PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2016

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 02/02/53/Th. XIX, 01 FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2016 NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2016 SEBESAR 101,69 

Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Januari 2016 didasarkan pada perhitungan NTP dengan tahun dasar 2012 (2012=100). Penghitungan NTP ini mencakup 5 subsektor, yaitu subsektor padi & palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.



Pada bulan Januari 2016, NTP Nusa Tenggara Timur sebesar 101,69 dengan NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 105,25 untuk subsektor tanaman pangan (NTP-P); 99,22 untuk subsektor hortikultura (NTP-H); 95,79 untuk subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-TPR); 105,04 untuk subsektor peternakan (NTP-Pt) dan 102,71 untuk subsektor perikanan (NTP-Pi).



NTP Januari 2016 dibandingkan dengan NTP Desember 2015, terjadi penurunan sebesar 0,97 persen.



Di daerah perdesaan terjadi inflasi pada bulan Januari 2016 sebesar 1,16 persen. Sub kelompok Bahan Makanan mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,08 persen. Sedangkan inflasi terendah adalah sub kelompok pendidikan,rekreasi dan olahraga yaitu hanya sebesar 0,04 persen.

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di NTT pada Januari 2016, NTP di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan dibanding Desember 2015 yaitu sebesar 0,97 persen. Hal ini disebabkan karena terjadi sedikit peningkatan pada indeks harga hasil produksi pertanian dan terjadi peningkatan yang lebih besar pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Ditinjau per subsektor dengan membandingkan NTP Januari 2016 dengan NTP Desember 2015 maka subsektor padi palawija mengalami penurunan sebesar 0,28 persen, subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,48 persen; subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 3,30 persen; subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,02 persen dan subksetor perikanan mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XIX, 01 Februari 2016 1 dari 6

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani dari ke lima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Januari 2016, indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,002 persen dibandingkan Desember 2015 yaitu dari 121,77 menjadi 121,78. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar di pedesaan serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Januari 2016 indeks harga yang dibayar petani dilaporkan mengalami peningkatan dibandingkan Desember 2015 yaitu 118,58 menjadi 119,75 atau meningkat sebesar 0,99 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Padi & Palawija NTP subsektor padi dan palawija di Nusa Tenggara Timur mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan lebih kecil sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan lebih besar yaitu masing-masing naik sebesar 0,73 persen dan 1,01 persen. Naiknya indeks yang diterima petani lebih dipengaruhi oleh peningkatan subkelompok palawija sebesar 1,77 persen sedangkan naiknya indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,12 persen. b. Subsektor Hortikultura NTP untuk subsektor hortikultura turun sebesar 0,48 persen. Hal ini karena indeks yang diterima petani naik hanya sebesar 0,49 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,98 persen. Peningkatan pada indeks diterima petani lebih dominan dipengaruhi oleh naiknya subkelompok tanaman obat sebesar 1,71 persen. Sementara peningkatan yang terjadi pada indeks yang dibayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan pada indeks subkelompok konsumsi rumahtanga sebesar 1,17 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat NTP subsektor perkebunan rakyat mengalami penurunan sebesar 3,30 persen. Hal ini karena terjadi penurunan indeks yang diterima petani sebesar 2,18 persen sedangkan indeks yang dibayar petani naik sebesar 1,16 persen. Pada indeks yang dibayar, indeks subkelompok konsumsi rumahtangga mengalami peningkatan sebesar 1,32 persen sedangkan indeks subkelompok BPPBM naik sebesar 0,22 persen. d. Subsektor Peternakan NTP subsektor peternakan mengalami penurunan sebesar 0,02 persen. Hal ini disebabkan indeks yang diterima petani mengalami peningkatan hanya sebesar 0,87 persen dan indeks yang dibayar petani mengalami peningkatan sebesar 0,89 persen. Peningkatan yang terjadi pada indeks terima dipengaruhi peningkatan pada subkelompok unggas sebesar 1,40 persen. Sementara, peningkatan yang terjadi pada Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XIX, 01 Februari 2016 2 dari 6

indeks bayar dominan dipengaruhi oleh peningkatan indeks subkelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,06 persen. Tabel 1. Nilai Tukar Petani NTT Per Subsektor Desember 2015 – Januari 2016 (2012=100) Bulan

