JPBN. Volume 3. Nomor 2. Edisi Agustus 2015. ISSN 2442-9481
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN LABUHAN BATU
PENGARUH PEMANFAATAN PETA KONSEP TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGRI 1 BILAH HULU AEK NABARA Risma Delima Harahap Prodi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu Rantauprapat, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Riwayat artikel: Diterima Juli 2015 Disetujui Agustus 2015 Dipublikasikan Agustus 2015
Latar belakang masalah pada penelitian ini adalah banyak dijumpai di sekolah-sekolah bahwa seorang guru masi mendominasi kegiatan pembelajaran,khususnya dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan ceramah, dan hal itu membatasi aktivitas belajar siswa sehingga siswa memiliki semangat belajar yang rendah, pasif, dan acuh, sehingga proses pembelajaran membosankan dan membuat prestasi siswa menurun. Metode penelitian ini adalah metode eksperimen, dan instrumen penelitian yang digunakan berupa tes yang berjumblah 10 soal essay. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Hulu Aek Nabara, yang berjumbah 320 orang, dan sampel yang berjumblah 80 orang yang terdiri dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penentuan kelas ini siswa diacak secara random. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa hasil belajar biologi pada kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan (pretest) dan rata-rata 35,38 dan simpangan baku 10,45 setelah diberi perlakuan (posttest) dan rata-rata 75,87 dan simpangan baku 7,75. Sedangkan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan (prostes) dengan rata-rata 38,00 dan simpangan baku 11,97 setelah diberi perlakuan (posttest) dengan rata-rata 68,00 dan simpangan baku 9,66. Untuk pengujian hipotesis dilakukan uji t, dan diperoleh thitung = 3,26 dan ttabel= 2,021 dengan taraf nyata 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti, ada pengaruh pemanfaatan peta konsep terhadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan ekosistem di kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Hulu Aek Nabara.
________________ Keywords: Peta konsep, Prestasi Belajar ____________________
Abstract The background of the problem in this research is often found in schools that a teacher masi dominating the learning activities, especially in learning biology by using a lecture, and it limits the students' learning activities so that students have the spirit of learning are low, passive and indifferent, so tedious learning process and make student achievement declined. This research method is a method of experimentation and research instruments used in the form of tests which berjumblah 10 essay questions. As the population in this study were all students of class VII SMP Negeri 1 bar Hulu Aek Nabara, which berjumbah 320 people, and the sample berjumblah 80 people consisting of a control class and experimental class. In determining this class the students were randomly assigned randomly. From the results of this study showed that the results of studying biology in the experimental class before being given treatment (pretest) and an average of 35.38 and a standard deviation of 10.45 after treated (posttest) and an average of 75.87 and a standard deviation of 7.75 , While the control group before treated (prostes) with an average of 38.00 and a standard deviation of 11.97 after treated (posttest) with an average of 68.00 and a standard deviation of 9.66. To test the hypothesis t test, and obtained t = 3.26 and table = 2,021 with the real level of 0.05. Thus Ho rejected and Ha accepted. Meaning, there is the effect of the use of concept maps to student achievement on the subject of the ecosystem in class VII SMP Negeri 1 bar Hulu Aek Nabara.
