PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DAN INFORMASI TAMBAHAN UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2011 DAN 2010, 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI - Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 serta untuk periode-periode yang berakhir pada tanggal tersebut Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi
3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
4
Laporan Arus Kas Konsolidasi
5
Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi
6
PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011, DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009
Catatan
30 Juni 2011 (TIDAK DIAUDIT) Rp
31 Desember 2010 (AUDIT) Rp
31 Desember 2009 (AUDIT) Rp
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual - bersih Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp Nihil (2011 dan 2010), dan Rp 12.394.635 (2009) Piutang lain-lain Persediaan - setelah dikurangi penyisihan persediaan usang dan lambat bergerak sebesar Rp 600,000,000 (2011), Rp 115,000,000 (2010), dan Rp 318,693,183 (2009) Uang muka pembelian Pajak dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka
3c, 3f, 4 3h, 5
30,837,952,330 26,134,584,864
41,505,927,942 5,103,620,557
48,390,657,594 10,221,818,059
3c, 3i, 6 3c, 3i, 7
122,676,530,753 3,649,880,268
136,491,258,082 5,327,212,384
139,858,642,286 5,646,700,748
3k, 3i, 8
87,487,238,212 11,785,468,682 192,356,262 6,226,752,464
78,682,423,959 22,355,847,447 656,871,686 4,163,122,506
67,051,716,483 6,583,609,093 1,070,086,375 4,806,163,829
288,990,763,835
294,286,284,563
283,629,394,467
2,254,700,001 1,776,850,238 1,539,345,445
2,254,700,001 2,367,785,607 1,539,345,445
3,020,974,413 1,290,403,719 1,539,345,445
288,020,136,806 1,597,299,409 2,321,946,244 -
246,845,964,857 1,597,299,409 2,016,097,051 -
214,233,768,452 2,129,732,545 1,173,348,844 209,434,795
Jumal Aset Tidak Lancar
297,510,278,143
256,621,192,370
223,597,008,213
JUMLAH ASET
586,501,041,978
550,907,476,933
507,226,402,680
3q, 9 3l
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Piutang kepada pihak hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.003.135.047 (2011 dan 2010), dan RP 2.236.860.635 (2009) Aset pajak tangguhan Beban tangguhan Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 287.535.536.575 (2011), Rp 269.281.464.812 (2010), dan Rp 235.357.199.663 (2009) Goodwill Uang jaminan dan aset lain-lain Uang muka pembelian mesin
3d, 10 3q, 27 27
3m, 3n, 11, 17, 31 3b, 12
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-1-
PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011, DAN 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (Lanjutan)
Catatan
30 Juni 2011 (TIDAK DIAUDIT) Rp
31 Desember 2010 (AUDIT) Rp
31 Desember 2009 (AUDIT) Rp
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Hutang bank Hutang usaha Hutang pajak Hutang lain-lain Hutang pembelian aset tetap Uang muka penjualan Biaya yang masih harus dibayar Hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank Hutang sewa guna usaha
3c, 14, 31 3c, 15 3q, 16 3c 3c, 13
60,347,287,730 85,434,026,808 6,791,752,639 6,130,313,895 27,243,749,380 4,343,212,106 8,632,287,036
60,080,202,603 70,986,042,548 9,117,826,931 4,492,931,559 29,493,017,312 4,371,802,576 6,827,086,086
52,234,903,098 70,184,514,538 10,248,532,201 2,399,973,243 16,868,304,128 2,609,328,784 6,427,624,344
3c, 14 3c, 17
29,131,333,792 8,576,394,794
29,393,999,041 6,239,522,069
23,400,000,000 3,206,792,661
236,630,358,180
221,002,430,725
187,579,972,997
73,114,898,797 21,772,294,856 1,592,063,298 12,255,345,756
77,193,000,559 14,547,717,985 2,421,063,783 11,779,649,324
93,600,000,000 10,229,435,714 3,209,630,044 11,353,794,283
108,734,602,707
105,941,431,651
118,392,860,041
19 20
34,500,000,000 575,000,000
34,500,000,000 575,000,000
34,500,000,000 575,000,000
2, 3c, 3h, 21
6,900,000,000 169,139,632,933 5,434,361,591 216,548,994,524 24,587,086,567
5,290,411,041 154,286,664,834 6,767,832,791 201,419,908,666 22,543,705,891
3,114,462,565 133,707,746,876 7,832,489,405 179,729,698,846 21,523,870,796
Jumlah Ekuitas
241,136,081,091
223,963,614,557
201,253,569,642
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
586,501,041,978
550,907,476,933
507,226,402,680
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Hutang bank Hutang sewa guna usaha Liabilitas pajak tangguhan Liabilitas imbalan pasca kerja
3c, 14 3c, 17 3q, 27 3p, 18
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar - 300.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor - 138.000.000 saham pada 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 2009 Tambahan modal disetor Saldo laba: Ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya Komponen ekuitas lainnya Kepentingan nonpengendali
3b, 22
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-2-
PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2011 DAN 2010
Catatan
30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
30 Juni 2011 (Periode 3 bulan)
30 Juni 2010 (Periode 3 bulan)
PENJUALAN BERSIH
3o, 24
320,892,519,132
286,183,968,792
168,687,454,680
140,736,322,203
BEBAN POKOK PENJUALAN
3o, 25
(251,982,999,656)
(224,468,166,453)
(130,055,281,370)
(111,319,360,487)
68,909,519,476
61,715,802,339
38,632,173,310
29,416,961,716
(10,266,388,527) (26,163,968,372)
(9,037,858,520) (22,729,949,334)
(5,388,777,836) (12,708,603,176)
(4,363,872,912) (11,238,133,987)
(36,430,356,899)
(31,767,807,854)
(18,097,381,012)
(15,602,006,899)
32,479,162,577
29,947,994,485
20,534,792,298
13,814,954,817
97,328,669 53,262,153 1,890,413,667 (11,723,128,301) 2,204,939,710
319,465,765 (2,123,906) 1,254,384,479 35,755,000 (10,979,755,942) (266,216,568) 1,824,480,776
34,973,759 44,442,153 738,641,139 (6,514,271,608) 1,098,096,022
240,652,995 (2,123,906) 693,482,282 (5,584,511,563) (133,108,284) 1,734,289,932
Jumlah Beban Lain-lain - Bersih
(7,477,184,102)
(7,814,010,396)
(4,598,118,535)
(3,051,318,544)
LABA SEBELUM PAJAK
25,001,978,475
22,133,984,089
15,936,673,763
10,763,636,273
(6,774,233,513) 238,065,116 (6,536,168,397)
(6,714,587,222) 2,215,289,553 (4,499,297,669)
(3,876,055,688) 1,267,617,570 (2,608,438,118)
(2,783,630,859) 9,416,991 (2,774,213,868)
18,465,810,078
17,634,686,420
13,328,235,645
7,989,422,405
(56,116,147) (1,237,227,397)
594,861,034 (1,571,457,006)
Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak
(1,293,343,544)
(976,595,972)
LABA BERSIH KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN
17,172,466,534
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
3o, 26
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Keuntungan penjualan efek Beban bunga dan keuangan Amortisasi goodwill Lain-lain - bersih
MANFAAT (BEBAN) PAJAK Pajak kini Pajak tangguhan Beban Pajak
3o 3m, 3o, 11 3c, 3o 3h, 3o 3o, 27 3b, 3o, 3o
3q, 28
LABA BERSIH TAHUN BERJALAN PENDAPATAN (KERUGIAN) KOMPREHENSIF LAINNYA: Keuntungan (kerugian) belum terealisasi dari pemilikan efek Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Laba yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
Laba bersih komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan nonpengendali
LABA PER SAHAM
2, 21, 22
3b, 22
3b, 22
45,820,646 (3,068,057)
434,422,634 44,164,473
42,752,589
478,587,107
16,658,090,448
13,370,988,234
8,468,009,512
16,462,557,058 2,003,253,020
15,686,088,656 1,948,597,764
11,866,384,443 1,461,851,202
7,127,917,568 861,504,838
18,465,810,078
17,634,686,420
13,328,235,645
7,989,422,406
15,129,085,858 2,043,380,676
14,748,004,873 1,910,085,575
11,891,751,838 1,479,236,396
7,646,414,386 821,595,128
17,172,466,534
16,658,090,448
13,370,988,234
8,468,009,514
119
113
85
51
3r, 29
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
-3-
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi.
Saldo per 30 Juni 2011
34,500,000,000
34,500,000,000
Saldo yang disajikan kembali
23 21,22
34,500,000,000
Saldo per 1 Januari 2011 Perubahan kebijakan akuntansi
Perubahan Ekuitas pada tahun 2011: Pembentukan cadangan Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
34,500,000,000
Saldo per 30 Juni 2010
23 21,22
34,500,000,000
Saldo yang disajikan kembali
Perubahan Ekuitas pada tahun 2010: Pembentukan cadangan Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
34,500,000,000
Modal disetor Rp
Saldo per 1 Januari 2010 Perubahan kebijakan akuntansi
Catatan
PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERKAHIR PADA 30 JUNI 2011 DAN 2010
575,000,000
575,000,000
575,000,000
575,000,000
575,000,000
575,000,000
Tambahan modal disetor Rp
6,900,000,000
1,609,588,959
5,290,411,041
5,290,411,041
5,290,411,041
2,175,948,476
3,114,462,565
3,114,462,565
-4-
169,139,632,933
(1,609,588,959) 16,462,557,058
154,286,664,834
154,286,664,834
147,217,887,056
(2,175,948,476) 15,686,088,656
133,707,746,876
133,707,746,876
Saldo laba Ditentukan Belum ditentukan penggunaannya penggunaannya Rp Rp
(278,115,414)
(96,243,803)
(181,871,611)
(248,306,766) 66,435,155
963,839,299
633,373,223
330,466,076
166,096,881 164,369,195
Keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari pemilikan efek Rp
5,712,477,005
(1,237,227,397)
6,949,704,402
6,949,704,402
6,094,935,518
(1,571,457,006)
7,666,392,524
7,666,392,524
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Rp
216,548,994,524
15,129,085,858
201,419,908,666
201,353,473,511 66,435,155
194,642,072,914
14,748,004,873
179,894,068,041
179,729,698,846 164,369,195
Total Rp
24,587,086,567
2,043,380,676
22,543,705,891
22,610,141,046 (66,435,155)
23,269,587,176
1,910,085,575
21,359,501,601
21,523,870,796 (164,369,195)
Kepentingan nonpengendali Rp
241,136,081,091
17,172,466,534
223,963,614,557
223,963,614,557 -
217,911,660,090
16,658,090,448
201,253,569,642
201,253,569,642 -
Total ekuitas Rp
PT BERLINA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK PERIODE ENAM BULAN YANG BERAKHIR 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) 2011 Rp
2010 Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
332,802,250,181 (252,327,787,102)
296,472,710,079 (248,635,956,438)
80,474,463,079
47,836,753,641
(12,127,533,012) (9,327,909,865)
(10,900,111,616) (3,910,001,785)
59,019,020,202
33,026,640,240
Pembelian Efek Penjualan Efek Pendapatan bunga Hasil penjualan aset tetap Perolehan aset tetap Kenaikan uang muka pembelian aset tetap
(21,631,617,400) 828,512,780 97,328,669 251,010,909 (33,014,514,292) (8,287,878,456)
6,056,306,355 324,112,896 9,090,909 (17,567,511,060) (5,919,466,266)
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi
(61,757,157,790)
(17,097,467,166)
225,193,571,562 (228,019,445,366) (3,983,738,893) (750,000,000)
118,080,487,006 (128,585,091,952) (2,171,542,175) -
(7,559,612,697)
(12,676,147,121)
(10,297,750,285)
3,253,025,953
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN Perubahan kurs mata uang asing
41,505,927,942 (370,225,327)
48,390,657,593 (1,173,385,922)
TOTAL KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
30,837,952,330
50,470,297,624
PENGUNGKAPAN TAMBAHAN Penambahan aset tetap melalui: Hutang pembelian aset tetap Hutang sewa guna usaha Kapitalisasi bunga hutang Uang muka tahun lalu
11,859,526,240 325,227,640 16,177,302,817
10,483,097,033 174,930,829 -
Penambahan investasi sementara melalui bunga dan dividen
101,847,871
13,943,130
Kenaikan (penurunan) investasi sementara melalui: Keuntungan (rugi) belum realisasi Rugi selisih kurs yang belum terealisasi
(56,116,147) (36,887,528)
594,861,034 (22,224,202)
Penurunan hutang bank melalui laba selisih kurs belum terealisasi
(1,247,808,079)
(4,262,663,165)
Kenaikan (penurunan) hutang sewa guna usaha melalui laba selisih kurs belum terealisasi
(1,083,116,367)
(706,784,294)
Penambahan hutang sewa guna usaha melalui pembiayaan langsung
14,628,304,855
Kas dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga dan beban keuangan Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan pinjaman bank Pembayaran pinjaman bank Pembayaran hutang sewa guna usaha Pembayaran manfaat pensiun Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
-5-
8,276,902,077
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1.
UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Berlina Tbk. (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-undang penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-undang No. 12 tahun 1970 dan perubahan yang terakhir Undang-Undang No.25 tahun 2007, berdasarkan akta No. 35 tanggal 18 Agustus 1969 dari Julian Nimrod Siregar Gelar Mangaradja Namora SH., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/423/18 tanggal 12 Desember 1973 serta diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 37 tanggal 10 Mei 1977. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No. 14 tanggal 4 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso, S.H., notaris di Surabaya, mengenai perubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusannya No. AHU-93754.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 5 Desember 2008 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 92 tanggal 16 Nopember 2010. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Tifa Lt. 5, Jl. Kuningan Barat 26, Jakarta Selatan 12710. Berdasarkan akta notaris No. 9 tanggal 24 Juni 2011, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kantor pusat Perusahaan mengalami perpindahan alamat menjadi Jl. Jababeka Raya No 12-16, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi. Sampai dengan diterbitkannya Laporan Keuangan Tengah Tahunan 2011, proses perpindahan kantor pusat sedang dalam tahap pengurusan administrasi dan legalitasnya. Perusahaan mempunyai pabrik yang berlokasi di Pandaan (Jawa Timur), Tangerang (Banten) dan Cikarang (Jawa Barat). Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri plastik dan industri lainnya yang menggunakan bahan pokok plastik dan fiber glass. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1970. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan didalam dan luar negeri. Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 685 karyawan tahun 2011 dan 752 karyawan tahun 2010. Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (grup) yang dimiliki PT. Dwi Satrya Utama. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 19 Nopember 2010 yang mana telah di notarialkan oleh Notaris Dyah Guntari, SH dengan akte No. 8, maka susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:
2011 Presiden Komisaris Komisaris
: :
Lisjanto Tjiptobiantoro Oei Han Tjhim
Komisaris Independen
:
Tjipto Surjanto Antonius Hanifah Komala
Presiden Direktur Direktur
: :
Lim Eng Khim Lukman Sidharta Lioe Cu Ling
6
2010 Lisjanto Tjiptobiantoro Antonius Hanifah Komala Oei Han Tjhim Tjipto Surjanto
Antonius Rudy Sugiarto Lukman Sidharta Lioe Cu Ling
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pada tanggal 19 Juni 2009, Dewan Komisaris telah menyetujui susunan Komite Audit dengan susunan sebagai berikut:
Ketua Anggota
: :
2011
2010
Tjipto Surjanto Oei Wahyu Soetjahya Kusuma Maria Sari Liana
Tjipto Surjanto Rudy Kurniawan Maria Sari Liana
Pada tanggal 31 Agustus 2010, Rudy Kurniawan telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan. Pada tanggal 1 April 2011, Maria Sari Liana telah mengundurkan diri sebagai anggota Komite Audit Perusahaan. b. Anak Perusahaan Perusahaan memiliki saham Anak Perusahaan sebagai berikut :
Anak Perusahaan
PT Lamipak Primula Indonesia (LPI)
Tahun Operasi Komersial
Domisili
Jenis Usaha
Sidoarjo, Jawa Timur
Industri laminasi plastik dan kemasan
Hefei Paragon Plastic Packaging Co. Ltd. (HPPP)
Hefei, China Industri botol & cap plastik dan sikat gigi
Berlina Singapore Pte. Ltd.
Singapura, Singapura
Industri plastik dan perdagangan umum
Persentase Pemilikan 2011 2010
Jumlah Aset Sebelum Eleminasi 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Rp Rp
1986
70%
70%
140,457,137,530
131,097,520,069
2004
100%
100%
137,511,773,996
96,699,360,216
-
100%
100%
415,259,120
546,679,030
Pada tanggal 20 Januari 2009, Perusahaan mendirikan Berlina Pte Ltd. Singapura (BPL) dengan kepemilikan 100%. c. Penawaran Umum Efek Perusahaan Saham Pada tanggal 12 September 1989 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan surat No. SI-048/SHM/MK-10/1989, untuk melakukan penawaran atas saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 15 Nopember 1989 saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 21 Juni 1993, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. 0154/PM/1993 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebesar 17.250.000 saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 22 Juli 1993. Pada tanggal 30 Juni 2011 dan 2010 seluruh saham Perusahaan masing-masing sejumlah 138.000.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia.
7
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 2.
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STÁNDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan Pada tahun berjalan, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011: • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan PSAK 2 (revisi 2009), Laporan Arus Kas PSAK 3 (revisi 2010), Laporan Keuangan Interim PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi PSAK 7 (revisi 2010): Pengungkapan pihak-pihak berelasi PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi PSAK 19 (revisi 2010): Aset Takberwujud PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi Bisnis PSAK 23 (revisi 2010): Pendapatan PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Penerapan PSAK 1 (revisi 2009) menghasilkan perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan diantaranya: • Untuk menyajikan dalam laporan perubahan ekuitas, seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas diminta untuk disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif atau dalam dua laporan terpisah (laporan laba rugi dan laporan pendapatan komprehensif). • Untuk menyajikan laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif sesuai dengan PSAK 25. • Untuk menyajikan kepentingan nonpengendali sebagai bagian dari ekuitas (sebelumnya disebut hak minoritas) Penerapan PSAK 22 (revisi 2010) menghasilkan perubahan dalam hal pengukuran goodwill. Penerapan standar ini menetapkan Perusahaan tidak lagi mengamortisasi goodwill melainkan dilakukan pengujian penurunan nilai secara periodik. Karena PSAK ini diterapkan secara prospektif, penerapan awal tidak memiliki pengaruh atas jumlah yang dilaporkan di tahun 2010. 8
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Standar dan interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012: • PSAK No. 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing • PSAK No. 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya • PSAK No. 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja • PSAK No. 34 (Revisi 2010), Kontrak Konstruksi • PSAK No. 46 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan • PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan:Penyajian • PSAK No. 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham • PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan • PSAK No. 61, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah • ISAK No. 13, Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri • ISAK No. 15, Batas Aset Manfaat Pasti, Persyaratan Minimum dan Interaksinya • ISAK No. 18, Bantuan Pemerintah – Tidak Ada Relasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi • ISAK No. 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi StandarPelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards). Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasi 3.
KEBIJAKAN AKUNTANSI Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan menggunakan prinsip dan praktek pelaporan akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G7. tanggal 13 Maret 2000, dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bapepam bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasi, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasi adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp), dan laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung (directmethod) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi : -
Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi.
-
Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
9
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. b. Prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (anak perusahaan). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan lebih dari 50% hak suara. Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan mengunakan metode garis lurus selama 10-20 tahun karena aset anak perusahaan dapat memberikan manfaat kepada Perusahaan selama masa tersebut. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Kepentingan nonpengendali (dahulu disebut Hak minoritas) terdiri dari jumlah kepemilikan pada tanggal terjadinya penggabungan usaha dan bagian minoritas dari perubahan ekuitas sejak tanggal dimulainya penggabungan usaha. Kerugian yang menjadi bagian minoritas yang melibihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan. Seluruh transaksi, saldo, penghasilan dan beban antar perusahaan dieliminasi saat konsolidasi. c. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan LPI, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksitransaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Pembukuan HPPP diselenggarakan dalam mata uang Renminbi China (Rmb) dan BPL dalam mata uang Dolar Singapura (SGD). Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan liabilitas dari HPPP dan BPL pada tanggal laporan posisi keuangan (dahulu neraca) dijabarkan kedalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Penambahan dan pelepasan asset tetap dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs rata-rata. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata pada tahun yang bersangkutan. Penyesuaian selisih kurs karena penjabaran tersebut disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya dan komponen ekuitas lainnya.
10
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Dalam menjalankan aktivitas operasinya. Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 7 (Revisi 2010) “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”, yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut: 1) Perusahaan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2) Perusahaan asosiasi; 3) Perorangan yang memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan); 4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) dan (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan. Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi. e. Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan Efektif mulai tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan menerapakan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, PSAK No. 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pegukuran”, yang menggantikan PSAK 50, “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999), “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”. PSAK 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrument keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrument keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK 55 (Revisi 2006) mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. SAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrument keuangan pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai. 11
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 1. Aset Keuangan Pengakuan awal Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVPL), pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo (HTM), atau aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS), mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan. Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada FVPL, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku dipasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang lainnya dan aset keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengakuan setelah pengakuan awal Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: -
Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai harga di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi. Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, piutang hubungan istimewa, aset keuangan lancar lainnya, piutang jangka panjang dan aset keuangan tidak lancar lainnya perusahaan termasuk dalam kategori ini.
2. Liabilitas Keuangan Pengakuan awal Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrument lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar FVPL dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan meliputi hutang bank, hutang usaha, hutang pajak, hutang pembelian aset tetap dan hutang lainnya, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang, hutang hubungan istimewa, instrumen keuangan derivatif dan liabilitas keuangan lancar dan tidak lancar lainnya. Pengukuran setelah pengakuan awal
12
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut : - Pinjaman dan hutang Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi. 3. Saling hapus dari instrument keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan neraca konsolidasi jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajibannya secara simultan. 4. Nilai wajar instrument keuangan Nilai wajar instrument keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrument lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. Penyesuaian Risiko Kredit Perusahaan dan Anak Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan dan Anak Perusahaan terkait dengan instrument harus diperhitungkan. 5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. 6. Penurunan nilai dari aset keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. -
Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut 13
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan secara kolektif. Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bungan efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bungan variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunanaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut. Pinjaman yang diberikan dan piutang, bersama-sama dengan penyisihan terkait, akan dihapuskan pada saat tidak terdapat kemungkinan pemulihan di masa depan yang realistik dan semua jaminan telah terealisasi atau telah dialihkan kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan. Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui ditambah atau dikurangi dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jika penghapusan kemudian dipulihkan, maka pemulihan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi. 7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan Aset Keuangan Aset keuangan (atau nama yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya pada saat: (1) hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau (2) Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berkewajiban untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “pass-through”; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, namun telah mentransfer kendali atas aset tersebut. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masingmasing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi. f. Kas dan Setara Kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, cerukan (bank overdraft) dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
14
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) g. Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas yang dilaporkan dan penggungkapan aset dan liabilitas kontijensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang disetimasi. h. Investasi Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara disajikan sebagai investasi sementara. Untuk menghitung laba atau rugi konsolidasi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang. i. Piutang Usaha Piutang usaha disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang tidak tertagih, yang diestimasi berdasarkan penelaahan atas kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih. j. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan penelahaan terhadap masing-masing akun piutang pada akhir tahun. k. Persediaan Efektif tanggal 1 Januari 2009, PSAK No. 14 (Revisi 2008) atas “Persediaan” menggantikan PSAK No. 14 (1994). Berdasarkan PSAK No.14 tersebut, Barang jadi, bahan baku dan supplies dan pekerjaan dalam proses diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata bergerak. Harga perolehan barang jadi dan pekerjaan dalam proses terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang terkait dengan produksi (berdasarkan kapasitas operasi normal). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar pertama, sedangkan HPPP (anak perusahaan) menggunakan metode rata-rata tertimbang. l. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
15
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) m. Aset Tetap - Pemilikan Langsung Efektif tanggal 1 Januari 2008, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Perusahaan dan anak perusahaan yang telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih nilai revaluasi aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi sebesar Rp 43.680.800 telah direklasifikasi ke saldo laba konsolidasi pada tahun 2008. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Perusahaan Aset tetap, kecuali tanah, digolongkan dan disusutkan dengan menggunakan metode dan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Masa Manfaat
Golongan Bangunan Bukan bangunan : Golongan I
Metode Penyusutan
Persentase Penyusutan
20 tahun
Garis lurus
5%
Tidak lebih dari 4 tahun
Saldo menurun ganda (double declining balance method). Saldo menurun ganda (double declining balance method). Saldo menurun ganda (double declining balance method).
50%
Golongan II
4-8 tahun
Golongan III
8-16 tahun
25%
12,5%
Anak Perusahaan Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : Tahun Tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan Inventaris dan peralatan kantor Kendaraan
20 20 2 - 10 3- 5 2- 5
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya. Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif. 16
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. n. Sewa Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode financial lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut : 1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha. 2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa dapat menutup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewa guna usaha beserta bunganya sebagai keuntungan perusahaan sewa guna usaha. 3) Masa sewa guna usaha minimum dua tahun. Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha. Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “Sewa” menggantikan PSAK No. 30 (1990) ”Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perusahaan mengakui aset dan liabilitas dalam neraca konsolidasi pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset sewaan (disajikan sebagai bagian aset tetap) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perusahaan dan anak Perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa. Transaksi jual dan sewa-balik harus diperlakukan sebagai 2 (dua) transaksi yang terpisah. Selisih lebih antara harga jual dan nilai tercatat aset harus diakui sebagai keuntungan atau kerugian selama periode berjalan jika sewa-balik adalah sewa operasi. Apabila sewa-balik adalah sewa pembiayaan, keuntungan ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa atau jika kerugian akan diakui pada periode berjalan. Pada saat penerapan PSAK revisi ini, Perusahaan memilih untuk menerapkan PSAK revisi ini secara prospektif. Perusahaan menentukan saldo yang terkait dengan transaksi sewa pembiayaan yang sudah ada sebelum tanggal 1 Januari 2008 telah tepat.
