Siaran Pers
Perkembangan Terkini Operasi Tambang Batu Hijau Jakarta, 3 Juni 2014 – Pascapengumuman pada Mei lalu, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) hari ini menyatakan bahwa fasilitas penyimpanan konsentrat tembaga di Batu Hijau saat ini telah penuh sehingga memaksa perusahaan untuk menghentikan semua kegiatan pengolahan dan produksi konsentrat tembaga. PTNNT terus berupaya mendapatkan kejelasan dari pemerintah terkait kemampuan Batu Hijau untuk dapat kembali melakukan ekspor konsentrat. Perusahaan telah menunda kebijakan untuk menetapkan karyawan dalam status standby dengan pengurangan kompensasi, sambil menunggu hasil keputusan rapat di tingkat menteri yang berlangsung pekan ini. Penundaan penerapan kebijakan tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan penjelasan terkait apakah perusahaan akan segera mendapatkan izin ekspor. Perusahaan senantiasa berkomunikasi dengan karyawan untuk menyampaikan kondisi terkini dan sebagian besar karyawan telah siap menerima status standby dengan pengurangan gaji bilamana hal tersebut perlu dilakukan. PTNNT tengah berupaya keras dan menunjukkan itikad baik bekerja sama dengan pemerintah guna menyelesaikan permasalahan ini agar tambang Batu Hijau dapat terus beroperasi dan memberikan manfaat kepada karyawan, pemegang saham, pemerintah dan masyarakat Indonesia.
Tentang Kontrak Karya PTNNT dan Produksi Konsentrat Tembaga Proyek tambang tembaga dan emas Batu Hijau dibangun melalui suatu perjanjian kerja sama investasi yang disebut dengan Kontrak Karya (KK). KK dirancang untuk memberikan jaminan dan stabilitas guna mendorong investasi jangka panjang dan signifikan, yang karenanya mendapatkan dukungan DPR dan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia. KK memuat hak-hak dan kewajiban-kewajiban PTNNT - termasuk kewajiban memproduksi dan hak mengekpor konsentrat tembaga – juga secara jelas mengatur semua pajak dan bea yang wajib dibayar oleh Perusahaan. Meski terjadi perubahan peraturan perundangan selama beberapa tahun, kewajiban-kewajiban dan hak-hak PTNNT sebagaimana tercantum di dalam KK tetap mengatur operasional tambang. Meskipun beberapa kajian menunjukkan bahwa dari sisi ekonomi tidak layak untuk membangun smelter sendiri, namun Perusahaan telah memiliki Nota Kesepahaman untuk berpartisipasi di dalam suatu proses bersama yang dipimpin oleh PT Freeport Indonesia terkait pembangunan smelter. PTNNT juga telah melakukan negosiasi dan menandatangani persetujuan bersyarat untuk memasok konsentrat tembaga dengan dua perusahaan Indonesia yang telah mengumumkan rencananya untuk membangun fasilitas pemurnian tembaga sendiri di dalam negeri dan PTNNT juga sedang menyelesaikan perjanjian ketiga yang sama dengan sebelumnya.
Nilai tambah yang dilakukan di pabrik pengolahan Batu Hijau adalah meningkatkan mutu bijih tembaga yang ditambang sampai lebih dari 50 kali, sehingga PTNNT berhasil melakukan sekitar 95% rangkaian kegiatan penambahan nilai keseluruhan di Indonesia. PTNNT juga telah mendukung kegiatan pengolahan dan pemurnian dalam negeri selama bertahun-tahun dengan mengirimkan konsentrat tembaga ke PT Smelting di Gresik, satu-satunya smelter tembaga di Indonesia, sebanyak yang dapat ditampung oleh pabrik tersebut dari tambang Batu Hijau. Tentang PTNNT PTNNT adalah perusahaan tambang tembaga dan emas yang beroperasi berdasarkan Kontrak Karya Generasi IV yang ditandatangani pada 2 Desember 1986. Sebanyak 56% sahamnya dimiliki oleh Nusa Tenggara Partnership B.V (dimiliki Newmont Mining Corporation dan Nusa Tenggara Mining Corporation of Japan), di mana 7% saham NTPBV akan didivestasi kepada Pemerintah Indonesia melalui