PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang Berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA N 1 Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur
JURNAL Oleh ADE FACHRI TAMETUO 211 407 003
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
Dr. Hamzah Yunus, M.Pd NIP.19600223198603 1 004
Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd NIP.19790524200501 2 002
Mengetahui, Ketua Jurusan
Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd NIP. 19790524200501 2 002
1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KOTABUNAN
Ade Fachri Tametuo, Hamzah Yunus*, Meyko Panigoro** Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Korespondensi : Jalan Jendral Sudirman No 6 Kota Gorontalo, 96128.
Abstrak Ade Fachri Tametuo, Nim 211 407 003. β meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS (suatu penelitian pada SMA Negeri 1 Kotabunan, Kabupaten Bolaang mongondow Timur)β. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I : Dr. Hamzah Yunus M.Pd dan pembimbing II : Meyko Panigoro S.Pd, M.Pd. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkah hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotabunan, Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, dimana subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS yang berjumlah 22 orang.varibel penelitian terdiri dari variabel input, proses dan output. Tahapan penelitian terdiri dari persiapan, pelaksanaan tindakan, pemantauan dan evaluasi, analisi dan refleksi. Tehnik pengumpulan data yakni mengunakan instrumen penelitian berupa observasi, evaluasi dan dokumentasi. Teknik analisis data, dilaksanakan secara kuantitatif serta mengunakan kriteria penilaian prestasi hasil belajar. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa jika guru menguakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotabunan maka hasil belajar siswa akan meningkat, hal ini karena di dukung dengan hasil belajar siswa yang meningkat pada tahap observasi awal hanya 40, 90% setelah dilakukan siklus I menigkat menjadi 63,64% dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 81,82%. Kata Kunci : Hasil Belajar, model pembelajaran kooperatif tipe STAD1
1
Ade Fachri Tametuo, Nim : 211407003, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Pembimbing I : Dr. Hamzah Yunus, M.Pd; Pembimbing II : Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd 2
Salah satu ciri khas bagi manusia adalah hasrat ingin tahu setelah mengetahui atau memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, segera kepuasannya disusul dengan kecenderungan untuk lebih ingin tahu. Dan seterusnya, karena didukung oleh kemampuan untuk mengetahui kemampuan manusia untuk belajar adalah ciri yang sangat penting yang akan membedakan manusia dengan hewan. Kelakuan dan kemampuan melakukan sesuatu pada hewan tidak diperoleh melalui mekanisme naluri yang berkembang dengan sendirinya, siap pakai tanpa latihan sebelumnya. Tetapi tidak dapat meningkat, karena dibatasi oleh pola yang sudah tentu. Belajar bagi manusia memainkan peranan penting dalam pewarisan kebudayaan berupa kumpulan pengetahuan, nilai sikap dan keterampilan kepada generasi pelanjut. Menurut Winkel (1984 : 54) β Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah pada penguasaan pengetahuan, kecakapan, kebiasaan atau sikap yang diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku. Dengan kata lain belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Gagne (dalam Sumarno, 2011) hasil belajar merupakan kemampuan internal (kapabilitas) yang meliputi pengetahuan, ketermpilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi sesorang dan memungkinkan seseorang melakukan sesuatu Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar yang megelompokan siswa kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa dengan tingkst kemampuan berbeda. Siswa akan menggunakan sejumlah kegiatan untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep atau sub konsep. Menurut Sugandi (2002 : 14 ), pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yag memberikan kesempata kepada anak didik untuk bekerja sama denga sesame siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikeal degan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehinga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok. Penelitian ini yang akan digunakan adalah model pembelajaran kooperati tipe STAD. Adapun langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran kooperati tipe STAD : (Ibrahim , dkk, 2000 : 6) a. Persiapan Menciptakan kondisi belajar siswa dengan membagi siswa dalam kelompok secara heterogen. Memberikan lembar diskusi pada tiap kelompok (1 kelompok 1 lembar diskusi agar ada saling ketergantungan satu sama lain). b. Pelaksanaan 1) Guru memberikan informasi materi secara garis besar kepada siswa sesuai dengan kompetensi dasar dilanjutkan dengan diskusi sesuai lembar diskusi yang diberikan.
3
2) Pembahasan soal pada lembar diskusi secara bersama sama samapi memperoleh suatau kesimpulan. c. Evaluasi/ tindak lanjut 1) Mengerjakan tes individu setiap selesai diskusi, dimana satu sama lain tidak boleh saling membatu. 2) Memperdalam materi dengan pembahasan tes individu sambil mengulung hal-hal yang dianggap sulit oleh siswa. 3) Membuat skor/ nilai perkembagan individu dari tes individu setiap sekali diskuisi. 4) Memberikan penghargaan bagi kelompok yang paling baik guna memotivasi belajar mereka. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD atau Tim siswa kelompok prestasi yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam STAD siswa di kelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 3-6 orang, dan setiap kelompok harus heterogen. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi dan mereka tidak boleh saling membantu mengerjakan kuis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD semua siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotabunan bias mencapai hasil belajar yang optimal. Metode penelitian. Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPS. Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian tindak kelas, dimulai dari pengajuan proposal, pengumpulan data sampai dengan menyusun laporan penelitian dimulai dari bulan Oktober tahun 2013 sampai dengan Desember 2013. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan penelitian dengan mengumpulkan data, peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran akuntansi. Variabel Penelitian Variabel Input Variabel penelitian ini menyangkut kegiatan guru dalam menyusun satuan kegiatan harian, media pembelajaran dan mempersiapkan siswa dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar. Variabel Proses Variabel ini adalah peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi melalui penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
4
Variabel Output (Hasil) Variabel ini adalah hasil belajar siswa meningkat melalui penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Prosedur Penelitian Tahap Persiapan Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah : (1) melaksanakan diskusi dengan tim pengajar mata pelajaran akuntansi yang ada disekolah itu yang ikut serta dalam pelaksanaan tindakan kelas, (2) menyusun skenario pembelajaran untuk siklus tindakan, (3) menyusun lembar observasi kegiatan guru dan siswa, (4) menyiapkan lembar penilaian, (5) merencanakan dan menetapkan waktu pelaksanaan penelitian kelas. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menjalankan kegiatan belajar mengajar untuk sementara waktu sampai selesai waktu penelitian seperti yang sudah di tentukan. Pemantauan dan Evaluasi Pemantauan kegiatan proses belajar mengajar dilakukan oleh guru pengamat dengan format pengamatan siswa. Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, sedangkan evaluasi tertulis dilakukan pada setiap pembelajaran. Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa pada materi akuntansi. Tahap Analisis dan Refleksi Analisis dilaksanakan secara kuantitatif dan kualitatif dengan memperhatikan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan evaluasi hasil belajar siswa. Sedangkan refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah tindakan yang dilaksanakan telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan atau belum. Berdasarkan analisis dan refleksi dilakukan tindakan berikutnya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan pada tindakan sebelumnya. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format pengamatan pembelajaran ( data hasil belajar siswa dan data hasil observasi terhadap pelaksanaan KBM), dan tes kognitif dalam bentuk tertulis yaitu obyektif dan essay. Teknik Analisis Data Data hasil belajar siswa dianalisis untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar baik secara individu maupun secara klasikan dengan menggunakan rumus: ππ’πππ β π πππ π¦πππ ππππππππ β π₯ 100 % 1. Nilai Ujian = ππ’πππ β π πππ ππππ πππ’π 2. % Nilai 75 keatas =
