FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOTOBOI KECIL KOTA KOTAMOBAGU Liana L. Agow*, Jootje. M. L. Umboh**, Hesti Lestari* *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Air Susu Ibu merupakan asupan yang sangat baik pada 6 bulan pertama kehidupan. Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik peningkatan gizi dan kualitas sumber daya, ASI mengandung zat – zat gizi yang struktur dan kualitasnya sangat cocok dan mudah diserap oleh bayi. Cakupan pemberian ASI eksklusif di propinsi Sulawesi Utara masih jauh dari target nasional yaitu sebesar 70%. Puskesmas Motoboi Kecil (15,1%). Tujuan penelitian ini untuk faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asi eksklusif di di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan cross-sectional study. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua ibu-ibu yang memiliki anak usia 7-12 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Sampel penelitia ini dipilih diantara populasi yang memenuhi criteria inklusif penelitian, pengambilan sampel di piih dengan cara acak sederhana (simple random sampling). Analisis yang digunakan ialah univariat, bivariat dengan uji chi-square, dan multivariate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikan Pendidikan Ibu (0,244), Sikap Ibu (0,148), Usia Ibu (0,022), Paritas (0,000) dan Dukungan petuas kesehatan (0,000) dengan pemberian ASI Eksklusif DI Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa factor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu yaitu Usia, paritas dan dukungan tenaga kesehatan. Di harapkan kepada para petugas kesehatan lebih aktif memberikan penyuluhan mengenai pentingnya member ASI eksklusif kepada bayi, sejak ibu memeriksakan kehamilannya sampai bayi lahir untuk mendukung ibu memberikan ASI ekslusif kepada bayinya . Kata Kunci: ASI Eksklusif ABSTRACT BMS is an excellent intake in the first 6 months of life. Breastfeeding infants is the best way of improving nutrition and quality of the resource, breast milk contains substances - nutrients that the structure and quality is very suitable and easily absorbed by the baby. Scope of exclusive breastfeeding in the province of North Sulawesi is still far from the national target of 70%. Small Motoboi Puskesmas (15.1%). The purpose of this study for the factors associated with exclusive breastfeeding in at Puskesmas Small Motoboi Kotamobagu City. This study uses observational analytic with cross-sectional study. The population in this study are all mothers who have children aged 7-12 months in Puskesmas Small Motoboi Kotamobagu City. Samples have been empirically among the population that meets the criteria of inclusive studies, sampling at Choose your random way (simple random sampling). The analysis is univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate analysis. The results showed that the significant value of Capital Education (0.244), Attitude Capital (0.148), age of mother (0.022), parity (0.000) and health petuas Support (0,000) with exclusive breastfeeding in Puskesmas Small Motoboi City Kotamobagu. Based on the results of this study concluded that the factors associated with exclusive breastfeeding in Puskesmas Small Motoboi City Kotamobagu ie age, parity and support of health workers. Is expected to be more active health workers educate members about the importance of exclusive breastfeeding to infants, since maternal checkups until the baby is born to give exclusive breastfeeding support mothers to their babies. Keyword: Exclusive ASI
PENDAHULUAN
mempersiapkan
Kualitas anak masa kini merupakan penentu
dimasa yang akan datang maka anak perlu
kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dipersiapkan agar anak bisa tumbuh dan
dimasa yang akan datang. Pembangunan
berkembang
manusia
dengan
dengan kemampuannya. Tumbuh kembang
pembinaan anak masa sekarang. Untuk
anak dipengaruhi berbagai faktor, salah satu
masa
depan
dimulai
30
SDM
seoptimal
yang
berkualitas
mungkin
sesuai
faktor terpenting adalah pemberian Air Susu
kehilangan
Ibu (ASI).
wanita, ibu yang lebih mudah masi belum
UNICEF
menyatakan
daya
tarik
sebagai
seorang
bahwa
matang dan belum siap secara jasmani dan
memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan
social dalam menyusui bayi yang di lahirkan.
dapat menyelamatkan 1,3 juta jiwa anak di
Dan ibu dengan pendidikan tinggi berpeluang
seluruh dunia dan 30.000 kematian bayi di
4 kali lebih besar memberikan ASI Ekslusif
Indonesia serta 10 juta kematian anak balita
di
di dunia setiap tahun bisa dicegah melalui
berpendidikan rendah.
