PT. BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN KEUANGAN PERIODE 30 JUNI 2017 (UNAUDIT) 31 DESEMBER 2016 ( AUDITED) DAN PERIODE 30 JUNI 2016 (UNAUDIT)
PT BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 JUNI 2017 (DENGAN ANGKA PEMBANDING UNTUK TAHUN 2016)
Daftar Isi
Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Posisi Keuangan
1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif
3
Laporan Perubahan Ekuitas
4
Laporan Arus Kas
5
Catatan Atas Laporan Keuangan
6 - 56
PT BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 J U N I 2 0 17 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Pinjaman yang diberikan Pihak ketiga Pihak berelasi Provisi dan administrasi Cadangan kerugian penurunan nilai
30 JUNI 2017
31 DESEMBER 2016
2a,2c,4,32 2a,2c,2f,5,32 2a,2c,2f,6,32 2a,2c,2g,7,32 2a,2c,2g,8,32 2e,2h,9,32
16,064 213,612 5,975 729,638 55,914
15,822 182,884 270 143,764 35,000 432,352
2d,2j,10,32,33,34 2d,2j,2u,10,31,32,33,34 2d,2j,10,34 2d,2j,2k,10,34
936,452 4,090 (2,384) (3,513) 934,645
993,314 8,879 (2,124) (3,927) 996,142
22,684
23,041
Aset Tetap Setelah dikurangi akumulasi penyusutan Rp. 31,938 tahun 2017 Rp. 31,708 tahun 2016 Efek-efek untuk tujuan investasi
2l,11
317,872
385,982
Aset pajak tangguhan
2s
2,168
2,168
Pendapatan yang masih akan diterima
13
17,405
16,317
2m,13 2n,13 13
2,025 8,483 13,866 41,779
2,025 5,855 1,020 25,217
2,340,351
2,242,642
Aset lain-lain Agunan yang diambil alih Biaya bibayar dimuka Lain-lain Jumlah Aset lain-lain
2e,2i,12,32
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
PT BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 J U N I 2 0 17 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2016 (DIAUDIT) (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
30 JUNI 2017
31 DESEMBER 2016
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Liabilitas segera Simpanan Giro Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah Giro Tabungan Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah Tabungan Simpanan Berjangka Pihak ketiga Pihak berelasi Jumlah Simpanan Berjangka
2o
7,522
8,277
2p, 2q,14,32 2p, 2q,2u,14,31,32
27,620 297
23,026 439
27,917
23,465
51,477 832
44,848 1,106
52,309
45,954
1,987,259 11,248 1,998,507
1,908,850 11,273 1,920,123
2,078,733
1,989,542
2p, 2q,15,32 2p, 2q,2u,15,31,32
2p, 2q,16,32 2p, 2q,2u,16,31,32
Jumlah simpanan Utang pajak Imbalan kerja Liabilitas lain-lain
2s,17 2v,18
2,979 8,116 3,768
3,164 7,121 778
2,101,118
2,008,882
162,900 32,586
162,900 32,586
Selisih Penilaian Aktiva Tetap
11,025
10,905
Keuntungan yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum direalisasi Saldo laba Belum ditentukan penggunaannya
(4,342)
(5,567)
(554)
(554)
37,618
33,490
239,233
233,760
2,340,351
2,242,642
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal persaham Rp 100,- Modal dasar 4.000.000.000 lembar saham telah ditempatkan dan disetor penuh masing-masing sebesar 1.629.000.000 lembar saham Agio saham
19,20,35
JUMLAH EKUITAS
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
PT BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Periode Enam Bulan Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 2016 ( tidak diaudit ) ( Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
30 JUNI 2017
30 JUNI 2016
2q, 22
111,584
117,683
111,584
117,683
(84,817)
(88,044)
26,767
29,639
97
126
1,188 1,695
1,607 1,231
2,980
2,964
25
(333)
(3,085)
26 26 27 28 29 30
(335) (5,194)
(1,044) (929) (5,055)
(14,479) (2,935) (968)
(12,138) (2,957) (929)
(24,244)
(26,137)
5,503
6,466
2 -
0,70 0
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Bunga Jumlah Pendapatan Bunga Beban bunga Beban bunga
2q,24
Pendapatan Bunga - Bersih PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan Operasional Lainnya
23
Provisi/komisi selain dari pemberian kredit Keuntungan atas transaksi efek-efek yang diperdagangkan - bersih Pendapatan operasional lainnya
23
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya Pembentukan/ (pemulihan) Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan Beban Operasional Lainnya Penurunan nilai wajar asset Keuangan Kerugian penjualan surat berharga Beban Umum dan administrasi Beban personalia Beban sewa,pemeliharaan, dan perbaikan Beban operasional lainnya Jumlah beban operasional lainnya LABA OPERASIONAL PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL Pendapatan non operasional Beban non operasional Penghasilan non-operasional - bersih LABA SEBELUM PAJAK MANFAAT (BEBAN) PAJAK Kini Tangguhan
2
0,70
5,505
6,467
(1,376) 0
(1,617) 0
(1,376)
(1,617)
4,129
4,850
4,129
4,850
2.53
2.98
2r, 17
JUMLAH ESTIMASI PAJAK PENGAHASILAN LABA BERSIH PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH PAJAK Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas perubahan nilai wajar investasi keuangan yang tersedia untuk dijual setelah pajak tangguhan
2b
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN Laba per saham Dasar
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
PT BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Pe r i ode Enam Bulan Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 2016 ( Di nyatakan dal am jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan l ain)
Penilaian kembali aktiva tetap untuk tujuan perpajakan tahun 2016
Modal
Saldo per 30 Juni 2016
Ditempatkan dan Disetor
Tambahan Modal Diset or
162,900
32,586
-
-
-
Laba bersih
-
-
-
Kerugian yang belum direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual
-
-
Surplus revaluasi
-
-
Penilaian kembali aset tetap untuk tujuan perpajakan tahun 2016
-
-
-
-
162,900
32,586
Tambahan modal ditempatk an
-
Laba bersih
( Kerugian) yang Belu m Di real isasi at a s Ef ek dalam Kelompok Tersedia untuk Dijua l
(1,746)
10,905
Tambahan modal ditempatkan
Pe nd a pa ta n Ko mpr e he n sif nilai revaluasian dan nilai perolehan Saldo per 31 Desember 201\6
Keuntungan
-
Telah Ditentukan Peng gun aannya
-
Belum Ditentukan Pengg u n aan n ya
26,041
-
Jumlah Ekuitas
230,686
-
-
-
-
-
-
-
(3,821)
-
-
-
-
-
-
-
-
- -
-
(3,821)
-
-
-
(5,567)
10,905
-
(554) (554)
-
-
7,449
6,895
33,490
233,760 -
-
-
-
-
-
-
-
4,128
4,128
-
-
-
-
120
-
-
-
Selisih Revaluasi Aktiva Tetap
-
-
120
Kerugian yang belum direalisasi atas efek yang tersedia untuk dijual
-
-
-
1 ,2 2 5
Cadangan umum
-
-
-
-
162,9 00
32,586
Saldo per 30 Juni 2017
Sal do Laba
-
-
Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum direalisasi
(4,342)
11,025
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang t idak terpisahkan dari laporan k euangan.
4
(554)
-
-
-
37,618
1,225 239,233
PT BANK MITRANIAGA Tbk LAPORAN ARUS KAS Untuk Per iode Enam Bulan Yang Berakhir 30 Juni 2017 dan 2016 ( tidak diaudit ) ( Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 JUNI 2017
30 JUNI 2016
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari bunga yang diberikan
111,584
117,684
Pembayaran bunga
(84,816)
(88,044)
Pembayaran beban karyawan
(14,013)
(12,026)
Pembayaran beban umum dan administrasi
(10,231)
(14,111)
1,793
2,964
Pembayaran beban lainnya
-
-
Pembayaran pajak
-
-
4,317
6,467
35,000
25,000
Penerimaan lainnya
Arus kas Sebelum Perubahan Aset dan Liabilitas Operasi Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi Penempatan bank lainnya Surat-surat berharga
376,438
2,514
Kredit yang diberikan
61,911
18,949
(12,844)
(1,962)
Aset lain-lain Kenaikan (penurunan) dalam kewajiban operasi Liabilitas segera Simpanan nasabah
(756)
398
89,191
169,767
Simpanan dari bank lain Liabilitas lainnya
Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan untuk) Aktivitas Operasi
-
-
950
15,401
554,207
236,534
ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS INVESTASI Penempatan pada Bank Indonesia
(585,873)
(224,193)
Pembelian aset tetap
231
(167)
Penjualan aset tetap
2
-
Efek-efek untuk tujuan investasi
68,110
(9,365)
(517,530)
(233,725)
Penerimaan dari oblogasi yang diterbitkan
-
-
Biaya emisi oblogasi
-
-
Pembayaran dividen
-
-
Pertanggungjawaban sosial perusahaan
-
-
Tambahan titipan setoran modal
-
-
Agio penjualan saham
-
-
Pelunasan (pelunasan) pinjaman diterima
-
-
Penambahan Modal Disetor
-
-
Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
-
-
KENAIKAN KAS DAN SETARA KAS SALDO KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
36,677 198,975
2,809 188,044
SALDO KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
235,652
190,853
Arus kas bersih yang diperoleh (digunakan untuk) Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN
Lihat Catat an atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan k euangan.
5
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1.
UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Bank Mitraniaga Tbk (untuk selanjutnya disebut "Bank") didirikan dengan akta Notaris Benny Kristanto,SH. No.85 tanggal 5 Juli 1989 dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S 776/MK.13/1989. Anggaran dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826.HT.01-Th 1989 tanggal 29 Juli 1989 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 12 September 1989 tambahan no 1839. Bank telah mendapat ijin usaha dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. 1235/KMK.013/1989 tanggal 13 November 1989. Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 37 tanggal 25 Januari 2012 yang dibuat dihadapan Esther Setiawati Santoso, SH., Notaris di Jakarta dan kemudian ditetapkan kembali pada tanggal 2 April 2013 berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 104 tanggal 2 April 2013 yang diaktakan oleh Notaris Dr.Irawan Soerodjo, SH., Msi, Notaris di Jakarta yang telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan No. AHU-17531.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 4 April 2013, dan telah dicatat didalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia pada tanggal 5 April 2013 No. AHU-AH.01.10-12498. Kantor pusat berkedudukan dan berkantor di Wisma 77 Jln. S Parman Kav.77 Jakarta Barat. Bank memiliki 8 (delapan) kantor cabang pembantu yaitu di Muarakarang, Salemba, Mangga Dua, Tanah Abang, Kelapa Gading,Taman Palem, Kebun Jeruk, Tanjung Duren, 1 (satu) kantor cabang yaitu di Surabaya dan 3 (tiga) kantor kas yaitu Sunter, Radio Dalam dan Bekasi. Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan kegiatan umum Perbankan. b. Penawaran umum perdana saham Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 02 April 2013, yang berita acaranya dituangkan dalam akta notaris No. 104 tanggal 02 April 2014 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH.MSi, para pemegang saham menyetujui rencana Penawaran Umum Saham Perdana Biasa kepada masyarakat melalui pasar modal serta melakukan pencatatan saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia (“IDX”). Bank menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada PT Bursa Efek Indonesia (IDX) dalam rangka Penawaran Umum Saham Perdana pada tanggal 3 April 2013 melalui surat No. 040/Dir/EKS/IV/13. Pada tanggal 03 April 2013, Bank memperoleh pernyataan efektif dari PT Bursa Efek Indonesia (IDX) melalui surat No. S-1622/BEI.PPJ/07-2013 tanggal 03 Juli 2013 perihal Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham Biasa PT Bank Mitraniaga, Tbk. Pada tanggal 1 Juli 2013, Bank melakukan penawaran umum perdana kepada masyarakat di Indonesia atas 445.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 44.500.000.000,- setiap saham dan harga penawaran setiap saham sebesar Rp. 100,-. Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di PT Bursa Efek Indonesia (IDX) pada tanggal 9 Juli 2013. Jumlah dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Perdana ini adalah sebesar Rp 75.323.437.173,- dan telah diterima oleh Bank pada bulan Juli 2013 dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (IDX). c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Bank ditetapkan berdasarkan Akte Notaris No. 270 tanggal 27 Maret 2014 dari notaris Dr. Irawan Soerodjo,SM.MSi.
