MANAJEMEN PADA KEGIATAN DAKWAH DEWAN PENGURUS DAERAH BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA (DPD BKPRMI) JAKARTA SELATAN
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun Oleh :
Ta’miruddin Sya’bana 1110053000033
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H./2014 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar di Strata Satu (S-1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan in telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
ABSTRAK Ta’miruddin Sya’bana, 1110053000033 Manajemen Pada Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta Selatan Sebagai lembaga dakwah tentu kegiatan/program dakwah merupakan prioritas yang utama, karenanya semua itu merupakan tugas dan sebagai sumber poros berjalannya lembaga tersebut. Peran dakwah sebagai salah satu bentuk untuk merubah seseorang menjadi lebih baik, tentu sangatlah dibutuhkan di setiap lapisan masyarakat karena sebagai benteng diri dalam menghadapi kemerosotan moral yang akhir-akhir ini sudah banyak terjadi. Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Jakarta Selatan merupakan salah satu lembaga dakwah yang lebih bergerak pada tataran generasi muda Islam. Disadari atau tidak, ternyata BKPRMI mampu memberikan sentuhan yang berbeda untuk dapat menciptakan generasi muda Islam yang lebih baik dan berbasis pada masjid. Dalam segala bentuk pengaplikasian kegiatan dakwahnya yang dilakukan, disini manajemen menjadi alat yang sangat dibutuhkan untuk mengatur pada setiap lini kegiatan dakwah yang sudah terprogram. Tentu dengan adanya manajemen, SDM yang ada mampu bekerja secara maksimal dan program/kegiatan yang sudah direncanakan akan berjalan secara efektif (berdaya guna) dan efisien (berhasil guna). Setelah penulis menelaah, hal ini menunjukkan bahwa manajemen pada kegiatan dakwah yang dilakukan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan sudah berjalan dengan baik sesuai prinsip dan fungsi manajemen modern. Sehingga berdampak positif pada kegiatan dakwah yang sudah ada. Dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah pengurus dan anggota yang terlibat di Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. Teknik analisis data yang digunakan pada penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Manajemen Pada Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta Selatan”. Shalawat dan salam dicurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai pembawa cahaya kebenaran dan penyempurnaa akhlak. Skripsi ini penulis ajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menempuh Ujian Sarjana (Strata-1) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini adalah buah dari proses yang sangat panjang. Serta diberikannya segenap motivasi, kesabaran, kerja keras, serta doa dari seluruh orang yang mensupport penulis, akan sangat mustahil bagi penulis untuk dapat menjalani tahap demi tahap dalam kehidupan akademik di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ada banyak tangan, sumbangan pikiran dan tenaga yang ikut ambil bagian didalamnya sejak penyusunan hingga selesainya skripsi ini. Oleh karena itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya atas segala dorongan, bantuan moril maupun materil serta segala bimbingannya kepada : 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Mulkanasir, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Drs. Muhammad Luthfi, M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing dalam menyusun skripsi ini, yang telah banyak memberikan bimbingan dengan penuh bijaksana serta kritikan, ilmu dan motivasi kepada penulis guna selesainya skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Sudarnoto, selaku pembantu rektor III bagian kemahasiswaan (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan spirit motivasi untuk terus menyelesaikan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya di Jurusan Manajemen Dakwah yang telah mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Terima kasih penulis ucapkan kepada Kedua Orang Tua Tercinta Drs. H Maswan HM M.Pd.i dan Hj Herlina S.Pd.i yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan penuh ikhlas dan tanpa pamrih. Penulis berterima kasih karena berkat do’a dan dorongan motivasi setiap hari yang diberikan oleh beliau, penulis mampu memiliki rasa tanggung jawab penuh untuk dapat menyelesaikan jenjang Strata Satu ini. Serta kepada Adik-adik yang penulis banggakan, yaitu Ahmad Hudori Syahri, Ahmad Katsiri Agung, dan Muhammad Zaid Fauzi untuk dukungan dan dorongan yang kalian berikan. 8. Kepada Bapak Andri Anas selaku Ketua Umum (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan, saudara Abdul Aziz selaku Sekretaris Umum (DPD) BKPRMI Jakarta
iv
Selatan, Azki Erlangga selaku Bendahara Umum (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan, dan para anggota pada bidang-bidang maupun remaja masjid yang terlibat di (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan. Penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan penelitian yang telah disediakan. 9. Kepada para sahabat-sahabat PMII KOMFAKDA maupun KOMPABANGSA yaitu Didik Setyawan, Matsalul Jaki, Sirojuddin, Said, Faiz Mubarok, Didi Triadi serta yang lainnya telah banyak memberikan motivasi, ilmu, dan masukan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Terima kasih untuk teman-teman MD A angkatan 2010, serta sahabat kelas Nurul Husna, Ahmad Nursyamsi, Alung dan Siro yang banyak memberikan canda tawa dan hiburan, semoga pintu kesuksesaan terus menghampiri kita semua. 11. Terima kasih untuk teman-teman di Jakampus UIN yang selalu loyal dan terus mensuport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua Amin.
Jakarta, 4 November 2014 Ta’miruddin Sya’bana
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... i ABSTRAK .............................................................................................................. ii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................................5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................................6 D. Metodelogi Penelitian .......................................................................7 E. Tinjauan Pustaka ..............................................................................9 F. Sistematika Penulisan .....................................................................10
BAB II
LANDASAN TEORI A. Manajemen .....................................................................................12 1. Pengertian Manajemen ..............................................................12 2. Unsur-Unsur Manajemen ..........................................................15 3. Fungsi Manajemen ....................................................................17 4. Tahapan dan Penerapan Manajemen .........................................23 B. Dakwah ..........................................................................................26 1. Pengertian Dakwah .....................................................................26 2. Unsur-unsur Dakwah .................................................................29 3. Penerapan Manajemen dalam Dakwah ......................................36
vi
C. Remaja Masjid ...............................................................................39 1. Pengertian Remaja Masjid ..........................................................39 2. Remaja Masjid Sebagai Lembaga Dakwah ...............................42
BAB III GAMBARAN UMUM DEWAN PENGURUS DAERAH BADAN
KOMUNIKASI
PEMUDA
DAN
REMAJA
MASJID INDONESIA JAKARTA SELATAN A. Sejarah Berdirinya ..........................................................................44 B. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................................47 C. Organisasi Kepengurusan ..............................................................50 D. Program dan Bentuk Kegiatan .......................................................56 E. Sarana dan Prasarana .....................................................................60
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN PADA KEGIATAN DAKWAH DEWAN PENGURUS DAERAH
BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN
REMAJA MASJID INDONESIAJAKARTA SELATAN A. Deskripsi Informan (Subjek Penelitian) .......................................62 B. Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan ......................65 C. Program Manajemen Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan ..........................................................................................70 D. Analisis Manajemen pada Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan ..............................................................................76
vii
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................87 B. Saran ..............................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manajemen merupakan suatu perencanaan yang sangat berperan penting pada kehidupan sehari-hari. Karena segala sesuatunya apabila ingin tercapai dengan baik maka harus adanya penerapan manajemen secara baik atau dalam hal ini bisa disebut juga sebagai pengaturan. Manajemen yang dapat dikategorisasikan sebagai ilmu (science), maupun sebagai seni (art), pada mulanya tumbuh dan berkembang dikalangan dunia industri dan perusahaan (bussiness). Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat diperlukan dan bermanfaat bagi setiap usaha dalam berbagai lapangan. Pada zaman modern sekarang ini boleh dikatakan tidak ada suatu usaha kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak mempergunakan manajemen. Maka usaha dakwah yang lebih luas dan complicated dibandingkan dengan kegiatan bussiness, tentulah tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien, apabila tidak disertai dengan manajemen. Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip manajemen dalam proses penyelenggaraan dakwah adalah conditio sine qua non.1 Islam merupakan salah satu dorongan yang bersifat rohani yang menimbulkan untuk senantiasa aktif dalam melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam, sangat berkaitan erat dengan kegiatan 1
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet-
3. h. 4.
1
2
dakwah yang dilakukan. Kata “dakwah” berasal dari bahasa arab yang artinya ajakan, seruan, panggilan, undangan. Jadi definisi dakwah secara umum adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi ajaran–ajaran dan tuntuan– tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu idiologi pendapat pekerjaan tertentu. Adapun definisi ilmu dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.2 Dakwah sebagai ajakan juga bisa dilihat dari peranan budaya yang dapat dilihat bagaimana komunikasi terhadap budaya itu sendiri dilihat dari berbagai level, komunikator, level keluarga, komunikasi antar pribadi, orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan ras serta komunikasi antar kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi politik tingkat nasional dan internasional.3 Berangkat dari masalah di atas, maka suatu organisasi/lembaga dakwah merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan ajaran Islam yang Rahmatanlil’alamin,
terlebih
konteks
ini
mengarah
kepada
para
pemuda/remaja. Contohnya seperti badan remaja masjid, dimana hal tersebut mampu memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap menjunjung tinggi nilai–nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas. Manajemen berperan sebagai alat untuk membantu terlaksananya dakwah agar lebih efektif dan efisien. Di mana sumber daya manusia sebagai poros dan mengerucut pemuda sebagai pelaku utamanya. Pemuda yang akan berperan 2 3
Toha Jahja Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Widjaya Jakarta, 1967), Cet. Ke-1. h. 10. Armawati Arbi, Dakwah dan komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2003) , h. 171.
3
dalam mengembangkan dakwah adalah pemuda yang memiliki iman yang mantap, ilmu yang memadai dan amal yang ihsani. Ketiganya harus menyatu pada diri pemuda yang akan mengembangkan dakwah Islam. Ilmu berguna memperkaya pengetahuan dan menjadi faktor komplementer dari pemaknaan terhadap keimanan dan kehidupan, dan amal merupakan upaya keteladanan sebagai juru dakwah yang akan menjadi tuntunan (orang yang didakwahi). Perkataan dakwah secara etimologis (kebahasaan) merupakan bentuk mashdar dari kata da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil, menundang, mengajak, mendorong dan menghimpun manusia untuk suatu perkara dan menganjurkan untuk mengamalkannya.4 Untuk itu, penerapan manajemen pada kegiatan dakwah dianggap perlu dan kedepan harus mengantarkan terbinanya solidaritas dan kerja sama dalam menyelesaikan persoalan umat terutama pada kaum muda yang memang merupakan bibit generasi Islam yang didambakan nantinya. Untuk itu, koordinasi menyeluruh antar organisasi bidang dakwah harus terwujud. Jika kepercayaan bisa diwujudkan, maka dakwah kolaboratif bisa terwujud. Oleh karena itu hakikat dakwah Islam telah berlangsung lama yang intinya adalah sebuah proses dan upaya tabligh dalam arti menyampaikan kebenaran ajaran agama untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik. Keseluruhannya semakin dibutuhkan manakala kita melihat begitu pengapnya dunia modernisme yang terbaratkan (westernisasi dan sekulerisasi) karena telah menutup ruang-ruang, ventilasi pada kehidupan manusia di mana 4
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Prinsip Kaidah Dakwah Islam (Solo : Era Intermedia 2000), Cet ke-3. h. 24.
4
agama sejatinya menyinarinya. Karenanya para pemuda juga harus dapat membaca prospek dan tantangan dakwah ke depan muaranya pada massifnya gerakan dakwah yang akan menghantarkan pada ampunan Allah Swt dan keberkahan negeri Indonesia. Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal, dimana tujuannya mampu menciptakan masyarakat madani yang bersyariatkan Islami. Serta pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio–kulturan dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.5 Dengan menggunakan prinsip manajemen, kegiatan dakwah diharapkan terus mampu merencanakan dan mengorganisasikan dalam suatu kesatuan yang digerakkan dan diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Kemudian langkah selanjutnya dilakukan pengawasan atau penilaian untuk memeriksa dan mengetahui sampai dimana usaha-usaha dakwah yang telah dilakukan. BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia) Dewan Pengurus Daerah DKI Jakarta Selatan Merupakan salah satu lembaga dakwah yang dalam aktivitas–aktivitasnya menerapkan pola manajemen guna tercapainya tujuan dakwah yang telah direncanakan, baik itu menggunakan 5
Amrullah Ahmad, (editor), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: Primaduta, 1983), h. 32.
5
pendekatan dakwah verbal maupun melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah di BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia) Dewan Pengurus Daerah DKI Jakarta Selatan diharapkan dapat memberikan perubahan, bagi remaja muslim khususnya yang ada di Jakarta Selatan dan umumnya pada seluruh lapisan masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis meneliti tentang “Manajemen Pada Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda Dan Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta Selatan “.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar pembahasan skripsi ini lebih fokus dan mendalam penulis akan membatasi pada penerapan manajemen pada kegiatan dakwah yang ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan. 2. Perumusan Masalah Sedangkan pembahasannya lebih terarah dan terfokus, maka penulis perlu membuat perumusan masalah pada penulisan penelitian ini untuk menjawab permasalahan – permasalahan sebagai berikut : a. Apa saja kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan yang dilakukan ? b. Bagaimana bentuk program manajemen dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan ? c. Bagaimana temuan analisis manajemen pada kegiatan dakwah DPD
6
BKPRMI Jakarta Selatan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan penelitian ini, yaitu : a. Melakukan analisis terhadap kegiatan dakwah pada DPD BKPRMI Jakarta Selatan yang selama ini telah dilakukan. b. Untuk mengetahui program manajemen dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan. c. Untuk mengetahui temuan analisis manajemen pada kegiatan dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan. 2. Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah ini, disamping sebagai pembanding antara teori yang didapatkan dari bangku kuliah dengan praktek yang terjadi dilapangan. Serta dalam akademis diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah ilmu pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Dakwah dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi pada umumnya. b. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian guna mengembangkan konsep dakwah yang sesuai dengan kondisi dan situasi. c. Penelitian
ini
diharapkan
menjadi
rekomendasi
bagi
proses
7
pengembangan dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan untuk menjadi contoh bagi lembaga-lembaga lain.
D. Metodelogi Penelitian Metodelogi penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang langkah–langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah–masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. Dalam pembahasan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptik analitik, yaitu penelitian yang dilakuakan dengan cara mengamati dan mengumpulkan data–data, dan kemudian data–data yang diperoleh disusun dan dikemukakan dengan subjektif mungkin untuk kemudian dianalisis.6 1. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini yaitu tempat memperoleh keterangan. Dan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pengurus dan anggota DPD BKPRMI Jakarta Selatan, dimana terdapat 5 orang yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian ini. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah penerapan manajemen pada kegiatan dakwah yang dilaksanakan DPD BKPRMI Jakarta Selatan. 2. Waktu dan Lokasi penelitian Sekiranya penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung sesuai
6
136.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), Cet. Ke-25, h
8
dengan batasan waktu yang ditentukan. Adapun tempat penelitiannya di sekretariat DPD BKPRMI Jakarta Selatan yang bertempat di Masjid Jami’ Al Hikmah Jl. Ulujami Raya No 22b, Kecamatan Pesanggrahan, Ulujami Jakarta Selatan. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Lapangan (Field Research) Melalui penelitian lapangan akan diperoleh data-data primer dimana penelitian tersebut dilakukan dengan cara : 1) Observasi Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek yang akan diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan untuk observasi ini adalah alat perekam, kamera, buku catatan yang akan digunakan selama observasi berlangsung. 2) Wawancara (Interview) Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang beberapa jenis data.7 Dalam penelitian ini penulis langsung mewawancarai pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan. 3) Dokumentasi Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis maupun data yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal organisasi itu sendiri. 4) Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian
7
kepustakaan
untuk
Sustrisno Hadi, Metodelogi Reasearch, h. 49.
memperoleh
data
sekunder.