pemberian ASI Ekslusif (Ida, 2012) .
bandingkan
dengan
ibu
yang
Cakupan pemberian ASI eksklusif di
Menurut WHO dan UNICEF (2012), dari
propinsi Sulawesi Utara masih jauh dari
sejumlah 136,7 juta bayi lahir di seluruh
target nasional yaitu sebesar 70%. Capaian
dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang
ASI eksklusif pada tahun 2011 hanya
disusui secara eksklusif dalam 6 bulan
mencapai 26,3%, pada tahun 2012 meningkat
pertama, sedangkan di negara industri, bayi
mencapai 42,56%. (Anonim, 2012)
yang tidak diberikan ASI eksklusif lebih
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
besar meninggal dari pada bayi yang diberi
pemberian
ASI
predisposisi (predisposing factors) yang
eksklusif.
berkembang
Sementara
hanya
39%
di ibu
negara yang
mencakup
ASI
eksklusif
pengetahuan
ialah
individu,
faktor
sikap,
memberikan ASI eksklusif. Hal ini dapat
kepercayaan, tradisi, norma sosial dan unsur-
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
unsur lain yang terdapat dalam diri individu
manusia pada masa yang akan datang dan
dan masyarakat; faktor pendukung (enabling
berdampak pada status kesehatan masyarakat
factors) yaitu tersedianya sarana pelayanan
(Anonim, 2011).
kesehatan
Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan
tentang ASI eksklusif
dan
mencapainya;
dan
kemudahan faktor
untuk pendorong
tetapi
(reinforcing factors) yaitu sikap dan perilaku
cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih
petugas kesehatan (Cai, X, Wardlaw T,
rendah.
Brown Dw 2012)
Hasil
Riset
Kesehatan
Dasar
(Riskesdas ) tahun 2013 menunjukkan bahwa
Mamonto (2015) yang meneliti faktor-
persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif
faktor yang berhubungan dengan pemberian
di Indonesia adalah 30,2 % . Kondisi ini
ASI eksklusif pada bayi di wilayah kerja
masih sangat jauh dari target nasional yaitu
puskesmas
80 % Rendahnya Asi eksklusif ini tentu di
Kotamobagu
sebabkan oleh berbagai factor (Anonim
menemukan bahwa ibu-ibu yang mempunyai
2011). Menurut Abdula dan Ayubi. (2012)
bayi diwilayah kerja Puskesmas Kotobangon
factor yang mempengaruhi pemberian ASI
Kotamobagu, mayoritas tidak memberikan
ekslusif adalah : ibu bekerja atau kesibukan
ASI Eksklusif (73%) dibandingkan dengan
social sehingga memberikan susu botol, takut
ibu yang memeberikan ASI eksklusif (27%). 31
Kotobangon Timur
Kota
Kecamatan Kotamobagu,
Analisis bivariat diperoleh data terdapat
eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
hubungan yang bermakna antara tempat
Motoboi Kecil Kotamobagu.
persalinan ibu, penolong persalinan ibu, peran petugas kesehatan, sikap ibu dengan
METODE PENELITIAN
pemberian ASI eksklusif dan tidak ada
Jenis penelitian ini menggunakan desain
hubungan yang bermakna antara pekerjaan
penelitian
ibu, pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
pendekatan
Eksklusif.
dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Hasil
Uji
regresi
logistic
kuantitatif cross
Kecil
menggunakan sectional
menunjukkan variabel sikap merupakan yang
Motoboi
paling erat berhubungan dengan pemberian
dilaksanakan
ASI ekslusif.
Desember 2016. Populasi penelitian ini
pada
Kotamobagu,
yang
bulan
dan
September-
Berdasarkan data ASI eksklusif tahun
adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi
2014 jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif
berumur 7 - 12 bulan maka sampel penelitian
di
Selatan
80 ibu Teknik Pengambilan Sampel. Analisis
Puskesmas Motoboi Kecil yaitu berjumlah
data dalam penelitian ini menggunakan
(17,6%) dan kecamatan Kotamobagu Timur
Sofware SPSS versi 21, menggunakan tiga
Puskesmas Kotabangon berjumlah (7,8%),
analisis yaitu univariat, bivariat, multivariat.