6
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) c. Dewan Komisaris dan Direksi dan Karyawan (lanjutan) Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut: 2017
2 0 16
Komisaris Utama
: Yeo Willy Yonathan
: Yeo Willy Yonathan
Komisaris Independen
: Gaguk Hartadi
: Gaguk Hartadi
Komisaris Independen
: Budoyo
: Budoyo
Dewan komisaris
2017
2 0 16
Dewan Direksi Direktur Utama
: M. Nurcahyono
: M. Nurcahyono
Direktur Operasi
: Paberd Leonard Hutagaol
: Paberd Leonard Hutagaol
Direktur Kepatuhan
: Alexander Frans Rori
: Alexander Frans Rori
Jumlah karyawan tetap pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebanyak 141 dan 139 karyawan. Jumlah imbalan jasa yang diberikan untuk Komisaris Bank adalah sebesar Rp 489,000,000,- dan Rp 672,000,000,- untuk masingmasing tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. d. Komite–komite Bank Susunan komite Bank pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: 2017
2016
Komite Audit Ketua
: Budoyo
: Budoyo
Anggota
: Laosma Tulus L Tobing
: Laosma Tulus L Tobing
Anggota
: Tisno
: Tisno
Ketua
: Budoyo
: Budoyo
Anggota
: Laosma Tulus L Tobing
: Laosma Tulus L Tobing
Anggota
: Tisno
: Tisno
Komite Pemantau Resiko
Komite Remunerasi dan Nominasi Ketua
: Gaguk Hartadi
: Gaguk Hartadi
Anggota
: Willy Yonathan
: Willy Yonathan
Anggota
: Asti Suhartiana
: Asti Suhartiana
7
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Pernyataan kepatuhan dan dasar Penyajian Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan dengan menggunakan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia 2008 (PAPI) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, peraturan Bank Indonesia, dan Peraturan No. VIII.G.7 tentang "Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik", Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) sejak 31 Desember 2012, fungsi Bapepam dan LK dialihkan ke Otoritas Jasa Keuangan atau OJK) No. Kep-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012. Laporan keuangan disusun dan disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". Laporan keuangan, kecuali untuk laporan arus kas adalah akrual. Laporan keuangan tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro dan pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, sertifikat bank Indonesia dan simpanan Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam 3 bulan dan penggunaannya tidak dibatasi. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun-tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan merupakan penggabungan laporan keuangan Kantor Pusat dan Cabang-cabang sebagai suatu kesatuan usaha.
b. Perubahan Kebijakan Akuntansi Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan ("DSAK") yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2015. a. PSAK No. 1 (Revisi 2013), "Penyajian Laporan Keuangan". Yang diadopsi dari IAS 1. PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam Pendapatan Komprehensif Lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Revisi PSAK No. 1 ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. b. PSAK No. 15 (Revisi 2013), “Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”, yang diadopsi dari IAS 28. PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi. Revisi PSAK No. 15 ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. c. PSAK No. 24 (Revisi 2013), "Imbalan Kerja", yang diadopsi dari IAS 19. PSAK ini,antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. Revisi PSAK No. 24 ini, tidak mengizinkan penerapan dini, dan akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. d. PSAK No. 46 (Revisi 2014), "Pajak Penghasilan", yang diadopsi dari IAS 12. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. Isu utama dalam perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bagaimana menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk: (a) pemulihan (penyelesaian) masa depan jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan entitas; dan (b) transaksi dan peristiwa lain pada periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan entitas. PSAK ini juga mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang timbul dari rugi pajak belum dikompensasi atau kredit pajak belum dimanfaatkan, penyajian pajak penghasilan dalam laporan keuangan, dan pengungkapan informasi yang terkait dengan pajak penghasilan. Revisi PSAK No. 46 ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.
8
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) b. Perubahan Kebijakan Akuntansi (lanjutan)
e. PSAK No. 48 (revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset", yang diadopsi dari IAS 36. Revisi PSAK No. 48 mengatur pengukuran nilai wajar dikurangi biaya pelepasan mengacu pada hirarki nilai wajar dalam PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar", dan juga memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang kerugian penurunan nilainya telah diakui atau dibalik selama periode pelaporan. Revisi PSAK No. 48 ini berlaku prospektif, tidak mengizinkan penerapan dini, dan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. f. PSAK No. 50 (revisi 2014), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”, yang diadopsi dari IAS 36. Revisi PSAK ini mengikuti definisi nilai wajar dalam PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai wajar", yaitu harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Selain itu, revisi PSAK ini juga memberikan pedoman aplikasi atas kriteria saling hapus yang dapat dipaksa secara hukum untuk melakukan saling hapus, serta kriteria untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara neto atau bersamaan. Revisi PSAK ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. g. PSAK No.55 (revisi 2014), ’’Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang diadopsi dari IAS 39. Revisi PSAK ini menetapkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar aset keuangan atau liabilitas keuangan sesuai PSAK No. 68,"Pengukuran Nilai Wajar". Revisi PSAK ini juga mengatur pertimbangan pengukuran nilai wajar, teknik penilaian nilai wajar instrumen keuangan yang mengacu pada PSAK No. 68. Revisi PSAK ini akan berlaku efektif tanggal 1Januari 2015. h. PSAK No. 60 (revisi 2014), “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, yang diadopsi dari IFRS 7. Revisi PSAK No. 60 mengatur pengungkapan dan hirarki nilai wajar yang mengacu pada PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar". Revisi PSAK ini juga mengatur bahwa entitas yang memnuhi persyaratan penyajian saling hapus dalam PSAK No. 50 atau entitas yang tunduk pada perjanjian induk untuk penyelesaian secara neto (enforceable master netting arrangement) atau perjanjian serupa, harus mengungkapkan informasi kuantitatif dan kualitatif. Revisi PSAK ini akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015. i.
PSAK No. 65, "Laporan Keuangan Konsolidasi", yang diadopsi dari IFRS 10. PSAK No. 65 mengganti sebagian dari PSAK No. 4, "Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah" yang mengatur akuntansi bagi laporan keuangan konsolidasian. PSAK No. 65 menetapkan model kendali tunggal bagi semua entitas termasuk entitas bertujuan khusus. Perubahan yang diperkenalkan oleh PSAK No. 65 mengharuskan manajemen untuk melakukan pertimbangan signifikan dalam menentukan entitas yang dikendalikan dan karenanya harus dikonsolidasikan oleh entitas induk, dibandingkan dengan persyaratan yang sebelumnya disyaratkan dalam PSAK No. 4. PSAK No. 65 dan revisi atas PSAK No. 4 akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.
j.
PSAK No. 67, "Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain", yang diadopsi dari IFRS 12. PSAK No. 67 menetapkan persyaratan bagi pengungkapan atas kepentingan suatu entitas dalam entitas anak, pengaturan bersama, entitas asosiasi dan entitas terstruktur. Persyaratan dalam PSAK No. 67 lebih komprehensif daripada persyaratan pengungkapan atas entitas anak yang sebelumnya ditetapkan. Sebagai contoh, ketika entitas anak dikendalikan tanpa mayoritas hak suara. Walaupun kelompok usaha memiliki entitas anak dengan kepentingan nonpengendali yang material, tidak terdapat entitas terstruktur yang tidak dikonsolidasikan. PSAK No. 67 akan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2015.
k. PSAK No. 68, "Pengukuran Nilai Wajar", yang diadopsi dari IFRS 13. PSAK No. 68 menetapkan sumber panduan tunggal bagi semua pengukuran nilai wajar. PSAK 68 tidak merubah kapan suatu entitas diharuskan menggunakan nilai wajar, namun lebih kepada memberikan panduan bagaimana mengukur nilai wajar pada saat nilai wajar disyaratkan atau diijinkan. PSAK No. 68 juga mensyaratkan pengungkapan yang komprehensif atas nilai wajar. PSAK 68 akan berlaku efektif 1 Januari 2015.
c. Kas dan setara kas Kas dan setara kas merupakan kas, giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jangka waktunya tidak melebihi 3 bulan dan tidak dijaminkan pada pihak ketiga, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.
9
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing a.
Mata uang fungsional dan penyajian Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan ini adalah mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional. Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam satuan Rupiah.
b.
Transaksi dan saldo Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah penggunakan kurs penutup. Kurs yang digunakan sebagai acuan adalah kurs yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berhubungan dengan pinjaman, serta kas dan setara kas disajikan pada laporan laba rugi sebagai “penghasilan atau biaya keuangan”. Keuntungan atau kerugian neto selisih kurs lainnya disajikan pada laporan laba rugi sebagai “(kerugian)/keuntungan lain-lain – neto”. Perubahan nilai wajar efek moneter yang didenominasikan dalam mata uang asing yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dianalisa antara selisih pejabaran yang timbul dari perubahan biaya perolehan diamortisasi efek dan perubahan nilai tercatat efek lainnya. Selisih penjabaran terkait dengan perubahan biaya perolehan diamortisasi diakui di dalam laporan laba rugi, dan perubahan nilai tercatat lainnya diakui pada laba komprehensif lainnya. Selisih penjabaran aset dan liabilitas keuangan non-moneter yang dicatat pada nilai wajar diakui sebagai bagian keuntungan atau kerugian perubahan nilai wajar.
e. Aset dan liabilitas keuangan Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan yaitu: (i). Aset keuangan Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (a) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, (b) aset keuangan tersedia untuk dijual, (c) aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, dan (d) pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya. a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi komprehensif. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit-taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi dan dicatat masingmasing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
10
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) (i). Aset keuangan (lanjutan) b. Aset keuangan tersedia untuk dijual Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan dimiliki untuk periode tertentu dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui pada pendapatan/(beban) komprehensif lainnya, diakui pada laba rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
c. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali: - Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. - Investasi yang ditetapkan oleh Bank dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan - Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang. Keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan keuangan sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”. d. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan dan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: - yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. - yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau - dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai “Pendapatan bunga”. Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.
11
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan)
(i). Aset keuangan (lanjutan) e. Pengakuan Bank menggunakan akuntansi tanggal perdagangan untuk mencatat seluruh transaksi aset keuangan yang lazim (regular). Aset keuangan yang dialihkan kepada pihak ketiga tetapi tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan disajikan di dalam laporan posisi keuangan sebagai “Aset yang dijaminkan”, jika pihak penerima memiliki hak untuk menjual atau mentransfer kembali. (ii). Liabilitas keuangan Bank mengklasifikasikan liabilitas keuangan dalam kategori (a) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif (b) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. liabilitas keuangan dikeluarkan ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
a. Liabilitas keuangan yang di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan ini merupakan liablitas keuangan yang di klasifikasikan sebagai diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangankan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrument keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrument lindung nilai. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai ("Keuntungan/(Kerugian) dari perubahan nilai wajar instrument keuangan.) Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di dalam "Beban bunga".
b. Liabilitas keuangan yang di ukur dengan biaya perolehan di amortisasi Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
(iii). Penghentian pengakuan Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas kontrol yang masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. (iv). Saling Hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
(v). Nilai Wajar Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar yang berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Termasuk di dalam nya adalah nilai pasar dari IDMA (Interdealer Market Association) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price) dari Bloomberg dan Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan.
12
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) (v). Nilai Wajar (lanjutan) Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut. Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi terkini. Nilai wajar untuk semua instrumen keuangan lainnya ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Dengan teknik ini, nilai wajar merupakan suatu estimasi yang dihasilkan dari data yang dapat diobservasi dari instrumen keuangan yang sama, menggunakan model-model untuk mendapatkan estimasi nilai kini dari arus kas masa depan yang diharapkan atau teknik penilaian lainnya menggunakan input (sebagai contoh LIBOR yield curve, nilai tukar mata uang asing, volatilitas, dan counterparty spreads) yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan. Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti swap suku bunga dan swap mata uang. Input yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang dapat diobservasi.
(vi). Reklasifikasi aset keuangan Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada saat pengakuan awal) dapat direklasifikasikan ke pinjaman yang diberikan dan piutang jika memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan entitas memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo. Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya harus direklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan nilai. Pada tanggal 23 Oktober 2008, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 10/25/PBI/2008 tentang perubahan atas PBI No. 10/19/PBI/2008 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Peraturan ini berlaku efektif 24 Oktober 2008.
13
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
IKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (lanjutan) f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain (lanjutan) Giro Wajib Minimum Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum (GWM) Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan valuta asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer, GWM Sekunder dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari DPK dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dengan KPMM Insentif. PBI tersebut mulai berlaku pada tanggal 31 Desember 2013. Perubahan terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.19/6/PBI/2017 tentang GWM Bagi Bank Umum Dalam Rupiah dan Valas Bagi Bank Umum Konvensional perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.15/15/PBI/2013, dimana GWM Primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar rata-rata 6,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dalam Rupiah selama masa laporan tertentu yang dipenuhi secara harian sebesar 5% dan secara rata-rata untuk masa laporan tertentu sebesar 1,5% dan GMW Skunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari Dana Pihak Ketiga (DPK) dan GWM LFR secara harian sebesar hasil perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LFR Bank dan target LFR Target dengan memperhatikan selisih antara KPMM Bank dan KPMM Insentif yang berlaku pada tanggal 1 Juli 2017. g. Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia merupakan penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), call money, deposito berjangka dan lain - lain. Penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia disajikan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai. Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2014) dan 55 (Revisi 2014)
h. Efek-efek yang diperdagangkan Efek-efek yang diperdagangkan diakui dan diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung di dalam laba rugi. Semua perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi komprehensif. Laba atau rugi yang direalisasi pada saat efek-efek yang diperdagangkan dijual, diakui sebagai laba rugi tahun berjalan. Efekefek yang diperdagangkan tidak direklasifikasi setelah pengakuan awal.
i. Efek-efek untuk tujuan investasi Efek-efek untuk tujuan investasi merupakan investasi pada efek-efek, obligasi rekapitalisasi pemerintah yang dikategorikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo atau tersedia untuk dijual. Setelah pengakuan awal, investasi keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ("held-tomaturity") diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Investasi keuangan yang dikategorikan tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan dari kenaikan atau penurunan nilai wajar, setelah pajak, diakui dan disajikan sebagai komponen pendapatan komprehensif lainnya pada posisi ekuitas. Ketika investasi tersebut dihapus, keuntungan dan kerugian kumulatif setelah pajak, yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lainnya, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Kerugian yang timbul dari penurunan nilai pada investasi tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif dan dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lainnya. Premi dan/atau diskonto diamortisasi sebagai pendapatan bunga dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
14
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Efek-efek untuk tujuan investasi (lanjutan) Jika Bank akan menjual atau mengklasifikasikan kembali investasi-investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi-kondisi spesifik melebihi jumlah yang tidak signifikan, seluruh kategori tersebut akan terpengaruh dan harus diklasifikasikan kembali sebagai investasi tersedia untuk dijual. Selanjutnya Bank tidak diperbolehkan untuk mengklasifikasikan aset keuangan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya. j. Pinjaman yang diberikan Pinjaman yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disetarakan dengan kas, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi hutang berikut bunganya setelah jangka waktu tertentu. Sesuai dengan PSAK No. 50 (Revisi 2014) dan 55 (Revisi 2014). Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan langsung dan pembiayaan bersama serta penerusan dicatat sesuai dengan porsi kredit yang risikonya ditanggung oleh Bank dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi. Restrukturisasi kredit dilakukan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya, yang dilakukan antara lain melalui penurunan suku bunga kredit; perpanjangan jangka waktu kredit; dan perubahan fasilitas kredit Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari nilai pinjaman yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi.
k. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Bank membentuk penyisihan kerugian atas aset produktif dan aset non-produktif berdasarkan penelaahan manajemen terhadap kualitas aset produktif dan aset non-produktif tersebut pada tiap akhir tahun, evaluasi manajemen atas prospek usaha, kinerja keuangan dan kemampuan membayar setiap debitur. Serta mempertimbangkan juga hal-hal lain seperti klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, klasifikasi yang ditetapkan oleh bank umum lainnya atas aset produktif yang diberikan oleh lebih dari satu bank (BI checking) dan ketersediaan laporan posisi keuangan debitur yang telah diaudit. Dalam menentukan penyisihan kerugian dan peringkat kualitas aset, Bank menerapkan PBI No. 14/15/PBI/2012 tanggal 24 Oktober 2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Klasifikasikan aset produktif menjadi lima kategori dengan minimum persentase penyisihan kerugian untuk 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Kredit yang diberikan
Peringkat I
Peringkat II
Peringkat III
Peringkat IV
Peringkat V
0.24%
0.37%
50.00%
75.00%
100.00%
Persentase diatas berlaku untuk aset produktif serta komitmen dan kontinjensi minimum, berdasarkan Surat Bank Indonesia No.13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non produktif dan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi. Namun, Bank tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. Penyisihan khusus terhadap kredit bermasalah dihitung berdasarkan kemampuan debitur dalam membayar hutang.
