PERSETUJUAN AN TARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH TURKMENISTAN MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDQNGAN ATAS PENAHAMAN MODAL Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah (selanjutnya disebut sebagai" Para Pihak");
Turkmenistan
Mengingat hubungan yang bersahabat dan kooperatif yang ada diantara kedua negara dan rakyat mereka ; Berkeinginan untuk menciptakan iklim yang menguntungkan bagi penanaman modal oleh para penanam modal dari satu Pihak yang didasarkan pada kedaulatan, keadilan dan saling menguntungkan; dan Mengakui bahwa perjanjian mengenai Peningkatan dan Perlindungan atas Penanaman Modal akan mendorong kegiatan penanaman modal kedua negara. Telah menyetujui sebagai berikut PASAL I Definisi Untuk tujuan Persetujuan ini: 1.
"Penanaman Modal" berarti setiap jenis aset yang ditanam oleh para penanam modal dari satu Pihak di wilayah Pihak lain, sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan yang disebut terakhir, mencakup tetapi tidak terbatas pada : a.
benda bergerak dan tidak bergerak juga hak-hak lain seperti hipotik, hak-hak istimewa, jaminan-jaminan serta hak-hak lainnya yang sejenis.
b.
hak-hak yang diperoleh dari saham, obligasi atau bentuk-bentuk lain dari hasil bunga perusahaan atau usaha patungan didalam wilayah Pihak yang lain;
c.
tagihan atas uang a tau tagihan atas pelaksanaan yang mempunyai nilai keuangan;
d.
hak atas kekayaan intelektual, proses teknik, muhibah dan keahlian.
setiap
2
e.
2.
konsesi usaha yang diberikan oleh undang-undang atau berdasarkan kontrak yang bertalian dengan penanaman modal termasuk konsesi untuk mencari atau mengolah sumber-s umber alam.
"Para Penanam Modal" harus terdiri dari Para Pihak yang bersepakat: (i)
orang yang memiliki kewarganegaraan dari masingmasing pihak; (ii) badan hukum yang dibentuk berdasarkan perundangundangan dari masing-masing pihak.
•
3.
"Segera" dimaksudkan untuk dipenuhi, jika transfer dalam satu periode sebagaimana yang lazim diberlakukan dalam praktek-praktek keuangan internasional .
4.
"Wilayah" berarti: a.
dalam hubungan dengan Republik Indonesia : wilayah Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam perundang-undangannya dan bagian dari landas kontinen serta laut-laut yang berdampingan dimana Indonesia mempunyai kedaulatan, hak berdaulat atau yurisdiksi sesuai dengan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut tahun 1982.
b.
dalam hubungan dengan Turkmenistan : Wilayah Turkmenistan dan kawasan lautnya yang berdekatan dengan garis pantai dari wilayah Turkmenistan yang berdasarkan hukum internasional dimana Turkmenistan mempunyai hak kedaulatan, dan hak yurisdiksi untuk melakukan eksplorasi, penelitian, pengolahan, produksi dan pemanfaatan serta pelestarian atas sumber daya alam dikawasan tersebut. PASAL II Peningkatan dan Perlindungan atas Penanaman Modal
l.
Para Pihak harus mendorong dan menguntungkan bagi para penanam menanamkan dan harus mengizinkan wilayahnya yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
menciptakan iklim yang modal Pihak lain untuk penanaman modal didalam perundang-undangan dan
2.
Penanaman modal oleh para Penanam Modal dari Para Pihak setiap waktu harus diberi perlakuan yang wajar dan adil
3
serta harus mendapat perlindungan memadai di wilayah Pihak lain.
dan
keamanan
yang
PASAL III Ketentuan Perlakuan Negara Sahabat
•
1.
Masing-masing Pihak harus menjamin akan perlakuan yang wajar dan adil dari penanaman modal oleh para Penanam Modal dari Pihak lain dan tidak akan melanggarnya melalui tindakan-tindakan yang tidak rasional dan diskriminasi pada pelaksanaan, manajemen, pemeliharaan, pemakaian, pemanfaatan atau penyelesaian dari para penanam modal. Masing-masing Pihak harus memberikan perlindungan dan keamanan fisik penanaman modal secara memadai .
2.
Lebih khusus, masing-masing Pihak yang melakukan penanaman modal, harus diperlakukan tidak kurang dari perlakuan yang diberikan para penanam modal dari Negara ketiga.
3.
Jika salah satu Pihak telah mendapatkan perlakukan khusus dari para Penanam Modal negara ketiga berdasarkan adanya persetujuan penyatuan pabean, penyatuan ekonomi, penyatuan moneter a tau kelembagaan serupa, yang berdasarkan ketentuan peralihan mengarah pada suatu penyatuan kelembagaan sejenis, Pihak tersebut tidak berkewajiban untuk melaksanakan perlakuan khusus kepada para penanam modal dari Pihak lain. PASAL IV Ekspropriasi
Masing-masing pihak tidak boleh mengambil tindakan apapun seperti ekspropriasi, nasionalisasi atau pencabutan hak milik, yang mempunyai akibat serupa dengan nasionalisasi atau ekspropriasi terhadap penanaman modal oleh penanam modal dari Pihak lain kecuali dalam keadaan berikut: (a)
tindakan-tindakan tersebut dilakukan untuk tujuan yang sah berdasarkan hukum atau untuk kepentingan umum dan menurut proses hukum .
(b)
tindakan-tindakan yang bersifat non-diskriminasi;
(c)
tindakan-tindakan tersebut disertai dengan ketentuanketentuan untuk pembayaran kompensasi dengan segera, memadai dan efektif. Kompensasi tersebut harus
4
dibayar sebesar nilai pasar yang wajar segera sebelum tindakan pencabutan hak milik diketahui umum. Nilai pasar tersebut harus ditetapkan sesuai dengan praktek-praktek atau metode yang diakui secara internasional atau bilamana nilai pasar tersebut tidak dapat di tetapkan, kompensasi tersebut merupakan jumlah yang wajar sebagaimana disetujui bersama antara Para Pihak, dan jumlah tersebut harus dapat ditransfer secara bebas dari Pihak yang bersangkutan dalam mata uang yang dapat digunakan secara bebas. PASAL V
•
Kompensasi atas Kerugian 1.
Para Penanam Modal dari satu Pihak, yang menanamkan modalnya didalam wilayah Pihak lain mengalami kerugian karena perang atau konflik bersenjata lainnya, revolusi, negara dalam keadaan darurat, pemberontakan, kerusuhan atau huru-hara, di wilayah Pihak yang disebut terakhir, harus diberikan oleh Pihak yang disebut terakhir perlakuan berkenaan dengan restitusi, indemnifikasi, kompensasi atau penyelesaian lain .
2.
Perlakuan tersebut tidak boleh kurang dari pada yang diberikan oleh Pihak yang disebut terakhir kepada para penanam modal atau para penanam modal dari Negara ketiga, yang mana lebih menguntungkan pihak penanam modal yang bersangkutan. PASAL VI Transfer
1.
Para Pihak harus menjamin dalam lingkup perundang-undangan dan peraturan yang berhubungan dengan penanaman modal terhadap para penanam modal dari Pihak lain dengan segera, untuk mentransfer atas : a.
laba, hasil bunga, di vi den dan pendapatan lainnya dalam tahun buku berjalan;
b.
dana yang diperlukan (i) untuk perolehan bahan mentah atau bahan penolong, produk setengah jadi atau produk jadi, a tau
5
( ii) untuk mengganti aktiva modal guna melindungi kesinambungan dari penanaman modal;
• 2.
c.
dana tambahan yang penanaman modal;
diperlukan
d.
dana untuk pembayaran kembali pinjaman;
e.
royalti atau uang dibidang tertentu;
f.
pendapatan perorangan;
g.
perolehan dari penanaman modal;
h.
kompensasi atas kerugian;
i.
kompensasi atas ekspropriasi.
jasa
atas
penjualan
untuk
pengembangan
penggunaan
atau
keahlian
likuidasi
dari
Transfer tersebut harus dilakukan dalam nilai tukar yang berlaku pada tanggal dilakukan transfer, pada saat pelaksanaan transaksi dan dalam mata uang yang akan ditransfer. PASAL VII subrogasi
•
Apabila penanaman modal dari penanam modal salah satu Pihak telah diberikan jaminan atas resiko non-komersial sesuai dengan sistem yang berdasarkan undang-undang yang berlaku, setiap subrogasi dari pemberi jaminan atau Pihak yang menjaminkan kepada Pihak ketiga terhadap hak-hak penanam modal menurut ketentuan penjaminan harus diakui oleh Pihak lain termaksud, namun penjamin atau penjamin pihak ketiga tidak berhak untuk melaksanakan segala hak selain hak-hak penanam modal yang telah diberikan. PASAL YIII Penyelesaian Perselisihan Penanaman Modal antara Pihak dan Penanam Modal dari Pihak lain 1.
Setiap perselisihan antara Pihak dan Penanam Modal dari Pihak lain, mengenai penanaman modal dari Pihak yang
6
disebut terakhir di wilayah yang disebut sebelumnya, akan diselesaikan melalui konsultasi dan negosiasi. 2.
Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam waktu enam bulan sejak pemberitahuan secara tertulis, yang telah diajukan oleh salah satu Pihak, perselisihan tersebut dapat, atas permintaan penanam modal yang bersangkutan, diserahkan ke prosedur peradilan dari Pihak dimana penanaman modal berada atau arbitrasi atau konsiliasi internasional.
3.
Masing-masing Pihak harus menyetujui pengajuan setiap perselisihan yang timbul antara Para Pihak dan penanam modal dengan Pihak lainnya tentang penanaman modal diwilayah Pihak yang disebutkan sebelumnya kepada "The International Center for the Settlement of Investment Disputes" dengan konsiliasi atau arbi trasi berdasarkan Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan Penanaman Modal antara Negara dan Penanam Modal dari Negara lain yang terbuka untuk ditandatangani di Washington pada tanggal 18 Maret 1965 .
•
PASAL IX Penyelesaian Perselisihan antara Para Pihak Mengenai Penafsiran dan Penerapan Persetujuan 1.
Perselisihan antara Para Pihak mengenai penafsiran atau penerapan Persetujuan ini, harus, jika mungkin diselesaikan melalui saluran diplomatik.
2.
Apabila suatu perselisihan antara Para Pihak tidak dapat diselesaikan dengan cara tersebut diatas, perselisihan tersebut atas permintaan salah satu Pihak diajukan kepada suatu peradilan arbitrasi .
3.
Peradilan arbitrasi itu dibentuk secara kasus per kasus dengan cara berikut. Dalam waktu tiga bulan dari penerimaan permohonan untuk arbitrasi, masing-masing Pihak harus menunjuk seorang anggota peradilan. Kedua anggota tersebut kemudian harus memilih seorang warga negara dari suatu negara ketiga yang atas persetujuan kedua belah Pihak di tunjuk sebagai Ketua peradilan tersebut. Ketua tersebut harus diangkat dalam waktu dua bulan sejak tanggal pengangkatan kedua anggota lainnya.
4.
Apabila dalam jangka waktu yang ditetapkan didalam ayat 3 Pasal ini pengangkatan yang diperlukan belum juga
7
dilakukan, salah satu Pihak boleh, karena tidak adanya suatu persetujuan lain, meminta Ketua Mahkamah Internasional untuk melakukan penunjukan yang diperlukan. Apabila Ketua itu adalah seorang warga negara salah satu Pihak atau yang bersangkutan dihalangi untuk melaksanakan tugas tersebut, Wakil Ketua harus diminta untuk melakukan pengangkatan yang diperlukan. Apabila Wakil Ketua tersebut adalah seorang warga negara salah satu Pihak atau apabila yang bersangkutan juga dihalangi untuk melaksanakan tugas tersebut, anggota senior berikutnya dari Mahkamah Internasional yang bukan seorang warganegara salah satu Pihak harus diminta untuk melakukan penunjukan yang diperlukan.
•
5.
Peradilan arbitrasi tersebut harus mengambil keputusan dengan suara terbanyak. Keputusan itu mengikat kedua belah Pihak. Masing-masing Pihak harus menanggung biaya anggota peradilannya sendiri dan perwakilannya dalam sidang-sidang peradilan arbitrasi; biaya Ketua dan biaya-biaya selebihnya harus ditanggung bersama oleh Para Pihak. Namun demikian, peradilan dalam keputusannya boleh menetapkan bahwa bagian biaya yang lebih tinggi harus ditanggung oleh salah satu dari kedua Pihak tersebut, dan keputusan ini mengikat kedua belah Pihak. Peradilan harus menentukan prosedurnya sendiri. PASAL X Berlakunya Persetujuan
•
Persetujuan ini berlaku bagi penanaman modal oleh para penanam modal Turkmenistan di wilayah Republik Indonesia yang telah diberikan izin sesuai dengan Undang-undang No.1 tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing dan setiap undang-undang yang mengubah atau menggantikannya, dan bagi penanaman modal oleh para penanam modal Republik Indonesia di wilayah Turkmenistan yang telah diberikan izin sesuai dengan hukum Turkmenistan, tentang "Penanaman Modal Internasional di Turkmenistan yang di undangkan pada tanggal 19 Mei 1992". PASAL XI Penerapan Ketentuan-ketentuan lain Apabila ketentuan-ketentuan hukum dan kewajiban-kewajiban dari Para Pihak berdasarkan hukum internasional yang ada pada saat ini atau yang akan diberlakukan selanjutnya kepada Para Pihak sebagai tambahan pada Persetujuan ini, mengandung suatu
8
peraturan baik umum maupun khusus yang memberikan hak kepada penanaman modal oleh penanam modal dari salah satu Pihak suatu perlakuan yang lebih menguntungkan daripada yang diberikan oleh Persetujuan ini, maka peraturan yang lebih menguntungkan yang berlaku.
PASAL XII Konsultasi dan Perubahan 1.
Masing-masing Pihak dapat meminta diadakannya suatu konsultasi mengenai setiap masalah yang menyangkut Persetujuan ini. Pihak yang lainnya secara simpatik akan mempertimbangkan usul tersebut dan menyanggupi kesempatan yang memadai untuk berkonsultasi.
2.
Persetujuan ini dapat diubah setiap waktu, jika dianggap perlu, dengan persetujuan bersama.
•
PASAL XIII Mulai Berlaku. Masa Berlaku dan Pengakhiran Masa Berlaku 1.
•
Persetujuan ini mulai berlaku tiga bulan setelah tanggal terakhir dimana salah satu Pihak memberi tahukan kepada Pihak lainnya mengenai penyelesaian prosedur dalam negerinya untuk meratifikasi Persetujuan ini. Persetujuan ini berlaku untuk jangka waktu sepuluh tahun dan tetap berlaku untuk sepuluh tahun lagi dan seterusnya, kecuali secara
tertu1is diakhiri
o1eh masing-masing Pihak satu
tahun sebelum masa berlakunya berakhir. 2.
Dalam hal penanaman modal dilakukan sebelum tanggal pengakhiran Persetujuan ini, ketentuan-ketentuan dalam Pasal I sampai XII Persetujuan ini harus tetap berlaku selama jangka waktu sepuluh tahun berikutnya sejak tanggal berakhirnya Persetujuan ini.
SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan diberikan kuasa oleh Pemerintah menandatangani Persetujuan ini .
di bawah ini, masing-masing,
dengan telah
9
. ~nl. • '994 D1buat dalam rangkap dua d1. Jakarta pada tanggal • O.u• .............. dalam bahasa Indonesia, Turkmen, Rusia dan Inggris. Semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Apabila timbul perbedaan mengenai penafsiran, maka naskah dalam bahasa Inggris harus berlaku.
ATAS NAMA PEME.RINTAH REPUBLIK INDONESIA
•
•
Signed
·------------------------SOESILO SOEDARMAN
ATAS NAMA PEMERINTAH TURKMENISTAN
Signed --------~------------
BATYR SARJAEV
COrflAWEH~E
ME>K.QY nPABHTEilbCTBOM PECnY511HKH lf1H.QOHE3HSI H nPABHTEilbCTBOM TYPKMEHHCTAHA 0 nOOLUPEHHH lf1 3ALUHTE MHBECTMUlJI~
•
npamneJibCTBO
Pecrry6mHGf
11H.llOHe3H51
(s
.llaJihHeihueM
HMeHYeMbie
TypKMeHHCTaHa
u
IIpasi-ITeJihCTBO
L(orosapHBalOIU,HMHC51
CTopoHaMw); IlpMHMMa51
BO
BHMMaHMe .upy)KeCTBeHHbie M COTPY.llHWieCKMe CB513l1,
CyUJ,eCTBYIOlllHe Me)I(Jzy .llBYMH CTpaHaMH
M
MX Hapo.uaMH;
CTpeMHCh C03.llaTh 6naronpuHTHbie ycnoBHH .un.H HHBeCTMUMH rpa)K.uaH O.llHOH L(orosapMBaiOmeHCH CTOpOHbl Ha OCHOBe CyBepeHHOrO paBeHCTBa M B3aVfMOBhlr0.llbi;
M
IlpH3Hasa.H, liTO CornaweHwe o noom:peHu» H 3auune MHaecnHJ.MM 6y.ueT CrrOC06CTBOBaTb aKTl1BH3aUMH HHBeCTl1UMOHHOH .ne~lTeJibHOCTl1 o6eMX CTpaH; Cornacum1cb o HJII)Kecne.z:zy.EOm:eM:
CTaTMil OnpeneneHIUI llm~ ueneH. HacTOHmero CornarneHVfH:
1.
TepMMH "VfHBeCTHUMH" 03HatiaeT n106oii BM.ll IllMYUJ,ecTBeHHOH ueHHOCTM,
BJIO)KeHHhiH VfHBecTopaMl.f o.nHo.ii llorosapusawmewcH CTopoHhi Ha TeppMTopwM npyro:H llor osapuaa.EOm:eiicH CTopOHbi a cooTBeTcTsuu c 3ar
.llBU)KHMOe M He.UBM)KeMoe MMymeCTBO, a Tar<)Ke npot.me rrpaaa, TaKHe r
2.
6.
npa.Ba Ha aKUMM, na11 MnM mo6hxe .upyr11e <}lopMhi yqacTHH s KOMIIaHMHX HnH COBMeCTHbiX npe,nnpMHTHHX Ha TeppHTOpHH .upyrow llorosapusaiOwewcH CTopoHht; .ueHe:>KHhie Tpe6osaHHH Hnu ni06hre .upyrue Tpe6osaHHH, MMeiOrn.Me
s.
<}lMHaHCOBYIO CTOHMOCTh;
r.
npasa Ha HHTenneKrya.JibHYIO C06CTBeHHOCTb, TeXHOJIOrlUO, npeCTH:>K 11 "Hoy-xay";
•
,UeJIOBbie KOHU.eCCHH, npe.UOCTaBJieHHbie ITO 3aKOHy HJIH KOHTpaKry,
.u .
OTHOCfllll.J.feCSI K MHBeCTHU.MflM, BKJllOl:[afl KOHUeCCHW Ha l13blCKaH MH M 3KCIIJiyaTaUHIO IIpHpO.UHbiX pecypCOB.
2.
TepMMH
"rpa:>K.UaHMH"
OTHOCMTeJibHO
Ka:>K,UOW
l{orosapHBaiOLUeWCH
CTopOHbi BKJIIO'-laeT B ce6H:
(i)
QJl13WieCKHX JIHU., HMeiOLUMX rpa:>K,UaHCBO O,UHOM M3 llorosapMsaiOlLI.HXCH CTopoH;
(ii)
IOpM,UWieCKHX JIHU., 3aperMCTp11pOBaHHbiX B COOTBeTCTBHH C 3aKoHaMM o.uHoii M3 )lorosapHsaiOLUMXCH CTopoH;
3.
TepMMH "6e3 3a.uep:>KKH" 6y.ueT Cl:[MTaTbCH peanM30BaHHhiM, ecn11 nepeso.n
C.UeJiaH
B
Tel.I eHHe
TaKOrO
nepwo.ua,
KOTOpbiH
06hi1.J.H0
Tpe6yeTCH
Me:>K.UyHapO.UHOU QJMHaHCOBOW npaKTMKe.
4.
TepMMH "TeppMTOpHH" 0 3Ha'faeT:
a.
B OTHOllleHHM
Pecrry6nHKH VIHJlOHe3MH:
TeppwTOpHH Pecrry6nmrn VIH.UOHe3W51 KaK 3TO onpe.ueneHo B ee 3aKOHaX M qaCTM KOHTHHeHTa.JlbHOfO lllenhcpa 'M npuneraiOIU'MX Mope:H, Ha KOTOphre panpocTpaHHeTCH cysepuHeTeT P ecrry6nmrn VIHJlOHe3HH, cysepeHHhie npasa 11 IOpHCJlHKI..J.HH s cooTseTCTBHM c KoHBeHli,Meii OpraHM3aU.HH 06be.UJ.IHeHHbiX Hau.Mif MopCKOM
rr pase;
1982 ro.ua o
B
3.
