Bank Mitraniaga merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989 berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S 76/MK.13/1989. Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal 29 Juli 1989. Bank Mitraniaga merupakan Bank Umum Swasta Nasional yang didirikan pada tahun 1989 berdasarkan akta nomor 85 tanggal 5 Juli 1989 dari Notaris Benny Kristanto, S.H dengan persetujuan prinsip dari Departemen Keuangan Republik Indonesia No. S 76/MK.13/1989. Anggaran Dasar ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-6826 HT.01.01 Th. 1989 tanggal 29 Juli 1989.
SEKILAS BANK MITRANIAGA
Kepemilikan saham Bank Mitraniaga telah mengalami beberapa kali perubahan, kondisi yang terakhir tercatat dalam akta No. 21 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 24 Mei 2004. Dalam peningkatan modal, selama tahun 2007 hingga tahun 2010, Bank Mitraniaga telah melakukan penambahan modal secara bertahap dengan total Rp 108.400.000.000,- (Seratus Delapan Milyar Empat Ratus Juta Rupiah). Sedangkan untuk penambahan modal yang paling terakhir tercatat dalam akta notaris No. 37 dari Notaris Esther Setiawati Santosa, S.H pada tanggal 25 Januari 2012 menjadi sebesar Rp. 118.400.000.000,- (Seratus Delapan Belas Milyar Empat Ratus Juta Rupiah). Konsistensi pada komitmen untuk terus berkembang dan memberikan pelayanan yang terbaik dengan berpedoman pada prinsip kehati-hatian tetap terus dilakukan. Dengan didukung oleh sumber daya manusia yang struktur pendidikannya baik maka Bank Mitraniaga diharapkan senantiasa tumbuh dan berkembang tanpa mengabaikan kualitas pelayanan kepada nasabah melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia. Selain itu untuk mengantisipasi perkembangan lingkungan usaha dan perubahan kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa keuangan, Bank terus menyempurnakan sistem dan mekanisme pelayanan dengan pengelolaan yang professional dan berintegritas tinggi. Hingga akhir 2011, Bank Mitraniaga telah memiliki 12 (dua belas) jaringan kantor tersebar di Jakarta dan Surabaya yang siap melayani nasabahnya dengan layanan terbaik, yang terdiri dari 1 (satu) Kantor Pusat Operasional, 1 (satu) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, dan 3 (tiga) Kantor Kas. Dalam waktu dekat penambahan jumlah jaringan kantor di daerah sekitar Jakarta dan luar Jakarta akan segera dilaksanakan guna memperkokoh kegiatan usaha Bank.
The Power of Growing
Laporan Tahunan 2012 Annual Report
1
VISI DAN MISI
Visi dan Misi
Menjadi Bank Umum yang SEHAT dan TERPERCAYA sehingga dapat memberikan kontribusi positif kepada stakeholder.
Memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah dan dunia usaha berdasarkan prinsip-prinsip GCG serta meningkatkan produktivitas dan melayani dengan sepenuh hati.
PT. Bank Mitraniaga (selanjutnya disebut “Perusahaan “ ), yang dikenal dengan nama Bank Mitraniaga, bergerak di bidang perbankan sejak tahun 1989. Perusahaan yang termasuk salah satu penyedia produk dan layanan perbankan di Indonesia. Seiring dengan perkembangan Perusahaan, telah dilakukan perubahan visi dan misi di tahun 2011 dengan tujuan untuk menjadikan Perusahaan menjadi salah satu Bank yang memiliki kinerja yang baik dan berkembang pesat ditahun 2012 dan di masa depan.
The Power of Growing
Laporan Tahunan 2012 Annual Report
2
Sambutan Dewan Komisaris
(dari kiri ke kanan : Budoyo, Willy Yonathan, Gaguk Hartadi)
Dalam tahun 2011, Bank Mitraniaga telah mengambil berbagai langkah penting untuk memperkuat tata kelola perusahaan, manajemen risiko, dan pengendalian internal. Di tahun tersebut seluruh jajaran Manajemen dan karyawan Bank Mitraniaga telah berhasil melakukan perbaikan pada periode konsolidasi dengan baik yang tentunya akan sangat mempengaruhi kesinambungan Bank Mitraniaga dalam jangka panjang, yaitu : Penguatan Manajemen Risiko secara berkelanjutan sehingga mampu membangun kesadaran tentang pengelolaan risiko yang lebih baik. Peningkatan kualitas layanan sehingga mampu membangun kepercayaan nasabah terhadap pelayanan dan produk Bank. Pengembangan organisasi, sumber daya manusia dengan focus organisasi pada proses konsolidasi dan perbaikan kualitas asset. Semua pencapaian tersebut tentunya menjadi komitmen bagi kami selaku Dewan Komisaris untuk terus mengarahkan agar Bank Mitraniaga mampu memberikan kontribusi positif kepada stakeholder. Kami bersama Manajemen Bank Mitraniaga akan terus mengupayakan agar penerapan GCG dapat berjalan secara konsisten dan terus terjaga, khususnya untuk mempersiapkan Bank Mitraniaga agar mampu menghadapi tantangan di masa mendatang. Memperhatikan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6.5 %, nilai tukar dan inflasi tahun 2011, Bank Mitraniaga memiliki harapan dan keyakinan untuk tetap berusaha mempertahankan bahkan secara sehat yang mencakup pengawasan penyaluran kredit, pertumbuhan asset, kecukupan modal dan efisiensi biaya. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder atas dukungan, kerjasama, dan kepercayaan yang telah diberikan selama ini. Kami juga menyampaikan penghargaan kepada Direksi, jajaran Manajemen, dan seluruh karyawan atas kontribusi dan kinerja yang telah dicapai Bank Mitraniaga. Kami yakin dengan dukungan dan kepercayaan yang diberikan tersebut, Bank Mitraniaga akan dapat mencapai hasil yang terbaik dan meraih kesuksesan di masa depan.
Willy Yonathan Komisaris Utama
Gaguk Hartadi Komisaris Independen
Budoyo Komisaris Independen
4
Sambutan Direksi
(dari kiri ke kanan : Alex F.Rori, M. Nurcahyono, Paberd L.H) Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Nikmat yang telah kita terima dan atas Berkah dan Rahmat-Nya, Bank Mitraniaga telah berhasil melewati tahun 2011 yang penuh tantangan dengan baik. Di tengah kondisi perekonomian Dunia yang bergejolak yang ditandai dengan adanya krisis di berbagai belahan dunia, perekonomian Indonesia pada tahun 2011 masih bisa tumbuh 6,5 %. Hal ini menggambarkan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, sehingga menumbuhkan kepercayaan yang tinggi dari dunia internasional. Kondisi ini tentunya tidak terlepas dari peranan Bank Indonesia melalui berbagai kebijakan-kebijakan yang kredibel sesuai tugas dan fungsinya dalam upaya menunjang penguatan fundamental ekonomi nasional. Di sektor Perbankan sendiri tampak fungsi Intermediasi bertambah baik yang dapat dilihat dari pertumbuhan kredit mencapai 25,81 %. Demikian pula bagi Bank Mitraniaga pada tahun 2011 ini memiliki kinerja yang semakin baik, hal mana tercermin dari pertumbuhan asset sebesar 33,45 % dari tahun sebelumnya atau menjadi sebesar Rp 737.981 juta di banding tahun 2010 sebesar Rp 553.012 juta. DPK yang pada tahun 2010 sebesar Rp 443.527 juta, pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 615.114 juta atau tumbuh 38,68% sedangkan penyaluran kredit pada tahun 2010 sebesar Rp 229.222 juta, pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp 298.025 juta atau tumbuh 30,02 %, dengan tetap mempertahankan kredit bermasalah (non perfoming loan) pada tingkat yang rendah. Adapun pada sisi permodalan, jumlah modal inti dan modal pelengkap pada akhir tahun 2011 sebesar Rp 114.848 juta dengan ratio kecukupan modal (CAR) sebesar 27,52 %. Sedangkan efisiensi yang tercermin dari BOPO akan tetap menjadi fokus perhatian Bank Mitraniaga yang terus menerus selalu berupaya keras memperbaikinya secara optimal.
