TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh : HARPRI SABILLA BARON 4123136560
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Agustus 2017
HARPRI SABILLA BARON (4123136560) NEGOSIASI PT. JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence); 123 Halaman; 40 lampiran; 24 buku, 2000-2014; 6 situs; Tugas Akhir Karya Ilmiah, Agustus 2017 ABSTRAK Pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta Utama mendapat penolakan dari warga sekitar yaitu warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Konflik yang terjadi antara kedua belah pihak, membuat PT Jakarta Cipta Utama melakukan negosiasi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada tanggal 19 September 2015. Negosiasi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar proyek Apartemen Bintara Residence tetap terbangun. Namun, dalam negosiasi ini kedua belah pihak belum menemukan titik temu. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori manajemen komunikasi dengan variabel negosiasi, variabel ini memiliki 5 dimensi yang. Adapun dimensinya, yaitu tahap negosiasi, struktur alur negosiasi, melatih kemampuan negosiasi, taktik negosiasi, dan negosiator. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan metode deskriptif. Penelitian dilakukan di bulan Maret-Juni 2017. Penulis menggunakan data primer kuisioner dan data sekunder wawancara, dengan menggunakan skala pengukuran interval. Populasi dalam penelitian ini adalah 80 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi dengan sampel 50 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir. Teknik penarikan sampel yaitu teknik sampling purposive. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan menggunakan tendensi sentral mean. Pada penelitian ini terdapat tahap negosiasi, pada tahap negosiasi PT Jakarta Cipta Utama sudah mengeksplorasi yang merupakan proses menemukan masalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis masalah dan eksplorasi ini dilakukan sebelum negosiasi berlangsung antara kedua belah pihak. Selain itu juga terdapat taktik negosiasi, dimana menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama belum optimal dalam menggunakan taktik negosiasi pada saat negosiasi berlangsung. Dalam hal ini PT Jakarta Cipta Utama harus memilah taktik negosiasi yang akan digunakan dan taktik yang dapat dihindari, sehingga negosiasi yang sedang berlangsung akan berjalan dengan baik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah PT Jakarta Cipta Utama sudah sukses dalam melaksanakan tahap negosiasi dan perlu dipertahankan untuk negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya. Selain itu, penggunaan taktik negosiasi oleh PT Jakarta Cipta Utama belum optimal sehingga PT Jakarta
ii
Cipta Utama lebih cermat dalam menggunakan taktik negosiasi dalam bernegosiasi, sehingga negosiasi yang dilakukan berjalan dengan baik. Kata kunci: Manajemen, Komunikasi, Negosiasi
iii
HARPRI SABILLA BARON (4123136560) NEGOTIATION JAKARTA CIPTA UTAMA COMPANY WITH RESIDENT OF GRIYA BINTARA INDAH BEKASI DESIGNED ON SEPTEMBER 19 2015 (Descriptive Survey: Conflict Resolution Disclaimer of Bintara Residence Apartment Development); 123 Pages; 40 attachments; 24 books; 2000-2014; 6 sites; Final Project of Scientific Work, August 2017 ABSTRACT The construction of the Bintara Residence Apartment project by PT Jakarta Cipta Utama was rejected by local residents of Griya Bintara Indah Bekasi. The conflict between the two sides led PT Jakarta Cipta Utama to negotiate with the residents of Griya Bintara Indah Bekasi housing on September 19, 2015. This negotiation is one of the efforts undertaken for the Bintara Residence Apartment project to be built. However, in this negotiation both sides have not found a common ground. In this research the authors use communication management theory with the negotiation variable, this variable has 5 dimensions. The dimensions, namely the negotiation phase, the structure of the negotiation path, training negotiation skills, negotiation tactics, and negotiators. The research approach used is quantitative, using descriptive method. The study was conducted in the month of March to June 2017. The author uses primary data and secondary data questionnaire interview, using the measurement scale interval. The population in this research is 80 residents of Griya Bintara Indah Bekasi housing that present at the time of negotiation with sample 50 of 80 populations. Sampling technique is purposive sampling. The data analysis technique used is descriptive statistics using mean central tendency. In this research there is a dimension with the highest value is the negotiation phase, meaning In the negotiation phase PT Jakarta Cipta Utama has explored which is the process of finding the problem by identifying and analyzing the problem and exploration is done before the negotiation takes place between both parties. There is also a dimension with the lowest value of negotiation tactics, indicating that PT Jakarta Cipta Utama has not been optimal in using negotiation tactics at the time of negotiation. In this case PT Jakarta Cipta Utama should sort out the negotiation tactics that will be used and avoidable tactics, so that ongoing negotiations will go well. The conclusion of this research is PT Jakarta Cipta Utama has been successful in conducting negotiation phase and need to be maintained for the negotiation which will be done next. In addition, the use of negotiation tactics by PT Jakarta Cipta Utama has not been optimal so PT Jakarta Cipta Utama is more careful in using negotiation tactics in negotiating, so negotiations are going well. Keyword : Management, Communication, Negotiation iv
LEMBAR ORISINALITAS
PROGRAM STUDI DIII HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Dengan ini penulis menyatakan bahwa Tugas Akhir Karya Ilmiah yang berjudul Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama Dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi Tanggal 19 September 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) adalah benar-benar karya penulis dan sudah mengikuti ketentuan penulisan yang ada. Apabila kemudian hari ditemukan Tugas Akhir Karya Ilmiah ini merupakan hasil plagiat, penulis bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jakarta, Agustus 2017
HARPRI SABILLA BARON NIM. 4123136560
v
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH Nama NIM Judul
: HARPRI SABILLA BARON : 4123136560 : Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama Dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi Tanggal 19 September 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) TIM PENGUJI
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
1. Wina Puspita Sari, M.Si Ketua Sidang
..............................
……………
2. Asep Soegiarto, M.Si Penguji Ahli
..............................
…………...
3. Vera Wijayanti Sutjipto, M.Si Pembimbing
..............................
…………..
4.Maulina Larasati Putri, M.I.Kom Sekretaris Sidang
...............................
……………
Lulus Sidang,
Juli 2017
vi
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI) yang berjudul NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survey Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) ini dengan baik. Tak lupa kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan doa serta dukungan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan TAKI ini. Penulisan TAKI ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi DIII Hubungan Masyarakat. Dalam penulisan TAKI ini, penulis sangat menyadari bahwa penulis memiliki banyak kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis. Penulis juga menyadari bahwa dari kekurangan itu, penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, baik yang dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1. Prof. Dr. H. Djaali selaku Rektor Universitas Negeri Jakarta, 2. Dr. Muhammad Zid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial, 3. Dr. Kinkin Yuliaty S. P. selaku ketua program studi DIII Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, 4. Vera Wijayanti Sutjipto. M.Si selaku dosen pembimbing,
vii
viii 5. Seluruh dosen program studi DIII Hubungan Masyarakat, 6. Teman-teman satu bimbingan Lutfi dan Ari. 7. Orang-orang tersayang, Liri, Dewi, Nadia, Wulan, Athaya, Lia, Meiga, Anca, Katty, dan Hafidza, Reza yang selalu memberikan semangat kepada saya. 8. Teman- teman program studi DIII Hubungan Masyarakat angkatan 2013 dan 2014, 9. Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama Bapak Iwan, 10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu atas segala bantuannya kepada penulis. Untuk membalas jasa semua pihak yang telah membantu, penulis menyampaikan dan mendoakan semoga kebaikan dari semua pihak kepada penulis mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT. Penulis menyadari betul bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan TAKI. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesarbesarnya apabila terdapat kekeliruan, kesalahan dan segala kekurangan apapun dalam penulisanTAKI ini, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Jakarta, Agustus 2017 Penulis
Harpri Sabilla Baron
DAFTAR ISI Halaman COVER .............................................................................................. ABSTRAK ............................................................................................. ABSTRACT ........................................................................................... LEMBAR ORISINALITAS ..................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... KATA PENGANTAR ............................................................................. DAFTAR ISI ........................................................................................... DAFTAR TABEL ................................................................................... DAFTAR DIAGRAM .............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
i ii iv v vi vii ix xii xv xvi
BAB I. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.4.1. 1.4.2.
PENDAHULUAN .................................................................. Latar Belakang ...................................................................... Rumusan Masalah ................................................................ Tujuan Penelitian .................................................................. Manfaat Penelitian ................................................................ Manfaat Penelitian Akademis ................................................ Manfaat Penelitian Praktis ....................................................
1 1 7 8 8 8 8
BAB II. 2.1. 2.2. 2.2.1. 2.2.2. 2.2.3. 2.2.4. 2.2.5. 2.3.
KAJIAN PUSTAKA .............................................................. Manajemen Komunikasi ........................................................ Negosiasi .............................................................................. Tahap Negosiasi ................................................................... Struktur Alur Konsentrasi Bernegosiasi................................. Melatih Kemampuan Negosiasi ............................................ Taktik Negosiasi .................................................................... Negosiator ............................................................................. Keterkaitan Konsep ...............................................................
9 9 10 12 13 16 19 21 21
BAB III. 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.4.1. 3.4.2. 3.5. 3.5.1 3.5.2. 3.6. 3.7.
METODOLOGI PENELITIAN ............................................... Pendekatan Penelitian .......................................................... Jenis Penelitian ..................................................................... Metode Penelitian ................................................................. Unit Analisis dan Unit Observasi ........................................... Unit Analisis .......................................................................... Unit Observasi ...................................................................... Populasi dan Sampel ............................................................ Populasi ................................................................................ Sampel .................................................................................. Teknik Penarikan Sampel ..................................................... Waktu dan Tempat Penelitian ...............................................
23 23 24 25 25 25 26 27 27 28 28 29
ix
x 3.8. 3.8.1. 3.8.2. 3.9. 3.9.1. 3.9.2. 3.10. 3.11. 3.11.1. 3.12. 3.13. 3.14.
Validitas dan Reliabilitas ........................................................ Validitas ................................................................................. Reliabilitas ............................................................................. Teknik Pengumpulan Data .................................................... Data Primer ........................................................................... Data Sekunder....................................................................... Skala Pengukuran ................................................................. Teknik Analisis Data .............................................................. Tendensi Sentral ................................................................... Definisi Konsep...................................................................... Operasionalisasi Konsep ....................................................... Keterbatasan dan Kelemahan Peneltian ...............................
30 30 33 37 38 39 40 40 41` 42 44 45
BAB IV. 4.1. 4.1.1. 4.1.2. 4.1.3. 4.2. 4.3. 4.3.1. 4.3.1.1. 4.3.1.2. 4.3.1.3. 4.3.2. 4.3.2.1. 4.3.2.2. 4.3.2.3. 4.3.3. 4.3.3.1. 4.3.3.2. 4.3.3.3. 4.3.3.4. 4.3.3.5. 4.3.4. 4.3.4.1. 4.3.4.2. 4.3.4.3. 4.3.4.4. 4.3.4.5. 4.3.4.6. 4.3.4.7. 4.3.4.8. 4.3.4.9. 4.3.5.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... Gambaran Umum PT Jakarta Cipta Utama ........................... Profil PT Jakarat Cipta Utama ............................................... Visi PT Jakarta Cipta Utama ................................................. Misi PT Jakarta Cipta Utama ................................................. Objek Penelitian .................................................................... Hasil Penelitian ...................................................................... Tahap Negosiasi.................................................................... Indikator Eksplorasi ............................................................... Indikator Tawar-menawar ...................................................... Indikator Legalisasi ................................................................ Struktur Alur Negosiasi .......................................................... Indikator Pendahuluan........................................................... Indikator Berlangsungnya Negosiasi ..................................... Indikator Penutupan .............................................................. Melatih Kemampuan Bernegosiasi ........................................ Indikator Strategi ................................................................... Indikator Tidak Mudah Terpancing Emosi ............................. Indikator Tanpa Debat .......................................................... Indikator Menyimak Lawan Bicara ......................................... Indikator Tidak Malu Bertanya ............................................... Taktik Negosiasi .................................................................... Indikator Berdiam .................................................................. Indikator Ikan Haring Merah .................................................. Indikator Pernyataan Tertulis ................................................. Indikator Pertukaran .............................................................. Indikator Ultimatum................................................................ Indikator Berjalan Keluar ....................................................... Indikator Kemampuan Untuk Mengatakan Tidak ................... Indikator Mengernyit .............................................................. Indikator Perilaku Menghina .................................................. Negosiator .............................................................................
47 47 47 47 47 48 49 49 49 52 55 57 57 60 62 65 65 67 71 74 77 79 79 82 84 86 88 91 93 96 98 101
xi 4.3.5.1. 4.3.5.2. 4.3.5.3. 4.4. 4.5.
Pengetahuan Negosiator ...................................................... Sikap Negosiator ................................................................... Keterampilan Negosiator....................................................... Analisis Penelitian ................................................................. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................
101 104 107 110 115
BAB V 5.1. 5.2.
PENUTUP ............................................................................. Kesimpulan ........................................................................... Saran ....................................................................................
119 119 120
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. LAMPIRAN ............................................................................................
121 xvi-Iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel 4.3. Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel 4.10. Tabel 4.11. Tabel 4.12. Tabel 4.13. Tabel 4.14. Tabel 4.15. Tabel 4.16. Tabel 4.17. Tabel 4.18. Tabel 4.19. Tabel 4.20. Tabel 4.21.
Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas .............................. Validitas Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama .................... Klasifikasi Reliabilitas........................................................ Case Processing Summary Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama ............................................................................... Reability Statistic Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama ....... Operasionalisasi Konsep .................................................. Identifikasi Masalah Banjir ................................................ Analisis Masalah Kemacetan ............................................ Solusi Atas Masalah Banjir Dan Kemacetan..................... Ajakan Diskusi. ................................................................. Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak .......................... Warga Mendapat Kesempatan Untuk Memberikan Idenya ............................................................................... Pembuatan Surat Perjanjian Antara Kedua Belah Pihak .. Pembuatan Dokumen Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak....................................................................... PT Jakarta Cipta Utama Mempersiapkan Perlengkapan Dan Peralatan ................................................................... PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Salam Dan Sapaan Hormat ................................................................. PT Jakarta Cipta Utama Memperkenalkan Siapa Yang Terlibat Dalam Pertemuan ................................................ PT Jakarta Cipta Utama Menggunakan Kalimat Motivasi............................................................................. Kevalidan Data ................................................................. PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Hasil Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak .......................... PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Untuk Mengadakan Pertemuan Kembali. .................................... PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Terima Kasih Sebelum Pertemuan Ditutup. ............................................ PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Pendekatan Dengan Warga .................................................................. PT Jakarta Cipta Utama Mengunjungi Perumahan Untuk Bertemu Dengan Warga ......................................... PT Jakarta Cipta Utama Tidak Mudah Marah Pada Saat Bertemu ............................................................................ Penggunaan Bahasa Tubuh ............................................. PT Jakarta Cipta Utama Membangun Komunikasi Dengan Warga .................................................................. xii ix
31 32 34 36 34 44 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
xiii x Tabel 4.22. Tabel 4.23. Tabel 4.24. Tabel 4.25. Tabel 4.26. Tabel 4.27. Tabel 4.28. Tabel 4.29. Tabel 4.30. Tabel 4.31. Tabel 4.32. Tabel 4.33. Tabel 4.34. Tabel 4.35. Tabel 4.36. Tabel 4.37. Tabel 4.38. Tabel 4.39. Tabel 4.40. Tabel 4.41. Tabel 4.42. Tabel 4.43. Tabel 4.44. Tabel 4.45. Tabel 4.46. Tabel 4.47. Tabel 4.48 Tabel 4.49. Tabel 4.50. Tabel 4.51. Tabel 4.52. Tabel 4.53.
Tidak Membantah Warga Saat Negosiasi Berlangsung .... Penerimaan Saran ............................................................ Bersikap Adil ..................................................................... PT Jakarta Cipta Utama Mendengarkan Aspirasi Warga .. PT Jakarta Cipta Utama Menanggapi Pertanyaan ............ PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penjelasan ............. Sesi Tanya Jawab ............................................................. PT Jakarta Cipta Utama Menyimak Apa Yang Ditanyakan. ....................................................................... PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Pertanyaan ............... PT Jakarta Cipta Memberikan Kelonggaran Kepada Warga................................................................................ PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Hak Penuh Kepada Warga .................................................................. PT Jakarta Cipta Utama Mengalihkan Pertanyaan ........... PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Berbagai Isu .......... PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Persyaratan ........... PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Perjanjian ................. PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Kompromi ................ PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penawaran ............ PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Peringatan ............. PT Jakarta Cipta Utama Mengintimidasi Warga ................ PT Jakarta Cipta Utama Mengancam Warga .................... PT Jakarta Cipta Utama Menghindari Pertanyaan ............ PT Jakarta Cipta Utama Keluar Ruangan Pada Saat Pertemuan......................................................................... PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Informasi Secara Tepat ..................................................................... PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Secara Tidak Langsung Pertanyaan Dari Warga .................................... PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Jawaban “Tidak” Terhadap Pertanyaan........................................................ PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Ekspresi Terkejut Terhadap Pendapat Warga ............................................... PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Reaksi Negatif Terhadap Pendapat Yang Diberikan Warga...................... PT Jakarta Cipta Utama Menggertak Warga Pada Saat Negosiasi Berlangsung ..................................................... PTJakarta Cipta Utama Memaksa Warga Untuk Menandatangani Kontrak .................................................. PT Jakarta Cipta Utama Memiliki Wawasan Mengenai Warga................................................................................ PT Jakarta Cipta Utama Menguasai Topik Bahasan ......... PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Ide-Idenya .........
71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 101 102 103
xiv xi Tabel 4.54. PT Jakarta Cipta Utama Memperhatikan Kepentingan Warga ............................................................................... Tabel 4.55. PT Jakarta Cipta Utama Menghargai Pendapat Warga .... Tabel 4.56. PT Jakarta Cipta Utama Berperilaku Sopan Terhadap Warga ............................................................................... Tabel 4.57. PT Jakarta Cipta Utama Mampu Mengekspresikan Permasalahan Didepan Warga ......................................... Tabel 4.58. PT Jakarta Cipta Utama Memaparkan Secara Detil Mengenai Permasalahan Didepan Warga ........................ Tabel 4.59. Mean Per Indikator ........................................................... Tabel 4.60. Mean Per Dimensi ............................................................
104 105 106 107 108 110 113
DAFTAR DIAGRAM Halaman Diagram 4.1. Diagram 4.2.
Mean Per Indikator ................................................... Mean Per Dimensi ......................................................
xv
111 114
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Berita Di Media Online Terkait Kasus Penolakan Apartemen Bintara Residence ................................................ Lampiran 2 Surat Observasi Ke PT Jakarta Cipta Utama.......................... Lampiran 3 Surat Observasi Ke Forum Lintas RW Perumahan Griya Bintara Indah ................................................................. Lampiran 4 Daftar Hadir Pertemuan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ............................................................... Lampiran 5 Transkip Wawancara Dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama Yaitu Bapak Iwan ................................................................... Lampiran 6 Transkip Wawancara Dengan Sekretariat Forum Lintas RW Yaitu Bapak Mamat.......................................................... Lampiran 7 Formulir Kegiatan Bimbingan..................................................
