HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI DI DESA TOLOMBUKAN BARAT KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Toar Obet Rotulung*, Paul A. T. Kawatu*, Wulan P. J. Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado
ABSTRAK Suatu pekerjaan jika dilakukan dalam waktu yang lama atau bahkan bertahun – tahun. , kemudian para pekerja melakukan suatu kebiasaan yang lama – kelamaan menjadi suatu perilaku buruk akan mengakibatkan kecenderumgan perubahan metode kerja yang menimbulkan kondisi kerja kurang ergonomis dan bisa berdampak terjadinya keluhan otot. Salah satu akibat dari kerja manual, yaitu meningkatkan terjadiya keluhan pada pekerja, seperti; terjadinya sakit pada pergelangan tangan, tulang belakang, dan sakit pada bagian kaki. Keluhan-keluhan hingga kerusakan inilah yang diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor yang diantaranya adalah masa kerja dan sikap kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dan siakp kerja dengan keluhan musculoskeletal pada petani di Desa Tolombukan Barat Kecamatan Pasan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional study (potong lintang). Bertempat di Desa Tolombukan Barat pada bulan Agustus – Oktober 2015 dengan jumlah Populasi sebanyak 50 orang. Variabel yang diteliti adalah masa kerja dan sikap kerja dengan keluhan muskuloskeletal. Pengambilan data masa kerja dan sikap kerja menggunakan kuisioner, dan keluhan muskuloskeletal menggunakan metode Nordic Body Map (NBM). Uji hubungan menggunakan uji korelasi spearman dengan α = 0,05 dan confidence interval 95%. Hasil penelitian menunjukan bahwa, masa kerja responden terbanyak pada kelompok >21 tahun sebanyak 29 responden atau sebesar 58,0%, sikap kerja responden yang terbanyak adalah 19 responden atau sebesar 38,0%, dan responden yang mengalami keluhan musculoskeletal tinggi sebanyak 25 responden atau sebesar 50,0%. Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis bivariat diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki hubungan dengan keluhan musculoskeletal yaitu masa kerja dengan (α =0,000) dan sikap kerja dengan (α =0,000). Terdapat hubungan antara masa kerja dan sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal. Kata Kunci: Masa Kerja, Sikap Kerja, Keluhan Musculoskeletal ABSTRACT A job if done in a long time or even many years. Then, the workers doing an old habit - gradually became a trend bad behavior will result in changes to working methods that cause less ergonomic working conditions and can affect the occurrence of muscle complaints. One result of manual labor, which increases occur complaint to workers, such as; the occurrence of pain in the wrist, spine, and pain in the legs. Complaints to the damage this is termed musculoskeletal complaints. Musculoskeletal complaints can be influenced by many factors including the length of service and working attitude. This study aims to determine the relationship between working life and musculoskeletal complaints working of farmers in the village of West Tolombukan District of Pasan, Southeast Minahasa Regency. This study was observational analytic research using cross sectional approach (cross-sectional). Located in the village of West Tolombukan August - October 2015 the number of population of 50 people. The variables studied were length of service and working attitude with musculoskeletal complaints. Data retrieval period of employment and work attitude using questionnaires, and musculoskeletal disorders using Nordic Body Map (NBM). Test relationships using Spearman correlation test with α = 0.05 and 95% confidence intervals. The results showed that most respondents working age group> 21 years as many as 29 respondents, or by 58.0%, the majority of respondents working attitude is 19 respondents, or by 38.0%, and respondents who experienced higher by musculoskeletal complaints 25 respondents or by 50.0 %. Based on the results of research by bivariate analysis known that the independent variables linked to musculoskeletal complaints that period of employment with the (α = 0.000) and with the work attitude (α = 0.000). There is a relationship between length of service and working attitude with musculoskeletal complaints. Keywords: Period of Work, Work Attitude, Musculoskeletal Complaints
PENDAHULUAN
pada umur setengah baya, kekuatan dan
Masalah keselamatan kerja sudah dikenal sejak
ketahanan otot mulai menurun sehingga resiko
berabad-abad
terjadinya keluhan otot meningkat (Tarwaka,
yang
lalu
sejalan
dengan
perkembangan industri. Diketahui pula bahwa kondisi
lingkungan
kerja
juga
2015).