5
Dari angka-angka pencapaian tersebut di atas menggambarkan bahwa Bank Mitraniaga dalam melakukan ekspansi usahanya cukup berhati-hati dan tetap memperhitungkan resiko-resiko yang dihadapi dengan menerapkan manajemen risiko sesuai aturan dan memperhatikan serta mempertimbangkan sesuai dengan kondisi yang ada, di samping tetap berupaya keras dalam menjalankan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Pada akhirnya, Direksi mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran Dewan Komisaris serta seluruh karyawan Bank Mitraniaga atas kerja keras dan segala curahan baik tenaga maupun pikiran yang telah diberikan selama tahun 2011 sehingga Bank Mitraniaga dapat tumbuh dan berkembang seperti saat ini. Demikian pula kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder Bank Mitraniaga antara lain para nasabah, pemegang saham, masyarakat, serta pemerintah melalui Bank Indonesia atas perhatian, pengawasan, bimbingan serta pembinaan yang telah diberikan kepada Bank Mitraniaga selama ini. Kami senantiasa berkeyakinan bahwa dengan dukungan dari semua pihak yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang Bank Mitraniaga akan semakin tumbuh dan berkembang.
M. Nurcahyono Direktur Utama
6
Kinerja Bank tahun 2011
Terima kasih atas dukungan dan Kepercayaan Anda Performance Bank Tahun 2011 ( Jutaan Rp ) KETERANGAN
Aset Kredit Penempatan DPK Modal Disetor Laba
TRIWULAN I
636.427 217.001 334.078 525.560 108.400 411
TRIWULAN II
TRIWULAN III
TRIWULAN IV
660.120 222.056 347.293 543.466 113.400 765
696.104 246.934 335.612 578.032 113.400 1.290
737.981 298.025 336.189 615.114 118.400 1.586
8
Ikhtisar Keuangan Dalam Jutaan Rupiah (Kecuali Rasio) 2011
2010
2009
2008
Aset
737.981
553.012
420.991
293.376
Kredit
298.025
229.222
184.155
169.472
Sertifikat Bank Indonesia
269.002
158.390
155.634
66.685
Surat Berharga
86.380
105.496
38.147
16.200
Giro
25.140
44.921
29.084
11.062
Tabungan
19.668
13.692
12.518
12.645
Deposito Berjangka
570.306
384.914
292.116
184.003
Modal Disetor
118.400
108.400
89.400
89.400
12.644
17.902
15.678
16.645
Laba Sebelum Pajak
2.090
2.702
1.677
609
Laba Setelah Pajak
1.586
2.084
1.125
761
Keterangan
Pendapatan Bunga Bersih
Rasio Keuangan CAR
27.52 %
34.45 %
38.38 %
38.40 %
NPL Gross
0.24 %
0.26 %
0.45 %
0.83 %
NPL Nett
0.12 %
0.10 %
0.10 %
0.62 %
NIM
2.08 %
3.67 %
4.51 %
5.37 %
97.13 %
95.99 %
96.32 %
98.47 %
ROA
0.32 %
0.54 %
0.46 %
0.22 %
ROE
1.48 %
2.23 %
1.36 %
0.95 %
GWM
11.07 %
8.08 %
5.06 %
5.21 %
LDR
48.45 %
51.79 %
56.47 %
82.57 %
BO/PO
7
Kinerja Keuangan Pertumbuhan Aset Aset Bank Mitraniaga mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dari Rp. 293 Milyar pada tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp. 421 Milyar, pada tahun 2009 dan terus meningkat pada tahun 2010 menjadi Rp. 553 Milyar. Dan pada tahun 2011 menjadi Rp. 738 Milyar. Terjadi prosentase kenaikan aset sebesar 152 % dari tahun 2008 ke tahun 2011.
Aktiva Produktif Perkembangan aktiva produktif mengalami peningkatan yang signifikan dalam pertumbuhannya. Tahun 2008, aktiva produktif Bank sebesar Rp. 252 Milyar dan mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 378 Milyar, kemudian pada tahun 2010 terjadi peningkatan lagi menjadi Rp. 493 Milyar. Dan pada tahun 2011 menjadi Rp. 630 Milyar.
Dana Pihak Ketiga Selama tiga tahun, perkembangan dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank mengalami perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2008, total dana masyarakat Rp. 207 Milyar meningkat menjadi Rp. 333 Milyar pada tahun 2009 dan pada tahun 2010 jumlah dana masyarakat meningkat lagi menjadi Rp. 443 Milyar. Sedangkan pada tahun 2011 menjadi Rp. 615 Milyar.
Kredit Selama tahun 2008 sampai dengan 2011, eksposur kredit Bank terus mengalami peningkatan. Total penyaluran kredit sebesar Rp. 169 Milyar pada tahun 2008 mengalami peningkatan pada tahun 2009 menjadi Rp. 184 Milyar. Kemudian pada tahun 2010 eksposur kredit mengalami peningkatan lagi menjadi sebesar Rp. 229 Milyar. Dan pada tahun 2011 kredit berada pada posisi Rp. 298 Milyar.
Laba Bersih Perkembangan Laba Tahun Berjalan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Walaupun di tengah krisis global yang melanda Bank berhasil menghasilkan laba dengan pertumbuhan yang cukup besar pada tahun 2008 sebesar Rp. 761 juta. Pada tahun 2009, Bank mengalami peningkatan laba menjadi sebesar Rp. 1.125 juta. Pada tahun 2010 mencapai laba sebesar Rp. 2.084 juta. Dan untuk tahun 2011 laba yang didapatkan sebesar Rp. 1.586 juta.
10
Pertumbuhan Aset (dalam satuan Milyar) 421
553
293
2008 2009
Kredit (dalam satuan Milyar)
2010 2011
738
184 229
169
2008 2009 2010 2011
298
Aktiva Produktif (dalam satuan Milyar) 378
493
252
2008 2009
Laba Bersih (dalam satuan Milyar)
2010 2011
630
1125 761
2084
2008 2009 2010
1586
2011
Dana Pihak Ketiga (dalam satuan Milyar) 333
443
207
2008 2009 2010
615
2011
11
APU & PPT Bank Mitraniaga menyadari sepenuhnya terhadap risiko-risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang dijalankan. Dalam rangka memitigasi risiko yang berkenaan dengan kegiatan pencucian uang yang dapat menimbulkan dampak yang luas maka Bank Mitraniaga senantiasa ikut berperan aktif dan semaksimal mungkin mendukung pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT). Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) disamping menjaga berbagai risiko dalam kegiatan usaha bank juga sebagai upaya nyata dalam memagari Bank Mitraniaga dari upaya pencucian uang dan pendanaan terorisme yang mempunyai dampak bukan hanya untuk Bank Mitraniaga sendiri tetapi juga mengancam stabilitas perekonomian dan integritas sistem keuangan, tetapi juga dapat membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam rangka Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) Bank Mitraniaga berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/28/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No 11/31/DPNP tanggal 30 Nopember 2009 Perihal Pedoman Standar Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum. Untuk mencegah terjadinya pencucian uang dan pendanaan terorisme maka Bank Mitraniga secara konsisten melakukan training dan sosialisasi kepada seluruh karyawan terutama satuan kerja operasional mengingat satuan kerja operasional yang berhadapan langsung dengan Nasabah sebagai garda terdepan yang memagari Bank Mitraniaga dari upaya pencucian uang dan pendanaan terorisme. Setiap Kantor Cabang maupun Kantor Cabang Pembantu di Bank Mitraniaga mempunyai seorang pejabat yang menjalankan Program APU – PPT dan dikoordinasikan oleh pejabat APU-PPT di kantor Pusat yang bertanggung jawab langsung kepada Unit Kerja Khusus (UKK) Kantor Pusat. Dalam kegiatannya UKK mempunyai tugas pokok bertanggung jawab terhadap penerapan Program APU dan PPT yaitu : 1. Memantau adanya sistem yang mendukung program APU dan PPT; 2. Memantau pengkinian profil Nasabah dan profil transaksi Nasabah; 3. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan Program APU dan PPT dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan Nasabah; 4. Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur telah sesuai dengan perkembangan Program APU dan PPT yang terkini, risiko produk Bank, kegiatan dan kompleksitas usaha Bank, dan volume transaksi Bank; 5. Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan (red flag) dari unit kerja terkait yang berhubungan dengan Nasabah dan melakukan analisis atas laporan tersebut;
