1
PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU (KCP) PURWODADI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)
DISUSUN OLEH NURLELA NIM : 20113037
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
2
3
4
5
MOTTO
َم ْن َا َرا َد ادلُّ نْ َيا فَ َعلَ ْي ِه ِِبلْع ِ ِل َو َم ْن َأ َرا َد ْ َاْل ِخ َر َة ف َ َعلَ ْي ِه ِِبلْ ِع ْ ِل َو َم ْن َأ َرا َد م َُها ف َ َعلَ ْي ِه ِِبلْ ِع ْ ِل “Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu, barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya maka haruslah dengan ilmujuga” (HR. Ibnu as-Asakir)
َج َع َل الْ ِع ْ َل مم ِف ْيد ِ َْلنْ مف ِسهِ ْم َو ْاْل ْ َخ ِرْي َن Jadikanlah ilmu berguna bagi diri sendiri dan orang lain
6
PERSEMBAHAN
“Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku dan Tanda Bakti Kepada Kedua Orang Tuaku” Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada: Pertama Kedua orang tuaku tercinta Ibundaku “Asiyah” dan Ayahandaku “Muzazin” yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan tidak henti-hentinya mendoakan anak-anaknya supaya menjadi orang yang sholih, bermanfaat bagi Agama, Nusa dan Bangsa. Amiin Yaa Rabbal’alamiin. Ke-dua Kyai saya Alm. KH. Zumri , KH.Nasir As’ari , KH. Mahdi, Ibu Nyai Aminah,Ibu Nyai Hj.Latifah Ustadz Abdullah Al-bazy, Ustad Marjan dan para Ustadz pondok pesantren Masyithoh yang selalu mendoakan dan memberi nasihat-nasihat yang Bermanfaat untuk saya. Ke-tiga Mas Khoirul Anam, S.Sy. yang selalu mendampingi dan memberi nasehat serta semangat dan Keluarga besarku tercinta yang ikut serta memberi dorongan, semangat dan doanya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Ke-empat Yang terakhir dan yang terspesial Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan D3 Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
7
KATA PENGANTAR
السالم على أشرف األنبياء ّ و, وبه نستعني وعلى أمورال ّدنيا وال ّدين,رب العا ملني ّ احلمد هلل ّ الصالة و الحول وال, وعلى أله وصحبه أمجعني.حممد ّ وقرة أعيننا وموالنا ّ سيّدنا وحبيبنا وشفيعنا,واملرسلني ّأما بعد.العلي العظيم ّ ّقوة إالّ بااهلل Puji syukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamul anbiya‟ wal mursalin (penutup para Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, shahabat dan pengikutnya serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumil qiyamah. Semoga kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam, Ihsan, istiqamah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada akhirnya jika kita di panggil menghadap Allah SWT menetapi „ala ar-Ridha wa khusnil khatimah. Amin yaa Rabbal „Alamiin. Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari kekurangan dan keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “PERSEPSI NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN HAJI PADA BANK RAKYAT INDONESIA (BRIS) SYARIAH KCP PURWODADI” dengan baik. Sebagai hamba yang lemah dan banyak kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini banyak pihak yang ikut serta memberikan
8
bantuan moril maupun materil. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenankan penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2.
Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3.
Bapak H. Alfred L. M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4.
Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. M.A. yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan penuh kesantunan, kesabaran, keikhlasan dan kebijakan.
5.
Ibu Desi Trisnawati., S.E. M.M. selaku dosen Pembimbing Akademik selama kuliah di jurusan D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang selalu memberi motivasi belajar bagi penulis.
6.
Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh civitas akademika IAIN Salatiga terlebih kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang banyak berjasa kepada penulis.
7.
Bapak Arif Irawan Widiyanto selaku Pimpinan Cabang Pembantu BRI Syariah KCP Purwodadi yang telah berkenan dan memberikan ijin penelitian kepada penulis, Serta seluruh jajaran Staff BRI Syariah KCP Purwodadi yang turut mendukung dan berjasa kepada penulis.
9
8.
Seluruh Nasabah BRI Syariah yang telah berkenan menjadi objek penelitian untuk penulisan Tugas Akhir ini. Terutama Kepada Masyarakat Purwodadi dan sekitarnya.
9.
Para Staff Perpustakaan IAIN Salatiga, PERSIPDA Kota Salatiga dan perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
10. Secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus kepada Ibundaku tercinta beliau ibu Asiyah dan ayahandaku beliau bapak Muzazin yang penulis mulayakan dan banggakan. Berkat kesabaran dan ketulusan beliau dalam membimbing, memberi dukungan, pengorbanannya serta tidak henti-hentinya selalu mendoakan setiap hari untuk anak-anaknya. Penulis berharap semoga seluruh amal dan jerih payah beliau tercatat sebagai amal sholih yang bisa mendapatkan ridho dari Allah SWT, dan bisa menghantarkan keharibaan Allah SWT. 11. Kepada KH. Abdul Nasir Asy’ari dan Ibu nyai Siti Aminah selaku pengasuh Ponpes Masyitoh atas didikannya dalam membimbing dan mengajarkan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 12. Untuk seluruh keluarga besarku, kak Wahid., SH. kak M. Rofik, S. kak Asih Zuliana, kak Wahyu Diana, serta adiku yang kusayangi. 13. Mas Khoirul
Anam,
S.Sy.
yang selalu membimbing, Menasehati,
mendukung, menemani serta mengajarkan segala hal yang bermanfaat sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dan semoga senantiasa akan selalu mendampingi dan menemani penulis. Aamiin.
10
14. Sahabat-sahabat penulis yang menemani belajar di IAIN Salatiga yang berada di Kota yang sejuk ini. Kota Salatiga yang penuh suka-duka dan penuh kenangan indah ini sebagai kebanggaan tersendiri. Terima kasih kepada mbak Laila Yeni, Muji, Setiana Fatimah, Novi karuniawati, Wiji Lestari, Ngamilatul, Herli Marlina dan seluruh teman-teman satu angkatan 2013 Jurusan D3 Perbankan Syariah yang telah bersama-sama berjuang dan belajar bersama selama kuliah di IAIN Salatiga dengan didukung oleh Kota yang sejuk nan indah ini. 15. Kepada mbak Siti Magfirah, Lugis Anfi, Azlina N, Nadya R, Rina, Umi, Yuni, Oliv, serta seluruh teman-teman Pondok Pesantren Putri Masyitoh Tingkir Lor, Tingkir, Salatiga yang selalu memberi semangat dan menghibur penulis. 16. Yang terkhir teruntuk siapapun yang belum penulis sebutkan satu persatu. Teruntuk semuanya Jazakumullahu ahsanal jazaa‟ syukran katsiraan. semoga Tugas Akhir ini bermanfaat. Amiin Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan penyempurnaan. Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat dijadikan acuan dan bahan referensi oleh pihak siapapun. Maka dari itu penulis minta dukungan dan sarannya kepada siapapun yang membaca Tugas Akhir ini untuk berkelajutan yang lebih baik lagi nantinya. Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis atas karunia dari Allah SWT. Tanpa adanya kekuatan dan pertolongan dari Allah SWT, Tugas Akhir ini
11
tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya kepada Allah-lah semua urusan di kembalikan. Oleh karena itu penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya. Iyyakana‟budu waiyyaka nasta‟iin. Amiin.
Salatiga, 20 Juli 2016 Penulis
Nurlela
ABSTRAK
12
Nurlela. 2016. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji Pada Bank Rakyat Indonesia (BRIS) Syariah Kantor Cabang Pembantu (KCP) Purwodadi. Tugas Akhir. Jurusan D-3 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji pada BRI Syari’ah Kantor Cabang Pembantu Purwodadi. Pokok permasalahan yang di bahas dalam penelitian yaitu; yang pertama bagaimana persepsi masyarakat terhadap produk tabungan haji pada BRISyariah KCP Purwodadi. Kedua bagaimana strategi marketing yang digunakan BRIS Purwodadi untuk nasabah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitis yang dianalisis dengan penelitian lapangan (field research) yaitu mengambil data-data dari observasi dan interview terhadap objek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan berupa participant observation dan indepth interview sebagai metode pengumpulan data utama. Interview dilakukan secara langsung yaitu pada nasabah, karyawan, dan PINCAPEM BRIS KCP Purwodadi. Dengan indepth interwiew pada sampel nasabah sebanyak 25 responden. Hasil penilitian ini menunjukan bahwa persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji pada Bank Syariah KCP Purwodadi memiliki nilai dan asumsi yang baik karena pihak bank mampu memberikan kepercayaan, kepuasan kepada nasabah dari berbagai sisi dan mampu memberikan kenyamanan serta ketertarikan bagi nasabah serta prosedur/pelaksanaan pembiayaan sesuai dengan prinsip Syariah yang menggunaka akad mudharabah muthlaqah. strategi pemasaran BRI Syariah KCP Purwodadi yaitu pada produk tabungan haji meliputi: Segmenting dengan menentukan berdasarkan daerah, segi usia dan profesi, targeting dengan menentukan target yang akan dicapai. Kata Kunci: Persepsi, Nasabah, Produk Tabungan Haji.
DAFTAR ISI
13
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ............................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................
iv
MOTTO ....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN .....................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
xii
DAFTAR ISI .............................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................
6
C. Tujuan Penelitian .............................................................
7
D. Metode Penelitian .............................................................
7
E. Penegasan Istilah ..............................................................
12
F.
14
Sistematika Pembahasan ..................................................
LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ..................................................................
16
B. Persepsi .............................................................................
18
1. Pengertian Persepsi ......................................................
18
2. Indikator Pengukuran Persepsi ....................................
20
3. Faktor Terbentuknya Persepsi .....................................
22
C. Nasabah Tabungan Haji ...................................................
26
1. Pengertian Nasabah .....................................................
26
2. Jenis-Jenis Nasabah .....................................................
27
3. Sikap Nasabah Bank Syariah ......................................
29
4. Persepsi Nasabah Terhadap Perbankan Syariah ..........
31
5. Kepuasan Sebagai Faktor Loyalitas Nasabah .............
33
D. Tabungan Haji ..................................................................
34
14
BAB III
BAB IV
1. Pengertian Tabungan Haji ...........................................
34
2. Manfaat Menabung di Bank Syariah ...........................
35
E. Definisi Haji .....................................................................
38
F.
Mudharabah .....................................................................
41
1. Pengertian Mudharabah ..............................................
41
2. Tabungan Mudharabah ...............................................
44
3. Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Haji (Mudharabah)
46
4. Jenis-jenis Mudharabah ..............................................
46
5. Kharakteristik Mudharabah ........................................
47
6. Betuk-bentuk Akad Mudharabah .................................
48
GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH A. Sejarah Berdirinya BRI Syariah KCP Purwodadi ............
50
B. Visi, Misi dan Motto BRI Syariah KCP Purwodadi ........
52
C. Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Purwodadi ..........
53
D. Job Discription BRI Syariah KCP Purwodadi .................
54
1. Pimpinan Cabang Pembantu .......................................
54
2. Supervisor (Spv) ..........................................................
55
3. Costumer service (CS) .................................................
55
4. Teller ...........................................................................
57
5. UMS Head ...................................................................
59
6. Account Officer (AO) ..................................................
59
7. Keamanan (Security) ....................................................
59
8. Sopir (Driver) ...............................................................
59
E. Produk-Produk BRI Syariah ............................................
59
1. Tabungan Fasilitas Serba Mudah ................................
60
2. Tabungan Haji BRI Syariah ........................................
62
3. Tabungan Impian Syariah ...........................................
64
4. Giro BRI Syariah iB ....................................................
67
5. Deposito BRI Syariah ..................................................
68
6. Internet Banking BRI Syariah KCP Purwodadi ..........
69
ANALISIS DATA
15
A. Analisi produk Tabungan Haji (tabungan Mudharabah) ..
71
B. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji pada
BAB V
BRI Syariah KCP Purwodadi ...........................................
74
C. Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji.......................
80
PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................
84
B. Saran-Saran ......................................................................
85
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
BAB I
16
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana dalam UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 2 menyatakan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lainya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat (UU RI nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syari’ah). Penjelasan dari pasal tersebut berati bank merupakan sistem hukum perbankan di Indonesia untuk masyarakat yang membutuhkan dana atau oleh masyarakat yang kekurangan dana. Dengan dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008 harus ditanggapi positif bahwa ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap bank bagi hasil dari lebih popular dengan bank syariah. Menyadari hal itu prinsip bank syariah perlu dipertegas kembali, agar persepsi masyarakat yang memandang perbankan syariah sama dengan bank konvensional dapat hilang. Karena hal ini akan menghambat proses sosialisasi yang terus digulirkan, sehingga sikap masyarakat yang meliputi sikap terhadap sistem dan produk perbankan syariah menunjukan prospek yang menggembirakan terhadap sistem maupun produk perbankan syariah. Untuk itu, perlu di ciptakan daya inovasi baru untuk mendapatkan produk baru sebagai variasi dan produk yang telah ada dan akhirnya mampu menciptakan segmentasi pasar baru di antara pasar yang telah ada (Tjiptono, 2006:19). Maka perlu adanya dukungan dan dorongan
dari
pemerintah
maupun
masyarakat
supaya
dapat
17
mensosialisasikan perbankan syariah kemasyarakat luas. Karena di Indonesia masyarakatnya memeluk agama Islam paling besar dibanding dengan agamaagama lain. Hal ini menjadi kesempatan dan prospek bagi pengembangan sistem dan produk-produk bank syariah. Dalam sebuah bank, baik konvensional maupun syariah, ada dua faktor kepentingan yang masuk di dalamnya. Kedua faktor itu adalah pengaruh kepentigan ekonomi dan kepentinga ideologi. Dilihat dari kepentingan ekonomi, sebuah bank tidak akan berjalan, jika tidak ada pola manjemen yang baik dan sistem sirkulasi keunagan yang jelas. Begitu pula dengan adanya kepentingan ideologi yang mendorong berdirinya bank di mana secara filosofis terlihat jelas jika dipandang dari aspek bangunan ontologinya. Corak kehidupan ekonomi di Indonesia saat ini adalah memasuki fase ekonomi liberal atau yang sering disebut dengan fase kapitalisme. Hal ini sangat bertentangan dengan cita-cita funding fathers kita dan amanat UUD 1945 yang salah satu isinya adalah memajukan kesjahteraan umum serta berasaskan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal yang dimaksudkan adalah sistem ekonomi yang sosialis. Namun, karena sistem ekonomi yang sosialis itu masih sangat absurd untuk titerapkan di Indonesia, maka Islam hadir sebagai penegah antara sistem ekonomi kapitalis dan sitem ekonomi sosialis. Islam diyakini mampu menjadi mediasi antar keduanya. Maka dengan rasionalisasi di atas, muncullah berbagai lembaga ekonomi Islam (Syariah). Saat ini banyak bank konvensional yang sebagian mulailah beralih menggunakan sistem Islam (Syariah) guna menarik nasabahnya,
18
walaupun
tetap
tidak
menghapus
konvensionalnya.
