JPBN. Volume 3. Nomor 2. Edisi Agustus 2015. ISSN 2442-9481
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN LABUHAN BATU
PENGARUH METODE BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENDESKRIPSIKAN PENCEMARAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 BILAH HILIR Halimah Sakdiah Boru Gultom Prodi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu Rantauprapat, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
________________
___________________________________________________________________
Riwayat Artikel: Diterima Juli 2015 Disetujui Agustus 2015 Dipublikasikan Agustus 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Brainstorming terhadap hasil belajar siswa pada pengajaran Pencemaran dan Perubahan Lingkungan di Kelas X SMA Karya Tani Ajamu. Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Karya Tani Ajamu dilaksanakan antara bulan April-Juni . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Karya Tani Ajamu dengan jumlah keseluruhan adalah 3 kelas siswa dengan jumlah siswa sebanyak 104 orang. Sampel penelitian terdiri dari dua kelas yaitu kelas X1 dan Kelas X2. Kelas X1 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang sebagai kelas eksperimen dan X2 dengan jumlah siswa 34 orang sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran Brainstorming memberi pengaruh yang besar dibandingan dengan metode konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa di Kelas X SMA Karya Tani Ajamu terlihat dari perbedaan thitung dengan ttable yang menunjukkan bahwa thitung (5,43) ˃ ttable (1,997). Dengan demikian maka H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh metode Brainstorming terhadap hasil belajar siswa ditolak dan Ha yang menyatakan bahwa terhadap pengaruh metode Brainstorming terhadap hasil belajar siswa diterima yaitu pada taraf signifikan 5%.
________________ Keywords: Pengaruh, Brainstorming, Metode, Hasil Belajar, Biologi. ____________________
Abstract This study aims to determine the effect of brainstorming methods to student learning outcomes in teaching Pollution and Environmental Change in Class X SMA Karya Tani Ajamu Academic Year 2013/2014. This study will be conducted in SMA Karya Tani Ajamu conducted between the months of April to June in the school year 2013/2014. The population in this study were all high school students work Tani Ajamu the overall number is three classes of students by the number of students as many as 104 people. The study sample consisted of two classes of class X 1 and Class X 2 . Class X 1 by the number of students as many as 36 people as a class experiment and X 2 with the number of students 34 as the control class. The results of this study indicate that the learning method Brainstorming gives a great influence compared with conventional methods to the learning outcomes of students in biology class X SMA Karya Tani Ajamu Academic Year 2013/2014 can be seen from the difference t arithmetic with t table which showed that t arithmetic (5.43 ) ˃ t table (1.997). Thus H 0 which states that there is no influence Brainstorming methods on learning outcomes of students rejected and H a which states that the effect of the method Brainstorming on learning outcomes of students accepted that the significant level of 5%.
___________________________________________________________________ © 2015 Prodi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu Alamat korespondensi: Prodi Pendidikan Biologi, STKIP Labuhan Batu, Rantauprapat, Indonesia Telp. (0624) 32901 Kode Pos 21411 E-mail:
[email protected]
ISSN 2442-9481
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
1
