Modul ke:
Psikometri Norma 1
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog
PENGERTIAN NORMA Norma merupakan rata-rata atau kekhasan pada tes tertentu yang dibuat berdasarkan spesifikasi populasi. Misalnya, rata-rata skor tes inteligensi pada kelompok anak yang berusia 10 tahun.
• KARAKTERISTIK NORMA: Dalam standarisasi tes psikologi, norma dan distribusi skor dipengaruhi oleh keterwakilan populasi sampel, yaitu proporsi dari setiap jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), distribusi geografis mereka, status sosialekonomi dan distribusi usia mereka. Merancang tes prestasi pendidikan, faktor-faktor yang mempengaruhi data normatif, sebagai tambahan dari data sebelumnya, adalah kualitas sekolah dan jenis kurikulum yang diambila dari standardisasi populasi Norma-norma tes bakat, seperti menulis atau pekerjaan mekanis, dipengaruhi oleh standardisasi populasi dari tingkat pengalaman, jenis pekerjaan yang pernah mereka lakukan dan keterwakilan dari kelompok
Types and Methods of Calculating Norms Persentil Grade Norm
Desil
Skor Standar
Age Norm
Stanine
T-Skor
PERBEDAAN NORMA DAN STANDAR Norma adalah bagian yang sederhana, merupakan rata-rata skor statistik yang mewakili sampel dari populasi. Hal itu merupakan rata-rata skor dari nilai yang terdeterminisasikan oleh pengukuran nyata dari sekelompok manusia yang mewakilkan populasi yang spesifik. Dalam pendapat lain, rata-rata nilai merupakan standar. Norma merupakan penerimaan secara aktual dari grup yang mewakili dalam pengukuran psikometri di bawah kondisi umum sosioekonomik.
PERBEDAAN NORMA DAN STANDAR Standar memperkirakan perubahan pada norma, yang secara esensial tidak bisa mewakilkan status qou. Status qou ini merupakan tantangan dari standar norma yang tinggi. Kebijakan dalam lingkungan dan pengembangan pengukuran tidak bisa menyusun apa-apa tetapi sebagai sebuah proses dari setting standar dan proses menjalankan norma.
GAMBAR GRAFIK • Pertama, statistik digunakan untuk tujuan deskripsi. Angka menyajikan sebuah rangkuman dan memungkinkan kita untuk mengevaluasi beberapa observasi dengan observasi lainnya. Mengetahui jawabannya membuat kita mendapatkan timbal balik dari tes menjadi lebih bermakna. Bila ternyata menemukan bahwa angka 54 hanya dimiliki oleh 5% dari atas dari sebuah kelas, mungkin akan merasa memiliki kemungkinan untuk mendapatkan A. Bila ternyata angka itu dimiliki 5% dari bawah mungkin akan merasa berbeda.
GAMBAR GRAFIK • Kedua, kita menggunakan statistika untuk membuat kesimpulan, dimana sebuah logika deduksi tentang sebuah peristiwa tidak dapat di observasi secara langsung. Contohnya, kenapa banyak orang menonton sebuah acara televisi kecuali menanyakan mereka. Dengan menggunakan survei sampel ilmiah, kamu dapat mengambil persentase orang yang menyaksikan acara itu. Data dikumpulkan dan dianalisis mungkin dianggap sebagai analogi dari investigasi kriminal atau pendakwaan
NORMA BERDASARKAN UMUR • Beberapa tes memiliki kelompok norma untuk kelompok umur tertentu. Kebanyakan tes IQ merupakan jenis ini. Ketika Tes IQ Stanford-Binet diciptakan, distribusi dari performa sampel acak dari anak-anak diperoleh dari kelompok umur yang beragam. Ketika mengaplikasikan tes IQ, tugas tester adalah untuk menentukan mental age dari orang yang di tes. Ini berhasil diwujudkan melalui berbagai praktik yang membantu memposisikan norma bertingkat umur di mana anak melakukan performa.
NORMA DALAM KELOMPOK • Hampir semua tes yang dibakukan dewasa ini memiliki semacam norma dalam kelompok. Dengan norma-norma seperti ini, kinerja individu dievaluasi berdasar kinerja kelompok terstandarisasi yang paling bisa dibandingkan, seperti ketika membandingkan skor mentah seorang anak dengan skor mentah anak-anak yang punya usia kronologis sama atau dalam kelas sekolah yang sama. Skor-skor dalam kelompok memiliki arti kuantitatif yang seragam dan terdefinisikan dengan jelas, dan dapat digunakan dengan cukup memadai pada kebanyakan jenis analisis statistik.
Terima Kasih
11