Bank
tersebut
dimaksudkan untuk melakukan kerja-kerja transaksional secara syariah menurut hukum Islam. Ini juga akan menjadi komoditas ekonomi yang sangat menjanjikan dan sangat potensial di sektor ekonomi. Islam menjadi alat legitimasi kuat untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Semangat awal membentuk sistem ekonomi syariah sebenarnay adalah untuk dakwah Islam dengan cara yang syariah. Namun, semangat awal kini mulai tergeser dengan adanya komoditas yang kemudian menjadi alat legitimasi kuat bank syariah. Menurut data bank Indonesia, faktor-faktor yang menyebabkan bank syariah berkembang pesat (potential of development) di antaranya adalah Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia 227 juta, Islamic banking menggunakan pengembangan ekonomi yang pro terhadap sektor riil, dan pengelolaan dana pemerintah yang banyak dikelola oleh bank syariah (Maula, 2012:5-6). Dari penjelasan di atas juga terjadi pada BRI Syariah KCP Purwodadi yaitu bank tersebut juga menawarkan produk tabungan haji guna untuk menarik minat masyarakat sebagai nasabahnya secara maksimal. Haji merupakan satu-satunya ritual yang bernilai suci dan sakral, dimensinya mencakup aspek implementasi ruang vertikal dan horizontal. Hampir semua agama mempunyai semua benda-benda yang secara pasti menempati ruang yang disakralkan. Abdul Aziz dan Kustini (2007:12) mengemukakan, menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban dan harus dilakukan oleh setiap muslim yang mampu (istitha‟ah) mengerjakan sekali seumur hidup. Kemampuan yang
19
harus dipenuhi untuk melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian di antaranya: Pertama; Kemampuan personal (internal), harus dipenuhi oleh masingmasing individu mencakup antara lain; kesehatan jasmani dan rohani, kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun keluarga yang ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama, khususnya tentang manasik haji. Kedua; Kemampuan umum (eksternal), harus dipenuhi oleh lingkungan negara dan pemerintah yang mencakup antara lain; peraturan perundang undangan yang berlaku, keamanan dalam perjalanan, fasilitas tranfortasi dan hubungan antara pemerintah Indonesia dengan kerajaan Arab Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka perjalanan untuk ibadah haji baru dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Oleh karenanya, tidak semua orang Islam yang diseru untuk menunaikannya,
kecuali
bagi
mereka
yang
mampu
dan
sanggup
menunaikannya baik secara materi, tenaga pikiran maupun bekal kemantapan haji. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 97 yaitu:
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke
20
Baitullah, barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. Kewajiban melaksanakan ibadah haji adalah sekali seumur hidup baik muslim laki-laki maupun perempuan yang mempunyai kemampuan dari segi mental, finansial (keuangan) dan fisik. Artinya, setiap muslim yang telah dapat dibebani tanggung jawab (telah dewasa/mukalaf), dengan kekayaan yang cukup sehingga mampu mengadakan perjalanan pulang pergi ke makkah, yang mana fisiknya pun kuat, maka diwajibkan untuk melaksanakan rukun Islam ke lima itu sekali selama hidupnya. Adapun orang yang dikatakan mampu dilihat dari segi finansial ialah orang yang sanggup membiayai orang-orang yang menjadi tanggungannya yang harus ia tinggalkan, dan ia bebas dari hutang sampai ia kembali dari menjalankan ibadah haji tersebut. Ibadah yang merupaka rukun Islam kelima adalah wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memiliki kemampuan (istitha‟ah) mengerjakannya. Makanya, di antara syarat wajib haji selain harus beragama Islam, berkal, baligh, juga disyaratkan memiliki kemampuan untuk melaksanakannya, baik kemampuan dalam sosial harta, fisik maupun mental dan merdeka/bukan hamba sahaya (Kemenag RI. 2012:87). Sejak
BRI Syariah
bekerjasama
dengan
Kementerian
Agama
Kabupaten Grobogan kota Purwoadi jumlah nasabah pada produk tabungan haji semakin meningkat. Dari data Kementerian Agama Kabupaten Grobogan menunjukan bahwa produk tabungan haji BRI Syariah KCP Purwodadi
21
semakin maju dan meningkat dibandingakan dengan lembaga keuangan lain. BRI Syariah KCP Purwodadi ditunjuk untuk menyelenggarakan pendaftaran ibadah haji kerjasama dengan kemenag Purwodadi. Karena pendaftaran haji terbanyak yang dilakukan masyarakat Purwodadi adalah melalui BRI Syariah KCP Purwodadi. Hal tersebut tentu menimbulkan pertanyaan mengenai kesuksesan BRI Syariah KCP Purwodadi dalam menarik nasabah khususnya pada produk tabungan haji. Dari awal berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah KCP Purwodadi sampai sekarang telah mengalami banyak perkembangan. Salah satunya adalah produk tabungan haji yang sekarang ini masyarakat Purwodadi antusias untuk menjadi nasabah di BRI Syariah guna pendaftaran haji. Dalam hal ini, BRI Syariah KCP Purwodadi bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Grobogan (Purwodadi) untuk melayani pendaftaran para calon jama’ah ibadah pada masyarakat Kabupaten Grobogan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji pada Bank Rakyat Indonesia (BRIS) Syariah KCP Purwodadi.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan di atas, penulis akan merumuskan beberapa pokok masalah. Pokok permasalahan tersebut yaitu:
22
1. Bagaimana persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi? 2. Bagaimana strategi pemasaran produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi terhadap nasabah? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menjawab pertanyaan dari rumusan pokok masalah yang telah disebutkan di atas, adalah: 1. Untuk mengetahui persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi. 2. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk tabungan haji BRI Syariah KCP Purwodadi terhadap nasabah. D. Metode Penelitian Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis memerlukan sebuah metode penelitian untuk memperoleh data yang akan dikaji lebih mendalam. Supaya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah yang dapat menjelaskan dan menyimpulkan obyek pembahasannya. Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian karena berhasil tidaknya suatu penelitian sangat ditentukan oleh bagaimana peneliti memilih metode yang tepat (Arikunto, 1996: 22). Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
23
1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Karena data yang dikumpulkan lebih banyak berbentuk data verbal bukan dalam bentuk angka. Jadi dalam penelitian ini akan mengetahui secara mendalam tentang persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRIS Kantor Cabang Pembantu Purwodadi. Di samping itu, penelitian kualitatif ini juga ditandai dengan penggunaan
metode
pengumpulan
data
yang berupa
participant
observation (pengamatan terlibat) dan indepth interview (wawancara mendalam) sebagai metode pengumpulan data utama (Anam, 2015:15-16). 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu penelitian yang menuturkan menganalisa dan mengklasifikasikan kualitatif. Metode deskritif analitik itu dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya (Anam, 2015:16). Dalam penelitian ini penulis menganalisa dan mengklasifikasikan data-data dari hasil observasi dan penelitian. 3. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari literatur pustaka sebagai bahan teoritik dan untuk memperoleh informasi yang nyata. Data-data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan:
24
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara (interview) atau dari sumber pertama yaitu dengan para nasabah BRIS KCP Purwodadi yang mendaftarkan pada produk tabungan haji dengan terlibat langsung sebagai mahasiswa praktikum pengembangan profesi (magang) di BRIS Purwodadi tersebut yang bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Grobogan. b. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka, majalah, hasil penelitian, makalah dan buku-buku lain yang berhubungan dengan permasalahan di atas sebagai bahan pendukung dari penelitian Tugas Akhir ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaanya, penelitian ini menggali informasi dan data dari Pimpinan Cabang Pembantu (Pimcapem) BRI Syariah KCP Purwodadi dan dari beberapa nasabah khususnya pada produk pembiayaan pengurusan haji atau tabungan haji. Data tersebut akan dianalisis melalui riset kepustakaan dengan membaca dan menelaah buku-buku, tulisan-tulisan yang masih ada kaitannya dengan bahan penelitian. Selain itu data dikumpulkan melalaui riset lapangan dengan mencari informasi dan data tentang masalah yang diteliti ke objek penelitian. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang akurat dan valid.
25
Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa tektik dalam pengumpulan data di antaranya: a. Interview (Wawancara) Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarka tujuan tertentu (Maslikhah, 2013:321). Metode wawancara adalah tektik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keteranga-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka untuk melakukan tanya jawab dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti (Anam, 2015:18). Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara secara langsung pada pihak yang terkait, yaitu dengan Pimpinan Cabang Pembantu BRI Syariah Purwodadi, pegawai serta masyarakat yang menjadi nasabah di BRI Syariah pada produk tabungan haji. b. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu menacari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1996:234). Dengan tersebut maka, memudahkan bagi penulis untuk memperoleh data secara tertulis yang kaitannya dengan persepsi masyarakat Kabupaten Grobogan yang mejadi nasabah khususnya pada produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi. Metode ini juga
26
digunakan untuk melengkapi dan mencari data sesuai yang ada di lapangan yang diperoleh dari observasi, interview (wawancara), fotofoto kegiatan, buku-buku dan referensi-referensi lain yang berkaitan dengan bahan penelitian kemudian disusun, dijelaskan dan dianalisis. c. Observasi Metode observasi atau metode pengumpulan data dengan cara mencari data melalui pengamatan dan pencatatan yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diteliti. Supaya tidak adanya upaya penulis untuk memanipulasi data-data yang ada di lapangan, maka dalam observasi ini penulis melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat dan mengikuti kegiatan paektikum (magang) dalam hal pengurusan haji tersebut secara langsung. Tujuan dari metode ini agar bisa diperoleh dan diketahui data yang semestinya. 5. Analisis Data Analisa data adalah proses pencarian dan penyusunan secara sistematis semua daftar wawancara dan bahan-bahan lain yang telah dikumpulkan untuk memperoleh pemahaman mengenai apa yang diteliti dan mengungkapkan atau mempresentasikan apa yang telah ditemukan orang lain (Anam, 2015:19). Maka langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu menggunakan data analisis deskriptif analitik. Dalam analisis data tersebut dengan cara mengumpulkan data-data yang didapat pada saat observasi, interview dan data dokumen. Menyusun data yang diperoleh sesuai dengan urutan pembahasan dan melakuakan interpretasi data yang
27
sudah disusun untuk menjawab rumusan masalah. Metode ini tujuannya untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematik, akurat dan factual tentang persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahfahaman dan penafsiran makna pada Tugas Akhir ini, maka penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dari istilahistilah yang ada dalam judul Tugas Akhir. Dalam memberikan beberapa pengertian dan gambaran pada judul Tugas Akhir ini yang nantinya mudah dipahami secara konkrit dan lebih operasional. Penegasan istilah yang penulis ingin jelaskan yaitu: 1. Persepsi Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya. Berati persepsi itu merupakan pandangan, gambaran, atau anggapan seseorang. Karena dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Tetapi persepsi yang dimaksud pada Tugas Akhir ini adalah persepsi bagi para nasabah BRI Sayariah Kantor Cabang Pembantu Purwodadi kaitannya dengan masalah produk tabungan haji.
28
2. Nasabah Menurut UU Perbankan No. 10 Th. 1998 nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Sedangkan menurut Kotler (1980) nasabah adalah semua orang dan rumah tangga yang meberi atau menerima barang dan jasa bagi konsumsi pribadi (Alfred, 2006: 73). 3. Produk Menurut pendapat Amstrong (2010:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Produk meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide. Sedangkan Menurut Fandy Tjiptono ( 2006 : 95 ) menyatakan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. 4. Tabungan Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 21 tahun 2008 Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lainnya yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet dan giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
29
5. Haji Dalam ensiklopedia Islam (1997), haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Kata haji diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula (Kementrian Agama RI, 2012:87). 6. Tabungan Haji Dalam hal ini berati tabungan haji merupakn tabungan dalam rangka mempermudah masyarakat untuk menabung yang nantinya akan digunakan oleh yang bersangkutan untuk menunaikan ibadah haji. Pada perkembangannya setelah adanya pembatasan/kuota jama’ah haji pada masing-masing negara pengirim jama’ah, maka tabunga haji mempunyai hubungan dengan Sintem Komputerisasi Terpadu (SISKOHAT), yaitu sstem yang dirancang untuk alat control, penampungan data dan pengolahan data dalam peaksanaan dan penyelenggaraan urusan haji antara perbankan dengan Departemen Agama RI (Widiyono, 2006:175). F. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis menjelaskan sintematika pembahasannya supaya lebih fokus dan lebih komprehensif. Pada penelitian ini penulis membagi dalam lima bab, sebagaimana di uraikan dalam rangakaian berikut:
30
BAB I PENDAHULUAN, pada bab pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sitematika pembahasan. BAB II LANDASAN TEORI, Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka yaitu menguraikan tentang pembahasan yang menjadi ladasan penelitian sebelumnya. Kerangka teoritik yang membahas mengenai pengertian persepsi dan jenisnya, pengertian tabungan haji dan akadnya, serta penjelasan mengenai persepsi nasabah. BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH KANTOR CABANG PEMBANTU PURWODADI, yaitu berisi tentang sejarah dan perkembangan BRI Syariah KCP Purwodadi, visi dan misi serta motto, struktur organisasi, gambaran kinerja dan produk-produk BRIS Syariah KCP Purwodadi. BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS, menjelaskan tentang pengertian tabungan haji kemudian dianalisis dengan persepsi nasabah terhadap tabungan haji pada BRIS Syariah KCP Purwodadi serta pemasarannya. BAB V PENUTUP, dalam bab ini penulis menarik kesimpulan dengan menjawab rumusan masalah yang ada, saran-saran kepada pemabaca yang bermanfaat dan membangun serta diakhiri dengan lampiran-lampiran.