Subsektor (1) 1. Tanaman Padi-Palawija a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 2. Hortikultura a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 4. Peternakan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5. Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.1 Penangkapan Ikan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani 5.2 Budidaya Perikanan a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani Gabungan/Nusa Tenggara Timur a. Indeks yang Diterima b. Indeks yang Dibayar c. Nilai Tukar Petani

Desember 2015 (2)

Januari 2016 (3)

Persentase Perubahan (4)

125,73 119,12 105,55

126,65 120,33 105,25

0,73 1,01 -0,28

118,61 118,98 99,70

119,20 120,14 99,22

0,49 0,98 -0,48

118,71 119,84 99,06

116,12 121,23 95,79

-2,18 1,16 -3,30

122,22 116,34 105,06

123,29 117,37 105,04

0,87 0,89 -0,02

123,66 120,34 102,76

123,17 119,92 102,71

-0,40 -0,35 -0,05

125,33 120,61 103,91

124,68 120,20 103,73

-0,51 -0,34 -0,17

119,50 119,66 99,86

119,38 119,22 100,14

-0,10 -0,38 0,28

121,77 118,58 102,69

121,78 119,75 101,69

0,002 0,99 -0,97

e. Subsektor Perikanan NTP subsektor perikanan secara umum mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Hal ini disebabkan turunnya indeks yang diterima petani sebesar 0,40 persen dan indeks yang dibayar petani turun juga sebesar 0,35 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok penangkapan sebesar 0,51 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruh terutama oleh penurunan pada subkelompok BPPBM sebesar 3,20 persen. 

Subkelompok Penangkapan Ikan NTP subkelompok penangkapan ikan mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Hal ini disebabkan turunnya indeks diterima petani sebesar 0,51 persen dan penurunan pada indeks yang dibayar petani sebesar 0,34 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XIX, 01 Februari 2016 3 dari 6

terima subkelompok penangkapan ikan laut sebesar 0,51 persen, sedangkan penurunan pada indeks bayar dipengaruhi oleh subkelompok BPPBM sebesar 3,19 persen. 

Subkelompok Budidaya Perikanan NTP subkelompok budidaya perikanan mengalami penurunan sebesar 0,28 persen. Hal ini disebabkan penurunan pada indeks yang diterima petani sebesar 0,10 persen, sedangkan pada indeks yang dibayar petani terjadi penurunan sebesar yaitu 0,38 persen. Penurunan pada indeks terima didominasi oleh turunnya indeks terima subkelompok budidaya air tawar sebesar 0,44 persen, sedangkan peningkatan pada indeks bayar dipengaruhi oleh BPPBM sebesar 3,22 persen. Tabel 2. Indeks Harga Diterima Petani, Indeks Harga Dibayar Petani per Subkelompok Pengeluaran serta Perubahannya Januari 2016 (2012=100) Kelompok/Sub Kelompok (1) 1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 2.1.1. Bahan Makanan 2.1.2. Makanan Jadi 2.1.3. Perumahan 2.1.4. Sandang 2.1.5. Kesehatan 2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 2.2. BIAYA PRODUKSI & PENAMBAHAN BARANG MODAL

2.2.1. Bibit 2.2.2.Obat-obatan dan Pupuk 2.2.3. Sewa Lahan. Pajak dan Lainnya 2.2.4. Transportasi 2.2.5. Penambahan Barang Modal 2.2.6. Upah Buruh Tani 3. NILAI TUKAR PETANI

Indeks Gabungan Subsektor Desember Januari 2015 2016 (2) (3)

121,77 118,58 120,73 125,72 116,97 112,88 123,05 112,32 107,70 124,39 110,87 109,89 108,39 106,85 129,43 110,60 106,83 102,69

Persentase Perubahan

121,78 119,75 122,14 128,33 117,64 113,70 124,11 112,46 107,74 123,10 111,15 110,35 109,06 107,46 127,05 110,77 107,53 101,69

