UNIVERSITAS INDONESIA
PILOT PROGRAM DRAMA KOMEDI TELEVISI “INDEKOST”
TUGAS KARYA AKHIR
DERRY ANUGRAH PUTRANTO 1006710571
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI PROGRAM SARJANA PARALEL UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JULI 2014
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PILOT PROGRAM DRAMA KOMEDI TELEVISI “INDEKOST”
TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
DERRY ANUGRAH PUTRANTO 1006710571
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK INDUSTRI KREATIF PENYIARAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JULI 2014
!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Tugas Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama NPM Tanda Tangan
: Derry Anugrah Putranto : 1006710571 :
Tanggal
: 4 Juli 2014
ii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas Karya Akhir ini diajukan oleh : Nama : Derry Anugrah Putranto NPM : 1006710571 Program Studi : Ilmu Komunikasi – Industri Kreatif Penyiaran Judul Tugas Karya Akhir : Pilot Program Drama Komedi Televisi “Indekost”
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program S1 Departemen Ilmu komunikasi Peminatan Industri Kreatif Penyiaran Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI Pembimbing : Sri Esti Tri Wandari, M.A.
(...................................)
Penguji
(...................................)
: Afgiansyah, M.Comn.
Ketua Sidang : Whisnu Triwibowo, S.Sos., M.A. (..................................)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 4 Juli 2014
iii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
KATA PENGANTAR Pertemanan merupakan salah satu hal terpenting yang patut dijaga oleh seseorang, karena pada intinya manusia tidak bisa hidup tanpa orang lain. Kegemaran penulis terhadap program drama komedi menjadi salah satu alasan utama penulis membuat Tugas Karya Akhir “Indekost”.
Penulis menyadari
bahwa hal-hal yang dihadapi dalam masa kuliah merupakan hal yang menarik untuk dibagi kepada khalayak. Tugas Karya Akhir ini dibuat sebagai syarat kelulusan penulis dari jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UI dengan mengaplikasikan semua hal yang telah penulis pelajari selama masa perkuliahan, dengan ini penulis mempersembahkan sebuah karya yang belum pernah ada sebelumnya di dunia industri televisi Indonesia. Tayangan mengenai tiga sekawan dengan beda latar belakang menghadapi masamasa sulit kuliah dengan nilai-nilai solidaritas tertanam di dalamnya. Suatu pengalaman yang sangat berharga bagi penulis untuk dapat menyelesaikan Tugas Karya Akhir ini. Penulis sadar bahwa karya penulis masih jauh dari kata sempurna, namun penulis sangat berharap bahwa karya ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Jakarta, 4 Juli 2014 Penulis
iv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Karya Akhir yang berjudul “Pilot Program Drama Komedi Televisi ‘Indekost’” sebagai persyaratan untuk meraih gelar sarjana dan menyelesaikan kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi Program Sarjana Paralel, Universitas Indonesia. Tidak lupa penulis ucapkan termakasih kepada pihak-pihak yang berperan besar dalam pelaksanaan Tugas Akhir Penulis ini yaitu kepada: 1. Dr. Pinckey Triputra, M.Sc., selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI. 2. Whisnu Triwibowo, S.Sos., M.A., selaku ketua program S1 Paralel Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI. 3. Sri Esti Tri Wandari, M.A., selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak sekali bantuan kepada penulis. 4. Kedua orang tua dan kakak penulis, Sri Manon Suryanto, Bsc., Drs. Hermin Suryanto, M.M., dan Daisy Rahmawati S.E., M.M., bantuan doa dan semangat dari mereka, penulis tidak akan mampu menyelesaikan karya ini. 5. Nenek penulis, Siti Bastari, yang selalu memberikan nasihat-nasihat membangun kepada penulis. 6. Resti Ghina Ulfah, yang selalu memberikan semangat kepada penulis, selalu mengingatkan penulis untuk melanjutkan pengerjaan karya, detail-detail yang tidak boleh terlewatkan, sabar dan tulus menemani penulis dari awal hingga akhir. 7. Arcana Production, tim yang selalu membantu penulis dalam eksekusi karya dan penulisan naskah, tanpa patah semangat. 8. Para talent penulis, Argo, Zayo, Raka, Isa, Mamad, Cola, Fia, Coki, dengan segala pengertian kalian yang mau shooting dari pagi sampe malem, videonya bisa selesai. 9. Dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih banyak. v!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama
: Derry Anugrah Putranto
NPM
: 1006710571
Program Studi
: Industri Kreatif Penyiaran
Departemen
: Ilmu Komunikasi
Fakultas
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jenis Karya
: Tugas Karya Akhir
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk diberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltiFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Pilot Program Drama Komedi Televisi ‘Indekost’” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini
Universitas
Indonesia
berhak
menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di : Jakarta Pada tanggal: 4 Juli 2014 Yang menyatakan
(Derry Anugrah Putranto) vi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
RINGKASAN EKSEKUTIF BAGIAN
1
Analisis Program drama dan komedi sangat diminati oleh
Situasi
masyarakat, terutama sinetron dan komedi slapstick. Dengan ini penulis menginginkan untuk membuat karya yang berbeda, yaitu jenis program sitkom. Program sitkom yang penulis buat akan membidik SES A-B, dengan isi cerita serta kualitas yang lebih baik dari program yang terlebih dahulu tayang.
BAGIAN
2
dan
Manfaat Manfaat utama pengembangan pilot adalah untuk Tujuan memberikan
Pengembangan Pilot
program
hiburan
alternatif
bagi
masyarakat yang sudah jenuh dengan sinetron, dan juga untuk mengubah kebiasaan menonton komedi slapstick. Tujuan utama pengembangan pilot selain menyediakan program baru yang menghibur dan berkualitas, adalah untuk menanamkan nilai-nilai solidaritas antara pertemanan dalam kehidupan sosial.
BAGIAN 3 Pilot yang Episode pilot yang dikembangkan adalah jenis program Dikembangkan
sitkom
yang
berjudul
“Indekost”.
Program
ini
menceritakan tiga sekawan yang hidup dalam satu kosan dengan latar masing-masing yang berbeda, menghadapi permasalahan kehidupan pribadi dan kuliah penuh dengan tantangan. BAGIAN 4 Evaluasi
Pre-test media dilakukan dengan mengolah data Nielsen, wawancara pakar media dan melakukan FGD kepada 18 khalayak sasaran.
BAGIAN 5 Anggaran
Anggaran yang digunakan dalam pembuatan episode pilot sebesar Rp. 1.675.000,-. Rencana anggaran produksi penerbitan media untuk satu episode adalah sebesar Rp. 150.145.000,-. Sementara anggaran untuk rencana evaluasi episode pilot adalah sebesar Rp. 640.000,-. vii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
EXECUTIVE SUMMARY PART
1
Situation Drama and comedy are the most popular genres among
Analysis
Indonesian television viewers, especially soap operas and slapstick comedy. With regard to the statement above, the writer wishes to create and produce a different kind of program, namely the sitcom. The sitcom that the writer is going to make is targeted towards an A and B socioeconomic audience (SES) A and B, as it will have better content and quality than previous comedy programs.
PART 2 Benefits and The main benefit of developing this pilot episode is to Goals of
Developing provide an alternative entertainment program for
The Pilot Episode
viewers already saturated with soap operas, and alter their habit of watching slapstick comedy. Aside from providing quality entertainment, the purpose of the program is to instill the viewers with the values of solidarity in society.
PART 3 Development As was noted earlier from its developed pilot episode, of The Pilot Episode
the genre of the show “Indekost” is that of a sitcom. This program recounts the story about three freshmen who became friends and live in the same college dorm with classmates from various backgrounds. The show recounts how the challenges of college and life in general
PART 4 Evaluation
The pre-test was conducted using data from Nielsen and media expert interviews. We also based the pretest on a focus group discussion with 18 people.
BAGIAN 5 Budget
Development of the pilot episode costs Rp. 1.675.000,. the media publishing plan costs Rp. 150.145.000,-. per episode, whereas the pilot episode evaluation plan costs Rp. 640.000,-. viii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................. ii! HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii! KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv! UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. v! HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................. vi! RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................. vii! EXECUTIVE SUMMARY .................................................................................. viii! DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix! DAFTAR TABEL................................................................................................. xi! DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii! DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii! BAGIAN SATU Analisis Situasi .......................................................................... 1! 1.1! Latar Belakang .......................................................................................... 1! 1.1.1! Tayangan Program Drama di Indonesia ............................................ 1! 1.1.2! Drama Komedi .................................................................................. 3! 1.1.3! Fenomena Komedi Slapstick di Indonesia ........................................ 3! 1.2! Hasil Riset ................................................................................................. 5! 1.2.1! Tingginya Tayangan Drama di Indonesia ......................................... 5! 1.2.2! Kebutuhan dan Ketersediaan Program Serial di Indonesia ............... 6! 1.2.3! Opini Pakar Mengenai Konsep Tayangan “Indekost” ...................... 7! 1.3! Pernyataan Kebutuhan .............................................................................. 7! BAGIAN DUA Manfaat dan Tujuan Pengembangan Pilot .............................. 9! 2.1! Manfaat ..................................................................................................... 9! 2.1.1! Manfaat Bagi Khalayak..................................................................... 9! 2.1.2! Manfaat Bagi Pengelola .................................................................... 9! 2.2! Tujuan ..................................................................................................... 10! BAGIAN TIGA Pilot yang Dikembangkan ...................................................... 11! 3.1! Program yang Diusulkan......................................................................... 11! 3.2! Stasiun Televisi ....................................................................................... 11! 3.3! Khalayak sasaran .................................................................................... 12! 3.3.1! Geografis ......................................................................................... 12! 3.3.2! Demografis ...................................................................................... 13! 3.3.3! Aspek Status Sosial Ekonomi ......................................................... 14! 3.3.4! Aspek Psikografis............................................................................ 14! 3.4! Analisis SWOT ....................................................................................... 15! 3.4.1! Strength / Kekuatan ......................................................................... 15! 3.4.2! Weakness / Kelemahan .................................................................... 15! 3.4.3! Opportunity / Peluang ..................................................................... 15! 3.4.4! Threat / Ancaman ............................................................................ 16! 3.5! Posisi dan Diferensiasi Produk ............................................................... 16! 3.6! Nama atau Judul Program yang Diusulkan ............................................. 17! 3.7! Sinopsis ................................................................................................... 17! 3.8! Treatment ................................................................................................ 19! 3.9! Usulan Waktu Tayang............................................................................. 19! ix!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
3.10! Durasi .................................................................................................. 21! 3.11! Format Program .................................................................................. 21! 3.12! Konsep Program ................................................................................. 22! 3.13! Rundown ............................................................................................. 25! 3.14! Kerabat Kerja yang Dibutuhkan ......................................................... 25! 3.15! Peralatan Produksi .............................................................................. 27! 3.16! Lokasi Shooting .................................................................................. 28! BAGIAN EMPAT Evaluasi ................................................................................ 29! 4.1! Rencana Media Pra-Uji (Pre-Test) ......................................................... 29! 4.1.1! Metode Media Pre-test .................................................................... 29! 4.1.2! Waktu Media Pre-Test .................................................................... 31! 4.1.3! Materi Media Pre-test ..................................................................... 31! 4.1.4! Instrumen Media Pre-test ................................................................ 31! 4.2! Rencana Evaluasi .................................................................................... 31! 4.2.1! Metode Evaluasi .............................................................................. 32! 4.2.2! Waktu Evaluasi ............................................................................... 32! 4.2.3! Materi Evaluasi ............................................................................... 32! 4.2.4! Instrumen Evaluasi .......................................................................... 33! BAGIAN LIMA Anggaran ................................................................................. 34! 5.1! Anggaran Pembuatan Pilot ..................................................................... 34! 5.2! Rencana Anggaran Penerbitan Media ..................................................... 34! 5.3! Prakiraan Pendapatan .............................................................................. 37! 5.3.1! Peluang Pemasukan Iklan ............................................................... 37! 5.3.2! Penjualan Program .......................................................................... 38! 5.4! Rencana Anggaran Evaluasi ................................................................... 38! DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39!
x!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tabel 1.2 Tabel 1.3 Tabel 1.4 Tabel 1.5 Tabel 1.6
Rentang SES 2013............................................................. 14 Anggaran Pembuatan Pilot............................................... 33 Anggaran Rencana Penerbitan Media............................... 34 Kategori Peluang Pemasukan Iklan ................................. 36 Pendapatan Berdasarkan Peluang Pemasukan Iklan......... 36 Anggaran Evaluasi Pilot.................................................... 37
xi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
DAFTAR GAMBAR Diagram 1.1 Diagram 1.2 Diagram 1.3 Diagram 1.4 Diagram 1.5 Diagram 1.6
Top Program All Channel Week 1417................................ 5 Analisis Demand & Supply Program ................................. 6 Rata-rata Jam Menonton Remaja Periode Sept-Okt’10 ....13 Rata-rata Jam Menonton Khalayak Televisi Asia Pasifik..22 Three Act Structure Episode Pilot .....................................23 Dramatic Curve Season Satu ............................................23
xii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Naskah Episode Pilot Program “Indekost”
Lampiran 2
Rancangan Episode 2-13 Program “Indekost”
Lampiran 3
Treatment Episode Pilot Program “Indekost”
Lampiran 4
Rate Card Kompas TV May 2014
Lampiran 5
Transkrip Wawancara Pakar 1
Lampiran 6
Transkrip Wawancara Pakar 2
xiii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
! !
BAGIAN SATU Analisis Situasi 1.1
Latar Belakang 1.1.1 Tayangan Program Drama di Indonesia “Si·net·ron” atau “sinétron” adalah film yg dibuat khusus untuk penayangan di media elektronik, seperti televisi (KBBI, 2014). Di Indonesia, sinetron sudah mulai dikenal sejak tahun 1989, di mana pada saat itu terdapat sebuah sinetron berjudul “Jendela Rumah Kita”, kemudian pada tahun 1994 juga terkenal dengan sinetron “Si Doel Anak Sekolahan” yang sangat dikenal nilai kekeluargaannya. Meskipun dengan cerita sederhana, namun dikelola sedemikian rupa sehingga jalan cerita tidak berlebihan. Berbeda dengan sinetron zaman sekarang yang memaparkan unsur amarah dan dendam. Menurut Ibu Duta Prameswari, senior kreatif Kompas TV, yang sudah memiliki pengalaman banyak membuat program drama, Ibu Duta menyebutkan bahwa banyak perdebatan mengenai kenapa sinetron sekarang ini seperti itu, umumnya dikarenakan tontonan seperti itu yang banyak ditonton oleh khalayak. Hal ini membuat stasiun televisi mengejar segmen dramanya, untuk dapat bersaing dengan stasiun televisi lain, sehingga apapun akan dilakukan, yang pada akhirnya menghasilkan tayangan drama yang tidak berkualitas. Hal tersebut disebabkan oleh sistem produksi yang digunakan oleh production house di Indonesia pada umumnya, yaitu sistem kejar tayang. Sistem kejar tayang merupakan praktik produksi program, mulai dari praproduksi hingga paska-produksi, yang dilakukan dalam jangka waktu yang singkat. Jika dibandingkan dengan rumah produksi di luar negeri, sistem yang digunakan adalah sistem serial. Dalam sistem serial, program tersebut akan diproduksi dalam satu seri, yang di dalamnya bisa berjumlah 6, 13, 24 episode, kemudian setelah selesai diproduksi dalam satu seri program, baru akan ditayangkan di televisi. Dalam kata singkat, sistem produksi program di Indonesia harus diperbaiki, tidak lagi mendahulukan keuntungan, tetapi mendahulukan kualitas. 1! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
2! !
