PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN KTSP, SILABUS DAN RPP MELALUI ASESMEN PORTOFOLIO HASIL PELATIHAN DI KECAMATAN MENUKUNG KABUPATEN MELAWI KALIMANTAN BARAT
Oleh
Y. Ason, S.Pd, M.Pd NIDN : 11-0101-6506
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN 2010
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), merupakan tuntutan pelaksanaan pembaharuan pendidikan yang diharapkan dapat mendukung segala upaya untuk memecahkan masalah pendidikan. Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu, kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu indikator mutu pendidikan. Di Indonesia tercatat telah lima kali revisi kurikulum pendidikan dasar dan menengah, yaitu pada tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994 dan ujicoba kurikulum tahun 2004 yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang direvisi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Revisi kurikulum tersebut bertujuan untuk mewujudkan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, guna mengantisipasi perkembangan jaman, serta untuk memberikan guideline atau acuan bagi penyelenggaraan pembelajaran di satuan pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, ”Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum baru hasil uji coba Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Oleh karena itu ketika draf kurikulum (KTSP) disosialisasikan hangat dibicarakan di mana-mana, baik oleh pemerintah maupun oleh para pelaksana pendidikan di lapangan.
Hal ini terjadi karena keberadaan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini sempat membingungkan bagi sebagian orang yang berkecimpung dan menaruh perhatian terhadap pendidikan. Bahkan komentar yang sering kita dengar adalah,”ganti Menteri ganti kebijakan, ganti juga kurikulum.” 2
Padahal dengan KTSP ini diharapkan menjadi ”dongkrak” kualitas pendidikan yang kondisinya semakin terpuruk dan mengkhawatirkan. Menurut Khaeruddin (2007), ”Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang paling tepat untuk menjebatani kesalahpahaman berbagai pihak dalam menafsirkan kurikulum. Kurikulum bukan merupakan sesuatu yang sekali jadi, namun kurikulum itu harus fleksibel dan selalu dinamis. Dengan demikian bisa membentuk dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah, karakteristik peserta didik, dan kebutuhan lingkungan masing-masing. Jadi perubahan kurikulum merupakan proses berlanjut dan berkesenambungan menuju suatu kesempurnaan.” Namun karena dalam pelaksanaannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini menuntut prakarsa Kepala Sekolah dan Guru di setiap satuan pendidikan untuk menggerakkan mesin utama pendidikan yakni pembelajaran, maka dirasa sangat memberatkan mereka. Apalagi para Guru dituntut untuk menyusun sendiri kurikulum yang sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing adalah merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan sangat berat bagi mereka, sehingga muncul komentar atau persepsi bahwa KTSP membebani guru. Ketika pertama kali KTSP dicanangkan sebagai kurikulum, para pengawas, kepala sekolah dan guru merasa bingung , resah, dan was-was karena seolah-olah dengan keberadaan KTSP pekerjaan mereka terutama para guru beban tugasnya bertambah. Tugas dan tanggung jawab guru dalam kurikulum ini bertambah berat, karena KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah. Dalam KTSP , kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Pelaksanaan KTSP ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dikatakan : 1. Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 3
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip deverervikasi sesuai dengan satuan pendidiikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).” Dalam kaitannya dengan pengembangan stadar kompetensi, guru harus mampu menyusun silabus dan mengembangkannya sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penyusunan silabus harus dikembangkan dengan memperhatikan prinsip ilmiah, relevan, fleksibel, dan menyeluruh. Dengan demikian tugas guru dan kepala sekolah dalam rangka implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan ini tidaklah mudah bahkan boleh dikatakan sulit sekali. Walaupun pada prinsipnya KTSP sebenarnya bukan hal yang baru, melainkan hanya modifikasi dari kurikulum yang sudah ada. Akan tetapi mau tidak mau model KTSP menuntut kreativitas, kesiapan dan profesionalisme guru serta menjadi peluang untuk mengembalikan otonomi pendidikan, otonomi sekolah dan otonomi guru dalam menyusun model pendidikan yang sesuai dengan kondisi lokal. KTSP sesungguhnya menjadi peluang bagi sekolah, kepala sekolah dan guru untuk melaksanakan otonomi pendidikan sebagai dampak dari adanya desentralisasi pendidikan. Hal ini singkron dengan apa yang telah dicanangkan mengenai konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Sebagaimana yang dikatakan oleh Martin Handoko, bahwa manajemen berbasis sekolah sebagai sistem manajemen yang bertumpu pada pola situasi-kondisi dan kebutuhan sekolah setempat. Sekolah diharap mengenali kekuatan dan kelemahannya, potensi-potensinya, peluang dan ancaman yang dihadapinya, sebagai dasar dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan yang akan diambilnya.
4
Berdasarkan analisis di atas lalu sekolah dapat dengan tepat menentapkan program-program pengembangannya untuk jangka waktu tertentu yang mungkin berbeda dari sekolah yang lain. MBS dikembangkan dengan kesadaran bahwa setiap sekolah memiliki kondisi, situasi serta kebutuhan yang berbeda-beda.” Bagaimana kondisi di lapangan ? Kenyataan menunjukkan bahwa meskipun KTSP sudah disosialisasikan sejak empat atau lima tahun yang lalu, namun pada kenyataanya sampai saat ini tidak semua sekolah
mampu mengimplementasikannya, terutama
sekolah-sekolah yang terdapat di daerah pedalaman yang terpencil dan jauh dari kota. Situasi yang dialami di lapangan dengan ketidak siapan sekolah untuk melaksanakan KTSP, bisa dipahami karena selama Orde Baru dengan diterapkannya sentralisasi pendidikan oleh pemerintah pusat para guru sebagai pelaksana pendidikan di lapangan tidak pernah dilibatkan dalam penyusun kurikulum. Selama ini kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik dan berlaku bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. Karena kurikulum dibuat secara sentralistik, setiap satuan pendidikan diharuskan untuk melaksanakan dan mengiplementasikannya sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) yang disusun oleh pemerintah pusat menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah tinggal menjabarkan kurikulum yang dibuat oleh pusat (pusat kurikulum/puskur, sekarang Badan Standar Nasional Pendidikan/BSNP) ke dalam satuan pelajaran sesuai dengan mata pelajaran masing-masing. Oleh karena itu para guru terbiasa dengan juklak dan juknis kurikulum yang mereka terima dan melaksanakannya sesuai dengan juklak dan juknis tersebut, akibatnya kreativitas dan otonomi mereka sebagai guru terhambat. Karena terbiasa disuguhkan dengan kurikulum yang sudah jadi baik oleh Dinas Pendidikan sendiri maupun oleh para penerbit buku ajar, menyebabkan para guru kurang kreatif di dalam mengembangkan kurikulum. Oleh karena itu bisa dimengerti, ketika harus menyusun sendiri kurikulum sekolahnya, para kepala sekolah dan guru mengalami kesulitan besar.
5
Fakta membuktikan bahwa di Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi dan mungkin juga di daerah lain yang terpencil, KTSP belum dilaksanakan sebagaimana menstinya. Berdasarkan pengalaman para guru PNS dan guru kontrak yang mengikuti penyetaraan D-II program khusus pendidikan guru dalam jabatan yang diselenggarakan STKIP Melawi tahun akademik 2008/2009 yang lalu, dijumpai bahwa mereka masih mengajar menggunakan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK), bahkan kurikulum
1994 atau1999. Berdasarkan pengalaman tersebut maka perlu diadakan pelatihan dalam rangka implementasi KTSP bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil. Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa dan dosen agar berjiwa penuh pengabdian serta memiliki gairahan untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara. Kiprah Perguruan Tinggi bagi usaha pembangunan nasional dan daerah ini perlu ditingkatkan peranannya sesuai dengan kebutuhan saat ini dan di masa-masa mendatang. Berkenaan dengan hal tersebut, maka Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM) merupakan salah satu unsur penting dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, Ketiga unsur Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut wajib dilaksanakan oleh segenap Civitas Akademika Perguruan Tinggi dengan ujung tombaknya adalah dosen dan mahasiswa. Pengabdian kepada masyarakat wajib dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa baik secara individu maupun secara berkelompok yang diprogramkan oleh Perguruan Tinggi atau oleh unit tertentu dalam lembaga atau institusi Perguruan Tinggi. Sebagai lembaga/institusi baru, STKIP Melawi sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang ada di daerah, memiliki peranan penting dalam rangka ikut serta membangun bangsa melalui dunia pendidikan tinggi. Oleh karena itu keberadaan STKIP Melawi diharapkan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daereh dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
6
B. Perumusan Masalah Sebagaimana telah dikatakan bahwa KTSP bukan kurikulum baru, tetapi tetap saja merepotkan guru dan kepala sekolah serta tenaga kependidikan lain di lapangan, terutama bagi mereka yang belum memiliki wawasan tentang KTSP, bahkan mungkin ada yang baru mengenalnya. Berkenaan dengan permasalahan tersebut maka peran kepala sekolah dan guru sangat menentukan dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini di masa yang akan datang. Berangkat dari hal tersebut dapat dirumuskan suatu permasalahan penelitian sebagai berikut :”Bagaimana merancang pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen Portofolio?” Pengembangan Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen Portofolio tersebut dijabarkan berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kompetensi awal guru-guru SD tentang KTSP dan
pemahaman mereka
tentang asesmen portofolio ? 2. Bagaimana mengembangkan pemahaman guru tentang Silabus dan RPP
melalui
asesmen portofolio ? 3. Bagaimana mengembangkan keterampilan guru dalam menyusun silabus dan RPP ?
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian KTSP Secara umum konsep kurikulum
dapat didefinisikan sebagai suatu spesifik
rangkaian pengetahuan, keterampilan dan kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan panduan siswa untuk belajar. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Oemar Hamalik, kurikulum menurut pandangan lama adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.
1
Sedangkan menurut S. Nasution kurikulum
diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.2 . Definisi tersebut merupakan definisi tradisional mengenai kurikulum. Sedangkan menurut David Pratt dalam Curriculum,Design and Development, menyatakan bahwa : A curruculum is an organized set of formal educational and or training intentions. Maksudnya kurikulum yaitu seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat latihan. 3 Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan
sebagai
seperangkat rancangan dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
1 Oemar Hamalik, 1993,
Pengembangan Kurikulum Lembaga Pendidikan dan Pelatihan sistem Bandung,Trigenda karya, h. 18
2
Nasution, 1995, Asas-asas Kurikulum, Jakarta,Buni Aksara, h. 12
3 David Pratt, 1980, Curriculum Design and Development, New York,harcourt Brace Jovanovich, h. 4
8
dan Prosedur,
tujuan pendidikan tertentu.4 Selanjutnya menurut Burhan Nurgiyantoro, sebagaimana dikutip oleh Kharudin,dkk , mendefinisikan kurikulum sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.5
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.6 KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik
sekolah/daerah,
sosial
budaya
masyarakat
setempat,
dan
karakteristik peserta didik. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pengembangan kurikulum secara berdiversifikasi dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah. Kerangka dasar dan struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
4
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Indonesia
5 Khaiudin,dkk, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya di
Madrasah,, Semarang,Nuansa Aksara, h. 26 6 Tim Pustaka Yustisia, 2007, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta,Pustaka Yustisia, h. 1
9
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.7 Dalam pengembangan kurikulum harus mengacu pada
Standar Nasional
Pendidikan (SNP) yaitu kriteria minimal tentang pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi : (a) Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu; (b) Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan ; (c)
Standar kompetensi lulusan adalah
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan ; (d) Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan; (e) Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi ; (f) Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan; (g) Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun; dan (h) Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. 7 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosdakarya, h. 8
10
Untuk penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan dilakukan evaluasi, akreditasi, dan
sertifikasi. Standar Nasional
Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Selanjutnya beberapa hal yang perlu diperhatikan menyangkut standar isi pada kurikulum yaitu : (a)
Standar isi
mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu; (b) Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan/akademik 8 Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dar menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Satandar Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan ini berisi sekurang-kurangnya: (a) Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD / MI / SDLB / SMP / MTs/SMPLB /SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK pada jalur pendidikan formal kategori standar; (b) Model-model
kurikulum
tingkat
satuan
pendidikan
untuk
SD/MI/
SDLB/SMP/MTs/SMPLB/ SMA/MA / SMALB , dan SMK/MAK pada jalur pendidikan formal kategori mandiri. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah keagamaan berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Panduan ini berisi sekurang-kurangnya model-model kurikulum satuan pendidikan keagamaan jenjang pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/ SMPLB, SMA/MA/SMA LB, SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat
dikembangkan
sesuai
dengan
satuan
pendidikan,
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
8 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 97
11
potensi
B. Implememtasi KTSP Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak , baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’s Dictionary dikatakan bahwa implementasi adalah ’put something into effect” 9 Sementara itu implementasi KTSP adalah suatau proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum
dalam suatu aktivitas pembelajaran sehinga
peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurikulum dapat juga diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis (written curriculum) dalam bentuk pembelajaran. Implementasi kurikulum merupakan suatu proses
penerapan konsep, ide,
program atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran atau aktivitasaktivitas baru sehingga terjadi perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.
10
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa
implementasi kurikulum adalah proses interaksi antara fasilitator sebagai pengembangan kurikulum dan peserta didik sebagai subjek belajar. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain implementasi kurikulum adalah hasil terjelamah guru terhadap kurikulum sebagai rencana tertulis. Dalam implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yakni pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Menurut Mulyasa dalam Kunandar, implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni: (1) karakteristik kurikulum yang mencakup ruang lingkup ide baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan; (2) 9
Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Rosda Karya. h. 18 10 Ibid. h. 20
12
strategi implementasi , yaitu strategi yang digunakan
dalam implementasi,
seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya, penyediaan buku kurikulum dan kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan; (3) karakteristik penggunaan kurikulum yang meliputi pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap guru terhadapa kurikulum, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran. 11 Sementara pendapat lain mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum adalah : Pertama, dukungan kepala sekolah. Kedua, dukungan rekan sejawat. Ketiga, dukungan internal yang datang dari dalam diri guru sendiri. Dari ketiga faktor tersebut guru merupakan faktor penentu yang paling memberikan konstribusi dalam keberhasilan implementasi kurikulum di sekolah, karena bagaimanapun baiknya sarana pendidikan apabila guru tidak melaksanakan
tugas
dengan
baik,
maka
hasil
implementasi
kurikulum
(pembelajaran) tidak akan maksimal. 12 Agar
kurikulum dapat diimplementasikan secara efektif, serta dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu: (1) menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi kompetensi lain dengan baik; (2) menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai profesi; (3) memahami peserta didik; (4) menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar; (5) mengikuti perkembangan muktahir; (6) menyiapkan proses pembelajaran; (6) menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Dalam KTSP peran guru hanyalah sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar. Sebagai fasilitator guru dituntut mempunyai tujuh sikap, yaitu: (1) tidak berlebihan mempertahankan pendapat dan keyakinannya; (2) dapat lebih mendengarkan peserta didik; (3) mau dan mampu menerima ide peserta didik 11
Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Rosda Karya 12 Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi KTSP dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
13
yang inovatif dan kreatif; (4) lebih meningkatkan perhatiannya terhadap hubungan dengan peserta didik; (5) dapat menerima balikan (feedback) baik yang positif maupun yang negatif; (6) toleransi terhadap kesalahan yang diperbuat peserta didik; (7) menghargai prestasi peserta didik. KTSP harus dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Sebagaimana dikatakan di atas bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan ujung tombaknya adalah guru dan kepala sekolah. Dalam KTSP, kiprah guru lebih dominan lagi, terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Pelaksanaan KTSP ini mengacu pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 dikatakan : 1). Pengembangan kurikulum dilaksanakan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2). Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip deversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3). Kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).” 4). Dalam kaitannya dengan pengembangan standar kompetensi, guru harus mampu menyusun silabus dan mengembangkannya sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi standar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 13
13 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 183
14
KTSP harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi dan ciri khas satuan pendidikan. Oleh karena itu, dalam implementasinya
penyusunan KTSP
mencakup komponen-komponen sebagai berikut : (a) Pengembangan visi dan misi, (b) Perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan, (c) Analisis konteks (untuk memotret kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan), (d) Pengembangan struktur dan muatan KTSP, (e) Pengembangan kalender pendidikan, (f) Pengembangan silabus, (g) Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran /RPP.14 Proses penyusunan KTSP perlu diawali dengan melakukan analisis konteks terhadap hal-hal sebagai berikut : (a) potensi, kekuatan dan kelemahan yang ada di sekolah dan satuan pendidikan; (b) peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar; dan (c) mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Selanjutnya ada tujuh langkah yang harus dilaksanakan dalam penyusunan KTSP, yaitu : (1) Menentukan fokus atau kompetensi dasar, (2) Menentukan variabel atau indikator, (3) Menentukan standar, (4) Membandingkan standar dan kompetensi, (5) Menentukan kesenjangan yang terjadi , (6) Merencanakan target untuk mencapai standar, dan (7) Merumuskan cara-cara dan program untuk mencapai target. Selanjutnya dalam menetapkan visi dan misi satuan pendidikan, kepala sekolah harus terlebih dahulu memahami visi dan misi.
15
Kemudian tugas selanjutnya adalah kepala sekolah harus
menyisihkan waktunya agar dapat mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran dan tingkat manajemen. Hal ini dapat dilakukan dengan mengangkat visi sebagai acuan pada berbagai pertemuan yang melibatkan unsur satuan pendidikan, komite sekolah, dewan pendidiikan, dunia usaha, dan industri, serta masyarakat di sekitar lingkungan sekolah.
14 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h.. 172 15 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Renaja Rosda Karya, h. 174
15
Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus menyusun program peningkatan mutu yang mencakup ; tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai, untuk program jangka pendek maupun program jangka panjang. Tujuan pendidikan satuan pendidikan merupakan acuan dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Tujuan pendidikan ini mencakup tujuan untuk satauan pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan kejuruan. Selanjutnya setiap satuan pendidikan harus menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Standar Isi. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah memperhatikan struktur KTSP yang memuat : mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, serta pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Komponen KTSP lain yang berhubungan langsung dengan proses pembelajaran adalah silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Dalam KTSP, silabus merupakan bagian dari kurikulum tingkat satuan pendidikan, sebagai penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilian hasil belajar. Sedangkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
adalah
rencana
yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari silabus, dan merupakan komponen penting dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang pengembangannya harus dilakukan secara profesional.16
16 Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT.Remaja Rosda Karya, h. 176-183
16
Dalam rangka pengembangan KTSP setiap satuan pendidikan perlu membentuk tim pengembangan kurikulum. Tim pengembangan KTSP terdiri dari guru, kepala sekolah, guru pembimbing (konselor), komite sekolah, dan dalam hal tertentu dapat melibatkan orang tua atau peserta didik. Hal ini merupakan langkah awal dari mekanisme penyusunan KTSP yang perlu mendapat perhatian oleh kepala sekolah. Setelah pembentukan tim , selanjutnya mengembangkan draf KTSP yang lengkap mulai dari perumusan visi dan misi satuan pendidikan sampai pada penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang siap diaktualisasikan dalam pembelajaran. Penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah/madrasah. Berdasarkan beberapa konsep teori tentang Implementasi KTSP di atas dapat dirumuskan dalam suatu sintesis yaitu bahwa implementasi KTSP merupakan suatu proses penerapan ide, konsep dan kebijakan kurikulum nasional oleh satuan pendidik dengan memperhatikan komponen-komponen KTSP yang disusun oleh Badan Standard Nasional Pendidikan (BSNP).