Kecamatan
Kotamobagu
dan untuk data tahun 2015 di Kecamatan Kotamobagu Selatan Puskesmas Motoboi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kecil
dan
Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan
kecamatan Kotamobagu Timur Puskesmas
pemberian ASI Eksklusif DI Wilayah
Kotobangun berjumlah (8,9%).
Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota
yaitu
berjumlah
(15,1%)
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin
mengetahui
berhubungan Tabel 1
faktor-faktor
dengan
pemberian
Kotamobagu
yang ASI
Hubungan Antara Pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif DI Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu ASI Eksklusif EKsklusif Tidak Ekslusif n % n % 14 20,9 53 79,1 1 7,7 12 92,3
Pendidikan Ibu Tinggi rendah Berdasarkan
tabulasi
n 67 13
Nilai p % 100 100
0,244
OR 3,17
antara
eksklusif, Sedangkan dari 13 responden yang
pendidikan ibu dengan pemberian ASI
berpendidikan rendah hanya 1 responden
Eksklusif diketahui bahwa 67 responden
(7,7%) yang memberikan ASI Ekslusif.
yang berpendidikan tinggi sebanyak 14
Berdasarkan hasil penelitian analisis uji Chi-
responden
Square di dapatkan hasil nilai p sebesar 0,244
(20,9%)
silang
Total
memberikan
ASI 32
> 0,55 yang menunjukkan bahwa pendidikan
kesehatan berhubungan dengan perilaku
ibu tidak berhubungan dengan pemberian
pemberian makan pada anak. Ibu-ibu usia
ASI ekslusif dalam penelitian ini diperoleh
lebih muda (<25-34 tahun) sangat signifikan
hasil bahwa responden yang berpendidikan
pengetahuannya
tinggi dan rendah sama-sama lebih banyak
dalam pemberian makanan pada anak (ASI
tidak memberikan ASI eksklusif.
ekslusif). Dibandingkan dengan mereka yang
Hal ini menunjukkan bahwa tinggi
Puskesmas
Moboi
Kecil
kurangpengalaman
memiliki pendidikan rendah.
rendahnya pendidikan ibu-ibu di wilayah Kerja
yaitu
Veghari dkk (2014) bahwa lamanya
Kota
pemberian ASI ekslusif berhubungan dengan
Kotamobagu tidak mempengaruhi mereka
tingkat
pendidikan
ibu.
Ibu-ibu
dalam memberikan ASI Eksklusif. Terdapat
berpendidikan
rendah
beberapa alas an yang menyebabkan hal ini
mendapatkan
pengetahuan
yaitu ASI baru keluar 203 hari setelah
Demikian halnya pendidikan ibu di Brazil
melahitkan sehingga penolong persalinan
dan Iraq. Ibu yang berpendidikan rendah
memberikan susu formula, ASI hanya sedikit
lebih kurang mendapat pengetahuan tentang
keluar setelah melahirkan sehingga dianggap
konsep pemberian ASI Ekslusifdari pda ibu-
todak cukup untuk bayi, ibu harus bekerja
ibu yang berpendidikan tinggi
lebih
yang kurang
tentang
ASI.
dan produksi ASI sudah tidak ada atau kering sebelum bayinya berumur 6 bulan, Hasil
Hubungan Antara Sikap Ibu dengan
Pnelitian
penelitain
pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
firmansyah dan Mahmudah (2012) yang
Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota
menunjukkkan bahwa pendidikan formal ibu
Kotamobagu
ini
sejalan
dengan
tidak berpengaruh terhadap tindakan ibu untuk memberikan ASI secara eksklisif pada bayinya sampai usia 6 bulan. Ogbo dkk (2015) menyatakan bahwa usia ibu yang rendah (muda), pendidikan, rendahnya
tingkat
kesejahteraan
rumah
tangga, jumlah kunjungan antenatal serta persalinan lewat Caesar dengan fasilitas
Tabel 2
Hubungan Antara Sikap Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu
Sikap Ibu Baik Kurang Baik
ASI Eksklusif EKsklusif n % 13 22,4 2 9,1
Tidak Ekslusif n % 45 77,6 20 90,9 33
Total n 58 22
Nilai P % 100 100
0,148
OR 2,889
Tabulasi silang antara sikap ibu dengan
ini di sebabkan karena kurangnya kesadaran
pemberian
menunjukkan
ibu-ibu untuk memberikan ASI Ekslusif dan
bahwa dari 58 responden yang memiliki
masih terdapat anggapan bahwa susu formula
sikap yang baik hanya 13 responden (22,4 %)
lebih praktis dari ASI.