16
6. Mengidentifikasikan transaksi yang memenuhi kriteria mencurigakan; 7. Menyusun LTKM dan laporan lainnya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang untuk disampaikan kepada PPATK berdasarkan persetujuan Direktur Kepatuhan; 8. Memantau bahwa : a. Terdapat mekanisme kerja yang memadai dari setiap satuan kerja terkait kepada UKK atau kepada pejabat yang bertanggungjawab terhadap penerapan Program APU dan PPT dengan menjaga kerahasiaan informasi; b. Satuan kerja terkait melakukan fungsi dan tugas dalam rangka mempersiapkan laporan mengenai dugaan Transaksi Keuangan Mencurigakan sebelum menyampaikannya kepada UKK atau pejabat yang bertanggung jawab terhadap penerapan Program APU dan PPT; c. Area yang berisiko tinggi yang terkait dengan APU dan PPT dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku dan sumber informasi yang memadai. 9. Memantau, menganalisis, dan merekomendasi kebutuhan pelatihan Program APU dan PPT bagi pegawai Bank; 10. Berperan sebagai contact person bagi otoritas yang berwenang terkait dengan penerapan APU dan PPT (antara lain Bank Indonesia, PPATK, dan Penegak Hukum). Pada tahun 2011 Bank Mitraniaga telah melakukan langkah-langkah dalam mendukung pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme diantaranya adalah : 1. Menyusun penyempurnaan Pedoman dan Prosedur Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. 2. Melakukan Pengelompokan nasabah dengan berdasarkan Risk Based Approach dalam sistem database Bank Mitraniaga menjadi 3 (Tiga ) kelompok risiko nasabah yaitu high risk, medium risk, dan low risk customers berdasarkan hasil scoring. 3. Menerapkan single CIF. 4. Membuat dan melaporkan Rencana dan Realisasi Pengkinian data nasabah kepada Bank Indonesia. 5. Mengikuti dan melakukan training dan sosialisasi APU-PPT kepada seluruh karyawan terutama unit kerja terkait yang langsung berhadapan dengan nasabah untuk meningkatkan wawasan serta agar unit-unit terkait dapat memantau dan mengidentifikasi transaksi-transaksi yang memenuhi unsur sebagai transaksi mencurigakan. Di masa yang akan datang Bank Mitraniaga tetap akan berkomitmen dan secara konsisten akan terus melakukan langkah-langkah strategis dalam upaya meminimalisir risiko operasional berkaitan dengan pencucian uang dan ikut berperan aktif dalam Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Indonesia.
17
Peningkatan Fungsi Treasury Meningkatkan Fungsi Treasury dalam Menghasilkan Laba Divisi Treasury dalam kegiatannya telah melakukan diversifikasi investasi dalam berbagai penempatan dana, seperti : pasar uang antar Bank, penempatan pada Bank Indonesia (SBI, TD, dan DF), surat berharga (obligasi) baik yang diterbitkan oleh Pemerintah dan Swasta. Kegiatan ini dijalankan seiring dengan semakin menurunnya bunga SBI, dan periode tahun 2011 penempatan dana treasury dalam bentuk obligasi adalah sebesar Rp. 352.263 juta, total pendapatan dari aktifitas treasury secara keseluruhan pada tahun 2011 adalah sebesar 15.047 juta. Dalam rangka peningkatan peranan sebagai salah satu penghasil laba, divisi treasury Bank Mitraniaga dalam mengelola dana dilakukan secara hati-hati melalui analisa yang memadai sehingga terhindar dari risiko-risiko yang ditimbulkan.
21
Rencana ke Depan Ke depan, kinerja perekonomian Indonesia diperkirakan terus membaik. Untuk tahun 2012, pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat, surplus neraca pembayaran masih besar, peran intermediasi perbankan membaik, dan inflasi dapat diarahkan pada kisaran sasarannya. Dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi diperkirakan juga terus meningkat dengan inflasi yang semakin rendah. Dari sisi kebijakan, Bank Indonesia tetap akan mengarahkan kebijakannya pada pencapaian stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Kebijakan di bidang moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan, sedangkan kebijakan di bidang perbankan diarahkan untuk meningkatkan ketahanan Bank guna menopang kinerja Bank, menetapkan daya saing, dan sekaligus membendung kejutan krisis. Di bidang sistem pembayaran, kebijakan ditujukan untuk mencapai sistem pembayaran yang lebih efisien, handal, mudah, dan aman. Untuk itu secara umum Bank Mitraniaga akan melakukan langkah-langkah strategis untuk memantapkan ketahanan Bank, meningkatkan daya saing, dan kinerja Bank Mitraniaga di masa yang akan datang dengan beberapa hal meliputi : 1. Penambahan jumlah jaringan kantor layanan dalam bentuk kantor cabang/capem dan kantor kas di beberapa lokasi strategis antara lain Jabodetabek. 2. Merencanakan untuk melakukan kerjasama ATM yang bertujuan untuk meningkatkan akses pelayanan sehingga mempermudah nasabah dalam bertransaksi. 3. Penyaluran dana dengan sasaran utama Kredit Modal Kerja (retail banking) dan dilakukan serta prioritas pada kredit umum skala kecil menengah (UMKM). 4. Meningkatkan aktifitas treasury dalam menghasilkan laba. 5. Menjaga NPL pada tingkat dibawah 5%, dengan cara menerapkan prinsip kehati-hatian di dalam penyaluran/pemberian kredit. 6. Menjalin kerja sama dengan instasi / perusahaan guna mempermudah penanaman dana yang aman. 7. Konsisten menaati dan melaksanakan regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia baik tentang Permodalan, Manajemen Risiko, Good Corporate Governance, Perkreditan, dan lain sebagainya. 8. Meningkatkan pelayanan dengan peningkatan standar skill dan knowledge dari Sumber Daya Manusia. 9. Merencanakan penyempurnaan dan pengembangan Core Banking System (CorSys). 10. Melakukan perubahan budaya kerja (Corporate Culture) untuk mendukung perkembangan usaha.
23
Manajemen
dari kiri ke kanan : Alex F. Rori, Anton Liu, Susanna Coa, Paberd L.H, Handry Husein M. Nurcahyono
24
Komisaris Willy Yonathan
Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Bogor pada tanggal 25 Februari 1953. Telah mengikuti program Modern Management pada University of Singapore tahun 1983. Beliau telah menjabat sebagai Direktur atau Direktur Utama di berbagai perusahaan sejak tahun 1988. Pada tahun 1999 menjabat sebagai Komisaris Utama Bank Mitraniaga.
Gaguk Hartadi
Komisaris Independen Warga Negara Indonesia yang lahir di Malang pada tanggal 27 Januari 1952. Tahun 1978 meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Brawijaya, Malang serta telah mengikuti beberapa seminar dan pelatihan. Memulai karirnya di perbankan pada Bank Negara Indonesia (BNI ’46) sejak tahun1981 sampai dengan tahun 2007 dengan posisi terakhir sebagai Pemimpin Wilayah Makasar. Kemudian Tahun 2008 bergabung dengan PT. Swadharma Propertindo dengan posisi sebagai Direktur Utama dan beliau mulai bergabung dengan Bank Mitraniaga pada bulan November tahun 2009 sebagai Komisaris Independen.
Budoyo
Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, lahir di Temanggung pada tanggal 04 Juli 1955. Menyelesaikan pendidikan formalnya pada tahun 2000 dengan gelar yang dicapai Magister Manajemen Keuangan dari Universitas Wijaya Putra Surabaya, serta telah mengikuti beberapa seminar dan pelatihan mengenai perbankan. Memulai karir di dunia perbankan pada tahun 1980 pada PT. Bank Negara Indonesia (BNI’46) sampai dengan tahun 2010 dengan jabatan terakhir sebagai wakil 2 Pemimpin Satuan Pengawasan Intern, Jakata. Kemudian pada bulan November 2011 bergabung dengan PT. Bank Mitraniaga menjabat sebagai Komisaris Independen.