15
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (lanjutan) Penyisihan khusus dibentuk ketika timbul keraguan akan kemampuan debitur dalam membayar dan menurut pertimbangan manajemen, estimasi jumlah yang akan diperoleh kembali dari debitur berada di bawah jumlah pokok dan bunga kredit yang belum terbayar. Penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori dengan besarnya minimum persentase sebagai berikut: Klasifikasi Lancar Kurang lancar Diragukan Macet
Batas waktu Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun Lebih dari 5 tahun
Minimum penyisihan kerugian 0% 15% 50% 100%
Penurunan nilai aset keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti yang objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang menyebabkan penurunan nilai), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga, kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, misalnya perubahan tunggakan atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang diharapkan tapi belum terjadi). Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Penilaian secara individual dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang memiliki bukti objektif penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak signifikan dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan dilakukan penilaian secara kolektif. Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai secara individual dihitung dengan menggunakan metode diskonto arus kas (discounted cash flows). Sedangkan penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian dan jumlah kerugian yang terjadi (Loss Given Default) yang selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini. Aset keuangan dan penyisihan yang terkait tersebut dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian di masa datang dan semua jaminan telah direalisasi atau sudah diambil alih oleh Bank. Aset keuangan tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik penyisihan kerugian penurunan nilai. Aset keuangan tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
16
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) k. Penyisihan Kerugian Aset Produktif dan Non Produktif dan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan (lanjutan) Jika, pada suatu periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun penyisihan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapusbukukan, pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan akun penyisihan. Penerimaan kembali atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan pada periode sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga. Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikeluarkan`dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar aset keuangan dalam instrumen hutang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif. Penurunan nilai aset non-keuangan Suatu aset mengalami penurunan nilai jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai yang dapat dipulihkan. Nilai tercatat dari aset non-keuangan, kecuali aset pajak tangguhan, ditelaah setiap periode, untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank akan melakukan estimasi jumlah nilai yang dapat dipulihkan. Sesuai dengan PSAK No. 48 (Revisi 2014), 50 (Revisi 2014) dan 55 (Revisi 2014).
l. Aset tetap Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Aset tetap, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) dengan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Taksiran masa manfaat
Penyusutan pertahun
20 tahun
5%
Peralatan kantor
4 - 8 tahun
12.5% dan 25%
Inventaris kantor
5 - 8 tahun
25%
Kendaraan
5 - 8 tahun
12.5%
Gedung
Aset tetap untuk pertama kalinya disusutkan pada periode perolehan aset tetap yang bersangkutan. Biaya-biaya setelah pengakuan awal diakui sebagai bagian dari nilai tercatat aset atau sebagai aset yang terpisah sebagaimana mestinya, hanya jika kemungkinan besar Bank akan mendapatkan manfaat ekonomis masa depan berkenaan dengan aset tersebut dan biaya perolehan aset dapat diukur dengan handal. Nilai tercatat komponen yang diganti tidak lagi diakui. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba-rugi pada saat terjadinya. 17
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) l. Aset tetap (lanjutan) Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. Penurunan nilai aset tersebut diakui sebagai kerugian penurunan nilai aset dan dibebankan pada tahun berjalan. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari laporan keuangan. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan. m. Agunan yang diambil alih (AYDA) Agunan yang diambil alih disajikan dalam akun “Aset Lain-lain”. Agunan yang diambil alih dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih atau sebesar nilai outstanding kredit yang diberikan, mana yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi bersih dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun cadangan kerugian penurunan nilai kredit. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan. Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Penyisihan kerugian agunan yang diambil alih dibentuk berdasarkan penurunan nilai agunan yang diambil alih. Beban pemeliharaan agunan yang diambil alih dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan pada saat terjadinya. Beban perbaikan (reconditioning cost) yang timbul setelah pengambilalihan agunan dikapitalisasi. n. Biaya dibayar dimuka Terdiri dari aset yang tidak material yang tidak dapat digolongkan dalam pos-pos sebelumnya. Aset lain-lain dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu harga perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi, penurunan nilai atau penyisihan kerugian. o. Liabilitas segera Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas. Liabilitas segera dinyatakan sebesar jumlah liabilitas Bank. Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi. p. Simpanan nasabah Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Simpanan nasabah terdiri dari giro, tabungan dan deposito berjangka. Giro, tabungan dan deposito berjangka diakui sebesar nilai wajar pada awalnya dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
18
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan Beban Bunga Secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, pendapatan maupun beban bunganya diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat, sebagai nilai tercatat bersih dari aset atau liabilitas keuangan tersebut. Perhitungan dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual instrumen keuangan termasuk fee/biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan instrumen tersebut yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan dan aset produktif lainnya (tidak termasuk efek-efek) diklasifikasikan sebagai non-performing jika telah masuk dalam klasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Sedangkan, efek-efek diklasifikasikan sebagai non-performing jika penerbit efek mengalami wanprestasi dalam memenuhi pembayaran bunga dan/atau pokok atau memiliki peringkat paling kurang 1 (satu) tingkat di bawah peringkat investasi. Pendapatan Provisi dan Komisi Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang jumlahnya material yang berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian aset keuangan diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan aset keuangan yang bersangkutan dan akan diakui sebagai pendapatan dengan cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif sepanjang perkiraan umur aset atau liabilitas keuangan. Saldo beban dan pendapatan provisi dan komisi yang ditangguhkan atas kredit yang diberikan yang diakhiri atau diselesaikan sebelum jatuh tempo langsung diakui sebagai pendapatan pada saat penyelesaiannya. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau jangka waktu kredit yang diberikan dan pinjaman diterima atau tidak material, diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi.
r. Laba per saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba periode/tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode/tahun yang bersangkutan. s. Perpajakan Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang diakui di pendapatan komprehensif lain atau langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain atau ekuitas. Semua perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas laporan keuangan (balance sheet liability method). Tarif pajak yang berlaku saat ini dipakai untuk menentukan pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto.
19
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s. Perpajakan (lanjutan) Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan. t. Penggunaan estimasi, pertimbang dan Asumsi manajemen Penyusunan laporan posisi keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan, estimasi-estimasi, dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang digunakan ditelaah secara berkesinambungan. Revisi atas taksiran akuntansi diakui pada periode dimana taksiran tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut. Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan ketidakpastian estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya. Nilai wajar atas instrumen keuangan Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada neraca tidak tersedia di pasar aktif, nilainya ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan Manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang Bank menelaah kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal neraca untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, pertimbangan manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan kerugian penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas tersebut, Bank melakukan penilaian atas kondisi keuangan peminjam dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi tersebut didasarkan pada asumsi dari sejumlah faktor dan hasil akhirnya mungkin berbeda, yang mengakibatkan perubahan di masa mendatang atas penyisihan penurunan nilai. Bank juga membentuk cadangan kerugian penurunan nilai kolektif atas eksposur kredit yang dimiliki, dimana evaluasi dilakukan terhadap kelompok kredit berdasarkan data kerugian historis. Penurunan nilai aset keuangan tersedia untuk dijual Bank mereview efek piutang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian secara individual atas kredit yang diberikan. Aset pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan.
20
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2.
KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Dalam lan keuangan ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang "Pengungkapan pihak-pihak berelasi". 1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries ); 2. Perusahaan Asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan atas perusahaan tersebut, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut; 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor, termasuk Komisaris, Direksi dan Manajer serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; 5. Bank di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang perseorangan yang diuraikan dalam angka (3) atau (4) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pemegang saham utama dari Perusahaan pelapor dan Perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan pelapor.
v. Imbalan pasca kerja Kewajiban pensiun Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Karena Undang-undang Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya, program pensiun berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, biasanya berdasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. Kewajiban imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman dan perubahan asumsiasumsi aktuarial. Seluruh keuntungan/(kerugian) aktuarial diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dan disajikan sebagai bagian dari saldo laba. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.
21
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
MANAJEMEN RISIKO Aktivitas dalam sebuah perusahaan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas mengelola risiko. Risiko dapat didefinisikan sebagai Volatilitas Outcome yang umumnya berupa nilai dari suatu Aktivitas Bisnis sebuah perusahaan. Latar belakang Manajemen Risiko memberikan informasi yang mendasar mengenai konsep manajemen risiko serta perlunya penerapan Manajemen Risiko dalam bisnis di suatu Perbankan. Penerapan Manajemen Risiko tidak hanya karena adanya ketentuan Regulator, namun karena adanya kebutuhan Bank untuk mengelola risiko dalam mencapai sasaran perusahaan. API (Arsitektur Perbankan Indonesia) menetapkan 6 (enam) pilar sebagai program untuk menciptakan industry perbankan yang sehat. Enam pilar tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Menciptakan Struktur Perbankan yang Sehat Menciptakan Sistem Pengaturan yang Efektif Melaksanakan Sistem Pengawasan yang Independen Menciptakan Industri Perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi Mewujudkan Infrastruktur yang lengkap Mewujudkan Pemberdayaan dan Perlindungan konsumen perbankan
Sejalan dengan enam pilar API, penerapan manajemen risiko pada perbankan menjadi sangat penting dalam menciptakan industri perbankan yang sehat dan terintegrasi. Peranan Manajemen Risiko menjadi sebagai partner dari unit bisnis dalam mencapai target usaha bank dinilai menjadi semakin penting agar bisnis bank yang dijalankan tetap berada dalam koridor risiko yang tetap dan terkendali. Penerapan manajemen risiko pada Bank berperan besar dalam upaya meningkatkan shareholder value melalui penerapan strategi bisnis berbasis risiko. Manajemen risiko memberikan gambaran kepada pengelola bank mengenai potensi kerugian dimasa mendatang serta memberikan informasi untuk membuat keputusan yang tepat, sehingga dapat membantu pengelola bank untuk meningkatkan daya saing. Didalam penerapan manajemen risiko PT Bank Mitraniaga Tbk menerapkan struktur organisasi dengan membentuk Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR), Komite Manajemen Risiko dan Komite Pemantau Risiko dimana SKMR bertanggung jawab langsung kepada Direktur Kepatuhan.
3.I
Definisi Risiko Risiko Bank didefinisikan sebagai potensi terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Menurut Bank Indonesia, risiko adalah potensi kerugian yang terjadi karena suatu peristiwa (events) tertentu. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang bersifat expected dan unexpected yang berdampak negative terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko juga dapat dianggap sebagai kendala/penghambat pencapaian suatu tujuan. Dengan kata lain, risiko adalah kemungkinan yang berpotensi memberikan dampak negatif kepada sasaran yang ingin dicapai. Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, pertama bank harus dapat melakukan identifikasi risiko dan memahami seluruh risiko yang sudah ada (inherent risk ), termasuk risiko yang bersumber dari cabang–cabang dan perusahaan anak.