ASI
eksklusif
memberikan ASI eksklusif, sedangkan 22
Hasil penelitian firmasyah dan Mahmud
responden yang memiliki sikap yang kurang
(2012)
di
Kabupaten
Tuban
yang
baik sebanyak 2 responden (9,1 %) yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
meberikan ASI Eksklusif. Hasil analisis uji
yang bermakna antara sikap ibu dengan
chi-square menunjukkan nilai p sebesar
pemberian ASI ekslusif.
0,148 > 0,005 sehingga dapat di simpulkan
Hasil Penelitian ini berbeda dengan Astuti
bahwa sikap ibu tidak berhubungan dengan
(2010) yang menemukan bahwa sikap yang
pemberian ASI Ekslusif.
baik
tentang
ASI
ekslusif
mempunyai
Dalam penelitian ini di peroleh hasil
peluang 5,94 kali untuk memberikan ASI
bahwa responden yang memiliki sikap yang
Ekslusif di bandingkan ibu yang mempunyai
baik dan kurang baik sama-sama lebih
pengetahuan yang rendah
banyak tidak meberika ASI ekslusif. Bagi ibi-ibu di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi
Hubungan
Kecil sikap yang baik ataupun kurang
pemberian ASI Eksklusif di Wilayah
tentang ASI ekslusif tidak mempengaruhi
Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota
mereka untuk memberikan ASI ekslusif. Hal
Kotamobagu
Antara
Usia
Ibu
dengan
Tabel 3 Hubungan Antara Usia Ibu dengan pemberian ASI Eksklusif diWilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu Usia Baik Kurang Baik
ASI Eksklusif EKsklusif n % 3 8, 1 12 27,9
Tidak Ekslusif n % 34 91 ,9 31 72,1
Total
Nilai P
n 37 43
% 100 100
OR
0,022
4,387
Tabulasi silang antara usia ibu dengan
uji chi-square menunjukkan nilai p sebesar
pemberian
0,022 < 0,005 sehingga dapat di simpulkan
ASI
eksklusif
menunjukkan
bahwa dari 43 responden yang memiliki usia
bahwa
yang kurang baik sebanyak 12 responden
bermakna dengan pemberian ASI Ekslusif.
(27,9
Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 4,387 bearti
%)
memberikan
ASI
eksklusif,
Usia
ibu
responden
usia yang baik sebanyak 3 responden (8,1 %)
memberikan ASI Eksklusif sebesar 4,387
34
usianya
kurang
secara
sedangkan dari 37 responden yang memiliki
yang meberikan ASI Eksklusif. Hasil analisis
yang
berhubungan
baik
kali di banding dengan responden yang
Salah satu faktor yang penting dalam
usianya baik. Berdasarkan
kehamilan adalah umur ibu waktu hamil baik penelitian,
untuk kepentingan si ibu maupun janin dalam
responden yang memiliki usia yang kurang
pembentukan ASI. Usia 16 – 20 tahun
baik 27,9 % memberikan ASI Ekslusif,
dianggap masih berbahaya meskipun lebih
sedangkan responden yang yang memiliki
kurang
usia yang baik 8,1 % yang memberikan ASI
sebelumnya, namun secara mental psikologis
esklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa
dianggap masih belum cukup matang dan
apabila ibu yang memiliki usia yang kurang
dewasa untuk menghadapi kehamilan dan
baik kemungkinan ibu tidak memberikan ASI
kelahiran. Umur 20 – 35 tahun adalah
ekslusif kepada bayinya karena dengan factor
kelompok umur yang paling baik untuk
usia yang masih mudah. Dari hasil penelitian
kehamilan sebab secara fisik sudah cukup
responden yang memiliki usia di bawah 20
kuat juga dari segi mental sudah cukup
tahun mereka hanya satu kali saja memberika
dewasa. Umur > 35 tahun dianggap sudah
ASI kepada bayi mereka selanjutnya di
mulai bahaya lagi, sebab secara fisik jika
lanjutkan dengan susu formula.
