` PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS V SDN MULANGSARI III KECAMATAN PANGKALAN KABUPATEN KARAWANG 2011/2012
MAKALAH
WAHIDIN NIM : 10210646
PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP SILIWANGI BANDUNG 2012
` PEMBELAJARAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DI KELAS V SDN MULANGSARI III KECAMATAN PANGKALAN KABUPATEN KARAWANG WAHIDIN NIM : 10210646 PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Judul Penelitian ini adalah Pembelajaran membaca Puisi dengan metode Contextual Teaching Learning (CTL) di kelas V SDN Mulangsari III Kecamatan Pangkalan Kab. karawang. Penelitian ini bermula dari pokok permasalahan 1. Bagaimana hasil pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching Learning (CTL) di kelas V SDN Mulangsari III kecamatan Pangkalan Kab. Karawang 2. Sejauhmana keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas V SDN Mulangsari III kecamatan Pangkalan Kab. Karawang Berdasarkan permasalahn tersebut penelitian ini bertujuan 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Mulangsari III 2. Untuk mengetahui keefektipan pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Mulangsari III Bertitik tolak dari permasalahan dan tujuan penelitian diatas, penulis mengajukan hipotesis yaitu Pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) cukup efektif untuk dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Mulangsari III Pangkalan Kab. Karawang. Penelitian ini menggunakan metoode deskriptif, instrument yang digunakan adalah tes observasi dan tes unjuk kerja. Tes ini diberikan kepada siswa kelas V SDN Mulangsari III dengan pengambilan sampel sebanyak 21 siswa. Untuk menguji hipotesa digunakan uji t dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika t hitung < t tabel, maka hipotesis nol ditolak atau hipotesis kerja diterima 2. Jika t hitung > t tabel, mak hipotesis nol ditolak atau hipotesis kera diterima Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, maka diperoleh hasil t hitung 12,5 sedangkan t tabel dengan db (N-1) atau 21 – 1 = 20, dalam taraf signifikan 5% atau taraf kepercayaan 95% diperoleh t tabel 2.00 hal ini berarti t hitung > t tabel, atau hipotesis kerja diterima. Artinya pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and learning (CTL) efektif diberikan kepada siswa dikelas V SDN Mulangsari III kecamatan Pangkalan Kab. Karawang. Berdasarkan penemuan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and learning (CTL) dapat meningkatkan kemampuan siswa siswa dalam belajar. Selain itu membaca puisi dengan menggunakan metode Contextual Teaching and learning (CTL) efektif digunakan dalam model pembelajarn membaca puisi. Kata Kunci : metode CTL, pembelajaran, membaca
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi setiap sekolah merupakan bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006). B. Batasan dan Rumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup permasalahan pada Pembelajaran membaca Puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas V SDN Mulangsari III Pangkalan Penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
` 1. Apakah pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa? 2. Sejauh mana keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL)? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Mulangsari III 2. Untuk mengetahui keefektipan pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDN Mulangsari III D.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Peneliti, Menambah wawasan dalam menerapkan pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) serta dapat mengetahui tingkat keberhasilan penerapan metode ini 2. Bagi Guru Dapat membantu meningkatkan pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa dimasa yang akan datang 3. Bagi Siswa Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sehingga meningkatkan pengetahuan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca puisi. 4. Manfaat bagi sekolah Diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam model pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL), serta dapat memberikan motivasi kepada sekolah untuk penelitian pembelajaran lainnya. E. Anggapan Dasar Anggapan dasar yang menjadi landasan penulis dalam penelitian permasalahan ini adalah sebagai berikut : 1. Kemampuan membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dilihat dari kemampuan dalam menghayati bacaan puisi. 2. Membaca merupakan merupakan salah satu upaya untuk dapat membawakan puisi dengan baik dan benar