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 PENDAHULUAN Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran yang terjadi saat ini masih sangat kurang kondusif. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurang aktifnya siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat saat pembelajaran berlangsung, dimana ada siswa yang tidak memperhatikan. Berbincang-bincang bahkan mengganggu teman saat proses pembelajaran berlangsung. Fakta-fakta yang terjadi ketika proses belajar mengajar adalah kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat dilihat dari tidak adanya siswa yang bertanya apabila siswa tersebut belum paham benar materi yang baru saja disampaikan oleh guru yang bersangkutan. Demikian sebaliknya, fakta yang terjadi apabila guru yang bertanya, banyak siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajarkan guru. Selain itu, kemampuan siswa untuk mengigat materi yang baru saja dipelajari sangat rendah, atau dengan kata lain siswa cepat lupa dalam mengigat dan memenuhi pelajaran yang baru saja dipelajari. (Dimyati, 2004 : 23). Menghadapi kondisi demikian guru harus aktif dan kreatif dalam mengembangkan siswa agar terampil dan aktif dalam menanggapi pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa dituntut untuk berperan aktif dalam memahami materi pelajaran yang diterimanya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menanganinya adalah dengan mempengaruhi metode mengajar yang digunakan (Poli, 2007). Metode-metode mengajar yang digunakan dalam pengajaran adalah banyak yang diterapkan dan manfaat yang diperoleh adalah hasil belajar yang baik dari siswa, yaitu siswa yang berprestasi. Keberhasilan dari penerapan metode-metode ini tidak lepas dalam kemampuan guru dalam meramu dan mengkombinasikan metode mengajar dan mempertimbangkan tingkat kesukaran materi pelajaran dengan keadaan siswa dilihat dari segi psikologi (Rosdiana, 2004). Metode Brainstorming sudah diteliti oleh beberapa penelitian pendidikan. Menurut Taylor, Berry, dan Black dalam Davis (Mukhtar, 2005 : 56), “Brainstorming” dapat menanam
inhibisi pada pemikiran kreatif, karena ide-ide yang terlalu aneh dari beberapa anggota bisa menggoncangkan gairah berfikir yang menggunakan tes afektif kognitif (AC) penemuan Hanger dan Brown berpendapat bahwa Metode Brainstorming menghasilkan sebuah fikiran kreatif (Mukhtar, 2005 : 56). Pada wawancara penulis dengan guru biologi Kelas X SMA Karya Tani Ajamu menyatakan Pencemaran dan Perubahan Lingkungan adalah materi pokok biologi kelas X yang umumnya diajarkan dengan metode ceramah pada pemberian dan tugas berupa makalah. Hal ini menyebabkan siswa kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran. Ini dapat dilihat dari persepsi siswa bahwa materi pokok Pencemaran dan Perubahan Lingkungan merupakan materi pokok yang hanya sebatas teori saja. Padahal materi pokok ini merupakan ilmu yang paling mudah, dekat, dan murah namun begitu penting artinya yang dapat mereka terapkan dilingkungan sekitar. Untuk menghilangkan persepsi siswa yang demikian serta dapat meningkatkan hasil belajar. Guru sebagai pendidik sekaligus pengajar perlu membuat suatu metode yang dapat merangsang siswa untuk lebih tertarik pada materi pokok ini, yaitu dengan memberikan metode Brainstorming diharapkan dengan pemberian metode Brainstorming ini dapat memberikan efek yang baik bagi siswa khususnya pada materi Pencemaran dan Perubahan Lingkungan. Menurut Djamarah (2002 : 13) secara psikologis, belajar dapat didefenisikan sebagai “Serangkaian jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya kognitif, afektif dan psikomotor”. Begitu juga Slameto (1992 : 2) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan”. Belajar bukan semata-mata mengumpulkan atau menghapalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Pengertian belajar tidak sesempit itu.