jumlah kelahiran sebelumnya cukup sudah
Hasil
data
Penelitian
hasil
ini
sejalan
resikonya
dibanding
umur
dengan
mulai menurun kesehatan reproduksinya
penelitian yang di lakukan oleh Zakiyah
apalagi banyak atau lebih dari tiga, dan
(2012) di kecamatan Kaliders Jakarta Barat
kemampuan
yang menunjukkan bahwa semua ibu-ibu
usianya lebih tua, produksi ASI-nya lebih
yang masih mudah tidak memberikan ASI
rendah daripada yang usianya lebih muda
ibu untuk menyusui
yang
ekslusif. Demikian pula penelitian yang di
Pemberian ASI ekslusif merupakan hal
lakukan Firmansyah dan Mahmudah (2012)
yang terbaik bagi bayi. Hal ini di dukung
di Kabupaten Tuban yang manyatakan bahwa
oleh bukti secara alamiah bahwa bayi yang di
tidak ada perbedaan dalam memberikan ASI
beri ASI Ekslusif akan lebih sehat. Bayi yang
Ekslusif antara Usia yang baik dengan yang
tidak di beri ASI ekslusif akan 3 kali lebih
kurang
yang
sering di rawat dari pada nbayi yang di beri
memiliki usia yang baik lebih tahu untuk
ASI eklusif. Ini berarti bayi yang di beri ASI
memberikan
sedangkan
ekslusif lebih jarang di bawa kedokter
respunden yang memiliki usia yang kurang
sehingga ibu lebih jarang juga meningalkan
baik
kesibukannya.
baik,
dapat
karena
ASI
responden
ekslusif
meyediakan
ASI
ekslusif
cadangan. Determinan utama penyakit sehingga ASI
Hubungan Antara Paritas Ibu Dengan
Ekslusif tidak di capai oleh ibu-ibu yang
Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah
masih sangat mudah (<25-34 tahun) kurang
Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota
pengalaman dalam memberikan makanan
Kotamobagu
pada anak (ASI Ekslusif). (Ogbo dkk, 2015). 35
Tabel 4 Hubungan Antara Paritas Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu ASI Eksklusif EKsklusif Tidak Ekslusif n % n % 14 32,6 29 55,6 1 2,7 36 94,3
Paritas Resiko Tinggi Resiko Rendah
Tabulasi silang antara Paritas ibu dengan pemberian
ASI
eksklusif
Total
Nilai P
n 43 37
% 100 100
OR
0,000
17,379
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menunjukkan
dilakukan oleh Zul Sathri (2010) yang
bahwa dari 43 responden yang memiliki
menyatakan
paritas dengan resiko tinggi sebanyak 14
berpengaruh terhadap lamanya menyusui.
responden
anak
tidak
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
eksklusif, sedangkan dari 37 responden yang
penelitian Andrianto Wai dan Besse Sarmila
memilikiparitas
rendah
bahwa semakin tinggi tingkat paritas ibu
yang
maka pengaruh positif terhadap pemberian
meberikan ASI Eksklusif. Nilai Odds Ratio
ASI eksklusif. Alasan mereka adalah karena
(OR) sebesar 17,379 bearti responden yang
jumlah
resiko
pengetahuan
1
tinggi
memberikan
jumlah
ASI
sebanyak
(32,6%)
bahwa
dengan
resiko
responden
dalam
(2,7%)
memberikan
ASI
anak
mempengaruhi dan
adanya
pengalaman
Eksklusif sebesar 17,379 kali di banding
menyusui
dengan responden yang resiko rendah
mempunyai anak banyak akan memberikan
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square
sebelumnya
tingkat
sehingga
ibu
ASI eksklusif.
didapatkan hasil nilai p = 0,000 < 0,005 yang
Secara teoritis paritas diperkirakan ada
menunjukan terdapat hubungan bermakna
kaitannya dengan arah pencarian informasi
antara
ASI
tentang pengetahuan ibu nifas/menyusui
Kerja
dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini
Puskesmas Motoboi Kecil sebagian besar
dihubungkan dengan pengaruh pengalaman
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
sendiri
paritas 1 atau paritas ≥ 2 ada perbedaan yang
pengetahuan
signifikan
prilaku saat ini atau kemudian
paritas
ekslusif.
dengan
Ibu-ibu
dalam
di
hal
pemberian Wilayah
pemberian
ASI
maupun yang
orang dapat
lain
terhadap
mempengaruhi
eksklusif, ini berarti belum ada pengalaman menyusui anak sebelumnya yang dimiliki
Hubungan Antara Dukungan Petugas
responden berpengaruh terhadap pemberian
Kesehatan
ASI eksklusif.
Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas
Dengan
Pemberian
Motoboi Kecil Kota Kotamobagu 36
ASI
Tabel 5 Hubungan Antara Dukungan Petugas Kesehatan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil Kota Kotamobagu Dukungan Petugas Kesehatan Mendukung Tidak Mendukung
ASI Eksklusif EKsklusif n % 14 3 4,1
Tidak Ekslusif n % 27 65,9
1
38
2,6
97,4
Total
Nilai P
n 41
% 10 0
39
100
OR
0 ,000
19,704
Tabulasi silang antara dukungan petugas
tidak mendapat penyuluhan dari petugas
kesehatan
ASI
kesehatan tentang ASI ekslusif baik di
41
Puskesmas maupun di posyandu. Sebanyak
eksklusif
ibu
dengan
pemberian
menunjukkan
bahwa
dari
responden yang mendapat dukungan dari
81,2
petugas kesehatan sebanyak 14 responden
petugas kesehatan juga tidak memberikan
(34,1%)
eksklusif,
penjelasan tentang dampak atau kekurangan
39 responden yang tidak
dari pemberian susu formula kepada bayinya
mendapat dukungan dari petugas kesehatan
apalagi jika ibu-ibu memiliki kendala dalam
sebanyak
yang
proses menyusui. Hal ini dapat di lihat dari
meberikan ASI Eksklusif. Nilai Odds Ratio
rendahnya cakupan ASI ekslusif di Wilayah
(OR) sebesar 19,704 bearti responden yang
Kerja Puskesmas Motoboi Kecil. Demikian
mendapat dukungan tenaga kesehatan dalam
juaga pada saat melahirkan baik di klinik
memberikan ASI Eksklusif sebesar 19,704
bersalin maupun di Rumah Sakit penolong
kali di banding dengan responden yang tidak
persalinan memberikan susu formula kepada
mendapat dukungan dari petugas kesehatan.
bayi dengan alas an produksi ASI masih
memberikan
sedangkan dari
1
ASI
responden
(2,6%)
Berdasarkan hasil analisis uji Chi-
%
responden
menyatakan
bahwa
sedikit
Square didapatkan hasil nilai p = 0,000 <
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
0.005 yang menunjukkan terdapat hubungan
dilakukan oleh Rahmawati, dkk (2013) yang
bermakna
petugas
menyatakan bahwa ada hubungan antara
kesehatan dengan pemberian ASI ekslusif.
peran petugas kesahatan dengan pemberian
Berdasarkan data hasil penelitian, responden
ASI eksklusif (r=231).
antara
dukungan
yang mendapat dukungan tenaga petugas
Menurut Soetjaningsih faktor lain yang
kesehatan sebanyak 36,4 % memberikan ASI
mempengaruhi pemberian ASI adalah faktor
Ekslusif, sedangkan responden yang kurang
kurangnya
mendapat dukungan dari petugas kesehatan
memberikan
hanya 6,4 % yang memberikan ASI ekslusif.
sehingga
Ibu-ibu
penerangan atau dorongan tentang manfaat
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas
Motoboi Kecil sebanyak 57, 5 % menyatakan
petugas informasi
masyarakat
pemberian ASI eksklusif.
37
kesehatan mengenai kurang
yang ASI
mendapat
Secara teoritis petugas kesehatan yang
di berikan makanan pralaktal berupa susu
mempunyai sikap positif terhadap pemberian
formula dengan alas an produksi ASI sedikit
ASI eksklusif dan mau memotivasi ibu-ibu
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
untuk memberikan ASI eksklusif pada
bayi.
