Pedologi Modul ke:
Review Seluruh Materi Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
RETARDASI MENTAL Retardasi mental (mental retardation) adalah keterlambatan yang mencakup rentang yang luas dalam perkembangan fungsi kognitif dan sosial (DSM IV-TR, 2000). Retardasi mental ialah keadaan dengan inteligensi yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Retardasi mental ditandai dengan fungsi intelektual yang secara signifikan berada dibawa rata-rata, disertai oleh adanya berbagai defisit dalam fungsi adaptif, seperti mengurus diri atau aktivitas okupasional yang muncul sebelum usia 18 tahun.
GANGGUAN PERKEMBANGAN PERVASIF • Anak-anak dengan gangguan perkembangan pervasif (pervasive developmental disorders/PDD) menunjukkan hendaya perilaku atau fungsi pada berbagai area perkembangan. Gangguan ini umumnya menjadi tampak nyata pada tahun-tahun pertama kehidupan dan sering kali dihubungkan dengan retardasi mental. Kelompok gangguan ini ditandai dengan kelainan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik dan dalam pola komunikasi serta minat dan aktivitas yang terbatas, stereotipik, berulang. Kelainan kualitatif ini menunjukkan gambaran yang pervasif dari fungsifungsi individu dalam semua situasi, meskipun dapat berbeda dalam derajat keparahannya (PPDGJ-III).
INSECURE ATTACHMENT • Mary Ainsworth mengamati lebih jauh tentang berbagai sikap seorang ibu terhadap anaknya berkaitan dengan terbentuknya attachment. Menurutnya, anak yang protes atau menyatakan ketidaksenangan terhadap keterpisahan (diturunkan dari gendongan atau pelukan) dan mendapatkan kembali ketentraman dengan hadirnya orang yang meninggalkannya akan membuat anak merasa aman. Namun, sekitar dua pertiga anak tidak menunjukkan pola semacam ini. Pola ini disebut insecure attachment, yang mengakibatkan mereka mengalami hambatan dalam eksplorasi di kemudian hari.
OPPOSITIONAL DEFIANT DISORDER • Oppositional Defiant Disorder (ODD) adalah salah satu gangguan perilaku pada anak serta remaja. Anak yang mengalami kondisi ini umumnya akan menunjukkan sikap yang meliputi marah-marah, uring-uringan, membantah, atau sering berdebat dengan figur otoritas (misalnya orang tua, pengasuh, maupun guru). Semua anak-anak pasti pernah bersikap merepotkan dan sulit diatur, tapi tidak berarti mereka otomatis menderita ODD. Seorang anak atau remaja baru bisa dinilai mengidap gangguan ini ketika terus menunjukkan sikap-sikap membangkang selama enam bulan atau lebih.
ENURESIS • Enuresis adalah pengeluaran urin yang terjadi pada orang yang pengendalian kandung kemihnya diharapkan sudah tercapai. Berdasarkan waktu, enuresis di bagi menjadi : (a) Nocturnal enuresis (sleep wetting/bedwetting) yaitu enuresis yang terjadi pada malam hari; (b) Diurnal enuresis (awake wetting) yaitu enuresis pada siang hari. Sedangkan berdasarkan awal terjadinya enuresis di bagi menjadi : (a) Enuresis primer, bila terjadi sejak lahir dan tidak pernah ada priode normal dalam pengontrolan buang air kecil; (b) Enuresis sekunder, terjadi setelah enam bulan sampai satu tahun dari periode dimana kontrol pengosongan urin sudah normal.
ADHD • Attention Deficit and Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah merupakan perilaku dengan usia yang sesuai dengan gejala kurang perhatian, hiperaktif dan impulsif yang menyebabkan kegagalan pada sebagian besar aspek kehidupan.
KESULITAN BELAJAR • Kesulitan belajar (learning disability) adalah istilah umum untuk berbagai kelompok gangguan yang dicirikan kesulitan besar dalam memelajari dan menggunakan kemampuan mendengar, berbicara, membacan, menulir, bernalar, atau berhitung. Kesulitan belajar bukanlah kondisi tunggal, melainkan berbagai jenis ketidakmampuan spesifik yang diduga berasal dari disfungsi otak atau system saraf pusat (Slavin, 2012).
GANGGUAN KECEMASAN • Kecemasan (anxiety) dapat diartikan sebagai perasaan kuatir, cemas, gelisah, dan takut yang muncul secara bersamaan, yang biasanya diikuti dengan tingginya rangsangan pada tubuh, seperti jantung berdebar-debar, dan keringat dingin. Kecemasan dapat muncul sebagai reaksi terhadap bahaya, baik yang sungguh-sungguh ada maupun yang tidak (hasil dari imajinasi saja) yang seringkali disebut dengan free-floating anxiety (kecemasan yang terus mengambang tanpa diketahui penyebabnya). Kecemasan adalah keadaan yang beroeriantasi pada masa yang akan datang, ditandai dengan efek negatif, dimana seseorang memokuskan diri pada kemungkinan datangnya bahaya atau kemalangan yang tidak dikontrol.
GANGGUAN MOOD • Gangguan mood (mood disorder) dikarakteristikkan dengan emosi negatif yang intens dan terjadi dalam waktu yang cukup lama, meliputi perasaan depresi dan putus asa. Gangguan ini juga dibarengi dengan beberapa gejala yang nantinya akan berpengaruh dengan fungsi keseharian dan hubungan pertemanan remaja. Gejala yang paling umum adalah mudah tersinggung, merasa tidak berdaya, merasa bersalah, lesu dan kelelahan. Gejala-gejala tersebut juga direfleksikan dengan kurangnya minat dalam melakukan aktifitas yang menyenangkan dan penurunan performa akademik.
BUNUH DIRI • Gangguan mood sering disertai oleh ide untuk bunuh diri, pemikiran yang tetap tentang kematian atau rencana untuk bunuh diri. Umumnya terjadi pada remaja yang secara klinis mengalami depresi. Sebagai contoh, pada komunitas sampel lebih dari 1.700 remaja, Roberts, Lewinsohn, dan Seely (1995) menemukan bahwa 41% telah berpikir untuk bunuh diri, persentase ini lebih tinggi secara signifikan dalam sampel klinis, sering menyebabkan lebih dari 75% anak dan remaja yang depresi. Bahkan secara tragis, ada anak usia 4 tahun yang menyatakan bahwa ia tidak ingin hidup lagi.
GANGGUAN TINGKAH LAKU (CONDUCT DISORDER) • Dalam DSM-IV-TR (2000) didefinisikan bahwa gangguan tingkah laku atau conduct disorder adalah pola prilaku yang tetap yang melanggar hak-hak dasar orang lain dan norma susila. Clerg mengemukakan bahwa istilah gangguan tingkah laku atau conduct disorder mengacu pada pola perilaku antisosial yang bertahan yang melanggar hak-hak orang lain dan norma susila.
Terima Kasih Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog