Psikologi Bermain Adhyatman Prabowo, M.Psi
Sebelum Masehi – Awal Abad Pertengahan
-Di
Eropa, pada masa ini dikenal sebagai “masa kegelapan” (Hughes, 1991) - Di Mesir Kuno, bermain dianggap sebagai bagian dari kehidupan anakanak, dimana mereka biasanya bermain boneka, bola, dan lompat tali (French, 1977) - Di Yunani Kuno, anak-anak belajar melalui bermain sehingga mereka tumbuh menjadi anak yang lebih ceria, empatis, dan humoris meskipun menjadi kurang disiplin (French, 1977)
Masa Renaissance (Abad 13 – Abad 16)
-
Meskipun masa renaissance dikenal sebagai periode kreatif di Eropa, meskipun demikian Anak-anak dianggap sebagai “kelompok non produktif (Tucker, 1974) - Disisi lain, pabrik mainan anak di Jerman muncul. tidak dispesifikasikan bentuk permainan antara anak-anak dan orang dewasa tidak ada perbedaan yang jelas (Sommerville, 1982) - Baru pada awal abad 17, ketika masa renaissance berakhir, muncul kajian tentang anak-anak yang dideskripsikan sebagai “ new consciousness of childhood “, yaitu kajian tentang kebutuhan mental dan masalah tumbuh kembang anak yang berbeda dengan orang dewasa
› Pengaruh Prancis - Kajian tentang pentingnya bermain dimulai sejak masa Raja Louis XIII. Pada masa ini, anak laki-laki cenderung bermain yang melibatkan fisik dan anak perempuan cenderung bermain melalui kesenian. - Kajian tentang anak, semakin berkembang pada masa filosof asal Prancis Jean-Jacques Rousseau (1712-1784). Sehingga di seluruh Prancis memberikan perhatian khusus pada masalah perkembangan anak.
› Pengaruh Inggris
-
Pada abad 17, di Inggris mulai muncul kajian tentang kesadaran pertumbuhan anak sebagai individu yang membutuhkan kebutuhan khusus dan dianggap berbeda dari orang dewasa. - Namun, hal tersebut tidak serta merta mendukung pentingnya bermain bagi anak, bermain hanya membuang waktu anak dan menjadikan anak kurang disiplin dan beretika - Hal ini mulai berubah, ketika John Locke (1632-1704) yang mulai menulis pada Jurnal Ilmiah tentang pentingnya memandang setiap anak sebagai individu yang unik dan pentingnya bermain bagi optimalisasi perkembangan anak
Perkembangan Anak di Amerika - Warisan Puritan Pada masa ini, Anak-anak dianggap sebagai simbol Tuhan, namun masih terjadi bias antara perilaku bermain anak dan perilaku kerja anak - Masa Kolonial Pada masa ini, pengaruh Locke dan Rosseau muncul di Amerika. Oleh karena itu, para orangtua memberikan kasih sayang dan perhatian pada perkembangan anak dengan cara mendaftarkan pendidikan di sekolah - Abad 19 Pada masa ini, perkembangan anak didominasi dari kemampuan intelketualnya saja, para orangtua semakin sibuk sehingga kurang memberikan perhatian dan kasih sayang pada anak sehingga mulai muncul perilaku agresi anak - Abad 20 Pada masa ini, mulai muncul kajian bahwa perkembangan anak bukan hanya dilihat dari faktor intelektualnya saja, tetapi kesuksesan anak ditentukan pula faktor sosial dan faktor emosionalnya sejak kecil, sehingga munculnya bentuk-bentuk permainan yang bersifat psikoedukasional.
Perkembangan di indonesia - Sebelum abad 12 M Keberadaan anak diposisikan sebagai “ kaum lemah” sehingga belum diperhatikan -Abad 12 – 19 M Permainan anak mulai muncul sebagai bagian dari perkembangan budaya yang memiliki nilai kearifan lokal -Abad 20 M Mulai muncul kajian ttg fungsi permainan pada anak dalam perspektif psikologis, fisiologis, dan sosiologis akibat pengaruh barat
› Hurlock: Bermain adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kesenangan
Bekerja yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh hasil tertentu. › James Sully (dalam Tejasaputra): Tertawa adalah tanda dari kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama sekelompok teman. › Oxford English Dictionary: ada 116 definisi, salah satu: kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Bermain tidak semata-mata hanya untuk kesenangan tetapi ada sasaran yang ingin dicapai.