bayinya akan berpengaruh pada pemberian
Dukungan
tenaga
kesehatan
dalam
ASI eksklusif. Seorang ibu yang tidak pernah
pemberian ASI eklusif bukan hanya dalam
mendapatkan informasi tentang manfaat ASI
pemberian informasi tapi di tujukan dengan
eksklusif serta tidak dimotivasi oleh petugas
tindakan tenaga kesehatan dalam pemberian
kesehatan
tidak
ASI ekslusif bagi keluarganya, karena hal ini
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
yang akan mempengaruhi peneliana ibu akan
Jadi peran petugas kesehatan Merupakan
dukungan
salah satu faktor penentu terhadap pemberian
memberikan konseling kepada ibu jika ada
ASI eksklusif (Briton, dkk, 2007).
amasalah yang terjadi yang berkaitan dengan
cenderung
untuk
yang di
berikan,
selain itu
pemberian ASI ekslusif, tetapi terkadang Hubungan Antara Pendidikan Ibu, Sikap
terjadi justru sebalinya beberapa tenaga
Ibu, Usia Ibu, Paritas, Dukungan petuas
kesehatan sendiri yang memberikan anaknya
kesehatan dan pemberian ASI Eksklusif
susu formula sebelum usia 6 bulan dan
DI Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi
menyarankan memberikan susu formula jika
Kecil Kota Kotamobagu
terjadi permasalahan ibu dalam pemberian
Berdasarkan hasil akhir analisis multivariate
ASI ekslusif
sebagaimana pada table di atas diketahui
Menurut Kemenkes (2013) petugas
bahwa nilai p yang terkecil atau nilai
kesehatan dapat berpera penting dalam
signifikan tertinggi adalah variable dukungan
memberikan dukungan
petugas kesehatan yaitu 0,015. Faktor paling
membantu ibu menyusui yang mengalami
dominan berhubungan dengan Pemberian
hambatan sehingga dengan mtivasi yang di
ASI ekslusif adalah dukungan petugas
berikan oleh petugas kesehatan akan muncul
kesehaan setelah di control oleh variable
rasa percaya diri ibu untuk meyusui bayinya,
paritas
akan
dan
usia.
Di
Wilayah
Kerja
tetapi
psikologis untuk
nenerapa
Puskesmas Motoboi Kecil ini sebanyak
membuktukan
48,8% ibu-ibu kurang mendapat dukungan
kesehatan sangat mempengaruhi pemilihan
dari petugas kesehatan untuk memberikan
makanan bayi oleh ibunya.
ASI ekslusif. Petugas kesehatan kurang
Peran
bahwa
tenaga
sikap
penelitian
kesehatan
petugas
sangat
member dukungan sejakkehamilan sampai
berpengaruh dalam proses pemberian ASI
ibu melahirkan dimana ketika ibu hamil
kepada bayi. Bidan, perawat dan dokter
mamriksakan kehamilan kurang mendapat
adalah orang yang membantu pertama ibu
informasi tentang ASI ekslusif dan ketika
bersalin di tempat pelayanan kesehatan
melahirkan di tempat persalinan bayi sudah
ataupun di rumah sakit. Petugas kesehatan di 38
kamar bersalin harus memahami tatalaksana
Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil
laktasi
Kota Kotamobagu
yang
baik dan
benar,
petugas
kesehatan harus mempunyai sikap yang
5. Terdapat
hubungan
yang
signifikan
positif terhadap penyusuan dini (Supariyanto,
antara paritas ibu dengan pemberian ASI
2010).
ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Pemberian ASI secara ekslusif ada hubungannya
dengan
peran
Motoboi Kecil Kota Kotamobagu
petugas
6. Dukungan tenaga kesehatan merupakan
kesehatan, sikap dan perhatian oleh para ahli
factor yang paling dominan berhubungan
kesehatan yang berkaitan dengan menyusui
dengan pemberian ASI eksklusif di
sangat iperlukan terutama dalam menghadapi
Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil
promosi pabrik pembuat susu formula dan
Kota Kotamobagu setelah di control oleh
pemberian makanan pendamping ASI seperti
variabel paritas dan usia ibu.
pisang, madu, bubur nasi. Posisi Strategis dari peranan instasi kesehatan dan para
SARAN
petugas kesehatan di Indonesia terutama di
Bagi Dinas Kesehatan untuk membuat
puskesmas
bagi
program pelatihan dan penyegaran serta
operasional
memberlakukan kebijakan tentang sepuluh
sangat
pelaksanaan
bermanfaat
kegiatan
pemasyarakaytan
ASI
(Rahmawati,
dkk
langkah
2013).
