Psikologi Konseling Modul ke:
Pengertian, Tujuan, Proses, dan Karakteristik Konselor
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog.
Kontrak Belajar dan Tata Tertib • Kontrak Belajar - Presentase Kehadiran - UTS - UAS - Tugas • Tata Tertib Batas Telat Etika di dalam kelas Pengumpulan tugas
10 % (Minimal 60 %) 30 % 25 % 35 %
Psikologi Konseling A. B. C. D. E. F. G.
Pendahuluan Pengertian Konseling dan Psikoterapi Tujuan Konseling Proses Konseling Persyaratan sebagai Konselor Karakteristik konselor yang Efektif
A. Pendahuluan • Setiap individu mempunyai masalah. • Kebutuhan untuk menyelesaikan dengan segala bentuk dan cara. • Keberagaman karakteristik individu , memberikan makna yang berbeda dalam setiap masalah yang dihadapinya.
A. Pendahuluan • Latar belakang konseling sebagai bentuk penanganan terhadap orang-orang yang mengalami ganguan psikologis Æ dipelopori Lightner Witmer pada tahun 1896 dengan mendirikan sebuah klinik Psychological Counseling di Pennsylvania University. • Perkembangan di Indonesia diawali oleh pemecahan masalah dari tokoh masyarakat, tokoh agama, paranormal/dukun yang dianggap lebih arif dan memiliki kelebihan
A. Pendahuluan • Dalam hal ini memasuki awal tahun 1950 an Universitas Indonesia untuk pertama kalinya mengembangkan psikologi yang dirintis oleh Prof. Dr. Slamet Imam Santoso. • Seiring waktu, pada tahun 1960 konseling diperkenalkan di indonesia melalui lembaga pendidikan sekolah menengah.
B. Pengertian • Konseling sebagai hubungan membantu di mana salah satu pihak (konselor) bertujuan meningkatkan kemampuan dan fungsi mental pihak lain (klien), agar dapat menghadapi persoalan/konflik yang dihadapi dengan lebih baik.
B. Pengertian • Bantuan dalam konseling adalah dengan menyediakan kondisi, sarana, dan keterampilan yang membuat klien dapat membantu dirinya sendiri dalam memenuhi rasa aman, cinta, harga diri, membuat keputusan dan aktualisasi diri. • Memberikan bantuan juga mencakup kesediaan konselor untuk mendengarkan perjalanan hidup, harapan2, keinginan, kegagalan,trauma, dan konflik yang dihadapi.
C. Konseling dan Psikoterapi • Mappiare (2002) mengelompokkan persamaan dan perbedaan konseling dan psikoterapi : Æ Tujuan konseling dan psikoterapi adalah sama, yaitu eksplorasi diri, pemahaman diri, dan perubahan tingkah laku. Æ Keduanya menekankan pentingnya klien dapat mengambil keputusan dan terampil membuat perencanaan.
C. Konseling dan Psikoterapi (Perbedaan) • Konseling bersifat konstruktif dan edukatif, sementara psikoterapi bersifat rekonstruktif. • Proses pelatihan pada konseling kurang menyeluruh, sementara psikoterapi menyeluruh. • Waktu pelaksanaan konseling lebih singkat dibandingkan psikoterapi • Konseling menangani permasalahan nonmedis, sedangkan psikoterapis lebih mengarah ke medis dan lebih mendalam.
D. Tujuan Konseling • Krumboltz (dikutip dari Latipun, 2001) mengelompokkan tujuan konseling menjadi tiga jenis : • Mengubah penyesuaian perilaku yang salah. Æ Mengubah perilaku menjadi perilaku sehat • Belajar membuat keputusan. Æ Mengambil keputusan dengan mengetahui resiko • Mencegah munculnya masalah. Æ Tidak berkepanjangan, menjadi hambatan,
D. Tujuan Konseling • Corey (2009) menyebutkan tujuan konseling secara umum adalah: • Penyusunan kembali kepribadian. • Penemuan makna hidup. • Penyembuhan ganguan emosional. • Penyesuaian terhadap masyarakat. • Pencapaian kebahagian dan kepuasan. • Pencapaian aktualisasi diri. • Pereda kecemasan. • Penghapusan tingkah laku abnormal dan
E. Proses Konseling • Membangun hubungan konseling • Bekerja dalam hubungan konseling • Terminasi hubungan konseling Note : setiap tahapan akan memiliki dinamikanya masing-masing yang harus diperhatikan oleh konselor baik secara profesional dan etikal.
F. Persyaratan Sebagai Konselor Spontanitas Fleksibelitas Konsentrasi Keterbukaan Stabilitas Emosi Berkeyakinan akan kemampuan untuk berubah Komitmen pada rasa kemanusiaan Kemauan membantu klien mengubah lingkungannya • Pengetahuan dan Totalitas • • • • • • • •
G. Karakteristik Konselor yang Efektif. • Congruence ÆSeorang konselor terintegrasi dan kongruen. Antara pikiran, perasaan, dan pengalaman harus serasi. Unconditional positive regard ÆDapat menerima atau respect kepada klien walaupun dengan keadaan yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. • Empathy Æ Memahami orang lain dari sudut kerangka b iki
Terima Kasih Muhammad Ramadhan , M.Psi