25
Direksi Muhammad Nurcahyono
Direktur Utama Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tanggal 18 Mei 1951. Menyelesaikan pendidikan formalnya pada tahun 1997 dengan gelar yang dicapai Magister Management Agribisnis dari IPB Bogor, serta telah mengikuti beberapa seminar dan pelatihan mengenai Perbankan. Memulai karir di dunia Perbankan dimulai pada Bank Negara Indonesia 1946 (BNI’46) dengan jabatan terakhir sebagai Pgs.Pemimpin Divisi Jasa Keuangan dan Dana Institusi sampai dengan tahun 2006. Kemudian pada tahun 2007 bergabung dengan PT. Bela Group dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Holding sampai dengan tahun 2010. Pada bulan Agustus tahun 2011 bergabung dengan PT. Bank Mitraniaga menjabat sebagai Direktur Utama.
Paberd Leonard Hutagaol
Direktur Operasi Warga Negara Indonesia, lahir di Balige pada tanggal 26 Februari 1965. Menyelesaikan pendidikan formal pada Universitas Kristen Indonesia tahun 1989 dan telah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar. Memulai karir di bidang perbankan sebagai Team Leader di Intermodern Bank pada tahun 1990 dan posisi terakhir menjabat sebagai Branch Manager Kantor Pusat Operasional Bank Modern sampai dengan tahun 1998. Pada tahun 2000 bergabung dengan Bank Mitraniaga sebagai Pemimpin Kantor Pusat Operasional, kemudian pada tahun 2006 menduduki jabatan sebagai General Manager Kredit. Pada tahun 2011 menjabat sebagai Direktur Operasi.
Alexander Frans Rori
Direktur Kepatuhan Warga Negara Indonesia, lahir di Kotamobagu pada tanggal 31 Juli 1966. Menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi, Manado pada tahun 1990 serta mengikuti berbagai pelatihan dan seminar. Memulai karirnya pada Bank Central Asia Manado dengan posisi terakhir di Forex Department (1989-1992). Pada tahun 1992 - 1997 bergabung pada Bank Utama Surabaya dengan jabatan terakhir sebagai Marketing Group Head dan selama 9 tahun (1997-2006) menjabat di Bank Harfa dengan jabatan terakhir sebagai Staf Khusus Direksi. Kemudian, tahun 2006 bergabung dengan Bank Mitraniaga sebagai Direktur Kepatuhan.
26
General Manager Anton Liu
GM Marketing Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta pada tanggal 10 September 1976. Lulusan S1 STIE YAI jurusan Manajemen Keuangan dan Perbankan pada tahun 2000. Meraih gelar CWM (Certified Wealth Manager) dari CWMA-Universitas Gajah Mada pada tahun 2010. Berbagai seminar dan pelatihan pernah diikuti. Karir di perbankan dimulai dari tahun 1995 di Bank Bali, 1997 di BCA (Bank Central Asia) sebagai Marketing Officer , tahun 1998 sebagai Bussiness Officer selama 2 tahun , Mei 2004 Anton bergabung dengan Bank CIC terakhir menjabat sebagai Pimpinan Cabang Pasar Baru. Januari 2005 bergabung dengan Bank Bumi Putera sebagai Branch Coordinator Area Kota. Mei tahun 2006 Anton diminta untuk mengembangkan marketing menjabat Kadiv Marketing dan Private Banking. Pasca pengambilalihan oleh LPS, Anton dipercaya sebagai Kadiv NDD (Network Development) mensupervisi seluruh jaringan Kantor Cabang dan ditunjuk sebagai ketua Rebranding Century Bank ke Mutiara Bank. Februari 2011 Anton bergabung dengan Bank Mitraniaga menjabat sebagai General Manager Marketing.
Handry Husein
GM Kredit dan Treasury Warga Negara Indonesia, lahir di Sungai Penuh pada tanggal 17 Mei 1972. Lulusan S-1 Universitas Tarumanegara Jurusan Ekonomi Manajemen pada tahun 1994 dan S-2 pada STIE Labora tahun 2004 untuk bidang manajemen keuangan. Berbagai seminar dan pelatihan pernah diikuti. Tahun 1996 merupakan awal karir perbankan beliau yang menjabat sebagai Account Officer di Bank Arta Media sampai dengan posisi terakhir sebagai Branch Manager Palmerah tahun 2000. Bergabung dengan Lippobank selama 2 (dua) tahun (2000-2002) dengan jabatan sebagai Product Officer. Kemudian bergabung pada Bank Kesawan tahun 2003 sampai tahun 2005 dengan posisi terakhir menjabat sebagai Kepala Urusan Kredit dan Marketing. Jabatan terakhir sebagai Direktur di PT. Bakti Mitra Investama (2005-2007). Mulai tahun 2008 menjabat sebagai General Manager Marketing pada Bank Mitraniaga. Saat ini menduduki jabatan sebagai General Manager Kredit dan Treasury.
Susanna Coa
Kepala SKAI Warga Negara Indonesia, lahir di Sibolga tanggal 12 Juni 1958, lulusan S1 Ekonomi Jurusan Management Universitas Nomensen pada tahun 1982, berbagai Seminar dan pelatihan pernah diikuti, tahun 1982 s/d 1986 adalah awal dari karier kerja di BDNI (Bank DagangNasional Indonesia) sebagai Head Control Cabang Medan, tahun 1988 s/d 1990 di Bank Industri sebagai Kepala Audit Kredit KP Jakarta, Bank Tamara tahun 1990 s/d 1991 sebagai Koordinator Audit KP Jakarta, tahun 1991 s/d 1999 di Bank Bahari Jakarta sebagai Kepala SKAI, tahun 2000 s/d Maret 2010 Pasca pengambil alihan LPS di Bank Century Jakarta sebagai kepala SKAI, tahun 2010 bulan April s/d Desember 2010 sebagai Executive Assistant Direksi, tahun 2011 s/d sekarang di Bank Mitraniaga sebagai kepala SKAI.
27
Staff Inti
General Manager
Anton Liu, GM Marketing Handry Husein, GM Kredit dan Treasury Susanna Coa, Kepala SKAI
Kepala Divisi
Hendi Supriadi, Pemimpin Divisi Finance & Accounting Rossana Riati Nyono, Pemimpin Divisi Kredit Tonny Hajani Gunawan, Pimpinan Divisi Operation & Support
Kepala Bagian
Harry Sucahyo, Kepala Bagiaan Treasury Heri Bayu Suprianto, Kepala Bagian Legal dan Admin Kredit Lucky Irmawan Anwar, Kepala Bagian Teknologi Informasi
Pimpinan Kantor Cabang
Jap Tjio Phin, Pemimpin KPO Lina Julia, Pemimpin Muara Karang Yangky Tjiudiningrat, Pemimpin Mangga Dua Ita Nurisanty, Pemimpin Salemba Herlina Aliman, Pemimpin Tanah Abang Ela Emalia, Pemimpin Taman Palem Sri Atuningsih, Pemimpin Kebon Jeruk Joedi Santoso, Pemimpin Surabaya Yongky Irawan, Pemimpin Bekasi Trisnawati, Pemimpin Kelapa Gading
28
Produk Pinjaman Mitra KMK - Kredit Modal Kerja Fasilitas kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja untuk membiayai kegiatan usaha debitur yang bersifat produktif.
Mitra KPR - Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas kredit yang diberikan guna untuk membiayai pembelian rumah.
Mitra Oto - Kredit Kepemilikan Mobil Fasilitas kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian kendaraan bermotor.
Kredit Investasi Fasilitas kredit yang diberikan untuk membiayai investasi perusahaan.
Kredit Tanpa Agunan Fasilitas pinjaman tanpa agunan yang diberikan kepada debitur perorangan dengan pengajuan secara berkelompok yang bertujuan memenuhi berbagai kebutuhan tanpa adanya agunan.