31
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka Secara spesifik sudah banyak buku-buku, penelitian, maupun judul tugas akhir yang berhubungan tentang persepsi nasabah dan produk tabungan haji. Maka berdasarkan tinjauan pustaka tersebut penulis mengklasifikasikan penelitian-penelitian yang telah ada, antara lain: Penelitian pertama; dalam kajian pustaka ini Tugas akhir yang disusun oleh Mahmud Anwari Jurusan Syariah Program Studi D-3 Perbankan Syariah tahun 2012 berjudul “Produk Simpanan Haji Pada BMT Al-Ijtihad Pebelan Kabupaten Semarang.” Hasil kesimpulan dari penelitian yaitu prosedur pengajuan produk simpanan haji di BMT Al Ijtihad ini tidak terlalu rumit dan sesuai ketentuan yang ada, yaitu membuka rekening simpanan haji terdahulu, setelah itu melengkapi persyaratan-persyaratan antara lain: foto copy KTP suami istri (bagi yang sudah menikah), Kartu Keluarga, Surat Kesehatan, dan Surat Nikah. Setelah saldo simpanan sudah mencapai kurang lebih Rp. 5.100.000,- maka nasabah tersebut akan didaftarkan ke SISKOHAT dan mendapatkan porsi antrian calon jamaah haji serta mengetahui tahun berapa akan berangkat. Penelitian kedua; Tugas Akhir Fahlevi Rachmad 2014 yang berjudul “Analisa Prosedur Pembiayaan Haji iB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Semarang.” Jurusan Syariah Program Studi D III Perbankan Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Hasil penilitian
32
tersebut menunjukan bahwa prosedur Pembiayaan Haji iB Hasanah sesuai dengan prinsip Syariah, karena melakukan akad Ijarah dengan adanya pihak yang menyewakan (pihak Pertama) dan pihak penyewa (Pihak kedua) telah melakukan ijab dan qabul yang dilakukan dalam satu majelis. Penelitian ketiga; Tugas Akhir yang disusun oleh Ady Jatmiko 2015 berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang”. Jurusan D III Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa strategi pemasaran di BNI Syariah Semarang menggunakan 4P yaitu product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi) bukan 7P atau 11P. Dalam pengajuan pembukaan rekening tabungan iB Tapenas Hasanah maka calon nasabah harus memenuhi syarat-syaratnya yaitu mengisi formulir, melampirkan identitas diri, melakukan setoran awal dan untuk anak dibawah 17 tahun menggunakan akta kelahiran. Perkembangan produk tabungan iB Tapenas Hasanah selama 3 tahun mulai dari tahun 2013 sampai 2015 per bulan Agustus mengalami kenaikan lebih dari 50% baik dari segi saldo tabungan maupun jumlah nasabah produk tabungan iB Tapenas Hasanah. Keempat; Tugas Akhir yang disusun oleh Safitri Nur Annisa mahasiswi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah dengan judul “Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Jemput Bola Pada BMT ANDA Salatiga” pada tahun 2013. Penelitian tersebut
33
memberikan kesimpulan yaitu, strategi pemasaran yang dilakukan oleh BMT ANDA Salatiga adalah dengan melakukan strategi promosi konvensional seperti brosur, poster, spanduk, iklan, dll. Persepsi nasabah terhadap sistem jemput bola pada KJKS BMT ANDA Salatiga, 75% nasabah sangat menyukai sistem ini karena memberikan kemudahan bagi mereka juga mengajarkan untuk rajin menabung dan menyambung silaturahim. 15% anggota merasa biasa saja terhadap sistem ini. 10% yang lainnya kurang begitu suka dengan sistem jemput bola yang setiap hari didatang oleh petugas marketing. Dari hasil penelitian-penelitian di atas secara umum menunjukkan bahwa, perbankan syariah secara praktiknya menggunakan prinsip syariah. Karena adanya kepercayaan masyarakat dalam pengoperasionalannya sehingga masyarakat memilih dan menjadi nasabah di perbankan syariah tersebut. Dengan demikian pembahasan yang ada pada tugas akhir ini berbeda dengan penelitian-penelitian di atas. Dalam tugas akhir ini penulis lebih fokus pada persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji serta di dukung dengan strategi-strategi pemasaran tabungan haji tersebut pada masyarakat. B. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya.
34
Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:137) mendefinisikan persepsi sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia. Sedangkan yang dikatakan Solomon (1999) dalam bukunya yang ditulis oleh Prasetijo, Ristiyati dan Ihalauw (2005:67) yang berjudul “Prilaku Konsumen” dijelaskan yaitu persepsi merupakan sebagai proses sensasi yang diterima oleh seseorang dipilih dan dipilih, kemudian diatur dan akhirnya diinterprestasikan. Untuk memahami definisi tersebut Prasetijo, Ristiyati dan Ihalauw mendefinisikan maksud sensasi adalah sensasi datang melalui panca indra atau system sensorik berupa input sensorik yang sering disebut stimulus. Sehingga dapat disimpulkan persepsi merupakan pandangan seseorang mengenai objek stimulus baik berupa iklan, peristiwa, maupun benda yang ia hadapi. Pengertian Persepsi Menurut Bimo Walgito (1990:759), persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran atau penginterprestasian terhadap apa yang
35
dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa persepsi berarti tanggapan (penerimaan) secara langsung dari sesuatu (Departemen Pendidikan Nasional, 2007:863). Jadi persepsi merupakan pandangan, gambaran, atau anggapan, sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pada dasarnya persepsi adalah merupakan bagian dari aktifitas kejiwaan manusia dalam menghadapi apa yang ada dalam lingkungannya. 2. Indikator Pengukuran Persepsi Beberapa indikator yang digunakan dalam pengukuran persepsi, yaitu: a. Konasi Konasi merupakan sebuah aktifitas mental yang dinamis, ataupun mungkin sebagai sebuah keinginan maupun upaya untuk mencapai suatu tujuan (Dewer, 1988:95). Dalam menentukan suatu persepsi ini ditunjukkan bagaimana sebenarnya perilaku atau kecendrungan berprilaku khususnya dalam diri seseorang jika dikaitkan dengan obyek yang dihadapinya. Dasar asumsi yang dipakai dalam penentuannya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan yang mempengaruhi terjadinya perilaku. Dapat dimaksudkan disini adalah bagaimana orang akan berprilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus (rangsangan) akan banyak ditentukan oleh bagaimana aspek kepercayaan (kognitif)
36
dan perasaan (afekif) terhadap stimulus tersebut (Azwar, 1995:21). Dapat dikatakan bahwa indikator konasi adalah menggambarkan tentang bagaimana sebenarnya keputusan perilaku individu terhadap suatu objek yang diamatinya. b. Afektif Berasal dari sebuah kat “affect” yang memiliki makna khusus dalam kamus psikologi sebagai perasaan, keadaan jiwa dan emosi suatu obyek atau individu yang dikatakan sebagai efek (pengaruh) bagi seseorang ketika dipengaruhi oleh emosi yang kuat dalam dirinya sendiri (Budiarjo dkk, 1987:18). Secara umum, indikator afektif ini sah saja disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek. Pada umumnya reaksi emosional yang merupakan indikator efektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan ataupun apa yang kita percayai sebagai kebenaran bagi objek yang dimaksud. Selain daripada kepercayaan, dapat berupa ilmu pengetahuan, juga tentang apa-apa saja yang selama ini kita lihat, dengar, dan kita rasakan sehingga nantinya akan menjadi sebuah pemahaman ataupun pemikiran. c. Psikomotorik Aspek psikomotorik ini merupakan salah satu dari tiga aspek perubahan tingkah laku yang diharapkan timbul dalam dunia pendidikan. Mengenai dua aspek lainnya dalam dunia pendidikan yaitu aspek kognitif atau pengetahuan, dan aspek afektif atau sikap anak didik. Dalam aspek psikomotorik ini kemudian dibagi lagi menjadi dua
37
bagian (Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990:428). yakni ketrampilan bertindak dari koordinasi penangkapan mata, gerak tangan, dan kaki serta ketrampilan ekspresi yang diperlihatkan dengan mimik ataupun ucapan. Aspek psikomotorik ini didasari oleh dua aspek yang telah disebutkan yaitu aspek afektif dan konasi, dimana dengan aspek psikomotorik ini diharapkan dapat mengendalikan dan mengarahkan otototot
secara
tepat
untuk
melakukan
gerakan-gerakan
dan
mengeluarkan pernyataan secara tepat dalam melaksanakan suatu hal tertentu. 3. Faktor Terbentuknya Persepsi Persepsi terjadi berawal dari adanya sensasi, yaitu kesadaran pertama adanya
suatu
stimuli
(rangsangan).
Kemudian
otak
merangkai,
mengkombinasikan, mengorganisasikan dan menafsirkan stimuli-stimuli tersebut dalam bentuk gambaran atau pemahaman tertentu. Persepsi tersebut dibentuk oleh seseorang. Ada dua teori pembentukan persepsi, yaitu teori strukturalis dan teori gestalt. Menurut teori strukturalis persepsi itu merupakan pengumpulan atau penjumlahan atau penggabungan bagian-bagian yang pokok, seperti kalau seseorang menjawab sederetan angka dalam suatu bisnis. Dengan demikian persepsi menurut aliran ini bisa dipecah lagi menjadi unit-unit yang lebih kecil. Jadi persepsi itu komplek tidak sekedar penjumlahan atau penggabungan elemen-elemen yang terpisah, tetapi otak seseorang mengkombinasikannya dengan prinsip-prinsip tertentu. Beberapa hal yang
38
dapat merubah atau mempengaruhi persepsi adalah kultur, pembelajaran, emosi dan pengalaman seseorang. Persepsi itu bersifat personal. Setiap orang mempunyai pengalamanpengalaman pribadi, emosi dan macam-macam memori yang unik, yang secara otomatis mempengaruhi persepsi seperti aslinya, tetapi sudah dirubah, dibiaskan atau sudah di distorsi. Persepsi seseorang tentang sesuatu hal juga dipengaruhi suasana hatinya. Orang yang suasana hatinya sedang gembira bisa memahami katakata yang mengandung kegembiraan lebih cepat daripada kata-kata yang mengandung kesedihan dan begitu juga sebaliknya. Stimulus yang ditrima seseorang sangat kompleks stimulus masuk dalam otak (melalui syaraf sensorik motorik) kemudian diartikan, ditafsirkan melalui proses yang rumit kemudian dihasilkan persepsi (Krisdawati, 2012:32). Gestalt adalah merupakan salah satu teori yang menjelaskan bahwa proses persepsi melalui pengorganisasian suatu komponen-komponen yang memiliki hubungan, pola, dan juga kemiripan yang bersatu menjadi satu kesatuan. Teori gelstat beroposisi terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung berupaya mengurangi dalam pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil. Teori gestalt ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, dan Wolfgang Kotler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai satu kesatuan yang utuh (Kompaisna, 2016).
39
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya persepsi yaitu: a. Faktor Internal Faktor-faktor internal yang terdapat dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain: 1) Fisiologis Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda. 2) Perhatian Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu obyek. 3) Minat Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance yang digerakkan untuk
mempersepsi.
Perceptual
vigilance
merupakan
kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan sebagai minat.
40
4) Kebutuhan yang searah Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya. 5) Pengalaman dan ingatan Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas. 6) Suasana hati Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya. Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah: 1) Ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus. Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya hubungan suatu obyek, maka
41
semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk persepsi. 2) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit. 3) Keunikan
dan
kekontrasan
stimulus.
