Modul ke:
Tes Inteligensi Skala Inteligensi Wechsler
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Yenny, M.Psi. Psikolog
Asal Mula Tes Wechsler 1932 : merancang sebuah instrumen yang cocok untuk berbagai jenis pasien departemen psikiatri Rumah Sakit Bellevue di New York. “Tujuan kami bukanlah menghasilkan sebuah tes baru namun memilih, dari sumber apa pun yang tersedia, kombinasi yang sesuai dengan kebutuhan skala yang efektif bagi orang dewasa”
Asal Mula Tes Wechsler
Terinspirasi oleh gerakan skala Binet serta tes-tes Army Alpha dan Beta. Mengambil puluhan soal tes dari Psychological Examining in The United States Army, yang disunting tepat setelah Perang Dunia I oleh Yerkes.
Asal Mula Tes Wechsler 1939 : Wechsler-Bellevue Intelligence Scale • Soal tes yang dimiliki bukan untuk orang dewasa. • Terlalu banyak pertanyaan yang penekanannya tidak lebih dari sekedar manipulasi kata-kata. • Instruksinya menekankan kecepatan namun tidak mempedulikan akurasi. • Ketergantungan pada usia mental tidak relevan untuk tes orang dewasa.
Asal Mula Tes Wechsler • Menambahkan soal performance untuk menyeimbangkan pertanyaan verbal. • Mengurangi penekanan pada pertanyaan mengenai kecepatan. • Membuat metode baru untuk memperoleh IQ – IQ tetap konstan dengan proses penambahan usia yang normal, meskipun gambaran kemampuan intelektual mungkin saja berubah atau menurun. • Membantu diagnosis psikiatri – membagi skala menjadi bagian verbal dan performance.
Fitur Umum Tes Wechsler (WPPSIIII, WISC-IV, WAIS-IV) Empat belas atau lima belas subtes. Rincian empiris yang selanjutnya akan dijadikan skor total dan IQ skala penuh. Ukuran standar untuk IQ dan skor indeks. Subtes standar untuk versi tes yang berbeda.
Subtes Wechsler : Deskripsi dan Analisis
Wechsler (1939), Inteligensi : “Kapasitas agregat atau global individu untuk bertindak sesuai kehendak, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif”
Informasi
• Pengetahuan faktual tentang tokoh, tempat, dan fenomena umum. • Mengukur : pembelajaran dan kepandaian mengingat di mana subjek harus menguasai pengetahuan yang didapatkannya dari pendidikan formal dan informal.
Rentang Angka (Digit Span) • Digits Forward dan Digits Backward. • WAIS-IV : Digit Sequencing. • Mengukur : kemampuan untuk mengingat kembali angka secara audio. • Kecakapan dalam berhitung, atensi yang baik, dan keadaan bebas gangguan. • Kecemasan atau kelelahan.
Perbendaharaan Kata (Vocabulary)
Ukuran kepekaan akan informasi baru dan kemampuan untuk menafsirkan arti berdasarkan konteks di mana kata tersebut ditemukan.
Aritmatika
• Keterampilan aritmatika dasar. • Konsentrasi tingkat tinggi. • Kemampuan untuk menjaga kalkulasi tingkat kesulitan menengah pada ingatan jangka pendek.
Pemahaman (Comprehension)
Ukuran “inteligensi sosial” yang menekankan pemahaman tentang tradisi sosial dan budaya.
Persamaan (Similarities)
Mengevaluasi kemampuan untuk membedakan persamaan yang penting dan tidak penting pada objek, fakta, dan ide.
Pengurutan Huruf-Angka (LetterNumber Sequencing) • Penguji memberikan serangkaian huruf dan angka yang tidak urut secara lisan. Peserta tes harus mengurutkan kembali dan mengulangi daftar huruf serta angka dengan mengucapkan angka dari kecil ke besar dan kemudian menyebutkan huruf sesuai urutan abjad. • Mengukur perhatian, konsentrasi, dan kemampuan untuk bebas dari gangguan.
Penyelesaian Gambar (Picture Completion)
Mengenali atau berhadapan dengan objek atau situasi.
Konsep Gambar (Picture Concepts)
• Untuk setiap soal, seorang anak diperlihatkan sebuah kartu dengan dua atau tiga baris gambar dan diminta memilih satu gambar dari tiap baris untuk membentuk kelompok dengan satu karakteristik umum. • Mengukur : penalaran abstrak dan kategoris.
Rancangan Balok (Block Design)
• Trial and error. • Analisis hubungan spasial, koordinasi visualmotorik, dan aplikasi logika yang pasti. • Kecepatan.
Penalaran Matriks (Matrix Reasoning) • Mengidentifikasi pola yang berulang atau hubungan antara stimulus figural yang digambarkan sepanjang garis lurus (soal sederhana) atau pada sebuah kisi-kisi 3 x 3 (soal sulit) di mana soal terakhir digambarkan tidak lengkap. • Mengukur : fluid intelligence, yaitu kapasitas untuk menampilkan operasi mental seperti manipulasi simbol-simbol abstrak. • Penyelesaian pola (pattern completion), penalaran dengan analogi (reasoning by analogy), dan penalaran bersambung (serial reasoning).
Perakitan Objek (Object Assembly)
Membutuhkan organisasi persepsi tingkat tinggi; yaitu memahami pola-pola atau gestalt yang lebih luas berdasarkan persepsi mengenai hubungan di antara bagian-bagian yang terpisah.
Pemberian Kode (Coding)
Pembelajaran atas tugas-tugas asing.
Pencarian Simbol (Symbol Search) • Peserta tes akan melihat kelompok simbol yang menjadi target (di sebelah kiri), kemudian dengan cepat memeriksa kelompok simbol yang akan dicari berikutnya (di sebelah kanan), dan akhirnya memberi tanda pada kotak “YES” atau “NO” untuk mengindikasikan apakah simbol yang ada pada kelompok target juga terdapat pada kelompok pencarian. • Mengukur : kecepatan pengolahan.
Pembatalan (Cancellation) • Anak diminta untuk membuat sebuah garis lurus atau “mencoret” (membatalkan) gambar binatang yang didapatkan secara acak di antara kumpulan benda mati (seperti payung, mobil, keran, bohlam). • Mengukur : kecepatan pengolahan, kewaspadaan, dan atensi visual.
Teka-teki Visual (Visual Puzzle) • Peserta tes akan diperlihatkan sebuah gambar dengan bentuk yang utuh seperti persegi panjang, kemudian diminta memilih tiga dari enam bentuk yang lebih kecil yang bisa digunakan untuk membuat bentuk utuh yang lebih besar. • Mengukur : persepsi visual, inteligensi visual luas, fluid intelligence, pengolahan simultan, visualisasi dan manipulasi spasial, serta kemampuan untuk mengantisipasi hubungan antarbagian.
Bobot Figur (Figure Weights) • Peserta tes akan diperlihatkan sebuah gambar skala titik tumpu (fulcrum) kuno yang lebih berat pada satu sisinya. Peserta tes kemudian diminta memilih respons yang akan menyeimbangkan skala tersebut dari enam pilihan respons yang tersedia. • Mengukur : penalaran kuantitatif dan analogis : penalaran induktif dan deduktif.
Terima Kasih Yenny, M.Psi., Psikolog