17
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) o. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan diakui pada saat penyerahan barang dan hak kepemilikannya berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). p. Imbalan Pasca Kerja. Perusahaan dan anak perusahaan (LPI) memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Pendanaan untuk imbalan ini dilakukan melalui sebuah perusahaan asuransi. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian akturial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garus lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di neraca merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program. q. Pajak Penghasilan Beban Pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini. r. Laba (Rugi) per Saham Dasar Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
18
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) s. Informasi Segmen Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk pelaporan segmen adalah segmen operasi yang disajikan secara terpisah mengenai informasi tentang produk dan jasa, wilayah geografis, dan pelanggan utama. Segmen operasi adalah komponen perusahaan: 1. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); 2. Hasil operasinya dikaji secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan 3. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut. 4.
KAS DAN SETARA KAS 30 Juni 2011 Rp Kas Bank Rupiah PT Bank Central Asia, Tbk. Deutsche Bank AG PT Bank Mandiri, Tbk. PT Bank CIMB Niaga, Tbk PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation - Indonesia PT Bank DBS Indonesia PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Danamon Indonesia, Tbk PT Bank Permata, Tbk Citibank N.A. PT Bank Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia Dilanjutkan
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
327,068,358
404,161,932
214,123,818
5,606,591,400 3,321,251,590 802,029,382 639,293,144
5,475,300,367 4,693,372,657 243,102,892 1,237,359,936
3,166,379,823 1,418,219,511 238,821,825 275,561,657
445,633,592 80,635,695 -
274,318,443 296,746,506 27,575,052 2,139,940 -
26,598,798 174,051,348 27,254,897 2,870,944 351,775,523 137,633,765
-
-
119,795,473
(1,158,117,271)
11,012,446,195
12,497,289,744
9,737,317,532
23,262,361,988
18,436,253,308
19
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 30 Juni 2011 Rp Dilanjutkan Dollar AS The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia Industrial and Commercial Bank of China - Cina Deutsche Bank AG PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation - Indonesia Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore PT Bank Mandiri, Tbk. PT Bank Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia Bank International Ningbo PT Bank DBS Indonesia PT Bank CIMB Niaga, Tbk Citibank N.A. Renminbi Cina Industrial and Commercial Bank of China - Cina Citibank N.A. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina Hui Shang Bank PT Bank Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia Dollar Singapura Overseas Chinese Banking Corporation Limited - Singapore Euro The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia Yen Jepang Bank International Ningbo Jumlah Bank
9,737,317,532
8,167,152,729
31 Desember 2010 Rp 23,262,361,988
-
31 Desember 2009 Rp 18,436,253,308
-
2,057,892,432
467,165,976
3,307,017,008
1,030,700,182 424,202,803
2,748,303,373 782,215,472
589,251,740 1,147,090,554
158,580,950
32,850,147
45,835,340
148,484,740 139,202,366
147,533,760 12,168,150
157,629,455 13,416,714
117,504,828 75,521,084 49,070,472 46,253,493 -
223,565,351 125,355,606 348,025,966 1,422,888,596 -
97,362,192 2,278,640 692,187,706 1,269,279,744 98,208,850
7,725,899,906 99,384,002
3,245,285,501 541,792,786
15,320,284,175 1,404,152,411
175,765,880 35,261,753
167,181,575 36,036,444
170,120,253 2,752,854,378
-
22,808,893
-
94,038,137
399,145,270
95,222,704
1,575,534
-
-
1,481,242
-
30,377,455,993
33,987,741,630
605,311,308
46,108,533,776
Deposito Berjangka Rupiah PT Bank CIMB Niaga, Tbk Dollar AS Deutsche Bank AG Renminbi Cina PT Bank Industrial and Commercial Bank of China - Indonesia
133,427,979
136,004,380
Jumlah Deposito Berjangka
133,427,979
7,114,024,380
2,068,000,000
Jumlah Kas dan Setara Kas
30,837,952,330
41,505,927,942
48,390,657,594
-
5,000,000,000
-
1,978,020,000
20
2,068,000,000
-
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
Tingkat suku bunga per tahun Deposito Berjangka Renminbi Cina Rupiah Dollar AS
30 Juni 2011
31 Desember 2010
31 Desember 2009
0.65% -
0.65% 6.25% 0.25%
0.01%
Tidak terdapat saldo kas dan setara kas kepada pihak hubungan istimewa 5.
INVESTASI SEMENTARA 30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
Investasi melalui manajer investasi Investasi langsung
2,683,642,460 23,450,942,404
3,288,879,458 1,814,741,099
8,509,344,674 1,712,473,385
Jumlah
26,134,584,864
5,103,620,557
10,221,818,059
Investasi melalui Manajer Investasi Merupakan investasi yang dilakukan melalui manajer investasi sebagai berikut : 30 Juni 2011 Rp Perusahaan PT Samuel Sekuritas Indonesia PT Lautandhana Securindo PT Samuel Aset Manajemen
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
2,519,296,348 1,037,156 -
2,611,714,082 1,016,551 -
509,897,191 1,055,294,030
380,040,206
839,080,139 1,016,551
5,823,320,392 509,841,065
Jumlah Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
2,900,373,710
3,452,827,323
7,898,352,678
(163,947,865)
610,991,996
Jumlah
2,683,642,460
3,288,879,458
8,509,344,674
Anak Perusahaan (LPI) PT Samuel Aset Manajemen PT Lautandhana Securindo
(216,731,250)
Perusahaan dan LPI menunjuk PT Samuel Aset Manajemen sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan dan LPI. Pada tahun 2009, Perusahaan dan LPI menunjuk PT Lautandhana Securindo untuk mengelola dana dalam bidang investasi surat berharga di pasar modal. Pada tahun 2010, Perusahaan menunjuk PT Samuel Sekuritas Indonesia sebagai manajer investasi dengan wewenang penuh pada obligasi Surat Utang Negara dan saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Masa investasi adalah satu (1) tahun dan diperpanjang kembali secara otomatis, kecuali bila ada pembatalan secara tertulis oleh Perusahaan.
21
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Investasi Langsung
Perusahaan Saham Anak Perusahaan (LPI) Surat Berharga Obligasi Obligasi NISP Subordinasi II tahun 2008 Reksadana DBS Investec GEF
30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
-
-
21,678,934,067
-
31 Desember 2009 Rp
217,368,500
-
1,000,000,000
1,000,000,000
1,000,000,000
859,700,000
899,100,000
940,000,000
Jumlah Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
23,538,634,067
1,899,100,000
2,157,368,500
Nilai wajar
23,450,942,404
(87,691,663)
(84,358,901) 1,814,741,099
(444,895,115) 1,712,473,385
Mutasi keuntungan pemilikan efek yang belum direalisasi : 30 Juni 2011 Rp
6.
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
Saldo awal Keuntungan (kerugian) bersih nilai efek
(248,306,766) (56,116,147)
166,096,881 (414,403,647)
(725,128,656) 891,225,537
Saldo akhir
(304,422,913)
(248,306,766)
166,096,881
PIUTANG USAHA 30 Juni 2011 Rp a. Berdasarkan pelanggan: Pihak ketiga Pelanggan dalam negeri Pelanggan luar negeri
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
107,571,255,567 15,105,275,186
128,812,119,207 7,679,138,875
134,936,253,209 4,934,783,712
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
122,676,530,753 -
136,491,258,082 -
139,871,036,921 (12,394,635)
Jumlah - bersih
122,676,530,753
136,491,258,082
139,858,642,286
86,067,460,110
107,115,835,851
108,011,176,970
29,285,943,858 5,041,201,071 1,710,669,710 571,256,004
22,573,841,878 3,482,356,728 1,821,370,248 1,497,853,377
21,402,782,238 5,801,418,297 2,046,509,532 2,609,149,884
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
122,676,530,753 -
136,491,258,082 -
139,871,036,921 (12,394,635)
Jumlah - bersih
122,676,530,753
136,491,258,082
139,858,642,286
b. Berdasarkan umur (hari): Belum jatuh tempo Sudah jatuh tempo 1 s/d 30 hari 31 s/d 60 hari 61 s/d 90 hari > 90 hari
22
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 30 Juni 2011 Rp c. Berdasarkan mata uang: Rupiah Renminbi Cina Dollar AS Euro
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
107,235,647,542 12,050,344,486 3,390,538,725 -
128,713,376,447 6,658,881,468 1,119,000,167 -
130,128,059,209 2,253,907,301 7,026,433,950 462,636,461
Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu
122,676,530,753 -
136,491,258,082 -
139,871,036,921 (12,394,635)
Jumlah - bersih
122,676,530,753
136,491,258,082
139,858,642,286
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penghapusan Penambahan
-
Saldo akhir
-
12,394,635 (12,394,635) -
12,394,635 12,394,635
Perusahaan tidak memiliki piutang usaha kepada pihak hubungan istimewa. Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang usaha. Sebagian piutang Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank jangka pendek yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia. PT. Mandiri (Persero), Tbk, PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.(2010), Citibank N.A., China (Catatan 14) dan Deutsche Bank AG (Catatan 32g). 7.
PIUTANG LAIN-LAIN 30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
Piutang uang muka mould Piutang rebate pemasok Piutang klaim Piutang karyawan Piutang klaim asuransi Piutang lainnya
970,315,889 582,391,151 227,332,440 102,026,681 31,254,933 1,736,559,174
943,973,519 282,935,349 28,425,708 4,071,877,808
6,877,000 219,955,672 69,235,964 5,350,632,112
Jumlah
3,649,880,268
5,327,212,384
5,646,700,748
Manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang lain-lain tersebut diatas dapat ditagih sehingga tidak dibentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang lain-lain.
23
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 8.
PERSEDIAAN 30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
Barang jadi Bahan baku Barang dalam proses Barang teknik, bahan bakar dan mould Bahan pembantu dan pembungkus Barang dalam perjalanan Dikurangi: Penyisihan penurunan nilai persediaan
21,903,951,869 25,848,642,146 11,807,111,685 8,494,827,314 16,787,410,211 3,245,294,987
17,887,177,613 22,466,339,146 16,274,746,866 11,505,569,507 8,622,380,219 2,041,210,608
15,847,237,871 18,967,892,010 11,432,859,944 9,270,045,930 9,023,246,908 2,829,127,003
(600,000,000)
(115,000,000)
(318,693,183)
Jumlah - bersih
87,487,238,212
78,682,423,959
67,051,716,483
Saldo awal Penghapusan Penambahan
115,000,000 (115,000,000) 600,000,000
318,693,183 (318,693,183) 115,000,000
321,951,833 (321,951,833) 318,693,183
Saldo akhir
600,000,000
115,000,000
318,693,183
Mutasi penyisihan penurunan nilai persediaan
Sebagian persediaan di atas, milik HPPP masing-masing sebesar Rp 13.077.889.015 untuk tahun 2011, Rp 11.532.394.341 tahun 2010 dan Rp 4.257.555.745 tahun 2009, ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Seluruh persediaan milik Perusahaan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan rata-rata sebesar Rp 67.180.394.104 dan Rmb 5.000.000 untuk tahun 2011 dan Rp 57.493.155.663 dan Rmb 1.500.000 untuk tahun 2010, serta Rp 48.676.880.045 dan Rmb 1.500.000 untuk tahun 2009 yang merupakan 75% dari nilai rata-rata persediaan dan akan disesuaikan setiap akhir tahun berdasarkan nilai persediaan aktual. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan Anak Perusahaan. Sebagian persediaan Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank jangka pendek yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia, PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT. Bank CIMB Niaga, Tbk.(2010) (Catatan 14). 9.
