28,73% 24,71%
53,92% 52,34%
90,82% 92,25%
143,18% 156,04%
106,46% 122,40%
44,28%
48,84%
62,29%
83,55%
93,76%
61,88%
Beban (%)
16,77%
22,20%
49,05%
63,48%
114,01%
42,25%
Laba sebelum pajak (%)
24,94%
27,44%
36,01%
112,81%
108,02%
117,63%
RASIO PROFITABILITAS Laba sebelum pajak penghasilan / Pendapatan (%) Laba bersih / Pendapatan (%)
RASIO SOLVABILITAS
RASIO PERTUMBUHAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Rasio laba sebelum pajak penghasilan/pendapatan dihitung dengan membagi laba sebelum pajak penghasilan periode/tahun yang bersangkutan dengan pendapatan periode/tahun yang bersangkutan. Rasio laba bersih/pendapatan dihitung dengan membagi laba bersih periode/tahun yang bersangkutan dengan pendapatan periode/tahun yang bersangkutan Rasio ROE adalah rasio laba bersih untuk periode/tahun yang bersangkutan terhadap rata-rata ekuitas dalam periode/tahun yang sama. Rata-rata ekuitas dihitung dari rata-rata total ekuitas pada hari terakhir setiap bulan selama periode/tahun yang bersangkutan. Rasio ROA adalah rasio laba bersih untuk periode/tahun yang bersangkutan terhadap rata-rata total aset dalam periode/tahun yang sama. Rata-rata dihitung dari rata-rata total aset pada hari terakhir setiap bulan selama periode/tahun yang bersangkutan. Rasio pendapatan/total aset dihitung dengan membagi total pendapatan tahun bersangkutan dengan total aset pada akhir periode/tahun yang bersangkutan. Gearing ratio dihitung dengan membagi total liabilitas pada akhir periode/tahun yang bersangkutan dengan total ekuitas pada akhir periode/tahun yang bersangkutan. Rasio liabilitas/aset dihitung dengan membagi total liabilitas pada akhir periode/tahun yang bersangkutan dengan total aset pada akhir periode/tahun yang bersangkutan. Seluruh rasio pertumbuhan dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) saldo akun-akun terkait sebagai berikut: i. Untuk akun-akun posisi keuangan, selisih saldo akun-akun terkait pada 30 Juni periode yang bersangkutan atau 31 Desember tahun yang bersangkutan dengan saldo akun-akun tersebut pada tanggal 31 Desember tahun sebelumnya, atau ii. Untuk akun-akun laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, selisih saldo akun-akun terkait, masingmasing untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember, dengan saldo akun-akun tersebut untuk periode/tahun yang sama.
xii xii
RISIKO USAHA Risiko utama yang dihadapi Perseroan adalah Risiko pembiayaan, yaitu ketidakmampuan konsumen/debitur untuk membayar kembali fasilitas pembiayaan yang diberikan, baik pokok pinjaman maupun bunganya. Risiko ini timbul jika nasabah/debitur mengalami kesulitan dalam membayar angsuran dari fasilitas pembiayaan yang diterima debitur. Risiko-risiko usaha lainnya yang dihadapi Perseroan berdasarkan bobotnya adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Risiko Pasar; Risiko Pendanaan; Risiko Persaingan; Risiko Tingkat Suku Bunga Risiko Operasional Risiko Kebijakan Moneter Risiko Makro Ekonomi.
Disamping risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan diatas, terdapat juga risiko investasi bagi investor pembeli Obligasi dimana investor akan menghadapi risiko gagal bayar pokok pada saat jatuh tempo dan/atau pembayaran bunga, jika Perseroan mengalami kesulitan keuangan. Selain itu investor pembeli Obligasi juga berpotensi menghadapi risiko kesulitan untuk menjual efek tersebut di pasar dalam hal tidak likuidnya efek yang disebabkan tujuan pembelian Obligasi sebagai investasi jangka panjang. Penjelasan mengenai Risiko-Risiko Usaha Perseroan tersebut dapat dilihat dalam Bab V tentang Risiko Usaha. STRATEGI USAHA PERSEROAN Perseroan mengembangkan berbagai strategi dalam menjalankan kegiatan usaha, ditengah ketatnya persaingan dengan sesama perusahaan pembiayaan sejenis dengan fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat, pembiayaan alat berat dan mesin industri. Strategi Pemasaran • • • •
Konsentrasi usaha pembiayaan kendaraan roda empat pada target pasar pengusaha, korporasi dan karyawan, sedangkan pembiayaan alat berat, mesin industri dan peralatan terfokus pada target pasar Usaha Kecil Menengah (UKM) dan korporasi; Perseroan terlah melakukan penetrasi pasar dengan membina jalinan kerjasama dengan pemasok yang memiliki reputasi yang baik dan kualitas produk yang memiliki nilai purna jual tinggi untuk kegiatan pembiayaan sewa guna usaha; Membina hubungan jangka panjang dengan para mitra kerja untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik; Perluasan jaringan usaha berupa pembukaan cabang-cabang baru didaerah dengan potensi pasar yang baik Menambah aplikasi melalui jaringan BII yang tersebar di seluruh indonesia.
Strategi Bidang Operasional dan Teknologi Informasi • • • •
Membenahi kualitas layanan Call Center untuk memperbaiki kualitas layanan; Memperbaiki sistem penilaian dan prosedur persetujuan kredit sebagai bahan dari program perbaikan sistem manajemen risiko yang berkelanjutan; Memperbaiki rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio); dan Tersedianya layanan Mobile Application dan website BII Finance sebagai sarana pemberian informasi kepada konsumen BII Finance.
Strategi Bidang Sumber Daya Manusia • • • •
Menjalankan training dan pelatihan secara intensif dan komprehensif; Memberikan penghargaan kepada tim marketing yang berprestasi; Menelaah Key Performance Indicator (“KPI”), skema penghargaan dan sanksi untuk meningkatkan produktivitas karyawan; dan Marketing Convention sebagai sarana untuk program motivasi dan apresiasi.
PROSPEK USAHA PERSEROAN Berdasarkan data industri kendaraan bermotor di Indonesia, pertumbuhan penjualan mobil nasional menunjukan perkembangan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian jumlah penjualan dalam unit, sempat mengalami penurunan pada tahun 2014, sebagai imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan biaya produksi industri otomotif di dalam negeri yang memberikan tekanan kepada kemampuan daya beli masyarakat. Penjualan mobil baru pada tahun 2014, seperti dilaporkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Sumber: Gaikindo, Desember 2014), menunjukkan jumlah penjualan sebesar 1.208.019 unit.
xiii
xiii
Industri kendaraan bermotor roda empat di Indonesia berkembang cukup baik untuk periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2014, namun terjadi penurunan pada tahun 2009 dikarenakan menurunnya pertumbuhan ekonomi karena pengetatan likuiditas perbankan akibat dari krisis global yang terjadi di akhir tahun 2008. Industri otomotif Indonesia kembali menunjukan pertumbuhan yang baik, sebagaimana dapat diketahui dari data pada tahun 2010 2013. Selama periode 2010 sampai dengan 2013, perkembangan industri otomotif di Indonesia beberapa kali mencapai rekor puncaknya, dan berdasarkan data Gaikindo (Sumber: Gaikindo, Desember 2013), penjualan mobil baru nasional mencapai 1,2 Juta unit atau naik sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan sebesar hampir 1,78% dikarenakan terjadi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, turunnya harga komoditas, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi industri ini antara lain : •
Kondisi politik yang kondusif
•
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik secara umum, dengan posisi cadangan devisa yang kuat.
•
Banyaknya pilihan dan ragam terhadap jenis otomotif yang diluncurkan sejak tahun 2007, dengan harga jual yang relatif terjangkau, meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor, termasuk berbagai pilihan pembiayaan.
•
Kondisi infrastruktur transportasi publik yang belum memadai, memberikan alternatif pilihan untuk memanfaatkan sarana transportasi pribadi/ perorangan.
•
Kecenderungan tingkat suku bunga pinjaman yang relatif lebih rendah, yang dimulai sejak tahun 2010, dibandingkan dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya.
•
Rasio kepemilikan kendaraan bermotor roda empat relatif rendah dibandingkan negara-negara Asean lainnya: Indonesia 7,77%, Thailand 16,50% dan Malaysia 33,40%.
RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM Seluruh dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan sebagai modal kerja pembiayaan, sebagaimana yang ditentukan oleh izin yang dimiliki. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI Nama Obligasi
:
Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015
Jumlah Pokok Obligasi,
:
Sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah).
Jangka Waktu dan Tingkat Bunga Obligasi
:
Seri A
Harga Penawaran
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Seri B : Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,90% (sepuluh koma sembilan persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. 100% dari nilai Pokok Obligasi.
Satuan Pemesanan
:
Rp5.000.000 (lima juta Rupiah).
Satuan Pemindahbukuan
:
Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya.
Pembayaran Kupon Bunga
:
Triwulan (3 bulanan).
Jaminan
:
•
Obligasi ini dijamin dengan Piutang berupa piutang pembiayaan konsumen dan/atau sewa guna usaha dan/atau piutang lain yang timbul sehubungan dengan kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan yang belum jatuh tempo atau tidak tertunggak pembayaran melewati jangka waktu 90 (sembilan puluh) Hari Kalender setelah angsuran terakhir jatuh tempo untuk kepentingan pemegang Obligasi melalui Wali Amanat yang dibebankan fidusia, sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan;
•
Nilai benda Jaminan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Emisi, adalah sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi;
:
xiv
xiv
•
Apabila nilai jaminan kurang dari 50% (lima puluh perseratus) dari nilai Pokok Obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan, dalam jumlah kurang dari jumlah sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan, maka Perseroan berkewajiban menyetorkan kekurangannya tersebut dengan uang tunai dalam bentuk penyetoran dana ke dalam rekening penampungan yang ditunjuk Wali Amanat dan/atau penempatan dalam deposito yang akan diikat secara gadai sampai dengan nilai Jaminan tersebut mencapai nilai sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan dalam jumlah sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
Penyisihan Dana
:
Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi ini sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi.
Pembelian Kembali (Buy Back)
:
Dalam hal Perseroan melakukan pembelian kembali Obligasi maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
6. 7.
8.
pembelian kembali Obligasi ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar; pelaksanaan pembelian kembali Obligasi dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek; pembelian kembali Obligasi baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan; pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila hal tersebut mengakibatkan Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan; pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila Perseroan, melakukan kelalaian (wanprestasi) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan, kecuali telah memperoleh persetujuan RUPO; pembelian kembali Obligasi hanya dapat dilakukan oleh Perseroan dari Pihak yang tidak terafiliasi; rencana pembelian kembali Obligasi wajib dilaporkan kepada OJK oleh Perseroan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sebelum pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi tersebut di surat kabar; pembelian kembali Obligasi, baru dapat dilakukan setelah pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi. Pengumuman tersebut wajib dilakukan paling sedikit melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 2 (dua) Hari Kalender sebelum tanggal penawaran untuk pembelian kembali dimulai;
Keterangan lebih lanjut mengenai Pembelian Kembali (Buy Back) diuraikan dalam Bab XVI Prospektus ini perihal Keterangan Mengenai Obligasi. Peringkat Obligasi
:
Kelalaian
Wali Amanat
AA+ (idn) oleh PT Fitch Ratings Indonesia Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan Perseroan dinyatakan lalai (cidera janji) apabila terjadi salah satu atau lebih dari kejadiankejadian sebagaimana diatur dan ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang dijelaskan pada Bab XVI, Keterangan tentang Obligasi didalam Prospektus ini.
:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, telah ditunjuk sebagai Wali Amanat dalam penerbitan Obligasi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi.
xv
xv
Halaman ini sengaja dikosongkan
xvi
BAB I
PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BII FINANCE TAHAP I TAHUN 2015 SEBESAR Rp500.000.000.000 (LIMA RATUS MILIAR RUPIAH)
Perseroan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang akan diterbitkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi dengan jumlah pokok sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah), yang terbagi dalam 2 (dua) Seri dengan ketentuan sebagai berikut: Seri A
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi Seri A.
Seri B
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,90% (sepuluh koma sembilan persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi Seri B.
Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016, sedangkan Pembayaran Bunga Obligasi masing-masing Seri akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu pada tanggal 12 November 2018 untuk Obligasi Seri A dan 12 November 2020 untuk Obligasi Seri B. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo. OBLIGASI INI DICATATKAN PADA BURSA EFEK INDONESIA Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan atas efek utang jangka panjang (Obligasi) dari PT Fitch Ratings Indonesia: AA+ (idn) Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVII Keterangan Tentang Pemeringkatan Obligasi
PT BII FINANCE CENTER Kegiatan Usaha : Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Multiguna dan Kegiatan Pembiayaan Lainnya Berkedudukan di Jakarta Pusat, Indonesia Kantor Pusat Wisma Eka Jiwa Lantai 10 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta 10730, Indonesia Telepon : (021) 623 00088 Faksimili : (021) 623 00099 Web site : www.biifinance.co.id
Per 30 Juni 2015, Perseroan memiliki 30 kantor cabang dan 10 Kantor Perwakilan yang tersebar di propinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera barat, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Lombok, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara
RISIKO USAHA UTAMA RISIKO USAHA UTAMA PERSEROAN ADALAH RISIKO PEMBIAYAAN, YAITU KETIDAKMAMPUAN NASABAH/DEBITUR UNTUK MEMBAYAR KEMBALI FASILITAS PEMBIAYAAN YANG DIBERIKAN, DAN APABILA JUMLAHNYA CUKUP MATERIAL DAPAT MENURUNKAN KINERJA PERSEROAN. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB V DALAM PROSPEKTUS INI
1 1
Perseroan didirikan dengan nama “PT BII Finance Center”, dan berkedudukan di Jakarta Pusat dan berkantor pusat di Wisma Eka Jiwa Lt. 10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat – 10730, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.163 tanggal 13 Pebruari 1991 juncto Akta Perubahan No.225 tanggal 15 Mei 1991, yang keduanya dibuat oleh Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusan No.C2-2005.HT.01.01.TH’91 tanggal 5 Juni 1991 dan telah didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1008/1991 dan No.1009/1991 tertanggal 12 Juni 1991, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.78 tanggal 29 September 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4827/1992 (“Akta Pendirian No.163/1991”). Sejak pendirian, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali sehingga anggaran dasar Perseroan berubah sebagai berikut: 1. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.166 tanggal 15 Agustus 2008, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-60628.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU0081915.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.37 tanggal 8 Mei 2009, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.12336/2009 (“Akta PK No.166/2008”) yang mengubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”). 2. Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.11 tanggal 3 Nopember 2010, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-57467.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 9 Desember 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU00888940.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 9 Desember 2010 (“Akta PK No.11/2010”) yang mengubah antara lain pasal 1 Anggaran Dasar Perseroan mengenai kedudukan Perseroan yang semula di Jakarta Selatan menjadi di Jakarta Pusat. 3.
Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.77 tanggal 24 Agustus 2011, yang dibuat oleh Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.10.30085 tanggal 22 September 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-0076292.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 September 2011 (“Akta BAR No.77/2011”) yang antara lain memperbaiki nama pemegang saham Perseroan dan perubahan pasal 4 ayat 2 anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal setor Perseroan dan perubahan pasal 11 ayat 2, 3 dan 7 anggaran dasar mengenai Direksi dan Pasal 14 ayat 2, 3 dan 6 anggaran dasar mengenai Dewan Komisaris.
4.
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.75 tanggal 4 Juni 2015, yang dibuat dihadapan Miryani Usman, SH, Notaris di Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-0936619.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 dan pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.03.0937464 tanggal 5 Juni 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-3513610.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 (“Akta PK No.75/2015”) yang mengubah dan menyesuaikan anggaran dasar Perseroan dengan mengacu pada Peraturan OJK No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.31/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan Syariah.
Berdasarkan pasal 3 Akta PK No.75/2015, Perseroan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pembiayaan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan dalam bidang-bidang usaha sebagai berikut: a. b. c. d.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktifitas usaha/ investasi, rehabilitasi, moderenisasi, ekspansi atau relokasi tempat usaha/ investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun; Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran-pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktifitas usaha debitur yang merupakan pembiayaan dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun; Pembiayaan Multiguna, yaitu pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan debitur untuk pemakaian/ konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha (aktifitas produktif) dalam jangka waktu yang diperjanjikan dan/atau Kegiatan pembiayaan lainnya yang disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Selain melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana diatur di atas, Perseroan dapat pula melakukan kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut: a. Pembiayaan Jual Beli, yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang melalui transaksi jual beli sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak;
2
2
b. c.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan dalam bentuk modal dengan jangka waktu tertentu untuk kegiatan usaha produktif dengan pembagian keuntungan sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak; Pembiayaan Jasa, yaitu pemberian/penyediaan jasa baik dalam bentuk pemberian manfaat atas suatu barang, pemberian pinjaman (dana talangan) dan/atau pemberian pelayanan dengan dan/atau tanpa pembayaran imbal jasa (ujrah) sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak.
Perseroan telah memperoleh izin operasinya sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005, dimana disebutkan bahwa operasi Perseroan akan berupa kegiatan yang meliputi: -
Menjalankan usaha-usaha di bidang leasing atau sewa guna usaha;
-
Anjak piutang;
-
Menjalankan usaha kartu kredit; dan
-
Menjalankan usaha dalam bidang consumer financing atau pembiayaan konsumen.
Struktur Permodalan dan komposisi para pemegang saham sejak tahun 2011 dan sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut: Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.166 tanggal 15 Agustus 2008, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-60628.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU0081915.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.37 tanggal 8 Mei 2009, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.12336/2009 juncto Akta Pernyataan keputusan pemegang saham luar biasa No 77 tanggal 24 Agustus 2011, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum dibawah No.AHU-AH.01.10.30085 tanggal 22 September 2011 telah didaftarkan dalam daftar Perseroan dibawah No. AHU-0076292.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 September 2011, struktur permodalan dan susunan pemegang saham terakhir Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar
Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp)
Persentase %
60.000.000
60.000.000.000
32.369.999
32.369.999.000
99,99
1
1.000
0,01
32.370.000
32.370.000.000
27.630.000
27.630.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Total Saham Dalam Portepel
100,00
KETERANGAN TENTANG OBLIGASI YANG AKAN DITERBITKAN NAMA OBLIGASI Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015. JENIS OBLIGASI Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi. Obligasi ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Rekening di KSEI yang selanjutnya untuk kepentingan Pemegang Obligasi dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan Obligasi bagi Pemegang Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI atau Pemegang Rekening. HARGA PENAWARAN 100% (seratus persen) dari Nilai Nominal Obligasi. JUMLAH POKOK OBLIGASI, BUNGA OBLIGASI DAN JATUH TEMPO OBLIGASI Dengan jumlah Pokok Obligasi pada Tanggal Emisi sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah). Obligasi ini diterbitkan dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, dengan satuan jumlah Obligasi yang dapat dipindahbukukan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah senilai Rp1 (satu Rupiah) sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Setiap Pemegang Obligasi senilai Rp1 (satu
3 3
Rupiah) mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO dengan ketentuan pembulatan ke bawah (jika terdapat angka pecahan). Pemesanan pembelian Obligasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya Rp5.000.000 (lima juta Rupiah) dan/atau kelipatannya. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang akan diterbitkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi dengan jumlah pokok sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah), yang terbagi dalam 2 (dua) Seri dengan ketentuan sebagai berikut: Seri A
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi Seri A.
Seri B
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,90% (sepuluh koma sembilan persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi Seri B.
Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016, sedangkan Pembayaran Bunga Obligasi masing-masing Seri akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi yaitu pada tanggal 12 November 2018 untuk Obligasi Seri A dan 12 November 2020 untuk Obligasi Seri B. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo. Tingkat Bunga Obligasi merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari. Obligasi harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi, dengan memperhatikan Sertifikat Jumbo Obligasi dan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan. Jadwal pembayaran Pokok dan bunga untuk Obligasi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini : Tanggal Pembayaran Bunga Seri A
Tanggal
Seri B
Tanggal
Bunga Obligasi Ke -1
12 Februari 2016
Bunga Obligasi Ke -1
12 Februari 2016
Bunga Obligasi Ke -2
12 Mei 2016
Bunga Obligasi Ke -2
12 Mei 2016
Bunga Obligasi Ke -3
12 Agustus 2016
Bunga Obligasi Ke -3
12 Agustus 2016
Bunga Obligasi Ke -4
12 November 2016
Bunga Obligasi Ke -4
12 November 2016
Bunga Obligasi Ke -5
12 Februari 2017
Bunga Obligasi Ke -5
12 Februari 2017
Bunga Obligasi Ke -6
12 Mei 2017
Bunga Obligasi Ke -6
12 Mei 2017
Bunga Obligasi Ke -7
12 Agustus 2017
Bunga Obligasi Ke -7
12 Agustus 2017
Bunga Obligasi Ke -8
12 November 2017
Bunga Obligasi Ke -8
12 November 2017
Bunga Obligasi Ke -9
12 Februari 2018
Bunga Obligasi Ke -9
12 Februari 2018
Bunga Obligasi Ke -10
12 Mei 2018
Bunga Obligasi Ke -10
12 Mei 2018
Bunga Obligasi Ke -11
12 Agustus 2018
Bunga Obligasi Ke -11
12 Agustus 2018
Bunga Obligasi Ke -12
12 November 2018
Bunga Obligasi Ke -12
12 November 2018
Bunga Obligasi Ke -13
12 Februari 2019
Bunga Obligasi Ke -14
12 Mei 2019
Bunga Obligasi Ke -15
12 Agustus 2019
Bunga Obligasi Ke -16
12 November 2019
Bunga Obligasi Ke -17
12 Februari 2020
Bunga Obligasi Ke -18
12 Mei 2020
Bunga Obligasi Ke -19
12 Agustus 2020
Bunga Obligasi Ke -20
12 November 2020
4 4
JAMINAN Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, Perseroan akan memberikan Jaminan kepada Pemegang Obligasi: Jenis benda Jaminan: Piutang berupa piutang pembiayaan konsumen dan/atau sewa guna usaha dan/atau piutang lain yang timbul sehubungan dengan kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan, yang belum jatuh tempo atau tidak tertunggak pembayarannya melewati jangka waktu 90 (sembilan puluh) Hari Kalender setelah angsuran terakhir jatuh tempo, untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, yang dibebankan dengan fidusia. Nilai benda Jaminan: Nilai Jaminan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Emisi, adalah sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi. Status Kepemilikan: Piutang yang dijaminkan adalah piutang milik Perseroan. Pembebanan Jaminan Fidusia: Perseroan berjanji dan mengikatkan diri untuk menandatangani akta jaminan fidusia berupa Piutang dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Emisi, dan Wali Amanat berkewajiban mendaftarkan akta jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja setelah penandatanganan akta jaminan fidusia. Perseroan berjanji dan mengikatkan diri akan mempertahankan pada setiap saat sejak ditandatanganinya akta jaminan fidusia agar nilai Jaminan selalu sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan, dalam jumlah sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan, maka Perseroan berkewajiban menyetor kekurangannya tersebut dengan uang tunai dalam bentuk penyetoran dana ke dalam rekening penampungan yang ditunjuk Wali Amanat dan/atau penempatan dalam deposito yang akan diikat secara gadai sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan sampai dengan nilai Jaminan tersebut mencapai nilai sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Perwaliamanatan. PENYISIHAN DANA PELUNASAN OBLIGASI (SINKING FUND) Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi ini sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana penawaran umum Obligasi ini. KELALAIAN (WANPRESTASI) Sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan apabila terjadi kelalaian (wanprestasi), maka setelah Wali Amanat memberikan pemberitahuan tertulis kepada Perseroan dan Perseroan tidak melakukan perbaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan setelah Perseroan menerima pemberitahuan tertulis tersebut, Wali Amanat berhak membuat pengumuman dalam paling sedikit 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan memanggil RUPO menurut tata cara yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Penjelasan lebih lanjut dari kelalaian (wanprestasi) dapat dilihat pada Bab XVI mengenai Keterangan Tentang Obligasi. CARA DAN TEMPAT PELUNASAN POKOK OBLIGASI DAN/ATAU PEMBAYARAN BUNGA OBLIGASI Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari yang bukan Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa selanjutnya. WALI AMANAT Penerbitan Obligasi ini dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.165 Tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 188 tanggal 23 September 2015, juncto Perubahan II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 226 tanggal 27 Oktober 2015,yang seluruhnya dibuat oleh Notaris Satria Amiputra A. S.E, Ak, SH, SS, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn, berikut perubahan-perubahannya, yang bertindak selaku Wali Amanat adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Alamat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, adalah sebagai berikut :
5 5
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Plaza Mandiri Lt. 22 Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 36-38 Jakarta Selatan, 12190, Indonesia Telp: (021) 5275370, 5245161 Faks : (021) 5268201 Website : www.bankmandiri.co.id
PROSEDUR PEMESANAN Prosedur Pemesanan Obligasi dapat dilihat pada Bab XIX mengenai Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi. PERPAJAKAN Diuraikan dalam Bab XI mengenai Perpajakan dalam Prospektus ini. HASIL PEMERINGKATAN OBLIGASI Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh PT Fitch Ratings Indonesia. Berdasarkan surat PT Fitch Ratings Indonesia No. RC96/DIR/RAT/VIII/2015 tanggal 13 Agustus 2015, hasil pemeringkatan atas efek utang jangka panjang Perseroan adalah : AA+ (idn) (Double A Plus) Pemeringkatan Obligasi akan ditinjau ulang oleh Pemeringkat Efek setiap 1 (satu) tahun sekali sepanjang umur Obligasi. Perseroan dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan PT Fitch Ratings Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung sesuai dengan yang didefinisikan dalam UUPM. Perseroan telah menyampaikan pernyataan pendaftaran dengan mengikuti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No KEP-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Perseroan wajib menyampaikan peringkat tahunan atas setiap klasifikasi efek bersifat utang dan /atau sukuk kepada OJK paling lambat 10 hari kerja setelah berakhirnya seluruh kewajiban yang terkait dengan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk yang diterbitkan, sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Pertimbangan (Rationale) Peringkat tersebut didorong oleh dukungan yang kuat dari pemegang saham utama, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII; AAA (idn)) dan induk perusahaan Malayan Banking Berhad (Maybank; 'A-' /Stabil) (ultimate parent). Integrasi antara BII dan Perseroan juga terlihat dalam penggunaan nama bersama, pemanfaatan jaringan cabang, dukungan pendanaan dan penyelarasan manajemen risiko dan kebijakan pencadangan. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai hal ini dapat dilihat pada Bab XVII Keterangan Mengenai Pemeringkatan Obligasi. HAK SENIORITAS ATAS UTANG Hak Pemegang Obligasi adalah hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lainnya baik yang ada sekarang maupun di kemudian hari sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. TAMBAHAN UTANG YANG DAPAT DIBUAT PERSEROAN PADA MASA AKAN DATANG Perseroan dapat memperoleh penambahan utang di masa yang akan datang, selama rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 (sepuluh berbanding satu). Ketentuan rasio tersebut adalah sesuai dengan keputusan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan RI No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, atau perubahan peraturan tersebut, yang mensyaratkan jumlah pinjaman bagi setiap perusahaan pembiayaan dibandingkan jumlah modal sendiri (networth) dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan (gearing ratio) ditetapkan setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali. HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI a.
Menerima pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi dari Perseroan yang dibayarkan melalui KSEI sebagai Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Pokok Obligasi harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi.
b.
Yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Obligasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6 6
c.
Bila terjadi kelalaian dalam pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi, Pemegang Obligasi berhak untuk menerima pembayaran denda atas setiap kelalaian pembayaran tersebut sebesar persentase bunga Obligasi yang berlaku pada saat tersebut ditambah 1% (satu persen) per tahun atas jumlah yang tidak dibayar sesuai ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, yang diperhitungkan berdasarkan jumlah hari terhitung sejak Tanggal Pembayaran Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga yang bersangkutan sampai seluruh jumlah yang tidak dibayar telah dibayar kembali secara penuh. Untuk tujuan perhitungan denda tersebut, 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) hari dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari. Pemegang Obligasi berhak atas pembayaran denda secara proporsional sesuai jumlah Obligasi yang dimilikinya.
d.
Seorang atau lebih Pemegang Obligasi yang mewakili paling sedikit lebih dari 20% (dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi, tidak termasuk Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya, kecuali Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah, dapat mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar diselenggarakan RUPO dengan memuat acara yang diminta dan melampirkan salinan KTUR dari Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR kepada Wali Amanat.
e.
Setiap Pemegang Obligasi senilai Rp1 (satu Rupiah) mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO dengan ketentuan pembulatan ke bawah (jika terdapat angka pecahan).
PEMBELIAN KEMBALI (BUY BACK) Dalam hal Perseroan melakukan pembelian kembali Obligasi, maka berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1.
Pembelian kembali Obligasi (buy back) dapat ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar;
2.
Pelaksanaan pembelian kembali Obligasi (buy back) dapat dilakukan melalui bursa efek atau di luar bursa efek;
3.
Pembelian kembali Obligasi baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah tanggal penjatahan;
4.
Pembelian kembali Obligasi (buy back) tidak dapat dilakukan apabila hal tersebut mengakibatkan Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan;
5.
Pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila Perseroan melakukan kelalaian (wanprestasi) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan, kecuali telah memperoleh persetujuan RUPO;
6.
Pembelian kembali Obligasi hanya dapat dilakukan oleh Perseroan kepada pihak yang tidak terafiliasi, kecuali Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah;
7.
Rencana pembelian kembali Obligasi wajib dilaporkan kepada OJK oleh Perseroan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sebelum pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi tersebut di surat kabar;
8.
Pembelian kembali Obligasi, baru dapat dilakukan setelah pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi. Pengumuman tersebut wajib dilakukan paling sedikit melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 2 (dua) Hari Kalender sebelum tanggal penawaran untuk pembelian kembali dimulai;
9.
Rencana pembelian Obligasi sebagaimana dimaksud dalam butir 7 dan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir 8, paling sedikit memuat informasi tentang : a.
periode penawaran pembelian kembali;
b.
jumlah dana maksimal yang akan digunakan untuk pembelian kembali;
c.
kisaran jumlah Obligasi yang akan dibeli kembali;
d.
harga atau kisaran harga yang ditawarkan untuk pembelian kembali Obligasi;
e.
tata cara penyelesaian transaksi;
f.
persyaratan bagi Pemegang Obligasi yang mengajukan penawaran jual;
g.
tata cara penyampaian penawaran jual oleh Pemegang Obligasi;
h.
tata cara pembelian kembali Obligasi; dan
i.
hubungan Afiliasi antara Perseroan dan Pemegang Obligasi
10. Perseroan wajib melakukan penjatahan secara proposional sebanding dengan partisipasi setiap pihak yang melakukan penjualan Obligasi apabila jumlah Obligasi yang ditawarkan untuk dijual oleh Pemegang Obligasi melebihi jumlah Obligasi yang dapat dibeli kembali; 11. Perseroan wajib menjaga kerahasiaan atas semua informasi mengenai penawaran jual yang telah disampaikan oleh Pemegang Obligasi; 12. Perseroan dapat melaksanakan pembelian kembali Obligasi tanpa melakukan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir 9 dengan ketentuan : a.
jumlah pembelian kembali tidak lebih dari 5% (lima persen) dari jumlah Obligasi untuk masing-masing Seri Obligasi yang beredar dalam periode 1 (satu) tahun setelah tanggal penjatahan;
7 7
b.
obligasi yang dibeli kembali tersebut bukan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan; dan
c.
obligasi yang dibeli kembali hanya untuk disimpan yang kemudian hari dapat dijual kembali; dan wajib dilaporkan kepada OJK paling lambat akhir Hari Kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya pembelian kembali Obligasi;
13. Perseroan wajib melaporkan kepada OJK dan Wali Amanat serta mengumumkan kepada publik dalam waktu paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah dilakukannya pembelian kembali Obligasi, informasi yang meliputi antara lain : a.
jumlah Obligasi yang telah dibeli;
b.
rincian Jumlah Obligasi yang telah dibeli kembali untuk pelunasan atau disimpan untuk dijual kembali;
c.
harga pembelian kembali yang telah terjadi; dan
d.
jumlah dana yang digunakan untuk pembelian kembali Obligasi;
14. Dalam hal terdapat lebih dari satu Obligasi yang diterbitkan oleh Perseroan, maka pembelian kembali Obligasi dilakukan dengan mendahulukan Obligasi yang tidak dijamin; 15. Dalam hal terdapat lebih dari satu Obligasi yang tidak dijamin, maka pembelian kembali wajib mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian kembali tersebut; 16. Dalam hal terdapat jaminan atas seluruh Obligasi, maka pembelian kembali wajib mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian kembali Obligasi tersebut; 17. Pembelian kembali Obligasi oleh Perseroan mengakibatkan : a.
hapusnya segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, hak menghadiri RUPO, hak Suara, dan hak memperoleh bunga serta manfaat lain dari Obligasi yang dibeli kembali, jika dimaksudkan untuk pelunasan; atau
b.
pemberhentian sementara segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, hak menghadiri RUPO, hak Suara, dan hak memperoleh bunga serta manfaat lain dari Obligasi yang dibeli kembali, jika dimaksudkan untuk disimpan untuk dijual kembali.
8 8
BAB II
PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya Emisi, akan dipergunakan seluruhnya oleh Perseroan, sebagai modal kerja pembiayaan sebagaimana yang ditentukan oleh izin yang dimiliki Perseroan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam-LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah kurang lebih setara dengan 0,582% dari Pokok Obligasi yang meliputi: 1.
Biaya jasa untuk penjaminan emisi efek 0,160% yang terdiri dari : biaya jasa penyelenggaraan (management fee): 0,080%, biaya jasa penjaminan (underwriting fee): 0,040%, dan biaya jasa penjualan (selling fee): 0,040%.
2.
Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal: 0,135% (yang terdiri dari biaya jasa Akuntan: 0,078%; Konsultan Hukum: 0,050%; dan Notaris: 0,007%).
3.
Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal: 0,033% (yang terdiri dari biaya jasa Wali Amanat: 0,013%; dan Perusahaan Pemeringkatan Efek : 0,020%).
4.
Biaya pencatatan: 0,034% (terdiri dari biaya KSEI: 0,004%; dan BEI: 0,030%)
5.
Biaya pernyataan pendaftaran OJK: 0,150%
6.
Biaya Lain-lain (percetakan, iklan, public expose dan lain-lain): 0,070%.
Perseroan akan melaporkan realisasi penggunaan dana secara berkala kepada OJK dan Wali Amanat sesuai dengan Peraturan Bapepam No. X.K.4 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 (“Peraturan No.X.K.4”). Apabila Perseroan bermaksud untuk mengubah penggunaan dana sebagaimana tercantum dalam Prospektus ini, maka Perseroan wajib: 1.
Melaporkan terlebih dahulu rencana perubahan penggunaan dana dimaksud kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya;
2.
Mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Obligasi ; dan
3.
Mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Wali Amanat setelah disetujui oleh RUPO.
Sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-15/PM/1997 tanggal 30 April 1997 sebagaimana diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum, kecuali apabila ditentukan lain dalam peraturan OJK atau Bapepam atau Bapepam dan LK. Melalui surat tanggal 1 Oktober 2013, perihal: Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Obligasi II BII Finance Tahun 2013, posisi 30 September 2013, Perseroan telah melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi II BII Finance Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap dimana seluruh dana hasil Penawaran Umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi telah direalisasikan seluruhnya sesuai dengan rencana penggunaan dana, seperti yang telah diungkapkan di dalam Prospektus.
9 9
Halaman ini sengaja dikosongkan
10
BAB III
PERNYATAAN UTANG
Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas Perseroan pada tanggal 30 Juni 2015, yang bersumber dari laporan keuangan auditan Perseroan tanggal 30 Juni 2015 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAPI dengan pendapat tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015. Pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan memiliki liabilitas yang keseluruhannya berjumlah Rp3.437.278 juta. Rincian liabilitas yang dimiliki Perseroan pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Keterangan Utang bank Pihak berelasi Pihak ketiga Utang dealer Utang pajak Utang lain-lain Pihak berelasi Pihak ketiga Beban masih harus dibayar Pihak berelasi Pihak ketiga Medium-term notes (MTN) - neto Pihak berelasi Pihak ketiga Utang obligasi - neto Pihak berelasi Pihak ketiga Liabilitas imbalan pasca-kerja Total Liabilitas
103.038 1.421.332 73.334 11.217 3.542 114.685 9 56.022 199.888 149.363 1.291.409 13.439 3.437.278
Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang dapat merugikan hak-hak Pemegang Obligasi. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, tidak ada liabilitas Perseroan yang telah jatuh tempo yang belum dilunasi. 1.
UTANG BANK
Saldo utang bank pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp1.524.370 juta yang terdiri dari: Utang bank Pihak berelasi Rupiah PT Bank Internasional Indonesia Tbk Dollar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pihak ketiga Rupiah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT UOB Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk (Unit Usaha Syariah) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Total utang bank
(dalam jutaan Rupiah) Jumlah 73.500 29.538 400.000 250.000 200.000 150.000 150.000 150.000 100.000 16.277 5.055 1.524.370
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun atas utang bank sepanjang periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 adalah 10,39% (rupiah) dan 4% (dollar Amerika Serikat).
11 10
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman promes berulang dari BII sejak tahun 2006 berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Desember 2006. Perseroan juga memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 8 Januari 2010. Fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang beberapa kali hingga 30 Januari 2014 dengan limit masing-masing tidak melebihi Rp120.000 juta dan Rp30.000 juta. Tingkat suku bunga per tahun untuk masing-masing fasilitas adalah 10,50%. Pada tanggal 30 November 2013, Perseroan telah memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan limit masing-masing tidak melebihi Rp120.000 juta dan Rp30.000 juta dengan jangka waktu hingga tanggal 30 Januari 2014. Tingkat suku bunga per tahun untuk pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran akan ditentukan oleh BII pada saat penarikan fasilitas pinjaman. Pada tanggal 28 Oktober 2014, Perseroan telah memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan limit sama dengan perpanjangan terakhir yaitu Rp70.000 juta dan Rp30.000 juta dengan jangka waktu hingga tanggal 8 November 2015. Tingkat suku bunga per tahun untuk pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran masing-masing adalah 12%. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk: (1) menjaga kecukupan piutang pembiayaan konsumen sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah fasilitas pinjaman; (2) memastikan piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan kepada BII tidak memiliki tunggakan lebih dari 30 hari; (3) menjaga komposisi piutang pembiayaan konsumen yang memiliki tunggakan lebih dari 90 hari agar tidak lebih dari 3% dari keseluruhan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perseroan. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran yang belum digunakan adalah sebesar Rp26.500 juta. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijaminkan dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Pada tanggal 14 Juli 2014, Perseroan memperoleh Fasilitas Kredit Pinjaman Berjangka dalam Dollar Amerika Serikat dari BII. Jangka waktu fasilitas adalah 36 (tiga puluh enam) bulan sejak akad kredit dengan limit USD5.000.000. Tingkat suku bunga disesuaikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat pencairan. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam pinjaman diantaranya: (a) menjaga rasio gearing maksimal 10 (sepuluh) kali dari seluruh fasilitas kredit yang diberikan oleh bank; (b) diupayakan mengaktifkan aktifitas rekening di BII secara proporsional sesuai pembiayaan dari BII dan akan direview setiap 6 (enam) bulan; (c) menyerahkan laporan keuangan periode bulanan dan laporan bulanan piutang yang merupakan jaminan di BII serta laporan write off dan recovery dan repossessed asset atas keseluruhan portofolio Perseroan pada setiap periode pelaporan; (d) pinjaman ini dijamin dengan piutang sewa pembiayaan Perseroan sebesar 100% dari total pinjaman. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah sebesar USD2.162.353. Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan sebesar 100% dari saldo fasilitas pinjaman berjangka. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan BII sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (“HSBC”) Pada tanggal 20 Maret 2014, berdasarkan surat nomor JAK/140230/U/00269836, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp150.000 juta dengan jangka waktu hingga 31 Januari 2015. Tingkat bunga tetap akan dibebankan atas setiap penarikan. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk: (1) Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari; (2) Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham minimal 90% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan. Berdasarkan surat No. CDT/2015/02/0448 pada tanggal 11 Februari 2015, dinyatakan bahwa fasilitas pinjaman promes berulang yang tertulis dalam surat nomor JAK/140230/U/00269836 masih tetap valid selama perjanjian tersebut ditinjau ulang oleh HSBC. Berdasarkan Perubahan Perjanjian Perseroan nomor JAK/150429/U/00308161 tanggal 26 Mei 2015, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas promes berulang sebesar Rp250.000 juta, sehingga jumlah fasilitas kredit menjadi Rp400.000 juta dengan jangka waktu hingga tanggal 31 Januari 2016. Fasilitas ini dapat ditarik dalam bentuk mata uang USD sebesar setara dengan Rp100.000 juta. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,50% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan HSBC sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan.
12 11
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (“BJB”) Pada tanggal 8 Juni 2015, berdasarkan surat nomor 16/KOM-KKU/SPPK/2015, Perseroan memperoleh Kredit Modal Umum pada Perseroan Pembiayaan dari BJB dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi dari Rp250.000 juta dan jangka waktu pinjaman maksimum 51 (lima puluh satu) bulan untuk setiap penarikan. Tingkat suku bunga adalah 10,65% per tahun floating rate per penarikan selama bulan Juni 2015 sedangkan 10,90% per tahun floating rate per penarikan setelah bulan Juni 2015. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk: (1) Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 30 (tiga puluh) hari sebesar 50% dari plafond kredit yang ditarik untuk setiap awal penarikan fasilitas kredit dan piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/ atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari untuk fasilitas kredit yang berjalan sebesar 50% dari plafon kredit berjalan; (2) Wajib menjaga kondisi keuangan yaitu dengan menjaga Current Ratio minimal 1 kali, menjaga total Non Performing Loan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari tidak lebih dari 3% dan menjaga rasio Debt to Equity Ratio tidak melebihi 8 kali. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,65% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan BJB sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan. PT Bank Victoria International Tbk (“Victoria”) Berdasarkan Akta perjanjian kredit dengan memakai jaminan No.163 tanggal 25 Maret 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan limit fasilitas Rp100.000 juta dan jangka waktu pinjaman maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan atau maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan terhitung sejak tanggal penarikan tiap fasilitas. Tingkat suku bunga dikenakan sebesar 10,50% per tahun. Perseroan menarik fasilitas I dan II masing-masing sebesar Rp50.000 juta pada tanggal-tanggal 28 Maret 2011 dan 30 Maret 2011, dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak pencairan masing-masing pinjaman. Per 31 Desember 2013, seluruh pinjaman modal kerja telah dilunasi. Pada tanggal 18 Maret 2013, berdasarkan surat nomor 039/BVIC-KLG1/OL/III/2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp150.000 juta dengan jangka waktu hingga tangal 25 Maret 2014. Tingkat suku bunga fasilitas dikenakan adalah sebesar 8,50% per tahun (tingkat suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku). Pada bulan Maret 2014, berdasarkan surat nomor 040/BVIC-KLG1/OL/III/2014, Perseroan memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman modal kerja dengan kenaikan batas maksimum fasilitas menjadi Rp200.000 juta dengan jangka waktu pinjaman hingga 25 Maret 2015. Pada bulan April 2014, berdasarkan surat nomor 053/02/III/2013, Perseroan memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp200.000 juta dengan jangka waktu hingga tanggal 25 Maret 2015. Pada bulan November 2014, berdasarkan surat nomor 050/BVIC-KLG1/OL/XI/2014, Perseroan memperpanjang fasilitas pinjaman promes dan batas maksimum limit fasilitas dinaikkan menjadi Rp400.000 juta dengan jangka waktu pinjaman hingga 25 Maret 2016. Per 31 Desember 2014, Perseroan telah mencairkan pinjaman sebesar Rp400.000 juta untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. Pada tanggal 21 April 2015, berdasarkan surat nomor 034/SKM-KPP/VIC/IV/2015, bank memberikan pengurangan limit fasilitas pinjaman promes berulang menjadi Rp200.000 juta. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk: (1) Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari; (2) Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham minimal 51,10% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rp200.000 juta. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan Permata Syariah sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan. PT Bank UOB Indonesia Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.13 tanggal 2 September 2013, Perseroan memperoleh fasilitas kredit dengan batas maksimum limit fasilitas kredit tidak melebihi Rp150.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pencairan pertama. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar ‘JIBOR O/N’ atau ‘Jakarta Inter Bank Offerred Rate Over Night’ ditambah 2,65% per tahun.
13 12
Pada bulan Desember 2014, berdasarkan surat No.14/FID/0164, Perseroan memperoleh perpanjangan dan penambahan maksimum limit fasilitas pinjaman Money Market sebesar Rp150.000 juta dengan jangka waktu pinjaman sampai dengan 31 Desember 2015. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar ‘JIBOR O/N’ atau ‘Jakarta Inter Bank Offerred Rate Over Night’ ditambah 2,65% per tahun. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk: (1) Memenuhi rasio kecukupan jaminan tidak boleh kurang dari 60%. Apabila ada pelunasan dari jaminan tersebut, Perseroan berkewajiban unruk mengganti dengan jaminan lain.; (2) Menjaga rasio pinjaman terhadap modal maksimum sebesar 9:1; (3) Menjaga BII sebagai pemegang saham mayoritas dengan minimum kepemilikan sebesar 51%; (4) Menjaga peringkat Perseroan tidak lebih rendah dari AA+. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,9% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 60% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan perjanjian pinjaman tersebut di atas. PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (“ Bank Ekonomi”) Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman akseptasi dari Bank Ekonomi sejak tahun 2006 dan telah diperpanjang beberapa kali hingga tahun 2012. Pada tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan surat No.003/FILETCERX/2012, Perseroan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi Rp10.000 juta dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 Oktober 2013. Tingkat suku bunga adalah 9,25% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku). Pada tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan surat No.004/FILETCERX/2012, Perseroan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan batas maksimum fasilitas Rp50.000 juta dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 Oktober 2013. Tingkat suku bunga adalah 9,25% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku). Pada tanggal 31 Oktober 2014, berdasarkan Akta Perubahan Perjanjian Kredit No.35, Perseroan mendapatkan fasilitas kredit dengan batas maksimum fasilitas Rp150.000 juta dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 November 2014. Tingkat suku bunga adalah 9,85% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku). Pada tanggal 16 Desember 2014, berdasarkan surat No.900-000159/Desember/2014, Perseroan memperpanjang fasilitas pinjaman sampai dengan 31 Oktober 2015. Tingkat suku bunga adalah 10,20% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku). Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk: (1) Menjaga Debt to Equity ratio Perseroan setiap saat tidak lebih 10 (sepuluh) kali; (2) Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham mayoritas (diatas 50,10%) baik langsung maupun tidak langsung. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,85% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan Bank Ekonomi sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan. PT Bank OCBC NISP Tbk (“OCBC NISP”) Pada tanggal 3 Juni 2015, berdasarkan surat No.064/FI-IB/KS.06/GY/2015, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk promes berulang dari OCBC NISP dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi dari Rp150.000 juta dan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (1) menjaga gearing ratio tidak melebihi 8 (delapan) kali; (2) menjaga piutang yang memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari tidak melebihi 2,5% dari total piutang. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,5% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan OCBC NISP sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan.
14 13
PT Bank Capital Indonesia (“Bank Capital”) Pada tanggal 31 Maret 2015, berdasarkan surat No.024/KPO/FIN/III/2015, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman Money Market sebesar Rp100.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memelihara gearing ratio sesuai dengan Peraturan Pemerintah (Menteri Keuangan) yang berlaku. Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,5% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan Bank Capital sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan. PT Bank Permata Tbk – Unit Usaha Syariah (“Bank Permata Syariah”) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.24, tanggal 18 Juni 2012, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman murabahah dengan maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp75.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan pertama. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perseroan. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.03 tanggal 3 April 2013, batas maksimum limit fasilitas pinjaman murabahah dinaikkan menjadi tidak melebihi Rp125.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan pertama. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (1) menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 (sepuluh) kali; (2) Memonitor komposisi piutang pembiayaan konsumen dengan tunggakan lebih dari 30 (tiga puluh) hari agar tidak lebih besar dari 4% dan piutang dengan tunggakan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari agar tidak lebih besar dari 2,50%; (3) Menjaga persentase average net write off terhadap jumlah portofolio selama 12 (dua belas) bulan terakhir tidak melebihi 2%; (4) Menjaga perbandingan saldo pinjaman dari Permata Syariah tidak lebih dari 20% terhadap jumlah service asset yang dimiliki Perseroan, atau menjaga saldo pinjaman dari Permata Syariah tidak lebih dari 2 (dua) kali modal Perseroan, yang mana lebih tinggi. Saldo fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 3 Juni 2016 dan sampai tanggal laporan keuangan, Perseroan tidak melakukan perpanjangan atas pinjaman ini. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,5% per tahun. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan Bank Permata Syariah sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Bank Mandiri”) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No.67 tanggal 21 November 2012, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman modal kerja dari Bank Mandiri dengan limit fasilitas sebesar Rp300.000 juta dan jangka waktu penarikan pinjaman hingga tanggal 20 Mei 2014, dengan jangka waktu angsuran kredit maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas kredit. Tingkat suku bunga yang dikenakan oleh Bank Mandiri adalah tingkat suku bunga tetap. Tingkat suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman sampai dengan tenor satu tahun sebesar 8,50% per tahun, tenor pinjaman lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun sebesar 8,75% per tahun, dan untuk tenor pinjaman lebih dari 2 (dua) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun sebesar 9% per tahun. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (1) Memelihara gearing ratio sesuai Peraturan Pemerintah (Menteri Keuangan) yang berlaku, Mandiri berhak untuk menangguhkan penarikan atas sisa limit kredit yang belum ditarik. Apabila gearing ratio telah mencapai 9 (sembilan) kali maka Perseroan harus menyampaikan action plan untuk memperbaiki gearing ratio tersebut; (2) Menyampaikan laporan kinerja bulanan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah akhir bulan laporan dalam bentuk hardcopy atau softcopy; (3) Menyampaikan laporan keuangan triwulanan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah akhir bulan dalam bentuk hardcopy atau softcopy. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang fasilitas pinjaman. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah memenuhi semua persyaratan dan pembatasan yang ditetapkan Bank Mandiri sehubungan dengan pemberian fasilitas pinjaman bagi Perseroan.
15 14
PT Bank QNB Indonesia Tbk (Dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No.10 tanggal 4 Juni 2013, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman Demand Loan dengan batas maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp100.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 4 Juni 2013. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga yang akan ditentukan pada saat penarikan fasilitas pinjaman. Berdasarkan Addendum Perjanjian Kredit No.102A/DL-1115/VI/2014 tanggal 4 Juni 2014, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman Demand Loan dengan batas maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp100.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 4 Juni 2014. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga yang akan ditentukan pada saat penarikan fasilitas pinjaman. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (a) piutang yang dijaminkan adalah piutang dalam kategori lancar; (b) total debt terhadap tangible net worth tidak melebihi 8 (delapan) kali; (c) maksimum NPL >90 (sembilan puluh) hari harus dibawah 3,5%. Per 30 Juni 2015, pinjaman tersebut telah dilunasi. PT Bank Permata Tbk (Permata) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 30 tanggal 15 Desember 2011, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk money market dengan limit fasilitas Rp50.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 15 Desember 2012. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 23 tanggal 18 Juni 2012, Perseroan memperoleh tambahan fasilitas kredit (Money Market) sebesar Rp25.000 juta sehingga jumlah fasilitas kredit menjadi Rp75.000 juta dengan tingkat suku bunga tetap selama tenor penarikan dengan jangka waktu hingga tanggal 15 Desember 2015. Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 6 tanggal 3 April 2013 Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk money market dengan limit fasilitas Rp100.000 juta dengan jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 3 April 2014. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan. Selama periode pinjaman, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya: (a) menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 (sepuluh) kali; (b) memonitor komposisi piutang pembiayaan konsumen sehingga portofolio dengan tunggakan lebih dari 30 (tiga puluh) hari tidak lebih besar dari 4% dan piutang dengan tunggakan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari tidak lebih besar dari 2,5%; (c) menjaga persentase average net write off terhadap jumlah portofolio selama 12 (dua belas) bulan terakhir tidak melebihi 2%; (d) menjaga perbandingan saldo pinjaman dari Permata tidak lebih dari 20% terhadap jumlah service asset yang dimiliki Perseroan, atau menjaga saldo pinjaman dari Permata tidak lebih dari 2 (dua) kali modal Perseroan, yang mana lebih tinggi. Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 22 Juni 2013. Fasilitas ini telah jatuh tempo dan sampai dengan tanggal laporan keuangan, Perseroan masih melakukan proses perpanjangan atas fasilitas ini. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pembiayaan. Untuk seluruh saldo utang bank pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, Perseroan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan pada setiap perjanjian pinjaman. 2.
UTANG DEALER
Utang dealer merupakan utang kepada dealer kendaraan bermotor, pihak ketiga, sehubungan dengan transaksi pembiayaan konsumen. Pada tanggal 30 Juni 2015, saldo utang dealer berjumlah Rp73.334 juta. (dalam jutaan Rupiah) Jumlah 3.114 1.918 1.792 1.365 1.343 1.330 1.249 1.193 1.125 1.072 57.833 73.334
Utang dealer PT Istana Mobil Surabaya Indah Astrido Toyota PT Astra International PT Eurokars Surya Utama PT Lautan Utama Berlian Motor PT Bumen Redja Abadi PT Tangan Mas Djakarta Auto PT Dwindo Berlian Samjaya PT Agung Automall Srikandi Diamond Indah Motor Lainnya – dibawah Rp1 Miliar Total utang dealer
16 15
3.
UTANG PAJAK
Saldo utang pajak pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp11.217 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Utang pajak Pajak penghasilan Pasal 25/29 Pasal 21 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pasal 23 Pasal 4 (2) Total utang pajak 4.
8.522 1.832 522 244 97 11.217
UTANG LAIN-LAIN
Saldo utang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp118.227 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Utang lain-lain Pihak berelasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Karyawan kunci Kompensasi berbasis saham Pihak ketiga Utang Asuransi Suspense Account -Pelanggan Uang Muka - Pelanggan Utang Notaris PT Bank OCBC NISP Tbk Lainnya Total utang lain-lain
3.454 88 74.499 15.800 13.851 6.970 1.285 2.280 118.227
Utang kepada PT Bank Internasional Indonesia Tbk dan PT Bank OCBC NISP Tbk merupakan utang yang berasal dari cicilan debitur sebesar porsi bank kreditur yang belum dibayarkan ke bank kreditur sehubungan dengan kerjasama pembiayaan bersama. Utang lainnya terutama merupakan utang pembayaran premi kepada perusahaan rekanan asuransi yang belum diselesaikan, kelebihan pembayaran dari debitur, titipan setoran debitur dan utang lainnya. 5.
BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
Saldo beban masih harus dibayar pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp56.031 juta, yang terdiri dari: (dalam jutaan Rupiah) Jumlah
Beban masih harus dibayar Pihak berelasi PT Bank International Indonesia Tbk Pihak ketiga Gratifikasi dan remunerasi Promosi Bunga Utang Bank Bunga Utang Obligasi Bunga MTN Beban Jasa Konsultan Lainnya Total beban masih harus dibayar 6.
9 33.150 9.248 6.924 3.890 1.383 565 862 56.031
MEDIUM – TERM NOTES
Saldo Medium-Term Notes pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp199.888 juta terdiri dari: Medium-Term Notes
Jatuh tempo
Medium Term Notes V
26 Februari 2016
Total Medium-term Notes
(dalam jutaan Rupiah) Tingkat bunga Jumlah 8,30%
199.888 199.888
17 16
Pada tanggal 26 Februari 2015, Perseroan menerbitkan MTN V BII Finance dengan nilai nominal sebesar Rp200.000 juta dengan tingkat suku bunga sebesar 8,3% per tahun. Bunga MTN V BII Finance dibayarkan setiap 3 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan, dengan tanggal pembayaran pertama tanggal 26 Mei 2013 dan tanggal jatuh tempo adalah 26 Februari 2016. Berdasarkan perjanjian penerbitan MTN V No.27 tahun 2013, Perseroan harus memberikan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V. Selama periode MTN V, Perseroan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian penerbitan MTN V antara lain: (a) menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 (sepuluh) kali; (b) mempertahankan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V; (c) mempertahankan hasil pemeringkatan MTN V, tidak lebih rendah dari AA+(idn); (d) menjaga komposisi pemegang saham Perseroan dimana BII atau perusahaan afiliasinya memegang kepemilikan saham Perseroan minimal 99% dari modal disetor dan ditempatkan. Penerimaan dana dari penerbitan MTN digunakan untuk modal kerja pembiayaan. Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia RC61/DIR/IV/2015 tanggal 15 April 2015, MTN V BII Finance mendapatkan peringkat ‘AA+(idn)’. Pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan telah melakukan pembayaran bunga secara tepat waktu. Pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan telah mematuhi seluruh persyaratan sehubungan dengan penerbitan MTN V. 7.
OBLIGASI YANG TELAH DITERBITKAN PERSEROAN
Saldo utang obligasi sampai dengan Prospektus ini diterbitkan adalah sebesar Rp1.440.772 juta, setelah dikurangi dengan biaya emisi obligasi yang ditangguhkan, terdiri dari:
No.
1
Seri
Jumlah Obligasi
Dikurangi : Beban Emisi Obligasi yang belum diamortisasi
B
150.000
637
A
101.000
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Peringkat
Tingkat Bunga
Tanggal Efektif
Periode Jatuh Tempo
Jatuh Tempo
Jumlah Obligasi yang masih terhutang pada saat Prospektus ini diterbitkan
AA+ (idn)
8,25%
12 Juni 2013
60 bulan
19 Juni 2018
149.363
370 hari
12 Juni 2013
-
36 bulan
7 Juni 2015
-
48 bulan
7 Juni 2016
142.795
36 bulan
19 Juni 2016
774.100
60 bulan
19 Juni 2018
374.514
Pihak Relasi Obligasi II BII Finance Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi I BII Finance Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap
2
Obligasi II BII Finance Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap
3
6,50%
B
381.000
C
143.000
205
8,00%
A
775.000
900
7,75%
AA+ (idn)
AA+ (idn) B
375.000
486
8,25%
Total
8.
7,90%
1 Juni 2012
12 Juni 2013
1.440.772
LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
Liabilitas imbalan pasca-kerja untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dihitung berdasarkan estimasi dari perhitungan aktuaris independen, PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), dengan menggunakan metode projected unit cost. Saldo liabilitas imbalan pasca kerja pada tanggal 30 Juni 2015 berjumlah Rp13.439 juta. Manajemen dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan serta sehubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam Perseroan dengan ini menyatakan kesanggupan untuk memenuhi liabilitas imbalan pasca kerja sesuai dengan ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. 9.
KOMITMEN DAN KONTINJENSI
Hingga pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan tidak memiliki komitmen dan kontinjensi yang signifikan yang perlu diungkapkan dalam laporan keuangan audit untuk tanggal dan periode enam bulan yang berahir pada 30 Juni 2015 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
18 17
Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Perseroan telah menggunakan fasilitas pinjaman sebesar Rp1.438.617 juta. Setelah tanggal Laporan Keuangan sampai dengan tanggal Laporan Auditor Independen dan setelah tanggal Laporan Auditor Independen sampai dengan tanggal efektifnya Pernyataan Pendaftaran, Perseroan tidak memiliki liabilitas-liabilitas lain kecuali liabilitas yang timbul dari kegiatan normal Perseroan serta liabilitas-liabilitas yang telah dinyatakan dalam Prospektus ini dan yang telah diungkapkan dalam Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Prospektus ini. SETELAH TANGGAL 30 JUNI 2015 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIF PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN SELAIN YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN YANG DISAJIKAN DALAM BAB XV PROSPEKTUS INI. PERSEROAN TIDAK MEMILIKI PEMBATASAN-PEMBATASAN MERUGIKAN PEMEGANG OBLIGASI
(NEGATIVE
COVENANTS)
YANG
DENGAN MELIHAT KONDISI KEUANGAN PERSEROAN, MANAJEMEN PERSEROAN SANGGUP MENYELESAIKAN SELURUH LIABILITASNYA SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA. MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PER TANGGAL 30 JUNI 2015 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI.
19 18
Halaman ini sengaja dikosongkan
20
BAB IV 1.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN
UMUM
Analisis dan pembahasan oleh manajemen yang disajikan di bawah ini disusun berdasarkan laporan keuangan auditan Perseroan pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012. Laporan Keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 tersebut yang tercantum dalam Prospektus ini telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar yang diterapkan oleh IAPI dengan pendapat tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Berdasarkan data industri kendaraan bermotor di Indonesia, pertumbuhan penjualan mobil nasional menunjukan perkembangan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian jumlah penjualan dalam unit, sempat mengalami penurunan pada tahun 2014, sebagai imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan biaya produksi industri otomotif di dalam negeri yang memberikan tekanan kepada kemampuan daya beli masyarakat. Penjualan mobil baru pada tahun 2014, seperti dilaporkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Sumber: Gaikindo, Desember 2014), menunjukkan jumlah penjualan sebesar 1.208.019 unit. Laju pertumbuhan produksi kendaraan bermotor nasional didukung oleh tingkat penjualan yang sepadan terhadap kendaraan bermotor secara nasional dikarenakan banyaknya alternatif dan pilihan terhadap kepemilikan kendaraan bermotor, diantaranya melalui pembiayaan kendaraan bermotor yang dibiayai oleh perbankan dan atau lembaga pembiayaan. Upaya untuk meningkatkan kembali industri otomotif di Indonesia didukung oleh banyaknya produk baru (yang menawarkan fitur ramah lingkungan dan hemat bahan bakar) dan pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan. Dengan terus bertambahnya jumlah masyarakat kelas menengah Indonesia, yang mempunyai tren konsumsi yang mulai bergerak dari produk untuk memenuhi kebutuhan dasar ke produk yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan yang lebih besar, seperti barang kebutuhan rumah tangga yang tahan lama, perkakas dan barang elektronik, mobil dan jasa keuangan (Sumber: Boston Consulting Group, March 2013) Sebagai industri turunan (down stream) dari sektor industri mobil, industri pembiayaan juga mengalami pertumbuhan yang tinggi ditengah diberlakukannya beberapa regulasi baru untuk menjaga tingkat risiko industri pembiayaan pada kondisi yang tetap baik. Untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dan perkembangan teknologi, ATPM yang terafiliasi dengan Perseroan akan senantiasa memproduksi varian-varian baru di pasar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan/atau selera konsumen baik dari sisi model, harga maupun fungsi. Munculnya varian kendaraan dengan fitur hemat bahan bakar dan ramah lingkungan (Low Cost-Green Car atau LCGC) yang mendominasi pasar dan lebih diminati konsumen merupakan salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah pembiayaan Perseroan. Selain itu, Perseroan juga senantiasa melakukan pengamatan untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dan terus berinovasi dengan mengembangkan produkproduk pembiayaan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Melihat pada kebutuhan konsumen pada umumnya, produk pembiayaan yang ditawarkan Perseroan sejauh ini masih mempertahankan metode mendasar, yang mana bilamana terdapat perubahan, adalah merupakan penyesuaian terhadap ketentuan perundang-undangan dan perkembangan bisnis pembiayaan pada umumnya, selain itu perubahan pada perjanjian pembiayaan dapat dilakukan untuk memastikan adanya kepatuhan terhadap peraturan regulator yang ada. Perkembangan tim pun akan disesuaikan dengan perkembangan strategi pemasaran dan pembiayaan, yang mana pada saat ini tidak terjadi banyak perubahan. Langkah-langkah berikut: 1. 2. 3.
yang dilakukan Perseroan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya adalah sebagai
Meningkatkan pembiayaan baru dengan berprinsip kepada kehati-hatian. Menjaga kualitas aset untuk meningkatkan laba perusahaan. Melakukan penghematan biaya operasional.
21 19
Faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan Pendapatan penting bagi usaha Perseroan terdapat pada bunga dan provisi. Sebagai perusahaan pembiayaan, kondisi keuangan Perseroan akan dipengaruhi oleh indikator-indikator makro ekonomi seperti tingkat penjualan otomotif, suku bunga maupun pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan penjualan otomotif dapat berpengaruh terhadap peningkatan pembiayaan konsumen dan perubahan indikator suku bunga dapat berpengaruh terhadap kondisi laporan posisi keuangan dan laporan laba komprehensif Perseroan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi transaksi keuangan dan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap pertumbuhan bisnis Perseroan. Kemampuan Perseroan dalam mendapatkan pendanaan Dalam menjalankan usaha pembiayaan, Perseroan senantiasa membutuhkan dukungan pendanaan yang cukup dan senantiasa mengusahakan sumber pendanaan dengan biaya rendah. Kondisi pasar dan ketersediaan dana yang baik akan memberikan peluang bagi Perseroan untuk mendapatkan sumber pendanaan yang terbaik dari segi biaya maupun jangka waktu pengembalian. Perseroan juga dituntut untuk dapat melakukan diversifikasi sumber pendanaan yang berasal dari lembaga perbankan maupun lembaga non-bank; termasuk di dalamnya adalah penerbitan surat utang yang ditawarkan melalui penawaran umum maupun penawaran terbatas dengan tingkat bunga yang menarik bagi investor dan memberikan kesempatan bagi Perseroan untuk menyesuaikan dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan kepada debitur Perseroan. Kondisi persaingan yang dihadapi Perseroan Peningkatan jumlah mobil baru nasional dan pertumbuhan otomotif di Indonesia memberikan peluang bagi pertumbuhan bisnis pembiayaan di Indonesia dimana setiap perusahaan pembiayaan berusaha untuk meningkatkan pangsa pasarnya sehingga tingkat persaingan di bidang pembiayaan kendaraan Indonesia menjadi semakin ketat. Dalam rangka meningkatkan pangsa pasar, banyak hal yang dijalankan oleh perusahaan pembiayaan misalnya pemberian suku bunga yang sangat murah, uang muka rendah dan jangka waktu pinjaman hingga 72 bulan kepada debitur. Kondisi demikian tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan pembiayaan dengan kecenderungan penurunan kualitas aset yang dikarenakan oleh tidak dipenuhinya kriteria kelayakan kredit debitur dengan fasilitas pembiayaan yang diberikan. Untuk mengantisipasi hal ini, Perusahaan mengeluarkan ketentuan pembiayaan minimal uang muka sebesar 30% dari nilai obyek yang dibiayai dengan maksimum tenor 72 bulan dan mayoritas jenis kendaraan yang dibiayai adalah kendaraan penumpang baru. Selain itu, pengembangan produk baru juga memiliki peranan yang penting di dalam industri pembiayaan. Pengembangan produk baru seperti jenis pembiayaan baru dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pembiayaan untuk memperluas basis konsumen, mempertahankan pangsa pasar dan menghadapi persaingan di masa mendatang. Perseroan senantiasa berusaha untuk mengetahui kebutuhan konsumennya dan mengembangkan produk-produk baru untuk menanggapi kebutuhan tersebut yang diharapkan dapat berdampak langsung pada hasil usaha Perseroan. Kebijakan pemerintah Operasional usaha pembiayaan diatur dengan serangkaian peraturan yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan, OJK, Bursa Efek (bagi perusahaan pembiayaan tercatat) serta ketentuan dan perundang-undangan lainnya. Ketentuan-ketentuan yang mengatur perusahaan pembiayaan akan mempengaruhi kegiatan usaha, pelaporan, tingkat kesehatan usaha serta manajemen risiko bagi perusahaan pembiayaan. Perseroan memberikan prioritas utama untuk memenuhi segala ketentuan yang dipersyaratkan bagi perusahaan pembiayaan. Kebijakan Pemerintah dalam industri kendaraan bermotor cukup menarik perhatian industri pembiayaan kendaraan bermotor. Saat ini industri otomotif dihadapkan pada kondisi yang kurang menguntungkan, yang mana Pemerintah melalui sejumlah kebijakan yang dikeluarkannya seperti kebijakan perpajakan pada industri otomotif berpotensi untuk melemahkan pertumbuhan industri otomotif. Lebih lanjut, Pemerintah meyakinkan bahwa kebijakan-kebijakan yang diberlakukan tidak akan menghambat pertumbuhan dari industri otomotif. Pemerintah menjamin akan memberikan insentif untuk menekan dampak dari pemberlakuan kebijakan perpajakan terhadap industri otomotif. Dampak penerapan perpajakan tersebut akan memukul industri otomotif, terutama dari sisi penjualan kendaraan bermotor. Namun demikian, Pemerintah menjamin dampak penurunan penjualan hanya sesaat dan Pemerintah yakin akan kembali ke kondisi normal dalam jangka panjang. Kebijakan akuntansi penting Pencatatan dan penyajian Laporan Keuangan Perseroan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan OJK yang berlaku. Penjabaran ikhtisar kebijakan akuntansi telah diungkapkan dalam catatan atas Laporan Keuangan Perseroan.
22 20
Perubahan nilai surat berharga, nilai tukar dan tingkat suku bunga Pada tanggal 30 Juni 2015 dan hingga diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan tidak mempunyai investasi surat berharga, sehingga Perseroan tidak secara langsung memiliki risiko terhadap penurunan nilai surat berharga. Kegiatan usaha sewa pembiayaan dijalankan Perseroan dengan menggunakan mata uang Rupiah dan mata uang dollar Amerika Serikat sedangkan kegiatan pembiayaan konsumen dijalankan Perseroan seluruhnya dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Perseroan memiliki pinjaman dalam mata uang asing dikarenakan suku bunga yang kompetitif, dimana Perseroan melakukan natural hedge atas pinjaman mata uang asing. Demikian halnya dengan pendanaan yang diterima Perseroan baik dari pihak berelasi maupun pihak ketiga lainnya. Perseroan melakukan pencatatan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain juga dalam mata uang Rupiah. Tidak terdapat risiko langsung yang akan dihadapi Perseroan dari perbedaan mata uang dan nilai tukar selain dari fluktuasi harga objek sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen sebagai imbas dari fluktuasi nilai tukar Rupiah dengan mata uang asing. Meskipun Perseroan memiliki pinjaman dalam mata uang asing, namun pinjaman tersebut dialokasikan kembali sebagai pembiayaan kepada debitur yang juga dalam bentuk mata uang asing yang sama sehingga Perseroan tidak memiliki risiko terhadap kurs mata uang. Untuk mengantisipasi dampak langsung dari perubahan tingkat suku bunga, Perseroan mengelola kesesuaian tingkat suku bunga pembiayaan yang diberikan kepada debitur dengan tingkat suku bunga dari sumber pendanaan yang diterima. Pengakuan bunga terutang pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp12.206 juta. Posisi Pangsa Pasar Posisi pangsa Perseroan dalam industri kendaraan bermotor yaitu sebagai berikut:
675.461 675.461 410.175 410.175
807.483 807.483
949.303 949.303
532.952 532.952
1.070.897 1.059.838 1.070.897 1.059.838
628.955 628.955
658.220 658.220
636.626 636.626 515.486 515.486 305.154 305
7,72% 7,28% 8,36% 5,55% 7,72% 7,28% 8,36% 5,55% 2010 2011 2012 2013 2014 Jun-15 2010 2011 2012 2013 2014 Jun-15 Jumlah Mobil Baru Nasional Total Mobil Baru Kredit Pangsa Pasar Jumlah Mobil Baru Nasional Total Mobil Baru Kredit Pangsa Pasar 5,83% 5,83%
5,36% 5,36%
Sumber: Gaikindo, Juni 2015
2.
KEUANGAN
Analisis dan pembahasan manajemen di bawah ini, khususnya untuk bagian-bagian yang menyangkut kinerja keuangan Perseroan, disusun berdasarkan Laporan Keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 tersebut yang tercantum dalam Prospektus ini telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (“KAP”) Purwantono, Sungkoro & Surja, akuntan publik independen, berdasarkan standar yang diterapkan oleh IAPI dengan pendapat tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.
23 21
2.1 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ATAS LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2013 2012
30 Juni Keterangan
2014
2015
2014
(Tidak Diaudit)
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
Pendapatan
419.944
348.942
Beban
228.937
196.065
400.077
327.402
219.654
Penghasilan Komprehensif
142.832
115.864
265.795
208.874
152.639
753.506
604.729
423.552
PENDAPATAN, BEBAN DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF (dalam jutaan Rupiah) 753.506 604.729
419.944
423.552
400.077
348.942
327.402 265.795
228.937
219.654
208.874
196.065
142.832
152.639
115.864
30 Juni 2015
30 Juni 2014**
Pendapatan
31 Desember 2014* 31 Desember 2013* 31 Desember 2012*
Beban
Penghasilan Komprehensif
*) Disajikan Kembali **) Tidak Diaudit
A.
PENDAPATAN
Perseroan berhasil mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 84,01%, 42,78%, 24,60% dan 20,35%, masingmasing pada 31 Desember 2012, 2013 dan 2014, 30 Juni 2015. Dalam periode tersebut, porsi pendapatan mayoritas diperoleh melalui kegiatan pembiayaan (2012: 98,26%; 2013: 97,78% and 2014: 97,56%). Rincian komposisi pendapatan Perseroan dan informasi pertumbuhan tahunan disajikan sebagai berikut:
2015 PENDAPATAN Pembiayaan konsumen
Jumlah
(dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni %
2014 (Tidak Diaudit) % Jumlah
Jumlah
31 Desember 2013
2014 %
Jumlah
%
2012 Jumlah
%
406.315
96,75%
340.079
97,46%
735.173
97,56%
591.283
97,78%
416.162
98,26%
Pendapatan bunga
954
0,23%
684
0,20%
1.633
0,22%
2.803
0,46%
2.974
0,70%
Sewa pembiayaan Penghasilan lainlain TOTAL PENDAPATAN Pertumbuhan Tahunan
9.532
2,27%
4.312
1,23%
11.736
1,56%
7.636
1,26%
1.854
0,44%
3.143
0,75%
3.867
1,11%
4.964
0,66%
3.007
0,50%
2.562
0,60%
419.944
100,00%
348.942
100,00%
753.506
100,00%
604.729
100,00%
423.552
100,00%
20,35%
24,60%
24 22
42,78%
84,01%
PENDAPATAN (dalam jutaan Rupiah) 753.506 604.729
423.552
419.944 348.942
30 Juni 2015
30 Juni 2014**
31 Desember 2014* 31 Desember 2013* 31 Desember 2012*
*) Disajikan Kembali **) Tidak Diaudit
a.
Pembiayaan Konsumen
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Perseroan membukukan kenaikan pendapatan dari pembiayaan konsumen untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp66.236 juta atau sebesar 19,48% dari posisi pendapatan pembiayaan konsumen pada periode yang sama di tahun 2014 yakni sebesar Rp340.079 juta. Peningkatan pendapatan pembiayaan konsumen ini disebabkan oleh peningkatan frekuensi pembiayaan konsumen sepanjang periode 6 (enam) bulan tahun 2015 dan peningkatan pendapatan bunga dari hasil pembiayaan konsumen. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatat pendapatan pada tahun 2014 sebesar Rp735.173 juta, mengalami kenaikan pendapatan dari pembiayaan konsumen sebesar Rp143.890 juta atau sebesar 24,34% dari posisi pendapatan pembiayaan konsumen yang dibukukan sepanjang tahun 2013 yakni sebesar Rp591.283 juta. Peningkatan pendapatan pembiayaan konsumen ini disebabkan oleh peningkatan frekuensi pembiayaan konsumen sepanjang tahun 2014 dan peningkatan pendapatan bunga dari hasil pembiayaan konsumen. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatat pendapatan pada tahun 2013 sebesar Rp591.283 juta, mengalami kenaikan pendapatan dari usaha pembiayaan konsumen sebesar Rp175.121 juta, atau naik sebesar 42,08% dibandingkan dengan pendapatan pembiayaan selama tahun 2012 yaitu sebesar Rp416.162 juta. Peningkatan pendapatan pembiayaan konsumen ini disebabkan oleh peningkatan frekuensi pembiayaan konsumen sepanjang tahun 2013 dan peningkatan pendapatan provisi. b.
Pendapatan Bunga
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Pendapatan bunga yang dicatat oleh Perseroan berasal dari deposito berjangka dan jasa giro. Perseroan mencatat pendapatan bunga pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp954 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp270 juta atau sebesar 39,47% dari pendapatan pada periode yang sama di tahun 2014 yaitu sebesar Rp684 juta. Peningkatan ini berkaitan dengan meningkatnya rata-rata jumlah penempatan deposito berjangka yang mencapai Rp55.764 juta sepanjang periode 6 (enam) bulan tahun 2015 sedangkan ratarata penempatan selama periode yang sama di tahun 2014 sebesar Rp55.571 juta. Penempatan deposito dilakukan Perseroan atas kelebihan dana harian yang berasal dari penerimaan pembayaran setelah dikurangi jumlah kebutuhan untuk pembayaran kontrak pembiayaan baru yang diberikan kepada debitur. Penempatan dana dalam deposito ini dapat ditarik oleh Perseroan setiap saat (on call).
25 23
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Pendapatan bunga yang dicatat oleh Perseroan berasal dari deposito berjangka dan jasa giro. Perseroan mencatat pendapatan bunga pada tahun 2014 sebesar Rp1.633 juta, mengalami penurunan sebesar Rp1.170 juta atau sebesar 41,74% dari pendapatan bunga di tahun 2013 yaitu sebesar Rp2.803 juta. Penurunan ini berkaitan dengan rata-rata jumlah penempatan deposito berjangka yang mencapai Rp53.753 juta pada tahun 2014 sedangkan ratarata penempatan di tahun 2013 sebesar Rp71.762 juta. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Pendapatan bunga yang dicatat oleh Perseroan berasal dari deposito berjangka dan jasa giro. Selama tahun 2013, Perseroan mencatat pendapatan bunga sebesar Rp2.803 juta, mengalami penurunan sebesar Rp171 juta atau turun 5,75% dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp2.974 juta. Penurunan pendapatan bunga yang dibukukan sepanjang tahun 2013 disebabkan oleh penurunan jumlah deposito pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, selain itu penurunan juga disebabkan oleh tingkat suku bunga yang diterima oleh Perseroan cenderung turun dari antara 1,42% - 2,5% pada tahun 2012 menjadi 1,25% - 2,15% pada tahun 2013. c.
Pendapatan dari Sewa Pembiayaan
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Perseroan mencatatkan pendapatan sewa pembiayaan pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp9.532 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp5.220 juta atau sebesar 121,06% dari pendapatan sewa pembiayaan yang telah dibukukan pada periode yang sama di tahun 2014 yaitu sebesar Rp4.312 juta. Peningkatan pendapatan sewa pembiayaan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga yang berasal dari pembiayaan alat berat dan mesin industri. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatatkan pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2014 sebesar Rp11.736 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp4.100 juta atau sebesar 53,69% dari pendapatan sewa pembiayaan yang telah dibukukan tahun 2013 yakni sebesar Rp7.636 juta. Peningkatan pendapatan sewa pembiayaan ini sejalan dengan peningkatan volume bisnis sewa pembiayaan Perseroan seperti tergambar dari total piutang sewa pembiayaan neto, meningkat 113,19% menjadi Rp139.836 juta pada tahun 2014 dari Rp65.591 juta pada tahun 2013. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatatkan pendapatan sewa pembiayaan pada tahun 2013 sebesar Rp7.636 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp5.782 juta atau naik sebesar 311,87% dari pendapatan sewa pembiayaan yang telah dibukukan tahun 2012 yakni sebesar Rp1.854 juta. Peningkatan pendapatan sewa pembiayaan ini sejalan dengan peningkatan volume bisnis sewa pembiayaan Perseroan seperti tergambar dari total piutang sewa pembiayaan neto, meningkat 31,32% menjadi Rp65.591 juta pada tahun 2013 dari Rp49.949 juta pada tahun 2012. d.
Penghasilan Lain-lain
Berikut ini adalah perkembangan penghasilan lain-lain yang dicatat oleh Perseroan dalam kurun waktu 2012 sampai dengan 30 Juni 2015: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni
Keuntungan atas penjualan aset tetap Penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan Lainnya Total Penghasilan LainLain
Jumlah
2015
%
2014 (Tidak Diaudit) % Jumlah
2014 (Disajikan Kembali) % Jumlah
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali) % Jumlah
2012 (Disajikan Kembali) Jumlah %
444
14,13%
1.726
44,63%
1.726
34,77%
747
24,84%
452
17,64%
2.514 185
79,99% 5,88%
699 1.442
18,08% 37,29%
2.895 343
58,32% 6,91%
1.925 335
64,02% 11,14%
455 1.655
17,76% 64,60%
3.143
100,00%
3.867
100,00%
4.964
100,00%
3.007
100,00%
2.562
100,00%
26 24
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015, Perseroan mencatatkan penghasilan lain-lain sebesar Rp3.143 juta, mengalami penurunan sebesar Rp724 juta atau sebesar 18,72% dari penghasilan lain-lain yang dibukukan pada periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp3.867 juta. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan keuntungan atas penjualan aset tetap dari Rp1.726 juta pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 menjadi Rp444 juta pada periode yang sama di tahun 2015. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatat penghasilan lain-lain tahun 2014 sebesar Rp4.964 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp1.957 juta atau sebesar 65,08% dari penghasilan lain-lain yang dibukukan pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp3.007 juta. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan aset tetap menjadi Rp1.726 juta di tahun 2014 dari Rp747 juta pada tahun 2013 serta kenaikan penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan sebesar 50,34% dari Rp1.925 juta pada tahun 2013 menjadi Rp2.895 juta pada tahun 2014. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatat penghasilan lain-lain tahun 2013 sebesar Rp3.007 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp445 juta atau sebesar 17,37% dari penghasilan lain-lain yang dibukukan pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp2.562 juta. Kenaikan ini salah satunya disebabkan oleh peningkatan penjualan aset tetap menjadi Rp747 juta di tahun 2013 dari Rp452 juta pada tahun 2012 serta kenaikan penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan sebesar 323,08% dari Rp455 juta pada tahun 2012 menjadi Rp1.925 juta pada tahun 2013. B.
BEBAN
Perseroan berhasil mencapai pertumbuhan total beban sebesar (17,62%), 49,05%, 22,20% dan 16,77%, masingmasing pada 31 Desember 2012, 2013 dan 2014 dan 30 Juni 2015. Rincian komposisi beban Perseroan dan informasi pertumbuhan tahunan disajikan sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni Beban Beban pemasaran Beban pendanaan Beban tenaga kerja Penyusutan Beban provisi dan komisi Beban kerugian penurunan nilai Kerugian kurs mata uang asing Beban lain-lain Total Beban Pertumbuhan tahunan
2015 Jumlah
%
2014 (Tidak Diaudit) % Jumlah
2014 (Disajikan Kembali) % Jumlah
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali) % Jumlah
2012 (Disajikan Kembali) Jumlah %
9.499
4,15%
12.658
6,46%
23.764
5,94%
25.970
7,93%
18.633
8,48%
125.938
55,01%
97.124
49,54%
194.736
48,67%
174.786
53,39%
88.973
40,51%
49.094
21,45%
52.452
26,75%
103.856
25,96%
74.409
22,73%
73.089
33,27%
3.890
1,70%
3.957
2,02%
8.275
2,07%
7.041
2,15%
6.021
2,74%
1.584
0,69%
1.497
0,76%
3.261
0,82%
2.660
0,81%
3.045
1,39%
12.580
5,49%
5.766
2,94%
17.141
4,28%
3.194
0,98%
1.873
0, 86%
90
0,04%
-
-
(28)
-0,01%
39
0,01%
15
0,00%
26.262 228.937
11,47% 100,00%
22.611 196.065
11,53% 100,00%
49.072 400.077
12,27% 100,00%
39.303 327.402
12,00% 100,00%
28.005 219.654
12,75% 100,00%
16,77%
22,20%
27 25
49,05%
(17,62)%
BEBAN (dalam jutaan Rupiah) 400.077 327.402 228.937
30 Juni 2015
219.654
196.065
30 Juni 2014**
31 Desember 2014*
31 Desember 2013*
31 Desember 2012*
*) Disajikan Kembali **) Tidak Diaudit
a.
Beban Pemasaran
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Beban pemasaran mengalami penurunan sebesar Rp3.159 juta atau sebesar 24,96% menjadi Rp9.499 juta pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 dari Rp12.658 juta di periode yang sama di tahun 2014. Penurunan beban pemasaran yang terjadi disebabkan oleh penurunan beban promosi dari pengurangan iklan pada majalah-majalah dan pengurangan biaya promosi pada seluruh cabang serta penurunan beban entertainment. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Beban pemasaran mengalami penurunan sebesar Rp2.206 juta atau sebesar 8,49% menjadi Rp23.764 juta di tahun 2014 dari Rp25.970 juta di tahun 2013. Penurunan beban pemasaran yang terjadi sepanjang tahun 2014 disebabkan oleh penurunan beban promosi pada beberapa cabang. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Pada 2013, terjadi peningkatan beban pemasaran Rp7.337 juta atau naik sebesar 39,38% bila dibanding dengan tahun 2012 (2013: Rp25.970 juta; 2012: Rp18.633 juta). Peningkatan ini secara signifikan dikontribusi oleh peningkatan beban promosi seiring dengan peningkatan penjualan dari Rp6.090.564 juta pada tahun 2012 menjadi Rp8.538.532 juta pada tahun 2013. b.
Beban Pendanaan
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Beban pendanaan yang diakui oleh Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp125.938 juta, telah mengalami kenaikan sebesar Rp28.814 juta atau sebesar 29,67% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp97.124 juta. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan volume bisnis dimana hal ini menyebabkan beban pendanaan yang ditanggung oleh Perseroan meningkat secara proporsional. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Beban pendanaan yang diakui oleh Perseroan sepanjang tahun 2014 sebesar Rp194.736 juta, telah mengalami kenaikan sebesar Rp19.950 juta atau sebesar 11,41% dari tahun 2013 yaitu sebesar Rp174.786 juta. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan volume bisnis dimana hal ini menyebabkan beban pendanaan yang ditanggung oleh Perseroan meningkat secara proporsional.
28 26
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Beban pendanaan yang diakui oleh Perseroan sepanjang tahun 2013 sebesar Rp174.786 juta, telah mengalami kenaikan sebesar Rp85.813 juta atau sebesar 96,45% dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp88.973 juta. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan volume bisnis dimana hal ini menyebabkan beban pendanaan yang ditanggung oleh Perseroan meningkat secara proporsional. c.
Beban Tenaga Kerja
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan mencatat beban tenaga kerja sebesar Rp49.094 juta, mengalami penurunan sebesar Rp3.358 juta atau sebesar 6,40% dari beban tenaga kerja pada periode yang sama di tahun 2014 yaitu sebesar Rp52.452 juta. Penurunan ini berkaitan dengan penurunan jumlah karyawan sebanyak 59 karyawan dari 1.268 karyawan pada 30 Juni 2014 menjadi 1.209 karyawan pada 30 Juni 2015. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatat beban tenaga kerja sebesar Rp103.856 juta, mengalami kenaikan pada beban tenaga kerja sebesar Rp29.447 juta atau sebesar 39,57% dari beban tenaga kerja pada tahun 2013 sebesar Rp74.409 juta. Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan gaji dan tunjangan, gratifikasi dan remunerasi serta beban tenaga kerja lainnya yang mengalami kenaikan masing-masing 28,43%, 60,42%, dan 147,72%. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Beban tenaga kerja yang dibukukan Perseroan pada 2013 sebesar Rp74.409 juta, mengalami kenaikan sebesar Rp1.320 juta atau sebesar 1,81% dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp73.089 juta. Kenaikan ini disebabkan terutama oleh peningkatan gaji dan tunjangan serta tunjangan insentif yang mengalami kenaikan masing-masing 36,72% dan 37,59%. d.
Beban Kerugian Penurunan Nilai
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Beban kerugian penurunan nilai yang dicatat oleh Perseroan pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp12.580 juta, telah mengalami kenaikan sebesar Rp6.814 juta atau sebesar 118,18% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp5.766 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh pemburukan kualitas aset yang signifikan dalam 6 (enam) bulan terakhir yang berjalan pada tahun 2015 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2014. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Beban kerugian penurunan nilai yang dicatat oleh Perseroan sepanjang tahun 2014 sebesar Rp17.141 juta, telah mengalami kenaikan sebesar Rp13.947 juta atau sebesar 436,66% dari tahun 2013 yaitu sebesar Rp3.194 juta. Penurunan ini disebabkan oleh pemburukan kualitas aset yang signifikan pada tahun 2014 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2013. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Beban kerugian penurunan nilai yang dicatat oleh Perseroan sepanjang tahun 2013 sebesar Rp3.194 juta, telah mengalami peningkatan sebesar Rp1.321 juta atau sebesar 70,53% dari tahun 2012 yaitu sebesar Rp1.873 juta. Peningkatan ini disebabkan oleh pemburukan kualitas aset yang signifikan pada tahun 2013 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2012.
29 27
e.
Beban Lain-lain
Untuk Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode 6 (Enam) Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 Pada periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan mencatat peningkatan beban lain-lain sebesar Rp3.651 juta atau sebesar 16,15% dari beban lain-lain periode yang sama di tahun sebelumnya (30 Juni 2015 : Rp26.262 juta ; 30 Juni 2014 : Rp22.611 juta). Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas Perseroan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatat peningkatan beban lain-lain sebesar Rp9.769 juta atau sebesar 24,86% dari beban lain-lain yang dibukukan sepanjang 2013 (2014 : Rp49.072 juta; 2013 : Rp39.303 juta). Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas Perseroan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Pada akhir tahun 2013, Perseroan mencatat kenaikan jumlah beban lain-lain yang dibukukan sebesar Rp11.298 juta atau sebesar 40,34% bila dibandingkan dengan tahun 2012 (2013: Rp39.303 juta; 2012: Rp28.005 juta). Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan aktivitas Perseroan dibandingkan tahun sebelumnya.
2.2 ANALISIS DAN PEMBAHASAN ATAS LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 Juni
Keterangan
2015
Aset Liabilitas Ekuitas
4.390.100 3.437.278 952.822
2014 (Disajikan Kembali) 4.199.460 3.389.470 809.990
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali) 3.262.108 2.717.913 544.195
2012 (Disajikan Kembali) 2.119.406 1.784.085 335.321
ASET, LIABILITAS DAN EKUITAS (dalam jutaan Rupiah) 4.390.100
4.199.460
3.437.278
3.389.470
3.262.108 2.717.913 2.119.406 1.784.085
952.822
30 Juni 2015
809.990
544.195
335.321
31 Desember 2014* 31 Desember 2013* 31 Desember 2012* Aset
Liabilitas
*) Disajikan Kembali
30 28
Ekuitas
A.
ASET (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni 2015 Aset
%
Jumlah
Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan, neto Piutang pembiayaan konsumen, neto
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali) % Jumlah
2014 (Disajikan Kembali) % Jumlah
2012 (Disajikan Kembali) Jumlah %
26.635
0,61%
84.269
2,00%
22.966
0,70%
11.865
0,56%
163.319
3,72%
139.836
3,33%
65.591
2,01%
49.949
2,36%
4.108.006
93,57%
3.887.798
92,58%
3.107.146
95,25%
1.999.754
94,35%
Piutang lain-lain Beban dibayar dimuka dan uang muka Aset pajak tangguhan, neto
3.559
0,08%
3.037
0,07%
1.387
0,04%
824
0,04%
21.821
0,50%
18.834
0,45%
11.737
0,37%
10.727
0,51%
11.945
0,27%
13.741
0,33%
9.525
0,29%
8.056
0,38%
Aset tetap, neto
41.805
0,95%
40.305
0,96%
40.503
1,24%
34.984
1,65%
13.010 4.390.100
0,30% 100,00%
11.640 4.199.460
0,28% 100,00%
3.253 3.262.108
0,10% 100,00%
3.247 2.119.406
0,15% 100,00%
Aset lain-lain Total Aset Pertumbuhan tahunan
4,54%
28,73%
53,92%
90,82%
Perkembangan usaha pembiayaan yang dijalankan oleh Perseroan ditunjukkan dengan peningkatan secara kontinu dari nilai aset Perseroan, setidaknya dalam 3 tahun terakhir (2012-2014). Total aset yang dimiliki Perseroan meningkat 4,54% pada 30 Juni 2015, 28,73% pada tahun 2014 dan meningkat 53,92% pada tahun 2013 (2012: Rp2.119.406 juta; 2013: Rp3.262.108 juta; 2014: Rp4.199.460 juta; 30 Juni 2015 : Rp4.390.100 juta). Dari komposisi aset yang dimiliki, piutang pembiayaan konsumen menjadi komponen utama aset dengan nilai sebesar Rp4.108.006 juta pada 30 Juni 2015 atau 93,57% dan Rp3.887.798 juta atau 92,58% dari total aset pada tahun 2014 ( 2012: Rp1.999.754 juta, 94,35%; 2013: Rp3.107.146 juta, 95,25%). Kenaikan nilai aset pada 30 Juni 2015 yang mencapai sebesar 4,54% dari jumlah asetnya sebagian besar disebabkan oleh peningkatan piutang pembiayaan konsumen yang mencapai Rp4.108.006 juta atau sebesar 93,57%. Dari jumlah piutang pembiayaan konsumen tersebut sebesar 1% adalah kontrak pembiayaan konsumen yang dilakukan dengan prinsip syariah. Ekspansi kredit yang dilihat dari peningkatan jumlah aset Perseroan terjadi karena dukungan utilisasi pendanaan pihak ketiga yang diperoleh Perseroan dari fasilitas perbankan, penerbitan MTN dan Obligasi I Perseroan Tahun 2012. ASET (dalam jutaan Rupiah) 4.390.100
4.199.460 3.262.108 2.119.406
30 Juni 2015
31 Desember 2014*
31 Desember 2013*
31 Desember 2012*
*) Disajikan Kembali
a.
Kas dan Setara Kas
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Saldo kas dan setara kas pada tanggal 30 Juni 2015 menurun sebesar Rp57.634 juta atau 68,39% dari saldo akhir tahun 2014 (30 Juni 2015 : Rp26.635 juta; 31 Desember 2014 : Rp84.269 juta). Menurunnya saldo kas dan setara kas dipengaruhi oleh penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan pembiayaan konsumen dan pencairan fasilitas Perbankan.
31 29
Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2014 meningkat sebesar Rp61.303 juta atau naik sebesar 266,93% dari saldo akhir tahun 2013 (2014 : Rp84.269 juta; 2013: Rp22.966 juta). Meningkatnya saldo kas dan setara kas pada akhir tahun dipengaruhi oleh kas neto yang diterima Perseroan dari aktivitas pendanaan sepanjang tahun 2014 mencapai Rp626.192 juta. Setelah dikurangi dengan kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi dan aktivitas investasi sebesar Rp564.897 juta, maka Perseroan membukukan neto kas dan setara kas sebesar Rp61.303 juta. Ditambah dengan kas dan setara kas awal tahun 2014, maka nilainya pada akhir tahun 2014 mencapai Rp84.269 juta. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Saldo kas dan setara kas, bersih pada tanggal 31 Desember 2013 meningkat sebesar Rp11.101 juta atau 93,56% dari saldo akhir tahun 2012 (2013 : Rp22.966 juta; 2012: Rp11.865 juta). Meningkatnya saldo kas dan setara kas pada akhir tahun dipengaruhi oleh aktivitas pendanaan yaitu penerimaan kas dari penerbitan Obligasi II Tahun 2013 yang mencapai Rp1.300.000 juta, serta penerbitan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp200.000 juta. Kas neto yang diterima oleh Perseroan dari aktivitas pendanaan sepanjang tahun 2013 mencapai Rp874.810 juta. Setelah dikurangi dengan kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi dan aktivitas investasi sebesar (Rp863.710 juta), maka Perseroan membukukan kenaikan neto kas dan setara kas sebesar Rp11.101 juta. Ditambah dengan kas dan setara kas awal tahun 2013, maka nilainya pada akhir tahun 2013 mencapai Rp22.966 juta. b.
Piutang Sewa Pembiayaan, neto
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Saldo piutang sewa pembiayaan, neto pada tanggal 30 Juni 2015 telah naik sebesar Rp23.483 juta atau naik sebesar 16,79% dari posisi pada tanggal 31 Desember 2014 (30 Juni 2015: Rp163.319 juta; 2014: Rp139.836 juta). Peningkatan saldo piutang sewa pembiayaan ini dibukukan oleh Perseroan seiring dengan peningkatan frekuensi usaha sewa pembiayaan (finance lease) atas alat berat dan mesin industri kepada debitur Perseroan. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, fasilitas sewa pembiayaan dilakukan atas alat berat dan mesin industri. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Terjadi peningkatan saldo piutang sewa pembiayaan, neto pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp74.245 juta atau sebesar 113,19% dari saldo piutang tahun sebelumnya (2014: Rp139.836 juta; 2013: Rp65.591 juta). Peningkatan saldo piutang sewa pembiayaan ini dibukukan oleh Perseroan seiring dengan peningkatan frekuensi usaha sewa pembiayaan (finance lease) atas alat berat dan mesin industri kepada debitur Perseroan. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, fasilitas sewa pembiayaan dilakukan atas alat berat dan mesin industri. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Terjadi peningkatan saldo piutang sewa pembiayaan, neto pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp15.642 juta atau sebesar 31,32% dari saldo piutang tahun sebelumnya (2013: Rp65.591 juta; 2012: Rp49.949 juta). Peningkatan saldo piutang sewa pembiayaan ini dibukukan oleh Perseroan seiring dengan peningkatan frekuensi usaha sewa pembiayaan (finance lease) atas alat berat dan mesin industri kepada debitur Perseroan. Hingga diterbitkannya Prospektus ini, fasilitas sewa pembiayaan dilakukan atas alat berat dan mesin industri . c.
Piutang Pembiayaan Konsumen, neto
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Piutang pembiayaan konsumen, neto pada tanggal 30 Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp220.208 juta atau 5,66% dibandingkan dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2014 (30 Juni 2015 : Rp4.108.006 juta; 2014 : Rp3.887.798 juta). Hal ini seiring dengan meningkatnya pembiayaan konsumen yang dapat terlihat dari jumlah kontrak pembiayaan pada posisi tanggal 30 Juni 2015 sejumlah 122.903 kontrak pembiayaan, sedangkan pada posisi 31 Desember 2014 hanya sejumlah 114.991 kontrak pembiayaan. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo piutang pembiayaan konsumen, neto meningkat secara signifikan sebesar Rp780.652 juta atau sebesar 25,12% dari posisi yang sama tahun sebelumnya (2014: Rp3.887.798 juta; 2013 : Rp3.107.146 juta). Peningkatan saldo piutang pembiayaan konsumen ini seiring dengan meningkatnya pembiayaan konsumen yang dapat terlihat dari jumlah kontrak pembiayaan pada posisi tanggal 31 Desember 2014 sejumlah 114.991 kontrak pembiayaan, sedangkan pada posisi 31 Desember 2013 hanya sejumlah 98.280 kontrak pembiayaan.
32 30
Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Pada tanggal 31 Desember 2013, saldo piutang pembiayaan konsumen, neto meningkat secara signifikan sebesar Rp1.107.392 juta atau sebesar 55,37% dari posisi yang sama tahun sebelumnya (2013: Rp3.107.146 juta; 2012: Rp1.999.754 juta). Peningkatan saldo piutang pembiayaan konsumen ini seiring dengan meningkatnya pembiayaan konsumen yang dapat terlihat dari jumlah kontrak pembiayaan pada posisi tanggal 31 Desember 2013 sejumlah 98.280 kontrak pembiayaan, sedangkan pada posisi 31 Desember 2012 hanya sejumlah 75.507 kontrak pembiayaan. d.
Piutang Lain-lain
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Saldo piutang lain-lain pada tanggal 30 Juni 2015 mengalami peningkatan sebesar Rp522 juta atau naik sebesar 17,19% (30 Juni 2015 : Rp3.559 juta; 2014: Rp3.037 juta). Peningkatan saldo piutang lain-lain ini disebabkan oleh peningkatan piutang premi asuransi menjadi sebesar Rp3.074 juta pada posisi 30 Juni 2015 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2014 sebesar Rp2.431 juta. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Saldo piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2014 mengalami kenaikan sebesar Rp1.650 juta atau naik sebesar 118,96% (2014 : Rp3.037 juta; 2013: Rp1.387 juta). Peningkatan saldo piutang lain-lain ini disebabkan oleh peningkatan piutang premi asuransi menjadi sebesar Rp2.431 juta pada posisi 31 Desember 2014 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2013 sebesar Rp878 juta. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Saldo piutang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp563 juta atau naik sebesar 68,33% (2013 : Rp1.387 juta; 2013: Rp824 juta). Peningkatan saldo piutang lain-lain ini disebabkan oleh peningkatan piutang premi asuransi menjadi sebesar Rp878 juta pada posisi 31 Desember 2013 dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2012 sebesar Rpnihil. e.
Beban Dibayar Dimuka dan Uang Muka
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Perseroan mencatat kenaikan saldo beban dibayar dimuka dan uang muka pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp2.987 juta atau sebesar 15,86% dibandingkan pada posisi akhir tahun 2014 (30 Juni 2015: Rp21.821 juta ; 2014: Rp18.834 juta). Hal ini secara umum disebabkan oleh akun lain-lain yang meningkat dari Rp1.166 juta pada posisi 31 Desember 2014 menjadi Rp3.980 juta pada posisi 30 Juni 2015. Sedangkan sewa gedung mengalami peningkatan dari Rp7.394 juta pada 31 Desember 2014 menjadi Rp7.768 juta pada posisi 30 Juni 2015. Selain itu uang muka mengalami penurunan dari Rp10.121 juta pada posisi 31 Desember 2014 menjadi Rp9.958 juta pada posisi 30 Juni 2015. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatat kenaikan saldo beban dibayar dimuka dan uang muka pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp7.097 juta atau sebesar 60,47% dari posisi akhir tahun 2013 (2014: Rp18.834 juta; 2013 : Rp11.737 juta). Hal ini secara umum disebabkan oleh akun lain-lain yang meningkat dari Rp765 juta pada tahun 2013 menjadi Rp1.166 juta pada tahun 2014. Sedangkan sewa gedung mengalami peningkatan dari Rp5.702 juta pada tahun 2013 menjadi Rp7.394 juta pada tahun 2014. Selain itu uang muka mengalami peningkatan dari Rp5.192 juta pada tahun 2013 menjadi Rp10.121 juta pada tahun 2014. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatat kenaikan saldo beban dibayar dimuka dan uang muka pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.010 juta atau sebesar 9,42% dari posisi akhir tahun 2012 (2013: Rp11.737 juta; 2012 : Rp10.727 juta). Hal ini secara umum disebabkan oleh akun lain-lain yang meningkat dari Rp602 juta pada tahun 2012 menjadi Rp765 juta pada tahun 2013. Sedangkan sewa gedung mengalami peningkatan dari Rp5.011 juta pada tahun 2012 menjadi Rp5.702 juta pada tahun 2013. Selain itu uang muka mengalami peningkatan dari Rp3.947 juta pada tahun 2012 menjadi Rp5.192 juta pada tahun 2013.
33 31
f.
Aset Pajak Tangguhan, neto
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Perseroan mencatat penurunan saldo aset pajak tangguhan, neto pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp1.796 juta atau sebesar 13,07% dari posisi pada tanggal 31 Desember 2014 (30 Juni 2015: Rp11.945 juta ; 2014 : Rp13.741 juta). Aset pajak tangguhan yang diakui oleh Perseroan pada tanggal 30 Juni 2015 terdiri dari perbedaan temporer pengakuan pajak atas akrual beban imbalan pasca kerja, cadangan gratifikasi dan beban penyusutan aset tetap. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatat kenaikan saldo aset pajak tangguhan, neto pada akhir tahun 2014 sebesar Rp4.216 juta atau sebesar 44,26% dari periode tahun sebelumnya (2014 : Rp13.741 juta; 2013 : Rp9.525 juta). Aset pajak tangguhan yang diakui oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 terdiri dari perbedaan temporer pengakuan pajak atas akrual beban imbalan pasca kerja, cadangan gratifikasi dan beban penyusutan aset tetap. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Peningkatan saldo aset pajak tangguhan, neto pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.469 juta atau naik sebesar 18,23% dari posisi tanggal 31 Desember 2012 (2013 : Rp9.525 juta ; 2012 : Rp8.056 juta) disebabkan oleh perbedaan temporer pengakuan pajak atas akrual beban imbalan pasca kerja, cadangan gratifikasi dan beban penyusutan aset tetap. g.
Aset Tetap, neto
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Perseroan mencatat kenaikan aset tetap, neto pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp1.500 juta atau naik sebesar 3,72% dari posisi 31 Desember 2014 (30 Juni 2015 : Rp41.805 juta ; 2014: Rp40.305 juta) yang disebabkan oleh penambahan aset tetap berupa peralatan kantor, komputer dan elektronik, inventaris dan kendaraan bermotor. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Nilai tercatat aset tetap, neto Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 turun sebesar Rp198 juta atau turun 0,49% dari tahun 2013 (2014 : Rp40.305 juta ; 2013 : Rp40.503 juta). Penurunan aset tetap neto ini disebabkan oleh peningkatan akumulasi penyusutan aset tetap. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatat kenaikan aset tetap, neto pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp5.519 juta atau naik sebesar 15,78% dari posisi 31 Desember 2012 (2013 : Rp40.503 juta ; 2012 : Rp34.984 juta) yang disebabkan oleh penambahan aset tetap berupa peralatan kantor, komputer dan elektronik, inventaris dan kendaraan bermotor. B.
LIABILITAS (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni Liabilitas
Utang bank
2015 Jumlah
%
2014 (Disajikan Kembali) % Jumlah
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali) % Jumlah
2012 (Disajikan Kembali) Jumlah %
1.524.370
44,35%
1.049.514
30,96%
423.322
15,58%
642.931
36,04%
Utang dealer
73.334
2,13%
74.171
2,19%
121.826
4,48%
65.368
3,66%
Utang pajak
11.217
0,33%
20.883
0,62%
13.176
0,49%
26.574
1,49%
118.227
3,44%
148.650
4,39%
88.325
3,25%
89.383
5,01%
56.031
1,63%
63.294
1,87%
44.951
1,65%
26.492
1,48%
199.888
5,81%
199.867
5,89%
199.812
7,35%
299.741
16,80%
1.440.772
41,92%
1.820.926
53,72%
1.818.832
66,92%
622.436
34,89%
Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes neto Utang obligasi- neto Liabilitas imbalan pascakerja Total Liabilitas Pertumbuhan tahunan
13.439
0,39%
12.165
0,36%
7.669
0,28%
11.160
0,63%
3.437.278
100,00% 1,41%
3.389.470
100,00% 24,71%
2.717.913
100,00% 52,34%
1.784.085
100,00% 92,25%
34 32
Kenaikan aset Perseroan dalam periode 31 Desember 2012 - 30 Juni 2015 tidak terlepas dari kenaikan liabilitas yang diakui pada periode tersebut. Pada 30 Juni 2015, saldo liabilitas Rp3.437.278 juta naik 1,41% dibandingkan akhir tahun 2014. Pada akhir 2014, saldo liabilitas Rp3.389.470 juta naik 24,71% dibandingkan akhir tahun 2013; sedangkan saldo liabilitas pada akhir 2013 Rp2.717.913 juta naik 52,34% dibandingkan dengan akhir tahun 2012 Rp1.784.085 juta. Komposisi terbesar dari liabilitas yang dicatat oleh Perseroan pada periode 30 Juni 2015 terdiri dari fasilitas pinjaman bank sebesar Rp1.524.370 juta, serta utang MTN dan Utang Obligasi I dan II Perseroan masing-masing sebesar Rp199.888 juta dan Rp1.440.772 juta. Sampai dengan 30 Juni 2015, Perseroan telah mendapatkan beberapa fasilitas pinjaman bank senilai Rp1.524.370 juta. LIABILITAS (dalam jutaan Rupiah)
3.437.278
3.389.470 2.717.913
1.784.085
30 Juni 2015
31 Desember 2014*
31 Desember 2013*
31 Desember 2012*
*) Disajikan Kembali
a.
Utang Bank
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Saldo utang bank yang dicatatkan Perseroan pada tanggal 30 Juni 2015 telah meningkat sebesar Rp474.856 juta atau 45,25% dari saldo utang bank pada tahun 2014 (30 Juni 2015 : Rp1.524.370 juta ; 2014 : Rp1.049.514 juta). Dimana sampai dengan 30 Juni 2015, Perseroan menerima pencairan fasilitas pinjaman bank baru sebesar Rp750.000 juta yang terdiri dari penambahan fasilitas pinjaman dari Bank HSBC dengan plafon sebesar Rp250.000 juta, fasilitas pinjaman baru dari Bank BJB, Bank Capital dan Bank OCBC masing-masing dengan plafon sebesar Rp250.000 juta, Rp100.000 juta dan Rp150.000 juta. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Saldo utang bank yang dicatatkan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 telah meningkat sebesar Rp626.192 juta atau naik sebesar 147,92% dari saldo utang bank tahun sebelumnya (2014: Rp1.049.514 juta ; 2013 : Rp423.322 juta). Hingga akhir tahun 2014, Perseroan memiliki saldo utang kepada 8 (delapan) Bank dari tahun 2013 sebanyak 3 (tiga) Bank. Porsi hutang bank terhadap total liabilitas Perseroan juga meningkat menjadi 30,96% pada tahun 2014 dari 15,58% pada tahun 2013. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Saldo utang bank yang dicatatkan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami penurunan sebesar Rp219.609 juta atau turun 34,16% dari saldo utang bank tahun sebelumnya (2013 : Rp423.322 juta; 2012: Rp642.931 juta). Hingga akhir tahun 2013, Perseroan hanya memiliki saldo utang kepada 3 (tiga) Bank dari tahun 2012 sebanyak 7 (tujuh) Bank. Porsi hutang bank terhadap total liabilitas Perseroan juga menurun menjadi 15,58% pada tahun 2013 dari 36,07% pada tahun 2012. b.
Utang Dealer
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Utang dealer merupakan saldo liabilitas yang diakui Perseroan atas pembayaran yang belum dilakukan kepada dealer kendaraan atas kontrak pembiayaan baru yang disetujui oleh Perseroan.
35 33
Penurunan saldo utang dealer yang dilaporkan oleh Perseroan pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp837 juta atau sebesar 1,13% dibandingkan dengan akhir tahun 2014 (30 Juni 2015 : Rp73.334 juta ; 2014 : Rp74.171 juta) disebabkan oleh penurunan jumlah utang kepada dealer kendaraan yang belum terselesaikan dari transaksi pembelian kendaraan yang kemudian dibiayai oleh Perseroan untuk debitur. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Utang dealer merupakan saldo liabilitas yang diakui Perseroan atas pembayaran yang belum dilakukan kepada dealer kendaraan atas kontrak pembiayaan baru yang disetujui oleh Perseroan. Penurunan saldo utang dealer yang dilaporkan oleh Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp47.655 juta atau sebesar 39,12% (2014 : Rp74.171 juta ; 2013 : Rp121.826 juta) disebabkan oleh penurunan jumlah utang kepada dealer kendaraan yang belum terselesaikan dari transaksi pembelian kendaraan yang kemudian dibiayai oleh Perseroan untuk debitur. Penurunan saldo utang dealer juga disebabkan oleh keadaan perekonomian dan pembiayaan konsumen yang stagnan pada tahun 2014. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Utang dealer merupakan saldo liabilitas yang diakui Perseroan atas pembayaran yang belum dilakukan kepada dealer kendaraan atas kontrak pembiayaan yang disetujui oleh Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan mengakui liabilitas utang dealer sebesar Rp121.826 juta atau naik sebesar Rp56.458 juta atau sebesar 86,37% dari posisi yang sama tahun sebelumnya (2012 : Rp65.368 juta). Peningkatan saldo liabilitas utang dealer didukung dengan peningkatan volume penjualan fasilitas pembiayaan konsumen dengan objek pembiayaan kendaraan roda empat. c.
Utang Pajak
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Penurunan saldo utang pajak pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp9.666 juta atau sebesar 46,29% dari utang pajak pada akhir tahun 2014 (30 Juni 2015 : Rp11.217 juta ; 2014 : Rp20.883 juta), secara umum disebabkan oleh pembayaran kekurangan pajak badan tahunan 2014 pada tahun 2015. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Kenaikan saldo utang pajak pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp7.707 juta atau sebesar 58,49% dari utang pajak tahun sebelumnya (2014 : Rp20.883 juta ; 2013 : Rp13.176 juta), secara umum disebabkan oleh peningkatan utang pajak pasal 25/29 dari Rp11.428 juta pada tahun 2013 menjadi Rp19.378 juta pada tahun 2014. Perseroan membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp353.429 juta pada akhir tahun 2014, sedangkan pada tahun 2013 hanya sebesar Rp277.327 juta. Peningkatan laba sebelum pajak ini berkaitan langsung dengan peningkatan pendapatan pembiayaan konsumen sepanjang tahun 2014 hingga mencapai 24,34% lebih tinggi dari pendapatan yang dibukukan pada tahun 2013. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatat penurunan utang pajak sebesar Rp13.398 juta atau turun sebesar 50,42% dari utang pajak tahun 2012 (2013 : Rp13.176 juta; 2012: Rp26.574 juta). Penurunan utang pajak yang terjadi disebabkan oleh penurunan utang pajak pasal 29 dari Rp22.250 juta pada tahun 2012 menjadi Rp5.270 juta pada tahun 2013. d.
Utang Lain-lain
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Saldo utang lain-lain mengalami penurunan sebesar Rp30.423 juta atau sebesar 20,47% dari saldo utang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2014 (30 Juni 2015 : Rp118.227 juta ; 2014 : Rp148.650 juta). Utang lain-lain sebagian besar merupakan penerimaan pembayaran dari debitur yang belum diteruskan kepada bank mitra pembiayaan bersama, uang muka pelanggan dan utang pembayaran premi asuransi yang terjadi karena kontrak pembiayaan. Utang premi asuransi yang tercatat hingga 30 Juni 2015 mencapai Rp74.499 juta. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Saldo utang lain-lain mengalami peningkatan sebesar Rp60.325 juta atau sebesar 68,30% dari saldo utang lain-lain tahun sebelumnya (2014 : Rp148.650 juta ; 2013 : Rp88.325 juta). Utang lain-lain sebagian besar merupakan penerimaan pembayaran dari debitur yang belum diteruskan kepada bank mitra pembiayaan bersama, uang muka
36 34
pelanggan dan utang pembayaran premi asuransi yang terjadi karena kontrak pembiayaan. Utang premi asuransi yang tercatat hingga akhir tahun 2014 mencapai Rp111.199 juta. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Saldo utang lain-lain pada tanggal 31 Desember 2013 turun sebesar Rp1.058 juta atau turun sebesar 1,18% dari tahun 2012 (2013 : Rp88.325 juta ; 2012: Rp89.383 juta). Utang lain-lain sebagian besar merupakan penerimaan pembayaran dari debitur yang belum diteruskan kepada bank mitra pembiayaan bersama, uang muka pelanggan dan utang pembayaran premi asuransi yang terjadi karena kontrak pembiayaan. Utang premi asuransi yang tercatat hingga akhir tahun 2013 mencapai Rp49.758 juta. e.
Beban Masih Harus Dibayar
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Beban yang masih harus dibayar yang diakui Perseroan pada 30 Juni 2015 menurun sebesar Rp7.263 juta atau sebesar 11,48% dibandingkan dengan 31 Desember 2014 (30 Juni 2015 : Rp56.031 juta ; 2014 : Rp63.294 juta). Beban yang masih harus dibayar berupa penyisihan bunga obligasi, bunga utang bank, promosi, bunga MTN, beban jasa konsultan dan lainnya. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Beban yang masih harus dibayar yang diakui Perseroan hingga akhir tahun 2014 meningkat sejumlah Rp18.343 juta atau sebesar 40,81% dibandingkan tahun sebelumnya (2014 : Rp63.294 juta ; 2013 : Rp44.951 juta). Beban yang masih harus dibayar berupa penyisihan bunga obligasi, bunga utang bank, promosi, bunga MTN, beban jasa konsultan dan lainnya Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Beban yang masih harus dibayar yang diakui Perseroan hingga akhir tahun 2013 meningkat sejumlah Rp18.459 juta atau sebesar 69,68% dibandingkan tahun sebelumnya (2013 : Rp44.951 juta ; 2013 : Rp26.492 juta). Beban yang masih harus dibayar berupa penyisihan bunga obligasi, bunga utang bank, promosi, bunga MTN, beban jasa konsultan dan lainnya f.
Medium-Term Notes- neto (“MTN”)
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Jumlah MTN, neto yang belum jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2015 meningkat sebesar Rp21 juta atau sebesar 0,01% dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014 (30 Juni 2015: Rp199.888 juta ; 31 Desember 2014 : Rp199.867 juta). Saldo MTN, neto merupakan nilai pokok penerbitan MTN yang telah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Jumlah MTN, neto yang belum jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2014 meningkat sebesar Rp55 juta atau sebesar 0,03% (2014 : Rp199.867 juta ; 2013 : Rp199.812 juta). Saldo MTN, neto merupakan nilai pokok penerbitan MTN yang telah dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Jumlah MTN, neto yang belum jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2013 menurun sebesar Rp99.929 juta atau sebesar 33,34% (2013 : Rp199.812 juta ; 2012 : Rp299.741 juta) karena adanya jatuh tempo MTN IV sebesar Rp300.000 juta dan penerbitan MTN V sebesar Rp200.000 juta pada tahun 2013.
g.
Utang Obligasi - neto
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Perseroan mencatatkan saldo utang obligasi - neto pada 30 Juni 2015 menurun sebesar Rp380.154 juta atau sebesar 20,88% dibandingkan dengan akhir tahun 2014 (30 Juni 2015 : Rp1.440.772 juta ; 2014 : Rp1.820.926 juta), penurunan ini disebabkan pelunasan obligasi I seri B pada bulan Juni 2015 sebesar Rp381.000 juta.
37 35
Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatatkan saldo utang obligasi - neto pada 2014 meningkat sebesar Rp2.094 juta atau sebesar 0,12% dibandingkan dengan tahun 2013 (2014 : Rp1.820.926 juta ; 2013 : Rp1.818.832 juta), peningkatan ini disebabkan amortisasi beban emisi obligasi yang semakin mengecil. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Perseroan mencatatkan saldo utang obligasi – neto pada 2013 meningkat sebesar Rp1.196.396 juta atau sebesar 192,21% dibandingkan dengan tahun 2012 (2013 : Rp1.818.832 juta ; 2012 : Rp622.436 juta), peningkatan ini disebabkan penerbitan obligasi II Tahun 2013 sebesar Rp1.300.000 juta. h.
Liabilitas Imbalan Pasca-Kerja
Posisi Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Pada posisi 30 Juni 2015 Perseroan mencatatkan liabilitas imbalan pasca-kerja sebesar Rp13.439 juta, meningkat sebesar Rp1.274 juta atau sebesar 10,47% dari akhir tahun 2014 sebesar Rp12.165 juta. Peningkatan liabilitas imbalan pasca kerja ini berkaitan dengan penambahan acrual bulanan cadangan kewajiban pensiun. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013. Perseroan mencatatkan liabilitas imbalan pasca-kerja sebesar Rp12.165 juta pada 2014, meningkat sebesar Rp4.496 juta atau sebesar 58,63% dari akhir tahun 2013 sebesar Rp7.669 juta. Peningkatan liabilitas imbalan pasca kerja ini berkaitan dengan penambahan acrual bulanan cadangan kewajiban pensiun. Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Posisi Pada Tanggal 31 Desember 2012. Penurunan saldo liabilitas imbalan pasca-kerja yang tercatat pada akhir tahun 2013 sebesar Rp3.491 juta atau turun sebesar 31,28% (2013 : Rp7.669 juta; 2012: Rp11.160 juta) disebabkan oleh peningkatan liabilitas imbalan pasca kerja ini disebabkan oleh penambahan acrual cadangan kewajiban pensiun dari periode sebelumnya. C.
EKUITAS (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 Juni Liabilitas
Modal ditempatkan dan disetor Kerugian Aktuarial Atas Imbalan Pasca-Kerja Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya Total Ekuitas Pertumbuhan tahunan
Jumlah
2015
%
2014 (Disajikan Kembali) % Jumlah
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali) % Jumlah
2012 (Disajikan Kembali) Jumlah %
32.370
3,40%
32.370
4,00%
32.370
5,95%
32.370
9,65%
(1.664)
(0,18%)
(1.450)
(0,18%)
(501)
(0,09%)
(1.083)
(0,32%)
6.500
0,68%
6.500
0,80%
6.500
1,19%
6.500
1,94%
915.616
96,10%
772.570
95,38%
505.826
92,95%
297.534
88,73%
952.822
100,00% 17,63%
809.990
100,00% 48,84%
544.195
100,00% 62,30%
335.321
100,00% 83,55%
Total ekuitas pada tanggal 30 Juni 2015, sebesar Rp952.822 juta, telah mengalami kenaikan sebesar Rp142.832 juta atau 17,63% dari tahun 2014 sebesar Rp809.990 juta. Kenaikan ini lebih rendah dari kenaikan saldo ekuitas Perseroan pada periode 2013-2014 sebesar 48,84% (2013: Rp544.195 juta). Kontributor utama pada kenaikan saldo ekuitas selama 2013-2014 adalah kenaikan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya, yang berasal dari laba bersih pada tahun berjalan. Dalam 3 tahun terakhir, Perseroan telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp266.744 juta pada 2014 (naik 28,06%), Rp208.292 juta pada 2013 (naik 36,29%) dan Rp152.829 pada 2012 (naik 112,49%).
38 36
EKUITAS (dalam jutaan Rupiah)
952.822 809.990
544.195 335.321
30 Juni 2015
31 Desember 2014* 31 Desember 2013* 31 Desember 2012*
*) Disajikan Kembali
2.3 KUALITAS PIUTANG Perseroan melakukan pengawasan terhadap kualitas piutang berdasarkan tingkat kolektibilitasnya yang berkaitan dengan umur piutang dan jumlah hari tunggakan. Piutang sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dikelompokkan menjadi: kategori (1) lancar atau tanpa tunggakan; (2) piutang dengan tunggakan 1-30 hari, (3) piutang dengan tunggakan 31-60 hari, (4) piutang dengan tunggakan 61-90 hari, dan (5) piutang dengan tunggakan lebih dari 90 hari. Dalam kurun waktu 2012- 30 Juni 2015, Perseroan telah berhasil memelihara kualitas piutang dengan mencatat jumlah piutang yang belum jatuh tempo (umur 0 hari), sebesar 87,33%, 89,59%, 91,58% dan 93,74%, untuk masingmasing pada periode 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012. Berikut disajikan secara rinci kategori kolektibilitas umur piutang yang dimiliki Perseroan pada periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2015 – tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012: (dalam jutaan Rupiah) Piutang pembiayaan, bruto Lancar (0) hari
30 Juni 2015
31 Desember 2014
2013
2012
4.228.685
4.183.105
3.650.488
2.408.400
1 -30 hari
540.028
411.370
290.757
151.051
31-60 hari
35.141
41.390
29.773
5.888
61-90 hari
8.762
14.115
6.569
1.661
29.387
19.100
8.700
2.219
4.842.003
4.669.080
3.986.287
2.569.219
>90 hari Total piutang pembiayaan, bruto*
Piutang pembiayaan, bruto
30 Juni 2015
31 Desember 2014
2013
2012
Lancar (0) hari
87,33%
89,59%
91,58%
93,74%
1 -30 hari
11,15%
8,81%
7,29%
5,88%
31-60 hari
0,73%
0,89%
0,75%
0,23%
61-90 hari
0,18%
0,30%
0,16%
0,06%
>90 hari
0,61%
0,41%
0,22%
0,09%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
Total piutang pembiayaan, bruto
*)
Piutang pembiayaan bruto terdiri dari investasi sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebelum dikurangi jumlah pendapatan yang belum akui. Piutang pembiayaan bruto termasuk porsi pihak ketiga untuk kontrak-kontrak pembiayaan yang dilakukan melalui pembiayaan bersama (joint financing).
39 37
Perseroan menentukan dan menganalisis setiap piutang pembiayaan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan piutang pembiayaan dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas atas tertagihnya piutang pembiayaan dimasa depan. Bukti obyektif penurunan nilai yang mungkin dapat terjadi atas piutang pembiayaan, diantaranya dapat meliputi: •
Kesulitan keuangan signifikan yang dialami oleh debitur Perseroan yang mempengaruhi pembayaran piutang pembiayaan; atau
•
Pelanggaran kontrak pembiayaan, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok dan (atau) bunga fasilitas pembiayaan; atau
•
Terdapat kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau reorganisasi keuangan lainnya.
Pembentukan cadangan atas cadangan kerugian penurunan nilai dilakukan Perseroan secara kolektif dilakukan dengan menggunakan flow rate method dan memperhatikan beberapa faktor, diantaranya: •
Probability of Default (“PD”): probabilitas debitur gagal melakukan pembayaran kembali secara penuh dan tepat waktu.
•
Loss Given Default (“LGD”): estimasi kerugian ekonomis yang mungkin diderita Perseroan apabila terjadi tunggakan pembayaran dari debitur. LGD menggambarkan jumlah piutang yang tidak tertagih kembali dan umumnya ditunjukan dengan persentase dari kerugian kontrak-kontrak pembiayaan yang dianggap gagal bayar (default).
Berikut ini disajikan pergerakan saldo cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk oleh Perseroan dan dicatat dalam Laporan Keuangan selama periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 – tahun yang berakhir tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012: Cadangan kerugian penurunan nilai Sewa pembiayaan
30 Juni 2015
Saldo awal
(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2013 2012
2014
509
180
33
-
2.019 (755)
467 (138)
147 -
33 -
Saldo akhir Pembiayaan konsumen
1.773
509
180
33
Saldo awal
9.445
5.307
2.794
1.169
Penyisihan tahun berjalan
10.560
16.675
3.047
1.841
Penghapusan Piutang
(9.301)
(12.537)
(534)
(216)
Saldo akhir
10.704
9.445
5.307
2.794
Total cadangan kerugian penurunan nilai
12.477
9.954
5.487
2.827
Penyisihan tahun berjalan Penghapusan Piutang
2.4 SOLVABILITAS Tingkat solvabilitas adalah kemampuan Perseroan untuk membayar kembali liabilitas yang jatuh tempo berupa pendanaan yang diterima dari pihak ketiga. Dalam perhitungan tingkat solvabilitas ini, Perseroan menggunakan beberapa rasio keuangan seperti: rasio pinjaman berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) dan rasio liabilitas terhadap jumlah aset (debt to total assets ratio). Sesuai dengan peraturan KMK No.84/PMK.012/2006 pada Bab VII, pasal 25 ayat 3 dijelaskan bahwa tingkat kesehatan perusahaan pembiayaan diukur dengan gearing ratio setinggitingginya 10 kali. 30 Juni
Rasio Keuangan
2015
Gearing ratio (x)
3,32
40 38
31 Desember 2014 3,79
2013 4,49
2012 4,67
2.5 IMBAL HASIL EKUITAS (ROE) DAN IMBAL HASIL INVESTASI (ROA) Rasio Keuangan
30 Juni
31 Desember
2015
2014
2013
2012
Laba bersih / Total ekuitas (%) ROE
30,03%
32,93%
38,28%
45,58%
Laba bersih /Total jumlah aset (%) ROA
8,70%
8,42%
8,50%
9,62%
Imbal hasil ekuitas (ROE) menunjukan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari ekuitas yang ditanamkan, yang diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan rata-rata ekuitas periode/tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Sebagaimana disajikan dalam tabel diatas, imbal hasil ekuitas yang berhasil dicapai Perseroan dalam kurun waktu periode dan tahun 30 Juni 2015 - 31 Desember 2012 senantiasa menunjukan peningkatan, yakni berturut-turut sebesar 30,03%; 32,93%, 38,28% dan 45,58%. Data tersebut memperlihatkan kemampuan Perseroan untuk meningkatkan produktivitas dalam menghasilkan laba bersih dari tahun ke tahun. Imbal hasil investasi (ROA) menunjukan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih dari aset yang dimiliki Perseroan, yang diukur dari perbandingan antara laba bersih dengan rata-rata jumlah aset tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Sebagaimana disajikan dalam tabel diatas, imbal hasil investasi yang berhasil dicapai Perseroan dalam kurun waktu tahun 30 Juni 2015 - 31 Desember 2012 menunjukan fluktuasi, yakni berturut-turut sebesar 8,70%, 8,42%, 8,50% dan 9,62%. Fluktuasi imbal hasil investasi yang dicapai Perseroan tergantung dari jumlah aset pada akhir tahun buku; dimana piutang pembiayaan merupakan komposisi terbesar dari jumlah aset Perseroan. 2.6 SUMBER PENDANAAN Selain dari ekuitas, Perseroan juga menggunakan sumber pendanaan berupa pinjaman bank, penerbitan MTN (Medium Term Notes), pembiayaan bersama (joint financing) dan penerbitan obligasi (Bond) untuk kemudian disalurkan sebagai pembiayaan konsumen. Pada tanggal 30 Juni 2015, komposisi terbesar dari sumber pendanaan yang diterima Perseroan berasal dari pinjaman bank sebesar Rp1.524.370 juta, surat utang obligasi sebesar Rp1.440.772 juta dan Medium-Term Notes Rp199.888 juta. Rincian saldo pendanaan dari pinjaman bank, surat utang obligasi dan Medium-Term Notes disajikan pada Bab III Prospektus ini. 2.7 ANALISIS ARUS KAS
Laporan Arus Kas Kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi Kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi Kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas pendanaan Kas dan bank, neto pada akhir periode/tahun
2015
30 Juni
(146.532)
2014
(Tidak Diaudit)
293.153
2014
(Disajikan Kembali)
(558.546)
(dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2013 2012 (Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
(851.897)
(842.461)
(4.946) 190.356
(4.640) (204.489)
(6.351) 626.192
(11.813) 874.810
(6.850) 851.530
123.135
106.990
84.269
22.966
11.865
Arus kas masuk Perseroan yang utama adalah berasal dari penerimaan angsuran debitur atas fasilitas pembiayaan yang diberikan, penerimaan pinjaman dalam bentuk utang bank, penerbitan Medium-Term Notes dan penerbitan obligasi Perseroan. Sedangkan arus kas keluar Perseroan ditujukan untuk pembayaran kepada dealer maupun supplier dan untuk pembayaran guna pelunasan utang bank dan pelunasan Medium-Term Notes yang telah jatuh tempo. A. Aktivitas Operasi Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp(146.532) juta, mengalami penurunan sebesar Rp439.685 juta atau sebesar 149,98% dibandingkan dengan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 sebesar Rp293.153 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan penerimaan kas sehubungan dengan pembiayaan bersama dimana selama periode enam bulan pada tahun 2015 banyak menggunakan dana sendiri sebagai modal kerja pembiayaan konsumen.
41 39
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Arus kas yang digunakan Perseroan untuk aktivitas operasi sepanjang tahun 2014 menurun sebesar Rp293.351 juta atau sebesar 34,44% dari tahun sebelumnya. Penurunan disebabkan karena terdapat peningkatan penerimaan kas sehubungan dengan pembiayaan bersama sebesar Rp129.722 juta. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi selama tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar Rp9.436 juta atau meningkat sebesar 1,12% dari tahun 2012 (2013 : (Rp851.897) juta; 2012: (Rp842.461 juta). Peningkatan arus kas yang digunakan untuk aktivitas operasi disebabkan karena pembayaran kas untuk transaksi pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang meningkat pada tahun 2013 dibandingkan pada tahun 2012, B. Aktivitas Investasi Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014. Peningkatan arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 sebesar Rp306 juta dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (30 Juni 2015 : (Rp4.946) juta; 30 Juni 2014: (Rp4.640) juta). Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan pembelian aset tetap yaitu dari Rp7.622 juta selama periode 6 bulan pada tahun 2014 menjadi Rp8.540 juta pada periode yang sama tahun 2015. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Penurunan arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2014 sebesar Rp5.462 juta dibandingkan tahun sebelumnya (2014 : (Rp6.351) juta; 2013 : (Rp11.813) juta) disebabkan karena peningkatan penerimaan dari penjualan aset tetap. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Peningkatan arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 sebesar Rp4.963 juta dibandingkan tahun sebelumnya (2013 : (Rp11.813) juta; 2012 : (Rp6.850) juta) disebabkan karena peningkatan pembelian aset tetap selama tahun 2013 yaitu dari Rp7.679 juta pada tahun 2012 menjadi Rp13.951 juta pada tahun 2013. C. Aktivitas Pendanaan Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2015 Dibandingkan Dengan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 meningkat sebesar Rp394.845 juta, atau naik sebesar 193,09% dari periode yang sama di tahun 2014 (30 Juni 2015: Rp190.356 juta; 30 Juni 2014 : (Rp204.489) juta). Peningkatan kas bersih yang diperoleh ini disebabkan oleh peningkatan penerimaan utang bank dari Rp1.274.947 juta selama periode 6 bulan tahun 2014 menjadi Rp1.916.142 juta selama periode yang sama tahun 2015. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2014 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2014 menurun sebesar Rp248.618 juta, atau turun sebesar 28,42% dari tahun sebelumnya (2014 : Rp626.192 juta; 2013 : Rp874.810 juta). Penurunan kas bersih yang diperoleh ini disebabkan oleh tidak terdapat penerbitan surat berharga pada tahun 2014. Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2013 Dibandingkan Dengan Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2012. Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan pada tahun 2013 meningkat sebesar Rp23.280 juta, atau naik sebesar 2,73% dari tahun sebelumnya (2013 : Rp874.810 juta; 2012 : Rp851.530 juta). Peningkatan kas bersih yang diperoleh ini disebabkan oleh penerbitan Obligasi II sebesar Rp1.300.000 juta dan medium term notes (MTN) sebesar Rp200.000 juta pada tahun 2013.
42 40
2.8 PEMBELIAN BARANG MODAL (CAPITAL EXPENDITURE) Capital Expenditure merupakan pengeluaran biaya yang digunakan untuk membeli aset-aset Perseroan berupa hak atas bangunan dan prasarana, peralatan kantor, komputer dan elektronik, inventaris kantor dan kendaraan. Capital Expenditure untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 berturut-turut adalah sebesar Rp8.540 juta, Rp12.324 juta, Rp13.951 juta dan Rp7.679 juta. Tabel berikut ini menyajikan pembelian barang modal Perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012:
Keterangan Bangunan
30 Juni
(dalam jutaan Rupiah)
31 Desember
2015
2014 -
2013 2.300
2012 -
267
Peralatan kantor
156
173
397
538
Komputer dan elektronik
732
2.846
3.784
1.757
Inventaris kantor Kendaraan bermotor
297
393
341
771
7.355
6.612
9.429
4.346
Sumber pendanaan untuk pembelian barang modal umumnya dibiayai dari laba yang dihasilkan dari aktivitas operasional Perseroan dan pembelian barang modal ini dapat dikelola oleh manajemen Perseroan sehingga tidak berdampak signifikan terhadap kinerja Perseroan. 2.9 ANALISIS SENSITIVITAS Prospek usaha pembiayaan yang dijalankan oleh Perseroan sangat tergantung dari kondisi makro ekonomi, salah satunya adalah tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga memberikan dampak bagi pendapatan pembiayaan maupun cost-of-fund yang dibebankan Perseroan. Diantara sumber pendanaan yang dimiliki Perseroan, diantaranya terdapat pinjaman dengan suku bunga mengambang (floating rate). Manajemen telah melakukan analisis terhadap dampak perubahan suku bunga mengambang atas pinjaman hingga 50 basis poin diatas/dibawah tingkat suku bunga pada saat tanggal laporan posisi keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 dimana perubahan tersebut akan mengakibatkan kenaikan atau penurunan laba sebelum pajak sebesar Rp191.007 juta, Rp353.429 juta, Rp277.327 juta dan Rp203.898 juta masing-masing pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012. Perseroan berusaha mengurangi risiko tingkat bunga atas pinjaman modal kerja dengan mencari struktur pinjaman dengan bunga yang kompetitif sesuai dengan lending base rate yang senantiasa disesuaikan dengan kondisi perekonomian. Perseroan tidak memiliki aset keuangan maupun liabilitas keuangan lain dalam bentuk mata uang asing kecuali kas dan piutang sewa pembiayaan dan utang bank. Saldo kas dan bank dalam mata uang asing dibentuk dengan memperhatikan kebutuhan Perseroan dimana jumlahnya tidak signifikan. Perseroan tidak memiliki risiko langsung yang material atas perubahan nilai tukar Rupiah dengan mata uang asing. 3.
MANAJEMEN RISIKO
Kebijakan manajemen risiko Perseroan merupakan kebijakan yang disusun untuk memenuhi perkembangan yang pesat dalam industri jasa pembiayaan termasuk dalam kaitan pengembangan manajemen risiko secara terkonsolidasi dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai entitas induk yang bergerak dalam bidang jasa perbankan. Perseroan menyadari bahwa pengelolaan kegiatan pembiayaan yang sehat dan berlandaskan tata kelola yang baik membutuhkan penerapan manajemen risiko yang meliputi proses identifikasi, pengukuran, pengawasan dan pengendalian risiko. Dalam penerapan manajemen risiko tersebut Perseroan meyakini bahwa peran aktif Dewan Komisaris, Direksi dan Senior Manajemen sangat menentukan efektifitas manajemen risiko. Kebijakan manajemen risiko merupakan salah satu upaya manajemen Perseroan untuk menjamin adanya landasan yang kuat bagi pelaksanaan kegiatan operasional Perseroan sehingga kegiatan operasional dapat berjalan dalam limit risiko yang terukur untuk mencapai target peningkatan shareholder value. Tujuan penerapan kebijakan manajemen risiko adalah: •
Untuk memastikan bahwa seluruh kegiatan bisnis dan kegiatan pendukung dalam operasional Perseroan telah memperhitungkan seluruh potensi risiko yang mungkin timbul, baik dalam bentuk risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas maupun risiko operasional.
43 41
•
Untuk melakukan fungsi kontrol dan pengelolaan terhadap seluruh risiko yang melekat pada aktivitas bisnis dalam batas–batas toleransi risiko Perseroan yang telah ditetapkan.
•
Untuk mengoptimalkan penggunaan modal Perseroan.
•
Untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh peraturan yang relevan, antara lain peraturan Departemen Keuangan dan otoritas lain.
•
Untuk meningkatkan shareholder value dalam jangka panjang.
Manajemen Risiko merupakan aktivitas dan fungsi manajemen untuk melakukan pola pengukuran, mitigasi serta monitoring terhadap berbagai kemungkinan risiko usaha yang mungkin terjadi termasuk pengelolaan risiko atas ketidakpastian, ancaman dan potensi yang mungkin terjadi dan memberikan kepastian terhadap implementasi sistem bahwa sumber daya manusia yang bekerja bersama dengan manajemen Perseroan bertindak sesuai dengan prosedur dan kebijakan manajemen risiko yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh manajemen. Efektivitas sistem manajemen risiko memberikan alternatif kepada manajemen untuk mendapatkan informasi secara akurat, terukur dan terkini. Dalam operasional sehari-hari, Perseroan telah mengidentifikasi beberapa risiko-risiko utama yang berkaitan dengan pengelolaan instrumen keuangan yang dapat berpengaruh terhadap profitabilitas usaha Perseroan. Dari beberapa risiko utama yang teridentifikasi, Manajemen Perseroan menerapkan langkah-langkah sebagai berikut: a. Risiko suku bunga Risiko suku bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Kebijakan Perseroan mengatur penggunaan pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap (fixed rate) agar dapat menutup suku bunga yang dikenakan pada nasabah. Manajemen risiko tingkat suku bunga terhadap limit perubahan tingkat suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Perseroan terhadap beberapa skenario suku bunga baku maupun nonbaku. Skenario baku yang dilakukan setiap bulan mencakup analisis kenaikan atau penurunan kurva imbal hasil sebesar 50 basis poin (bp). Analisa sensisitivitas yang dilakukan oleh Perseroan sampai dengan periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 menyebutkan bahwa setiap kenaikan (atau penurunan) sebesar 50 basis poin atas tingkat suku bunga akan berpengaruh pada kenaikan (atau penurunan) pendapatan pembiayaan konsumen sebesar Rp17.350 juta dan berpengaruh pula pada kenaikan (atau penurunan) beban pendanaan sebesar Rp7.622 juta. b. Risiko kredit Risiko kredit timbul jika nasabah/debitur mengalami kesulitan dalam membayar angsuran dari fasilitas pembiayaan yang diterima debitur. Perseroan melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hati-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang yang tidak dapat ditagih. Perseroan telah memiliki kebijakan dalam menghadapi risiko ini. Dimulai dengan proses awal penerimaan aplikasi pembiayaan yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, dimana aplikasi pembiayaan akan melalui proses survei dan analisis pembiayaan untuk kemudian disetujui oleh komite kredit. Perseroan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No.45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri keuangan No.74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Manajemen risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada: • • • • •
Menjaga agar eksposur kredit kepada setiap nasabah berada dalam limit yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai dengan perhitungan customer credit risk rating. Memproses setiap pengajuan aplikasi pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan memperhatikan identifikasi risiko awal pada nasabah tersebut. Melakukan pengawasan dan review terhadap nasabah secara berkala dalam jangka waktu yang wajar serta melakukan analisis deteksi dini atas pembiayaan yang mengarah kepada pembiayaan bermasalah. Melakukan pengelolaan risiko kredit yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab. Melakukan analisa risiko risiko kredit timbul ketika sejumlah debitur bergerak dari aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.
c. Risiko likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perseroan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perseroan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen, selain menggunakan dana sendiri, Perseroan juga memiliki kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah dalam bentuk fasilitas pinjaman untuk pembiayaan bersama (joint financing) maupun demand loan dan term loan.
44 42
Perseroan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perseroan pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 3,61x, 4,17x, 4,99x, dan 5,32x. Rasio liabilitas terhadap total aset pada periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masingmasing sebesar 0,78, 0,81, 0,83 dan 0,84. Perseroan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi, independensi, wewenang dan tanggung jawab serta kewajaran transaksi. 4.
KEMAMPUAN MANAJEMEN
Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya didukung oleh manajemen yang terdiri dari jajaran Direksi dan diawasi oleh jajaran Komisaris yang berpengalaman di bidang pembiayaan konsumen dan barang-barang modal. Perseroan juga didukung oleh karyawan-karyawan yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan pengalaman yang luas dalam industri pembiayaan, keuangan dan alat-alat berat, terutama di dalam jajaran pejabat senior Perseroan. 5.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONDISI KEUANGAN DAN KINERJA PERSEROAN
Pada tahun 2015, pemerintah menerbitkan beberapa peraturan baru yang secara langsung mempengaruhi usaha pembiayaan oleh Perseroan, sebagai berikut: •
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/SEOJK.05/2015 tentang Besaran Uang Muka (down payment) Pembiayaan Kendaraan Bermotor Bagi Perusahaan Pembiayaan; dan
•
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 20/SEOJK.05/2015 tentang Besaran Uang Muka (down payment) Pembiayaan Kendaraan Bermotor Untuk Pembiayaan Syariah.
Kedua peraturan di atas mengatur uang muka minimum untuk pembiayaan kendaraan bermotor oleh perusahaan pembiayaan, baik untuk kendaraan yang digunakan pribadi maupun komersial dan pembiayaan konsumen secara konvensional maupun berdasarkan prinsip Syariah. Sejak berlakunya kedua peraturan tersebut, Perseroan tetap mencatatkan pertumbuhan unit dan nilai pembiayaan konsumen. Disamping itu juga ada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang Melakukan Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia yang diundangkan Sebelum berlakukannya peraturan ini, Perseroan sudah melakukan pendaftaran kontrak pembiayaan konsumen. 6.
No.130/PMK.010/2012 tentang Pembiayaan Konsumen untuk pada tanggal 7 Agustus 2012. Jaminan Fidusia untuk seluruh
PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN PENGUNGKAPAN
Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2015 yang dianggap relevan: a.
PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, mengatur perubahan penyajian kelompok pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
b.
PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klasifikasi dan pengungkapan.
c.
PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”, yang diadopsi dari IAS 12, yang memberikan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.
d.
PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”, yang diadopsi dari IAS 36, yang memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap asset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.
e.
PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 32, yang mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.
f.
PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39, yang menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.
45 43
g.
PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang diadopsi dari IFRS 7, yang menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.
h.
PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
Penerapan standar akuntansi tersebut diatas dan penerarapan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan kecuali yang dijelaskan berikut ini. i.
Penyajian pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain Terkait dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian Laporan Keuangan”, Perusahaan telah memodifikasi penyajian pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, untuk menyajikan pos-pos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis yang sama.
ii.
Pengukuran nilai wajar Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar”, yang menyediakan satu sumber panduan tentang bagaimana nilai wajar diukur tetapi tidak menetapkan persyaratan baru mengenai kapan nilai wajar diperlukan. Standar ini menyediakan kerangka untuk menentukan nilai wajar dan menjelaskan factor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai wajar. PSAK ini mengatur penggunaan harga keluar (exit price) dalam pengukuran nilai wajar dan persyaratan pengungkapan yang lebih ekstensif, khususnya dengan memasukkan instrument nonkeuangan ke dalam pengungkapan hirarki nilai wajar. PSAK No. 68 diterapkan secara prospektif. Perubahan ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengukuran aset dan liabilitas Perusahaan. Perusahaan telah menambahkan pengungkapan baru yang diwajibkan oleh PSAK No. 68.
iii.
Imbalan kerja Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, dimana ketika imbalan pasca-kerja berubah maka porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan segera dalam laba rugi. Sebelum 1 Januari 2015, beban jasa lalu yang belum diakui (nonvested) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 24 (Revisi 2013), Perusahaan mengakui beban jasa lalu sejumlah Rp893 juta (setelah pajak penghasilan) yang belum diakui pada awal penerapan standar ini sebagai penyesuaian saldo pendapatan komprehensif lain, pada tanggal 1 Januari 2012.
46 44
BAB V
RISIKO USAHA
Dalam menjalankan usahanya, Perseroan tidak lepas dari risiko yang dapat mempengaruhi hasil usaha Perseroan. Menurut manajemen Perseroan, risiko usaha yang dihadapi Perseroan menurut bobotnya adalah sebagai berikut: 1.
RISIKO PEMBIAYAAN
Risiko pembiayaan timbul jika nasabah/debitur mengalami kesulitan dalam membayar angsuran dari fasilitas pembiayaan yang diterima debitur. Risiko ini dapat terjadi apabila kelayakan debitur dan piutang tidak dikelola dengan baik. Apabila ketidaklancaran pembayaran angsuran pokok maupun bunga dialami dalam jumlah yang cukup besar maka akan berdampak terhadap pendapatan dan kelangsungan usaha Perseroan. Kelompok konsumen terbesar yang memperoleh fasilitas pembiayaan dari Perseroan berdasarkan jenis profesi adalah wiraswasta. 2.
RISIKO PASAR
Perseroan bergerak dengan fokus pembiayaan kendaraan roda empat sehingga sangat terkait dengan pasar kendaraan roda empat di Indonesia. Pasar kendaraan roda empat bergantung pada daya beli masyarakat, selera dan/atau kebutuhan konsumen terhadap kendaraan roda empat. Penurunan daya beli masyarakat dan/atau kebutuhan konsumen serta terbatasnya ketersediaan (supply) kendaraan roda empat, akan mempengaruhi kegiatan pembiayaan yang dilakukan Perseroan dan pada akhirnya dapat berdampak negatif pada Perseroan. 3.
RISIKO PENDANAAN
Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa pembiayaan, kemampuan Perseroan untuk mendapatkan sumber pendanaan adalah faktor yang sangat penting. Tidak tersedianya sumber pendanaan akan berdampak pada menurunnya pertumbuhan Perseroan. Di samping jumlah pendanaan, faktor lainnya yang juga menentukan adalah durasi pendanaan. Dengan mengingat jangka waktu pembiayaan yang bervariasi, maka sumber pendanaan harus disesuaikan dengan jangka waktu pembiayaan. Risiko pendanaan dapat timbul jika Perseroan mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan baik berupa pinjaman maupun pembiayaan bersama. Kesulitan mendapatkan sumber pendanaan eksternal ini dapat mempengaruhi perkembangan usaha Perseroan dalam memberikan fasilitas pembiayaan kepada debitur. 4.
RISIKO PERSAINGAN
Sejak terjadinya krisis di Indonesia di mana pembiayaan untuk sektor lainnya mengalami hambatan sedangkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor masih dapat berkembang pesat, hal ini mengakibatkan banyaknya perusahaan pembiayaan beralih maupun memfokuskan diri kepada sektor kendaraan bermotor. Kondisi tersebut mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam sektor usaha pembiayaan kendaraan bermotor sehingga dapat berdampak terhadap pendapatan dan pangsa pasar Perseroan. 5.
RISIKO TINGKAT SUKU BUNGA
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha jasa pembiayaan, Perseroan memiliki korelasi dan ketergantungan yang tinggi terhadap sumber dan kualitas pendanaan. Peningkatan suku bunga di pasar dapat mengakibatkan turunnya daya beli konsumen sehingga berdampak pada penurunan pendapatan Perseroan. 6.
RISIKO OPERASIONAL
Risiko operasional merupakan risiko yang berkaitan dengan sistem operasional, prosedur maupun kontrol, antara lain seperti tidak berfungsinya sistem komputer Perseroan, atau terjadinya kesalahan prosedur kerja yang berdampak kepada kualitas pelayanan dan kelancaran operasional. Hal tersebut selanjutnya mengakibatkan menurunnya kinerja pelayanan terhadap debitur dan daya saing Perseroan. 7.
RISIKO KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Pemerintah sangat mempengaruhi permintaan dan penawaran sumber dana yang tersedia di masyarakat. Jika Perseroan tidak dapat mengantisipasi dengan tepat penerapan kebijakan moneter tersebut, maka Perseroan dapat menghadapi risiko kesulitan mendapatkan pendanaan dengan tingkat suku bunga yang layak. Hal ini dapat berakibat menurunnya kinerja dan perkembangan Perseroan. 8.
RISIKO MAKRO EKONOMI
Risiko perekonomian merupakan risiko yang timbul sehubungan dengan perubahan kondisi perekonomian nasional secara umum seperti tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Risiko ini dapat mempengaruhi Perseroan secara langsung maupun tidak langsung yang selanjutnya dapat mempengaruhi kegiatan operasional dan pendapatan Perseroan.
47 45
Risiko Investasi Yang Berkaitan Dengan Obligasi Disamping risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan diatas, terdapat juga risiko investasi bagi investor pembeli Obligasi, yaitu: 1. Risiko tidak likuidnya Obligasi yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yang antara lain disebabkan karena tujuan pembelian Obligasi sebagai investasi jangka panjang. 2. Risiko gagal bayar disebabkan kegagalan dari Perseroan untuk melakukan pembayaran bunga serta hutang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak Obligasi yang merupakan dampak dari memburuknya kinerja dan perkembangan usaha Perseroan. Manajemen Perseroan dengan ini menyatakan bahwa semua risiko yang dihadapi oleh Perseroan dalam melaksanakan kegiatan usaha telah diungkapkan dan disusun berdasarkan bobot dari dampak masingmasing risiko terhadap kinerja keuangan Perseroan dalam Prospektus.
48 46
BAB VI KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tidak ada kejadian penting yang material dan relevan yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini yang terjadi setelah tanggal Laporan Auditor Independen tertanggal 21 September 2015 atas laporan keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, yang telah di audit KAP Purwantono, Sungkoro & Surja, firma anggota Ernst & Young Global Limited, akuntan publik independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan opini tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015.
49 47
Halaman ini sengaja dikosongkan
50
BAB VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN 1.
RIWAYAT SINGKAT
Perseroan didirikan dengan nama “PT BII Finance Center”, dan berkedudukan di Jakarta Pusat dan berkantor pusat di Wisma Eka Jiwa Lt. 10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat – 10730, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.163 tanggal 13 Pebruari 1991 juncto Akta Perubahan No.225 tanggal 15 Mei 1991, yang keduanya dibuat oleh Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusan No.C2-2005.HT.01.01.TH’91 tanggal 5 Juni 1991 dan telah didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1008/1991 dan No.1009/1991 tertanggal 12 Juni 1991, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.78 tanggal 29 September 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4827/1992 (“Akta Pendirian No.163/1991”). Sejak pendirian, anggaran dasar Perseroan telah beberapa kali diubah sehingga anggaran dasar Perseroan adalah sebagai berikut: 1.
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.166 tanggal 15 Agustus 2008, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-60628.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU0081915.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 10 September 2008 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.37 tanggal 8 Mei 2009, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.12336/2009 (“Akta PK No.166/2008”) yang mengubah seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”).
2.
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.11 tanggal 3 Nopember 2010, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-57467.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 9 Desember 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU00888940.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 9 Desember 2010 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.29 tanggal 10 April 2012, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.16632/2012 (“Akta PK No.11/2010”) yang mengubah antara lain pasal 1 Anggaran Dasar Perseroan mengenai kedudukan Perseroan yang semula di Jakarta Selatan menjadi di Jakarta Pusat.
3.
Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No.77 tanggal 24 Agustus 2011, yang dibuat oleh Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.10.30085 tanggal 22 September 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-0076292.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 September 2011 (“Akta BAR No.77/2011”) yang antara lain memperbaiki nama pemegang saham Perseroan dan perubahan pasal 4 ayat 2 anggaran dasar sehubungan dengan peningkatan modal ditempatkan dan modal setor Perseroan dan perubahan pasal 11 ayat 2, 3 dan 7 anggaran dasar mengenai Direksi dan Pasal 14 ayat 2, 3 dan 6 anggaran dasar mengenai Dewan Komisaris.
4.
Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.71 tanggal 21 Oktober 2011, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta sebagaimana pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No AHU-AH.01.10-37485 tanggal 22 Nopember 2011 sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-54883.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 10 Nopember 2011 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-0091102.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 10 Nopember 2011, dimana berdasarkan Surat Keterangan No.030/ZV/Not/2012 tanggal 16 April 2012 yang dikeluarkan oleh Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta dinyatakan sedang dalam proses pengumuman dalam Berita Negara Republik Indonesia (“Akta PK No.71/2011”) yang mengubah antara lain pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha dengan memperluas kegiatan usaha dengan prinsip syariah dan menambahkan pasal mengenai Dewan Pengawas Syariah yang dimuat dalam Pasal 17 anggaran dasar.
5.
Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.75 tanggal 4 Juni 2015, yang dibuat dihadapan Miryani Usman, SH, Notaris di Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-0936619.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 dan pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHUAH.01.03.0937464 tanggal 5 Juni 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU3513610.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 (“Akta PK No.75/2015”) yang mengubah dan menyesuaikan anggaran dasar Perseroan dengan mengacu pada Peraturan OJK No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.31/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan Syariah.
51 48
Perseroan telah memperoleh izin operasinya sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005, dimana disebutkan bahwa operasi Perseroan akan berupa kegiatan yang meliputi: -
Menjalankan usaha-usaha di bidang leasing atau sewa guna usaha; Anjak piutang. Menjalankan usaha kartu kredit;dan Menjalankan usaha dalam bidang consumer financing atau pembiayaan konsumen.
Berdasarkan pasal 3 Akta PK No.75/2015 yang mana telah disesuaikan pada Peraturan OJK Nomor 29/POJK.05/2014 dan Nomor 31/POJK.05/2014, Perseroan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pembiayaan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan dalam bidang-bidang usaha sebagai berikut: a.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktifitas usaha/ investasi, rehabilitasi, moderenisasi, ekspansi atau relokasi tempat usaha/ investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun. Pembiayaan investasi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan cara Sewa Pembiayaan (Finance Lease), Jual-Balik (sales and Leaseback), Anjak Piutang Dengan pemberian jaminan Dari Penjual Piutang (factoring With Recourse), Pembelian Dengan Pembayaran Secara Angsuran, Pembiayaan Proyek, Pembiayaan Infrastruktur dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari OJK.
b.
Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran-pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktifitas usaha debitur yang merupakan pembiayaan dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun. Pembiayaan Modal Kerja sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan cara Jual dan Sewa-Balik (Sale and Leaseback), Anjak Piutang Dengan Pemberian jaminan Dari Penjual Piutang (Factoring With Recourse), Anjak Piutang Tanpa Pemberian jaminan dari penjual piutang (factoring Without Recourse), Fasilitas Modal Usaha; dan/atau Pembiayaan Infrastruktur dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari OJK.
c.
Pembiayaan Multiguna, yaitu pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan debitur untuk pemakaian/ konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha (aktifitas produktif) dalam jangka waktu yang diperjanjikan. Pembiayaan Multiguna sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan cara Sewa Pembiayaan (Finance Lease), Pembelian Dengan Pembayaran Secara Angsuran dan/atau Pembiayaan Infrastruktur dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari OJK.
d.
Kegiatan pembiayaan lainnya yang disetujui oleh OJK.
Selain melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana diatur di atas, Perseroan dapat pula melakukan kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut: a.
Pembiayaan Jual Beli, yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang melalui transaksi jual beli sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak. Pembiayaan Jual Beli sebagaimana dimaksud dilakukan dengan akad Murabahah, Salam dan/atau Istishna.
b.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan dalam bentuk modal dengan jangka waktu tertentu untuk kegiatan usaha produktif dengan pembagian keuntungan sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak. Pembiayaan Investasi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan akad Mudharabah, Musyarakah, Mudharabah Musytarakah dan/atau Musyarakah Mustanaqishoh.
c.
Pembiayaan Jasa, yaitu pemberian/ penyediaan jasa baik dalam bentuk pemberian manfaat atas suatu barang, pemberian pinjaman (dana talangan) dan/atau pemberian pelayanan dengan dan/atau tanpa pembayaran imbal jasa (ujrah) sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak. Pembiayaan Jasa sebagaimana dimaksud dilakukan dengan akad Ijarah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Hawalah atau Hawalah bil Ujrah, Wakalah atau Wakalah bil Ujrah, Kafalah atau kafalah bil Ujrah, Ju’alah dan/atau Qardh.
52 49
2.
PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN
Tahun 1991 Riwayat struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan sejak berdiri sampai dengan tanggal LHUT adalah sebagai berikut: 1.
Berdasarkan Akta Pendirian No.163/1991, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan, adalah sebagai berikut: Keterangan
Nilai Nominal Rp 1.000.000,00 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 20.000 20.000.000.000
Persentase %
Modal Dasar 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia 4.250 4.250.000.000 85,00 PT Bank Pelita 750 750.000.000 15,00 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 5.000 5.000.000.000 100,00 Total Saham Dalam Portepel 15.000 15.000.000.000 Keterangan: Modal Ditempatkan dan Modal Disetor telah diambil dan disetor penuh dengan uang tunai oleh para pemegang saham sesuai dengan bagiannya masing-masing.
2.
Berdasarkan Akta Risalah Rapat No.180 tanggal 11 September 1991 yang dibuat oleh Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan, adalah sebagai berikut: Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia
Nilai Nominal Rp 1.000.000,00 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 20.000 20.000.000.000
5.000
5.000.000.000
Persentase % 100,00
100,00
Total Modal Ditempatkan dan Disetor 5.000 5.000.000.000 100,00 Penuh Total Saham Dalam Portepel 15.000 15.000.000.000 Keterangan: Berdasarkan Akta Risalah Rapat No.180 tanggal 11 September 1991, RUPS menyetujui diadakannya pengoperan 750 saham Perseroan yang dimiliki PT Bank Pelita kepada PT Bank Internasional Indonesia berdasarkan Akta Pengoperan Hak-Hak Atas Saham No.181 tanggal 11 September 1991 yang dibuat oleh Richardus Nangkih Sinulingga, SH, Notaris di Jakarta.
Tahun 1995 Berdasarkan Akta PKR No. 56. tanggal 21 Desember 1995 yang dibuat oleh Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan, adalah sebagai berikut : Keterangan
Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 150.000.000 150.000.000.000
Persentase %
Modal Dasar 100,00 Modal Ditempatkan dan Disetor Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia 34.999.999 34.999.999.000 99,00 PT Sinar Mas Multiartha 1 1000 0,01 Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 35.000.000 35.000.000.000 100,00 Total Saham Dalam Portepel 115.000.000 115.000.000.000 Keterangan : Berdasarkan Akta PKR No. 56/1995, RUPS menyetujui : a. Perubahaan nilai nominal saham dari Rp1.000.000 per saham menjadi Rp1.000 per saham b. Peningkatan nodal dasar Perseroan dari Rp20.000.000.000 yang terbagi 20.000 saham menjadi Rp150.000.000.000 yang terbagi atas 150.000.000 saham; dan c. Peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp5.000.000.000 yang terbagi atas 5.000 saham menjadi Rp35.000.000.000 yang terbagi atas 35.000.000 saham, yang mana saham baru tersebut sejumlah Rp30.000.000.000 disetor tunai seluruhnya oleh pemegang saham.
Tahun 1996 Berdasarkan Akta Risalah Rapat No. 174 tanggal 24 Desember 1996 yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta dan ditegaskan kembali dalam Akta Risalah No. 177 tanggal 24 Desember 1996 yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Fransiscus
53 50
Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta, susunan modal saham Perseroan adalah sebagai berikut : Keterangan Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia Dana Pensiun Bank Internasional Indonesia Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Total Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham Jumlah Saham Nilai Nominal (Rp) 150.000.000 150.000.000.000
37.499.999 1
37.500.000 112.500.000
37.499.999.000 1.000 37.500.000.000
Persentase %
99,99 0,01
100,00
112.500.000.000
Keterangan : Berdasarkan Akta No. 174/1996 Jo. 177/1996, RUPS menyetujui : 1. Modal dasar Perseroan sebesar Rp150.000.000.000 yang terbagi 150.000.000 saham dengan nilai nominal setiap saham Rp1.000 2. Modal ditempatkan Perseroan sebesar Rp37.500.000.000 yang terbagi atas 37.500.000 saham; 3. Modal Disetor Perseroan sebesar Rp37.500.000.000 yang terbagi atas 37.500.000 saham; 4. Penjualan dan pengalihan 1 saham Perseroan yang dimiliki PT. Sinar Mas Multiartha kepada Dana Pensiun bank Internasional Indonesia berdasarkan Akta Jual Beli Saham No. 175 tanggal 24 Desember 1996, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH Notaris di Jakarta. 5. Pengingkatan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dari Rp35.000.000.000 yang terbagi atas 35.000.000 saham menjadi Rp37.500.000.000 yang terbagi atas 37.500.000 saham, yang mana 2.500.000 saham baru tersebut diambil bagian disetor tunai seluruhnya oleh PT. Bank Internasional Indonesia.
Tahun 2004 Berdasarkan perubahan Anggaran Dasar melalui Akta Risalah Rapat PT BII Finance Center, Akta No.22 tanggal 11 Oktober 2004 yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta. Akta perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : C-31137 HT.01.04.TH.2004 tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 23 Desember 2004 serta dalam Berita Negara Republik Indonesia No.16 tambahan No.1991 tanggal 25 Pebruari 2005 bahwa pemegang saham menyetujui : a. Merestrukturisasi modal dasar Perseroan dari semula Rp150.000.000.000 (seratus lima puluh miliar Rupiah) menjadi Rp60.000.000.000 (enam puluh miliar Rupiah). b. Menyetujui penurunan modal ditempatkan dan disetor Perseroan dari semula Rp37.500.000.000 (tiga puluh tujuh miliar lima ratus juta Rupiah) menjadi Rp15.000.000.000 (lima belas miliar Rupiah) c. Menyetujui untuk mengembalikan setoran modal yang telah dilakukan oleh pemegang saham Perseroan tersebut diatas dari hasil penjualan/pengalihan asset Perseroan berupa tagihan kepada Pihak Ketiga, sehingga susunan modal saham Perseroan adalah sebagai berikut : Keterangan Modal Dasar Perseroan Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Dana Pensiun Bank Internasional Indonesia Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Total Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham Jumlah Saham
Nilai Nominal (Rp)
Persentase %
60.000.000
60.000.000.000
14.999.999
14.999.999.000
99,99
1
1.000
0,01
15.000.000
15.000.000.000
100,00
45.000.000
45.000.000.000
Tahun 2007 Berdasarkan perubahan Anggaran Dasar melalui Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT. BII Finance Center, Akta No.51 tanggal 8 Mei 2007 yang dibuat dan ditandatangani dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta. Akta perubahan Anggaran Dasar tersebut disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat dari Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor : W7HT.01.10-7828 tanggal 5 Juni 2007, telah menyetujui untuk memberikan persetujuan kepada Dana Pensiun Bank Internasional Indonesia untuk mengalihkan atau memindahtangankan atau menjual sebanyak 1 (satu) saham miliknya kepada Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia
54 51
Dengan adanya pengalihan tersebut, maka struktur permodalan Perseroan menjadi : Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar Perseroan
Nilai Nominal (Rp)
Persentase %
60.000.000
60.000.000.000
14.999.999
14.999.999.000
99,99
1
1.000
0,01
15.000.000
15.000.000.000
100,00
45.000.000
45.000.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Total Saham Dalam Portepel Tahun 2011 Berdasarkan pernyataan keputusan pemegang saham luar biasa No 77 tanggal 24 Agustus 2011, yang dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta, sebagaimana pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum dibawah No.AHU-AH.01.10.30085 tanggal 22 September 2011 telah didaftarkan dalam daftar Perseroan dibawah No. AHU-0076292.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 22 September 2011, para pemegang saham menyetujui untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dari Rp15.000.000.000 (lima belas miliar Rupiah) menjadi Rp32.370.000.000 (tiga puluh dua miliar tiga ratus tujuh puluh juta Rupiah). Peningkatan modal ditempatkan dan disetor tersebut berupa penyetoran saham benda tidak bergerak dari PT Bank Internasional Indonesia, Tbk ke dalam Perseroan yaitu 1 (satu) unit ruangan kantor seluas 1.930m2, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun No 856/X/Mangga Dua Selatan dengan penentuan nilai wajar yang ditetapkan sesuai dengan harga pasar sebesar Rp17.370.000.000. Dengan adanya peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan tersebut, maka struktur permodalan terakhir Perseroan, adalah sebagai berikut: Nilai Nominal Rp 1.000,00 per saham
Keterangan
Jumlah Saham
Modal Dasar
Nilai Nominal (Rp)
Persentase %
60.000.000
60.000.000.000
32.369.999
32.369.999.000
99,99
1
1.000
0,01
32.370.000
32.370.000.000
100,00
27.630.000
27.630.000.000
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Pemegang Saham: PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia Total Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Total Saham Dalam Portepel
Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, struktur permodalan Perseroan tidak mengalami perubahan. 3.
MANAJEMEN DAN PENGAWASAN
Berdasarkan Akta PK No.75/2015 yang pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.03.0937465 tanggal 5 Juni 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-3513610.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen
: Lani Darmawan : Djaja Suryanto Sutandar : Deswandhy Agusman
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: Alexander : Miki Effendi Lim : Anton Sutjipto
55 52
Berdasarkan Akta PK No.166/2008 juncto Akta BAR No.77/2011, masa jabatan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan, berdasarkan Akta PK No.75/2015 akan berakhir sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2017. Direksi Perseroan telah memenuhi ketentuan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9 ayat 1 Peraturan OJK No.30/2014, dimana anggota Direksi Perseroan tidak melakukan perangkapan jabatan sebagai direksi pada perusahaan lain dan disamping itu anggota Dewan Komisaris Perseroan telah pula memenuhi ketentuan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 18 Peraturan OJK No.30/2014 termasuk mengenai aturan mengenai tidak melakukan pelanggaran rangkap jabatan. Berikut adalah keterangan singkat dari masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan: Dewan Komisaris: Lani Darmawan, Presiden Komisaris Warga Negara Indonesia, 53 tahun. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Trisakti Fakultas Kedokteran Gigi pada tahun 1985. Memulai karirnya sebagai Supervisor Cardmember Marketing di American Express (1985 – 1988); kemudian bergabung dengan PT Bank Danamon Tbk sebagai Assistant Vice President (1990); PT Bank Central Asia Tbk dengan posisi terakhir sebagai Deputy General Manager Credit Card (1990 – 1999); Citibank N.A., Indonesia sebagai Vice President, Business Development (2000); PT Bank Lippo Tbk. sebagai Consumer Banking Group Head (2000 – 2004); Standard Chartered Bank Indonesia sebagai Consumer Banking Country Head (2004 – 2010); PT Bank Permata Tbk. sebagai Executive Vice President, Head of Network (2010 – 2012); PT Bank Internasional Indonesia Tbk. sebagai Direktur Perbankan Ritel (2012 – sekarang) dan sebagai Presiden Komisaris Perseroan (2012 – sekarang). Djaja Suryanto Sutandar, Komisaris Warga Negara Indonesia, 51 tahun. Menyelesaikan pendidikan di Sacramento City College, California, USA pada . tahun 1984 Menyelesaikan pendidikan jurusan Bsc Finance di California State University of . Sacramento, USA pada tahun 1986. Memulai karirnya sebagai Supervisor di Photoduplicating Services California State University of Sacramento, USA Library Division (Juni 1985 – Desember 1986); kemudian bergabung dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai Management Trainee (Juni 1987-Juni 1988); Account Officer-Corporate Credit & Marketing Cab. Thamrin (Juli 1988–Desember 1989); Manager Corporate Credit & Marketing Cabang Thamrin (Januari 1990-Mei 1991); Corporate Banking Group Thamrin (Mei 1991-Juli1991); Senior Manager, Sub Branch Manager Cabang Tanah Abang (Juli 1991-Desember 1992); Asistant Vice President – Branch Manager Cabang Bandung (Desember 1992-Mei 1996); Vice President, Deputy Area Manager Jawa Tengah dan Jawa Barat (Juni-Nopember1996); Branch Manager Cabang Kalibesar, Jakarta (Nopember1996-Juli1999); Senior Vice President Regional Head Wilayah Sumatera (Juli1999-Agustus2002);Vice President-Temporary Head of Credit Review Division, Thamrin (Pebruari-Maret 2000); Regional Head Wilayah Jawa Timur dan Indonesia Timur (Agustus 2002-Desember 2002); Regional Sales Head Wilayah Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB (Januari 2003 – Pebruari 2005); Regional Sales Head (Pebruari 2005-Juni 2005); Chief Secured Loan Officer (Maret 2007-Desember 2010); Presiden Komisaris PT BII Finance (2007 s.d sekarang); Regional & Branch Network Development Head (Januari 2011- Mei 2012); CEO dari PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk (11 Mei – 19 Juli 2011); Presiden Direktur PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk (20 Juli 2011 s.d sekarang). Deswandhy Agusman, Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Menyelesaikan pendidikan terakhir jurusan Business Administration di University of Denver, Colorado USA pada tahun 1988 Memulai karirnya dengan mengikuti Executive Development Program dan Risk Manager pada Citibank (1989-1990); kemudian bergabung pada PT Nomura Indonesia sebagai Manager Sindikasi (1990-1992); PT Pregrine Sewu Securities sebagai managing Director Corporate Finance (1992-1998); PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai
56 53
Komisaris (1999-2000); PT Permodalan Nasional Madani sebagai Komisaris Utama (19992004); PT Bank Permata Tbk sebagai Komisaris (2002-2006); Kementerian BUMN sebagai Anggota Komite Kebijakan Keuangan dan Perbankan (2010); PT Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Komisaris (2010-2012) dan saat ini menjabat di PT Kim Eng Sekuritas sebagai Komisaris (tidak terafiliasi) dan juga menjabat sebagai Komisaris Independen di Perseroan (Juni 2015 - sekarang).