Stimulus
luar
yang
penampilannya dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan banyak menarik perhatian. 4) Intensitas dan kekuatan dari stimulus. Stimulus dari luar akan memberi Hmakna lebih bila lebih sering diperhatikan dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi. C. Nasabah Tabungan Haji 1. Pengertian Nasabah Menurut UU Perbankan No. 10 Th. 1998 nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Sedangkan menurut Kotler (1980) nasabah adalah semua orang dan rumah tangga yang meberi atau menerima barang dan jasa bagi konsumsi pribadi. Nasabah dalam sector ekonomi nisa
42
disebut juga konsumen, yaitu pengguna produk atau jasa. Definisi lain mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang memerlukan pelayanan, perhatian dan perlakuan. Orang ini akan bereaksi secara cepat, efisian dengan kesepakatannya. Sebagai konsumen, nasabah mempunyai peran besar dalam pengenbangan dan kelangsungan hidup sebuah bank. Karena itu nasabah adalah sisi lain dari kehidupan bank yang perlu mendapat perhatian secara seksama. Bahkan beberapa ahli mengatakan, nasabah adalah pengguna produk yang memerlukan pelayanan, perhatian dan perlakuan yang baik (Alfred, 2006: 73). 2. Jenis-jenis Nasabah Aktivitas berpikir dan menghasilkan sesuatu yang bersifat rasional dan aktivitas merasa (emosi) dilakukan oleh bagian otak yang berbeda. Walau begitu, keduanya bukan tanpa ikatan atau interaksi. Perbedaan nasabah yang bertipe rasional dengan yang bertipe emosional bukan dimaksudkan untuk memebedakan secara dikotomis antara keduanya. Rasio atau biasa dikenal deengan akal adalah tempat atau aktivitas berpikir. Segala sesuatu yang rasional adalah segala sesuatu yang dhaasilkan melalui aktivitas berpikir. Berpikir meliputi aktivitas, antara lain, membuat analisis-sintesis, membuat kesimpulan, analogi, membuat dedukasi dan sebagainya. Kedua jenis nasabah tersebut diantaranya yaitu: a. Nasabah Rasional Nasabah yang rasional adalah nasabah yang menentukan pilihan terhadap bank syariah melalui proses berpikir, melalui analisa, dan
43
membuat analogi, kesimpulan dan sebagainya serta memperhatikan banyak aspek seperti segi keuntungan, kepraktisan, manfaat, nilai ekonomis, terpenuhinya kebutuhan dan kenyamanan. Nasabah rasional pada umumnya lebih objektif, apa yang dikemukakan bersifat logis bisa diterima secara objektif oleh orang lain dan bersifat universal. Selain itu nasabah rasional memberikan alasan bergabung dengan bank syariah berdasasar pertimbangan praktis untuk kepentingan
hidup
sehari
atau
berdasar
pertimbnagan
nilai
ekonomisnya, serta berdasar penilaaian secara factual di lapangan. Nasabah yang bertipe rasional ini akan tampak dari beberapa alasan yang menyebabkan menjadi nasabah bank syariah, yaitu: 1. Karena pelayanan yang bagus/professional 2. Dekat dengan rumah atau tempat kerja 3. Letak yang strategis, gedung megah dan keren 4. Mendapatkan keuntungan secara ekonomis 5. Agar uang tidak boros dana man 6. Resikonya kecil 7. Karena tanpa agunan atau jaminan (Alfred, 2006:102-104). b. Nasabah Emosional Nasabah yang emosional bukan berarti mengabaikan prosese berpikir dalam mengambil keputusan, bukan pula berarti nasabah emosional itu tidak rasional, namun tipe nasabah yang berpikir berdasar
44
(untik memenuhi) kebutuhan yang bersifat pribadi. Nasabah emosional cenderung mengabaikan (Alfred, 2006:103). Nasabah yang bertipe emosional lebih benyak menggunakan hati dan perasaan dalam menentukan suatu pilihan. Berkaitan dengan benak syariah maka aspek yang menjadi dasar pertimbangan nasabah tipe ini adalah pertimbangan yang berkaitandengan ajaran agama. Nasabah tipe ini bisa jadi tidak mengetahui banyak hal tentang bank syariah, namun mempunyai keinginan menadi nasabha karena factor agama seperti untuk menghindari riba, untuk mendapat berkah atau sekedar karena ada label syariah. Beberapa
indikasi
dari
nasabah yang bertipe
emosional
memberikan alasan tertarik/memimih dan menjadi nasabah bank syariah Karena beberapa sebab, yaitu: 1. Pelayanan dan suasananya Islami 2. Karena berlebel/bersifat syariah 3. Karena mengandung nilai agama 4. Untuk mendapatkan keuntungan di akhirat 5. Agar bank islam berkembang 6. Bagi hasil dan transaksinya bersifat Islami 7. Karena dikelola secara syariah (Alfred, 2006:103-104). 3. Sikap Nasabah Bank Syariah Sikap nasabah terhadap bank syariah tidak saja memberikan gambaran tentang bagaimana sebenarnya penilaian nasabah terhadap bank
45
syariah, dan apa yang dirasakanya, namun pada akhir juga menyangkut segi pemasaran, advertasi dan sapek-aspek lainya. Begitu pentingnya analisis terhadap sikap nasabah, sehingga uraian berikut, sikap nasabah tersebut akan dibahas dihubungkan dengan aspek atau variable lainya. Secara garis besar, nasabah ada yang favourable terhadap bank syariah. Namun ada pula yang unfavourable. ada nasabah yang mempunya sikap positif, menganggap, menilai, dan merasakan bank syariah sebagai bank yang bagus, menyenangkan dan menguntungkan, namun ada pula yang sebaliknya, yaitu berskap negatif terhadap bank syariah. Sikap bisa terbentuk karena pengaruh lembaga agama termasuk significant others. Munculnya sikap positif terhadap bank syariah, bisa karana sugesti dari orang lain yang mempunyai karisma. Oleh karena itu, nasabah bisa bergabung dengan bank syariah karena ajakan teman, orangtua, bisa pula karena lembaga keagamaan. Pengalaman terhadap produk atau jasa yang ditawarkan bank akan membentuk sikap, dan tidak adanya
pengalaman
terhadap
produk/jasa
bank
akan
cenderung
membentuk sikap negatif. Bila seseoarang belum pernah mengambil produk/jasa bank, maka orang tersebut tidak akan mengenal apa dan bagaimana produk tersebut, sehingga sangat mungkin terbentuk sikap negatif. Pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Untuk itu, masyarakat perlu dikenalkan tentang produk-produk yang ditawarkan bank syariah beserta fasilitasnya, agar masyarakat mengenalnya. Pengenalan dan penyebarluasan tentang bank syariah juga bisa dilakukan secara tidak
46
langsung melalui orang ketiga atau melalui perantara orang yang sudah mengambil produk bank, atau yang sudah menjadi nasabah. Cara ini hanya kan berhasil bila nasabah sudah merasakan kepuasan atas pelayanan dan produk bank. Ekspresi kepuasan nasabah bisa terpancar dengan melakukan ajakan kepada orang lain. Artinya, memberikan kepuasan kepada nasabah, melakuan pelyanan optimal bisa merupakan salah satu bentuk promosi dan salah satu cara perluasan jaringan kerja dan pelebaran sayap (Alfred, 2006:112-113). 4. Persepsi Nasabah terhadap Perbankan Syariah Kurangnya Informasi tentang Bank Syariah yang bisa diterima masyarakat, menimbulkan persepsi berbeda-beda tentang Bank Syariah. Ketidaktahuan ini membuat masyarakat tidak tahu apa dan bagaimana sebenarnya bank syariah tersebut. Masyarakat kemungkinan tidak mengetahui apa sisi positif yang dimiliki bank syariah, kemudahan apa, serta fasilitas apa yang bias dimanfaatkan serta bagaimana cara bertransaksinya. Rendahnya informasi yang diterima masyarakat juga menyebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang seluk-beluk bank syariah hanya setengah-setengah dan tidak detil. Hal ini mengakibatkan pemahaman yang rendah bahkan salah, sehingga bisa menimbulkan persepsi yang menyesatkan. Hal ini pernah diungkap dalam penelitian bersama sejumlah universitas tentang beberapa peresepsi terhadap bank syariah.
47
Berdasarkan penjelaan tersebut, persepsi masyarakat terhadap bank syariah adalah: a. Tidak ada bedanya dengan bank umum; b. Bank syariah adalah banknya umat Islam; c. Bank syariah adalah bank yang dikelola berdasar syariah Islam. Anggapan pertama jelas merupakan anggapan yang salah, sehingga perlu di sampaikan informasi lebih akurat kepada seluruh lapisan masyarakat agar mereka mengetahui dengan benar hakekat bank syariah tersebut. Anggapan ini akan melahirkan beberapa konsekuensi, antara lain: a. Membatasi ruang gerak masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah, yaitu hanya umat Islam saja yang tepat menjadi nasabah, sementara masyarakat yang beragama lain tidak mau karena itu bank milik umat Islam. b. Merangsang umat Islam untuk menjadi nasabah bank syariah itu sebenarnya. Hal ini akan menimbulkan fantisme tertentu secara membabi buta, sehingga bisa menimbulkan penilaian yang kurang rasional terhadap bank syariah. c. Penilaian yang berdasar fanatisme agama dari nasabah akan mengurangi nilai objektif hasil penilain, yang pada akhirnya menghambat perkembangan bank syariah itu sendiri (Alfred, 2006:7980).
48
5. Kepuasan Sebagai Faktor Loyalitas Nasabah Sebagai suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa, bank memiliki nasabah tersendiri yang membutuhkan pelayanan terbaik. Kotler (1980) menjelaskan, nasabah adalah semua orang dan rumah tangga yang membeli atau menerima barang dan jasa bagi konsumsi pribadi definisi yang lain mengemukakan bahwa nasabah adalah orang yang memerlukan pelayanan, perhatian, dan perlakuan. Orang ini akan bereaksi secara cepat, efisien dengan kesepakatanya. Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa, nasabah bank adalah semua orang yang memakai, menerima, dan membutuhkan pelayanan, perhatian, serta perlakuan yang dipergunakan untuk keperluan pribadi atau kelompok. Kepuasan nasabah merupakan masalah yang sering kali kurang diperhatikan oleh perusahaan. Padahal, kepuasan nasabah sebenarnya memiliki tingkat kepentingan yang tinggi. Kepuasan nasabah akan mempengaruhi perilaku pembelian uang, serta loyalitas nasabah terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perhatian perusahaan akan kepuasan nasbah terhadap pelayann yang dibeikan, akan menentukan hidup matinya perusahaan itu sendiri. Menurut TJiptono (1997) tingkat kepuasan nasabah akan terbentuk dari dua sisi. Sisi pertama adalah sisi dari perusahaan yang diwujudkan dalam tujuan perusahaan dengan produk yang dihasilkan dan nilai produk yang diciptakan bagi pelanggan. Sisi yang kedua adalah sisi dari nasabah
49
yang terwujud dari kebutuhan dan keinginan nasabah serta harapan nasabah terhadap produk yang diterima. Apabila sisi yang pertama itu seseuai dengan sisi yang kedua maka nasabah akan merasa puas. Semakin jauh kesenjangan antara tujuan penciptaan suatu produk atau jasa dengan pemenuhan kebutuhan atau keinginan konsumen, maka kepuasan konsumen rendah (Alfred, 2006:115-115). D. Tabungan Haji 1. Pengertian Tabungan Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998 adalah simpanan yang pada penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati, namun tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu (Kasmir, 2003:74). Secara umum dan sederhana, tabungan adalah sebagian pendapatan yang tidak dihabiskan atau tidak digunakan. Tabungan juga bisa diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk berhemat demi mendapatkan simpanan uang yang bisa digunakan sewaktu-waktu saat dibutuhkan. Ada berbagai bentuk tabungan dalam dunia perbankan hingga saat ini. Bentuk-bentuk tabungan ini disesuaikan fungsinya dengan kebutuhan masyarakat yang semakin besar terhadap keberadaan perbankan. Bentukbentuk tabungan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tabungan giro atau tabungan kas adalah jenis tabungan berupa uang yang disimpan di lembaga perbankan milik pemerintah Indonesia atau swasta.
50
b. Tabungan deposito adalah rekening tabungan, giro, atau jenis lainnya dari rekening bank di sebuah lembaga perbankan dimana uang yang disimpan bisa ditarik kembali. c. Investasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan uang pada bentuk asset dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan di kemudian hari, seperti tambahan modal, deviden atau bunga. d. Rekening tabungan online adalah salah satu bentuk rekening yang bisa disimpan, dipindahkan atau ditarik dengan cara memanfaatkan jaringan internet. Tabungan (saving deposit) merupakan jenis simpanan yang sangat populer di lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan oleh masyarakat. Simpanan Tabungan ialah salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk menyimpan uangnya, karena merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana (Jatmiko, 2015:37-38). 2. Manfaat Menabung di Bank Syariah a. Terhindar dari riba Memakan uang riba adalah hal yang tidak dianjurkan, hal itu dikarenakan bunga bank konvensional merupakan uang riba yang tidak
51
boleh dimakan. Oleh sebab itu menabung di bank syariah bisa menghindarkan nasabah dari dosa. b. Berdasarkan syariah Islam Manfaat menabung di bank syariah untuk umat Islam sama saja dia telah menjalankan syariah Islam dan telah melakukan muamalah berdasarkan islam. c. Bonus Bank Syariah memang tidak memberlakukan bunga, namun bank syariah memiliki bonus. Terutama jika nasabah memiliki investasi yang besar di bank. d. Nasabah tidak akan rugi Perhitungan bagi hasil yang dilakukan oleh bank syariah tidak pada
keuntungan
yang
diperoleh
namun
berdasarkan
dengan
pendapatan yang diperoleh oleh pihak bank setiap bulannya. e. Terjamin dengan LPS Bagi nasabah yang menabung sebagai investasi di bank syariah, nasabah akan diuntungkan dengan jaminan yang diberikan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau LPS. Sehingga investasi yang ditanamnya akan dijamin jika suatu saat mengalami masalah tertentu. f. Dilengkapi fasilitas net banking Meski berbasis syariah, fasilitas dan teknologi dalam bank syariah tidak kalah dengan bank konvensional.
52
g. Sistem bagi hasil Dengan sistem ini, bagi hasil yang dilakukan oleh nasabah dan pihak bank adalah dengan melakukan perhitungan antara pendapatan bank, biaya yang dikeluarkan bank akan diambil dari bagi hasil yang menjadi hak bank. h. Aman Sama halnya dengan bank lain, menabung di bank syariah lebih aman dan terpecaya. Sistem keamanannya pun sama dengan menabung di bank konvensional hal itu dikarenakan bank syariah juga didukung dengan teknologi pengamanan yang tinggi sehingga orang yang tidak memiliki kepentingan tidak akan bisa mengetahui tabungan Anda. i. Di dukung dengan fasilitas yang menarik Dengan menabung di bank syariah, nasabah akan dimudahkan dengan berbagai macam fasilitas yang ada di bank syariah tersebut. Salah satu fasilitas yang menguntungkan adalah sebagai berikut: 1) Gratis biaya administrasi bulanan sehingga setiap bulannya tabungan tidak akan terpotong. 2) Gratis biaya bulanan untuk kartu ATM. 3) Gratis ketika melakukan tarik tunai di ATM sendiri maupun di ATM bersama dan juga ATM Prima. 4) Gratis untuk melakukan cek saldo di ATM BRI maupun di jaringan ATM Bersama dan juga di ATM Prima.