9
Dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur, dan referensi
dari
sumber-sumber
lainnya
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dan relevan dengan masalah yang diteliti. 4. Teknik Analisa Data Dari
data
yang
dikumpulkan,
kemudian
dianalisis
dan
diinterpretasikan. Adapun dalam analisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan. E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah membaca dan menganalisis dari beberapa karya ilmiah mengenai manajemen program pengembangan dakwah dan remaja masjid diantaranya dengan judul : ”Manajemen Dakwah Pada Kelompok Usia Dini” oleh Rahmawati jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakannya yaitu terletak pada lembaga yang diteliti serta pada pengembangan manajemen dakwah. “Strategi Dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dalam Pembinaan Pemuda di Wilayah Rawa Belong Jakarta Barat” oleh Ahmad Rifqi jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakan dari skripsi ini terletak pada strategi pelaksanaan dakwah yang dimiliki sanggar budaya betawi si pitung dalam upaya pembinaan pemuda di wilayah Rawa Belong Jakarta Barat. “Manajemen Program Dakwah Pusbinroh DKI Jakarta” oleh Safrida Fitri Auriyah jurusan Manajemen Dakwah yang membedakan skripsi ini terletak pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti.
10
Berdasarkan kajian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan sudut pandang yang berbeda yaitu mengenai “ Penerapan Manajemen pada Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta Selatan “. F. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, penulis telah menyusun penulisan ini dalam lima bab. Masing – masing bab terdiri dari beberapa sub bab, diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan serta saran– saran. Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Terdiri dari pengertian Manajemen, Fungsi Manajemen, Unsur– unsur Manajemen, Tahapan dan Penerapan Manajemen, Pengertian
Dakwah,
Unsur-unsur
Dakwah,
Penerapan
Manajemen dalam Dakwah, Pengertian Remaja Masjid, Remaja Masjid Sebagai Lembaga Dakwah. BAB III
: GAMBARAN
UMUM
DEWAN
PENGURUS
DAERAH
BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA JAKARTA SELATAN Sejarah
Berdirinya,
Visi,
Misi
dan,
Tujuan,
Organisasi
11
Kepengursan, Program dan Bentuk Kegiatan, Sarana dan Prasarana. BAB IV
: TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN PADA
KEGIATAN
DAKWAH
DEWAN
PENGURUS
DAERAH BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA MASJID JAKARTA SELATAN Dalam bab ini dijelaskan tentang Deskripsi Informan (Subjek Penelitian), Kegiatan Dakwah pada DPD BKPRMI Jakarta Selatan, Program Manajemen Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan, Analisis Manajemen pada Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan. BAB V
: PENUTUP Kesimpulan dan Saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian, secara universal merupakan sumberdaya suatu organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit. Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris, management,
yang
berarti
ketatalaksanaan,
tata
pimpinan,
dan
pengelolaan. Serta pada kesimpulannya adalah sebagai suatu proses yang diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi untuk mencapai suatu tujuan.1 Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian manajemen, diantaranya : a. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Yang berpendapat dalam hal ini adalah George R. Terry yang pernyataannya dikutip oleh Mochtar Effendi, dengan mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu tindakan perbuatan seorang yang berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan tanggung jawab tetap di tangan yang memerintah.2
1
M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), Cet. Ke-3. h. 9. Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1986), h. 9. 2
12
13
Pengertian ini juga dikemukakan oleh Laurent A. Aply yang dikutip oleh Jawahir Tantowi, mengatakan bahwa “Management is art of getting think done tough people” (Manajemen adalah seni untuk menggerakan orang melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai hasil tertentu melalui orang lain dan dengan cara tertentu).3 b. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Hal ini dikemukakan oleh A. W. Widjaya dengan mengatakan bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu, yaitu seni dan ilmu perencanaan,
pengorganisasian,
pengelolaan,
penyusunan,
dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditentukan.4 Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, gejalagejala, kejadian-kejadian dan keadaan. Mary Parker Follet juga mendefinisikan manajemen sebagai seni, yaitu dimana dalam menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan dengan melalui orang lain. Hal ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi
melalui
pengaturan-pengaturan
orang
lain
untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.5 Sedangkan manajemen dikatakan sebagai ilmu, karenamenurut Gullick manajemen telah memenuhi persyaratan bidang ilmu. Karena 3
Jawahir Tantowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Al Quran, (Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983), h. 9. 4 A. W. Widjaya, Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), cet, ke-II, h. 13. 5 T. Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1990), edisi ke-2, Cet, ke-3, h. 8.
14
telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasikan menjadi suatu rangkaian teori, teori manajemen selalu diuji dalam prektek sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang.6 c. Manajemen sebagai suatu proses. Manajemen sebagai suatu proses dikemukakan oleh Robert Kreitner dalam bukunya Manajemen yang dikutip oleh Zaini Muhtarom mengatakan bahwa “Management is the process of working with and trough others to achive organizational objectives in a changing environment. Central to this process is the effective and efficient use of limited resources” (Manajemen ialah proses bekerja dengan dan melalui orang-orang lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada pengunaan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas).7 Sedangkan pendapat yang sama dikatakan manajemen sebagai suatu proses, hal ini dikemukakan oleh
James A.F. Stoner dalam
bukunya Manajemen yang dikutip oleh T. Hani Handoko mengatakan bahwa “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.8 Kesimpulan dari rumusan di atas, bahwa manajemen merupakan serangkaian
6
kegiatan
merencanakan,
mengorganisasikan,
menggerakkan,
Ibid, h. 11. Zaini Muhtarom, Dasar-dasar Manjemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin Press, 1996), Cet, ke-I, h. 36. 8 T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II,(Yogyakarta: BPFE, 1984),h. 8. 7
15
mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan menggunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Di samping itu, pengertian manajemen juga sangat ditekankan pada aspek pengaturan aktivitas fungsi dari sumber daya manusia. Dalam hal ini manajer atau pimpinan serta manajer staff sangat berkepentingan, karena ketiga komponen tersebut merupakan faktor penggerak dalam sebuah organisasi.
Sesuai dengan definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para pakar di atas, maka esensi manajemen adalah proses integrasi dan koordinasi. 2. Unsur-Unsur Manajemen Pada umumnya seperti yang telah diketahui bahwa untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien, maka sangat diperlukan sekali adanya fasilitas atau sarana-sarana alat kerja yang disebut juga sumber atau unsurunsur manajemen. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets. a. Man (SDM) Dalam manajemen,
faktor manusia
adalah
yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Serta dalam diri manusia terdapat potensi berupa akal, daya fikir, daya hayal, dan berbagai daya yang memungkinkan akan terbentuknya berbagai macam inspirasi.9
9
Yayat M Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 6.
16
b. Money(Uang) Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai, besar kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi. c. Materials (Bahan) Materi terdiri dari bahan setengah jadi atau bersumber pada sumber daya alam yang dikelola. Dalam dunia usaha untuk mencapai yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki. d. Machines (Mesin) Dalam menopang manajemen, mesin menjadi pembantu dalam terselenggaranya kegiatan manajemen. Tanpa adanya mesin proses manajemen akan berjalan lambat dan sulit diwujudkan. Karena penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
17
e. Methods (Metode) Metode adalah cara yang digunakan untuk mewujudkan rencana yang telah ditentukan sebelumnya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode atau cara sangat menentukan kelancaran roda manajemen dalam organisasi, dengan metode yang tepat akan menghasilkan output yang bagus sehingga menguntungkan bagi yang menggunakanya. Metode yang tepat adalah metode yang memiliki jiwa ilmiah dalam arti mengandung dua aspek, yakni analisis dan kontruksi. Analisis berarti pemilihan yang dilakukan manajemen, sedangkan kontruksi berarti penambahan yang dilakukan manajemen dari hal yang dihadapi oleh manajemen itu sendiri.10 f. Market (Pasar) Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting, sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli kemampuan konsumen. 3. Fungsi Manajemen Manajemen adalah proses yang khas untuk mengatur kelangsungan kegiatan, karena dengan adanya manajemen maka terdapat mekanisme 10
Hery Noer dan Munzir, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000),
h. 20.
18
yang menjamin untuk menyelesaikan kewajiban dan mendapatkan hasil baru sesuai dengan proses yang teratur. Sebuah organisasi atau aktivitas jika dilaksanakan dengan manajemen dengan manajemen dapat diketahui secara utuh kapasitas kemampuannya dan menunjukkan jalan yang paling utuh untuk mewujudkan tujuan-tujuannya.11 Manajemen juga merupakan faktor utama yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sebuah rancangan yang dijadikan dasar-dasar untuk pelaksanaan organisasi yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak sekali para ahli ilmu manajemen yang memiliki pendapat tentang fungsi manajemen, seperti Henry Fayol industriawan Perancis sebagai pelopor pendekatan fungsional mengemukakan lima fungsi manajemen sekaligus menandai urutan proses pelaksanaan manajemen yaitu Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Command (perintah), Coordination (koordinasi), dan Control (pengawasan).12 Dan juga pendapat Luter Gullich yang berpendapat bahwa fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pemberian perintah, pengkordinasian, pelaporan dan pembiayaan.13 Adapun fungsi manajemen disini hanya dipaparkan satu pendapat saja yang mana secara umum telah dipergunakan dalam berbagai instansi atau lembaga yaitu menurut pendapat M. Manulang. Fungsi tersebut
11
M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), Cet, ke-2, h. 82. 12 Zaini Muhtarom, Dasar-dasar Manajemen, h. 38. 13 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, h. 7.
19
adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan. Berikut penjelasan masing-masing fungsi manajemen, yaitu : a. Perencanaan (Planning) Rencana merupakan pokok dasar yang harus dimiliki dari setiap organisasi maupun lembaga. Karena dengan adanya rencana program apapun yang sudah tertera pasyi dapat berjalan dengan maksimal dan sesuai dengan harapan yang sudah ditentukan. Oleh karena itu definisi perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi yang telah disepakati dengan penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, prosedur, metode, system, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.14 Menurut Louis A. Allen yang dikutip oleh Bedjo Siswanto mengatakan bahwa perencanaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang dioperasikan oleh manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil keputusan yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan di waktu yang akan datang.15 Aktivitas-aktivitas yang ada dalam perencanaan adalah : 1) Perkiraan (Forecasting) Perkiraan adalah suatu prediksi guna mempersiapkan hal apapun yang nantinya akan terjadi pada masa yang akan datang. 2) Tujuan (Objectives) Tujuan adalah penentuan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian dari prioritas pelaksanaannya. Agar tujuan itu tercapai 14
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, h. 23. Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), Cet, ke-I, h. 55.
15
20
maka instansi atau organisasi harus berusaha dengan sungguhsungguh. 3) Kebijakan (Policies) Kebijakan adalah suatu yang diperlukan sebagai rujukan atau pedoman umum dalam pengambilan keputusan. Kebijakan akan sangat mempengaruhi cara, pola, strategi, dan fokus perubahan yang akan dicapai.16 4)
Program (Programming) Program adalah rancangan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi. Di dalam program juga ditemukan mana yang harus lebih dulu diprioritaskan, mana program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.17
5) Jadwal (Shedule) Jadwal adalah penetapan waktu untuk melaksanakan program-program yang sudah ditentukan dan batas-batas waktu program harus dijalankan. 6) Prosedur (Prosedures) Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka proses jalannya organisasi akan tidak stabil.18
16
Markinuddin, Tri Hadyanto Sasongko, Analisis Sosial, (Bandung: Yayasan Akatiga, 2006), h. 24. 17 Jhon M. Ivancevich, Robert Konopaske, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Mc Graw Hill: Erlangga, 2006), h. 27. 18 Zulkifli AM, Manajemen Kearsipan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 67.
21
7) Anggaran (Budget) Budget merupakan anggaran-anggaran atau ongkos biaya yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.19 b. Pengorganisasian (Organizing) Sarwoto memberikan pengertian pengorganisasian secara umum
yang
diartikan
adalah
sebagai
keseluruhan
proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas tanggung jawab atau wewenang sedemikian rupa sehinga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.20 Sedangkan T. Hani Handoko mengemukakan pengertian bahwa pengorganisasian adalah : 1) Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Pegangan dari pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan. 3) Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian. 4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur formal dimana ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.21 Hasil dari pada proses pengorganisasian adalah suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat. 19
Justin T. Sirait, Anggaran sebagai Alat Bantu bagi Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2005), h. 73. 20 Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991), h. 77. 21 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE), h. 77.
22
c. Penggerakkan (Actuating) Penggerakkan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan suatu organisasi menjadi “berjalan”, George R. Terry memberikan definisi penggerakan ini sebagai “tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaransasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dari usaha-usaha organisasi”.22 Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi, dan disiplin karena kegiatan ini langsung menyangkut dan berhubungan dengan orang-orang dalam organisasi. d. Pengawasan (Controlling) Pengawasan mengandung arti
penjagaan stabilitas
guna
mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan sekarang untuk mengukur pelaksanaan.23 Fungsi pengawasan sangatlah dibutuhkan, tanpa adanya pengawasan maka fungsi-fungsi lain tidak akan berjalan dengan baik. Di dalam pengawasan ini seorang pimpinan bisa merubah atau memperbaiki apa yang dikerjakan jika terjadi penyimpanganpenyimpangan di tengah jalan yang tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
22
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, h. 87. T. Hani Handoko, Manajemen, h. 375.
23
23
Menurut prosesnya maka pengawasan terdiri dari kegiatankegiatan antara lain : 1) Menentukan standar sebagai suatu ukuran pengawasan. 2) Pengukuran
dan
pengamatan
terhadap
berjalannya
operasi
berdasarkan rencana yang ditentukan. 3) Penafsiran dan perbandingan hasil yang ada dengan standar yang diminta. 4) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan. 5) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang telah terjadi.24 4. Tahapan dan Penerapan Manajemen Manajemen diperlukan sebagai upaya agar segala kegiatan yang dilakukan berjalan efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada apa yang diharapkan, ada beberapa fungsi yang sudah diketahui sebelumnya yaitu adanya perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakkan atau implementasi, serta pengendalian atau pengawasan.25 Agar manajemen dapat berjalan dengan mulus serta dapat bekerja ekstra di setiap lini maka dibutuhkan tahapan manajemen dari tingkat teratas sampai terbawah, pelaksanaan ini dapat berlangsung dalam wilayah kerja masing-masing namun berkewajiban untuk saling berkomunikasi. Adapun tahapan manajemen tersebut adalah26: a.
Manajemen level atas, dimana manajemen ini bekerja untuk mengonsep dan mewujudkan visi dan misi. Serta merancang strategi
24
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),
h. 129.
25
Erni Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2005), h. 7. 26 Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 12.
24
secara keseluruhan dan mengedepankan pekerjaan dengan format keputusan bersifat umum. b.
Manajemen level menengah, yaitu mengedepankan konsep efektivitas dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dan bertugas mengkoordinir pada setiap bidang yang ada.
c.
Manajemen level bawah, yaitu mengedepankan konsep efisiendi dalam bekerja. Dan melakukan pekerjaan dengan sangat sistematis sesuai arahan yang sudah ada terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam penerapannya tentu manajemen sangat dibutuhkan dalam
segala bidang. Ini merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja, karena peranannya dapat menjadikan suatu tujuan yang diharapkan menjadi efektif dan efisien. Untuk itu, penerapan yang dilakukan adalah memasukkan fungsi-fungsi manajemen pada setiap instansi/lembaga yang terkait dan telah menjadi tolak ukur suatu keberhasilan dalam mencapai tujuan. Maka fungsi-fungsi manajemen inilah yang menjadi suatu terapan, yaitu27 : a. Menerapkan
fungsi
perencanaan,
yaitumenyadari
bahwa
apapuntujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien bilamana sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan matang. Demikian pula dengan suatu program/kegiatan yang sudah ada, dan proses pencapaian tujuannya memerlukan proses manajemen yang sehat, dalam arti terarah dengan efektif, dan efisien. Empat tahap dasar perencanaan :
27
Erni Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, h. 19.
25
1) Menetapkan tujuan/serangkaian tujuan 2) Merumuskan keadaan saat ini 3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan 4) Mengembangkan rencana/serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan b. Menerapkan
fungsi
mampumengimplementasikan
pengorganisasian, suatu
tindakan
atau
yaitu kegiatan
danmenggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian dalam suatu kelompok, serta bersama-sama bekerja guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam penerapan ini harus menggunakan metode yang dikenal dengan KISS (koordinasi, integrasi,simplifikasi, dan sinkronisasi) untuk dapat menciptakankeharmonisan dalam kegiatan organisasi. c. Menerapkan fungsi penggerakkan, yaitu usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota serta menjuruskan semua anggota agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi. d. Menerapkan fungsi pengawsan, yaitu merupakan proses untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Untuk menjalankannya tentu diperlukan adanya standar kinerja yang jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja anggota.