B OTHOllleHHM TypKMeHMCTaHa:
6.
TeppHTOPHH TypKMeHHCTaHa, a TaiOKe npHneraiO~He MOpc~rne pawOHhi, Ha.n. KOTOpbiMH TypKMeHHCTaH ocy~eCTBnHeT s COOTBeTCTBlUi C Me>l\ll)'HapO.ll.HhiM rrpaBOM cysepeHHbie rrpasa HflH lOpMC.ll.MKI.UUO B uenHX pa3Be.D.KH, pa3pa60TKKH, .U06hl':IH, 3KcnnyaTaiJ.HH 11 coxpaHeHHH npHpO.D.HhiX pecypcos 3TOro pawoHa. CTaTLH
2
IJoompeHHe 11 3alllMTa HHBeCTHUHM
•
1.
Ka)K.ll.aH H3 ,[(orosapHsaiOlllHXCH CropoH 6y.n.eT co.n.eikTsosaTb H co3.n.asaTh
6naronpH5iTHhie ycnOBMH .n.nH rpa)K.ll.aH .n.pyrow .llorosapHsaiOllle.McH CropoHhi .nm1 HHBeCTHU.HH Ha CBOeH TeppMTOpHH, H 6y.neT npHHHMaTb TaKOM KarrHTan B COOTBeTCTBMH CO CBOMMM 3aKOHaMM 11 HOpMaMH.
2.
11HsecTHU.HHM rpa)K.ll.aH KaJK.n.oH: H3 .llorosapHsaiOI..I.J;HXCH CTopoH s n106oe
speMH
6yJl)'T
npe.n.ocTasneHhi
a.neKBaTHhie
3ai..I.J;HTa
11
6e3onacHOCTh
Ha
TeppHTopuu .npyro.M ,[(orosapHBaiOI..I.J;e.McH CTopOHhi. CTaTLH
3
Craryc HaH6onee 6naronpMHTCTByeMOH HaUMM
1.
Ka)K.ll.aH ,[(orosapHsaiO~a.HcH CTopoHa Ha csoeH: TeppHTOpHH CBOHM
06pameHHeM xapaKTepa
He
HaHOCHTh
HCI10nb30BaHHlO •
6y)leT IIO
HnH
.llorosapwsaiOmeH:cH
KaKl1M-nH60
ymep6
orrepauHHM,
Bna.n.eHHIO CropoHhi.
np:v.t'iMHaM
.ll.HCKpHM.HHaU.HOHROrO
ynpasneHHIO,
MHBeCTHUHHMH
Ka)K.ll.aH
no.n.nepJKKe,
rpaJK.D.aH
,[(orosap.HsaromaHCH
.n.pyrOH CropoHa
npe.nOCTaBHT TaKl1M HHBeCTHU.HHM a.n.eKBaTHhie M3H'ieCryJO 6e30naCHOCTb H 3ai.UMTY.
2.
Eonee
TOY:Hee,
KaJK.n.aH
.llorosapMsaJOlllaHCH
CTopoHa
npe.n.ocTaBHT
HHBeCTIIUHHM 06pall.(eHMe He MeHee 6naronpHHTHOe, '-IeM TO, KOTOpOe OHa npe.n.ocTasnHeT MHBeCTHU.HHM rpa)K.ll.aH n106oro TpeTbero rocy.n.apcTBa.
4.
3.
EcnM KaKa~-nR6o )loroaapRaarorua~c~ CTopoHa npe.nocTaBJ.~na
crreuHanhHhre npeHMyiUeCTBa rpa)K,.llaHaM KaKoro-nw6o TpeTbero rocy.napcTaa a COOTBeTCTBH.H. C COrnallieHMSIMM Ha OCHOBe ee yl.faCTM~ B TaMO)KeHHblX COI03aX, 3KOHOMl11.feCKHX COK>3aX, BaJIIOTHblX COl03aX ]lffll.f TIO.ll06HbJX H.HCTl11)'TaX, l1fll1 Ha OCHOBe BpeMeHHbiX cornaweHiiiH 0 TaKHX COI03aX Hfll1 H.HCTM'I)'TaX, TO 3Ta )loroaapMaaroma~cSI CTopoHa He o6H3aHa npe.nocTaamiTb Tame cneuManbHbre
npeMMyiUecTBa rpa)K.llaHaM .npyrow )loroaapHaaromeifcSI CTopoHhi.
CTaTL.H4
3KcnponpMaUMSI
•
Ka)K.llaSI )loroaapMaiOIUaSICSI CTopoHa He 6y.n:eT npe.n:npMHH.MaTb Mep no HaUMOHaJIJ13aUM11,
3KCnponpHaUI111
11nl1
H.Hbie
.lleMCTBMSI,
3KBI1BaJieHTHbie
HaUROHamnaUlllU H.fll1 3KCrrponpuaUHM B OTHOllieHHM HHBeCTMUHM rpa)K.llaHwHa .npyroi1 )loroaapuaaromeifcs:r CTopOHhi, 3a RCKniO"'eHueM cneeyromMx ynoavu1 : a.
Mep, npe.nnpHHSITblX C uenblO C06mo.neH IIHI 3aKOHa H. 06IUeCTBeHHblX WHTepecoa;
6.
Mep, HOC~IUMX He .llH.CKpMMMHaUHOHHbiM xapaKTep;
B.
Mep, COnpOBO)K.llaeMblX 06SI3aTeJibCTBaMH no BbinJiaTe 6hiCTpOM, a.neKBaTHOif H 3cpcpeKTHBHOM KOMrreHcauHH. TaKaSI KOMrreHcauH~ 6y.neT rrp0113 BO.llHTbC~ 6e3 3a.nep)KKH Ha OCHOBe pbiHOt..IHOM CTOHMOCTH Ha .lleHh, rrpe,ll1l.IeCTBYIOW11H llHIO 06HapO.llOBaHHSI
•
pellieHH~ o6 3KCnporrpHaU.HH. TaKaSI phiHOt..IHaSI CTOHMOCTh 6y.neT Onpe.nen~ThC~ B COOTBeTCTBl1H C Me)K.nyHapO.llHO rrpH3HaHHOM
npaKTMKOH l1 MeTO.llaMl1 HJIH, KOr,lla TaKaSI pbiHOl.fHaSI CTOHMOCTh He MO)KeT 6hiTb onpe.neneHa, ORa ,llOJI)KHa 6biTb TaKOH, KaKOM )lorosapHBaiOll.(MeCSI CTopoHhi orrpe.nen~T rro B3aHMHOMJ cornacw10, 11 oHa 6y.n:eT cso6o.nHo nepeao.nwMa 113 )loroaapMsaiOrueucSI CTOpOHhl B CB060.llHO HCDOJih3YeMOH BaJIIOTe.
5.
CTaThB
5
KoMUeHcamul noTepb
1.
fpa)f(LlaHaM
IIOHeCyT IIOTepM CJie)l.CTBMe
.lloroBapMBalOlJ.leHCR
MJIM
JJ.pyroro
curya~Mlif,
'1pe3Bhl'JaMHOW
nocne.n.Hetf
BOOpy)f(eHHOfO
nepesopoTa,
•
'-ibM
KOHcpJIMKTa,
BOCCTaHM..H
.llorosapwsaiOmetfc.a
B03MemeHHe ymep6a, KOMneHca~H.H
2.
CropOHbi,
Ha TeppMTOpMU JJ.pyrotf ,lloroBapMBalOlJ.leHC.H
BOHHbl
TeppuTopuM
O}J.HOH
HJIH
CTopOHbi,
MHBeCnfUJ.fM CTOpOHbi
peBOJilO~MM,
6ecrrOp.H.D.KOB 6y.n.eT
B Ha
o6ecne'-JeHo
unu .n.pyroe yperynHpoBaHue.
3To o6pall.(eHHe 6y.n.eT He MeHee 6naronpM.HTHhiM, '!eM TO, KOTopoe
nocnenH.aJI ,llorosapHBaiOma.ac.a CTopoHa npe.n.ocTasn.aeT csouM rpa)f(naHaM MJIM rpa)f(.n.aHaM KaKoro-nu6o TpeTbero rocy.n.apcTBa. CTaTbJI
6
PenaTpnauHH MHBeCTHUHH
1.
Ka)f(}J.a.H 113 )lorosapMBalOll.lHXC.H CropOH B COOTBeTCTBHM CO CBOMM M
3aKoHaMM
u
npaBuJiaMu
rapaHTupyeT
,llorosapHsaJOmetfc.a CTopOHhi no JJ.OXO.ll.OB,
6.
cpOH)l.OB, He06XO)l.HMhiX
(i)
rpa)f(}J.aHaM
JJ.HBHJJ.eHJJ.OB H JJ.pyrHX TeKylJ.lHX JJ.OXOJJ.OB;
)l.AA rrpH06peTeHH.H ChlpMI M paCXO}J.HhlX MaTepHaJIOB, rronycpa6pHKaTOB HJIH rOTOBOM npOJJ.YKUHH, HJIH
(ii)
llJI.H nepeMelll,eHH.H KanHTaJIOBJIO)f(eHHH C ~eJibiO o6ecrretfeHH.H rrpO,ll.OJI)f(eHM.H HHBeCTHUMH;
B.
.n.pyrotf
ux MHsecTHUHRM 6e3 3a.n.ep)f(KM nepeso.n.:
a.
npo~eHTOB,
rrpe.n.ocTaBMTb
llOIIOJIHHTeJJbHbiX cpOHllOB, He06XO,lllifMblX )l.Jl5£ pa3Bl1TM.H. HHBeCTHUHM;
r.
cpOHJJ.OB, npeJJ.Ha3Ha'-ieHHhiX }J.JI.H BbiiiJiaT ITO Kpe}J.HTaM;
)]..
aBTOpCKHX fOHOpapOB H B03Harpa)I(JleHHM;
6.
e.
3apa60THOM nJiaTbi Qllil3lill.feClill.X JlliiU;
)K,
BbipylJKU OT npo.ll,a)KJil UJIW JlliiKBW.ll,aUWt-i t-iHBeCTiiUWt-t;
M.
KOMITeHCaUMH 3a ITOTept-t;
K.
KOMneHcaul1if 3a JKcnpop11aumo.
2.