22
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 3.II Jenis – jenis Risiko Manajemen Risiko pada hakikatnya merupakan serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank. Manajemen risiko merupakan upaya untuk mengelola risiko agar peluang mendapatkan keuntungan berbasis risiko dapat diwujudkan secara sustainable. Suatu aktivitas atau produk Bank mengandung satu jenis risiko atau lebih. Oleh karena itu bank perlu melakukan pengelolaan risiko tersebut. Mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran OJK No. 34/SEOJK.03/2016 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, terdapat 8 (delapan) risiko yang perlu dikelola antara lain : 3.II.1
Risiko Kredit Risiko kredit didefinisikan sebagai potensi kerugian yang disebabkan kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dapat bersumber dari berbagai aktivitas fungsional bank seperti penyaluran kredit, aktivitas treasury, aktivitas terkait investasi, pembiayaan perdagangan, baik yang tercatat dalam banking book maupun dalam trading book . PT Bank Mitraniaga, Tbk melakukan monitoring pada saat pemberian kredit secara berkala. Sebelum memutuskan kredit terlebih dahulu memastikan Batas Minimum Pemberian Kredit (BMPK), cakupan jaminan, fasilitas kredit dan dokumentasinya sehingga keputusan yang dibuat dapat lebih maksimal. Setelah kredit diberikan Bank melakukan pemantauan secara periodik untuk memastikan tidak terjadi penurunan kualitas kredit yang disebabkan penunggakan pembayaran pokok dan bunga, perputaran kredit dan usaha yang dijalankan debitur. Pengawasan dilakukan oleh Unit SKMR dengan memberikan indikator peringatan dini jika akan terjadi pelanggaran dan segera melaporkan kepada Komite Kredit dan Komite Manajemen Risiko. Dengan adanya pengawasan aktif dari Unit SKMR dan Komite Manajemen Risiko maka Risiko Kredit PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 tergolong Low to Moderate.
3.II.2
Risiko Pasar Risiko pasar (Market Risk) merupakan risiko yang disebabkan fluktuatifnya posisi Neraca Bank yang muncul akibat adanya pergerakan pada pasar modal. Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga atau instrument keuangan dimasa yang akan datang. Yang dimaksud dengan faktor pasar adalah nilai tukar, suku bunga, harga saham dan harga komoditas. Risiko pasar dapat terjadi pada banking book maupun trading book. Pada trading book, dampak risiko pasar langsung mempengaruhi rugi laba. Sedang pada banking book dampak risiko pasar secara tidak langsung mempengaruhi perolehan NII (net interest income ), nilai ekonomis dan modal. Proses pengukuran dilakukan dengan menghitung beban risiko spesifik dan beban risiko umum. Dengan adanya pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi maka risiko pasar PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 tergolong Low to Moderate.
23
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 3.II Jenis – jenis Risiko (lanjutan) 3.II.3
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dan sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Risiko likuditas dapat melekat pada aktivitas fungsional perkreditan (penyediaan dana), aktivitas treasuri dan investasi dan kegiatan hubungan koresponden dengan bank lain. Dalam pengelolaan likuiditas, bank arus memastikan memiliki kecukupan likuiditas untuk memenuhi penarikan yang terjadwal maupun sebaliknya dalam kondisi normal begitu juga sebaliknya. Untuk mengelola likuiditas, bank melakukan proses identifikasi, pengukuran, monitoring dan control. Berdasarkan pemantauan dan dengan adanya pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi maka risiko Likuiditas PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 dinilai Low to Moderate.
3.II.4
Risiko Operasional Risiko Operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian–kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan menimbulkan potensi kesempatan yang hilang untuk memperoleh keuntungan. Pengendalian dan mitigasi risiko operasional dilakukan oleh masing–masing unit kerja terkait dimana aktivitas kerja unit tersebut mengandung risiko operasional. Perhitungan risiko dilakukan dengan menggunakan pendekatan Basic Indicator Approach (BIA). Berdasarkan pemantauan dan pengawasan aktif maka risiko operasional PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 dinilai Low to Moderate.
3.II.5 Risiko Hukum Risiko hukum merupakan risiko yang terjadi akibat kelalaian bank yang dapat menimbulkan kelemahan dan aspek yuridis, dalam menghadapi tuntutan hukum dan pihak lain. Penyebab risiko hukum antara lain peraturan perundang-undangan yang mendukung tidak tersedia, perikatan seperti syarat keabsahan kontrak tidak kuat, pengikatan agunan kredit yang tidak sempurna.
Dalam menilai risiko ini telah dilakukan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi maka risiko hukum PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 dinilai Low to Moderate.
24
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 3.II Jenis – jenis Risiko (lanjutan) 3.II.6
Risiko Stratejik Risiko Stratejik adalah ketidaktepatan Bank dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan. Bank telah menyusun Rencana Bisnis Bank dan telah menentukan batasan proyeksi terhadap realiasasi serta telah dilakukan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, sehingga penilaian risiko Stratejik PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 dinilai Low to Moderate.
3.II.7 Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan adalah risiko yang diakibatkan Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Risiko kepatuhan pada umumnya timbul karena kurangnya pemahaman atau kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang berlaku. Bank melakukan pemantauan terhadap Batas Maksimum Pemberian Kredit sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pengkinian data nasabah sesuai ketentuan yang berlaku, melakukan pemantauan terhadap seluruh transaksi dan mengindentifikasikan transaksi tersebut yang memenuhi kriteria mencurigakan. Risiko kepatuhan telah dilakukan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, sehingga risiko kepatuhan PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 dinilai Low to Moderate.
3.II.8 Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko yang ditimbulkan akibat menurunnya tingkat kepercayaan Stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank. Bank telah melakukan pemantauan terhadap pengaruh negatif dari pemilik Bank dan perusahaan terkait, kondisi etika bisnis, kompleksitas produk dan kerjasama bisnis Bank, frekuensi pemberitaan negatif baik dari situs jejaring sosial dan frekuensi keluhan nasabah. Risiko reputasi telah dilakukan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi maka risiko reputasi PT Bank Mitraniaga, Tbk untuk periode 30 Juni 2017 dinilai Low to Moderate.
25
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4.
KAS Akun ini terdiri dari: 30 Juni 2017 Rupiah Jumlah Kas
31 Desember 2016
16,064
15,822
16,064
15,822
Kas telah diasuransikan terhadap risiko yang mungkin timbul pada PT. Asuransi Sonwelis dan PT. Asuransi Wahana Tata yang meliputi cash in safe dengan nilai pertanggungan sebesar Rp. 10,237,500,000,- untuk 30 Juni 2017 dan 10,237,500,000,- untuk 31 Desember tahun 2016. Perusahaan tidak memiliki relasi dengan bank dimana kas dan setara kas ditempatkan. 5.
GIRO PADA BANK INDONESIA Akun ini terdiri dari:
Rupiah Jumlah
30 Juni 2017
31 Desember 2016
213,612
182,884
213,612
182,884
Persentase Giro W aj ib Minimumu utama, sekunder dan LDR pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017
- Giro wajib minimum Utama
137,265
31 Desember 2016
123,559
- Giro Sekunder
84,471
76,036
- LDR
75,981
55,027
Berdasarkan data diatas tidak terdapat pelampauan atau pelanggaran terhadap ketentuan giro wajib minimum. 6.
GIRO PADA BANK LAIN Akun ini terdiri dari: Pihak ketiga
30 Juni 2017 PT Bank Mandiri (Persero)Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara IndonesiaTbk Jumlah
172 27 5,776 5,975
31 Desember 2016 101 169 270
Tingkat suku bunga rata-rata jasa giro pada bank lain yang diterima pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar 0.78% dan 0.78%. Bunga jasa giro yang diterima adalah sebesar Rp 4,885,135,- dan Rp 15,282,442,- untuk tahun-tahun yang berakhir pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 .
Seluruh giro pada bank lain pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 digolongkan sebagai lancar dan tidak terdapat giro pada bank lain yang mengalami kerugian penurunan nilai. 26
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN a. Berdasarkan jenis Penempatan pada Bank Indonesia: Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi Penempatan Bank Indonesia lainnya Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia
30 Juni 2017
31 Desember 2016
729,800 (162) -
143,800 (36) -
729,638
143,764
Tingkat suku bunga rata-rata penempatan pada Bank Indonesia untuk tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar 4.65%. b. Berdasarkan jangka waktu Nilai tercatat penempatan pada Bank Indonesia lain hingga jatuh tempo berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut :
Penempatan pada Bank Indonesia Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia
Jangka waktu
30 Juni 2017
31 Desember 2016
>30-60 hari
729,638
143,764
729,638
143,764
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 tidak dibuat penyisihan kerugian penurunan nilai penempatan pada Bank Indonesia karena penempatan pada Bank Indonesia dijamin oleh pihak pemerintah. 8.
PENEMPATAN BANK LAIN 30 Juni 2017
31 Desember 2016
-
35,000
Call Money
9.
EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN a. Efek-efek yang diperdagangkan pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut:
Obligasi Pemerintah Obligasi BUMN/BUMD Obligasi Korporasi Reverse Repo Jumlah diperdagangkan
30 Juni 2017
31 Desember 2016
25,474 30,440 55,914
25,234 29,492 377,626 432,352
Seluruh efek-efek yang diperdagangkan pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 digolongkan sebagai lancar dan tidak terdapat e fek-efek yang diperdagangkan yang mengalami kerugian penurunan nilai.
27
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN (lanjutan) b.
Rincian efek-efek yang diperdagangkan berdasarkan peringkat dan nama penerbit:
Peringkat Efek-efek yang diperdagangkan BUMN/BUMD berkelanjutan I Bank DKI Thp.I Th. 2016 I PTPN X Th. 2013 Korporasi berkelanjutan II Bank Panin Thp.I Th. 2016 berkelanjutan II Bank Panin Thp.II Th. 2016 Jumlah efek yang diperdagangkan
30 Juni 2017 Nilai Nominal
Nilai tercatat diamortisasi
A+ (Idn) IdA
20,000 5,000
20,460 5,014
IdAA IdAA
20,000 10,000 55,000
20,240 10,200 55,914
Peringkat
31 Desember 2016 Nilai Nominal Nilai tercatat diamortisasi
Efek-efek yang diperdagangkan PEMERINTAH BUMN/BUMD Berkelanjutan I Bank DKI Tahap I Tahun 2016 I PTPN X Th. 2013 Korporasi Sub. Berkelanjutan I Bank Panin Tahap II Tahun 2016 Brkljutn II Bank Panin Thp. I tahun 2016
-
-
A+(Idn) idA
20,000 5,000
20,324 4,910
idAA+ idAA
20,000 10,000
20,032 9,460
55,000
54,726
Jumlah Efek yang diperdagangkan
Obligasi pemerintah diatas telah diperingkat oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Indonesia pemeringkat yang diakui Bank Indonesia.
c.
Berdasarkan jatuh tempo
1 - 5 tahun > 5 tahun Jumlah efek yang diperdagangkan
28
30 Juni 2017
31 Desember 2016
55,914 55,914
34,402 20,324 54,726
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN Pinjaman yang diberikan terdiri dari:
a.
Berdasarkan Jenis Kredit
Pihak berelasi Kredit modal kerja Kredit konsumsi Pihak ketiga Kredit modal kerja Kredit investasi Kredit konsumsi
Jumlah Kredit yang diberikan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Amortisasi kredit Jumlah kredit yang diberikan bersih b.
30 Juni 2017
31 Desember 2016
3,395 695 4,090
8,521 358 8,879
680,193 246,157 10,102
761,727 220,639 10,948
936,452
993,314
940,542
1,002,193
(3,513) (2,384)
(3,927) (2,124)
934,645
996,142
Berdasarkan Sektor ekonomi
Pihak berelasi Perantara keuangan Lain-lain Pihak ketiga Perdagangan, Restoran & Hotel Industri Pengangkutan, Pergudangan & Komunikasi Konstruksi Pertanian, Perkebunan Perantara Keuangan Jasa dunia usaha Jasa Pendidikan, Kesehatan & Kegiatan Sosial Listrik, Gas, Air Lain-lain Jumlah kredit yang diberikan Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Amortisasi kredit Jumlah kredit yang diberikan - bersih
29
30 Juni 2017
31 Desember 2016
3,395 695 4,090
8,521 358 8,879
173,946 39,506 52,907 171,390 39,954 52,446 318,837
262,707 37,185 98,728 189,653 41,097 45,378 270,693
39,307 38,056 10,103 936,452 940,542
44,558 3,251 64 993,314 1,002,193
(3,513) (2,384)
(3,927) (2,124)
934,645
996,142
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan)
c.
Kredit non-performing (kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet) serta penyisihan penghapusannya per sektor ekonomi. 30 Juni 2017 Jasa pendidikan Perdagangan, Restoran dan Hotel Jasa Pendidikan, Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kurang Lancar 450
Diragukan -
Macet 5,200 2,253
Jumlah 5,200 2,703
-
-
-
-
Lain - lain Jumlah
450
-
994 8,447
994 8,897
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Jumlah kredit bermasalah-bersih
(18) 432
-
(614) 7,833
(632) 8,265
Diragukan
Macet
Jumlah
31 Desember 2016 Kurang Lancar Perdagangan, Restoran dan Hotel
-
-
18,253
18,253
Lain-lain
-
5,200
370
5,570
Jumlah
-
5,200
18,623
23,823
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
-
(27)
(732)
(759)
Jumlah kredit bermasalah-bersih
-
5,173
17,891
23,064
d. Berdasarkan jangka waktu
Rincian kredit (sebelum dikurangi penyisihan penghapusan dan pendapatan bunga ditangguhkan), menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit dan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017
31 Desember 2016
1 s/d 12 bulan
514,690
730,346
12 s/d 24 bulan
96,513
24,296
24 s/d 60 bulan
170,792
192,884
> 60 bulan
158,547
54,667
Jumlah Kredit yang Diberikan
940,542
1,002,193
Cadangan kerugian penurunan nilai
(3,513)
(3,927)
Amortisasi kredit
(2,384)
(2,124)
934,645
996,142
Jumlah Kredit yang Diberikan - bersih
30
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) e. Berdasarkan klasifikasi kredit yang mengacu pada ketentuan Bank Indonesia adalah sebagi berikut: 30 Juni 2017 %
Jumlah Kredit yang Diberikan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lancar
52.65%
495,173
(1,194)
Perhatian Khusus
46.41%
436,471
(1,687)
0.05%
450
(18)
-
-
-
0.89%
8,448
(614)
100.00%
940,542
(3,513)
Kurang lancar Diragukan Macet
31 Desember 2016 %
Jumlah Kredit yang Diberikan
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Lancar
64.76%
649,031
(1,817)
Perhatian Khusus
32.86%
329,339
(1,350)
Kurang lancar
0.00%
-
-
Diragukan
0.52%
5,200
(27)
Macet
1.86%
18,623
(732)
100.00%
1,002,193
(3,927)
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 rasio pinjaman bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) - bruto terhadap jumlah kredit yang diberikan adalah masing-masing sebesar 0.95% dan 2.38%. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 rasio aset produktif bermasalah dan rasio NPL bersih penyisihan kerugian adalah masing-masing sebesar 0.91% dan 2.34%. f. Cadangan kerugian penurunan nilai
Kolektif Individual Jumlah
30 Juni 2017
31 Desember 2016
2,881 632 3,513
3,168 759 3,927
Perubahan dalam penyisihan kerugian kredit adalah sebagai berikut:
Saldo Awal Koreksi selama tahun berjalan Penyisihan selama tahun berjalan Jumlah
31
30 Juni 2017
31 Desember 2016
3,927 (414) 3,513
1,735 (1,100) 3,292 3,927
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10.