26
B. Dakwah 1. Pengertian Dakwah Pada dasarnya pengenalan orang terhadap suatu istilah tidak selalu menjadi jaminan bahwa orang tersebut dapat memahami dengan baik pengertian yang dikandung oleh istilah itu. Demikian pula terhadap konteks istilah dakwah, meskipun istilah tersebut sudah sangat populer di Indonesia akan tetapi belum tentu setiap orang dapat memahami pengertian dakwah secara sebaik-baiknya. Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berarti : panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut dalam bahasa Arab disebut mashdar.28 Hal ini diartikan secara etimologis yang berasal dari kata da’a, yad’u, da’wan, du’a sebagai artian mengajak, menyeru, dan permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah, ta’lim, dan khotbah.29 Oleh karena itu, pengertian dakwah secara terminologis dimaknai dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia dan akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan definisi dakwah yang bervariasi, diantaranya : a.
Toha Yahya Omar yang dikutip oleh Nasaruddin Latif mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana
28
A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 7. M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), Cet, Ke-3, h. 17. 29
27
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.30 b.
Quraish Shihab mendefinisikan sebagai seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna beik terhadap pribadi maupun masyarakat.31
c.
Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak dan menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah termasuk amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.32
d.
Sedangkan M. Arifin mendefinisikan dakwah sebagai suatu kegiatan yang “mengajak” baik dalam bentuk tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun secara kelompok, agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message (pesan) yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsurunsur paksaan.33 Dalam Al Qur‟an terdapat beberapa ayat yang mengandung
pengertian dakwah, diantaranya adalah surat Ali Imran ayat 104 dan 110, surat Al „Araf ayat 157 dan surat At Taubah ayat 71, yang berbunyi : 30
Nasaruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, (Jakarta: PT Firma Dara, 2007),
h. 11.
31
Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), h. 194. Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV Toha Putra, 2001),
32
h. 31.
33
M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997), Cet, ke-1, h. 17.
28
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al. Imran:104)34
Artinya : “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Al. Imran:110)35
Artinya : “ Orang-orang yang mengikut Rosul, Nabi yang ummi yang mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu pada mereka. Maka 34
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraa dan Penafsir Al Qur‟an, 1990), h. 93. 35 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 94.
29
orang-orang yang beriman kepadanya. Memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. “ (QS. Al.A‟raf:157)36
Artinya : “ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At. Taubah:71)37 Dari beberapa pengertian di atas, meskipun formulasinya berbedabeda antara satu dengan yang lainnya, namun dapat disimpulkan bahwa esensi dakwah merupakan aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia, baik individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada situasi yang lebih baik. Dimana dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku ummat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. 2. Unsur-unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku 36
Ibid, h. 246. Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h.299.
37
30
dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqoh (metode), dan atsar (efek dakwah).38 a. Da’i (Pelaku Dakwah) Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga. Kata Da’i berasal dari bahasa Arab yang berarti orang yang mengajak. Menurut istilah Da’i berarti orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung menuju kearah perbuatan yang lebih baik menurut ajaran Islam.39 Menurut penulis, seorang Da’i harus memiliki keistiqomahan dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyeru kepada jalan yang benar dengan cara-cara yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an. Dimana Da’i berperan sebagai pemandu bagi orang-orang yang ingin mendapat keselamatan hidup baik di dunia maupun akhirat kelak. Subyek dakwah sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu proses dakwah di samping faktor hidayah Allah SWT. Hal ini mengerucut kepada tataran subyek dakwah yaitu manusia. Manusia tertarik oleh ajaran Islam karena sikap subyek dakwah, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap orang kafir, sehingga mereka mau masuk Islam. Dengan demikian faktor subyek Da’i sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan suatu proses dakwah.
38
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3, h. 21. Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati, 2007), h. 10. 39
31
Seorang
Da’i
juga
harus
berfungsi
mengetahui
cara
menyampaikan tentang dakwah tentang Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi, terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan perilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.40 b. Mad’u (Penerima Dakwah) Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama Islam sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama Islam, dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam dan Ihsan.41 Mad’u merupakan mitra dakwah yang terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’usama dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi, ekonomi, dan seterusnya. M. Munir mengutip di dalam bukunya ungkapan Muhammad Abduh yang menyatakan bahwasannya membagi mad’u menjadi tiga golongan, yaitu : 40
Mustafa Malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardhowi Harmoni antara Kelembutan dan Ketegasan, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 18. 41 M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3, h. 23.
32
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan. 2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi. 3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan trsebut, mereka senang membahas sesuatu tapi hanya dalam batas tertentu saja, dan tidak mampu membahasnya secara mendalam.42 c. Maddah (Materi Dakwah) Materi dakwah atau pesan adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh Da‟i kepada Mad‟u, yaitu keseluruhan ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya.43 Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok, yaitu : 1) Akidah 2) Ibadah 3) Muamalah 4) Akhlak 5) Sejarah 6) Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi, yaitu petunjuk-petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk 42
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet. Ke-3, h. 24. Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati, 2007), h. 14. 43
33
mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahanperubahannya.44 Dalam materi dakwah di harapkan para penyuluh agama (da’i) dalam hal ini sebagai agen perubahan menyampaikan ajaran agama Islam senantiasa memasukkan (difusi) ide-ide yang terbaru, ideide terbaru tersebut harus sesuai dengan ajaran Islam. d. Wasilah(Media Dakwah) Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada mad’u.45 Untuk menyampaikan hal tersebut dapat menggunakan berbagai wasilah. M. Munir mengutip ungkapan Hamzah Ya‟qub yaitu membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu : lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak. 1) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya. 2) Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, spanduk dan sebagainya. 3) Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya. 4) Audiovisual adalah dakwah melalui indra pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti televisi, film, internet, dan sebagainya.
44
Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 14. M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), Cet. Ke-3. h. 32. 45
34
5) Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islamyang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u. e. Thariqah (Metode Dakwah) Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian “suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, dan tata pikior manusia.46 Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk
menyampaikan
menyampaikan
suatu
ajaran pesan
materi
dakwah
Islam.
Dalam
dakwah,
metode
sangat
penting
peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan.47 Secara garis besar ada tiga pokok metode (Thariqah) dakwah,48 yaitu : 1) Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasarn dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan. 2) Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihatnasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih 46
M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), cet, ke-1, h. 160. M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3, h. 33. 48 Ibid, h. 34. 47
35
sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. 3) Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memeberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah. f. Atsar (Efek Dakwah) Atsar (efek) sering disebut dengan feedback(umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian Da’i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah tugas dakwah. Padahal atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya. Demikian juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah yang dianggap baik dapat ditingkatkan. Jika proses ini dapat terlaksana dengan baik, maka terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah. Dalam bahasa agama, inilah sesungguhnya yang disebut dengan ikhtiar insani.49 Jalaluddin Rahmat menyatakan bahwa ada beberapa efek yang timbul dari suatu tindakan dakwah yang dilakukan, yaitu efek kognitif hal ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
49
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet. Ke-3. h. 35.
36
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, dan informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci, khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai. Sedangkan efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.50 3. Penerapan Manajemen dalam Dakwah Semakin berkembangnya zaman dalam mengatasi suatu problema diperlukanlah suatu ilmu manajemen. Hal ini digunakan sebagai alat pengaturan untuk mencapai tujuan yang pasti secara maksimal. Chester J. Barnard mengemukakan bahwa “ tidak ada suatu hal untuk akal modern seperti sekarang ini yang lebih penting dari administrasi dan manajemen, kelangsungan hidup pemerintah yang beradab akan sangat bergantung pada kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan sesuatu memerlukan administrasi dan manajemen sebagai alat dalam memecahkan masyarakat modern”.51 Alasan tersebut yang membuat mengapa masyarakat modern mengkaji dan mengembangkan manajemen termasuk dalam kegiatan dakwah yang kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehariharinya. Ajaran Islam termasuk dalam konsepsi yang sempurna dan komprehensif, karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia.52
50
Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern, Sebuah Kerangka, Teori dan Praktik Berpidato, (Bandung: Akademika, 1982), h. 269. 51 Sondang P. Siagian, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE UGM, 1978), h. 2. 52 M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3. h. 64.
37
Dalam konteks dakwah sebagai suatu proses usaha kerjasama untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya, menyangkut segi-segi atau bidangbidang yang sangat luas. A. Rosyad Saleh dalam bukunya Manajemen Dakwah Islam mengemukakan bahwa dakwah memasuki segenap lapangan kehidupan manusia, yaitu bidang pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan kesemuanya itu terdapat persoalan dakwah.53 Dalam bidang pendidikan misalnya, yaitu bagaimana usaha pendidikan itu harus diselenggarakan. Sehingga dapat mengantarkan dan mencetak anak-anak didik menjadi manusia yang berilmu dan berakhlak mulia, dimana hal ini merupakan salah satu aspek penting bagi dakwah. Dalam bidang sosial, dimana berperan sangat penting karena untuk mewujudkan
kesejahteraan,
melenyapkan
segenap
hambatan
dan
kepincangan hidup, seperti kemiskinan, keterbelakangan, kebidihan merupakan persoalan-persoalan dakwah. Dalam bidang ekonomi, proses dakwah antara lain berupa mencarikan jalan keluar terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat dalam mendapatkan lapangan kerja serta memberikan dorongan agar setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh pekerjaan. Kemudian dalam bidang politik, dimana usaha-usaha dalam rangka dakwah antara lain memberikan warna keIslaman ke dalam lingkungan pemegang kekuasaan, sehingga kekuasaan yang dipegangnya tidak dipergunakan untuk menindas dan tidak disalah gunakan untuk kepentingan sendiri. 53
A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), h. 29.
38
Serta berikutnya dalam bidang kebudayaan, dimana dakwah berperan sebagai usaha mengukuhkan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat, sehingga ajaran Islam benar-benar menjadi sumber dan mewarnai seluruh ide dan karya manusia. Sesuai dengan pengertian dakwah yang begitu luas, maka pelaksanaan dakwah tidaklah mungkin dilakukan oleh orang seorang secara sendiri-sendiri. Pelaksanaan dakwah yang mempunyai skope kegiatan yang begitu kompleks, hanya akan dapat berjalan secara efektif, bilamana diterapkan ilmu manajemen serta kepemimpinan didalamnya. Hal ini dilakukan agar setiap tenaga yang berada dalam proses dakwah berjalan dengan maksimal.54 Adapun prosesnya yaitu dengan cara merencanakan tugas, mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana
dalam
kelompok-kelompok
tugas
itu
dan
kemudian
menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan dakwah yang dalam hal ini disebut Manajemen Dakwah.55 Dalam hal ini, kemampuan serta keahlian untuk penerapan manajemen dalam dakwah dapat diklasifikasikan sebagai berikut56 : a. Melihat kedepan, menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan-tindakan dakwah yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. b. Mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu, menempatkan para pelaksana yang kompoten pada kesatuan54
A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 32. Ibid, h.34. 56 Ibid, h. 46. 55
39
kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka. c. Menggerakkan para pelaksana dakwah untuk segera melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan. d. Mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, instruksi, petunjuk, pedoman dan ketentuanketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya. Keempat kelompok kemampuan atau keahlian diatas oleh para ahli manajemen disebut sebagi fungsi manajemen, yang secara berurutan dinamakan
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan,
dan
pengendalian. C. Remaja Masjid 1. Pengertian Remaja Masjid Kumpulan dari remaja yang beraktivitas di masjid dalam rangka memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi keberlangsungan dakwah di masjid dan atau di masyarakat. Visi Remaja Masjid itu sendiri bertujuan melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid.Hal ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri dapat di pertahankan kelangengannya. Sedangkan misi dari remaja masjid adalah berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang baik serta menjadi rahmat bagi semesta alam.57 57
Pinterngaji.blogspot.com/.../memajukan-remaja-masjid-dan-memakmurkan. Di akses pada tanggal 22/06/2014 pukul 10.35 WIB.
40
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungngan masjid. Pembagian tugas dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah, mufakat dan amal jama‟i (gotong royong) dalam segenap melakukan aktivitasnya. Remaja masjid sebagai agen strategis dalam pemberdayaan umat perlu dibekali keilmuan dan keterampilan yang dibutuhkan, misalnya para aktivis remaja masjid juga perlu menekuni pengetahuan jurnalistik dan kewirausahaan. Hal itu penting untuk menguatkan dakwah dan pemberdayaan umat. Dua pengetahuan itu dapat menjadi sarana dakwah, maupun peningkatan SDM Remaja Masjid sehingga mampu mandiri. Dengan demikian, kedudukan remaja masjid adalah sebagai organisasi otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya. Remaja masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur organisasi serta memilih pengurusnya sendiri. Karena itu aktivis remaja masjid memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan potensi dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri. Adapun peran dan fungsi remaja masjid antara lain : a. Memakmurkan Masjid b. Pembinaan Remaja Muslim c. Kaderisasi Umat d. Pendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid
41
e. Dakwah dan Sosial58 Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan beramal sholih dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai keridhaanNya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka program yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas. Remaja Masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara struktural dan terencana. Mereka menyusun program kerja periodik dan melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada : a.
Keislaman.
b. Kemasjidan. c.
Keremajaan.
d. Keterampilan. e.
Keilmuan. 59 Mereka
juga
melakukan
pembidangan
kerja
berdasarkan
kebutuhan organisasi, agar dapat bekerja secara efektif, dan efisien. Beberapa bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi – fungsi organisasi yang disesuaikan dengan program kerja dan aktivitas yang akan diselenggarakan diantaranya : a.
Administrasi dan Kesekretariatan.
b.
Keuangan.
c.
Pembina Anggota.
d.
Perpustakaan dan Informasi.
58
Lukman Hakim, “peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa Tengah”,(Semarang, 2009), h. 32. 59 Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid,h. 49.
42
e.
Kesejahteraan Umat.
f.
Kewanitaan.60 Remaja masjid yang terorganisir dengan baik, bukan saja akan
memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya, namun juga akan memberi bekal yang baik bagi masa depan mereka, terutama bekal taqwa. Sehingga hadirnya generasi muslim yang terbaik, beriman, berilmu pengetahuan, beramal shalih dan ber‟amar ma‟ruf nahi munkar. 2. Remaja Masjid Sebagai Lembaga Dakwah Telah diketahui bahwa remaja masjid merupakan organisasi dakwah yang menghimpun remaja muslim. Keterikatannya dengan masjid, maka peran utamanya adalah memakmurkan masjid. Organisasi ini dapat berpartisipasi aktif dalm mendakwahkan Islam oleh sebab itu bisa dikategorikan sebagai lembaga dakwah. Dan secara luas, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil kalam dan lain sebagainya dapat diselenggarakan dengan baik oleh anggotanya, meskipun kegiatan tersebut diselenggarakan oleh remaja masjid akan tetapi tidak akan membatasi hanya bidang keremajaan saja melainkan juga melaksanakan aktifitas yang menyentuh masyarakat luas, seperti bakti sosial, kebersihan lingkungan, membantu korban bencana alam, pengajaran Al Qur‟an dan lain – lain.
60
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid,h. 51.
43
Semuanya adalah contoh aktivitas dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka juga dapat bekerja sama dengan ta‟mir masjid dalam merealisasikan kegiatan kemasyarakatan tersebut.61
61
Lukman Hakim, “peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa Tengah”, h.36.