TaKOM nepeBO.ll. 6yD.eT CLJ,eJiaH B COOTBeTCTBlill1 C eypcoM o6MeHa Ha D.eHb nepeaona a aamoTe, npennonaraeMoif D.JI.SI TaKoro nepeBona.
•
CTaTMI7
Cy6porauw.SI
B CJIY'"Iae, ecn11 wHsecTI1UWH rpa)KLJ.aHI1Ha OD.HOM )loroBapwsaJOmeifc.H CTOpOHbl 3aCTpaXOBaHhl OT HeKOMMep'ieCK11X pi1CKOB B COOTBeTCTBl111 C3aKOHOM, mo6a51 cy6porauw.H cTpaxoBaTeJI.H HJIM nepecTpaxoBaTeAA npaB YKa3aHHOro rpa)KLJ.aHvtHa OTHOCMTeJibHO TaKOH CTpaXOBKH 6y)leT rrpM3HaHa Jipyroif )loroaapwBaromeifc.SI CTopoHoif npw yCJioawH, ecnvt CTpaxoaaTeJib wnw nepecTpaxoaaTeJib He npeBhiCMT npaa 3Toro rpa)KLJ.aHwHa, KOTOpbre OH caM eMy npe.nocTaBmieT.
8 Pa3pellleHt-te cnopoB Me?KllY rpa?KLiaHaMvt 11 lloroaapwaaK>WHMHC.SI CTopoHaMH CTaTbB
1.
J1J060H CnOp, KOTOpbiH MO)KeT B03HHKHYTb Me)Key KaKOM-JJl160 )loroaapMsarometic.SI CTopoHoif M rpa)KLJ.aHHHOM npyroi1: lloroaapMBatOIUetic.H CTOpOHhl OTHOCMTeJibHO l1HBeCTl1UMI1 rrOCJieD.Hero Ha TeppMTOpMM nepBOM 6yD.eT peruaTbC.H Ha D.py)KeCTBeHHOU OCHOBe nyTeM KOHCYJibTaUMM M neperoBOpOB.
2.
Ecnw TaKotf crrop He MO)KeT 6biTh pa3pemeH s TelfeHHe lllecTw MecHues co D.HH nvtChMeHHOro yaenoMJieHM.H c rrpoch6oti o6 yperyJiupoaaHvtM TaKoro cnopa, crrop no npocb6e rpa)K)laHvtHa 6y.neT nepeD,aH nn.SI K>PHD.w:tecKoro paccMOTpeHvt..H )lorosapwsaJOweticH CTopoHe HJIH B Me)KeyHapo.z:tHhiH ap6I·npa)KHbiH cyn M.Tlll nocpeD.HHKY.
7.
3.
Ka)I(JlaJJ: llorosapHsaJOma}IC.SI CTopoHa 6y.neT cornacHa nepe.naTh n106ow cnop, B03Hl1Kllli1H Me)Kl()' lloroeap11saJOmewc.s~ CTopoHoii 11 rpa)K.LlaHI1HOM .npyroii Jlorosap11BaJOIUeM CTOpOHbl OTHOCI1TeJibHO 11HBeCT11D.I111 3TOro rpa)I(JlaHI1Ha Ha Tepp11TOp1111 nocne.nHew, s Me)Kl()'HaponHbiH u.eHTp no p3.3peweHI1IO 11HBeCTI1l.J,I10HHblX CnOpOB, llll.Sl nO~pe)lHW:IeCTBa 11Jll1 ap611Tpa:>Ka·s COOTBeTCTBI1ltl C o6 yperym1posaHKH lilHBeCTl1l.J,I10HHbiX cnopos Me:>Key KoHseHul1eH rocy.napcTsaMI1 11 rpa)I(JlaHaM11, no.nnMcaHHOH s Ball111HITOHe 18 MapTa 1965 rona l1 OTKpbiTOH .Llll.SI np11COe.Lll1HeHI1.SI.
•
CTaTMI9 Pa3peweHwe cnopos Me:>Key llorosap11saJOIUwMMCH CTopoHaMM OTHOCI1TeJibHO TOKOBaHM.SI 11 npHMeHeHH.Sl HaCTOHWero CornaweHH.SI
1.
Cnophi Me:>K.zzy llorosapHsaJOlll11MI1CH CTopoHaMI1 OTHOCJnenhHO TonKosaHHH 11 np11MeHeHH}I Hacro.s~wero CornaweHH.s~ 6yeyT, ecn11 3TO B03MOJKHO, pewaThC.SI nO lli1TIJIOMaTWfeCKHM KaHanaM.
2.
Ecn11 cnop MeJK.LlY 1lorosap11saJOWI1MI1C.SI CTopoHaMH He MO:>KeT 6biTh TaKiilM o6p3.30M peweH, OH no npoch6e O.LlHOH H3 llorosapMsaJOlllMXC.Sl CTopoH 6y.neT nepenaH s Me:>KllYHapOl!HhiH ap611Tpa:>KHhiH cy.n.
3.
•
TaKOH ap6HTpa:>KHbiH cy.n 6y.neT <j)opM11posaThC.Sl .Llll.Sl Ka)I(Jloro KOHKpeTHOrO C.JI)"ia.Sl CJie.LiyiOlll11M o6p3.30M. B Te'1eHI1e Tpex MeCHIJ,eB TIOCJie no.JI)"ieHWH npoch6hi o6 ap6vt.Tpa:>KHOM cy.ne, Ka:>KnaH llorosap11saiOlllaHC.Sl CTopoHa Ha3Ha'1MT onHoro qneHa cyna. 3TM nsa qJieHa 3aTeM M36epyT rpa)I(JlaHI1Ha TpeTbel1 CTpaHhi, KOTOphiii rrocne o.no6peHMH nsyx llorosapHsaJOlll11XCH CTopoH 6y.neT H3.3Ha'1eH Tipe.ncenaTeneM cy.na. llpe.nce.naTenb 6y.neT Ha3Ha'1eH s Te'leHMe nsyx MecHu.es co llHH Ha3HaqeH11H npyr11x .nsyx qJieHos. Ecn11 s Te'1eH11e nep11ona, yKa3aHHoro s naparpa<j)e 3 HacTo.s~mew cTaTb11, He 6yllYT cnenaHhi Heo6xo.n11Mhie Ha3HatieHH}I, nro6a.s~. 113 llorosapl.fsaiOIUMXCH CTopoH MO:>KeT, npH oTcycTB1111 KaKoJi-nH6o .npyrow .norosopeHHOCTM, np11rnac11Tb Ope.nce.naTenH Me:>K.IzyHapo.nHoro Cy.na npOH3BeCT11 Heo6xonHMbie H3.3Ha'1eHI1.Sl. Ecn11 llpe.nce.naTenh HBJIHeTC.SI rpa)I(JlaHI1HOM O.LlHOM 113 llorosap11saJOIU11XC.Sl CTopoH 11JIM, ecn11 OH no KaK11M-JIM6o npl{tllilHaM He Mo:>KeT BhlfiOJIHHTh yKa3aHHhre cpyHKIJ,Mw, 6yneT npurnameH 3aMeCTHTeJib llpe.nce.naTeJIH .LlJI.SI ocymecTsneHHH Heo6xoni1Mhrx Ha3Ha'1eHI1H. ECJIM 11 3aMecnnenh llpencenaTeJIH
4.
8.
HBJUieTcH rpaiKll.aHHHOM onHotf H3 .LloroaapHaaiOmHxca CTopoH Hnw OH TaJOKe He Mo:>KeT BbiiTOJIHSITb yKa.JaHHbi e cpyHKuwu, qneHbi
M e:>t<.zzyHaponHoro Cyna a
nOpHJJ,Ke CTaplliltiHCTBa ITO paHry, KOTOpbie He HBJIHIOTCH rpaiKlJ.aHaMI1 H11 O)J.HOM £13
.LloroaapHaaJOmwxcH
CTopoH,
6y.zzyT
np~t~_rnameHbi
.nnH
ocymeCTBJieHuH
Heo6xO)J.HMblX Ha.JHa'ieHJiM.
5.
A6pwTpa:>t
ronocoa. TaKHe peweHHH 6y.n.yT o6H3aTeJibHbiMH AJIH o6e11x )loroaapwaaiOmHxca CTopoH. KaiKll.aH .LloroaapHamomaHCH CTopoHa caMa 6y.neT HecTw pacxo.n.hi 3a caoero l.JJieHa cyna 11 3a caoero npe.n.cTaBHTeJIH ao apeMSI ap6HTpa:>~
•
t.IaCTHX o6ewMw .LloroaapwaaiOml1MHCH CropoHaMH. Cy.n, onHaKo, MO:>KeT caoHM pemeHweM
o6SI3aTb
onHy
H3 nayx )loroaapwaaiOW:HXCH
CTopoH
onnaTHTb
paCXO.l{bi B 60JiblliHX nponopUHHX, H JJ,aHHOe pemeHHe 6y.n.eT 06SI3aTeJibHbiM AJIH o6eux )loroaapHBaJOW:HXCH CTopoH. Cyn caM onpeneJIHT npoue.zzypy aeneHHH nella. CTaTbB
10
llpHMeHeHHe HaCTOHll!ero Cornawemur HacToHmee CornaweHHe 6yneT npuMeHHTbCH K HHBeCTHU:HHM rpa:>~
K
HHBeCTHUHSIM
rpa>KnaH
Pecny6nH1\M
HH.D.OHe3MH
Ha
TeppHTOpvm
TypKMeHHCTaHa, KOTOpbiM LI:a.JI Ha TO pasperneHHe B COOTBeTCTBHH C 3aKOHOM •
TypKMeHHCTaHa o6 wHOCTpaHHbix MHBeCTHU115IX oT 19 MaH 1992 rona. CTaTbB
11
llpMMeHeHvte JJ,pyrHx rroJio:>KeHHM Ecmf rroJio:>KeHHSI 3aKoHa Ka:>Knotf H3 .lloroaapMBaiOIUMXCSI CTopoH MJIM 06H3aTeJibCTBa B COOTBeTCTBl1.H C Me:>KJzyHapO.llHbiM npaBOM, CYIUeCTBYIOIUHe B HaCTOSill{ee
BpeMSI
MJI:H
ycTaHOBJieHHbie
B
llOCJieLI:CTB.HH
Me:>KJzy
)loroaapvtaaJOIUMMMCH CTopoHaMM B nonoJIHeHwe K HaCTOHWeMY CorJiaweH£·uo, conep:>t
w.nw cn eu;ua.JihHOro xapaKTepa, .n.aiOmee npaao
rpa)K)laHaM - :HHBecTopaM npyroi1 .LI.oroaapMaarometfc.H CTopoHhi Ha o6pameH:we,
9.
6onee 6naronpHHTHoe, lfeM :no orosopeHo s HacTOHW:eM CornarneHHH, TO TaKoe npas~-IJIO 6y.n.eT npesanMpoaaTh Ha.n. HaCTOHW:HM CornarneHHeM. CTaTbJJ
12
KoHcynhTaUHM M nonpaam
1.
Jho6a.s~
2.
B HaCTOHlUee ComaweHMe MOryT 6hiTh B nro6oe speMH BHeceHhi nonpasKH,
.LI,orosapHBaJOW:aHcH CropoHa MO)KeT 3anpocHTh npose.n.eHJ.Ie KOHcynhTaUMM no mo6oMY sonpocy, Kacaroweroc.s~ HacTo.s~mero CornarneHI1H . .LI,pyraR CropOHa npe.n.OCTaBMT 6naronptHITHOe paCCMOTpeHHe npe.n.JIO)KeHHH H B03MO)KHOCTh .n.nH KOHcynhTauHti.
•
eCJII1 3TO nOTpe6yeTCH nO B3ai-IMHOMY COrJiaCOBaHMlO. CTaTbst
13
BcryrrneHHe B cuny. cpoK neticTBHH u HCTelieHwe cpoKa neticTBlHI
1.
HacToHw:ee CornarneH»e BCT}'nHT B c11ny qepe3 Tp» MecHua nocne .naThT nocne.n.Hero yae.n.oMneHHH nro6ot1 lloroaapHBalOw:ellcH CTopoHoti o BhmonHeHI111 BHyTpeHHHX npoue.rzyp paTH<}>11KaUI111. 0HO 6y.n.eT OCTaBaTbCH B CHJie B TelfeHI111 nec»TI1 neT H 6y.n.eT npo.n.neHo Ha nocne.rzylOlUH"H nep11o.n. .n.ec»TH neT H nanee, ecnH HH O)].Ha 113 CropOH He yae)].OMHT B nMCbMeHHOH <}>OpMe 0 )KeJiaHMH .n.eHoHcHpoaaTh HacToHmee CornarneHHe 3a O.ll.HH ro.n. .no HCTelfeHHH cpoKa ero .n.eHCTBI1H.
2.
•
B OTHoweHHM HHBeCT11UHH, ocymecTaneHHhiX .no naTbi npeKpameHHH .nei1CTBHH HacTo.Simero CornarneHH.SI, rrono)KeHHH CTaTew c 1 no 12 6ynyT nponon)KaTb ocTaBaThCH B CMJie a TelfeHJ.Ie nocnenyrow:ero .n.ec».THJieTHero nep11o.n.a c .n.aThi npeKpaw:eHHH .n.eticTBMH HacTo»mero CornaweHJ.IH.
B no.n.Tsep)K)].eHHe H3JIO)KeHHoro
HJ.I)Keno.n.nJ.Icasw~-Ie,
.n.OJI)KHhiM o6pa30M ynOJIHOMO'-IeHHbie Ha TO CBOHMH IlpaBHTeJibCTBaMH, fiO)].nHCaJIH HaCTO.SilUee CornaweHHe.
10.
CoseprneHo a .nsyx no.nnl1HHbiX 3K3eMnnHpax a r.Jl)KaKapTe
2
l110HH
1994 r.
Ha l1H.UOHe3l1J';{CKOM, T)'pKMeHCKOM, pyCCKOM 'l1 aHffll1UCKOM 513biKax, npulleM ace TeKCTbi
wMeiOT o.nuHaKoayiD
CMny.
B
c.n:yqae
pa.3Hornacl1ii
a
TOJIKOBaHl1l1,
aHrJIJ.tj;{CKl1H TeKCT 6yneT npeaam1pOBaTb.
3A nPABHTEJlbCTBO PECnY611HKH HHAOHE3HH
•
•
3A nPABHTEJlbCTBO TYPKMEHHCTAHA
Signed
Signed
CycHJJo CYllAPMAH
EaTLIP CAP)l)KAEB
l1HBecTHQWUiaphl xeaecneH,nHpMeK Be ropaMaK xaKhiH,na TypKMeHHCTaBhiH, XeKyMeTH 6HJieH l1H,noHe3IDI Pecny6nuKaCblHhiH. XeKYMeTHHHH. apacbiH,UaKhl
bl JI A JI A lli bl K
MyH,naH 6eiDI~K blnanatiDIH Tapa1111ap .D.HWIHn aTJiaH.D.bipbiJUIH TypKMeHJ!tCTaHbiH. XeJCYMeTH ae 11au.ouesiDJ Pecny6JIHKaCbiHbiH. XeK)'MeTJ!r: HJ(}f IOp.LJYH. ae onapbiH. xa.JIKJiapbiHbiH. apacbiH.D.aKbi .noCTJIYKJibi xeM.ne Xbi3MaT.nawJihiK aparaTHaWbiKJiapbiHbi Ha3apa aJibm; 6up blnanawSJH Tapanhm HHBeCTopnapbiHbiH. HHBeCTHUIDUiapbt ~J!IH 93biiTbUipllbl ,lleH,JlHK Be 611peK-6Hpere neH)laJibiJlbiK 3Cac.na aMaTJlbl
wepTnepu
.nepeTM~re
qanlllbm; xeM-.ne
HHaeCTHUI1Wiapbi ropaMaK ae xeaecneH,UJ!tpMeK xaKbiH.llaKbi biJlaJiaWbii'biH: HKM JOp.Ll)'H. XeM HHBeCTHUHOH HimiHH
aKTHBJieW)lHpM~J'e
Sip.UaM
3TII(eK,llHI'HHH biKpap 3,lltlll; wy awaK,UaKbmap 6apa,na biJlaJiaw.nhmap: 1-H)I(,H Ma,n.na KecruTJieMenep
lily biJiaJiaWblfbiH MaKCaTJiapbl yt.tHH: l.
"Husecrwui1Wiap" a.nanracbi 6up blnanawnH TapanbiH.
HHBeCTopnapbiHbiH. 6eH.neKH blnanawSIH TapanbiH. TeppwTopuJICbiH.D.a OHYH. KaHyHnapbiHa Be HOpMaJiapbiHa JiaMblKJlbiK,lla fOSJH 3MJ1~K fblMMaTJlbiKJiapbiHbiH. HCJieH,D,HK f9PHYllll1HM, IllY CaH.na IllY awaK.D.aJ
2. a.
rooramrH Be rooranMaSIH 3MJI~rl1, rnellne xeM MnOTeKa, apTbiKM3\{JibiKJiap, Keni1JIJleH,lU1pMe.nep SIJibi 6eiUieK11 xyKyKJiapbi xeM-,ne 6eiUieK11 WYH~ SIJibi 11CJieH.QI1K xyKyKJia phi;
6.
aKUIDUiapbi, naM.napbi SI-.na 6eMlleKH blnanalilliH TapanbiH. TeppMTOpiDICbiH)la KOMD3HIDU1apa Be 611JleJIMK.Ll~KI1 K~pxaHanapa raTHallJMafbiH. 6etirleK11 11CJieH,!U1K
repHYilJJiepMHM; B.
nyn TanannapbiHbi SI 6onMaca ManMe fbiMM3Tbi 6ap 6onaH 6eiUieKI1 wcneH)J,HK Tanannapbt;
r.
MHTeJIJieK1)'aJI 3eqMJIMK, TeXHonoriDI, a6pai1 Be "Hoy-xay" Yl.fMH xyKyKJiapbi;
D..
KaH}'H SI-)la KOH'fP3KT 60IOWia 6epJJeH, 11HBecTHUIDUiapa D.ef11l.ll.JIM 6onaH HilJ KOHUeCCIDUiapbiHbl, lllOJI CaH)la Te611fbl pecypcnapbi re3JleMeK se ynaHMaK yt.IMH KOHueccuSIJiapbi.
2.
"fpa:>K,llaH" an.anracbi biJianalilliH TapannapbtH. xep 611p11 6a6aT.na
my allJaK.LlaKbmapbi oo liNHHe amrp:
(i)
blnanalilliH TapannapbiH. 611p11HI1H. rpa:>K,llaHbi 6onyn .nypSIH
(ii)
blnanalilliH TapaiUiapbiH. 6MpMHH. KaH}'HJJapbiHa naiibiKJibiK.Lla perHCTpaUIDI 3.UWieH IOpMD.MK Tapannapbi.
3.
"3rneMe3D.eH" a.nanracbl cep11rnn.e reqHpMerMH. xanKapa ManHe
npaKTMKaCbiH.na a.naT'Ia Tanan 3li11JIR~H MeXJJeT.ne aMana alllbipbiJJMarbiHbi
a1-lJl anSI p.
3. 4.
"TeppHTOpJtUI" a.na.rrracbJ: a.
11HllOHe3JtUI Pecrry6JUIKacbi 6a6aTlla: 11HllOHe3JtUI Pecrry6JUIKaCbiHhiH. KaHyHnapbi 61111eH KecrHTJieHDJIHl.IIH IDlbi, MH.llOHe3JtUI Pecny6JIMKaCbiHhiH. TeppMTOpJtUIChiHhi Be fiMpnemeH MMJIJieTnep fypaMaCbiHhl fl .LI.eH.H3 XyKyrbi xaKhiHllaKbi 1982-H)K,H Hhi.TUlal
•
6eneKJiepHHH aH,JiallHp;
6.
TypKMeHMCTaH 6a6aTlla - TypKMeHHCTaHbiH. TeppMTOpMHCbiHbl, mefuie XeM lllOJI paHOHbiH. Te6Mrbi pecypcnapbiHhi r63JleMeK, Hmmm reqMeK, llhiKapMaK, ynaHMaK Be ropan caKJiaMaK MaKcallbi 61111eH, TypKMeHMCTaH TapallbiHllaH XaJIKapa xyKyfbiHa JiaHbiKJlbiKlla OOhiiTblHpJibl xyKyKJiap Be IOpHC.l(HKUJtUI aMana 3WblpbUUIH, ranTalilllH lleH,H3 pafloHnapbiHbi aH,JI3llHp. 2-IDI\M Ma.lllla 11HBeCTI1UHHJiapbi xeaecneHllHpMeK Be ropaMaK
1.
blnanalilllH TaparmapbiH. xep 6MpM as TeppHTOpHHChiH,lla
HHBeCTMUIDIJlap yqHH 6eiDieKH blllanalllilH TapanhiH. rpa)l(.AaHnapblHa HpllaM 6cpcp XCM-llC aMaTJlbl WCpTJ1Cp11 .n.epc.n.ep BC WCRnC MaH
cepMJ.WleJJepHHM 63 KaHYHllapbiHa XeM-lle HOpManapbiHa JiaHbiKJlbiKJJ.a Ka6yn 3,llep.