53
5) Gratis untuk melakukan biaya transfer di ATM BRI maupun di ATM Prima dan juga di ATM Bersama. 6) Gratis untuk biaya debit Prima. E. Definsi Haji Dalam ensiklopedia Islam, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Ia diambil dari etimologi Bahasa Arab dimana kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara’, haji ialah menuju ke baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. baretai yang dimaksud tempat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan mas‟a (tempat Sa‟i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan yang dimaksud waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan dzulhijah. Sedangkan amal ibadah tertentu ialah tawaf, sa‟i, wukuf, mabit di muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain. Sedangkan pengertian haji secara terminologi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: 1. M. Baqir al-Hasby menyebutkan bahwa haji adalah mengunjungi ka’bah dan sekitarnya di kota mekah untuk mengerjakan ibadah thawaf, sa‟i, wukuf di arafah dan sebagainya, semata-mata demi melaksanakan perintah Allah dan meraih keridhaan-Nya. 2. Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama RI dalam ketentuan umum tentang tentang haji dan umrah menyebutkan bahwa haji
54
adalah kegiatan berkunjung ke baitullah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah dengan cara, tempat, waktu atau masa tertentu. Maksud dari cari tertentu tersebut adalah ihram, wuquf di arafah, thawaf wada’ dan sa’i. Dari pengertian di atas dapat difahami bahwa ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam yang memiliki kemampuan (istitha‟ah) mengerjakanya. QS. Ali Imran ayat 97 Allah berfirman:
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. Berkaitan dengan batasan atau kriteria istatha‟ah (mampu) bagi orang yang akan melakukan ibadah haji, sebagaimana dalam ayat tersebut, para ulama berbeda pendapat diantaranya yaitu: Pertama; ulama Hanafiah mengatakan, yang dimaksud dengan mampu melaksanakan haji adalah kemampuan fisik, dalam arti sehat fisik, tidak wajib bagi orang yang sakit, tua renta dan orang buta; mempunyai harta, yaitu bekal dan kendaraan untuk pulang pergi di samping bekal untuk nafkah keluarga yang ditinggal selama pergi haji; dan adanya kemampuan keamanan, yaitu
55
aman dalam perjalananan. Khusus untuk wanita, harus didampingi oleh mahramnya atau suaminya. Kedua; menurut ulama Syafi’i yang dimaksud mampu adalah sehat fisik, memiliki biaya, adanya kendaraan, aman dalam perjalanan, khusus untuk wanita harus di dampingi suami, mahram, atau wanita lain yang dipercaya. Ketiga; menurut Malikiyah, yang dimaksud dengan mampu adalah dapat sampai ke Makkah baik dengan berjalan maupun dengan kendaraan. Hal ini hanya disyaratkan untuk perginya saja dan tidak untuk pulangnya, kecuali jika tidak memungkinkan bagi yang bersangkutan untuk bermukim di Makkah dan sekitarnya setelah melakukan ibadah haji. Mampu juga memiliki pengertian sehat fisik, memiliki bekal, dana man dalam perjalanan. Keempat; menurut Hanabilah, mampu adalah memiliki biaya dan adanya kendaraan. Kendaraan ini hanya disyaratkan bagi orang yang tinggal jauh dari Makkah yang berjarak sjauh perjalanan qasar shalat, yaitu sekitar 80 km. Dari beberapa interpretasi terhadap syarat ista‟tha‟ah sebagaimana ketentuan Alquran, dapat dipahami bahwa kriteria mampu itu adalah segala sesuatu yang menjadikanya bisa melakukan rukun haji dengan sempurna, tanpa ada hambatan apapun. Tanpa hambatan disini maksudnya adalah adanya rasa aman selama perjalanan, nafkah keluarga yang ditinggal selama haji cukup, dan bagi perempuan ada yang menjaga baik mahramnya maupun perempuan yang dipercaya. Karena hal-hal tersebut merupakan syarat yang
56
harus terpenuhi dalam melaksanakan haji, maka selama tidak terpenuhi, kewajiban itu menjadi hilang atau gugur. Islam memberikan kewajibab kepada umatnya sesuai dengan kemampuanya (Kementrian Agama RI, 2012:87-89). F. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses sesorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Istilah “mudharabah” merupakan istilah yang paling banyak digunakan oleh bank-bank Islam. Prinsip ini juga dikenal sebagai ”qiradh” atau “muqaradah”. Mudharabah juga disebut qiradh yang berarti memutuskan. Dalam hal ini, si pemilik uang itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebilangan uang itu untuk diperdagangkannya berupa barang-barang dan memutuskan sekalian sebagian dari keuntungannya bagi pihak kedua orang yang berakad qiradh ini. Menurut istilah Syara’, mudharabah dikenal sebagai suatu akad atau perjanjian atas sekian uang untuk dipertindakkan oleh amil (pengusaha) dalam
perdagangan,
kemudian
keuntungannya
dibagikan
diantara
keduanya menurut syarat-syarat yang ditetapkan terlebih dahulu, baik dengan sama rata maupun dengan kelebihan yang satu atas yang lain. Menurut Adiwarman Karim (2004:192) mudharabah adalah bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik
57
modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Secara teknis, al-Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh 100% modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaiam si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut (Jatmiko, 2015:43-45). Dalam bahasa Iraq (penduduk Iraq) menamakannya mudharabah, sedangkan penduduk Hijaz menyebutnya qiradh. Qiradh berasal dari kata al-qardhu, yang berarti al qath‟u (potongan) karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungannya. Secara singkat mudharabah atau penanaman modal adalah penyerahan modal uang kepada orang yang berniaga sehingga ia mendapatkan persentasi keuntungan. Beberapa ulama mengemukakan pengertian mudharabah atau qiradh sebagai berikut: a. Menurut para fuqaha (ahli ilmu fiqih), mudharabah ialah akad antara dua pihak sling menanggung, salah satu pihak menyerahkan hartanya
58
kepada pihak lain untuk diperdagangkan dengan bagian yang telah ditentukan dari keuntungan, seperti setengah atau sepertiga dengan syarat-syarat yang telah ditentukan. b. Menurut Hanafiyah, mudharabah adalah akad syirkah dalam laba, satu pihak pemilik harta dan pihka lain pemilik jasa. c. Malikiyah berpendapat bahwa mudharabah adalah akad perwakilan, di mana pemilik harta mengeluarkan hartanya kepada yang lain untuk diperdagangkan dengan pembayaran yang ditentukan (mas dan perak). d. Imam Hanabilah berpendapat bahwa mudharabah adalah ibarat pemilik harta menyerahkan hartanya dengan ukuran tertentu kepada orang yang berdagang dengan bagian dari keuntungan yang diketahui. e. Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa mudharabah adalah akad yang menentukan seseorang menyerahkan hartanya kepada orang lain untuk di tijarahkan (Jatmiko, 2015:62-63). Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama adalah pemilik modal (shahibul maal), sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola modal (mudharib), dengan syarat bahwa hasil keuntungan yang diperoleh akan dibagi untuk kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan bersama (nisbah yang telah disepakati), namun bila terjadi kerugian akan ditanggung shahibul maal.
59
2. Tabungan Mudharabah Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu seperti dijelaskan dalam butir tabungan wadiah. Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 02/DSN-MUI/IV/2000 tertanggal 1 April 2000 tentang tabungan, memberikan landasan syariah dan ketentuan tabungan mudharabah adalah sebagai berikut: a. Landasan syariah tentang tabungan 1) Firman Allah QS. An-nisa:29
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka samasuka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 2) Firman Allah QS. Al-Baqarah:28
Artinya: Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, Kemudian kepadaNya-lah kamu dikembalikan (QS Al-Baqarah:28)
60
3) Firman Allah QS. Al-Maidah:1 - 2 yaitu:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram[390], jangan (mengganggu) binatang-binatang hadya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka) dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. Al-Maidah: 1 – 2).
61
4) Hadits Nabi riwayat Ibnu Majah, yang artinya: “Nabi bersabda “ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dan jewawut untuk kepentingan rumah tangga, bukan untuk dijual” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib). 3. Perhitungan Bagi Hasil Tabungan Haji (Mudharabah) Perhitungan bagi hasil tabungan haji dilakukan berdasarkan besarnya dana investasi rata-rata selama satu periode perhitungan bagi hasil dimana dana rata-rata tersebut dihitung dengan menjumlahkan saldo harian setiap tanggal dibagi dengan hari periode perhitungan bagi hasil. Dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku mengenai akad mudharabah mutlaqah tabungan haji BRI Syariah KCP Purwodadi menetapkan bagi hasil yang pembagiannya antara bank dan nasabah. Hal tersebut dinyatakan dalam bentuk nisbah bagi hasil yang disepakati oleh kedua belah pihak. Kemudian pajak bagi hasil yang diterima nasabah ditanggung oleh nasabah dan dipotong langsung dari bagi hasil yang diterimanya. Nisbah bagi hasil yaitu 15 % untuk nasabah dan 85 % untuk pihak bank. Kemudian dihitung, dibukukan dan dibagikan secara bulanan berdaarkan prinsip distribusi bagi hasil. 4. Jenis-jenis Mudharabah a. Mudharabah muthlaqah (Investasi tidak terikat) Yang dimaksud dengan transaksi mudharabah muthlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang
62
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. b. Mudharabah Muqayyadah (Investasi terikat) Mudharabah Muqayyadah atau disebut juga dengan istilah restricted mudharabah/specified mudharabah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah. Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha (Jatmiko, 2015:43-45). 5. Karakteristik Mudharabah Akad mudhrabah mempunyai beberapa kharakteristik, diantaranya yaitu: a. Kedua pihak yang mengadakan kontrak antara pemiik dana dan mudharib akan menentukan kapasitas baik sebagai nasabah maupun pemilik. b. Modal adalah sejumlah uang pemilik dana diberikan kepada mudharib untuk diinvestasiikan (dikelola) dalam kegiatan usaha mudharib. c. Keuntungan adalah jumlah yang melebihi jumlah modal dan merupakan tujuan mudharabah dengan syarat-syarat sebagai berikut: 1) Keuntungan ini haruslah berlaku bagi kedua belah pihak dan tidak ada satu pihak pun yang akan memilikinya. 2) Haruslah menjadi perhatian dari kedua belah pihak dan tidak terdapat pihak ketiga yang akan turut memperoleh bagi hasil darinya. 3) Pemilik dana akan menanggung semua kerugian sebaliknya mudaharib tidak akan menanggung kerugian sedikit pun.
63
d. Jenis usaha/pekerjaan diharapkan mewakili/menggambarkan adanya kontribusi mudharib dalam usahanya untuk mengembalikan/membayar modal kepada penyedia dana. e. Modal mudharabah tidak boleh dalam penguasaan pemiik dana, sehingga “tidak dapat” ditarik sewaktu-waktu. f. Garansi dalam mudharabah untuk menunjukan adanya tanggung jawab mudharib dalam mengembalikan modal kepada pemilik dana dalam semua pekerjaannya. 6. Bentuk-Bentuk Akad Mudharabah Diantara bentuk-bentuk akad mudharabah adalah: a. Mudharabah bilateral (sederhana) Mudharabah bilateral adalah bentuk mudharabah antara satu pihak sebagai shahibul maal dan satu pihak sebagai mudharib. b. Mudharabah multiteral Mudharabah multuteral adalah bentuk mudharabah antara beberapa pihak sebagai shahibul maal dan satu pihak lain sebagai mudharib. c. Mudharabah bertingkat (re-mudarabah) Adalah bentuk mudharabah antara tiga pihak. Pihak pertama sebagai shahibul maal, pihak kedua sebagai mudharib antara, dan pihak ketiga sebagai mudharib akhir. d. Kombinasi musyarakah dan mudharabah Dalam perjanjian mudharabah pada umumnya diasumsikan bahwa pengelola tidak ikut menanamkan modalnya, tetapi hanya
64
bertanggung jawab dalam menjalankan usaha, sedangkan modal seluruhnya berasal dari pemodal.
65
BAB III GAMBARAN UMUM BRI SYARIAH A. Sejarah Berdirinya BRI Syariah dan KCP Purwodadi Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DPG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Dua tahun lebih PT. Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah. Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., Aktivitas
66
PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah (proses spin off) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah. Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan konsumer berdasarkan prinsip
Syariah
(http://ernaiffahauliya.blogspot.co.id/2012/03/laporan-
magang-di-bri-syariah-cabang.html). BRI Syariah berdiri pada 1969 yang pada awalnya bernama Bank Jasa Arta yang kemudian diakuisisi oleh Bank Rakyat Indonesia. Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007, maka pada tanggal 17 November 2008 PT. Bank
67
BRI Syariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan. Tabungan Haji BRI Syariah iB merupakan tabungan persiapan bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan ibadah haji guna menunaikaan rukun islam ke-5 dengan prinsip bagi hasil (mudharabah muthlaqah) dalam bentuk investasi. Tabungan ini memberikan ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah. Ketenangan, kenyamanan serta lebih berkah dalam penyempurnaan ibadah karena pengelolaan dana sesuai syariah (www.brisyariah.co.id). B. Visi, Misi dan Motto BRI Syariah KCP Purwodadi 1. Visi “Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna.” 2. Misi a. Memahami
keragaman
individu
kebutuhan finansial nasabah.
dan
mengakomodasi
beragam
68
b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan dimana pun. d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran. 3. Motto BRI Syari’ah BRI Syari’ah mempunyai Motto yang berbunyi “Bersama wujudkan harapan bersama” Sebagai perwujudan dari Visi dan Misi BRI Syari’ah yang mempunyai arti bahwa BRI Syari’ah ingin menjelaskan bahwa seluruh stake holder BRI Syari’ah baik internal maupun eksternal merupakan instrument yang penting dalam rangka mewujudkan seluruh harapan stake holder. C. Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Purwodadi Pimpinan Cabang Pembantu
UMS Head
Account Officeer
Supervisor Branch Operation
Account Officer Marketing Costumer Service
Teller
69
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BRI Syariah KCP Purwodadi Susunan pengelola BRI Syariah KCP Purwodadi adalah: 1. Pimpinan Cabang Pembantu
: Arif Irawan Widiyanto
2. UMS Head
: Rinawan
3. Supervisor Branch Operation
: Sri Rahayu
4. Costumer Service
: Dwi Ayu Wulandari
5. Teller
: Rina
6. Account Officer
: 1. Nadia Kumala Sari 2. Ali Imron
7. Account Officer Marketing
: 1. Anis Wafa 2. Agung Supriyono 3. Hariyanto 4. Moh. Maghfuri
D. Job Discription BRI Syariah KCP Purwodadi 1.
Pimpinan Cabang Pembantu (Pincapem) Tugas dan wewenang Pincapem adalah: a. Melakukan pertanggung jawaban operasional dan financial kantor cabang pembantu. b. Melaksanakan misi kantor cabang pembantu secara keseluruhan. c. Mengelola pelaksanaan sistem dan prosedur. d. Merencanakan, mengembangkan, melaksanakan serta mengelola layanan unggul kepada nasabah.
70
e. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi serta kegiatanya. 2.
Supervisor Pelayanan (Spv) Diantara tugas-tugas supervisor yaitu: a. Mengkoordinir kegiatan pelayanan dan transaksi operasional teller dan custumer sehingga kebutuhan nasabah dapat terpenuhi. b. Membina dan melatih teller dan custumer service agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. c. Bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kerja. d. Mengelolaoperasional teller dan custumer service Kantor Cabang Pembantu. e. Melakukan koordinasi internal dan eksternal perusahaan terutama operasional front office. f. Melakukan sosialisasi kepada teller dan custumer service serta pihak terkait lainya dalam rangka imolementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap layanan operasi front office di Kantor Cabang Pembantu.
3.