Direksi Alexander, Presiden Direktur Warga Negara Indonesia, 44 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Ekonomi Pemasaran di Universitas Tarumanegara pada Tahun 1994 dan pendidikan MM Jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Tarumanegara pada Tahun 2003. Memulai karirnya pada PT Bank Central Dagang, sebagai Management Trainee (1994– 1995); kemudian sebagai Junior Assistant Manager, Mangga Dua Branch (1995–1996); kemudian bergabung dengan PT Orix Indonesia Finance, dengan rintisan karir dan berbagai penugasan sebagai berikut: Account Manager in Automobile Division (1996– 1997); Account Manager in Housing Finance Division (1997–1997); Account Manager di Muara Karang Branch (1997–1998); Team Leader of Collection Head Office (1998–1999); Senior Account Manager in Corporate Finance Division (1999–2000); Senior Account Manager in Equipment Division (2000); Team Leader of Automobile Division (2000–2001); Manager of Automobile Division (2001–2002); Senior Manager of Central Jakarta Branch (2002–2005), kemudian bergabung dengan PT BII Finance Center dengan karir dan penugasan sebagai berikut: Marketing General Manager Indonesian West Region Oktober (2005–2007); Risk Director PT BII Finance Center (2007); Presiden Direktur PT BII Finance Center (Desember 2007–sekarang). Miki Effendi Lim, Direktur Warga Negara Indonesia, 39 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Ekonomi di Universitas Kristen Krida Wacana pada Tahun 2006. Mengawali karirnya pada PT Oto Multiartha Credit Marketing Officer - Admin Coll Insurance Officer Document Process (1997–1999), PT Elbatama Finance, Supervisor Marketing (2000–2003) PT Verena Oto Finance Branch Manager (2003–2006), PT U Finance Indonesia, Senior Manager Sales & Operation Jakarta Area (2006) dan bergabung dengan PT BII Finance Center sebagai Branch Manager (2006–2007); Area Manager (2007–2010) Kadiv Marketing (2010–2011) dan Direktur Marketing PT BII Finance Center (Juli 2011– sekarang). Anton Sutjipto, Direktur Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Manajemen Keuangan di Universitas Indonesia pada tahun 1990. Mengawali karirnya di PT Furindo Kencana Ltd sebagai Manufaktur Perlengkapan Furnitur (1975-1980); PT Delta Far East Ltd. sebagai Senior Internal Audit (1980 – 1982); PT Orix Bina Usaha Leasing sebagai Pimpinan Cabang Surabaya (1983 – 1989); PT Clipan Finance Indonesia sebagai Pimpinan Cabang Surabaya (1989 – 1990); PT Orix Indonesia Finance sebagai Wakil Direktur (1990 – 2011); PT Orix Indonesia Finance sebagai Senior Advisor (2011 – 2012); dan saat ini sebagai Direktur Perseroan (2014 – sekarang). Jumlah gaji dan tunjangan yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp4.266 juta, Rp6.508 juta, Rp6.832 juta dan Rp6.781 juta.
57 54
Sekretaris Perusahaan Sesuai dengan POJK Nomor 35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten atau Perusahaan Publik, Perseroan telah menunjuk Sekretaris Perseroan berdasarkan Surat Keputusan No. SK.2012.009A/PREDI-BIIFC tanggal 24 Januari 2012 (“Surat Penunjukkan Sekretaris Perusahaan”) dimana Perseroan telah menunjuk dan mengangkat saudari Sufiana, sebagai Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary) Perseroan yang mulai berlaku terhitung sejak tanggal surat tersebut. Berdasarkan Surat Penunjukkan Sekretaris Perusahaan, tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain: a. b. c. d.
Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal; Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal berkaitan dengan kondisi Perseroan; Memberikan masukkan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat.
Komite Audit Sehubungan dengan pemenuhan ketentuan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor IX.I.5. Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit tertanggal 27 Pebruari 2013. Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Dewan Komisaris Perseroan telah membentuk komite audit yang terdiri dari: I. Nama Jabatan
: Deswandhy Agusman : Ketua Komite Audit (Komisaris Independen)
II. Nama Jabatan
: Herwan Ng : Anggota Komite Audit
III. Nama Jabatan
: RD. Hadi Indraprasta : Anggota Komite Audit
Komite audit yang dibentuk oleh Perseroan telah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 28 Peraturan OJK No.30/2014. Audit Internal Pedoman Unit Audit Internal telah sesuai ketentuan dalam Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Pedoman Unit Audit Internal Perseroan telah disahkan oleh Direksi Perseroan dan disetujui Dewan Komisaris Perseroan pada tanggal 12 Maret 2012. Unit Audit Internal adalah unit kerja dalam Perseroan yang menjalankan fungsi audit internal, yakni suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan objektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional Perseroan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Unit Audit Internal bertugas dan bertanggung jawab antara lain untuk: a. b. c. d. e.
mengembangkan rencana audit internal tahunan yang fleksibel dengan metodologi berbasis risiko yang tepat, termasuk risiko dan kontrol yang diidentifikasi manajemen, dan menyerahkan rencana audit untuk disetujui dan ditinjau oleh Presiden Direktur yang kemudian dilaporkan kepada Dewan Komisaris; mengimplementasikan rencana audit tahunan yang disetujui, termasuk tugas khusus atau proyek yang diminta oleh manajemen dan Dewan Komisaris.; menjaga jumlah staf audit yang mencukupi dengan pengetahuan yang memadai, keahlian, pengalaman dan sertifikasi professional untuk melaksanakan persyaratan audit; menginformasikan semua audit isu yang signifikan kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris serta Komite Audit secara periodik; membantu investigasi terhadap kegiatan fraud yang dicurigai di dalam organisasi dengan memberitahukan kepada manajemen dan Dewan Komisaris serta Komite Audit atas hasilnya;
Jumlah auditor internal dalam suatu Unit Audit Internal disesuaikan dengan besaran dan tingkat kompleksitas kegiataan usaha Perseroan dan paling sedikit terdiri dari seorang auditor internal. Dalam hal Unit Audit Internal hanya terdiri dari satu orang auditor internal, maka auditor internal tersebut bertindak pula sebagai kepala Unit Audit Internal. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan telah menunjuk salah satu karyawannya yaitu Maman Supriyatna untuk menjadi Internal Audit Manager berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. SK.2011.103/HR-BIIFC.
58 55
4.
SUMBER DAYA MANUSIA
Perseroan menyadari pentingnya peranan sumber daya manusia dalam upaya untuk mencapai keberhasilan usaha. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia dilakukan secara terencana dan berkesinambungan agar setiap karyawan dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kemajuan dan pertumbuhan Perseroan. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, Perseroan senantiasa berupaya melakukan perubahan sejalan tuntutan bisnis, antara lain dengan memperbaiki Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan. Adapun Misi dari Perseroan “Menjadi “perpanjangan tangan dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk, untuk mengembangkan bisnis pembiayaan di Indonesia dan memberikan nilai tambah ekonomis dan sosial terbaik bagi para pemangku kepentingan (pemegang saham, pelanggan, rekan bisnis dan karyawan), lingkungan hidup dan masyarakat”. dan Visinya “Menjadi Perusahaan pembiayaan pemimpin pasar di segmen pasar yang digeluti serta selalu peduli terhadap kondisi lingkungan hidup dan masyarakat terutama di lokasi perusahaan beroperasi ”. Manajemen menyadari pentingnya peran sumber daya manusia. Perseroan selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik terutama dalam situasi persaingan usaha yang semakin ketat. Dalam hal peningkatan produktivitas kerja, Perseroan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mendapat pendidikan dan pelatihan baik sebagai sarana penempaan pribadi maupun sebagai tambahan kemampuan analisis dan ketrampilan dalam bekerja. Sebagai penerapannya, Perseroan mengikutsertakan karyawan dalam in house tranning, seminar, lokakarya atau kursus-kursus tertentu sesuai dengan bidang penugasannya masing-masing. Perseroan menyadari bahwa pelatihan adalah bagian integral dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu secara berkala Perseroan melakukan pelatihan, baik yang dilakukan oleh bagian HR maupun Lembaga Profesional, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para karyawan, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas kerja. Pelatihan tersebut berupa Soft Skill Training, In-House Training, Professional Development Program. Sejalan dengan itu, bagian HR juga melakukan kaji ulang atas penyelenggaraan dan pelaksanaan training secara berkala, sesuai dengan masukan dari divisi-divisi atas jenis pelatihan yang dibutuhkan. Saat ini Perseroan mencatat jumlah karyawan sebanyak 1.209 karyawan yang terdiri dari 369 karyawan tetap dan 840 karyawan kontrak. Komposisi karyawan menurut jenjang pendidikan, jenjang manajemen dan jenjang usia adalah: a. Menurut Jenjang Pendidikan : 30 Juni 31 Desember Jenjang Pendidikan 2015 2014 2013 2012 2011 2010 SD 1 SLTP 6 9 8 5 4 3 SMU 212 235 253 250 185 178 Diploma (D3) 224 234 248 191 172 162 Sarjana (S1) & Pasca Sarjana (S2) 767 742 698 580 498 408 Total 1.209 1.220 1.207 1.026 859 752 b.
Menurut Jenjang Manajemen :
Jenjang Manajemen Komisaris Direksi Kepala Divisi Kepala Departemen Supervisor Staff/ pelaksana Total c.
Menurut Jenjang Usia :
Jenjang Usia Lebih dari 55 tahun 46 – 55 tahun 36 – 45 tahun 26 – 35 tahun 18 – 25 tahun Total
30 Juni 2015 3 3 8 53 218 924 1.209 30 Juni 2015 1 19 149 776 264 1.209
2014 2 3 7 50 187 971 1.220
2014 1 15 142 781 281 1.220
59 56
31 Desember 2012 3 2 3 3 6 5 47 53 143 131 1.005 832 1.207 1.026
2013
31 Desember 2013 2012 2 19 16 99 118 634 756 274 315 1.207
1.026
2011 2 3 10 36 132 676 859
2011 20 107 581 151 859
2010 2 3 7 29 71 640 752
2010 2 25 123 477 125 752
Kesejahteraan Karyawan Perseroan d.
Sistem Remunerasi
Perseroan menerapkan sistem remunerasi atas dasar kinerja, di mana tingkat kenaikan gaji dan perolehan setiap tunjangan dan fasilitas yang ada didasarkan pada prestasi dan kontribusi masing-masing karyawan maupun kinerja Perseroan. Di samping itu, Perseroan senantiasa melakukan penyesuaian besarnya gaji karyawan seiring dengan laju inflasi sehingga diharapkan agar kebutuhan minimum untuk hidup secara layak dari masing-masing karyawan beserta keluarganya dapat terpenuhi. Untuk itu Perseroan melakukan salary survey, serta memperhatikan dan mematuhi ketentuan upah minimum yang ditetapkan oleh Pemerintah. e.
Menyediakan Berbagai Macam Bentuk Tunjangan dan Fasilitas
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan bagi para karyawannya, Perseroan juga menyediakan sejumlah tunjangan dan fasilitas yang diharapkan mampu mendorong peningkatan kinerja dan produktivitas karyawan Perseroan. Adapun tunjangan maupun fasilitas yang disediakan oleh Perseroan mencakup: 1. Mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian. 2. Mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Kesehatan dan medical insurance yang menyediakan tunjangan rawat inap dan rawat jalan untuk karyawan beserta anggota keluarganya. a.
Dana Pensiun
Perseroan tidak memiliki unit usaha Dana Pensiun tersendiri, namun Perseroan mengikutsertakan karyawan ke dalam program BPJS Ketenagakerjaan dan program dana pensiun AIA terkait tunjangan hari tua. b.
Serikat Pekerja
Sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini, tidak ada serikat pekerja yang dibentuk oleh karyawan Perseroan.
60 57
Hendra Satia D. Know Your Customer (KYC)
61
Collection Branch Spv
Area Collection Manager West 1
Hendra Satia D. Know Your Rolland W Customer (KYC)
Collection Manager West 3
Collection Branch Spv
Collection Manager East 2 Pjs.
National Remedial Manager
Spv Remedial
Spv Remedial
Collection Branch Spv
Collection Branch Spv
Collection Branch Spv
Collection Branch Spv
Collection Branch Spv
Collection Manager East 1
Legal & Compliance Dept. Head
Ibnu Fajar Ahmad Gojali Sugeng Haryanto Arfand Bahtiar Hendra Satia D. Bonny Permedi M Area Area Area Area Legal & National Remedial Collection Collection Collection Collection Compliance Ahmad Gojali Manager Sugeng Haryanto Arfand Bahtiar Manager Manager Manager Manager Hendra Dept. SatiaHead D. West 2 Pjs. West 3 Area East 1 Area East 2 Pjs. Bonny Permedi M Area
Collection Branch Spv
Collection Branch Spv
Collection Branch Spv
Collection Manager West 2 Pjs.
Rolland W Area Collection Ibnu Fajar Manager WestArea 1
Arnol Sinaga Collection & Remedial
Division Head Arnol Sinaga Collection & Remedial Division Head
AntonDirector S Director
Anton S
Erik Saputra IT Dept. Head Pjs.
Erik Saputra IT Dept. Head Pjs.
ADMINISTRATION HEAD (ADH)
ADMINISTRATION HEAD (ADH)
Pujiastuti Operation Dept. Head
Maretha Pujiastuti Operation Dept. Maretha Head
Felix Alexander IT & Operation
Division Head Felix Alexander IT & Operation Division Head
INTERNAL CONTROL BRANCH
INTERNAL CONTROL BRANCH
Zahril Internal Control Dept. Head
Zahril Internal Control Dept. Head
Perdana Putera Finance Dept. Head
Rizkiadi MIS Risk
Khoirul Anam MIS Risk
Khoirul Anam MIS Risk
Mario Heavy Equipment Dept. Head
Mario Heavy Equipment Dept. Head
Business Dev. & HEM Divison Head
58
58
CA BRANCH SPV
CA Spv West 3 Area Sumatera
Dennie Miharja CA Spv West 1 Pjs. Area DKI 2
CA BRANCH SPV
CA Spv West 2 Area Ja-Bar & Ja-Teng
Redho Akbar CA Spv West 2 Area Ja-Bar & Ja-Teng
Aryuny CA Spv East 2
CA BRANCH SPV
Aryuny CA Spv East 2
Regional Manager West-1
Anton Regional Manager Ferdian West-2
CA BRANCH SPV CA BRANCH SPV CA BRANCH SPV
Dennie Miharja Lilik M.SPV CA BRANCH SPV CA BRANCH SPV CA BRANCH Pendik Pria A. CA Spv West 1 Pjs. CA Spv West 1 CA Spv East 1 Area DKI 2 Area DKI 1
Lilik M. CA Spv Pendik Pria A. CA Spv West 1 Nasional CA Spv East 1 Area DKI 1
Arthur O. S.
Ester Yuni HR Dept. Head
Ferdian Regional Manager West-1
Rheza S. GA Dept. Head Pjs.
Ika Gunawan HR & GA Division Head
Rheza S. GA Dept. Head Pjs.
Ika Gunawan HR & GA Division Head
Officer
Ester Yuni HR Dept. Head
Arthur O. S. CA Spv Nasional
CA BRANCH SPVSri Ningsih CA BRANCH SPV Redho CAAkbar BRANCH SPV W.
Rizkiadi MIS Risk
Sri Ningsih W. CA Spv West 3 Area Sumatera
Risk Division Head
Officer
Anthonius Adnan Ruben Christofer Anthonius Adnan Ruben Christofer Corporate Planning Corporate Planning Officer Corporate Planning Officer Corporate Planning
Komite Audit
Komite Audit
West-3
Arief Soerendro Marketing Divison Head
East-1
East-2
Gregorius Hendra KPM & Fleet Divison Head
Miki Effendi Marketing Director
Aldilla A. S. Fleet & Commercial Dept. Head Pjs.
Michelle B. Business Dev. Dept. Head
Agus Widjaja Business Dev. & HEM Divison Head Gregorius Hendra KPM & Fleet Divison Head
Adenan KPM Dept. Head Pjs.
Aryanto Tirta Sasmita Hendro K Regional Regional Regional Manager Manager Manager Aldilla A. S. West-3Anton East-1Aryanto East-2Tirta Sasmita Adenan Hendro K Regional Regional Regional Regional Fleet & KPM Dept. Head Commercial Dept. Manager Manager Manager Pjs. Manager Head Pjs.
West-2
Arief Soerendro Marketing Divison Head
Miki Effendi Marketing Director
Sufiana Sufiana Corporate Secretary Corporate Secretary
Maman Supriyatna Maman Supriyatna Chief Audit Officer Chief Audit Officer
Alexander Alexander President Director President Director
Board of Commissioner
Commissioner :Lani Darmawan Board ofPresident Commissioner Commissioner : Djaja Sutandar President Commissioner :Lani Darmawan Commissioner : Djaja Sutandar
Ricky Hertanu Ricky Hertanu Chief Planning Chief OfficerPlanning Officer
Luki Afrully Risk Division HeadLuki Afrully
Risk Management Risk Management Commitee Commitee
Risk Oversight Commitee
Risk Oversight Commitee
Agus Widjaja Business Dev. & HEM DivisonAgus Head Widjaja
Jeffy Eugene Accounting. Dept. Head Pjs
Jeffy Eugene Accounting. Dept. Head Pjs
Accounting Division Head
Sufiana Finance & Sufiana Accounting Division Head & Finance
Perdana Putera Finance Dept. Head
Adapun struktur organisasi Perseroan adalah sebagai berikut :
5. STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN Adapun organisasi Perseroan adalah sebagai berikut : 5. struktur STRUKTUR ORGANISASI PERSEROAN
Operation, IT, & Legal
Michelle B. Business Collection Dev. Dept. Head
Operation, IT, & Legal
Collection
Business Development
Finance & Accounting
Risk Business Development
Marketing
Risk
Arief Soerendro Syariah Div. Head
Dewan Pengawas Syariah
Finance & Accounting
Agus Widjaja Business Dev. & HEM Divison Head Marketing
Arief Soerendro Syariah Div. Head
Dewan Pengawas Syariah
6.
KETERANGAN SINGKAT MENGENAI PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (d/h PT Bank Internasional Indonesia Tbk.). (BMI) Pendirian BMI didirikan pada tahun 1959 berdasarkan Akta Pendirian No. 53, tanggal 15 Mei 1959 yang dibuat dihadapan Soeleman Ardjasasmita SH., Notaris Pengganti Eliza Pondaag, SH Notaris di Jakarta, Akta pendirian tersebut kemudian diubah seluruhnya berdasarkan Akta perubahan No.21 tanggal 6 Oktober 1959 keduanya dibuat dihadapan Eliza Pondaag, SH , Notaris di Jakarta. Akta-akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Muda Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Penetapan No. J.A.5/112/18 tanggal 2 Nopember 1959 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta dibawah No.2114, 2115 dan 2116 semuanya tertanggal 5 Nopember 1959, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 37 tanggal 6 Mei 1960 Tambahan No.122. Anggaran Dasar BMI, telah disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 10 tanggal 16 Juli 2008, dibuat dihadapan Engawati Gazali, SH, Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56218.AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 28 Agustus 2008 dan didaftarkan dalam daftar Perseroan di bawah No.AHU-0076858.AH.01.09 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 2 tanggal 6 Januari 2009 Tambahan No.527. Selanjutnya beberapa ketentuan dalam Anggaran Dasar BMI, juga mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir adalah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar No. 60, tanggal 24 Agustus 2015, yang dibuat di hadapan Aryanti Artisari, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta Selatan sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan keputusannya No.AHU-0941203.AH.01.02.TAHUN 2015 tanggal 26 Agustus 2015 dan pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.03.0959770 tanggal 26 Agustus 2015serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan di bawah No.AHU-3546232.AH. 01.11 TAHUN 2015 tanggal 26 Agustus 2015 (“Akta PKR No.60/2015”) Kegiatan Usaha BMI telah memperoleh ijin usaha sebagai Bank Umum sejak tahun 1959. Pada tahun 1988, BMI telah dinyatakan memenuhi syarat untuk ditingkatkan statusnya dari Bank Umum menjadi Bank Devisa. Selanjutnya di tahun 2002, BMI memutuskan untuk menambah aktivitas perbankan syariah dan melakukan perubahan Anggaran Dasar untuk mengakomodasi hal tersebut sebagaimana dimuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 16 tanggal 5 September 2002 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta yang telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C-19589.HT.01.04.TH.2002 tanggal 10 Oktober 2002 dan Bank BII telah mendapat persetujuan dari BI untuk melakukan pembukaan kantor-kantor cabang syariah berdasarkan Surat BI No. 5/257/DPIP/Prz, tanggal 2 Mei 2003. Per 30 Juni 2015, Bank BII memiliki 456 kantor yang terdiri dari 1 kantor pusat, 79 kantor cabang, 330 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang pembantu mikro, 27 kantor fungsional mikro, 7 kantor kas, 7 kantor cabang syariah dan 2 kantor cabang pembantu syariah yang tersebar di seluruh Indonesia serta 2 kantor cabang luar negeri yang berlokasi di Mauritius dan Mumbai. Pengurus dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan keputusan Rapat No. 09 tanggal 11 Mei 2015 yang dibuat di hadapan
Engawati Gazali, SH, Notaris di Jakarta Utara, dan telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dan telah diterima berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH.01.03-0932234 tanggal 15 Mei 2015, dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-3505239.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 15 Mei 2015, dimana berdasarkan akta tersebut susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank BII adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
: Tan Sri Dato’ Megat Zaharuddin bin Megat Mohd Nor : Datuk Abdul Farid bin Alias : Spencer Lee Tien Chye : Umar Juoro : Budhi Dyah Sitawati : Achjar Iljas
59
62
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: Taswin Zakaria : Ghazali bin Mohd Rasad : Thilagavathy Nadason : Jenny Wiriyanto : Dhien Tjahajani : Eri Budiono : Lani Darmawan : Henky Sulistyo
Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Modal dasar serta modal ditempatkan dan disetor penuh PT Bank Internasional Indonesia terakhir 31 Agustus 2015 adalah sebagai berikut: Keterangan
Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Berdasarkan Seri : Saham Seri A Saham Seri B Saham Seri D Jumlah Berdasarkan Susunan Pemegang Saham: 1. Sorak Financial Holdings Pte Ltd (Sorak) 2. Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS) 3. UBS AG LONDON 4. Masyarakat Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Jumlah Saham Dalam Portepel
Nilai Nominal untuk Saham Seri A Rp900, Seri B Rp225 dan Seri D Rp 22,50 per lembar saham Jumlah Saham Jumlah Nilai (lembar) Nominal (Rp) ( dalam jutaan Rupiah ) 476.608.857.231 12.864.766
388.146.231 8.891.200.000 58.467.494.499 67.746.840.730
Persentase (%)
349.332 2.000.520 1.315.518 3.665.370
30.499.981.823 23.006.572.441
45,02 33,96
12.402.816.699 1.837.469.767 67.746.840.730 408.862.016.501
18,31 2,71 3.665.370 9.199.395
Berdasarkan keterangan dari BAE PT Sinartama Gunita, perincian atas saham-saham tanpa warkat tidak dapat dibedakan jumlah saham per seri yang dimiliki oleh masing-masing pemegang saham dikarenakan setiap seri saham memiliki sifat yang sama dan hanya berbeda nilai nominalnya sehingga perdagangan dan pencatatan atas saham-saham tanpa warkat tersebut tidak dapat lagi dibedakan menurut seri saham. Ikhtisar Keuangan Pokok Di bawah ini disajikan data keuangan penting konsolidasian Bank BII pada dan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 yang diekstrak dari laporan keuangan Bank BII yang tidak diaudit. Informasi keuangan pada dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 diambil dari laporan keuangan konsolidasian yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja anggota Ernst & Young Global Limited (sebelum peyajian kembali PSAK No. 24) dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian.
Ikhtisar Laporan Keuangan Aset Liabilitas Ekuitas Pendapatan bunga, bersih Beban operasional, bersih Laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk
30 Juni 2015
2014*)
31 Desember 2013*)
2012*)
149.816.210 131.825.538 14.990.672 3.008.310 (2.571.190)
143.365.211 128.870.064 14,495.147 5.931.696 (4.954.100)
140.600.863 128.870.015 12.230.848 5.514.871 (3.190.592)
115.904.262 106.646.375 9.257.887 5.120.486 (3.427.180)
388.162
708.008
1.569.955
1.227.440
*) Setelah penyajian kembali PSAK 24 (revisi 2013) 60
63
7.
HUBUNGAN KEPEMILIKAN PERSEROAN BERBENTUK BADAN HUKUM
DENGAN
PEMEGANG
SAHAM
PERSEROAN
YANG
Berikut ini disampaikan diagram yang menggambarkan hubungan kepemilikan Perseroan dengan pemegang saham Perseroan berbentuk badan hukum. STRUKTUR PERMODALAN
Malayan Banking Berhad
100,00%
100,00%
Maybank Offshore Corporate Service (Labuan) Sdn. Bhd.
Sorak Financial Holdings Pte. Ltd.
45,02%
33,96%
UBS AG London
Masyarakat
18,31% 2,71% Koperasi Karyawan Bank Internasional Indonesia
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
0,01%
99,99%
PT BII Finance Center Keterangan : Tidak ada pemilikan saham individu (untuk BII finance) 8.
HUBUNGAN KEPENGURUSAN, PENGAWASAN, KEPEMILIKAN DAN AFILIASI ANTARA PERSEROAN DAN PEMEGANG SAHAM PERSEROAN Nama
Perseroan
Bank BII
PK
D
K
-
Deswandhy Agusman
KI
-
Alexander
PD
-
Miki Effendi Lim
D
-
Anton Sutjipto
D
-
Lani Darmawan Djaja Suryanto Sutandar
Catatan : PK K KI PD D
: : : : :
Presiden Komisaris Komisaris Komisaris Independen Presiden Direktur Direktur 61
64
9.
PERKARA PENGADILAN YANG SEDANG DIHADAPI PERSEROAN
Perseroan terlibat dalam beberapa perkara perdata. Perkara-perkara perdata yang dihadapi oleh Perseroan pada umumnya timbul dalam kaitannya dengan tindakan Perseroan menarik kembali kendaraan-kendaraan para nasabahnya karena adanya kelalaian para debitur dalam melakukan kewajiban pembayaran atas fasilitas pembiayaan kendaraan bermotor yang diberikan Perseroan. Perseroan terlibat dalam 4 perkara perdata yang sedang dalam proses di badan peradilan di Indonesia dengan perincian sebagai berikut: No
No. Perkara 731/Pdt.G/2010/PNJkt Sel
Posisi Perseroan Tergugat I
Pihak Lawan Jeffry Sinaga
1.
2.
680/Pdt.Plw/2011/PN.Sby
Pelawan
3
138/Pdt.G/2012/PN.PBR
Penggugat
4
495/Pdt.G/2012/PN.Pst
Tergugat I
Kejaksaan Negeri Muhammad Sahrin Sky Motor
Y
Materi Perkara PMH
Nilai Gugatan
Wanprestasi
Material Rp. 80.000.000 Immaterial Rp.160.000.000 I unit Honda CRV Rp.359.450.000
Wanprestasi
Rp.227.155.000
Perlawanan
Status Perkara Banding
Kasasi Banding Banding
PMH = Perbuatan Melawan Hukum Dari seluruh perkara yang dihadapi Perseroan, tidak ada satupun perkara dapat memberikan dampak negatif yang material pada keadaan keuangan maupun kelangsungan usaha Perseroan, serta kemampuan Perseroan membayar kewajibannya atas Obligasi. Manajemen Perseroan telah mengungkapkan semua perkara yang dihadapi. 10. PERJANJIAN-PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA Perjanjian-Perjanjian Dalam Rangka Penerimaan Fasilitas Kredit/Pinjaman dan Perjanjian Kerjasama Pembiayaan No
1.
2.
Keterangan
No. Perjanjian
Fasilitas Kredit Surat Jangka Pendek No.SPFK/024/KPO/ FIN/III/2015 tanggal 31 Maret 2015 Fasilitas Kredit Akta Perjanjian Jangka Kredit Modal Kerja Panjang Nomor CRO.KP/259/KMK/2 012 No 67 tanggal 21 November 2012
Outstanding (jutaan Rupiah)
Suku Bunga
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Rp100.000
Rp100.000
ditentukan berdasarkan negosiasi
PT Bank Capital Indonesia Tbk
Rp300.000
Rp5.055
1 tahun sejak pencairan kredit 36 bulan sejak tanggal penarikan
Plafon (jutaan Rupiah)
62
65
a.Tenor 1 Tahun 8.50%p.a. b.Tenor 1 s/d 2 Tahun 8,75 p.a c. Tenor 2 s/d 3 Tahun 9% p.a.
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
No
3.
4.
5.
6.
7.
Keterangan
No. Perjanjian
Fasilitas Kredit Akta Perjanjian Jangka panjang Fasilitas Murabahah (Pembiayaan Pemilikan Kendaraan) No.20 tanggal 18 Juni 2012 yang dibuat dihadapan Suhamad SH pengganti dari Sjarmeini Sofjan Chandra, SH,
Notaris di Jakarta jo Akta Perubahan Pertama Perjanjian Fasilitas Murabahah (Pembiayaan Pemilikan Kendaraan) No.03 tanggal 3 April 2013 yang dibuat dihadapan Susanna Tanu, SH, Notaris di Jakarta Fasilitas Kredit Surat No.16/KomJangka panjang KKU/SPPK/2015 tanggal 8 Juni 2015
Fasilitas Kredit Surat Penawaran Jangka Pendek No.039/BVICKLG1/OL/III/2013 tanggal 18 Maret 2013 jo Surat Penawaran No.040/ BVICKLGI/OL/III/2014 tanggal 7 Maret 2014 jo Surat Penawaran No.050/BVICKLG1/OL/XI/2014 tanggal 14 Nopember 2014 Fasilitas Kredit Surat No.13/FID/024 Jangka Pendek tanggal 5 Juni 2013 jo Surat No.14/FID/ 0164 tanggal 4 Desember 2014 jo Perjanjian Perubahan Terhadap Perjanjian Kredit No.562/12/2014 tanggal 23 Desember 2014 Fasilitas Kredit Surat Penawaran jangka Pendek No064/FIIB/KS.06/GY/2015 tanggal 3 Juni 2015
Plafon (jutaan Rupiah)
Outstanding (jutaan Rupiah)
Suku Bunga
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Rp125.000
Rp16.277
Tidak ada bunga karena bentuk fasilitas Murabahah, Margin yang berlaku pada saat penarikan untuk masingmasing jangka waktu penarikan dan bersifat tetap
48 bulan sejak penandat anganan
PT Bank Permata Tbk
Rp250.000
Rp250.000
- 10,65% per tahun yang berlaku untuk penarikan selama Juni 2015 - 10,90% per tahun yang berlaku untuk penarikan setelah Juni 2015
51 bulan sejak masingmasing tanggal penarikan
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
Rp400.000
Rp200.000
mengikuti suku bunga pasar yang berlaku
12 bulan sejak tanggal penanda tanganan Perjanjian terakhir
PT Bank Victoria International Tbk
Rp150.000
Rp150.000
ditentukan oleh Bank pada tiap tanggal penarikan
sampai dengan tanggal 31 Desembe r 2015
PT Bank UOB Indonesia
Rp150.000
Rp150.000
Ditentukan oleh Bank setiap bulan
1 tahun
PT Bank OCBC NISP Tbk
63
66
No
8.
9.
10.
Keterangan
No. Perjanjian
Fasilitas Kredit Perjanjian jangka Pendek Pemberian Fasilitas Perbankan Korporasi No.JAK/140230/U/ 00269836 tanggal 20 Maret 2014 jo Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Perbankan Korporasi No.JAK/150429/U/00 308161 tanggal 26 Mei 2015 Fasilitas Kredit Akta Perjanjian jangka Pendek Kredit No.291 tanggal 29 September 2006 yang dibuat dihadapan DR. Irawan Soerodjo, SH, MSc, Notaris di Jakarta dengan PT Bank Ekonomi Raharja Tbk.jo Akta Perjanjian Kredit No.519/V/12-KMK tanggal 30 Mei 2012 jo Akta Perubahan (Penambahan) Perjanjian Kredit No.35 tanggal 30 Oktober 2014 yang dibuat dihadapan Suryandary Suryadi, SH, Notaris di Jakarta Kerjasama Surat Pembiayaan No.218/BP/CRCJangka Pendek WB/VI/2012 tanggal 1 Juni 2012 jo Surat No.040/BP/CRCWB/AMD/2/2013 tanggal 14 Februari 2013
Plafon (jutaan Rupiah)
Outstanding (jutaan Rupiah)
Rp400.000
Rp400.000
Rp150.000
Rp150.000
Rp125.000
-
Catatan : Fasilitas Kredit Jangka Pendek : dengan jangka waktu ≤ 1 (satu) tahun Fasilitas Kredit Jangka Panjang : dengan jangka waktu > 1 (satu) tahun * dalam proses perpanjangan
Suku Bunga
ditentukan oleh Bank pada tiap tanggal penarikan
d.Tidak ada bunga karena bentuk fasilitas Murabahah, Margin yang berlaku pada saat penarikan untuk masingmasing jangka waktu penarikan dan bersifat tetap
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Sampai 31 Januari 2016
The Hongkong and Shanghai Banking Co Ltd Cabang Jakarta
Sampai 31 Oktober 2015*
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
48 bulan sejak tanggal tanda tangan
PT Bank Permata Tbk
Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenant) dari para kreditur yang dapat merugikan Pemegang Obligasi.
64
67
11. Perjanjian-Perjanjian Sewa Menyewa Perseroan melakukan penyewaan untuk beberapa kantor cabang, kantor perwakilan/jaringan operasi berdasarkan perjanjian sewa-menyewa, dan sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut : No.
Nama Kantor
Dokumen
Objek Sewa
Masa Berakhir
1
Jakarta Selaan Jakarta Utara
3
Jakarta Sunter
4
Jakarta Barat
5
Depok
6
Bogor
7
Bekasi
8
Tangerang
9
Bandung
Jl. Panglima Polim XII No.44, Melawai. Kebayoran Baru Ruko Inkopal Kelapa Gading, Jl.Boulevard Barat Raya Blok A No.61-62 Gedung Bursa Otomotif Sunter Blok A2 No.11, Jl Yos Sudarso Kav.87-88 Graha Arteri Mas Kav.41, Jl. Panjang No.68 Jl. M. Yusuf No.9. Mekar Jaya, Sukma Jaya Gedung BII Lt.3, Jl. Pajajaran No.20/28L, Babakan Ruko Bekasi Square No.68, Jl. A. Yani, Pekayon Jaya Jl. Raya Bolsena Blok E No. 65, Paramount Lakes Serpong Jl. Mohamad Ramdan No.63A
31 Juli 2020
2
Perjanjian Sewa tanggal 1 Agustus 2013 Akta Pengalihan Hak Pemakaian No.40, tanggal 24 Nopember 2011
10
Cirebon
11
Yogyakarta
12
Semarang
13
Solo
14
Surabaya
15
Malang
16
Denpasar
17
Medan
18
Palembang
19
Pekanbaru
20
Jambi
21
Padang
22 23
Bandar Lampung Purwokerto
24
Makassar
25
Samarinda
26
Banjarmasin
27
Manado
28
Pontianak
29
Balikpapan
30
Aceh
Kesepakaan Penggunaan Bersama Atas Bangunan tanggal 3 April 2012 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.02 tanggal 24 Mei 2012 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.03 tanggal 31 Mei 2012 Perjanjian Sewa Menyewa tanggal 5 Mei 2014 Perjanjian Sewa Menyewa No.146/PJSBSQ/1/11, tanggal 19 Januari 2011 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.330, tanggal 24 Juni 2015 Akta Perjanjian Sewa No.21, tanggal 7 Nopember 2011 Akta Perjanjian Kontrak Sewa No.196 tanggal 18 Nopember 2014 Akta Perjanjian Sewa No.11, tanggal 21 Pebruari 2011 Akta Kontrak Sewa Menyewa No.39, tanggal 26 Maret 2013 Akta Perjanjian Sewa Menyewa Ruang Usaha No.33 tanggal 14 September 2012 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.802, tanggal 14 Juli 2015 Kesepakatan Penggunaan Bersama Atas Bangunan tanggal 1 Juni 2011 Akta Sewa Menyewa No.03 tanggal 2 Juli 2014 Perjanjian Sewa Menyewa No.01/MDN/2015 tanggal 28 Juli 2015 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.98, tanggal 27 Maret 2012 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.20 tanggal 16 April 2012 Kesepakatan Penggunaan Bersama Atas Ruangan anggal 10 Agustus 2011 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.20, tanggal 20 Juni 2012 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.19 tanggal 17 Pebruari 2015 Akta Perjanjian Kontrak Sewa No.49 tanggal 10 Pebruari 2015 Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan No.2010/DIR-MKB, tanggal 1 Juni 2010 jo Perjanjian Sewa Menyewa No.001.perub.PSM/ MK.S/IV/2012 tanggal 20 April 2012 Aka Perjanjian Sewa Menyewa No.7228 tanggal 30 April 2014 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.18, tanggal 7 September 2015 Surat Pemakaian Ruang Kantor No.2011.177/DIR.OPS-M08 tanggal 9 Mei 2011 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.25 tanggal 23 Juni 2011 Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan No.S.2012.0008/Dir.OPS-BP8 tanggal 10 Januari 2012 Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.13 tanggal 8 Juli 2015
65
68
23 Agustus 2028 3 April 2017 31 Mei 2017 30 Juni 2017 4 Mei 2016 1 Mei 2016 31 Juli 2020 10 Oktober 2016
Perum Bumi Linggahara IV, Jl. Brigjend Dharsono, Ruko No.18 Jl. Ring Road Utara Pandean No.55, Gejayan, Condong Catur, Depok Jl. Anjasmoro Raya No.41A
14 Januari 2018
Jl. Dr. Sutomo No.4, Kalitan, Sriwedari
14 Nopember 2017
Jl. Klampis Jaya No.38
20 Juli 2018
Gedung BII, Lantai 1, Jl. Kawi No.11
Tidak Dibatasi
Jl. Gatot Subroto Timur No.193
26 Juni 2019
Jl. Krakatau No.138C, Medan Timur
27 September 2015* 31 April 2017
Komp. Pertokoan Taman Indah Blok B14, Jl. Letda A. Rozak, Ilir Timur Jl. Riau No.25 B Gedung BII Lt.3, Jl. Hayam Wuruk No.73-74 Jl. Gajah Mada No.22 Jl. Perintis Kemerdekaan No.1C, Tanjung Karang Timur Jl. Martadireja I No.975
18 Nopember 2019 6 Pebruari 2016
15 April 2017 Tidak Dibatasi 30 Mei 2017 2 Maret 2020 1 Maret 2020
Gedung BII Lt.4, Jl. Kajoalalido No.6
31 Mei 2017
Komplek Ruko Plaza Juanda Blok B.29, Jl. Ir H Juanda Jl. A. Yani Km 7,7, Kertak Hanyar
1 Mei 2019
Gedung BII Lt.2, Komp Mega Mas Boulevard Blok C, Jl. Piere Tendean No.24-29 Komp. Pontianak Mall Blok C No.35, Jl. Gusti Sulung Lelanang Gedung BII Lt.2, Komp. Balikpapan Permai Blok B No.640, Jl. Jenderal Sudirman Jl. Mr. dr. Muhammad Hasan No.3
16 Agustus 2020 Tidak Dibatasi 23 Juni 2016 15 Desember 2016 1 Juni 2018
31
Batam
Kesepakatan Penggunaan Bersama Atas Bangunan tanggal 15 Juli 2011 32 Cibubur Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.1 tanggal 6 Maret 2014 33 Jember Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.66 tanggal 24 Pebruari 2014 34 Karawang Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.01 tanggal 1 Juni 2015 35 Lombok Akta Perjanjian Sewa Menyewa No.154 tanggal 12 Pebruari 2015 36 Cilegon Kesepakatan Penggunaan Bersama atas Bangunan tanggal 10 Mei 2011 37 Bangka Kesepakatan Penggunaan Bersama atas Bangunan tanggal 25 April 2013 38 Gorontalo Kesepakatan Penggunaan Bersama atas Bangunan tanggal 6 Pebruari 2013 39 Palu Kesepakatan Penggunaan Bersama atas Bangunan tanggal 14 Juli 2011 * dalam proses perpanjangan
Gedung BII Lt.3, Komp. Citramas Blok C No.03, Jl. Pembangunan, Penuin Kawasan Niaga Citra Grand Blok R7 No.7 , Cibubur Jl. Majapahit, No. 23, Kel. Sempusari, Kec.Kaliwates Jember Jl. Tarumanegara (Arteri Karawang Barat), Teluk Jambe Timur Jl. Tumpang sari Lingkungan Karang Siluman Utara, Mataram Gedung BII Lt.3, Jl. SA Tirtayasa No.26 Gedung BII Lt.3, Jl. Penggadaian No.12A, Pangkal Pinang Gedung BII Lt.3, Jl. Nani Wartabone No.32 B-C Gedung BII, Komp. Palu Plaza Jl. Danau Lindu No.3-5
Tidak Dibatasi 5 April 2019 1 Maret 2019 3 Juni 2020 12 Pebruari 2020 Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi Tidak Dibatasi
12. Transaksi Dengan Pihak Afiliasi No
Keterangan
No. Perjanjian
1
Fasilitas Surat No.S.2015.052/DIR Kredit Jangka GLOBAL – Transaction Pendek Banking –FI tanggal 30 Juni 2015
2.
Fasilitas Surat No.S.2014.061/DIR Kredit Jangka GLOBAL – Transaction Panjang Banking –FI tanggal 14 Juli 2014
3.
Auto Loan Cooperation Agreement sharia
4.
Auto Loan Perjanjian Kerjasama Cooperation Pembiayaan Bersama Agreement Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor No.SPj.2011.005/DIR.CO NS-SECURED-Auto Loan tanggal 26 September 2011 Jo Surat PT Bank Internasional Indonesia Tbk No.S-2012.078/ Director3-Auto Loan tanggal 30 Januari 2012 Jo Surat PT Bank Internasional Indonesia Tbk No.S-2013.007/DIR CONS-Mortgage Auto
Akad Kerjasama Pembiayaan Bersama Fasilitas Murabahah No.033/PKS. BIIS/BIISJTN/2013 tanggal 18 Juli 2013 jo Perubahan dan Pernyataan Kembali Akad Kerjasama Pembiayaan Bersama – Fasilitas Pembiayaan Murabahah No.SPJ.2014.002/PRESD IR-Sharia Banking tanggal 1 Desember 2014
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
PRK : 12% MML: 10%
Sampai dengan 8 Nopember 2015
Rp29.538
Disesuaikan dengan suku bunga yang berlaku pada saat pencairan
3 tahun sejak tanggal akad kredit
Rp800.000
-
Sampai dengan 1 Desember 2015
Rp14.200.000
Rp3.454
Tidak ada bunga karena bentuk fasilitas Murabahah, Margin yang berlaku pada saat penarikan untuk masingmasing jangka waktu penarikan dan bersifat tetap Sesuai dengan konfirmasi bank
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (d/h PT Bank Internasional Indonesia Tbk.). PT Bank Maybank Indonesia Tbk (d/h PT Bank Internasional Indonesia Tbk.). PT Bank Maybank Indonesia Tbk (d/h PT Bank Internasional Indonesia Tbk.).
Plafon (jutaan Rupiah)
Outstanding (jutaan Rupiah)
Pinjaman Rekening Koran Rp30.000 dan Fasilitas Money Market Line sebesar Rp70.000 Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD5,000,000
Rp73.500
66
69
Suku Bunga
Sampai Januari 2016
31
PT Bank Maybank Indonesia Tbk (d/h PT Bank Internasional Indonesia Tbk.).
No
Keterangan
No. Perjanjian
Plafon (jutaan Rupiah)
Outstanding (jutaan Rupiah)
Suku Bunga
Jangka Waktu
Pihak Ketiga
Loan tanggal 7 Januari 2013 Jo Perubahan Secara Menyeluruh Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor No.SPj.2013.030/DIR. RETAIL-MortgageAutoloan tanggal 14 Maret 2013 Jo Perubahan Secara Menyeluruh Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor No.SPj.2015.009/DIR.Ret ail-Mortgage-Auto Loan tidak bertanggal
Catatan : Fasilitas Kredit Jangka Pendek : dengan jangka waktu ≤ 1 (satu) tahun Fasilitas Kredit Jangka Panjang : dengan jangka waktu > 1 (satu) tahun
Berikut adalah perbandingan antara saldo dengan pihak terafiliasi atas jumlah Aset pada tanggal 30 Juni 2015: Kas dan Setara Kas (Bank BII) Piutang sewa pembiayaan bersih (Bank BII) Piutang pembiayaan konsumen bersih (WOM) Piutang Lain-lain (Piutang karyawan)
Persen terhadap Aset 0,08% 0,00% 0,55% 0,01%
Jumlah Rp3.348 juta Rp119 juta Rp 24.105 juta Rp422 juta
Sedangkan perbandingan antara saldo dengan pihak terafiliasi atas jumlah Liabilitas pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut: Utang bank (Bank BII) Utang Lain-lain (Bank BII) Beban masih harus dibayar (Bank BII) Utang Obligasi (Bank BII)
Persen terhadap Liabilitas 3,00% 0,10% 0,00% 4,35%
Jumlah Rp103.038 juta Rp3.542 juta Rp9 juta Rp149.363 juta
Berikut adalah perbandingan antara saldo dengan pihak terafiliasi atas jumlah Pendapatan maupun jumlah Beban sampai dengan tanggal 30 Juni 2015 adalah sebagai berikut: Persen terhadap Pendapatan Jumlah Pendapatan pembiayaan konsumen (WOM) 0,44% Rp1.859 juta Pendapatan bunga (Bank BII) 0,20% Rp846 juta Pendapatan sewa pembiayaan (Bank BII) 0,00% Rp12 juta
Beban Pendanaan (Bank BII dan Maybank) Beban gaji (Komisaris dan Direksi) Beban operasional sehubungan dengan penggunaan fasilitas cabang-cabang Bank BII
Persen terhadap biaya 4,40% 1,86%
Jumlah Rp10.083 juta Rp4.266 juta
0,08%
Rp176 juta
67
70
BAB VIII KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN 1.
UMUM
Perseroan didirikan dengan nama “PT BII Finance Center”, dan berkedudukan di Jakarta Pusat dan berkantor pusat di Wisma Eka Jiwa Lt. 10, Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat – 10730, berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No.163 tanggal 13 Pebruari 1991 juncto Akta Perubahan No.225 tanggal 15 Mei 1991, yang keduanya dibuat oleh Richardus Nangkih Sinulingga, S.H, Notaris di Jakarta, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan keputusan No.C2-2005.HT.01.01.TH’91 tanggal 5 Juni 1991 dan telah didaftarkan pada buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dibawah No.1008/1991 dan No.1009/1991 tertanggal 12 Juni 1991, serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.78 tanggal 29 September 1992, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No.4827/1992 (“Akta Pendirian No.163/1991”). Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan, akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No.75 tanggal 4 Juni 2015, yang dibuat dihadapan Miryani Usman, S.H, Notaris di Kota Tangerang Selatan sebagaimana telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusannya No.AHU-0936619.AH.01.02.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 dan pemberitahuan perubahan anggaran dasarnya telah diterima oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dibawah No.AHU-AH.01.03.0937464 tanggal 5 Juni 2015 serta telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan dibawah No.AHU-3513610.AH.01.11.Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015 (“Akta PK No.75/2015”) yang mengubah dan menyesuaikan anggaran dasar PERSEROAN dengan mengacu pada Peraturan OJK No.29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.30/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan dan Peraturan OJK No.31/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Pembiayaan Syariah. Perseroan telah memperoleh izin operasinya sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005, dimana disebutkan bahwa operasi Perseroan akan berupa kegiatan yang meliputi: -
Menjalankan usaha-usaha di bidang leasing atau sewa guna usaha;
-
Anjak piutang;
-
Menjalankan usaha kartu kredit; dan
-
Menjalankan usaha dalam bidang consumer financing atau pembiayaan konsumen. 2.
KEGIATAN USAHA
Berdasarkan pasal 3 Akta PK No.75/2015 yang mana telah disesuaikan pada Peraturan OJK Nomor 29/POJK.05/2014 dan Nomor 31/POJK.05/2014, Perseroan sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar, maksud dan tujuan Perseroan adalah bergerak dalam bidang pembiayaan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melakukan kegiatan dalam bidang-bidang usaha sebagai berikut: a.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktifitas usaha/ investasi, rehabilitasi, moderenisasi, ekspansi atau relokasi tempat usaha/ investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun. Pembiayaan investasi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan cara Sewa Pembiayaan (Finance Lease), Jual-Balik (sales and Leaseback), Anjak Piutang Dengan pemberian jaminan Dari Penjual Piutang (factoring With Recourse), Pembelian Dengan Pembayaran Secara Angsuran, Pembiayaan Proyek, Pembiayaan Infrastruktur dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari OJK.
b.
Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran-pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktifitas usaha debitur yang merupakan pembiayaan dengan jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun. Pembiayaan Modal Kerja sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan cara Jual dan Sewa-Balik (Sale and Leaseback), Anjak Piutang Dengan Pemberian jaminan Dari Penjual Piutang (Factoring With Recourse), Anjak Piutang Tanpa Pemberian jaminan dari penjual piutang (Factoring Without Recourse), Fasilitas Modal Usaha; dan/atau Pembiayaan Infrastruktur dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari OJK.
c.
Pembiayaan Multiguna, yaitu pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan debitur untuk pemakaian/ konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha (aktifitas produktif) dalam jangka waktu yang diperjanjikan.
68
71
Pembiayaan Multiguna sebagaimana dimaksud dilakukan dengan menggunakan cara Sewa Pembiayaan (Finance Lease), Pembelian Dengan Pembayaran Secara Angsuran dan/atau Pembiayaan Infrastruktur dan/atau pembiayaan lain setelah terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dari OJK. d.
Kegiatan pembiayaan lainnya yang disetujui oleh OJK.
Selain melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana diatur di atas, Perseroan dapat pula melakukan kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut: a.
Pembiayaan Jual Beli, yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang melalui transaksi jual beli sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak. Pembiayaan Jual Beli sebagaimana dimaksud dilakukan dengan akad Murabahah, Salam dan/atau Istishna.
b.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan dalam bentuk modal dengan jangka waktu tertentu untuk kegiatan usaha produktif dengan pembagian keuntungan sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak. Pembiayaan Investasi sebagaimana dimaksud dilakukan dengan akad Mudharabah, Musyarakah, Mudharabah Musytarakah dan/atau Musyarakah Mustanaqishoh.
c.
Pembiayaan Jasa, yaitu pemberian/ penyediaan jasa baik dalam bentuk pemberian manfaat atas suatu barang, pemberian pinjaman (dana talangan) dan/atau pemberian pelayanan dengan dan/atau tanpa pembayaran imbal jasa (ujrah) sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak.
Pembiayaan Jasa sebagaimana dimaksud dilakukan dengan akad Ijarah, Ijarah Muntahiya Bittamlik, Hawalah atau Hawalah bil Ujrah, Wakalah atau Wakalah bil Ujrah, Kafalah atau kafalah bil Ujrah, Ju’alah dan/atau Qardh. Sejak tahun 1997 Perseroan memfokuskan diri dalam bidang jasa pembiayaan konsumen yang saat ini dikenal dengan pembiayaan multiguna, khususnya pemberian fasilitas kredit dalam bentuk pembiayaan kepemilikan kendaraan beroda empat di Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, visi Perseroan adalah “Menjadi Perusahaan pembiayaan pemimpin pasar di segmen pasar yang digeluti serta selalu peduli terhadap kondisi lingkungan hidup dan masyarakat terutama di lokasi perusahaan beroperasi ”. Adapun misi yang dicanangkan Perseroan adalah “Menjadi perpanjangan tangan dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk, untuk mengembangkan bisnis pembiayaan di Indonesia dan memberikan nilai tambah ekonomis dan sosial terbaik bagi para pemangku kepentingan (pemegang saham, pelanggan, rekan bisnis dan karyawan), lingkungan hidup dan masyarakat”. Untuk mencapai misi yang telah dicanangkan, Perseroan melakukan penerapan strategi secara proaktif, diantaranya memperkuat basis data pelanggan, pengolahan dan memproses data informasi yang dilakukan secara terintegrasi, terkini dan terhubung (on line system) dengan seluruh jaringan pemasaran di seluruh Indonesia. Dalam menjalankan usaha sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, Perseroan telah membukukan pertumbuhan pendapatan pembiayaan secara berkesinambungan. Berikut disajikan posisi saldo pendapatan pembiayaan, bersih pada tanggal 30 Juni 2015, 30 Juni 2014, 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011 dan 2010.
Pendapatan Sewa pembiayaan
30 Juni 2015
31 Desember
2014
2014
2013
2012
(dalam jutaan Rupiah) 2011
2010
9.532
4.312
11.736
7.636
1.854
290
58
Pembiayaan konsumen
406.315
340.079
735.173
591.283
416.162
227.281
107.382
Total pendapatan pembiayaan
415.847
344.391
746.909
598.919
418.016
227.571
107.440
Pertumbuhan tahunan
20,75%
24,71%
43,28%
83,69%
118,12%
111.81%
Sejak akhir tahun 2010 hingga pertengahan tahun 2015, jumlah pendapatan pembiayaan memperlihatkan peningkatan secara signifikan, yaitu dari Rp107.440 juta pada 31 Desember 2010 menjadi Rp415.847 juta pada 30 Juni 2015. Perseroan mengutamakan kegiatan usahanya pada kegiatan pembiayaan konsumen, dalam bentuk pembiayaan kendaraan bermotor roda empat, baik kendaraan baru maupun kendaraan bekas sesuai dengan kondisi dan kualitas tertentu, dengan fasilitas pembiayaan untuk jangka waktu berkisar pada periode 1 (satu) tahun sampai dengan 7 (tujuh) tahun. Ragam kendaraan bermotor tersebut adalah jenis sedan, minibus, MPV, SUV, Jip, Pikap, truk, double cabin dan lain-lain. Komposisi aset yang dibiayai menunjukkan tingkat pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah total pendapatan pembiayaan, serta memberikan konstribusi positif terhadap tingkat pertumbuhan pendapatan yang dibukukan dalam 69
72
periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011 dan 2010, seperti disajikan dalam tabel berikut ini:
Pendapatan
30 Juni
31 Desember
(dalam jutaan Rupiah)
2015
2014
2014
2013
2012
2011
2010
Pembiayaan konsumen
406.315
340.079
735.173
591.283
416.162
227.281
107.382
Penghasilan bunga
954
684
1.633
2.803
2.974
1.580
1.028
Sewa pembiayaan
9.532
4.312
11.736
7.636
1.854
290
58
Keuntungan kurs mata uang asing
-
-
-
-
-
-
6
Penghasilan lainlain
3.143
3.867
4.964
3.007
2.562
1.026
361
Total Pendapatan
419.944
348.942
753.506
604.729
423.552
230.177
108.835
Pertumbuhan tahunan
20,35%
24,60%
42,78%
84,01%
111,49%
66,67%
Kontribusi pendapatan pembiayaan konsumen terhadap total jumlah pendapatan
96,75%
97,57%
97,78%
98,26%
98,74%
98,66%
97,46%
Berdasarkan keterangan dalam tabel komposisi pendapatan diatas, porsi terbesar yang dibukukan oleh Perseroan dalam lima tahun terakhir serta sampai dengan pertengahan tahun 2015 berasal dari pembiayaan konsumen dengan jumlah rata-rata sebesar 98,05% dalam periode tersebut. Sedangkan pertumbuhan tahunan tertinggi berhasil diraih oleh Perseroan dalam tahun 2011, sejalan dengan perkembangan penjualan produk otomotif di dalam negeri yang meningkat secara berarti, khususnya kendaraan roda empat. Berikut adalah informasi jumlah nominal pembiayaan dan unit kendaraan yang berhasil dibiayai oleh Perseroan dalam lima tahun terakhir berdasarkan merek kendaraan: (Pokok piutang dalam jutaan Rupiah) 30 Juni 2015
Merk
Honda Toyota Nissan Suzuki Merk Jepang Lainnya Mercedez
31 Desember 2014
2013
Unit
Pokok Piutang
Unit
Pokok Piutang
7.575
1.102.526
12.101
1.631.409
5.953
933.071
12.144
2.001
335.240
2.729
2012
2011
Unit
8.898
1.488.683
4.176
717.158
1.924.335
12.720
2.163.471
9.951
1.731.376
7.864
1.264.528
6.977
1.149.285
5.420
734.666
8.875
1.162.034
8.954
1.206.422
7.956
1.096.723
5.928
849.077
297.751
4.966
522.782
4.804
511.236
3.803
365.843
2.915
275.750
2.361
240.313
6.311
907.377
11.872
1.745.401
11.415
1.841.739
8.257
1.235.724
6.704
997.311
5.504
685.058
Unit
Pokok Piutang
2010
Pokok Piutang
Unit
3.056
Pokok Piutang 560.975
Unit
3.972
Pokok Piutang 712.366
65
45.855
220
173.352
201
143.305
158
96.029
144
90.654
148
95.377
Merk Eropa Lainnya
234
219.768
822
634.803
743
730.496
459
366.874
141
92.580
111
64.035
Merk Lainnya
911
149.858
2.737
451.467
2.042
25.779
3.991.445
50.283
7.818.213
49.689
Total
434.572 8.475.537
70
73
1.820
371.138
1.781
322.272
966
172.255
37.578
6.090.564
30.561
4.700.792
25.967
3.967.765
KEGIATAN SEWA PEMBIAYAAN Kegiatan sewa pembiayaan yang dilakukan oleh Perseroan, hingga tanggal 30 Juni 2015 memberikan kontribusi sebesar 2,27% terhadap jumlah pendapatan bersih. Mekanisme perjanjian sewa pembiayaan yang dilakukan Perseroan dengan konsumen merupakan perjanjian sewamenyewa antar dua belah pihak, dimana Perseroan bertindak sebagai pihak yang menyewakan barang objek. Pada awal kontrak, penyewa sewa pembiayaan diwajibkan untuk menempatkan simpanan jaminan yang dapat digunakan, sebagai pembayaran atas pembelian aset sewa operasi pada akhir masa sewa pembiayaan, apabila penyewa pembiayaan akan melaksanakan hak opsi. Apabila hak opsi tidak dilaksanakan, simpanan jaminan tersebut akan dikembalikan kepada penyewa. (Pokok piutang dalam jutaan Rupiah) 30 Juni 2015 Kategori HEM TRUCK Total
31 Desember
Unit
Pokok Piutang
31
2014
2013
Unit
Pokok Piutang
Unit
Pokok Piutang
50.652
53
80.253
2
365
31
12.468
69
27.272
119
62.630
62
63.120
122
107.525
121
62.995
KEGIATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (PEMBIAYAAN MULTIGUNA) Usaha pembiayaan konsumen (pembiayaan multiguna) yang dijalankan oleh Perseroan, terkonsentrasi pada bidang usaha pembiayaan kendaraan roda empat, dari berbagai merek yang tersedia di pasaran. Dalam memberikan fasilitas pembiayaan konsumen, selain mempergunakan dana sendiri, Perseroan membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah dalam bentuk fasilitas bersama pembiayaan kendaraan bermotor kepada debitur (joint finance). Dalam rangka kerjasama ini, risiko pembiayaan tersebut menjadi tanggungan sesuai dengan porsi masing-masing pihak. Dengan joint financing tersebut maka pihak bank akan memberikan fasilitas pembiayaan lebih dari 90% dari nilai pembiayaan sedangkan sisanya dibiayai oleh Perseroan. Bentuk kerjasama tersebut di atas memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Bagi bank yang memberikan fasilitas joint finance selain memperluas jangkauan nasabah, sekaligus juga mendistribusikan risiko pembiayaan dengan lebih baik. Di samping itu, bank juga tidak dibebani oleh berbagai macam pekerjaan administratif seperti kegiatan seleksi nasabah, penagihan dan pemeliharaan akun piutang. Bagi Perseroan, dengan adanya kerjasama ini memberikan kesinambungan tersedianya dana yang berkesinambungan bagi perkembangan usaha. Saat ini, Perseroan telah membina kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah antara lain dengan Bank Internasional Indonesia, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten dan Bank HSBC. Perseroan telah memiliki fitur produk pembiayaan antara lain Produk Reguler, Produk KPM BII (kredit kepemilikan mobil) dan Produk COP (Car Ownership Program). Untuk ketentuan pembiayaan minimal uang muka sebesar 25% dengan maksimum tenor 84 (delapan puluh empat) bulan, mayoritas jenis kendaraan yang dibiayai adalah kendaraan penumpang baru. 3.
PENGHARGAAN YANG PERNAH DITERIMA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Infobank Award 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 for BII Finance as the best multifinance IFSA Award year 2010, 2011, 2012, 2013 best multifinance company Investor Award year 2011 best mutifinance company with asset category between IDR 250 – 500 billion Investor Award year 2012 best multifinance company with asset category between IDR 1 – 2 trillion Investor Award year 2013 best multifinance company with asset category between IDR 2 – 5 trillion Investor Award year 2014 best multifinance company with asset category between IDR 2 – 5 trillion Indonesia Multifianance Award (IMA) 2013 Best multifinance with asset category of IDR 1-2 T Indonesia Multifinance Award (IMA) 2013 Best multifinance with category for best “finance & Value creation” Indonesia Multifinance Award (IMA) 2013 Best multifinance with category for best “Merit Corporation” Economic Review 2014, The Best 1st (ALL) non listed Company with asset Rp 1 - 5 T Economic Review 2014, The Best 2nd Overall for Indonesia Multifinance Company Economic Review 2014, The Best 1st Non listed compnay with asset Rp 1-5T Economic Review 2014, The Best 1st CSR for Indonesia Multifinance Company Economic Review 2014, The Best 2nd Human capital for Indonesia Multifinance Company The Best 1st Risk Management for Indonesia Multifinance Company The Best 3rd Marketing for Indonesia Multifinance Company The Best 2nd Finance for Indonesia Multifinance Company The Best 2nd Corporate Communication for Indonesia Multifinance Company 71
74
19. The Best Financial Permormance, BII Finance received award form Warta Ekonomi for very good financial performance on 11 December 2014 for Indonesia Multifinance Company 20. Ecomonic Review, Indonesia multifinance award 2015, Rank -1 category Information Technology 21. Economic Review, Indonesia multifinance award 2015, Best of multifinance indonesia of the year 2015, Rank – 2 22. Economic Review, Indonesia multifinance award 2015, Rank – 1 Mulitifinance – non listed company asset Rp 1 – 5 T 23. Economic Review, Indonesia multifinance award 2015, Rank – 2 category risk management 24. Economic Review, Indonesia multifinance award 2015, Non listed company aset Rp 1T – 5 T 4.
KETERANGAN TENTANG ASET TETAP
Keterangan berdasarkan tabel dibawah ini, adalah komposisi biaya perolehan aset tetap yang dimiliki Perseroan, berdasarkan tanggal 30 Juni 2015, adalah sebagai berikut: (dalam jutaan Rupiah) Kategori aset
Nilai buku
Bangunan
20.802
Prasarana bangunan
5.936
Peralatan kantor
3.370
Komputer dan elektronik
19.335
Inventaris kantor
4.067
Kendaraan bermotor
17.858
Total Biaya Perolehan Aset Tetap Sumber : Laporan keuangan audit Perseroan tanggal 30 Juni 2015.
71.368
TANAH DAN BANGUNAN Dalam rangka menjalankan usaha sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, Perseroan memiliki kantor pusat yang terletak di Wisma Eka Jiwa, lantai 10, Jl. Mangga Dua Raya, Jakarta Pusat dan memiliki 30 kantor cabang serta 10 kantor perwakilan. Adapun terkait dengan pengoperasian kantor cabang, berikut ini adalah daftar pengoperasian kantor cabang : No
Nama Kantor
Alamat
Status
Jangka Waktu Sewa
Tanggal Jatuh Tempo Sewa
1
Jakarta Pusat
Wisma Eka Jiwa, lantai 10, Jl. Mangga Dua Raya
Milik
-
-
2
Jakarta Selatan
Jl. Panglima Polim XII No.44, Melawai. Kebayoran Baru
Sewa
7 tahun
31 Juli 2020
3
Jakarta Utara
Ruko Inkopal Kelapa Gading, Jl.Boulevard Barat Raya Blok A No.61-62
Sewa
17 tahun
23 Agustus 2028
4
Jakarta Sunter
Gedung Bursa Otomotif Sunter Blok A2 No.11, Jl Yos Sudarso Kav.87-88
Sewa
5 tahun
3 April 2017
5
Jakarta Barat
Graha Arteri Mas Kav.41, Jl. Panjang No.68
Sewa
5 tahun
31 Mei 2017
6
Depok
Jl. M. Yusuf No.9. Mekar Jaya, Sukma Jaya
Sewa
5 tahun
30 Juni 2017
7
Bogor
Gedung BII Lt.3, Jl. Pajajaran No.20/28L, Babakan
Sewa
2 tahun
4 Mei 2016
8
Bekasi
Ruko Bekasi Square No.68, Jl. A. Yani, Pekayon Jaya
Sewa
5 tahun
1 Mei 2016
9
Tangerang
Jl. Raya Bolsena Blok E No. 65, Paramount Lakes Serpong
Sewa
5 tahun
31 Juli 2020
10
Bandung
Jl. Mohamad Ramdan No.63A
Sewa
5 tahun
10 Oktober 2016
11
Cirebon
Perum Bumi Linggahara IV, Jl. Brigjend Dharsono, Ruko No.18
Sewa
5 tahun
18 Nopember 2019
12
Yogyakarta
Jl. Ring Road Utara Pandean No.55, Gejayan, Condong Catur, Depok
Sewa
5 tahun
6 Pebruari 2016
13
Semarang
Jl. Anjasmoro Raya No.41A
Sewa
5 tahun
14 Januari 2018
14
Solo
Jl. Dr. Sutomo No.4, Kalitan, Sriwedari
Sewa
5 tahun
14 Nopember 2017
72
75
No
Nama Kantor
Alamat
Status
Jangka Waktu Sewa 3 tahun
Tanggal Jatuh Tempo Sewa
15
Surabaya
Jl. Klampis Jaya No.38
Sewa
20 Juli 2018
16
Malang
Gedung BII, Lantai 1, Jl. Kawi No.11
Sewa
17
Denpasar
Jl. Gatot Subroto Timur No.193
Sewa
5 tahun
26 Juni 2019
18
Medan
Jl. Krakatau No.138C, Medan Timur
Sewa
2 bulan
27 September 2015
19
Palembang
Komp. Pertokoan Taman Indah Blok B14, Jl. Letda A. Rozak, Ilir Timur
Sewa
5 tahun
31 April 2017
20
Pekanbaru
Jl. Riau No.25 B
Sewa
5 tahun
15 April 2017
21
Jambi
Gedung BII Lt.3, Jl. Hayam Wuruk No.73-74
Sewa
22
Padang
Jl. Gajah Mada No.22
Sewa
5 tahun
30 Mei 2017
23
Bandar Lampung
Jl. Perintis Kemerdekaan No.1C, Tanjung Karang Timur
Sewa
5 tahun
2 Maret 2020
24
Purwokerto
Jl. Martadireja I No.975
Sewa
5 tahun
1 Maret 2020
25
Makassar
Gedung BII Lt.4, Jl. Kajoalalido No.6
Sewa
5 tahun
31 Mei 2017
26
Samarinda
Komplek Ruko Plaza Juanda Blok B.29, Jl. Ir H Juanda
Sewa
5 tahun
1 Mei 2019
27
Banjarmasin
Jl. A. Yani Km 7,7, Kertak Hanyar
Sewa
5 tahun
16 Agustus 2020
28
Manado
Gedung BII Lt.2, Komp Mega Mas Boulevard Blok C, Jl. Piere Tendean No.24-29
Sewa
29
Pontianak
Komp. Pontianak Mall Blok C No.35, Jl. Gusti Sulung Lelanang
Sewa
5 tahun
23 Juni 2016
30
Balikpapan
Gedung BII Lt.2, Komp. Balikpapan Permai Blok B No.640, Jl. Jenderal Sudirman
Sewa
4 tahun
15 Desember 2016
Tidak dibatasi
Tidak dibatasi
Tidak dibatasi
Sedangkan Kantor Perwakilan adalah: No 1
Nama Kantor
Objek Sewa
Aceh
Jl. Mr. dr. Muhammad Hasan No.3
Sewa
2
Batam
Komp. Citramas Blok C No.03, Jl. Pembangunan, Penuin
Sewa
3
Cibubur
Kawasan Niaga Citra Grand Blok R7 No.7 , Cibubur
Sewa
5 tahun
5 April 2019
4
Jember
Jl. Majapahit, No. 23, Kel. Sempusari, Kec.Kaliwates Jember
Sewa
5 tahun
1 Maret 2019
5
Karawang
Jl. Tarumanegara (Arteri Karawang Barat), Teluk Jambe Timur
Sewa
5 tahun
3 Juni 2020
6
Lombok
Jl. Tumpang sari Lingkungan Karang Siluman Utara, Mataram.
Sewa
5 tahun
12 Pebruari 2020
7
Cilegon
Gedung BII Lt.3, Jl. SA Tirtayasa No.26
Sewa
Tidak dibatasi
8
Bangka
Gedung BII Lt.3, Jl. Penggadaian No.12A, Pangkal Pinang
Sewa
Tidak dibatasi
9
Gorontalo
Gedung BII Lt.3, Jl. Nani Wartabone No.32 B-C
Sewa
Tidak dibatasi
10
Palu
Gedung BII, Komp. Palu Plaza Jl. Danau Lindu No.3-5
Sewa
Tidak dibatasi
73
76
3 tahun
1 Juni 2018 Tidak dibatasi
5.
PERLINDUNGAN ASURANSI ATAS HARTA KEKAYAAN
Perseroan telah mengasuransikan kendaraan-kendaraan bermotor yang dimilikinya dengan asuransi kendaraan bermotor dengan pertanggungan sebagai berikut: No 1 2 3 4 5 6
Jenis MITSUBISHI-OUTLANDER-SPORT GLS A/T TOYOTA-ALL NEW AVANZA1300CC G M/T TOYOTA-ALL NEW AVANZA1300CC G M/T MITSUBISHI-MIRAGE-GLS A/T MITSUBISHI PAJERO-SPORT GLX 4X4 M/T NISSAN SERENA-2000 CC A/T
No.Polisi
No Polis
Nilai Pertanggungan
B 23 ZAI
1002021301632
249,750,000
14 Februari 2016
E1301YI
23112001136
147,280,000
16 Agustus 2017
DD 1366 MF
02.23.14.000803
190,300,000
24 April 2019
B 515 WID
01002021301540
114,000,000
31 Januari 2016
KT1161MM
0100221400418
330,400,000
16 Oktober 2015*
BM 1012 GA
IPCPB0021202523
165,750,000
F1129GM
IPCL01021103293
107,250,000
DC 1031 XA
02.23.14.000270
206,125,000
13 Januari 2016
DB 1436 KB
23014000234
178,925,000
30 Mei 2018
D 1169 O
1005021302374
137,700,000
28 Maret 2017
12
DAIHATSU TERIOS TX ADVENTURE M/T HYUNDAI-GRAND AVEGASHIFTRONIC A/T TOYOTA-ALL NEW AVANZAVELOZ 1500CC MT AIRBAG DAIHATSU-ALL NEW XENIA-R SPORTY A/T KIA-ALL NEW RIO-1400CC HB OPT A/T SUZUKI APV ARENA GX 1.5 M/T
13
DAIHATSU GRAND MAX 1 3 F + AC DA 9921 CJ
14
NISSAN-MARCH-1200CC M/T
DB 1455 AS
40260213000100000 00 2042201200100 04029021400009000035 216214000370
15
TOYOTA INNOVA V BENSIN M/T
DD 652 XW
01002021501895
149,000,000
W 1906 XM
2041200998
393,000,000
7 8 9 10 11
16 17 18 19 20 21
MITSUBISHI PAJERO SPORT 4X4 A/T DAKAR 2500CC KIA-ALL NEW PICANTO-1200CC M/T NISSAN-JUKE-RX 1500CC CVT NISSAN-ALL NEW GRAND LIVINAX GEAR 1500CC MT DAIHATSU-ALL NEW XENIA-R SPORTY M/T 1300 CC HYUNDAI-GRAND AVEGA-GL A/T
DB 1497 AS BH 1671 HD
31
30 Januari 2016
102,480,000
06 Mei 2017
143,650,000
05 Februari 2019 31 Desember 2015 27 Agustus 2015*
118,800,000
23 April 2019 21 Februari 2016
BN 1246 TA
214014000146
175,822,500
25 Juni 2020
BK 1314 YO
21-71-12-032478
125,580,000
03 Oktober 2016
DK 1405 AN
40240214000060000 00
183,515,000
IPCBG1021202287
121,875,000
01002021501896
117,000,000
D 1769 ZC
04005021400015000725
124,400,000
15 Juli 2018
BG 1414 ID
214214002960
180,285,000
25 Juni 2019
AB 1418 VK DB 4520 PB
02.18.14.001363 IPCDD1021100677
134,000,000 169,125,000
12 Agustus 2018 31 Oktober 2016
D 1055 YT
21-11-14-003962
121,840,000
16 Mei 2019
E 1372 PU
22114000211
145,600,000
09 Juni 2019
DM 1921 BB
01026021300272 04005021300020001083
143,850,000
12 Juli 2019
382,500,000
17 Februari 2018
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
30
27 Februari 2019
121,100,000
189,420,000
24
29
188,700,000
02.18.14.000671
FORD RANGER BASE 2 5L DC 4X4 KH8063BP MT
28
Desember
21-61-12-000452
23
26 27
September
DD 1245 BK
NISSAN-MARCH-1200CC M/T
25
15 2016 31 2015
AA 8536 MF
22
NISSAN-ALL NEW GRAND LIVINA1500CC SV MT MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T HONDA NEW JAZZ-1500CC S A/T NISSAN-ALL NEW MARCH-1200CC M/T HONDA-BRIO-SPORT 1300CC E MT SUZUKI APV GX 1 5 M/T MITSUBISHI PAJERO-SPORT DAKKAR 2500CC 4X2 A/T
Berakhir Asuransi
BK 1470 ZS
D 1583 ABN
32
TOYOTA CAMRY 2400 CC M/T
B 2329 PU
01002021401334
83,000,000
33
MAZDA-2-HB SPORT V A/T
B 1495 SGY
1029021300179
113,000,000
34
FORD NEW FIESTA-1 4 TREND M/T KT 1713 MN
IPCKT1021200456
146,300,000
35
HYUNDAI TUCSON GLS A/T
DM 1171 AH
23013000595
306,595,000
36
MITSUBISHI-MIRAGE-GLS A/T
D 1454 ACU
37
BMW 318-E46 M43 A/T
B 1128 PDY
04005021400015002233 1010021302036
38
KIA-ALL NEW RIO-1400CC A/T
KT 1540 ZI
02.36.14.000525
204,000,000
39
MITSUBISHI-MIRAGE-GLS A/T
AB 1954 ON
142,000,000
40
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
DK1458BH
41
NISSAN-MARCH-1200CC XS A/T
BL 964 JN
02.18.14.000700 19022314040027000 000 21-41-14-004473
74
77
173,500,000 120,000,000
12 Mei 2020 11 2016 31 2015
September Desember
31 Desember 2015 31 Desember 2015 09 Maret 2016 23 Desember 2017 30 Desember 2018 17 Mei 2016 17 Nopember 2019 16 Mei 2018
185,000,000
30 Oktober 2019
188,500,000
12 Agustus 2019
145,000,000 185,000,000
Berakhir Asuransi 31 Desember 2015 22 Juli 2016 30 Oktober 2020
21-91-13-001604
172,500,000
30 Januari 2017
DA 7945 GB
215214000585
132,640,000
29 April 2020
DK 1740 FR B 1438 PGY B 1151 PDY DB 1731 AJ B 1253 PGY
21414000742 01030021300137 02.23.14.000246 020313000146 IPCBK0021201959
195,000,000 198,750,000 222,445,000 163,950,000 166,250,000
MAZDA-2-HB R 1500CC A/T
B1307EOD
02.01.15.001484
225,800,000
DAIHATSU-LUXIO-1 5 X M/T
KT 1693 ZB
04028021400008000057
13 Oktober 2019 22 Februari 2016 27 Januari 2017 18 April 2016 13 Juli 2016 30 Desember 2017
154,480,000
05 Juni 2019
21-61-12-001422
164,500,000
28 Juni 2016
IPCBK0021204480
192,750,000
31 Oktober 2016
No
Jenis
No.Polisi
No Polis
42
HONDA ALL NEW CRV 2 4 A/T
KT 17 MO
43 44
B 1610 KOK DK 1463 BH B 1995 UVC
47 48 49 50 51
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T TOYOTA INNOVA 2.0 LUXURY BENSIN A/T DAIHATSU SIRION-1 3 D MC FEMME A/T MITSUBISHI-MIRAGE-GLS A/T FORD FIESTA 1.6 A/T TOYOTA VIOS E M/T FORD-FIESTA-1400CC M/T TREND MAZDA 2 1.5 R A/T
34765030120110000 00 1010021302953 21414000804
52 53
45 46
54 55
FORD-NEW FIESTA-SPORTY DD 111 FZ 1600CC M/T FORD-FIESTA-SEDAN 1600CC BK 1358 YO SPORTY AT
Nilai Pertanggungan 156,000,000
56
MAZDA 2 HB R 1500CC A/T
B 1400 PGY
IPCH03021200329
165,750,000
57
TOYOTA INNOVA V A/T
DA 7638 TS
114,000,000
58
MITSUBISHI-MIRAGE-GLS A/T
D 1816 WU
215213000202 04005021400015001156
169,000,000
59
TOYOTA AVANZA G 1 3 VVTI M/T
D 1790 SF
02.02.12.004028
95,250,000
60
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
DC 1350 AY
21-61-14-002594
167,000,000
61
NISSAN-JUKE-1500CC CVT
DM 1499 E
IPCDD1021100687
174,916,000
62
TOYOTA AVANZA 1.3 G M/T
BE 2968 BG
214312002567
94,500,000
63
DAIHATSU GRAND MAX 1 3 D M/T
B 1388 FKU
02.01.13.018321
105,145,000
64
MAZDA-2-HB V A/T
DK 1437 SG
40240214000060000 00
241,000,000
65
MITSUBISHI-MIRAGE-GLS A/T
DD 1142 MR
02.23.14.000022
146,115,000
66
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
DK 1167 FT
21414000852
185,000,000
03 Desember 2015 23 Juni 2015* 29 Agustus 2019 25 September 2015** 12 Nopember 2015* 01 Nopember 2015 01 Juni 2015* 04 September 2018 28 Nopember 2018 19 Desember 2016 11 Nopember 2020 27 Januari 2017 11 Desember 2015 23 Desember 2017 28 Juni 2016
67
TOYOTA VIOS E M/T
B 1151 PDY
02.23.14.000246
222,445,000
68
NISSAN X-TRAIL 2.0 L CVT A/T
DD 666 MM
IPCDD0021201607
225,000,000
69
HYUNDAI TUCSON GLS A/T
DM 1171 AH
23013000595
306,595,000
70
21412001371
87,500,000
214014000123
346,332,500
13 Mei 2019
72
FORD FOCUS GHIA 1.8 A/T B 1302 SDY NISSAN-ALL NEW SERENABN 1567 PA 2000CC HIGH WAY STAR CVT PROTON-EXORA-STAR BASE A/T F 1751 DL
1002021302650
126,750,000
73
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
021414000881
185,000,000
74
SUZUKI APV LUXURY 1.5 R 15 M/T BH 1853 HD NISSAN-ALL NEW GRAND LIVINAL 1848 YF HWS CVT A/T
IPCBG2021200095
128,100,000
05 Maret 2016 21 Nopember 2020 16 Februari 2016
213114005679
199,282,500
25 Juni 2019
MAZDA 8 A/T
B 1174 PGY
01002021501934
278.000.000
31 2015
DP 8615 KA
02.23.14.001382
212,330,000
71
75 76 77 78 79 80 81 82
FORD-ECOSPORT-1.5L 4X2 MT TREND NISSAN GRAND LIVINA X GEAR 15 M/T NISSAN NEW X-TRAIL MC 2.5 X TREMER A/T HYUNDAI GRAND AVEGA 1400CC A/T TOYOTA INNOVA G BENSIN M/T TOYOTA ALL NEW AVANZA G A/T
DK 1183 BI
B 1689 FON
21-91-14-020807
183,685,000
B 1211 PGY
01002021401429
253,000,000
DD 1330 UC
01025021300421
147,420,000
DH 1958 AN
04029021400009000403
290,245,000
KT 1820 LB
0102021402200
135,000,000
DK 1458 BH
19022314040027000 000
185,000,000
01002021501846
78,000,000
02.18.14.001916
167,500,000
01JAPRO-0612-551
126,140,000
83
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
84
TOYOTA NEW AVANZA 1 3 VVTI G KT 1928 CF M/T
85
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
AB1134MC
86
TOYOTA ALL NEW AVANZA G M/T
KT 1729 MO
75
78
Desember
06 Oktober 2018 19 2018 13 2015
September Desember
13 Maret 2017 23 Januari 2020 31 Desember 2015 17 Nopember 2020 31 Desember 2015 25 Nopember 2015 07 Mei 2016
No 87 88 89 90 91
Jenis
No.Polisi
SUZUKI-SPLASH-1200 CC GL M/T NISSAN GRAND LIVINA 1 5 L S V M/T FORD EVEREST XLT 2 5 A/T NISSAN LIVINA 1500 CC New XGEAR A/T
BG1819AE
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
Proses BPKB
No Polis 22614000302
Nilai Pertanggungan 120,640,000
BM 17 OM
214512001732
134,250,000
11 Oktober 2016
BK 72Z Q
1019021303030
225,000,000
21 Juni 2016
P 678 ZV
IPCL01021202459
131,075,000
21-91-14-030361
125,000,000
92
DAIHATSU-LUXIO-1 5 M M/T
B 1623 BYD
02.01.13.049696
136,085,000
93
KIA RIO 1400 M/T
Proses BPKB
14040027000000
222,500,000
94
NISSAN-MARCH-1200CC M/T
BG 1409 ZV
214213002801
130,985,000
95
TOYOTA-ETIOS-E MT
Z1637AI
96 97
NISSAN-EVALIA-1500CC SV M/T HONDA-BRIO-SATYA E MT
D 1488 UF D 1792 XJ
04005021400015000403 21-11-12-004432 21-11-12-004432
98
NISSAN SERENA A/T
AB 1178 PS
02.18.13.002250
144,500,000
99
MITSUBISHI-MIRAGE-GLX M/T
AB 1352 RN
02.18.13.002250
167,500,000
100
SUZUKI-ERTIGA-GL ELEGANT M/T E 1445 PT DAIHATSU-ALL NEW XENIA-R MT KT 1239 CP SPORTY AIRBAG
211214000815 211214000815
101
Berakhir Asuransi 26 Mei 2020
31 Mei 2016 20 Nopember 2018 25 Oktober 2018 22 Desember 2019 02 September 2019
123,360,000
05 Juni 2020
122,625,000 119,600,000
150,000,000
15 Agustus 2016 15 Agustus 2016 20 Nopember 2017 20 Nopember 2017 28 April 2018
176,120,000
28 April 2018
158,320,000
19 Mei 2018
200,600,000
19 Mei 2018
102
MAZDA-VX 1-V LEATHER MT
KT 1441 VB
103
MAZDA-2-IPM V A/T
KT 1681 NF
104
E 1635 PU
150,000,000
23 Juli 2020
KT 1461 NJ
211214001682
233,950,000
23 Juli 2020
DB 1429 AP
56201131007
188,785,000
KT 1110 DP
56201131007
215,400,000
109
SUZUKI-ERTIGA-GL ELEGANT M/T TOYOTA-ALL NEW AVANZA1300CC G A/T HYUNDAI-GRAND AVEGA-GL 1500CC M/T TOYOTA-ALL NEW AVANZA1300CC G M/T DAIHATSU TERIOS-TS EXTRA 1.5 M/T MAZDA-2-HB R 1500CC M/T
04028021400008000050 04028021400008000050 211214001682
110
TOYOTA AVANZA G 1 3 VVTI M/T
105 106 107 108
111 112 113 114 115 116 117
DAIHATSU-ALL NEW XENIAAIRBAG R M/T 1300 SPORTY NISSAN JUKE RX 1.5 CVT DAIHATSU-ALL NEW XENIA-R MT SPORTY AIRBAG HYUNDAI-GRAND AVEGA-GL A/T SUZUKI-ERTIGA-GL DB A/T SPORTY MITSUBISHI PAJERO SPORT 4X2 DAKAR A/T 2.5 NISSAN-ALL NEW GRAND LIVINA1500CC SV MT
02 2015 02 2015
Desember Desember
BE 2947 YN
1021021301487
134,625,000
10 Juni 2018
B 1041 KXU
1021021301487
225,800,000
D 1318 ZH
IPCD00021103523
103,000,000
E 1230 LB
IPCD00021103523
152,240,000
KT 180 ND
IPCKT1021200663
193,480,000
10 Juni 2018 31 Desember 2015 31 Desember 2015 04 Mei 2016
E 1862 VK
IPCKT1021200663
152,240,000
04 Mei 2016
DB 1855 CC
23014000052
199,410,000
21 Januari 2019
BN 1320 PB
23014000052
207,500,000
21 Januari 2019
KT 1419 MN
IPCKT1021200386
330,000,000
BA 1483 PN
IPCKT1021200386
160,607,500
118
TOYOTA INNOVA V BENSIN M/T
B 1017 PGY
01002021500102
195,000,000
119
TOYOTA INNOVA G DIESEL M/T
DM 1224 AE
IPCDD0021200417
186,130,000
120
HONDA CRV 2.4 A/T
B 1093 PGY
0100221400418
214,000,000
121
MAZDA-2-HB R 1500CC M/T
KB 1312 ND
23112001136
168,750,000
31 Desember 2015 31 Desember 2015 31 Desember 2015 10 Maret 2017 31 Desember 2014* 16 Agustus 2017
*
Sedang dalam proses perpanjangan Tidak diperpanjang karena sedang dalam proses penjualan
**
Sedangkan untuk aset tetap selain kendaraan telah diasuransikan melalui PT Asuransi Sinarmas dan PT Asuransi ABDA dengan jenis pertanggungan Property All Risks Insurance dan Earthquake Insurance pada aset tetap yang sifatnya statis, serta Moveable Property Insurance pada aset tetap yang mudah dipindahtempatkan. Perseroan mengasuransikan aset dan barang-barang bernilai material yang ada pada Perseroan termasuk gedung yang dimiliki Perseroan, baik yang ada di kantor pusat maupun jaringan pemasaran Perseroan. Adapun jenis asuransi yang dimiliki oleh Perseroan adalah : 1.
Property/Industrial All Risk Insurance kepada PT Asuransi Sinarmas berdasarkan Polis Asuransi No. 22.052.2015.00041 tanggal 1 Oktober 2014 dengan nilai pertanggungan sebesar Rp6.000.000.000 dan polis Asuransi untuk Earthquake Insurance No. 34.052.2015.00093 tanggal 1 Oktober 2014 dengan total nilai pertanggungan sebesar Rp6.000.000.000 untuk jangka waktu sejak 1 Oktober 2014 sampai dengan 1 Oktober 2015. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, asuransi tersebut masih dalam proses perpanjangan. 76
79
2.