Tayangan dengan unsur kedengkian, kebencian dan kekerasan yang dipaparkan secara langsung tentu memiliki efek bagi masyarakat yang menontonnya. Meskipun agama atau pendidikan sebelumnya telah berpengaruh besar pada tren sosial dan adat istiadat, namun sekarang ini, televisilah yang merupakan sumber gambaran paling luas dan paling berpengaruh dalam hidup. Sehingga, televisi merupakan gambaran dari lingkungan umum kehidupan masyarakat (Gerbner, et.al, 1986) Misalnya, pada contoh kasus yang terjadi pada tahun 2012, seorang ada balita yang meninggal di kamar ibunya setelah menyayat pergelangan tangannya dengan benda tajam. Hal tersebut dilakukan karena keinginannya tak dipenuhi oleh orangtuanya, setelah diselidiki lebih lanjut dengan menanyakan kepada para orangtua korban yang menjalani konseling di Komnas PA tentang kebiasaan hidup anaknya sehari-hari, ternyata balita sering menonton tayangan kekerasan di televisi lewat sinetron, berita atau rekonstruksi kasus pembunuhan (Aris Sirait, Ketua Komnas PA, 2012). Ini merupakan salah satu contoh kasus yang terungkap media. Melihat kasus tersebut, penulis terinspirasi untuk membuat sebuah program drama yang lebih memiliki bobot serta kualitas, dengan alur cerita yang memiliki nilai-nilai positif bagi khalayak yang menontonnya. Penulis terinspirasi dengan program-program komedi seperti “Modern Family”1, “The Big Bang Theory”2, dan juga salah satu program komedi situasi Indonesia yang cukup sukses yaitu “Office Boy”3. Sudah terbukti bahwa acara-acara tersebut dapat dapat meraih kesuksesan, dan memenangkan banyak penghargaan “Golden Globe Awards”, tanpa harus memaparkan kebencian, kedengkian, dan kekerasan secara langsung seperti tayangan sinetron Indonesia pada umumnya.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 1
!Stasiun!Televisi!ABC.!Tayang!24!September!2009!–!Sekarang.! !Stasiun!Televisi!CBS.!Tayang!23!September!2007!–!Sekarang.! 3 !Stasiun!Televisi!RCTI.!Tayang!Pada!Tahun!2006G2008.! 2
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
3! !
1.1.2 Drama Komedi Drama komedi, disebut juga sebagai dramedy, tragicomedi, comedic drama, atau seriocomedy, merupakan genre dari pertunjukan teater, film, dan acara televisi yang mengkombinasi elemen komedi dan drama, yang di dalamnya memiliki konten serius dan humoris (Baum, et.al, 2001). Sementara itu, situasi komedi adalah serial humoris dengan menggunakan pemain yang sama dan akan terlibat kedalam situasi-situasi yang tidak biasa, seperti kejadian yang memalukan atau kesalahpahaman (British Comedy Guide, 2014). Situasi komedi merupakan salah satu jenis contoh program drama komedi. Penjelasan mengenai drama komedi dan komedi situasi kemudian ditambahkan oleh Ibu Duta, Ibu Duta menyebutkan bahwa potensi drama komedi di tahun 90an, itu cukup baik, dalam arti penonton baik, semua menonton, seperti contohnya adalah “Lika Liku Laki-laki” dam “Jin dan Jun”, kedua tayangan tersebut merupaka salah satu contoh sitkom yang cukup terkenal. Permasalahannya sederhana, pemainnya adalah Lydia Kandau, Jimmy Gideon, dkk. Mereka tidak memiliki latar tempat di manapun, hanya di rumah, tapi selalu ada masalah yang muncul di antara mereka, konflik pun hanya berputar di situ saja, hal inilah yang Ibu Duta definisikan sebagai drama situasi komedi. Ibu Duta juga menambahkan, jika dilihat potensi untuk tayangantayangan seperti itu, cukup sekali potensinya, mungkin karena dahulu sinetron tayang hanya seminggu sekali, sementara sekarang stripping setiap hari. Itu yang mungkin membuat bedanya drama sitkom Indonesia dengan sitkom luar negeri. Pasti bisa dilihat seperti apa hebohnya “Opera Van Java”, itu adalah komedi slapstick.
1.1.3
Fenomena Komedi Slapstick di Indonesia Menurut situs The Free Dictionary, arti kata dari slapstick atau
physical comedy adalah jenis komedi fisik yang mencakup tiga hal utama yaitu derita, celaka, dan aniaya. Program yang menganut komedi slapstick di Indonesia contohnya adalah “Opera Van Java”, “Extravaganza”, dan Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
4! !
“Akhirnya Datang Juga”. Program-program komedi tersebut merupakan program komedi ringan yang mudah dicerna, dan mengedepankan unsur kekerasan. “Opera Van Java” (OVJ) mampu bertahan hingga lima tahun tayang pada dunia industri televisi Indonesia. Rating dan share dari OVJ secara jelas menunjukkan betapa tingginya antusiasme masyarakat menonton program tersebut. Berdasarkan data dari AGB Nielsen (2012), OVJ pun masuk dalam peringkat 20 teratas program televisi Indonesia, bahkan hingga mampu menggeser dominasi sinetron Indonesia yang sulit dikalahkan sejak lama. Tentunya, program komedi seperti ini akan membiasakan khalayak Indonesia untuk menonton komedi yang disampaikan secara langsung, tanpa perlu usaha tertentu untuk mengerti apa yang ingin disampaikan pembuat konten. Jika dibandingkan dengan tayangan komedi di luar negeri yang terkenal seperti “Modern Family”, dan juga tayangan komedi situasi yang pernah sukses di Indonesia yaitu “Office Boy”,
terasa perbedaan cara
penyampaian komedinya. “Modern Family” menganut komedi yang dinamakan sitkom, atau kependekan dari situasi komedi. Menurut Savorelli (2010), definisi dari situasi komedi itu sendiri adalah serial radio atau televisi yang melibatkan karakter secara berkelanjutan dalam rangkaian episode. Biasanya para pemain memiliki latar belakang karakter atau sifat yang berbeda-beda, yang kemudian tinggal dalam satu lingkungan bersama seperti apartemen atau tempat kerja. Hal ini kemudian ditambahkan oleh Ibu Duta, di mana Ibu Duta mendefinisikan situasi komedi sebagai sebuah situasi drama yang berisi komedi, di mana unsur komedi itu sendiri muncul karena situasi yang timbul akibat percakapan antar karakter dalam sebuah adegan. Ibu Duta pun juga mengemukakan bahwa tren drama komedi televisi di Indonesia dan luar negeri berbeda. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan komedi-komedi slapstick seperti OVJ, sementara di luar negeri lebih kepada sitkom yang mengandalkan dialog atau percakapan untuk menegaskan unsur komedinya. Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
5! !
1.2
Hasil Riset Tingginya minat khalayak terhadap program drama dan komedi
menginspirasi penulis untuk membuat program televisi bergenre drama komedi. Untuk mendukung ide yang telah dimiliki, penulis melakukan riset. Riset yang dilakukan oleh penulis dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan wawancara pakar dan analisis data Nielsen. 1.2.1 Tingginya Tayangan Drama di Indonesia
Diagram 1.1 Top Program All Channel Week 1417
Sumber: AGB Nielsen, 2014
Berdasarkan data diagram di atas, terlihat dari peringkat tiga program tertinggi seluruh stasiun televisi nasional periode 20 -26 April 2014, pada nomer satu merupakan jenis program drama. Menurut Ibu Herny Mulyani, Manajer Produksi ANTV (2014), yang telah memiliki banyak pengalaman sebagai seorang produser, Ibu Herny menyebutkan bahwa apapun jenis program yang berada pada tingkat tiga teratas, dipastikan bahwa program tersebut mengandung unsur drama. Hal ini didukung oleh data diagram di atas, nomor dua diduduki oleh “Junior Masterchef”, di mana program tersebut juga mengandung unsur drama. Drama memiliki presentasi penonton terbesar karena pada intinya khalayak sudah jenuh dengan kehidupan realitanya, seperti kegiatan kuliah, kerja, atau sekolah, sehingga mereka ingin terhibur dan melupakan sejenak kehidupan realita mereka. Contoh sederhananya ketika khalayak pergi untuk menonton film di bioskop, mereka ingin dihibur (Prameswari, 2013). Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
6! !
Hal tersebut membuat sebagian besar stasiun televisi mengejar segmen drama dibandingkan dengan segmen yang lain. Alasan pertama adalah karena banyaknya jumlah khalayak yang menonton, kedua karena dapat diterima oleh semua golongan, dan ketiga adalah pemasukan iklan yang cukup menguntungkan bagi stasiun televisi. Tingginya tayangan drama di Indonesia juga didukung oleh budaya dari masyarakat Indonesia itu sendiri, menurut Ibu Herny, bahwa penonton Indonesia, terutama SES C-DE sangat suka dengan konflik, dan hal yang berhubungan dengan emosi. Mengingat SES C-D-E adalah khalayak penonton paling televisi tertinggi, hal ini juga mendukung tingginya tingkat tayangan drama di Indonesia. 1.2.2 Kebutuhan dan Ketersediaan Program Serial di Indonesia Bedasarkan data dari Nielsen, sampai per tanggal 21 September 2013, kebutuhan dan ketersediaan program serial di Indonesia belum setara. Seperti yang dapat dilihat pada tabel bahwa kebutuhan dari program serial mencapai 14,4%, sementara ketersediaan untuk program tersebut hanya 10,4%. Dapat dikatakan bahwa tingginya minat khalayak untuk menonton belum didukung oleh jumlah program yang ditayangkan oleh stasiun televisi, dengan demikian situasi ini memberikan peluang yang besar bagi program-program baru. Diagram 1.2 Analisis Demand dan Supply Program
Sumber: Nielsen Ariana, TA Total Individuals, 2013 Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
7! !
1.2.3 Opini Pakar Mengenai Konsep Tayangan “Indekost” Penulis melakukan wawancara terhadap pakar media dengan tujuan untuk mendapatkan saran dan masukan bagi penulis serta mendapatkan data atau fakta terkini, hal ini juga penulis lakukan untuk mendapatkan dukungan dari konsep tayangan “Indekost” yang penulis ajukan. Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap pakar seputar konsep cerita yang diajukan. Ketika penulis mengajukan pertanyaan menyangkut konsep cerita, penulis mendapatkan respon positif dari Ibu Duta, menurutnya secara garis besar konsep program “Indekost” sudah sangat baik, jika dilihat dari program-program yang tayang di televisi saat ini, jarang sekali program yang memiliki konsep seperti program “Indekost”. Menurut Ibu Duta, konsep program seperti ini merupakan konsep yang seharusnya dilirik oleh seorang produser. Sehubungan dengan konsep yang diajukan, penulis juga menanyakan hal tersebut kepada Ibu Herny. Ibu Herny menyatakan bahwa ide program “Indekost” memiliki potensi untuk berkembang di industri televisi, namun masih memiliki kekurangan pada penulisan naskah. Ibu Herny menilai bahwa naskah program “Indekost” dapat dikembangkan lebih jauh, sehingga menghasilkan kualitas yang lebih baik. 1.3
Pernyataan Kebutuhan Khalayak Indonesia sudah terbiasa dengan komedi slapstick, sehingga
dibutuhkan komedi yang lebih “pintar”. Walaupun sulit untuk mengubah kebiasaan penonton yang sudah terbiasa dengan komedi slapstick, namun potensi untuk komedi sitkom yang lebih pintar untuk berkembang itu ada. (Prameswari, 2013). Demand dan Supply untuk program serial di Indonesia belum seimbang, dengan kata lain demand untuk program-program serial khalayak Indonesia belum dapat terpenuhi dengan supply yang setara (Nurpatria, 2013). Program komedi cerdas, program komedi yang memicu unsur komedi dari situasi yang tercipta serta dialog antar pemain, seperti “Modern Family” tentu memiliki potensi untuk berkembang di industri televisi Indonesia, karena Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
8! !
khalayak seperti seorang anak, mereka akan ‘memakan’ apa yang disediakan oleh stasiun televisi, sekarang ini media perlu melakukan agenda setting sehingga hal tersebut dapat terjadi (Mulyani, 2014). Berdasarkan data dari narasumber serta media yang akurat, terkini serta dapat dipertanggungjawabkan, maka penulis berkeyakinan bahwa program “Indekost” masih dibutuhkan dan berpotensi menjadi program alternatif hiburan bagi masyarakat Indonesia.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
BAGIAN DUA Manfaat dan Tujuan Pengembangan Pilot 2.1
Manfaat 2.1.1 Manfaat Bagi Khalayak • Pada dasarnya televisi adalah media hiburan masyarakat, oleh karenanya program drama “Indekost” diharapkan dapat menjadi sarana hiburan bagi masyarakat. • Mengubah kebiasaan masyarakat dari menonton program komedi slapstick ke program komedi cerdas. • Memberikan program alternatif bagi masyarakat yang semakin jenuh dengan program drama sinetron. 2.1.2 Manfaat Bagi Pengelola Manfaat utama yang ingin diberikan oleh tayangan ini kepada pengelola adalah: • Tayangan ini dapat menambah keanekaragaman isi acara stasiun televisi. Tayangan yang bergenre drama seperti sinetron begitu marak di pasar industri televisi sekarang ini, jenis program drama komedi ini dapat menjadi pilihan alternatif hiburan bagi para penonton stasiun televisi. • Tayangan ini dirancang untuk menarik khalayak S.E.S. A-B, jika tayangan ini dikembangkan, tayangan ini memiliki potensi untuk menarik para calon pengiklan yang memiliki sasaran khalayak. Latar belakang dari cerita yang diangkat adalah mengenai kehidupan keseharian tiga mahasiswa menghadapi hiruk pikuk perkuliahan, yang akan membuka kesempatan bagi pengiklan untuk memasang iklan bagi produk-produk seperti sepatu, food and beverages, ataupun peralatan teknologi terbaru. Tayangan ini juga dapat membuka peluang sponsor seperti wardrobe, make-up, dan furniture yang kemudian dapat ditampilkan pada credit title. 9! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
10! !
2.2
Tujuan • Membuat program baru berkualitas yang dapat menjadi alternatif tontonan bagi khalayak di tengah dominasi drama berupa sinetron, dan juga komedi slapstick seperti “Opera Van Java” yang telah lebih dulu tayang. • Membuat program yang tidak hanya menghibur penonton, tapi juga menanamkan nilai-nilai solidaritas di antara pertemanan yang terjalin seperti pada latar cerita yang diangkat antara Rama, Anto dan Dimas.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
! !
BAGIAN TIGA Pilot yang Dikembangkan 3.1
Program yang Diusulkan Program yang diusulkan adalah sebuah program drama yang bergenre
drama komedi dengan latar belakang cerita kehidupan keseharian mahasiswa yang menghadapi hiruk-pikuk dunia perkuliahan. Latar belakang cerita ini diangkat karena sebagian besar khalayak dipastikan pernah mengalami atau masih berada pada masa perkuliahan. Masa perkuliahan yang dihadapi pada umumnya memiliki kesan tersendiri bagi khalayak, oleh karena itu penulis ingin menciptakan sebuah program alternatif yang dirasa dekat dengan kehidupan keseharian khalayak pemirsa, dan juga mengenang masa-masa yang telah dilewati. Tayangan drama komedi ini akan berdurasi 30 menit, pada tiap episodenya terdapat satu plot utama, dengan satu hingga dua sub-plot, di mana mengadaptasi standar drama komedi yang umum pada program drama international. Pada setiap plot utama akan menceritakan konflik dari salah satu ketiga pemain utama yang menjalani keseharian sebagai mahasiswa , sedangkan plot sampingan atau subplot yang diangkat akan menceritakan konflik-konflik yang dihadapi pemain utama lainnya, namun konflik yang diangkat memiliki kecenderungan lebih sederhana dibandingkan konflik utama, yang juga akan melibatkan karakterkarakter pendukung di sekitar pemain utama. Latar lokasi dari tayangan ini akan didominasi oleh dua set lokasi utama tempat para karakter-karakter memainkan perannya. Pertama adalah Wisma Kencana, yang merupakan tempat kost utama yang ditempati oleh para pemain utama, dan yang kedua adalah kampus Universitas Indonesia yang merupakan tempat para pemain utama menjalani kegiatan kuliah. Namun, tentunya akan terdapat set lokasi lain pun yang akan digunakan oleh para pemain utama, untuk menghindari munculnya kesan monoton. 3.2
Stasiun Televisi Stasiun televisi yang akan digunakan sebagai stasiun untuk menayangkan
program ini adalah Kompas TV. Kompas TV merupakan sebuah perusahaan 11! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
12! !
media yang menyajikan isi tayangan televisi inspiratif dan menghibur untuk keluarga Indonesia. Sesuai dengan visi misi yang diusung, Kompas TV mengemas program
tayangan
news,
adventure
&
knowledge,
entertainment yang
mengedepankan kualitas. Isi program tayangan Kompas TV menekankan pada eksplorasi Indonesia baik kekayaan alam, khasanah budaya, Indonesia kini, hingga talenta berprestasi. Kompas TV terkenal memiliki reputasi dalam menayangkan program-program dokumenter yang memiliki rating cukup tinggi seperti “Deadly 60” dan “100 Hari keliling Indonesia” (Kompas TV, 2014) Kompas TV saat ini sedang mengembangkan sasaran khalayaknya, dengan menambah genre program yang akan ditayangkan di Kompas TV, yaitu genre drama. Peluang tersebut yang menjadi alasan mengapa penulis memilih Kompas TV sebagai stasiun yang tepat untuk menayangkan programnya. Selain itu, Kompas TV juga memiliki reputasi menayangkan program yang berkualitas, dengan 90% program-program yang ditayangkan oleh Kompas TV diproduksi secara In-House. 3.3
Khalayak sasaran 3.3.1 Geografis Aspek geografis membagi khalayak berdasarkan jangkauan geografis. Pasar pemirsa dibagi ke dalam beberapa unit geografis yang berbeda yang mencakup suatu wilayah negara, provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan (Morissan, 2008). Kompas TV memiliki cakupan yang hampir luas, sehingga sebagian besar wilayah Indonesia dapat menyaksikan program ini, dapat juga diperoleh melalui saluran TV berlangganan/Cable TV. Secara geografis, sasaran utama khalayak dari program ini adalah wilayah Jabodetabek, karena wilayah ini lah yang paling dekat dengan cerita-cerita yang akan diangkat dalam program ini, namun ada juga sasaran sekunder dari program ini, yaitu mereka yang tinggal di luar wilayah Jabodetabek, yang masih terjangkau oleh siaran stasiun televisi yang menyiarkan program ini, maupun yang masih terjangkau oleh saluran TV berlangganan atau Cable TV.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
13! !
3.3.2 Demografis Segmentasi
khalayak
berdasarkan
demografis
dikelompokkan
berdasarkan peta kependudukan, misalnya usia, jenis kelamin, pendidikan, tingkat penghasilan agama, suku, dan sebagainya (Morissan, 2008). Oleh karena itu, sasaran khalayak yang akan diusung oleh penulis untuk tayangan ini adalah: • Primer
: Usia 15-19 & 20-29
• Sekunder
: Usia 30-39 & 40-49
• Tertier
: Usia 50+
• Jenis Kelamin
: Pria dan wanita
Diagram 1.3 Rata-rata Jam Menonton Remaja Periode Sept-Okt 2010
Sumber: AGB Nielsen, 2010
Sesuai dengan diagram di atas, terlihat bahwa pada periode jam tayang 18.00 – 21.59 merupakan jam tayang dengan penonton terbanyak bagi khalayak remaja. Hal ini sesuai dengan khalayak sasaran primer program “Indekost” yaitu usia 15-19 dan usia 20-29, dan juga usulan jam tayang program “Indekost”.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
14! !
3.3.3 Aspek Status Sosial Ekonomi Pengelompokkan khalayak berdasarkan Status Sosial Ekonomi (SSE) merupakan pembagian khalayak berdasarkan tingkat pendidikan, profesi, dan level ekonomi, seperti pengeluaran per bulan per rumah tangga. Tabel 1.1 Rentang SES 2013 SES
PENGELUARAN
AB (kelas atas)
> Rp. 2.000.000
C (kelas menengah)
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
DE (kelas bawah)
< Rp. 1.000.000 Sumber: AGB Nielsen 2013
Berdasarkan tabel di atas, target khalayak untuk program tayangan ini adalah : •
Primer
: SSE A-B
•
Sekunder
: SSE C1
Berdasarkan aspek geografis dari tayangan ini di mana sasaran khalayak utama merupakan wilayah Jabodetabek, oleh karena itu SSE A-B dipilih, karena sebagian besar khalayak sasaran Jabodetabek berada pada rentang SSE A-B, dan rentang SSE ini jugal yang memiliki pengaruh paling besar terhadap rentang SSE lainnya. 3.3.4 Aspek Psikografis Psikografis berarti mengidentifikasi khalayak berdasarkan cara mereka menghabiskan waktu (Activities), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (Interest), dan juga mengenai apa yang mereka pikirkan tentang diri sendiri ataupun dunia luar (Opinion). (Bernard, 2000) • Activities Khalayak program ini merupakan remaja dan dewasa yang aktif dalam kegiatan pendidikan dan pekerjaan. Tayangan ini juga menargetkan para remaja dan dewasa yang memiliki waktu senggang pada malam hari. Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
15! !
• Interests Khalayak program ini merupakan remaja dan dewasa yang memiliki ketertarikan pada program komedi, terutama yang dekat dengan latar kehidupan mahasiswa yang sedang atau pernah mereka jalani. • Opinion Khalayak sasaran program ini merupakan remaja dan dewasa yang memiliki anggapan bahwa cerita seputar kehidupan mahasiswa menarik untuk diangkat. 3.4
Analisis SWOT 3.4.1 Strength / Kekuatan Cerita dan latar tempat yang digunakan oleh tayangan ini
•
belum pernah diangkat oleh tayangan drama lain di televisi Indonesia sebelumnya. Tayangan “Indekost” tidak hanya menghibur khalayak yang
•
menonton, tapi juga berkualitas dengan eksekusi audio visual yang baik, serta menanamkan nilai persahabatan bagi khalayak yang menonton. 3.4.2 Weakness / Kelemahan Tayangan dengan genre komedi di Indonesia sebagian besar
•
lebih bersifat komedi slapstick, di mana lebih ke unsur komedi yang didapat dari perlakuan fisik dibanding verbal, sehingga membutuhkan waktu bagi khalayak untuk menyukai genre komedi yang bersifat seperti program ini. Latar cerita yang diangkat memiliki kemungkinan untuk tidak
•
disukai oleh orang-orang tertentu. 3.4.3 Opportunity / Peluang •
Kompas TV merupakan stasiun televisi yang sudah dikenal oleh masyarakat menghasilkan program yang berkualitas. Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
16! !
Berdasarkan riset Nielsen, format program drama merupakan
•
format yang memiliki frekuensi kemunculan tertinggi dibanding format acara lainnya. Genre komedi merupakan genre yang digemari oleh khalayak
•
Indonesia, melihat kesuksesan program seperti “Opera Van Java” , “Extravaganza”, dan “Yuk Keep Smile”. Jam tayang Prime Time merupakan jam tayang dengan porsi
•
khalayak penonton terbesar, dan harga slot iklan termahal. 3.4.4 Threat / Ancaman Sudah banyak program-program komedi yang lebih dulu
•
sukses dan digemari oleh khalayak, sehingga membutuhkan adaptasi dari tayangan yang sudah mereka gemari ke tayangan yang masih baru. Kriteria lucu dan tidak lucu tidak memiliki penilaian yang
•
jelas, karena setiap orang memiliki preferensi masing-masing. Butuh waktu bagi khalayak untuk memahami kharakter dan kelucuan dari cerita yang disampaikan 3.5
Posisi dan Diferensiasi Produk Program dengan genre komedi merupakan genre yang sudah sering tayang
dalam dunia pertelevisian Indonesia. Namun program ini menjadi beda, karena belum ada pendahulunya yang mengangkat drama komedi serial dengan latar belakang cerita seperti pada tayangan ini, kebanyakan pendahulunya lebih mengutamakan sisi percintaan dari cerita yang diangkat, daripada sisi pertemanan atau persahabatan. Konsep program “Indekost” juga berbeda dengan konsep program komedi yang sudah banyak tayang sebelumnya, unsur komedi yang ingin diutamakan pada program ini adalah komedi dengan dialog cerdas, bukan komedi dengan unsur slapstick. Belum banyak program di Indonesia dengan unsur komedi dialog cerdas, hal ini juga akan didukung dengan editing yang dinamis, sehingga tidak terkesan monoton. Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
17! !
Program tayangan televisi sekarang ini jika tidak memiliki akun Twitter untuk berinteraksi dengan penontonnya, maka akan sulit untuk ditonton oleh masyarakat. Dengan adanya akun Twitter, content maker dapat mengukur yang dinamakan sentiment analysis (Day, 2014). Sentiment analysis adalah untuk mengukur apakah program yang ditayangkan memiliki respon positif atau tidak, dan mengetahui apakah penggemar acara tersebut bertambah atau tidak. Untuk mengukur sentiment analysis dapat dilakukan dengan mengakses situs sentiment140.com, di situs tersebut dapat terlihat jelas presentase respon positif atau negatif masyarakat terhadap sebuah produk. Dengan ini, program “Indekost” akan memiliki akun Twitter, yang akan digunakan untuk mengukur respon, masukan, serta sentiment analysis dari penontonnya. 3.6
Nama atau Judul Program yang Diusulkan Judul program yang diajukan untuk tayangan ini adalah “Indekost”. Judul
ini dipilih berdasarkan kreativitas pembuat program, dan juga untuk lebih menggambarkan latar cerita dan tempat dari drama komedi yang ingin diangkat, yang di mana sebagian besar menempati latar lokasi sebuah kost. 3.7
Sinopsis Tugas Karya Akhir ini merupakan tayangan drama komedi yang berjudul
“Indekost”. Tayangan ini menceritakan tentang pertemanan tiga orang mahasiswa yang sama-sama tinggal di sebuah kost bernama Wisma Kencana. Rama (Pria, 20 Tahun) adalah seorang mahasiswa di Universitas Indonesia. Rama walaupun berdomisili di Jakarta, terpaksa kost dekat kampus karena keberadaan rumahnya yang berada di pinggiran kota Jakarta, di sinilah Rama bertemu dengan kedua temannya, Anto (Pria, 21 Tahun) dan Dimas (20 Tahun). Rama merupakan anak tunggal, ayahnya telah meninggal sejak dua tahun yang lalu, sehingga dirinya hanya tinggal bertiga, dengan ibu dan adiknya. Rama mendapat wasiat dari ayahnya untuk menikah muda, karena ayahnya dahulu telat menikah, akibatnya ketika ayahnya sudah lanjut usia, sementara keluarganya masih muda, ayahnya tidak ingin keluarganya Rama kelak mengalami apa yang dialami keluarganya sekarang. Untuk menikah, tentunya Rama harus memiliki Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
18! !
pasangan, namun sampai sekarang Rama tidak memiliki pasangan, dan belum pernah memiliki pasangan. Anto, teman pertama Rama di tempat kost. Anto merupakan mahasiswa yang berasal dari daerah, Tegal lebih tepatnya. Setelah sekian lama hanya mengenal Tegal, Anto akhirnya bertemu juga dengan yang namanya ibukota. Hal ini sering membuat Anto menjadi bahan celaan teman-temannya, terutama Rama dan Dimas. Anto merantau ke ibukota agar bisa belajar berwirausaha dan mendapat banyak koneksi untuk membuka usahanya. Namun, orang tua Anto tidak merestuinya karena kedua orang tua Anto telah mengutus Anto untuk mengurus usaha keluarga di kampungnya. Dimas, Rama, dan Anto sering menjulukinya sebagai “anak gaul Jakarta”, Dimas selalu mempunyai peralatan teknologi terbaru, up to date dan paham semua tempat hangout di setiap sudut kota Jakarta. Lahir dari keluarga yang berada, penampilannya pun selalu terlihat rapih dengan merek ternama. Namun, untuk mengajarkan Dimas untuk hidup susah, kedua orang tuanya pun menyuruhnya untuk tinggal di tempat kost. Dimas tidaklah sempurna, walau terlihat perfect atau sempurna di dunia sosial, dirinya terhambat di dunia akademis, ditambah pandangan teman-temannya bahwa dirinya hanya bisa menghamburkan uang orang tuanya, dengan prestasi yang nol, oleh karena itu Dimas berusaha untuk menjadi mahasiswa berprestasi untuk mematahkan pandangan tersebut, dan membuktikan kepada ayahnya bahwa dirinya bisa berprestasi. Namun, hal ini terhambat oleh sifat Dimas yang sangat mudah teralihkan perhatiannya, terutama oleh pacarnya sendiri. Tomi merupakan anak dari pasangan pejabat, ayah Tomi memiliki kedudukan penting di kampus, sementara ibunya memiliki kedudukan penting di pemerintahan, karena kedua orang tuanya memiliki peran penting, sehingga jarang sekali berada di rumah, hal ini mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap Tomi. Hal ini yang mendorong Tomi ingin menjadi pusat perhatian di kampus, untuk mendapat perhatian yang selama ini tidak didapatkannya. Tomi merupakan musuh utama Rama dan kawan-kawannya, karena Tomi menginginkan hal yang sama dengan Rama dan kawan-kawannya. Namun Tomi memiliki hambatan untuk mencapai keinginannya tersebut, di mana Tomi memiliki suara yang aneh. Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
19! !
Dalam kesehariannya mereka bertiga selalu kumpul di kosan, dari mengerjakan tugas, hingga membicarakan wanita. Dari keberagaman sifat mereka, mereka bertiga memiliki satu kesamaan, yaitu memiliki untuk mencapai satu tujuan pada masa perkuliahan mereka selesai, walaupun tujuan Rama agak melenceng dari kedua temannya, mereka selalu berusaha untuk saling membantu, terutama dalam menghadapi musuh utama mereka, Tomi yang ternyata seorang anak dari pemilik tempat kost mereka. 3.8
Treatment Terjemahan kata Treatment kedalam bahasa Indonesia masih sulit
ditemukan. Setidaknya Treatment dapat dapat dijabarkan sebagai perlakuan tentang hal-hal yang akan dikembangkan dari sinopsis. Dari sebuah Treatment orang akan dapat membayangkan apa saja yang akan terlihat di layar. Dengan kata lain, Treatment adalah sebuah uraian mengenai segala urutan kejadian yang akan tampak di layar televisi atau video. Uraian tersebut bersifat naratif tanpa menggunakan istilah teknis, seperti seseorang menceritakan kembali program yang telah ditayangkan (P.C.S. Sutisno, 1993). Treatment yang ditampilkan adalah untuk episode pilot yan berjudul “Ospek Oh Ospek” (dilampirkan). 3.9
Usulan Waktu Tayang Waktu tayang yang dpilih oleh penulis untuk tayangan ini adalah hari Sabtu,
jam 21.00 – 21.30. Hari sabtu dipilih karena menurut P.C.S. Sutisno (1993), pada hari Sabtu dan Minggu, program hiburan memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan program pendidikan. Pada hari Senin sampai Jumat, program hiburan porsinya lebih sedikit dibandingkan program pendidikan. Hari Selasa sampai Kamis, program pendidikan lebih besar dari hiburan. Program yang porsinya tetap adalah program informasi. Secara umum, programmer membagi siaran menjadi beberapa bagian. pembagian itu di antaranya adalah: 1. Prime Time (18.00 – 21.59) 2. Fringe (02.00 – 15.59) 3. Shoulder 1 (16.00 – 17.59) Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
20! !
4. Shoulder 2 (22.00 – 01.59) Menurut Sterling (1982), masing-masing segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audien yang berbeda. Prime Time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak menarik penonton. Diagram 1.4 Rata-Rata Jam Menonton Khalayak Televisi Asia Pasifik
Sumber: Nielsen, 2013
Berdasarkan gambar di atas, tertera bahwa untuk wilayah Indonesia jam tayang 20.00 – 20.59 WIB merupakan jam tayang dengan khalayak terbanyak yang menonton. Penulis memutuskan jam tayang ini juga dengan menggunakan strategi scheduling blocking dan counter programming. Strategi scheduling blocking/stacking adalah teknik yang digunakan untuk mempengaruhi audiens dengan cara mengelompokkan bersama beberapa program dengan tema yang mirip dalam rangka melihat (sweep) penonton selama Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
21! !
penayangan satu program dengan program berikutnya (Djamal-Fachruddin, 2011). Untuk strategi ini, Kompas TV pada jam tayang 19.30 – 19.59 dan jam tayang 20.00 – 20.59 sedang menayangkan program “Komedi Spesial” dan “Salon Ci Mey”, kedua program ini merupakan jenis program yang sama dengan “Indekost” yaitu program komedi. Dengan strategi ini, penulis berharap memiliki kesempatan untuk menarik penonton yang memiliki kesamaan minat pada program tontonan. Strategi counter programming adalah teknik perancangan satu program tandingan terhadap satu program yang berhasil dari stasiun penyiaran lain pada satu periode tayang tertentu dengan tujuan menarik audiens dari stasiun pesaing tersebut (Djamal-Fachruddin, 2011). Untuk strategi ini, kompetitor Kompas TV yaitu NET. pada jam yang sama sedang menayangkan program “Ini Talkshow” yang merupakan jenis program yang berbeda dengan “Indekost”. Dengan strategi ini, penulis berharap dapat memberikan sebuah alternatif tontonan lain bagi khalayak. 3.10 Durasi Sesuai dengan standar industri, durasi minimal dari sebuah tayangan program adalah 30 menit, oleh karena itu tayangan ini pun akan berdurasi 30 menit. Isi dari tayangan ini sendiri kurang lebih akan berdurasi 24 menit, ditambah dengan enam menit yang akan diisi oleh iklan, sehingga total durasi berjumlah 30 menit. 3.11 Format Program Menurut Naratama (2004), kunci keberhasilan suatu program televisi adalah penentuan format acara tersebut. Naratama mendefinisikan format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama dan target pemirsa acara tersebut. Format acara televisi diantaranya adalah: •
Drama/fiksi (timeless & imajinatif) Tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme, legenda, horror
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
22! !