Bank Garansi Bank mengeluarkan pernyataan tertulis untuk menjamin nasabah dalam menanggung risiko tertentu yang timbul bila pihak terjamin tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik (wanprestasi) kepada pihak yang menerima jaminan.
Kredit Back To Back Fasilitas pinjaman yang diberikan dengan menggunakan jaminan deposito.
38
Struktur Organisasi
BOARD OF COMMISIONERS Risk Monitoring Commitee
Audit Commitee
Remuneration & Nomination Commitee
PRESIDENT DIRECTOR
Asset Liability Commitee
Executive Secretary
Credit Commitee Information Technology Commitee
Internal Audit
OPERATION DIRECTOR
COMPLIANCE DIRECTOR
Risk Management Commitee
OPERATION & SUPPORT DIVISION
GM CREDIT & TREASURY
FINANCE & ACCOUNTING DIVISION Credit Administration
Information Technology
Accounting & Tax
CREDIT DIVISION
Relationship Manager Problem Loan
General Affair
Planning & Performance
Credit Analyst
GM MARKETING
TREASURY DIVISION
Product Development & Marketing Comunication
Money Market Dealer
KPO Cabang/Capem/ Kantor Kas
Capital Market Dealer & ALCO Support
COMPLIANCE & RM DIVISION Risk Management
Compliance
System and Procedure
AML & CFT
Human Resources
29
Tata Kelola Perusahaan Tata kelola perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) yang baik dan benar merupakan salah satu tolak ukur penting bagi Bank Mitraniaga dalam menjalankan bisnis industri perbankan yang semakin kompetitif. Dalam rangka pencapaian visi, misi dan strategi, Bank Mitraniaga berupaya mengoptimalkan penerapan GCG yang berlandaskan prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan kegiatan usahanya, selain itu turut melakukan peningkatkan daya saing Bank Mitraniaga, pengelolaan sumber daya manusia dan risiko yang lebih efektif yang bertujuan untuk memberikan perlindungan dan meningkatkan kepercayaan pemegang saham dan stakeholders lainnya seperti nasabah, bank koresponden, regulator, pegawai, serta masyarakat di lingkungan kerja Bank. Pelaksanaan tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) Bank Mitraniaga mengacu pada PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan PBI 8/14/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No. 8/4/PBI/2006 dan SE BI No. 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. Maka itu, dalam rangka penerapan tata kelola perusahaan, Bank Mitraniaga memperhatikan prinsip-prinsip dasar GCG yaitu keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility), independen (independency), kewajaran (fairness). Prinsip-prinsip tersebut tercermin dalam penerapan aktivitas usaha Bank antara lain dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi, kelengkapan dan pelaksaaan tugas Komite-Komite, penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan eksternal, penerapan manajemen risiko, transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank.
Dewan Komisaris Dewan Komisaris terdiri dari 3 (tiga) orang anggota, yang 2 (dua) diantaranya merupakan Komisaris Independen. Dewan Komisaris selaku lembaga pengawasan memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi dan memberi nasihat. Mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank. Dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional kecuali dalam penyediaan dana kepada pihak terkait, dana besar dan atau hal-hal lain yang ditetapkan oleh Anggaran Dasar. Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari auditor. Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, dan Komite Remunerasi dan Nominasi. Selanjutnya memastikan bahwa Komite tersebut dapat menjalankan tugasnya secara efektif. Menyelenggarakan rapat secara berkala minimal 4 (empat) kali dalam setahun dan diantaranya 2 (dua) kali rapat harus dihadiri lengkap oleh seluruh anggota komisaris.
12
Direksi Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang Direksi yang bertanggung jawab atas kepengurusan dan pengelolaan Bank dengan komposisi seorang Direktur Utama, seorang Direktur Operasi, dan seorang Direktur Kepatuhan. Tugas dan tanggung jawab anggota Direksi sebagai berikut : Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Bank. Mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank indonesia, dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pemegang saham melalui Rapat Umum Pegang Saham. Mengungkapkan kepada pegawai kebijakan Bank yang bersifat strategis di bidang kepegawaian. Menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris. Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan pedoman dan tata tertib kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh anggota Direksi.
Komite - Komite Dalam rangka membantu pelaksanaan fungsi dan tugas secara efektif, maka Dewan Komisaris dan Direksi membentuk beberapa Komite. Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi. Kemudian, Direksi dibantu oleh beberapa Komite antara lain Komite Kredit, Komite Aset dan Kewajiban (ALCO), Komite Teknologi Informasi, dan Komite Manajemen Risiko. Masing-Masing Komite tersebut bertugas membantu dalam bidang-bidang tertentu dan berfungsi untuk memberikan pendapat, membantu pengurus dalam menjalankan strategi Bank secara efektif serta mengelola risiko agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawaban kepada para shareholders dan stakeholders pada umumnya. Struktur, keanggotaan, keahlian dan independensi anggota-anggota Komite yang dibentuk telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No. 8/4/PBI/2006. Mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab Komite-Komite telah terpapar dalam Pedoman Tata Tertib Komite secara rinci.
Penerapan Fungsi Kepatuhan Kepatuhan merupakan salah satu sistem antisipasi yang dilakukan secara proaktif dalam menetapkan langkah-langkah untuk mencegah dan memastikan Bank Mitraniaga selalu memenuhi peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Secara berkesinambungan, fungsi kepatuhan Bank Mitraniaga dilaksanakan dengan baik dan terus dikembangkan dengan meningkatkan kualitas pemahaman terhadap ketentuan yang berlaku, meningkatkan pemantauan dan pengujian terhadap rencana keputusan dan atau kebijakan manajemen.
13
Pemantauan atas implementasi prinsip kepatuhan Bank ini merupakan salah satu tanggung jawab Direktur Kepatuhan, antara lain dengan memastikan kepatuhan Bank terhadap semua peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memastikan kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia, serta melakukan pemantauan pula terhadap penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT). Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang independen dalam mendukung tugas dan fungsi kepatuhan dengan fungsi pokok memastikan kepatuhan terhadap kegiatan operasional pada setiap usaha sesuai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dan memastikan penerapan program Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Penerapan Fungsi Audit Internal Dalam melakukan fungsi audit internal Bank secara independen maka dibentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan kepada Dewan Komisaris. Posisi, kewenangan, tanggung jawab, profesionalisme, obyektivitas dan cakupan tugas SKAI telah mengacu pada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum (SPFAIB). SKAI berfungsi untuk membantu tugas Direktur Utama dan Dewan Komisaris serta seluruh tingkatan manajemen dalam memastikan kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal serta memberikan saran-saran yang konstruktif terhadap pengelolaan Bank. Fungsi SKAI dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan terhadap seluruh aktivitas Bank sesuai rencana kerja yang disusun dengan metode audit yang sistemik dan menggunakan pendekatan risk based. Selain itu, dilakukan pemantauan, penganalisaan, dan pelaporan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan serta menilai kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal Bank. Hasil temuan dan laporan hasil pemeriksaan SKAI disampaikan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit, Dewan Komisaris, Direktur Kepatuhan, dan pihak terkait lainnya.
Penerapan Fungsi Audit Eksternal Bank telah menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Darmawan, Hendang, Yogi sebagai auditor eksternal independen yang bertugas untuk melakukan audit umum atas laporan keuangan Bank Mitraniaga untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2011. Untuk meningkatkan integritas laporan keuangan, maka Bank Mitraniaga menunjuk Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia serta memiliki kriteria yang dipersyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia. Kantor Akuntan Publik melakukan audit sesuai dengan standar profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan bank disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
Penerapan Fungsi Manajemen Risiko Peningkatan risiko dalam industri perbankan diikuti dengan adanya peningkatan kegiatan usaha Bank sehingga risiko yang melekat pada aktivitas usaha Bank dirasakan perlu diterapkan pendekatan manajemen risiko yang komprehensif dan dinyatakan dalam rencana dan strategi bisnis Bank secara jelas. Sesuai dengan perkembangan yang ada maka Bank Mitraniaga berusaha untuk mengembangkan dan menyempurnakan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi secara dini dan mengambil langkah-langkah perbaikan untuk meminimalkan risiko.