3. Hasil kemampuan membaca dengan baik dapat dijadikan landasan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membawakan puisi F. Hipotesis Mengacu pada beberapa anggapan dasar yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan hipotesis: Pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) cukup efektif untuk dilaksanakan pada siswa kelas V SDN Mulangsari III Pangkalan G. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman, penulis akan menjelaskan beberapa pengertian sehubungan dengan masalah penelitian, antara lain : 1. Pembelajaran adalah pengalaman belajar yang dialami siswa dalam proses menguasai tujuan pembelajaran (Tarigan, 1995:450). 2. Membaca adalah merupakan salah satu upaya untuk dapat membawakan puisi dengan baik dan benar (DepDikBud, 2005: 72) Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang dilihat siswa kelas V SDN Mulangsari III Pangkalan 3. Puisi adalah Salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. 4. Contextual Teaching and Learnig (CTL) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari Dr. Zolazlan Hamidi (2001) Setelah melihat pengertian diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran membaca puisi dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pola pembelajaran membaca puisi dengan cara membaca suara disertai gerakan tubuh KAJIAN TEORI DAN METODE Metode Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Pembelajaran dengan metode Contextual Teaching and Learning (CTL) bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel
` dapat diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain, dari suatu konteks ke konteks lain. Pengalaman awal siswa merupakan material yang sangat berharga. Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan berkembang dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar. Dengan layanan guru yang memadai melalui berbagai bentuk penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan antarsiswa akan lebih harmonis. Siswa yang merasa "kurang" dapat belajar bersama-sama siswa yang pandai mengerjakan dan mempertanggungjawabkan proyek yang ditugaskan (Zaenuri Mastur, 2004)
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001) dalam http://www.tutor.com.my, kaidah metode
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah proses pembelajaran yang merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan menyajikan aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan dipelajari. Dikdasmen Diknas (2002:10-19), menyebutkan bahwa ada 7 (tujuh) unsur yang harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu : 1) Constructivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus dapat membangun dan membentuk konsep atau pengetahua baru. 2) Inquiry, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan baru dari proses yang dilakukan sendiri oleh siswa. 3) Questioning, dalam pembelajaran harus muncul banyak pertanyaan untuk menggiring siswa dalam menentukan konsep baru. 4) Modeling, dalam pembelajaran kontekstual harus ada contoh atau model yang dijadikan media dalam pembelajaran tersebut, khususnya bidang keterampilan. 5) Community Learning, dalam pembelajaran kontekstual harus dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal ini siswa belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja sama. 6) Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan yang telah ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki makna dalam kehidupan siswa. 7) Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual harus dinilai berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui berbagai macam alat dan jenis penilaian. Pendekatan kontektual atau sering disebut Contextual Teaching and Learning (CTL), konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi Data penelitian untuk Penelitian Aspek Irama membaca puisi Tabel 4.2 Daftar siswa yang memperoleh skor 61 – 80 No Nama Siswa Skor 1 Hosiah 70 2 Muhamad faisal 70 3 Jujun Junaedi 70 4 Rantini 70 5 Siti Nuriah Hasanah 70 6 Yogi Prayoga 70 Berdasarkan data tersebut diatas, aspek irama dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian baik dari 21 siswa adalah 6 orang, berarti 28,5% siswa membaca puisi dengan irama baik. Tabel 4.3 Daftar siswa yang memperoleh skor 41 - 61 No Nama Siswa Skor 1 Ace permana 50 2 Dani 50 3 Dedeh 60 4 Isak Sugiar 60 5 Nacih 55 6 Sunardi Syaban 50 7 Yulia Ningsih 60 8 Yogi Nurizka 60 Deskripsi data pretes , pada aspek irama untuk siswa yang membaca puisi dengan nilai cukup adalah 8 siswa dari 21 siswa, ini berarti 38% siswa kelas IV SD dalam irama membaca puisinya dengan nilai cukup. Tabel 4.4 Daftar siswa yang memperoleh skor 21 - 40 No Nama Siswa Skor 1 Abdul Kodir Jaelani 40 2 Aceng Suryana 40 3 Repta Andriawan 40 4 Rita Pitrianingsih 40 5 Tata Wiharja 40 6 Fitria Handayani 40 7 Rika Sri Hastuti 40 Berdasarkan data tersebut diatas, aspek irama dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian kurang ada 7 orang dari 21 siswa berarti 33,33% siswa membaca puisi dengan irama Kurang.