2.
blnanalilllH TaparmapbiH xep 6HpHHHI-l rpa)l(llaHnapbiHhii-l
HHBeCTHUH.smapbiHa 6eH.neKH blrranallliiH TapanhiH. TeppHTOpJtUIChiHlla mol-la 6apa6ap ropar xeM-.ne xoBncy3JlblK HCJieHllHK Barr.na YIDf\YH 3Jll1llep.
4. 3- H)K,H
Ma,lJ,lJ.8
Xac aMaTJibi rnepr .nepe.nHTIH~H MHTIJ1eT JIHeH CT8TYC
1.
blnanallliiH Taparmaphm xep 6up11 e3 TeppHTOpiDicbiH.na 6ei1neKll
hlnanallliiH TapanbiH, rpa)I(,LI,aHJiapbiHblH. HHBeCTHUHmiapbiHbi .nonaHJJ.bipMaK, neH,naJiaHMaK, caKJiaMaK 51-.na onapa biiThUip 3TMeK 6a6aT)laKbi HLIJJiepe 93 rapaHLIJhl 6HJieH KeMCHJJ.H)I(,I1 X~CHeTJIH H~XHJIBJJ.Hp 611p ce6~nnep 3epapJibi 3hUIH erHpMe3. blnaJiallliiH TaparmaphiH; xep 6upu weifne MHBeCTHUHHJiapa 6apa6ap Q>H3HK11 xoancy3JihiK ae ropar YIDI\YH
•
3,nep .
2.
Xac TaKbifhi, blnanal.WlH TaparmaphlH. xep 611p11 HHBeCTHUlfiDiapa
aMaTJiblJiblfbl HCJieH)J.HK l""IYIDK.H Jl9BJ1eTHH. rp8:>Kl18HJiapbiHbiH, 11HBeCTHUWUiapbiH8 YJD1
3.
3 r ep ucneH.nHK blnanallliiH Tapan 11epure apTbiKMatiJThiKJiapbr
ryMpyK COI03JI8pbiH8, blKJU>IC8)lhl COI03Jlapa, BaJIIOTa COI03JI8pbiH8 51-,na
WYHYll 5IJibl 6HpJielllHKJiepe
ooyHH~ raTHalllM8fhi 3cacbiHJJ.a .H-.na rnei1ne
COI03JI8p .H 6oJIM8C8 6HpJiei..IIHKJiep X8KbiHll8Kbl B8fTJ18HhiH biJI8JI8lllbiKJI8p scachtH.na 6epeH 6onca, oH.na rnon blnanarn51H Tapan 6eiD1eKll blnanauum TapanbiH. rpa)I(,LI,aHnapbiHa llleifne i1ep11Te apThiKM8':1JihJKJiapbi yn)l(yH 3TM~re 6o':IJJbl .n~n.n11p.
•
4- ID1\lf
Ma,u,u.a
3KcnponpHaUH.H blnanallliiH TapannapbiB. xep 6wp11 6ei1neKll blnanalllHH TapanolH, rpa:>Kl18HbiHbiH, 11HBeCTHU11IDI8pbl 6a6aT.na MH1IJIHJielll.nHPHJIMeK, 3KcnponpwauH.H 3TMeK q~pe.n:epHHH aMana aLIJhipMa3 H 6oJIMaca MH1IJIHJiew.nHpM~re .H-.na 3KcnponpHaUIDI 3.UHJJM~re 6apa6ap HeTIDt<ecw
6onaH 6ei1JieK.W xepeKernepH 3TMe3, I.IIY arnaK.naKbi rnepTJiep Myl{a rwpMen~p:
a.
K8HYfihl Be )l(,eMfhleTt{HJIHK 6ex6HTJiepHHI1 6ep)i\aH 3MeK MaKca.nhi 6HJieH repneH q~pe.n:ep;
6.
KeMCH.,li,IDK,H X~CHeTJlH 60J1Ma,!l.biK t.t~pe.n:ep;
5. B.
'faJlT, 6apa6ap Be H~eJut eBe:n tHM .LJ.OJiyll.Ibl TeneMeK 60IOH'Ia 6op'IHaManap 6HTieH yrraw.nbipbmSIH qepenep. lllefule eBe3HHH .llOJIYlll 3Kcnponpuauujl xaKbiH.UaKbi KapapbJJ1 Ka6yn 3,ll.HJ1MerHHHH. 9H. SIHbiH.naKbl fYH,lle HHBecTHUIDLJiapbiH. 6a3ap 6axacbi 3cacbiH.D.a aMana awblpbmap. lllefule 6a3ap 6axacbi xanKapa biKpap 3.llHTieH npaKTHKa nailbiKJlbiK.D.a KecrHTJieHunep SI-.lla w efme 6a3ap 6axacbi KecnnneHHJIHfl 6HTIHHMe)K,eK xanaT,lla on hlnanawRH TapaWiapbiH. ooapa bVIaJlalllbiK 6oiOW:Ihi KecrHTJleHlliH Mhi 6oJ1MaJlhi.D.hiP Be on hlnanalliRH Tapan.naH 3pKHH neH.D.anaHhiJ15IH BamoTa.D.a 3pKHH requpunep .
•
5-IDI\H Ma,ll,lla VfnTrnnepHH 9Be3HHH llOJIMaK
1.
blnanarnSIH Tapai1llapbill 6.up11HMH. 6efuleKH blnaJialliRH TapallblH.
TeppHTOpHjJChiH.LJ.aKbi ypym H-.lla 6awra 6up HparJlbi ,llaBa, peBOJIIOUIDI, a,llaT.llaH nawapbi Hrnau, ar,llapbVIbllllhiK, rooraJiaH. H-na TeP'fHnCH3JIHKJlep HeTJ-OI(eCHH,lle HHBeCTHUHMapbl 3bi5IH 'feK)K,eK rpa)I(JlaHJlapbiHa 3b151HbiH. 9Be3HHH ,llOJIMa, 9Be311HH llOJIYlll Sl-)].a 6awra 6up l(y3fYHJleW,llHpHlll YfDI\YH 3.llHTiep.
2.
lllon rapatlbiW aMaTJlbVIhiThi 6o10W:1a 6etfneKH blnanalliRH
TapanhJI1 oo rpa)I(LlaHJiaphiHa H 6oJIMaca ucneH.llHK Y'IYH)K,H neBJieTHH. rpa)I(LlaHJiapbiHa YfDI\YH 3.li.M~H rapaMlllbiH.D.aH nee 6onMa3 .
•
6-H)I(,hl Ma,ll,lla
MHBeCTHIIIDIJiaphrn penarouauHSIChi
l.
blnanaWRH Tapai1llapbrn, xep 6J-rpw 6ei1neKH blnanaWRH TapanhiH. rpa)I(.UaHnaphiHa onapbiH HHBeCTHlliDIJlapbi 6oiOH'Ia wy awaK.llaKbmapbiH. reqHpHTIMentHH oo KaHywiapbrna Be KananapbtHa natlbiKbiK.D.a Keni1JIJleH,LJ.HpM~p:
a.
rHplle)K,HTiepHH., npoueHTnepHH., .D.HBH.lleHllJiepHH. Be 6ei1ne ryH.D.eJIHK rHp.lle)K,HJlepua;
6. 6.
•
wy alllaK,LJ,aioH.lJ)lapbiH,:
(i)
tiMf MaJlbl Be capn 3)Ut11H~H MaTepMaJ1J13pb1, .HpbiM Q>a6pMK3TJlapbl 51-,lla TaHHp 6JiYMM CaTbiH aJlMaK, 5I 6onMaca
(ii)
l1HBeCTIIUIDUI3pbl .llOBaM 3T,lll1pMent yrDK.YH 3TMeK M3KCa,llbl 6l1JleH Ma.H fOIOMJ13pb1Hbl rettl1pMeK;
a.
MHBeCTl1U11.51Jlapbi ec,nypMeK yql1H 3epyp 6onaH rowMal.fa Q>oH.lJ)lapbi;
r.
Kpe.ni-nnep 6oroHl.fa Tenernep yqwH HMeTJleHMJleH Q>oH,llJlap;
.n.
aBTopJlbiK roHopapnap se Tenernep;
e.
Q>M311Kl1 TaparuiapbiH. Hill xai
)K.
HHBeCTl1lUUIJI3Pbl caTMaK.llaH 51-,lla .HTblpMaK,llaH aJlHaH cepww.nenepw;
w.
HHTrl1Jlep yqHH eBe3HHl1 .nonManap;
K.
3KCnponpH3Ul15I yql1H 6Be3HHI1 .llOJ1MaJ1ap.
2.
llleHJ1e rettMpMeK MWH OHhi aMana awbipMaK yqwH roo eH,yH.ne TYfYJUIH aaniOTa.ua rettHpHlll fYHYH.ll~Kl1 anbilllMaK xyMMeTHHe naHbiKJlhiK,lla aMana alllbipblllap.
7- HJK;H MaAU.a Cv6porauHH 3rep hlnanalli5IH TapallllapbiH. 6MpHHHH. rpa)l(.llaHbiHhiH. 11HBeCT11UH5IJlapbl KOMMepUJ15I .ll~Jl TeBeKI'eJIJIMK.lleH KaHYHa JlaHbiKJlbiK.lla CTp3XOB3HMe 3.LJ.l1JleH 6onca, eKap.na repKe3l1JleH rpa)l(,ll.aHbiH, XYJ
7.
8- B)K.H Ma.u.u.a fpa?K.UaHJiapbiH Be biJiaJiaUlliH TapannapbiH. apaCbiH113Khl ?KelleJIJiepM \IOOMeK
1.
Xaflchi.nhip 611p blnaJialllilH Tapan 6HlleH 6efuleKM blJiaJiallliiH
TapanhiH. rpa:>K,U.aHbiHhUl apacbiH.Ua lllOJI rpa:>K.naHbiH. lllOJI blnaJiallliiH TapanbiH. TeppHTOpiDIChiH.UaKhi HHBeCTHUHJIChi 6apa.ua .ue(Y.)n 6MJDt<eK HCJieH,U.MK ~e,nen KOHCYJibT3UHJIJl3p Be renneWMKJlep apKaJlbl .U.OCTIIyi<Jlbl 3Cac.na qe3ynep.