PINJAMAN YANG DIBERIKAN (lanjutan) Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan. Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: a. Tingkat Bunga Rata-rata suku bunga setahun adalah 14.03% pada 30 Juni 2017 dan 15.64% pada 31 Desember 2016. Bunga kredit yang diterima adalah sebesar Rp. 79,484,- juta pada 30 Juni 2017 dan 172,828,- juta pada 31 Desember 2016. b. Deposito yang dijaminkan Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan pada tanggal 30 Juni 2017 sebesar Rp. 13,057,- juta dan Rp. 31,329- juta pada 31 Desember 2016 atau sebesar 0.65% dan 6,26% dari jumlah deposito berjangka (catatan 16). c. Kredit kepada pihak yang berelasi Nilai kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar 0.43% dan 0.88% dari jumlah kredit. Kredit yang diberikan kepada pihak berelasi seluruhnya berkualitas lancar yang terdiri dari PT. Ridean Finance dan Paberd Leonard. d. Hapus buku Saldo kredit yang diberikan yang telah dihapus buku pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp. 73,453,217,sebagai tagihan kontijensi. e. Pinjaman yang direstrukturisasi Berikut ini adalah jenis dan jumlah kredit yang telah direstrukturisasi per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 :
Perubahan fasilitas dan perubahan suku bunga kredit Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
30 Juni 2017
31 Desember 2016
21,696 21,696
4,003 4,003
(77) 21,619
(49) 3,954
Pinjaman yang direstrukturisasi berdasarkan kolektibilitas adalah sebagai berikut:
Lancar Dalam Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah
30 Juni 2017 5,252 11,244 5,200 21,696
31 Desember 2016 116 3,841 46 4,003
(77) 21,619
(49) 3,954
f. Batas Maksimum Pemberian Kredit Batas Pemberian Kredit (BMPK) yang diperkenankan Bank Indonesia kepada pihak yang terkait pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebesar Rp. 22,672,- juta dan 22,162,- juta. Dan pihak tidak terkait individu sebesar Rp. 45,343,- juta dan 44,324,- juta tidak terdapat pelampauan terhadap BMPK pada 30 Juni 2017.
32
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP
30 Juni 2017 Penambahan Pengurangan
Saldo Awal Harga perolehan Tanah Gedung Peralatan kantor Inventaris kantor Kendaraan Sub-jumlah Akumulasi penyusutan Gedung Peralatan kantor Inventaris kantor Kendaraan Sub-jumlah Nilai Buku
Saldo akhir
14,922 5,526 3,089 3,644 4,526 31,707
55 57 119 231
-
14,922 5,526 3,144 3,701 4,645 31,938
273 2,478 3,347 2,568 8,666
138 82 83 285 588
-
411 2,560 3,430 2,853 9,254
23,041
22,684
31 Desember 2016 Penambahan Pengurangan
Saldo Awal
Saldo akhir
Harga perolehan Tanah Gedung Peralatan kantor Inventaris kantor Kendaraan Sub-jumlah
3,884 8,077 2,994 3,731 4,064 22,750
11,038 191 132 473 11,834
2,551 96 219 11 2,877
14,922 5,526 3,089 3,644 4,526 31,707
Akumulasi penyusutan Gedung Peralatan kantor Inventaris kantor Kendaraan Sub-jumlah
2,879 2,406 3,377 2,053 10,715
475 174 209 527 1,385
3,081 102 239 12 3,434
273 2,478 3,347 2,568 8,666
Nilai Buku
12,035
23,041
Penyusutan aset tetap dialokasikan pada: 30 Juni 2017 Beban umum dan administrasi
608
31 Desember 2016 1,384
Rincian penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
Hasil penjualan aset tetap nilai buku Keuntungan penjualan aset tetap
30 Juni 2017 2 2 33
31 Desember 2016 2 2
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. ASET TETAP (lanjutan) Aset tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sonwelis, PT Wahana Tata, PT Tripa terhadap risiko kebakaran, kecelakaan, huru-hara dan pencurian dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 8,176,- juta dan Rp 1,782,- juta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Manajemen berpendapat bahwa jumlah asuransi yang ditutup adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul. Berdasarkan penilaian manajemen Perusahaan, tidak ada kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi di telaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
12. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI a. Rincian efek-efek berdasarkan jenis dan tujuan investasi adalah sebagai berikut:
30 Juni 2017 Dimiliki hingga jatuh tempo Obligasi pemerintah Obligasi BUMN/BUMD Obligasi korporasi Jumlah efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo Tersedia untuk dijual Obligasi pemerintah Obligasi korporasi Kenaikan nilai yang belum direalisasi Jumlah efek-efek tersedia untuk dijual Jumlah efek-efek tersedia untuk tujuan investasi Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - Bersih efek-efek untuk
31 Desember 2016
25,000 25,000
10,000 59,000 69,000
191,567 101,305 292,872 317,872
191,959 125,023 316,982 385,982
317,872
385,982
b. Rincian efek-efek untuk tujuan investasi berdasarkan peringkat dan nama penerbit:
Peringkat
30 Juni 2017 Nilai Nominal
Nilai tercatat
Dimiliki hingga jatuh tempo Pemerintah Korporasi Obligasi Brkljutn III Astra Sedaya Finance Tahap III tahun 2017 Seri A Berkelanjutan II SAN Finance Tahap II tahun 2017 seri A
34
idAAA idAA-
5,000 20,000
5,000 20,000
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (lanjutan)
b. Rincian efek-efek untuk tujuan investasi berdasarkan peringkat dan nama penerbit: (lanjutan)
Peringkat
30 Juni 2017 Nilai Nominal
Tersedia untuk dijual Pemerintah SUN FR 0058 SUN FR 0059 SUN FR 0062 SUN FR 0064 SUN FR 0065 Korporasi Obligasi Sub. I Bank BII Th. 2011 Sub. I Bank BII Th. 2011 Aneka Gas Industri II Th. 2012 Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Th. 2012 Sub. Bank Victoria III Th. 2013 Berkelanjutan I Indosat tahap IV Th. 2016 Seri B Berkelanjutan I Indosat tahap IV Th. 2016 Seri C Berkelanjutan II Indomobil Finance Thp III thn 2016 seri B Berkelanjutan I Mitra Adiperkasa thp III thn 2014 seri A Berkelanjutan II Indomobil Finance Thp I thn 2015 seri B Berkelanjutan II Indomobil Finance Thp III thn 2016 seri B Berkelanjutan I Panorama Sentrawisata thp II thn 2015 Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Thp III thn 2017 seri B
Nilai tercatat
50,000 10,000 59,677 36,912 26,757
57,275 10,465 59,558 37,004 27,265
idAA+ idAA+ A-(idn) A-(idn) idBBB+ idAAA idAAA idA IdAAidA idA idA-
6,000 4,000 10,000 10,000 2,000 10,000 20,000 10,000 5,000 10,000 5,000 3,000
6,162 4,108 10,095 10,072 1,995 10,115 20,420 10,000 5,061 10,190 5,000 3,047
idAAA
5,000
5,040
308,346
317,872
Jumlah efek-efek untuk tujuan investasi Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - Bersih
317,872
Peringkat Dimiliki hingga jatuh tempo Korporasi Obligasi Brkljutn I Bank BRI Thp II Tahun 2016 seri A Brkljutn II Indonesia Exim Bank Tahap VII Tahun 2016 Seri A Brkljutn II Indomobil Finance tahap III th. 2016 seri A Brkljutn II OCBC NISP Tahap I 2016 seri A Brkljutn III Indonesia Exim Bank Tahap I Tahun 2016 Seri A Berkelanjutan II SAN Finance Tahap I Tahun 2016 Seri A
35
idAAA idAAA idA idAAA idAAA idAA-
31 Desember 2016 Nilai Nominal Nilai tercatat
10,000 10,000 10,000 20,000 9,000 10,000
10,000 10,000 10,000 20,000 9,000 10,000
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (lanjutan) b. Rincian efek-efek untuk tujuan investasi berdasarkan peringkat dan nama penerbit: (lanjutan)
Peringkat
Tersedia untuk dijual Pemerintah SUN FR 0058 SUN FR 0059 SUN FR 0062 SUN FR 0064 SUN FR 0065
Korporasi Obligasi Brkljtn I JAPFA Thp. I Th. 2012 Sub. I Bank BII Th. 2011 Medco Energi Inti III Th. 2012 Bank Victoria III Th. 2012 Aneka Gas Industri II Th. 2012 Sukuk Ijarah Aneka Gas Industri II Th. 2012 Sub. Bank Victoria III Th. 2013 Brkljutn I Mitra Adiperkasa Thp III Th. 2014 Seri A Berkelanjutan I Panorama Sentrawisata Tahap II Tahun 2015 Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap III Tahun 2016 Seri B Berkelanjutan II Indomobil Finance Tahap I Tahun 2015 Seri B Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri B Berkelanjutan I Indosat Tahap IV Tahun 2016 Seri C
31 Desember 2016 Nilai Nominal Nilai tercatat
50,000 10,000 59,677 36,912 26,757
57,625 10,492 59,468 37,041 27,332
10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 10,000 2,000 5,000
10,004 10,302 10,002 10,022 10,100 10,091 2,001 5,051
idA-
3,000
2,995
idA
15,000
14,768
idA idAAA idAAA
10,000 10,000 20,000
10,052 10,005 19,630
377,346
385,982
idA idAA+ idA+ idAA-(idn) A-(idn) idBBB+ idAA-
Jumlah efek-efek untuk tujuan investasi Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - Bersih
385,982
Obligasi pemerintah diatas telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Indonesia pemeringkat yang diakui Bank Indonesia.
36
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (lanjutan)
c. Berdasarkan jatuh tempo 30 Juni 2017
31 Desember 2016
Biaya Perolehan Setelah Amortisasi Nilai Wajar ≤ 1 bulan > 1 - 12 bulan
25,000
69,000 -
Jumlah efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
25,000
69,000
101,305 191,567
10,004 115,019 191,959
Jumlah efek tersedia untuk dijual
292,872
316,982
Jumlah efek-efek Dikurangi :
317,872
385,982
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Tersedia untuk dijual Nilai Wajar ≤ 1 bulan > 1 - 5 tahun < 5 Tahun
Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - Bersih
-
-
376,166
385,982
d. Kolektibilitas efek-efek adalah lancar per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 sebagai berikut:
30 Juni 2017
31 Desember 2016
317,872
385,982
Lancar Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai Jumlah - bersih
-
-
317,872
385,982
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai efek-efek yang telah dibentuk cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat turunnya nilai efek-efek. Bunga diterima dari Sertifikat Bank Indonesia dan Obligasi adalah sebesar Rp. 16,705,- juta dan Rp Rp 32,957,- juta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 , tidak terdapat efek-efek yang digunakan sebagai jaminan.
37
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. ASET LAIN-LAIN 30 Juni 2017 Agunan yang diambil alih Pendapatan yang masih akan diterima Biaya dibayar dimuka Lain-lain Jumlah aset lain-lain
2,025 17,405 8,483 13,866 41,779
31 Desember 2016 2,025 16,317 5,855 1,020 25,217
a. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA) Agunan yang diambil alih terutama terdiri dari tanah beserta bangunan sebesar Rp. 2,025,- juta pada 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 .
b. Pendapatan yang Masih akan Diterima Pendapatan yang masih akan diterima merupakan akrual atas pendapatan bunga kredit performing, pendapatan bunga dari efek-obligasi.
c. Biaya Dibayar Dimuka Biaya dibayar dimuka terdiri dari premi asuransi, sewa dan bunga dibayar dimuka, persediaan dibayar dimuka.
14. GIRO
Pihak ketiga Pihak berelasi (catatan 31) Jumlah Giro
30 Juni 2017
31 Desember 2016
27,620 297 27,917
23,026 439 23,465
Tingkat bunga rata-rata untuk simpanan giro adalah masing-masing sebesar 3.18% dan 3.23% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Beban bunga jasa giro yang dibayar masing-masing sebesar Rp 515,- juta dan Rp 996,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
15. TABUNGAN 30 Juni 2017
31 Desember 2016
51,477 832 52,309
44,848 1,106 45,954
Pihak ketiga Pihak berelasi (catatan 31) Jumlah Tabungan
Tingkat bunga rata-rata untuk simpanan tabungan masing-masing sebesar 4.39% dan 6.06% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Beban bunga yang dibayar masing-masing sebesar Rp 1,151,- juta dan Rp 3,812,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
38
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. SIMPANAN BERJANGKA Jumlah deposito berjangka dan deposit on call terdiri dari:
Menurut jangka waktu: Pihak ketiga 1 sampai dengan 3 bulan 3 sampai dengan 6 bulan 6 sampai dengan 12 bulan Deposito on call Pihak berelasi (catatan 31) 1 sampai dengan 3 bulan 3 sampai dengan 6 bulan 6 sampai dengan 12 bulan Deposito on call Jumlah Simpanan berjangka
30 Juni 2017
31 Desember 2016
1,753,028 186,172 48,059 1,987,259
1,719,958 135,030 53,862 1,908,850
9,718 1,530 11,248 1,998,507
9,773 1,300 200 11,273 1,920,123
Komposisi besarnya kepemilikan deposito: 30 Juni 2017 Perusahaan Asuransi Perseorangan Perusahaan Jumlah Simpanan berjangka
31 Desember 2016
5,750
42,400
1,498,220
1,447,749
494,537
429,974
1,998,507
1,920,123
Deposito yang diblokir berdasarkan jangka waktu:
1 sampai dengan 3 bulan 3 sampai dengan 6 bulan 6 sampai dengan 12 bulan Jumlah simpanan berjangka
30 Juni 2017
31 Desember 2016
3,837 510 8,710
8,109 510 22,710
13,057
31,329
Deposito berjangka yang dijadikan jaminan atas fasilitas kredit per 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp 13,057- juta dan Rp 31,329,- juta tingkat bunga rata-rata pertahun untuk simpanan berjangka adalah sebesar 8.14% dan 6.26% untuk 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Beban bunga simpanan berjangka yang dibayar masing-masing sebesar Rp. 83,150,- juta dan Rp 165,946,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Untuk deposito yang berelasi tingkat bunga rata-rata adalah 8.34% dan 8.43% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016.
39
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. PERPAJAKAN Utang Paj ak terdiri dari: 30 Juni 2017 Pasal 4 ayat 2 Pasal 23
2,905
2,658
0.07
0.03
-
467
Pasal 25 (Desember) Pasal 29 Jumlah Utang Paj ak
31 Desember 2016
74
39
2,979-
3,164
18. IMBALAN PASCA KERJA Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Liabilitas imbalan kerja per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 dihitung oleh Aktuaris Independen, PT Kompujasa Aktuaria Indonesia sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004). Jumlah liabilitas berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2017
31 Desember 2016
Mutasi atas imbalan kerja: Saldo awal tahun Penyisihan selama tahun berjalan
7,121
5,773
995
1,354
Pembayaran Manfaat
(404)
Laba/(rugi) komprehensif lainnya Saldo akhir
-
398
8,116
7,121
Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, Bank mencatat saldo liabilitas diestimasi atas imbalan kerja masingmasing sebesar Rp. 8,116,- juta dan Rp. 7,121,- juta. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan kerja tersebut masing- masing 141 dan 139 karyawan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, adalah sebagai berikut: 2016 Tingkat diskonto
10%
Tingkat kenaikan upah per tahun
5%
Tingkat Mortalita
TMI 2011
Tingkat Cacat
10% TMI - 2011
Tingkat Penguduran Diri
Usia
6,00%
30 - 34
3,00%
35 - 39
1,80%
40 - 50
1,20%
51 - 52 > 52 Proporsi Pensiunan Normal
Tingkat
15 - 29
0,60% 0,00%
55 tahun (semua peserta diasumsikan pada usia pensiun normal) 40
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1 9 . MODAL SAHAM DAN TAMBAHAN MODAL DISETOR Pemegang saham Bank, jumlah saham yang ditempatkan dan disetor, dan saldo yang terkait pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, adalah sebagai berikut: a. Modal disetor Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2017, kepemilikan modal saham Bank adalah sebagai berikut: 30 Juni 2017 Willy Yonathan Yeo Harry Yonanta PT. Sarana Steel Corporation Kamtono Kosasih Masyarakat Jumlah
Kepemilikan 72.07% 0.61% 9.89% 5.11% 12.32%
Lembar Saham 1,174,000,000 10,000,000 161,111,500 83,164,800 200,723,700
Jumlah 117,400,000,000 1,000,000,000 16,111,150,000 8,316,480,000 20,072,370,000
100.00%
1,629,000,000
162,900,000,000
31 Desember 2016 Willy Yonathan Yeo Harry Yonanta PT. Sarana Steel Corporation Kamtono Kosasih Masyarakat Jumlah
Kepemilikan 72.07% 0.61% 9.89% 5.11% 12.32% 100.00%
Lembar Saham 1,174,000,000 10,000,000 161,111,500 83,164,800 200,723,700 1,629,000,000
Jumlah 117,400,000,000 1,000,000,000 16,111,150,000 8,316,480,000 20,072,370,000 162,900,000,000
20. LABA PER SAHAM DASAR a.
Laba Per Lembar Saham - Dasar
Jumlah penuh 30 Juni 2017
31 Desember 2016
Laba Bersih Laba bersih untuk perhitungan Laba per lembar saham
4,128,586,783
12,141,930,411
Jumlah Saham
Rata-rata tertimbang jumlah lembar saham biasa yang beredar
1,629,000,000 1,629,000,000 _________________________________ 2.53 7.45
Laba Per Lembar Saham
21. KOMITMENT DAN KONTINJENSI Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016, Bank memiliki tagihan (liabilitas) komitmen dan kontijensi sebagai berikut : 30 Juni 2017 31 Desember 2016 Komitment: Tagihan komitmen Titipan setoran kliring Liabilitas komitmet Fasilitas kredit nasabah yang belum digunakan Liailitas komitmen bersih kepada pemilik entitas induk Kontijensi: Tagihan kontijensi Kredit yang dihapus bukukan Pendapatan bunga dalam penyelesaian Liabilitas kontijensi Garansi yang diberikan Kontijensi bersih Komitmen dan kontijensi bersih 41
-
21
(178,213)
(112,146)
(178,213)
(112,125)
73 1,820
73 2,918
(3,394) (1,501) (179,714)
(5,866) (2,875) (115,000)
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. KOMITMENT DAN KONTINJENSI (lanjutan) Pada tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 , Bank tidak membuat estimasi kerugian dan kontijensi sesuai dengan surat Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011 dimana Bank tidak diwajibkan lagi untuk membentuk estimasi kerugian komitmen dan kontijensi.
22. PENDAPATAN BUNGA 30 Juni 2017
30 Juni 2016
79,484 15,131 244 16,705 20 111,584
89,682 11,795 308 15,796 102 117,683
Kredit yang diberikan Sertifikat Bank Indonesia dan Penempatan pada Bank Indonesia Jasa giro Bank Indonesia Efek-efek Rekening antar kantor Penempatan pada bank lain Jumlah
23. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 30 Juni 2017
30 Juni 2016
Admin Rekening Koran
66
65
Admin Rekening Tabungan
45
37
Admin Stop Payment
6
2
Admin Buku Cheq & BG
3
4
Admin Pembuatan Ref.Bank
1
2
Admin Penutupan Rekening
6
4
Admin permintaan standing ord
2
2
Admin service Charge
0
0
629
879
69
6
Pendapatan sewa SDB
121
125
Pendapatan koreksi CKPN
747
105
Pendapatan selisih kas
0,11
0,02
1,695
1,231
Admin Pembukaan Rekening Pinjaman Pendapatan Lain-lain
Total pendapatan operasional lainnya
24. BEBAN BUNGA 30 Juni 2017
30 Juni 2016
83,150 516 1,151 84,817
85.256 454 2,334 88,044
Deposito berjangka Jasa giro Tabungan Deposito on call Call money Surat berharga Pengumpulan Dana Jumlah
Informasi mengenai transaksi dengan pihak yang berelasi diungkapkan pada catatan 31. 42
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. PEMBENTUKAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN 30 Juni 2017
30 Juni 2016
Pinjaman yang diberikan
(333)
(3,085)
Jumlah
(333)
(3,085)
26. KERUGIAN PENJUALAN SURAT BERHARGA & PENURUNAN NILAI WAJAR ASET KEUANGAN 30 Juni 2017
30 Juni 2016
Kerugian penjualan Surat berharga Penurunan M to M surat berharga
335 -
929 1,044
Jumlah
335
1,973
27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 30 Juni 2017
30 Juni 2016
727 2,314 608
701 2,095 586
426 243 178 49 60 21 51 102 343 72
468 152 275 45 55 28 55 191 332 72
5,194
5,055
Jasa Informasi & Teknologi Premi Penjaminan DPK & Asuransi Biaya penyusutan Telp, Listrik & Air Iklan & Promosi Representasi & atensi Perjalanan dinas Pajak-pajak Barang cetakan Alat tulis kantor Akuntan publik Transportasi Lainnya Jumlah
28. BEBAN PERSONALIA 30 Juni 2017
30 Juni 2016
8,314 800 2,076 926 625 465 446 492 335
6,954 904 1,212 833 513 113 439 472 698
14,479
12,138
Gaji Tunjangan lainnya Kesejahteraan karyawan lainnya Pajak penghasilan karyawan Tunjangan hari raya Pendidikan dan latihan Tunjangan Pendidikan Honorarium Pegawai Lainnya Jumlah
43
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. BEBAN SEWA, PEMELIHARAAN & PERBAIKAN 30 Juni 2017
30 Juni 2016
Sewa Pemeliharaan & perbaikan
2,769 166
2,706 251
Jumlah
2,935
2,957
30. BEBAN OPERASIONAL LAINNYA 30 Juni 2017
30 Juni 2016
Biaya Corsec Membership Lainnya
614 62 292
601 52 276
Jumlah
968
929
31. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI Dalam kegiatan usahanya, Bank mengadakan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang berelasi. Menurut manajemen, transaksi dengan pihak yang berelasi dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal seperti yang dilakukan dengan pihak ketiga, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Transaksi dan saldo dengan pihak yang berelasi serta persentase terhadap masing-masing total transaksi dan saldo akunakun yang terkait, terinci sebagai berikut: a. Kredit yang diberikan pada pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 4,090,- juta dan Rp 8,879,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 10). Persentase kredit kepada pihak yang berelasi terhadap jumlah Kredit yang diberikan adalah 0.43% dan 0.88% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. b. Giro oleh pihak yang berelasi masing-masing sebesar Rp 297- juta dan Rp 439,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 14). Persentase giro kepada pihak yang berelasi terhadap jumlah giro nasabah adalah 1 . 0 6 % dan 1 .87% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. c. Tabungan oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 832,- juta dan Rp 1,106,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 15). Persentase tabungan pada pihak yang berelasi terhadap jumlah tabungan adalah 1.59% dan 2.41% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. d. Simpanan berjangka oleh pihak berelasi masing-masing sebesar Rp 1 1 , 2 4 8 ,- juta dan Rp Rp 11,273,- juta pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 (Catatan 16). Persentase deposito oleh pihak yang berelasi terhadap jumlah liablitas masing-masing adalah 0.56% dan 0.59% untuk tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Hubungan dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut: Pihak - pihak berelasi
Sifat hubungan
Sifat transaksi
PT. Ridean Finance
Kelompok usaha terkait
Kredit
Paberd Leonard
Direktur
Kredit
44
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32.
PENGUNGKAPAN HAL- HAL PENTING LAINNYA a. Analisa jatuh tempo aset dan liablitas (maturity gap) pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut: 30 Juni 2017 Saldo
s/d 1 bulan
1 s/d 3 bulan
> 3 s/d 6 bulan
> 6 s/d 12 bulan
> 12 bulan
Aset (A) Kas Giro pada Bank Indonesia Giro Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank lain Efek-efek yang diperdagangkan Pinjaman yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Jumlah - A
16,064 213,612 5,975 729,638 55,914 940,542 317,872 2,279,617
16,064 213,612 5,975 729,638 965,289
5,061 5,061
20,167 20,167
514,690 28,507 543,197
55,914 425,852 264,137 745,903
Liablititas (B) Giro Tabungan Simpanan berjangka Jumlah - B Selisih (A-B)
27,917 52,309 1,998,507 2,078,733 200,884
27,917 52,309 932,251 1,012,477 (47,188)
832,026 832,026 (826,965)
186,172 186,172 (166,005)
48,058 48,058 495,139
745,903
> 3 s/d 6 bulan
> 6 s/d 12 bulan
> 12 bulan
31 Desember 2016 Saldo
s/d 1 bulan
1 s/d 3 bulan
Aset (A) Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia Penempatan pada Bank Lain Efek-efek yang diperdagangkan Pinjaman yang diberikan Efek-efek untuk tujuan investasi Jumlah - A
15,821 182,884 270 143,764 35,000 432,352 1,002,193 385,982 2,198,266
15,821 182,884 270 143,764 35,000 377,626 187,593 942,958
54,726 141,216 195,942
114,079 114,079
287,801 316,982 604,783
271,504 69,000 340,504
Liablititas (B) Giro Tabungan Simpanan berjangka Jumlah - B Selisih (A-B)
31,284 45,228 1,920,123 1,996,635 201,631
31,284 45,228 861,441 937,953 5,005
869,590 869,590 (673,648)
135,230 135,230 (21,151)
53,862 53,862 550,921
340,504
45
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. MANAJEMEN RISIKO Bank memiliki eksposur terhadap risiko di bawah ini yang berasal dari instrumen keuangan: -
Risiko kredit
-
Risiko pasar
-
Risiko likuiditas
-
Risiko operasional
Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan, kebijakan dan proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko. a.