___________________________________________________________________ © 2015 Prodi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu Alamat korespondensi: Prodi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu, Rantauprapat, Indonesia Telp. (0624) 32901 Kode Pos 21411 E-mail:
[email protected]
ISSN 2442-9481
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 13 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 PENDAHULUAN Pengertian belajar dapat kita temukan dalam berbagai sumber dan literatur. Meskipun kita melihat banyak perbedaan-perbedaan didalam rumusan pengertian belajar tersebut dari masing-masing ahli, namun secara perinsip kita menemukan kesamaan-kesamaanya. Burto (dalam Aunurrahman, 2009: 35) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungan sehingga, mereka mampu berinteraksi dengan lingkunganya. H.C. Witherington (dalam Aunurrahman, 2009: 35) mengemukan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian. Mengacu pada pandangan tentang belajar seringkali dikemukakan bahwa masalahmasalah belajar baik internal maupun eksternal dapat dikaji dari guru maupun dari siswa. Sedangkan dikaji dari tahapanya, masalah belajar dapat terjadi pada waktu sebelum belajar, selama proses belajar dan sesudah belajar. Dari dimensi siswa, masalah-masalah belajar dapat muncul sebelum kegiatan belajar yaitu dapat berhubungan dengan karakteristik siswa, baik berkenaan dengan minat maupun pengalaman-pengalaman. Selama proses belajar, masalah belajar seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran dan unjuk hasil belajar. Sesudah belajar, masalah belajar dimungkinkan berkaitan dengan penerapan prestasi. Sedangkan dari dimensi guru, masalah belajar dapat terjadi sebelum kegiatan belajar berkaitan dengan pengorganisasian belajar. Selama proses belajar masalah belajar berkenaan dengan bahan belajar, media pembelajaran. Sedangkan sesudah kegiatan belajar masalah belajar yang dihadapi guru kebanyakan berkaitan dengan evaluasi hasil belajar (dalam Anurrahman, 2009: 178). Namun, banyak dijumpai disekolahsekolah bahwa seorang guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran,
khususnya dalam pembelajaran biologi dengan menggunakan ceramah. Dan hal itu dapat membatasi aktivitas belajar siswa, sehingga siswa memiliki semangat belajar yang rendah, pasif, dan acuh sehingga proses pembelajaran terasa sangat membosankan dan akhirnya prestasi belajar siswa pun akan menurun. Peta konsep adalah suatu alat skematis untuk mempresentasikan suatu rangkayan konsep yang digambarkan dalam suatu karangka proposisi yang mengungkapan hubungan-hubungan yang berarti antara konsepkonsep dan menekankan gagasan-gagasan pokok. Menurut Slameto (2003: 58) faktorfaktor yang mempengaruhi prestasi dapat digolongkan kedalam dua golongan yaitu faktor internal yang bersumber pada diri siswa dan faktor eksternal yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor internal terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan, sedangkan faktor ekstren terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Menurut Mudzakir dan Sutrisno (1997: 155-168) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua faktor yaitu, faktor internal (faktor dalam diri manusia) dan faktor eksternal (faktor dari luar manusia). Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Briggs (1997) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi materi pembelajaran seperti : buku, filem, vidio dan sebagainya ( Haryanto: 2012). Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau siswa. Dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsanh siswa untuk belajar (Diko: 2012). Novak dan Gowin (1985) menyatakan bahwa “peta konsep adalah alat atau cara yang
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 14 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 dapat digunakan guru untuk mengetahi apa yang telah dilakukan oleh siswa. Gagasan Novak ini didasarkan pada teori belajar Ausabel”. Ausabel sangat menekankan agar guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki oleh siswa supaya belajar bermakna dapat berlangsung. Dalam hal belajar bermakna pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif (otak) siswa. Bila dalam struktur kognitif tidak terdapat konsep-konsep relevan, pengetahuan baru telah dipelajari hanyala hapalan semata. Belajar bermakna membutuhkan usaha yang sunggu-sungguh dari pihak siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru dalam konsep-konsep yang relevan yang telah mereka miliki. Untuk mempelancar proses tersebut, baik guru maupun siswa perlu mengetahui “ tempat awal konseptual “ Dengan kata lain guru harus mengetahui konsep-konsep apa yang dimiliki oleh siswa waktu pelajaran baru dimulai, sedangkan para siswa diharapkan mampu menunjukan dimana mereka berada, atau konsep-konsep apa yang telah mereka miliki dalam menghadapi pelajaran baru tersebut. Dengan menggunakn peta konsep, guru dapat melaksanakan apa yang telah dikemukakan diatas, dengan demikian pada siswa diharapkan akan terjadi belajar bermakna. Langkah-langkah pembuatan peta konsep (Yulia: 2011) adalah: 1). Memilih suatu bahan bacaan; 2). Menentukan konsep-konsep yang relevon; 3). Mengelompokan (mengurutkan) konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif; 4). Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakan dibagian atas atau dipusat bagian tersebut; 5). Dalam menghubungkan konsepkonsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain. Manfaat peta konsep (Cahyono: 2012) adalah 1) Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa; 2) Mempelajari cara belajar; 3) Mengungkapkan konsepsi salah; dan 4) Alat Evaluasi
Keterikatan antara media pembelajaran dengan tujuan, materi, metode, dan kondisi siswa, harus menjadi perhatian dan pertimbangan guru untuk memilih dan menggunakn media dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga media yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sebab, media pembelajaran tidak dapat berdiri sendri, tetapi terkait dan memiliki hubungan secara timbal balik dengan empat aspek tersebut.dengan demikian, alat-alat, sarana, atau media pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan empat aspek tersebut, untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Masalah pembelajaran dihadapi baik dari sekolah tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi, sehingga masi perlu dicari upaya-upaya cara pembelajaran. Peta konsep akan membuat rangkayan yang bermakna, sehingga ingatan lebih kuat untuk menyimpanya. Dan tidak mungkin seseorang dapat menghubungkan sesuatu (konsep) apabila orang tidak mengerti benar akan konsep tersebut. Seseorang yang telah dapat mengkaitkan konsep-konsep menunjukan orang tersebut telah faham benar dengan konsep yang dimengertinya, karena peta konsep benggambarkan bagaimana konsep-konsep saling terkait atau berhubung-hubungan. Penggunaan petakonsep akan lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan peta konsep dalam pembelajaran di sekolah (Wahyu: 2012). Peta konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan karangka kerja yang hierarki khususnya dalam pelajaran biologi. Pada konsep menolong guru memilih aturan pengajaran berdasarkan karangka kerja yang hierarki khususnya dalam pelajaran biologi. Peta konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar bermakna, yang akan meningkatkan pahaman siswa dan daya ingat belajarnya. Karena dengan menggunakan metode pesta konsep dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas berfikir siswa, hal ini menimbulkan sikap kemandirian belajar yang lebih pada siswa. Dan juga
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 15 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 mengembangkanstruktur kognitif terintegrasi dengan baik, yang memudarkan belajar.
yang akan
METODE PENELITIAN Penelitian ini digunakan di SMP Negeri 1 Bilah Hulu Aek Nabara yang beralamatkan di Jl. Pendidikan No. 6 N-6, Aek Nabara pada bulan Mei. Perlakun penelitian dilaksanakan menyesuaikan jadwal pelajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bilah Hulu Aek Nabara semester 2 sebanyak 320 siswa yang terjadi dari delapan kelas yaitu kelas VII1, VII2, VII3, VII4, VII5, VII6, VII7, dan VII8. Berdasarkan karakteristik pupulasi dan tidak bisa dilakukanya pengacakan individu, maka pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan tehnik random samping. Mula-mula diambil dua gelas secara acak sebagai sampel penelitian dari delapan yang ada. Setelah diperoleh dua kelas sebagai sampel, dilanjutkan dengan memilih secara acak satu kelas sebagaikelompok eksperimendan satu kelas sebagai kelompok kontrol (Putu: 2011). Dan sampel pada penelitian ini berjumbla dua kelas, yaitu kelas VII8 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII7 sebagai kelas kontrol dan jumblah siswa dari kedua kelas sebanyak 80 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Non-equivalen Control Group Design,Dimana kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012: 116). Untuk lebih jelasnya mengenai Non-equivalent Control Group Design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa sesudah dan sebelum pembelajaran. Agar soal tersebut dapat dipakai maka soal-soal tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Soal ini berjumblah 10 soal essay tentang pokok bahasan ekosistem yang terbagi dalam tiga ranah kognitif yaitu hapalan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan, (C3). Soal tersebut diujikan kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Suatu tes dapat dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Alat ukur yang baik harus memiliki kesahihan yang baik. Soal disebut valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total karena akan menyebabkan skor total tinggi atau rendah (Arikunto, 2006: 273). Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang digunakan harus reliabel. Reliabilias mempunyai pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrumen itu suda baik. Perhitungan tingkat kesukaran ini dimaksudkan untuk mengetahui sukar atau mudahnya soal yang digunakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal ini dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah. Untuk mengolah data pada penelitian ini, penulis menggunakan tehnik dengan langkah-langkah sebagai berikut 1) Menghitung mean (harga rata-rata) dari tiap variable; 2) Menghitung simpangan baku dari setiap data; 3) Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisidata menjadi syarat untuk menguji hipotesis; 4) Uji homogenitas adalah penguji yang menunjukan bahwa kedua data tersebut merupakan data homogen, uji ini disebut uji barlett; dan 5) Uji Hipotesis yang digunakan adalah uji t. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terdiri dari dua kelompok yang kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok ekperimen merupakan kelompok yang diberikan perlaku yang memenfaatkan peta konsep, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan dengan menggunakan metode ceramah. Berdasarkan dari pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap data atau kedua kelompok, seluruh data masuk pada memenuhi syarat untuk diolah dan dianalisis. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa distripsi data
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 16 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 ini mengungkapkan informasi yang tetara pada di bawah ini: Tabel 1. ringkasan hasil data no kelompok pretest 1. Kontrol
Mean Varians Simpangan baku Munimum 2. Eksperimen Maxsimum Mean Varians Simpangan baku Munimum Maxsimum
38,00 143,28 11,97 10 55 35,38 109,41 10,45 10 60
postest 68,00 93,31 9,66 50 85 75,87 60,06 7,75 60 90
Berdasarkan tabel 1, nilai mean kelompok kintrol (pretest) adalah 38,00 dan nilai mean kelompok eksperimen (pretest) adalah 35,38. Jadi nilai mean kelompok kontrol lebih besar dari nilai mean mean kelompok eksperimen belum di berikan perlakuan. Setelah kelompok kontrol dn kelompok eksperimen diberikan perlakuan (postest), nilai mean kelompok kontrol adalah 68,00 dan nilai mean kelompok eksperimen adalah 75,87. Dapat disimpulkan, nilai mean kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai mean kelompok kontrol. Kesimpulanya adalah hasil belajar biologi siswa yang memanfaatkan peta konsep lebih besar hasil pelajaran biologi siswa yang menggunakan metode ceramah. Uji normlitas untuk data penelitian dilakukansecara prametik dengan menggunakan uji Liliefors. Hasil penghitungan dari Lhitung kemudian dicari harga tertinggi yang kemudian disebut dengan harga . Selanjutnya ini dikonsultasikan tertinggi yang kemudian disebut dengan Ltabel dengan dk=n pada taraf siqnifikan 0,05, data berdstribusi normal jika Lo< Ltabel. Sebaiknya jika harga tersebut tidak dipenuhi maka data tidak berdistribusi normal. Rangkuman hasil penguji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2. ringkasan hasil analisis uji normalitas kelompok D keteranga k n kontrol 40 0,171 0,0 0,14 Tidak 7 5 0 normal eksperime 40 0,148 0,0 0,14 Tidak n 4 5 0 normal Berdasarkan tabel 2. dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dapat dijelaskan pada kelompok kontrol diperoleh Lo>Ltabel atau 0,1717 dan untuk dk=40 pada =0,05, Ltabel=0,140 sehingga L0>Ltabel atau 0,1717>0,140. Pada kelompok eksperimen diperoleh L0=0,1484 dan untuk dk=40 pada 0,05, Ltabel=0,140 sehingga L0>Ltabel=0,140 sehingga L0>Ltabel atau 0,1484>0,140. Dengan dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi tidak normal. Hasil perhitungan uji normalitas. Untuk mengetahui kesamaan (homogen) antara 2 kelompok digunakan uji Barleatt. Bila harga hitung > tabel pada taraf siknifikan tertentu, maka data tersebut homogen. Data pre tes dan post tes dari kedua kelas adalah homogeny, karena Fratio< Ftabel Hal ini yang menunjukkan bahwa perbedaan skor rata-rata pada pre tes dan post tes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak terlalu luas. Hasil perhitungan anava 2 jalur menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen (menggunakan Mind Map) dan kelas kontrol (tanpa Mind Map), karena skor pilihan ganda pada kelas eksperimen (Mean ± SD) 15,316 ± 5,774 adalah lebih tinggi dari skor pilihan ganda pada kelas kontrol (Mean ± SD) 12,658 ± 3,800 ; (Fratio = 16,529, P = 0,00). Untuk dua jenis test (pre tes dan post tes) ternyata ada pengaruh yang signifikan pada skor pilihan ganda, karena skor pilihan ganda pada post tes (Mean ± SD) 16,421± 4,250 adalah lebih tinggi dari skor pre tes (Mean ± SD) 11,553± 4,614 ; (Fratio = 55,455 ; P = 0,00).
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 17 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 Interaksi antara kelas eksperimen (dan kelas kontrol dengan menggunakan 2 tipe tes (Pre Tes dan Post Tes) ada pengaruh yang signifikan pada skor pilihan ganda (Fratio = 17,190;P = 0,00)). Tidak ada perbedaan yang terlihat ketika pre tes diberikan pada kedua kelas. Skor pilihan ganda yang diperoleh siswa di kelas kontrol (Mean ± SD) 11,526 ± 4,163 pada nilai pre test. Skor pilihan ganda yang diperoleh siswa dikelas eksperimen (Mean ± SD) 19,105 ± 3,501 adalah lebih tinggi dari skor pilihan ganda dalam kelas kontrol (Mean ± SD) 13,737 ± 3,090 pada nilai post test. Skor rata-rata dari skor pilihan ganda dalam kedua kelas sampel (kelas eksperimen dan kontrol) pada nilai post test menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perlakuan tes ini terhadap kedua kelas sampel juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen (menggunakan mind map) dan kelas kontrol (tanpa mind map). Karena tes essay pada kelas eksperimen (Mean ± SD) 39,039 ± 16,179 adalah lebih tinggi dari skor essay pada kelas kontrol (Mean ± SD) 35,158 ± 12,441 ; (Fratio = 5,523 ; P = 0,020). Untuk dua jenis tes (pre tes dan post tes) ternyata ada pengaruh yang signifikan pada skor tes essay, karena skor tes essay pada post tes (Mean ± SD) 47,105 ± 11,679 adalah lebih tinggi dari skor tes essay pada pre tes (Mean ± SD) 27,092 ± 9,210 ; (Fratio = 146,832;P = 0,000). Interaksi antara kelas eksperimen (dan kelas control dengan menggunakan 2 tipe tes (Pre Tes dan Post Tes) ada pengaruh yang signifikan pada skor tes essay (Fratio = 6,540;P = 0,012). Tidak ada perbedaan yang terlihat ketika pre tes diberikan pada kedua kelas sampel. Skor tes essay yang diperoleh siswa di kelas eksperimen (Mean ± SD) 26,921 ± 9,607 hampir sama dengan skor tes essay pada kelas kontrol (Mean ± SD) 27,263 ± 8,922 pada nilai pre test. Namun ada perbedaan yang terlihat ketika post tes diberikan pada kedua kelas sampel. Skor tes essay yang diperoleh siswa dalam kelas eksperimen (Mean ± SD) 51,158 ± 11,689 adalah lebih tinggi dari skor tes essay
dalam kelas kontrol (Mean ± SD) 43,053 ± 10,301 pada nilai post test. Skor rata-rata dari tes essay pada kedua kelas sampel (kelas eksperimen dan kontrol) pada post test menunjukkan perbedaan yang signifikan. Perbedaan interaksi antara kedua kelas sampel dengan menggunakan 2 tipe tes dapat dilihat dalam gambar berikut : Skor total pada kedua kelas sampel juga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, karena skor total pada kelas eksperimen (Mean ± SD) 54,355 ± 20,370 adalah lebih tinggi dari skor total pada kelas kontrol (Mean ± SD) 47,816 ± 14,415 ; (Fratio = 11,190;P = 0,001). Untuk dua jenis tes (pre test dan post test) ternyata ada pengaruh yang signifikan pada skor total, karena skor total pada post tes (Mean ± SD) 63,474 ± 14,096 adalah lebih tinggi dari skor pr test (Mean ± SD) 38,697 ± 11,637 ; (Fratio = 160,629;P = 0,000). Berdasarkan data yang telah dianalisis pada kedua kelas sampel yaitu kelas yang menggunakan peta konsep dapat diketahui kemampuan siswa melalui nilai yang mereka peroleh pada pre test dan post test. Di kelas eksperimen, skor minimum pada pre test yang diperoleh siswa adalah 11.00, sedangkan skor maksimum adalah 75.00. sedangkan untuk kelas kontrol, skor minimum pada pre tes yang diperoleh adalah 11.00 dan skor maksimum 66.00. dari data tersebut dapat kita lihat bahwa nilai pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Setelah diberi dengan perlakuan menerapkan teknik peta pikiran (mind map) pada proses pembelajaran, hasil pos test menunjukkan skor minimum dikelas eksperimen adalah 45.00 dan skor maksimum adalah 89.00. sedangkan di kelas kontrol skor minimum adalah 34.00 dan skor maksimum adalah 80.00. Untuk hasil pos test kedua kelas sampel pada variabel skor pilihan ganda, untuk kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan teknik peta konsep adalah (15,316 ± 5,774), lebih tinggi dibandingkan dengan skor pilihan ganda di kelas kontrol (12,658 ± 3,800). Sedangkan untuk skor essay, skor di kelas eksperimen adalah (39,039 ± 16,179) lebih tinggi dari skor essay dikelas
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 18 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 kontrol (35,258 ± 12,441). Demikian juga dengan skor total, skor untuk kelas eksperimen (54,355± 20,370) lebih tinggi dibandingkan dengan skor total dikelas kontrol (47,816 ± 14,415). Dari data diatas dilihat bahwa siswa di kelas eksperimen memiliki kemampuan memahami, menganalisis dan menjabarkan yang lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Hal ini disebabkan karena peta pikiran (mind map) yang diterapkan pada siswa di kelas eksperimen membuat mereka berpikir lebih kreatif dan efektif. Seperti yang dikutip dari wycoff(2005). “teknik peta pikiran mereupakan salah satu keterampilan yang paling efektif dalam proses berpikir kreatif. Peta pikiran tidak bersifat membatasi pikiran, tetapi membiarkan informasi mengalir dengan lebih leluasa”. Selama proses pembelajaran berlangsung, teknik mind map yang diterapkan pada siswa kelas eksperimen ternyata tidak hanya berpengaruh pada peningkatan kemampuan efektif dan psikomotorik bagi siswa. Untuk kemampuan ranah efektif ada beberapa indikator yang diamati yaitu : a) aktif bertanya penerimaan, A1) ; b) menyambut tugas presentasi dari guru (sambutan, A2) ; c) aktif menjawab pertanyaan (sambutan, A3); d) mengajukan pendapat (pengorganisasian, A4) ; e) mendengarkan hasil presentase teman (menghayati, A5). Diantara kelima indikator diatas, poin a, c dan e mengalami peningkatan sedangkan poin b dan e, yaitu mendengarkan hasil presentasi teman tidak ada peningkatan sikap yang diamati selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa kurang antusias untuk mempresentsikan hasil mind map yang mereka buat, bahkan beberapa siswa ada yang sama sekali tidak mau mempresentasikan hasil mind map nya ketika salah satu siswa ditunjuk secara acak oleh peneliti. Saat presentasi mind map salah satu siswa selesai, siswa-siswa yang lain kurang antusias untuk memberikan pertanyaan maupun pendapatnya. Namun siswa mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru (peneliti) tanpa melihat mind map yang telah dipresentasikan, begitu juga dengan siswa-siswa yang tidak mempresentasikan mind map juga
antusias untuk menjawab pertanyaan tersebut. Salah satu siswa sedang mempresentasikan mind map, siswa yang lain juga antusias mendengarkan, memperhatikan bahkan ada yang memuji mind map yang telah dipresentasikan oleh siswa lain. Sedangkan untuk ranah psikomotor, indikator yang diamati antara lain ; a) menyiapkan bahan dan alat-alat yng lengkap (kesiapan, P2) ; b) keterampilan membuat mind map sesuai petunjuk (mekanisme, P4) ; c) membuat sendiri mind map (respon terpimpin, P3) ; d) kreativitas dalam membuat mind map (penciptaan, P7) dan e) menyelesaikan mind map tanpa waktu (penyelesaian, P6). Selain peningkatan ranah psikomotor pada indikator diatas, kemampuan imitasi (P3) atau meniru mind map teman juga meningkat. Artinya siswa cendrung untuk melihat terlebih dahulu mind map yang dibuat oleh siswa yang lain sebelum siswa tersebut membuat sendiri mind mapnya, begitu juga setelah selesai membuat mind map siswa cendrung membandingkan hasil mind map yang telah dibuat dengan mind map siswa yang lain. Hal ini