•
Nondrama (timeless & faktual) Musik, Magazine Show, talk show, variety show repackaging, game show, kuis, talent show, competition show
•
Berita/news (actual & faktual) Berita, current affairs program, sport, magazine news, features.
Tayangan “Indekost” merupakan tayangan dengan format drama. Fiksi atau drama, di mana merupakan format acara yang diproduksi melalui proses kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita
dalam
sejumlah
adegan
(Scene).
Adegan-adegan
tersebut
akan
menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi para pembuatnya. (Naratama : 2002). 3.12 Konsep Program Konsep program dari tayangan ini adalah drama sitkom yang mengangkat cerita
kehidupan
keseharian
mahasiswa
yang
menghadapi
hiruk-pikuk
perkuliahan. Nilai-nilai yang diangkat dari tayangan ini adalah nilai persahabatan diantara ketiga pemain utama, yang di antaranya adalah Rama, Anto, dan Dimas. Kejadian-kejadian konyol diantara mereka, godaan-godaan yang muncul dari lingkungan, dan masa-masa sulit mereka selama menghadapi Tomi musuh bebuyutan sekaligus pemilik kosan mereka adalah yang menjadi daya tarik tayangan ini. Bahasa yang digunakan dalam tayangan ini adalah Bahasa Indonesia dengan gaya pembawaan santai dan menghibur. Program tayangan ini mengambil komitmen satu season sebanyak 13 episode, di setiap episode memiliki cerita yang berbeda dari episode sebelumnya, namun memiliki garis merah yang menghubungkan cerita satu dengan cerita lainnya. 13 episode tersebut diantaranya adalah: 1. Episode 1 : “Ospek Oh Ospek” 2. Episode 2 : “Makhluk Gaib” 3. Episode 3 : “Perang Dingin Kalkulus” 4. Episode 4 : “Sibuk Kepanitiaan” 5. Episode 5 : “Renovasi” Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
23! !
6. Episode 6 : “Jamuan Keluarga Dimas” 7. Episode 7 : “Dosen Pengganti” 8. Episode 8 : “Rejeki Nggak Kemana” 9. Episode 9 : “Godaan Baru Dimas” 10. Episode 10 : “Ujian Tengah Semester” 11. Episode 11 : “Inspeksi Mendadak” 12. Episode 12 : “Teman Baru Rama” 13. Episode 13 : “Kejutan Untuk Rama” Struktur cerita sebuah program drama pada umumnya akan menggunakan Dramatic Curve dan three act structure untuk memaparkan cerita dari awal hingga akhir, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya naik turun emosi yang ditimbulkan dari cerita yang disampaikan. Berikut adalah diagram Dramatic Curve episode pilot dan season satu. Diagram 1.5 Three Act Structure Episode Pilot
ACT!1!
ACT!2!
SETUP)
Perkenalan Rama, Dimas dan Anto dalam konflik kamar
ACT!3!
CONFRONTATION)
Isu ospek dan nametag yang harus dibuat
RESOLUTION)
Isu ospek hanyalah isu yang dibuat-buat oleh Tomi, dkk.
Pemilik tempat kost yang ditempati Rama, Dimas dan Anto adalah Tomi
Diagram 1.6 Dramatic Curve Season 1 ACT!1!
ACT!2!
Rama dan Anto bertemu dengan adik Dimas yang cantik, namun hal ini tidak dibiarkan oleh Dimas.
Dimas bertemu teman sekelompok yang lebih baik dari Sisil, iman Dimas goyah.
INTRODUCTION) Perkenalan Rama, Dimas dan Anto. Fakta bahwa Tomi adalah pemilik tempat kost
Dimas memperkenalkan Lina temannya kepada Rama. Hubungan Rama dan Lina berjalan baik dan semakin dekat. Lina juga sedang dekat dengan pria lain.
CLIMAX)
RESOLUTION)
RISING)ACTION) Rama bertemu wanita cantik yang ternyata dosen pengganti kelasnya. Faktanya dia adalah kakak ipar Tomi
ACT!3!
Anto mendapat sidak dari orangtuanya, setelah Tomi baru mengadakan pesta, dan di hari yang sama Anto kumpul kelompok dengan mayoritas anggotanya wanita.
Anto sedang dekat dengan seorang wanita misterius. Wanita yang sedang dekat dengan Rama dan Anto adalah wanita yang sama.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
24! !
Pada diagram 1.5 di atas, terlihat jalan cerita untuk episode pilot terbagi menjadi tiga, yaitu act 1, act 2, dan act 3. Pada bagian act 1 adalah bagian setup, di mana akan terjadi pengenalan karakter, situasi, waktu, dan tempat sebagai permulaan jalannya cerita. Pada Act 1 dalam cerita episode satu, terjadi perkenalan antara Rama, Dimas, dan Anto, di sini dijelaskan latar masing-masing karakter dan konflik pertama yang menyatukan mereka bertiga. Act 2 adalah bagian confrontation, pada bagian ini akan terjadi peningkatan kerumitan dalam situasi yang dihadapi oleh para pemain utama. Pada bagian ini, terjadi dua konflik utama, pertama ketiga karakter utama bertemu dengan Tomi yang menyebarkan isu ospek, yang membuat ketiga karakter membuat tugas ospek yang telah diberikan Tomi. Kedua, ketika Rama dkk. Menemukan fakta bahwa isu ospek yang disebarkan oleh Tomi ternyata hanya sebuah tipuan. Terlihat bahwa konflik yang dihadapi oleh para pemain semakin rumit. Act 3 adalah bagian resolution, bagian ini adalah puncak dari permasalahan yang berkembang hingga pada akhirnya para pemain utama memecahkan masalahnya. Pada bagian ini, puncak dari permasalahan Rama, dkk. adalah menemukan fakta bahwa Tomi adalah pemilik dari tempat kost yang mereka tempati, solusinya mereka tetap tinggal di tempat kost tersebut, karena munculnya karakter adik Tomi yang cantik membuat mereka bertahan. Diagram 1.6 diatas adalah diagram dramatic curve, terlihat dengan adanya garis warna merah yang meningkat sejak awal hingga akhir, kemudian setelah mencapai puncak akan menurun. Pada diagram tersebut juga terdapat dua buah titik merah yang merupakan plot point. Plot point adalah kejadian atau peristiwa yang memicu satu babak cerita menuju babak selanjutnya. Pada bagian pertama dari dramatic curve adalah introduction, di bagian ini terjadi perkenalan karakter dan situasinya, beserta info secukupnya mengenai waktu dan tempat sebagai permulaan. Pada introduction season satu, terdapat alur pertemuan Rama, Dimas, dan Anto di tempat kost yang mereka tempati beserta konflik yang mengawali pertemanan mereka. Kemudian, alur meningkat ketika Rama dan Anto bertemu dengan adik Dimas yang cantik pada saat mereka diundang ke rumah Dimas. Bagian kedua merupakan rising action, pada bagian ini akan terjadi peningkatan intensitas cerita. Bagian rising action pada cerita “Indekost” diawali Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
25! !
ketika Rama melihat seorang wanita cantik di kampus, yang ternyata merupakan dosen pengganti mata kuliah yang dipelajarinya, untuk mendekatinya Rama memanfaatkan tugas kuliah yang rumit untuk bertanya-tanya. Alur cerita terus meningkat, sampai ketika Dimas memperkenalkan sahabatnya bernama Lina, dengan Lina kemudian Rama akhirnya menjalani sebuah hubungan dengan seorang wanita. Bagian ketiga adalah climax dan resolution. Climax adalah titik tertinggi cerita, di mana satu tindakan harus diambil tanpa bisa dianulir lagi. Climax cerita terjadi ketika Anto memperkenalkan wanita yang sedang didekatinya, yang ternyata adalah wanita yang sama yaitu Lina. Resolusi yang disepakati oleh Rama dan Anto adalah untuk bersaing secara sehat untuk mendapati Lina. Penggunaan dramatic curve dan three act structure pada program “Indekost” adalah untuk menghindari terjadinya naik turun emosi dari jalan cerita yang disampaikan. 3.13 Rundown Dalam tayangan berformat drama, tidak ada rundown. Yang menjadi panduan setiap anggota tim dan kerabat kerja produksi adalah naskah/skenario dan jadwal shooting. 3.14 Kerabat Kerja yang Dibutuhkan Kerabat kerja produksi memiliki beranekaragam ukuran. Tidak terdapat ukuran yang tepat untuk sebuah kerabat kerja produksi. Ukuran yang tepat untuk sebuah produksi bergantung pada tipe produksi yang dijalankan, dan preferensi dari sutradara (Millerson, 2009) Berikut adalah kerabat kerja yang dibutuhkan dalam pembuatan program “Indekost”: 1.
Produser (Derry Anugrah Putranto) Pekerjaan dari seorang produser adalah menyatukan semua elemen yang ada pada tahap pra-produksi, khususnya tim produksi, naskah, dan anggaran. Produser merupakan orang yang mengatur dan menyatukan semua elemen produksi dari awal hingga akhir. Pada proses pembuatan pilot “Indekost”, penulis berperan sebagai Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
26! !
produser. Dalam produksi program “Indekost” produser merangkap sebagai penulis. 2. Associate Producer (Resti Ghina Ulfah) Associate Producer memiliki tugas membantu tugas produser secara keseluruhan dalam produksi program, diantaranya menyiapkan setiap elemen produksi yang dibutuhkan. Seorang Associate Producer sering juga disebut sebagai tangan kanan seorang produser. 3. Sutradara (Maulana Aziz) Sutradara bertanggungjawab dalam eksekusi atas program yang akan diangkat. Pekerjaan sebagai seorang sutradara merupakan pekerjaan yang
menuntut
kreativitas
dan
keahlian
koordinasi
yang
membutuhkan entusiasme, komitmen, dan ketelitian. 4. Asisten Sutradara •
Asisten Pertama (Hertika Yudha Pertiwi) Asisten pertama merupakan tangan kanan dari sutradara. Asisten pertama merupakan orang yang bertanggungjawab memastikan semua yang ada pada latar tempat sudah sesuai dengan keperluan sang sutradara.
•
Asisten Kedua (Widya Arifianti) Asisten kedua bekerja dekat dengan asisten pertama. Asisten kedua bertugas memperhatikan kebutuhan dari para talent. Asisten kedua juga bertanggungjawab mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk shooting dihari selanjutnya, termasuk merubah call sheet.
•
Asisten Ketiga (Dara Ninggar C.A.S.) Secara garis besar, asisten ketiga bertanggungjawab dalam mengatur jalannya keluar-masuk extras. Asisten ketiga bisa menjadi orang yang didatangi ketika membutuhkan property untuk shooting.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
27! !
5. Production Manager (PM) (Derry Anugrah Putranto) Production Manager merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dalam mengatur keuangan dan jadwal. PM akan bekerja bersama dengan produser dari pra-produksi. Semakin besar produksi yang dijalankan, semakin penting pula jabatan dari seorang production manager. Seorang PM wajib mengetahui detail
dari
produksi, dan dapat diajak berdiskusi oleh siapapun mengenai apapun. 6. Penulis Naskah (Widya Arifianti) Seorang Scriptwriter bertugas dalam mengembangkan ide konsep yang sudah dikembangkan dan menuangkannya ke dalam naskah. 7. Penata Suara (Muhammad Nurwibowo) Penata
suara
adalah
orang
yang
bertanggungjawab
dalam
pengambilan suara pada saat proses shooting, suara yang direkam oleh seorang penata suara harus jelas dan berkesinambungan dengan gambar yang direkam. 8. Juru Kamera (Annisha Gunawan) Juru
kamera
adalah
orang
yang
bertanggungjawab
dalam
pengambilan gambar pada proses shooting, pengambilan gambar harus sesuai dengan shot list dan storyboard yang telah disusun sebelumnya. 9. Editor (Derry Anugrah Putranto) Editor merupakan orang yang bertanggungjawab pada tahap paskaproduksi, yaitu menyunting gambar yang akan digunakan, dan menyatukannya sehingga menjadi satu kesatuan sesuai dengan naskah. 3.15 Peralatan Produksi Untuk memproduksi pilot “Indekost” diperlukan peralatan sebagai berikut: •
Dua Buah Camera DSLR Canon EOS 60D
•
Satu buah recorder Zoom H1
•
Satu buah tripod Takara Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
28! !
•
Dua buah tripod Velbon
•
Tiga buah lampu Red Head
•
Satu buah lensa Canon L 24-70 mm F 2.8
•
Satu buah lensa Canon 18-135 mm
3.16 Lokasi Shooting Proses eksekusi pilot “Indekost” memanfaatkan dua lokasi, yaitu: •
Lokasi 1 : Kampus Universitas Indonesia Lokasi
kampus
Universitas
Indonesia
digunakan
untuk
menggambarkan hiruk pikuk kehidupan kampus yang dihadapi oleh ketiga pemain utama, lokasi dari kampus Universitas Indonesia yang digunakan adalah area kampus FISIP UI, Depok. •
Lokasi 2 : Kost Lokasi kost ini adalah yang digunakan sebagai tempat kost ketiga pemain utama, mereka menghabiskan waktu bersama di kost ini untuk saling berinteraksi antar satu dengan lainnya di luar lokasi kampus. Lokasi dari kost ini berada di daerah Beji, Depok.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
! !
BAGIAN EMPAT Evaluasi 4.1
Rencana Media Pra-Uji (Pre-Test) Pre-test merupakan tahap yang dilakukan pembuat program sebelum
program yang dibuatnya tayang. Pre-test ini dilakukan dengan maksud mengetahui preferensi khalayak pada saat dilakukan test. 4.1.1 Metode Media Pre-test Metode media pre-test yang dilakukan pada pembuatan laporan ini penulis lakukan dengan tiga cara, yang pertama penulis melakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk mengetahui apakah dengan konsep program yang diajukan penulis tertarik untuk ditonton khalayak. Kedua, penulis melakukan metode wawancara pakar untuk mengetahui lebih mendalam keadaan industri dari praktisi yang lebih memiliki pengalaman. Ketiga, penulis melakuan analisis data Nielsen untuk mengetahui data kualitatif dari preferensi khalayak sekarang ini. a. Focus Group Discussion (FGD) Menurut
Morissan
(2008),
dalam
metode
ini
penulis
mengumpulkan sejumlah responden sebanyak 10 hingga 12 orang untuk membahas berbagai aspek dari suatu program. Subjek yang dibahas adalah mulai dari penilaian responden terhadap konsep program yang diajukan, pembawa acara, hingga bahasa yang digunakan. Head-Sterling (1982), menyebutkan bahwa metode focus group ini bertujuan untuk: •
Memperkirakan pengaruh dari suatu program baru.
•
Mengumpulkan pandangan-pandangan untuk memperbaiki cerita.
Pada metode ini penulis mengumpulkan sebanyak 18 responden, 29! Universitas*Indonesia*
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
30! !
yang terdiri dari sembilan orang berusia 15 – 25 tahun (Young Adult), dan sembilan orang berusia 26 – 35 tahun (Adult). Penulis melakukan presentasi konsep program yang diajukan penulis kepada responden, dengan menampilkan juga referensi program dari konsep yang diajukan penulis, kemudian setelah sesi presentasi selesai, dilakukan sesi diskusi dengan responden untuk mengetahui pendapat dan masukan dari responden. b. Wawancara Pakar Pakar yang penulis tujukan adalah pakar media, di mana para pakar tersebut sudah memiliki pengalaman bertahun-tahun di industri pertelevisian, dan mengerti kondisi industri pertelevisian Indonesia. Penulis memilih melakukan wawancara pakar karena seorang pakar yang sudah memiliki pengalaman yang banyak di industri pertelevisian akan lebih bermanfaat dibandingkan seseorang awam jika ditanyakan hal yang sama. Penulis melakukan wawancara terhadap pakar media terhadap lima orang, yang di antaranya adalah Duta Prameswari, Senior Kreatif Departemen Drama Kompas TV, Donny Nurpatria, Head of Programming Kompas TV, Herny Mulyani, Manajer Produksi ANTV, Dicky Muhammad, Budgeting Staff Kompas TV, dan Ahmad Gunawan, Manager of Marketing Planning Kompas TV. c. Analisis Data Nielsen Penulis melakukan analisis data demand dan supply program televisi Indonesia dan rata-rata jam menonton khalayak televisi Asia Pasifik. Data demand dan supply penulis analisis dengan tujuan untuk mengidentifikasi apakah keinginan khalayak sudah dipenuhi oleh stasiun televisi atau belum, dan juga untuk mengetahui peluang berkembangnya program tayangan baru. Data rata-rata jam menonton khalayak televisi Asia Pasifik penulis lakukan untuk mengetahui jam tayang yang memiliki potensi tinggi untuk ditonton khalayak. Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
31! !