next › Huizinga (dalam Monks, dkk.): Bermain merupakan tindakan sukarela yang dilakukan dalam batas-batas tempat dan waktu, berdasarkan aturan yang mengikat tapi diakui secara sukarela dengan tujuan yang ada dalam dirinya sendiri, disertai dengan perasaan tegang dan senang dan dengan pengertian bahwa bermain merupakan sesuatu “yang lain” daripada kehidupan biasa. › Schaefer & Reid membedakan pengertian “play” (bermain) dan “games” (permainan).
CIRI-CIRI BERMAIN (Dari Hughes) 1. Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku mendapat kepuasan karena melakukannya (tanpa target), bukan untuk misalnya mendapatkan uang/penghargaan. 2. Dipilih secara bebas, permainan dipilih sendiri, dilakukan atas kehendak sendiri dan tidak ada yang menyuruh ataupun memaksa (sukarela). 3. Menyenangkan dan dinikmati (kepuasan). 4. Ada unsur khayalan dalam kegiatannya. 5. Dilakukan secara aktif , sadar&sukarela.
Next... › Berdasarkan motivasi instrinsik (dari dan untuk diri sendiri). › Perasaan dari orang yang bermain melibatkan emosiemosi positif.
› Fleksibilitas. › Lebih menekan pada proses dari pada hasil. › Bebas memilih.
› Mempunyai kualitas pura-pura.
(Menurut: Rubin, Fein, & Vandenberg)
Teori Klasik (Abad 19 – Awal Abad 20) › Teori klasik menekankan pada pentingnya faktor biogenetik dalam bermain. › Bermain didefinisikan sebagai mekanisme alami untuk mendukung perkembangan fisik yang optimal atau mencerminkan sejarah evolusi manusia.
Surplus Energy Renewal Of energy Recapitulation Practice for adulthood Psychoanalitic Cognitive Developmental Arousal Modulation
Hughes, 1991
Surplus Energy › Herbert Spencer (1873) Bermain sebagai cara bagi anak-anak untuk melepaskan energinya yang terpendam, akibatnya ia merasakan semangat yang luar biasa ketika bermain dan kelelahan setelah bermain.
Renewal Of energy › G.T.W Patrick (1916) Ketika anak-anak merasa letih dan relaks, bermain dapat mereka mengatasi kebosanan dan mengisi kekosongan waktu bila mereka mau menunggu pulihnya energinya kembali.
Recapitulation › G.Stanley Hall › (Salah satu pelopor perkembangan psikologi di Amerika) › Ia mengemukakan teori Recapitulation, dimana ia menyatakan bahwa perkembangan setiap manusia mencerminkan kemajuan perkembangan evolusi manusia.
Practice for adulthood › Karl Groos (1901) Ia mengemukakan teori Biogenetik, dimana ia mendefinisikan bermain sebagai cara alami tubuh manusia untuk mempersiapkan dirinya sendiri menghadapi berbagai tugas dalam masa kehidupan dewasanya.
Psychoanalitic Freud
› Bermain merupakan suatu cara yang digunakan anak-anak mengurangi kecemasannya (Freud,1974) › Ada dua tipe kecemasan yang terjadi pada masa kanak-kanak : 1. Kecemasan Objektif, yaitu perasaan takut pada kehidupan dunia luar 2. Kecemasan utama yang biasa dialami adalah ketakutan ditinggalkan (fear of abandoment). Eriskson: Bermain tidak hanya berfungsi untuk mengurangi kecemasan dan membangun ego yaitu dapat meningkatkan harga diri anak
Cognitive Developmental Menekankan untuk perkembangan intelektual. J. Bruner & B. Sutton-Smith: Bermain menyediakan suasana yang menyenangkan dan relax dimana anak dapat memecahkan berbagai problem akan dapat ditransformasikan ke problem-problem yang lebih kompleks dalam dunia nyata. Jean Piaget: Bermain menjadi fasilitator untuk belajar.
Arousal Modulation Berlyne : Dengan bermain maka sistem syaraf pusat berada pada level yang optimal Ellis dan Fein: Dengan bermain anak dapat memperoleh bermacam-macam bentuk stimulasi yang diperlukan.