BAB III GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Dewan Pengurus Daerah Jakarta Selatan merupakan salah satu lembaga dakwah yang dalam aktivitas–aktivitasnya di samping menggunakan pendekatan dakwah verbal juga melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah di BKPRMI diharapkan dapat memberikan perubahan bagi remaja muslim yang berada di wilayah Jakarta Selatan dan umumnya pada seluruh lapisan masyarakat.1 Pada dasarnya sejarah pembentukan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan dimulai dengan dilaksanakannya (Musyawarah Daerah (musda), setelah berdirinya BKPRMI pusat di Bandung. Pada saat itu terlaksananya Musyawarah Nasional (munas) yang terdapat perwakilan tokoh–tokoh dari Jakarta. Awal mula nama lembaga ini adalah Badan Komunuikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI) berdiri tanggal 3 September 1977/19 Ramadhan 1397 Hijriah di Masjid Istiqamah Bandung, Jawa Barat. Dengan terbentuknya kepengurusan periode 1977–1980 hasil musyawarah kerja nasional dan dilantik oleh KH. EZ Muttaqien mewakili ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Pusat.2
1
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB. 2 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, (Jakarta: CV Setya Printing, 2001), h. 7.
44
45
Lahirnya BKPMI ini adalah pada forum Musyawarah Kerja Nasional I yang kemudian disepakati sebagai Musyawarah Nasional I, dan dihadiri oleh BKPMI wilayah dengan kepemimpinan model presidium. Dan terpilihlah sebagai ketua umum pada saat itu, yaitu Toto Tasmara dengan sekretaris umum Bambang Pranggono. Tercatat sebagai pendiri adalah : Toto Tasmara, Ahmad Mansur Suryanegara, Syamsuddin Manaf, Bambang Pranggono, masing–masing dari Jawa Barat. Kemudian Mustafid Amna, Syaifuddin Danondjoyo, Muhammad Anwar Ratnaprawira, Muchlis Ma’ruf masing– masing dari DKI Jakarta. Nasir Budiman, Nurcholis Turmudzi masing–masing dari Jawa Tengah, dan Mubayin dari Jawa Timur.3 Pembentukannya yaitu dilatarbelakangi sebagai reaksi terhadap gejala sosial yang berkembang di tanah air seperti konsep pembangunan nasional yang dinilai cenderung yang berorientasi pada pembentukan masyarakat sekuler. Isu kebangkitan Islam abad XV Hijriah yang ditandai dengan kesemarakan kegiatan keagamaan, pencerahan keagamaan melalui kajian– kajian dalam berbagai bentuknya, kuatnya dorongan untuk membangun Ukhuwah Islamiyah serta tumbuhnya kesadaran beragama di kalangan muda Islam.4 Tumbuh kembangnya kajian–kajian Islam di berbagai belahan dunia di satu sisi, menjadikan semakin kuatnya semangat Generasi Muda Islam Indonesia untuk memantapkan posisi dan citra Indonesia tidak hanya sebagai pemeluk Islam terbesar di dunia. Namun menjadi suatu kesadaran dan 3 4
Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 7. Ibid, h. 8.
46
memunculkan gerakan umat Islam di seluruh dunia untuk kembali ke Masjid sebagai basis perjuangannya, dimana masjid sebagai Baitullah dan masjid sebagai milik umat.5 Rapat pembentukan dan pelantikan pengurus BKPMI periode I itu di lakukan di Masjid Istiqomah Bandung. Pada saat pelantikan pengurus tersebut, hadir beberapa tokoh pemuda Masjid dari Jakarta,Yogyakarta, dan Semarang. Mengingat pengurus periode I ini berkedudukan di Bandung, maka sekretariat BKPMI terletak di Bandung, yakni di gedung sekretariat Majelis Ulama Indonesia, Jawa Barat. Kemudian berpindah mengikuti sekretariat MUI pusat. Tahun 1986 di Masjid Al–Azhar Jakarta, dan mulai tahun 1989 sampai sekarang di Masjid Istiqlal.6 Perubahan dari Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI) ke Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) dilakukan dalam Musyawarah Nasional VI tahun 1993 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, bersamaan dengan itu tergabungnya Forum Silaturahmi Remaja Masjid (FOSIRAMA) di bawah pimpinan DR. H. Idrus Marham, M.A. (Ketua Umum DPP BKPRMI sebelumnya). Serta dengan perubahan nama organisasi dalam MUNAS VI ini pula di sepakati, bahwa BKPRMI merupakan lembaga otonom dari organisasi Dewan Masjid Indonesia (DMI). Selain itu, di bawah pengurus BKPRMI terbentuk beberapa Lembaga Pembinaan dan Pengembangan seperti Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (LPP-TKA), Lembaga 5
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB. 6 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 9.
47
Pembinaan dan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPPDSDM), Ekonomi Koperasi (LPP-EKOP), Lembaga Badan Hukum (LPPLBH), Keluarga Sakinah (LPP-KS), Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Ketahanan Santri (LKS)/Brigade Masjid, Lembaga Pembinaan Kesehatan Masyarakat (LPKM).7
B. Visi, Misi dan Tujuan Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan Visi adalah pandangan gambaran masa depan dalam aktivitas apapun, konteks disini ialah tentang dakwah dan merupakan tugas atau amanah yang harus diemban oleh para da’i dalam posisi dirinya sebagai pembawa risalah dakwah. Visi merupakan inviseble matter yang mengantarkan ke sesuatu yang akan dilakukan secara berkesinambungan, sifat visi adalah cenderung pada dasar filosofi. Untuk itu hendaknya visi ini bukan hanya sebuah tulisan atau pernyataan kososng, melainkan sebuah gambaran yang ideal.8 Misi merupakan tujuan yang memberikan pedoman pada manajemen dalam memusatkan aktivitasnya, misi adalah bentuk implementasi dari visi. Misi ini diperuntukkan untuk manajemen, sedangkan visi bersumber dari para pelaku dakwah. Perlu digarisbawahi, bahwa dalam misi hendaknya tidak dinyatakan terlalu luas agar tetap menjadi pedoman manajemen dalam memfokuskan aktivitas dakwah.9
7
Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 11. Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 92. 9 M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), Cet, Ke-3, h. 86. 8
48
Dari pembentukan visi serta misi yang ada di Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, berkaitan dengan visi misi yang telah dibentuk dari pengurus BKPRMI pusat, dan berlaku sampai tingkat kecamatan.10 Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia memiliki Visi dan Misi yaitu : Visi
: Memiliki kecintaan kepada masjid serta Memberdayakan dan mengembangkan potensi Pemuda Remaja Masjid agar bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki wawasan ke-Islaman dan ke– Indonesiaan yang utuh dan kokoh.
Misi
: Menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, pembinaan umat serta pusat kebudayaan dan perjuangan untuk membina generasi muda menjadi kader umat yang memiliki wawasan keIslaman yang utuh, bersikap Istiqamah, dan berakhlak mulia serta mempunyai citra sebagai berikut : a. Muwahid (Pemersatu) b. Mujahid
(Pejuang)
c. Musyadid (Pelurus) d. Muaddib
(Pendidik)
e. Mujadid
(Pembaharu Iman)11
Untuk mencapai visi dan misi tersebut Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan melakukan usaha–usaha dalam meningkatkan upaya pengembangan minat, kemampuan dan pemahaman Al – Qur’an bagi seluruh 10
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB. 11 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 15.
49
pemuda, remaja, anak–anak serta jama’ah masjid. Mendorong tumbuhnya organisasi pemuda remaja masjid dan mengkokohkan komunikasi di kalangan pemuda remaja masjid dalam mengembangkan program dan gerakan dakwah Islam.12 Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda bangsa melalui pendekatan keagamaan, pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan bangsa. Memantapkan wawasan keislaman dan keindonesiaan serta kesadaran pemuda remaja masjid Indonesia tentang cita – cita perjuangan bangsa bela negara dan dakwah Islamiyah dalam arti luas. Membina dan mengembangkan kemampuan manajemen dan kepemimpinan pemuda remaja masjid yang berorientasi kepada kemasjidan, keutamaan, dan keIndonesiaan, serta meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan pemerintah, organisasi keagamaan, kepemudaan dan profesi lainnya, baik di tingkat nasional maupun internasional.13 Tujuan atau cita–cita Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan yaitu memfungsikan masjid sebagai pusat ibadah, perjuangan dan kebudayaan umat demi kejayaan Islam dan muslimin (Izzul Islam Wal Muslimin) dalam Negara Indonesia. Menjadi wahana komunikasi dan organisasi harapan umat sebagai tempat lahirnya pemimpin Islam yang berakhlak mulia. Serta mewujudkan persatuan dan kesatuan umat dalam
12
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB. 13 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 16.
50
Ukhuwah Islamiyah demi tercapainya umat yang satu, serta mewujudkan masyarakat Marhamah yang berpegang teguh pada nila–nilai Islam.14
C. Organisasi Kepengurusan Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan Pembina
: Walikota Administrasi Jakarta Selatan Kabag. Dikmental Kota Administrasi Jakarta Selatan Ka. Badan Kesatuan Bangsa Kota Administrasi Jakarta Selatan Ka. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Selatan Kasudin. Olahraga dan Pemuda Kota Administrasi Jakarta Selatan Kasudin. Sosial Dikmen Kota Administrasi Jakarta Selatan Ka. Kantor Kementrian Agama Kota Administrasi Jakarta Selatan Ketua MUI Kota Administrasi Jakarta Selatan Ketua DMI Kota Administrasi Jakarta Selatan
Penasehat
: KH. Muhaimin Lutfi KH. Abdul Rodjak H. Edi Ir. Endah Pradjoko
14
Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 17.
51
Majelis Pertimbangan Daerah ( MPD ) Ketua
: Drs. HM. Nurraihan, MM
Sekretaris
: H. Sofyan Hadi, S.Pd.I
Anggota
: Agus Sudono, S.Pd.I Abbas Ma’moer, S.Ag Haryadi, S.Pd.I
Dewan Pengurus Daerah ( DPD ) Ketua Umum
: Andri Anas, S.Pd,I
Ketua I
: Romdhoni
Ketua II
: Nur’aini
Ketua III
: Khoirul Anwar
Ketua IV
: Siti Roqiqoh
Ketua V
: Abdurrahman
Sekretaris Umum
: Abdul Aziz
Wakil Sekretaris
: Murjiningsih
Bendahara Umum : Azki Erlangga Wakil Bendahara
: Santi
Lembaga Otonom DPD BKPRMI Jakarta Selatan 1. Lembaga Pembinaan Pengembangan Taman Kanak Kanak AlQur’an (LPPTKA) Direktur Daerah Wadir I
: Drs. H Ahmad Darka, AW : Nurjamal, S.Pd.I
52
Wadir II
: Abdul Halim Rahmat
Sekretaris
: Kanafi Inaf
Bendahara
: Dra. Hj. Rahmawati
2. Lembaga Pembinaan Pengembangan Keluarga Sakinah (LPPKS) Direktur Daerah
: Yuli
Wadir I
: Yani Mulyani
Wadir II
: Ikhwanudin, SQ
Sekretaris
: Saipudin
Wakil Sekretaris I
: Rusmalini S.Pd.I
Wakil Sekretaris II
: Adi
Bendahara
: Istikhanah Amd
3. Lembaga Pembinaan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPPDSDM) Direktur Daerah
: Ahmad Muhadjir
Wadir I
: M. Fadli, S.Ag
Wadir II
: H. Ridwan Hasyim
Sekretaris
: Fitria Rachmawati
Bendahara
: Nur Lu’lu
4. Lembaga
Pembinaan
Pengembangan
Ekonomi
(LPPEKOP) Direktur Daerah
: Ukar
Wadir
: Tuti Alawiyah
Sekretaris
: Ahmad Pramegi
dan
Koperasi
53
Bendahara
: Rika
5. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ketahanan Santri / Brigade Masjid Komandan Direktur : Abu Bakar Wakil Komandan
: Sudharmono
Kepala Staff
: Rahmatulloh
Asisten Div Logistic
: Ismail
Asisten Div Umum
: Sutris
6. Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi (LBHA) Direktur Daerah
: Agus Darmawan, SH.I
Wadir
: Joko Wasono SH.I
Sekretaris
: Irwan Chaerul Umam
Wakil Sekretaris
: Maulana Hasanuddin
7. Lembaga Pembinaan Kesehatan Masyarakat (LPKM) Direktur Daerah
: Dr. Dian
Wadir
: Ust. Mustofa
Sekretaris
: Dr. Trisna
Wakil Sekretaris
: Nowo
Bidang–Bidang 1. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Ummat Ketua
: Ahmad Romdoni
Sekretaris
: Siti Ruqoyah
Anggota
: A. Taufik
54
2. Bidang Pembinaan Organisasi dan Keanggotaan Ketua
: Umar
Sekretaris
: Nurhasan
Anggota
: Afi
3. Bidang Olah Raga dan Budaya Ketua
: Sarwo
Sekretaris
: Rosyid
Anggota
: Fatur
4. Bidang Penelitian, Pengkajian dan Kemakmuran Masjid Ketua
: Syarif
Sekretaris
: Doni
Anggota
: Jahir
5. Bidang Publikasi, Dokumentasi dan Humas Ketua
: A. Baidowi
Sekretaris
: Uju Tajudin
Anggota
: Siswanto
55
Struktur Pengurus BKPRMI DPD Jakarta Selatan KETUA UMUM ANDRI ANAS M.A Ketua I Ketua II Ketua III Ketua IV Ketua V
: : : : :
Romdoni Nuraini Khairul Anwar Siti Roqiqoh Abdurrahman
SEKUM ABDUL AZIZ
BENDUM AZKI ERLANGGA
WASEKUM MURJININGSIH
WABENDUM SANTI
LPPTKA LPPKS LPPDSDM Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Umat
Bidang Pembinaan Organisasi dan Keanggotaan
Bidang Olahraga dan Budaya
Bidang Penelitian Pengkajian dan kemakmuran Masjid
Bidang Publikasi, Dokumentasi dan Humas
LPP EKOP LPP KETAHANAN SANTRI
LBHA LPKM
56
D. Program dan Bentuk Kegiatan Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan Pada dasarnya sesuai dengan Munas VI BKPRMI dari tingkat pusat sampai
kecamatan,
BKPRMI
memiliki
Lembaga
Pembinaan
dan
Pengembangan (LPP) dan termasuk program kegiatan yang formal diantaranya yaitu15 : a. Lembaga Pembinaan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an Melakukan penyiapan generasi qur’ani guna menyongsong masa depan gemilang. Kegiatan ini guna mendukung program pemerintah bagi peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al–Qur’an untuk umat Islam terutama generasi muda Islam, demi terciptanya generasi yang bertaqwa. b. Lembaga Pembinaan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia Mengembangkan potensi ke Ilmuan Islam dan belajar dalam berdakwah secara bil hal, bil lisan, dan bil kalam serta mengkaji ajaran/syariat Islam yang sudah berkembang. Guna meningkatkan kualitas diri pada anggota organisasi serta melakukan perhatian kepada pembinaan kader yang berkesinambungan untuk tercapainya kualitas pemuda remaja masjid dan masyarakat yang beriman, dan bertaqwa, berakhlak mulia, tangguh dan cerdas. c. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ekonomi dan Koperasi Melakukan perhatian pengembangan potensi ekonomi untuk meningkatkan partisipasi pemuda remaja masjid dalam pengembangan
15
AD/ART BKPRMI Dewan Pengurus Pusat, BAB IV, Pasal 22, h. 24
57
dan pembinaan ekonomi ummat yang berjiwa keislaman, kerakyatan, kemandirian, kewirausahaan dan keadilan. d. Lembaga Pembinaan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Memberikan perhatian kepada kesehatan masyarakat dengan memberikan penyuluhan kesehatan serta pengobatan bagi para masyrakat dan bekerjasama pada instansi pemerintahan seperti puskesmas/posyandu. e. Lembaga Pembinaan Pengembangan Bantuan Hukum dan Advokasi Memberikan perhatian dalam mewujudkan tertib organisasi dan meletakkan dasar serta arah perjuangan lembaga. Membangun, membina dan meningkatkan kualitas keilmuan khususnya di bidang hukum terhadap anggota dan pengurus sebagai upaya dalam mencermati dinamika hukum, dan memberikan konsultasi hukum atau bantuan hukum terhadap masyarakat. f. Lembaga Pembinaan Pengembangan Keluarga Sakinah Memberi perhatian kepada kesejahteraan keluarga Muslim, khususnya keluarga besar BKPRMI dan peningkatan potensi keluarga muslim. g. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ketahanan Santri/Brigade Masjid Menjadikan cinta tanah air, bela negara dan bela masyarakat, termasuk kegiatan SAR, dalam arti luas bagi pemuda Remaja Masjid Indonesia.