Xvi Xxii Xxiii Xxiv
Xxviii Xxx Xxxii
Lampiran 8 Kuisioner .................................................................................
Xxxiv
Lampiran 9 Coding Sheet ..........................................................................
Xlvii
Lampiran 10 Curriculum Vitae .....................................................................
Iv
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Sepintas, istilah negosiasi, seakan-akan hanya bersentuhan dengan
bisnis, misalkan tatkala terjadi tawar-menawar produk dalam suatu transaksi. Padahal, negosiasi bermakna luas. Para ahli komunikasi atau bisnis melihat, negosiasi merupakan kegiatan rutin dan terintegrasi dengan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Kegiatan itu berlangsung dimana saja: di rumah tangga, di kantor, di masyarakat. Dalam kegiatan kehumasan, aktivitas negosiasi menjadi suatu kompetensi yang harus dipahami secara baik oleh semua praktisi Humas. Kemampuan bernegosiasi akan menjadi keahlian yang diperlukan misalnya, ketika praktisi Humas berupaya mendapatkan dukungan stakeholders. Atau, mungkin pula negosisasi dilakukan dalam rangka menjelaskan kebijakan-kebijakan organisasi1. Menurut Herb Cohen, ahli negosiasi terkemuka Amerika, negosiasi merupakan upaya penggunaan informasi dan kekuatan untuk mempengaruhi sikap dalam suatu “jaringan ketegangan”. Ada yang menyamakan negosiasi dengan strategi resolusi konflik, namun sesungguhnya, negosiasi hanyalah salah satu aspek dalam rangka resolusi konflik2.
1
Negosiasi dalam Kegiatan Humas http://www.lspr.edu/ diakses pada hari Sabtu pukul 11.12 WIB 2 Ibid
1
2 Sebagaimana
diketahui,
ketika
terjadi
konflik
atau
perbedaan
pendapat, biasanya, pihak yang terlibat, akan memilih salah satu dari lima langkah
berikut; pertama,
dengan competition
strategy.
Strategi
ini
muncul ketika salah satu pihak hanya memfokuskan pada kepentingan pribadi. Kedua, collaboration strategy yaitu mengatasi problem dengan mengklarifikasi perbedaan-perbedaan, daripada mengakomodasi berbagai pendapat. Ketiga, avoidance strategy. Strategi ini kerap digunakan orangorang yang cenderung memandang konflik sebagai sebagai sesuatu yang tidak
produktif.
Mereka
berpendapat,
menghindari
komunikasi
atau
berinteraksi, merupakan langkah paling aman. Keempat, accomodation strategy. Dalam strategi ini, salah satu pihak yang terlibat konflik berupaya mencari perdamaian dengan oponen. Orang yang menggunakan gaya ini biasanya
cenderung
bersikap
kurang
tegas. Kelima, compromise
strategy. Orang yang menggunakan gaya ini berasumsi, setiap orang yang terlibat dalam suatu pertentangan, mampu menerima kekalahan, dan pada saat bersamaan pun, berupaya menemukan suatu posisi yang dijalankan3. PT Jakarta Cipta Utama salah satu pengembang dari Cempaka Group yang bergerak dibidang properti. Dengan pengalaman sebagai General Contractor sejak tahun 1980 an, yang sudah sukses membangun proyekproyek besar dalam bidang Apartemen, Shopping Center, Shophouses, Housing, Factory, Warehouse, Car Showroom dan Office Building, PT. Cipta Kertasari Mas / CKM (salah satu owner Perusahaan) bermitra dengan 3
Ibid
3 beberapa partner yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, untuk membentuk usaha di bidang developer4. Salah satu proyek yang akan dibangun oleh PT Jakarta Cipta Utama adalah Apartemen Bintara Residence yang berlokasi di jalan Terusan I Gusti Ngurah Rai. Proyek pembangunan apartemen ini sudah direncanakan dari tahun 2013, namun baru tahun 2016 PT Jakarta Cipta Utama mulai mengerjakan proyek ini. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu bapak Iwan. “Proyek apartemen ini sih sudah ada dari tahun 2013 mba, namun memang pembangunannya baru dilaksanakan akhir tahun 2016.5” Apartemen ini masih dalam tahap pembangunan, namun sudah ada penolakan dari warga Bintara Bekasi Selatan. Penolakan tersebut dilakukan dengan cara demo gabungan yang berasal dari empat RW didalam perumahan Griya Bintara Indah, yaitu RW 08,11,12,dan 166. Alasan warga menolak pembangunan Apartemen Bintara Residence adalah gedung apartemen yang akan dibangun menggunakan tanah resapan air dan lahan fasillitas sosial (fasos) serta fasilitas umum (fasum) milik warga seluas 2.800m². Berdasarkan pemberitaan dari media online viva.co.id
4
Profile Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 april 2017 pukul 10.32 WIB 5 Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017 6 Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence http://www.republika.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 April 2017 pukul 10.41 WIB
4 mengenai “Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga” berikut adalah kutipan beritanya: "Kami menolak rencana pembangunan apartemen ini karena, lahan yang digunakan adalah tanah resapan air dan tanah fasos fasum warga. Kalau mereka tetap membangun gedung apartemen, kami khawatir daerah kami jadi banjir," kata salah satu perwakilan warga, Randy Saragih, Minggu 30 Oktober 20167. Pembangunan Apartemen Bintara Residence tidak semata-mata untuk kepentingan
bisnis
tetapi
juga
untuk
kepentingan
warga
sekitar.
Pembangunan Apartemen Bintara Resindence ini juga akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk warga sekitar, membuat lingkungan tersebut terlihat mewah. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan. “Pembangunan Apartemen ini bukan untuk kepentingan bisnis semata saja mba, tetapi pihak dari kami juga memikirkan lingkungan sekitar. Pembangunan Apartemen Bintara Residence ini nantinya akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, selain itu kami akan membuat lingkungan tersebut terlihat luxe dan akan dirasakan oleh warga sekitar8” Sebelum pembangunan Apartemen Bintara Residence, pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah melakukan sosialisasi terlebih dahulu terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah. Hal ini terbukti dari hasil wawancara
7
Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga http://nasional.news.viva.co.id/ diakses pada hari Minngu 9 April 2017 pukul 10.44 WIB 8 Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017
5 penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan. “Sebelumnya kami sudah berkomunikasi langsung dengan warga perumahan Griya Bintara Indah. Kami bersama-sama membicarakan mengenai pembangunan proyek apartemen bintara Residence9”. Pihak PT Jakarta Cipta Utama memang sudah melakukan komunikasi langsung
terhadap
warga
perumahan
Griya
Bintara
Indah
terkait
pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan sekretariat forum lintas RW yaitu Bapak Mamat. “Memang ada pertemuan antara pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan warga sini mba, membahas seputar pembangunan itu. Tapi ya tetap saja warga disini menolak pembangunan tersebut10” Terkait surat perizinan ini juga menjadi salah satu alasan penolakan pembangunan Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama selaku pengembang dari apartemen tersebut dinilai enggan menampung dan mendengarkan aspirasi warga. Berdasarkan pemberitaan dari media online infobekasi.co.id mengenai “Berdampak Negatif Warga Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen” berikut adalah kutipan beritanya: “Ini aksi yang kedua kalinya. Aksi ini juga sama seperti sebelumsebelumnya, yaitu menolak proyek pembangunan apartemen, karena menyebabkan banjir,” ujar Randi Saragih, salah satu pendemo kepada 9
Ibid Hasil Transkip wawancara penulis dengan sekretariat RW yaitu Bapak Mamat pada tanggal 23 April 10
6 infobekasi.co.id. Selain itu, pihak apartemen mengaku sudah mengantongi izin dari Pemerintahan Kota Bekasi, namun yang diberikan kepada warga hanya foto kopiannya saja. ”Kami udah coba konfirmasi ke bagian perizinan di Pemkot Bekasi, tapi selalu di “ping pong” ke sana ke sini, ini namanya tidak ada transparansi publik namanya,” kata Randy11. Negosiasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah tanggal 19 September 2015 adalah salah satu
usaha
yang dilakukan oleh PT Jakarta
Cipta
Utama
dalam
pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam Negosiasi tersebut PT Jakarta Cipta Utama melakukan sosialiasi tanya jawab dengan warga. PT Jakarta Cipta Utama juga membahas masalah banjir dan kemacetan, apabila proyek Apartemenen Bintara Residence sudah jadi. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan. “Pada negosiasi tersebut ya kami adakan sosialisasi tanya jawab mba dengan warga, kami juga membahas masalah yg dikeluhkan warga apabila Apartemen Bintara Residence sudah jadi seperti, banjir, kemacetan, dan dampak lingkungan12”. Terkait surat perizinan dan dampak lingkungan, PT Jakarta Cipta Utama juga sudah mengantongi surat perizinan dari Pemerintah Kota Bekasi, hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan.
11
Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen https://infobekasi.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 april 2017 pukul 10.55 WIB 12 Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017
7 “Kami juga sudah mengantongi surat perizinan dari Pemerintah Kota Bekasi, kami tidak mungkin lah mba kalau mendirikan bangunan tanpa surat perizinan, dan kami juga sudah lulus mengenai dampak lingkungan, kalau mengenai banjir kami juga akan membuat resapan air nantinya13”. Dalam negosiasi yang dilakukan PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah belum menemukan titik temu. Hal tersebut terbukti dari hasil wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan. “Memang dalam negosiasi yang dilakukan pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan warga Perumahan Griya Bintara Indah belum menemukan titik temu mba. Mungkin nanti kita akan melakukannya lagi14”. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis bermaksud untuk meneliti Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang
penulis ambil adalah bagaimana negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence?
13
Ibid Hasil transkip wawancara penulis dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan pada tanggal 6 April 2017 14
8 1.3.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Penelitian Akademis Penelitian
ini dapat mengembangkan
contoh
ilmu
komunikasi
khususnya bagi para praktisi public relations mengenai negosiasi di perusahaan swasta. 1.4.2. Manfaat Penelitian Praktis Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para praktisi public relations mengenai proses negosiasi di perusahaan swasta.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.
Manajemen Komunikasi Manajemen komunikasi terdiri dari dua kata yaitu manajemen yang
berarti ilmu atau seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam prosesnya yaiu membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha dalam mencapai tujuan, sedangkan komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain, karena itu manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi. Pada pengertiannya manajemen komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan konteks sosialnya15.
15
Pengertian Manajemen Komunikasi http://www.definisi-pengertian.com/ diakses pada hari Jumat tanggal 21 April 2017 pukul 11.46 WIB
9
10 Peter Drucker mengemukakan dua hal penting terkait dengan manajemen, yaitu
fungsi
manajemen
dan
orang-orang
yang
melaksanakannya.
Manejemen menunjukkan suatu kedudukan sosial dan wewenang, tetapi juga merupakan suatu disiplin dan bidang telaah16. 2.2.
Negosiasi Colquitt
dalam
bukunya
Organizational
Behavior
menerangkan
“Negotiations is a process in which two or more interdependent individuals discuss and attempt to come to an agreement about their different preferences” ( Negosiasi adalah proses di mana dua atau lebih individu saling tergantung membahas dan mencoba untuk mencapai kesepakatan tentang preferensi yang berbeda)17. Sementara
itu
Phil
Baguley
dalam
bukunya
Teach
Yourself
Negotiating menjelaskan negosiasi adalah suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa mendatang. Begitu juga Robbins menjelaskan bahwa Negosiasi adalah sebuah proses dimana dua pihak atau lebih melakukan pertukaran barang atau jasa dan berupaya untuk menyepakati nilai tukarnya18.
16
Rismi Somad & Donni Juni Priansa, Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm 45 17 Jason A. Colquitt Et Al, Organizational Behavior: improving performance and commitment in the workplace, USA: McGraw-Hill, 2011, hlm 466 18 Stephen p. Robbin & Timothy A.Judge, Perilaku Organisasi, Jakarta : Salemba Empat, 2008, hlm 190
11 Negosiasi secara sederhana dapat dipahami sebagai proses untuk mencapai
kesepakatan
dengan
memeperkecil
perbedaan
serta
mengembangankan persamaan guna meraih tujuan bersama yang saling menguntungkan. Menurut kamus oxford, negoisasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi dipahami juga sebagai suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemenelemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk didalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Dapat disimpulkan bahwa negosiasi merupakan proses yang dinamis antara pihak-pihak yang terlibat dalam rangka memperkecil aspek perbedaan dengan mengembangkan aspek persamaan, sehingga
tujuan
masing-masing
pihak
bisa
dicapai
dengan
saling
menguntungkan19. Negosiasi selalu berhungan dengan konflik. Rue dan Byar (Basalamah 2004) menyatakan bahwa konflik adalah suatu kondisi perilaku yang tidak tersembunyi
atau
tidak
disembunyikan
dimana
satu
pihak
ingin
memenangkan kepentingannya sendiri diatas kepentingan pihak lain. Degenova (2008) menyatakan bahwa konflik adalah sesuatu yang normal terjadi pada setiap hubungan, dimana dua orang tidak pernah selalu setuju pada suatu keputusan yang dibuat, dapat disimpulkan bahwa konflik
19
Ibid, hlm 161-162
12 merupakan suatu kondisi dimana satu pihak ingin unggul atau mendominasi pihak yang lainnya, dimana keinginan tersebut menyebabkan adanya potensi pertikaian antara satu dengan yang lainnya20. 2.2.1. Tahap Negosiasi Tahap negosiasi perlu dipahami oleh organisasi bisnis, sehingga negosiasi yang akan dilaksanakan dapat berlangsung dengan optimal. Adapun tahap negosiasi dapat dijelaskan sebagai berikut21: 1. Eksplorasi Eksplorasi merupakan proses menemukan masalah dengan cara mengidentifikasi kemudian
dan
membuat
menganalisis simpulan
dan
masalah solusi.
secara
terperinci,
Eksplorasi
dapat
dilaksanakan sebelum teradinya proses negosiasi oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam negosiasi, baik oleh organisasi bisnis maupun pelanggan. 2. Tawar Menawar Tawar-menawar adalah proses teradinya diskusi dan perundingan untuk mencapai kesepakatan organisasi bisnis dan pelanggan yang sama-sama sesuai dengan kapasitasnya. Dalam tawar menawar, masing-masing pihak yang berkepentingan memberikan idenya.
20 21
Ibid, hlm 162 Ibid, hlm 165
13 3. Legalisasi Legalisasi adalah pengesahan hasil kesepakatan negosiasi antara kedua organisasi bisnis dan pelanggan yang dicantumkan secara tertulis dalam sebuah dokumen kesepakatan atau sering disebut dengan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU). Misalnya surat perjanian. 2.2.2. Struktur Alur Konsentrasi Bernegosiasi Setelah memahami tahap atau segmen penting dalam negosiasi, maka penting untuk memperhatikan struktur alur konsentrasi dalam bernegosiasi. Struktur tersebut terdiri dari22: 1. Pendahuluan. Pendahuluan merupakan tahap awal yang penting dalam negosiasi. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan antara lain: a. Mempersiapkan berbagai perlengkapan dan peralatanyang digunakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK), dokumen perjanjian, laptop, handycam, infocus, atau perlengkapan lainnya sesuai dengan kebutuhan. b. Ucapan salam dan sapaan hormat kepada seluruh pihak yang terlibat dalam negosiasi.
22
Ibid, hlm 166
14 c. Kutipan-kutipan
pencerahan
dan
motivasi
yang
dapat
menimbulkan inspirasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi. d. Memperkenalkan siapa saja yang terlibat dalam proses negosiasi satu persatu, sekaligus apa peran yang mereka emban dalam negosiasi. 2. Berlangsungnya negosiasi. Susunan negosiasi merupakan fokus kegiatan yang akan berlangsung dalam
proses
negosiasi.
Beberapa
hal
yang
penting
untuk
diperhatikan antara lain: a. Negosiasi dibuka dengan kalimat dan penggunaan kata-kata yang mencerahkan. b. Diawali dengan mengungkapkan tema yang diusung dalam negosiasi c. Pada
permulaan
hendaknya
masing-masing
negosiator
menyodorkan inti permasalahan yang mendasar dan menjadi isu penting untuk dicari solusi bersama. d. Gagasan disampaikan secara bergiliran oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam negosiasi,
sehingga
masing-masing pihak
mendapatkan kesempatan yang sama, selain itu akan timbul perasaan dihormati karena setiap orang memiliki kesempatan yang sama.
15 e. Bila terjadi perdebatan yang berkepanangan maka dibutuhkan terobosan agar negosiasi tidak berlarut-larut atau terkunci. f. Gunakan data-data yang valid dan akurat sebagai bahan penting dalam proses negosiasi. g. Pada pelaksanaan negosiasi, perhatian dipusatkan kepada aspek-aspek dalam negosiasi yang diharapkan akan terus berulang kembali. 3. Penutupan. Susunan penutupan merupakan puncak dari dua tahap sebelumnya. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan antara lain adalah: a. Sebelum negosiasi ditutup, hasil kesepakatan perlu diumumkan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi tersebut. b. Jika negosiasi telah tuntas, secepatnya dibuat legalitas sehingga pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi akan turut dan tunduk pada hasil negosiasi. c. Apabila negosiasi belum menghasilkan keputusan yang tuntas, maka perlu dijadwalkan pertemuan kembali di hari berikutnya, serta penelaahan kembali apa saa isu yang mandeg dalam proses negosiasi. d. Kepada
pihak-pihak
yang
terlibat
negosiasi,
hendaknya
disampaikan bahwa jika di dalam proses negosiasi terjadi perdebatan, itu merupakan proses negosiasi yang wajar,
16 sehingga akan menghindari perasaan tidak enak atau dendam pribadi. e. Ucapan terima kasih dan salam sebelum negosiasi ditutup. 2.2.3. Melatih Kemampuan Negosiasi Ada lima cara yang perlu dilakukan dalam melatih kemampuan untuk bernegosiasi, yaitu23: 1. Strategi. Seperti perang, dalam negosiasi dibutuhkan strategi dan taktik. Strategi akan membantu untuk melakukan pendekatan terbaik untuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik, adalah langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi. Tanpa keduanya, negosiasi akan berjalan lambat dan tanpa arah yang jelas. Istilahnya yang terjadi adalah “debat kusir”. Apa strategi yang perlu dimiliki setiap negoisator? Kemampuan berpikir kreatif dan cepat. Pemikiran ini nantinya akan menghasilkan seumlah alternative yang dapat diterima. Negosiator sukses adalah mereka yang memiliki strategi baik sehingga bisa mengubah pilihanpilihan mereka menadi kenyataan. 2. Tidak mudah terpancing emosi. Salah satu kunci keberhasilan negosiator ulung adalah pengendalian emosi.