Komponen-komponen yang dimaksud adalah sebagai
berikut : (a) Pengembangan visi dan misi, (b) Perumusan tujuan pendidikan satuan pendidikan, (c) Analisis konteks (untuk memotret kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan), (d) Pengembangan struktur dan muatan KTSP, (e) Pengembangan kalender pendidikan, (f) Pengembangan silabus, (g) Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran /RPP C. Asesmen Portofolio Asesmen portofolio adalah asesmen yang terdiri dari kumpulan hasil karya peserta didik yang disusun secara sistematik yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar dan kemajuan (progress) yang dilakukan peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Koleksi/kumpulan hasil karya peserta didik tersebut menuntut partisipasi penuh peserta didik untuk turut menentukan kriteria dan pemilihan bahan yang
17
akan dimasukkan dalam portofolio. Salah satu isu dalam asesmen portofolio adalah keharusan untuk dapat membedakan antara koleksi hasil karya yang ditempatkan dalam satu folder yang biasanya disebut sebagai portofolio dengan suatu model asesmen untuk memantau dan meningkatkan kinerja peserta didik dalam pendidikan persekolahan yang biasa disebut sebagai asesmen portofolio. Beberapa elemen penting harus ditambahkan pada portofolio untuk dapat dikatakan sebagai asesmen portofolio. Dengan kata lain tidak semua portofolio dapat digunakan untuk asesmen portofolio. Perbedaan pokok dari kedua hal tersebut terutama dapat dilihat dari tujuan, sebagaimana yang tercantum dalam tabel berikut ini: Tabel . 1. Perbedaan Portoflio sebagai koleksi karya dengan Asesmen Portofolio Portofolio sebagai koleksi karya - Sebagai contoh keterampilan yang Representatif - Sebagai ranah yang telah
Asesmen Portofolio - Sebagai landasan untuk mencapai level penguasaan berikutnya - Sebagai ranah yang harus dikembangkan
Dikembangkan - Sebagai bukti kemampuan yang Dimiliki - Sebagai bahan yang akan dibahas
- Sebagai pencatatan kemampuan yang telah dicapai - Sebagai bahan untuk penyempurnaan instrumen penilaian
- Sebagai bahan laporan
- Sebagai bahan untuk menyesuaikan kurikulum
Sumber: Shaklee, B.D. et al. (1997). Portofolio sebagai alat untuk asesmen hasil belajar (asesmen portofolio) haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) portofolio hendaknya memiliki kriteria penilaian yang jelas; (2) informasi atau hasil karya yang didokumentasikan dapat berasal dari semua orang yang mengetahui peserta didik secara baik seperti guru maupun dosen,
18
rekan sesama siswa/mahasiswa, guru dalam mata pelajaran lain, dan sebagainya; (3) portofolio dapat terdiri dari berbagai bentuk informasi atau hasil karya seperti karangan, hasil lukisan, skor tes, foto hasil karya, dan lain-lain; (4) kualitas portofolio harus senantiasa ditingkatkan dari waktu ke waktu berdasarkan hasil karya yang memenuhi kriteria; (5) setiap mata pelajaran mungkin mempunyai bentuk portofolio yang sangat berbeda dengan mata pelajaran lainnya; dan (6) portofolio harus terbuka bagi orang-orang yang secara langsung berkepentingan dengan hasil karya peserta didik seperti guru, orang tua peserta didik, dan siswa itu sendiri. Dari karakteristik portofolio yang dikemukakan, setiap porotofolio yang digunakan sebagai alat asesmen hasil belajar, secara langsung dapat dijadikan landasan bagi pengembangan kegiatan pembelajaran berikutnya. Dengan demikian, portofolio dapat dijadikan sebagai dasar untuk menilai maupun memperbaiki interaksi belajar mengajar, dan dapat pula dijadikan sebagai dasar perencanaan, baik bagi guru maupun bagi peserta didik. Asesmen portofolio lebih berbentuk self assessment ketimbang asesmen sepihak yang acapkali dilakukan dalam tes atau dalam asesmen kinerja (Zainul, 2005).
19
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain Pengembangan Program Peningkatan Kompetensi Guru SD dalam Implementasi KTSP Melalui Asesmen Portofolio. Oleh katena itu secara rinci tujuan tersebut dapat dirumuskan: 1. Untuk mengetahui kompetensi awal guru-guru SD tentang KTSP dan pemahaman mereka tentang asesmen portofolio. 2. Untuk mengembangkan pemahaman guru tentang silabus dan RPP berbasis KTSP melalui asesmen portofolio 3. Untuk mengembangkan keterampilan guru dalam menyusun Silabus dan RPP serta pelaksanaannya dalam proses pembelajaran
B. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan pada hal-hal berikut : 1. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang memberikan perhatian terhadap pelaksanaan dan pengembangan strategi pembelajaran berbasis KTSP. 2. Sebagai sumbangan pemikiran pada penelitian lain yang mengkaji masalah serupa. 3. Sebagai referensi bagi guru dalam pengembangan pembelajaran berbasis KTSP melalui asesmen portofolio.
20
BAB V METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini dirancang untuk membuat
program pengembangan kompetensi
guru dalam pembelajaran berbasis KTSP melalui asesmen portofolio Sekolah Dasar. Program yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang memberikan pelatihan bagi guruguru SD, agar mereka dapat meningkatkan kemampuan profesional/kompetensi dalam mengimplementasi KTSP, khususnya dalam menyusun silabus dan RPP melalui asesmen portofolio, yang pada akhirnya diharapkan dapat memperbaiki kualitas belajar para siswa.
Kurikulum KTSP Model Silabus dan RPP
Asesmen Portofolio
Peningkatan kualitas guru
Pelatihan
Kemampuan guru mengases
Pengembangan program kompetensi guru
Proses belajar siswa SD
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pelatihan B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and Development (R&D), dengan subjek penelitian adalah guru-guru SD Kecamatan Manukung
Kabupaten
Melawi.
Penelitian
dan
pengembangan
(Research
and
Development) merupakan metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk
21
(Borg and Gall, 2003). Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media pembelajaran, instrumen evaluasi, model-model kurikulum, pembelajaran, evaluasi, bimbingan, manajemen, pengawasan, pembinaan staff, dan lain-lain. Secara garis besar ada tiga langkah penelitian dan pengembangan. Pertama, studi pendahuluan, mengkaji teori dan mengamati produk atau kegiatan yang ada. Kedua, melakukan pengembangan produk atau program kegiatan baru. Ketiga, menguji atau memvalidasi produk atau program kegiatan yang baru. 1. Perancangan Pengembangan Produk Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan sebagai dasar penyusunan program pelatihan sebagai produk dari penelitian ini. Draf program pelatihan meliputi silabus pelatihan, jenis materi, dan buku pedoman pelatihan. Draf program pelatihan yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh ahli-ahli yang terdiri atas ahli pembelajaran KTSP, ahli asesmen dari Konsultan MECCA Pontianak. Masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi draf program pelatihan guru dalam Implementasi KTSP melalui asesmen portofolio. 2. Pelaksanaan Pelatihan KTSP Pelatihan KTSP dilaksanakan di Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi. Sistem pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah bervariasi, diskusi, kerja kelompok dan hasil kerja kelompok dipresentasikan.
Pelatihan
dilaksanakan
selama dua hari yaitu tanggal 6 dan 7 November 2010 dengan jadwal sebagai berikut : Tebel 2. Jadwal Pelatihan JADWAL PELATIHAN KTSP SD KECAMATAN MANUKUNG KABUPATEN MELAWI HARI 1
URAIAN
NARASUMBER
07.00 – 07.30
PENGARAHAN DAN PEMBUKAAN
CABDIN PEND
07.30 – 08.30
PENGANTAR KTSP
Tri Meise Rini,M.Pd
22
08.30-09.30
PENYUSUNAN KTSP KELOMPOK
09.30 – 10.00
MINUM
10.00 -11.00
PLENO
11.00 – 12.00
PENGEMBANGAN SILABUS
12.00 – 13.00
MAKAN SIANG
13.00 – 14.00
KERJA KELOMPOK
14.00 -15.00
PLENO HASIL KELOMPOK
Mardiana, M.Pd
HARI 2 07.30 – 08.30
PENGEMBANGAN RPP
Y.Ason, M.Pd
08.30-09.30
PENYUSUNAN RPP KELOMPOK
09.30 – 10.00
MINUM
10.00 -11.00
PLENO HASIL KELOMPOK
12.00 – 12.30
PENUTUP
3. Pelaksanaan Asesmen Portofolio Dalam penelitian ini produk pelatihan yang diasesmen adalah silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dalam hal ini adalah penilaian terhadap hasil kerja kelompok dalam menyusun Silabus dan RPP. Silabus dan RPP Hasil kerja kelompok yang akan diasesmen dipilih 5 kelompok secara acak dari 10 kelompok yng ada Melalui kedua
portofolio
tersebut
dapat
disimpulkan
ada
tidaknya
peningkatan
kemampuan/kompetensi guru SD dalam implementasi KTSP. C. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Gurus KKG Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi tempat para guru SD mengembangkan kompetensinya. Subjek penelitian adalah para guru SD yang terhimpun dan aktif mengikuti kegiatan KKG. Peserta pelatihan
23
KTSP ini sebanyak 50 orang.. Pelaksanaan pelatihan pada tanggal 6 dan 7 November 2010 D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel berikut meringkaskan hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan. Tabel 3. Hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian DATA YANG DIPERLUKAN
SUMBER DATA
INSTRUMEN
Kompetensi perencanaan pembelajaran dan asesmen portofolio KTSP, Silabus dan RPP
Peserta Pelatihan
Angket Kompetensi Awal dan Akhir
Silabus dan RPP Hasil Pelatihan
Lembar evaluasi dokumen Silabus dan RPP
Kompetensi pengembangan KTSP, Silabus dan RPP
VALIDASI AHLI Pertimbangan tentang pembelajaran dan asesmen tematik, tugas pelatihan dan skenario pelatihan
Draf program dan materi pelatihan
Lembar evaluasi ahli
E. Teknik Analisis Data Model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Desain Kelompok Kontrol Pascates Beracak (Randomized Posttest Only Control Group Design). Karena dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui (menguji) perbedaan, antara dua atau lebih dari dua variabel, maka teknik analisis yang digunakan adalah uji perbedaan dua atau lebih dari dua variabel, menggunakan t Test, Anova (Analysis of Variance) dan Ancova (Analysis of Covariance).
24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Studi Pendahuluan Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi dari pihak Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Manukung dan dari para pengawas mengenai implementasi Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah-sekolah. Informasi mengenai implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan dikumpulkan melalui instrument wawancara. Atas dasar informasi bahwa belum semua sekolah mengimplementasikan KTSP, maka perlu diadakan pelatihan / worshop KTSP . Hasil analisis kebutuhan melalui studi lapangan dan kajian literatur digunakan sebagai dasar penyusunan program pelatihan yang menjadi produk dari penelitian ini. Draf program pelatihan meliputi silabus pelatihan, jenis materi, dan pedoman pelatihan, serta jadwal pelatihan. Draf program pelatihan tersebut selanjutnya divalidasi oleh ahliahli yang terdiri atas ahli kurikulum KTSP dan ahli asesmen dari Konsultan MECCA Pontianak. Masukan-masukan yang diberikan oleh para ahli digunakan untuk merevisi draf program pelatihan KTSP melalui asesmen portofolio . B. Perencanaan Pengembangan Produk Agar suatu produk dapat dikembangkan, maka perlu dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi suatu program yang baik. Program dimaksud adalah program peningkatan kompetensi guru SD dalam mengimplemtasikan KTSP. Program tersebut dirancang dalam bentuk pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme Guru SD secara khusus kompetensi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum, yang meliputi :
25
1. Guru dapat memetakan standar kompetensi dan kompetensi dasar 2. Guru dapat menjabarkan standar konpetensi dan kompetensi dasar ke dalam berbagai variasi indikator 3. Guru dapat mengidentifikasikan dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator 4. Guru dapat menyusun silabus tiap mata pelajaran 5. Guru dapat menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap mata pelajaran 6. Guru dapat merumuskan kompetensi dasar dan indicator yang akan dilaksanakan 7. Guru dapat menetapkan sumber-sumber belajaran 8. Guru dapat menetapkan metode dalam pembelajaran 9. Guru dapat menyusun strategi dan langkah-langkah pembelajaran 10. Guru dapat merumuskan alat dan media dalam pembelajaran 11. Guru dapat menyusun evaluasi pembelajaran . 12. Guru dapat mengimplementasikan RPP dalam pembelajaran di kelas Pelatihan dilaksanakan pada gugus KKG Kecamatan Manukung Kabupaten Melawi tempat para guru SD mengembangkan kompetensinya. Sasaran pelatihan adalah para guru SD yang terhimpun dan aktif mengikuti kegiatan KKG. C. Validasi Tim Ahli Hasil studi pendahuluan yang telah disusun ke dalam bentuk draf pelatihan sebelum dilaksanakan, maka perlu divalidasi oleh Tim Ahli, baik ahli KTSP maupun ahli asesmen. Hasil validasi Tim Ahli terhadap draf program pelatihan KTSP dengan asesmen portofolio disajikan dalam tabel validasi tim sebagai berikut : Tabel 4 Hasil Validasi Tim Ahli
No
Item yang divalidasi
Hasil validasi
26
Tindak lanjut
1
Metode
Worshop/ pelatihan menggunakan metode ceramah sebaiknya dikurangi atau perlu divariasi dan lebih banyak menggunakan Lembar Kerja Terbimbing (LKT)
Merevisi draf pelatihan dengan menggunakan metode kerja dengan menggunakan lembar kerja terbimbing (LKT)
2
Langkah-langkah pelatihan
Langkah-langkah yang Merivisi draf jadwal dilaksanakan dalam pelatihan pelatihan dari satu hari terdiri dari : menjadi tiga hari. 1.Penjelasan mengenai materi pelatihan diteruskan kerja kelompok dengan lembar kerja terbimbing (LKT). 2. Hasil lembar kerja terbimbing dipresentasikan atau diplenokan
D. Hasil Pelatihan KTSP dengan Asesmen Portofolio Sebelum pelatihan KTSP diadakan semua guru peserta pelatihan diberi tes awal menggunakan angket kompetensi awal. Tes ini bertujuan untuk mengetahun kompetensi awal guru serta pemahaman mereka mengenai KTSP dan asesmen portofolio. Dari 50 orang guru peserta pelatihan dipilih secara acak sebanyak 50 % sebagai sampel eksperimen penelitian. Hasil kompetensi awal 25 orang guru yang dijadikan eksperimen penelitian tergambar pada tabel (Tabel. 5 ) Selanjutnya 50 orang guru peserta pelatihan dibagi ke dalam 10 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang. Tiap kelompok mengejakan lembar kerja berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hasil kerja dari 10 kelompok tersebut dipilih secara acak sebanyak 5 kelompok sebagai portofolio yang
27
diasesmen. Hasil asesmen portofolio dari 5 kelompok kerja disajikan pada tabel (Tebel 6 ) dan (Tabel.7) Pada tahap akhir dari pelatihan ini diadakan tes kompetensi akhir terhadap 25 orang guru yang dijadikan sampel eksperimen penelitian ini. Hasil tes kemampuan akhir dapat dilihat pada tabel (Tabel 8)
1. Tebel 5. Hasil Angket Kompetensi Awal
No
Nama Guru
Sekolah
Skor
Total
A
B
C
D
1
-
-
2,45
-
2,45
2
-
3,13
-
-
3,13
3
-
3,20
-
-
3,20
4
-
-
2,03
-
2,03
5
-
-
-
1,87
1,87
6
-
-
-
1,76
1,76
7
-
-
-
1,89
1,89
8
-
-
2,80
-
2,80
9
-
-
2,75
-
2,75
10
-
-
2,56
-
2,56
11
-
-
-
1,77
1,77
12
-
3,33
-
-
3,33
13
-
-
2,69
-
2,69
14
-
-
2,19
-
2,19
28
15
-
16
2,22
-
2,22
-
2,77
-
2,77
17
-
2,68
-
2,68
18
-
2,13
-
2,13
19
-
-
-
1,66
1,66
20
-
-
-
1,82
1,82
21
-
-
-
1,74
1,74
22
-
3,19
-
-
3,19
23
-
-
2,22
-
2,22
24
-
-
2,87
-
2,87
25
-
-
2,09
-
2,09
Jumlah
59,80 Nilai Akhir = --------------------- = 2,39 Kualifikasi C 25
29
-
12,84
34,45 12,51
59,80
2. Tebel 6 Hasil Asesmen Silabus
No
Nama Kelompok
Skor
Total
A
B
C
D
1
A
3,56
-
-
-
3,56
2
B
-
3,23
-
-
3,23
3
C
-
3,47
-
-
3,47
4
D
3,61
-
-
-
3,61
5
E
-
3,38
-
-
3,38
Jumlah
7,17
10,08
0
0
17,25
17,25 Nilai Akhir = --------------------- = 3,45 Kualifikasi B 5
30
3. Tebel . 7 Hasil Asesmen RPP
No
Nama Kelompok
Skor
Total
A
B
C
D
1
A
-
3,17
-
-
3,17
2
B
-
3,43
-
-
3,43
3
C
-
3,07
-
-
3,07
4
D
-
3,11
-
-
3,11
5
E
-
3,41
-
-
3,41
Jumlah
0
16,19
0
0
16,19
16,19 Nilai Akhir = --------------------- = 3,24 Kualifikasi B 5
31
4. Tebel .8 Hasil Angket Kompetensi Akhir
No
Nama Guru
Sekolah
Skor
Total
A
B
C
D
1
Jagar, A.Ma.Pd
SDN 05 BATAS NANGKA
-
3,10
-
-
3,10
2
Semuni Lisa Wati, A.Ma
SDN 05 BATAS NANGKA
3,78
-
-
-
3,78
3
Mohamad Ali, A.Ma
SDN 05 BATAS NANGKA
3,69
-
-
-
3,69
4
Silfanus, A.Ma
SDN 15 MAWANG MENTATAI
-
3,11
-
-
3,11
5
Jafrai, A.Ma
SDN 15 MAWANG MENTATAI
-
3,01
-
-
3,01
6
Heriyanto Sakeus
SDN 15 MAWANG MENTATAI
-
-
2,89
-
2,89
7
Mathias Todo Boli
SDN 4 TANJUNG BERINGIN
-
-
2,79
-
2,79
8
Merudin
SDN 4 TANJUNG BERINGIN
3,58
-
-
-
3,58
9
Serianto, A.Ma
SDN 16 PELAIK KERUAP
3,66
-
-
-
3,66
10
Riwayanto
SDN 16 PELAIK KERUAP
-
3,15
-
-
3,15
11
Anwar, A.Ma.Pd
SDN 09 BATU ON
-
3,03
-
-
3,03
12
Ludgarda Emirin , A.Ma
SDN 09 BATU ON
3,76
-
-
-
2,76
13
Hardianto,S.Pd.I
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
-
3,48
-
3,48
14
Saiyan
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
-
-
2,90
-
2,90
15
Ahmad Fahmi, A.Ma
SDN 21 SUNGAI SAMPUK
-
3,19
-
-
3,19
16
Hasan Efendi
SDN 17 NUSA PORING
-
3,19
-
-
3,19
32
17
Hambali, A.Ma.Pd
SDN 17 NUSA PORING
-
3,32
-
-
3,32
18
Sinar, A.Ma.Pd
SDN 13 BELABAN
-
3,47
-
-
3,47
19
Shadikin Nur, A. Ma
SDN 06 MELONA
-
-
2,81
-
2,80
20
Aleksander, A.Ma
SDN 19 GUHUNG KERUAP
-
-
2,92
-
2,92
21
Marselinus Peso, A.Ma
SDN 19 GUHUNG KERUAP
-
-
2,90
-
2,90
22
Sion
SDN 19 GUHUNG KERUAP
.3,78
-
-
-
3.78
23
Agus Wantoro
SDN 22 SIYAI
-
3,09
-
-
3,09
24
Adi Prasetyo
SDN 22 SIYAI
3,68
-
-
-
3,68
25
Titin Sriwahyuni
SDN 01 MENUKUNG
-
3,47
-
-
3,47
25,93
38,61
17,21
0
81,75
Jumlah
81,75 Nilai Akhir = --------------------- = 3,27 Kualifikasi B 25
33
5. Tabel 9. Rekapitulasi Hasil Tiap Komponen
No
KOMPONEN
Skor
Total
A
B
C
D
1
Tes kompetansi awal kelompok eksperiman
-
-
2,39
-
2,39
2
Penilaian dokumen silabus
-
3,45
-
-
3,45
3
Penilaian dokumen RPP
-
3,24
-
-
3,24
4
Tes Kompetensi akhir kelompok eksperimen
-
3,27
-
-
3,27
Jumlah
-
9,96
2,39
0
12,35
12,35 Nilai Akhir = ---------------------
= 3,08 Kualifikasi B
4 Secara keseluruahan hasil pelatihan KTSP terhadap guru-guru di Kecamatan Manukung cukup berhasil. Dari hasil rekapitulasi tiap komponen yang disajikan pada tabel ( Tabel. 9) menunjukkan nilai rata-rata 3,08. Ini berarti bahwa hasil pelatiahn KTSP berada pada kualifikasi baik (B). E. Perbandingan Hasil Angket Kompetansi Awal dan Akhir Hasil angket kompetensi awal pada guru peserta pelatihan pada kelompok eksperiman menunjukkan bahwa implementasi kurikulum KTSP di SD Kecamatan
34
Manukung Kabupaten Melawi belum terlaksana dengan baik. Kepala Sekolah dan guru masih mengalami kesulitan bahkan merasa bingung untuk menerapkan KTSP di sekolah masing-masing. Meskipun hamper semua sekolah memilikk dokumen KTSP, namun perangkat kurikulum KTSP yang dimiliki sekolah merupakan hasil potocopi dari sekolah lain. Akibatnya guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan KTSP. Kompetensi guru SD se-Kecamatan Manukung tentang KTSP masih perlu ditingkatkan lagi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil angket yang menyajikan angka 2,39 untuk kelompok eksperimen . Dengan angka tersebut, berarti implementasi KTSP di Kecamatan Manukung belum terlaksana dengan baik. Sementara hasil angket kompetensi akhir yang dimiliki guru peserta pelatihan, setelah mengikuti pelatihan,
pada kelompok eksperiman menunjukkan adanya
peningkatan yang signifikan. Dari hasil tes akhir menunjukkan bahwa nilai untuk kelompok eksperimen sebesar 3,27.dan berada pada kualifikasi baik dan memuaskan. Adanya perkembangan yang signifikan antara hasil angket kompetensi awal dan akhir menunjukan bahwa model pelatihan yang dirancang oleh peneliti dalam rangka meningkatkan kompetensi guru cukup berhasil dan mengena sasaran. Model pelatihan dimaksud adalah mengacu pada program peningkatan kompetensi guru Sekolah Dasar dalam mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio. Hal ini didukung oleh hasil asesmen portopolio terhadap dokumen silabus dan RPP berbasis KTSP. Hasil asesmen terhadap dokumen silabus hasil kerja kemompok eksperimen menunjukkan angka 3,45 sementara RPP menunjukkan angka 3,24.
35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru
sekolah dasar dalam mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio dapat ditingkatkan Program peningkatan kompetensi guru tersebut perlu dirancang sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan dalam rangka menyelesaikan permasalahan pembelajaran guru di kelas. Dalam pelaksanaan program pelatihan ini menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan sistematika, prosedur dan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka memahami KTSP. Selanjutnya metode tugas mengerjakan Lembaran Kerja Terbimbing (LKT), merupakan metode pelatihan yang efektif dalam rangka memudahkan peserta pelatihan memahami tentang KTSP, Silabus dan RPP serta asesmen portofolio. Melalui tugas kelompok untuk mengerjakan Lembar Kerja Terbimbing (LKT) peserta pelatihan memiliki kemampuan dan keterampian dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajara (RPP). Hasil pelatihan menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan antara kompetensi awal guru sebelum diadakannya pelatihan dan kompetensi akhir guru setelah diadakannya pelatihan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengermbangan program
pelatihan
dalam
rangka
peningkatan
kompetansi
guru
SD
dalam
mengimplementasikan KTSP melalui asesmen portopolio yang dirancang oleh peneliti sudah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 36
B. Saran Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas dapat dikemukan beberapa saran berikut: 1. Perlu dilakukan peningkatan kompetensi guru SD dalam implementasi KTSP melalui asesmen portopolio. 2. Program peningkatan kompetensi guru SD dalam mengimplementasikan KTSP perlu dirancang sedemikian rupa sehingga mengena sasaran dan sesuai dengan tujuan yaqng diharapkan. 3. Untuk meningkatkan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), perlu pembinaan terhadap guru-guru dalam upaya meningkatkan kompetensinya. 4. Perlu dilanjutkan penelitian tentang studi pengembangan program peningkatan kompetensi guru sekolah dasar dalam implementasi KTSP khususnya RPP di kelas masing-masing.
37
DAFTAR PUSTAKA
Donna H, et al. (1991). Teaching Young Children Using Themes. Michigan: Good Year Books Fogarty, R. (1997). Problem-Based Learning and Other Curriculum Models for the Multiple Intelligences Classroom. Australia: Hawker Brownlow Education. Fogarty, R. (1991). How to Integrate the Curricula. Illinois: IRI/Skylight Publishing, Inc. Palatine, Gall, M.D., Gall, J.P. & Borg, W.R. (2003). Educational Research. Boston: Pearson Education, Inc. Gansle, A.K, Gilberston N.D, and van DerHeyden, M.A. (2006). Elementary School Teachers’ Perceptions of Curriculum-based Measures of Written Expression, Practical Assessment, Research and Evaluation, A peer-reviewed electronic journal. 11, (5), 1-17. Hinduan, A.A, dkk. (2001). The Development of Teaching and Learning Science Models at Primary School and Primary School Teacher Education. Bandung: Graduate ProgramIndonesian University of Education Khalick, A.F. (2006). Preservice and Experienced Biology Teachers’ Global and Specific Subject Matter Structures : Implications for Conceptions of Pedagogical Content Knowledge. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2, (1), 1-29 Klenowski, V. (2002). Developing Portfolios For Learning and Assessment, Processess and Principles. London: Routledge Falmer Khaeruddin H,dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Konsep dan Implementasinya di Madrasah. Semarang: Nuansa Aksara Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi KTSP dan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada
38
Persiapan
Meinbach, A.M, Rothlein L. and Fredericks, A.D. (1995). The Complete Guide to Thematic Units: Creating the Integrated Curriculum. Noorwood, MA: Christopher-Gordon Publishers, Inc. Montie, J, Xiang, Z. and Schweinhart, J.L. (2006). Preschool Experience in 10 Countries : Cognitive and Language Performance at Age 7. Early Childhood Research Quarterly. 21, (3), 313-331 Martin Handoko. 2004. Idealisme dan Praktisi Pendidikan Pangudi Luhur. Semarang : PHPL Mulyasa E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Nurdin Syafruddin. 2005. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum. Jakarta: Quantum Teaching. Tim Pustaka Yustisia. Yustisia
2007. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta : Pustaka
Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Profesional. Bandung, PT.Remaja Rosdakarya. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tantang Guru dan Dosen Yamin Martinis H. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta : Gaung Persada Press Jakartng Zainul, A. (2005). Alternative Assessment. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas.