58
Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan memiliki bentuk-bentuk kegiatan yang bersifat keorganisasian, otonom, sosial dan kegiatan dakwah baik secara rutin maupun tahunan yang semuanya mampu di kemas secara sebaik mungkin, yaitu : 1. Bentuk Kegiatan Pengembangan Organisasi a. Melakukan pelatihan pengembangan setiap LPP BKPRMI dengan mengadakan TOT (Training Of Trainer) dari setiap anggota jangka waktu 4 tahun sekali. b. Melakukan pengkaderan dan pembinaan anggota. c. Melakukan Up-Grading, dari setiap kepengurusan. d. Melakukan Training Manajemen Remaja Masjid. e. Mengadakan pelatihan Leadership Camp. f. Mengadakan Silaturahmi Remaja Masjid. g. Mengadakan Bulan Olah Raga dan Seni untuk Remaja Masjid. 2. Bentuk Kegiatan Semi Otonom a. Kewirausahaan. b. Pendidikan Pengajaran untuk Anak kurang mampu. c. Pengembangan Sosial. 3. Bentuk Rutin Kegiatan Dakwah a. Pengajian keliling masjid untuk pemuda dan masyarakat setiap 2 minggu sekali. b. Kajian Kitab Kuning Al Majlis Saniyah untuk umum, setiap sabtu ba’da subuh di masjid Jami’ At Taqwa. c. Mengadakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam ( PHBI ) :
59
1) Isra’ Mi’raj 2) Maulid Nabi Muhammad SAW 3) Muharram 4) Bulan Ramadhan d. Kuliah Dhuha untuk pemuda dan masyarakat setiap hari minggu, dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan 2 kali pertemuan dengan masjid yang ditentukan. e. Melakukan Pengajaran TPA dan ta’lim untuk Anak - anak di setiap masjid, dilakukan ba’da maghrib bekerjasama dengan pengurus kecamatan BKPRMI dan Remaja Masjid. f. Mengadakan pelatihan baca qur’an yang bekerjasama dengan Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI. g. Mengadakan pelatihan dan pembinaan Da’i muda yang di pilih 2 orang dari setiap Kecamatan yang berada di Jakarta Selatan. h. Mengadakan santunan untuk kaum Dhuafa. 4. Bentuk Kegiatan Sosial/Umum a. Mengadakan
seminar–seminar
yang
bersifat
akademis, dan problematika masyarakat.
agamis,
sosialis,
Bekerjasama dengan
organisasi seperti Karang Taruna, KNPI, dan Pemerintahan. b. Menggerakkan kader–kader untuk mampu bekerja bakti di lingkungan Masjid maupun lingkungan umum. c. Mengadakan bakti sosial apabila terjadi bencana alam dan sejenisnya. 5. Bentuk Kegiatan Dakwah Tahunan Ramadhan a. Mengadakan Gema Ramadhan yaitu : 1) Perlombaan Islami untuk santri TPA.
60
2) Pesantren Ramadhan untuk TPA, SD dan SMP. 3) Kuliah Ramadhan untuk remaja dilakukan ba’da Tarawih. a. Mengadakan bazar Ramadhan. b. Santunan Dhuafa dan Buka Puasa Bersama. c. Mengadakan I’tikaf. d. Membentuk kepanitiaan ZIS.16 E. Sarana dan Prasarana Dewan pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan Sarana dan prasaran yang sudah dimiliki Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan merupakan salah satu penunjang guna tercapainya tujuan yang diharapkan, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kantor kesekretariatan bertempat di masjid Al Hikmah Ulujami 2. Aula Rapat 3. Tempat TPA 4. Sound system 5. Alat kesenian Islam 6. Marawis/Hadroh 7. Komputer 8. Proyektor 9. Administrasi.17
16
Arsip Kegiatan Kepanitian Ramadhan, DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz. Sekretaris Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.45 WIB. 17
61
Organisasi lembaga dakwah yang baik tentunya harus memiliki sarana dan pra sarana yang memadai. Baik itu administratif, alat inventaris, maupun alat–alat kesenian dakwah, karena itu semua merupakan penunjang atau bisa disebut sebagai alat bantu agar kegiatan dakwah yang direncanakan bisa tercapai secara maksimal dan dapat diterima di kalangan masyarakat dengan sebaik mungkin.
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN PADA KEGIATAN DAKWAH DEWAN PENGURUS DAERAH BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA JAKARTA SELATAN A. Deskripsi Informan (Subjek Penelitian) Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan beberapa informan sebagai subjek penelitian guna mengakuratkan sebuah data/sumber yang telah didapat. Dalam menentukan informan pertimbangannya adalah1 : 1. Keakuratan dan validitas informasi yang diperoleh. Berdasarkan hal ini maka jumlah informan sangat tergantung pada hasil yang dikehendaki , bila mereka yang menjadi informan adalah orang-orang yang benar menguasai masalah yang diteliti, maka informasi tersebut dijadikan analisis. 2. Jumlah informan sangat bergantung pada pencapaian tujuan penelitian, artinya bila masalah-masalah dalam penelitian yang diajukan sudah terjawab dari 5 informan, maka jumlah tersebut adalah jumlah yang tepat. 3. Peneliti diberi kewenangan dalam menentukan siapa saja yang menjadi informan, tidak terpengaruh jabatan seseorang. Informan yang telah didapat oleh peneliti dari setiap anggota yang berada didalam kepengurusan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan adalah 5 (lima) orang, karena dianggap menguasai permasalahan 1
Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Samarinda: Pustaka Pelajar, 2002), Cet ke-IV, h. 151.
62
63
yang sedang diteliti. Informasi dari 5 informan tersebut dianggap sudah dapat menjawab segala hal yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Selanjutnya pengumpulan informasi dilakukan dengan intensif sehingga mendapatkan informasi yang valid. Kelima orang tersebut merupakan orangorang yang sangat memahami dalam bagiannya masing-masing. Mereka adalah sebagai berikut : 1. Ketua umum Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, beliau bernama Andri Anas. Dimana sebagai jabatan yang diperolehnya beliau memiliki peranan yang cukup besar bagi perkembangan DPD BKPRMI Jakarta Selatan pada setiap bidang, kegiatan, dan program yang telah ada. Untuk itu, penulis memilih beliau sebagai salah satu informan karena menganggap sangat mampu membantu memberikan informasi-informasi yang akurat untuk penelitian ini. Disamping itu pula, beliau juga merupakan orang yang dianggap mampu dalam bidang intelektual karena sudah menyelesaikan jenjang strata 2. 2. Sekretaris umum Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, beliau bernama Abdul Aziz. Dimana sebagai jabatan yang diperolehnya, tentu beliau mengerti tentang tata cara administratif yang berada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan dan mengenal tentang aplikasi-aplikasi manajemen yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Untuk itu, penulis memilih beliau sebagai informan karena dianggap sangat perlu dan dapat membantu terselesaikannya penelitian ini. 3. Bendahara umum Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan,
64
beliau bernama Azki Erlangga. Penulis memilih beliau sebagai informan karena dianggap mampu mengetahui pengauditan keuangan yang ada. Dimana hal tersebut merupakan yang dianggap penting, karena demi terciptanya roda manajemen yang akurat pada setiap bidang yang telah ada. 4. Ketua Umum Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI Pesanggrahan Jakarta Selatan, bernama Andika Abdullah. Beliau merupakan salah satu perwakilan dari DPK BKPRMI di Jakarta Selatan, penulis memilih beliau sebagai informan karena menganggap penting untuk lebih mengetahui alur koordinasi yang telah ada. Hal ini untuk lebih menguatkan informasi penerapan manajemen kegiatan dakwah yang telah dilakukan, dan sejauh mana keterkaitannya dengan Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI. 5. Ketua umum Remaja Masjid At Taqwa, bernama Rizal Wahyudi. Beliau merupakan salah satu anggota yang remaja masjidnya sudah terdaftar dalam Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. Penulis memilih beliau sebagai informan, karena agar lebih mengetahui sejauh mana keterkaitannya remaja masjid yang telah terdaftar di dalam DPD BKPRMI Jakarta Selatan dan dikelola dengan penerapan manajemen pada kegiatan dakwah yang dilakukan. Hal ini untuk lebih menguatkan hasil informasi yang didapat dari penelitian ini.
65
B. Kegiatan dakwah pada DPD BKPRMI Jakarta Selatan Pada bab III sebagai mana telah dijelaskan, salah satu lembaga dakwah yang bergerak pada tingkat generasi muda berbasis masjid tentu BKPRMI menjadi organisasi kader sekaligus pelopor gerakan dakwah dengan segala potensi yang dimilikinya berkewajiban mewujudkan masyarakat madani. Khususnya pembinaan yang kontinu kepada generasi muda muslim untuk dijadikan motivator dan penggerak sebagai bagian dari proses terwujudnya masyarakat madani. Untuk itu, kegiatan–kegiatan yang direncanakan dan dibuat adalah kegiatan dakwah yang memang sebagai salah satu mesin untuk mencapai tujuan dari BKPRMI. Berpusat atau berkonsentrasi pada pemuda remaja masjid yang bergerak untuk dakwah, wadah kaderisasi, gerakan ekonomi, sosial–budaya dan pemberdayaan masyarakat serta gerakan keumatan.2 Kegiatan dakwah yang dilakukan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan sudah tertera dalam program yang direncanakan yaitu sebagai berikut : 1. Kegiatan Dakwah Rutin a. Pengajian keliling masjid untuk pemuda dan masyarakat setiap 2 minggu sekali. Hal ini dilakukan untuk mensinergikan silaturahmi antar pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan dengan Remaja Masjid dan Jama’ah masjid tersebut. Dan pengajian ini diisi dengan metode
2
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB.
66
dakwah tabligh yang mengundang pemateri dari da’i atau ulama yang sudah mumpuni. Tujuan kegiatan ini agar masyarakat dan seluruh generasi muda muslim mampu memupuk nilai ke Islaman didalam dirinya. b. Kajian Kitab Kuning Al Majlis Saniyah untuk umum, setiap sabtu ba’da subuh di masjid Jami’ At Taqwa bekerjasama dengan Remaja Masjid At Taqwa. Kajian kitab kuning ini adalah tentang hadits–hadits Rasulullah SAW, dimaksudkan untuk mampu mendalami ilmu pengetahuan dengan kitab gundul dan mengetahui kajian seperti nahwu, shorof serta mengenalkan akhlak Rasulullah SAW secara murni. Dengan pengaplikasian mencapai masyarakat yang madani. c. Mengadakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam ( PHBI ) : 1) Isra’ Mi’raj 2) Maulid Nabi Muhammad SAW 3) Muharram 4) Gema Ramadhan Dengan memeriahkan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) diharapkan para generasi muda Islam mampu menyadari pola dalam kehidupan sehari hari dengan terus menanamkan nilai dakwah dan ke Islaman, karenanya setiap peringatan tersebut mengandung makna untuk kehidupan yang lebih baik. Hal ini juga untuk mensyiarkan kepada umat bahwa ke Islaman memiliki makna yang sangat mendalam bagi kemaslahatan bersama.
67
d. Kuliah Dhuha untuk pemuda dan masyarakat setiap hari minggu, dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan 2 kali pertemuan dengan masjid yang ditentukan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah kecintaan umat kepada shalat Dhuha, seperti apa yang telah dilakukan secara rutin oleh Rasulullah SAW. Mendalami keilmuan tentang ke-Islaman agar kehidupan yang dijalani selalu menanamkan syariat–syariat Islam. Pembicara yang mengisi dalam kuliah dhuha tersebut adalah dari kalangan akademisi Islam dan para Ulama. e. Melakukan Pengajaran TPA dan ta’lim untuk anak-anak di setiap masjid, dilakukan ba’da maghrib bekerjasama dengan pengurus kecamatan BKPRMI dan Remaja Masjid. Kegiatan ini untuk mencetak generasi anak yang handal dalam membaca Al-Qur’an serta mengetahui makna, hukum dan kaidahnya. Dan mengenalkan nilai–nilai ke-Islaman sejak usia dini. f. Mengadakan pelatihan/tahksin qur’an yang bekerjasama dengan Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI. Kegiatan ini dilakukan untuk mendalami Ilmu Al–Qur’an bagi kaum muda dan remaja, yang bertujuan untuk mampu membaca dengan lancar dan jelas sesuai dengan hukum tajwid yang ditetapkan. Serta mengenal makna dari Qur’an tersebut. g. Mengadakan pelatihan dan pembinaan Da’i muda yang di pilih 2 orang dari setiap Kecamatan yang berada di Jakarta Selatan.
68
Pelatihan Da’i yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mencetak Mubaligh muda yang nantinya akan diterjunkan ke masyarakat luas dan daerah tertinggal. h. Mengadakan santunan untuk kaum Dhuafa. Santunan untuk kaum dhuafa dimaksudkan agar pemberdayaan ekonomi umat dapat berjalan secara maksimal dan agar kita belajar untuk lebih peduli kepada orang yang memang membutuhkan. Yaitu dengan memberikan santunan secara konsumtif dan produktif, dana yang diperoleh yaitu dari uang kas organisasi dan pemberian sumbangan dari masyarakat. 2. Bentuk Kegiatan Dakwah Tahunan a. Kegiatan Dakwah Ramadhan 1) Mengadakan Gema Ramadhan yaitu : a) Perlombaan Islami untuk santri TPA. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengasah kemampuan santriwan/i
TPA
dibidang
keagamaan,
serta
memberikan
penghargaan kepada yang berprestasi. Hal ini bertujuan untuk tetap mencetak generasi yang lebih muda agar terus mencintai Islam dan mengamalinya. b) Pesantren Ramadhan untuk TPA, SD dan SMP. Hal ini untuk membina para santri/i TPA tentang keluasan Ilmu Agama, Sosial dan Pendidikan umum agar dapat berimbang dalam pengaplikasiaannya. Serta di didik untuk lebih mandiri.
69
c) Kuliah Ramadhan untuk remaja dilakukan ba’da Tarawih. Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih bersilaturahmi sesama Remaja Masjid dan menambah ke Ilmuawan serta wawasan keagamaan yang bermanfaat. Dan lebih positif dalam mengamalkan bulan Ramadhan. d) Mengadakan Bazar Ramadhan. Mengadakan Bazar Ramadhan adalah sebagai wadah dalam memeriahkan bulan suci Ramadhan dan memfasilitasi para pedagang sehingga dapat terjalinnya ukhuwah Islamiyah. e) Santunan Dhuafa dan Buka Puasa Bersama. Memberikan suatu manfaat dan kebahagiaan di bulan Ramadhan dengan para kaum dhuafa, sehingga nantinya kita di ajarkan untuk bisa lebih bersyukur dan terus peduli. f) Mengadakan I’tikaf. Menjalin silaturahmi antara pengurus dan Jama’ah dengan cara mencari Ridho Allah serta meramaikan masjid pada bulan suci Ramadhan. g) Membentuk kepanitiaan ZIS. Agar setiap anggota organisasi mampu
belajar menjadi
Amil yang baik untuk memudahkan dan memfasilitasi para muzakki dalam mengeluarkan zakat untuk para mustahiq.3
3
Wawancara Pribadi dengan Muhammad Azki. Bendahara Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.15 WIB.
70
Sebagai ciri organisasi lembaga dakwah, tentu kegiatan–kegiatan dakwah yang ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan tidak bergerak sama sekali untuk mencari keuntungan. Namun bergerak untuk memajukan Dakwah Remaja Masjid, sehingga tidak ada keuntungan yang dinikmati oleh organisasi. Yang ada adalah suatu nilai kepuasan apabila rencana kegiatan dakwah tersebut bisa di aplikasikan untuk kehidupan umat. Jika adanya pendapatan, maka hal tersebut akan digunakan untuk kegiatan atau sebagai subsidi kegiatan yang lainnya. C. Program Manajemen Dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan Dalam manajemen dakwah, hasil yang difokuskan adalah sasaran dakwah yang menjadi target bagi aktivitas dakwah yang direalisasikan dalam bentuk yang konkret. Oleh karena itu, diperlukan tindakan kolektif dalam bentuk kerja sama sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh para pelaku dakwah dan lembaga dakwah, shingga masing–masing mampu memberikan kontribusi yang maksimal secara profesional. Kapasitas peranan yaitu peran interpersonal, peran informasi, dan peran dessional dalam hal ini manajemen dakwah adalah melakukan
kerja
sama
secara
harmonis yang merupakan sebuah usaha kolektif, terwujud dalam sebuah organisasi yang masing–masing memiliki fungsi dan tugas sesuai dengan bidangnya serta diatur menurut prinsip–prinsip manajemen. Bila kondisi tersebut berjalan, maka tujuan dari organisasi dakwah akan mencapai sasaran yang telah ditetapkan.4 4
M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup 201, 2012), Cet, ke-3, h. 69.