Tidak
mudah
marah
atau
meledak
ketika
negosiasi
berlangsung alot. Ketika bernegosiasi kecerdasan emosional diuji, 23
Ibid, hlm 168
17 bagaimana mempengaruhi orang lain dalam kondisi apapun. Selain itu, pengelolaan diri yang baik uga memudahkan negosiator untuk mengenali setiap sisi positif dan lawan bicara. Perlu digaris bawahi, negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Tak mungkin negosiator melakukan negosiator melakukan proses tawar menawar hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Keterampilan hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Keterampilan komunikasi perlu diskusi. 3. Tanpa Debat. Menyelesaikan proses negosiasi dengan berdebat hanya akan menunjukkan pada orang lain bahwa negosiator bukanlah seorang negosiator yang baik. Membantah ika memang harus, tapi jangan pernah lupa bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi. Bahkan, seorang negosiator yang baik akan menunjukkan sikap seolah-olah tak peduli terhadap siapa yang memperoleh kemenangan atas kesepakatan yang berhasil dibuat. Ia pandai membuat pihak lain merasa seolah-olah persetujuan akhir tersebut merupakan idenya. 4. Menyimak Lawan Bicara. Bagaimana rasanya jika anda bicara, lawan bicara anda malah sibuk sendiri atau melamun? Pasti akan terpancing emosi. Begitu juga dengan lawan bicara anda. Bagaimana negosiasi bisa berhasil, jika negosiator tidak menyimak setiap kata yang diucapkan lawan bicara?
18 Hanya tubuh negosiator yang ada di sana, namun pikirannya tidak fokus. Untuk memudahkan negosiator menyimak pembicaraan lawan bicara, perlu diperhatikan tiga hal sebagai berikut: a. Jika pihak lain berbicara tentang analisis, berarti mereka sedang menyampaikan apa yang dipikirkannya. b. Jika
pihak
lain
berbicara
dengan
nada
bertanya
atau
menyelidik, ini berarti ada kekhawatiran yang mereka pikirkan. Inilah
saat
yang
tepat
untuk
member
penjelasan
dan
meyakinkan pihak lain. c. Biasanya, mereka juga akan menyampaikan apa yang menjadi harapannya. Ini ada ekspetasi mereka terhadap hasil negosiasi. 5. Tidak Malu Bertanya Dalam negosiasi bertanya tidak dilarang, malah sangat dianjurkan. Mengapa, karena bertanya adalah seni yang bisa membuat lawan bicara melihat kemampuan negosiator dalam mengelola proses negosiasi. Untuk bisa bertanya, tentu saja negosiator perlu saling menyimak apa yang disampaikan masing-masing pihak. Adanya pertanyaan akan membuat proses negosiasi lebih hidup dan tak menutup kemungkinan menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru. Apalagi negosiasi, sebenarnya bukan sekadar situasi tawar-menawar, melainkan sebuah proses menyatukan alur pemikiran dimana setiap pihak punya kedudukan sama penting.
19 2.2.4. Taktik Negoisasi Taktik akan membantu untuk melihat permasalahan sebenarnya yang sedang diperdebatkan di meja perundingan. Taktik uga dapat menguraikan kemandekan serta dapat membantu untuk melihat dan melindungu diri dari kecurangan yang berpotensi dilakukan negosiator. Adapun Sembilan taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari, yaitu24: 1. Mengernyit (The Wince) Taktik ini dikenal juga dengan istilah terkejut atau flinch, yang merupakan reaksi negatif terhadap tawaran seseorang. Dengan kata lain, bertindak terkejut saat negosiasi yang diadakan pihak negosiator berjalan dengan keinginan pihak lain. 2. Berdiam (The Silence) Jika tidak menyukai apa kata seseorang, atau jika baru saja membuat tawaran dan sedang menunggu jawaban, diam bisa menjadi pilihan terbaik. Pada umumnya orang tidak bisa bertahan dalam kesunyian yang panjang (dead air time). Mereka menjadi tidak nyaman ika tidak ada percakapan untuk mengisi kekosongan lain. Biasanya, pihak lain akan merespon dengan konsensi atau memberikan kelonggaran. 3. Ikan Haring Merah (Red Herring) Istilah ini diambil dari kompetisi tua di Inggris yang bernama “Berburu Rubah” atau fox hunting competition. Dalam kompetisi ini, tim lawan
24
Ibid, hlm 171
20 akan menyeret dan membaui jejak rubah ke arah lain dengan ikan. Sehingga, anjing lawan akan terkecoh dan kehilangan jejak. Sama halnya saat negosiator membawa “ikan amis” atau isu lain ke meja perundingan untuk mengalihkan perhatian dari isu utama bahasan. 4. Perilaku Menghina (Outrageous Behaviour) Segala bentuk perilaku (biasanya dianggap kurang bermoral dan tidak dapat diterima oleh lingkungan) dengan tujuan untuk memaksa pihak lain untuk setuju. Seperti pihak manajemen muak dengan tuntutan yang dianggap tidak masuk akal dan terpaksa menandatangani kontrak dengan air mata kemudian membuangnya secara ganas dan dramatis seolah-olah diliput oleh media. Tujuan dari taktik ini adalah untuk menggertak orang-orang yang terlibat dalam negosiasi. 5. Pernyataan Tertulis (The Written Word) Adalah persyaratan ditulis dalam perjanjian yang tidak dapat diganggu gugat. Misalnya perjanjian dan sewa guna usaha (leasing). 6. Pertukaran (The Trade-off) Taktik ini digunakan untuk tawar menawar. Pertukaran hanya menawarkan konsensi, sampai semua pihak setuju dengan syaratsyarat. Sebenernya, taktik ini dipakai untuk kompromi. 7. Ultimatum (The Ultimatum) Penggunaan ultimatum kadang-kadang efektif sebagai taktik pembuka dalam negosiasi. Ini dapat dilakukan ika dalam sebuah negosiasi dirasakan prosesnya panjang.
21 8. Berjalan Keluar (Walking Out) Pada beberapa situasi, berjalan keluar dapat digunakan sebagai strategi
untuk
memberikan
tekanan
pada
pihak
lain
untuk
bernegosiasi. 9. Kemampuan Untuk Mengatakan “Tidak” (The Ability to Say “No”) Sebuah taktik memegang peran snagat penting dalam segala macam strategi negosiasi dan cara menyampaikannya secara tepat. Pertama dan paling dasar untuk mempelajari taktik ini adalah bahwa apapun bila mengatakan “tidak” secara langsung, diterjemahkan oleh pihak lain sebagai “ya”. 2.2.5. Negosiator Negoisator adalah pihak-pihak yang memliki otoritas dan kompetisi untuk melakukan negosiasi, baik perorangan maupun kelompok atau organisasi. Negoisasi yang akan dilaksanakan membutuhkan negosiator yang ulung. Untuk menjamin pelaksanaan negosiasi sesuai dengan apa yang direncanakan, maka negosiator yang ditunjuk perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan25. 2.3.
Keterkaitan Konsep Manajemen komunikasi merupakan proses timbal balik, pertukaran
sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan 25
Ibid, hlm173
22 para para komunikator dan konteks sosialnya. Dalam berkomunikasi, kita dapat melakukan tindakan kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu atau bisa disebut dengan negosiasi. Dalam negosiasi ada beberapa tahap yaitu eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi. Dalam tiga tahap ini kita harus memahaminya agar negosiasi yang dilaksanakan akan berjalan secara optimal. Negosiasi memiliki struktur alur konsentrasi, yaitu pendahuluan, berlangsungnya negosiasi, dan penutupan. Kita juga harus mempersiapkan taktik taktik apa saja yang akan digunakan pada saat berlangsungnya negosiasi. Selain itu, untuk menjadi negosiator yang baik, kita harus memiliki otoritas dan kompetensi untuk melakukan negosiasi baik perorangan, kelompok, atau organisasi. Dengan begitu negosiasi akan yang akan dilaksanakan bisa berjalan dengan baik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Pendekatan Penelitian Metode pendekatan atau riset penelitian kuantitatif yaitu “penelitian
yang berdasarkan pada data yang bisa dihitung, untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh26. Pendekatan penelitian kuantitatif yang dapat diartikan sebagai penelitian yang menggunakan angka (numerical) dari hasil observasi dengan maksud untuk menjelaskan fenomena dari observasi. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan27. Dengan demikian tidak terlalu
mementingkan
mementingkan
aspek
kedalaman keluasan
data
data
atau
analisis.
sehingga
hasil
Periset riset
lebih
dianggap
merupakan representasi dari seluruh populasi28. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kuantitatif karena penulis meneliti dengan proses penelitian yang linier dengan langkah-langkah yang jelas, dimulai dari perumusan masalah, tujuan penelitian, konsep atau landasan teoritis, metode penelitian, teknik pengumpulkan data dan terakhir penulis akan menarik kesimpulan dan saran, serta hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan. Untuk menjawab masalah dari negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya 26
Mahi M. Hikmat, Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hlm 30 27 M. Aziz Firdaus, Metode Penelitian, Tanggerang: Jelajah Nusa, 2012, hlm 43 28 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana 2010, hlm 55
23
24 Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 3.2.
Jenis Penelitian Metode deskriptif, yaitu studi yang bertujuan untuk mendeskripsikan
atau menjelaskan peristiwa atau kejadian yang sedang berlangsung pada saat penelitian tanpa menghiraukan sebelum dan sesudah. Data yang diperoleh kemudian diolah, ditafsirkan dan disimpulkan29. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi ia juga menyajikan data, penganalisis dan menginterprestasi30. Riset ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu31. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antar variabel32. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, karena bertujuan untuk mendeskriptifkan secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta atau objek-objek tertentu yang berkaitan dengan negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
29
Riduwan & Akdon, Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm 182 30 Cholid Narbuko & Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, hlm 44 31 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005, hlm 42 32 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Rosadakarya, 2004, hlm 24
25 3.3.
Metode Penelitian Teknik penelitian kuantitatif dikenal dengan beberapa teknik, antara
lain teknik survey dan eksperimen dan penelitian ini menggunakan teknik survey yaitu, “teknik riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya”33. Tujuan teknik penelitian kuantitatif untuk mengumpulkan informasi tentang variabel. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam survey adalah pertanyaan yang harus dijawab dengan mengumpulkan informasi seperti yang tampak dalam sensus penduduk. Pada dasarnya survey biasanya mencari informasi yang akan digunakan untuk memecahkan masalah bukan untuk menguji hipotesis34. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei untuk memperoleh keterangan atau informasi-informasi yang dibutuhkan, penulis juga menyebarkan kuisioner mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015
terkait
penyelesaian
konflik
penolakan
pembangunan
proyek
Apartemen Bintara Residence. 3.4.
Unit Analisis dan Unit Observasi
3.4.1. Unit Analisis Unit analisis adalah sesuatu yang akan dianalisis. Unit analisis adalah hubungan antara individu dalam suatu sistem. Komunikasi dianggap sebagai kumpulan hubungan-hubungan sehingga ada interaksi antar individu dalam 33
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op.Cit, hlm 59 Kasmadi & Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, hlm 63 34
26 sistem. Hubungan-hubungan ini merupakan hubungan-hubungan pola aliran informasi. Unit analisis merupakan suatu unit sosial yang digunakan oleh penulis dalam mengukur suatu variabel35. Dalam penelitian ini unit analisis data yang digunakan adalah individu. Yang dimaksud individu dalam penelitian ini adalah warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.. 3.4.2. Unit Observasi Unit observasi yaitu mengamati secara langsung objek yang diteliti. Observasi yang dilakukan harus dicatat secara sistematik dan dihubungkan dengan proporsi umum dan bukan dipaparkan sebagai sesuatu yang hanya menarik perhatian, dan observasi dapat di cek dan dikontrol mengenai validitas dan reliabilitasnya36. Alasan penulis melakukan penelitian adalah untuk mengetahui keadaan atau fakta yang terjadi di lapangan, sehingga penulis dapat mengetahui secara pasti objek yang akan diteliti. Unit observasi dari penelitian ini adalah PT Jakarta Cipta Utama mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal
35
Ronny Kountur, D, Metode Penelitian Skripsi dan Tesis, Jakarta: PMM, 2004, hlm 38 Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT. Grasindo, 2007, hlm 89-90 36
27 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 3.5.
Populasi dan Sampel
3.5.1. Populasi Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang sedang diteliti, atau keseluruhan nilai yang mungkin, kualitatif maupun kuantitatif yang diperoleh dari hasil menghitung maupun mengukur37. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti salam suatu ruang lingkup, dan waktu yang sudah ditentukan. Senada dengan pendapat di atas, Sugiono mengemukakan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya38. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat pertemuan dengan PT Jakarta Cipta Utama yang berjumlah 80 orang yang hadir pada saat negosiasi pada tanggal 19 September 2015 mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence39.
37
Abd. Rozak, Pengantar Statistika, Malang: Intimedia, 2012, hlm 63 Kasmadi & Nia Siti Sunariah, Op.Cit, hlm 65 39 Data diperoleh dari PImpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan 38
28 3.5.2. Sampel Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupolasi tersebut. Sampel dianggap sebagai sumber data yang paling penting untuk mendukung penelitian40. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 orang warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence41. 3.6.
Teknik Penarikan Sampel Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.42 Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada tekniknya. Dengan menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat mewakili populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasikan menjadi kesimpulan populasi43. Penulis menggunakan teknik penarikan sampel nonprobabilita, karena seluruh anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan
40
sampel.
Dalam
penarikan
sampel
nonprobabilita,
penulis
Ibid, hlm 66 Data diperoleh dari PImpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan 42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitati dan R&D, Bandung : Alfabeta, 2014, hlm 82 43 Etta Mamang Sangadji, Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta: Refika Aditama, 2010, hlm 186 41
29 menggunakan teknik sampling purposive. Menurut Kriyantono, teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas kriteria-kriteria tertentu yang disebut periset berdasarkan tujuan riset44. Dalam penelitian ini yang menjadi kriteria penulis dalam menentukan sampel adalah warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi berlangsung, dan yang mencantumkan alamat di kolom daftar hadir pada tanggal 19 September 2015 sebanyak 50 orang45. 3.7.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian cross-sectional atau lintas seksi, penulis mengadakan
penelitian hanya pada satu waktu46. Cross-sectional adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu dan tidak akan dilakukan penelitian di lain waktu yang berbeda untuk dibandingkan dan juga tidak mempunyai batasan yang baku untuk menunjukan suatu waktu tertentu. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali47. Waktu yang digunakan penulis untuk penelitian mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang dilakukan pada tanggal 19 September 2015 yaitu pada bulan Maret sampai dengan Mei. Adapun tempat penelitian dilakukan di kantor pemasaran Apartemen Bintara Residence yang terletak dijalan terusan I Gusti Ngurah Rai yaitu dan di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. 44
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm 158 Data diperoleh dari PImpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan 46 Richard West, Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Saleemba Humanika, 2008, hlm 79 47 Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Op.Cit, hlm 42 45
30 3.8.
Validitas dan Reliabilitas
3.8.1. Validitas Validitas berarti menunjukkan keadaan yang sebenarnya atau cara peneliti mengkonseptualisasi ide dalam definisi konseptual dan pengukuran. Dalam istilah yang sederhana, validitas mengkomunikasikan pertanyaan mengenai seberapa baik realitas sosial yang diukur melalui kesepadanan riset dengan konstruk yang digunakan peneliti untuk memahaminya 48. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan eksternal49.
48
Kinkin Yuliaty, Metodologi Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hlm 90 49 Sugiyono, Op.Cit, hlm 267
31 Kriterianya adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Kriteria Penafsiran Koefisien Validitas Koefisien Validitas 0,8 - 1,00 0,6 - 0,8 0,4 - 0,6 0,2 - 0,4 0,0 - 0,2 0,00
Tafsiran Validitas sangat tinggi (sangat baik) Validitas tinggi (baik) Validitas sedang Validitas rendah (kurang) Validitas sangat rendah Tidak valid
Sumber :Wahyu Agung, 2010, hlm 9550 Dalam proses menentukan analisis faktor, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan permasalahan yang terdiri dari beberapa tahap. Pertama, tujuan dari analisis faktor harus diidentifikasi. Sangat penting bahwa variabel dapat diukur dalam skala interval atau rasio. Nilai tertinggi (dari 0,5 dan 1.0) menandakan bahwa analisis faktor sudah sesuai, nilai dibawah 0.5 menyatakan bahwa analisis faktor tidak sesuai51. Barlett’s test of sphericity menggunakan ukuran statistik approximate chi-square dan degree freedom (df) yang mana memiliki nilai sigifikan (<0.5). maka analisis faktor dinyatakan sudah menggunakan teknik yang sesuai52. Pada tabel di atas, dapat dinyatakan bahwa untuk mengukur nilai koefisien validitas tinggi atau rendahnya, “di atas 0,8 berarti sangat tinggi (sangat baik) sedangkan 0,2 berarti sangat rendah”. Dalam menguji validitas
50
Wahyu Agung, Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Gerailmu: 2010, hlm, 97 Naresh K Malhotra, Marketing Research: Sixth Edition, New Jersey: Pearson Education, 2010, hlm, 607 52 Ibid, hlm, 609 51
32 penulis menggunakan software aplikasi SPSS 16,0 sebagai fasilitas untuk mendapatkan hasil yang valid. Tabel 3.2 Validitas Variabel (Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama) n = 50
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of Sphericity
.669
Approx. Chi-Square
908.697
Df
300
Sig.
.000
Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan penulis melalui SPSS, dari hasil tampilan output yang menunjukkan bahwa nilai KMO (Kaiser Meyer Olkin) measure of sampling adequacy sebesar 0,669 maka hasil ini dapat dinyatakan valid karena hasil KMO > 0,5 mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
33 3.8.2. Reliabilitas Reliabilitas berarti dapat dipercaya atau diandalkan. Ini berarti bahwa hasil-hasil numerik yang dihasilkan oleh indikator tidak berbeda karena karakteristik dari proses pengukuran atau instrument pengukuran itu sendiri53. Reliabilitas memiliki tiga dimensi, yaitu stabilitas (stability), konsisten internal (internal consistency), dan kesamaan (equivalency)54. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini, penulis lakukan dengan pengujian reliabilitas secara
internal
consistency,
yaitu
dapat
diuji
dengan
menganalisis
konsistensi butir-butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency yang dilakukan sekali uji coba saja. Suatu alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relative konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulangkali oleh peneliti yang sama atau peneliti lainnya55. Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach’s, dimana suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan atau nilai Alpha >0.6056.