Kerangka manajemen risiko Organisasi manajemen risiko Bank melibatkan pengawasan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Pemantau Risiko yang dibentuk untuk mendukung tugas-tugas Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko tersebut menyetujui dan memonitor pelaksanaan kerangka dan kebijakan manajemen risiko Bank. Komite Pemantau Risiko tersebut mengadakan pertemuan setiap bulannya untuk menilai kinerja dari setiap portofolio kredit dan mendiskusikan masalah-masalah risiko. Dewan Komisaris mendelegasikan kuasa kepada Direktur Utama dan Direksi untuk mengimplementasikan strategi manajemen risiko. Komite Manajemen Risiko dibentuk oleh Direksi dan bertanggungjawab untuk mengelola risiko yang ada di Bank. Komite Manajemen Risiko tersebut terdiri dari anggota Direksi dan General Manajer. Komite Manajemen Risiko diketuai oleh Direktur Kepatuhan. Kebijakan manajemen risiko Bank ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Bank, untuk menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan sistem manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk, dan jasa yang ditawarkan. Bank, melalui pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan, berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang taat dan konstruktif, dimana semua karyawan memahami tugas dan liabilitas mereka.
Komite Audit Bank memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit dibantu oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI). SKAI secara berkala maupun sesuai kebutuhan, menelaah pengendalian dan prosedur manajemen risiko dan melaporkan hasilnya ke Komite Audit Bank.
1.
Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dikelola melalui penetapan kebijakan-kebijakan dan proses-proses yang meliputi kriteria pemberian kredit, pengusulan dan persetujuan kredit, penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen portofolio. Bank juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Bank, yang memungkinkan Bank untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu apabila terjadi penurunan kualitas kredit. Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen risiko kredit secara efektif, penyempurnaan prosedur dan pengembangan system dalam upaya menjaga dampak negatif yang diakibatkan oleh kredit bermasalah.
46
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a. Kerangka manajemen risiko (lanjutan) 1. Risiko kredit (lanjutan) Bank secara aktif terlibat dalam persiapan penerapan Basel II sesuai dengan panduan dari Bank Sentral. 1)
Eksposur maksimum terhadap risiko kredit Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan dalam hal timbul liabilitas atas instrumen yang diterbitkan. Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.
2)
Analisis risiko konsentrasi kredit Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan nasabah untuk memenuhi liabilitas kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi ataupun kondisi lainnya. Bank mendorong adanya diversifikasi dari portofolio kreditnya pada berbagai, industri, dan produk kredit sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko kredit. Penambahan diversifikasi ini berdasarkan rencana strategi Bank, sektor target, kondisi ekonomi saat ini kebijakan pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi pertumbuhan. Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi.
2. Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar dan portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank. Yang dimaksud dengan faktor pasar adalah suku bunga. Risiko pasar terdapat pada aktivitas fungsional Bank dan kegiatan tresuri. Aktivitas ini mencakup penempatan posisi dalam bentuk surat berharga maupun penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis lainnya), dan kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan. Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan melakukan kontrol atas eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat pengembalian atas risiko. Risiko pasar dikelola melalui kebijakan yang komprehensif dan kerangka limit untuk mengukur dan memonitor nilai risiko berdasarkan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) oleh Bank. Limit dari risiko pasar ditetapkan pada tingkat bankwide dan dilaporkan serta dipantau oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) Assets and Liability Committee (ALCO) berperan sebagai forum manajemen untuk mengambil keputusan atas kebijakan yang berkaitan dengan manajemen risiko pasar dan likuiditas. Risiko tingkat suku bunga Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yangberlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang mengandung risiko suku bunga. Bank mengelola risiko suku bunga dengan menggunakan pendekatan analisa gap repricing, simulasi dengan skenario perubahan suku bunga (naik/turun). Untuk meningkatkan pengelolaan risiko tingkat bunga, Limit risiko pasar ditetapkan dengan mengacu pada pengukuran ini untuk pengelolaan eksposur suku bunga. 47
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a.
Kerangka manajemen risiko (lanjutan) 3. Risiko likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidak mampuan Bank dalam memenuhi liabilitas yang telah jatuh tempo dan menutup posisi di pasar. Risiko likuiditas merupakan risiko yang terpenting pada bank umum dan perlu dikelola secara berkesinambungan.
ALCO berperan sebagai forum manajemen untuk memonitor situasi likuiditas Bank. ALCO bertanggungjawab untuk menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan aset dan liabilitas Bank sejalan dengan prinsip kehati-hatian manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit, mempertimbangkan struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Bank. Bank mengelola risiko likuiditas melalui analisis perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas. Risiko likuiditas diukur dan dipantau secara harian berdasarkan kerangka kerja limit risiko likuiditas. Kerangka kerja digunakan untuk mengelola situasi likuiditas Bank pada kondisi normal dan kejadian kondisi stress. Rencana pendanaan darurat likuiditas telah disusun untuk mempersiapkan Bank jika terjadi krisis likuiditas.
Eksposur terhadap risiko likuiditas Analisis kesenjangan likuiditas untuk memberikan pandangan terhadap ketidaksesuaian arus kas masuk terkait dengan arus kas keluar di setiap saat. Kondisi ini dikelola secara terpusat oleh Tresuri yang mempunyai akses dan otorisasi secara langsung ke interbank, dan nasabah besar dalam upaya membantu aktivitas bisnis Bank di pengumpulan dana dan pemberian kredit.
Salah satu rasio likuiditas adalah rasio dari aset likuid bersih terhadap liabilitas 1 bulan. Untuk tujuan ini, asset yang bersifat likuid termasuk kas dan setara kas dan efek-efek berperingkat investasi, yang diperdagangkan secara aktif dan likuid di pasar dikurangi dengan simpanan dari bank dan komitmen yang jatuh tempo dalam satu bulan mendatang.
4. Risiko operasional Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal. Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor Pusat sampai kantor kas. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian financial, keselamatan karyawan dan reputasi Bank. Komponen utama dari Kerangka Kerja Pengelolaan Risiko Operasional yang dijalankan secara berkesinambungan antara lain: a) Akuntabilitas yang jelas Semua pihak di Bank menjalankan penugasan terkait dengan perannya masing-masing dalam pengelolaan risiko operasional. Direksi seperti halnya Dewan Komisaris bertanggung-jawab untuk mengawasi efektivitas dari kerangka kerja pengelolaan risiko operasional secara menyeluruh serta pelaksanaannya. Unit bisnis dan fungsi support sebagai pemilik dari proses pengelolaan risiko dan fungsi Pengendalian Internal yang ada pada setiap Risk Taking Unit (RTU) berperan sebagai lini pertahanan lapis pertama dalam penegakan pengelolaan risiko operasional sehari-hari. Mereka bertanggungjawab dalam mengidentifikasi, mengelola, memitigasi dan melaporkan Risiko Operasional. 48
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) a.
Kerangka manajemen risiko (lanjutan) 4.. Risiko operasional (lanjutan) a) Akuntabilitas yang jelas (lanjutan) Satuan Kerja Manajemen Risiko (“SKMR”) bersama-sama dengan Divisi Kepatuhan dan Hukum berperan sebagai pertahanan lapis kedua. SKMR berfungsi dalam perancangan, pendefinisian, pengembangan dan pemeliharaan kerangka kerja risiko operasional secara keseluruhan, memantau penerapan kerangka kerja oleh RTU, memastikan kecukupan kontrol atas kebijakan dan prosedur, sertaa berperan sebagai koordinator/fasilitator atas aktivitas pengelolaan risiko operasional yang efektif. Sedangkan Satuan Kerja Audit Internal secara independen berperan sebagai pertahanan lapis ketiga. Bank juga melakukan penerapan yang ketat atas prinsip “empat mata” (pemisahan tugas dan dual control) untuk semua proses terutama proses yang beresiko.
b) Pengelolaan risiko operasional Pelaksanaan kerangka kerja SKMR di Bank dilakukan dalam siklus SKMR yang terpadu dan terdiri dari proses identifikasi, penilaian/pengukuran, pemantauan serta pengendalian/mitigasi risiko.
c) Perhitungan Beban Modal Risiko Operasional Bank telah melakukan perhitungan beban modal untuk risiko operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar sejak Januari 2010, sesuai dengan jadwal Bank Indonesia.
d) Business Continuity Plan Dengan tujuan untuk mengantisipasi risiko operasional yang mungkin terjadi dari kondisi krisis karena bencana (dari bencana alam seperti banjir, gempa bumi atau kebakaran dan juga yang lainnya seperti gangguan sistem, listrik mati), hingga kondisi bisnis yang tidak menunjang, Bank telah menerapkan Business Continuity Plan (BCP) yang komprehensif guna memastikan kelangsungan layanan konsumen.
e) Asuransi Penerapan asuransi yang terkoordinasi secara komprehensif dan merupakan salah satu mitigasi utama dari risiko operasional meyakinkan tercapainya cakupan polis asuransi yang optimum terhadap pemaparan risiko. Polis asuransi aset dan finansial Bank secara komprehensif terdiri dari Asuransi uang tunai dan Asuransi asset.
f) Pengendalian Intern Bank memberikan pula penekanan kepada pentingnya kontrol preventif dan mekanisme pendeteksian dini atas pemaparan risiko operasional melalui sistem pengendalian internal dari setiap Lini Bisnis.
49
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. INFORMASI SEGMEN Informasi segmen Bank dikelompokkan per segmen usaha/sektor dan dikelompokkan berdasarkan segmen geografis. TABEL Kredit Per sektor ekonomi:
a.
Kredit Per Sektor Ekonomi Per 30 Juni 2017 Rincian Sektor Ekonomi Rumah tangga untuk pemilikan rmh tggl tipe 22 s/d 70
Plafon 5,769,617,853
Outstanding 5,769,617,853
Rumah tangga untuk pemilikan Apartemen tipe 22 s/d 70
473,897,992
473,897,992
Rumah tangga untuk pemilikan mobil roda 4
529,509,309
529,509,309
3,975,623,436
3,975,623,436
Rumah tangga untuk keperluan tdk dklasifikasi di tmpt lain Bukan lapangan usaha lainnya
47,967,084
47,967,084
Perkebunan kelapa sawit Pertanian, perburuan, perkebunan kelapa sawit
39,272,295,573 1,000,000,000
39,179,587,208 774,709,852
Industri tekstil, pertenunan Industri pakaian jadi & perlengkapannya kecuali pakaian jadi berbulu
9,250,000,000 26,764,222,713
9,250,000,000 26,760,400,542
54,029,605
54,029,605
Industri alas kaki Industri plastik dan karet buatan Industri brg dr plastik Industri furniture Ketenagalistrikan lainnya Gas Konstruksi penyiapan lahan lainnya Konstruksi perumahan menengah, besar, mewah tipe diatas 71
850,000,000
1,324,204
3,750,000,000
3,140,413,978
2,000,000,000
300,000,000
35,000,000,000 3,056,151,796
35,000,000,000 3,055,744,933
1,586,256,632
1,586,256,632
144,844,585,326
109,685,223,829
Konstruksi gedung lainnya
50,058,467,860
28,303,441,172
Konstruksi bangunan sipil lainnya Konstruksi penyelesaian konstruksi gedung
4,542,745,340 30,695,034,417
3,189,044,781 28,625,713,047
Perdagangan besar eceran penjualan mobil
17,650,000,000
17,596,636,615
Perdagangan besar eceran penjualan suku cadang & aksesoris mobil
18,750,000,000
3,750,000,000
Perdagangan besar dlm negeri hasil perikanan
1,861,433,296
1,861,433,296
Perdagangan besar dlm negeri beras
5,000,000,000
5,000,000,000
Perdagangan besar dlm negeri makanan, minuman & tembakau lainnya
42,130,067,892
32,967,256,906
Perdagangan besar brg2 keperluan rmh tangga lainnya
20,000,000,000
14,969,290,800
Perdangan besar bahan bakar gas, cair & padat
11,379,561,631
11,339,784,411
Perdagangan dlm negeri bahan2 konstruksi lainnya
51,565,960,859
45,852,961,889
1,170,623,687
1,170,623,687
863,271,689
80,749,457
37,933,949 29,433,303,459
37,933,949 24,011,360,215
Perdagangan eceran perlengkapan rmh tangga & perlengkapan dapur
1,584,119,384
1,584,119,384
perdagangan eceran bahan konstruksi
2,346,056,247
2,341,056,247
Perdagangan eceran berbagai macam brg yg didominasi makanan, minuman & tembakau Perdagangan eceran berbagai macam brg yg didominasi brg bkn makanan, minuman & tembakau Perdagangan eceran komoditi makanan, minuman atau tembakau Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, alas kaki
50
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) a.