2.
•
3rep lllefule )1\e,nen OHbl JlY3ryHJielll,nMpMeK X3KblH.ll3Khl X3Hbllll 6e.HH 3,nHlleH H3Maqa xa6apHaMa 6epneH ryHlleH 6alllJlan aJIThi aHhTH, .U.OB3MbiH.ll3 \1 93VJ111ll 6HJIMHMece, ~e.nen rpa)l(,l),aHbiH, X3H bllllbl 60IOW:l3 IOpl1)1.HK TaH,naH rapaMaK yqMH blnaJiallliiH Tapana H-,na xanKapa ap6uTpa?K cy.nyHa H 6onMaca apatia 6epnep.
3.
blnanaw.HH TapannapbiH. xep 6up11 blnanallliiH Tapan 6HlleH
6efuleKH blnaJiallliiH TapanhiH. rpa)l(llaHhiHhiH. apacbiH.na
won
won
rpa:>K,U.aHblll
blnaJiallliiH TapanhiH. TeppHTOpiDIChiH.U.aKbi MHBeCTMUHJIChi 6apa.ua
.nep~H ucneH.U.HK ~e.nen11 1965-~u HhiJlhiH, 18-H~M MapTbiH.na
BawHHITOH.na ron qeKHJleH ,ll,eBJicrnepuH, Be rpa)l(llaHnapbiH. apacbiH.U.ai
~e,neJIJiepu
JlY3ryHJielll,liHpMeK X3KbiH,U.3Kbl KOHBeHUHH
J13HbiKJlbJK.na apa\lbiJlbiK 3,nHJIMefH H-,na ap6HTpa?K yqHH lfHBeCTHUHOH ~e.nenJiepu qe3MeK 6apa,naKbi XaJIKapa MepKe3MHe 6epM~re pa3bl 6onap.
•
9-EDK;hl Ma,LJ.U.a
blnaJialllilH TapannapbiH apacbiH.AaKbi my blJiaJI3Wbirbl ll\'liJYHllMpMeK Be ynaHM3K 6apa.naKhi ?Ke.neJIJiepu \IOOMeK blnanalilliH Tapannapbi~ apacbiHllaKbi wy blnanalllhirhi JIYUIYHllMpMeK H-.na ynaHM3K 6apa,naKbi )l(elleJIJiep M)'MIGIH 60JI.IlYlDPI3
1.
.A11nJIOM3THK K3HarrJiap apKallbl \le3yJiep.
2.
3rep blnanawHH TapannapbiH. apacbiH,naKbi ~e.nen aJITbi aflhiH.
.nosaMbiH.na
weitTie
repHYIII.lle
.llY3fYHJielll.nHPH11Hn
6HJIHHMece,
Hill
xaHChi.llhtp 6up blnanalilliH TapallhTH, xaHbilllbi 6oiOH\Ia xanKapa ap6MTpa?K cy).),yHa 6epnep.
8. 3. llleH.rte ap6M'fPa)l( cy,llbi xep 6wp aHbiK xaJiaT,lla wy amaK.naKbi repHYIJ.I,lle .n:epe.n:Wiep. Ap6MTpa)l( cy,llhi xaKbiH,llaKbi xai1hrm aJIHaH,n:aH coH, ~ afihiH, ,llOBaMbiH,lla xep 6wp bbJaJiallliiH Tapan cy,LzyH, 6wp ar3aCbiHbi 6eJUJ~p. CoH,pa IIIOJJ HKH af3a yqyH)I(H IOPJJ:YH. rpa)f()l.aHhiHbi caH.Tiap, rnon rpa)l(,llaH MKH biJianallliiH TapanhlH. MaKYJUiaMarhiH,llaH coH, CY.llYH. EallLTihiKJihirhiHa 6eJUieHMJiep. EaiiDibiK 6eH.TieKH HKH ar3a 6enneHMJJeH ryH,lleH 6aiiDian HKM aM:biH. .n:oBaMbiH,lla 6eJUieHHJiep. 3rep wy Ma,ll,llaHbiH. 3-H)I(M naparpa<):>hiH,LJ,a repKe3HJJeH .neBpYH, .u:ooaMhiH,lla 3epyp 6eJUieMenep aMaJia alllbiphmMaca, 6alllra 6wp wcneH,llMK lllepTJJellli1K eK MaXaJlbiH,lla MCJJeH,UHK biJiaJialiDIH Tapan XanKapa Cy.u;yHbiH. BaillJlhifhiHbi 3epyp 6eJIJ1eMenepH aMana arnhipMara qarhlpbm 611nep. 3rep-.n:e EalliJJbiK blJiaJiaiDSIH TapannaphiH. 6HpHHHH. rpa)l(,[{aHbi 6onca, SI-,lla 3rep on H~XHJIH,llHp 6wp ce6~nnep 3epapnbi eKap.n:a repKe3MJieH 6opqnaphi epMHe eTHpMn 6MJIMece, 3epyp 6eJIJ1eMenepM aMana arnbipMaK yqMH EalliJlblfhiH. opYH6acapbi qarbipbJJiap. 3rep-.ne EalliJJhifbiH. opYH6acapbi xeM blnanallliiH TapannapbiH. 6MpHHI11-l rpa)I(,UaHbi 6onca SI-.na
4.
•
on XeM eKapaa repKe3HJieH Be3HIIeJJepM epMHe eTMplill 6HJIMeH~H 6onca, XanKapa CyJJ:YHbll-l blnanallliiH TapannapbtH. XM1J 6MpMHMI-l rpa)I(J:{aHJiapbi 6onyn .n:ypMaSIH ar3anaphi .nepe)l(,eCHHHH. ynyJJb.IrhiHa JiaMbiK TepTHn,lle 3epyp 6enneMenepw aMana aUibipMaK ~MH l.J.arbipbmap.
5.
•
Ap6MTpa)l( CYLlbi e3 1Je3ryTJJepMHM cecnepMH. Kennyru 6MJieH Ka6yn 3,llep. llleH.rte qooryrnep blnanalliSIH TapannaphiH. MKHCW yqMH xeM xeKMaHbi 6onap. blnanalliSIH TapannapbiH. xep 611p11 cyD.UaKbi e3 ar3aCbi xeM-.ne npouec BaiTbiH,llaKbi oo BeKMJJH ~MH 1JhiK,Ua)l(,biJlapbi qeKep; EalliJJbiK V'IMH 1JhiK.na)l(,biJlapbi Be 6eHn:eKH lJbiKLla)l(,biJlapbi HKM blJianalliSIH Taparr aea Meq6epnepae qeKepnep. 3MMa cy.n: l:lbiK.na)l(bmapbi xac yJibi Meq6epae TeneM~re MKM blnanaliDIH Tapanbii-l 6MpHHM oo qe3ry,nw 6HJieH 6oplJJJbi 3,llHTI 611.1Iep Be UIOJJ lJOOryT biJianallliiH TapannapbiH. WKHCM yqwH xeM xeKMaHbi 6onap. MUIH aJihm 6apMarbiH npoue.LIYpacbiHbi CY.ll.YH e3H Kecnnn~p.
9. 10-H:>K;bl Ma.LUJ.8 llly hlnanaiiihifhi ynauMaK liJy bfnanaiiibiK ,ll,aiiiapbl IOpT WHBeCTMUUIDI3pb1 X8KbiH)J.8 1967H:>f<M i1bi.1I)laKbi
N I
KauyHa Be OHhi yM.rre.n.I1~H SI-.n.a OHYH. opHyHhi TyTSIH
HCJJeH.II.HK 6eH.lleKJtl KaHyHa nai1biKJiblK,lla 11u.noHe3HSI Pecrry6nMKacbi Tapanhi H)laH hiiThUip 6epmm, TypKMeHHCTaHbiH, rpa:>KllaHnapbiHhiH 11 H.IlOH e3MSI Pecny6nMKacbi HhiH TeppuTopuSIChiH.QaK.bi HHBeCTHUHIDia phi 6a6aT)l3 xeM -)le "TypKMeHMCT8H)l8 )l8lll3pbl IOpT HHBeCTHUHIDJapbl xaKhiH.na" 1992-H)I(M HhUihiH; 19-H)I(hi MaMbiH.IlaK.bi TypKMeHMCTaHbiH. KaHyHbi Ha natfbiKJibiK,LI,a TypKMeHMCTaH TapanhiH.nau biiTburp 6epneu
•
11u.noHe3J!UI Pecrry6JJHKaCbiHbiH, rpa)l(llaHJJapbi HbiH. TypKMeHHCTaHblH. Teppi1TOpHSICbiH)l3Kbl HHBeCTMUIDIJI8pbl 6a6aT,na YJJ3Hbi1I8p.
11-IDI(H Ma.LU1.8 BeH.neKM liV3ryHJJepu ynaHMaK 3rep xep 611p hlnanallliiH TapanbiH, KauyunapbiHbiH, .uy3ryHJJepuu.ne SI-.lla hlnanal.I..LSIH TapannapbiH. xamK,H Ma.n,na
KoHCYJibTiliDiru:Iap Be llV3e11Hlll1lep
1.
11cneu.nuK hlnanallliiH Tapan lilY hiJJanaiiibi ra .nenilllliH ucneH.nHK
Mecene 60IOH'lf8 KOHCYJibT8UIDIJI8pblH, re'IHpHJIMefHHH copan 6HJiep. BetfneKJtl Tapan TeKJiunnepe rapaMaK Y1.fHH aMaTJibi Sif.llaH Be KOH CYJlbTa UMSI:Jlap ytiWH MYMKHH'lfl1J1HK YJDI\YH 3,nep. 2.
3rep MYHYH. e3M ooapa biJJanaiiibiK 6oiOH'l.fa Tanan a.nHJice, IIIY
blnanaiiibira HcneH)J.MK Barr.na .uy3e,nulliJlep nrpH3HJIHn 6HJIHep.
10.