pembelian oleh sebuah badan di bawah Kementerian Keuangan. Pemegang saham lainnya adalah PT Pukuafu Indah 17,8%, PT Multi Daerah Bersaing 24% (dimiliki oleh Bumi Resources, Pemda Propinsi Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Sumbawa Barat, dan Kabupaten Sumbawa) dan PT Indonesia Masbaga Investama 2,2 %. Sejak mulai beroperasi pada tahun 2000, PTNNT telah memberikan kontribusi ekonomi sebesar hampir Rp90 triliun dalam bentuk pembayaran pajak, royalti, gaji karyawan, pembelian barang dan jasa dalam negeri, serta dividen yang dibayarkan kepada para pemagang saham, termasuk pemegang saham nasional. Selain itu, PTNNT juga telah melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitar tambang dengan menyediakan dana sebesar rata-rata Rp. 50 miliar per tahun. PTNNT saat ini mempekerjakan sekitar 4.000 karyawan dan 4.000 kontraktor. ### Kontak Media Rubi W. Purnomo: Email:
+62 811 940 399
[email protected]
Pernyataan Peringatan: Siaran berita ini berisi “forward-looking statement” sesuai dengan maksud yang terkandung dalam Pasal 27A dari Securities Act 1933, sebagaimana yang telah diubah, dan Pasal 21E dari Securities Exchange Act Amerika Serikat 1934, sebagaimana yang telah diubah yang dimaksudkan untuk dicakup sebagai ketentuan safe harbor yang dibuat oleh pasal-pasal tersebut dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Forward-looking statement tersebut meliputi, namun tidak terbatas pada, pernyataan-pernyataan mengenai perkiraan-perkiraan PTNNT dan/atau Newmont Mining Corporation (“Newmont”) mengenai operasi di masa mendatang, produksi, penjualan dan biaya, waktu pengiriman konsentrat di masa mendatang, kemungkinan adanya fasilitas peleburan di dalam negeri di masa mendatang, waktu dan konsekuensi-konsekuensi dari fasilitas penampungan konsentrat mencapai batas kapasitas penuh, pemberlakuan Kontrak Karya, situasi politik atau pemerintahan di masa mendatang, dampak peraturan baru, dampak pembicaraan dan pembahasan dengan pihak pemerintah, kemampuan untuk memperoleh persetujuan dan izin ekspor dengan baik, potensi dampak atas rencana operasi di Batu Hijau, termasuk, namun tidak terbatas pada, potensi dampak pengurangan kegiatan operasi. Jika PTNNT dan/atau Newmont secara jelas menyatakan atau menyiratkan harapan atau keyakinan mengenai peristiwa atau hasil yang akan terjadi; harapan atau keyakinan tersebut dinyatakan dengan itikad baik dan diyakini memiliki dasar yang wajar. Meski demikian, forward-looking statement bergantung pada risiko-risiko, ketidakpastian-ketidakpastian, dan faktor lain. Untuk pembahasan yang lebih terperinci mengenai risiko-risiko tersebut, lihat bagian Faktor-faktor Risiko pada Laporan Tahunan Perusahaan 2013 pada Form 10-K, yang meliputi, namun tidak terbatas pada, bagian yang berjudul “Operasi kami terkena dampak risiko bisnis,” dan “Kontrak Karya telah dan mungkin terus menjadi pokok perselisihan, kajian hukum, atau tuntutan renegosiasi oleh pemerintah, dan dapat diakhiri oleh pemerintah Indonesia jika kami tidak mematuhi kewajiban kami, yang dapat berakibat hilangnya keseluruhan atau sebagian besar nilai tambang Batu Hijau,” di mana laporan ini disimpan di the Securities and Exchange Commission (“SEC”) di www.sec.gov, berikut dokumen-
dokumen SEC Newmont lainnya. PTNNT dan Newmont tidak berkewajiban untuk mempublikasikan revisi terhadap setiap “forward-looking statement,” untuk mencerminkan peristiwa-peristiwa atau keadaan-keadaan setelah tanggal dikeluarkannya siaran berita ini, atau untuk mencerminkan terjadinya peristiwa-peristiwa yang tidak diperkirakan sebelumnya, kecuali sebagaimana ditentukan oleh undang-undang sekuritas yang berlaku.