ππ’πππ β π ππ π€π π¦πππ π‘π’ππ‘ππ π₯ 100 % ππ’πππ β π πππ’ππ’ β π ππ€π
5
3. Daya Serap Klasikal =
π πππ πππππππ π πππ’ππ’ β π ππ π€ππ₯ 100% π πππ ππππ πππ’π π πππ π πππ’π π πππ
Indikator Kinerja Pada penelitian awal yang dilakukan di SMA Negeri 1 Kotabunan kelas XI IPS peneliti memperoleh data yaitu Hasil belajar siswa meningkat dari 40,90 % menjadi 80 %. Adanya masalah tersebut menumbuhkan sikap malas belajar pada sebagian siswa kurang paham dengan materi tersebut sehingga mempengaruhi pencapaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi. Hal ini perlu ditetapkan criteria keberhasilan atau pencapaian sebagai tolak ukur berhasilnya atau tidak dalam penelitian tindak kelas tersebut. Kriteria yang ditetapkan sebagai berikut: 1. Siswa mestinya terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Siswa harus mampu mengerjakan soal yang diberikan guru 3. Kemandirian belajar siswa mestinya harus berkembang jika kegiatan pembelajarannya mendukung, tetapi dalam kenyataanya dominasi peran guru telah menghambat perkembanggannya. Adapun kriteria yang ditetapkan bertujuan untuk memperbaiki cara belajar siswa sehingga mencapai peningkatan pada hasil belajar. Penelitian dengan judul β Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timurβ telah dilaksanakan dengan dua siklus pembelajaran. Setelah melakukan penelitian, data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis. Hasil analisis data penelitian ini kemudian dipaparkan dalam setiap siklus yang dijabarkan sebagai berikut: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I a. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran siklus I Pengumpulan data dalam siklus I dilakukan bersama-sama yaitu peneliti dan guru mitra sebagai pengamat. Kegiatan guru maupun kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati dan dinilai melalui lembar observasi kegiatan guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Kriteria yang digunakan adalah baik sekali, baik, cukup dan kurang. 1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru siklus I Pengamatan kegiatan guru dalam proses pembelajaran dilakukan oleh guru mitra yang bertindak sebagai pengamat dalam penelitian ini. Lembar pengamatan guru terdiri dari 16 aspek yang dinilai yaitu 2 aspek (12,5%) mencapai kriteria baik sekali, 6 aspek (37,5%) mencapai kriteria baik, 7 aspek (43,75%) mencapai kriteria cukup dan 1 aspek (6,25%) mencapai kriteria kurang. Untuk melihat hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
6
Tabel 8. Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I Aspek yang diamati No Kriteria Aspek Jumlah Presentase(%) 1. Baik Sekali 2 12,5% 2. Baik 9 56,25% 3. Cukup 4 25% 4. Kurang 1 6,25% Jumlah 16 100% Berdasrkan Tabel diatas hasil pengamatan guru yang memperoleh kriteria baik sekali sejumlah 2 aspek yang meliputi menyampaikan salam dan menyampaikan SK/KD dan tujuan pembelajaran. Sedangkan memperoleh kriteria baik sejumlah 9 aspek yang meliputi melakukan apersepsi, menyampaikan indikator pembelajaran, mengorganisasi siswa dalam kelompok belajar, intervensi guru dalam kelas, membimbing siswa dalam melakukan diskusi kelompok, melakukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, membimbing siswa merangkum materi, memberikan penguatan/umpan balik dan menutup pertemuan. Selanjutnya yang memperoleh kriteria cukup sejumlah 4 aspek yang meliputi penguasaan bahan ajar, membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, memberikan evaluasi hasil belajar dan peran guru dalam menyelesaikan masalah. Serta yang memperoleh kriteria kurang sejumlah 1 aspek yang meliputi memberikan penghargaan. 2.