PAJAK DIBAYAR DIMUKA 30 Juni 2011 Rp Perusahaan: Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penghasilan Badan lebih bayar Anak Perusahaan: Pajak Pertambahan Nilai Jumlah
113,054,550 79,301,712
192,356,262
24
31 Desember 2010 Rp
243,713,902 -
31 Desember 2009 Rp
-
413,157,784
1,070,086,375
656,871,686
1,070,086,375
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 10. PIUTANG PADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Merupakan piutang kepada PT Samolin Surya (SS) sejak tahun 1989 yang timbul dari pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran biaya terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya (Catatan 29). Rincian Piutang adalah sebagai berikut : 30 Juni 2011 Rp PT Samolin Surya Dikurangi: Penyisihan piutang ragu-ragu
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
5,257,835,048
5,257,835,048
5,257,835,048
(3,003,135,047)
(3,003,135,047)
(2,236,860,635)
Jumlah - bersih
2,254,700,001
2,254,700,001
3,020,974,413
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu Saldo awal Penambahan penyisihan
3,003,135,047 -
2,236,860,635 766,274,412
1,470,586,223 766,274,412
Saldo akhir
3,003,135,047
3,003,135,047
2,236,860,635
Perusahaan juga mempunyai penyertaan saham pada SS sejumlah 48% dengan harga perolehan sebesar Rp 360.000.000, yang telah bersaldo nihil karena investasinya telah mengalami akumulasi kerugian di atas biaya perolehannya. Saat ini manajemen Perusahaan (sebagai pemegang saham SS) sedang mempelajari berbagai alternatif yang tepat untuk menyelesaikan piutang SS. Adapun aset tetap SS saat ini yang berupa tanah, bangunan, mesin dan kendaraan telah dikuasai oleh Perusahaan. Piutang kepada PT Samolin Surya (SS) merupakan piutang yang timbul sejak tahun 1989 sehubungan dengan pemberian pinjaman modal kerja dan pembayaran beban terlebih dahulu. Piutang tersebut tidak dikenakan bunga sejak tahun 2002 serta tanpa jaminan dan tidak ditentukan jadual pengembaliannya. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
25
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
11. ASET TETAP
1 Januari 2011 Rp
Penambahan Rp
16,849,693,313 26,088,488,425 362,018,433,759 4,636,612,786 32,615,062,218
3,687,000,511 12,430,781,765 36,220,966,702 107,200,000 1,759,841,718
37,590,421,889 81,464,520
404,359,640 -
-
26,650,323,827 9,386,298,797 210,630,135
397,576,120 4,814,405,168 1,554,439,364
-
516,127,429,669
61,376,570,988
(893,257,125)
(1,055,070,151)
11,362,162,877 220,080,868,369 3,904,986,102 25,989,753,369
998,783,918 14,880,202,851 90,877,994 1,101,231,823
(158,250,000) (447,251,244) (90,007,125)
2,259,027 (722,428,270) (4,593,516) (10,619,055)
7,889,776,517 53,917,578
2,568,648,493 37,742,184 7,474,683
Jumlah
269,281,464,812
19,684,961,946
Jumlah tercatat
246,845,964,857
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan
Pengurangan Rp
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Rp
(158,250,000) (645,000,000) (90,007,125)
(695,508,369)
Reklasifikasi Rp
30 Juni 2011 Rp
129,643,628 195,894,922 (1,513,470,966) (9,955,472) (27,176,974)
12,558,082,482 13,419,655,079 (9,910,656,441) 37,693,812
33,224,419,934 52,134,820,191 386,657,023,054 4,088,857,314 34,295,413,649
-
15,677,851,988 (37,693,812)
53,268,273,877 404,359,640 43,770,708
(25,445,729,356) (5,767,195,547) (532,008,205)
1,781,641,900 8,433,508,418 1,223,584,696
179,471,309 (9,476,598)
(735,381,814)
-
575,555,673,381
1,532,885,310 (2,651,922,784)
12,363,205,822 235,613,278,260 3,544,019,336 24,338,436,228
1,147,307,834 (28,270,360)
11,605,732,844 37,742,184 33,121,901
-
287,535,536,575 288,020,136,806
26
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
1 Januari 2010 Rp
Penambahan Rp
16.849.693.313 24.233.965.958 323.788.800.804 4.367.729.338 29.057.095.456
1.523.391.559 39.620.459.113 4.400.594.216
20.428.558.336 645.000.001 81.464.520
-
13.823.970.703 16.311.389.686 3.300.000
13.202.512.983 9.156.133.736 210.630.135
(118.200.000) (3.300.000)
449.590.968.115
68.113.721.742
10.156.162.408 193.358.710.474 3.624.085.170 25.279.928.436
1.205.542.011 27.702.950.887 275.773.987 2.062.061.047
2.538.671.304 363.757.322 35.884.549
3.512.685.708 11.718.447 18.033.029
Jumlah
235.357.199.663
34.788.765.116
Jumlah tercatat
214.233.768.452
Biaya perolehan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan Jumlah Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan
Pengurangan Rp
(178.981.999) (369.620.000) (54.946.746)
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Rp
16.849.693.313 26.088.488.425 362.018.433.759 4.636.612.786 32.615.062.218
17.161.863.553 (645.000.001) -
37.590.421.889 81.464.520
(45.028.951) -
(331.130.908) (15.963.024.625) -
26.650.323.827 9.386.298.797 210.630.135
(725.048.745)
(852.211.443)
-
516.127.429.669
(167.764.620) (369.620.000) (54.946.746)
(266.712.812) (728.824) (4.726.965)
(592.331.366)
-
(272.168.601)
1.838.419.505 (375.475.769) -
7.889.776.517 53.917.578
-
269.281.464.812
Pengurangan Rp
Reklasifikasi Rp
31 Desember 2009 Rp
(10.468.295.693) (98.296.333) (100.260.013)
78.200.000 (14.793.472.885) 100.550.000 (376.283.890)
16.849.693.313 24.233.965.958 323.788.800.804 4.367.729.338 29.057.095.456
-
15.696.361.695 (100.550.000) -
20.428.558.336 645.000.001 81.464.520
(78.200.000) (517.888.810) (8.716.110)
13.823.970.703 16.311.389.686 3.300.000
16.849.693.313 23.887.214.958 312.443.160.330 3.937.786.194 28.665.082.043
268.551.000 37.438.785.338 427.689.477 1.000.435.981
4.691.020.904 745.550.001 81.464.520
41.175.737 -
8.078.878.400 7.501.522.193 3.266.110
5.483.259.541 9.551.878.626 8.750.000
(224.122.323) -
406.884.638.966
54.220.525.700
(1.187.377.274)
(10.326.819.277)
8.996.111.467 169.881.219.878 3.245.944.124 23.382.964.342
1.160.050.941 28.979.481.918 328.057.455 2.092.684.542
(829.673.633) (128.613.292)
(4.171.107.022) (19.044.542) (67.107.156)
1.101.144.620 332.853.519 10.842.680
936.316.017 100.031.936 25.041.869
Jumlah
206.951.080.630
33.621.664.678
Jumlah tercatat
199.933.558.336
Akumulasi penyusutan: Pemilikan langsung Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan
11.362.162.877 220.080.868.369 3.904.986.102 25.989.753.369
Selisih kurs penjabaran laporan keuangan Rp
Penambahan Rp
Jumlah
458.458 (546.315.560) 375.475.769 (1.292.562.403)
246.845.964.857
1 Januari 2009 Rp Biaya perolehan: Pemilikan langsung Hak atas tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset sewa Mesin dan perlengkapan Kendaraan bermotor Peralatan Aset dalam penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Peralatan
31 Desember 2010 Rp
331.130.908 (418.560.749) 645.000.001 (780.278.179)
-
(793.283.410) (6.496.553) (7.402.529)
Reklasifikasi Rp
(831.376.286) (131.878.665) -
(958.286.925)
340.032.762 -
(4.257.258.720)
-
449.590.968.115
(501.210.667) 69.128.133 -
10.156.162.408 193.358.710.474 3.624.085.170 25.279.928.436
501.210.667 (69.128.133) -
2.538.671.304 363.757.322 35.884.549
-
235.357.199.663 214.233.768.452
27
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut : 30 Juni 2011 Rp Pemilikan langsung: Biaya pabrikasi Beban usaha Aset sewa guna usaha: Biaya pabrikasi Beban usaha Jumlah
30 Juni 2010 Rp
31 Desember 2010 Rp
16,494,497,957 517,156,623
14,654,398,004 471,014,288
30,281,890,485 964,437,447
2,629,006,342 44,301,024
1,539,142,853 17,630,718
3,513,616,984 28,820,200
19,684,961,946
16,682,185,863
34,788,765,116
Penjualan aset tetap sebagai berikut: 30 Juni 2011 Rp Nilai tercatat pengurangan aset tetap Reklasifikasi ke aset lain-lain Nilai tercatat Harga jual Keuntungan penjualan aset tetap
30 Juni 2010 Rp
31 Desember 2010 Rp
197,748,756 197,748,756 (251,010,909)
11,214,667 11,214,667 (9,090,761)
132,717,379 (121,500,000) 11,217,379 (268,009,018)
53,262,153
(2,123,906)
256,791,639
Mesin dan perlengkapan dalam penyelesaian sedang dalam tahap instalasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan diperkirakan akan selesai sekitar kuartal 3 dan kuartal 4 tahun 2011. Pada tanggal 30 Juni 2011 tingkat penyelesaian aset dalam penyelesaian tersebut rata-rata sekitar 30% - 50%. Pada tanggal 30 Juni 2011, sebagian aset tetap Perusahaan dan anak perusahaan berupa tanah dan bangunan, mesin, dan peralatan digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas hutang bank jangka pendek maupun jangka panjang yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia, PT Mandiri (Persero), Tbk, PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia (Catatan 14), dan Bank International Ningbo, China (Catatan 31f). Aset sewa digunakan sebagai jaminan untuk hutang sewa guna usaha yang diperoleh dari PT Chandra Sakti Utama Leasing dan PT Tifa Finance (Catatan 17). Perusahaan dan LPI (anak perusahaan) memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Pandaan, Tangerang, Cikarang dan Sidoarjo dengan Hak Legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20 (dua puluh) tahun sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun yang akan jatuh tempo pada tahun 2013 sampai dengan 2034. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti yang memadai. Aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 46.991.829173, US$ 62.469.575, dan Rmb 79.943.855 untuk tahun 2011, dan Rp 29.849.400.000, US$ 49.566.174 dan Rmb 87.135.644 untuk tahun 2010 dan Rp 43.761.442.804, US$ 43.734.489 dan Rmb 86.642.991 untuk tahun 2009. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat aset tetap tersebut.
28
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 12. GOODWILL - BERSIH Akun ini merupakan selisih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih LPI (anak perusahaan) (Catatan 1b dan 3b) 30 Juni 2011 Rp Biaya perolehan Akumulasi amortisasi Jumlah tercatat
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
11,878,145,205 (10,280,845,796)
11,878,145,205 (10,280,845,796)
11,878,145,205 (9,748,412,660)
1,597,299,409
1,597,299,409
2,129,732,545
Beban amortisasi goodwill sebesar Rp 532.433.136 dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 dan sebesar Rp 266.216.568 dicatat pada laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir 30 Juni 2010. Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 (Revisi 2010) “Kombinasi bisnis”, goodwill yang diperoleh dari kombinasi bisnis sebelum 1 Januari 2011 untuk dihentikan amortisasinya sejak awal tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. 13. HUTANG PEMBELIAN ASET 30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
Kai Mei Plastic Machinery Co., Ltd. KraussMaffei Technologies GmbH Taiyo Kikai Ltd Engel Austria GmbH ARBURG GmbH + Co KG Combitool Ltd PackSys Global Ltd Wutung Engineering Co. Ltd. Mori Seiki Co., Ltd. Toshiba Machine Co., Ltd. Lain-lain (dibawah Rp 300 juta)
10,338,899,530 6,654,965,248 3,612,924,700 2,437,524,168 1,315,963,968 1,768,654,676 1,114,817,090
7,796,419,776 8,799,461,440 3,682,031,650 2,338,552,524 6,528,095,200 348,456,722
3,385,203,200 2,010,241,128 8,413,774,410 1,533,521,640 1,525,563,750 -
Jumlah
27,243,749,380
29,493,017,312
16,868,304,128
Perusahaan dan LPI (anak perusahaan) melakukan pembelian sebagian besar mesin dengan menggunakan fasilitas L/C yang akan jatuh tempo dalam waktu 180 sampai dengan 360 hari. Perusahaan dan LPI menggunakan hutang sewa guna usaha untuk membiayai sebagian besar pembayaran L/C untuk pembelian mesin yang telah jatuh tempo (Catatan 17)
29
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 14. HUTANG BANK 30 Juni 2011 Rp Hutang jangka pendek Perusahaan: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation, Indonesia Industrial and Commercial Bank of China, Indonesia PT Bank CIMB Niaga, Tbk
19,039,038,783 13,131,371,280
44,249,554,621 -
9,804,829,067
10,858,610,520
-
Anak Perusahaan: The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Cina The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia
18,372,048,600
Jumlah
60,347,287,730
Hutang jangka panjang Perusahaan: PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Indonesia PT Bank CIMB Niaga, Tbk Industrial and Commercial Bank of China, Indonesia Bagian jatuh tempo dalam satu tahun Bagian jangka panjang
31 Desember 2010 Rp
-
81,900,000,000 20,346,232,589 -
4,972,037,462 -
60,080,202,603
-
93,600,000,000 12,986,999,600
31 Desember 2009 Rp
36,729,289,867 4,700,000,000 4,497,119,169
6,308,494,062 52,234,903,098
-
117,000,000,000 -
(29,131,333,792)
(29,393,999,041)
(23,400,000,000)
73,114,898,797
77,193,000,559
93,600,000,000
PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. Pada tanggal 23 Maret 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero), Tbk untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan pada PT Bank CIMB Niaga, Tbk. Fasilitas yang diperoleh Perusahaan antara lain: - Pinjaman Modal Kerja Revolving sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu 1 tahun - Pinjaman Tetap sebesar Rp 87.750.000.000 yang jatuh tempo pada 19 Desember 2014 - Pinjaman Tetap Khusus / PTK (untuk pembiayaan belanja modal) sebesar Rp 25.000.000.000 dengan jangka waktu 6 tahun - Pinjaman Tetap dan L/C pembelian mesin sebesar Rp 37.000.000.000 (atau dalam mata uang US$) dengan jangka waktu 6 tahun - L/C (sublimit T/R) pembelian bahan baku sebesar US$ 1.500.000 dengan jangka waktu 1 tahun Fasilitas ini dijamin dengan dengan jaminan yang sama dengan yang semula diberikan kepada PT Bank CIMB Niaga, Tbk terkecuali untuk fasilitas PTK dan Pinjaman Tetap dan L/C pembelian mesin akan dijamin dengan mesin atau aset yang dibiayai. Pada tanggal 30 Juni 2011 saldo pinjaman Perusahaan sebesar Rp 81.900.000.000 untuk pinjaman tetap, Rp 10.000.000.000 untuk pinjaman modal kerja revolving dan Rp 3.131.371.280 untuk pinjaman T/R.