53
Kinkin Yuliaty, Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press, 2010, hlm, 91 54 Ibid, hlm, 146 55 Riduwan, Op.Cit, hlm, 144 56 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm, 171
34 Berikut adalah klasifikasi yang digunakan: Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas Reliabilitas (r)
Kriteria
0,8 – 1,00 0,6 – 0,79 0,4 – 0,59 0,2 – 0,39 < 0,2
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Sumber: Suharsimi Arikunto, 2007, hal. 24557 Menurut Trinton “jika skala itu dikelompokkan ke dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukutan kemantapan alpha dapat diinterpretasikan sebagai berikut”: 1. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai 0,20, berarti kurang reliabel atau sangat rendah. 2. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai 0,40, berarti agak reliabel atau rendah. 3. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai 0,60, berarti cukup reliabel atau sedang. 4. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai 0,80, berarti reliabel atau tinggi. 5. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai 1,00, berarti sangat reliabel atau sangat tinggi.58
57
Ibid, hlm 245 Ibid, hlm 91
58
35 Coefficient alpha atau Chronbach’s alpha merupakan rata-rata hasil pembagian dari berbagai macam cara untuk membagi jarak nilai skala. Hal penting mengenai Chronbach’s alpha adalah nilai yang terkandung meningkat dengan meningkatnya nomer pada skala59. Pengukuran level interval membiarkan kita untuk menspesifikasikan jumlah jarak antar kategorinya60. Dalam penelitian ini penulis menggunakan reliabilitas untuk mengukur suatu instrument. Karena penelitian ini menggunakan skala interval, untuk analisis stastistiknya adalah dengan menggunakan reliabilitas secara internal consistency, yaitu dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir – butir analisis yang ada. Pengujian reliabilitas dengan internal consistency dapat dilakukan sekali uji coba saja. Penulis menggunakan Cronbach’s Alpha, dimana suatu instrument dapat dikatakan handal (reliable) bila memiliki koefisien keandalan atau nilai Alpha > 0.60 dan menggunakan analisis univariat mean karena untuk mengukur instrumen penelitian yaitu kuesioner mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. Penulis menguji reliabilitas variabel negosiasi dengan hasil data dari kuesioner yang telah disebar oleh penulis. Untuk menguji reliabilitas data penulis menggunakan 59
Naresh K Malhotra, Op.cit, hlm 287 W. Laurence Neuman, Social Research Methods: Seventh Edition, Boston : Pearson Education, 2011, hlm 219 60
36 software SPSS 16.0. Alat ukur tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten. Tabel 3.4. Case Processing Summary Variabel (Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama) n = 50 Case Processing Summary
Cases
N
%
30
100.0
Excluded
0
.0
Total
30
100.0
Valid a
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Tabel 3.5. Reliability Statistics Variabel (Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama) n = 50 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.979
.980
58
37 Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil dari reliabilitas variabel dalam Prinsip Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,979 dan memiliki nilai Cronbach’s Alpha Standarized sebesar 0,980 maka hasilnya dapat dikatakan reliabel karena hasilnya > 0,5 mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 3.9.
Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan periset untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh periset. Metode pengumpulan data ini sangat ditentukan oleh metodologi riset, apakah kuantitatif atau kualitatif. Dalam riset kuantitatif dikenal metode pengumpulan data:
kuesioner
(angket),
wawancara
(biasanya
berstruktur),
dan
dokumentasi. Periset dapat menggunakan salah satu atau gabungan dari metode di atas tergantung masalah yang dihadapi61. Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengumpulan data berupa keterangan-keterangan mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
61
Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm 95
38 3.9.1. Data Primer Data primer adalah “data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian”62. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset dari hasil kuesioner, wawancara, observasi63. Kuesioner/angket adalah daftar pertanyaan tertulis yang memerlukan tanggapan baik kesesuaian maupun ketidak sesuaian dari sikap testi. Pertanyaan dan penyataan yang tertulis pada angket berdasarkan indikator yang diturunkan pada setiap variabel tertentu64. Kuesioner dibagi menjadi dua yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner tertutup yaitu angket yang dimana responden telah diberikan alternative jawaban oleh penulis. Reponden tinggal memilih jawaban yang menurutnya sesuai dengan realitas yang dialaminya65. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer berupa hasil kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden yang biasa disebut angket. Penelitian ini menggunakan cara selfadministered questionnaire karena penulis meminta responden untuk menjawab sendiri kuesioner yang telah disebarkan. Pengisian kuesioner biasanya dengan memberikan tanda (×) atau (√). Penyebaran kuesioner ini mempunyai tujuan untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan 62
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Persada Media Group, 2008, hlm 22 63 Rachmat Kriyantono, Op.Cit, hlm 41 64 Kasmadi & Nia Siti Sunariah, Op.Cit, hlm 70 65 Rachmat Kriyantoro, Op.Cit, hlm 94
39 jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan kuesioner yang digunakan oleh penulis66. Untuk menghindari kesalahan pengisian self administered, penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dan tujuan diadakannya penelitian mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 3.9.2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari data dalam bentuk yang sudah jadi melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan berbagai organisasi atau perusahaan. Data sekunder bersifat melengkapi data primer67. Dalam penelitian ini penulis memperoleh data sekunder dengan cara melakukan wawancara dengan
Pimpinan Proyek Apartemen Bintara
Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan dan Bapak Mamat selaku sekretariat forum lintas RW di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. Penulis juga menggunakan data sekunder dari
www.infobekasi.co.id
mengenai Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen, www.republika.co.id mengenai
66 67
Ibid, hlm 97 Ibid, hlm 42
40 Warga
Tolak
Pembangunan
www.nasional.news.viva.co.id
Apartemen
mengenai
Proyek
Bintara
Residence,
Apartemen
Bintara
Residence Diprotes Warga, dan www.cempakagroup.co.id mengenai profile cempaka group. 3.10. Skala Pengukuran Dalam penelitian ini, penulis menggunakan skala interval. Skala Interval memiliki karakteristik nominal (klasifikasi) dan ordinal (urutan). Jadi, dalam skala interval ada perbedaan lebih kecil atau lebih besar dan ada jarak diantara mereka sehingga dapat dilakukan penambahan atau pengurangan untuk menentukan jarak tersebut68. Pada penelitian ini penulis menggunakan skala interval, dimana skala interval adalah skala yang menunjukan bobot atau jarak interval yang sama. Penulis akan menguji mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang dilakukan pada tanggal 19 September 2015 dengan menggunakan interval nilai 1-5, yaitu: Skala 5 = Sangat Setuju Skala 4 = Setuju Skala 3 = Ragu-Ragu Skala 2 = Tidak Setuju Skala 1 = Sangat Tidak Setuju 3.11. Teknik Analisis Data Dalam analisis data kuantitatif dikenal dua macam statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan pada 68
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama, 2012, hlm 223
41 riset deskriptif yang berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan statistik inferensial digunakan pada riset eksplanatif, yaitu riset yang bertujuan menjelaskan hubungan antara dua variabel atau lebih69.
Statistik
deskriptif
adalah
statistik
yang
digunakan
dalam
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi70. Dalam penelitian ini penulis menggunakan statistik deskriptif karena penelitian ini berupaya menggambarkan gejala atau fenomena dari satu variabel yang diteliti tanpa berupaya menjelaskan hubungan-hubungan yang ada mengenai negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 3.11.1. Tendensi Sentral Beberapa jenis teknik yang termasuk kategori statistik deskriptif yang sering digunakan antara lain: tabel (distribusi) frekuensi, tendensi sentral, dan standard deviasi71. Statistik yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tendensi sentral. Tendensi sentral bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk sebuah bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan 69
Ibid, hlm 169 Sugiyono, Op.Cit, hlm 147 71 Rachmat Kriyantoro, Op.Cit, hlm 169 70
42 tersebut. Ada tiga bentuk tendensi sentral yang sering digunakan, yaitu mean, median dan modus72. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tendensi sentral mean karena penulis menggunakan skala interval. Jika dalam suatu penelitian menggunakan skala interval/ratio maka ukuran tendensi sentral yang digunakan adalah mean. Mean merupakan nilai tengah dari total bilangan. Penulis menggunakan mean karena untuk mengetahui negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi tanggal 19 September 2015 terkait penyelesaian konflik penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. 3.12. Definisi Konsep Konsep dalam penelitian ini adalah manajemen komunikasi, dengan variabel negosiasi. Konsep ini memiliki turunan lima dimensi dan beberapa indikator. Dimensi pertama adalah tahap negosiasi yang mempunya tiga indikator, yaitu eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi. Dimensi kedua adalah struktur
alur konsentrasi bernegosiasi yang
memiliki tiga indikator, yaitu pendahuluan, berlangsungnya negosiasi, penutupan. Dimensi ketiga adalah melatih kemampuan bernegosiasi yang memili lima indikator, yaitu strategi, tidak mudah terpancing emosi, tanpa debat, menyimak lawan bicara, tidak malu bertanya. 72
Ibid, hlm 170
43 Dimensi keempat adalah taktik negosiasi yang mempunya sembilan indikator, yaitu berdiam, ikan haring merah, pernyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak, mengernyit, dan perilaku. Dimensi yang terakhir adalah negosiator yang mempunyai tiga indikator, yaitu pengetahuan negosiator, sikap negosiator, keterampilan negosiator.
44 3.13. Operasionalisasi Konsep Tabel 3.6. Operasionalisasi Konsep Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi Tanggal 19 September 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence)
Konsep
Variabel
Dimensi
Manajemen
Negosiasi
1. Tahap
1. Eksplorasi
Komunikasi
(hlm 161)
negosiasi
2. Tawar menawar
(Rismi
Skala
Indikator
Skala Interval 1-5
3. Legaliasi 1 = Sangat
Somad &
Tidak Setuju
Donni Juni Priansa)
2 =Tidak Setuju 2. Struktur
1. Pendahuluan
alur
2. Berlangsungnya
bernegosiasi
negosiasi 3. Penutupan
3. Melatih
1. Strategi
Kemampuan
2. Tidak mudah
bernegosiasi
terpancing emosi 3. Tanpa debat 4. Menyimak lawan bicara 5. Tidak mau bertanya
3 = Netral 4 = Setuju 5 = Sangat Setuju
45 Konsep
Variabel
Dimensi
Indikator
Skala
4. Taktik
1. Berdiam
Skala Interval
Negosiasi
2. Ikan haring merah
1-5
3. Penyataan tertulis
1 = Sangat Tidak
4. Pertukaran
Setuju
5. Ultimatum
2 = Tidak Setuju
6. Berjalan keluar
3 = Netral
7. Kemampuan untuk
4 = Setuju
mengatakan tidak
5 = Sangat
8. Mengernyit
Setuju
9. Perilaku menghina 5. Negosiator
1. Pengetahuan negosiator 2. Sikap negosiator 3. Keterampilan negosiator
3.14. Keterbatasan dan Kelemahan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah penulis sulit untuk menemui responden yaitu warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Penulis juga hanya meneliti warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi bersama PT Jakarta Cipta Utama yang dilaksanakan pada tanggal 19 September 2015, waktu negosiasi yang sudah cukup lama membuat penulis sulit mendapatkan informasi yang jelas dari warga. Kelemahan dalam penelitian ini yaitu penulis sulit untuk mendapatkan referensi mengenai konsep dan teori dalam penelitian mengenai bidang
46 negosiasi ini. Pada akhirnya penulis hanya menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan variabel yaitu manajemen komunikasi dimana didalamnya terdapat terori mengenai negosiasi. Kelemahan penulis dalam penelitian ini juga terdapat pada penggunaan konsep. Penulis hanya menggunakan satu konsep yaitu Manajemen Komunikasi dari Rismi Somad dan Donni Juni Priansa dan satu variabel yaitu negosiasi.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.
Gambaran Umum PT Jakarta Cipta Utama
4.1.1. Profil PT Jakarta Cipta Utama PT Jakarta Cipta Utama salah satu pengembang dari Cempaka Group yang bergerak dibidang properti. Dengan pengalaman sebagai General Contractor sejak tahun 1980 an, yang sudah sukses membangun proyekproyek besar dalam bidang Apartemen, Shopping Center, Shophouses, Housing, Factory, Warehouse, Car Showroom dan Office Building, PT. Cipta Kertasari Mas / CKM (salah satu owner Perusahaan) bermitra dengan beberapa partner yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, untuk membentuk usaha di bidang developer73. 4.1.2. Visi PT Jakarta Cipta Utama Menjadi developer properti yang unggul, terbaik, profesional, integritas dan terpercaya dalam mewujudkan sebuah kontribusi yang nyata bagi masyarakat dan bangsa74. 4.1.3. Misi PT Jakarta Cipta Utama 1.
Berkontribusi untuk menyediakan properti dan industri yang terkait
yang menguntungkan bagi konsumen dan stakeholder.
73
Profile Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari minggu 28 Mei 2017 pukul 17.16 WIB 74 Visi Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari minggu 28 Mei 2017 pukul 17.16 WIB
47
48 2.
Berkomitmen untuk menghasilkan produk properti yang bermutu,
aman dan nyaman yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. 3.
Membangun kerjasama yang harmonis atara perusahaan, karyawan
dan stakeholder lainnya. 4.
Bangga dan tidak berhenti untuk berinovasi dan berkembang secara
terus-menerus75. 4.2.
Objek Penelitian Pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence yang dilakukan
oleh pihak pengembang PT Jakarta Cipta Utama mendapat penolakan dari warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Alasan warga menolak dikarenakan lahan yang digunakan untuk membangun apartemen tersebut merupakan lahan fasilitas sosial dan umum milik warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Banjir dan kemacetan juga menjadi alasan warga menolak pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence76. Namun sudah ada negosiasi yang dilakukan oleh PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada tanggal 19 September 2015 di Aula Kelurahan Bintara belum menemukan titik temu77.
75
Misi Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari minggu 28 Mei 2017 pukul 17.16 WIB 76 Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence http://www.republika.co.id/ diakses pada hari minggu 9 April 2017 pukul 10.41 WIB 77 Hasil wawancara penulis dengan Bapak Iwan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta CIpta Utama, pada tanggal 22 Mei 2017, pukul 14.00 WIB
49 4.3.
Hasil Penelitian
4.3.1.
Tahap Negosiasi
4.3.1.1.
Indikator Eksplorasi Tabel 4.1. Identifikasi Masalah Banjir. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata-rata
5 = (Sangat Setuju)
11
22.0%
4 = (Setuju)
21
42.0%
3 = (Ragu-Ragu)
11
22.0%
2 = (Tidak Setuju)
6
12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
3.70
Berdasarkan hasil tabel 4.1, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,70 dengan frekuensi 21 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan banyaknya warga yang hadir pada saat negosiasi berlangsung. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi yaitu eksplorasi dengan mengidentifikasi masalah banjir yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait penolakan pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence, yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
50 Tabel 4.2. Analisis Masalah Kemacetan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
12
24.0%
4 = (Setuju)
20
40.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
6
12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
2
4.0%
50
100.0%
Total
3.68
Berdasarkan hasil tabel 4.2, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,68 dengan frekuensi 20 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan banyaknya warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir pada saat negosiasi berlangsung sehingga ada beberapa warga yang tidak fokus pada saat negosiasi berlangsung. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi yaitu eksplorasi dengan menganalisis masalah kemacetan yang terjadi di depan perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence, yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
51 Tabel 4.3. Solusi Atas Masalah Banjir Dan Kemacetan. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 8
16.0%
19
38.0%
3 = (Ragu-Ragu)
9
18.0%
2 = (Tidak Setuju)
10
20.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
4 = (Setuju)
Total
3.34
Berdasarkan hasil tabel 4.3, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,34 dengan frekuensi 19 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang. Hal ini menunjukan bahwa responden belum merasakan PT Jakarta Cipta Utama memberikan solusi untuk masalah banjir dan kemacetan yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Dalam pernyataan ini, responden cenderung menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama sudah memberikan solusi atas masalah banjir dan kemacetan yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yaitu dengan membangun resapan dan akan menjamin tidak akan terjadi kemacetan di depan perumahan tersebut.
52 4.3.1.2.
Indikator Tawar-menawar Tabel 4.4. Ajakan Diskusi. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
30
60.0%
4 = (Setuju)
14
28.0%
3 = (Ragu-Ragu)
5
10.0%
2 = (Tidak Setuju)
1
2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
0
0.0%
50
100.0%
Total
4.46
Berdasarkan hasil tabel 4.4, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,46 dengan frekuensi 30 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi
satu
orang,
hal
ini
dikarenakan
warga
tidak
menerima
pemberitahuan dari pihak PT Jakarta Cipta Utama untuk melakukan diskusi bersama-sama. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi
yaitu
tawar-menawar
dengan
mengajak
berdiskusi
warga
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat setuju.
53 Tabel 4.5. Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
15
30.0%
4 = (Setuju)
17
34.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
6
12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
3.66
Berdasarkan hasil tabel 4.5, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,66 dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga yang tidak mengetahui bahwa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sudah membuat kesepakatan dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi yaitu tawar-menawar dimana PT Jakarta Cipta Utama membuat kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
54 Tabel 4.6. Warga Mendapat Kesempatan Untuk Memberikan Idenya. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 38
76.0%
4 = (Setuju)
6
12.0%
3 = (Ragu-Ragu)
1
2.0%
2 = (Tidak Setuju)
2
4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
3
6.0%
50
100.0%
Total
4.48
Berdasarkan hasil tabel 4.6, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,48 dengan frekuensi 38 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga
di
perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang idenya di tolak oleh PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi yaitu tawar-menawar dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan kesempatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk memberikan idenya terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat setuju.
55 4.3.1.3.
Indikator Legalisasi Tabel 4.7. Pembuatan Surat Perjanjian Antara Kedua Belah Pihak. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
24
48.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
6
12.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
3.96
Berdasarkan hasil tabel 4.7, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3.96 dengan frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak diikutsertakan dalam pembuatan surat perjanjian dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi yaitu legalisasi dimana PT Jakarta Cipta Utama membuat surat perjanjian dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
56 Tabel 4.8. Pembuatan Dokumen Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 35
70.0%
4 = (Setuju)
9
18.0%
3 = (Ragu-Ragu)
1
2.0%
2 = (Tidak Setuju)
2
4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
3
6.0%
50
100.0%
Total
4.42
Berdasarkan hasil tabel 4.8, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,42 dengan frekuensi 35 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak mengetahui adanya pembuatan dokumen kesepakatan dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati tahap negosiasi yaitu legalisasi dimana PT Jakarta Cipta Utama membuat dokumen kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat setuju.
57 4.3.2.
Struktur Alur Konsentrasi Bernegosiasi
4.3.2.1.
Indikator Pendahuluan Tabel 4.9.
PT Jakarta Cipta Utama Mempersiapkan Perlengkapan Dan Peralatan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
24
48.0%
4 = (Setuju)
13
26.0%
3 = (Ragu-Ragu)
3
6.0%
2 = (Tidak Setuju)
3
6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
Total
3.88
Berdasarkan hasil tabel 4.9, dapat dilihat nilai mean atau nilai rata-rata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,88 dengan frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tujuh orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang hadir tidak begitu memperhatikan pihak dari PT Jakarta Cipta Utama mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pada saat pertemuan negosiasi tersebut. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu pendahuluan dimana PT Jakarta Cipta Utama mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pada saat pertemuan dengan
58 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju Tabel 4.10. PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Salam Dan Sapaan Hormat. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
22
44.0%
4 = (Setuju)
18
36.0%
3 = (Ragu-Ragu)
1
2.0%
2 = (Tidak Setuju)
1
2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
8
16.0%
50
100.0%
Total
3.90
Berdasarkan hasil tabel 4.10, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,90 dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi delapan orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang datang terlambat pada saat negosiasi berlangsung sehingga warga tidak begitu memperhatikan apakah pihak dari PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan salam dan sapaan hormat didalam pertemuan tersebut.