14
Kerangka pengelolaan risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit transaksi dan kewenangan, serta berbagai perangkat pengelolaan risiko lain yang berlaku bagi segenap aktivitas bisnis. Kebijakan dan prosedur tersebut disesuaikan dengan perkembangan yang ada melalui pengevaluasian dan perubahan parameter sesuai dengan perubahan bisnis secara berkala. Penerapan manajemen risiko dimaksudkan untuk memastikan risiko-risiko yang timbul dalam kegiatan usaha perbankan dapat diidentifikasi, diukur, dikelola, dan dilaporkan sehingga memberikan manfaat bagi Bank untuk menjaga kelangsungan aktivitas usahanya. Bank Mitraniaga membentuk Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang berfungsi untuk memberikan masukan dan melakukan pengawasan terhadap pengelolaan risiko Bank melalui pemantauan pada risiko yang timbul, memperbaiki, dan menyempurnakan penerapan manajemen risiko sehingga terwujud pelaksanaan penerapan kebijakan manajemen risiko yang efektif. Selain itu, Satuan Kerja Manajemen Risiko memiliki tanggung jawab pula untuk melakukan pemantauan pelaksanaan manajemen risiko yang telah disetujui oleh Direksi dan mengkaji secara berkala terhadap pengelolaan risiko termasuk pengkajian setiap usulan produk dan aktivitas baru. Setiap triwulan, SKMR membuat penilaian profil risiko terhadap eksposur risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (inherent risk) serta kualitas penerapan manajemen risiko.
Penyediaan Dana kepada Pihak terkait dan Debitur Besar Bank Mitraniaga telah melakukan penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur inti sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia terkait dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang diatur dalam kebijakan Bank yang secara berkala dievaluasi dan dikinikan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. Selama tahun 2011 tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan BMPK dalam penyediaan dana kepada pihak terkait maupun debitur inti.
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Penyampaian dan penyusunan laporan keuangan maupun non keuangan telah dilakukan dengan tata cara, jenis dan cakupan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rencana Strategis Bank Penyusunan rencana strategis Bank Mitraniaga secara realistis, memperhatikan beberapa faktor, baik eksternal dan internal, prinsip kehati-hatian serta asas perbankan yang sehat. Dengan berpedoman pada visi dan misi Bank serta kelangsungan tujuan usaha perbankan maka disusun Corporate Plan dan Business Plan yang mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010 tentang Rencana Bisnis Bank. Corporate Plan dan Business Plan yang disusun menggambarkan rencana kegiatan usaha Bank Mitraniaga dalam jangka pendek (satu tahun), jangka menengah (tiga tahun) dan jangka panjang (lima tahun) termasuk di dalamnya terdapat strategi-strategi untuk merealisasikan rencana tersebut, rencana untuk memperbaiki kinerja usaha serta rencana pemenuhan ketentuan kehati-hatian sesuai dengan target dan waktu yang ditetapkan.
15
Pengelolaan Risiko Dalam mengelola dan mengantisipasi risiko-risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan maka dilakukan penerapan sistem pengendalian risiko melalui penerapan manajemen risiko secara efektif. Oleh karena itu, kegiatan perbankan dikelola secara memadai agar tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan Bank. Penerapan manajemen risiko ini diimplementasikan pada seluruh jenjang organisasi dalam rangka mengupayakan pertumbuhan bisnis dengan prinsip kehati-hatian dan melindungi bank terhadap kerugian yang mungkin timbul dari berbagai kegiatan bank serta menjaga besaran risiko agar sesuai dengan risk appetite yang telah ditentukan oleh manajemen. Untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko diperlukan budaya risiko yang kuat dan didukung dengan infrastruktur yang baik guna memperkuat ketahanan dalam aktivitas perbankan antara lain salah satunya melalui pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi. Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah pada Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah pada Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP tanggal 29 September 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, maka Bank Mitraniaga melakukan proses manajemen risiko meliputi proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pada aktivitas fungsional Bank terhadap 8 jenis risiko yang disesuaikan dengan ukuran, kompleksitas dan kemampuan Bank Mitraniaga. Pengelolaan manajemen risiko diatur pula dalam kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit kebijakan manajemen risiko.
RISIKO KREDIT Bank Mitraniaga dalam mengelola dan memantau risiko kredit mengacu pada kebijakan yang berlaku antara lain memitigasi risiko kredit melalui adanya penetapan kebijakan dan prosedur kredit, penetapan diversifikasi portofolio kredit, pemenuhan kewajiban modal minimum, penetapan limit eksposur kredit, serta penyaluran kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian sesuai peraturan yang berlaku antara lain seperti batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan kredit bermasalah. Dalam rangka pengendalian dan pemantauan risiko kredit, Bank Mitraniaga mengevaluasi potensi kerugian pada counterparty apabila bangkrut dengan menghitung posisi eksposur kreditnya dan mengevaluasi perkiraan maksimum kerugian kredit dalam portofolio pinjaman dengan menghitung beban risiko kredit. Evaluasi pada kebijakan dan prosedur perkreditan Bank selalu disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dan disempurnakan menurut dinamika pasar secara umum.
RISIKO PASAR Bank Mitraniaga merupakan Bank dengan kegiatan non devisa sehingga risiko pasar yang dikelola adalah risiko suku bunga terkait dengan aktivitas treasury, antara lain transaksi placement/taking money market pada Bank lain dan obligasi. Pengelolaan risiko pasar berfokus pada pengelolaan suku bunga dalam aktivitas treasury dengan mengukur risiko spesifik dan risiko umum, selain itu juga dari posisi neraca Bank serta dikaitkan dengan kebijakan Bank yang ditetapkan oleh Direksi dan Komite ALCO. Dalam rangka memitigasi risiko pasar, maka ditetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas treasury, penempatan dana dilaksanakan secara selektif pada portofolio yang dapat memberikan keuntungan optimal, serta mereview suku bunga sisi aktiva dan kewajiban secara periodik yang bertujuan untuk mencegah kemungkinan potensi berisiko tinggi.
18
RISIKO LIKUIDITAS Pengelolaan risiko likuditas yang dilakukan Bank Mitraniaga karena ketidaksesuaian jangka waktu penghimpunan dana pihak ketiga dengan jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan antara lain diantisipasi dengan meningkatkan simpanan dalam jangka waktu yang lebih panjang dan melakukan investasi terhadap kelebihan dana yang ada pada surat-surat berharga yang memiliki imbal hasil yang tinggi serta rating yang baik. Posisi likuiditas Bank Mitraniaga selama tahun 2011, dijaga dan dikelola secara efektif dengan memenuhi setiap kewajiban keuangan secara tepat waktu dan memelihara akses pasar yang memadai. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan dengan menganalisa perkiraan arus kas, maturity profile, rasio loan to deposit ratio (LDR), komposisi aset, kewajiban dan transaksi rekening administratif, konsentrasi aset dan kewajiban, analisa kerentanan pada kebutuhan pendanaan serta akses pada sumber pendanaan.
RISIKO OPERASIONAL Bank Mitraniaga dalam mengelola risiko operasional yang merupakan risiko yang melekat dalam aktivitas operasional perbankan sehari-hari dan penggunaan teknologi informasi antara lain dengan menyusun kebijakan dan prosedur serta penetapan limit yang ditujukan untuk memantau secara intensif kerugian risiko operasional pada seluruh aspek operasional Bank, memastikan karyawan memiliki kualifikasi yang memadai dan terlatih untuk menjalankan fungsinya kemudian memastikan seluruh aktivitas operasional yang dilakukan berdasarkan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. Setiap unit kerja bertanggung jawab atas seluruh risiko yang terjadi, pengelolaannya berpedoman pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan sehingga memperkecil kerugian yang tidak diharapkan.