30
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Indonesia (HSBC) Pada tanggal 8 Juni 2011, Perusahaan dan HSBC telah menyepakati untuk perubahan Perjanjian Fasilitas Perusahaan untuk pembiayaan kembali seluruh fasilitas pinjaman yang diperoleh Perusahaan melalui PT Bank Industrial and Commercial Bank of China (ICBC) Indonesia, dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut : - Limit kombinasi import sebesar US$ 3.500.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2011; - Pembiayaan piutang domsetik sebesar Rp 12.500.0000.0000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2011; - Fasilitas cerukan (”overdraft”) sebesar Rp 10.000.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2011; - Fasilitas treasuri sebesar US$ 500.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2011; - Fasilitas kartu kredit Perusahaan dengan jumlah sebesar Rp 500.000.000 dengan jangka waktu sampai dengan 31 Desember 2011; - Fasilitas hutang berjangka sebesar US$ 1.166.666,60 dengan jangka waktu sampai dengan 28 Pebruari 2013 dan sebesar US$ 1.200.000 dengan jangka waktu sampai dengan 16 Mei 2014 (termasuk periode tenggang (”grace periode”) selama 1 tahun). Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan: - Persediaan dan piutang usaha masing-masing sebesar US$ 1.100.000 dan US$ 1.000.000 (Catatan 6 dan 8); - Mesin sebesar US$ 2.940.000 dan Rp 4.750.000.000(Catatan 11). - Tanah dan bangunan sebesar Rp 25.000.000.000 dengan rincian sebagai berikut: • SHGB No. 1425, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, Jawa Barat seluas 12.732 m2 atas nama PT Berlina, Tbk. • SHGB No. 1427, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota Tangerang, Jawa Barat seluas 54.033 m2 atas nama PT Berlina, Tbk. • SHGB No. 2513, berlokasi di Desa Periuk Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kota 2 Tangerang, Jawa Barat seluas 2.120 m atas nama PT Berlina,Tbk; dan Sehubungan dengan perjanjian kredit. Perusahan memiliki kewajiban untuk mempertahankan : - Rasio lancar pada tingkat minimum 1 : 1 setiap saat; - Rasio Gearing pada tingkat maksimum 1,25 : 1 setiap saat; - Menyerahkan laporan manajemen setiap 6 (enam) bulan; - EBITDA terhadap beban bunga pada tingkat minimum 3 : 1; - Total external finance terhadap EBITDA maksimum 3 : 1; dan - Rasio net debt terhadap ekuitas maksimum 1,7 : 1 - Rasio EBITDA terhadap beban bunga, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun, pajak, dan dividen minimum 1,25:1 Saldo pinjaman pada tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 39.385.271.372, Rp 44.249.554.621 dan Rp 36.729.289.867.
31
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia (OCBC) Pada tanggal 5 Juli 2005, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PT Bank Overseas Chinese Banking Corporation Indonesia (OCBC) dan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir tanggal 24 Pebruari 2010 dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas pinjaman sebagai berikut : - Limit Kombinasi Letter of Credit (L/C) sebesar US$1.500.000; - Pinjaman khusus sebesar US$500.000; dan - Fasilitas Treasuri sebesar US$1.000.000. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2010 dan telah diperpajang sampai dengan 31 Desember 2011 pada tanggal 5 Januari 2011. Fasilitas pinjaman di atas dijamin dengan mesin sebesar Rp 21.243.900.000 (Catatan 11). Sehubungan dengan fasilitas yang diberikan. Perusahaan memiliki kewajiban untuk mempertahankan: - Rasio total liabilitas terhadap kekayaan berwujud konsolidasi bersih lebih kecil 2.5 kali ; - Rasio lancar lebih besar dari 1 kali ; - Kekayaan konsolidasi bersih tidak kurang dari Rp 130 milyar ; - Hutang bersih / EBITDA maksimal 4 kali ; - Minimal EBITDA terhadap beban bunga tidak kurang dari 2 kali. Pada tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, saldo pinjaman Perusahaan sehubungan dengan fasilitas tersebut diatas adalah masing-masing sebesar Rp 9.804.829.067, Rp 10.858.610.520 dan Rp Nihil.
PT Bank Industrial and Commercial Bank of China, Indonesia (ICBC) Pada tanggal 30 Maret 2009, Perusahaan menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Bank Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), Indonesia dimana Perusahaan memperoleh fasilitas kredit pinjaman tetap sebesar US$ 2.000.000. Fasilitas ini jatuh tempo dalam 1 tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis. Pada tanggal 18 Pebruari 2010 fasilitas ini telah diubah menjadi pinjaman cicilan dengan jangka waktu 3 tahun sebesar US$ 2.000.000 dan pinjaman rekening koran dengan jumlah Rp 5.000.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan sebidang tanah dan bangunan di Tangerang dan sebagian mesin di Pandaan (Catatan 11). Pada tanggal 18 Pebruari 2011, fasilitas pinjaman rekening koran tersebut telah diperpanjang sampai dengan 18 Mei 2011. Pada tanggal 8 Maret 2011, Perusahaan telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan PT Bank Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), Indonesia dimana Perusahaan memperoleh tambahan fasilitas pinjaman tetap on Demand sebesar Rp 2.000.000.000 dengan tingkat bunga 11,25% dan jangka waktu 1 tahun. Pada tanggal 8 Juni 2011, Perusahaan telah mengalihkan seluruh fasilitas yang diperoleh dari ICBC kepada HSBC.
32
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) PT Bank CIMB Niaga. Tbk Pada tanggal 18 Mei 2009 dengan perubahan terakhir tanggal 25 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan PT Bank CIMB Niaga. Tbk dimana Perusahaan memperoleh beberapa fasilitas yaitu: - Pinjaman Rekening Koran sebesar Rp 5.000.000.000; - CC Lines 1 (sight/usance LC, SKBDN, SBLC) sebesar US$ 1.200.000 untuk pembelian bahan baku dan suku cadang; - CC Lines 3 (sight/usance LC) sebesar US$ 3.000.000 untuk pembelian mesin; dan - Pinjaman Tetap Khusus / PTK (untuk pembayaran hutang obligasi yang jatuh tempo) sebesar Rp 117.000.000.000 Fasilitas Pinjaman kecuali PTK ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan sebesar Rp 33.000.000.000 (Catatan 6 dan 8) dan mesin sebesar Rp 14.500.000.000 (Catatan 11). Jangka waktu pinjaman adalah 1 tahun setelah penandatangan Perjanjian Kredit sedangkan untuk PTK adalah 5 tahun sejak pencairan fasilitas kredit, dengan jaminan sebagai berikut: a. Tanah dan bangunan (Catatan 11) • SHGB No. 175, berlokasi di Desa Tawangrejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten 2 Pasuruan, Jawa Timur seluas 58.305 m atas nama PT Berlina, Tbk. • SHGB No. 53, berlokasi di Desa Wangun Harja, Kecamatan Cibitung, Kabupaten 2 Bekasi, Jawa Barat seluas 39.915 m atas nama PT Berlina,Tbk; dan b. Mesin dan peralatan yang berlokasi di Pandaan, Tangerang dan Cikarang (Catatan 11). Pada tanggal 23 Maret 2011, Perusahaan telah mengalihkan seluruh fasilitas dari PT Bank CIMB Niaga, Tbk kepada PT Bank Mandiri (Persero), Tbk.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Cina Pada tanggal 14 Oktober 2010, HPPP (anak perusahaan) menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., (HSBC) Cina dan telah direvisi pada tanggal 11 Pebruari 2011 dimana HPPP memperoleh fasilitas berupa: - Pinjaman Berjangka sebesar Rmb 13.830.000 - Pinjaman Rekening Koran sebesar Rmb 390.000 - Fasilitas Impor L/C sebesar Rmb 6.780.000 Fasilitas ini dijamin dengan jaminan korporasi senilai US$ 3.000.000, Pada tanggal 30 Juni 2011 saldo pinjaman HPPP sebesar Rmb 13.830.000
33
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 15. HUTANG USAHA 30 Juni 2011 Rp a. Berdasarkan pemasok: Pihak ketiga: Pemasok dalam negeri Pemasok luar negeri Jumlah b. Berdasarkan mata uang: Rupiah Dollar AS Renminbi Cina Francs Swiss Euro Dollar Singapura Yen Jepang Dollar Australia Jumlah
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
51,592,113,262 33,841,913,546
48,520,370,876 22,465,671,672
52,234,796,831 17,949,717,707
85,434,026,808
70,986,042,548
70,184,514,538
44,740,269,592 20,566,423,759 18,928,138,376 570,055,869 469,749,296 119,740,482 26,677,063 12,972,371
45,742,804,498 20,942,577,350 2,921,372,840 941,032,856 354,101,098 33,038,388 51,115,518 -
42,070,499,790 21,829,610,525 2,747,887,138 3,229,486,464 251,454,594 23,123,824 25,420,074 7,032,129
85,434,026,808
70,986,042,548
70,184,514,538
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai 90 hari. Tidak ada jaminan yang diberikan oleh Perusahaan dan anak perusahaan terhadap seluruh hutang usaha. 16. HUTANG PAJAK 30 Juni 2011 Rp Perusahaan: Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 / 26 Pajak penghasilan pasal 4(2) Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan badan Pajak pertambahan nilai
Anak Perusahaan: Pajak penghasilan pasal 21 Pajak penghasilan pasal 23 / 26 Pajak penghasilan pasal 25 Pajak penghasilan pasal 4(2) Pajak penghasilan badan Pajak pertambahan nilai Lainnya
Jumlah
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
233,469,870 33,274,105 30,148,089 393,979,277 294,721,257
234,900,493 48,162,610 390,295,448 2,385,977,029 -
619,861,431 86,374,365 1,226,814,867 3,620,182,417
985,592,598
3,059,335,580
5,553,233,080
23,492,040 294,178 328,851,089 1,963,375 4,442,009,984 143,871,002 865,678,373
88,218,381 2,399,954 127,930,236 1,259,499 5,039,207,239 325,782,405 473,693,637
83,256,483 4,721,244 121,537,561 8,661,084 3,839,140,012 258,554,649 379,428,088
5,806,160,041
6,058,491,351
4,695,299,121
6,791,752,639
9,117,826,931
10,248,532,201
34
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 17. HUTANG SEWA GUNA USAHA
30 Juni 2011 Rp a. Berdasarkan jatuh tempo: Pembayaran yang jatuh tempo pada tahun: 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha Bunga Nilai tunai pembayaran minimum sewa guna usaha Bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang sewa guna usaha jangka panjang b. Berdasarkan lessor: PT Chandra Sakti Utama Leasing PT Tifa Finance PT Astra International Jumlah
31 Desember 2010 Rp
31 Desember 2009 Rp
6,123,460,755 11,596,092,139 10,041,715,493 5,952,248,836 468,828,798
7,711,321,154 7,030,381,214 5,413,808,730 3,653,465,877 -
4,363,693,957 4,315,859,432 3,606,380,000 2,050,290,400 1,879,454,800 -
34,182,346,021 (3,833,656,371)
23,808,976,975 (3,021,736,921)
16,215,678,589 (2,779,450,214)
30,348,689,650
20,787,240,054
13,436,228,375
(8,576,394,794)
(6,239,522,069)
(3,206,792,661)
21,772,294,856
14,547,717,985
10,229,435,714
27,492,079,374 2,569,237,423 287,372,853
20,768,037,460 19,202,594 -
13,350,192,227 86,036,148 -
30,348,689,650
20,787,240,054
13,436,228,375
Manajemen Perusahaan dan LPI (anak perusahaan) menetapkan kebijakan untuk membeli sebagian besar mesin dan perlengkapan, kendaraan dan peralatan dengan menggunakan pembiayaan sewa guna usaha melalui perjanjian sewa guna usaha langsung dengan lessor seperti yang disebutkan di atas. Perjanjian sewa guna usaha tersebut rata-rata berjangka waktu 3-5 tahun dengan tingkat bunga efektif per tahun antara 7.5% - 19% untuk tahun 2011 dan 2010. Hutang ini dijamin dengan aset tetap sewa guna usaha yang bersangkutan (Catatan 11). Tidak terdapat persyaratan tertentu yang membatasi Perusahaan untuk memperoleh fasilitas kredit baru. 18. IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan dan anak perusahaan (LPI) membukukan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk semua karyawan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaaan No. 13/2003. Program ini didanai oleh Perusahaan melalui pembayaran premi asuransi kepada PT Asuransi Jiwa Sequis Life masing-masing sejak tanggal 1 Desember 2004. Jumlah liabilitas imbalan pasca kerja di neraca konsolidasi yang timbul dari kewajiban Perusahaan dan anak-anak perusahaan dalam hubungannya dengan imbalan pasca kerja ini masing-masing sebesar Rp 12.255.345.756 untuk tahun 2011 Rp 11.779.649.324 untuk tahun 2010 dan Rp 11.353.794.283 untuk tahun 2009. Perhitungan imbalan pasca kerja dilakukan oleh aktuaris independen, PT Padma Radya Aktuaria pada setiap akhir tahun buku. 35
