Program Jaringan Pertukaran Siswa dan Pemuda Jepang-Asia Timur Abad Ke-21 Invitation Program for Young Political Researchers :Follow-up of the Bali Democracy Forum Laporan Pelaksanaan Program (13 April 2010 s/d 22 April 2010)
Mei 2010 Japan International Cooperation Center (JICE)
Latar Belakang Delegasi Indonesia Pemuda Peneliti Politik Program JENESYS
Jangka Waktu Kunjungan ke Jepang Mulai Selasa,Tanggal 13 April s/d Kamis,Tanggal 22 April Tahun 2010
Jumlah Peserta Jumlah total : 24 orang (Pria 17 orang, Wanita 7 orang)
Tema masing-masing Grup
・
Grup Tokyo
・
Grup Nagano : Local Governance / Local Development
・
Grup Aichi
: Democracy / Governance System
: Social Issues ( Education/Sosial Welfare/Poverty )
Daerah Asal Peserta 7 provinsi Provinsi Sumatera Barat DKI Jakarta Jawa Barat DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Sulawesi Selatan
Jumlah Peserta 3 8 2 2 3 3 3
Daerah yang dikunjungi di Jepang Metropolitan Tokyo dan 5 Prefektur (Kanagawa,Yamanashi, Nagano, Aichi,Gifu)
l
Invitation Program for Young Political Researchers: Follow-up of the Bali Democracy Forum (Jadual Kegiatan Program) Nama Grup menurut daerah Warna Grup Tema Grup Jumlah Peserta
Grup Tokyo
Grup Nagano
Grup Aichi
Jingga Democracy/Governance System 8 orang (7 Pria/1 Wanita)
Hijau Muda Local Governance/Local Development 8 participants(6 Pria/2 Wanita)
Social Issues (Education/Social Walfare/Poverty)
Biru Muda 8 participants(4male/4female)
Jakarta 21:55 → Narita 7:25 (JAL 726) AM 1
13 April. Sel.
PM
2
【Kuliah】 Menuju Akuntabilitas dan Responsibilitas Publik yang Baik
16 April. Jum PM
【Kuliah】Etika Pegawai Negeri oleh National Personnel Authority Berangkat menuju Yamanashi
Pindah dari Tokyo/9:48 ke Nagano/11:16 dengan kereta Hotel Kaiji
【Study Visit】 Pengadilan Negeri Kofu
17 April. Sab
Home Visit (Yamanashi)
AM 18 Apr. Ming
Hotel Kaiji
【Study Visit】 Level 5/ Gunung Fuji
Hotel Pacific 【Study Visit】 Gugus Mata Air Tokyo
PM OSHINO-HAKKAI Berangkat menuju Tokyo
19 April. Sen.
【Kuliah】Upaya Pencegahan Korupsi dan Pengadaan AM Barang/Jasa Pemda oleh Mr. SUZUKI Kiyoshi 【Study Visit】Divisi PM Pengembangan Kepatuhan Pegawai, Pemkot Yokohama
8
20 Apr. Sel.
【Kuliah】 AM "Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Jepang"
Pindah dari Shinagawa/9:27 ke Nogoya/11:03 dengan kereta
Kitahara-kan dan Ota-ryokan(2 buah Akomodasi 【Kuliah & Diskusi】Kebijakan Kantor Desa Hakuba Penanganan Kemisikinan oleh 【Kuliah】Sistem pemerintahan yang dikelola Pemkot Nagoya keluarga tani)
daerah dan Peranan koperasi pertanian Daihoku
PM
7
【Kuliah】 Masalah Kemiskinan dan Langkah Mengatasinya
15:30-16:15 Pemaparan dari Peserta Indonesia 16:15-17:45 Diskusi dengan mahasiswa Jepang (per Grup) 18:00-19:30 Ramah Tamah
AM
6
Hotel Pacific Tokyo
Hotel Pacific Tokyo
AM
5
【Kuliah】 Sistem pemerintahan daerah dan pengembangan daerah di Jepang
15 April. Kam PM
4
14:00- Orientasi Keseluruhan/Orientasi masing-masing grup
AM 10:00-12:00【Kuliah】Perkembangan Jepang Pasca Perang Dunia II dan Peranan Pemerintah Jepang (Ramifikasi Politik pada Era Masyarakat Golongan Menengah) 14 April. Rab 12:00-13:30 Makan Siang 13:30-15:00【Observasi】Kantor Gubernur Metropolitan Tokyo PM 15:30-18:00【Kuliah】Demokrasi dan Pemilihan
AM 3
Hotel Pacific Tokyo
Check-in di Hotel (Makan Siang di masing-masing kamar)
Hotel Pacific Tokyo
【Study Visit】Contoh upaya pengembangan daerah(fasilitas olimpiade) 【Kuliah/Study Visit】 Pemanfaatan fasilitas ski yang ramah lingkungan 【Study Visit】Contoh upaya pengembangan daerah di bidang pariwisata 【Study Visit】Ogawa no sho/Usaha produksi makanan olahan khas daerah 【Kuliah/Study Visit】 Pembangkit listerik unit 4 Bendungan Kurobe 【Kuliah/Study Visit】Omachi City Disposal center/Upaya pelestarian lingkungan
【Study Visit】Shelter (Fasiltas bagi Tuna Wisma) Kitahara-kan dan 【Kuliah/Study Visit】KTC School Ota-ryokan(2 buah Akomodasi yang dikelola 【Interaksi】 Peserta didik KTC keluarga tani)
Home Stay
Kitahara-kan dan Ota-ryokan(2 buah Akomodasi Home Stay (Gifu) yang dikelola keluarga tani)
Rumah Keluarga Angkat Home Stay
School
Hotel de St.Marute
Workshop Hotel Pacific Tokyo
PM Workshop
Pindah ke dari Nagano/14:58 ke Tokyo/16:32
Nagoya Tokyu Hotel
【Kuliah & Diskusi】 Permasalahan Pendidikan Sekolah Dasar dan Menegah di Kota Nagoya ; Pusat Konsultasi Nagoya Tokyu Masalah Anak 【Study Visit】 Nagoya Vocational Training Institute of Aichi Prefecture
Hotel
Workshop Hotel Pacific Tokyo
【Observasi】Benteng Nagoya ,Pindah dari Nagoya ke Shinagawa
Hotel Pacific Tokyo