Property/Industrial All Risk Insurance kepada PT Asuransi ABDA berdasarkan Polis Asuransi No. 01002011500074 tanggal 1 Januari 2015 dengan total nilai pertanggungan sebesar Rp234.002.987.791,92 dan polis Asuransi untuk Earthquake Insurance No. 01002011500161 tanggal 6 Februari 2015 dengan total nilai pertanggungan sebesar Rp234.002.987.791,92 untuk jangka waktu sejak 1 Januari 2015 sampai dengan 1 Januari 2016.
Perseroan telah melindungi harta kekayaannya dengan penutupan asuransi terhadap resiko kebakaran, kerusakan dan kehilangan serta resiko lainnya sesuai kebutuhan dan kondisi harta kekayaannya tersebut dengan nilai pertanggungan dan jangka waktu asuransi yang memadai, dan pada tanggal Prospektus Perseroan tengah melakukan pengurusan perpanjangan atas beberapa asuransi kendaraan bermotor untuk kendaraan roda empat yang dimilikinya, dikarenakan telah habis masa berlakunya. Manajemen Perseroan juga menyatakan tidak memiliki tidaknya hubungan afiliasi antara Perseroan dengan perusahaan asuransi dimana Perseroan melakukan pertanggungan asuransi atas asset yang dimilikinya. 6.
FASILITAS PEMBIAYAAN DAN KOLEKTIBILITAS PIUTANG
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan memberikan fasilitas pembiayaan baik kepada debitur perorangan (ritel) maupun korporasi, dimana fasilitas pembiayaan maupun sewa pembiayaan yang diberikan dapat diklasifikasikan dengan memperhatikan harga objek barang yang dibiayai, jangka waktu pembiayaan atau sewa, uang muka yang diberikan, serta memperhatikan tingkat suku bunga yang dikenakan kepada calon debitur. Harga kendaraan roda empat yang dibiayai sangat bervariasi tergantung dari kategori merk dan jenis tersebut. Jumlah pembiayaan yang diberikan berkisar dari Rp150 juta hingga Rp11 miliar untuk mobil baru dan pembiayaan untuk mobil bekas dimulai dari Rp80 juta. Jangka waktu pembiayaan yang diberikan pada periode tahun 2010 sampai dengan pertengahan tahun 2015 berkisar antara 6 bulan hingga 84 bulan. Uang muka yang dipersyaratkan oleh Perseroan untuk setiap kontrak pembiayaan dan sewa pembiayaan minimal sebesar 20% untuk kendaraan produktif dan minimal sebesar 25% untuk kendaraan non produktif dari nilai kontrak pembiayaan. Tingkat bunga yang dikenakan kepada debitur Perseroan senantiasa memperhatikan beberapa kondisi, diantaranya: keadaan kondisi wilayah dimana debitur tinggal, kondisi objek yang dibiayai (baru atau bekas), tingkat bunga yang diberikan pesaing usaha, serta keadaan kondisi perekonomian nasional secara umum. Berikut ini disajikan saldo piutang sewa dan pembiayaan, bersih dan informasi rata-rata mengenai jumlah pembiayaan per unit, jangka waktu dan tingkat bunga selama periode tahun 2010 sampai dengan pertengahan tahun 2015: (dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni 31 Desember Keterangan 2015 2014 2013 2012 2011 2010 Piutang pembiayaan, neto
4.271.325
4.027.634
3.172.737
2.049.703
1.049.738
328.841
Rata-rata pembiayaan per unit (Rp juta)
157
159
155
162
154
153
Jangka waktu pembiayaan (bulan)
41
39
36
34
33
33
Uang muka (%)
34
34
34
34
31
32
13,05%
11,75%
8,96%
9,3%
10,75%
11,02%
Tingkat bunga per tahun (%)
Berdasarkan tingkat kolektibilitas atas fasilitas pembiayaan yang diberikannya, Perseroan mengelompokkan piutang ke dalam kategori (1) lancar atau 0 (nol) hari; (2) piutang dengan tunggakan 1-30 hari, (3) piutang dengan tunggakan 31-60 hari, (4) piutang dengan tunggakan 61-90 hari, dan (5) piutang dengan tunggakan lebih dari 90 hari. Selama periode tahun 2010 sampai dengan pertengahan tahun 2015, Perseroan telah berhasil memelihara kualitas piutang dengan mencatat jumlah piutang yang belum jatuh tempo (umur 0 hari), sebesar 96,17%, 93,47%, 93,74%, 91,58% ,89,59% dan 87,33%untuk masing-masing pada tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 dan Juni 2015. Berikut disajikan secara rinci kategori kolektibilitas umur piutang yang dimiliki Perseroan pada akhir tahun 2010-2014 dan Juni 2015: (dalam jutaan Rupiah) 30 Juni 31 Desember Piutang pembiayaan, bruto
Lancar (0) hari
2015
2014
2013
2012
2011
2010
4.228.685
4.183.105
3.650.488
2.408.400
1.250.975
452.043
1 -30 hari
540.028
411.370
290.757
151.051
81.548
15.436
31-60 hari
35.141
41.390
29.773
5.888
2.795
926
77
80
Piutang pembiayaan, bruto 61-90 hari >90 hari Total piutang pembiayaan, bruto
Piutang pembiayaan, bruto
30 Juni 2015
31 Desember 2014
2013
2012
2011
2010
8.762
14.115
6.569
1.661
809
295
29.387
19.100
8.700
2.219
2.235
1.338
4.842.003
4.669.080
3.986.287
2.569.219
1.338.362
470.038
(persentase terhadap jumlah piutang pembiayaan) 31 Desember
30 Juni 2015
2014
2013
2012
2011
2010
Lancar (0) hari
87,33%
89,59%
91,58%
93,74%
93,47%
96,17%
1 -30 hari
11.15%
8,81%
7,29%
5,88%
6,09%
3,28%
31-60 hari
0.73%
0.89%
0,75%
0,23%
0,21%
0,20%
61-90 hari
0.18%
0,30%
0,16%
0,06%
0,06%
0,06%
>90 hari
0.61%
0,41%
0,22%
0,09%
0,17%
0,29%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
Total piutang pembiayaan, bruto
Transaksi yang dilakukan oleh Perseroan adalah transaksi pembiayaan konsumen yang diberikan kepada PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. dengan tenor 60 bulan sejak tanggal penerbitan kontrak pembiayaan. Manajemen mengungkapkan bahwa transaksi dengan pihak terafiliasi dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga lainnya. Berdasarkan laporan keuangan Perseroan, saldo pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak terafiliasi untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2010 hingga 2014 serta untuk periode 6 (enam) bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 masing-masing adalah Rp1.828 juta, Rp7.385 juta, Rp16.196 juta, Rp11.734 juta, Rp 34.323 juta dan Rp 30.298 juta. Berikut disajikan data kolektibilitas piutang pembiayaan, kotor yang dibukukan Perseroan dari transaksi dengan pihak terafiliasi:
Piutang pembiayaan, bruto Lancar (0) hari
(dalam jutaan Rupiah)
30 Juni
31 Desember
2015
2014
2013
2012
2011
2010
30.298
34.323
11.734
16.196
7.385
1.828
1 -30 hari
-
-
-
-
-
-
31-60 hari
-
-
-
-
-
-
61-90 hari
-
-
-
-
-
-
>90 hari
-
-
-
-
-
-
30.298
34.323
11.734
16.196
7.385
1.828
Total piutang pembiayaan, bruto
Piutang pembiayaan bruto adalah jumlah piutang pembiayaan sebelum dikurangi dengan porsi pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai. Jumlah piutang pembiayaan kotor termasuk jumlah pembiayaan yang dilakukan dengan cara joint financing. Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan atas syarat dan kondisi yang diberlakukan sehubungan dengan transaksi pembiayaan kepada pihak terafiliasi dan kepada pihak ketiga lainnya.
78
81
82
PROSES SEWA PEMBIAYAAN DAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
Marketing Support / ADH / Finance Dept. BII FC
Komite BII FC
CA (Credit Analyst) BII FC
CMO BII FC
Showroom/dealer
Customer
Pilih Mobil di Showroom/Dea ler
Ok?
Menawarkan rate suku bunga dan produk BIIFC
N
Y
Menerima info calon customer yang mengajukan aplikasi kredit
Memberika n info kepada CMO BII FC
Say Thank you En d
Membuat Analisa dan melakukan Phone Verification Confins
Mengumpulkan data, Analisa dan input aplikasi kedalam system Confins
Melakukan survey ke rumah calon customer
Mengisi Formulir Aplikasi
79
Memberikan Rekomendasi dan Approval Confins
Approval ?
Y
Rekomen dasi?
Menyerahkan data persyaratan kredit
N
N
En d
Meminta Kelengka pan Data Calon Customer
Cetak PO
Terima PO dari BIIF dan Total DP dari customer
Bayar Total DP ke Showroom /Dealer
Tanda tangan dok kontrak
Mencetak Dokumen Kontrak
Mengirimkan tagihan dan dok. kontrak ke BII Finance
Melakukan proses Pencairan ke Showroom/Dealer
Terima Kendaraa n
Mengirimkan kendaraan kepada customer
Mengunjungi rumah Customer untuk tandatangan dok. kontrak
Tanda tangan dok kontrak
Proses sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen yang dilakukan Perseroan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dapat dilihat pada skema di bawah ini.
7.
En d
Terima Pelunasa n
Keterangan:
8.
1.
Calon debitur datang ke dealer untuk melakukan pembelian kendaraan secara tunai atau kredit. Untuk yang pembelian kredit akan diarahkan oleh sales dealer ke CMO BII Finance.
2.
CMO mendapatkan informasi dari sales dealer mengenai ada calon debitur yang akan melakukan pembelian mobil secara kredit, dan meminta calon debitur untuk mengisi Formulir Aplikasi Pembayaran (FAP).
3.
CMO melakukan survei ke rumah dan tempat kerja calon debitur (jika diperlukan) dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk pengajuan kredit calon debitur. Setelah melakukan survei, CMO melakukan penginputan data aplikasi calon konsumen ke dalam system Confins.
4.
CMO mengajukan aplikasi calon debitur kepada credit analyst. Credit analyst melakukan analisa terhadap kelayakan calon debitur tersebut dan melakukan juga phone verification terhadap calon debitur tersebut. Credit analyst akan memberikan rekomendasi terhadap pengajuan aplikasi calon konsumen tersebut dan melanjutkan proses approval ke komite kredit.
5.
Komite kredit akan melakukan analisa kelayakan kredit calon debitur dan memberikan keputusan atas pengajuan kredit calon debitur apakah di approve atau di tolak. Komite kredit terdiri dari komite kredit cabang dan komite kredit head office yang diajukan jika ada penyimpangan diluar wewenang cabang sesuai peraturan perusahaan.
6.
Jika calon debitur di setujui maka admin cabang akan melakukan cetak purchase order (PO) terhadap PO debitur tersebut dan mengirimkan PO tersebut ke dealer. Selain itu admin cabang juga melakukan cetak dokumen kontrak debitur tersebut dan menyerahkannya kepada CMO.
7.
CMO melakukan tanda tangan kontrak tersebut dengan debitur. Setelah ditandatangani lengkap, dokumen kontrak tersebut diserahkan kembali kepada admin cabang untuk di file sementara menunggu tagihan dari dealer.
8.
Dealer mengirimkan tagihan dan dokumen-dokumen kelengkapannya kepada BII Finance . Admin head office melakukan verifikasi terhadap tagihan dan dokumen. Jika tagihan telah cocok dan lengkap, admin head office akan melakukan proses Go Live. Lalu menyerahkan dokumen debitur tersebut ke admin cabang untuk didokumentasi .
PEMASARAN DAN JARINGAN PERSEROAN Kegiatan pemasaran memegang peranan penting baik untuk memperluas kegiatan usaha maupun untuk mempertahankan pangsa pasar dalam menghadapi persaingan di masa mendatang. Pemasaran melalui dealer mobil memberikan kontribusi terbesar bagi usaha Perseroan. Sebagai perusahaan pembiayaan yang terkonsentrasi pada ritel atau perorangan sebagai target usaha, Perseroan mengembangkan jaringan kerja dengan membuka kantor cabang. Perseroan telah berhasil meningkatkan jumlah kantor cabangnya dari tahun ke tahun setelah melalui survei yang cukup mendalam sebelum membuka dan menempatkan kantor cabangnya. Sampai saat ini, Perseroan telah memiliki 30 kantor cabang. Pertumbuhan jaringan kerja Perseroan tentu memberikan dampak positif pada peningkatan pembiayaan kendaraan roda empat yang diberikan oleh Perseroan. Perseroan di dalam meningkatkan jumlah kantor cabangnya, selalu memperhatikan tingkat pendapatan masyarakat setempat dan jumlah dealer yang ada di daerah tersebut. Di samping itu, Perseroan juga mempertimbangkan karakter-karakter khusus dari masyarakat setempat, seperti disiplin dan ketepatan waktu dari masyarakat setempat dalam pembayaran kredit dan seberapa besar minat dari masyarakat setempat untuk membeli kendaraan roda empat secara kredit. Salah satu strategi pemasaran Perseroan di dalam menggarap pangsa pasar pembiayaan konsumen adalah dengan penambahan kantor cabang berdasarkan potensi dan segmen pasar yang ada. Untuk setiap kantor cabang, Perseroan mempunyai target yang telah ditetapkan yaitu menjadi perusahaan pembiayaan kendaraan roda empat pada peringkat pertama atau kedua pada setiap daerah pemasarannya. Oleh karena itu, Perseroan selalu melakukan pengenalan lokasi atau daerah sebelum menambah kantor cabang. Hal ini sangat penting bagi setiap kantor cabang di dalam usahanya menjadi unit pembiayaan konsumen terbaik di daerah pemasarannya mengingat setiap daerah/lokasi mempunyai ciri khas tersendiri. Dengan dikembangkannya unit-unit pembiayaan konsumen di tiap lokasi menjadi unit pembiayaan konsumen terbaik dapat dipastikan bahwa Perseroan akan terus berkembang menjadi salah satu perusahaan pembiayaan konsumen terbaik di tingkat nasional.
80 83
9.
STRATEGI PERSEROAN
Perseroan mengembangkan berbagai strategi dalam menjalankan kegiatan usaha, ditengah ketatnya persaingan dengan sesama perusahaan pembiayaan sejenis dengan fokus pada pembiayaan kendaraan roda empat, pembiayaan alat berat dan mesin industri. Strategi Pemasaran • • • • •
Memperkuat posisi perusahaan di segmen menengah atas yang melayani pasar pembiayaan mobil baru; Memperluas segmen dengan berfokus pada beberapa merek kendaraan tertentu; Melakukan perluasan usaha dengan permbiayaan alat berat dan mesin industri; Perluasan jaringan usaha melalui penambahan jumlah kantor cabang dan kantor perwakilan. Khususnya di area potensial; dan Menambah aplikasi melalui jaringan BII yang tersebar di seluruh indonesia.
Strategi Bidang Operasional dan Teknologi Informasi • • • •
Membenahi kualitas layanan Call Center untuk memperbaiki kualitas layanan; Memperbaiki sistem penilaian dan prosedur persetujuan kredit sebagai bahan dari program perbaikan sistem manajemen risiko yang berkelanjutan; Memperbaiki rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio); dan Tersedianya layanan Mobile Application dan website BII Finance sebagai sarana pemberian informasi kepada konsumen BII Finance.
Strategi Bidang Produk Pembiayaan •
Pembiayaan baru untuk mesin industri dan alat berat.
Strategi Bidang Sumber Daya Manusia • • • •
Menjalankan training dan pelatihan secara intensif dan komprehensif; Memberikan penghargaan kepada tim marketing yang berprestasi; Menelaah Key Performance Indicator (KPI), skema penghargaan dan sanksi untuk meningkatkan produktivitas karyawan; dan Marketing Convention sebagai sarana untuk program motivasi dan apresiasi. 10. PROSPEK USAHA PERSEROAN
Berdasarkan data industri kendaraan bermotor di Indonesia, pertumbuhan penjualan mobil nasional menunjukan perkembangan yang positif dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun demikian jumlah penjualan dalam unit, sempat mengalami penurunan pada tahun 2014, sebagai imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan biaya produksi industri otomotif di dalam negeri yang memberikan tekanan kepada kemampuan daya beli masyarakat. Penjualan mobil baru pada tahun 2014, seperti dilaporkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Sumber: Gaikindo, Desember 2014), menunjukkan jumlah penjualan sebesar 1.208.019 unit.
60.00%
Penjualan Mobil Indonesia Tahun 2007-2014 (dalam ribuan unit) 54.73%
1,226
50.00%
1,400
1,204
1,116 40.42%
40.00%
1,000
894
30.00%
24.83%
752
20.00%
433
800
18.88%
608
10.00% 0.00%
1,200
9.86%
600
486
-1.79% 400
-10.00% -20.00%
200
-20.07%
-
-30.00% 2007
2008 2009 2010 Penjualan (Ribuan Unit)
2011 2012 2013 Pertumbuhan Tahunan (%)
2014
Sumber: Gaikindo, Penjualan Mobil di IndonesiaTahun 2007-2014, Desember 2014
84 81
Laju pertumbuhan produksi kendaraan bermotor nasional, didukung dengan tingkat penjualan yang sepadan terhadap kendaraan bermotor secara nasional, hal ini disebabkan banyaknya alternatif dan pilihan terhadap kepemilikan kendaraan bermotor, diantaranya melalui pembiayaan kendaraan bermotor yang dibiayai oleh perbankan dan atau lembaga pembiayaan. a.
Perkembangan industri kendaraan bermotor di Indonesia
Industri kendaraan bermotor roda empat di Indonesia berkembang cukup baik untuk periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2014, namun terjadi penurunan pada tahun 2009 dikarenakan menurunnya pertumbuhan ekonomi karena pengetatan likuiditas perbankan akibat dari krisis global yang terjadi di akhir tahun 2008. Industri otomotif Indonesia kembali menunjukan pertumbuhan yang baik, sebagaimana dapat diketahui dari data pada tahun 2010 2013. Selama periode 2010 sampai dengan 2013, perkembangan industri otomotif di Indonesia beberapa kali mencapai rekor puncaknya, dan berdasarkan data Gaikindo (Sumber: Gaikindo, Desember 2013), penjualan mobil baru nasional mencapai 1.2 Juta unit atau naik sekitar 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan sebesar hampir 1,78% dikarenakan terjadi kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia, turunnya harga komoditas, dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi industri ini antara lain : •
Kondisi politik yang kondusif.
•
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik secara umum, dengan posisi cadangan devisa yang kuat.
•
Banyaknya pilihan dan ragam terhadap jenis otomotif yang diluncurkan sejak tahun 2007, dengan harga jual yang relatif terjangkau, meningkatkan minat masyarakat untuk memiliki kendaraan bermotor, termasuk berbagai pilihan pembiayaan.
•
Kondisi infrastruktur transportasi publik yang belum memadai, memberikan alternatif pilihan untuk memanfaatkan sarana transportasi pribadi/ perorangan.
•
Kecenderungan tingkat suku bunga pinjaman yang relatif lebih rendah, yang dimulai sejak tahun 2010, dibandingkan dengan kondisi pada tahun-tahun sebelumnya.
•
Rasio kepemilikan kendaraan bermotor roda empat relatif rendah dibandingkan negara-negara Asean lainnya: Indonesia 7,77%, Thailand 16,50% dan Malaysia 33,40%.
Penjualan Mobil Baru Nasional Tahun 2013-2014
140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Juni
2013
Juli
Aug
Sep
Oct
Nov
Des
2014
Sumber: Gaikindo, Desember 2014
Penjualan mobil baru di tahun 2014, memperlihatkan menurunnya laju pertumbuhan, yang disebabkan oleh melemahnya kondisi makro ekonomi Indonesia, sebagaimana terlihat dari tingkat inflasi, tingkat suku bunga yang mengalami kenaikan, serta menurunnya daya beli masyarakat yang disebabkan karena melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar. Perkembangan tingkat penjualan untuk industri otomotif berdasarkan data Gaikindo (Sumber: Gaikindo, Desember 2014), penjualan mobil baru di tahun 2014 menurun 1,78% apabila dibandingkan posisi tahun 2013.
85 82
Produksi Kendaraan di Indonesia Tahun 2007-2014 (dalam ribuan unit)
1,400
1,298 1,208
51.18%
1,200
45.87%
50.00%
1,066
40.00%
1,000 838 800
703
400
30.00%
27.21%
20.00%
19.20% 13.32%
601
600
465
412
60.00%
10.00% 7.45% 0.00% -10.00%
200
-20.00%
-22.63% -
-30.00% 2007
2008 2009 2010 Produksi (Ribuan Unit)
2011 2012 2013 Pertumbuhan Tahunan (%)
2014
Sumber: Gaikindo, Desember 2014
b.
Peluang perusahaan pembiayaan di Indonesia
Peraturan tentang permodalan baru Pemerintah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan, telah menaikkan modal minimum bagi perusahaan pembiayaan yang berbentuk bukan koperasi dari Rp 10 miliar menjadi Rp 100 miliar agar perusahaan pembiayaan dapat memperkuat basis permodalannya dan mengembangkan usahanya. Seluruh perusahaan pembiayaan diberi waktu satu tahun untuk menyesuaikan diri dengan peraturan tersebut. Tetapi berdasarkan surat dari Departemen Keuangan No. S-350/MK.10/2007 tanggal 20 Maret 2007, Perseroan mendapatkan pengecualian dimana Perseroan tidak harus menyesuaikan modal disetornya menjadi Rp 100 miliar dikarenakan masih satu grup dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Keputusan lainnya dalam peraturan tersebut menyebutkan bahwa perusahaan pembiayaan yang sehat wajib memiliki piutang pembiayaan minimum 40% dari total aset. Peraturan ini akan mengakibatkan persaingan yang lebih ketat dan akan berakibat dapat menyebabkan tersaringnya perusahaan yang tidak bisa bersaing serta memiliki modal yang kuat. Peluang usaha dalam industri pembiayaan nasional masih terbuka lebar berpegang pada kinerja penjualan produk otomotif, khususnya kendaraan roda empat. Lebih lanjut beberapa faktor yang mendukung perkembangan industri pembiayaan kendaraan adalah sebagai berikut: • • • • • • c.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang secara umum mendukung. Kondisi politik yang kondusif. Permintaan akan produk otomotif yang relatif tinggi dengan fakta bahwa fasilitas transportasi umum yang kurang memadai dari segi kualitas dan kuantitas. Perkembangan yang agresif dari kalangan manufaktur dengan produksi varian yang beragam sesuai segmentasi pasar. Pangsa pasar pembiayaan mobil bekas yang masih terbuka sebagai diversifikasi produk pembiayaan dan marjin usaha yang lebih besar dibandingkan dengan mobil baru. Persaingan dari lembaga keuangan penyedia jasa pembiayaan yang membuat pasar pembiayaan lebih beragam dan bersaing sehat. Analisis Persaingan Usaha
Berdasarkan data dari Info Bank, edisi 438, Agustus tahun 2015, menempatkan Perseroan berada dalam posisi 6 untuk peringkat perusahaan pembiayaan, dalam kategori perusahaan pembiayaan yang memiliki aset antara Rp 1 triliun sampai dengan dibawah Rp 5 triliun dari peringkat 49 perusahaan pembiayaan yang diobservasi. Perseroan dengan dukungan penuh dari pemegang saham utama PT Bank Internasional Indonesia Tbk, didalam menghadapi persaingan saat ini, maupun dimasa yang akan datang, menyadari sepenuhnya, terhadap karateristik persaingan usaha pada sektor jasa keuangan. Sektor pembiayaan memiliki sifat dinamis, yang memiliki kecenderungan untuk mengikuti perkembangan pola hidup konsumen yang menjadi target pemasaran. Dimana perubahan yang terjadi dari produk jasa keuangan ini akan menciptakan persaingan usaha, baik dari segi kualitas, termasuk dari segi pelayanan, persaingan tarif, pasokan produk dari pemegang merk otomotif (principal dan jaringan distribusinya ) maupun berbagai sisi lainnya.
86 83
Perseroan telah melakukan upaya yang berkesinambungan untuk mempersiapkan diri, didalam menghadapi persaingan secara nasional dengan menerapkan strategi, diantaranya : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Proses kredit yang cepat didukung oleh Web Base System (Credit Approval via web) Memberikan suku bunga yang kompetitif kepada konsumen Melakukan penetrasi pasar dengan membina jalinan kerjasama dengan pemasok yang memiliki reputasi baik dan kualitas produk yang memiliki nilai purna jual tinggi untuk kegiatan pembiayaan sewa guna usaha. Jaringan kantor cabang yang mendekati sentra-sentra perkembangan ekonomi daerah Diversifikasi berbagai instrumen pendanaan (dari pasar modal dan perbankan) Membina hubungan jangka panjang dengan para mitra kerja untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik Konsentrasi usaha pembiayaan kendaraan roda empat pada target pasar pengusaha, korporasi dan karyawan, sedangkan pembiayaan alat berat, mesin industri dan peralatan terfokus pada target pasar Usaha Kecil Menengah (UKM) dan korporasi
Fungsi dan peranan teknologi informasi menjadi sangat penting, dengan sistem yang mampu memberikan masukan terkini dengan basis penerapan prinsip kehati—hatian (know your customer), dan mampu memberikan percepatan pelayanan kepada konsumen. Secara berkesinambungan, Perseroan memiliki hubungan yang baik dengan dealerdealer otomotif di berbagai daerah dan melayani konsumen di 22 provinsi di Indonesia, dengan menciptakan manfaat bisnis dan hubungan yang saling menguntungkan (win-win solution), akan memberikan kesinambungan usaha perseroan dalam jangka panjang, khususnya terhadap pasokan produk-produk otomotif terpilih yang berkualitas. Perseroan secara bertahap melakukan diversifikasi sumber pendanaan, dan secara progresif menerapkan kebijakan kesepadanan (matching policy) antara sumber pendanaan dan pembiayaan yang diberikan, sehingga terbentuk struktur pembiayaan yang optimal, yang mampu memberikan tarif yang kompetitif kepada konsumen dan mitra usaha. Strategi ini diterapkan oleh Perseroan, secara berkesinambungan dan menyeluruh, serta disosialisasikan secara intensif kepada seluruh tatanan dan tingkatan organisasi Perseroan, sehingga menciptakan standar baku nilai-nilai perusahaan, yang siap dan mampu menghadapi persaingan industri jasa keuangan yang selalu berubah. 11. TINGKAT KESEHATAN PERSEROAN Sesuai dengan peraturan KMK No.84/PMK.012/2006 pada Bab VII, pasal 25 ayat 3 dijelaskan bahwa tingkat kesehatan perusahaan pembiayaan diukur dengan gearing ratio setinggi-tingginya 10 kali.
Rasio Keuangan Gearing ratio (x)
30 Juni 2015
2014
3,32
3,79
2013 4,49
31 Desember 2012 4,67
2011 3,90
2010 2,41
Hal ini membuktikan bahwa Perseroan sudah memenuhi tingkat kesehatan perusahaan pembiayaan sebagaimana dipersyaratkan oleh Menteri Keuangan. 12. PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) Tata Kelola Perusahaan adalah landasan penting bagi bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Berkat penerapan GCG dengan standar tertinggi, Perusahaan dapat memperkuat daya saing dan memperoleh kepercayaan dari para pemangku konsumen, mitra bisnis, dan karyawan. Perusahaan berpegang teguh pada komitmen ini dan secara konsisten menerapkan di setiap jenjang organisasi dan aktivitas bisnis yang selaras dengan pertumbuhan perusahaan. Dalam menerapkan GCG, Perusahaan mengacu pada lima prinsip GCG sebagai berikut : a. Transparancy (Keterbukaan) Perusahaan mengelola seluruh aktifitas bisnis secara transparan dengan para pemangku kepentingan. Manajemen perusahaan senantiasa memberikan informasi secara transparan kepada pemangku kepentingan, jujur dalam membuat laporan bisnis, dan tidak manipulatif. Perusahaan memiliki keterbukaan informasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengungkapan informasi yang dianggap penting dan relevan. b. Accountability (Akuntabilitas) Adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan pertanggung jawaban di Perusahaan sehingga pengelolaan bisnis dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Manajemen senantiasa membuat job description yang jelas kepada semua pegawai dan menegaskan fungsi-fungsi dasar setiap bagian. Dengan demikian, seluruh organ Perusahaan memiliki kejelasan hak dan kewajiban, fungsi dan tanggung jawab, serta kewenangannya dalam setiap kebijakan perusahaan. Prinsip ini antara lain dilakukan dengan pembagian tugas yang jelas antar organ Perusahaan, termasuk dengan merinci tugas dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, Direksi, dan ukuran kinerjanya.
87 84
c. Responsibility (Tanggung Jawab) Kejelasan bahwa terdapat bagian-bagian dari Perusahaan yang membawa dampak pada lingkungan, masyarakat, pegawai, serta seluruh pemangku kepentingan lainnya. Kepatuhan Perusahaan terhadap peraturan dan perundang-undanganan yang berlaku, dan berjalannya pengelolaan Perusahaan secara profesional, tanpa adanya benturan kepentingan dan tekanan dari pihak lain. d. Independency (Independensi) Perusahaan memiliki otonomi dalam menjalankan bisnis sehingga pengambilan-pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan otoritas terkait secara penuh tanpa intervensi pihak luar. Perusahaan menjalankan kinerja untuk menghasilkan keuntungan guna memelihara bisnis yang berkelanjutan. Walaupun demikian, Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan semata tanpa melihat pihak lainnya. Dengan independensi, Perusahaan menjalankan bisnis dengan merangkul seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menuju kesejahteraan. e. Fairness (Kewajaran) Kesetaraan dan perlakuan adil dalam memenuhi hak dan kewajiban terhadap seluruh pemangku kepentingan berdasarkan pada perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perusahaan menjalankan kinerja secara fair, serta menaati seluruh peraturan yang ada guna melindungi pemangku kepentingan dalam keberlangsungan bisnis. 13. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN PERSEROAN (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) Sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), pada tahun 2012, Perseroan memberikan bantuan berupa kebutuhan sehari-hari dan sembako kepada beberapa Panti Asuhan, sebagai berikut : a. b. c.
Tanggal 22 Juni 2012, Perseroan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Pondok Si Boncel di Jl. Boncel, Jakarta Selatan. Tanggal 7 Juli 2012, Perseroan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Mekar Sari di Sektor 1.5 BSD Tangerang. Tanggal 14 Juli 2012, Perseroan melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Bhakti Luhur di Perum Sinar Pamulang Permai, Ciputat, Jakarta Selatan.
Selama Tahun 2013, Perseroan melakukan beberapa kegiatan CSR diantaranya: a. b.
Tanggal 14 Juni 2013, Presiden Direktur Perseroan, Alexander, secara simbolis menyerahkan dukungan kepada Unicef Indonesia yang diwakili oleh Corporate Partnership Officer Unicef Indonesia, Charlie Hartono. Tanggal 28 September 2013, Perseroan melakukan kegiatan CSR menanam pohon hias yang bertempat di Tugu Proklamasi, Jakarta. Tambahin UNICEF menyumbang dana.
Selama Tahun 2014, Perseroan melakukan beberapa kegiatan CSR diantaranya: a.
Melakukan proses rekrutment untuk mengisi kekosongan posisi yang ada dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat sekitar wilayah perusahaan dengan tujuan agar memberikan nilai tambah kepada masyarakat.
b.
Memberikan dukungan dalam salah satu Program UNICEF "Water Sanitation" dimana di dalam program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk mencuci tangan pada anak anak, meningkatkan pengadaan air bersih dan sanitasi pada 400 sekolah dasar yang berada di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Bertempat di kantor Unicef Indonesia di Gedung Metropolitan 2 lantai 10, Jakarta, Kamis (21/8) Presiden Direktur Perseroan, Alexander dan Direktur Operasional Anton Sutjipto secara simbolis menyerahkan dukungan tersebut kepada Unicef Indonesia yang diwakii oleh Chief of Private Sector Fund Raising and Partnership, Anup Tiwari serta Unicef Indonesia Waters, Sanitation and Hygiene Specialist, Claire Quillet.
c.
Memberikan dukungan kepada komunitas Osteogenesis Imperfecta atau tulang rapuh dalam acara WISHBONE DAY. Wishbone Day adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan Osteogenesis Imperfecta (OI) atau tulang rapuh. Perseroan turut terlibat dalam kegiatan masyarakat ini pada 30 April 2014 bertempat di Pintu Barat Monas Jakarta Pusat.
d.
Kegiatan santunan dan berbuka puasa bersama merupakan kegiatan berbagi dengan lingkungan sekitar dalam momen bulan suci Ramadhan dalam bentuk buka puasa bersama dan pemberian sumbangan bekerja sama dengan Trotoart pada 18 Juli 2014 bertempat di Penjaringan, Jakarta Utara.
e.
Kegiatan berbagi dengan lingkungan sekitar dalam momen Natal dalam bentuk pemberian sumbangan kepada Yayasan Panti Asuhan Bhakti Luhur pada 19 Desember 2014 bertempat di Lebak Bulus Jakarta.
Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan untuk kegiatan tanggung jawab sosial selama periode tahun 2012 sampai dengan 2014 masing-masing sebesar Rp12,27 juta juta, Rp100,85 juta dan Rp150 juta.
88 85
BAB IX
IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING
Berikut ini adalah ikhtisar data keuangan penting yang diambil dari Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Auditor Independen untuk tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011 dan 2010. Laporan keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja, firma anggota Ernst & Young Global Limited (partner penanggung jawab: Danil Setiadi Handaja, CPA) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dalam laporannya tertanggal 21 September 2015 dengan opini audit tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, dan untuk memenuhi permintaan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), Perseroan telah menerbitkan kembali laporan keuangan tersebut yang disertai dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2011 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh KAP Osman Bing Satrio (partner penanggung jawab: Rotua Ratna Simanjuntak) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan opini audit wajar tanpa pengecualian dalam laporannya tertanggal 17 Februari 2012 (sebelum disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK No.24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”). Laporan keuangan Perseroan tanggal 31 Desember 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut telah diaudit oleh KAP Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono, Ade Fatma & Rekan (partner penanggung jawab: Drs. Sikanto, Ak., MM) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dengan opini audit wajar tanpa pengecualian dalam laporannya tertanggal 20 Januari 2011 (sebelum disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK No.24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”).
LAPORAN POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 Juni 2015
ASET
31 Desember 2014
(Disajikan Kembali)
2013
(Disajikan Kembali)
2012
(Disajikan Kembali)
2011
(Disajikan Kembali)
2010
(Disajikan Kembali)
Kas dan bank Pihak berelasi
3.348
75.186
8.438
2.577
2.336
11.354
Pihak ketiga
23.287
9.083
14.528
9.288
7.310
3.624
Total
26.635
84.269
22.966
11.865
9.646
14.978
119
210
374
517
642
-
Pihak ketiga
163.200
139.626
65.217
49.432
927
436
Total
163.319
139.836
65.591
49.949
1.569
436
24.105
26.662
9.132
12.030
5.069
1.400
Pihak ketiga
4.083.901
3.861.136
3.098.014
1.987.724
1.043.100
327.005
Total
4.108.006
3.887.798
3.107.146
1.999.754
1.048.169
328.405
Piutang sewa pembiayaan - neto Pihak berelasi
Piutang pembiayaan konsumen – neto Pihak berelasi
Piutang lain-lain
3.559
3.037
1.387
824
6.592
92.345
Beban dibayar dimuka dan uang muka Aset pajak tangguhan - neto
21.821
18.834
11.737
10.727
5.933
9.125
11.945
13.741
9.525
8.056
3.151
772
Aset tetap - neto
41.805
40.305
40.503
34.984
33.703
10.296
Aset lain-lain TOTAL ASET
13.010
11.640
3.253
3.247
1.899
363
4.390.100
4.199.460
3.262.108
2.119.406
1.110.662
456.720
89 86
(dalam jutaan Rupiah) LAPORAN POSISI KEUANGAN
30 Juni
31 Desember
2015
2014
2013
(Disajikan Kembali)
LIABILITAS DAN EKUITAS
2012
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
2011
2010
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
LIABILITAS Utang bank Pihak berelasi
103.038
126.739
-
72.000
38.000
4.000
Pihak ketiga
1.421.332
922.775
423.322
570.931
175.000
-
TOTAL
1.524.370
1.049.514
423.322
642.931
213.000
4.000
Utang dealer
73.334
74.171
121.826
65.368
91.395
42.585
Utang pajak
11.217
20.883
13.176
26.574
13.810
6.770
Utang lain-lain Pihak berelasi
3.542
4.582
4.654
10.425
7.685
18.355
Pihak ketiga
114.685
144.068
83.671
78.958
86.015
55.897
TOTAL
118.227
148.650
88.325
89.383
93.700
74.252
56.031
63.294
44.951
26.492
15.839
10.582
Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes - neto Utang obligasi - neto Liabilitas imbalan pasca-kerja TOTAL LIABILITAS
199.888
199.867
199.812
299.741
498.547
223.604
1.440.772
1.820.926
1.818.832
622.436
-
-
13.439
12.165
7.669
11.160
1.689
642
3.437.278
3.389.470
2.717.913
1.784.085
927.980
362.435
EKUITAS Modal saham
32.370
32.370
32.370
32.370
32.370
15.000
Kerugian aktuarial atas imbalan pasca-kerja Saldo laba
(1.664)
(1.450)
(501)
(1.083)
(893)
-
Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
6.500
6.500
6.500
6.500
3.450
-
915.616
772.570
505.826
297.534
147.755
79.285
952.822
809.990
544.195
335.321
182.682
94.285
4.390.100
4.199.460
3.262.108
2.119.406
1.110.662
456.720
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN (dalam jutaan Rupiah) LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
30 Juni 2015
2014
2014
2013
(Tidak Diaudit)
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
340.079
735.173
31 Desember 2012
2011
2010
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
591.283
416.162
227.281
107.382
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen
406.315
Pendapatan bunga
954
684
1.633
2.803
2.974
1.580
1.028
Sewa pembiayaan
9.532
4.312
11.736
7.636
1.854
290
58
-
-
6
3.143
3.867
4.964
3.007
2.562
1.026
361
419.944
348.942
753.506
604.729
423.552
230.177
108.835
Beban tenaga kerja
49.094
52.452
103.876
74.409
73.089
44.838
32.482
Beban pendanaan
125.938
97.124
194.736
174.786
88.973
47.102
6.608
12.580
5.766
17.141
3.194
1.873
542
567
3.890
3.957
8.275
7.041
6.021
4.189
1.978
Keuntungan kurs mata uang asing Penghasilan lain-lain TOTAL PENDAPATAN BEBAN
Beban kerugian penurunan nilai Penyusutan
90 87
30 Juni
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
2015
2014
2014
(Tidak Diaudit)
2013
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
31 Desember 2012
2011
2010
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
(Disajikan Kembali)
Beban provisi dan komisi
1.584
1.497
3.261
2.660
3.045
2.302
682
Beban pemasaran
9.499
12.658
23.764
25.970
18.633
12.978
2.680
90
-
(28)
39
15
1
-
Kerugian kurs mata uang asing Beban lain-lain
26.262
22.611
49.072
39.303
28.005
22.413
17.778
TOTAL BEBAN
228.937
196.065
400.077
327.402
219.654
134.365
62.775
LABA SEBELUM PAJAK
191.007
152.877
353.429
277.327
203.898
95.812
46.060
Beban pajak - neto Laba Komprehensif Lainnya – setelah pajak
(47.961)
(38.184)
(86.685)
(69.035)
(51.069)
(23.891)
(11.561)
(214)
1.171
(949)
582
(190)
-
-
142.832
115.864
265.795
208.874
152.639
71.921
34.499
LABA BERSIH DAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF PERIODE TAHUN BERJALAN RASIO KEUANGAN PENTING RASIO KEUANGAN
30 Juni
31 Desember
2015
2014
2013
2012
2011
2010
45,48%
46,90%
45,86%
48,14%
41,63%
42,32%
34,06%
35,40%
34,44%
36,08%
31,25%
31,70%
ROE (%)
30,03%
32,93%
38,28%
45,58%
39,37%
45,24%
ROA (%)
8,70%
8,42%
8,50%
9,62%
8,63%
13,59%
Pendapatan / Jumlah aset (%)
9,57%
17,94%
18,54%
19,98%
20,72%
23,83%
Gearing ratio (x)
3,32
3,79
4,49
4,67
3,90
2,41
Liabilitas / Aset (x)
0,78
0,81
0,83
0,84
0,84
0,79
Pendapatan (%)
20,35%
24,60%
42,78%
84,01%
111,47%
66,68%
Laba bersih (%)
24,72%
28,06%
36,29%
112,50%
108,47%
130,94%
Aset (%) Liabilitas (%) Ekuitas (%)
33,95% 31,34%
28,73% 24,71%
53,92% 52,34%
90,82% 92,25%
143,18% 156,04%
106,46% 122,40%
44,28%
48,84%
62,29%
83,55%
93,76%
61,88%
Beban (%)
16,77%
22,20%
49,05%
63,48%
114,01%
42,25%
24,94%
27,44%
36,01%
112,81%
108,02%
117,63%
RASIO PROFITABILITAS Laba sebelum pajak penghasilan / Pendapatan (%) Laba bersih / Pendapatan (%)
RASIO SOLVABILITAS
RASIO PERTUMBUHAN *
Laba sebelum pajak (%) Keterangan:
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006, tingkat kesehatan perusahaan pembiayaan diukur dengan gearing ratio setinggi-tingginya 10 kali. Dalam hal ini, pencapaian Perseroan masih dibawah 10 kali, yaitu pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 serta periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2015 masingmasing sebesar 2,41 kali; 3,90 kali; 4,67 kali; 4,49 kali, 3,79 kali dan 3,32 kali.
91 88
Halaman ini sengaja dikosongkan
92
BAB X
EKUITAS
Berikut ini adalah ikhtisar data keuangan penting yang diambil dari Laporan Keuangan Perseroan yang telah diaudit oleh Auditor Independen tanggal 30 Juni 2015 , 31 Desember 2014, 2013 dan 2012. Laporan keuangan Perseroan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja, firma anggota Ernst & Young Global Limited (partner penanggung jawab: Danil Setiadi Handaja, CPA) berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia dalam laporannya tertanggal 21 September 2015 dengan opini audit tanpa modifikasian dengan paragraf hal lain sehubungan dengan rencana penawaran efek hutang Perseroan di Bursa Efek Indonesia berupa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, dan untuk memenuhi permintaan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”), Perseroan telah menerbitkan kembali laporan keuangan tersebut yang disertai dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan.
30 Juni EKUITAS
2015
2014
(Disajikan Kembali)
31 Desember 2013 (Disajikan Kembali)
2012
(Disajikan Kembali)
Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 (Rupiah penuh) per saham. Modal saham pada 31 Desember 2012 dan 2011: 32.370.000 lembar saham; tahun pada 31 Desember 2010, 2009 dan 2008: 15.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh
32.370
32.370
32.370
32.370
Kerugian Aktuarial atas imbalan Pasca-kerja
(1.664)
(1.450)
(501)
(1.083)
6.500
6.500
6.500
6.500
915.616
772.570
505.826
297.534
952.822
809.990
544.195
335.321
Saldo laba Ditentukan penggunaannya Tidak ditentukan penggunaannya JUMLAH EKUITAS
Setelah tanggal laporan keuangan terakhir, Perseroan tidak pernah melakukan perubahan modal dasar.
89 93
Halaman ini sengaja dikosongkan
94
BAB XI
PERPAJAKAN
Pajak Penghasilan atas Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh Pemegang Obligasi diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 100 Tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Perubahan Atas peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan berupa Bunga Obligasi, penghasilan yang diterima atau diperoleh bagi Wajib Pajak berupa bunga obligasi dikenakan pemotongan pajak penghasilan yang bersifat final sebesar: i)
Atas bunga obligasi dengan kupon (interest bearing bond) sebesar 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap dan 20% atau sesuai tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari jumlah bruto bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) Obligasi.
ii)
Atas diskonto dari obligasi dengan kupon sebesar 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap dan 20% atau sesuai dengan tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi dan tidak termasuk bunga berjalan (accrued interest).
iii) Atas diskonto obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) sebesar 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap dan 20% atau sesuai tarif berdasarkan persetujuan penghindaran pajak berganda bagi Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nilai nominal di atas harga perolehan obligasi. iv) Atas bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada OJK sebesar 5% untuk tahun 2014 sampai dengan tahun 2020 dan 10% untuk tahun 2021 dan seterusnya. Pemotongan pajak yang bersifat final ini tidak dikenakan terhadap bunga dan/atau diskonto obligasi yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak: a.
Dana Pensiun yang pendirian atau pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan keempat atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan; dan
b.
Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERSEROAN Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan tidak memiliki tunggakan pajak. Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk maksud akuntansi dan kemungkinan dapat berubah pada saat Perseroan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.
CALON PEMBELI OBLIGASI DALAM PENAWARAN UMUM INI DISARANKAN ATAS BIAYA SENDIRI, UNTUK BERKONSULTASI DENGAN KONSULTAN PAJAK MASING-MASING MENGENAI AKIBAT PERPAJAKAN YANG TIMBUL DARI PEMBELIAN, PEMILIKAN MAUPUN PENJUALAN ATAU PENGALIHAN DENGAN CARA LAIN OBLIGASI YANG DIBELI MELALUI PENAWARAN UMUM INI.
90 95
Halaman ini sengaja dikosongkan
96
BAB XII PENJAMINAN EMISI OBLIGASI Berdasarkan persyaratan serta ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.166 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.189 tanggal 23 September 2015 juncto Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.227 tanggal 27 Oktober 2015, yang seluruhnya dibuat dihadapan Satria Amiputra A. S.E, Ak, SH, SS, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn, Notaris di Jakarta, Penjamin Emisi Obligasi yang namanya tercantum dibawah ini telah menyetujui untuk menawarkan kepada masyarakat obligasi Perseroan sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan mengikatkan diri untuk membeli sisa Obligasi yang tidak habis terjual dengan harga penawaran pada tanggal penutupan Masa Penawaran sebesar bagian penjaminannya. Perjanjian tersebut di atas merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan atau perjanjian yang mungkin telah dibuat sebelumnya mengenai perihal yang dimuat dalam perjanjian dan setelah itu tidak ada lagi perjanjian yang dibuat oleh para pihak yang isinya bertentangan dengan perjanjian ini. Susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari sindikasi penjaminan emisi dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut:
No.
Penjamin Emisi Obligasi
1.
PT HSBC Securities Indonesia
2.
PT Indo Premier Securities
3.
PT Maybank Kim Eng Securities Total
Porsi Penjaminan (Rp) Seri A
Seri B
Total
Persentase
(Rp)
(%)
81.000.000.000
50.000.000.000
131.000.000.000
26,20
119.500.000.000
123.000.000.000
242.500.000.000
48,50
99.500.000.000
27.000.000.000
126.500.000.000
25,30
300.000.000.000
200.000.000.000
500.000.000.000
100,00
Penjamin Emisi Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 akan melaksanakan tugasnya sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal, yang dimaksud dengan pihak yang mempunyai hubungan afiliasi adalah sebagai berikut: a.
Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b.
Hubungan antara para pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dari pihak tersebut;
c.
Hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih angota direksi atau dewan komisaris yang sama;
d.
Hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e.
Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f.
Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
PT HSBC Securities Indonesia dan PT Indo Premier Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan baik secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan definisi Afiliasi dalam UUPM. PT Maybank Kim Eng Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan dikarenakan keduanya dikendalikan secara tidak langsung oleh Malayan Banking Berhad.
91 97
Halaman ini sengaja dikosongkan
98
BAB XIII LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum ini adalah sebagai berikut: Wali Amanat
:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., Plaza Mandiri 22nd Floor Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta 12190, Indonesia Surat Tanda Terdaftar sebagai Wali Amanat berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No: 17/STTD-WA/PM/1999 tanggal 27 Oktober 1999. Keanggotaan Asosiasi Wali Amanat Indonesia (AWAI), sesuai Surat Keterangan AWAI No. 05/12/2008. Surat penunjukkan No.S.166/PREDI-BIIFC/VIII/2015 tanggal 3 Agustus 2015.
Pedoman kerja
:
Perjanjian Perwaliamanatan, dan Undang-undang Pasar Modal serta peraturan yang berkaitan dengan dengan tugas Wali Amanat.,
Tugas Pokok
:
Mewakili kepentingan Pemegang Obligasi baik di dalam maupun di luar pengadilan mengenai pelaksanaan hak-hak Pemegang Obligasi sesuai dengan syarat-syarat Obligasi dan pengelolaan jaminan fidusia untuk kepentingan Pemegang Obligasi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Notaris
:
Satria Amiputra A. S.E, Ak, SH, SS, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn Menara Kuningan Lt.2, Suite C1-C2 Jl. H.R Rasuna Said Blok X-7 Kav.5 Kuningan, Jakarta Surat Tanda Terdaftar sebagai Notaris berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No: 130/BL/STTD-N/2008 tanggal 25 Januari 2008 atas nama Satria Amiputra A. S.E, Ak, SH, SS, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn Keanggotaan Asosiasi: Ikatan Notaris Indonesia (INI) No.046/Pengda/Suket/II/2012 Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia. Surat penunjukkan No.S.170/PREDI-BIIFC/VIII/2015 tanggal 8 Agustus 2015.
Pedoman kerja
:
Pernyataan Undang-undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia.
Tugas Pokok
:
Membuat akta-akta dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, antara lain Akta Pernyataan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance, Perjanjian Perwaliamanatan, Pengakuan Hutang, Perjanjian Agen Jaminan, Akta Jaminan Fidusia dan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, serta akta-akta pengubahannya.
Akuntan Publik
:
Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro & Surja (a member firm of Ernst & Young Global Limited) Indonesia Stock Exchange Building Tower 2, Lantai 7 Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia Surat Tanda Terdaftar sebagai Akuntan Publik berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No: 16/BL/STTD-AP/2006 tanggal 7 November 2006. Keanggotaan Asosiasi Institut Akuntan Publik Indonesia No. 0576. Surat penunjukkan No.S.167/PREDI-BIIFC/VIII/2015 tanggal 3 Agustus 2015.
Pedoman Kerja
:
Tugas Pokok
: :
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh IAPI Melakukan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan Akuntan Publik merencanakan dan melaksanakan audit agar diperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan 92 99
keuangan bebas dari salah saji yang material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yg dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Konsultan Hukum
:
HKGM & Partners Pondok Indah Plaza 3, Blok E/4 & E/5, Jl. TB Simatupang, Jakarta 12310 STTD: 388/PM/STTD-KH/2001 atas nama Ruli Fajar Hidayat Keanggotaan Asosiasi: Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. 200134 Surat penunjukkan No.S.162/PREDI-BIIFC/VIII/2015 tanggal 3 Agustus 2015.
Pedoman Kerja
:
Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No. KEP-1/HKHPM/2005 tanggal 18 Pebruari 2005.
Tugas Pokok
:
Melakukan pemeriksaan dan penelitian dengan kemampuan terbaik yang dimilikinya atas fakta dari segi hukum yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian dimana telah dimuat dalam Laporan Pemeriksaan dari segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat dari segi Hukum yang diberikan secara objektif dan mandiri serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi Hukum. Tugas dan fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan.
Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalam Penawaran Umum ini menyatakan tidak ada hubungan Afiliasi dengan Perseroan sebagaimana definisi hubungan Afiliasi pada UUPM. Sesuai ketentuan dalam Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali Amanat Dengan Emiten, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. selaku Wali Amanat saat ini dan selama menjadi Wali Amanat Obligasi yang diterbitkan Perseroan: 1.
Tidak mempunyai hubungan kredit dengan PT BII Finance Center dalam jumlah lebih dari 25% (dua puluh lima per seratus) dari jumlah obligasi yang diwaliamanati sesuai ketentuan Peraturan Bapepam dan LK Nomor VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan antara Wali Amanat dengan Emiten.
2.
Tidak merangkap sebagai penanggung dan pemberi agunan dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 sesuai ketentuan Peraturan Bapepam dan LK Nomor VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan antara Wali Amanat dengan Emiten.
3.
Tidak akan menerima dan meminta pelunasan terlebih dahulu atas kewajiban Emiten kepada Wali Amanat selaku kreditur dalam hal Emiten mengalami kesulitan keuangan, berdasarkan pertimbangan Wali Amanat sehingga tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada Pemegang Obligasi dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
100 93
BAB XIV PENDAPAT DARI SEGI HUKUM
101 94
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
Halaman ini sengaja dikosongkan
118
BAB XV LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN
113
119
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII Finance Center Laporan keuangan tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 dengan angka perbandingan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 (tidak diaudit) beserta laporan auditor independen/ Financial statements as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 and for the six-month period ended June 30, 2015 and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012 with comparative figures for the six-month period ended June 30, 2014 (unaudited) with independent auditors’ report
120
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
121
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 30 JUNI 2015, 31 DESEMBER 2014, 2013, 2012 DAN 1 JANUARI 2012/31 DESEMBER 2011 DAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2015 DAN TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2014, 2013 DAN 2012 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2014 (TIDAK DIAUDIT) BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
PT BII FINANCE CENTER FINANCIAL STATEMENTS AS OF JUNE 30, 2015, DECEMBER 31, 2014, 2013, 2012 AND JANUARY 1, 2012/DECEMBER 31, 2011 AND FOR SIX-MONTH PERIOD ENDED JUNE 30, 2015 AND YEARS ENDED DECEMBER 31, 2014, 2013 AND 2012 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR THE SIX-MONTH PERIOD ENDED JUNE 30, 2014 (UNAUDITED) WITH INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Daftar Isi
Table of Contents
Halaman/ Page Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Posisi Keuangan ……………………………….
1-3
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain ……...……………………..……
4
……………………..
Laporan Perubahan Ekuitas ………..............................
5
…………………….… Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas …………………………………………
6-7
………………………………..Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan…………..................... 8 -132
……………………… Statements of Financial Position
................................. Notes to the Financial Statements
**************************
122
Statements of Profit or Loss and Other Comprehensive Income
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
123
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
124
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
125
The original financial statements original financial statements included herein areThe in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
ASET KAS DAN SETARA KAS PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN
2b,2c,2g, 2p,4,30, 31,32,33
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Des. 2014 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2014 (As restated)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31 Des. 2013 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2013 (As restated)
31 Des. 2012 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2012 (As restated)
1 Jan. 2012/ 31 Des. 2011 (Disajikan kembali)/ Jan. 1, 2012/ Dec. 31, 2011 (As restated)
ASSETS 26.635
84.269
22.966
11.865
9.646
FINANCE LEASE RECEIVABLES
2b,2c,2d,2f,2i,2p 3,5,11,30,31,32
Pihak berelasi - setelah dikurangi pendapatan sewa pembiayaan belum diakui masing-masing sebesar Rp6, Rp18, Rp60, Rp123 dan Rp205 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 Pihak ketiga - setelah dikurangi pendapatan sewa pembiayaan belum diakui dan pendapatan dan beban ditangguhkan masing-masing sebesar Rp29.182, Rp24.456, Rp12.345, Rp10.050 dan Rp120 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011
CASH AND CASH EQUIVALENTS
119
210
374
517
642
Third parties - net of unearned finance lease income and deferred income and expense as of June 30,2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/ December 31, 2011 amounted to Rp29,182, Rp24,456, Rp12,345, Rp10,050 and Rp120, respectively
164.973
140.135
65.397
49.465
Total piutang sewa pembiayaan Cadangan kerugian penurunan nilai
165.092 (1.773)
140.345 (509)
65.771 (180)
49.982 (33)
1.569 -
Total finance lease receivables Allowance for impairment losses
Neto
163.319
139.836
65.591
49.949
1.569
Net
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
927
Related party - net of unearned finance lease income as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012, and January 1, 2012/ December 31, 2011 amounted to Rp6, Rp18, Rp60, Rp123 and Rp205, respectively
2b,2c,2d, 2f,2h,3,6, 11,14,15,16 30,31,32,33,35
Pihak berelasi - setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui masing-masing sebesar Rp6.068, Rp7.433, Rp2.168, Rp3.526 dan Rp1.469 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 1 Januari 2012/, 31 Desember 2011 Pihak ketiga - setelah dikurangi pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui dan pendapatan dan beban ditangguhkan masing-masing sebesar Rp522.945, Rp599.585, Rp793.490, Rp502.990 dan Rp285.661 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
24.105
26.662
9.132
12.030
5.069
4.094.605
3.870.581
3.103.321
1.990.518
1.044.269
Total piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai
4.118.710 (10.704)
3.897.243 (9.445)
3.112.453 (5.307)
2.002.548 (2.794)
1.049.338 (1.169)
Neto
4.108.006
3.887.798
3.107.146
1.999.754
1.048.169
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Related party - net of unearned consumer financing income as of June 30,2015, December 31, 2014, 2013, 2012, and January 1, 2012/ December 31, 2011 amounted to Rp6,068, Rp7,433, Rp2,168, Rp3,526 and Rp1,469, respectively Third parties - net of unearned consumer financing income and deffered income and expense as of June 30,2015, December 31, 2014, 2013, 2012, ,and January 1, 2012/ December 31, 2011 amounted to Rp522,945, Rp599,585, Rp793,490, Rp502,990 and Rp285,661, respectively Total consumer financing receivables Allowance for impairment losses Net
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
126 1
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PIUTANG LAIN-LAIN Pihak berelasi Pihak ketiga
2b,2c,7, 30,31,32
Total Piutang Lain-lain
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Des. 2014 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2014 (As restated)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31 Des. 2013 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2013 (As restated)
31 Des. 2012 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2012 (As restated)
1 Jan. 2012/ 31 Des. 2011 (Disajikan Kembali)/ Jan. 1, 2012/ Dec. 31, 2011 (As restated)
529 2.508
466 921
770 54
4.118 2.474
3.559
3.037
1.387
824
6.592
Total Other Receivables
PREPAID EXPENSES AND ADVANCE PAYMENT
BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA
2j,8
21.821
18.834
11.737
10.727
5.933
ASET PAJAK TANGGUHAN - Neto
2q,3,18, 39
11.945
13.741
9.525
8.056
3.151
ASET TETAP –
2k,3,9,24
setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp29.563, Rp27.514 Rp23.224, Rp17.790 dan Rp12.364 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012, dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011
ASET LAIN-LAIN
41.805 10
TOTAL ASET
40.305
40.503
34.984
13.010
11.640
3.253
3.247
1.899
OTHER ASSETS
4.390.100
4.199.460
3.262.108
2.119.406
1.110.662
TOTAL ASSETS
LIABILITIES AND EQUITY LIABILITIES 2b,2e,2n,5, 6,11,30,31, 32,33
UTANG PAJAK UTANG LAIN-LAIN Pihak berelasi Pihak ketiga
126.739 922.775
423.322
72.000 570.931
38.000 175.000
1.524.370
1.049.514
423.322
642.931
213.000
Total Bank Loans
2e,12,31, 32,33
73.334
74.171
121.826
65.368
91.395
PAYABLE TO DEALERS
2q,18
11.217
20.883
13.176
26.574
13.810
TAX PAYABLES
3.542 114.685
4.582 144.068
4.654 83.671
10.425 78.958
7.685 86.015
118.227
148.650
88.325
89.383
93.700
Total Other Payables
9 56.022
46 63.248
44.951
341 26.151
94 15.745
ACCRUED EXPENSES Related party Third parties
56.031
63.294
44.951
26.492
15.839
Total Accrued Expenses
2b,2e,6,16, 30,31,32,33
Total Utang Lain-lain
BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR Pihak berelasi Pihak ketiga
Total Beban Masih Harus Dibayar
BANK LOANS
103.038 1.421.332
Total Utang Bank
UTANG DEALER
DEFERRED TAX ASSETS – Net
33.703
LIABILITAS
Pihak berelasi Pihak ketiga
Related party Third parties
FIXED ASSETS - Net of accumulated depreciation as of June 30, 2015, as of December 31, 2014, 2013,2012, as of January 1, 2012/ December 31, 2011 amounted to Rp29,563, Rp27,514, Rp23,224, Rp17,790, and Rp12,364, respectively
LIABILITAS DAN EKUITAS
UTANG BANK
OTHER RECEIVABLES
422 3.137
2b,2e,13,30, 31,32,33
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Related party Third parties
OTHER PAYABLES Related parties Third parties
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
127 2
The original financial statements original financial statements included herein areThe in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN POSISI KEUANGAN (lanjutan) Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
MEDIUM-TERM NOTES (MTN) - neto Pihak berelasi Pihak ketiga
1b,2b,2e,2m, 6,14,30, 31,32
Total Medium-Term Notes
UTANG OBLIGASI - neto Pihak berelasi Pihak ketiga
1c,2b,2e, 2m,6,15, 30,31,32
Total Utang Obligasi
LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
2t,3,17, 39
TOTAL LIABILITAS EKUITAS
Modal saham Nilai nominal Rp1.000 (nilai penuh) per saham Modal dasar - 60.000.000 lembar saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 32.370.000 lembar saham
Ditentukan penggunaannya 20 Belum ditentukan 39 penggunaannya
TOTAL EKUITAS TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS
31 Des. 2013 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2013 (As restated)
31 Des. 2012 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2012 (As restated)
1 Jan. 2012/ 31 Des. 2011 (Disajikan kembali)/ Jan. 1, 2012/ Dec. 31, 2011 (As restated)
MEDIUM-TERM NOTES (MTN) - net
199.888
29.980 169.887
199.812
299.741
498.547
199.888
199.867
199.812
299.741
498.547
149.363 1.291.409
149.651 1.671.275
149.413 1.669.419
622.436
-
1.440.772
1.820.926
1.818.832
622.436
-
Total Bonds Payable
13.439
12.165
7.669
11.160
1.689
LIABILITY FOR POSTEMPLOYMENT BENEFITS
3.437.278
3.389.470
2.717.913
1.784.085
927.980
TOTAL LIABILITIES
Related party Third parties
Total Medium-Term Notes
BONDS PAYABLE - net Related party Third parties
EQUITY
19
KERUGIAN AKTUARIAL ATAS IMBALAN 2t,4, 17,39 PASCA-KERJA SALDO LABA
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Des. 2014 (Disajikan kembali)/ Dec. 31, 2014 (As restated)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Capital stock Rp1,000 (full amount) par value per share Authorized - 60,000,000 shares
32.370
32.370
32.370
(501)
32.370
(893)
Subscribed and fully paid 32,370,000 shares
ACTUARIAL LOSSES ON LIABILITY FOR POSTEMPLOYMENT BENEFITS
(1.664)
(1.450)
6.500
6.500
6.500
6.500
3.450
915.616
772.570
505.826
297.534
147.755
952.822
809.990
544.195
335.321
182.682
TOTAL EQUITY
4.390.100
4.199.460
3.262.108
2.119.406
1.110.662
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
(1.083)
32.370
RETAINED EARNINGS Appropriated
Unappropriated
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
128 3
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Periode Enam Bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-Month Periods ended June 30,
Catatan/ Notes PENDAPATAN Pendapatan pembiayaan 2b,2h,2o, konsumen 21,30,33,35 Pendapatan sewa pembiayaan 2b,23,30 Pendapatan bunga 2b,22,30 Pendapatan lain-lain 2k,24,33
2014 (Disajikan kembali)/ (As restated)
2013 (Disajikan kembali)/ (As restated)
2012 (Disajikan kembali)/ (As restated) REVENUES
406.315
340.079
735.173
591.283
416.162
Consumer financing income
9.532 954 3.143
4.312 684 3.867
11.736 1.633 4.964
7.636 2.803 3.007
1.854 2.974 2.562
Finance lease income Interest income Other income
419.944
348.942
753.506
604.729
423.552
Total Revenues
125.938 49.094 9.499
97.124 52.452 12.658
194.736 103.856 23.764
174.786 74.409 25.970
88.973 73.089 18.633
EXPENSES Financing expenses Employee expenses Marketing expenses
2d,2h,3,33 2k,3,9
12.580 3.890
5.766 3.957
17.141 8.275
3.194 7.041
1.873 6.021
2b,2n
1.584
1.497
3.261
2.660
3.045
2p 28,33
90 26.262
22.611
(28) 49.072
39 39.303
15 28.005
Impairment losses expenses Depreciation expenses Provision and commission expenses Loss (gain) from foreign currency transaction Other expenses
228.937
196.065
400.077
327.402
219.654
Total Expenses
191.007
152.877
353.429
277.327
203.898
(47.961)
(38.184)
(86.685)
(69.035)
(51.069)
143.046
114.693
266.744
208.292
152.829
Total Pendapatan BEBAN Beban pendanaan Beban tenaga kerja Beban pemasaran Beban kerugian penurunan nilai Beban penyusutan Beban provisi dan komisi Kerugian (keuntungan) transaksi mata uang asing Beban lain-lain
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014 (Tidak diaudit)/ (Unaudited)
2015
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF PROFIT OR LOSS AND OTHER COMPREHENSIVE INCOME For the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2b,26,30 2b,2t,3,25,39 2o,27,33
Total Beban LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN
2q,18,39
LABA PERIODE/TAHUN BERJALAN Pendapatan komprehensif lain
INCOME TAX EXPENSE INCOME FOR THE PERIOD/YEAR Other comprehensive income
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi: (Kerugian) keuntungan aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja-neto 2t,3,17,39 Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya Laba komprehensif lainnya setelah pajak
Items that will not be reclassified subsequently to profit or loss: Actuarial (loss) gain on (286)
72 (214)
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF PERIODE/TAHUN BERJALAN
1.562
(1.265)
776
(253)
(391)
316
(194)
63
1.171
(949)
582
(190)
liability for post-employment benefits-net Income tax relating to components of other comprehensive income Other comprehensive income net of tax TOTAL COMPREHENSIVE
142.832
115.864
265.795
208.874
152.639
LABA PER SAHAM DASAR (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
INCOME BEFORE INCOME TAX EXPENSE
INCOME FOR THE PERIOD/YEAR BASIC EARNINGS PER SHARE
2s,29
4.419
3.543
8.240
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
6.435
4.721
(Expressed in full amount of Rupiah)
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
129 4
,
The original financial statements original financial statements included herein areThe in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh/ Subcribed and Fully Paid Capital Saldo tanggal 31 Desember 2011 Dampak atas penerapan awal PSAK No. 24 (Revisi 2013)
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Kerugian (Keuntungan) Aktuarial Atas Liabilitas Imbalan PascaKerja Karyawan/ Actuarial (Gains) Losses on Liability for Post-employment Benefits
Ditentukan Penggunaannya/ Appropriated
Belum Ditentukan Penggunaannya/ Unappropriated
-
3.450
147.755
32.370
Saldo Laba/ Retained Earnings
-
(893)
-
32.370
(893)
3.450
147.755
Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca-kerja
-
(190)
-
-
Cadangan umum
-
-
3.050
Laba tahun berjalan 2012
-
-
-
Saldo tanggal 1 Januari 2012, disajikan kembali
Saldo tanggal 31 Desember 2012, disajikan kembali
32.370
(1.083)
6.500
(3.050) 152.829 297.534
-
582
-
-
Laba tahun berjalan 2013
-
-
-
208.292
32.370
(501)
6.500
183.575
(893)
Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca-kerja
Saldo tanggal 31 Desember 2013, disajikan kembali
Total Ekuitas/ Total Equity
505.826
182.682
(190 )
Balance as of December 31, 2011 Effect of first implementation of of SFAS No. 24 (Revised 2013) Balance as of January 1, 2012, as restated Actuarial losses on liability for post-employment benefits
-
General reserves
152.829
Income for the year 2012
335.321
Balance as of December 31, 2012, as restated
Actuarial losses on liability for post-employment 582 benefits 208.292
Income for the year 2013
544.195
Balance as of December 31, 2013, as restated
Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca-kerja
-
1.171
-
-
Laba periode berjalan 2014
-
-
-
114.693
Actuarial losses on liability for post-employment 1.171 benefits Income for the 114.693 period 2014
Saldo tanggal 30 Juni 2014 (Tidak diaudit)
32.370
670
6.500
620.519
660.059
Balance as of June 30, 2014 (Unaudited)
Saldo tanggal 31 Desember 2013, disajikan kembali
32.370
(501)
6.500
505.826
544.195
Balance as of December 31, 2013, as restated
Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca-kerja
-
(949)
-
-
Laba tahun berjalan 2014
-
-
266.744
Actuarial losses on liability for post-employment benefits Income for the 266.744 year 2014
Saldo tanggal 31 Desember 2014, disajikan kembali
32.370
(1.450)
6.500
772.570
809.990
Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca-kerja
-
(214)
-
-
Laba periode berjalan 2015
-
-
143.046
143.046
Income for the period 2015
6.500
915.616
952.822
Balance as of June 30, 2015
Saldo tanggal 30 Juni 2015
32.370
-
(1.664)
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
(949 )
(214 )
Balance as of December 31, 2014, as restated Actuarial losses on liability for post-employment benefits
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
130 5
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Periode Enam Bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-Month Periods ended June 30,
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari: Pembiayaan konsumen 2h Sewa pembiayaan 2i Penerimaan dari pendapatan denda keterlambatan dan pelunasan dipercepat Pendapatan bunga 22,30 (Pembayaran) penerimaan kas sehubungan dengan pembiayaan bersama-neto Pembayaran kas untuk transaksi pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan Pembayaran bunga Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran pajak penghasilan badan 2q Kas neto (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014 (Tidak diaudit)/ (Unaudited)
2015
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2014 (Disajikan kembali)/ (As restated)
2013 (Disajikan kembali)/ (As restated)
2012 (Disajikan kembali)/ (As restated)
3.723.931 37.869
3.512.438 15.679
7.208.382 39.529
7.287.939 23.368
5.670.533 4.837
27.850 954
23.583 684
50.331 1.633
35.465 2.797
29.607 2.974
(1.443)
940.343
1.603.833
1.474.111
293.684
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Cash receipt from: Consumer financing Finance lease Receipts from penalty income and earlytermination income Interest income
(3.415.930) (124,071)
(3.702.387) (97.314)
(8.615.271) (191.272)
(8.538.532) (171.731)
(6.090.282) (85.599)
(332,941)
(357.068)
(573.075)
(880.381)
(624.824)
Cash (disbursed) receipt in relation to joint financing-net Cash disbursed for consumer financing transaction and finance lease Interest paid General and administrative expense
(62.751)
(42.805)
(82.636)
(84.933)
(43.391)
Corporate income tax payment
(146.532)
293.153
(558.546)
(851.897)
(842.461)
Net cash (used in) provided by operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan dari penjualan aset tetap 2k,9 Pembelian aset tetap 2k,9
3.594 (8.540)
2.982 (7.622)
5.973 (12.324)
2.138 (13.951)
829 (7.679)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Proceeds from sale of fixed assets Acquisition of fixed assets
Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi
(4.946)
(4.640)
(6.351)
(11.813)
(6.850)
Net cash used in investing activities
1.916.142 (1.444.786)
1.274.947 (1.479.436)
1.612.556 (986.364)
1.698.396 (1.918.005)
1.709.247 (1.279.316)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan utang bank Pembayaran utang bank Penerbitan Medium-Term Notes (MTN) 1b Pelunasan Medium-Term Notes (MTN) Penerbitan obligasi 1c Pelunasan obligasi Pembayaran biaya penerbitan Medium-Term Notes (MTN) Pembayaran biaya penerbitan obligasi Kas neto diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan DAMPAK NETO PERUBAHAN NILAI TUKAR ATAS KAS DAN SETARA KAS
-
-
-
200.000
-
-
(300.000) 1.300.000 (101.000)
-
-
-
(258)
-
-
-
(4.323)
(381.000)
90.356
(204.489)
626.192
874.810
(200.000) 625.000 (3.401)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from bank loans Repayment of bank loans Medium-Term Notes (MTN) issuance Medium-Term Notes (MTN) settlement Bond issuance Bond settlement Payment of Medium-Term Notes (MTN) issuance cost Payment of bond issuance cost
851.530
Net cash provided by (used in) financing activities
(12)
-
8
1
-
NET EFFECT OF CHANGES IN EXCHANGE RATES ON CASH AND CASH EQUIVALENTS
KENAIKAN NETO KAS DAN SETARA KAS
(61,134)
84.024
61.303
11.101
2.219
NET INCREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE/TAHUN
84.269
22.966
22.966
11.865
9.646
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF PERIOD/YEAR
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE/TAHUN
23.135
106.990
84.269
22.966
11.865
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF PERIOD/YEAR
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
131 6
The original financial statements The original financial language. statements included herein are in the Indonesian included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER LAPORAN ARUS KAS (lanjutan) Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Periode Enam Bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-Month Periods ended June 30,
Catatan/ Notes
2015
PT BII FINANCE CENTER STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued) For the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014 (Tidak diaudit)/ (Unaudited)
2014 (Disajikan kembali)/ (As restated)
2013 (Disajikan kembali)/ (As restated)
2012 (Disajikan kembali)/ (As restated)
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI: Kas Bank Setara kasDeposito Berjangka Pinjaman rekening koran TOTAL
CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSISTS OF: 4 4
972 20.663
4 11
5.000 (3.500) 23.135
838 106.152
553 83.716
639 22.327
862 11.003
-
-
-
-
Cash on hand Cash in banks Cash equivalents Time deposit Loan overdrafts
106.990
84.269
22.966
11.865
TOTAL
Catatan atas laporan keuangan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
The accompanying notes to the financial statements form an integral part of these financial statements taken as a whole.
132 7
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM a.
1.
Pendirian Perusahaan
GENERAL a.
Establishment of the Company
PT BII Finance Center (Perusahaan) didirikan di Republik Indonesia berdasarkan akta notaris pendirian No. 163 pada tanggal 13 Februari 1991 yang dibuat dihadapan Richardus Nangkih Sinulingga, S.H.. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C22005.HT.01.01.TH.91 tanggal 5 Juni 1991 serta dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tambahan No. 4827 tanggal 29 September 1992. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 75 tanggal 4 Juni 2015 dari Miryany Usman, S.H., sehubungan dengan perubahan pasal No. 3 Anggaran Dasar Perusahaan mengenai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, sebagai dampak dari Peratuan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) yang baru berlaku di 2015, antara lain POJK No. 29/POJK.05/2014 tentang penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan, No. 30/POJK.05/2014 tentang tata kelola perusahaan yang baik bagi perusahaan pembiayaan dan No. 31/POJK.05/2014 tentang usaha pembiayaan syariah, dan menambahkan pasal 13 tentang rapat direksi, pasal 15 tentang tugas dan wewenang dewan komisaris, pasal 16 tentang rapat dewan komisaris dan pasal 17 mengenai Dewan Pengawas Syariah. Perubahan tersebut telah disetujui oleh Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-0933619.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 5 Juni 2015.
PT BII Finance Center (the Company) was established in the Republic of Indonesia by virtue of notarial deed of establishment No. 163 dated February 13, 1991 of Richardus Nangkih Sinulingga, S.H.. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia in its decision letter No. C2-2005.HT.01.01.TH.91 dated June 5, 1991, and was published in State Gazette No. 78 Supplement No. 4827 dated September 29, 1992. The Company’s Articles of Association have been amended several times, the latest was notarial deed No. 75 dated June 4, 2015 of Miryany Usman, S.H., concerning with the changes in Article No. 3 of the Articles of Association concerning the purpose, objective and business activities, as the impact from new Regulation of Board of Financial Services Authority which applied in 2015, such as POJK No. 29/POJK/2014 about Finance Company Business, No. 30/POJK.05/2014 about good corporate governance for finance company and No. 31/POJK.05/2014 about Sharia financing business, and append article 13 about Directors meeting, article 15 about the duties and authorities of Board of Commissioner, article 16 about Board of Commissioner meeting and Article 17 regarding Sharia Supervisory Board. These changes were approved by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia in his decision letter No. AHU-0933619.AH.01.02 Year 2015 dated June 5, 2015.
Berdasarkan akta notaris No. 48 tanggal 13 Desember 2012 dari Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., Perusahaan mengangkat Dani Firmansjah sebagai Komisaris Independen yang telah didaftarkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. 316/Not/XII/2012 tertanggal 27 Desember 2012.
Based on notarial deed No. 48 dated December 13, 2012 of Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, S.H., the Company appointed Dani Firmansjah as the Independent Commissioner which was registered to the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia through dated letter No. 316/Not/XII/2012 December 27, 2012.
133 8
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM b.
1.
Pendirian Perusahaan (lanjutan)
GENERAL b.
Establishment (continued)
of
the
Company
Berdasarkan akta notaris No. 182 tanggal 23 Mei 2014 dari Miryany Usman, S.H., Perusahaan mengangkat Imo Gandakusuma sebagai Komisaris Independen dan Anton Sutjipto sebagai Direktur, yang akan berlaku efektif setelah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan, yang telah didaftarkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat No. AHU-10231.40.22.2014 tertanggal 26 Mei 2014. Anton Sutjipto telah mendapatkan persetujuan penilaian kemampuan dari Dewan Komisioner OJK melalui surat No. KEP-711/NB.1/2014 (Catatan 1d).
Based on notarial deed No. 182 dated May 23, 2014 of Miryany Usman, S.H., the Company appointed Imo Gandakusuma as the Independent Commissioner and Anton Sutjipto as Director, which would be effective upon approval from Financial Services Authority, which was registered to the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia through letter No. AHU-10231.40.22.2014 dated May 26, 2014. Anton Sutjipto has obtained approval on fit and proper test from Financial Services Authority through letter from Commissioner Board of Financial Services Authority No. KEP-711/NB.1/2014 (Note 1d).
Berdasarkan surat keputusan Dewan Komisioner OJK No. KEP-2639/NB.1/2014, menyatakan bahwa Imo Gandakusuma dinyatakan tidak mendapatkan persetujuan penilaian kemampuan sebagai Komisaris Independen.
Based on the decision letter of the Commissioner of the Board of Financial Services Authority No. KEP-2639/NB.1/2014, it was stated that Imo Gandakusuma did not obtain approval on fit and proper test as Independent Commissioner.
Berdasarkan akta notaris No. 75 tanggal 4 Juni 2015 dari Miryany Usman, S.H., Perusahaan mengangkat Deswandhy Agusman sebagai Komisaris Independen perusahaan dikarenakan Imo Gandakusuma selaku komisaris independen Perusahaan sebelumnya yang diangkat berdasarkan akte 182 tanggal 23 Mei 2014 oleh notaris Miryany Usman, SH tidak memperoleh persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Deswandhy Agusman dinyatakan efektif sejak disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan OJK berdasarkan surat No. KEP-243/NB.11/2015 tanggal 20 Mei 2015 (Catatan 1d).
Based on notarial deed No. 75 dated June 4, 2015 of Miryany Usman, S.H., the Company appointed Deswandhy Agusman as the independent Commissioner since Imo Gandakusuma, the Company’s Independent Commissioner, as previously appointed based on notarial deed No. 182 dated May 23, 2014 of Miryany Usman, S.H. did not obtain approval from Financial Services Authority and Deswandy Agusman has obtained approval on fit and proper test from Financial Services Authority through letter from Commissioner Board of Financial Services Authority No. KEP-243/NB.11/2015 dated May 20, 2015 (Note 1d).
134 9
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) a.
1.
Pendirian Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) a.
Establishment (continued)
of
the
Company
Perusahaan telah memperoleh izin operasinya sebagai lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam surat keputusan No. 888/KMK.013/1991 tanggal 22 Agustus 1991, yang telah diubah menjadi Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. KEP-237/KM.5/2005 tanggal 4 Agustus 2005. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 13 Februari 1991.
The Company obtained its license as a financing institution based on Decision Letter of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. 888/KMK.013/1991 dated August 22, 1991, that has been amended with the Decision Letter of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. KEP237/KM.5/2005 dated August 4, 2005. The Company started its operations on February 13, 1991
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha pembiayaan dalam bentuk pembiayaan investasi, modal kerja, multiguna, kegiatan lain yang disetujui OJK, selain itu juga perusahaan dapat melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah diantaranya pembiayaan jual beli, pembiayaan investasi dan pembiayaan jasa. Pada saat ini, Perusahaan terutama bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen. Pada tahun 2012, Perusahaan menambah ruang lingkup kegiatannya dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
The scope of Company’s activities covers investment financing, working capital financing, multi purposes financing, other activities approved by Board of Financial Services Authority, on the other hand, the Company’s activities can covers activities based on Sharia principles, such as sales and purchase financing, investment financing and services financing. Currently, the Company engages in consumer financing activities. In 2012, the Company added its scope of activities to include financing based on sharia principles.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan alamat di Wisma Eka Jiwa lantai 10, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta 10730. Perusahaan memiliki 30 (tiga puluh) kantor cabang di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Padang, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar dan Manado.
The Company is domiciled in Jakarta located th at Wisma Eka Jiwa 10 floor, Jalan Mangga Dua Raya, Jakarta 10730. The Company has a total of 30 (thirty) branch offices located in Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung, Cirebon, Purwokerto, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Padang, Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak, Makassar and Manado.
Perusahaan merupakan entitas anak dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) dengan persentase kepemilikan sebesar 99,99%. Pemegang saham utama BII adalah Malayan Banking Berhad (Maybank), yang merupakan bank yang berkedudukan di Malaysia.
The Company is a subsidiary of PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) with 99.99% ownership. The ultimate shareholder of BII is Malayan Banking Berhad (Maybank), which is a bank based in Malaysia.
135 10
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) b.
c.
1.
Medium-Term Notes
GENERAL (continued) b.
Medium-Term Notes
Pada bulan November 2011, Perusahaan menerbitkan Medium-Term Notes IV BII Finance tahun 2011 (MTN IV) dengan nilai nominal sebesar Rp300.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 9% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 17 Mei 2013.
In November 2011, the Company issued BII Finance’s Medium-Term Notes IV (MTN IV) year 2011 with nominal value of Rp300,000 and bear interest rate of 9% per annum which matured on May 17, 2013.
Pada bulan Februari 2013, Perusahaan menerbitkan Medium-Term Notes V BII Finance tahun 2013 (MTN V) dengan nilai nominal sebesar Rp200.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8,30% per tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 26 Februari 2016.
In February 2013, the Company issued BII Finance’s Medium-Term Notes V (MTN V) year 2013 with nominal value of Rp200,000 and bear interest rate of 8.30% per annum which will mature on February 26, 2016.
Penawaran Umum Obligasi Perusahaan
c.
The Company’s Bonds Offering
Pada bulan Juni 2012, Perusahaan menawarkan kepada masyarakat “Obligasi BII Finance I Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan nilai nominal sebesar Rp625.000 yang dinyatakan efektif oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) pada tanggal 1 Juni 2012 berdasarkan Surat Keputusan No. 6732/BL/2012.
In June 2012, the Company offered to the public “BII Finance Bond I Year 2012 with Fixed Interest Rates” with nominal value of Rp625,000 which became effective on June 1, 2012 based on Decision Letter No. 6732/BL/2012 of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK).
Obligasi I merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp101.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 6,50% per tahun, Obligasi I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp381.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,90% per tahun, Obligasi I Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp143.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8% per tahun. Obligasi ini dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Juni 2012.
Bonds I consists of Bonds I Series A with nominal value of Rp101,000 and bear fixed interest rate of 6.50% per annum, Bonds I Series B with nominal value of Rp381,000 and bear fixed interest rate of 7.90% per annum, Bonds I Series C with nominal value of Rp143,000 and bear fixed interest rate of 8% per annum. These bonds were listed on Indonesia Stock Exchange on June 8, 2012.
136 11
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) c.
d.
1.
Penawaran Umum Obligasi Perusahaan (lanjutan)
GENERAL (continued) c.
The Company’s (continued)
Bonds
Offering
Pada bulan Juni 2013, Perusahaan menawarkan kepada masyarakat ”Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap” dengan nilai nominal sebesar Rp1.300.000 yang dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 12 Juni 2013 berdasarkan Surat Keputusan No. S-170/D.04/2013.
In June 2013, the Company offered to the public “BII Finance Bond II Year 2013 with Fixed Interest Rates” with nominal value of Rp1,300,000, which became effective on June 12, 2013 based on Decision Letter No. S-170/D.04/2013 of Financial Services Authority (OJK).
Obligasi II merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi II Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp775.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,75% per tahun dan Obligasi II Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp525.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,25% per tahun. Obligasi ini dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Juni 2013.
Bonds II consists of Bonds II Series A with nominal value of Rp775,000 and bear fixed interest rate of 7.75% per annum and Bonds II Series B with nominal value of Rp525,000 and bear fixed interest rate of 8.25% per annum. These bonds were listed on Indonesia Stock Exchange on June 20, 2013.
Dewan Komisaris, Direksi, Audit, Dewan Pengawas Sekretaris, dan Karyawan
Komite Syariah,
d.
Susunan dewan komisaris, direksi, komite audit, dan dewan pengawas syariah Perusahaan adalah sebagai berikut:
30 Juni / June 30, 2015
Boards of Commissioners and Directors, Audit Committee, Sharia Supervisory Board, Secretary, and Employees The compositions of the Company’s boards of commissioners and directors, audit committee, and sharia supervisory board are as follows:
31 Desember / December 31, 2014
31 Desember / December 31, 2013
Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
31 Desember/ December 31, 2012
Lani Darmawan
Lani Darmawan
Lani Darmawan
Djaja Suryanto Sutandar
Djaja Suryanto Sutandar Deswandhy Agusman ****)
Djaja Suryanto Sutandar Dani Firmansjah **)
Djaja Suryanto Sutandar
Djojo Boentoro
Dani Firmansjah
Dani Firmansjah
Direksi
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner Independent Commissioner
Board of Directors
Direktur Utama
Alexander
Alexander
Alexander
Alexander
President Director
Direktur Pemasaran
Miki Effendi
Miki Effendi
Miki Effendi
Miki Effendi
Marketing Director
Direktur Operasional
Anton Sutjipto
Anton Sutjipto
Tjahjo Watjono *)
Tjahjo Watjono
Ketua
Deswandhy Agusman ****)
Dani Firmansjah **)
Dani Firmansjah
Dani Firmansjah
Chairman
Anggota
Hadi Indraprasta
Hadi Indraprasta
Hadi Indraprasta
Hadi Indraprasta
Member
Anggota
Herwan Ng *****)
Jono Effendy ***)
Jono Effendy
Jono Effendy
Member
Komite audit
137 12
Operational Director
Audit committee
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
UMUM (lanjutan) d.
1.
Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Dewan Pengawas Syariah, Sekretaris, dan Karyawan (lanjutan)
GENERAL (continued) d.