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 19. MODAL SAHAM
Nama Pemegang Saham
30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 2009 Jumlah Saham (nilai nominal Persentase Jumlah Modal Rp 250 per saham) Pemilikan Saham (Rp)
PT Dwi Satrya Utama Atmadja Tjiptobiantoro Lisjanto Tjiptobiantoro - Presiden Komisaris Saham Masyarakat (masing-masing kurang dari 5%) Jumlah
70,965,000 17,700,000 14,502,800
51.42% 12.83% 10.51%
17,741,250,000 4,425,000,000 3,625,700,000
34,832,200
25.24%
8,708,050,000
138,000,000
100.00%
34,500,000,000
Berdasarkan akta notaris No. 14 tanggal 14 Juli 2008 dari Dyah Ambarwaty Setyoso S.H., modal dasar Perusahaan sebesar Rp 75.000.000.000 terbagi atas 300.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 138.000.000 saham ekuivalen sebesar Rp 34.500.000.000. 20. TAMBAHAN MODAL DISETOR Akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan : 30 Juni 2011 31 Desember 2010 dan 2009 Pengeluaran 1.750.000 saham melalui penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum tahun 1989 Pembagian saham bonus tahun 1998
12,075,000,000 (11,500,000,000)
Jumlah - bersih
575,000,000
21. KOMPONEN EKUITAS LAINNYA 30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
30 Juni 2010 Rp
a. Keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari pemilikan efek Saldo awal Perubahan kebijakan akuntansi
(181,871,611) -
166,096,881 164,369,195
166,096,881 164,369,195
Saldo yang disajikan kembali Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
(181,871,611) (96,243,803)
330,466,076 (512,337,687)
330,466,076 633,373,223
Saldo akhir
(278,115,414)
(181,871,611)
963,839,299
Saldo awal Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan
6,949,704,402 (1,237,227,397)
7,666,392,524 (716,688,122)
7,666,392,524 (1,571,457,006)
Saldo akhir
5,712,477,005
6,949,704,402
6,094,935,518
Total
5,434,361,591
6,767,832,791
7,058,774,817
b. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
36
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 22. KEPENTINGAN NON PENGENDALI 30 Juni 2011 Rp
31 Desember 2010 Rp
30 Juni 2010 Rp
Saldo awal Perubahan kebijakan akuntansi
22,543,705,891 -
21,523,870,796 (164,369,195)
21,523,870,796 (164,369,195)
Saldo yang disajikan kembali Laba (rugi) komprehensif tahun berjalan Pembayaran dividen
22,543,705,891 2,043,380,676 -
21,359,501,601 3,284,204,290 (2,100,000,000)
21,359,501,601 1,910,085,575 -
Saldo akhir
24,587,086,567
22,543,705,891
23,269,587,176
23. DEVIDEN DAN SALDO LABA YANG DITENTUKAN PENGGUNAANNYA Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 24 Juni 2011 dan 18 Juni 2010, pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih masing-masing sebesar Rp 1.609.588.959 sebagai dana cadangan, Rp 20.731.277.475 sebagai laba ditahan dan Rp 12.420.000.000 (Rp 90 per saham) sebagai dividen kas untuk tahun buku 2010 dan Rp 2.175.948.476 sebagai dana cadangan dan Rp 12.006.000.000 (Rp 87 per saham) sebagai dividen kas untuk tahun buku 2009. 24. PENJUALAN BERSIH 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Lokal Luar negeri Retur / potongan penjualan
270,554,216,156 52,336,737,156 (1,998,434,180)
243,489,508,640 44,522,025,766 (1,827,565,614)
Jumlah - bersih
320,892,519,132
286,183,968,792
Dalam penjualan luar negeri termasuk di dalamnya penjualan oleh HPPP (Anak Perusahaan) kepada pelanggan lokal di Cina masing-masing sebesar Rp 41.410.335.579 dan Rp 35.756.790.727 tahun 2011 dan 2010 Jumlah penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada tahun 2011 dan 2010 dilakukan dengan Unilever (pihak ketiga) dengan jumlah penjualan masingmasing sebesar Rp 197.711.572.115 (62%) dan Rp 195.860.929.609 (68%). Jumlah penjualan bersih ke LPI (anak perusahaan) masing-masing sebesar Rp 1.759.310.925 pada tahun 2011,dan sebesar Rp 2.474.731.378 pada tahun 2010.
37
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 25. BEBAN POKOK PENJUALAN 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Bahan baku yang digunakan Tenaga kerja langsung Biaya pabrikasi
166,496,357,478 17,031,086,207 66,562,359,026
155,831,265,535 13,844,614,313 53,408,039,467
Jumlah biaya produksi
250,089,802,711
223,083,919,315
Persediaan barang dalam proses Awal tahun Akhir tahun Mutasi penyisihan persediaan
16,274,746,866 (11,807,111,685) -
11,432,859,944 (11,334,037,923) (67,017,591)
Beban pokok produksi
254,557,437,892
223,115,723,745
Persediaan barang jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun Mutasi penyisihan persediaan
17,887,177,613 1,557,336,020 (21,903,951,869) (115,000,000)
15,847,237,871 3,264,968,345 (17,674,610,386) (85,153,122)
Beban pokok penjualan
251,982,999,656
224,468,166,453
Berikut ini adalah rincian pembelian bahan baku yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih pada tahun 2011 dan 2010: 30 Juni 2011 Rp Chevron Philips Petroleum
37,623,541,529
30 Juni 2010 Rp
% 22.15%
37,866,256,663
% 13.23%
26. BEBAN USAHA 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Beban Penjualan Pengangkutan Gaji dan tunjangan Perjalanan Sewa kantor Listrik dan telepon Penyusutan Lain-lain Jumlah
38
7,485,267,793 2,069,748,516 226,178,821 129,735,000 85,232,372 33,433,166 236,792,859
6,799,599,662 1,445,416,866 151,547,906 190,860,000 100,111,492 54,641,649 295,680,945
10,266,388,527
9,037,858,520
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Beban umum dan administrasi Gaji dan tunjangan Manfaat karyawan Jasa manajemen Perjalanan Biaya umum kantor Sewa Jasa professional Listrik dan telepon Penyusutan Perijinan dan pajak Asuransi Reparasi dan pemelirahaan Lain-lain
11,716,611,815 4,543,148,723 2,134,500,000 1,727,058,695 983,252,589 885,541,978 976,459,039 1,090,189,729 528,024,481 429,463,835 408,358,352 208,539,268 532,819,868
10,477,054,656 1,813,999,998 3,181,926,885 1,325,230,244 968,252,557 639,530,646 970,785,024 1,052,078,595 434,003,357 249,077,008 356,133,486 452,521,397 809,355,481
Jumlah
26,163,968,372
22,729,949,334
27. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN 30 Juni 2011 Rp Bunga atas: Hutang bank Hutang sewa guna usaha Provisi dan administrasi bank Beban keuangan lain-lain Jumlah
30 Juni 2010 Rp
9,573,878,104 1,471,504,632 565,037,687 112,707,878
9,467,975,066 886,674,355 379,859,507 245,247,014
11,723,128,301
10,979,755,942
28. PAJAK PENGHASILAN Manfaat (beban) pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari : 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Pajak kini Pajak tangguhan
(6,774,233,513) 238,065,116
(6,714,587,222) 2,215,289,553
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak
(6,536,168,397)
(4,499,297,669)
39
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pajak Kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan laba (rugi) fiskal adalah sebagai berikut : 30 Juni 2011 Rp Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasi Dikurangi: Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan yang dikonsolidasi Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan Perbedaan temporer : Imbalan pasca kerja Penyisihan piutang ragu-ragu hubungan istimewa Perbedaan akuntansi aset sewa guna usaha untuk komersial dan fiskal Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal Jumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Representasi, kantin, pengobatan, pakaian dinas dan poliklinik Amortisasi goodwill Penghasilan laba investasi sementara Penghasilan jasa giro ,bunga deposito dan bunga efek Pendapatan sewa yang telah dipotong pajak penghasilan final Lain-lain Jumlah Laba kena pajak fiskal - Perusahaan
30 Juni 2010 Rp
25,001,978,475
22,133,984,089
(7,105,064,212)
(8,446,715,771)
17,896,914,263
13,687,268,318
(1,345,896,574) -
1,697,491,803 766,274,412
(613,217,216) (404,627,682)
(10,009,726) 941,630,791
(2,363,741,472)
3,395,387,280
240,144,625 (101,065,610) (315,862,661) (255,524,089)
240,753,207 266,216,568 (22,524,630) (181,809,530) (431,850,510) 117,890,456
(432,307,735)
(11,324,439)
15,100,865,056
17,071,331,159
Rincian beban dan hutang (piutang) pajak kini adalah sebagai berikut: 30 Juni 2011 Rp Beban pajak kini Perusahaan: 25% x Rp 15.100.865.056 tahun 2011 dan Rp 17.071.331.159 tahun 2010 Anak-anak perusahaan: LPI HPPP
Jumlah
40
30 Juni 2010 Rp
3,775,216,263
4,267,832,790
2,999,017,250 -
2,107,268,750 339,485,682
2,999,017,250
2,446,754,432
6,774,233,513
6,714,587,222
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Beban pajak kini Jumlah
6,774,233,513
6,714,587,222
Dikurangi pajak dibayar dimuka: Perusahaan: Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25
1,396,280,607 105,413,631 2,352,823,737
1,440,126,333 7,044,888 -
Jumlah
3,854,517,975
1,447,171,221
Anak-anak perusahaan: LPI HPPP
1,281,573,564 -
913,385,953 (1,196,474,887)
Jumlah
1,281,573,564
(283,088,934)
5,136,091,539
1,164,082,287
Jumlah pajak dibayar dimuka Hutang (piutang) pajak kini: Perusahaan Anak-anak perusahaan LPI HPPP
(79,301,712) 1,717,443,686 -
Jumlah Piutang pajak kini
79,301,712
Hutang pajak kini
1,717,443,686
2,820,661,569 1,193,882,797 1,535,960,569
5,550,504,935
Pajak Tangguhan Rincian dari aset (liabilitas) pajak tangguhan Perusahaan dan LPI (anak perusahaan) adalah sebagai berikut :
1 Januari 2010 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 Juni 2010 Rp
1 Januari 2011 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 Juni 2011 Rp
Perusahaan: Aset pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang Imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan Aset sewa guna usaha Penyusutan aset tetap
559,215,158 28,384,123 2,108,460,263
191,568,603 424,372,951
750,783,761 28,384,123 2,532,833,214
750,783,761 2,543,443,069
(336,474,143)
750,783,761 2,206,968,926
(2,191,995,496) 786,339,671
(2,502,432) 235,407,698
(2,194,497,928) 1,021,747,369
(2,329,086,909) 1,402,645,686
(153,304,304) (101,156,922)
(2,482,391,213) 1,301,488,764
Total aset (liabilitas) pajak tangguhan - bersih
1,290,403,719
848,846,820
2,139,250,539
2,367,785,607
(590,935,369)
1,776,850,238
Anak perusahaan: Liabilitas pajak tangguhan - bersih
(3,209,630,044)
1,366,442,733
(1,843,187,311)
(2,421,063,783)
829,000,485
(1,592,063,298)
41
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan)
1 Januari 2010 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
31 Desember 2010 Rp
1 Januari 2011 Rp
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi Rp
30 June 2011 Rp
Perusahaan: Aset pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang Imbalan pasca kerja Liabilitas pajak tangguhan Aset sewa guna usaha Penyusutan aset tetap