AM 10:00-11:00 Kunjungan Kehormatan ke Kantor Pusat "The Democrat Party of Japan" 9
21 April. Rab
13:45-14:15 Kunjungan Kehormatan ke Kementerian Luar Negeri Jepang PM 16:00-18:00 Pemaparan hasil studi selama berada di Jepang 18:00-19:30 Jamuan Makan Malam AM Pindah ke Bandara Udara Narita
10 22 April. Kam Narita 10:50 → Jakarta 16:35 (JAL 723)
Hotel Pacific Tokyo
Programa masing-masing daerah(Grup Tokyo) Tanggal dan Waktu
Kegiatan
【Kuliah】 15 April "Akuntabilitas dan 9:30-12:00 Kamis Responsibilitas Publik"
National Personnel Authority
【Kuliah/Kunjungan studi】 15:00-17:00 Pengadilan Negeri KOFU
Bag. Urusan Umum, Sekretariat Pengadilan Negeri KOFU (Pre.Yamanashi)
Mengenal UU ttg Etika Pegawai Negeri dan ciriciri sistem pegawai pemerintah di Jepang. Memahami pendidikan dan pembinaan pegawai pemerintah serta upaya-upaya lain yang dilakukan untuk menumbuhkan dan memelihara moral dan etika pegawai pemerintah. Mendapatkan penjelasan/kuliah mengenai sistem lembaga peradilan, moral hakim, transparansi serta hal lain untuk memahami sistem peradilan serta independensi kekuasaan lembaga peradilan di Jepang. Di samping itu, mendapat kesempatan mendengarkan salah satu persidangan yang berlangsung pada hari bersangkutan. Tinggal di rumah keluarga masyarakat umum Jepang untuk merasakan secara langsung bagaimana kehidupan dan budaya masyarakat Jepang.
Pagi Siang
【Mengenal budaya Jepang】 Home visit
(Pref.Yamanashi)
Pagi
【Kunjungan】 Fuji Visitor Center /di sekitar Gunung Fuji
( s.d.a )
Memahami upaya-upaya konservasi lingkungan di Gunung Fuji.
Siang
【Mengenal budaya Jepang】 Mengenal cara membuat mi tradisional Jepang "HOUTO"
( s.d.a/Taman Oshino-hakkai )
Mencoba membuat mi tradisional daerah YAMANASHI untuk mengenal budaya makanan di daerah.
18 April Minggu
【Kuliah】 "Upaya pencegahan korupsi dan 9:30-12:00 pengadaan barang/jasa pemerintah daerah" 19 April Senen
Sasaran Pengembangan demokrasi memerlukan peningkatan efisiensi dan transparansi yang berjalan secara berimbang serta mekanisme Fak. Ilmu Politik dan menjalankan pengelolaan administrasi yang adil. Ekonomi, Univ. MEIJI Dalam kuliah ini diperkenalkan perjalanan Jepang Dekan/Prof. selama ini menuju hal tersebut agar para peserta DAIROKUNO Kosaku mendapatkan kemampuan menemukan dan merumuskan sendiri strategi untuk mencapai goal yang ditetapkan.
【Kuliah】 9:30-12:00 "Etika Pegawai Negeri" 16 April Jumat
17 April Sabtu
Nara sumber
Japan Center for Cities Peneliti/ Mr. SUZUKI Kiyoshi
Compliance 【Kuliah・Kunjungan】 Advancement "Upaya untuk Division, 14:00-16:00 Meningkatkan Administrative Kepatuhan Pegawai Management and Pemerintah" Coordination Bureau, Pemkot YOKOHAMA
Mengenal sistem pencegahan korupsi di Jepang serta beberapa kasus korupsi yang rawan terjadi di lingkungan pemerintah daerah (terutama di bidang pengadaan barang/jasa). Memahami tindakan-tindakan yang pelru diambil dengan contoh-contoh kasus yang nyata. Berkunjung ke Pemkot YOKOHAMA yang secara aktif menerapkan sistem whistle-blower, sistem pendokumentasian dan pengumuman permintaan/tekanan tidak layak yang masuk dari luar, sistem inspeksi intern serta metodemetode peningkatan kepatuhan lainnya, untuk memahami upaya-upaya inovatif pencegahan korupsi yang dilakukan oleh Pemda.
Mengenal situasi aktual penegakan hukum tindak 【Kuliah】 pidana korupsi di Jepang. Memahami sistem dan "Penegakan Hukum 9:30-12:00 City-Yuwa Parteners proses penyelidikan, penyidikan, penangkapan, Tindak Pidana pemeriksaan, penuntutan serta proses Korupsi di Jepang" penegakan hukum lainnya secara menyeluruh. 20 April Selasa Bertukar informasi dan pendapat mengenai temuan-temuan yang diperoleh selama berada di 14:00-17:00 Workshop Jepang. Merumuskan hasil studi untuk dipaparkan pada acara presentasi akhir.
Laporan Hasil Workshop(Grup Tokyo)
PENDAHULUAN Rumusan dalam presentasi akhir ini disusun berdasarkan metode curah pendapat dengan menggunakan parameter, sebagai berikut: (i) pelajaran yang bisa dipetik dari ceramah dan kunjungan lapangan, termasuk home visit; (ii) hal-hal yang dinilai amat signifikan, penting serta amat menginspirasi semua peserta ; (iii) situasi dan fakta yang dilihat selama di Tokyo, Yamanashi, dan Yokohama yang relevan dengan situasi di Indonesia.
Temuan 1: Keberhasilan Jepang dalam membangun sistem dan kultur.
Kultur: disiplin – tepat waktu, budaya malu, tetap memegang budaya - sopan santun.
Perbaikan sistem: dalam politik: tidak menjadi hal yang aneh “budaya” mengganti pejabat, atau mundur dari jabatan.
(+) dan (-) kecenderungan masyarakat menjadikan peningkatan kesejahteraan sebagai perhatian dan kepentingan utama.
Temuan 2: Sistem pemerintahan yang terintegrasi
Membangun komisi independen diluar pemerintahan, namun dapat terintegrasi dengan sistem yang dibangun dalam pemerintahan: di daerah dan ditingkat pusat. o Komisi Whistler Blower; o Komisi Pernyataan Tidak Layak; o Yokohama public conselling office;
Temuan 3: Preferensi dan Kecenderungan Prilaku Politisi / Anggota Parlemen
o Adanya budaya kin-ki-ka-ray: politisi menemui konstituennya setiap hari libur di waktu akhir pekan (Jumat, Sabtu, Minggu), dan kembali ke kota pada awal pekan (Senin). o Adanya kecenderungan anggota DPR memanfaatkan APBN untuk kepentingan pembangunan di daerah pemilihannya. o PM dan Anggota Parlemen Jepang berasal dari prefektur/daerah, tidak dari Metropolitan Tokyo. Temuan 4: Preferensi dan Kecenderungan Prilaku Pegawai/birokrasi ‐
Mempunyai rasa bangga dan harga diri.
Temuan 5: Pilihan model pembangunan ekonomi dan peran pemerintah dalam meningkatkan industri dan kesejahteraan masyarakat.
Pemilihan peran pemerintah yang developmental government.
Adanya proteksi dalam rangka membangun fondasi industri dalam negeri.
Visi investasi pemerintah.
Temuan 6: Keberhasilan pengendalian korupsi di Jepang
Welfare state dan peningkatan kesejahteraan masyarakat;
Membangun kepercayaan pada pemerintah;
Inisiatif dari pegawai Pemda Yokohama dalam melaksanakan good governance.
Temuan 7: Kebijakan pemberian gaji dan jaminan kesejahteraan
Nilai upah/gaji disemua sektor baik pegawai negeri maupun swasta tidak memiliki kesenjangan yang besar;
Demikian pendapatan anggota parlemen, dan pejabat dengan pegawai pada umumnya, tidak begitu besar selisihnya.
Temuan 8: Penegakan Hukum
Tidak adanya halangan administrasi bagi aparat penegak hukum dalam penegakan hukum terhadap pejabat negara;
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum amat tinggi;
Tidak ada perlakuan istimewa kepada hakim atau anggota parlemen yang diduga melakukan tindak pidana;
Adanya tantangan dalam legislasi: belum diadopsinya bargaining dan allignment.
Temuan 9: Otonomi Daerah
Jepang pada dasarnya memiliki pemerintaha daerah yang memungkinan demokrasi dan pelayanan dilakukan secara cepat dan efektif: terdiri dari 47 perpektur; 656 kota; dan sekitar 1,100 kabupaten dengan jumlah populasi 126 juta jiwa.
Laporan Hasil Workshop(Grup Nagano) PENDAHULUAN Kelompok ini berkunjung ke prefektur Nagano yang terdiri Terdiri dari 19 kota, 58 kab/desa dengan Luas wilayah 13.562km2,
Penduduk 2,156,504 jiwa. Prefektur
Nagano terdiri dari wilayah utara yang penghasilan utama penduduknya bidang pariwisata dan wilayah selatan pertanian. Setiap wilayah memiliki produk unggulan sendiri, sesuai dengan slogan one village, one product. Desa yang kami kunjungi adalah desa Hakuba dimana pariwisata khususnya Ski menjadi sumber penghasilan utama masyarakat desa. Desa kedua adalah desa Ogawa, dimana terdapat PT Ogawa No Sho penghasil Oyaki yang merupakan makan tradisi masyarakat desa. yang kemudian menjadi makanan yang sangat laku dijual di Jepang bahkan di luar negeri. Setelah itu kami mengunjungi kota Omachi dimana terdapat tempat pengolahan sampah Di luar prefektur Nagano, kami mengunjungi bendungan Korobe yang berada di prefektur Toyama. Bendungan ini dibangun untuk menghasilkan suplai listrik sebesar 335000 kw dengan 4 pembangkit, untuk mensuplai listrik kota Osaka. Tidak seperti di Indonesia yang selalu mengalami pemekaran daerah, di Jepang banyak desa terbentuk berdasarkan hasil penggabungan. Desa Hakuba merupakan penggabungan dua desa, yaitu desa Kamisiro dan desa Kitasiro. Pariwisata di desa Hakuba berkembang maju tidak terlepas dari peran pemerintah daerah, peran serta warga dalam menjaga lingkungan dan kerjasama dengan stake holders dalam mempromosikan wisata dan memasarkan produk local.
PRINSIP ISONG IPING (Satu Daerah, Satu Produk) Desa menjadi pilar terdepan membangun perekonomian Jepang. Masyarakat desa hidup mandiri. Desa di Jepang berkompetesi untuk mengembangkan daerah masingmasing. Pengembangan tersebut didorong oleh keinginan untuk bisa bertahan dari
kondisi yang sangat memprihatinkan (setelah kekalahan perang dunia kedua), keinginan membangun dan mengembangkan daerah
serta kecintaan mereka pada
lingkungan. Dengan semangat tersebut, masyarakat desa di Nagano mulai mencari kira-kira potensi apa yang bisa dikembangkan di daerahnya? Mereka tidak ingin lagi para pemuda melakukan imigrasi ke kota untuk mencari kerja, tidak juga menunggu giliran proyek yang datang dari pusat, mereka kini melakukan inisiatif sendiri, mengurus hidupnya, merawat lingkungannya, memperbaiki masyarakatnya, serta menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Kini masyarakat Nagano berdiri diatas kaki dan potensi daerahnya sendiri. Selama berada 5 hari di Nagano, kami menyaksikan ada beberapa potensi yang dikembangkan di
beberapa
desa, terutama di desa Hakuba dan Ogawa yaitu;
Pengembangan Pariwisata dan Produk Makanan Bakpao.
1. Desa HAKUBA Pengembangan pariwisata SKI Hakubagoryu dikelolah oleh PT. OITO di bawah di daerah Hakuba. Pengembangan pariwisata itu meski dilakukan beberapa modifikasi dan perbaikan sarana untuk kenyamanan pengunjung dan keindahannya tetapi sama sekali tidak mengorbankan lingkungan di sekitarnya. Agar pariwisata dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat Hakoba sepanjang tahun maka keindahan alam itu sangat diperhatikan. Komitmen sejak awal pembangunan pariwisata untuk tidak merusak dan mengorbankan lingkungan demi untuk tujuan ekonomi semata, terbukti ada banyak tempat dan gunung yang layak untuk dijadikan tempat wisata ski, tetapi setelah melakukan survey, jika wilayah dan gunung lain yang dijadikan sebagai tempat SKI maka dipastikan adanya penebangan pohon maupun pemindahan pohon. Akhirnya masyarakat di dukung oleh pemerintah setempat memilih dan memutuskan desa Hokuba dengan kondisi lingkungan yang tidak melakukan perusakan lingkungan untuk menjadi wisata SKI.
Hal tersebut dilandasi pada tujuh prinsip pembangunan desa Hakuba yaitu: 1. Menciptakan lingkungan yang nyaman tanpa meruskan kondisi alam, 2. Meningkatkan kualitas hidup warga, 3. Membinan masyarakat untuk saling bantu, 4. Mempelajari fenomena alam,5. Meningkatkan ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya alam, 6. Membina kerjasama warga dengan pemerintah daerah. Untuk mempertahankan dan menjaga keseimbangan lingkungan di tempat pariwisata SKI itu beberapa kebijakan dan sarana lain disediakan; misalnya , adanya kurikulum mencintai lingkungan sejak pendidikan sekolah dasar, sarana daur ulang dari sisa makanan yang diolah pada alat disebut ECO BOX, daur ulang heating system untuk mencairkan salju, limbah kayu didaur ulang menjadi Chopsstick, Reklame tentang keunggulan dan cinta lingkungan, taman botani (hokuba Goryu), dan membentuk perilaku masyarakat untuk mencintai lingkungan. Untuk kebutuhan dan penjelasan akademis agar pelestarian lingkungan tersebut bisa meyakinkan semua pihak maka wisata SKI Hokubagoryu ini terdapat salah seorang
professor pensiunan yang ahli lingkungan sebagai penanggungjawabnya.
Professor Kitahara ini rela mengabdikan hidup dan dedikasinya untuk kelestarian lingkungan di tempat wisata tersebut.
2. Desa OGAWA Produk unggulan pertanian di desa Ogawa adalah beras dan Soba. Kedua produk tersebut tidak langsung dijual tetapi diolah terlebih dahulu sehingga menghasilkan nilai tambah. Salah satu contohnya adalah produksi Oyaki dari PT. Ogawa No SHO. PT. Ogawa No SHO, adalah salah contoh keberhasilan lain masyarakat Nagano untuk mengambangkan daerahnya dengan mengembangkan produk makanan yang sesuai selera konsumen perkotaan bahkan ternyata bisa menembus pasar manca negara. dimana bahan-bahan makanan serta tenaga dari daerah mereka sendiri. ICHRO
GONDA
adalah
tokoh
inspirator
daerah
Ogawa
yang
mendorong
masyarakatnya untuk bisa mempertahankan daerah dan komunitasnya. Sebab ICHIRO
Gonda melihat dari tahun ke tahun komunitas Ogawa akan mengalami kepunahan akibat dari kesulitan hidup yang dialaminya. Dengan kepahlawanan dan kesatrian ciri khas bangsa Jepang, ia berjuang mengembangkan produk makanan bakpao. Usaha ini, awal mulanya mendapat ejekan dari banyak orang, karena dianggap makanan orang miskin. Berkat usaha dan kerja keras dari pemilik, saat ini makanan tersebut terkenal di seluruh Jepang bahkan sudah go international. Terkenalnya produk ini berawal dari Japan Expo di Los Angles Amerika Serikat. Produk ini dipamerkan sebagai produk unggulan dari Jepang, bersamaan dengan peragaan memasak dan menampilkan kesenian tradisonal. Sejak saat itu produk ini di kenal oleh masyarakat Jepang dan disukai karena merupakan makanan sehat, yang terbuat dari tumbuhan semi organik. Prinsip yang digunakan PT Ogawa no sho adalah selalu mengandalkan bahan baku dari kampung sendiri, sehingga hasil pertanian desa ogawa memiliki nilai tambah. Dengan meningkatnya penjualan oyaki, saat ini PT Ogawa no sho tidak hanya memasok bahan baku dari desa ogawa, tetapi membeli juga dari desa tetangga. PT.Ogawa no sho melaksanakan diversifikasi produk antara lain oyaki/bak pao aneka rasa , asinan tumbuhan liar, adonan nasi, Soba/mi, dan lain-lain. Jenis makanan yang dihasilkan disesuaikan dengan selera konsumen. Untuk mengetahui selera konsumen, PT Ogawa bekerjasama dengan koperasi konsumen yang sering melakukan survey kepada konsumen.
PENGELOLAAN LIMBAH Di Jepang terdapat peraturan bahwa sampah yang dihasilkan oleh suatu daerah harus diolah oleh daerah itu sendiri, sehingga di setiap daerah pasti terdapat 1 atau 2 tempat pengelolaan sampah.. Di desa Omachi terdapat tempat pembakaran sampah, yang dihasilkan oleh warga Omachi. Tempat ini didirikan oleh pemerintah daerah Omachi. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun ¾ dari pemerintah daerah Omachi dan ¼ dari pemerintah pusat.
Sampah sudah dipisahkan oleh masing-masing rumah tangga, antara sampah plastic, sisa makanan, dan sampah organik. Kuantitas sampah sebanyak 23 ton per hari dan kecenderungan semakin lama semakin menurun. Di tempat tersebut sampah dipisahkan kembali antara sampah yang dapat didaur ulang dengan sampah yang dibakar. Sampah yang didaur ulang terdiri dari: kaleng, kardus bekas minuman, botol-botol plastik, Styrofoam, dan botol minuman kaca. Botol minuman kaca dipisahkan lagi berdasarkan warnanya. Sampah yang didaur ulang dibawa oleh jasa pengelolaan sampah daur ulang. Keunikannya adalah, kalau di Indonesia sampah daur ulang dibeli oleh pabrik yang mendaur ulang, kalau di Jepang tempat pembuangan sampah yang membayar biaya transportasi untuk mengangkut sampah tersebut. Tempat pembakaran sampah ini sangat bersahabat dengan lingkungan. Sampah sebelum dibakar dihancurkan terlebih dahulu, setelah itu abu hasil pembakaran ditanam di suatu daerah khusus. Asap pembakaran yang dibuang ke udara bebas sudah dalam bentuk uap yang tidak mencemarkan lingkungan. Hawa panas pembakaran dimanfaatkan untuk menghasilkan air panas yang langsung disalurkan ke rumah tangga. Mobil sampah memiliki bahan bakar berupa minyak goreng bekas yang diolah kembali. Kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sudah sangat tinggi, didukung dengan sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah daerah secara berkesinambungan.
FILOSOFI MASYARAKAT Keberhasilan masyarakat Nagano tidak terlepas dari filosofi hidup mereka. Mereka menjaga dan memupuk sikap kebersamaan, kekompakan dan kerukunan. Hal ini yang menjadi faktor utama dan penting bagi keberhasilan masyarakat Nagano.
Sikap masyarakat Nagano itu sama dengan makna istilah ‘No eagle Fly alone’. Masyarakat Nagano menumbuhkan kebersamaan itu sebagai sebuah prinsip hidup untuk menciptakan lingkungan bersih, menepati waktu, dan berperilaku jujur. Prinsip tersebut tercermin dari persaingan usaha dari produk PT Ogawa no sho yang diproduksi oleh perusahaan lain di sekitarnya. Meskipun demikian persaingan tersebut tidak mematikan satu sama lainnya. Apa yang telah dilakukan oleh masyarakat Nagano untuk mengembangkan potensi daerah dengan kekuatan, tenaga dan keahlian mereka sendiri yang dengan hal tersebut tidak hanya membuat mereka bisa memperbaiki taraf hidup, menyatukan dan kebersamaan masyarakat Nagano. Hal tersebut membuat kami sangat salut dan memberikan apresiasi penuh kepada masyaakat Nagano. Ketika kami pulang ke Indonesia, akan kami ceritakan dedikasi dan keberhasilan masyarakat Nagano tersebut. Semoga kami bisa mencontoh semangat dan cara yang telah dilakukan oleh masyarakat Nagano.
Laporan Hasil Workshop(Grup Aichi) Permasalahan Sosial di Jepang: Strategi Penanggulangan dan Pembelajaran bagi Indonesia
Dalam Program JENESYS pada 12-22 April 2010 di Jepang, Kelompok Aichi mendapatkan kesempatan untuk membahas permasalahan sosial di Jepang. Negara ini terkenal dengan kemajuan ekonominya. Meski demikian, tetap ada persoalan di beberapa wilayah yang harus ditanggulangi. Persoalan itu terkait dengan system pendidikan yang belum 100 persen berhasil mewujudkan cita-cita untuk menjamin kemandirian lulusan sekolah sehingga sebagian di antara mereka tidak terserap dalam lapangan kerja. Akibatnya, muncul pengangguran dan tuna wisma. Dalam kunjungan ke sejumlah lembaga di Aichi (KTC School, Meiji Shelter, Pusat Konsultasi Anak, Nagoya Vocational Training Center), didapatkan temuan bahwa sekolah di Jepang terbagi dalam sekolah umum (mirip sekolah negeri dan swasta di Indonesia) dan sekolah alternative seperti sekolah terbuka, free school,pusat konsultasi. Sekolah-sekolah itu memiliki kurikulum berbeda. Namun, satau kesamaan yang menonjol adalah penempatan pengembangan karakter untuk membentuk kedisiplinan dan profesionalisme dalam meraih karier cemerlang di masa depan. Di KTC School misalnya, siswa diarahkan untuk menjadi manusia mandiri yang memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan karir di masa depan. Di sekolah ini, siswa juga dilatih mengembangkan kemampuan komunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Kebanyakan siswa yang bersekolah di KTC School merupakan siswa mogok belajar di sekolah umum. Selain itu, untuk siswa SD dan SMP,Pemerintah Nagoya juga menyediakan pusat konsultasi bagi siswa yang tidak betah di sekolah umum. Bentuk konsultasi dalam sekolah ini dilakukan secara individu (konsultasi pendidikan) dan secara kelompok (bimbingan adaptasi). Intervensi psikologis yang diberikan bukan hanya kepada peserta didik tapi juga terhadap orang tua dan diberikan secara gratis oleh pemerintah. Artinya, Jepang sangat serius dalam memperhatikan kebutuhan generasi masa depannya melalui pengembangan pembelajaran yang mengintegrasikan semua pihak.Ketika hasil yang didapat tidak maksimal (terbukti dari masih adanya kemiskinan), Pemerintah Jepang menyediakan Balai Latihan Kerja dan Tempat Penampungan Tunawisma. Di Nagoya, fasilitas itu tersedia melalui eksistensi NVTI yang menangani pelatihan ketrampilan bagi lulusan SMA yang ingin bekerja, seperti ketrampilan desain pencetakan, komputer, teknik mesin, arsitektur, dsb. Lembaga ini juga melatih para pengangguran dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK) agar terserap ke lapangan kerja di perusahaan-perusahaan Jepang. Di samping itu, juga terdapat Meiji Shelter, tempat penampungan tuna wisma yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga tempat pelatihan kerja bagi para penghuninya.
Dengan strategi seperti itu, pola pendidikan integratif diharapkan mampu mengurangi jumlah pengangguran dan tuna wisma sehingga angka kemiskinan pun bisa diturunkan. Meski demikian, pola manajemen pendidikan dan penanggulangan kemiskinan di Jepang tampaknya terlalu mengandalkan peran pemerintah. Meminjam pengalaman Indonesia, Jepang sepertinya perlu meningkatkan pemberdayaan komunitas yang secara mandiri mampu menciptakan lapangan kerja sendiri.
Namun, Jepang tetap menunjukkan contoh positif yang bisa dijadikan pembelajaran berharga bagi Indonesia. Pembelajaran pertama, sistem pendidikan Indonesia harus terintegrasi dengan lapangan kerja. Selama ini, lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia belum secara maksimal menjalankan fungsinya untuk menyalurkan lulusannya ke pasar kerja sehingga seringkali ketrampilan yang dipelajari tidak sekolah tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja. Kedua, semua lembaga pendidikan di Indonesia harus bersinergi dalam menangani siswa yang putus sekolah. Pengalaman Indonesia menunjukkan banyak siswa putus sekolah justru pindah ke jalanan menjadi pedagang asongan, lopes koran, bahkan pengemis. Belajar dari Jepang, Pemerintah Indonesia semestinya menyediakan lembagan khusus di semua wilayah yang menangani anak-anak itu. Ketiga adalah anak-anak pustu sekolah, pengangguran, dan tuna wisma sebenarnya telah ditangani Lembagan Swadaya Masyarakat (LSM) dan komunitas mesyarakat. Tetapi, masih banyaknya orang di jalanan merupakan bukti belum terselasaikannya masalah itu. Karena itu, pemerintah perlu turun tangan untuk memberdayakan komunitas tersebut dan bekerja sama secara singergis untuk mengatasi kemiskinan.
Kesan dan Pesan dari Delegasi Indonesia ■ Good Very well. Harus lebih banyak lagi orang Indonesia mengikuti program seperti yang saya ikuti agar mereka dapat merasakan seperti yang saya rasakan, sehingga perubahan di Indonesia dapat lebih cepat dan massif. ■ Menurut saya,program ini bagus dan bermanfaat terutama untuk meningkatkan hubungan antara warga negara yang bersangkutan.Dalam program ada interaksi langusung dan juga pengenalan kultur dan gaya hidup warga Jepang.Narasumber yang dihadirkan juga berbobot dan membantu peserta dalam pemahaman yang lebih mendalam tentang topic penelitian. Jadwal kegiatan juga tepat waktu dan lancar. Kesan yang saya peroleh sangat positif. Saya terkesan dengan kemajuan teknologi dan ekonomi Jepang.Dan ternyata di balik keperkasaan teknologi dan ekonomi Jepang,masyarakatnya tetap hidup secara sederhana dan saling hormati. Penghormatan terhadap lingkungan juga begitu luar biasa. Saya berharap bisa kembali ke Jepang suatu saat nanti. ■ Setelah saya hamper 2 minggu saya ada di Jepang mengikuti program JICE,saya mendapatkan pengalaman yang luar biasa.Perspektif tentang Jepang sangat berubah,dan mendapatkan sebuah pemikiran bahwa Jepang adalah partner baik bagi Indonesia(Khususnya Bali),dalam kiblat pembangunan masa depan. Yang paling menginspirasi bahwa etos kerja dan disiplin orang Jepang sangat bagus untuk dicontohkan bangsa Indonesia. Selain itu saya mempunyai banyak ide dengan mengamati banyak contoh program dan lembaga-lembaga yang dijalankan secara profesional.Hubungan Jepang dan Indonesia haruslah ditingkatkan di masa yang akan datang.Meningat kedua ini memiliki banyak kesamaan dan latar belakang sejarah yang panjang. Di samping itu kontribusi perdamaian dunia oleh Jepang dan Indonesia(ASEAN) sangat penting. Selain itu terdapat persamaan spiritual antara Bali dan Jepang yakni agama Hindu,Siwa,Budha,Shinto yang bisa menjadi potensi ke depan. ■ Sungguh merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga dapat mengikuti program kali ini.Di mana pengetahuan kami sebagai peserta tentang Jepang menjadi lebih mendalam. Banyak hal-hal positif yang
diperoleh,terlebih lagi karena melihat dan merasakan secara langsung. Hal ini sangat memberikan inspirasi untuk menerapkan hal-hal positif tersebut dalam lingkungan peserta nantinya. Baik secara pribadi,kelompok maupun masyarakat dan negara. ■ Saya sangat senang dengan adanya program JENESYS, karena saya dapat mengenal lebih dalam mengenai Jepang. Tidak hanya Jepang sebagai sebuah negara, namun juga hingga tingkat masyarakat dan individunya. Secara menyeluruh, saya mempelajari isu sosial yang terhubung antara persoalan kemiskinan dan pendidikan. Di luar itu juga, dibahas secara mendasar situasi politik dan ekonomi di Jepang. Di luar itu, sangat menyenangkan untuk saya ketika ada kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga angkat Jepang. Melalui kesempatan itu, saya dapat memahami karakter individu dan kelompok masyarakat Jepang. Saya juga lebih memahami lagi nilai, adat dan budaya masyarakat Jepang. Namun menurut saya hal yang perlu ditambahkan adalah penjelasan secara detail dan khusus mengenai hubungan Indonesia dengan Jepang. Kemudian dapat diperlihatkan juga peran KBRI di Jepang dan aktifitas masyarakat Indonesia di Jepang. Kemudian, saya pikir diperlukan tindak lanjut bagi partisipan dari kegiatan JENESYS ini, sehingga apa yang sudah didapatkan kali ini akan berkelanjutan. ■ Banyak sekali hal yang bisa saya pelajari melalui program ini, terutama masalah tunawisma dan sekolah alternatif yang ada di Jepang. Pemerintah Jepang begitu memperhatikan kedua masalah tersebut. Untuk tuna wisma telah dibuat rumah singgah sementara dan juga terdapat semacam pelatihan agar mereka tidak menganggur dan bisa menghidupi diri sendiri. Dalam bidang pendidikan ternyata terdaapt berbagai masalah misalnya ijime dan hikikomori. Untuk mengatasinya pemerintah mendirikan support school, free school dan BLK. Pelajaran yang telah didapatkan tentunya sangat bermanfaat bagi bangsa dan masyarakat Indonesia, terutama bagi perkembangan pendidikan dan penyelesaian masalah kemiskinan di Indonesia. ■ Program ini sangat bangus dan bermanfaat bagi saya. Pengalaman yang saya dapat dari program ini merupakan pelajaran berharga bagi saya dan
Indonesia. Karena itu, saya berharap ada tindak lanjut dari program ini seperti kunjungan lanjutan ke Jepang. Pembentukan ikatan alumni, dan diskusi tentang hubungan Jepang-Indonesia yang difasilitasi Kedutaan Besar atau KOnsulat Jenderal Jepang di berbagai daerah. Dengan begitu, saya yakin jalinan kerja sama dan persahabatan Indonesia-Jepang akan semakin erat.
Kesan dan Pesan dari Mahasiswa maupun Panitia Daerah ■
Di sela-sela pemaparan pengenalan latar belakang Indonesia,kepada peserta yang duduk bersebelahan dengan saya,sempat juga menceritakan mengenai survai yang sedang saya laksanakan di Kaltim.Ternyata peserta itu sebagai dosen UGM,menaruh perhatian yang cukup besar pada survai tersebut,hingga dikatakan “Apabila anda sempat berkunjung ke Indonesia lagi,hubungi saya kapan saja,saya akan memperkenalkan profesor yang menguasai masalah di bidang kehutanan.”Terasa sangat menyenangkan.Dalam acara itu,saya terkesan juga dengan sikap Penyiar Metro TV terkenal yang ramah menyapa dan bersahabat.Ketika saya meminta untuk tukar menukar adress e-mail,diberitahukan langsung.Pada acara malam ramah tamah baik pihak Jepang maupun pihak Indonesia menapilkan atraksi antara lain lagu dsb,sehingga menambah suasana menjadi marak.Para peserta pihak Indonesia kelihatan sangat menikmati interaksi tersebut pada hal satu sama lain baru berkenalan.Selama ini saya selalu tidak pernah mudah akrab dengan orang yang baru pertama kali ditemui,sebab merasa tegang,agak sulit melakukan interaksi yang lebih lanjut.Namun begitu bila ada peluang seperti ini lagi,saya akan berusaha melakukan interaksi secara lebih aktif,bahkan mencoba berguyon.
■
“Sepak bola merupakan olah raga yang mampu menjalin hubungan baik antar negara.”Sebagaimana diungkapkan oleh perusahaan alat olah raga bermerek,dalam kesempatan kali ini saya merasakan langsung,sepak bola telah meyumbang untuk menghubungkan Indonesia dengan Jepang.Menurut pengetahuan saya pribadi,sepak bola merupakan olah raga yang sangat digemari di Indonesia hingga piala eropa selalu menjadi pusat perhatian pencinta sepak bola sama seperti di Jepang.Namun begitu ternyata yang diperhatikan bukan hanya liga eropa bahkan liga Jepang. Saya baru dengar regu sepak bola profesional Indonesia ikut serta dalam Asia Champions League,pertandingan yang diikuti regu Jepang ditonton di Indonesia. Dalam rangka malam ramah tamah salah seorang mahasiswa Jepang mempertunjukkan free style foot ball,pertunjukan itu membuat suasana semakin seruh hingga tidak merasakan perbedaan latar belakang antara kedua negara. Saya yakin bola berskala kecil itu memiliki kekuatan yang luar biasa.
■
Dalam rangka diskusi kedua belah pihak telah sempat membahas mengenai berbagai masalah sosial terutama mengenai masalah pendidikan dan keagamaan di Indonesia. Melalui sesi itu akhirnya saya merasakan pentingnya interaksi dan dialog antara satu sama lain.Saya berpendapat interaksi dengan orang asing merupakan salah satu metode kondusif untuk mewujudkan kondisi saling memahami latar belakang yang berbeda antar negara.
■ Pada ketika baru pertama kali saya sajikan hidangan untuk peserta,mendengar komenter yang menyenangkan“Nasinya enak.”Meskipun demikian ada yang kelihatannya kurang menikmati lauk pauk masakan Jepang hingga saya ragu apa yang layak disajikan untuk selanjutnya? Untuk makan pagi hari berikutnya saya mencoba sajikan ikan shishamo/ikan penuh telur.Ternyata ada yang katakan “Ikan ini jarang didapatkan di Indonesia.Cita rasanya sangat sedap.”Dari situ timbul keinginan untuk mengetahui perbedaan budaya makan antara negara. Kunjungan peneliti muda Indonesia ke Jepang dilaksanakan pada peralihan musim,masih terkadang suhu udara menurun derastis hingga hawanya seperti musim dingin.Namun cuaca cenderung makin hari makin cerah,ada peserta yang kondisi fisiknya kurang fit.Masalah perbedaan bahasa menjadi penghalang bagi saya untuk berkomunikasi langsung,merasa malu juga.Meskipun kunjungan peserta itu berlangsung dalam jangka pendek,saya telah merasa begitu dekat sehingga pada ketika berpisah terasa sedih dan kesepian. Akhirnya saya doakan pula agar bisa bertemu lagi pada masa mendatang.Saya mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang telah memberikan peluang yang baik untuk memperoleh pengalaman baru. ■ “Kami delegasi Indonesia tidak ingin hubungan antara kedua belah pihak terputus setelah selesai program di daerah ini.Bagaimana caranya meneruskan interaksi antara kedua pihak? Andaikata membentuk alumni.”Menyenangkan sekali dengan usulan dari peserta seperti itu.Kami panitia penyelenggara di daerah juga tidak menganggap program itu telah berakhir setelah mencapai batas waktu,masih ada niat untuk meneruskan interaksi.Hal yang mengesankan adalah antara peserta ada yang telah pandai memotong mie Soba dengan perlihatkan wajah tersenyum.Jepang
terdapat pepatah yang berbunyi“Melahirkan sesuatu tak lebih sulit daripada meragukan risiko untuk sebelumnya.” Selama ini kami panitia sering membayangkan berbagai risiko namun begitu cuaca begitu bersahabat untuk pelaksanaan program hingga peserta dapat menikmati pemandangan Hakuba pada musim dingin/salju maupun pada musim semi.Kekurangnan yang dirasakan dalam rangka program yang kami susun adalah alokasi waktu yang tidak merata antara peninjauan dan perkuliahan,kegiatan cenderung padat padahal waktu singkat.Panitia penyelenggara Hakuba akan berupaya untuk menyususun berbagai program menurut 4 musim.Maka kami memohon kerjasamanya untuk masa mendatang. ■ Kami ucapakan terima kasih kepada segara pihak yang terkait karena meskipun di Jepang terdapat banyak sekolah akhirnya sekolah kami yang terpilih sebagai salah satu obyek kunjungan dalam program.Kami berpikir upaya selama ini telah dinilai baik seperti penanggulangan berbagai masalah di bidang pendidikan antara lain siswa mogok belajar di sekolah umum.Kami yakin telah dapat memperkenalkan arah pendidikan yang dituju di Jepang pada masa terkini misalnya sistem sekolah koresponden maupun sekolah pembantuan.Dalam rangka sesi tanya jawab,para pertanyan dari peserta tidak terputus sama sekali dilanjutkan sampai batas waktu.Melalui sesi tersebut kami rasakan semangat peserta akan menanggulangi masalah pendidikan dan kesejahteraan di Indonesia.Sosok peserta seperti itu menjadi ransangan bagi kami.Semoga informasi yang kami berikan akan menjadi bahan masukan bagi peserta dalam mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia. Dalam rangka acara interaksi terutama untuk main Kendama maupun untuk membuat sumpit,peserta begitu antusias dan bersahabat dengan siswa.Pengalaman itu telah menjadi kenang-kenangan yang tidak akan terlupakan bagi siswa maka kami ucapkan terima kasih atas kebaikan peserta. Mudah-mudahan peserta akan ingat kembali pengalaman di sekolah kami setiap melihat sumpit dari kayu cryptmeria pulau Yaku-Shima bahkan mainan kendama.
Kesan dan Pesan dari Keluarga Angkat Homestay/Home Visit ■ Kedua peserta sudah punya anak oleh karena itu pandai mengurus anak-anak yang berada di rumah saya.Kebutulan nama anak peserta sama dengan nama keponakan saya hingga terasa takdir.Permainan tradisional bagi anak di Jepang antara lain Origami/lipat kertas ternyata ada pula di Indonesia,peserta sudah makhir Origami itu.Dengan peluang interaksi tersebut saya berpikir anak saya telah dapat belajar mengenai kasih sayang kepada orang asing. ■ Selama ini pergaulan bagi kami sebagai pasangan suami-isteri yang sudah tua relatif terbatas.Meskipun demikian melalui acara interasksi dengan pemuda Indonesia,kami memperoleh pengalaman baru yang luar biasa bahkan terbangkit semangat untuk memulai sesuatu yang baru. ■ Dalam rangka menerima kunjungan pemuda Indonesia,saya mengajak kawan sekeluarga yang dahulu pernah tinggal di Indonesia untuk kuliah.Berkat kehadiran pemuda Indonesia,akhirnya jadi akrab kembali dengan kawan lama tersebut yang selama ini jarang bertemu.Kawan itu menyertai suami dan kedua anaknya yang berusia 2 tahun dan yang berusia 4 tahun.Mereka main guitar,harmonica,ukurere di sela-sela jamuan makan malam. ■ Sebetulnya saya keberatan bila diminta agar menjadi orang tua angkat home stay sebab anak saya masih kecil baru berusia dua tahun,akan tetapi yang diminta bukan home stay melainkan home visit satu hari saja,tidak ada beban sama sekali,maka akhirnya saya rela menerima kunjungan pemuda Indonesia.Ternyata pemuda Indonesia itu dan kami pasangan suami-isteri berusia sebaya hingga komunikasi antara kedua pihak begitu lancar dan akrab,sangat menyenangkan.Sempat juga mempraktekkan bahasa Inggris yang sedang saya pelajari.Pemuda Indonesia sangat aktif berbicara,sikap tersebut membuat kami makin bersemangat. ■ Setelah makan malam kami mengajak peserta untuk mencoba kaligrafi Jepang.Peserta antusias belajar dan menikmati kaligrafi Jepang.Acara itu merupakan peluang yang baik untuk saling memahami budaya yang berbeda
antara kedua belah pihak.Kami menambahkan bingkai pada hasil karya mereka yang paling baik sebagai oleh-oleh.
Foto kenangan selama berada di Jepang ~ Program di sekitar Tokyo ~ Pengarahan program
Interaksi dengan mahasiswa-mahasiswi Jepang
Kunjunang kehormatan di kementerian luar negeri
Kuliah pengenalan latar belakang Jepang
Berdiskusi di kantor “The Democrat Party of Japan”
Pemaparan hasil studi selama berada di Jepang
Foto kenangan selama berada di Jepang ~ Grup Tokyo ~ Mengenakan seragam dinas hakim Jepang
Selalu memusatkan pikiran pada perkuliahan
Mengunjungi National Personnel Authority
Keluaraga Besar Jepang-Indonesia
Sakin senangnya dapat anak-anak baru
Peace!
Foto kenangan selama berada di Jepang ~ Grup Nagano ~ Memahami sistem pemerintahan daerah di Jepang
Belajar dari fenomena alam di Hakuba
Ternyata hasilnya lumayan bagus
Pemilahan sampah untuk tujuan daur ulang
Bersama karyawan PT Ogawa no sho
Bersama para panitia Hakuba
Foto kenangan selama berada di Jepang ~ Grup Aichi ~ Bersama siswa KTC School
Ini gimana cara mainnya sih?
Menyani,Menari bersama-sama
Selalu tekun belajar
Mengenal masalah social Jepang yang begitu serius
Aduh,ternyata susah juga