39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA Lanpiran 1.1 Pedoman Wawancara kepada Kacabdin/Pengawas
No
BUTIR PERTANYAAN
JAWABAN RESPONDEN
1
Apakah semua Kepala Sekolah sudah pernah mengikuti pelatihan KTSP
2
Apakah semua SD/sekolah sudah mengimplementasikan Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
3
Apakah semua SD memiliki dokumen Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan
4
Apakah semua guru memiliki dokumen Standar Kompetensi
5
Apakah semua guru memiliki dokumen Kompetensi Dasar
6
Apakah semua guru memiliki dikumenSilabus
7
Apakah semua guru memiliki dikumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
40
Manukung, 6 September 2010 Pewawancara/Peneliti
Lampiran 1.2 Angket Kompetensi Awal Nama Guru /SD
:
…………………………………………………….
Skor
:
4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang Rentangan
No
Aspek Yang Dinilai
Keterangan
Nilai/Skor 1
1
Guru dapat memahami istilah asesmen portifolio
2
Guru dapat memahami KTSP secara benar
3
Guru dapat menjabarkan standar kompetensi ke dalam kompetensi dasar
4
Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke dalam berbagai variasi indikator
5
Guru dapat mengidentifikasikan dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
6
Guru dapat menyusun silabus KTSP secara benar
7
Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara benar
2
3
4
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Jumlah Skor NILAI AKHIR = --------------------- = ----------
41
= ……
Kualifikasi …….
7
7
Keterangan : 1. 3,50 – 4,00 = A ( Sangat Baik )
2. 3,00 – 3,49
= B ( Baik )
3. 2,00 – 2,99 = C ( Cukup )
4. 1,00 – 1,99
= D ( Kurang )
Lampiran 1.3 Asesmen Dokumen Silabus Nama Kelompok
:
…………………………………………………….
Hari/tanggal
:
Sabtu, 07 Agustus 2010.
Skor
:
4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang Rentangan
No
Aspek Yang Dinilai
Keterangan
Nilai/Skor 1
1
Guru dapat menjabarkan standar konpetensi ke dalam kompetensi dasar
2
Guru dapat merumuskan materi pokok pembelajaran yang akan disajikan
3
Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke dalam berbagai variasi indikator
4
Guru dapat mengidentifikasikan dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
5
Guru dapat merumuskan pengalaman pembelajaran secara benar
6
Guru dapat merancang alokasi waktu secara tepat
7
Guru dapat menyusun rencana penilaian pembelajaran secara tepat
8
Guru dapat menentukan metode, alat dan sumber belajar secara tepat
42
2
3
4
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Jumlah Skor NILAI AKHIR = --------------------- = ---------9
= ……
Kualifikasi …….
8
Lampiran 1.4 Asesmen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nama Kelompok
:
…………………………………………………….
Skor
:
4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang
No
Aspek Yang Dinilai
Skor 1
1
Guru dapat menulis identitas dengan benar
2
Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar kedalam standar kompetensi dengan benar
3
Guru dapat merumuskan kompetensi dasar ke dalam berbagai variasi indikator
4
Guru dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan indikator
5
Guru dapat merancang materi yang sesuai dengan indicator dan tujuan pembelajaran
6
Guru dapat menentukan metode pembelajaran yang sesuai
7
Guru dapat menyusun langkah-langkah pembelajaran secara tepat
8
Guru dapat menentukan alokasi waktu secara tepat
9
Guru dapat menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar
10
Guru dapat menentukan jenis dan prosedur penilaian dengan indicator yang ditetapkan Jumlah Skor
43
2
3
Keterangan 4
Jumlah Skor
Jumlah Skor NILAI AKHIR = ---------------------
= ----------
10
= …… Kualifikasi …….
10
Lampiran 1.5 Angket Kompetensi Akhirl
Nama Guru/SD
:
…………………………………………………….
Skor
:
4 = Baik Sekali, 3 = Baik, 2 = Cukup, 1 = Kurang Rentangan
No
Aspek Yang Dinilai
Keterangan
Nilai/Skor 1
1
Guru dapat memahami istilah asesmen portifolio
2
Guru dapat memahami KTSP secara benar
3
Guru dapat menjabarkan standar kompetensi ke dalam kompetensi dasar
4
Guru dapat menjabarkan kompetensi dasar ke dalam berbagai variasi indikator
5
Guru dapat mengidentifikasikan dan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indicator
6
Guru dapat menyusun silabus KTSP secara benar
7
Guru dapat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara benar
2
3
4
Jumlah Skor
Jumlah Skor
Jumlah Skor NILAI AKHIR = --------------------- = ---------7
7 44
= ……
Kualifikasi …….
45
Lampiran 2 SILABUS KTSP
Lampiran 2. 1. Silabus IPS Kelas V SD Nama Sekolah
: ………………………………………….
Mata Pelajaran
: IPS
Kelas / Semester
:V/I
Standar Kompetensi
: Keragaman Kenampakan Alam Indonesia
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
Pokok
Kegiatan
Alokasi
Pembelajaran
Waktu 2 × 35 menit
Mengenal
keragaman
Keragaman
Keragaman
Menjelaskan keragaman
kenampakan
alam
kenampakan
kenampakan
kenampakan
alam
Indonesia serta
dan
buatan serta pembagian
alam
wilayah waktu Indonesia
Indonesia
dengan
menggunakan
di
di
Indonesia dan buatan
-
serta
alam
di
tentang
Atlas / Peta Globe dan
pembagian
kenampakan alam di
med lam
waktunya
Indonesia -
Guru
memberikan
latihan kepada siswa
1
-
Tertulis
-
Penugasan
Sumber/Alat/Media
-
Buku Paket IPS Kelas V, Penerbit Erlanga
Guru dan siswa tanya jawab
Penilaian
Lampiran 2.2. Silabus IPASain Kelas V SD Nama Sekolah
:………………………………………….
Mata Pelajaran
: IPA / Sains
Kelas / Semester
:V/I
Standar Kompetensi
: Memahami Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan
Kompetensi Dasar
Materi
Indikator
Pokok - Mengidentifikasi tumbuhan membuat makanan
- Tumbuhan hijau
hijau
- Pembuatan makanan
-
Kegiatan
Alokasi
Pembelajaran
Waktu
Cara tumbuhan hijau membuat makanan
pada
2 × 35 menit
Penilaian
-
Tertulis
-
Penugasan
Sumber/Alat/Media
-
Buku Paket Sains Kelas V, Penerbit Erlanga
tumbuhan hijau
2
Lampiran 2.3. Silabus Matematika kelas II SD
Nama Sekolah
: ....................................................................
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester
:II / I
Standar Kompetensi
:Melakukan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Sampai 500
Kompetensi Dasar - Membandingkan bilangan sampai 500
Materi Pokok - Membandingkan bilangan
Indikator - Membandingkan
Kegiatan Pembelajaran -
Menjelaskan
kumpulan benda
membandingkan
- Membandingkan
kumpulan benda
lambing bilangan
-
Dapat
contoh
dan
banyak
benda -
Memahami membandingkan benda
-
Pemberian tugas
3
Penilaian
1 × 35 menit
-
Tertulis
1×pertemuan
-
Penugasan
Sumber/Alat/Media -
Buku
Paket
Matematika
Kelas
II, Penerbit Erlanga
menghitung
membandingkan
Alokasi Waktu
cara banyak
Lampiran 2.4 . Silabus Bahasa Indonesia Kelas IV SD Nama Sekolah
: ............................................................................
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:IV / I
Standar Kompetensi
:Memahami tek agak panjang (150-200 ke atas)
Kompetensi Dasar Menemukan pikiran pokok tek agak panjang dengan membaca sekilas
Materi Pokok Teks bacaan
Indikator - Membaca tek agak panjang
- Membaca sekilas cerita - Menjawab pertanyaan
- Menjawab
- Tanya
pertanyaan
jawab
untuk
menemukan pokok pikiran,
- Menemukan pokok pikiran bacaan - Membuat
Kegiatan Pembelajaran
bacaan - Menjawab pertanyaan
kalimat
permintaan
4
Alokasi Waktu 3× 35 menit
Penilaian -
Tertulis
-
Penugasan
Sumber/Alat/Media -
Buku Paket Bahasa Indonesia Kelas IV, Penerbit Erlanga
Lampiran 2.5. Silabus Sains / IPAKelas III SD Nama Sekolah
: ……………………………………………..
Mata Pelajaran
: Sains / IPA
Kelas / Semester
:III / I
Standar Kompetensi
:Memahami sifat-sifat, perubahan sifat benda dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi dan sifatnya
benda
Materi Pokok Benda sifatnya
dan
Indikator - Sifat
benda
berdasarkan wujudnya - Benda padat, cair, dan gas
Kegiatan Pembelajaran - Menjelaskan
sifat
benda
berdasarkan wujudnya - Siswa mengamati benda di sekelilingnya - Siswa
dapat
benda
5
Penilaian
Sumber/Alat/Media
2× 35 menit
-
Tertulis
- Media = Gambar
(1×pertemuan)
-
Penugasan
- Sumber = Buku Paket Sains
Kelas
Penerbit Erlanga memahami berdasarkan
wujudnya
Alokasi Waktu
III,
Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 3.1. Rencana Pelaksanan pembelajaran IPS Kelas V NAMA SEKOLAH
: ...................................................................