71
Maka dari itu, organisasi lembaga Dakwah dan sekaligus pelopor gerakan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan juga mengaplikasikan program Manajemen dakwah yang sudah terdapat didalam Garis–Garis Besar Program Nasional. Dimana hal tersebut sebagai bahan acuan guna tercapainya masyarakat madani sampai ruang lingkup yang terkecil. BKPRMI juga memiliki tujuan memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda remaja masjid agar senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki wawasan keislaman dan keindonesiaan yang utuh dan kokoh, serta senantiasa memakmurkan Masjid sebagai pusat ibadah, perjuangan dan kebudayaan dengan tetap berpegang teguh kepada prinsip aqidah, ukhuwah, dan dakwah Islamiyah untuk mewujudkan masyarakat marhamah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.5 Dilihat dari tujuan dan sifatnya, pengaplikasian program Manajemen Dakwah yang ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan yaitu mengikuti acuan yang sudah di sahkan dari pengurus pusat. Dalam hal ini bentuk Manajemen Dakwah yang dilakukan terus mengedepankan nilai–nilai syariat Islam dan sama sekali tidak menyampingkan hal-hal yang bersifat nasional dan kebangsaan. Dengan menjalankan dari dua hal tersebut, diharapkan organisasi penggerak Dakwah BKPRMI bisa terus bersinergi untuk mewujudkan citacita Masyarakat Madani. Khususnya pembinaan yang kontinue kepada generasi muda muslim untuk dijadikan motivator dan penggerak sebagai
5
Musyawarah Nasional X BKPRMI, Anggaran Dasar BKPRMI, (Banda Aceh: 2006), h. 5.
72
bagian dari proses terwujudnya Masyarakat Madani yang berlandaskan syariat Islam.6 Program–program
Manajemen
Dakwah
yang
dilakukan
yaitu
didasarkan pada azas dan aqidah Islam yang diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpedoman pada AD/ART, yaitu sebagai berikut : 1. Pokok–Pokok Program a. Iman dan Taqwa, artinya program dan kegiatan disusun berdasarkan usaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. b. Mandiri dan Kemitraan, artinya program dan kegiatan diupayakan untuk kemandirian organisasi, dengan secara maksimal berdasarkan kemampuan
sendiri dan tidak menutup kemungkinan melakukan
kerjasama. c. Manfaat, artinya program dan kegiatan direncanakan dengan memperhatikan
prestasi
organisasi,
untuk
memperoleh
kesinambungan dan perluasan yang harmonis serta dilaksanakan secara bertahap dan sistematis. d. Kesinambungan, artinya program dan kegiatan direncanakan dengan memperhatikan prestasi organisasi yang telah diperoleh. e. Keterpaduan, artinya program dan kegiatan diarahkan untuk dilaksanakan dengan terpadu dan menyeluruh secara lintas sektor, lintas daerah dan lintas personal. 6
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
73
f. Profesional, artinya program dan kegiatan dilaksanakan dengan arah, memperhatikan metode keilmuan yang mantap, sistem standar yang jelas melibatkan para pengelola sesuai kemampuan dan keahlian, serta membangun jaringan kemitraan yang luas. g. Otonomi Daerah, artinya program dan kegiatan dilaksanakan dengan diarahkan pada pengembangan dan pemberdayaan daerah serta organisasi Pemuda Remaja Masjid, untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan potensi serta sumber daya yang dimiliki.7 2. Bentuk Implementasi Program Pokok Manajemen Dakwah BKPRMI a. Pengembangan kehidupan bersyariat Islam dan pengamalan Akhlaq Mulia serta pemantapan sosialisasi dan implementasi kewajiban pemuda dan remaja masjid Indonesia. Yaitu melakukan kegiatan rutin dakwah untuk meningkatkan dan mengembangkan wawasan dan pendalaman terhadap ajaran Islam dari berbagai dimensi sehingga profil agama Islam lebih tercermin pada perwujudan akhlak mulia dalam tindakan disegala bidang kehidupan,
baik
secara
individual
maupun
sosial-kultural.
Mempelopori dialog sosial antar umat beragama untuk membangun persepsi yang mendukung tumbuh kembangnya masyarakat madani dan memprakarsai berbagai program aksi yang terkait isu aktual umat beragama dalam gerakan pembangunan karakter bangsa yang bermoral.
7
Garis–Garis Besar Program Nasional BKPRMI, (Banda Aceh, 2006), h. 3.
74
b. Pembangunan Paradigma Demokrasi untuk Kemakmuran Rakyat. Yaitu melanjutkan upaya–upaya pengembangan ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada partisipasi masyarakat dengan mengedepankan pemerataan
dalam akses dan peluang usaha kecil,
dalam rangka membangun demokrasi untuk kemakmuran rakyat. Melakukan
pembangunan
BMT
dan
mengadakan
diklat
kewirausahaan serta koperasi masjid di setiap masjid/musholla binaan BKPRMI. Pembangunan badan usaha BKPRMI yang Islami, mandiri dan profesional dengan tujuan utama untuk mendukung pembiayaan program–program organisasi pembentukan lembaga keuangan modal ventural dengan berbasis pada masjid. c. Gerakan Kaderisasi : BKPRMI sebagai Pemimpin Umat dan Bangsa. Yaitu pelaksanaan Training Kaderisasi Anggota dalam bentuk latihan kepemimpinan, latihan Manajemen Dakwah serta pendidikan khusus
Mubaligh
secara
berjenjang
dan
berkesinambungan.
Pembentukan lembaga kajian pemuda Remaja Masjid untuk mengantisipasi pengaruh informasi dan globalisasi yang dapat berdampak negatif dikalangan pemuda muslim. Mengembangkan program pembinaan dan peningkatan peran pemudi dan remaja putri di bidang keterampilan, kepemimpinan, Taman Asuh Anak Muslim (TAAM) serta pemahaman dalam mengelola keluarga sakinah. Dan melakukan pengkajian mendalam dan pemanfaatan kader BKPRMI dalam berbagai intitusi termasuk partai politik.
75
d. Pemantapan Program Unggulan BKPRMI. Yaitu melakukan peningkatan kualitas pengembangan program pendidikan masyarakat yang mendukung generasi Qur’ani melalui penyelenggaraan pendidikan alternatif gerakan TK/TPA. Serta peningkatan kualitas pelatihan Da’i/Muballigh yang profesional, handal dan berdaya saing tinggi di era globalisasi. Meningkatkan partisipasi
pemuda
dan
Remaja
Masjid
Indonesia
dalam
penanggulangan ancaman dan tantangan penyakit masyarakat. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fesival budaya Remaja Khatam Qur’an. Dan meningkatkan peran Brigade Masjid dalam mengantisipasi berbagai persoalan masyarakat, antara lain ketertiban dan keamanan, penanganan bencana alam, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. e. Pemantapan Jaringan Kerja Organisasi. 1) Penyusunan panduan tentang tata kerja Organisasi BKPRMI yang meliputi : standarisasi pelaksanaan program unggulan BKPRMI, tertib
administrasi
kesekretariatan,
tertib
kepemimpinan
organisasi, dan sistem keanggotaan. 2) Menjadikan
BKPRMI
sebagai
perekat/pemersatu
berbagai
komponen potensi pemuda muslim. 3) Pembangunan komunikasi dengan memanfaatkan info teknologi (IT). 4) Penyususnan panduan pola hubungan antara BKPRMI dengan
76
badan–badan otonom/khususnya yang didirikan oleh BKPRMI. 5) Sosialisasi dan pemantapan pelaksanaan Khittah, sepuluh kewajiban Pemuda Remaja Masjid, AD/ART dan berbagai ketetapan hasil MUNAS. D. Analisis Manajemen Pada Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan Manajemen adalah sebuah bentuk proses pencapaian untuk menuju tujuan yang diharapkan, dan menjadi dinamisator dari keseluruhan kegiatan yang dinamis dan terarah. Karenanya sebagaimana kita ketahui bersama peranan
manajemen sangatlah vital didalam sendi kehidupan, demikian
juga yang terjadi pada setiap lembaga dakwah. Karena ajaran Islam adalah sistem nilai yang sempurna dan komprehensif yang ditegaskan dalam ayat– ayat Al–Qur’an. Aplikasi manajemen yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentunya banyak melibatkan peran mad’u untuk senentiasa mengikuti kegiatan–kegiatan dakwah yang sudah dirancang oleh DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Dan juga menguatkan nilai–nilai dakwah terhadap para kader dan anggota organisasi. Menurut Andri Anas sebagai ketua umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan, aplikasi manajemen yang dilakukan tidak jauh dengan menggunakan metode manajemen yang ada. Yaitu : 1. Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mewujudkan rencana. 2. Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang telah direncanakan dan menetapkan orang–orang sesuai dengan struktur yang
77
ada. mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan. 3. Memantau hasil–hasil yang dicapai dan melakukan sebuah identifikasi penyimpangan–penyimpangan yang terjadi, serta membuat perencanaan kegiatan atau aktivitas dakwah dan pengorganisasian dakwah untuk menyelesaikan masalah–masalah yang ada. 4. Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan mad’u atau masyarakat.8 Sebagai salah satu organisasi penggerak dakwah yang bersentuhan secara langsung dengan umat, para kader DPD BKPRMI Jakarta Selatan dituntut untuk dapat mentransformasikan sikap batin dan prilaku umat menuju tatanan kesalehan individu sekaligus sosial. Berjibaku dengan kompleksitas permasalahan umat serta permasalahan kaum muda Islam yang terkena dampak globalisasi guna menuju generasi Islami dan masyarakat yang madani. Dalam konteks ini, profesionalisme dalam pelaksanaan dakwah menjadi sebuah keharusan untuk menggapai hasil optimal. Berikut adalah pengaplikasian manajemen dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan : 1. Menerapkan Perencanaan. Menurut Louis A. Allen yang dikutip oleh Bedjo Siswanto mengatakan bahwa perencanaan terdiri dari aktivitas0aktivitas yang dioprasikan oleh manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil
8
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
78
keputusan yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi tantangan di waktu yang akan datang.9 Perencanaan yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan adalah sebagai berikut : a. Penetapan visi Peranan visi merupakan hal penting, karena tentunya akan mengantarkan
ke
sesuatu
yang
akan
dilakukan
secara
berkesinambungan. Menjadikan sebuah gambaran yang ideal, sehingga
para
mewujudkannya
anggota dan
akan
sekaligus
bersungguh–sungguh merupakan
petunjuk
untuk dalam
melaksanakan aktivitas dakwah yang dilakukan. Visi dari BKPRMI DPD Jakarta Selatan itu sendiri adalah “Memiliki kecintaan kepada masjid serta Memberdayakan dan mengembangkan potensi Pemuda Remaja Masjid agar bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki wawasan ke-Islaman dan ke Indonesiaan yang utuh dan kokoh.” b. Memformulasikan misi Misi bertujuan memberikan pedoman pada manjemen dalam memusatkan aktivitas yang ditentukan. Misi dari BKPRMI DPD Jakarta Selatan adalah “Menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, pembinaan umat serta pusat
kebudayaan dan perjuangan untuk
membina generasi muda menjadi kader umat yang memiliki wawasan keislaman yang utuh, bersikap Istiqamah, dan berakhlak mulia serta
9
Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), Cet ke-1, h.55.
79
mempunyai citra Muwahid (Pemersatu) Mujahid (Pejuang) Musyadid (Pelurus) Muaddib (Pendidik) Mujadid (Pembaharu Iman ).” c. Menetapkan Tujuan. DPD BKPRMI Jakarta Selatan bertujuan memberdayakan dan mengembangkan potensi pemuda remaja masjid agar bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki wawasan keislaman dan keindonesiaan yang utuh dan kokoh, serta senantiasa memakmurkan masjid sebagai pusat ibadah, perjuangan dan kebudayaan dengan tetap berpegang teguh kepada prinsip aqidah, ukhuwah dan dakwah Islamiyah untuk mewujudkan masyarakat marhamah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimana harus bersinergi denga usaha yang sudah ditetapkan, yaitu : 1) Terus meningkatkan upaya pengembangan minat, kemampuan dan pemahaman Al–Qur’an bagi seluruh pemuda, remaja dan anak– anak serta jam’ah masjid. 2) Mendorong tumbuhnya organisasi pemuda remaja masjid dan mengokohkan komunikasi di kalangan pemuda remaja masjid dalam rangka mengembangkan program dan gerakan dakwah. 3) Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda bangsa melalui pendekatan
keagamaan,
kependidikan,
kebudayaan
ilmu
pengetahuan sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan bangsa.
80
4) Memantapkan wawasan keislaman dan keindonesiaan serta kesadaran pemuda remaja masjid tentang cita – cita perjuangan bangsa, bela negara dan dakwah islamiyah dalam arti luas. 5) Membina dan mengembangkan kemampuan manajemen dan kepemimpinan pemuda remaja masjid yang berorientasi kepada kemasjidan, keumatan dan keindonesiaan. 6) Meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan kewirausahaan pemuda dan remaja masjid melalui pengembangan ekonomi dan umat. 7) Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan pemerintah, organisasi keagamaan dan kepemudaan. d. Menyediakan SDM/Melakukan pembinaan kader. Mengadakan pelatihan SDM dengan penguatan pengetahuan tentang ke-Islaman, ke-Indonesiaan, organisasi, manajemen dan dakwah. Hal ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali, serta mendapatkan sertifikat yang memang bisa dipertanggung jawabkan. Kegiatan tersebut dilaksanakan guna meningkatkan pencapain kegiatan dakwah yang sudah ditetapkan.10 e. Merancang program kerja. Program kerja yang dirancang oleh DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentu selalu mengandung unsur dakwah meski ada sifatnya yang nasional. Berikut ini adalah penekanan program pada DPD BKPRMI Jakarta Selatan : 10
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
81
1) Komunikatif, yaitu adanya penyelenggaraan komunikasi dan silaturahmi program antar aktivis dengan organisasi pemuda remaja masjid/mushollah, serta kepada umat dan bangsa. 2) Informatif, yaitu mampu berperan sebagai pemberian informasi tentang
potensi,
kegiatan
dan
program
pemuda
remaja
masjid/mushollah kepada sesama pemuda remaja masjid, umat dan bangsa. 3) Konsultatif, yaitu pemberian bimbingan dan penyamaan persepsi dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan para aktivis
dan
perhimpunan
organisasi
pemuda
remaja
masjid/mushollah. 4) Koordinatif, dimana alah upaya terpadu dalam menumbuhkembangkan
aktivitas
organisasi
pemuda
remaja
masjid/mushollah sehingga tercipta suasana fungsionalisasi dan harmonisasi program. f. Pembagian Kepengurusan di setiap Kecamatan DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentu memiliki Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) BKPRMI yang terbagi dalam sepuluh Kecamatan yaitu Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Pesanggrahan, Cilandak, Pasar Minggu, Setiabudi, Tebet, Pancoran, Mampang Prapatan, dan Jagakarsa. Dan juga mempunyai perwakilan pengurus Remaja Masjid dari setiap masjid yang ada di seluruh kecamatan tersebut. Hal
ini
memang
dimaksudkan
untuk
terus
merambah
perkembangan dakwah di ruang lingkup masyarakat yang paling
82
terkecil, sehingga dampak kegiatan yang dilakukan menjadi sangat terasa. g. Pengelolaan Dana DPD
BKPRMI
Jakarta
Selatan
dalam
pengelolaan
pendanaannya diperoleh dari berbagai sumber yang ada, yaitu : 1) Uang iuran atau kas organisasi 2) Dana sumbangan dari pihak yang tidak mengikat 3) Zakat, Infak dan Sedekah 4) Kerjasama Sponsorship 2. Penerapan Pengorganisasian Pada bagian ini DPD BKPRMI Jakarta Selatan memiliki arti yang sangat penting, dimana pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi proses dakwah dan dengan pengorganisasian rencana dakwah akan lebih mudah aplikasinya. DPD BKPRMI Jakarta Selatan menanamkan organisasi yang bersifat : a. KeIslaman, yaitu memiliki nilai dasar Islam dengan dakwah membawa kedamaian dan kebenaran untuk kesejahteraan umat. b. Kemasjidan, yaitu berusaha menjadikan masjid sebagai perjuangan, ibadah dan kebudayaan untuk mengembangkan umat dan bangsa. c. Keummatan,
yaitu
mempunyai
arah
dan
perhatian
kepada
pengembangan dan pemecahan permasalahan umat Islam dan kemanusiaan.