English version:
PTNNT Provides Update on Batu Hijau Operations Jakarta, June 3, 2014 – Following its May announcement, PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) today said that its copper concentrate storage facilities at Batu Hijau are now full, forcing the operation to halt processing activities and cease production of copper concentrate. PTNNT continues seeking clarity from the Government regarding Batu Hijau’s ability to export concentrates. The company has delayed to put employees on standby status on paid leave at reduced compensation in anticipation of a ministerial meeting this week that is intended to clarify the conditions under which copper concentrate exports will be permitted. The company is communicating with employees about the situation and most are prepared to be on standby at reduced pay, should that become necessary. PTNNT continues working diligently and in good faith with the government to resolve the export issues and to keep the Batu Hijau mine operating for the benefit of employees, shareholders, the Government, and the people of Indonesia. About PTNNT’s Contract of Work and Copper Concentrate Production The Batu Hijau copper and gold mine was developed under an investment agreement called the Contract of Work (CoW). These Contracts of Work were designed to provide assurance and stability to encourage significant, long-term investments, which is why they were endorsed by Parliament and approved by the President of Indonesia. The CoW details PTNNT’s obligations and rights – including the obligation to produce and the right to export copper concentrate – while also explicitly establishing all the taxes and duties PTNNT is required to pay. Despite changes in various laws and regulations over the years, the obligations and rights specified in the CoW have continued to govern operation of the mine. While multiple studies have demonstrated that it is not economically viable for PTNNT to build its own smelter, the company has a Memorandum of Understanding to participate in a process with Freeport Indonesia designed to lead towards the development of a smelter. PTNNT also has negotiated and signed conditional concentrate supply agreements with two Indonesian companies that publicly announced plans to build their own copper smelters in the country and is working to finalize a third such agreement. The value added through Batu Hijau’s processing plant improves the quality of the copper ore mined by more than 50 times, capturing roughly 95 percent of the entire value stream in Indonesia. PTNNT also has supported in-country smelting for many years by shipping as much copper concentrate to PT Smelting Gresik – Indonesia's only copper smelter – as it can take from Batu Hijau.
About PTNNT PTNNT is a copper and gold mining company operating under a 4th Generation Contract of Work entered into on 2 December 1986. PTNNT is 56% owned by Nusa Tenggara Partnership B.V. (which is owned by Newmont Mining Corporation and Nusa Tenggara Mining Corporation of Japan), with 7% of NTPBV’s stake under contract to be divested to the Government of Indonesia through purchase by an agency of the Ministry of Finance. PT Pukuafu Indah owns 17.8% of PTNNT, PT Multi Daerah Bersaing owns 24% (which in turn is owned by Bumi Resources, the province of Nusa Tenggara Barat, and the kabupatens of Sumbawa Barat and Sumbawa) and PT Indonesia Masbaga Investama owns 2.2%. Since commencing operations in 2000, PTNNT has contributed nearly IDR 90 trillion in taxes, fees, royalties, wages, purchases of domestic goods and services, and dividends paid to the national shareholders. In addition, PTNNT also has implemented corporate social responsibility programs to improve the quality of life and the prosperity of communities around the mine by providing funds in the amount of IDR 50 billion per year, on average. PTNNT currently employs approximately 4,000 employees and 4,000 contractors. ###
Media Contact Rubi W. Purnomo: Email:
+62 811 940 399
[email protected]
Cautionary Statement This news release contains "forward-looking statements" within the meaning of Section 27A of the U.S. Securities Act of 1933, as amended, and Section 21E of the U.S. Securities Exchange Act of 1934, as amended that are intended to be covered by the safe harbor created by such sections and other applicable laws and regulations. Such forwardlooking statements include, without limitation, statements regarding PTNNT's and/or Newmont Mining Corporation's (Newmont) expectations relating to future operations, production, sales and costs, enforcement of the Contract of Work, future political or governmental conditions, impact of discussions and dialogue with the government, ability to obtain satisfactory export permits and approvals, timing of future concentrate shipments, the future availability of incountry smelting, and potential impacts to operating plans at Batu Hijau. Where PTNNT and/or Newmont expresses or implies an expectation or belief as to future events or results, such expectation or belief is expressed in good faith and believed to have a reasonable basis. However, forward-looking statements are subject to risks, uncertainties and other factors. For a discussion of risks, see the Risk Factors section in Newmont’s 2013 Annual Report on Form 10K, including, without limitation, under the heading “Our operations are subject to risks of doing business,” “Our Batu Hijau operation in Indonesia is subject to political and economic risks,” and “The Contract of Work has been and may continue to be the subject of dispute, legal review, or requests for renegotiation by the Indonesian government, and is subject to termination by the Indonesian government if we do not comply with our obligations, which would result in the loss of all or much of the value of Batu Hijau,” which report is on file with the U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) at www.sec.gov, as well as Newmont’s other SEC filings. PTNNT and Newmont do not undertake any obligation to publically issue revisions to any "forward-looking statement," to reflect events or circumstances after the date of this news release, or to reflect the occurrence of unanticipated events, except as may be required under applicable securities laws.