dapat
Petani di Minahasa Tenggara terutama
menimbulkan bahaya terhadap pekerja seperti
Desa Tolombukan Barat merupakan penghasil
kebisingan, suhu, cuaca kerja dan sebagainya
produksi
(Alamsyah dan Mulianti, 2013).
mengharuskan petani melakukan pekerjaan
jagung,
yang
pekerjaannya
Laporan dari The Bureau of Labour
dalam posisi dinamis. Dari hasil survei awal
Statistics (BLS) Departemen Tenaga Kerja
keluhan MSDs sangat sering di rasakan oleh
Amerika Serikat menunjukkan bahwa hampir
petani, seperti sakit pada pergelangan tangan,
20% dari semua kasus sakit akibat kerja dan
tulang belakang, dan sakit pada bagian kaki.
25% biaya kompensasi yang dikeluarkan
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
sehubungan dengan adanya keluhan pinggang
menganalisis hubungan antara masa kerja dan
dan keluhan-keluhan lainnya (Tarwaka, 2015).
sikap
Hasil studi laboratorium Pusat Studi Kesehatan
musculoskeletal pada petani yang ada di Desa
dan Ergonomi ITB pada tahun 2006-2007
Tolombukan Barat
diperoleh
data
Tenggara.
pekerja
melaporkan
bahwa
sebanyak
40-80%
keluhan
pada
kerja
dengan
keluhan
sistem
Kabupaten Minahasa
musculoskeletal sesudah bekerja (Hendra dan
METODE PENELITIAN
Oktarisya, 2010).
Jenis penelitian ini merupakan penelitian
Menurut Undang-Undang RI No 19 tahun
2013,
kegiatan
pendekatan cross sectional study (potong
mengelola sumber daya alam hayati dengan
lintang) yang dilakukan pada bulan Agustus -
bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan
Oktober 2015. Populasi dalam penelitian ini
manajemen untuk menghasilkan komoditas
berjumlah 50 orang yang terdaftar dalam
pertanian. Chaffin (1979) dan Guo et.al. (1995)
kelompoktani Sinar berkat dan Undu-unduman
dalam Tarwaka (2015) menyatakan bahwa
di Desa Tolombukan Barat. Penelitian ini
umumnya keluhan sistem musculoskeletal
menggunakan total populasi. Masa kerja pada
sudah mulai dirasakan pada usia kerja, yaitu
petani
25-65
pengukuran
tahun.
pertanian
Keluhan
adalah
observasional analitik dengan menggunakan
pertama
biasanya
diukur
menggunakan
sikap
kerja
kuesioner,
menggunakan
dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat
kuesioner REBA, dan keluhan muskuloskeletal
keluhan
dengan
menggunakan kuesioner Nordic Body Map.
bertambahnya umur. Hal ini terjadi karena
Analisis statistik masa kerja dan sikap kerja
akan
meningkat
sejalan
dengan keluhan Musculoskeletal menggunakan
= 95%.
uji korelasi spearman dengan α = 0,05 dan CI
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Tabel 1. Karakteristik Responden Menurut Umur dan Jenis Kelamin Karakteristik Responden N % Umur (Tahun) ≤ 30 1 2,0 31 – 40 11 22,0 41 – 50 18 36,0 ≥ 51 20 40,0 Jenis Kelamin Laki-laki 50 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa umur
responden yang terendah adalah ≤ 30 sebanyak
responden yang tertinggi adalah ≥ 51 sebanyak
1
20
responden berjenis kelamin laki – laki.
responden
(40,0%)
sedangkan
umur
responden
(2,0%).
Selain
itu,
semua
B. Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Petani di Desa Tolombukan Barat Tabel 2. Hubungan antara Masa Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Petani di Desa Tolombukan Barat No 1 2 3 4
Masa Kerja (Tahun) 6 – 10 11 – 15 16 – 20 > 21 Total
Keluhan Musculoskeletal Rendah Sedang Tinggi 3 2 0 2 5 1 0 8 0 1 4 24 6 19 25
Total 5 8 8 29 50
P value 0,000
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa masa
lama seseorang terpajan dengan faktor risiko
kerja yang tertinggi adalah ≥ 21tahun sebanyak
Musculoskeletal
29
analisis
semakin besar pula risiko untuk mengalami
menggunakan uji korelasi Spearman maka
Keluhan Musculoskeletal Disorders. Hasil ini
didapat hasil α = 0,000 (α < 0,05), yang berarti
juga sejalan dengan penelitian Nurhikmah
ada hubungan yang bermakna antara masa
(2011) yang terdapat hubungan yang bermakna
kerja dan keluhan musculoskeletal. Jadi,
antara
responden
(58,0%).