Customer Service (CS) Customer servive mempunyai beberapa tugas pokok dan wewang, tugas customer sevice diantaranya adalah: a. Menjelaskan produk dan jasa calon nasabah/nasabah yang datang atau melalui telepon, sehingga nasabah merasa puas sejalan dengan standar mutu pelayanan yang ditetapkan oleh peruahaan.
71
b. Melayani hal-hal yang berhubungan dengan rekening nasabah mulai dari pembukaan, penutupan dan perubahan atas rekening tersebut, dari saat pemprosesan sampai administrasi kelengkapan dokumen ntuk memastikan bahwa semuanya telah sesuai prosedur yang digariskan oleh perusahaan. c. Menawarkan kepada nasabah untuk memanfaatkan produk/jasa lain atau melakukan cross selling untuk mengoptimalkan kepuasan nasabah terhadap produk dan jasa sesuai dengan tujuan perusahaan. d. Menangani keluhan/complain nasabah atas hal-hal yang berhubungan dengan transaksi rekeningnya, apabila bila tidak bisa ditangani sendiri akan diserahkan pada pihak atasan untuk diselesaikan, agar nasabah tidak kecewa dan merasa puas dengan pelayanan kita. e. Melakukan koordinasi denga unit bagian lain, seperti bagian teller dan bagian
transfer,
untuk
memastikan
bahwa
transaksi
sudah
dilaksanakan sesuai dengan instruksi, sehingga nasabah merasa puas atas pelayanan tersebut yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. f. Membuat perencanaan dan report sales activity (Sales Tracking Sistem) sehingga kegiatan sales lebih terencana dan memberikan hasil yang optimal. Sedangkan wewenang Customer Service antara lain adalah: a. Menolak calon nasabah yang masuk dalam daftar hitam bank Indonesia untuk menjadi nasabah di BRI Syariah dan menyetujui
72
calon nasabah menjadi nasabah apabila sesuai dengan peraturan yang ditentukan oleh perusahaan. b. Menolak konfirmasi nasabah untuk melakukan transfer/pemindahan pembukuan ke rekening lain dan konfirmasi penutupan rekening melalui telepon/fax. c. Menolak nasabah untuk melakukan “stop payment order” dan pemesanan chek/BG, apabila saldo yang diberikan tidak ada (dibawah minimum saldo yang ditentukan). 4.
Teller Teller merupakan komponen lembaga keuangan yang cukup penting karena dianggap sebagai wajah suatu lembaga keuangan. Teller dalam lembaga keuangan termasuk BRI Syariah berfungsi sebagai pelaksana teknis kantor yang meliputi teknis kasir dan pelayanan transaksi kas. Untuk menjadi seorang teller tidak hanya dibutuhkan kemampuan secara teknis. Akan tetapi seorang teller juga dituntut juga memiliki attitude yang baik, kejujuran kedisiplinan kerja, tanggung jawab dan fokus kerja yang tinggi. a. Tugas-tugas teller 1) Melayani transaksi keuangan kepada nasabah dengan prosedur yang benar. 2) Meneliti secara cermat alat dan bukti transaksi meliputi kelengkapan dan kebenaran serta legalitasnya.
73
3) Membuat laporan transaksi keuangan, kas dan lainnya pada akhir periode. 4) Melakukan cas opname setiap hari yang kemudian ditandatangani oleh manajer. 5) Tidak melakukan tugas atau tindakan diluar batas kewenangan teller sebelum mendapat izin dari manajer atau kepala cabang. b. Wewenang teller 1) Menolak transaksi yang tidak memenuhi syarat dan prosedur yang berlaku serta diragukan kebenarannya. 2) Menolak orang lain yang tidak berkepentingan masuk dalam counter kasir. 3) Memiliki control terhadap alur keluar masuk uang. c. Tanggung jawab teller 1) Bertanggung jawab secara moral, material, administrasi dan hukum atas pekerjaan dan tugasnya. 2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan teknis administrasi teller. 3) Bertanggung jawab atas validitas dan akuratnya transaksi keuangan dan lainnya. 4) Bertanggung jawab atas rahasia keuangan nasabah atau calon nasabah. Bertanggung jawab atas penyimpanan dan perawatan buku tabungan dan hal lainnya yang berhubungan dengan nasabah dan administrasi kantor.
74
5.
UMS Head Bertanggung jawab atas program-program marketing untuk segmen bisnis mikro dan sekaligus bertanggung jawab terhadap Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi sub ordinatnya baik dari segi bisnis maupun administrasi.
6.
Account Officer (AO) Account
Officer
bertanggung jawab atas program-program
marketing sekaligus memasarkan produk-produk custumer. 7.
Keamanan (Security) Tugas dari keamanan yaitu: a. Membukakan pintu apabila ada nasabah yang datang. b. Menjaga keamanan dan tata tertib kantor. c. Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/perbekalan kantor. d. Membantu dalam melayani nasabah.
8.
Office Boy (OB) a. Bertanggung jawab atas kebersihan kantor. b. Menyediakan minuman dan makanan bagi staf kantor. c. Pembantu umum. d. Pemeliharaan kantor dan pemeliharaan inventarisasi kantor serta perlengkapan/perbekalan kantor.
75
9.
Driver (Sopir) a. Mengantar jemput para crew dalam melaksanakan tugas. b. Menjaga agar kondisi kendaraan dinas kantor selalu dalam keadaan siaga (www.brisyariah.co.id).
E. Produk-Produk BRI Syariah dan KCP Purwodadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah banyak meluncurkan produk produk handal yang berkarakter syariah, termasuk BRI Syariah KCP Purwodadi. adapun produk-produk tersebut akan diuraikan sebagai berikut : 1. Tabungan Fasilitas Serba Mudah (Faedah) BRI Syari’ah a. Deskripsi Tabungan BRI syari’ah merupakan tabungan dari BRI syari’ah bagi
nasabah
perorangan
yang
mengunakan
prinsip
titipan,
dipersembahkan untuk nasabah yang menginginkan kemudahan dalam transaksi keuangan. Produk simpanan dari BRI Syariah untuk nasabah perorangan yang menginginkan kemudahan transaksi keuangan sehari-hari. b. Akad: Wadi‟ah yad dhamanah c. Fasilitas dan keunggulannya, yaitu: 1) Ringan setoran awal Rp. 100.000,2) Biaya kartu ATM bulanan 3) Biaya gratis biaya administrasi bulanan
76
4) Gratis tarik tunai murah di seluruh jaringan ATM BRI, Bersama dan Prima, jika saldo sebelum transaksi lebih besar sama dengan Rp 500.000,- maka diskon 50% untuk biaya transaksi e-channel. 5) Biaya transfer murah atas jaringan ATM BRI, Bersama dan Prima jika saldo sebelum transaksi lebih besar sama dengan Rp 500.000,maka diskon 50% untuk biaya transaksi e-channel. 6) Biaya Cek Saldo murah di jaringan ATM BRI, Bersama dan Prima, jika saldo sebelum transaksi lebih besar sama dengan Rp 500.000,maka diskon 50% untuk biaya transaksi e-channel. 7) Biaya debit prima murah, jika saldo sebelum transaksi lebih besar sama dengan Rp 500.000,- maka diskon 50% untuk biaya transaksi e-channel. 8) Dilengkapi dengan berbagai fasilitas e-channel berupa SMS Banking, Mobile Banking, Internet Banking. d. Syarat dan ketentuan: 1) Melampirkan foto copi KTP (Kartu Tanda Penduduk) 2) Melampirkan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) e. Biaya; yaitu biaya administrasi bulanan tabungan secara gratis. f.
Fitur: 1)
Setoran awal: Rp. 100.000,-
2)
Saldo mínimum: Rp. 50.000,-
3)
Info saldo; info mutasi 5 transaksi terakhir, ganti PIN, transfer, dan registrasi SMS banking melalui ATM.
77
4)
Pembayaran
tagihan
rutin
Telkom
PSTN,
Telkom
Flexy,
Telkom Speedy (Internet), Telkomsel Halo, XL, Smartfren, Axis, Esia, PLN Taglist, Telkom vision dan Indosat 5)
Pembayaran PLN nontaglis (tunggakan, denda, tambah daya, dan lainnya
6)
Pembelian pulsa prabayar Simpati, As, XL, Smartfren, Axis, Esia dan Indosat
7)
Pembelian token PLN Prepaid
8)
Pembayaran SPP TK Khadijah Surabaya, SD Khadijah Surabaya SD Al Muttaqin Tasikmalaya, SMP Khadijah Surabaya, SMA Khadijah Surabaya, SMAN 10 Padang, SMA 7 Yogyakarta, STIKES Aisyiyah Yogyakarta, UNISBA, UIN Suska Riau, Universitas Syiah Kuala
Aceh, Universitas
Riau, Madrasah
Mualimin
Yogyakarta, Yayasan Panca Budi dan Al-Azhar BSD Jakarta. 9)
Donasi Zakat, Infaq, Shadaqah, Qurban dan Wakaf.
10)
Transfer ke rekening di jaringan BRI Link, ATM Bersama dan ATM Prima.
11)
Belanja menggunakan Debit Prima.
12)
Pembelian token PLN Prepaid.
13)
Pembayaran pembelian tiket KAI dan Merpati.
14)
Pembayaran SPP.
2. Tabungan Haji BRI Syari’ah a. Deskripsi Produk
78
Produk simpanan dari BRI Syariah bagi calon jamaah Haji reguler yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). b. Akad : Mudharabah Muthlaqah c. Fasilitas / Keunggulan: 1)
Setoran awal ringan mulai Rp 50.000,-
2)
Setoran berikutnya minimal Rp 10.000,-
3)
Bebas setiap saat menambahkan saldo
4)
Gratis biaya administrasi bulanan.
5)
Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRI Syariah secara online.
6)
Gratis Asuransi jiwa dan kecelakaan.
7)
Bagi hasil yang kompetitif.
8)
Pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan.
9)
Transaksi Online dengan SISKOHAT (Sistem Komputerisasi Haji Terpadu) untuk kepastian porsi keberangkatan haji.
10)
Kemudahan dalam merencanakan persiapan ibadah haji bagi para calon haji.
11)
Dapat dibukakan untuk anak-anak.
12)
Tersedia pilihan ibadah haji reguler dan Haji khusus untuk mendapatkan porsi keberangkatan.
d. Syarat dan Ketentuan
79
1) Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk) 2) Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) 3) Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga (untuk pembukaan bagi anak-anak) 4) Biaya 5) Biaya administrasi bulanan tabungan : Gratis 6) Biaya rekening pasif : Rp10.000,7) Biaya re-aktivasi rekening pasif : Gratis 8) Biaya penggantian buku tabungan karena habis : Gratis 9) Biaya penggantian buku tabungan karena hilang/rusak : Rp 5.000,10) Biaya dibawah saldo minimum : Gratis 11) Biaya penutupan rekening : Rp 25.000,e. Fitur 1)
Mata uang IDR
2)
Setoran awal Rp50.000,-
3)
Setoran berikutnya Rp10.000,-
4)
Saldo minimal Rp 50.000,-
5)
Dana tidak dapat ditarik sewaktu-waktu
6)
Tidak mendapat Kartu ATM.
3. Tabungan Impian Syariah a. Deskripsi Produk Produk simpanan berjangka dari BRI Syariah untuk nasabah perorangan yang dirancang untuk mewujudkan impian nasabahnya
80
(kurban, pendidikan, liburan, belanja) dengan terencana memakai mekanisme autodebet setoran rutin bulanan. b. Akad : Mudharabah muthlaqah c. Fasilitas/Keunggulan Mendapatkan buku tabungan dan sertifikat asuransi d. Syarat dan Ketentuan 1)
Melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda Penduduk)
2)
Melampirkan fotokopi NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
3)
Memiliki produk tabungan Faedah BRI Syariah sebagai rekening induk.
e. Biaya 1)
Biaya penutupan rekening sebelum jatuh tempo : Rp 50.000,-
2)
Biaya administrasi bulanan : Gratis
3)
Biaya premi asuransi : Gratis
4)
Biaya autodebet setoran rutin : Gratis
5)
Biaya gagal audebet : Gratis
f. Fitur 1)
Minimum setoran awal Rp 50.000,-
2)
Minimum setoran rutin bulanan Rp 50.000,- dan kelipatanya.
3)
Jangka waktu 12 – 240 bulan (kelipatan 12 bulanan) atau hingga usia Penabung saat jatuh tempo maksimal 65 tahun.
4)
Dana hanya dapat ditarik pada saat jatuh tempo melalui rekening induk.
81
5)
Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang Anda dapatkan
6)
Tidak dapat dilakukan perubahan jangka waktu, nilai setoran rutin bulanan dan rekening induk.
7)
Dapat dilakukan setoran non-rutin.
g. Manfaat Asuransi Jumlah manfaat asuransi yang diberikan secara sekaligus sebesar akumulasi sisa setoran rutin bulanan yang belum dibayarkan hingga jatuh tempo, maksimum Rp 750.000.000,-/Nasabah jika : 1)
Tahun pertama kepesertaan, jumlah manfaat asuransi diberikan jika Nasabah meninggal karena kecelakaan.
2)
Pada tahun kedua atau selanjutnya kepesertaan, jumlah manfaat asuransi diberikan jika Nasabah meninggal karena kecelakaan maupun bukan karena kecelakaan. Jika Nasabah meninggal dunia karena kecelakaan, maka jumlah
manfaat asuransi yang diberikan : 1)
Jika jangka waktu tabungan 1 tahun sampai 5 tahun, sebesar 5X setoran rutin bulanan, maksimum Rp 25.000.000,-
2)
Jika jangka waktu tabungan 6 tahun sampai 10 tahun, sebesar 10X setoran rutin bulanan, maksimum Rp 50.000.000,-
3)
Jika jangka waktu tabungan 11 tahun sampai 20 tahun, sebesar 20X setoran rutin bulanan, maksimum Rp 100.000.000,-
82
4. Giro BRI Syariah a. Deskripsi Produk Produk simpanan dari BRI Syariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan untuk kemudahan transaksi bisnis sehari-hari dimana penarikan dana menggunakan cek dan bilyet giro. b. Akad : Wadi‟ah yad dhamanah c. Fasilitas / Keunggulan : 1)
Dapat bertransaksi di seluruh jaringan Kantor Cabang BRI Syariah secara online.
2)
Buku cek dan bilyet giro sebagai media penarikan.
3)
Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank.
4)
Pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima.