4.1.2 Waktu Media Pre-Test Pelaksanaan Pre-test dilakukan sebelum program tayang di stasiun televisi. Penulis melakukan ini demi mendapatkan data yang dapat mendukung laporan penulis. Focus Group Discussion (FGD) penulis lakukan pada tanggal 28 Oktober 2013, pukul 17.00 – 19.00 WIB, kemudian wawancara pakar penulis lakukan lima kali yaitu pada tanggal 22 & 25 November 2013, 4 Desember 2013, 29 April 2014 dan 13 Mei 2014. 4.1.3 Materi Media Pre-test Pada Focus Group Discussion penulis memfokuskan materi diskusi seputar konten dari konsep program yang diajukan. Sementara pada wawancara pakar penulis memfokuskan materi wawancara seputar perkembangan drama dan komedi di Indonesia, potensi pasar, konsep yang diajukan penulis, dan strategi programming. 4.1.4 Instrumen Media Pre-test Pada Focus Group Discussion penulis mempresentasikan konsep program secara langsung bertatapan dengan responden secara lisan, dan didukung oleh laptop dan proyektor untuk menampilkan presentasi yang ingin disampaikan penulis. Sementara pada wawanara pakar penulis mengajukan pertanyaan secara langsung bertatapan dengan narasumber, dengan bantuan Zoom H1 sebagai alat perekam pembicaraan, dan notes untuk mencatat poin-poin penting selama wawancara berlangsung. 4.2
Rencana Evaluasi Proses evaluasi dilakukan pada penyiaran bagi program yang disiarkan
untuk mengetahui minat masyarakat terhadap satu program atau keseluruhan program yang disiarkan oleh satu stasiun televisi. Jenis evaluasi yang terakhir ini sangat penting bagi stasiun bersangkutan, yang dapat merupakan umpan balik dari masyarakat pemirsa, sehingga penyelenggara stasiun televisi tersebut dapat mengetahui sejauh mana siarannya diminati oleh masyarakat (Djamal-Fachrudin,
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
32! !
2011). Program tayangan “Indekost” akan melakukan dua tipe evaluasi, yang diantaranya adalah: •
Evaluasi Internal Evaluasi internal dilakukan oleh internal tim produksi yang terlibat dalam pembuatan program.
•
Evaluasi Eksternal Evaluasi eksternal dilakukan oleh pihak diluar tim produksi.
4.2.1 Metode Evaluasi Evaluasi Internal akan dilakukan dengan cara mengadakan rapat evaluasi program setiap minggunya dan evaluasi rating dan share program berdasarkan data yang di dapat dari lembaga Nielsen. Rapat evaluasi mingguan akan membahas isi program dan kualitas dari program yang ditayangkan, seperti kekuatan dan kelemahan, serta masalah dan solusi yang dibutuhkan untuk tayangan tersebut. Sementara evaluasi eksternal akan dilakukan dengan menyebarkan kuesioner terhadap khalayak sasaran dari tayangan tersebut, setelah menonton program yang ditayangkan. 4.2.2 Waktu Evaluasi Evaluasi internal akan dilakukan setiap minggunya, seperti pada stasiun televisi pada umumnya, evaluasi internal ini akan dilakukan pada hari yang sama dengan keluarnya data rating dan share dari lembaga Nielsen. Sementara untuk evaluasi eksternal akan dilakukan setelah satu season, atau sebanyak 13 episode tayang pada televisi yang bersangkutan. 4.2.3 Materi Evaluasi Materi yang akan dibahas dalam evaluasi internal adalah data rating dan share yang didapat dari lembaga Nielsen, dan quality control dari program yang ditayangkan. Evaluasi rating dan share dilakukan setelah setiap episode tayang, untuk mengetahui kesukaan penonton sehingga dapat membuat strategi untuk meningkatkan kualitas program. Quality control
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
33! !
dilakukan dengan mengevaluasi teknis dari tayangan secara keseluruhan, seperti kualitas audio visual dari hasil penyuntingan gambar (Editing). Materi yang dibahas dalam evaluasi eksternal menyangkut konten dan eksekusi dari program yang ditayangkan, seperti: 1. Apakah khalayak tertarik dan memahami cerita yang diangkat? 2. Apakah karakter yang berperan sudah cocok dan dikenali khalayak? 3. Apakah eksekusi yang dilakukan kreator dapat dinikmati? Apa saran dan opini dari khalayak? 4.2.4 Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi yang digunakan dalam evaluasi internal adalah form rapat mingguan, beserta laptop dan proyektor untuk menampilkan presentasi, data-data rating dan share Nielsen, dan tayangan program untuk quality control. Instrumen evaluasi eksternal yang digunakan adalah lembar kuesioner yang kemudian akan dibagikan kepada responden.
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
! !
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
! !
BAGIAN LIMA Anggaran 5.1
Anggaran Pembuatan Pilot Pilot program “Indekost” memiliki durasi 30 menit yang kemudian terbagi
menjadi 3 segmen. Pilot melibatkan 10 pemeran drama dan delapan kerabat kerja produksi. Berikut anggaran yang dikeluarkan selama pembuatan pilot ini: Tabel 1.2 Anggaran Pembuatan Pilot NO
DESCRIPTION
AMOUNT
A 1 2 3
Pra-Produksi Focus Group Disscussion (FGD) Interview Print Total Pra-Produksi
Rp. 300.000 Free Rp. 100.000 RP. 400.000
B 1 2 3 4 5 6
Produksi Talent Properties and Setting Make-up and Wardrobe Kru Produksi Perizinan Konsumsi Total Produksi
Free Rp. 125.000 Free Free Free Rp. 1.000.000 Rp. 1.125.000
C 1
Pasca-Produksi Editing Penata Suara
Free Rp. 150.000
Total Pasca-Produksi
Rp. 150.000
TOTAL EXPENSE
5.2
RP. 1.675.000
Rencana Anggaran Penerbitan Media Pada bagian ini, anggaran akan dirancang untuk memprediksikan biaya
produksi yang sebenarnya jika program ditayangkan di televisi. Sesuai dengan komitmen, anggaran yang dirancang adalah anggaran untuk satu musim tayang,
34! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
35! !
yang berjumlah 13 episode. Berikut ini adalah rancangan anggaran pembuatan 13 episode dari program “Indekost”.
Tabel 1.3 Anggaran Rencana Penerbitan Media DETAIL
DESCRIPTION 1. TALENT A. MAIN TALENT Rama Dimas Anto Kang Mamad Sisil Tomi B.TALENT EXTRAS tba
EPS/DAY
BUDGET/EPS
TOTAL BUDGET
(Rp.)
(Rp.)
QTY
UOM
RATE
1 1 1 1 1 1
pax pax pax pax pax pax
13 13 13 6 6 8
eps eps eps eps eps eps
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
1,000,000 1,000,000 1,000,000 500,000 500,000 1,000,000
1,000,000 1,000,000 1,000,000 500,000 500,000 1,000,000
13,000,000 13,000,000 13,000,000 3,000,000 3,000,000 8,000,000
5
pax
13
eps
Rp.
150,000
750,000
9,750,000
5,750,000
53,000,000
400,000
5,200,000
400,000
5,200,000
120,000
1,560,000
120,000
1,560,000
TOTAL 2. PRODUCTION FREELANCERS A. OUTSOURCE CREW Script Writer
1
pax
13
eps
Rp.
400,000
TOTAL 3. WARDROBE & MAKE UP A. WARDROBE Laundry
1
pax
13
eps
Rp.
120,000
TOTAL 4. SET PROPERTY A. SET Set Kamar Kost B. PROPERTY Property
&
1
pax
1
paket
Rp.
800,000
800,000
800,000
1
pax
13
eps
Rp.
200,000
200,000
2,600,000
1,000,000
3,400,000
TOTAL 5. RENTAL EQUIPMENT A. LIGHTING SYSTEM
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
36! ! Red Head Sandbag
3 3
pax pax
26 26
days days
Rp. Rp.
80,000 7,500
sub total B. AUDIO SYSTEM Clip On Boom Mic Mixer
3 1 1
pax pax pax
26 26 26
days days days
Rp. Rp. Rp.
80,000 125,000 200,000
sub total
240,000 22,500
6,240,000 585,000
262,500
6,825,000
240,000 125,000 200,000
6,240,000 3,250,000 5,200,000
565,000
14,690,000
C. VIDEO SYSTEM Canon 5D Mark III
1
pax 26 sub total
days
Rp.
500,000
500,000 500,000
6,500,000 6,500,000
D. GENSET 30 KVA
1
pax
days
Rp.
500,000
500,000
4,000,000
1,827,500
32,015,000
280,000 490,000 280,000 490,000
7,280,000 12,740,000 7,280,000 12,740,000
1,540,000
40,040,000
150,000
1,950,000
150,000
1,950,000
350,000 400,000
5,600,000 4,000,000
750,000
9,600,000
100,000 30,000
2,600,000 780,000
130,000
3,380,000
8
TOTAL 6. MEALS & REFRESHMENT A. PRODUCTION DAY Breakfast Lunch Snack Dinner
35 35 35 35
pax pax pax pax
26 26 26 26
days days days days
Rp. Rp. Rp. Rp.
8,000 14,000 8,000 14,000
TOTAL 7. PERMIT A. SECURITY Perizinan
1
pax
13
eps
Rp.
150,000
TOTAL 8. RENTAL LOCATION A. VENUE Rumah Kost Kampus
1 1
pax pax
16 10
days days
Rp. Rp.
350,000 400,000
TOTAL 9. TRAVELLING EXPENSES A. TRANSPORTATION Mobil Operasional BBM Tol - Parkir
1 1 1
pax pax pax
26 26 26
days days days
Rp. Rp. Rp.
100,000 30,000
TOTAL
TOTAL PROJECT COST
RP.
11,667,500 150,145,000 Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
37! !
5.3
Prakiraan Pendapatan Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan Manager of Marketing
Planning Kompas TV, Ahmad Gunawan, yang dilakuan pada tanggal 13 Mei 2014, pendapatan yang dapat diraih oleh program “Indekost” dapat melalui dua cara, yaitu melalui pemasukan iklan dan penjualan hak siar program kepada pihak lain. 5.3.1 Peluang Pemasukan Iklan Feasibility Study dilakukan untuk mengetahui perkiraan pendapatan bagi sebuah program dari iklan, hal ini dilakukan sebagai tolak ukur besarnya pendapatan yang akan diterima oleh Kompas TV. Dalam menghitung peluang pemasukan iklan, dapat diukur oleh tiga kategori, diantaranya
adalah
Optimis,
Mid
dan
Pesimis.
Berikut
adalah
penjabarannya: Tabel 1.4 Kategori Peluang Pemasukan Iklan Optimis 2 sponsor utama 3 sponsor pendukung 8 loose spot
Sebagai
Mid 1 sponsor utama 2 sponsor pendukung 6 loose spot
program
yang
baru
akan
Pesimis 2 sponsor pendukung 4 loose spot
tayang,
Bapak
Ahmad
mengkategorikan program “Indekost” ke dalam kategori Mid, dengan ini Bapak Ahmad memperkirakan nilai dari sponsor utama adalah Rp. 55.000.000, dan nilai untuk sponsor pendukung adalah 60% dari nilai sponsor utama. Sementara untuk Loose Spot iklan disesuaikan jam tayang yang diajukan dan Rate Card Kompas TV, yaitu Rp. 14.000.000. Dengan ini, berikut adalah rincian peritungan peluang pemasukan iklan, Tabel 1.5 Pendapatan berdasarkan Peluang Pemasukan Iklan Description 2 Sponsor Utama 3 Sponsor Pendukung 8 Loose Spot
OPTIMIS Amount Rp. 55,000,000 Rp.33,000,000 Rp. 14,000,000
TOTAL INCOME
Total Rp. 110,000,000 Rp. 99,000,000 Rp. 112,000,000 RP. 321,000,000
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
38! ! MID Amount
Total
1 Sponsor Utama
Rp. 55,000,000
Rp. 55,000,000
2 Sponsor Pendukung
Rp.33,000,000
Rp. 66,000,000
6 Loose Spot
Rp. 14,000,000
Rp. 84,000,000
Description
TOTAL INCOME
Description 2 Sponsor Pendukung 4 Loose Spot
Rp. 205,000,000
PESIMIS Amount
Total
Rp.33,000,000 Rp. 14,000,000
Rp. 66,000,000 Rp. 56,000,000
TOTAL INCOME
Rp. 122,000,000
5.3.2 Penjualan Program Berdasarkan informasi dari Bapak Ahmad, program-program yang dimiliki oleh Kompas TV tidak hanya ditayangkan oleh Kompas TV, tetapi untuk menambah pemasukan bagi Kompas TV, program-program yang dimiliki juga dijual hak siarnya terhadap pihak eksternal, seperti perusahaan televisi berlangganan, dan juga maskapai penerbangan. Hak siar selama satu tahun biasanya diberi harga US$ 1500 – US$ 2000. 5.4
Rencana Anggaran Evaluasi Anggaran Evaluasi dirancang untuk mengadakan evaluasi terakhir terhadap
program yang ditayangkan. Evaluasi dilakukan kepada khalayak sasaran dari program “Indekost”. Berikut adalah rencana anggaran evaluasi.
Tabel 1.7 Anggaran Evaluasi Pilot NO
DESCRIPTION
1
Responden (40 Orang @ Rp. 50.000)
2 3
Cetak Kuesioner (40 Rangkap Rp.1000) Konsumsi (40 Orang @ Rp.10.000) TOTAL EXPENSE
AMOUNT Rp. 200.000 @ Rp. 40.000 Rp. 400.000 RP. 640.000
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
! !
Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
DAFTAR PUSTAKA I.
BUKU Djamal-Fachruddin (2011); Dasar-dasar Penyiaran : Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi, Prenada Media Group, Jakarta. Goodwin-Whannel (1995); Understanding Television, Routledge, London. Millerson (2009); Television Production, Fourteenth Edition, Elsevier Ltd., Massachusetts. Morissan (2008); Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Prenada Media Group, Jakarta.
Naratama (2004); Menjadi Sutradara Televisi, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta. Orlebar (2002); Digital Television Production A Handbook, Oxford University Press Inc., New York. P.C.S. Sutiso (1993); Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video, PT. Grasindo, Jakarta. Philo (1992); Seeing and Believing: The Influence of Television, Routledge, Chaman and Hall Inc., New York. Savorelli (2010); Beyond Sitcom: New Directions in American Television Comedy, McFarland & Company Inc., North Carolina. Selby-Cowdery (1995); How To Study Television, McMillan Press Ltd., Hampshire Styan (1968); The Dark Comedy: The Development of Modern Comic Tragedy, Cambridge University Press, New York.
II.
ARTIKEL DAN RUJUKAN INTERNET Comedies By Genre, British Comedy Guide. (2014). Diakses pada tanggal 19 Mei 2014, pukul 10.03 WIB dari: http://www.comedy.co.uk/guide/genre/
39! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
Definisi sinetron, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2014). Diakses pada tanggal 28 Mei 2014, pukul 15.44 WIB dari: http://kbbi.web.id/sinetron Definisi Situation Comedy, Merriam-Webster. (2014). Diakses pada tanggal 19 Mei 2014, pukul 09.54 WIB dari: http://www.merriam-webster.com/dictionary/situation%20comedy Definisi Slapstick, The Free Dictionary. (2014). Diakses pada tanggal 19 April 2014, pukul 18.09 WIB dari: http://www.thefreedictionary.com/slapstick Efek Kontaminasi Dinetron atau FTV Terhadap Anak, Kompasiana. (2012). Diakses pada tanggal 19 April 2014, pukul 19.32 WIB dari: http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/12/05/efekkontaminasi-sinetron-atau-ftv-terhadap-anak-514353.html Kasus Anak Bunuh Diri Akibat Tayangan Televisi, Berita Satu. (2012). Diakses pada tanggal 24 Juni 2014, pukul 13.55 WIB dari: http://www.beritasatu.com/anak-bunuh-diri/42564-kasus-anakbunuh-diri-akibat-tayangan-tv.html Kendali di Tangan Para Lansia, AGB Nielsen Newsletter. (2010). Diakses pada tanggal 24 Juni 2014, Pukul 13.30 WIB dari: http://intranet.nielsentam.tv/Uploads/Indonesia/AGBNielsenNewsl etterMarch2010-Ind.pdf Kompas TV Inspirasi Indonesia. (2014). Diakses pada tanggal 15 Mei 2014, pukul 11.21 WIB dari: http://kompas.tv/index.php/front/profil
40! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
NET. Televisi Masa Kini. (2014) Diakses pada tanggal 15 Mei 2014, pukul 11.30 WIB dari: http://www.netmedia.co.id/ What Hour Puts The Prime in Primetime For Asia Pacific Viewers. (2013). Diakses pada tanggal 4 Desember 2013, pukul 20.01 WIB dari: http://nielsenwire.com/us/en/newswire/2011/what-hour-puts-theprime-in-primetime-for-asia-pacific-viewers.html
41! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
III.