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
2
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 Abdurrahman (2003) mengatakan : “Belajar meruakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan prilaku yang relatif meningkat”. Chaplin (Afriati, 2008) membatasi belajar dengan dua macam rumusan : “Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai latihan dan pengalaman. Selain itu, Belajar adalah proses memperoleh responrespon sebagai akibat adanya latihan khusus”. Wittig (Afriati, 2008) mengatakan: “Belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. Winkel (Purba, 2005) mengatakan : “Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahanperubahan itu bersifat secara relatif menetap (konsistan) berbekas”. Dari proses belajar seseorang akan mengalami perubahan dalam tingkah laku, sebagai hasil belajar yang dilakukannya. Perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang melalui kegiatan belajar disebut hasil belajar, yang pada umumnya disebut prestasi belajar. Sudjana (1990) mengatakan : “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan dan keterampilan”. Hasil belajar biologi siswa dapat juga diartikan sebagai hasil yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan satu paket belajar tertentu yang dapat dicapai dalam bentuk evaluasi. Hasil belajar yang dicapai dapat dalam bentuk ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan). Metode Brainstorming adalah suatu teknik atau mengajar yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Ialah dengan melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapat, atau komentar sehingga mungkin masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru, atau dapat diartikan pula
sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001 : 73). Metode sumbang saran (brainstorming) adalah suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman, atau peta gagasan (mindmap) untuk menjadi pembelajaran bersama. Metode ini digunakan untuk menguras habis apa yang dipikirkan para siswa dalam menanggapi masalah yang dilontarkan guru di kelas tersebut. Brainstorming dalam bahasa Indonesia disebut sebagai curah gagas/curah pendapat/sumbang saran. Dengan demikian keutamaan metode brainstorming ini adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyambaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Metode brainstorming adalah metode yang tepat untuk menjabarkan proses tersebut dengan mudah dan efisien. Keunggulan metode brainstorming yaitu 1) Anak-anak berfikir untuk menyatakan pendapat; 2) Melatih siswa berfikir dengan cepat dan tersusun logis; 3) Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru; 4) Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran; 5) Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru; 6) Terjadi persaingan yang sehat; 7) Anak merasa bebas dan gembira; 8) Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan. Sedangkan hal-hal yang perlu diatasi dalam penggunaan metode brainstorming yaitu
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
3
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 1) Guru kurang memberi waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dengan baik; 2) Anak yang kurang pandai selalu ketinggalan; 3) Guru hanya menampung pendapat tidak pernah merumuskan kesimpulan; 4) Siswa tidak segera tahu apakah pendapatnya itu betul atau salah; 5) Tidak menjamin hasil pemecahan masalah; 6) Masalah bisa berkembang ke arah yang tidak diharapkan (Roestiyah, 2001:74-75). Berbagai kekurangan tersebut dapat diatasi apabila seorang guru atau pimpinan dalam kelas bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin. Caranya yaitu dengan menguasai betul-betul materi yang akan disampaikan dan membuat perencanaan proses belajar mengajar dengan matang. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Karya Tani Ajamu. Penelitian ini akan dilaksanakan antara bulan April-Juni Tahun Pelajaran 2013/2014. Menurut Arikunto. “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 2004 : 108). Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Karya Tani Ajamu dengan jumlah keseluruhan adalah 3 kelas siswa dengan jumlah siswa sebanyak 104 orang. Dalam penelitian ini diambil sampel 2 kelas yang diambil secara random, yaitu kelas X1 dan Kelas X2. Kelas X1 dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang sebagai kelas eksperimen dan X2 dengan jumlah siswa 34 orang sebagai kelas kontrol. Data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran dan Perubahan Lingkungan. Untuk memperoleh data tersebut digunakan test hasil belajar yang dibagi menjadi dua yaitu pre-test dan post-test. Tes hasil belajar yang digunakan adalah multiple choice yang terdiri dari 20 butir soal. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Dalam pelaksanaannya melibatkan dua
perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas Eksperimen adalah penerapan pengajaran dengan metode Brainstroming dan kelas kontrol adalah penerapan pengajaran dengan metode Konvensional (Ceramah, Tanya Jawab, Latihan dan Tugas). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisa pembeda dengan menggunakan uji-t. Untuk menguji hipotesis apakah kebenarannya diterima atau ditolak maka digunakan uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05, dengan derajat kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Data tentang hasil test biologi siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabulasi frekuensi hasil test untuk kedua kelompok sampel dibawah ini : Brainstroming X1 f X1f X2 F X2f 1. 40 2 80 40 0 0 2. 45 3 135 45 0 0 3. 50 5 250 50 0 0 4. 55 8 440 55 0 0 5. 60 6 360 60 5 300 6. 65 7 455 65 4 260 7. 70 3 210 70 7 490 8. 75 2 150 75 9 675 9. 80 0 0 80 6 480 10. 85 0 0 85 4 340 11. 90 0 0 90 1 90 Juml 36 208 Juml 36 2635 ah 0 ah Rata57,7 Rata73,19 rata 8 rata Tabel 1. Nilai Pre-test dan Pos-test pada Kelas Brainstroming
No
Dari perhitungan diperoleh bahwa ratarata hasil test biologi pre-test pada kelompok eksperimen adalah 57,78. Sedangkan untuk posttest rata-rata hasil test 73,19.