` b. Deskripsi Data penelitian untuk Penelitian Aspek Intonasi Suara membaca puisi Tabel 4.5 Daftar siswa yang memperoleh skor 61 – 80 No Nama Siswa Skor 1 Dedeh 65 2 Hosiah 70 3 Isak Sugiar 65 4 Jujun Junaedi 65 5 Muhamad Faisal 75 6 Rantini 65 7 Siti Nuriah Hasanah 70 8 Yogi Prayoga 70 Berdasarkan data tersebut diatas, aspek Inttonasi suara dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian baik dari 21 siswa adalah 8 orang, berarti 38% siswa Tabel 4.6 Daftar siswa yang memperoleh skor 41 - 60 No Nama Siswa Skor 1 Abdul Kodir Jaelani 50 2 Aceng Suryana 55 3 Nacih 60 4 Repta Andriawan 50 5 Rita Fitrianingsih 50 6 Sunardi Syaban 50 7 Yulia Ningsih 50 8 Fitria Handayani 55 9 Yogi Nurizka 60 10 Rika Sri Hastuti 45 Deskripsi data pretes , pada aspek Intonasi Suara untuk siswa yang membaca puisi dengan nilai cukup ada 10 orang dari 21 siswa, ini berarti 47,6% siswa yang mampu mengatur intonasi suara pada saat membaca puisinya dengan nilai cukup. Tabel 4.7 Daftar siswa yang memperoleh skor 21 - 40 No Nama Siswa Skor 1 Ace permana 40 2 Dani 40 3 Tata Wiharja 40 Berdasarkan data tersebut diatas, aspek volume suara dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian kurang ada 3 orang dari 21 siswa ini berarti hanya 14,2% siswa yang mamapu mengatur Intonasi suara pada saat membacakan puisi c. Deskrifsi data untuk Penilaian Aspek Penjiwaan Membaca Puisi Tabel 4.8 Daftar siswa yang memperoleh skor 61 – 80 No Nama Siswa Skor 1 Hosiah 70 2 Jujun Junaedi 65 3 Rantini 70 4 Siti Nuriah Hasanah 65
5 Sunardi Syaban 65 6 Yogi Prayoga 70 Berdasarkan data tersebut diatas, jumlah siswa yang bisa menjiwai puisi yang dibacanya dengan penilaian baik ada 6 orang dari 21 siswa, artinya ada 28,5% siswa yang bisa atau dengan penilaian baik dalam menjiwai puisi yang dibawakannya. Tabel 4.9 Daftar siswa yang memperoleh skor 41 - 60 No Nama Siswa Skor 1 Abdul Kodir Jaelani 50 2 Aceng Suryana 50 3 Dani 55 4 Dedeh 60 5 Isak Sugiar 50 6 Muhamad Paisal 60 7 Nacih 60 8 Repta Andriawan 50 9 Yulia Ningsih 55 10 Fitria Handayani 60 11 Yogi Nurizka 55 Deskripsi data pretes , pada aspek Penjiwaan untuk siswa yang membaca puisi dengan nilai cukup ada 11 orang dari 21 siswa, ini berarti 52% siswa yang mampu menjiwai pada saat membaca puisinya dengan nilai cukup. Tabel 4.10 Daftar siswa yang memperoleh skor 21 - 40 No Nama Siswa Skor 1 Ace Permana 40 2 Rita Fitrianingsih 40 3 Tata Wiharja 40 4 Rika Sri Hastuti 40 Berdasarkan data tersebut diatas, Penjiwaan dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian kurang ada 4 orang dari 21 siswa ini berarti hanya 19% siswa yang kurang mampu menjiwai pada saat membaca puisinya PEMBAHASAN a. Deskripsi Data penelitian untuk Penelitian Aspek Irama membaca puisi Tabel 4.12 Daftar siswa yang memperoleh skor 81 – 100 No Nama Siswa Skor 1 Hosiah 85 2 Siti Nuruah Hasanah 85 Berdasarkan data tabel 4.12 diatas, aspek irama dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian baik dari 21 siswa adalah 2 orang, berarti 9,5% siswa sudah baik sekali dalam penggunaan iramanya. Tabel 4.13 Daftar siswa yang memperoleh skor 61 - 80 No Nama Siswa Skor
` 1 Abdul Kodir Jaelani 70 2 Jujun Junaedi 70 3 Muhamad Faisal 75 4 Rantini 70 5 Refta Andriawan 70 6 Yogi Prayoga 80 7 Fitria Handayani 65 8 Yogi Nurizka 75 9 Rika Sri Hastuti 65 Tabel data 4.13 diatas, pada aspek irama untuk siswa yang membaca puisi dengan nilai cukup adalah 9 siswa dari 21 siswa, ini berarti 42,8% siswa kelas IV SD sudah baik dalam membacakan puisi. Tabel 4.14 Daftar siswa yang memperoleh skor 41 - 60 No Nama Siswa Skor 1 Aceng Suryana 60 2 Ace Permana 55 3 Dani 50 4 Dedeh 60 5 Isak Sugiar 60 6 Nacih 55 7 Rita Fitrianingsih 60 8 Sunardi Syaban 50 9 Tata Wiharja 50 10 Yulia Ningsih 60 Berdasarkan data tabel 4.14 diatas, aspek irama dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian kurang ada 10 orang dari 21 siswa berarti 47,6% siswa yang sudah cukup membaca puisi. b. Deskripsi Data penelitian untuk Penelitian Aspek Intonasi Suara membaca puisi Tabel 4.15 Daftar siswa yang memperoleh skor 81 – 100 No Nama Siswa Skor 1 Hosiah 85 2 Rantini 85 3 Siti Nuriah Hasanah 85 4 Fitria Handayani 85 Berdasarkan data tabel 4.15 diatas, aspek intonasi suara dalam membaca puisi yang berhasil dibawakan oleh siswa dengan penilaian baik dari 21 siswa adalah 2 orang, berarti 19% siswa sudah berhasilmembawakan puisi dengan intonasi suara yang baik sekali. Tabel 4.16 Daftar siswa yang memperoleh skor 61 - 80 No Nama Siswa Skor 1 Abdul Kodir Jaelani 70 2 Aceng Suryana 70 3 Dedeh 65 4 Isak Sugiar 65 5 Muhamad Faisal 75 6 Repta Andriawan 65
7 8 9
Yogi Prayoga Yogi Nurizka Rika Sri hastuti
80 80 65
Berdasarkan data tabel 4.16 diatas, pada aspek Volume Suara untuk siswa yang membaca puisi dengan nilai baik ada 9 orang dari 21 siswa, ini berarti 42,8% siswa sudah baik mengeluarkan intonasi suara pada saat membaca puisi. Tabel 4.17 Daftar siswa yang memperoleh skor 41 - 60 No Nama Siswa Skor 1 Ace Permana 55 2 Dani 55 3 Jujun Junaedi 60 4 Nacih 60 5 Rita Fitrianingsih 55 6 Sunardi Syaban 50 7 Tata Wiharja 60 8 Yulia Ningsih 50 Berdasarkan data tabel 4.17 diatas, bahwa siswa yang mengeluarkan volume suara dengan penilaian cukup ada 8 orang dari 21 siswa ini berarti hanya 38% siswa yang cukup mengeluarkan volume suara pada saat membaca puisi. c. Deskrifsi data untuk Penilaian Aspek Penjiwaan Membaca Puisi Tabel 4.18 Daftar siswa yang memperoleh skor 81 – 100 No Nama Siswa Skor 1 Dedeh 85 Berdasarkan data tabel 4.18 diatas, anak yang sudah menjiwai puisi yang dibacanya dengan baik ada 1 orang dari 21 siswa, artinya ada 4,7% siswa yang sudah mampu menjiwai dengan baik sekali puisi yang dibacanya. Tabel 4.19 Daftar siswa yang memperoleh skor 61 - 80 No Nama Siswa Skor 1 Abdul Kodir Jaelani 70 2 Muhamad Faisal 80 3 Rantini 80 4 Siti Nuriah Hasanah 80 5 Sunardi Syaban 65 6 Yogi Prayoga 75 7 Fitria Handayani 70 8 Yogi Nurizka 80 9 Rika Sri Hastuti 70 Dari tabel 4.19 diatas, siswa yang menjiwai puisi dengan baik ada 9 orang dari 21 siswa, ini berarti 42,8% siswa yang mampu menjiwai dengan baik puisi yang dibacanya. Tabel 4.20 Daftar siswa yang memperoleh skor 41 - 60 No Nama Siswa Skor
` 1 Aceng Suryana 60 2 Ace permana 55 3 Dani 60 4 Hosiah 50 5 Isak Sugiar 50 6 Jujun Junaedi 55 7 Nacih 60 8 Repta Andriawan 60 9 Rita Fitrianingsih 55 10 Tata Wiharja 50 Dari data tabel 4.20 diatas, Penjiwaan dalam membaca puisi yang dibawakan oleh siswa dengan penilaian kurang ada 10 orang dari 21 siswa ini berarti hanya 47,6% siswa dengan penilaian kurang mampu menjiwai puisi yang dibacanya. KESIMPULAN Berdasarkan pengolahan data dan analisa data serta pengujian hipotesis, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: a. Model pembelajaran membaca puisi dengan mtode CTL dapat meningkatkan aktifitas siswa untk mempelajari pembacaan puisi dengan baik. b. Metode CTL merupakan salah satu metode yang efektif digunakan untuk meningkatkan pembelajaran puisi. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan hasil tes awal dan tes akhir yang jumlah rata-rata meningkat dari rata-rata 5,6 menjadi 6,93, artinya pembelajaran membca puisi dengan teknik membaca nyaring sangat disenangi oleh siswa sehingga aktifitas belajar siswa lebih meningkat. c. Pembelajaran membaca puisi dengan metode CTL dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar apresiasi puisi sehingga meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar apresiasi puisi sehingga memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian hipotesis, diperoleh hasil t hitung 12,5 sedangkan
t tabel 2,00 atau dengan kata lain t hitung lebih besar dari t tabel, karena 12,5 > 2,00 DAFTAR PUSTAKA I. Depdiknas, 2006, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Bahasa Indonesia Sekolah Dasar, Jakarta : BSNP II.
Depdikbud, 2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
III. Hardjasujana, 1996, Materi Pokok membaca, Jakarta : Karunika IV. J. Waluyo Herman, 1987, Teori dan Apresiasi Puisi, Jakarta : Erlangga V. Rahmanto, B. 1998, Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta : BPFE VI. Sayuti, A. Suminto, 2002, Berkenalan dengan Puisi, Jakarta : Erlangga VII. Tarigan, 1990, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa VIII TeeuW, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra, Jakarta, Pustaka Jaya IX.
Warsidi, Edi, 2009, Bahasa Indoneisa Membuatku Cerdas, Untuk SD Kelas IV, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional