MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh: Galih Dharma Dewangga Nim:106053001998
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYRIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh Galih Dharma Dewangga 106053001998
Pembimbing
Drs. M. Sungaidi, MA NIP. 196008031997031006
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 20 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). Jakarta, 20 Juni 2011 Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota,
Sekretaris Merangkap Anggota,
Drs. Wahidin Saputra., MA
H. Mulkanasir., B.A, S.pd, M.M
NIP: 197009031996031001
NIP: 195501011983021001
Anggota, Penguji I
Penguji II
Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban., MA
Drs. Wahidin Saputra., MA
NIP: 196606051994031005
NIP: 197009031996031001
Pembimbing,
Drs. M.Sungaidi., MA NIP: 196008031997031006
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 20 Juni 2011
Galih Dharma Dewangga
ABSTRAK
Galih Dharma Dewanga, 106053001998 Manajemen Program Dakwah di Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta Pergaulan bebas menjadi potret buram kehidupan remaja di Jakarta dan kota besar lainnya. Saat ini seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, penyalahgunaan NARKOTIKA, perkelahian antar remaja atau pelajar, dan peredaran VCD porno menjadi perkara yang lumrah di kalangan remaja. Belum lagi sikap mental malas, inferior dari bangsa lain, tidak mau bekerja keras, ingin serba instant dan hal-hal lain yang menyebabkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang punah di muka bumi ini. Remaja Masjid merupakan salah satu dari beberapa stakeholder dari sebuah organisasi masjid. Pengurus masjid, disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran Remaja Masjid dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja Masjid mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang dalam proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang meluap serta ingin menonjolkan jati dirinya. Hasil dari penulisan ini menunjukkan bahwa manajemen program dakwah Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah DKI Jakarta sudah berjalan dengan baik sesuai prinsip dan fungsi manajemen moderen. Sehingga berdampak positif pada program dakwah yang dimiliki JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dalam upaya pengembangan organisasi pemuda dan remaja masjid yang ada di DKI Jakarta. Dalam usaha mencapai tujuan Remaja Masjid, manajemen memiliki peran agar proses pencapaian tujuan tersebut dapat berlangsung secara efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna). Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen seperti planning, organizing, actuating, controlling dan lain sebagainya tujuan organisasi dapat diupayakan untuk dicapai dengan lebih baik. JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu organisasi yang menaungi beberapa Remaja Masjid yang ada di DKI Jakarta. Dan yang menjadi subjek dari penulisan ini adalah pengurus dan anggota JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. Teknik analisis data yang digunakan pada penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
i
KATA PENGANTAR
بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah, segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah yang telah Engkau berikan. Tidak ada kekuatan apapun dalam diri ini selain karena kekuatan-Nya. Karena anugerahNyalah, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam yang selalu tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya dan semoga sampai kepada umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun usaha dalam penyelesaian skripsi ini dirasakan sudah maksimal dan optimal, namun sudah pasti masih ada kekurangan dalam penulisan maupun pembahasannya. Semoga, kiranya hasil penulisan yang tertuang dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan semua pihak yang membacanya. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan jazakumullah khairan katsiran kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan saran, bantuan, dorongan, bimbingan, penerimaan, pelayanan dan kerjasama dalam proses penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat melaksanakannya hingga tuntas pada waktunya, khususnya kepada yang terhormat: 1. Siti Sofiah (Ibunda), Isnohadi (Ayahanda) yang telah memberikan segala perhatian, bimbingan, dorongan moril dan materil, serta cinta kasih dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang pendidikan tinggi dengan baik.
ii
2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Arief Subhan, MA, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah dan H. Mulkanasir, BA.Spd.MM Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Drs. M. Sungaidi, MA, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan besar hati dan sabar serta bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, konsultasi dan bimbingan bagian skripsi ini hingga ke meja munaqasyah. 6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama penulis mengikuti perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Ihsan Fadilla ST. MM, dan Juni Supriyanto S.Kom, Msi, selaku Ketua dan Sekretaris Umum Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta beserta para pengurusnya yang telah mengizinkan penulis mengadakan penulisan di tempat tersebut dan meluangkan waktunya serta bersedia untuk penulis wawancarai sehingga tersusun menjadi sebuah skripsi.
iii
8. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi kepustakaan. 9. Adik-adikku tercinta Hertian Dwi Fidiarisma dan Vicky Octaviane Putri yang selalu membuatku tersenyum dan membantu penulis dalam keadaan suka dan duka. 10. Khilda Kholishoh S.Kom I, seseorang yang telah memberi arti tersendiri dalam hidupku sehingga penulis tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan ini dan tak lupa pula kepada keluarga besarnya yang telah memberikan perhatian, bimbingan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua sahabat-sahabatku di Jurusan Manajemen Dakwah “ Angkatan 2006 ” atas kebersamaan dalam suka maupun duka, semoga tali persahabatan kita abadi selamanya. 12. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya baik moril maupun materil kepada penulis hingga penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik. Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua dikembalikan, semoga segala amal yang telah mereka berikan mendapat balasan yang lebih baik di Akhirat nanti. Jakarta, 20 Juni 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................
3
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ..............................................
4
D. Metodologi Penulisan ...........................................................
5
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................
7
F. Sistematika Penulisan ...........................................................
8
LANDASAN TEORI A. Ruang Lingkup Manajemen Program Dakwah a. Pengertian Manajemen .................................................... 10 1. Unsur-unsur Manajemen ........................................... 14 2. Fungsi Manajemen .................................................... 16 b. Pengertian Program ......................................................... 21 1. Macam-macam Program ........................................... 21 2. Tujuan Program ......................................................... 22 c. Pengertian Dakwah ......................................................... 23 1. Unsur-unsur Dakwah ................................................ 28 2. Prinsip-prinsip Dakwah ............................................. 37
v
3. Tujuan Dakwah ......................................................... 39 B. Ruang Lingkup Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid 1. Pengertian Jaringan Organisasi ....................................... 41 2. Pengertian Pemuda .......................................................... 41 3. Pengertian Remaja Masjid .............................................. 42 BAB III
GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA A. Sejarah berdirinya JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta .. 49 B. Visi, Misi dan Tujuan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ................................................................................... 51 C. Struktur Organisasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta 53 D. Program Kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta .. 56
BAB IV
PENERAPAN MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH JARINGAN
PEMUDA
DAN
REMAJA
MASJID
INDONESIA PENGURUS WILAYAH JAKARTA A. Analisis penerapan fungsi manajemen program dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta................................. 59 B. Analisis tahapan pelaksanaan program dakwah
JPRMI
Pengurus Wilayah DKI Jakarta ............................................. 68 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 74 B. Saran-saran ............................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 78 LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Struktur Pengurus Harian Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Pengurus Wilayah DKI Jakarta ...................................................................... 53
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Seiring cepatnya perkembangan informasi, persoalan remaja semakin kompleks. Jika kekhawatiran orang tua zaman dahulu lebih kepada persoalan pendidikan baik dari segi aspek biaya maupun belum tersedianya lembaga pendidikan yang baik, orang tua zaman sekarang dihadapkan pada persoalan degradasi moral yang menggejala secara umum di kalangan remaja. Padahal remaja merupakan generasi penerus yang akan menerima tongkat estafet kebangkitan umat. Di dalam diri remaja terdapat potensi besar berupa idealisme, sikap kritis dan inovatif yang akan menjadi penentu keberhasilan tidaknya kebangkitan sebuah bangsa. Pergaulan bebas menjadi potret buram kehidupan remaja di Jakarta saat ini. Merajalelanya seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, perkosaan, pelecehan seksual, penyalahgunaan NARKOTIKA, perkelahian antar remaja maupun pelajar, dan peredaran VCD porno menjadi perkara yang lumrah di kalangan remaja. Belum lagi sikap mental malas, inferior dari bangsa lain, tidak mau bekerja keras, ingin serba instant dan hal-hal lain yang menyebabkan bangsa ini akan menjadi bangsa yang punah di muka bumi ini. Persoalan moral adalah persoalan yang kompleks karena persoalannya tidak hanya ditimbulkan oleh satu masalah. Masalah moral yang mengancam remaja sangat banyak, tidak hanya disebabkan faktor-faktor eksternal atau faktor internal saja, tetapi gabungan dari keduanya. Karena itu, penanganannya pun tidak
1
2
dapat dilakukan dengan memfokuskan pada salah satu penyebab saja, tetapi harus menyeluruh. Penanggulangan faktor eksternal saja, misalnya dengan menangkap para mafia NARKOTIKA untuk menghentikan merebaknya NARKOTIKA atau para pembuat VCD porno untuk menanggulangi seks bebas, tidak akan membuahkan hasil jika tidak diiringi pembinaan dan pendidikan moral bagi remaja, khususnya remaja muslim ibukota. Organisasi Remaja masjid merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan remaja, karena tanpa mengurangi ciri khas remaja untuk berkreasi dan berkarya, organisasi remaja masjid memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung nilai-nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas tersebut. Berangkat
dari
kondisi
di
atas,
maka
Masjid
sebagai
sentral
pengembangan dan pemberdayaan mengambil satu peran penting yaitu mengembangan sayap dakwah dengan target pemuda dan remaja. Remaja masjid merupakan salah satu dari beberapa stakeholder dari sebuah organisasi mesjid. Pengurus masjid, disadari atau tidak, ternyata membutuhkan peran remaja masjid dalam setiap langkah dan gerak aktivitasnya. Remaja masjid mampu memberikan sentuhan yang berbeda sesuai dengan karakteristiknya yang tengah dalam proses pencarian jati diri, cenderung labil dan memiliki semangat yang meluap ingin menonjolkan jati dirinya. Pendidikan remaja muslim dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Secara formal, mereka dapat menempuh pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah-sekolah lanjutan, pesantren maupun perguruan tinggi, sedang secara nonformal mereka bisa aktif dalam pembinaan yang dilakukan oleh masyarakat
3
atau kelompok mereka sendiri, diantaranya: Ormas Islam NU, Muhammadiyah, Persis dan yang lainnya halaqah, pengajian, perkumpulan pemuda dan remaja muslim, kelompok-kelompok studi, dan Remaja masjid.1 Lalu timbul kesadaran perlunya organisasi yang permanen dan akhirnya dibentuklah remaja masjid. Saat ini, remaja masjid telah menjadi salah satu wadah pavorit kegiatan remaja muslim. Umumnya dikota-kota besar dapat dijumpai. Meskipun masih ada hambatan atas keberadaannya, namun secara umum masyarakat sudah semakin lebih bisa menerima kehadirannya2. JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu lembaga dakwah yang dalam aktivitas-aktivitasnya disamping menggunakan pendekatan dakwah verbal juga melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah di JPRMI diharapkan dapat memberikan perubahan, bagi remaja muslim khususnya yang ada di DKI Jakarta dan umumnya pada seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis meneliti tentang penerapan “ Manajemen Program Dakwah di Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta “
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan skripsi ini lebih fokus dan mendalam penulis akan membatasi pada
penerapan fungsi-fungsi manajemen program
dakwah dan pelaksanaan program dakwah yang ada di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta periode 2005-2010. 1
Siswanto, “ Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid “, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2005), h. XIX 2 Ibid. h .49.
4
2. Perumusan Masalah Sedangkan
pembahasannya lebih terarah dan terfokus, maka
penulis perlu membuat perumusan masalah pada penulisan skripsi ini untuk menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut: a. Apa saja program kerja JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta yang dapat dikategorisasikan sebagai program dakwah ? b. Bagaimana manajemen program dakwah yang dilakukan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini, yaitu: a. Untuk mengetahui program dakwah pada JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. b. Untuk mengetahui manajemen program dakwah yang dilakukan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat akademis diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Dakwah dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada umumnya.
5
b. Penelitian
ini
diharapkan
menjadi
rekomendasi
bagi
proses
pengembangan dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta untuk menjadi contoh bagi lembaga-lembaga yang lain. c. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian guna mengembangkan konsep dakwah yang sesuai dengan kondisi dan situasi.
D. Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang dihasilkan dari suatu data-data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan merupakan suatu penelitian alamiah. 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian yaitu tempat memperoleh keterangan. Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pengurus dan anggota JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah manajemen program dakwah yang dilaksanakan oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta periode 2005-2010. 2. Waktu dan Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung sejak tanggal 5 September s/d 1 November 2010. Adapun tempat penelitiannya di sekretariat JPRMI Pengurus wilayah DKI Jakarta yang beralamat di Jl. Kemanggisan Ilir III No. G 13A Palmerah Jakarta Telp. (021) 7085 3505 Fax. (021) 549 4536, (Email).
[email protected], (Website). http//www.jprmi.org.
6
3. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Lapangan (Field Research) Melalui penelitian lapangan akan diperoleh data-data primer, dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara: 1) Observasi Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek yang akan diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan dalam observasi ini adalah alat perekam, kamera, buku catatan yang akan digunakan selama observasi berlangsung. 2) Wawancara (interview) Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data.3 Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai pengurus dan anggota JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta 3) Dokumentasi Dokumentasi dapat diartikan sebagi bahan tertulis maupun data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal organisasi itu sendiri. b. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur dan referensi dari sumber-sumber lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dengan masalah yang diteliti.
3
Sustrisno Hadi, “Metodologi Research”, (Yogyakarta: Andy Offset, 1983 ), hal.49.
7
4. Teknik Analisa Data Dari
data
yang
dikumpulkan,
kemudian
dianalisis
dan
diinterpretasikan. Adapun dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.
E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah membaca dan menganalisis dari beberapa karya ilmiah mengenai manajemen program dan remaja masjid, diantaranya adalah dengan judul : “ Manajemen Program Dakwah pada 95,5 Fm Radio Alaika Salam Jakarta” oleh Aminaturrahmah jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakan skripsi ini terletak pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti. “ Aktivitas Dakwah FKRM (Forum Komunikasi Remaja Masjid) Serpong Utara dan Pondok Aren Dalam Membina Ukhuwah Islamiyah ” oleh Santih jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakan dari skripsi ini terletak pada pelaksanaan aktivitas dakwah yang dimiliki FKRM Serpong Utara dan Pondok Aren dalam upaya pembinaan ukhuwah Islamiyah bagi generasi muda yang ada di sekitar FKRM. “ Aktivitas Dakwah Islam dalam Mengubah Perilaku Remaja Masjid Nurul Falah Serpong “ oleh Muhammad Hilaluddin jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang membedakan dari skripsi ini terletak pada pelaksanaan aktivitas
8
dakwah yang berdampak positif bagi perubahan perilaku Remaja Masjid Nurul Falah Serpong. “ Manajemen Program Dakwah PUSBINROH DKI Jakarta “ oleh Safridah Fitri Auriyah jurusan Manajemen Dakwah, yang terletak dari skripsi ini pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti. Berdasarkan kajian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti remaja masjid dengan sudut pandang yang berbeda yaitu mengenai “ Manajemen Program Dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ”.
F. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, penulis telah menyusun penulisan ini dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab. Diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan serta saran-saran. Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB II :
LANDASAN TEORI a. Ruang Lingkup Manajemen Program Dakwah Yang memuat diantaranya: pengertian manajemen, unsur-unsur manajemen, fungsi manajemen, pengertian program dakwah, macam-macam program, tujuan program, dijelaskan pula
9
tentang pengertian dakwah, unsur-unsur dakwah, prinsipprinsip dakwah, tujuan dakwah. b. Ruang Lingkup Jaringan Pemuda & Remaja Masjid Yang meliputi diantaranya : pengertian jaringan, pengertian pemuda dan , pengertian remaja masjid. BAB III :
GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA (JPRMI) PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA Sejarah berdirinya JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta , Visi, Misi dan Tujuan JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta, struktur organisasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, program kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta.
BAB IV :
PENERAPAN
MANAJEMEN
PROGRAM
DAKWAH
JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA PENGURUS WILAYAH JAKARTA Analisis fungsi dan peranan manajemen program dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, yang terdiri dari fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan. Serta menganalisis tahapan pelaksanaan program dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. BAB V :
PENUTUP Kesimpulan dan Saran-saran
BAB II LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Manajemen Program Dakwah 1. Pengertian Manajemen Pengertian manajemen jika ditinjau dari segi bahasa mempunyai arti pemanfaatan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan atau sasaran yang dimaksudkan.1 Sedangkan pengertian manajemen menurut istilah memiliki pengertian yang sangat beragam. Dalam literatur Ilmu Manajemen ada tiga pengertian manajemen jika dilihat dari segi istilah, Pertama; manajemen sebagai suatu proses, kedua; manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu, ketiga; manajemen
sebagai
kolektivitas
orang-orang
yang
melakukan
aktivitas
manajemen.2 Menurut pengertian yang pertama yakni manajemen sebagai suatu proses dikemukakan oleh James A.F. Stoner dalam bukunya Manajemen yang dikutip oleh T. Hani Handoko mengatakan bahwa “ Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.3 Hal senada juga dikemukakan oleh Robert Kreitner dalam bukunya Manajemen yang dikutip oleh Zaini Muchtarom mengatakan bahwa
1
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Gitamedia Press), h. 512 M.Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006) cet ke-XIX, h. 3 3 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, (Yogyakarta: BPFE, 1984), h. 8 2
10
11
“ Management is the process of working with and through others to achieve organizational objectives in a changing environment. Central to this process is the effective and efficient use of limited resources” ( Manajemen ialah proses bekerja dengan dan melalui orang-orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas).4 Menurut pengertian yang kedua, yang mengatakan bahwa manajemen adalah sebuah seni dan ilmu, yaitu ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, penyusunan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan dikemukakan oleh A.W. Widjaya yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.5 Pemahaman manajemen sebagai suatu seni dan ilmu juga dikuatkan oleh pendapat Winardi yang di kutip oleh Abdul Syani yang mengatakan bahwa manajemen adalah suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis, dikumpulkan dan diterima sehubungan dengan pengertian tentang kebenaran-kebenaran universal.6 Pengertian manajemen yang ketiga, yang berpendapat bahwa manajemen sebagai
kolektivitas
orang-orang
yang
melakukan
aktivitas
manajemen
dikemukakan oleh George R. Terry yang dikutip oleh Mochtar Effendi, mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu tindakan perbuatan seseorang 4
Zaini Muchtarom, Dasar-dasar Manajemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin Press, 1996),cet ke-I,h.36 5 A.W.Widjaya, Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), cet ke-II, h. 13 6 Abdul Syani, Manajemen Organisasi, (Jakarta: Bina Akasara, 1992), h. 6
12
yang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab tetap di tangan yang memerintah.7 Pengertian ketiga ini, juga dikemukakan oleh Laurent A. Aply yang dikutip oleh Jawahir Tantowi, mengatakan bahwa “ Management is art of getting think done though people” (Manajemen adalah seni untuk mengerakan orang melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai hasil tertentu melalui orang lain dan dengan cara tertentu).8 Dari pengertian manajemen di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam proses pencapaian suatu tujuan organisasi yang telah ditentukan melalui pelaksanaan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan pengarahan sumber daya dalam organisasi. Dari pendapat para ahli yang beraneka ragam, tetapi mempunyai beberapa persamaan tersebut di atas, dapat disimpulkan, bahwa manajemen mempunyai beberapa unsur pokok; a. Seni dan Ilmu Dipandang sebagai seni karena manajemen di dalam penerapannya di lapangan membutuhkan “ seni “ tersendiri. Contoh, dua orang manajer A dan B sama-sama memberikan kritik terhadap kinerja bawahannya, tetapi berdampak bereda pada anak buahnya. Anak buah manajer A merasa tersinggung, malu, dan marah serta merasa kehilangan harga dirinya. Mengapa ? Karena ia dikritik di depan rekan pekerja lainnya dengan cara yang kasar. Anak buah manajer B justru merasa termotivasi
7
Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara, 1986), h. 9 8 Jawahir Tantowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Al Quran,(Jakarta: Pustaka AlHusna,1983), h. 9
13
setelah dikritik. Mengapa ? Karena manajer B berbicara dari hati ke hati di tempat kerjanya sehingga bawahan tidak merasa malu dan kehilangan muka. Di sinilah “seni” dari manajemen. Suatu kegiatan yang sama dilakukan dengan cara yang berbeda mungkin saja hasilnya bebeda, bahkan mungkin bertolak belakang.9 Manajemen sebagai ilmu karena kebenarannya bisa dibuktikan secara ilmiah. Artinya, konsep-konsep di dalam manjemen berlaku secara umum di mana pun kegiatan manajerial dilakukan. Hal ini terjadi karena konsep-konsep di dalam manajemen dicari dan dirumuskan secara ilmiah pula.10 b. Tujuan yang ingin dicapai Manajemen berkaitan erat dengan organisasi. Alasan utama sekelompok orang mengorganisir adalah karena ia tidak bisa mencapai tujuan
sendiri,
sehingga
membutuhkan
bantuan
orang
lain.
Kesimpulannya, inti dari manajemen adalah pencapaian tujuan.11 c. Kegiatan atau fungsi Kesimpulan yang bisa diambil dari pendapat para ahli seperti tersebut terdahulu, walaupun mereka mempunyai penekanan berbeda, pencapaian tujuan di dalam manajemen selalu melalui kegiatan atau proses tertentu. Kegiatan selalu diawali dari perencanaan dan diakhiri pengawasan atau evaluasi.12
9
Zaennudin Achmad (Jakarta:Penerbit Fajar 2002), h. 4 10 Ibid. 11 Ibid. 12 Ibid
dan
Wahyono,
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,
14
d. Obyek berupa manusia dan benda dengan titik berat pada manusia Inilah alasan utama, mengapa sampai saat ini, bahkan mungkin seterusnya peranan orang atau karyawan di dalam organisasi tidak bisa digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang sangat pesat dewasa ini membuat banyak pekerjaan digantikan oleh mesin. Absensi, mesinmesin tradisionil yang dioperasikan banyak orang, pengatur surat, sudah mulai digantikan oleh mesin, tetapi tetap saja membutuhkan orang sebagai operator atau bahkan pengawas dari kerja mesin tersebut.13 2. Unsur-Unsur Manajemen Unsur-unsur manajemen, pada umumnya terdiri dari 6 (enam) yang dikenal dengan the six M’S, yaitu Man, Money, Materials, Machines, Methods and Markets14. Diantara seluruh unsur tersebut, man (manusia) adalah unsur yang paling penting di dalam proses manajemen, sebab manajemen itu ada karena adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Hal ini berarti manusia merumuskan tujuan, manusia yang menyusun organisasi sebagai wadah pencapaian tujuan, manusia pula yang bekerja untuk mencapai tujuan dan sekaligus manusia pula yang mengendalikan serta menikmati hasil-hasil yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets.
13 14
Ibid, h.5 M.Manulang, Dasar-dasar Manajemen, h.5
15
a) Man (SDM) Dalam
manajemen,
faktor
manusia
adalah
yang
paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan. b)
Money (uang) Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
c) Materials (bahan) Materi terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
16
d) Machines (mesin) Dalam kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja. e) Methods (metode) Dalam pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode dapat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri. f) Market (pasar) Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen. 3. Fungsi Manajemen Manajemen adalah proses yang khas yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan sebuah rancangan yang dijadikan
17
dasar-dasar untuk pelaksanaan organisasi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak sekali para ahli ilmu manajemen yang memiliki pendapat tentang fungsi manajemen, seperti Henry Fayol yang dikutip oleh T. Hani Handoko dalam buku Manajemen (1997) mengatakan bahwa fungsi-fungsi manajemen dasar adalah perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pemberian perintah dan pengawasan.15 Dan juga pendapat Luther Gullich yang berpendapat bahwa fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pemberian perintah, pengkoordinasian, pelaporan, dan pembiayaan.16 Adapun fungsi-fungsi manajemen yang akan penulis uraikan bukanlah fungsi manajemen yang disebutkan di atas, tetapi penulis akan menguraikan fungsi manajemen menurut pendapat M. Manulang. Fungsi tersebut adalah; perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakkan
dan
pengawasan.
Berikut
penjelasan masing-masing fungsi manajemen, yaitu; a. Perencanaan (Planning) Rencana-rencana dibutuhkan untuk memberikan kepada organisasi program-program, kebijakan-kebijakan, tujuan-tujuan dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian tujuan-tujuan itu. Menurut Louis A. Allen yang dikutip oleh Bedjo Siswanto mengatakan bahwa perencanaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dioperasikan oleh manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil keputusan yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan di waktu yang akan datang.17
15
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, h.106 M.Manulang, Dasar-dasar Manajemen, h.7 17 Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), cet ke-1, h.55 16
18
Aktivitas-aktivitas yang ada dalam perencanaan adalah: 1) Perkiraan (Forecasting) Perkiraan
adalah
suatu
prediksi
tentang
kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang, seperti halnya melonjaknya harga bahan baku, kondisi dan situasi keamanan bangsa dan lain-lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Mochtar Effendi bahwa “ Perkiraan adalah suatu penaksiran atau perkiraan yang akan terjadi”.18 2) Tujuan (Objectives) Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai oleh sebuah organisasi. Agar tujuan-tujuan itu tercapai maka seseorang harus berkorban atau berusaha dengan sungguh-sungguh. 3) Kebijakan (Policies) Kebijakan adalah suatu yang diperlukan sebagai rujukan atau pedoman umum dalam pengambilan keputusan. 4) Program (Programming) Program adalah rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Di dalam program juga ditemukan mana yang harus lebih dulu diprioritaskan, mana program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. 5) Jadwal (Schedule) Jadwal adalah penetapan waktu untuk melaksanakan programprogram yang sudah ditentukan dan batas-batas waktu program harus dijalankan. 18
Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, h.78
19
6) Prosedur (Prossedures) Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka proses jalannya organisasi akan kacau. 7) Anggaran (Budget) Budget merupakan anggaran-anggaran atau ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi. b.
Pengorganisasian (Organizing) Setelah
pimpinan
merancang
tentang
rencana-rencana,
program-program dan tujuan organisasi maka langkah selanjutnya adalah mengadakan pengorganisasian, dimana pembagian kerja atau pendelegasian wewenang. Karena pengorganisasian adalah: a) Penetapan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan b) Perancangan kelompok kerja c) Penugasan tanggung jawab d) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individuindividu untuk melaksanakan tugas-tugas.19 c. Penggerakkan (Actuating) Setelah perencanaan dibuat dan pendelegasian wewenang sudah dilakukan
maka
langkah
selanjutnya
adalah
penggerakkan
atau
pelaksanaan rancangan-rancangan kegiatan yang sudah didelegasikan kepada anggota organisasi. Menurut George R. Terry “ Penggerakkan adalah merupakan suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha
19
T.Hani Handoko, Manajemen Edisi II, h.82
20
anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok.”20 Aktivitas-aktivitas yang ada dalam penggerakkan adalah: 1) Pemberian perintah dan motivator dari pimpinan (direktur) kepada bawahan. 2) Mengadakan jalinan hubungan. 3) Menyelenggarakan komunikasi di lembaga. 4) Memberikan pelatihan untuk peningkatan kerja. d. Pengawasan (Controlling) Agar seluruh kegiatan organisasi berjalan baik dan efektif maka fungsi pengawasan sangat dibutuhkan. Tanpa adanya pengawasan maka fungsi-fungsi yang lain tidak akan berjalan dengan baik. Di dalam pengawasan ini seorang pemimpin bisa merubah atau memperbaiki apa yang dikerjakan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan di tengah jalan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengawasan sebenarnya mengandung arti penjagaan stabilitas untuk mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan.21 Menurut prosesnya maka pengawasan (controlling) terdiri dari kegiatan-kegiatan antara lain: 1) Menentukan standar sebagai suatu ukuran pengawasan.
20 21
George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.198 T.Hani Handoko, Manajemen Edisi II, h. 375
21
2) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya operasi berdasarkan rencana yang ditentukan. 3) Penafsiran dan perbandingan hasil yang ada dengan standar yang diminta. 4) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan. 5) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang telah terjadi.22 4. Pengertian Program Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. Jadi seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara mempunyai suatu program. Suharsimi Arikunto mengemukakan program sebagai berikut:23 “Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai kegiatan tertentu.” Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi suatu program kegiatan yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu program. Dari definisi manajemen dan program tersebut maka penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah suatu pengaturan dan pengelolaan terhadap sederetan acara atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara. a. Macam-macam Program Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika ditinjau dari berbagai macam aspek. Program ditinjau dari:
22
Malayu SP. Hasibuan, Manajemen Dasar dan Masalah, (Jakarta: Bina Aksara, 2001),
23
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),
h. 246 h.129
22
1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka ukurannya adalah
seberapa
banyak
program
tersebut
telah
memberikan
keuntungan dan jika program tersebut bertujuan sukarela, maka ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain. 2) Jenis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan sebagainya.
Klasifikasi
tersebut
tergantung
dari
isi
program
bersangkutan. 3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. 4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program sempit hanya menyangkut program yang terbatas sedangkan program luas menyangkut banyak variabel. 5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar. Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan program besar dilaksanakan oleh orang banyak. 6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program kurang penting adalah sebaliknya.24 b. Tujuan Program Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam proses pelaksanaan kegiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagai berikut:25
24 25
Ibid, h.2-3 Ibid, h. 35
23
“ Tujuan program merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan pusat perhatian oleh evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak bermanfaat maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan apa yang akan diraih.” Tujuan program dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (obyektif). Tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka panjang sedangkan tujuan khusus outputnya jangka pendek.26 5. Pengertian Dakwah Kata dakwah bila dilihat dari etimologi berasal dari Bahasa Arab “da’a, “yad’u,”da’watan” yang berarti menyeru, memanggil, mengajak. Istilah lain dari kata dakwah dalam Al-Quran disebut juga dengan kata tabsyier, yang memiliki arti kabar gembira.27 Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa dakwah adalah ajakan, seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama Islam.28 Sedangkan kata dakwah jika dilihat dari pengertiannya secara terminologi terdapat beberapa istilah. M. Natsir mendefinisikan dakwah sebagai suatu ajakan, dalam arti yang luas adalah kewajiban yang dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah dalam arti amar ma’ruf nahhi munkar.29 Pendapat lain diungkapkan oleh Rasyidi, yang mengatakan bahwa dakwah adalah proses penyampaian ajaran islam dari seorang kepada orang lain (baik secara individu maupun kelompok) penyampaian ajaran tersebut dapat berupa 26
Ibid, h. 35 M. Fajar Laksana, Karakteristik Dakwah Politik Islam, (Sukabumi, KMA Press, 2002), cet ke-2, h. 25 28 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Lehtiar Baru Van Hoeve, 1993), h. 281 29 M. Natsir, Fiqhud Dakwah, (Jakarta: Bina Insani Press, 1998), cet ke-5, h. 110s 27
24
amar ma’ruf nahi munkar dilakukan secara sadar dengan tujuan untuk terbentuknya individu dan keluarga yang bahagia (khayr al-usrah) dalam masyarakat atau umat yang terbaik (khayr al-ummah) dengan cara yang taat menjalankan ajaran islam.30 Sedangkan M. Arifin mendefinisikan dakwah sebagai suatu kegiatan yang “mengajak” baik dalam bentuk tulisan, tingkah laku dan sebagainya, yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message (pesan) yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan.31 Syamsuri Siddiq dalam bukunya Dakwah dan Teknik Berkhutbah menjelaskan bahwa dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebaikan dan menuruti petunjuk, menyeru mereka untuk menjauhi perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.32 Sementara itu dalam buku, Membumikan Al-Quran, M. Quraish Shihab mendefinisikan bahwa dakwah adalah seruan atau ajakan menuju kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi atau masyarakat.33
30
Rosyidi, Dakwah Sufistik Kang Jalal, (Jakarta: Paramadina, 1997), cet ke-1, h.45 M. Arifin, Pskologi Dakwah Suatu Pengantar Study, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), cet ke-1, h. 17 32 Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, (Bandung: Al-Ma‟arif, 1981), cet ke-2, h. 8 33 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1999)h. 191 31
25
Ach. Hasjimi berpendapat bahwa “Dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat islam yang lebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri”.34 Definisi lain juga dikemukakan oleh Toha Yahya yang dikutip oleh Basrah Lubis mengemukakan bahwa dakwah dibagi menjadi dua bagian: -
Pengertian umum, dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisikan cara-cara, tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia agar menyetujui, melaksanakan suatu idiologi, pendapat dan pekerjaan tertentu.
-
Pengertian khusus, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat kelak. Dalam Al-Quran terdapat beberapa ayat yang mengandung pengertian
dakwah, diantaranya adalah surat Ali Imran ayat 104, 110, 114, surat Al-Araf ayat 157, dan surat At.Taubah ayat 71, 112, yang berbunyi:
Artinya: ” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.”(QS.Al.Imran:104)35
34
Ach. Hasjimi, Dustur Dakwah Menurut Al-Quran, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), cet
ke-2, h. 18 35
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara dan Penafsir al-Qur‟an, 1990), h.93
26
Artinya: “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS.Al.Imran:110)36
Artinya: " Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (QS.Al.Imran:114)37
Artinya: “ Orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka . Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya , mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS.Al.A‟raf:157)38
Artinya: ” Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka 36
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.94 Ibid, h.94 38 Ibid, h.246 37
27
menyuruh yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(QS.At.Taubah:71)39
Artinya: “ Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat , yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukumhukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min itu.” (QS. At.Taubah:112)40
Dari beberapa pengertian di atas, meskipun formulasinya berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, tetapi sebenarnya definisi dakwah tersebut memiliki esensi yang sama, yaitu mengajak, menyeru, memanggil dan mendorong manusia untuk beriman dan mengamalkan ajaran Allah SWT serta Rasul-Nya sehingga tercipta ketentraman dan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Dengan demikian dakwah dapat diberi pengertian semua atau segala usaha yang dilakukan merealisasikan dan mengaktualisasikan ajaran agama (Islam) dalam segi kehidupan manusia. Dakwah akan tercapai tujuannya tersebut, maka dakwah harus terprogram dengan baik. Program dakwah adalah rencana usaha yang disusun dalam rangka mencapai tujuan dakwah yaitu merealisasikan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat guna menciptakan masyarakat yang diridhai Allah SWT.
39 40
Ibid, h.291 Ibid, h.299
28
6. Unsur-unsur Dakwah a. Materi dakwah Yakni isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i kepada mad‟u.41 Dalam garis besarnya, sebenarnya telah jelas, bahwa materi da‟wah adalah seluruh ajaran Islam secara tidak di potong-potong. Ajaran Islam telah tertuang dalam :Al-Qur‟anul Karim dan Sunnatur rasul Muhammad SAW, sedangkan pengembangannya kemudian akan mencakup seluruh kultur Islam yang murni yang bersumber dari kedua sumber pokok ajaran Islam itu.42 Pesan atau materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh Da‟i kepada mad‟u, yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya.43 Secara umum pokok isi Al-Quran meliputi: 1) Akidah 2) Ibadah 3) Muammalah 4) Akhlak 5) Sejarah 6) Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi, yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahanperubahannya. 41
Artikel diakses pada 15 Maret 2010 dari http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/dakwah-tabligh-dan-propaganda/ 42 Artikel di akses pada 15 Maret 2010 dari http://www.uinsuska.info 43 Aliyudin. Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati,2007), h.14
29
7) lain-lain berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun ancaman44 Dalam materi dakwah di harapkan para penyuluh agama (da’i) dalam hal ini sebagai agen perubah menyampaikan ajaran agama Islam senantiasa memasukkan (difusi) ide-ide yang terbaru (inovasi), sehingga audiens tidak merasa bosan. Ide-ide terbaru tersebut harus sesuai dengan ajaran Islam. Pada dasarnya materi dakwah itu adalah al-Qur‟an, as-hadits memperhatikan beberapa azas dakwah antara lain : 1) Azas Filosofis: azas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktivitas dakwah. 2) Azas
Kemampuan
dan
Keahlian
Da‟i
(achievement
and
pro-fessional). 3) Azas Sosiologis : azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dak-wah. 4) Azas Psikologis: azas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. 5) Asas Efektivitas dan Efisiensi : asas ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.45
44 45
Ibid, h.14 Artikel di akses pada 15 Maret 2010 dari http://puijabar.org
30
b. Da‟i (pelaku dakwah) Yakni orang yang melaksanakan dakwah baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok atau lewat organisasi atau lembaga.46 Kata Da‟i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang mengajak. Menurut Istilah Da‟i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan, ataupun perbuatan kearah kondisi yang lebih baik menurut ajaran Islam.47 Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Da‟i adalah orang yang kerjanya berdakwah; pendakwah: melalui kegiatan dakwah , menyebarluaskan ajaran agama.48 Da‟i dalam istilah lain disebut sebagai subjek dakwah, seorang Da‟i harus memiliki keistiqomahan dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyeru kepada jalan yang benar dengan cara-cara yang sesuai dengan Al-quran. Da‟i adalah serang pemandu bagi orang-orang yang ingin mendapat keselamatan hidup baik di dunia maupun di akhirat kelak. Oleh karena itu seorang dai memiliki kedudukan yang sangat penting di tengah-tengah masyarakat, dia menjadi figur bagi masyarakat. Pada dasarnya seorang Da‟i memiliki tugas yang pokok yaitu meneruskan tugas rasul Muhammad SAW, sebagai pewaris nabi yaitu menyampaikan ajaran Allah seperti yang termuat dalam AlQuran, dan juga menyampaikan ajaran Rasul SAW (as- sunnah).49
46
Artikel di akses pada 15 Maret 2010 http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/dakwah-tabligh-dan-propaganda/ 47 Aliyudin;Dasar-dasar Ilmu Dakwah, hlm 10 48 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 18 49 Artikel di akses pada 15 Maret 2010 http://www.scribd.com/doc/8317963/Penelitian Dakwah-andri-hasan
dari
dari
31
Da‟i dalam ilmu dakwah bermakna sebagai pelaku dakwah, biasa disebut dengan istilah subyek dakwah. Tentang subyek dakwah ini ada yang mengatakan hanya da‟i atau mubaligh saja. Sedang da‟i yang penulis maksud adalah dalam pengertian yang luas, sehingga yang menjadi da‟i itu tidak hanya orang yang menyandang predikat Kyai, ulama atau pemuka agama saja, akan tetapi juga dapat seorang guru, pembina suatu organisasi, orang tua, pimpinan lembaga, atau profesi-profesi yang lain termasuk da‟i, sebab bagaimanapun profesinya, mereka adalah sebagai pelaku dakwah. Yang menjadi subyek dakwah adalah manusia, meskipun ada pendapat yang berpendapat bahwa yang menjadi subyek dakwah itu selain manusia adalah Allah SWT sendiri. Adapun manusia yang menjadi subyek dakwah adalah semua muslim yang mukallaf sesuai dengan kemampuannya, kesanggupannya masing-masing, karena Islam tidak memaksa manusia, kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Jadi sebagaimana telah diterangkan di atas, bahwa kewajiban dakwah bukan hanya untuk ulama, Kyai atau para santri dan lembaga-lembaga baik yang beridentitas lembaga dakwah atau yang ada di bawah Departemen Agama, tetapi di luar itu semua wajib untuk melaksanakan dakwah. Pelukis dapat berdakwah lewat ekspresi gambarnya, penulis atau wartawan dapat berdakwah lewat tulisannya, aktor dan aktris dapat berdakwah lewat aktingnya, sutradara dapat berdakwah lewat karya film atau dramanya.50
50
Artikel di akses pada 15 Maret 2010 dari http://puijabar.org/?p=181
32
Diantara para ulama masih terjadi perbedaan pendapat tentang dakwah itu, apakah wajib kifayah atau wajib a‟in, sementara Muhammad Abduh cenderung berpendapat, bahwa dakwah itu hukumnya wajib a‟in.51 Penulis sendiri cenderung kepada wajib a‟in, hanya bentuk dakwahnya yang berbeda tergantung kepada profesi dan kemampuan masing-masing. Subyek dakwah sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu proses dakwah di samping faktor hidayah Allah SWT. Manusia tertarik oleh ajaran Islam karena sikap subyek dakwah, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW. terhadap orang kafir, sehingga mereka mau masuk Islam. Dengan demikian faktor subyek da‟i sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan suatu proses dakwah. Tugas da‟i adalah untuk membentuk watak manusia yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Oleh karena itu seorang da‟i menghadapi tugas yang sangat berat. Karena manusia dalam situasi alam lingkungan, maka dia harus berinteraksi dengan alam dan lingkungan itu. Untuk interaksi manusia perlu ketegasan dalam sikap dan wataknya. 52 Da‟i juga hendaknya berfungsi sebagai motivator, yaitu orang yang mampu membangkitkan semangat dan gairah mad‟u untuk semangat dalam hidup, sehingga dapat melaksanakan perintah Allah SWT. Oleh karena itu penampilan seorang da‟i besar pengaruhnya dalam proses dakwah. Mad‟u akan termotivasi melakukan mendengarkan dakwah
51
Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah, , Bandung :PT. Al-Ma‟arif, 1982,
52
M.Syafa‟at Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Widjaya, 1982), h.107
h.12.
33
apabila da‟i memberikan penampilan yang meyakinkan dihadapan mereka. c. Metode Dakwah Yakni jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampiakan ajaran materi dakwah Islam. Sesuai dengan firman Allah surat An-Nahl ayat 125, menyebutkan bahwa ada tiga metode dakwah :53
Artinya: “Serulah kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orangorang yang mendapat petunjuk.”
1) Bi al-hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah. 2) Mau’idzotul Hasanah, yaitu dakwah dengan memberikan nasihatnasihat atau menyampaikan ajaran-ajran Islam dengan rasa kasih sayang. 3) Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak
memberikan
tekanan-tekanan
yang
memberatkan
pada
komunitas yang menjadi sasaran dakwah.54
53
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.421 Artikel di akses pada 15 Maret 2010 http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/dakwah-tabligh-dan-propaganda/ 54
dari
34
Perkataan uslub secara jelas tidak disebut dalam Al-Quran, namun begitu perkataan yang hampir sama dengan pengertian uslub telah disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya yang bermaksud: ” Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan carilah yang boleh menyampaikan kepada-Nya (dengan mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan- Nya) dan berjuanglah pada jalan Allah (untuk menegakkan Islam) supaya kamu beroleh kejayaan.” (Almaidah:35)55 Pengertian Metode dalam kamus besar bahasa indonesia adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (di ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 56 Di dalam buku Dasar-dasar Ilmu dakwah karangan Aliyudin, M.ag metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos, merupakan gabungan dari kata meta yang berarti melalui, mengikuti, sesudah, dan kata hodos berarti jalan, cara. Jadi metode artinya suatu cara atau jalan termasuk strategi, pola yang ditempuh oleh seorang dai dalam melaksanakan dakwah. Pada prinsipnya metode dakwah berpijak pada dua aktivitas yaitu aktivitas bahasa lisan atau tulisan dan aktivitas badan. Aktivitas lisan dalam mennyampaikan pesan dapat berupa metode ceramah, diskusi, dialog, petuah, nasehat, wasiat, ta‟lim, peringatan, dan lain-lain. Aktivitas tulisan berupa penyampaian pesan dakwah melalui berbagai media massa cetak (buku, majalah, koran, pamflet, dan lain-lain). Aktivitas badan dalam menyampaikan pesan dakwah dapat berupa berbagai aksi amal
55 56
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 165 Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 529
35
sholeh contohnya tolong-menolong melalui materi, lingkungan, penataan organisasi atau lembaga-lembaga keislaman. Menurut Jamaluddin Kafie yang dikutip dari buku Dasar-dasar Ilmu Dakwah (Aliyudin, M.ag) metode klasik yang masih tetap up-todate adalah: 1) Metode sembunyi-sembunyi, pendekatan kepada sanak keluarga terdekat. 2) Metode bilisan, bilqalam,bilhal. 3) Metode bilhikmah, mauidah hasanah, mujadalah bi alati hiya ahsan. 4) Metode tabsyr wa al-tandzir, amar ma’ruf nahi munkar, ta’awanu ala al-biri wa al- taqwwa, wala ta’awanu ala al-ismi wa al-udwan, dalla ala al-khair, tawashau bi al- haq wa al-sabr, tadzkirah.57 Makin lama dakwah akan berhadapan dengan masyarakat yang makin maju dan rumit, dari yang konvensional kepada yang inkonvensional atau dari alat yang langsung kepada alat yang tidak langsung. Dakwah tidak hanya akan mempergunakan lisan dan tulisan, akan tetapi akan mempergunakan gambar-gambar yang hidup. Seluruh indera manusia yang bisa menimbulkan persepsi akan menjadi sasaran dakwah, sebab tujuan dakwah adalah akan merubah manusia sesuai dengan pola yang diberikan dakwah. Dakwah tidak langsung tidak hanya menuntut pengertian dan ketrampilan yang lebih tinggi dari semua aparat dakwah, tetapi menuntut keterlibatan seluruh potensi yang bisa di sajikan dakwah untuk perbaikan masyarakat.58
57 58
Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h.10 M.Syafa‟at Habib, Buku Pedoman Dakwah, h.153
36
d. Objek Dakwah (Mad’u) Yakni manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain, dakwah ditujukan kepada seluruh manusia.59 Obyek dakwah adalah orang menerima pesan dakwah. Objek dakwah
adalah
manusia,
mulai
dari
individu,
keluarga,
kelompok,golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. e. Media Dakwah ( Washilah ) Yakni alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad‟u.60 Media dakwah adalah instrument yang dilalui oleh pesan atau saluran pesan yang menghubungkan antara dai dan mad‟u. Pada prinsipnya dakwah dalam tataran proses, sama dengan komunikasi, maka media pengantar pesan pun sama. Media dakwah berdasarkan jenis dan peralatan yang melengkapinya terdiri dari media tradisional (gendang, rebana, bedug, siter, suling, wayang, dll), media modern (telephone, radio, tape recorder, surat kabar, buku, majalah, brosur, poster, dan pamplet), dan perpaduan kedua media tradisional dan modern (wayang, sandiwara yang bernuansa Islam dan ditayangkan televisi).61
59
Artikel di akses pada 15 Maret 2010 http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/dakwah-tabligh-dan-propaganda/ 60 Artikel di akses pada 15 Maret 2010 http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/dakwah-tabligh-dan-propaganda/ 61
Artikel
di
akses
pada
http://www.scribd.com/doc/8317963/Penelitian Dakwah
15
Maret
2010
dari dari
dari
37
7. Prinsip-Prinsip Dakwah a. Kembali kepada Al Qur‟an dan As-Sunnah An-Nabawiyah yang shahih dengan pemahaman Salafush Shalih Radhiyallahu „Anhum sebagai pengamalan firman Allah „Azza wajalla,
Artinya: “Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya. dan mengikuti jalan yang bukan jalan orangorang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.” (Qs. An-Nisaa: 115)62 Dan juga sebagai implementasi dari firman Allah Ta‟ala:
Artinya: “Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Qs. Al Baqarah: 137)63 b. Tashfiyah atau mensucikan kehidupan kaum muslimin dari noda-noda kesyirikan dalam berbagai bentuknya, memperingatkan dari bid‟ah yang mungkar dan pemikiran-pemikiran batil yang menyusup ke dalam tubuh kaum muslimin, membersihkan sunnah nabi dari riwayatriwayat dha‟if dan palsu yang mengotori kemurnian Islam dan menghambat kemajuan kaum muslimin demi menunaikan amanah ilmiyah. 62 63
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahnya, h.140 Ibid, h. 35
38
Juga sebagai realisasi firman Allah Ta‟ala :
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Qs. Al Maidah: 2)64
c. Membina kaum muslimin di atas agama mereka yang haq, mengajak mereka untuk mengamalkan hukum-hukum agama Islam dan berhias diri dengan keutamaan dan akhlak Islam. Yang demikian akan memberikan
jaminan
untuk
mendapatkan
ridha
Allah
dan
merealisasikan kebahagiaan dan keluhuran. Itu semua merupakan bentuk perwujudan sifat yang Allah sematkan terhadap kelompok yang selamat dari kerugian,
Artinya: “Dan mereka saling mewasiatkan dengan kebenaran dan kesabaran”. (Qs. Al Ashar: 3)65 Dan juga sebagai ketundukan terhadap perintah Allah Ta‟ala,
Artinya: “Akan tetapi (dia berkata):”Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Alkitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”. (Qs. Ali Imran: 79)66 d. Menghidupkan metode ilmiyah yang islami dan benar dengan bimbingan Al Qur‟an dan As-Sunnah di atas manhaj Salafush Shalih, dan melenyapkan kebekuan taqlid madzhab serta membuang fanatik hizbi (kelompok) yang membelenggu akal kebanyakan kaum 64
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahnya, h.156 Ibid, h. 1099 66 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan terjemahnya, h.89 65
39
muslimin. Serta mewujudkan ukhuwah islamiyah di atas akidah dan manhaj Ahlus Sunnah sebagai pelaksanaan terhadap firman Allah Subhanahu Wa Ta‟ala,
Artinya: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai”. (Qs. Ali Imran: 103)67 e. Tidak memprovokasi kaum muslimin untuk melawan pemerintahnya meski mereka lalim, tidak melalui mimbar-mimbar khutbah atau pun melalui sarana-sarana lainnya, karena yang demikian menyelisihi sunnah Salafus Shalih.68 8. Tujuan Dakwah Proses penyelenggaraan dakwah dilaksanakan dalam rangka mencapai nilai tertentu. Nilai tertentu yang diharapkan dapat diperoleh dengan jalan melakukan aktifitas dan realisasi dakwah itu disebut tujuan dakwah. Tujuan dakwah merupakan salah satu tujuan umum dakwah, sehingga bisa dikatakan apabila unsur ini tidak ada maka penyelenggaraan dakwah tidak akan membuahkan hasil seperti yang diharapkan atau semua usaha akan sia-sia.69 Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah 67
Ibid, h. 93 Artikel di akses pada 15 Maret http://adheecreative.blogdetik.com/2009/06/06/tujuan-dakwah-dalam-islam/ 68
2010
dari
69
2010
dari
Artikel di akses pada 15 Maret http://adheecreative.blogdetik.com/2009/06/06/tujuan-dakwah-dalam-islam/
40
Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah (Ethiopia).70 Meskipun definisi tentang tujuan dakwah bervariasi, namun pada hakekatnya
dakwah
Islam
merupakan
aktualisasi
imani
yang
dimanifistasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman, dalam bidang
kemasyarakatan
yang
dilaksanakan
secara
teratur,
untuk
mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual serta kultural dalam rangka kehidupan manusia, dengan menggunakan cara tertentu. Dengan demikian, dari semua tujuan-tujuan tersebut di atas, merupakan penunjang daripada tujuan akhir aktifitas dakwah. Tujuan akhir ini aktifitas dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan manusia lahir dan bathin di dunia dan di akherat nanti. 9.
Program Dakwah Program dakwah adalah rencana usaha yang disusun dalam rangka mencapai tujuan dakwah yaitu merealisasikan nilai-nilai islami dalam kehidupan masyarakat guna menciptakan masyarakat yang diridhai Allah SWT. Program Dakwah terdiri dari; a. Irsyad (Internalisasi dan bimbingan) b. Tabhligh (Transmisi dan penyebarluasan) c. Tadbir (Rekayasa sumbr daya manusia) d. Tathwir (Pengembangan kehidupan muslim)71
70
Artikel di akses pada 15 http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah/Tujuan_utama_dakwah
Maret
2010
dari
41
B. Ruang Lingkup Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid 1. Pengertian Jaringan Organisasi Dalam kamus besar bahasa Indonesia Jaringan Organisasi memiliki arti yaitu sekumpulan organisasi yang memiliki bentuk, struktur dan fungsi yang sama dan menggambarkan saling keterkaitan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya.72
2. Pengertian Pemuda Pemuda dalam konteks pengertian yang dibawa oleh ahli psikologi adalah satu kelompok manusia yang berada dipertengahan di antara kelompok manusia yang dianggap baru lahir akal yang cetek, lemah dalam pemikiran yang hanya peka terhadap suasana dan objek yang berada di sekelilingnya sahaja dan di antara satu kelompok manusia yang tua dan berumur. Lebih tepat lagi, satu tahap yang sudah mengatasi zaman kanakkanak, yang mana ia mempunyai ciri-ciri kemampuan dan keupayaan seorang lelaki tulen ataupun ciri-ciri kewanitaan yang lengkap. Manakala dari sudut penetapan had umur bagi pemuda, sebenarnya ia merupakan satu masalah yang rumit yang dihadapi oleh ahli psikologi. Tetapi boleh kita ambil satu definisi ambang bagi had umur pemuda yaitu ia berlaku dalam dua peringkat : Bermula daripada had umur lebih kurang 13 tahun hingga ke peringkat umur 21 tahun. Ia jelas daripada sudut kematangan seksual,
71
Artikel di akses pada 15 Juli 2011 dari http://kajiagama.blogspot.com/2010/06/metodedan-sasaran-dakwah.html 72 Kamus Besar Bahasa Indonesia, h 362.
42
lebih dikenali lagi sebagai zaman keremajaan ataupun zaman permulaan pemuda atau pemudi . Bermula daripada had umur 21 tahun hingga ke peringkat umur 40 tahun. Definisi yang dibawa oleh ahli psikologi sebenarnya kurang tepat dalam membawa pendekatan terhadap pengertian pemuda. Ini kerana penentuan dalam umur ataupun zaman bukanlah satu perkara yang mudah kerana pengaruh tumbesaran dan alam sekeliling merupakan satu faktor utama mewarnai perwatakan pemuda. Di sini kita dapat lihat perbedaan yang wujud di antara pemuda yang hidup di pedalaman dengan pemuda yang hidup di bandar dan juga dari satu negeri ke satu negeri yang lain. Kesemuanya ini bergantung kepada suasana yang dilalui oleh pemuda tersebut. Terdapat juga pemuda yang umurnya 60 tahun mempunyai daya kekuatan dan kesihatan setanding dengan kekuatan orang yang lebih muda daripadanya. Buktinya dapat kita lihat kepada baginda Rasulullah SAW yang mana beliau memimpin bala tentara dalam peperangan Tabuk ketika baginda berumur 60 tahun.73 3. Pengertian Remaja Masjid Kumpulan dari remaja yang beraktivitas di masjid dalam rangka memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi keberlangsungan dakwah di mesjid dan atau di masyarakat. Visi Remaja Pemuda atau Masjid menurut Satria hadi lubis (2005) yaitu mengajarkan manusia kepada Allah, sehingga manusia khususnya remaja atau pemuda, berpindah dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Sedangkan misi 73
Artikel di akses pada 15 Maret 2010 dari http://www.net-asia.net/ -- Definisi pemuda
43
dari remaja masjid adalah Berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta menjadi rahmat bagi semesta alam.74 Remaja Masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Hal ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri dapat dipertahankan kelangengannya. Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep islam dengan menerapkan asas musyawarah, mufakat dan amal jama'i (gotong royong) dalam segenap aktivitasnya. Remaja masjid sebagai agen strategis dalam pemberdayaan umat perlu dibekali keilmuan dan ketrampilan yang dibutuhkan, misalnya para aktivis remaja masjid juga perlu menekuni pengetahuan jurnalistik dan kewirausahaan. Hal itu penting untuk menguatkan dakwah dan pemberdayaan umat. Dua pengetahuan itu dapat menjadi sarana dakwah,maupun peningkatan SDM Remaja masjid sehingga mampu mandiri.
74
Wawancara Pribadi dengan Satria Hadi LubisJakarta 25 September 2010.
BAB III GAMBARAN UMUM JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA
Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu lembaga dakwah yang dalam aktivitas-aktivitasnya di samping menggunakan pendekatan dakwah verbal juga melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah di JPRMI diharapkan dapat memberikan perubahan, bagi remaja muslim khususnya yang ada di DKI Jakarta dan umumnya pada seluruh lapisan masyarakat. Sebagai salah satu alternatif pendidikan non formal bagi remaja muslim, organisasi remaja masjid sudah selayaknya mendapat perhatian yang lebih serius, karena melalui organisasi ini putra-putri umat Islam, insya Allah dapat: 1. Mengaktualisasikan peran masjid sebagai tempat ibadah dan kegiatan sosial yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. 2. Memakmurkan masjid dengan kegiatan keislaman yang dilakukan oleh mereka sendiri. 3. Terkader dalam perjuangan dakwah Islamiyah yang terorganisir. 4. Terakomodasi kebutuhannya untuk memperoleh pembinaan yang Islami. 5. Memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan potensi mereka dalam karya-karya yang bernuansa Islam. 6. Terjauhkan dari aktivitas negatif yang menjurus pada kenakalan remaja dan berbagai dampaknya, seperti perkelahian pelajar, penyalahgunaan narkotika, gang remaja yang destruktif dan lain sebagainya.1
1
Siswanto, “ Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid , h. 49.
44
45
Remaja masjid merupakan bentuk aktivitas yang sedang tumbuh dan berkembang, namun kehadirannya tidaklah muncul begitu saja. Berawal dari usaha-usaha menyelenggarakan kegiatan kemasjidan. Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan beramal shalih dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai keridhaanNya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan terencana. Mereka menyusun program kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada: 1. Keislaman. 2. Kemasjidan. 3. Keremajaan. 4. Keterampilan. 5. Keilmuwan.2 Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan kebutuhan organisasi, agar dapat bekerja secara efektif dan efisien. Beberapa bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi-fungsi organisasi yang disesuaikan dengan program kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan diantaranya: 1. Administrasi dan Kesekretariatan. 2. Keuangan. 3. Pembinaan anggota. 4. Perpustakaan dan informasi.
2
Ibid
46
5. Kesejahteraan umat. 6. Kewanitaan.3 Remaja Masjid merupakan salah satu bentuk organisasi da'wah islamiyah underbouw Ta’mir Masjid . Keberadaannya untuk mengorganisir kegiatan memakmurkan Masjid yang dilakukan para remaja muslim yang memiliki komitmen da’wah. Remaja Masjid sangat diperlukan sebagai alat untuk mencapai tujuan da'wah dan wadah bagi remaja muslim dalam beraktivitas di Masjid. Remaja Masjid biasanya menghimpun para remaja muslim yang berdomisili di sekitar Masjid. Banyak Masjid yang mendirikan organisasi ini sebagai wadah aktivitas generasi muda, sehingga muncullah ribuan organisasi Remaja Masjid. Ini adalah potensi yang sangat besar dalam menggapai Kebangkitan Islam (the revival of Islam) di abad ke-15 Hijriyyah yang telah dicanangkan umat Islam dalam KTT Islam pertama di Rabbat, Marokko, tahun 1969.4 Untuk mendayagunakan potensi Remaja Masjid bagi kemaslahatan umat Islam, langkah yang perlu dilakukan di antaranya adalah dengan meningkatkan peran sosialnya. Peran ini akan dapat optimal apabila mereka dipersatukan dalam suatu asosiasi Remaja Masjid dengan membentuk suatu organisasi gabungan atau asosiasi yang merupakan forum komunikasi, koordinasi dan kerja sama antar Remaja Masjid. Forum ini menyatukan kegiatan-kegiatan Remaja Masjid dalam asosiasinya dengan menyelengarakan aktivitas bersama.5 Asosiasi Remaja Masjid bisa dibentuk pada tingkat lokal, regional maupun nasional. Pada tingkat lokal, bisa menghimpun organisasi-organisasi Remaja 3
Ibid, h 51. Ibid, h.73 5 Ibid 4
47
Masjid lingkup kecamatan maupun tingkat kota atau kabupaten, untuk tingkat wilayah merupakan koordinasi dari suatu provinsi, sedang untuk tingkat nasional mengkoordinasikan seluruh Remaja Masjid dalam suatu negara. Struktur organisasinya bisa terdiri dari tingkat kecamatan (Pengurus Cabang), tingkat kota atau kabupaten (Pengurus Daerah), tingkat Provinsi (Pengurus Wilayah) dan tingkat nasional (Pengurus Pusat).6 Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia ( JPRMI ) Pengurus Wilayah DKI Jakarta merupakan salah satu organisasi yang menaungi beberapa remaja masjid yang ada di DKI Jakarta. JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta memiliki sejumlah aktivitas maupun program yang dapat memberikan kontribusi positif dan manfaat bagi pembinaan remaja muslim di ibukota. Pengelolaan organisasi yang baik dan profesional antar elemen penggerak di tubuh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta yang menjadikan organisasi ini dapat terus aktif dan berkembang hingga saat ini. Pada masa sekarang, keberadaan Remaja Masjid semakin terasa diperlukan, terutama untuk mengorganisir kegiatan da'wah yang dilakukan oleh para remaja muslim yang memiliki keterikatan dengan Masjid. Dengan adanya Remaja Masjid, insya Allah, kreativitas remaja muslim dapat disalurkan dan dikembangkan. Selain itu, terjadinya kenakalan remaja juga dapat dikurangi. Remaja Masjid yang terorganisir dengan baik, bukan saja akan memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya, namun juga akan memberi bekal yang baik bagi masa depan mereka, terutama bekal taqwa. Sehingga, hadirnya generasi muslim yang terbaik,
6
Ibid,h.74
48
yang beriman, berilmu pengetahuan, beramal shalih dan mampu ber’amar ma’ruf nahi munkar, insya Allah, dapat menjadi kenyataan. Sebagaimana telah dibahas di atas, bahwa sekiranya remaja masjid adalah suatu tubuh manusia, maka organisasi adalah jasadnya sedang manajemen adalah ruhnya. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, karena di dalam usaha pencapaian tujuan organisasi yang bersifat statis harus digerakan oleh sesuatu yang dinamis yang disebut dengan manajemen.7 Dalam usaha mencapai tujuan Remaja Masjid, manajemen memiliki peran agar proses pencapaian tujuan tersebut dapat berlangsung secara efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna). Dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen seperti planning, organizing, actuating, controlling dan lain sebagainya tujuan organisasi dapat diupayakan untuk dicapai dengan lebih baik. Manajemen sebagai suatu proses khas yang menggerakan remaja adalah sangat penting. Dengan manajemen, pengurus dapat memanfaatkan seluruh sumber daya organisasi secara efektif dan efisien. Adapun sumber daya manajemen (management resource) remaja masjid antara lain: akhlak (moral), orang (man), mesin (machine), material (material), metode (method), uang (money), waktu (time), sasaran dakwah dan lain sebagainya.8 Oleh karena itu, penerapan manajemen mutlak digunakan untuk keberhasilan dari suatu organisasi, sebab dalam manajemen terdapat cara bagaimana sebuah wadah, organisasi ataupun lembaga merencanakan sebuah kegiatan, mengorganisasikan dengan mendelegasikan wewenang kepada personil organisasi, 7 8
menggerakan
Ibid , h. 101 Ibid , h. 104.
organisasi
untuk
melaksanakan
program
dan
49
mengevaluasi hasil dari pelaksanaan dakwah selama waktu yang telah ditentukan. Tanpa adanya sebuah manajemen, maka sebuah wadah dakwah tidak akan berjalan dengan baik. Ini artinya visi dan misi serta tujuan yang diemban akan terbengkalai.9 A. Sejarah Berdirinya Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia10
Artinya: “Yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang – orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat serta tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah yang diharapkan termasuk golongan orang – orang yang mendapat petunjuk” (QS. At Taubah : 18)11 “Ada tujuh golongan manusia yang Allah akan menaungi mereka (dihari kiamat) yang tiada naungan kecuali hanya naungan-Nya, yaitu : Pemimpin yang Adil. Anak muda yang tumbuh menjadi dewasa dalam keadaan selalu mengabdi kepada Allah SWT, Seorang yang hatinya terpaut di Masjid… (Bukhari-Muslim) Jika Kalian melihat pemuda yang membiasakan diri pergi ke masjid, maka saksikanlah bahwa dia adalah mukmin sejati....” (AlHadits)
Artinya: ”....Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Robb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk...” (QS. Al Kahfi : 13)12 Masjid pada zaman Rasulullah SAW merupakan pusat kegiatan ummat Islam (activity center) yang didalamnya dibahas dan dibangun masyarakat madani, tempat dimana sebuah perubahan dimulai. Remaja Masjid, adalah sebuah fenomena yang menarik yang berkembang akhir-akhir ini, disaat hedonisme 9
Moekijat. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994, ha.l 8-9). 10 Dokumentasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. 11 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h.280 12 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, h. 444
50
menjadi kiblat banyak golongan muda dengan beralaskan kebebasan anak muda berekspresi, namun para remaja yang sering berhimpun di masjid mereformasi diri mereka sendiri dan mengorganisasikan diri untuk memperbaiki diri dan lingkungan mereka dari masjid-masjid disekitar mereka. Pemuda, dari zaman ke zaman, memegang peranan penting dalam mengawal perubahan sebuah bangsa. Sejak dulu hingga sekarang, pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan sebuah bangsa, pemuda adalah rahasia kekuatannya. Dan dalam setiap perubahan, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. Pemuda dan Remaja Masjid merupakan pilar-pilar kebangkitan bangsa yang harus dikelola dengan baik, diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri mereka sendiri, mengorganisasikan setiap potensi yang mereka miliki, hingga akhirnya menyumbangkan perubahan besar sebuah bangsa, menuju bangsa dengan harkat dan martabat yang ditopang oleh generasi muda pemuda dan remaja masjid yang memiliki komitmen moral yang tinggi dan semangat pantang menyerah. Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia atau JPRMI, bermula dari keinginan aktivis pemuda atau remaja masjid untuk bekerja sama diantara mereka serta bentuk keprihatinan atas kondisi perkembangan institusi pemuda atau remaja masjid dewasa ini. Banyak fakta ditemukan, ada Organisasi Pemuda dan Remaja Masjid (OPRM) namun tidak ada pengurusnya, ada OPRM punya pengurus tapi tidak mempunyai agenda kegiatan yang jelas, atau ada OPRM namun terjebak pada kegiatan rutin tahunan saja, tanpa tahu kemana akan diarahkan anggotanya. Dengan latar belakang tersebut, maka pada tanggal 7 Sya’ban 1426 H atau bertepatan dengan tanggal 11 September 2005 M bertempat di Masjid Agung Sunda Kelapa, sekumpulan OPRM melakukan Musyawarah Besar I dan
51
mendeklarasikan pendirian JPRMI, yang dilakukan oleh 36 utusan dari 27 OPRM. Diantara OPRM yang sudah bergabung saat itu adalah RISKA-Menteng Jakarta Pusat, YISC Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan, PRISMA At-Tin Jakarta Timur, MADARIS Islamic Center Jakarta Utara, RISMATA At-Taqwa Kemanggisan Jakarta Barat. Informasi pendirian JPRMI ini menyebar baik melalui media massa karena kiprah pada penolakan Aksi Pornografi dan Pornoaksi yang diselenggarakan oleh JPRMI dan dihadiri oleh sekitar 5000 orang anggota remaja masjid se-DKI Jakarta, dan sebaran melalui milis-milis di internet. Berdasarkan desakan dari daerah-daerah untuk bergabung dengan JPRMI yang sangat tinggi, maka pada tanggal 19 Mei 2006 dideklarasikanlah JPRMI Nasional yang dihadiri oleh utusan dari 30 Propinsi seluruh Indonesia. Organisasi ini bersifat independent dengan tetap menjunjung tinggi ukhuwah islamiyah dan akhlakul kharimah. Tujuan dari terbentuknya JPRMI ini adalah mensinergikan potensi-potensi pemuda dan remaja masjid untuk memperkuat dakwah Islamiyah, dan menambah pemuda dan remaja masjid yang mampu memakmurkan masjid dan melahirkan pemimpin-pemimpin masyarakat dan bangsa yang berbasis kemasjidan.
B. Visi, Misi dan Tujuan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta 1. Visi Di-shaff terdepan dalam menghusung peradaban Islam, melahirkan pemimpin muda berbasis masjid dalam bingkai persatuan ummat
52
2. Misi a. Berupaya dengan keras mengembalikan fungsi masjid sebagai sentral kegiatan ummat. b. Melahirkan kader-kader muda yang kreatif, mandiri serta berkarakter pemimpin berbasis masjid. c. Mendorong semua OPRM (Organisasi Pemuda Dan Remaja Masjid) untuk menyatukan visi dan arah perjuangan dalam mewujudkan citacita peradaban. 3. Tujuan Tujuan didirikannya JPRMI adalah untuk meningkatkan dakwah remaja masjid dalam skala yang lebih besar, luas dan juga lebih massif. Selain itu, JPRMI sendiri hadir untuk menghadirkan pemimpin2 muda berbasis kemasjidan sebagai solusi atas permasalahan bangsa dan Negara.
Arief Kamaludin Rahmat Laksono
Kabid . Pengembangan Organisasi dan Jaringan
STRUKTUR PENGURUS HARIAN
Ketua
Suzaqiyati S.Pd
(Sumber Daya Insani)
Yosse Hayatullah S.Sos
Kabid. Pengembangan Syiar & Dakwah
Atik Munsri
Asty
Kabid. Pembinaan & Pemberdayaan SDI
Lina Wakil
Wakil
Bendahara Umum
Juni Supriyanto S.Kom, M.Si
Sekretaris Umum
Ihsan Fadilla ST,MM
A. Rochman
Kabid. Humas
Suwinarsih
Koord. KORMA (Komunitas Remaja Muslimah)
Maulana Mukhlis
Koord. SBM DKI (Sekolah Berbasis Masjid)
C.
JPRMI (JARINGAN PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA) DKI JAKARTA
53
Struktur Pengurus Harian JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta
54
Dewan Pendiri Otong Somantri Dipl.Rad H. Adam Afdholi Ihsan Fadilah ST.,MM. Ricky Avicenna SE.,AAAIK.,AIIS Hj. Dra. Kinkin Annida M. Taufik S.Si. Ir. Nurdin Dewan Penasehat DR Hidayat NurWahid Ir. Sholahudin Wahid Prof. DR. Din Syamsudin Pengurus Pusat Ketua Umum
:
H. Adam Afdholi
Sekjend
:
Ricky Avicenna
Bendahara Umum
:
Nurdin
Ketua Bidang Pengembangan Wilayah Dakwah
:
M. Saiful
Ketua Bidang Pengembangan Da’wah dan Syiar
:
M. Taufiq
Ketua Bidang Pembinaan dan Pemberdayaan
:
Otong Somantri
Ketua Bidang Media Informasi dan Advokasi
:
Firtra Ratori
Ketua Bidang Aktualisasi dan Pemberdayaan Muslimah:
Sunarti
1. Pengurus Harian Pengurus Wilayah DKI Jakarta Ketua
: Ihsan Fadilla ST, MM
Sekretaris Umum
: Juni Supriyanto S. Kom, M.Si
55
Wakil Sekretaris
: Asty
Bendahara
: Lina
Wakil Bendahara
: Atik Munsri
Ketua Bidang Pengembangan
: Arief Kamaludin R.L.
Organisasi dan Jaringan Ketua Bidang Pembinaan
: Suzaqiyati S. Pd
dan Pemberdayaan SDI Ketua Bidang Pengembangan
: Yosse Hayatullah S.Sos
Syiar dan Dakwah Kabid Humas
: A. Rohman
Badan Semi Otonom: JSP (Komunitas Sosial)
: TB. Ganden Arkadi S.Pd
KORMA
: Suwinarsih
SBM
: Maulana Mukhlis
Koordinator Jakarta Pusat
: S. Joko
Koordinator Jakarta Selatan
: Ma'ruf
Koordinator Jakarta Barat
: Nanang
Koordinator Jakarta Timur
: Henda Yusamtha
Koordinator Jakarta Utara
: Junaedi
2. Jejaring JPRMI Kepengurusan JPRMI a. Ada di 5 Daerah Ibukota DKI Jakarta. b. Telah menjangkau +/- 40 Kecamatan di DKI Jakarta 3. Keangotaan JPRMI 500 OPRM di DKI Jakarta Kader Remaja Masjid +/- 3000 kader terlibat dalam berbagai kegiatan
56
4. Pendanaan Selama
ini
aktivitas,
program
kerja
dan
juga
kegiatan
diselenggarakan dengan menggunakan pendanaan dari berbagai sumber, yaitu : a. Kerjasama Sponsorship dengan Pihak Perusahaan b. Kerjasama dengan Instansi Pemerintah (baik Pusat maupun Lokal) c. Donasi dari berbagai kalangan yang tidak mengikat d. Zakat, Infaq dan Shodaqoh 5. Status JPRMI bergerak berdasarkan status Lembaga Swadaya Masyarakat yang Independen, yang tertuang dalam Akta Notaris Widiatmoko SH. No. 16 tahun 2007. Akta Nottaris tersebut juga terdaftar pada Register Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan no pendaftaran No. 111 / A, tanggal 18 Juni 2007.
D. Program Kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta 1. Kegiatan Pengembangan Organisasi a. Training Manajemen Remaja Masjid b. KLINIK REMAS (Konsultasi, Infomasi & Koordinasi Remaja Masjid) c. Youth Leadership Camp JPRMI d. Bulan olah raga dan Seni Remaja Masjid (PORSENI Remaja Masjid) e. Silaturahim Akbar Remas f. Angkringan 2. Kegiatan Semi Otonom a. Sekolah Berbasis Masjid (SBM)
57
b. JSP (JPRMI Social Partner) c. Komunitas Remaja Muslimah (KORMA) d. Kewirausahaan 3. Kegiatan Lain : Community Based Activities (CBA) 4. Kegiatan Strategis a. Pengelolaan Masjid Besar Tingkat Wilayah Spesialisasi Masjid Besar : -
RISKA Sunda Kelapa
Remaja Gaul,
-
Yisc Al Azhar
Intrelektual Muda
-
Prisma At Tin
Skill dan wirausaha
b. Program Masjid Unggulan Kecamatan Kegiatan Unggulan 1) Training Manajemen Remaja Masjid 2) Majelis Syabab 3) SANUBARI 4) SBM 5) KORMA (Komunitas Remaja Muslimah) 6) JSP (JPRMI Social Partner)
BAB IV PENERAPAN MANAJEMEN PROGRAM DAKWAH DI JPRMI PENGURUS WILAYAH DKI JAKARTA1
Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa program yang dikategorisasikan sebagai program dakwah diantaranya adalah: a. Training Manajemen Remaja Masjid Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan wawasan, keilmuan, pengetahuan serta keahlian terkait dengan Manajemen Organisasi, Komunikasi serta Kepemimpinan. b. Majelis Syabab JPRMI Kegiatan ini diselenggarakan bulanan dengan peserta gabungan remaja masjid tingkat daerah. c. Sanubari Kegiatan Tahunan berupa pesantren kilat Ramadhan. Peserta sebagian besar adalah para remaja sehingga metode penyampaian materi tidak satu arah, melainkan dialog interaktif. Berisi tentang pembahasan psikologi remaja, pendidikan seks bagi remaja, narkoba dan games-games interaktif dengan explorasi pada pemahaman keislaman pesertadan upaya pembendungan efek negatife pergaulan remaja.
Penerapan Manajemen Program Dakwah di Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah DKI Jakarta secara tidak langsung 1
Wawancara Pribadi dengan Juni Supriyanto. Sekretaris Umum JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. Sekretariat JPRMI Jakarta 25 September 2010.
58
59
Organisasi JPRMI yang dibentuk telah menggunakan manajemen. Hal tersebut bisa dilihat bagaimana terbentuknya struktur organisasi, ada perencanaan yang berupa visi, misi serta program kerja. Selain itu juga terdapat mekanisme rapatrapat sebagai alat untuk koordinasi, pelaporan progress serta evaluasi. Kekhasan manajemen JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta adalah organisasi nir laba atau
sosial, JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta tidak
bergerak untuk mencari keuntungan, tetapi JPRMI bergerak untuk memajukan dawah remaja masjid. Sehingga tidak ada keuntungan yang dinikmati oleh organisasi, jika ada pendapatan maka hal tersebut akan digunakan untuk kegiatan atau subsidi kegiatan lainnya. A. Analisis Penerapan Manajemen Program Dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta 1. Penerapan Perencanaan (Planning) dalam program dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta a. Penentuan Peramalan (Forecasting) Peramalan adalah suatu prediksi atau penaksiran tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang, dilakukan melalui studi dan analisis data yang ada potensi dalam pelaksanaan, seperti halnya melonjaknya harga bahan baku, kondisi dan situasi keamanan bangsa dan sesuatu yang tidak diketahui dimasa yang akan datang lainnya. Dengan adanya peramalan ini, maka diperoleh informasi yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat suatu perencanaan.
60
Dalam menentukan perkiraan kegiatan yang dilakukan di masa yang akan datang JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam merumuskan perkiraan yang akan dijadikan kegiatan untuk dilakukan dimasa yang akan datang, diantaranya adalah: 1) Memperkirakan atau meramal kegiatan atau aktivitas bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi anggota, sehingga anggota dapat mengikuti kegiatan dengan baik. 2) Membuat rencana kegiatan tahunan yang berkaitan dengan proses kegiatan dakwah, disesuaikan dengan kondisi umat saat ini. 3) Menetapkan metode atau cara yang akan digunakan yang disesuaikan dengan keadaan anggota, salah satu misalnya dengan metode diskusi. 4) Melengkapi fasilitas-fasilitas untuk menunjang kelancaran kegiatan dakwah bagi para anggota. 5) Menentukan jadwal atau batas waktu, sebuah kegiatan yang akan dilakukan. 6) Menetapkan biaya yang akan dikeluarkan untuk menjalankan rencana-rencana program kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi umat saat ini. b. Penentuan Tujuan (Objectives) Penentuan tujuan ini sangat penting, agar jalannya organisasi atau lembaga menjadi terarah dan menuai hasil. Penentuan tujuan ini dilakukan pada awal perumusan kegiatan atau dalam rapat-rapat tahunan untuk
61
merumuskan program kegiatan. Sebuah organisasi haruslah mempunyai tujuan yang jelas, realistis dan dapat diketahui oleh setiap yang terlibat dalam sebuah organisasi, maka mereka dapat berpartisipasi dengan penuh kasadaran. Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga. Agar tujuan itu tercapai dengan baik maka hendaknya sebuah lembaga harus berkorban atau berusaha dengan sungguh-sungguh. Jika pelaksanaannya hanya sebatas untuk mewujudkan kegiatan tanpa ada usaha yang sungguh-sungguh maka hasil yang akan dicapai pun tidak akan menjadi maksimal. Secara keseluruhan tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta adalah untuk meningkatkan dakwah remaja masjid dalam skala yang lebih besar, luas dan juga lebih massif. Selain itu, JPRMI sendiri hadir untuk menghadirkan pemimpin-pemimpin muda berbasis kemasjidan sebagai solusi atas permasalahan bangsa dan Negara. Selain tujuan tersebut, masing-masing kegiatan juga memiliki tujuan masing-masing. Berikut penjelasan tujuan masing-masing kegiatan: 1) Training
Manajemen
Remaja
Masjid
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan wawasan, keilmuan, pengetahuan serta keahlian terkait dengan manajemen organisasi, komunikasi serta kepemimpinan. 2) JPRMI
SOCIAL
PARTNER
(JSP)
yang
bertujuan
untuk
meningkatkan peran serta keterlibatan anggota OPRM dalam berbagai kegiatan sosial. c. Penentuan Kebijakan (Policies)
62
Sebuah organisasi atau lembaga apapun ketika akan memutuskan program kegiatan atau keputusan lain, maka harus mengacu pada sebuah kebijakan, tanpa adanya kebijakan maka program kegiatan akan keluar dari visi dan misi yang diemban oleh suatu lembaga. Kebijakan disini adalah suatu yang sangat diperlukan sebagai rujukan atau pedoman umum dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya kebijakan juga akan memberikan kelonggaran dan membatasi kegiatan manajemen. Kebijakan berguna juga dalam menjamin keseragaman dan keselarasan tindakan dalam menguasai masalah dan situasi. Selain itu, penentuan kebijakan ini juga dimaksudkan sebagai landasan hukum bagi sebuah lembaga. Rujukan atau pedoman yang dijadikan oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta sebagai landasan hukum dalam pengambilan keputusan tidak terdapat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Organisasi
(AD-ART)
melainkan
dilakukan pada
setiap
Koordinasi formal melalui mekanisme rapat-rapat yaitu; 1) Rapat Pengurus Wilayah 2) Rapat Pengurus Wilayah + KORDA 3) Rapat Pengurus Wilayah + KORDA + KORCA 4) Rapat Terbatas Pengurus Wilayah 5) Musyawarah Wilayah d. Penentuan Program-program Kegiatan (Programming) Program disusun sebagai rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah lembaga. Program kerja yang disusun merupakan hasil kesepakatan stakeholder JPRMI yaitu pengurus JPRMI dan juga
63
OPRM anggota JPRMI. Kesepakatan tersebut biasanya dilakukan melalui rapat atau pertemuan-pertemuan rutin baik antara pengurus JPRMI ataupun juga pengurus OPRM. Dalam penyusunan program ini JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta menentukannya dalam jangka waktu satu tahun. Penyusunan program ini sepenuhnya dilakukan oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. Program-program kerja dilakukan oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dalam periode tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1) Program Reguler a) Training Pengembangan atau Manajemen Remaja Masjid. b) Training Kepemimpinan JPRMI (Youth Leadership Camp). c) Pesantren SANUBARI (pesantren kilat). d) Kegiatan informal untuk rekrutmen dan maintenance anggota (Olahraga Futsal, Mabit. Pengajian rutin dll). 2) Program Insidentil a) Workshop atau Pelatihan keterampilan bagi anggota. b) Seminar. c) Silaturahim Akbar. d) Kegiatan sosial. e) Kunjungan atau silarutahim ke OPRM. e. Penentuan Jadwal (Schedule) Pelaksanaan Program Kegiatan Dalam penyusunan jadwal kegiatan atau tata waktu disesuaikan dengan program yang akan dilakukan dan sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang sedang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Jadwal
64
adalah penetapan waktu untuk melaksanakan program-program yang sudah ditentukan dan batas waktu sebuah program harus dijalankan. Semua kegiatan yang dilakukan oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta pada dasarnya dilakukan dalam waktu satu periode yaitu satu tahun. f. Penentuan Prosedur (Prossedures) untuk pelaksanaan kegiatan. Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka dapat dikhawatirkan pelaksanaan jalannya lembaga akan kacau. Setiap semua kegiatan, jika ingin mudah tercapai maka memerlukan sebuah metode atau cara yang efektif dan efisien. Pada umumnya seluruh kegiatan yang dilakukan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta menggunakan metode keteladanan dan pemberdayaan. g. Penentuan Anggaran (Budgetting) Kegiatan Setelah dirumuskan program kegiatan, jadwal kegiatan dan tujuan kegiatan maka langkah selanjutnya adalah menentukan anggaran untuk kegiatan. Anggaran adalah merupakan ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi. Anggaran juga adalah hal yang sangat penting untuk keberhasilan sebuah organisasi dalam melaksanakan kegiatannya, maka dalam penyusunan anggaran harus benar-benar sesuai kebutuhan yang harus dikeluarkan oleh sebuah organisasi dan jika tidak memperdulikan anggaran yang proporsional maka kemungkinan dalam pelaksanaan akan mengalami kegagalan.
65
Dalam menentukan anggaran untuk kegiatan program dakwah JPRMI PW DKI Jakarta periode 1 tahun dilakukan sepenuhnya oleh Badan Pengurus Harian JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dengan cara menggalang dana secara mandiri dari berbagai sumber, yaitu : 1) Kerjasama Sponsorship dengan Pihak Perusahaan 2) Kerjasama dengan Instansi Pemerintah (baik Pusat maupun Lokal) 3) Donasi dari berbagai kalangan yang tidak mengikat 4) Zakat, Infaq dan Shodaqoh
2. Penerapan Pengorganisasian (Organizing) dalam Program Dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta Setelah rencana tersusun dengan rapi, maka langkah selanjutnya adalah mendelegasikan kegiatan-kegiatan itu atau penugasan tanggung jawab. Pendelegasian kerja itulah yang disebut pengorganisasian. Pembagian kewenangan dan tanggung jawab dalam suatu organisasi tercermin dalam pembentukan bagan berupa unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi. Dalam pengorganisasian atau pendelegasian kerja tersebut, JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta menentukan dengan membentuk seksi-seksi yang di dalamnya sudah ditentukan orang-orang yang sesuai dengan kapabilitas dan kredibelitas masing-masing seksi-seksi tersebut bertanggungjawab atas tugas yang diembannya dengan cara pemberian kepercayaan. Pemberian kepercayaan ini dapat memotivasi seseorang, yaitu menjalankan fungsi transfer knowledge dan memberikan tempat untuk menunjukan kemampuan diri kepada organisasi. Satu hal yang sering menjadi permasalahan adalah ketika pemberian kepercayaan kepada anggota tanpa
66
dilakukan assessment terlebih dahulu atas kapasitas person tersebut dan tidak didukung sistem pendampingan yang memadai. Akibatnya akan terjadi perasaan dikorbankan dan hal tersebut dapat membuat demotivasi serta seolah-olah penghukuman sosial dari yang bersangkutan.
3. Penerapan Penggerakkan (Actuating) dalam Program Dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta Setelah rencana dibuat, pendelegasian kerja sudah diputuskan, langkah selanjutnya adalah menerapkan fungsi penggerakkan atau pelaksanaan, yaitu merupakan suatu kegiatan untuk menggabungkan usaha-usaha anggota dari satu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat terpenuhi tujuantujuan pribadi dan kelompok. Di lembaga JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, pengurus dan para staf dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan didasari oleh kesadaran akan kewajiban yang telah diamanatkan kepadanya. Namun tidak lepas juga dari pengaruh seorang pimpinan dalam lembaga tersebut. Yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam organisasi non-profit dan organisasi kader seperti JPRMI adalah keteladanan. Tanpa keteladanan adalah sia-sia. JPRMI sebagai lembaga sosial menghimpun anggota dan kader karena keikhlasan serta kesamaan visi dan tujuan. Hal ini menjadikan JPRMI tidak dapat disamakan dengan organisasi profit yang diatur dalam suatu struktur yang rigid dalam pola atasan dan bawahan. Dengan keteladanan menghasilkan pribadi-pribadi yang ikhlas dalam bergerak. Selain itu, komando, arahan, serta motivasi-motivasi diperlukan untuk mengarahkan dan menyemangati dalam gerak organisasi. Untuk itu juga
67
diperlukan kemampuan komunikasi dalam menjembatani dialog antara pengurus, antar pengurus anggota dan juga diantara para anggota itu sendiri. salah satu model komunikasi yang dikembangkan adalah dengan berkata yang baik, karena kami yakini sesuatu yang baik akan menghasilkan respon yang baik pula. Konsep ini kita coba terapkan dalam aktivitas dan hubungan dalam organisasi. 4. Penerapan Pengawasan (Controlling) dalam Program Dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta Semua fungsi manajemen di atas tidak akan berjalan secara efektif tanpa adanya fungsi pengawasan atau kontrol. Fungsi pengawasan ini dijadikan sebagai sarana kontrol berlangsungnya sebuah kegiatan. Tanpa adanya fungsi pengawasan maka kegiatan yang dilakukan oleh para staf (anggota) akan berjalan asal-asalan. Pengawasan sendiri memiliki fungsi yaitu sebagai penyeimbang atau untuk menjaga stabilitas untuk mencapai keseimbangan. Bagaimanapun juga (manajer) pimpinan harus mampu merubah apa yang dikerjakannnya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan, sehingga dalam fungsi pengawasan seorang pimpinan bisa merubah dan memperbaiki apa yang dikerjakan jika ada penyimpangan-penyimpangan di tengah jalan yang tidak sesuai dengan rencana semula. Di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, fungsi pengawasan dilakukan oleh Ketua Umum JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dengan cara menggunakan sistem evaluasi program dilakukan dalam mekanisme yang sudah ditetapkan seperti a. Evaluasi setelah program dilaksanakan
68
b. Evaluasi rutin dalam rapat-rapat
B. Analisis
Tahapan Pelaksanaan Program Dakwah JPRMI Pengurus
Wilayah DKI Jakarta Kegiatan yang termasuk dalam program da’wah di JPRMI adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh JPRMI. Karena setiap kegiatan yang dilakukan didesain untuk mengembangan dakwah Islam itu sendiri dan mempunyai tujuan serta peran dalam dakwah itu sendiri. Misalnya kegiatan Futsal pengurus daerah, dilakukan untuk meningkatkan ukhuwah yang nantinya akan berdampak pada organisasi dan pada tingkat yang lebih tinggi akan meningkatkan rasa kepedulian atas sesama anggota. 1. Tahap Perencanaan a. Penetapan Visi Penerapan visi sangatlah penting karena dengan adanya visi berarti suatu organisasi memiliki pijakan untuk mencapai apa yang diharapkan. Dan visi dari JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta adalah; “Di-shaff terdepan dalam menghusung peradaban islam, melahirkan pemimpin muda berbasis masjid dalam bingkai persatuan ummat.” b. Memformulasikan misi JPRMI PW DKI Jakarta memiliki misi yakni; 1) Berupaya dengan keras mengembalikan fungsi masjid sebagai sentral kegiatan ummat. 2) Melahirkan kader-kader muda yang kreatif, mandiri serta berkarakter pemimpin berbasis masjid.
69
3) Mendorong semua OPRM (Organisasi Pemuda Dan Remaja Masjid) untuk menyatukan visi dan arah perjuangan dalam mewujudkan cita-cita peradaban. c. Menetapkan tujuan Tujuan didirikannya JPRMI adalah untuk meningkatkan dakwah remaja masjid dalam skala yang lebih besar, luas dan juga lebih massif. Selain itu, JPRMI sendiri hadir untuk menghadirkan pemimpin-pemimpin muda berbasis kemasjidan sebagai solusi atas permasalahan bangsa dan Negara. d. Menyediakan SDM SDM yang disediakan oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta adalah kader-kader yang berkualitas dalam mengembangkan kegiatan dakwah OPRM. e. Merancang program kerja Program kerja yang dirancang oleh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta adalah: 1) Mengelola dengan aparatur pemerintahan. 2) Mengelola hubungan dengan pengurus daerah dan pengurus cabang. 3) Melakukan kerjasama dengan OPRM yang terdaftar sebagai anggota JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. 4) Mengelola kegiatan semi otonom yang bergerak dibidang sosial dan ekonomi.
70
5) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait berkaitan dengan peningkatan dan pengembangan kualitas SDM dan organisasi. f. Membagi Wilayah JPRMI
Pengurus
Wilayah
DKI
Jakarta
memfokuskan
kegiatannya dengan melibatkan koordinator ditiap wilayah yang ada di DKI Jakarta seperti Koordinator Jakarta Pusat, Koordinator Jakarta Selatan, Koordinator Jakarta Barat, Koordinator Jakarta Timur, Koordinator Jakarta Utara. Dan perwakilan ditiap masjid besar di tingkat wilayah seperti RISKA Sunda Kelapa, YISC Al-Azhar, Prisma At-Tin. g. Mengelola Dana JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dalam mengelola pendanaannya diperoleh dari berbagai sumber, yaitu : 1) Kerjasama Sponsorship dengan Pihak Perusahaan 2) Kerjasama dengan Instansi Pemerintah (baik Pusat maupun Lokal) 3) Donasi dari berbagai kalangan yang tidak mengikat 4) Zakat, Infaq dan Shodaqoh JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta mengalokasikan dana kesetiap koordinator daerah sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) yang digunakan untuk operasional kegiatan. 2. Tahap Pengorganisasian Dalam pengorganisasian atau pendelegasian kerja JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta menentukan dengan membentuk seksi-seksi yang didalamnya sudah ditentukan orang-orang yang sesuai dengan kapabilitas
71
dan kredibelitas masing-masing seksi-seksi tersebut bertanggungjawab atas tugas yang diembannya. Tidak seperti di organisasi profit yang menerapkan pola hubungan atasan bawahan, JPRMI menghadirkan hubungan pertemanan dalam sebuah sebutan SOHIB atau SOHIBAH. Pola ini mendukung pola komunikasi dengan persamaan visi, misi, dan tujuan. 3. Tahap Penggerakkan Di lembaga JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, pengurus dan para staf dalam menggerakkan kegiatan-kegiatan didasari oleh kesadaran akan kewajiban yang telah diamanatkan kepadanya. Berikut proses koordinasi yang dilakukan ke tiap koordinator daerah 2. Alurnya seperti organisasi yang lain sejajar setingkat dengan semua korda dibawah wilayah dan berkoordinasi langsung ketua JPRMI wilayah. Adapun alur koordinasi antara Pengurus Wilayah (PW) DKI Jakarta dan Pengurus Daerah (PD) Jakarta Timur, dilakukannya pertemuan koordinasi rutin antara Pengurus Wilayah DKI dan PD Jakarta Timur di setiap pekannya. Sehingga agenda yang telah direncanakan sebelumnya dapat terlapor, dievaluasi dan di diskusikan bersama. Pada tahapan awal, PW DKI memberikan garis besar rencana rerja dan target capaian kepada struktur PD, hal ini melihat dan menimbang dari hasil pantauan kondisi riil di lapangan. Kondisi lapangan akan terlapor oleh Pengurus Cabang (PC) kepada PD di struktur bawah, sehingga menjadi bahan masukan terhadap rencana strategis dan taktis pada agenda-agenda berikutnya.Setelah PW 2
Wawancara Pribadi dengan Henda Yusamtha. Koordinator JPRMI PengurusWilayah DKI Jakarta Timur. Jakarta 25 September 2010.
72
DKI memberi arahan global dan umum, PD beserta tim PC diseluruh Kecamatan melakukan kerja taktis dan spesifik di lapangan. Baik dari sisi Pengembangan Jaringan, maupun Pembinaan dan Kaderisasi Pengurus. Di struktur PD dan PC pun melakukan langkah-langkah koordinatif dan konsolidasi. Membahas dan melihat langsung bagaimana kondisi di lapangan secara riil, dan pada tahapan berikutnya menyusun langkah rencana kerja berdasar arahan umum dari PW DKI sebelumnya. Sehingga pada satu kondisi, Roda Organisasi terus diupayakan berjalan secara simultan dan terstruktur. Sedangkan alur koordinasi dengan YISC Al-Azhar berinisiatif untuk bekerjasama dan berkoordinasi secara equal dalam wadah JPRMI. Bahkan menurut sejarahnya, YISC juga lah yang menjadi inisiator terbentuknya JPRMI ini. Sebab, dengan mengambil istilah jaringan, berarti yang hendak dibangun oleh JPRMI adalah koordinasi dan sinergi antara organisasi pemuda masjid, sehingga dampak dari kegiatan yang dilakukan bisa lebih luas dirasakan oleh pemuda Islam di Indonesia, dan di antara organisasi yang berkoordinasi di dalamnya juga bisa saling mengisi satu sama lain dalam rangka membangun organisasinya masing-masing ke arah yang lebih baik. Ujung-ujungnya, koordinasi ini tentu saja berdampak kepada peningkatan efektifitas dakwah Islam di kalangan pemuda.3 4. Tahap Pengawasan Di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, fungsi pengawasan dilakukan oleh Ketua Umum JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta
3
Wawancara Pribadi dengan Alfin. Ketua YISC Al-Azhar. Jakarta 25 September 2010.
73
dengan cara menggunakan sistem evaluasi program dilakukan dalam mekanisme yang sudah ditetapkan seperti a. Evaluasi setelah program dilaksanakan. b. Evaluasi rutin dalam rapat-rapat.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan penerapan fungsi manajemen program dakwah di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa: 1) Penerapan fungsi manajemen program dakwah Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) Pengurus Wilayah DKI Jakarta dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dari proses pelaksanaan fungsi manajemen yang sesuai dengan prinsip manajemen moderen. 2) Jaringan Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Pengurus Wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa program yang dikategorisasikan sebagai program dakwah diantaranya adalah: a. Training Manajemen Remaja Masjid Pelatihan ini ditujukan untuk meningkatkan wawasan, keilmuan, pengetahuan serta keahlian terkait dengan Manajemen Organisasi, Komunikasi serta Kepemimpinan. b. Majelis Syabab JPRMI Kegiatan ini diselenggarakan bulanan dengan peserta gabungan remaja masjid tingkat daerah. c. Sanubari Kegiatan Tahunan berupa pesantren kilat Ramadhan. Peserta sebagian besar adalah para remaja sehingga metode penyampaian
74
75
materi tidak satu arah, melainkan dialog interaktif. Berisi tentang pembahasan psikologi remaja, pendidikan seks bagi remaja, narkoba dan games-games interaktif dengan explorasi pada pemahaman keislaman pesertadan upaya pembendungan efek negatife pergaulan remaja. JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dalam melaksanakan program dakwah yang dimilikinya dilakukan dengan pendekatan berbasis komunitas remaja atau pemuda yang ada di DKI Jakarta, seperti komunitas olahraga, komunitas pencinta alam, komunitas klub motor dan komunitas fotografi. B. Saran – saran 1) Akan
lebih
baik
jika
JPRMI
Pengurus
Wilayah
DKI
Jakarta
memperbanyak koordinasi dengan organisasi pemuda Islam khususnya pemuda masjid lainnya di wilayah DKI Jakarta, sehingga fungsi sebagai jaringan dapat benar-benar dirasakan. Koordinasi dan ide-ide kegiatan sudah semestinya diperluas tidak hanya di lingkup organisasi pemuda masjid yang sudah relatif settle dengan pola kegiatannya. Bahkan jika diperlukan, bisa jadi dibutuhkan pertemuan yang menghadirkan seluruh organisasi pemuda di wilayahnya secara berkala dalam bentuk kongres, sebagai wadah untuk membangun kebersamaan dan pola aktifitas bersama yang lebih terpadu, dalam konteks hubungan yang equal satu dengan yang lain 2) Memikirkan pola aktifitas yang bisa menumbuhkembangkan organisasi pemuda masjid yang lain. Hal ini akan membuat organisasi-organisai tersebut merasa mendapatkan manfaat dengan keberadaan JPRMI
76
Pengurus Wilayah DKI Jakarta, sehingga secara tidak langsung akan muncul rasa memiliki terhadap JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dan dengan sendirinya membuat kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta semakin semarak. Lagi pula, dengan konsep jaringan yang hendak diusung JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, semestinya yang menjadi goal adalah bagaimana agar jaringan yang dibentuk JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dapat berdampak positif terhadap organisasi pemuda masjid yang lain, bukan terhadap JPRMI-nya sendiri. Karena dengan berkembangnya organisasi pemuda masjid yang dikoordinasikannya berarti fungsi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta sudah berjalan dengan sukses. 3) Kepada pengurus dan anggota JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, agar program yang telah ditetapkan dengan baik harus senantiasa berjalan tanpa harus melihat resiko atau hambatan yang akan dihadapi. 4) Proses yang telah dilakukan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta harus lebih ditingkatkan kembali, agar kedepan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dapat menjadi organisasi yang dapat memberikan warna yang positif bagi seluruh remaja. Artinya organisasi ini harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi situasi dan kondisi seperti ini. 5) Kepada pengurus segenap JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta, agar dapat mengadakan pelatihan keterampilan kerja terhadap para remaja masjid. Karena para remaja tidak hanya membutuhkan ilmu agama melainkan, mereka juga membutuhkan keterampilan atau skill diberbagai
77
bidang untuk menghadapi kehidupan atau tantangan zaman. Pelatihan seperti itu dilakukan dengan bekerjasama Depnaker. 6) JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta harus segera memilki Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Organisasi (AD-ART). 7) JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta agar mengoptimalkan kinerjanya dalam manajemen administrasi dan kearsipan dokumentasi organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Zaennudin dan Wahyono. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Penerbit Fajar 2002. Aliyudin. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati, 2007. Arifin, M. Pskologi Dakwah Suatu Pengantar Study. Jakarta: Bulan Bintang, 1997. Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara, 1998. Definisi Pemuda. Diakses pada tanggal 15 Maret 2010 dari http://www.netasia.net/definisi pemuda. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara dan Penafsir al-Qur’an, 1990. Dewan Redaksi. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Lehtiar Baru Van Hoeve, 1993. Effendi, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta: Penerbit Bhratara Karya Aksara, 1986. Habib, M.Syafa’at. Buku Pedoman Dakwah, Jakarta: Widjaya, 1982. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta : Andy Offset, 1983. Handoko, T. Hani. Manajemen Edisi II. Yogyakarta: BPFE, 1984. Hasibuan, Malayu SP. Manajemen Dasar dan Masalah. Jakarta: Bina Aksara, 2001. Hasjimi, Ach. Dustur Dakwah Menurut Al-Quran. Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Laksana, M. Fajar. Karakteristik Dakwah Politik Islam. Sukabumi: KMA Press, 2002. Manulang, M. Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006. Moekijat. Pengantar Sistem Informasi Manajemen. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1994. Muchtarom, Zaini. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al Amin Press, 1996.
76
77
Natsir, M. Fiqhud Dakwah. Jakarta: Bina Insani Press, 1998. Rosyidi. Dakwah Sufistik Kang Jalal. Jakarta: Paramadina, 1997. Shihab, M. Quraish. Membumikan Al-Quran. Bandung: Mizan, 1999. Siddiq, Syamsuri. Dakwah dan Teknik Berkhutbah. Bandung: Al-Ma’arif, 1981. Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. Jakarta : Pustaka AlKautsar, 2005. Siswanto, Bedjo. Manajemen Modern. Bandung: Sinar Baru, 1990. Syani, Abdul. Manajemen Organisasi. Jakarta: Bina Akasara, 1992. Tantowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Al Quran. Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983. Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gita Media Press. Terry, George R. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1993. Tujuan
Utama Dakwah. Diakses pada tanggal 15 Maret 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Dakwah/Tujuan_utama_dakwah.
dari
Wawancara Pribadi dengan Alfin. Ketua YISC Al-Azhar. Jakarta 25 September 2010. Wawancara Pribadi dengan Arif Kamaludin Rahmat Laksono. Staff Kaderisasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. Jakarta 25 September 2010. Wawancara Pribadi dengan Henda Yusamtha. Koordinator JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta Timur. Jakarta 25 September 2010. Wawancara Pribadi dengan Juni Supriyanto. Sekretaris Umum JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta. Jakarta 25 September 2010. Wawancara Pribadi dengan Satria Hadi Lubis. Jakarta 25 September 2010.
Kegiatan JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta Tabligh Akbar 13 Februari 2011 Di Masjid At-Taqwa Al-Hasyimiyah, Kelurahan Cengkareng Timur Kecamatan Cengkareng
WAWANCARA
Nama Jabatan Lokasi wawancara Waktu wawancara
1.
2.
: Juni Supriyanto, S.Kom. M.Si : Sekretaris Umum JPRMI DKI Jakarta periode 2005-2010 : Sekretariat JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta, Jl. Kemanggisan Ilir III No. G 13A Palmerah Jakarta : 25 September 2010
Pewawancara (P) :
Apa tujuan di dirikannya JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ?
Narasumber (N)
:
Tujuan didirikannya JPRMI adalah untuk meningkatkan dakwah remaja masjid dalam skala yang lebih besar, luas dan juga lebih massif. Selain itu, JPRMI sendiri hadir untuk menghadirkan pemimpin2 muda berbasis kemasjidan sebagai solusi atas permasalahan bangsa dan Negara.
(P)
:
Bagaimana sturuktur organisasi dan alur koordinasi antar pengurus yang ada di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta ?
(N)
:
Struktur organisasi JPRMI terdiri dari 1. Ketua 2. Sekretaris Umum 3. Bendahara Umum 4. Ketua Bidang Pengembangan Jaringan 5. Ketua Bidang Pengembangan SDM (Kaderisasi) 6. Ketua Bidang Syiar dan Dakwah Koordinasi formal dilalukan melalui rapat-rapat
yaitu 1. Rapat Pengurus Wilayah 2. Rapat Pengurus Wilayah + KORDA 3. Rapat Pengurus Wilayah + KORDA + KORCA
4. Rapat Terbatas Pengurus Wilayah 5. Musyawarah Wilayah 3.
(P)
:
Program apa saja yang dibuat JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta?
(N)
:
Program kerja yang disusun merupakan hasil kesepakatan stakeholder JPRMI yaitu pengurus JPRMI dan juga OPRM anggota JPRMI. Kesepakatan tersebut biasanya dilakukan melalui rapat/ pertemuan2 rutin baik antara pengurus JPRMI ataupun juga pengurus OPRM.
Program yang telah dilaksanakan oleh JPRMI a.
Program Reguler i. Training Pengembangan / Manajemen Remaja
Masjid ii. Training Kepemimpinan JPRMI (Youth Leadership Camp) iii. Pesantren SANUBARI (pesantren kilat) iv. Kegiatan informal untuk rekrutmen & maintenance anggota (olahraga, Mabit. Pengajian rutin dll) b.
Program Insidentil i. Workshop / pelatihan2 ii. Seminar iii. Silaturahim Akbar iv. Kegiatan sosial v. Kunjungan / silarutahim ke OPRM
4.
(P)
:
Kegiatan apa saja yang termasuk ke dalam program dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta?
(N)
:
Kegiatan yang termasuk dalam program da’wah di JPRMI adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh JPRMI. Karena setiap kegiatan yang dilakukan didesain untuk mengembangan dakwah Islam itu sendiri dan
mempunyai tujuan serta peran dalam dakwah itu sendiri. Misalnya kegiatan Futsal pengurus daerah, dilakukan untuk meningkatkan ukhuwah yang nantinya akan berdampak pada organisasi dan pada tingkat yang lebih tinggi akan meningkatkan rasa kepedulian atas sesama anggota.
5.
(P)
:
Apa saja sarana dan prasarana yang menunjang keberhasilan dakwah program dakwah JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta?
(N)
:
JPRMI hadir dari niatan baik dari banyak kader penggerak Remaja Masjid. Diawali dengan niat baik tersebut dan didukung dengan sarana dan prasarana yang diadakan oleh pribadi2 tersbeut maka JPRMI berdiri. Dengan keikhlasan serta niat baik tersebut, maka Allah menolong gerak dakwah dari sumber yang tidak diduga-duga, sehingga prasarana dan sarana tidak menjadi permasalahan karena banyak pihak yang mendukung kesuksesan aktivitas JPRMI ini. Mulai dari pengurus OPRM, Pengurus Masjid, Pemerintah, dan Organisasi social lain yang memandang pentingnya urusan memakmurkan masjid.
6.
(P)
:
Bagaimana konsep manajemen yang baik menurut bapak agar program dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dapat berjalan dengan baik ?
(N)
:
Menurut pendapat saya, konsep manajemen yang baik untuk JPRMI DKI adalah terdiri dari 2 hal. Keduanya ada dalam al Quran yaitu a. Dakwah bil hikmah & qullu qawlan sadida (keteladanan) Yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin dalam organisasi non profit dan organisasi kader seperti JPRMI adalah keteladanan. Tanpa keteladanan adalah sia-sia. JPRMI sebagai lembaga social menghimpun anggota dan kader karena keikhlasan serta kesamaan visi dan tujuan. Hal ini
menjadikan JPRMI tidak dapat disamakan dengan organisasi profit yang diatur dalam suatu struktur yang rigid dalam pola atasan-bawahan. Dengan keteladanan menghasilkan pribadi2 yang ikhlas dalam bergerak. Selain itu, komando, arahan, serta motivasimotivasi diperlukan untuk mengarahkan dan menyemangati dalam gerak organisasi. Untuk itu juga diperlukan kemampuan komunikasi dalam menjembatani dialog antara pengurus, antar pengurus anggota dan juga diantara para anggota itu sendiri. salah satu model komunikasi yang dikembangkan adalah dengan berkata yang baik, karena kami yakini sesuatu yang baik akan menghasilkan respon yang baik pula. Konsep ini kita coba terapkan dalam aktivitas dan hubungan dalam organisasi. b. Empowerment (pemberdayaan) Salah satu kunci sukses dari organisasi social menurut saya adalah kaderisasi yang baik. Kaderisasi yang baik adalah adanya kader yang siap untuk menggantikan pemimpinnya kapan saja. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Jika proses transfer knowledgenya tercipta secara otomatis diantara anggota dan juga kepercayaan dari organisasi kepada anggotanya untuk mengemban amanah tertentu. Pemberian kepercayaan ini dapat memotivasi seseorang, yaitu menjalankan fungsi transfer knowledge dan memberikan tempat untuk menunjukan kemampuan diri kepada organisasi. Satu hal yang sering menjadi permasalahan adalah ketika pemberian kepercayaan kepada anggota tanpa dilakukan assessment terlebih dahulu atas kapasitas person tersebut dan tidak didukung system pendampingan yang memadai. Akibatnya akan terjadi perasaan dikorbankan dan hal tersebut dapat membuat demotivasi serta seolah2 penghukuman social dari yang bersangkuta.
7.
(P)
:
Bagaimana penerapan (aplikasi) manajemen program dakwah di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta?
(N)
:
Penerapan Manajemen Program Dakwah di JPRMI DKI Secara tidak langsung Organisasi JPRMI yang dibentuk telah menggunakan manajemen. Hal tersebut bisa dilihat bagaimana terbentuknya struktur organisasi, ada perencanaan yang berupa visi, misi serta program kerja. Selain itu juga terdapat mekanisme rapat2 sebagai alat untuk koordinasi, pelaporan progress serta evaluasi. Kekhasan manajemen organisasi ini adalah Jprmi adalah organisasi nir laba / sosial, Jprmi tidak bergerak untuk mencari keuntungan, tapi jprmi bergerak untuk memajukan dawah remaja masjid. Sehingga tidak ada keuntungan yang dinikmati oleh organisasi, jika ada pendapatan maka hal tersebut akan digunakan untuk kegiatan /subsidi kegiatan lainnya. Berangkat dari hal tersebut diatas, sdm yang bergerak juga didasarkan atas panggilan hati. Tidak ada keuntungan material yang bisa diperoleh ketika menjabat. Hal ini akan berdampak pada pola komunikasi serta hubungan kerja diantara pengurus. Tidak seperti di organisasi profit yang menerapkan pola hubungan atasan bawahan, JPRMI menghadirkan hubungan pertemanan dalam sebuah sebutan SOHIB / SOHIBAH. Pola ini mendukung pola komunikasi dengan persamaan visi, tujuan, dan serta
8.
(P)
(N)
9.
(P)
:
Bagaimana cara JPRMI PW.DKI Jakarta mengevaluasi setiap program yang dimilikinya?
:
Sistem evaluasi program dilakukan mekanisme yang sudah ditetapkan seperti
a.
Evaluasi setelah program dilaksanakan
b.
Evaluasi rutin dalam rapat-rapat
:
dalam
Berapa jumlah OPRM yang terdaftar di JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta sampai saat ini?
(N)
:
Oprm yang terlibat dalam berbagai aktivitas JPRMI DKI sejak berdiri sampai saat ini hamper berjumlah 500 OPRM, dengan melibatkan hamper 2000 orang.
10. (P)
:
Sebutkan faktor pendukung dan faktor penghambat secara internal/eksternal yang dialami JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dalam menjalankan setiap programnya!
(N)
: Factor Pendukung ; a.
Semangat dari pengurus
b.
Semangat dari OPRM yang terus bergerak Factor Penghambat:
a.
Pendanaan, jujur beberapa aktivitas kita terhambat karena tidak adanya dana untuk kegiatan tersebut
b.
Persaingan dari agen penyeru / pengajak ke arah bukan Islam yang lebih menarik karena kemasan yang bagus, dukungan dana yang kuat dan juga akses media yang lebih luas.
WAWANCARA
Nama Jabatan Lokasi wawancara Waktu wawancara
1.
2.
3.
: Arif Kamaludin Rahmat Laksono : Staff Kaderisasi JPRMI Pengurus Wilayah DKI Jakarta dan Koordinator JPRMI JAKSEL periode 2005-2010 : Sekretariat JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta, Jl. Kemanggisan Ilir III No. G 13A Palmerah Jakarta : 25 September 2010
(P)
:
Bagaimana kedudukan dan keikutsertaan JPRMI Pengurus Wilayah DKI JAKSEL di keanggotaaan JPRMI PW.DKI JAKARTA?
(N)
:
Kedudukannya setingkat dibawah struktur wilayah yang disebut koordinatornya dengan koordinator daerah atau Korda. Keikutsertaan mereka saat ini belum optimal dalam organisasinya dan koordinasinya dengan wilayah
:
Bagaimana alur koordinasi organisasi JPRMI PW DKI Jakarta dengan JPRMI PW JAKSEL?
(N)
:
Alurnya seperti organisasi yang lain sejajar setingkat dengan semua korda dibawah wilayah dan berkoordinasi langsung ketua JPRMI wilayah
(P)
:
Bagaimana peran serta JPRMI PW.DKI Jakarta terhadap pembinaan dan pengembangan organisasi dan kegiatan yang ada di JPRMI PW. JAKSEL?
(N)
:
Hingga saat ini peransertanya belum aktif karena strukturnya belum terbangun dengan utuh, sehingga aktifitas pengelolaan remas didaerah selatan belum optimal berjalan baik pembinaan dan pengembangan, hanya lokal remas di selatan telah beregrak sejak lama, hanya belum terkoordinasi secara jaringan didalam korda jaksel.
(P)
WAWANCARA
Nama Jabatan Lokasi wawancara Waktu wawancara
1.
: Henda Yusamtha,ST : Koordinator JPRMI Jakarta Timur periode 2005-2010 : Sekretariat JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta, Jl. Kemanggisan Ilir III No. G 13A Palmerah Jakarta : 25 September 2010
(P)
:
Bagaimana kedudukan dan keikutsertaan JPRMI Pengurus Wilayah DKI JAKTIM di keanggotaaan JPRMI PW.DKI JAKARTA?
(N)
:
Secara prinsip, JPRMI adalah Organisasi Jejaring yang mengkoordinasi, mensinergi dan mengembangkan Da'wah Remaja Masjid di Indonesia. Pada Konteks di setiap daerah, JPRMI memiliki Jaringan yang dibentuk untuk mempermudah fungsifungsi koordinasi dan sinergitas Remaja Masjid di setiap Levelnya. Pengurus Wilayah (PW) untuk Propinsi, Pengurus Daerah (PD) untuk Kotamadya, dan Pengurus Cabang (PC) untuk Kecamatan. Praktis kedudukan dan keikutsertaan antara level Propinsi, Daerah maupun Cabang adalah satu kesatuan Koordinasi. Dalam hal kedudukan dan keikutsertaan secara spesifik, PD Jaktim berada dibawah koordinasi dan kontrol PW DKI. Setiap agenda-agenda dan kerja-kerja yang akan dan telah dilakukan, akan seluruh nya dievaluasi dan terlapor kepada PW DKI. Inilah wujud satu kesatuan koordinasi dan fungsi roda organisasi.
2.
(P)
:
Bagaimana alur koordinasi organisasi JPRMI PW DKI Jakarta dengan JPRMI PW JAKTIM?
(N)
:
Adapun alur koordinasi antara PW DKI dan PD Jaktim, dilakukannya pertemuan koordinasi rutin antara Pengurus Wilayah DKI dan Pengurus Daerah Jaktim di setiap pekannya. Sehingga agenda yang telah direncanakan sebelumnya dapat terlapor, dievaluasi dan di diskusikan bersama.
Pada tahapan awal, PW DKI memberikan garis besar rencana rerja dan target capaian kepada struktur PD, hal ini melihat dan menimbang dari hasil pantauan kondisi riil di lapangan. Kondisi lapangan akan terlapor oleh PC kepada PD di struktur bawah, sehingga menjadi bahan masukan terhadap rencana strategis dan taktis pada agenda-agenda berikutnya. Setelah PW DKI memberi arahan global dan umum, PD beserta tim PC diseluruh Kecamatan melakukan kerja taktis dan spesifik di lapangan. Baik dari sisi Pengembangan Jaringan, maupun Pembinaan dan Kaderisasi Pengurus. Di struktur PD dan PC pun melakukan langkah-langkah koordinatif dan konsolidasi. Membahas dan melihat langsung bagaimana kondisi di lapangan secara riil, dan pada tahapan berikutnya menyusun langkah rencana kerja berdasar arahan umum dari PW DKI sebelumnya. Sehingga pada satu kondisi, Roda Organisasi terus diupayakan berjalan secara simultan dan terstruktur. 3.
(P)
:
Bagaimana peran serta JPRMI PW.DKI Jakarta terhadap pembinaan dan pengembangan organisai dan kegiatan yang ada di JPRMI PW. JAKTIM?
(N)
:
Dalam hal pembinaan dan pengembangan Organisasi, PW DKI menyelenggarakan suatu program/event bersama yang berskala besar pada waktu-waktu Insidentil/tertentu. Contoh spt: Silaturrahim Akbar Remaja Masjid seluruh DKI Jakarta di Masjid Al-Azhar, Keb.Baru. Dan juga ada agenda Latihan Kepemimpinan (LK) Untuk Perwakilan Remaja Masjid se-DKI. Hal ini adalah sebuah program untuk mengembangkan Jaringan dan meningkatkan kualitas SDM Remaja Masjid secara umum dan luas, yang dilakukan oleh PW DKI. Tentu saja hal ini sangat berdampak baik terhadap Struktur PD maupun PC dibawahnya, dikarenakan agenda PW tersebut dapat melibatkan hingga di struktur terbawah sekalipun. Remaja Masjid yang belum berkembang dapat lebih
aktif, Remaja Masjid yang belum ada dapat terbentuk dan terorganisasi lebih rapih, dan seterusnya. Dan setelah agenda besar tersebut, tidak lain langkah follow up di struktur bawah mutlak harus dilakukan. PD dan PC lah yang akan menindak lanjuti Remaja- Remaja Masjid yang telah hadir pada event besar tersebut. Untuk dapat di supervisi, di support dan di fasilitasi. Agar fungsi- fungsi Pembinaan Kaderisasi dan pengembangan Jaringan dapat terealisasi di struktur Remaja Masjid di seluruh 10 Kecamatan yang ada di Jakarta Timur.
WAWANCARA
Nama Jabatan Lokasi wawancara Waktu wawancara
1.
: Alfin : Ketua YISC Al-Azhar : Sekretariat JPRMI Pengurus Wilayah Jakarta, Jl. Kemanggisan Ilir III No. G 13A Palmerah Jakarta : 25 September 2010
(P)
:
Apa yang melatarbelakangi YISC bergabung ke dalam anggota JPRMI ?
Al-Azhar
(N)
:
Bergabungnya YISC Al-Azhar ke dalam JPRMI dikarenakan kesamaan misi dalam aktifitas yang dilakukan. Baik YISC Al-Azhar maupun JPRMI, keduanya sama-sama memiliki komitmen untuk menumbuhkembangkan komunitas pemuda Islam melalui organisasi yang dibentuknya. Komunitas ini diharapkan dapat berperan sebagai wadah bagi para pemuda Islam untuk belajar tentang Diennya, belajar pula untuk mengimplementasikan nilai-nilai Diennya, sembari membentuk networking di antara mereka sesuai dengan khas gaya orang muda. Membangun komunitas seperti ini membutuhkan kerjasama dengan banyak pihak, terlebih dengan organisasi lain yang sejenis. Oleh karena itu, YISC AlAzhar berinisiatif untuk bekerjasama dan berkoordinasi secara equal dalam wadah JPRMI. Bahkan menurut sejarahnya, YISC juga lah yang menjadi inisiator terbentuknya JPRMI ini. Sebab, dengan mengambil istilah jaringan, berarti yang hendak dibangun oleh JPRMI adalah koordinasi dan sinergi antara organisasi pemuda masjid, sehingga dampak dari kegiatan yang dilakukan bisa lebih luas dirasakan oleh pemuda Islam di Indonesia, dan di antara organisasi yang berkoordinasi di dalamnya juga bisa saling mengisi satu sama lain dalam rangka membangun organisasinya masing-masing ke arah yang lebih baik. Ujungujungnya, koordinasi ini tentu saja berdampak kepada
peningkatan efektifitas dakwah Islam di kalangan pemuda. 2.
(P)
:
Sejauh keikutsertaan YISC Al-Azhar menjadi anggota JPRMI, apa dampak positifnya bagi YISC AlAzhar sendiri ?
(N)
:
Dampak utama yang dirasakan tentu saja adalah kemudahan untuk bersilaturahim dengan organisasi pemuda Islam lain di Indonesia. Sebagai contohnya, YISC Al-Azhar pernah mendapat kunjungan dari rekan-rekan pemuda masjid Pontianak karena link dari JPRMI. Dampak lainnya adalah sinergi aktifitas. Sebab YISC Al-Azhar dapat mengkontribusikan dirinya untuk kegiatan yang melibatkan organisasi pemuda Islam di Jakarta, salah satunya melalui kerjasama dengan JPRMI.