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
4
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 Konvensional X1 f X1f X2 F X2f 1. 35 2 70 35 0 0 2. 40 3 120 40 0 0 3. 45 3 135 45 0 0 4. 50 8 400 50 3 150 5. 55 6 330 55 8 440 6. 60 6 360 60 7 420 7. 65 4 260 65 7 455 8. 70 2 140 70 5 350 9. 75 0 0 75 2 150 10. 80 0 0 80 2 160 Juml 34 181 Juml 36 2125 ah 5 ah Rata53, Rata 62,50 rata 38 -rata Tabel 2. Nilai Pre-test dan Pos-test pada Kelas Konvensional
No
Dari perhitungan diperoleh bahwa ratarata hasil test biologi pre-test pada kelompok konvensional adalah 53,38. Sedangkan untuk post-test rata-rata hasil test 62,50. Setelah penelitian dilakukan maka datadata yang didapat dari penelitian dianalisis sebagai berikut hasil pre-test pada kelompok eksperimen adalah 57,78. Sedangkan untuk posttest rata-rata hasil test 73,19. Maka peningkatan hasil belajar kelas eksperimen adalah sebesar 26,67%. Hasil pre-test pada kelompok konvensional adalah 53,38. Sedangkan untuk post-test rata-rata hasil test 62,50. Maka peningkatan hasil belajar kelas kontrol adalah sebesar 12,39%. Dengan demikian efisiensi peningkatan hasil belajar kelas eksperimen (menggunakan metode Brainstroming) terhadap kelas kontrol (menggunakan metode Konvensional) adalah sebesar 115,25%. Uji hipotesis dua rata-rata data hasil test biologi untuk kedua kelompok sampel pada α = 0,05. Harga ttabel dengan dk = 68 adalah = 1,997. Dari data diperoleh thitung = 5,43 maka ttabel > thitung dan H0 ditolak sedangkan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Brainstroming dengan yang diberi pengajaran menggunakan metode
ceramah. Dan metode Brainstroming lebih baik digunakan pada kompetensi dasar mendeskripsikan Pencemaran dan Perubahan Lingkungan dari pada metode ceramah atau konvensional. Dari hasil pre-test kelas eksperimen. Diperoleh skor rata-rata kelas sebesar 57,78. sedangkan dari hasil post-test kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata 73,19. Dari kedua hasil ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan peningkatan sebesar 26,67%. Namun pernyataan ini bukan berarti metode ceramah yang dipakai pada kelas kontrol tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pencemaran dan perubahan lingkungan. Akan tetapi hasil mana yang jauh lebih berperan besar dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok pencemaran dan perubahan lingkungan dapat dilihat dari seberapa besar peningkatan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dengan demikian dapat dilihat metode mana yang dapat memberikan hasil terbaik, efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok pencemaran dan perubahan lingkungan. Kemudian dari hasil pre-test kelas kontrol diperoleh skor rata-rata kelas sebesar 53,38. Sedangkan dari hasil post-test kelas kontrol diperoleh skor rata-rata 62,50 dengan peningkatan sebesar 12,39%. Dari kedua hasil ini juga dapat disimpulkan bahwa metode ceramah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kedua metode pembelajaran diatas samsama memberikan peningkatan terhadap hasil belajar. Namun dari besarnya persen (%) peningkatan hasil belajar metode Brainstorming jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil metode ceramah dengan besar peningkatan bila dibandingkan keduanya (Metode Brainstorming terhadap Metode Ceramah) sebesar 115,25%. Dengan demikian Metode Brainstorming dapat memberikan hasil terbaik, efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan Metode Ceramah pada materi pokok pencemaran dan perubahan lingkungan.