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa siklus I Pengamatan kegiatan siswa pada pembelajaran siklus I dilakukan dengan mengacu pada lembar pengamatan kegiatan siswa yang meliputi 15 aspek yang dinilai yaitu 1 aspek (6,67%) mencapai kriteria baik sekali, 9 aspek (60%) mencapai kriteria baik 3 aspek (20%) mencapai kriteria cukup dan 2 aspek (13,33%) mencapai kriteria kurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I Aspek yang diamati No Kriteria Aspek Jumlah Presentase(%) 1. Baik Sekali 1 6,67% 2. Baik 9 60% 3. Cukup 3 20% 4. Kurang 2 13,33% Jumlah 15 100% Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa yang memperoleh kriteria baik sekali 1 aspek meliputi yaitu mengajukan pertanyaan. Selanjutnya yang memperoleh kriteria baik 9 aspek meliputi menyatakan pendapat, menjawab pertanyaan, menunjukan antusias dalam pembelajaran, menunjukan rasa senag 7
dalam pembelajaran, memberikan bantuan pada orang lain, menghargai pendapat orang lain, menunjukan kekompakan, menunjukan peran aktif dalam kelompok dan tidak menganggu teman lain. Selanjutnya yang memperoleh kriteria cukup 3 aspek meliputi mengerjakan tugas dengan baik, menunjukan ketertarikan dalam pembelajaran dan melaksanakan tugas dengan rasa senag. Serta yang memperoleh kriteria kurang 2 aspek yaitu menyimak penjelasan guru dengan sunguh-sunguh dan bertanggung jawab pada tugas. b. Hasil Belajar Siswa siklus I Hasil belajar siswa yang telah dilakukan dan diperoleh serta memberikan penilaian dalam bentuk tes evaluasi untuk mengetahui efek pelaksanaan tindakan siklus I, dengan memberikan tes secara tertulis dalam bntuk objektif dan essay Jumlah tes yang diberikan yaitu 7 butir soal, objektif 5 dan essay 2. hasil analisis tes pada siklus I menunjukan bahwa dari 22 siswa, 14 orang yang tuntas dan 8 orang tidak tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 10. Data Hasil Belajar Siswa siklus I No 1 2
kriteria ketuntasan β₯ 75 < 75 Jumlah
Jumlah siswa 14 8 22
Presentase 63,64% 36,36% 100
Dari tabel diatas jumlah keseluruhan siswa 22 orang 14 orang yang memiliki nilai 75 keatas dan 8 orang memiliki nilai 75 kebawah. Artinya hasil belajar siswa belum mencapai target seperti pada indikator yang diharapkan yaitu siswa tuntas belajar minimal mencapai 75% dari jumlah siswa yang telah memperoleh nilai 75 keatas. c. Refleksi hasil pelaksanaan tindakan siklus I Refleksi pada pelaksanaan siklus I dilakukan melalui diskusi antara peneliti dan guru mitra selaku pengamat dalam proses belajar mengajar. Resleksi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran apakah tindakan yang dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus I ini ditemukan bahwa masih terdapat beberapa aspek kegiatan yang belum mencapai kriteri keberhasilan. Beberapa aspek yang perlu diperbaiki antara lain : 1. Guru belum sepenuhnya berkomunikasi dengan baik untuk memberikan instruksi kepada siswa 2. Guru belum memiliki kecakapan yang baik dalam melakukan apersepsi 3. Pemberian motifasi dalam proses belajar mengajar belum dilaksanakan dengan maksimal 4. Pembagian kelompok belum dilaksanakan sebagaimana mestinya 5. Intervensi antara guru dengan kelompok perlu ditingkatkan melalui pemantauan belajar kelompok yang lebih intensif serta memberikan arahan
8
kepada siswa yang belum sepenuhnya berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar 6. Intervensi guru dalam kelas perlu ditingkatkan dengan cara tidak terfokus pada stu tempat dan lebih banyak memantau setiap kelompok 7. Teknik bertanya guru belum tepat sehingga banyak siswa yang kurang merespon pertanyaan yang diberikan guru. Untuk itu guru perlu memperbaiki tehnik bertanya yang baik dan tepat 8. Penguasaan materi atau bahan ajar yang belum sepenuhnya dikuasai guru. Untuk itu guru harus menguasai bahan ajar dan memperbanyk referensi 9. Peranan guru dalam menyelesaikan masalah dalam diskusi kelompok masih perlu ditingkatkan sehingga setiap kelompok belajrar lebih bersemangat dalam diskusi. Untuk itu perlu diperhatikan pola penyelesaian maslah oleh guru yang dapat membantu siswa dalam memahami setip materi yang diajarkan 10. Kemampuan