Hasil
semakin lama seseorang bekerja atau semakin
masa
Disorders
kerja
(MSDs)
dengan
maka
keluhan
Musculoskeletal pada Pekerja furnitur di
Kecamatan Benda, Tangerang.
C. Hubungan antara Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Petani di Desa
Tolombukan Barat Tabel 3. Hubungan antara Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal pada Petani di Desa Tolombukan Barat No
Sikap Kerja
Keluhan Musculoskeletal Rendah
Sedang
Tinggi
1
Sangat Rendah
0
0
0
0
2
Rendah
5
4
7
16
3
Sedang
1
13
1
15
4
Tinggi
0
2
17
19
5
Sangat Tinggi
0
0
0
0
6
19
25
50
Total
p value
Total
r
0,75
0,000
Berdasarkan tabel 3 bahwa level resiko sikap
terowongan karpal pada pembatik di CV.
kerja yang tertinggi adalah level resiko tinggi
Pusaka Beruang Lasem yang berarti ada
sebanyak 19 responden (38,0%) sedangkan
hubungan yang bermakna antara masa kerja
level resiko sikap kerja yang terendah adalah
dengan keluhan Musculoskeletal.
level resiko sedang sebanyak 15 responden (30,0%). Semakin tidak ergonomisnya sikap
KESIMPULAN
kerja seseorang, maka semakin tinggi pula
1. Terdapat
hubungan antara masa kerja
tingkat resiko yang dialami. Sikap kerja yang
dengan
buruk
petani di Desa Tolombukan Barat.
dapat
mengakibatkan
timbulnya
berbagai keluhan pada system otot rangka (Sutajaya, 2014). Hasil
analisis
2.
uji
musculoskeletal
pada
Terdapat hubungan antara sikap kerja dengan
menggunakan
keluhan
keluhan
musculoskeletal
pada
petani di Desa Tolombukan Barat.
korelasi Spearman maka didapat hasil α = 0,000 (α < 0,05), yang berarti ada hubungan
SARAN
yang bermakna antara sikap kerja dan keluhan
1. Petani harus melakukan olahraga ringan,
Musculoskeletal. Hal ini juga sejalan dengan
peregangan dan pelemasan otot sebelum
penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2012)
melakukan aktivitas di perkebunan untuk
tentang sikap kerja dengan kejadian sindrom
mengarap lahan pertanian agar ketika
bekerja dapat mengurangi keluhan-keluhan
Hendra Oktarisya. M. 2010. Jurnal: Keluhan
Musculoskeletal yang sewaktu-waktu dapat
Muskuloskeletal
Disorders
dirasakan.
pada
Manual
Aktivitas
(MSDs) Handling
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala di
Pekerja Jasa Pengiriman Barang.
rumah sakit terdekat atau puskesmas harus
(online) http://staff.ui.ac.id/system/files
dilakukan oleh petani yang ada di desa
/users/dahen/publication/hendrafkmui.
Tolombukan Barat agar dapat diketahui
pdf, diakses tanggal 11 Agustus 2015.
bagian
tubuh
yang
selalu
merasakan
keluhan otot.
Nurhikmah.
2011.
Faktor-Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Musculoskeletal
3. Diharapkan Petani dapat memperhatikan
Disorders
(MSDs)
Pada
Pekerja
kondisi lahan pertanian, waktu istirahat,
Furnitur Di Kecamatan Benda Kota
beban angkat, alat bantu yang digunakan
Tangerang.
agar
keluhan
Musculoskeletal
dapat
diminimalisir dan tidak akan semakin parah.
Sutajaya.
2014
Sistem
Gerak
Manusia.
Yogyakarta: Graha Ilmu. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri Dasar-
DAFTAR PUSTAKA
dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Agustin, 2012. Jurnal mengetahui hubungan
Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta:
masa kerja dan sikap kerja dengan kejadian STK pada pembatik CV. Pusaka Beruang.
Kesehatan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan
Alamsyah dan Muliawanti. 2013. Pilar Dasar Ilmu
Harapan Press.
Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Pemberdayaan Petani.