59 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu pedahuluan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan salam dan sapaan hormat didalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.11. PT Jakarta Cipta Utama Memperkenalkan Siapa Yang Terlibat Dalam Pertemuan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
24
48.0%
4 = (Setuju)
11
22.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
3
6.0%
50
100.0%
Total
3.98
Berdasarkan hasil tabel 4.11, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,98 dengan frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang datang terlambat pada saat negosiasi berlangsung sehingga warga tidak begitu memperhatikan apakah
60 pihak dari PT Jakarta Cipta Utama memperkenalkan siapa saja yang terlibat dalam pertemuan tersebut. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu pendahuluan dimana PT Jakarta Cipta Utama memperkenalkan siapa saja yang terlibat didalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence yang ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. 4.3.2.2.
Indikator Berlangsungnya Negosiasi Tabel 4.12. PT Jakarta Cipta Utama Menggunakan Kalimat Motivasi. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
21
42.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
12
24.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
3.96
Berdasarkan hasil tabel 4.12, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,96 dengan frekuensi 21 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
61 dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang datang terlambat dan tidak begitu memperhatikan pihak dari PT Jakarta Cipta Utama membuka pertemuan tersebut dengan kalimat-kalimat motivasi. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu berlangsungnya negosiasi dimana PT Jakarta Cipta Utama membuka acara pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dengan kalimat-kalimat motivasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.13. Kevalidan Data. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 19
38.0%
6
12.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
8
16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
4 = (Setuju)
Total
3.44
Berdasarkan hasil tabel 4.13, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,44 dengan frekuensi 19 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat frekuensi terendah yaitu frekuesni yang menyatakan setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya
62 Bintara Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama menggunakan data-data valid didalam pertemuan kedua belah pihak. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu penutupan dimana PT Jakarta Cipta Utama menggunakan data-data valid sebagai bahan dalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. 4.3.2.3.
Indikator Penutupan Tabel 4.14
PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Hasil Kesepakatan Antara Kedua Belah Pihak. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
19
38.0%
4 = (Setuju)
13
26.0%
3 = (Ragu-Ragu)
7
14.0%
2 = (Tidak Setuju)
9
18.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
2
4.0%
50
100.0%
Total
3.76
Berdasarkan hasil tabel 4.14, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,76 dengan frekuensi 19 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju
63 dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak memperhatikan pihak PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan hasil kesepakatan bersama pada saat negosiasi berlangsung. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu berlangsungnya negosiasi dimana PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan hasil kesepakatan bersama pada saat pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.15. PT Jakarta Cipta Utama Mengumumkan Untuk Mengadakan Pertemuan Kembali. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
31
62.0%
4 = (Setuju)
11
22.0%
3 = (Ragu-Ragu)
1
2.0%
2 = (Tidak Setuju)
6
12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
4.30
Berdasarkan hasil tabel 4.15, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,30 dengan frekuensi 31 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi
64 lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak memperhatikan pihak PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan untuk mengadakan pertemuan kembali pada saat negosiasi berlangsung. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melewati t struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu penutupan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan untuk mengadakan pertemuan kembali dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence
ditunjukkan
dari
hasil
jawaban
responden
yang
menyatakan sangat setuju. Tabel 4.16. PT Jakarta Cipta Utama Mengucapkan Terima Kasih Sebelum Pertemuan Ditutup. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 33
66.0%
4 = (Setuju)
7
14.0%
3 = (Ragu-Ragu)
6
12.0%
2 = (Tidak Setuju)
0
0.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
4.30
Berdasarkan hasil tabel 4.16, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,30
65 dengan frekuensi 33 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak memperhatikan pihak PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan terima kasih pada saat ditutupnya pertemuan tersebut. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama struktur alur konsentrasi bernegosiasi yaitu penutupan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan terima kasih sebelum pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditutup terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat setuju. 4.3.3.
Melatih Kemampuan Bernegosiasi
4.3.3.1.
Indikator Strategi Tabel 4.17. PT Jakarta Melakukan Pendekatan Dengan Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
20
40.0%
4 = (Setuju)
14
28.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
1
2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
Total
3.78
66 Berdasarkan hasil tabel 4.17, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,78 dengan frekuensi 20 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tujuh orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama melakukan pendekatan dengan warga. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu dengan strategi dimana PT Jakarta Cipta Utama melakukan pendekatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.18. PT Jakarta Cipta Utama Mengunjungi Perumahan Untuk Bertemu Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
22
44.0%
4 = (Setuju)
14
28.0%
3 = (Ragu-Ragu)
12
24.0%
2 = (Tidak Setuju)
1
2.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
4.10
67 Berdasarkan hasil tabel 4.18, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 4,10 dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak mengunjungi perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dan tidak bertemu dengan warga. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu dengan strategi dimana PT Jakarta Cipta Utama mengunjungi perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk bertemu warga sekitar ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. 4.3.3.2.
Indikator Tidak Mudah Terpancing Emosi Tabel 4.19.
PT Jakarta Cipta Utama Tidak Mudah Marah Pada Saat Bertemu. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 6
12.0%
4 = (Setuju)
15
30.0%
3 = (Ragu-Ragu)
12
24.0%
2 = (Tidak Setuju)
15
30.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
2
4.0%
50
100.0%
Total
3.16
68 Berdasarkan hasil tabel 4.19, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,16 dengan frekuensi 15 responden menyatakan setuju dan 15 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa ada beberapa orang dari pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan mudah memarahi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Tetapi responden cenderung menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa orang dari pihak PT Jakarta Cipta Utama yang tidak mudah marah pada saat bertemu dengan warga. Dalam
pernyataan
ini,
PT
Jakarta
Cipta
Utama
bisa
lebih
mengendalikan emosi dalam berkomunikasi sehingga dapat memudahkan PT Jakarta Cipta Utama untuk mengenali sisi positif dan lawan bicara. Tabel 4.20. Penggunaan Bahasa Tubuh. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
14
28.0%
4 = (Setuju)
26
52.0%
3 = (Ragu-Ragu)
4
8.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
2
4.0%
50
100.0%
Total
3.92
69 Berdasarkan hasil tabel 4.20, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,92 dengan frekuensi 26 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama belum bisa menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu tidak mudah terpancing emosi dimana PT Jakarta Cipta Utama menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.21. PT Jakarta Cipta Utama Membangun Komunikasi Dengan Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
13
26.0%
4 = (Setuju)
13
26.0%
3 = (Ragu-Ragu)
9
18.0%
2 = (Tidak Setuju)
8
16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
Total
3.34
70 Berdasarkan hasil tabel 4.21, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,34 dengan frekuensi 13 responden menyatakan sangat setuju dan 13 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tujuh orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa tidak adanya komunikasi yang dibangun oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Tetapi responden cenderung menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden merasakan seperti itu dan beberapa responden merasa menjalin komunikasi yang baik dengan pihak PT Jakarta Cipta Utama. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa membangun komunikasi dengan semua warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sehingga dapat memudahkan proses negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak.
71 4.3.3.3.
Indikator Tanpa Debat Tabel 4.22. Tidak Membantah Warga Saat Negosiasi Berlangsung. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
5
10.0%
4 = (Setuju)
6
12.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
17
34.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
12
24.0%
Total
50
100.0%
2.50
Berdasarkan hasil tabel 4.21, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,50 dengan frekuensi 17 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan frekuensi lima orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasakan pihak PT Jakarta Cipta Utama dalam berlangsungnya negosiasi membantah perkataan-perkataan warga terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan hasil jawaban responden sebagai bahan evaluasi untuk negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya, hal ini ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju.
72 Tabel 4.23. Penerimaan Saran. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
14
28.0%
4 = (Setuju)
10
20.0%
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
9
18.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
3 = (RaguRagu)
Total
3.30
Berdasarkan hasil tabel 4.23, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,30 dengan frekuensi 14 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tujuh orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa sarannya tidak diterima oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama. Tetapi responden cenderung menjawab setuju, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua responden merasakan seperti itu dan beberapa responden merasa sarannya diterima oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa menerima saran dari warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dan dapat memberikan alasan apabila saran warga memang benar ditolak oleh PT
73 Jakarta Cipta Utama sehingga dapat memudahkan proses negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak. Tabel 4.24. Bersikap Adil. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
0
0.0%
4 = (Setuju)
5
10.0%
3 = (Ragu-Ragu)
6
12.0%
2 = (Tidak Setuju)
9
18.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
30
60.0%
Total
50
100.0%
1.72
Berdasarkan hasil tabel 4.24, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 1,72 dengan frekuensi 30 responden sangat tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan setuju dengan frekuensi lima orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasakan pihak PT Jakarta Cipta Utama bertindak tidak adil pada saat berlangsungnya negosiasi seperti pada pernyataan-pernyataan sebelumnya. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan hasil jawaban responden sebagai bahan evaluasi untuk negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya dan bisa bersikap lebih adil kepada responden, hal ini
74 ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat tidak setuju. 4.3.3.4.
Indikator Menyimak Lawan Bicara Tabel 4.25. PT Jakarta Cipta Utama Mendengarkan Aspirasi Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata – rata
5 = (Sangat Setuju)
16
32.0%
4 = (Setuju)
13
26.0%
3 = (Ragu-Ragu)
9
18.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
8
16.0%
50
100.0%
Total
3.50
Berdasarkan hasil tabel 4.25, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,50 dengan frekuensi 16 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa aspirasinya tidak didengarkan oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama belum bisa menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
75 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu menyimak lawan bicara dimana PT Jakarta Cipta Utama mendengarkan aspirasi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait penolakan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.26. PT Jakarta Cipta Utama Menanggapi Pertanyaan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
14
28.0%
4 = (Setuju)
22
44.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
3
6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
3
6.0%
50
100.0%
Total
3.82
Berdasarkan hasil tabel 4.26, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,82 dengan frekuensi 22 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan masing-masing frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa pertanyaan dari warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak ditanggapi oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama.
76 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu menyimak lawan bicara dimana PT Jakarta Cipta Utama menanggapi pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait penolakan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.27. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penjelasan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
15
30.0%
4 = (Setuju)
17
34.0%
3 = (Ragu-Ragu)
7
14.0%
2 = (Tidak Setuju)
7
14.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
3.64
Berdasarkan hasil tabel 4.27, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,64 dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menjelaskan secara keseluruhan mengenai pembangunan Apartemen Bintara Residence.
77 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu menyimak lawan bicara dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan penjelasan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. 4.3.3.5.
Indikator Tidak Malu Bertanya Tabel 4.28. Sesi Tanya Jawab. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 8
16.0%
4 = (Setuju)
22
44.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
5
10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
5
10.0%
50
100.0%
Total
3.46
Berdasarkan hasil tabel 4.28, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,64 dengan frekuensi 22 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan masing-masing frekuensi lima responden, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak ikut
78 serta dalam sesi tanya jawab yang dilakukan PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama melatih kemampuan bernegosiasi yaitu tidak malu bertanya dimana PT Jakarta Cipta Utama melakukan sesi tanya jawab dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.29. PT Jakarta Cipta Utama Menyimak Apa Yang Ditanyakan. n =50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 8
16.0%
4 = (Setuju)
17
34.0%
3 = (Ragu-Ragu)
11
22.0%
2 = (Tidak Setuju)
10
20.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
3.30
Berdasarkan hasil tabel 4.12, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,30 dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menyimak apa yang ditanyakan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sehingga warga harus
79 mengulang kembali pertanyaan yang akan ditujukan kepada pihak PT Jakarta Cipta Utama. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa lebih memperhatikan atau menyimak pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sehingga dapat memudahkan proses negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak. 4.3.4.
Taktik Negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari
4.3.4.1.
Indikator Berdiam (Silence) Tabel 4.30 PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Pertanyaan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
15
30.0%
4 = (Setuju)
11
22.0%
3 = (Ragu-Ragu)
12
24.0%
2 = (Tidak Setuju)
11
22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
3.56
Berdasarkan hasil tabel 4.30, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,56 dengan frekuensi 15 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang pertanyaannya tidak terjawab
80 oleh PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menjawab pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan Apartemen Bintara
Residence
ditunjukkan
dari
hasil
jawaban
responden
yang
menyatakan setuju. Tabel 4.31. PT Jakarta Memberikan Kelonggaran Kepada Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
10
20.0%
4 = (Setuju)
10
20.0%
3 = (Ragu-Ragu)
13
26.0%
2 = (Tidak Setuju)
11
22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
6
12.0%
50
100.0%
Total
3.14
Berdasarkan hasil tabel 4.31, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,14 dengan frekuensi 13 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama membatasi warga perumahan Griya Bintara
81 Indah Bekasi untuk memberikan pertanyan terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa memberikan kelonggaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi sehingga dapat memudahkan negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak. Tabel 4.32. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Hak Penuh Kepada Warga. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 8
16.0%
4 = (Setuju)
10
20.0%
3 = (Ragu-Ragu)
20
40.0%
2 = (Tidak Setuju)
8
16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
3.20
Berdasarkan hasil tabel 4.32, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,20 dengan frekuensi 20 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini menunjukan bahwa responden merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak memeberikan hak penuh kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk memberikan pertanyan terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
82 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa memberikan hak penuh kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dalam memberikan pertanyaan sehingga dapat memudahkan negosiasi yang dilakukan kedua belah pihak. 4.3.4.2.
Indikator Ikan Haring Merah (Red Herring) Tabel 4.33. PT Jakarta Cipta Utama Mengalihkan Pertanyaan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
16
32.0%
4 = (Setuju)
17
34.0%
3 = (Ragu-Ragu)
15
30.0%
2 = (Tidak Setuju)
2
4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
0
0.0%
50
100.0%
Total
3.94
Berdasarkan hasil tabel 4.33, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,94 dengan frekuensi 17 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama masih menanggapi pertanyaan dari warga.
83 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengalihkan pertanyaan yang diberikan
warga
perumahan
Griya
Bintara
Indah
Bekasi
mengenai
pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.34. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Berbagai Isu. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
24
48.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
5
10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
4.06
Berdasarkan hasil tabel 4.34, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 4,06 dengan frekuensi 24 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa PT Jakarta Cipta Utama tidak memberikan isu lain terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
84 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan isu lain kepada warga perumahan Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. 4.3.4.3.
Indikator Pernyataan Tertulis (The Written Word) Tabel 4.35. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Persyaratan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
14
28.0%
4 = (Setuju)
14
28.0%
3 = (Ragu-Ragu)
11
22.0%
2 = (Tidak Setuju)
5
10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
6
12.0%
50
100.0%
Total
3.50
Berdasarkan hasil tabel 4.35, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,50 dengan frekuensi 14 responden menyatakan sangat setuju dan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak setuju dengan persyaratan
yang
diberikan
oleh
PT
Jakarta
pembangunan Apartemen Bintara Residence.
Cipta
Utama
terkait
85 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan persyaratan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.36. PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Perjanjian. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
31
62.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
4
8.0%
2 = (Tidak Setuju)
2
4.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
4.40
Berdasarkan hasil tabel 4.36, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,40 dengan frekuensi 31 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang pertanyaannya tidak terjawab oleh PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
86 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menjawab pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan Apartemen Bintara
Residence
ditunjukkan
dari
hasil
jawaban
responden
yang
menyatakan setuju. 4.3.4.4.
Indikator Pertukaran (The Trade-Off) Tabel 4.37. PT Jakarta Cipta Utama Melakukan Kompromi. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
18
36.0%
4 = (Setuju)
15
30.0%
3 = (Ragu-Ragu)
6
12.0%
2 = (Tidak Setuju)
3
6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
8
16.0%
50
100.0%
Total
3.64
Berdasarkan hasil tabel 4.37, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,64 dengan frekuensi 18 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa tidak melakukan kompromi dengan PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
87 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama melakukan kompromi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi mengenai pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.38. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Penawaran. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
30
60.0%
4 = (Setuju)
14
28.0%
3 = (Ragu-Ragu)
2
4.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
0
0.0%
50
100.0%
Total
4.40
Berdasarkan hasil tabel 4.38, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,40 dengan frekuensi 30 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan ragu-ragu dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak menerima tawaran dari pihak PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
88 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan penawaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat setuju. 4.3.4.5.
Indikator Ultimatum (The Ultimatum) Tabel 4.39. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Peringatan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
2
4.0%
4 = (Setuju)
6
12.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
19
38.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
15
30.0%
Total
50
100.0%
2.22
Berdasarkan hasil tabel 4.39, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,22 dengan frekuensi 19 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa tidak menerima peringatan apapun dari pihak PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
89 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan peringatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju. Tabel 4.40. PT Jakarta Cipta Utama Mengintimidasi Warga. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 12
24.0%
6
12.0%
3 = (Ragu-Ragu)
15
30.0%
2 = (Tidak Setuju)
10
20.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
4 = (Setuju)
Total
3.12
Berdasarkan hasil tabel 4.40, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,12 dengan frekuensi 15 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini menunjukkan bahwa beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa terintimidasi oleh sikap dari pihak PT Jakarta Cipta Utama.
90 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa bersikap lebih baik lagi sehingga warga tidak merasa terintimidasi dan PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya. Tabel 4.41. PT Jakarta Cipta Utama Mengancam Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
2
4.0%
4 = (Setuju)
9
18.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
14
28.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
17
34.0%
Total
50
100.0%
2.30
Berdasarkan hasil tabel 4.41, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,30 dengan frekuensi 17 responden menyatakan sangat tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa tidak menerima ancaman apapun dari pihak PT Jakarta Cipta Utama terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan ancaman kepada
91 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju. 4.3.4.6.
Indikator Berjalan Keluar (Walking Out) Tabel 4.42. PT Jakarta Cipta Utama Menghindari Pertanyaan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
7
14.0%
4 = (Setuju)
5
10.0%
3 = (Ragu-Ragu)
8
16.0%
2 = (Tidak Setuju)
16
32.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
14
28.0%
Total
50
100.0%
2.50
Berdasarkan hasil tabel 4.42, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,50 dengan frekuensi 16 responden menyatakan tidakt setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan setuju dengan frekuensi lima orang, hal ini dikarenakan beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menghindar apabila diberikan pertanyaan terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat
92 digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama mengindari pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju. Tabel 4.43. PT Jakarta Cipta Utama Keluar Ruangan Pada Saat Pertemuan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
4
8.0%
4 = (Setuju)
7
14.0%
3 = (Ragu-Ragu)
11
22.0%
2 = (Tidak Setuju)
18
36.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
10
20.0%
Total
50
100.0%
2.54
Berdasarkan hasil tabel 4.43, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,54 dengan frekuensi 18 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi melihat tidak ada pihak PT Jakarta Cipta Utama yang keluar ruangan pada saat negosiasi berlangsung. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama keluar ruangan pada saat
93 negosiasi berlangsung dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju. Indikator Kemampuan Untuk Mengatakan “Tidak” (The
4.3.4.7.
Ability to Say “Not) Tabel 4.44. PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Informasi Secara Tepat. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
32
64.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
1
2.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
4.40
Berdasarkan hasil tabel 4.44, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah sangat setuju dengan mean sebesar 4,40 dengan frekuensi 32 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa informasi yang diberikan dari pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak tepat terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
94 Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan informasi secara tepat kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan sangat setuju. Tabel 4.45. PT Jakarta Cipta Utama Menjawab Secara Tidak Langsung Pertanyaan Dari Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
20
40.0%
4 = (Setuju)
13
26.0%
3 = (Ragu-Ragu)
5
10.0%
2 = (Tidak Setuju)
4
8.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
8
16.0%
50
100.0%
Total
3.66
Berdasarkan hasil tabel 4.45, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,66 dengan frekuensi 20 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang tidak tidak merasakan bahwa PT Jakarta Cipta Utama menjawab secara tidak langsung pertanyaan yang diberika oleh
95 warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama menjawab secara tidak langsung pertanyaan yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.46. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Jawaban “Tidak” Terhadap Pertanyaan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
20
40.0%
4 = (Setuju)
17
34.0%
3 = (Ragu-Ragu)
2
4.0%
2 = (Tidak Setuju)
5
10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
6
12.0%
50
100.0%
Total
3.80
Berdasarkan hasil tabel 4.46, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,80 dengan frekuensi 20 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan ragu-ragu dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan
96 Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak memberikan jawaban “tidak” atas pertanyaan yang diberikan oleh warga. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat digunakan dimana PT Jakarta Cipta Utama PT Jakarta Cipta Utama memberikan jawaban “tidak” terhadap pertanyaan yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara
Residence
ditunjukkan
dari
hasil
jawaban
responden
yang
menyatakan setuju. 4.3.4.8.
Indikator Mengernyit (The Wince) Tabel 4.47.
PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Ekspresi Terkejut Terhadap Pendapat Warga. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 2
4.0%
4 = (Setuju)
10
20.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
18
36.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
10
20.0%
Total
50
100.0%
2.52
Berdasarkan hasil tabel 4.47, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,52
97 dengan frekuensi 18 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi dua orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak memberikan ekpresi terkejut terhadap pendapat yang diberikan oleh warga. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat dihindari dimana PT Jakarta Cipta Utama memberikan ekspresi terkejut terhadap pendapat yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju. Tabel 4.48. PT Jakarta Cipta Utama Memberikan Reaksi Negatif Terhadap Pendapat Yang Diberikan Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
11
22.0%
4 = (Setuju)
11
22.0%
3 = (Ragu-Ragu)
13
26.0%
2 = (Tidak Setuju)
11
22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
3.28
Berdasarkan hasil tabel 4.48, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,28
98 dengan frekuensi 13 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama memberikan reaksi negatif terhadap warga dan ada yang tidak merasakan hal tersebut. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama seharusnya bisa memberikan reaksi yang netral terhadap pendapat yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dan PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya. 4.3.4.9.
Indikator Perilaku Menghina (Outrageous Behaviour) Tabel 4.49.
PT Jakarta Cipta Utama Menggertak Warga Pada Saat Negosiasi Berlangsung. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
3
6.0%
4 = (Setuju)
7
14.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
17
34.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
13
26.0%
Total
50
100.0%
2.40
99 Berdasarkan hasil tabel 4.49, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah tidak setuju dengan mean sebesar 2,40 dengan frekuensi 17 responden menyatakan tidak setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menggertak warga pada saat negosiasi berlangsung. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama memiliki taktik negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari yaitu taktik yang dapat dihindari dimana PT Jakarta Cipta Utama menggertak warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan tidak setuju. Tabel 4.50. PT Jakarta Cipta Utama Memaksa Warga Untuk Menandatangani Kontrak. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 9
18.0%
4 = (Setuju)
18
36.0%
3 = (Ragu-Ragu)
11
22.0%
2 = (Tidak Setuju)
6
12.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
6
12.0%
50
100.0%
Total
3.36
100 Berdasarkan hasil tabel 4.50, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,36 dengan frekuensi 18 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi enam orang dan sangat setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa pihak PT Jakarta Cipta Utama memberikan reaksi memaksa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk menandatangi kontrak terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence dan ada yang tidak merasakan hal tersebut. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama bisa menjadikan pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya.
101 3.4.5.
Negosiator
3.4.5.1.
Indikator Pengetahuan Negosiator Tabel 4.51.
PT Jakarta Cipta Utama Memiliki Wawasan Mengenai Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
21
42.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
7
14.0%
2 = (Tidak Setuju)
5
10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
5
10.0%
50
100.0%
Total
3.78
Berdasarkan hasil tabel 4.51, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah ragu-ragu dengan mean sebesar 3,36 dengan frekuensi 18 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi enam orang dan tidak setuju dengan frekuensi enam orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama memiliki wawasan yang kurang terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki pengetahuan dimana PT Jakarta Cipta Utama memiliki wawasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait
102 pembangunan Apartemen Bintara Residence ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.52. PT Jakarta Cipta Utama Menguasai Topik Bahasan. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
17
34.0%
4 = (Setuju)
15
30.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
5
10.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
3
6.0%
50
100.0%
Total
3.76
Berdasarkan hasil tabel 4.52, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,76 dengan frekuensi 17 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menguasai bahasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki pengetahuan dimana PT Jakarta Cipta Utama menguasai bahasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
103 Tabel 4.53. PT Jakarta Cipta Utama Menyampaikan Ide-Idenya. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
18
36.0%
4 = (Setuju)
12
24.0%
3 = (Ragu-Ragu)
6
12.0%
2 = (Tidak Setuju)
3
6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
11
22.0%
Total
50
100.0%
3.46
Berdasarkan hasil tabel 4.53, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,46 dengan frekuensi 18 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menyampaikan ide-idenya kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki pengetahuan dimana PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan ide-idenya kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
104 4.3.5.2.
Indikator Sikap Negosiator Tabel 4.54.
PT Jakarta Cipta Utama Memperhatikan Kepentingan Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
7
14.0%
4 = (Setuju)
8
16.0%
3 = (Ragu-Ragu)
14
28.0%
2 = (Tidak Setuju)
11
22.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
10
20.0%
Total
50
100.0%
2.82
Berdasarkan hasil tabel 4.54, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 2,82 dengan frekuensi 14 responden menyatakan ragu-ragu. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat setuju dengan frekuensi tujuh orang, hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi merasa kepentingannya tidak diperhatikan oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama dan ada yang ti.dak merasakan hal tersebut. Dalam
pernyataan
ini,
PT
Jakarta
Cipta
Utama
bisa
lebih
memperhatikan kepentingan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence dan dapat menjadikan pernyataan ini sebagai bahan evaluasi untuk kegaiatan negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya.
105 Tabel 4.55. PT Jakarta Cipta Utama Menghargai Pendapat Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
15
30.0%
4 = (Setuju)
21
42.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
3
6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
Total
3.92
Berdasarkan hasil tabel 4.55, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,92 dengan frekuensi 21 responden menyatakan setuju. Namun di sisi lain, terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama tidak menghargai pendapatnya terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki sikap dimana PT Jakarta Cipta Utama mengahargai pendapat warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
106 Tabel 4.56. PT Jakarta Cipta Utama Berperilaku Sopan Terhadap Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
16
32.0%
4 = (Setuju)
14
28.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
3
6.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
7
14.0%
50
100.0%
Total
3.58
Berdasarkan hasil tabel 4.56, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,58 dengan frekuensi 16 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan tidak setuju dengan frekuensi tiga orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama berlaku tidak sopan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki sikap dimana PT Jakarta Cipta Utama berlaku sopan terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
107 4.3.5.3.
Indikator Keterampilan Negosiator Tabel 4.57.
PT Jakarta Cipta Utama Mampu Mengekspresikan Permasalahan Didepan Warga. n = 50 Pernyataan
Frekuensi Persentasi Rata - rata
5 = (Sangat Setuju)
22
44.0%
4 = (Setuju)
17
34.0%
3 = (Ragu-Ragu)
7
14.0%
2 = (Tidak Setuju)
0
0.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
4
8.0%
50
100.0%
Total
4.06
Berdasarkan hasil tabel 4.57, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 4,06 dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat beberapa responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi empat orang, hal ini dikarenakan ada beberapa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama kurang mampu mengeksresikan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki keterampilan dimana PT Jakarta Cipta Utama mampu
108 mengekspresikan permasalah didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju. Tabel 4.58. PT Jakarta Cipta Utama Memaparkan Secara Detil Mengenai Permasalahan Didepan Warga. n = 50 Pernyataan 5 = (Sangat Setuju)
Frekuensi Persentasi Rata - rata 22
44.0%
9
18.0%
3 = (Ragu-Ragu)
10
20.0%
2 = (Tidak Setuju)
8
16.0%
1 = (Sangat Tidak Setuju)
1
2.0%
50
100.0%
4 = (Setuju)
Total
3.86
Berdasarkan hasil tabel 4.58, dapat dilihat nilai mean atau nilai ratarata dari pernyataan di atas adalah setuju dengan mean sebesar 3,86 dengan frekuensi 22 responden menyatakan sangat setuju. Namun di sisi lain, terdapat responden yang menyatakan sangat tidak setuju dengan frekuensi satu orang, hal ini dikarenakan ada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi yang merasa bahwa pihak PT Jakarta Cipta Utama kurang detil dalam memaparkan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Dalam pernyataan ini, PT Jakarta Cipta Utama sebagai negosiator yang memiliki keterampilan dimana PT Jakarta Cipta Utama secara detil
109 memaparkan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditunjukkan dari hasil jawaban responden yang menyatakan setuju.
110 4.4.
Analisis Penelitian Tabel 4.59. Mean Per Indikator
NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) n = 50 No
Dimensi
1
Tahap Negosiasi
2
Struktur alur bernegosiasi
3
4
5
Melatih kemampuan bernegosiasi
Taktik negosiasi
Negosiastor
Indikator a. Eksplorasi b. Tawar-menawar c. Legalisasi a. b. c. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. f. g. h. i. a. b. c.
Pendahuluan Berlangsungnya Negosiasi Penutupan Strategi Tidak Mudah Terpancing Emosi Tanpa Debat Menyimak Lawan Bicara Tidak Malu Bertanya Berdiam Ikan Haring Merah Pernyataan Tertulis Pertukaran Ultimatum Berjalan Keluar Kemampuan untuk Mengatakan tidak Mengernyit Perilaku Menghina Pengetahuan Negosiator Sikap Negosiator Keterampilan Negosiator
Rata –rata 3.57 4.20 4.19 3.92 3.70 4.12 3.94 3.47 2.51 3.65 3.38 3.30 3.83 3.95 4.02 2.54 2.52 3.95 2.75 2.88 3.67 3.44 3.96
111 Diagram 4.1. Mean Per Indikator NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) n = 50 5 4,20
4,19
4,12 3,94
3,92
4
3,83
3,70
3,57
3,95
4,02
3,96
3,95 3,67
3,65 3,47
3,38
3,44
3,30
3
2,88 2,54
2,52
Berjalan Keluar (Walking Out)
2,51
Ultimatum (The Ultimatum)
2,73
Keterampilan Negosiator
Sikap Negosiator
Pengetahuan Negosiator
Perilaku Menghina…
Mengernyit (The Wince)
Kemampuan untuk…
Pertukaran (The Trade-off)
Pernyataan Tertulis (The…
Ikan Haring Merah (Red…
Berdiam (Silence)
Tidak Malu Bertanya
Menyimak Lawan Bicara
Tanpa Debat
Strategi
Penutupan
Berlangsungnya Negosiasi
Pendahuluan
Legalisasi
Tawar-menawar
Eksplorasi
1
Tidak Mudah Terpancing…
2
Tabel dan diagram mean per indikator di atas merupakan hasil ratarata dari penyebaran kuesioner kepada 50 responden dengan 58 pernyataan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai mean tertinggi berada pada indikator tawar menawar yaitu sebesar 4,20. Selain memiliki nilai mean tertinggi, pada tabel dan diagram di atas terdapat indikator dengan nilai mean terendah yang terdapat pada indikator tanpadebat yaitu sebesar 2,51.
112 Indikator tertinggi di atas menunjukkan bahwa rata-rata jawaban responden adalah setuju untuk indikator tawar menawar. Responden menyatakan setuju bahwa PT Jakarta Cipta Utama melakukan tawar menawar dengan warga dimana PTJakarta Cipta Utama mengajak berdiskusi, membuat kesepakatan dengan warga, serta memberikan kesempatan
warga
untuk
memberikan
idenya
terkait
pembangunan
Apartemen Bintara Residence. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warga perumahan Griya Bintara Indah yang hadir dalam negosiasi memberikan pengaruh kepada PT Jakarta Cipta Utama dalam melakukan negosiasi yaitu tawar menawar sehingga negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya PT Jakarta Cipta Utama dapat berjalan lancar. Sedangkan nilai mean terendah berada pada indikator tanpa debat. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa responden merasa PT Jakarta Cipta Utama dalam bernegosiasi melakukan perdebatan-perdebatan kecil dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi seperti membantah apa yang dikatakan warga, tidak menerima dengan baik saran yang diberikan warga, dan tidak ersikap adil terhadap warga. Sehingga dari indikator ini PT Jakarta Cipta Utama dapat menjadikan bahan evaluasi demi kelancaran negosiasi yang akan dilakukan selanjutnya.
113 Tabel 4.60. Mean Per Dimensi NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) n = 50 Rata No
Dimensi rata
1
Tahap Negosiasi
3.99
Struktur Alur Konsentrasi dalam 2
3.91 Bernegosiasi
3
Melatih Kemampuan Bernegosiasi
3.39
Taktik Negosiasi yang dapat digunakan 4
2.89 dan dihindari
5
Negosiator
3.69
114 Diagram 4.2. Mean Per Dimensi NEGOSIASI PT JAKARTA CIPTA UTAMA DENGAN WARGA PERUMAHAN GRIYA BINTARA INDAH BEKASI TANGGAL 19 SEPTEMBER 2015 (Survei Deskriptif: Penyelesaian Konflik Penolakan Pembangunan Proyek Apartemen Bintara Residence) n = 50 5
4
3,99
3,91 3,69 3,39 2,89
3
2
1 Tahap Negosiasi
Struktur Alur Konsentrasi dalam Bernegosiasi
Melatih Kemampuan Bernegosiasi
Taktik Negosiasi
Negosiator
Tabel dan gambar diagram mean per dimensi di atas merupakan hasil rata-rata dari penyebaran kuesioner kepada 50 responden dengan 58 pernyataan. Terdapat satu dimensi yang memiliki nilai mean tertinggi sebesar 3,99. Dimensi tersebut adalah dimensi tahap negosiasi. Dimensi ini memiliki
115 tiga indikator yaitu eksplorasi, tawar menawar dan legaliasi. Dalam dimensi ini rata-rata responden menjawab setuju. Namun, terdapat satu dimensi yang memiliki nilai mean terendah sebesar 2,89 yaitu pada dimensi taktik negosiasi. Dimensi ini memiliki sembilan indikator berdiam, ikan haring merah, penyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak, mengernyit perilaku menghina. Meskipun memiliki nilai mean terendah, dalam dimensi ini rata-rata responden menjawab setuju. 4.5.
Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan konsep manajemen komunikasi dan
variabel negosiasi dimana negosiasi sebagai proses untuk mencapai kesepakatan
bersama
dengan
memperkecil
perbedaan
serta
mengembangkan persamaan guna meraih tujuan bersama yang saling menguntungkan. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait Negosiasi dilakukan pada tanggal 19 September 2015. Penelitian ini terdiri dari lima dimensi yang terdapat pada buku Rismi Somad dan Donni Juni Priansa yang berjudul Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan. Dimensi pertama yaitu tahap negosiasi yang memiliki indikator eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi. Dalam tahap negosiasi PT Jakarta Cipta Utama sudah mengeksplorasi yang merupakan proses menemukan
116 masalah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis masalah dan eksplorasi ini dilakukan sebelum negosiasi berlangsung oleh kedua belah pihak yaitu PT Jakarta Cipta Utama dan warga perumahan Griya Bintara Indah bekasi. Selanjutnya kedua belah pihak bisa melakukan tawar menawar untuk mencapai kesepakatan bersama lalu melakukan legalisasi atau pengesahan hasil kesepakatan bersama. Dimensi kedua struktur alur bernegosiasi yang memiliki indikator pendahuluan, berlangsungnya negosiasi, dan penutupan. Dimana dalam melakukan negosiasi terdapat tiga alur atau tahap, dimana tahap awal pendahuluan ini merupakan tahap awal yang penting dalam negosiasi dan PT Jakarta Cipta Utama sudah melewati tahap pendahuluan, lalu memasukki tahap kedua yaitu berlangsungnya negosiasi, didalam tahap ini PT Jakarta Cipta Utama sudah mulai masuk ke inti permasalahan yaitu terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi, selanjutnya tahap yang terkahir yaitu tahap penutupan disini PT Jakarta Cipta Utama dapat membuat kesepakat dengan warga, dan apabila negosiasi belum menghasilkan keputusan yang tuntas, maka perlu dilakukan negosiasi antar kedua belah pihak. Dimensi ketiga yaitu melatih kemampuan untuk bernegosiasi yang memiliki indikator strategi, tidak mudah terpancing emosi, tanpa debat, menyimak lawan bicara, dan tidak malu bertanya. Dalam hal ini PT Jakarta Cipta Utama juga memiliki strategi untuk melakukan pendekatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Selanjutnya PT Jakarta Cipta
117 Utama juga tidak mudah terpancing emosi, karena PT Jakarta Cipta Utama memiliki keterampilan komunikasi yang baik denga warga perumahan Griya Bintara Indah. Dalam bernegosiasi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah bekasi, terjadi perdebatan kecil antara PT Jakarta Cipta Utama dengan warga namun masih bisa dikendalikan. Berikutnya pada dimensi yang taktik negosiasi yang memiliki indikator berdiam, ikan haring merah,pernyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan
keluar,
kemampuan
untuk
mengatakan
tidak.
Dalam
hal
bernegosiasi ada taktik-taktik yang dapat digunakan dan dapat dihindari. PT Jakarta Cipta Utama sudah menerapkan taktik-taktik ini dalam bernegosiasi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. Pada dimensi kelima yaitu negosiator yang memiliki indikator pengetahuan negosiator, sikap negosiator, dan keterampilan negosiator. Dalam hal ini negosiator juga harus memiliki pengetahuan mengenai lawannya, harus bersikap baik, memiliki keterampilan mengekspresikan permasalah didepan lawan, dan PT Jakarta Cipta Utama memiliki ketiga hal tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat nilai mean tertinggi berada pada dimensi tahap negosiasi, pada dimensi ini terdapat tiga indikator yaitu eksplorasi, tawar menawar, dan legalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama telah melewati ketiga tahap negosiasi dengan baik, terbukti dari ketiga indikator ini memiliki nilai mean yang tingg. Pihak PT Jakarta Cipta Utama berhasil mengeksplorasi masalah yang terjadi apabila
118 Proyek Apartemen Bintara Residence dibangun seperti masalah banjir dan kemacetan serta pihak PT Jakarta Cipta Utama juga akan memberikan solusi atas masalah tersebut. Pada tahap negosiasi ini pihak PT Jakarta Cipta Utama juga melakukan tawar-menawar dengan cara melakukan diskusi dan membuat kesepakatan dengan warga terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. Pihak PT Jakarta Cipta Utama juga melakukan Legalisasi dengan
membuat
dokumen
atau
surat
perjanjian
mengenai
hasil
kesepakatan bersama antara kedua belah pihak. Adapun dimensi dengan nilai mean terendah berada pada dimensi ke empat yaitu taktik negosiasi. Dimensi ini memiliki 9 indikator yaitu berdiam, ikan haring merah, penyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak,mengernyit, perilaku menghina. Hal ini menunjukkan bahwa PT Jakarta Cipta Utama belum optimal dalam menggunakan taktik negosiasi pada saat negosiasi berlangsung.