Boards of Commissioners and Directors, Audit Committee, Sharia Supervisory Board, Secretary, and Employees (continued)
30 Juni / June 30, 2015
31 Desember / December 31, 2014
31 Desember / December 31, 2013
31 Desember/ December 31, 2012
H. Muardi Chatib
H. Muardi Chatib
H. Muardi Chatib
H. Muardi Chatib
Anggota
Muhamad Nadratuzzaman Hosen
Muhamad Nadratuzzaman Hosen
Muhamad Nadratuzzaman Hosen
Muhamad Nadratuzzaman Hosen
Member
Anggota
Amirsyah
Amirsyah
Amirsyah
Amirsyah
Member
Dewan Pengawas Syariah Ketua
*) **) ***) ****)
Efektif mengundurkan diri terhitung mulai tanggal 31 Desember 2013. Efektif mengundurkan diri terhitung mulai tanggal 30 April 2014. Efektif mengundurkan diri terhitung mulai tanggal 30 November 2014. Efektif terhitung mulai tanggal 4 Juni 2015
Sharia Supervisory Board Chariman
*)
Effectively resigned starting from December 31, 2013
**)
Effectively resigned starting from April 30, 2014.
***)
Effectively resigned starting from November 30, 2014.
****) Effective starting from June 4, 2015 *****) Waiting for approval Board of Commisioner
*****) Menunggu persetujuan dari Dewan Komisaris
Sehubungan dengan pemenuhan ketentuan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.5. Surat keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Perusahaan telah memiliki Piagam Komite Audit tertanggal 27 Februari 2013.
In relation to the compliance of BAPEPAMLK regulation No. IX.I.5. The Decision Decree of the Chairman of BAPEPAM-LK No. KEP-643/BL/2012 dated December 7, 2012 related to the establishment and implementation of working guidance of the Audit Committee, the Company has issued the Audit Committee Charter dated February 27, 2013.
Pada tanggal-tangal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Sekretaris Perusahaan adalah Sufiana.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 Corporate Secretary of the Company is Sufiana.
Perusahaan memiliki 1.209, 1.220, 1.207 dan 1.026 karyawan masing-masing pada tanggaltanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 (tidak diaudit).
The Company has a total of 1,209, 1,220, 1,207 and 1,026 employees as of June 30, 2015 and December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively (unaudited).
138 13
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a.
Pernyataan kepatuhan dan penyusunan laporan keuangan
2.
dasar
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Statement of compliance and basis of preparation of the financial statements
Laporan keuangan pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 dan periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan Standar Akuntansi Keuangan Syariah di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Jasa Keuangan (OJK) No. VIII.G.7 tentang “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
The financial statements as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 and for the six-month period ended June 30, 2015 and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012 are prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards and Sharia Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Capital Market and Financial Service Authority (OJK) Regulation No. VIII.G.7 regarding “Issuers or Public Company’s Financial Statements Presentation and Disclosure Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of BAPEPAM-LK No. KEP347/BL/2012 dated June 25, 2012.
Laporan keuangan disusun atas dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas dan berdasarkan konsep nilai perolehan, kecuali untuk utang atas kewajiban imbalan pasti yang diakui sebesar nilai kini kewajiban imbalan pasti.
The financial statements were prepared on the accrual basis except for the statements of cash flows, and under the historical cost concept, except for the liability for defined benefit obligations which is recognized as the present value of the defined benefit obligation.
Laporan arus kas menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan menggunakan metode langsung.
The statements of cash flows present information on receipts and payments of cash and cash equivalents classified into operating, investing, and financing activities using the direct method.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional.
The presentation currency used in the financial statements is Indonesian Rupiah, which is the functional currency.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini, dibulatkan dan disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain.
All figures in the financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
139 14
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
2.
Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Transactions with related parties
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Dalam laporan keuangan, istilah pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang “Pengungkapan Pihak Berelasi”.
The Company enters into transactions with related parties. In these financial statements, the term related parties are defined under SFAS No. 7 (Revised 2010), “Related Party Disclosures”.
Jenis transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilaksanakan dengan ataupun tidak dilaksanakan dengan syarat serta kondisi yang sama untuk pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
The nature of transactions and balances of accounts with related parties, whether or not executed according to terms and conditions similar to those with third parties, are disclosed in the notes to the financial statements.
Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (“entitas pelapor”). Termasuk pihak berelasi, sebagai berikut:
A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (“reporting entity”). Related parties are as follow:
1)
1)
Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
A person or a close member of that person’s family is related to a reporting entity if that person:
a) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
a) Has control or joint control of the reporting entity;
b) Memiliki pengaruh signifikan entitas pelapor; atau
atas
b) Has significant influence over the reporting entity; or
c) Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
c) Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
140 15
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Transaksi (lanjutan) 2)
dengan
pihak-pihak
2.
berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Transactions (continued) 2)
Entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas tersebut:
with
related
parties
An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies:
a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain);
a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that parent, subsidiary, and fellow subsidiary is related to the others);
b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya);
b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member);
c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
c) Both entities are joint ventures of the same third party;
d) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor;
d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity;
f)
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1); atau
f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in 1); or
g)
Orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1) huruf a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
g) A person identified in 1) a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity).
e) The entity is a post-employment benefit plan for the employment benefit of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;
141 16
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) b.
Transaksi (lanjutan)
dengan
pihak-pihak
2.
berelasi
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yang relevan. c.
Transactions (continued)
with
related
parties
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the relevant notes to the financial statements.
Aset keuangan
c.
Financial assets
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, and available-for-sale financial assets. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition.
Pengakuan dan Pengukuran
Recognition and Measurement
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Financial assets are recognized initially at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The subsequent measurement of financial assets depends on their classification.
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, piutang sewa pembiayaan - neto, piutang pembiayaan konsumen - neto, piutang lain-lain (piutang karyawan), dan aset lain-lain (subsidi KTB dan setoran jaminan) yang diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
The Company’s financial assets consist of cash and cash equivalents, finance lease receivables - net, consumer financing receivables - net, other receivables (employee receivabes), and other assets (KTB subsidy and security deposit) classified as loans and receivables.
Pada tangal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan aset keuangan tersedia untuk dijual.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, the Company has no financial assets at fair value through profit or loss, held-to-maturity investments and available-for-sale financial assets.
142 17
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) c.
2.
Aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c.
Financial assets (continued)
Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan)
Recognition and Measurement (continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai dan melalui proses amortisasi.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. Subsequent to initial recognition, such financial assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains or losses are recognized in the profit or loss when the financial assets are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premi atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi dan fee yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Amortized cost is calculated using the effective interest method less principal repayment or reduction. The calculation takes into account any premium or discount on acquisition and includes transaction costs and fees that are integral part of the effective interest rate.
Penghentian Pengakuan
Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement) dan (a) Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset. Setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company derecognizes a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the asset have expired; or the Company has transferred its rights to receive cash flows from the asset or has assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a pass through arrangement and either (a) the Company has transferred substantially all the risks and rewards of the asset, or (b) the Company has neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but has transferred control of the asset. The Company evaluates at each reporting date whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired.
143 18
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan, Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif telah terjadinya penurunan nilai atas aset keuangan Perusahaan. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti objektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
At each reporting date, the Company assesses whether there is objective evidence that the Company's financial assets are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the financial assets, and that loss event has an impact on the future cash flows on the financial assets that can be estimated reliably.
Bukti penurunan nilai meliputi indikasi bahwa kesulitan keuangan signifikan yang dialami nasabah atau kelompok nasabah, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa nasabah akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Evidence of impairment may include indications that the debtors or a group of debtors is experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in principal or interest payments, the probability that they will enter bankruptcy or other financial reorganization and where observable data indicates that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows, such as changes in economic conditions that correlate with defaults in the group.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
For financial assets carried at amortized cost, the Company first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are individually not significant.
Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang memiliki bukti objektif penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Individual assessment is performed on the significant financial assets that had objective evidence of impairment. The insignificant financial assets include in the group of financial assets with similar credit risk characteristics and assessed collectively.
144 19
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Impairment of financial assets (continued)
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif.
However, if the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, the Company includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang dinilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian, dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang selanjutnya disesuaikan dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini.
Allowance for impairment losses on impaired financial assets assessed individually is calculated using discounted cash flows method. While for allowance for impairment losses on impaired financial assets were assessed collectively, the Company uses statistical method of the historical data such as the probability of defaults, time of recoveries, the amount of loss incurred (Loss Given Default), and by considering for management’s judgment of current economic and credit conditions.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut, namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Untuk menentukan pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan beberapa faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari penyisihan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif.
Evaluation on allowance for collective impairment cover credit losses inherent in portfolios of consumer financing receivables and finance lease receivables with similar economic characteristics is performed when there is objective evidence to suggest that they contain impaired receivables, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for allowance for collective impairment losses, management considers several factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining allowance for collective impairment losses.
145 20
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Impairment of financial assets (continued)
Perusahaan menentukan bukti penurunan nilai atas piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan secara kolektif karena manajemen yakin bahwa piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan ini memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa.
The Company determines evidence of impairment for consumer financing receivables and finance lease receivables at a collective level because the management believes that these consumer financing receivables and finance lease receivables have similar credit risk characteristics.
Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan metode roll rate dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali, dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian, dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai.
In assessing collective impairment, the Company uses roll rate method of historical trends of the probability of default, timing of recoveries, and the amount of loss incurred, adjusted for management's judgment as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates, and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked against actual outcomes to ensure that they remain appropriate.
Pertimbangan utama untuk penilaian penurunan nilai piutang termasuk pembayaranpembayaran pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 60 (enam puluh) hari atau ada kesulitan atau pelanggaran yang diketahui dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak.
The main considerations for the receivables impairment assessment include whether any payments of principal or interest are overdue by more than 60 (sixty) days or there are any known difficulties or infringement of the original terms of contract.
Nilai tercatat aset tersebut diturunkan melalui akun cadangan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laba rugi. Pendapatan bunga terus diakui atas nilai tercatat yang menurun tersebut berdasarkan suku bunga efektif awal dari aset. Jika, pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau menurun karena peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang sudah diakui sebelumnya dinaikkan atau diturunkan dengan menyesuaikan akun cadangan.
The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the profit or loss. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount based on the original effective interest rate of the asset. If in a subsequent period, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account.
146 21
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) d.
2.
Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d.
Jika penghapusan di masa datang kemudian diperoleh kembali, pemulihan tersebut diakui sebagai pendapatan lain-lain pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. e.
Impairment of financial assets (continued) If a future write off is recovered, the recovery is recognized as others income in the statements of profit or loss and other comprehensive income.
Liabilitas keuangan
e.
Financial liabilities
Perusahaan menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal baik nilai wajar melalui laba rugi atau liabilitas keuangan lainnya atau liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company determines the classification of its financial liabilities at initial recognition either fair value through profit or loss or other financial liabilities or other financial liabilities measured at amortized cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan Perusahaan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas penerbitan liabilitas keuangan kecuali untuk yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
At initial recognition, the Company’s financial liabilities are measured at fair value less transaction costs that are directly attributable to the issuance of financial liabilities except those that are measured at fair value through profit or loss.
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari utang bank, utang dealer, beban masih harus dibayar, utang lain-lain (kewajiban ke bank), utang obligasi, dan MTN yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company’s financial liabilities consist of bank loans, payables to dealer, accrued expenses, other payables (liabilities to bank), bonds payable, and MTN which classified as other financial liabilities measured at amortized cost.
Dalam hal liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban Pendanaan” dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Keuntungan atau kerugian diakui sebagai laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
In the case of other financial liabilities measured at amortized cost, these are initially stated at fair value less directly attributable transaction costs and are subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method unless the effect of discounting would be immaterial, in which case they are stated at cost. The related interest expense is recognized within “Financing Expenses” in the statements of profit or loss and other comprehensive income. Gains and losses are recognized in the profit or loss when the financial liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
147 22
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e.
f.
2.
Liabilitas keuangan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Financial liabilities (continued)
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepas atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
A financial liability is derecognized when the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expired.
Ketika liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui sebagai laba rugi pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in the profit or loss in the statements of profit or loss and other comprehensive income.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk saling hapus atas jumlah yang diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount are reported in the statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities together.
Pengukuran nilai wajar
f.
Fair value measurement
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran dengan kondisi pasar saat ini.
Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in orderly transaction between market participants at the measurement date under current market conditions.
Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan keadaan dan dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
The Company uses valuation techniques appropriate in the circumstances and for which sufficient data are available to measure fair value, maximising the use of relevant observable inputs and minimising the use of unobservable inputs.
148 23
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
2.
Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Fair value measurement (continued)
Perusahaan menggunakan hirarki berikut untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:
The Company adopts the following hierarchy for determining and disclosing the fair value of financial instruments by valuation technique:
1. Tingkat 1: dikutip (tidak dapat disesuaikan) dari harga pasar aktif untuk aset dan liabilitas keuangan yang identik;
1.
Level 1: quoted (unadjusted) prices in active markets for identical assets or liabilities;
2. Tingkat 2: teknik lain dimana semua input yang memiliki efek signifikan dalam pencatatan nilai wajar, dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung; dan
2.
Level 2: other techniques for which all inputs which have a significant effect on the recorded fair value are observable, either directly or indirectly; and
3. Tingkat 3: teknik lain dimana menggunakan input, yang memiliki efek signifikan dalam pencatatan nilai wajar, tidak berdasarkan pada data yang diobservasi di pasar.
3.
Level 3: other techniques which use inputs which have significant effect on the recorded fair value that are not based on observable market data.
Reklasifikasi Instrumen Keuangan
Reclassification of Financial Instruments
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi derivatif dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama derivatif tersebut dimiliki atau diterbitkan.
The Company shall not reclassify a derivative out of fair value through profit or loss classification while it is held or issued.
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi setiap instrumen keuangan dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika pada pengakuan awal instrumen keuangan tersebut ditetapkan oleh Perusahaan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
The Company shall not reclassify any financial instrument out of fair value through profit or loss classification if upon initial recognition the financial instrument is designated by the Company as measured at fair value through profit or loss.
Perusahaan diperkenankan mereklasifikasi aset keuangan dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika aset keuangan tersebut tidak lagi dimiliki untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat (meskipun aset keuangan mungkin telah diperoleh atau timbul terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat).
The Company may reclassify a financial asset out of fair value through profit or loss classification if the financial asset no longer incurred for the purpose of selling or repurchasing it in the near term (although the financial asset may has been acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term).
149 24
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
2.
Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Fair value measurement (continued)
Reklasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan)
Reclassification (continued)
Persyaratan untuk reklasifikasi adalah:
Requirement for the reclassification are:
a. b.
a. b.
Terjadi pada situasi yang langka, Memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada pengakuan awal) dan Perusahaan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
of
Financial
Instruments
Occurs in a rare circumstances, Qualifies as loans and receivables definition (if the financial asset is not designated as at held for trading upon initial recognition) and the Company has the intention and ability to hold the financial assets for the future that can be forecasted or to maturity.
Perusahaan tidak diperkenankan mereklasifikasi setiap instrumen keuangan ke dalam kategori nilai wajar melalui laba rugi setelah pengakuan awal.
The Company shall not reclassify any financial instrument into fair value through profit or loss classification after initial recognition.
Perusahaan diperkenankan untuk mereklasifikasi aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual) dari tersedia untuk dijual jika Perusahaan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo.
The Company may reclassify a financial asset at available for sale classification which qualifies as loans and receivables definition (if the financial asset is not designated as at available for sale) from available for sale if the Company has the intention and ability to hold the financial assets for the future that can be forecasted or to maturity.
Perusahaan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi-kondisi spesifik tertentu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Perusahaan tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun buku berikutnya.
The Company shall not reclassify any financial asset category of held-to-maturity. If there is a sale or reclassification of held-tomaturity financial asset for more than an insignificant amount before maturity (other than in certain specific circumstances), therefore the entire held-to-maturity financial assets will have to be reclassified as available-for-sale financial assets. Subsequently, the Company shall not classifiy financial asset as held-to-maturity during the following two financial book years.
150 25
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
2.
Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f.
Fair value measurement (continued)
Reklasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan)
Reclassification (continued)
Kondisi spesifik tertentu yang dimaksud adalah sebagai berikut:
The certain specific circumstances are as follows:
a.
a.
Performed if financial assets are so close to maturity or call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on the fair value of those financial assets.
b.
When the Company have collected substantialy all of the financial assets original principal through scheduled payment or prepayments; or
c.
Attributable to an isolated event that is beyond the Companys’ control, is nonrecurring and could not have been reasonably anticipated by the Company.
b.
c.
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali, dimana harga perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut. Ketika Perusahaan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset-aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau pelunasan dipercepat; atau Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Perusahaan, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan.
of
Financial
Instruments
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok diukur pada nilai wajar melalui laba rugi ke dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi. Keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai laba rugi tidak dapat dibalik.
Reclassification of fair value through profit or loss financial asset to loans and receivables financial asset is recorded at cost or amortized cost. Unrealized gain or loss that has been recognized as profit or loss shall not be reversed.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang atau ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi. Keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diamortisasi ke laba rugi selama sisa umur investasi dengan metode suku bunga efektif (EIR) untuk aset keuangan yang memiliki jatuh tempo tetap. Sementara untuk aset keuangan yang tidak memiliki jatuh tempo yang tetap, keuntungan atau kerugian tetap dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dijual atau dilepaskan dan pada saat itu keuntungan atau kerugian diakui dalam laba rugi.
Reclassification of available-of-sale financial asset to loans and receivables or to held-tomaturity financial asset is recorded at cost or amortized cost. Gain or loss which has previously been recognized in equity shall be amortized to profit or loss over the remaining life of the investment using the effective interest rate (EIR) method for held-tomaturity financial asset. While for a financial asset that does not have a fixed maturity, the gain or loss shall remain in equity until the financial asset is sold or otherwhise disposed of, when it shall be recognized in profit or loss.
151 26
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f.
2.
Pengukuran nilai wajar (lanjutan)
f.
Fair value measurement (continued)
Reklasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan)
Reclassification (continued)
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Reclassification of held-to-maturity financial asset to available-for-sale is recorded at fair value. The unrealized gain or loss is recognized in equity until the time financial assets is derecognized and at the time the cummulative gain or loss previously recognized in the equity shall be recognized in the statements of profit or loss and other comprehensive income.
g. Kas dan setara kas
h.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
g.
of
Financial
Instruments
Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, dan deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan yang tidak digunakan sebagai jaminan atas utang serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents consist of cash on hand, cash in banks, and unrestricted time deposits with maturity periods of 3 (three) months or less at the time of placement and which are not used as collateral for loans nor restricted.
Untuk keperluan penyajian laporan arus kas, pinjaman rekening koran yang dibayar kembali pada setiap saat ditagih merupakan bagian integral dari manajemen kas Persahaan yang diklasifikasikan sebagai komponen kas dan setara kas.
For purposes of statements of cash flows presentation, loan overdrafts which are repayable on demand form an integral part of an the Company’s cash management is classified as a component of cash and cash equivalents.
Piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan murabahah, dan cadangan kerugian penurunan nilai
h.
Consumer financing receivables, murabahah financing receivables, and allowance for impairment losses Consumer financing receivables are presenting net of amounts financed by banks relating to the transactions in the form of joint financing, unearned consumer financing income, and allowance for impairment losses.
Piutang pembiayaan konsumen merupakan total piutang setelah dikurangi dengan bagian yang dibiayai bank-bank sehubungan dengan transaksi pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, dan cadangan kerugian penurunan nilai.
152 27
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.
2.
Piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan murabahah dan cadangan kerugian penurunan nilai (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Consumer financing receivables, murabahah financing receivables and allowance for impairment losses (continued)
Berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama konsumen tanpa jaminan (without recourse), Perusahaan hanya menyajikan porsi total angsuran piutang yang dibiayai Perusahaan (pendekatan neto). Pendapatan pembiayaan konsumen disajikan setelah dikurangi dengan bagian yang merupakan hak bank-bank dalam rangka transaksi tersebut. Untuk pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse), piutang pembiayaan konsumen merupakan seluruh total angsuran dari pelanggan, dan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai liabilitas (pendekatan bruto).
Based on the consumer joint financing agreements (without recourse), the Company only presents the portion of the total installments receivable financing by the Company (net approach). The consumer financing income is presented net of amounts of the banks’ rights on such income relating to the transactions. For consumer joint financing agreements (with recourse), consumer financing receivables represent all consumers’ installments, and the total facilities financed by creditors are recorded as liability (gross approach).
Dalam pembiayaan bersama antara Perusahaan dan penyedia fasilitas pembiayaan bersama, Perusahaan berhak menentukan tingkat suku bunga yang lebih tinggi kepada konsumen dibandingkan tingkat suku bunga yang ditetapkan dalam perjanjian pembiayaan bersama dengan penyedia fasilitas pembiayaan bersama.
In joint financing arrangements between the Company and the joint financing facility provider, the Company has the right to set higher interest rates to the consumers than the interest rates stated in the joint financing agreement with the joint financing facility provider.
Bunga yang dikenakan kepada pelanggan dicatat sebagai bagian dari pendapatan pembiayaan konsumen - neto, sedangkan bunga yang dikenakan penyedia dana dicatat sebagai beban pendanaan.
Total interest earned from customers is recorded as a part of consumer financing income - net, while interest charged by the creditors is recorded as financing expenses.
Termasuk dalam piutang pembiayaan konsumen adalah piutang pembiayaan murabahah. Murabahah adalah akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan Perusahaan harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada konsumen. Pada saat akad murabahah, piutang pembiayaan murabahah diakui sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan (margin). Keuntungan murabahah diakui selama periode akad berdasarkan marjin yang disetujui dari piutang pembiayaan murabahah.
Included in consumer financing receivables are murabahah financing receivables. Murabahah is goods sell-buy contract with a selling price amounting to the acquisition cost plus agreed margin and the Company must disclose the acquisition cost to the consumer. When the murabahah contract is signed, murabahah financing receivables are recognized as at acquisition cost plus agreed margin. Murabahah margin is recognized over the period of the contract based on agreed margin of the murabahah financing receivables.
153 28
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) h.
2.
Piutang pembiayaan konsumen, piutang pembiayaan murabahah dan cadangan kerugian penurunan nilai (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Consumer financing receivables, murabahah financing receivables and allowance for impairment losses (continued)
Akad murabahah secara substansi merupakan suatu pembiayaan, sehingga pengakuan margin dilakukan berdasarkan standar yang mengatur pembiayaan, seperti yang disebutkan di kebijakan pembiayaan konsumen.
Substantially, murabahah contract is a financing, so that margin recognition is based on standards which regulate financing, as mentioned in consumer financing policy.
Pengakuan atas pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui adalah sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat suku bunga efektif.
Unearned income on consumer financing is recognized as income over the term of the respective agreement based on the effective interest rate.
Selisih neto antara pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan biaya-biaya yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan kredit pembiayaan konsumen ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari “Piutang Pembiayaan Konsumen” pada laporan posisi keuangan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil selama periode pembiayaan konsumen berdasarkan tingkat suku bunga efektif dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Pembiayaan Konsumen” pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode/tahun berjalan.
The net difference between the administration income earned from the consumer at the first time the financing agreement is signed and initial direct costs related to consumer financing facility is deferred and presented as part of “Consumer Financing Receivables” in the statements of financial position and recognized as an adjustment to the yield received throughout the consumer financing period using effective interest rate method and presented as a part of “Consumer Financing Income” in the statements of profit or loss and other comprehensive income for the current period/year.
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2014) seperti dijelaskan pada Catatan 2d.
The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2014) as explained in Note 2d.
Piutang yang tak tertagih dihapuskan berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan dan setelah menunggak lebih dari 180 hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Receivables are written off when they are deemed to be uncollectible based on Company’s management evaluation and when they are overdue for more than 180 days. Recoveries of receivables previously written off are recognized as other income.
154 29
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i.
j.
2.
Piutang sewa pembiayaan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i.
Finance lease receivables
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Leases are classified as finance leases if the leases transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets. Leases are classified as operating leases if the leases do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets.
Perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto Perusahaan sebagai lessor dalam sewa pembiayaan.
The Company recognized assets held under finance leases in its statements of financial position and present them as a receivable at an amount equal to the net investment in the lease. Lease payment receivable is treated as repayment of principal and financing lease income. The recognition of financing lease income is based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the Company’s net financial lease financing.
Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan mengalami penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2014) seperti dijelaskan pada Catatan 2d.
The Company assesses whether there is any objective evidence that a financial asset is impaired according to SFAS No. 55 (Revised 2014) as explained in Note 2d.
Piutang yang tak tertagih dihapuskan berdasarkan evaluasi manajemen Perusahaan dan setelah menunggak lebih dari 180 hari. Penerimaan dari piutang yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Receivables are written off when they are deemed to be uncollectible based on Company’s management evaluation and when they are overdue for more than 180 days. Recoveries of receivables previously written off are recognized as other income.
Beban dibayar dimuka
j.
Prepaid expenses Prepaid expenses are amortized over the periods of each expense benefit using the straight-line method.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing beban dengan metode garis lurus.
155 30
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) k.
2.
Aset tetap
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k.
Fixed assets
Aset tetap pada awalnya dinyatakan sebesar harga perolehan. Setelah pengukuran awal, aset tetap diukur dengan model biaya. Aset tetap dicatat pada harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui sebagai laba rugi pada saat terjadinya.
Fixed assets are initially stated at acquisition cost. After initial measurement, fixed assets are measured using the cost model. Fixed assets are carried at its cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such acquisition cost includes the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in the profit or loss as incurred.
Penyusutan aset tetap dimulai pada saat aset tetap tersebut siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun kecuali untuk bangunan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat sebagai berikut:
Depreciation of fixed asset starts when it is available for use and is computed using the double declining balance method except for building using the straight-line method based on the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
20 8 4 8 8 8
Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Vehicles
Apabila aset tetap dihentikan pengakuannya (tidak dipergunakan lagi atau dijual), biaya perolehan beserta akumulasi penyusutan yang terkait dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui sebagai laba atau rugi periode/tahun berjalan.
When assets are derecognized (retired or otherwise disposed of), their costs and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gains or losses are recognized as profit or loss for the period/year.
Pada setiap akhir periode pelaporan, nilai residu, umur manfaat, dan metode penyusutan dikaji ulang dan disesuaikan secara prospektif jika diperlukan.
At the reporting date, the assets residual values, useful lives, and methods of depreciation are reviewed and adjusted prospectively if appropriate.
156 31
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) l.
2.
Penurunan nilai aset non-keuangan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari aset non-keuangan, kecuali aset pajak tangguhan dan beban dibayar dimuka dan uang muka, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Perusahaan akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan. m. Biaya penerbitan emisi Medium-Term Notes (MTN)
n.
obligasi
Impairment of non-financial assets Assets are considered impaired when the carrying value of assets exceeded the recoverable amount. The carrying amount of non-financial assets, except for deferred tax assets and prepaid expenses and advance payment are reviewed each period to determine whether there is any indication of impairment. If such indication exists the assets’ recoverable amount is estimated.
dan
m. Bonds and Medium-Term Notes (MTN) issuance costs
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan MTN atau obligasi dicatat sebagai pengurang terhadap hasil penerbitan dan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif selama jangka waktu MTN atau obligasi (Catatan 2e).
Costs incurred relating to the MTN or bonds issuance are presented as deduction from the issuance proceeds and amortized using the effective interest rate over the term of the MTN or bonds (Note 2e).
Provisi
n.
Provisions
Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu yang besar kemungkinannya penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Provisions are recognized when the Company has a present obligation (legal or constructive) as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Provisi ditelaah pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, provisi dipulihkan.
Provisions are reviewed at each reporting date and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation, the provision is reversed.
157 32
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) o.
2.
Pengakuan pendapatan dan beban
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Revenue and expense recognition
Pendapatan pembiayaan konsumen, pendapatan sewa pembiayaan, pendapatan bunga, dan beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Consumer financing income, finance leases income, interest income, and interest expenses are recognized using the effective interest method.
Biaya emisi pinjaman dan efek utang yang diterbitkan ditangguhkan dan diamortisasi selama jangka waktu pinjaman dan efek utang tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari beban pendanaan.
Issuance cost of borrowings and debt securities issued are deferred and amortized over the terms of the related borrowings and debt securities using the effective interest method and are recorded as part of financing expense.
Perhitungan suku bunga efektif mencakup seluruh fees dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, termasuk biaya transaksi.
The calculation of the effective interest rate includes all fees and points paid or received that are an integral part of the effective interest rate, including transaction costs.
Pendapatan dan beban yang timbul untuk piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan diamortisasi dengan suku bunga efektif dan dibukukan sebagai pendapatan pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode/tahun berjalan.
Revenue and expense associated with consumer financing and finance lease receivable are amortized using the effective interest rate and recorded as part of consumer financing and finance lease income in the current period/year statements of profit or loss and other comprehensive income.
Pendapatan denda keterlambatan dan keuntungan penghentian kontrak diakui pada saat diterima.
Late charges and penalty income and gain from contract termination are recognized when received.
Untuk piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 60 hari, atau pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan yang telah dikategorikan sebagai yang mengalami penurunan nilai, pendapatan bunga yang sudah diakui tetapi belum ditagih akan dicadangkan.
For consumer financing and finance lease receivables with principal or interest has been past due for 60 days or more, or where the consumer financing and finance lease receivables that have been classified as impaired loans, the interest income accrued but not yet collected is provided with allowance.
Pendapatan bunga dari bank merupakan pendapatan yang diperoleh Perusahaan atas penempatan giro dan deposito di bank yang diakui pada saat diperoleh atau saat terjadinya.
Interest income from banks represents income obtained by the Company from its placement of current account and time deposits in banks which is recognized when earned or incurred.
158 33
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) p.
2.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Foreign currency balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan sesuai dengan rata-rata kurs jual dan beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada tanggal transaksi perbankan terakhir untuk periode/tahun yang bersangkutan dan laba atau rugi kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode/tahun kini.
transactions
and
Transactions involving foreign currencies are recorded in Indonesian Rupiah at the rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At the reporting date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the average of the selling and buying rates of exchange prevailing at the last banking transaction date of the period/year, as published by Bank Indonesia and any resulting gains or losses are credited or charged to operations of the current period/year. 31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 1 Dolar Amerika Serikat (USD) (nilai penuh) 1 Dolar Singapura (SGD) (nilai penuh) 1 Yen Jepang (JPY) (nilai penuh)
q.
2014
2013
2012
13.332
12.440
12.189
9.670
9.895
9.519
9.628
7.907
109
107
116
112
Pajak penghasilan
q.
1 United States Dollar (USD) (full amount) 1 Singapore Dollar (SGD) (full amount) 1 Japanese Yen (JPY) (full amount)
Income tax
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, jika ada, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the current year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between commercial and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefit, such as the carry-forward of unused tax losses, if any, is also recognized to the extent that realization of such tax benefit is probable.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on the applicable tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at statements of financial position dates.
159 34
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) q.
r.
2.
Pajak penghasilan (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) q.
Income tax (continued)
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to equity.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Company, when the result of the appeal is determined.
Segmen operasi
r.
Operating segment
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan yang terlibat baik menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
A segment is a distinguishable component of the Company that is engaged either in providing products and services (operating segments) on certain products and services within a particular economic environment (geographical segment), which is subject to risks and reward that are different from those of other segments.
Jumlah setiap unsur segmen dilaporkan merupakan ukuran yang dilaporkan kepada pengambil keputusan operasional untuk tujuan pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya kepada segmen dan menilai kinerjanya.
The amount of each reported segment is the measure reported to the chief operation decision maker for the purpose of making decisions about allocating resources to the segment and assessing its performance.
Segmen pendapatan, beban, aset, dan liabilitas termasuk akun yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut.
Revenue, expenses, assets, and liabilities can be directly attributable to a segment as well as those that can be allocated on a reasonable basis to that segment.
Informasi keuangan dilaporkan berdasarkan informasi yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja setiap segmen dan menentukan pengalokasian sumber daya. Sehubungan dengan ini, informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan berdasarkan pengklasifikasian umum atas daerah pemasaran sebagai segmen geografis. Rincian informasi segmen tersebut diungkapkan dalam Catatan 36.
Financial information is reported based on the information used by management in evaluating the performance of each segments and determining the allocation of resources. In this respect, the segment information in the financial statements is presented based on general classification of marketing areas as geographical segments. The details of segment information are disclosed in Note 36.
160 35
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) s.
2.
Laba per saham dasar
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode/tahun berjalan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang bersangkutan (Catatan 29). t.
Basic earnings per share Basic earnings per share are computed by dividing the income for the period/year by the weighted average number of shares outstanding during the period/year (Note 29).
Liabilitas imbalan pasca-kerja
t.
Liability for post-employment benefits
Perusahaan mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundangundangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan pasca-kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, dan pesangon pemutusan hubungan kerja.
The Company recognizes employee benefits under formal and informal programs or agreements, under legislative requirements or through industry arrangements, including post-employment benefits, short-term and other long-term employee benefits, and termination benefits.
Perusahaan mencatat penyisihan manfaat untuk memenuhi imbalan minimum yang harus dibayar kepada karyawan-karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (Undang-undang Tenaga Kerja). Penyisihan tersebut diestimasi dengan menggunakan perhitungan aktuarial metode “Projected Unit Credit”.
The Company made provisions in order to meet the minimum benefits required to be paid to the qualified employees under Labor Law No. 13/2003 (the Labor Law). The said provisions are estimated using actuarial calculations using the “Projected Unit Credit” method.
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013) “Imbalan Kerja”, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klasifikasi dan pengungkapan secara retrospektif (Catatan 2u dan 39).
Effective on January 1, 2015, the Company applied SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”, which removes the corridor mechanism and contingent liability disclosure to simplify classification and disclosure on retrospective basis (Notes 2u and 39).
Sebelum tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan mengakui keuntungan atau kerugian aktuaria sebagai pendapatan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuaria neto yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuaria tersebut diakui menggunakan metode garis lurus selama estimasi sisa masa kerja rata-rata karyawan.
Prior to January 1, 2015, the Company recognizes actuarial gain or losses as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the present value of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight line method over the expected average remaining working lives of the employee.
161 36
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Perubahan kebijakan pengungkapan
akuntansi
2.
dan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) u.
Change in disclosures
accounting
policies
and
The Company adopted the following accounting standards, which are considered relevant, starting on January 1, 2015:
Perusahaan telah menerapkan standar akuntansi berikut pada tanggal 1 Januari 2015 yang dianggap relevan: a.
PSAK No. 1 (Revisi 2013), “Penyajian Laporan Keuangan”, yang diadopsi dari IAS 1, mengatur perubahan penyajian kelompok pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi.
a.
SFAS No. 1 (Revised 2013), “Presentation of Financial Statements”, adopted from IAS 1, specifies changes of the grouping of items presented in other comprehensive income. Items to be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified to profit or loss.
b.
PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19, yang menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klasifikasi dan pengungkapan.
b.
SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”, adopted from IAS 19, which removes the corridor mechanism and contingent liability disclosure to simplify classification and disclosure.
c.
PSAK No. 46 (Revisi 2014), “Pajak Penghasilan”, yang diadopsi dari IAS 12, yang memberikan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar.
c.
SFAS No. 46 (Revised 2014), “Income Taxes”, adopted from IAS 12, which provides additional provision fordeferred tax asset or deferred tax liability arises from a non-depreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model.
d.
PSAK No. 48 (Revisi 2014), “Penurunan Nilai Aset”, yang diadopsi dari IAS 36, yang memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap asset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode.
d.
e.
PSAK No. 50 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 32, yang mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto.
e.
SFAS No. 48 (Revised 2014), “Impairment of Assets”, adopted from IAS 36, which provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cashgenerating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period. SFAS No. 50 (Revised 2014), “Financial Instruments: Presentation”, adopted from IAS 32, which provides more deep about criteria on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis.
162 37
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Perubahan kebijakan pengungkapan (lanjutan)
akuntansi
2.
dan
u.
Change in accounting disclosures (continued)
policies
and
f.
PSAK No. 55 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39, yang menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal.
f.
SFAS No. 55 (Revised 2014), “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, adopted from IAS 39, which provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to account financial instruments at the measurement date and after initial recognition.
g.
PSAK No. 60 (Revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang diadopsi dari IFRS 7, yang menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan.
g.
SFAS No. 60 (Revised 2014), “Financial Instruments: Disclosures”, adopted from IFRS 7, which provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on Transfers of financial instruments.
h.
PSAK No. 68, “Pengukuran Nilai Wajar”, yang diadopsi dari IFRS 13, memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan.
h.
SFAS No. 68, Measurement”, adopted provides guidance in value when fair value permitted.
“Fair Value from IFRS 13, measuring fair is required or
The adoption of the new and revised accounting standards below have significant impact to the financial statements.
Penerapan standar akuntansi tersebut diatas dan penerarapan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan kecuali yang dijelaskan berikut ini. i.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
Penyajian pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain
i.
Terkait dengan penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2013) “Penyajian Laporan Keuangan”, Perusahaan telah memodifikasi penyajian pos-pos dalam pendapatan komprehensif lain dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, untuk menyajikan pospos yang akan direklasifikasikan ke laba rugi pada masa yang akan datang terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasikan ke laba rugi. Informasi komparatif telah disajikan kembali dengan menggunakan basis yang sama.
Presentation of items comprehensive income
of
other
In connection with the adoption of SFAS No. 1 (Revised 2013) “Presentation of Financial Statements”, the Company has modified the presentation of items of other comprehensive income in its statements of profit or loss and other comprehensive income, to present items that would be reclassified to profit or loss in the future separately from those that would never be reclassified to profit or loss. Comparative information has been restated on the same basis.
163 38
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Perubahan kebijakan pengungkapan (lanjutan) ii.
akuntansi
2.
dan
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) u. Change in accounting disclosures (continued)
Pengukuran nilai wajar
ii.
and
Fair value measurement Effective on January 1, 2015, the Company adopted SFAS No. 68 “Fair Value Measurement”, which provides a single source of guidance on how fair value is measured but does not established new requirements for when fair value is required. This standard provides a framework for determining fair value and clarifies the factors to be considered in estimating fair value. It introduces the use of an exit price in fair value measurement, as well as extensive disclosure requirements, particularly the inclusion of non-financial instruments into the fair value hierarchy disclosure. SFAS No. 68 is applied prospectively. The change had no significant impact on the measurements of the Company assets and liabilities. The Company has included the new disclosures required under SFAS No. 68 in Note 32 to the financial statements.
Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 68 “Pengukuran Nilai Wajar”, yang menyediakan satu sumber panduan tentang bagaimana nilai wajar diukur tetapi tidak menetapkan persyaratan baru mengenai kapan nilai wajar diperlukan. Standar ini menyediakan kerangka untuk menentukan nilai wajar dan menjelaskan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi nilai wajar. PSAK ini mengatur penggunaan harga keluar (exit price) dalam pengukuran nilai wajar dan persyaratan pengungkapan yang lebih ekstensif, khususnya dengan memasukkan instrumen non-keuangan ke dalam pengungkapan hierarki nilai wajar. PSAK No. 68 diterapkan secara prospektif. Perubahan ini tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengukuran aset dan liabilitas Perusahaan. Perusahaan telah menambahkan pengungkapan baru yang diwajibkan oleh PSAK No. 68 di Catatan 32 atas laporan keuangan. iii.
policies
iii.
Imbalan kerja Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, dimana ketika imbalan pasca-kerja berubah maka porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan segera dalam laba rugi. Sebelum 1 Januari 2015, beban jasa lalu yang belum diakui (non-vested) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested).
Employee benefits Effective on January 1, 2015, the Company adopted SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits” wherein, when the plan benefits change, the portion of increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited immediately to profit or loss. Prior to 1 January 2015, the unrecognized past service cost (non-vested) was amortized on a straight-line method over the average service period until the benefits become vested.
164 39
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) u.
Perubahan kebijakan pengungkapan (lanjutan) iii.
akuntansi
2.
dan
u. Change in accounting disclosures (continued)
Imbalan kerja (lanjutan)
iii.
policies
and
Employee benefits (continued) In accordance with the transitional provision of SFAS No. 24 (Revised 2013), the Company recognized past service cost amounting to Rp893 (net of income tax), which has not been recognized on the initial adoption of this standard, as the adjustment to other comprehensive income on January 1, 2012.
Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 24 (Revisi 2013), Perusahaan mengakui beban jasa lalu sejumlah Rp893 (setelah pajak penghasilan) yang belum diakui pada awal penerapan standar ini sebagai penyesuaian saldo pendapatan komprehensif lain, pada tanggal 1 Januari 2012. 3.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
SUMBER ESTIMASI KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY
Pertimbangan
Judgments
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi tersebut dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
The preparation of financial statements, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Uncertainty about these assumptions and estimation could result material adjustments to the carrying amount of assets and liabilities within the next financial reporting period.
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan:
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements:
Usaha yang berkelanjutan
Going concern
Manajemen Perusahaan telah melakukan penilaian atas kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Perusahaan memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
The Company’s management has made an assessment of the Company’s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Company has the resources to continue business in the future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Company’s ability to continue as a going concern. Therefore, the financial statements continue to be prepared on the going concern basis.
165 40
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF (continued)
ESTIMATION
UNCERTAINTY
Pertimbangan (lanjutan)
Judgments (continued)
Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan
Classification of financial assets and financial liabilities
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan apakah definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2.
The Company determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2014). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with Company’s accounting policies disclosed in Note 2.
Estimasi dan asumsi
Estimates and assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk periode pelaporan keuangan berikutnya, diungkapkan di bawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial reporting period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters which are available when the financial statements were prepared.
Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes are reflected in the assumptions as they occur.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Catatan 2d)
Allowance for impairment losses on financial assets (Note 2d)
Evaluasi atas cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan pada Catatan 2d dan 2h.
Allowance for impairment losses on financial assets carried at amortized cost are evaluated as explained in Notes 2d and 2h.
166 41
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Estimates and assumptions (continued)
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Catatan 2d) (lanjutan)
Allowance for impairment losses on financial assets (Note 2d) (continued)
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis ketika terdapat bukti objektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit, dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif.
Allowance for impairment losses collectively assessed includes inherent credit losses in consumer financing and finance lease receivables portfolios with similar credit risk characteristics when objective evidence of impairment exist for those portfolios. In assessing the need for collective allowances for impairment losses, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.
Liabilitas imbalan pasca-kerja
Liability for post-employment benefits
Penentuan liabilitas imbalan pasca-kerja Perusahaan bergantung pada pemilihan asumsi yang digunakan oleh aktuaris independen dalam menghitung jumlah-jumlah tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain, tingkat diskonto, tingkat kenaikan gaji tahunan, tingkat pengunduran diri karyawan tahunan, tingkat kecacatan, umur pensiun, dan tingkat kematian.
The determination of the Company’s liability for post-employment benefits is dependent on its selection of certain assumptions used by the independent actuaries in calculating such accounts. Those assumptions include among others, discount rates, annual salary increase rate, annual employee turn-over rate, disability rate, retirement age, and mortality rate.
Walaupun Perusahaan berkeyakinan bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Perusahaan dapat mempengaruhi secara material liabilitas imbalan pasca-kerja dan beban imbalan kerja neto (Catatan 2t).
While the Company believes that its assumptions are reasonable and appropriate, significant differences in the Company’s actual results or significant changes in the Company’s assumptions may materially affect its estimated liability for post-employment benefits and net employment benefits expense (Note 2t).
167 42
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Estimates and assumptions (continued)
Penyusutan dan estimasi masa manfaat aset tetap
Depreciation and estimated useful life of fixed assets
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun kecuali untuk penyusutan bangunan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomisnya. Sebagai mana yang telah di jelaskan pada Catatan 2k, manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset tetap antara 4 (empat) sampai dengan 20 (dua puluh) tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam industri dimana Perusahaan menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
The costs of fixed assets are depreciated with declining-balance method except for building depreciation with straight-line method over their estimated useful lives. As explained on Note 2k, management properly estimates the useful lives of these fixed assets ranging from 4 (four) to 20 (twenty) years. These are common life expectancies applied in the industries where the Company conducts its businesses. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets, and therefore future depreciation charges could be revised.
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Fair value of financial instruments
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar (Catatan 2f).
When the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the statements of financial position cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but when observable market data are not available, management’s judgment is required to establish fair values. The management’s judgments include considerations of liquidity and model inputs such as discount rates, early payment rates and default rate assumptions (Note 2f).
Perpajakan
Taxation
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak Perusahaan. Perusahaan menentukan penyisihan atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi atas kemungkinan adanya tambahan beban pajak. Jika hasil akhir dari hal ini berbeda dengan jumlah yang dicatat semula, maka perbedaan tersebut akan berdampak pada laba rugi. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi penghasilan kena pajak badan.
Significant judgment is involved in determining the provision for tax. The Company provides tax provision based on estimates whether the additional taxes will be due. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, such differences will impact the profit and loss. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of corporate taxable income.
168 43
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
4.
SUMBER (lanjutan)
ESTIMASI
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KETIDAKPASTIAN
3.
SOURCE OF ESTIMATION UNCERTAINTY (continued)
Estimasi dan asumsi (lanjutan)
Estimates and assumptions (continued)
Pajak Tangguhan - neto
Deferred tax - net
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan.
Deferred tax assets are recognized for the future recoverable taxable income arising from temporary difference.
Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan (Catatan 2q).
Management judgment is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing on level of future taxable profits together with future strategic tax planning (Note 2q).
KAS DAN SETARA KAS
4. 30 Juni 2015/ June 30, 2015
Kas Bank Rupiah Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Lainnya Mata uang asing Dolar Amerika Serikat Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Dolar Singapura Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Yen Jepang Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Total bank Setara kas - Deposito berjangka Rupiah Pihak Ketiga PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Total
972
CASH AND CASH EQUIVALENTS
31 Desember/December 31, 2014
2013 553
2012 639
862
2.234
74.778
8.431
2.559
16.950 211 99 55
7.716 186 574 54
13.634 65 143 47
7.732 516 178
Cash on hand Cash in banks Rupiah Related party (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Third parties PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Others Foreign currency United States Dollar Related party (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Singapore Dollar Related party (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Japanese Yen Related party (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk
1.102
400
2
18
7
5
1
-
5
3
4
-
20.663
83.716
22.327
11.003
Total cash in banks
5.000
-
-
-
Cash Equivalents - Time Deposits Rupiah Third Parties PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
26.635
84.269
22.966
11.865
Total
169 44
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
4.
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2015 Tingkat suku bunga rata-rata per tahun atas setara kas – deposito berjangka Kisaran tingkat suku bunga tahunan atas penempatan kas pada bank Rupiah Mata uang asing
5.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014
2014
2013
2012
9,75%
-
-
-
-
Annual average interest rate of cash equivalents – time deposits
0,00%-2,05% 0,00%-0,50%
1,25%-2,50% 0,00%-0,50%
0,50%-5,50% 0,00%-0,50%
1,25%-2,15% 0,00%-0,50%
1,42%-2,50% 0,00%-0,50%
Ranging annual interest rate of cash in banks Rupiah Foreign currency
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN
5.
31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Pihak berelasi (Catatan 30) Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui Simpanan jaminan
2014
125 4 (6) (4)
Total pihak berelasi
119
Pihak ketiga Piutang sewa pembiayaan Rupiah Mata uang asing - Dolar AS
Nilai sisa terjamin Pendapatan sewa pembiayaan belum diakui Simpanan jaminan
FINANCE LEASE RECEIVABLES 2013
2012 Related party (Note 30) Finance lease receivables Guaranteed residual value Unearned finance lease income Security deposit
228 4
434 4
640 4
(18) (4)
(60) (4)
(123) (4)
210
374
517
Total related party Third parties Finance lease receivables Rupiah Foreign currency - US Dollar
160.844 33.311
134.044 30.547
77.742 -
59.515 -
194.155
164.591
77.742
59.515
89.119
66.319
20.547
14.493
(27.292) (89.119)
(22.444) (66.319)
(10.897) (20.547)
(8.025) (14.493)
Sub-total Pendapatan dan beban ditangguhkan
166.863
142.147
66.845
51.490
Sub-total
(1.448)
(2.025)
Deferred income and expense
Total pihak ketiga
164.973
140.135
65.397
49.465
Total piutang sewa pembiayaan Cadangan kerugian penurunan nilai
165.092
140.345
65.771
49.982
Piutang sewa pembiayaan - neto
163.319
(1.890)
(2.012)
(1.773)
(509) 139.836
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2015 Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun Rupiah Mata uang asing - Dolar AS
10,69% 8,26%
2014
9,57% -
(180) 65.591
Guaranteed residual value Unearned finance leases income Security deposit
Total third parties Total finance lease receivables
(33) 49.949
Allowance for impairment losses Finance lease receivables - net
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
10,43% 8,33%
170 45
2013
9,45% -
2012
9,22% -
Annual average effective interest rate Rupiah Foreign currency - US Dollar
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
5.
FINANCE LEASE RECEIVABLES (continued)
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan rata-rata untuk mata uang Rupiah 42 bulan dan mata uang asing 36 bulan.
The average period of finance lease contracts in Rupiah is 42 months and in foreign currency is 36 months.
Sifat dari hubungan dan transaksi antara Perusahaan dengan pihak berelasi dijelaskan pada Catatan 30.
The nature of relationships and transactions of the Company with the related party are explained in Note 30.
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, seluruh piutang sewa pembiayaan yang diberikan kepada konsumen adalah untuk tujuan pembiayaan kendaraan bermotor dan alat berat sedangkan pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh piutang sewa pembiayaan yang diberikan kepada konsumen adalah untuk tujuan pembiayaan kendaraan bermotor.
As of June 30, 2015 and December 31, 2014, all finance lease receivables granted to consumers are for vehicles and heavy equipment financing purposes while as of December 31, 2013 and 2012, all finance lease receivables granted to consumers are for vehicles.
Angsuran piutang yang akan diterima dari konsumen menurut tanggal jatuh tempo angsuran adalah sebagai berikut:
Installment receivables which will be collected from consumers in accordance with installment due dates are as follows:
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
Pihak berelasi Dalam 1 tahun Dalam 1 - 2 tahun Dalam 2 - 3 tahun Dalam 3 - 4 tahun Sub-total Pihak ketiga Telah jatuh tempo Dalam satu tahun Dalam 1 - 2 tahun Dalam 2 - 3 tahun Diatas 3 tahun Sub-total Piutang sewa pembiayaan - bruto
Related party 125 -
210 18 -
208 208 18 -
208 208 208 16
125
228
434
640
Sub-total
15.718 74.658 68.306 32.205 3.268
22.588 57.806 49.942 34.255 -
9.231 25.656 22.852 13.757 6.246
4.793 18.589 17.016 14.104 5.013
Third parties Past due Within 1 year Within 1 - 2 years Within 2 - 3 years More than 3 years
194.155
164.591
77.742
59.515
Sub-total
60.155
Finance lease receivables - gross
194.280
164.819
78.176
Pengelompokan piutang sewa pembiayaan - bruto menurut hari tunggakan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2015/ June 30, 2015
Within 1 year Within 1 - 2 years Within 2 - 3 years Within 3 - 4 years
Classification of finance lease receivables - gross based on days overdue are as follows: 31 Desember/December 31,
2014
2013
2012
Lancar 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari >90 hari
178.562 15.415 262 41
142.231 21.294 438 856
68.945 7.406 1.440 385
55.362 4.465 328 -
Current 1-30 days 31-60 days 61-90 days >90 days
Jumlah piutang sewa pembiayaan - bruto
194.280
164.819
78.176
60.155
Total finance lease receivables - gross
171 46
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)
5.
Piutang sewa pembiayaan pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp31.390, Rp29.360, Rpnihil dan Rpnihil digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 11).
Finance lease receivables as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012amounted to Rp31,390, Rp29,360, Rpnil and Rpnil were used as collateral for bank loans (Note 11), respectively.
Perubahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the balance of allowance for impairment losses are as follows: 31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015
2014
2013
2012
Saldo awal Penyisihan periode/tahun berjalan Penghapusan piutang
509 2.019 (755)
180 467 (138)
33 147 -
33 -
Beginning balance Provision during the period/year Receivables written - off
Saldo akhir
1.773
509
180
33
Ending balance
Management believes that the above allowance for impairment losses on finance lease receivables is sufficient to cover losses from impairment of such receivables.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan atas kerugian penurunan nilai piutang sewa pembiayaan di atas dapat mencukupi untuk menutup kerugian atas penurunan nilai piutang tersebut. 6.
FINANCE LEASE RECEIVABLES (continued)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6.
31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Pihak berelasi (Catatan 30) Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui
2014
Pihak ketiga Piutang pembiayaan konsumen Pendapatan pembiayaan konsumen belum diakui Pendapatan dan beban ditangguhkan
Total piutang pembiayaan konsumen Cadangan kerugian penurunan nilai
(6.068)
(7.433)
(2.168)
(3.526)
26.662
9.132
12.030
Total related party
4.617.550
4.470.166
3.896.811
2.493.508
13.42%
15.556
Third parties Consumer financing receivables Unearned consumer financing income
(626.412)
(304.403)
235.736
(167.078)
(198.587)
4.094.605
3.870.581
3.103.321
1.990.518
Total third parties
4.118.710
3.897.243
3.112.453
2.002.548
Total consumer financing receivables
(9.445)
4.108.006
2015
11.300
(835.321)
3.887.798
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun
34.095
439.700
(10.704)
Piutang pembiayaan - neto
2012
24.105
(962.645)
Total pihak ketiga
2013
Related party (Note 30) Consumer financing receivables Unearned consumer financing income
30.173
Total pihak berelasi
CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
2014 10,77%
(5.307) 3.107.146
(2.794) 1.999.754
Deferred income and expense
Allowance for impairment losses Consumer financing receivable -net
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014 12,04%
172 47
2013 9,99%
2012 10,32%
Annual average effective interest rate
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
6.
CONSUMER (continued)
FINANCING
RECEIVABLES
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen ratarata adalah 44 bulan.
The average period of consumer finance contracts is 44 months.
Total piutang pembiayaan konsumen - bruto yang dikelola Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, termasuk piutang pembiayaan yang dibiayai oleh pihak lain dalam perjanjian pembiayaan bersama (Catatan 35).
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, and 2012, total consumer financing receivables gross managed by the Company, includes consumer financing receivables financed by other parties under joint financing arrangement (Note 35).
Angsuran piutang yang akan diterima dari konsumen menurut tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
Installment receivables which will be collected from consumers in accordance with due dates are as follows:
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Pihak berelasi Dalam 1 tahun Dalam 1 - 2 tahun Dalam 2 - 3 tahun Diatas 3 tahun
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
9.487 8.682 7.051 4.953
9.502 9.380 7.450 7.763
3.463 3.427 3.255 1.155
7.869 4.194 2.050 1.443
Related party Within 1 year Within 1 - 2 years Within 2 - 3 years More than 3 years
30.173
34.095
11.300
15.556
Sub-total
Pihak ketiga Telah jatuh tempo Dalam 1 tahun Dalam 1 - 2 tahun Dalam 2 - 3 tahun Diatas 3 tahun
597.600 1.653.573 1.149.021 728.647 488.709
463.387 1.673.062 1.137.944 691.069 504.704
326.568 1.473.510 1.004.620 599.585 492.528
156.026 1.117.617 634.400 342.582 242.883
Third parties Past due Within 1 year Within 1 - 2 years Within 2 - 3 years More than 3 years
Sub-total
4.617.550
4.470.166
3.896.811
2.493.508
Sub-total
Piutang pembiayaan konsumen - bruto
4.647.723
4.504.261
3.908.111
2.509.064
Consumer financing receivables - gross
Sub-total
Pengelompokan piutang pembiayaan konsumenbruto menurut hari tunggakan adalah sebagai berikut: 30 Juni 2015/ June 30, 2015
Classification of consumer financing receivablesgross based on overdue days are as follows: 31 Desember/December 31,
2014
2013
2012
Lancar 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari >90 hari
4.050.123 524.613 34.879 8.762 29.346
4.040.874 390.076 40.952 14.115 18.244
3.581.543 283.351 28.333 6.569 8.315
2.353.038 146.586 5.560 1.661 2.219
Current 1-30 days 31-60 days 61-90 days >90 days
Total piutang pembiayaan konsumen - bruto
4.647.723
4.504.261
3.908.111
2.509.064
Total consumer financing receivables - gross
173 48
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (lanjutan)
6.
CONSUMER (continued)
FINANCING
RECEIVABLES
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, seluruh pembiayaan konsumen yang diberikan kepada konsumen adalah untuk tujuan pembiayaan kendaraan bermotor dalam mata uang Rupiah.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, all consumers financing granted to consumers are for vehicles financing purposes in Rupiah.
Perusahaan menggunakan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki sebagai jaminan utang bank, utang pembiayaan bersama kepada bank, MTN, dan utang obligasi.
The Company uses consumer financing receivables as collateral for bank loans, joint financing with banks, MTN, and bonds payable.
Piutang pembiayaan konsumen pada tanggaltanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar Rp808.320, Rp503.262, Rp378.478 dan Rp677.068 digunakan sebagai jaminan atas utang bank (Catatan 11), masing-masing sebesar Rp120.000, Rp120.011, Rp119.312 dan Rp280.966 digunakan sebagai jaminan MTN (Catatan 14), dan masing-masing sebesar Rp964.400, Rp964.401, Rp900.246 dan Rp332.026 digunakan sebagai jaminan utang obligasi (Catatan 15).
Consumer financing receivables as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 amounted to Rp808,320, Rp503,262, Rp378,478 and Rp677,068 were used as collateral to bank loans (Note 11), respectively, amounted to Rp120,000, Rp120,011, Rp119,312 and Rp280.966 were used as collateral for MTN (Note 14), respectively, and amounted to Rp964,400, Rp964,401, Rp900,246 and Rp332,026 were used as collateral for bonds payable, respectively (Note 15).
Perubahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
The movements in the balance of allowance for impairment losses are as follows:
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
Saldo awal Penyisihan periode/tahun berjalan Penghapusan piutang
9.445 10.560 (9.301)
5.307 16.675 (12.537)
2.794 3.047 (534)
1.169 1.841 (216)
Saldo akhir
10.704
9.445
5.307
2.794
Beginning balance Provision during the period/year Receivables written - off Ending balance
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, seluruh piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada konsumen dinilai secara kolektif.
As of June 30, 2015 , December 31, 2014, 2013 and 2012, all consumer financing receivables granted to consumers were collectively assessed for impairment.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan atas penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen di atas dapat mencukupi untuk menutup kerugian atas penurunan nilai piutang tersebut.
Management believes that the above allowance for impairment losses on consumer financing receivables is sufficient to cover losses from impairment of such receivables.
174 49
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
PIUTANG LAIN-LAIN
7.
Pihak berelasi (Catatan 30) Piutang karyawan Pihak ketiga Piutang premi asuransi Piutang karyawan Sub-total Total
2013
Total
2012
422
529
466
770
Related party (Note 30) Employee receivables
3.074 63
2.431 77
878 43
54
Third parties Insurance premiums receivables Employees receivables
3.137
2.508
921
54
3.559
3.037
1.387
824
30 Juni 2015/ June 30, 2015
9.
2014
BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA
Uang muka Sewa gedung Sewa rumah Renovasi gedung Lain-lain
OTHER RECEIVABLES
31 Desember/December 31
30 Juni 2015/ June 30, 2015
8.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
PREPAID PAYMENT
EXPENSES
Sub-total Total
AND
ADVANCE
31 Desember/December 31 2014
2013
2012
9.958 7.768 115 3.980
10.121 7.394 153 1.166
5.192 5.702 78 765
3.947 5.011 50 1.117 602
21.821
18.834
11.737
10.727
ASET TETAP
9.
Advance payment Building rental House rental Advance for building renovation Others Total
FIXED ASSETS
30 Juni 2015/June 30, 2015 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
20.802 5.936 3.221 18.603 3.770 15.487
156 732 297 7.355
7 4.984
20.802 5.936 3.370 19.335 4.067 17.858
Cost Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Biaya Perolehan
67.819
8.540
4.991
71.368
Total Cost
175 50
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
30 Juni 2015/June 30, 2015 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
3.179 3.699 2.623 11.220 2.509 4.284
520 281 140 1.089 213 1.647
4 1.837
3.699 3.980 2.759 12.309 2.722 4.094
Accumulated Depreciation Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Akumulasi Penyusutan
27.514
3.890
1.841
29.563
Total Accumulated Depreciation
Jumlah Tercatat
40.305
41.805
Carrying Amount
31 Desember 2014/December 31, 2014 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
18.502 5.936 3.079 15.941 3.377 16.892
2.300 173 2.846 393 6.612
31 184 8.017
20.802 5.936 3.221 18.603 3.770 15.487
Cost Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Biaya Perolehan
63.727
12.324
8.232
67.819
Total Cost
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
2.139 2.953 2.275 9.276 2.071 4.510
1.040 746 375 2.127 438 3.549
27 183 3.775
3.179 3.699 2.623 11.220 2.509 4.284
Accumulated Depreciation Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Akumulasi Penyusutan
23.224
8.275
3.985
27.514
Total Accumulated Depreciation
Jumlah Tercatat
40.503
40.305
Carrying Amount
176 51
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
31 Desember 2013/December 31, 2013 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
18.502 5.936 2.684 12.163 3.039 10.450
397 3.784 341 9.429
2 6 3 2.987
18.502 5.936 3.079 15.941 3.377 16.892
Cost Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Biaya Perolehan
52.774
13.951
2.998
63.727
Total Cost
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
1.213 1.959 1.874 7.821 1.606 3.317
926 994 401 1.459 468 2.793
4 3 1.600
2.139 2.953 2.275 9.276 2.071 4.510
Accumulated Depreciation Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Akumulasi Penyusutan
17.790
7.041
1.607
23.224
Total Accumulated Depreciation
Jumlah Tercatat
34.984
40.503
Carrying Amount
31 Desember 2012/December 31, 2012 Saldo Awal/ Beginning Balance
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Saldo Akhir/ Ending Balance
Biaya Perolehan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
18.235 5.936 2.171 10.406 2.271 7.048
267 538 1.757 771 4.346
25 3 944
18.502 5.936 2.684 12.163 3.039 10.450
Cost Direct ownership: Buildings Building improvement Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Biaya Perolehan
46.067
7.679
972
52.774
Total Cost
Akumulasi Penyusutan Kepemilikan langsung: Bangunan Prasarana bangunan Peralatan kantor Komputer dan elektronik Inventaris kantor Kendaraan bermotor
293 620 1.479 6.640 1.137 2.195
920 1.339 420 1.181 471 1.690
25 2 568
1.213 1.959 1.874 7.821 1.606 3.317
Accumulated Depreciation Direct ownership: Buildings Building infrastructure Office equipment Computer and electronic Furniture and fixture Motor vehicles
Total Akumulasi Penyusutan
12.364
6.021
595
17.790
Total Accumulated Depreciation
Jumlah Tercatat
33.703
34.984
Carrying Amount
177 52
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9.
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP (lanjutan)
9.
FIXED ASSETS (continued)
Seluruh aset tetap Perusahaan merupakan aset kepemilikan langsung.
All of the Company’s fixed assets are direct ownership assets.
Rincian dari laba atas penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
The details of gain on sale of fixed assets are as follows:
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2015 Harga jual Nilai buku Laba penjualan aset tetap (Catatan 24)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014
3.594 (3.150) 444
2014
2.982 (1.871)
5.973 (4.247)
1.111
1.726
2013
2012
2.138 (1.391) 747
829 (377) 452
Selling price Book value Gain on sale of fixed assets (Note 24)
Beban penyusutan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masing-masing sebesar Rp3.890, Rp3.957, Rp8.275, Rp7.041 dan Rp6.021.
Depreciation charged to operation for the sixmonth periods ended June 30, 2015 and 2014 (unaudited) and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012 are amounting to Rp3,890, Rp3,957, Rp8,275, Rp7,041 and Rp6,021, respectively.
Berdasarkan penelaahan penurunan nilai atas aset tetap, manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatatnya mungkin tidak dapat terpulihkan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012.
Based on the assessment for impairment of the property and equipment, the Company’s management believes that there are no events or changes in circumstances, which may indicate that the carrying amounts of these assets are not recoverable as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012.
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, jumlah tercatat bruto dari aset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan adalah masing-masing sebesar Rp6.483, Rp5.265, Rp3.972 dan Rp3.886.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, the gross amount of fixed assets which have been fully depreciated and still being used amounted to Rp6,483, Rp5,265, 3,972 and Rp3,886, respectively.
Aset tetap Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 diasuransikan kepada perusahaan-perusahaan asuransi pihak ketiga, yaitu PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT ACE Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Central Asia, PT Zurich Insurance Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, dan PT Asuransi Wahana Tata, dengan nilai pertanggungan sebesar masingmasing Rp158.446, Rp154.182, Rp155.266 dan Rp124.438.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, fixed assets of the Company were insured with the Company’s third parties insurance companies of PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT ACE Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Central Asia, PT Zurich Insurance Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, and PT Asuransi Wahana Tata, with sum insured of Rp158,446, Rp154,182, Rp155,266 and Rp124.438, respectively.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat suatu risiko tertentu terhadap aset yang dipertanggungkan.
Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses arising from certain risks on the assets insured.
178 53
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. ASET LAIN-LAIN
10. OTHER ASSETS 31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Tagihan pajak penghasilan PPh 25 Subsidi KTB Setoran jaminan Beban tangguhan hak atas tanah Beban provisi/komisi ditangguhkan Lainnya Total Aset Lain-lain
2014
2013
2012
5.802 5.285 257 1.666
8.147 239 3.254
945 215 2.093
212 1.437 1.182 416
Claim for tax refund art 25 KTB subsidy Security deposit Deffered land right Deffered provision/commission Others
13.010
11.640
3.253
3.247
Total Other Assets
Tagihan pajak penghasilan Pph 25 merupakan sejumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan kepada kantor pajak dan jumlah tersebut akan dikompensasi dengan perhitungan pajak pada akhir tahun ini.
Claim for tax refund art 25 represents amount of tax paid by the Company to the tax office and the amount will be compensated with the calculation of tax payable at the end of year.
Subsidi KTB merupakan subsidi yang diberikan oleh PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor (KTB) atas penjualan kendaraan Mitsubishi. Perusahaan membayarkan terlebih dahulu subsidi tersebut kepada konsumen untuk selanjutnya ditagihkan kepada KTB pada bulan selanjutnya.
KTB Subsidy are subsidy given by PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) on sales of Mitsubishi vehicle. The Company will pay the subsidy in advance to the customers which will be billed to KTB the following month.
11. UTANG BANK
11. BANK LOANS 31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Pihak berelasi (Catatan 30) Rupiah PT Bank Internasional Indonesia Tbk Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Total pihak berelasi Pihak ketiga Rupiah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank Permata Tbk (Unit Usaha Syariah) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank QNB Indonesia Tbk (dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk) PT Bank Hana
2014
2013
2012
73.500
100.000
-
72.000
29.538
26.739
-
-
Related party (Note 30) Rupiah PT Bank Internasional Indonesia Tbk United States Dollar PT Bank Internasional Indonesia Tbk
103.038
126.739
-
72.000
Total related party
400.000
150.000
-
-
250.000 200.000 150.000 150.000 150.000 100.000
400.000 150.000 50.000 -
155.556 -
41.667 50.000 30.000 -
16.277 5.055
33.505 39.270
65.473 202.293
70.683 286.595
-
100.000 -
-
91.986
Third parties Rupiah The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk PT Bank Victoria International Tbk PT Bank UOB Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Capital Indonesia Tbk PT Bank PermataTbk (Sharia unit) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank QNB Indonesia Tbk (formerly PT Bank QNB Kesawan Tbk) PT Bank Hana
Total pihak ketiga
1.421.332
922.775
423.322
570.931
Total third parties
Total Utang Bank
1.524.370
1.049.514
423.322
642.931
Total Bank Loans
179 54
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued) Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2015
Tingkat suku bunga efektif rata-rata per tahun Rupiah Dolar Amerka Serikat
10,39% 4,00%
2014
9,96% -
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
10,20% 4,00%
2013
9,78% -
2012
9,81% -
Annual average effective Interest rate Rupiah United States Dollar
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman promes berulang dari BII sejak tahun 2006 berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 14 Desember 2006. Perusahaan juga memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 8 Januari 2010. Fasilitas pinjaman tersebut telah diperpanjang beberapa kali hingga 30 Januari 2014 dengan limit masing-masing tidak melebihi Rp120.000 dan Rp30.000. Tingkat suku bunga per tahun untuk masing-masing fasilitas adalah 10,50%.
The Company obtained a demand loan facility in 2006 based on loan agreement dated December 14, 2006. The Company also obtained overdraft loan facility based on loan agreement dated January 8, 2010. Renewal of demand loan facilities have been made several times until January 30, 2014 with maximum facility limit of Rp120,000 and Rp30,000, respectively. The interest rate for each facility is 10.50%, respectively.
Pada tanggal 30 November 2013, Perusahaan telah memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan limit masing-masing tidak melebihi Rp120.000 dan Rp30.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 30 Januari 2014. Tingkat suku bunga per tahun untuk pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran akan ditentukan oleh BII pada saat penarikan fasilitas pinjaman.
On November 30, 2013, the Company has extended the demand loan and overdraft facility with maximum facility limit of Rp120,000 and Rp30,000, respectively, for loan period of 1 year extended until January 30, 2014. The interest rate for demand loan and overdraft facility will be determined by BII at the time of facility drawdown.
Pada tanggal 28 Oktober 2014, Perusahaan telah memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran dengan limit sama dengan perpanjangan terakhir yaitu Rp70.000 dan Rp30.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 8 November 2015. Tingkat suku bunga per tahun untuk pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran masing-masing adalah 12%.
On October 28, 2014, the Company has extended the demand loan and overdraft facility with the same maximum facility limit with the last limit extention of Rp70,000 and Rp30,000, respectively, for loan period extended until November 8, 2015. The interest rate for demand loan and overdraft facility will be 12%, respectively.
180 55
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (lanjutan)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (continued)
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which includes the following:
a.
Menjaga kecukupan piutang pembiayaan konsumen sebesar 50% dari jumlah fasilitas pinjaman, bila mana jumlah piutang menjadi kurang dari jumlah yang ditetapkan maka Perusahaan berkewajiban untuk melakukan setoran deposito pada rekening escrow di BII atau melakukan pelunasan hingga nilai piutang yang dijaminkan menjadi setara dengan nilai fasilitas pinjaman.
a.
b.
Memastikan piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan kepada BII tidak memiliki tunggakan lebih dari 30 hari.
b. Maintain that consumer financing receivables which are pledged to BII are not overdue more than 30 days.
c.
Menjaga komposisi piutang pembiayaan konsumen yang memiliki tunggakan lebih dari 90 hari agar tidak lebih dari 3% dari keseluruhan piutang pembiayaan konsumen yang dimiliki Perusahaan.
c. Maintain the consumer financing receivables composition which have been overdue more than 90 days were not higher than 3% of all consumer financing receivable owned by the Company.
Per 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, sisa fasilitas pinjaman promes berulang dan pinjaman rekening koran yang belum digunakan masing-masing adalah sebesar Rp26.500, Rpnihil, Rp150.000 dan Rpnihil.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, unused demand loan and overdraft facility are amounting to Rp26,500, Rpnil, Rp150,000, and Rpnil, respectively.
Utang bank ke BII termasuk fasilitas pinjaman rekening koran sebesar Rp3.500 per 30 Juni 2015.
Loan with BII includes overdraft facility amounted to Rp3,500 as of June 30, 2015.
Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijaminkan dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third party of about 50% of total principal amount of bank loan facility (Note 6).
181 56
Maintain consumer financing receivables adequacy of 50% of the total amount of the outstanding bank loan, if the Company failed, Company has an obligation to make deposits to BII’s escrow account or settle part of the bank loan until the pledged is equivalent with facility carrying amount.
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (lanjutan)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (continued)
Pada tanggal 14 Juli 2014, Perusahaan memperoleh Fasilitas Kredit Pinjaman Berjangka dalam Dolar Amerika Serikat dari BII. Jangka waktu fasilitas adalah 36 (tiga puluh enam) bulan sejak akad kredit dengan limit USD5.000.000. Tingkat suku bunga disesuaikan dengan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat pencairan.
On July 14, 2014, the Company obtained term loan credit facility in United States Dollar (USD) from BII. Period of the facility is 36 (thirty six) months after credit agreement with maximum limit of USD5,000,000. Interest rate will be determined at the time of the facility drawdown.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which includes the following:
a.
Menjaga rasio gearing maksimal 10 (sepuluh) kali dari seluruh fasilitas kredit yang diberikan oleh bank.
a.
Maintain gearing ratio maximum 10 (ten) times from credit facility given by bank.
b.
Diupayakan mengaktifkan aktifitas rekening di BII secara proporsional sesuai pembiayaan dari BII dan akan di review setiap 6 bulan.
b.
Activating the account in BII in proportion to the financing from BII and will be reviewed every 6 months.
c.
Menyerahkan laporan keuangan periode bulanan dan laporan bulanan piutang yang merupakan jaminan di BII serta laporan write off dan recovery-nya dan repossessed asset atas keseluruhan portofolio Perusahaan pada setiap periode pelaporan.
c.
Submit monthly financial report and monthly report of accounts receivable pledge to BII and write off report and recovery report and repossessed assets report of the Company’s portfolio at each reporting date.
d.
Pinjaman ini dijamin dengan piutang sewa pembiayaan Perusahaan sebesar 100% dari total pinjaman.
d.
This loan is secured by the Company’s finance lease receivables amounted to 100% of total loan outstanding.
Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah masing-masing sebesar USD2.162.353 dan USD2.639.928. Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminan berupa piutang sewa pembiayaan sebesar 100% dari saldo fasilitas pinjaman berjangka (Catatan 5).
As of June 30, 2015 and December 31, 2014, unused demand loan and overdraft facility is amounting to USD2,162,353 and USD2,639,928, respectively. The facilitiy is secured by fiduciary collateral in the form of finance lease receivables about 100% of total principal amount of bank loan facility (Note 5).
182 57
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan) The Hongkong and Shanghai Corporation Limited (HSBC)
11. BANK LOANS (continued) Banking
The Hongkong and Shanghai Corporation Limited (HSBC)
Banking
Pada tanggal 20 Maret 2014, berdasarkan surat No. JAK/140230/U/00269836, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp150.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 31 Januari 2015. Tingkat bunga tetap akan dibebankan atas setiap penarikan.
On March 20, 2014, based on letter No. JAK/140230/U/00269836, the Company obtained demand loan facility with maximum facility limit amounting to Rp150,000 with the facility period until January 31, 2015. Fixed interest rate will be charged on each drawdown.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
a.
The receivables pledged are classified as current receivable which has no overdue of more than 90 (ninety) days.
b. Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham minimal 90% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan.
b.
Maintain the composition of Company’s shareholders whereby BII holds Company’s share ownership at least 90% of issued and paid up capital.
Berdasarkan surat No. CDT/2015/02/0448 pada tanggal 11 Februari 2015, dinyatakan bahwa fasilitas pinjaman promes berulang yang tertulis dalam surat No. JAK/140230/U/00269836 masih tetap valid selama perjanjian tersebut ditinjau ulang oleh HSBC.
Based on letter No. CDT/2015/02/0448 on February 11, 2015, it is stated that demand loan facility mentioned in letter No. JAK/140230/U/00269836 is still valid as long as it is reviewed by HSBC.
Berdasarkan Perubahan Perjanjian Perusahaan No. JAK/150429/U/00308161 tanggal 26 Mei 2015, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas promes berulang sebesar Rp250.000, sehingga jumlah fasilitas kredit menjadi Rp400.000, dengan jangka waktu hingga tanggal 31 Januari 2016. Fasilitas ini dapat ditarik dalam bentuk mata uang USD sebesar setara dengan Rp100.000.
Based on Amendment to Corporate Facility Agreement No. JAK/150429/U/00308161 dated May 26, 2015, the Company obtained additional demand loan facility of Rp250,000, hence the total on loan facility became Rp400,000, with the facility period until January 31, 2016. This facility can be drawn in USD currency for the equivalent amount up to Rp100,000.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,50% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 10.50% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 50% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan masingmasing adalah sebesar Rpnihil.
As of June 30, 2015 and December 31, 2014, unused loan facility is amounting to Rpnil, respectively.
183 58
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB)
Pada tanggal 8 Juni 2015, berdasarkan surat No. 16/KOM-KKU/SPPK/2015, Perusahaan memperoleh Kredit Modal Umum pada Perusahaan Pembiayaan dari BJB dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi dari Rp250.000 dan jangka waktu pinjaman maksimum 51 (lima puluh satu) bulan untuk setiap penarikan. Tingkat suku bunga adalah 10,65% per tahun floating rate per penarikan untuk penarikan selama bulan Juni 2015 sedangkan 10,90% per tahun floating rate per penarikan untuk penarikan setelah bulan Juni 2015.
On June 8, 2015, based on letter No. 16/KOM-KKU/SPPK/2015, the Company obtained General Working Capital Loan for Financing Companies from BJB with maximum facility not over thant Rp250,000 and the term of loan maximum 51 (fifty one) months for each drawdown. The interest rate is 10.65% floating rate per anum for drawdown in June 2015 while 10.90% floating rate per annum for drawdown after June 2015.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a. Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 30 (sembilan puluh) hari sebesar 50% dari plafond kredit yang ditarik untuk setiap awal penarikan fasilitas kredit dan piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembian puluh) hari untuk fasilitas kredit yang telah berjalan sebesar 50% dari plafon kredit berjalan.
a.
The receivables pledged are classified as current receivable which has no overdue of more than 30 (thirty) days amounted to 50% of drawdown credit plafond for each initial drawdown and current receivabe which has no overdue of more than 90 (ninety) days for outstanding credit facility amounted to 50% of outstanding credit plafond.
b. Wajib menjaga kondisi keuangan yaitu dengan menjaga Current Ratio minimal 1 kali, menjaga total Non Performing Loan (NPL) lebih dari 90 (sembilan puluh) hari tidak lebih dari 3% dan menjaga rasio jumlah utang dengan modal sendiri (Debt to Equity Ratio) tidak melebihi 8 kali.
b.
Maintain financial condition by maintain Current Ratio minimal 1 time, maintain total Non Performing Loan (NPL) more than 90 (ninety) days at a maximum of 3% and maintain Debt to Equity Ratio at a maximum of 8 (eight) times.
Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil.
As of June 30, 2015, unused loan facility is Rpnil.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,65% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 10.65% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 50% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
184 59
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit dengan memakai Jaminan No. 163 tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman modal kerja dengan limit fasilitas Rp100.000 dan jangka waktu pinjaman maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan atau maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan terhitung sejak tanggal penarikan tiap fasilitas. Tingkat suku bunga dikenakan sebesar 10,50% per tahun. Perusahaan menarik fasilitas I dan II masing-masing sebesar Rp50.000 pada tanggal-tanggal 28 Maret 2011 dan 30 Maret 2011, dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak pencairan masing-masing pinjaman.
Based on Notarial Deed No. 163 dated March 25, 2011 of Loan Agreement with collateral, the Company obtained working capital loan facility with the maximum facility limit of Rp100,000 and the maximum period of 36 (thirty six) months or maximum 48 (fourty eight) months since the date of facility drawdown. Interest rate was charged at 10.50% per annum. The Company has drawdown the first and second facilities amounting to Rp50,000 on March 28, 2011 and March 30, 2011, respectively, with facility period of 36 (thirty six) months since withdrawal date.
Per 31 Desember 2013, seluruh pinjaman modal kerja telah dilunasi.
As of December 31, 2013, working capital loan had been fully settled.
Pada tanggal 18 Maret 2013, berdasarkan surat No. 039/BVIC-KLG1/OL/III/2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp150.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 25 Maret 2014. Tingkat suku bunga fasilitas dikenakan adalah sebesar 8,50% per tahun (tingkat suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On March 18, 2013, based on letter No. 039/BVIC-KLG1/OL/III/2013, the Company obtained demand loan facility with maximum facility limit amounting to Rp150,000 with the facility period until March 25, 2014. The interest rate is 8.50% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Pada bulan Maret 2014, berdasarkan surat No. 040/BVIC-KLGI/OL/III/2014, Perusahaan memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman modal kerja dengan kenaikan batas maksimum fasilitas menjadi Rp200.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga 25 Maret 2015.
In March 2014, based on letter No. 040/BVICKLGI/OL/III/2014, the Company has extended the working capital loan facility with increasing maximum facility to Rp200,000 with loan period until March 25, 2015.
Pada bulan April 2014, berdasarkan surat No. 053/02/III/2013, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman promes berulang dengan limit fasilitas Rp200.000 dengan jangka waktu hingga tanggal 25 Maret 2015.
In April 2014, based on letter No. 053/02/III/2013, the Company has extended the demand loan facility with maximum facility limit amounting to Rp200,000 with the facility period until March 25, 2015.
Pada Bulan November 2014, berdasarkan surat No. 050/BVIC-KLG1/OL/XI/2014, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman promes dan batas maksimum limit fasilitas dinaikkan menjadi Rp400.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga 25 Maret 2016. Per 31 Desember 2014, Perusahaan telah mencairkan pinjaman sebesar Rp400.000 untuk jangka waktu 1 (satu) bulan.
In November 2014, based on letter No. 050/BVIC-KLG1/OL/XI/2014, the Company has extended the demand loan and maximum facility limit had been increased into Rp400,000 with loan period until March 25, 2016. As of December 31, 2014, the Company withdrew from the facility amounting to Rp400,000 for the term period of 1 (one) month.
185 60
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria) (lanjutan)
PT Bank Victoria International Tbk (Victoria) (continued)
Pada tanggal 21 April 2015, berdasarkan surat No. 034/SKM-KPP/VIC/IV/2015, bank memberikan pengurangan limit fasilitas pinjaman promes berulang menjadi Rp200.000.
On April 21,2015, based on letter no 034/SKM-KPP/VIC/IV/2015, the Bank had reduced the demand loan facility limit into Rp200,000.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Piutang yang dijaminkan adalah piutang lancar yang tidak memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari.
a.
The receivables pledged are classified as current receivable which has no overdue of more than 90 (ninety) days.
b.
Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham minimal 51,10% dari jumlah modal disetor dan ditempatkan.
b.
Maintain the composition of Company’s shareholders whereby BII or its affiliates holds the Company’s share ownership at least 51.10% of issued and paid up capital.
Per 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah masing-masing sebesar Rp200.000, Rpnihil, Rpnihil dan Rpnihil.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, unused loan facility is amounting to Rp200,000, Rpnil, Rpnil and Rpnil, respectively.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 12% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 12% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 50% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
186 61
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank UOB Indonesia
PT Bank UOB Indonesia
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 13 tanggal 2 September 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit dengan batas maksimum limit fasilitas kredit tidak melebihi Rp150.000 dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pencairan pertama. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar “JIBOR O/N” atau “Jakarta Inter Bank Offered Rate Over Night” ditambah 2,65% per tahun.
Based on the notarial deed of Loan Agreement No. 13 dated September 2, 2013, the Company obtained loan facility with maximum facility limit of Rp150,000 for the loan period of 1 (one) year since the first withdrawal. The loan facility bears interest rate at “JIBOR O/N” or “Jakarta Inter Bank Offered Rate Over Night” plus 2.65% per annum.
Pada bulan Desember 2014, berdasarkan surat No. 14/FID/0164, Perusahaan memperoleh perpanjangan dan penambahan maksimum limit fasilitas pinjaman Money Market sebesar Rp150.000 dengan jangka waktu pinjaman sampai dengan 31 Desember 2015. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar “JIBOR O/N” atau “Jakarta Inter Bank Offered Rate Over Night” ditambah 2,65% per tahun.
In December 2014, based on letter No. 14/FID/0164, the Company obtained extension and additional maximum limit of Money Market loan facility amounting to Rp150,000 with loan period until December 31, 2015. The loan facility bears interest rate at “JIBOR O/N” or “Jakarta Inter Bank Offered Rate Over Night” plus 2.65% per annum.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Memenuhi rasio kecukupan jaminan tidak boleh kurang dari 60%. Apabila ada pelunasan dari jaminan tersebut Perusahaan berkewajiban untuk mengganti dengan jaminan lain.
a.
Fullfil the adequacy collateral ratio of not less than 60%. Where there was settlement of the said collateral, the Company should replace the collateral.
b.
Menjaga rasio pinjaman maksimum sebesar 9:1.
modal
b.
Maintain the gearing ratio maximum of 9:1.
c.
Menjaga PT Bank Internasional Indonesia Tbk sebagai pemegang saham mayoritas dengan minimum kepemilikan sebesar 51%.
c.
Maintain PT Bank Internasional Indonesia Tbk as the majority shareholder with the minimum shares of 51%.
d.
Menjaga peringkat Perusahaan tidak lebih rendah dari AA+.
d.
Maintain the rating of the Company not lower than AA+.
terhadap
Per 30 Juni 2015, 31 Desember 2014 dan 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah masing-masing sebesar Rpnihil.
As of June 30, 2015, December 31, 2014 and 2013, unused loan facility is amounting to Rpnil, respectively.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,9% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 60% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 9.9% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 60% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
187 62
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi)
Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman akseptasi dari Ekonomi sejak tahun 2006 dan telah diperpanjang beberapa kali hingga tahun 2012.
The Company obtained loan facility in the form of loan acceptance facility from Ekonomi since 2006 and has been renewed for several times until 2012.
Pada tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan surat No. 003/FILETCERX/2012, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi dari Rp10.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 Oktober 2013. Tingkat suku bunga adalah 9,25% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On October 1, 2012 based on letter No. 003/FILETCERX/2012, the Company extended its loan facility with maximum facility limit of Rp10,000. The term of loan facility period is until October 30, 2013. The interest rate is 9.25% per annum (interest rate are subject to change depending on the market conditions).
Pada tanggal 1 Oktober 2012, berdasarkan surat No. 004/FILETCERX/2012, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman dengan batas maksimum fasilitas Rp50.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 Oktober 2013. Tingkat suku bunga adalah 9,25% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On October 1, 2012, based on letter No. 004/FILETCERX/2012, the Company extended its loan facility with maximum facility limit of Rp50,000 and the term of loan facility period until October 30, 2013. The interest rate is 9.25% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Pada tanggal 31 Oktober 2014, berdasarkan Akta Perubahan Perjanjian Kredit No. 35, Perusahaan mendapatkan fasilitas kredit dengan batas maksimum fasilitas Rp150.000 dengan jangka waktu pinjaman hingga tanggal 30 November 2014. Tingkat suku bunga adalah 9,85% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On October 31, 2014, based on Changes on Loan Agreement No. 35, the Company obtained loan facility with maximum facility limit of Rp150,000 and the term of loan facility period until November 30, 2014. The interest rate is 9.85% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Pada tanggal 16 Desember 2014, berdasarkan surat No. 900-000159/Desember/2014, Perusahaan memperpanjang fasilitas pinjaman sampai dengan 31 Oktober 2015. Tingkat suku bunga adalah 10,20% per tahun (suku bunga dapat berubah mengikuti keadaan pasar yang berlaku).
On December 16, 2014, based on letter No. 900000159/Desember/2014, the Company extended its loan facility until October 31, 2015. The interest rate is 10.20% per annum (interest rates are subject to change depending on the market conditions).
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Menjaga rasio jumlah utang dengan modal sendiri (Debt to equity Ratio) Perusahaan setiap saat tidak melebihi 10 (sepuluh) kali dan
a.
Maintain the Company’s Debt to Equity Ratio at a maximum of 10 (ten) times and
b.
Menjaga agar BII tetap menjadi pemegang saham mayoritas (di atas 50,10%) baik langsung maupun tidak langsung.
b.
Maintain BII as the majority shareholders (above 50.10%) either directly or indirectly.
188 63
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi) (lanjutan)
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk (Ekonomi) (continued)
Per 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah masing-masing sebesar Rpnihil, Rp100,000, Rpnihil dan Rpnihil.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 unused loan facility is amounting to Rpnil, Rp100,000, Rpnil and Rpnil, respectively.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,85% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 9.85% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 50% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
Berdasarkan Akta Perjanjian Pinjaman No.67 tanggal 15 Desember 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk demand loan dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp50.000 dengan jangka waktu pinjaman yang berakhir tanggal 25 September 2012. Tingkat bunga adalah BLR (Base Lending Rate) +0,50% per tahun.
Based on Credit Agreement No. 67 dated December 15, 2011, the Company obtained credit facility in the form of demand loan with maximum facility limit of Rp50,000 and the term of facility matured on September 25, 2012. Interest rate was BLR (Base Lending Rate) + 0.50% per annum.
Dan berdasarkan Surat Perubahan Terhadap Perjanjian Pinjaman No.298/CBL/ADD/X/2012, Perusahaan memperoleh perpanjangan fasilitas pinjaman hingga 30 September 2013 dengan tingkat suku bunga yang dikenakan adalah BLR (Base Lending Rate) + 0,50% per tahun.
Based on the Letter of Credit Agreement No.298/CBL/ADD/X/2012, the Company obtained credit facility extention up until September 30, 2013 with interest rate at BLR (Base Lending Rate) + 0.50% per annum.
Per 31 Desember 2012, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil.
As of December 31, 2012, unused loan facility is Rpnil.
Per 31 Desember 2013, seluruh fasilitas pinjaman dalam bentuk demand loan telah dilunasi.
As of December 31, 2013, credit facility in the form of demand loan had been fully settled.
Pada tanggal 3 Juni 2015, berdasarkan surat No. 064/FI-IB/KS.06/GY/2015, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk promes berulang dari OCBC NISP dengan batas maksimum fasilitas tidak melebihi dari Rp150.000 dan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun.
On June 3, 2015, based on letter No. No. 064/FIIB/KS.06/GY/2015, the Company obtained demand loan facility from OCBC NISP with maximum facility not over thant Rp150,000 and the term of loan maximum 1 (one) year.
a.
Menjaga rasio pinjaman maksimum sebesar 8.
modal
a.
Maintain the gearing ratio maximum of 8.
b.
Menjaga piutang yang memiliki tunggakan bunga dan/atau angsuran pokok lebih dari 90 (sembilan puluh) hari tidak melebih 2,5% dari total piutang.
b.
Maintain receivables which has overdue of more than 90 (ninety) days maximum 2.5% from total receivables.
terhadap
189 64
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) (lanjutan)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP) (continued)
Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil.
As of June 30, 2015, unused loan facility is Rpnil.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,5% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 9.5% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 50% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
PT Bank Capital Indonesia Tbk (Bank Capital)
PT Bank Capital Indonesia Tbk (Bank Capital)
Pada tanggal 31 Maret 2015, berdasarkan surat No. SPFK/024/KPO/FIN/III/2015, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Money Market sebesar Rp100.000 dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan.
On March 31, 2015, based on letter No. SPFK/024/KPO/FIN/III/2015, the Company obtained Money Market facility amounting to Rp100,000 with loan period for 1 (one) year. Interest rate was fixed during the withdrawal tenor.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memelihara gearing ratio sesuai Peraturan Pemerintah (Menteri Keuangan) yang berlaku.
During the loan period, the Company has to maintain gearing ratio in accordance with Government Regulation (Minister of Finance).
Per 30 Juni 2015, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil.
As of June 30, 2015, unused loan facility is Rpnil.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9,5% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 9.5% per annum. The loan facility is secured by fiduciary collateral in the form of consumer finance receivables given to the third parties at 50% of total principal amount of the bank loan facility (Note 6).
PT Bank Permata Tbk - Unit Usaha Syariah (Permata Syariah)
PT Bank Permata Tbk - Sharia Unit (Permata Sharia)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 24 tanggal 18 Juni 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Murabahah dengan maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp75.000 dengan jangka waktu pinjaman 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan pertama. Pinjaman ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen Perusahaan.
Based on Loan Agreement No. 24 dated June 18, 2012, the Company obtained Murabahah facility with maximum facility limit of Rp75,000 for the loan period of 48 (fourty eight) months since the first withdrawal. This facility was collateralized by the Company’s consumer financing receivables.
190 65
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Permata Tbk - Unit Usaha Syariah (Permata Syariah) (lanjutan)
PT Bank Permata Tbk - Sharia Unit (Permata Sharia) (continued)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 03, tanggal 3 April 2013, batas maksimum limit fasilitas pinjaman Murabahah dinaikkan menjadi tidak melebihi Rp125.000 dengan jangka waktu pinjaman 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan pertama.
Based on Notarial Deed of Loan Agreement No. 03 dated April 3, 2013, the facility limit of Murabahah was increased with maximum limit of Rp125,000 for the loan period of 48 (fourty eight) months since the first withdrawal.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a.
Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 (sepuluh) kali.
a. Maintain maximum gearing ratio of 10 (ten) times.
b.
Memonitor komposisi piutang pembiayaan konsumen dengan tunggakan lebih dari 30 (tiga puluh) hari agar tidak lebih besar dari 4% dan piutang dengan tunggakan lebih dari 90 (sembilan puluh) hari agar tidak lebih besar dari 2,50%.
b. Monitor consumer financing receivables composition with over due above 30 (thirty) days not higher than 4% and receivables with over due more than 90 (ninety) days not higher than 2.50%.
c.
Menjaga persentase average net write off terhadap jumlah portofolio selama 12 (dua belas) bulan terakhir tidak melebihi 2%.
c. Maintain the average net write off percentage at maximum of 2% of total portfolio during the last 12 (twelve) months.
d.
Menjaga perbandingan saldo pinjaman dari Permata Syariah tidak lebih dari 20% terhadap jumlah service asset yang dimiliki Perusahaan, atau menjaga saldo pinjaman dari Permata Syariah tidak lebih dari 2 (dua) kali modal Perusahaan, yang mana lebih tinggi.
d. Maintain ratio of loan balance from Permata Sharia of not more than 20% of total service asset owned by the Company or maintain the total loan balance from Permata Sharia of not more than 2 (two) times of the Company’s equity whichever is higher.
Per 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah masing-masing sebesar Rpnihil, Rpniihil, Rp59.527 dan Rpnihil.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 unused loan facility is amounting to Rpnil, Rpnil, Rp59,527 and Rpnil, respectively.
Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 3 Juni 2016 dan sampai tanggal laporan keuangan, Perusahaan tidak melakukan perpanjangan atas pinjaman ini.
The facility matured on June 3, 2016 and up to the completion of the financial statements, the Company does not renew this loan.
Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar 10,5% per tahun. Fasilitas ini dijaminkan dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan bears interest rate at 10.5% per annum. The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 100% of total bank loan (Note 6).
191 66
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. 67 tanggal 21 November 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk pinjaman modal kerja dari Mandiri dengan limit fasilitas sebesar Rp300.000 dan jangka waktu penarikan pinjaman hingga tanggal 20 Mei 2014, dengan jangka waktu angsuran kredit maksimal 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas kredit. Tingkat suku bunga yang dikenakan oleh Mandiri adalah tingkat suku bunga tetap. Tingkat suku bunga yang dikenakan untuk pinjaman sampai dengan tenor satu tahun sebesar 8,50% per tahun, tenor pinjaman lebih dari 1 (satu) tahun sampai dengan 2 (dua) tahun sebesar 8,75% per tahun, dan untuk tenor pinjaman lebih dari 2 (dua) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun sebesar 9% per tahun.
Based on Loan Agreement for Working Capital No. 67 dated November 21, 2012, the Company obtained working capital loan facility from Mandiri with maximum facility amount of Rp300,000 with the period of facility withdrawal maturing on May 20, 2014, with loan installment period maximum 36 (thirty six months) from the date of facility withdrawal. The interest rate set by Mandiri was fixed rate. Interest rate for credit tenor until 1 (one) year is 8.50% per annum, credit tenor of more than 1(one) year and until 2 (two) years is 8.75% per annum, and credit tenor more than 2 (two) years and until 3 (three) years is 9% per annum.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a. Memelihara gearing ratio sesuai Peraturan Pemerintah (Menteri Keuangan) yang berlaku. Apabila gearing ratio melampaui ketentuan yang berlaku, Mandiri berhak untuk menangguhkan penarikan atas sisa limit kredit yang belum ditarik. Apabila gearing ratio telah mencapai 9 (sembilan) kali, maka Perusahaan harus menyampaikan action plan untuk memperbaiki gearing ratio tersebut.
a. Maintain gearing ratio in accordance with Government Regulation (Minister of Finance). If the gearing ratio exceeded the provision set, Mandiri has the right to suspend the withdrawal of the remaining undrawn credit limit. If the gearing ratio reached to 9 (nine) times, the Company is obliged to deliver an action plan to improve the gearing ratio.
b. Menyampaikan laporan kinerja bulanan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah akhir bulan laporan dalam bentuk hardcopy atau softcopy.
b. Submit a monthly performance report maximum 30 (thirty) days after the end of the reporting month in hardcopy or softcopy form.
c.
Menyampaikan laporan keuangan triwulanan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah akhir bulan laporan dalam bentuk hardcopy atau softcopy.
c. Submit quarterly financial statements maximum 30 (thirty) days after the end of reporting month in hardcopy or softcopy form.
Per 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah masing-masing sebesar Rpnihil, Rpnihil, Rp97,707 dan Rpnihil
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 unused loan facility is amounting to Rpnil, Rpnil, Rp97,707 and Rpnil, respectively.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 105% dari jumlah utang pokok fasilitas pinjaman (Catatan 6).
The loan facility is secured by fiduciary collateral in form of consumer financing receivables given to the third parties of about 105% of total principal amount of the bank loan facility(Note 6).
192 67
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank QNB Indonesia Tbk (dahulu PT Bank QNB Kesawan Tbk)
PT Bank QNB Indonesia PT Bank QNB Kesawan Tbk)
Tbk
(formerly
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 10 tanggal 4 Juni 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Demand Loan dengan batas maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp100.000 dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 4 Juni 2013. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga akan ditentukan pada saat penarikan fasilitas pinjaman.
Based on Notarial Deed of Credit Agreement No. 10 dated June 4, 2013, the Company obtained Demand Loan facility with maximum facility limit of Rp100,000 for the loan period of 1 (one) year since June 4, 2013. The loan facility bears interest rate which will be determined at the time of the loan drawdown.
Berdasarkan Addendum Perjanjian Kredit No. 102A/DL-1115/VI/2014 tanggal 4 Juni 2014, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman Demand Loan dengan batas maksimum limit fasilitas tidak melebihi Rp100.000 dengan jangka waktu pinjaman 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal 4 Juni 2014. Pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga yang akan ditentukan pada saat penarikan fasilitas pinjaman.
Based on Addendum of Credit Agreement No. 102A/DL-1115/VI/2014 dated June 4, 2014, the Company obtained Demand Loan facility with maximum facility limit of Rp100,000 for the loan period of 1 (one) year since June 4, 2014. The loan facility bears interest rate which will be determined at the time of the loan drawdown.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a. Piutang yang dijaminkan adalah piutang dalam kategori lancar.
a. The receivables pledged are classified as current receivable.
b. Total debt terhadap tangible net worth tidak melebihi 8 kali.
b. Total debt to tangible net worth should not be higher than 8 times.
c. Maksimum NPL>90 hari harus dibawah 3,5%.
c. The maximum NPL>90 days should be lower than 3.5%.
Per 31 Desember 2014 dan 2013, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil dan Rp100.000.
As of December 31, 2014 and 2013, unused loan facility is amounting to Rpnil and Rp100,000.
Per 30 Juni 2015, pinjaman tersebut telah dilunasi, dan sampai dengan tanggal laporan keuangan, Perusahaan tidak melakukan perpanjangan atas pinjaman ini.
As of June 30, 2015, the loan has been fully settled, and up to the completion of the financial statements, the Company does not renew this loan.
PT Bank Hana (Bank Hana)
PT Bank Hana (Bank Hana)
Pada tanggal 6 November 2012, Perusahaan mendapatkan persetujuan fasilitas pinjaman dengan nomor surat No. 24/3012/PN/kred. Adapun besarnya plafond kredit yang diberikan adalah sebesar Rp100.000 yang berupa fasilitas pinjaman WCI (Working Capital Installment) dengan jangka waktu 1 (satu) tahun sejak pencairan masingmasing kredit dengan availability period 1 (satu) bulan sejak penandatanganan perjanjian pinjaman.
On November 6, 2012, the Company obtained the loan facility agreement No. 24/3012/PN/kred. Maximum credit limit amounted to Rp100,000 for Working Capital Installment (WCI) with facility period of 1 (one) year since withdrawal date and 1 (one) month availability period since the signing date on loan agreement.
193 68
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Hana (Bank Hana) (lanjutan)
PT Bank Hana (Bank Hana) (continued)
Per 31 Desember 2012, sisa fasilitas pinjaman yang belum digunakan adalah Rpnihil.
As of December 31, 2012, unused loan facility is amounting to Rpnil.
Selama periode pinjaman, Perusahaan harus memberikan laporan daftar piutang Perusahaan yang dijaminkan di Bank Hana wajib diperbaharui setiap 3 (tiga) bulan. Total daftar piutang yang diserahkan tersebut minimal 75,00% dari saldo pinjaman Perusahaan di Bank Hana.
During the loan facility period, the Company is required to provide the listing of the Company’s active receivables pledged as collateral to Bank Hana every 3 (three) months. The minimum of total of receivable list submitted is 75.00% of Company’s outstanding loan balance in Bank Hana.
Pinjaman tersebut 14 November 2013.
telah
dilunasi
The loan was fully paid on November 14, 2013.
tanggal
PT Bank Permata Tbk (Permata)
PT Bank Permata Tbk (Permata)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 30 tanggal 15 Desember 2011 Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk money market dengan limit fasilitas Rp50.000 dengan jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 15 Desember 2012. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan.
Based on the Notarial Deed of Credit Agreement (Money Market Facility) No. 30 dated December 15, 2011, the Company obtained money market facility with maximum facility limit of Rp50,000 for the loan period of 12 (twelve) months until December 15, 2012. Interest rate was fixed during the withdrawal tenor.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit No. 23 tanggal 18 Juni 2012, Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas kredit (Money Market) sebesar Rp25.000 sehingga jumlah fasilitas kredit menjadi Rp75.000 dengan suku bunga tetap selama tenor penarikan dengan jangka waktu hingga tanggal 15 Desember 2012.
Based on the notarial deed of Loan Agreement No. 23 dated June 18, 2012, the Company obtain additional loan facility (Money Market) of Rp25,000, hence the total on loan facility became Rp75,000 with fixed interest rate and period of facility until December 15, 2012.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit (Fasilitas Money Market) No. 6 tanggal 3 April 2013, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dalam bentuk fasilitas money market dengan limit fasilitas Rp100.000 dengan jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan yang berakhir tanggal 3 April 2014. Tingkat suku bunga adalah tetap selama tenor penarikan.
Based on the notarial deed of Loan Agreement (Money Market Facility) No. 6 dated April 3, 2013, the Company obtained money market facility with maximum facility limit of Rp100,000 for the loan period of 12 (twelve) months until April 3, 2014. Interest rate was fixed during the withdrawal tenor.
Selama periode pinjaman, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian pinjaman diantaranya:
During the loan period, the Company has to comply with the terms of the loan agreement which include the following:
a. Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 (sepuluh) kali.
a. Maintain a maximum gearing ratio of 10 (ten) times.
194 69
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. UTANG BANK (lanjutan)
11. BANK LOANS (continued)
PT Bank Permata Tbk (Permata) (lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Permata)(continued)
b.
Memonitor komposisi piutang pembiayaan konsumen sehingga portofolio dengan tunggakan lebih dari 30 (tiga puluh) hari tidak lebih besar dari 4% dan piutang dengan tunggakan lebih dari 90 (Sembilan puluh) hari tidak lebih besar dari 2,50%.
b. Monitor consumer financing receivables composition with balance overdue above 30 (thirty) days should not be higher than 4% and receivables with overdue more than 90 (ninety) days should not be higher than 2.50%.
c.
Menjaga persentase average net write off terhadap jumlah portofolio selama 12 (dua belas) bulan terakhir tidak melebihi 2%.
c.
Maintain the average net write off percentage of 2% of total maximum of portfolio during the last 12 (twelve) months.
d. Menjaga perbandingan saldo pinjaman dari Permata tidak lebih dari 20% terhadap jumlah service asset yang dimiliki Perusahaan, atau menjaga saldo pinjaman dari Permata tidak lebih dari 2 (dua) kali modal Perusahaan, yang mana lebih tinggi.
d. Maintain ratio of loan balance from Permata of not more than 20% of the total service asset owned by the Company or maintain the total loan balance from Permata of not more than 2 (two) times of the Company’s equity whichever is higher.
Pinjaman tersebut telah dilunasi pada tanggal 22 Juni 2013.
The loan was fully paid on June 22, 2013.
Fasilitas ini telah jatuh tempo dan sampai dengan tanggal laporan keuangan, Perusahaan masih melakukan proses perpanjangan atas fasilitas ini.
The Facility has been matured and up to the completion of the financial statements, the Company still in process of extension for this facility.
Fasilitas ini dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah utang pokok fasilitas pembiayaan (Catatan 6).
The loan facilities are secured by fiduciary collateral in the form of consumer financing receivables given to third parties equal to 100% of total bank loan (Note 6).
Untuk seluruh saldo utang bank pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan pada setiap perjanjian pinjaman.
For all balance of bank loans as of June 30, 2015 and December 31, 2014, the Company has complied with all important loan covenants, required by the loan agreements.
195 70
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
12. UTANG DEALER
12. PAYABLE TO DEALERS 30 Juni 2015/ June 30, 2015
Pihak ketiga Rupiah PT Istana Mobil Surabaya Indah Astrido Toyota PT Astra International PT Eurokars Surya Utama PT Lautan Utama Berlian Motor PT Bumen Redja Abadi PT Tangan Mas Djakarta Auto PT Dwindo Berlian Samjaya PT Agung Automall PT Srikandi Diamond Indah Motors PT Indosentosa Trada PT Maxindo International Nusantara Indah PT Arista Auto Lestari Sanny Auto Gallery PT Istana Kebon Jeruk PT Suryaputra Sarana PT Wahana Wirawan PT Indomobil Trada Nasional PT Sun Star Motor PT Nusantara Batavia Motor Honda Mangga Dua (Arista Auto Prima) PT Akita Prima Mobilindo PT United Indo Surabaya PT Tunas Auto Graha PT Serba Mulia Auto Plaza Toyota PT Dunia Barusa PT Anzon Auto Lestari (Toyota) Autobless PT Sumatera Berlian Motors PT Ayun Jaya Motor PT Wahana Trans Lestari Medan PT Saver Mulia PT Capella Medan PT Gading Prima Perkasa PT Dwi Ciptakarsa PT Akita Jaya Mobilindo Lainnya - dibawah Rp1 Miliar Total
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
3.114 1.918 1.792 1.365
1.560 721 1.034 1.013
1.963 4.032 4.237 -
1.630 2.036 672 -
1.343 1.330
914
1.253
1.284
1.249 1.193 1.125
776 380 628
1.179 -
257 -
1.072 968
1.831 918
1.947 1.361
735 2.082
754 695 579 509 430 424 319 291 245
603 1.066 1.123 895 352 3.153 1.388
1.571 1.286 1.816 3.253 2.313 1.120
320 778 2.292 1.073 491
188 139 115 113 -
464 618 515 1.045 777 135
1.267 1.446 2.378 1.486 2.117 1.177
170 395 1.037 1.150 478 690
-
-
1.543 1.483 1.237 -
310 3.394
52.064
52.262
80.361
1.311 1.255 1.106 1.039 1.016 1.012 37.355
Third parties Rupiah PT Istana Mobil Surabaya Indah Astrido Toyota PT Astra International PT Eurokars Surya Utama PT Lautan Utama Berlian Motor PT Bumen Redja Abadi PT Tangan Mas Djakarta Auto PT Dwindo Berlian Samjaya PT Agung Automall PT Srikandi Diamond Indah Motors PT Indosentosa Trada PT Maxindo International Nusantara Indah PT Arista Auto Lestari Sanny Auto Gallery PT Istana Kebon Jeruk PT Suryaputra Sarana PT Wahana Wirawan PT Indomobil Trada Nasional PT Sun Star Motor PT Nusantara Batavia Motor Honda Mangga Dua (Arista Auto Prima) PT Akita Prima Mobilindo PT United Indo Surabaya PT Tunas Auto Graha PT Serba Mulia Auto Plaza Toyota PT Dunia Barusa PT Anzon Auto Lestari (Toyota) Autobless PT Sumatera Berlian Motors PT Ayun Jaya Motor PT Wahana Trans Lestari Medan PT Saver Mulia PT Capella Medan PT Gading Prima Perkasa PT Dwi Ciptakarsa PT Akita Jaya Mobilindo Others - below Rp1 Billion
73.334
74.171
121.826
65.368
Total
Utang dealer merupakan utang tanpa agunan sehubungan dengan transaksi pembelian kendaraan roda empat untuk pembiayaan kepada konsumen.
Payable to dealers represent unsecured payable in connection with purchase transaction of fourwheeled vehicles for financing to customers.
196 71
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pihak ketiga Gratifikasi dan remunerasi Promosi Bunga utang bank Bunga utang obligasi Bunga MTN Beban jasa konsultan Lainnya
9
46
-
341
33.150 9.248 6.924 3.890 1.383 565 862
42.410 9.121 2.499 6.215 1.579 843 581
26.668 8.350 1.357 6.015 1.606 779 176
18.194 1.511 1.583 3.073 1.016 582 192
Related party (Note 30) PT Bank Intenasional IndonesiaTbk Third parties Gratification and remuneration Promotion Interest on bank loan Interest on bonds payable Interest on MTN Consultant fee Others
Total pihak ketiga
56.022
63.248
44.951
26.151
Total third parties
Total beban masih harus dibayar
56.031
63.294
44.951
26.492
Total accrued expenses
14. MEDIUM-TERM NOTES Wali amanat/ Trustee Agent Pihak berelasi: (Catatan 30) Medium-Term Notes V BII Finance
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
14. MEDIUM-TERM NOTES Peringkat/ Rating
PT Bank Permata Tbk
Medium-Term Notes V BII Finance
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Tingkat Nilai tercatat/Carrying amount 30 Juni/ June 30, 2015
31 Desember/31 Desember 2014
2013
2012 Related party: (Note 30)
AA+(idn)
26 Februari/ February 26, 2016
AA+(idn)
17 Mei/ May 17, 2013
18
9,00%
-
-
AA+(idn)
26 Februari/ February 26, 2016
36
8,30%
199.888 199.888
Pihak ketiga: Medium-Term Notes IV BII Finance
Jangka waktu suku bunga (bulan)/ per tahun/ Jatuh Tempo/ Tenor Interest rate Maturity (in months) per annum
36
8,30%
-
-
Medium-Term Notes V BII Finance
-
299.741
Medium-Term Notes IV BII Finance
169.887
199.812
-
Medium-Term Notes V BII Finance
199.867
199.812
299.741
29.980
-
Third parties:
Medium-Term Notes (MTN) IV
Medium-Term Notes (MTN) IV
Pada tanggal 17 November 2011, Perusahaan menerbitkan MTN IV BII Finance dengan nilai nominal sebesar Rp300.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 9% per tahun.
On November 17, 2011, the Company issued MTN IV BII Finance with nominal value of Rp300,000 with interest rate of 9% per annum.
Bunga MTN IV BII Finance dibayarkan setiap bulan terhitung sejak tanggal penerbitan, dengan tanggal pembayaran pertama pada tanggal 17 Desember 2011 dan tanggal jatuh tempo adalah 17 Mei 2013.
The interest on MTN IV BII Finance is paid on a monthly basis starting from the issuance date, on December 17, 2011 until maturity date on May 17, 2013.
197 72
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM-TERM NOTES (lanjutan)
14. MEDIUM-TERM NOTES (continued)
Medium-Term Notes (MTN) IV (lanjutan)
Medium-Term Notes (MTN) IV (continued)
Berdasarkan perjanjian penerbitan MTN IV No. 20 tahun 2011 Perusahaan harus memberikan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 100% dari jumlah pokok MTN. Apabila hasil pemeringkat dari PT Fitch Ratings Indonesia mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan menjadi AA (idn) (double A), maka Perusahaan berkewajiban untuk menambah jaminan fidusia berupa piutang lancar sekurangkurangnya sebesar 110%.
Based on the MTN IV issuance agreement No. 20 in 2011, the Company has an obligation to provide fiduciary collateral in the form of current receivables amounting to 100% of the principal amount of the MTN. When the rating from PT Fitch Ratings Indonesia show a decline in rating to AA (idn) (double A), the Company has an obligation to provide additional collateral of current receivables at minimum of 110%.
Selama periode MTN IV, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian penerbitan MTN IV antara lain:
During the MTN IV terms, the Company has obligations to comply with the terms of the MTN IV which include the follow:
a.
Tanpa persetujuan tertulis dari Agen Pemantau, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan-tindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha dan yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 25% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengajukan permohonan pailit atau permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40,00% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya sehari-hari; membuat suatu perjanjian dengan pihak lain yang berakibat membatasi kepentingan dan hak Pemegang MTN; menjadi penanggung atas kewajiban pembayaran utang pihak ketiga; dan memberikan dividen pada tahun buku berjalan apabila terjadi peristiwa kelalaian.
a.
Without the written consent from the Trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination, and which will have a negative effect to the Company; provides loan to the affiliated party for more than 25% of Company’s equity; change the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; filed a petition for bankruptcy or Suspension of Payment; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; divert assets of the Company to the value of the transaction exceeding 40.00% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-to-day operation; enter into an agreement with another party which resulted in limiting interests and rights of MTN holders; be the guarantor of the thirdparty debt payment obligations; and distribute dividen when negligence event on MTN obligation occur.
b.
Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 kali.
b.
Maintain maximum gearing ratio of 10 times.
c.
Mempertahankan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 100% dari jumlah pokok MTN IV.
c.
Obligation to maintain of fiduciary collateral of current receivables amounting to 100% of MTN IV principal.
198 73
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM-TERM NOTES (lanjutan)
14. MEDIUM-TERM NOTES (continued)
Medium-Term Notes (MTN) IV (lanjutan)
Medium-Term Notes (MTN) IV (continued)
Selama periode MTN IV, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian penerbitan MTN IV antara lain: (lanjutan)
During the MTN IV terms, the Company has obligations to comply with the terms of the MTN IV which include the follow: (continued)
d.
Mempertahankan hasil pemeringkatan MTN IV, tidak lebih rendah dari AA (idn); dan
d. Maintain the result of MTN IV rating, which should not be lower than AA (idn); and
e.
Menjaga komposisi pemegang saham Perusahaan dimana BII atau Perusahaan afiliasinya memegang kepemilikan saham Perusahaan minimal 99% dari modal disetor dan ditempatkan.
e.
Maintain the composition of the Company’s shareholders whereby BII or its affiliates hold the Company’s share ownership at least 99% of issued and paid up capital.
MTN IV BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 100% dari jumlah pokok MTN IV (Catatan 6).
MTN IV BII Finance is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 100% of total principal amount of the MTN IV (Note 6).
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC107/DIR/XI/2011 tanggal 10 November 2011, MTN IV BII Finance mendapatkan peringkat ”AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC107/DIR/XI/2011 dated November 10, 2011, MTN IV BII Finance were rated at ”AA+(idn)”.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan penerbitan MTN IV.
As of December 31, 2012, the Company has complied with all important covenants as required in the terms of issuance of MTN IV.
MTN IV BII Finance telah dilunasi pada tanggal 17 Mei 2013.
MTN IV BII Finance was fully paid on May 17, 2013.
Medium-Term Notes (MTN) V
Medium-Term Notes (MTN) V
Pada tanggal 26 Februari 2013, Perusahaan menerbitkan MTN V BII Finance dengan nilai nominal sebesar Rp200.000 dengan tingkat suku bunga sebesar 8,30% per tahun.
On February 26, 2013, the Company issued MTN V BII Finance with nominal value of Rp200,000 with interest rate of 8.30% per annum.
Bunga MTN V BII Finance dibayarkan setiap 3 bulan terhitung sejak tanggal penerbitan, dengan tanggal pembayaran pertama adalah 26 Mei 2013 dan tanggal jatuh tempo adalah 26 Februari 2016.
The interest of MTN V BII Finance is paid on a quarterly basis starting from the issuance date on May 26, 2013 until maturity date on February 26, 2016.
Berdasarkan perjanjian penerbitan MTN V No. 27 tahun 2013, Perusahaan harus memberikan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V.
Based on the MTN V issuance agreement No. 27 in 2013, the Company has an obligation to provide fiduciary collateral in the form of current receivables amounting to 60% of the principal amount of MTN V.
199 74
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MEDIUM-TERM NOTES (lanjutan)
14. MEDIUM-TERM NOTES (continued)
Medium-Term Notes (MTN) V (lanjutan)
Medium-Term Notes (MTN) V (continued)
Selama periode MTN V, Perusahaan memiliki kewajiban untuk memenuhi ketentuan dalam perjanjian penerbitan MTN V antara lain:
During the MTN V terms, the Company has obligations to comply with the terms of the MTN V issuance which include the following:
a.
Menjaga gearing ratio tidak melebihi 10 (sepuluh) kali.
a.
Maintain maximum gearing ratio of 10 (ten) times.
b.
Mempertahankan jaminan fidusia berupa piutang lancar sebesar 60% dari jumlah pokok MTN V (Catatan 6).
b.
Obligation to maintain fiduciary collateral of current receivables amounting to 60% of MTN V principal (Note 6).
c.
Mempertahankan hasil pemeringkatan MTN V, tidak lebih rendah dari AA+ (idn).
c.
Maintain the result of MTN V rating,which should not be lower than AA+ (idn).
d.
Menjaga komposisi pemegang saham Perusahaan dimana BII atau Perusahaan afiliasinya memegang kepemilikan saham Perusahaan minimal 99% dari modal disetor dan ditempatkan.
d.
Maintain the composition of the Company’s shareholders whereby BII or its affiliates hold the Company’s share ownership at least 99% of issued and paid up capital.
Penerimaan dana dari penerbitan MTN digunakan untuk modal kerja pembiayaan.
The fund received from the issuance of MTN was used for working capital financing.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC61/DIR/IV/2015 tanggal 15 April 2015, MTN V BII Finance mendapatkan peringkat ”AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC61/DIR/IV/2015 dated April 15, 2015, MTN V BII Finance were rated at ”AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC46/DIR/IV/2014 tanggal 17 April 2014, MTN V BII Finance mendapatkan peringkat ”AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC46/DIR/IV/2014 dated April 17, 2014, MTN V BII Finance were rated at ”AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC102/DIR/VIII/2013 tanggal 22 Agustus 2013, MTN V BII Finance mendapatkan peringkat ”AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC102/DIR/VIII/2013 dated August 22, 2013, MTN V BII Finance were rated at ”AA+(idn)”.
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan telah melakukan pembayaran bunga secara tepat waktu.
As of June 30, 2015, December 31, 2014 and 2013, the Company has paid the interest on time.
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan penerbitan MTN V.
As of June 30, 2015, December 31, 2014 and, 2013 the Company has complied with all important covenants as required in the terms of issuance of MTN V.
200 75
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI Wali amanat/ Arranger Rupiah Pihak relasi (Catatan 30) Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan Tingkat Bunga Tetap Seri B
15. BONDS PAYABLE Peringkat/ Rating
Jangka waktu suku bunga (bulan)/ per tahun/ Jatuh Tempo/ Tenor Interest rate Maturity (in months) per annum
31 Desember/31 Desember 2014
2013
2012 Rupiah Related party (Note 30)
PT Bank PermataTbk
19 Juni/ AA+ (idn) June 19, 2018
48
8,25%
Dikurangi: Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
150.000
150.000
(637)
Total pihak berelasi Pihak ketiga Obligasi I BII Finance Tahun 2012 dengan Tingkat Bunga Tetap
Jumlah/Total 30 Juni/ June 30, 2015
(349)
149.363
149.651
150.000
(587) 149.413
-
Bonds II BII Finance Year 2013 with Fixed Interest Rates Series B
-
Less: Unamortized bonds issuance cost
-
Total related party Rupiah Third parties Bonds I BII Finance Year 2012 with Fixed Interest Rates
Seri A
PT Bank PermataTbk
12 Juni/ AA+ (idn) June 12, 2013
370 hari/days
6,50%
-
-
-
101.000
Series A
Seri B
PT Bank PermataTbk
AA+ (idn)
7 Juni/ June 7, 2015
36
7,90%
-
381.000
381.000
381.000
Series B
Seri C
PT Bank PermataTbk
AA+ (idn)
7 Juni/ June 7, 2016
48
8,00%
143.000
143.000
143.000
Series C
143.000
Obligasi II BII Finance Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap
Bonds II BII Finance Year 2013 with Fixed Interest Rates
Seri A
PT Bank PermataTbk
19 Juni/ AA+ (idn) June 19, 2016
36
7,75%
775.000
775.000
775.000
-
Series A
Seri B
PT Bank PermataTbk
19 Juni/ AA+ (idn) June 19, 2018
48
8,25%
375.000
375.000
375.000
-
Series B
Dikurangi: Beban emisi obligasi yang belum diamortisasi
(1.591)
(2.725)
(4.581)
(2.564)
Less: Unamortized bonds issuance cost
Jumlah pihak ketiga
1.291.409
1.671.275
1.669.419
622.436
Total third parties
Jumlah nilai tercatat
1.440.772
1.820.926
1.818.832
622.436
Total carrying amount
a. OBLIGASI I BII FINANCE
a. BONDS I BII FINANCE On June 7, 2012, the Company issued Bonds I BII Finance year 2012 with fixed interest rate and nominal value amounting to Rp625,000 which were offered at par. These Bonds I are series bonds consisting of Bonds I Series A with nominal value of Rp101,000 and a fixed interest rate of 6.50% per annum, Bonds I Series B with nominal value of Rp381,000 and a fixed interest rate of 7.90% per annum, and Bonds I Series C with nominal value of Rp143,000 and a fixed interest rate of 8% per annum.
Pada tanggal 7 Juni 2012, Perusahaan menerbitkan Obligasi I BII Finance Tahun 2012 Dengan Tingkat Bunga Tetap (Obligasi I) dengan nilai nominal sebesar Rp625.000, yang ditawarkan pada nilai nominal. Obligasi I ini merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp101.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 6,50% per tahun, Obligasi I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp381.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,90% per tahun dan Obligasi I Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp143.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8% per tahun.
201 76
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
a. OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan)
a.
BONDS I BII FINANCE (continued)
Penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi dipergunakan sepenuhnya oleh Perusahaan, sebagai modal kerja pembiayaan sebagaimana yang ditentukan oleh izin yang dimiliki Perusahaan berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.
The fund acquired from the bonds issuance, after deducting issuance cost, is used by the Company as working capital for financing in accordance with the Company’s license under the prevailing provisions and regulations.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama dilakukan pada tanggal 7 September 2012 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing adalah pada tanggal 12 Juni 2013 untuk Seri A, tanggal 7 Juni 2015 untuk Seri B, dan tanggal 7 Juni 2016 untuk Seri C.
Interests on bonds are paid on a quarterly basis, starting from the issuance date, according to the payment date of each bond interest. The first interest payments were paid on September 7, 2012 and the last interest payment which are also the maturity date of the bonds will be paid on June 12, 2013 for Series A, June 7, 2015 for Series B, and June 7, 2016 for Series C.
Obligasi I BII Finance tahun 2012 seri A dan B telah dilunasi masing-masing pada tanggaltanggal 12 Juni 2013 dan 7 Juni 2015.
Bonds I BII Finance Series A and B was fully paid on June 12, 2013 and June 7, 2015, respectively.
Persyaratan dalam Obligasi I BII Finance Tahun 2012 dengan tingkat suku bunga tetap adalah sebagai berikut:
The covenants on Bonds I PT BII Finance Year 2012 with fixed interest rate are as follows:
202 77
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
a. OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan)
a.
BONDS I BII FINANCE (continued)
a.
Tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan-tindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan, melakukan pembayaran lain pada tahun buku Perusahaan selama Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terutang; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 30% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usaha sehari-hari; dan melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen utang lain yang sejenis dengan obligasi dengan jaminan preferen yang memiliki rasio jaminan lebih tinggi.
a.
Without the written consent from the trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination, which will have a negative effect to the Company, making other payment in the period where the Company has not paid any payable amount; provides loan to the affiliated party for more than 30% of Company’s equity; changing the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; transfer assets of the Company with the value of the transaction exceeding 40% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-to-day operation; issuing bonds or other similar debt instruments which have higher preference collateral ratio.
b.
Perusahaan berkewajiban antara lain:
b.
The Company is required to fulfill the following requirements:
I. Memastikan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 (sepuluh berbanding satu) dalam laporan keuangan tahunan Perusahaan yang telah diaudit atau laporan keuangan tengah tahunan yang terakhir.
I.
Ensure that the Debt to Equity Ratio is maximum of 10:1 (ten to one) as reflected in the Company’s audited annual financial statements or half-year financial statements.
II. Mempertahankan jaminan agar nilainya selalu sekurang-kurangnya 60% dari nilai nominal obligasi. Apabila nilai jaminan kurang dari 60% dari nilai nominal obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan sehingga lebih rendah dari rating yang ditentukan dalam butir IV maka Perusahaan wajib menyetorkan kekurangannya dengan uang tunai.
II.
Maintain the value of collateral at minimum of 60% of the bonds nominal value. If the value of collateral was less than 60% of bonds nominal value or in case of decreasing in rating less than the rating as stipulated in point IV, the Company has to pay the deficit with cash.
203 78
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
a. OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan) b.
a.
BONDS I BII FINANCE (continued)
lain
b. The Company is required to fulfill the following requirements (continued):
III. Mempertahankan hasil pemeringkatan obligasi, tidak lebih rendah dari hasil pemeringkatan pada saat emisi, yaitu AA+(idn).
III. Maintain the result of bonds rating, which is not lower than result at the time of bonds issuance, which was AA+(idn).
IV. Apabila hasil pemeringkatan mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan:
IV. If the result of the rating decreases and the result of the rating will:
Perusahaan (lanjutan):
V.
berkewajiban
antara
·
Menjadi id AA dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 70% dari nilai pokok obligasi.
·
Become id AA from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by rating company besides PT Fitch Ratings Indonesia, the Company has an obligation to top-up minimum additional collateral to become at 70% of bonds principal amount.
·
Menjadi id AA-dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 80% dari nilai pokok obligasi.
·
Become id AA- from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by rating agency other than PT Fitch Ratings Indonesia, the Company has an obligation to top-up additional collateral at a minimum of 80% of bonds principal.
Perusahaan berkewajiban mengganti piutang baru apabila piutang yang dijaminkan sudah lunas atau jatuh tempo dengan piutang yang nilainya sekurang-kurangnya setara dengan piutang yang digantikan.
V. The Company has to replace with new receivables if the receivable pledged has been settled or due whose value should be at a minimum amount equivalent to the amount of receivable replaced.
VI. Melakukan pelunasan pokok obligasi apabila PT Bank Internasional Indonesia Tbk, baik langsung maupun tidak langsung, dari waktu ke waktu tidak lagi merupakan pemegang saham mayoritas lebih dari 50% dari seluruh saham yang dikeluarkan Perusahaan dan tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali dari Perusahaan.
VI. The Company has to make full settlement of the bonds principal repayment when PT Bank Internasional Indonesia Tbk, either direct or indirect, from the time to time, is no longer the Company’s majority shareholder of more than 50% of all of the Company’s issued share capital and is no longer become the Company’s controlling shareholder.
204 79
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
a. OBLIGASI I BII FINANCE (lanjutan)
b.
a.
BONDS I BII FINANCE (continued)
Obligasi I BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 60% dari jumlah nilai nominal obligasi (Catatan 6).
Bond I BII Finance is secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 60% of total nominal value of the bonds (Note 6).
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, Desember 2014, 2013 dan 2012 Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan yang diberikan terkait penerbitan utang obligasi tersebut.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, the Company has complied with all important covenants required related to the issuance of bonds payable.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC61/DIR/IV/2015 tanggal 15 April 2015, Obligasi I BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC61/DIR/IV/2015 dated April 15, 2015, Bonds I BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC46/DIR/IV/2014 tanggal 17 April 2014, Obligasi I BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC46/DIR/IV/2014 dated April 17, 2014, Bonds I BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC102/DIR/VIII/2013 tanggal 22 Agustus 2013, Obligasi I BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC102/DIR/VIII/2013 dated August 22, 2013, Bonds I BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC116/DIR/IX/2012 tanggal 3 September 2012, Obligasi I BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC116/DIR/IX/2012 dated September 3, 2012, Bonds I BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
OBLIGASI II BII FINANCE
b.
BONDS II BII FINANCE On June 19, 2013, the Company issued Bonds II BII Finance year 2013 with fixed interest rate (Bonds II) with nominal value amounting to Rp1,300,000 which were offered at par. These Bonds II are series bonds consisting of Bonds II Series A with nominal value of Rp775,000 and a fixed interest rate of 7.75% per annum and Bonds II Series B with a nominal value of Rp525,000 and a fixed interest rate of 8.25% per annum.
Pada tanggal 19 Juni 2013, Perusahaan menerbitkan Obligasi II BII Finance Tahun 2013 Dengan Tingkat Bunga Tetap (Obligasi II) dengan nilai nominal sebesar Rp1.300.000, yang ditawarkan pada nilai nominal. Obligasi II ini merupakan obligasi berseri yang meliputi Obligasi II Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp775.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 7,75% per tahun dan Obligasi II Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp525.000 dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 8,25% per tahun.
205 80
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
b. OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan)
b. BONDS II BII FINANCE (continued)
Pengunaan dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi ini, setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi dipergunakan sepenuhnya oleh Perusahaan, sebagai modal kerja pembiayaan sebagaimana yang ditentukan oleh izin yang dimiliki Perusahaan berdasarkan ketentuan dan perundangundangan yang berlaku.
The fund acquired from the bonds issuance, after deducted by issuance cost, is used by the Company as working capital for financing in accordance with the Company’s license under the prevailing provisions and regulations.
Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal penerbitan emisi, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama telah dilakukan pada tanggal 19 September 2013 sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masingmasing adalah pada tanggal 19 Juni 2016 untuk Seri A dan tanggal 19 Juni 2018 untuk Seri B.
Interest on bonds is paid on a quarterly basis, starting from the issuance date. The first bonds interest payment was paid on September 19, 2013 and the last bonds interest and principal payment will be paid on June 19, 2016 for Series A and June 19, 2018 for Series B.
Obligasi II ini dijamin dengan piutang berupa piutang pembiayaan konsumen dan/atau sewa guna usaha dan/atau piutang lain yang timbul sehubungan dengan kegiatan usaha yang dilakukan Perusahaan yang belum jatuh tempo atau tidak tertunggak pembayarannya lebih dari jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender setelah angsuran terakhir jatuh tempo, dengan nilai jaminan sekurang-kurangnya sebesar 50% dari pokok obligasi.
Bonds II are secured by the fiduciary transfers in form of consumer financing and/or finance lease, and/or other current receivables in connection with the Company activities conducted by entity which has not matured or overdue more than 90 (ninety) days after the last installment with the collateral value at a minimum of 50% of the amount of bonds principal.
206 81
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued)
c. OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan)
c.
BONDS II BII FINANCE (continued)
Persyaratan dalam Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan tingkat suku bunga tetap adalah sebagai berikut:
The covenants of Bonds II BII Finance Year 2013 with fixed interest rate are as follows:
a.
Tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat, Perusahaan tidak diperkenankan melakukan tindakan-tindakan antara lain melakukan penggabungan atau peleburan usaha yang akan mempunyai akibat yang negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan, melakukan pembayaran lain pada tahun buku Perusahaan selama Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terhutang; memberi pinjaman kepada pihak afiliasi lebih dari 30% ekuitas Perusahaan; mengubah bidang usaha utama Perusahaan; melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perusahaan; mengadakan segala bentuk kerjasama yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perusahaan diatur oleh pihak lain; mengalihkan harta kekayaan Perusahaan dengan nilai transaksi melebihi 40% dari ekuitas, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya seharihari; dan melakukan pengeluaran obligasi atau instrumen utang lain yang sejenis dengan obligasi dengan jaminan preferen yang memiliki rasio jaminan lebih tinggi.
a.
Without the written consent from the Trustee, the Company shall not undertake, among others, merger or business combination, which will have a negative effect to the Company, making other payment in the period as long as the Company has not paid any payable amount; provides loan to the affiliated party for more than 30% of Company’s equity; change the main business of the Company; decrease in the authorized and/or issued and/or paid-up capital of the Company; hold any form of cooperation that resulted in the activities/operations of the Company is being governed by the other party; transfer assets of the Company with the value of the transaction exceeding 40% of equity, unless the transfer of receivables in order to sustain day-today operation; issuing bonds or other similar debt instruments which have higher preference collateral ratio.
b.
Mempertahankan jaminan agar nilainya selalu sekurang-kurangnya sebesar 50% dari nilai nominal obligasi. Apabila nilai jaminan kurang dari 50% dari nilai nominal obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan sehingga lebih rendah dari peringkat yang ditentukan maka Perusahaan wajib menyetorkan kekurangannya dengan uang tunai.
b.
Maintain the value of collateral at minimum of 50% of the bonds nominal value. If the value of collateral was less than 50% of bonds nominal value or in case of decreasing in rating less than the required rating, the Company has to pay the deficit with cash.
c.
Memastikan rasio jumlah pinjaman terhadap ekuitas tidak melebihi rasio 10:1 (sepuluh berbanding satu) dalam laporan keuangan tahunan Perusahaan yang telah diaudit atau laporan keuangan tengah tahunan yang terakhir.
c.
Ensure that the Debt to Equity Ratio is maximum of 10:1 (ten to one) as reflected in the Company’s audited annual financial statements or half-year financial statements.
207 82
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan) b.
15. BONDS PAYABLE (continued)
OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan)
b.
BONDS II BII FINANCE (continued)
Persyaratan dalam Obligasi II BII Finance Tahun 2013 dengan tingkat suku bunga tetap adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The covenants on Bonds II BII Finance Year 2013 with fixed interest rate are as follows: (continued)
d.
d.
e.
Mempertahankan hasil pemeringkatan obligasi, tidak lebih rendah dari hasil pemeringkatan pada saat emisi, yaitu AA+ (idn). Apabila hasil pemeringkatan mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan:
Maintain the result of bonds rating, which should not be lower than result at the time of bonds issuance, which was AA+ (idn). If the result of the rating decreases and the result of the rating will:
I. Menjadi id AA dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 60% dari nilai pokok obligasi.
I. Become id AA from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by rating company besides PT Fitch Rating Indonesia, the Company has an obligation to top-up a minimum of additional collateral to become at 60% of bonds principal amount.
II. Menjadi id AA- dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh Perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia maka Perusahaan berkewajiban menambah jaminan menjadi sekurang-kurangnya 70% dari nilai pokok obligasi.
II. Become id AA- from PT Fitch Ratings Indonesia or equivalent if the rating result was performed by other rating agency other than PT Fitch Ratings Indonesia, the Company has an obligation to top-up a minimum of additional collateral to become 70% of bonds principal.
Perusahaan berkewajiban mengganti piutang baru apabila piutang yang dijaminkan sudah lunas atau jatuh tempo dengan piutang yang nilainya sekurangkurangnya setara dengan piutang yang digantikan.
e.
208 83
The Company has to replace with new receivables if the receivable pledged has been settled or due whose value should be at a minimum amount equivalent to the amount of receivable replaced.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan) b.
15. BONDS PAYABLE (continued)
OBLIGASI II BII FINANCE (lanjutan) f.
c.
Perusahaan harus melakukan pelunasan pokok obligasi apabila PT Bank Internasional Indonesia Tbk, baik langsung maupun tidak langsung, dari waktu ke waktu tidak lagi merupakan pemegang saham mayoritas lebih dari 50% dari seluruh saham yang dikeluarkan Perusahaan dan tidak lagi menjadi pemegang saham pengendali dari Perusahaan.
BONDS II BII FINANCE (continued) f.
The Company has to make full settlement of the bonds principal when PT Bank Internasional Indonesia Tbk, either direct or indirect, from the time to time, is not the Company’s majority shareholder of more than 50% of all of the Company’s shares issued and is no longer become the Company’s controlling shareholder.
Obligasi II BII Finance dijamin dengan jaminan fidusia berupa piutang pembiayaan konsumen yang diberikan kepada pihak ketiga sebesar 50% dari jumlah nilai nominal obligasi (Catatan 6).
Bonds II BII Finance are secured by fiduciary collateral in form of consumer finance receivables given to the third parties of about 50% of total nominal value of the obligation (Note 6).
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan yang diberikan terkait penerbitan utang obligasi tersebut di atas.
As of June 30, 2015, December 31, 2014 and 2013, the Company has complied with all important covenants required related to the issuance of bonds payable.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC61/DIR/IV/2015 tanggal 15 April 2015, Obligasi II BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC61/DIR/IV/2015 dated April 15, 2015, Bonds II BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC46/DIR/IV/2014 tanggal 17 April 2014, Obligasi II BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC46/DIR/IV/2014 dated April 17, 2014, Bonds II BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
Berdasarkan surat dari PT Fitch Ratings Indonesia No. RC102/DIR/VIII/2013 tanggal 22 Agustus 2013, Obligasi II BII Finance telah mendapat peringkat “AA+(idn)”.
Based on the letter from PT Fitch Ratings Indonesia No. RC102/DIR/VIII/2013 dated August 22, 2013, Bonds II BII Finance were rated at “AA+(idn)”.
209 84
Theoriginal originalfinancial financialstatements statements The included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. UTANG OBLIGASI (lanjutan)
15. BONDS PAYABLE (continued) One year after the allotment date, the Company may repurchase (buy back) the bonds I & bonds II partially or fully prior to due date of the bonds principal. The Company has the right to treat the repurchase (buy back) to be used as the bonds redemption or to be subsequently sold at market price following the provisions of Trustee Agreements and prevailing regulation.
Satu tahun setelah tanggal penjatahan, Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi I & obligasi II sebelum tanggal pelunasan pokok obligasi. Perusahaan mempunyai hak untuk memberlakukan pembelian kembali (buy back) tersebut untuk dipergunakan sebagai pelunasan obligasi atau untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar dengan memperhatikan ketentuan dalam perjanjian perwaliamanatan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16. UTANG LAIN-LAIN
16. OTHER PAYABLES 30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
Pihak berelasi (Catatan 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Karyawan kunci Kompensasi berbasis saham
3.454
4.447
4.654
10.425
88
135
-
-
Related parties (Note 30) PT Bank Internasional Indonesia Tbk Key employees Share-based payment
Sub-total
3.542
4.582
4.654
10.425
Sub-total
74.499 15.800 13.851 6.970 1.285 2.280
111.199 13.594 9.146 5.300 1.633 101 3.095
49.758 16.643 7.766 216 3.061 1.461 4.766
53.514 6.535 2.522 967 5.500 7.048 2.872
Third parties Insurance payables Customer Suspense account Customer - advance Notary payable PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Others
Sub-total
114.685
144.068
83.671
78.958
Sub-total
Total
118.227
148.650
88.325
89.383
Total
Pihak ketiga Utang asuransi Suspense account pelanggan Uang muka - pelanggan Utang notaris PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lainnya
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA
17. LIABILITY BENEFITS
FOR
POST-EMPLOYMENT
Perusahaan menghitung program imbalan pascakerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan peraturan Perusahaan.
The Company calculates post employment defined benefit plan according to the Labor Law No. 13/2003 and the Company’s regulation.
Perusahaan mencatat liabilitas imbalan pasca-kerja pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan oleh PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), dalam laporannya tertanggal 24 Juni 2015.
The Company accrued the liability for postemployment benefits as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 based on the independent actuarial calculation prepared by PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), in its reports dated June 24, 2015.
85 210
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
17. LIABILITY FOR BENEFITS (continued)
Post-employment benefits expense recognized in statements of profit or loss and other comprehensive income are as follows:
Beban imbalan pasca-kerja yang diakui di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
POST-EMPLOYMENT
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014 2014 2013 2012 (tidak diaudit)/(disajikan kembali)/(disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (unaudited) (as restated) (as restated) (as restated)
2015 Biaya bunga Biaya jasa kini Rugi neto aktuaria periode/ tahun berjalan Lainnya
487 1.133
326 1.130
652 2.001
416 1.294
516 2.100
57 -
37 1.368
32 1.312
(8) (4.219)
(149) 6.914
Neto
1.677
2.861
3.997
(2.517)
9.381
Mutasi saldo estimasi liabilitas imbalan kerja neto
Interest cost Current service cost Net actuarial loss recognized during the period/ year Others Net
Movements in the balance of the net estimated liabilities for employment benefits
1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 (disajikan kembali)/ 2014 2013 2012 January 1, 2012/ 30 Juni 2015/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ December 31, 2011 June 30, 2015 (as restated) (as restated) (as restated) (as restated) 31 Desember/December 31
Liabilitas imbalan pasca-kerja, awal periode/tahun Beban (pemulihan) imbalan pascakerja pada periode/tahun berjalan Pembayaran imbalan pasca-kerja selama periode/tahun berjalan (Keuntungan) kerugian aktuarial yang diakui sebagai pendapatan komprehensif lain Liabilitas imbalan pasca-kerja, akhir periode/tahun
12.165
7.669
11.160
1.689
1.677
3.997
(2.517)
9.381
(151) (252) 13.439
(766) 1.265 12.165
Obligation for post-employment benefit, beginning of period/year Post-employment benefit expense - (reversal)-during current period/year Payment of employees’ benefit during the current period/year
498
(198)
(163)
(776)
253
1.191
Actuarial (gain) loss charged to other comprehensive income
11.160
1.689
Obligation for post-employment benefit, ending of period/year
7.669
Mutasi nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Movements in the balance of the present value of post-employment benefit obligation
1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 (disajikan kembali)/ 2014 2013 2012 January 1, 2012/ 30 Juni 2015/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ December 31, 2011 June 30, 2015 (as restated) (as restated) (as restated) (as restated) 31 Desember/December 31
Saldo awal Biaya jasa kini Biaya bunga Imbalan yang dibayar Beban (manfaat) jasa lalu (Laba) rugi neto aktuaria
12.165 1.133 487 (151) (195)
Nilai kini liabilitas Imbalan pasca-kerja
13.439
7.669 2.001 652 (766) 1.312 1.297
11.160 1.294 416 (198) (4.219) (784)
12.165
7.669
86 211
1.689 2.100 516 (163) 6.914 104 11.160
1.689 -
Beginning balance Current service cost Interest cost Benefit paid Past service cost (benefit) Net actuarial (gain) loss
1.689
Present value of post-employment benefits obligation
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
17. LIABILITY FOR BENEFITS (continued)
POST-EMPLOYMENT
Movement in the balance of actuarial loss (gain) charged to other comprehensive income:
Mutasi kerugian (keuntungan) aktuarial yang diakui sebagai pendapatan komprehensif lain:
1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 (disajikan kembali)/ 2014 2013 2012 January 1, 2012/ 30 Juni 2015/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ December 31, 2011 June 30, 2015 (as restated) (as restated) (as restated) (as restated) 31 Desember/December 31
Saldo awal (Keuntungan) kerugian aktuarial yang diakui sebagai pendapatan komprehensif lain Lainnya
1.933
Saldo akhir
2.219
668
(252) 538
1.444
1.265 -
(776) -
1.933
668
Usia pensiun normal Tingkat diskonto Tingkat kenaikan gaji tahunan Tingkat pengunduran diri karyawan tahunan Referensi tingkat kematian
-
Beginning balance
253 -
1.191 -
Actuarial (gain) loss charged to other comprehensive income Others
1.444
1.191
Ending balance
The main assumptions used in determining the expense and liabilities of post-employment benefit by PT Sentra Jasa Aktuatria (Biro Pusat Aktuaria), independent actuaries, are as follows:
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan estimasi biaya dan liabilitas imbalan pasca-kerja oleh PT Sentra Jasa Aktuaria (Biro Pusat Aktuaria), aktuaris independen, adalah sebagai berikut:
30 Juni 2015/ June 30, 2015
1.191
31 Desember/December 31, 30 Juni 2014/ June 30, 2014 2014 2013 2012 (Tidak diaudit) (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (Unaudited) (as restated) (as restated) (as restated)
1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 (disajikan kembali)/ January 1, 2012/ December 31, 2011 (as restated)
55 8,50% 7,50%
55 8,00% 7,50%
55 8,00% 7,50%
55 8,50% 6,00%
55 6,00% 6,00%
55 6,00% 6,00%
Retirement age Discount rate Annual salary increase
11,00% TMI II
11,00% TMI II
11,00% TMI II
11,00% TMI II
11,00% TMI II
11,00% TMI II
Annual employee turnover Mortality rate reference
Perubahan satu poin persentase dalam tingkat yang diasumsikan terhadap kenaikan tingkat diskonto akan memiliki dampak sebagai berikut:
A one percentage point change in the assumed rate of increase in discount rate would have the following effect:
30 Juni/June 30, 2015 Kenaikan/ Increase Dampak pada biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak pada nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Penurunan/ Decrease 143
(121)
1.592
(1.366)
Effect on the current service cost and interest cost Effect on present value of postemployment benefit obligations
31 Desember 2014 (Disajikan kembali)/ December 31, 2014 (As restated) Kenaikan/ Increase Dampak pada biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak pada nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Penurunan/ Decrease 267
(225)
1.474
(1.257)
212 87
Effect on the current service cost and interest cost Effect on present value of postemployment benefit obligations
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (lanjutan)
17. LIABILITY FOR BENEFITS (continued)
POST-EMPLOYMENT
31 Desember 2013 (Disajikan kembali)/ December 31, 2013 (As restated) Kenaikan/ Increase Dampak pada biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak pada nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Penurunan/ Decrease 173
(146)
930
(795)
Effect on the current service cost and interest cost Effect on present value of postemployment benefit obligations
31 Desember 2012 (Disajikan kembali)/ December 31, 2012 (As restated) Kenaikan/ Increase Dampak pada biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak pada nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Penurunan/ Decrease 199
(233)
965
(1.142)
Effect on the current service cost and interest cost Effect on present value of postemployment benefit obligations
1 Januari 2012/31 Desember 2011 (Disajikan kembali)/ January 1, 2012/December 31, 2011 (As restated) Kenaikan/ Increase Dampak pada biaya jasa kini dan biaya bunga Dampak pada nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja
Penurunan/ Decrease 147
(171)
760
(878)
18. PERPAJAKAN
Effect on the current service cost and interest cost Effect on present value of postemployment benefit obligations
18. TAXATION
Utang pajak penghasilan:
Income taxes payable:
1 Januari 2012/ 31 Desember 2011 (disajikan kembali)/ 2014 2013 2012 January 1, 2012/ 30 Juni 2015/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ December 31, 2011 June 30, 2015 (as restated) (as restated) (as restated) (as restated) 31 Desember/December 31
Pajak penghasilan: Pasal 25/29 Pasal 21 Pertambahan Nilai (PPN) Pasal 23 Pasal 4 (2) Total
8.522 1.832 522 244 97
19.378 1.322 182 1
11.428 1.499 247 2
25.663 768 143 -
13.143 524 142 1
Income tax: Article 25/29 Article 21 Value Added Tax Article 23 Article 4 (2)
11.217
20.883
13.176
26.574
13.810
Total
213 88
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued) A reconciliation between income before income tax expense, as shown in the statements of profit or loss and other comprehensive income and estimated taxable income for the six-month periods ended June 30, 2015 and 2014 (unaudited) and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dengan taksiran laba kena pajak untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2014 2014 2013 2012 (tidak diaudit)/(disajikan kembali)/(disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (unaudited) (as restated) (as restated) (as restated)
2015 Laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Beda temporer Beban imbalan pasca-kerja Kompensasi berbasis saham Cadangan gratifikasi dan remunerasi Penyusutan aset tetap Beban pemasaran Penyisihan penurunan nilai aset keuangan Total Beda tetap Penghasilan bunga Piutang karyawan Biaya perjamuan Beban lain-lain Total
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
191.007
152.877
353.429
1.526 (47)
1.937 -
3.232 135
(2.715) -
9.813 -
(9.261) 182 127
4.079 5.294
15.743 (4.279) 770
8.473 (5.899) 6.793
11.371 2.693 (4.024)
(7.473)
277.327
203.898
-
-
-
(485)
Temporary differences Employee benefit expenses Share-based payment Provision for gratification and remuneration Depreciation of fixed assets Marketing expenses Allowance for impairment losses of financial asset
11.310
15.601
6.652
19.368
Total
(917) 72 896 787
(726) 585
(1.633) 106 827 1.449
(2.689) 130 1.372
(2.846) 693 889 1.642
Permanent differences Interest income Employee receivables Entertainment expenses Other expenses
838
(141)
749
(1.187)
378
Total Taxable income
Laba kena pajak
184.372
164.046
369.779
282.792
223.644
Beban pajak penghasilan: Dikurangi: pajak dibayar dimuka
46.093 (51.895)
41.011 (34.762)
92.445 (73.067)
70.698 (65.428)
55.911 (33.661)
(5.802)
6.249
19.378
5.270
22.250
(Tagihan pajak penghasilan) utang pajak
Income before income tax expense as shown in the statements of profit or loss and other comprehensive income
214 89
Income tax expense: Less: prepaid taxes (Claim for tax refund) taxes payable
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued) The reconciliation between the Company’s income tax expense and the accounting income before tax expense and prevailing tax rate are as follows:
Rekonsiliasi atas beban pajak penghasilan Perusahaan dengan perkalian laba akuntansi Perusahaan sebelum beban pajak penghasilan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2014 2014 2013 2012 (tidak diaudit)/(disajikan kembali)/(disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (unaudited) (as restated) (as restated) (as restated)
2015 Laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Beban pajak dengan tarif pajak yang berlaku Efek pendapatan pajak dari beda tetap Koreksi beban pajak tahun 2013
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
191.007
152.877
353.429
277.327
203.898
47.751
38.219
88.357
69.332
50.974
210 -
(35) -
187 (1.859)
(297) -
95 -
Tax expense at the applicable tax rate Effect of income tax from permanent differences Adjustment on 2013 tax expenses Income tax expense
Beban pajak penghasilan
47.961
38.184
86.685
69.035
51.069
Beban pajak penghasilan: Kini Koreksi beban pajak tahun 2013 Tangguhan
46.093 1.868
41.011 (2.827)
92.444 (1.859) (3.900)
70.698 (1.663)
55.911 (4.842)
Total
47.961
38.184
86.685
69.035
51.069
Pada tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 January 2012/31 Desember 2011 rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Income before income tax expense as shown in statements of profit or loss and other comprehensive income
Income tax expense: Current Adjustment on 2013 tax expenses Deferred Total
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011, the details of deferred tax assets and liabilities are as follows:
30 Juni 2015/ June 30, 2015
Saldo awal/ Beginning balance Aset (liabilitas) pajak tangguhan dampak dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Kompensasi berbasis saham Cadangan biaya pemasaran Aset pajak tangguhan dampak dari ekuitas Penyisihan imbalan pasca-kerja Total
Beban (manfaat) pajak tangguhan/ Deferred tax expenses (income)
2.558 (2.217)
382 45
10.603 34 2.280
(2.315) (12) 32
483
72
13.741
(1.796)
215 90
Saldo akhir/ Ending balance
8.288 22 2.312
Deferred tax assets (liabilities) effect from statements of profit or loss and other comprehensive income Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Share-based payment Provision for marketing expenses
555
Deferred tax assetseffect from equity Post-employment benefits
11.945
Total
2.940 (2.172)
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued) 31 Desember 2014 (disajikan kembali)/ December 31, 2014 (as restated)
Saldo awal/ Beginning balance Aset (liabilitas) pajak tangguhan dampak dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Kompensasi berbasis saham Cadangan biaya pemasaran Aset pajak tangguhan dampak dari ekuitas Penyisihan imbalan pasca-kerja Total
Beban (manfaat) pajak tangguhan/ Deferred tax expenses (income)
Saldo akhir/ Ending balance
1.751 (1.147)
807 (1.070)
2.558 (2.217)
6.667 2.087
3.936 34 193
10.603 34 2.280
Deferred tax assets (liabilities) effect from statements of profit or loss and other comprehensive income Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Share-based payment Provision for marketing expenses
167
316
483
Deferred tax assets effect from equity Post-employment benefits
9.525
4.216
13.741
Total
31 Desember 2013 (disajikan kembali)/ December 31, 2013 (as restated)
Saldo awal/ Beginning balance Aset (liabilitas) pajak tangguhan dampak dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Cadangan biaya pemasaran Aset pajak tangguhan dampak dari ekuitas Penyisihan imbalan pasca-kerja Total
Beban (manfaat) pajak tangguhan/ Deferred tax expenses (income)
Saldo akhir/ Ending balance
2.429 328
(678) (1.475)
1.751 (1.147)
4.549 389
2.118 1.698
6.667 2.087
Deferred tax assets (liabilities) effect from statements of profit or loss and other comprehensive income Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Provision for marketing expenses
167
Deferred tax assets effect from equity Post-employment benefits
9.525
Total
361
(194)
8.056
1.469
216 91
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued) 31 Desember 2012 (disajikan kembali)/ December 31, 2012 (as restated)
Saldo awal/ Beginning balance Aset (liabilitas) pajak tangguhan dampak dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Cadangan biaya pemasaran Nilai wajar pinjaman karyawan Aset pajak tangguhan dampak dari ekuitas Penyisihan imbalan pasca-kerja Total
Beban (manfaat) pajak tangguhan/ Deferred tax expenses (income)
(25) (345) 1.707 1.395 121
Saldo akhir/ Ending balance
2.454 673
2.429 328
2.842 (1.006) (121)
4.549 389 -
Deferred tax assets (liabilities) effect from statements of profit or loss and other comprehensive income Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Provision for marketing expenses Fair value of employee loan
298
63
361
Deferred tax assets effect from equity Post-employment benefits
3.151
4.905
8.056
Total
1 Januari 2012/31 Desember 2011 (disajikan kembali)/ January 1, 2012/December 31, 2011 (as restated)
Saldo awal/ Beginning balance Aset (liabilitas) pajak tangguhan dampak dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain Penyisihan imbalan pasca-kerja Penyusutan aset tetap Cadangan gratifikasi dan remunerasi Cadangan biaya pemasaran Nilai wajar pinjaman karyawan Aset pajak tangguhan dampak dari ekuitas Penyisihan imbalan pasca-kerja Total
Beban (manfaat) pajak tangguhan/ Deferred tax expenses (income)
11 (209)
(36) (136)
932 38
775 1.395 83
Saldo akhir/ Ending balance
1.707 1.395 121
Deferred tax assets (liabilities) effect from statements of profit or loss and other comprehensive income Post-employment benefits Depreciation of fixed asset Provision for gratification and remuneration Provision for marketing expenses Fair value of employee loan
(25) (345)
-
298
298
Deferred tax assets effect from equity Post-employment benefits
772
2.379
3.151
Total
Berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu lima tahun sejak saat terutangnya pajak untuk tahun pajak 2008 dan tahun-tahun selanjutnya.
Under the prevailing Taxation Laws of Indonesia, the Company calculates, determines and pays tax payable based on self-assessment. The Directorate General of Taxes (DGT) may assess or amend taxes within five years from the time the tax becomes due for the fiscal year 2008 and subsequent years.
217 92
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PERPAJAKAN (lanjutan)
18. TAXATION (continued)
Perhitungan pajak penghasilan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 18 adalah perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada waktu Perusahaan akan melaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
The income tax calculation for the six-month period ended June 30, 2015 as disclosed in Note 18 was a temporary estimate made for accounting purpose and may subject to revision when the Company reported the Annual Corporate Income Tax Return to the Tax Office.
Laba kena pajak hasil rekonsiliasi untuk tahun 2014, 2013 dan 2012 menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak Penghasilan Badan.
Reconciliation taxable income for the years 2014, 2013 and 2012 were used as basis in submission of the Company’s Annual Corporate Income Tax Return.
DJP sedang melakukan pemeriksaan pajak untuk seluruh pajak tahun fiskal 2011 dan 2012. Hingga tanggal penyelesaian laporan keuangan, belum ada hasil dari pemeriksaan pajak yang diterbitkan.
The DGT is conducting tax audit for all taxes in the fiscal years 2011 and 2012. Up to the completion date of these financial statements, no tax audit results have been issued.
19. MODAL SAHAM
19. CAPITAL STOCK
Rincian pemegang saham Perusahaan dan kepemilikan sahamnya pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of shares
The Company’s shareholders and their share ownerships as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 are as follows:
Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership
Total (dalam nilai penuh)/ Total (in full amount)
Stockholders
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi Karyawan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
32.369.999
99,99%
32.369.999.000
1
0,01%
1.000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Koperasi karyawan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Total
32.370.000
100,00%
32.370.000.000
Total
20. PENGGUNAAN LABA BERSIH
20. APPROPRIATION OF NET INCOME
Pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, Perusahaan memiliki cadangan umum sejumlah Rp6.500 sesuai dengan UndangUndang Republik Indonesia No. 1/1995 yang telah digantikan dengan Undang-Undang No. 40/2007 efektif tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mengharuskan perusahaan di Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan umum sebesar sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Undangundang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk penyisihan cadangan umum minimum tersebut.
As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, the Company has a general reserve amounting to Rp6,500 in accordance with Law of the Republic of Indonesia No. 1/1995 which had been replaced with the Law No. 40/2007 effective on August 16, 2007 regarding Limited Liability Company, which requires Indonesian companies to set up a general reserve amounting to at least 20% of the Company’s issued and paid up share capital. There is no set period of time over which this amount should be provided.
218 93
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
21. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2015 Pendapatan pembiayaan konsumen - bruto Hak-hak bank berhubungan dengan transaksi pembiayaan bersama Total pendapatan pembiayaan konsumen - neto
2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
871.457 (465.142) 406.315
927.078
21. CONSUMER FINANCING INCOME
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
1.486.035
1.100.842
2012 1.120.340
(586.999)
(750.862)
(509.559)
(704.178)
340.079
735.173
591.283
416.162
Consumer financing income -gross Bank’s rights on such income relating to the joint financing Total consumer financing income - net
Untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, amortisasi biaya transaksi yang diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp277.648, Rp284.383, Rp599.910, Rp504.428 dan Rp346.213.
For the six-month periods ended June 30, 2015 and 2014 (unaudited) and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012, amortization of transaction costs which were recognized as consumer financing income is amounted to Rp277,648, Rp284,383, Rp599,910, Rp504,428 and Rp346,213, respectively.
Jumlah pendapatan pembiayaan konsumen yang diterima dari pihak berelasi masing-masing sebesar Rp1.859, Rp1.804, Rp3.616, Rp2.347 dan Rp2.886 untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 (Catatan 30).
The amount of consumer financing income received from related parties is amounted to Rp1,859, Rp1,804, Rp3,616, Rp2,347 and Rp2,886 for the six-month period ended June 30, 2015 and 2014 (unaudited) and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively (Note 30).
22. PENDAPATAN BUNGA
22. INTEREST INCOME Interest income consists of interest income from time deposit and current accounts from banks. The amount of interest income received from related parties is amounted to Rp846, Rp695, Rp1,554, Rp2,605 dan Rp1,781 for the six-month period ended June 30, 2015 and 2014 (unaudited) and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively (Note 30).
Pendapatan bunga terdiri dari pendapatan bunga dari deposito berjangka dan jasa giro dari bank. Jumlah pendapatan bunga yang diterima dari pihak berelasi masing-masing sebesar Rp846, Rp695, Rp1.554, Rp2.605 dan Rp1.781 untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 (Catatan 30). 23. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
23. FINANCE LEASE INCOME
Pendapatan sewa pembiayaan yang berasal dari pihak berelasi masing-masing sebesar Rp12, Rp24, Rp42, Rp64 dan Rp82 untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 (tidak diaudit) dan tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 (Catatan 30).
Leasing income which is derived from related parties is amounted to Rp12, Rp24, Rp42, Rp64 and Rp82 for the six-month period ended June 30, 2015 and 2014 (unaudited) and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively (Note 30).
219 94
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PENDAPATAN LAIN-LAIN
24. OTHER INCOME Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015 Penerimaan piutang yang telah dihapusbukukan Keuntungan atas penjualan aset tetap (Catatan 9) Lainnya Total
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
2.514
699
2.895
1.925
455
444 185
1.726 1.442
1.726 343
747 335
452 1.655
Recovery from receivable written off Gain on sale of fixed assets (Note 9) Others
3.143
3.867
4.964
3.007
2.562
Total
25. BEBAN TENAGA KERJA
25. EMPLOYEE EXPENSES Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2015
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014 2014 2013 2012 (tidak diaudit)/(disajikan kembali)/(disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (unaudited) (as restated) (as restated) (as restated)
Gaji dan tunjangan Gratifikasi dan remunerasi Tunjangan insentif Lainnya
29.724 6.900 6.061 6.409
27.192 13.650 4.873 6.737
52.653 27.300 10.655 13.248
40.999 17.018 11.044 5.348
29.988 17.981 8.027 17.093
Salaries and benefits Gratification and remuneration Incentives Other
Total
49.094
52.452
103.856
74.409
73.089
Total
26. BEBAN PENDANAAN
26. FINANCING EXPENSES Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2015 Utang obligasi Utang bank MTN Total
2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
70.131 47.702 8.105
72.255 16.608 8.261
145.114 33.049 16.573
99.541 50.955 24.290
21.977 27.125 39.871
Bonds payable Bank loans MTN
125.938
97.124
194.736
174.786
88.973
Total
220 95
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. BEBAN PEMASARAN
27. MARKETING EXPENSES Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
Beban promosi Beban entertainment Beban lainnya
7.616 1.791 92
10.589 1.918 151
19.428 201 4.135
22.336 170 3.464
15.912 300 2.421
Promotion expenses Entertainment expenses Other expenses
Total
9.499
12.658
23.764
25.970
18.633
Total
28. BEBAN LAIN-LAIN
28. OTHER EXPENSES Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015 Beban pemeliharaan Beban pemeliharaan gedung Beban pemeliharaan komputer Beban pemeliharaan kendaraan Beban lainnya Sub-total Beban umum dan administrasi Beban fidusia Beban premi asuransi Beban sewa Beban komunikasi Beban persediaan kantor Beban perjalanan dinas Beban transportasi Beban air dan listrik Beban jasa profesional Beban pajak Beban lainnya Sub-total Beban non-operasional Beban pelatihan Beban tunjangan sewa rumah dan perabotan Beban rapat kerja Beban lainnya Sub-total Total
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
505 427 323 957
320 361 209 805
771 685 556 1.593
615 965 355 1.640
521 972 277 1.995
Maintenance expense Building maintenance expense Computer maintenance expense Vehicle maintenance expense Others expense
2.212
1.695
3.605
3.575
3.765
Sub-total General and administration expense Fiduciary expense Insurance premium expense Rentals expense Communication expense Office supplies Travelling expense Transportation expense Water and electricity expense Professional service fee Tax expense Others expense
4.307 3.004 2.147 2.029 1.561 1.363 1.345 1.210 517 46 4.814
7.471 874 1.650 2.141 1.643 1.219 877 1.012 284 49 2.821
14.441 3.840 3.550 4.410 3.132 2.391 1.876 2.046 742 92 6.696
4.901 4.265 3.134 4.002 2.570 2.221 3.918 1.858 1.677 82 5.207
3.380 2.733 3.516 1.915 2.213 3.638 1.493 753 188 2.620
22.343
20.041
43.216
33.835
22.449
Sub-total
1.343
307
1.257
1.192
1.274
73 103 188
52 4 512
122 103 769
107 285 309
155 66 296
Non-operating expense Training fee Allowance for house and furnitures Meeting expense Others expense
1.707
875
2.251
1.893
1.791
Sub-total
26.262
22.611
49.072
39.303
28.005
Total
221 96
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. LABA PER SAHAM DASAR
29. BASIC EARNINGS PER SHARE
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2014 2014 2013 2012 (tidak diaudit)/(disajikan kembali)/(disajikan kembali)/ (disajikan kembali)/ (Unaudited) (As restated) (As restated) (As restated)
2015 Laba periode/tahun berjalan Jumlah rata-rata tertimbang saham (lembar) Laba per saham dasar (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
143.046 32.370.000
4.419
114.693 32.370.000
266.744 32.370.000
3.543
32.370.000
8.240
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI
6.435
152.829
Income for the period/year
32.370.000
Weighted average common shares (share)
4.721
Earnings per share (Expressed in full amount of Rupiah)
30. TRANSACTIONS AND RELATED PARTIES
BALANCES
WITH
In the normal course of business, the Company is engaged in transactions with related parties. The related parties, nature of relationships, and nature of transactions are as follows:
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Pihak-pihak berelasi, sifat dari hubungan, dan sifat dari transaksi adalah sebagai berikut: Pihak berelasi/ Related parties
208.292
Sifat dari hubungan/ Nature of relationship
Sifat dari transaksi/ Nature of transaction
PT Bank Internasional Indonesia Pemegang saham mayoritas Perusahaan/The majority shareholder Tbk (BII) of the Company
Rekening giro dan deposito berjangka/current accounts and time deposits, sewa ruangan kantor/office space rental, perjanjian pembiayaan bersama/joint financing agreement, piutang sewa pembiayaan/finance lease receivables, utang obligasi/bonds payable, utang bank/bank loans, utang lain-lain/other payable, beban masih harus dibayar/accrued expenses, pendapatan bunga/interest income, beban pendanaan/financing cost.
PT Wahana Ottomitra Multiartha Hubungan entitas pengendali dengan Perusahaan/Under common Tbk (WOM) ownership as with the Company
Fasilitas pembiayaan kendaraan/Consumer facilities-vehicles.
konsumenfinancing
Malayan Banking Berhad
Pemegang saham induk/Ultimate shareholder
Pemilik MTN/MTN’s holder
Dewan Komisaris dan Direksi/Board of Comissioners and Directors
Manajemen kunci/Key management
Perusahaan menyediakan imbalan dan manfaat berupa gaji dan kesejahteraan, serta imbalan pascakerja/The Company provides salary and benefits, also post employment benefit, kompensasi berbasis saham/share-based payment.
222 97
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan)
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
WITH
Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut meliputi antara lain:
In performing its business, the Company engages in certain transactions with the related parties. Those transactions included:
a.
a.
Perusahaan menyediakan kompensasi dan manfaat kepada Dewan Komisaris dan Direksi sebagai berikut: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015 Imbalan kerja jangka pendek Persentase terhadap total beban
b.
The Company provides compensation and benefits for the Boards of Commissioners and Directors as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
4.266
4.369
6.355
6.195
6.198
Short-term employee benefit
1,86%
2,23%
1,59%
1,89%
2,82%
Percentage to total expenses
Kompensasi berbasis saham
-
-
135
-
-
Share-based payment
Persentase terhadap total beban
-
-
0,03%
-
-
Percentage to total expenses
b.
Perusahaan memperoleh pendapatan sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen dari pihak berelasi. Rincian mengenai pendapatan sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen serta piutang sewa pembiayaan, dan pembiayaan konsumen dari transaksi pihak berelasi adalah sebagai berikut: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015 Pendapatan sewa pembiayaan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 23) Persentase terhadap total pendapatan
The Company obtained finance lease income and consumer financing income from the related parties. The detail about finance lease income, consumer financing income, finance leases receivable, and consumer financing receivable from related parties are as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
12
24
42
64
82
Finance lease income PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 23)
0,00%
0,00%
0,01%
0,01%
0,02%
Percentage to total revenue
Pendapatan pembiayaan konsumen PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Catatan 21)
1.859
1.804
3.616
2.347
2.886
Consumer financing income PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Note 21)
Persentase terhadap total pendapatan
0,44%
0,52%
0,48%
0,39%
0,68%
Percentage to total revenue
223 98
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan)
Persentase terhadap total aset
c.
WITH
31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Piutang sewa pembiayaan - neto PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 5)
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
2014
2013
2012
119
210
374
517
Finance lease receivables - net PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 5)
0,00%
0,01%
0,01%
0,02%
Percentage to total assets
Piutang pembiayaan konsumen - neto PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Catatan 6)
24.105
26.662
9.132
12.030
Consumer finance receivable - net PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (Note 6)
Persentase terhadap total aset
0,55%
0,63%
0,28%
0,57%
Percentage to total assets
Perusahaan memperoleh pendapatan bunga dari pihak berelasi. Rincian mengenai pendapatan bunga dan kas dan setara kas dari transaksi pihak berelasi adalah sebagai berikut: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015
c. The Company obtained interest income from the related parties. The details regarding interest income and cash and cash equivalents from the related parties as follows:
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
Pendapatan bunga PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 22)
Interest income 846
695
1.554
2.605
1.781
Persentase terhadap total pendapatan
0,20%
0,20%
0,21%
0,43%
0,42%
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Kas dan setara kas PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 4) Persentase terhadap total aset
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 22)
Percentage to total revenues
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
3.348
75.186
8.438
2.577
Cash and cash equivalents PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 4)
0,08%
1,79%
0,26%
0,12%
Percentage to total assets
224 99
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan) d.
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31,
2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015 Beban pendanaan Beban bunga - Utang bank PT Bank Internasional Indonesia Tbk
WITH
d. The Company has financing, provision and commission expenses to the related parties. The details about financing, provision and commission expenses to the related parties are as follows:
Perusahaan memiliki beban pendanaan dan beban provisi dan komisi kepada pihak-pihak berelasi. Rincian mengenai beban pendanaan dan beban provisi dan komisi kepada pihak berelasi adalah sebagai berikut: Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30,
2014
2013
2012
2.813
829
864
1.207
2.339
Financing expenses Interest expense on - Bank loan PT Bank Internasional Indonesia Tbk
1,23%
0,42%
0,22%
0,37%
1,06%
Percentage to total expenses
7.270
-
41.459
14.931
-
3,18%
-
10,36%
4,56%
-
-
-
2.486
-
-
Persentase terhadap total beban
-
-
0,62%
-
-
Beban provisi dan komisi PT Bank Internasional Indonesia Tbk
-
100
258
233
760
0,00%
0,05%
0,06%
0,07%
0,35%
Persentase terhadap total beban Beban bunga obligasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk Persentase terhadap total beban Beban bunga MTN - Malayan Banking Berhad
Persentase terhadap total beban
e.
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
Utang obligasi PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 15) Persentase terhadap total liabilitas Utang obligasi Malayan Banking Berhard (Catatan 14) Persentase terhadap total liabilitas
Percentage to total expenses Interest expenses on MTN - Malayan Banking Berhad Percentage to total expenses Provision and commission expenses PT Bank Internasional Indonesia Tbk Percentage to total expenses
e. The details of bonds payable, MTN, bank loan, other payables, and accrued expenses with the related parties are as follows:
Rincian mengenai utang obligasi, MTN, utang bank, utang lain-lain, dan biaya masih harus dibayar dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: 30 Juni 2015/ June 30, 2015
Interest on bonds obligation PT Bank Internasional Indonesia Tbk
31 Desember/December 31, 2014
2013
2012
149.363
149.651
149.413
-
Bonds payable PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 15)
4,35%
4,42%
5,50%
0,67%
Percentage to total liabilities
-
29.980
-
-
Bonds payable Malayan Banking Berhard (Note 14)
0,00%
0,88%
0,26%
0,12%
Percentage to total liabilities
225 100
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAKPIHAK BERELASI (lanjutan)
Persentase terhadap total liabilitas Utang lain-lain PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 16) Persentase terhadap total liabilitas Beban masih harus dibayar PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 13) Persentase terhadap total liabilitas
f.
2014
Persentase terhadap total aset
103.038
126.739
-
72.000
3,00%
3,74%
0,00%
4,04%
Percentage to total liabilities
3.542
4.582
4.654
10.425
Other payables PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 16)
0,10%
0,14%
0,17%
0,58%
Percentage to total liabilities Accrued expenses PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 13)
9
46
-
341
0,00%
0,00%
0,00%
0,02%
Percentage to total liabilities
f. The Company provides borrowing facility to the key employees for vehicle ownership with 0% interest rate (non-interest) with terms of 60 (sixty) months period. 31 Desember/December 31,
2014
2013
2012
422
529
466
770
Employe loan Key employee
0,01%
0,01%
0,01%
0,04%
Percentage to total assets
g. The Company utilized office facility in BII’s branches which is charged for reimbursement of operating expenses.
Perusahaan menggunakan fasilitas ruangan cabang-cabang BII dan dibebani penggantian biaya operasional. Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015
2012 Bank loan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Note 11)
30 Juni 2015/ June 30, 2015
g.
2013
Perusahaan memberikan fasilitas pinjaman kepada karyawan kunci untuk pemilikan kendaraan bermotor dengan suku bunga 0% (tanpa bunga) dengan jangka waktu 60 (enam puluh) bulan.