Kredit Per Sektor Ekonomi Per 30 Juni 2017 (lanjutan) Rincian Sektor Ekonomi Perdagangan eceran barang bekas perdagangan eceran kaki lima tekstil
Plafon 75,754,260 694,614,671
Outstanding 75,754,260 94,614,671
perdagangan impor lainnya
1,500,000,000
1,000,000,000
penyediaan akomodasi hotel bintang
8,664,195,401
5,199,195,401
penyediaan akomodasi restoran /rmh makan
6,027,978,927
5,013,669,809
transportasi angkutan jalan
39,812,083,822
39,812,026,123
transportasi pergudagan, jasa wilayah berikat
12,409,523,070
12,409,523,070
transportasi jasa perjalanan wisata
485,545,613
485,545,613
jasa pengiriman & pengepakan perantara keuangan
900,000,000
200,000,000
85,088,650,990
55,841,380,516
122,564,755,204
101,775,903,187
36,000,000,000
36,000,000,000
171,985,574,525
155,473,075,114
2,000,000,000
2,000,000,000
23,588,314,618
23,588,314,618
real estate perumahan sederhana real estate gedung perkantoran real estate perumahan sederhana persewaan mesin lainnya & peralatannya yg tdk diklasifikasikan di tempat lain jasa komputer & kegiatan yg terkait jasa pendidikan tinggi jasa kemasyarakatan sosial budaya hiburan & perorangan lainnya Jumlah kredit yang diberikan
5,200,515,664
5,200,515,664
34,464,849,906
34,106,919,091
1,118,755,093,700
940,542,149,450
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
3,512,661,269
Amortisasi
2,384,475,623
Jumlah kredit yang diberikan-bersih
934,645,012,559
Per 31 Desember 2016 Rincian Sektor Ekonomi Rumah tangga untuk pemilikan rumah tinggal
Plafond 5,970,101,818
Outstanding 5,970,101,818
Rumah tangga untuk pemilikan Apartemen
783,495,352
783,495,352
Rumah tangga untuk pemilikan mobil roda 4
591,813,005
591,813,005
4,024,088,695
4,024,088,695
Rumah tangga untuk keperluan tdk dklasifikasi di tmpt lain Bukan lapangan usaha lainnya Pertanian, perburuan, perkebunan kelapa sawit Industri makanan yg tdk dklasifikasikan ditmpt lain Industri minuman Industri pakaian jadi & perlengkapannya kecuali pakaian jadi berbulu Industri alas kaki
63,635,151
63,635,151
42,222,115,648
41,097,115,648
1,000,000,000
801,621,363
24,544,573
24,544,573
32,935,879,360
32,920,060,666
76,262,508
76,262,508
Industri plastik dan karet buatan Industri brg dr plastik
850,000,000
1,474,108
2,250,000,000
2,161,044,683
Industri furniture Gas
2,000,000,000 3,250,736,877
1,200,000,000 3,250,639,661
Konstruksi penyiapan lahan lainnya
2,031,051,466
2,031,051,466
109,079,171,824
73,859,031,406
84,185,866,527
83,171,944,187
Konstruksi perumahan menengah, besar, mewah tipe diatas 71 Konstruksi gedung lainnya 51
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) a.
Kredit Per Sektor Ekonomi Per 31 Desember 2016 (lanjutan) Rincian Sektor Ekonomi Konstruksi penyelesaian konstruksi gedung
Plafond 30,747,862,016
Outstanding 30,591,232,429
Perdagangan besar eceran penjualan mobil
17,650,000,000
17,518,569,653
Perdagangan besar eceran penjualan suku cadang & aksesoris mobil Perdagangan besar dlm negeri hasil perikanan
38,750,000,000
38,628,855,871
1,934,520,463
1,934,520,463
Perdagangan besar dlm negeri beras
5,000,000,000
3,650,000,000
Perdagangan besar dlm negeri makanan, minuman & tembakau lainnya Perdangan besar bahan bakar gas, cair & padat Perdagangan dlm negeri bahan2 konstruksi lainnya
62,731,876,092
60,131,351,872
15,927,830,669 61,040,960,859
15,889,729,952 60,883,524,681
Perdangan besar mesin2, suku cadang & perlengkapannya
10,000,000,000
9,000,000,000
1,323,270,826
1,322,888,846
870,135,044
81,349,463
Perdagangan eceran berbagai macam brg yg didominasi makanan, minuman & tembakau Perdagangan eceran berbagai macam brg yg didominasi brg bkn makanan, minuman & tembakau Perdagangan eceran komoditi makanan, minuman atau tembakau
50,672,810
50,672,810
Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, alas kaki
37,473,322,921
37,134,559,718
Perdagangan eceran tekstil, pakaian jadi, alas kaki Perdagangan eceran bahan konstruksi Perdagangan impor lainnya
1,596,888,002 3,259,186,383 1,500,000,000
1,571,674,555 2,953,339,999 1,000,000,000
Penyediaan akomodasi hotel bintang
8,833,495,909
4,933,495,909
Penyediaan akomodasi restoran /rmh makan
6,034,090,995
6,022,469,501
Transportasi angkutan jalan
40,009,033,911
40,004,479,528
Transportasi pergudagan, jasa wilayah berikat
14,642,348,218
14,642,348,218
Transportasi jasa perjalanan wisata
15,581,303,579
15,581,303,579
Transportasi
28,500,000,000
28,500,000,000
Perantara keuangan
85,428,047,187
53,899,252,187
262,645,750,701
233,386,882,234
190,385,816
110,385,816
Real estate perumahan sederhana Real estate atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak Persewaan alat transportasi darat Persewaan mesin lainnya & peralatannya yg tdk diklasifikasikan di tempat lain Jasa komputer & kegiatan yg terkait Jasa pendidikan tinggi Jasa kemasyarakatan sosial budaya hiburan & perorangan lainnya Jumlah kredit yang diberikan - bersih
33,927,182
33,927,182
2,000,000,000
2,000,000,000
24,150,189,302
24,150,189,302
5,200,515,664
5,200,515,664
39,894,857,187
39,357,624,680
1,114,339,234,540
1,002,193,068,402
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
3,926,883,954
Amortisasi
2,123,985,691 1,114,339,234,540
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
52
996,142,198,757
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) b. Kredit Berdasarkan Segmen Geografi 30 Juni 2017
31 Desember 2016
Bekasi
Plafond 51,576,604,015
Outstanding 49,268,310,953
Plafond 54,050,013,743
Outstanding 45,635,795,251
Bogor
9,823,675,349
9,818,675,349
9,899,446,247
9,894,446,247
90,340,718,449
84,648,112,571
61,381,975,393
61,293,835,536
Purwakarta
9,250,000,000
9,250,000,000
-
-
Cirebon
3,500,000,000
3,500,000,000
3,500,000,000
3,500,000,000
Depok
8,233,518,458
8,233,518,458
7,643,573,469
7,643,573,469
93,982,033,636
82,289,109,266
105,698,825,803
95,769,885,925
665,658,633,687
549,133,065,427
692,060,096,794
645,167,164,314
Yogyakarta
-
-
14,222,624,159
14,222,624,159
Jawa Timur
41,639,524,554
27,475,250,626
51,578,380,050
32,175,938,743
Palembang
35,000,000,000
8,903,764,150
35,000,000,000
9,754,734,722
Pangkal Pinang
2,000,000,000
2,000,000,000
2,000,000,000
2,000,000,000
Tanjung Pinang
-
-
2,000,000,000
1,200,000,000
Bangkalan
39,272,295,573
39,179,587,208
42,222,115,648
41,097,115,648
Balikpapan
17,841,519,807
17,570,185,270
18,756,672,927
18,512,444,081
Makasar
1,169,266,307
1,169,266,307
1,303,999,087
1,303,999,087
Denpasar
49,467,303,865
48,103,303,865
13,021,511,220
13,021,511,220
1,118,755,093,700
940,542,149,450
1,114,339,234,540
1,002,193,068,402
Bandung
Tangerang Jakarta
3,512,661,269
3,926,883,954
2,384,475,623
2,123,985,691
934,645,012,559
996,142,198,757
53
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. RASIO PENYEDIAAN MODAL MINIMUM Bank diwajibkan untuk memenuhi persyaratan Rasio Liabilitas Penyediaan Modal (KPMM) yang ditetapkan Bank Indonesia, yang mempertimbangkan secara kuantitatif seperti aset, liablitas dan akun off balance sheet tertentu, juga mempertimbangkan secara kuantitatif tentang komponen dan risiko tertimbang. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui kesehatan dan permodalan bank. Bank Indonesia menetapkan rasio kecukupan modal adalah sebesar 8% dari aset tertimbang menurut risiko. Capital Adequacy Ratio Bank pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 adalah sebesar 18.76% dan 17.91%. Tabel dibawah ini menunjukkan modal dan rasio kecukupan modal (CAR) Bank masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. 30-Jun-17 NO
31-Des-2016
30-Jun-16
KOMPONEN MODAL Audited
I
KOMPONEN MODAL 1
Modal Inti 1.1 Modal disetor 1.2 Cadangan Tambahan Modal Faktor penambah 1.2.1 Agio 1.2.2 Modal sumbangan 1.2.3 Cadangan umum 1.2.4 Laba tahun-tahun lalu yang dapat diperhitungkan (100%) 1.2.5 Laba tahun berjalan yang dapat diperhitungkan (100%) 1.2.6 Selisih lebih karena penjabran laporan keuangan 1.2.7 Dana setoran modal 1.2.8 Waran yang diterbitkan Opsi saham yang dierbitkan dalam rangka program kompensasi berbasis 1.2.9 saham (50%) 1.2.10 Pendapatan komprehenship lainnya 1.2.11 Saldo surplus revaluasi aktiva tetap 1.2.12 Selisih kurang antara PPA dan CKPN atas aset produktif 1.2.13 Penyisihan penghapusan aset (PPA) atas aset non produktif 1.2.14 Selisih kurang jumlah penyesuaian nilai wajar dari instrument keuangan Trading book 1.3 Kepentingan Non Pengendali yang dapat diperhitungkan 1.4 Faktor pengurang Modal Inti Utama 1.4.1 Perhitungan pajak tangguhan 1.4.2 Goodwill 1.4.3 Aset tidak berwujud lainnya 1.4.4 Penyertaan yang diperhitungkan sebagai faktor pengurang 1.4.5 Kekurangan modal pada perusahaan anak asuransi 1.4.6 Eksporsur sekuritasasi 1.4.7 Faktor pengurang modal inti lainnya 1.4.8 Investasi pada instrument AT1 dan Tier 2 pada bank lain 2 Modal Inti Tambahan 2.1 Instrumen yang memenuhi persyaratan AT-1 2.2 Agio/Disagio 2.3 Faktor pengurang investasi pada instrument AT1 dan Tier 2 pada bank lain
54
226,717 162,900 69,473
221,619 162,900 62,711
219,767 162,900 59,883
32,586 33,490 4,129 -
32,586 21,348 12,142 -
32,586 21,191 4,850 -
(4,368) 11,025 (5,363) (2,025) -
(5,631) 10,905 (6,614) (2,025) -
(1,218) 10,905 (7,419) (1,013) -
(5,656) (2,168) (3,488) -
(3,992) (2,168) (1,824) -
(3,015) (1,784) (1,231) -
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. RASIO PENYEDIAAN MODAL MINIMUM (lanjutan) 30-Jun-17 NO
31-Des-2016
30-Jun-16
KOMPONEN MODAL Audited
I
KOMPONEN MODAL B
Modal Pelengkap ( Tier II ) 1 Instrumen modal dalam bentuk saham atau Lainnya yang memenuhi persyaratan 2 Agio/disagio yang berasal dari penerbitan instrument modal tambahan 3 Cadangan umum aset produktif PPA yang wajib dibentuk (maks 1.25% ATMR) 4 Cadangan umum aset produktif TRA (maks 1.25% ATMR) 5 Cadangan tujuan 6 Faktor pengurang Modal pelengkap 5.1 Sinking Fund 5.2 Investasi pada instrument Tier 2 pada bank lain TOTAL MODAL ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO KREDIT **) ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO OPERASIONAL ASET TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR) UNTUK RISIKO PASAR TOTAL ATMR RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM UNTUK RISIKO KREDIT, RISIKO OPERASIONAL DAN RISIKO PASAR [III : (IV + V + VI)]
6,780 1,732
9,055 1,121
11,051 718
(8,512) 226,716 1,074,074 105,696 28,776 1,208,545
(10,176) 221,619 1,121,882 87,047 28,546 1,237,475
(11,769) 219,767 1,114,401 87,047 23,900 1,225,349
18.76%
17.91%
17.94%
36. RASIO – RASIO LAINNYA
I.
II.
III.
IV.
V.
30 Juni 2017
31 Desember 2016
PERMODALAN Rasio Kecukupan Modal Aset Tetap terhadap Modal
18.76% 14.09%
17.91% 14.31%
ASET PRODUKTIF Aset Produksi bermasalah Non Performing Loan (NPL)
0.40% 0.91%
1.13% 2.34%
Pemenuhan CKPN
100%
100%
RENTABILITAS Return On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) Net Interest Margin (NIM) Beban Operasi terhadap Pendapatan Operasi (BOPO)
0.47% 3.68% 2.43%
0.76% 5.87% 2.97%
95.20%
93.02%
LIKUIDITAS Loan Deposit Rasio (LDR)
45.13%
50.27%
6.50% 4.00% 3.49%
6.50% 4.00% 2.97%
KEPATUHAN (COMPLIANCE) 1. Persentase Pelanggaran BMPK - Pihak terkait - Pihak tidak terkait 2. GWM Primer GWM Sekunder GWM LDR
55
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37. JAMINAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN (LPS) TERHADAP LIABILITAS PEMBAYARAN BANK UMUM Berdasarkan Undang-undang No. 24 tanggal 22 September 2004 yang berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Republik Indonesia No. 3 tanggal 13 Oktober 2009, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin Liabilitas tertentu Bank-Bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2009 tanggal 13 Oktober 2009 mengenai Besarnya Nilai Simpanan yang dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan, maka pada tanggal 31 Desember 2009, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp 2.000.000.000,- untuk per nasabah per Bank. Simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunga yang sama dengan atau dibawah 6 .25% dan 6 .25% pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016. Pada tanggal 30 Juni 2017 dan 31 Desember 2016 Bank adalah peserta dari program penjaminan tersebut.
38. PERSETUJUAN DIREKSI Laporan Keuangan telah disetujui oleh Direksi untuk disampaikan pada tanggal 27 Juli 2017.
56
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT. BANK MITRANIAGA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk periode yang berakhir 30 Juni 2017 Dengan Angka pembanding 30 Juni 2016 dan 31 Desember 2016 (Dinyatakan dalam Jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)