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
5
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015 Kemudian dengan membandingkan uji diketahui bahwa setelah diberikan pembelajaran dengan metode berbeda antara kelas eksperimen (Metode Brainstorming) dan kelas kontrol (Metode Ceramah) diperoleh thitung > ttable atau 5,47 > 1,997. Dengan harga thitung > ttable, hal ini menandakan bahwa terdapat beda nyata skor hasil pos-test antara kelas eksperimen terhadap kelas kontrol. Dengan perkataan lain kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah dilaksanakan pembelajaran adalah berbeda dimana hasil belajar pada kelas eksperimen yang diberikan Metode Brainstorming lebih tinggi dibandingkan hasil belajar kelas kontrol (Metode Ceramah) dengan peningkatan hasil belajar sebesar 115,25% terhadap hasil belajar kelas kontrol. Maka terungkap bahwa nilai rata-rata hitung untuk kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pada kelompok kontrol. Perbedaan ini disebabkan oleh karena pada kelompok eksperimen sebelum dilakukan test, siswa terlebih dahulu diberikan Metode Brainstorming yaitu dengan menyajikan sebuah soal. Kemudian para peserta diajak untuk mengajukan ide apapun mengenai persoalan itu, namun bukan berarti dapat mengeluarkan ide yang asal-asalan. Di sini guru berperan sebagai pemberi arahan, bimbingan dalam membantu siswa mencari solusi sehingga tidak keluar jauh antara jawaban dengan pertanyaan yang diberikan, sehingga siswa memperoleh kesempatan untuk mengajukan pemecahanpemecahan masalah yang ada. Proses belajar mengajar terasa lebih akrab, lebih kental dengan adanya komunikasi/interaksi tiga arah antara guru terhadap siswa, siswa terhadap siswa, dan siswa terhadap guru. Guru pun senantiasa memberikan umpan balik, penguatan atas setiap jawaban siswa sehingga siswa semakin percaya diri atas jawabannya. Oleh karena itu siswa mampu mengerjakan tes dengan baik dan memperoleh nilai yang lebih tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan teknik pengumpulan data. Analisis data maka yang menjadi kesimpulan
dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Brainstorming memberi pengaruh yang besar dibangdingkan dengan metode Konvensional terhadap hasil belajar biologi siswa di Kelas X SMA Karya Tani Ajamu Tahun Pelajaran 2013/2014 terlihat dari perbedaan thitung dengan ttable yang menunjukkan bahwa thitung (5,43) > ttable (1,997). Dengan demikian maka H0 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh metode Brainstorming terhadap hasil belajar siswa ditolak dan H a yang menyatakan bahwa terhadap pengaruh metode Brainstorming terhadap hasil belajar siswa diterima yaitu pada taraf signifikan 5%. DAFTAR PUSTAKA Arikunto.S.(2007) Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT Rineka Cipta : Jakarta Djamarah.(2006). Strategi Belajar Mengajar Rineka Cipta. Jakarta Dimyati,(2004) Belajar dan Pembelajaran Rineka Cipta. Jakarta Mukhar. (2005) Metode Pembelajaran Yang Berhasil. Nimas Multimar. Jakarta Poli, S. (2007). Tehnik Penyusunan dan Pengembangan Alternatif (Pusat Studi Kebijakan dan Manajemen Pembangunan (Universitas Hasanuddin). Pujianto, S. (2004). Biologi Untuk Kelas 1 SMA. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri : Solo Rosdiana. (2004). Kumpulan Bahan-Bahan Bacaan Strategi Belajar Mengajar Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP : Medan Slameto. (2003) Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta Sudijono. (2005). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada : Jakarta Sudjana, N. (2001). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Tarsito: Bandung
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
6
Jurnal Pembelajaran dan Biologi NUKLEUS (JPBN) (ISSN: 2442-9481) Volume 3. No. 2, Agustus 2015
Sudjana, N. (2006). Statistik. Tarsito: Bandung Wibowo, T. (2007). Pengaruh Penerapan Metode Brainstorming Terhadap Prestasi Belajar
Pokok Bahasan Materi dan Penggolongannya pada siswa SMU Kelas 1 di SMU Negeri 11 Medan. Skripsi, FMIPA, Unimed : Medan
Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pencemaran Dan Perubahan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1 Bilah Hilir (Halimah Sakdiah Boru Gultom)
7