559,215,158 28,384,123 2,108,460,263
191,568,603 (28,384,123) 434,982,806
750,783,761 2,543,443,069
750,783,761 2,543,443,069
(336,474,143)
750,783,761 2,206,968,926
(2,191,995,496) 786,339,671
(137,091,413) 616,306,015
(2,329,086,909) 1,402,645,686
(2,329,086,909) 1,402,645,686
(153,304,304) (101,156,922)
(2,482,391,213) 1,301,488,764
Total aset (liabilitas) pajak tangguhan - bersih
1,290,403,719
1,077,381,888
2,367,785,607
2,367,785,607
(590,935,369)
1,776,850,238
Anak perusahaan: Liabilitas pajak tangguhan - bersih
(3,209,630,044)
788,566,261
(2,421,063,783)
(2,421,063,783)
829,000,485
(1,592,063,298)
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif yang berlaku adalah sebagai berikut : 30 Juni 2011 Rp
30 Juni 2010 Rp
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasi Laba (rugi) sebelum pajak anak perusahaan
25,001,978,475 (7,105,064,212)
22,133,984,089 (8,446,715,771)
Laba (rugi) sebelum beban pajak Perusahaan
17,896,914,263
13,687,268,318
4,474,228,566
3,421,817,080
Pajak sesuai tarif pajak Pengaruh pajak atas beban pajak penghasilan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal: Representasi, kantin, pengobatan, pakaian dinas dan poliklinik Amortisasi goodwill Penghasilan laba investasi sementara Penghasilan jasa giro, bunga deposito dan bunga efek Pendapatan sewa yang telah dipotong pajak penghasilan final Lain-Lain Jumlah
60,036,156 (25,266,403) (78,965,665) (63,881,022)
60,188,302 66,554,142 (5,631,158) (45,452,383) (107,962,628) 29,472,615
(108,076,934)
(2,831,110)
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer
4,366,151,632
3,418,985,970
Beban pajak anak perusahaan LPI HPPP
2,170,016,765 -
740,826,017 339,485,682
Jumlah
6,536,168,397
4,499,297,669
Beban pajak kini Perusahaan Manfaat pajak tangguhan Perusahaan
3,775,216,263 590,935,369
4,267,832,790 (848,846,820)
Jumlah beban pajak
4,366,151,632
3,418,985,970
42
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) Pada tanggal 13 Juni 2007, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00134/406/05/054/07 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak penghasilan badan lebih bayar dan rugi fiskal pada tahun 2005 masing masing sebesar Rp 2.042.363.667 dan Rp 7.300.891.278. Pada tanggal 12 September 2007, Perusahaan telah menyampaikan keberatan atas SKPLB tersebut dengan menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 20.488.524.981 dan ditolak oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada tanggal 28 Mei 2008. Pada tanggal 19 Agustus 2008, Perusahaan kemudian mengajukan banding kepada pengadilan pajak atas keberatan yang sama dan ditolak pada tanggal 13 Agustus 2009. Pada tanggal 10 Nopember 2009, Perusahaan mengajukan peninjauan kembali untuk kasus yang sama, dimana sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan keuangan, proses ini masih dalam peninjauan kembali di Mahkamah Agung. Pada tanggal 25 Juli 2008, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00169/406/06/054/08 dari Direktur Jenderal Pajak yang menyatakan bahwa pajak penghasilan badan lebih bayar dan laba fiskal pada tahun 2006 masing masing sebesar Rp 1.413.823.594 dan Rp 5.326.632.598. Pada tanggal 16 Oktober 2008, Perusahaan telah menyampaikan keberatan atas SKPLB tersebut dengan menyatakan rugi fiskal sebesar Rp 5.616.240.353. Pada tanggal 5 Juni 2009, DJP mengeluarkan surat No. KEP-630/WPJ.07/BD.05/2009 menyatakan bahwa rugi fiskal Perusahaan sebesar Rp 4.947.365.478. Pada tanggal 4 September 2009, Perusahaan mengajukan banding atas keberatan yang sama. Sidang banding pajak tahun 2006 telah dilakukan pada 14 Juli 2010 dan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 1 Juli 2009, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dari Direktur Jenderal Pajak No. 00082/207/07/054/09 yang menyatakan kurang bayar atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 1.104.761.430 dan menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00130/406/07/054/09 atas pajak penghasilan badan sebesar Rp 908.243.435 untuk tahun pajak 2007. Atas selisih pajak sebesar Rp 356.628.347 telah dilunasi pada tanggal 7 Juli 2009 dan dicatat sebagai beban tahun berjalan sebagai beban pajak. Atas keputusan tersebut Perusahaan mengajukan keberatan, dan ditolak oleh DJP pada tanggal 25 Nopember 2009 dengan mengeluarkan surat keputusan No. 1274/WPJ.07/BD.05/2009, kemudian pada tanggal 23 Pebruari 2010 Perusahaan mengajukan banding atas keberatan tersebut, sehingga pajak penghasilan lebih bayar tahun 2007 sebesar Rp 1.539.345.445 disajikan sebagai beban tangguhan. Sidang banding pajak penghasilan badan tahun 2007 telah dilakukan pada 12 Januari 2011 dan Perusahaan masih menunggu putusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 5 Maret 2010 DJP mengeluarkan surat keputusan No. KEP 314/WPJ.07/2010 yang menolak keberatan atas SKPKB No. 0082/207/07/054/09 dan pada tanggal 2 Juni 2010, Perusahaan mengajukan banding atas penolakan keberatan tersebut. 29. LABA PER SAHAM DASAR 30 Juni 2011 Rp Laba bersih (Rp) Jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar Laba bersih per saham dasar (Rp)
30 Juni 2010 Rp
16,462,557,058 138,000,000
15,686,088,656 138,000,000
119
113
Perusahaan tidak menghitung laba per saham dilusian karena tidak mempunyai transaksi yang memiliki transaksi berpotensi dilusi pada saham biasa.
43
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 30. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA Sifat Hubungan Istimewa • • •
PT.Dwi Satrya Utama adalah salah satu pemegang saham Perusahaan mayoritas. PT Samolin Surya adalah perusahaan asosiasi dimana 48% sahamnya dimiliki oleh Perusahaan. PT.Sinar Wisma, PT TIFA Finance dan PT Tifa Arum Realty adalah perusahaan yang sebagian pengurusnya sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan (LPI).
Transaksi Hubungan Istimewa Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan juga melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang meliputi antara lain : a. Jasa manajemen yang dibayarkan kepada PT Dwi Satrya Utama, selama tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar Rp 2.134.500.000 dan Rp 2.016.000.000 yang dicatat sebagai bagian dari biaya umum dan administrasi (Catatan 26). b. Perusahaan mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 10. c. Perusahaan juga mempunyai transaksi di luar usaha dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana yang diungkapkan pada Catatan 26. d. Sewa dibayar di muka atas tanah dan gudang (Catatan 32) selama 2 (dua) tahun kepada PT Sinar Wisma pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 875.000.000 dicatat sebagai bagian dari biaya dibayar di muka. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 telah diamortisasi masing-masing sebesar Rp 875.000.000 dan Rp 871.250.000 dan dicatat sebagai bagian dari biaya pabrikasi (Catatan 25). Seluruh transaksi yang dilakukan oleh Perusahaan dan anak perusahaan dengan pihak pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan kebijakan harga dan syarat transaksi yang sama dengan yang berlaku pada pihak ketiga 31. INFORMASI SEGMEN OPERASI Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan anak perusahaan dibagi dalam dua divisi operasi yaitu divisi produksi dan distribusi botol plastik, sikat gigi, dan mould serta divisi produksi dan distribusi laminating tube dan plastik tube. Divisi-divisi tersebut manjadi dasar pelaporan informasi segmen Perusahaan dan anak perusahaan. Kebijakan akuntansi segmen operasi adalah sama sebagaimana dijelaskan pada ringkasan kebijakan akuntansi signifikan. Perusahaan menilai kinerja berdasarkan laba atau rugi sebelum pajak, tidak termasuk keuntungan dan kerugian yang tidak terjadi berulang maupun keuntungan atau kerugian selisih kurs. Perusahaan dan anak perusahaan mencatat penjualan dan transfer antar segmen seolah-olah dilakukan kepada pihak ketiga. Segmen dilaporkan dari Perusahaan dana anak perusahaan merupakan unit bisnis stratejik yang menawarkan produk dan jasa berbeda. Produk dan jasa dikelola secara terpisah karena setiap bisnis memerlukan pasar dan teknologi berbeda. Sebagian dari bisnis tersebut diperoleh sebagai unit individual, dan manajemen pada saat akuisisi dipertahankan. Laporan laba rugi segmen disajikan berdasarkan laporan laba rugi segmen untuk bulan-bulan yang berakhir 30 Juni 2011 dan 2010, sedangkan Aset dan Liabilitas disajikan 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010.
44
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) a. Informasi Produk dan Jasa 2011 Botol plastik, sikat gigi dan mould Rp
Laminating tube dan plastik tube Rp
Eleminasi Rp
Konsolidasi Rp
Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
240,228,603,260 12,309,859,058
80,663,915,872 -
(12,309,859,058)
320,892,519,132 -
Jumlah penjualan
252,538,462,318
80,663,915,872
(12,309,859,058)
320,892,519,132
24,025,118,310
7,899,508,638
554,535,629
32,479,162,577
Laba usaha segmen Keuntungan kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
1,158,499,159 66,984,186
731,914,508 142,355,593
(112,011,110)
1,890,413,667 97,328,669
(15,657,847) (11,084,539,821) 2,004,047,657
68,920,000 (750,599,590) 755,427,682
112,011,110 (554,535,629)
53,262,153 (11,723,128,301) 2,204,939,710
Laba sebelum pajak
16,154,451,644
8,847,526,831
-
25,001,978,475
Beban Pajak
(4,366,151,632)
(2,170,016,765)
-
(6,536,168,397)
Laba bersih
11,788,300,012
6,677,510,066
-
18,465,810,078
Aset segmen
582,956,399,322
140,457,137,530
(136,912,494,874)
586,501,041,978
Liabilitas segmen
316,378,241,234
58,456,501,509
(29,469,781,856)
345,364,960,887
Penambahan aset tetap
56,289,127,181
5,087,443,807
-
61,376,570,988
Penyusutan dan amortisasi
13,546,400,114
6,138,561,832
-
19,684,961,946
45
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 2010 Botol plastik, sikat gigi dan mould Rp
Laminating tube dan plastik tube Rp
Eleminasi Rp
Konsolidasi Rp
Penjualan eksternal Penjualan antar segmen
207,625,522,811 17,996,776,128
78,558,445,981 -
(17,996,776,128)
286,183,968,792 -
Jumlah penjualan
225,622,298,939
78,558,445,981
(17,996,776,128)
286,183,968,792
21,721,868,901
7,486,857,836
739,267,748
29,947,994,485
Laba usaha segmen Keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing - bersih Penghasilan bunga Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap Keuntungan penjualan efek Amortisasi goodwill Beban bunga dan keuangan Lain-lain - bersih
1,036,406,361 245,691,147
217,978,118 99,746,840
(25,972,222)
1,254,384,479 319,465,765
(2,123,906) 17,877,500 (266,216,568) (10,131,806,683) 2,276,135,439
17,877,500 (873,921,481) 287,613,085
25,972,222 (739,267,748)
(2,123,906) 35,755,000 (266,216,568) (10,979,755,942) 1,824,480,776
Laba sebelum pajak
14,897,832,191
7,236,151,898
-
22,133,984,089
Beban Pajak
(3,758,471,652)
(740,826,017)
-
(4,499,297,669)
Laba bersih
11,139,360,539
6,495,325,881
-
17,634,686,420
Aset segmen
552,028,738,768
131,097,520,069
(132,218,781,904)
550,907,476,933
Liabilitas segmen
298,743,572,721
55,908,152,967
(27,707,863,312)
326,943,862,376
53,365,475,625
14,748,246,117
-
68,113,721,742
5,086,323,068
3,196,033,728
-
8,282,356,796
Penambahan aset tetap Penyusutan dan amortisasi
b. Informasi tentang Wilayah Geografis 2011 Penjualan Rp
c.