MATA PELAJARAN
: IPS
KELAS/SEMESTER
: V/I
ALOKASI WAKTU
2 × 35 MENIT
STANDAR KOMPETENSI
: Keragaman kenampakan alam Indonesia
KOMPETENSI DASAR
: 1. Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah waktu Indonesia dengan menggunakan Atlas/Peta, Globe dan media lain.
INDIKATOR
: 1. Menyebutkan keragaman kenampakan alam di Indonesia 2. Menjelaskan dengan contoh alam buatan 3. Menjelalskan pembagian wilayah waktu Indonesia menggunakan atlas/peta
I. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat menyebutkan keragaman kenampakan alam di Indonesia 2. Siswa dapat menjelaskan dengan contoh alam buatan 3.
Siswa dapat menjelalskan pembagian wilayah waktu Indonesia menggunakan atlas/peta
II. MATERI -
Keragaman kenampakan alam di Indonesia
III. METODE : -
Ceramah
-
Tanya Jawab
-
Penugasan
1
IV. LANGKAH-LANGKAH 1. Kegiatan awal (5 menit) -
Salam Pembuka
-
Apersepsi
2. Kegiatan inti (55 menit) -
Menjelaskan keragaman kenampakan alam di Indonesia serta
-
Guru dan siswa tanya jawab tentang kenampakan alam di Indonesia
-
Guru memberikan latihan kepada siswa
3. Kegiatan akhir (10 menit) -
Penilaian
-
Salam penutup
V. SUMBER/ALAT/MEDIA -
Buku Paket IPS kelas V, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN TEKNIK
: Tertulis
BENTUK
: Penugasan
INSTRUMEN
:
Mengetahui Kepala Sekolah
Manukung, 7 November 2010 Guru Kelas
(…………………………..) NIP :-
(……………………………) NIP:-
2
Lampiran 3.2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA/Sains Kelas V
NAMA SEKOLAH
:………………………………………..
MATA PELAJARAN
: IPA/SAINS
KELAS/SEMESTER
: V/I
ALOKASI WAKTU
: 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI
: 1.1. Memahami
cara
tumbuhan
hijau
membuat
makanan KOMPETENSI DASAR
: 1.2. Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan
INDIKATOR
: 1. Mengidentifikasikan cara tumbuhan hijau membuat makanan 2. Menyebutkan istilah pembuatan makanan pada tumbuhan hijau 3. Menjelaskan proses pembuatan makanan pada tumbuhan 4. Menyebutkan sarana yang diperlukan tumbuhan dalam membuat makanan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Siswa dapat mengidentifikasikan cara tumbuhan hijau membuat makanan 2. Siswa dapat menyebutkan istilah pembuatan makanan pada tumbuhan hijau 3. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan makanan pada tumbuhan 4. Siswa dapat menyebutkan sarana yang diperlukan tumbuhan dalam membuat makanan II. MATERI -
Tumbuhan hijau
3
III. METODE : -
Ceramah
-
Tanya Jawab
-
Penugasan
IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal -
Salam Pembuka
-
Apersepsi
2. Kegiatan inti -
Menjelaskan cara tumbuhan hijau membuat makanan
-
Siswa dapat memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan
-
Guru dan siswa tanya jawab cara tumbuhan hijau membuat makanan
3. Kegiatan akhir -
Tindak Lanjut (PR)
-
Salam penutup
V. SUMBER/ALAT/MEDIA -
Buku Paket IPA kelas V, Semester I, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN TEKNIK
: Tertulis
BENTUK
: Penugasan
INSTRUMEN
: Soal Pilihan Ganda
Manukung, 7 November 2010 Guru Kelas
Mengetahui Kepala Sekolah
(…………………………..) NIP :-
(……………………………) NIP:-
4
Lampiran 3.3.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kelas II
NAMA SEKOLAH
:…………………………………………………
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS/SEMESTER
: II/I
ALOKASI WAKTU
: 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI
: 1.1. Melakukan
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan sampai 500 KOMPETENSI DASAR
: 1.1. Membandingkan bilangan sampai 500
INDIKATOR
: 1.1. Membandingkan kumpulan benda 1.2. Membandingkan lambang bilangan
TUJUAN PEMBELAJARAN : 1.1. Siswa dapat membandingkan kumpulan benda 1.2. Siswa dapat membandingkan lambang bilangan MATERI POKOK
: 1.1. Membandingkan bilangan
METODE PEMBELAJARAN : -
Ceramah
-
Tanya Jawab
-
Penugasan
I. Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan awal (5 menit) -
Salam Pembuka, Doa
-
Apersepsi
-
Memeriksa kebersihan
b. Kegiatan inti -
Menjelaskan contoh membandingkan kumpulan benda
-
Siswa dapat menghitung banyak benda dan membandingkan kumpulan benda
-
Menjelaskan contoh membandingkan lambang bilangan
-
Siswa dapat memahami cara membandingkan lambang bilangan
c. Kegiatan akhir (5 menit)
5
-
Memberikan penilaian
-
Memberikan umpan balik kepada siswa
-
Salam
II. SUMBER/ALAT/MEDIA -
Buku Paket Matematika kelas II, Penerbit Erlangga
III. PENILAIAN a. Teknik
:
Tertulis
b. Bentuk Tes
:
Penugasan
c. Instrumen
:
Soal Pilihan Ganda
Mengetahui Kepala Sekolah
Manukung, 7 November 2010 Guru Kelas
(…………………………..) NIP :-
(……………………………) NIP:-
Lampiran 3.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
6
NAMA SEKOLAH
: ……………………………………………..
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA KELAS/SEMESTER
: IV/I
ALOKASI WAKTU
: 3 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI
: 1.3. Memahami teks agak panjang (150-200 kata)
KOMPETENSI DASAR
: 1.3. Menemukan pikiran pokok teks agak panjang dengan cara membaca sekilas
INDIKATOR
: 1.
Membaca teks agak panjang
2.
Menjawab pertanyaan
3.
Menemukan pokok pikiran bacaan
4.
Membuat kalimat permintaan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN : Siswa dapat membaca teks agak panjang dan bisa menjawab pertanyaan serta menemukan pokok pikiran bacaan dan membuat kalimat permintaan II. MATERI -
Teks bacaan
III. METODE : -
Ceramah
-
Tanya Jawab
-
Penugasan
IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal -
Doa, Absensi
-
Memeriksa kebersihan
-
Apersepsi
2. Kegiatan inti
7
-
Guru membaca sekilas cerita lalu guru meminta beberapa murid untuk membaca cerita kembali
-
Siswa menjawab pertanyaan
-
Guru dan siswa tanya jawab untuk menemukan pikiran pokok bacaan
-
Siswa diminta membuat kalimat permintaan
3. Kegiatan akhir -
Melakukan refleksi
-
Menutup pelajaran
V. SUMBER/ALAT/MEDIA -
Buku Paket Bahasa Indonesia kelas IV, Semester I, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN -
TEKNIK
: Tertulis
-
BENTUK
: Penugasan
-
INSTRUMEN :
Membuat kalimat permintaan 1. Ambilkan 2. Tunjukkan 3. Ajari 4. Tiupkan 5. Nyanyikan
Manukung, 7 November 2010 Guru Kelas
Mengetahui Kepala Sekolah
(…………………………..) NIP :-
(……………………………) NIP:-
Lampiran 3.5 . Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sains/IPA kelas III
8
NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER ALOKASI WAKTU
:………………………………………………… : SAINS/IPA : III/I : 2 × 35 MENIT (1×PERTEMUAN)
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
: Memahami sifat-sifat perubahan sifat benda dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari : Mengidentifikasi benda dan sifatnya : 1. Menyebutkan sifat benda berdasarkan wujudnya 2. Menjelaskan sifat benda padat 3. Menjelaskan sifat benda cair 4. Menjelalskan sifat benda gas
I.