83
d. KeIndonesiaan yaitu berpijak pada nilai dasar bangsa, menjaga persatuan dan kesatuan, serta berwawasan nusantara untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.11 Untuk
itu
DPD
BKPRMI
Jakarta
Selatan
menerapkan
keorganisasiannya dengan cara sebagai berikut : a. Membagi kegiatan–kegiatan menjadi departemen–departemen, seperti adanya lembaga pengembangan dan pemberdayaan (LPP). Hal ini untuk ini untuk menguatkan tugas secara spesifik. b. Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing–masing jabatan atau tugas dakwah. c. Mengkoordinasikan berbagai tugas dakwah. d. Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah. e. Menyalurkan
kegiatan–kegiatan
dakwah
secara
logis
dan
sistematis. 3. Penerapan Penggerakkan Penggerakkan
adalah
merupakan
suatu
kegiatan
untuk
mengintegrasikan usaha–usaha anggota dari suatu kelompok, sehingga melalui tugas–tugas mereka dapat terpenuhi tujuan–tujuan pribadi dan kelompok.12 Di DPD BKPRMI Jakarta Selatan, pengurus dan para kader dalam menggerakkan kegiatan–kegiatan didasari oleh kewajiban dan kesadaran yang memang sudah terarah melalui program–program yang telah 11
Musyawarah Nasional X BKPRMI, Anggaran Rumah Tangga BKPRMI, (Banda Aceh, 2006), h. 15. 12 George R. Terry, Prinsip–Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 198.
84
terwujud, serta merangkul para pengurus kecamatan BKPRMI dan mengajak para remaja masjid yang tertera dalam keanggotaan.13 Penggerakkan DPD BKPRMI Jakarta Selatan memiliki strategi dalam menggerakkan dakwah agar terwujudnya efek dakwah kepada mad’u secara berkesinambungan, yaitu : a. Melakukan kritis atas paham–paham keagamaan dan konvensional yang cenderung meligitimasikan status-quo dan kurang berpihak pada kemaslahatan rakyat banyak. b. Membentuk wacana keagamaan yang kritis dialogis yang bertolak dari problem–problem kemanusiaan yang objektif dan lintas batas (crossboarder) untuk tujuan menguatkan aqidah dan meningkatkan jiwa kemanusiaan. c. Membangun, dengan mendorong terjadinya proses–proses perubahan sosial, terutama dilapis bawah, bertolak dari kesadaran kritis masyarakat sendiri. Serta alur koordinasi antara pengurus daerah Jakarta Selatan dengan para pengurus kecamatan melakukan pertemuan yang rutin setiap dua bulan sekali. Sehingga kegiatan yang sudah atau yang belum dijalankan bisa terlapor dan bisa berjalan lebih maksimal dengan adanya koordinasi. Yaitu dengan melakukan evaluasi, karena dengan itu dapat menjadi bahan masukan terhadap rencana strategis dan taktis pada 13
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
85
pelaksanaan program berikutnya. Hal ini dilakukan guna roda organisasi dapat terus diupayakan berjalan secara simultan dan terstruktur.14 4. Penerapan Pengawasan Pengawasan yang dilakukan ini adalah dengan melakukan pengawasan langsung dari setiap ketua pada bidang yang memang sudah ditunjuk untuk bertanggung jawab serta dari para ketua Dewan Pengurus Kecamatan yang ikut serta dalam pengaswan di setiap kegiatan yang terkait, dan para badan pengurus harian termasuk ketua umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Pengawasan tersebut dengan menggunakan metode, yaitu : a. Prapengawasan, dimana setiap kegiatan atau program dakwah yang dilakukan harus dicerna sebaik mungkin dan di kemas agar bisa disampaikan serta dilaksanakan sesuai dan tepat sasaran. b. Pengawasan pengarahan, hal ini dilakukan ketika sudah terjadinya program atau kegiatan dakwah yang dilaksanakan, dan disini para kader diusahakan untuk mendapatkan masalah yang ada serta di ikuti dengan tindakan perbaikan sebelum hasil dari kegiatan tersebut. c. Pengawasan pasca, yaitu dilakukan setelah kegiatan selesai dengan mengadakan action control kepada para mad’u, hal ini untuk mengukur sejauh mana efektivitas tujuan yang telah dicapai dari program atau kegiatan dakwah yang terlaksana.
14
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
86
Dalam hal ini, penulis melihat bahwa pola manajemen yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan pada kegiatan dakwahnya sudah cukup baik. Karena menerapkan fungsi manajemen modern yang sudah ada sesuai dengan apa yang ada pada manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Karena untuk mencapai tujuan dakwah yang sebenarnya tidaklah semudah membalikan telapak tangan, semua program dan struktural yang ada harus bekerja sesuai dengan manajemen yang telah disesuaikan. Untuk itu dalam menjalankan tugas dakwahnya, DPD BKPRMI Jakarta Selatan bisa melihat masa depan generasi muda Islam yang nantinya menjadi penerus bangsa yang mumpuni. Pola manajemen yang ada harus selalu berkesinambungan, hal ini guna menjaga program dakwah sesuai pada jalurnya dan selalu berada pada syariat Islam. Karenanya manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh orang yang mendedikasiakn usaha terbaiknya melalui suatu tindakan. Hal tersebut tentu dilakukan pada pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan, meliputi pengetahuan, tentang apa yang harus dilakukan, menerapkan metode bagaimana melakukannya, memahami dalam melakukan tindakan dan mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian–uraian pada bab–bab terdahulu, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Deskripsi Informan (Subjek Penelitian) Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan beberapa informan sebagai subjek penelitian guna mengakuratkan sebuah data/sumber yang telah didapat. Hal ini dilakukan guna menguatkan penelitian yang dilakukan, beberapa informan tersebut terdiri dari : a. Ketua umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan b. Sekretaris umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan c. Bendahara umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan d. Ketua umum DPK BKPRMI Pesanggrahan e. Ketua umum Remaja Masjid Jami’ At Taqwa 2. Bentuk Kegiatan Dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan, antara lain : a. Kegiatan Dakwah Rutin, terdiri dari : 1) Pengajian keliling masjid untuk pemuda dan masyarakat setiap 2 minggu sekali. 2) 2) Kajian Kitab Kuning Al Majlis Saniyah untuk umum, setiap sabtu ba’da subuh di masjid Jami’ At Taqwa bekerjasama dengan remaja masjid At Taqwa.
87
88
3) Mengadakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) : a) Isra’ Mi’raj b) Maulid Nabi Muhammad SAW c) Muharram d) Bulan Ramadhan 4) Kuliah Dhuha untuk pemuda dan masyarakat setiap hari minggu, dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan 2 kali pertemuan dengan masjid yang ditentukan. 5) Melakukan Pengajaran TPA dan ta’lim untuk anak-anak di setiap masjid, dilakukan ba’da maghrib bekerjasama dengan pengurus kecamatan BKPRMI dan Remaja Masjid. 6) Mengadakan pelatihan/tahksin qur’an yang bekerjasama dengan Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI. 7) Mengadakan pelatihan dan pembinaan Da’i muda yang di pilih 2 orang dari setiap Kecamatan yang berada di Jakarta Selatan. 8) Mengadakan santunan untuk kaum Dhuafa. 3. Kegiatan Dakwah Tahunan Mengadakan Gema Ramadhan yaitu : a. Perlombaan Islami untuk santri TPA. b. Pesantren Ramadhan untuk TPA, SD dan SMP. c. Kuliah Ramadhan untuk remaja dilakukan ba’da Tarawih. d. Mengadakan Bazar Ramadhan. e. Santunan Dhuafa dan Buka Puasa Bersama.
89
f. Mengadakan I’tikaf. g. Membentuk kepanitiaan ZIS. 4. Bentuk Program Manajemen Dakwah yang dilakukan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. Pengaplikasian program Manajemen Dakwah yang ada di Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan yaitu mengikuti acuan yang sudah di sahkan dari pengurus pusat. Dalam hal ini bentuk Manajemen Dakwah yang dilakukan terus mengedepankan nilai–nilai syariat Islam dan sama sekali tidak menyampingkan hal-hal yang bersifat nasional dan kebangsaan. Program Manajemen Dakwah yang dilakukan sebagai berikut : a. Adanya pokok–pokok program yang mengedepankan tentang Iman dan
ketaqwaan,
Mandiri
dan
Kemitraan,
Bermanfaat,
Berkesinambungan, Keterpaduan, Profesional, serta adanya Otonomi Daerah. b. Pengimplementasi Program Pokok Manajemen Dakwah BKPRMI, yaitu melakukan : 1) Mengembangkan kehidupan bersyariat Islam dan pengamalan Akhlaq Mulia serta pemantapan sosialisasi dan implementasi kewajiban pemuda dan remaja masjid Indonesia. 2) Membangun Paradigma Demokrasi untuk Kemakmuran Rakyat. 3) Terwujudnya Kaderisasi : BKPRMI sebagai Pemimpin Umat dan Bangsa. Melaksanakan Training Kaderisasi Anggota dalam bentuk latihan kepemimpinan, latihan Manajemen Dakwah serta
90
pendidikan
khusus
Mubaligh
secara
berjenjang
dan
berkesinambungan. 4) Memantapkan
Program–Program Unggulan Dewan Pengurus
Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. 5) Memantapkan Jaringan Kerja Organisasi. 5. Bentuk aplikasi/penerapan Manajemen pada kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, yaitu berupa : a. Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mewujudkan rencana. b. Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang telah direncanakan dan menetapkan orang–orang sesuai dengan struktur yang ada.. c. Memantau hasil–hasil
yang dicapai dan melakukan sebuah
identifikasi penyimpangan–penyimpangan yang terjadi. d. Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan mad’u atau masyarakat. Berikut adalah pengaplikasian manajemen pada kegiatan dakwah di Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan : 1. Menerapkan Perencanaan. Dimana DPD BKPRMI Jakarta Selatan memformulasikan visi, misi dan tujuan serta mengkoordinasikan kepada setiap jajaran pengurus agar mampu bekerja secara baik dan lebih profesional. 2. Penerapan Pengorganisasian. Pada bagian ini Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan
91
memiliki arti yang sangat penting, dimana pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi proses dakwah dan dengan pengorganisasian rencana dakwah akan lebih mudah aplikasinya. Sifat organisasi Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan yaitu menanamkan KeIslaman, Keummatan, Kemasjidan, dan KeIndonesiaan. 3. Penerapan Penggerakkan. Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, pengurus dan para kader dalam menggerakkan kegiatan–kegiatan dakwah didasari oleh kewajiban dan kesadaran yang memang sudah terarah melalui program– program yang telah terwujud. 4. Penerapan Pengawasan Pengawasan yang dilakukan ini adalah dengan melakukan pengawasan langsung dari setiap ketua pada bidang yang memang sudah ditunjuk untuk bertanggung jawab, serta para badan pengurus harian termasuk ketua umum Dewan Pengurus Daerah DPD Jakarta Selatan. B. Saran Pada akhir penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran : 1. Saran untuk Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan (DPD BKPRMI Jakarta Selatan) a.
Lebih
menanamnkan
pola-pola
manajemen
pada
setiap
kegiatan/program yang telah ada, hal ini guna menumbuhkembangkan kinerja agar menjadi lebih baik pada setiap lini. b. Memikirkan pola aktifitas yang bisa terus menumbuhkembangkan
92
organisasi pemuda masjid yang lain. Hal ini akan membuat organisasiorganisasi tersebut merasa mendapatkan manfaat dengan keberadaan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. c. Memfasilitasi pemuda dan remaja masjid sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki serta terus mengenalkan ilmu tentang manajemen guna dapat dipergunakan pada setiap kegiatan yang dilakukan. Hal ini menjadi bagian yang penting karena dapat mencetak para pemuda masjid sesuai dengan skill yang sudah ada dan bekerja secara maksimal. d. Memperbanyak koordinasi dengan organisasi–organisasi kepemudaan yang ada, seperti KNPI atau Karang Taruna. Hal ini sebagai wadah untuk membangun kebersamaan dan pola aktifitas bersama yang lebih padu, dalam konteks hubungan equal agar terciptanya cita–cita bangsa. e. Mengoptimalkan kinerja dalam organisasi gerakan dakwah serta manajemen, administrasi dan kearsipan organisasi. f. Meningkatkan sistem Manajemen di setiap kegiatan dakwah yang mampu
memperluas
dakwah
sampai
kepelosok
daerah
dan
meningkatkan peran dakwah secara terang–terangan agar lebih banyak dikenal lagi oleh masyarakat umum, yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusia, baik itu dalam segi pendidikan dan pengajaran. 2. Saran untuk Fakultas dan Jurusan Manajemen Dakwah a. Dapat mampu mengenalkan lembaga–lembaga dakwah yang berada di luar kampus, baik itu instasi atau perkantoran. Hal ini agar mahasiswa
93
manajemen dakwah dapat lebih mengenal problem–problem dakwah yang berada di masyarakat serta mahasiswa lulusannya dapat bekerja dengan pasti sesuai dengan skill yang sudah dimiliki. b. Sebagai fakultas dakwah harus mengedepankan prinsip tentang filosofi kebijakan dakwah serta memberikan warna dakwah masuk kedalam manajemen yang lebih baik dan pendidikannya. c. Mencetak mahasiswa–mahasiswa yang mampu mengedepankan syariat Islam sebagai salah satu dasar pokok tentang dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Amin Jum’ah. Prinsip Kaidah Dakwah Islam. Solo : Era Intermedia 2000, Cet ke-3. AD/ART BKPRMI Dewan Pengurus Pusat, BAB IV, Pasal 22. AD/ART BKPRMI Dewan Pengurus Pusat. BAB IV. Pasal 22, Banda Aceh, 2009 Ahmad, Amrullah (editor). Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Primaduta, 1983. Al Faruqi Isma’il. Atlas Budaya Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang Islam, ( edisi Indonesia ), Bandung : Mizan, 1998. Ali Asghar. Islam dan Pembebasan. Yogyakarta : LKIS. 1993. Aliyudin. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung Djati, 2007. AM, Zulkifli. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study. Jakarta: Bulan Bintang, 1997, cet, ke-1. Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara, 1998. Armawati, Abi. Dakwah dan komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2003. Arsip Kegiatan Kepanitian Ramadhan, DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Aziz, Abdul, Amir Jum’ah. Prinsip Kaidah Dakwah Islam. Solo : Era Intermedia. 2000. Brannen, Julia. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Samarinda: Pustaka Pelajar, 2002, Cet ke-IV. Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan Penyelenggaraa dan Penafsir Al Qur’an, 1990. Effendi, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam. Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1986. Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus, dan Solus. Bandung: Alfabeta, 2012.