13-H)I\H
Ma.ZI.lla
[yiDKe rHpMerw, xepeKeTHHIH! MeXJieTH Be xepeKeTHHHH M9XJ1eTHHHH T3M3MJI3HM3fbl
1.
lily blnanaUibiK HCJieHJlHK hlnanalilliH Tapan&IH, .nerHWJUI
p3THHK3UIDI npoue.zxypaJiapbiHbiH, epHHe eTHpUJieH)lHfH X3KbiH)l3Kbl xa6apbi 6epeH ceHeCHH)leH coa yq aH;l.aH ryibK,e nrpep. On oH HhUibiH. .LI.OB3MbiH.lla es ryibl
2.
lily blnanaw&rrhiH. xepeKeTHHHH. 6ec 3.LJ.UJieH ceHecJ-tHe \feHJIJtt
3MaJia 3UiblpbUI3H l1HBeCTHUID1.113p 6apaCblH)l3 1-12-H)I(,H Ma)l)laJ13pbiH. .LJ.Y3ryHllepw UIY blnaJiaUI&Ir&IH. xepeKeTHHJttH. 6ec 3.llUJieH ceHec~>tH.lleH 6aWJian coH,paKbi OH MbiJIJlbiK .ll9BPYH. .nosaM&IH.lla 93 1)'11~Hl1 caKJiaMar&I 110B3M 3T)ll1pep.
6e.SIH 3.LJ.JttJleHnepw Tacc&IKJlaMaK 6HneH , e3 XeKYMernepJII Tapan&IH.ll3H MYHYH. yqHH reperH\fe hiiTbiJipllbi 311HJleH aruaK)la ron \feKeHnep UIY blnaJiaUibira ron \feK,lll1.1lep.
•
lily blnanalllbiK )1\aKap'l'a UI~xepHH)le 1994-H)I(,H HbUibiH. 2-H)I(,JII ltiiOHbiH.lla HHJIOHe3H.SI, TYPKMeH, pyc ae HH.JlHC JIHJlJlepHH.LI.e HKH ac&IJJ HyCra)la aMaJI 3.llHllliH , 9311-Jie ~XJIH TeKCTJiepHH, 6HpMeH,3eUI ryi%)1{,JII 6ap.n.&Ip . .LI.YUJYH.LI.HpMeK)le qanpa31IbiiOiap My3e \fbiKaH xanaT.na JIIH.JIJIIC )lHJIHH.ll~Kl1
TeKCT UJiepH TYfYJiap.
~HAOHeaHR Pecny6.nHKaCbiHbl~
TypKMeHHCTaHbl~ XeKy MeTHHH~
XeKyMeTHHH~ 8AbiHAaH
8Ab1HA8H
Signed CycHJio CY,liAPMAH
Signed BaT&Ip
CAP)I\AEB
AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND. THE GOVERNMENT OF TURKMENISTAN CONCERNING THE PROMOTION AND PROTECTION OF INVESTMENTS The Government of the Republic of Indonesia and the Government of Turkmenistan (hereinafter referred to as "Contracting Parties"); Bearing in mind the friendly and cooperative relations existing between the two countries and their peoples; Intending to create favourable conditions for investments by nationals of one Contracting Party on the basis of sovereign equality and mutual benefit; and Recognizing that the Agreement on the Promotion Protection of such Investments will be conducive to stimulation of investment activities in both countries;
and the
Have agreed as follows : ARTICLE I Definitions For the purpose of this Agreement : 1•
The term "investments" shall mean any kind of asset invested by nationals of one Contracting Party in the territory of the other Contracting Party, in conformity with the laws and regulations of the latter, including, but not exclusively : a.
movable and immovable property as well as other rights such as mortgages, privileges, and guarantees and any other similar rights;
b.
rights derived from shares, bonds or any other form of interest in companies or joint venture in the territory of the other Contracting Party;
c.
claims to money financial value;
d.
intellectual property rights, goodwill and know-how;
or
to
any
performance
having
a
technical processes,
2
e.
2.
business concessions conferred by law or under contract related to investment including concessions to search for or exploit natural resources.
The term "nationals" shall comprise with regard to either Contracting Party : (i)
natural persons having the nationality of Contracting Party; ( ii) legal persons constituted under the law of Contracting Party;
•
that that
3.
The term "without delay" shall be deemed to be fulfilled if a transfer is made within such periode as is normally required by international financial practices •
4.
"Territory" shall mean :
•
a.
In respect of the Republic of Indonesia : The territory of the Republic of Indonesia as defined in its laws and parts of the continental shelf and adjacent seas over which the Republic of Indonesia has sovereignty, sovereign rights or jurisdiction in accordance with the 1982 United Nations Convention on the Law of the Sea;
b.
In respect of Turkmenistan: The term "territory" means Turkmenistan's territory and its territorial sea adjacent to the coastal line in accordance with international law upon which Turkmenistan has sovereign rights, and jurisdictional rights to explore, research, exploit, produce and utilize as well as conserve the natural resources in the territory . ARTICLE II Promotion and Protection of Investments
1.
Either Contracting Party shall encourage and create favourable conditions for nationals of the other Contracting Party to invest in its territory, and shall admit such capital in accordance with its laws and regulations .
2.
Investments of nationals of either Contracting Party shall at all times be accorded fair and equitable treatment and shall enjoy adequate protection and security in the territory of the other Contracting Party.
3
ARTICLE III Most-Favoured-Nation Provisions 1.
Each Contracting Party shall ensure fair and equitable treatment of the investments of nationals of the other Contracting Party and shall not impair, by unreasonable or discriminatory measures, the operation, management, maintenance, use, enjoyment or disposal thereof by those nationals . Each Contracting Party shall accord to such investment adequate physical security and protection .
2.
More particularly, each Contracting Party shall accord to such investments treatment which in any case shall not be less favourable than that accorded to investments of nationals of any third State.
3.
If a Contracting Party has accorded special advantages to nationals of any third State by virtue of agreements establishing customs unions, economic unions, monetary unions or similar institutions, or on the basis of interim agreements leading to such unions of institutions, that Contracting Party shall not be obliged to accord such advantages to nationals of the other Contracting Party. ARTICLE IV
Expropriation Each Contracting Party shall not take any measures of expropriation, nationalization or any other dispossession, having effect equivalent to nationalization or expropriation against the investments of a national of the other Contracting Party except under the following conditions : (a)
the measures are taken for a lawful purpose or public purpose and under process of law;
(b)
the measures are non discriminatory;
(c)
the measures are accompanied by provisions for the payment of prompt, adequate and effective compensation. Such compensation shall amount to the fair market value without delay before the measure of dispossesion became public knowledge. Such market value shall be determined in accordance with internationally acknowledged practices and methods or, where such fair market value cannot be determined, it shall be such reasonable amount as may be mutually agreed between the Contracting Parties hereto,
6
an investment of that national in the territory of former Contracting Party to the International Center Settlement of Investment Disputes for settlement conciliation or arbitration under the Convention on Settlement of Investment Disputes between States Nationals of other States opened for signature Washington on 18 March 1965.
the for by the and at
ARTICLE IX Settlement of Disputes between the Contracting Parties Concerning Interpretation and Application of the Agreement
•
1.
Disputes between the Contracting Parties concerning the interpretation or application of this Agreement should, if possible, be settled through diplomatic channels.
2.
If a dispute between the Contracting Parties cannot thus be settled, it shall upon the request of either Contracting Party be submitted to an arbitral tribunal.
3.
Such an arbitral tribunal shall be constituted for each individual case in the following way. Within three months of the receipt of the request for arbitration, each Contracting Party shall appoint one member of the tribunal. Those two members shall then select a national of a third State who on approval by the two Contracting Parties shall be appointed Chairman of the tribunal. The Chairman shall be appointed within two months from the date of appointment of the other two members.
4.
If within the periods specified in paragraph 3 of this Article the necessary appointments have not been made, either Contracting Party may, in the absence of any other agreement, invite the President of the International Court of Justice to make any necessary appointments. If the President is a national of either Contracting Party or if he is otherwise prevented from discharging the said function, the Vice-President shall be invited to make the necessary appointments. If the Vice-President is a national of either Contracting Party or if he is too prevented from discharging the said function, the members of the International Court of Justice next in seniority who is not a national of either Contracting Party shall be invited to make the necessary appointments.
5.
The arbitral tribunal shall reach its decision by a majority of votes. Such decision shall be binding on both Contracting Parties. Each Contracting Party shall bear the
•
7
cost of its own member of the tribunal and of its representation in the arbitral proceedings; the cost of the Chairman and the remaining costs shall be borne in equal parts by the Contracting Parties . The tribunal may, however, in its decision direct that a higher proportion of costs shall be borne by one of the two Contracting Parties, and this award shall be binding on both Contracting Parties. The tribunal shall determine its own procedure. ARTICLE X Applicability of this Agreement
•
This Agreement shall apply to investments by nationals of Turkmenistan in the territory of the Republic of Indonesia which have been previously granted admission in accordance with the Law No. 1 of 1967 concerning Foreign Investment and any law amending or replacing it, and to investments by nationals of the Republic of Indonesia in the territory of Turkmenistan which have been granted admission in accordance with the Law of Turkmenistan, namely the "International Investments in Turkmenistan of 19 Mei 1992" . ARTICLE XI Application of other Provisions
•
If the provisions of law of either Contracting Party or obligations under international law existing at present or established hereafter between the Contracting Parties in addition to the present Agreement contain a regulation, whether general or specific, entitling investments by nationals of the other Contracting Party to a treatment more favourable than is provided for by the present Agreement, such regulation shall to the extent that it is more favourable prevail over the present Agreement. ARTICLE XII Consultation and Amendment 1.
Either Contracting Party may request that consultations be held on any matter concerning this Agreement. The other Party shall accord sympathetic consideration to the proposal and shall afford adequate opportunity for such consultations.
8
2.
This Agreement may be amended at any time, necessary, by mutual consent.
if deemed
ARTICLE XIII Entry into Force, Duration and Termination
•
1.
The present Agreement shall enter into force three months after the date of the latest notification by any Contracting Party of the accomplishment of its internal procedures of ratification. It shall remain in force for a period of ten years and shall continue in force thereafter for another period of ten years and so forth unless denounced in writing by either Contracting Party one year before its expiration •
2.
In respect of investments made prior to the date of termination of this Agreement becomes effective, the provisions of Article 1 to 12 shall remain in force for a further period of ten years from the date of termination of the present Agreement.
IN WITNESS WHEREOF, the undersigned, duly authorized thereto by their respective Governments, have signed this Agreement.
· · s~nd. dllt.y oj, &99~ Done 1n dupl1cate at Jakarta on ~·~.•........ •. ;June ..•..... Indonesian, Turkmen, Russian and English languages.
. 1n
All texts are equally authentic . If there is any divergence concerning the interpretation, the English text shall prevail.
•
FOR THE GOVERNME~ OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Signed
FOR THE GOVERNMENT OF TURKMENISTAN
Signed ---------~-----------
BATYR
SARJAEV