5)
Tersedia layanan transaksi perbankan non tunai tanpa hambatan waktu maupun tempat (Cash management system).
d. Syarat dan Ketentuan 1) Untuk nasabah perorangan, melampirkan foto copi KTP (Kartu Tanda Penduduk) 2) Untuk nasabah non-perorangan, melampirkan dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BRI Syariah. e. Biaya 1) Biaya administrasi Rp. 10.000,2) Biaya saldo dibawah minimum Rp. 20.000,3) Biaya Penutupan rekening Rp. 25.000,-
83
f. Fitur 1)
Setoran
awal
Rp
2.500.000
(perorangan);
Rp
5.000.000,-
(perusahaan) 2)
Saldo minimum Rp 500.000,-
3)
Tidak mendapatkan kartu ATM.
5. Deposito BRI Syariah a. Deskripsi Produk Produk investasi berjangka dari BRI Syariah bagi nasabah perorangan maupun perusahaan yang memberikan keuntungan optimal. b. Akad : Mudharabah muthlaqah c. Fasilitas / Keunggulan 1) Automatic Roll Over dengan kapitalisasi 2) Automatic Roll Over tanpa kapitalisasi 3) Break deposito (dikenakan biaya break) 4) Bagi hasil yang kompetitif 5) Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bagi hasil yang didapatkan. 6) Pemindahbukuan otomatis setiap bulan dari bagi hasil yang didapat ke rekening Tabungan atau Giro di BRI Syariah 7) Dapat diperpanjang secara otomatis dengan nisbah bagi hasil sesuai yang berlaku pada saat diperpanjang. 8) Dapat dijadikan sebagai jaminan pembiayaan.
84
d. Syarat dan Ketentuan Untuk nasabah perorangan, melampirkan fotokopi KTP (Kartu Tanda
1)
Penduduk). 2)
Untuk nasabah non-perorangan, melampirkan dokumen sesuai dengan ketentuan yang berlaku di BRI Syariah.
3)
Memiliki produk Tabungan Faedah BRISyariah iB/Giro BRI Syariah.
e. Biaya : Biaya break deposito Rp 100.000,f. Fitur 1)
Minimum penempatan Rp 2.500.00,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).
2)
Tersedia pilihan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.
6. Internet Banking BRI Syariah KCP Purwodadi Internet banking adalah fasilitas layanan transaksi perbankan melalui jaringan internet yang dapat diakses selama 24 jam, kapan dan dimanapun nasabah berada menggunakan personal Computer, Laptop, Notebook dan PDA. Internet banking BRI Syariah akan memberi nasabah kemudahan, kepraktisan, keamanan serta kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi secara online. Dengan layanan internet banking, transaksi dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, selama terdapat koneksi jaringan internet. Maka hal tersebut memudahkan bagi para nasabah untuk melkaukan trnsaksi tanpa harus dating langsung di bank. Selain itu juga internet banking memberikan efisiensi waktu bagi nasabah dan masyarakat luar.
85
Internet banking BRI Syariah membantu nasabah dalam hal: a. Melakukan transaksi non finansial, seperti informasi saldo dan mutasi rekening, dan transaksi finansial, seperti transfer antar rekening BRI Syariah, transfer online antar bank, SKN (clearing) dan RTGS. b. Melakukan proses pembayaran tagihan bulanan nasabah, seperti pembayaran listrik dan telepon. c. Melakukan
transaksi pembelian
(www.brisyariah.co.id).
dalam
pengembangan
86
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Produk Tabungan Haji (tabungan Mudharabah) Produk tabugan haji di KCP Purwodadi merupakan salah satu produk yang banyak diminati oleh masyarakat Purwodadi. Karena masyarakat ataupun calon nasabah merasa sangat dimudahkan oleh adanya produk tabungan haji di Kementerian Agama Purwodadi yang dalam hal ini karena adanya kerja sama pada BRI Syariah KCP Purwodadi. Begitupun dari pihak Bank Syariah KCPPurwodadi merasa senang dan sangat bersyukur dengan adanya kerja sama dengan Kemeterian Agama Purwodadi yang sebelumnya belup pernah ada. Dari berbagai produk yang disediakan dan ditawarkan oleh BRI Syariah KCP Purwodadi produk tabungan haji inilah yang paling laris dan laku terjual, hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya calon nasabah BRIS KCP Purwodadi dan masyarakat berdatangan saling berganti hendak mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam kelima. Produk tabungan haji yang diterbitkan oleh bank BRI Syariah ini sudah sesuai berdasarkan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yang mana
tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadhi‟ah atau
investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi
87
tidak
dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Pada dasarnya produk tabungan yang terdapat pada bank syariah sebenarnya hampir sama dengan bank konvensional, hanya ada beberapa yang membedakan, misalnya akad yang digunakan pada produk-produk bank syariah dapat dilihat perbedaan tujuan dari bank konvensional dengan bank syariah.
Bank konvensional didirikan untuk mendapatkan keuntungan
material
sebesar-besarnya, sedangkan
bank syariah didirikan
untuk
memberikan kesejahteraan material dan spiritual. Kesejahteraan material dan spiritual tersebut didapat melalui usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang halal. Artinya, bank syariah tidak akan menyalurkan dana untuk usaha pabrik minuman keras atau usaha lain yang tidak bisa dijamin bahwa hasilnya berasal dari kegiatan yang halal. Karena itu dapat dikatakan bahwa konsep keuntungan pada bank konvensional lebih cenderung berfokus pada sudut keuntungan materi, sedangkan konsep keuntungan pada bank syariah harus memperhatikan keuntungan dari sudut duniawi dan akhirat. Jika memang tujuan nasabah sesuai dengan tujuan bank syariah, maka secara prinsip tidak ada kekurangan dari menabung di bank syariah karena adanya keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi. Namun apabila tujuan nasabah lebih ke aspek aspek material, maka bisa jadi benefit yang diperoleh akan kurang sesuai dengan harapan. Antara kedua produk tabungan BRI Syariah KCP Purwodadi, yakni tabungan mudhrabah muthlaqah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
88
masing, yang mana bisa diprioritaskan oleh nasabah, mana yang lebih diminati oleh nasabah, sebab, hal ini sesuai dengan perilaku nasabah dan motif nasabah untuk memilih tabungan. Semua keuntungan atas pemanfaatan dana tersebut adalah milik bank, tetapi, atas kehendaknya sendiri, bank dapat memberikan imbalan keuntungan yang berasal dari sebagian keuntungan bank.
Bank menyediakan buku
tabungan dan jasa - jasa yang berkaitan dengan rekening tersebut. Antara produk-produk tabungan ini memiliki sasaran, fungsi dan tujuan yang berbeda. Secara khusus, tabungan-tabungan dengan akad mudhrabah muthlaqah memiliki kelebihanya dan kekurangan. Diantara kelebihannya adalah bahwa uang yang disimpan disini akan mendapaktan bagi hasil yang diberikan oleh bank, sedangkan kekuranganya adalah bahwa tabungan ini akan dikenakan potongan administrasi setiap bulanya. Maka bisa dikatakan, bahwa produk tabungan Haji Bri Syariah KCP Purwodadi sudah memenuhi kehalalan dan kriteria yang disyaratkan oleh Islam serta dalam pengoperasionalannya juga sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah serta sesuai dengan Fatwa DSN MUI
NO:
07/DSN-MUI/IV/2000
tentang
akad mudharabah yaitu
Mudhrabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak dimana salah satu pihak mempercayakan sejumlah modal kepada pihak lain yang bertindak sebagai pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Dengan adanya hal tersebut, nasabah maupun calon nasabah akan merasa yakin bahwa produk yang mereka pakai ataupun yang akan
89
digunakan sesuai syariah dan halal dalam menggunakan produk tabungan, khususnya tabunga haji. Maka dengan tersebut nasabah tidak akan ragu lagi dalam memilih produk tabungan, lebih-lebih pada nasabah yang sudah merasa nyaman dengan BRI Syariah KCP Purwodadi dan terkhusus pada tabunga haji yang bekerja sama denga Kementerian Agama Kabupaten Grobogan (Purwodadi). B. Persepsi Nasabah Terhadap Produk Tabungan Haji pada BRI Syariah KCP Purwodadi Menurut Undang-Undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syaratsyarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Menabung merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting, karena dengan menabung seseorang dapat menginvestasikan sebagian harta yang
dimiliki.
Dari
harta
yang
dihasilkan
dengan
bekerja
dan
mengumpulkannya, dengan maksud supaya dikemudian harinya seseorang dapat menggunakan tabungan tersebut untuk dirinya sendiri maupun anak cucunya. Menabung juga mengajarkan pada seseorang untuk belajar hemat dan tidak boros. Maka dengan menabung diharapkan masyarakat Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya dan mandiri secara financial serta sejahtera lahir batin. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah Kantor Cabang Purwodadi memberikan sarana bagi masyarakat yang ingin menabung. Menabung
90
merupakan salah satu tanggung jawab BRI Syariah KCP Purwodadi untuk mengajak dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal menabung. Maka BRI Syariah KCP Purwodadi menawarkan bebebrapa produk-produknya, yang diantaranya yaitu produk tabungan haji. Produk tabungan haji itu sendiri tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat atau para calon jamaah haji yang ingin menunaikan rukun Islam yang kelima yaitu ibadah haji. Dalam produk tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi bekerjasama dengan Kementerian Agama Kabupaten Grobogan. Dalam pelaksanaan atau mengoperasionalkan produk tabungan haji para nasabah BRI Syariah KCP Purwodadi mempunyai persepsi /anggapananggapan tersendiri. Persepsi nasabah merupakan salah satu hal yang penting karena berhubungan dengan aspek emosional kejiwaan, aspek pengetahuan, aspek kepercayaan (kognitif) dan aspek kepuasaan terhadap bank tersebut. Munculnya persepsi karena setelah adanya suatu kegiatan atau transaksi antara nasabah dengan pihak bank, yang dalam hal ini BRI Syariah KCP Purwodadi. Persepsi nasabah itu sangtlah berbeda-beda, karena latar belakang dan sudut pandang seseorang juga berbeda. Pada bab dua dijelaskan yaitu persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran atau penginterprestasian terhadap
91
apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu. Beberapa indikator yang digunakan dalam pengukuran persepsi, yaitu: a. Konasi Konasi merupakan sebuah aktifitas mental yang dinamis, ataupun mungkin sebagai sebuah keinginan maupun upaya untuk mencapai suatu tujuan. Dalam menentukan suatu persepsi ini ditunjukkan bagaimana sebenarnya perilaku atau kecendrungan berprilaku khususnya dalam diri seseorang jika dikaitkan dengan obyek yang dihadapinya. Dasar asumsi yang dipakai dalam penentuannya adalah bahwa kepercayaan dan perasaan yang mempengaruhi terjadinya perilaku. Dapat dimaksudkan disini adalah bagaimana orang akan berprilaku dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus (rangsangan) akan banyak ditentukan oleh bagaimana aspek kepercayaan (kognitif) dan perasaan (afekif) terhadap stimulus tersebut. Maka
dapat
dikatakan
bahwa
indikator
konasi
adalah
menggambarkan tentang bagaimana sebenarnya keputusan perilaku individu terhadap suatu objek yang diamatinya. Maka senada dengan yang dijelaskan oleh ibu Sriyanti yang berasal dari desa putat purwodadi, beliau mengatakan yaitu adanya ketertarikan untuk menabung dan menjadi nasabah BRI Syariah karena dinilai Islami, berbeda dengan bank-bank lain. Selain itu ibu Sriyanti menyukai pelayanan yang ramah dan adanya keterbukaan.
92
b. Afektif Berasal dari sebuah kat “affect” yang memiliki makna khusus dalam kamus psikologi sebagai perasaan, keadaan jiwa dan emosi suatu obyek atau individu yang dikatakan sebagai efek (pengaruh) bagi seseorang ketika dipengaruhi oleh emosi yang kuat dalam dirinya sendiri (Budiarjo dkk, 1987:18). Secara umum, indikator afektif ini sah saja disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek. Pada umumnya reaksi emosional yang merupakan indikator efektif ini banyak ditentukan oleh kepercayaan ataupun apa yang kita percayai sebagai
kebenaran
bagi
objek
yang dimaksud. Selain daripada
kepercayaan, dapat berupa ilmu pengetahuan, juga tentang apa-apa saja yang selama ini kita lihat, dengar dan kita rasakan sehingga nantinya akan menjadi sebuah pemahaman ataupun pemikiran. Maka hal tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh bapak Arif Widiyanto sebagai Pimpinan Cabang Pembantu BRI Syariah Purwodadi mengatakan bahwa Produk Tabungan Haji adalah salah satu produk andalan di BRIS KCP Purwodadi. karena larisnya produk yang luar biasa tersebut hal ini dirasa karena srtaregisnya letak kantor yang berada di tengah kota kabupaten Grobogan. Selain itu karena keinginan kuat masyarakat yang berlomba-lomba untuk menunaikan ibadah Haji sebagai penyempurna rukun Islam yang kelima. Terutama juga sejak ditetapkan UU yang mewajibkan pendaftaran haji melalui bank Syariah tersebut merupakan kesempatan yang luar biasa. BRI Syariah bisa
93
mempromsikan produk-produknya terutama tabungan haji yang mana dapat menjadian sebagai suatu kepercayaan terhadap masyarakat. Selain itu, keberadaan pendaftaran BRI Syariah KCP Purwodadi di kemenag menjadi pilihan utama bagi para calon jamaah untuk mendaftar melalui BRI Syariah. Karena strategisnya lokasi dan satu atap dengan Kementerian Agama Purwodadi. Strategi marketing, juga mendukung kesuksesan produk tabungan haji dan yang terutama adalah keprofesionalan serta pelayanan para staffnya menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Maka peran Pimpinan Cabang Pembantu sangat dituntut untuk selalu memberikan pengarahan dan bimbingan kepada seluruh karyawan yang ada. c. Psikomotorik Aspek psikomotorik ini merupakan salah satu dari tiga aspek perubahan tingkah laku yang diharapkan timbul dalam dunia pendidikan. Mengenai dua aspek lainnya dalam dunia pendidikan yaitu aspek kognitif atau pengetahuan, dan aspek afektif atau sikap anak didik. Dalam aspek psikomotorik ini kemudian dibagi lagi menjadi dua bagian yakni ketrampilan bertindak dari koordinasi penangkapan mata, gerak tangan, dan kaki serta ketrampilan ekspresi yang diperlihatkan dengan mimik ataupun ucapan. Aspek psikomotorik ini didasari oleh dua aspek yang telah disebutkan yaitu aspek afektif dan konasi, dimana dengan aspek psikomotorik ini diharapkan dapat mengendalikan dan mengarahkan otototot secara tepat untuk melakukan gerakan-gerakan dan mengeluarkan pernyataan secara tepat dalam melaksanakan suatu hal tertentu.