BAB V PENUTUP 5.1.
Kesimpulan Berdasarkan peneliatan yang telah penulis jelaskan dibab sebelumnya
dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1.
Tahap negosiasi merupakan tahap yang paling sukses dilakukan oleh
PT Jakarta Cipta Utama, dimana didalam tahap negosiasi PT Jakarta Cipta Utama sudah mengeksplorasi dan mengidentifikasi masalah yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi apabila pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence dilakukan, lalu pihak PT Jakarta Cipta Utama juga melakukan tawar-menawar serta melakukan legalisasi atas hasil kesepakatan yang dilakukan kedua belah pihak. Hal ini juga di dukung oleh kedua belah pihak yang turut serta dalam tahap negosiasi. 2.
Dalam hal taktik negosiasi, terdapat sembilan taktik yang dapat
digunakan dan dihindari oleh pihak PT Jakarta Cipta Utama seperti, penyataan tertulis, pertukaran, ultimatum, berjalan keluar, kemampuan untuk mengatakan tidak,mengernyit, perilaku menghina, mengernyit dan perilaku menghina. Dalam penggunaan taktik negosiasi PT Jakarta Cipta Utama belum optimal dalam menggunakan taktik negosiasi pada saat negosiasi berlangsung.
119
120 5.2.
Saran
1.
Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, maka penulis menyarankan
agar PT Jakarta Cipta Utama lebih meningkatkan proses sebelum negosiasi seperti mengeksplorasi masalah lalu memberikan solusi, melakukan tawar menawar dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi, dan membuat surat kesepakatan bersama antar kedua belah pihak, agar memudahkan negosiasi yang akan dilakukan kembali. 2.
Selain itu PT Jakarta Cipta Utama juga harus memilah taktik negosiasi
yang akan digunakan dalam bernegosiasi seperti taktik yang dapat digunakan dan taktik yang dapat dihindari, sehingga negosiasi yang sedang berlangsung akan berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Buku. Achmadi, Abu dan Cholid Narbuko. 2004. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Bumi Aksara. Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0, Jogjakarta: Geraiilmu. Akdon, Ridwan. 2010. Rumus dan Data Dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alfabeta. Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Persada Media Group. Et Al, Jason A. Colquitt. 2011. Organizational Behaviour: improving performance and commitment in the workplace, USA:McGraw-Hill. Firdaus, M. Aziz. 2012. Metode Penelitian, Tangerang: Jelajah Nusa. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang:Universitas Diponegoro. Hermawan, Asep. 2007. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif, Jakarta: PT Grasindo. Hikmat, Mahi M. 2011. Metode Penelitian Dalam Perspektif Ilmu Komunikasi dan Sastra, Jakarta: Graha Ilmu. Jannah, Lina Miftahul dan Bambang Prasetyo. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Judge, Timothy A. & Stephen P. Robbin. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Kountur D, Ronny. 2004. Metode Peneltian Skripsi dan Tesis, Jakarta:PMM. Kriyantono, Rachmat. Jakarta:Kencana.
2010.
Teknik
Praktik
Riset
Komunikasi,
Maholtra, Naresh K. 2010. Marketing Research: Sixt Editions, New Jersey: Pearson Education. Neuman, W. Laurence. 2011. Sosial Research Methods: Seventh Edition, Boston: Pearson Education.
121
122 Priansa, Donni Juni & Rismi Somad. 2014. Manajemen Komunikasi Mengembangkan Bisnis Berorientasi Pelanggan, Bandung: Alfabeta. Rakhmat, Jalaludin. Rosadakarya.
2004.
Metode
Penelitian
Komunikasi,
Bandung:
Rozak, Abd. 2012. Pengantar Statistika, Malang: Intimedia. Sangadji, Etta Mamang. 2010. Metodologi Peneltian, Praktis Dalam Penelitian, Yogyakarta: Refika Aditama. Silalahi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sunariah, Nia Siti dan Kasmadi. 2014. Panduan Modern Peneletian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta. West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanikas. Yuliaty, Kinkin. 2010. Metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: Laboratorium Sosial Politik Press. Sumber lain. Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen https://infobekasi.co.id/2017/02/04/ diakses pada hari Minggu 9 april 2017 pukul 10.55 WIB Negosiasi dalam Kegiatan Humas http://www.lspr.edu/ diakses pada hari Sabtu pukul 11.12 WIB Pengertian Manajemen Komunikasi http://www.definisi-pengertian.com/ diakses pada hari Jumat tanggal 21 April 2017 pukul 11.46 WIB Profile Cempaka Group http://www.cempakagroup.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 april 2017 pukul 10.32 WIB Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga http://nasional.news.viva.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 April 2017 pukul 10.44 WIB
123 Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence http://www.republika.co.id/ diakses pada hari Minggu 9 April 2017 pukul 10.41 WIB
LAMPIRAN
xvi Lampiran 1: Berita di Media Online terkait kasus penolakan Apartemen Bintara Residence
Proyek Apartemen Bintara Residence Diprotes Warga Warga tak terima pembangunan di tanah resapan air. Minggu, 30 Oktober 2016 | 16:36 WIB Oleh : Toto Pribadi, Muhammad Hary Fauzan (Bekasi)
Ilustrasi aksi demonstrasi (ANTARA FOTO/Abriawan Abhe) VIVA.co.id – Takut wilayahnya banjir, ratusan warga Perumahan Griya Bintara Indah, Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi, menggelar unjuk rasa menolak rencana pembangunan Apartemen Bintara Residence di depan gerbang perumahannya, Minggu 30 Oktober 2016 pagi. Alasan penolakan warga adalah gedung apartemen yang akan dibangun di jalan Terusan I Gusti Ngurah Rai, Kota Bekasi (samping Indogrosir), menggunakan tanah resapan air dan lahan fasos fasum milik warga seluas 2.800 meter persegi. "Kami menolak rencana pembangunan apartemen ini karena, lahan yang digunakan adalah tanah resapan air dan tanah fasos fasum warga. Kalau mereka tetap membangun gedung apartemen, kami khawatir daerah kami jadi banjir," kata salah satu perwakilan warga, Randy Saragih, Minggu 30 Oktober 2016.
xvii Menurutnya, bukan kali ini saja pihaknya dan warga melakukan aksi penolakan terhadap pembangunan apartemen tersebut. Namun, sudah satu tahun yang lalu bahkan dengan membuat surat untuk ditujukan ke pihak pemerintah Kota Bekasi. "Penolakan ini sudah kami lakukan sejak satu tahun, dan sudah juga kami buat surat mulai dari Lurah sampai ke Walikota. Tapi sepertinya, keluhan kami tak digubris oleh mereka semua," ujarnya. Hal ini, diakui Randy, setelah pihaknya mengetahui kalau pihak pengembang apartemen yakni, PT Jakarta Cipta Utama akhir-akhir ini diketahui sedang memasarkan setiap unit apartemen Bintara Residence yang masih dalam rencana pembangunannya di gerbang perumahan warga tersebut. "Ada warga yang lihat marketing Apartemen pasarkan unit apartemennya dengan menyebarkan brosur di mal-mal Bekasi. Artinya, mereka memiliki jaminan kalau bangunan ini akan tetap berdiri. Dan kami tak akan pernah setuju," ujar Randy. Lebih lanjut, Randy menjelaskan pembangunan apartemen ini rencananya akan berada di tanah seluas 15.500 meter persegi dengan di antaranya merupakan lahan fasos fasum di wilayahnya. Dan bangunan itu pun bakal dibuat sebanyak 3 tower dengan tinggi 26 lantai, dengan jumlah 2400 unit apartemen. "Aksi penolakan kami akan terus dilakukan dan kalaupun tak dapat tanggapan, kami akan menggelar lagi dengan jumlah massa yang lebih banyak lagi," katanya. Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/841377-proyek-apartemenbintara-residence-diprotes-warga
xviii Berdampak Negatif, Ratusan Warga Perumahan Griya Bintara Tolak Pembangunan Proyek Apartemen Sabtu, 4 Februari 2017 - 14:03 PM
BEKASI BARAT – Tidak adanya transparansi publik terkait Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan Bangunan (SIPMB) dan berdampak negatif terhadap tempat tinggal mereka, sebanyak dua ratus orang warga Perumahan Griya Bintara di empat RW, pada Sabtu pagi (04/02) melakukan aksi unjuk rasa di lokasi pembangunan proyek Apartemen PT Jakarta Cipta Utama, di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Bintara, Kecamatan Bekasi Barat. Menurut warga, mereka menolak pembangunan proyek apartemen karena jadi banjir, sebab lokasi tersebut merupakan salah satu akses resapan air sejumlah perumahan di Kelurahan Bintara. “Ini aksi yang kedua kalinya. Aksi ini juga sama seperti sebelum-sebelumnya, yaitu menolak proyek pembangunan apartemen, karena menyebabkan banjir,” ujar Randi Saragih, salah satu pendemo kepada infobekasi.co.id. Selain itu, pihak apartemen mengaku sudah mengantongi izin dari Pemerintaha Kota Bekasi, namun yang diberikan kepada warga hanya foto kopiannya saja. ”Kami udah coba konfirmasi ke bagian perizinan di Pemkot Bekasi, tapi selalu di “ping pong” ke sana ke sini, ini namanya tidak ada transparansi publik namanya,” kata Randi. Ia berharap Rahmat Effendi, selaku wali kota mau mendengarkan keluhan mereka.
xix “Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, mendengarkan keluhan warganya ini. Karena jika akan dipaksakan pembangunan tersebut, dampaknya sangat besar bagi masyarakat,” tutur dia. (Tio) Sumber: https://infobekasi.co.id/2017/02/04/berdampak-negatif-ratusan-warga-perumahangriya-bintara-tolak-pembangunan-proyek-apartemen/
xx Selasa , 01 November 2016, 18:48 WIB Warga Tolak Pembangunan Apartemen Bintara Residence Rep: Kabul Astuti/ Red: Ani Nursalikah Republika/Adhi Wicaksono
Ilustrasi - Pembangunan apartemen REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Warga Perumahan Griya Bintara Indah (GBI), Jalan I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Bintara, Kec Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat menolak rencana pembangunan Apartemen Bintara Residence. Keberadaan apartemen ini dinilai akan menimbulkan dampak sosio-lingkungan, seperti banjir, kekumuhan, masalah sosial, dan kemacetan lalu lintas. Ketua Tim Teknis Forum Lintas RW Perum GBI, Randy Saragih mengatakan warga menolak pembangunan apartemen seluas 15.500 meter persegi tersebut. Penolakan berasal dari warga RW 08, 11, 12, dan 16 yang terdampak langsung pembangunan apartemen. "Kami mewakili masyarakat 4 RW yang kurang lebih berjumlah 3000 KK p menolak tegas pembangunan apartemen Bintara Residence," kata Randy Saragih, kepada Republika.co.id, Selasa (1/11). Randy mengatakan, warga Griya Bintara Indah mengkhawatirkan dampak sosiolingkungan yang akan timbul akibat pembangunan apartemen Bintara Residence.
xxi Keberadaan apartemen menurutnya akan mengurangi kenyamanan dan kualitas hidup warga Perum Griya Bintara Indah. Ada banyak faktor yang dicemaskan warga, seperti dampak banjir, kemacetan, keamanan, masalah sosial kemasyarakatan, dan kepadatan kendaraan. Warga Griya Bintara Indah mengaku kecewa terhadap Pemkot Bekasi yang mengeluarkan perizinan pembangunan apartemen tersebut. Menurut Randy, sosialisasi yang dilakukan pihak pengembang kepada warga sangat minimalis dan tidak menjawab poin utama permasalahan yang dikhawatirkan warga. Ia mempertanyakan tanggung jawab pemkot terhadap warga sekitar saat memberikan izin pembangunan apartemen tersebut. Pembangunan apartemen ini dilakukan oleh pihak pengembang PT Jakarta Cipta Utama (JCU). Mereka akan membangun tiga tower. Tower A dan B mempunyai ketinggian 26 lantai, sedangkan tower C berketinggian 30 lantai. Tower A dan B mempunyai kapasitas 2400 unit, sedangkan satu tower lain berupa hotel. PT JCU juga berencana membangun 42 ruko, persis menghadap Jalan I Gusti Ngurah Rai, Bekasi Barat. Randy mengkhawatirkan kemacetan yang akan terjadi mengingat Jalan I Gusti Ngurah Rai sudah tidak mungkin diperluas. Dengan adanya 2.400 unit yang disiapkan, dapat ditaksir juga akan ada kendaraan dalam jumlah yang sama. Hal itu menurut dia sama dengan memindahkan potensi kemacetan ke depan wajah Kota Bekasi, yang berbatasan dengan Jakarta Timur. Randy mengungkapkan, warga Perum GBI juga menduga adanya pencaplokan tanah fasos-fasum milik Perum Griya Bintara Indah oleh PT JCU. Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek nasional/16/11/01/ofyosn366-warga-tolak-pembangunan-apartemenbintara-residence
xxii Lampiran 2: Surat Observasi ke PT Jakarta Cipta Utama
xxiii Lampiran 3: Surat Observasi ke Forum Lintas RW perumahan Griya BIntara Indah Bekasi
xxiv Lampiran 4: Daftar hadir pertemuan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
xxv
xxvi
xxvii
xxviii Lampiran 5: Transkip Wawancara dengan Pimpinan Proyek Apartemen Bintara Residence PT Jakarta Cipta Utama yaitu Bapak Iwan P : Proyek apartemen bintara residence sudah dimulai dari kapan pak?
N : Sebenernya apartemen ini sudah ada dari tahun 2013, namun pembangunannya baru dilaksanakan akhir tahun 2016.
P : Dalam pembangunan apartemen tersebut kan sudah ada penolakan dari warga perumahan griya bintara indah ya pak, bagimana tanggapan bapak?
N : Sebenarnya ya mba, pembangunan apartemen ini bukan untuk kepentingan bisnis semata saja mba, tetapi pihak kami juga memikirkan lingkungan sekitar. Pembangunan apartemen bintara residence ini nantinya akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, selain itu kami akan membuat lingkungan tersebut terlihat luxe dan akan dirasakan oleh warga sekitar.
P : Apakah sebelumnya dari pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah memberitahukan kepada warga perumahan griya bintara indah?
N : Sudah, kami sudah memberitahukan kepada warga perumahan griya bintara indah, kami juga sudah berkomunikasi langsung dengan warga perumahan griya bintara indah. Kami bersama-sama membicarakan mengenai pembangunan apartemen bintara residence.
P : Apakah dari pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah melakukan pertemuan dengan warga perumahan griya bintara indah? Kalau sudah, kapan dan dimana?
xxix N : Sudah mba, kami sudah melakukan pertemuan dengan warga di aula kelurahan bintara pada tanggal 19 September 2015.
P : Lalu apa saja yang dibahas didalam pertemuan tersebut?
N : Masih seputar penolakan pembangunan apartemen bintara residence mba.
P : Apakah sudah menemukan titik terang dari pertemuan tersebut pak? Kalau belum apakah akan diadakan pertemuan kembali?
N : Belum mba, sejauh ini warga masih menolak mba. Ya kami akan mengadakan pertemuan kembali.
xxx Lampiran 6 : Transkip Wawancara dengan Sekretariat Forum Lintas RW Perumahan Griya Bintara Indah yaitu Bapak Mamat P : Apakah sebelumnya sebelumnya warga perumahan ini mengetahui adanya pembangunan proyek apartemen bintara residence? N : Iya tahu mba, kan memang ada pihak dari pengembang medatangi perumahan untuk mensosialisasikan pembangunan apartemen bintara residence. P : Lalu bagaimana tanggapan warga mengenai pembangunan apartemen bintara residence? N : Kami warga perumahan disini menolak ya mba pembangunan apartemen bintara residence, dikarenakan apabila apartemen tetap dibangun akan menimbulkan banjir diperumahan ini. tidak apartemen saja sudah banjir mba. Lalu penyerobotan lahan fasos dan fasum oleh pihak pengembang yang menjadi alasan kami menolak pembangunan apartemen tersebut, lahan tersebut yang menjadi tempat resapan air apabila hujan turun. Kalau nanti apartemen itu dibangun, tidak ada lagi tempat resapan air. P : Apakah pihak PT Jakarta Cipta Utama sudah melakukan pertemuan dengan warga perumahan pak? Kalau sudah dmn tempat pertemuan tersebut? N : Sudah mba, kami sudah melakukan pertemuan dengan pihak pengembang, dibalai warga. P : Lalu ada berapa perwakilan warga pak yang hadir didalam pertemuan tersebut? N : Ada 80 orang yang hadir dalam pertemuan tersebut. P : Apa saja pak yang dibahas didalam pertemuan tersebut?
xxxi N : Masih seputar penolakan warga terkait pembangunan apartemen bintara residence
mba.