DAFTAR PAKAR YANG DIWAWANCARA Ahmad Gunawan, Manager of Marketing Planning Kompas TV, pada tanggal 13 Mei 2014. Dicky Muhammad, Budgeting Staff Kompas TV, pada tanggal 13 Mei 2014. Donny Nurpatria, Head of Programming Kompas TV, 25 November 2013. Duta Prameswari, Senior Kreatif Departemen Drama Kompas TV, pada tanggal 22 November 2013 dan 4 Desember 2013. Herny Mulyani, Manajer Produksi ANTV, pada tanggal 29 April 2014.
42! Universitas Indonesia
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
LAMPIRAN 1 Naskah Program “Indekost”
xv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xvi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xvii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xviii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xix!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xx!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxiii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxiv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxvi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxvii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxviii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxix!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxx!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxxi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxxii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxxiii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxxiv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxxv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
xxxvi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
LAMPIRAN 2 Rancangan Episode 2-13 “Indekost” Sinopsis Episode 2 “Makhluk Gaib” Rama sedang asik chatting dengan cewek yang dikenalnya di Facebook ketika Dimas mengetuk pintu kamarnya. Saat itu, Dimas mengaku mendengar suara-suara aneh saat dirinya sedang belajar. Rama pun meninggalkan chattingnya tanpa pamit dan mencari tahu asal suara itu bersama Dimas dan Anto. Namun, ia tidak menemukan apapun dan merasa Dimas berbohong. Sekembalinya Rama ke kamar, Rama mendapati cewek chattingnya sudah off karena dianggurin. Keesokan harinya, Rama menelpon cewek itu dan meminta maaf. Namun ia mendengar suara aneh yang sama ketika sedang menelpon. Rama yang takut langsung mematikan telpon tersebut. PDKTnya kembali gagal. Karena kesal sekaligus penasaran dengan suara misterius itu, Rama mengajak Dimas dan Anto untuk mengusut kasus tersebut. Anto pun mulai menyalakan ritual mengusir setan sesuai dengan tradisi keluarganya. Namun, suara aneh itu tetaplah terdengar. Rama, Dimas, dan Anto semakin giat menelusuri kasus itu. Pada akhirnya, mereka menemukan fakta bahwa pemilik suara aneh itu tak lain dan tak bukan adalah Tomi yang sedang terapi memperbaiki suara. Rama cs tersenyum. Sekarang mereka punya alasan untuk meledeki Tomi. Sinopsis Episode 3 “Perang Dingin Kalkulus” Di semester pertamanya, Rama, Dimas, dan Anto diwajibkan mengambil mata kuliah Kalkulus Dasar. Dimas begitu antusias mengikuti kelas ini. Berbeda dengan Rama dan Anto yang tampak biasa saja dan tidak menganggap penting mata kuliah ini. Tanpa mereka sangka, mereka bertemu kembali dengan Tomi, senior sekaligus musuh bebuyutan mereka di kelas itu. Dimas spontan meledeki xxxvii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
Tomi karena mengulang kelas. Tomi yang merasa direndahkan pun melempar tantangan pada Dimas. Jika pada tes pertama, Dimas cs tidak berhasil mengungguli nilai Tomi, Tomi akan mewajibkan mereka bertiga untuk membayar uang kos dua kali lipat bulan ini. Namun, bila Tomi mengungguli nilai mereka, Tomi akan menggratiskan uang kosan mereka bulan ini. Dimas spontan terprovokasi. Rama dan Anto yang pada awalnya skeptis dengan mata kuliah ini menjadi sama ambisiusnya dengan Dimas. Hawa kompetisi yang dikobarkan Tomi terbawa hingga kosan. Menjelang tes kecil, Dimas membuat jadwal belajar yang ketat bagi mereka. Dimas bahkan tidak segan-segan menghukum Rama dan Anto apabila mereka ketiduran. Pada akhirnya, Dimas cs tetap diwajibkan membayar uang kosan mereka secara penuh karena nilai mereka bertiga seri dengan nilai Tomi. Sinopsis Episode 4 “Sibuk Kepanitiaan” Akhir-akhir ini Rama sedang disibukkan dengan berbagai kepanitiaan yang diikutinya. Tujuan utamanya tentu saja untuk mencari pacar. Maka ia pun sengaja mengincar jabatan strategis di masing-masing kepanitiaan agar lebih mudah mengincar cewek. Dari setiap kepanitiaan yang diikutinya, Rama sudah mendapatkan masing-masing satu kandidat cewek yang akan didekatinya. Namun, bukannya mendapatkan cewek, Rama malah disibukkan dengan tanggung jawab dari kepanitiaan-kepanitiaan yang diikutinya. Hal ini pun membuat Rama lupa makan, lupa waktu, lupa belajar, dan menjadi antisosial di lingkungan kosannya. Ia pun tidak punya waktu untuk bersosialisasi dengan Dimas dan Anto serta meladeni Tomi yang selalu berulah. Hal ini membuat Dimas dan Anto geram. Mereka berdua merasa kehilangan pasukan untuk menghadapi Tomi. Selain itu, mereka pun merasa gemas dengan tingkah Rama yang berusaha mendapatkan cewek lewat kepanitiaan, namun hal itu justru membebaninya. Oleh karena itu, keduanya menyusun strategi untuk membuat Rama berhenti dari semua kepanitiaan yang ia ikuti tanpa Rama sadari.
xxxviii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
Sinopsis Episode 5 “Renovasi” Suatu hari, di Wisma Kencana sedang ada renovasi. Secara misterius, Rama,merasa kehilangan beberapa barang mereka. Ternyata bukan hanya ia saja yang merasa kehilangan barang. Dimas dan Anto pun merasakan hal yang serupa. Ketiganya pun mengira Tomi sebagai tersangka utama. Maka, mereka bertanya pada Tomi terkait hilangnya barang mereka. Namun, Tomi tidak mengaku. Rama cs tidak percaya. Mereka ingin menuduh Tomi tapi tidak memiliki bukti yang cukup. Dimas pun mengusulkan untuk memasang kamera di dalam kamar mereka masing-masing. Setelah memasang kamera, ketiganya pun menemukan jawaban yang selama ini mereka cari. Ternyata mereka sudah salah sangka pada Tomi. Sinopsis Episode 6 “Jamuan Keluarga Dimas” Suatu hari di wisma kencana terjadi kegaduhan yang ditimbulkan oleh Rama dan Anto. Ternyata mereka mendapatkan undangan makan-makan di rumah Dimas, karena pada hari itu Ayah dari Dimas sedang berulang tahun. Kebiasaan kehidupan mahasiswa yang ngekos, demi mengirit uang, makan hanya pas-pasan, atau bahkan terkadang tidak makan, tidak heran Rama dan Anto begitu gembiranya mendapatkan undangan tersebut. Sesampainya di rumah Dimas, Rama, dan Anto tercengang melihat rumah Dimas beserta isinya, baru kali itu mereka masuk ke rumah sebesar itu, tiba-tiba keluar dari sebuah kamar seorang wanita cantik yang mengalihkan perhatian Rama, dan Anto. Ternyata wanita tersebut merupakan Dara, adik dari Dimas. Anto dan Rama pun secara spontan berebut mendapatkan Dara, Namun Dimas tidak tinggal diam. Sinopsis Episode 7 “Dosen Pengganti” Suatu hari ketika Rama, Dimas, dan Anto sedang bersiap untuk masuk kelas, namun ketika berangkat Rama bertemu dengan seorang wanita berparas xxxix!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
cantik terihat sedang kebingungan, seketika itu Rama berniat baik ingin membantunya dengan harapan pula bisa berkenalan. Setelah menghampiri wanita tersebut, Rama mengajukan bantuan, kemudian wanita tersebut menolak dengan sopan, kemudian meninggalkan Rama. Sesampainya di kelas Mekanika Tanah, Rama melihat wanita berparas cantik tersebut, dan lalu bertanya kepada wanita tersebut. Tak disangka, bahwa wanita itu adalah seorang dosen pengganti, karena dosen lamanya sedang masuk rumah sakit. Rama yang melihat dosen yang cantik tersebut, langsung semangat untuk kuliah mekanika Tanah. Namun semua itu berubah ketika wanita itu memberikan tugas yang berat dan jangka waktu ppengumpulannya lebih cepat dari biasanya. Keadaan ini membuat Rama, Dimas, dan Anto mulai stress karena banyak tugas yang tidak bisa dikerjakan secara bersamaan. Rama yang masih penasaran akhirnya mencoba untuk konsultasi pribadi ddengan dosen itu sambil mencoba memulai pendekatan. Sesampainya di rumah dosen itu, Rama pun membuka pembicaraan dengan menanyakan tugas, kemudian pembicaraan beralih ke hal yang umum, dan merujuk ke personal. Dalam perbincangan tetiba terdengar suara klakson motor dari depan rumah dosen itu, ketika dilihat ternyata Tomi yang berada di depan pagar. Setelah berdebat panjang, ternyata dosen itu adalah kakak Ipar Tomi yang bernama Nina, dan Tomi datang mengantarkan oleh-oleh dari Ayah Tomi yang baru pulang dari Umroh. Sinopsis Episode 8 “Rejeki Nggak Kemana” Anto lagi pusing-pusingnya karena Tomi baru saja menagih tunggakan uang kosnya selama dua bulan. Tomi pun mengancam akan mengusir Anto dari kosan itu bila Anto tidak segera melunasi uang kosannya dalam waktu seminggu. Maka Anto menelpon kedua orangtuanya untuk meminta uang. Bukannya mendapat uang, Anto malah dipaksa untuk pulang kampung. Karena ingin membuktikan diri, Anto mengurungkan niatnya untuk meminta uang dan berniat mendapatkan uang dengan modalnya yang tersisa. Akhirnya, ia meminjam uang pada Rama dan Dimas namun Rama dan Dimas hanya bisa melunasi uang kos xl!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
Anto selama sebulan. Untuk bisa melunasi seluruh uang kos dan biaya hidup Anto, Anto harus mencari uang tambahan. Maka mulailah ia membuka lapak makanan ringan di depan kamarnya. Bukannya dapat untung, Anto malah terpaksa menanggung rugi karena banyak teman yang mengambil jualannya tanpa membayar. Pada saat itulah, Rama dan Dimas ikut membantu Anto untuk menagih hutang teman-temannya dan mencari uang tambahan. Sinopsis Episode 9 “Godaan Baru Dimas” Suatu hari, ketika Dimas sedang belajar, lagi-lagi Sisil menginterupsi kegiatan belajar Dimas dengan menelponnya. Di telepon, Sisil meminta Dimas bertemu dengannya karena mereka sudah lama tidak bertemu. Lagipula, sebentar lagi mereka berdua akan merayakan anniversary mereka yang pertama. Karena ingin cepat-cepat menutup telepon, Dimas mengiyakan permintaan Sisil dengan skeptis. Dan di saat Dimas skeptis pada Sisil, Dimas pun bertemu dengan Lani di kelas Kimia Dasar. Mereka dipersatukan dalam sebuah kelompok kecil . Dimas pun selalu mengajak Lani ke kosannya untuk mengerjakan tugas bareng, walaupun mereka sering mendapatkan godaan yang aneh-aneh dari Tomi saat dengan kerja kelompok. Saat mengerjakan tugas kelompok, Dimas merasa nyaman dengan Lani karena Lani baik, pintar, dan pengertian. Mau tidak mau, Dimas membanding-bandingkan Lani dengan pacarnya saat ini. Lani baik dan pintar, ia pasti akan selalu mengajari dan mengingatkan Dimas untuk selalu belajar jika nanti mereka berpacaran. Berbeda dengan Sisil yang manja dan selalu men-distractnya. Dimas pun menceritakan hal ini pada Rama dan Anto. Bahwa ia akan memutuskan Sisil dan berusaha mengejar Lani. Namun, Rama yang selalu mengistimewakan perempuan menolak dengan keras niat Dimas. Menurut Rama, Dimas harus memikirkan perasaan Sisil yang akan diputuskannya menjelang anniversary mereka. Anto pun mengamini perkataan Rama. Maka, Dimas pun semakin bingung. Karena bingung, ia memutuskan untuk menjalani hubungan dengan keduanya. Dimas mengajak Lani kencan, namun ia terus meladeni telepon dari xli!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
Sisil secara skeptis. Suatu hari bila waktunya sudah tepat, Dimas akan memutuskan hubungannya dengan Sisil. Namun, saat Dimas mau jalan untuk kencan dengan Lani, Sisil tiba-tiba datang ke kosan Dimas. Pada malam itu, Sisil pun meminta maaf atas sifat manjanya yang selalu mengganggu Dimas. Dimas yang awalnya ingin berhenti berhubungan dengan Sisil pun membatalkan kencannya dengan Lani dan tidak jadi berpisah dengan Sisil. Sinopsis Episode 10 “Ujian Tengah Semester” Suatu hari di wisma kencana, tidak seperti biasanya kosan terlihat sangat sepi, ketika dilihat banyak tulisan-tulisan yang menyebutkan untuk tidak berisik, menengok masing-masing kamar Rama, Dimas, dan Anto terlihat ternyata mereka sedang belajar giat dengan muka penuh stress, ternyata keesokan harinya merupakan ujian tengah semester. Namun kesialan menimpa mereka, dihari yang sama merupakan ulang tahun Tomi, musuh bebuyutan mereka, dan Dimas mengadakan pesta ulang tahunnya di rumahnya, yang di mana bersebelahan dengan wisma kencana. Bagaimanakah nasib ujian tengah semester Rama, Dimas, dan Anto? Sinopsis Episode 11 “Inspeksi Mendadak” Suatu hari ketika Rama, Dimas, dan Anto sedang berkumpul di teras wisma kencana tiba-tiba handphone Anto berdering, tertera bahwa ibunya yang menghubungi Anto, Setelah menutup telepon dari ibunya, kepanikan muncul dari muka Anto, ternyata di hari itu ayah dan ibunya mendadak datang dari kampung untuk memeriksa keadaan Anto di Jakarta karena pada minggu sebelumnya Anto menelpon kedua orangtuanya dan meminta uang . Sifat orang tua Anto yang sangat kolot dan disiplin mengharuskan keadaan kosan rapih, bersih, dan tidak boleh ada perempuan satu pun dikarenakan wisma kencana merupakan kosan khusus pria. Namun, di malam harinya Tomi baru saja mengadakan pesta ulang tahunnya, kamar Anto pun belum dirapihkan, terjadi kepanikan diantara mereka xlii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
bertiga, sampai Anto melupakan bahwa di hari itu ada kumpul kelompok yang di mana anggotanya kebanyakan perempuan. Bagaimanakah nasib Anto? Sinopsis Episode 12 “Teman Baru Rama” Suatu hari ketika Rama sedang menonton televisi di ruang tengah kosan bersama Dimas dan Anto, ketika itu pula handphone dimas berbunyi, dan ternyata sahabat lamanya yang menelpon, yaitu Dinda (20). Dinda adalah teman lama Dimas yang saat ini sedang liburan dari kuliahnya, karena Dinda kuliah di Jogja. Dimas yang mengingat bahwa Rama sedan jomblo dan begitupun Dinda, Dimas langsung mengajak Dinda bertemu untuk melepas rindu, namun Dimas juga mengajak Rama untuk dikenalkan kepada Dinda. Anto yang mendengar ajakan Dimas pun juga ingin ikut, namun Dimas menolak dengan alasan Rama belum pernah berpacaran. Ketika bertemu, Dimas mengenalkan Rama kepada Dinda, dan sepertinya usaha Dimas untuk mendekatkan Rama dengan Dinda akan berhasil, melihat Rama dan Dinda yang sangat antusias dalam percakapan mereka berdua. Hubungan Rama dengan Dinda tidak hanya sampai pada pertemuan itu saja, mereka kini lebih intensif dalam berhubungan melalui pesan singkat ataupun sosial media. Namun Rama dibuat bingung karena Dinda memberitahu bahwa Dinda juga sedang dekat dengan seseorang. Rama yang pede membolehkan Dinda dekat dengan orang itu, karena Rama yakin bisa mendapatkan hati Dinda. Sinopsis Episode 13 “Kejutan Untuk Rama” Rama yang bisa dibilang sedang kasmaran dengan Dinda, belakangan hidupnya dipenuhi dengan keceriaan. Dimas yang melihat rama senang pun juga ikut merasakan senang. Rama yang semakin percaya diri akhirnya mengajak Dinda jalan berdua. Rama menanyakan Dinda perihal jalan berdua, Dinda menjawab bisa namun lusa. Rama yang mendengar hal tersebut senang bukan kepalang. Rama pun memberitahukan Dimas kalau dia akan jalan dengan dinda. xliii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
dimas yang mendengar kabar tersebut pun senang, dan menasehati Rama untuk berbenah diri, mulai dari pakaian, sepatu, maupun bau badan. Rama yang mendengar hal tersebut langsung berfikir dan mengajak Dimas untuk menemaninya belanja besok setelah kuliah, namun Dimas tidak bisa karena akan bertemu dengan Sisil. Rama yang kebingungan langsung menghampiri Anto di kamarnya. Ketika ditanya hal yang sama, Anto pun menjawab dengan nada sombong, kalau dia besok akan ada kencan dengan seseorang. Rama yang mendengar hal tersebut langsung tercengang dan tertawa. Keesokan harinya Rama bingung akan pergi ditemani siapa, akhirnya Rama memutuskan untuk pergi sendiri. Rama yang berniat mencari pakaian, sepatu, dan parfum untuk bertemu dengan Dinda, merasa kebingungan. Ketika sedang melihat-lihat, Rama melihat Anto sedang berjalan menuju suatu tempat. Rama yang penasaran akhirnya membuntuti Anto, dan ternyata Anto sedang menghampiri seorang wanita yang agak samar karena Rama hanya melihat bagian punggung wanita tersebut. Sesampainya di kosan, Rama menunggu Anto dan menanyakan Anto tadi bertemu siapa. Anto yang datang dan seketika ditanya pun kaget dan menjawab bahwa wanita itu adalah teman dekat dia yang sedang liburan. Rama yang mellihat anto sangat percaya diri tiba-tiba merasa pesimis dan grogi. Rama pun akhirnya meminta tolong Anto untuk ikut menemani agar nanti suasana tidak canggung. Anto yang besok tidak ada kelas pun mengiyakan permintaan Rama. Keesokan harinya ketika Rama dan Anto berjalan untuk bertemu dengan Dinda, mereka bertemu dengan Dimas yang baru saja selesai mencari buku untuk bahan bacaan kuliahnya, dan akhirnya mereka bertiga pun jalan bersama untuk menemui Dinda. Setelah melihat dari kejauhan, akhirnya Dimas memanggil Dinda, dan Dinda pun menghampiri Dimas dan Rama. Setelah bicara banyak, akhirnya Dinda dikenalkan Dimas ke Anto. Anto yang melihat Dinda langsung kaget karena Dinda adalah wanita yang sedang Anto dekati dan baru kemarin bertemu. Dinda yang melihat Anto pun juga kaget dan tidak menyangka bahwa Anto adalah temen dari Dimas dan Rama. Rama dan Dimas yang melihat Dinda dan Anto saling kenal juga kaget. Mulai ada xliv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
pertanyaan yang membingungkan mereka. Akhirnya, Rama dan Anto pun semasama bersikap dewasa, baahwa mereka akan bersaing secara sehat untuk mendapatkan hati Dinda, walaupun ada friksi di antara mereka berdua.