TUJUAN PEMBELAJARAN : 1. Menyebutkan sifat benda berdasarkan wujudnya 2. Menjelaskan sifat benda padat 3. Menjelaskan sifat benda cair 4. Menjelalskan sifat benda gas II. METODE : - Ceramah - Tanya Jawab - Penugasan III. MATERI - Benda dan sifatnya IV. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1. Kegiatan awal (5 menit) - Salam pembuka - Apersepsi 2. Kegiatan inti (55 menit) - Menjelaskan sifat benda berdasarkan wujudnya - Siswa diminta mengamati benda di sekelilingnya - Siswa dapat memahami sifat benda berdasarkan wujudnya - Guru memberikan latihan kepada siswa 3. Kegiatan akhir (10 menit) - Menyimpulkan materi - Menutup pelajaran , doa dan salam V. MEDIA/ALAT/SUMBER
9
-
Media = Gambar Sumber = Buku Paket Sains kelas III, semester I, Penerbit Erlangga
VI. PENILAIAN - TEKNIK : Tertulis - BENTUK : Penugasan - INSTRUMEN : 1. Benda digolongkan menjadi tiga wujud. Apa sajakah ketiga wujud itu? 2. Sifat benda padat dan cair adalah ….. 3. Sifat benda gas adalah ….. 4. Air, susu, teh. Ketiga contoh tersebut termasuk contoh benda ….. 5. Sebutkan contoh benda padat dan benda gas, masingmasing 2 contoh Kunci Jawaban : 1. - Wujud padat - Wujud cair - Wujud gas 2. - Sifat benda padat adalah tidak berubah-ubah, tetap seperti bentuk asal/asli - Sifat benda cair adalah berubah-ubah dan mengikuti bentuk wadahnya 3. Sifat benda gas adalah selalu mengisi semua ruang yang ditempatinya 4. Benda cair 5. Benda Padat : Contoh : Penggaris - Kayu Benda gas : Contoh : - Kantong yang diberi angin - Balon Manukung, 7 November 2010 Guru Kelas
Mengetahui Kepala Sekolah
(…………………………..) NIP :-
(……………………………) NIP:Lampiran 4
10
DAFTAR PESERTA PELATIHAN No
Nama Guru
Asal Sekolah
1
Jagar, A.Ma.Pd
SDN 05 BATAS NANGKA
2
Semuni Lisa Wati, A.Ma
SDN 05 BATAS NANGKA
3
Mohamad Ali, A.Ma
SDN 05 BATAS NANGKA
4
Reol Supardi
SDN 05 BATAS NANGKA
5
Agustinus Atonius
SDN 05 BATAS NANGKA
6 7 8 9 10 11 12 13 14
SDN 06 MELONA Makarius R, A.Ma.Pd SDN 06 MELONA Apol Suriono SDN 06 MELONA Harjani SDN 06 MELONA Epayanti, A.Ma SDN 06 MELONA Shadikin Nur, A. Ma SDN 01 MENUKUNG Indrawati SDN 01 MENUKUNG Regina SDN 01 MENUKUNG Rafeah SDN 01 MENUKUNG Titin Sriwahyuni
15
SDN 01 MENUKUNG Leli Asmanah
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
SDN 19 GUHUNG KERUAP Suyadi Aman SDN 19 GUHUNG KERUAP Aleksander, A.Ma SDN 19 GUHUNG KERUAP Marselinus Peso, A.Ma SDN 19 GUHUNG KERUAP Sion Agus Wantoro Adi Prasetyo Darmono Elisabet Saika Rosalia Bucang
SDN 22 SIYAI SDN 22 SIYAI SDN 22 SIYAI SDN 22 SIYAI SDN 22 SIYAI SDN 22 SIYAI SDN 17 NUSA PORING
L Jamel
11
Tanda tangan
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
SDN 17 NUSA PORING Hasan Efendi SDN 17 NUSA PORING Hambali, A.Ma.Pd SDN 13 BELABAN Sinar, A.Ma.Pd SDN 13 BELABAN Kunut, A.Md SDN 16 PELAIK KERUAP Abraham Oky SDN 16 PELAIK KERUAP Serianto, A.Ma SDN 16 PELAIK KERUAP Riwayanto SDN 09 BATU ON Anwar, A.Ma.Pd SDN 09 BATU ON Ludgarda Emirin , A.Ma SDN 21 SUNGAI SAMPUK Hardianto,S.Pd.I SDN 21 SUNGAI SAMPUK Saiyan SDN 21 SUNGAI SAMPUK Ahmad Fahmi, A.Ma SDN 21 SUNGAI SAMPUK Rustina SDN 21 SUNGAI SAMPUK Ira Maya Sopa SDN 15 MAWANG MENTATAI Burhan, S.Pd. SD SDN 15 MAWANG MENTATAI Eko Dinus, A.Ma.Pd SDN 15 MAWANG MENTATAI Silfanus, A.Ma SDN 15 MAWANG MENTATAI Jafrai, A.Ma SDN 15 MAWANG MENTATAI Heriyanto Sakeus SDN 4 TANJUNG BERINGIN Mathias Todo Boli SDN 4 TANJUNG BERINGIN Merudin SDN 4 TANJUNG BERINGIN Herry Budiarto, A.Ma.Pd Najaruddin, A.Ma
SDN 07 LANDAU LEBAN SDN 07 LANDAU LEBAN
Tuti Januari, A.Ma
Lampiran 5
12
POTO KEGIATAN PELATIHAN
13
Lampiran 6
14
PERSONALIA PENELITIAN Personalia penelitian ini terdiri dari atas : Ketua Peneliti 1. Nama Lengkap
: Y.Ason,S.Pd,M.Pd
2. Jenis Kelamin
: Laki-laki
3. NIP/NIDN
: 11-0101-6506
4. Disiplin Ilmu
: S-1 Psikologi Pendidikan dan Bimbingan S-2 Administrasi Pendidikan
5. Pangkat/Golongan
: III/b
6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen 7. Program studi
: S-1 PGSD
8. Waktu Penelitian
: September 2010
Anggota 1 1. Nama Lengkap
: Mardiana, S.Pd.M.Pd
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. NIP/NIDN
: 11-0503-7802
4. Disiplin Ilmu
: S-1 Pendidikan Kewarganegaraan S-2 Administrasi Pendidikan
5. Pangkat/Golongan
: III/b
6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen / Kaprodi PGSD 7. Program studi
: S-1 PGSD
Anggota 2
15
1. Nama Lengkap
: Tri Meise Rini, S.Pd.M.Pd
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. NIP/NIDN
: 11-25058201
4. Disiplin Ilmu
: S-1 Pendidikan IPS S-2 Administrasi Pendidikan
5. Pangkat/Golongan
: III/b
6. Jabatan fungsional/struktural : Dosen / Wakil I Bidang Akademik 7. Program studi
: S-1 PGSD
Tenaga Laboran atau Teknisi 1. Nama Lengkap
: Gunawan
2. Jenis Kelamin
: Laki-Laki
3. Keahlian
: -
Pekerja Lapangan atau Pencacah 1. Nama Lengkap
:-
2. Jenis Kelamin
:-
Tenaga Administrasi 1. Nama Lengkap
: Syamsurizal
2. Jenis Kelamin
: Laki-laki
Lampiran 7
16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Y.ASON, lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, pada tanggal 1 Januari 1965 merupakan anak kedua dari 3 bersaudara pasangan Alifius Alis dan Jele’. Pada tahun 1980 menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Usaba Balai Semandang, dan tahun 1983 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Usaba I Ketapang. Selanjutnya menyelesaikan Sekolah Pendidikan Guru di SPG Negeri Ketapang pada tahun 1987, kemudian pada tahun 1999 berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi di IKIP PGRI Semarang memperoleh gelar sarjana (S-1) Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Tahun 2006 mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan pada Program Pascasarjana (S-2) Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA Jakarta program studi Administrasi Pendidikan. Pengalaman pertama sebagai Pendidik dimulai dari menjadi guru honor di SD Usaba Ketapang (1987-1988) dan di SD PL II Boro Yogyakarta (1988-1990). Kemudian masuk menjadi Biarawan Bruder pada Kongregasi Bruder-Bruder FIC (1990 – 2005 ). Tahun 1992 -1993 menjadi Guru.di SD PL I Surakarta,
kemudian pindah tugas ke
TK/SD PL Bernardus Semarang ( 1993-2003). Tahun 1999 – 2003 sebagai Kepala Sekolah dan Koordinator TK dan SD PL Bernardus Semarang. Kemudian tahun 2003 pindah ke Ketapang sebagai Kepala SD PL Santo Yosef Ketapang (2003-2005). Tahun
17
2005 - 2008 pindah tugas sebagai Pimpinan Asrama,
Guru dan Wakil Kepala
Sekolah Bidang Kurikulum pada SMA Usaba Santo Petrus Ketapang. Kemudian tahun 2006-2008, sebagai Dosen dan Direktur Akademi Manajemen Komputer dan Informatika AMKI Ketapang. Tahun 2008 bekerja sebagai Konsultan Pendidikan (EFC) SD-SMP SATU ATAP
Kalimantan Barat.
Kemudian pada tahun 2009
sebagai tenaga pengajar / dosen di STKIP Melawi sampai sekarang.
Lampiran 8 ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
18
Total biaya yang dibutuhkan dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini sebesar Rp 10.000.000,00
( Sepuluh juta rupiah ) dengan rincian seperti yang terdapat
dalam tabel 10 berikut : Tabel 10: Anggaran Biaya Penelitian No
Uraian Biaya
Unit
Total
1
Pertemuan awal Tim Penelitian
-
300.000,00
2
Penyusunan proposal dan pengurusan ijin
-
500.000,00
3
Persiapan bahan pelatihan dan penyusunan instrumen penelitian
-
500.000,00
4
Biaya pengorganisasian dan pelaksanaan pelatihan KTSP guru
-
3.000.000,00
5
Penyusunan Laporan Hasil Penelitian
-
500.000,00
6
Penggandaan dan pengiriman laporan hasil penelitian
-
500.000,00
9
Akomodasi dan konsumsi di Manukung
-
1.000.000,00
10
Publikasi dan dokumentasi serta penyusunan artikel
-
200.000,00
11
Transportasi / biaya perjalanan
-
3.500.000,00
TOTAL
-
10.000.000,00
Terbilang :( Sepuluh Juta rupiah) Dana tersebut terdiri dari : i.
Dana Panitia / swadaya peserta Rp 5.000.000,00
ii.
Dana STKIP Melawi
Rp 3.000.000,00
iii.
Dana Bantuan Kopertis
Rp 2.000.000,00
19
20
21