Bagaimana
pun
juga
kami
pembangunan proyek apartemen bintara residence.
warga
perumahan
menolak
xxxii Lampiran 7 : Formulir Kegiatan Bimbingan
xxxiii
xxxiv Lampiran 8 : KUESIONER Saya Harpri Sabilla Baron mahasiswa DIII Hubungan Masyarakat, Jurusan Ilmu Sosial Politik, Universitas Negeri Jakarta Angkatan 2013 sedang melakukan penelitian di Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi, untuk Tugas Akhir Karya Ilmiah (TAKI). Penelitian ini dilakukan dalam rangka penyusunan tugas akhir, yang berjudul Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi (SD: Negosiasi Dilakukan Pada Tanggal 19 September 2015) Dengan ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan penilaian anda. Atas bantuan dan kesediaannya, saya ucapkan terimakasih. Petunjuk pengisian: Setiap pernyataan dapat dipilih penilaiannya dengan menggunakan checklist (√) di kolom yang telah disediakan. Berikan satu jawaban dalam setiap penyataan. Skala 5 (SS) : Sangat Setuju Skala 4 (S) : Setuju Skala 3 (RR) : Ragu-Ragu Skala 2 (TS) : Tidak Setuju Skala 1 (STS): Sangat Tidak Setuju Contoh : NO 1
INDIKATOR 1 PT Jakarta Cipta Utama mengidentifikasi masalah banjir yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
SS 5 √
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
xxxv Negosiasi PT Jakarta Cipta Utama dengan Warga Perumahan Griya Bintara Indah Bekasi (SD: Negosiasi Dilakukan Pada Tanggal 19 September 2015)
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Jenis Kelamin : RW
:
A. Tahap Negosiasi 1. Eksplorasi NO
Pernyataan
1
PT Jakarta Cipta Utama mengidentifikasi masalah banjir yang terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
2
PT Jakarta Cipta Utama menganalisis masalah kemacetan yang terjadi di depan perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
3
PT Jakarta Cipta Utama memberikan solusi atas masalah banjir dan kemacetan terjadi di perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
xxxvi 2. Tawar-menawar NO
Pernyataan
4
PT Jakarta Cipta Utama mengajak berdiskusi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama membuat kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
5
6
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
PT Jakarta Cipta Utama memberi kesempatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk memberikan idenya terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
3. Legalisasi NO
Pernyataan
7
PT Jakarta Cipta Utama membuat surat perjanjian dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
8
PT Jakarta Cipta Utama membuat dokumen kesepakatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xxxvii B. Struktur Alur Konsentrasi dalam Bernegosiasi 1. Pendahuluan NO Pernyataan SS 5 9
10
11
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
PT Jakarta Cipta Utama mempersiapkan perlengkapan dan peralatan pada saat pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan salam dan sapaan hormat didalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama memperkenalkan siapa saja yang terlibat dalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
2. Berlangsungnya Negosiasi NO
Pernyataan
12
PT Jakarta Cipta Utama membuka acara pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi menggunakan kalimat-kalimat motivasi. PT Jakarta Cipta Utama menggunakan data-data valid sebagai bahan dalam pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
13
SS 5
xxxviii 3. Penutupan NO
Pernyataan
14
PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan hasil kesepakatan bersama pada saat pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama mengumumkan untuk mengadakan pertemuan kembali dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama mengucapkan terima kasih sebelum pertemuan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi ditutup terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
15
16
C. Melatih Kemampuan Bernegosiasi 1. Strategi NO Pernyataan 17
PT Jakarta Cipta Utama melakukan pendekatan dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
18
PT Jakarta Cipta Utama mengunjungi perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk bertemu dengan warga sekitar.
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
xxxix 2. Tidak Mudah Terpancing Emosi NO
Pernyataan
19
PT Jakarta Cipta Utama tidak mudah marah pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
20
PT Jakarta Cipta Utama menggunakan bahasa tubuh yang baik pada saat bertemu dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi. PT Jakarta Cipta Utama membangun komunikasi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi
21
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
3. Tanpa Debat NO
Pernyataan
22
PT Jakarta Utama tidak membantah warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi saat negosiasi berlangsung.
23
PT Jakarta Cipta Utama menerima dengan baik saran yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada saat negosiasi berlangsung. PT Jakarta Cipta Utama bersikap adil terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi.
24
xl 4. Menyimak Lawan Bicara NO
Pernyataan
25
PT Jakarta Cipta Utama mendengarkan aspirasi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama menanggapi pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama memberikan penjelasan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
26
27
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
5. Tidak Malu Bertanya NO
Pernyataan
28
PT Jakarta Cipta Utama melakukan sesi tanya jawab dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
29
PT Jakarta Cipta Utama menyimak apa yang ditanyakan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan proyek Apartemen Bintara Residence.
xli D. Taktik Negosiasi yang dapat digunakan dan dihindari 1. Berdiam (The Silence) NO Pernyataan SS S 5 4 30
PT Jakarta Cipta Utama menjawab pertanyaan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
31
PT Jakarta Cipta Utama memberikan kelonggaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dalam memberikan pertanyaan terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
RR 3
TS 2
STS 1
RR 3
TS 2
STS 1
32
PT Jakarta Cipta Utama memberikan hak penuh kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi dalam memberikan pendapat terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. 2. Ikan Haring Merah (Red Herring)
NO
Pernyataan
33
PT Jakarta Cipta Utama mengalihkan pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
34
PT Jakarta Cipta Cipta Utama memberikan isu lain kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
SS 5
S 4
xlii 3. Pernyataan Tertulis (The Written Word) NO
Pernyataan
35
PT Jakarta Cipta Utama memberikan persyaratan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta melakukan perjanjian dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
36
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
4. Pertukaran (The Trade-Off) NO
Pernyataan
37
PT Jakarta Cipta Utama melakukan kompromi dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
38
PT Jakarta Cipta Utama memberikan penawaran kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xliii 5. Ultimatum (The Ultimatum) NO
Pernyataan
39
PT Jakarta Cipta Utama memberikan peringatan kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
40
PT Jakarta Cipta Utama mengintimidasi warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. 41 PT Jakarta Cipta Utama memberikan ancaman kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. 6. Berjalan Keluar (Walking Out) NO
Pernyataan
42
PT Jakarta Cipta Utama menghindari pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama keluar ruangan pada saat negosiasi berlangsung dengan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait penolakan pembangunan Apartemen Bintara Residence.
43
xliv 7. Kemampuan untuk Mengatakan “Tidak” (The Ability to Say “Not”) NO
Pernyataan
44
PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan informasi secara tepat kepada warga perumahanan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
45
PT Jakarta Cipta Utama menjawab secara tidak langsung pertanyaan yang diberikan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama memberikan jawaban “tidak” terhadap pertanyaan yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
46
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
8. Mengernyit (The Wince) NO
Pernyataan
47
PT Jakarta Cipta Utama memberikan ekspresi terkejut terhadap pendapat warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama memberikan reaksi negative terhadap pendapat yang diberikan oleh warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangungan Apartemen Bintara Residence.
48
xlv 9. Perilaku Menghina (Outrageous Behaviour) NO
Pernyataan
49
PT Jakarta Cipta Utama menggertak warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi pada saat negosiasi berlangsung terkait pembangun Apartemen Bintara Residence.
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
50
PT Jakarta Cipta Utama memaksa warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi untuk menandatangani kontrak terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. E. Negosiator 1. Pengetahuan Negosiator
NO
Pernyataan
51
PT Jakarta Cipta Utama memiliki wawasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta menguasai bahasan mengenai warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
52
53
PT Jakarta Cipta Utama menyampaikan ide-idenya kepada warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xlvi
2. Sikap Negosiator NO
Pernyataan
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
54
PT Jakarta Cipta Utama memperhatikan kepentingan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. 55 PT Jakarta Cipta Utama mengahargai pendapat warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. 56 PT Jakarta Cipta Utama berlaku sopan terhadap warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. 3. Keterampilan Negosiator NO
57
58
PT Jakarta Cipta Utama mempu mengekspresikan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama mempu mengekspresikan permasalahan didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence. PT Jakarta Cipta Utama memaparkan secara detil mengenai permasalah didepan warga perumahan Griya Bintara Indah Bekasi terkait pembangunan Apartemen Bintara Residence.
xlvii Lampiran 9 : Cooding Sheet
Indikator 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 4 5 3 3 3 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 3 3 5 3 3 2 4 5
2 4 5 3 3 1 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 2 2 4 3 2 4 5 5
Dimensi 1 Indikator 2 3 4 5 6 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 3 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5 3 5 4 5 3 5 3 5 4 5 4 5 3 5 4 5 2 5 5 5 4 5 4 5 4 5 3 4 3 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 3 1 2 4 4 2 3 3 4 1 4 4 1 4 5 4 2 3 2 4 1 4 4 5 5 5 2 5 5 5
Dimensi 2 Indikator 3 7 8 5 4 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 2 5 5 3 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 4 5 1 1 4 5 4 5 2 4 5 5 5 5
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
9 4 5 1 5 1 5 2 5 5 5 5 3 5 5 1 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 1 5 1 5 5
12 4 5 4 5 4 5 2 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 3 4 3 5 3 5 4 3
14 15 16 4 5 5 5 5 5 5 4 1 2 4 3 5 4 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 4 2 5 4 4 5 5 3 5 4 2 4 3 4 5 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 2 3 3 2 5 5 5 1 2 4 3 5 2 5 1 4 5 4 5 5 5 5 5
10 4 5 5 1 4 5 5 4 5 5 5 5 5 1 1 4 4 1 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 1 5 4 5 5 5
11 3 5 2 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 1 5 3 5 5 5 2 3 5 5 1 5 5
13 5 5 3 3 2 5 1 5 5 5 5 5 4 3 3 4 3 3 5 4 1 5 4 5 5 5 2 2 3 3 2 1 5 5
xlviii
Indikator 1 No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
1 5 3 4 4 5 2 2 2 1 3 5 4 4 4 2 4
2 5 3 4 4 2 3 3 2 4 2 5 3 3 3 1 4
Dimensi 1 Indikator 2 3 4 5 6 4 5 5 5 1 4 4 5 4 5 4 5 1 5 4 5 2 3 5 5 2 4 4 5 1 3 4 5 4 4 1 5 1 3 2 5 2 4 4 4 4 5 5 5 2 5 3 5 4 5 3 5 2 3 2 1 2 2 2 5 2 5 1 5
Dimensi 2 Indikator 3 7 8 5 5 3 5 5 5 5 5 1 1 2 4 2 4 3 4 1 2 4 5 5 5 4 5 4 5 5 1 1 4 2 5
Indikator 1
Indikator 2
Indikator 3
9 5 4 5 4 4 1 5 4 1 4 3 4 2 4 2 3
12 4 3 2 3 2 3 5 3 2 3 4 4 3 4 3 3
14 15 16 5 5 5 5 3 4 4 5 5 3 5 5 2 1 3 5 5 5 1 4 1 5 5 5 4 4 5 4 2 1 5 4 5 2 4 4 2 4 4 3 5 3 3 2 5 2 5 5
10 5 3 4 4 5 1 4 4 4 5 5 1 1 5 4 2
11 2 4 4 5 2 5 4 3 1 3 4 4 5 3 4 3
13 2 1 5 4 2 1 1 1 5 2 5 3 3 4 5 2
xlix
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Dimensi 3 Indikator Indikator 2 Indikator 3 1 17 18 19 20 21 22 23 24 4 5 4 4 4 4 3 1 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 3 4 1 3 5 1 1 3 2 4 1 2 2 2 5 4 2 1 1 3 5 1 5 5 2 5 5 3 5 3 1 2 2 5 1 3 2 1 5 5 4 4 4 3 4 2 5 5 4 5 4 2 4 2 5 5 4 5 4 2 5 2 5 5 5 5 4 4 5 2 5 5 3 5 5 2 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 2 2 1 1 4 4 3 4 2 1 2 1 4 5 4 4 3 2 3 1 4 4 3 4 3 2 2 1 3 3 2 4 2 2 2 1 4 5 4 4 4 2 3 1 4 4 3 4 3 2 2 1 1 5 2 4 3 1 5 1 5 4 3 5 5 3 5 4 4 4 3 4 3 1 2 1 4 5 4 4 4 1 3 1 5 5 4 4 4 5 3 1 5 3 3 5 5 1 5 3 4 3 2 1 4 2 4 3 5 3 2 2 5 3 3 1 1 5 5 4 4 1 2 1 1 3 3 4 1 5 3 2 4 3 2 2 1 1 4 1 3 3 1 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 5 5 5 5 5 4 5 2
Indikator 4 25 26 27 4 4 4 5 5 5 3 4 3 3 4 1 2 1 4 5 5 5 2 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 2 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 5 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 2 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 3 2 5 1 4 2 3 3 1 3 1 2 1 3 4 5 4 5 5 3 5
Indikator 5 28 29 4 3 4 4 3 5 2 1 2 3 3 5 3 3 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 3 2 3 2 4 3 1 2 4 1 3 3 4 2 4 5 3 5 4 2 4 3 3 3 4 5 3 3 2 3 1 3 2 4 1 3 2 2 4 4 4 4
l
No 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Dimensi 3 Indikator Indikator 2 Indikator 3 1 17 18 19 20 21 22 23 24 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 2 2 5 2 4 1 5 5 4 4 4 3 4 1 4 4 4 4 3 3 2 1 3 4 4 2 2 2 1 1 4 5 1 4 3 1 3 2 3 4 3 5 3 4 1 1 1 3 2 4 5 1 4 1 3 1 4 5 4 1 4 1 4 3 3 3 1 2 1 1 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 4 2 2 3 1 3 4 2 4 2 1 1 1 2 3 2 3 3 1 1 1 5 5 4 3 2 2 1 3 1 4 2 3 2 2 3 1
Indikator 4 25 26 27 5 4 5 2 4 5 5 3 4 4 3 4 4 5 2 1 2 4 1 5 3 1 4 4 1 3 1 3 4 5 4 5 3 3 2 2 4 3 2 1 1 5 1 3 1 5 4 4
Indikator 5 28 29 5 5 5 4 3 4 5 2 4 4 5 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 1 1
li Dimensi 4 Indikator 1 Indikator Indikator Indikator Indikator 5 Indikator Indikator 7 Indikator Indikator 2 3 4 6 8 9 No 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 1 4 2 2 3 4 3 5 2 4 1 1 1 1 2 5 3 4 1 3 1 3 2 5 3 3 4 5 4 5 5 5 1 3 2 2 1 5 1 5 2 1 2 5 3 2 2 2 4 4 4 5 2 4 1 2 1 2 2 5 4 4 1 3 2 4 4 2 1 1 3 1 1 5 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 2 2 1 5 2 5 5 4 2 5 1 1 6 4 3 3 4 5 4 5 5 5 2 3 3 2 3 5 5 4 2 4 2 4 7 5 5 3 4 2 3 4 5 5 2 2 1 5 2 5 4 5 2 5 5 1 8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 9 5 4 3 5 5 4 5 5 5 2 4 3 3 3 5 5 4 3 4 2 4 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 11 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 5 5 5 4 5 3 5 12 2 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 13 5 2 2 3 3 3 5 1 4 1 1 1 1 2 4 1 3 1 2 1 3 14 3 2 3 4 4 4 5 4 4 1 2 2 2 2 5 4 4 2 3 2 4 15 3 3 3 4 4 4 5 4 5 1 3 2 2 2 5 4 4 2 4 2 4 16 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 17 3 2 2 3 5 5 4 5 5 1 2 1 1 5 5 5 1 2 4 1 5 18 3 3 3 4 5 4 5 4 5 2 3 2 2 3 5 5 4 2 4 2 4 19 4 3 1 3 5 2 4 5 4 1 4 2 1 2 5 5 5 2 3 4 1 20 4 4 3 5 5 4 5 5 5 2 4 3 3 3 5 5 4 3 4 2 4 21 4 4 3 5 5 4 5 5 5 2 4 3 4 3 5 5 4 3 5 2 4 22 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 23 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 5 5 5 4 5 3 5 24 4 5 2 4 2 2 4 4 4 1 5 1 1 2 4 3 5 1 3 3 2 25 5 2 1 5 5 5 4 4 2 2 3 2 2 4 5 5 1 2 2 4 3 26 5 3 3 3 3 5 4 1 5 5 5 2 2 3 2 1 2 3 3 3 4 27 1 2 2 3 4 3 5 2 4 1 1 1 1 2 5 3 4 1 3 1 3 28 2 2 1 3 2 1 5 1 4 1 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 2 29 2 4 4 5 5 4 5 5 5 2 5 3 4 3 5 5 5 3 5 3 4 30 2 3 3 4 5 4 5 4 5 2 3 2 2 2 5 4 4 2 4 2 4 31 2 3 3 5 3 5 4 3 5 3 3 1 2 3 5 5 2 2 2 2 3 32 5 2 2 3 5 5 3 4 2 3 3 3 3 1 5 1 5 2 2 3 2 33 5 1 5 5 3 5 4 3 4 3 3 1 2 2 5 5 2 2 3 2 3 34 5 2 3 4 4 4 5 4 5 1 2 2 2 2 5 4 4 2 3 2 4 35 3 1 5 5 3 1 5 4 5 3 1 4 1 1 5 4 5 3 3 3 3 36 5 1 3 4 4 3 2 4 4 2 5 1 3 1 4 4 1 4 4 2 1
lii 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
5 4 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3
4 1 3 1 3 5 3 4 3 4 2 3 4 4
5 3 3 3 4 3 4 3 4 5 2 4 4 4
2 5 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3
5 4 5 4 2 5 2 5 4 3 3 3 4 5
1 3 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2 1 4
4 4 5 5 4 3 3 2 3 1 5 4 5 5
5 1 4 4 3 4 3 3 3 4 1 4 1 1
3 5 5 5 5 4 5 2 2 4 4 4 5 5
2 2 2 2 2 3 1 2 2 4 1 4 3 2
3 5 3 4 3 3 4 3 2 2 1 2 3 2
3 2 2 3 4 2 2 2 1 1 1 1 4 4
4 3 2 3 2 2 3 1 3 1 1 1 2 1
2 3 2 2 1 4 1 2 3 4 2 1 5 1
4 4 5 4 4 5 4 4 2 1 4 4 2 4
3 4 4 3 4 2 1 2 4 2 1 4 5 2
4 5 4 5 4 1 5 4 5 1 3 1 5 5
3 4 2 3 4 3 3 4 2 1 1 4 1 2
3 4 4 2 3 2 2 1 2 3 2 4 2 2
1 1 2 3 2 1 2 3 1 1 1 3 4 4
3 4 4 4 2 4 2 4 1 2 3 3 4 3
liii
Dimensi 5 Indikator 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
51 4 4 4 1 1 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 3 5 2 3 1 5 5 3 2 5 5
52 4 5 4 1 4 4 1 5 4 5 5 5 4 4 4 5 3 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 3 5 4 5 3 5 4
53 3 5 3 1 1 5 1 5 5 5 5 5 2 3 4 5 1 5 1 5 5 5 5 4 3 5 2 1 5 5 5 3 5 4
Indkator 3 54 55 56 57 58 3 4 3 4 3 5 5 5 1 2 3 4 3 4 3 1 1 1 1 1 1 4 5 5 5 3 5 4 5 5 1 4 5 4 2 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 1 4 5 3 5 4 5 4 1 5 1 4 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 2 2 5 3 2 4 3 1 5 2 3 1 5 4 2 4 3 4 3 1 2 1 3 2 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 3 2 2 3 5 2 3 3 5 2 2 4 1 4 3 3 4 4 4 4 Indikator 2
liv 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
5 4 2 4 5 3 4 3 3 1 1 3 2 4 4 4
3 3 2 3 4 5 3 1 2 2 3 5 3 3 2 4
3 1 4 4 4 4 4 1 1 1 4 1 2 4 4 4
1 1 2 4 3 3 2 2 2 1 5 1 2 4 4 4
4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3
4 1 3 4 4 5 4 3 3 4 4 5 2 5 5 5
5 4 5 4 4 5 3 1 3 5 4 4 3 4 3 5
4 5 3 2 4 2 3 4 5 2 5 3 2 3 5 5
lv Lampiran 10 : CURRICULUM VITAE DATA PRIBADI
Nama
: Harpri Sabilla Baron
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 6 September 1995
Kewarganegaraan
: WNI
Alamat
: JL. Melati II NO. 60 RT004/02, Jatibening baru, Pondok Gede, Bekasi, 17412.
No. HP
: 081390063806
Email
:
[email protected]
PENDIDIKAN FORMAL 1. 2001-2007
: SDN Pondok Kelapa 06 Pagi
2. 2007-2010
: SMPN 195 Jakarta
3. 2010-2012
: SMAN 107 Jakarta
4. 2013-Sekarang
: DIII Humas Universitas Negeri Jakarta