(4)

0,002 0,99 1,16 2,08 0,57 0,73 0,86 0,12 0,04 -1,04 0,25 0,41 0,62 0,57 -1,84 0,16 0,65 -0,97

5. Inflasi Perdesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Secara umum di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada Januari 2016 di daerah pedesaan mengalami inflasi sebesar 1,16 persen yang utamanya dipengaruhi oleh subkelompok bahan makanan sebesar 2,08 persen. Selanjutnya bila ditinjau menurut subsektor tampak bahwa semua subsektor mengalami inflasi. Subsektor padi palawija mengalami inflasi sebesar 1,12 persen, subsektor hortikultura mengalami inflasi sebesar 1,17 persen, subsektor TPR mengalami inflasi sebesar 1,32 persen, subsektor peternakan mengalami inflasi sebesar 1,06 persen dan subsektor perikanan mengalami inflasi sebesar 1,01 persen.

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XIX, 01 Februari 2016 4 dari 6

Tabel 3. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Januari 2015 (2012=100) Subsektor Kelompok Padi palawija

Hortikultura

Tanaman Perkebunan Rakyat

Peternakan

Perikanan

1,12 2,08 0,45 0,56 0,82 0,12 0,20 -1,10

1,17 2,06 0,53 0,83 0,84 0,06 -0,09 -0,87

1,32 2,22 0,69 0,84 0,97 0,15 -0,06 -0,87

1,06 1,98 0,62 0,71 0,81 0,10 0,05 -1,13

1,01 1,62 0,55 1,10 1,04 0,65 -0,27 -2,96

Umum/ KRT Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transportasi dan Komunikasi

NTT

1,16 2,08 0,57 0,73 0,86 0,12 0,04 -1,04

Pada bulan Januari 2016 terjadi inflasi di pedesaan sebesar 1,16 persen, dimana inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bahan makanan sebesar 2,08 persen. Sedangkan pada bulan Desember 2015 terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,91 persen dengan inflasi tertinggi terjadi di subkelompok bahan makanan sebesar 1,59 persen. Inflasi year on year sebesar 4,17 Persen, sedangkan inflasi tahun kalender adalah 1,16 persen. Tabel 4. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan Periode Januari 2014 – Januari 2015 (2012=100) Kelompok Bulan

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Pendidikan, Rekreasi, & Olahraga (7)

Januari

1,41

0,05

0,19

0,88

0,58

Februari

-0,38

0,24

0,34

0,27

Maret

1,00

0,20

0,09

April

-0,28

-0,21

Mei

-0,60

Juni

Transportasi & Komunikasi

Umum/KRT

(8)

(9)

-0,15

-3,07

0,49

0,26

0,39

-2,10

-0,25

1,01

0,40

0,43

0,60

0,67

0,14

0,25

0,28

0,29

1,26

-0,01

0,04

0,20

0,10

0,10

0,05

0,15

-0,24

-0,95

-0,01

0,01

0,22

0,05

0,03

-0,07

-0,46

Juli

0,43

0,39

0,16

0,57

0,29

0,70

0,16

0,38

Agustus

-0,05

0,16

-0,04

0,18

0,20

0,13

0,05

0,03

September

0,68

-0,14

0,21

0,17

-0,16

0,27

0,31

0,37

Oktober

0,98

0,85

-0,22

-0,02

0,15

0,23

0,16

0,62

November

0,74

0,49

0,04

0,45

0,21

0,00

0,22

0,50

Desember

1,59

0,39

0,13

0,52

0,31

0,06

0,10

0,91

2,08

0,57

0,73

0,86

0,12

0,04

-1,04

1,16

2015

2016

Januari

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XIX, 01 Februari 2016 5 dari 6

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Informasi lebih lanjut hubungi:

Maritje Pattiwaellapia,SE,M.Si Kepala BPS Nusa Tenggara Timur Telp (0380) 826289, 821755 e-mail : distribusi5300@bps,go,id, bps5300@bps,go,id

Berita Resmi Statistik No. 02/02/53/Th. XIX, 01 Februari 2016 6 dari 6