94
95
Garis–Garis Besar Program Nasional BKPRMI. Banda Aceh: 2006. Habib Syafaat, M. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Wijaya, 1992, cet, ke-1. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 2000, Cet. Ke-25. Hafidhuddin Didin, Tanjung Hendri. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Hakim, Lukman. “Peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa Tengah”, Semarang, 2009. Handoko, T. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1990. edisi ke-2, Cet. ke-3. Helmi, Masdar. Dakwah dalam Alam Pembangunan. Semarang: CV Toha Putra, 2001. Herujito, Yayat M. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo, 2001. Konopaske Robert, Ivancevich, Jhon, M. Perilaku dan Manajemen Organisasi, Mc Graw Hill: Erlangga, 2006. Latif, Nasaruddin. Teori dan Praktek Dakwah Islamiah. Jakarta: PT Firma Dara, 2007. Manulang, M. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Pustaka Antara, 1997. Muhtarom, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al Amin Press, 1996, Cet, ke-I. Munir, M, Ilaihi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media Grup, 2012, Cet. Ke-3. Munzir, Noer Hery. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani, 2000. Musyawarah Nasional X BKPRMI, Anggaran Dasar BKPRMI. Banda Aceh: 2006. Qodir Abdul, Said. Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI. Jakarta: CV Setya Printing, 2001. Rahmat, Jalaluddin. Retorika Modern, Sebuah Kerangka, Teori dan Praktik Berpidato. Bandung: Akademika, 1982. Rosyad Abdul, Shaleh. Manajemen Da’wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1993, Cet-3.
96
Saefullah Kurniawan, Sule Tisnawati Erni. Pengantar Manajemen. Jakarta: Prenada Media Grup, 2005. Sarwoto. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991. Sasongko Tri Hadyanto, Markinuddin. Analisis Sosial. Bandung: Yayasan Akatiga, 2006. Shihab,Quraish. Membumikan Al Qur’an. Bandung: Mizan, 1992. Siswanto, Bedjo. Manajemen Modern. Bandung: Sinar Baru, 1990, cet, ke-I. Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2005. T. Sirait, Justin. Anggaran sebagai Alat Bantu bagi Manajemen. Jakarta: Grasindo, 2005. Tantowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Al Quran. Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983. Terry, R, Terry. Prinsip – Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1993. Widjaya, A. W. Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 1990, Cet. Ke-II.
Referensi Internet Website : http://pinterngaji.blogspot.com/.../memajukan-remaja-masjid-danmemakmurkan
WAWANCARA Nama
: Andri Anas
Jabatan
: Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Lokasi Wawancara
: Sekretariat DPD BKPRMI Jakarta Selatan, Masjid Al Hikmah Jl, Ulujami Raya Jakarta Selatan
Waktu Wawancara
: 10 dan 12 September 2014
1. Pewawancara (P)
: Apa yang menjadi tujuan didirikannya DPD BKPRMI JakartaSelatan ?
Narasumber (N)
: Tujuan berdirinya BKPRMI diharapkan menjadi organisasi penggerak Dakwah, BKPRMI bisa terus bersinergi untuk mewujudkan cita-cita Masyarakat Madani. Khususnya pembinaan yang kontinue kepada generasi muda muslim untuk dijadikan motivator dan penggerak sebagai bagian dari proses terwujudnya Masyarakat Madani yang berlandaskan syariat Islam.
2. (P)
: Bagaimana struktural organisasi dan alur koordinasi antar pengurus yang ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
(N)
: Struktural organisasi DPD BKPRMI Jakarta Selatan terdiri dari 1.
Ketua Umum
2.
Sekretaris Umum
3.
Bendahara Umum
4.
Ketua Pembinaan Pengembangan
5.
Ketua Bidang
Koordinasi formal dilakukan melalui rapat–rapat atau kunjungan ke masjid–masjid. Yaitu adanya rapat Munas, Muswil, Musda dan Muskec. 3. (P)
: Program apa saja yang dibuat oleh DPD BKPRMI Jakarta Selatan untuk menunjang kegiatan dakwah yang dilakukan?
(N)
: Program yang dibuat DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentu selalu harus mengundang unsur dakwah, salah satunya menerapkan Lembaga Pengembangan dan Pembinaan yang berasaskan untuk kebaikan ummat. kegiatan–kegiatan yang direncanakan dan dibuat adalah kegiatan dakwah yang memang sebagai salah satu mesin untuk mencapai tujuan dari BKPRMI. Serta berpusat atau berkonsentrasi pada pemuda remaja masjid yang bergerak untuk dakwah, wadah kaderisasi, gerakan ekonomi, sosial–budaya dan pemberdayaan masyarakat serta gerakan keumatan. a. Adanya kegiatan dakwah secara rutin b. Kegiatan dakwah secara Tahunan c. Kegiatan Sosial
4. (P)
: Bagaimana konsep Manajemen yang baik menurut bapak untuk merealisasikan dakwah secara terprogram?
(N)
: Menurut pendapat saya, manajemen yang baik itu harus berkesinambungan sesuai dengan program dakwah yang
sudah
terencana.
Mensinergikan
dengan
keteladanan serta motivasi- motivasi diperlukan untuk mengarahkan
dan
menyemangati
dalam
gerak
organisasi. Untuk itu juga diperlukan kemampuan komunikasi dalam menjembatani dialog antar pengurus atau anggota.
5. (P)
: Bagaimana
penerapan
aplikasi
manajemen
pada
kegiatan dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan ? (N)
: Aplikasi manajemen pada kegiatan dakwah yang kami lakukan tentu terus kami lakukan dan tidak jauh beda dengan metode manajemen yang ada pada umumnya. Dimana setiap unsur tersebut pasti kami masukkan nilai–nilai dakwah yang sejatinya kami sebagai organisasi penggerak dakwah. Dimana kesemuanya itu ada perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan serta pengawasan. Hal ini dilakukan demi terciptanya tujuan yang utama dari BKPRMI yaitu terciptanya masyarakat madani.
6. (P)
: Apa dan Bagaimana rencana strategi manajemen pada kegiatan dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
(N)
: strategi yang kami lakukan guna berjalannya kegiatan dakwah yang sudah direncanakan yaitu dengan cara : a. Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mewujudkan rencana. b. Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan
yang
telah
direncanakan
dan
menetapkan orang – orang sesuai dengan struktur yang ada. mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan. c. Memantau hasil–hasil yang dicapai dan melakukan sebuah identifikasi penyimpangan–penyimpangan yang terjadi, serta membuat perencanaan kegiatan atau aktivitas dakwah dan pengorganisasian dakwah untuk menyelesaikan masalah–masalah yang ada.
d. Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan output yang sesuai dengan kebutuhan mad’u atau masyarakat.
Ketum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Andri Anas
WAWANCARA Nama
: Abdul Aziz
Jabatan
: Sekretaris Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Lokasi Wawancara
: Sekretariat DPD BKPRMI Jakarta Selatan, Masjid Al Hikmah Jl, Ulujami Raya Jakarta Selatan
Waktu Wawancara
1. Pewawancara (P)
: 10 dan 12 September 2014
: Apa saja sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
Narasumber (N)
: BKPRMI merupakan suatu lembaga penggerak dakwah yang berlatarbelakang masjid sebagai basis dan pemuda/remaja sebagai kader-kader dakwah. Dengan diawali niatan baik, tentu sarana dan prasarana sangat didukung oleh berbagai pihak. Sarana dan prasarana yang kita sudah miliki, tentu datang dari arah yang tak terduga seperti pengurus masjid, pemerintah, bahkan organisasi sosial lain yang memang memandang pentingnya urusan mengenai dakwah, yang selalu ikut serta dalam membantu mengadakan sarana dan prasarana. Diantaranya yang ada yaitu komputer, sound system, alat kesenian Islam, kantor
kesekretariatan,
administrasi,
TPA,
aula
rapat/pertemuan, dan proyektor. 2. (P)
: Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor penghambat secara internal/eksternal yang dialami
DPD BKPRMI Jakarta Selatan dalam menjalankan kegiatan dakwah yang telah ada ? (N)
: Yang menjadi faktor pendukung yaitu : Internal a. Semangat kesadaran dalam berorganisasi sehingga mampu bekerja secara maksimal. b. Menyadari bahwa tugas yang di amanahkan adalah untuk kebaikan ummat. c. Semangat
dari
setiap
pengurus
yang
terus
memberikan motivasi kepada anggota-anggota yang lain. Eksternal a. Didukung oleh para ulama, masyarakat, dan orang tua karena merupakan kegiatan yang positif. b. Didukung oleh pemerintah baik dari tingkat RT sampai Walikota. Faktor penghambat : a. Adanya persaingan dari agen penyeru/pengajak ke arah modernis yang lebih menarik karena kemasan yang bagus, dukungan dana yang kuat dan juga memiliki akses media yang luas. b. Pendanaan,
yang memang agak
minim
dan
membuat aktivitas yang dilaksanakan menjadi terhambat. c. Masih banyak masyarakat yang kurang sadar terhadap cara-cara syariat Islam dan masih banyak yang kurang tertarik terhadap pengajian.
3. (P)
: Berapa jumlah organisasi remaja masjid yang terdaftar di DPD BKPRMI Jakarta Selatan sampai saat ini ?
(N)
: Jumlah organisasi remaja masjid yang terdaftar dalam berbagai aktivitas di DPD BKPRMI Jakarta Selatan sampai saat ini berjumlah sekitar 75 organisasi remaja masjid, dengan melibatkan hampir 250 orang.
Sekum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Abdul Aziz
WAWANCARA Nama
: Azki Erlangga
Jabatan
: Bendahara Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan
Lokasi Wawancara
: Sekretariat BKPRMI DPD Jakarta Selatan, Masjid Al Hikmah Jl, Ulujami Raya Jakarta Selatan
Waktu Wawancara 1. Pewawancara (P)
: 12 September 2014 : Bagaimana cara DPD BKPRMI Jakarta Selatan dalam menggerakkan serta mengevaluasi setiap kegiatan dakwah yang dilaksanakan ?
Narasumber (N)
: Cara kita yaitu dengan melaksanakan alur koordinasi antara pengurus daerah Jakarta Selatan dengan para pengurus kecamatan melakukan pertemuan yang rutin setiap dua bulan sekali. Sehingga kegiatan yang sudah atau yang belum dijalankan bisa terlapor dan bisa berjalan lebih maksimal dengan adanya koordinasi. Serta dengan melakukan evaluasi, yaitu melihat point– point dakwah yang disampikan dan melihat kelebihan serta kekurangan yang ada, karena dengan itu dapat menjadi bahan masukan terhadap rencana strategis dan taktis pada pelaksanaan program berikutnya. Hal ini dilakukan guna roda organisasi dapat terus diupayakan berjalan secara simultan dan terstruktur.
2. (P)
: Bagaimana kedudukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan untuk masyarakat umum ?
(N)
: Dengan label organisasi dimana masjid sebagai basis utama, tentu masyarakat mengharapkan peran kami guna membentengi hal–hal yang bentuknya negatif dari luar.
Dimana
DPD
BKPRMI
Jakarta
Selatan
melakukan strategi untuk dapat membina masyarakat agar lebih merasa terayomi, yaitu :
a. Melakukan kritis atas paham–paham keagamaan dan konvensional yang cenderung meligitimasikan status-quo dan kurang berpihak pada kemaslahatan rakyat banyak. b. Membentuk wacana keagamaan yang kritis dialogis yang bertolak dari problem–problem kemanusiaan yang objektif dan lintas batas (cross-boarder) untuk tujuan menguatkan aqidah dan meningkatkan jiwa kemanusiaan. c. Membangun, dengan mendorong terjadinya proses– proses perubahan sosial, terutama dilapis bawah, bertolak dari kesadaran kritis masyarakat sendiri. 3. (P)
:
Melihat
banyak
sekali
kegiatan
dakwah
yang
dilaksanakan DPD BKPRMI Jakarta Selatan, oleh karena itu dari manakah sumber dana untuk menunjang kegiatan dakwah yang dilakukan ? (N)
: DPD BKPRMI Jakarta Selatan mendapatkan sumber dana untuk berjalannya kegiatan dakwah yang sudah direncanakan adalah dengan melakukan pengelolaan secara sistematis dan diperoleh dari berbagai sumber yang ada, yaitu : 1) Uang iuran atau kas organisasi 2) Dana sumbangan dari pihak yang tidak mengikat 3) Zakat, Infak dan Sedekah 4) Kerjasama Sponsorship
Bendum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Azki Erlangga
WAWANCARA
Nama
: Andika Abdullah
Jabatan
: Ketua Umum DPK BKPRMI Pesanggrahan
Lokasi Wawancara : Masjid At Taqwa, Ulujami Raya no. 25a Jakarta Selatan Waktu Wawancara : 8 Oktober 2014 1. Pewawancara (P)
: Bagaimana
alur
koordinasi
DPK
BKPRMI
Pesanggrahan dengan DPD BKPRMI Jakarta Selatan ? Narasumber (N)
: Adapun alur koordinasi antara DPD dan DPK Pesanggrahan, dilakukannya pertemuan koordinasi rutin antara sesama pengurus baik dari DPD maupun DPK sebagai utusan. Sehingga agenda/kegiatan yang akan dilaksanakan dapat terlapor, dievaluasi dan di diskusikan secara bersama.
2. (P)
: Bagaimana
kedudukan
dan
keikutsertaan
DPK
BKPRMI Pesanggrahan di keanggotaan DPD BKPRMI Jakarta Selatan ? (N)
: Pada dasarnya konteks disetiap kecamatan sudah ada dan kedudukannya berada dibawah kontrol DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Setiap agenda dan kegiatan yang akan dan telah dilaksanakan seluruhnya dievaluasi dan terlapor kepada DPD BKPRMI. Inilah wujud satu kesatuan koordinasi dan fungsi roda organisasi.
3. (P)
: Bagaimana peran serta DPD BKPRMI Jakarta Selatan terhadap pembinaan dan pengembangan manajemen
pada kegiatan, terutama kegiatan dakwah yang ada di DPK BKPRMI Pesanggrahan ? (N)
: Dalam hal pembinaan dan pengembangan manajemen, DPD BKPRMI Jakarta Selatan selalu mengadakan pelatihan
tentang
Kepemimpinan.
Manajemen Hal
ini
Organisasi dilakukan
dan guna
mengembangkan jaringan dan meningkatkan kualitas SDM yang ada di DPK dan Remaja Masjid yang menjadi anggota. Tentu saja kegiatan ini merupakan yang sangat penting karena dapat membina para anggota organisasi sadar akan penggunaan manajemen di setiap lini kegiatan terutama kegiatan dakwah yang terus di agendakan.
Ketum DPK BKPRMI Pesanggrahan
Andika Abdullah
WAWANCARA Nama
: Rizal Wahyudi
Jabatan
: Ketua Umum Remaja Masjid Jami’ At Taqwa
Lokasi Wawancara : Masjid At Taqwa, Ulujami Raya no. 25a Jakarta Selatan Waktu Wawancara : 8 Oktober 2014 1. Pewawancara (P)
: Apa yang melatarbelakangi Remaja Masjid At Taqwa bergabung ke dalam anggota DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
Narasumber (N)
: Bergabungnya Remaja Masjid At Taqwa ke dalam anggota DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentu ingin menggabungkan tujuan yang ada yaitu menumbuh kembangkan pemuda Islam melalui organisasi berbasis masjid dan menjadikan masyarakat muslim menjadi masyarakat yang madani. Menjalin ukhuwah Islamiyah yang berkekuatan dari para remaja/pemuda muslim demi tercapainya tujuan dakwah yang diinginkan. Koordinasi ini tentu menjadi sangat berdampak positif bagi
peningkatan
efektifitas
dakwah
Islam
dan
efektifitas dalam bidang manajemen di kalangan pemuda Islam/remaja masjid. 2. (P)
: Sejauhmana dampak positif yang diperoleh Remaja Masjid At Taqwa di keikutsertaannya dalam DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
(N)
: Dampak yang diperoleh tentu adalah silaturahmi yang sangat besar, dalam hal ini mampu mengenal dari setiap anggota yang ada dan saling bertukar pikiran untuk lebih memajukan pemuda Islam. Dan mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat serta mampu belajar
berorganisasi dan bermanajemen secara lebih baik dalam setiap melaksanakan kegiatan dakwah yang telah di agendakan.
Ketum Remaja Masjid At Taqwa
Rizal Wahyudi
Setelah wawancara oleh Andri Anas dampak (Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan)
Kegiatan sosialisasi terhadap negatif pada Narkoba dan Sex bebas untuk para remaja serta masyarakat umum
Kegiatan manasik haji yang dilakukan LPPTKA DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Kegiatan pembinaan pengurus BKPRMI Jakarta Selatan
Kegiatan pesantren ramadhan Pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Silaturahmi kepada Dewan Kecamatan BKPRMI Jakarta Selatan