RISIKO KEPATUHAN Bank Mitraniaga dalam mengelola risiko kepatuhan dengan melakukan penyempurnaan terhadap peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ada serta melakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan melalui pelatihan internal maupun ekternal serta menerapkan sistem pengendalian intern secara konsisten. Pemantauan risiko kepatuhan dilakukan pula pada beberapa aspek yang berhubungan dengan risiko kepatuhan antara lain rasio kecukupan modal minimum, rasio kredit bermasalah, ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK), kualitas aktiva produktif dan lainnya. Risiko ini berdampak pada pengenaan denda dan menerima teguran dari pihak yang berwenang ataupun Bank Indonesia yang dapat mempengaruhi reputasi Bank Mitraniaga.
RISIKO HUKUM Dalam rangka mengelola risiko hukum, Bank Mitraniaga menganalisa dan memperhatikan seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha sesuai dengan aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Bank yang beraspek hukum. Mitigasi risiko hukum yang berkaitan dengan tuntutan hukum baik secara eksternal dan internal dilakukan antara lain melalui kesempurnaan perjanjian dengan pihak ketiga, kesempurnaan dalam pengikatan agunan dan lainnya. Penurunan reputasi Bank salah satunya dipengaruhi karena adanya risiko hukum sehingga risiko ini menjadi perhatian bagi Bank Mitraniaga.
19
RISIKO REPUTASI Pengelolaan risiko reputasi yang dilakukan Bank Mitraniaga yang disebabkan karena adanya publikasi negatif, keluhan dan ketidakcukupan dalam menangani masalah sehingga menimbulkan persepsi negatif tentang Bank, maka dilakukan pengoptimalan fungsi pengaduan nasabah sehingga dapat menerima dan menyelesaikan keluhan dari nasabah dengan baik terkait dengan produk dan jasa perbankan yang ditawarkan.
RISIKO STRATEJIK Bank Mitraniaga dalam mengelola risiko stratejik dengan melakukan identifikasi, pengukuran dan mitigasi risiko-risiko yang berhubungan dengan keputusan-keputusan strategis yang kurang efektif dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan internal maupun eksternal yang terangkum dalam rencana bisnis bank. Penerapan rencana strategis Bank dipantau dan direview secara berkala yang bertujuan untuk memperkecil risiko strategik Bank.
Profil Risiko Bank Mitraniaga Bank Mitraniaga melakukan penilaian profil risiko dengan menggunakan metode pengukuran standar (standardized approach) yang menggabungkan hasil penilaian eksposur risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (inherent risk) dan kualitas penerapan manajemen risiko. Peringkat risiko merupakan gambaran potensi munculnya risiko pada Bank Mitraniaga yang dikategorikan dari mulai rendah (Low), Low To Moderate, moderat (Moderate), Moderate To High dan tinggi (High), sedangkan peringkat terhadap penilaian kualitas penerapan manajemen risiko antara lain Strong, Satisfactory, Fair, Marginal, dan Unsatisfactory. Untuk penilaian penggabungan kedua penilaian tersebut menghasilkan 5 peringkat risiko komposit adalah Low, Low To Moderate, Moderate, Moderate To High, dan High. Berdasarkan hasil penilaian profil risiko per Desember 2011, inherent risk Bank berpredikat Low To Moderate dengan tingkat kualitas penerapan manajemen risiko adalah Fair, sehingga risiko komposit Bank Mitraniaga berada pada posisi Low To Moderate.
Jenis Risiko
Peringkat Risiko Inheren
Risiko Kredit Risiko Pasar Risiko Likuiditas Risiko Operasional Risiko Hukum Risiko Stratejik Risiko Kepatuhan Risiko Reputasi Tingkat Risiko
Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Moderate Low Low Low to Moderate
Peringkat Kualitas Peringkat Manajemen Risiko Risiko Komposit Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair Fair
Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate Moderate Low to Moderate Low to Moderate Low to Moderate
20
Sumber Daya Manusia Dalam industri bisnis jasa keuangan, sumber daya manusia yang didukung dengan kompetensi dan integritas merupakan aset utama dan juga menjadi penentu keberhasilan usaha dan pencapaian target bisnis. Sumber daya manusia menjadi elemen kunci di dalam menciptakan dan menambah nilai alam bisnis suatu perusahaan sehingga pengelolaannya merupakan unsur penting dari fungsi manajemen. Jasa perbankan merupakan usaha jasa keuangan yang sangat kompleks dan harus didukung selain dengan sistem terpadu, juga tenaga terampil dan berintegritas tinggi, maka pengelolaan sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan dan diperlukan komitmen untuk pengelolaannya. Bank Mitraniaga menyadari hal tersebut sehingga kemampuan dan ketrampilan sumber daya manusia harus terus ditingkatkan dan dikembangkan baik secara kuantitas maupun kualitas. Integritas dan loyalitas serta pengetahuan perbankan yang baik merupakan aset usaha yang sangat vital dalam menunjang kemajuan Bank. Oleh karena itu, secara terencana dan berkesinambungan perlu dilakukan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang terampil, berbudaya, jujur, senang melayani dan prudent dengan berbasiskan pada pengelolaan talenta yang terintegrasi dengan sistem pengelolaan yang terstruktur kepada setiap karyawan sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal terhadap kinerja Bank. Perkembangan pegawai Bank Mitraniaga digambarkan sebagai berikut :
Struktur Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan
2011
2010
2009
Strata - 1 ke atas
71 orang
65 orang
58 orang
Diploma
22 orang
25 orang
21 orang
SLTA
52 orang
59 orang
46 orang
SLTP
9 orang
9 orang
6 orang
Lainnya
2 orang
3 orang
2 orang
156 orang
161 orang
133 orang
Total
Struktur Pegawai berdasarkan Tingkat Jabatan Jabatan
2011
2010
2009
Komisaris/Komite
5 orang
3 orang
3 orang
Direksi
3 orang
2 orang
1 orang
General Manager
3 orang
2 orang
3 orang
Kepala Divisi/KPO/KC
5 orang
4 orang
2 orang
24 orang
21 orang
17 orang
116 orang 129 orang
107 orang
Kepala Bagian/Pimpinan KCP/KK/ KAOPS Petugas Pelaksana Staff Total
156 orang 161 orang 133 orang
30
Selama tahun 2011 telah dilaksanakan pelatihan dan pengembangan SDM yang meliputi pelatihan-pelatihan, yaitu : 1. In House Training "Operasional" 2. In House Training " Marketing dan Analis Kredit 3. Pelatihan AML-APU/PPT "Ciri-ciri keaslian Uang & DHN" 4. In House Training "Oracle" 5. In House Training "Program Payroll" 6. In House Training "Corsys Pinjaman & Operation" 7. In house Training PSAK periode I & II 8. In House Training Operasional "FRAUD (Kecurangan) deteksi dini terjadinya Fraud di bidang Perbankan" 9. Seminar "Prospek Perbankan ke depan ditinjau dari kebijakan lanjutan di bidang Perbankan" 10. Sosialisasi Asuransi Kesehatan 11. Training "MOTIVASI" DNA Sukses Mulia enterTAINment" 12. Seminar "Gambaran Ekonomi tahun 2012 dan Mitigasi Dampak Krisis Global"
Training PSAK 50/55
Training Operational
Training Operational
31
Peristiwa Selama Tahun 2011 Partisipasi Bank Mitraniaga dalam Acara Cap Go Meh Tanggal 17 Feb 2011 : Bank Mitraniaga berpartisipasi dalam perayaan cap go meh yang diadakan di Sun City, Jakarta oleh Vihara Avalokitesvara. Dalam Perayaan tersebut, team dari Bank Mitraniaga bertugas untuk menjadi penerima tamu dan usher, sekaligus memperkenalkan Bank Mitraniaga kepada lebih 1.000 seluruh umat yang hadir pada malam perayaan cap go meh.
Customer Gathering - Health Talk Tanggal 13 April 2011 dalam rangka memberikan apresiasi kepada para nasabah istimewa, Bank Mitraniaga mengadakan acara ‘customer gahering’ di restoran Angke Jakarta, Health Talk yang bertajuk : ‘Hidup Sehat dan Panjang Umur’ dengan pembicara dr Maria Sulindro Ma.MD (specialis anti aging). Banyak manfaat yang diterima nasabah dan menyadarkan pentingnya hidup sehat.