xlv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
LAMPIRAN 3 Treatment Episode Pilot Program “Indekost” 1. EXT. KOST-SIANG Ojek yang dinaiki Rama berhenti tepat di depan pintu pagar gedung kosan. Rama turun dari ojeg. Ia memandangi gedung kosan sambil berdecak kagum. Dan ketika ia membuka pintu pagar, terlihat Sisil baru saja keluar dari pintu kosan dan berjalan ke arah Rama. Dalam bayangan Rama, Sisil terlihat tengah berjalan slow motion ke arahnya sambil melenggak-lenggokkan badannya. Namun bayangan Rama buyar seketika saat Dimas tiba-tiba muncul mengejar Sisil. Adegan slow motion sontak terhenti. Kini Dimas terdengar membujuk Sisil sambil memegang tangan Sisil. Namun Sisil menepis tangan Dimas. Rama memutar bola matanya dan melewati Sisil dan Dimas yang masih melanjutkan adegan sinetronnya.
2. INT. KOST-SIANG Rama menemukan kamar yang dicarinya dan membuka pintu kamar kosnya. Namun, ia menemukan Anto yang tengah memasang pigura di kamarnya. Rama sontak kaget atas keberadaan Anto di kamarnya. Pada saat itu Anto mengaku bahwa kamar itu adalah kamar kosnya. Rama dan Anto pun berdebat sampai akhirnya Dimas yang sedang lewat kamar Rama menengahi mereka berdua. Dimas memberi saran untuk menanyakan sengketa kamar mereka pada pemilik kosan. Mereka pun memanggil Kang Mamad sang penjaga kosan untuk mengantarkan mereka pada pemilik kosan. Namun, Kang Mamad memberitahu mereka bahwa pemilik kosan sering tidak ada di rumah. Hanya anaknya yang sering berada di situ. Namun pada saat itu anak sang pemilik kosan pun sedang tidak ada. Mereka pun bingung dengan sengketa kamar dan kamar sudah terisi penuh. Namun, Dimas teringat bahwa ada kamar di sebelahnya yang masih kosong. Dimas pun menawarkan kamar tersebut pada salah satu dari mereka berdua. Anto langsung tertarik menempati kamar tersebut karena lokasinya dekat dengan kamar mandi. Maka Anto pun kembali mengepak barang-barangnya dari xlvi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
kamar Rama dibantu dengan Rama dan Dimas. Ketika tengah membantu mengepak barang-barang Anto, Rama tertawa akan foto-foto Anto yang berpakaian rapi dan bergaya a la agen MLM dan kata-kata motivasi buatan Anto. Suasana pun menjadi cair. Rama, Anto, dan Dimas berkenalan. Dari obrolan mereka, mereka sama-sama kaget karena mereka bertiga ternyata satu fakultas. Maka, mereka bertiga memutuskan untuk melihat-lihat kampusnya besok.
3. EXT. KAMPUS-SIANG Rama, Dimas, dan Anto sampai di kampus. Mereka berpapasan dengan TOMI dan kedua temannya. Mereka bertiga berdecak kagum. Anto pun mengambil foto-foto kampusnya dengan kamera handphone VGA miliknya. Tomi yang berada dekat situ tersenyum. Ia pun berbisik pada kedua temannya. Kedua teman Tomi ikut tersenyum. Mereka pun mengaku sebagai panitia ospek dan memperkenalkan Tomi sebagai ketuanya. Namun Tomi hanya diam dan tidak memperkenalkan diri. Kedua teman Tomi pun memberikan tugas pertama pada Rama, Dimas, dan Anto berupa nametag segi 13, sesuai dengan angkatannya yang harus dikumpulkan besok pagi.
4. EXT. JALANAN MENUJU TOKO-SIANG Rama, Dimas, dan Anto berjalan loyo menuju toko alat tulis untuk membeli bahan-bahan nametag. Rama pun mengutarakan niatnya untuk menyelesaikan nametag itu secepat mungkin. Namun, sesampainya ia di toko, ia bertemu dengan seorang cewek yang membuatnya tidak bisa mengatupkan mulut. Rama pun mengajak ngobrol cewek itu dan mengetahui bahwa cewek itu adalah seorang maba yang juga tengah membeli bahan-bahan nametag. Rama pun menawarkan diri untuk membantu mengerjakan tugas ospek cewek itu. Sementara itu Dimas dan Anto terus menyindir Rama yang pada awalnya berniat untuk menyelesaikan nametagnya secepat mungkin. Sebelum pergi dari situ, Cewek itu pun menolak dengan halus dan memanggil Kak pada Rama. Sepeninggal cewek itu, sang xlvii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
PENJAGA
TOKO
memberikan
bahan-bahan
yang
mereka
minta
dan
menyebutkan jumlah yang harus mereka bayar. Anto shock karena jika ia membayar sekarang, berarti ia tidak bisa makan nanti malam. Dimas yang memiliki uang berlebih saat itu pun menalangi uang Anto.
5. INT. KAMAR DIMAS- SIANG Rama, Dimas, dan Anto berkumpul di kamar Dimas. Mereka menggelar bahanbahan nametag dan bersiap mengerjakannya ketika Dimas mendapat telepon dari Sisil. Dimas pun menyuruh Rama dan Anto untuk mulai membuat nametag duluan. Dimas pun telpon-telponan dengan Sisil sampai mengubah-ubah posisinya. Dari duduk hinggga tiduran. Rama dan Anto yang melihat kelakuan Dimas hanya geleng-geleng kepala.
6. INT. KAMAR DIMAS-MALAM Dimas terbangun dari tidurnya dan terperanjat ketika mendapati dirinya ketiduran. Dilihatnya
kamarnya
sudah
berantakan
dan
Rama
dan
Anto
sudah
bergelimpangan tidur di lantai. Jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, Dimas semakin kaget. Ia segera membangunkan Rama dan Anto. Rama dan Anto sama paniknya. Apalagi Dimas karena ia belum mengerjakan nametag sama sekali.
7. EXT. KAMPUS-PAGI Rama, Dimas, dan Anto sampai di kampus. Terlihat nametag mereka satu persatu. Nametag Rama terlihat agak berantakan dengan foto Rama yang lebih mendingan daripada biasanya karena di edit dengan kamera 360. Di sebelahnya, terlihat nametag Anto yang berantakan. Dan terakhir, terlihat nametag Dimas yang baru setengah jadi. Mereka bertiga berjalan dan menemui seorang panitia yang tengah memakai jaket almamater. Dari panitia tersebut, Rama cs. tahu kalau Tomi dkk. yang mereka temui kemarin adalah panitia ospek gadungan. Sang panitia ospek xlviii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
pun memberitahu mereka kalau ospek baru akan dimulai seminggu lagi. Rama, Dimas, dan Anto langsung kaget.
8. INT. KOST-MALAM Malamnya, mereka berkumpul di ruang tengah kosan. Saat itu mereka sama-sama mengutarakan niat mereka untuk membalas dendam pada Tomi. Kang Mamad yang lewat situ spontan menyuruh mereka bertiga untuk diam karena anak sang pemilik kosan sudah di carport dan akan segera datang. Rama pun langsung membayangkan bagaimana wujud anak pemilik kosan itu. Ia membayangkan sang anak pemilik kosan adalah seorang cewek cantik. Sementara itu, Anto berharap agar sang anak pemilik kosan bisa memaklumi dirinya jika ia terlambat membayar kos. Dimas memutar matanya skeptis. Tak lama kemudian, terdengar pintu dibuka. Rama, Anto, dan Dimas penasaran dengan wujud anak pemilik kost itu. Namun, ternyata anak pemilik kost adalah Tomi. Ketiganya spontan kaget dan Tomi hanya tersenyum culas.
xlix!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
LAMPIRAN 4 Rate Card Kompas TV May 2014
l!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
li!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
lii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
LAMPIRAN 5 Transkrip Wawancara Pakar 1 Wawancara Pakar 1 Responden
: Duta Prameswari, Senior Kreatif Departemen Drama Kompas TV
Tanggal
: 22 November 2013
Sesi Diskusi 1 Peneliti (P): Menurut kak Duta, program drama itu kayak gimana? Duta Prameswari (DP): Yang terpenting dalam drama itu si karakter masing2 harus punya background yang berbeda2 sehingga dapat menimbulkan permasalahan nantinya. Untuk membangun cerita, yang terpenting adalah gimana orang sadar sama si karakter ini, di mana masing2 memiliki ciri khas tersendiri. P: Dari semua jenis program televisi, program drama itu yang aling unggul dan banyak di tonton oleh masyarakat, menurut kak Duta itu alasannya apa? DP: Drama memiliki presentasi penonton terbesar karena pada intinya masyarakat membutuhkan hiburan, kalian udah capek dengan dunia realita sekolah, kerja dsb, kalian ingin terhibur. Standard deh, kayak lo nonton ke bioskop, lo ingin terhibur, bukan mikir. Standar awal adalah karena ingin terhibur. Kenapa pada akhirnya semua stasiun TV yang punya porsi drama lebih, dari TV yang lain, pasti akan dikejar oleh stasiun TV itu, karena pertama banyak yang nonton, kedua masuk ke semua golongan, ketiga sumber iklan. Namun, ada kecendrungan beranggapan bahwa “Kok sinetron gini sih?”, lalu produser menjawab “ya yang disukain penonton kayak begini”, kemudian di balikin “penonton yang mana?”. Masih ada perdebatan. Namun, pada dasarnya kenapa drama disukai karena satu menghibur, kedua penonton Indonesia suka dengan mimpi, terkadang lo bermimpi bahwa “wah orang kaya punya ini, punya liii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
ini, jadinya seneng dibuai” hingga akhirnya lo punya jokes “sebenernya sinetron yang ngikutin reality, apa reality yang ngikutin sinetron sih?”. P: Menurut kak Duta, potensi program drama komedi di Indonesia gimana? DP: Potensi drama komedi di tahun 90an, itu cukup baik, dalam arti penonton baik, semua nonton. Seperti lika liku laki-laki, jin dan jun, itu adalah salah satu sitcom yang cukup dikenal dan cukup terkenal. Permasalahannya sederhana, gara2 yang main Lydia kandau, jimmy Gideon dkk. Mereka tidak punya setting di manapun, hanya dirumah, tapi masalahnya ada aja, konflik hanya berputar disitu aja, itu yang namanya drama situasi komedi. Kemudian setelah itu masuk yang remaja, generation x yang di antv, yang main Mario lawalata dkk. Itu cukup banget potensi sebenernya, mungkin karena dulu sinetron tayangnya seminggu sekali, sementara sekarang striping. Itu yang mungkin membuat bedanya drama sitcom Indonesia dengan sitcom luar negeri. Lo pasti ngeliat kayak misalnya OVJ, sebegitu hebohnya, jokesnya ya slapstick. Indonesia itu terkenal dengan slapstick. Sementara lo di luar negeri ga begitu, missal yang sekarang lagi nempel misalnya Modern Family, The Office, Friends. Mereka situasinya adalah dengan dialog, dan logika berpikir. Tetapi ketika sitcom seperti itu masuk ke Indonesia itu akan sulit, karena potensi kita adalah potensi2 penonton yang senang dengan slapstick. Mulai dari yang akhirnya datang juga, yang pake alat, OVJ, Extravaganza, semua itu rata2 slapstick. Srimulat misalnya, itu standard buat gw, tapi ya kayak misal dono kasino indro yang udah pernah gw tonton berkali-kali aja kalo gw tonton lagi gw masih tetep ketawa, karena ya slapstick. Gw kadang tuh pengen gtu, ayo dong kita bikin sitkomnya yang cerdasan dikit, tapi balik lagi ketika kita bikin yang agak susah sedikit dengan dialog yang cerdas, belom tentu itu akan menjadi sesuatu yang menarik buat orang umum kebanyakan. Lo nonton kan Modern family gimana si bapak yang udah tua, punya istri yang seksi banget org amerika latin, punya anak yang masih segitu, ada yang gay ada yang gimana, itu sebenernya penceritaan mereka itu penceritaan sehari-hari, potensinya sih menurut gw sejauh ini oke tapi itu tadi arahannya kemana, kalo lo liv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
mau main sitcom yang kata2, gw masih bisa bilang agak suli untuk diterima dengan cepat. Hanya kelas A atau B, untuk kelas C-D dia pasti akan sulit untuk masuk. Sementara untuk si kelas A-B aja nontonnya TV Cable. Tapi potensinya menurut gw oke, kuncinya adalah penonton kita suka dengan komedi yang slapstick. P: Ada ga sih kak, potensi drama komedi sitkom dengan doalog cerdas berkembang di Indonesia? DP: Potensi kedepannya untuk sitcom yang lebih kearah dialog cerdas ada, tapi kalo seberapa banyak, bagus atau persennya itu yang agak sulit. Gw juga mencoba bikin yang seperti itu, temen2 gw pu juga “ayo dong bikin yang lebih pinter dong, tapi ya balik lagi, kita bertolak belakang dengan pasar. Kecuali kalo lo mau bikin yaudah gw pengen bikin yang sesuai idealis gw, idealis stasiun TV, atau idealis produser, gapapa lah
ga ada penonton, nah itu beda lagi. Cuman ketika lo
ngadepin orang yang “gw harus dapet duit” dengan model yang dialog, agak susah. Bukan kita pesimis, tapi kita menghadapi realita kondisi penonton Indonesia. P: Denger-denger Kompas TV, lagi ngembangin divisi dramanya ya kak, bener? DP: Kompas TV di 2014 akan ada tayangan drama yang rencananya akan diproduksi oleh anak produksi, general entertainment, kan selama ini ada drama , kayak dulu yang antologi criminal, kaya gtu yang bikin si KG Production, atau mungkin si programming membeli ke PH A B C, tapi dari produksi sendiri juga ingin ada divisi dramanya sendiri. P: Definisi program drama komedi itu apa sih kak sebenernya? DP: Definisi drama komedi adalah sebenernya sebuah situasi drama yang berisi komedi, di mana memunculkan unsur komedinya adalah situasinya itu sendiri. Seperti contoh sitcom luar negeri, obrolan diantara mereka yang membuat itu lv!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
lucu, karena situasi yang timbul dari obrolan itu. Beda dengan situasi yang dibuat pada drama komedi Indonesia. Indonesia sudah mulai mencoba membuat komedi dengan obrolan situasi tersebut seperti pada stand up comedy yang dibuat oleh kompas dan metro TV. P: Perbedaan antara drama komedi, dan sitkom tuh sebenernya apa? DP: Drama komedi dan sitcom sebenernya itu sama, mungkin perbandingannya bahwa drama komedi itu gw mencontohkan film seperti quicky express, drama tapi
komedi,
atau
seperti
tarix
jabrix,
itu
bisa
dibilang
“Genrenya
apa?”,”Komedi”. Tapi ga ada kan, “Genrenya apa?”, “Film sitcom”, ga ada kan. Mungkin kalo sitkom lebih kepada serial tvnya, tapi kalo drama komedi lebih kepada film, kurang lebihnya seperti itu.