menyusui
di
rumah
sakit,
puskesmas, klinik bersalin dan bidan praktek swasta , serta membuat tindakan tegas bagi petugas
KESIMPULAN 1. Terdapat
menambah
pengetahuan tentang pemberian ASI Ekslusif
antara usia ibu dengan pemberian ASI
kepada bayi sehingga bisa diaplikasikan
ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas
dalam penerapan kepada bayi khususnya
Motoboi Kecil Kota Kotamobagu
dalam pemberian ASI Ekslusif
terdapat
yang
dan
signifikan
2. Tidak
hubungan
kesehatan
hubungan
antara
pendidikan ibu dengan pemberian ASI
DAFTAR PUSTAKA
ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Aninomous. 2012. Peraturan Pemerintah
Motoboi Kecil Kota Kotamobagu
Republik Indonesia Nomor 33 Tahun
3. Tidak terdapat hubungan antara sikap
2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu
ibu dengan pemberian ASI ekslusif di
Eksklusif . Kemenkes RI
Wilayah Kerja Puskesmas Motoboi Kecil
Anonimous.
Kota Kotamobagu 4. Terdapat antara dengan
hubungan
yang
signifikan
dukugan petugas kesehatan pemberian
ASI
ekslusif
Badan
Litbangkes.
Riset Kesehatan Dasar.
(Riskesdas)
Propinsi
2013.
Sulawesi
Utara. Kementerian Kesehatan RI.
di
39
Astuti, Isroni, 2010. Determinan Pemberian
Eksklusif Pada Bayi Di Wilayah Kerja
ASI Ekslusif Pada Ibu Menyusui.
Puskesmas Kotobangon Kecamatan
Jurnal Heakth Quality
Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu.
Britton, C, F.M. McCormicle, M.J, Refrew,
Tesis Program Studi Ilmu Kesehatan
A. Wade and SE, King, 2007. Support
Masyarakat
for Breastfeeding Mothers (review),
Universitas Sam Ratulangi
The Cochrane Collaboration, Willey &
Determints
Cai, X, Wardlaw T, Brown DW., 2012. Trends
In
Breastfeeding.
Pascasarjana
Ogbo, F.A, K.E. Agho and A. Page 2015.
Sons Ltd
Global
Program
Of
Suboptimal
Breastfeeding Practices In Nigeria.
Exclusive
Evidence From the 2008 Demoghrapic
(Journal)
and Health Survey. BMC Public Health.
http://www.international breast feeding
15 :259
jounal.com (Diakses 10 Agustus 2016)
Rahayu, S. dan N. Apriningrum. 2014.
Firmansyah, N. dan Mahmudah. 2012.
Faktor - Faktor Yang Berhubungan
Pengaruh Karakteristik (Pendidikan,
Pemberian
Pekerjaan), Pengetahuan Dan Sikap
Karyawati Unsika Tahun 2013.Jurnal
Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI
Ilmiah Solusi Vol. 1 No.1 Januari –
Ekslusif di Kabupaten Tuban. (Jurnal)
Maret 2014: 55-63
Fakultas
Kesehatan
ASI
Ekslusif
Pada
Masyarakat
Rahmawati, A., B. Bahar, dan A. Salam.
Universitas Airlangga. Portalgaruda.org
2011. Hubungan Antara Karakteristik
(Diakses 10 Agustus 2016)
Ibu, Peran Petugas Kesehatan Dan
Ida. 2012. Faktor – Faktor yang Berhubungan
Dukungan
Keluarga
Dengan
dengan Pemberian ASI Ekslusif 6 Bulan
Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah
di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri
Kerja
Muka Kota Depok. (Jurnal) Fakultas
Kabupaten Bone.
Kesehatan Indonesia.
Masyarakat Lib.ui.ac.id
Universitas (Diakses
Zakiya,
10
Puskesmas
2012.
Bonto
Cani
Faktor-Faktor
yang
berhubungan dengan Pemberian ASI
Oktober 2015).
Eksklusif
Mamonto, T. 2015. Faktor-Faktor Yang
di
Kelurahan
Semanan
Kecamatan Kalideres Jakarta Barat
Berhubungan Dengan Pemberian ASI
Tahun 2012. Universitas Indonesia.
40