2010 Aset tetap Rp
Penjualan Rp
Aset tetap Rp
Dalam negeri Luar negeri
268,659,667,507 52,232,851,625
196,571,498,573 91,448,638,233
241,661,943,026 44,522,025,766
181,352,469,338 65,493,495,519
Jumlah
320,892,519,132
288,020,136,806
286,183,968,792
246,845,964,857
Informasi tentang Pelanggan Utama Total penjualan kepada Unilever dari kedua segmen dilaporkan diatas Perusahaan dan anak perusahaan masing-masing sebesar 62% dan 68% untuk 30 Juni 2011 dan 2010.
32. IKATAN a. Perusahaan dan LPI (anak perusahaan) mengadakan perjanjian jasa manajemen dengan PT Dwi Satrya Utama (DSU), Jakarta, perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, dimana DSU secara berkala akan memberikan jasa konsultasi manajemen. Perjanjian ini berlaku selama setahun dan dapat diperpanjang atas persetujuan kedua belah pihak.
46
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) b. Pada tanggal 24 April 2007, LPI (anak perusahaan) mengadakan perjanjian sewa menyewa tanah dan bangunan dengan PT Sinar Wisma (SW), Surabaya, pihak yang mempunyai hubungan istimewa dimana SW menyetujui untuk membangun gudang untuk penggunaan secara khusus dalam memenuhi kebutuhan anak perusahaan. Perjanjian tersebut berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak 1 Maret 2007 sampai dengan tanggal 1 Maret 2009 dan dapat diperbaharui atas persetujuan kedua belah pihak. Atas jasa tersebut, anak perusahaan harus membayar biaya sewa sebesar Rp 1.705.000.000. Pada tanggal 27 Pebruari 2009, perjanjian tersebut telah diperpanjang untuk jangka waktu 1 Maret 2009 sampai dengan 1 Maret 2011 dengan biaya sewa sebesar Rp 1.750.000.000. c.
Pada tanggal 2 Juli 2007, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan bangunan dengan PT Tifa Arum Realty (TAR). Perjanjian tersebut telah diperbaharui pada tanggal 3 Maret 2009 dan berlaku selama 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal 31 Maret 2009 2 sampai dengan 01 April 2011. Luas ruangan bangunan yang disewakan seluas 275 m dengan tarif sewa yang berlaku per bulan adalah gedung/ruangan sebesar Rp 64.500 per m2, service charge Rp 53.000 per m2 dengan biaya listrik dan telepon menjadi tanggungan Perusahaan berdasarkan pemakaian.
d. Pada tanggal 17 September 2010, Perusahaan telah memberikan jaminan korporasi sebesar US$ 500.000 untuk fasilitas pinjaman sebesar US$ 1.500.000 yang diberikan oleh Bank International Ningbo, China, untuk mendukung kegiatan normal usaha HPPP (anak perusahaan di China). e. Pada tanggal 25 Desember 2010, HPPP (anak perusahaan) memperoleh fasilitas pinjaman sebesar US$ 1.500.000 untuk Letter of Credit (L/C) pembelian material dan mesin dari Bank International Ningbo, China, dengan jangka waktu dua (2) tahun. Fasilitas ini dijamin dengan mesin, peralatan, dan jaminan korporasi dari Perusahaan. f.
Pada tanggal 5 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian sewa menyewa ruangan bangunan dengan PT Tifa Arum Realty. Perjanjian tersebut berlaku selama 3 tahun terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 30 September 2013. luas ruangan bangunan yang disewakan seluas 113 m2 dengan tarif sewa yang berlaku sebesar Rp 75.000 per m2 per bulan dan ”service charge” sebesar Rp 40.000 per m2 per bulan, serta biaya listrik dan telpon menjadi tanggungan Perusahaan berdasarkan pemakaian.
g. Pada April 2011, Perusahaan telah mengadakan perjanjian fasilitas pembiayaan pemasok (“supplier financing”) kerja sama antara Deutsche Bank AG (DB) dan PT Unilever Indonesia, Tbk, dimana sebagian tagihan Perusahaan kepada PT Unilever Indonesia, Tbk akan dibiayai menggunakan fasilitas anjak piutang tanpa tanggung renteng (“without recourse”)oleh DB.
47
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 33. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 2009 Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut : 30 Juni 2011 Mata uang asing Ekuivalen Rp Aset Kas dan setara kas
Investasi sementara Piutang usaha
Piutang lain-lain
US$ Rmb EUR SGD JPY THB US$ Rmb US$ EUR Rmb EUR US$
1,460,811 6,165,043 10,837 13,616 87,357 9,071,186 394,386 444,587 4,320 -
Jumlah Aset Liabilitas Hutang bank Hutang usaha
Hutang pembelian aset
Hutang lain-lain Hutang sewa guna usaha
31 Desember 2010 Mata uang asing Ekuivalen Rp
12,558,591,599 8,189,766,117 135,046,191 95,101,893 751,008,301 12,050,344,486 3,390,538,725 588,180,551 53,834,890 -
US$ Rmb EUR SGD JPY THB US$ Rmb US$ EUR Rmb EUR US$
939,574 3,120,311 3,388 57,181 13,431 83,166 4,904,874 124,458 623,171 -
37,812,412,753
8,447,709,621 4,236,149,912 40,511,358 399,161,325 1,481,242 747,741,099 6,658,881,468 1,119,000,167 846,020,228 -
31 Desember 2009 Mata uang asing Ekuivalen Rp US$ Rmb EUR SGD JPY THB US$ Rmb US$ EUR Rmb EUR US$
1,010,227 14,265,990 1,561 90,577 12,778 76,002 1,631,965 747,493 34,245 678,701 29,363
22,496,656,420
9,496,130,742 19,701,332,190 21,089,969 606,730,054 3,603,396 714,418,800 2,253,907,301 7,026,433,950 462,636,461 937,353,799 276,015,836 41,499,652,498
US$ Rmb US$ Rmb CHF EUR SGD JPY AUD US$ EUR JPY CHF Rmb SGD
4,921,400 13,830,000 2,392,279 14,248,610 55,165 37,695 17,143 249,983 1,407 1,489,446 782,800 33,385,000 3,103,769 5,550
42,309,271,931 18,372,048,600 20,566,423,759 18,928,138,376 570,055,869 469,749,296 119,740,482 26,677,063 12,972,371 12,804,770,959 9,755,081,384 3,562,701,975 4,123,109,147 38,764,558
US$ Rmb US$ Rmb CHF EUR SGD JPY AUD US$ EUR JPY CHF Rmb SGD
3,814,566 2,329,282 2,151,858 98,023 29,618 4,733 463,485 867,136 931,600 33,386,438 680,000 1,648,448 -
34,296,761,831 20,942,577,351 2,921,372,840 941,032,856 354,101,098 33,038,387 51,115,518 7,796,419,776 11,138,013,964 3,682,031,650 6,528,095,200 2,237,940,841 -
US$ Rmb US$ Rmb CHF EUR SGD JPY AUD US$ EUR JPY CHF Rmb SGD
916,528 2,322,159 1,989,781 355,396 18,613 3,452 249,952 834 776,243 148,800 15,000,627 925,872 494,238 -
8,615,363,200 21,829,610,525 2,747,887,138 3,229,486,464 251,454,594 23,124,824 25,420,074 7,032,129 7,296,680,440 2,010,241,128 1,525,563,750 8,413,774,410 682,592,009 -
US$
3,450,999
29,668,238,059
US$
2,309,657
20,766,128,131
US$
1,316,315
12,373,364,948
Jumlah Liabilitas
161,327,743,829
111,688,629,443
69,031,595,633
Liabilitas - bersih
(123,515,331,076)
(89,191,973,023)
(27,531,943,135)
Pada tanggal 30 Juni 2011, 31 Desember 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut: Mata uang
US$ Rmb EUR SGD THB JPY CHF AUD
30 Juni 2011 Rp
1 1 1 1 1 1 1 1
8,597 1,328 12,462 6,985 279 107 10,334 9,220
48
31 Desember 2010 Rp 8,991 1,358 11,956 6,981 299 110 9,600 9,143
31 Desember 2009 Rp 9,400 1,381 13,510 6,699 282 102 9,087 8,432
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) 34. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Perusahaan dan Anak Perusahaan dihadapkan pada beberapa risiko keuangan sehubungan dengan instrument keuangan. Risiko yang terutama adalah risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko bisnis. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak secara aktif melakukan perdagangan aset keuangan untuk tujuan spekulasi atau pun membuat opsi. Risiko keuangan yang paling berpengaruh terhadap Perusahaan dan Anak Perusahaan adalah sebagai berikut : a. Risiko pasar Perusahaan dan Anak Perusahaan dihadapkan pada risiko pasar dalam menggunakan instrumen keuangan khususnya risiko mata uang dan risiko tingkat suku bunga yang dihasilkan melalui aktivitas operasi dan aktivitas investasi. (a) Risiko mata uang asing Sebagian besar transaksi dari Perusahaan dan Anak Perusahaan di Indonesia dilakukan dengan menggunakan mata uang Rupiah. Risiko terhadap fluktuasi pertukaran mata uang asing terutama disebabkan oleh transaksi dalam mata uang asing seperti pembelian, pinjaman dalam mata uang asing , dan Anak perusahaan yang terletak di luar negeri, dimana menggunakan mata uang Renminbi dan Dolar Singapura. Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak terlepas dari risiko pasar sehubungan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Untuk mengatasi risiko terhadap mata uang asing, Perusahaan dan Anak Perusahaan secara aktif memonitor pergerakan nilai tukar mata uang asing untuk mengelola dampak dari fluktuasi nilai tukar mata uang asing. (b) Risiko tingkat suku bunga Perusahaan dan Anak Perusahaan juga dihadapkan pada risiko perubahan tingkat suku bunga yang berpengaruh pada penempatan uang di bank dan pinjaman yang menggunakan tingkat bunga mengambang. Untuk mengelola risiko tingkat suku bunga, Perusahaan dan Anak Perusahaan akan mendapatkan sumber pendanaan yang menawarkan penggabungan tingkat suku bunga kombinasi antara tingkat suku bunga mengambang dan tetap. Tingkat suku bunga mengambang akan ditinjau kembali dan disesuaikan dengan tingkat suku bunga pasar setiap tiga bulan atau setiap enam bulan. b. Risiko kredit Perusahaan dan Anak Perusahaan menempatkan pendanaannya pada lembaga keuangan yang terpercaya. Risiko kredit mengacu kepada kegagalan untuk membayar kewajibannya oleh pihak yang berkaitan sehingga Perusahaan dan Anak Perusahaan menderita kerugian. Risiko kredit Perusahaan dan Anak Perusahaan terutama terhadap piutang dagang. Perusahaan dan Anak Perusahaan memiliki kebijakan, hanya akan bertransaksi dengan pihak ketiga yang memiliki reputasi. Perusahaan dan Anak Perusahaan terus menerus memonitor risiko dan pihak yang berkaitan. Saldo dan umur piutang dagang adalah masih dalam ambang batas dan persyaratan jangka waktu kredit penyisihan piutang dagang hanya dilakukan terhadap piutang dagang yang terindikasi ketertagihannya dengan tindakan yang tepat untuk menerima pembayaran dan mengurangi risiko kredit. Nilai tercatat dari aset keuangan pada laporan keuangan konsolidasi adalah nilai bersih setelah dikurangi dengan seluruh penyisihan akan kerugian yang diderita Perusahaan dan Anak Perusahaan terhadap risiko kredit.
49
PT BERLINA Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 30 JUNI 2011 DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT), 31 DESEMBER 2010 DAN 2009 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE - PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT (Lanjutan) c.
Risiko likuiditas Perusahaan dan Anak Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan cadangan, fasilitas bank dan pinjaman dengan terus menerus memonitor proyeksi dan aktual arus kas dan memadukan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan. Perusahaan dan Anak Perusahaan menjaga kecukupan dana untuk kebutuhan modal kerja.
d. Risiko Bisnis Selama tahun 2011 dan 2010, total penjualan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan kepada Unilever mencapai masing-masing sebesar 62% dan 68%. Tingginya ketergantungan penjualan kepada Unilever menimbulkan risiko bisnis kepada Perusahaan dan Anak Perusahaan. Akan tetapi untuk mengatasi risiko bisnis ini, Perusahaan dan Anak Perusahaan telah menjalin kerjasama yang baik sebagai pemasok utama kepada Unilever selama puluhan tahun. 35. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2010 telah direklasifikasi agar sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku pada atau mulai 1 Januari 2011 pada Catatan 2a 36. PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan keuangan konsolidasi dari halaman 1 sampai halaman 50 telah disetujui Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 26 Juni 2011
**********
50