guru dalam memberikan kesimpulan masih rendah 11. Pemberian evaluasi dalam proses belajar bekum evektif, sehingga pengetahuan siswa yang diperoleh akan cepat hilang. Siklus II a. Hasil pengamatan kegiatan pembelajaran siklus II Siklus II dilaksanakan untuk menyempurnakan tindakan yang dilakukan pada siklus I yaitu indicator yang belum di capai secara optimal pada siklus I akan lebih dimaksimalkan pada siklus II. 1. Hasil pengamatan kegiatan guru siklus II Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus II juga dilakukan oleh guru mitra sebagai pengamat pada kegiatan ini dengan penilaian yang sama pada siklus I yaitu 16 aspek yang dinilai. Dari pengamatan guru pada siklus II 3 aspek (18,75%) mencapai kriteria baik sekali, 11 aspek (68,75%) mencapai kriteria baik, dan 2 aspek (12,5%) mencapai kriteria cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 11. Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II Aspek yang diamati No Kriteria Aspek Jumlah Presentase(%) 1. Baik Sekali 3 18,75% 2. Baik 11 68,75% 3. Cukup 2 12,5% 4. Kurang 0 0% Jumlah 16 100% Berdasarkan Tabel diatas, hasil pengamatan kegiatan guru yang memperoleh kegiatan baik sekali sejumlah 3 aspek yang meliputi menyampaikan salam, menyampaikan SK/KD tujuan pembelajaran dan menyampaikan indikator pembelajaran. Selanjutnya pengamatan kegiatan guru yang memperoleh kriteri 9
baik sejumlah 11 aspek yang meliputi melakukan apersepsi, intervensi guru dalam kelas, penguasaan bahan ajar, membimbing siswa melakukan diskusi kelompok, membimbing siswa mempresentasikan hasil diskusi kelmpok, melakukan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap siswa, membimbing siswa merangkum materi, memberikan evaluasi hasil belajar, peran guru dalam menyelesaikan masalah dan menutup pertemuan. Sedangkan yang memperoleh kriteria cukup sejumlah 2 aspek yang meliputi melakukan penghargaan dan memberikan peguatan dan umpuan balik 2. Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II Keberhasilan tindakan pada siklus II yaitu pengamatan kegiatan siswa meliputi 15 aspek seperti pada siklus I. hasil pengamatan pada siklus II ini yang memperoleh kriteria baik sekali 4 aspek (26,67%) sedangkan kriteria baik 9 aspek (60%) dan yang memperoleh criteria cukup yaitu 2 aspek (13,33%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 12. Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Aspek yang diamati No Kriteria Aspek Jumlah Presentase(%) 1. Baik Sekali 4 26,67% 2. Baik 9 60% 3. Cukup 2 13,33% 4. Kurang 0 0% Jumlah 15 100% Berdasarkan tabel diatas hasil pengamatan kegiatan siswa yang memperoleh kriteria baik sekali 4 aspek yang meliputi menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. sedangkan yang memperoleh kriteria baik 9 aspek yang meliputi mengerjakan tugas dengan baik, menyimak penjelasan guru dengan sunguh-sunguh, menunjukan antusias dalam pembelajaran, menunjukan ketertarikan dalam pembelajaran, menunjukan rasa senag dalam pembelajaran, member bantuan pada orang lain, menunjukan peran aktif dalam kelompok dan melaksanakan tugas dengan rasa senang. Selanjutnya criteria cukup 2 aspek yang meliputi menghargai pendapat orang lain dan menunjukan kekompakan b. Hasil belajar siswa siklus II Hasil belajar siswa yang telah dilakukan dan diperoleh serta memberikan penilaian dalam bentuk tes evaluasi untuk mengetahui efek pelaksanaan tindakan pada siklus II, dengan memberikan tes secara tertulis dalam bntuk objektif dan essay. Jumlah tes yang diberikan 7 butir soal, objektif 5 dan essay 2 sama seperti pada siklus I. Dari hasil analisis tes pada siklus II menunjukan bahwa dari 22 orang siswa, 18 orang yang tuntas dan 4 orang tidak tuntas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
10
Tabel 13. Data Hasil Belajar Siswa siklus II No kriteria ketuntasan 1 β₯ 75 2 < 75 Jumlah
Jumlah siswa 18 4 22
Presentase 81,82% 18,18% 100
