POLA KERJASAMA REGIONAL UNTUK PENGEMBANGAN INDUSTRI DI DAERAH
Disampaikan oleh DEDI MULYADI Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Pada RAKER Departemen Perindustrian Perind strian Makassar, 25 – 28 Maret 2008
LATAR BELAKANG ¾
Pembangunan wilayah (regional) di Indonesia merupakan fungsi dari potensi berbagai sumber daya (al. SDA, SDM, Investasi, Infrastruktur, Investasi teknologi)
¾
Pendekatan regional, potensi sumber daya dilihat dari sudut pandang wilayah ekonomi tidak dihalangi oleh batas administratif kabupaten/kota
¾
Pendekatan sektoral top top--down : kegiatan usaha yang dikelompokkan menurut jenisnya ke dalam sektor atau sub sektor dalam persepsi yang sama Î fokus p pembangunan g sektor-sektor daerah merupakan sektorp turunan dari fokus dan kebijakan pemerintah pusat
¾
¾
Pendekatan pembangunan regional merupakan transisi dari beralihnya fokus pembangunan nasional dari pendekatan sektoral (lingkup nasional) Î pendekatan yang lebih sempit (pendekatan lokal)
¾
Pemerintah pusat memfasilitasi daerah agar fokus pengembangan industri di daerah didasarkan atas potensi
TUJUAN PEMBANGUNAN INDUSTRI REGIONAL Meningkatkan daya saing daerah dan memberikan dampak dalam meningkatkan : • Penyerapan Tenaga Kerja • Investasi • Pendapatan Masyarakat Lokal
KONSEP PENGEMBANGAN INDUSTRI REGIONAL Kerjasama Regional (Regional Networking)
Pendekatan : •Budaya/Potensi •Rantai R t i Nil Nilaii •Kedekatan Daerah
Kompetensi Inti Daerah
Potensi Daerah
Kelembagaan Kerjasama j Regional g
Forum/Kerjasama
Analisis Situasi : • Tempat/Lokasi & Potensi • Iklim Kompetisi • Pasar • Citra • Kekuatan & Kelemahan Berkompetisi
Produk Unggulan Daerah Kompetensi Inti Daerah
Model M d lK Kerjasama j dalam Pengembangan Ekonomi Daerah
Marketing Regional
Arsitek Strategi Pengembangan Kompetensi Inti Daerah
Implementasi Strategi Kelembagaan •Kompetensi Inti D Daerah h •Mekanisme & Prosedur Pengembangan SDM
Iklim dan Daya Tarik Investasi
Profil Daerah di Pasar •Visi & Orientasi •Target & Sub Target •Posisi Pasar
Strategi Pemasaran • Membangun Profil Kompetensi Inti Region yang Unik • Memilih dan Memasuki Pasar
Implementasi
Sifat utama pembangunan yang berorientasi pada basis industri regional : ¾ menekankan
pada kebijakan pemberdayaan masyarakat lokal yang memanfaatkan potensi SDM lokal, SD institusional lokal, SD fisik lokal, dan SDA yang dimiliki daerah
Konsep dasar pembangunan industri regional adalah melalui penciptaan “kompetensi inti industri daerah” yang ditunjang oleh :
Kemampuan marketing regional • Pembangunan g jejaring j j g antar daerah •
KOMPETENSI INTI ¾
Definisi : kumpulan yang terintegrasi dari serangkaian keahlian dan teknologi yang merupakan akumulasi dari pembelajaran, yang akan bermanfaat bagi keberhasilan bersaing suatu bisnis
¾
Kriteria : - memberikan akses potensial pada beragam pasar - mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi pelanggan produk akhir - unik sehingga sulit ditiru oleh pesaing
PROSES PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI • • • • • • • • •
Merumuskan peranperan-peran stakeholder M Menyusun dan d menentukan t k Visi, Vi i Misi Mi i dan d Tujuan T j Melakukan Analisis Lingkungan Melakukan Analisis Kondisi Sumberdaya Melakukan Analisis di level industri dan kompetisi Melakukan Analisis Pemasaran Melakukan Analisis Kebijakan Mengumpulkan pendapat terhadap strategi umum Menyusun y Target, g , Strategi, g , Rencana Tindak,, Kerangka g Pengembangan dan Penentuan Lokasi Pengembangan
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
(pemahaman dalam perspektif ekonomi regional) Kemampuan p suatu daerah untuk menarik investasi dari luar daerahnya, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing, untuk memfasilitasi aktivitas perekonomian yang menghasilkan nilai tambah.
