KEPRIBADIAN KONSELOR 1. Spontanitas Kemampuan konselor untuk merespon peristiwa dalam situasi seperti yang dilihat atau diperoleh dalam hub konseling
2. Fleksibilitas Tidak ada cara yang tetap dan pasti untuk mengatasi permasalahan klien
3. Konsentrasi Kepedulian konselor kepada klien ditunjukkan dengan kemampuan konselor untuk berkonsentrasi
KEPRIBADIAN KONSELOR 4.Keterbukaan Kemampuan konselor bekerja keras untuk menerima pandangan klien sesuai dengan apa yang dirasakan atau yang dikomunikasikan
5. Stabilitas emosi Secara emosional kepribadian konselor tidak mengalami gangguan mental
6. Harus mempunyai keyakinan untuk berubah Konselor harus mempunyai keyakinan bahwa klien datang kepadanya pasti memiliki kemampuan untuk mengubah dirinya menjadi lebih positif
KEPRIBADIAN KONSELOR 9. Pengetahuan konselor
Konselor memiliki pengetahuan yg luas tentang permasalahan yang di hadapi oleh klien
10. Totalitas
Konselor harus memiliki kualitas pribadi dan kesehatan mental yg baik. Konselor juga harus mandiri tidak tergantung pada orang lain.
KEPRIBADIAN KONSELOR 7. Komitmen rasa kemanusiaan
Konselor memiliki kepekaan dan kesediaan dengan tangan terbuka membantu klien mengatasi masalahnya. 8. Kemampuan membantu klien mengubah lingkungan
Membantu klien agar mampu mengubah lingkungan sesuai potensi yang ia miliki.
Masalah2 yg dihadapi konselor Menurut Cavanagh (1982) Kebosanan Hostilitas Kesalahan2 konselor Manipulasi Penderitaan (Suffering/psychological bleeding) Hub yg membantu vs tidak membantu Terminasi konseling Burnout
1. KEBOSANAN
Konselor mengambil jarak dr kliennya, makin lama – makin menjauh: klien mrasa tdk aman & tdk ditrima. Konselor terkdg mengambil cara negatif: berfantasi sendiri Kemungkinan konselor kehilangan informasi penting sangatlah besar, karena ia dikuasai rasa kebosanannya, karena ia mjd krg perhatian,krg konsentrasi, dan mungkin memikirkan masalahnya sendiri.
Solusi yg dpt diambil :
Mengetahui terlebih dahulu di mana letak masalahnya Kalo konselor yg bosan, ia hrs mengambil tindakan yg tepat. Ia bs mengatakan, “Maaf, saya br tdk konsentrasi hr ini” shg klien tdk mrasa terabaikan. Kalo klien yg membosankan, dpt diatasi dgn mengatakannya tetapi dgn bahasa yg halus, merubah jam pertemuan dgn mencari waktu yg konselor lebih “awas”, konselor memberi tugas pd klien (mis.mmbuat cattan) yg kmudian akan dibicarakan pd wktu konseling Konselor yg membosankan, konselor sbaiknya mewaspadai tanda2 kebosanan: mengantuk, mengetuk-etukan jari, ekspresi muka tak berminat.
2. HOSTILITAS Sumber hostilitas Menutupi ketakutan, mis:takut dependen pd konselor, takut ditolak konselor, dll Frustrated need Simbolisasi dr konflik internal or eksternal Tekanan yg sangat intens (intense pressure) Konselor memang pantas utk menerima hostilitas klien Hostilitas harus dihadapi
3. KESALAHAN-KESALAHAN KONSELOR Lemah, tidak tegas (terlalu menuruti klien shg berlarut-larut) Tidak mengakui kesalahan 4 cara konselor tdk mengakui adanya kesalahan 1. Tdk pernah mengambil resiko 2. Menyangkal ada masalah dlm konseling 3. Masalah yg timbul merp masalah klien 4. Percaya mitos bahwa dlm konseling “tdk ada kesalahan”
4. MANIPULASI
1. 2.
1. 2.
“Konselor yg mempengaruhi klien supaya tetap tinggal dalam konseling dgn rasionalisasi bahwa ia msh membutuhkan konseling utk pertumbuhannya, padahal sebetulnya karena memenuhi kebutuhan konselor” Klien memanipulasi konselor dengan tujuan: Utk memenuhi kebutuhan Utk menetralisasi ancaman Konselor memanipulasi klien: Bosan & jengkel Konselor beranggapan bahwa agama bertentangan dg kesehatan psikologis
Konselor bisa menderita dan klien jg bs menderita Efek samping dr konseling adanya penderitaan ini Konselor tdk mampu mjd sebab penderitaan atau tdk dpt mengizinkan kliennya mengalami penderitaan dpt menyebabkan kerugian
6. HUB YG MEMBANTU VS TDK MEMBANTU
1. 2.
1.
Hub tdk membantu Emotionally detached Emotionally attached Hubungan membantu Emotionally involved
7. TERMINASI KONSELING Berapun sesi konseling yg tjd, pd suatu wkt akan berakhir dlm salah satu dr 3 cara ini: Bila sasaran konseling telah tercapai Klien secara prematur ingin menghentikan konseling Konselor ingin menghentikan konseling meskipun klien ingin melanjutkan
8. BURNOUT perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankan tenaga dan kemampuan seseorang perasaan tanpa harapan dan kesulitan untuk melakukan pekerjaan atau kesulitan mengerjakan pekerjaan secara efektif
KARAKTERISTIK KLIEN Klien Sukarela
Klien Terpaksa Klien Enggan
Klien Menentang Klien Krisis
Klien Sukarela Ciri-Ciri: 1. Datang dengan kemauan sendiri 2. Mudah beradaptasi dengan konselor 3. Mudah terbuka 4. Bersungguh-sungguh 5. Bersedia mengungkap rahasia.
Cara menghadapinya: Konselor tetap mempelajari sikap, emosi dan harapannya terhadap prosen konseling.
Klien Terpaksa Ciri-Ciri: 1. Klien bersifat tertutup 2. Enggan berbicara 3. Curiga terhadap konselor 4. Kurang bersahabat 5. Menolak secara halus bantuan konselor
Cara menghadapinya: Konselor harus dapat menyatakan bahwa konseling bukanlah wadah yang diperuntukkan untuk orang-orang yang mengalami gangguan. Tujuannya menciptakan rasa aman
Klien Enggan Ciri-Ciri: 1. Senang berbincang-bincang dengan konselor 2. Ada juga beberapa klien yang diam karena tidak suka dibantu maslahnya
Cara menghadapinya: Menyadarkan kekeliruannya Memberikan kesempatan klien dibimbing oleh konselor yang lain
Klien Menentang Ciri-Ciri: 1. Tertutup 2. Menentang
Cara menghadapinya:
3. Bermusuhan
1. Ramah dan bersahabat
4. Menolak secara terbuka
2. Toleransi terhadap perilaku klien yang tampak 3. Meningkatkan kesabaran 4. Memahami keinginan klien yang tidak mau di bimbing 5. Mengajak negoisasi 6. Melakukan konfontasi
Klien Krisis Ciri-Ciri: 1.
Menutup diri dari dunia luar
2.
Sangat emosional
3.
Tidak berdaya
4.
Kurang mampu berfikir rasional
5.
Tidak mampu mengurus diri
6.
Membutuhkan orang lain
Cara menghadapinya: 1. Menentukan sejauh mana kondisi krisis klien 2. Mencari Sumber-sumber yang dapat membantu klien
3. Bantuan pertolongan langsung, Misal: memberikan peluang untuk menyalurkan perasaannya dll.