Pinjaman karyawan Karyawan kunci
WITH
31 Desember/December 31,
30 Juni 2015/ June 30, 2015 Utang bank PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Catatan 11)
30. TRANSACTIONS AND BALANCES RELATED PARTIES (continued)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
Beban operasional PT Bank Internasional Indonesia Tbk
176
174
464
93
-
Operasional expenses PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Persentase terhadap total beban
0,08%
0,09%
0,12%
0,03%
0,00%
Percentage to total expenses
226 101
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko kredit, dan risiko likuiditas. Perusahaan telah memiliki kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:
The main risks arising from Company’s financial instruments are interest rate risk, credit risk,and liquidity risk. The Company has policies for managing each of these risks, which are described in details as follows:
Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing
Foreign Exchange Risk
Perusahaan menyadari adanya risiko nilai tukar mata uang asing akibat fluktuasi mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Namun demikian, Perusahaan berpendapat bahwa dampak dari fluktuasi kurs mata uang asing terhadap operasi Perusahaan adalah tidak signifikan.
The Company is aware of foreign exchange risk due to fluctuation of Rupiah exchange rate against US Dollar. However, The Company is in the opinion that the impact of the foreign exchange rates fluctuation is not significant to the Company.
Risiko Suku Bunga
Interest Rate Risk
Risiko suku bunga adalah risiko bahwa nilai wajar atau arus kas masa datang atas instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Perusahaan mengupayakan untuk menerapkan kebijakan penggunaan pinjaman dengan tingkat suku bunga tetap (fixed rate) agar dapat menutup suku bunga yang dikenakan pada nasabah.
Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company’s policy is to try to manage its borrowings using fixed interest rate in order to match the fixed interest rate which is charged to consumers.
Tabel di bawah ini menggambarkan rincian jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dipengaruhi oleh tingkat bunga.
The following tables represent breakdown of maturity dates of Company’s financial assets and liabilities which are affected by interest rate.
30 Juni 2015/June 30, 2015 Suku Bunga Variabel/ Variable Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than 3-12 bulan/ 3 months 3-12 months Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Total Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Medium-Term Notes Utang obligasi Total Total - neto
Suku Bunga Tetap/ Fixed Rate
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 moths
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total Financial assets Cash and cash equivalents Finance leases receivables Consumer financing receivables Other receivables
25.663
-
-
-
-
-
25.663
-
-
571
2.638
161.883
-
165.092
-
-
25.346 -
363.782 -
3.606.762 485
122.820 -
4.118.710 485
25.663
-
25.917
366.420
3.769.130
122.820
4.309.950
Total
-
1.524.370 4.739 199.888 1.440.772
Financial liabilities Bank loans Other payables Medium-Term Notes Bonds payable
-
-
-
-
25.663
-
1.223.500 -
21.332 -
279.538 4.739 199.888 1.440.772
1.223.500
21.332
1.924.937
-
3.169.769
Total
(1.197.583)
345.088
1.844.193
122.820
1.140.181
Total - net
227 102
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued) 31 Desember/December 31, 2014
Suku Bunga Variabel/ Variable Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than 3-12 bulan/ 3 months 3-12 months Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Total Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Medium-Term Notes Utang obligasi Total Total - neto
Suku Bunga Tetap/ Fixed Rate
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 moths
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
-
-
-
6.913
133.432
-
140.345
-
-
24.666 -
331.408 10
3.367.377 596
173.792 -
3.897.243 606
Financial assets Cash and cash equivalents Finance leases receivables Consumer financing receivables Other receivables
83.716
-
24.666
338.331
3.501.405
173.792
4.121.910
Total
-
-
950.000 6.081 -
33.504 381.000
66.010 101 199.867 1.439.926
-
1.049.514 6.182 199.867 1.820.926
Financial liabilities Bank loans Other payables Medium-Term Notes Bonds payable
-
-
956.081
414.504
1.705.904
-
3.076.489
Total
83.716
-
(931.415)
(76.173)
1.795.501
173.792
1.045.421
Total - net
83.716
-
-
-
-
-
83.716
31 Desember 2013/December 31, 2013 Suku Bunga Variabel/ Variable Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than >3-12 bulan/ 3 months >3-12 months Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Total Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Medium-term notes Utang obligasi Total Total-neto
Suku Bunga Tetap/ Fixed Rate
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
>3-12 bulan/ >3-12 moths
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
-
-
13
-
65.758
-
65.771
-
-
22.346 -
256.246 3
2.642.375 506
191.486 -
3.112.453 509
Financial assets Cash and cash equivalent Finance leases receivables Consumer financing receivables Other receivables
22.327
-
22.359
256.249
2.708.639
191.486
3.201.060
Total
150.000 -
-
5.556 2.277 -
2.245 -
267.766 199.812 1.818.832
-
423.322 4.522 199.812 1.818.832
Financial liabilities Bank loans Other payables Medium-term notes Bonds payable
150.000
-
7.833
2.245
2.286.410
-
2.446.488
Total
(127.673)
-
14.526
254.004
422.229
191.486
754.572
Total-net
22.327
-
-
-
228 103
-
-
22.327
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012
Suku Bunga Variabel/ Variable Rate Kurang dari 3 bulan/ Less than >3-12 bulan/ 3 months >3-12 months Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Total
11.003
Suku Bunga Tetap/ Fixed Rate
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months -
>3-12 bulan/ >3-12 moths -
>1-5 tahun/ >1-5 years -
> 5 tahun/ > 5 years -
Total/ Total -
11.003
Financial assets Cash and cash equivalent Finance leases receivables Consumer financing receivables Other receivables
-
-
32
-
49.950
-
49.982
-
-
2.069 -
177.038 10
1.823.441 814
-
2.002.548 824
11.003
-
2.101
177.048
1.874.205
-
2.064.357
Total
Liabilitas keuangan Utang bank Utang lain-lain Medium - term notes Utang obligasi
-
-
152.000 6.317 -
91.986 6.231 100.771
398.945 299.741 521.665
-
642.931 12.548 299.741 622.436
Financial liabilities Bank loans Other payables Medium-term notes Bonds payable
Total
-
-
158.317
198.988
1.220.351
-
1.577.656
Total
11.003
-
(156.216)
(21.940)
653.854
-
486.701
Total-net
Total-neto
Analisis sensitivitas
Sensitivity analysis
Manajemen risiko tingkat suku bunga terhadap batas perubahan tingkat suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan terhadap beberapa skenario suku bunga baku maupun non-baku. Skenario baku yang dilakukan setiap bulan mencakup analisis kenaikan atau penurunan kurva imbal hasil sebesar 50 basis poin (bp).
The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of Company’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 50 basis point (bp) parallel fall or rise in all yield curves.
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap pendapatan pembiayaan konsumen:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the consumer financing income:
30 Juni/ June 30, 2015 Kenaikan suku bunga Penurunan suku bunga
17.350 (17.350)
229 104
Increase in interest rate Decrease in interest rate
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Suku Bunga (lanjutan)
Interest Rate Risk (continued)
Analisis sensitivitas (lanjutan)
Sensitivity analysis (continued)
Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap beban pendanaan:
The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the financing costs:
30 Juni/ June 30, 2015 Kenaikan suku bunga Penurunan suku bunga
(7.622) 7.622
Increase in interest rate Decrease in interest rate
Risiko Kredit
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko jika pihak debitur tidak memenuhi kewajibannya dalam kontrak konsumen, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan telah melakukan analisa dan persetujuan kredit yang hati-hati, dan juga pengawasan terhadap saldo piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dilakukan secara berkesinambungan untuk meminimalisasi piutang yang tidak dapat ditagih.
Credit risk is the risk that a counterparty will not meet its obligations under a customer contract, leading to a financial loss. The Company has maintained prudent credit analysis and approval process and also monitored consumer financing and finance lease receivable balances continuously in order to minimize the exposure to bad debts.
Proses persetujuan kredit dimulai dengan proses awal penerimaan aplikasi pembiayaan yang selektif dan ditangani dengan prinsip kehati-hatian, dimana aplikasi pembiayaan akan melalui proses survei dan analisis pembiayaan untuk kemudian disetujui oleh komite kredit. Perusahaan juga menerapkan Pedoman Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah yang diatur oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 45/KMK.06/2003 tanggal 30 Januari 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah bagi Lembaga Keuangan Non Bank, yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 74/PMK.012/2006 tanggal 31 Agustus 2006 dan keputusan Direktur Jenderal Lembaga Keuangan No. Kep-2833/LK/2003 tanggal 12 Mei 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah pada Lembaga Keuangan Non Bank. Manajemen risiko kredit mencakup namun tidak terbatas pada:
Credit approval processes starting with the initial process selective selection of application and implementation of prudent principle, whereby financing applications will go through the process of surveying and financing analysis which was then approved by the credit committee. The Company also implements Know Your Customer as regulated in the Minister of Finance Regulation No. 45/KMK.06/2003 dated January 30, 2003 on Know Your Customer Principles for Non-Bank Financial Institution that had been amended by Minister of Finance Regulation No. 74/ PMK.012/2006 dated August 31, 2006 and the Decision of Director General of Financial Institutions No. Kep2833/LK/2003 dated May 12, 2003 on Application Guidelines on Know Your Customer for NonBank Financial Institution. Management of credit risk include, but are not limited to:
1.
1. Maintaining credit exposure to each customer within the limits set for the client in line with the calculation of the customer’s credit risk rating.
Menjaga agar eksposur kredit kepada setiap nasabah berada dalam limit yang ditetapkan kepada nasabah tersebut sesuai dengan perhitungan customer credit risk rating.
230 105
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
2.
Memproses setiap pengajuan aplikasi pembiayaan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku dan memperhatikan identifikasi risiko awal pada nasabah tersebut.
2. Processing every credit application in accordance with the applicable provisions and procedures and paying attention to the early identification of risks in the customer.
3.
Melakukan pengawasan dan review terhadap nasabah secara berkala dalam jangka waktu yang wajar serta melakukan analisis deteksi dini atas pembiayaan yang mengarah kepada pembiayaan bermasalah.
3. Monitoring and periodic review of the customers within a reasonable period of time and analysis for early detection of financing that may become uncollectible.
4.
Melakukan pengelolaan risiko kredit yang independen dengan kewenangan yang jelas dan bertanggung jawab.
4. Performing independent credit risk management with a clear authorization and responsibility.
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit
Maximum exposure to credit risk
Nilai tercatat dari aset keuangan Perusahaan selain piutang sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit.
The carrying amount of the Company’s financial assets other than finance lease receivables and consumer financing receivables represent the maximum exposure of credit risk.
Jaminan dan perlindungan kredit lainnya
Collateral and other credit enhancements
Nilai dan jenis jaminan yang dibutuhkan tergantung pada penilaian risiko kredit dari counterparty. Panduan tentang jenis jaminan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan.
The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters.
Umumnya agunan diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (secondary source of repayment) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha atau pendapatan debitur.
Generally, collateral is required for all credits extended as a second source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations or income of the borrowers.
Dalam hal piutang pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan, agunan yang dapat diterima oleh Perusahaan dari konsumen adalah Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan yang dibiayai oleh Perusahaan.
In case of consumer financing and finance lease receivables, collaterals acceptable by the Company from debtor is the Certificate of Ownership of the vehicles financed by the Company.
231 106
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Analisis konsentrasi risiko kredit
Concentration of credit risk analysis
Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah konsumen bergerak dari aktivitas usaha yang sama atau aktivitas dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika mereka memiliki karakteristik yang sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya samasama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau yang lainnya.
Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions.
Perusahaan terutama bergerak di bidang usaha pembiayaan konsumen yang konsumennya kebanyakan adalah perorangan dan tidak terkonsentrasi pada wilayah geografis tertentu.
The Company is primarily engaged in consumer financing business which the customers are mainly individuals and they are not concentrated in the specific geographic region.
Tabel berikut menggambarkan jumlah risiko kredit dan konsentrasi risiko atas piutang yang dimiliki Perusahaan:
The following tables describe the amount of credit risk and its concentrated risk upon Company’s receivables:
30 Juni 2015/ June 30, 2015
31 Desember 2014/ December 31, 2014
31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/ December 31, 2013 December 31, 2012
Piutang sewa pembiayaan Koperasi Individu
184.110 10.170
144.698 20.121
36.872 41.304
768 59.387
Sub-total
194.280
164.819
78.176
60.155
Sub-total Consumer financing receivables Corporate Individual
Finance lease receivables Corporate Individual
Piutang pembiayaan konsumen Koperasi Individu
665.480 3.982.243
719.657 3.784.604
727.710 3.180.401
402.379 2.106.685
Sub-total
4.647.723
4.504.261
3.908.111
2.509.064
Sub-total
485
606
509
824
Other receivables
4.842.488
4.669.686
3.986.796
2.570.043
Total
Piutang lain-lain Total
232 107
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued)
Informasi kualitas kredit yang mengalami penurunan nilai dan tidak mengalami penurunan nilai per tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:
The following tables set out the credit risk based on impaired and not impaired classification as of June 30, 2015, 2014, 2013 and 2012:
30 Juni/June 30, 2015 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired
Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
25.663 151.315 3.532.460 485 5.542
13.490 485.579 -
287 100.671 -
25.663 165.092 4.118.710 485 5.542
Financial Assets Cash and cash equivalents Finance lease receivables Consumer financing receivables Other receivables Others assets
Total
3.715.465
499.069
100.958
4.289.829
Total
Total/ Total
31 Desember/December 31, 2014 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired
Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain
83.716 121.246 3.448.748 606 8.386
18.143 382.065 -
956 66.430 -
83.716 140.345 3.897.243 606 8.386
Financial Assets Cash and cash equivalents Finance lease receivables Consumer financing receivables Other receivables Others assets
Total
3.662.702
400.208
67.386
4.130.296
Total
233 108
Total/ Total
The original financial statements financial statements included hereinThe are original in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued) 31 Desember/December 31, 2013 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired
Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Total/ Total
Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen -neto Piutang lain-lain Aset lain-lain
22.966 57.552
7.621
418
22.966 65.591
2.812.324 509 1.160
251.168 -
43.654 -
3.107.146 509 1.160
Financial Asset Cash and cash equivalent Finance lease receivables-net Consumer financing receivables -net Other receivables Others assets
Total
2.894.511
258.789
44.072
3.197.372
Total
31 Desember/December 31, 2012 Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Neither past due nor impaired Aset Keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen -neto Piutang lain-lain Aset lain-lain Total
Jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai/ Past due but not impaired
Mengalami penurunan nilai/ Impaired
11.865 45.492 1.849.490
4.457 147.632
2.632
11.865 49.949 1.999.754
824 212
-
-
824 212
Financial Asset Cash and cash equivalent Finance lease receivables-net Consumer financing receivables -net Other receivables Others assets
1.907.883
152.089
2.632
2.062.604
Total
Total/ Total
The following tables summarize the aging analysis of consumer financing receivables and finance lease receivables which are past due but not impaired.
Tabel berikut menunjukkan aging analysis terhadap piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai. 30 Juni/June 30, 2015 1-30 hari/days
31-60 hari/days
Total/Total
Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto
13.246
244
13.490
Finance lease receivables- net
455.342
30.237
485.579
Consumer financing receivables - net
Total
468.588
30.481
499.069
Total
31 Desember/December 31, 2014 1-30 hari/days
31-60 hari/days
Total/Total
Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto
17.746
397
18.143
Finance lease receivables- net
333.801
48.264
382.065
Consumer financing receivables - net
Total
351.547
48.661
400.208
Total
234 109
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Kredit (lanjutan)
Credit Risk (continued) 31 Desember/December 31, 2013 1-30 hari/days
31-60 hari/days
Total/Total
Piutang sewa pembiayaan-neto Piutang pembiayaan konsumen-neto
6.379
1.242
7.621
Finance lease receivables-net
227.521
23.647
251.168
Consumer financing receivables-net
Total
233.900
24.889
258.789
Total
31 Desember/December 31, 2012 1-30 hari/days
31-60 hari/days
Total/Total
Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen-neto
3.835
622
4.457
Finance lease receivables-net
137.454
10.178
147.632
Consumer financing receivables-net
Total
141.289
10.800
152.089
Total
Risiko Likuiditas
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perusahaan tidak memiliki sumber keuangan yang mencukupi untuk memenuhi liabilitasnya yang telah jatuh tempo atau fasilitas kredit untuk pembiayaan kembali. Risiko tersebut dapat diatasi oleh Perusahaan karena dalam pemberian fasilitas pembiayaan konsumen, selain menggunakan dana sendiri, Perusahaan juga memiliki kerjasama dengan beberapa bank nasional dan bank pemerintah dalam bentuk fasilitas pinjaman untuk pembiayaan bersama (joint financing) maupun demand loan dan term loan.
Liquidity risk is a risk where the Company doesn’t have enough assets to meet its matured liability or line of credit facility for refinancing. The risk can be resolved by the Company because in giving consumer financing facility, besides using self financing, The Company also maintains partnership with several national banks and stateowned banks in the form of joint financing and demand loan and term loans.
Perusahaan juga mempunyai fasilitas pinjaman rekening koran yang dapat ditarik setiap waktu untuk memenuhi kebutuhan modal kerja.
The Company also has an overdraft loan facility that can be withdrawn at any time to meet the working capital requirements.
Perbandingan liabilitas terhadap ekuitas Perusahaan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 361%, 417%, 499% dan 532%. Rasio liabilitas terhadap total aset pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 masing-masing sebesar 78%, 81%, 83% dan 84%.
The Company’s Debt to Equity ratio as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 is 361%, 417%, 499% and 532%, respectively. The Debt to Assets ratio as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 was 78%, 81%, 83% and 84%, respectively.
235 110
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued)
Tabel dibawah ini menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan berdasarkan arus kas yang tidak didiskonto:
The tables below show the remaining contractual maturities of financial liabilities based on undiscounted cash flow:
30 Juni/June 30, 2015 Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
845.179 73.334 56.031 -
443.577 210.955 -
363.996 79.238 1.598.955
-
Liabilities 1.652.752 Bank loans 73.334 Payables to dealers 79.238 Other payables 56.031 Accrued expenses 210.955 Medium-Term Notes 1.598.955 Bonds payable
Total
974.544
654.532
2.042.189
-
3.671.265
Total
31 Desember/December 31, 2014 Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi Total
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
956.895 74.171 118.075 63.294 -
396.050
112.317 220.750 1.701.848
-
Liabilities 1.069.212 Bank loans 74.171 Payables to dealers 118.075 Other payables 63.294 Accrued expenses 220.750 Medium-Term Notes 2.097.898 Bonds payable
1.212.435
396.050
2.034.915
-
3.643.400
Total
31 Desember/December 31, 2013 Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
155.556 121.826 60.504 44.951 -
-
267.766 199.812 1.818.832
-
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
Total
382.837
-
2.286.410
-
2.669.247
236 111
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bonds payable Total
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued) 31 Desember/December 31, 2012
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi Total
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
152.000 65.368 82.335 26.492 -
91.986 299.741 100.771
398.945 521.665
-
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
326.195
492.498
920.610
-
1.739.303
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other liabilitites Accrued expenses Medium-term notes Bonds payable Total
The tables below summarizes the maturity profile of the Company’s financial assets and liabilities at June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively, based on remaining contractual maturity date:
Tabel di bawah ini menggambarkan profil jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan masing-masing pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 berdasarkan sisa jatuh tempo kontraktual:
30 Juni/June 30, 2015 Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Aset Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan Konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain Total Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi Total Perbedaan jatuh tempo
25.663
-
-
-
587
2.496
191.197
-
22.778 5.542
342.235 -
4.098.867 558 -
183.843 -
Assets Cash and 25.663 cash equivalents Finance lease 194.280 receivables Consumer financing 4.647.723 receivables 558 Other receivables 5.542 Other assets
4.290.622
183.843
4.873.766
54.570 845.179 73.334 56.031 -
344.731 443.577 -
363.996 79.238 210.955 1.598.955
-
1.652.752 73.334 79.238 56.031 210.955 1.598.955
Total Liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bonds payable
974.544
443.577
2.253.144
-
3.671.265
Total
(919.974)
(98.846)
2.037.478
183.843
1.202.501
Maturity gap
237 112
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued) 31 Desember/December 31, 2014
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Aset Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Piutang lain-lain Aset lain-lain Total Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi Total Perbedaan jatuh tempo
84.269
-
-
-
84.269
-
7.269
157.550
-
164.819
22.086 8.386
324.363 9 -
3.891.535 597 -
266.277 2.431 -
4.504.261 3.037 8.386
114.741
331.641
4.049.682
268.708
4.764.772
Assets Cash and cash equivalents Finance lease receivables Consumer financing receivables Other receivables Other assets Total
950.000 74.171 118.075 63.294 -
380.712
99.514 199.867 1.440.214
-
Liabilities 1.049.514 Bank loans 74.171 Payables to dealers 118.075 Other payables 63.294 Accrued expense 199.867 Medium-Term Notes 1.820.926 Bonds payable
1.205.540
380.712
1.739.595
-
3.325.847
Total
(1.090.799)
(49.071)
2.310.087
268.708
1.438.925
Maturity gap
31 Desember/December 31, 2013 Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Aset Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan Konsumen Piutang lain-lain Total
22.966
-
-
-
13
-
78.163
-
23.950 -
278.723 -
3.289.135 2
316.303 1.385
Assets Cash and 22.966 cash equivalents Finance lease 78.176 receivables Consumer financing 3.908.111 receivables 1.387 Other receivables
46.929
278.723
3.367.300
317.688
4.010.640
Total
Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
155.556 121.826 60.504 44.951 -
-
267.766 199.812 1.818.832
-
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
Total
382.837
-
2.286.410
-
2.669.247
Total
278.723
1.080.890
317.688
1.341.393
Maturity gap
Perbedaan jatuh tempo
(335.908)
238 113
Liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bonds payable
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)
31. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (continued)
Risiko Likuiditas (lanjutan)
Liquidity Risk (continued) 31 Desember/December 31, 2012
Kurang dari 3 bulan/ Less than 3 months
3-12 bulan/ 3-12 months
>1-5 tahun/ >1-5 years
> 5 tahun/ > 5 years
Total/ Total
Aset 11.865
-
-
-
128
-
60.027
-
178.932 -
30.801 10
2.296.680 814
3.371 -
Assets Cash and 11.865 cash equivalents Finance lease 60.155 receivables Consumer financing 2.509.064 receivables 824 Other receivables
Total
190.925
30.091
2.357.521
3.371
2.581.908
Liabilitias Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-term notes Utang obligasi
152.000 65.368 82.335 26.492 -
91.986 299.741 100.771
398.945 521.665
-
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
326.195
492.498
920.610
-
1.739.303
Total
(135.270)
(462.407)
1.436.911
3.371
842.605
Maturity gap
Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan Piutang pembiayaan Konsumen Piutang lain-lain
Total Perbedaan jatuh tempo
Perusahaan senantiasa mengevaluasi efektifitas sistem operasi dan prosedur standar terhadap fungsi penagihan dan meningkatkan pembiayaan konsumen melalui joint financing untuk mengatasi maturity gap negatif yang ada.
Total Liabilities Bank loans Payables to dealers Other liabilitites Accrued expenses Medium-term notes Bonds payable
The Company continually evaluates the effectiveness of standard operating systems and procedures to improve collection functions and increase the portfolio of joint financing to overcome the negative maturity gap.
32. INSTRUMEN KEUANGAN
32. FINANCIAL INSTRUMENTS
Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
Nilai wajar kas dan setara kas dan beban masih harus dibayar mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
Fair value of cash and cash equivalents and accrued expenses approximate their carrying amounts due to short-term maturities of these instruments.
Nilai wajar dari piutang sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, piutang lain-lain - pinjaman karyawan, utang bank, utang dealer, utang lainlain, MTN, dan utang obligasi ditentukan menggunakan diskonto arus kas dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung berdasarkan tingkat suku bunga kontraktual pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012.
The fair value of finance lease receivables, consumer financing receivables, other receivables - loan to employees, bank loans, payables to dealers, other payables, MTN, and bonds payables are determined by discounted cash flows using effective interest rate method which is calculated using contractual interest rate as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012.
239 114
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued)
Perusahaan menggunakan hirarki berikut untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan:
The Company adopts the following hierarchy for determining and disclosing the fair value of financial instruments by valuation technique:
1.
Tingkat 1: dikutip (tidak dapat disesuaikan) dari harga pasar aktif untuk aset dan liabilitas keuangan yang identik;
1.
Level 1: quoted (unadjusted) prices in active markets for identical assets or liabilities;
2.
Tingkat 2: teknik lain dimana semua input yang memiliki efek signifikan dalam pencatatan nilai wajar, dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung; dan
2.
Level 2: other techniques for which all inputs which have a significant effect on the recorded fair value are observable, either directly or indirectly; and
3.
Tingkat 3: teknik lain dimana menggunakan input, yang memiliki efek signifikan dalam pencatatan nilai wajar, tidak berdasarkan pada data yang diobservasi di pasar.
3.
Level 3: other techniques which use inputs which have significant effect on the recorded fair value that are not based on observable market data.
The tables below present the fair values of financial instruments not measured at fair value and analysis them by the level in the fair value hierarchy:
Tabel dibawah ini menyajikan nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar dan analisa atas instrumen keuangan tersebut sesuai dengan masing-masing level dalam hirarki nilai wajar:
30 Juni/June 30, 2015 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto Piutang lain-lain Aset lain-lain
Liabilitas keuangan Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
Nilai wajar/Fair value Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
25.663 165.092 4.118.710 484 5.542
-
25.663 163.277 4.072.723 485 5.542
42 36.657 -
25.663 163.319 4.109.380 485 5.542
4.315.491
-
4.267.690
36.699
4.304.389
1.524.370 73.334 4.739 56.031 199.888 1.440.772
-
73.334 4.739 200.140 1.528.830
1.525.898 56.031 -
1.525.898 73.334 4.739 56.031 200.140 1.528.830
3.299.134
-
1.807.043
1.581.929
3.388.972
240 115
Financial assets (i) Cash and cash equivalents (ii) Finance lease receivables - net (ii) Consumer financing receivables – net (i) Other receivables (i) Other assets
(ii) (i) (i) (ii) (ii) (ii)
Financial liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bond payables
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) 31 Desember/December 31, 2014
Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto Piutang lain-lain Aset lain-lain
Liabilitas keuangan Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
Nilai wajar/Fair value Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
84.269 139.836 3.887.798 3.037 8.386
-
84.269 126.226 3.446.362 3.037 8.386
866 59.763 -
84.269 127.092 3.506.125 3.037 8.386
4.123.326
-
3.668.280
60.629
3.728.909
1.049.514 74.171 118.075 63.294 199.867 1.820.926
-
74.171 118.075 200.143 1.839.946
1.050.497 63.294 -
1.050.497 74.171 118.075 63.294 200.143 1.839.946
3.325.847
-
2.232.335
1.113.791
3.346.126
Financial assets (i) Cash and cash equivalent (ii) Finance lease receivables – net (ii) Consumer financing receivables – net (i) Other receivables (i) Other assets
(ii) (i) (i) (i) (ii) (ii)
Financial liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bond payables
31 Desember/December 31, 2013 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto Piutang lain-lain Aset lain-lain
Liabilitas keuangan Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
Nilai wajar/Fair value Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
22.966 65.591 3.107.146 1.387 1.160
-
22.966 62.692 3.005.548 1.387 1.160
402 42.739 -
22.966 63.094 3.048.287 1.387 1.160
3.198.250
-
3.093.753
43.141
3.136.894
423.322 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
-
121.826 60.504 199.812 1.818.832
344.588 44.951 -
344.588 121.826 60.504 44.951 199.812 1.818.832
2.669.247
-
2.200.974
389.539
2.590.513
Financial assets (i) Cash and cash equivalent (ii) Finance lease receivables – net (ii) Consumer financing receivables – net (i) Other receivables (i) Other assets
(ii) (i) (i) (i) (ii) (ii)
Financial liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bond payables
31 Desember/December 31, 2012 Nilai tercatat/ Carrying value Aset keuangan Kas dan setara kas Piutang sewa pembiayaan - neto Piutang pembiayaan konsumen - neto Piutang lain-lain
Nilai wajar/Fair value Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
11.865 49.949 1.999.754 824
-
11.865 43.919 1.820.060 824
2.399 -
11.865 43.919 1.822.459 824
2.062.392
-
1.876.668
2.399
1.879.067
241 116
Financial assets (i) Cash and cash equivalent (ii) Finance lease receivables – net (ii) Consumer financing receivables – net (i) Other receivables
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan)
32. FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) 31 Desember/December 31, 2012
Nilai tercatat/ Carrying value Liabilitas keuangan Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar Medium-Term Notes Utang obligasi
(i) (ii)
Nilai wajar/Fair value Tingkat 1/ Level 1
Tingkat 2/ Level 2
Tingkat 3/ Level 3
Total
642.931 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
-
65.368 82.335 299.741 622.436
505.862 26.492 -
505.862 65.368 82.335 26.492 299.741 622.436
1.739.303
-
1.069.880
532.354
1.602.234
(ii) (i) (i) (i) (ii) (ii)
Financial liabilities Bank loans Payables to dealers Other payables Accrued expenses Medium-Term Notes Bond payables
Nilai wajar mendekati nilai tercatatnya, karena akan jatuh tempo dalam jangka pendek./ The fair values approximate their carrying values, as they will be due in the short term. Nilai wajar yang ditetapkan dengan arus kas masa depan yang didiskonto./ The fair value determined by discounted future cash flows.
33. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN - UNIT SYARIAH 30 Juni 2015/ June 30, 2015
33. SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION - SHARIA UNIT 31 Desember/December 31
2014
2013
2012
Aset Kas di bank Setara kas – deposito berjangka Piutang pembiayaan murabahah - bruto Marjin pembiayaan murabahah yang belum diakui Cadangan kerugian penurunan nilai Piutang murabahah - neto
Assets 312
2.273
1.342
966
Cash in banks
5.000
-
-
-
Cash equivalent – Time deposit
31.387
43.641
82.017
123.376
(1.822)
(3.851)
(2.152)
(4.399)
(92)
(147)
(197)
(1.476)
receivable - gross Unearned murabahah financing income Allowance for impairment losses
117.501
Murabahah receivable - net
29.473
39.643
79.668
Liabilitas Utang bank Utang dealer Utang lain-lain Beban masih harus dibayar
Liabilities 16.277 1.472 501 113
33.505 771 265 226
242 117
65.473 75 29 419
70.683 3.256 1.162 445
Bank loans Payable to dealers Other payables Accrued expenses
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
33. INFORMASI KEUANGAN TAMBAHAN - UNIT SYARIAH (lanjutan)
33. SUPPLEMENTARY FINANCIAL INFORMATION - SHARIA UNIT (continued)
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni/ Six-month periods ended June 30, 2014 (tidak diaudit)/ (unaudited)
2015
Pendapatan Pendapatan margin murabahah Administrasi kredit murabahah Pendapatan lain-lain Beban Beban pendanaan Beban lain-lain Beban penyisihan (pemulihan) penurunan nilai
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember/ Years ended December 31, 2014
2013
2012
Income 1.789
3.278
5.584
9.578
2.626
501 7
1.067 -
1.849 1
2.494 6
1.353 2
1.228 78
2.899 65
4.978 156
7.193 168
2.261 142
(18)
169
739
(1.280)
1.476
34. MANAJEMEN MODAL
Murabahah income Murabahah credit administration Other income Expenses Financing expenses Other expenses Impairment losses expense (reversal)
34. CAPITAL MANAGEMENT
Tujuan Perusahaan dalam mengelola permodalan adalah untuk melindungi kemampuan Perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya, sehingga Perusahaan tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham.
The Company’s objective in managing its capital is to keep the Company’s capability in maintaining its going concern, so that the Company could distribute the return to shareholders.
Dalam mengelola permodalan, Perusahaan melakukan analisa secara bulanan untuk memastikan bahwa Perusahaan tetap mengikuti Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tertanggal 29 September 2006 tentang Perusahaan Pembiayaan yang diantaranya mengatur ketentuan sebagai berikut:
In managing capital, the Company conducts monthly analysis to ensure that the Company complies with the Regulation of the Ministry of Finance Republic of Indonesia No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 regarding Finance Companies which have some provisions as follows:
· Modal sendiri Perusahaan minimum sebesar
· The Company’s equity should be at a
· Jumlah pinjaman yang dimiliki Perusahaan
· The amount of the Company’s loan to equity
Perusahaan mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa Perusahaan akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan hidup, selain untuk memaksimalkan keuntungan bagi para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.
The Company manages the capital risk to ensure going concern, in addition to maximizing the benefit of its shareholders through the optimization of the debt and equity balance.
minimum 50% of paid-up capital.
50% dari modal disetor.
and subordinated loan deducted by investment is maximum 10 times, both for foreign and domestic loans.
dibandingkan modal sendiri dan pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan maksimum 10 kali, baik untuk pinjaman luar negeri maupun dalam negeri.
243 118
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
34. MANAJEMEN MODAL (lanjutan)
34. CAPITAL MANAGEMENT (continued)
Struktur pendanaan Perusahaan terdiri dari utang bank yang dijelaskan pada Catatan 11 dan ekuitas yang terdiri dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan saldo laba yang dijelaskan pada Catatan 19.
The funding structure of the Company consists of bank loans described in Note 11 and equity comprising of issued and fully paid up capital and retained earnings described in Note 19.
Direksi Perusahaan secara berkala melakukan penelaahan atas struktur pemodalan Perusahaan. Sebagai bagian dari review ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko yang berhubungan.
The Company's Board of Directors periodically review the Company's capitalization structure. As part of this review, the Board of Directors considers the cost of capital and the risks associated.
Gearing ratio pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006 adalah sebagai berikut:
Gearing ratio as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 calculated based on the regulation of the Ministry of Finance Republic of Indonesia regulation No. 84/PMK.012/2006 dated September 29, 2006 are as follows:
30 Juni 2015/ June 30, 2015
Pinjaman Modal Gearing ratio
31 Desember/December 31 2014
2013
2012
3.165.030 952.822
3.070.307 809.990
2.441.965 544.195
1.565.108 335.321
Borrowing Equity
3,32
3,79
4,49
4,67
Gearing ratio
35. PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERSAMA
35. JOINT FINANCING AGREEMENTS
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Perusahaan mengadakan perjanjian kerja sama dengan BII tentang pemasaran fasilitas bersama pembiayaan kendaraan bermotor kepada debitur sejak tahun 2000 berdasarkan perjanjian kerja sama tanggal 23 Februari 2000 dan telah diperbaharui dan diperpanjang beberapa kali selama rentang waktu tahun 2000 sampai 2014.
The Company conducted a cooperation agreement with BII regarding the marketing activities of vehicle joint financing to debtors since year 2000 based on joint financing agreement dated on February 23, 2000 and was renewed for several times during year 2000 until 2014.
Pada tahun 2012, berdasarkan surat tanggal 30 Januari 2012 perihal surat persetujuan kerja sama No. S.2012.078/Director 3-Auto Loan dimana perjanjian berlaku dari tanggal 31 Januari 2012 sampai dengan 31 Januari 2013, Perusahaan memperoleh alokasi dana dari BII sebesar Rp5.500.000 dimana porsi pembiayaan adalah sebesar 1% porsi Perusahaan dan 99% porsi BII.
In year 2012, based on letter dated January 30, 2012 regarding joint financing approval letter No. S.2012.078/Director 3-Auto Loan whereby this agreement is valid from January 31, 2012 up to January 31, 2013, The Company has a fund allocation from BII amounting to Rp5,500,000. The financing portion is 1% for the Company and 99% for BII.
244 119
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERSAMA PT Bank (lanjutan)
Internasional
Indonesia
Tbk
35. JOINT FINANCING AGREEMENTS (BII)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) (continued)
Pada tahun 2013, Perusahaan memperoleh perpanjangan perjanjian kredit tanggal 7 Januari 2013 perihal Penambahan dan Perpanjangan Kerjasama Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dimana perjanjian berlaku dari tanggal 31 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2015. Perpanjangan perjanjian kredit ini yang dituangkan kedalam Perjanjian Pembiayaan Bersama Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor tanggal 14 Maret 2013 bersifat consumer finance without recourse. Perusahaan memperoleh alokasi dana revolving sebesar Rp10.101.010 dengan rincian alokasi dana BII adalah sebesar Rp10.000.000 dan alokasi dana Perusahaan adalah sebesar Rp101.010 dan jangka waktu kerjasama dari 31 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2015, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 1% porsi Perusahaan dan 99% porsi BII. Tingkat suku bunga yang ditentukan oleh BII dalam kerjasama ini bersifat subject to review.
In year 2013, the Company has obtained the extension agreement dated January 7, 2013 regarding the Additional and Extension Credit Agreement for Vehicles which was valid from January 31, 2013 until January 31, 2015. This extension agreement letter stated in Joint Financing Vehicle Loan Facility Agreement dated March 14, 2013 is consumer finance without recourse. The Company receive a revolving fund allocation amounting to Rp10,101,010 with the details of fund allocated by BII was Rp10,000,000 and fund allocated by the Company Rp101,010 and with the term of facility start at January 31, 2013 until January 31, 2015 whereby about 1% for the Company’s portion and 99% of BII’s portion. The interest rate set was subject to review.
Pada tahun 2014, berdasarkan surat tanggal 12 Februari 2014 perihal Addendum Fasilitas Kerjasama Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dengan surat No. 5.2014.004/DIR Retail-retail Business Planning & Performace Management dimana jangka waktu perjanjian berlaku dari 31 Januari 2013 sampai dengan 31 Januari 2015, Perusahaan memperoleh alokasi dana dari BII sebesar Rp14.200.000 yang bersifat uncommitted line-revolving dengan porsi pembiayaan 99% porsi BII dan 1% porsi Perusahaan.
In year 2014, based on letter dated February 12, 2014 regarding the Addendum of Vehicle Loan Facility Agreement with the letter No. 5.2014.004/DIR Retail-retail Business Planning Performance Management which valid from January 31, 2013 up to January 31, 2015, the Company has a fund allocation from BII amounting to Rp14,200,000 in term of uncommitted line-revolving. The financing portion is 99% for BII and 1% for the Company.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masingmasing sebesar Rp7.912.507, Rp7.272.814, Rp6.311.576 dan Rp4.313.115 pada tanggaltanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012.
The consumer financing principal balance under these joint financing agreement amounted to Rp7,912,507, Rp7,272,814, Rp6,311,576 and Rp4,313,115 as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively.
245 120
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PERJANJIAN (lanjutan)
PEMBIAYAAN
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BERSAMA
35. JOINT FINANCING AGREEMENTS (continued)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
PT Bank OCBC NISP Tbk (OCBC NISP)
Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama Kendaraan Bermotor tanggal 25 Juli 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas consumer finance without recourse dari OCBC NISP dengan jumlah maksimum Rp1.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Desember 2011, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi OCBC NISP. Tingkat suku bunga yang diberlakukan OCBC NISP kepada Perusahaan bersifat subject to review.
Based on the Joint Financing agreement facility for vehicle dated July 25, 2011, the Company obtains without recourse consumer finance facility from OCBC NISP with maximum amount of Rp1,000,000 and with term up to December 31, 2011 where the joint financing portion is 5% for the Company’s portion and 95% for OCBC NISP’s portion. The interest rate given by OCBC NISP to the Company is subject to review.
Berdasarkan Perpanjangan Kerjasama Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama Kendaraan Bermotor tanggal 10 Januari 2012, Perusahaan memperoleh fasilitas dari OCBC NISP dengan jumlah maksimum Rp1.850.000 dan bersifat non revolving dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi OCBC NISP. Tingkat suku bunga yang diberlakukan OCBC NISP kepada Perusahaan adalah suku bunga (efektif) dalam rentang 7,98%-9,01% berdasarkan jangka waktunya.
Based on the renewal agreement regarding Joint Financing Facility dated January 10, 2012, the Company obtains a non revolving facility from OCBC NISP amounted to Rp1,850,000. The term of facility is up to December 31, 2012 with joint financing portion 5% for the Company and 95% for OCBC NISP. The interest rate given by OCBC NISP was effective interest rate which ranged from 7.98%-9.01% based on its term.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masingmasing sebesar Rp15.777, Rp46.245, Rp294.899 dan Rp757.546 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012.
The principal amount of consumer financing related to joint financing facility amounted to Rp15,777, Rp46,245, Rp294,899 and Rp757,546 as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri)
Pada tahun 2007, Perusahaan mengadakan pembiayaan bersama dengan Mandiri berdasarkan Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan (Joint Financing) No. 8 tanggal 27 Juni 2007 Perusahaan memperoleh alokasi dana sebesar Rp100.000 dimana porsi pembiayaan konsumen sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi Mandiri. Kerjasama berlaku sejak tanggal ditandatangani.
In 2007, Company entered into a joint financing agreement with Mandiri which based on Joint Financing Deed No. 8 dated June 27, 2007 for Providing the Financing Facility (Joint Financing), the Company received facility amounting to Rp100,000 and consumer financing portion was 5% for the Company and 95% for Mandiri. This joint financing is valid since agreement signing date.
246 121
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 35. PERJANJIAN (lanjutan) PT Bank (lanjutan)
PEMBIAYAAN
Mandiri
(Persero)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
BERSAMA Tbk
35. JOINT FINANCING AGREEMENTS (continued)
(Mandiri)
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Mandiri) (continued)
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Penawaran Kerjasama tanggal 16 Maret 2011 dan Akta Perjanjian Kerjasama Dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan No. 10 tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan bersama sebesar maksimum Rp100.000 dalam bentuk consumer finance with recourse. Jangka waktu perjanjian ini adalah 54 (lima puluh empat) bulan terhitung mulai tanggal 25 Maret 2011 sampai dengan tanggal 24 September 2015, dimana porsi pembiayaan konsumen bersama sebesar 5% porsi Perusahaan dan 95% porsi Mandiri. Tingkat suku bunga yang dikenakan Mandiri adalah bersifat tetap per penarikan sebesar 10,50% (mobil baru) dan 11% (mobil bekas) untuk tenor pinjaman 1 tahun, 2 tahun, dan 3 tahun. Tingkat suku bunga untuk limit kerjasama yang belum ditarik adalah bersifat subject to review.
Based on Joint Financing Offering Letter dated on March 16, 2011 and Joint Financing Deed No. 10 dated March 25, 2011 for providing the financing facility, the Company received joint financing facility with maximum amount of Rp100,000 in the form of consumer finance with recourse. The term of facility is 54 (fifty four) months which started on March 25, 2011 until September 24, 2015. Joint financing portion was 5% portion for the Company and 95% portion for Mandiri. Interest rate set were fixed rate per withdrawal of 10.50% for new car and 11% for used car with 1 year, 2 years, and 3 years facility periods. The interest rate for undrawn facility is subject to review.
Jumlah pokok pembiayaan konsumen sehubungan dengan perjanjian pembiayaan bersama ini masingmasing sebesar Rpnihil, Rp6, Rp1.008 dan Rp7.204 pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012.
Total amount of principal financed with joint financing agreement amounted to Rpnil, Rp6, Rp1,008 and Rp7,204 as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012, respectively.
36. SEGMEN OPERASI
36. OPERATING SEGMENT Management monitors the operating results of its business units separately for the purpose of making decisions about resource allocation and performance assessment. Segment performance is evaluated based on operating profit or loss and is measured consistently with operating profit or loss in the financial statements. However, Company’s financing (including finance costs and finance income) and income taxes are managed on the Company’s basis and are not allocated to operating segments.
Manajemen memantau hasil operasi dari unit usahanya secara terpisah guna keperluan pengambilan keputusan mengenai alokasi sumber daya dan penilaian kinerja. Kinerja segmen dievaluasi berdasarkan laba atau rugi operasi dan diukur secara konsisten dengan laba atau rugi operasi pada laporan keuangan. Namun, pendanaan Perusahaan (termasuk biaya pendanaan dan pendapatan pendanaan) dan pajak penghasilan dikelola secara Perusahan dan tidak dialokasikan kepada segmen operasi.
247 122
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
36. OPERATING SEGMENT (continued)
Seluruh aset Perusahaan berlokasi di Indonesia. Tabel berikut menyajikan penjualan kepada pelanggan berdasarkan lokasi geografis pelanggan:
All of the Company’s assets are located in Indonesia. The following table presents sales to customers based on the geographical location of the customers:
30 Juni/June 30, 2015 Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Pendapatan lain-lain
28.877 284 261 450
25.018 103 192 371
35.602 177 246 449
82.784 2 357 707 1.077
231.788 952 8.611 840 796
404.069 954 9.532 2.246 3.143
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
29.872
25.684
36.474
84.927
242.987
419.944
Total revenue
2.722
2.092
3.937
9.540
9.251
27.542
EXPENSES Employee expenses
2.176 249
852 187
1.262 397
2.351 461
5.939 644
12.580 1.938
379 1.983
365 1.346
328 5.669
1.322 4.767
1 1.399 1.074
1 3.793 14.839
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
7.509
4.842
11.593
18.441
18.308
60.693
Total expenses
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Beban penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain Total beban Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(166.293)
Unallocated expenses
(1.951)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak penghasilan
191.007
Beban pajak penghasilan
(47.961)
Total laba komprehensif periode berjalan
143.046
Income before income tax expense Income tax expense Total comprehensive income for the period
30 Juni/June 30, 2014 Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Pendapatan lain-lain
33.651 455 568 214
24.961 262 404 107
38.490 501 551 220
94.603 3 868 1.374 404
144.029 681 2.226 1.448 2.922
335.734 684 4.312 4.345 3.867
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
34.888
25.734
39.762
97.252
151.306
348.942
Total revenue
2.200
1.900
3.586
7.436
9.004
24.126
EXPENSES Employee expenses
369 234
312 187
1.132 339
1.473 466
112 593
3.398 1.819
379 1.657
318 1.351
1 405 1.792
1.255 4.834
1.980 5.426
1 4.337 15.060
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
4.839
4.068
7.255
15.464
17.115
48.741
Total expenses
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Beban penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain Total beban
248 123
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
36. OPERATING SEGMENT (continued) 30 Juni/June 30, 2014
Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
Total (144.196)
Unallocated expenses
(3.128)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak penghasilan
152.877
Beban pajak penghasilan
(38.184)
Income tax expense
Laba komprehensif periode berjalan
114.693
income for the period
Income before income tax expense
31 Desember/December 31, 2014 Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Pendapatan lain-lain
83.658 1 927 1.118 161
64.848 803 799 517
98.563 1 1.034 1.105 713
244.999 5 1.796 2.758 1.518
235.671 1.626 7.176 1.654 2.055
727.739 1.633 11.736 7.434 4.964
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
85.865
66.967
101.416
251.076
248.182
753.506
Total revenue
4.728
3.919
7.386
16.269
18.215
50.517
EXPENSES Employee expenses
3.176 511
882 416
2.698 819
4.663 979
5.722 1.335
17.141 4.060
903 3.330
1 819 2.719
1 875 3.778
2.864 9.007
4.055 12.351
2 9.516 31.185
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
12.648
8.756
15.557
33.782
41.678
112.421
Total expenses
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Beban penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain Total beban Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(283.444)
Unallocated expenses
(4.212)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak penghasilan
353.429
Beban pajak penghasilan
(86.685)
Total laba komprehensif tahun berjalan
266.744
Income before income tax expense Income tax expense Total comprehensive income for the year
31 Desember/December 31, 2013 Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Pendapatan lain-lain
61.981 2 1.311 1.700 252
33.811 783 1.080 481
63.577 1.325 1.647 817
146.712 10 2.500 3.752 548
273.130 2.785 1.717 3.893 915
579.211 2.797 7.636 12.072 3.013
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
65.246
36.155
67.366
153.522
282.440
604.729
Total revenue
249 124
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. SEGMEN OPERASI (lanjutan)
36. OPERATING SEGMENT (continued)
Segmen Geografis (lanjutan)
Geographical segments (continued) 31 Desember/December 31, 2013
Kalimantan BEBAN Beban tenaga kerja kerugian penurunan nilai Beban penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain Total beban
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Total
3.062
6.375
11.991
15.693
666 415
348 274
808 473
1.153 795
220 1.204
3.195 3.161
788 3.450
1 504 2.511
1 712 4.796
2.437 8.930
3.277 10.617
2 7.718 30.304
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
9.143
6.700
13.165
25.306
31.011
85.325
Total expenses
Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
40.945 Employee
EXPENSES expenses Beban
3.824
(238.197)
Unallocated expenses
(3.880)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak Penghasilan
277.327
Beban pajak
(69.035)
Total laba komprehensif tahun berjalan
208.292
Income before income tax expense Income tax expense Total comprehensive income for the year
31 Desember/December 31, 2012 Kalimantan
Sulawesi
Sumatera
Jawa non Jabodetabek
Jabodetabek
Total
PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Pendapatan bunga Sewa pembiayaan Pendapatan syariah Pendapatan lain-lain
32.261 1 262 536 401
27.031 223 430 549
61.392 1 477 717 89
101.333 6 751 1.199 448
190.166 2.966 141 1.097 1.075
412.183 2.974 1.854 3.979 2.562
REVENUE Consumer financing Interest income Finance leases Sharia income Other income
Total pendapatan
33.461
28.233
62.676
103.737
195.445
423.552
Total revenue
2.315
2.113
5.918
8.758
11.398
30.502
EXPENSES Employee expenses
4 271
71 241
140 345
174 473
8 1.095
397 2.425
1 334 1.561
257 1.385
1 618 3.492
1.532 4.651
4.486 6.179
2 7.227 17.268
Impairment losses Depreciation Provision and commission expenses Marketing expenses Other expenses
4.486
4.067
10.514
15.588
23.166
57.821
Total expenses
BEBAN Beban tenaga kerja Beban kerugian penurunan nilai Beban penyusutan Beban provisi dan komisi Beban pemasaran Beban lain-lain Total beban Beban tidak dapat dialokasikan Penyusutan tidak dapat dialokasikan
(158.238)
Unallocated expenses
(3.595)
Unallocated depreciation
Laba sebelum beban pajak penghasilan
203.898
Beban pajak penghasilan
(51.069)
Total laba komprehensif tahun berjalan
152.829
250 125
Income before income tax expense Income tax expense Total comprehensive income for the year
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
37. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KONTINJENSI YANG SIGNIFIKAN
37. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS, AND CONTINGENCIES
Selain yang telah dijelaskan pada Catatan 11, 12, 14, dan 15, tidak ada lagi liabilitas kontinjen dan komitmen signifikan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012.
Except as described on Notes 11, 12, 14, and 15, there is no contingent liability and significant commitments as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012.
38. REKLASIFIKASI AKUN
38. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Beberapa akun pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian akun-akun pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 sebagai berikut:
Several accounts in the statement of profit or loss and other comprehensive income for the sixmonth period ended June 30, 2014 and years ended December 31, 2013 and 2012 have been reclassified to conform with the presentation of accounts in the statement of profit or loss and other comprehensive income for the six-month period ended June 30, 2015 and December 31, 2014 as follows:
30 Juni 2014/June 30, 2014
Deskripsi akun Laporan laba rugi dan penghasilan Komprehensif lain Pembiayaan konsumen Beban pemasaran
Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Reklasifikasi/ Reclassification
(507.890) 180.469
167.811 (167.811)
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Account description
Statement of profit or loss and other comprehensive income (340.079) Consumer financing 12.658 Marketing expenses
31 Desember 2013/December 31, 2013
Deskripsi akun Laporan laba rugi dan penghasilan Komprehensif lain Pembiayaan konsumen Beban pemasaran
Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Reklasifikasi/ Reclassification
(877.260) 311.947
285.977 (285.977)
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Account description
Statement of profit or loss and other comprehensive income (591.283) Consumer financing 25.970 Marketing expenses
31 Desember 2012/December 31, 2012
Deskripsi akun Laporan laba rugi dan penghasilan Komprehensif lain Pembiayaan konsumen Beban pemasaran
Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
(609.411) 211.882
Reklasifikasi/ Reclassification
193.249 (193.249)
251 126
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Account description
Statement of profit or loss and other comprehensive income (416.162) Consumer financing 18.633 Marketing expenses
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. PENYAJIAN KEUANGAN
KEMBALI
ATAS
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN
39. RESTATEMENT STATEMENTS
OF
THE
FINANCIAL
Laporan keuangan untuk dan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 serta laporan posisi keuangan tanggal 1 Januari 2012/31 Desember 2011, telah disajikan kembali dari saldo yang sebelumnya telah disajikan sehubungan dengan penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, yang diadopsi dari IAS 19.
The financial statements as of and for the year ended December 31, 2014, 2013 and 2012 and the statement of financial position as of January 1, 2012/December 31, 2011, have been restated from the amounts previously reported due to the implementation of SFAS No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits”, adopted from IAS 19.
Rincian penyajian kembali akun-akun tersebut adalah sebagai berikut:
The details of the restatement are as follows:
31 Desember 2014/ December 31, 2014 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
Aset Aset pajak tangguhan- Neto Total aset
13.177 4.198.896
13.741 4.199.460
Assets Deferred tax assets- Net Total assets
Liabilitas Liabilitas imbalan pasca-kerja Total liabilitas
9.908 3.387.213
12.165 3.389.470
Liabilities Liability for post-employment benefits Total liabilities
-
(1.450)
Equity Actuaria losses on liability for post-employment benefits
Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya
772.813
772.570
Retained Earnings Unappropriated
Total Ekuitas
811.683
809.990
Total Equity
4.198.896
4.199.460
Total liabilities and equity
Ekuitas Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja
Total liabilitas dan ekuitas
252 127
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. PENYAJIAN KEMBALI KEUANGAN (lanjutan)
ATAS
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN
39. RESTATEMENT OF THE STATEMENTS (continued)
FINANCIAL
31 Desember 2013/ December 31, 2013 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
Aset Aset pajak tangguhan- Neto Total aset
9.271 3.261.854
9.525 3.262.108
Assets Deferred tax assets- Net Total assets
Liabilitas Liabilitas imbalan pasca-kerja Total liabilitas
6.656 2.716.900
7.669 2.717.913
Liabilities Liability for post-employment benefits Total liabilities
-
(501)
Equity Actuaria losses on liability for post-employemnt benefits
Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya
506.084
505.826
Retained Earnings Unappropriated
Total Ekuitas
544.954
544.195
Total Equity
3.261.854
3.262.108
Total liabilities and equity
Ekuitas Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja
Total liabilitas dan ekuitas
31 Desember 2012/ December 31, 2012 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
Aset Aset pajak tangguhan- Neto Total aset
7.589 2.118.939
8.056 2.119.406
Assets Deferred tax assets- Net Total assets
Liabilitas Liabilitas imbalan pasca-kerja Total liabilitas
9.293 1.782.218
11.160 1.784.085
Liabilities Liability for post-employment benefits Total liabilities
-
(1.803)
Equity Actuaria losses on liability for post-employment benefits
Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya
297.851
297.534
Retained Earnings Unappropriated
Total Ekuitas
336.271
335.321
Total Equity
2.118.939
2.119.406
Total liabilitiesand equity
Ekuitas Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja
Total liabilitas dan ekuitas
253 128
The original financial statements The original financial statements included Indonesian language. language. included herein herein are are in in the the Indonesian
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. PENYAJIAN KEMBALI KEUANGAN (lanjutan)
ATAS
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN
39. RESTATEMENT OF THE STATEMENTS (continued)
FINANCIAL
1 Januari 2012/31 Desember 2011 January 1, 2012/December 31, 2011 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan posisi keuangan
Statement of financial position
Aset Aset pajak tangguhan- Neto Total aset
2.853 1.110.365
3.151 1.110.662
Assets Deferred tax assets- Net Total assets
498 926.789
1.689 927.980
Liabilities Liability for post-employment benefits Total liabilities
-
(893)
Equity Actuaria losses on liability for post-employment benefits
Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya
147.756
147.755
Retained Earnings Unappropriated
Total Ekuitas
183.576
182.682
Total Equity
1.110.365
1.110.662
Total liabilities and equity
Liabilitas Liabilitas imbalan pasca-kerja Total liabilitas Ekuitas Kerugian aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja
Total liabilitas dan ekuitas
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014/ Six-month period ended June 30, 2014 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
Beban Beban tenaga kerja Total beban
51.461 362.886
52.452 196.065
Expenses Employee expenses Total expenses
Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan
153.868 (38.432)
152.877 114.693
Income before income tax expense Income tax expense
Pendapatan komprehensif lain
115.436
114.693
Other comprehensive income
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi : (Kerugian) keuntungan aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja-neto Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya
-
Items that will not be reclassified subsequently to profit or loss : Actuaria (loss) gain on liability 1.562 for post-employment benefits-net Income tax relating to components of other (391) comprehensive income
Laba komprehensif lainnya - setelah pajak
-
1.171
Other comprehensive income – net of tax
115.436
115.864
Total comprehensive income for the period
3.566
3.543
Basic earnings per share (Expressed in full amount of Rupiah)
Total laba komprehensif periode berjalan Laba per saham dasar (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
254 129
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. PENYAJIAN KEMBALI KEUANGAN (lanjutan)
ATAS
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN
39. RESTATEMENT OF THE STATEMENTS (continued)
FINANCIAL
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014/ Year ended December 31, 2014 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
Beban Beban tenaga kerja Total beban
103.876 400.097
103.856 400.077
Expenses Employee expenses Total expenses
Laba sebelum beban pajak penghasilan
353.409
353.429
Income before income tax expense
Beban pajak penghasilan
(86.680)
(86.685)
Income tax expense
Pendapatan komprehensif lain Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi : (Kerugian) keuntungan aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja-neto Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya
-
316
Laba komprehensif lainnya - setelah pajak
-
(949)
(1.265)
Other comprehensive income Items that may be reclassified subsequently to profit or loss : Actuaria (loss) gain on liability for post-employment benefits-net Income tax relating to components of other comprehensive income Other comprehensive income - net of tax
Total laba komprehensif tahun berjalan
266.729
265.795
Total comprehensive income for the year
Laba per saham dasar (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
8.240
8.240
Basic earnings per share (Expressed in full amount of Rupiah)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
Beban Beban tenaga kerja Total beban
74.487 327.480
74.409 327.402
Expenses Employee expenses Total expenses
Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan
277.249 (69.016)
277.327 (69.035)
Income before income tax expense Income tax expense
255 130
The original financial statements The original financial statements included herein are in the Indonesian language. included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 39. PENYAJIAN KEMBALI KEUANGAN (lanjutan)
ATAS
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
LAPORAN
39. RESTATEMENT OF THE STATEMENTS (continued)
FINANCIAL
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013/ Year ended December 31, 2013 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
Pendapatan komprehensif lain
Other comprehensive income Items that may be reclassified subsequently to profit or loss : Actuaria (loss) gain on liability for post-employment benefits-net Income tax relating to components of other comprehensive income
Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi : (Kerugian) keuntungan aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja-neto Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya
-
776
-
(194)
Laba komprehensif lainnya - setelah pajak
-
582
Other comprehensive income – net of tax
Total laba komprehensif tahun berjalan
208.233
208.874
Total comprehensive income for the year
Laba per saham dasar (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
6.433
6.435
Basic earnings per share (Expressed in full amount of Rupiah)
Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012/ Year ended December 31, 2012 Dilaporkan sebelumnya/ Previously reported
Dilaporkan saat ini/ Currently reported
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
Statement of profit or loss and other comprehensive income
Beban Beban tenaga kerja Total beban
72.667 412.481
73.089 219.654
Expenses Employee expenses Total expenses
Laba sebelum beban pajak penghasilan Beban pajak penghasilan
204.320 (51.175)
203.898 (51.069)
Income before income tax expense Income tax expense
Pendapatan komprehensif lain Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi : (Kerugian) keuntungan aktuarial atas liabilitas imbalan pasca kerja-neto Pajak penghasilan terkait dengan komponen pendapatan komprehensif lainnya
-
(253)
-
63
Laba komprehensif lainnya - setelah pajak
-
(190)
Other comprehensive income Items that may be reclassified subsequently to profit or loss : Actuaria (loss) gain on liability for post-employment benefits-net Income tax relating to components of other comprehensive income Other comprehensive income – net of tax
Total laba komprehensif tahun berjalan
153.145
152.639
Total comprehensive income for the year
Laba per saham dasar (Dinyatakan dalam nilai penuh Rupiah)
4.732
4.721
Basic earnings per share (Expressed in full amount of Rupiah)
256 131
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
The original financial statements included herein are in the Indonesian language.
PT BII FINANCE CENTER CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013, 2012 dan 1 Januari 2012/31 Desember 2011 Dan untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir pada Tanggal 30 Juni 2015 dan Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 Dengan Angka Perbandingan Periode Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) (Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BII FINANCE CENTER NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS As of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013, 2012 and January 1, 2012/December 31, 2011 And for the Six-Month Period Ended June 30, 2015 and Years Ended December 31, 2014, 2013 and 2012 With Comparative Figures For The Six-Month Period Ended June 30, 2014 (Unaudited) (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
40. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN
40. PURPOSE OF FINANCIAL STATEMENTS These financial statements were prepared solely for inclusion in the prospectus in connection with the proposed continuing public offering of the continuing bonds I of BII Finance Phase I Year 2015 on Indonesia Stock Exchange.
Laporan keuangan ini diterbitkan dengan tujuan untuk dicantumkan dalam prospektus sehubungan dengan rencana penawaran umum berkelanjutan obligasi berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 di Bursa Efek Indonesia. 41. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN
41. REISSUANCE OF FINANCIAL STATEMENTS The Company has previously issued the financial statements as of June 30, 2015, December 31, 2014, 2013 and 2012 and for the six-month period ended June 30, 2015 and years ended December 31, 2014, 2013 and 2012 with comparative figures for the six-month period ended June 30, 2014 (unaudited) which were audited by Public Accounting Firm Purwantono, Suherman & Surja with independent auditors’ report No.RPC8208/PSS/2015 dated July 24, 2015. In accordance with the process of Continuing Public Offering of the Continuing Bonds I of BII Finance Phase I Year 2015, the Company has reissued the financial statements with several changes and additional disclosures in the Notes to the Financial Statements (Notes 1.a, 5, 6, 9, 40,41,42 and 43).
Perusahaan sebelumnya telah menerbitkan laporan keuangan per tanggal 30 Juni 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 dan untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 dan tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 dengan angka perbandingan enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 (tidak diaudit), yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja dengan laporan auditor independen No.RPC-8208/PSS/2015 tertanggal 24 Juli 2015. Sehubungan dengan proses Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan tersebut dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan (Catatan 1.a, 5, 6, 9, 40, 41, 42 dan 43). 42. TANGGAL KEUANGAN
PENYELESAIAN
LAPORAN
42. COMPLETION STATEMENTS
Laporan keuangan Perusahaan disusun oleh Direksi dan diotorisasi untuk terbit pada tanggal 24 Juli 2015 yang diterbitkan kembali pada tanggal 21 September 2015 dengan penambahan beberapa pengungkapan untuk memenuhi permintaan Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) dalam rangka rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 (Catatan 40).
OF
THE
FINANCIAL
The financial statements of the Company were prepared by the Board of Directors and authorized for issue on July 24, 2015, which was reissued on September 21, 2015 to fullfil the requirements of Financial Services Authority (“OJK”) in relation with the Company’s plan for the proposed continuing public offering of the continuing bonds I of BII Finance Phase I Year 2015 (Note 40).
43. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
43. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD On September 1, 2015, the Company submitted Registration Letter No. S.065/PREDIBIIFC/VIII/2015 to OJK in relation to the proposed continuing public offering of the continuing bonds I of BII Finance Phase I Year 2015.
Pada tanggal 1 September 2015, Perusahaan telah menyampaikan pernyataan Pendaftaran No. S.065/PREDI-BIIFC/VIII/2015 kepada OJK sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 kepada masyarakat.
257 132
Halaman ini sengaja dikosongkan
258
BAB XVI. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI 1.
UMUM
Obligasi dengan jumlah pokok pada Tanggal Emisi sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) yang saat ini ditawarkan dengan nama Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, diterbitkan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Penjelasan Obligasi yang akan diuraikan di bawah ini merupakan pokok-pokok Perjanjian Perwaliamanatan dan bukan merupakan salinan selengkapnya dari seluruh ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Obligasi diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening. Obligasi ini didaftarkan atas nama KSEI pada Daftar Pemegang Obligasi pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Obligasi oleh Perseroan kepada KSEI. Yang menjadi bukti kepemilikan Obligasi bagi Pemegang Obligasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan perjanjian pembukaan rekening efek kepada Pemegang Obligasi. Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pembayaran Bunga Obligasi ke-1 (satu) akan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016. Sedangkan pembayaran Bunga Obligasi terakhir dilakukan pada saat jatuh tempo masing-masing Seri Obligasi. Bunga dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat dimana 1 (satu) tahun sama dengan 360 (tiga ratus enam puluh) hari dan 1 (satu) bulan sama dengan 30 (tiga puluh) hari. Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening dilakukan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dibidang Pasar Modal dan ketentuan peraturan KSEI. Hak kepemilikan Obligasi beralih dengan pemindahbukuan Obligasi dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya. Perseroan, Wali Amanat dan Agen Pembayaran memperlakukan Pemegang Rekening sebagai Pemegang Obligasi yang sah dalam hubungannya untuk menerima pembayaran Bunga dan/atau pelunasan Pokok Obligasi dan hak-hak lain yang berhubungan dengan Obligasi. Penarikan Obligasi dari Rekening Efek hanya dapat dilakukan dengan pemindahbukuan ke Rekening Efek lainnya. Penarikan Obligasi keluar dari Rekening Efek untuk dikonversikan menjadi sertifikat Obligasi tidak dapat dilakukan, kecuali apabila terjadi pembatalan pendaftaran Obligasi dalam Penitipan Kolektif KSEI atas permintaan Perseroan atau Wali Amanat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal dan keputusan RUPO. 2.
JUMLAH POKOK OBLIGASI, BUNGA OBLIGASI DAN JATUH TEMPO OBLIGASI
Dengan jumlah Pokok Obligasi pada Tanggal Emisi sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah). Obligasi ini diterbitkan dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, dengan satuan jumlah Obligasi yang dapat dipindahbukukan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya adalah senilai Rp1 (satu Rupiah) sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Obligasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang akan diterbitkan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia sebagai bukti hutang kepada Pemegang Obligasi dengan jumlah pokok sebesar Rp500.000.000.000 (lima ratus miliar Rupiah) yang terdiri dari 2 (dua) Seri dengan ketentuan sebagai berikut: Seri A
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,35% (sepuluh koma tiga lima persen) per tahun, berjangka waktu 3 (tiga) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri A yang ditawarkan adalah sebesar Rp300.000.000.000,- (tiga ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi Seri A.
Seri B
:
Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,90% (sepuluh koma sembilan persen) per tahun, berjangka waktu 5 (lima) tahun sejak Tanggal Emisi. Jumlah Pokok Obligasi Seri B yang ditawarkan adalah sebesar Rp200.000.000.000,- (dua ratus miliar Rupiah). Pembayaran Pokok Obligasi secara penuh dilakukan pada tanggal jatuh tempo Obligasi Seri B.
Bunga Obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sesuai dengan Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Obligasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi. Pembayaran Bunga Obligasi pertama akan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016, sedangkan Pembayaran Bunga Obligasi terakhir akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo masing-masing Seri Obligasi yaitu pada tanggal 12 November 2018 untuk Obligasi Seri A dan 12 November 2020 untuk Obligasi Seri B. Pembayaran Obligasi dilakukan secara penuh (bullet payment) pada saat jatuh tempo.
245 259
Tingkat Bunga Obligasi merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari. Obligasi harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi, dengan memperhatikan Sertifikat Jumbo Obligasi dan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan. 3.
JAMINAN
Guna menjamin pembayaran dari seluruh jumlah uang yang oleh sebab apapun juga terhutang dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, Perseroan akan memberikan Jaminan kepada Pemegang Obligasi: Jenis benda Jaminan: Piutang berupa piutang pembiayaan konsumen dan/atau sewa guna usaha dan/atau piutang lain yang timbul sehubungan dengan kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan, yang belum jatuh tempo atau tidak tertunggak pembayarannya melewati jangka waktu 90 (sembilan puluh) Hari Kalender setelah angsuran terakhir jatuh tempo, untuk kepentingan Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat, yang dibebankan dengan fidusia. Nilai benda Jaminan: Nilai Jaminan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Emisi, adalah sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi. Status Kepemilikan: Piutang yang dijaminkan adalah piutang milik Perseroan. Pembebanan Jaminan Fidusia: Perseroan berjanji dan mengikatkan diri untuk menandatangani akta jaminan fidusia berupa Piutang dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Emisi, dan Wali Amanat berkewajiban mendaftarkan akta jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia selambat-lambatnya 7 (tujuh) Hari Kerja setelah penandatanganan akta jaminan fidusia. Perseroan berjanji dan mengikatkan diri akan mempertahankan pada setiap saat sejak ditandatanganinya akta jaminan fidusia agar nilai Jaminan selalu sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan, dalam jumlah sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan, maka Perseroan berkewajiban menyetor kekurangannya tersebut dengan uang tunai dalam bentuk penyetoran dana ke dalam rekening penampungan yang ditunjuk Wali Amanat dan/atau penempatan dalam deposito yang akan diikat secara gadai sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan sampai dengan nilai Jaminan tersebut mencapai nilai sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari Pokok Obligasi atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 4.
PENYISIHAN DANA PELUNASAN POKOK OBLIGASI (SINKING FUND)
Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi ini dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil penawaran umum Obligasi ini sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana penawaran umum Obligasi ini. 5.
PEMBATASAN-PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PERSEROAN
Sebelum dilunasinya semua Pokok Obligasi dan Bunga Obligasi serta pengeluaran lain yang menjadi tanggung jawab Perseroan sehubungan dengan pengeluaran Obligasi berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, Perseroan berjanji dan mengikat diri : Pembatasan keuangan dan pembatasan-pembatasan lain terhadap Perseroan (debt covenants) adalah sebagai berikut: I.
Perseroan, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat tidak akan melakukan hal-hal sebagai berikut : a)
Melakukan penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan atau memberikan persetujuan kepada Anak Perusahaan (jika ada) untuk melakukan penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan kecuali penggabungan atau peleburan atau pengambilalihan yang dilakukan dengan atau pada perusahaan yang bidang usahanya sama dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap jalannya usaha Perseroan dan tidak mempengaruhi kemampuan Perseroan dalam melakukan pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi;
260 246
b)
Membayar atau membuat atau distribusi pembayaran lain pada tahun buku Perseroan selama Perseroan tidak melakukan pembayaran Jumlah Terhutang berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Hutang.
c)
Memberi pinjaman kepada pihak Afiliasi lebih dari 30% ekuitas Perseroan, berdasarkan laporan keuangan terkini yang telah diaudit.
d)
Mengubah bidang usaha utama Perseroan dan/atau memberikan ijin atau persetujuan kepada Anak Perusahaan (jika ada) untuk mengadakan pengubahan bidang usaha;
e)
Melakukan penurunan modal dasar dan/atau modal ditempatkan dan/atau modal disetor Perseroan.
f)
Mengadakan segala bentuk kerjasama, bagi hasil atau perjanjian serupa lainnya di luar kegiatan usaha Perseroan sehari-hari atau mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan/operasi Perseroan diatur oleh pihak lain;
g)
Mengalihkan atau memindahtangankan harta kekayaan Perseroan dengan nilai transaksi melebihi 40% dari ekuitas Perseroan berdasarkan laporan keuangan terkini yang telah diaudit, kecuali pengalihan piutang dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya sehari-hari.
h)
Mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan usaha Perseroan dikendalikan oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan atau berakibat membatasi kepentingan dan hak Pemegang Obligasi.
i)
Melakukan pengeluaran obligasi, atau melakukan pengeluaran instrumen utang lain yang sejenis dengan obligasi dengan jaminan preferen yang memiliki rasio jaminan lebih tinggi.
II. Pemberian persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud dalam butir 5.I diatas akan diberikan oleh Wali Amanat dengan ketentuan sebagai berikut : a). Permohonan persetujuan tersebut tidak akan ditolak tanpa alasan yang jelas dan wajar; b)
Wali Amanat wajib memberikan persetujuan, penolakan atau meminta tambahan data/dokumen pendukung lainnya dalam waktu 14 Hari Kerja setelah permohonan persetujuan tersebut dan dokumen pendukungnya diterima secara lengkap oleh Wali Amanat, dan jika dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kerja tersebut Perseroan tidak menerima persetujuan, penolakan atau permintaan tambahan data/dokumen pendukung lainnya dari Wali Amanat maka Wali Amanat dianggap telah memberikan persetujuannya; dan
c)
Jika Wali Amanat meminta tambahan data/dokumen-pendukung lainnya, maka persetujuan atau penolakan wajib diberikan oleh Wali Amanat dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kerja setelah data/dokumen pendukung lainnya tersebutditerima secara lengkap oleh Wali Amanat dan jika dalam-waktu 14 (empat belas) Hari Kerja tersebut Perseroan tidak menerima persetujuan atau penolakan dari Wali Amanat maka Wali Amanat dianggap telah memberikan persetujuan.
III. Perseroan berkewajiban untuk : 1).
Menyetorkan dana (in good fund) yang diperlukan untuk pelunasan Pokok Obligasi atau pembayaran Bunga Obligasi yang jatuh tempo kepada Agen Pembayaran paling lambat (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan menyerahkan kepada Wali Amanat fotokopi bukti penyetoran dana tersebut selambat-lambatnya pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi. Apabila lewat jatuh tempo Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi, Perseroan harus membayar Denda atas kelalaian tersebut sebesar 1% per tahun di atas tingkat Bunga Obligasi masing masing Seri Obligasi yang bersangkutan dari jumlah dana yang terlambat dibayar atas Jumlah Terhutang. Jumlah Denda tersebut dihitung harian dengan ketentuan bahwa satu tahun adalah 360 Hari Kalender dan satu bulan adalah 30 Hari Kalender sampai dengan pelunasan efektif jumlah denda tersebut di atas. Denda yang dibayarkan oleh Perseroan yang merupakan hak Pemegang Obligasi akan dibayarkan kepada Pemegang Obligasi secara proporsional berdasarkan besarnya Obligasi yang dimilikinya sesuai dengan ketentuan Perjanjian Agen Pembayaran
2).
Memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menjaga tetap berlakunya segala kuasa, ijin, dan persetujuan (baik dari pemerintah maupun lainnya) dan dengan segera memberikan laporan dan melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia termasuk namun tidak terbatas pada Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 84/PMK.012/2006 tanggal 29 September 2006, tentang Perusahaan Pembiayaan, atau perubahanperubahannya yang berlaku dari waktu ke waktu (kecuali untuk rasio yang diatur dalam butir 3 di bawah ini) sehingga Perseroan dapat secara sah menjalankan kewajibannya berdasarkan setiap Dokumen Emisi dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya atau memastikan keabsahan, keberlakuan, dapat dilaksanakannya setiap Dokumen Emisi di Republik Indonesia;
3).
Menjaga rasio keuangan dan memelihara pada setiap saat keadaan keuangan Perseroan berdasarkan laporan keuangan tahunan yang telah audit oleh kantor akuntan publik yang-terdaftar di OJK dan diserahkan kepada Wali Amanat, berada dalam kondisi debt to equity-ratio, dimana jumlah pinjaman
261 247
dibandingkan dengan jumlah modal sendiri (net worth) dan-pinjaman subordinasi dikurangi penyertaan (Gearing Ratio) setinggi-tingginya sebesar 10 (sepuluh) kali {(10:1 (sepuluh berbanding satu)}, dengan tetap memperhatikan pembatasan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 84/PMK.012/2006 tanggal 29-09-2006 (dua puluh sembilan September tahun dua ribu enam) tentang Perusahaan Pembiayaanatau perubahan-perubahannya. 4).
Mematuhi ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan;
5).
Memelihara asuransi-asuransi yang sudah berjalan dan berhubungan dengan kegiatan usaha dan harta kekayaan Perseroan pada perusahaan asuransi yang bereputasi terhadap segala risiko yang biasa dihadapi oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan Perseroan;
6).
Segera memberikan kepada Wali Amanat secara tertulis keterangan yang sewaktu waktu diminta oleh Wali Amanat dengan wajar mengenai operasi, keadaan keuangan, aset Perseroan dan hal lain-lain.
7).
Memberikan ijin kepada Wali Amanat atau pihak yang ditunjuk oleh Wali Amanat dengan pemberitahuan 5 (lima) Hari Kerja sebelumnya secara tertulis, untuk selama jam kerja Perseroan memasuki gedung-gedung dan halaman-halaman yang dimiliki atau dikuasai Perseroan dan melakukan pemeriksaan atas buku-buku, ijin-ijin dan catatan keuangan Perseroan yang terkait dengan penerbitan Obligasi sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku, dengan biaya-biaya yang disetujui terlebih dahulu oleh Perseroan.
8).
Menyerahkan salinan laporan-laporan yang diminta OJK kepada Wali Amanat dan persetujuan-persetujuan sehubungan dengan Emisi sesuai dengan Anggaran dasar Perseroan, dan untuk membuat dan mengimplementasikan setiap perjanjian yang berhubungan dengan hal tersebut, termasuk tetapi tidak terbatas penyerahan atas: a.
Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di OJK selambatlambatnya 90 (sembilan puluh) Hari Kalender setelah tanggal buku berakhir atau pada saat penyerahan laporan keuangan kepada OJK yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang telah terdaftar di OJK, mana yang lebih dahulu.
b. Laporan keuangan tengah tahunan disampaikan selambat-lambatnya dalam waktu : − 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah tanggal tengah tahunan buku, jika tidak disertai laporan Akuntan Publik; atau − 60 (enampuluh) Hari kalender setelah tanggal tengah tahun buku jika disertai laporan Akuntan Publik Perseroan yang telah-terdaftar di OJK dalam rangka penelaahan terbatas; atau − 90 (sembilan puluh) Hari kalender setelah tanggal tengah tahun buku jika disertai laporan Akuntan Publik Perseroan yang telah terdaftar di OJK yang memberikan-pendapat tentang kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan; atau − Pada saat penyerahan laporan keuangan Perseroan tersebut kepada OJK. c.
9).
Laporan keuangan triwulan Perseroan (tidak-diaudit) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari kalender setelah akhir tanggal triwulan atau pada saat penyerahan laporan keuangan Perseroan tersebut kepada OJK dan/atau Bursa Efek.
Memelihara secara konsisten sistem pembukuan, pengawasan internal dan pencatatan akuntansi berdasarkan Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) serta sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
10). Mengusahakan agar harta kekayaan yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya berada dalam keadaan baik, memperbaikinya dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan usaha Perseroan; 11). Segera memberitahu Wali Amanat atas : a. Setiap kejadian atau keadaan yang dapat mempunyai pengaruh penting dan buruk atas jalannya usaha atau operasi atau keadaan keuangan dan Anak Perusahaan (jika ada) b.
Setiap pengubahan anggaran dasar, susunan direksi dan komisaris, pembagian dividen, susunan pemegang saham Anak Perusahaan (jika ada) dan diikuti dengan penyerahan akta-akta keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Anak Perusahaan (jika ada) setelah akta-akta tersebut diterima oleh Perseroan
c.
Perkara pidana, perdata administrasi dan perburuhan dimana Perseroan dan/atau Anak Perusahaan (jika ada) berkedudukan sebagai pihak tergugat yang secara material mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan dan/atau Anak Perusahaan (jika ada);
d.
Terjadinya salah satu dari peristiwa kelalaian dengan segera, dan melalui permintaan tertulis dari Wali Amanat, menyerahkan pada Wali Amanat suatu pernyataan yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang dari Perseroan yang dapat dikonfirmasikan bahwa kecuali sebelumnya telah diberitahukan kepada Wali Amanat atau diberitahukan pada saat konfirmasi bahwa peristiwa kelalaian tersebut tidak terjadi atau apabila terjadi peristiwa kelalaian, memberikan gambaran lengkap atas kejadian tersebut
262 248
dan tindakan atau langkah-langkah yang diambil (atau diusulkan untuk diambil) oleh Perseroan untuk memperbaiki kejadian tersebut. e.
Setiap kejadian lainnya yang menurut pendapat Perseroan dapat mempunyai pengaruh negatif yang material atas jalannya usaha atau operasi atau keadaan keuangan Perseroan dan Anak Perusahaan (jika ada).
12). Melakukan pemeringkatan atas Obligasi sesuai dengan Peraturan Nomor: IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : KEP-712/BL/2012 tanggal 26-12-2012 (dua puluh enam Desember tahun dua ribu dua belas) tentang pemeringatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, berikut pengubahannya dan/atau pengaturan lainnya yang wajib dipatuhi oleh Perseroan sehubungan dengan pemeringkatan. 13). Menerapkan prinsip pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate govermance) dan melakukan tindakan dari waktu ke waktu atas permintaan yang wajar dari Wali Amanat, melaksanakan atau memelihara kewajiban Dokumen Emisi, yang berdasarkan pendapat yang wajir dari Wali Amanat diperlukan atau, untuk menjalankan Perjanjian Perwaliamanatan ini atau memberikan jaminan yang penuh atas-hak, kekuaaan dan perbaikan yang diberikan kepada Wali Amanat berdasarkan Dokumen Emisi. 14). Menyerahkan kepada Wali Amanat Laporan Triwulanan mengenai Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 15). Mempertahankan Jaminan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan dengan jumlah sekurang-kurangnya sebesar 50% (lima puluh per seratus) dari Pokok Obligasi, sejak ditandatanganinya perjanjian penjaminan fidusia (piutang) yang akan ditandatangani oleh Perseroan dan Wali Amanat selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak Tanggal Emisi, atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan dalam jumlah sebagaimana tersebut dalam butir 17 di bawah ini. 16). Mempertahankan hasil pemeringkatan Obligasi tidak lebih rendah dari hasil pemeringkatan pada saat Emisi, yaitu AA+(idn) (double A Plus). 17). Apabila hasil pemeringkatan mengalami penurunan sehingga hasil pemeringkatan: a.
Menjadi id AA (Double A) dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan Nomor IX.C.11, maka Perseroan berkewajiban menambah Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan menjadi sekurang-kurangnya sebesar 60% dari jumlah Pokok Obligasi.
b.
menjadi id AA- (Double A; minus) dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan Nomor IX.C.11, maka Perseroan berkewajiban menambah Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan menjadi sekurang-kurangnya sebesar 70% dari jumlah Pokok Obligasi.
c.
menjadi A+ (Single A;plus) dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal --pemeringkatan dilakukan oleh perusahaan pemeringkat selain PT Fitch RatingsIndonesia, dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan nomor IX.C.11, maka Perseroan berkewajiban menambah Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan menjadi sekurang-kurangnya sebesar 80% (delapan puluh perseratus) dari jumlah Pokok Obligasi. menjadi A (Single A) dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh perusahaan- pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan nomor IX.C.11, maka Perseroan berkewajiban -menambah Jaminan sebagaimana ditentukan -dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan menjadi sekurang-kurangnya sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) dari jumlah Pokok Obligasi. menjadi A- (Single A;-) dari PT Fitch Ratings Indonesia atau yang setara dengan hasil pemeringkatan tersebut dalam hal pemeringkatan dilakukan oleh perusahaan pemeringkat selain PT Fitch Ratings Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan nomor IX.C.11, maka Perseroan berkewajiban menambah Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan menjadi sekurang-kurangnya sebesar 100% (seratus perseratus) dari jumlah Pokok Obligasi.
d.
e.
Penambahan Jaminan tersebut di atas harus dipenuhi dalam jangka waktu selambat-lambatnya 5 (lima) Hari Kerja sejak tanggal dikeluarkannya hasil pemeringkatan oleh Pemeringkat Syarat-syarat dan ketentuan mengenai penambahan Jaminan sebagai tersebut dalam Pasal ini, tunduk pada ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan. 18). Mentransfer/menyetorkan sejumlah dana ke dalam suatu rekening penampungan dana yang ditentukan oleh Wali Amanat ("Rekening Penampungan") dan/atau penempatan dana dalam deposito yang selanjutnya akan diikat secara gadai, bilamana berdasarkan Laporan Triwulanan sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Perwaliamanatan, jumlah tagihan piutang Perseroan yang dijaminkan kepada Pemegang Obligasi melalui Wali Amanat kurang dari 50 % dari nilai Pokok Obligasi yang masih terutang (nilai total
263 249
jaminan) atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan kurang dalam jumlah sebagaimana tersebut dalam Butir 5.III. 17) bab ini, yang mana semuanya itu wajib dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a.
Jumlah dana yang disetorkan tersebut sekurang-kurangnya sama dengan jumlah kekurangan nilai jaminan dimaksud, sehingga setelah penyetoran dilakukan, maka nilai jaminan Perseroan yang dijaminkan ditambah dengan jumlah setoran sebagaimana dimaksud di atas berjumlah sekurangkurangnya sebesar 50 % (lima puluh perseratus) dari nilai Pokok Obligasi yang terutang atau dalam hal terjadi penurunan hasil pemeringkatan dalam jumlah sebagaimana tersebut dalam Butir 5.III. 17) bab ini;
b.
Penyetoran tersebut wajib dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya pemberitahuan tertulis dari Wali Amanat tentang kekurangan nilai jaminan dimaksud;
c.
Seluruh jumlah dana yang disetorkan ke dalam Rekening Penampungan dan/atau yang ditempatkan dalam deposito sebagaimana dimaksud di atas menjadi hak dan dalam penguasaan Wali Amanat sepenuhnya dan sehubungan dengan hal itu Perseroan dengan ini memberi kuasa kepada Wali Amanat untuk membuat dan menandatangani dokumen-dokumen apapun yang diperlukan sehubungan dengan penguasaan dana tersebut, termasuk namun tidak terbatas untuk mendebet dan mentransfer uang yang ada dalam Rekening Penampungan dan/atau mencairkan deposito guna membayar Jumlah Terutang dalam hal Perseroan melakukan kelalaian berdasarkan Butir 7 Bab ini;
d.
Pendapatan atas penempatan deposito tersebut menjadi milik Perseroan sepenuhnya apabila tidak terjadi kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan.
e.
Dalam hal jaminan tersebut telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir 15 di atas, maka dana yang ditempatkan kembali menjadi hak Perseroan sepenuhnya.