turut membawa efek positif bagi siswa untuk bersaing dan membuat mind map yang lebih bagus lagi sehingga mereka tidak merasa rendah diri ketika mempreentasikan mind map di depan kelas dan siswa-siswa yang lain. Ada motivasi dalam diri siswa untuk meningkatkan kemampuan belajar. Selama dua kali pertemuan dengan siswa di kelas eksperimen, pertemuan pertama digunakan untuk latihan membuat mind map yang pertama di kelas dengan topic yang bebas, setelah itu di lanjutkan untuk membuat mind map yang kedua dirumah. Topic mind map mereka yang kedua adalah masalah lingkungan. Skor minimum yang diperoleh pada mind map yang pertama adalah 20 dan skor maksimum adalah 70. Sedangkan untuk topic mind map yang kedua, skor minimum yang diperoleh adalah 50 sedangkan skor maksimum adalah 90. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua siswa termotivasi untuk meningkatkan kualitas belajar melalui mind map yang telah dibuat. Dua kali pertemuan untuk mengenalkan dan membuat mind map tidak cukup, tapi
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 19 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 dibutuhkan ketekunan dan kemauan untuk terusmenerus menjadikan mind map sebagai kebiasaan baru dalam belajar untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. KESIMPULAN Berdasarkan data –data yang telah dinamis dan pembahasan dari hasil penelitian dapat di simpulkan : 1. Siswa yang mencatat dengan teknik mind mapping menunjukan peningkatan hasil belajar yang signifik dari pada Siswa yang mencatat dengan teknik biasa.peningkatan terlihat dari hasil post test Siswa yaitu 70,236 dan hasil pre test Siswa yaitu 38,447 di kelas eksprimen adalah 82,752%.sedangkan peningkatan yang terlihat pada kelas kontrol dari hasil post test yaitu 56,684 dan hasil pre test yaitu 38,947 adalah 45,54%. 2. Siswa dikelas eksprimen dan kelas control memiliki kemampuan yang setara seebelum di beri perlakukan, hal ini terlihat dari nilai pre test kedua kelas sampel yang tidak jauh berbeda.Nilai pre test kelas eksprimen adalah 38,447 dan nilai pre test kelas control adalah 38,947. Nilai pre test kedua kelas sampel tidak terlau luas. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2003 Dasar-dasar evalusi pendidikan Jakarta : Rhineka Cipta Buzan T 2008. Buka Pintar Mind Map Untuk Anak Jakarta : PT Gramila Pustaka Utama
De Poter. B dan Mike Hernacik. 2004 Quantum Learning.Jakarta : Kaifa Dimyanti dan Mudjiono.1999 Belajar dan Pembelajar.Jakarta : Rhineka cipta. Djamarah, S.B dan Aswan Zain 2006 Strategi Belajar Mngejar. Jakarta: Rhineka cipta. Hernowo. 2005.Buka Peta Pikiran Dengan Mind Maping, http //www.pikiranrakyat.com/cetak/20 05/17/0801.htm. (di akses maret 2014). Karman O. 2007. Cerdas Belajar Biologi untuk kelas X SMA/MA. Bandung. PT Grapindo Media Pratama. Mulyasa E.2005 Menjadi Guru Propesional.Bandung : PT Rmaja Rosdakarya. Pratiwi, D.A, Sri Maryati dan Bambang, S. 1999 Buku Penuntun Biologi SMU Kelas 1. Jakarta : Erlangga. Sariyatyun,A.M. 2006 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakrta : Rajawali Pers. Sariyatun S.dan Yuni Astuti.2003 PR Biologi.Jakarta : PT Intan Priwara. Slameto.2003. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: PT Rhineka cipta. Sudjana. 1992. Metoda Statistik Bandung : Taristo Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Syah, M.2003. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grapindo Persada. Uno, H.B. 2008. Model Pembelajaran Guru, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kratif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Pengaruh Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Ekosistem Di Kelas 20 VII SMP Negri 1 Bilah Hulu Aek Nabara (Risma Delima Harahap))