HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI DI WILAYAH MASYARAKAT PESISIR DESA MARINSOW KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN 2017 Jessica J. Pinontoan*, Grace D. Kandou*, Wulan P. J. Kaunang* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Prevalensi kejadian hipertensi yang terus mengalami peningkatan diprediksikan pada tahun 2025 akan ada sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia mengalami hipertensi. Kejadian hipertensi telah mengakibatkan kematian 8 juta orang disetiap tahun, dimana 1,5 juta kematian atau sepertiga dari populasi yang ada di wilayah Asia Tenggara menderita hipertensi, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, dan stres dengan kejadian hipertensi pada lakilaki di wilayah masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara tahun 2017. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik dengan desain cross sectional study (studi potong lintang). Penelitian dilakukan di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara pada bulan Maret-Mei 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah laki-laki yang berusia ≥ 18 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik probabilitas dengan pengambilan sampel secara acak stratifikasi menggunakan tabel random, sampel berjumlah 72 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data univariat yaitu karakteristik responden, gambaran perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, serta stres dan analisis bivariat yaitu hubungan antara perilaku konsumsi makanan berisiko, konsumsi minuman beralkohol, serta stres dengan kejadian hipertensi dengan menggunakan uji statistik Chi-square dengan CI = 95% dan α = 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perilaku konsumsi makanan berisiko dengan kejadian hipertensi (p=0,079), tidak terdapat hubungan antara konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian hipertensi (p=785). Terdapat hubungan antara stres dengan kejadian hipertensi (p=0,001). Kata Kunci: Faktor Risiko, Perilaku Konsumsi Makanan Berisiko, Konsumsi Minuman Beralkohol, Stres, Kejadian Hipertensi ABSTRACT The prevalence of an increasing incidence of hypertension predicted on 2025 will be about 29% of adults in the worldwide experiencing hypertension. The incidence of hypertension has resulted the deaths of 8 million people every year, of which 1.5 million deaths or one third of the population in Southeast Asia suffer from hypertension, including Indonesia. This study aims to determine the relationship between risky food consumption, alcohol consumption, and stress with the incidence of hypertension in men in the coastal area of Marinsow Village, East Likupang District, North Minahasa Regency in 2017. The type of this research is analytic descriptive with cross sectional study design (cross sectional study). The study was conducted in Marinsow Village, East Likupang District, North Minahasa Regency from March to May 2017. The population in this study were men aged ≥18 years old. Sampling using probability technique with random sampling stratification using random table, the sample amounted to 72 people. Data collection using questionnaires. Analysis of univariate data were respondent characteristic, description of risk food consumption behavior, consumption of alcoholic beverages, and stress and bivariate analysis that is the relationship between risky food consumption behavior, alcohol consumption, and stress with hypertension incidence using Chi-square statistical test with CI = 95 % And α = 0.05. The result of statistic test showed that there was no significant correlation between consumption of risky food with hypertension (p = 0,079), there was no correlation between alcohol consumption and hypertension (p = 785). There is a relationship between stress with the incidence of hypertension (p = 0.001).
1
Keywords: Risk Factors, Consumption,
Risk
Behavior Consumption Behavior, Alcoholic Beverage Stress, Hypertension Incidence
2
Permasalahan kesehatan yang sampai
PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi setiap
saat ini masih menjadi perhatian dunia
manusia sebagaimana juga dimaksudkan
berdasarkan data dari Badan Kesehatan
dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dunia/World Health Organization (WHO)
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
dalam
1945 yang memiliki salah satu unsur yang
Communicable Diseases tahun 2014 yaitu
harus diwujudkan yaitu kesejahteraan
masih
sesuai
Indonesia,
Penyakit Tidak Menular (PTM) di negara
termasuk di dalamnya setiap upaya dan
berkembang yang jumlahnya mencapai
kegiatan
untuk
85%, dimana penyakit kardiovaskuler
memelihara dan meningkatkan derajat
merupakan penyebab terbesar (WHO,
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
2014a). Data WHO pada tahun 2014
Indonesia secara geografis merupakan
menunjukkan mortalitas akibat PTM di
negara
laut
Indonesia dari total 1.551.000 kasus
mencapai 70% dari total wilayahnya,
kematian, penyebabnya 71% adalah PTM,
untuk itu perkembangan pembangunan
dimana
penyakit
saat ini lebih difokuskan pada daerah
merupakan
penyebab
kelautan
(WHO, 2014).
cita-cita
bangsa
yang
yang
dilakukan
memiliki
dengan
wilayah
dilaksanakannya
berbagai program untuk mewujudkan masyarakat
sejahtera,
Global
Report
tingginya
On
mortalitas
Non
akibat
kardiovaskuler terbesar
(37%)
Prevalensi kejadian hipertensi yang
khususnya
terus
mengalami
peningkatan
masyarakat yang ada di wilayah pesisir
diprediksikan pada tahun 2025 akan ada
(Satria, 2015).
sekitar 29% orang dewasa di seluruh
Pembangunan kesehatan di Indonesia
dunia mengalami hipertensi. Kejadian
yang mempunyai sekitar 8.090 desa
hipertensi telah mengakibatkan kematian
pesisir dan 300 kabupaten/kota pesisir
8 juta orang disetiap tahun, dimana 1,5
yang dari 31 juta penduduk miskin di
juta kematian atau sepertiga dari populasi
Indonesia, 7,87 juta jiwa (25,14%) di
yang ada di wilayah Asia Tenggara
antaranya adalah nelayan dan masyarakat
menderita
pesisir. Upaya yang dilakukan pemerintah
2013d).
untuk
meningkatkan
masyarakat
Data
Riset
(Kemenkes
Kesehatan
RI,
Dasar
dalam
bidang
(Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan
satunya
adalah
prevalensi hipertensi di Indonesia pada
penanggulangan penyakit tidak menular
umur ≥ 18 tahun adalah sebesar 25,8%
(PTM) (Kemenkes RI, 2013b).
dan
kesehatan
pesisir
kesejahteraan
hipertensi
salah
merupakan
prevalensi
3
tertinggi
penyakit di
dengan Indonesia.
Sementara itu Provinsi Sulawesi Utara
Likupang yang cukup jauh (± 17 km), dan
menempati urutan ke sembilan dalam
kurangnya tenaga kesehatan di Puskesmas
prevalensi
hipertensi
di
Pembantu yang ada di Desa Marinsow
Indonesia,
yaitu
27,1%
juga berdampak pada kurangnya promosi
(Kemenkes RI, 2013a). Faktor risiko
kesehatan yang diperoleh masyarakat
hipertensi
sehingga
tertinggi sebesar
diantaranya
yaitu
perilaku
kurangnya
pengetahuan
konsumsi makanan berisiko, konsumsi
masyarakat tentang hipertensi dan faktor-
minuman beralkohol, dan stres (Suiraoka,
faktor
2012).
hipertensi, serta masih kurangnya tingkat
Desa Marinsow merupakan salah satu
risiko
yang
menyebabkan
kesadaran masyarakat untuk menjaga
desa yang berada di Kecamatan Likupang
kesehatannya.
Timur Kabupaten Minahasa Utara yang
Data di atas menjadi alasan penulis
berada di wilayah pesisir dengan tingkat
tertarik
kebiasaan konsumsi minuman beralkohol
tentang faktor risiko termasuk perilaku
yang masih cukup tinggi, begitupun
konsumsi makanan berisiko, konsumsi
dengan faktor-faktor risiko penyebab
minuman beralkohol, dan stres dengan
hipertensi yang lain seperti perilaku
kejadian hipertensi di wilayah masyarakat
konsumsi makanan berisiko, dan pengaruh
pesisir
stres.
Likupang Timur Kabupeten Minahasa
Kebiasaan
masyarakat
saat
menghadiri undangan pesta atau acara-
untuk
Desa
melakukan
Marinsow
penelitian
Kecamatan
Utara.
acara tertentu dan kondisi stres dapat mempengaruhi minuman
kebiasaan
beralkohol
METODE PENELITIAN
konsumsi
dan
Jenis penelitian ini yaitu deskriptif analitik
perilaku
dengan desain cross sectional study/studi
konsumsi makanan berisiko yang juga
potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan
didukung oleh wilayah masyarakat yang
di Desa Marinsow Kecamatan Likupang
secara geografis berada di daerah pesisir yang
membuat
mereka
Timur Kabupaten Minahasa Utara pada
sering
bulan Maret-Mei 2017. Sampel dalam
mengkonsumsi makanan berisiko seperti makanan
asin,
dipanggang/dibakar,
penelitian ini yaitu laki-laki berusia ≥ 18
diawetkan, berkafein,
tahun yang diambil menggunakan teknik
bumbu
pengambilan sampel probabilitas dengan
penyedap, dan lain sebagainya. Sementara
cara acak sratifikasi menggunakan tabel
untuk stres, penyebabnya masih belum
random.
diketahui secara pasti, karena stres dapat
Jumlah
sampel
yaitu
72
responden yang telah memenuhi kriteria
disebabkan oleh berbagai hal. Akses ke
inklusi dan eksklusi. Analisis data yang
pelayanan kesehatan yaitu Puskesmas
digunakan yaitu analisis univariat dan 4
bivariat
menggunakan
uji
chi-squre
Status gizi berdasarkan pengukuran
dengan CI=95% dan α = 0,05.
IMT
menunjukkan
mengalami
responden
hipertensi
paling
yang banyak
mempunyai status gizi normal (29,2%). HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebiasaan
A. Karakteristik Responden Penelitian
mengalami hipertensi (33,3%) dan tidak
Penelitian ini memperoleh hasil yang
mengalami hipertensi (31,9%) hampir
menunjukkan bahwa frekuensi kejadian
setara
hipertensi
merokok setiap hari dengan rata-rata
hampir
berimbang
antara
yaitu
responden yang mengalami hipertensi
rokok
(52,8%)
Aktivitas
dan
hipertensi
yang tidak mengalami
(47,2%),
dan
kejadian
merokok
yang
responden
mempunyai
dihisap fisik
yang
kebiasaan
14
batang/hari.
yang
dilakukan
menunjukkan responden yang mengalami
hipertensi paling banyak dialami oleh
hipertensi
responden pada kelompok umur 55-64
aktivitas fisik berat, dan riwayat keluarga
tahun.
menunjukkan responden yang mengalami
(13,9%).
Tingkat
pendidikan
sebagian
melakukan
menunjukkan kejadian hipertensi paling
hipertensi
banyak
responden
mempunyai riwayat keluarga menderita
pekerjaan
hipertensi
SMA/SMK Konsumsi
dialami
oleh
(20,8%).
Jenis
Hipertensi
paling
besar
banyak
tidak
(32,4%).
Tidak Hipertensi
Total
P value
Makanan Berisiko
n
%
n
%
n
%
Sering
34
57,6
25
42,4
59
100
0,079
Jarang
4
30,8
9
69,2
13
100
(p > 0,05)
responden yang mengalami hipertensi paling banyak yaitu tani (20,8%). B. Hubungan Antara Perilaku Konsumsi Makanan Berisiko Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 1. Hubungan Antara Perilaku Konsumsi Makanan Berisiko Dengan Kejadian Hipertensi
Perhitungan yang dilakukan menggunakan
konsumsi
uji statistik chi square diperoleh nilai
kejadian hipertensi pada laki-laki di wiayah
probabilitas sebesar 0,079 dengan tingkat
masyarakat
kesalahan 0,05. Hal tersebut menunjukkan
Kecamatan Likupang Timur Kabupaten
tidak terdapat hubungan antara perilaku
Minahasa Utara.
5
makanan
pesisir
berisiko
Desa
dengan
Marinsow
C. Hubungan Antara Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 2. Hubungan Antara Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Hipertensi Konsumsi
Hipertensi
Tidak
Minuman
Total
P value
Hipertensi
Beralkohol
n
%
n
%
n
%
Ada
28
51,9
26
48,1
54
100
0,785
Tidak Ada
10
55,6
8
44,4
18
100
(p > 0,05)
Nilai probabilitas yang diperoleh dalam
minuman beralkohol dengan kejadian
perhitungan menggunakan uji statistik chi
hipertensi pada laki-laki di wilayah
square, yaitu sebesar 0,785 dengan
masyarakat
tingkat keselahan 0,05. Hal tersebut
Kecamatan Likupang Timur Kabupaten
menunjukkan tidak terdapat hubungan
Minahasa Utara.
pesisir
Desa
Marinsow
antara konsumsi
D. Hubungan Antara Stres Dengan Kejadian Hipertensi Tabel 3. Hubungan Antara Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Hipertensi Kondisi Stres Ya Tidak
Hipertensi n
Tidak Hipertensi
%
n
%
Total n
P value %
29
69
13
31
42
100
0,001
9
30
21
70
30
100
(p < 0,05)
Uji statistik chi square yang digunakan dalam
hubungan
antara
stres
dengan
perhitungan hubungan antara stres dengan
hipertensi
pada
kejadian hipertensi, diperoleh nilai probabilitas
masyarakat pesisir Desa Marinsow Kecamatan
sebesar 0,001 dengan tingkat keselahan 0,05.
Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara.
laki-laki
di
kejadian wilayah
Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat
minuman manis, diasinkam, berlemak,
PEMBAHASAN Makanan jenisnya
berisiko antara
lain
dibagi
menurut
makanan
jeroan, dibakar/ dipanggang, diawetkan,
dan
berkafein,
6
dan
bumbu
penyedap
(Kemenkes
RI,
2013c).
Penelitian
dengan penelitian ini yang menunjukkan
mengenai perilaku konsumsi makanan
tidak ada hubungan antara konsumsi
berisiko yang dilakukan pada laki-laki di
makanan berisiko dengan hipertensi
wilayah
Desa
dengan nilai probabilitas 0,621 (p >
Marinsow Kecamatan Likupang Timur
0,05). Penelitian yang dilakukan oleh
Kabupaten Minahasa Utara ini diukur
Manawan (2014) di Desa Tendangan
secara kualitatif dimana pengukuran
Satu
pada frekuensi konsumsi dan tidak
Minahasa menunjukkan bahwa terdapat
sampai pada mengukur kuantitatif atau
hubungan antara konsumsi makanan
berapa
dikonsumsi
dengan kejadian hipertensi dengan nilai
diperoleh
p = 0,000 (p > 0,05). Hal ini bertolak
menunjukkan bahwa responden yang
belakang dengan penelitian ini yang
mengalami hipertensi paling banyak
menunjukkan tidak terdapat hubungan
sering mengkonsumsi makanan berisiko
antara
(57,6%).
dengan kejadian hipertensi. Adanya
masyarakat
banyak
responden.
yang
Hasil
yang
Dikatakan
responden
pesisir
sering
mengkonsumsi
jika
makanan
Kecamatan
konsumsi
perbedaan
Eris
Kabupaten
makanan
tersebut
berisiko
dikarenakan
berisiko setiap hari > 1 kali atau 1 kali
karakteristik masyarakat dan jumlah
per hari. Analisis data yang diperoleh
sampel yang berbeda sehingga dapat
menunjukkan tidak ada hubungan antara
mempengaruhi hasil dari penelitian yang
perilaku konsumsi makanan berisiko
dilakukan.
dengan terdapat
kejadian
hipertensi,
kecenderungan
namun
Kebiasaan
konsumsi
minuman
yang
beralkohol
laki-laki
menunjukkan masih tingginya perilaku
masyarakat
pesisir
konsumsi makanan berisiko responden,
Kecamatan Likupang Timur Kabupaten
hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan
Minahasa
makan masyarakat dan lokasi tempat
kebiasaan
tinggal yaitu di wilayah pesisir. Hal ini
beralkohol dalam 12 bulan terakhir dan
perlu mendapatkan perhatian dalam
masih mengkonsumsi sampai 1 bulan
upaya
terakhir penelitian dilakukan dengan
mengurangi
risiko
kejadian
Utara
di Desa
ini
Marinsow
dinilai
konsumsi
dari
minuman
hipertensi. Jika pola makan yang tidak
melihat
baik tetap diteruskan, maka dampaknya
responden.
akan sangat merugikan dan kesehatan
minuman beralkhol responden masih
(Khasanah, 2012). Hasil penelitian yang
cukup tinggi, baik konsumsi responden
dilakukan oleh Pebriyandini, dkk (2014)
yang mengalami hipertensi (51,9%) dan
di Kabupeten Kubu Raya, sejalan
responden yang tidak mengkonsumsi
7
frekuensi
wilayah
mengkonsumsi
Kebiasaan
konsumsi
minuman beralkohol namun mengalami
yang
hipertensi (55,6%), tetapi secara umum
beralkohol yang dikonsumsi, maka akan
sebagian
responden
semakin besar pula risiko hipertensi. Hal
dengan
ini bertolak belakang dengan penelitian
frekuensi 1-3 hari per bulan. Hasil yang
dilakukan di wilayah masyarakat pesisir
diperoleh
square
Desa Marinsow Kecamatan Likupang
menunjukkan tidak terdapat hubungan
Timur Kabupaten Minahasa Utara yang
antara konsumsi minuman beralkohol
menunjukkan tidak terdapat hubungan
dengan kejadian hipertensi. Hal tersebut
antara konsumsi minuman beralkohol
kemungkinan disebabkan oleh frekuensi
dengan kejadian hipertensi. Perbedaan
konsumsi yang hanya 1-3 hari per bulan.
tersebut dipengaruhi oleh jumlah sampel
Orang yang mengkonsumsi alkohol
dan
berisiko mengalami hieprtensi, namun
berbeda.
besar
mengkonsumsi
alkohol
dari
uji
chi
berapa banyak yang dikonsumsi juga
terdapat
dalam
karakteristik
minuman
masyarakat
yang
Kondisi stres dapat meningkatkan
ikut mempengaruhi (Wibowo, 2014).
tekanan
Konsumsi
beralkohol
memperoleh hasil adanya hubungan
responden dalam penelitian ini masih
antara stres dengan kejadian hipertensi
sangat tinggi, sehingga membutuhkan
pada laki-laki di wilayah masyarakat
kerja sama dari berbagai pihak untuk
pesisir
membatasi
Likupang Timur Kabupaten Minahas
minuman
konsumsi
minuman
darah.
Desa
Marinsow
Kecamatan
Utara,
penyakit
termasuk
kuesioner SRQ dengan kategori yang
hipertensi. Penelitian ini sejalan dengan
sudah ditentukan sebelumnya. Keadaan
hasil
stres responden dalam penelitian ini
menular,
penelitian
Kabupaten
Lapian
(2014)
Minahasa
di
Selatan
dipengaruhi
dinilai
ini
beralkohol sehingga mengurangi risiko tidak
stres
Penelitian
oleh
menggunakan
berbagai
macam
menunjukkan tidak ada hubungan antara
faktor, termasuk pekerjaan. Pekerjaan
konsumsi
responden pada kondisi tertentu dapat
alkohol
dengan
kejadian
hipertensi dengan nilai p = 0,405 (p >
menyebabkan
0,05). Penelitian yang dilakukan oleh
menghadapi beban tugas yang berat dan
Komaling
Kabupaten
tidak mampu diselesaikan atau kurang
Minahasa Selatan menunjukkan adanya
istirahat, maka akan muncul respon
hubungan
tubuh yang membuat orang tersebut
(2013)
antara
di
konsumsi
alkohol
stres.
Stres
seseorang
dengan kejadian hipertensi dengan nilai
mengalami
p = 0,000 (p < 0,05), dan menjelaskan
sebuah reaksi psikologis dan fisik pada
bahwa semakin tinggi kadar dari etanol
umumnya muncul akibat meningkatnya
8
stres.
Jika
merupakan
kebutuhan hidup (Savitri, 2016). Hasil
Kementerian
Kesehatan
Republik
penelitian yang dilakukan oleh Nadya
Indonesia (Kemenkes RI). 2013a.
(2015) di Solok Selatan menunjukkan
Laporan Hasil Riset Kesehatan
hal yang sama, yaitu terdapat hubungan
Dasar (RISKESDAS) Indonesia
antara stres dengan kejadian hipertensi
Tahun
dengan nilai probabilitas sebesar 0,027
Penelitian
(p < 0,05).
Kesehatan
2013. dan
Jakarta:
Badan
Pengembangan Departemen
Kesehatan. Republik Indonesia. Kementerian
Kesehatan
Republik
Indonesia (Kemenkes RI). 2013b. Peningkatan
KESIMPULAN 1. Tidak terdapat hubungan antara
Kesehatan
Masyarakat Pesisir. (Online),
perilaku
konsumsi
makanan
(http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=22
berisiko
dengan
kejadian
37. Diunduh 06 Maret 2017).
hipertensi
pada
laki-laki
di
Kementerian
Kesehatan
Republik
wilayah masyarakat pesisir Desa
Indonesia (Kemenkes RI). 2013c.
Marinsow Kecamatan Likupang
Pedoman Pengisian Kuesioner.
Timur Kabupaten Minahasa Utara
Jakarta: Badan Penelitian Dan
tahun 2017.
Pengembangan Kesehatan.
2. Tidak terdapat hubungan antara konsumsi
minuman
Kementerian
Kesehatan
Republik
beralkohol
Indonesia (Kemenkes RI). 2013d.
dengan kejadian hipertensi pada
Pedoman Teknis Penemuan Dan
laki-laki di wilayah masyarakat
Tatalaksana Hipertensi. Jakarta:
pesisir Desa Marinsow Kecamatan
Direktorat Pengendalian Penyakit
Likupang
Tidak Menular.
Timur
Kabupaten
Minahasa Utara tahun 2017.
Khasanah N. 2012. Waspadai Beragam
3. Terdapat hubungan antara stres
Penyakit Degeneratif Akibat Pola
dengan kejadian hipertensi pada
Makan. Yogyakarta: Laksana.
laki-laki di wilayah masyarakat
Komaling
JK.
Hubungan
pesisir Desa Marinsow Kecamatan
Mengkonsumsi Alkohol Dengan
Likupang
Kejadian Hipertensi
Timur
Kabupaten
Minahasa Utara Tahun 2017.
Pada Laki-
Laki Di Desa Tompasobaru II Kecamatan Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA
UNSRAT,
9
Tompasobaru Minahasa
Selatan. (Online),
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index
Makan,
.php/jkp/article/view/2194,
Kebiasaan
diakses 21 Juli 2017).
Hipertensi
Lapian EL. 2014. Hubungan Antara Konsumsi
Alkohol
Status
Gizi,
Merokok Usia
Dan Dengan
Produktif
Di
Dusun Merpati Dan Nirwana Desa
Dengan
Sungai Kakap Kabupaten Kubu
Kejadian Hipertensi Pada Laki-
Raya,
Laki Usia 25-65 Tahun Di Desa
(http://openjurnal.unmuhpnk.ac
Kapoya
Tareran
.id/index.php?journal=JJUM&p
Minahasa
age=article&op=download&pat
Kecamatan
Suluun
Kabupaten
Selatan. Manado: FKM Unsrat.
Kejadian
Makanan Hipertensi
D=266, diunduh 05 Juni 2017).
Dengan Di
Satria A. 2015. Pengantar Sosiologi
Desa
Masyarakat
Tandengan Satu Kecamatan Eris
Jakarta:
Savitri A. 2016. Waspadalah Masuk
(Online),
Usia 40 Ke Atas. Yogyakarta:
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/p
Pustaka Baru Press.
harmacon/article/view/11345,
Suiraoka I. 2012. Penyakit Degeneratif.
diakses 21 Juli 2017).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nadya WN. 2015. Hubungan Stres
World Health Organization (WHO).
Kerja Dengan Kejadian Hipertensi
2014. Noncommunicable Diseases
Pada Karyawan Sawit Indonesia
(NCD)
Solok Selatan, UNAND, (Online),
Profiles.
(http://scholar.unand.ac.id/156/,
Country
(Online),
n_en.pdf, diunduh 13 Februari
Pebriyandini T, Budiastitik I, Saleh I. Antara
Indonesia
(http://who.int/nmh/countries/id
diakses 05 Juni 2017).
Hubungan
Pesisir.
Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Kabupaten Minahasa. UNSRAT,
2014.
(Online),
h%5B%5D=331&path%5B%5
Manawan AA. 2016. Hubungan Antara Konsumsi
UNMUHPBK,
2017).
Pola
10
11