19). Perseroan berkewajiban mengganti Piutang baru apabila piutang yang dijaminkan sudah lunas atau jatuh tempo dengan Piutang yang nilainya sekurang-kurangnya setara dengan yang digantikan, sehingga memenuhi ketentuan dalam butir 5.III. 15) bab ini. 20). Perseroan tidak akan menjaminkan Jaminan yang telah diberikan kepada Pemegang Obligasi kepada pihak manapun. 21). Melakukan pelunasan Pokok Obligasi, apabila PT Bank Internasional Indonesia Tbk (atau penerima dan/atau pengganti haknya) baik langsung maupun tidak langsung, dari waktu ke waktu tidak lagi merupakan pemegang saham mayoritas lebih dari 50% dari seluruh saham yang dikeluarkan Perseroan dan tidak lagi sebagai pemegang saham pengendali dari Perseroan. 6.
HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI
a.
Menerima pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi dari Perseroan yang dibayarkan melalui KSEI sebagai Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi yang bersangkutan. Pokok Obligasi harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi.
b.
Yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Obligasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c.
Bila terjadi kelalaian dalam pelunasan Pokok Obligasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi, Pemegang Obligasi berhak untuk menerima pembayaran denda atas setiap kelalaian pembayaran tersebut sebesar persentase bunga Obligasi yang berlaku pada saat tersebut ditambah 1% (satu perseratus) per tahun atas jumlah yang tidak dibayar sesuai ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, yang diperhitungkan berdasarkan jumlah hari terhitung sejak Tanggal Pembayaran Pokok Obligasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga yang bersangkutan sampai seluruh jumlah yang tidak dibayar telah dibayar kembali secara penuh. Untuk tujuan perhitungan denda tersebut, 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) hari dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari. Pemegang Obligasi berhak atas pembayaran denda secara proporsional sesuai jumlah Obligasi yang dimilikinya.
d.
Seorang atau lebih Pemegang Obligasi yang mewakili paling sedikit lebih dari 20% (dua puluh persen) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi, tidak termasuk Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya, kecuali Afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah dapat mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar diselenggarakan RUPO dengan memuat acara yang diminta dan melampirkan salinan KTUR dari Pemegang Rekening dan memperlihatkan asli KTUR kepada Wali Amanat.
e.
Setiap Pemegang Obligasi senilai Rp1 (satu Rupiah) mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO dengan ketentuan pembulatan ke bawah (jika terdapat angka pecahan).
264 250
7.
KELALAIAN PERSEROAN
Sesuai dengan Perjanjian Perwaliamanatan, yang dimaksud dengan kelalaian (wanprestasi) adalah, apabila salah satu atau lebih dari kejadian-kejadian atau hal-hal tersebut di bawah ini terjadi Wali Amanat dapat mengambil tindakan-tindakan yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan : 1. Kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan Perseroan dinyatakan lalai apabila terjadi salah satu atau lebih dari kejadian-kejadian atau hal-hal-tersebut di bawah ini : a.
Perseroan tidak melaksanakan atau tidak mentaati ketentuan dalam kewajiban pembayaran Pokok Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi dan/atau Bunga Obligasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi; atau
b.
Apabila Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan suatu perjanjian hutang oleh salah satu atau lebih krediturnya (cross default) dalam jumlah hutang keseluruhannya melebihi 30% dari ekuitas Perseroan, baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada di kemudian hari yang berakibat jumlah yang terhutang oleh Perseroan berdasarkan perjanjian hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh pihak yang mempunyai tagihan dan/atau kreditur yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi pembayaran kembali);
c.
Apabila Perseroan tidak memberikan Jaminan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 11 Perjanjian Perwaliamanatan; atau
d.
Perseroan tidak melaksanakan atau tidak menaati ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan (selain Pasal 9.1.a dan Pasal 9.1.c Perjanjian Perwaliamanatan atau butir 7.1.huruf a dan butir 7.1. huruf c); atau
e.
Fakta mengenai jaminan, keadaan, atau status Perseroan serta pengelolaannya tidak sesuai dengan informasi dan keterangan yang diberikan oleh Perseroan;
2. Ketentuan mengenai pernyataan default, yaitu: Dalam hal terjadi kondisi-kondisi kelalaian sebagaimana dimaksud dalam : a.
Butir 7 angka 1 huruf a dan b dan keadaan atau kejadian tersebut berlangsung terus menerus paling lama 14 (empat belas) Hari Kalender, setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat sesuai dengan kondisi kelalaian yang dilakukan, tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang dapat disetujui dan diterima oleh Wali Amanat; atau
b.
Butir 7 angka 1 huruf c, d dan e dan keadaan atau kejadian tersebut berlangsung terus menerus dalam waktu yang ditentukan oleh Wali Amanat dengan memperhatikan kewajaran yang berlaku umum, sebagaimana tercantum dalam teguran tertulis Wali Amanat, paling lama 30 (tiga puluh) Hari Kalender setelah diterimanya teguran tertulis dari Wali Amanat tanpa diperbaiki/dihilangkan keadaan tersebut atau tanpa adanya upaya perbaikan untuk menghilangkan keadaan tersebut, yang dapat disetujui dan diterima oleh Wali Amanat; maka Wali Amanat berkewajiban untuk memberitahukan kejadian atau peristiwa itu kepada Pemegang Obligasi dengan cara memuat pengumuman melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional. Wali Amanat atas pertimbangannya sendiri berhak memanggil RUPO menurut tata cara yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Dalam RUPO tersebut, Wali Amanat akan meminta Perseroan untuk memberikan penjelasan sehubungan dengan kelalaiannya tersebut. Apabila RUPO tidak dapat menerima penjelasan dan alasan Perseroan maka akan dilaksanakan RUPO berikutnya untuk membahas langkah-langkah yang harus diambil terhadap Perseroan sehubungan dengan Obligasi. Jika RUPO berikutnya memutuskan agar Wali Amanat melakukan penagihan kepada Perseroan, maka Obligasi sesuai dengan keputusan RUPO menjadi jatuh tempo dan dapat dituntut pembayarannya dengan segera dan sekaligus. Wali Amanat dalam waktu yang ditentukan dalam keputusan RUPO itu harus melakukan penagihan kepada Perseroan. Perseroan berkewajiban melakukan pembayaran dalam waktu yang ditentukan dalam tagihan yang bersangkutan.
3. Apabila: a.
Perseroan dicabut izin usahanya oleh Menteri Keuangan atau Instansi lain yang berwenang sesuai perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia; atau
b.
Perseroan membubarkan diri melalui keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau terdapat keputusan pailit yang telah memiliki kekuatan hukum tetap; atau
c.
Perseroan diberikan penundaan kewajiban pembayaran hutang (moratorium) oleh badan peradilan yang berwenang; atau
d.
Pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagian besar harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga
265 251
mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau e.
Perseroan berdasarkan perintah pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht) diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan; maka Wali Amanat berhak tanpa memanggil RUPO bertindak mewakili kepentingan Pemegang Obligasi dan mengambil keputusan atas nama Pemegang Obligasi dan untuk itu Wali Amanat dibebaskan dari segala tindakan dan tuntutan oleh Pemegang Obligasi. Dalam hal ini Obligasi menjadi jatuh tempo dengan sendirinya. Wali Amanat berkewajiban untuk memberitahukan kejadian atau peristiwa itu kepada Pemegang Obligasi dengan cara memuat pengumuman melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, atas biaya Perseroan.
8.
PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI (BUY BACK )
Dalam hal Perseroan melakukan pembelian kembali Obligasi maka berlaku ketentuan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h.
i.
j.
k. l.
pembelian kembali Obligasi ditujukan sebagai pelunasan atau disimpan untuk kemudian dijual kembali dengan harga pasar; pelaksanaan pembelian kembali Obligasi dilakukan melalui Bursa Efek atau di luar Bursa Efek; pembelian kembali Obligasi baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila hal tersebut mengakibatkan Perseroan tidak dapat memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian Perwaliamanatan; pembelian kembali Obligasi tidak dapat dilakukan apabila Perseroan melakukan kelalaian (wanprestasi) sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan, kecuali telah memperoleh persetujuan RUPO ; pembelian kembali Obligasi hanya dapat dilakukan oleh Perseroan dari Pihak yang tidak terafiliasi. rencana pembelian kembali Obligasi wajib dilaporkan kepada OJK oleh Perseroan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja sebelum pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi tersebut di surat kabar; pembelian kembali Obligasi, baru dapat dilakukan setelah pengumuman rencana pembelian kembali Obligasi. Pengumuman tersebut wajib dilakukan paling sedikit melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional paling lambat 2 (dua) Hari Kalender sebelum tanggal penawaran untuk pembelian kembali dimulai; rencana pembelian kembali Obligasi sebagaimana dimaksud dalam butir g) dan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir h), paling sedikit memuat informasi tentang: • Periode penawaran pembelian kembali; • Jumlah dana maksimal yang akan digunakan untuk pembelian kembali; • kisaran jumlah Obligasi yang akan dibeli kembali; • Harga atau kisaran harga yang ditawarkan untuk pembelian kembali Obligasi; • Tata cara penyelesaian transaksi; • Persyaratan bagi Pemegang Obligasi yang mengajukan penawaran jual; • Tata cara penyampaian penawaran jual oleh Pemegang Obligasi; • Tata cara pembelian kembali Obligasi; dan • Hubungan Afiliasi antara Perseroan dan Pemegang Obligasi; Perseroan wajib melakukan penjatahan secara proporsional sebanding dengan partisipasi setiap Pemegang Obligasi yang melakukan penjualan Obligasi apabila jumlah Obligasi yang ditawarkan untuk dijual oleh Pemegang Obligasi, melebihi jumlah Obligasi yang dapat dibeli kembali Perseroan wajib menjaga kerahasiaan atas semua informasi mengenai penawaran jual yang telah disampaikan oleh Pemegang Obligasi; Perseroan dapat melaksanakan pembelian kembali Obligasi tanpa melakukan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam butir i) dengan ketentuan: • • • •
Jumlah pembelian kembali tidak lebih dari 5% (lima perseratus) dari jumlah Obligasi untuk masing-masing jenis Obligasi yang beredar dalam periode satu tahun setelah Tanggal Penjatahan; Obligasi yang dibeli kembali tersebut bukan Obligasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan; Obligasi yang dibeli kembali hanya untuk disimpan yang kemudian hari dapat dijual kembali; Dan wajib dilaporkan kepada OJK paling lambat akhir Hari Kerja ke-2 (kedua) setelah terjadinya pembelian kembali Obligasi;
m. Perseroan wajib melaporkan kepada OJK dan Wali Amanat serta mengumumkan kepada publik dalam waktu paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah dilakukannya pembelian kembali Obligasi, informasi yang meliputi antara lain:
266 252
• • • • n. o. p. q.
dalam hal terdapat lebih dari satu Obligasi yang diterbitkan oleh Perseroan, maka pembelian kembali Obligasi dilakukan dengan mendahulukan Obligasi yang tidak dijamin; dalam hal terdapat lebih dari satu Obligasi yang tidak dijamin, maka pembelian kembali wajib mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian kembali tersebut; dalam hal terdapat jaminan atas seluruh Obligasi, maka pembelian kembali wajib mempertimbangkan aspek kepentingan ekonomis Perseroan atas pembelian kembali Obligasi tersebut. pembelian kembali Obligasi oleh Perseroan mengakibatkan: •
•
9. 1.
2.
jumlah Obligasi yang telah dibeli rincian jumlah Obligasi yang telah dibeli kembali untukpelunasan atau disimpan untuk dijual kembali; harga pembelian kembali yang telah terjadi; dan jumlah dana yang digunakan untuk pembelian kembali Obligasi;
Hapusnya segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, hak menghadiri RUPO, hak suara, dan hak memperoleh bunga serta manfaat lain dari Obligasi yang dibeli kembali jika dimaksudkan untuk pelunasan; atau Pemberhentian sementara segala hak yang melekat pada Obligasi yang dibeli kembali, hak menghadiri RUPO, hak suara, dan hak memperoleh bunga serta manfaat lain dari Obligasi yang dibeli kembali, jika dimaksudkan untuk disimpan untuk dijual kembali.
RAPAT UMUM PEMEGANG OBLIGASI Rapat umum Pemegang Obligasi diadakan untuk tujuan antara lain: a.
Mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan atau Pemegang Obligasi mengenai perubahan jangka waktu Obligasi, Pokok Obligasi, suku Bunga Obligasi, perubahan tata cara atau periode pembayaran Bunga Obligasi dan dengan memperhatikan Peraturan Nomor VI.C.4.
b.
Menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan dan/atau Wali Amanat, memberikan pengarahan kepada Wali Amanat, dan/atau menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan serta akibat-akibatnya, atau untuk mengambil tindakan lain sehubungan dengan kelalaian;
c.
Memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan;
d.
Mengambil tindakan yang dikuasakan oleh atau atas nama Pemegang Obligasi termasuk dalam penentuan potensi kelalaian yang dapat menyebabkan terjadinya kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan VI.C.4; dan
e.
Wali Amanat bermaksud mengambil tindakan lain yang tidak dikuasakan atau tidak termuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
RUPO dapat diselenggarakan atas permintaan: a.
Pemegang Obligasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili paling sedikit lebih dari 20% (dua puluh perseratus) dari jumlah Obligasi yang belum dilunasi, tidak termasuk Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya; mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat untuk diselenggarakan RUPO dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi yang mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Obligasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat
b.
Perseroan;
c.
Wali Amanat; atau
d.
OJK.
3.
Permintaan sebagaimana dimaksud dalam butir 2 poin a), poin b), dan poin d) wajib disampaikan secara tertulis kepada Wali Amanat dan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal diterimanya surat permintaan tersebut Wali Amanat wajib melakukan panggilan untuk RUPO.
4.
Dalam hal Wali Amanat menolak permohonan Pemegang Obligasi atau Perseroan untuk mengadakan RUPO, maka Wali Amanat wajib memberitahukan secara tertulis alasan penolakan tersebut kepada pemohon dengan tembusan kepada OJK, paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterimanya surat permohonan.
5.
Pengumuman, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPO. a.
Pengumuman RUPO wajib dilakukan melalui satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemanggilan.
267 253
b.
Pemanggilan RUPO dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum RUPO, melalui paling sedikit satu surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
c.
Pemanggilan untuk RUPO kedua atau ketiga dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPO kedua atau ketiga dilakukan dan disertai informasi bahwa RUPO sebelumnya telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum.
d.
Panggilan harus dengan tegas memuat rencana RUPO dan mengungkapkan informasi antara lain: (1)
tanggal, tempat, dan waktu penyelenggaraan RUPO;
(2) agenda RUPO; (3) pihak yang mengajukan usulan RUPO; (4) Pemegang Obligasi yang berhak hadir dan memiliki hak suara dalam RUPO; dan (5) kuorum yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengambilan keputusan RUPO. e. 6.
RUPO kedua atau ketiga diselenggarakan paling cepat 14 (empat belas) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari dari RUPO sebelumnya.
Tata cara RUPO. a.
Pemegang Obligasi, baik sendiri maupun diwakili berdasarkan surat kuasa berhak menghadiri RUPO dan menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah Obligasi yang dimilikinya.
b.
Pemegang Obligasi yang berhak hadir dalam RUPO adalah Pemegang Obligasi yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening pada 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPO yang diterbitkan oleh KSEI.
c.
Pemegang Obligasi yang menghadiri RUPO wajib menyerahkan asli KTUR kepada Wali Amanat.
d.
Seluruh Obligasi yang disimpan di KSEI dibekukan sehingga Obligasi tersebut tidak dapat dialihkan/dipindahbukukan sejak 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPO sampai dengan tanggal berakhirnya RUPO yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dari Wali Amanat atau setelah memperoleh persetujuan dari Wali Amanat, transaksi Obligasi yang penyelesaiannya jatuh pada tanggal-tanggal tersebut, ditunda penyelesaiannya sampai 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pelaksanaan RUPO.
e.
Setiap Obligasi sebesar Rp 1,00 (satu Rupiah) berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPO, dengan demikian setiap Pemegang Obligasi dalam RUPO mempunyai hak untuk mengeluarkan suara sejumlah Obligasi yang dimilikinya.
f.
Suara dikeluarkan dengan tertulis dan ditandatangani dengan menyebutkan Nomor KTUR, kecuali Wali Amanat memutuskan lain.
g.
Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasinya tidak memiliki hak suara dan tidak diperhitungkan dalam kuorum kehadiran.
h.
Sebelum pelaksanaan RUPO: i.
Perseroan berkewajiban kepada Wali Amanat.
untk
menyerahkan
daftar
ii.
Perseroan berkewajiban untuk membuat surat Obligasi yang dimiliki oleh Perseroan dan Afiliasinya;
Pemegang pernyataan
Obligasi yang
dari
Afiliasinya
menyatakan
jumlah
iii. Pemegang Obligasi atau kuasa Pemegang Obligasi yang hadir dalam RUPO berkewajiban untuk membuat surat pernyataan yang menyatakan mengenai apakah Pemegang Obligasi memiliki atau tidak memiliki hubungan Afiliasi dengan Perseroan. i.
RUPO dapat diselenggarakan di tempat Perseroan atau tempat lain yang disepakati antara Perseroan dan Wali Amanat.
j.
RUPO dipimpin oleh Wali Amanat.
k.
Wali Amanat wajib mempersiapkan acara RUPO termasuk materi RUPO dan menunjuk Notaris untuk membuat berita acara RUPO.
l.
Dalam hal penggantian Wali Amanat diminta oleh Perseroan atau Pemegang Obligasi, maka RUPO dipimpin oleh Perseroan atau wakil Pemegang Obligasi yang meminta diadakannya RUPO tersebut. Perseroan atau Pemegang Obligasi yang meminta diadakannya RUPO tersebut diwajibkan untuk mempersiapkan acara RUPO dan materi RUPO serta menunjuk Notaris untuk membuat berita acara RUPO.
7. Kuorum dan Pengambilan Keputusan. a.
Dalam hal RUPO bertujuan untuk memutuskan mengenai perubahan Perjanjian Perwaliamanatan sebagaimana dimaksud dalam butir 9.1, diatur sebagai berikut:
268 254
(1) Apabila RUPO dimintakan oleh Perseroan, maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (b) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang kedua. (c) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (d) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang ketiga. (e) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (2) Apabila RUPO dimintakan oleh Pemegang Obligasi atau Wali diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Amanat, maka
wajib
(a) Dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (b) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang kedua. (c) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (d) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang ketiga. (e) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (3)
Apabila RUPO dimintakan oleh OJK, maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (b) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (a) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang kedua. (c) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (d) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf (c) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang ketiga. (e) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
b. RUPO yang diadakan untuk tujuan selain perubahan Perjanjian Perwaliamanatan, dapat diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO.
269 255
(2) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam angka (1) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO kedua. (3) RUPO kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang hadir dalam RUPO. (4) Dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam angka (3) tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPO yang ketiga. (5) RUPO ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Obligasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat berdasarkan keputusan suara terbanyak. 8. Biaya-biaya penyelenggaraan RUPO menjadi beban Perseroan dan wajib dibayarkan kepada Wali Amanat paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah permintaan biaya tersebut diterima Perseroan dari Wali Amanat. 9. Penyelenggaraan RUPO wajib dibuatkan berita acara secara notariil. 10. Keputusan RUPO mengikat bagi semua Pemegang Obligasi, Perseroan dan Wali Amanat, karenanya Perseroan, Wali Amanat dan Pemegang Obligasi wajib memenuhi keputusan-keputusan yang diambil dalam RUPO. Keputusan RUPO mengenai perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjianperjanjian lain sehubungan dengan Obligasi, baru berlaku efektif sejak tanggal ditandatanganinya perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian-perjanjian lainnya sehubungan dengan Obligasi. 11. Wali Amanat wajib mengumpulkan hasil RUPO dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengumuman hasil RUPO tersebut wajib ditanggung oleh Perseroan. 12. Apabila RUPO yang diselenggarakan memutuskan untuk mengadakan perubahan atas Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lainnya antara lain sehubungan dengan perubahan nilai Pokok Obligasi, perubahan tingkat Bunga Obligasi dan perubahan jangka waktu Obligasi dan Perseroan menolak untuk menandatangani perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lainnya sehubungan dengan hal tersebut maka dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak keputusan RUPO atau tanggal lain yang diputuskan RUPO (jika RUPO memutuskan suatu tanggal tertentu untuk penandatanganan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau perjanjian lainnya tersebut) maka Wali Amanat berhak langsung untuk melakukan penagihan Jumlah Terhutang kepada Perseroan tanpa terlebih dahulu menyelenggarakan RUPO. 13. Peraturan-peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPO dapat dibuat dan bila perlu kemudian disempurnakan atau diubah oleh Perseroan dan Wali Amanat dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia serta peraturan Bursa Efek. 14. Apabila ketentuan-ketentuan mengenai RUPO ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, maka peraturan perundang-undangan tersebut yang berlaku. 10. PERUBAHAN PERJANJIAN PERWALIAMANATAN Perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Apabila perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dilakukan sebelum Tanggal Emisi, maka perubahan dan/atau penambahan Perjanjian Perwaliamanatan tersebut harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Wali Amanat dan Perseroan dan setelah perubahan tersebut dilakukan, memberitahukan kepada OJK dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia. 2. Apabila perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dilakukan pada dan setelah Tanggal Emisi, maka perubahan Perjanjian Perwaliamanatan hanya dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari RUPO dan perubahan dan/atau penambahan tersebut dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh Wali Amanat dan Perseroan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku atau apabila dilakukan penyesuaian/perubahan terhadap perjanjian perwaliamanatan berdasarkan peraturan baru yang berkaitan dengan kontrak perwaliamanatan. 11. PEMBERITAHUAN Semua pemberitahuan dari pihak Perseroan kepada Wali Amanat dan sebaliknya dianggap telah dilakukan dengan sah dan sebagaimana mestinya apabila disampaikan kepada alamat tersebut di bawah ini secara tertulis, ditandatangani serta disampaikan dengan pos tercatat atau disampaikan langsung dengan memperoleh tanda terima atau dengan faksimili yang sudah dikonfirmasikan.
270 256
PERSEROAN PT BII FINANCE CENTER Divisi Finance & Accounting Wisma Eka Jiwa Lantai 10 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat 10730 Telepon: (021) 623 000 88 Faksimili: (021) 623 000 99 WALI AMANAT PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. Plaza Mandiri 22nd Floor Jl. Jendral Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta Selatan 12190, Indonesia Telp : (021) 5275370, 5245161 Faks : (021) 5268201 Website: www.bankmandiri.co.id 12. HUKUM YANG BERLAKU Seluruh perjanjian yang berhubungan dengan Obligasi ini berada dan tunduk di bawah hukum yang berlaku di Indonesia.
271 257
Halaman ini sengaja dikosongkan
272
BAB XVII KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKATAN OBLIGASI 1.
HASIL PEMERINGKATAN
Untuk memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Peraturan No. IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No. Kep-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”). Berdasarkan hasil pemeringkatan atas efek utang jangka panjang sesuai dengan surat no.ref: RC96/DIR/RAT/VIII//2015 tanggal 13 Agustus 2015 dari Fitch, Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 telah mendapat peringkat: AA+ (idn) (double a plus) Pemeringkatan Obligasi akan ditinjau ulang oleh Pemeringkat Efek setiap 1 tahun sekali sepanjang umur Obligasi. Perseroan dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan PT Fitch Ratings Indonesia, baik langsung maupun tidak langsung sesuai dengan yang didefinisikan dalam UUPM. Perseroan telah menyampaikan pernyataan pendaftaran dengan mengikuti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No KEP-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum. Perseroan wajib menyampaikan peringkat tahunan atas setiap klasifikasi efek bersifat utang dan /atau sukuk kepada OJK paling lambat 10 hari kerja setelah berakhirnya seluruh kewajiban yang terkait dengan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk yang diterbitkan, sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. 2.
SKALA PEMERINGKATAN EFEK HUTANG JANGKA PANJANG DARI FITCH
Tabel di bawah ini menunjukkan kategori peringkat perusahaan atau efek utang jangka panjang untuk memberikan gambaran tentang posisi peringkat Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015. AAA(idn)
AA(idn)
A(idn)
BBB(idn)
BB(idn)
B(idn)
Peringkat nasional “AAA” menandakan kualitas tertinggi yang diberikan pada skala peringkat nasional untuk Negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada kualitas kredit terbaik dibanding Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lainnya di Negara yang sama dan biasanya akan diberikan kepada semua kewajiban keuangan yang dikeluarkan atau dijamin oleh pemerintah. Peringkat nasional “AA” menandakan suatu kualitas kredit yang sangat kuat dibandingkan Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lainnya di Negara yang sama. Resiko kredit yang tidak dapat dipisahkan di dalam kewajiban-kewajiban keuangan ini hanya berbeda sedikit dari Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang yang mendapat peringkat tertinggi di suatu Negara. Peringkat nasional “A” menandakan suatu kualitas kredit yang kuat dibandingkan Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lainnya di Negara yang sama. Namun, perubahan-perubahan dalam keadaaan atau kondisi-kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kapasitas untuk pembayaran kembali kewajiban-kewajiban keuangan tepat waktu secara lebih besar dibandingkan kewajiban-kewajiban keuangan yang mendapat kategori peringkat yang lebih tinggi. Peringkat nasional “BBB” menandakan suatu kualitas kredit yang dinilai cukup dibandingkan dengan Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lainnya di Negara yang sama. Namun perubahan-perubahan dalam keadaan atau kondisi-kondisi ekonomi dapat lebih mempengaruhi kapasitas untuk pembayaran kembali kewajiban-kewajiban keuangan ini secara tepat waktu dibandingkan kewajiban-kewajiban keuangan yang mendapat kategori peringkat yang lebih tinggi. Peringkat nasional ‘BB’ menandakan suatu kualitas kredit yang cukup lemah dibandingkan Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lainnya pada Negara yang sama. Dalam konteks suatu negara, pembayaran dari kewajiban-kewajiban keuangan ini tidak pasti dan kapasitas untuk pembayaran kembali secara tepat waktu akan lebih rentan terhadap perubahan kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Nasional peringkat ‘B’ menandakan suatu kualitas kredit yang secara signifikan lebih lemah dibandingkan Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lain pada negara yang sama. Kewajiban-kewajiban keuangan saat ini dapat dipenuhi meskipun dengan margin keamanan yang terbatas, dan kapasitas untuk melanjutkan pembayaran yang tepat waktu tergantung dari kondisi usaha dan perekonomian yang menguntungkan dan berkelanjutan.
273 258
CCC(idn), CC(idn), C(idn) DDD(idn), DD(idn), D(idn)
Kategori-kategori peringkat nasional ini menandakan suatu kualitas kredit yang sangat lemah dibandingkan Perseroan-Perseroan atau surat-surat utang lain pada Negara yang sama. Kapasitas untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan bergantung sepenuhnya pada perkembangan usaha dan ekonomi yang menguntungkan. Kategori-kategori peringkat nasional ini diberikan kepada perusahaan atau kewajibankewajiban keuangan yang saat ini dalam keadaan gagal bayar.
Sebagai tambahan, tanda tambah (+) atau kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari “aa” hingga “C”. Ini merupakan kedudukan relatif di dalam suatu kategori, tanda tambah (+) menunjukkan di atas rata-rata, tanda kurang (-) menunjukkan di bawah rata-rata, dan tanpa tanda menunjukkan rata-rata. 3.
PERTIMBANGAN (RATIONALE) DARI FITCH
Pertimbangan Pemeringkatan – Peringkat Nasional Peringkat BII Finance (BIIF) didorong oleh pandangan Fitch bahwa perusahaan induk PT Bank Internasional Indonesia (BII) akan menyediakan dukungan yang tepat waktu untuk anak perusahaannya, jika dibutuhkan. Fitch memandang BIIF sebagai anak perusahaan dengan kepentingan strategis dari BII dikarenakan hubungan kuat mereka. Pandangan diperkuat dengan kepemilikan penuh dan nama yang sama, penyelarasan operasional yang kuat dan dukungan pencadangan pembiayaan. Faktor-Faktor Penggerak Peringkat – Peringkat Nasional Penurunan atau pelemahan dukungan dan kepemilikan yang signifikan dari induk akan memberikan tekanan kepada peringkat-peringkat BIIF termasuk mengakibatkan penurunan multi peringkat. Namun, Fitch melihat potensi tersebut adalah kecil dalam jangka menengah mengingat peranan penting BIIF dalam memperluas jaringan bisnis grup di pasar pembiayaan konsumen Indonesia. Kenaikan peringkat dapat terjadi jika BIIF secara strategis dinilai memiliki nilai penting yang lebih besar untuk BII. Bukti integrasi yang lebih besar antara perusahaan induk dan anak perusahaan (contohnya, kenaikan yang signifikan pada joint-financing dan cross-selling), dukungan perusahaan induk yang lebih besar juga dapat berdampak positif pada peringkat-peringkat. Faktor-Faktor Penggerak Peringkat – Peringkat-Peringkat Hutang Peringkat-peringkat surat hutang senior Rupiah dan surat hutang jangka menengah dari BIIF adalah sama dengan Peringkat Nasional Jangka Panjang sesuai dengan kriteria Fitch. Setiap perubahan pada peringkat-peringkat Nasional Jangka Panjang akan dapat mempengaruhi peringkat-peringkat tersebut. Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan “Fitch” yang bertindak sebagai lembaga pemeringkat. Sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan No.IX.C.11 Perseroan akan menyampaikan peringkat tahunan atas Obligasi kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) Hari Kerja setelah berakhirnya masa berlaku peringkat terakhir sampai dengan Perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Obligasi yang diterbitkan.
274 259
BAB XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN Akta pendirian Perseroan beserta perubahan-perubahannya adalah benar dan sah serta sesuai dengan anggaran dasar, dan Perseroan telah melakukan perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan ketentuanUndangUndang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”). Berdasarkan Akta No. 166 tanggal 15 Agustus 2008, dibuat dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta juncto Akta No. 11 tanggal 3 Nopember 2010, dihadapan Fransiscus Xaverius Budi Santoso Isbandi, SH, Notaris di Jakarta juncto Akta No. 77 tanggal 24 Agustus 2011 juncto Akta No. 75 tanggal 4 Juni 2015, dibuat dihadapan Miryani Usman, SH, Notaris di Tangerang Selatan, berikut ini adalah Anggaran Dasar Perseroan. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1.
Perseroan terbatas ini bernama: PT BII FINANCE CENTER (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disingkat dengan "Perseroan", berkedudukan di Jakarta Pusat.
2.
Perseroan dapat membuka kantor cabang atau kantor perwakilan, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia sebagaimana ditetapkan oleh Direksi, dengan persetujuan dari Dewan Komisaris. JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2
Perseroan didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya dan dimulai sejak tanggal 13-02-1991 (tiga belas Februari seribu sembilan ratus sembilan puluh satu). MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3
1.
Maksud dan tujuan Perseroan ialah bergerak di bidang Pembiayaan.
2.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:
3.
a.
Pembiayaan Investasi, yaitu pengadaan barang-barang modal beserta jasa yang diperlukan untuk aktivitas usaha/investasi, rehabilitasi, moderenisasi, ekspansi atau relokasi tempat usaha/investasi yang diberikan kepada debitur dalam jangka waktu lebih dari 2 (dua) tahun.
b.
Pembiayaan Modal Kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran-pengeluaran yang habis dalam satu siklus aktivitas usaha debitur dan merupakan pembiayaan dengan jangka waktu paling lama 2 (2) tahun.
c.
Pembiayaan Multiguna, yaitu pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa yang diperlukan debitur untuk pemakaian/konsumsi dan bukan untuk keperluan usaha (aktifitas produktif) dalam jangka waktu yang diperjanjikan dan/atau
d.
Kegiatan pembiayaan lainnya atas persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
Selain melaksanakan kegiatan usaha sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 3 ayat 2 tersebut diatas, Perseroan dapat pula melakukan kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sebagai berikut; a.
Pembiayaan Jual Beli, yaitu pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang melalui transaksi jual beli sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak;
b.
Pembiayaan Investasi, yaitu pembiayaan dalam bentuk modal dengan jangka waktu tertentu untuk kegiatan usaha produktif dengan pembagian keuntungan sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak;
c.
Pembiayaan Jasa, yaitu pemberian/penyediaan jasa baik dalam bentuk pemberian manfaat atas suatu barang, pemberian pinjaman (dana talangan) dan/atau pemberian pelayanan dengan dan/atau tanpa pembayaran imbal jasa (ujrah) sesuai dengan perjanjian pembiayaan syariah yang disepakati oleh para pihak. Pasal 4
1.
Modal dasar Perseroan berjumlah Rp60.000.000.000 (enam puluh miliar rupiah) terbagi atas 60.000.000 (enam puluh juta) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp1.000 (seribu Rupiah).
275 260
2.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sejumlah 32.370.000 (tiga puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh ribu) saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar 32.370.000.000 (tiga puluh dua miliar tiga ratus tujuh puluh juta Rupiah) oleh para pemegang saham Perseroan yang telah mengambil bagian saham dengan rincian serta nilai nominal saham yang disebutkan pada bagian akhir akta ini.
3.
Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan menurut keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disebut “RUPS”). Para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, mempunyai hak terlebih dahulu untuk mengambil bagian atas saham yang hendak dikeluarkan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal penawaran dilakukan dan masing-masing pemegang saham berhak mengambil bagian seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki (proporsional) baik terhadap saham yang menjadi bagiannya maupun terhadap sisa saham yang tidak diambil oleh pemegang saham lainnya. Apabila setelah lewat jangka waktu penawaran 14 (empat belas) hari tersebut, ternyata masih ada sisa saham yang belum diambil bagian maka Direksi berhak menawarkan sisa saham tersebut kepada pihak lain SAHAM Pasal 5
1.
Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.
2.
Yang boleh memiliki dan mempergunakan hak atas saham adalah Warga Negara Indonesia dan/atau badan hukum Indonesia dengan memperhatikan persyaratan yang ditetapkan olehinstansi yang berwenangsesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3.
Bukti pemilikan saham dapat berupa surat saham.
4.
Dalam hal Perseroan tidak menerbitkan surat saham, pemilikan saham dapat dibuktikan dengan surat keterangan atau catatan yang dikeluarkan oleh Perseroan.
5.
Dalam hal dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.
6.
Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) saham atau lebih yang dimilki oleh seorang pemegang saham.
7.
Pada surat saham harus dicatatkan sekurang-kurangnya:
8.
9.
a.
nama dan alamat pemegang saham;
b.
nomor surat saham;
c.
nilai nominal saham;
d.
tanggal pengeluaran surat saham.
Pada surat kolektif saham harus dicantumkan sekurang-kurangnya: a.
nama dan alamat pemegang saham;
b.
nomor surat kolektif saham;
c.
nomor surat saham dan jumlah saham;
d.
nilai nominal saham;
e.
tanggal pengeluaran surat kolektif saham.
Surat saham dan surat kolektif saham harus ditandatangani oleh seorang Direktur dan seorang anggota Dewan Komisaris.
10. Perseroan hanya mengakui seorang atau satu badan hukum sebagai pemilik dari satu saham. 11. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersamasama itu diwajibkan untuk menunjuk seorang diantara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan yang ditunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham tersebut. 12. Selama ketentuan dalam ayat 2 dan ayat 11di atas belum dilaksanakan, maka pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, sedangkan pembayaran deviden untuk saham itu ditangguhkan. 13. Seorang pemegang saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambildengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham, serta peraturan perundangundangan yang berlaku. 14. Perseroan mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan.
276 261
15. Dalam Daftar Pemegang Saham itu dicatat : a.
nama dan alamat para pemegang saham;
b.
jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham/surat kolektif saham yang dimiliki para pemegang saham;
c.
jumlah yang disetor atas setiap saham;
d.
nama dan alamat dari orang atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham dan tanggal perolehan hak gadai tersebut;
e.
keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan
f.
keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.
16. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. 17. Pemegang saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat kepada Direksi Perseroan. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala panggilan dan pemberitahuan kepada pemegang saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat pemegang saham yang paling akhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham. 18. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaikbaiknya. 19. Setiap pemegang saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu dan jam kerja kantor Perseroan di tempat kedudukan Perseroan. PENGGANTI SURAT SAHAM Pasal 6 1.
Dalam hal surat saham rusak atau tidak dapat dipakai, atas permintaan mereka yang berkepentingan, Direksi mengeluarkan surat saham pengganti, setelah surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai tersebut diserahkan kembali kepada Direksi.
2.
Surat saham sebagaimana dimaksud pada ayat 1, harus dimusnahkan dan dibuat berita acara oleh Direksi untuk dilaporkan dalam RUPS berikutnya.
3.
Dalam hal surat saham hilang, atas permintaan mereka yang berkepentingan, Direksi mengeluarkan surat saham pengganti, setelah menurut pendapat Direksi kehilangan tersebut cukup dibuktikan disertai jaminan yang dipandang perlu oleh Direksi untuk tiap peristiwa yang khusus.
4.
Setelah surat saham pengganti dikeluarkan, surat saham yang dinyatakan hilang tersebut, tidak berlaku lagi terhadap Perseroan.
5.
Semua biaya yang berhubungan dengan pengeluaran surat saham pengganti, ditanggung oleh pemegang saham yang berkepentingan.
6.
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 sampai dengan ayat 5 mutatis-mutandis berlaku bagi pengeluaran surat kolektif saham pengganti. PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal 7
1.
Pemindahan hak atas saham, harus berdasarkan akta pemindahan hak yang dtandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau kuasanya yang sah.
2.
Akta pemindahan hak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 atau salinannya disampaikan secara tertulis kepada Perseroan.
3.
Pemegang saham yang hendak memindahkan hak atas sahamnya harus mengajukan permohonan secara tertulis tentang maksudnya kepada Direksi.
4.
Pemindahan hak atas saham hanya diperkenankan dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
5.
Rapat Umum Pemegang Saham wajib memberikan persetujuannya atau menolak permohonan sebagaimana dimaksud ayat 3 secara tertulis dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak diterimanya permohonan.
6.
Dalam hal jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 5 telah lampau dan Rapat Umum Pemegang Saham tidak memberikan pernyataan tertulis, maka permohonan dianggap disetujui.
7.
Dalam hal Rapat Umum Pemegang Saham menolak permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3, maka
277 262
Rapat Umum Pemegang Saham harus menunjuk pemegang saham lain sebagai calon pembeli saham tersebut, dan Perserolan wajib menjamin bahwa semua saham dibeli dengan harga yang wajar dan dibayar tunai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak penunjukan dilakukan. 8.
Dalam hal penolakan permohonan tidak disertai penunjuikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 7 maka Rapat Umum Pemegang Saham dianggap menyetujui pemindahan hak atas saham tersebut.
9.
Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar telah terpenuhi dan harus mendapat persetujuan dari instansi yang berwenang, jika peraturan peraturan perundangundangan mensyaratkan hal tersebut.
10. Mulai hari panggilan RUPS sampai dengan hari dilaksanakannya RUPS, pemindahan hak atas saham tidak diperkenankan. 11. Apabila karena warisan, perkawinan atau sebab lain saham tidak lagi menjadi milk Warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, maka dalam jangka waktu 1 (satu) tahun orang atau badan hukum yang bersangkutan, wajib memindahkan atas sahamnya kepada Warga Negara Indonesia atau badan hukum Indonesia, sesuai ketentuan Anggaran Dasar. 12. Selama ketentuan tersebut dalam ayat 11 Pasal ini belum dilaksanakan, maka suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk saham itu dianggap tidak sah, sedangkan pembayaran deviden atas saham itu ditunda. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 8 1.
RUPS terdiri dari: a.
RUPS Tahunan;
b.
RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut juga RUPS Luar Biasa.
2.
Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar berarti keduanya, yaitu : RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain.
3.
Dalam RUPS Tahunan: a.
Direksi menyampaikan: - Laporan Tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan RUPS; - Laporan Keuangan untuk mendapat pengesahan RUPS;
b.
Ditetapkan penggunaan laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif; dan
c.
Diputuskan mata acara lainnya dari RUPS lainnya telah diajukan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar.
4.
Persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan oleh RUPS Tahunan berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi atas tindakan pengurusan dan kepada anggota Dewan Komisaris atas tindakan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan.
5.
RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat yang dimaksud pada ayat 3 huruf a dan huruf b Pasal ini, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar. TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RUPS Pasal 9
1.
RUPS diadakan di tempat kedudukan Perseroan.
2.
RUPS diselenggarakan dengan melakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada para pemegang saham dengan surat tercatat dan/atau dengan iklan dalam surat kabar.
3.
Pemanggilan dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal diselenggarakan RUPS dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal RUPS. Dalam pemanggilan itu, harus dicantumkan acara, waktu dan tempat penyelenggaraan RUPS, dengan disertai pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam rapat tersedia di kantor Perseroan, mulai dari hari dilakukan pemanggilan sampai dengan tanggal rapat diadakan.
4.
Apabila semua pemegang saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam rapat, maka pemanggilan terlebih dahulu sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 tidak menjadi syarat dan dalam rapat itu dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal yang akan dibicarakan, sedangkan Rapat
278 263
Umum Pemegang Saham dapat diselenggarakan dimanapun juga dalam wilayah Republik Indonesia. 5.
RUPS dipimpin oleh Presiden Direktur.
6.
Dalam hal Presiden Direktur tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi.
7.
Dalam hal semua Direktur tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris.
8.
Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang seorang yang dipilih oleh dan diantara mereka yang hadir dalam rapat. KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN RUPS Pasal 10
1.
RUPS dapat dilangsungkan apabila kuorum kehadiran sebagaimana disyaratkan dalam Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas telah dipenuhi. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai, maka dapat diadakan Rapat kedua ataupun ketiga dengan tata cara pemanggilan dan kuorum sebagaimana disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.
Dalam rapat, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara.
3.
Anggota Direksi, anggota Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam rapat namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam rapat tidak dihitung dalam pemungutan suara.
4.
Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani, dan mengenai hal lain dilakukan secara lisan, kecuali apabila ketua RUPS menentukan lain tanpa ada keberatan dari pemegang saham yang hadir dalam RUPS.
5.
Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam RUPS. Adapun apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul ditolak. Pemegang saham dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberitahu secara tertulis dan semua pemegang saham, memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham. DIREKSI Pasal 11
1.
Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari seorang anggota Direksi atau lebih. Dalam hal diangkat lebih dari seorang Direksi, maka seorang diantaranya menjabat sebagai Presiden Direktur.
2.
Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah pihak yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.
Anggota Direksi diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mereka, sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan yang ke 3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan mereka, tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Direksi yang diberhentikan, atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota Direksi yang ada harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Direksi lain yang masih menjabat.
4.
Para anggota Direksi dapat diberi gaji dan tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dalat dilimpahkan kepada Komisaris.
5.
Dalam hal oleh sebab apapun suatu jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan harus diselenggarakan RUPS, untuk mengisi lowongan harus diselenggarakan RUPS, untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.
6.
Dalam hal oleh sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham; dan untuk sementara Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Rapat Dewan Komisaris.
279 264
7.
Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan paling singkat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengunduran dirinya. Anggota Direksi yang mengundurkan diri itu hanya akan dibebaskan dari tanggung jawabnya, jika Rapat Umum Pemegang Saham membebaskannya dari tanggungjawab selama masa jabatannya.
8.
Jabatan anggota Direksi berakhir, dalam hal : a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia. b. Mengundurkan diri sesuai ketentuan pada ayat (7); c. Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan; d. Meninggal dunia; e. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal 12
1.
Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian tentang Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan pembatasan untuk : a. Meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang Perseroan di Bank; b. Mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri; c. Membeli, menjual, memberatkan atau dengan jalan lain mendapatkan atau melepaskan hak atas barangbarang tidak bergerak termasuk bangunan-bangunan tidak bergerak termasuk bangunan-bangunan dan hak-hak atas tanah serta perusahaan-perusahaan, satu dan lainnya sepanjang tidak termasuk perbuatanperbuatan yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini. - Harus dengan persetujuan Dewan Komisaris.
2.
Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang seluruh atau lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan sebagaimana dinyatakan dalam neraca Perseroan terakhir yang disahkan oleh RUPS, baik dalam satu transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam satu tahun buku harus mendapatkan persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh paling sedikit ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.
3.
Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan utang atau melepaskan hak atas harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 wajib pula diumumkan dalam (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beredar di tempat kedudukan Perseroan paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak dilakukan perbuatan hukum tersebut.
4.
Dua orang Direktur bersama-sama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.
5.
Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atas kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.
6.
Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris
7.
Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh Komisaris.
8.
Dalam hal hanya ada seorang anggota Direksi, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Direktur atau anggota Direksi yang lain dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya. RAPAT DIREKSI Pasal 13
1. Penyelenggaraan Rapat Direksi wajib dilakukan secara berkala minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, atau dapat diselenggarakan lebih dari 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan, apabila: 1.
Dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi; atau
2.
Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
280 265
3.
Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
2. Direksi wajib menghadiri rapat Direksi minimal 50% (lima puluh persen) dari jumlah rapat Direksi dalam periode 1 (satu) tahun. 3. Panggilan Rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan Pasal 12 ayat 4 Anggaran Dasar ini. 4. Panggilan Rapat Direksi dengan surat tercatat dan/atau surat elektronik yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan mendapat tanda terima paling singkat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, tanpa memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. 5. Panggilan rapat harus mencantumkan mata acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 6. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan. Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tersebut tidak diisyaratkan dan Rapat Direksi dapat diadakan dimanapun dan berhak mengambil keputusan yang sah serta mengikat. 7. Rapat Direksi dipimpin oleh Presiden Direktur, dalam hal Presiden Direktur tidak dapat hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Direksi dipimpin oleh seorang anggota Direksi yang dipilih oleh dan dari antara anggota Direksi yang hadir. 8. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam Rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa. 9. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika lebih dari ½ (satu per dua) jumlah orang anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat. 10. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai dikarenakan terdapat dissenting opinion atau perbedaan pendapat, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. Seluruh dissenting opinion atau perbedaan pendapat yang terjadi dalam Rapat Direksi wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah Rapat Direksi dan disertai alasan perbedaan pendapat tersebut. 11. Apabila suara setuju dan yang tidak setuju berimbang, Ketua Rapat Direksi yang akan menentukan. 12. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya; b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir; c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. d. Hasil Rapat Direksi wajib dituangkan dalam risalah Rapat Direksi dan didokumentasikan dengan baik. 13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dalam cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah. DEWAN KOMISARIS Pasal 14 1.
Dewan Komisaris terdiri dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, dalam hal diangkat lebih dari seorang anggota Dewan Komisaris, seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Komisaris.
2.
Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah pihak yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3.
Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mereka, sampai penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan mereka, tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali. Seorang yang diangkat untuk menggantikan anggota Dewan Komisaris yang diberhentikan atau untuk mengisi lowongan karena sebab lain, atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota Dewan Komisaris yang ada harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Komisaris lain yang masih menjabat.
281 266
4.
Anggota Dewan Komisaris dapat diberi honorarium dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
5.
Jika oleh sebab apapun jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan ayat 2
6.
Angota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan paling singkat 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengunduran dirinya. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri ituhanya akan dibebaskan dari tanggungjawabnya, jika Rapat Umum Pemegang Saham membebaskan dari tanggungjawabnya selama masa jabatan.
7.
Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir dalam hal: a.
kehilangan kewarganegaraan Indonesia;
b.
mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat 6;
c.
tidak lagi memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan;
d.
meninggal dunia;
e.
diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS. TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal 15
1.
Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, setiap waktu dalam jam kantor Perseroan, berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
2.
Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Komisaris berhak memperoleh penjelasan dari Direksi dan setiap anggota Direksi tentang segala hal yang diperlukan oleh Dewan Komisaris secara lengkap dan tepat waktu.
3.
Dewan Komisaris wajib menyusun laporan kegiatan Dewan Komisaris yang merupakan bagian dari laporan penerapan Tata Kelola Prusahaan Yang Baik, memantau efektifitas penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, memberikan persetujuan dalam hal Dewan Pengawas Syariah memerlukan bantuan anggota komite yang struktur organisasinya berada dibawah Dewan Komisaris.
4.
Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan disertai alasannya.
5.
Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara itu, dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukan semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.
6.
Rapat tersebut dalam ayat 4 Pasal ini dipimpin oleh Presiden Komisaris dan apabila ia tidak hadir oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris lainnya dan apabila tidak ada seorangpun anggota Dewan Komisaris yang hadir, maka rapat dipimpin oleh salah seorang yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir. Ketidakhadiran tersebut tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain.
7.
Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula.
8.
Dalam hal seluruh anggota Direksi diberhentikan untuk sementara atau Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, Dewan Komisaris diwajibkan untuk sementara mengurus Perseroan. Dalam hal demikian, Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris atas tanggungan Dewan Komisaris.
9.
Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, segala tugas dan wewenang yang diberikan kepada Presiden Komisaris atau Dewan Komisaris dalam Anggaran Dasar ini berlaku pula baginya. RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal 16
1. Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris wajib dilakukan secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan, atau dapat diselenggarakan lebih dari 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan apabila; a.
Dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau
b.
Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Direksi; atau
282 267
c.
Atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih Pemegang Saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
2. Dewan Komisaris wajib menghadiri Rapat Direksi paling sedikit 75% (tujuh puluh lima persen) dari jumlah rapat Dewan Komisaris dalam periode 1 (satu) tahun 3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris dengan surat tercatat dan/atau surat elektronik yang disampaikan langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan mendapatkan tanda terima paling singkat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan dengan memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat, 4. Panggilan Rapat harus mencantumkan mata acara, tanggal waktu dan tempat. 5. Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan dan/atau ditempat lainnya yang disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris. Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili panggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun dan berhak mengambil keputusan yang sah serta mengikat 6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Presiden Komisars, dalam hal Presiden Komisaris tidak dapat hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari antara anggota Dewan Komisaris yang hadir; 7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisars hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan Surat Kuasa; 8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika lebih dari ½ jumlah orang anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam Rapat 9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai dikarenakan terdapat dissenting opinion atau perbedaan pendapat, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat. Seluruh dissenting opinion atau perbedaan pendapat yang terjadi dalam Rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat Dewan Komisaris dan disertai alasan perbedaan pendapat tersebut; 10. Apabila suara setuju dan yang tidak setuju berimbang, ketua rapat Dewan Komisaris yang akan menentukan; 11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tandatangan, sedangkan mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali ketua rapat menentukan lain, tanpa ada keberatan dari yang hadir c. Suara blangko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan d. Hasil Rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah Rapat Dewan Komisaris dan didokumentasikan dengan baik 12. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis dengan menandatangani Persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dalam cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris DEWAN PENGAWAS SYARIAH Pasal 17 1. Dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, Perseroan mengangkat Dewan Pengawas Syariah yang terdiri dari paling kurang 2 (dua) orang anggota dan 1 (satu) orang ketua, dengan memperhatikan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan, ketentuan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai hal tersebut. 2. Dewan Pengawas Syariah mempunyai tugas dan fungsi utama : a. Sebagai perwakilan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia yang ditempatkan pada Perseroan; b. Berfungsi sebagai pengawas kegiatan Usaha Syariah Perseroan agar sesuai dengan Prinsip Syariah; c. Berfungsi sebagai penasehat dan pemberi saran kepada Direksi Perseroan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Prinsip Syariah; d. Berfungsi sebagai mediator antara Perseroan dengan Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia dalam mengkomunikasikan usul dan syaran pengembangan produk dan jasa Perseroan yang memerlukan kajian dan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia.
283 268
3. Dalam melaksanakan fungsinya Dewan Pengawas Syariah wajib mengikuti fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. a. Persyaratan anggota Dewan Pengawas Syariah diatur dan ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia. b. Dewan Pengawas Syariah diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham atas rekomendasi Majelis Ulama Indonesia dan dituangkan dalam Akta Notaris. c. Dewan Pengawas Syariah diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mereka, sampai penutupan Pemegang Saham Tahunan yang ke -3 (ketiga) setelah tanggal pengangkatan, tanpa mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu. Seorang yang diangkat yang untuk menggantikan anggota Dewan Pengawas Syariah yang berhenti, atau untuk mengisi lowongan karena sebab lain, atau seorang yang diangkat sebagai tambahan anggota Dewan Pengawas Syariah yang ada, harus diangkat untuk jangka waktu yang merupakan sisa masa jabatan anggota Dewan Pengawas Syariah lain yang masih menjabat. 4. Dewan Pengawas Syariah wajib menyelenggarakan rapat Dewan Pengawas Syariah secara berkala paling sedikit 6 (enam) kali dalam 1 (satu) tahun, hasil rapat Dewan Pengawas Syariah wajib ditungkan dalam risalah Rapat Dewan Pengawas Syariah dan di dokuemtasikan dengan baik, segala perbedaan pendapat/dissenting opinion yang terjadi dalam rapat tersebut wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah Rapat Dewan Pengawas Syariay dan disertai alasan perbedaan pendapat tersebut. 5. Dewan Pengawas Syariah dapat diberikan honorarium dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, kewenangan tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 6. Segala ketentuan mengenai Dewan Pengawas Syraiah mengacu kepada peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berkait dengan hal tersebut.
RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal 18 1.
Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada RUPS untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.
2.
Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus disampaikan sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang, dengan mengindahkan ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini.
3.
Tahun buku Perseroan berjalan dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup.
4.
Dalam waktu paling lambat 5(lima) bulan setelah buku Perseroan ditutup, Direksi menyusun Laporan Tahunan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Laporan Tahunan tersebut wajib sudah tersedia di kantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham terhitung sejak tanggal pemanggulan RUPS Tahunan. PENGGUNAAN LABA DAN PEMBAGIAN DEVIDEN Pasal 19
1.
Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disahkan oleh RUPS Tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS Tahunan.
2.
Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya. Perseroan dianggap tidak mendapat mempunyai saldo laba yang positif selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya.
3.
Perseroan dapat membagikan deviden interim sebelum tahun buku berakhir dengan memperhatikan Undangundang Perseroan Terbatas.
4.
Direksi berdasarkan keputusan Direksi dan dengan persetujuan Dewan Komisaris dapat membagikan dividen interim apabila keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, dengan ketentuan bahwa dividen interim tersebut akan diperhitungkan dengan dividen yang akan dibagikan berdasarkan keputusan RUPS Tahunan berikutnya yang diambil sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar.
5.
Dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan dalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu.
284 269
6.
Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut dapat diambil oleh pemegang saham Perseroan yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 10 (sepuluh) tahun dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan.
7.
Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu tersebut menjadi milik Perseroan. PENGGUNAAN CADANGAN Pasal 20
1.
Perseroan wajib menyisihkan sebagian laba bersihnya untuk cadangan, sampai cadangan mencapai 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan, dan cadangan tersebut hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dapat ditutup dengan cadangan lain.
2.
Dalam hal jumlah cadangan telah melebihi 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan, RUPS dapat memutuskan agar kelebihannya dapat digunakan bagi keperluan Perseroan.
3.
Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang belum digunakan untuk menutup kerugian dan jumlah cadangan yang melebihi jumlah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang penggunaannya belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi, setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris serta dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan. KETENTUAN PENUTUP Pasal 21
1.
Sepanjang tidak diatur tersendiri dalam Anggaran Dasar ini berlaku Undang-undang tentang Perseroan Terbatas dan peraturan perundang-undangan.
2.
Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini, akan diputus dalam RUPS dengan memperhatikan peraturan-perundang-undangan.
285 270
Halaman ini sengaja dikosongkan
286
BAB XIX PERSYARATAN PEMESANAN OBLIGASI 1.
PEMESAN YANG BERHAK
Perorangan Warga Negara Indonesia dan perorangan Warga Negara Asing dimanapun mereka bertempat tinggal, serta badan usaha atau lembaga Indonesia ataupun asing dimanapun mereka berkedudukan yang berhak membeli Obligasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yurisdiksi setempat. 2.
PEMESAN PEMBELIAN OBLIGASI
Pemesanan pembelian Obligasi harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Prospektus. Formulir Pemesanan Pembelian Obligasi (“FPPO”) dapat diperoleh dari Penjamin Emisi Obligasi yang menjadi anggota BEI sebagaimana tercantum dalam Bab XXII Prospektus ini. Pemesanan pembelian Obligasi dilakukan dengan menggunakan FPPO asli yang dikeluarkan melalui Penjamin Emisi Obligasi yang dapat diperoleh pada alamat Penjamin Emisi Obligasi sebagaimana tercantum pada Bab XXII Prospektus ini. Pemesanan pembelian Obligasi yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak dilayani. Pemesanan pembelian yang telah diajukan tidak boleh dibatalkan oleh pemesan Obligasi. 3.
JUMLAH MINIMUM PEMESANAN
Pemesanan pembelian Obligasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yaitu Rp 5.000.000 (lima juta Rupiah) atau kelipatannya. 4.
MASA PENAWARAN UMUM OBLIGASI
Masa Penawaran Umum akan dimulai pada tanggal 6 November 2015 dan ditutup pada tanggal 9 November 2015 pukul 16.00 WIB. 5.
PENDAFTARAN OBLIGASI KE DALAM PENITIPAN KOLEKTIF
Obligasi yang ditawarkan oleh Perseroan melalui Penawaran Umum ini telah didaftarkan kepada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Obligasi di KSEI antara Perseroan dengan KSEI (“Perjanjian Tentang Pendaftaran Obligasi di KSEI”). Dengan didaftarkannya Obligasi tersebut di KSEI, maka atas Obligasi ini berlaku ketentuan sebagai berikut: a.
Perseroan tidak menerbitkan Obligasi dalam bentuk warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi. Obligasi akan diadministrasikan secara elektronik dalam Penitipan Kolektif di KSEI. Selanjutnya Obligasi hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek selambat-lambatnya pada Tanggal Emisi;
b.
KSEI akan menerbitkan Konfirmasi Tertulis kepada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan Obligasi dalam Rekening Efek di KSEI. Konfirmasi Tertulis tersebut merupakan bukti kepemilikan yang sah atas Obligasi yang tercatat dalam Rekening Efek;
c.
Pengalihan kepemilikan Obligasi dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI, yang selanjutnya akan dikonfirmasikan oleh KSEI kepada Pemegang Rekening;
d.
Pemegang Obligasi yang tercatat dalam Rekening Efek merupakan Pemegang Obligasi yang berhak atas pembayaran Bunga Obligasi, pelunasan Pokok Obligasi, memberikan suara dalam RUPO (kecuali Obligasi yang dimiliki Perseroan dan/atau Anak Perusahaan dan/atau Perusahaan Afiliasi), serta hak-hak lainnya yang melekat pada Obligasi;
e.
Pembayaran Bunga Obligasi dan pelunasan jumlah pokok Obligasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal pembayaran Bunga Obligasi maupun pelunasan Pokok Obligasi yang ditetapkan Perseroan dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan Perjanjian Agen Pembayaran. Perseroan melaksanakan pembayaran Bunga Obligasi dan pelunasan Pokok Obligasi berdasarkan data kepemilikan Obligasi yang disampaikan oleh KSEI kepada Perseroan. Pemegang Obligasi yang berhak atas Bunga Obligasi adalah Pemegang Obligasi yang memiliki Obligasi pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi;
f.
Pemegang Obligasi yang menghadiri RUPO adalah Pemegang Obligasi yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening pada 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPO, dan wajib memperlihatkan KTUR yang diterbitkan KSEI kepada Wali Amanat;
g.
Seluruh Obligasi yang disimpan di KSEI dibekukan sehingga Obligasi tersebut tidak dapat dialihkan/dipindahbukukan sejak 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPO sampai dengan tanggal berakhirnya RUPO yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dari Amanat atau setelah memperoleh persetujuan dari Wali Amanat, transaksi Obligasi yang penyelesaiannya jatuh pada tanggaltanggal tersebut, ditunda penyelesaiannya sampai 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pelaksanaan RUPO; 271 287
h.
Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan pembelian Obligasi wajib membuka Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening Efek di KSEI;
6.
TEMPAT PENGAJUAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI Sebelum Masa Penawaran Umum ditutup, pemesan Obligasi harus melakukan pemesanan pembelian Obligasi selama jam kerja dengan mengajukan FPPO kepada Penjamin Emisi Obligasi atau Agen Penjualan yang ditunjuk, pada tempat dimana FPPO diperoleh.
7.
BUKTI TANDA TERIMA PEMESANAN OBLIGASI Para Penjamin Emisi Obligasi atau Agen Penjualan yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Obligasi akan menyerahkan kembali satu tembusan dari FPPO yang telah ditandatanganinya sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian Obligasi. Bukti tanda terima pemesanan pembelian Obligasi tersebut bukan merupakan jaminan dipenuhinya pesanan.
8.
PENJATAHAN OBLIGASI Penjatahan akan dilakukan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.A.7 Lampiran Keputusan No. Kep 691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Tanggal Penjatahan adalah tanggal 10 November 2015 dan penjatahan dilakukan pada pukul 16.00 WIB. Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan sesuai Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.7 Lampiran Keputusan No. Kep 691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Penjamin Emisi Efek atau Perseroan wajib menyerahkan laporan hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan. Manajer Penjatahan dalam Penawaran Umum ini adalah PT Maybank Kim Eng Securities, akan menyampaikan laporan hasil pemeriksaan akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman kepada Peraturan Bapepam No. VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan oleh Akuntan atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan Peraturan Bapepam No. IX.A.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam LK No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah berakhirnya masa Penawaran Umum.
9.
PEMBAYARAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI Setelah menerima pemberitahuan hasil penjatahan Obligasi, pemesan harus segera melaksanakan pembayaran yang dapat dilakukan secara tunai atau transfer yang ditujukan kepada Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, yaitu PT HSBC Securities Indonesia, PT Indo Premier Securities dan PT Maybank Kim Eng Securities (terafiliasi) yang dapat melakukannya pada rekening di bawah ini: PT HSBC SECURITIES INDONESIA
PT INDO PREMIER SECURITIES
PT MAYBANK KIM ENG SECURITIES
Bank HSBC Cabang World Trade Center No. Rek.: 001345503068 A/n: PT HSBC Securities Indonesia
Bank Permata Cabang Sudirman Jakarta No. Rek.: 0701254783 A/n: PT Indo Premier Securities
Bank Internasional Indonesia Cabang Bursa Efek Indonesia No. Rek.: 2170417377 A/n: PT Maybank Kim Eng Securities
Jika pembayaran dilakukan dengan cek atau bilyet giro, maka cek dan bilyet giro yang bersangkutan harus dapat diuangkan atau ditunaikan dengan segera selambat-lambatnya tanggal 11 November 2015 pada pukul 16.00 WIB (in good funds) pada rekening tersebut di atas. Semua biaya yang berkaitan dengan proses pembayaran merupakan beban pemesan. Pemesanan akan dibatalkan jika persyaratan tidak dipenuhi. 10. DISTRIBUSI OBLIGASI SECARA ELEKTRONIK Pada Tanggal Emisi yaitu pada tanggal 12 November 2015, Perseroan wajib menerbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi untuk diserahkan kepada KSEI dan memberikan instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Obligasi pada Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi di KSEI. Dengan telah dilaksanakannya instruksi
288 272
tersebut maka pendistribusian Obligasi semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan KSEI. Apabila Emiten tidak dapat atau terlambat menerbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi dan/atau memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Obligasi pada Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi di KSEI maka Emiten wajib membayar denda kepada Penjamin Emisi Obligasi sebesar 2% (dua persen) per bulan untuk setiap hari keterlambatan dari jumlah Obligasi yang tidak dapat didistribusikan kepada Pemegang Obligasi yang berhak. Segera setelah Obligasi dikreditkan pada Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi, Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi memberikan instruksi kepada KSEI untuk mendistribusikan Obligasi kedalam Rekening Efek dari Penjamin Emisi Obligasi sesuai dengan penyetoran yang telah dilakukan oleh Penjamin Emisi Obligasi menurut Bagian Penjaminan. Dengan telah dilaksanakannya pendistribusian Obligasi kepada Penjamin Emisi Obligasi maka tanggung jawab pendistribusian Obligasi selanjutnya kepada Pemegang Obligasi semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Emisi Obligasi yang bersangkutan. 11. PEMBATALAN PENAWARAN UMUM Dalam jangka waktu sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum, Perseroan dapat menunda masa Penawaran Umum untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak efektifnya Pernyataan Pendaftaran atau membatalkan Penawaran Umum, dengan ketentuan : (i)
Terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yaitu: a)
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10% (sepuluh perseratus) selama 3 (tiga) hari bursa berturut-turut;
b)
Bencana alam, perang, huru hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau
c)
Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang ditetapkan oleh OJK berdasarkan Formulir sebagaimana ditentukan dalam Peraturan No. IX.A.2 lampiran 11; dan
(ii) Perseroan wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: a)
mengumumkan penundaan masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum dalam paling kurang 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah penundaan atau pembatalan tersebut. Disamping kewajiban mengumumkan dalam surat kabar, Perseroan dapat juga mengumumkan informasi tersebut dalam media massa lainnya;
b)
menyampaikan informasi penundaan masa Penawaran Umum atau pembatalan Penawaran Umum tersebut kepada OJK pada hari yang sama dengan pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a;
c)
menyampaikan bukti pengumuman sebagaimana dimaksud dalam poin a) kepada OJK paling lambat satu hari kerja setelah pengumuman dimaksud; dan
d)
Perseroan yang menunda masa Penawaran Umum atau membatalkan Penawaran Umum yang sedang dilakukan, dalam hal pesanan Efek telah dibayar maka Perseroan wajib mengembalikan uang pemesanan Efek kepada pemesan paling lambat 2 (dua) hari kerja sejak keputusan penundaan atau pembatalan tersebut.
12. PENGEMBALIAN UANG PEMESANAN OBLIGASI Jika terjadi keterlambatan pengembalian uang pemesanan Obligasi kepada pemesan, maka pihak yang menyebabkan keterlambatan yaitu Perseroan atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek wajib membayar denda kepada para pemesan untuk tiap hari keterlambatan sebesar 1% (satu persen) di atas tingkat Bunga Obligasi yang diperhitungkan secara proporsional untuk tiap hari keterlambatan (berdasarkan jumlah hari yang telah lewat, sampai dengan seluruh jumlah yang seharusnya dibayar ditambah denda dibayarkan secara lunas), dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) hari atau 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) hari, dimana denda dikenakan sejak hari ke-3 (ketiga) setelah tanggal pengakhiran/pembatalan Penawaran Umum tersebut. Apabila uang pengembalian pemesanan Obligasi telah disediakan, akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambilnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah pengumuman keputusan pembatalan atau penundaan Penawaran Umum, maka Perseroan atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek atau Penjamin Emisi Efek tidak diwajibkan membayar bunga dan/atau denda kepada para pemesan Obligasi.
289 273
13. LAIN-LAIN Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian Obligasi secara keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
290 274
BAB XX KETERANGAN TENTANG WALI AMANAT Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. bertindak sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan para Pemegang Obligasi sebagaimana ditetapkan dalam UUPM. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut sebagai "Bank Mandiri") dalam penerbitan Obligasi ini bertindak sebagai Wali Amanat dan telah terdaftar di OJK dengan No. 17/STTD-WA/PM/1999 Tanggal 27 Oktober 1999. Sehubungan dengan penerbitan Obligasi ini telah dibuat akta Perjanjian Perwaliamanatan antara Perseroan dengan Bank Mandiri dengan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.165 tanggal 31 Agustus 2015 juncto Perubahan I Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 188 tanggal 23 September 2015 juncto Perubahan II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 226 tanggal 27 Oktober 2015 yang seluruhnya dibuat dihadapan Satria Amiputra A. S.E, Ak, SH, SS, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn, SH., Notaris di Jakarta. Bank Mandiri sebagai Wali Amanat menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, sebagaimana didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 angka I UUPM. Selain itu, Bank Mandiri juga tidak memiliki hubungan kredit melebihi 25% (dua puluh lima per seratus) dari jumlah obligasi yang diwaliamanati sesuai dengan ketentuan peraturan Bapepam-LK No. VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali Amanat Dengan Perseroan. Bank Mandiri sebagai Wali Wali Amanat telah melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2010 tanggal 6 September 2010, dan telah menandatangani Surat Pernyataan bahwa Wali Amanat telah melakukan penelaahan/Uji Tuntas dengan surat tertanggal 25 Agustus 2015. 1.
UMUM
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 10 tanggal 2 Oktober 1998 yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Mandiri Tbk atau disingkat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. C2-16561 HT.01.01.Th.98 tanggal 2 Oktober 1998, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998, Tambahan No. 6859 Tahun 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) (‘Bapindo”). Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir adalah terkait penyesuaian dengan POJK Nomor 32/POJK.04/2014 tentang Rencana dan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka, dan POJK Nomor 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar ini dilaksanakan dengan akta Notaris Ashoya Ratam SH, Notaris di Jakarta, No. 14 tanggal 14 April 2015, yang telah mendapatkan penerimaan pemberitahuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.030924779 tanggal 16 April 2015. 2.
PERMODALAN WALI AMANAT
Berdasarkan keputusan Rapat Komisaris yang dikeluarkan berdasarkan pelimpahan wewenang dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dimuat dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 15 tanggal 25 Februari 2011, dibuat di hadapan DR. A. Partomuan Pohan, SH, LLM, Notaris di Jakarta, susunan permodalan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebagai berikut : Keterangan
Nilai Nominal Rp 500 per lembar saham Jumlah lembar Jumlah Nilai Saham Kepemilikan Saham (Rp) Saham(%)
Modal Dasar: - Saham Seri A Dwiwarna
1
500
- Saham Biasa Seri B
31.999.999.999
15.999.999.999.500
Total Modal Dasar
32.000.000.000
16.000.000.000.000
1
500
Modal Ditempatkan dan Disetor: Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna
291 275
0.00 100.00 100.00
0.00
Keterangan - Saham Biasa Seri B Publik (masing-masing di bawah 5%) - Saham Biasa Seri B Total Modal Ditempatkan dan Disetor Total Saham Dalam Portepel 3.
Nilai Nominal Rp 500 per lembar saham Jumlah lembar Jumlah Nilai Saham Kepemilikan Saham (Rp) Saham(%) 13.999.999.999 6.999.999.999.500 60.00
9.333.333.333
4.666.666.666.500
23.333.333.333
11.666.666.666.500
8.666.666.667
4.333.333.333.500
40.00 100.0
PENGURUS DAN PENGAWASAN
Susunan Dewan Komisaris dan anggota Direksi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sesuai dengan Akta No. 13 tanggal 14 April 2015 dibuat dihadapan Ashoya Ratam, SH, MKn, di Jakarta Selatan, adalah sebagai berikut: Komisaris Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen Komisaris Independen
: : : : : : : : :
Darmin Nasution Imam Apriyanto Putro Suwhono Askolani Aviliani Goei Siauw Hong Abdul Azis Bangun Sarwito Kusmulyono Cahaya Dwi Rembulan Sinaga
Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur Direktur
: : : : : : : : : : :
Budi Gunadi Sadikin Sulaiman Arif Arianto Royke Tumilaar Hery Gunardi Sentot Achmad Sentausa Ogi Prastomiyono Pahala N. Mansury Kartini Sally Kartika Wirjoatmodjo Ahmad Sidik Badruddin Tardi
KEGIATAN USAHA Sesuai perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimuat dalam akta No. 48 tanggal 25 Juni 2008, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: 1. 2.
Maksud dan tujuan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ialah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan hutang; d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: a) Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; b) Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; c) Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; d) Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”); e) Obligasi; surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan; f) Surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. - Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
292 276
g. h. i. j. k. l. m.
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; Melakukan kegiatan anjak piutang. usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah. sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam No. 2 di atas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat pula : 1. 2. 3. 4. 5.
Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha. modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun; Membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau dengan cara lain dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.
Dalam pengembangan pasar modal selama 10 tahun terakhir (2005-2015), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ikut berperan aktif, antara lain bertindak sebagai: a)
Wali Amanat (Trustee) dalam penerbitan obligasi & MTN sebagai berikut : • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (“Indonesia Eximbank”) Perum Perumnas PT Al Ijarah Indonesia Finance PT Astra International Tbk PT Bank Commonwealth PT Bank Danamon Tbk PT Bank DKI PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Pembangunan Daerah NTB PT Bank Pembangunan Daerah NTT PT Bank Pembangunan Daerah Lampung PT Bank Pembangunan Daerah Maluku PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Nagari) PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Syariah Mandiri PT Bahtera Adimina Samudera PT Bakrie Finance PT BII Finance Center PT Berlian Laju Tanker Tbk
293 277
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
PT Indofarma (Persero) Tbk PT Indosiar Karya Media Tbk PT Indoturbine PT Inti (Persero) PT Jakarta International Hotel & Development PT Jakarta Propertindo PT Jasa Marga (Persero)Tbk PT Jawa Pos National Network PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Mandiri Tunas Finance PT Mayora Indah PT Metrodata Electronics PT Marga Mandala Sakti PT Oto Multiartha Finance PT Pam Lyonaise Jaya PT Panasia Filament Inti PT Papan Sejahtera PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk PT Permodalan Nasional Madani (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Ricky Putra Globalindo PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) PT Sosro PT Suba Indah PT Summarecon Agung PT Summit Oto Finance
• • • • • • • • •
b.
PT Berlina Tbk PT Bunas Finance PT Bundamedik PT Ciputra Development PT Ciputra Surya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PT Dankos Laboratories PT Great River International Tbk PT Gapura Prima Tbk
• • • •
4.
16. PT Indosat Tbk 17. PT Intan Wijaya Chemical 18. PT Pan Brothers 19. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 20. PTPN III 21. PT Sari Husada 22. PT Semen Gresik 23. PT Sucaco 24. PT Surya Dumai Industri 25. PT Tembaga Mulia Semanan 26. T Merck Indonesia 27. PT Unilever Indonesia Tbk
Jasa Receiving Bank dalam Initial Public Offering: : • • • • • • • • • • • • • • • • • •
d. e.
PT Swadharma Indotama Finance PT Tamara Konversi PT Tjiwi Kimia PT U Finance PT Verena Multi Finance Tbk PT Voksel Electric Tbk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Wika Realty PT Wika Beton Tbk
Agen Pembayaran dividen saham perusahaan publik dan MTN : 4. PT Aneka Tambang Tbk 5. PT Al-Ijarah Indonesia 6. PT Alumindo Perkasa 7. PT Asuransi Ramayana 8. PT Barito Pacific Timber 9. PT BAT Indonesia 10. PT Citra Marga Nusapala Persada 11. PT Ekadharma Tape Indonesia 12. PT Gapura Prima 13. PT Goodyear Indonesia 14. PT Hotel Indonesia Natour 15. PT Humpuss
c.
• • • • • • • • •
PT ABM Investama Tbk PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Himpunan Saudara Tbk PT Bumi Serpong Damai Tbk PT Binakarya Jaya Abadi Tbk PT Cipaganti Tbk PT Dian Swastatika Sentosa Tbk PT Dyandra Media Internasional Tbk PT Elnusa Tbk PT Gapura Prima Tbk PT Garda Tujuh Buana Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Harum Energy Tbk PT Indika Energy Tbk PT Indofarma Tbk PT Indotambangraya Megah Tbk PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Kobexindo Tractors Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
PT Latinusa Tbk PT Logindo Samudramakmur Tbk PT Mega Manunggal Property Tbk PT Metropolitan Kentjana Tbk PT Metropolitan Land Tbk PT Mitra Adi Perkasa Tbk PT Mitrabara Adi Perdana Tbk PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk PT Merdeka Copper & Gold Tbk PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk PT PP Properti Tbk PT Perusahaan Gas Negara Tbk PT Sampoerna Agro Tbk PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk PT Semen Baturaja Tbk PT Sri Redjeki Isman Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Toba Bara Sejahtera Tbk PT Tower Bersama Tbk PT Trikomsel Oke Tbk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Wika Beton Tbk
Mengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) & Agen Penjaminan (Security Agent) Menyelenggarakan jasa penitipan Efek-efek (Jasa Custodian)
KANTOR CABANG
Sejalan dengan perkembangan kegiatan usahanya, jaringan operasional PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus meluas. Data per 30 Juni 2015 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah memiliki kantor yang terdiri atas : 1 (satu) Kantor Pusat; 12 (duabelas) kantor wilayah dalam negeri; 2.327 (dua ribu tiga ratus dua puluh tujuh) cabang yang tersebar di seluruh Indonesia; 6 (enam) cabang Luar Negeri yang berlokasi di Hongkong, Singapura, Cayman Island, Dili Timor Leste, Dili Timor Plaza, dan Shanghai; dan 2 (dua) anak perusahaan di London (BMEL) dan Malaysia (MIR).
294 278
5.
TUGAS POKOK WALI AMANAT
Sesuai Peraturan Bapepam No. VI. C. 4 tentang Kewajiban Wali Amanat, maka tugas pokok Wali Amanat adalah : 1. Sebelum penandatanganan Perjanjian Peramanatan, Wali Amanat wajib melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap Emiten, yang paling sedikit meliputi : a. Penelahaan terhadap Emiten, meliputi: • Peninjauan lapangan (inspeksi) terhadap Emiten dan/atau proyek yang didanai; • Jumlah dan jenis Obligasi yang diterbitkan; • Kemampuan keuangan sebelum penerbitan dan selama umur Obligasi; • Risiko keuangan dan risiko-risiko lainnya mempunyai dampak terhadap kelangsungan usaha Emiten; • Benturan kepentingan dan potensi benturan kepentingan antara Wali Amanat dan Emiten; • Hasil penilaian atas jaminan yang dikeluarkan oleh Penilai (jika menggunakan jaminan); • Hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek; dan; • Hal-hal material lainnya, yang memilki dampak terhadap kemampuan keuangan Emiten baik langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kewajiban kepada Pemegang Obligasi. b. Penelahaan terhadap rancangan Perjanjian Perwaliamanatan, meliputi: • Penelahaan kesesuaian Perjanjian Perwaliamanatan dengan pedoman Perjanjian Perwaliamanatan sebagaimana diatur Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.4; • Penelahaan terhadap ketentuan-ketentuan yang dapat merugikan kepentingan Pemegang Obligasi. 2. Wali Amanat wajib membuat dan menandatangani surat pernyataan di atas materai cukup yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan Perjanjian Perwaliamanatan yang menyatakan bahwa Wali Amanat telah melakukan uji tuntas (due diligence) sebagaimana yang dimaksud oleh butir pertama Di atas. 3. Wali Amanat wajib melaksanakan tugas, fungsi dan kewajiban sebagaimana telah ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan, paling sedikit meliputi: a. Memantau perkembangan pengelolaan kegiatan usaha Emiten atau pengelolaan proyek jika Emiten adalah Daerah, berdasarkan data dan/atau informasi yang diperoleh baik langsung maupun tidak langsung, termasuk melakukan peninjauan lapangan; b. Mengawasi dan memantau pelaksanaan kewajiban Emiten berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan Perjanjian Perwaliamanatan; c. Melaksanakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Obligasi sesuai dengan tanggung jawabnya; d. Mengawasi, melakukan inspeksi, dan mengadministrasikan harta Emiten yang menjadi jaminan bagi pembayaran kewajiban kepada Pemegang Obligasi; e. Memantau pembayaran yang dilakukan oleh Emiten atau Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi; f. Mengambil tindakan yang diperlukan apabila terjadi perubahan hasil pemeringkatan Obligasi; g. Mengambil tindakan yang diperlukan apabila terjadi perubahan nilai atas jumlah jaminan (jika ada); h. Mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 4. Wali Amanat wajib bertanggung jawab untuk memberikan ganti rugi kepada Pemegang Obligasi atas kerugian karena kelalaian dalam pelaksanan tugasnya sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan peraturan perundang-undangan. 5. Wali Amanat wajib melaporkan kepada OJK paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah ditemukan adanya indikasi kelalaian Emiten sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dalam peraturan perundang-undangan. 6.
LAPORAN KEUANGAN WALI AMANAT
Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mana angkanya diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan anak perusahaan tanggal 30 Juni 2015 (tidak diaudit) dan tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan yang menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Posisi Keuangan - Konsolidasian
(dalam jutaan Rupiah)
Keterangan
30 Juni 2015
ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain - Bersih Penempatan pada BI dan Bank Lain - Bersih Efek-efek - bersih Obligasi Pemerintah - Pihak berelasi Tagihan Lainnya - Bersih
19.523.886 52.525.216 12.208.639 61.073.183 47.058.105 100.100.615 13.304.744
295 279
31 Des 2014
20.704.563 50.598.840 8.989.467 61.117.605 40.465.158 86.153.906 11.651.696
Keterangan
30 Juni 2015
Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali – Bersih Tagihan Derivatif Kredit yang diberikan - Bersih Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan Tagihan Akseptasi - Bersih Penyertaan saham - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp. 3.182dan Rp. 3.224 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp. 6.558.196, dan Rp. 5.612.651 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Aset tidak Berwujud - setelah dikurangi amortisasi masing-masing sebesar Rp. 1575.399 dan Rp. 1.354.113 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Aset lain-lain - setelah dikurangi penyisihan kerugian masing-masing sebesar Rp. 251.505, dan Rp. 289.412 pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Aset pajak tangguhan
31 Des 2014
14.386.199
19.744.804
63.843 526.854.352 6.662.534 753.958 28.638.999
71.044 505.394.870 5.893.135 766.524 13.007.132
55.534
55.490
2.384.699 2.728.771
1.837.500 2.591.982
8.930.112
8.928.856
1.636.689
1.644.583
11.384.147
11.239.398
3.800.979
4.189.120
914.075.204
855.039.873
1.266.158
1.156.366
167.505.469 216.099.761 220.477.224 604.082.454
128.053.558 231.461.256 223.934.097 583.448.911
4.217.402 2.072.894 30.166.292 36.456.588 16.878.239
3.499.062 2.892.000 11.140.783 17.531.845 17.343.799
8.860.954
6.112.589
135.856 28.937.986 1.805.752 164.438 2.958.802 1.059.696 4.838.498 679.675 19.930.238 22.042.700 3.746.563 753.844.597
157.055 13.114.059 2.009.625 196.793 3.880.273 1.875.141 5.181.160 667.644 16.370.686 24.227.104 3.746.574 697.019.624
Dana Syirkah Temporer Simpanan Nasabah Simpanan pada Bank Lain Jumlah Dana Syirkah Temporer
50.775.279 193.519 50.968.798
52.933.182 242.305 53.175.487
Ekuitas Modal saham Tambahan Modal disetor / Agio Saham
11.666.667 17.316.192
11.666.667 17.316.192
Jumlah Aset LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Liabilitas Segera Simpanan Nasabah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Giro dan Tabungan Interbank call money – pihak ketiga Deposito Berjangka Jumlah Simpanan pada Bank Lain Liabilitas kepada Pemegang Polis Unit-Linked Liabilitas atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Liabilitas Derivatif Liabilitas Akseptasi Efek-efek yang diterbitkan Estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi Beban yang masih harus dibayar Utang Pajak Liabilitas imbalan kerja Provisi Liabilitas lain-lain Pinjaman yang diterima Pinjaman Subordinasi Jumlah Liabilitas
296 280
Keterangan
30 Juni 2015
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Kerugian bersih yang belum direalisasi dari penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual setelah dikurangi pajak tangguhan Saldo Laba Kepentingan nonpengendali atas asset bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS
31 Des 2014
290.651
203.625
(1.026.997)
(571.348)
78.999.216
74.042.745
2.025.172
2.186.681
109.261.809
104.844.562
914.075.204
855.039.673
Laporan Laba Rugi – Konsolidasi Keterangan
2015
Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah - Bersih Pendapatan Premi - Bersih Pendapatan bunga syariah dan premi - bersih Pendapatan Operasional Lainnya Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai Pembalikan penyisihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi (Pembentukan)/pembalikan penyisihan kerugian Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan nilai wajar efek-efek, Obligasi Pemerintah dan Investasi pemegang polis pada kontrak UnitLinked Keuntungan dari penjualan efek dan Obligasi Pemerintah Beban operasional lainnya Laba Operasional Pendapatan bukan Operasional - bersih Laba Sebelum Beban Pajak dan Kepentingan Non Pengendali Beban Pajak - bersih Laba Bersih 7.
(dalam jutaan Rupiah) 2014
21.199.909 1.555.501 22.755.410 7.815.939 (4.036.176)
18.624.270 1.259.653 19.883.923 7.073.839 (2.799.216)
38.058
(33.790)
2.302
(8.216)
(71.023)
81.863
284.284 (13.704.572) 13.084.222 2.182
116.948 (11.763.202) 12.552.149 5.312
13.086.404
12.557.461
(2.749.885) 10.336.519
(2.591.907) 9.965.554
INFORMASI Alamat Wali Amanat: PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk. Plaza Mandiri 22nd Floor Jl. Jendral Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta 12190, Indonesia Telp : (021) 5275370, 5245161 Faks : (021) 5268201 Website: www.bankmandiri.co.id
297 281
30 Juni
Halaman ini sengaja dikosongkan
298
BAB XXI AGEN PEMBAYARAN Perseroan telah menunjuk KSEI sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No.167 tanggal 31 Agustus 2015, Perubahan I Perjanjian Agen Pembayaran Obligasi Berkelanjutan I BII Finance Tahap I Tahun 2015 No. 204 tanggal 28 September 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Satria Amiputra A.S.E, Ak, SH, MM, MAk, MEcDev, MH, Mkn., Notaris di Jakarta. Pelunasan Pokok Obligasi dan pembayaran Bunga Obligasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masing-masing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana Tanggal Pembayaran jatuh pada bukan Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya. Alamat Agen Pembayaran adalah sebagai berikut: PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I, Lantai 5 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Telepon: (021) 5299 1099 Faksimili: (021) 5299 1199
299 282
Halaman ini sengaja dikosongkan
300
BAB XXII PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Obligasi dapat diperoleh pada kantor para Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi dan Penjamin Emisi Obligasi di bawah ini:
PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI PT HSBC Securities Indonesia
PT Indo Premier Securities
PT Maybank Kim Eng Securities
Gedung World Trade Centre Lantai 4 Jl. Jend. Sudirman Kav 29-31 Jakarta 12920 Telepon : (021) 2927 7080,3048 Faksimili : (021) 521 1043 Website: www.hsbc.co.id
Wisma GKBI, Lantai 7 Suite 718 Jl. Jend. Sudirman No. 28 Jakarta 10210 Telepon : (021) 5793 1168 Faksimili : (021) 5793 1167 Website: www.ipotindonesia.com
Plaza Bapindo, Citibank Tower Lantai 17 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190 Telepon : (021) 2557 1188 Faksimili : (021) 2557 1189 Website: www.kimeng.co.id
301 283
Halaman ini sengaja dikosongkan
302