Manfaat Kompetensi p Inti Industri Daerah a. b b. c.
Pembinaan lebih fokus, efisien dan efektif sesuai ses ai dengan ke keunggulan ngg lan daerah Meningkatkan daya saing di suatu daerah Meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah
Tahapan Penentuan Kompetensi Inti Kondisi -Potensi Potensi -Permasalahan -Tantangan
Kompetensi Inti
Sektor dan Subsektor Andalan Daerah
Produk Unggulan
Produk Unggulan Prioritas
Rantai Nilai
Strategi Pengembangan Kompetensi Inti
Rencana Tindak
LANGKAH--LANGKAH PEMDA LANGKAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH • • • • •
Menganalisis indikator kompetensi inti Merumuskan kompetensi inti M Menyusun tahapan t h dan d strategi t t i Pengembangan P b Membuat road map pengembangan Membentuk kelembagaan
MEKANISME KERJASAMA PUSAT DAN DAERAH DALAM PENGEMBANGAN INDUSTRI
dilakukan melalui Pendekatan Top Top-down dan Bottom Bottom--up untuk membuka peluang terjadinya sinergi antara perencanaan pusatt dan d daerah. d daerah h. ¾ Mengakomodasikan berbagai dimensi perencanaan, menyediakan tahapan proses argumentasi antara pusat dan daerah untuk penyempurnaan, dan melakukan l k k evaluasi. evaluasi l i. ¾ Dapat
RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang) 2005-2025
SIKLUS PERENCANAAN TOP-DOWN BOTTOM-UP
KPIN (Kebijakan Pembangunan Industri Nasional) Kebijakan (Rencana Strategis/ Ren-cana Jangka Panjang) Pembangunan Industri Nasional
Pendekatan Top-Down : x32 jenis Industri Prioritas xPembangunan dengan pendekatan klaster
1c
3
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan disampaikan ke Daerah-daerah
4
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievalu-asi dan dikomentari Daerah-daerah sesuai kondisi /posisi pembangun pembangun-an an Industri masing-masing masing masing Daerah
5
6
B
Kondisi/Pencapaian Aktual Pembangunan Industri Nasional pada Tahun tertentu
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)
1b
1a
2
17 xKondisi/Pencapaian Aktual Pembangun-an Industri Daerah p pada Tahun tertentu xStrategi Pembangunan Industri Daerah yang arahnya berbeda dari KPIN
Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan dievalua-si/direvisi oleh Pusat sesuai komen-tar Daerah-daerah
Revisi Kebijakan (Rencana) Pembangunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu)
A
C
Kalender Waktu Perencanaa n (1 tahun)
18
B
A
C
Revisi Kebijakan (Rencana) Pemba-ngunan Industri Nasional Tahunan (untuk Tahun tertentu) disampaikan ke Daerah-daerah
TIDAK
7
Disetujui Daerah ?
YA Daerah membuat Usulan Perencana an Pembangunan Industri Tahunan Daerah
12
Kriteria Kesesuaian dengan:-Pendekatan Top-Down -Pendekatan Bottom-Up (Kompetensi Inti Daerah) -Sinergi Sinergi Pusat-Daerah Pusat Daerah -Sinergi Antar Wilayah/Daerah -Ketersediaan/prioritas Anggaran -Keterkaitan/kesinambung-an Logis dengan Program/ Proyek sebelumnya -Kriteria-kriteria Perencanaan -Performansi Daerah sebelumnya dalam pelaksanaan Program/Proyek -Dll
8
Usulan Perencanaan Pembangunan Industri T h Tahunan Daerah D h diajukan di j k kke P Pusatt
9 18
Evaluasi oleh Pusat untuk menetap-kan Program/Proyek yang bisa dise tujui Negosiasi Pusat dan Daerah -Negosiasi
10
Daftar Program/Proyek Daerah yang bisa disetujui
11 Masukan untuk Kebijak an Pembangunan Industri Daerah dan Nasional Tahun berikutnya
Pelaksanaan Program/Proyek oleh Daerah
13 Monitoring dan Evaluasi Pelaksana-an Program/Proyek (oleh Daerah)
16 14
Monitoring M i i d dan E Evaluasi l iP Pelaksana-an l k Program/Proyek (secara Nasional)
15
Kalender Waktu Perenca naan (1 tahun)
Kerjasama j Antar Daerah ¾
Sebelum otonomi daerah, sistem pemerintah mengg n k n pendekatan menggunakan pendek t n : Top - down Pusat mengendalikan kerjasama antar daerah. daerah.