Dari uraian diatas diperoleh beberapa hasil penilaian hasil belajar siswa pada siklus II dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat di lihat sebagaian besar siswa memperoleh nilai 75 keatas sesuai yang di harapkan dan refleksi yang dilaksanakan oleh guru adalah untuk mengoptimalkan pelaksanaan seluruh aspek pembelajaran. Dari hasil belajar siswa pada siklus II jelas bahwa terlihat peningkatan hasil belajar sesuai dengan indikator bahkan melebihi indikator yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu pelaksanaan tindakan kelas tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. c. Refleksi hasil pelaksanaan tindak siklus II Refleksi pada pelaksanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti dan guru mitra selaku pengamat dalam proses kegiatan blajar mengajar telah mencapai seperti apa yang diharapkan. Dari refleksi yang dilakukan pada siklus II ini bahwa dari beberapa aspek kegiatan semua sudah mencapai kriteria keberhasilan hanya saja tinggal sedikit yang akan diperbaiki antaranya pemberian motivasi dalam proses belajar mengajar belum terlihat maksimal. Pembahasan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian pembelajaran dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision), dengan melakukan kegiatan seperti mengerjakan soal-soal latihan yakni mengerjakan soal seputaran dengan materi akuntansi, selain itu mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, silabus, soal tes evaluasi, peneliti juga mempersiapkan lembar observasi yang terdapat dalam beberapa aspek penilaian yang harus diperhatikan oleh guru dan siswa itu sendiri dalam melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan siswa dan guru yang telah dilaksanakan dengan baik atau belum, sebab terlaksananya atau tidaknya kegiatan ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga jika masih ada kegiatan yang belum terlaksana maka perlu diadakan tindakan selajutnya. Perolehan hasil tindakan pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dibandingkan hasil penelitian siklus I dengan siklus II terlihat jelas ada perbedaan yang secara signifikan hasil belajar siswa pada materi akuntansi. Perbedaan ini dapat dilihat baik dari segi hasil observasi maupun dari hasil belajar siswa itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada
11
antusias siswa dalam mengerjakan soal soal latihan serta keingin tahuan siswa selama proses pembelajaran dari siklus I dan siklus II. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini selama proses kegiatan kelompok siswa bertugas mempelajari materi yang disajikan oleh guru dengan bekerja secara bersama-sama dalam mengerjakan soal soal latihan materi akuntansi ini dengan anggota kelompoknya yang lain. Oleh karena itu diharapkan terhadap setiap anggota kelompok untuk aktif dalam bekerja. Jika ada salah satu anggota kelompok yang belum memahami meteri yang disajikan oleh guru maka dia tidak langsung bertanya pada guru melainkan pada rekan sekelompoknya yang sudah paham dan mengerti. Sebab Menurut (Slavin, 2005: 143) peserta didik di dalam kelompok bekerja sama, membandingkan jawaban dari setiap masalah, dan saling membantu sesama kelompok terhadap materi pembelajaran, sehingga keberhasilan sebuah kelompok adalah tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok tersebut. Bersadarkan hasil pengamatan kegiatan hasil belajar mengajar guru, siswa dan respon siswa pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belum mencapai target yang diharapkan bila mengacu pada indikator pelaksanaan tindakan. Oleh karena itu, pada siklus II guru memberikan penekanan pada aktivitas yang belum dilaksanakan secara optimal serta mengembangkan aktivitas tersebut kearah yang lebih baik. Selanjutnya hasil observasi kegiatan guru pada siklus I terdapat 16 aspek yang damati, 2 aspek (12,5%) kriteria baik sekali, 9 aspek (56,25%) kriteria baik, 4 aspek (25%) Kriteria cukup dan 1 aspek (6,25%) kriteria kurang. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I terdapat 15 aspek yang damati, 1 aspek (6,67%) kriteria baik skali, 9 aspek (60%) kriteria baik, 3 aspek (20%) kriteria cukup dan 2 aspek (13,33%) kriteria kurang. Belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga belum mencapai indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hal ini, sehingga penelitian melakukan tindakan selanjutnya (siklus II), sebelum pelaksanaan tindakan peneliti melakukan perbaikan terlebih dahulu. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran, menunjukan bahwa 22 siswa yang dikenai tindakan yang mencapai ketuntasan 18 orang siswa (81,82%) dengan nilai minimal 75 dan 4 orang siswa (18,18%) memperoleh nilai dibawah 75 dengan nilai rata rata 80,68%. Ini dapat dilihat dari hasil pengamatan guru pada siklus II terhadap 16 aspek yang diamati, 3 aspek (18,75%) kriteria baik skali, 11 aspek (68,75%) kriteria baik dan 2 aspek (12,%) kriteria cukup. sesuai dengan penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa antara siklus I ke siklus II terdapat perbedaan hasil belajr. Pada siklus II, hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Bukan hanya sekedar meningkat tetapi hasil belajar siswa itu meningkat hingga melebihi indikator kinerja yang ditetapkan. dengan demikian hipotesis tindakan dalam penelitian ini jika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pelajaran akuntansi, maka hasil belajar siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotabunan bolaang mongondow timur meningkat dan dinyatakan terbukti.
12
Simpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat menigkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi, yang hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh ketuntasan belajar atau yang memperoleh nilai minimal 75 meningkat dari 40,90% pada saat observasi awal, menjadi 63,64% hasil siklus I, dan meningkat lagi menjadi menjadi 81,82% pada siklus II. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka adapun beberapa saran yang perlu dilakukan: 1. Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hendaknya guru menerapkanya serta menggunakan model pembelajaran ini dalam proses belajar-mengajar 2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapt menjadi referensi serta memberikan informasi kepada guru akuntansi disekolah dalam meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
13
DAFTAR PUSTAKA Arifin. Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran (prinsip, teknik, prosedur). Bandung : remaja rosdakarya. Arikunto, Suharsmi. 2009. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, S. 1998. Pengelolahan dan siswa. Rajawali : press. Jakarta Chatarina, tri anni, dkk.2004. pisikologi belajar. Semarang : Unees Press Dimyati, Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta Djamarah S.B, zain A. 2008. Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta. Jakarta. Fathurrohman pupuh. 2009. Strategi belajar mengajar. Bandung : PT refika aditama Gagne. 1984. Hakekat Belajar. Online tersedia Http//pengertiandanciriciripembelajaran.com (30 juni 2010) Hamalik Oemar. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta : bumi aksara Ibrahim, Muslim, dkk. 2009.pembelajaran kooperatif. Surabaya : Universitas Press Lie, Anita. 2004. Cooperative learning mempraktekan di ruang ruang kelas. Jakarta : Gasindo Mansyur, dkk. 2009. Assesmen Pembelajaran di Sekolah. Jogjakarta : Multi Pressindo Rasyid, Harun dan Mansyur. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Wacana Prima. Rustaman. 2003. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) untuk membangun kemampuan siswa. Online tersedia di http//pembelajarankooperatifcooperative.com (30 juni 2010) Samatowa. 2002. Pembelajaran Terpadu Gorontalo. Perc. Raisal Soewarsono. 1998. Menggunakan Strategi Kooperatif Learning di Dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Edukasi. Jakarta : Inisiasi Press
14
Sugandi. 2002. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) untuk Membangun Kemampuan Siswa. Online tersedia di http// pembelajaran kooperatif (cooperative learning).com (18 februari 2010). Sumarno, Alim. 2011. Pengertian Hasil Belajar, (http://elearning. unesa.ac.id/tag/teori-hasil-belajar-gagne-dan-driscoll-dalam-buku-apa) Winkel. 1984. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) untuk Membangun Kemampuan Siswa. Online tersedia di http//pembelajaran kooperatifcooperative.com (18 februari 2010). Yusuf Junaedi dan Erhans. 2000. Akuntansi dagang. Jakarta : PT Ercontara Rajawali
perusahaan jasa dan
15