94
Dalam hal ini yang dimaksud bukan ketrampilan bertindak dari koordinasi penangkapan mata, gerak tangan, dan kaki serta ketrampilan ekspresi. Tetapi yang dimaksud penulis yaitu adanya tindakan dan perubahan sikap nasabah untuk mengajak seseorang yang belum menjadi nasabah di BRI Syariah KCP Purwodadi untuk menjadi nasabah. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan nasabah yaitu ibu Sumarni, bapak Sarno dan ibu Kasemah mereka merupakan keluarga besar yang melakukan pendaftaran haji secara serentak, mereka mengatakan memilih melakukan pendaftaran Haji di BRIS karena merasakan adanya kenyamanan dan kepuasan. Karena sebelumnya dari salah satu keluarganya telah menjadi nasabah BRIS KCP Purwodadi. Selain itu juga karena adanya layanan satu atap BRIS yang mempermudah proses pendaftaran haji bagi mereka menyatakan bahwa memilih menjadi nasabah BRIS KCP Purwodadi salah satunya adalah ketertarikan terhadap produk tabungan haji. Produk tabungan haji yang ditawarkan kepada masyarakat ini mampu memberikan kepuasan kepada nasabah. Kepuasan yang dirasakan dari berbagai sisi, yakni seperti ketersidiaan fasilitasyang memadai dan mudah dijangkau, kepuasan terhadap pelayanan, serta kepuasan terhadap keamanan, sehinggan mampu memberikan kenyamanan dan ketertarikan pada masyarakat Kabupaten Grobogan untuk menjadi nasabah di BRI Syariah KCP Purwodadi. Maka dari hasil wawancara di atas bahwa adanya ajakan keluarga untuk mendaftarkan haji di BRI Syariah yang sebelumya belum mengetahuinya.
95
C. Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji Dalam mempertahankan serta untuk kelangsungan suatu usaha membutuhkan strategi dalam pemasarannya. Maka dari itu banyak pengusaha maupun lembaga keuangan yang salah satunya pada BRI Syariah KCP Purwodadi yang menerapkan strategi dalam memasarkan produknya agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan pada lembaga keuangan. Begitu pula untuk mengetahui suatu efektifitas dalam pamasarannya pada periode waktu tertentu. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu karyawan bagian customer service yaitu mbak Dwi Ayu Wulandari Suryana mengatakan, yaitu dalam mempromosikan produk-produk BRI Syariah dan khususnya juga pada tabungan haji menggunakan rumus STP2 yaitu segmenting, targeting, positioning dan promotion. 1.
Segmenting Segmenting pasar yaitu suatu tindakan pembagian pasar dijadikan kelompok-kelompok
tertentu.
Dilihat
dari
segi
kebutuhan
yang
memerlukan barang atau jasa secara terpisah. Dari pihak BRI Syariah KCP Purwodadi dalam menentukan calon nasabah maka pihak bank sebelumnya melihat latar belakang dan keadaan serta kondisi calon bank tersebut. Upanya BRI Syariah KCP Purwodadi dalam melakukan segmenting pasar menggunakan beberapa cara diantaranya yaitu:
96
a. Berdasarkan Daerah Dalam segmenting pasar daerah merupakan hal yang penting untuk menetukan wilayah yang akan dijadikan sasarannya. Dalam hal ini, para marketing BRI Syariah KCP Purwodadi meliputi kota, Kecamatan dan desa-desa se-Kabupaten Grobogan. Maka tabungan hajipun secara otomatis juga dipromosikan oleh marketing BRI Syariah KCP Purwodadi sebagai salah satu produk unggulannya. b. Berdasarkan Usia Dari segi usia pihak BRI Syariah KCP Purwodadi lebih menfokuskan pada masyarakat Purwodadi usia remaja (17 tahun) keatas atau yang sudah menikah. Tujuannya yaitu supaya dalam pelaksanaan dari awal pendaftaran bisa lebih mudah. Karena jika seseorang yang belum berumur 17 tahun atau belum memiliki KTP maka nanti akan kesulitan dalam pengisian formulir pendaftaran. Tetapi jika seseorang sudah lanjut usia maka nantinya akan dipertimbangkan kondisinya. c. Berdasarkan Profesi Pada Tabungan haji di BRI Syariah KCP Purwodadi tidak membedakan profesi atau jenis pekerjaannya. Masyarakat diberi kebebasan dalam melakukan pendaftaran tabungan haji, karena masyarakat pihak bank juga memahami beragamnya profesi yang ada pada masyarakat Purwodadi, mulai dari petani, pedagang, PNS, Polri dan TNI. Tetapi masyarakat Purwodadi lebih dominan di sektor
97
pertanian dan kebanyakan pendaftaran haji juga dari seserang yang berprofesi sebagai petani. 2.
Targetting Untuk pemilihan pasar sebagai sasarannya pihak bank berupaya melakukan sasarannya pada PNS, pengusaha dan pedagang walaupun banyak yang menjasi calon nasabah itu dari petani. BRI Syariah KCP Purwodadi wilayah yang dijadikan target utama untuk calon nasabah adalah desa atau wilayah yang strategis.
3.
Positioning Dari pihak BRI Syariah KCP Purwodadi lebih mengedepankan dan memberikan kepercayaan masyarakat sebagai lembaga keuangan yang bebas dari unsur riba. Positioning menerapkan sisem syari’ah dalam menjalankan visi misinya dalam memasarkan Produk tabungan haji yang sudah ditentukan oleh bank syariah.
4.
Promosi (Promotion). Promosi merupakan strategi awal yang dilakukan oleh BRI Syariah KCP Purwodadi untuk menawarkan produk-produk dan tabungan haji melalui media massa cetak maupun elektronik. Manfaat dan gunanya promosi yaitu untuk memperkenalkan produk-produk dalam mencari nasabah. Salah satu metode sukses BRI Syariah KCP Purwodadi adalah adanya strategi pemasaran yang diterapkan. Hal ini yang menjadi slah satu
98
pendukung bertambahnya nasabah. Marketing, tentu saja menjadi tombak sukesnya perusahaan. Tersedianya tenaga marketing yang professional dan membidangi pemasaran ini adalah salah satu rahasianya. Dalam mempromosikan produk-produknnya BRI Syariah KCP Purwodadi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memperkenalkan produk melalui media cetak, media elektronik, media outdoor dan publisitas mengenai tabungan termasuk tanbungan haji. b. Mengunjungi atau mendatangi secara langsung calon nasabah dirumah ataupun ditempat-tempat acara tertentu sepeti perkumpulan PKK, baksos dan pengajian-pengajian. c. Mendatangi instansi-instansi, lembaga pemerintahan, lembaga-lembaga keagamaan, perusahaan-perusahaan, maupun lembaga pendidikan yang terdapat didaerah Purwodadi/Kabupaten Grobogan. d. Adanya promosi doorprise pembagikan sembako bagi nasabah yang mendaftar haji melaui BRIS dengan saldo tabungan diatas saldo minimal pendaftran yakni diatas Rp. 25.100.000. Jadi bagi nasabah yang menabung dengan nominal diatas saldo minimal mendapatan bingkisan cantik dari BRIS KCP Purwodadi yaitu berupa beras, minyak goreng, tepung terigu, gula dan lain-lain. Sedangkan bagi nasabh yang hanya mendaftar dan menabung dengan saldo minimal tetap mendapatkan fasilitas utama seperti buku tabungan dan fasilitas persyaratan pendaftaran haji. Sedangan dalam pelayanan tentu saja diberlakukan sama dalam melayani nasabah.
99
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian dan observasi persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji di Bank Syariah KCP Purwodadi yaitu dari pembahasan dan analisis dalam tugas akhir ini, penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1. Persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji pada Bank Syariah KCP Purwodadi memiliki nilai dan asumsi yang baik karena pihak bank mampu memberikan kepercayaan, kepuasan kepada nasabah dari berbagai sisi dan mampu memberikan kenyamanan serta ketertarikan bagi nasabah. Produk tabungan haji yang digunakan BRI Syariah KCP Purwodadi menggunakan sitem bagi hasil dengan akad mudharabah muthlaqah serta dalam pelaksaan transaksinya berdasarkan prinsip syariah. 2. Dalam mengembangkan dan menarik minat masyarakat supaya memakai salah satu produk unggulan strategi pemasaran BRI Syariah KCP Purwodadi yaitu pada produk tabungan haji meliputi: Segmenting dengan menentukan berdasarkan daerah, segi usia dan profesi, targeting dengan menentukan target yang akan dicapai, Positioning dengan menerapkan sistem syariah dengan akad mudhorabah muthlaqah.
100
B. Saran-saran Setelah penulis mengetahui dan melakukan observasi, yang kaitannya dengan persepsi nasabah terhadap produk tabungan haji pada BRI Syariah KCP Purwodadi, menurut penulis masih ada hambatan dan kendala yang sekiranya perlu dibenahi atau diperbaiki. Karena dengan adanya saran dari penulis ini, bertujuan demi
mewujudkan lembaga
keuangan
yang
professional. Oleh karenanya penulis memberikan saran sebagai berikut: 1.
Lebih
menggiatkan
dan
menjadwalkan
dalam
sosialisasi
dan
menginformasi apapun bentuk kegiatannya kepada masyarakat dengan media-media social maupun cetak. 2.
Dalam pemasaran produk tabungan haji hendaknya lebih tersetruktur dan lebih luas sehingga masayarakat dari pedesaan bisa mengetahui informasi bahwa BRI Syariah berkerja sama dengan Kementerian Agama dalam pendaftaran haji.
3.
Menjalin silaturrohim antara pihak bank dengan nasabah serta anjuran untuk mempromosikan produk-produk BRI Syariah yang sudah menjadi nasabah kepada saudara, teman dan tetangganya.
101
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong dan Kotler. 2010, Manajemen Pemasaran. edisi keduabelas, cetakan kedua. Jakarta: Prenhalindo. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Alfred, L. 2006. Nasabah Rasional dan Nasabah Emosional Cetakan I. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Aziz, Abdul dan Kustini. 2007. Ibadah Haji Dalam Sorotan Publik. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan. Anam, Khoirul. 2015. “Keluarga Sakinah dan Dzikir (Studi Atas Peran Majelis Dzikir Al-Khidmah dalam Pembentukan Keluarga Sakinah di Kabupaten Semarang).” Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga. Budiarjo dkk. 1987. Kamus Psikologi Cet.1. Semarang: Effhar Offset. Bimo, Walgito. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset. Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah. 2008.Panduan Perjalanan Haji. Jakarta: Departemen Agama RI. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Dewer, James. 1988. Kamus Psikologi. Jakarta: Bina Aksara. Jatmiko, Ady. 2015. “Analisis Strategi Pemasaran Produk Tabungan iB Tapenas Hasanah Pada Bank BNI Syariah Semarang.” Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga. Kasmir, 2003,Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada: Jakarta Kementerian Agama RI. 2012. Dinamika dan Perspektif Haji Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Direktorat Jendral Penyelenggaran Haji dan Umrah. Karim, Ardimarwan. 2004. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, cet. III. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Maula, Nikmatul. 2012. “Srategi Produk Tabungan Haji Shafa Bank Pembangunan Daerah Syariah (Bank BPD DIY Syariah) Cabang Cik Ditiro Yogyakarta (Tinjauan Pendekatan GE “General Elektric”). Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. Yogyakarta: Trust Media. Prasetijo, Ristiyanti dan Ihalauw, John J.O.L. 2005. Prilaku Konsumen. Yogyakarta : Andi Offset. Syaifuddin Azwar. 1995. Teori Pembentukan Sikap dan Tabel Pengukurannya. Jakarta: Salemba.
102
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslies Lazar. 2008. Consumen Behaviour. Indonesia: PT Macanan Jaya Cermelang. Tiptotno, Fandi. 2006. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. ________. 1990. Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka. Widiyono, Tri. 2006. Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. Erna Iffah Aulia. http://ernaiffahauliya.blogspot.co.id/2012/03/laporan-magangdi-bri-syariah-cabang.html). diakses pada tanggal 24 Juni 2016. Http:brisyariah.co.id/q=tbungan-haji-brisyariahib&utm source=brand_bri_syariah. diakses pada tanggal 24 Juni 2016. Http://www.kompasiana.com/akmaljoice/teori-gestalt. diakses pada tanggal 24 Juni 2016.
103
LAMPIRAN-LAMPIRAN
104
FOTO-FOTO TENTANG BRIS KCP PURWODADI
Foto kantor BRI Syariah KCP Purwodadi tampak dari luar
Foto di ruang dalam BRI Syariah KCP Purwodadi
105
Belajar menginput data nasabah bersama-sama
106
Pembagian sembako pada nasabah oleh BRI Syariah KCP Purwodadi
107
CURRICULUM VITAE
A. Biodata Pribadi Nama Alamat
Tempat, Tanggal Lahir
: Nurlela : Jl. Garuda RT 03/ RW 09 Kota Tebing Tinggi, KAB. Empat Lawang Sumatera Selatan : Palembang, 20 JUNI 1995
B. Orang Tua/ Wali Ibu
: Asiyah
Ayah
: Muzazin
Alamat
:Jl. Garuda RT 03/ RW 09 Kota Tebing Tinggi, KAB.Empat Lawang Sumatera Selatan
C. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal SDN 04 Tebing Tinggi (SUMSEL)
2001 LULUS TAHUN 2007
SMPN 01 Tebing Tinggi (SUMSEL)
2007 LULUS TAHUN 2010
SMAN 01 Tebing Tinggi (SUMSEL)
2010 LULUS TAHUN 2013
IAIN Salatiga
2013 LULUS Tahun 2016
2. Pendidikan Non Formal Ma’had putri STAIN Salatiga
2013 - 2014
PONPES Al-Falah, Grogol Salatiga
2014 - 2015
Ponpes Masyitoh, Tingkir Salatiga
2016 sampai sekarang