Pembukaan Kantor Radio Dalam Tanggal 15 April 2011 Bank Mitraniaga membuka kantor layanan baru yang berlokasi di Radio Dalam Jakarta. Pembukaan kantor baru ini sebagai wujud komitmen Bank Mitraniaga untuk memberikan kebutuhan perbankan dan pelayanan yang lebih bagi masyarakat di area radio dalam dan Jakarta selatan pada umumnya.
32
Pembukaan Kantor Bekasi Tanggal 15 April 2011 Bank Mitraniaga membuka kantor layanan baru yang berlokasi di Bekasi, tepatnya di jalan raya kalimalang. Pembukaan kantor baru ini sebagai wujud komitmen Bank Mitraniaga untuk memberikan kebutuhan perbankan dan pelayanan yang lebih bagi masyarakat di area Bekasi yang merupakan area yang terus berkembang.
Buka Puasa Bersama Pada tanggal 19 Agustus 2011 diadakan acara buka puasa bersama antara manajemen dengan karyawan PT. Bank Mitraniaga. Acara tersebut diadakan bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan seluruh karyawan.
Rapat Kerja Evaluasi 2011 & RBB 2012 Tanggal 16 Desember 2011 Bank Mitraniaga mengadakan Rapat Kerja – RBB 2012 yang dihadiri oleh segenap komisaris, direksi, general manager, kepala divisi, pimpinan cabang dan kepala departemen kantor pusat. Rapat diakhiri dengan komitmen penuh dari peserta untuk mencapai prestasi yang lebih baik lagi di tahun 2012.
33
Buka Puasa Bersama
Mitraniaga - Berbagi Kasih
Touring Bank Mitraniaga
HUT Bank Mitraniaga ke- 21
HUT Bank Mitraniaga ke- 21
34
Teknologi Informasi Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah barang tentu ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap nasabah. Terlebih untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada nasabah serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat. Di sisi lain, tantangan yang dihadapi perbankan semakin terus berkembang dari tahun ke tahun, yang tidak dapat dihindari hal ini berpengaruh pada Teknologi Informasi Bank Mitraniaga, seperti adanya keharusan implementasi sistem pelaporan baru yang menuntut adanya penyesuaian dalam core banking system Bank Mitraniaga sesuai ketentuan LBU Basel II, LKPBU, dan PSAK 50/55 sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Bank Indonesia. Dengan demikian, Bank Mitraniaga telah berhasil mengembangkan sistem perbankan yang modern, terintegrasi dan efisien. Sistem Core Banking System yang terintegrasi dapat meningkatkan sistem pelaporan keuangan Bank Mitraniaga dan memperkuat pengendalian internal. Pencapaian target bisnis Bank Mitraniaga sangat ditunjang oleh optimalisasi peran TI yang terus dikembangkan sehingga pengembangan TI yang dilakukan tidak akan lepas dari ketaatan dan kepatuhan terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maupun instansi-instansi yang berwenang lainnya. Serta dengan dukungan infrastruktur Teknologi Informasi yang telah ada dan rencana pengembangan ke depan, Bank Mitraniaga selalu memiliki semangat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada para nasabah dari waktu ke waktu.
22
Produk Bank Mitraniaga
35
Produk Simpanan Deposito On Call Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha dengan jangka waktu kurang dari 1 (satu) bulan dengan suku bunga yang menarik.
Tabungan Mitra Boom Rekening tabungan yang berbunga harian dengan suku bunga maksimum serta memberikan kemudahan bertransaksi.
Deposito Berjangka Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang memberikan keuntungan berlipat ganda dengan tingkat suku bunga yang menarik, mudah dan fleksibel yang pencairan dananya dapat dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu yaitu 1 ( satu ) bulan, 3 (tiga) bulan, 6 (enam) bulan atau 12 (dua belas) bulan.
Tabungan Mitra Plus Rekening tabungan yang memberikan cash back secara langsung kepada semua nasabah baru yang membuka rekening tersebut.
Rekening Giro Rekening koran untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan dapat ditarik sewaktu-waktu sehingga membantu kelancaran usaha bisnis.
Deposito Berjangka Hadiah Simpanan berjangka untuk nasabah perorangan maupun badan usaha yang memberikan suku bunga menarik dengan penempatan dana selama 3 (tiga) bulan.
Tabungan Mitra Rekening tabungan untuk nasabah perorangan atau badan usaha yang dapat disetor dan di tarik tunai setiap saat dengan suku bunga harian yang menarik.
36
Jasa Layanan Transfer/LLG Jasa layanan untuk pemindah bukuan antar rekening dengan mudah, cepat dan aman serta dengan biaya cukup rendah.
Kliring/Inkaso Layanan pengiriman maupun penerimaan uang antar Bank.
Pembayaran Telepon Jasa pembayaran telepon baik untuk nasabah maupun non nasabah.
Safe Deposit Box Layanan penyewaan kotak penyimpanan barang-barang berharga bagi nasabah perorangan maupun perusahaan yang disediakan dalam berbagai ukuran sesuai kebutuhan.
37
Kepemilikan Saham Komposisi kepemilikan saham Bank Mitraniaga pada tanggal 31 Desember 2011 sebagai berikut :
Pemegang Saham Lembar Saham Kepemilikan (%) Jumlah Willy Yonathan Y. Harry Yonathan Jumlah
11.740
99.08
99.16
100
0.92
0.84
11.840
100
100
Pemegang saham pengendali adalah Willy Yonathan
9
Jaringan Kantor
Kantor Pusat & KPO Slipi Wisma 77 Jl. Letjen S. Parman Kav. 77 Slipi Jakarta Barat 11410 Telp : 021-5481877 (Hunting) Fax. : 021-5481848, 5481312
Kantor Cabang Surabaya Surabaya Jl.H.R Muhammad No.75 B Surabaya 60189 Telp : 031-7329068, 7329069 Fax. : 031-7329078
Bekasi Jl.Kyai Haji Noer Ali No.6 Kalimalang, Bekasi Telp : 021-88860547, 88860437, 88860482 Fax : 021-88860458
Muara Karang Jl. Muara Karang Raya No. 239-241 Jakarta Utara 14450 Telp : 021-66600225 (Hunting) Fax. : 021-66697151
Cempaka Mas ITC Cempaka Mas Lt. Dasar Blok F No. 437-438 Jl. Let. Soeprapto Mega Grosir Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-42887027 Fax. : 021-42902237
Radio Dalam Jl. Radio Dalam Raya no.84 Jakarta Selatan Telp : 021-72802156, 7260164 Fax : 021-7260145
Kebon Jeruk Plaza Kebon Jeruk Blok A No. 4 Jl. Raya Perjuangan Jakarta Barat 11530 Telp : 021-5321709 Fax. : 021-5321707
Salemba Sentra Salemba Mas Jl. Salemba Raya 36 W Jakarta Pusat 10430 Telp : 021-3928707, 3928708 Fax. : 021-3928709
Kelapa Gading Jl. Boulevard Gading Barat Blok LA1 Kav. 14 Jakarta Utara 14240 Telp : 021-4514288 (Hunting) Fax. : 021-4514289
Tanah Abang Jl. KH. Fakhrudin 36 Blok D 4 Jakarta Pusat 10250 Telp : 021-3801137, 31927884, 3922471 Fax. : 021-3921839
Mangga Dua Komplek Mangga Dua Plaza Blok D No. 2 Jl. Mangga Dua Raya Jakarta Pusat 10730 Telp : 021-6120071 (Hunting) Fax. : 021-6121056
Taman Palem Perum Taman Palem Lestari Blok A 11 No. 29 Cengkareng Jakarta Barat 11750 Telp : 021-33621658 (Hunting) Fax. : 021-55953317 Tanjung Duren * Jl. Tanjung Duren Raya Blok B IV No.74 D, Slipi Jakarta Barat Telp : 021-56954490 (Hunting) Fax. : 021-5647348
* Segera dibuka kantor cabang lainnya
39
The Power of Growing
1 2
Sekilas Bank Mitraniaga Visi dan Misi
Corporate Section
Table of Contents Financial Section
Laporan Tahunan 2012 Annual Report