¾
Mekanisme k perencanaan pembangunan b secara formal (kebijakan dan regulasi) Î koordinasi pelaksanaan dilakukan direktif (struktural--hirarkis) oleh instansi atasnya (struktural Î koordinasi pelaksanaan dilakukan secara afirmatif oleh l h instansi i t i bawahnya b h
Landasan a da a Hukum u u Kerjasama ja a a Antar Daerah UU No No.. 22 Tahun 1999 disempurnakan UU No No.. 32 Tahun T h 2004 tentang t t Pemerintah P i t h Daerah, D h y Bab IX,, p pasal 78 : khususnya “Pemerintah Daerah dapat melakukan k j kerjasama d dengan pihak ih k lain l i atas dasar d prinsip i i saling menguntungkan.. menguntungkan Daerah yang bekerjasama dapat menuangkan Kesepakatan melalui l l i Surat S t Keputusan K t B Bersama” ”
TIGA PENDEKATAN DAERAH DALAM MEMBANGUN KERJASAMA 1.Kerjasama wilayah
yang dijalin atas dasar kedekatan
2. Kerjasama yang diwujudkan melalui pendekatan
budaya/potensi
3. Kerjasama yang diwujudkan melalui pendekatan
rantai nilai
REGIONAL MARKETING ¾
¾
Caranya : Membentuk KESATUAN, terdiri dari beberapa Kabupaten dan Kota Î pemda dapat meningkatkan prospek Kabupaten atau Kota pada pasar secara bersama-sama. bersamaTujuan j : a. memperbaiki posisi daya saing industri pada sasaran yang spesifik b. meningkatkan daya saing suatu wilayah dan memperkuat identitas regional
P Proses T Terbentuknya b t k R Regional i l Marketing M k ti
Kabupaten dan Kota Bekerjasama
Proses Terbentuknya y Regional Marketing
Kabupaten dan Kota Bekerjasama melaksanakan Manajemen Regional
Proses o Terbentuknya b u ya Regional Marketing
Kabupaten dan Kota Memasarkan Diri Mereka sebagai Satu Regional
Diagram g Alir Regional g Marketing g
LANGKAH--LANGKAH LANGKAH MENGEMBANGKAN REGIONAL MARKETING ¾ ¾ ¾
¾
Langkah 1 : Analisis Situasi Langkah 2 : Profil Daerah di Pasar Langkah 3 : Strategi Pemasaran Melalui pendekatan Quality Leader gy Price Leader Strategy, gy Strategy, Product Diversification L Langkah k h 4 : IImplementasi l t i
Contoh : Kerjasama antar daerah dalam membangun K Kompetensi t i Inti I ti industri i d tid daerah hd dan kl klaster t Pendekatan KOTA PALU Pendekatan KAB. CIREBON C O Potensi/Kedekatan Rantai Nilai KompetensiInti : KompetensiInti : Wilayah KABUPATEN KABUPATEN DONGGALA DONGGALA ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI KABUPATEN PARIGI ROTAN ASALAN
PENGOLAHAN MEUBEL ROTAN
KOMPETENSI INTI INDUSTRI DAERAH
KELEMBAGAAN PETANI KABUPATEN KABUPATEN POSO ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI
PEMASARAN REGIONAL
DESAIN MEUBEL Aliansi ROTAN
PASAR EKSPOR Pendekatan Potensi
Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
KOTA/KABUPATEN Gorontalo,, Kendari, Makassar,, Kendari, K ti Katingan, K Konawe, dll dll.
- ROTAN ASALAN KABUPATEN KABUPATEN MOROWALI
ROTAN ASALAN KELEMBAGAAN PETANI
KLASTER INDUSTRI
- ROTAN SETENGAH JADI
•Peta Panduan Pengambangan Industri Mebel Rotan •Pengembangan Pusat Desain Mebel Rotan •Pembentukan Working Group •Membangun •Pengembangan kerjasamapabrikkolaborasi … dan produk kerjasama antar anggora klaster
PENUTUP K b Kabupaten/Kota t /K t masingmasing i -masing i bersaing dan harus melakukan Sinergi satu sama lain