Sesi Diskusi 2 Tanggal
: 4 Desember 2013
P: Menurut kak Duta, bagaimana konsep program “Indekost”? DP: Pertama gw suka judulnya, kedua karakternya kalo baca sekilas Rama dan Dimas hampir sama sebenernya, nanti visualnya lo harus bisa bedain. Kalo untuk cerita, mungkin karena ini yang buat mahasiswa, jadi ceritanya begitu terasa deket, ceritanya sangat mahasiswa. Mungkin karena yang buat mahasiswa, yang kayak pacaran itu aja deh, anak sma dan mahasiswa di kepala gw tuh emang ya kayak gitu. Menurut gw ceritanya cukup menarik, sesuai dengan judulnya yang “Indekost” itu, dengan karakternya juga. Cuman, lu saat bikin skrip episode kebelakang, krucutnya kemana nih, mau Indekost dan kampus, atau lebih banyak di indekostnya aja, sebenernya ga terlalu pengaruh sih, cuman menurut gw lo ketika di kos-kosan itu konfliknya timbul apa lagi nih. Yang gw suka sih disini ceritanya ga terlalu banyak.
lvi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
P: Kalo dari segi jalan cerita “Indekost” gimana kak? DP: Kalo masalah garis besar mahasiswanya sih menurut gw itu oke banget, dan kalo lo mau tau saat ini, emang jarang banget sitkom yang mengambil tema seperti ini. Rata-rata, coba lo melihat 5 tahun kebelakang, sitkom-sitkom yang ada malah lebih justru ke urban, suburb yang daerah pinggiran, kontrakan, betawi, ya kan? Dan lo mengambil satu tema indekost yang itu deket banget, tapi jarang diambil. Kontrakan juga deket, tapi terlalu banyak akhirnya, kayak bajaj bajuri, kontrakan 3 pintu yang gw buat, suami-suami takut istri, kontrakan juga. Jadi menurut gw, ketika lo ambil indekost, suatu hal yang menurut gw seharusnya dilirik sama produser, seharusnya. Karna kayak yang gw bilang tadi, putar lima tahun kebelakang, jarang yang ambil tema itu, karena dari jaman dulu pun gw belom ngerasa ada sitkom tentang kos-kosan. Lika-liku laki-laki itu rumah, garagara rumah juga, gen X yang gw bilang itu, tentang advertising dan wartawan, itu jarang banget, dan akhirnya ada ini. Cerita menurut gw, ya ada yang menurut gw ini ga penting haursnya bisa ditarik, cuman karena ini udah final draft, dan bukan gw yang nulis, yaudah, cuman menurut gw ini ceritanya mengalir sih, cukup bikin senyum. Di next episode mungkin lo harus dapetin Rama yang mengejar ataupun ama cewe apa gimana gitu. P: Plus, minus, dan masukannya apa kak kira-kira? DP:Dari semua menurut gw ada beberapa yang biasa, tapi ya gapapa juga kalo missal ntar di scenario bisa lo kulik gitu kan. Dan menurut gw memang ini cerita lebih banyak seputar kos-kosan ya sesuai dengan judulnya, bukan seputar kampusnya. Trus ada yang suka sama adeknya Dimas kan, itu tinggal lu mau bawa ke arah mana, apakah repot di persiapannya, pendekatanya. Sejauh ini sih enurut gw udah sesuai dengan tema kos-kosannya. Trus yang episode terakhir tuh, yang Dinda-dinda itu, menurut gw ga cukup satu episode, karena menurut gw jadi menarik sih perjuangannya, dan membuat orang cukup penasaran. Ya PRnya adalah bagaimana menyembunyikan si Dindanya ini, dari penonton. Tapi lo bisa bikin juga dikasih tau ke penonton dari awal. Tetep aja lvii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
bikin penasaran di endingnya nih dia mau milih yang mana, asal jangan lo si dosen cantik siapanya tomi gitu, ini siapanya tomi, ternyata si Dinda ini sepupunya Tomi, jadi Tomi semua. Tapi menurut gw oke tuh, seluruh permasalahannya mereka, kekacauan mereka tuh emang Tomi.
lviii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
LAMPIRAN 6 Transkrip Wawancara Pakar 2 Wawancara Pakar 2 Responden
: Herny Mulyani, Manajer Produksi ANTV
Tanggal
: 29 April 2014
Peneliti (P): Pertama aku mau Tanya, kenapa program drama tuh lebih unggul dr program lainnya? Di Indonesia kan program drama paling banyak penontonnya, menurut Mbak Herny, itu kenapa? Herny Mulyani (HM): Okay, ini bahan proposal penelitian gw, jadi tren program tv itu dari tahun ke tahun itu pasti mengandung unsur drama, pasti drama deh, nomer satu tuh selalu drama. Kalopun ada program lain yang 1,2,3 itu pasti ada unsur dramanya, itu pembukaan proposal gw. Misalnya Idol, pernah jadi nomer satu di tv, terus Indonesia Mencari Bakat. Tetapi apa yg paling penting apa unsurnya? Ada unsur drama didalemnya. Drama antar jurinya, berantem ama jurinya, kemudian misalnya The Academy, antara juri-jurinya tuh juga ada dramanya. Juri dengan host ada dramanya, jadi bukan hanya asal penilaian, itu kenyataan yang terjadi sekarang. Pertanyaan kamu kenapa, ya aku aja lagi neliti. Kalo sejauh ini sih dari asumsi kita bahwa penonton Indonesia tuh suka sesuatu yang bercerita, bertutur. Nah speciallynya, org Indonesia tuh banyak yang C-D-E, mereka seneng konflik, seneng sesuatu yang emosi, marah, cela-celaan, nangis, tikai, kayak gitu. Makanya sembarang drama yang bertutur biasa aja kyk gitu ya ga laku juga, tapi harus ada yg penuh sarat dengan konflik. Nah, itu emang karena kalo dihubungkan lagi dengan gaya komunikasi orang Indonesia, memang begitu. Orang Indonesia kan orangnya gak, apa ya bahasanya, kalo bahasa sundanya ngayayay, ngayayay tuh ya bertele-tele, muter-muter, bercanda, seru-seruan, jengjeeeng, kalo kamu nonton film drama luar beda ama film drama Indonesia.
lix!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
Drama luar tak-tek-tak-tek gitu, kamu nonton film apa ya, ehmm ada sinetron di Indonesia yang baru nih, ganteng-ganteng kok serigala. Kamu bandingin di Amerika sekarang tuh lagi terkenal Games of Thrones, serial nomer satu, beda, yaiyalah, tapi jangan liat teknisnya ya, beda cara pembawaannya. Atau yang paling gampang cara pembawaan Big Brother, dengan petir yang bikinan Indonesia, Big Brother bikinan luar negeri, beda. Orang luar kalo marah, ‘gw ga suka lo..” gitu doang kan gayanya. Orang Indonesia kalo marah “Anjing lo! Monyet!” sorry. Jadi memang karenabalik lag I ke gaya orang Indonesia, level of education orang Indonesia, sama gaya komunikasi orang Indonesia. P: Terus, kan di Indonesia program komedi juga banyak ditonton sama orang, nah tapi kenapa yang booming tuh yang model-model komedi slapstick gtu mbak? HM: Nah itu kembali lagi ke orang Indonesia yang doyan ama sesuatu yang lebay, kalo Stand Up Comedy ga booming, padahal itu sama-sama komedi, karena kalo Stand Up Comedy harus mikir, ga ada visualnya. Kalo slapstick komedi, kayak srimulat, main toyor, muka lo kayak jamban. Jadi sangat visual banget keliatan, karena balik lagi ke budaya Indonesia, dan pendidikan di Indonesia. P: Terus, kalo program sitkom kayak Modern Family, dia kan komedi yang cerdas gitu ya Mbak, lebih ke dialog tektok gtu kanMbak ya, kalo misal model komedi kayak Modern Family gitu tayang di Indonesia, menurut Mbak Herny itu akan kah ada peluang sukses? HM: Ini seperti ayam ama telor ya sebenernya, antara teori Agenda Setting, sama Uses & Gratification. Jadi antara media yang mau menentukan, atau masyarakat yang memilih. Sebenernya masyarakat sekarang tuh udah pinter, di udah bisa milih mana yang mau ditonton, mana yang enggak, sebenernya. Tapi balik lagi media kuat apa nggak. Sekarang kita semua udah tau kalo masyarakat tuh paling banyak doyannya tuh nonton sinetron yang ga penting-penting itu. Tinggal medianya yang harus mensiasati, masa tiap hari kita nayangin program yang ga lx!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
bermutuh, kayak YKS, campur-campur, pesbuker, kan ga bermutu, ga ada valuenya itu program. Apa ya valuenya? Tapi, balik lagi karena itu yang disukain penonton, kamu harus pinter-pinter. Sinetron itu kan valuenya gak ada, kecuali sinetron religi, dulu Tukang Bubur Naik Haji itu bagus. Nah balik lagi orang medianya yang harus pinter, nah itu yang menjadi challenge buat aku juga sebagai orang media. Misalnya Mahabarata nih, ini program bagus, karena dia bener-bener selera masyarakat Indonesia banget, dia sinetron yang berantem, ada bertikai, ada penghianatan, ada kesetiaan, kepahlawanan, nilai-nilai heroic disitu, tapi ini penuh dengan full of value. Kenapa? Karena intinya dia ada ceritanya yang bener-bener kejadian berdasarkan sejarah, sejarah India, yang pkoknya di Indonesia terkenal. Nah itu salah satu contoh bahwa menggabungkan antara idealism, dengan selera msayarakat, makanya ratingnya bagus. Jadi, kita tau bahwa masyarakat Indonesia sukanya sinetron, jangan dikasih sinetron yang plek-keteplek, harus pinter-pinter, ibarat kayak ke anak kecil, anak kecil tuh ga suka sayur kan, tapi sayur tuh penting untuk mereka. Anak itu sukanya makanan yang apa ya, yaudah ayam dikasih sayur tengah-tengahnya, akhirnya bagus kan, anaknya seneng makan ayam, dia dapet vitamin juga. Nah itu tugas media banget. Kalo aku definitely ga ngarepin penonton, karena penonton apa yang ditonton dimakan, apalagi kalo dia suka, penonton tuh kayak anak kecil, dia suka ayam ya ayam, dia suka ini ya ini, ga mikirin jelek pa nggaknya. Kecuali penonton yang pinter, mereka berarti udah dewasa. Balik lagi, kalo aku lebih mencerca medianya harus lebih baik. Nah jadi ketika kamu nanya, ada hope apa nggak, ada, it’s always been a hope, problemsnya adalah orang media mau nggak, karena capek. Karena aku aja untuk ngasih makan anak gw makan sayur aja capek, capek dong bikin sayur ayam, capek banget. Tapi sebenernya kalo gtu hasilnya ada, tapi org media gamau. Kendalanya adalah satu biaya, kedua waktu. Sementara tv-tv lain instan jegrok perang-perang, kalo ada media yang masih ngasih pendidikanbegitu-begitu lama, ga ada uangnya, ga ada waktu. TV yang bagus secara quality dan value tuh NET., tapi dia ga ada duitnya. Kamu liat aja iklan ada ga? Sedangkan TV tuh mahal. Tapi itu berarti commitment owner, which is good, kita harus support. Seharusnya hal ini dilakukan oleh TVRI, karena TVRI ga ngejar rating, ga ngejar uang. TVRI lxi!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
harus menjadi tv pendidikan, harus menjadi plopor. TVRI tuh harusnya kayak NET TV. P: Terus, Mbak kan tadi bilang kalo tvnya udah berkomitmen untuk mengubah kebiasaan nonton gitu, berarti bisa, nah penontonnya itu bisa diubah ga Mbak kebiasaannya? HM: Bisa, jadi kembali ke teori uses & gratification, bahwa efek media tuh lamalama, karena media yang meng-agenda setting nih, udah ngeset bahwa tontonan yang bagus tuh kayak gini, ada ini, dibikin kayak gitu aja sebenernya. Sekarang kayak orang dulu tuh suka banget ama Jokowi, dengan blusukan-blusukan, itu adalah Agenda Setting, itu media yang bikin, makanya Jokowi menang. Nah, kembali lagi kalo medianya udah komitmen, yang bagus tuh tontonan ini loh, dan kalo semua kompak gitu, nah nanti penonton bisa memilih bahwa tontonan tersebut bagus. Kayak gw mau nanti anak gw “eh ibu adek mau deh ayam yang isinya sayur, ternyata enak kok, sehat..”, pasti bisa, tapi masaknya ga cepet, ga instant, lama, tapi kan itu penting kalo kita nggak dibikin dari sekarang, duh Negara kita mau jadi apa? P: Nah, kan tadi Mbak Herny udah baca program saya gimana, nah menurut Mbak Herny, program aku itu kayak gimana? Bagaimana? Terus memiliki peluang untuk berkembang nggak? HM: Oke pertama adalah idea oke ya, aku dulu sempet bikin kos-kosan kayak gini, gara-gara dulu tuh pernah ada program namanya di TVRI “Rumah Bu Broto”, aku gatau kamu inget apa nggak, kamu nanti browsing “Penginapan Bu Broto” di TVRI. “Penginapan Bu Broto” adalah sebuah rumah kos-kosan yang isinya berbagai orang dari daerah, dan yang punya kosannya itu adalah ibu Broto dan Pak Broto, lucu banget. Dan waktu itu aku SD nontonnya, dan sampe sekarang masih inget, karena itu tempat bertemunya akulturasi budaya, ada yang kaya, berbagai macam cerita, ada konflik, ada pacar, ada ini ada itu, dan itu bagus. Nah ini bagus dengan dikondisikan jaman sekarang, ini kos-kosan, bisa aja ini lxii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014
!
hope. Namun ada beberapa kelemahan, pertama di script, skripnya masih lemah, karena sebuah acara, apalagi sitkom itu dari skrip kan ya, karena sitkom itu ga spontan kan ya, kita ga kayak komedi show, kalo komedi bener-bener ke talent, kamu nonton pesbuker, YKS, ga ada script, mereka cuman dikasih tau Olga nanti disini ya, nanti Raffi masuk, itu terserah mereka, lucu ga lucunya. Tapi kalo sitkom, jadi kalo scriptnya lemah agak susah, nah ini scriptnya masih bisa digodog lagi, karena tujuannya adalah skrip komedi, di mana setiap adegannya harus ada punch, kayak misal dalam skrip kamu “ada kamar mandi dalem kan?”, “ada ada..”, “Asiiik..”, “Tapi kamarnya diluar…” hahahaha… nah kayak gitu. Kedua, semua harus ada established shotnya, misal kosan, kampus, tempat fotokopian, semuanya harus ada, sitkom kayak gitu. Ketiga, selain punch per dialog, ada punch per episode. Nah disini episode perkenalan kan, dia yang takut pacar tapi orang kaya, yang satu dari daerah, tapi belum begitu keluar, kamu harus mengeluarkannya. Salah satu contoh bagus ketika dimas mentraktir fotokopian, dengan ini orang tau bahwa Dimas yang kaya, yang satu belagu, harus dengan action yang jelas, kasih liat, jadi pengkarakterannya harus lebih lagi. Nah ternyata endingnya Tomi yang punya kosan, that’s quite good. Cuman detailnya harus lebih detail lagi, ini akan berefek ke shooting kamu nantinya.
lxiii!
Pilot program..., Derry Anugrah Putranto, FISIP UI, 2014